Ceritasilat Novel Online

Si Racun Dari Barat 8

Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong Bagian 8


Terdengar suara sahutan. "Kata suhu, yang paling busuk adalah orang yang membersihkan tong tai!"
"Tidak benar, tidak benar! Orang yang paling busuk di kolong langit adalah Ong Tiong Yang, Toan Ceh Heng, dan Oey Yok Su!" kata orang itu.
"Suhu berkata begitu, Ang Cit Kong sudah paham. Suhu, aku tidak bisa membedakan masakan yang paling enak di kolong langit, apakah masakan Suhu ataukah masakan Miau Ciu Jin Chu?" sahut orang yang dipanggil Lo Cit.
Orang itu mencak-mencak. "Aku akan mati penasaran, kalau kau tidak bilang masakan suhu paling enak, melainkan bilang masakan Miau Ciu Jin Chu lebih enak.
Kau ingin membuatku marah besar ya?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Tampak dua orang berjalan ke luar dari tempat gelap Ketika melihat kedua orang itu, Ouw Yang Hong terbelalak. Ternyata dia mengenali mereka, tidak lain adalah Su Ciau Hwa Cu dan Ang Cit Kong.
Ouw Yang Hong melihat kelima orang itu. Mereka berlima boleh dikatakan lima jago tangguh di masa itu. Kelima orang itu adalah raja Tayli bernama Toan Ceh Heng, Ong Tiong Yang Cinjin ketua partai Coan Cin Kauw, Oey Yok Su majikan Pulau Persik, Su Ciau Hwa Cu dan Ang Cit Kong, muridnya.
Mereka berlima berkumpul di situ, tentunya bukan merupakan hal yang baik. Ouw Yang Hong berkata dalam hati. Kelihatannya tidak hanya kakakku yang ingin memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, bahkan orang-orang itu pun kemari demi kitab pusaka tersebut. Mereka berkumpul di sini, entah apa pula yang akan terjadi" Bagaimana mungkin aku sanggup melawan mereka untuk memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng" Melawan salah seorang di antara mereka, mungkin aku sudah tidak sanggup, apalagi harus melawan mereka berlima. Tapi aku harus memanfaatkan situasi, siapa tahu aku punya kesempatan untuk merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng.
Di saat Ouw Yang Hong sedang berkata dalam hati, terdengar Ong Tiong Yang berkata.
"Sudah lama kudengar majikan Pulau Persik datang di Tionggoan, namun aku belum pernah bertemu. Sungguh beruntung malam ini aku dapat bertemu di sini, dan aku baru tahu majikan Pulau Persik merupakan orang jenius."
Oey Yok Su tersenyum. "Tiong Yang Cinjin tidak pernah berlaku sungkan. Kami kemari mencarimu, sesungguhnya bukan bertujuan baik. Kalau kau berlaku begitu sungkan, bagaimana kami akan bertarung denganmu?"
kalanya sambil memandangnya.
Raja Tayli Toan Ceh Heng tersenyum.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Berlaku sungkan ya berlaku sungkan, tapi bertarung tetap bertarung," sambungnya.
"Kelihatannya kalian kemari bukan untuk ber-iarung. Bukankah tadi kalian bersyair sambil tertawa-tawa" Aku dan Ang Cit tidak mengerti itu. Kalau kalian ingin bertarung, kami berdua pun harus terhitung di dalamnya," sela Su Ciau Hwa Cu.
Usai berkata begitu, dia tertawa gelak, tidak menganggap serius urusan itu.
"Su Ciau Hwa Cu, kau lebih tua dari Ong Tiong Yang, lho!" kata Oey Yok Su.
"Itu memang benar. Aku lihat kalian semua masih muda, maka merasa tidak tega. Kalau kalian mati bertarung, bukankah sayang sekali" Lain halnya dengan aku si pengemis tua, mati ya sudahlah!
Karena itu, menurutku lebih baik kalian jangan bertarung," sahut Su Ciau Hwa Cu.
Ong Tiong Yang tahu jelas, kedatangan mereka berempat di Istana Tiong Yang, tentu bukan untuk urusan baik. Mereka berempat kemari, sudah pasti karena kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Hal itu membuat Ong Tiong Yang menghela nafas panjang.
"Di hadapan orang, alangkah baiknya blak-blakan. Tiong Yang Cinjin punya kesulitan apa, katakanlah!" kata Oey Yok Su.
"Aku memang sedang gelisah. Kalian berempat jago tangguh datang di Istana Tiong Yang untuk mencariku, bagaimana aku tidak gelisah"
Tapi aku tidak tahu ada urusan apa kalian herempat kemari mencariku, lebih baik katakanlah!" sahut Ong Tiong Yang.
Padahal semua orang tahu tujuan masing-masing, tapi begitu Ong Tiong Yang bertanya, mereka semua tak dapat menjawabnya, hanya saling memandang.
"Tiong Yang Cinjin, aku tidak paham akan satu hal, ingin bertanya pada Tiong Yang Cinjin," jawab raja Tayli akhirnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Entah Toan Hong Ya ingin bertanya apa padaku" Kalau aku tahu, pasti kuberitahukan," tanya Ong Tiong Yang.
"Yang akan kutanyakan ialah mengenai It Sok Taysu. Beliau masih terhitung saudaraku. Beberapa bulan lalu, beliau menerima suatu berita bahwa Tiong Yang Cinjin memperoleh sebuah kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Beliau telah menyucikan diri, tentunya tidak berhati serakah. Hanya saja beliau hobi sekali terhadap ilmu silat. Begitu mendengar Tiong Yang Cinjin memperoleh kitab pusaka itu, maka beliau segera berangkat kemari ingin membuktikannya. Tapi entah beliau sampai di sini atau tidak, harap Tiong Yang Cinjin sudi memberitahukan padaku!" kata Toan Ceh Heng, raja Tayli.
"Aku memang bertemu seorang Taysu. Beliau amat berwibawa dan jenius. Kami bercakap-cakap dan Taysu itu pun memperlihatkan ilmu It Yang Ci yang amat mengejutkan. Kami seimbang. Lalu Taysu itu pergi bersama Ouw Yang Coan, jago nomor satu daerah See Hek.
Tapi aku tidak tahu mereka berdua pergi ke mana," jawab Ong Tiong Yang.
Mendengar jawaban itu, Toan Ceh Heng me-ngerutkan kening.
"Heran! Sungguh mengherankan! Aku justru datang dari Tayli, namun tidak melihat beliau kembali. Apakah dia punya urusan di Tionggoan, sehingga menghambatnya pulang?" katanya.
Oey Yok Su tertawa. "Aku pun pernah bergebrak dengan It Sok Taysu. Toan Hong Ya bilang tidak paham, mengapa tidak bertanya padaku?"
Toan Ceh Heng tersentak, dan langsung memandang Oey Yok Su.
"Oh, ya" Kau tahu beliau berada di mana sekarang?"
"Aku tidak tahu. Ketika bertemuku itu sudah lama sekali," sahut Oey Yok Su.
Kemudian dia menutur tentang dirinya bertemu It Sok Taysu. Ketika menutur, dia pun melirik Ang Cit Kong. Sebab di saat bertemu padri
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
itu, Oey Yok Su bersama Ang Cit Kong. Namun Ang Cit Kong pura-pura tidak melihat lirikan Oey Yok Su.
"Hari itu, It Sok Taysu bergebrak denganku. Kami seimbang.
Meskipun aku tidak bersedia menunjukkan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, beliau tidak memaksaku, karena tahu akan kesulitanku.
Kemudian beliau pergi bersama Ouw Yang Coan dan seorang gadis,"
kata Ong Tiong Yang. Ouw Yang Hong yang bersembunyi di tempat gelap, mendengar jelas semua pembicaraan itu. Ternyata kakak masih belum memperoleh kitab pusaka tersebut. Berdasarkan sifat kakak, tidak mungkin dia akan pergi begitu saja. Pikirnya. Kemudian Ouw Yang Hong menjadi tersadar akan satu hal, yaitu tidak gampang memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Kalau begitu, bagaimana mungkin dirinya akan berhasil merebut kitab pusaka itu" Ouw Yang Hong justru tidak tahu, sejak mendapat Iwee kang dari Cen Tok Hang, boleh dikatakan dia sudah merupakan jago tangguh yang jarang ada di kolong langit, hanya saja kurang pengalamannya, mka tidak tahu tentang itu.
"Oh" Sungguh kecewa aku mendengarnya!" kata Toan Hong Ya.
Su Ciau Hwa Cu paling tidak sabaran melihat orang bertele-tele.
Ketika mendengar pembicaraan mereka cenderung ke timur dan ke barat, membuatnya agak gusar. Ong Tiong Yang, kau seorang gagah, namun mengapa seperti wanita yang cerewet" Pantas kau gagal memimpin para orang gagah melawan pasukan Kim!
Seteluh berpikir demikian, dia pun berkata.
"Ong Tiong Yang, terus terang saja! Kami kemari tiada urusan lain kecuali ingin melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng! Konon kitab pusaka itu merupakan kitab ajaib. Benar atau tidak, harap kau sudi memperlihatkannya pada kami semua!"
"Aku bukan Toan Hong Ya, ingin mencari seorang hweeshio, melainkan ingin melihat kitab pusaka itu! Konon kitab pusaka itu
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
berisi ilmu silat yang amat tinggi, harap dipinjamkan pada kami agar kami bisa membacanya!" sambung Ong Yok Su.
"Kitab pusaka itu memang berada di tanganku, juga merupakan sebuah kitab pusaka ajaib. Namun aku sudah mengambil Keputusan untuk tidak membiarkan kitab pusaka itu beredar di dunia persilatan, agar tidak menimbulkan badai. Kalian kemari ingin melihat kitab pusaka itu, aku mohon maaf tidak bisa memperlihatkannya!" sahut Ong Tiong Yang.
"Ong Tiong Yang, kata orang penulis kitab pusaka itu adalah Oey Sang, yang hidup di masa Kaisar To Cong. Benarkah itu?" tanya Su Hwa Cu.
Ong Tiong Yang mengangguk.
"Tidak salah, memang Oey Sang yang menulis kitab pusaka itu."
Karena Ong Tiong Yang tidak mau memperlihatkan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, Su Ciau Hwa Cu amat penasaran dan mencacinya dalam hati. Ong Tiong Yang, kau memang sialan! Kami kemari ingin melihat kitab pusaka itu, namun kau tidak bersedia memperlihatkannya. Apakah kau tidak tahu bahwa kami amat penasaran sekali" Kau sungguh bukan orang gagah, egois dan cuma mementingkan diri sendiri!
Sementara Oey Yok Su juga merasa penasaran.
"Ong Tiong Yang! Kau jangan banyak alasan! Cepat keluarkan kitab pusaka itu! Kami ingin membacanya sebentar, jangan menolak!"
katanya dengan kasar. Ong Tiong Yang tidak menyahut.
Raja Tayli Toan Ceh Heng menatapnya seraya berkata.
"Cinjin yang mengatakan bahwa itu merupakan kitab pusaka ajaib, tapi mengapa tidak sudi mengeluarkannya agar kami membacanya sebentar?" kata Raja Tayli Toan Ceh Heng sambil menatapnya.
"Kalau kitab pusaka itu jatuh ke tangan penjahat, tentu akan menimbulkan banjir darah, sebab ilmu silat yang tercantum di
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
dalamnya, sungguh lihay dan hebat, tak dapat diduga oleh manusia.
Itu sebabnya aku tidak mau mengeluarkan kitab pusaka tersebut,"
sahut Ong Tiong Yang. Mendengar ucapan Ong Tiong Yang itu, Su Ciau Hwa Cu dan Oey Yok Su langsung mengerutkan kening, bahkan kemudian saling memandang.
Berselang sesaat, Ong Tiong Yang melanjutkan ucapannya dengan tegas.
"Aku tidak perduli kalian mau bilang apa, yang jelas aku tidak akan menyerahkna kitab pusaka Kiu Im Cin Keng pada kalian!"
Ketika mendengar apa yang dikatakan Ong Tiong Yang, Toan Hong Ya tidak bisa berbuat apa-apa. Dia menundukkan kepala, sama sekali tidak bersuara.
Sedangkan Su Ciau Hwa Cu memandang Ang Cit Kong, seakan minta pendapatnya. Namun Ang Cit Kong juga tidak tahu harus berkata apa. Dia cuma menggeleng-gelengkan kepala.
Di antara mereka yang paling cerdas adalah Oey Yok Su.
"Tiong Yang Cinjin, aku tidak paham akan satu hal, bolehkah Cinjin memberi penjelasan?" katanya.
"Katakan saja!" sahut Ong Tiong Yang.
"Kami dengar, kau memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng secara tidak sengaja. Apakah itu benar?" tanya Oey Yok Su.
Ong Tiong Yang manggut-manggut.
"Tidak salah, memang secara tidak sengaja aku memperoleh kitab pusaka tersebut. Dalam hati Oey Sang tidak diliputi rasa benci dan dendam, maka menulis kitab itu. Tujuannya ialah agar ilmu silat tinggi tidak kandas di masa itu, maka Oey Sang menulis kitab tersebut."
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Begitu mendengar penjelasan Ong Tiong Yang itu, mendadak Oey Yok Su tertawa gelak.
Ong Tiong Yang tercengang.
"Mengapa Oey Tocu tertawa?" tanyanya sambil memandang Oey Yok Su.
"Aku mentertawakan Oey Sang. Dia terlalu goblok. Dia meninggalkan kitab pusaka, agar ilmu silat yang amat tinggi itu tidak lenyap turun-temurun. Tidak tahunya justru Partai Coan Cin Kauw yang diketuai Ong Tiong Yang, ingin me-nyerakahi kitab tersebut.
Kalau dia yang kini telah di alam baka tahu pasti kecewa dan menangis sedih," sahut Oey Yok Su.
Apa yang diucapkan Oey Yok Su, atau majikan Pulau Persik itu membuat Ong Tiong Yang membungkam, tidak tahu harus menjawab apa. Aku ingin memusnahkan kitab pusaka itu, apakah tidak salah pikir" Apabila kitab itu betul-betul kumus-nahkan, tentu memusnahkan harapan Oey Sang. Bukankah aku akan menjadi orang yang amat berdosa" Lalu apakah aku harus menyerahkan kitab pusaka itu kepada mereka lalu membiarkan mereka pergi"
Begitu pikirnya. Di saat Ong Tiong sedang berpikir, mendadak terdengar suara Toan Hong Ya memuji Sang Bud-dha.
"Omitohud! Tiong Yang Cinjin tidak perlu banyak berpikir. Kalau Cinjin menganggap kitab pusaka itu tidak boleh lahir di dunia, tentunya ada alasan tertentu. Aku percaya pada Cinjin, mungkin Cinjin khawatir, apabila kitab pusaka itu beredar di dunia, pasti akan menimbulkan malapetaka dalam dunia persilatan. Saat itu, kami menyesal pun sudah terlambat."
Su Ciau Hwa Cu langsung menyelak dengan suara lantang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bab 22 "Justru apabila berada di tangannya, apakah tidak akan menimbulkan badai dalam rimba persilatan" Kalau berada di tanganku si Pengemis Tua ini, apakah akan membuat rimba persilatan kacau balau tidak karuan?"
"Apakah Su Cianpwe mencurigaiku?" tanya Ong Tiong Yang dengan kasar.
Mendadak Ang Cit Kong membuka mulut bersuara.
"Tiong Yang Cinjin merupakan orang jenius di kolong langit. Semua orang menghormatimu, bagaimana mungkin kami guru dan murid mencu-rigaimu" Kami hanya merasa agak penasaran saia."
"Ang Cit Kong, aku tahu kau tergolong tetua Kay Pang, sudah amat terkenal dalam dunia persilatan! Malam ini di depan Istana Tiong Yang, muncul beberapa jago tangguh! Kalau aku tidak memberi penjelasan yang memuaskan, tentu kalian akan merasa tidak senang! Namun apabila kalian mendesak, aku terpaksa melayani!"
kata Ong Tiong Yang. Mendengar itu, raja Tayli Toan Hong Ya langsung membaca doa.
