Ceritasilat Novel Online

Si Racun Dari Barat 9

Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong Bagian 9


Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong, Sang Pwe jeh Nuh dan Wan To Ma Sih saling memandang. Mereka bertiga telah menyaksikan bagaimana cara Ouw Yang Hong membunuh Sang Seng Kiam Giok Shia, maka mereka bertiga ingin menyerangnya dengan cara serentak, agar Ouw Yang Hong tiada kesempatan untuk membalas.
Mendadak mereka bertiga membentak keras, dan dengan serentak menyerang Ouw Yang Hong dengan senjata.
Pertarungan kali ini sungguh seru, sebab ketiga orang itu sruSah siap mati hesama Ouw Yang Hong, maka serangan-serangan mereka amat dahsyat.
Ouw Yang Hong tidak dapat menggunakan ilmu Ha Mo Kang, karena diserang secara bertubi-tubi. Maka dia terpaksa menggunakan ilmu Hong Hoang Lak untuk berkelit kesana kemari.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Walau demikian, badan Ouw Yang Hong tidak terluput dari sambaran senjata Sang Pwe Jeh Nuh dan Wan To Ma Sih, sehingga pakaiannya tersobek sana sini.
Betapa gusarnya Ouw Yang Hong. Mendadak mulutnya mengeluarkan suara seperti kodok dan badannya dijongkokkan sedikit. Kemudian dia mencelat ke atas dan berjungkir balik sambil mendorongkan sepasang tangannya ke arah Wan To Ma Sih.
Seketika terdengar suara jeritan.
"Aaaakh . . ." Wan To Ma Sih terpental, lalu roboh tak bernyawa lagi.
Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong dan Sang Pwe Jeh Nuh bertambah dendam terhadap Ouw Yang Hong. Mereka berdua menyerangnya tanpa menghiraukan nyawa sendiri.
Sementara Ouw Yang Hong bertarung dengan mata memerah.
Dalam hatinya hanya berniat membunuh mereka.
Sang Pwe Jeh Nuh menyerang Ouw Yang Hong secara membabi buta. Ouw Yang Hong berkelit dan mendadak menangkap sebelah tangan Sang Pwe Jeh Nuh lalu dihetotnya sekuat tenaga, sehingga tangan orang itu putus seketika.
Ouw Yang Hong tidak berhenti sampai di situ. Ditangkapnya lagi lengan Sang Pwe Jeh Nuh yang tinggal sebelah itu lalu dihetotnya pula. Sang Pwe Jeh Nuh menjerit, lalu roboh dan pingsan seketika dengan darah bercucuran di kedua bahunya.
Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong berdiri mematung di tempat.
Orang macam apa pun per-nah dijumpainya, dan dia tidak pernah merasa gentar. Tapi kini melihat Ouw Yang Hong, nyalinya menjadi ciut.
"Aku mau memhunuh orang! Aku mau membunuhmu!" seru Ouw Yang Hong sengit.
Dia langsung menyerang Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong.
Sedangkan Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong sudah tidak bisa
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menangkis, maka pukulan yang dilancarkan Ouw Yang Hong tepat mendarat di dadanya.
Buuuk! Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong menjerit. "Aaaakh!"
Dia roboh seketika dan nyawanya pun melayang.
Sungguh kasihan nasib mereka berempat malang melintang belasan tahun di daerah Gurun Pasir See Hek, namun kini harus mati secara mengenaskan di tangan Ouw Yang Hong.
Setelah memhunuh keempat murid Pek Tho San San Kun, Ouw Yang Hong berdiri termangu-mangu. Sepasang tangannya berlumuran darah. Berselang sesaat, dia menengok kesana kemari mencari si Kerdil Pek Tho San San Kun. Namun m Kerdil itu sudah tidak kelihatan, entah menghilang ke mana.
Karena tidak melihat si Kerdil Pek Tho San Sais Kun, maka Ouw Yang Hong mengira si Kerdil ity sudah melarikan diri. Dia menarik nafas dalam-dalam, lalu masuk ke rumah.
Ketika dia ingin memapah Bokyong Cen bangun, justru melihat si kerdil Pek Tho San San Kun bersembunyi di belakang Bokyong Cen, tangannya ditaruh di atas kepala Bokyong Cen.
"Ouw Yang Hong, kau jangan coba-coba kemari! Kalau kau kemari, aku pasti membunuhnya!" katanya dengan lantang.
"Kau berani menyentuhnya, aku pasti membunuhmu!" sahut Ouw Yang Hong dingin.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun memandang Ouw Yang Hong dengan rasa takut.
"Kau jangan bergerak! Kau jangan bergerak! Kalau kau bergerak, aku pasti menir "Ouhnya!" katanya dengan suara gemetar.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Bukankah kau ingin membawanya pulang untuk ditaruh di dalam peti" Bagaimana mungkin kau membunuhnya?" sahut Ouw Yang Hong.
"Tidak, tidak! Kau jangan kemari, kau kemari, wanita ini pasti mati!"
kata si Kerdil. "Jen It Thian, kalau kau melepaskannya, aku pun akan melepaskanmu!" kata Ouw Yang Hong dengan suara ringan.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tidak mempercayainya. Dia malah mendorong Bokyong Cen berjalan ke luar. Di saat bersamaan, mendadak muncul Ceh Liau Thou.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun segera membentak.
Bab 24 "Jangan bergerak! Siapa berani bergerak, aku pasti membunuh wanita ini!"
Ouw Yang Hong tidak berani turun tangan terhadap si Kerdil Pek Tho San San Kun, hanya menatapnya dengan dingin.
Setelah sampai di luar, si Kerdil Pek Tho San San Kun berseru lantang.
"Ouw Yang Hong, kalau kau berkepandaian, datanglah ke tempatku!
Aku pasti menunggumu! Kau datang tidak?"
Dia lalu membawa Bokyong Cen pergi sambil tertawa-tawa.
Hari sudah terang. Sementara itu Ouw Yang
Coan terus memandang Pek Bin Lo Sat yang sedang tidur pulas di pangkuannya. Wajah Pek Bin Lo Sat tampak berseri. Ouw Yang Coan memandangnya seraya berpikir. Suhu, aku tetap bersamamu. Kalau adikku bisa mempunyai keturunan, apa yang perlu kuresahkan lagi"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Aku bersamamu, kalau kau ingin mati, mari kita mati bersama!
Berpikir sampai di situ, Ouw Yang Coan pun tersenyum.
Hari semakin terang. Tampak cahaya sang Surya menerobos ke dalam goa es, sehingga goa es itu menjadi gemerlapan. Tak seberapa lama kemudian Pek Bin Lo Sat terjaga dari tidurnya.
"Anak Coan, kau tidak tidur semalaman kan?" tanyanya sambil memandang Ouw Yang Coan.
"Suhu, aku hanya melihatmu ..." sahut Ouw Yang Coan.
Pek Bin Lo Sat tertawa ringan.
"Anak Coan, kau terus memanggilku, suaramu amat menggetarkan kalbu . . ."
Ouw Yang Coan tersenyum. "Kalau begitu, saat ini Suhu pasti amat menyukaiku!"
Pek Bin Lo Sat cemberut. "Omong kosong!"
Wanita itu membelai Ouw Yang Coan perlahan-lahan.
"Suhu, kini adikku sudah pulang. Aku ingin memberitahukan kepadanya tentang masalah kita.
Biar dia yang mengurusi rumah itu. Aku tidak akan meninggalkan goa es ini, selamanya bersamamu . ."
Bukan main girangnya hati Pek Bin Lo Sat.
"Anak Coan, jangan begini! Itu ... itu akan membuatmu sengsara ..."
katanya dengan suara ringan.
Ouw Yang Coan memeluknya erat-erat.
"Suhu, aku merasa bahagia sekali bersamamu," katanya berbisik.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pek Bin l^o Sat menghela nafas panjang, sedang Ouw Yang Coan melanjutkan ucapannya.
"Suhu, aku akan memberitahukan kepada Bokyong Cen, biar dia pergi saja."
"Oh ya! Bukankah kau pernah bilang, sesungguhnya Bokyong Cen menyukai adikmu?"
Ouw Yang Coan mengangguk.
"Tidak salah!" Pek Bin Lo Sat manggut-manggut. . "Anak Coan, bagaimana kalau kau berpisah dengannya lalu tetap bersamaku di dalam goa es ini"
Kalau tidak, aku amat kesepian di sini."
Ouw Yang Coan mengangguk. Apa yang dikatakan Pek Bin Lo Sat, Ouw Yang Coan pasti menurut.
Pek Bin Lo Sat memandangnya. Dalam hatinya dia sudah punya suatu ide, hanya merasa tidak enak mengatakannya. Dia membelai-belai rambut Ouw
Yang Coan sambil berkata dengan lembut.
"Anak Coan, maafkan aku! Tidak seharusnya aku menyuruhmu memperistrinya . . ."
"Suhu, katakanlah! Aku harus bagaimana" Harus bagaimana?"
"Anak Coan, aku punya suatu rencana . . ."
"Suhu, rencana apa?"
"Rencanaku . . . kau harus membiarkan adikmu bersama Bokyong Cen lagi."
Ouw Yang Coan menggeleng-geleng kepala.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Suhu, dia . . . dia tidak akan mau . . ."
Pek Bin Lo Sat memandangnya seraya berkata perlahan.
"Anak Coan, kau bukan seorang lelaki, kau adalah anak Coanku. Kau bukan seorang lelaki, kau hanya merupakan anak Coanku. Kau sendiri juga tahu itu . . ."
Wajah Ouw Yang Coan berubah menjadi murung.
"Suhu, kalau begitu aku harus bagaimana?" tanyanya sambil menghela napas panjang.
"Anak Coan, kau sulit melakukan itu, biar aku saja yang pergi melakukannya. Bagaimana?" sahut Pek Bin Lo Sat.
Ouw Yang Coan manggut-manggut. Mereka berdua lalu berangkat ke rumah. Akan tetapi, ketika sampai di rumah tersebut, mereka berdua terbelalak karena Lo Ouw dan Ceh Liau Thou sedang memberesi barang-barang yang ada di dalam rumah, sedangkan rumah itu sudah beran-takan tidak karuan.
Ouw Yang Coan segera berlari ke dalam, sambil berseru-seru.
"Adik! Adik! Kau baik-baik saja?"
Terdengar sahutan dari dalam, yaitu suara Ouw Yang Hong.
"Kakak, aku baik-baik saja! Kau pergi ke mana?"
Ketika Ouw Yang Coan baru mau menjawab, seseorang telah mendahuluinya.
"Dia pergi ke tempatku!" sahut orang itu.
Ouw Yang Hong mendongakkan kepala. Dilihatnya Pek Bin Lo Sat berdiri di belakang kakaknya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Bagus, Ouw Yang Hong! Kini kau sudah kembali!" kata Pek Bin Lo Sat.
Ouw Yang Hong tidak mengerti maksud ucapan Pek Bin Lo Sat.
Apakah guru kakaknya juga amat merindukannya"
Ouw Yang Hong segera memberi hormat.
"Terimakasih atas kebaikan Cianpwe, yang telah pergi ke daerah Utara mencariku! Aku amat berterimakasih pada Cianpwe."
Pek Bin Lo Sat tertawa ringan.
"Ouw Yang Hong, semoga kau tidak membenciku!"
Usai berkata begitu, Pek Bin Lo Sat menengok kesana kemari.
"Anak Coan, bagaimana kalau kita pergi mencarinya?"
Hati Ouw Yang Coan amat kacau. Dia mengangguk dan berjalan ke luar.
Menyaksikan sikap kakaknya itu, Ouw Yang Hong lalu berkata dalam hati. Kakak dan gurunya tidak memperdulikanku. Apakah mereka berdua belum tahu bahwa aku sudah berkepandaian tinggi, sudah merupakan seorang jago tangguh" Mereka mau pergi mencari kakak ipar, mengapa tidak memberitahukan padaku" Apakah mereka tidak membutuhkan hantuanku"
Kemudian dia berseru. "Kakak, aku ikut!"
"Baiklah!" sahut Ouw Yang Coan.
Mereka bertiga melesat ke arah Pek Tho San Cun. Tak lama kemudian sudah tiba di perkampungan tersebut. Di pintu perkampungan itu tampak beberapa penjaga. Masing-masing memegang senjata tajam. Mereka bertiga terus berjalan, tanpa menggubris para penjaga itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Si Kerdil menculik kakak ipar. Aku tidak bisa turun tangan, karena si Kerdil itu mengancam kakak ipar. Tangannya ditaruh di atas kepala kakak ipar, kalau aku bergerak, dia pasti membunuhnya," kata Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Coan manggut-manggut, tapi tidak mengatakan apa pun.
Mereka bertiga sudah sampai di depan pintu perkampungan.
"Cepat buka pintu! Aku ingin bicara dengan majikan kalian!" seru Ouw Yang Coan.
"Kau Ouw Yang Coan, kan" Majikan kami sudah berpesan, kalau kau kemari harus disambut dengan panah, agar kau mati tertembus panah! Lebih baik kau pergi, jadi kami tidak usah turun tangan!"
sahut para penjaga. Kemudian tampak para penjaga itu mengeluarkan busur, siap memanah mereka bertiga. Para penjaga itu berada di atas benteng.
Mereka mulai melepaskan panah, namun tidak ada satu pun anak panah yang mengenai sasarannya, karena jarak mereka begitu jauh.
Ouw Yang Coan gusar sekali.
"Suhu, bagaimana kalau kita ke atas?" tanyanya kepada Pek Bin Lo Sat.
Pek Bin Lo Sat tidak menyahut, hanya manggut-manggut. Mereka berdua lalu mengerahkan ginkang melesat ke atas. Betapa terkejutnya para penjaga yang di atas. Mereka langsung melepaskan panah ke arah Pek Bin Lo Sat dan Ouw Yang Coan.
Ouw Yang Coan dan Pek Bin Lo, Sat berjungkir balik menghindari serangan panah-panah itu. Akan tetapi, mendadak Ouw Yang Coan menjerit.
"Aduh!" Ternyata Ouw Yang Coan terpanah, dan badannya langsung merosot ke bawah. Bukan main terperanjatnya Ouw Yang Hong. Dia cepat-cepat dengan maksud ingin menyambut kakaknya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Tapi mendadak Ouw Yang Coan justru berhenti merosot. Ternyata sebelah tangannya memegang dinding benteng yang agak menonjol ke luar.
Ouw Yang Hong cemas sekali, karena tahu para penjaga di atas pasti memanah lagi. Tiba-tiba dia melihat beberapa batang anak panah tergeletak di tanah. Dia segera memungut panah-panah itu, lalu disamhitkannya ke atas.
Salah seorang penjaga sudah siap memanah Ouw Yang Coan yang bergantung di dinding ben-teng. Akan tetapi, secara mendadak sebuah panah meluncur ke arahnya. Penjaga itu ingin berkelit, namun terlambat, maka panah itu menembus tenggorokannya.
"Aaaakh . . .!"
Penjaga itu terjatuh. Keberhasilannya itu membuat Ouw Yang Hong bertambah semangat. Dia terus menyamhitkan panah-panah yang di tangannya ke atas dan berhasil membuat tiga orang lagi jatuh dari atas.
Menyaksikan kejadian itu, penjaga lain sudah tidak berani lagi memanah Ouw Yang Coan dan Pek Bin Lo Sat.
Ouw Yang Coan dan Pek Bin Lo Sat memanfaatkan kesempatan itu untuk melesat ke atas, dan kali ini mereka berdua berhasil. Begitu sampai di atas, Pek Bin Lo Sat langsung melancarkan beberapa pukulan ke arah para penjaga, sehingga membuat penjaga-penjaga itu lari terbirit-birit.
Ketika melihat badan Ouw Yang Coan terkena panah, Pek B'm Lo Sat segera bertanya.
"Anak Coan, kau tidak apa-apa?"
"Suhu, aku tidak apa-apa. Panah ini cuma menancap di bahuku."
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kemudian Ouw Yang Coan mencabut panah yang menancap di bahunya. Setelah itu mereka berdua menengok kesana kemari, namun tidak ada seorang pun di sekitar mereka.
