Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi Bagian 12
Jin Ying-ying hampir saja menggigit hancur giginya, dia tidak berani sembarangan menggunakan tenaga dalam, sekuatnya dia meronta menendang memukul, melakukan perlawanan yang tidak ada harapan.
"Lepaskan! Kau anjing hina ini......" dia menggigit gigi memaki.
"Kuberi kau makan obat penawar dulu, aku tidak menginginkan kau karena malu dan marah sehingga melukai dirimu sendiri." Mi-hun-tai-sui sebelah tangan menjepit, sebelah tangan lainnya mengeluarkan satu botol kecil dari kantongnya, menggunakan mulut membuka tutup botol, menumpahkan sebutir obat berwarna merah sebesar kacang, "he he he...... sayang, aku tidak akan menelantarkan kau......"
Orang setengah baya baju hijau matanya melotot, sekali berteriak marah maju menerjang.
Mi-hun-tai-sui juga membentak marah, tangan besarnya dikibaskan, angin kecang keluar, orang setengah baya baju hijau berteriak keras sekali, melayang keluar menabrak dinding, terlontar jatuh ketanah sambil mengeluarkan rintihan kesakitan, kaki dan tangan mulai lumpuh.
Lalu, Jin Wen-wen yang maju menerjang juga disapu oleh kakinya hingga jatuh ketanah.
"Dengan baik aku akan mengatur kalian, setelah puas aku baru akan berhenti." Mi-hun-tai-sui dengan bangga mengapit Jin Wen-wen jalan menuju keluar, "aku ingin kalian orang dari perguruan ternama ini mendapat malu yang besar, hidup susah, mati pun sulit."
"Benarkah?" Di luar pintu terdengar suara Fu Ke-wei yang menggelegar, "dengan demikian, nama besarnya perkumpulan Cun-qiu yang berani bertindak berani melakukan, berani menantang berkelahi dengan perguruan ternama, akan tersebar luas ke seluruh dunia, orang persilatan yang mendengar nama saja sudah ketakutan, orang yang seperti aku ini, mungkin hanya bisa jadi pesuruh kalian baru bisa meneruskan sisa hidup."
Mi-hun-tai-sui yang sudah keluar dari kamar, dia terkejut sekali!
"Iii......kau......kau bukan......"
Mi-hun-tai-sui melihat seragam pengawal yang dipakainya, mengira dia adalah orangnya keluarga Du, dia tidak mengerti pengawal keluarga Du, kenapa berani tidak sopan pada dia.
"Aku bukan orangnya keluarga Du." Fu Ke-wei sambil pelan menggoyang-goyangkan pedang, wajahnya aneh, seperti tertawa bukan tertawa wajah penuh hawa sesat, "dugaanmu benar."
"Kalau begitu kau adalah......" Mi-hun-tai-sui yang menjepit Jin Ying-ying kembali kedalam kamar.
"Kau tanyakan saja pada dua wanita cantik ini, mereka tahu siapa aku." Fu Ke-wei menunjuk pada Jin Ying-ying yang ketakutan, dan Jin Wen-wen yang terbaring lemas didinding, "juga tahu apa tujuanku datang kemari."
"Berengsek! Aku ingin kau yang mengatakan." Mi-hun-tai-sui berteriak marah.
"Baik, aku katakan. Aku adalah tamu agungnya keluarga Du dan Guan, putra terhormat He Xian-wei dari ibu kota. Hemm! Kau blasteran yang dipelihara anjing sudah ingat belum?"
Wajah dia berubah, berubah jadi beringas, tampak berandalan sekali, kata-katanya kasar tidak karuan, mana ada tampang seorang putra terhormat dari ibu kota" Malah sebaliknya cocok dengan pakaian pengawal yang dikenakannya.
"Anjing! Du Lan-yin wanita hina ini meninggalkan kau disini, dengan sengaja supaya kau bisa menghina aku" Kau......"
"Pasang telinga keledaimu, dengar baik baik, aku mencarimu, tidak ada hubungannya dengan keluarga Du, Du Lan-yin sama sekali tidak tahu aku ada disini. Aku mencarimu, karena ada urusan benar salahnya antara kau dan aku."
"Sialan, apa itu urusan benar salah!" Mi-hun-tai-sui mendorong jatuh Jin Ying-ying ke pojok dinding, sambil berteriak keras mencabut pedang menerjang maju, dengan jurus ganas Meteor Mengejar Bulan dia menyerang, begitu pedang ditusukan mendadak timbul angin kencang, niatnya sekali serang langsung berhasil.
Seorang putra terhormat ibu kota, dengan sekali serangan seharusnya sudah cukup.
"Traang!" kembang api berterbangan, Mi-hun-tai-sui terlontar mundur delapan che lebih, hampir saja menabrak dinding, kakinya menginjak kaki kanannya Jin Ying-ying yang tidak keburu menghindar, hampir saja dia terjatuh.
Jin Ying-ying juga menjerit kesakitan, menarik kakinya!
Fu Ke-wei tidak mengejarnya, dia takut melukai dua wanita yang ada dilantai.
"Aku orangnya sangat memegang urusan benar salah, kau memegang atau tidak bukan urusan aku." Fu Ke-wei melotot ditempatnya, tangan kiri bertolak pinggang persis seperti berandalan, "aku sama denganmu, adalah seorang gila sek yang diketahui semua orang. Aku datang kekota Wu-chang, adalah karena tertarik pada dua gadis keluarga Du dan Guan, sudah tampak di depan mata dengan satu panah dapat dua elang, mendapatkan orang dan harta, malah mendadak muncul dua wanita yang lebih cantik dari Jin-she-dong, terus-menerus merusak usahaku, sungguh mengesalkan sekali. Aku sudah tidak tahan lagi, bersumpah harus mendapatkan mereka, jadi satu panah dapat empat elang, peluk kiri rangkul kanan, ditambah ganjal didepan dan dibelakang. Hemm..! Tidak diduga kembali mendadak muncul kalian sekelompok anjing brengsek, malah berani merebut incaranku, kau blasteran yang buta ini, malah beraninya berebut makan lebih dulu daging angsaku, aku ingin sembelih kau berandalan kelas tiga... apa yang telah aku katakan pasti akan kulaksanakan."
Mendengar kata-kata ini Tian-xie-jian Lenggang dan orang setengah baya lainnya sampai mengerutkan alis.
Hati Jin Ying-ying ya marah ya malu ya gelisah, Jin Wen-wen malah sepertinya tidak terpengaruh, hanya dengan sepasang matanya yang jernih memperhatikan Fu Ke-wei.
Saking marahnya Mi-hun-tai-sui merasa paru-parunya seperti akan meledak, sekali berteriak keras, dia kembali menerjang maju seperti kerbau gila.
"Traang traang traang!" tiga kali terdengar suara pedang!
Mi-hun-tai-sui kembali terlontar ke sudut dinding, setiap serangan dahsyatnya, semua tanpa ampun ditangkis oleh Fu Ke-wei.
Kali ini, akhirnya Mi-hun-tai-sui mengerti.
Putra terhormat dari ibu kota ini, jurus pedang dan tenaga dalam mengendalikan pedangnya, sama sekali bukan orang biasa seperti dia sering temui, dia segera mengeluarkan teriakan keras, memanggil penjaga diatas dan anak buahnya untukdatang membantu.
"Tidak perlu repot-repot." Fu Ke-wei yang tahu isi hati Mi-hun-tai-sui, pedangnya sudah mendesak Mi-hun-tai-sui ke sudut mati, "orang dibawah loteng, sudah dibunuh mati semua olehku. Begitu orang diatas loteng turun satu, pasti akan mati satu. Pelayanku diluar telah menghadang jalan bawah tanah ini, dia membunuh orang lebih menakutkan dari pada aku, sekelompok bawahanmu itu, tidak ada yang mampu menahan sekali sabetannya. Sekarang, paling bagus kau tenangkan dirimu, perhitungkan bon urusan salah-benarnya dengan aku."
"Kau jangan sembarangan bicara," Mi-hun-tai-sui mulai ketakutan, dia berlagak merogoh ke dadanya, seperti akan mengeluarkan senjata ampunnya, "dua gadisnya keluarga Du dan Guan, aku masih tidak memandangnya......"
"Yang aku bicarakan adalah dua wanita cantik yang di lantai ini, kau jangan berniat busuk menghindar yang berat melakukan yang ringan." Fu Ke-wei berlagak seorang berandalan yang cemburu, "apa kau ingin mengeluarkan tabung penyembur puder Xiao-yao" Sudahlah! Kau menganggap obat beracun itu barang sangat berharga, kali ini obatmu sudah habis digunakan, kau jangan berpura-pura merogoh kantong, aku tahu kau tadi sudah merasa aman jadi tidak membawanya untuk berjaga-jaga. Jika kau benar-benar membawanya, mana mau aku memberi kesempatan padamu mengeluarkannya" Sudah dari tadi aku sudah menyembelihmu, aku yakin, begitu tanganmu bergerak aku bisa langsung membunuhmu."
Didalam hati Mi-hun-tai-sui mengeluh, tangan yang merogoh dadanya jadi kaku.
"Kau jangan terlalu menghina orang......" teriak Mi-hun-tai-sui putus asa.
"Brengsek! Beraninya kau mengatakan aku terlalu menghina orang?" Fu Ke-wei teriak, "kau merebut wanita incaranku, apa itu bohong" Lihat, kau masih menginjaknya dibawah kakimu! Aku harus membunuhmu."
Dalam bentakannya, pertama kali dia mengangkat pedang lalu menyerang, begitu pedang dijulurkan, tampak sinar kilat menyilaukan mata, suara dengungan pedang seperti suara geledek yang samar-samar dari luar langit.
Mi-hun-tai-sui didesak disudut mati, tidak ada ruang untuk bergerak menghindar, hanya bisa sekuatnya menangkis, dengan serabutan mempertahankan arah depan yang sempit.
"Boom! Traang trang......" terdengar suara logam beradu yang mengerikan, kembang api menyembur, hampir setiap gerakan pedang lawan adalah serangan mematikan.
Kasihan Mi-hun-tai-sui, ilmu pedangnya memangnya juga tidak begitu hebat, mana bisa menahan sinar kilat yang datang menekan bertubi tubi" Menahan tujuh-delapan serangan pedang, dibawah dada, kedua sisi tubuh, bokong, baju robek celana rusak, ada yang robek ada yang lubang, dalam sekejap dia sudah menerima delapan, sembilan serangan pedang di tempat yang tidak mematikan, ditempat yang robek jejak darah jelas terlihat.
Setelah suara terakhir dengungan pedang terdengar, Fu Ke-wei mundur tiga langkah, mengambil jarak, sekalian menggunakan kakinya memindahkan Jin Ying-ying satu zhang lebih, menghindar dari sudut yang berbahaya.
"Aku tidak terburu-buru." Dia perlahan mengibaskan pedang sambil tertawa keji, "aku ingin mempermainkan dirimu, menusukmu menjadi mayat yang berlubang ribuan, lalu memotong jadi delapan potong besar mempertunjukannya pada khalayak ramai, untuk memperingatkan pada orang yang mau merebut wanita incaranku ini."
Tubuh Mi-hun-tai-sui mengucurkan keringat dingin, kaki dan tangan jadi kaku, nafasnya terengah-engah seperti nafas sapi, tangan yang mengangkat pedang juga gemetar, sinar galak dimata telah menghilang, dia seperti seekor sapi tua yang telah menarik kereta seharian, tenaganya hampir habis.
"Aku......aku akan kem......kembalikan wanita cantik ini padamu......" Mi-hun-tai-sui seperti telah gila berteriak, "aku...aku tidak tahu dia... dia adalah wa.. .wanita pe...pesanan kau......"
"Sekarang kau sudah tahu, hemm...!"
"Orang lainnya......"
"Orang lainnya tidak ada hubungan dengan aku."
"Wanita yang sedikit lebih besar itu...dia adalah janda, aku...aapa boleh...boleh meninggalkannya?"
"Brengsek, kau masih penasaran ya" Janda adalah wanitanya wanita, aku paling suka. Kau malah merebut kesukaan orang?" Fu Ke-wei berteriak, mendadak maju menusuk, pedangnya berubah jadi sinar kilat yang menerjang.
"Sssng..." sebuah suara keras terdengar pedangnya Mi-hun-tai-sui terlepas, menabrak kedinding, tangannya retak mengucurkan darah.
Fu Ke-wei membuang pedang, maju menerjang dengan kepalan dan telapaknya, berturut-turut sepuluh lebih pukulan keras mengena pad? tubuhnya, setiap pukulan mengenai daging, setiap telapak mengena telak, memukul Mi-hun-tai-su roboh terjerembab lalu berdiri, diangkat dipukul jatuh, ditarik lagi dipukul dengan keras. "Aww......aduh......"
Mi-hun-tai-sui berteriak sekeras-kerasnya, menggema diseluruh ruang bawah tanah, menggetarkan telinga.
"Menyerahlah"'' Fu Ke-wei tidak lagi mengangkat, satu tendangan menendang Mi-hun-tai-sui berguling kepojok dinding merintih kesakitan, "aku akan merobek setiap dagingmu, memukul hancur setiap tulang......"
"Am......ampuni a......aku......"
Mi-hun-tai-sui menyerah, tergeletak minta ampun, meronta tidak bisa berdiri.
"Inilah akibatnya berebut wanita dengan aku si gila sek."
"Aku......aku ini tidak seng......sengaja......"
"Kau ingin aku mengampunimu?"
"To......tolong ampuni a......aku......orang yang tidak......tahu ti......tidak salah......"
"Brengsek! Kau berani berkata tidak salah?"
"Aku......aku salah harus dihukum......orangnya pu......punya kau......"
Orang-orang Jin-she-dong yang menonton, memandang dengan pemikiran berbeda, Jin Ying-ying gelisah tampak tersirat diwajahnya, Tian-xie-jian dan orang setengah baya matanya penuh tanda tanya, hanya Jin Wen-wen di sudut mulut-nya tersirat senyum.
"Baik, keluarkan obat penawarnya."
"Ini......" "Kau ingin aku hancurkan berapa tulang dulu?" tanya Fu Ke-wei sebelah kakinya diinjakan dikaki kanan Mi-hun-tai-sui dengan beringas.
Asal sedikit menggunakan tenaga, tulang kakinya pasti hancur.
"Aku......aku berikan pa......pada kau......"
Mi-hun-tai-sui dengan susah payah, kesakitan bangkit duduk, dari dalam kantong mengeluarkan botol kecil tadi, lalu dilemparkan pada Fu Ke-wei.
Fu Ke-wei menerima botol kecil, mendadak membungkuk menangkap dan mengangkat orang.
Sekali lagi kepalannya memukul, kakinya menendang, Mi-hun-tai-sui tidak bisa bangkit lagi. Nafasnya tersendat-sendat, mulut hidung telinga mengucurkan darah segar, wajahnya ditampar empat kali, wajahnya sampai tidak berbentuk, wajahnya hampir tidak bisa dikenali lagi!
"Babi anjing tua, kau kira aku tidak tahu asal-usulmu?" Fu Ke-wei menghujat, "kau si brengsek tua ini menggunakan puder Xiao-yao melakukan kejahatan di dunia persilatan, ilmu silatnya hanya bisa tergolong pesilat kelas satu, kau pernah menggunakan obat penawar memeras uang tidak sedikit, meracun orang, kemudian memeras orang dengan segala cara. Obat penawarmu adalah tablet kecil pesegi warna merah padam, bukan pil kecil."
"Resep obat penawar a......aku sudah di......diganti......."
