Ceritasilat Novel Online

Pendekar Penyebar Maut 3

Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono Bagian 3


tahu menahu tentang keadaannya. Padahal orang ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebenarnya mulai menangkap maksud dari perwira she Liok
itu. Yap Tai-ciangkun tampak berpikir sebentar, kemudian
menoleh kearah suhu dan nona Ho. "Bagaimana pendapat Liusuhu ?"' panglima itu bertanya.
"Siauw-te kira memang lebih baik paduka serahkan saudara
ini kepada Liok-Cianbu agar Paduka tinggal menerima
laporannya saja nanti ......... " Liu suhu itu memberikan
sarannya. "Tetapi mayat pemuda itu biarlah tetap kami
bawa......." "Terima kasih Liu-suhu.........!" Liok-Cianbu itu menjadi sangat hormat pula kepada orang itu seperti yang dilakukan oleh atasannya.
Mereka semua kembali ke gedung kepala daerah setelah
urusan di tempat itu telah selesai. Di jalan-jalan mereka
melihat para penduduk telah bersukaria kembali, meskipun
untuk sesaat mereka dihentikan oleh kekacauan itu.
Tai-ciangkun sibuk memeriksa dan mengatur seluruh
perajurit-prajuritnya yang berada di kota dibantu oleh
suhengnya yang menyamar sebagai perajurit biasa tersebut.
Sementara itu mayat Chin Yang Kun telah dibawa pergi Liusuhu dan nona Ho ke pondok mereka. Sebuah pondok kecil
dipinggir kota, yang biasa dipakai oleh kepala daerah untuk melukis dan membaca buku di kala senggang.
Mereka memasuki pondok itu melalui empang-empang ikan
yang penuh dengan tanaman bunga beraneka warna. Dan di
setiap tempat terlihat beberapa orang perajurit sedang
berjaga-jaga. Mereka mengangguk penuh hormat setiap nona
Ho dan gurunya lewat di dekat mereka. Sepasang pemuda
dan pemudi keluar menyongsong mereka. Pemudanya
bertubuh jangkung serta tampan, sedang gadisnya
berperawakan langsing kecil tetapi cantik sekali. Mereka
nampak heran melihat Liu - suhu memanggul orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hong siang (baginda)! Nona Ho !" keduanya menyapa
dengan hormat dan ramah. "Nona Kwa ..... saudara Chu ! Kalian belum tidur malam-malam begini?" Kaisar Han yang menyamar sebagai Liu-Suhu itu menjawab (Baginda sebelum menjadi kaisar bernama Liu
Pang, seorang pendekar pedang dari kalangan petani).
"Ah, bukankah belum lewat tengah malam. Hong-Siang
juga belum berangkat ke peraduan pula. Tidak enak bagi kami untuk mendahuluinya........" pemuda she Chu itu berkata merendahkan diri.
"Heh, inilah sebenarnya yang tidak aku sukai....... ! segala peradatan yang rnembuat aku tidak enak makan dan enak
tidur. Semua orang itu bersikap sungkan kepadaku, sehingga aku tidak merasa bebas dan bahagia seperti dahulu ketika aku masih menjadi seorang petani atau ketika aku masih suka
berkelana di Kang-ouw bersama-sama kawan. " Kaisar itu
berkata menyesali diri. Tubuh pemuda yang dipanggulnya itu ia letakkan di atas pembaringan kamar depan, lalu memberi
isyarat agar kedua orang tamunya itu mendekat.
"Saudara Chu., nona Kwa, ingin sebenarnya aku kembali
menjadi petani seperti dulu lagi dan melepaskan semua
kedudukan ini yang sangat mengikat serta membosankan ini..
.." kaisar itu melanjutkan keluhannya.
"Tetapi orang seperti baginda ini masih sangat diperlukan
oleh rakyat jelata. Semua orang telah mempercayakan nasib
negara dan diri mereka kepada baginda. Mereka semua
beranggapan bahwa hanya baginda seoranglah yang mampu
memimpin perahu mengatur negeri kita ini. Apabila hal ini
sebenarnya tidak menyenangkan hati baginda.......... yah
.......... anggap saja sebagai suatu pengorbanan baginda
terhadap negara......." nona Kwa yang cantik itu berkata pula dengan lemah lembut.
Kaisar itu menghela napas berat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yah......... tetapi aku telah berjanji pada diriku sendiri.
Kalau pada suatu saat nanti telah ada penggantiku yang juga disukai oleh mereka, atau negeri ini telah kembali aman dan tenteram, aku akan pulang kembali ke kampungku untuk
bercocok tanam lagi ..........."
Beberapa saat mereka terdiam semua sehingga suasana
menjadi sunyi sepi. "Eh, aku menjadi terlupa akan sesuatu," baginda tiba-tiba
tersentak dari lamunannya. "Anu ......... Saudara Chu, aku membawa mayat seseorang yang rasa-rasanya sangat aneh
keadaannya. Dikatakan sudah mati......... kok terasa ada
getaran yang aneh di dalam tubuhnya, tapi kalau dikatakan
masih hidup kenapa sudah hilang detak dan denyut nadinya
....... Coba kau periksa dia! Sebagai cucu murid dari Bu-eng Sin-yok-ong (Raja Tabib Sakti Tanpa bayangan) kukira tak ada lagi didunia ini yang menyamai kepandaian saudara Chu di
dalam hal seperti ini."
"Ah, Hong-siang ini bisa saja........" pemuda itu menjadi
malu. Tubuh Chin Yang Kun sudah menjadi dingin pada saat itu.
Dingin sekali, tapi belum menjadi kaku. Ketika jari-jari pemuda she Chu itu telah mulai menyelusuri setiap jalan darah di
tubuh Yang Kun, semua orang menjadi tegang menanti.
Mereka tahu bahwa pemuda she Chu tersebut sedang
mengerahkan segala kepandaiannya untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya dari "mayat" itu.
Peluh telah mulai tampak pada dahi pemuda ahli
pengobatan itu. Apalagi ketika pemuda tersebut sudah mulai pula mempergunakan jarum-jarum peraknya. Tapi beberapa
saat kemudian ternyata semua peralatan itu ia letakkan
kembali di atas meja. Sebatang jarum perak yang kini
berwarna kebiru-biruan dibawanya ke dekat lampu dan
diamat-amatinya dengan teliti.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"tak mengherankan jikalau hong-siang merasakan sesuatu
yang aneh pada pemuda ini," katanya perlahan. "hambapun
baru sekali ini pula memergoki peristiwa yang aneh seperti ini.
Dalam tumpukan buku pengobatan serta buku catatan
mengenai peristiwa penting warisan leluhur hamba, hamba
juga belum pernah menemukan atau membaca tentang
peristiwa yang aneh seperti ini".."
"Ah, saudara Chu masih juga berteka-teki".! Ayolah lekas
ceritakan apa yang telah terjadi di dalam tubuh pemuda ini!
Kami telah terlalu lama menderita ketegangan hati menunggu hasil penyelidikan saudara".!" Nona Ho berseloroh.
"Baiklah! Baiklah! Tetapi sebelumnya siauw-te memohon
maaf terlebih dahulu. Soalnya peristiwa seperti ini juga masih asing bagi siauw-te. Jadi siauw-te juga belum berani
memastikan, apakah hasil penyelidikan yang akan siauw-te
katakan ini sudah betul"."
"Ya! Ya! Ya! Lalu".?"
"Tunggu sebentar".!" Pemuda she Chu itu masih menahan
keterangannya. "Hong-siang, sebelum hamba katakan apa
yang hamba ketahui, bolehkah hamba mengetahui siapakah
sebenarnya pemuda ini" Kenapa hong-siang begitu bersusah
payah membawa dia kemari" Hong-siang, hamba mohon maaf
jikalau pertanyaan hamba ini tidak berkenan di hati".."
"Haha"..tak apalah! Tak apalah! Saudara Chu ini memang
pintar sekali membikin orang menjadi tak sabaran. Saudara
Chu, terus terang aku tidak tahu dan tidak mengenal anak
muda ini. Aku menemukan dia di ruang penjara Si Ciangkun.
Aku juga tidak tahu kenapa aku menjadi sangat tertarik
kepadanya. Semula aku hanya merasa penasaran melihat
keadaan tubuh anak muda ini yang sangat aneh. Dan
kebetulan pula aku menjadi teringat bahwa saudara Chu
sedang berada di pondokku. Itu saja, lain tidak!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, suhu telah mengatakannya. Cepatlah".!" Nona Ho
menjadi tidak sabar. "Baiklah! Tetapi"."
"Ah, brengsek amat! Aku bisa menjadi gila kalau terusterusan menunggu"."
"Hihihi"..kau ini memang suka mengganggu orang sih!"
nona Kwa itu menegur kawannya sambil tertawa.
Ahli pengobatan yang masih sangat muda itu tertawa pula.
Tapi suara tertawa itu tiba-tiba berhenti secara mendadak dan secara tiba-tiba pula wajah yang tampan itu berubah menjadi muram.
"Benar! Aku memang sudah lama tidak mengganggu dan
menggoda orang sejak adikku Bwe Hong pergi".."
"Hei, ada apa lagi dengan enci Bwe Hong" Ini saja belum
selesai sudah ada kabar yang menegangkan lagi?"ayoh,
saudara Chu! Lekas ceritakan semuanya! Ya"..tentang
penyakit pemuda ini, ya "..tentang enci Bwe Hong! Biarlah
tidak tidur sampai pagi juga tidak apa!" nona Ho mencakmencak. Kaisar Han tersenyum melihat tingkah muridnya. Mereka
semua memang merupakan teman akrab sejak dari dahulu,
sehingga kunjungan kedua muda-mudi itu di pondok mereka
membuat muridnya gembira bukan main.
"Kalau begitu aku juga akan ikut pula bergabung sampai
pagi untuk mendengarkan cerita dari saudara Chu," kaisar Han juga ikut terseret kegembiraan anak-anak muda itu. "Hei,
pengawal! Bawa ke sini makanan dan arak wangi untuk tamutamuku!" "Ah, baginda membuat kami merasa kikuk saja".." nona
Kwa tampak malu-malu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah, sudahlah! Anggap saja hal ini merupakan sebuah
pesta kecil untuk merayakan pertemuan antara para sahabat
lama".." kaisar Han tersenyum.
?""..dan pesta kecil untuk merayakan hari penobatan
hong-siang yang kelima!" nona Kwa melanjutkan.
"Hm, boleh juga". Tapi aku sebenarnya tidak menyukai
hal-hal seperti itu". Nah, saudara Chu.. aku juga telah siap untuk mendengarkan uraianmu." Maka pemuda itupun mulai
dengan penuturannya. "Dugaan hong-siang tadi memang benar bahwa pemuda ini
telah terkena racun. Dan racun yang masuk ke dalam
tubuhnya ternyata tidak hanya sebuah saja tetapi dua buah
racun. Kebetulan pula bahwa kedua buah racun tersebut
sama-sama termasuk dalam satu golongan, yaitu golongan
racun yang bersifat dingin. Artinya apabila salah satu dari racun tersebut menyerang manusia atau binatang, maka
sebagai akibatnya manusia atau binatang itu akan menderita kedinginan dan menggigil badannya."
"Lalu bagaimana dengan anak muda yang terkena dua
buah racun sekaligus ini?" baginda bertanya.
"Hong-siang, di dalam hal pengetahuan tentang dunia
racun, nenek moyang kita sejak dahulu telah mencatat
beberapa keanehan dari sifat racun itu sendiri. Misalnya
beberapa buah di antara keanehan-keanehan itu ialah apabila racun-racun tersebut satu sama lain saling bercampur. Dua
buah racun yang mempunyai sifat dingin bila saling bercampur akan berubah sifat mereka menjadi panas, sehingga penderita keracunan itu akan merasa seperti terbakar tubuhnya. Begitu juga sebaliknya, dan sebuah racun yang mempunyai sifat
panas apabila saling bercampur satu sama lain akan cepat
berubah pula menjadi dingin"."
"Kalau dua buah racun yang bercampur satu sama lain
tersebut terdiri dari dua buah racun yang berbeda sifatnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Misalnya racun yang satu dari golongan racun yang bersifat panas sedang racun yang lain dari golongan racun yang
bersifat dingin, bagaimana?" nona Ho bertanya.
"Aha, nona Ho agaknya mempunyai minat terhadap
pengetahuan ini?" orang she Chu itu tertawa.
"Memang akan terdapat lagi sebuah keanehan apabila
kedua buah racun yang berlainan sifatnya tersebut saling
bercampur. Jikalau kedua buah racun tersebut saling
bercampur satu sama lain maka kedua buah racun itu justru
akan hilang lenyap sifat maupun pengaruhnya!"
"Menjadi tawar" Begitukah maksud saudara Chu?" kaisar
Han menegaskan. "Benar, hong-siang?"
"Wah, menarik juga ya".pengetahuan tentang racun itu"
Lalu kalau dua buah racun yang saling bercampur tersebut
terdiri dari golongan racun yang bersifat sama" Yaitu seperti yang kini sedang terjadi pada anak muda ini" Bagaimana?"
baginda bertanya lagi. "Wah, suhu ini bagaimana! Tentu saja karena mereka
sejenis, maka mereka akan bergabung menjadi satu dan
kekuatannya akan menjadi berlipat ganda, bukankah demikian saudara Chu?" nona Ho mencela gurunya, kaisar Han!
"Nona Ho benar sekali"..!" pemuda itu mengacungkan
jempolnya. "Hah" Kalau begitu anak muda ini benar-benar sudah mati
dan tak mungkin tertolong lagi?" baginda terkejut.
Pemuda she Chu itu memperbaiki letak duduknya.
"Hong-siang, ternyata apa yang sekarang sedang terjadi di
dalam tubuh anak muda ini juga merupakan salah satu dari
pada keanehan-keanehan yang sering terjadi di dalam dunia
racun seperti yang hamba ceritakan tadi. Hamba tadi telah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memberikan keterangan secara panjang lebar bahwa di dunia
racun kami mengenal dua macam racun, yaitu racun yang
bersifat dingin dan racun yang bersifat panas. Biasanya racun yang bersifat dingin itu sebagian terbesar bisa didapatkan dari binatang atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di dalam air.
Sedangkan racun yang bersifat panas bisa didapatkan dari
binatang atau tumbuh-tumbuhan yang hidup di tempat
kering"." "Ooo".begitukah?" nona Ho mengangguk-angguk dengan
mantap saking tertariknya pada uraian itu. "Lalu keanehan
apakah yang sekarang sedang terjadi pada tubuh pemuda ini"
Bukankah menurut keterangan saudara Chu tadi apabila dua
macam racun yang sejenis bercampur satu sama lain, maka
mereka akan bergabung menjadi satu dan menjadi berlipat
ganda kekuatannya" Dan karena dua macam racun tersebut
termasuk dalam golongan racun yang bersifat dingin, maka
gabungan itu akan mengubah mereka menjadi panas" Itu
saja, bukan" Apa lagi keanehannya?"
"Nona, keanehan-keanehan yang saya ceritakan tadi
hanyalah merupakan sebagian kecil saja dari keanehankeanehan yang sering terjadi di dalam dunia ilmu racun.