Sementara Ouw Yang Hong sudah melesat ke atas dengan menggunakan ilmu ginkang Hong Hoang Lak. Bukan main! Hanya sekali melesai dia sudah mencapai belasan depa. Kemudian dia berjungkir balik, sepasang kakinya menendang dinding benteng, sehingga badannya melayang ke atas.
Pek Bin Lo Sat dan Ouw Yang Coan ingin membantunya, namun ketika menyaksikan gin-kangnya, mereka berdua malah terbelalak dan tahu bahwa ginkang Ouw Yang Hong lebih tinggi dari mereka.
Ouw Yang Hong sudah sampai di atas. Dan tahu bahwa Pek Bin Lo Sat dan Ouw Yang Coan terheran-heran padanya, lapi dia pura-pura tidak tahu.
"Kita ke dalam?" tanyanya.
Pek Bin Lo Sat dan Ouw Yang Coan mengangguk, kemudian mereka bertiga berjalan ke da-lam. Ada sebuah jembatan kecil yang tampaknya agak licin.
"Hati-hati!" kata Pek Bin Lo Sat.
Ouw Yang Coan mengangguk.
"Ya!" Ouw Yang Coan langsung melesat ke arah jembatan itu. Mendadak terdengar suara
'Kreeeek!' Ouw Yang Hong segera berseru. "Hati-hati, kak!"
Di bawah jembatan itu terdapat jurang yang amat dalam. Ketika diinjak oleh Ouw Yang Coan jembatan itu nyaris putus.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Pek Bin Lo Sat tidak berlaku ayal lagi. Secepat kitat dia melesat ke sana, lalu menyambut Ouw Yang Coan sekaligus membawanya ke seberang.
Melihat Pek Bin Lo Sat dan kakaknya sudah berada di seberang, Ouw Yang Hong segera melesat ke sana menggunakan ilmu Hong Hoang Lak. Badannya tampak ringan melayang-layang ke seberang. Bukan main kagumnya Pek Bin Lo Sat dan Ouw Yang Coan menyaksikannya.
Mereka bertiga lalu memasuki perkampungan itu. Tampak sebuah rumah yang amat besar, namun tiada seorang pun di sekitar rumah itu.
Mereka hertiga berendap-endap mendekati rumah besar itu.
Mendadak terdengar suara di dalamnya, sepertinya seseorang sedang bergumam. Mereka bertiga saling memandang sejenak, setelah itu menerjang ke dalam.
Tampak si Kerdil Pek Tho San San Kun sedang duduk di kursi. Dia bertepuk-tepuk tangan sambil tertawa, kelihatannya gembira sekali.
Di hadapannya terdapat sebuah peti besar. Peti itu berlubang-lubang. Terlihat pula cahaya gemerlapan menyorot ke luar.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun memandang Pek Bin Lo Sat, Ouw Yang Coan dan Ouw Yang Hong.
"Kalian sudah datang?" katanya acuh tak acuh.
Kemudian dia memandang peti itu lagi seraya berkata dengan lembut.
"Katakanlah! Aku cuma ingin main-main denganmu, tapi mereka justru memusuhiku! Katakan! Apakah aku perlu membunuh mereka?" Dia tertawa. "Dulu aku tahu kau merupakan sebuah giok yang amat indah, tiada cacat sama sekali. Tetapi setelah kau menikah dengan Ouw Yang Coan, kau pun tidak cacat sedikit pun, bukan" Dia bukan seorang lelaki, bukan" Kau masih . . ."
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Betapa gusarnya Ouw Yang Coan, ketika mendengar kata-kata si Kerdil itu.
"Jen It Thian, tutup mulutmu!" hentaknya.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun menatapnya seraya herkata.
"Mengapa aku harus tutup mulut" Pernahkah kau memberikan kebaikan padaku, maka aku harus tutup mulut" Kau bukan seorang lelaki, kau mau apa kemari?"
Ouw Yang Coan sudah tidak dapat menahan diri. Dia ingin menerjang ke arah si Kerdil, tapi Pek Bin Lo Sat segera mencegahnya.
Pek Bin Lo Sal sudah berpengalaman di dunia persilatan, maka ketika melihat si Kerdil begitu tenang, timbul kecurigaannya, jangan-jangan si Kerdil itu sudah memasang perangkap, maka mencegah Ouw Yang Coan bertindak ceroboh.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tersenyum, lalu menatap Ouw Yang Hong.
"Ouw Yang Hong, aku pun ingin membuat perhitungan denganmu!
Kau telah membunuh keempat muridku. Kalau kau membunuh Tay Mok Sin Seng Teng Khie Hong, Sang Pwe jeh Nuh dan Wan To Ma Sih, tidak jadi masalah. Tapi kau telah menimbulkan masalah besar karena membunuh Sang Seng Kiam Giok Shia! Aku mendapatkannya dari Tionggoan, bahkan aku pun amat menyukai-nya! Pek Bin Lo Sat merusak wajahnya, kau membunuhnya! Kau harus membayar nyawanya!"
"Kau pun harus mati, lalu siapa yang harus membayar nyawamu?"
sahut Ouw Yang liong dengan dingin.
"Ouw Yang Hong, kau kira begitu gampang membunuhku" Coba saja! Kalau hari ini kau tidak dapat membunuhku, aku pasti akan membunuhmu! Kalian bertiga pasti akan mati satu persatu! Aku punya sebuah ide baru, Nona Bokyong ini akan kujadikan mummi, agar tidak rusak selamanya! Bagaimana menurut kalian?" Dia tertawa gembira lalu memandang peti besar itu. "Di dalam peti besar
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
ini berisi Nona Bokyong yang sedang kalian cari. Kalian tidak usah mencarinya lagi, sebab aku akan menjadikannya sebuah mummi!
Jadi aku bisa melihatnya selama-lamanya!"
Betapa gusarnya Ouw Yang Coan dan Ouw Yang Hong mendengar itu. Tanpa berjanji mereka berdua melangkah maju.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun segera membentak.
"Jangan bergerak! Kalau kalian bergerak lagi, dia pasti mati! Kalian mau melihat, apa yang dilakukannya di dalam?"
Mendadak Si Kerdil Pek Tho San San Kun bertepuk tangan. Seketika itu juga pintu peti besar itu terbuka. Ternyata di dalamnya memang ada Bokyong Cen, duduk dengan mata terpejam dan tak bergerak.
Kelihatannya seperti tidur pulas, tapi juga mirip sudah mati.
Ouw Yang Coan dan Ouw Yang Hong ingin menerjang ke sana, namun Si Kerdil Pek Tho San San Kun pun membentak.
"Kalian lihat baik-baik, kalau kalian berani menerjang ke sana, dia pasti mati."
Ouw Yang Hong segera mencegah kakaknya maju, sebab dia sudah melihat ada ketidakberesan pada tubuh Bokyong Cen. Ternyata tubuh Bokyong Cen ditutupi dengan sehelai kain tipis. Sekujur badannya mengkilap, karena sudah dipolesi semacam minyak.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tertawa terkekeh.
"Ouw Yang Hong, kau memeluk kakak iparmu! Kalau terlihat kakakmu, apa pula yang akan terjadi" Ouw Yang Coan, adikmu menyukai istrimu, bagaimana kalau kau berikan padanya" Kalian berdua menyukai seorang wanita, itu tidak baik! Menurutku, lebih haik diberikan padaku saja! Jadi kalian berdua tidak perlu berebut lagi, agar tidak merusak hubungan kalian sebagai saudara!"
Ouw Yang Coan dan Ouw Yang Hong terus menatap Si Kerdil itu.
Sepertinya mereka ingin menelannya bulat-bulat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kalian lihat! Bukankah dia amat sedap dipandang" Tubuh, rambut, tangan, dan kakinya amat indah! Sulit lagi mencari wanita seperti nona Bokyong ini, pantas kalian berdua begitu menyukainya!"
Ouw Yang Hong terus menatap Si Kerdil Pek Tho San San Kun, dia sedang mempertimbangkan, apabila dia menerjang ke sana, apakah Si Kerdil dapat membunuh Bokyong Cen secepat itu" Dia tidak berani memandang Bokyong Cen, sebab tubuhnya yang mulus indah itu memang merangsang.
Terdengar lagi suara Si Kerdil Pek Tho San San Kun. Kali ini kepada Ouw Yang Hong.
"Ouw Yang Hong, kuberitahukan padamu! Kalau kau berani bergerak, aku pasti melancarkan sebuah pukulan ke arahnya! Minyak yang kupoles-kan pada tubuhnya itu akan segera lumer, dia pasti mati!"
Ouw Yang Hong dan Ouw Yang Coan tidak tahu harus herbuat apa, mereka berdua hanya saling memandang. Bersamaan dengan itu pula, mendadak Pek Bin Lo Sat tertawa ringan, ke-mudian berkata pada Si Kerdil.
"Jen It Thian, kau salah! Kau sudah salah besar ...."
Si Kerdil Pek Tho San San Kun nampak tertegun mendengar kata-kata Pek Bin Lo Sat itu.
"Pek Bin Lo Sat, di mana letak kesalahanku" Bagaimana aku bisa salah?"
"Jen It Thian, kau adalah orang aneh di kolong langit, aku salut padamu! Kau tidak cuma aneh, tapi juga memiliki berbagai macam benda mustika yang tak ternilai harganya, bahkan juga mengumpulkan manusia hidup, menganggapnya sebagai benda mustika.
Karena itu, apabila kau membunuh nona Bokyong, bagaimana mungkin kau menyak-sikannya lagi" Kalau dia dijadikan mummi,
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
sudah pasti tidak bisa tertawa maupun menangis! Tidak mungkin jadi wanita tercantik di kolong langit! Ya, kan?"
Ouw Yang Hong mengerti akan maksud ucapan Pek Bin Lo Sat, maksudnya agar Si Kerdil Pek Tho San San Kun tidak membunuh Bokyong Cen.
Mendengar apa yang dikatakan Pek Bin Lo Sat, Si Kerdil Pek Tho San San Kun jadi tertegun.
"Kau bilang orang mati tidak seperti orang hidup" Kau kira aku tidak tahu itu" Kalau dia sudah mati, apa yang tidak baik" Dia tidak bisa bicara, tapi aku akan bicara padanya! Walaupun dia tidak bisa tertawa dan menangis, aku tetap akan merasa puas dan gembira memandangnya!"
"Jen It Thian, lebih baik kau melepaskannya! Kami pasti mengampuni nyawamu, kau pun boleh pergi!" ancam Ouw Yang Hong, tegas.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tertawa.
"Kau mengampuni nyawaku, aku harus mengampuni nyawa siapa"
Kau memperbolehkanku pergi, lalu semua benda mustika ini akan diberikan kepada siapa" Juga perkampunganku ini harus diserahkan kepada siapa" Kau menghendakiku pergi, itu jangan harap!"
Ouw Yang Hong mengerutkan kening, kemu-dian mendekati Si Kerdil Pek Tho San San Kun dengan langkah perlahan.
"Berhenti!" bentak Si Kerdil Pek Tho San San Kun begitu melihat Ouw Yang Hong maju.
Ouw Yang Hong tidak berhenti.
"Kau memiliki kepandaian tinggi, boleh be-tarung denganku!"
tantangnya. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kalaupun harus bertarung, aku akan bertarung dengan Pek Bin Lo Sat, sebab dia telah merusak wajah Sang Seng Kiam Giok Shia. Aku punya dendam dengannya!" sahut Pek Tho San San Kun.
Tercengang Ouw Yang Hong mendengarnya. Aku yang membunuh muridnya itu, tapi dia tidak mau bertarung denganku, malah ingin bertarung dengan Pek Bin Lo Sat, bukankah itu amat mengherankan" Pikir Ouw Yang Hong.
Mendadak dalam hati Ouw Yang Hong timbul suatu ide aneh.
"Jen It Thian, menurutku lebih baik . . . kau bertarung denganku!
Kalau kau menang, dia tetap bersamamu! Apabila kau kalah, aku akan mem-bawanya pergi. Bagaimana?"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tertawa.
"Mengapa aku harus bertarung denganmu" Kungfumu amat mengejutkan, aku tidak mampu melawanmu!" sahut Si Kerdil itu.
"Bagaimana kalau aku melawan barisan ular beracunmu" Kalau aku menang, kau harus mem-perbolehkannya ikut kami pergi.
Seandainya aku kalah, kami akan segera meninggalkan tempat ini.
Tidak akan datang mengganggumu lagi!"
"Cara bagaimana kau bertarung dengan barisan ular beracunku?"
tanya Si Kerdil. "Itu terserah kau saja!"
Mendengar itu, Si Kerdil Pek Tho San San Kun bergirang dalam hati.
Ouw Yang Hong, kau pasti mampus! Kau kira enak bertarung dengan barisan ular beracunku" Kalau kau sudah terkepung oleh barisan ular beracunku, kau pasti tinggal tulang belulang saja!
Karena berpikir begitu, Si Kerdil Pek Tho San San Kun pun tertawa terkekeh.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, lebih baik kau jangan memaksa diri! Apabila kau terkepung oleh barisan ular beracunku, kau pasti mampus!
Sementara Ouw Yang Coan berkeluh dalam hati. Adik! Kau sama sekali tidak berpengalaman, kalau kau bertarung dengan barisan ular beracun itu, kau pasti mati! Lalu tiba-tiba Ouw Yang Coan membentak.
"Jen It Thian! Lepaskan istriku, aku akan bertarung denganmu!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tidak menggubris Ouw Yang Coan, hanya menatap Ouw Yang Hong.
"Bagaimana" Apa yang kau katakan tadi tidak masuk hitungan lagi?"
"Bagaimana perkataanku tidak masuk hitungan" Asal kau setuju, aku pasti bertarung dengan barisan ular beracunmu itu!" sergah Ouw Yang Hong, tampak kesal.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tertawa gembira.
"Baik! Baik! Aku setuju kau bertarung dengan barisan ular beracunku!"
Dia tertawa lagi, kemudian bertepuk tangan. Terdengar suara
'Kreek!' Di lantai muncul sebuah lubang. Kalau tadi Ouw Yang Coan dan Ouw Yang Hong menerjang ke sana, mereka berdua pasti akan terjatuh ke dalam lubang itu. Ternyata di situ terdapat sebuah perangkap.


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Oleh karena itu, Ouw Yang Hong mengambil Keputusan dalam hati, biar bagaimana pun hari ini harus membunuh Si Kerdil itu.
Setelah mengambil keputusan tersebut, dia pun berkata kepada Si Kerdil Pek Tho San San Kun. "Jen It Thian, kau boleh turun tangan!"
"Kau lihat, itu adalah lubang ular beracun! Aku menghendakimu melihat baik-baik! Itu agar kau tidak menyesal!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong memandang ke dalam lubang ular beracun itu.
Gelap gulita di dalam, tidak terlihat apa pun, hanya terdengar suara mendesis-desis.
"Ada orang menyukai kegelapan, tapi aku justru tidak suka! Karena sulit memandang wanita cantik dalam kegelapan!"
Ouw Yang Hong tidak mau banyak bicara dengannya, diam saja tanpa bersuara sedikit pun.
"Kalau aku menaruh seseorang ke dalam lubang itu, pasti sedap sekali dipandang! Kalian tidak pernah menyaksikannya, kan" Nah, kalian harus menyaksikannya!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun menggerakkan tangannya, maka terdengar suara hiruk-pikuk di dalam lubang itu. Tak lama tampak sebuah keran-jang besar terangkat ke atas. Di dalam keranjang besar itu berisi entah berapa banyak ular beracun. Akan tetapi, ular-ular beracun itu tak bergerak sama sekali.
"Ouw Yang Hong, kalau kau berani duduk di dalam keranjang besar itu selama sepasang hio, aku pasti melepaskan nona Bokyong!"
Ouw Yang Coan segera berkata pada Ouw Yang Hong.
"Adik, itu tidak boleh!"