"Yang ini?" Fu Ke-wei mengangkat botol keramik kecil tertawa dingin.
"Be......benar......"
"Baik, aku akan memakankan seluruh obat penawar ini kedalam perutmu, aku mau tahu apa akibatnya."
Begitu meremas lalu ditekan ke dinding, botol keramik kecil dipukulkan dulu ke mulut besar Mi-hun-tai-sui yang berdarah.
"Jang...jangan..." Mi-hun-tai-sui berteriak keras.
"Ini adalah pil Cun-lin yang kau gunakan untuk memperkosa wanita." Satu tamparan Fu Ke-wei menampar Mi-hun-tai-sui hingga tersungkur, "kau ingin makan berapa butir" Obat khusus wanita ini kalau bereaksi didalam perut laki-laki, pasti akan menyenangkan, mau tidak aku menotok dulu kaki tanganmu, supaya saat obatnya bereaksi tidak memalukan orang?"
"Jang......jangan......"
"Mau makan berapa butir?" tanya Fu Ke-wei maju selangkah dengan keras.
"Aku be...berikan obat penawarnya, kau... kau harus ja... jamin me......melepas a......aku......"
"Aku tidak pernah menjamin apa-apa pada orang."
"Tidak memberi ja......jamin, dua......dua wanita cantik pas......pasti mati......aku lebih baik ma......mati ber......bersama......"
"Aku bisa menggeladahnya dengan merobek setiap daging kau." Fu Ke-wei tidak percaya, mulai merobek baju lawan, "walau kau menyembunyikan di dalam perut, aku juga akan membedah menggeledahnya."
"Walau kau bisa menemukannya, ju...juga tidak tahu cara pa...pakainya dan do...dosisnya..."
"Mmm...! brengsek ini masuk akal juga," Fu Ke-wei menghentikan merobek baju, "mungkin kau benar telah mengganti resep."
"Kau paling baik ja......jangan menempuh ba... bahaya ke......kehilangan dua wanita cantik..."
"Aku lebih tidak mau menempuh bahaya melepaskanmu, bahaya main nyawa dengan sekelompok besar brandalan perkumpulan Cun-qiu." Fu Ke-wei memungut pedang, ujung pedang pelan-pelan didorong ketenggorokannya Mi-hun-tai-sui, "wanita cantik memang menyenangkan, tapi nyawa lebih berharga, aku ini orangnya egois sangat sayang nyawa sendiri, setelah membunuh mu, selanjutnya jadi santai membabat rumput sampai keakar-akarnya, inilah kata mutiara yang paling aman. Di dunia ini dimana tidak ada wanita cantik, mengorbankan dua wanita cantik tidak seberapa, dengan ilmu silat dan kepandaian ku, apa masih takut tidak mendapatkan wanita yang lebih cantik dari pada mereka berdua?"
"Buat apa! Aku...ku hanyalah ta...tamu yang diundang oleh per......perkumpulan Cun-qiu, mereka tidak a......akan demi persoalan pri......pribadi aku. Lalu......lalu menyerang kau dengan kekuatan besar." Mi-hun-tai-sui didepan ujung pedang itu sangat ketakutan sekali,
"Aku......aku sumpah selanjutnya ti......tidak mencari kau, aku......aku juga tidak ta......tahu kau ini siapa, kau pasti bukan pu......putra terhormat i......ibu kota......"
"Saudara kecil, jangan percaya kata-kata gombal dia, bunuh saja!" Tian-xie-jian segera menyela, tapi suaranya lemah membuat orang kasihan, "orang orangnya Jin-she-dong, sama sekali tidak akan menyerah pada aliran hitam, setiap orangnya punya hati untuk berkorban......"
"Aku sudah katakan, selain dua wanita cantik, mati hidupnya yang lain bukan urusan ku." Fu Ke-wei membalikan kepala dengan dingin berkata, "walau akan membunuh dia, juga bukan demi orang-orangnya Jin-she-dong, kau kira aku seorang pendekar pembela kebenaran?"
"Tuan muda He, aku ini tidak terhitung orang Jin-she-dong." Jin Wen-wen melihat Fu Ke-wei sepertinya ada kekhawatiran, sengaja dengan manja berkata, "aku ini seorang janda, bukankah kau paling suka janda" Aku rela ikut denganmu."
Orang Jin-she-dong, dengan sorot mata keheranan menatap Jin Wen-wen.
Apa lagi sorot matanya Jin Ying-ying, pandangannya penuh dengan perasaan asing.
Mereka semua mengira telinganya ada gangguan, Jin Wen-wen yang selama ini tenang, mantap, kuat, malah mengatakan kata-kata seperti ini"
Fu Ke-wei tertegun sebentar, tapi sekejap membalikan kepala menatap dia.
"Apakah kau bersungguh-sungguh?" tanya dia dengan serius.
"Setiap kata-kataku keluar dari dalam hati."
"Kenapa?" "Saat usia bunga, aku masih belum menikmati hidup, aku tidak ingin mati!" kata Jin Wen-wen juga dengan serius.
"Kalau dia?" Fu Ke-wei menunjuk pada Jin Ying-ying, sambil tertawa penuh arti berkata, "apa juga rela ikut aku?"
"Kau matilah......" Jin Ying-ying buru-buru menghujat.
"Dia orang Jin-she-dong, aku tidak bisa mengatur dia, tapi aku akan nasihati dia, waktu mungkin bisa merubah hatinya."
"Kakak, kau......" Jin Ying-ying marah sekali sampai tidak bisa bicara.
"Tuan, kau lihat! Tujuanmu sudah berhasil setengah." Mi-hun-tai-sui melihat keadaan ada perubahan, buru-buru berkata, "kata-kata wanita cantik itu benar waktu bisa merubah hati orang, walau pun tidak, aku ingin memberi kau satu macam obat, dijamin dia akan menurut padamu. Orang dulu berkata: bujangan memukul sembilan sembilan, tidak memukul ditambah satu. Hari ini kau meninggalkan satu budi, dikemudian hari aku pasti membalasnya."
"Baiklah! Terpaksa sekali ini aku percaya padamu, walau blasteran seperti kau ini tidak bisa dipercaya, kau Mi-hun-tai-sui tadinya juga bangsat kura-kura blasteran, anjing yang sangat jahat, yang kepalanya ada borok, telapak kakinya bernanah."
"Kau......kau lepas aku......"
"Aku lepaskan kau, tukar dengan obat penawar."
"Sekali kata keluar, kereta empat kuda juga tidak bisa mengejar." Mi-hun-tai-sui jadi bersemangat, dengan keji menatap sekali padanya.
"Hemm! Kau juga harus tahu, jahatnya aku bisa lebih jahat lagi......"
"Aku lebih baik percaya kau adalah pahlawan yang menepati janji."
"Keluarkan obat penawarnya." Fu Ke-wei mengangkat tangan, "jika obat penawarnya tidak cocok, aku jamin, aku bukanlah pahlawan yang menepati janji, dijamin nyawa anjingmu pasti hilang."
"Di dalam se......sepatu aku......" Mi-hun-tai-sui dengan kesulitan membuka tali sepatu kanan.
"Bajingan, kau sungguh baik menyembunyikannya."
Ternyata sepatunya ada lapisan yang bisa menyembunyikan satu kantong tipis kecil, betul-betul sulit menemukannya.
Kantong kecil baru saja ditarik, sudah langsung diambil oleh Fu Ke-wei.
"Obatmu, sama sekali tidak pernah dirubah resepnya." Fu Ke-wei mengambil satu tablet obat warna merah padam, menekan beberapa jejak garis, membentuk tiga baris lima belas tablet kecil, dicium-ciumnya sebentar, "benar benar tertipu olehmu."
"Cara pakainya adalah......"
"Aku tahu." Fu Ke-wei dengan kasar melepas sepasang sepatu lawannya, merobek memeriksanya, kembali menemukan satu kantong obat, "ini adalah satu racun lainnya yang sangat ampuh darimu Mi-hun-tai-sui, Puder Penghilang Roh Seratus Hari, semacam alat pemerasan orang lagi, dimana obat penawarnya" Ditaruh dimana?"
"Satu macam obat penawar dw......dwi guna." Kata Mi-hun-tai-sui lemas, "sebenar...sebenarnya adalah sa......satu macam obat penawar, hanya saja dosisnya beda, dihirup dan dimakannya tidak sama. Aku boleh......pergi sekarang?"
"Kau ingin mati?"
"Kau......" "Pelayan ku diatas sana, jika tidak menyembelihmu itu baru aneh."
"Ini......" "Kau baik-baik berbaring disana."
Sebuah tamparan telapak Fu Ke-wei telah memukul pingsan Mi-hun-tai-sui.
Sampai disisi Jin Ying-ying yang menyandar didinding dengan ketakutan, dia memberikan empat tablet kecil obat penawar.
"Aku sendiri juga tidak tahu aku sedang melakukan apa." Dengan marah-marah dia berkata, "pelayanku merasa kalian bukan orang jahat, maka meminta aku melakukan sesuatu untuk kalian. Tentu saja aku tahu orang yang keluar dari Jin-she-dong, adalah putra-putri perguruan ternama yang dihormati orang, hanya saja beda pendirian denganku, jadi tidak saling mendukung, sebenarnya aku tidak ada keharusan membantu, tapi aku tetap saja melakukannya."
"Harap terima rasa terima kasih kami dari lubuk hati." Tian-xie-jian Leng-gang dengan tulus mengucapkan terima kasih, dia sudah mengerti kelakuan Fu Ke-wei tadi semuanya hanya bersandiwara, tujuannya adalah memaksa meminta obat penawar, "keponakanku Ying-ying, dulu di vila teratai telah berlaku tidak sopan pada tuan muda He, dengan ini Leng-gang menyatakan mohon maaf."
"Tidak perlu." Sikap dia yang keras belum hilang, "makanlah obat penawarnya, di dalam hati menghitung sampai seratus dengan kecepatan normal, maka racun kalian dengan sendirinya akan hilang, aku akan membantu kalian mempertahankan waktu."
Dia mengambil pedang Mi-hun-tai-sui berikut sarungnya, menyelipkan dipinggangnya, lalu berjalan menuju pintu kamar.
"Orang ini, kalian jangan membunuhnya, paling sedikit kali ini tidak boleh membunuhnya." Dia berhenti didepan pintu, membalikan tubuh menunjuk pada Mi-hun-tai-sui, "perbuatanku juga tidak lurus, tapi tetap harus menepati janji, juga, harap jangan mengganggu gerakanku di kota Wu-chang."
"Tunggu......" Jin Wen-wen buru-buru berteriak.
Tapi Fu Ke-wei dengan cepat sudah melangkah naik ketangga batu, tidak mendengarkan.
Diatas, Nie-sha-yin-hoa Chao Yung Ling sedang menunggu dengan gelisah.
"Tuan, kenapa lama sekali." Nie-sha-yin-hoa mengeluh, "aku mendengar ada derap kaki, ada orang turun dari loteng."
"Jika tidak menggunakan siasat tipuan, apakah bisa memaksa setan tua gila sex itu mengeluarkan obat penawarnya" Kau kira mudah menipu seorang persilatan tua yang sudah tahu pasti mati?" dia menarik tangannya Nie-sha-yin-hoa, dengan santainya jalan menuju pintu ruangan, "datang satu bunuh satu, lalu naik keatas tangkap Yu-shu-xiu-shi si brengsek itu, dia pasti tahu tempat sembunyinya ketua benteng Xi dan anaknya. Aku berani bertaruh, dia juga datang ke Wu-chang untuk mencari ketua benteng Xi."
"Tidak mungkin, tuan." Nie-sha-yin-hoa menggelengkan kepalanya dengan keras, "orang-orangnya keluarga Guan sudah memastikan diri tidak terlibat dalam masalah ini, jika benar ketua benteng Xi bersembunyi dikeluarga Guan, seharusnya sudah dari dulu berhubungan!"
"Tidak lama lagi akan ketahuan kebenarannya, tuh orangnya sudah datang, siap."
Dia membuka pintu ruangan, dua orang itu berdiri disisi pintu menunggu musuh.
Mereka berdua mengira orang yang turun adalah pesilat tinggi perkumpulan Cun-qiu, siapa tahu perkiraannya ternyata salah, yang datang ternyata adalah Du Lan-yin dan dua orang pengawalnya.
Seorang pengawal dari jauh segera mendahului, lari kekamar kecil diluar ruangan.
"Celaka!" tiba-tiba terdengar teriakan pengawal, "dua orang kita dan lima orang mereka telah dibunuh orang, cepat keluarkan peringatan tanda bahaya......"
Nie-sha-yin-hoa cepat menerjang keluar, kecepatannya menakutkan orang.
Tubuh dan pedang menjadi satu seperti pelangi dilangit, lebih cepat lima kali lipat dibanding dengan gerakan pengawal, pedangnya menusuk tembus punggung pengawal itu, setelah bayangan terhenti, pedang segera dicabut dari tubuh.
Kepandaian Du Lan-yin masih jauh dibawah dua pengawalnya, begitu melihat bayangan pedang yang seperti kilat, dia sudah ketakutan sampai seluruh tubuhnya dingin. Pengawal yang terkena pedang, juga ketakutan, mereka membalikan tubuh melarikan diri, sambil berteriak tanda bahaya.
Seorang pengawal lagi tidak bisa melarikan diri, setelah Nie-sha-yin-hoa tiba, dalam keadaan tergesa-gesa mencabut pedang melindungi diri.
"Traang!" terdengar satu suara, tangkisan pedang terhadap serangan dari Nie-sha-yin-hoa, dia berteriak terkejut, terbang terlontar kekiri, buum... menabrak dinding jatuh ketanah.
Gerakan Nie-sha-yin-hoa jadi terhenti, hilang kesempatan mengejar Du Lan-yin.
"Jangan mengejar jauh-jauh." Fu Ke-wei keluar dari ruangan pelan berteriak, "belum sampai waktu hitungan seratus, jangan meninggalkan tempat."
Setelah melumpuhkan dua pengawal, di gedung Wang-yue hanya tinggal tidak sampai dua puluh orang.
Karena Mi-hun-tai-sui yang memimpin tidak muncul, Yu-shu-xiu-shi yang ada diatas loteng tentu saja jadi pemimpinnya.
Dia pintar dan banyak akal, tahu keadaan mengerti kuat dan lemah, seperti seekor burung yang ketakutan panah. Begitu orang-orang diruang rahasia dibawah dibunuh orang, Mi-hun-tai-sui juga tidak ada kabar beritanya, maka dia sudah tahu pasti sudah dilumpuhkan orang, jelas empat orang laki perempuan dari Jin-she-dong tidak benar-benar telah dilumpuhkan, sehingga terjadi hal diluar dugaan.
Terbayang jika orang-orangnya Jin-she-dong tidak benar-benar terlumpuhkan, wakil ketua perkumpulan ini hanya merasakan aliran dingin timbul dari bokong menerjang keatas sampai keatas kepala, dalam sekejap seluruh tubuhnya jadi dingin.
Fu Ke-wei dan Nie-sha-yin-hoa menjaga pintu masuk jalan bawah tanah, mereka menunggu orang, tapi malah situasinya tenang, seluruh gedung seperti tidak ada orang.
Karena tidak ada orang datang mereka lalu naik keatas loteng, mereka baru mengetahui tidak ada seorang pun manusia tampak, dua puluh orang perkumpulan Cun-qiu dan keluarga Du, ternyata sudah dari tadi meninggalkan gedung.
0-0-0 Sore telah tiba, penginapan tua Jiang-han ramai seperti pasar.
Para tamu berdatangan menginap, didepan pintu hilir mudik kereta kuda.