Beberapa keanehan yang saya sebutkan itu hanyalah
merupakan suatu keanehan yang terjadi apabila hanya
dipandang dari sudut kalau beberapa racun bercampur
menjadi satu, itu saja. Padahal masih banyak keanehankeanehan yang lain, misalnya keanehan yang ditimbulkan oleh dua macam racun yang satu sama lain memang tidak bisa
bercampur menjadi satu, biar dua macam racun itu
ditempatkan di dalam satu wadah sekalipun. Dan masih
banyak sekali keanehan yang tidak dapat kami sebutkan di sini satu persatu?"." Pemuda she Chu itu menerangkan.
"lalu keanehan apakah yang kini sedang terjadi di dalam
tubuh pemuda ini?" nona Ho bertanya agak bingung.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keanehan yang terjadi di dalam tubuh pemuda ini adalah
keanehan yang ditimbulkan oleh suatu unsur kebetulan yang
tidak mungkin didapatkan oleh lain orang. Ada dua macam
racun yang memasuki tubuh anak muda ini"." Pemuda itu
menarik napas sebentar. "Racun pertama yang memasuki
tubuhnya adalah racun ubur-ubur yang hidup di pantai-pantai karang. Sedang racun yang kedua adalah racun tikus laut
yang juga hidup di batu-batu karang pula. Kedua binatang itu selalu hidup berdampingan selama ini. Ubur-ubur itu hidup
dari kotoran-kotoran yang dikeluarkan oleh tikus laut,
sementara tikus laut itu selalu membuat sarangnya diantara kumpulan ubur-ubur laut. Kedua binatang tersebut
sebenarnya adalah binatang yang sangat beracun, tapi karena selalu hidup berdampingan maka pengaruh dari racun mereka
masing-masing sudah tidak berarti apa-apa lagi bagi yang
lainnya." "Jadi maksud saudara Chu, oleh karena kedua macam
racun yang masuk ke dalam tubuh anak muda ini sudah
bersahabat sejak semula, maka biarpun kedua racun itu
sangat berbahaya tapi tidak akan membahayakan lagi pada
tubuh anak muda ini, begitukah?" baginda menegaskan lagi
dugaannya. "benar! Karena sudah bersahabat, maka kedua buah racun


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu sudah tidak lagi berbahaya bagi anak muda ini." Pemuda she Chu itu mengangguk.
"Lalu?"kalau racun-racun itu sudah tak membahayakan
lagi, kenapa dia masih tetap meninggal dunia juga?"
"Secara umum anak muda ini memang telah dianggap mati,
tetapi dipandang dari sudut ilmu ketabiban, keadaan seperti yang terjadi pada tubuh anak muda ini belumlah dianggap
mati. Jantungnya belum berhenti sama sekali. Hanya karena
denyut itu sudah sangat lemah sekali, maka orang sudah tidak merasakannya lagi. Padahal jantung itu masih bergetar dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
getaran yang amat lemah inilah yang hong-siang rasakan
sebagai getaran-getaran aneh itu."
"Jadi menurut pendapat saudara Chu anak muda ini belum
mati, bukan" Tetapi yang sangat kuherankan ialah apa yang
menyebabkan hawa murninya menjadi hilang lenyap" Padahal
yang aku ketahui hawa murni itu hanya dapat hilang apabila orang itu sudah mati!"
"Iya"..ya. bagaimana sih sebenarnya hal ini" Sudah mati
dikatakan belum mati, dikatakan masih hidup hawa murninya
khok sudah lenyap".. jadi yang mana yang benar?" nona Ho
tampak sangat penasaran. "Hong-siang, hawa murni yang asli dari anak muda ini
masih tetap ada di dalam tubuhnya, karena hawa murni
tersebut merupakan dasar daripada kekuatan hidup manusia
pada umumnya. Tapi apabila hawa murni yang hong-siang
maksudkan itu adalah hawa murni yang diperoleh anak muda
ini sejak ia berlatih silat, maka dugaan dari hong-siang bahwa hawa murninya telah lenyap adalah benar. Hawa murni atau
tenaga murni yang diperoleh anak muda ini sejak ia mulai
berlatih silat telah lenyap bersamaan dengan hilangnya denyut nadi serta berhentinya aliran darahnya. Hal itu disebabkan karena hawa murni yang didapatkan orang ketika berlatih ilmu silat disimpan di dalam aliran darahnya, supaya hawa murni tersebut dapat bergerak terus berputar-putar di seluruh tubuh.
Maka ketika jantung dari anak muda ini sudah tidak mampu
lagi mengalirkan darahnya, otomatis hawa murni yang
terkandung di dalamnya merembes dan bergerak keluar
hingga habis." "Wah, kalau begitu percuma juga, ya".buat dia! Walau
dapat hidup kembali seperti semula, tetapi sudah hilang
lenyap semua tenaga murninya. Percuma saja ia belajar silat selama ini," nona Ho turut menyesal, apalagi bila teringat kembali pada penuturan guru dari anak muda ini. Pemuda ini baru saja menamatkan pelajaran silatnya dan bermaksud
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merantau untuk menambah pengalaman sebanyak-banyaknya.
Tidak tahunya malah mendapatkan kerugian bagi hidupnya!"
"Benar. Anak muda ini harus mulai berlatih serta
menghimpun lagi tenaga murninya sejak dari awal kembali,
jika ingin pulih kembali seperti sediakala. Dan hal itu
membutuhkan waktu bertahun-tahun pula untuk dapat
mencapai tingkatan seperti yang ia capai sekarang".."
pemuda she Chu itu menegaskan pendapat nona Ho.
"Lalu kapan anak muda ini menjadi sembuh dan hidup
kembali?" nona Kwa yang sedari tadi hanya diam saja itu
bertanya. "Tunggu saja hingga besok pagi"..!" orang she Chu itu
menjawab. "Ha?"kalau begitu sambil menanti dia hidup kembali,
harap saudara Chu bercerita tentang enci Bwe Hong"..!
bagaimana khabarnya bidadari itu?" nona Ho menagih janji.
Pemuda she Chu itu menunduk sambil menghela napas
berulang-ulang, sehingga teman gadisnya yang cantik itu
menghibur dengan lemah lembut.
"In-kong (tuan penolong), ceritakanlah semuanya!
Bukankah kita sampai kemari juga ingin menanyakan kepada
mereka, kalau-kalau mereka pernah melihat adik Bwe Hong?"
"Eh"..ada apa sebenarnya dengan enci Bwe Hong"
Apa".apakah dia telah"..ooh!" nona Ho menjadi khawatir
juga melihat tingkah kedua kawan akrabnya itu.
"Hong-siang, maafkan hamba kalau kesedihan hamba ini
membuat pesta kecil ini menjadi agak terganggu
kegembiraannya"." Pemuda itu meminta maaf kepada Kaisar
Han. "Tenanglah, saudara Chu ! Baiklah kauceritakan saja
semuanya kepada kami ! Siapa tahu aku dapat memberi
bantuan kepada kalian," baginda bersabda.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih, Hong-siang."
Maka berceriteralah pemuda itu dengan jelas apa yang
telah terjadi di dalam keluarga mereka selama beberapa tahun ini.
Setelah Kaisar Chin jatuh dan Kaisar Han naik takhta pada
lima tahun yang lalu, mereka berdua, pemuda itu dan adik
perempuannya yang bernama Chu Bwe Hong, kembali ke
rumah mendiang orang tua angkat mereka, yang mengasuh
mereka semenjak masih kecil. Sebenarnya mereka berdua
masih mempunyai seorang ayah, yang kini menjabat sebagai
pendeta agung, di kuil istana sejak Kaisar Chin masih
berkuasa. Tetapi mereka lebih suka menyendiri di tempat
yang terpencil itu untuk merawat makam ayah ibu angkat
mereka yang tercinta. Mereka berdua menolak dengan halus
tawaran Kaisar Han yang kini berada di hadapan pemuda itu
untuk menduduki sebuah jabatan di kalangan pemerintahan.
Ibu dari kedua kakak beradik tersebut adalah keturunan
langsung dari salah seorang datuk persilatan, yang hidup pada kira-kira delapan puluhan tahun yang lalu. Kakek mereka
tersebut bergelar Bu eng Sin-yok-Ong (Raja Tabib Sakti Tanpa Bayangan), yaitu salah seorang dari Empat Datuk Besar
Persilatan yang hidup pada jaman itu ! Maka dari itu biarpun mereka berdua kakak beradik berdiam di tempat yang
terpencil, ternyata setiap harinya banyak orang berdatangan ke rumah mereka untuk berobat. Mereka berdua sudah
terkenal sebagai ahli waris dari kakek mereka yang mahir ilmu pengobatan itu.
Bertahun-tahun kedua kakak beradik itu hidup berbahagia
di tempat itu. Apa lagi ketika selang dua tahun kemudian sang kakak telah meresmikan peminangannya dengan Kwa Siok
Eng, seorang gadis yang pernah ditolong oleh pemuda itu dari penyakit lumpuh yang menyerang seluruh anggota badannya.
Padahal gadis itu adalah putri dari seorang tokoh ilmu sesat yang sangat sakti, bernama Kwa Eng Ki, yang kini menjabat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai ketua Tai Hong-pai (Partai Silat Kuburan Besar).
Sebuah partai silat yang didirikan oleh salah seorang dari Empat Datuk Besar Persilatan juga !
Kwa Siok Eng sering datang dan menginap di rumah itu
untuk beberapa hari sehingga mereka bertiga benar-benar
kelihatan berbahagia. Sang kakak juga tidak ingin lekas-lekas meresmikan perkawinannya, karena pemuda tersebut
bermaksud untuk mengawinkan adik perempuannya terlebih
dulu. Ternyata suasana berbahagia di rumah itu tidak dapai bertahan lama. Kwa Siok Eng yang sering datang ke tempat
itu merasakan adanya suatu perubahan pada calon adik
iparnya yang cantik bagai bidadari itu. Terasa gadis ayu itu semakin kelihatan kurus dan menderita batinnya. Ketika hal itu disampaikan oleh Kwa Siok Eng kepada Chu Seng Kun calon
suaminya, pemuda itu juga sangat heran sekali. Beberapa kali dia juga memergoki adik perempuannya tersebut yang
melamun sendirian di tempat sepi. Akhirnya datanglah
malapetaka itu ! Jilid 4 Pada suatu hari Chu Bwe Hong pergi berbelanja ke kota
yang terdekat seperti yang dia lakukan selama ini, sedangkan Chu Seng Kun berada di rumah melayani tamu-tamu yang
datang berobat kepada mereka. Tetapi hingga larut malam
hari Chu Bwe Hong belum juga pulang. Tentu saja Chu Seng
Kun menjadi gelisah main ! Maka itu begitu orang-orang yang datang berobat kepadanya habis, malam itu juga Chu Seng
Kun menyusul adiknya ke kota.
Semua toko dan warung telah menutup pintu mereka.
Waktu telah menunjukkan jam 10 malam. Jalan telah menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sepi, hanya sebuah warung minum saja yang masih kelihatan
terbuka pintunya. Belasan orang tamu tampak memenuhi
tempat itu. Suara mereka terdengar sampai ke jalan,
memecahkan kesunyian malam.
Chu Seng Kun lebih dahulu menanyakan ke toko langganan
mereka, tetapi pemilik toko yang telah menutup pintu itu
mengatakan bahwa nona Chu Bwe Hong telah pulang sejak
siang tadi. Tentu saja keterangan itu membuat Chu Seng Kun semakin merasa khawatir dalam hatinya. Khawatir terhadap
keselamatan adiknya, biarpun dia tahu bahwa adiknya
bukanlah seorang gadis yang lemah. Sebagai ahli waris dari salah seorang Datuk Besar Persilatan yang berkepandaian
sangat tinggi. Tetapi Chu Seng Kun juga menyadari betapa
banyaknya orang sakti di dunia ini.
Chu Bwe Hong adalah seorang gadis yang cantik. Luar
biasa cantik malah ! Hal itulah yang membuat kakaknya
semakin mengkhawatirkan keselamatan adiknya tersebut. Chu
Seng Kun tahu betapa banyaknya hidung belang di dunia ini.
Padahal biarpun telah berusia 23 tahun. Chu Bwe Hong masih merupakan seorang gadis yang hijau dalam pengalaman,
terutama dalam hubungan laki-laki dan wanita. Apalagi
menghadapi kelicikan manusia !
Chu Seng Kun berusaha menanyakan kepada setiap
kenalan mereka di kota itu. Tapi setiap kali ia mengetuk pintu, jawaban mereka selalu sama. Mereka tidak tahu. Malam
semakin larut. Akhirnya Chu Seng Kun pergi ke warung yang
masih terbuka pintunya tadi. Ia ingin sekedar mengurangi
ketegangan dan beban pikirannya dengan sedikit minum arak
di tempat itu. Tak seorangpun dari sekian banyaknya orang yang sedang
duduk-duduk di dalam warung itu memperhatikan
kedatangannya, selain pemilik warung yang telah dikenal baik oleh pemuda itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oh, Chu siauw-sinshe ! Mari ! Mari ! Wah".. tumben
malam-malam begini pergi ke kota. Ada keperluan yang
penting agaknya"..!" dengan tersenyum lebar pemilik warung itu mempersilahkan Seng Kun masuk.
Chu Seng Kun tersenyum pula sambil mengangguk.
Diambilnya kursi yang terletak di dekat pintu yang kebetulan sedang kosong. Dari tempat itu ia dapat mengawasi seluruh
ruangan tanpa terlihat oleh siapapun. Lalu ia mengamit
pemilik warung itu agak mendekat.
"Paman Ciu, engkau kebanjiran langganan rupanya. Alamat
banyak untung, nih !" Chu Seng Kun membuka pembicaraan.
"Iya". Siauw-sinshe (tabib muda). Dari pagi belum
beristirahat, hampir patah rasanya tulang-tulangku yang tua ini" Minum apakah Chu siauw-sinshe ?"
"Arakmu saja bawa ke sini ! Aku mau minum sebanyakbanyaknya malam ini !"
"Hei " Sungguh " Tumben benar ! Baru kali ini Chu siauwsinshe kulihat minum arak !" pemilik warung itu terbelalak keheranan. "Sedang resah hati agaknya !"
"Benar, paman Ciu. Aku sedang kehilangan adikku. Sejak
pagi tadi ke kota ini dan sekarang belum pulang !"
"Ah, siang tadi nona Chu juga lewat di depan warungku ini.
Setiap orang saya kira mengetahuinya juga."
" Ya" tapi sampai sekarang dia belum pulang juga," Chu
Seng Kun mengeluh. " Ahh.. Chu siau-sinshe jangan putus asa dahulu. Siapa
tahu nona Chu mengambil jalan memutar dan kini sudah ada
di rumah malah. Atau" mungkin nona Chu telah berjumpa
dengan kawan lama dan " hei ! Tadi siang nona Chu memang
berjalan dengan seorang teman?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hah " Benarkah " Ke mana perginya " Macam apakah
temannya itu ?" Seng Kun lupa diri sehingga pundak pemilik warung itu ia cengkram serta diguncang-guncang dengan
keras. "Ohh.. paman Chu, maafkan aku !" katanya meminta
maaf begitu menyadari tindakannya yang kasar itu.
