Ceritasilat Novel Online

Irama Seruling Menggemparkan 35

Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa Bagian 35


Untung lima anggota pasukan berani mati tetap melawan dengan gigih, meskipun terancam bahaya masih dapat
memimpin barisannya dengan baik, sedikitpun tidak goyah.
Mari sekarang kita tengok kepada Siang-koan Kie yang
beristirahat di dalam rimba, telinganya diganggu oleh beradunya senjata tajam di luar rimba, maka setelah kekuatan tenaganya pulih kembali, ia lantas lompat bangun, dengan senjata pusaka di tangan, ia keluar dari rimba, dengan diikuti oleh empat anak buah golongan pengemis yang ditugaskan melindungi dirinya.
Ketika menyaksikan jumlah musuh yang lebih banyak,
tanpa banyak bicara ia segera menyerbu musuh2 yang
bertempur dengan dua kacung.
Ia bertempur bagaikan banteng mengamuk, dalam waktu
sekejapan sudah berhasil merubuhkan beberapa musuhnya.
Musuh yang menyaksikan Siang-koan Kie demikian gagah, lantas pada mundur.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie lalu menyuruh dua kacung membawa
kawan2nya yang terluka, sedang ia sendiri dengan lima anggota pasukkan berani mati.
Setelah dua kelompok bergabung menjadi satu, Siang-koan Kie dengan menggunakan gerak terjang luar biasa, berhasil memukul mundur Kim Goan Pa, dengan demikian tekanan
musuh kepada barisan pasukan berani mati, segera
berkurang. Kim Goan Pa yang terkenal gagah, setelah dipukul mundur oleh Siang-koan Kie, hawa amarahnya meluap, ia berteriak2
seperti orang kalap, senjatanya diputar demikian rupa, menyerbu lawannya.
Siang-koan Kie terkejut, pikirnya, "menghadapi musuh yang seperti orang kalap, sesungguhnya berat, apa lagi senjata Kim Goan Pa adalah senjata berat, tak boleh dilawan dengan kekerasan.
Oleh karena itu, maka ia memerintahkan kepada
kawan2nya supaya mundur. Sebetulnya ia tidak perlu mengeluarkan perintah itu, karena lima anggota pasukan berani mati juga sudah tahu bahwa dipihaknya tak ada orang yang sanggup menyambuti serangan Kim Goan Pa, maka segera menggerakkan barisannya untuk mundur.
Koo Pat Kie tahu bahwa antara orang2 golongan pengemis yang bertempur dengan anak buahnya, hanya Siang-koan Kie dan dua kacung yang paling kuat, ketika menyaksikan
bagaimana tiga pemuda itu berhasil memperbaiki
kedudukannya, dalam hati merasa cemas, karena waktu
perjanjiannya dengan raja muda selatan sudah hampir tiba, kalau bertempur terus secara demikian, mungkin akan
menggagalkan rencananya. Untuk menolong pasukannya, ia terpaksa turun tangan
sendiri. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat pemimpinnya turun tangan sendiri, anak buahnya lantas menyerbu musuhnya lagi dengan secara ganas.
Siang-koan Kie yang menyaksikan perubahan itu, lalu
berkata kepada dua kacung dengan suara perlahan : "Kalau membiarkan orang2 ini mendekati luar barisan, tekanan akan menjadi semakin berat, barangkali kita tidak sanggup
menahan. Kalian boleh menyerang dengan gerak mengacip dari kedua sayap kanan dan kiri, menahan musuh berbadan tinggi besar itu, aku akan melawan Koo Pat Kie.
Tanpa menunggu jawaban dua kacung, ia sudah lompat
melesat menyerang Koo Pat Kie.
Dari jauh tiba2 terdengar suara siulan panjang, menggema diangkasa, tidak antara lama, sesosok bayangan orang, dengan kecepatan bagaikan peluru kendali, sudah tiba
dimedan pertempuran. Siang-koan Kie lantas berseru : "Saudara Wan, lekas tahan musuh tinggi besar yang bersenjata ruyung perak itu."
Wan Hauw dengan tangan kosong, menerima baik tugas
itu. Mendadak tangannya menyambar seorang musuh yang
berbaju hitam, digunakan sebagai senjata, menyapu Kim Goan Pa.
Kim Goan Pa menyambut dengan ruyungnya, hingga orang
itu tertabas kutung pinggangnya.
Wan Hauw menggunakan kesempatan itu, dua tangannya
bergerak merebut senjata Kim Goan Pa.
Dua lawan sama2 bertenaga besar, mereka saling mengadu kekuatan dengan saling tarik, ternyata sama kuatnya.
Sementara itu, Koo Pat Kie yang melihat Siang-koan Kie menyerang dari tengah udara, lalu menyambut dengan
senjata pecutnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie yang tadi bicara dengan Wan Hauw, hampir saja terlibat oleh pecut Koo Pat Kie. Dalam keadaan tergesa-gesa, ia menyerang musuhnya dengan satu gerak dari
samping. Koo Pat Kie sudah menyaksikan senjata Siang-koan Kie itu sudah menabas kutung senjata anak buahnya, hingga
mengetahui bahwa senjata itu adalah senjata pusaka, maka tidak berani menyambuti. Ia tarik kembali serangannya, untuk mengelakkan senjata Siang-koan Kie, setelah itu, pecutnya menyerang samping.
Ia hanya menggunakan pergelangan tangan, dapat
memainkan senjata pecutnya itu demikian hebat,
sesungguhnya sangat mengagumkan.
Siang-koan Kie tidak menduga musuhnya dapat mainkan
senjata pecutnya demikian sempurna, hampir saja dirinya terkena serangannya, dalam kagetnya, ia buru2 lompat
mundur dengan jalan jumpalitan.
Koo Pat Kie meneruskan serangannya, ujung pecut
menotok jalan darah Siang-koan Kie.
Siang-koan Kie menggunakan senjata pusakanya
membabat pecut musuhnya, di samping itu ia juga
menggunakan senjatanya untuk mengancam badan Koo Pat
Kie. Dalam pertempuran itu, keduanya sama2 menggunakan
gerak tipu yang sangat lincah, mereka saling menyerang dengan menggunakan gerak tipu serangan yang mengandung banyak perubahan.
Selagi pertempuran berlangsung dengan sengit, di sekitar tempat itu mendadak diterangi oleh banyak obor.
Obor api itu berpencaran keempat penjuru, tapi berhenti di tempat yang agak jauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koo Pat Kie terkejut ketika menyaksikan itu, pikirnya :
"Orang2 golongan pengemis entah gunakan siasat apa?"
Belum lenyap pikirannya, matanya menampak empat anak
buah golongan pengemis, mengiring seorang perempuan
muda berpakaian warna hijau, datang menuju ke medan
perang. Perempuan berbaju hijau itu adalah Nie Soat Kiao, setelah tiba dimedan pertempuran, segera memerintahkan orang2nya menghentikan pertempuran.
Siang-koan Kie dan Wan Hauw yang mengundurkan diri
lebih dulu, mentaati perintahnya.
Nie Suat Kiao menatap wadiah Koo Pat Kie, katanya : "Koo Pat Kie, Koo Hauw-ya, apakah kau masih mengenali aku?"
"Toa-kongcu, mengapa aku tak kenal?"
"Benar, mengingat persahabatan diwaktu yang lalu, aku hendak memberi nasihat beberapa patah kata padamu."
"Emm! Apakah kau hendak membujuk aku supaya
menyerah?" "Bukan begitu, Koo Hauw-ya seorang gagah serta pandai, seharusnya bukan orang yang menjadi begundal orang."
"Kau terlalu memuji."
"Nasehat yang aku ingin sampaikan padamu, ialah
kepandaianmu cukup untuk kau berdiri sendiri, mengapa kau rela menjadi budak?"
"Aku juga ingin memberi nasihat padamu, ialah Ong-ya
cukup baik perlakukan dirimu, mengapa kau menghianati padanya?"
Nie Suat Kiao tertawa ter kekeh2, katanya : "Itu
disebabkan karena aku tidak takut mati, Dia telah masukan jarum berbisa melekat tulang ke dalam tubuhku, sayang ia Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan akal, masih belum berhasil membinasakan
diriku ... " Ia mengangkat muka, menatap wajah Koo Pat Kie, katanya lagi : "Koo Hauw-ya tidak berani meninggalkan Kun-liong Ong, disebabkan karena kerelaan hatimu ataukah juga sudah
dimasukan jarum melekat tulang oleh Kun-liong Ong, sehingga kau takut sudah tidak ada obatnya dan terpaksa mengabdi kepada dirinya?"
Koo Pat Kie perdengarkan suara batuk2, tetapi tidak
menjawab. "Tan peng-kauw sudah binasa dimedan perang," sambung Nie Soat Kiao, "Lam-bin-kauw mengalami kekalahan hebat, pasukannya hancur berantakan. Kalau kau yakin lebih kuat dari mereka, boleh coba bagaimana akibatnya?"
"Sebelum matahari silam, aku masih mengadakan
perhubungan dengan Ang Tauw, aku tidak percaya dalam
waktu setengah malam tentaranya bisa ludes."
"Dalam pertempuran kita mengutamakan gerak cepat,
dengan kecepatan bagaikan kilat, dalam waktu setengah jam, aku sudah menghancurkan pasukan Ang Tauw, hanya ia
sendiri berhasil meloloskan dirinya tetapi ia tidak akan lolos dari tanganku ... "
Koo Pat Kie tertawa terbahak2, katanya : "Sudah lama aku mendengar kepintaran toakongcu, dalam pertempuran malam ini, aku baru percaya kebenaranya. Kita masih belum apa2, kongcu sudah menggunakan siasat untuk menggertak lebih dulu, kau ingin menundukkan pasukanku tanpa pertempuran, tetapi sayang, kau terlalu pandang ringan aku."
"Kalau kau tidak mau percaya, aku juga tidak bisa berbuat apa2. Baiklah! Kau boleh perintahkan anak buahmu
mengadakan pertempuran besar2an, kau nanti akan tahu
sendiri bahwa golongan pengemis sesungguhnya tidak boleh dipandang ringan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mata Koo Pat Kie berputaran, dilihatnya banyak obor api di sekitar tempat itu, jelas bahwa Nie Soat Kiao sudah
mengurung ketat tempat itu. Maka dalam pertempuran itu seandai pihaknya sendiri yang kalah, barangkali tidak bisa keluar dari kepungan.
Terdengar suara Nie Soat Kiao yang berkata : "Koo Pat Kie, kau sudah terkurung rapat di tempat ini, mau damai atau mau perang, tergantung pada putusanmu sendiri."
Ucapannya sengaja diucapkan dengan suara nyaring,
supaya anak buah Koo Pat Kie bisa mendengarkan.
Koo Pat Kie tertawa dingin, katanya : "Dengan akal
menyesatkan pikiran anak buahku, apa kau kira dapat
mempengaruhi aku Koo Pat Kie" Aku ingin mencoba
kepandaianmu." Koo Pat Kie memang seorang sangat licin, ia mengerti
bahwa keadaan di tempat itu tidak menguntungkan pihaknya, apabila diulur lagi, mungkin semangat anak buahnya akan menurun, dengan demikian pasti akan hancur. Maka ia hendak menundukkan Nie Soat Kiao lebih dulu. Sehabis mengeluarkan perkataan demikian, pecutnya sudah bergerak melakukan serangan.
Selagi Nie Soat Kiao hendak menyambut serangannya,
senjata Siang-koan Kie sudah menangkis pecut Koo Pat Kie, dan menggantikan Nie Soat Kiao.
Koo Pat Kie terpaksa tarik kembali serangannya, kemudian berbalik menyerang Siang-koan Kie.
Dua musuh lama itu kembali melakukan pertempuran yang lebih hebat daripada yang semula.
Wan Hauw yang menyaksikan pertempuran itu, tiba2
lompat tinggi ke atas sebuah pohon, dengan tenaganya
seperti kerbau, ia telah mencabut pohon itu sampai
keakar2nya, kemudian digunakan untuk menyapu musuhnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim Goan Pa menyambut serangan Wan Hauw dengan
ruyungnya, benturan antara dua senjata berat itu
menimbulkan suara gemuruh.
Nie Soat Kiao yang sudah mengetahui baik keadaan tempat itu, tiba2 memerintahkan kepada dua kacung : "Bubarkan barisan, melakukan serangan. Kalian berdua, masing2
membawa sepuluh orang, menyerang dari dua sayap."
Dua orang itu menerima tugas itu.
Nie Soat Kiao berkata pula kepada lima anggauta pasukan berani mati : "Kalian berlima, membawa sisa orang yang ada disini, melakukan penyerangan dari muka. Sekarang kita harus berusaha untuk menguasai keadaan."
Lima orang itu benar saja lantas menyerang dari muka.
Bagaimana kesudahannya pertempuran hebat ini"
Rahasia apakah sebetulnya pada diri Auw-yang Thong"
Silahkan pembaca mengikuti jalannya cerita dalam jilid ke 30.
O-oo^dw^oo-O (Bersambung) Jilid 30 Bab 117 DALAM waktu sekejap, terjadilah suatu pertempuran
dahsyat yang terbagi beberapa kelompok.
Nie Soat Kiao sementara itu sudah siap sedia dengan
pedang terhunus, untuk memberi bantuan kepada Siang-koan Kie, apabila pemuda itu keteter.
Koo Pat Kie mengeluarkan seluruh kepandaiannya,
pecutnya mengurung rapat Siang-koan Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan sangat berani Siang-koan Kie menggunakan
senjata pusakanya untuk melindungi dirinya, kalau mendapat kesempatan, lalu menerobos kurungan pecut musuhnya
dengan senjatanya yang luar biasa tajamnya.
Satu kali, senjata Siang-koan Kie berhasil membabat pecut Koo Pat Kie, dan pecut itu tertabas tinggal setengah.
Nie Soat Kiao yang menyaksikan kejadian itu, lantas
berseru ! "Koo Hauw-ya, diantara empat raja muda, kaulah yang terhitung paling pintar, sifatmu juga agak ramah kalau dibandingkan dengan yang lainnya. Aku harap supaya kau pikir lagi masak2, asal kau terima baik, sejak hari ini, kau tidak akan bermusuhan lagi dengan orang2 golongan baik2, bukan saja kau akan kembali dalam keadaan utuh, aku juga akan mengijinkan kau bawa pulang pasukanmu ... "
"Pasukanku ini, sudah banyak mengalami pertempuran
dengan orang2 golongan Siauw-lim, Kun-lun, Ceng-shia dan Ngo-bie. Meskipun tidak menang, tetapi dapat mengundurkan diri dalam keadaan utuh. Kalau golongan pengemis bisa mengurung aku Koo Pat Kie di tempat ini, aku ingin tahu, dengan menggunakan siasat apa sebetulnya?" menjawab Koo Pat Kie.
"Kau tidak mau dengar nasehatku, terpaksa kau harus
menelan pil pahit dari perbuatanmu sendiri."
Koo Pat Kie melemparkan senjata pecutnya berkata kepada Siang-koan Kie : "Kepandaianmu tinggi sekali, aku sangat kagum, sekarang aku ingin menggunakan sepasang tangan kosong, untuk menerima pelajaranmu lagi."