Ouw Yang Hong tidak menyahut, hanya bertanya kepada Si Kerdil Pek Tho San San Kun, "Jen It Thian, bolehkah aku membunuh ular-ular bera-cunmu itu?"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun melihat Ouw Yang Hong tidak takut, hatinya jadi tersentak. Apakah orang itu tidak takut pada ular beracun" Itu tidak mungkin!Dia cuma berlagak gagah saja!
Setelah berpikir demikian, si Kerdil Pek Tho San San Kun tertawa ringan, lalu berkata sungguh-sungguh, "Ouw Yang Hong, kalau kau berkepandaian, duduklah di dalam keranjang besar itu, agar ular-ular beracun itu menggigitmu! Apabila kau membunuh mereka, itu
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
bukan terhitung kepandaian, siapa pun bisa membunuh ular beracun! Ya, kan?"
Ouw Yang Hong diam. Sementara ular-ular beracun itu tetap tidak bergerak. Si Kerdil Pek Tho San San Kun mengeluarkan sebuah alat tiup, lalu ditaruh ke mulutnya. Dia mulai meniup perlahan-lahan. Seketika ular-ular beracun itu mendongakkan kepala, bahkan tampak saling menjulurkan lidah, mengerikan.
Menyaksikan itu, hati Pek Bin Lo Sat dan Ouw Yang Coan jadi dingin.
Mereka berdua pun ber-pikir, kalau mereka yang duduk di dalam keran-jang besar penuh berisi ular-ular beracun itu, sudah jelas akan mati keracunan.
Ouw Yang Coan segera berkata dengan penuh kecemasan.
"Adik . . ." Akan tetapi, Ouw Yang Hong malah tertawa, lalu berkata pada Si Kerdil Pek Tho San San Kun.
"Baiklah! Jen It Thian, aku akan menurutimu!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun manggut-manggut. Mendadak tangannya bergerak, maka tutupan keranjang besar itu terbuka.
Ouw Yang Hong langsung meloncat ke dalam keranjang besar itu.
Beberapa ekor ular beracun ingin menggigitnya. Namun Ouw Yang Hong menggeserkan ular-ular dengan tangannya, kemudian duduk di dalam keranjang besar itu.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun langsung meniup alat suara di mulutnya. Seketika ular-ular beracun itu mulai menggigiti badan Ouw Yang Hong.
Menyaksikan itu, air mata Bokyong Cen bercucuran. Ia tak pernah menyangka Ouw Yang Hong herani berkorban demi dirinya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sementara ular-ular beracun terus melilit badan Ouw Yang Hong, sehingga badannya penuh ular beracun.
Bukan main terkejutnya Pek Bin Lo Sat dan Ouw Yang Coan, melihat kejadian itu. Wajah me-reka berubah pias, khawatir dan takut.
Ouw Yang Coan berseru-seru dengan suara bergemetar.
"Adik! Adik . . .!"
Ouw Yang Hong tidak menyahut. Sepasang matanya dipejamkan, mulai menghimpun Iwee kang Ha Mo Kang.
Ouw Yang Coan dan Pek Bin Lo Sat terus menyaksikan itu dengan mata tak berkedip, namun hati mereka amat tegang dan tercekam.
Sedangkan Ouw Yang Hong terus duduk diam di dalam keranjang besar itu. Beberapa lama ke-mudian Ouw Yang Hong masih tetap duduk diam.
Pek Bin Lo Sat tertawa melihat keberanian Ouw Yang Hong itu.
"Anak Coan, tak kusangka adikmu memiliki kepandaian itu . . ."
ujarnya, kagum. Si Kerdil Pek Tho San San Kun terus meman-dang Ouw Yang Hong.
Dia yakin Ouw Yang Hong pasti mati digigiti ular-ular beracun itu.
Maka terus meniup dengan nada tinggi, sehingga ular-ular beracun itu terus menggigiti Ouw Yang Hong.
Akan tetapi, sungguh mengherankan, Ouw Yang Hong tidak berubah jadi manusia darah, sebaliknya dia masih tetap duduk diam, persis seperti padri sedang bersamedi.
Sementaa hio yang dipasang Si Kerdil Pek Tho San San Kun sudah habis terbakar. Mendadak Ouw Yang Hong membuka matanya, memandang Si Kerdil Pek Tho San San Kun.
"Jen It Thian, apakah aku sudah boleh keluar?" tanyanya kemudian.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bukan main terkejutnya Si Kerdil Pek Tho San San Kun. Dia sama sekali tidak menduga, Ouw Yang Hong bisa selamat dari gigitan ular-ular beracun itu. Dia melongo hingga mulutnya ternganga lebar.
Ouw Yang Hong meloncat ke luar dari keranjung besar itu, dan berdiri di hadapan si Kerdil Pek Tho San San Kun. Itu membuat si Kerdil Pek Tho San San Kun mundur selangkah.
"Bagus! Kau memang luar biasa! Aku serahkan nona Bokyong padamu, kau sudah mempertaruh-kan nyawamu demi memperoleh wanita cantik itu, maka jangan diberikan kepada siapa pun!"
Mendadak Si Kerdil Pek Tho San San Kun bertepuk tangan, maka terdengar suara 'Kreeek!' Peti besar itu terbuka. Dia lalu mendorong Bokyong Cen ke arah Ouw Yang Hong. Apa boleh buat! Ouw Yang Hong harus menyambutnya, tapi tidak berani memandang Bokyong Cen.
"Kakak! Kakak . . .!" serunya kepada Ouw Yang Coan.
OuwYang Hong melempar Bokyong Cen ke arah Ouw Yang Coan.
Namun Pek Bin Lo Sat yang bergerak cepat menyambut Bokyong Cen.
"Pakaian!" teriak Pek Bin Lo Sat kepada Ouw Yang Coan.
Ouw Yang Coan segera mencari pakaian, dia mengambil pakaian wanita dari sebuah lemari, kemudian diberikan pada Pek Bin Lo Sat, namun Pek Bin Lo Sat berkata.
"Pakaikanlah!" Ouw Yang Coan segera memakaikan pakaian itu pada Bokyong Cen.
Setelah itu dia pn mem-bebaskan totokannya, sedangkan Bokyong Cen diam saja.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Namun saat itu rupanya Si Kerdil Pek Tho San San Kun sudah menghilang entah ke mana.
Karena tidak berhasil menemukannya, akhirnya mereka membakar rumah besar itu. Dalam sekejap, api sudah menjalar ke mana-mana.
Ketika mereka berada di luar perkampungan Pek Tho San Cung, api itu sudah membesar, tam-pak para penghuni berlari tunggang-langgang me-nyelamatkan diri. Sedangkan mereka bertiga, se-gera membawa Bokyong Cen meninggalkan per-kampungan itu.
Pek Bin Lo Sat, Ouw Yang Hong, dan Bokyong Cen sudah sampai di rumah. Namun mereka tahu tidak bisa tinggal di situ lagi, maka segera me-nyuruh Lo Ouw dan Ceh Liau Thou berkemas. Setelah itu mereka semua pindah ke tempat lain tak jauh dari goa es. Kebetulan di situ terdapat be-berapa rumah batu, untuk dijadikan sebagai tempat tinggal oleh mereka.
Bokyong Cen jarang bersama mereka. Setiap hari dia memandang ke bawah gunung. Di tempat itu terdapat beberapa rumah batu, Bokyong Cen memilih sebuah rumah batu yang paling kecil. Jika malam tiba gadis itu selalu mengunci pintu. Siapa pun yang memanggilnya tak pernah ia membu-kakan pintu.
Ouw Yang Coan tidak pernah pergi mencarinya ke rumah itu. Setiap malam dia duduk di atas sebuah batu, entah apa yang dipikirkannya.
Setelah semua lampu di rumah-rumah batu itu dipadamkan, harulah Ouw Yang Coan pulang. Sebelum tertidur selalu saja Ouw Yang Hong ber-tanya dari mana saja Ouw Yang Coan. Namun kakaknya tak pernah menjawab, hanya duduk diam atau langsung saja tidur.
Malam itu Ouw Yang Coan duduk di atas batu, matanya terus memandang rumah-rumah batu. Kemudian dia juga memandang ke arah Pek Tho San Cung. Hatinya merasa heran, mengapa Si Kerdil Pek Tho San San Kun menganggap wanita cantik sebagai suatu benda mustika, itu apa artinya"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Di saat Ouw Yang Coan berpikir seperti itu mendadak terdengar suara langkah yang amat di-kenalnya, lalu disusul suara yang amat lembut.
"Anak Coan, kau berbuat apa di sini" Apakah kau tidak mau pulang menemaninya?"
Ouw Yang Coan mendongakkan kepala perlahan-lahan, memandang Pek Bin Lo Sat seraya menyahut.
"Dia tidak akan memperdulikanku lagi, dia anggap diriku telah berdosa terhadapnya, maka dia tidak memperdulikanku . . ."
"Anak Coan, apakah kau merasa rendah diri?"
Ouw Yang Coan tidak menyahut, namun air matanya berlinang-linang. Pek Bin Lo Sat segera memeluknya, kemudian berkata dengan lembut.
"Anak Coan, yang berdosa bukanlah kau, melainkan aku. Tahukah kau, kalau malam itu aku tidak berbuat seperti itu, sudah pasti kau akan pulang menengok istrimu. Begitu kau dapat membantu adikmu, dia juga tidak akan . . ."
Maksud Pek Bin Lo Sat, Bokyong Cen tidak akan jatuh ke tangan Si Kerdil Pek Tho San San Kun, tidak akan terjadi apa pun.
Berselang sesaat, Pek Bin Lo Sat melanjutkan.
"Anak Coan, hatimu resah sekali, kan?"
Sesungguhnya Ouw Yang Coan memang amat berduka dalam hati.
Dia tidak tahu harus bagai-mana, sebab Bokyong Cen tidak mau berbicara dengannya, bahkan tak ingin berada bersamanya. Inilah yang membuatnya merasa malu sekali.
Pek Bin Lo Sat memandang muridnya itu.
"Anak Coan, menurutku kau harus meninggalkannya. Apakah kau merasa berkeberatan me-ninggalkannya?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Coan menggelengkan kepala, tidak menyahut.
"Kau harus membiarkan adikmu bersamanya, perlukah aku pergi mengatakannya?"
Ouw Yang Coan memandang Pek Bin Lo Sat. Dia tahu kalau dirinya yang mengatakan kepada Ouw Yang Hong sungguh tidak pantas.
Memang lebih baik gurunya yang menyampaikan. Namun, apakah gurunya dapat mengatakan hal itu" Sebab Pek Bin Lo Sat sendiri seorang wanita. Dia tak yakin gurunya bisa melakukan hal itu, menyam-paikan tentang perasaannya kepada orang lain.
"Anak Coan, hanya dengan cara ini, aku akan mengatakan pada Ouw Yang Hong, sekarang aku ke sana!"
Ouw Yang Coan manggut-manggut. Pek Bin Lo Sat pun segera melesat pergi.
Sementara Ouw Yang Hong sedang berlatih Iwee kang di dalam rumah batu. Kini lwee kangnya bertambah maju. Dia juga tahu ilmu Ha Mo Kang-nya jauh lebih hebat dari gurunya.
Mendadak dia mendengar suara langkah ringan menuju ke rumah batunya. Dia sudah menduga itu suara langkah kakaknya atau Pek Bin Lo Sat.
Pintu rumah terbuka, lalu tampak seseorang berjalan ke dalam.
Orang itu tak lain Pek Bin Lo Sat, guru kakaknya.
Pek Bin Lo Sat melangkah ringan ke hadapan Ouw Yang Hong.
"Ouw Yang Hong, aku ingin bicara denganmu!" ujarnya, memandang pemuda itu.
Ouw Yang Hong tercengang, namun manggut-manggut.
"Cianpwe, mau bicara apa, bicaralah!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong, apa yang ingin kubicarakan, punya hubungan besar dengan keluarga Ouw Yang. Kau sudi mendengarnya?" tanya Pek Bin Lo Sat yang tampak ragu.
"Cianpwe adalah guru kakakku, bagaimana aku berani tidak mendengarnya?"
Air muka Pek Bin Lo Sat berubah aneh, membuat Ouw Yang Hong terheran-heran. Namun yakin Pek Bin Lo Sat akan membicarakan hal yang amat penting, entah hal penting apa.
Pek Bin Lo Sat menarik nafas dalam-dalam, kemudian berkata perlahan-lahan.
"Ouw Yang Hong, aku pernah bilang pada kakakmu, bahwa kau berbakat belajar ilmu silat dan kau pun akan menjadi seorang pesilat tangguh. Namun ketika itu, aku tidak mau menerimamu sebagai murid. Tentunya kau merasa heran mengapa aku menolakmu, mungkin kau kira aku pilih kasih. Sesungguhnya tidak. Kini aku akan memberitahukan padamu, aku dan kakakmu berada di dalam goa es belajar ilmu yang mengandung Iwee kang dingin. Kaum lelaki yang belajar ilmu itu akan kehilangan kejantanannya. Sedangkan kaum waniCa, akan menjadi mandul, tidak bisa punya anak selamanya.
Oleh karena itu, aku menolakmu. Pada waktu itu, aku tidak herani memberitahukan padamu . . ."
Tersentak hati Ouw Yang Hong mendengar itu. Namun mengapa kakaknya tidak pernah mem-beritahukan padanya" Tiba-tiba Ouw Yang Hong teringat sesuatu, yaitu Bokyong Cen.
Bokyong Cen adalah kakak iparnya, sedangkan kakaknya tidak dapat berbuat sebagai seorang suami. Lalu bagaimana dengan kakak iparnya" Tidak heran, malam itu Bokyong Cen ke kamarnya dua kali.
Lagi pula setiap hari dia memandang ke ujung langit, terus memikirkan daerah Kang Lam dan vihara Cin Am. Mungkin ada kaitannya dengan ini.
Setelah diam sejenak, Pek Bin Lo Sat melanjutkan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku akan memberitahukan padamu, bahwa aku dan kakakmu amat intim!"
Mendengar kata-kata itu Ouw Yang Hong jadi tertegun. Dia tak tahu harus bagaimana. Bahkan hatinya jadi risau. Guru kakak sedang bicara apa" Dia berbuat intim dengan kakak" Mungkin itu dulu. Kini kakak sudah punya istri. Mendadak Ouw Yang Hong tersadar akan satu hal. Dia menoleh, memandang Pek Bin Lo Sat, tapi tidak tahu harus bicara apa.
Pek Bin Lo Sat tersenyum, namun senyumannya kelihatan berduka, kemudian berkata dengan suara ringan.
"Kau adalah seorang sastrawan, tentunya tidak tahu kesulitan orang yang belajar ilmu silat. Aku datang ke daerah See Hek ini, karena punya seorang musuh. Dia melukaiku, tiada seorang pun mampu menyembuhkan lukaku. Maka aku terpaksa mengobati lukaku dengan batu es yang amat dingin itu. Pada suatu hari, kakakmu terjatuh ke dalam goa es. Aku yang menyelamatkannya, sekaligus mengajarnya ilmu silat. Sejak itu hubungan kami amat baik, kami berkumpul belasan tahun, hingga tanpa sadar terlahir rasa cinta kasih. Dia tidak bisa berpisah denganku, aku pun tidak bisa berpisah dengannya. Kami berdua saling mengasihi. Aku yakin kini kau sudah paham . . ."
Tertegun dan tersentak hati Ouw Yang Hong mendengar itu. Namun tetap saja dia tidak tahu harus mengatakan apa. Belum sempat dia menemukan kata-kata, Pek Bin Lo Sat telah melanjutkan.
"Padahal, sesungguhnya kakakmu menyelamatkan Bokyong Cen, itu demi dirimu . ."
"Mengapa demi diriku?" tanya Ouw Yang Hong menyelak.
"Kakakmu bilang padaku, bahwa Bokyong Cen tertarik padamu. Ia amat menyukaimu. Aku memperbolehkan kakakmu menolong Bokyong Cen, juga karena hal ini. Siapa yang mengira saat kalian berangkat ke Tionggoan, kau justru jatuh ke tangan Si Racun Tua.