"Aduh" Chu Siauw-sinshe hampir saja meremukkan tulang
pundakku?" pemilik warung itu meringis kesakitan. Tapi orang itu lantas menyadari isi hati pemuda yang berdiri di
hadapannya, sehingga dengan cepat iapun tersenyum
kembali. Lalu dibimbingnya Chu Seng Kun ke tempat
duduknya lagi. "Tenanglah, Chu siauw-sinshe ! Memang siapa yang takkan
bingung kalau salah seorang keluarganya sampai hilang tak
tentu rimbanya. Apalagi dia seorang gadis yang telah dewasa.
Nah, Chu sauw-sinshe" kulihat tadi siang nona Chu berjalan bersama-sama dengan seorang laki-laki muda berperawakan
tinggi kurus, berpakaian secara orang terpelajar. Mereka
berdua berjalan ke arah utara. Orang itu" "
"Terima kasih, paman Ciu !" Seng kun berbisik dan sekejap
kemudian tubuhnya berkelebat lenyap dari depan pemilik
warung itu. "Bukan main"!" orang she Ciu itu menggeleng-gelengkan
kepala saking kagumnya. "Siapa dia " Diakah yang digelari orang Keh-sim Siauw-hiap (Pendekar Patah Hati) ?" Tiba-tiba pemilik warung itu merasa tangannya dipelintir orang dari belakang. Sakitnya bukan main
! "Bu-bukan"! D-dia bukan", bukan", eh siapa yang kau
sebut tadi ?" pemilik warung itu menjawab dengan gagap dan lucu.
"Dia bukan Keh-sim Siauw-hiap maksudmu ?" orang yang
memelintir tangan pemilik warung itu menggertak lagi,
"Jangan membohong ! Kupatahkan lenganmu nanti !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan ! Jangan kaupatahkan lenganku ! aku tidak
membohong", Pemuda itu bukanlah Keh-sim Siauw-hiap !
Pemuda itu bernama Chu Seng Kun ". dia "dia adalah
seorang tabib ter .. aduuh !" Orang itu kembali ke tempat
duduknya setelah mendorong tubuh pemilik warung tersebut
hingga membentur tembok. "Heh" lama benar kau keluar " Apakah twa-suheng sudah
datang ?" Enam orang kawannya yang duduk di meja itu
bertanya. Tak seorangpun dari mereka yang mengetahui
peristiwa di depan pintu warung itu.
"Huh, twa-suheng belum kelihatan datang. Sebenarnya aku
tak sabar lagi. Kenapa untuk menghadapi satu orang saja,
suhu memerintahkan kita semua berangkat " Kenapa tidak
salah seorang saja dari kita yang disuruh berangkat
menghadapi bangsat itu ?" orang yang baru datang itu
bersungut-sungut. "Jit-te ( adik seperguruan ke 7) ! Tahan kata-katamu ! Kita tidak boleh terlalu memandang rendah Keh-sim Siauw-hiap !"
Salah seorang dari mereka membentak orang yang baru
datang itu. Tiba-tiba dari meja yang berada di dekat mereka berdiri
seorang laki-laki berbadan kekar memberi hormat ke arah
mereka. "Ah, agaknya cuwi sekalian juga berurusan dengan
Keh-sim Siauw-hiap seperti kami ?"
Orang yang membentak adik seperguruannya tadi cepat
pula berdiri membalas penghormatan itu untuk mewakili adik-adik seperguruannya. "Benar ! Kami memang mempunyai
sebuah urusan yang harus kami selesaikan bersama. Antara
kami dan Keh-sim Siauw-hiap ! Maaf, apakah cu-wi mengenal
dia pula ?" jawabnya berhati-hati.
"Ahaa, kalau begitu kita mempunyai tujuan yang sama.
Kami juga mempunyai sebuah urusan yang harus kami
selesaikan dengan dia ! Ah, maaf kami belum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperkenalkan diri. Kami empat orang ini adalah pembantupembantu Song-tie-koan (pembesar Song) dari kota Tie-an.
Orang memanggil kami berempat dengan Tiat-I Su-jin (Empat
Orang Berbaju Besi). Sekarang bolehkah kami mengenal nama
besar dari cu-wi sekalian ?" kata orang berbadan kekar itu sambil memperkenalkan diri mereka. Tiga orang yang duduk
satu meja dengan orang itu segera berdiri pula untuk memberi hormat kepada ke-7 orang itu dengan penghormatan pula.
Mereka tidak ingin berbuat sembrono dihadapan petugaspetugas Negara, meskipun di dalam hati mereka tidak begitu menyukainya. Soalnya setiap mereka melakukan tugas
pekerjaan mereka, mereka harus selalu berhubungan dengan
para petugas Negara. "Oh, kami ber-7 benar-benar tidak mengira dapat berjumpa
dengan Tiat-i Su-jin di tempat ini. Kami semua adalah
pengawal Kim-liong Piauw-kiok (Perusahaan Pengangkutan
Naga Mas) yang berkedudukan di kota Sin-yang."
"Kim-liong Piaw-kiok " Wah, kalau begitu kita masih
merupakan sahabat lama sebenarnya. Kami telah sering
bertemu dengan saudara Thio Lung, pemimpin Kim-liong
Piaw-kiok. Saudara Thio Lung sering berkunjung ke tempat
tinggal Song-tie-koan. Haha" kalau begitu mari kita duduk


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dalam satu meja saja. Kita rayakan pertemuan malam ini
dengan arak !" ajak orang bertubuh kekar tersebut dengan
sangat gembira. Mereka lalu makan minum sepuas-puasnya.
"Thio Lung adalah twa-suheng kami (kakak seperguruan
yang tertua). Karena sedang mengurus sesuatu urusan maka
twa-suheng kami itu akan datang kesini agak terlambat" Tapi sebentar lagi tentu akan tiba," kata orang yang membentak
adik seperguruannya tadi.
"Ji-sute"! Ini aku sudah datang !" Tiba-tiba terdengar
suara di luar pintu. Dan sebelum gema suara itu lenyap,
orangnya telah berada di antara mereka. Pertemuan itu
menjadi semakin meriah. Orang yang bernama Thio Lung itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
benar-benar seorang yang ramah dan pandai bicara. Sesuai
benar dengan jabatannya sebagai pemimpin perusahaan
pengangkutan yang selalu berhubungan dengan para
langganan. Itulah agaknya menjadi sebab mengapa suhunya
mempercayakan perusahaan Kim-liong Piaw-kiok itu
kepadanya. "Saudara Thio"! Lama sungguh kita tidak pernah
berjumpa".!" Mendadak pula terdengar sebuah suara dari
pojok ruangan. Seorang laki-laki berusia sekitar 40 tahun
dengan kumis dan jenggot lebat tampak berdiri menghadap ke arah mereka.
"Hei".. Li-taihiap rupanya (pendekar Li) !" Thio Lung
tersentak keheranan. "Angin apakah kiranya yang meniup Litaihiap, sehingga jauh-jauh dari kota Tie-kwan di lembah
Sungai Huang-ho, sampai di kota kecil ini ?"
"ha " ha ". Agaknya sama juga persoalannya dengan cuwi
semua. Aku juga ada sedikit urusan dengan Keh-sim Siauwhiap," kata orang yang disebut dengan nama Pendekar Li itu sambil mengambil tempat duduk di antara mereka pula. Thio
Lung memperkenalkan pendekar itu kepada teman-temannya
yang lain. "Inilah Li-taihiap yang ternama itu. Beliau menjadi sangat ternama tidak hanya disebabkan oleh Jit-seng Kiam-hoat (Ilmu Pedang Tujuh Bintang) beliau yang hebat, tetapi juga
disebabkan karena harta benda beliau yang berlimpah-limpah.
Beliaulah ahli waris satu-satunya dari mendiang Perdana
Menteri Li Su ?" katanya. (Li Su adalah perdana menteri dari Kaisar Chin yang lama).
" Ah, saudara Thio ini". Kenapa mesti mengungkit-ungkit
nama seseorang yang telah tiada?" sahut Pendekar Li kurang senang.
"Maafkan siauw-te kalau begitu. Sebenarnya siauw-te
hanya ingin meyakinkan kepada semua orang bahwa Li-taihiap Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukanlah seorang pendekar sembarangan seperti kami semua
ini." "Ya" tapi justru karena khabar seperti itulah yang
menyebabkan Keh-sim Siauw-hiap mengirim orang-orangnya
untuk merampok semua isi rumahku. Sehingga aku terpaksa
pergi ke tempat ini untuk mengambil kembali barangbarangku itu," kata Pendekar Li dengan geram.
"Oh" jadi hal itukah yang menyebabkan Li-taihiap jauhjauh datang ke sini " Kalau begitu memang hampir sama juga persoalannya dengan urusan kami orang-orang Kim-liong
Piauw-kiok. Hanya bedanya barang-barang yang mereka
rampok dari kami itu bukan barang-barang kami sendiri tapi barang-barang yang dititipkan orang kepada kami," kata Thio Lung dengan menggeram pula.
"Wah, agaknya Keh-sim Siauw-hiap itu memang seorang
manusia yang serakah dan suka mengganggu orang lain."
Tiat-I Su-jin ikut berbicara. "Beberapa orang tahanan yang berada di bawah pengawasan kami juga mereka ambil dan
mereka lepaskan begitu saja. Maka kami terpaksa mencari
pula orang itu untuk mempertanggungjawakan perbuatan
yang dilakukan oleh para anak buahnya tersebut."
Sementara itu selagi orang-orang tersebut
memperbincangkan urusan mereka masing-masing. Chu Seng
Kun tampak mendatangi tempat itu kembali. Wajahnya
kelihatan kusut dan lelah. Ia telah jauh berlari-lari ke arah utara untuk mencari adiknya tanpa hasil. Ia malah bertemu
dengan rombongan gadis-gadis cantik yang sangat
mencurigakan. Gadis-gadis itu menanyakan letak warung
minum milik orang she Ciu itu, sehingga hampir saja Chu Seng Kun yang sedang berhati kusut itu bentrok dengan mereka.
Dan ternyata di dalam warung itupun Chu Seng Kun hampir
bentrok pula dengan orang-orang tersebut. Roman mukanya
yang muram, lesu dan tak bergairah hidup itu membuat
orang-orang yang sedang mencari Keh-sim Siauw-hiap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut menjadi salah duga terhadap dirinya. Wajahnya yang tampan, usia yang masih muda dan roman mukanya yang
seperti orang patah hati itu membuat orang-orang tersebut
menyangka dirinya Keh-sim Siauw-hiap ! Pemilik warung yang sekali lagi memberi keterangan tentang siapa sebenarnya
pemuda itu ternyata juga tidak dipercaya oleh mereka. Apalagi kedatangan Chu Seng Kun saat itu tepat tengah malam seperti saat yang dijanjikan oleh Keh-sim Siauw-hiap kepada mereka.
Baru setelah rombongan gadis yang pernah dijumpai Chu
Seng Kun di luar kota itu memasuki warung tersebut,
kesalahpahaman itu menjadi jelas. Orang-orang itu baru
menyadari akan kesalahan mereka. Ternyata gadis-gadis
tersebut adalah anak buah Keh-sim Siauw-hiap yang
diperintahkan untuk menjemput mereka semua.
Akhirnya orang-orang itu meninggalkan warung tersebut
bersama-sama dengan gadis-gadis cantik itu. Chu Seng Kun
dengan lesu duduk kembali di atas kursi ditemani pemilik
warung itu. "Chu siauw-sinshe, bagaimanakah?" Kenapa tadi terus
berlari begitu saja " Tidak bertemu dengan nona Chu, bukan "
Tentu saja tidak ! Bukankah nona Chu telah berangkat siang tadi " Sekarang sudah tengah malam. Paling tidak nona Chu
telah menempuh jarak 100 lie lebih". Eh, Chu Siauw-sinshe !
Kata-kataku tadi sebenarnya belum habis. Aku menyimpan
sebuah barang kepunyaan orang yang pergi bersama-sama
dengan nona Chu tapi?"
"Heh " Benar " Benda apakah itu ?" Chu Seng Kun
terlompat dari tempat duduknya. "Cepat perlihatkan
kepadaku, paman ! Apa". Apakah orang itu menginap di sini
?" Pemilik warung itu mengangguk lalu bergegas masuk ke
dalam diikuti oleh Chu Seng Kun. Dari dalam almari
penyimpanan arak orang itu mengambil sebuah topi lebar
dengan kain sutera tipis sebagai penutup pinggirannya. Benda Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu diperlihatkan kepada Chu Seng Kun yang lalu mengamatamati benda tersebut dengan teliti.
"Sudah pernah mengenal topi ini, Chu siauw-sinshe ?"
"Belum pernah !" Chu Seng Kun menjawab lemah.
"Nah, siauw-sinshe. Sekarang pulang beristirahatlah !"
"Tidak ! Aku mau pulang malam ini juga. Siapa tahu Chu
Bwe Hong telah berada di rumah?"
Tapi rumahnya tetap sepi. Ia menanti lagi sampai pagi,
siang, sore" adiknya tetap tidak kembali. Beberapa hari ia menanti, kadang-kadang ia pergi ke kota untuk menanyakan
tentang Chu Bwe Hong, tetapi adiknya tetap juga belum
kembali. Akhirnya ia meninggalkan rumahnya untuk mencari
Chu Bwe Hong ! Satu bulan telah berlalu, berita tentang Chu Bwe Hong
belum juga terdengar. Dua bulan tiga bulan telah berlalu pula.
Chu Seng Kun pergi pula ke tempat calon mertuanya dan
mengajak tunangannya untuk turut mencari adiknya. Sehingga kini enam bulan telah terlewatkan pula tanpa hasil. Akhirnya pada hari ulang tahun penobatan Kaisar Han ini mereka
teringat untuk mengunjungi baginda. Untunglah dari salah
seorang perwira yang mengiringkan baginda ke kota ini
mereka diberi tahu tentang kunjungan baginda di sini,
sehingga sekarang mereka bisa berhadapan dengan
junjungannya itu. Demikianlah pemuda itu mengakhiri kisahnya, sementara
hari ternyata juga telah menjelang pagi. Terdengar suara
kokok ayam di sekitar pondok itu. Para prajurit penjaga telah mulai sibuk dengan tugasnya masing-masing.
"Ooh". Jadi sampai sekarang enci Bwe Hong belum juga
terdengar kabar beritanya " Ah, enci Bwe Hong". Enci Bwe
Hong !" Nona Ho mengeluh sedih. Teringatlah gadis itu akan pengalamannya bersama-sama Chu Bwe Hong beberapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahun yang lalu tatkala mereka berkelana bersama,
berpetualang bersama, mengalami pahit getir bersama.
Terbayang pula di depan mukanya saat mereka berdua
diombang-ambingkan gelombang laut yang sangat luas.
"Enci" enci !" keluhnya lagi. Hatinya seakan-akan juga
mengetahui apa sebenarnya yang menjadi beban pikiran gadis ayu itu.
Kaisar Han yang biasanya berhati keras itupun tampak
menghela napas berulang-ulang. Baginda telah mengenal baik gadis itu sebelum baginda menduduki singgasana, karena
kedua kakak beradik tersebut juga turut berjuang bersamanya dalam menumbangkan kekuasaan Kaisar Chin yang kejam itu.