"Aku juga akan menggunakan tangan kosong untuk
memenuhi permintaanmu." jawab Siang-koan Kie.
Tanpa banyak cerita Koo Pat Kie menyerang Siang-koan Kie dengan tinjunya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang-koan Kie tidak menyingkir, sebaliknya menyambut tinju itu dengan tinju juga.
Koo Pat Kie menarik kembali serangannya, katanya, "Aku sudah banyak menghadapi musuh tangguh belum pernah
melihat caramu mengadu tinju seperti ini?"
Setelah berkata demikian, ia melancaikan serangannya
dengan menggunakan telapakan dan jari tangan.
Keduanya kembali saling menyerang dengan tangan
kosong, namun demikian, pertempuran kali ini ternyata lebih dasyat dari pada yang duluan.
Pertempuran sudah berlangsung tiga atau empat puluh
jurus, tetapi keadaan masih berimbang.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan jalannya pertempuran,
diam2 merasa cemas, selagi hendak turun tangan membantu Siang-koan Kie, tiba2 terdengar seruan tertahan, dua orang yang sedang bertempur sengit mendadak terpencar mundur, keduanya terhuyung2.
Beberapa anak buah Koo Pat Kie yang berdiri menonton di tempat agak jauh, ketika melihat Koo Pat Kie terluka parah, tiba2 menyerbu, seorang membimbing Koo Pat Kie, beberapa yang lainnya menyerbu Siang-koan Kie.
Nie Suat Kiao yang sejak tadi sudah siap, dengan cepat melindungi dari serbuan anak buahnya Koo Pat Kie, tanyanya dengan suara perlahan : "Bagaimana keadaan lukamu?"
Sebelum Siang-koan Kie menjawab, seorang anak buah
musuh sudah menyerang tulang rusuknya Siang-koan Kie
dengan sebuah golok besar.
Nie Suat Kiao belum keburu menolong, sedangkan Siangkoan Kie yang hendak mengelakkan serangan itu, badannya berputaran dan akhirnya jatuh dalam pelukan Nie Suat Kiao.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan tangan kiri Nie Suat Kiao memeluk Siang-koan Kie, dengan tangan kanan yang memegang senjata pendek,
menangkis serangan kedua penyerangnya itu. Di samping itu, kakinya juga melakukan satu tendangan kesikut orang itu, hingga goloknya terlepas.
Gadis kosen itu sambil melawan serangan musuhnya,
masih tidak melupakan keadaan Siang-koan Kie, yang saat itu ternyata sedang memejamkan mata.
Dari jauh tiba2 terdengar suara siulan panjang kemudian disusul oleh munculnya Wan Hauw secara mendadak, yang menyerbu anak buah Koo Pa Kie.
Tanpa banyak bicara Wan Hauw menyambar orang yang
tadi ditendang senjatanya oleh Nie Suat Kiao, kemudian dibantingnya, hingga mati seketika itu juga. Setelah itu ia menyerbu Koo Pat Kie. Enam atau tujuh anak buah Koo Pat Kie yang melindungi, segera menyambut serangan Wan Hauw.
Dengan satu serangan Wan Hauw berhasil membuat terpental dua batang golok, satu disambarnya dan disambitkan ke arah Koo Pat Kie. sedang serangan tangannya ditujukan kepada orang2 yang melindungi.
Orang2 itu ketika Wan Hauw menyambitkan senjatanya,
buru2 mendorong Koo Pat Kie yang sudah terluka. Tetapi oleh karenanya, golok yang disambitkan oleh Wan Hauw itu
mengenakan orang itu, sehingga tertabas kutung.
Wan Hauw benar2 sudah kalap, ia menyambar salah
seorang anak buah Koo Pat Kie, digunakan sebagai senjata, untuk menyerang orang2 yang melindungi Koo Pat Kie.
Koo Pat Kie setelah mendapat luka, tidak bisa memimpin pasukannya lagi, sedangkan Kim Goan Pa yang merupakan tangan kanannya, juga sudah dirubuhkan oleh Wan Hauw.
Anak buahnya meskipun banyak, tetapi karena tidak ada yang memimpin, bagaimana sanggup melawan serangan anak buah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
golongan pengemis" Dalam keadaan demikian, terpaksa pada berusaha untuk lari.
Dua kacung dan lima anggauta pasakan berani mati,
sebetulnya hendak mengejar, tetapi dilarang oleh Nie Suat Kiao.
"Semangat musuh telah runtuh, kita justru harus
menggunakan kesempatan ini membasmi habis mereka,
mengapa nona mencegah?"
Sementara itu Koo Pat Kie juga sudah kabur dengan
dilindungi oleh anak buahnya.
"Kita hendak memberi pukulan kepada Kun-liong Ong,
tetapi tidak boleh terlalu menyakiti hatinya ...?"
Pada saat itu, tiba2 Auw yang Thong datang bersama Koan SamSeng, Kiang Su Im dan Tiat-bok taysu serta Hui Kong Leang.
"Kedatanganku agak terlambat ... " berkata Auw-yang Thong setelah bertemu muka dengan Nie Soat Kiao,
mendadak ia ingat Siang-koan Kie duduk bersemedi dengan memejamkan matanya.
Maka ia lalu menanya : "Dia kenapa?"
"Ia bertempur sengit dengan Koo Pat Kie, mendapat luka."
menjawab Nie Soat Kiao. "Bagaimana keadaan lukanya!"
Siang-koan Kie mendadak membuka mata dan menjawab :
"Lukaku tidak berat, terima kasih atas perhatian pangcu, dan nona Nie."
Kiang Su Im yang selalu tidak banyak bicara mendadak
berkata : "Aku sebetulnya tidak pantas ikut bicara, tetapi ada beberapa hal aku tidak mengerti, sesungguhnya tidak enak kalau aku tidak tanyakan. Aku hanya ingin minta sedikit keterangan kepada nona."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kiang locianpwee ingin tanya apa, silahkan boan-pwee bersedia mendengarkan." berkata Nie Soat Kiao.
"Nona sungguh hebat, dalam satu gerakan, dengan
beruntun menghancurkan pasukan2 raja2 muda Kun-liong
Ong, aku sesungguhnya sangat kagum. Tetapi aku tidak
mengerti, mengapa nona tidak mau mengejar musuh selagi kita mendapat kemenangan besar. Kecuali membunuh mati Tang peng hauw, yang lainnya nona sengaja lepaskan"'
"Pertanyaan yang tepat ... " berkata Nie Suat Kiao, "Orang yang mempunyai pikiran demikian barangkali bukan hanya locianpwee seorang saja Boanpwee justru orang dari istana Kun-liong Ong, hari ini tidak memberikan keterangan,
barangkali akan menimbulkan perasaan curiga kepada
saudara2." Semua orang saling berpandangan, tiada satu yang
membuka mulut. Nie Suat Kiao berkata pula sambil menghela napas panjang
: "Boanpwee seharusnya memberi keterangan kepada pangcu lebih dulu, tetapi selama beberapa hari ini keadaan sangat gawat, sehingga terus tidak ada waktu untuk boanpwee
memberi keterangan kepada pangcu ... "
"Dahulu sewaktu Teng sianseng masih hidup, juga tidak dimustikan setiap perkara harus dirundingkan dulu denganku, Asal adil, aku dan semua Saudara tentu bisa menerima."
berkata Auw-yang Thong. "Hamba ada mempunyai kepintaran apa, bagaimana dapat
dibandingkan dengan Teng sianseng, berkata Nie Suat Kiao, matanya pelahan2 menyapu wajah semua orang yang ada di situ, "kita dalam beberapa hari ini terus menerus menghadapi pertempuran hebat, maksudnya ialah hendak memberi
pukulan bathin kepada Kun-liong Ong ... Dengan demikian berarti, ia benar kerusakan, tetapi tidak berat ... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Sam Seng tiba2 bertanya : "Apa yang kita tidak
mengerti ialah disini, mengapa harus berbuat demikian" Harus kita ketahui bahwa orang2 kita pada dewasa ini, boleh dikata sudah termasuk orang pilihan yang paling kuat. Kalau diulur waktunya, terhadap kita tidak menguntungkan. Apalagi nanti setelah Kiang tayhiap dan Tiat-bok taysu berlalu, maka kekuatan kita mau tidak mau pasti akan berkurang. Apakah harus menunggu sampai saat itu baru mengadakan
pertempuran yang menentukan dengan Kun- liong Ong"'
"Kemenangan kita hari ini, bukanlah kemenangan dari tangan kita, melainkan kebetulan, mendapat bantuan orang lain ... " berkata Nie Suat Kiao.
"Orang2 kita banyak yang luka dan binasa, kemenangan
ini sudah ditebus oleh banyak jiwa dari orang2 kita, mengapa bukan kemenangan yang didapatkan dari tangan kita?"


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Entah bantuan dari siapa yang nona maksudkan?"
Mata Nie Suat Kiao ditujukan ke arah Siang-koan Kie,
katanya : "Dalam pertempuran melawan pasukan tiga raja muda itu, setiap pertempuran dilakukan dengan sepenuh tenaga oleh orang2 kita, tetapi apabila tiga raja muda itu kekuatannya digabung menjadi satu, aku ingin tanya apakah kita yakin benar dapat menangkan mereka?"
Mendengar pertanyaan demikian, semua orang diam.
Kemudian Koan Sam Seng baru menjawab : "Taruh kata
mereka bergabung, kita juga belum tentu kalah."
"Andaikata Kun liong menyerang dari belakang,
bagaimana?" "Keadaan menjadi bahaya."
"Jangan dilupa bahwa Kun-liong Ong masih mempunyai
pasukan berkuda yang pandai bertempur setiap anggotanya berkepandaian tinggi, Di samping itu, anak buah Kun-liong Ong yang berada dalam istana jumlahnya tidak kurang dari Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
enamratus jiwa, ditambah lagi dengan pasukan raja2 mudanya jumlahnya paling sedikit ada seribu jiwa. Jumlah ini jauh lebih besar dari pada jumlah orang-orang kita yang ada disini. Kun-liong Ong memanggil raja2 muda timur, selatan dan utara, sudah tentu akan mengepung kita, bukan saja membuat kita berada dalam kepungan, tetapi juga akan dibasmi sekaligus olehnya. Kun-liong Ong yang memegang pimpinan sendiri dalam pertempuran, pasukan raja2 muda dibagi menjadi tiga jalan untuk menyerang, sedangkan hingga sekarang kita masih belum melihat pasukan yang dipimpin sendiri oleh Kun-liong Ong."
"Keterangan ini memang beralasan." berkata Auw yang Thong.
"Oleh karena itu, maka hamba berani memastikan bahwa
Kun-liong Ong sekarang ini sudah tidak mempunyai orang kuat yang bisa digunakan, sehingga kita dengan mudah bisa mendapat kemenangan."
"Penasehat kita ini benar2 pandai mengatur siasat,
seharusnya mendapat pahala paling besar," berkata Hui Kiong Leang.
"Mengapa Kun-liong Ong sampai tidak ada orangnya yang kuat yang dapat digunakan?" bertanya Kiang Su Im.
"Inilah yang perlu boanpwee jelaskan, kemenangan
terakhir dalam pertempuran kita dengan Kun-liong Ong, ada seorang yang dapat menentukan jalannya pertempuran ... "
"Maksudmu Siang-koan Kie?" tanya Auw-yang Thong, yang seolah2 menyadari maksud Nie Soat Kiao
"Benar, ia bisa meniup seruling yang bisa membuat
orangnya Kun-liong Ong menyerah, sebab, orang2 yang kuat dikumpulkan oleh Kun-liong Ong kecuali beberapa
pemimpinnya, semua diberi makan obat olehnya supaya
menuruti kehendaknya kalau kita membinasakan Koo Pit Kie dan Ang Tauw, Kun-liong Ong pasti akan merasa sendirian, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan jika ia melarikan diri oleh karena itu, kemana kita harus cari mereka" Dengan demikian berarti maksud kita untuk membasmi kejahatan belum tercapai, sudah meninggalkan bahaya bagi rimba persilatan dikemudian hari."
"Hal ini kita benar2 belum menyadari." berkata Koan Sam Seng.
"Sekarang kita bagaimana harus menggempur istananya
Kun-liong Ong, apakah perlu segera bergerak" Harap nona berikan putusannya!" Berkata Auw yang Thong.
"Menurut pikiran hamba, kita baik beristirahat tiga hari di tempat ini, supaya saudara2 kita yang mendapat luka, bisa merawat diri masing2."
Auw yang Thong mengerti bahwa Nie Suat Kiao mengatur
demikian, pasti ada maksudnya, maka ia menyetujui usulnya.
Meski masih ada banyak orang yang ingin tanya, tetapi ketika melihat pangcunya sudah menerima baik usul Siangkoan Kie, hingga tidak berani menanya lagi.
Nie Suat Kiao lalu mengeluarkan perintah, supaya
orang2nya beristirahat. Wan Hauw antarkan kesebuah kamar untuk merawat luka
dalam tubuhnya, karena ia mempunyai kekuatan tenaga
dalam yang sudah sempurna, setelah mengaso dua jam,
kekuatan tenaganya sudah pulih kembali.
Nie Suat Kiao setelah membereskan urusannya, lalu pergi mencari Auw yang Thong.
Auw yang Thong agaknya sudah menduga kalau Nie Suat
Kiao pasti akan berkunjung, sudah disediakan minuman teh.
Nie Suat Kiao duduk di atas kursi yang sudah disediakan, wajahnya mendadak berubah serius, katanya lambat2 :
"Dalam pertempuran yang akan datang, pangcu mempunyai berapa persen keyakinan untuk mendapat kemenangan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berpikir sejenak, Auw-yang Thong menjawab :
"Tentang ini agak sulit aku dapat memastikan, tetapi kalau ditilik kekuatan kedua pihak, kita masih sanggup melakukan pertempuran besar2an dengannya."
"Menurut pandangan hamba, agak berlainan dengan
pandangan pangcu. Dalam pertempuran yang akan datang ini, ada menyangkut mati hidupnya Kun-liong Ong, maka ia pasti akan bertindak seganas mungkin tanpa pikirkan caranya. Maka dalam pertempuran ini, kesempatan bagi kita untuk merebut kemenangan sebetulnya kecil sekali, kita perlu merubah siasat!"
"Dalam hatimu barangkali sudah mempunyai rencana yang sempurna?"
"Ini sudah lama hamba pikirkan, tetapi selalu tidak
menemukan siasat yang sempurna. Oleh karena itu, maka hamba perlu datang kemari untuk minta pikiran pangcu."
"Rencanamu untuk menghancurkan pasukan tiga raja
muda Kun-liong Ong, telah berhasil gilang gemilang, sekalipun Teng sianseng sendiri, barangkali juga cuma begitu ... "
"Bukan maksud hamba akan mengabaikan soal ini,
sebetulnya sudah kehabisan akal, hamba sudah memikirkan tujuh atau delapan rencana, tetapi setelah hamba pikir lagi masak2, hanya dua yang tepat kita pakai, tetapi ini juga harus menempuh bahaya besar sekali."