Aku dan anak Coan pergi mencarimu, namun perkampungan Liu Yun
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Cun itu telah berubah puing-puing, tiada seorang hidup di sana.
Kami jadi putus asa dan segera pulang ke See Hek, anak Coan tidak tahu harus bagaimana baik-nya, aku yang mendorongnya untuk memperistri Bokyong Cen ..."
Ouw Yang Hong yang mendengar semua itu tampak tercenung diam. Sementara Pek Bin Lo Sat yang tidak tahu keraguan hati Ouw Yang Hong terus saja melanjutkan.
"Ouw Yang Hong, karena kau tidak ketahuan rimbanya, maka aku pun mengatur suatu siasat. Apabila punya kesempatan, aku akan mencari se-orang lelaki, agar membuat Bokyong Cen hamil."
"Apakah kakakku tahu semua itu adalah ide Cianpwe?" tanya Ouw Yang Hong dengan mata membelalak, heran.
Pek Bin Lo Sat tertawa getir.
"Aku tahu jelas bagaimana sifat kakak Coan-mu. Kalau dia tahu semua itu adalah ideku, bagaimana dia akan mengabulkannya?"
Ouw Yang Hong diam. Kini dia sudah dapat meraba apa tujuan Pek Bin Lo Sat mencarinya.
Ditatapnya Pek Bin Lo Sat dengan dingin.
"Cianpwe ingin mencari seorang lelaki, tentunya bukan diriku. Ya, kan?"
Pek Bin Lo Sat tertawa terkekeh, sambil memandang Ouw Yang Hong.
"Mengapa bukan kau" Ouw Yang Hong dan Ouw Yang Coan saudara kandung. Kakakmu boleh dikatakan adalah kau. Kau adalah kakakmu! Apa bedanya kalian berdua?"
Ouw Yang Hong terdiam. Baginya urusan ini tidak terjangkau dengan akal sehat, bahkan juga membuatnya aneh dan tak habis pikir.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Di saat Ouw Yang Hong tercenung, mendadak Pek Bin Lo Sat tertawa besar, namun tawanya mengandung kedukaan, juga agak menyeramkan.
"Cianpwe menertawakan apa?"
"Ouw Yang Hong, kau bilang ketika berada di perkampungan Liu Yun Cun, Si Racun Tua Cen Tok Hang telah mengangkatmu sebagai murid. Betulkah itu?"
Ouw Yang Hong mengangguk. "Betul!"
Pek Bin Lo Sat tertawa dingin.
"Setahuku Si Racun Tua Cen Tok Hang banyak melakukan kejahatan, dia paling senang jadi penjahat. Kau jadi muridnya, bukan penjahat besar juga bukan penjahat kecil. Jiwamu seperti itu, bagaimana mungkin jadi penjahat besar?"
Ouw Yang Hong mengerutkan kening sambil berpikir. Kakak adalah kakak, bagaimana mungkin berbuat yang tidak-tidak dengan kakak ipar" Boleh menjadi penjahat di dunia persilatan, namun tidak boleh berbuat seperti itu.
"Ouw Yang Hong, kau adalah orang pintar. Kau bersedia atau tidak dengan Bokyong Cen" Mau atau tidak kau membahagiakannya"
Kalau kau menghendaki keluarga Ouw Yang punya turunan, kau harus bersamanya. Racun ulat salju yang ber-sarang dalam tubuhnya masih belum punah semua. Kau memiliki tenaga sakti, tentunya dapat mem-bantunya. Kalau kau sungguh-sungguh menyukai-nya, jika tak berbuat demikian, lalu harus berbuat apa?"
Ouw Yang Hong menundukkan kepala, terus berpikir, tapi tidak menemukan jalannya. Dia adalah seseorang penjahat, telah membunuh Ciok Cuang Cak dan lainnya dengan ilmu Ha Mo Kang.
Bahkan juga telah membunuh keempat murid Pek Tho San San Kun.
Kini dia sudah merupakan penjahat besar, perduli apa dengan pergunjingan orang. Namun urusan ini menyangkut kakaknya, bagaimana mungkin dia melakukan itu" Apakah istri kakaknya harus
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
dijadikan wanitanya" Padahal hatinya memang menyukai Bokyong Cen . . .
Bokyong Cen duduk seorang diri di dalam ru-mah batu. Ia terus duduk tercenung, entah apa yang sedang dipikirkannya.
Ouw Yang Coan mendorong pintu dan masuk ke dalam. Bokyong Cen sama sekali tidak menengoknya, juga tidak berbicara.
Ouw Yang Coan berdiri termangu-mangu. Lama kemudian barulah membuka mulut.
"Malam itu aku ke tempat guru . . ."
Bokyong Cen tetap diam. Ouw Yang Coan memandangnya seraya melanjutkan.
"Aku ke sana menengoknya. Kita sudah menikah lima enam bulan.
Aku tidak ke sana menengoknya, takut dia akan kesepian . . ."
Bokyong Cen masih juga diam, namun keningnya berkerut-kerut.
Bibirnya tampak bergerak seakan ingin bicara, tapi tidak mengeluarkan suara.
"Dugaanku memang tidak meleset, malam itu jantungku berdetak lebih cepat. Aku tahu pasti terjadi sesuatu atas diri guruku, aku segera kegoa es itu. Guru sudah dalam keadaan pingsan. Kalau aku terlambat ke sana, guru pasti sudah mati . . ."
Mendadak Bokyong Cen membentak keras.
"Gurumu! Gurumu! Setiap hari gurumu! Dalam tidur pun mengigau gurumu! Kalau kau menyukai gurumu, kawin saja dengannya! Kau tidak bisa meninggalkan gurumu, lalu mengapa harus memperistriku" Kau bukan seorang lelaki, bagai-mana boleh punya istri?"
Usai berkata begitu, Bokyong Cen menangis sedih dengan air mata bercucuran.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Urusan sudah jadi begini, Ouw Yang Coan bingung, harus berkata apa lagi. Matanya memandang Bokyong Cen dengan iba, sambil menjulurkan tangannya ingin membelai istrinya itu. Namun Bokyong Cen membentak.
"Jangan sentuh aku! Jangan sentuh aku!"
Ouw Yang Coan langsung menarik kembali tangannya, lalu berdiri diam di tempat dengan
wajah murung. Berselang beberapa saat, barulah Ouw Yang Coan berkata.
"Aku memberitahukan padamu, sejak kecil aku sudah tidak punya ayah dan ibu. Aku terjatuh ke dalam goa es, guru yang menyelamatkanku. Sejak itu kami hidup bersama, dia adalah guruku juga adalah wanitaku. Aku adalah muridnya tapi juga merupakan lelakinya. Ini memang rumit dan berliku-liku. Sulit sekali kujelaskan padamu . . ."
Apa yang diucapkan Ouw Yang Coan, Bokyong Cen sudah menduganya, namun masih tidak begitu yakin. Kini Ouw Yang Coan mencetuskannya, membuat hati Bokyong Cen tersentak dan terguncang.
Ouw Yang Coan melanjutkan sambil meman-dang Bokyong Cen.
Diam-diam dia menarik nafas dalam.
"Aku tahu, kau menyukai adikku! Kalau kau sungguh-sungguh menyukainya, kau boleh bersamanya ..."
Bokyong Cen gusar sekali, lalu membentak dengan sengit.
"Kau bukan seorang lelaki, mengapa ingin punya istri" Kau menyukai gurumu, mengapa tidak bersama gurunya saja" Kau tidak gila, kau tidak berniat mencelakaiku, namun mengapa berbuat begini?"
Ouw Yang Coan menghela nafas panjang dan menatap ibu pada Bokyong Cen.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku dibandingkan dengan dirimu sungguh merupakan langit dan bumi! Tapi aku memang menyukaimu. Kalau tidak, bagaimana aku akan menikah denganmu" Aku mohon kau sudi memaafkanku . . ."
Bokyong Cen hanya mengucurkan air mata, tidak bicara lagi padanya. Sedangkan Ouw Yang Coan terus termenung, dan akhirnya berjalan perlahan-lahan meninggalkan rumah batu itu.
Ouw Yang Coan kembali ke rumah batunya, melihat Pek Bin Lo Sat sedang menambal selimutnya. Tak lama, Pek Bin Lo Sat sudah menyelesaikan pekerjaan itu.
"Beres, selimut ini akan membuat anak Coan jadi hangat!"
Ouw Yang Coan terus memandang Pek Bin Lo Sat, matanya bersimbah air dan berkata dalam hati. Di kolong langit ini, hanya guru yang paling menyayangi diriku.
Sementara Pek Bin Lo Sat duduk dipinggir ranjang, kemudian berkata lagi dengan suara ringan.
"Anak Coan, anak Coan, apakah aku telah menyusahkan diri sendiri, sudah delapan belas tahun aku tidak tidur dengan selimut!"
Ketika berkata, air mata Pek Bin Lo Sat bercucuran.
Ouw Yang Coan berjalan ke dalam. Pek Bin Lo Sat tahu yang masuk ke dalam itu adalah Ouw Yang Coan, dia bertanya tanpa menoleh.
"Kau, ya" Anak Coan!"
"Benar, Suhu!" "Anak Coan, aku bertemu Beng Lui, cinta kasih hanya bersemi tidak begitu lama. Bertemu kau, cinta kasih justru bersemi selamanya.
Anak Coan, apakah kau akan memberikanku kesempatan un-tuk menjadi seorang wanita lagi" Sudah lama aku tidak tidur di ranjang!"
Ouw Yang Coan mendekatinya, dan memeluknya erat-erat.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Suhu, aku memanggilmu suhu, kau memanggilku anak Coan, itu sungguh tidak adil . ." Suara Ouw Yang Coan terdengar perlahan.
"Katakanlah harus panggil aku apa agar adil?"
Ouw Yang Coan cuma tersenyum, tidak menyahut.
"Suhu, apakah suhu sudah herkata padanya?" Pek Bin Lo Sat mengangguk. "Betul! Aku sudah herkata padanya." Ouw Yang Coan tampak gugup. "Dia bilang apa?"
Pek Bin Lo Sat memegang bahu murid sekaligus kekasihnya itu.
"Anak Coan, janganlah kau menyusahkan diri sendiri! Kau punya Bokyong Cen yang begitu cantik jelita, sedangkan diriku sudah tua dan amat buruk, kau mau diriku untuk apa" Kalau terus bersamaku, suatu hari nanti kau pasti akan menyesal!"
"Suhu, aku sudah bicara padanya, dia . . ." ujar Ouw Yang Coan terbata-bata.
Pek Bin Lo Sat menjulurkan tangannya me-nutup mulut Ouw Yang Coan.
"Anak Coan, aku mohon padamu, jangan membicarakan ini padanya!"
Hening dan dingin di dalam rumah batu itu. Sementara Bokyong Cen terus menangis. Tak lama kemudian, dia berjalan keluar. Berdiri di luar sambil memandang bintang-bintang di langit, lalu berpikir: Apakah aku harus kembali ke daerah Kang Lam, kembali ke vihara Cin Am" Namun di dalam vihara Cin Am amat sunyi, yang terdengar hanya suara doa.
Tiba-tiba dia teringat pada Ouw Yang Hong,ketika mereka berdua berada di gurun pasir. Tak tertahan Bokyong Cen tertawa ringan.
Bokyong Cen berpikir, malam ini Ouw Yang Coan pasti bersama Pek Bin Lo Sat, lalu mengapa malam ini dia tidak pergi menemui Ouw
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Yang Hong" Karena berpikir begitu, dia langsung me-nuju ke rumah Ouw Yang Hong.
Dia mendorong daun pintu dan langsung ma-suk. Walau Ouw Yang Hong sudah pulas, namun kini kepandaiannya sudah tinggi sekali.
Begitu Bokyong Cen berjalan ke dalam, dia merasa ada orang masuk ke rumahnya. Segera meloncat bangun, duduk di tempat tidur.
"Siapa?" Bokyong Cen berdehem, kemudian duduk di pinggir ranjang.
Sepasang matanya menatap Ouw Yang Hong lekat-lekat.
"Ouw Yang Hong, nyenyakkah tidurmu?"
"Aku baru pulas!" sahut Ouw Yang Hong pelan.
Mereka berdua saling memandang, namun tidak berbicara apa-apa.
Ouw Yang Hong amat cerdas. Setelah mendengar perkataan Pek Bin Lo Sat, dia sudah tahu Pek Bin Lo Sat amat menyukai kakaknya.
Begitu pula kakaknya, juga amat me-nyukai gurunya itu, tentu dia bersedia berpisah dengan Bokyong Cen. Tapi bagaimana perasaan hati Bokong Cen, sudah pasti Ouw Yang Hong tidak mengetahuinya.
Sesungguhnya Ouw Yang Hong ingin tahu perasaan Bokyong Cen, namun tidak tahu harus bagaimana bertanya padanya.
Bokyong Cen menyingkap rambutnya ke atas, kemudian bertanya dengan suara rendah.
"Ouw Yang Hong, kau membenciku?"
Ouw Yang Hong tersentak ditanya demikian. Sebab tak pernah sedikit pun perasaan benci menyelinap di dalam hatinya. Maka sambil tersenyum dia menggeleng perlahan.
Bokyong Cen menatapnya dengan sinar mata lembut.
"Ouw Yang Hong, kau menerjang ke dalam perkampungan Pek Tho San Cun, masuk ke dalam keranjang besar yang berisi ular-ular,
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
beracun, itu demi menolong diriku. Kau tidak menghiraukan diri sendiri, itu membuatku . . . terkesan baik padamu!"
Usai berkata begitu, Bokyong Cen menundukkan kepala, kelihatannya agak merasa malu. Sedangkan Ouw Yang Hong cuma tersenyum.
"Ouw Yang Hong, ketika berada di kota Ciau Liang, orang mendesakmu, maka aku mengatakan kau adalah lakiku, kau masih ingat itu?"
Ouw Yang Hong mengangguk. "Masih ingat. Kakak ipar, aku amat berterimakasih padamu . . ."
Mendadak air mata Bokyong Cen menetes. Saat ini dia tidak seperti biasa, kelihatan amat lembut.
"Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong! Kau panggil aku apa" Siapa kakak iparmu?"
Bokyong Cen tertawa sedih, tertawa putus asa. Setelah itu, berkata lagi dengan air mata berderai-derai.
"Siapa kakak iparmu" Kakakmu itu orang macam apa" Apa masih termasuk sebagai seorang lelaki" Kalau kakakmu seorang lelaki, aku memang pantas jadi kakak iparmu. Namun kakakmu orang macam itu. Bagaimana aku pantas dipanggil kakak ipar?"
Mendadak saja Ouw Yang Hong melancarkan sebuah pukulan ke arah Bokyong Cen. Sejak kecil dia tidak punya orang tua, Ouw Yang Coan yang membesarkannya, bahkan selalu melindunginya. Kini Bokyong Cen mencela Ouw Yang Coan, itu membuat Ouw Yang Hong merasa tidak senang, maka langsung memukulnya.
Bokyong Cen terjatuh, duduk di lantai samhil memandang Ouw Yang Hong dengan tertegun, dengan bibir mengucurkan darah. Namun ada derai tawa sedih dari bibirnya.
"Ouw Yang Hong! Kau pukul aku" Sungguhkah kau pukul aku?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong diam saja, meskipun Bokyong Cen menudingnya seraya membentak.
"Kau amat membenciku" Aku pernah mempermainkanmu di gurun pasir, bukankah kau ingin membunuhku" Kau ingin membunuhku"
Setelah itu, aku menikah dengan kakakmu, maka kau bertambah membenciku! Ouw Yang Hong, kau hanya telor busuk! Kau boleh membunuhku, tapi jangan menghinaku!"
Tiba-tiba Bokyong Cen meloncat bangun dan langsung menerjang ke arah Ouw Yang Hong, menjambak rambut sekuat tenaga seraya berteriak-teriak.
"Ouw Yang Hong! Cepat bunuh aku! Cepat bunuh aku!"
Bokyong Cen menatap Ouw Yang Hong dengan sengit, dan terus menjambak rambutnya sekuat tenaga, hingga beberapa helai rambut terjambak rontok.