"Sudahlah"! Kita tidak boleh hanya merenung dan
menyesalinya saja. Kita harus berusaha untuk menemukan
nona Chu kembali secepatnya ! Nah, aku juga akan membantu
saudara Chu dalam hal ini." Kaisar Han berkata dengan penuh semangat.
"Penjaga ! Panggillah Yap Tai-ciangkun ke sini sekarang
juga ! Bawa kim-pai (tanda perintah) ini ! Lekas !" Kaisar Han memanggil penjaga pintu dan menyuruhnya memanggil Yap
Tai-ciangkun yang sedang berada di gedung kepala daerah.
"Baik hong-siang !" penjaga itu berdatang sembah. Lalu
dengan gemetar diterimanya "kim-pai" itu di atas kepalanya.
"Hong-siang" maaf, apakah yang akan hong-siang lakukan
dengan memanggil Yap Tai-ciangkun kemari ?" Chu Seng Kun
bertanya dengan perasaan tidak enak.
"Saudara Chu, kau tenang-tenang sajalah di sini ! Aku akan berusaha menolong pula untuk mencari nona Chu " Soalnya
" hei, lihat ! Anak muda ini telah membuka matanya !"
mendadak Kaisar Han menunding ke arah di mana Chin Yang
Kun dibaringkan. Tampak pemuda yang hampir saja mati terkena racun itu
berusaha membuka pelupuk matanya yang terpejam. Dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa saat kemudian tampak mata yang telah terbuka
termangu-mangu seakan tidak mempercayai kalau dirinya
masih tetap hidup. Tetapi begitu mata itu memandang
berkeliling dan melihat wajah-wajah keempat orang yang
mengerumuni dirinya, kontan mata itu menjadi beringas.
Agaknya ia telah teringat kembali akan dirinya yang berada di penjara bawah tanah. Tiba-tiba pemuda itu melompat dari
tempat tidurnya. Tetapi karena luka-lukanya yang parah pada kedua belah pahanya serta habisnya lwee-kang yang ia
pelajari selama ini, maka tubuh itu jatuh terduduk di atas lantai dan terguling pingsan kembali. Chu Seng Kun dan Kaisar Han bergegas mengangkatnya kembali ke atas pembaringan.
"Kelihatannya anak muda ini telah mengetahui tadi bahwa
tenaga dalamnya telah musnah?" Kaisar Han berguman
pelan. "Tetapi hamba kira hal itu justru kebetulan sekali, terutama demi keselamatan umum dan kaum persilatan?" Chu Seng
Kun bergumam pula. "Apa maksud saudara Chu ?" Kaisar Han bertanya kaget.
"Hong-siang, di dalam darah anak muda ini telah mengalir
sebuah campuran racun yang kekuatannya telah berlipat
ganda. Racun itu telah bersenyawa menjadi satu dengan
cairan darah sehingga tidak mungkin terpisahkan lagi. Pada hal sifat racun itu adalah hidup, artinya mereka akan
berkembang biak menjadi berlipat ganda banyaknya, sejalan
dengan bertambahnya cairan darah di dalam tubuh manusia.
Nah" tanpa kepandaian apa-apapun anak muda ini sudah
menjadi orang yang sangat berbahaya bagi lingkungannya.
Apalagi kalau sampai dia memiliki tenaga dalam yang mampu
mengantar keistimewaan tubuhnya yang mengandung racun
itu untuk melukai atau menyerang orang". Wah, dunia
persilatan tentu akan menjadi geger !" Chu Seng Kun
menerangkan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tetapi bukankah sudah banyak tokoh-tokoh persilatan
yang mempunyai pukulan-pukulan beracun ?" nona Ho
membantah. "Benar, tetapi lain sifatnya. Orang yang mempelajari ilmu
pukulan beracun biasanya merendam lengannya di dalam
cairan racun, sehingga sedikit demi sedikit cairan racun itu akan melekat pada kulit lengannya tanpa membahayakan
jiwanya. Jadi selain mempelajari ilmu silat, orang itu juga melatih daya tahan tubuhnya terhadap racun itu. Maka
seseorang yang berlatih ilmu pukulan racun hanya bagian kulit lengan saja yang mengandung racun. Cairan darahnya tetap
bersih ! Lain halnya dengan anak muda ini" Darahnya benarbenar beracun sehingga boleh dikata ia menjadi seorang
manusia beracun, tidak ada bedanya dengan binatang uburubur atau tikus laut itu sendiri !" Chu Seng Kun menghentikan kata-katanya sebentar, kemudian melanjutkannya lagi. "Maka dari itu semakin tinggi anak muda ini berlatih lwee-kang
semakin berbahaya pula dia bagi orang-orang yang berada di selilingnya. Sebab, berbeda dengan seseorang yang berlatih ilmu pukulan beracun, di mana letak kemanjuran dari
racunnya baru terbukti apabila lengan itu sudah berhasil
menyentuh tubuh lawannya, maka bagi manusia beracun
seperti anak muda ini sentuhan terhadap tubuh lawan itu
sudah tidak diperlukan lagi ! Karena setiap anak muda ini
mengerahkan lwee-kangnya maka otomatis tenaga dalam itu
telah mengandung racun yang telah mengalir di dalam
darahnya." "Hong-siang, hamba Yap Kim telah datang menghadap !"
tiba-tiba di luar pintu terdengar suara orang mengetuk pintu.
"Yap Tai-ciangkun, silahkan masuk ! lihat teman-teman
lamamu berada di sini !"
Seorang laki-laki yang masih sangat muda tetapi memakai
seragam panglima perang yang paling tinggi di dalam
kalangan keperajuritan, tampak memasuki ruangan itu. Untuk Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
beberapa saat Chu Seng Kun hampir tidak mengenali wajah
itu. Wajah seorang pemuda yang tegas, gagah dan
berwibawa. Padahal dahulu wajah itu sempat membuat ayah
ibunya dan kakaknya menjadi kalang-kabut karena ulahnya
yang badung serta nakal. "Hong-siang " ada keperluan apakah pagi-pagi begini telah
mengirim seorang utusan untuk memanggil hamba ?"
panglima itu berlutut di depan Kaisar Han.
"Yap Tai-ciangkun, coba lihat orang-orang yang kini sedang duduk bersamaku ini ! Kau mengenal mereka tidak ?"
"Oh" Saudara Chu ! Nona Kwa"!" panglima muda itu
terkejut. Kemudian dengan tersenyum ramah panglima itu
menyalami mereka. "Aha, akhirnya kita dapat berjumpa pula.
Tadi malam Hong-siang memang telah mengatakannya
kepadaku?" "Yap Tai-ciangkun, bagaimana dengan orang-orangmu
yang tergabung dalam barisan Sha-cap-mi-wi (30 Orang
Pengawal Rahasia Kaisar)?" baginda memanggil panglima
muda itu. "Mereka selalu bersiap diri siang malam untuk menjadi
pagar bernyawa bagi keselamatan hong-siang !" panglima itu menjawab tegas.
"Bagus ! Sekarang aku ingin meminta pertolongan mereka
untuk mencari nona Chu yang hilang!"
"Hong-siang ".!" Chu Seng Kung berseru untuk mencegah
maksud baginda itu. Bagaimanapun juga pemuda itu menjadi
tak enak hati kalau dalam mencari adiknya ini harus
melibatkan pasukan yang hebat itu. Ia telah mendengar
khabar angin bahwa untuk dapat menjadi anggota pasukan
pengawal ini harus melalui pendadaran yang sangat berat
lebih dahulu. Sehingga setiap anggota pasukan itu tentulah merupakan seorang jago silat berkepandaian tinggi dan telah lulus dari perguruan mereka masing-masing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yap Tai-ciangkun memandang Kaisar Han dengan sinar
mata kaget. Sedikitpun ia tidak mengetahui maksud baginda
itu. Barulah ia menjadi maklum akan maksud junjungannya itu setelah baginda sendiri yang menerangkan apa yang telah
terjadi. Meskipun demikian, sebetulnya ia tidak begitu cocok dengan maksud dan keinginan baginda itu. Bagaimanapun
pentingnya masalah tersebut, tak perlu sebenarnya harus
mempergunakan pasukan yang hebat itu, sehingga baginda
sampai melupakan kepentingannya sendiri pula. Tapi tentu
saja keputusan baginda tersebut sudah tidak bisa diganggu
gugat lagi. "Yap Tai-ciangkun, sebarlah seluruh anggota Sha-cap-mi-wi
ke seluruh negeri ! Suruh mereka berangkat besok pagi
setelah kau beri keterangan yang lengkap tentang keadaan


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nona Chu. Beri juga batas waktunya, yaitu ketemu atau tidak ketemu harap sudah tiba kembali di istana pada tanggal 10
bulan depan. Nah, Yap Tai-ciangkun, silahkanlah kau kembali mempersiapkannya sekarang juga !"
"Akan hamba kerjakan, hong-siang !" Yap Tai-ciangkun
minta diri. Kaisar Han berjalan ke jendela dan membukanya lebarlebar. Sang sinar matahari pagi masuk menerangi ruangan itu.
Burung-burung kecil tampak beterbangan di antara pohonpohon bunga dan cemara yang ditanam di halaman. Anginpun
meniup perlahan menyegarkan suasana.
"Besok pagi aku juga akan kembali ke kota raja. Anak
muda yang terluka parah ini biarlah kubawa serta pula.
Saudara Chu". Kalian berdua lebih baik juga pergi bersamaku.
Kalian dapat menanti khabar dari orang-orangku itu di sana sekalian beristirahat"." Baginda berkata perlahan.
"Hong-siang". Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila kami terpaksa menolak ajakan hong-siang ini. Selain kami memang ingin berusaha dengan sekuat tenaga kami.
Kami merasa tak enak pula di dalam hati apabila hanya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berpangku tangan saja di rumah, sementara Hong-siang telah bersusah payah mengerahkan Sha-cap-mi-wi ke seluruh
pelosok negeri. Maka dari itu besok pagi kami juga ingin
mohon diri untuk meneruskan perjalanan kami". Sedangkan
pada tanggal 10 bulan depan kami juga akan menghadap
Hong-siang untuk mengetahui hasil dari perjalanan para
anggota Sha-cap-mi-wi ini"." Nona Kwa berkata dengan halus mewakili calon suaminya.
?".. dan hamba menghaturkan banyak terima kasih atas
perhatian Hong-siang pada masalah yang hamba derita ini."
Chu Seng Kun menambahkan.
"Baiklah ! Aku tahu perasaan kalian. Sekarang kalian
beristirahatlah, nanti sore aku ingin bertukar pikiran dengan kalian lagi !"
"Terima kasih, Hong-siang !"
Sepeninggal sepasang merpati itu dari ruangan tersebut
nona Ho segera mendekati Kaisar Han.
"Suhu, aku ingin sekali mengikuti mereka untuk mencari
enci Bwe Hong. Selain itu aku juga ingin menemui temanteman lama yang sudah bertahun-tahun tak kujumpai.
Boleh?" ya, suhu " Bosan juga disuruh menjadi puteri
pingitan di istana terus-menerus." Rengeknya.
Kaisar Han menatap wajah muridnya yang disayanginya.
"Baiklah, kau boleh ikut mereka apabila mereka
memperbolehkan" Haha, biar aku larangpun engkau tentu
akan tetap pergi juga !" Kaisar Han tersenyum.
"Terima kasih, suhu !" teriak nona Ho sambil berlari keluar.
Hatinya tampak senang bukan main.
Gadis itu segera berlari menemui kedua temannya itu serta
mengatakan maksudnya untuk ikut dengan mereka mencari
Chu Bwe Hong. Tentu saja Kwa Siok Eng juga merasa senang
sekali mendapat teman seperjalanan seperti Ho Pek Lian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu Kaisar Han kembali berdiri di samping
pembaringan Chin Yang Kun. Baginda memandang wajah
yang agak kurus tapi tampan sampai lamaa" sekali. Entah
kenapa baginda sendiri tidak tahu. Sejak baginda melihat
untuk pertama kalinya di dalam penjara bawah tanah itu, di mana anak muda itu terkapar terluka parah badannya,
baginda seperti tersentuh perasaan simpatinya. Baginda
secara tidak sadar sampai memanggul sendiri tubuh anak
muda ini, Padahal di sana terdapat beberapa orang hamba
sahayanya. Baginda sampai lupa juga akan kedudukannya
ketika baginda memanggul anak muda itu ke pondok ini,
sehingga para pengawal dan para prajurit yang telah
mengenal penyamaran baginda menjadi sangat heran
dibuatnya. Para prajurit itu seakan-akan melihat junjungan mereka memanggul salah seorang putera baginda sendiri saja.
Padahal mereka semua tahu bahwa biarpun telah berusia 40
tahun lebih, junjungan mereka itu masih tetap belum
berkeluarga, apalagi mempunyai seorang putera.
Ketika tubuh itu mulai bergerak baginda segera memegang
lengannya, dan sebelum pemuda itu sempat berpikir yang
bukan-bukan baginda cepat pula menerangkan duduk
perkaranya, mengapa anak muda itu sampai di tempat
tersebut, sehingga akhirnya pemuda itu menjadi tenang
kembali. "Tenanglah, anak muda ! Kini engkau telah terbebas dari
mereka, engkau telah berada di tempatku yang aman. Aku
adalah seorang perwira kerajaan yang membebaskan engkau
dari tangan penjahat-penjahat itu. Biarlah setelah engkau
dapat berjalan kembali seperti sedia kala, terserah kepadamu untuk pergi ke mana saja. Nah, aku akan beristirahat dahulu.
Kalau membutuhkan sesuatu, kaupanggil sajalah penjaga
yang berada di luar pintu itu !" baginda berkata sedikit
berbohong agar tidak mengagetkan anak muda itu, kemudian
baginda keluar dari ruangan tersebut setelah lebih dahulu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membisiki para penjaga agar berusaha membantu
penyamaran baginda itu. Sampai lama Yang kun masih tetap berdiam diri saja di
tempatnya. Pikirannya melayang jauh mengenangkan semua
peristiwa yang baru saja dia alami. Bermula dari
keberangkatan keluarganya yang masih utuh sampai
musnahnya mereka satu persatu di dalam perjalanan.
Sehingga pada akhirnya tinggal dia sendirilah yang masih
hidup. Itu pun kalau tidak ditolong oleh perwira itu tadi
niscaya nyawanya akan melayang seperti yang lainnya.
Sebenarnya Yang Kun tak menyangka sama sekali bahwa
dirinya masih dapat diselamatkan dari kematian oleh para
penolongnya itu. Maka secara diam-diam tumbuh di dalam
hatinya suatu perasaan terima kasih yang tak terhingga
terhadap mereka itu. Hanya ada sedikit rasa kecewa di hatinya ketika pemuda itu menyadari betapa himpunan tenaga dalam
yang telah dikumpulkannya selama ini telah hilang lenyap dari tubuhnya.
Pada sore hari ketika perwira yang menolongnya itu datang
kembali bersama-sama dengan kawan-kawannya, Yang Kun
menyambutnya dengan senyuman terima kasih. Perwira itu
memperkenalkan kawan-kawannya itu kepada Yang Kun.
"Hian-te (saudara kecil), mari kuperkenalkan engkau
dengan kawan-kawanku ini. Mereka semua ini yang bersamasama dengan aku menyelamatkan engkau dari penjara bawah
tanah itu. Pertama-tama kenalkanlah pemuda jangkung ini.