"Tidak perduli kau hendak menggunakan siasat yang
mana, aku pasti akan mendukung ... "
"Dua rencana itu, yang satu ialah, kita harus berserikat dengan sembilan partay besar, menggerakkan seluruh
kekuatan rimba persilatan, mengepung istana Kun-liong Ong, kita kurung istana itu dengan kayu bakar, kemudian
dibakarnya. Siasat ini mungkin agak kejam, tetapi kalau dijalankan dengan tepat, sekaligus dapat menyapu bahaya dikernudian hari."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan siasat yang kedua?"
"Memilih tenaga yang terkuat, mengempur istananya tanpa memikirkan resikonya, tetapi hamba dapat memastikan bahwa tindakan demikian pasti akan meminta banyak korban jiwa, sedangkan kalah menangnya masih belum dapat dipastikan."
"Menyerang dengan api meskipun baik, tetapi memakan
banyak waktu. Siasat kedua meskipun lebih cepat, tetapi resikonya terlalu besar."
"Justru itu maka hamba tidak bisa mengambil keputusan."
Seorang anak buah golongan pengemis mendadak minta
ketemu kepada pangcunya. Ia melaporkan bahwa ia telah menangkap seorang mata-mata Kun-liong Ong, mata2 itu
katanya perlu menjumpai pangcu dan penacehat, untuk
membicarakan soal penting.
"Apakah kau sudah menggeledah badannya?" tanya Nie Suat Kiao.
"Sudah, ia tidak membawa senjata atau barang yang
mencurigakan." "Baiklah, kau bawa dia masuk."
Orang itu lantas keluar, sebentar kemudian ia balik lagi bersama empat orang yang menggiring seorang tawanan.
Ketika Nie Suat Kiao melihat tawanan itu, lantas bangkit dari tempat duduknya, dan berkata sembari memberi hormat :
"Oh, kiranya Touw Tayhiap, anak buah kita tidak tahu kalau tayhiap, harap supaya dimaafkan."
Auw-yang Thong lalu memerintahkan supaya anak buah
golongan pengemis yang membawa Touw Thian Gouw keluar semua.
Tawanan itu memang benar adalah Touw Thian Gouw yang
menjadi mata2 di istana Kun-liong Ong untuk kepentingan golongan pengemis.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada urusan penting aku perlu sampaikan kepada pangcu, maka dengan menempuh bahaya aku datang kemari ... "
berkata Touw Thian Gouw. Mendadak menutup mulut, matanya mengawasi sekitarnya.
"Touw tayhiap memerlukan apa?" tanya Auw-yang Thong.
"Apakah kau ingin bertemu dengan Siang-koan Kie?" tanya Nie Suat Kiao.
"Sebaiknya supaya minta ia juga datang kemari, Sebab
urusan ini perlu sekali dengan tenaganya." berkata Touw Thian Gouw.
"Ia terluka, kini sedang beristirahat, barangkali tidak bisa datang." berkata Nie Suat Kiao.
Touw Thian Gouw terkejut, "apakah lukanya parah"
Bolehkah aku pergi melihat?"
"Lukanya meskipun tidak ringan, tetapi karena kekuatan tenaga dalam ia sudah sempurna, masih sanggup tahan. Kalau Touw tayhiap ada keperluan dengannya, katakan saja padaku sama saja." berkata Nie Suai Kiao.
"Tadi malam Kun-liong Ong memimpin sepasukan orang2
kuat, melakukan perjalanan malam, entah apa tujuannya" Aku sendiri juga merupakan salah satu orang yang dipilih, tetapi aku telah melarikan diri dan terus menuju kemari."
Nie Suat Kiao berpikir sebentar, kemudian berkata : "Kun-liong Ong meski mengalamkan kekalahan hebat, tetapi
kekuatannya masih belum boleh kita pandang ringan,
seharusnya tidak akan lari!"
"Kalau benar2 ia membawa orang2 kepercayaannya,
sembunyikan diri di dalam gunung, benar-benar sangat
runyam." "Urusan ini ada hubungan apa dengan Siang-koan Kie?"
tanya Nie Suat Kiao. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kun-liong Ong telah mengadakan perundingan dengan
seorang tua berjenggot panjang, aku diam2 mencuri dengar, dalam pembicaraan mereka telah menyebut2 nama saudara Siang-koan Kie."
"Kecuali Siang-koan Kie, apakah ada menyebutkan nama
pangcu?" "Aku tidak dengar mereka membicarakan pangcu, suara
mereka perlahan sekali, mungkin juga disebut, tetapi aku tak dengar."
"Urusan ini aku sendiri juga kurang terang, tetap menurut dugaanku, pasti besar sekali sangkut pautnya. Coba Touw tayhiap pikir2 lagi, kecuali Siang-koan Kie, masih ada menyebut nama siapa?"
"Tidak ada." "Kalau begitu, terpaksa kita undang Siang-koan Kie
datang." berkata Auw-yang Thong.
"Biarlah hamba sendiri yang pergi menengok, entah
bagaimana keadaan lukanya?" berkata Nie Sua1 Kiao yang lantas berlalu.
Sebentar kemudian, ia sudah balik lagi bersama Siang-koan Kie.
Touw Thian Gouw menyongsong seraya berkata : "Apa luka saudara sudah sembuh?"
"Tidak halangan, apakah selama ini Touw toako baik2
saja?" "Anak buah Kun-liong Ong, kebanyakan sudah diberi
makan obat melupakan dirinya asal bisa berpura2 seperti orang linglung, tak mudah diketahui."
"Touw toako dengar pembicaraan apa tentang diriku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku hanya dengar menyebut namamu, seperti hendak
pergi kesatu tempat, yang ada hubungannya denganmu."
Siang-koan Kie berpikir sejenak, tiba2 berseru : "Aku mengerti."
"Urusan apa?" bertanya Auw-yang Thong.
"Mereka hendak pergi kemakam Teng toako."
"Teng sianseng sudah tiada, perlu apa Kun-liong Ong pergi kemakamnya?" bertanya Auw-yang Thong heran.
"Dimasa hidupnya Teng sianseng pernah berkata padaku, diwaktu Kun-liong Ong hendak berhasil dengan usahanya, atau mendapat pukulan hebat, pasti akan datang
kemakamnya untuk mencari sesuatu barang." berkata Siangkoan Kie.
"Barang apa?" tanya Nie Suat Kiao.
"Barang apa adanya toako belum pernah menerangkan,
tetapi ia beritahukan padaku, diwaktu Kun-liong Ung
memasuki makam, juga berarti hari kematiannya ... " berkata Siang-koan Kie.
"Dalam pesan Teng sianseng apa masih menyebutkan soal itu?" tanya Auw-yang Thong.
"Sewaktu toako berkata padaku tentang Kun-liong Ong
yang hendak masuk ke dalam makam, aku masih kurang yakin akan kebenarannya, maka aku tidak memberitahukan kepada pangcu."
"Apakah dalam pesan Teng sianseng tidak menerangkan
supaya pangcu mengirim orang2 kuat kemakamnya?"
bertanya Nie Suat Kiao. "Tidak, ia hanya menyuruh aku seorang yang masuk ke
dalam makam ... " menjawab Siang-koan Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau sendiri yang masuk ke dalam makam, melawan Kunliong Ong dengan pasukannya" Kekuatanmu tentunya tak
seimbang." berkata Touw Thian Gouw kaget.
"Teng sianseng seorang pandai luar biasa, ucapannya tak boleh dianggap sepele, ia tentu sudah mempunyai rencana yang baik." berkata Nie Suat Kiao.
"Seorang diri masuk ke dalam makam, aku juga merasa
terlalu bahaya." berkata Auw-yang Thong.
Ia agaknya tak mau menyatakan pikirannya, bicara sampai di situ, mendadak bungkam, matanya menatap wajah Nie Suat Kiao, jelas bahwa ia menyerahkan persoalan ini kepada Nie Suat Kiao.
Nie Suat Kiao berpikir sejenak, lalu bertanya kepada Siangkoan Kie dengan suara perlahan : "Apakah kau pernah
pikirkan bagaimana kau harus berbuat."
"Pesan toako, sudah tentu menjadi kewajibanku untuk
melakukannya." "Kau hendak masuk kedalam makam seorang diri?"
"Pesawat rahasia dalam makam, hanya aku seorang diri
yang mengawasi pembuatannya, kebanyakan aku masih ingat dengan baik, sudah tentu aku harus masuk."
"Kalau aku mengutus seseorang, masuk bersama2
denganmu, apa kau tidak keberatan."
Sejenak Siang-koan Kie ragu2, kemudian ia berkata : "Hal ini berarti melanggar pesan toako, menurut pikiranku, tidak usah saja."
"Apakah dalam pesan Teng sianseng, pernah kata tidak
boleh ada orang lain ikut serta bersamamu masuk ke dalam makam?"
"Ia suruh aku seorang diri yang masuk, ini sudah cukup jelas, sudah tentu tidak perlu diberi penjelasan lagi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia suruh kau seorang diri yang masuk, tentu ada
maksudnya, tetapi menurut pikiranku, maksud itu tidak terlepas ... " mata Nie Suat Kiao ditujukan kepada Auw-yang Thong, sambungnya, "kesatu ialah, barang yang akan dicari oleh Kun-liong Ong pasti barang sangat berharga, mungkin ada hubungannya dengan keadaan rimba persilatan yang akan datang ... "
Siang-koan Kie tiba2 menyela : "Nona sebutkan tentang ini, sekarang aku ingat satu hal."
"Apa?" "Pada suatu hari ketika aku dengan toako membicarakan urusan dunia Kang ouw, toako agaknya pernah menyebutkan tiga benda pusaka rimba persilatan, karena waktu itu
semangatnya kurang baik, baru bicara setengah sudah jatuh pingsan ... "
"Dan selanjutnya, apakah ia tidak menyebutkan lagi?"
"Selanjutnya, keadaan toako semakin memburuk,
perhatiannya dipusatkan kepembuatan rencana gambar
makamnya, sehingga tidak menyebutkan urusan itu lagi!"
"Kau pikirlah lagi baik2, terhadap tiga buah benda pusaka rimba persilatan itu, bagaimana anggapannya?"
Siang-koan Kie berpikir agak lama, kemudian berkata :
"Waktu itu, ia sendiri sudah tahu harus menggunakan sisa hidupnya untuk menyelesaikan lukisan untuk pembuat
makamnya, oleh karena itu ia menggunakan waktunya
sebaik2nya, apa yang dikatakan aku kurang jelas, karena aku khawatir penyakitnya, hingga tidak mempunyai perhatian dalam soal itu, hanya samar2 masih ingat, ia seperti pernah kata bahwa barang yang terpenting diantara tiga benda pusaka itu, setelah toako meninggal dunia, barangkali tidak ada orang lagi yang tahu gunanya benda itu, sehingga barang yang sangat berharga, akan berubah menjadi barang
buang2an." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kau tahu barang apa yang ia maksudkan?"
"Bicara sampai disitu, toako lantas jad? jatuh pingsan."
Nie Suat Kiao berkata : "Dalam hal ini, sudah lama aku merasa curiga, kalau tiga benda pusaka itu hanya sebilah pedang pendek yang sangat tajam dan sebuah batu, agaknya tidak sampai menggemparkan rimba persilatan sedemikian rupa."
"Teng sianseng seorang pintar yang berpengetahuan luas, dia agaknya sudah tahu hari kematiannya, sehingga membuat perjanjian denganku untuk sepuluh tahun. Tak disangka sebelum tercapai cita2nya, ia sudah meninggal lebih dulu. Aih!
Andaikata waktu itu aku tidak memaksa ia memikul tugas seberat ini, dengan pengetahuannya yang sangat luas,
keakhliannya dalam ilmu obat2an, mungkin bisa menemukan obat mujarab untuk memperpanjang umurnya." berkata Auwyang Thong.
"Perkataan pangcu ini, telah mengingatkan aku kata2
toako sebelum menutup mata. Kata2nya itu sebetulnya tidak seharusnya kusampaikan, tetapi mendengar ucapan pangcu yang yang masih mengingat persahabatan lama, aku merasa tidak enak untuk tidak diutarakan." berkata Siang-koan Kie.
"Teng sianseng dalam golongan kita menjabat jabatan
penasehat, ini sebetulnya agak merendahkan dirinya. Aku juga sudah pikirkan hendak menyerahkan kedudukkanku, tetapi ditolak dengan halus. Dengan kepandaiannya seperti dia, sepantasnya ia menduduki jabatan pemimpin. Aku pernah mengusulkan padanya, aku niat menggunakan pengaruh
golongan pengemis, mengajak semua partay besar, untuk mengangkat dia sebagai pemimpin rimba persilatan, tetapi ia menolak dengan keras." berkata Auw-yang Thong.
"Aih! Perkataan toako meskipun merendah, tetapi juga
sebenarnya. Dia pernah berkata padaku, cacadnya yang paling besar, ialah kelemahan hatinya. meskipun ia tahu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelemahannya. tetapi ia tidak sanggup merubah,
sesungguhnyalah tidak dapat memegang jabatan sebagai
pemimpin. Dia sebenarnya bisa membasmi Kun-liong Ong
dalam waktu tiga tahun, tetapi ia tidak bisa melupakan persahabatan dan persaudaraannya dalam satu perguruan, sehingga tidak mau menurunkan tangan kejam. Dengan
menggunakan waktu tujuh tahun, ia melatih pasukan berani matinya dan hulu balang, ia mengharap pasukan itu dapat menghalangi kekuatan pasukan Kun-liong Ong, supaya Kun-liong Ong mau melepaskan cita2nya hendak menguasai rimba persilatan. Kelemahan hatinya itu telah menciptakan
malapetaka dalam rimba persilatan, banyak jiwa menjadi korbannya keganasan Kun-liong Ong. Setiap kali ia ingat akan ini, ia merasa malu terhadap pangcu dan orang2 yang menjadi korbannya Kun-liong Ong."
"Sepuluh tahun ia mengabdi pada golongan pengemis,
selama itu belum pernah membunuh satu orangpun,
kebaikannya sudah mendapat pujian semua anggota golongan kita ... "
"Berhati mulia, harus disertai tangan keras, tepat untuk mencegah kejahatan, membunuh satu kejahatan, lebih baik dari pada melakukan seratus kebaikan. Andaikata Teng
sianseng lebih dulu beberapa tahun mau membasmi Kun-liong Ong, niscaya tidak akan terjadi kekeliruan seperti sekarang."
berkata Nie Suat Kiao. "Kun-liong Ong sudah satu malam berlalu dari istananya, kita tak boleh mengulur waktu lagi, pangcu seharusnya juga lekas mengambil langkah bagaimana untuk menghadapinya."
berkata Touw Thian Gouw. "Benar, kita juga tidak bisa menghambat waktu lagi,
sebaiknya kita mendahului Kun-liong Ong datang kemakam Teng sianseng ... " berkata Nie Suat Kiao.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hanya Siang-koan Kie seorang yang pergi, kedudukannya sangat luas, harap nona perintahkan lagi dua orang untuk membantu padanya." berkata Auw-yang Thong.
Setelah berpikir sejenak, Nie Suat Kiao berkata : "Dalam urusan ini sebaiknya hamba saja yang mengawaninya, entah bagaimana pikiran pangcu?"