"Ouw Yang Hong! Bunuhlah aku! Aku pasti gembira sekali . . ."
teriak Bokyong Cen sambil terus menjambaki rambut Ouw Yang Hong. Kemudian ia pejamkan mata seakan menunggu Ouw Yang Hong membunuhnya. Akan tetapi, Ouw Yang Hong diam saja.
"Ouw Yang Hong, aku mati pun tidak akan melepaskanmu!" dengus Bokyong Cen.
Kening Ouw Yang Hong terus berkerut. Belum pernah dia menyaksikan wanita yang bersikap seperti itu.
"Bokyong Cen, lepaskan . . .!" pintanya dengan suara parau.
Bab 25 "Kalau kau berkepandaian tinggi, bunuhlah aku! Bukankah kau penjahat besar di kolong langit" Nah, bunuhlah aku! Kalau kau tidak
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyelamatkan diriku di gurun pasir itu, bukankah aku sudah mati"
Kalau aku mati bukankah kau merasa gembira sekali?"
Ouw Yang Hong diam. Hanya hatinya yang berkata: Bokyong Cen!
Bokyong Cen! Cepatlah kau pergi, jangan menyulitkanku di sini!
Kalau kau tidak mau pergi, aku tidak tahu harus berbuat apa"
Sementara Bokyong Cen terus menjambak rambutnya. Walau merasa sakit, Ouw Yang Hong tidak herani bergerak, Ouw Yang Hong terus bertahan dan bertahan.
Namun sesaat kemudian, mendadak Ouw Yang Hong bersiul panjang, melampiaskan semua kekesalannya dalam hati. Dijulurkan tangannya perlahan-lahan ke arah Bokyong Cen, hingga tubuh wanita itu terangkat ke atas. Ouw Yang Hong menatapnya dengan mata memerah penuh kegeraman.
"Bokyong Cen, cepatlah kau pergi! Cepat pergi . . .!"
Badan Bokyong Cen terangkat ke atas. Tak bisa dia bergerak, kecuali memandang Ouw Yang Hong dengan tertegun.
Sekonyong-konyong Ouw Yang Hong menggendongnya, lalu berputar-putar di dalam rumah batu itu, kemudian menuju ke pintu sambil melongok ke luar. Begitu tak melihat siapa pun dia segera mengunci pintu, lalu menggendong Bokyong Cen ke tempat tidur.
Dengan cepat diletakkan tubuh kakak iparnya di tempat tidur lalu ditotoknya jalan darahnya.
"Si Kerdil Pek Tho San San Kun menotok jalan darahku, kau juga menotok jalan darahku! Mengapa kau harus menotok jalan darahku?" dengus Bokyong Cen.
Mendengar hal itu Ouw Yang Hong tersentak dan langsung membatalkan totokannya.
"Ouw Yang Hong! Kau suka aku, kau suka aku, kan?"
Ouw Yang Hong mengangguk.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Bokyong Cen tersenyum malu-malu, sambil berkata dengan suara rendah.
"Kau harus perlahan-lahan, jangan terlampau kasar! Aku tunggu kau
. . ." Ouw Yang Hong terus memandang tubuh Bokyong Cen yang memang indah sekali. Setelah itu, dia pun menanggalkan pakaian Bokyong Cen, menatapnya dengan mata terbelalak.
Bokyong Cen menegurnya dengan suara rendah.
"Ouw Yang Hong! Kau lihat apa" Apakah kau juga tergolong lelaki yang cuma memandang, tidak mau menyantapnya?"
Ucapan itu membuat Ouw Yang Hong berubah seperti macan kelaparan, langsung meloncat ke tempat tidur.
Di bawah sinar rembulan yang remang-remang, Ouw Yang Coan sedang membelai Pek Bin Lo Sat.
"Mereka berdua apakah akan . . ." ujar Ouw Yang Coan bernada tanya.
"Entahlah! Aku sungguh tidak tahu, aku hanya tahu hatinya mulai tergerak, ketika aku bicara padanya," sahut Pek Bin Lo Sat.
Ouw Yang Coan diam. Istrinya akan bersama adiknya. Bagaimana dia akan mengutarakan pemikiran ini dan kepada siapa" Namun Pek Bin Lo Sat seakan menangkap kegalauan pikiran murid dan kekasihnya itu.
"Anak Coan, katakanlah! Kau suka atau tidak padaku?"
Ouw Yang Coan mengangguk.
"Anak Coan, aku ingin menikah denganmu, kau memperistriku saja!
Bagaimana" Kau mau, kan" Kalau kau bersedia menikahiku, aku pun mau terus hidup. Kita bersama ke daerah selatan, cari tempat yang
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
sunyi untuk hidup bersama. Kalau setuju, itu baik sekali. Kalau tidak, aku akan membunuhmu, lalu membawamu kegoa es! Setelah itu, aku juga mati! Kita berdua berada di dalam goa es itu selama-lamanya!"
Ouw Yang Coan tertawa. "Baik, pokoknya aku menurutimu saja."
Bukan main girangnya Pek Bin Lo Sat, hingga langsung memeluknya erat-erat, kemudian membelainya dengan penuh cinta kasih . . .
Sementara, di rumah batu yang lain, tampak Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen sudah pulas di atas ranjang. Entah berapa lama kemudian, mereka berdua mulai terjaga. Mereka tahu, harus segera pergi menengok Ouw Yang Coan dan gurunya.
Saat ini, Bokyong Cen kelihatan lelah. Walau demikian, wajahnya tampak berseri-seri. Kini Bokyong Cen baru tahu apa yang disebut lelaki, dia memandang Ouw Yang Hong dengan penuh rasa kagum.
"Dia memheritahukanku agar mencarimu. Kita harus pergi menengok mereka, menengok mereka bersama. Setelah hari terang, kita baru ke sana, tidak akan terlambat. Sekarang . . . kau peluk aku lagi, baik-baik peluk aku . . ."
Ouw Yang Hong tampak tidak memeluknya lagi, melainkan bangun dari tempat tidur dan segera berpakaian. Apa boleh buat! Bokyong Cen juga harus ikut bangun dan berpakaian dengan wajah cemberut.
Ouw Yang Hong berjalan ke luar menuju ke rumah Ouw Yang Coan, ingin bicara baik-baik dengan kakaknya. Akan tetapi, tiada seorang pun berada di dalam rumah batu itu.
Dengan heran Ouw Yang Hong, segera berseru memanggil Bokyong Cen, mereka berdua lalu menuju ke goa es. Sampai di dalam goa es, Ouw Yang Hong berseru.
"Kakak! Kakak! Cianpwe! Cianpwe . . .!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Namun tak ada yang menyahut. Sunyi dan sepi, tak terdengar suara pembicaraan. Ouw Yang Hong segera menyadari bahwa kakaknya telah pergi, bersama gurunya. Mulai saat ini kedua orang itu tidak akan muncul di hadapannya lagi. Mereka tentu akan mencari suatu tempat yang sunyi untuk hidup bersama.
Sementara Bokyong Cen terus menggigil kedinginan. Ketika bermesra-mesraan dengan Ouw Yang Hong di dalam rumah batu, dia sama sekali tidak merasa dingin, sebaliknya malah merasa hangat. Namun di dalam goa es ini, tubuhnya merasa kedinginan sekali. Bahkan lama-kelamaan ia tak mampu menahankannya.
Dengan suara menggigil kedinginan ia meminta Ouw Yang Hong meninggalkan tempat itu.
"Ouw . . . Ouw Yang Hong, mari kita tinggaikan goa es ini! Aku . . .
aku sudah tidak tahan! Aku kedinginan ..."
Ouw Yang Hong segera menggendongnya, lalu melesat pergi meninggalkan goa es itu.
Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen kembali ke rumah batu. Kini di tempat itu sudah berkurang Ouw Yang Coan dan Pek Bin Lo Sat, sehingga suasana terasa kian sunyi.
Ouw Yang Hong berkata dalam hati. Kalau Si Kerdil Pek Tho San San Kun berani ke mari, aku pasti akan membunuhnya. Dia tidak ke mari, berarti dia masih bisa hidup.
Kini perkampungan Pek Tho San Cun telah musnah sebagian dilalap api, namun para penghuninya tidak meninggalkan perkampungan tersebut. Sedangkan Si Kerdil Pek Tho San San Kun Jen It Thian, sama sekali tidak pernah pergi mengganggu Ouw Yang Hong.
Malam itu, setelah pulang dari goa es, Ouw Yang Hong bertanya kepada Lo Ouw dan Ceh Liau Thou tentang kakaknya. Keduanya tidak memberikan jawaban yang jelas, hanya memberitahukan bahwa Ouw Yang Coan berpesan pada mereka, harus baik-baik melayani Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen. Ouw Yang Coan dan Pek Bin Lo Sat pergi pesiar, tidak akan bertemu Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen lagi. Bahkan Ouw Yang Coan menitip pesan pada Ouw Yang Hong, harus baik-baik menjaga Bokyong Cen. Akan tetapi, Lo
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw dan Ceh Liau Thou sama sekali tidak tahu, Ouw Yang Coan dan Pek Bin Lo Sat pergi ke mana.
Ouw Yang Hong tidak banyak bertanya lagi, dia tahu mulai sekarang sudah sulit bertemu kakaknya. Dan seandainya bertemu pun justru akan menimbulkan rasa tidak enak dalam bati.
Sejak malam itu, setiap malam Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen terus hidup dalam kehangatan dan kemesraan seperti layaknya suami istri.
Sore ini, Lo Ouw menimba air di sumur, sedangkan Ceh Liau Thou memasak di dapur. Terdengar percakapan di dalam rumah batu, suara Ouw Yang Hong dan Bokyong Cen, mereka berdua duduk berhadapan sambil membicarakan kejadian di gurun pasir. Mereka sama tertawa terpingkal-pingkal merasa geli akan kejadian itu.
"Kalau dulu aku tahu kau adalah suamiku, bagaimana mungkin aku mengikatmu dan menaburkan pasir ke matamu?" Tawa Bokyong Cen cekikikan.
"Justru karena itu, aku pun jadi suamimu.
Kalau tidak, bagaimana mungkin kita punya perjodohan ini?" sahut Ouw Yang Hong juga sambil tertawa bahagia.
Di saat mereka sedang asyik bercakap-cakap, mendadak terdengar suara jeritan di dapur. Ternyata suara jeritan Ceh Liau Thou.
Mendengar suara jeritan itu, air muka Ouw Yang Hong langsung berubah. Segera dia berlari ke dapur. Terlihat Lo Ouw dan Ceh Liau Thou berada di situ, membuat Ouw Yang Hong terkejut sekali.
Ternyata sepasang lengan mereka seperti baru saja ditarik ke luar dari lumpur, sebab sepasang lengan sampai jemarinya penuh melekat lumpur hitam.
Lo Ouw berusaha membersihkan lumpur yang melekat di sepasang lengannya, namun tidak berhasil. Wajah Lo Ouw meringis-ringis,
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
tampak tersiksa sekali dan mulutnya mengeluarkan suara rintihan, kemudian lidahnya terjulur keluar.
Begitu melihat Ouw Yang Hong muncul, Lo Ouw segera berlari ke arahnya, kemudian mencakarnya hingga pakaian Ouw Yang Hong tersobek.
Bukan main terkejutnya Ouw Yang Hong mendapat serangan itu.
"Lo Ouw! Lo Ouw! Aku adalah tuan muda kedua!" seru Ouw Yang Hong yang begitu terkejut.
Akan tetapi, Lo Ouw sama sekali tidak mendengar seruan itu. Dia menggenggam bahu Ouw Yang Hong erat-erat, tidak mau melepaskannya.
Ouw Yang Hong ingin mengerahkan lwee kang-nya, tapi mendadak melihat daging di lengan Lo Ouw mulai rontok mengelupas. Hanya dalam se-kejap yang tinggal tampak tulang.
Menyaksikan itu, Ceh Liau Thou langsung jatuh pingsan. Ketika Ouw Yang Hong ingin memegang Lo Ouw, mendadak Lo Ouw itu roboh, tak bergerak di lantai.
Kebetulan Bokyong Cen muncul. Begitu menyaksikan kejadian itu, dia langsung berteriak karena takut.
"Ouw Yang Hong, tanganmu . . .?" serunya, diliputi rasa ngeri.
Ternyata tadi Lo Ouw menggenggam bahunya, kini tampak garis-garis hitam bekas cakaran.
Ouw Yang Hong belum pernah menyaksikan racun yang sedemikian hebat, jauh lebih hebat dari ular-ular beracun piaraan Si Kerdil Pek Tho San San Kun.
Bokyong Cen berseru cemas, karena melihat ada bekas hitam di bahu Ouw Yang Hong.
"Hati-hati, kau sudah terkena racun itu!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Timbul keraguan dalam hati Ouw Yang Hong, tidak tahu Ha Mo Kang-nya dapat melawan racun ini atau tidak.
Ouw Yang Hong berupaya menenangkan Bokyong Cen, agar tidak merasa takut.
"Kau jangan ke mari, rumah ini terdapat keganjilan ..."
Bersamaan dengan itu Ceh Liau Thou mendadak tertawa cekikikan.
Gadis pelayan itu bangkit berdiri, kemudian berjalan mondar-mandir sambil berbicara.
"Tuan muda kedua, nyonya besar! Kalian lihat aku, lihat aku . . .!"
Ceh Liau Thou menatap Ouw Yang Hong. "Tuan muda kedua, apakah kau dan kakakmu menyukaiku" Hanya saat makan kalian memandangku! Apakah jika merasa lapar baru teringat padaku"
Setelah kenyang lantas melupakannya" Tuan muda kedua, lihatlah aku, tubuhku juga indah ..."
Ceh Liau Thou tersenyum-senyum, kemudian mulai melepaskan pakaiannya. Hal itu dilakukan di hadapan Ouw Yang Hong.
Bokyong Cen mengerutkan kening, merasa heran dan bingung.
"Ouw Yang Hong, cepat cegah dia jangan melepaskan pakaiannya lagi!" teriaknya.
Ouw Yang Hong mengangguk, lalu segera me-notok jalan darah Khie Hay I liat gadis itu. Akan tetapi, totokan itu ternyata tiada gunanya sama sekali. Ceh Liau Thou tidak terpengaruh, masih terus melepaskan pakaiannya, lalu mendekati Ouw Yang Hong.
Merasa heran, Ouw Yang Hong langsung melancarkan sebuah pukulan, dengan hanya menggunakan satu dua bagian tenaga Ha Mo Kang. Pukulan itu membuat Ceh Liau Thou terdorong mundur.
Saat itulah tampak sepasang mata Ceh Liau Thou bersimbah air.
Bukan air mata, melainkan darah. Setelah itu, hidung, telinga, dan mulutnya pun mengeluarkan darah. Tak lama, sekujur badannya juga mengeluarkan darah.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Memang sebuah pemandangan yang amat menyeramkan. Betapa tidak. Sebab setelah sekujur badan mengeluarkan darah, tubuh pelayan itu berikut tulangnya pun tidak kelihatan, yang terlihat hanya cairan darah di lantai.
Menyaksikan itu Bokyong Cen terus menjerit dan nyaris pingsan seketika. Mendadak dia berlari ke arah Ouw Yang Hong. Namun Ouw Yang Hong cepat-cepat mengerahkan Lwee kangnya, mendorong Bokyong Cen keluar, sambil berteriak sekeras-kerasnya.
"Jangan bergerak!"
Bokyong Cen langsung diam di tempat, tidak berani maju maupun mundur.
Tiba-tiba Ouw Yang Hong berseru keras dengan suara mengguntur.
"Cha Ceh Ih, cepat keluar!"
Terdengar lagi sahutan yang seperti anak kecil.
"Hei! Bagaimana kau tahu aku orang tua yang ke mari" Ouw Yang Hong, sejak Si Racun Tua itu mampus, tahukah kau siapa majikan perkampungan Liu Yun Cun?"
Ouw Yang Hong tidak menyahut, hanya membentak sengit.
"Cha Ceh Ih, cepat keluar! Kau menggunakan racun di tempat gelap!
Kepandaian macam apa itu!"