Dia bernama Chu Seng Kun, seorang ahli pengobatan yang
menyelamatkan dirimu dari kematian."
Yang Kun dengan susah payah berusaha untuk duduk di
atas pembaringannya. "Terima kasih, in kong !" katanya perlahan.
Kemudian Kaisar Han itu memperkenalkan Yap Taiciangkun juga, meskipun panglima itu hanya diperkenalkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai salah seorang bawahannya saja. Begitu juga ketika
baginda itu memperkenalkan nona Ho dan nona Kwa, kedua
gadis itu hanya diperkenalkan sebagai kawan dari Chu Seng
Kun saja. Pokoknya baginda tidak ingin dia berserta para
pengawalnya dikenal orang sebagai seorang kaisar dan
prajurit-prajuritnya. "Nah" kau beristirahatlah sebanyak mungkin agar supaya
cepat sembuh ! Kami akan berbincang-bincang sebentar di
ruangan lain." Kaisar Han minta diri.
"Terima kasih, tuan !" Yang Kun mengangguk dalamdalam. "Oh, iya?" Tiba-tiba kaisar Han membalikkan tubuh ketika
mereka telah berada di ambang pintu. "Bolehkan kami
mengetahui namamu, hian-te " Siapa tahu kita akan sering
bertemu di jalan nanti?"
Chin Yang Kun tampak gelagapan. Tak ingin sebenarnya ia
dikenal orang, tapi tak enak pula hatinya kalau harus
membohong terhadap orang yang telah menyelamatkan
nyawanya. "Siauw-te bernama".. Yang Kun !"
"Bagus ! Yang hian-te, gurumu telah dibebaskan oleh Liok
Cianbu pagi-pagi tadi. Mungkin dia telah berangkat lebih
dahulu ke kampungmu, sehingga kau tak usah mencarinya
lagi." Sekali lagi pemuda itu gelagapan hatinya. Dia tak mengerti dan tidak tahu apa yang dimaksud oleh perwira itu. Tapi
ketika berkelebat bayangan Hek-mou-sai di otaknya, segera ia menangkap siapa yang dimaksud oleh perwira itu. Agaknya
Hek-mou-sai telah membohongi mereka dengan mengatakan
bahwa mereka berdua adalah dua orang guru dan murid.
"Terima kasih, tuan !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kelima orang itu pergi meninggalkan Chin Yang Kun
seorang diri lagi. Mereka turun ke halaman dan berjalan
menuju sebuah bangunan kecil yang berada di tengah-tengah
kolam ikan. Ternyata di sana telah menunggu para pembesar
kepala daerah, para perwira dan para penasehat kaisar yang telah dibawa oleh baginda dari kota raja.
Chu Seng Kun dan nona Kwa menjadi terkejut di dalam
hati. Tak mereka sangka baginda mengajak mereka ke sebuah
pertemuan di antara para pembesar Negara. Mereka menjadi
canggung dan tak tahu apa yang mesti mereka perbuat.
"Hong-siang, lebih baik hamba menanti saja di tempat
saudara Yang Kun tadi. Hamba tidak berani menganggu
apabila hong-siang sedang berkenan untuk mengadakan
pertemuan di sini." pemuda itu berkata kepada Kaisar Han.
"Hah " Tak apa-apa ?" ayolah ! Aku memang bermaksud
mengajak kalian dalam pertemuan kali ini. Ada sesuatu yang ingin kukatakan juga kepada kalian sebelum kalian berangkat besok pagi." Baginda menyahut.
Semuanya menjatuhkan diri berlutut ketika Kaisar Han
memasuki bangunan kecil itu dan baru bangun kembali ketika baginda telah duduk di kursinya. Mereka juga mengambil
tempat duduk mereka masing-masing.
"Yap Tai-ciangkun !" langsung saja baginda memulai
pertemuan itu tanpa melalui basa-basi. "Siapakah yang kau
tunjuk sebagai pengganti dari Si Ciangkun di sini?"
"Belum ada, Hong-siang. Sementara waktu kedudukan itu
hamba berikan kepada Liok Cianbu. Tetapi hamba bermaksud
menarik separuh dari prajurit hamba yang berada di sini untuk hamba tempatkan di kota lain."
"Bagus". begitupun juga baik. Dan lebih baik lagi kalau
prajurit-prajurit yang kautarik itu kau tempatkan saja di kota-kota kecil di pantai timur sana agar dapat menghadapi para perampok yang sering menganggu kota-kota itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Akan hamba kerjakan, Hong-siang !"
"Baik ! Kini tinggal kepala daerah yang harus
membersihkan sisa-sisanya dan memperbaiki daerahnya !"
baginda meneruskan. "Akan hamba kerjakan semua titah hong-siang !" Kepala
daerah itu menyanggupi. ?"". Sementara itu aku juga tidak akan berhenti sampai di
sini saja. Akan kukirimkan beberapa orang petugas khusus
untuk menyelidiki hal ini sampai tuntas !"
"Ampunkan hamba, hong-siang ! Hamba juga telah
berusaha melacak jejak-jejak orang luar yang ikut tersangkut dalam usaha pengkhianatan terhadap negara ini," panglima
yang masih muda itu memberi laporan.
"Orang luar " Benarkah ada pihak lain yang turut campur
dalam peristiwa ini ?"
"Benar ".. hong-siang ! Agaknya Si Ciangkun telah
mempergunakan orang-orang kang-ouw sebagai tulang
punggung kekuatannya. Hal ini terbukti ketika tadi malam
hamba menggerebeg rumahnya, pasukan hamba telah
dikagetkan dengan munculnya belasan tokoh kang-ouw yang
mempunyai kepandaian sangat tinggi, sehingga maksud
hamba untuk mengepung rumah itu menjadi berantakan
malah. Salah seorang di antara orang-orang itu sudah
berhadapan pula dengan hamba," Dengan agak ragu-ragu Yap
Tai-ciangkun memberi keterangan kepada Kaisar Han.
Keraguan ini disebabkan oleh karena laporan tersebut
sebenarnya tidak perlu lagi disampaikan kepada baginda
dalam pertemuan ini, sebab dengan menyamar sebagai Liu
suhu baginda telah melihat sendiri pertempuran tadi malam.
Justru baginda sendiri juga telah bertempur dengan salah
seorang di antaranya. "Lalu apakah yang telah kaulakukan untuk melacak orangorang kang-ouw yang ikut terlibat itu !" Kaisar Han bertanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kakak hamba sendiri telah menyanggupkan diri untuk
melacak mereka"."
"Aha".. Hong-lui-kun Yap Kiong Lee sendiri yang berangkat
" Ha-ha-ha" inilah baru dapat dikatakan sebuah langkah yang benar. Kukira selain orang seperti Hong-lui-kun (Si Tinju Petir dan Badai) Yap Kiong Lee sendiri yang berangkat takkan ada lagi orang-orang kita yang mampu menghadapi mereka."
Kaisar Han berkata dengan lega dan gembira. Telah sejak
lama Kaisar Han berusaha membujuk kakak Yap Tai-ciangkun
itu agar mau menjadi pembantunya, tetapi pendekar sakti itu dengan halus selalu menolaknya. Pemuda itu hanya
mempunyai suatu keinginan di dalam hidupnya, yaitu
membalas budi gurunya yang telah mendidik dan merawat dia
sejak kecil. Dan salah satu jalan untuk berbuat seperti itu ialah dengan mengawasi dan melindungi Yap Kim (Yap Tai-ciangkun), putera satu-satunya dari gurunya itu.
"Terima kasih atas kepercayaan hong-siang terhadap kakak
hamba." "Sudahlah ! Sekarang aku mempunyai sebuah persoalan
lain yang kita akan bicarakan." Kaisar Han mengalihkan
pembicaraannya. Dengan tersenyum baginda menoleh ke arah
tempat duduk Chu Seng Kun dan nona Kwa. ?". dan khusus
dalam persoalan ini nanti, aku mengharapkan pertolongan
sepasang tamu kita ini."
Kedua muda-mudi itu segera berdiri menghormat kepada
Kaisar Han. "Silahkan hong-siang mengatakannya, hamba berdua akan
selalu siap untuk melaksanakannya," mereka berkata.
"Terima kasih ! Begini cu-wi semua"."
Kemudian Kaisar Han bercerita tentang sebuah benda kuno
yang sejak jaman purbakala selalu menjadi rebutan para raja-raja. Benda itu berwujud sebagai "cap" terbuat dari batu giok berwarna kuning dan berbentuk persegi empat. Di bagian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bawah terukir sebuah huruf "TIONG" yang memenuhi seluruh
permukaannya. (Tiong berarti : Tengah).
Konon khabarnya benda itu dibuat oleh dewa yang turun ke
tengah bumi untuk mendidik manusia agar lebih mengenal
peradaban. Dewa itu mengumpulkan orang-orang yang masih
hidup di dalam goa-goa untuk diberi pelajaran hidup
bermasyarakat serta mendirikan sebuah dusun dan kota. Oleh manusia-manusia purba tersebut sang dewa itu lalu diangkat sebagai raja mereka.
Begitulah, setelah dewa itu mempunyai seorang putera
yang nantinya dapat menggantikan dirinya sebagai raja, maka dewa tersebut lalu kembali lagi ke kahyangan. Tetapi sebelum kembali dewa itu membuatkan sebuah mainan dari batu giok
untuk anaknya yang ia beri nama TIONG itu. Benda mainan
itu oleh sang dewa diberi tuah agar menjadi pelindung bagi keselamatan anaknya yang masih kecil itu. Tenyata benda
mainan yang sederhana itu benar-benar sangat bertuah sekali.
Begitu anak kecil tersebut memegang benda mainan itu maka
seakan-akan ia mempunyai perbawa dan pengaruh yang
menakutkan, seakan-akan sedang berhadapan dengan sang
dewa itu sendiri, sehingga segala binatang buaspun tunduk
kepadanya. Demikianlah, benda itu akhirnya menjadi sebuah benda
pusaka yang diberikan turun-temurun kepada raja-raja
pengantinya, sehingga akhirnya beberapa ribu tahun
kemudian benda pusaka yang sangat bertuah itu menjadi
rebutan bagi raja-raja lain yang menginginkan keselamatan, seperti halnya si anak dewa tersebut.
Sampai sekarangpun benda itu masih tetap diperebutkan


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

oleh orang yang menginginkan dirinya agar dapat menjadi raja di Negara TIONG yaitu negara yang dikuasai oleh anak dewa
itu. (Tiongkok sekarang).
"Menurut catatan yang tertulis di dalam perbendaharaan
buku istana, benda pusaka itu hilang dari istana kira-kira 90
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahun yang lalu, yaitu pada masa permulaan pemerintahan
Raja Chin Lu. Raja ini masih berusia belasan tahun ketika
menggantikan ayahnya, Raja Chin Bun, yang wafat karena
musibah gempa bumi. Benda itu dicuri oleh Bit-bo-ong asli
yang hidup pada jaman itu"!"
Semua orang yang berada di tempat itu menjadi termangumangu ketika mendengarkan dongeng baginda tersebut.
Sebagian dari mereka memang sudah pernah mendengar
cerita itu dari nenek moyang mereka masing-masing.
"Ternyata lima tahun yang lalu benda pusaka itu telah
muncul lagi di istana, biarpun hanya untuk beberapa hari saja.
Benda pusaka itu telah dibawa masuk lagi ke istana oleh
mendiang "duplikat Bit-bo-ong" yang sempat menikmati
singgasana kerajaan selama 40 hari ! Tetapi dengan
runtuhnya dia dari istana maka benda itu ternyata juga lenyap kembali". hingga sekarang." Kaisar Han meneruskan
dongengnya. Chu Seng Kun saling berpandang dengan nona Kwa.
Meskipun tidak saling mengutarakan pendapatnya tapi
keduanya telah menduga apa yang akan dimaksudkan oleh
baginda tentang permintaan tolong kepada mereka itu.
"Selama 5 tahun ini aku telah memerintahkan Yap Taiciangkun untuk menyelidikinya, di mana sebenarnya benda
pusaka itu disimpan oleh duplikat Bit-bo-ong almarhum.
Akhirnya sebulan yang lalu Yap Tai-ciangkun mencium jejak
dari keluarga duplikat Bit-bo-ong itu. Mereka tenyata
bersembunyi di suatu tempat yang terpencil. Keluarga itu
terdiri dari tiga orang kakak beradik berserta keluarga masing-masing yaitu Chin Yang, Chin Kong dan Chin Bu ! Tetapi ketika aku memerintahkan Yap Tai-ciangkun untuk menggerebeg
tempat tersebut ternyata telah terlambat. Tempat itu telah menjadi puing-puing berserakan, sehingga kami kehilangan
jejak dari pada benda pusaka itu lagi." Kaisar Han
menghentikan ceritanya lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kemudian Yap Tai-ciangkun menyebar lagi orangorangnya guna mendapatkan tempat persembunyian mereka
itu, tapi belum lagi ketemu dengan mereka, Yap Tai-ciangkun justru menemukan bukti-bukti bahwa salah seorang perwira
tingginya yang berada di kota Tie-kwan telah berhianat !
Itulah sebabnya hari ini aku dan Yap Tai-Ciangkun berada di sini"."
Kaisar Han turun dari kursi lalu berjalan perlahan ke tengah ruangan. Ujung pedangnya yang panjang terseret di atas
lantai. Dengan penuh kewibawaan baginda menyilangkan
tangannya di depan dadanya.
"Menurut penyelidikan yang terakhir, keluarga Chin itu
menuju ke arah pantai timur. Oleh karena itu aku minta
laporan pertolongan cuwi sekalian apabila melaporkan kepada kami apabila melihat atau mendengar tentang mereka. Cuwi
sekalian saya kumpulkan di tempat ini karena cuwi adalah
penguasa-penguasa di daerah ini. Siapa tahu mereka lewat di daerah cuwi"." Kaisar Han menutup keterangannya.
Kemudian Kaisar Han berjalan mendekati Chu Seng Kun
dan nona Kwa. "Chu-hian-te". aku juga minta pertolongan kalian dalam
persoalan ini. Aku menginginkan agar benda pusaka ini berada kembali di dalam perbendaharaan istana. Kalian tentu
mengerti maksudku yang sebenarnya dalam hal ini. Aku tidak ingin benda itu menjadi penyebab dari arena pertempuran
berdarah di antara rakyat karena masing-masing orang ingin memilikinya. Kalian tentu tidak akan menuduhku sebagai
seorang yang serakah yang ingin berkuasa sebagai dewa dan
menginginkan ditakuti oleh binatang-binatang buas".. Karena seperti yang pernah kukatakan kepada kalian, kalau toh aku diperbolehkan memilih di antara dua pilihan, raja atau
petani". aku akan memilih sebagai petani saja !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hong-siang hamba berdua akan berusaha untuk
membantu hong-siang dalam hal ini." Chu Seng Kun
menjawab. Kaisar Han mengucapkan rasa terima kasihnya berulangulang. Kemudian perlahan-lahan baginda mendekati tempat
duduk Yap Tai-ciangkun. "Yap Tai-ciangkun ! Perintahkan kepada seluruh anggota
Sha-cap-mi-wi yang akan berangkat besok pagi agar melacak
juga tempat persembunyian dari keluarga Chin !"
"Akan hamba kerjakan, hong-siang !"