Dikamar atas, Fu Ke-wei tetap menyamar sebagai putra terhormat He Xian-wei, Nie-sha-yin-hoa tetap sebagai pelayannya.
Para pelayan walau merasakan ada sesuatu yang tidak biasa, tapi juga tidak berani menanyakan, karena semua para pelayan penginapan tahu mereka berdua adalah tamu agungnya keluarga Du dan Guan.
Keluarga Du sedang bersiap menghadapi bahaya yang akan menimpa dirinya, tidak mengurusi urusan luar.
Keluarga Guan juga sedang bersiap siaga penuh, menutup pintu tidak berani keluar, hatinya tidak tenang.
Makan malam Fu Ke-wei berdua diantar kedalam kamarnya, dua orang ini sambil makan malam sambil merundingkan rencana.
"Gara-gara kau!" kata Fu Ke-wei sedikit menyesal, "karena menolong orang-orang Jin-she-dong, membuat Yu-shu-xiu-shi jadi waspada dan melarikan diri, sungguh sayang."
"Benarkah?" Nie-sha-yin-hoa tertawa balik bertanya, "tuan, membunuh sampai keatas loteng, itu bukankah sama dengan perampok" Aku ini tidak mau membunuh siapa itu Du Lan-yin, apa kau bisa?"
"Jangan membantah."
Fu Ke-wei juga tidak tahan tertawa, mana bisa dia membunuh Du Lan-yin"
"Apalagi, sasaran tuan bukan pada Yu-shu-xiu-shi," Nie-sha-yin-hoa mengerti tujuan isi hatinya, "aku selalu merasakan orang-orang Jin-she-dong walau tidak menyenangkan orang, tapi bagaimana pun dengan adanya angkatan muda dari para perguruan ternama ini, jadi sedikit bisa menekan keganasannya para penjahat. Jujur saja, aku merasa kakak beradik Jin sangat feminim, bagaimana menurutmu?"
"Putri perguruan ternama yang hidupnya dimanja, aku tidak berani menghadapinya, apalagi .Jin Ying-ying yang sombong dan selalu ingin menang sendiri......"
"Tapi kau telah membuat kerepotan, nanti jika kau ingin menyangkal juga tidak bisa," Nie-sha-yin-hoa tertawa berkata.
"Kerepotan apa?"
"Apa kau sudah lupa tentang Jin Wen-wen yang rela ikut padamu?"
"Kau jangan sembarang omong?" Wajah Fu Ke-wei jadi tegas, "Itu hanya untuk mendukung aku memaksa Mi-hun-tai-sui mengeluarkan obat penawar, hanya sandiwara bohongan, bagaimana bisa dianggap serius?"
"Sandiwara bohongan kadang juga bisa jadi benaran." Nie-sha-yin-hoa berkata, "aku sendiri seorang wanita bisa melihat dia, perasaanku sembilan puluh persen lebih benar, didalam hati kau harus ada persiapan dulu, supaya pada saatnya tiba tidak sampai tidak bisa diselesaikan, dan menjadi kacau."
Fu Ke-wei jadi tertegun, Nie-sha-yin-hoa tidak seperti sedang berkelakar.
"Tidak mungkin terjadi hal seperti itu?" dia berguman sendiri, juga seperti sedang bertanya pada Nie-sha-yin-hoa.
"Pasti mungkin." Nie-sha-yin-hoa dengan nada sangat pasti, "Jin-she-dong adalah keluarga persilatan ternama turun temurun, aturan keluarganya sangat keras. Jin Wen-wen adalah orang yang menonjol dari generasi ketiga keluarga Jin. Dia bukan saja cantik tiada duanya, juga orangnya sangat pintar, malah pendeta dao Zi-xu juga sering menerima pendapat dia.
Wanita yang mempunyai syarat demikian, pasti seorang yang sangat tenang, bisa mengendalikan diri dan percaya diri, walau bersandiwara, pasti bisa mengendalikan diri dengan semestinya, tapi dihadapan adiknya dan seniornya dia malah mengatakan kata-kata demikian, apakah kau tidak merasa heran"
Dia tidak sadar menyatakan, sesungguhnya adalah keluar dari pikiran dalam dirinya. Maka-nya, kau harus hati hati menghadapinya, supaya kedua belah pihak tidak terluka."
"Sungguh hal yang tidak diduga, baik hati menolong orang malah mendapatkan kerepotan, sungguh sial!" kata Fu Ke-wei menaruh mangkuk dan sumpit, mengeluh.
"Tuan merasa repot, aku malah merasa ini hal yang bagus." Kata Nie-sha-yin-hoa dengan serius.
"Bagus" Ini bisa dianggap bagus?"
"Asal kau menerima dia, bukankah bagus?" Nie-sha-yin-hoa berkata, "dari silsilah keluarga, wajah dan kepintaran dia, seharusnya pantas untukmu. Kecuali dihatiku ada ganjalan, tidak mau menerima dia."
"Mungkin masalahnya tidak seperti dugaanmu, mungkin ini hanyalah pandangan sepihakmu saja." Kata Fu Ke-wei tertawa pahit.
"Aku harap perkataanmu benar, jika benar timbul masalahnya, harap tuan bisa dengan sadar menghadapinya."
Pintu kamar tiba-tiba terdengar tiga kali ketukan pelan, Nie-sha-yin-hoa menanyakan dengan sorot mata.
Fu Ke-wei mengangguk menyatakan boleh membuka pintu, sambil memberi isyarat tangan supaya hati hati.
Nie-sha-yin-hoa pelan-pelan membuka palang pintu, lalu mendadak membuka pintu kamar.
Seorang setengah baya yang seperti orang mabuk, saat masuk langsung jatuh kelantai " merintih, meronta dua kali lalu diam tidak bergerak lag.
Diikuti Xie-shen yang menyamar sebagai orang tua, Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen, mereka melangkah masuk kedalam kamar.
"Ih...! Dimana orangnya?" Xie-shen heran berteriak perlahan.
Api lampu bergoyang-goyang, Fu Ke-wei dan Nie-sha-yin-hoa mendadak muncul, berkelebat keluar dari kamar dalam, karena terlalu cepat seperti roh yang mendadak muncul.
"Ternyata kalian," Kata Fu Ke-wei tertawa, "Kenapa kalian bisa bersama-sama?"
"Kami seperti merpati dilepas, untung masih ada kaki, makanya tanpa janji dulu bersama sama datang kekota Wu-chang." Kata Hoa-fei-hoa sedikit marah.
"Kapan kalian tiba, kenapa tidak segera memakai wajah asli?" Nie-sha-yin-hoa buru-buru memotong, sambil mempersilahkan Hoa-fei-hoa dan Ouw Yu-zhen duduk.
"Tuanmu tidak suka bersama dengan kami, makanya kami tidak enak menampakan diri!" Hoa-fei-hoa melihat Fu Ke-wei dengan mata putih, "apa lagi dia sedang memikat wanita baik-baik, makanya......"
0-0-0 Bab 25 "Kau ampunilah aku!" kata Fu Ke-wei sambil menarik Xie-shen duduk, "kalian bertiga datang mengikuti Yu-shu-xiu-shi" Hari ini aku dengan Xiao Ling pergi ke taman Qing-feng, sayang hanya menghabiskan waktu saja, Yu-shu-xiu-shi si penakut itu sudah melarikan diri."
"Dia diam-diam melarikan diri dengan naik perahu. Orang ini adalah mata-mata yang di tempatkan perkumpulan Cun-qiu, kita telah menangkapnya, harus menanyakan dia kemana arah perginya si brengsek itu, orang ini tulangnya keras sekali, mati pun tidak mau mengatakan, memang orang yang teguh." Xie-shen menendang sekali orang setengah baya yang berada di lantai, "Xiao Ji mengatakan kau bukan dewa, tidak bisa mengetahui sebelum meramal, tidak mungkin datang dulu kesini menunggu Yu-shu-xiu-shi tiba. Din dengan Xiao Zhen terus mengikuti di belakangnya kelompok Yu-shu-xiu-shi, mengikuti sampai dikota kabupaten Wu-chang baru melepasnya."
"Aku sama sekali tidak perduli masalah perkumpulan Cun-qiu."
"Lalu kau datang ke kota......"
"Ketua benteng Xi," Kata Fu Ke-wei dengan tenang, "jika belum mendapatkan dia dan anaknya aku tidak akan berhenti, jika tidak bagaimana bisa tahu dimana Tian-long-jian Lu-zhao" Di Shou-yang, kita mendapatkan teman dan famili dia, mengetahui dia dan anaknya sembunyi dipusat negara, sangat mungkin menunggu setelah situasinya aman, diam-diam mengirim kembali harta bendanya yang disembunyikan dipusat negara. Aku dengan Xiao Ling sudah mengejarnya sampai setengah negara, terakhir baru mengetahuinya, saat ini dia sedang bersembunyi di keluarga Guan."
"Di keluarga Guan?" Hoa-fei-hoa baru mengerti, "ternyata kau memikat putrinya keluarga Guan, ada tujuan lain. Tapi, keluarga Guan mungkin tidak ada hubungannya dengan Benteng Zhang-feng. Guan Tian-fu dulunya adalah penjahat kelas tiga, setelah kaya berhubungan dengan orang pemerintah, berusaha legal di bidang pertanian dan pelayaran, diam-diam melindungi para penjahat teri, sebisanya tidak berhubungan dengan orang-orang yang ternama, tapi terhadap ketua benteng Xi yang mempunyai kekuasaan besar, dia tidak bisa menghindar juga tidak keburu!"
"Belum tentu begitu!" kata Fu Ke-wei, "begitu dia mendengar Yu-shu-xiu-shi dari perkumpulan Cun-qiu bersembunyi di taman Qing-feng keluarga Du, dia langsung mengutus orang mengusirnya, bisa dinilai dia tidak berhubungan dengan orang-orang yang punya nama besar, tapi tidak takut pada para penjahat besar itu. Aku jadi bingung oleh situasi ini."
"Apa maksudnya?" tanya Ouw Yu-zhen. "Tadinya aku curiga Yu-shu-xiu-shi datang untuk mencari ketua benteng Xi, tapi keluarga Guan mengutus orang ke taman Qing-feng mengusir orang-orang perkumpulan Cun-qiu, tindakannya karena gelisah, tidak seperti sandiwara untuk dilihat orang, tindakannya sungguh sungguh. Makanya, mungkin ketua benteng Xi tidak sembunyi disini, atau aku terlambat datang satu langkah, dia sudah pergi jauh."
"Kau tetap ingin bergerak dari diri Guan Mei-yun?" tanya Hoa-fei-hoa penuh perhatian.
"Ini......" "Kakak, lepaskanlah dia!" kata Hoa-fei-hoa dengan tulus, "aku sudah menyelidiknya, wanita jalang ini tidak terlalu jahat, seorang gadis hartawan yang manja dan berkuasa, bertindak seenaknya, tidaklah berdosa......"
"Aku berpikir ingin menggunakan dia menyusup ke dalam rumah Guan," Fu Ke-wei dengan merah, "Keluarga Guan rumahnya besar penghuninya bermacam-macam, penjagaannya sangat ketat, jika beberapa orang bersembunyi disana, walau membiarkan aku memeriksanya, juga harus menghabiskan waktu sepuluh hari atau setengah bulan, baru bisa selesai memeriksa seluruhnya. Sudahlah, aku telah melepasnya."
"Memeriksa perumahan banyak kesulitannya, taman Qing-feng adalah contoh yang paling bagus." Nie-sha-yin-hoa menggelengkan kepala tertawa pahit, "setiap bangunan ada dinding lapis dan ruang bawah tanah, bersembunyi satu tahun atau setengah tahun didalamnya, dewa pun tidak akan tahu, kesulitannya adalah tuan bukan perampok, tidak bisa menggunakan cara kejam melibatkan orang tidak berdosa."
"Guan Tian-fu bukan seorang bodoh, dia tidak akan menyembunyikan orang yang dia lindungi didalam tempat tinggalnya sendiri, supaya jika musuh datang mencari tidak mendapatkan bukti," Ouw Yu-zhen dengan tenang berkata, "menurut kabar di dekat Dong-hu dia mendirikan sebuah yayasan An-yang yang dipuji oleh masyarakat, khusus menampung orang sakit yang lumpuh dan orang tua yang sendirian hidupnya susah. tempat itu jika menyembunyikan buronan penting, mungkin sangat tepat! Perlu diselidiki."
"Itu adalah tempat yang semua orang tahu..."
"Justru karena itu, baru bisa mengelabui orang! Kita semua berusaha menggunakan cara menyamar, memakai cara keras atau lembut menyelidiknya. Jika ketua benteng Xi dan anaknya benar sembunyi disana, dibakar sampai jadi abu juga kita bisa mengenali dia."
"Baik, kita putuskan begitu saja." Fu Ke-wei dengan gembira menyetujuinya.
"Bagaimana dengan mata-mata ini?" Xie-shen menunjuk pada orang setengah baya yang setengah pingsan.
"Ditanya lagi juga tidak ada gunanya?" kata Fu Ke-wei, "mereka sudah naik perahu berlayar kebawah, pasti buru buru pulang ke Zhen-jiang. Sasaran aku bukan perkumpulan Cun-qiu, juga tidak punya alasan menantang mereka, suruh saja dia pergi."
"Biar aku yang urus." Xie-shen mengapit orangnya, "tunggulah aku kembali, baru merencanakan cara masuk ke yayasan An-yang, aku harap bisa segera melakukannya."
Xie-shen membawa pergi orang yang ditawan.
Sebutan Xie-shen bukanlah sebutan sembarangan.
Tentu saja dia tidak akan membangunkan orang dan melepaskannya dengan selamat, setelah sampai dipinggir sungai dia mengubur orangnya kedalam tanah dan selesailah tugasnya.
Penjagaan pintu yayasan An-yang tidaklah terlalu ketat, ada beberapa bangunan malah sifatnya terbuka untuk umum, mempersilahkan orang luar datang melihat-lihat, orang yang bertugas melayaninya juga ramah-ramah.
Fu Ke-wei menyamar seorang tuan muda yang berbaju mewah, sikapnya angkuh, membawa empat orang pelayan yang tampangnya seperti pengawal, nruncul di ruang penerima tamu Yayasan An-yang.
Xie-shen menyamar sebagai kepala pengawal.
Tampang dia dan golok besar di pinggangnya, sungguh ada hawa yang menakutkan orang.
Dua orang petugas pelayanan yang wajahnya kurus bersih, dengan sedikit tampang orang suci, melihat Fu Ke-wei yang tampangnya angkuh, dengan sendirinya merasakan orang yang datang ini ada maksud tertentu, buru-buru mereka merubah wajah, tersenyum menyambut tamu.
"Silahkan duduk tuan." Petugas berusia setengah baya dengan tersenyum mempersilahkan tamunya, "aku adalah petugas penyambut tamu yayasan An-yang, aku marga Wang."
Dua orang pelayan kecil menyuguhkan teh pada tamunya, dan dua petugas pintu berjaga jalan bolak-balik diluar pintu.
"Petugas Wang apa kabar, sudah lama mendengar nama besar anda." Fu Ke-wei dengan angkuhnya duduk dikursi tamu utama, empat pengawalnya berpencar berdiri seperti dewa pintu, "aku marga Wei, datang dari Nan-jing. Aku dengan yayasan ada usahanya cukup bagus, sengaja datang kesini untuk melihat-lihat, apakah diterima?"
Jauh-jauh ribuan li dari Nan-jing datang ke kota Wu-chang, khusus datang melihat-lihat yayasan An-yang, setan pun tidak akan percaya, tapi orang yang melayani malah percaya.