"Nona hendak turun tangan sendiri, inilah yang paling baik, tetapi urusan disini ... "
"Aku pikir tak usah, aku seorang diri sudah cukup untuk menghadapi Kun-liong Ong." berkata Siang-koan Kie.
Touw Thian Gouw terkejut mendengar ucapan Siang-koan
Kie, katanya : "Dengan seorang diri kau hendak menghadapi Kun-liong Ong dan orang2nya yang berjumlah puluhan itu."
"Kalau ditilik dari kepandaian dan kekuatan tenaga, hanya satu Kun-liong Ong saja, aku memang belum sanggup
menghadapi, tetapi gambar asli pembuatan makam Teng
sianseng, aku sudah pelajari dengan matang, aku boleh menggunakan pesawat rahasia dalam makam, untuk
menghadapi Kun-liong Ong, meskipun ia banyak
pembantunya, juga tidak bisa berbuat apa2 terhadapku!"
berkata Siang-koan Kie. "Ini rasanya kurang sempurna ... " berkata Auw-yang Thong.
"Kalau kau yakin mempunyai itu kesanggupan, inilah yang paling baik. Teng sianseng sudah memasang pesawat rahasia, rasanya Kun-liong Ong juga tak bisa lolos dari perhitungan Teng sian seng. Hanya, sekarang waktunya sangat mendesak, kapan kau hendak berangkat." berkata Nie Suat Kiao.
"Sudah tentu makin lekas makin baik, sekarang juga aku hendak berangkat, tolong nona sampaikan kepada In chungcu dan Yap suhu, karena waktunya sangat mendesak, aku tidak bisa minta diri kepada mereka." berkata Siang-koan Kie.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pergilah dengan hati lega! Aku akan bantu kau mengatur kepentingan Ceng Peng Kongcu." berkata Nie Soat Kiao.
Siang-koan Kie yang sudah keluar pintu, tiba-tiba berpaling dan berkata : "Ada satu hal aku minta pertolongan pangcu dan nona Nie."
"Urusan apa?" tanya Nie Soat Kiao.
"Harap pangcu kirim beberapa orang kuat, untuk
mengantarkan Ceng Peng Kongcu pulang ke negaranya."
"Baiklah! Aku akan berbuat menurut keinginanmu."
berkata Nie Soat Kiao. Touw Thian Gouw tiba2 berbangkit dan berkata kepada
Siang-koan Kie : "Saudara, bolehkah aku pergi bersamamu?"
Siang-koan Kie bersangsi sejenak, akhirnya berkata :
"Kalau toako ada itu maksud, siautee juga tidak keberatan."
Tauw Thian Gouw lalu memberi hormat kepada Auw yang
Thong, kemudian meninggalkan ruangan itu pergi menyusul Siang-koan Kie.
Setelah Touw Thian Gouw berlalu, Auw-yang Thong
berkata : "Touw Thian Gouw meskipun seorang ternama di luar perbatasan, tetapi kepandaiannya masih belum sanggup melawan Kun-liong Ong, barang kali tidak bisa membantu Siang-koan Kie."
"Kalau pangcu tetap menghendaki supaya mengirim orang untuk membantu Siang-koan Kie, pergi bersama2 dengannya, barangkali ia akan keberatan." berkata Nie Soat Kiao.
"Meskipun Siang-koan Kie sudah menjadi anggota kita,
tetapi aku tetap menganggap ia sebagai tetamu terhormat dalam perkumpulan, belum pernah anggap ia sebagai orang bawahan. Urusan ini sangat penting, kita tidak boleh
membiarkan ia sorang diri menempuh bahaya, menghadapi Kun-liong Ong."


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, kita harus mengutus orang diam2 melindungi
dirinya, tetapi orang itu harus seorang yang sangat cerdik, hanya boleh mengikuti secara diam2, jangan sampai diketahui olehnya."
"Nona pikir harus mengutus siapa?"
"Orang itu pertama harus berkepandaian tinggi, dapat
melawan Kun-liong Ong sampai seratus jurus ke atas, kedua harus mempunyai kecerdikan luar biasa, dapat bertindak dengan menyesuaikan keadaan."
"Orang ini hanya nona sendiri yang paling tepat."
"Menurut perhitungan hamba, meskipun Kun-liong Ong
sudah meninggalkan istana, tetapi kita juga tidak perlu menggempur istananya itu."
"Perkataanmu ini, mungkin ada sebabnya, tetapi ada
beberapa yang aku kurang mengerti, Kun-liong Ong pergi jauh dari istananya, bukankah merupakan kesempatan paling baik, selagi istananya dalam keadaan kosong, kita boleh gempur, sekaligus menghancurkan sarangnya."
"Pangcu dapat berpikir demikian, apakah Kun-liong Ong juga tidak bisa berpikir demikian" Ia berani meninggalkan istananya sesudah mengalami kekalahan besar, sudah tentu sudah ada persiapan. Kalau ini benar, bukankah kita akan tertipu olehnya?"
"Aku sangat kagum atas pikiranmu, dan sekarang
bagaimana kita harus bertindak?"
"Menurut pikiran hamba, untuk menangkap penjahat
paling baik menangkap kepalanya. Selagi tindakan kita, harus bergerak menurut jejak Kun-liong Ong. Asal kita bisa
membunuh mati padanya, segala2nya akan menjadi beres."
"Ini memang benar, sekarang bagaimana nona hendak
mengatur?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Urusan dismi, semua kita tugaskan kepada Koan Sam
Seng, dengan dibantu oleh Hui Kong Leang dan semua kokcu tongcu. Sedapat mungkin pertahankan kekuatan kita, jangan melakukan pertempuran besar2an dengan musuh. Kalau
bertemu dengan musuh kuat, harus mundur. Kita gunakan pasukan hulu balang dan pasukan berani mati sebagai inti, kemudian pangcu dan hamba, dan dibantu oleh In chuncu, terbagi menjadi tiga rombongan, pergi kemakam Teng
sianseng. Tiba disana kita harus sembunyikan diri diempat penjuru, diam2 membantu Siang-koan Kie. Kalau tidak perlu kita jangan unjuk diri. Kalau Kun-liong Ong sudah dibikin tidak berdaya oleh pesawat rahasia Teng sianseng, itu sudah cukup, tetapi apabila ia kabur, dengan kekuatan kita yang
tersembunyi, juga sudah cukup untuk menangkapnya hidup2."
"Pendapatmu ini benar, tetapi orang2 tiga rombongan ini, bagaimana harus membaginya?"
"Harap pangcu bawa dua anggauta sesepuh dan Tiat-bok
taysu berempat satu rombongan, In Chung-cu dengan Kiang Su Im, Yap lt Peng dan dua kacung menjadi satu rombongan.
Hamba sendiri bersama Wan Hauw satu rombongan. Kita
harus bertindak dengan segera. Sekalipun tidak dapat
mendahului Siang-koan Kie, setidak-tidaknya juga harus tiba berbarengan, supaya bisa mengatur tempat."
"Pembagian ini sangat tepat, harap kau keluarkan perintah atas namaku, supaya segera berangkat."
Nie Suat Kiao memberi hormat, ketika hendak berlalu, ia berkata lagi : "Masih ada satu hal, harap pangcu beritahukan kepada Koan Sam Seng, supaya baik2 perlakukan Ceng Peng kongcu."
Auw-yang Thong mengangguk sambil tertawa, "aku akan
kirim lima anggauta pasukan berani mati untuk mengantar kesuatu tempat yang aman."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao meninggalkan kamar Auw-yang Thong,
bersama Wan Hauw berangkat lebih dulu.
Mereka tidak berani membuang waktu, siang dan malam
terus berjalan, kecuali di waktu makan, hampir tidak mengaso sama sekali.
Disuatu senja, tibalah digunung tempat pemakaman Teng Soan.
Nie Suat Kiao memutari perkampungan bekas tinggal Teng Soan, kemudian lompat ke atas sebuah pohon besar, ia
berkata kepada Wan Hauw dengan suara perlahan : "Kita sekarang beristirahat dulu, malam ini mungkin akan terjadi sesuatu pertempuran hebat."
Wan Hauw yang selalu menurut kata Nie Suat Kiao, tanpa banyak bicara ia lantas memejamkan matanya, tidur di atas pohon.
Ketika malam tiba, gubuk yang terdapat disudut makam
Teng Soan, nampak terang sinar lampu. Nie Suat Kiao yang melihat sinar itu, mengerti bahwa Kua-liong Ong maupun Siang-koan Kie masih belum tiba.
Ia menghitung hitung perjalanan mereka, kalau berjalan tanpa mengaso, Kun-liong Ong mungkin malam ini bisa tiba, sedangkan Siang-koan Kie dan Touw Thian Gouw barangkali esok tengah hari baru sampai. Kalau Siang-koan Kie bisa tiba lebih dulu, ia dapat menggunakan pesawat rahasia Teng Soan untuk menghadapi Kun-liong Ong, tetapi kalau Kun-liong Ong yang tiba lebih dulu, ia akan memasang orang2nya di sekitar makam, hingga apabila Siang-koan Kie hendak masuk ke
dalam maka, ia pasti akan bertempur mati2an dulu dengan orang2nya Kun-liong Ong. Dan apabila Kun-liong Ong turut turun tangan, lebih berbahaya bagi Siang-koan Kie. Hal ini memang sudah diperhitungkan oleh Nie Suat Kiao, tetapi karena Siang-koan Kie memaksa akan pergi sendirian,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terpaksa ia akan berbuat sebisa-bisanya, untuk memberi bantuan.
Malam itu rembulan terang, di bawah sinar rembulan, tiba2
tampak berkelebatnya sesosok bayangan manusia, yang
menghilang ke tempat gelap.
Nie Suat Kiao terkejut, pikirnya : "apakah Kun-liong Ong sudah sampai lebih dulu?"
Ia mulai pasang mata, penerangan lampu dalam gubuk
kecil itu ternyata masih menyala. Ia mulai curiga, sebab apabila Kun-liong Ong tiba lebih dulu, dua orang yang menjaga makam, pasti sudah dibunuh lebih dulu, bagaimana lampu dalam gubuk itu masih bisa menyala"
Waktu itu baru hampir jam satu tengah malam, menurut
perhitungannya, tidak mungkin Kun-liong Ong sudah tiba lebih dulu. Tetapi siapakah bayangan orang itu"
Selagi memikirkan persoalan itu, tiba2 tertampak pula bayangan orang yang muncul dari tempat gelap.
Orang itu lambat2 mengitari makam Teng Soan, kembali
menghilang ketempat gelap.
Kali ini Nie Suat Kiao sudah dapat melihat dengan tegas, meskipun tidak melihat mukanya, tetapi sudah dapat
dipastikan bukanlah Kun-liong Ong, juga bukan Siang-koan Kie. Jalannya lambat2, sudah tentu tidak tergesa2.
Ia semakin memikir semakin curiga, tetapi tidak
menemukan jawabannya. Munculnya bayangan orang itu mengganggu pikiran Nie
Suat Kiao. Setelah berpikir bolak-balik, akhirnya ia mengambil keputusan hendak menyelidiki sendiri. Ia berpaling dan menanya kepada Wan Hauw : "Apa kau sudah tidur?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wan Hauw mendadak membuka matanya, berkata sambil
tertawa : "Semangatku baik, sedikitpun tidak merasa
mengantuk." "Bicara sedikit perlahan."
"Tadi kau suruh aku tidur, maka aku terpaksa
memejamkan mata." "Didekat makam Teng sianseng, ada orang memeriksa,
aku akan pergi melihat, kau menunggu disini."
"Sebaiknya aku pergi bersamamu, seorang diri kau pergi menempuh bahaya, bagaimana aku tega?"
"Kau disini menjaga kalau ada musuh datang aku perlu
melihat, kalau aku menjumpai musuh, aku nanti panggil kau."
Wan Hauw terpaksa menurut. Dengan sangat hati2 Nie
Suat Kiao menghampiri makam, tetapi tak menemukan apa2.
Ia menengok ke arah gubuk, sinar pelita ternyata masih menyala.
Ia diam2 merasa heran, karena orang yang ditugaskan
menjaga makam itu, meskipun bukan terhitung orang kelas satu, tetapi kepandaiannya juga sudah cukup tinggi,
bagaimana tidak mengetahui ada orang mendekati makam.
Selagi hendak berjalan menuju ke gubuk, dari belakang makam Teng Soan mendadak muncul seseorang.
Nie Suat Kiao meskipun berani, tetapi tidak urung masih merasa jeri.
Orang itu mengenakan pakaian tukang batu, setelah
melongok kesana sini akhirnya menghilang lagi ke tempat gelap.
Dengan sangat hati2 ia menyenderkan dirinya di dinding tembok, memikirkan bayangan orang yang bisa keluar masuk dengan bebas, ditempat gelap itu tentunya ada pintu rahasia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dugaannya itu meskipun benar, tetapi kakinya merasa
berat, tidak bisa melangkah. Selagi merasa heran, tiba2
terdengar desiran angin, sesosok bayangan orang lompat ke atas tembok.
Nie Suat Kiao dapat lihat dengan tegas bahwa bayangan orang itu berjenggot panjang, mengenakan pakaian warna hijau. Itulah Kun-liong Ong, tidak bisa salah lagi !
Kun-liong Ong memandang ke gubuk sejenak mendadak
lompat melesat menyerbu ke gubuk.
Dari dalam gubuk terdengar suara orang menegur :
"Siapa?" Api lantas dipadamkan.
Kemudian disusul suara jeritan orang, lalu suara bentakan, setelah itu disusul lagi suara pecahnya jendela dan sesosok tubuh manusia terlempar keluar, ternyata dalam keadaan sudah menjadi mayat.
Kun-liong Ong keluar lagi dengan mengempit seseorang, berjalan kedepan makam.
Dengan sangat hati2 Nie Suat Kiao lari sembunyi ke dalam gubuk, dari lubang jendela ia menyaksikan perbuatan Kun-liong Ong.
Orang yang dibawa oleh Kun-liong Ong itu diletakkan di depan makam Teng Soan, lalu ditanyanya dengan nada suara dingin : "Kalau kau tidak ingin merasakan siksaan hebat, jawablah terus terang semua pertanyaanku."
Orang itu meskipun jalan darahnya sudah tertotok, tetapi ternyata masih keras kepala, ketika mendengar perkataan demikian, lantas membentak. "Anak buah golongan pengemis, tidak ada yang takut mati. Kalau kau hendak menyiksa, lakukanlah, tetapi kalau kau ingin aku menjawab
pertanyaanmu, jangan harap."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Soat Kiao terkejut menyaksikan sikap keras kepala orang itu, karena ia tahu benar kekejaman Kun-liong Ong, orang itu pasti disiksa hebat.
Dugaan Nie Soat Kiao benar, ketika menyaksikan orang
tawanannya itu membandel, Kun-liong Ong lalu menyiksa dengan caranya yang sangat kejam.
Orang itu merintih, sekujur badannya kejang dan
mengkerut, sebentar kemudian suara rintihan telah berubah menjadi suara jeritan yang mengerikan.
Nie Soat Kiao khawatirkan orang itu tidak tahan siksaan, hingga membuka rahasia ...