"Nah, kukira apa yang ingin kubicarakan di dalam
pertemuan ini telah aku keluarkan semua. Maka siapa yang
mempunyai suatu pendapat atau persoalan yang lain silahkan berbicara"!" Kaisar Han menutup ucapannya.
Karena tak seorangpun yang mau berbicara maka Kaisar
Han menutup pertemuan itu. Dengan diantar Yap Taiciangkun baginda kembali ke kamarnya.
Keesokan harinya, di tempat itu terjadi kesibukan yang luar biasa. Belum juga matahari pagi menampakkan sinarnya,
berbondong-bondong beberapa kelompok orang meninggalkan
tempat itu. Mereka tersebar ke segala arah. Kelompok yang
paling sedikit adalah rombongan Chu Seng Kun dan kedua
gadis itu. Mereka menuju arah timur, ke arah kota-kota yang berada di pinggir pantai.
Rombongan yang terakhir adalah rombongan Kaisar Han
sendiri yang akan pulang kembali ke kota raja. Rombongan itu terdiri dari 4 kereta dan 1 pasukan prajurit terlatih. Dengan diantar oleh Kepala Daerah Tie-kwan sampai di perbatasan
rombongan ini berangkat tanpa menimbulkan kecurigaan
penduduk. Penduduk tetap menyangka bahwa prajurit-prajurit itu adalah pasukan yang diperbantukan untuk menjaga
keamanan selama berlangsungnya pesta perayaan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sedikitpun mereka tidak menyangka kalau kaisar junjungan
mereka hari itu berada di antara mereka.
Hampir sebulan lamanya. Yang Kun terbaring saja di atas
pembaringannya. Tabib yang setiap hari datang
menjenguknya ternyata bukan Chu Seng Kun yang menolong
dirinya itu. Tabib yang kini selalu mengobati luka-lukanya adalah seorang tabib tua yang suka berkelakar dan sangat
sabar. Yang kun tidak diperbolehkan pergi ke mana-mana,
takut kaki yang terluka parah itu akan menjadi lumpuh. Tabib itu berkata bahwa luka itu sebenarnya tidaklah begitu
membahayakan, tetapi pengaruh racun yang terlanjur
bercampur dengan darahnya itulah yang justru sangat
berbahaya bagi tubuhnya. Kalau kaki yang terluka itu dipaksa untuk berjalan juga sebelum sembuh, maka kemungkinan
untuk menjadi lumpuh semakin besar pula. Oleh karena itu
Yang Kun menjadi sangat patuh sekali, tak sekejappun selama sebulan itu dia turun dari tempat pembaringannya. Ternyata setelah lolos dari kematian yang hampir saja merenggut
nyawanya itu, semangatnya untuk hidup dan sembuh kembali
seperti sedia kala menjadi sangat berkobar-kobar. Maka
biarpun di dalam minggu terakhir ini kakinya telah terasa
normal kembali, pemuda itu masih tetap tidak berani
mendahului perintah tabibnya.
Padahal semuanya itu hanya merupakan sebuah taktik dari
Kaisar Han agar pemuda yang dibawanya ke dalam istana itu
tidak berkeliaran keluar dari kamarnya, sehingga akan
mengetahui bahwa dia sedang berada di dalam istana.
Baginda tetap menginginkan agar anak muda yang bernama
Yang Kun ini masih beranggapan bahwa dirinya sedang
berada di rumah seorang "perwira", yang tentu saja
mempunyai rumah besar dan indah serta dijaga oleh para
pengawal pula. Setiap dua tiga hari sekali Kaisar Han dengan pakaian
sederhana menjenguk pemuda itu di dalam kamarnya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sehingga hal itu membuat semua orang yang tinggal di istana menjadi terheran-heran dibuatnya. Sungguhpun sebagai
seorang jago silat yang berkepandaian tinggi, kaisar junjungan mereka itu memang seringkali berbuat yang aneh-aneh. Dan
selama sebulan itu memang terjadi suatu persahabatan yang
tulus antara dua orang manusia yang berwatak aneh, yaitu
persahabatan antara seorang "perwira" dan seorang anak
kepala desa yang baru saja lulus dari belajar silat !
"Yang Hian-te, beberapa hari lagi mungkin engkau sudah
diperbolehkan turun dari tempat tidurmu ini. Engkau bisa
berjalan-jalan dan berlari-lari kembali tanpa merasa khawatir kakimu akan menjadi lumpuh"." Perwira itu menghibur hati
Yang Kun. "Hmm". tapi selama sebulan ini engkau tentu sangat
menderita bukan ?" "Memang ! Apalagi kalau malam telah tiba, di mana aku
sudah ditinggalkan seorang diri di kamar yang luas ini". Wah, rasa-rasanya aku justru lebih tersiksa dengan rasa sepi itu dari pada dengan rasa sakitku ini. Selama sebulan berbaring saja di atas pembaringan ini membuat diriku seolah-olah akan
menjadi sinting. Setiap malam di mana kegelapan telah
menyelubungi kamar ini, maka otakku mulai berkhayal yang
bukan-bukan. Aku merasa seperti tidak lagi berada seorang
diri di kamar ini. Apabila malam telah larut, seakan-akan ada suara seruling yang ditiup perlahan" sekali di samping telinga saya. Sesekali apabila malam benar-benar sunyi malah
terdengar pula suara nyanyian wanita di pojok sana itu?" kata pemuda itu sambil menunjuk ke arah sudut kamarnya.
"Hahaha".. Yang hian-te, jangan katakan kepadaku bahwa
engkau adalah seorang yang takut hantu, hahaa?"
"Hehe" tidak, Liu toako ! Aku bukan seorang penakut ! Jika aku takut, aku tentu tidak akan tetap tinggal di atas
pembaringan ini, aku tentu telah lari keluar biar kakiku akan menjadi lumpuh sekalipun".! Liu toako, aku justru malah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengarkan dengan seksama, sehingga lama-kelamaan aku
bisa menangkap seluruh isi lagunya."
"Benarkah " Hahaha". hebat benar hantu itu, dapat
memberi pelajaran menyanyi kepada seorang manusia,
haha". Wah, macam apa pula, ya" lagunya " Tentunya tidak
seperti nada-nada lagu pada musik buatan manusia macam
kita ini, yaa?"" Perwira itu tertawa terpingkal-pingkal. Mereka berdua benar-benar sudah sangat akrab sekali sehingga biar baru satu bulan mereka bergaul, mereka berbicara seperti
seorang kakak beradik saja, tanpa khawatir merasa
tersinggung satu sama lainnya.
"Toako, kau tentu tidak mempercayainya, bukan " Kau
tentu menganggap bahwa aku telah menjadi gila karena
racun-racun itu, bukan ?"
"Benar, haha" Kun-te, kakakmu ini selama hidup belum
pernah melihat hantu maka sedikitpun juga tidak percaya
kalau di dunia ini ada hantu. Apalagi hantu yang mengajari manusia menyanyi". Kalau menurut pendapatku, apa yang
telah terjadi kepadamu itu hanya disebabkan oleh daya
khayalmu saja, saking lamanya engkau berbaring di sini.
Padahal suara itu cuma suara angin bertiup atau suara
binatang malam?" "Tetapi, toako?"
"Haha, Kun-te, sudahlah".! Aku dulu juga pernah
mengalami peristiwa seperti yang kaualami ini". Tapi
percayalah semua itu tidak benar, hanya khayalan kita sendiri saja !"
"He " Liu toako juga pernah mendengar hantu bernyanyi ?"
"Ah". Tidak hanya bernyanyi" tapi seolah-olah juga berdiri di hadapan saya". Hei, kenapa kita hanya berbicara soal
hantu saja" Ayoh, kita berbincang mengenai soal yang lainnya
".!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tunggu dulu".! Toako, kau berceritalah dahulu tentang
hantu yang mengganggu dirimu itu, baru kita berbicara
tentang soal-soal yang lain !"
"Wah, engkau ini ada-ada saja. Aku sudah hampir
melupakannya. Peristiwa itu terjadi ketika aku masih muda
sekali, ah" kenapa kau tanyakan juga hal ini ?"
"alaaa". Toako kenapa pelit amat " Ayolah ceritakan dulu,
aku senang dengan cerita-cerita tentang hantu !"
"Hmm, baiklah ! Begini". 20 tahun yang lalu, aku adalah
seorang anak petani di dusunku. Biarpun tidak kaya tetapi aku sekeluarga juga tidak kekurangan. Kami mempunyai kepala
desa yang sangat kaya raya. Dia mempunyai seorang gadis
yang luar biasa cantiknya. Aku" aku dan gadis itu bersumpah untuk menjadi suami istri, apapun akibatnya" Tapi kepala
desa itu ternyata tidak menyukai aku. Puterinya ditunangkan dengan seorang bangsawan dari kota raja. Sebelum
perkawinan mereka dilangsungkan, kekasihku itu aku larikan dari rumahnya. Tentu saja calon suaminya mengejar bersama-sama dengan pasukan yang dibawanya. Kami tertangkap
setelah melarikan diri selama 2 hari di tanah perbukitan. Aku disiksa sampai hampir mati" Kun-te, lihatlah ! Luka-luka itu masih membekas hingga sekarang ! Wajahku yang semula
tampan juga menjadi codat-cedet di sana-sini, sehingga aku terpaksa memelihara kumis dan jenggot lebat untuk
menutupinya." "Ah, Liu toako" lambat benar, mana hantunya ?" Yang kun
memotong. Tak sabar hatinya mendengarkan penuturan
sahabatnya yang berbelit-belit tak kunjung sampai di tujuan itu.
"Katanya mau mendengar ceritaku"., bagaimana ini " Jadi
tidak ?" perwira itu tersenyum.
"Iya"! Tapi mana hantunya " Masa dari tadi tidak munculmuncul juga " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah". Ya belum sampai di situ ceritanya ! Nanti kalau
sudah sampai di situ, hantu itu tentu akan muncul juga."
"Yaa.. tapi kenapa berputar-putar begitu. Sampai tua aku
mendengarkan tak muncul-muncul juga nantinya"."
"Habis, bagaimana aku harus menceritakan kisah hantu ini
kepadamu ?" "Langsung ke sasarannya, dong ! Tanpa embel-embel ini
itu, terus bercerita tentang kedatangan hantu itu."
"Wah, baiklah ! Sekarang aku langsung saja bercerita
tentang hantu itu. Dengarkanlah baik-baik ! ... Tiba-tiba hantu tersebut menyanyi di depan pembaringanku?"
"Lhoh ! Kenapa terus begitu " Haha" repot " repot ! Masa
menuturkan suatu kisah demikian caranya, mana orang lain
dapat mengerti maksudnya ?"
"Habis pendengarnya juga merepotkan benar ! Begini salah
begitu salah, Lalu harus bagaimana " Orang bercerita kan
harus dari permulaan, tidak dipenggal-penggal. Kalau
dipenggal-penggal, mana bisa dimengerti orang " Aneh benar kau ini !"
"Baiklah" baiklah ! Maafkan aku, aku memang tidak
sabaran".. hehe" tapi jangan marah, lho !"
Kaisar Han menjadi heran pula hatinya. Kenapa hari ini ia
begitu gembira seperti anak kecil saja " Kenapa senang benar bersahabat dengan anak muda ini " Ah, dunia ini memang
sangat aneh ! Dan baginda tidak tahu apa yang menyebabkan
hal itu semua". "Kun-te, bagaimana ini " Jadi bercerita tidak aku ini ?"
Yang Kun tertawa. "Haha" tak usahlah ! Liu toako, aku
kasihan melihatmu ! Hahaha".!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kaisar Han juga tertawa terbahak-bahak, sehingga para
pengawal yang berdiri di luar semakin merasa heran. Tidak
biasanya baginda itu tertawa demikian kerasnya.
Tiba tiba Yang Kun mengerutkan dahinya.
"Liu toako". Tapi aku tidak main-main dengan suara
seruling yang aku ceritakan tadi. Sungguh ! Aku benar-benar mendengarnya. Kau dapat membuktikannya nanti malam"."
katanya bersungguh-sungguh, sehingga Kaisar Han tidak mau
berkelakar lagi. "Baiklah, aku nanti malam akan membuktikannya?"
Malam harinya". Sejak matahari terbenam Yang Kun telah menjadi gelisah di
dalam kamarnya. Ia ingin membuktikan bahwa ceritanya
adalah benar, tapi ia takut jangan-jangan malam ini hantu itu tak mau meniup serulingnya lagi, apalagi mau bernyanyi
seperti biasanya. Sahabatnya baru datang ketika menjelang tengah malam.
Langsung saja sahabatnya berkemas-kemas membenahi
tempat tidur yang satunya, lalu berbaring di atasnya.
"Kun-te, kau bangunkan aku nanti kalau hantu yang
kaukatakan itu muncul di kamar ini ! Sekarang aku mau tidur saja."
Yang Kun hanya mengangguk, pikirannya tetap tegang
menanti datangnya suara seruling itu. Akan dia tunjukkan
kepada sahabatnya itu bahwa suara yang didengarnya itu
benar-benar suara seruling, bukan suara angin malam yang
bertiup seperti yang dikatakannya itu.
Malam semakin larut. Suara yang dinanti-nantikan itu
belum juga terdengar. Suasana benar-benar telah menjadi
sangat sunyi, sehingga suara angin malam yang bertiup
menerpa genting di atas kamar itu terdengar sangat nyata
sekali. Ruangan kamar itu menjadi agak gelap karena lampu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

besar yang semula dipasang di atas meja telah diambil oleh penjaga, sehingga kini tinggal sebuah lampu teng kecil yang diletakkan di atas lantai di depan pintu masuk. Nyala apinya yang bergoyang-goyang gelap di dalam ruangan tersebut juga ikut berayun-ayun.
Yang Kun telah memusatkan seluruh perasaan hatinya
kepada suasana di sekelilingnya, seperti yang selalu ia lakukan setiap hari apabila ia mendengarkan suara seruling itu. Karena hanya perasaan hatinyalah yang dulu pertama-tama dapat
membedakan suara seruling itu dari suara-suara lembut yang lain. Baru setelah dalam beberapa hari ia telah terbiasa
dengan suara itu, ia berusaha mendengarkannya dengan
seksama seluruh irama dan pantunnya. Dan ternyata ia telah berhasil menangkap keseluruhan dari lagu itu.
Ternyata sama sekali tidak disadari oleh Yang Kun bahwa
dia telah mempelajari sebuah ilmu silat tingkat tertinggi yang biasanya hanya didapatkan pada orang-orang yang telah
mencapai tingkat kesempurnaan saja, yaitu ilmu yang biasa
disebut orang dengan nama Lin-cui Sui-hoat (Ilmu Tidur di
Atas Permukaan Air). Sebuah ilmu yang didasarkan pada
ketajaman perasaan dan kesempurnaan panca-indera
manusia, sehingga apabila hal itu telah dipelajari dengan
sempurna akan mengakibatkan seseorang bisa mengetahui
apa yang akan terjadi pada dirinya.