Terdengar lagi suara seperti anak kecil.
"Ouw Yang Hong, kau sudah habis! Tahukah kau, aku menaruh racun di dalam rumahmu?"
Ouw Yang Hong mendengus dingin.
"Hmm! Kau menggunakan racun Hek Sih Ih (Gerimis Hitam). Siapa yang terkena racun itu, kulitnya akan berubah hitam, sepasang mata membara, dan ingin menelan apa pun! Kemudian juga akan
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
menggigit putus lidahnya sendiri, dan semua daging akan rontok!
Sedangkan Ceh Liau Thou terkena racun Li Jin Bi (Wanita Genit).
Wanita mana pun yang terkena racun itu, akan berubah genit dan memburu lelaki. Dan lelaki yang berhubungan intim dengannya, juga pasti mati! Karena Ceh Liau Thou tidak berhubungan intim dengan lelaki, maka dia mati secara mengenaskan, tubuhnya mencair jadi darah!"
Terdengar suara Cha Ceh Ih bernada duka.
"Ouw Yang Hong, tak kusangka kau betul-betul telah mewarisi kepandaian Si Racun Tua itu! Tapi kau sudah terkena racun IIok Sih Ih. Meskipun kau memiliki ilmu Ha Mo Kang, akan cukup repot . . .
Kau harus segera mencari tempat yang sepi untuk memunahkan racun itu, bagaimana kau bisa bertarung denganku?"
Terdengar suara tawa, kemudian mendadak terdengar lagi suara jendela hancur. Tampak sosok bayangan kecil melesat ke dalam.
Tidak salah, dia memang C ha Ceh Ih.
Ouw Yang Hong menatapnya dingin.
"Susiok! Di mana orang-orangmu" Toa suheng dan lainnya pergi ke mana?"
Jawaban Cha Ceh Ih sengaja menyimpang dari pertanyaan Ouw Yang Hong.
"Tahukah kau, siapa yang paling jahat di perkampungan Liu Yun Cun" Kalau kau tidak tahu, akan kuberitahukan! Cu Kuo Cia paling jahat. Apabila dia ingin membunuh orang, dia akan menyuruh keluarga orang itu menyediakan peti mati dulu! Tapi Su Bun Seng itu jauh lebih jahat, dia tertawa di hadapanmu, tapi turun tangan di belakangmu! Oleh karena itu, bagaimana aku akan bekerja sama dengan mereka berdua" Itu sama juga mencari penyakit, kan?"
Merasa heran Ouw Yang Hong setelah mendengar apa yang dikatakan Cha Ceh Ih. Apa maksud perkataannya" Mungkinkah Cha Ceh Ih sudah membunuh Cu Kuo Cia dan Su Bun Seng"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Sementara Cha Ceh Ih terus tertawa. Dia memang mirip anak kecil.
Pakaiannya pun mirip anak kecil. Sambil tersenyum dia memandang Bokyong Cen.
"Lumayan! Parasmu yang begini memang boleh menjadi nyonya majikan perkampungan Liu Yun Cun. Kau cukup cantik, sedangkan Ouw Yang Hong ini bukan orang baik! Mengapa kau harus ikut dia menderita" Dia sudah hampir mati, karena terkena racunku.
Seandainya tidak mati, dia pun akan berubah jadi tengkorak. Nah, apa gunanya kau memiliki tengkorak itu, lebih baik cari lelaki lain, bermesra-mesraan dengannya."
Bokyong Cen diam. Namun tampak kegeraman di wajahnya mendengar ocehan Cha Ceh Ih itu.
"Kau cantik tapi bodoh, biar aku orang tua yang memberitahukan padamu! Kalau Ouw Yang Hong sudah berubah jadi tengkorak, apakah dia masih bisa dipakai" Oleh karena itu, lebih baik kau ikut aku orang tua!"
Bokyong Cen menatapnya, diam-diam tertawa geli. Orang ini masih anak-anak, pikirnya. Usianya mungkin belasan tahun. Aneh, sudah bisa menyukai wanita!
Cha Ceh Ih berkata pada Ouw Yang Hong.
"Kau harus membiarkanku menotok tiga jalan darahmu, lalu aku berikan kau obat penawar. Kalau kau tidak mau, hari ini aku akan memhunuhmu!"
Ouw Yang Hong menengok bahunya. Bekas hitam itu masih ada, membuatnya terkejut dan berkata dalam hati. asai aku punya sedikit waktu, racun ini tak berarti bagiku! Tapi Susiok pasti tidak akan memberiku waktu. Bagaimana aku bisa mengerahkan lwee kang Ha Mo Kang untuk memunahkan racun Hek Sih Ih" Kalau aku bergebrak dengannya, sudah pasti dia akan mengulur waktu. Setelah racun Hek Sih Ih mulai bereaksi, barulah dia turun tangan membunuhku!
Cha Ceh Ih tertawa sambil menuding Ouw Yang Hong.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau sedang berpikir, cara bagaimana menghadapiku! Ya, kan"
Lebih baik kuberitahukan saja. Begitu kau menyerang, aku pasti kabur. Setelah kau tidak menyerang lagi, harulah aku kembali. Aku harus menyelesaikan dua hal, pertama menunggumu mati, aku ingin menyedot Lwee kang Si Racun Tua dari tubuhmu. Kedua, aku akan membawa pergi wanita cantik ini, malam harinya dia akan mencuci kakiku!"
Betapa gusarnya hati Ouw Yang Hong mendengar ejekan Cha Ceh Ih. Apalagi ejekan itu juga ditujukan kepada Bokyong Cen, hingga memuncak kemarahannya.
Dia berpikir, aku tidak mau jadi penjahat, tapi orang ingin membunuhku, bahkan harus mende ngar perkataannya. Aku harus membunuhnya . . .!
Ouw Yang Hong maju selangkah. Cha Ceh lh segera mundur tiga langkah seraya berseru, "Ouw Yang Hong, kau jangan mendekat!
Kalau kau mendekat lagi, aku pasti kabur. Apabila aku kabur, siapa yang akan memberimu obat penawar?"
Apa boleh buat! Ouw Yang Hong terpaksa berhenti, tidak tahu harus berbuat apa.
Bokyong Cen melihat Ouw Yang Hong kehabisan akal, segera mengambil pedang pendeknya, ingin menyerang Cha Ceh Ih. Akan tetapi, mendadak Ouw Yang Hong membentak.
"Jangan bergerak, sekujur badannya penuh racun! Kalau kau bergerak, nyawamu pasti melayang!"
Bokyong Cen langsung diam tak berani bergerak. Melihat hal itu tampak Cha Ceh Ih tertawa gembira.
"Wah! Kalian berdua sungguh merupakan suami istri yang saling mencinta. Tapi kau semakin baik terhadapnya, aku semakin gusar!
Aku harus membunuhmu, agar dapat memperoleh wanita ini!"
Sementara bahu Ouw Yang Hong semakin menghitam, bahkan mulai melebar. Kelihatannya akan menjalar ke seluruh badannya. Ouw
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Yang Hong menggeram kesal. Cha Ceh Ih, kalau kau berkepandaian, bunuhlah aku di tempat ini! A pabila kau tidak bisa membunuhku, kelak aku pasti membunuhmu!
Setelah berpikir demikian, Ouw Yang Hong lalu duduk.
"Susiok, aku akan mengerahkan lwee kangku untuk memunahkan racun. Kau jangan mencelakaiku!" pintanya kepada Cha Ceh Ih.
Setelah itu dia mengangkat sepasang tangannya ke atas, dengan mata dipejamkan.
Biji mata Cha Ceh Ih terus berputar mengawasi. Ha Mo Kang memang merupakan ilmu aneh, pikir Cha Ceh Ih. Ia tak pernah dengar, dengan mata dipejamkan dapat melihat, juga tidak menghiraukan keadaan di sekitarnya. Kalau ada orang luar berada di sini, bukankah dia mencari mati" Walau berpikir demikian, Cha Ceh Ih tampak berhati-hati.
"Aku akan membunuhmu, betulkah kau tidak ingin bergerak" Aku mau membunuhmu, lho!" ujarnya sambil tertawa-tawa.
Ouw Yang Hong tetap diam, seakan-akan tidak mendengar suara apa pun.
Cha Ceh Ih berjalan mondar-mandir di hadapan Ouw Yang Hong, persis seperti seekor srigala mendekati mangsanya. Ingin menyantapnya tapi tidak berani. Ingin pergi hatinya merasa tidak rela. Akhirnya dia berhenti di hadapan Ouw Yang Hong. Terus memandangnya dengan penuh perhatian, kemudian berjalan mengitarinya lagi.
"Ouw Yang Hong, aku akan menyerangmu dengan jurus Yam Mau Khua Ceh (Kucing Menangkap Tikus). Sudahkah kau selesai memunahkan racun itu" Aku akan segera menyerangmu, lho! Nah, aku akan membokongmu! Kau pasti mampus!"
Cha Ceh Ih menjulurkan tangannya menyerang punggung Ouw Yang Hong. Apabila dia turun tangan menotok jalan darah di punggung itu, Ouw Yang Hong pasti mati. Namun Cha Ceh Ih terlampau
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
banyak curiga, sehingga tidak berani turun tangan. Dia pikir Ouw Yang Hong adalah murid Si Racun Tua, tentunya punya banyak akal busuk seperti gurunya itu. Hal ini membuatnya tidak berani sembarangan menempuh bahaya.
Sementara Ouw Yang Hong yang tetap duduk diam mengerahkan lwee kang Ha Mo Kang untuk memunahkan racun Hek Sih Ih, mendadak saja mendongakkan kepala. Dia membuka matanya, dan melotot, sambil mulutnya mengeluarkan suara 'Krok!' seperti kodok.
Cha Ceh Ih terkejut bukan main, dan langsung melesat mundur menggunakan ilmu Hong Hoang Lak. Setelah cukup jauh Cha Ceh Ih menarik nafas lega dan berkata dalam hati. Untung tadi aku tidak turun tangan terhadapnya, kalau turun tangan, aku pasti sudah jadi mayat!
Ouw Yang Hong bangkit berdiri, ketika melihat Cha Ceh Ih di tempat yang agak jauh, lalu tertawa gelak.
"Ha ha ha!" Cha Ceh Ih terbengang-bengong menatap dengan rasa penasaran.
"Apa yang kau tertawakan"!"
"Aku mentertawakanmu yang amat bodoh! Pantas kau tidak bisa tumbuh besar, ternyata kau orang yang amat bodoh! Kau lihat . . ."
Ouw Yang Hong menjulurkan tangannya ke depan, kemudian diturunkan ke bawah. Seketika tampak darah hitam mengalir keluar dari jari tangannya.
Cha Ceh Ih terbelalak, seakan tidak percaya akan apa yang disaksikannya. Tiba-tiba dia menggigit jari tangannya sendiri.
"Aduh!" Cha Ceh Ih menjerit kesakitan, kemudian mencak-mencak sambil menggerutu tak henti-hentinya. "Cha Ceh Ih, kau memang bodoh!
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Kau memang goblok! Mengapa tadi kau tidak melihat" Asal kau mendorongnya tadi, dia pasti terjengkang mampus! Kau sungguh goblok! Goblok sekali! Kalau tadi kau menotok jalan darah dipunggungnya, dia pasti muntah darah dan nyawanya melayang seketika
Mendadak Cah Ceh Ih membanting-banting kaki, lalu menangis terisak-isak seperti anak kecil. "Huk huk huk! Cha Ceh Ih, kau betul-betul goblok! Kau memperoleh kesempatan itu, tapi tidak dipergunakan! Habislah! Habislah ..."
Ouw Yang Hong menatap Cha Ceh Ih yang terus menangis meraung-raung.
Cha Ceh Ih langsung berhenti menangis, matanya melototi Ouw Yang Hong.
"Kau bilang aku tidak usah menangis meraung-raung?"
"Betul! Sebab aku akan membunuhmu demi membalas dendam suhu, maka kau tidak usah menangis!"
Cha Ceh Ih tampak menjadi gugup mendengar ucapan Ouw Yang Hong.
"Bangsat! Lebih baik kau jangan datang ke mari!"
Mendadak saja Cah Ceh Ih melarikan diri. Dengan cepat Ouw Yang Hong segera memburu dan berhasil menghadangnya.
Akan tetapi, mendadak pula muncul seorang kerdil yang tidak lain Si Kerdil Pek Tho San San Kun. Si Kerdil itu tidak tahu apa yang telah terjadi. Dilihatnya Ouw Yang Hong sudah berdiri di hadapannya juga.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun yang berdiri di dalam tandu langsung menyapa.
"Ouw Yang Hong, kau terlampau mendesakku!
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Seandainya kau merampok semua harta bendaku, tidak jadi masalah! Tapi . . . kau telah membakar perkampunganku, maka aku harus membunuhmu!"
Begitu melihat kemunculan Si Kerdil Pek Tho San San Kun, timbullah niat membunuh di hati Ouw Yang Hong. Kalau aku tidak membunuhnya hari ini, untuk apa aku masih bisa menjejakkan kakiku di daerah See Hek ini" Ouw Yang Hong berkata dalam hati.
Tampak sepasang matanya jadi berapi-api.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun berkata.
"Ouw Yang Hong, aku datang untuk mencarimu, ingin menantangmu bertaruh, apakah kau berani?"
"Kau ingin bertaruh apa" Katakan saja!" dengus Ouw Yang Hong.
"Aku ada barisan ular beracun . . ." sahut Si Kerdil Pek Tho San San Kun.
Ouw Yang Hong segera terdiam. Namun kemudian menyahut dengan geram.
"Barisan ular beracun tak bisa berbuat apa-apa terhadapku, mengapa kau masih ingin bertaruh denganku?"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tertawa.
"Kau lihat . . .!" ujarnya seraya memperlihatkan tangannya. Ternyata ada dua ekor ular di tangannya, kecil berwarna hitam mengkilap.
Begitu melihat kedua ekor ular itu, hati Ouw Yang Hong tersentak karena tahu ular itu ular aneh yang amat beracun, di samping itu ular tersebut tak mempan dibacok dengan senjata tajam. Siapa yang tergigit, hanya sesaat pasti mati. Tidak heran hati Ouw Yang Hong tersentak ketika melihat kedua ekor ular tersebut berada di tangan Si Kerdil Pek Tho San San Kun.
Si Kerdil itu tertawa. KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ha ha ha! Kalau sekali saja digigit ular ini kau tidak mati, maka aku akan mati di hadapanmu! Bahkan . . . perkampungan Pek Tho San Cung akan kuserahkan kepadamu, kau akan menjadi majikan daerah See Hek ini! Apabila tidak berani bertaruh denganku, maka kau harus meninggalkan daerah See Hek ke Tionggoan, selamanya kau tidak boleh kembali! Bagaimana" Kau berani bertaruh denganku?"
Ouw Yang Hong berpikir sejenak, kemudian mengangguk.
"Baik! Jen It Thian, aku akan bertaruh denganmu!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun segera bersiul panjang. Suaranya amat aneh. Sesaat kemudian salah seekor ular di tangannya langsung menjulurkan kepalanya, lalu meluncur bagaikan panah terlepas dari busur ke arah Ouw Yang Hong.
Walau ular itu melesat laksana kilat, Ouw Yang Hong bergerak lebih cepat. Dia langsung menjepit kepala ular itu dengan dua jari, tapi ekor ular itu masih sempat mengibas ke muka Ouw Yang Hong. Plak!
Ouw Yang Hong terpekik kaget. Namun dengan cepat dikerahkan tenaga dalamnya pada kedua jarinya, menjepit kepala ular itu, sehingga tak dapat bergerak lagi.
Ouw Yang Hong menatap Si Kerdil Pek Tho San San Kun, kemudian bertanya dengan dingin, "Katakan apa yang harus kulakukan?"
"Taruh ular itu di atas bahumu, biar ular itu menggigitmu! Setelah itu, kau boleh duduk. Dalam waktu beberapa saat, lihat siapa yang terkena racun lebih dalam! Kalau kau lebih kuat dariku, aku pasti akan menuruti kehendakmu!"