"Omitohud . . ."
Sedangkan Oey Yok Su terus tertawa dingin, Su Ciau Hwa Cu tersenym menyengir, kelihatan gembira sekali.
Hanya Ang Cit Kong yang berkata dengan lantang.
"Ong Tiong Yang! Kau disebut sebagai jago nomor Wahid, namun justru tidak punya pikiran! Kalau kitab pusaka itu berasal dari perguruanmu, kami kemari ingin membacanya, boleh dikatakan kami yang bersalah! Tapi kitab pusaka Kiu Im Cin Keng bukan berasal dari perguruanmu, kau ingin memusnahkannya, itu berdasarkan aturan apa" Apabila kau dapat mengalahkan kami guru dan murid, Kay Pang pasti menyudahi urusan ini!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Oey Yok Su langsung bertepuk tangan. Kelihatannya dia setuju akan apa yang dikatakan Ang Cit Kong.
"Tiong Yang Cinjin, aku datang dari Pulau Persik yang amat jauh.
Kalau aku tidak mohon petunjuk beberapa jurus sebelum kembali ke Pulau Persik, sungguh sayang sekali!"
Ong Tiong Yang menatapnya, kemudian meloncat turun dari batu besar sambil bersiul panjang.
"Sesungguhnya aku tidak mau bergebrak dengan kalian. Tapi kalian menghendaki kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, maka aku terpaksa bertanding dengan kalian! Apabila aku kalah, aku pasti menyerahkan kitab pusaka itu!" katanya kemudian.
Usai berkata, dia memandang Toan Hong Ya. Raja Tayli itu tentunya tidak berhati tamak. Namun sebagai seorang pesilat, sudah pasti ingin melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Seandainya kitab pusaka itu justru ke tangannya, pasti tidak akan beredar di dunia persilatan.
Sedangkan sikap Su Ciau Hwa Cu agak angin-anginan. Tiap melakukan sesuatu kelihatan tidak pernah serius. Kalau kitab pusaka Kiu Im Cin Keng jatuh ke tangannya, pasti akan menimbulkan badai.
Tentang Ang Cit Kong, Ong Tiong manggut-manggut karena yakin Ang Cit Kong dapat memimpin Kay Pang dengan baik, tidak akan jadi masalah seandainya kitab pusaka Kiu Im Cin Keng jatuh ke tangannya. Ketika melihat Oey Yok Su, Ong Tiong Yang berpikir.
Majikan Pulau Persik itu amat cerdas dan banyak akalnya. Apabila kitab pusaka Kiu Im Cin Keng jatuh ke tangannya, pasti akan membuat kacau dunia persilatan.
Walau saat ini Gunung Cong Lam San tampak tenang dan damai, namun tak jauh dari Istana
Tiong Yang berdiri lima pesilat tangguh, yang siap bertanding memperebutkan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, sehingga membuat suasana menjadi tegang mencekam.
Ouw Yang Hong yang bersembunyi di tempat gelap terus memperhatikan kelima orang itu. Raja Tayli Toan Hong Ya berdiri di
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
sebelah timur, tampak berwibawa. Sedangkan Ong Tiong Yang berdiri di tengah-tengah, menunggu serangan mereka. Su Ciau Hwa Cu dan Ang Cit Kong berdiri agak jauh. Oey Yok Su berdiri di sebelah barat, siap menyerang Ong Tiong Yang. Suasana di tempat itu mulai diliputi hawa membunuh.
"Kalian akan maju serentak, ataukah aku harus mohon petunjuk pada kalian satu persatu?" tanya Ong Tiong Yang.
Karena Tan Hong Ya terus membaca doa, Oey Yok Su tahu, bahwa raja Tayli itu berkepandaian amat tinggi. Alangkah haiknya aku membiarkannya bertanding lebih dulu dengan Ong Tiong Yang, pikirnya.
Setelah berpikir demikian, dia berkata.
"Mengeroyok bukan merupakan perbuatan orang gagah. Tentunya Toan Hong Ya sependapat denganku. Lebih baik kita bertanding dengan Ong Tiong Yang dengan cara satu persatu."
Toan Hong Ya tahu akan isi hati Oey Yok Su.
"Kalau Oey Tocu sependapat denganku, biarlah aku yang mengemukakan suatu usul! Menurutku semuanya harus bertanding tiga babak untuk menentukan siapa yang menang dan kalah," sahutnya.
Mendengar kata-kata itu, Ong Tiong Yang tertawa dingin dalam hati.
Apakah mereka melihat Ong Tiong Yang cuma seorang diri, maka ingin bertanding dengannya satu persatu" Tidak perduli kalian mengatakan apa, pokoknya aku akan bertanding dengan kalian semua! Itulah keputusan Ong Tiong Yang.
"Menurutku tiga bahak ini, aku bertanding satu babak dengan Tiong Yang Cinjin, babak kedua Su Ciau Hwa Cu bertanding dengannya, dan babak ketiga adalah Oey Tocu. Bagaimana menurut kalian semua?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Su Ciau Hwa Cu dan Oey Yok Su manggut-inanggut. Pertanda mereka setuju akan usul Toan Hong Ya.
Ouw Yang Hong yang bersembunyi di tempat gelap bergirang hati, karena akan menyaksikan pertandingan para pesilat tangguh.
Setelah memperoleh ilmu silat dan Iwee kang dari guru, aku tidak pernah bertanding dengan pesilat tangguh. Sedangkan Cha Ceh Ih susioknya itu masih tidak dapat dibandingkan dengan mereka. Ouw Yang Hong justru tidak tahu, pada hal dirinya sudah memiliki ilmu silat yang amat tinggi, begitu pula Lwee kangnya. Hanya saja dia masih belum berpengalaman.
Sementara tampak Toan Hong Ya mendekati Ong Tiong Yang. Jubah panjangnya berkibar-kibar terhembus angin.
Ong Tiong Yang tidak berani berlaku ceroboh. Sebab dia tahu bahwa Toan Hong Ya memiliki ilmu It Yang Ci yang amat hebat, maka tidak berani meremehkannya.
"Tiong Yang Cinjin, aku ingin bertanya sesuatu padamu," kata Toan Hong Ya perlahan.
Ong Tiong Yang tertegun sebab di saat mau bertanding, Toan Hong Ya malah ingin bertanya sesuatu padanya. Hal itu membuatnya terheran-heran, namun dia tetap menyahut dengan hormat.
"Toan Hong Ya ingin bertanya apa, silakan!"
"Katakanlah! Apakah kitab pusaka Kiu Im Cin Keng itu dapat membuat orang melakukan kejahatan?" tanya Toan Hong Ya.
Ong Tiong Yang mengangguk.
"Tidak salah. Sebab kitab pusaka itu berisi ilmu pukulan yang maha dahsyat, maka aku tidak meng-hendaki kitab pusaka itu jatuh ke tangan orang lain, agar tidak menimbulkan malapetaka di dunia persilatan.!"
Toan Hong Ya berkata. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kitab pusaka Kiu Im Cin Keng itu berada di tanganmu, itu merupakan suatu keberuntungan atau tidak, belum bisa dipastikan.
Lagi pula kau tidak membiarkan orang lain memperoleh kitab pusaka tersebut. Lalu bagaimana kau tahu hati orang lain" Memperoleh kitab pusaka itu merupakan takdir. Begitu pula kehilangan. Kau ingin memusnahkan kitab pusaka itu, bukankah secara tidak langsung sudah melawan takdir?"
Ong Tiong Yang tersentak sadar, lalu cepat-cepat memberi hormat kepadanya. Dia bergirang hati, sebab sejak memperoleh kitab pusaka itu, hatinya tidak pernah merasa tenang, kini Toan Hong Ya mengatakan begitu.
"Hidup manusia tidak seberapa lama. Padahal sesungguhnya aku tidak perlu bertanding denganmu. Namun aku masih tidak bisa melepaskan urusan duniawi. Tiong Yang Cinjin, silakan!" kata Toan Hong Ya lagi.
Ong Tiong Yang menjadi serius, sebab tahu bahwa Toan Hong Ya memiliki ilmu silat yang amat tinggi.
Toan Hong Ya menatap Ong Tiong Yang. "Tiong Yang Cinjin, silakan menyerang!" katanya.
Ong Tiong Yang maju dengan perlahan-lahan, lalu menyerang Toan Hong Ya. Dia melancarkan jurus tipuan dari ilmu Sian Thian Kang, yaitu jurus Beng Sim Hian Hud (Hati Terang Menghadap Buddha).
Toan Hong Ya berkelit, sekaligus balas menyerang. Mereka bertanding seimbang. Ong Tiong Yang menggunakan ilmu Sian Thian Kang, sedangkan Toan Hong Ya menggunakan ilmu It Yang Ci.
Bukan main serunya pertandingan itu. Ong Tiong Yang mengerahkan Sian Thian Kang melin-dungi badan, kemudian mengeluarkan pedangnya, dan menyerang Toan Hong Ya dengan ilmu pedang Coan Cin Kauw.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Girang sekali Ouw Yang Hong menyaksikan pertandingan itu, sebab secara tidak langsung menambah pengetahuannya dalam hal ilmu silat. Ketika melihat Toan Hong Ya menyerang dengan It Yang Ci, dia bepikir. Apabila Toan Hong Ya menyerangnya dengan It Yang Ci, tentu sulit baginya untuk berkelit. Tapi kalau menggunakan ilmu Hong Hoang Lat, sudah pasti dapat terhindar dari serangan itu.
Seandainya bertemu Toan Hong Ya, aku harus ingat itu.
Usai berpikir, Ouw Yang Hong menyaksikan pertandingan itu lagi dengan penuh perhatian. Ketika menyaksikan ilmu pedang Ong Tiong Yang, dia tahu bahwa ilmu pedang itu adalah ilmu pedang aliran lurus yang amat hebat.
Ong Tiong Yang dan Toan Hong Ya terus bertanding. Mendadak Ong Tiong Yang berhenti menyerang, lalu mencelat ke belakang seraya ber kata.
"Sungguh hebat Toan Hong Ya! Aku mau bilang apa lagi" Toan Hong Ya ingin melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, pasti ku perlihatkan!
Ilmu lt Yang Ci milik Toan Hong Ya sungguh membuatku tunduk!"
Toan Hong Ya tertawa gelak.
"Ha ha ha! Tiong Yang Cinjin, aku hanya seorang raja kecil di Negeri Tayli. Banyak urusan yang harus kukerjakan di sana. Bagaimana mungkin punya niat untuk melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng itu?"
Mendengar ucapan itu, Oey Yok Su berpikir. Orang itu adalah raja Tayli, tentunya tidak mau mencampuri urusan dunia persilatan.
Apabila dia yang memperoleh kitab pusaka itu, malah akan menimbulkan malapetaka. Dia tidak menghendaki kitab pusaka tersebut, pasti punya alasan tertentu. Lagi pula kelihatannya mereka berdua bertanding seimbang. Bagaimana hebatnya ilmu It Yang Ci yang amat kesohor itu" Diam-diam Oey Yok Su tertawa dingin dalam hati.
"Begitu aku bergebrak dengan Tiong Yang Cinjin, sudah tahu kitab pusaka Kiu Im Cin Keng harus berada di tangan Cinjin! Semoga
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cinjin dapat membuat kedamaian dalam rimba persilatan dengan kitab pusaka itu!" kata Toan Hong Ya.
Usai berbicara, Toan Hong Ya mencelat ke belakang, kemudian tidak banyak bicara lagi
dengan Ong Tiong Yang. Ketika melihat Toan Hong Ya mencelat ke belakang, kening Oey Yok Su berkerut.
"Kelihatannya Toan Hong Ya tidak mau bertanding dengan Tiong Yang Cinjin lagi," katanya.
"Aku sudah bertanding dengan Tiong Yang Cinjin. Hatinya lurus dan bersih. Dia memiliki kitab pusaka itu atau tidak, sudah tidak jadi masalah lagi," sahut Toan Hong Ya.
Mendengar itu, Oey Yok Su mencaci dalam hati Toan Hong Ya amat licik. Dia pasti menunggu kesempatan. Orang lain ingin melihat kitab pusaka itu, bagaimana mungkin dia tidak" Sudah pasti dia menunggu kesempatan yang baik untuk merebut kitab pusaka tersebut! Kalau tidak, bagaimana mungkin dia berhenti bertanding dengan Ong Tiong Yang" Ifuh! Sungguh licik dia!
Kini giliran Su Ciau Hwa Cu. Wajah si Pengemis Tua itu berubah serius.
"Ong Tiong Yang, aku tahu kau pesilat tangguh di Tionggoan.
Mungkin aku bukan tandinganmu. lapi Kay Pang memiliki dua macam ilmu andalan, yang kemungkinan besar dapat menandingi ilmu silatmu. Aku harap kau coba dulu ilmu pemukul anjing, lalu ilmu Hang Liong Cap Pwe Ciang!" katanya sambil menatapnya.
Ong Tiong Yang juga tahu akan kedua ilmu andalan Kay Pang itu.
"Baik, silakan Cianpwe menyerang duluan!" sahutnya dengan hormat.
Su Ciau Hwa Cu segera mengeluarkan tongkat pemukul anjing.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ong Tiong Yang, hati-hatilah! Sesungguhnya ilmu tongkat pemukul anjing, hanya digunakan untuk memukul anjing! Tapi kini dapat dipergunakan untuk bertanding dengan Tiong Yang Cinjin, itu amat membuat cemerlang ilmu tongkat pemukul anjing Kay Pang!"
Ong Tiong Yang mengeluh, sebab Su Ciau Hwa Cu mengatakan ilmu itu hanya digunakan untuk memukul anjing, secara tidak langsung dirinya disamakan dengan anjing. Oleh karena itu, dia bertekad mengalahkan Su Ciau Hwa Cu.
Ong Tiong Yang menyimpan pedangnya. Dia berdiri tegak di hadapan Su Ciau Hwa Cu.
"Su Lo Cianpwe, silakan!" tantangnya.
Su Ciau Hwa Cu langsung menyerangnya dengan ilmu tongkat pemukul anjing Ong Tiong Yang berkelit dan balas menyerang dengan sebuah pukulan. Sungguh dahsyat pukulannya! Terdengar suara 'Plak'. Tampak tongkat pemukul anjing itu terpukul miring ke samping.
Boleh dikatakan Su Ciau Hwa Cu sudah kalah, tapi pengemis tua tidak perduli. Dia membentak keras sambil menyerang lagi. Betapa cepat serang annya, namun sama sekali tidak berhasil menyentuh badan Ong Tiong Yang.
Bukan main penasarannya Su Ciau Hwa Cu.
"Ong Tiong Yang! Aku akan menyerangmu dengan ilmu Hang Liong Cap Pwe Ciang! Apakah kau sanggup menahan ilmu pukulanku ini?"
katanya sambil melotot. "Mohon petunjuk Cianpwe!" sahut Ong Tiong Yang perlahan-lahan.
"Ong Tiong Yang, kau tidak usah berlaku sungkan-sungkan! Kalau kau dapat mengalahkan ilmu Hang Liong Cap Pwe Ciangku, aku memanggilmu cianpwe pun tidak jadi masalah! Bahkan aku juga tidak menghendaki kitab pusaka Kiu Im Cin Keng lagi!"
Su Ciau Hwa Cu melempar tongkatnya kepada Ang Cit Kong, lalu bersiul panjang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ilmu Hang Liong Cap Pwe Ciang amat keras, harus menggunakan gwa kang yang amat tinggi. Karena itu, Su Ciau Hwa Cu sama sekali tidak pernah mendekati kaum wanita. Hingga saat ini berusia enam puluh, pengemis tua itu masih perjaka tulen. Maka dapat dibayangkan, betapa dah-syatnya ilmu Hang Liong Cap Pwe Ciang yang dimilikinya.