Yang Kun semakin tenggelam di dalam pemusatan pikiran
dan perasaannya, sehingga tubuhnya yang terbaring lurus
dengan mata tertutup itu tampak seperti mayat saja. Tetapi apa yang terjadi pada diri Yang Kun pada saat itu benar-benar suatu yang sangat mentakjubkan, apalagi untuk orang yang
seumur dia ! Ternyata dengan apa yang kini sedang dilakukan olehnya, Yang Kun sudah mampu membedakan sebuah suara,
betapapun lembutnya, di antara riuhnya suara-suara lembut
yang lain. Yang Kun sudah dapat membedakan antara suara
desir angin lembut yang menghembus di atas genting dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara desir angin yang menerobos celah-celah lubang angin di atas pembaringannya. Yang Kun juga sudah mampu
membedakan suara masing-masing nyamuk yang pada malam
itu banyak beterbangan mengerumuni dirinya. Malah pada
akhirnya pemuda itu sudah mampu membedakan suara
nyamuk jantan dan suara nyamuk betina. Lebih hebat lagi
ketika pemuda itu dengan ketajaman perasaannya mampu
melihat tanpa membuka kelopak matanya, bahwa perwira
sahabatnya itu sedang memperhatikan dirinya dari tempat
pembaringannya. Tiba-tiba Yang Kun merasa ada sebuah desiran suara yang
lembut, yang sangat dikenalnya, diantara desiran lembut
angin lalu. Suara itu mengalun tinggi rendah membentuk
sebuah sebuah irama lagu yang amat dikenalnya pula. Tak
terasa bibirnya bergumam mengikuti lagu tersebut dengan
pantun yang telah dihapalnya pula di luar kepala.
Sinar Bulan di antara bintang,
Membasahi padang di antara ilalang,
Hamparan perak luas membentang,
Alas tidur menentang awan.
"Kun-te" kau" kau berkata apa ?" perwira itu terbangun
dari pembaringannya. Yang Kun cepat menempelkan jari telunjuk pada bibirnya.
"Toa-ko".. dengarlah ! Suara seruling itu sudah
terdengar". Coba kaudengar dengan seksama, bukanlah
suara itu ada di dalam kamar ini ?"
Kaisar Han yang kini mengaku sebagai perwira itu berusaha
mendengarkan pula, tapi meski sampai lelah ia menyaringnyaring semua suara yang terdengar oleh telinganya, toh
suara seruling yang dikatakan sahabatnya itu tak kunjung
kedengaran juga. Kedua belah telinganya hanya mampu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar suara denging nyamuk-nyamuk yang beterbangan
di dalam kamar itu. "Ha-ha" Kun-te, aku benar-benar tidak dapat mendengar
apa-apa," akhirnya Kaisar Han menyerah. Seakan-akan
menyerah padahal dalam hati kaisar itu semakin tidak
mempercayai omongan Yang Kun. Tetapi karena ia tidak ingin menyakiti hati sahabat yang disukainya itu maka ia tidak mau memperpanjang persoalan itu.
"Ah". Toako ini bagaimana. Nah sekarang suara itu
berhenti. Biasanya tak lama lagi suara nyanyiannya akan
terdengar de" ha, dia sudah mulai menyanyi "! Sinar bulan
di antara bintang" Membasahi padang di antara ilalang?"
pemuda itu bergumam mengikuti nyanyian itu.
Kaisar Han memandang dengan sinar mata penuh rasa
kasihan kepada sahabat mudanya itu. Agaknya pengaruh
racun yang memasuki tubuh sahabatnya itu masih belum
hilang juga. "Sudahlah, Kun-te, tak ada gunanya juga engkau
menerangkan apa yang kau dengar itu karena aku tetap tidak dapat mendengarnya sendiri"."
"Suara itu mulai hilang". Liu-toako tolong kaulihat pojok
kamar itu ! Suara itu lari ke sana "!" Yang kun asyik dengan pikirannya sendiri, sehingga ia tak memperdulikan ucapan
Kaisar Han yang baru saja.
Dengan agak berat Kaisar Han meloncat turun dari atas
pembaringannya dan melangkah ke sudut. Tangannya
mengambil lampu minyak yang berada di atas almari dan
menyalakannya sekalian. "Kun-te, lihatlah, tidak ada apa-apa, bukan ?" kata baginda sambil menerangi tempat itu dengan lampu yang dibawanya.
"Cuma ada sebuah tembok yang kosong dan lantai batu yang
sedikit merekah saking tuanya"., haha". Jangan kaukatakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa hantu itu masuk ke dalam tanah melalui celah ini".!"
Kaisar Han bergurau. "Celah" celah apakah itu " Hei, kenapa rumahmu yang
bagus ini sudah mulai retak ?"
Kaisar Han menjawab dengan hati-hati, karena setiap
pertanyaan yang menyinggung persoalan pribadi, baginda
harus mengingat penyamarannya.
"Kun-te, rumah ini bukan rumahku. Oleh karena aku belum
berkeluarga, maka baginda kaisar belum berkenan memberi
aku sebuah rumah. Aku hanya diperkenankan menempati
salah sebuah ruangan di kompleks istana ini. Itupun hanya
khusus untuk diriku saja, karena aku adalah perwira pengawal kepercayaan kaisar. Jadi ruangan ini adalah sebagian dari
bangunan istana yang sudah berumur hampir seratus tahun,
sehingga seperti yang kaulihat, lantai ini telah merekah saking tuanya. Selain itu, konon menurut para ahli, tepat di bawah bangunan istana ini mengalir sebuah sungai di bawah tanah, sehingga hal ini pula yang menyebabkan bangunan di dalam
istana ini mudah retak."
"Hei "!"... Jadi bangunan ini adalah bangunan istana kaisar di kota raja itu ?" pemuda itu kaget sekali. "Kenapa aku dulu tidak melihat pintu gerbangnya ketika kita memasuki halaman istana ini?"
"Kita lewat pintu samping pada saat itu. Tapi meskipun
lewat pintu gerbang depan, kau juga tidak mengetahuinya,
karena kau selalu berbaring saja di dalam kereta. Lagi pula lewat pintu samping lebih dekat dari pada lewat pintu gerbang depan atau belakang."
"Pintu gerbang belakang " Adakah pintu gerbang belakang
itu ?" "Dahulu memang tidak ada. Di tempat itu hanya ada
sebuah pintu kecil untuk lewat para pengawal seperti halnya Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dua buah pintu kecil yang dibangun pada kedua belah tembok sampingnya. Tapi sejak dibangun kembali dari keruntuhan
akibat adanya gempa bumi besar pada kira-kira seratus tahun yang lalu, pintu belakang tersebut dibuat menjadi besar dan megah seperti yang terdapat di bagian depan. Pembaharuan
seperti yang terdapat di bagian depan. Pembaharuan ini
dimaksudkan agar supaya baginda lebih mudah menemui
tamunya apabila kebetulan baginda sedang berada di istana
bagian belakang. Sebab dengan terjadinya gempa itu
mengakibatkan suatu tanah retak yang membelah istana
bagian tengah dan istana bagian belakang. Tanah retak yang memisahkan kedua buah bagian istana itu sedemikian lebar
dan dalamnya sehingga tidak bisa dibangun sebuah jembatan
di atasnya?" "Lalu bagaimana harus menyeberanginya ?" Yang Kun
bertanya. Pemuda ini memang seorang keturunan bangsawan,
justru keturunan Kaisar Chin sendiri malah. Tetapi karena
mendiang ayahnya cuma seorang keturunan dari selir, maka
beliau hampir tak pernah berada di dalam lingkungan istana.
Apalagi pemuda itu sendiri, sejak kecil selalu berada bersama ibunya di desa.
"Memakai perahu !" Kaisar Han menjawab. "Celah yang
lebar dan dalam itu digenangi air di bawahnya. Sehingga "
wah, Kun-te" lebih baik kuantar saja engkau melihatnya
besok. Percayalah, suasananya malah menjadi lebih indah
bukan main !" "Terima kasih, Liu toako ! Aku memang ingin sekali
melihatnya." "Nah, marilah kita tidur sekarang ! Lupakan saja hantumu
itu !" Kaisar Han berkata.
"Liu toako, Tunggu".! Engkau tentu masih menganggap
aku berbohong dan berkhayal tentang suara nyanyian itu".
Benar, bukan " Tapi percayalah "toako" aku tidak berbohong, aku bersungguh-sungguh ! Nah, sekarang dengarlah ! Aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendengar seseorang berlari melintasi halaman. Gin-kangnya sangat tinggi dan gerakannya sangat gesit sehingga tidak
seorangpun penjaga yang melihatnya"."
"Kun-te, apa katamu " ada orang berlari melintasi halaman
" Kenapa aku tidak mendengarnya ?" Kaisar Han beranjak dari pembaringannya, lalu berusaha mendekati Yang Kun. Dengan
bersungguh-sungguh baginda berusaha mendengarkan suara
tersebut, tapi ternyata sedikitpun beliau tidak mendengarkan sama sekali. Wah, dia tentu kumat lagi, pikir Kaisar Han.
"Liu toako, cepatlah kau keluar ! Orang itu kini
bersembunyi di balik rumpun bambu kuning di depan istana ini
!" Yang Kun berbisik dengan tegang.
Kaisar Han terpaksa keluar pula dengan hati-hati, agar
tidak terlalu menyakiti hati sahabatnya. Sambil lalu dia
melemparkan sepatunya ke arah rumpun bambu itu. Tapi
betapa terkejutnya baginda ketika sepatu itu tiba-tiba
membalik ke arahnya kembali dengan kecepatan yang bukan
main hebatnya. Otomatis baginda mengelak ke samping
sehingga tubuh baginda menabrak daun pintu. Sepatu
tersebut meluncur lewat hanya satu dim dari pipi baginda dan menghantam tembok hingga melesak ke dalam. Untuk sekejap
Kaisar melihat sesosok bayangan melayang meninggalkan
rumpun bambu itu menuju ke gedung sebelahnya, gerakannya
cepat sekali. Kaisar Han bersuit nyaring untuk memanggil para penjaga, lalu sambil mencabut pedang baginda mengejar
bayangan mencurigakan tersebut.
Gedung itu adalah gedung perpustakaan tempat baginda
biasa membaca dan menulis, maka tentu saja baginda sangat
hapal seluruh keadaan di tempat itu. Dengan hati-hati baginda membuka pintu samping yang menembus ke ruangan
belakang tempat menyimpan buku. Dari tempat itu baginda
akan dapat mengawasi ke seluruh ruangan yang ada di dalam
gedung tersebut melalui kisi-kisi yang terdapat di atas deretan almari buku.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu para penjaga yang mendengar suitan
baginda berbondong-bondong datang ke tempat itu. Mereka
cepat mengepung gedung itu dengan ketat sehingga tak
mungkin seorang dapat lolos dari tempat tersebut tanpa
mereka ketahui. Kepala penjaga yang bertugas memimpin
pengepungan itu mengajak beberapa orang penjaga untuk
memasuki gedung tersebut melalui pintu depan.
Yang Kun yang belum berani meninggalkan tempat
pembaringannya hanya dapat menunggu saja di kamarnya. Ia
cuma dapat menerka-nerka saja apa yang terjadi di luar
kamarnya sekarang. Agaknya ada seorang tokoh sakti datang
ke tempat ini untuk berbuat jahat, buktinya orang itu datang dengan cara sembunyi-sembunyi serta pada waktu tengah
malam pula. Beberapa saat telah berlalu, tapi belum juga ada khabar
tentang orang yang mencurigakan itu. Di luar masih terdengar ramai suara para penjaga yang mengepung tempat itu. Sinar
obor mereka yang terang benderang tampak menerobos
lubang angin dan lubang pintu yang jebol akibat senggolan
perwira Liu tadi, sehingga kamar yang dihuni oleh pemuda itu ikut menjadi terang benderang pula.
Beberapa waktu lagi telah berlalu pula. Yang Kun menjadi
tegang pula hatinya. Rasa-rasanya ia ingin meloncat keluar juga untuk menyaksikannya. Tapi bila diingat kaki itu sudah hampir sembuh, pemuda itu terpaksa mengurungkan pula
niatnya. Akhirnya Yang Kun memusatkan seluruh perasaan
dan pikirannya kembali. Biarpun tidak dapat melihat keadaan di luar secara langsung dengan kedua buah matanya, pemuda
itu ingin pula mengetahuinya melalui ketajaman rasa dan
panca indera yang lain, seperti yang biasa ia lakukan apabila ia mendengarkan suara "hantu" itu.
Mula-mula Yang Kun mendengar berpuluh-puluh suara
langkah kaki dikamarnya. Menurut suara langkah kaki mereka yang meskipun hilir mudik tapi tidak pernah meninggalkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tempat itu, dapat diduga bahwa mereka sedang berjaga di
tempat masing-masing. Dan apabila hal itu dihubungkan
dengan peristiwa yang kini sedang terjadi, maka tidak salah lagi bahwa mereka kini sedang mengepung suatu tempat
tertentu. Kemudian terdengar langkah beberapa orang di antara
mereka menuju ke arah kanan. Lalu terdengar suara pintu
dibuka secara perlahan. Agaknya beberapa orang dari para
pengepung itu telah membuka sebuah pintu ruangan yang
diperkirakan berisi penjahat itu. Tetapi beberapa saat
kemudian terdengar lagi langkah mereka itu keluar dari
tempat tersebut. Kini terdengar langkah mereka telah
bertambah dengan satu orang lagi, dan Yang Kun telah
mengenal langkah orang tersebut dengan baik.
Orang yang telah dikenal langkahnya dengan baik oleh
Yang Kun itu terus menuju ke kamarnya dan tak lama
kemudian muncullah "perwira" sahabatnya itu di hadapannya.
"Engkau tidak menemukan orang itu, Liu toako ?" tanya
Yang Kun kepada sahabatnya itu.
Kaisar Han menggelengkan kepalanya.
"Heran ! Tempat itu telah dikepung oleh seratus orang
penjaga. Tidak mungkin rasanya apabila orang itu dapat
meloloskan diri. Tapi orang itu benar-benar hilang lenyap tak ada bekasnya !"
"Apakah sudah diperiksa semua tempat dengan teliti "
Siapa tahu ada tempat rahasia di sana?" pemuda itu bertanya lagi.
"Sudah ! Sudah kuperintahkan untuk memeriksa di segala
sudut-sudutnya, tapi orang itu tetap tidak dapat diketemukan.
Dan rasa-rasanya juga tak ada jalan rahasia di tempat itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar-benar mengherankan kalau begitu?" Masakan di
dunia ini ada manusia yang dapat menghilang dari pandangan mata ?"
"Kun-te, kau tidurlah saja dahulu ! Masih ada cukup waktu
untuk meneruskan istirahatmu. Aku akan kembali ke tempatku untuk mengurus persoalan ini" Dan?" Kaisar Han
menghentikan kata-katanya sebentar, lalu lanjutnya," ?"
maafkan toakomu ini ! Sekarang aku mulai percaya pada kata-katamu tentang hantu itu. Agaknya memang telingaku yang
tidak mampu mendengarkan suara-suara itu. Buktinya engkau
dapat mendengar kedatangan penjahat itu, tapi aku yang
telah kauberi tahu terlebih dulu juga tetap tidak dapat
menangkap suara langkahnya."
Tetapi hingga fajar mulai menyingsing Yang Kun tetap tidak dapat tidur. Banyak sekali persoalan yang memberati
pikirannya. Baik mengenai persoalan tentang keluarganya
serta tugas-tugas yang dibebankan oleh mendiang ayahnya
maupun persoalan yang menimpa dirinya sendiri.