"Tuan Wei jauh-jauh datang berkunjung ke yayasan kami, selamat datang." Lalu petugas Wang memperkenalkan rekan kerjanya, "ini wakilku, marga Wu, hafal segala sesuatu tentang yayasan, dia bisa membawa tuan Wei melihat-lihat ke berbagai tempat di yayasan kami. Tuan Wei perlu apa, silahkan saja memberi tahukannya."
"Bagus bagus sekali, justru aku ingin melihat-lihat ke berbagai tempat. Jika kabar tentang yayasan anda benar-benar bagus, aku akan mengantarkan dua temanku beristirahat di yayasan anda."
Jauh-jauh ribuan li datang hanya melihat-lihat, sulit membuat orang percaya, apalagi mengatakan akan mengantar dua temannya untuk istirahat disini, ini sungguh terlalu tidak masuk akal.
"Ooo! Teman tuan Wei adalah......"
"Hilang ingatan, setengah idiot. Petugas Wang tidak perlu khawatir, orang semacam ini tidak akan menimbulkan kerepotan, jika ada kerepotan juga aku percaya yayasan anda pasti bisa menanganinya. Apakah ketua yayasan ada ditempat, siapa marganya?"
"Ketua yayasan bermarga Li, sekarang sedang pergi ketempat tinggalnya majikan mengurus sesuatu. Tuan Wei ada pesan apa, titipkan saja pada wakil Wu, dia akan menyampaikannya pada ketu a yayasan."
"Bagus bagus." Kata kebiasaan Fu Ke-wei, ini dikatakan dengan lancar cukup anggun, "aku ini orangnya tidak sabaran, apakah wakil Wu bisa segera membawa kami melihat-lihat" Pertama-tama aku ingin melihat-lihat tempat untuk para pesakitan."
Wajah petugas Wang berubah, wakil Wu tanpa sadar mengepalkan sepasang tangannya.
"Sungguh menyesal." Kata petugas Wang berusaha tenang, wajannya ada tawa kaku, "karena ada beberapa yang tinggal bersama keluarganya, dan juga ada keluarga wanita atau pesakitan wanita, maka tempat pesakitan tidak ingin diganggu orang, sehingga jadi tempat yang tidak bisa dikunjungi tamu luar, harap tuan Wei maklum.''
"Apa?" Fu Ke-wei menampilkan tingkah seorang tuan besar, suaranya dipertinggi tiga kali lipat, "maksudmu, melarang aku melihatnya?"
"Harap tuan Wei mengerti, ini aturan yayasan ini......"
"Tuan besarmu juga ada aturan sendiri, sungguh tidak masuk diakal!" Fu Ke-wei berteriak sambil memukul meja, wajahnya marah, "kota istana di Nan Jing luar maupun dalam, aku tuan besar juga bisa keluar masuk dengan bebas. Coba kau katakan sekali lagi" Hemm...!"
Xie-shen juga mengeluarkan suara "Hemm...!" menggerak-gerakan golok besar yang menakutkan orang ingin menerjang.
Wakil Wu mengulurkan tangan mencegah petugas Wang bangkit berdiri karena akan marah.
"Tuan ini siapanya perkumpulan Cun-qiu?" Wakil Wu berkata dengan suara dalam, "kau harus tahu, kami tidak takut pada perkumpulan anda, naga kuat tidak bisa menekan ular setempat, jika naga kuat Zhen-jiang yang jauh mau bikin masalah di kota Wu-chang, rasanya tidak gampang!"
Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Brengsek! Apa kau perduli siapa aku ini?" Fu Ke-wei kembali memukul meja memaki orang, meja yang kuat itu tiba-tiba kaki-kakinya patah mejanya hancur, buum... jatuh kelantai, "aku tidak tahu siapa naga kuat perkumpulan Cun-qiu yang kau katakan itu, aku juga bukan naga kuat, aku adalah aku. Aku tuan besar Wei mengunjungi yayasan An-yang ini, tidak boleh melihat juga harus melihat, walau aku akan membakar yayasan setan Ini, juga harus melihat dulu isinya, baru membakarnya. Pantas mati! Kau berani tidak sopan pada aku tuan besar" Qing-shuang!"
"Aku disini." Hoa-fei-hoa yang menyamar sebagai pengawal membungkuk menjawab.
"Kau mau apa?" tanya petugas Wang meloncat buru-buru.
"Aku mau menghancurkan dulu ruang penerima tamu ini, kau tidak rela?"
Fu Ke-wei bangkit berdiri sambil menendang kursi, kursi segera hancur berantakan.
"Aku tidak mengijinkan."
Wakil Wu berkata sambil menggigit gigi, jari menotok dari kejauhan, suara tenaga dalamnya membelah udara tajam, menusuk telinga, dari jarak satu zhang lebih menyerang jalan darah besar Jiu Wei.
"Kong-kong-zhi (jari kosong), mainan apa ini?" Fu Ke-wei tertawa dingin, sambil menjentikan jari.
Hawa jari pecah menyebar, sisa tenaganya seperti gelombang hawa kembali berbalik.
Wakil Wu ketakutan, buru-buru menghindar kesamping delapan Che lebih, wajahnya berubah, sepertinya masih belum percaya dengan kenyataan didepan matanya, kesempatan tenaga jari kedua belah pihak bentrok, hampir sama dengan nol, tapi nyata-nyata telah bersentuhan.
Jika tidak pernah bersentuhan, pasti tidak akan menimbulkan terluka kedua belah pihak.
Melihat penampilannya Fu Ke-wei, Kong-kong-zhi mungkin tidak bisa melukai dirinya, sedangkan wakil Wu sangat mungkin dibuat satu lubang didadanya, kesempatan hidupnya tinggal satu bagian saja.
"Bicaralah baik-baik!" teriak Petugas Wang terkejut, "wakil Wu, jangan sembrono dan tidak sopan pada tamu......"
"Aku hanya tahu dirimu." Jari telunjuk dan jari tengah Fu Ke-wei, dari jauh menunjuk pada petugas Wang, "dia telah berbuat tidak sopan pada ku, Kong-kong-zhi nya sudah sampai tingkat kesembilan, dia menginginkan nyawa aku, kau yang harus bertanggung jawab."
Jelas, dia sudah menampilkan seorang naga kuat yang melewati sungai.
Mengambil kesempatan lawan membuat kesalahan kecil dia melampiaskan amarah, orang yang mengerti sekali melihat sudah tahu orang ini khusus datang untuk membuat masalah, alasan yang keras atau lembut semua seperti benar tapi sebenarnya salah, memaksa orang bersangkutan berjalan kejalan yang buntu.
Ular setempat benar-benar takut pada naga kuat yang menggunakan kekerasan.
Diluar pintu, tidak tahu kapan telah muncul seorang setengah baya dengan wajah dingin.
"Petugas Wang, kau tidak akan mampu menghadapi mereka."
Orang setengah baya yang berkata dingin diluar pintu, mata elangnya dengan dingin memperhatikan Fu Ke-wei berlima, sorot matanya tajam dan dingin, seperti ada kekuatan menakutkan orang.
"Apakah kau mampu menghadapinya?"
Fu Ke-wei sedikit pun tidak merasa terganggu oleh sorot mata lawannya, dengan angkuhnya balik bertanya.
"Aku ada cara lain menghadapinya."
"Apa betul" Coba lakukan biar aku melihatnya."
"Perkumpulan anda bertindak begini, apakah tahu akibatnya?"
"Aku tuan besar melakukan apa saja tidak pernah memikirkan akibatnya."
Fu Ke-wei tidak mengaku juga tidak menyangkal jati dirinya, membiarkan lawan salah menebak sebagai orangnya perkumpulan Cun-qiu.
Dia bertindak keras dari pertama sampai akhir, tidak ada yang ditakuti.
Orang yang tidak perdulikan akibatnya, adalah penjahat yang paling menakutkan, siapa pun ular setempat itu, semua paling takut pada orang yang tidak takut langit tidak takut bumi seperti ini.
"Mungkin kau punya modal membuat masalah."
"Mau tidak coba-coba kekuatanku?"
"Jurus jarimu, dengan mudah mengalahkan Kong-kong-zhi wakil Wu, maka aku sudah tahu kemampuanmu, tidak aneh kau jauh-jauh berani datang ke kota Wu-chang kami membuat masalah. Baiklah! Kau masuklah sendiri melihatnya. Aku nyatakan terlebih dulu, para keluarga pesakit itu, sedikitpun tidak bisa diajak bicara, anda memaksa masuk akan mengganggu mereka, akibatnya tanggung sendiri."
"Tuan besarmu justru menunggu kata-kata ini." Fu Ke-wei mengangkat tangan melayangkan, melangkah keluar, "kita sekarang masuk."
Dia melangkah keluar pintu, orang setengah baya mengatakan silahkan, lalu berdiri dipinggir mempersilahkan tamunya lewat.
Begitu tangan diulurkan, gelombang dingin yang aneh timbul mengikuti tangannya, bergabung dengan hawa hangat matahari diluar membentuk gelombang, mengeluarkan suara yang aneh, tenaga tersembunyi ini membentuk sebuah dinding hawa yang lembut tapi dorongannya sangat besar sekali.
Fu Ke-wei mengibaskan lengan bajunya, angin lengan baju yang dahsyat beradu dengan gelombang dingin tenaga tersembunyi, menimbulkan aliran tenaga yang lebih dahsyat, seperti suara geledek samar-samar.
"Xian-yin-gui-shou mu (tangan setan sesat dingin) latihannya sudah cukup, mungkin kau ini Yin-sha (pembunuh dingin) Yin Wu-chen yang ada dihadapanku." Fu Ke-wei menatap orang setengah baya tertawa dingin, "kalian satu jari, satu tangan menjaga pintu Yayasan, pesilat tinggi hebat di dunia persilatan juga jangan harap bisa keluar masuk seenaknya, tidak aneh berani menyembunyikan kotoran. Usaha di Wu-chang nya tuan besar Guan kokoh seperti gunung Tai, jasa kalian berdua pasti tidak kecil."
Wajah orang setengah baya berubah, dia cepat mundur dua langkah, didesak oleh gelombang dingin yang menerjang kembali, dia terpaksa mundur untuk mengurangi tekanan.
"Sudahlah! paling bagus kau jangan masuk," Kata orang setengah baya putus asa.
"Apa masih ada orang yang kemampuannya lebih tinggi sepuluh kali lipat dari kau yang terlibat?"
"Tidak ada." "Walau ada orang yang menghalangi dan lebih hebat sepuluh kali lipat dari kau, tuan besar mu juga tetap akan masuk," kata Fu Ke-wei dengan sombong.
"Itu akan sia sia."
"Apa betul?" "Karena orang yang kalian cari, kemarin malam telah meninggalkan tempat."
"Kau tahu orang yang tuan besar mau cari?"
Fu Ke-wei sepertinya tidak percaya lawan berkata yang benar, menurut logika tidak mungkin ada orang yang tahu maksud kedatangannya.
"Yayasan kami tidak perduli akan perselisihan orang lain, tapi tidak bisa menghindar kesulitan yang terjadi oleh orang yang menginap. Orang yang kalian cari, sebenarnya harus minta pertanggungjawaban perkumpulan anda, perkumpulan anda malah sebaliknya mencari dia, itu rasanya sedikit keterlaluan."
"Apa betul" Itu adalah kata-kata sepihak."
"Keadilan ada didalam hati orang, tuan." Kata orang setengah baya marah, "kejadian benteng Zhang-feng dihancurkan, sudah lama tersiar ke dunia persilatan. Perkumpulan anda kali ini mengejar sampai ke Wu-chang, orang-orang di dunia persilatan tidak akan tinggal diam. Kemarin malam sebelum dia pergi, dia pernah bersumpah akan melawan perkumpulan anda sampai akhir, dia di Zhong-yuan masih punya banyak teman, dan ada harta yang besar sekali sebagai pendukung. Kalian kejarlah! Dia mungkin sudah berada seratus li lebih! Disini, kalian sama sekali tidak akan mendapatkan sedikit pun informasi, yayasan kami tidak pernah menanyakan tujuan kepergian pasien."
Sekarang sudah dengan jelas bahwa ketua benteng Xi telah meninggalkan tempat, juga dengan jelas menyatakan orang yayasan An-yang, memandang rendah tindakannya perkumpulan Cun-qiu, dengan tidak langsung mengatakan peringatan.
Fu Ke-wei terbengong, kali ini dia sia-sia datang kesini!
Orang setengah baya sudah menyatakan ketua benteng Xi telah pergi, ditanyakan lagi juga tidak ada gunanya.
Ketua benteng Xi tidak akan begitu bodoh memberitahukan arah perginya pada orang orang yayasan An Yang, memang bersembunyi dari kejaran orang bagaimana bisa meninggalkan pesan arah perginya.
"Baiklah! Anggap saja aku kalah kali ini, telat satu langkah datang kemari." Fu Ke-wei terpaksa mendorong perahu mengikuti arus memukul genderang mundur, "maaf telah merepotkan, aku pamit. Setelah kami pergi, kau boleh menyebarkan berita."
"Aku tidak perlu menyebarkan berita," kata orang setengah baya dingin, "orang-orang perkumpulan anda, selanjutnya paling baik bertindak pintar sedikit, setelah pergi maka jangan kembali lagi, supaya kami tidak bertindak keras pada perkumpulan anda dipihak pribadi mau pun umum. Jika perkumpulan anda merasa yayasan kami mudah diserang, lain kali kau akan melihat kami bagaimana membetulkan kesalahanmu. Hati-hati dijalan."
Kembali kekota jaraknya masih ada empat li, hal apa pun bisa saja terjadi.
Tuan besar Guan bukanlah orang yang takut masalah, dia adalah penguasa besar setempat, dulunya seorang jagoan di dunia persilatan, makanya dia berani diam-diam melindungi buronan seperti ketua benteng Xi, berusaha menyediakan tempat untuk berlindung, ditantang orang terus-menerus, dengan wajah penguasa menjajah masuk kewilayah kekuasaan, siapa yang bisa tahan, tidak diragukan lagi dia akan melakukan tindakan.
Dia berani mengutus orang ke taman Qing-feng mengusir Yu shu-xiu-shi, itu telah menyatakan dia punya kekuatan untuk tidak takut pada perkumpulan Cun-qiu.
Tentu saja, dia tidak bisa menggunakan kekerasan di yayasan An-yang.
Tidak perduli menang atau kalah, semuanya akan mempengaruhi kedudukan dia di Wu-chang.
Karena semua orang tahu, yayasan An-yang hanyalah tempat untuk menampung para pesakitan khusus, bagaimana bisa mengutus pengawal berkelahi disini"
Dan juga jika orang tahu dia adalah pemiliknya yayasan An-yang, orang-orang setempat bukankah akan terkejut setengah mati, dan mencurigai kedudukannya sebagai hartawan besar"
Fu Ke-wei menyamar jadi seorang naga kuat menggunakan kekerasan, memang telah memukul kekepentingannya tuan besar Guan.
Empat orang itu berjalan dengan tenang.
Sebenarnya diam-diam siap-siaga menjaga segala kemungkinan.
"Jika Guan Ji-zhong bersaudara, membawa orang menantang bertarung, bagaimana rencanamu menghadapinya?" Hoa-fei-hoa mendekati Fu Ke-wei, nampak sedikit gelisah, "mereka kakak beradik sulit bisa melihat wajah aslimu, pasti akan melakukan serangan dengan sekuat tenaga. Kita berempat juga tidak bisa bergerak bebas, tapi juga tidak mau begitu saja menerima serangan, sekali bertarung......"