Setelah bersiul panjang, pengemis tua itu langsung menyerang Ong Tiong Yang dengan ilmu pukulan Hang Liong Cap Pwe Ciang, yaitu jurus Kian Liong Cai Tian (Melihat Naga Di Sawah).
Ong Tiong Yang segera berkelit. Bukan main dahsyatnya pukulan itu, menghantam sebuah batu besar yang ada di belakang Ong Tiong Yang hingga hancur berkeping-keping.
Betapa gusarnya Su Ciau Hwa Cu, karena pukulannya tidak berhasil menyentuh badan Ong Tiong Yang. Ternyata ketua Coan Cin Kauw itu menggunakan ilmu Sian Thian Kang.
Su Ciau Hwa Cu berpikir. Kay Pang juga merupakan partai besar di kolong langit. Kalau orang tahu aku bertarung dengan Ong Tiong Yang menggunakan ilmu andalan Kay Pang, bahkan tidak dapat merobohkan ketua Coan Cin Kauw, bukankah kaum rimba persilatan akan menter tawakan Kay Pang"
Berpikir sampai di situ, Su Ciau Hwa Cu menyerang Ong Tiong Yang lagi dengan jurus Ti Liong Yu Hui (Naga Menunduk Merasa Menyesal).
Kali ini Ong Tiong Yang tidak berkelit, melainkan menggunakan ilmu Sian Thian Kang untuk menangkis.
Blam! Terdengar suara benturan. Ong Tiong Yang cuma terpental ke belakang dua langkah, namun tidak terluka sama sekali.
Bukan main terkejutnya Su Ciau Hwa Cu. Dia berkeluh dalam hati.
Kelihatannya aku si Pengemis Tua harus terjungkal di sini hari ini.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ong Tiong Yang menggunakan ilmu apa" Bagaimana dia dapat menahan kedua pukulanku" Apakah dia seorang dewa"
Su Ciau Hwa Cu sama sekali tidak tahu sejak Ong Tiong Yang mempelajari kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Lwee kang dan kepandaiannya bertambah dalam serta maju pesat. Berdasarkan ilmu yang tercantum dalam kitab pusaka itu, Ong Tiong Yang menciptakan ilmu Sian Thian Kang, itu hanya sebagian kecil dari isi kitab pusaka tersebut.
Sementara Su Ciau Hwa Cu terus menyerang Ong Tiong Yang, akan tetapi Ong Tiong Yang tetap dapat mengimbanginya. Walau Su Ciau Hwa Cu sudah mengeluarkan jurus terakhir dari ilmu Hang Liong Cap Pwe Ciang, namun tetap tidak dapat merobohkan Ong Tiong Yang.
Akhirnya Su Ciau Hwa Cu berhenti menyerang.
"Ong Tiong Yang, aku lihat kau menggunakan semacam ilmu pelindung badan. Katakanlah ilmu apa itu?" katanya sambil memandang Ong Tiong Yang.
"Kunamakan Sian Thian Kang," jawab Ong Tiong Yang.
"Apakah itu termasuk ilmu yang tercantum di dalam kitab pusaka Kiu Im Cin Keng?" tanya Su Ciau Hwa Cu.
Ong Tiong Yang berpikir sejenak, kemudian menjawab.
"Tidak salah, namun merupakan ilmu ciptaan ku berdasarkan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng."
Mendengar jawaban Ong Tiong Yang itu, semua orang baru percaya bahwa Kiu Im Cin Keng memang merupakan kitab pusaka yang ajaib.
"Ong Tiong Yang, ini tidak masuk aturan! Tidak masuk aturan!" kata Su Ciau Hwa Cu.
Ong Tiong Yang tercengang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Apa yang tidak masuk aturan" Harap Lo Cianpwe menjelaskan!
Kalau masuk akal, aku pasti menuruti cianpwe saja!" tanyanya dengan heran.
"Ong Tiong Yang, kau menggunakan ilmu yang berdasarkan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Kalaupun kau menang juga tidak akan dikagumi para orang gagah di kolong langit. Ya, kan?" kata Su Ciau Hwa Cu.
Ong Tiong Yang menatap Su Ciau Hwa Cu.
"Menurut Cianpwe, aku harus bagaimana" Apabila aku mempergunakan ilmu dari perguruanku mengalahkan Cianpwe, barulah Cianpwe akan merasa tunduk?"
Su Ciau Hwa Cu mengangguk.
"Ong Tiong Yang, bagaimana kalau kita mengadu lwee kang saja"
Lwee kang siapa yang lebih tinggi, dialah yang menang."
Ong Tiong Yang berpikir sejenak. Kemudian dia mengambil keputusan akan mengorbankannya wanya demi mempertahankan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng.
"Baik, aku menurut saja," katanya.
"Bagus, Ong Tiong Yang, kelihatannya aku tidak salah menilaimu."
Seusai berkata demikian, Toan Hong Ya membaca doa. Karena itu, hati Ong Tiong Yang ter-gerak. Kelihatannya hanya Toan Hong Ya yang tahu isi hatiku. Apabila aku mati, tidak akan merasa penasaran.
Ong Tiong Yang duduk bersila, begitu pula Su Ciau Hwa Cu. Mereka berdua duduk berhadap-hadapan.
Ketika kedua orang itu duduk bersila, Oey Yok Su tertawa dingin dalam hati sambil memandang mereka berdua dengan penuh perhatian.
Akan tetapi, di saat bersamaan terdengar suara seseorang dan tampak obor bergerak menuju tempat itu. Ternyata orang Istana Tiong Yang mendengar suara gaduh, lalu segera melapor kepada Ma
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cing dan Seh Gwa Kie. Bukan main terkejutnya kedua orang itu.
Mereka berdua langsung membawa para anggota Istana Tiong Yang menuju tempat itu.
Begitu sampai di tempat itu, Ma Cing dan Seh Gwa Kie melihat Ong Tiong Yang dan Su Ciau Hwa Cu sedang duduk bersila, mengadu Iwee kang.
Tangan Ong Tiong Yang tampak gemetar, ma tanya menatap Su Ciau Hwa Cu.
"Su Cianpwe, menurutku pertandingan ini kita anggap seri saja,"
katanya. Su Ciau Hwa Cu tertawa gelak. Pengemis tua itu sama sekali tidak menduga Ong Tiong Yang memiliki lwee kang yang begitu tinggi.
Walau sedang mengerahkan lwee kang, namun masih bisa berbicara. Hal seperti itu tidak dapat dilakukan Su Ciau Hwa Cu.
Akan tetapi, Su Ciau Hwa Cu sama sekali tidak mau berhenti, bahkan terus mengerahkan lwee kangnya. Karena itu, Ong Tiong Yang pun terpaksa mengerahkan lwee kangnya untuk menahan.
Wajah mereka berdua tampak memerah, kemudian berubah pucat.
Ternyata mereka telah mengerahkan lwee kang masing-masing hingga ke puncaknya. Namun mereka berdua tetap tahu siapa yang menang.
Kini mereka berdua sudah mencapai saat yang kritis, membuat suasana semakin menegangkan, dan para penonton pun saling memandang dengan kening berkerut.


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Semua orang tahu, bahwa Su Ciau Hwa Cu dan Ong Tiong Yang sama sekali tidak ada yang mau mengalah. Mereka terus mengerahkan lwee kang, sehingga wajah mereka bertambah memerah dan keringat mereka mulai mengucur deras membasahi pakaian.
Yang tahu jelas akan hal tiu adalah Toan Ceh Heng. Raja Tayli itu menghela nafas panjang. Kalau tidak segera dipisahkan, mereka pasti akan terluka parah.
Ketika Toan Ceh Heng baru mau maju memisahkan mereka, mendadak terdengar suara sem-an Oey Yok Su yang amat keras.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ong Tiong Yang, kau ingin mengalahkan Su Cianpwe, apakah akan membuat namamu semakin terkenal?"
Ternyata Oey Yok Su juga melihat jelas akan keadaan mereka berdua. Kalau Ong Tiong Yang tidak mengendurkan lwee kangnya, Su Ciau Hwa Cu pasti akan mati.
Akan tetapi, di saat bersamaan terdengar Su Ciau Hwa Cu mengeluh, lalu roboh.
Sedangkan wajah Ong Tiong Yang pucat pias. Dia bangkit berdiri seraya berkata pada Oey Yok Su.
"Oey Tocu, untung aku tidak kalah melawan Su Cianpwe. Kalau Oey Tocu ingin bertarung de-nganku, akan kulayani!"
"Ong Tiong Yang, keadaanmu seperti itu, bagaimana mungkin aku bertarung denganmu" Bu-kankah aku akan ditertawakan oleh orang-orang gagah di kolong langit" Kalau saat ini aku berhasil mengalahkanmu juga percuma! Menurutku, lebih baik kau beristirahat beberapa hari, barulah ke-mudian kita bertarung!"
Ong Tiong Yang mengangguk.
"Baiklah!" Ong Tiong Yang tahu bahwa Oey Yok Su adalah pesilat tangguh yang selalu menjaga nama baiknya. Apabila saat ini berkeras ingin bertarung dengan Oey Yok Su, tentunya akan malu sendiri. Kalau bisa beristirahat beberapa hari, sudah pasti dirinya tidak akan kalah melawan Oey Yok Su.
Sementara Ang Cit Kong segera memapah Su Ciau Hwa Cu ke sebuah batu, kemudian berkata kepada Ong Tiong Yang.
"Tiong Yang Cinjin, urusan ini tidak akan selesai sampai di sini. Lain waktu aku dan guruku pasti kemari lagi untuk menyelesaikannya!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Usai berkata, Ang Cit Kong lalu duduk di belakang gurunya.
Sepasang tangannya ditempelkan di punggung Su Ciau Hwa Cu, lalu mengerahkan lwee kangnya untuk mengobati luka gurunya.
Sementara Oey Yok Su berkata lagi kepada Ong Tiong Yang.
"Tiong Yang Cinjin, kau tidak usah buru-buru. Kita pastikan waktu dan hari, di tempat mana agar kita bisa bertarung. Kalau kau kalah, harus menyerahkan kitab pusaka Kiu Im Cin Keng padaku.
Bagaimana?" Ong Tiong Yang manggut-manggut.
"Baik!" "Tiong Yang Cinjin, kita berjanji lima tahun kemudian, berkumpul di Gunung Hwa San, juga mengundang para orang gagah di kolong langit untuk hadir di sana. Siapa yang berhasil merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, dialah jago nomor wahid di kolong langit.
Bagaimana?" kata Oey Yok Su lagi.
Mendengar itu, Ong Tiong Yang berpikir. Lima tahun kemudian, Coan Cin Kauwku sudah maju pesat, bahkan sudah bisa melawan pasukan Kini, tentunya sudah tidak masalah menyelesaikan urusan ini.
Ong Tiong Yang mengangguk setelah berpikir.
"Baik, kita berjanji begitu saja."
Toan Hong Ya juga manggut-manggut setuju. Lima tahun kemudian, dia pun akan ke Gunung Hwa San. Sedangkan Ang Cit Kong juga mewakili gurunya menyetujui rencana itu.
"Baik, memang lebih baik demikian. Aku masih punya seorang teman. Dia adalah orang aneh rimba persilatan. Sampai waktunya aku pun akan mengundangnya ke Gunung Hwa San. Siapa yang dapat mengalahkan, dialah yang berhak menerima kitab pusaka Kiu Im Cin Keng," kata Ong Tiong Yang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Oey Yok Su berpikir, kitab pusaka Kiu Im Cin Keng memang luar biasa. Apabila dalam waktu lima tahun ini, Ong Tiong Yang mengajarkan pada para muridnya, sampai waktunya nanti pasti akan merepotkan sekali.
Setelah berpikir demikian, Oey Yok Su tertawa seraya berkata.
"Aku ingin mengatakan sesuatu, harap Tiong Yang Cinjin sudi mendengarnya!"
Ong Tiong Yang menatapnya.
"Oey Tocu ingin mengatakan apa silakan!"
"Kalaupun tiada kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, Hwa San Cun Kiam tetap akan seru sekali. Menurutku, siapa yang menang, dialah yang berhak memiliki kitab pusaka itu, bahkan juga mem-peroleh gelar jago nomor wahid di kolong langit. Bagaimana menurut kalian semua?" kata Oey Yok Su.
Semua orang mengangguk setuju.
"Lima tahun kemudian, tentunya kita yang berada di sini hadir semua. Alangkah baiknya di-atur demikian. Yang menang berhak memiliki kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, yang kalah hanya boleh membacanya selama satu bulan lalu dikembalikan kepada pemiliknya. Bukankah adil sekali?" kata Oey Yok Su lagi.
Semua orang diam. Berselang sesaat harulah Toan Hong Ya membuka mulut.
"Baik! Sampai waktunya aku pasti datang. Kita semua berkumpul di sana."
"Aku akan kembali ke Pulau Persik. Lima tahun kemudian aku pasti ke Gunung Hwa San me-nemui kalian," kata Oey Yok Su lalu memandang Ang Cit Kong seraya bertanya. "Apakah kalian bisa hadir?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ang Cit Kong menyahut dengan suara dalam.
"Kay Pang pasti datang! Kalau suhuku tidak hadir, aku pasti hadir!
Aku juga ingin melihat kitab pusaka Kiu Im Cin Keng. Sebetulnya kitab pusaka apa, sehingga membuat kaum rimba persilatan begitu berminat untuk memperolehnya, bahkan sampai bertarung mati-matian . . ." sahut Ang Cit Kong dengan suara dalam.
Karena membuka mulut menyahut, sedangkan dirinya sedang mengerahkan lwee kang untuk mengobati luka gurunya, maka membuatnya muntah darah segar.
Ong Tiong Yang tahu bahwa luka Su Ciau Hwa Cu amat parah. Pada hal si Pengemis Tua itu selalu berlaku angin-anginan dan acuh tak acuh, namun tak disangka begitu mementingkan nama, akhirnya menyebabkan dirinya terluka parah lantaran mengadu lwee kang dengan Ong Tiong Yang. Kalau Ong Tiong Yang melukainya, tentu Su Ciau Hwa Cu akan melukainya. Oleh karena itu, secara tidak langsung Coan Cin Kauw sudah menanamkan bibit permusuhan dengan pihak Kay Pang.
Mendadak Su Ciau Hwa Cu terbatuk beberapa kali dan darah segarnya mengalir keluar dari mulutnya.
Ma Cing dan Seh Gwa Kie segera mengambil obat, kemudian diberikan kepada Su Ciau Hwa Cu. Namun si Pengemis Tua malah melotot.
"Hai anjing-anjing Coan Cin Kauw! Aku pengemis tua tidak akan mampus, tidak perlu makan obat!" bentaknya.
Karena membentak, Su Ciau Hwa Cu langsung muntah darah.
"Kami pengemis bertulang keras selalu menerima pukulan orang!
Bagaimana mungkin menerima obat kalian?" kata Ang Cit Kong.
Ma Cing dan Seh Gwa Kie serba salah. Obat itu masih berada di tangan mereka, tapi mereka tidak tahu apa yang harus diperbuat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kemudian kedua orang itu menatap Ang Cit Kong sambil berkata dalam hati. Kami berdua bermaksud haik, tapi kalian tolak dengan cara kasar. Kau hanya merupakan murid Kay Pang, tentunya kepandaianmu tidak lebih dari kami. Kami akan mempermalukan kalian guru dan murid lagi.
Setelah berkata dalam hati, mereka berdua saling memandang, lalu serentak mengerahkan lwee kang masing-masing menyerang Ang Cit Kong.
Akan tetapi, gerak-gerik mereka berdua tidak terlepas dari mata Ong Tiong Yang.
"Ma Cing, kalian berdua jangan berlaku tidak hormat!" bentaknya.
Ong Tiong Yang ingin mencelat ke arah mereka dengan maksud mencegah, tapi sudah terlambat, sebab Ma Cing dan Seh Gwa Kie sudah mengerahkan lwee kang menyerang Su Ciau Hwa Cu dan Ang Cit Kong.
Akan tetapi, lwee kang mereka yang telah dikerahkan itu, seperti membentur tembok baja, bahkan berbalik menyerang diri mereka sendiri, sehingga tubuh mereka terpental beberapa depa, lalu roboh di tanah.
Ma Cing dan Seh Gwa Kie mendongakkan kepala. Mereka melihat Ang Cit Kong berada di hadapan Su Ciau Hwa Cu.
Ma Cing dan Seh Gwa Kie adalah murid handal Ong Tiong Yang. Usia mereka tidak terpaut jauh dengan usia gurunya. Akan tetapi, mereka tidak menyangka sama sekali bahwa Ang Cit Kong memiliki lwee kang yang begitu tinggi. Mereka ingin mempermalukan Ang Cit Kong dan gurunya itu, namun sebaliknya malah mereka sendiri yang mendapat malu, sehingga wajah mereka berubah merah karena menahan rasa malu.
Menyaksikan kejadian itu, Ong Tiong Yang menghela nafas panjang.
Walau muridku cukup berbakat, namun masih kalah jauh
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
dibandingkan dengan murid Su Ciau Hwa Cu itu. Begitulah kata dalam hatinya.
Sedangkan yang lain pura-pura tidak melihat kejadian itu. Mereka mendekati Su Ciau Hwa Cu sambil mengeluarkan obat. Namun Su Ciau Hwa Cu cuma memandang Toan Hong Ya, lalu mengambil obat dari tangan raja Tayli itu sekaligus menelannya. Ternyata Su Ciau Hwa Cu tahu bahwa Toan Hong Ya berhati welas asih, maka mau menerima obatnya.
Keputusan sudah disepakati bersama, yaitu lima tahun kemudian akan bertemu di Gunung Hwa San. Mereka akan bertanding di sana.
Siapa yang berhasil keluar sebagai pemenang, dialah yang berhak memiliki kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, sekaligus menyandang gelar jago nomor wahid di kolong langit.
Ketika membicarakan hal tersebut, wajah mereka semua tampak berseri-seri. Mereka kelihatan gembira sekali.
Tak terasa hari pun sudah terang. Mendadak tampak seseorang menerjang ke arah mereka.
"Siapa?" bentak Ong Tiong Yang. Pendatang itu seorang gadis berdandan seperti pelayan.
"Siapa yang bernama Ong Tiong Yang?" tanyanya sambil menatap mereka.
"Siapa kau" Ada urusan apa kau mencariku?" Ong Tiong Yang balik bertanya.
"Kaulah yang bernama Oey Tiong Yang?" tanya anak gadis itu.
Ong Tiong Yang menatapnya. Ternyata anak gadis itu masih kecil, lincah tapi tidak tahu tata krama dunia persilatan.
"Ada urusan apa kau mencariku?" tegas Ong Tiong Yang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Mendadak anak gadis itu menangis terisak-isak dan air matanya berderai-derai.
"Suhuku . . . dia . . . dia . . ." sahutnya tersendat-sendat.
Semua orang tidak tahu siapa gurunya, juga tidak tahu maksud kedatangan anak gadis itu. Tapi anak gadis itu baru berusia dua belasan, tentunya membuat mereka semua tercengang.
Akan tetapi, air muka Ong Tiong Yang tampak berubah hebat.
"Kau bilang apa?" tegasnya.
"Suhuku ... dia sakit hingga mati," sahut anak gadis itu.
Ong Tiong Yang terbelalak.
"Tidak benar! Tidak benar! Tadi aku masih melihatnya, tadi aku masih melihatnya! Dia memberitahukan padaku, bahwa dia telah menciptakan semacam ilmu pedang, yaitu Giok Li Sim Keng. Dia masih memainkan ilmu pedang itu di hadapanku, bagaimana mungkin dia . . ."
Ong Tiong Yang menatap anak gadis itu, kelihatannya kacau dan tidak tahu harus bagaimana menuturnya. Sementara di matanya muncul bayangan Lim Tiau Eng yang cantik jelita, dia bergumam.
"Tiau Eng, Tiau Eng! Kalaupun Giok Li Sim Keng tidak lebih bagus dari ilmu pedangku, itu kan tidak jadi masalah" Lalu mengapa kau begitu memikirkan itu" Jangan terlampau egois! Kau tahu diriku, aku tahu dirimu, mengapa harus saling bertentangan?"
Setelah bergumam, Ong Tiong Yang berkata pada anak gadis itu.
"Gurumu . . . bilang apa?"
Anak gadis itu menatap Ong Tiong Yang dengan bengis sambil berkata dalam hati. Ong Tiong Yang ini kelihatan bukan orang baik.
Ketika guru hampir mati, terus-menerus menyebut namanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sungguh mengherankan, biasanya guru selalu berkata padaku, bahwa kaum lelaki tidak pernah setia terhadap kaum wanita. Kalau bertemu wanita yang menarik hatinya, pasti bermulut manis dan merayu, juga berlaku amat mesra. Namun ketika melupakanmu, kau memanggilnya, dia pun tidak akan menggubrismu, bahkan tidak mau melihatmu Kalau lelaki tertarik padamu dengan cara demikian, bukankah kau akan menderita sekali"
Gadis itu tinggal di dalam kuburan tua, setiap hari mendapat pendidikan yang demikian dari gurunya, sehingga membuatnya amat memusuhi kaum lelaki.
Namun kini ketika melihat wajah Ong Tiong Yang begitu sedih, hatinya pun merasa tersentuh. Kelihatannya guru telah salah menilai Ong Tiong Yang, mungkin Ong Tiong Yang adalah seorang lelaki sejati.
Ong Tiong Yang terus menatap anak gadis itu. Tampak air matanya keluar. Kemudian dengan suara gemetaran bertanya, "Sebelum gurumu mati, dia bilang apa padamu, harap beritahukan padaku!"
Anak gadis itu berpikir sejenak, kemudian menyahut dengan tersendat-sendat.
"Guru bilang, melarangku . . ."
"Beritahukanlah padaku!" desak Ong Tiong Yang.
Anak gadis itu melanjutkan dengan air mata berlinang-linang dan terisak-isak.
"Guru melarangku pergi menemuimu, juga menyuruhku menutup mukanya dengan kain putih!"
Usai mengatakan hal itu ia seperti tak tahan, menangis sambil menjatuhkan diri.
Ong Tiong Yang berdiri termangu-mangu. Dia tidak menyangka bahwa ketika menantang dirinya untuk bertanding, Lim Tiau Eng ternyata sudah menderita sakit berat. Sepertinya ia ingin
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
mengatakan sesuatu padaku, namun aku tidak menghiraukannya.
Kini dia sudah mati, sementara aku masih hidup di dunia . . .
"Gurumu masih hilang apa padamu?" tanya Ong Tiong Yang kemudian.
Anak gadis itu mengerutkan kening, tidak berani mengatakannya.
Ternyata sebelum menghembus nafas penghabisan, I i Tiau Eng menyampaikan sesuatu kepada gadis itu.
"Aku yang menyelamatkan nyawamu. Aku menghendakimu mulai sekarang kau tidak boleh meninggalkan kuburan kuno ini. Kau harus menjaga perguruan Giok Li Bun ini. Kecuali jika ada lelaki yang berani mati demi dirimu, kau boleh meninggalkan kuburan tua ini!
Kalau tidak, tentu kau tak boleh pergi. Kau bersedia mentaati pesanku?"
Anak gadis itu mengangguk, pertanda tidak menolak pesan gurunya.
Maka Lim Tiau Eng melanjutkan.
"Aku punya sebuah bungkusan kecil. Pergilah, ambil bungkusan itu kemari!"
Anak gadis itu segera mengambil bungkusan yang dimaksud dari kolong ranjang Han Giok (Giok Dingin), lalu diberikan kepada gurunya.
Namun saat itu Lim Tiau Eng sudah tidak punya tenaga untuk menerimanya. Ia hanya mampu memberi isyarat agar gadis itu memapahnya bangun duduk.
"Buka bungkusan itu!" ujarnya lirih.
Perlahan gadis itu membukanya. Ternyata bungkusan itu berisi sebuah lukisan seorang tosu muda berwajah tampan.
Lim Tiau Eng menatap lukisan itu, kemudian bergumam. "Manusia hidup dengan kegembiraan yang tak terbatas, apa gunanya jubah tosu?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ada rasa heran di hati gadis itu mendengar gumaman Lim Tiau Eng, karena setahunya, setiap hari gurunya pasti mencaci maki Ong Tiong Yang. Apakah lukisan itu adalah Ong Tiong Yang" Mengapa gurunya terus-menerus memandang lukisan itu dengan air mata bercucuran"
Sejak kecil dirinya dibawa Lim Tiau Eng ke dalam kuburan tua. Hidup berpisah dengan dunia luar, membuatnya tak kenal cinta, kasih, benci dan dendam.
Sementara Lim Tiau Eng mengangkat sebelah tangannya, mengusap lukisan itu dengan tangan bergemetaran.
"Kau amat gagah dan diakui sebagai seorang pendekar besar, entah kau bisa menangis tidak?" gumamnya lalu tertawa sedih. Setelah itu, berkata pada anak gadis tersebut.
"Gantung lukisan ini!"
Sang murid segera menggantung lukisan itu di dinding. Lim Tiau Eng tampak memandangi lukisan tersebut, lalu berkata kepada muridnya.
"Aku sudah hampir mati, kau harus mendengar pesanku. Mulai saat ini dan selanjutnya, kau tidak boleh membiarkan semua lelaki busuk memasuki kuburan kuno ini. Dekatilah lukisan itu, ludahi dia dua kali
. . .!" Melihat Lim Tiau Eng sudah sekarat, gadis itu merasa pasti ada sebab tertentu dengan perintah meludahi lukisan itu. Tanpa menjawab, ia langsung melangkah mendekati lukisan Ong Tiong Yang, lalu meludahinya dua kali, seperti perintah gurunya. Kemudian ia berkata dengan sengit, "Kau telah membuat suhuku menangis!
Seumur hidup aku tidak akan pernah memaafkanmu!"
Saat itu ia baru sadar bahwa dirinya tak punya guru lagi. Selanjutnya dia akan hidup seorang diri di dalam kuburan tua itu.
Sesungguhnya Ong Tiong Yang ingin bertanya dengan cermat pada anak gadis itu, bagaimana Lim Tiau Eng mengidap penyakit hingga membuatnya mati. Akan tetapi, mendadak Ong Tiong Yang teringat
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
akan dirinya sebagai ketua partai Coan Cin Kauw. Lagi pula, para muridnya dan beberapa pesilat tangguh berada di situ. Kalau tidak, kemungkinan besar dia sudah membunuh diri untuk menyusul Lim Tiau Eng ke alam baka.
Sia-sia saja ia menahankan air matanya yang terus keluar membasahi pipinya. Dia mendongakkan kepala memandang angkasa, bibir bergerak-gerak seakan sedang berdoa.
Semua orang memandangnya. Mereka semua tahu duka yang menimpa Ong Tiong Yang. Namun tak seorang pun berani membuka mulut. Ma Cing dan Seh Gwa Kie pun ikut sedih, karena mereka tahu Ong Tiong Yang dan Lim Tiau Eng punya jalinan hubungan yang amat baik. Hanya anehnya mengapa guru mereka mendadak mendirikan partai Coan Cin Kauw, bahkan mereka selalu menentang wanita cantik itu.
Kini begitu menyaksikan kedukaan Ong Tiong Yang, tahulah mereka bahwa Ong Hong Yang amat mencintai Lim Tiau Eng. Kalau tidak, bagaimana mungkin guru mereka begitu berduka mendengar tentang kematian Lim Tiau Eng.
Ong Tiong Yang terus menatap ke angkasa. Beberapa lama kemudian barulah terdengar ucapan dari mulutnya.
"Hatiku sedih, siapa yang tahu itu"
Hidup kesepian, sama-sama merana!
Manusia hidup penuh kegembiraan, hanya minum arak.
Kau telah pergi, bagaimana kau tahu tentang kesedihan ini"
Aku berada di sini, bertambah kesepian dan merana.
Ingin memperoleh sepasang sayap, terbang mendampingimu!"
Di antara semua orang, hanya Oey Yok Su dan Toan Hong Ya yang lebih tahu akan kedukaan hati Ong Tiong Yang. Dia telah kehilangan pujaan hatinya. Barangkali mulai saat ini hidupnya akan menderita sekali.
Ong Tiong Yang tiba-tiba memberi hormat kepada semua orang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Maafkan aku tidak bisa menemani kalian di sini, aku harus pergi menjenguk temanku itu, sampai jumpa kelak!" Usai berkata kepada semua orang, Ong Tiong Yang lalu berkata kepada anak gadis itu,
"Kau ikut aku ke sana?"
Anak gadis itu menghentikan tangisnya. Matanya melotot sambil menyahut dengan sengit.
"Ong Tiong Yang! Kau kira aku ke sini mencarimu agar kau mau pergi menengok jenazah guruku" Kau sungguh bodoh menganggap begitu!"
Semula semua orang memang mengira anak gadis itu datang untuk menyampaikan kabar duka agar Ong Tiong Yang pergi untuk melawat. Tak disangka, ia malah melarang Ong Tiong Yang pergi melawat. Mereka bahkan terkejut ketika kemudian gadis itu menuding Ong Tiong Yang sambil mencari maki.
"Ong Tiong Yang! Coan Cin Kauw semuanya adalah telor busuk, semuanya tidak tahu aturan! Ong Tiong Yang, tahukah kau apa yang dipikirkan guruku" Kau selalu pura-pura sibuk, sama sekali tidak memperhatikan urusan di benak guruku. Maka karena beliau mati di tanganmu, aku akari mengadu nyawa denganmu demi guruku!"
Usai berkata begitu, gadis itu langsung saja menerjang Ong Tiong Yang.
Tampaknya hati Ong Tiong Yang masih kacau. Dia hanya menatap ketika gadis itu tahu-tahu saja menerjang ke arahnya. Mulutnya bahkan masih menggumamkan kata-kata.
"Tiau Eng, bukankah kau ada perkataan yang belum disampaikan padaku" Ya kan?"
Semua orang sempat tertegun melihat Ong Tiong Yang yang masih termangu, tak mengherankan serangan gadis itu. Hanya Oey Yok Su dan Toan Hong Ya tahu jelas, anak gadis itu menyerang Ong Tiong Yang karena sangat marah dan emosi.
Plak! KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sebuah pukulan yang dilancarkan anak gadis itu mendarat telak di badan Ong Tiong Yang, membuat badannya tergetar keras, kemudian terdorong mundur beberapa langkah.
"Ong Tiong Yang, guruku amat membencimu, membenci Coan Cin Kauw! Membencimu sampai ke dalam tulang sumsum! Kau tidak usah pergi melihat guruku. Guruku sampai di alam baka juga tidak akan melepaskanmu."
"Gurumu menghendaki bagaimana?" tanya Ong Tiong Yang.
Anak gadis itu menyahut dengan sengit. "Guruku menghendakimu tidak pergi melihatnya, tidak usah mengurusinya! Aku kemari hanya untuk membunuhmu! Demi membalaskan dendam guruku!"
Ong Tiong Yang menatap anak gadis itu sambil berkata dengan sungguh-sungguh.
"Baik! Kau sudi membunuhku, itu memang baik sekali. Aku pun rela membiarkanmu membunuhku."
Ong Tiong Yang berpaling memandang para muridnya, kemudian berkata kepada Ma Cing dan Seh Gwa Kie.
"Aku ingin mati di tangan anak gadis ini. Kalian tidak boleh menuntut balas terhadapnya, biar dia kembali ke kuburan kuno! Mulai saat ini, para murid Coan Cin Kauw tidak boleh mendekati ku-buran kuno itu!
Siapa yang melanggar, harus dihukum berat!"
Ma Cing dan Seh Gwa Kie mengangguk. Ong Tiong Yang berkata lagi kepada anak gadis itu.
"Kau boleh turun tangan!"
Ong Tiong Yang duduk, tidak melihat siapa pun dan tidak berkata apa pun. Hanya duduk me-nunggu anak gadis itu turun tangan membunuhnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Anak gadis itu menengok ke sekelilingnya. Kalau sekarang dia turun tangan, pasti berhasil membunuh Ong Tiong Yang. Ditatapnya Ong Tiong Yang sambil dengan perlahan menghunus pedangnya. Lalu mendadak saja ditusuknya dada lelaki itu.
Namun bersamaan dengan itu pula, sekonyong-konyong muncul dua orang di hadapannya. Salah seorang menangkis pedang, seorang lagi memegang pangkal pedang anak gadis itu, sehingga tak dapat bergerak sama sekali.
Siapa kedua orang itu" Tidak lain adalah Oey Yok Su dan Toan Hong Ya.
"Apakah dengan tusukan pedangmu kau dapat mengakhiri semua dendam dan kebencian" Bukankah sederhana sekali jalan pikiranmu itu?" ujar Oey Yok Su.
Sementara Toan Hong Ya menyebut, memuji Sang Buddha.
"Omitohud! Masih kecil sudah bertindak demikian. Ini tiada gunanya terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain."
Anak gadis itu menyahut dengan wajah bengis, "Kalian semua bukan orang baik. Kalian tak lebih dari telor busuk! Suka berpura-pura.
Bertahun-tahun aku tinggal di dalam kuburan kuno, tidak pernah bertemu telor busuk seperti kalian!"
Karena saking gusarnya gadis itu melepaskan pedangnya, lalu berlari meninggalkan tempat itu.
Semua orang memandang Ong Tiong Yang. Tiada seorang pun yang bersuara, terus membungkam. Tak mungkin mereka berbicara dengan Ong Tiong Yang yang sedang dilanda duka seperti itu.
Akhirnya semua orang berpamit pada Ong Tiong Yang meninggalkan tempat itu. Ong Tiong Yang cuma diam saja. Hanya Su Ciau Hwa Cu dan Ang Cit Kong yang masih duduk di situ. Ang Cit Kong tampak mulai mengobati luka gurunya dengan lwee kangnya.
Tak lama kemudian Ong Tiong Yang bangkit berdiri, berjalan perlahan-lahan meninggalkan tempat itu, diikuti para muridnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sementara Ang Cit Kong terus mengobati gurunya. Tak lama keduanya pun bangkit berdiri.
"Suhu, mari kita pergi!" ajak Ang Cit Kong kepada Su Ciau Hwa Cu.
Su Ciau Hwa Cu menyahut, "Lukaku tidak akan sedemikian cepat sembuh, Ang Cit. Kelihatan-nya aku sudah tidak dapat bertahan lagi.
Cepat bawa aku ke cabang Kay Pang yang terdekat, kita berdua harus baik-baik menyelesaikan urusan pen ting."
"Suhu, bolehkah aku memapahmu pergi?" Ang Cit Kong menawarkan.
Su Ciau Hwa Cu mengangguk, maka Ang Cit Kong segera memapah gurunya meninggalkan tempat itu.
Sementara itu Ouw Yang Hong terus bersembunyi hingga malam.
Ketika hari mulai terang, dia berkata dalam hati. Kini aku sudah tahu urusan Ong Tiong Yang, juga tentang kitab pusaka Kiu Im Cin Keng.
Kitab itu memang ada. Namun harus menunggu lima tahun, barulah aku bisa merebut kitab pusaka tesebut. Aku harus pulang ke See Hek mencari kakakku. Berhasil mencari kakakku sama juga berhasil mencari Bokyong Cen. Begitu teringat pada gadis itu, hati Ouw Yang Hong jadi berdebar-debar. Bagaimana keadaan Bokyong Cen"
Apakah dia semakin akrab dengan kakakku" Mereka berdua selalu bersama, tentunya bisa akrab. Berpikir sampai di situ, hatinya jadi kebat kebit. Kalau bertemu kakaknya, dia akan memberitahukan tentang Kiu Im Cin Keng. Kakaknya pasti terkejut sekali.
Ouw Yang Hong mulai melakukan perjalanan menuju gurun pasir See Hek. Belasan hari ke-mudian, dia sudah tiba di darah itu. Hari itu dia tiba di sebuah kota kecil, yang tenang dan sepi. Ouw Yang Hong berpikir, mengapa harus terburu-buru mencari kakaknya" Kalau kakaknya sudah sampai di daerah See Hek, sudah pasti selamat.
Lebih baik aku beristirahat di kota kecil ini, setelah itu baru melanjutkan perjalanan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Malam harinya, Ouw Yang Hong kembali ke penginapan. Dia melihat dua pengemis sedang minum arak. Di pakaian mereka terdapat delapan buah kantong kecil, tidak berisi apa pun. Hanya tampak kepala mereka diikat dengan kain putih, itu pertanda sedang berduka cita. Mereka minum sambil bercakap-cakap.
"Kalau sudah malam, aku akan pergi bersamamu. Aku pikir mereka juga sudah datang. Kalau mereka sudah datang, urusan besar kita bisa diselesaikan dengan baik!"
Pengemis lain manggut-manggut. Orang ini berkepala botak dan urat di tangannya tampak semua. Dapat diketahui bahwa pengemis botak itu ahli gwa kang.
Mereka berdua sama sekali tidak memperhatikan Ouw Yang Hong.
Sementara Ouw Yang Hong sendiri memang mirip orang See Hek.
Pakaian kumal dan rambut panjang tak diurus, sehingga mirip seorang pengemis. Namun dia bukan anggota Kay Pang. Sampai di mana dia pasti dihina orang.
Ouw Yang Hong sudah terbiasa akan hal tersebut, maka tidak diambil hati. Akan tetapi, setiap hari dia pasti berlatih ilmu Ha Mo Kang, sehingga kepandaiannya bertambah terus.
Kedua pengemis itu memandang Ouw Yang Hong, mengira dia adalah pengemis setempat, maka menegurnya.
"Hei! Sobat, tolong tanya mana jalan yang menuju Ngo Koan Keng?"
Ouw Yang Hong tampak kaget. Dia ingin mengatakan tidak tahu, tapi kedua pengemis itu pasti mengira kalau dirinya pengemis setempat. Bagaimana dia tidak tahu tempat tersebut" Kebetulan Ouw Yang Hong sudah berkeliling di kota kecil itu, tahu di mana Ngo Koan Keng.
"Kalian berdua harus menuju ke barat, tak lama akan melihat sebuah sungai, di situ adalah tempat Ngo Koan Keng!" jawab Ouw Yang Hong kemudian.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong lalu meneguk araknya, tidak menghiraukan mereka.
Kedua pengemis itu me-natapnya, kemudian salah satu pengemis itu berkata pada temannya.
"Daerah See Hek ini terlampau tiada tata krama. Para murid Pik Lo Cit juga demikian, bertemu Tetua tidak memberi hormat. Kau tunggu di sini, aku akan pergi menghajar mereka!"
Pengemis lain segera mencegahnya.
"Jangan emosi, saudara! Di sini bukan daerah kekuasaanmu. Lagi pula Pik Lo Cit tidak suka orang lain turut campur, maka punya murid yang tak tahu kesopanan. Kau harus membuat perhi-tungan dengannya, untuk apa mencari para muridnya"
Pengemis botak itu kelihatan tidak senang. Melihat hal itu Ouw Yang Hong hanya tertawa dalam hati sambil membatin, apa itu Pik Lo Cit, kalau aku senang, kalian semua pasti mati satu persatu di tanganku.
Apa itu Kay Pang" Aku sama sekali tidak memandang kalian!
Ketika masih kecil, Ouw Yang Hong hidup bersama kakaknya. Dia banyak mengalami pen-deritaan, bahkan juga pernah dihina oleh kaum pengemis pula. Maka hingga saat ini dia tidak terkesan baik terhadap para pengemis.
Yang dia tahu orang baik di kolong langit ini hanyalah kakaknya dan gurunya. Karena itu dia bertekad membalaskan dendam gurunya, agar gurunya bisa tenang di alam baka.
Ouw Yang Hong berkata dalam hati, aku ingin lihat kalian Kay Pang sedang berbuat apa, kalau punya waktu, aku pasti bermain-main dengan kalian. Setelah mengambil keputusan tersebut, Ouw Yang Hong mulai minum lagi, tanpa menghiraukan kedua pengemis itu.
Begitu pula pengemis, anggota Kay Pang itu tidak memperhatikan Ouw Yang Hong, mereka terus minum sambil bercakap-cakap.
Setelah hari menjelang malam, barulah mereka menaruh sekeping uang perak ke atas meja, dan meninggalkan penginapan itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sampai di luar, kedua pengemis mengerahkan ginkang melesat pergi. Tak lama sudah mereka tiba di tempat yang disebut Ngo Koan Keng.
Di tempat tersebut terdapat sebuah bangunan yang di depannya tampak begitu banyak pengemis sedang bermain judi. Di dalam bangunan itu, juga terdapat begitu banyak pengemis, semuanya duduk sepertinya tidak akan tidur malam ini.
Kedua pengemis tadi, menuju bangunan itu. Para pengemis yang sedang bermain judi tidak menggubris kehadiran mereka berdua, terus asyik dengan permainan mereka.
Sementara Ouw Yang Hong terus mengikuti kedua pengemis tadi yang sudah masuk. Ouw Yang Hong berpikir, ada apa di dalam bangunan itu, lebih baik aku ke dalam melihat-lihat.
Ouw Yang Hong berjalan ke pintu masuk. Tampak para pengemis menatapnya curiga. Namun Ouw Yang Hong berlenggang ke dalam.
Tentu saja mereka heran melihat pemuda mirip pengemis itu, karena pakaian Ouw Yang Hong tiada kantongnya seperti Tetua yang masuk tadi. Mungkin pengemis itu lain dari yang lain, pikir para pengemis di depan bangunan itu. Untuk apa menghiraukannya"
Ouw Yang Hong terus masuk. Di dalam ada sebuah aula besar.
Tampak begitu banyak pengemis duduk di situ, kelihatannya ada suatu urusan besar yang harus dilaksanakan.
Ketika Ouw Yang Hong melangkah ke dalam aula besar itu, muncul pengemis menegurnya.
"Saudara, apakah kau adalah Tetua?"
Ouw Yang Hong tidak berani mengaku dirinya Tetua, maka menyahut dengan suara rendah.
"Aku bukan Tetua!"
Pengemis itu tertawa. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bab 23 "Kau bukan Tetua, berdasarkan apa kau masuk ke mari" Lebih baik kau duduk bersama kami di sini saja!"
Ouw Yang Hong tersenyum. "Mereka yang di dalam sedang berunding apa" Kau tahu tidak?"
Pengemis itu tidak menyahut, hanya memandangnya dengan mata terbelalak.
Ouw Yang Hong segera menambahkan.
"Sobat! Aku pergi beberapa lama untuk mengurusi sesuatu, jadi tidak tahu apa yang telah terjadi di sini! Bolehkah kau memberitahukan padaku?"
Pengemis itu menyahut dengan suara rendah.
'Baik-baik! Tapi suaramu jangan keras-keras! Aku beritahukan, Su Ciau Hwa Cu ketua kita meninggal, kini semua yang di dalam sedang memilih ketua baru, maka amat sibuk!"
"Kenapa harus sibuk" Pilih saja Ang Cit Kong sebagai ketua baru, bukankah beres?"


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pengemis itu manggut-manggut.
"Tidak salah! Kau juga ingin memilihnya" Tapi sayang sekali, dia tidak bersedia jadi ketua baru!" sahut pengemis itu, setuju dengan ucapan Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong tertegun. Su Ciau Hwa Cu sudah meninggal, mengapa Ang Cit Kong tidak bersedia jadi ketua baru" Pikir Ouw Yang Hong lalu berkata.
"Sobat, tahukah kau mengapa Ang Cit Kong tidak mau jadi ketua baru?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Karena . . . dia bilang . . . dia bilang tidak leluasa jadi ketua!" jawab pengemis itu dengan suara terputus-putus.
Ouw Yang Hong mengerutkan kening seolah sedang berpikir.
"Ini amat mengherankan! Mengapa tidak leluasa?" gumamnya, heran.
Pengemis itu tidak menyahut, hanya menatap Ouw Yang Hong.
Kelihatannya dia tidak berani mengatakan apa pun.
Ouw Yang Hong berpikir sejenak, kemudian menepuk paha sendiri seraya berkata.
"Betul, betul! Dia pasti tidak sudi jadi ketua!"
"Kau tahu apa sebab-musababnya?" Pengemis itu malah balik bertanya.
"Ang Cit Kong, dia . . . tentunya tidak leluasa!"
Pengemis itu manggut-manggut sambil tertawa.
"Betul! Kelihatannya kau amat mengenalinya!"
Ouw Yang Hong juga tertawa, dia memang kenal baik Ang Cit Kong, bahkan pernah ber-samanya menyelinap ke dalam dapur istana untuk mencuri makan hidangan kaisar.
Berselang sesaat, Ouw Yang Hong berkata.
"Bolehkah aku kedalam melihat-lihat?"
Pengemis itu sudah tahu Ouw Yang Hong kenal baik dengan Ang Cit Kong, maka mengangguk memperbolehkan.
"Kenapa tidak" Lihatlah! Yang duduk dekat pintu aula, semuanya merupakan murid Kay Pang yang handal, berkepandaian lumayan.
Aku akan memberitahukan pada mereka, agar membiarkan-mu
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
duduk di sana. Tapi kau harus ingat! Jangan bersuara, apabila kau bersuara, Tetua Penghukum pasti tidak akan melepaskanmu!"
Ouw Yang Hong manggut-manggut. Pengemis itu berseru pada teman-temannya, lalu mempersilakan Ouw Yang Hong masuk.
Ouw Yang Hong berjalan ke dalam, lalu duduk bersama para pengemis dekat pintu aula sambil memandang ke dalam.
Di dalam tampak duduk dua belas orang. Yang duduk di tengah adalah Ang Cit Kong. Dia duduk dengan kepala tertunduk, seperti padri yang sedang bersamedi, sama sekali tidak bersuara.
Salah seorang pengemis yang paling muda menoleh ke arah Ang Cit Kong.
"Cit Kong sudah berpikir dengan baik" Kalau sudah, harus segera mengadakan upacara!"
Ang Cit Kong menyahut lantang, "Bukankah aku sudah bilang pada kalian, aku tidak biasa melewati hari-hari seperti itu. Aku sudah terbiasa
berkeliaran, bagaimana mungkin jadi ketua" Kalian memilihku, orang yang tidak bersedia jadi ketua!"
Salah seorang berkata, "Lu Yu Kha, kau adalah Tetua yang paling muda, mengerjakan sesuatu tanpa berpikir panjang dulu! Cit Kong tidak bersedia jadi ketua, sudah pasti punya sebab tertentu. Tapi Cit Kong, katakan olehmu siapa yang berderajat diangkat jadi ketua Kay Pang?"
Ditanya demikian, Ang Cit Kong justru tidak bisa menjawab. Dia memandang semua pengemis yang duduk di situ, tapi tidak bersuara sama sekali.
Berselang sesaat, barulah Ang Cit Kong mengatakan, bahwa salah seorang pengemis yang du-duk di situ pantas diangkat sebagai ketua.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seorang Tetua yang agak tua berkata.
"Menurut aku Teng Cong, alangkah baiknya Cit Kong saja yang menggantikan Su Pangcu. Ka-lau Ang Cit tidak bersedia jadi ketua, lalu bagaimana dengan kami semua" Lagi pula sebelum me-ninggal, Su Pangcu sudah berpesan, bahwa Ang Cit Kong yang harus menggantikannya. Akan tetapi, Ang Cit Kong diam saja!"
Begitu Teng Cong menyinggung tentang pesan Su Ciau Hwa Cu, hati Ang Cit Kong pun berduka sekali.
"Tidak salah, mendiang guru memang berpesan begitu . . ." ujar Ang Cit Kong.
"Su Pangcu tidak memaksamu, beliau cuma tersenyum di waktu itu, tapi langsung menyerahkan padamu .Tongkat Penggebuk Anjing! Ya, kan?" singgung Teng Cong lagi.
Ang Cit Kong mengangguk. "Betul!"
"Nah, itulah! Begitu kau menerima Tongkat Penggebuk Anjing, Su Pangcu menghembus nafas terakhir!"
Ang Cit Kong manggut-manggut dengan wajah murung.
"Ya!" gumamnya, semakin sedih.
Teng Cong dan para Tetua lain segera berkata.
"Kau sudah menerima Tongkat Penggebuk Anjing, lalu mengapa tidak bersedia jadi ketua" Apakah kau takut pada Ong Tiong Yang di Hwa San Lun Kiam kelak" juga takut pada Oey Yok Su dan Toan Hong Ya itu?"
Ang Cit Kong membungkam, betul-betul tak mampu bersuara sedikit pun.
Akan tetapi berselang beberapa saat, mendadak Ang Cit Kong tertawa dingin.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku takut apa" Aku justru ingin bertarung dengan mereka lima tahun kemudian. Kepandaian suhuku amat tinggi, namun beliau memberitahukan padaku, bahwa ilmu Hang Liong Cap Pwe Ciang-nya masih memiliki kekurangan. Aku disuruh menyempurnakan ilmu tersebut. Maka aku harus berlatih baik-baik dan tenang dalam lima tahun ini, bahkan harus terus berlatih ilmu Tongkat Penggebuk Anjing. Lima tahun kemudian, aku harus meraih gelar jago nomor wahid di kolong langit, sekaligus memperoleh kitab pusaka Kiu Im Cin Keng, agar Kay Pang bertambah cemerlang!"
Mendengar tekad Ang Cit Kong itu para Tetua yang berkumpul di tempat tersebut merasa gembira.
"Cit Kong, apabila kau berhasil meraih gelar jago nomor wahid di kolong langit, itu sungguh menguntungkan Kay Pang kita. Karena itu, biar bagaimana pun kau harus jadi ketua Kay Pang, hanya saja kau tidak usah mengurusi kegiatan Kay Pang. Bagaimana menurutmu?" tanya Tetua Teng Cong.
Ang Cit Kong berpikir sejenak, kemudian menyahut.
'Baik, namun kalian harus memberitahukan pada para anggota, agar tidak mengikutiku! Kalau ada urusan, aku pasti pergi mencari kalian.
Tapi kalian jangan mencariku!"
Para Tetua mengangguk, semua setuju permintaan Ang Cit Kong itu.
"Aku tidak perduli pakaian indah atau pakaian kumal. Aku suka mengenakan pakaian apa, itu adalah urusanku! Bagaimana?" tanya Ang Cit Kong lagi.
Para Tetua mengangguk lagi, bagi mereka yang penting Ang Cit Kong bersedia jadi ketua, tidak perduli Ang Cit Kong mau berpakaian apa pun.
Sementara Ouw Yang Hong terus memperhatikan pertemuan itu.
Namun mendadak saja ma-tanya membelalak terkejut. Ternyata dia melihat dua orang di antara para Tetua itu adalah su-hengnya yang jarang berbicara, yaitu yang menyertai Cu Kuo Cia, Su Bun Seng,
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
dan Ciok Cuang Cak saat membawanya dari kota Ciau Liang ke daerah utara.
Ouw Yang Hong tidak tahu mereka berdua bermarga apa. Melihat mereka duduk bersama Ang Cit Kong, sudah jelas mereka berdua merupakan Tetua Kay Pang. Itu membuat Ouw Yang Hong tersentak. Dia tidak pernah tahu sejak kapan mereka berdua bergabung dengan Kay Pang, yang jelas sudah lama mereka berdua bergabung perkumpulan ini. Kalau tidak, bagaimana mungkin mereka berdua jadi Tetua Kay Pang"
Ouw Yang Hong berkata dalam hati. Bagus! Aku melihat kalian berdua di sini, berarti ajal kalian berdua sudah tiba. Hari ini aku harus membunuh kalian demi membalaskan dendam guruku.
Darah Ouw Yang Hong serasa mendidih ingin menuntut balas.
Namun tiba-tiba salah seorang Tetua bangkit berdiri, lalu mengumumkan bahwa Ang Cit Kong bersedia jadi ketua. Terdengar tepuk sorak di dalam aula itu. Para Tetua tampak gembira sekali.
Setelah itu, mulailah upacara pengangkatan ketua. Ang Cit Kong duduk di tengah-tengah dengan wajah tampak serius sekali.
Tetua Penghukum berseru lantang.
"Hari ini Ang Cit Kong diangkat secara sah sebagai ketua Kay Pang.
Para anggota Kay Pang harus memberi hormat kepadanya!"
Para anggota Kay Pang maju satu persatu mendekati Ang Cit Kong, kemudian meludahinya, sehingga membuat pakaian Ang Cit Kong penuh ludah.
Menyaksikan itu, Ouw Yang Hong berkata dalam hati. Tidak gampang jadi ketua Kay Pang, harus menerima ludahan itu.
Pengemis yang berbicara dengan Ouw Yang Hong mendekat.
"Saudara, kau kenal baik dengan ketua, kau juga harus maju meludahnya!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Usai berbisik, pengemis itu langsungg menarik Ouw Yang Hong untuk maju ke depan. Guguplah Ouw Yang Hong seketika itu juga.
Namun ingat akan dirinya yang seorang pengemis Kay Pang, tentunya Ang Cit Kong tidak akan mengenalinya lagi. Siang hari saja Ouw Yang Hong yakin Ang Cit Kong tidak akan mengenalinya, apa lagi saat ini malam hari, bagaimana mungkin Ang Cit Kong mengenalinya"
Karena itu, Ouw Yang Hong memberanikan diri untuk mendekati Ang Cit Kong.
"Hamba Ouw Yang Peng menghaturkan hormat kepada ketua, semoga ketua sukses selalu!"
Ang Cit Kong manggut-manggut, sedangkan Ouw Yang Hong menundukkan kepala. Namun ketika melewatinya, mendadak Ang Cit Kong berseru.
"Berhenti!" Ouw Yang Hong langsung berhenti. Hatinya jadi gugup dan panik.
Rupanya Ang Cit Kong mengenaliku. Hh . . . padahal wajahku sudah berubah banyak. Bagaimana dia bisa mengenaliku" Apabila dia tahu aku bukan anggota Kay Pang, aku pasti celaka!
Ouw Yang Hong berdiri diam, menunggu Ang Cit Kong berbicara.
"Siapa kau?" "Hamba adalah anggota Kay Pang cabang . . ."
Ang Cit Kong tidak banyak bicara lagi. Namun Tetua Penghukum yang melihat Ouw Yang Hong begitu gugup, segera bertanya.
"Kau murid siapa dan ikut siapa kemari?"
Ouw Yang Hong bukan murid Kay Pang cabang dan tidak ikut siapa-siapa kemari, maka tidak bisa menjawab. Akan tetapi ketika melihat
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kedua su-hengnya, dia langsung menunjuk mereka berdua seraya berkata dengan lantang.
"Aku ikut mereka berdua kemari!"
Ang Cit Kong menatapnya tanpa bersuara, sedangkan Ouw Yang Hong mendekati kedua orang itu.
"Aku adalah Ouw Yang Hong!" bisiknya kepada kedua orang itu.
Walau suara Ouw Yang Hong amat perlahan dan rendah, namun seperti geledek di telinga ketua orang itu. Mereka berdua tertegun, tak mampu bersuara sedikit pun.
Sesaat kemudian kedua orang itu berbicara pada Ang Cit Kong.
"Ketua, orang itu adalah anggota Kay Pang, kami berdua yang membawanya kemari. Dia masih belum tahu aturan Kay Pang, nanti kami akan memberitahukan padanya!"
Kedua orang itu tidak tahu untuk apa Ouw Yang Hong datang ke tempat itu. Namun mereka tahu pemuda ini telah membunuh Ciok (uang Cak.
Khawatir dia juga akan memhunuh mereka, maka mengakuinya sebagai anggota Kay Pang.
Ang Cit Kong tertawa setelah mendengar penjelasan kedua orang itu.
"Kay Pang berkumpul di sini, bukan merupakan urusan besar. Lagi pula di sini bukanlah tempat terlarang, tidak akan terjadi apa-apa.
Kalian semua boleh beristirahat. Setelah itu, barulah pulang untuk melaksanakan tugas masing-masing!"
Para anggota Kay Pang mengangguk, memberi hormat lalu mengundurkan diri dari aula itu.
Sedangkan hati kedua bersaudara itu berdebar-debar. Mereka memandang Ouw Yang Hong lekat-lekat. Mereka sadar benar bahwa
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong amat lihay, sudah memhunuh Ciok Cuang Cak suheng mereka. Lagi pula mereka berdua pernah berguru pada Si Racun Tua di daerah See Hek. Tentang ini tidak begitu banyak orang Kay Pang mengetahuinya. Mereka berdua tidak mau para aggota Kay Pang tahu tentang itu, karena akan menghancurkan nama baik mereka.
"Ayoh! Ikut aku pergi!" ajak Ouw Yang Hong tiba-tiba.
Kedua orang itu tidak menyahut, hanya berjalan pergi. Tak lama sudah sampai di suatu tanah kosong. Oi.w Yang Hong menatap mereka seraya berkata dingin, "Aku beritahukan, ajal kalian sudah tiba! Sebelum guru mati, mengharuskanku bersumpah di hadapannya, agar membunuh kalian semua ..."
Kedua orang itu memang jarang bicara. Saat itu pun keduanya tampak hanya saling meman-dang. Kemudian, mendadak menyerang Ouw Yang Hong.
Kepandaian mereka berdua lebih tinggi dari Ciok Cuang Cak, tentunya serangan mereka amat dahsyat. Lagi pula kedua orang itu melancarkan serangan dengan suatu siasat. Satu menyerang yang lain bertahan secara bergantian dan cepat.
Dalam pertarungan yang berlangsung lebih dari dua puluh jurus, tampak belum ada yang kalah dan menang. Hal itu tentu saja membuat hati Ouw Yang Hong amat gusar dan penasaran. Aku memiliki lwee kang dari guru, juga memiliki ilmu Ha Mo Kang, kenapa aku bertarung seimbang dengan mereka berdua" Pikir Ouw Yang Hong.
Berpikir sampai di sini, mendadak Ouw Yang menjongkokkan badannya. Mulutnya mengeluarkan 'Krok! K rok! Krok!' mirip suara kodok.
Karena kedua orang itu juga murid Si Racun Tua, begitu mendengar suara tersebut, wajah mereka langsung berubah hebat. Mereka tahu Ouw Yang Hong akan mengeluarkan ilmu Ha Mo Kang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Betapa gugup dan panik hati keduanya. Ingin mereka melarikan diri, tapi mana mungkin Ouw Yang Hong memberi kesempatan.
Ouw Yang Hong membentak keras, sambil kedua tangannya dihentakkan ke arah kedua orang itu. Maka seketika terdengar suara jeritan menyayat. Kedua orang itu langsung roboh dan tak bergerak lagi. Ouw Yang Hong menatap keduanya. Ternyata mereka sudah tidak bernafas. Walau demikian, dia masih maju mendekati mereka, dan melancarkan sebuah pukulan lagi.
Plak! Plaaak! Kepala kedua orang itu hancur berantukan, dengan berhamburan ke mana-mana. Barulah Ouw Yang Hong menarik nafas lega.
Ouw Yang Hong sendiri pun merasa terkejut, karena tidak tahu tenaga lwee kangnya begitu dahsyat. Dalam satu pukulan saja dapat membunuh kedua orang itu.
Sejenak ditatapnya kedua sosok mayat itu. dan ketika berniat meninggalkannya, mendadak terdengar suara orang.
"Ketua suruh kita melihat kedua saudara pendiam itu ke mana. Tadi masih terlihat mereka, namun tiba-tiba menghilang, entah kemana?"
"Mereka berdua tidak akan terjadi apa-apa, kan?" sahut suara yang lain.
"Sulit dikatakan! Aku justru merasa heran, orang tadi sungguh luar biasa. Hanya berbisik saja, kedua saudara pendiam itu langsung mengikutinya. Sebetulnya siapa dia, katanya bawahan kedua saudara pendiam itu, namun kelihatannya tidak seperti itu!"
"Mungkin ketua sudah melihat ada sesuatu yang tak beres, maka suruh kita mencari kedua saudara pendiam itu!"
Ouw Yang Hong mendengar suara pembicar an itu semakin mendekat ke arahnya. Maka buru-buru dia bersembunyi.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kedua orang yang berbicara tadi sudah sampai di tempat itu. Ketika melihat dua mayat, merek berdua terkejut. Namun kemudian keduanya melesat pergi untuk melapor kepada ketua, bahwa kedua Tetua itu telah mati.
Ouw Yang Hong meninggalkan kota kecil itu melewati gurun pasir dan tiba di rumah. Namun, sampai di rumah dia kaget melihat rumahnya sudah berubah. Di dalam ada perabotan baru dan amat bersih. Bahkan ada sebuah rak buku, berisi kitab-kitab syair dan kitab-kitab suci Buddha.
Mendadak muncul seorang gadis, dia adalah pelayan bernama Ceh Liau Thou. Gadis pelayan itu tersenyum-senyum menyambut kedatangannya.
"Tuan siapa" Tuan kemari ingin menemui majikanku?"
Ouw Yang Hong menyahut dengan lantang.
"Ceh Liau Thou, kau sudah tidak mengenaliku lagi" Aku adalah tuan muda kedua!"
Gadis pelayan itu tampak tersentak, menatap Ouw Yang Hong dengan penuh perhatian. Rambut Ouw Yang Hong panjang awut-awutan dan pakaiannya pun amat kumal. Hanya sepasang matanya bersinar terang.
Sesaat kemudian barulah Ceh Liau Thou berseru girang, kemudian berlari ke dalam seraya berteriak-teriak.
"Cepat kemari! Kalian lihat! Tuan muda kedua . . . sudah pulang!
Tuan muda kedua sudah pu-lang!"
Berhambur keluar beberapa orang dari dalam rumah. Mereka adalah Ouw Yang Coan. Bokyong Cen, dan Lo Ouw, budak tua yang amat setia itu.
Ouw Yang Coan tampak menatap Ouw Yang Hong. Kemudian digenggamnya tangan Ouw Yang Hong erat-erat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Adik! Kau . . . kau tidak mati" Sungguhkah kau tidak mati" Aku mengira kau ..." ujar Ouw Yang Coan merasa gembira dan haru. Air matanya tampak bercucuran membasahi pipinya.
"Aku tidak mati, bagaimana aku akan mati?"
Bukan main girangnya Ouw Yang Coan saat itu. Terus ditatapnya Ouw Yang Hong sambil berkata dengan suara bergemetar, "Bagus kau masih hidup! Bagus kau masih hidup!" Ouw Yang Coan berpaling seraya bertanya pada Ouw Yang Hong? "Kau masih kenal dia?"
Yang berdiri di belakang Ouw Yang Coan adillah Bokyong Cen.
Begitu melihatnya, barulah Ouw Yang Hong tersadar apa sebabnya rumah itu telah berubah. Tampaknya wanita inilah yang membersihkan rumah tersebut. Bokyong Cen tampak lebih cantik, hanya wajahnya yang menyiratkan kedukaan.
Ketika Ouw Yang Hong memandangnya, dia cuma tertawa ringan, tidak mengucapkan apa pun. Ouw Yang Hong juga tidak mengatakan apa-apa, hanya memandang Ouw Yang Coan sambil menunggunya membuka mulut.
Ouw Yang Coan memandang adiknya dengan wajah berseri-seri merasa gembira, melihat kembalinya Ouw Yang Hong.
"Adik, bagus sekali kini kau sudah kembali! Selama ini aku mengira kau sudah mati, aku dan guru pergi ke utara mencarimu. Namun perkampungan Liu Yun Cun hanya tersisa puing-puing, tiada seorang pun di sana. Kami tidak berhasil menemukanmu, maka mengiramu sudah mati. Akan tetapi, kau ternyata belum mati, sungguh beruntung bagi keluarga Ouw Yang!"
Usai berkata, Ouw Yang Coan pun tertawa gembira . . .
Malam harinya, Ouw Yang Hong duduk seorang diri di dalam rumah.
Dia berpikir mengenai perubahan baru-baru ini. Sepertinya belum lama dia bersama Bokyong Cen di gurun pasir, bertengkar tidak
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
habis-habisnya. Kini, gadis itu sudah menjadi kakak iparnya, dan satu hal sungguh di luar dugaannya, yaitu kini dia telah berhasil menguasai ilmu Ha Mo Kang dan Hong Hoang Lak yang amat tinggi serta dahsyat itu.
Baru disadari kini telah terjadi banyak perubahan. Hingga malamnya dalam tidur pun dia tak dapat nyenyak. Maka ketika terdengar suara ketukan di pintu dan disusul suara orang, dia masih mendengarnya.
"Adik, kau sudah tidur belum?"
Ternyata suara Bokyong Cen, yang tentu saja membuat Ouw Yang Hong tersentak. Sudah larut malam, mau apa dia kemari" Karena Bokyong Cen bertanya begitu, dia merasa tidak enak apabila tidak menyahut.
"Kak ipar, ya" Aku belum tidur!"
Pintu kamar itu terbuka, Bokyong Cen berjalan masuk, lalu duduk di depan meja.
"Adik. apa yang kau lakukan di perkampungan Liu Yun Cim itu?"
Ouw Yang Hong pun menceritakan segala kejadian itu. Bokyong Cen mendengar penuturan itu dengan mata terbelalak, tak terasa malam pun semakin larut, sedangkan Bokyong Cen terus bertanya ini dan itu.
Di saat itulah mendadak terdengar suara di luar.
"Adik, kau sudah tidur?"
Begitu mendengar suara itu, wajah Bokyong Cen langsung berubah merah. Dia dan Ouw Yang Hong merupakan kakak ipar dan paman, namun duduk berduaan bercakap-cakap di tengah malam di dalam kamar. Tentunya itu akan menimbulkan kecurigaan orang lain.
Ouw Yang Hong menyahut, "Kakak, aku masih belum tidur, sedang bercakap-cakap dengan kakak ipar, kebetulan kakak kemari!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Coan membuka pintu kamar, dan berjalan ke dalam.
Ketika melihat Bokyong Cen, terkesiap hatinya.
"Tadi siang belum sempat bertanya tentang pengalamanmu, malam ini aku ingin mengobrol denganmu!"
Ouw Yang Coan duduk sambil menambah beberapa patah kata, sementara Bokyong Cen bangkit berdiri.
"Kalian kakak beradik mengobrollah! Aku mau pergi tidur!"
Bokyong Cen tidak menunggu mereka membuka mulut, langsung berjalan pergi meninggalkan kamar itu. Setelah Bokyong Cen pergi, Ouw Yang Coan dan adiknya saling membisu sesaat, tiada seorang pun membuka mulut.
Sesungguhnya Ouw Yang Hong ingin memberitahukan pada kakaknya, bahwa tadi dia sudah bercerita tentang pengalaman pada Bokyong Cen. Namun dia tak dapat mencetuskannya. Begitu pula Ouw Yang Coan, dia ingin memberitahukan pada adiknya mengenai perjodohannya dengan Bokyong Cen, tapi juga tak dapat membuka mulut.
Berselang beberapa saat, barulah mereka berdua mulai bercakap-cakap, namun sesingkat-singkatnya . . .
Tengah malam gelap gulita, Ouw Yang Coan melesat keluar dari rumahnya. Saat itu Bokyong Cen tengah tidur pulas. Sampai di luar, Ouw Yang Coan mengerahkan ginkangnya menuju ke suatu tempat, ternyata menuju goa es.
Tiba di tempat tujuan, dia meloncat ke dalam sebuah lubang besar yang menuju ke dalam goa es.
"Suhu! Suhu!" Suara seruan Ouw Yang Coan bergema-gema, namun tiada sahutan sama sekali. Hati Ouw Yang Coan gelisah, maka segera meloncat ke atas batu es yang biasa diduduki oleh gurunya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Suhu! Suhu .. .!"
Ouw Yang Coan terus berseru, namun tetap tiada sahutan. Dia mengira gurunya sudah meninggalkan gua es itu.
Air mata Ouw Yang Coan bercucuran. Hatinya merasa sedih, dan menangislah dia.
"Suhu! Suhu! Kau ke mana" Mengapa tidak memberitahukan padaku?"
Mendadak tangannya menyentuh sesuatu yang ternyata pakaian gurunya. Ouw Yang Coan meraba lagi. Ternyata benar itu tubuh seseorang, tubuh gurunya!
Ouw Yang Coan berteriak-teriak.
"Suhu! Suhu . . .!"
Akan tetapi, gurunya tidak menyahut sama sekali.
Ouw Yang Coan segera memeluk gurunya erat-erat. Tubuh gurunya saat itu sudah dingin me-rupakan sosok mayat. Ouw Yang Coan terus menangis gerung-gerungan. Mendadak dia teringat olehnya, bahwa gurunya duduk di atas batu es itu belasan tahun lamanya, tidak pernah terjadi apa-apa, mengapa kini bisa mati" Guru pasti belum mati! Guru pasti belum mati! Ouw Yang Coan segera memeriksa nadi gurunya, namun tak berdenyut sama sekali.
Ouw Yang Coan putus asa, namun cepat-cepat menyalurkan lwee kangnya ke dalam tubuh gurunya.
Beberapa saat kemudian, sepasang mata gur u nyi? terbuka perlahan-lahan, kepalanya mendongak memandang Ouw Yang Coan.
"Anak Coan, anak Coan ... apakah kita berada dalam mimpi?"
"Suhu, bagaimana keadaanmu?" Ouw Yang Coan balik bertanya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Anak Coan, aku . . . aku baik-baik saja," sahut Pek Bin Lo Sat perlahan-lahan.
Air mata Ouw Yang Coan berlinang-linang.
"Suhu, jangan tinggalkan anak Coan!" katanya dengan suara gemetar.
Pek Bin Lo Sat tersenyum getir.
"Anak Coan yang baik . . ."
Wanita itu ingin mengatakan sesuatu, namun kelihatannya sudah tak bertenaga.
Ouw Yang Coan terus memeluknya erat-erat. Walau wajah gurunya itu amat buruk dan sepasang tangannya kurus kering, namun tubuhnya sungguh indah sekali! Maka tak mengherankan kalau Ouw Yang Coan terpukau menyaksikannya.
Berselang sesaat, Ouw Yang Coan bertanya dengan suara ringan.
"Suhu, bagaimana keadaanmu?"
Pek Bin Lo Sat tidak menyahut, hanya meraba-raba wajah Ouw Yang Coan, setelah itu barulah berkata.
"Anak Coan, wajahmu agak kurus, apakah hidupmu kurang bahagia?"
Ouw Yang Coan tersenyum sedih, terus memeluk Pek Bin Lo Sat erat-erat.
"Anak Coan, aku . . . aku akan bernyanyi untukmu, dengarkanlah baik-baik!" kata Pek Bin Lo Sat.
Wanita itu mulai bernyanyi dengan suara gemetar, dan Ouw Yang Coan mendengarkannya dengan penuh perhatian.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ini dalam malam, merupakan waktu yang paling baik untukmu.
Orang baru seperti mimpi, senyumannya semanis madu.
Hati gugup, wajah terasa panas ..."
Ouw Yang Coan menutup mulut Pek Bin Lo Sat dengan tangannya, agar gurunya itu tidak ber-nyanyi lagi.
Pek Bin Lo Sat memandangnya sayu, kemudian berkata dengan perlahan-lahan.
"Anak Coan, ketika aku masih kecil, pernah bersembunyi di kolong ranjang pengantin baru. Namun aku tertidur di situ. Entah berapa lama kemudian, aku terjaga karena suara berisik di ranjang.
Ternyata kedua pengantin itu sedang bermesra-mesraan. Aku ketakutan dan menangis. Untung kedua pengantin itu amat haik.
Aku digendong ke tempat tidur. Mereka berdua membiarkan tidur di tempat tidur itu. Aku hanya menemani mereka tidur. Nasibku memang begitu, hingga kini hidup merana seorang diri . . ."
"Suhu tidak mau hidup lagi" Bagaimana aku mati bersamamu?" kata Ouw Yang Coan.
Pek Bin Lo Sat tersenyum getir.
"Anak Coan, kau sudah punya istri, bagaimana mungkin kau meninggalkannya" Lagi pula kau harus punya keturunan . . ."
Ouw Yang Coan menaruh Pek Bin Lo Sat ke bawah.
"Suhu, mengapa Suhu membohongiku?" tanyanya dengan sungguh-sungguh.
Pek Bin Lo Sat tersenyum hambar.
"Anak Coan, aku pernah membohongi dan membunuh orang pula.
Namun selama ini aku tidak pernah membohongimu."
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Suhu justru membohongiku, membohongiku! Suhu bilang, setelah aku memperistri Bokyong Cen, lalu bisa punya keturunan! Suhu membohongiku, mengapa Suhu membohongiku?"
Air mata Ouw Yang Coan bercucuran. Dia menikah dengan Bokyong Cen, justru tidak bisa menceritakan pada orang lain. Bagaimana mungkin menceritakan pada orang lain" Bagaimana mungkin" Sejak dia belajar ilmu silat pada Pek Bin Lo Sat di batu es yang amat dingin itu, dia sudah kehilangan hawa kejantanannya, tidak bisa berhubungan intim dengan kaum wanita.
Pek Bin Lo Sat menjodohkannya dengan Bokyong Cen dengan alasan agar keluarga Ouw Yang punya keturunan, bahkan dapat menolong Bokyong Cen. Karena itu, Ouw Yang Coan terpaksa setuju.
Akan tetapi, setelah menikah dengan Bokyong Cen, justru membuat mereka berdua amat sengsara. Sebelumnya Ouw Yang Coan sudah menduga akan hal tersebut, sebab dirinya tidak mampu melakukan itu.
Berpikir sampai di situ, Ouw Yang Coan amat gusar. Dia langsung menjambak rambut Pek Bin Lo Sat seraya berkata.
"Kau membohongiku! Kau membohongiku! Kau menjodohkan kami agar aku melupakanmu! Kau ingin mati seorang diri! Kau memiliki lwee kang dingin, tidak mungkin akan mati di atas batu es ini! Kau menotok jalan darah sendiri, ingin mati di sini, aku justru tidak menghendakimu mati!"
Air mata Pek Bin Lo Sat bercucuran. Dia menahan sakit karena rambutnya ditarik Ouw Yang Coan.
"Aku mau mati, tapi tidak bisa mati bersama Beng Lui, juga tidak bisa hidup bersamamu, lalu apa artinya aku hidup" Anak Coan, aku sama sekali tidak pernah memhohongimu, hanya saja aku berpikir, kau dan Bokyong Cen bisa bermesraan, tidak punya anak juga tidak jadi masalah. Siapa tahu kau justru begitu bodoh. Lagi pula aku sudah punya rencana, agar keluarga Ouw Yang punya keturunan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Anak Coan, apabila keluarga Ouw Yang tidak punya keturunan, itu adalah dosaku. Kau tahu itu?"
"Suhu, kalau kau ingin mati, biar aku mati bersamamu. Kini aku sudah tidak takut keluarga Ouw Yang tidak punya keturunan lagi, sebab adikku sudah kembali dari daerah Utara."
Begitu mendengar itu, Pek Bin Lo Sat kelihatan gembira sekali. Dia segera bertanya lantaran kurang percaya.
"Anak Coan! Sungguhkah itu" Kau tidak membohongiku?"
Ouw Yang Coan menutur tentang adiknya yang baru kembali dari daerah Uara. Pek Bin Lo Sat mendengarkan dengan mulut ternganga lebar.
"Anak Coan, kalau begitu bagus sekali. Sekarang kau pulang dulu, esok pagi aku akan ke rumahmu menemui adikmu!"
Ouw Yang Coan berpikir. Pek Bin Lo Sat ingin membunuh diri, itu pasti karena dirinya telah menikah dengan Bokyong Cen. Maka malam ini biar bagaimana pun aku tidak akan pulang. Aku harus menemani guru di goa es ini!
"Suhu, aku akan menemanimu malam ini!"
Pek Bin Lo Sat menghela nafas panjang. Sesungguhnya dia pun tidak menghendaki Ouw Yang Coan pulang. Mereka berdua saling memeluk dalam bercakap-cakap dengan penuh kegembiraan hingga pagi.
Sementara itu, Ouw Yang Hong sudah pulas di dalam kamarnya.
Namun mendadak dia terjaga dari tidurnya, karena mendengar suara ketukan pintu.
"Siapa?" tanyanya.
Terdengar suara sahutan. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Adik, aku . . ."
Begitu mendengar suara Bokyong Cen, tersentaklah hati Ouw Yang Hong. Mengapa dia kemari lagi" Tadi ketika bercakap-cakap dengan Ouw Yang Coan, Bokyong Cen langsung pergi tanpa menoleh.
Setelah kakaknya pergi, Bokyong Cen justru kembali lagi, mau apa dia kemari"
"Kak ipar, ada urusan apa kau kemari lagi" Lebih baik tunggu esok pagi saja!" tanya Ouw Yang Hong.


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Adik, apakah kakakmu ada di dalam?" Bokyong Cen balik bertanya dengan nada sedih.
"Dia tidak ada, sudah kembali ke kamarnya," jawab Ouw Yang Hong.
"Dia memang sudah kembali ke kamar, namun setelah aku pulas, dia pergi lagi, entah kemana. Mungkin dia pergi... ke goa es menemui gurunya," ujar Bokyong Cen.
Ouw Yang Hong amat cerdas, tentunya tahu hubungan kakaknya dengan Pek Bin Lo Sat amat istimewa, namun saat ini dia harus mengatakan apa"
"Aku menghendakimu menemaniku ke goa es itu," kata Bokyong Cen.
Ouw Yang Hong serba salah.
"Kak ipar, kalau kau takut seorang diri, aku akan membangunkan Ceh Liau Thou, lalu kita duduk di depan mengobrol," katanya.
Ouw Yang Hong bangun, lalu mengenakan pakaian. Setelah itu dia keluar membangunkan Ceh Liau Thou. Kemudian mereka bertiga duduk di luar sambil mengobrol.
Di saat bersamaan, mendadak terdengar suara tawa dingin yang menusuk telinga.
Kini kepandaian Ouw Yang Hong sudah amat tinggi. Dari tadi dia sudah mendengar suara langkah beberapa orang. Namun dia puraKANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
pura tidak tahu, ketika mendengar suara tawa dingin itu. Padahal dia tahu bahwa yang tertawa dingin itu adalah Pek Tho San San Kun Jen It Thian.
Ouw Yang Hong mendongakkan kepala. Dilihatnya seorang kerdil duduk di dahan pohon. Tidak salah, orang kerdil itu adalah Pek Tho San San Kun. Dia tertawa cengar-cengir seraya berkata pada Bokyong Cen.
"Nona Bokyong, aku dengar kau sudah menikah dengan Ouw Yang Coan, jago nomor satu Daerah See Hek. Itu tidak baik, tidak baik sama sekali. Ketika kau belum menikah, kau merupakan sebuah giok yang amat indah. Tapi setelah menikah, kau akan berubah menjadi sebuah batu biasa. Itu sungguh tidak baik."
Bokyong Cen diam, namun amat gusar dalam hati, sebab teringat akan semua penghinaan yang dilakukan Pek Tho San San Kun terhadapnya.
Kini Ouw Yang Hong bukan seorang sastrawan lemah lagi. Begitu melihat kemunculan Pek Tho San San Kun, timbullah kegusarannya.
Kebetulan sekali kau kemari. Saat ini aku sedang kesal dan tidak dapat melampiaskannya, kebetulan kau muncul, akan kulampiaskan pada dirimu! Oleh karena itu, Ouw Yang Hong tertawa dingin.
"Jen It Thian, aku sudah menikah! Kalau kau kemari cari gara-gara, aku tidak akan berlaku sungkan-sungkan terhadapmu!" kata Bokyong Cen.
Pek Tho San San Kun tertawa dingin.
"Kuberitahukan padamu, aku sudah membuat sebuah peti baru, khusus untukmu tinggal di dalam. Kau ikut aku pulang, coba tidur di dalam peti itu, apakah cocok untukmu?"
Pek Tho San San Kun terus menatap Bokyong Cen, sepertinya ingin menelannya bulat-bulat. Kemudian mendadak dia bersiul panjang.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seketika juga muncul beberapa orang. Mereka adalah Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong, Sang
Pwe Jeh Nuh, Wan To Ma Sih dan Bie Li Sang Seng Kiani Giok Shia.
Begitu keempat orang itu muncul, suasana di tempat itu langsung berubah menjadi tegang. Apabila Pek Tho San San Kun memberi perintah, keempat orang itu pasti turun tangan terhadap Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen.
Namun Pek Tho San San Kun tidak memberi perintah pada mereka, melainkan mengeluarkan sebuah alat tiup yang amat kecil, lalu ditaruhnya di mulut dan ditiupnya. Maka terdengarlah suara aneh yang melengking-lengking.
Berselang beberapa saat, tampak entah berapa banyak ular beracun merayap ke tempat itu, menuju ke arah Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen sambil menjulurkan lidah, sekaligus menyemburkan racun.
Ketika meilhat ular-ular beracun itu, Ouw Yang Hong mengerutkan kening. Dia tahu akan kelihayan ular-ular beracun itu, tapi tidak merasa takut, sebab dirinya sudah kebal terhadap racun apa pun.
Ouw Yang Hong menoleh memandang Bokyong Cen. Dilihatnya tangan Bokyong Cen memegang pedang pendek, namun wajahnya tampak pucat pias.
Mendadak Ouw Yang Hong melesat ke arahnya, sekaligus membawanya ke dalam kamarnya, lalu ditaruhnya di tempat tidur.
Ouw Yang Hong juga duduk di tempat tidur itu, agar dapat melihat ular-ular beracun yang merayap ke dalam kamarnya.
Tak lama kemudian, tampak ratusan ular beracun merayap ke dalam kamar.
Ouw Yang Hong segera menarik Bokyong Cen ke dalam pelukannya, lalu menjulurkan sepasang tangannya ke arah ular-ular beracun itu.
"Jen It Thian! Kau kira dengan mengandalkan ular-ular beracun ini kau akan berhasil?" ben-taknya gusar. Dia kelihatan tidak takut terhadap Pek Tho San San Kun maupun terhadap ular-ular beracun
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
itu. "Jen It Thian! Kalau kau tahu gelagat, cepatlah pergi bersama ular-ular beracunmu, agar kau tidak menyesal nanti!" hetaknya lagi.
Jen It Thian tertawa. "Ouw Yang Hong, aku dengar wanita itu adalah kakak iparmu! Tapi mengapa kau menariknya ke dalam pelukanmu" Itu tidak baik! Itu tidak haik! Bokyong Cen, kau ingin bersama berapa lelaki haru merasa puas" Celaka! Aku sama sekali tidak tahu kau punya begitu banyak lelaki! Sungguh penasaran! Aku sungguh penasaran!"
Mendadak nada suara alat yang di mulutnya berubah meninggi, membuat ular-ular beracun itu merayap lebih cepat, bahkan di antaranya sudah ada yang merayap di atas ranjang.
Ketika mendengar kata-kata Pek Tho San San Kun itu, wajah Bokyong Cen langsung berubah memerah. Dia ingin bangkit berdiri meninggalkan Ouw Yang Hong. Akan tetapi, Ouw Yang Hong bergerak cepat menotok jalan darahnya hingga membuatnya tidak bisa bergerak.
Ouw Yang Hong berkata kepadanya.
"Maafkanlah aku!" Setelah itu, dia pun berseru, "Jen It Thian, hati-hatilah kau, aku ingin membunuhmu! Dan itu merupakan hal yang wajar karena aku ingin menyelamatkan kakak iparku!"
"Ouw Yang Hong, benarkah kau ingin menyelamatkan kakak iparmu" Wanita cantik berada di dalam pelukan, kau mau berbuat yang bukan-bukan pun bisa! Sungguh kau tak tahu malu!" sahut Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong dengan lantang.
"Keluarga Ouw Yang memang begitu! Apalagi ditambah wanita itu!"
sambung Sang Seng Kiam Giok Shia dengan dingin.
Bokyong Cen tersindir. Pada hal dia hidup dengan bersih, namun selalu dipermalukan orang, itu membuatnya amat gusar.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Namun jalan darahnya dalam keadaan terto-tok, dia tidak bisa bergerak sama sekali. Maka, walau amat gusar, dia tidak bisa berbuat apa pun.
Sementara ular-ular beracun itu semakin mendekat. Ouw Yang Hong menjulurkan kedua jarinya untuk menjepit salah seekor ular beracun itu. Dia hanya mengerahkan sedikit tenaganya, namun kepala ular itu hancur.
Akan tetapi, ular-ular beracun itu amat banyak, bagaimana mungkin dapat dihadapi seorang diri" Lagi pula dia harus melindungi Bokyong Cen, maka hatinya menjadi gugup dan cemas.
Di saat bersamaan, mendadak dia teringat akan kejadian di Gunung Cong Lam San. Ong Tiong Yang menepuk-nepukkan sepasang sepatunya hingga mengeluarkan suara dan Toan Hong Ya membaca doa untuk melawan suara suling Oey Yok Su.
Teringat akan kejadian itu, Ouw Yang Hong segera bersiul. Suara siulannya amat aneh, ba-gaikan lengkingan burung elang yang menembus angkasa nan gelap itu.
Ular-ular beracun itu merayap ke arah mereka berdua mendengar suara alat tiup di mulut Pek Tho San San Kun. Kini begitu mendengar suara siulan Ouw Yang Hong, ular-ular itu menjadi gugup dan ketakutan, bahkan mulai kabur.
Semula Pek Tho San San Kun amat puas, sebab yakin tidak lama lagi Ouw Yang Hong akan di-mangsa ular-ular beracunnya.
Akan tetapi, ketika mendengar suara siulan, tersentaklah hatinya, apalagi setelah melihat semua ular beracunnya kabur ketakutan.
"Bunuh dia!" serunya.
Seketika juga tampak empat sosok bayangan menerobos ke dalam kamar melalui jendela. Ke-empat orang itu adalah murid-murid kesayangannya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau berani menghina San Kun, maka harus mati!" bentak Tay Mok Sin Seng Teng KhieHong.
Dia menjulurkan tangannya, jari tangannya bagaikan cakar elang, langsung menyerang Ouw Yang Hong. Di saat bersamaan, Sanj?
Seng Kiam Giok Shia juga membentak sambil mengayunkan sepasang pedangnya menyerang punggung Ouw Yang Hong, Wan To Ma Sih dan Sang IPwe Jeh Nuh menyerang dari kiri serta kanan.
Mereka berempat betul-betul ingin membunuh Ouw Yang Hong.
Bokyong Cen yang berada di dalam pelukan Ouw Yang Hong, justru malah tenang-tenang saja. Sejak menikah dengan Ouw Yang Coan, Bokyong Cen sering memikirkan Ouw Yang Hong. Ternyata dia amat membenci Pek Bin Lo Sat yang menjodohkannya dengan Ouw Yang Coan, karena dia tahu bahwa mereka guru dan murid mempunyai hubungan yang luair biasa. Lagi pula selama menjadi istri Ouw Yang Coan, suaminya itu tidak pernah menjamahnya.
Kini ketika melihat keempat orang itu menyerang Ouw Yang Hong, hati Bokyong Cen amat berduka. Namun dia sudah mengambil keputusan, apabila Ouw Yang Hong mati, dia pun ikut mati. Oleh karena itu, hatinya menjadi tenang.
Ouw Yang Hong mengerutkan kening ketika melihat serangan-serangan itu, dan langsung menggerakkan sepasang tangannya yang penuh mengandung lwee kang. Itu membuat senjata di tangan Sang Pwe Jeh Nuh terpental. Sementara itu badan Ouw Yang Hong bergerak ke samping, sehingga golok Wan To Ma Sih menyerang tempat kosong.
Mendadak Ouw Yang Hong meloncat turun dari ranjang, tetap merangkul Bokyong Cen erat-erat, kemudian menuding mereka berempat dengan sebelah tangannya seraya berkata.
"Lebih baik kalian jangan bergerak! Kalau kalian bergerak, dengan sebelah tanganku ini aku masih dapat membunuh kalian!"
Tay M ok Sin Seng Teng Khie Hong tertawa dingin.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong! Kalau Ouw Yang Coan berada di sini, nyawanya pun akan melayang malam ini! Apalagi kau" Agar kau tidak mati secara mengenaskan, lebih baik serahkan Nona Bokyong pada kami, lalu kau membunuh diri!"
Ouw Yang Hong tidak menyahut, hanya tersenyum dingin sambil berpikir. Guru mengajariku harus menjadii penjahat besar di kolong langit. Selama ini aku tidak menganggap serius akan hal itu. Kini melihat mereka itu, semuanya merupakan penjahat besar. Untuk apa aku membiarkan mereka hidup" Alangkah baiknya aku membunuh mereka, agar mengurangi penjahat di kolong langit.
Setelah mengambil keputusan itu, dalam hatinya timbul nafsu membunuh.
"Jen It Thian, kau terlampau mendesak orang! Dulu kau menghina Nona Bokyong lalu aku dan kakakku menolongnya! Kini kau mendesakku, aku tidak akan berlaku sungkan lagi terhadapmu!
Kalau kalian herani bergerak, semuanya pasti mati!" katanya sengit.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tertawa dingin. Dia tahu Ouw Yang Hong memiliki kungfu, namun tidak memperdulikannya. Sebab siapa yang belajar kungfu tinggi, paling sedikit harus berlatih sepuluh tahun. Kalau tidak, pasti tiada hasilnya.
Ouw Yang Hong yang begitu macam, paling juga belajar beberapa jurus kepada kakaknya, maka apa yang perlu ditakuti" Pikir si Kerdil Pek Tho San San Kun, lalu tertawa dingin lagi.
"Habiskan dia! Cepat bunuh dia!" bentaknya kemudian.
Sang Seng Kiam Giok Shia ingin mengambil hati gurunya. Maka ketika mendengar suara ben-takan gurunya, gadis itu langsung menyerang Ouw Yang Hong. Pedang berikut orangnya menerjang ke arah Ouw Yang Hong secepat kilat.
Saat ini Ouw Yang Hong bersandar pada dinding. Matanya terus menatap pihak musuh sambil menaruh Bokyong Cen ke bawah.
Setelah itu, dia memasang kuda-kuda seperti orang yang baru belajar kungfu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Menyaksikan sikapnya itu, Sang Seng Kiam Giok Shia tertawa dalam hati. Dengan kuda-kuda itu, apakah dapat menangkis sepasang pedangku"
Sementara Ouw Yang Hong mulai mengangkat sepasang tangannya, untuk menarik nafas dalam-dalam. Ternyata dia sedang mengerahkan lwee kang Ha Mo Kang.
Akan tetapi, Sang Seng Kiam Giok Shia masih menerjang ke arahnya. Kelihatannya wanita itu tidak takut terhadap ilmu Ha Mo Kang yang dimiliki Ouw Yang Hong. Sikapnya itu justru membuat Ouw Yang Hong tercengang. Mungkin dia tidak kenal akan ilmu Ha Mo Kangku ini, pikirnya sambil tertawa dalam hati.
Sedangkan Sang Seng Kiam Giok Shia ber-girang dalam hati. Dia yakin pasti dapat membunuh Ouw Yang Hong. Sepasang pedangnya mengarah dada Ouw Yang Hong yang memasang kuda-kuda setengah jongkok.
Betapa cemasnya hati Bokyong Cen.
"Cepat menyingkir, bodoh!" serunya.
Ouw Yang Hong sama sekali tidak menghiraukan seman itu.
Sepasang matanya melotot menatap Sang Seng Kiam Giok Shia, dan mulutnya mengeluarkan suara seperti kodok.
Di saat bersamaan, terdengar suara seruan si Kerdil Pek Tho San San Kun Jen It Thian. "Celaka!"
Tampak si Kerdil itu melesat ke arah Sang Seng Kiam Giok Shia, Tay Mo k Sin Seng Teng Khie Hong berseru kaget, sedangkan Wan To Ma Sih memandang Ouw Yang Hong dengan mata ter-belalak.
Sebab di saat itu terdengar seperti suara ledakan, yang disusul oleh suara jeritan Sang Seng Kiam Giok Shia. Badan wanita itu terpental ke luar membentur dinding hingga dinding itu berlubang, orangnya terbang ke luar entah ke mana.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ketika melihat Ouw Yang Hong mendorongkan sepasang tangannya ke depan, si Kerdil Pek Tho San San Kun sudah tahu tidak beres, maka dia segera melesat ke arah Sang Seng Kiam Giok Shia dengan maksud ingin menyelamatkannya, namun terlambat, karena murid perempuan itu sudah terbang ke luar entah ke mana.
Mereka berempat berhambur ke luar. Tampak Sang Seng Kiam Giok Shia tergeletak di tanah, nafasnya sudah putus.
Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong memandang Sang Seng Kiam Giok Shia. Wajahnya pucat pias.
"Sumoi! Sumoi! Bangun, bangunlah!" serunya dengan suara gemetar.
Sedangkan Wan To Ma Sih segera memegang badan Sang Seng Kiam Giok Shia.
"Sumoi! Sumoi!" panggilnya dengan mata bersimbah air.
Sementara Sang Pwe Jeh Nuh hanya berdiri mematung di tempat.
"Kalian berseru apa" Sumoi sudah mati! Sumoi sudah mati! Ouw Yang Hong! Kau harus membayar nyawa sumoiku!" pekiknya.
Sang Pwe Jeh Nuh menerjang ke dalam rumah. Ternyata mereka bertiga mencintai Sang Seng Kiam Giok Shia secara diam-diam. Kini sang sumoi itu telah mati. Sudah barang tentu kematiannya itu membuat mereka bertiga berduka. Maka Sang Pwe Jeh Nuh langsung menyerang Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong berdiri tak bergerak di dalam rumah. Di saat Sang Pwe Jeh Nuh menerjang ke dalam, si Kerdil Pek Tho San San Kun berteriak.
"Jeh Nuh, cepat berhenti!"
Sang Pwe Jeh Nuh berhenti.
"Kau harus membayar nyawa sumoiku! Kau harus membayar nyawa sumoiku . . ." gumamnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, tadi kau menggunakan ilmu apa?" tanya si Kerdil.
Ouw Yang Hong tertawa gelak. Dia amat gembira telah membunuh Sang Seng Kiam Giok Shia.
"Jen It Thian, katakanlah! Kau ganas atau aku yang ganas" Kau jahat atau aku yang jahat?" sahutnya.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun memandang wajah Ouw Yang Hong yang begitu dingin tak berperasaan, betul-betul nyalinya menjadi ciut. Dia ingin melarikan diri, namun ketiga muridnya tidak sepertinya. Kelihatannya mereka ingin mengadu nyawa dengan Ouw Yang Hong.
Sang Pwe Jeh Nuh mendekati Ouw Yang Hong perlahan-lahan, lalu berdiri di sebelah kirinya.
Mereka bertiga sudah siap mengadu nyawa dengan Ouw Yang Hong.
"Kalau kalian bertiga berani bergerak, aku pasti membunuh kalian bertiga!" ancamnya sepatah demi sepatah sambil menatap mereka bertiga.
Kisah Si Pedang Kilat 8 Panji Sakti (jit Goat Seng Sim Ki) Panji Hati Suci Matahari Bulan Karya Khu Lung Anak Berandalan 1

Cari Blog Ini