"Haha". Sudah bangun rupanya. Bagaimana keadaan
kakimu, Yang hian-te !" tiba-tiba terdengar suara tabib yang setiap pagi menjenguknya. "Hei kenapa matamu merah sekali
" Ahh". Tentu tak bisa tidur akibat gangguan penjahat yang tadi malam tadi, bukan ?"
Yang Kun terkejut. "Sinshe sudah mengetahui peristiwa yang terjadi di sini tadi malam ?"
"Haha". tentu saja sudah, karena aku singgah di tempat
Liu Ciangkun sebelum kemari tadi."
"Benarkah " Lalu bagaimana akhirnya " siapakah penjahat
yang datang itu " Dan apa pula maksud kedatangannya ke
dalam istana ini ?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tabib itu meletakkan tas tempat peralatannya di bawah
pembaringan Yang Kun, lalu tangannya meraih kedua kaki
pemuda itu untuk melihat luka-lukanya yang telah mengering.
"Liu ciangkun tetap belum mengetahui, siapakah
sebenarnya tamu malam itu. Yang terang ilmu kepandaiannya
benar-benar sangat tinggi. Menurut Liu Ciangkun tiada
seorangpun jagoan istana yang akan mampu menghadapi
orang itu seandainya dia mau berkelahi dengan para penjaga.


Pendekar Penyebar Maut Lanjutan Darah Pendekar Karya Sriwidjono di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Liu Ciangkun juga berkata kepadaku bahwa orang itu
bermaksud membunuh Kaisar Han. Dengan kepandaiannya
yang sangat tinggi orang itu mampu meloloskan diri dari
pengawasan penjaga istana, sehingga tanpa mendapatkan
kesukaran orang itu dapat memasuki kamar tidur baginda.
Untunglah malam ini baginda tidak tidur di kamarnya."
"Orang itu bermaksud membunuh kaisar ?" Yang Kun
terkejut. Berani betul orang itu, pemuda itu membatin. Seorang diri
memasuki gua macan ! Padahal setiap orang mengetahui
betul bahwa istana kaisar merupakan tempat berkumpulnya
orang-orang sakti dari seluruh pelosok negara.
Tabib itu telah selesai memeriksa kedua kaki Yang Kun.
"Besok pagi Yang hiante telah dapat pulang ke desa,
karena luka-luka ini telah sembuh seperti sedia kala," tabib itu memberi tahu.
"Hah " Benarkah".?" Yang Kun berteriak gembira. "Sinshe,
aku?"aku".."
"Sudahlah, aku tahu Yang hiante tentu akan mengucapkan
rasa terima kasih kepadaku. Lupakanlah itu ! Tapi Liu
Ciangkun telah memberi pesan kepadaku tadi, bahwa nanti
malam dia akan mengajakmu berjalan-jalan di istana ini. Dia ingin menunjukkan seluruh keindahan istana ini kepada
sahabatnya yang akan meninggalkan dia untuk selamalamanya".!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Untuk selama-lamanya"." Ah, tidak demikian, sinshe !
Aku bukan seorang yang mudah melupakan budi seseorang,
apalagi orang tersebut adalah sahabatku"..! Aku tentu akan sering mengunjunginya setiap saat !"
"Nah, justru itulah yang sulit. Dalam keadaan biasa Yang
hiante akan sangat sulit untuk menemui Liu Ciangkun, sebab selain Liu Ciangkun itu merupakan seorang yang sangat
penting di sini, Liu Ciangkun itu juga jarang berada di istana.
Dia sering mendapat tugas dari Kaisar Han untuk mengurus
sesuatu di luar istana."
"Benarkah"." Ah, kalau begitu pertemuanku nanti malam
adalah pertemuanku dengan dia yang terakhir ?" Yang Kun
berdesah perlahan, tampak kedua buah matanya berkacakaca. Pemuda itu merasa bahwa ia telah diselamatkan jiwanya oleh sahabatnya itu. Tanpa inisiatif Liu Ciangkun untuk
membawa dirinya kepada Chu Seng Kun yang ahli pengobatan
itu niscaya dirinya telah mati di dalam penjara di bawah tanah tersebut. Maka di dalam kegembiraan hatinya saat ini ternyata ada terselip juga rasa sedih karena harus berpisah dengan
sahabatnya. "Yang hiante, aku akan kembali dahulu. Mungkin aku tidak
dapat mengantarkanmu besok pagi. Kali ini kau harus lebih
hati-hati di dalam petualanganmu selanjutnya ! Selamat jalan
!" tabib itu tersenyum sambil menenteng tasnya.
"Terima kasih, sinshe !"
Pemuda itu mengawasi punggung tabib tersebut sehingga
lenyap di balik pintu, kemudian dengan menghela nafas
panjang pemuda tersebut menatap ke arah langit-langit
kamarnya kembali. Pikirannya melayang jauh meliwati atap
kamarnya itu. Hmm, ternyata banyak juga orang yang
mempunyai budi baik di samping para pembunuh yang
membantai keluarganya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sampai matahari hampir terbenam Yang Kun telah
berusaha melatih kedua buah kakinya untuk berjalan-jalan di dalam kamar itu. Kadang-kadang ia
Hal 63-64 hilang Jilid 5 Mereka berdua kemudian keluar bersama-sama dari kamar
itu, sebuah kamar yang selama sebulan menjadi tempat
pemondokan bagi Yang Kun. Di luar Yang Kun seakan-akan
telah disongsong pula dengan meriah oleh taburan sinar
cemerlang dari bulan purnama, yang saat itu dengan
gencarnya sedang menerangi seluruh alam di sekitar mereka.
Hati dan perasaan Yang Kunpun seakan-akan menjadi lapang
pula, sehingga ingin rasanya dia menghirup udara sepuaspuasnya. "Ooh".. toako, begitu indah rasanya dunia ini setelah aku
keluar dari kungkungan kamarmu yang pengap itu !" serunya
lega. "Kun-te, kau benar ".! Coba kau lihatlah daun-daun yang
bergoyang-goyang disentuh angin itu, kau lihat juga dahan
dahan dan ranting-rantingnya yang mencuat ke sana ke mari
di tempat yang tinggi itu, lalu kau pandanglah juga atap-atap bangunan yang menjulang ke langit itu".! Semuanya seakan-akan berlapiskan perak yang putih mengkilap ditimpa sinar
purnama, bukan " Indah sekali"..! Inipun belum seberapa
indahnya. Kau akan lebih terpesona lagi apabila kau nanti
melihat jurang yang tergenang air di taman sebelah belakang istana ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mereka berjalan dengan perlahan-lahan mengitari halaman
istana yang luas itu. Mereka melihat gedung perpustakaan,
gedung tempat senjata, gedung tempat menjamu tamu,
gedung tempat para puteri istana, gedung tempat kesenian
dipertunjukkan dan gedung-gedung yang lain, yang semuanya
adalah bangunan yang berukir-ukir sangat indah sekali. Dan agaknya perwira Liu sahabatnya tersebut memang orang yang
sangat dihormati di istana itu, buktinya pemuda itu selalu melihat para penjaga, pengawal dan para dayang yang
berpapasan dengan mereka tentu berdiri membungkuk
dengan hormat sekali. "Toako, kau benar-benar sangat dihormati di istana ini.
Agaknya kau benar-benar orang yang penting seperti yang
dikatakan oleh sinshe itu." Yang Kun tersenyum.
Kaisar Han tentu saja ikut tersenyum pula.
"Apakah dengan demikian kau lalu tidak mau mengenalku
lagi ?" baginda bertanya sambil merangkul pundak Yang Kun.
"Ah, tentu saja tidak ! Apapun kedudukan Liu toako di sini tidak akan merubah pandangan maupun penghargaanku
kepadamu. Biar engkau hanya seorang tukang sapu ataupun
seorang kaisar sekalipun, engkau tetap seorang yang pernah melepas budi kepadaku. Liu toako tetap seorang yang
menyelamatkan aku dari elmaut !"
"Eh, Kun-te".. benarkah kata-katamu itu " Bagaimana
kalau pada suatu saat nanti kakakmu benar-benar menjadi
kaisar seperti kata-katamu tadi" Engkau juga masih tetap mau kenal denganku ?" Kaisar Han bergurau, tetapi di dalam hati sebenarnya merasa berdebar-debar. Baginda merasa takut
kalau kenyataan seperti itu akan merubah pandangan sahabat kecil yang telah disukainya seperti anak kandung sendiri itu.
"Ha-ha-ha". Awas kau ! Di sini bukan tempat bergurau
seperti itu. Salah-salah engkau akan ditangkap dan
dijebloskan ke penjara oleh kaki tangan Kaisar Han nanti !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang Kun tertawa mendengar kelakar Kaisar Han yang
menyamar sebagai perwira she Liu itu.
Tetapi dengan roman muka bersungguh-sungguh Kaisar
Han menatap wajah Yang Kun.
"Kun-te, aku tidak bergurau ! Aku ingin mengetahui
pendapatmu ! Bagaimana seandainya seperti yang kukatakan
itu benar-benar terjadi ?"
"Ah, Liu toako".apakah engkau ingin memberontak kepada
Kaisar Han ?" Yang Kun berbisik kaget. Lalu dengan dahi
berkerut karena merasa heran atas tingkah laku sahabatnya
itu, Yang Kun menjawab pertanyaan tersebut perlahan-lahan.
Tetapi jawaban pemuda itu benar-benar bagai petir di siang hari bolong bagi telinga Kaisar Han.
"Liu toako, terus terang engkau tak cocok untuk menjadi
kaisar. Seorang kaisar tulen haruslah seorang yang berhati keras dan kejam, selain kecakapan dan kebijaksanaan
tentunya. Dan engkau adalah seorang yang berhati lemah
lembut dan penuh kasih sayang, maka mana cocok kedudukan
itu bagimu " Engkau takkan tega menghukum atau menyiksa
lawan-lawanmu yang setiap saat tentu akan mengusik
singgasana yang kaududuki ! Tetapi meskipun demikian
apabila engkau tetap juga ingin mengetahui pendapatku, jika pada suatu saat engkau benar-benar menjadi kaisar seperti
yang kau katakan itu, aku hanya akan selalu berdoa agar
engkau cepat-cepat jatuh dari tempat singgasanamu dan
kembali menjadi rakyat biasa bersama aku untuk menggarap
sawah serta ladang di desaku !"
"Kun-te".! Oh, cocok benar isi hatimu dengan apa yang
kuinginkan selama ini ! Hahaha" orang she Liu".orang she
Liu ! Kau benar-benar menemukan seorang sahabat yang
sungguh-sungguh cocok dengan isi hatimu". hahaha....! Kunte, aku sangat setuju pada apa yang baru saja kau katakan
itu. Pada suatu saat apabila aku menjadi kaisar dan pada
suatu hari tiba-tiba engkau datang mengajakku ke desamu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk bertani dan menggarap sawah "hahaha". kedudukan
sebagai kaisar itu kontan aku tinggalkan ! Sungguh !
hahaha".!" Kaisar Han tertawa terbahak-bahak saking
senangnya, sehingga Yang Kun yang tidak mengetahui apaapa itu menjadi ketakutan apabila sampai terdengar oleh para pengawal Kaisar Han yang berada di sekitar tempat itu.
"Kun-te". jangan takut ! Bukankah aku orang penting di
sini ?" kata sahabatnya itu. "Aku akan selalu melindungimu dari siapapun juga, hahaha". Marilah kini kita pergi ke taman istana yang berada di bagian belakang sana".!"
Ketika mereka lewat di samping gedung lian-bu-thia
(ruangan untuk berlatih silat), Yang Kun mendengar suara
denting senjata beradu. Otomatis mereka berhenti. Yang Kun menoleh ke arah pintu ruangan yang terbuka daun pintunya.
Sekilas pandang ia melihat beberapa orang prajurit sedang
berlatih silat dengan mempergunakan senjata.
"Ah, mereka cuma pengawal-pengawal tingkat
pertengahan. Kepandaian silatnya belum dapat dibanggakan.
Lain halnya dengan jagoan-jagoan istana yang tergabung
dalam Sha-cap-mi-wi, mereka rata-rata punya kesaktian
setinggi ketua sebuah cabang persilatan !" Kaisar Han
menerangkan. "Benarkah".." Hebat betul kalau begitu !"
"Tentu saja aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu.
Coba pada waktu penggerebegan di rumah Si Ciangkun
terhadap penjahat-penjahat yang berkepandaian tinggi itu kita langsung menurunkan jago-jago dari Sha-cap-mi-wi itu"..
hehe, kukira tak seorangpun dari para penjahat tersebut yang mampu untuk meloloskan diri !"
"Kalau begitu kenapa kemarin malam tak seorangpun dari
anggota Sha-cap-mi-wi itu yang keluar untuk membekuk
penjahat yang lenyap menghilang itu ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Soalnya pada saat ini tak ada seorangpun dari pasukan itu yang sedang berada di istana. Mereka tengah melaksanakan
sebuah tugas yang diperintahkan oleh Kaisar Han."
"Liu toako, bolehkah aku melihat latihan mereka itu
sebentar saja ?" "Kenapa tidak boleh " Marilah"..!"
Mereka berdua memasuki lian-bu-thia itu. Beberapa orang
yang berada di tepat itu tampak terkejut, sehingga dua orang yang sedang berlatihpun terpaksa menghentikan latihan
mereka. Tetapi sebelum mereka berbuat sesuatu yang lain,
perwira she Liu itu cepat menghardik mereka dengan suara
nyaring berwibawa. "Jangan hiraukan aku ! Teruskan latihan kalian, aku akan
melihatnya !" Dengan agak takut mereka meneruskan latihan mereka
kembali, sehingga Yang Kun benar-benar menjadi heran
sekali, sahabatnya ini sungguh mempunyai wibawa yang
hebat di dalam istana ini. Dua orang yang tadi berlatih
berpasangan mempergunakan senjata pedang kini tampak
saling berhadapan kembali. Keduanya saling serang
menyerang dengan ilmu silat yang mereka peroleh dari
perguruan mereka masing-masing sebelum mereka masuk
menjadi pengawal istana. Yang bertubuh agak gemuk tampak bersilat dengan gaya
Hok-kian, sementara lawannya yang bertubuh jangkung
agaknya datang dari daerah Se-hek di Sin-kiang. Keduanya
mempunyai gaya silat yang sangat berlainan sekali. Agaknya mereka memang bermaksud untuk saling bertukar pikiran
tentang ilmu silat masing-masing. Biarpun bertubuh agak
gemuk ternyata orang yang datang dari Hok-kian tersebut
bersilat dengan gerakan yang sangat cepat dan tangkas,
ginkangnyapun sangat lumayan. Dia berputar-putar pergi
datang mengelilingi lawannya yang selalu berusaha
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendekatinya. Memang, seperti kebiasaan ilmu silat dari
daerah barat yang dipengaruhi oleh gaya gulat, ilmu pedang dari orang Se-hek itupun dititikberatkan pada pertempuran
dalam jarak dekat. Itulah sebabnya mengapa pedang yang
dipegangnya juga tidak sepanjang pedang lawannya yang
Dendam Empu Bharada 39 Heng Thian Siau To Karya Liang Ie Shen Bu Kek Kang Sinkang 6

Cari Blog Ini