Kekhawatirannya lantas terbukti, orang yang tak tahan siksaan itu, akhirnya menyerah, minta dibebaskan dari siksaan dan bersedia memberikan keterangan.
Nie Soat Kiao sangat gelisah, tetapi kecuali menggempur Kun-liong Ong, sudah tidak ada jalan lain, untuk mencegah pengakuan orang itu. Orang itu setelah dibebaskan dari siksaan, terpaksa mengaku.
"Kita berdua hanya mendapat tugas untuk menjaga
kuburan, kecuali setiap bulan mengatur sembayangan dua kali, sudah tidak tahu apa2 lagi." demikian katanya.
"Sekalipun kau mengaku tahu keadaan dalam makam, aku
juga tidak percaya." berkata Kun-liong Ong sambil menganggukkan kepala.
"Kabarnya ketika makam ini selesai dibangun, ada duaratus tukang batu yang membuat kuburan ini, terkubur hidup2
dalam kuburan." Nie Soat Kiao sangat mendongkol mendengar pengakuan
orang itu, ia sesalkan mengapa anak buah golongan pengemis ada yang demikian pengecut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu sudah berkata lagi : "Kita berdua yang bertugas menjaga kuburan ini, setiap tengah malam melakukan
pemeriksaan, sering mendengar suara aneh dari dalam kamar
... " "Apakah itu ada suara orang2 dalam makam yang masih
belum mati?" tanya Kun-liong Ong.
"Itu aku tidak tahu, semula kita merasa takut hampir
setiap malam tidak dapat tidur, kita bergadang sambil minum arak ... "
"Aku tidak percaya adanya setan, aku sudah banyak
membunuh orang, belum pernah melihat setan, suara dari dalam kamar itu, pasti suaranya orang2 yang belum mati."
"Tetapi lama kelamaan, kita sudah biasa, hingga tidak heran lagi!"
"Aku tanya bagaimana caranya masuk kedalam makam,
kau tidak perlu bicara soal setan."
"Pada suatu hari, ketika aku meronda bersama kawanku
diwaktu siang hari, telah mendengar suara aneh dari dalam kuburan, seolah2 suara tangisan banyak orang. Dengan
senjata terhunus aku dan kawanku membuka pintu rahasia, ingin masuk ke dalam makam untuk memeriksa ... "
"Jadi, makam raksasa ini masih ada pintu rahasianya, lekas bawa aku pergi periksa ... "
"Lepaskan aku, nanti kubawa kau melihat pintu rahasia itu."
Kun-liong Ong benar saja lantas melepaskan tangannya.
Orang itu menunjuk kesuatu tempat yang agak gelap,
katanya : "Pintu rahasia itu ada disana, kau ikut dibelakangku, jangan sampai menginjak pesawat rahasia."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berkata demikian, orang itu berjalan menuju ke tempat gelap dan berdiri di atas tanah yang banyak
rumputnya. Kun-liong Ong juga tidak tahu bahwa keterangan orang itu benar atau bohong tetapi dalam keadaan demikian, ia
terpaksa menurut kehendaknya.
"Kau harus hati2, di tempat ini terdapat banyak pesawat rahasia yang di buat menurut rencana Teng sianseng."
berkata orang itu. Kun-liong Ong belum sempat mengikuti jejak orang itu, telah melihat orang itu mendadak lompat dan membenturkan kepalanya kebatu nisan kuburan Teng Soan.
Karena terjadinya kejadian itu di luar dugaannya sama sekali, Kun-liong Ong sudah tidak keburu mencegah.
Orang itu yang membenturkan kepalanya dengan batu,
telah binasa seketika itu juga.
Kun-liong Ong cuma bisa mengawasi dengan hati mendelu, sebentar kemudian, ia baru mengangkat kakinya menendang bangkai orang itu, tetapi hawa amarahnya agaknya masih belum reda, kembali ia menendang batu nisan diatas kuburan Teng Soan.
Tendangan yang sangat kuat itu telah membuat batu nisan tersebut berantakan, dari bekas tempat batu mengeluarkan air mancur.
Kun-liong Ong yang memang merasa takut terhadap Teng
Soan, ketika menyaksikan air mancur itu, sangat kaget, buru2
lompat mundur. Air mancur itu menyembur kira2 dalam waktu
sepeminuman air teh, baru berhenti.
Lama setelah berhentinya air mancur, Kun-liong Ong baru berani menghampiri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bekas batu nisan itu ternyata kosong, di dalamnya masih terdapat kolam air, dalam air terdapat tulisan empat huruf yang berbunyi : "Barang siapa yang mematahkan batu nisan ini akan mati."
Kun-liong Ong tertegun, hawa amarahnya timbul lagi,
kembali ia menendang dengan kakinya, bekas tempat batu itu menjadi berantakan. Diantara reruntuh batu tampak sebuah kotak yang terbuat dari batu giok. Ia menginjak kotak itu, sehingga hancur.
Sejilid kitab yang terbungkus kain sutra putih, tertampak dihadapan matanya.
Ia pungut bungkusan itu, di atas kain sutra terdapat tulisan
: "Kitab pusaka siau-yao, dihadiahkan kepada orang yang berjodoh."
Ia robek kain sutra, dan membuka kain lembaran kitab itu, seketika itu berdiri kesima.
Kiranya isi dalam kitab itu adalah hal2 yang telah
diketahuinya, hanya agak dalam sedikit, hal2 yang diuraikan dalam kitab itu, dahulu ia suka menggunakan waktu sangat lama baru dimengerti, tetapi dalam kitab itu ia dapatkan jawabannya.
Kitab itu terbagi menjadi empat bagian, bagian pertama adalah siasat, kedua siasat peperangan ke tiga ilmu silat dan keempat mengenai penggunaan racun.
Ia duduk di tanah membaca kitab itu, tetapi begitu sampai di bagian terpenting, telah terputus, bagian yang terpenting itu ternyata sudah dirobek oleh tangan orang.
Namun demikian, ia masih terus membaca selembar demi
selembar. Ketika membaca sampai di bagian terakhir, disitu terdapat tulisan yang berbunyi : "Sobekan2 kitab ini dan bagian lanjutan kitab siau-yao, kusimpan di bawah bantal jenazahku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun-liong Ong mendongakkan kepala, matanya
memandang rembulan, katanya kepada diri sendiri : "Ia telah menghadiahkan kitab ini kepada Teng Soan, sedangkan aku hanya mendapat pelajaran sedikit saja. Hm! Kalau aku
membunuh dia, sedikitpun tidak salah."
-odwo- Bab 118 NIE SUAT KIAO yang bersembunyi didalam gubuk, tahu
benar keadaan Kun-liong Ong, perkataan yang diucapkan olehnya, ditujukan kepada suhunya yang dibunuhnya sendiri.
Sebagai seorang cerdik, setelah membaca tulisan itu, Kun-liong Ong sudah tahu bahwa Teng soan sudah mengadakan persiapan, memancing dirinya masuk ke dalam makamnya.
Ia berjalan mundar mandir sambil menggendong tangan,
agaknya sedang memikirkan dengan cara bagaimana untuk mendapatkan sobekan kitab.
Pengikutnya Kun-liong Ong, hingga saat itu masih belum tertampak, hal ini menimbulkan pikiran baru bagi Nie Suat Kiao, apakah Kun-liong Ong tergesa-gesa hendak sampai lebih dulu, sehingga para pengikutnya tidak dapat mengikuti jejaknya"
Ia khawatir Kun-liong Ong akan berubah pikiran, tidak mau masuk ke dalam makam, kalau benar demikian, maka
usahanya hendak mengepung penjahat besar ini akan tersia2
saja. Tiba2 ia melihat Kun-liong Ong berlutut di hadapan makam, mulutnya kemak kemik, entah apa yang dikatakan.
Setelah itu, mendadak berdiri dan memutari makam,
kemudian balik ke tempatnya semula. Ia menarik napas
panjang, kemudian berkata : "Aih! Kalau saat ini ada satu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak buahku atau musuhku, aku bisa paksa padanya masuk kedalam makam, untuk membuka jalan, dengan demikian aku tidak perlu menempuh bahaya sendirian."
Nie Suat Kiao yang menyaksikan sikap Kun-liong Ong,
diam2 hatinya merasa lega, karena penjahat itu agaknya sudah mengambil keputusan hendak masuk ke dalam makam.
Tiba2 terdengar suara bentakan Kun-liong Ong : Siapa?"
Nie Suat Kiao terkejut, ia kira dirinya kepergok, maka diam2 menyiapkan tenaganya. Tetapi kemudian terdengar pula suara orang tertawa nyaring, yang disusul oleh kata2nya
: "Aku si orang tua adalah Pao Kie Hian, kau siapa?"
Nie Suat Kiao kembali tercengang, siapakah Pao Kie Hian itu" Mengapa tengah malam buta mendatangi kuburan Teng Soan"
Saat itu muncul seorang tua berjenggok panjang putih, tangannya membawa tongkat.
Melihat orang tua itu menghampiri, Kun-liong Ong lantas membentak : "Aku ada disini, tua bangka lekas berhenti."
Orang tua yang mengaku Pao Kie Hian itu mendadak
tertawa terbahak2. "Aku si orang tua sudah lama mendengar kebuasanmu, malam ini aku rasa beruntung dapat berjumpa denganmu."
"Tua bangka kau ngaco belo, apakah kau sudah bosan
hidup?" "Belum tentu, kalau kita bertanding, masih belum tahu siapa yang akan mati?"
Kun-liong Ong sangat marah, ia melompat menyerbu si
orang tua. "Bagus!" demikian orang tua itu berseru dan menyambuti serangannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika kekuatan kedua pihak saling beradu, Kun-liong Ong masih tetap berdiri di tempatnya. Sedangkan Pao Kie Hian sudah mundur dua langkah.
Tetapi orang tua itu sangat jujur ia belum mengakui
kekuatan Kun-liong Ong, sedikitpun tidak marah, sebaliknya malah tertawa terbahak2.
"Nama Kun-liong Ong, benar bukan nama kosong, malam
ini aku si tua bangka benar2 menghadapi musuh tangguh."
Kun-liong Ong sudah mengangkat tangannya hendak
menyerang orang tua, tetapi ketika mendengar perkataan itu, lantas mengurungkan maksudnya.
"Kau bukan tandinganku, aku juga tidak akan
membunuhmu." demikian katanya.
"Bagus, bagus! Kalau ingin berunding untuk bekerja sama denganku, itulah yang paling baik! Tetapi syarat utama untuk bekerja sama, kedua pihak harus adil."
"Siapa akan bicara soal bekerja sama denganmu" ....
tengah malam buta, apa perlunya kau datang kemari?"
"Dan kau sendiri, mengapa berada di sini?" Demikian Pao Kie Hian balas menanya sambil tertawa terbahak2.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan gayanya oran tua itu
mengurut jenggotnya, mendadak teringat dirinya seseorang
.... Sementara itu terdengar suaranya Kun-liong Ong, "Apa kau hendak mencuri kitab pusaka Teng Soan dalam makam ini?"
"Benar." "Tahukah kau ini tempat apa?"
"Aku si orang tua belum pernah berhubungan dengan
orang2 rimba persilatan, tidak perduli tempat apa, aku bisa saja sampai."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tahukah kau bahwa barang pusaka dalam makam, sudah
menjadi milikku." "Barang orang yang sudah mati, siapapun boleh
mengambil, sebelum berada ditangan, sudah tentu tidak boleh dikatakan menjadi milikmu."
"Kalau aku sekarang membunuh kau lebih dulu, bukankah kau tidak mendapatkan apa2, bahkan kehilangan jiwamu?"
"Itu masih belum temu."
"Tidak percaya kau boleh coba, tetapi seorang hanya
mempunyai selembar jiwa, ini bukan main2 lho!"
"Menurut akhli nujum, aku seharusnya bisa hidup sampai berumur delapanpuluh delapan tahun, sekarang baru
tujuhpuluh tahun, jadi aku masih bisa hidup delapanbelas tahun lagi. bagaimana bisa mati?"
"Kalau kau tidak ingin mati, masih ada lain cara."
"Kalau masih ada cara damai, itu paling baik, aku paling tidak suka main senjata segala."
Kata2 orang tua itu agak jenaka, hingga membingungkan Kun-liong Ong yang terkenal cerdik, setelah berpikir lama, akhirnya ia berkata :
"Satu2nya jalan damai, ialah kita harus membuang


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perasaan permusuhan, lain bekerja sama, masuk kedalam makam, mengambil barang peninggalan Teng Soan ..."
"Boleh, boleh, aku si orang tua paling suka bekerja sama dengan damai, tetapi kita juga perlu bicara dulu, kita harus jujur dan adil, kalau ada yang main gila, sebaiknya bekerja sendiri2."
"Aku bekerja sama dengan orang, selamanya belum
pernah berlaku adil."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagus! kalau begitu kau pasti membiarkan orang lain
bekerja lebih dulu?"
"Kalau bukan karena sekarang ini aku membutuhkan
tenaga, dengan ucapanmu ini, sudah pasti aku bunuh."
"Karena sekarang ini kau membutuhkan orang, maka
bicaramu harus merendah sedikit."
"Terhadap kau aku sudah cukup merendah."
"Ceritakan dulu, bagaimana caramu itu?"
"Semua harta benda yang berupa uang dan emas intan,
semua akan menjadi milikmu, yang lainnya adalah milikku."
"Cara ini cukup adil, baiklah aku terima."
Kun-liong Ong tidak menduga bahwa usulnya itu diterima dengan mudah, tetapi sebagai orang yang banyak curiga, ia masih belum hilang rasa curiganya, katanya dengan nada dingin : "Dengan susah payah kau datang kemari, apakah hanya untuk mendapatkan harta benda dari dalam makam itu saja?"
"Bukan begitu, kalau aku hanya tamak harta benda, juga tidak perlu susah2 datang kemari, cari saja ke rumahnya seorang kaya, curi uangnya, bukankah lebih mudah?"
"Kalau begitu mengapa kau terima baik usulku?"
"Sudah lama aku dengar kepintaran Teng Soan, dalam
makamnya ini pasti ada barang peninggalannya, maka aku ingin mencuri barang peninggalannya itu."
"Kalau begitu kau tadi menipu aku?"
"Juga bukan, sebelum mengambil barang peninggalan
Teng Soan aku bekerja sama denganmu secara jujur, tetapi setelah mengambil barangnya, lain lagi."
Kun-liong Ong berpikir sejenak, kemudian berkata :
"Baiklah! Kita tetapkan seperti tadi, setelah kita mengambil Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
barang peninggalan Teng Soan, aku ijinkan kau merebut dari tanganku, tetapi sebelum berhasil mendapatkan barang itu, untuk sementara kau harus dengar perintahku."
"Sudah tentu." Kun-liong Ong diam2 berpikir : "orang ini bicaranya seperti orang gila, tapi karena saat ini aku sedang membutuhkan tenaga untuk sementara kubiarkan saja, nanti setelah
dapatkan barangnya baru kubunuh ... "
"Sekarang kau cari dulu pintu masuknya." demikian ia memberikan perintahnya.