"Biar aku yang bertarung, kalian berempat sementara jangan terlibat, aku bisa membuat mereka mundur karena tahu kesulitannya," Fu Ke-wei sepertinya sangat yakin, sedikit pun tidak takut tidak bisa menyelesaikannya, "juga, aku tidak mengharapkan kalian membocorkan jati diri kalian, Jarum Dewa Tanpa Bayanganmu, Bunga Peraknya Xiao Ling dan Jarum Ekor Lebahnya Xiao Zhen, sama sekali tidak boleh digunakan. Ilmu silatnya dua orang penjaga pintu itu sudah sangat sulit dihadapi, orang yang diutus menghadang jalan pasti hebat sekali, kalian akan dipaksa mengerahkan keunggulan kalian menghadapinya."
"Bawahan maju duluan itu adalah aturan!" Hoa-fei-hoa berkata, "mereka sudah menganggap kau orang perkumpulan Cun-qiu, demi menjaga kehormatan perkumpulan Cun-qiu orang yang tingkatnya tinggi, menurut aturan adalah orang bawahan yang maju duluan."
"Aku tidak ingin menggunakan bendera perkumpulan Cun-qiu, makanya tidak berharap mereka menganggap aku adalah orang penting dari perkumpulan Cun-qiu, supaya mereka tidak ragu-ragu bermusuhan pada perkumpulan itu. Jika perlu, aku akan membuat mereka mengerti aku bukan orangnya perkumpulan Cun-qiu. Mmm! Sudah datang..."
Didalam hutan sebelah kanan jalan didepan, berturut turut melangkah keluar tujuh orang.
Benar saja Guan Ji-zhong bersaudara termasuk diantaranya, dia membakai baju ringkas membawa pedang dan kantong senjata gelap, tingkah tuan mudanya seperti hilang tersapu, sekarang mereka menjadi seorang laki-laki dan perempuan pesilat dunia persilatan sejati.
Lima orang lagi adalah tiga orang pendeta dao tua dan dua orang setengah baya yang wajahnya bengis.
Dua orang semua membawa golok.
Tiga pendeta dao tua membawa pedang antik, jelas sebuah senjata pusaka.
Sikap Guan Ji-zhong tidak seperti putra hartawan yang manja lagi. Penampilannya jantan pemberani.
"Beritanya sudah sampai, kota kami sudah tidak ada mata-mata perkumpulan anda." Guan Ji-zhong menghadang ditengah jalan sambil tertawa dingin, "jalan ini dari ujung ke ujung, sudah sama sekali ditutup. Kalian terlalu menghina orang, jangan salahkan kami kejam bertindak keterlaluan. Tuan, sebutkan julukanmu, aku mau lihat anda mengandalkan apa berani datang ke Wu-chang merajalela?"
"Julukanku tidak akan menakutkan kalian, buat apa kalian tahu julukanku?" Fu Ke-wei maju seorang diri, dia tidak membawa senjata, pembawanya tetap menakutkan orang, "pertama yang harus benar benar didengar adalah, aku bukan orangnya perkumpulan Cun-qiu, malah adalah musuhnya perkumpulan Cun-qiu, aku tidak berharap kalian salah mencari lawan, juga menghindar supaya orang tidak salah paham aku menimpakan bahaya pada perkumpulan Cun-qiu, mengira aku adalah seorang penakut yang tidak bertanggung jawab. Sekarang, aku malah ingin melihat, kalian ini bagaimana bertindak. Kau masih keburu jika segera pergi, bawa anak buahmu balikan tubuh jangan menghadang."
Guan Ji-zhong sebenarnya tidak perlu melakukan sendiri, segala hal juga ada anak buahnya yang melakukan, dia hanya ingin gagah gagahan sebagai seorang majikan, makanya dengan angkuhnya tampil sebagai seorang majikan berbicara dengan lawan, menambah kebanggaan dirinya.
Tapi, dua kalimat terakhir Fu Ke-wei sangat menghina kehormatan dirinya.
Bara amarah mendadak menerjang, maka dia lupa jati dirinya, lupa supaya anak buahnya seharusnya maju duluan, menggigit gigi dengan kecepatan yang paling cepat dia mencabut pedang.
"Tuan muda tenang......"
Seorang pendeta dao tua buru-buru berteriak, meloncat maju.
Teriakannya sedikit terlambat, Guan Ji-zhong telah mencabut pedang, dengan marah menyerang dengan pedangnya, hawa pedang sudah keluar saat pedang dicabut dari sarungnya, tenaganya sangat kuat sekali, seperti ingin dengan satu jurus menusuk mati Fu Ke-wei.
Fu Ke-wei sudah memperhitungkan tuan muda yang jahat ini tidak bisa menahan amarahnya, maka dia menggali lubang memanjing lawan masuk kedalam perangkap, tubuhnya tidak mundur malah maju, dengan kecepatan membuat mata orang jadi salah pandang, dari sisi pedang lawan memotong masuk, telapak kiri perlahan mengayun, tenaga telapak yang amat dahsyat melontarkan pedang kesisi luar, kaki kanan masuk selangkah, tangan kanan dengan tepat inenotok jalan darah di lengannya.
Pendeta dao tua telah sampai, sinar kilat yang seperti memotong langit, menyerang dada kanannya Fu Ke-wei, dia ingin mendesak mundur, mengepung Wei menolong Zhao untuk menolong Guan Ji-zhong.
Tapi pendeta dao tua itu mimpi pun tidak menduga Guan Ji-zhong dalam satu jurus pun tidak bisa menahan serangan lawannya, karena terlalu ingin menolong dia tidak tahu kemampuan Fu Ke-wei, dia hanya konsentrasi menyerang saja, hingga tidak bisa melihat jelas kejadian yang sebenarnya.
Tangan kiri Fu Ke-wei mengangkat pergelangan tangannya Guan Ji-zhong, tangan kanan mengikuti arah merampas pedangnya Guan Ji-zhong, sekalian dikibaskannya, mendadak timbul angin disegala arah, sinar kilat berkelip, traang... pendeta dao tua orang dan pedangnya terbang terlontar sejauh satu zhang lebih, dengungan pedang menggetarkan telinga, hawa pedang yang keluar mengeluarkan suara samar samar dan gelombang angin.
Sekejap Guan Ji-zhong lebih dulu didorong jatuh tersungkur dua zhang lebih, tadi dia menyerang lebih dulu, tapi hanya dapat menyerang sejurus, langsung jatuh tersungkur dengan pedang terlepas sungguh mengenaskan sekali.
"Siapa lagi yang mau maju?" Fu Ke-wei sambil mengibaskan perlahan pedangnya berteriak dingin, "akan kulayani semuanya, orang yang berani berusaha melindungi orang, tentu saja mempunyai kekuatan menghadapi musuh yang ingin membalas dendam, pasti punya tidak sedikit pengawal berilmu tinggi dan ternama, harap orang yang maju sedikitnya punya ilmu silat yang benar benar hebat, hayo!"
Pendeta dao tua yang dilontarkan Fu Ke-wei dengan satu jurus pedang saja, wajahnya jadi hijau, rasa gentarnya jelas terlihat.
"Kakak seperguruan kedua, hati-hati tenaganya seperti iblis." Pendeta dao tua buru-buru berteriak pada pendeta dao tua lainnya yang sedang maju sambil mencabut pedang, "seperti Liang-yi-da-zhen-li (gabungan dua tenaga besar), nya sudah sampai taraf berubah jadi tenaga lembut, diluar tidak terlihat tenaganya, tapi bisa membuyarkan Tai-qing-yi-ju-shen-gong (Ilmu dewa bunga ju yang suci) aku."
"Liang-yi-da-zhen-li tidak terhitung ilmu hebat, tidak ada hebatnya." Kata kakak seperguruan kedua nadanya keras, pedangnya sekali digerakan timbul halimun putih tipis, "lihat Tai-qing-shen-gang (ilmu dewa suci) ku mengendalikan pedang......"
Begitu Fu Ke-wei tertawa panjang, pedangnya menjelma menjadi sinar listrik, menuju kearah dada kakak seperguruan kedua, menyerang dengan aktif, penampilannya lebih dahsyat.
Traang....! Pedangnya kakak seperguruan kedua menangkis pedang yang masuk menusuk, angin kencang seperti ombak besar menerjang, hawa tenaganya mencapai satu zhang lebih.
Sinar beraliran listrik kembali keluar, kakak seperguruan kedua kembali menangkis pedang kedua Fu Ke-wei, lalu pedang ketiga meluncur lagi dengan kecepatan dan tenaganya bertambah satu kali lipat, pedang keempat lebih gila lagi tusukan pedang bertambah tekanannya, membuat kakak seperguruan kedua tidak bisa mengambil nafas.
Terakhir begitu Pendeta dao tua menangkis dia terdorong mundur dua langkah, dengan tergesa-gesa sekuat tenaganya dia menangkis, setiap serangan pedang walau bisa menangkis tiinar listrik yang menyerang titik kematian, tapi tidak mampu menangkis sinar listrik keluar lingkaran, juga tidak bisa mendapatkan kesempatan balas menyerang, kecuali mundur, tidak ada lalan lain lagi.
Tidak bisa merebut kesempatan membalas serangan, menjadikan hanya bisa bertahan saja, setelah menangkis serangan pedang keempat, dia sudah mundur satu zhang lebih, tetap tidak bisa lolos dari sinar listrik yang datang semakin kuat dan semakin cepat.
Suara kelima benturan senjata terdengar, kakak seperguruan kedua yang kepayahan berteriak keras, mundur meloncat miring satu zhang lebih, ditanah melayang jatuh sehelai lengan bajunya pendeta dao tua.
Sebuah serangan cepat menggila yang hanya sepihak yang menyerang!
Orang yang menonton disisi hanya bisa melihat sinar listrik menerjang, sinar pedangnya seperti kilat, pertarungan yang hanya dalam waktu sekejap, lima serangan pedang Fu Ke-wei telah membungkam kesombongan kakak seperguruan kedua pendeta dao tua.
"Pendeta dao tua, kau boleh juga." Diwajah Fu Ke-wei tampak sedikit keringat, tapi nafasnya lancar semangatnya tenang, sambil mengibaskan pedang dengan pelan mundur kembali ketempat asalnya, "kau bisa bertarung imbang dengan Satu Pedang Utara Chen Ruo-yi, salah satu dari sembilan jago pedang terbesar didunia yang berada diurutan pertama. Kau pergilah! Kau sudah mati sekali."
"Kau......kau siapa se......sebenarnya?" kata kakak seperguruan kedua pendeta dao tua, wajahnya pucat, tangan yang memegang pedang tidak bisa diam, "katakan julukanmu, supaya... supaya aku mesti kalah ada sedikit bangga."
"Pendeta dao tua, kau adalah orang yang memperdalam ilmu dialiran dao, kenapa masih belum mengerti rahasia aliran Dao, buat apa meributkan kalah menang apakah membanggakan atau tidak" Pergilah dan cari tempat untuk memperdalam aliran dao! Harap kau selanjutnya tinggalkan pedang pembunuh orang, lain kali aku tidak akan memberi ampun, kali ini hanya memotong lengan baju sebagai tanda hukuman ringan, lain kali kau tidak akan seberuntung ini."
Seorang pendeta dao tua lainnya menggeleng-gelengkan kepala, pedang yang sudah keluar dari sarungnya dimasukkan lagi kedalam sarungnya.
"Mari kita pergi! Anak muda ini darah membunuhnya cukup berat, hari ini dia tidak membunuh orang, mungkin ada kecualian." Pendeta dao tua berkata pada dua orang temannya yang telah kalah, "ilmu mengendalikan pedangnya, bukanlah Liang-yi-da-zhen-li, jika lain kali bertemu dia, kita paling baik mengaku kalah dan menghindar dia. Tuan muda Guan, sangat menyesal! Kami tidak bisa melawan dia, kalian pergilah!"
"Tapi dia......"
Guan Ji-zhong seperti ayam jago yang telah kalah bertarung, maksudnya adalah jika Fu Ke-wei tidak membiarkan mereka pergi, bagaimana"
"Jika dia tidak melepaskan kalian kakak beradik pergi, kami berlima akan bersatu menghadang dia, ayo kalian pergi!" pemimpin pendeta dao tua berkata dengan nada dalam, tangannya kembali memegang pegangan pedang.
"Aku tidak ada urusan dengan keluarga Guan kalian, pergilah." Fu Ke-wei melemparkan pedang kebawah kaki Guan Ji-zhong, "yayasan Anyang jika tidak segera ditutup, keluarga Guan kalian lambat atau cepat pasti akan mendapatkan mala petaka. Kekuatan benteng Zhang-feng lebih besar sepuluh kali lipat dari kalian, mengandalkan keuntungan waktu, posisi dan manusia juga akan hancur. Berusaha melindungi buronan semacam itu, uang yang didapat juga berbau amis darah akan mencelakakan keturunan, buat apa berbuat demikian?"
Kakak beradik itu membalikan tubuh segera meninggalkan tempat, tingkahnya tampak mengenaskan, membuat orang merasa iba.
"Aku sangat berterima kasih."
Pemimpin pendeta dao tua mengangguk kepala memberi hormat, bersama dengan dua orang pendeta dao tua dan dua laki-laki besar pergi masuk kedalam hutan.
Nie-sha-yin-hoa memandang bayangan belakang tiga pendeta dao tua menghilang kedalam hutan, dia menggeleng-gelengkan kepala menghembus nafas panjang, tampak jelas seperti telah menanggalkan beban berat.
"Tuan, apakah kau tahu asal-usulnya tiga pendeta dao tua ini?" dia bertanya pada Fu Ke-wei.
"Seharusnya mereka lah." Fu Ke-wei berkata, "makanya aku memberi mereka satu pukulan keras, dengan kekuatan yang dahsyat menghancurkan mereka. Mereka sangat sombong dan percaya diri, hanya dengan mengeluarkan kemampuan sebenarnya, baru bisa menekan mereka."
"Mereka adalah......"
"Dua puluh tahun yang lalu, Gong-men-san-ba (Tiga pintu Gong Men) pernah mengacaukan dunia, terhadap mereka aku cukup mengenalnya, tidak sulit menghadapi mereka."
"Jika mereka bertiga bergabung......" tanya Hoa-fei-hoa.
"Aku tidak akan memberi mereka kesempatan bergabung" Fu Ke-wei sangat yakin, wajahnya tenang, "jika diganti kau, apakah kau akan seperti seorang tolol, berdiri ditempat membiarkan mereka membentuk barisan bersama- sama menyerang?"
0-0-0 "Tentu saja tidak." Hoa-fei-hoa menggeleng kepala, "tapi aku tahu diri, satu lawan satu, aku juga bukan tandingan salah satu dari pendeta dao tua, mana ada kesempatan mempersilahkan mereka bersama-sama menyerang?"
"Bertarung dengan lawan, jika didalam hati ada perasaan tidak bisa melawan, itu pasti kalah." Kata Fu Ke-wei sambil melangkah, "Ilmu silatnya ketua benteng Xi, sebenarnya sangat hebat, tapi dia malah tidak berani bertarung denganku, tidak berani bertatap muka denganku, membuat benteng Zhang-feng mempercepat kehancurannya, mengapa begitu" sebabnya adalah aku berturut turut menghabisi banyak anak buahnya, didalam hati dia ada rasa kengerian. Tiga orang ternama ini walau ilmu silatnya mengejutkan orang, tapi jika kau dalam keadaan tenang, satu lawan satu kau pasti bisa bertahan sampai tiga-lima ratus jurus, dan juga setiap saat bisa meloloskan diri, penilaian aku terhadap ilmu silat meringankan tubuhmu tinggi sekali, tahu tidak?"