"Baik!" sahut Ouw Yang Hong.
Keduanya pun saling bertatapan.
"Ouw Yang Hong, kalau kau menyesal, sekarang masih belum terlambat. Kau harus tahu, kedua ular ini amat beracun . . ."
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong tertawa, lalu menaruh ular itu di atas bahunya.
Seketika juga ular itu menggigit bahunya.
Bukan main terkejutnya Ouw Yang Hong, sebab bahunya langsung berkesemutan. Sungguh hebat ular ini, entah aku dapat bertahan atau tidak" Tanya Ouw Yang Hong dalam hati.
"Aku suduh membiarkan ular itu menggigit bahuku, apakah kau juga akan melakukannya?"
"Baik! Aku akan melakukannya sepertimu!" sahut Si Kerdil Pek Tho San San Kun, lalu segera saja menaruh ular yang di tangannya ke atas bahunya. Ular itu pun menggigit bahunya.
"Nah, Ouw Yang Hong, kau tunggu saja!"
Mereka berdua duduk. Namun Si Kerdil Pek Tho San San Kun memiliki obat penawar. Begitu duduk, dia segera menelan sebutir obat penawar.
Di saat bersamaan, tampak Bokyong Cen berjalan ke luar, Si Kerdil Pek Tho San San Kun menatapnya sambil tertawa.
"Bokyong Cen, kali ini kau harus ikut aku. Kau tidak perlu mendampingi Ouw Yang Hong lagi, sebab kau pasti menderita!"
Bokyong Cen tidak menyahut, melainkan langsung menyerangnya dengan pedang pendek di tangannya.
Akan tetapi, Si Kerdil Pek Tho San San Kun segera membentak.
"Bokyong Cen, kau jangan bergerak! Kalau kau herani bergerak, aku akan turun tangan membunuh Ouw Yang Hong. Jangan sampai nanti kau menyesal!"
Bokyong Cen menengok ke arah Ouw Yang Hong. Tampak ubun-ubun Ouw Yang Hong mengeluarkan uap putih. Sepasang matanya dipejamkan. Ternyata Ouw Yang Hong sedang mengerahkan lwee
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
kang Ha Mo Kang untuk melawan racun ular itu. Kalau dirinya menyerang Si Kerdil tapi tak berhasil, tentunya Ouw Yang Hong akan mati di tangan Si Kerdil itu.
Oleh karena itu, Bokyong Cen halal menyerang Si Kerdil Pek Tho San San Kun. Sementara itu Cha Ceh Ih sudah tidak kelihatan batang hidungnya, entah kabur ke mana"
Tampak Si Kerdil Pek Tho San San Kun bangkit berdiri sambil tertawa. Dia menatap Ouw Yang Hong dengan penuh perhatian, setelah itu berkata dengan wajah berseri-seri. "Habis! Kali ini kau pasti habis! Bokyong Cen, lakimu ini sudah hampir mampus, kau masih tidak mau turun tangan?"
Betapa gusarnya Bokyong Cen, rasanya ingin sekali menusuk mati Si Kerdil Pek Tho San San Kun itu. Namun Jen It Thian itu malah tertawa dingin.
"Ouw Yang Hong sudah hampir mampus. Kau cuma seorang diri, bisa berbuat apa terhadap diriku" Kalau kau berani turun tangan terhadapku, aku pasti membunuhmu!"
Mendadak Ouw Yang Hong membentak, "Bokyong Cen, jangan bergerak!"
Wanita itu langsung diam, hanya menggertak gigi karena begitu gusar terhadap Si Kerdil Pek Tho San San Kun.
Si Kerdil kembali tertawa.
"Ha ha! Ouw Yang Hong, aku ingin membunuhmu! Namun kau sedang mengobati luka gigitan ularku, aku harus membunuhmu atau tidak" Kalau aku tidak membunuhmu, bagaimana hatiku akan merasa puas" Apabila aku membunuhmu, maka aku yang akan menguasai daerah See Hek ini!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tahu, ini merupakan kesempatan haik baginya untuk membunuh Ouw Yang Hong yang sedang mengobati luka gigitan ular, itu agar tidak meninggalkan penyakit di kemudian hari.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Aku harus membunuhmu, agar aku tidak menyesal kelak!" hentak Si Kerdil.
Mendadak badannya melesat sambil mengeluarkan dua batang jarum tulang. Kedua batang jarum tulang itu amat halus, namun berkilat-kilat memancarkan cahaya, seketika dilemparkan ke arah Ouw Yang Hong.
Apa boleh buat! Ouw Yang Hong terpaksa meloncat mundur untuk mengelak.
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tertawa gelak.
"Ouw Yang Hong, kau pasti mampus! Kalau kau masih berani bergerak, nyawamu pasti melayang!" ejek Si Kerdil itu.
"Jen It Thian, kalau kau tidak mentaati peraturan, jangan bilang aku tidak berlaku sungkan!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tidak menggubrisnya, malah menyerang Ouw Yang Hong bertubi-tubi dengan jarum tulang. Hal itu tentu saja sempat membuat Ouw Yang Hong terdesak. Sementara Bokyong Cen yang cemas langsung meng-gerakkan pedangnya menyerang Si Kerdil.
Melihat Bokyong Cen menyerang Si Kerdil Pek Tho San San Kun, Ouw Yang Hong berseru, "Bokyong Cen, hati-hati!"
Namun di saat bersamaan, tampak dua batang jarum tulang meluncur ke arah Bokyong Cen. Wanita itu cepat-cepat menundukkan kepala, tapi salah satu batang jarum tulang itu berhasil menancap di mukanya.


Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Auukh . . .!" Bokyong Cen menjerit, lalu menutup wajahnya dengan sepasang tangan. Darah pun tampak mengucur dari wajah wanita itu.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Bokyong Cen! Bagaimana keadaanmu?" teriak Ouw Yang Hong yang cemas dan penasaran.
Bokyong Cen tidak menyahut, hanya merintih-rintih kesakitan.
Ouw Yang Hong tahu Bokyong Cen sudah ter-luka. Hal itu membuatnya gusar bukan main. Maka seketika timbullah niatnya untuk membunuh Si Kerdil Pek Tho San San Kun. Segera dicepitnya ular yang di bahunya dengan dua jari, kemudian dihempaskannya ke arah sebuah pohon, sehingga ular itu menembus ke dalam pohon dan tidak dapat bergerak lagi. Tewas di dalam pohon.
Wajah Si Kerdil Pek Tho San San Kun berubah pucat seketika. Ketika dia ingin melarikan diri, mendadak Ouw Yang Hong melesat ke arahnya, dan langsung mencengkeramnya.
"Kau berani melukai Bokyong Cen" Kau harus mampus!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tidak menyangka Ouw Yang Hong akan bergerak begitu cepat, sehingga membuatnya tertegun. Namun dia masih juga sempat menusuk jalan darah Ouw Yang Hong dengan jarum tulang.
Ouw Yang Hong berhasil berkelit, bahkan men-jinjing Si Kerdil Pek Tho San San Kun ke atas.
Di saat bersamaan, terdengar suara rintihan Bokyong Cen.
"Ouw Yang Hong, mataku . . . mataku . . ."
"Cepat lepaskan tanganmu, biar aku lihat matamu!"
Dia menotok beberapa jalan darah Si Kerdil Pek Tho San San Kun, lalu menaruhnya ke bawah. Setelah itu segera dia mendekati Bokyong Cen, berkata dengan lembut.
"Biar aku lihat matamu, apakah sudah rusak?"
Bokyong Cen menyahut dengan suara rintihan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Mataku . . . mataku pasti sudah buta!" Bokyong Cea menangis sedih. "Ouw Yang Hong, mataku . . . mataku sudah buta, aku . . .
aku tidak melihatmu lagi . . ."
Ouw Yang Hong menurunkan tangan Bokyong Cen perlahan-laan.
Tampak sepasang mata Bokyong Cen mengucurkan darah. Hai ini sungguh mengejutkan Ouw Yang Hong.
"Buka matamu melihatku, apakah kau bisa melihatku?"
Bokyong Cen menggelengkan kepala. Ouw Yang Hong segera memeluknya erat-erat dan berkata dengan rasa iba.
"Bokyong Cen, kau diam di sini, aku akan membunuh Si Kerdil itu!"
Ouw Yang Hong menerjang ke arah Si Kerdil Pek Tho San San Kun, kemudian menjinjingnya ke atas, sambil tertawa dingin.
"Kerdil! Kau mencelakai Bokyong Cen, maka aku harus menghabiskan mu! Aku akan membuatmu tidak bisa hidup dan tidak bisa mati . . ."
Bukan main takutnya Si Kerdil Pek Tho San San Kun. Dia melihat sepasang mata Ouw Yang Hong merah berapi-api.
"Ouw Yang Hong, lepaskan aku! Aku . . . aku akan mengobati matanya!" teriaknya ketakutan melihat kemarahan Ouw Yang Hong yang sudah memuncak.
"Kalau melukaiku saja tidak apa-apa, tapi kau telah melukai Bokyong Cen, aku harus menghahis-kanmu!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun kelihatan masih ingin bicara. Namun Ouw Yang Hong tidak memberi kesempatan padanya, kedua jari tangannya dijulurkan ke arah Si Kerdil itu seraya berkata dengan sengit.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Kau melukai sepasang mata Bokyong Cen, aku pun akan melukai sepasang matamu untuk menggantikan matanya!"
Kedua jari tangan Ouw Yang Hong menusuk sepasang mata Si Kerdil Pek Tho San San Kun. Maka seketika Si Kerdil itu menjerit kesakitan.
"Aduuuh . . .!"
Darah pun mengucur. Melihat hal itu Ouw Yang Hong tertawa dingin dan berkata sepatah demi sepatah, "Kini kau telah mengganti sepasang mata Bokyong Cen, tapi kau tetap harus mampus!"
"Ouw Yang Hong, kau apakan dia?" seru Bokyong Cen yang mendengar jeritan memilukan Si Kerdil.
"Aku telah mencungkil keluar sepasang matanya!" sahut Ouw Yang Hong dengan suara lembut. Mendengar itu Bokyong Cen terdiam.
"Bokyong Cen, guruku mengajariku bahwa terhadap orang di kolong langit jangan berhati bajik, selama ini aku tidak membenarkan perkataan guruku. Kalau dari tempo hari aku membunuh Si Kerdil ini, tak mungkin ada kejadian ini?"
Beberapa orang yang menggotong tandu, ketika melihat Ouw Yang Hong sedang berbicara dengan Bokyong Cen, segera melarikan diri.
Namun mendadak Ouw Yang Hong membentak.
"Mau melarikan diri" Siapa yang berani pergi akan mati!"
Beberapa orang itu sudah lari hampir seratus depa. Mereka yakin Ouw Yang Hong tidak dapat mengejar, maka terus berlari menuju rimba, agar tidak terlihat oleh Ouw Yang Hong.
Ouw Yang Hong memungut sebuah batu kecil, lalu dilemparkannya ke arah salah seorang itu. Terdengar suara 'pletak', batu kecil itu menghantam kepalanya hingga pecah. Orang itu roboh dan tewas seketika.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Yang lain jangan bergerak, siapa berani bergerak pasti mati!" teriak Ouw Yang Hong mengancam.
Beberapa orang itu tidak berani kabur lagi, berdiri diam di depan rimba dengan tubuh bergemetar. Mereka berpaling memandang Si Kerdil yang sepasang matanya berlumuran darah.
"Bokyong Cen, bagaimana kalau kita membunuh Si Kerdil itu, lalu kita pergi?"
Bokyong Cen mengangguk. Si Kerdil Pek Tho San San Kun yang sadar kalau nyawanya terancam bahaya, segera berteriak-teriak. "Ouw Yang Hong, kau tidak menepati janji! Kau . . . kau ingin membunuhku?"
Ucapan Si Kerdil itu membuat Ouw Yang Hong bertambah gusar.
"Bangsat! Siapa yang lebih dulu tak menepati janji"! Hm! Kau betul-betul binatang! Kau kira di kolong langit ini banyak orang baik"
Hanya Bokyong Cen dan kakakku orang baik, yang lain jahanam semua! Kalau aku melepaskanmu, itu berarti aku akan membuat kesalahan besar!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun betul-betul ketakutan, apa lagi Ouw Yang Hong sudah meng-angkatnya ke atas.
Ouw Yang Hong menatapnya dengan mata berapi-api dan membentak lagi dengan penuh kegusaran.
"Kau pernah membunuh orang tidak?"
Tentunya Si Kerdil Pek Tho San San Kun pernah membunuh orang, namun saat ini dia sudah tak mampu mengeluarkan suara, karena begitu ketakutan.
"Kau tidak menepati janji, bahkan melukai mata Bokyong Cen!
Karena itu, aku membunuhmu dengan tubuh tidak utuh, agar kau jadi setan ca-cat!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong menurunkan Si Kerdil. "Aaaakh . . .!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun menjerit kesakitan, juga kedengaran amat menyeramkan. Ternyata Ouw Yang Hong telah mematahkan sepasang lengannya.
"Kau pasti pernah mematahkan lengan orang, kini telah kupatahkan sepasang lenganmu! Tentu rasanya enak sekali, kan" Kau pernah membunuh orang, kini kau akan dibunuh! Bagaimana rasanya, saat ini kau pasti tahu!"
Si Kerdil Pek Tho San San Kun tidak sanggup lagi mengeluarkan suara. Tubuhnya tergeletak di tanah.
Ouw Yang Hong memandangnya seraya tertawa gelak. Suara tawa itu bergema. Dia berdiri dengan wajah dingin dan kelihatan menyeramkan. Sungguh dia memang manusia jahat yang tak berperasaan.
Beberapa orang yang berdiri dekat rimba, sudah terkencing-kencing karena ketakutan.
Ouw Yang Hong menjinjing Si Kerdil Pek Tho San San Kun, kemudian berteriak dengan lantang.
"Masih ada, siapa yang ingin bergebrak denganku" Masih ada yang berani bergebrak denganku?"
Beberapa orang penggotong tandu itu menggigil ketakutan, bahkan dua di antaranya sudah roboh pingsan.
Mendadak tangan Ouw Yang Hong bergerak. Tahu-tahu kepala Si Kerdil itu sudah putus dengan darah segar langsung mengucur deras dari lehernya.
"Ha ha ha! Ha ha ha .!" Ouw Yang Hong tertawa gelak, lalu membentak para penggotong tandu. "Kalian cepat kemari, papah kakak iparku ke dalam tandu!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Para penggotong tandu itu mengangguk. Dengan langkah gemetar dan wajah pucat mereka mendekati Bokyong Cen. Segera mereka memapah Bokyong Cen ke dalam tandu dengan hati-hati sekali.
Setelah itu, mereka diam berdiri di tempat, tak ada yang berani bertanya pada Ouw Yang Hong mau ke mana.
"Kenapa diam saja" Cepat gotong ke perkampungan Pek Tho San Cung kalian!" hentak Ouw Yang Hong.
Apa yang diucapkan Ouw Yang Hong, kini sudah merupakan suatu perintah. Tidak heran kalau para penggotong tandu langsung bergerak, menggotong tandu itu menuju perkampungan Pek Tho San Cung.
Tak lama kemudian mereka sudah sampai di depan pintu benteng perkampungan Pek Tho San Cung. Karena melihat tandu Si Kerdil, para penjaga langsung membuka pintu.
Tandu digotong ke dalam. Ouw Yang Hong juga ikut. Sampai di dalam perkampungan, Ouw Yang Hong memapah Bokyong Cen keluar dari tandu, kemudian menyuruh seseorang memanggil para penghuni perkampungan itu.
Tak seberapa lama, di halaman sudah berkumpul para penghuni perkampungan tersebut.
Ouw Yang Hong memandang orang-orang yang berdatangan.
Diperlihatkan sepasang tangannya yang berlumuran darah.
"Sebenarnya aku tidak mau berseteru dengan kalian. Namun majikan kalian justru pergi ke tempatku mencari gara-gara. Maka kubunuh dia dengan badan tidak utuh!"
Para penghuni perkampungan Pek Tho San Cung tidak herani bersuara. Ouw Yang Hong memandang mereka satu persatu.
"Majikan kalian sudah mati. Mulai saat ini aku menjadi majikan kalian! Siapa berani membangkang perintahku, akan kubunuh!"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Semua orang menundukkan kepala, tiada seorang pun berani memprotes. Ouw Yang Hong tertawa gelak, setelah mengucapkan kata-katanya.
Kini Ouw Yang Hong sudah menjadi majikan perkampungan Pek Tho San Cung. Para penghuni perkampungan tersebut amat segan dan takut padanya. Mereka semua mantan anak 'wah Si Kerdil Jen It Thian, namun Si Kerdil itu tidak pernah memandang mereka sebagai manusia. Kini setelah Si Kerdil Jen It Thian dibunuh oleh Ouw Yang Hong, mereka justru merasa gembira dalam hati dan mulai menerima Ouw Yang Hong. Tentunya Ouw Yang Hong pun merasa senang. Dia menyuruh mereka merenovasi perkampungan tersebut, bahkan di pintu perkampungan juga digantung sepasang syair berbunyi demikian: "Cahaya terang datang dari barat, tenaga sakti pergi ke timur! "
Ouw Yang Hong menulis sepasang syair itu karena berharap suatu hari nanti, ilmu Ha Mo Kangnya akan menjagoi seluruh daratan Tiong-goan.
Dengan menjadi majikan perkampungan Pek Tho San Cung, Ouw Yang Hong pun memiliki semua harta benda di sana. Karena itu, para kaum rimba persilatan daerah See Hek, mulai bergabung dengannya.
Ouw Yang Hong memang amat berambisi. Dia selalu teringat pada Ong Tiong Yang, Oey Yok Su, raja Tayli Toan Hong Ya, Su Ciau Hwa Cu, dan Ang Cit Kong yang telah bersepakat untuk bertanding di Gunung Hwa San lima tahun kemudian. Karena itu Ouw Yang Hong berharap, lima tahun kemudian, ilmu Ha Mo Kangnya akan sudah sempurna, antuk pergi ke Gunung Hwa San pula guna merebut kitab pusaka Kiu Im Cin Keng.
Kini Ouw Yang Hong tidak usah hidup terlunta-lunta lagi, sebab dirinya sudah menjadi majikan perkampungan Pek Tho San Cung.
Mulai saat itu dia bisa berlatih ilmu Ha Mo Kang dengan tenang di ruang bawah tanah.
Suatu saat ketika dirinya tengah berlatih, tiba-tiba terdengar suara seruan memanggilnya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong . . ."
Dia mendengar dengan penuh perhatian. Suara itu amat lirih, namun terdengar jelas. Dia yakin tamu tak diundang itu berkepandaian amat tinggi.
Ouw Yang Hong juga percaya, yang datang pasti musuhnya. Siapa dia" Apakah Cha Ceh Ih susioknya itu" Dia amat mengkhawatirkan keselamatan Bokyong Cen, sebab kini wanita itu sedang hamil.
Dia cepat-cepat meninggalkan ruang bawah tanah, langsung menuju ke kamarnya Perlahan-lahan menyingkap kelambu, tampak Bokyong Cen sedang tidur pulas di situ. Sepertinya wanita itu tak mendengar suara seruan tadi.
Ketika Ouw Yang Hong hendak menjulurkan tangannya membelai Bokyong Cen, terdengar lagi suara seruan lirih itu.
Ouw Yang Hong yakin orang yang berseru itu berada di luar perkampungan. Karena itu, dia pun menarik nafas dalam-dalam mengerahkan Iwee kangnya untuk menyahut. "Siapa kau?"
Sesaat tak terdengar jawaban, hanya suara seruan lirih itu kembali terdengar.
"Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong . . ."
Ouw Yang Hong semakin merasa penasaran. Siapa sebetulnya orang itu" Mengapa terus-menerus memanggilnya"
"Apakah kau kawan Si Kerdil" Kau datang untuk menuntut balas"
Kalau benar begitu, aku akan melayanimu!"
Tiada sahutan, kecuali suara tawa dingin.
"Apakah kau orang perkampungan Pek Tho San Cung?"
Sesaat pemilik suara itu diam. Suasana jadi hening dan mencekam.
Namun sesaat kemudian dia kembali mengirimkan suaranya.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Bagaimana kau tahu aku orang perkampungan Pek Tho San Cung?"
Karena tidak kenal orang pemilik suara itu, Ouw Yang Hong diam saja. Sementara suara yang dikirim orang itu kadang-kadang lirih dan kadang-kadang agak besar. Tampaknya dia menggunakan ilmu ginkang, berlari ke sana ke mari, agar arah suaranya tidak diketahui.
Ouw Yang Hong terkejut juga begitu mengetahui bahwa ilmu ginkang orang itu amat tinggi. Akhirnya dia mengambil keputusan, untuk tidak akan meninggalkan Bokyong Cen seorang diri malam ini.
Sementara terdengar lagi suara seruan itu. Tampak Ouw Yang Hong mengerutkan kening. Kemudian menggunakan ilmu Cian Li Coan Im (Menyampaikan Suara Ribuan Mil) dia bertanya pada orang itu.
"Siapa kau" Ada urusan apa kau mencariku?"
"Ouw Yang Hong, kita boleh dikatakan saling tidak kenal, tapi juga saling kenal! Aku datang mencarimu tidak berniat jahat. Harap kau sudi keluar untuk menemuiku di rimba sebelah selatan di luar perkampungan!"
Ouw Yang Hong semakin mengernyitkan kening tajam.
"Kalau kau ada urusan penting, silakan masuk ke perkampungan!
Mengapa menghendakiku keluar untuk menenunmu?"
"Ouw Yang Hong, aku tidak akan mencelakai orang di rumahmu, legakanlah hatimu! Kalau aku berniat jahat, percuma kau berlaku hati-hati. Bagaimana" Kau bersedia keluar menemuiku?" tantang orang tak dikenal itu.
Ouw Yang Hong tampak berpikir keras.
"Baik! Aku akan segera ke rimba itu!" jawabnya kemudian memutuskan.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ouw Yang Hong memandang Bokyong Cen yang tampak masih tidur pulas. Hatinya merasa tidak tega membangunkannya. Kembali dia mengerutkan kening seperti berpikir. Siapa orang itu" Aku sama sekali tidak tahu, kawan atau lawan sulit dipastikan. Kalau aku membangunkan Bokyong Cen, justru tiada gunanya. Lebih baik aku pergi sekarang dan cepat-cepat kembali.
Ouw Yang Hong berjalan ke luar. Dia segera menyuruh beberapa orang untuk menjaga kamarnya, lalu menuju ke rimba itu menggunakan ilmu ginkang Hong Hoang Lak.
Tak terlalu lama sampailah dia di rimba itu. Di bawah sinar rembulan, hanya tampak bayangan pohon, tidak ada orang menunggu di situ. Hal itu memuat hati Ouw Yang Hong bingung.
Apakah orang itu memancingnya keluar" Berpikir curiga seperti itu, dia cepat membalikkan tubuhnya. Namun haru saja dia hendak melesat pergi, mendadak telinganya mendengar suara yang mengejutkan. Suara orang memanggilnya.
"Ouw Yang Hong! Ouw Yang Hong . . .!"
Dia segera menoleh, namun tidak melihat seorang pun. Hatinya semakin heran dan penasaran. Dengan memasang mata tajam dia terus mengamati sekitar tempatnya berada. Seketika dia tersentak ketika matanya menangkap sesosok bayangan orang berdiri di bawah sebuah pohon besar. Berbadan kurus mengenakan jubah abu-abu panjang.
Ouw Yang Hong segera mendekatinya. Matanya membelalak ketika melihat orang itu ternyata Su Bun Seng,suhengnya.
"Suheng, kau baik-baik saja selama ini?" sapanya dengan nada dingin.
Su Bun Seng mendengus. "Hm! Baik atau tidak diriku, tentunya tidak sebaik kau. Kau memiliki ilmu Ha Mo Kang, dan kini telah menjadi majikan perkampungan Pek Tho San Cung. Sedangkan diriku boleh dikatakan semakin parah . .
." KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Ternyata Su Bun Seng dan Cu Kuo Cia mengikuti Cha Ceh Ih. Semua ini memang rencana Su Bun Seng. Cha Ceh Ih akan mengajak mereka malang melintang di dunia persilatan. Para murid Si Racun Tua rata-rata amat licik, begitu pula Su Bun Seng, dia kelihatan menghormat Cha Ceh Ih susioknya itu, namun justru sedang menunggu kesempatan untuk membunuhnya.
Cu Kuo Cia mengalami pukulan batin yang amat hebat, karena sekeluarganya telah mati keracunan. Cucu kesayangannya juga mati keracunan, membuatnya seperti kehilangan kesadaran. Maka apa pun yang dikatakan Su Bun Seng, pasti akan diturutinya. Karena itu, keduanya ikut Cha Ceh Ih mengembara di dunia persilatan.
Mereka bertiga menuju ke Tionggoan. Sampai di Tionggoan, ketiganya melakukan sesuatu tanpa tujuan sama sekali. Kemudian mereka menuju ke
Tiong C i u. Di 'liong Ciu terdapat kuil Siau Lini Si, penganut ilmu silat yang lurus bersih. Siapa yang berani mencari gara-gara dengan Siau Lim Si. Karena itu, mereka bertiga menuju ke kuil Siau Lim Si.
Sampai di depan kuil itu, mereka minta bertemu dengan Hong Tio (Ketua). Ketiganya mengaku datang dari perkampungan Liu Yun Cun di daerah utara. Liu Yun Cun terkenal memiliki nama buruk, maka Hian Ih Taysu ketua Siau Lim Si tidak sudi menemui mereka.
Penolakan itu amat menggusarkan mereka bertiga. Langsung saja mereka bertiga menyerbu ke dalam. Akan tetapi, beberapa padri dari ruang Lo Han Tong berhasil mendesak mereka keluar dari kuil Siau Lim Si.
Kejadian itu membuat mereka menjadi amat penasaran. Malam harinya ketiganya bermalam di luar kuil Siau Lim Si, menunggu kesempatan untuk meracuni Siau Lim Si.
Mereka mencuri tiga ekor ayam, kemudian dibakar. Saat itulah Cha Ceh Ih tertawa-tawa gembira.
"Walau kalian berdua masih tingkatan muda, namun usia kalian justru lebih tua dariku. Kalian berdua cukup lelah hari ini, baikKANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
baiklah beristirahat. Besok kita akan pergi meracuni para padri kuil Siau Lim Si. Kita harus meracuni mereka semua!"
Cu Kuo Cia yang telah berubah idiot itu, tampaknya kurang sependapat.
"Tidak bisa! Meskipun susiok kecil, tapi ber-kedudukan di atas kami.
Maka kami yang harus membakar ayam itu, susiok beristirahat saja!"
Ketika Cu Kuo Cia baru mulai membakar ayam-ayam itu, Su Bun Seng pun mendekati mereka.
"Susiok, Suheng! Biar aku saja yang membakar ayam-ayam itu, kalian berdua beristirahat!" ujarnya, lalu segera mengambil ketiga ekor ayam itu. Namun Cha Ceh Ih dan Cu Kuo Cia serentak membentak.
"Taruh kembali!"
Bab 26 Apa boleh buat, Su Bun Seng terpaksa menaruh kembali ketiga ayam itu. Mereka bertiga duduk sambil memandang ayam-ayam itu.
"Susiok, perutmu sudah lapar, terus berbunyi!"
"Bagaimana kau tahu perutku berbunyi" Perutku lebih kecil dari kalian, kalau berbunyi tidak akan sedemikian besar suaranya!"
Cu Kuo Cia manggut-manggut.
"Kalau begitu, pasti perut ji sute yang berbunyi!"
Su Bun Seng berkata perlahan-lahan. "Tadi sore aku makan kenyang sekali, bagaimana mungkin akan lapar sekarang" Perutku tidak berbunyi, lho!"
Cu Kuo Cia bergumam dengan kening ber-kerut-kerut.
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
"Sungguh mengherankan! Apakah perutku yang berbunyi?"
Cha Ceh Ih dan Su Bun Seng tertawa, mereka berdua menunjuk perut Cu Kuo Cia.
"Memang perutmu yang berbunyi!"
Usai berkata, perut mereka bertiga pun berbunyi. Mereka bertiga melongo sambil pandang memandang, kemudian tertawa sekaligus bangkit berdiri dan berkata serentak.
"Avoli! Mari kita bakar ayam itu bersama!"
Mereka bertiga segera membakar ayam-ayam itu. Namun setelah ayam-ayam itu matang, mereka bertiga justru tidak langsung menyantapnya, melainkan saling berpandangan, membisu. Perlu diketahui, mereka bertiga berasal dari aliran Kiu Sia Tok Ong, yang selalu membunuh orang dengan menggunakan racun. Tampaknya di antara mereka saling menaruh curiga satu sama lain. Itulah sebabnya ketiganya tak ada yang berani langsung menyantap ayam bakar itu.
Mereka hanya terus memandang ayam-ayam bakar itu. Meski begitu harum aromanya, tiada seorang pun berani mulai menyantap.
Mendadak Cu Kuo Cia menyambar ayam yang dibakar Su Bun Seng, sedangkan Su Bun Seng menyambar ayam yang dibakar Cu Kuo Cia.
Bersamaan, Cha Ceh Ih bergerak cepat menyambar ayam yang dibakar Cu Kuo Cia, diganti dengan ayam yang dibakarnya tadi, maka Su Bun Seng menyambar ayam yang dibakar Cha Ceh Ih.
Tangan mereka menggenggam ayam bakar, tetapi mata mereka saling memperhatikan air muka satu sama lain. Saling mengawasi, penuh curiga!
"Cu Kuo Cia, ayam bakarmu ini sudah dibubuhi racun?"
KANG ZUSI website http://cerita-silat.co.cc/
Yang ditanya diam saja, Cha Ceh Ih terpaksa memperhatikan ayam bakar yang dipegangnya, kemudian bergumam, "Ayam ini sudah ditaruhi racun, warna dagingnya tidak berubah, harumnya pun tidak hilang! Racun yang dimiliki perkampungan Liu Yun Cun berjumlah tujuh belas jenis, yaitu Hek Si Ih, Li Jin Bi, Siau Ciau Hoan Hun, Kui Wang Si dan ..." Cha Ceh Ih menyebut semua jenis racun, lalu bertanya, "Cu Kuo Cia, beritahu-kanlah! Kau menaruh racun apa pada ayam ini?"
"Kalaupun teecu bernyali besar, mana mungkin berani meracuni Susiok!"
Usai menyahut, Cu Kuo Cia juga memperhatikan ayam bakar yang di tangannya, setelah itu berkata perlahan-lahan, "Susiok, aku akan makan ayam bakar Susiok ini! Kalau aku mati, aku tetap berterimakasih padamu. Namun kini Susiok membutuhkan tenaga kami, tentunya tidak akan meracuni kami! Ya, kan?" Cha Ceh Ih tertawa.
"Ha ha! Bagaimana mungkin aku meracuni kalian berdua" Kita bertiga masih harus pergi meracuni para padri Siau Lim Si. Ayohlah, kita makan!"
Mereka mengangkat ayam bakar di tangan masing-masing. Ketika baru mau membuka mulut menyantapnya, mendadak sama berhenti sambil memperhatikan ayam di tangan masing-masing.
Setelah itu, mereka bertiga saling memandang seraya berkata serentak dengan suara lantang.
"Ayoh! Mari kita makan bersama!"
Tetap, tiada seorang pun yang berani lebih dulu menyantap ayam bakar tersebut.
"Karena masing-masing tidak berlega hati, bagaimana kau yang memberi aba-aba" Kalau aku menyebut satu, dua! Kita harus makan serentak, siapa yang tidak makan, harus dibunuh!"
Kelelawar Hijau 4 Panji Sakti (jit Goat Seng Sim Ki) Panji Hati Suci Matahari Bulan Karya Khu Lung Darah Dan Cinta Di Kota Medang 6

Cari Blog Ini