Kun-liong Ong sebetulnya hendak menyulitkan orang tua itu, tak disangkanya bahwa orang tua itu menerima perintah dengan senang hati, bahkan segera dijalankannya.
Pao Kie Hian memutari makam, sebentar kemudian
menghilang di tempat gelap, lama tidak muncul lagi, hingga menimbulkan kecurigaannya. Tiba2 terdengar suara Pao Kie Hian : "Pintu ada disini, lekas kemari."
Kun-liong Ong diam2 merasa heran, dengan tindakkan
lebar ia menghampiri, benar saja orang tua itu sudah berada di depan pintu yang sudah terbuka.
Dalam pintu itu gelap gulita, tidak kelihatan apa-apa.
"Harap kau jalan dulu." berkata Kun-liong Ong.
"Aku sendiri juga belum pernah masuk, kalau salah jalan, harap supaya dimaafkan."
Demikianlah dua orang itu masuk ke dalam lobang yang
gelap gulita, pintu besi yang terbuka lebar, pelahan2 menutup kembali.
Nie Suat Kiao pelahan2 keluar dari tempat sembunyinya, berjalan mengitari kuburan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia mencari sangat hati2, tetapi tidak menemukan dimana letaknya pintu itu tadi. Kecuali batu nisan yang sudah hancur, yang lainnya semua masih utuh.
Di atas tembok tiba2 muncul satu bayangan orang, lompat masuk ke pekuburan.
Desiran angin mengejutkan Nie Suat Kiao, karena sudah tidak keburu menyingkir, terpaksa diam saja dan memandang orang itu.
Orang itu tiba2 memberi hormat kepadanya dan berkata :
"Nona Nie, kau ternyata cepat sekali."
Nie Suat Kiao kini baru dapat tahu bahwa orang itu adalah Touw Thian Gouw.
"Kedatangan kalian juga cukup cepat." Jawabnya sambil bersenyum.
"Kita memotong jalan, terus berjalan siang hari malam."
"Di mana Siang-koan Kie?"
"Dengan seorang diri ia datang kemari dengan jalan
menyaru, apa nona tidak lihat?"
"Dia pandai benar menyaru, hampir aku tidak mengenali ...
" "Entah ke mana dia sekarang?"
"Dia sudah masuk ke dalam makan bersama Kun-liong
Ong." "Dia pergi seorang diri?"
"Ya, tetapi ia kenal baik keadaan dalam makam dan segala pesawat rahasianya, sekalipun kepandaian Kun-liong Ong lebih tinggi dari padanya, juga belum tentu dapat mengalahkan dia.
Yang kita takuti ialah apabila Kun-liong Ong dapat mengenali dan diam2 turun tangan kejam ... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kun-liong Ong melakukan perjalanan siang hari malam, tetapi pengikutnya satu pun tidak tertampak, mungkin
tertinggal jauh. Inilah merupakan kesempatan, yang paling baik, kalau hari ini tidak dapat menangkap dia, di kemudian hari barangkali sudah tidak ada kegempalan lagi. Aku bersedia mengikuti nona masuk ke dalam makam, kesatu untuk
membantu saudara Siang-koan Kie, kedua kita akan
menggunakan kesempatan ini menangkap Kun-liong Ong,
bagaimana pikiran nona?"
"Teng sianseng seorang pintar luar biasa, pesawat dalam makam ini, tentunya sudah diatur sangat rapi, kalau kita masuk kedalam, bukan saja tidak ada gunanya, bahkan
membuat Kun lion Ong semakin curiga. Ini berarti lebih menyusahkan Siang-koan Kie."
"Menurut pikiran nona?"
"Menurut pikiranku, pertama kita harus berusaha
memutuskan jalan mundur Kun-liong Ong. kemudian memilih jalan yang pasti dilalui olehnya, kita sembunyikan orang2 kita, lalu dikeroyoknya supaya ia tidak dapat melawan."
"Meskipun itu benar, tetapi kita juga memperhatikan
keselamatan saudara Siang-koan."
"Tidak apa, kukira ia dapat melindungi dirinya sendiri."
Mulut Touw Thian Gouw bungkam, tetapi dalam hatinya
memikirkan bagaimana supaya bisa masuk kedalam makam.
Tiba2 terdengar suara Wan Hauw : "Lekas sembunyi, ada orang datang."
"Touw tayhiap, mari ikut aku." berkata Nie Suat Kiao pelahan, lantas mas ke dalam gubuk.
Baru saja mereka sembunyikan diri, orang yang datang itu sudah melompati pagar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang itu ternyata seorang tua berjenggot putih panjang, belakangnya menyoren sebilah pedang, ia adalah paman
perguruannya Kun-liong Ong.
Orang tua itu memandang keadaan disekitarnya sejenak, matanya ditujukan ke arah gubuk, tiba2 berkata sambil tertawa dingin, "Aku ini orang apa, bagaimana bisa
dikelabuhi" Lekas keluar."
Ia angkat tangan kanannya, beberapa puluh orang baju
hitam, lompat masuk melalui tembok dinding.
Touw Thian Gouw sudah hampir tidak tahan, ia membuka
pecutnya, hendak lompat keluar, Nie Suat Kiao buru2
mencegahnya dan berkata : "Touw tayhiap jangan gegabah."
Orang tua itu memerintankan orang2nya supaya
mengadakan penggeledahan ke rumah gubuk.
Empat atau lima orang baju hitam, lantas bergerak menuju ke gubuk itu.
Nie Suat Kiao berpikir, dari pada ke pergok, lebih baik unjukan diri.
Ia lalu ajak Touw Thian Gouw keluar.
Ketika orang2 baju hitam itu mendekati gubuk, Nie Suat Kiao telah muncul secara mendadak, hingga orang2 itu
merandek. Nie Suat Kiao menghampiri orang tua itu dan berkata
sambil memberi hormat : "Thay susiok baik."
"Hanya kau seorang diri disini?" tanya orang tua itu dingin.
"Dengan beberapa kawan."
"Di mana Ong-yamu?"
"Tadi ada disini, tetapi sekarang dia sudah bukan ayahku lagi, hubungan kita sudah lama putus, sekarang kita berdiri sebagai musuh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Orang tua itu tertawa dingin : "Sekarang dia ada di mana?"
"Masuk kemakam Teng sianseng."
"Masuk dari pintu mana."
"Dalam makam terdapat banyak pesawat rahasia, Kunliong Ong mudah masuk tetapi tidak mudah keluar."
Orang tua itu tiba2 memerintahkan orang2nya supaya
menangkap Nie Suat Kiao. Dua orang berbaju hitam lantas bergerak menyerbu Nie
Suat Kiao. Nie Suat Kiao mundur dua langkah, tangannya menggapai, dari lubang jendela lompat keluar Touw Thian Gouw, dengan senjata pecutnya menyambar seorang diantaranya.
Nie Soat Kiao berkata kepada orang tua itu, "Locianpwee sebaiknya berlaku sedikit manis ... "
"Budak hina, kau berani tidak pandang mata aku" Malam ini kalau kutangkap hidup2 ... "
"Tempat ini tempat apa" Waktu ini waktu apa" Apakah kau kira kau bisa berlaku gagah2an" Mengingat sudah lama kita kenal, sedangkan kau juga tidak terlalu banyak melakukan kejahatan, kuberikan kau satu jalan hidup, lekas pergi!"
Orang tua itu yang tadi berlaku demikian galak setelah didamprat oleh Nie Suat Kiao, mendadak menjadi tenang, matanya mencari2 kemudian menanya : "Apakah Auw-yang
Thong juga berada disini?"
Nie Suat Kiao tahu benar orang itu sangat licin, maka lalu menjawab : "Apa salahnya kuberitahukan padamu" Auw-yang pangcu tidak ada disini."
Orang tua itu menganggukkan kepala, mulutnya berkata :
"Auw-yang Thong tidak ada disini, kau juga berani berlaku demikian kurang ajar terhadap aku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam golongan pengemis terdapat banyak orang
berkepandaian tinggi, Auw-yang Thong meskipun merupakan pemimpin, tetapi kalau ditilik dari kepandaiannya, dalam golongan pengemis belum terhitung paling kuat."
Orang tua itu tertawa terbahak2, "Kalau demikian halnya selama empat minggu ini kau sudah menyembunyikan banyak orang kuat disini?"
"Kalau kau tidak percaya, boleh coba saja."
Pada saat itu, tiba2 terdengar suara gemuruk, kuburan Teng Soan mendadak menggetar.
Nie Suat Kiao diam2 merasa cemas, ia kawatirkan nasib Siang-koan Kie yang menyaru menjadi Pao Kie Hian akan bersama Kun-liong Ong terpendam dalam kuburan Teng Soan.
Namun demikian mulutnya masih berkata : "Kun-liong Ong sudah menyentuh pesawat rahasia dalam kuburan, barangkali akan terkubur hidup2."
Orang tua itu melengak, "kalau Teng Soan ada mempunyai maksud demikian, Kun-liong Ong memang sulit akan terhindar dari bencana."
"Kalau benar Kun-liong Ong terkubur hidup-hidup, bagi locianpwee, ini merupakan ketika yang paling baik ... "
"Apa artinya perkataanmu ini?"
"Meskipun kau ada susioknya Kun-liong Ong, tetapi aku tahu di dalam tubuhmu ia juga sudah menusukkan jarum
beracun secara diam2, hingga sudah terkendalikan olehnya, maka itu, meskipun kau masih pernah menjadi pamannya, tetapi mau tidak mau harus tunduk di bawah perintahnya."
"Apa kau berani pastikan bahwa Kun-liong Ong binasa di dalam kuburan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ia binasa di dalam kuburan atau tidak, aku tidak berani memastikan, tetapi di masa hidupnya Teng sianseng pernah berkata suruh dia mati dalam kuburannya ... "
"Tak usah kau katakan lagi, kalau benar Teng Soan ada berkata demikian, Kun-liong Ong sudah pasti mati."
Nie Suat Kiao diam berpikir : "Teng Soan benar2 hebat, orang yang tahu benar kepandaiannya, semakin percaya
kepada dirinya." "Kau bisa tahu kalau tubuhku dimasuki jarum beracun oleh Kun-liong Ong, tetapi barangkali tidak tahu kalau aku juga pandai menyembuhkan."
Menampak sikap orang tua itu yang sangat gembira, dalam hatinya lantas timbul curiga, katanya lambat2 : "Mengeluarkan sendiri jarum beracun dari dalam tubuh, apa herannya" Aku lebih dulu sudah melakukannya."
"Kau adalah seorang yang kecerdikannya hanya di bawah Teng Soan, yang selama ini aku pernah lihat. Sayang kau adalah seorang perempuan, mudah terjirat oleh asmara, tidak bisa melakukan pekerjaan besar."
Nie Soat Kiao mengerti bahwa orang itu sudah timbul
hasrat, setelah Kun-liong Oug mati, ia akan meneruskan usahanya. Kalau begitu, ia juga akan merupakan satu bahaya, maka harus berusaha untuk menyingkirkan lebih dulu.
Orang tua itu berkata pula : "Kun-liong Ong terlalu kejam melakukan orang bawahannya, meskipun mempunyai
kepandaian, sekalipun tidak mati dalam kuburan, juga tidak menjagoi rimba persilatan ... "
"Meskipun Kun-liong Ong kurang bijaksana terhadap
bawahannya, tetapi ketangkasannya, kekejamannya, jarang ada yang menyamai selama beberapa ratus tahun ini."
"Walaupun demikian, tetapi faktor utama untuk mendapat succes, adalah mempunyai kebijaksanaan terhadap
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bawahannya. Coba lihat, Kun-liong Ong meski berhasil
mengumpulkan banyak orang kuat dari rimba persilatan, banyak orang pintar yang dapat digunakan tetapi orang itu setelah berada di dalam tangannya, kalau tidak diberi makan obat yang melupakan dirinya, ialah dimasuki jarum beracun dalam tubuhnya, dipaksa supaya menurut segala permtahnya.
Dalam keadaan demikian, bagaimana orang2 itu bisa
mengeluarkan kepandaiannya, untuk mengabdi kepada
dirinya. Bukankah ini seperti orang mimpi di waktu tengah hari?"
"Kalau begitu, kau sendiri juga menipu Kun-liong Ong'?"
"Sudah tentu, burung sudah habis, senjata harus disimpan, kalau aku membantu ia lebih cepat mewujudkan cita2 untuk menguasai dunia, barangkali aku juga lekas tamat riwayat hidupku."
"Kalau aku mengadukan ke teranganmu ini kepada Kunliong Ong ... " "Tidak apa, kau dengannya sudah menjadi musuh,
bagaimana ia mau percaya perkataanmu" Lagi pula, kalau Teng Soan benar2 kandung hendak bermaksud membunuh
dia, sekarang ia sudah tak bisa keluar lagi ... "
Orang tua itu dengan terus terang mengutarakan
maksudnya : "Sekarang kita sesungguhnya mendapat
kesempatan baik untuk menguasai rimba persilatan, asal kau suka bekerja sama denganku, dalam waktu tiga hari tiga malam, aku tanggung seluruh rimba persilatan akan terjadi perubahan besar."
"Aku ingin mendengar rencanamu."
"Ini adalah suatu rencana besar, sebelum kau menerima baik usulku, sudah tentu aku tidak dapat memberi
keterangan." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksudmu, apakah hendak menyaru menjadi Kun-liong
Ong, lalu mengeluarkan perintah atas namanya membasmi semua orang2 Kang-ouw, supaya kau bisa menjagoi?"
"Ini hanya salah satu diantaranya saja, aku hendak
membuat rencana, untuk, memaksa orang2 golongan
pengemis, juga mau dengar perintahku."
"Kepandaian dan kecerdikan, tokh tidak di bawahmu,
tetapi golongan pengemis masih sanggup mengadakan
perlawanan sampai beberapa puluh tahun apa kau yakin
mendapat menangkan Kun-liong Ong?"
"Kun-liong Ong tindakannya itu terlalu sangat kejam,
sekalipun dapat menarik orang banyak, tetapi ia tidak dapat menggunakan kepandaiannya, tetapi tidak demikian dengan aku, aku hendak berusaha supaya mereka suka membantu
usahaku dengan hati senang."
"Orang2 itu semua sudah makan obat melupakan diri Kun-liong Ong, bagaimana kau sanggup membuat mereka pulih kembali ingatannya?"
"Tentang ini tidak perlu kau pikirkan ... "
Pada waktu itu, mendadak terdengar suara jeritan ngeri, dua orang berpakaian hitam yang bertempur dengan Touw Thian Gouw, tiba2 mundur terhuyung2, kemudian jatuh rubuh di tanah dan binasa seketika itu juga.
Nie Soat Kiao yang menyaksikan kepandaian Touw Thian
Gouw, dalam waktu segebrakan berhasil membunuh dua
lawannya, diam2 mengagumi kepandaiannya. Juga
memperkuat keyakinannya untuk merebut kemenangan.
Tiba2 ia mengaung panjang.
Orang tua itu tertawa dingin dan menegur padanya : "Kau berbuat apa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku memerintahkan orang2 yang tersembunyi di sekitar tempat ini, supaya siap, jangan melepaskan kau."
"Sebelum tiba disini, aku sudah mengadakan pemeriksaan, kalau benar ada orang sembunyi, tidak mungkin bisa lolos dari mataku."
"Apa kau tidak percaya?"
"Betul." "Sekarang aku unjukan buktinya."
Sehabis berkata demikian, Nie Suat Kiao menggapai ke
arah pohon. Bagaikan burung garuda raksasa, Wan Hauw melayang
turun dari atas pohon. "Lekas tangkap orang ini." demikian Nie Suat Kiao memberi perintah.
"Wan Hauw menerima baik perintah itu dengan cepat
menyerbu si orang tua."
-odwo- Bab 120 DUA orang yang melindungi orang tua itu, merintangi Wan Hauw dengan menggunakan goloknya, tetapi disampok oleh tangan Wan Hauw yang kuat, dua orang itu lantas terpental jatuh.
Touw Thian Gouw juga bergerak, dengan pecutnya ia
menotok orang tua itu. Seorang baju hitam, dengan goloknya menangkis pecut
Touw Thian Gouw. Nie Suat Kiao menghunus pedangnya, berkata kepada
orang tua itu : "Pikiranmu meskipun tidak salah, tetapi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
barangkali sudah tidak ada kesempatan untuk melaksanakan cita2mu."
Pedangnya segera bergerak menikam seorang berbaju
hitam yang melindungi si orang tua.
Orang tua itu menggunakan pedangnya untuk melindungi
dadanya, memerintahkan orang2nya supaya membagi tiga
kelompok, sedangkan tangan kirinya mengeluarkan
selumpritan dan ditiupnya.
Nie Suat Kiao yang berhasil melukai seorang baju hitam, menyerukan kepada Touw Thian Gouw dan Wan Hauw supaya menghabiskan lawan2nya, sebelum bala bantuan tiba. Wan Hauw lantas mengamuk, dalam waktu sekejapan sudah
merubuhkan dua orang. Orang2 yang melindungi orang tua itu, sebagian besar
sudah terluka atau binasa, sisanya masih harus bertarung menghadapi Nie Suat Kiao, Wan Hauw dan Touw Thian Gouw.
Namun demikian, orang tua itu masih tidak mau turun tangan, ia masih berdiri sebagai penonton dengan sikap tenang.
Pada saat itu, raja muda barat Touw Bouw, mendadak
muncul di depan si orang tua.
Nie Suat Kiao tahu bahwa orang she Touw itu sangat
kejam, diantara empat raja, terhitung yang paling kuat, maka suruh Touw Thian Gouw melayani musuh yang agak jauh,
sedang yang dekat akan dilayani sendiri dengan Wan Hauw.
Tidak lama kemudian, dari pihak musuh datang lagi
seorang yang kepalanya botak, matanya tinggal satu.
Di belakang orang kepala botak itu, ada tigapuluh lebih orang2 berpakaian hitam.
Rombongan orang2 itu begitu tiba, lantas mengambil sikap mengurung kepada Nie Suat Kiao bertiga.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao lantas menegur : "Apakah Touw hauw-ya
ingin mendapat kemenangan dengan mengandalkan jumlah
orangmu yang banyak ini?"
"Aku dengar kabar bahwa toa kongcu telah berkhianat
terhadap Kun-liong Ong, selama itu aku masih belum mau percaya, tetapi hari ini setelah mengetahui sendiri, baru percaya omongan itu," berkata Touw Bouw.
"Toa kongcu sudah lama dibunuh mati oleh Kun-liong Ong dengan menggunakan jarum beracun, Nie Suat Kiao yang
sekarang berada disini sudah putus semua hubungannya
dengan Kun-liong Ong."
"Hari ini kalau aku bisa menangkap kau hidup2, pasti akan mendapat anugerah Ong-ya."
"Cita2mu ini barangkali tidak mudah tercapai, sebaliknya malah akan kehilangan jiwamu."
"Aku dengar kabar bahwa raja2 muda timur, selatan dan utara, semua sudah terpukul hancur oleh golongan pengemis, tetapi aku masih tidak percaya ... "
"Kenyataan memang demikian, kau tidak percaya juga
harus percaya."

Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Touw Bouw memandang ke sekitarnya, tidak terdapat
tanda2 ada orang tersembunyi, maka lalu berkata sambil tertawa dingin : "Apakah toa kongcu yakin, mampu
menandingi aku." "Kepandaian tidak ada batasnya, Touw hauw-ya apa juga sudah percaya benar ketinggian kepandaianmu sendiri?"
Nie Suat Kiao berani menantang Touw hauw-ya, karena ia yakin bahwa Auw-yang Thong tidak lama lagi pasti akan tiba.
Sedapat mungkin ia berusaha untuk memperlambat waktu, supaya bala bantuan Auw-yang Thong keburu sampai.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Bouw berkata dengan nada suara dingin : "Baik. Kau yakin sanggup melawan aku, coba saja."
Mendadak ia maju dan melancarkan satu serangan.
Wan Hauw tiba2 lompat maju merintangi di depan Nie Suat Kiao, dengan tangan kanan ia menyambut serangan Touw
Bouw. Raja muda dari barat itu sesungguhnya tidak menduga
bahwa pemuda yang rupanya setengah monyet itu
mempunyai kekuatan tenaga demikian hebat, kesudahannya mengadu kekuatan tenaga itu, telah membuat dirinya mundur selangkah.
Nie Suat Kiao khawatir Touw Bouw menjadi kalap, dan
mengadakan pengeroyokan dengan orang2nya yang
berjumlah banyak, maka buru-buru berseru : "Lekas mundur, aku hendak turun tangan sendiri."
Wan Hauw yang selalu mendengar kata Nie Suat Kiao, tidak berani membantah, dengan cepat ia undurkan diri.
Tidak menantikan Touw Bouw membuka mulut, Nie Suat
Kiao sudah berkata lebih dulu : "Touw hauw-ya kita coba bertanding dalam seratus jurus, lihat siapa yang lebih unggul."
Touw Bouw juga tidak banyak bicara, ia maju dan
menyerang. Nie Suat Kiao menggunakan tangan kiri menangkis
serangan Touw Bouw, pedang di tangan kanannya dimasukan kembali ke dalam sarungnya, lalu berkata sambil tertawa :
"Hauw-ya merendahkan diri, tidak mau menggunakan senjata, aku juga akan melayani dengan tangan kosong."
"Toa kongcu, kau terlalu percaya kepada kepandaianmu
sendiri." Setelah berkata demikian, ia melancarkan serangan
beruntun dengan dua tangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao menutup rapat dirinya, tetapi tidak banyak balas menyerang. Tiga kali Touw Bouw menyerang, ia baru membalas satu kali.
Dalam babak permulaan itu, Nie Suat Kiao berada di bawah angin, di luar dugaan, setelah bertempur beberapa puluh jurus, Touw Bouw masih belum bisa menguasai keadaan.
Sebagai seorang yang sudah banyak pengalaman, ia tahu bahwa Nie Suat Kiao sengaja menyimpan tenaga, untuk
melakukan serangan pembalasan.
Sementara itu, Nie Suat Kiao juga merasakan tekanan berat dari Touw Bouw, kalau tidak berusaha melakukan serangan pembalasan, barangkali susah bertahan lebih lama. Terpaksa ia mengerahkan seluruh tenaganya, melakukan serangan
pembalasan. Orang tua jenggot putih, masih tetap berdiri sebagai
penonton, tetapi matanya saban2 ditujukan ke arah kuburan, agaknya tidak menghiraukan jalannya pertempuran.
Mendadak terdengar suara gemuruh, kuburan yang
menonjol tinggi dari permukaan tanah itu, telah roboh, suara bagaikan geludug, terus menderu dari dalam tanah.
Nie Soat Kiao juga merasakan getaran tanah, seluruh
tempat itu agaknya sudah tergoncang, bagaikan ada tanah gugur.
Touw Bouw menarik kembali serangannya dan bertanya :
"Apa sebetulnya yang telah terjadi?"
Orang tua jenggot putih yang sedang meningkatkan
perhatiannya kepada kuburan itu, seolah2 tidak mendengar pertanyaan Touw Bouw.
Nie Soat Kiao meski tidak membuka mulut, tetapi ia diam2
mengkhawatirkan diri Siang-koan Kie yang berada di dalam kuburan bersama Kun-liom Ong.
Suara gemuruh itu pelahan2 telah sirap.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw Bauw menghentikan serangannya, matanya
mengawasi kuburan tersebut.
Nie Soat Kiao yang memang sengaja hendak mengulur
waktu, sudah tentu lebih suka diam.
Orang tua jenggot putih itu tiba2 berseru : "Oh, kiranya begitu," dan dengan tiba2 pula lari memutari tanah kuburan, kemudian menghilang.
Touw Boaw merasa heran, ia menanya kepada Nie Soat
kiao : "Kemana ia pergi?"
"Ia penasaran kalau Kun-liong Ong mengangkangi sendiri benda peninggalan Teng Soan, maka ia masuk ke dalam
kuburan." jawab Nie Soat Kiao.
"Dalam kuburan Teng Soan, sebetulnya ada barang apa?"
"Barang pusaka yang tidak ternilai harganya, kepandaian ilmu silat, siasat peperangan, ilmu menggunakan racun dan lain2."
Touw Bouw tertawa terbahak2, "Benar2 sangat menarik,
kalau aku dapat menangkap kau hidup2, tentu dapat
membawaku ke dalam kuburan itu."
Dengan kecepatan bagaikan kilat tangannya bergerak
menyambar tubuh Nie Soat Kiao.
Dua orang itu kembali melakukan pertempuran sengit.
Wan Hauw yang menyaksikan Nie Soat Kiao dalam keadaan bahaya, hatinya tidak tenang, ia bertanya kepada Touw Thian Gouw. "Bolehkah aku membantu nona Nie?"
Touw Thian Gouw yang mengerti Nie Soat Kio sengaja
mengulur waktu, tetapi tak dapat menjelaskan kepada Wan Hauw, terpaksa menggelengkan kepala dan menjawab :
"Tidak boleh." "Kenapa." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona Nie tidak ada tanda2 akan kalah, kalau kau
menggantikan dia, bukankah akan dianggap bahwa ia tak sanggup melawan musuhnya?"
Alasan itu meskipun kurang kuat, tetapi Wan Hauw yang tidak bisa banyak berpikir, menganggapnya benar saja.
Sementara itu, Touw Bouw yang tidak berhasil menangkap lawannya, dalam hati juga merasa cemas. Diam2 ia
mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya, tangan kanannya mendadak berubah merah, dengan mata bengis berkata :
"Apakah kau berani menyambut seranganku tangan pasir
berbisa?" Nie Soat Kiao tahu bahwa tangan pasir berbisa orang she Touw itu sangat ganas, mana demikian bodoh mau
menyambut" Dengan cepat ia lompat mundur dan berkata
sambil tertawa. "Sudah lama aku dengar ilmumu tangan pasir berbisa yang sangat ganas, tak disangka hari ini setelah aku melihatnya sendiri, ternyata hanya begitu saja."
Touw Bouw penasaran, tetapi sebelum bertindak tiba2
terdengar suara nyaring : "Saudara Touw, kau jangan tertipu oleh budak hina yang sangat licik ini ... "
Suara itu dibarengi oleh munculnya seorang pemuda
berpakaian panjang. Nie Soat Kiao setelah melihat orang itu, ternyata adalah raja muda selatan Ang Tauw.
"Saudara Ang, harap kau menghadapi dua orang itu,
biarlah budak ini aku sendiri yang menghadapi."
Wan Hauw yang tangannya sudah gatal, tanpa menunggu
lawannya bergerak, sudah diserbu lebih dulu.
Touw Thian Gouw juga bergerak hendak membantu Nie
Soat Kiao, ia berseru : "Nona Nie, pada waktu dan tempat seperti ini, kita tidak boleh memaksakan diri, sebaliknya mundur dulu ... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau ia tidak memberi peringatan itu, mungkin Touw Bouw tidak mengerti maksud Nie Soat Kiao yang hendak mengulur waktu, tetapi dengan suruhan Touw Thian Gouw ini,
sebaliknya telah menyadarkan Touw Bouw, sembari
bertempur, tangannya menggapai, hingga dalam waktu
sekejap, orang2nya sudah mengurung rapat Nie Soat Kiao.
Ang Tauw yang diserang oleh Wan Hauw, melakukan
perlawanan dengan menggunakan senjata kipas dan belati.
Yang terberat adalah Touw Thian Gouw, ia harus
mengeluarkan seluruh tenaga dan kepandaiannya, untuk
menghadapi musuh2nya yang menyerang dari berbagai
penjuru. Karena jumlah musuh lebih banyak, orang2 pihak Nie Soat Kiao pelahan2 mulai terjepit.
Touw Thian Gouw yang menghadapi musuh dari berbagai
penjuru, yang terluka lebih dulu, namun demikian, ia masih melawan terus tidak mau menyerah.
Kemudian disusul oleh Nie Soat Kiao, ia terkena pukulan Touw Bouw, dengan keadaan sempoyongan, ia terjatuh
sejauh tiga kaki. Tetapi dengan cepat ia lompat bangun, kembali melakukan perlawanan.
Wan Hauw yang menyaksikan Nie Soat Kiao terluka,
matanya merah membara, serangannya semakin ganas,
hingga Ang Tauw terpaksa melawan sembari mundur.
Sayang kegagahan Wan Hauw seorang, sudah tidak
sanggup memperbaiki keadaan, Nie Soat Kiao dan Touw Thian Gouw sudah mula keteter, tidak sanggup memberi perlawanan lagi.
Dalam keadaan sangat kritis, tiba terdengar suara orang tertawa dan kemudian suara kata2nya : "Nona Nie, tidak usah Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
takut, bala bantuan golongan pengemis sudah tiba
seluruhnya." Suara itu adalah suaranya ketua golongan pengemis Auwyang Thong.
Belum lagi habis kata2nya, sesosok bayangan orang
bagaikan burung garuda menyambar mangsanya, menyambuti serangan tangan berbisa Touw Bouw.
Touw Bouw terkejut ketika mengetahui bahwa orang yang menyambuti serangannya ternyata bukan Nie Soat Kiao,
melainkan seorang tua berambut putih, berpakaian panjang warna hijau.
Ia lebih terkejut lagi, karena orang tua itu setelah
menyambuti serangannya seolah2 tak terjadi apa2. Dalam kagetnya, ia lalu menegur : "Kau siapa?"
"Lam-ong Kiam Su Im, ingin mencoba tanganmu, pasir
berbisa." jawabnya dingin.
Kemudian dengan sikapnya yang memandang rendah
kepada musuhnya, balas menyerang dengan hebat, semua
serangannya, ditujukan ke tempat yang berbahaya.
Sementara itu terdengar pula suara Auw-yang Thong :
"Pertempuran hari ini, menyangkut nasib seluruh rimba persilatan, saudara jangan ragu2 turun tangan."
Setelah perintah itu keluar, musuh yang mengepung Touw Thian Gouw, satu persatu roboh, bagaikan daun tertiup angin, sebentar saja, sudah hampir separuh lebih yang binasa.
Touw Thian Gouw yang sudah mata gelap, pecutnya
hampir saja menghajar Tiat-bok taysu, hingga paderi tua itu terpaksa menangkis serangannya seraya berkata : "Touwsicu, beristirahatlah dulu, musuh2 disini biarlah lolap bersama In chungcu yang membereskan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kiranya orang yang membantu Touw Thian Gouw
membinasakan banyak musuh tadi adalah Tiat-bok taysu dan In Kiu Liong.
Touw Thian Gouw setelah mendengar perkataan demikian, lalu undurkan diri.
Dalam waktu sangat singkat sekali, musuh2 yang
mengepung Touw Thian Gouw tadi, sudah disapu bersih oleh In Kiu Liong dan Tiat-bok taysu.
Dalam medan pertempuran kini tinggal dua rombongan,
ialah Kiang Su Im yang bertempur dengan Touw Bouw dan Wan Hauw yang menghadapi Ang Tauw.
Auw-yang Thong yang saat itu sudah tiba dimedan
pertempuran, segera menghampiri Nie Suat Kiao dan
menanyakan Kun-liong Ong.
"Kun-liong Ong sudah masuk ke dalam kuburan Teng
sianseng." demikian Nie Suat Kiao menjawab.
"Dan Siang-koan Kie?" tanya pula Auw-yang Thong
terkejut. "Dua orang sama2 masuk ke dalam kuburan, bahkan sudah menggerakkan pesawat rahasia, hanya, aku tidak tahu
pesawat itu sengaja digerakkan ataukah mereka menyentuh."
"Apa ada orang yang menyertai Kun-liong Ong?"
"Tidak ada, mungkin ia tidak ingin ada orang yang
mengetahui bahwa kepandaian Teng sianseng jauh lebih
tinggi dari padanya, mungkin juga takut ada orang yang ingin mendapatkan barang peninggalan Teng sianseng. Tetapi, setelah Kun-liong Ong dan Siang-koan Kie masuk ke dalam, ada seorang lagi yang menyusul masuk."
"Siapa?"' "Susioknya Kun-liong Ong, yang dengan sukanya sendiri, mau mengabdi Kepada Kun-liong Ong."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kemenangan pihak kita sudah hampir menjadi kenyataan, kalau dua raja muda ini nanti juga sudah binasa, hanya tinggal Kun-liong Ong seorang diri, tidak peduli betapapun tinggi kepandaiannya, juga tidak sanggup menembus kepungan kita
... " "Kita hanya khawatirkan mereka dapat mengambil barang peninggalan Teng sianseng."
"Kepandian Kun-liong Ong bagaimana mampu menandingi
kepandaian Teng sianseng. Bagaimanapun ia berusaha, tidak mungkin dapat mengambil barang Teng sianseng. Nona
sekarang boleh beristirahat dulu, nanti mungkin masih perlu menghadapi Kun-liong Ong, biar bagiamana kali ini kita tidak boleh membiarkan Kun-lioug Ong lolos lagi."
Selagi Nie Suat Kiao hendak pergi beristirahat, tiba2
terdengar suara saling bentak, Kiang Su Im mundur
terhuyung2, sedangkan Touw Bouw menekap perut dengan
kedua tangannya, matanya beringas ia berdiri tanpa bergerak.
Sebentar kemudian mulutnya menyemburkan darah,
badannya rubuh di tanah. Melihat Touw Bouw rubuh, Kiang Su Im tertawa terbahak2, ia menghampiri kuburan Teng Soan, berdiri di hadapan
kuburan dan berkata sambil memberi hormat : "Aku ucapkan terima kasih kepada Teng sianseng, yang sudah memberi resep untuk anakku, sehingga penyakitnya sudah sembuh.
Hari ini aku telah membunuh salah seorang raja muda Kun-liong Ong sebagai persembahan atas pertolongan sianseng ...
" Setelah itu, tanpa menunggu reaksi Auw-yang Thong ia
sudah lompat melalui pagar tembok dan sebentar kemudian sudah menghilang.
Auw yang Thong tak menduga orang tua itu akan pergi,
sejenak ia tertegun, kemudian berkata dengan suara nyaring :
"Kiang tayhiap ! ... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao mendadak berkata : "Pangcu tak usah
panggil dia lagi, biarlah dia pergi ... "
"Ia agaknya juga terluka ... ."
"Memang benar, bahkan lukanya agak parah, maka itu ia tak mau berdiam disini. Kau panggil ia balik, sebaliknya akan membuat ia merasa tak enak."
"Ia terluka parah, dengan seorang diri diperjalanan,
bagaimana aku dapat mendiamkan begitu saja?"
"Tidak apa, meskipun lukanya tidak ringan, tetapi bukan terluka di bagian penting, dengan kekuatan tenaga dalamnya yang sudah demikian sempurna, asal mendapat waktu cukup untuk beristirahat, tidak susah untuk menyembuhkan dirinya."
Sementara itu, Wan Hauw yang menghadapi Ang Tauw,
juga sudah meningkat ke babak yang menentukan. Wan Hauw yang seolah2 tak mengerti apa artinya lelah, semakin lama semakin gagah sebaliknya dengan Ang Tauw, nyata benar perbedaannya, ia sudah mulai kehabisan tenaga, kipas dan belati di kedua tangannya, gerakannya sudah mulai
mengendur. Ketika Touw Bouw rubuh binasa, ia sudah niat kabur, tetapi karena Wan Hauw menghujani serangan demikian gencar dan rapat, ia tidak mendapat kesempatan untuk melepaskan diri.
Satu saat, mendadak terdengar Wan Hauw mengaung,
tangannya malancarkan serangan, Ang Tauw terdorong
mundur oleh hembusan angin serangan Wan Hauw. Belum
lagi ia berhasil memperbaiki posisinya, serangan kedua Wan Hauw sudah menyusul dan begitu seterusnya sehingga
delapan kali. Ang Tauw yang sudah tidak bisa melawan sama sekali, dihajar oleh Wan Hauw, sehingga mulutnya
menyemburkan darah dan binasa seketika itu juga.
Auw-yang Thong setelah menyaksikan Wan Hauw
membinasakan musuhnya, ia berpaling dan berkata kepada Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Soat Kiao : "Dalam pertempuran yang akan datang, besar sekali sangkut pautnya dengan nasib seluruh rimba persilatan, nona barangkali sudah mempunyai rencana konkrit."
"Sebelum membagi orang2nya, ada beberapa patah kata
aku ingin menerangkan dulu." berkata Nie Soat Kiao, "dengan kekuatan kita sekarang, sekalipun Kun-liong Ong mempunyai kepandaian tinggi, juga tidak sanggup menghadapi lawan kuat demikian banyak. Tetapi binatang yang sudah kepepet, tokh masih bisa melawan mati2an, apalagi manusia! Kalau Kun-liong Ong sudah berada dalam keadaan kejepit, kita harus hati2 menghadapinya, menurut apa yang aku tahu, ia ada mempunyai beberapa macam obat dan senjata rahasia yang sangat ampuh, yang belum pernah digunakan. Maka kita
harus waspada jangan sampai ia mendapat kesempatan
menggunakan senjatanya yang terampuh."
"Tahukah nona apa namanya senjata itu?"
"Aku hanya dengar ia kata, tetapi senjata apa dan
bagaimana macamnya, belum pernah melihat."
"Baiklah! Sekarang harap nona yang mengatur
orang2nya." Nie Soat Kiao memeriksa keadaan tempat itu, lalu
menentukan barisannya. Ia menyuruh Wan Hauw
menyingkirkan semua mayat keluar barisan.
Auw-yang Thong mendadak menanya : "Siang-koan Kie
dengan seorang diri, barang kali agak susah menghadapi Kun-liong Ong, apakah kita perlu masuk ke dalam kuburan?"
"Tidak perlu!" jawabnya Nie Soat Kiao.
Auw-yang Thong lalu memerintahkan semua orang2nya
supaya bersembunyi ke tempat gelap.
Fajar menyingsing, tetapi kuburan Teng Soan masih belum tampak gerakan apa2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kun-liong Ong dengan Siang-koan Kie yang menyaru
menjadi orang tua Pao Kie Hian, masih belum ada kabar beritanya.
Ketika matahari sudah naik tinggi, kuburan itu masih tetap tenang, seperti biasa.
Auw-yang Thong mulai gelisah, ia berkata kepada Nie Soat Kiao : "Aku lihat ada gelagat tidak beres, sebaiknya kita masuk ke dalam kuburan!"
"Tunggu sampai matahari silam, kalau Siang-koan Kie dan Kun-liong Ong masih tetap belum keluar, kita harus berusaha untuk masuk ke dalam."
Belum habis kata2nya, kuburan itu mendadak goncang lagi, suara guntur terdengar berulang2.
Auw-yang Thong mengawasi kuburan yang tergoncang
hebat, menghela napas perlahan dan berkata : "Dengan
melihat keadaan kuburan ini saja, pesawat dalam kuburan, pasti amat dahsyat, mungkin Kun-liong Ong sudah terkubur hidup2."
Nie Soat Kiao sebetulnya juga sudah mempunyai pikiran demikian, hanya, ia tidak berani mengutarakan, begitu mendengar ucapan Auw-yang Thong tanpa sadar ia sudah
mengucurkan air mata. Katanya : "Semoga Thian
melindunginya, Siang-koan Kie bisa keluar dalam keadaan selamat."
Gadis yang gagah perkasa itu, mempunyai kepintaran luar biasa, pengetahuannya dalam ilmu peperangan dan mengatur siasat, jarang orang mampu menandingi. Ia juga memiliki ketenangan luar biasa, tetapi biar bagaimana adalah seorang wanita, kelemahan hati wanita masih tetap ada.
Auw yang Thong yang melihat perubahan sikap
penasehatnya, diam2 telah mengambil keputusan, apabila Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
urusan telah selesai, ia akan merekokkan gadis itu kepada Siang- koan Kie.
"Pembuatan kuburan ini, semua diawasi oleh Siang-koan Kie, terhadap semua pesawat rahasia dalam kuburan,
tentunya sudah tahu betul, nona tidak usah khawatir."
demikian Auw-yang Thong berkata.
"Pangcu maafkan kelakuan hamba, betapapun kuatnya Nie Soat Kiao, tetap ada satu perempuan."
"Orang yang gagah perkasa, di samping sifatnya yang
jantan, masih mempunyai ciri yang merupakan tebal
perasaanya. Nona juga merupakan satu jago betina, sudah tentu tidak terluput ... "
Suara gemuruh terdengar lagi, kuburan Teng Soan
mendadak terbuka satu pintu.
Auw-yang Thong mengawasi pintu yang terbuka itu,
berkata dengan perasaan terharu : "Teng sianseng di masa hidupnya berhati mulia, tetapi pada saat menghadapi akhir hayatnya, sifatnya mendadak berubah, melakukan suatu
perbuatan yang sangat kejam."
"Perbuatan apa?" tanya Nie Suat Kiao.


Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan Karya Opa di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ia meninggalkan pesan kepada Siang-koan Kie, supaya
membangun satu kuburan, dan mengubur hidup2 duaratus
tukang batu." berkata Auw-yang Thong sambil menunjuk kuburan.
Selagi Nie Suat Kiao hendak menjawab, tiba2 nampak
berkelebatnya sesosok bayangan orang, lari keluar dari pintu kuburan.
Tangan orang itu membawa sebuah kotak kayu, badannya
berlumuran darah. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nie Suat Kiao setelah melihat orang itu, lantas berseru :
"Kun-liong Ong!" Kemudian lompat melesat menyerbu padanya.
Auw-yang Thong juga segera melancarkan satu serangan
dari jarak jauh. Dengan mengibaskan lengan jubahnya orang itu
mengelakkan serangan Auw-yang Thong, sementara itu Nie Suat Kiao sudah menggunakan jari tangannya menotok
padanya. Kun-liong Ong miringkan badannya, mengelakkan totokan Nie Suat Kiao, dengan menggunakan kaki kanan, ia balas menendang.
Nie Suat Kiao lompat mundur dan berkata : "Raja muda
barat Touw Bouw sudah binasa, begitupun dengan raja muda selatan Ang Tauw, dua pasukan yang kau telah kerahkan lebih dulu, semua sudah berantakan. Betapapun tinggi
kepandaianmu, hari ini juga tidak akan bisa lolos dari tangan kita."
Kun-liong Ong terkejut, ia memandang keadaan sekitarnya, memang benar tampak banyak orang yang menghampiri
padanya. Seorang pertengahan umur yang memakai pakaian panjang warna biru, memberi hormat seraya berkata : "Kun-liong Ong, masih kenalkah kau dengan sahabat lamamu In Kiu Liong?"
Seorang padri tua yang berdiri di sebelah kanannya segera menyambung : "Murid murtad yang membunuh guru sendiri, apakah kau masih kenal, siapakah lolap ini" O Mie To Hud, semoga arwah suheng membantu siaute membunuh murid
murtad ini, untuk mencuci noda gereja Siau-liem-sie."
Orang tua berjenggot panjang yang berada di belakang
paderi itu, juga lantas berkata : "Kepala dari lima jago dari daerah Tiong-goan, Yap It Peng, sekarang akan menagih hutang jiwa empat suteenya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw yang Thong tertawa terbahak2 dan berkata : "Kunliong Ong, dalam hidupmu kau terlalu banyak membunuh jiwa manusia, kejahatanmu sudah memuncak, hari ini kau harus membayar semua hutangrmu. Kau hendak turun tangan
sendiri ataukah perlu aku yang membereskan?"
"Kejahatan orang ini sudah melewati batas, kalau dibiarkan ia membunuh diri, sesungguhnya terlalu enak baginya."
berkata Yap It Peng. Kun-liong Ong yang badannya berlumuran darah, terus
berdiri tanpa bergerak seperti sebuah patung.
In Kiu Liong melancarkan serangannya. Orang itu lantas rubuh, kotak di tangannya jatuh ke tanah. Orang itu tidak bisa bangun lagi sedang badannya menggelinding balik kedalam kuburan.
Nie Suat Kiao yang menyaksikan itu, lalu berkata sambil menghela napas : "Kun-liong Ong sungguh licin."
Semua orang yang menyaksikan kejadian itu bingung
termangu-mangu. "Apa artinya ini" Apakah orang itu bukan Kun-liong Ong?"
berkata Auw-yang Thong. "Bukan, orang itu hanya penggantinya Kun-liong Ong yang didapatkan dari orang2 yang masih hidup dalam kuburan."
berkata Nie Suat Kiao. Yap It Peng hendak mengambil kotak yang terjatuh di
tanah, tetapi dicegah oleh Nie Suat Kiao.
"Kenapa?" tanya Yap It Peng.
"Dalam kotak itu mungkin ada senjata rahasianya." berkala Nie Suat Kiao.
Auw-yang Thong mengambil sebuah batu kecil,
disambitkan ke arah kotak, ketika batu itu membentur kotak, kotak itu terlobang, tetapi tidak ada perubahan apa2.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Auw-yang Thong mengerutkan keningnya, ia berkata
kepada Nie Suat Kiao dengan suara pelahan : "Biarlah aku yang memeriksanya."
Hati Budha Tangan Berbisa 10 Dewi Sungai Kuning Seri Huang Ho Sianli Karya Kho Ping Hoo Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 17

Cari Blog Ini