"Aku harap aku sebaik yang kau ucapkan." Hoa-fei-hoa meloncat gembira, "aku benar-benar harus giat berlatih, dulu aku juga sombong dan percaya diri, sekarang akhirnya aku tahu tingginya langit tebalnya bumi, sungguh beruntung sekali!"
"Gejala yang bagus, kau akan terus beruntung."
Jarak ke kota tinggal kurang lebih dua li, meieka berbelok masuk ke jalan kecil berjalan memutar.
0oo0 Bab 26 Keberanian dan kejalangan Guan Mei-yun, di kota sangat mencolok mata.
Sebagian anak muda yang pendidikan keluarganya baik-baik, melihat dia pun tidak berani, sehingga tidak ada orang yang merasa aneh jika dia keluar masuk penginapan Jiang-han.
Ketika dia datang ke penginapan, Fu Ke-wei merubah kebiasaannya, tidak mempersilahkan dia masuk ke dalam kamar, tapi mengobrol dengannya di ruangan kecil di pekarangan.
Di ruangan kecil sering ada pelayan berlalu lalang, maka dia pun tidak berani terlalu bebas.
"Setelah sadar dari mabuk arak kau pergi tanpa pamit, aku jadi khawatir sekali, aku pernah datang ke penginapan mencarimu tapi tidak berhasil." Wajah yang penuh perhatiannya, secara tulus muncul dari dalam hati, "untungnya langit melindungimu selamat, dua hari ini kau pergi kemana saja?"
"Aku takut wanita gila yang mengacau di taman Qing-feng itu mencari aku lagi, maka aku bersembunyi dua hari di rumah penduduk."
Sikap Fu Ke-wei tampak jelas sudah berubah, sudah tidak mengatakan kata-kata yang bersifat menggoda, sikapnya juga tidak tampak romantis lagi.
"Dia tidak akan datang lagi, dia sudah pergi!" dia sedikit merasa bangga dan tampak gembira sekali, "semuanya sudah pergi, Wu-chang akhirnya bisa aman kembali, orang gila itu bukan karena mencari kau jadi mengacau, juga bukan benar-benar gila."
"Betul?" "Tentu saja betul!"
"Aku tidak percaya dia benar-benar sudah pergi, makanya......"
"Maksudmu......"
"Aku harus pergi, menghindar dulu kembali ke ibu kota, makanya aku tidak berani mengikuti mu menemui kakakmu, aku sudah suruh Yung-ling membayar sewa kamarnya!"
"Aduh! Xian-wei, kau jangan takut......" wajah dia berubah begitu mendengar orang yang dicintai mau pergi, bagaimana hatinya tidak gelisah" Tanpa mempedulikan sorot mata orang lain, dia memegang tangan Fu Ke-wei, katanya, "Wanita itu bukan orang gila, dia adalah pesilat tinggi yang mencari musuhnya yang sembunyi di rumahnya keluarga Du, tidak ada hubungannya dengan kau dan aku, dia tidak akan mencari kau lagi. Xian-wei, dengar aku......"
"Mei-yun, kau tenang sedikit, dengarkan kata-kataku." Fu Ke-wei memotong kata-kata dia, sambil menepuk-nepuk punggung tangannya dengan serius berkata, "aku pasti harus pulang, aku tahu kau suka padaku, beberapa hari ini kita bersama-sama aku tahu perasaanmu, tapi......"
"Xian-wei, aku tahu kau sudah menerima perasaan aku......"
Fu Ke-wei dengan lembut mendorong tangan nya, dia menjaga jarak.
Tadinya dia memperalat Guan Mei-yun untuk mendekati keluarga Guan, rencananya sudah diputuskan sebelum tiba di Wu-chang, menurutnya sebelum menyelidiki ketua benteng Xi dan anaknya, dia ingin mengetahui dulu dengan jelas keadaan kota Wu-chang, makanya Fu Ke-wei melaksanakan dengan memperalat wanita jalang ini, dia tidak pernah menggunakan perasaannya, kalau tidak ada perasaan bagaimana bisa ada rasa cinta"
Cinta dan harapannya Guan Mei-yun telah ditujukan pada orang yang salah.
"Aku tentu harus pergi." Wajah Fu Ke-wei sedikit pun tidak tersenyum, "hanya dipercepat saja. Nona Guan, harap kau selanjutnya tidak menyia-nyiakan hidupmu lagi, seorang wanita, tidak henti-hentinya mencari kepuasan tidak akan ada ujungnya."
"Iii...!Kau......"
Guan Mei-yun merasa melihat sikap Fu Ke-wei tidak biasa, melihat sorot mata Fu Ke-wei yang dingin, tidak tahan dia berteriak heran.
"Keluargamu sangat kaya dan berkuasa, mungkin kau masih belum merasakan, kekayaan dan kekuasaan yang diperoleh dengan cara ini, mudah mendapatkannya tapi habisnya pun sangat cepat. Kau sangat cantik, sangat memikat orang. Muda dan cantik adalah kekayaanmu, tapi waktu adalah musuhmu. Kekayaan bisa hilang, sedang musuh selamanya akan mengikutimu. Sekali kecantikanmu luntur, yang tinggal hanya sebuah lagu penyesalan yang dinyanyikan pelan. Aku adalah orang ibu kota, tidak akan menikmati kenikmatan asmara disini, hal yang mencelakakan orang merugikan diri sendiri semacam ini, jika kulakukan pasti aku akan menyesal."
"Aku tidak ingin mendengar kata-kata ini. Nasihat tua yang merontokan gigi ini, murni adalah omong kosong." Teriak Guan Mei-yun keras, seperti akan meledak, "Bagaimana jika aku tidak mengizinkan kau pergi" Aku pasti bisa melakukannya."
"Kau tidak akan bisa melakukannya, makanya kau biarkan baik-baik aku datang dan biarkan baik-baik aku pergi."
"Kau......" Guan Mei-yun dari gelisah berubah menjadi marah, mengulurkan tangan dengan cepat mengunci pergelangan tangan dia.
Fu Ke-wei tahu maksud hatinya, segera dia menarik tangan mendorong kursi bangkit berdiri.
"Kau kurang pintar." Dia tersenyum berkata, "wanita gila yang berilmu tinggi itu, juga tidak bisa berbuat apa-apa padaku, jangan menggunakan kekerasan pada laki-laki, pulanglah! Hati-hati, orang-orang perkumpulan Cun-qiu bisa menculikmu, mereka bisa membawamu Zhen-jiang, mengirim kau ke dunia hiburan."
"Iii..! Kau... bagaimana kau bisa tahu perkumpulan Cun-qiu." Guan Mei-yun terkejut, mulutnya jadi gagap seperti kesurupan.
"Makanya aku katakan kau tidaklah begitu pintar!"
"Aku......aku benci kau!" Guan Mei-yun tiba-tiba menjerit keras, membalikan kepala lari keluar, "Ternyata kau dari perkumpulan Cun-qiu......" Suaranya gemetar, semakin jauh.
"Tuan, apakah siap berangkat?" kata Xie-shen yang menyamar seorang pria tua, dengan nada aneh minta petunjuk, "tuan sudah membuat dia lari ketakutan?"
"Ah...perempuan." Fu Ke-wei menggeleng kepala tertawa pahit lalu melangkah keluar ruangan, "apakah ada kabar?"
"Kelompok benteng Qang-feng berangkat naik perahu, Yu-shu-xiu-shi juga pergi dengan naik perahu." Kata Xie-shen, "sebagian orang-orangnya Jin-she-dong mengejar Yu-shu-xiu-shi, tapi tidak ada hubungannya dengan kita."
"Kita juga kejar mereka." Fu Ke-wei telah memutuskan, "jika orang-orang perkumpulan Cun-qiu juga pergi dengan naik perahu, walau tidak berjalan bersama sama, diantara keduanya pasti ada hubungan."
"Jika mereka bertarung ditengah jalan, bisa menghemat beberapa hal pada kita."
"Tapi mungkin juga di tengah jalan dari musuh berubah jadi kawan. Ketua benteng Xi adalah ulat berkaki seratus, matinya tidak kaku, di Zhong-yuan kekuatan dia tidak cukup, dia bisa mengesampingkan permusuhannya pada Yu-shu-xiu-shi, malah dia berbalik meminjam kekuatan perkumpulan Cun-qiu untuk mendukungnya. Hingga jika kita mengejarnya, sangat mungkin akan bertarung mati-matian dengan mereka berdua, kita harus berhati-hati sekali."
Jiu-jiang dekat danau Po-yang adalah pasarnya hasil bumi, tempat berkumpulnya para pedagang, keadaan pasarnya sangat ramai, juga merupakan tempat penting di daerah itu, pusat lalu lintas darat dan air.
Di sini mencari jejak beberapa orang persilatan sangat sulit, apalagi tempat dan orangnya tidak dikenal, lebih sulit lagi.
Hoa-fei-hoa, Nie-sha-yin-hoa dan Xie-shen adalah orang yang berpengalaman di dunia persilatan, tapi tidak pernah datang ke daerah danau Po-yang.
Buat Fu Ke-wei sebagai pemburu dunia persilatan yang cekatan, meski pengalamannya lebih banyak, juga merasa asing di daerah danau Po-yang, disini dia tidak punya kenalan untuk diminta bantuannya.
Ouw Yu-zhen dulu pernah datang ke daerah Jiu-jiang, sebab daerah ini adalah markasnya perkumpulan Qing-lian, dia sering melaporkan hasil kerjanya tapi sebagai seorang pembunuh bayaran, dia jarang berhubungan antar manusia.
Sehingga, dia juga tidak punya teman yang bisa membantu.
Terakhir Fu Ke-wei terpikir pada Pedang Setan Zhuo-liang seorang persilatan yang hebat. Ketika dia bertarung dengan ketua perkumpulan Qing-lian, Pedang Setan pernah jadi wasitnya.
Walau Pedang Setan Zhuo-liang sudah berkeluarga dan hidup senang, tapi terhadap masalah dunia persilatan dia tetap menaruh perhatian.
Fu Ke-wei akhirnya mendapatkan kabar jejak ketua benteng Xi, Yu-shu-xiu-shi dan orang-orang Jin-she-dong.
Tiga kelompok orang itu semua naik perahu berlayar ke bawah.
Hari ini saat waktu makan malam, lima orang itu makan di ruangan makan penginapan, situasinya tampak tidak biasa.
Di ruang makan, tamu yang makan sangat sedikit, para pelayan dengan tenang bersantai ria, tidak ada pelayan yang melayani tamu makan, tamu yang menginap di penginapan ini semuanya orang yang punya kedudukan, masing-masing makan di kamarnya, di ruang makan jarang orang datang berkunjung.
"Sekarang ketua benteng Xi dan anaknya tentu akan lebih hati-hati bersembunyi, bukan hal yang mudah mencari dia, tapi aku tetap harus mendapatkannya." Kata Fu Ke-wei memecah keheningan, "Aku tidak berburu-buru, begitu jaring langit menutup, dia tidak akan bisa bersembunyi lagi. Besok kita berpisah disini, Xiao Ji dan Xiao Zhen rumahnya ada di Hang-zhou, bisa bersama-sama pulang kerumah menunggu berita. Xiao Ling yang seorang diri, berkelana di Jiang-hu juga bukan hal yang baik, lebih bagus bersama-sama mereka pergi ke Hang-zhou, tinggal dulu beberapa hari, mengenai......"
"Kelihatannya, kau juga tidak akan membawa aku." Xie-shen merasa putus asa.
"Tidak, aku akan......"
Hoa-fei-hoa buru-buru menyela menolak-keinginan Fu ke-wei.
"Kau harus kembali ke Hang-zhou." Kata Fu Ke-wei dengan tegas, "Kepergianku sekarang, mungkin setahun atau setengah tahun tidak mendapatkan hasil, aku tidak mengharap kalian ikut mencarinya, sekali lagi jika anginnya bocor, mungkin selamanya tidak bisa mendapatkan belasteran yang harus mati ini. Kau adalah satu-satunya keturunan guruku, Xiao Zhen dan Xiao Ling, aku juga menganggapnya sebagai saudaraku, tetua Du seperti seniorku, aku tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diduga pada kalian, jika tidak hatiku tidak akan bisa tenang."
"Bagaimana kau mau menanggung sendiri masalahnya?" kata Hoa-fei-hoa gelisah dan marah, "Ketua benteng Xi dan anaknya juga hutang nyawanya dengan kami yang belum diperhitungkan, kau tidak ada alasan tidak mengizinkan kami ikut mencarinya."
"Tujuan tuan sebenarnya, aku mengerti." Ouw Yu-zhen mengulur tangan di bawah meja menarik bajunya Hoa-fei-hoa, dan juga mengedipkan mata pada Nie-sha-yin-hoa dan Xie-shen, "Pertama dia menyayangi kita, kedua orang yang mencarinya terlalu banyak, maka gerakannya akan sedikit tidak bebas, dan juga mudah membocorkan keberadaannya, seharusnya kita mengerti hati baiknya tuan, supaya tidak mengganggu gerakannya dia. Paman Du, kau juga seorang yang tidak berkeluarga, kenapa tidak bersama kami saja pulang ke Hang-zhou" Disana pemandangannya indah, tepat untuk tempat beristirahat!"
Hoa-fei-hoa dan Nie-sha-yin-hoa adalah orang pintar, Xie-shen juga banyak pengalamannya, mana mungkin tidak mengerti isyarat Ouw Yu-zhen, di dalam hati tahu Ouw Yu-zhen mengatakan kata-kata ini pasti ada tujuan khusus.
"Baiklah! Aku menurut kau saja, tapi setiap saat kau harus memberi tahukan keberadaan kau pada kami, supaya kami tidak khawatir." Hoa-fei-hoa dengan wajah terpaksa menyetujui.
"Tidak jadi soal, aku pasti akan mengabarkan keberadaanku."
Hati Fu Ke-wei jadi lega, dia tidak melihat Ouw Yu-zhen memberi isyarat pada tiga temannya.
"Baguslah kalau begitu, aku bisa istirahat di Hang-zhou, siapa tahu sebutanku juga ikut hilang karenanya. Ha ha ha......" Xie-shen dengan gembira tertawa terbahak-bahak.
Pepatah mengatakan, orang banyak kekuatannya besar, anjing banyak menggigit mati kambing.
Maka buat orang-orang yang berambisi besar menganggap kekuasaan sangat penting.
Kelompok kecil, mendirikan perkumpulan, mengumpulkan sekelompok orang yang satu pandangan, hingga bisa bertindak sekehendak hati. Kelompok besar, membeli kuda mendirikan pasukan, mundur selangkah bisa berkuasa di satu daerah, maju terus bisa merebut negara, menjadi penguasa dunia.
Perkumpulan Cun-qiu belum lama mengangkat nama di dunia persilatan, tapi ketua perkumpulan Shen-li-jin-gang Liu Shi-jie, berpandangan luas dan ambisinya besar, dia punya pandangan jauh, mengembangkan kekuatan dengan bendera setengah terbuka satu terang dan satu gelap, memberikan perintah dengan lancar, sehingga banyak pesilat tinggi dengan senang ikut bergabung, dalam waktu singkat perkumpulannya berkembang pesat, dia menyebut dirinya sebagai penguasa Jiang-hu yang akan datang, keberhasilannya menyolok sekali.
Setelah perkembangannya berjalan lancar, dia juga menjaga kehormatan setiap anggotanya, makanya terhadap peristiwa yang tidak menguntungkan perkumpulan Cun-qiu, tidak perduli masalahnya besar atau kecil, semua harus dibereskan dengan sekuat tenaga, sampai masalah sekecil bulu ayam pun dibereskan tuntas, supaya jangan ada efek membunuh 'ayam' memperingati 'kera'.
Sehingga ketika wakil ketuanya dikejar-kejar orang sampai harus melarikan diri lewat tempat yang sulit, dia merasa tercoreng sekali gengsi perkumpulannya!
Memang banyak pesilat tinggi ternama tidak berani mengusik orang-orang Jin-she-dong, tapi dia mempunyai banyak orang, mengapa harus takut pada orang-orang Jin-she-dong" Apa lagi dia ingin ternama, menjatuhkan pesilat tinggi ternama sebagai sasaran dengan tujuan mempertinggi posisinya, tidak perduli menang atau kalah, posisinya tetap akan naik, kenapa dia tidak mau melakukannya"
Kabar telah sampai ke markas di Zhen-jiang, ketua perkumpulan Cun-qiu, Shen-li-jin-gang Liu Shi-jie mula-mula merasa heran, tapi karena tidak tahan oleh desakan dari anak buah yang merasa paling hebat.
Akhirnya dia merasa ini adalah kesempatan bagus, dia mengeluarkan perintah berkumpul seadanya, bertekad menyerang orang-orang Jin-she-dong, dan bertekad menghancurkannya.
Jika bisa menghancurkan Jin-she-dong, atau bisa memaksa Jin-she-dong mengajukan permintaan damai, maka kedudukan perkumpulan Cun-qiu pasti seperti geledek di siang hari menggetarkan dunia persilatan, sama dengan mengangkat kedudukannya sebagai penguasa dunia persilatan di kemudian hari.
Kedudukan dan nama besarnya Pendeta dao Zi-xu, di bandingkan dengan ketua Empat Perumahan Besar Dunia saat ini, dan Sembilan Pago Pedang terbesar, masih lebih terhormat beberapa lipat, sampai ketua Shao Lin dan Wu Dang juga sangat menghormati pendeta dao ini.
Perkumpulan Cun-qiu berani menghadapi pendeta dao Zi-xu. Walau pun kalah, namanya juga bisa melambung, tidak aneh ketua perkumpulan Liu tidak memikirkan lagi akibatnya, segera mengumpulkan tenaga inti dan melakukannya dengan sekuat tenaga.
Ketua benteng Xi tidak tahu Fu Ke-wei sudah sampai di Wu-chang dengan nama samaran He Xian-wei mencari dia.
Yu-shu-xiu-shi juga sedikit pun tidak tahu, kedua orang ini tanpa sadar telah lolos dari mala petaka.
Niat Ketua benteng Xi sebenarnya hanya ingin bersembunyi dengan melarikan diri, juga kalau bisa kabur ke perbatasan menjadi perampok padang pasir.
Dia meminjam tempat keluarga Guan di kota Wu-chang menyembunyikan diri, menjadikan yayasan keluarga Guan sebagai pusat komando, diam-diam mengutus orang ke berbagai tempat temannya untuk mengurus harta benda yang banyak yang dia simpan di Zhong-yuan, juga diam-diam mencari tahu keberadaannya Fu Ke-wei, dia dendam atas hancurnya benteng dia, dan bersumpah akan membalasnya, setiap saat dia siap bergerak.
Tapi di Zhong-yuan, temannya sama sekali belum pernah mendengar orang yang namanya Fu-jiu, siapa pun tidak tahu siapa Fu-jiu.
Setelah Yu-shu-xiu-shi membuat kacau, ketua benteng Xi ketakutan dan keluar dari rumah keluarga Guan. Setelah kejadian terbukti Yu-sbu-xiu-shi datang bukan untuk menghadapi dia, maka timbulah niatnya ingin menggunakan kekuatan perkumpulan Cun-qiu.
Perkumpulan Cun-qiu anggotanya banyak, tidak sulit menyelidik asal usul Fu-jiu.
Yu-shu-xiu-shi juga ingin memperalat ketua benteng Xi. Hal yang paling mendesak sekarang tentu saja menghadapi orang-orang Jin-she-dong. Mengenai Fu-jiu, itu adalah masalah di kemudian hari.
Maka saat kedua kelompok ini tanpa diduga bertemu di atas sungai, mula-mula hampir saja terjadi bentrokan, bagusnya Yu-shu-xiu-shi cekatan, dia menceritakan masalah yang terjadi di Wu-chang, sehingga bukan saja tidak terjadi bentrokan, malah sebaliknya mereka jadi bersatu dalam menghadapi bahaya. Tidak mudah jika ingin menghadapi mereka, tentu saja mungkin harus banyak berkorban dulu.
Di hari kedua setelah perahu meninggalkan Wu-chang, mereka sudah merasa ada orang yang mencurigakan mengikuti.
Saat ini orang-orang kedua belah pihak tidak banyak, sulit bisa menghadapi orang-orang Jin-she-dong, sehingga mereka tidak berani merapat di daerah Jiu-jiang, tapi sebelumnya di tempat yang sepi mereka mengutus anak buah, menyewa perahu lain lagi untuk memberi kabar.
Anak buah yang diutus oleh ketua benteng Xi, berjalan menuju Hu-guang, menelusuri sungai besar berlayar ke atas, di kota sepanjang perjalanan memberitahukan pada anggotanya segera pergi ke Nan-jing untuk berkumpul.
Sedang utusan Yu-shu-xiu-shi berjalan menuju timur laut, dan juga mengutus anak buah lainnya pergi dulu ke kantor cabang di Nan-jing, dari Nan-jing mengirimkan kabar pada markas pusat di Zhen-jiang, dalam satu hari satu malam sudah bisa tiba.
Hujan badai akan terjadi, gelombang gelap bergulung dahsyat.
Fu Ke-wei yang pintar malah jadi korban kepintarannya, dia mengira ketua benteng hanya ingin bersembunyi. Orang yang bersembunyi pasti tidak akan aktif, tidak ada kekuatan untuk menyerang, sehingga dengan tenang dia meninggalkan temannya berjalan sendiri, berjalan seorang diri mencari jejak musuh akan lebih mudah, orang nya sedikit juga bisa menghindar kebocoran berita.
Perkiraan salah ini, harus dibayar sesuai dengan harga kesalahan itu.
Dia lupa akan nasihat kuno serangga seratus kaki, mati pun tidak akan kaku, mengira setelah bentengnya hancur, ketua benteng Xi dan anaknya tentu ingin bersembunyi saja, disampingnya tidak mungkin ada orang yang berguna.
Dia juga tidak menduga, ketua benteng Xi telah bergabung dengan perkumpulan Cun-qiu.
Karena hanya seorang diri, jadi berita yang diperoleh kurang banyak itu adalah hal yang pasti.
Di Jiu-jiang dia mengantar pergi Xie-shen berempat, dan mengucap hati-hati, sampai jumpa.
Tapi mereka berempat malah pergi berlayar pada hari itu juga.
Dia masih tinggal satu hari di Jiu-jiang, hari kedua baru naik perahu berlayar ke bawah.
Sekarang, tiba-tiba dia merasakan perasaan yang sepi.
Di Wu-chang, dia menggunakan Guan dan Du dua orang nona, mendekati keluarga Guan, berharap bisa mendapatkan tempat persembunyian ketua benteng Xi, dia seperti berada di dalam kampung romantis, putra romantis, nona cantik jelita, hidup beromantika, menikmati kehidupan yang bahagia. Namun sekarang, kembali telah seorang diri lagi, dia kembali berkelana di Jiang-hu, sibuk dalam urusan dirinya mengejar musuh.
Hoa-fei-hoa juga adalah seorang nona muda yang cantik, cantik alami, lebih cantik dari pada dua nona Guan dan Du, cantiknya entah melebihi kecantikan kedua nona itu beberapa kali lipat, malah dia masih ada hubungan seperguruan.
Tapi, dia selalu mengambil jarak pada Hoa-fei-hoa, perasaannya selalu tidak bisa ada kemajuan, walau dia sudah merasakan perasaan Hoa-fei-hoa pada dirinya.
Mungkin, di dalam lubuk hatinya, terpendam perasaan tidak cocok akan sifat Hoa-fei-hoa yang angkuh, yang merasa dirinya benar.
Mengenai Ouw Yu-zhen dan Nie-sha-yin-hoa, setelah selama mengikut dia, sifatnya yang dulu dingin angkuh sudah hilang tidak berbekas, mereka seperti berubah jadi orang lain, segalanya menjadikan Fu Ke-wei sebagai idolanya.
Mereka sangat cantik juga penurut sehingga, Fu Ke-wei memandang mereka sebagai adik, merasa sayang juga kasihan. Walau usia mereka berdua tidak jauh berbeda dengan dia.
Dengan emosi yang tidak stabil, dia juga menyewa perahu berlayar ke bawah.
Hari ini, di sore hari, Fu Ke-wei muncul di kabupaten Jiang-ning.
Ini adalah salah satu kabupaten besar dari tiga kabupaten besar di luar jangkauan Nan-jing, berjarak ke Nan Jing sekitar enam puluh li, disana ada kantor pemerintah pemeriksaan, satu kabupaten yang cukup ternama.
Dua puluh li lebih sebelah utara, adalah Da-sheng-guan yang mencekek leher perairan utara Nan-jing.
Tadinya Da-sheng-guan tidak ada kantor pemerintah bagian pajak, kota Jiang-ning juga tidak ada.
Tapi sepuluh tahun lalu setelah dari pusat mengirim petugas pajak untuk mengambil pajak, dua tempat ini jadi di dirikan kantor pajak. Satu batang bambu satu batang pohon pun harus di kenakan pajak yang berlipat.
Akibatnya perahu penumpang dan barang tidak berani berlabuh lagi di pelabuhan Da-sheng dan kota Jiang-ning, pasar jadi sepi, sumber daya manusia mengalir keluar dengan jumlah banyak, para penduduk pada pergi ke Nan-jing mencari makan, sehingga sekarang yang tinggal di Jiang-ning kebanyakan hartawan.
Akibatnya, di daerah sekitar Jiang-ning menjadi tempat beraksinya penyelundupan dan petualangan.
Fu Ke-wei berdandan seorang pengelana Jiang-hu, dia menginap di penginapan Yue-lai.
Di buku daftar tamu nama yang di pakai Fu-xian.
Toko di seberang penginapan, adalah satu rumah makan kecil, tamu yang makan sedikit sekali.
Seorang laki-laki besar yang berdandan awak perahu, masuk ke dalam rumah makan kecil, iatang ke satu meja yang sudah ada tiga orang tamu makannya, langsung duduk, di atas meja sudah ada mangkuk sumpit yang dipakainya.
"Bagaimana?" tanya seorang laki-laki besar yang duduk disebelah atas.
"Seorang yang berbisnis satu kali jalan." awak perahu berkata, "Tampak sangat tegap badannya, tapi tidak terlihat ada yang mencolok."
"Apakah perlu diselidiki lebih lanjut?" laki-laki besar sangat hati hati.
"Aku rasa tidak perlu, bagaimana kita bisa nenguntip dan menyelidik satu persatu pada setiap orang asing yang masuk ke Jiang-ning, kalau sampai begitu harus mengutus berapa banyak orang melakukannya" kata laki-laki besar yang jaru datang, "perusahaan pelayaran Jiang-ning majikan tuan Fan sudah menyanggupi membantu perkumpulan kita, jika menemukan ada yang mencurigakan, segera memberitahukan pada kita."
"Itu sih belum tentu!" laki-laki besar lainnya tidak setuju dengan pandangan laki-laki yang baru datang, "menyelidiki perahu walau itu biasa, tapi orang di atas perahu harus terlibat di dalamnya, jadi itu tidak biasa. Orang-orang Jin-she-dong juga bukan orang biasa. Jika majikan Fan tahu perahu yang akan diselidiknya, penumpangnya orang-orang Jin-she-dong, dia pasti tidak ada keberanian mengusiknya."
"Aneh!" seorang pria besar lainnya yang duduk disebelah kanan membelokan pembicaraan, Sudah beberapa hari, dengan pergaulan majikan Fan yang luas, menyelidik arah tujuan sebuah perahu cepat tipe menengah, seharusnya mudah seperti membalikan telapak tangan, apa lagi ciriciri yang kita berikan sangat banyak, mengapa sampai sekarang masih belum ada kabarnya?"
Pengelana Rimba Persilatan Jiang Hu Lie Ren Karya Huang Yi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Perahu itu pasti sembunyi di suatu teluk sungai yang sangat ke dalam, bagaimana menyelidiknya." Seorang pria besar lainnya yang giginya besar besar berkata dingin, "ku duga mereka juga sedang menyelidiki keberadaan wakil ketua Gao, tentu saja mereka akan bersembunyi dengan sangat hati-hati."
"Ooo! Dua hari yang lalu dari pusat perkumpulan mengabarkan, supaya kita semua menyelidiki lima orang yang muncul di yayasan Anyang di Wu-chang, siapa yang tahu asal usulnya lima orang ini?"
"Sungguh tidak ada kerjaan." Kata Laki-laki yang baru datang dengan tampang tidak senang, "sekelompok orang-orang wakil ketua Gao ini, sama sekali tidak ada hubungannya dengan yayasan Anyang di Wu-chang, dengan dasar apa menginginkan kami menyelidiknya" Apa lagi ciri ciri lima orang ini sangat sedikit sekali, kalau benar-benar bertemu kita juga tidak akan kenal, bagaimana menyelidikinya" Sungguh sungguh tidak ada kerjaan."
"Apakah kau tadi pernah memeriksa buku daftar tamunya penginapan di kasir?" tiba-tiba seorang laki-laki besar bertanya.
"Tidak." Jawab laki-laki besar yang baru datang.
"Sekarang karena sedang tidak ada kerjaan, coba kau pergi memeriksanya." Laki-laki besar itu memerintah.
Laki-laki besar yang baru datang dengan sangat tidak senang mendorong kursi bangkit berdiri, keluar dari rumah makan.
Ketika bertemu dengan kasir penginapan, dengan cerdiknya membaca catatan Fu Ke-wei yang ada di buku tamu.
Buntalan Fu Ke-wei tidak dititipkan, laki-laki besar ini jadi tidak bisa memeriksa buntalan-nya.
Setelah dua jam lewat, di penginapan Yue-lai telah bertambah empat orang pelayan asing.
Ketika seorang laki-laki besar berjalan menuju pintu penginapan Yue-lai, lapangan parkir diluar penginapan, ada dua orang tukang tandu sedang duduk mengobrol.
"Apakah kau kenal orang itu?" tanya seorang laki-laki besar yang beralis tebal pelan pada temannya sambil menunjuk belakang laki-laki besar yang di depannya dengan mulutnya.
"dia Tangan Setan Qin hao." Seorang tukang tandu lainnya juga dengan pelan menjawab, "ku dengar dia telah bergabung dengan organisasi lain, dan sangat diperhatikan. Orang ini sangat pintar dan cekatan, paling baik kita jangan bertemu muka dengan dia, orang ini adalah orang yang sangat sulit dihadapi."
"Betul tidak dari perkumpulan Cun-qiu?"
"Tidak tahu." "Jika benar, seharusnya dia masih orang kita......"
"Saudara Li, kau harus mengerti." Kata laki-laki besar beralis besar memperingati, "berdasarkan aturan Jiang-hu, bekerja untuk ketua benteng Xi, tidak ada hubungannya dengan perkumpulan Cun-qiu, kita tidak ingin berhubungan dengan penguasa yang mengandalkan banyak orang ini. Ketua benteng Xi sudah jelas menyatakan, dia bergabung dengan perkumpulan Cun-qiu hanya berdasarkan untung rugi yang bersifat sementara, jika kita memandang perkumpulan itu sebagai orang sendiri, selanjutnya aku jamin kita tidak akan bisa hidup tenang, tahu tidak?"
"Tuan kita mengurusi masalah ketua benteng Xi, itu kan hanya melihat pada lima ribu liang perak?" Seorang tukang tandu lainnya tertawa dingin, "yang disebut aturan Jiang-hu, di dalam hatimu dan aku semua tahu bagaimana masalahnya. Jika sama-sama tahu berdiri di tempat yang sama, bukankah akan lebih mudah mengerjakannya. Ketua benteng Xi mengerti cara menggunakan siasat, mengapa kita tidak" Tuan seharusnya tahu masalah mereka kedua belah pihak, juga seharusnya memberitahukan keadaannya."
"Tuan besar punya pendiriannya sendiri, kita hanya melaksanakan tugas yang di berikan pada kita, jangan urus yang masalah lainnya baik tidak" Diam...! Incaran kita sudah keluar."
Dua orang itu dengan santai melangkah keluar dari penginapan, berjalan menuju utara.
Seorang sastrawan setengah baya berbaju hijau berjalan di depan.
Di sebelah kirinya ada sastrawan muda yang tampan.
Dua tukang tandu itu saling memberi isyarat tangan, mengikuti dari belakang.
Sastrawan setengah baya berbaju hijau sedang berjalan santai dengan sastrawa muda.
Di jalanan orangnya sedikit sekali, ada setengah toko yang sudah tutup.
"Mereka mengikuti kita." Kata sastrawan setengah baya dengan suara yang hanya orang di sisinya bisa mendengar, "ku duga, mereka sudah mengetahui jati dirimu, jadi begitu masuk penginapan sudah menguntit kita."
"Tidak mungkin." Sastrawan muda berkata, "Aku sudah merubah penampilannya."
"Masalahnya karena kau menyamar jadi laki-laki, susah lolos dari matanya seorang pakar." Sastrawan setengah baya berkata, "Jangan memandang lawan terlalu rendah, itu tidak akan ada gunanya."
"Bi, kau malah memandang lawan terlalu tinggi."
"Masa..." Setelah mengalami kecelakaan di Wu-chang, keberanian bibi semakin kecil, lebih baik aku memandang musuh sangat berat, tidak memandang musuh terlalu rendah daripada mengalami kembali kejadian yang sulit." Sastrawan setengah baya berkata lagi, "Ying-ying tingkahnya belum mantap, mengerjakan sesuatu dengan terburu-buru, maka dengan alasan kembali ke Chuan-xi mencari bantuan, dia kembali pulang ditemani oleh paman Yi-ming kau dan lainnya biasanya bersikap mantap dan kepala dingin, jangan sampai melakukan perbuatan bodoh!"
"Maksud bibi adalah......"
"Kata-kata sandiwara dari anak muda itu." kata bibi Leng mengeluh perlahan, "saat di dalam ruang bawah tanah, bagaimana kau bisa menganggap serius" Kau tahu berapa banyak tentang dia" Dia membawa sekelompok pelayan laki-laki dan perempuan, menyembunyikan jati dirinya, berkelana di dunia persilatan, apa tujuan dia sebenarnya" Saat ini, dia kembali menyamarkan namanya menjadi Fu-xian, menyamar menjadi seorang pengelana datang ke Jiang-ning, siapa yang tahu dia akan melakukan kegiatan apa yang tidak bisa dilihat orang, aku khawatir......"
"Dia dengan para pelayannya, pernah dua kali menolong kita, bibi tidak menyangkal itu kan?" sastrawan muda itu balik bertanya.
"Ini......" "Jika dia punya tujuan terselubung pada orang Jin-she-dong, buat apa di saat bahaya dia muncul menolong, malah bisa saja dengan alasan telah menolong minta balasan." Kata sastrawan muda dengan serius, "Pengalaman hidup bibi lebih banyak dari padaku, tapi pengalaman hidup di dunia persilatan tidak sebanyak aku. Aku menyamarkan wajah berkelana di dunia persilatan selama empat tahun, telah menjelajah setengah negeri, bertemu dengan bermacam-macam orang, melihat bermacam macam kelakukan orang-orang persilatan. Aku berani memastikan orang ini tidak berbahaya bagi Jin-she-dong. Penampilan luar yang dia tunjukan, hanya untuk menyembunyikan rahasia hatinya. Dari cara dia melihat wanita tapi tidak tergoda, dan juga menepati janji pada Mi-hun-tai-sui tidak mau membunuhnya, itu bisa diketahui dia adalah seorang laki-laki sejati yang sulit ditemukan di dunia."
"Sebenarnya aku juga sudah tahu dia bukan orang jahat, tapi pandangan pamanmu berbeda, pamanmu merasa dia adalah pengelana yang licin susah di baca, hari itu di dalam ruang bawah tanah di gedung Wang-yue, tindakan dia di lihat orang hingga terpaksa berbuat demikian." Kata bibi Leng tertawa pahit.
"Dia jika tidak bersandiwara seperti itu, mana bisa berhasil mengambil obat penawar racun" Mi-hun-tai-sui lebih pintar dari pada setan......"
"Makanya kau mendukung bersandiwara dengan dia" Tidak tahu malu!" maki bibi Leng sambil tertawa.
"Sebenarnya aku sudah tidak termasuk orang Jin-she-dong, dan juga......"
"Dan juga seorang janda. Aku pernah berkata dengan Ying-ying, dia paling suka janda, maka kau mengikuti kesukaan dia?" bibi Leng tertawa memotong, "pamanmu demi masalah ini, sampai geregetun setengah harian lho!"
"Aku......" "Saat bantuan kita belum tiba, kita diam diam menyelidiknya, lihat bocah ini sebenarnya mau apa?"
Dua orang tukang tandu yang mengikuti dari belakang, tentu saja tidak bisa mendengar perbicaraan mereka.
Jalan kecil itu menelusur pantai menjulur ke selatan, ini adalah jalan penghubung kampung di pantai, sedikit sekali orang luar berjalan disini, tempat yang dilalui semuanya tempat yang disebut tempat tertutup yang sepi.
Kampung Lu-wan berada di dalam teluk sungai, adalah kampung nelayan kecil yang hanya di huni dua-tiga puluh keluarga.
Di pantai barat tidak ada pelabuhannya, perahu nelayan semua ditambatkan di pantai, saat air pasang maka mengapunglah di atas air, kalau saat air surut, perahu harus ditarik masuk ke sungai dengan tenaga manusia.
Di pantai tumbuh dengan lebat rumput ilalang lebih tinggi dari manusia.
Tumbuh kerap seperti sabuk hijau, ke atas sampai ke kota Jiang-ning, ke bawah sampai ke Tai-ping tidak terputus-putus, satu pemandangan yang menakjubkan, juga telah membentuk tidak sedikit rawa yang tidak ada jejak manusia.
Di tengah sungai juga sering terlihat pulau kecil, ada beberapa sudah menjadi pulau abadi, ada beberapa saat air pasang pulaunya menghilang, saat air surut muncul kembali, tempat ini adalah tempat peristirahatannya burung air, juga tempat sembunyinya para penjahat.
Pulau pasir yang telah jadi abadi, tidak saja tumbuh rumput ilalang yang lebat, juga tumbuh pepohonan, bukan saja tempat bertelurnya burung air, juga tempat bergeraknya para penyelundup.
Kadang-kadang patroli pemerintah dari kedua sisi pantai, naik ke pulau jecil itu melakukan pemeriksaan. Tapi, tidak pernah terdengar, berhasil menangkap penjahat.
Alasannya mudah, sebelum perahu patroli yang mendarat di sebelah timur pulau, para penjahat sebelumnya sudah lari dulu dari sebelah barat pulau, sebaliknya juga sama, siapa pun tidak akan bisa berbuat apa apa terhadap tindakan ini.
Perahu yang datang, semuanya jenis perahu cepat tipe kecil, setelah menepi di tarik ke darat di sembunyikan di dalam rumput ilalang, walau pun berjalan kedekatnya juga tidak akan menemukannya.
Kampung Lu-wan adalah pos penghubung para penyelundup. Bermacam-macam, berbagai aliran, semua bisa keluar masuk di pantai sepanjang sepuluh li lebih, perahu cepat berbagai jenis semua bergerak di malam hari, di siang hari ditarik kedarat disembunyikan di dalam rumput ilalang tanpa bekas, siapa pun tidak mau mengurusi prilaku orang lain, masing-masing punya pelanggan sendiri, tidak saling menyerang.
Tentu saja tidak terhindar, terjadi peristiwa berdarah.
Tiga li di timur kampung, adalah jalan raya yang menuju Tai-ping.
Ke utara bisa sampai ke Nan-jing, sangat mudah untuk berlalu lalang. Barang selundupan pengirimannya menggunakan jalan raya, dibacking oleh orang yang berkuasa, naga dan ular bercampur aduk, organisasinya cukup sempurna.
Hari ini, setelah lewat tengah hari, di bawah sebuah pohon besar di timur laut kampung, dua orang laki-laki besar berjalan bolak-balik di tempat nya dengan tidak tenang, tampak gelisah.
Salah satu laki-laki itu adalah Er-lang-shen (dewa putra kedua) Yang-jun, orang penting dari benteng Zhang-feng.
"Perkumpulan Cun-qiu mengutus orang minta bertemu, sepertinya sikapnya tidak bersahabat." Kata laki-laki besar lainnya mengerutkan alis dan sedikit tidak tenang, "mereka juga tidak mengatakan alasannya, nadanya tampak keras apakah terjadi sesuatu" Saudara Yang apakah kau bisa menebaknya, apa kemauan mereka sebenarnya?"
"Siapa yang tahu" Setelah bertemu nanti baru kita bisa tahu." Kata Er-lang-shen dengan garang, "sekarang ini pengaturan mereka sangat tidak perdulikan orang lain, segala sesuatunya tidak dirundingkan dulu dengan kita, kita seperti jadi pesuruh mereka saja, kita hanya bisa menuruti perintah mereka. Sialan... aku akan membawa orang ke Da-sheng-guan berkumpul dengan ketua benteng, tidak ingin tinggal disini lagi melihat wajah mereka."
"Ketua benteng telah menyanggupi, akan mengurusi masalah mereka dulu." Kata laki-laki besar dengan putus asa sambil mengeluh, "kau membawa pergi orang, ketua benteng akan menyalahkanmu. Mereka akan menekan ketua benteng, dan menolak membantu ketua benteng mencari si anjing kecil marga Fu sebagai balasan."
"Kau kira mereka benar-benar berniat menuruti perjanjian" Hmmm...!"
Tidak jauh tampak dua bayangan orang mendatangi, mereka adalah Mi-hun-tai-sui dan Du-xin-lang-jun Ji Yu-lang.
Mi-hun-tai-sui Huang-ji lukanya sudah sembuh, wajah yang dipukul oleh Fu Ke-wei hingga berubah bentuk juga sudah kembali ke asal, hanya saja semangatnya sedikit tidak bagus, sikap angkuhnya sudah tidak tampak lagi.
Mimik wajah kedua orang ini kurang bersahabat, dengan langkah besar mereka mendekat, sepertinya amarahnya sedang tinggi.
Er-lang-shen berdua sudah tahu kedudukan Mi-hun-tai-sui dua orang itu, yang satu adalah tamu terhormat, yang satu adalah ketua cabang, mereka orang-orang yang mempunyai kedudukan tinggi di perkumpulan Cun-qiu, mereka merasa diluar dugaan.
Dengan kedudukannya Er-lang-shen, tingkatnya terlalu jauh, sungguh tidak pantas berhubungan dengan orang tua ini.
"Tetua Huang datang sendiri kesini, aku merasa tersanjung." kemarahan Er-lang-shen sudah hilang, ada perasaan terhormat, dengan hormat dia buru-buru menyapa, "aku adalah pimpinan di daerah Jiang-ning, menurut janji datang menunggu perintah, tapi tidak tahu......"
"Dimana ketua benteng Xi?" Mi-hun-tai-sui tidak membalas hormat, dengan wajah ditekan dia bertanya, "Ketua benteng anda seharusnya berada di sekitar ini, mengutus orang penting untuk bekerja sama."
"Ketua benteng kami ada di sekitar Da-sheng-guan, beliau bergerak bersama dengan wakil ketua Gao dari perkumpulan anda, seharusnya tetua tahu akan hal itu."
Er-lang-shen jadi naik tidak senang, dia tidak bisa menerima penghinaan ini, "kedudukanku, tentu saja tidak bisa di bandingkan dengan tetua, tapi di benteng Zhangfeng, kedudukanku tidak rendah."
"Baik, anggap saja kau orang kepercayaan ketua benteng Xi, apa kau bisa memutuskan?"
"Menghadapi masalah yang mendadak, aku boleh berkuasa penuh memutuskannya."
"Baik, apakah kau tahu peristiwa yang terjadi di Wu-chang?"
"Ini......aku sembunyi di Huang-shi-gang menunggu perintah, peristiwa yang terjadi di kota, di beritahukan oleh ketua benteng sendiri."
"Kalau begitu kau tidak bisa memutuskannya." Mi-hun-tai-sui sedikit pun tidak sungkan, "lebih baik kau beritahukan pada ketua benteng, suruh dia cepat bertemu dengan ketua perkumpulanku."
"Kenapa?" Er-lang-shen tertegun, sudah merasakan ada yang tidak beres, mungkin sudah terjadi peristiwa besar yang tidak diduga.
"Kenapa" Hm...! Wu-chang memberikan kabar, lima orang yang mendatangi yayasan Anyang di Wu-chang yang menyebut dirinya marga Wei, menyamar menjadi orang perkumpulan kami telah membuat keonaran, itu memang cara kebiasaan orang orang bentengmu menimpahkan kesalahan pada orang lain. Hm...! Hanya orang-orang benteng anda, yang tahu rahasianya yayasan An-yang."
"Tetua harap jangan sembarangan menuduh orang......"
"Tutup mulut!" teriak Mi-hun-tai-sui marah, "orang-orang keluarga Guan pertama kali mendatangi taman Qing-feng untuk mengusir orang-orang perkumpulan kami, setelah tahu kekuatan musuh, pura-pura pergi meninggalkan taman Qing-feng. Lalu mengutus kekasih nona kedua Guan, kembali menyusup masuk ke taman Qing-feng menghinaku, merampas orang-orangnya Jin-she-dong yang dijadikan sandera oleh perkumpulanku, jelas itu juga atas usulannya ketua benteng anda. Walau masalahnya telah lalu, tidak perlu diusut kembali, tapi masalah menyerang perkumpulan kami adalah hal yang sangat serius, perkumpulan kami mana bisa membiarkan begitu saja" Ketulusan kalian untuk bekerja sama jelas ada tujuan lain, tidak bisa dipercaya."
"Sembarangan bicara." Er-lang-shen tidak mau mengalah lagi, dia berteriak marah, "Kau sudah melihat setan yaa, ketua benteng kami begitu mendengar wakil ketua Gao dari perkumpulan anda mendadak tiba di Wu-chang, buru-buru meninggalkan tempat, untuk menghindar, buat apa menimpahkan kesalahan pada orang lain" Tuan, lebih baik bawa barang bukti yang kongkrit baru mencari ketua benteng kami, silahkan buktinya kalian cari sendiri, pamit."
Hina Kelana 6 Kisah Si Pedang Terbang Karya Kho Ping Hoo Pendekar Setia 6
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama