Ceritasilat Novel Online

Tangan Berbisa 13

Tangan Berbisa Karya Khu Lung Bagian 13


suaranya: "Baiklah, ia mungkin melihat kau bukanlah orang jahat,
maka dengan rela memberikan kepadamu, hanya kalau kau
sudah memahami ilmu kipas Tay-seng-hong-sin-san
mengapa tidak sanggup menahan serangan Penguasa
rumah penjara hingga sepuluh jurus ?"
Kim Hong merasa malu dengan jawabannya.
"Boanpwe Sama sekali belum pernah melakukan
pertandingan dengannya, entah dengan cara bagaimana,
dengan mendadak telah jatuh oleh karena mendengar suara
irama sentilan senar kawat."
"Ng. kalau perasaanmu demikian lemah, barangkali juga
tidak ada gunanya bagimu mempelajari seluruh ilmu
kepandaianku....." "Lalu, sekarang bagaimana?"
"Jikalau kau ingin segera keluar dari tahanan, aku akan
mengajarkan kau suatu cara"
"Baiklah, cara apa ?"
"Sebelum kuajarkan padamu, lebih dulu kau harus
berjanji melakukan suatu tugas untukku"
"Tugas apa " "Pergi kegunung Tay-pek-san, disana ada sebuah danau
yang dinamakan danau Tay-pek-tie, disebelah selatan
danau Tay-pek-tie ada sebuah tempat yang banyak batu
cadas, disitu kau pergi melihat, karena aku pernah
meninggalkan beberapa tulisan orang lain, kau harus lekas
pulang beritahukan padaku, sedikitpun tidak boleh
membuang waktu, apakah urusan ini kau dapat melakukan
?" "Baik, Boanpwe pasti sanggup melakukan-"
Setelah diam tidak ada suaranya sebentar dari kakek
gelandangan, kemudian terdengar suaranya,
"Jikalau kau ingia mempelajari ilmu silat- ku lagi, boleh
pergi kegunung Bie-ciong-san suruh Pek sie-siu-su menggali
kitab ilmu pedang keluarga Kiat supaya diberikan padamu,
apabila ia tidak mau kau boleh menyanyikan syair pujangga
Touw Pho, itu adalah syair yang suka kunyanyikan-"
"Terima kasih atas hadiah locianpwe, tetapi urusan ini
tidak begitu tergesa-gesa, tadi pelajaran apa yang
locianpwee katakan hendak ajarkan kepada boanpwee...."
"cara ini ialah: Asal kau menggunakan kain basah untuk
menutup lubang telingamu, kau dapat menyambut serangan
penguasa rumah penjara hingga sepuluh jurus."
Kim Hong pikir cara itu memang masuk akal, maka
dengan sangat kegirangan ia berkata: "Ya benar, mengapa
semula tidak memikirkan cara demikian?"
Terdengar suara tertawa kakek gelandangan, kemudian
kata-katanya: "Sekarang kau boleh naik pergi menantang
bertanding lagi" Kim Hong sangat gembira, lalu ia lompat kemulut
jendela dan berkata kepada in-jie: "In-jie mari kita naik
keatas lembah untuk menantang bertanding"
Sesaat kemudian, terdengar pula suara tambur berbunyi
lima kali, suatu tanda orang datang menantang bertanding
lagi. Baru sirap suara tambur dari lubang jendela ruangan
tamu penguasa rumah penjara tampak melesat keluar
sesosok bayangan hitam dan sebentar kemudian sudah
berada diatas senar besi.
Kim Hong yang berdiri di atas panggung sebrang lain,
bersama In-jie saling berpandangan dan tertawa, yang
tersebut duluan membentur siku yang tersebut belakangan
seraya berkata: "In-jie, kau naik lebih dulu"
In-jie miring kan kepalanya dan bertanya "Apa katamu?"
Kim Hong baru ingat bahwa lubang telinga mereka
sudah ditutup oleh kain basah sudah tentu tidak dapat
dengar apa yang di ucapkan olehnya, maka ia lalu
mendorongnya dengan suatu tanda suruh ia naik lebih dulu.
In-jie mengerti, ia segera menggunakan ilmunya dari
golongan Thian-san, melayang yang tinggi sejauh tiga
tombak, kemudian melayang turun lagi keatas senar besi
itu, lebih dulu ia menjura memberi hormat kepada
penguasa rumah penjara, lalu berkata Sambil tertawa:
"Laucu, aku hendak mengganggu kau lagi"
Dengan sinar mata merah Penguasa rumah penjara
berkata: "Hm, kau budak ini orangnya kecil nyalinya besar, kali
ini rumah penjara hampir kau kacau balau tidak karuan
macam hari ini bagaimanapun juga kau akan turun
kekamar tahanan seumur hidup, kulihat kau masih bisa
mengacau atau tidak?"
In-jie yang tidak dapat mendengar, sudah tentu tidak
tahu apa yang diucapkan, sambil miring kan kepala ia
bertanya: "Apa katamu?"
"Hm..., adakah kau sudah tuli?" berkata Penguasa
Rumah Penjara marah. In-jie menggeleng-gelengkan kepala, lalu
menganggukkan kepala dan tertawa geli sendiri, setelah itu
ia berkata: "Hei, tidak usah bicara yang bukan-bukan sekarang kau
boleh mulai menyentik senarmu, kali ini sekalipun kau
menyentil dengan irama apa saja, aku juga tidak takut"
Penguasa Rumah Penjara bergerak. benar saja dengan
gerakan sangat lincah ia bergerak-gerak kakinya di atas
senar. Senar itu mengeluarkan irama mengalun, sebentar
memperdengarkan iramanya yang merdu merayu, sebentar
kemudian memperdengarkan irama berduka, sehingga bagi
orang yang mendengarkannya merasa pilu hati...,.
Akan tetapi In-jie sedikitpun tak menunjukkan rasa pilu
atau risau, dengan gerakannya yang sangat lincah ia
lompat-lompatan di atas senar sedikitpun tak terganggu
irama senarnya. Penguasa Rumah Penjara menyaksikan gadis itu benar
saja tidak tergerak hatinya oleh suara senarnya,
mengeluarkan suara terkejut, tiba-tiba menghentikan
gerakkannya lalu menyerbu dan menyerang dengan tangan
kanannya. In-jie sambut dengan sikap tenang, dengan gerakannya
yang sangat lincah ia mengelak serbuan itu, lompat meleset
kesenar sebelah kanannya, sedang tangannya bergerak balas
menyerang bagian jalan darah didekat pinggangnya.
Serangannya itu dilakukan dengan cepat dan indah
sekali, hingga secepat kilat sudah sampai kebagian yang
diarah hanya tinggal tiga dim saja.
Tubuh penguasa rumah penjara agak memutar, ia
menyampok tangan In-jie dengan lengan bahu kirinya,
disamping itu, tangan kanannya bergerak dan menyambar
leher, seraya berkata sambil tertawa:
"Huh, kau bocah ini selama beberapa hari ini ternyata
sudah mendapat banyak kemajuan"
Dengan gerakannya yang sangat indah ia berhasil
mengelakkan samberan tangan penguasa rumah penjara,
disamping itu ia merobah gerak tipunya untuk balas
menyerang lagi. Kali ini bergerak kedua tangannya, tangan kiri
menyerang bagian jalan darah Im-ciong, tangan kanan
menyerang bagian jalan darah Kie-bun-hiat, serangannya
itu dilakukan dengan tepat dan bagus Sekali, Sedikitpun
tidak menunjukan kekalutanKiranya sejak ia mendapat pelajaran ilmu dari kakek
gelandangan, ia sudah bertekad hendak keluar dari rumah
penjara maka setiap hari kalau ada waktu senggang ia telah
melatihnya dengan tekun, meskipun pernah beberapa kali
menantang dan mengalami kegagalan, tetapi semua itu
kalah dibawah irama senar besi yang digerakkan oleh
penguasa rumah penjara, jikalau ditilik dari ilmu
kepandaian silatnya, sebetulnya ia tidak dibawah suhunya
sendiri ialah Soat Po-po.
Sudah tentu, penguasa rumah penjara sudah lama tahu
bahwa pukulan tangannya itu adalah dapat pelajaran dari
kakek gelandangan, tapi terhadap itu ia tidak mau peduli,
sebab dalam rumah penjara itu tidak ada larangan bagi para
tawanan untuk melatih ilmu silat.
dalam waktu cepat dua orang itu sudah bertanding
delapan jurus, asal In-jie dapat menyambut dua jurus lagi,
ia akan menjadi orang kedua yang berhasil keluar dari
rumah penjara rimba persilatan itu dengan mengandalkan
ilmu kepandaiannya. Pengurus rumah penjara dengan mendadak
mengeluarkan suara pekikan panjang badannya meleset
tinggi keatas lima tombak. kemudian memutar balik,
secepat kilat menyergap kepala In-jie.
In-jie menampak serangan itu datangnya demikian hebat,
sudah tentu merasa agak gugup, selagi tidak tahu
bagaimana harus mengelak, tampak sang kekasih yang
diseberang sana membuka mulut berteriak-teriak sambil
memberi tanda dengan tangannya menyuruh ia lompat
keatas. dalam hati merasa girang, buru-buru ia lompat
miring kesamping, menggunakan ilmunya cit ciong-hui dari
golongan Thian-san, melayang setinggi tiga tombak tetapi
dapat mengelakan serangan hebat dari penguasa rumah
penjara. Penguasa rumah penjara agaknya sangat marah. ia tidak
memberikan kesempatan baginya, sehingga In-jie melayang
turun lagi keatas senarnya, tangan kirinya sudah bergerak
melancarkan serangan, ditujukan kepada In-jie yang masih
ditengah udara dengan ilmunya serangan tangan tanpa
wujud yang hingga saat itu masih belum diketahui apa
namanya. Kim Hong yang menyaksikan itu perasaannya sangat
tegang, hatinya hampirsaja lompat keluar, ia berseru-seru:
"Ini jurus kesepuluh, In-jie lompat lagi ke atas "
Sudah tentu In-jie tidak dapat dengar apa yang
diucapkan olehnya, lagi pula ia sudah bertempur hingga
sepuluh jurus itu keadaannya sebetulnya sudah terlalu letih
saat itu tubuhnya mengapung ditengah udara, tampak penguasa
rumah penjara menyerang dengan melalui jarak jauh,
Sudah mengeluarkan suara jeritan kaget, belum memikirkan
caranya untuk menghadapi satu kekuatan tenaga yang
sangat lunak sudah nenyentuh tubuhnya, hingga saat itu ia
sendiri terangkat tinggi sejauh tujuh delapan kaki,
kemudian ia baru melayang turun lagi dengan cepatnya,
hampir jatuh kira-kira satu tombak dari senar besi. dengan
mendadak tubuhnya itu telah tertahan oleh semacam tenaga
gaib, hingga gerakkannya menjadi terlambat.
Ia sudah tidak mempunyai kesempatan lagi untuk
berpikir apa sebetulnya yang telah terjadi, hanya merasa
kan bahwa masih ada kesempatan untuk berusaha
menghindarkan diri dari kekalahan, ia buru-buru pentang
kedua lengannya dan berusaha mati-matian untuk
menyambar senar besi. Kim Hong memberi dorongan semangat, dengan
berteriak-teriak sambil mengepal tinjunya: "Sambar kawat
itu Sambar kawat senar"
In-jie melirik, benar saja ia berhasil menyambar sebuah
senar besi, tapi lantaran menurunnya terlalu keras hampir
saja terlepas dan jatuh kebawah, hingga bergelantungan,
keadaannya benar-benar sangat berbahaya.
Penguasa rumah penjara perdengarkan suara tertawa
dingin, lalu mundur beberapa kaki dan berkata dengan nada
Suara dingin: "Hitung-hitung nasibmu yang bagus,
bangunlah " In-jie dengan kakinya menggait senar besi kemudian
lompat keatasnya, tanyanya dengan suara masih gemetaran:
"Aku bukanlah sudah menang?"
Penguata rumah penjara menganggukkan kepala dan
memerintahkan ia undurkan diri.
In-jie girang sekali, seperti lompat-lompat ia
menghampiri Kim Hong, darijauh sudah berteriak-teriak:
"Engkoh Hong, aku sudah menang, sekarang tiba
giliranmu." Kim Hong merasa girang juga merasa tegang,
mengeluarkan kipasnya dan terbang lompat keatas senar
besi, dengan mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya,
selangkah demi selangkah menghampiri penguasa rumah
penjara. "Hm, tadi pagi kau sejurus pun belum menyambut sudah
terjatuh kebawah, dan sekarang berani menantang lagi,
apakah kau tidak takut akan menjadi tawanan seumur
hidup?" berkata penguasa rumah penjara sambil tertawa
dingin. Kim Hong tidak dapat mendengar apa yang diucapkan,
ia hanya berkata semaunya sendiri "Jangan banyak bicara
yang bukan-bukan, sekarang kau boleh mulai menyentil
senarmu . "Apa kau juga tidak takut suara senarku?"
Kim Hong miringkan kepala dan bertanya: "Kau
sebetulnya berkata apa?"
Penguasa rumah penjara mendadak marah ia maju
menghampiri dan melancarkan satu serangan Seraya
membentak: "Sambuti seranganku. Aku tidak perlu menyentil senar
juga sudah bisa pukul kau jatuh "
Kim Hong semula mengira ia juga akan menyentil
senarnya baru turun tangan, kali ini melihat penguasa
rumah penjara mendadak melancarkan serangannya. apa
lagi serangannva itu demikian cepat dan aneh, hingga
terkejut dan hampir tidak keburu menyambut, maka ia
buru-buru lompat melesat kesenar lainSementara itu In-jie yang diseberang sana sudah berkata
sambil menepuk tangan: "Bagus, jurus kesatu"
Penguasa rumah penjara menggeram, ia melesat
mengejar Kim Hong, kembali melancarkan serangannya
yang kedua. Kim Hong memutar kipasnya untuk menyambut,
sehingga sesaat kemudian berlangsunglah suatu
pertempuran sengit .......


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ilmu kipas Tay-seng-hong-sin-San benar-benar luar biasa
hebatnya, dengan beruntun membalas serangan tiga kali,
sudah melangkah kepada penguasa rumah penjara rimba
persilatan yang oleh rimba persiiatan dewasa itu dipandang
sebagai dewa. Penguasa rumah penjara rimba persilatan benar-benar
tidak menduga bahwa Kim Hong dapat mainkan kipasnya
demikian indah dan hebat, maka ia bertanya dengan sikap
terheran-heran: "Hei, darimana kau dapat mempelajari ilmu kipas ini?"
Karena Kim Hong tidak mendengar, maka tidak
menghiraukan pertanyaannya, sebaliknya terus menyerang
dengan hebatnya. PenguaSa rumah penjara tampaknya sangat marah,
sambil mengeluarkan suara pekikan, ia juga melancarkan
serangangya dengan hebat.
Pertempuran antara tangan kosong dengan kipas telah
berlangsung dengan sejurus demi sejurus . . ,Setelah
berlanggung kejurus tujuh dan delapan, kini memasuki
kejurus sembilan- . .. "Lekas mengelak ke keri, benar Sudah jurus kesembilan-"
demikian terdengar suara seruan In-jie dari lain seberang.
"Tinggal satu jurus, engkoh Hong lekas jongkok . ...
sudah, ayaaaah" demikian In-jie berteriak-teriak lagi,
namun bagaimanapun juga tak dapat didengar oleh Kim
Hong. Akhirnya Kim Hong telah terjatuh.
oooya tidak. yang jatuh hanya kipasnya. Sebab ia sudah
terdesak demikian hebat, dengan mati-matian ia telah
mempertahankan sambil memeluk senar besi, seolah-olah
tidak mau melepaskannya sampai mati, maka mau tak mau
harus melepaskan kipasnya dari tangannya.
In-jie yang menyaksikan itu semua, dapat menghela
napas lega, ia lompat-lompat dan berteriak-teriak sambil
menepuk- nepuk tangan kegirangan-"Bagus Sepuluh jurus
sudah penuh" Penguasa rumah penjara lompat beberapa kaki, setelah
Kim Hong berdiri lagi diatas senarnya, ia berkata dengan
nada suara dingin: "Sekarang kau boleh buka sumbatan kain lubang
telingamu, hendak tanya padamu beberapa patah kata"
Kim Hong yang baru agak tenang perasaannya, lalu
mencoba mengucapkan terima kasih kepadanya.
Penguasa rumah penjara rimba persilatan merasa geli
dan menolongkol, terpaksa menunjuk telinganya sendiri
sebagai tanda agar ia membuka sumbatan ditelinganya.
Kim Hong tak menduga bahwa penguasa rumah penjara
itu sudah mengetahui bahwa lubang telinganya di sumbat
oleb kain basah, waktu itu ia merasa sangat malu, hingga
wajahnya menjadi merah, ia lalu mengeluarkan sumbatan
dilubang telinganya dan berkata dengan perasaan malu
"Kau tokh tak ada aturan melarang orang yang
menantang menggunakan kain untuk menyumbat lubang
telinganya bukan?" In-jie juga membuka sumbatannya dan berkata gembira
"Engkoh Hong, kita boleh menolong keluar sepuluh
orang tawanan atau menerimakan hadiah dua ribu tail uang
emas, apabila kau hendak menolong orang, ataukah uang
emas?" "sudah tentu hendak menolong orang" menjawab Kim
Hong. In-jie lompat turun kesenar besi lari menghampiri
padanya dan berkata sambil tertawa:
"Bagaimana kalau kita setengah untuk menolong keluar
orang tawanan dan setengahnya kita menerima uang mas?"
Kim Hong menggelengkan kepala dan menjawab: Tidak
bisa, aku akan menolong orang semua"
"Aku tokh juga ada hak mengapa kau demikian egoistis?"
Kim Hong terkejut dan berkata: "Menolong orang lebih
penting, mengapa kau demikian rakus dengan harta?"
Wajah In-jie tampak kemerah merahan, ia berkata
sambil pendelikan matanya: "Baiklah, kau suka bagaimana
kau lakukan saja, aku akui bahwa kau hebat...."
Penguasa rumah penjara rimba persilatan tak dapat
menahan rasa gelinya, maka tertawa terbahak-bahak.
kemudian dengan tiba-tiba memutar tubuh dan berjalan
menuju kelobang jendela, Sebelum berlalu ia berkata.
"Sekarang kamu boleh turun kelembah untuk menolong
orang, kemudian kau datang lagi keruangan tamu untuk
menemui aku" Sehabis berkata demikian, secepat kilat sudah lompat
masuk melalui lubang jendela:
Kim Hong dan In-jie bergandeng tangan dan kegirangan
setengah mati lari turun kebawah lembah, dan sebentar
kemudian sudah tiba di daerah kamar tawanan golongan
Liong. Mereka masing-masing lari kelobang jendela suhu
sendiri-sendiri, It-hu Sianseng setelah mendengar habis
ucapan Kim Hong, dengan tegas berkata sambil
menggelengkan kepala: "Tidak boleh, suhumu tidak bisa ikut kamu keluar"
"Kenapa, ini ada hubungan apa?" bertanya Kim Hong
cemas. "Sebabnya ialah suhumu masih ingin terjun didunia
Kang-ouw, coba kaupikir orang-orang rimba persilatan
apabila mengetabui bahwa suhumu telah ditolong keluar
oleh muridnya dari rumah penjara, bagaimana anggapan
mereka terhadap diriku?"
Kim Hong terpaksa diam, ia pikir itu memang benar,
sebetulnya kalau seorang murid memiliki kepandaian lebih
tinggi dari suhunya, terhadap sang suhu sebetulnya bukan
merupakan suatu hinaan, tetapi anggapan itu dalam rumah
penjara rimba persilatan agak lain, Sebab setiap tawanan
dalam rumah penjara rimba persilatan itu semua mendapat
hak dan mendapat kesempatan untuk keluar dengan melalui
prosedure harus menantang lagi pada penguasa rumah
penjara, karena mereka mendapat hak dan kesempatan
untuk menantang, maka tidak seharusnya ia menerima
hadiah orang lain yang menolong keluar dirinya, apa lagi
murid yang menolong keluar suhunya, ini merupakan suatu
pukulan hebat bagi kehormatan seorang menjadi suhunya.
It-hu Sianseng mengulurkan tangannya melalui lubang
jendela menepok-nepok bahu Kim Hong, katanya sambil
tersenyum "Jangan cemas anak, suhumu yakin dapat menyambut
penuh sepuluh jurus, barangkali beberapa bulan lagi juga
akan keluar dari sini?"
"Mengapa suhu tidak menantang sekarang saja?"
"Tadi pagi-pagi setelah kau terpukul jatuh kebawah
lembah oleh penguasa rumah penjara rimba persilatan,
ibumu pernah datang kemari menengok aku, ia
mengucapkan terima kasih padaku, disamping itu juga
menanyakan padaku tentang soal ini, alasan suhumu ialah
Karena Suhumu sedang menantikan nenek disebelah kamar
ini, sebab waktu sekarang ini ia masih belum dapat
menyambut sepuluh jurus serangan penguasa rumah
penjara....." "Bagaimana kalau subo suka ditolong keluar dari sini?"
"Tidak mungkin, kalau kau tidak percaya boleh tanya
padanya sendiri" Kim Hong berpaling kekamar nomor delapan bertanya
kepada In-jie. "In-jie, bagaimana?"
"Suhu kata tidak akan berbuat hal yang memalukan
seperti ini, sebetulnya hal ini bagaimana dianggap
memalukan, coba kau kata betul tidak?" menjawab In-jie
dengan mata merah. Kim Hong tertawa getir, ia berpaling dan berkata kepada
suhunya: "SiePangcu barangkali juga tidak perlu ditanya lagi"
"Tidak halangan kau pergi kekamar tawanan golongan
ular, mungkin ketua partay itu bersedia menerima
bantuanmu" berkata it-hu sianseng sambil menganggukkan
kepala. Kim Hong tak bisa berbuat lain dari pada pergi kekamar
tawanan golongan ular bersama In-jie.
Ketika mereka berjalan melalui kamar- kamar tahanan
orang-orang golongan ular itu, para tawanan ribut berteriakteriak
minta supaya diajak keluar.
Jumlah mereka ternyata tidak sedikit, ada yang minta
kepada In-jie, ada yang minta kepada Kim Hong dengan
alasan bermacam-macam. Kim Hong dan In-jie sekaligus lari hingga kekamar
tahanan yang paling bawah. Segera berpencaran menanya
para ketua itu apakah suka ditolong keluar dari rumah
penjara, diluar dugaan mereka para ketua itu agaknya
sudah berunding lebeh dahulu, semuanya menolak maksud
Kim Hong dan In-jie, bagaimanapun juga Kim Hong
menggunakan alasan, tetap mereka menolak seolah-olah
sudah mengambil keputusan semuanya akan mati dirumah
penjara itu. Harapan Kim Hong hendak menolong dua belas ketua
partay telah buyar semua, maka dengan lesu ia berkata
kepada in-jie : "In-jie. sekarang kita terpaksa pergi menolong orang
yang suka keluar dari sini"
"orang-orang itu tidak ada satu yang merupakan orang
baik, tidak boleh kita tolong," menjawab in-jie.
"Kau lebih jelas mengetahui keadaan mereka, kau boleh
pilih orang-orang yang berkelakuan baik, lalu tolong mereka
keluar" "Tidak ada gunanya, tawanan-tawanan dari golongan
orang kebenaran, semuanya mempunyai sifat serupa, ialah
berjiwa ksatria, mereka tidak suka menerima pertolongan
orang lain" berkata In-jie sambil menggelengkan kepala.
Kim Hong menarik tangannya dan melanjutkan
perjalanannya, katanya: "Jalan, mari kita bertanya satu
persatu" Hasilnya seperti apa yang diduga oleh In-jie, tawanan
yang berkelakuan baik, tiada seorangpun yang menerima
bantuan mereka, semua menyatakan hendak keluar dari situ
dengan mengandalkan kepandaian sendiri untuk
menantang pertandingan dengan penguasa rumah penjara.
Kim Hong dengan sikap lesu mengajak In-jie naik keatas
dengan alat naik turun kedalam lembah, lalu masuk
keruangan tamu Penguasa Rumah Penjara.....
Penguasa Rumah Penjara seperti biasa berdiri dipinggir
lubang jendela, ketika melihat mereka berjalan masuk
keruangan tamu, barulah perlahan-lahan memutar tubuh
dan bertanya: "Bagaimana ?"
"Aku mau uang mas saja " berkata Kim Hong dengan
sikap kemalu-maluan. Panguasa Rumah Penjara perdengarkan suara
tertawanya ringan, ia berkata sambil menunjuk meja
perjamuan diruangan tamu:
"Baik, sekarang kita makan tengah hari dulu sembari
ngobrol " Kim Hong juga tidak berlaku merendahkan diri, ia
mengajak In-jie duduk bersama-sama.
Sementara itu Penguasa Rumah Penjara duduk dibagian
tuan rumah, ketiganya lalu mulai dahar sambil ngobrol
kebarat-ketimur "Tadi anak buahku Sam Giam ong Hee Ya telah kembali
memberi laporan, bahwa muridku memang benar sudah
diculik oleh orang-orang rumah penjara rimba persilatan
yang digunung BuSan " demikian Panguasa Rumah Penjara
membuka pembicaraannya lebih dahulu.
"oooo. . ." "He, Penguasa Rumah Penjara yang baru itu, ternyata
masih mempunyai nama segala."
"Apa ?" "Kabarnya orang-orang seperti tetamu tak diundang dari
luar daerah dan empek Ie-oe juga telah menantang, hasilnya
tidak satu yang bisa kembali "
"Aaa, mereka berdua adalah orang-orang terkuat dalam
rimba persilatan dewasa ini"
"Pendek kata, rumah penjara yang baru itu didirikan
belum satu bulan, orang-orang yang pergi menantang sudah
ada kira-kira lima puluh orang, namun tiada satu yang
kembali" "Kalau demikian halnya, penguasa rumah penjara yang
baru itu. kepandaian ilmunya benar lebih hebat
daripadamu?" "Aku tidak percaya didalam dunia ini masih ada orang
yang memiliki kepandaian ilmu silat lebih tinggi
daripadaku, tetapi aku terhadapnya sudah tidak bisa berlaku
sabar lagi, dia bukan saja sudah menculik muridku, tetapa
juga sudah merampas usahaku didalam rimba persilatan,
hm....." "Apakah kau pikir hendak pergi menantang bertanding?"
"Tidak dalam hatiku sudah mempunyai rencana lain,
disamping itu aku juga akan minta kau untuk menepati
janjimu" "Aku memang tidak mengatakan bahwa aku tidak suka
menepati janjiku bahkan aku mengatakan bahwa aku pasti
akan pergi, hanya aku khawatir barang kali tidak dapat
menolong keluar nona Leng. coba pikir orang-orang kuat
rimba persilatan seperti tamu tidak diundang dari luar
daerah dan empek Ie-oe, toh masih tidak sanggup
menerima serangan Satu jurus saja dari penguasa rumah
penjara yang baru itu, bagaimana aku bisa berbuat"
"Kau bisa, asal kau suka mempelajari ilmu silatku"
"Baik, sekalian aku akan mengajukan satu permintaan,
harap kau bujuk ibuku supaya suka menemui aku,
bagaimana?" "Boleh sehabis makan kau nanti boleh pergi menengok
dia" Sehabis dahar, In-jie kukuh hendak mandi lebih dulu
baru mau menemui ibu Kim Hong.
Kim Hong terpaksa menuruti dia, penguasa rumah
penjara hendak ajak ia pergi, ia juga tidak mau katanya:
"Asal kau beritahukan saja tempatnya, aku bisa pergi


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sendiri" Penguasa rumah penjara terpaksa menunjuk pintu
sebelah kanan ruangan tamu, katanya: "Diujung lorong
jalan itu kau pergilah-"
In-jie berjalan kelorong yang panjang itu, sementara itu
penguasa rumah penjara berpaling dan menggapai kepada
Kim Hong: "Kemari"
"Untuk apa?" bertanya Kim Hong.
Penguasa rumah penjara berjalan menuju kelorong
panjang, katanya: "Aku akan mencoba kekuatan tenaga
dalamnya, sebetulnya bagaimana?"
Kim Hong mengikuti ia berjalan masuk, tiba dikamar
dekat kamar ketiga, Penguasa rumah penjara membuka
pintu dan masuk kedalamnya, tampak dalam kamar itu
penuh potongan emas, dilantai terdapat beberapa puluh
batang pikulan-pikulan yang terbuat dari emas. ada yang
kecil dan ada yang besar, yang paling besar mungkin ada
seribu kati lebih beratnya.
Penguasa rumah penjara berpaling dan berkata:
"Kau ambil dulu pikulan yang paling kecil dan coba
angkatlah, aku ingin lihat kau kuat mengangkat sampai
berapa beratnya" Cin Hong berjalan menghampiri kesebuah pikulan yang
paling kecil, lalu diangkat dengan kedua tangannya, pikulan
itu ditaksir mempunyai berat lima ratus kati lebih, waktu ia
mengangkatnya tanpa memerlukan banyak tenaga.
"Bagus, coba ganti yang kedua" berkata penguasa rumah
penjara. Kim Hong mengangkat pikulan kedua, beratnya kira-kira
enam ratus kati, lalu mengangkat lagi yang ketiga, kira-kira
tujuh ratusan kati beratnya, selanjutnya mengangkat yang
keempat dan ketika sampai ke enam ia mulai keberatanPenguasa rumah penjara memerintahkan ia berhenti,
dari dalam sakunya mengeluarkan sebuah botol kecil
diberikan kepadanya seraya berkata: "sekarang kau telan pel
ini" Kim Hong menyambutnya dan bertanya "Ini obat apa?"
"Ini adalah terbuat dari getah batu Giok yang usianya
puluhan ribu tahun Kekuatan tenagaku dan kepandaianku
sebagian besar mengandal barang ini"
"Apa yang dinamakan getah giok?"
"Getah batu Giok adalah barang ajaib yang jarang ada
dalam dunia, barang ini terdapat dibagian dalam batu Giok.
tempat yang terdapat tanaman- tanaman mujijat seperti
Leng-cie dan lain-lainnya dibawahnya pasti ada batu Giok
yang mengandung getah. orang yang makan getah batu
Giok itu badannya bisa merasa ringan, otot-ototnya
menjadi kuat, tenaga dahulu orang rimba persilatan yang
mendapat nama julukan dewa persilatan Thay-pek sianong.
telah menggunakan getah batu Giok ini membuat pel
yang dinamakan pel panjang umur, umum pel itu terbuat
dari dua belas macam obat akar-akaran yang sangat manjur,
satu diantaranya yang terpenting ialah getah Giok?"
"Kalau demikian berharga, bagaimana aku bisa
menerima cuma-cuma darimu?"
"Sudah tentu tidak bisa menerima begitu saja, kau harus
pergi menolong keluar muridku"
Kim Hong masih ragu-ragu, katanya: "Bagaimana
seandai aku tidak berhasil menolong?"
"Apakah kau tidak percaya ilmu kepandaianku?"
Kim Hong tak berani banyak bicara lagi, lalu membuka
tutup botolnya dan pel itu ditelan kedalam mulutnya, Sesaat
kemudian sekujur tubuhnya dirasakan nyaman dan harum,
Setelah berada didalam perut perlahan-lahan ada hawa
hangat yang menyusuri sekujur tubuhnya.
Penguasa rumah penjara berkata padanya
"Lekas duduk dan bersemedhi aku akan bantu kau
melancarkan jalannya obat"
Di dalam hati Kim Hong merasa sangat girang, ia segera
menurut dan pejamkan mata, bersemedi.
Tiba-tiba merasakan tangan Penguasa rumah penjara
diletakkan kebagian jalan darah Pek-hwee-hiat, Sesaat
kemudian merasakan ada aliran panas yang menyusuri
seluruh urat-uratnya dan kemudian masuk kedalam seluruh
tubuhnya, dengan demikian sekujur tubuhnya, merasa
hangat, Entah berapa lama berlalu, dengan mendadak ia merasa
bahwa perasaan dalam tubuhnya merasa segar dan ringan,
seolah-olah baru keluar mandi dari air hangat, setiap bagian
dari tubuhnya dirasakan ringan dan segar hingga
semangatnya juga turut terbangun.
Ia segera tahu bahwa dirinya sendiri dalam waktu
sekejap mata ini sudah mencapai ketaraf yang diidamidamkan
oleh seluruh orang rimba persilatanPenguasa rumah penjara menarik kembali tangannya,
katanya dengan suara perlahan"Kekuatan tenaga dalammu, ternyata cukup sempurna
hasilnya tercapai lebih cepat setengah jam dari apa yang
aku duga " Kim Hong membuka mata, tiba-tiba ia dapat merasakan
bahwa pandangan matanya jauh lebih tajam dari semula,
potongan mas yang terkecilpun dapat dilihat dengan nyata,
hal ini sesungguhnya diluar dugaannya sama sekali:
Ia bangkit berdiri, semakin merasa bahwa tubuhnya
bukan saja dirasakan ringan, juga segar jauh berbeda dari
pada biaSanya, tetapi disamping itu ia juga mengetahui
bahwa sekujur pakaiannya yang dikenakan sudah basah
kuyup dengan air keringatnya sendiri, ketika ia mengawasi
Penguasa rumah penjara, Wajahnya juga tampak basah
olen keringat, jelas ia sendiri juga sudah menggunakan
kekuatan tenaga cukup banyak untuk membantu dirinya.
Dengan sendirinya timbul perasaan bersyukur kepada
penguasa rumah penjara, ia ingin segera membuka
wajahnya yang ditutupi oleh kerudung kain hitam untuk
melihat orang yang berlaku kejam terhadap sesama orang
rimba persilatan ini, apa sebab berlaku demikian baik
terhadap dirinya....... Penguasa rumah penjara pelahan-lahan bangkit dari
tempat duduknya diatas batu, ia mundur dua langkah dan
berkata: "Sekarang kau boleh mulai angkat lagi dari yang ketujuh"
Kim Hong mengangkat pikulan yang ketujuh, pikulan itu
mempunyai berat seribu empat kati lebih, tetapi ternyata
dapat diangkatnya dengan mudah. "Ganti yang kedelapan"
Yang kedelapan juga diangkatnya dengan mudah. Ganti
berganti dari sembilan kesepuluh dan selanjutnya.
"Baik, kau sudah menjadi orang kuat"
Kim Hong dalam waktu yang sangat singkat ternyata
mendapat tambahan keKuatan tenaga enam ratus kali lebih,
dalam hati sangat girang sekali, maka ia segera menjura
dalam- dalam dan berkata sambil menghela napas:
"Ai Aku harus mengucapkan terima kalih sekali lagi
kepadamu " "Sekarang aku hendak ajarkan kau ilmu pukulan Hoanthian
Sam-ciang, tipu pukulan yang terdiri dari tiga jurus ini
mempunyai keampuhan luar biasa, dalam dunia rimba
persilatan pada dewasa ini belum ada keduanya, asal kau
berhasil mempelajari tiga jurus pukulan tangan kosong ini,
kau juga sudah boleh membangun rumah penjara rimba
persilatan yang baru lagi "
Baru habis berkata, tiba-tiba terdengar suara In-jie yang
memanggil dari luar: "Engko Hong, kau ada dimana ?"
Kim Hong menyahut dari dalam: "Injie, aku ada disini...
kamar nomor tiga" Suara langkah kaki terdengar diluar kamar, pintu yang
terbuat dari batu itu lalu terbuka dantampak Injie berjalan
masuk dengan mengenakan pakaian warna putih yang tidak
begitu cocok dengan ukuran tubuhnya sendiri.Rambutnya
tampak masih basah, gadis itu sehabis mandi tubuhnya
nampak segar dan putih bersih, hingga wajahnya tampak
semakin cantik menarik. Kim Hong begitu lihat padanya lantas berseru kaget:
"He, mengapa kau mengenakan pakaian ibuku?"
In-jie tampak tercengang, jawabnya "Haaa Jadi pakaian
warna putih ini adalah milik ibumu"
"Ya, dimana kau mengambil?" bertanya Kim Hong
sambil mengangukkan kapala.
"Aku menemukan didalam kamar mandi sana, karena
pakaianku sendiri sudah kotor maka untuk sementara
kupakai saja." Kim Hong lalu berpaling dan bertanya kepada penguasa
rumah penjara: "Apakah ibuku juga suka datang kemari?"
Penguasa rumah penjara menganggukan kepala,
kemudian berkata pada In-jie:
"Nona Yo, kau pergi kekamar nomor dua coba cari
pakaian muridku, lalu kau pakailah, dan pakaian ini kau
buka taroh kembali ketempat semula"
"Sudah dipakai, biarlah untuk sementara dipakai saja,
kukira tokh tak ada halangan." berkata Kim Hong.
"Tidak bisa, ibumu tidak suka ada orang mengganggu
barangnya." berkata Penguasa rumah penjara.
In-jie terkejut dan ketakutan, ia buru-buru undurkan diri
untuk pergi tukar pakaian. Penguasa rumah penjara
menutup lagi pintu kamarnya dan berkata sambil tertawa
"Adat sumoaymu ini ada sedikit berandalan, apakah kau
benar suka kepadanya?"
Wajah Kim Hong agak kemerah-merahan. jaWabnya
dengan suara gelagapan: "Dia seorang sangat polos, tidak seperti muridmu yang
demikian banyak akal dan sulit dijajaki..."
"Kukira tidak begitu, mungkin juga karena kau tidak
menggunakan pikiran terhadapnya"
"Sekarang biarlah kita jangan bicarakan soal ini, apakah
kau hendak mengajarkan ilmu silat kepadaku sekarang juga
" "Baik, kau dengar baik-baik..,." berkata Penguasa rumah
penjara sambil menganggukkan kepala.
Tidak dijelaskan siapa penciptanya, juga tidak dijelaskan
asal usul dari ilmu pukulan tangan Hoan thian-sam-ciang
tetapi setelah Kim Hong mendengar habis penjelasan
hafalannya. diam-diam Kim Hong terkejut, ia mendapat
kesan bahwa ilmu pukulan yang dinamakan Hoan-thiansamciang ini ternyata gabungan dari kekuatan tenaga
dalam lunak dan keras, seperti ilmu pukulan yang luar biasa
anehnya. = =000000= = tiga hari kemudian dipagi hari yang cerah, dibawah pintu
gerbang rumah penjara gunung Tay-pa-san, keluar dua
penunggang kuda, terus pacu kudanya keluar dari dalam
rumah penjara itu. Diatas kuda duduk seorang pemuda berbaju biru
bersama seorang gadis berpakaian merah, tak perlu
diperkenalkan lagi, pasangan setimpal itu adalah Kim Hong
dan Yo In In yang membawa tugas rangkap ialah pergi
menantang bertanding untuk mengeluarkan Leng Bie Sian
dari Rumah penjara rimba persilatan yang baru, digunung
Bu-san. Ketika dua ekor kuda bersama dua penunggangnya itu
tiba dijalan persimpangan dibawah gunung, Kim Hong
berkata kepada In-jie sambil tersenyum: "In-jie disini kita
harus berpisah" In-jie rupanya agak berat, ia angkat pundak dan berkata
sambil menghela napas: "Ai, apabila can-sa-jie ada disini alangkah baiknya, bisa
minta ia pergi kedanau Tay-pek-tie digunung Tay-pek San,
dengan demikian, maka aku boleh pergi bersamamu
kegunung Bu-san......"
"Sebetulnya, pesan kakek gelandangan itu seharusnya
aku yang pergi melaksanakan, hanya lantaran urusan
menolong nona Leng itu merupakan suatu tugas yang tidak
boleh ditunda, apa boleh buat terpaksa kuminta kau yang
melakukan." Sikap In-jie agak murung, ia meraba-raba kantong yang
tergantung dibelakang Celananya yang tampaknya sangat
berat, katanya dengan suara sedih:
"Kemarin ketika kita menerima hadiah uang mas, dalam
hatiku sudah berpikir: Besok setelah kita turun gunung kita
harus pakai uang mas ini sepuas-puasnya, diwaktu makan
kugunakan sepotong uang emas, diwaktu menginap
sepotong dan untuk persen pelayannya sepotong, lihat
betapa mereka nanti akan terkejut, tetapi sekarang
lamunanku telah buyar semua....."
"jikalau kau takut tidak dapat menghamburkan habis
uang emasmu itu, mengapa kau tidak pergi menolong
kepada orang-orang miskin, jikalau kau melihat ada rumah
butut dan rombeng keadaannya, masih ada penghuninya
lalu kau lemparkan sepotong uang emasmu kesana, jikalau
kau melihat ada orang pengemis tua yang minta-minta lalu
berikan padanya sepotong, memberi secara demikian lebih
mengandung arti besar"
"Sudahlah, jangan banyak omong yang bukan-bukan
sekarang kuantar kau seperjalanan dulu"
"Perlu apa, kau menuju keutara dan aku menuju
keselatan jikalau kau harus mengantarkan bukankah nanti
kau akan melakukan banyak perjalanan yang tidak ada
gunanya?" "Aku tidak perduli, kalau kau tak suka aku antar, aku
nanti ikut kau pergi, kulihat apa kau bisa berbuat?"
Kim Hong tahu tidak dapat membantah kemauan gadis
itu, maka ia lalu keprak kudanya dan dipacu keatas jalan
raya yang menuja ke selatan, katanya sambil melambailambalkan
tangan: "Marilah hanya sepuluh pal saja"
Mereka pacu kudanya dengan berdampingan, Sepanjang
jalan terus mengobrol tidak habis2nya, pada akhirnya
siapapun tak tahu sebetulnya sudah melakukan perjalanan
berapa jauh, sehingga melihat ditepi jalan ada sebuah
pemandangan yang aneh, keduanya baru sadar bahwa
mereka sudah memasuki daerah kaki bukit Seng-cuan.
Apa yang dikatakan pemandangan aneh, ialah disuatu


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tempat kaki bukit itu, terdapat dua lembar pengumuman
berwarna kuning, Kim Hong yang waktu itu sudah
memiliki pandangan mata sangat tajam, sudah dapat
mengenali bahwa satu diantara surat pengumuman itu
adalah surat pengumuman yang dikeluarkan oleh penguasa
rumah penjara rimba persilatan yang baru dari gunung Busan,
tentang pengumuman itu ia sudah pernah melihat
beberapa kali, maka tidak perlu dilihat lagi, ia sudah dapat
menghapalkan isinya. Ia bersama In-jie larikan kudanya mendekati tempat
tersebut dan ketika pandangan matanya ditujukan kepada
surat pengumuman yang lain, Saat itu lantas berseru kaget.
Sebab surat pengumuman itu bukan dikeluarkan oleh
rumah penjara digunung Bu-san, melainkan oleh rumah
penjara rimba persilatan yang lama digunung Tay-pa-san
sebagai pembukaan dari surat pengumuman itu: ditulis oleh
huruf besar yang berbunyi: "KABAR BAIK " dan dibaris
kedua tertulis: "dalam masa panca roba, dimana- mana timbul banyak
kejahatan, diwaktu belakangan ini kabarnya dipuncak Sinliehong gunung Bu-san, ada berdiri apa yang dinamakan
rumah penjara rimba persilatan yang baru.
- cara-cara dan peraturan yang ditetapkan oleh rumah
penjara itu bukan saja aneh- aneh dan tidak masuk diakal,
tetapi juga merupakan suatu akal muslihat untuk menipu
orang-orang rimba persilatan dan sengaja menimbulkan
kekacauan, cara yang sangat rendah seperti itu Sebetulnya
tidak ada harganya untuk dilayani, harap sababat-sahabat
rimba persilatan supaya waspada, jangan sampai tertipu
oleh akal muslihat kawanan penjahat itu.
- Rumah penjara kami yang lama digunung Tay-pa-san
adalah yang tulen, peraturan yang ditetapkan semua masuk
di akal, sama sekali tidak menggunakan paras cantik atau
ilmu hitam untuk merebut kemenangan, ini merupakan
suatu kenyataan yang sudah dialami oleh orang-orang
rimba persilatan sendiri, dan kini dengan tiba-tiba ada
kawanan penjahat yang menggunakan nama rumah penjara
kami dengan diberi embel-embel baru, kemudian menyebar
anak buahnya untuk menculik kaum wanita, perbuatan
yang merusak nama baik kami dan rimba persilatan itu,
maka dipihak kami selain mengadakan penyelidikan juga
menetapkan suatu cara untuk menantang bertanding, harap
sababat-sahabat rimba persilatan upaya juga melanjutkan
usaha untuk memberi pelajaran kepada pihak kami.
SATU Penguasa rumah penjara rimba persilatan kami tiap
waktu menerima tantangan bertanding, baik pria maupun
wanita orang tua atau muda, semua boleh mendaftarkan
nama dan melakukan pertandingan diatas senar besi.
DUA barang siapa yang sanggup menyambut serangan
penguasa rumah penjara fihak kami seratus jurus dan
berakhir seri segalanya terserah kepada yang menantang
apa yang dikehendaki tidak akan kami ingkari.
TIGA barang siapa yang dapat menyambut delapan jurus
keatas, (dahulu sepuluh jurus) boleh tidak usah masuk
penjara, bahkan boleh menolong keluar lima orang tawanan
yang lama atau menerima uang emas Sejumlah tujuh ratus
tail (dahulu seribu) atau pergi untuk menolong anak istri
kawan-kawannya yang ditawan dalam rumah penjara rimba
persilatan yang baru digunung Bu-san, tetapi sewaktu kedua
kalinya menantang harus sanggup menyambut tiga belas
jurus (dahulu lima belas) jikalau tidak tetap akan masuk
penjara dan dihapuskan haknya untuk menantang
bertanding lagi. EMPAT barang siapa yang sanggup menyambut delapan jurus
keatas, harus masuk penjara dan ditawan didalam kamar
tahanan orang-orang golongan naga. Hanya tidak usah
melakukan pekerjaan berat atau dirantai tangan kakinya,
makanan setiap hari juga ada lebih baik dari pada para
tawanan dari orang-orang golongan ular, orang-orang yang
tertaWan dalam golongan naga mendapat hak untuk
menantang lagi sehingga empat kali (dahulu tiga kali).
LIMA barang siapa yang tidak sanggup menyambut lima jurus
harus masuk dipenjara orang golongan ular, segalanya
seperti biasa, hanya mendapat hak dua kali menantang lagi.
Apabila dapat menyambut lima jurus penuh, bisa
dipindahkan kekamar tahanan golongan naga.
ENAM Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan diatas harus
ditaati benar-benar baik oleh penantang maupunpara
tawanan, jikalau tidak. kami tidak akan jamin nyawanya.
TUJUH Peraturan ini berlaku sejak tanggal di-umumkannya,
apabila ada perobahan, setiap waktu bisa diadakan
pengumuman lagi." Sehabis membaca pengumuman itu, In-jie yang lebih
dahulu berkata: "Engkoh Hong, mari kita pulang lagi untuk menerima
hadiah dua ribu tail uang emas, sebab rumah penjara rimba
persilatan sudah naikkan hadiahnya menjadi lipat ganda,
tetapi ia masih memberikan hadiah menurut cara yang lama
kepada kita, ini keterlaluan"
Penonton-penonton yang lainnya mendengar ucapan Injie
pada berpaling. Kim Hong telah melihat anggota
pelindung hukum golongan Kalong ialah Lam-khek Sin-kun
Im Liat Hong juga terdapat diantara penonton, maka ia
sangat terkejut dan buru-buru lompat turun dari atas
kudanya dan minta In-jie supaya lekas undurkan diri.
In-jie masih belum tahu apa yang telah terjadi, Im Liat
Hong yang berada diantara banyak penonton itu sudah
mengeluarkan suara tertaWa kemudian berjalan keluar dari
rombongan orang banyak. Dengan sangat girang ia berjalan menghampiri Kim
Hong lalu berkata sambil tertawa mengejek:
"Bocah, kali ini kau harus serahkan nyawamU"
Kim Hong menyapU kepada orang banyak sejenak.
diantara orang banyak itu ada beberapa diantaranya
mengawas i dirinya dan In-jie dengan sinar mata
bermusuhan ia segera tahu bahwa mereka kebanyakan
adalah anak buah golongan Kalong, dalam hati diam-diam
mengeluh sendiri, tetapi kalau dipikir bahwa ia kini sudah
memiliki ilmu silat luar biasa dari rumah penjara rimba
persilatan, kali ini justeru dapat digunakan untuk mencobacoba,
maka saat itu nyalinya menjadi besar, namun ia
masih pura-pura berlaku gugup, katanya: "Im Liat Hong,
kau mau apa?" Im Liat Hong tertawa besar, lengan jubahnya dikebutkan
dan rombongan orang banyak itu lompat keluar delapan
orang laki-laki berpakaian ringkas, segera mengurung Kim
Hong dan In-jie berdua, saat itu barulah terdengar suara Im
Liat Hong yang berkata sambil tertawa: "Mau apa"
Periukah penjelasan?"
Kim Hong diam-diam mengerahkan kekuatan tenaga
dalamnya kelengan kanan, namun sikapnya masih berpurapura
takut, ia mundur selangkah dan berkata: "Baik, hari ini
aku akan mengadu jiwa denganmu"
In-jie tampak Kim Hong seperti takut, lantas lompat
kesampingnya dan berkata: "Engkoh Hong mari kita berdua
lawan dia seorang" Dengan cepat Kim Hong memberi isyarat pandangan
mata padanya, kemudian mendorongnya dan berkata:
"Tidak, pergilah kau menghadapi delapan musuh yang
lain, iblis tua ini biarlah aku yang menghadapi"
In-jie ia segera lompat kesamping dan berkata kepada
delapan laki-laki berpakaian ringkas sambil menuding,
"Hei kalian kawanan bangsat ini apakah berani melawan
aku?" Delapan laki-laki berpakaian ringkas itu adalah orangorang
kuat dari golongan Kalong kepandaian mereka
sebetulnya tidak dibawah orang-orang rimba persilatan
kelas satu, Saat itu tampak seorang gadis cantik molek
menantang dirinya, Saat itu masing-masing pada ingin
turun tangan, maka setelah mendengar ucapan itu, dengan
serentak maju mengurung In-Jie.
In-jie Sejak dapat menyambut Serangan Penguasa rumah
penjara rimba persilatan sepuluh jurus, mengira bahwa ia
sendiri sudah menjadi tokoh kuat yang jarang ada dalam
rimba persilatan, Sudah tentu menjadi sedikit sombong dan
tidak pandang mata kepada delapan orang itu. Sambil
berseru tangannya bergerak untuk melawan delapan orang
yang mulai menyerang dirinya dengan berbareng.
Kim Hong tahu bahwa untuk sementara In-jie tidak
sampai kalah, maka ia lalu berpaling dan berkata kepada Im
Liat Hong. "Marilah, hari ini aku akan melawan kau matimatian"
Im Liat Hong dahulu dengan tangan kosong telah
berhasil menawan Kim Hong, kali ini ia tampak berani
melawan dirinya tanpa memakai senjata kipasnya, dalam
hati semakin tenang dan anggap sudah pasti akan dapat
mengalahkan pemuda itu, maka dengan tenangnya ia
berkata sambil tertawa besar:
"Bocah, hari ini kalau kau dapat menyambut sepuluh
jurus saja dari aku, mulai hari ini aku akan undurkan diri
dari rimba persilatan"
Ucapannya itu ditutup dengan serangannya lebih dulu,
meskipun ia tidak menggunakan tenaga sepenuhnya, tetapi
oleh karena kepandaiannya sudah mencapai ketaraf
tertinggi sembarangan saja sudah cukup hebat bagi yang
menyambut. Kim Hong menyambut serangan itu dengan
menggunakan ilmu silat golongan perguruannya sendiri,
dengan tangan kanannya ia balas menyerang dada Im Liat
Hong, disamping itu ia juga berpura-pura berlaku tidak
sanggup melawan kekuatan tenaganya, hiagga ia sengaja
mundur selangkah. Im Liat Hong maju merangsek. tangan kanannya
menyerang, sekaligus lima kali dengan beruntun, tiap
serangannya berhasil mendorong Kim Hong mundur
selangkah, hingga ia tertawa terus tidak berhentinya.
Kim Hong diam-diam merata geli, namun masih
berpura-pura tidak sanggup melawan, dan mundur terusterusan.
Hingga jurus kesembilan, Im Liat Hong hendak
mengakhiri serangannya dengan menggunakan tangan kiri,
sementara mulutnya membentak, "Bocah, rebahlah"
Kim Hong perdengarkan suara tertawa dingin, kini ia
tidak mundur lagi, sebaliknya ia malah maju merangsek,
ketika tangan kanannyanya diangkat, gerak tipu
serangannya Hoan-thian-sam-ciang jurus pertama yang
sudah lama disiapkan, digunakan untuk menyambut
serangan Im Liat Hong yang terakhir.
Ketika kedua kekuatan tenaga dalam saling beradu, dan
Im Liat IHong merasakan seperti terpukul oleh barang
berat, saat itu dadanya bergolak. hingga terhuyung-huyung
mundur tiga langkah, hampir saja jatuh di tanah.
Ia benar benar tidak menyangka bahwa Kim Hong
dengan mendadak dapat melancarkan serangannya yang
demikian hebat dan tidak habis dimengerti serangannya kali
ini, sekali pun suhu Kim Hong sendiri It-hu Sianseng juga
tidak sanggup melakukan, hingga saat itu ia terheran-heran
maka segera berseru sambil pendelikan matanya: "Bocah,
kau....kau.,.." Kim Hong sendiri juga tidak menyangka bahwa untuk
pertama kali menggunakan ilmu Hoan-thian-sam-ciang
sekali pukul saja sudah berhasil membuat seorang iblis besar
yang ditakuti oleh orang rimba persilatan seperti Im Liat
Hong sudah dipaksa mundur lima langkah, maka dalam
hati merasa sangat girang sekali, saat itu ia tidaklah merasa
ragu-ragu. Tangan kanannya di angkat lagi dan
melancarkan gerak tipunya yang kedua, sedang mulutnya
membentak "cobalah sambuti sekali lagi."
Sepasang mata Im Liat Hong merah membara, dari
mulutnya mengeluarkan suara pekikan nyaring, hatinya
merasa penasaran, ia menggunakan tangan kanan Untuk
melancarkan serangan lebih dulu dengan hebatnya.
KEMBALI terdengar suara benturan nyaring. Tubuh
Kim Hong bergoyang-goyang, dan mundur hingga tiga
langkah. Sebaliknya dangan Im Liat Hong, ia kini mundur
terhuyung-huyung hingga enam langkah dan akhirnya tidak
sanggup pertahankan kakinya lagi, hingga terpaksa jatuh
duduk ditanah mulutnya menyemburkan darah segar
Ini disebabkan ia semula terlalu memandang ringan
musuhnya, sewaktu pertama kali menyambut serangan Kim
Hong ia sudah mendapat luka bagian dalam dadanya, saat
itu ia kembali mengerahkan seluruh kekuatan tenaga untuk
mengadu kekuatan tenaga dengan Kim Hong, tidak ia
sangka bahwa serangan gerak tipu kedua dari Kim Hong ini
mengandung kekuatan tenaga lebih hebat dari pada yang
pertama, inilah sebabnya maka ia tidak sanggup lagi
menerima dan terpaksa jatuh dan mengeluarkan darah dari
mulutnya. Kim Hong yang merasa gemas, ia maju beberapa
langkah, kembali tangan kanannya diayun sedang mulutnya
membentak: "sekarang sambuti lagi seranganku yang terakhir ini"
Im Liat IHong benar-benar tak percaya bahwa murid Ithu
Sianseng yang dihadapannya ini, adalah dahulu yang
pernah tertangkap hidup, hidup digunung oog-ok-san
dengan tangan kosong, tetapi tidak perCaya apa gunanya
sekarang kekuatan tenaga pemuda itu jauh lebih tinggi dari
pada kekuatan tenaga sendiri, ini sudah merupakan suatu
kenyataan yang tak dapat dibantah lagi.
saat itu ketika menampak ia akan melancarkan lagi
serangannya, walaupun diwaktu biasanya ia pernah malang
melintang dalam rimba persilatan, tetapi Waktu itu juga
sudah ketakutan setengah mati, baru-buru
menggelindingkan tubuhnya, menyingkirjauh setombak


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lebih, kemudian ia lompat bangun dan lari menuju ke utara,
sedang mulutnya berseru kepada kawan-kawannya:
"Bocah itu mempunyai kekuatan seperti Setan, saudarasaudara
lekas lari" Delapan lakl-laki berpakaian ringkas yang sedang
mengeroyok In-jie waktu itu juga sudah kewalahan tampak
pemimpinnya kabur maka mereka juga tidak berani
melanjutkan pertempuran, dan satu persatu kabur
mengikuti jejak pemimpinnya. In-jie lompat-lompatan dan
berkata dengaa kegirangan:
"Engkoh Hong kau sungguh hebat, seorang iblis jahat
seperti Lam-kek Sin-kun juga bukan tandinganmu"
Kim Hong juga sangat girang katanya: "coba kau
katakan bagaimana kalau aku dibandingkan dengan tamu
tak diundang dari luar daerah?"
In-jie masih belum menjawab dari rombongan orang
banyak yang sedang menonton pertempuran tadi tiba-tiba
menyusul seorang laki-laki setengah baya berpakaian seperti
seorang pelajar warna kuning, laki-laki itu berwajah
tampan, ia entah bagaimana tahu-tahu sudah berjalan
kehadapan Kim Hong, dengan sinar mata tajam,
mengawasi Kim Hong dan In-jie sejenak. kemudian
berkata: "Kau anak muda ini sungguh sombong, ternyata berani
membandingkan dirimu dengan tamu tak diundang dari
luar daerah." Kim Hong kini menampak wajah laki-laki setengah baya
itu agak mirip dengan wajah sendiri, dalam hati terkejut,
buru-buru memberi hormat dan berkata:
"Maaf, oleh karena aku hendak menantang kerumah
penjara rimba persilatan digunung Bu-san, masih belum
tahu dapat menyambut satu jurus atau tidak. maka disini
aku tadi menguji kekuatanku dengan Lam-kek Sin-kun, atas
kesalahan ucapanku tadi, harap tuan suka maafkan"
Laki-laki setengah baya berjubah kuning itu tersenyum
sendiri, dan kemudian berkata:
"Menurut pandanganku, kalau kau hendak dibanding
dengan tamu tidak diundang dari luar daerah, masih selisih
cukup jauh" Cin Hong hanya mengeluarkan suara "oh," namun
dalam hati tidak begitu perCaya, sebab jikalau Panguasa
rumah penjara rimba persilatan yang mengajarkan ilmu
padanya menganggap bahwa hasilnya sekarang ini masih
tidak dapat dibanding dengan Tamu tidak diundang dari
luar daerah, bagaimana berani suruh ia pergi menantang
bertanding untuk menolong keluar Leng Bie Sian" Apalagi
penguasa rumah penjara pernah menitik beratkan kepada
ilmunya Hoan-thiam-Sam-ciang yang suruh ia melatih baikbaik,
sebab apabila berhasil dengan ilmunya itu, dapat
melawan PenguaSa rumah penjara rimba persilatan yang
baru hingga tiga puluh jurus, ucapan ini sekalipun agak
berlebihan, tetapi ia tadi hanya dengan dua serangan saja
sudah berhasil melukai bagian dalam Lam-kek Sin-kun, ini
sudah merupakan suatu kenyataan yang tak dapat dibantah.
Sekalipun Lam-kek Sin-kun masih bukan tandingan
tamu tidak diundang dari luar daerah, akan tetapi Tamu
tidak diundang dari luar daerah tidak mungkin dalam dua
kali serang dapat melukai Lam-kek Sin-kun ditinjau dari
sini, mungkinkah kalau ia tidak dapat dibandingkan dengan
kepandaian dan kekuatan Tamu tidak di undang dari luar
daerah?" Laki-laki setengah baya berjubah kuning itu agaknya
dapat tahu apa yang dipikirkan, lalu berkata sambil tertawa
dingin. "Apa kau tidak perCaya ucapanku?"
"Bagaimana aku berani tidak mempercayainya" Aku
hanya merasa kecewa Saja" berkata Kim Hong sambil
menjura memberi hormat. "Mengapa kecewa?"
"Kabarnya Tamu tidak diundang dari luar daerah itu
pergi menantang kerumah penjara gunung Bu-san hingga
sekarang tidak keluar lagi, apabila aku tidak dapat
dibandingkan dengan dia bukankah kepergianku ini tidak
dapat melaksanakan tugas yang diberikan kepadaku"
"Kalau sudah tahu tidak sanggup melawan, Sudah saja,
tidak perlu kau pergi menantang"
"Tidak, aku harus pergi menantang juga."
Lelaki berjubah kuning itu memandangnya sejenak.
bertanya lambat-lambat: "Kau seorang she apa ?"
"Aku yang rendah seorang she Kim namaku Hong,
suhuku It-hu Sianseng"
Wajah lelaki setengah baya itu sedikit berubah, katanya
heran: "Aku dengar kata bahwa It-hu Sianseng ada mempunyai
seorang murid she Cin, bagaimana sekarang kau
mengatakan she Kim?"
"Ya, dalam hal ini ada sebuah musababnya itu
disebabkan ialah dahulu aku masih belum tahu siapa
sebetulnya ayah dan ibuku sendiri, sekarang aku sudah
tahu, maka aku harus merubah she-kujadi seorang she Kim"
Lelaki setengah baya itu tiba-tiba mengerutkan alisnya,
matanya ditujukan ketanah, tanyanya dengan suara dingin:
"Siapa kah nama ayahmu?"
"Ayahku bernama Hoong yang suaranya mirip dengan
namaku sendiri " Sepasang biji mata lelaki setengah baya itu bergerak
berputaran, tiba-tiba mengangkat muka dan berkata dengan
nada suara dingin: "Tahukah kau mengapa Lam-kek sin-kun dan kawankawannya
muncul ditempat ini?"
Kim Hong tidak menduga bahwa lelaki itu dengan tibatiba
mengalihkan pembiCaraannya kesoal lain, maka sesaat
itu ia terCengang dan katanya dengan terus terang: "Tidak
tahu, apa sebab mereka muncul di tempat ini ?"
"Mereka hendak pergi kegunung Tay-pek-tie. rombongan
mereka terbagi tiga kelompok dengan berpencaran,
dipimpin sendiri oleh Pangcunya dan dua orang anggota
pelindung hukum, sembilan orang tadi adalah kelompok
yang pertama." "Apakah mereka bukan hendak mengambil kotak rahasia
batu Giok yang berada didasar telaga itu ?"
"Benar, dua belas tokoh kuat berbagai partay yang
ditugaskan menjaga danau Tay-pek-tie itu, mereka sudah
terancam bahaya " "Jikalau kau merasa tidak boleh berpeluk tangan,
mengapa kau tidak tunda dulu beberapa hari perjalananmu
kegunung Bu-san?" berkata lelaki berjubah itu sambil
tersenyum. Kim Hong tampak berpikir, kemudian baru berkata:
"Akan tetapi perjalananmu kegunUng Bu-san itu tidak
dapat ditunda, sebab aku harus pergi menolong keluar
seorang gadis......"
Laki-laki berjubah kuning itu kembali memandangnya
sekian lama dengan penuh perhatian, kemudian tanpa
berkata apa- apa lantas memutar diri dan berjalan menuju
keutara,gerakan kaki itu demikian gesit dan lincah sekali.
Kim Hong mengejar beberapa langkah sambil berseru:
"cianpwe tunggu sebentar"
Laki-laki setengah baya itu merandak tetapi tidak
berpaling, tanyanya hambar: "Ada urusan apa ?"
"Boleh kah aku numpang tanya nama cianpwe yang
mulia?" "Oey Ceng," jawabnya singkat.
Kim Hong tak pernah dengar dan tak pernah ingat dalam
rimba persilatan ada orang bernama Oey Ceng, tetapi
dengan sinar matanya yang tajam dan bersemangat, gerak
kakinya yang luar biasa gesitnya jelas memiliki kepandaian
ilmu sangat tinggi, namun setelah mendengar jawaban itu,
diam-diam dalam hati timbul perasaan curiga dan terkejut,
ia lalu bertanya lagi. "Cianpwe tadi kata bahwa golongan Kalong telah
mengutus orang-orangnya dibagi dalam tiga rombongan
menuju kedanau Tay-pek-tie sekarang kunumpang tanya
dua rombongan yang lain mengambil jalan yang mana?"
"Jikalau kau hendak berjalan menuju keselatan,
barangkali bisa berpapasan dengan mereka" jawabnya
hambar. "Kalau begitu, meskipun aku tidak bisa meneruskan
perjalanan kedanau Tay-pek-tie, tapi masih menyumbang
sedikit tenaga untuk mencegat merasa ditengah jalan-"
Oey Ceng tidak menyatakan pikirannya ditilik dari
gerakkannya yang demikian lambat, tak disangka-sangka
dalam Waktu sesejap mata saja sudah berada ditempat
sejauh dua puluh tombak lebih dan tak lama kemudian
sudah tinggal bayangan kuning saja.
Kim Hong mengawasi berlalunya Oey Ceng Sehingga
hilang dari pandangan matanya, dalam hati timbul
beberapa pertanyaan. "Siapa kah sebetulnya yang menamakan diri Oey Ceng
ini" Apa sebab ia tidak senang mendengar orang
membandingkan dirinya dengan Tamu tidak diundang dari
luar daerah, apa pula sebabnya setelah mendengar nama
Kim IHong, wajahnya menunjukkan sikap perobahan
aneh?" Sementara itu In-jie sudah mendekati dirinya dan berkata
dengan suara perlahan. "Engko Hong, orang itu sangat aneh sekali"
Kim Hong menganggukkan kepala dan menjawab:
"Kepandaian ilmu silat orang ini agaknya tidak dibawah
dua Suhu kita, kau anggap bagaimana ?"
"Ngg sebaiknva sekarang aku juga hendak pergi kedanau
Tay-pek-tie, sekarang aku akan diam-diam mengintai dia"
"Baik Tetapi setelah kau tiba digunung Tay-pek san,
tidak boleh bentrok secara langsung dengan orang-orang
golongan Kalong" "Baik, jikalau waktunya aku boleh unjuk diri dan turun
tangan, aku akan turun tangan, jikalau tidak boleh aku akan
menonton dengan jalan sembunyi, kukira mereka juga tidak
bisa berbuat apa- apa terhadapku, kau sudah cukup untuk
menghadapi mereka, hanya segala-galanya masih perlu
hati- hati, baik, Sekarang kau berangkatlah"
In-jie agaknya merasa berat, dengan mata merah ia
berkata: "Sehabis menolong keluar nona Leng, kau harus datang
mencari aku, tidak boleh . . .."
Kim Hong menepok-nepok bahunVa dan berkata dengan
lemah lembut sambil tertawa: "Tidak mungkin, apakah kau
tidak ingat hari itu apa kataku padamu?"
In-jie tersenyum girang, oleh karena ditepi jalan masih
ada beberapa orang yang menonton ia merasa malu untuk
menunjukkan sikap terlalu mesra, maka ia segera lompat
naik keatas kudanya, dan larikan dengan kencangnya.....
Kim Hong juga lompat naik keatas kudanya, dan dipacu
menuju kejalan raya yang keselatan, sepanjang jalan ia
memikirkan bagaimana harus turun tangan apabila
berpapasan dengan orang-orang golongan Kalong, ia pikir
orang-orang golongan Kalong boleh dikata terdiri dari
orang-orang jahat, apabila membiarkan mereka mengambil
kotak rahasia batu Giok, maka kelak dikemudian hari pasti
akan lebih membahayakan bagi dunia Kang-ouw, maka ia
lalu mengambil keputusan, sebentar apabila berjumpa
dengan mereka ia akan membunuh mati beberapa
diantaranya yang paling jahat, dengan demikian mungkin
bisa sedikit memberi hasil untuk mencegah perjalanan
mereka...... Selama berpikir, kudanya sudah melalui gunung Sengcusan,-jalannya juga mulai datar, inipasti kudanya sambil
mengawasi keadaan sekitarnya, dari jauh tampak
serombongan orang berjalan,
Rombongan orang itu terdiri dari sembilan orang, satu
diantaranya hanya seorang yang mengenakan jubah warna
putih, yang lainnya semuanya mengenakan pakaian ringkas
berwarna hitam, setiap orang pada membawa senjata
tajam,gerakan mereka sangat cepat sekali, dalam waktu
sekejap mata sudah berada didekatnya.
Kim Hong begitu melihat orang yang berjubah putih itu,
segera mengenali adalah Tamu tidak dikenal dari luar
daerah yang palsu yang menjadi anggota pelindung hukum
golongan Kalong, perasaan muak dan benci segera timbul
dalam hatinya, maka ia segera menghentikan kudanya dan
berdiri tegak ditengah tengah jalanSembilan orang itu ternyata semua padanya terpisah
kira-kira tiga tombak. semuanya sudah berhenti, mereka
pada berpaling kepada pelindung hukum mereka, untuk
menantikan perintah agar bisa bertindak.
Tamu tak diundang dari luar daerah maju beberapa
langkah, Sepasang matanya yang tertampak dari lubang
kerudung kain putihnya, memancarkan sinar berkilauan,
mulutnya mengeluarkan suara pertanyaan: "Cin Hong,
mengapa kau menghadang perjalananku?"
Kim Hong berdiri tegak tidak bergerak mukanya
menengadah, katanya dengan sikap sombong:
"Tokoh-tokoh dua belas partay dan lima orang kuat yang
sudah menyepikan diri telah mengetahui kalian orang-orang
dari golongan Kalong hendak pergi ke gunung Tay-peksan,
untuk mengambil kotak rahasia batu Giok didalam dasar
danau Tay-pek-tie, oleh karena itu, maka sengaja
memerintahkan aku datang disini menyamtut kedatangan
kalian lebih dulu" Tamu tidak diundang dari luar daerah dengan mendadak
tertawa terbahak-bahak dan berkata:
"Ketua dua belas partay sudah menjadi tawanan dalam
rumah penjara rimba persilatan, dalam partay mereka
sekalipun masih ada banyak tokoh-tokohnya yang kuat,
tetapi semua tidak ada dalam mata kami, sekarang
kuhendak tanya padamu, siapakah lima orang kuat yang
sudah menyepi yang kau maksudkan tadi?"
Kim Hong menyebut nama sekenanya:
"Hong-lay Sam-sian Thian-tee-jin, masih ada Pek cui
Sin-nie dari luar perbatasan dan tokoh golongan pengemis
It-sie-koay, Lu Bong Kong"


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tamu tak diundang dari luar daerah menunjukkan sikap
setengah percaya setengah tidak, katanya:
"Kecuali It-sie-koay, empat yang lainnya barang kali
nama- nama yang kau karang sendiri"
Kim Hong masih menunjukkan sikap tenang, katanya
sambil tertawa dingin: "Aku bukanlah hendak mengagulkan kekuatan kami
kepada kalian, melainkan atas perintah Hong- lay Sam-sian
untuk menyampaikan beberapa patah kata kepada kalian
orang-orang golongan Kalong"
"Ucapanmu semakin lama semakin melantur, kalau
begitu sekarang kutanya padamu ucapan apa yang Honglay
Sam-sian suruh sampaikan kepada kami?" bertanya
tamu tidak diundang dan luar daerah sambil tertawa
menyindir. "Hong-lay Sam-sian ketika locianpwe itu kata, sudah
lama mereka tidak melakukan pembunuhan, meng harap
kalian orang-orang golongan Kalong supaya bisa membantu
mereka jangan sampai melakukan pembunuhan lagi"
Tamu tidak diundang dari luar daerah tertawa terbahakbahak.
kemudian berkata: "Maksudmu, apakah suruh kami
balik kembali?" Kim Hong menganggukkan kepala, ia menunjukkan
sikap jumawanya yang dibuat-buat. "Bagaimana apabila
kami tidak mau?" "Mereka suruh aku bertindak lebih dulu paling sedikit
harus menghajar tiga kali seorangnya"
Tamu tidak diundang dari luar daerah kembali tertawa
terbahak-bahak dan berkata. "Tiga pukulan itu
sesungguhnya sangat hebat bukan ?"
Kim Hong menganggukkan kepala dan berkata:
"Kalau kau tidak perCaya, boleh saja suruh tiga orang
mu maju kehadapanku"
Ketika tamu tidak diundang dari luar daerah itu
menyuruh keluar tiga orangnya Kim Hong buru-buru
berkata lagi. "Tunggu sehentar, sebaiknya suruh keluar orang-orang
yang kejahatannya sudah terlalu banyak hingga mereka
sudah sewajarnya kalau dihukum mati."
Tamu tak diundang itu lagi-lagi menunjukkan ketawa
gelinya, ia berkata sambil ketawa tawar
"Sepasang setan dari gunung Kok-lo-san dua
persaudaraan ini pernah melakukan pembunuhan terhadap
kaum wanita sebanyak dua ratus orang, inilah merupakan
rekor paling tinggi, dan Lie-liang It-sat, pernah melakukan
pembunuhan terhadap saudaranya sendiri, dan selain
daripada itu, juga pernah mencemarkan diri istri
saudaranya yang dibunuhnya, Kamu bertiga boleh keluar
untuk menghadapi tiga pukulan dari Hong-pay-sam-sian "
Tiga orang lelaki berwajah buruk dan kejam berjalan
keluar, semuanya menghunus pedang panjang, mereka satu
diantaranya yang bertubuh kasar perdengar suaranya sambil
tertawa: "Bocah, aku Lie Liang It Sat adalah orang yang
terlalu jahat, hari ini biarlah aku coba menyambut
seranganmu, kuingin tahu bisa mati atau tidak?"
Kim Hong dengan menuntun kuda dengan tangan
kirinya, perlahan-lahan menggerakkan tangan kanannya
dan berkata sambil ketawa
"Sekarang kalian boleh siap. aku hendak melancarkan
seranganku " Kim Hong mengangkat tinggi perlahan-lahan tangannya
sambil tersenyum, kemudian berdiam menunggu sampai
mereka bertiga menunjukkan sikap tidak sabaran, barulah
dengan mendadak menggerakkan tangannya tadi, Secepat
kilat dengan beruntun melancarkan serangannya Hoanthiansam-ciang, menyerang mereka melalui jarak jauh.
Serangan Kim Hong tadi menimbulkan suara nyaring
dibarengi dengan suara jeritan mengerikan tubuh tiga orang
tadi terpental sejauh dua tombak lebih, ketika mereka jatuh
terguling ditanah, sudah tidak bisa bernapas lagi.
Bukan kepalang terkejutnya tamu tidak diundang dari
luar daerah, ia segera lompat mundur sejauh satu tombak
dan memerintahkan orang-orangnya berpencaranLima laki-laki berpakaian hitam yang lainnya tidak
menunggu ada perintah keduanya sudah pada lompat
menyingkir dengan wajah ketakutan, benar- benar seperti
ketemu setan ditengah hari bolong.
Kim Hong lompat keatas kudanya dengan sikap sangat
tenang, berkata sambil angkat pundak:
"Jikalau kalian masih ingin belajar kenal atau
menyaksikan kepandaian ilmu Hong- lay-sam-sian,
sekarang silahkan melanjutkan perjalanan kalian- Sekarang
aku masih hendak menyambut rombongan kalian yang
ketiga" Sebabis berkata demikian ia menarik tali kudanya
dengan sangat tenang kuda itu dijalankan melalui mereka
untuk melanjutkan perjalanannya keselatan.
Apa sebab ia tidak mau bertempur dengan tamu tidak
diundang dari luar daerah" Apa sebab pula ia tidak mau
menyerang lima laki-laki berpakaian hitam yang lainnya"
Sebab ia tahu benar sekalipun ia sendiri dapat
menjatuhkan tamu tidak diundang dari luar daerah atau
membinasakan beberapa orang lagi anak buahnya, tetapi
bagaimanapun juga ia tidak dapat membinasakan Tamu
tidak diundang dari luar daerah, jikalau toh ia tidak bisa
membinasakan padanya, ada lebih baik berpura-pura royal
sedikit melepaskan ia hidup, biar ia mereka sangsi dan
anggap benar-benar ada orang yang dinamakan Hong-lay
Sam-sian itu. sehingga ia bisa merasa takut dan undurkan
diri. Memang sebabnya ia tidak mau membinaaakan lima
orang yang lainnya, itu disebabkan karena ia belum pernah
membunuh mati orang2 dan hari itu sekalipun mengambil
tiga jiwa orang biarpun yang dibinasakan itu semuanya
adalah orang-orang yang sudah seharusnya mendapat
hukuman semacam itu, tetapi perbuatan membunuh orang
bagaimanapun juga merupakan suatu perbuatan yang
sangat kejam dan melawan hati nuraninya sendiri, sehabis
melakukan pembunuhan itu dalam hati merasa gugup dan
tidak enak oleh karena demikian pula, maka perginya ia
meninggalkan mereka meskipun sikapnya tampak tenang,
namun juga boleh dikata bahwa ia lari terbirit-birit untuk
menenangkan perasaan sendiri
Berjalan kira-kira tiga empat pal. dengan tiba-tiba ditepi
jalan dibawah sebuah pohon besar, tampak seseorang
duduk, dan orang itu ternyata adalah seorang setengah baya
berjubah kuning yang tadi pernah dijumpainya dan
menamakan diri sendiri Oey Ceng.
Kim Hong berseru kaget, ia segera menghentikan
kudanya, selagi hendak membuka mulut untuk bertanya,
Oey Ceng bangkit dan berkata sambil tertawa besar:
"Haha, kepandaian ilmu Hong-lay Sam-sian- benar-benar
sangat hebat, aku yang rendah mendapat kehormatan untuk
menyaksikan benar-benar sangat beruntung....."
Kim Hong lompat turun dari kudanya, dan berkata
sambil menjura: "oey cianpwe tadi bukankah berjalan menuju ke utara,
apa sebab kini sebaliknya berada ditempat ini?"
"Aku tidak suka ada orang yang menguntit, maka itu aku
lalu balik kembali" menjawab Oey Ceng sambil tertawatawa.
Kim Hong tahu yang dimaksudkan oleh Oey Ceng
tentunya In-jie, maka saat itu wajahnya lantas menjadi
merah, katanya sambil tersenyum
"Sumoayku itu hanya tertarik, oleh perasaan heran saja,
sebetulnya tidak mengandung maksud jahat, harap
locianpwe suka memaafkannya"
Oey Ceng kembali duduk dibaWah pohon, ia memberi
tanda dengan tangannya minta Kim Hong duduk untuk
mengobroL "Hanya aku tadi juga sudah menghajar seseorang dan
membunuh mati delapan orang dari golongan Kalong, baru
balik kembali..." "Cianpwe maksudkan apakah Lam-kek Sin-kun bersama
delapan anak buahnya?" bertanya kim Hong terkejut.
"Benar, im Liat Hong sedikit-dikitnya harus rebah
dipembaringan tiga bulan baru bisa pulih kembali
kesehatannya" menjawab Oey Ceng sambil
menganggukkan kepala dan tertawa.
Kim Hong yang sementara itu masih berdiri dan
menyender diperut kudanya, berkata sambil tersenyum:
"Perbuatan cianpwe yang menyingkirkan bahaya bagi
masyarakat sesungguhnya patut dihormati, tetapi aku tidak
tahu bolehkah kiranya dapat mengetahui sedikit keadaan
Locianpwe?" "Tidak perlu, maksudku balik kembali ialah ingin cobacoba
kepandaianmu" berkata Oey Ceng sambil
menggelengkan kepala, "Apakah lo- cianpwe masih pikirkan kesalahan omongku
tadi?" "Tidak aku hanya senang mencoba-coba ilmu
kepandaian orang. Kulihat ilmu kepandaianmu cukup
tinggi, boleh juga dijadikan tandingan-Jelasnya aku
bermaksud meneliti secara mendalam."
Dengan hati yang sejujurnya Kim Hong lantas berkata:
"Tentu Saja beanpwe bukan tandingan cianpwe.
Boanpwe kira, tak ada gunanya kita bertanding juga . "
Lelaki yang mengaku bernama Oey Ceng itu berkata:
"Kau takut merusak persahabatan diantara kita ?"
Kim Hong menganggukkan kepalanya, setelah itu
berkata: "Ya, Boanpwe tidak mengharapkan perpecahan diantara
sesama kawan. Lebih- lebih tak ada maksud boanpwe
memecah kekuatan yang ada dalam rimba persilatan-"
Lelaki itu tertawa, katanya lagi,
"oiy, bukan begitu. Yang kuartikan dengan bertanding
tadi, bukanlah secara langsung mengajakmu bertempur.
Tentu saja aku mempunyai sesuatu cara tersendiri untuk
menjajal sampai dimana tingginya ilmu kepandaianmu."
Kim Hong berkata "Cara apa itu maksud cianpwe?"
Laki-laki itu menuding dengan jarinya ke-arah selatan,
dan berkata "Sebentar lagi rombongan ketiga dari mereka akan segera
tiba. Kau boleh sama-sama menempur mereka, Siapa yang
menang lebih dulu dia boleh disebut sebagai juara."
Memang benar itu merupakan cara bertanding yang
paling baik. Tanpa merusak persahabatan antara sesama
golongan dapat menunjukkan sampai dimana kemampuan
tempur sendiri. Yakni dengan menghadapi musuh.
Kim Hong memandang ketempat yang ditunjuk.
disebelah selatan- Benar saja disana lantas muncul banyak
sekali titik-titik hitam yang semakin lama semakin jelaS,
ternyata adalah empat buah tandu yang digotong oleh
orang-orang berbaju hitam, sedang menuju kearah dimana
Kim Hong dan Oey Ceng berada.
Untuk mengambil kotak batu Giok di-danau Tay- pektie,
orang-orang dari golongan Kalong sampai merasa perlu
membagi kekuatan mereka menjadi tiga kelompok. Regu
pertama dan kedua sudah diberangkatkan lebih dahulu,
kalau begitu yang datang ini dengan sendirinya adalah regu
ketiga, dimana juga turut serta ketua perkumpulan
golongan Kalong, istri ketua perkumpulan tersebut, beserta
dengan ketiga orang selir-selirnya.
Info silaki-laki misteri Oey Ceng ternyata sangat tepat,
benar saja sebentar kemudian ketua perkumpulan golongan
Kalong, nyonya ketua perkumpulan tersebut dan tiga orang
selirnya sudah akan melewati tempat itu, yang paling depan
adalah ketua perkumpulan golongan Kalong, sedang empat
tandu yang lain sudah tentu diisi oleh empat orang istrinya.
Oey Ceng memandang ke arah Kim Hong, kemudian
berkata. "Nah, masing- masing kita boleh memilih satu lawan,
siapa diantara kita yang behaSil memenangkan lawannya
lebih cepat, boleh dibilang dialah yang mempunyai
kepandaian tinggi." "Mengetahui dirinya dihadang orang, ketua
perkumpulan golongan Kalong berteriak: "Kui Bin, Kim
Hoa" Usirlah dua orang itu"
Dari dalam tandu segera lompat turun dua orang wanita,
mereka adalah selir pertama ketua golongan Kalong Liu
Kui Bin, danselirnya yang kedua Touw Kim Hoa.
Kim Hong tentu tidak asing, Tapi bagi mereka, Liu Kui
Bin dan Touw Kim Hoa yang melihat salah satu dari kedua
penghalang itu adalah jago muda kita dengan tertawa kaget
ia berkata: "Eh, lagi-lagi kau"
Selir kedua ketua golongan Kalong Touw Kim Hoa lebih
tua dari selirnya yang kesatu, maka kepada Liu Kui Bin ia
memanggil namanya saja. "Liu Kui Bin, kau pilih yang
mana?" Permaisuri pertama Liu Kui Bin menengok kearah Kim
Hong sebentar, kemudian sambil tertawa cekikikan ia
berkata: "Yang tua lawan yang tua, dan yang muda tentu
timpalannya harus yang muda pula. Biarlah aku pilih yang
mudaan itu saja" Liu Kui Bin lalu melirik tajam kearah Kim Hong.
Sementara itu laki-laki yang bernama Oey Ceng itu
memandang Kim Hong, lalu katanya: "Pilihan mereka tepat
juga , bagaimana kalau menurut kau?"
Kim Hong merasa sebal melihat kedua selir dari ketua
golongan Kalong itu, dengan menganggukkan kepala dia
berkata: "Yang manapun boleh."
"Bagus." Oey Ceng berteriak girang. "Mari kita
melakukan gerakkan bersama, kau yang memberi
komando, siapa yang lebih cepat mengusir musuh."
Touw Kim Hoa mendekati Oey Ceng. Dan Liu Kui Bin
kearah Kim Hong. Disaat itu juga , Kim Hong sudah
berkata: "Satu.....dua.....pukul . . . . "
Kedua tangan Kim Hong didorongkan kedepan,
memukul kearah selir pertama ketua golongan Kalong Liu
Kui Bin-

Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pada saat yang sama Oey Ceng menggempur siselir
kedua Touw Kim Hoa. Liu Kui Bin dan Touw Kim Hoa mendorongkan kedua
tangan mereka, dengan maksud mendorongkan pergi kedua
laki-laki penghadang jalan itu.
Terdengar suara empat pasang tangan yang beradu keras,
Oey Ceng dan Kim Hong masing-masing mundur satu
tindak tapi disaat itu Touw Kim Hoa dan Liu Kui Bin
mundur jauh kebelakang masing-masing jatuh terduduk
ditanah. Inilah suatu kekalahan bagi golongan Kalong.
Oey Ceng menoleh kearah Kim Hong dengan
tersenyum, ia bertanya: "Bagaimana dengan hasil
pertandingan?" Dengan tenang Kim Hong berkata: "Kekuatan kita
seimbang." Mereka mendapat kemenangan bersama.
Wajah ketua perkumpulan golongan Kalong berubah,
lalu memberi perintah: "Po Kui, Keng Hee Keluarlah
kalian, hadapilah dua orang itu "
Dari dua joli lainnya, masing-masing muncul seorang
wanita setengah baya dan seorang gadis cantik jelita,
mereka adalah nyonya ketua perkumpulan Kalong Auw
yang Po Kui dan selir ketiga ketua golongan itu yang
bernama Lim Keng Hee. Auw yang Po Kui dan Lim Keng Hee menghadapi Oey
Ceng dan Kim Hong, mereka membuat satu persiapan
untuk menggempar kedua penghadang jalan itu.
Keadaannya seperti tadi juga , Oey Ceng berkata kepada
Kim Hong "Kau lagi yang harus memberi komando
pertempuran " Kali ini Kim Hong menolak, katanya: "Sekarang biarlah
cianpwe saja yang memberi perintah"
"Baik." sahut Oey Ceng.
Setelah itu dia membuat satu posisi bagus, dan segera
berkata: "Satu .... dua . . . tempur ...."
Masing-masing, Auw yang Po Kui dan Lim Keng Hee
menghampiri seorang. Empat pasang tangan didorongkan kedepan, Oey Ceng
menempur Auw-yang Po Kui, Kim IHong menempur Lim
Keng Hee. Akibat dari perpaduan kekuatan tangan itu, nyonya
ketua perkumpulan golongan Kalong Auw yang Po Kui
jatuh terjengkang, kedudukan Oey Ceng hanya bergeming
sedikit saja. Dilain pihak pertandingan Kim IHong dan Lim Keng
Hee setabil, masing-masing bergoyang sebentar tanpa ada
seorangpun dari mereka itu yang terjatuh. Dilihat sepintas
lalu, agaknya kekuatan kedua orang ini agak seimbang.
Memandang kearah Oey Ceng, Kim Hong berkata:
"oey-cianpwe, ilmu kepandaianmu jauh lebih tinggi
dariku." Akibat dari adanya kermenangan Oey Ceng dan
kekuatan dirinya, Kim Hong harus menyerah kalah.
Oey Ceng mendelikan mata, ia tahu betul bahwa
pemuda itu tidak mengerahkan tenaga penuh, demikianlah
dia menjadi marah. "Kim Hong kau berani main gila dihadapanku?"
Suaranya keras sekali. Kim Hong menundukkan kepala. ia
menyerah kalah. Sang nyonya dan ketiga selir ketua perkumpulan
golongan Kalong tidak berhasil mengusir dua penghadang,
kejadian ini betul- betul membuat marah sang ketua.
Dengan sinar matanya yang dipentang lebar-lebar dia lantas
maju, langsung menghadapi dua lelaki itu. Dengan suara
yang sangat dingin sekali ia berkata
"Kalian betul- betul mempunyai ilmu kepandaian yang
hebat sebutkanlah namamu."
Kim Hong berkata: "Aku Kim Hong."
Lelaki misterius yang mengaku bernama Oey Ceng itu
juga berkata: "Aku Oey Ceng?"
"Hai ...." ketua perkumpulan golongan kalong
mengeluarkan suara dari hidung. "oey-ceng" . , ..nama ini
masih asing sekali."
Oey Ceng menganggukan kepala: "Betul. Memang asing
sekali." Ketua perkumpulan golongan Kalong membentak:
"Dari mana kau datang?"
"Hmmm....." Oey Ceng berdengus.
"Dari mana kau datang?" bentak lagi ketua golongan
Kalong. Dengan tertawa Oey Ceng menjawab pertanyaan itu.
"Bukan dari daerah See-hek dan juga bukan dari Taiwan-"
Wajah ketua perkumpulan golongan Kalong berubah
dalam sekejap. namun hanya sebentar. Sambil
membelalakkan mata dan suara yang gemetar dia
membentak: "Mengapa kau sebut-sebut daerah Taiwan?"
Dengan dingin Oey Ceng berkata:
"Kenapa" Aku tidak boleh" Dan kenapa kau gemetar
begitu mendengar disebutnya nama daerah Taiwan?"
sepasang mata ketua perkumpulan golongan Kalong
tampak semakin beringas, wajahnya menjadi begitu buas,
tiba-tiba kedua tangannya disodorkan kedepan dengan Satu
kekuatan yang tak terduga, langSung dia turun tangan
Sendiri menggempur dan menerjang lakl-laki yang mengaku
bernama Oey Ceng itu. Oey Ceng sudah menduga kalau dia bakalan mendapat
serangan mendadak yang seperti ini, dengan lincah dan
gesit ia meloncat kesamping, melejit lagi, dan Ciuuuut......
tubuhnya lenyap. dia melarikan diri meninggalkan ketua
golongan Kalong, nyonya ketua golongan Kalong beserta
ketiga orang selirnya. Oey Ceng melarikan diri, meninggalkan Kim Hong
ditempat itu juga . Kim Hong berteriak:
"cianpwe, mengapa kau lari" Mari kita terjang bersamasama"
Dari jauh terdengar suara laki-laki yang mengaku
bernama Oey Ceng itu: "Kim Hong, lekas lari.. Bantuan mereka tambah lagi, kau
tidak mungkin dapat menghadapi keroyokan mereka. Lihat
pelindung hukumnya juga datang "
Kim Hong memperhatikan, betul- betul dari jauh terlihat
satu gulunganputih meluncur datang, itulah pelindung
hukum dari golongan Kalong yang menamakan dirinya
Tamu Tidak Di-undang Dari Luar Daerah.
Kekuatan golongan Kalong segera bertambah satu
mungkin disusul oleh kekuatan- kekuatan lainnya. UntuK
menghadapi golongan Kalong berserta nyonya dan selirselirnya
saja belum tentu Kim Hong dapat menang. Apalagi
ditambah seorang Tamu Tidak Diundang Dari Luar
Daerah, mungkinkah ia dapat menyelamatkan diri "
Untuk menghindari kerewelan-kerewelan itu Kim Hong
mengikuti jejak Oey Ceng, tubuhnya melejit, sebelum
mereka sempat menghadang dirinya, dia sudah pergi jauh
sekali. Kim Hong mengikuti jejak yang diambil oleh Oey Ceng.
Betul saja, tidak lama kemudian dia berhasil menyusul
orang tua itu. Darijauh dia memanggil: "cianpwe. . . . .
Cianpwe. . . . . " Oey Ceng menganggap dirinya sudah aman mendengar
panggilan Kim Hong di belakang, diapun menghentikan
gerakannya. Kedua orang itu bergabung kembali. Memandang
kearahnya Kim Hong bertanya: "cianpwe. apa kau takut
kepada ketua perkumpulan golongan Kalong?"
Dengan tertawa Oey Ceng berkata: "Terus terang saja
kukatakan bahwa aku masih bukan tandingannya."
Kim Hong berkata: "Tapi apa gunanya harus melarikan
seCara terbirit-birit begitu rupa?"
"Ha ha ha.,.." Oey Ceng tertawa. "Kau kenal siapa salah
satu dari selir ketua perkumpulan golongan itu?"
Kim Hong menundukkan kepalanya. Oey Ceng berkata
lagi: "Mengapa kau tidak menggunakan tenaga penuh
sewaktu menggempur selir ketiga dari golongan Kalong
yang bernama Lim Keng Hee itu?"
Bagaimana Kim Hong harus menjawab pertanyaan yang
seperti ini. Ia tidak tahu bagaimana harus menjawabnya,
maka lalu mengalihkan pembicaraan kesoal lain,
"cianpwe, mengapa kau sebut-sebut nama daerah Seehek
dan Taiwan?" "Aku hendak meyakinkan dugaanku, hendak
mengetahui bagaimana perobahan wajah ketua
perkumpulan golongan Kalong tersebut jika kusebut nama
dua daerah itu?" "Memangnya ada apa disana?"
"Belum Waktunya kau tahu," berkata Oey Ceng tenang.
Kim Hong memandang laki-laki itu.
"Suatu hari, pasti akan kuberi tahu juga kepadamu, tapi
bukan sekarang," sambung Oey Ceng Cepat melihat Kim
Hong Cemas. Kim Hong berkata:
"Bila perlu bantuan tenaga boanpwe, boanpwe bersedia
membantu, kapan saja cianpwe merasa perlu "
Oey Ceng menggoyangkan kepalanya.
"Lain kali sajalah. Aku harus mengurus sesuatu lebih
dulu selamat tinggal."
setelah itu tubuhnya melejit dan pergi meninggalkan Kim
Hong, Kim Hong berteriak-teriak: "cianpwe hendak pergi
ketelaga Tay-pek-tie?"
Dari jauh Oey Ceng menjawab pertanyaan itu:
"Bukan Empat tokoh kuat dari golongan Kalong sudah
terluka, dalam sepuluh hari ini mungKin mereka tidak akan
berani melakukan gerakan lagi. Untuk sementara boleh
dikata sudah aman, legakanlah hatimu. Sampai ketemu
nanti" Kim Hong memperhatikan lenyapnya bayangan laki-laki
yang bernama Oey Ceng itu, itulah seorang laki-laki yang
penuh dengan teka-teki, banyak kemisteriusan, ada sesuatu
yang disembunyikan olehnya.
Apakah yang disembunyikan oleh Oey Ceng" Kim Hong
tidak tahu. Dengan ilmu kepandaian yang dimiliki oleh Oey Ceng
tadi, namanya pernah menggemparkan Rimba persilatan.
Dan Oey Ceng itu terang adalah satu nama samaran- Nama
sebenarnya...Siapakah nama sebenarnya dari orang yang
mengaku bernama Oey Ceng itu"... Tiba-tiba"... Satu
pikiran terlintas dalam benak Kim Hong:
"Mungkinkah siorang berkerudung didalam gunung Bu
San" orang yang menyebut dirinya Penguasa Rumah
Penjara Rimba Persilatan yang baru itu" Tidak mungkin"
Pikiran ini segera ditolak keras.
Terjadinya Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan
kembar, bukanlah suatu kebetulan. Kim Hong sudah
berhasil menemukan Penguasa Rumah Penjara Rimba
Persilatan yang lama berada digunung Tay-pa-san, orang itu
belum dapat dikatakan sebagai pendekar dari golongan
kesatria, tapi dia jelas bukan berasal dari golongan sesat.
Lain lagi halnya dengan PenguaSa Rumah Penjara yang
baru, yang menempatkan dirinya digunung Bu-san- Kalau
orang ini jelas lebih jahat dan lebih kejam, ada
kemungkinan berasal dari golongan sesat.
Tidak satupun dari kedua orang itu yang mempunyai
ciri-ciri bersamaan dengan laki-laki yang menyebut dirinya
bernama Oey Ceng itu. Tidak mungkin Oey Ceng salah seorang dari penguasa
Rimba Persilatan yang manapun. Kalau begitu, siapakah
orang yang bernama Oey Ceng tadi "
Benar-benar Kim Hong buntu sendiri dengan pikirannya.
Perjalanan pemuda kita dilanjutkan kearah gunung Bu-sanDua hari kemudian-.... Kim Hong tiba disuatu dusun kecil yang bernama Ciokyanpeng. Disana dia mencari sebuah penginapan,
memesan beberapa macam makanan dan duduk disalah
satu meja yang menghadap kejalan raya.
Dari jauh berlari datang seorang penunggang kuda
berbaju putih, dengan suaranya yang lantang sekali orang
ini menuju kearah Kim Hong dan berteriak
"Saudara Cin, Tidak kusangka kita bisa berjumpa
kembali ditempat ini. Bagaimana keadaanmu" Baik-baik
sajakah selama ini?"
Kim Hong adalah nama baru dari pemuda kita, sebelum
dia mengetahui usal-usul dirinya dia bernama Cin Hong.
orang yang disebut dengan panggilan saudara Cin itu
adalah Kim Hong. Kim Hong memandang kearah orang yang baru datang
itu. dia segera mengenali kepada murid si Tamu Tidak
diundang dari luar daerah yang asli, namanya Phiauwpengkiam-khek Bok Siu. "Haaa...," Kim Hong berteriak girang. Itulah kenalan
lama, sedang perpisahannya dengan Bok Siu digunung Taypasan, dia baru berjumpa sekarang.
"Saudara Bok Siu." berkata lagi Kim IHong- "Kau
semakin segar saja."
Bok siu agak tertarik dengan kecantikannya Leng Bie
Sian, digunung Tay-pa-san dia tidak berhasil menyaksikan
wajah jeiita gadis itu, demikianlah sehingga saat ini baru
berhasil menemukan Kim Hong kembali.
"Saudara Cin hendak kemana?" demikian Bok siu
bertanya. Nama yang dikenal oleh Bok siu adalah Cin Hong,
bukan Kim Hong. Karena itu panggilan "saudara Cin" saja
yang selalu keluar dari mulutnya.
Kim Hong bangkit dari temoat duduknya dan
menghampiri Bok Siu, lalu katanya:
"Aku sedang menuju kegunung Bu-san, hendak
menantang si Penguasa Rumah penjara Rimba persilatan
yang baru itu." "ooo.." Bok siu mengeluarkan keluhan.
"Saudara Bok Siu, kau hendak kemana?" balik bertanya
kim Hong. "Aku hendak pergi mencari beberapa orang, dan
membikin perhitungan dengan mereka." jawab Bok Siu.
Kim Hong menatap wajah kawan itu dalam sekali,


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemudian bertanya lagi: "Siapa-siapakah mereka?"
Bok siu menyeret sebuah bangku, ia duduk ditempat itu,
dan berkata: "Mari kita makan dahulu, biarlah sambil dahar kita
perlahan-lahan bercerita lagi."
Waktu itu pelayan rumah makanpun tiba, mereka lantas
saja menyebut barang makanan yang sudah tersedia dimeja.
Setelah Kim Hong memasuki Rumah Penjara Rimba
Persilatan, setelah dia berhasil mendapatkan ilmu tiga
Pukulan Maut Hoan-thian-sam-ciang, ilmu kepandaian Bok
siu ia tahu benar tidak lagi dapat menandinginya,
Walaupun demikian, Kim Hong tidak memandang rendah
kawan lamanya itu, demikianlah mereka makan bersama.
"Hei . ." tiba-tiba Bok Siu berkata. "Dimanakah
sumoaymu iiu ?" "In-jie maksudmu ?"
"Siapa lagi kalau bukan dia yang cantik jelita ?"
"Dia sedang mengurus sesuatu."
"Dia baik sekali kepadamu," berkata Bok Siu, agaknya
pemuda ini mengiri. "ouw" "Kau hendak menantang Penguasa Rumah Penjara
Rimba Persilatan yang baru digunung Bu San?" Bok siu
bertanya. "Betul," Kim Hong mengangguk.
"Mengapa ?" bertanya Bok Siu.
"Aku hendak menolong nona Leng." menjawab Kim
Hong. "Dia sudah menjadi orang tawanan Penguasa
Rumah Penjara yang baru di gunung Bu-san."
"Aaah," Bok siu terkejut, inilah kejadian yang benarbenat
diluar dugaannya. "Penguasa Rumah Penjara Rimba persilatan digunung
Bu-san itu sengaja menantang Penguasa Rumah Penjara
Rimba Persilatan yang lama di gunutg Tay-pa-san-"
"Inilah akibatnya dari Sepasang Penguasa Rumah
Penjara Rimba Persilatan kembar itu," berkata Bok siu.
"Kau belum tahu sebabnya." berkata Kim Hong.
"Apa yang belum tahu?" bertanya Bok Siu.
"Nona Leng tentu hidup sengsara didalam rumah
penjara." "Mengapa bukan Penguasa Rumah Penjara Rimba
Persilatan yang lama digunung Tay-pa-san yang menantang
Perguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru
digunung Bu-san?" "Hubunganku dengan Penguasa Rumah Penjara Rimba
Persilatan bukan hubungan biasa, hubungan kami agak
istimewa." "Kau mempunyai hubungan yang istimewa juga dengan
nona Leng itu kalau begitu." kata Bok Siu agak cemburu.
"Kau salah paham. Yang kumaksudkan dengan
hubungan istimewa adalah dengan Penguasa Rumah
Penjara llama digunung Tay-pa-san-" jawab kim Hong.
"Kau telah mempunyai nona in-jie, mengapa masih
mengejar-ngejar nona Leng?"
"Jangan berkata seperti itu," berkata Kim Hong tidak
puas. "Mengapa kau harus menantang bertanding pada
penguasa rumah penjara rimba persilatan yang baru"
Tahukah kau betapa hebatnya ilmu kepandaian penguasa
rumah penjara rimba persilatan baru digunung Bu-san ini"
Guruku pun belum tentu dapat menandinginya, kau..... kau
hendak menantang dia?"
"Betul." jawab Kim Hong gagah.
"Jangan memikir yang bukan- bukan," berkata Bok Siu.
"Ada sesuatu yang hendak kuutarakan kepadamu, maukah
kau mendengarkannya?"
"Katakanlah saja."
"Kukira kau sudah cukup mempunyai satu In-jie, dan
kau juga tidak menyangkal bukan. bahwa hubunganmu
dengan nona Leng itu tak mengandung sesuatu yang luar
biasa" Maka tak keberatankah kau bilamana aku
mendapatkan Leng Bie Sian?"
"oooh... tentu saja sama sekali aku tidak keberatan,"
jawab Kim Hong. "Bagus," berseru Bok siu girang. "Maka. takperlu lagi kau
menantang penguasa rumah penjara rimba persilatan yang
baru digunung Bu-san, tak perlu lagi kau menolong Leng
Bie Sian serahkanlah semua tugas ini kepadaku, biar aku
yang menantang penguasa rumah penjara rimba persilatan
yang baru itu, biar aku yang menolong keluar dia dari
sana." "Tidak mungkin," berkata Kim Hong keras. "Tidak
mungkin kau dapat menolongnya. Tidak mungkin kau
dapat menandingi penguasa rumah penjara rimba persilatan
yang baru di gunung Bu-san itu."
"Tidak mungkinpun tokh boleh saja aku coba, bukan?"
berkata Bok siu. "Biar bagaimana aku harus menggunakan
kesempatan ini, aku harus menolong Leng Bie Sian,"
"Bukan maksudku menghilangkan kesempatanmu."
berkata Kim Hong, "tapi ketahuilah olehmu. bila sampai
terjadi kau mengalami kegagalan bagaimana aku harus
memberi pertanggungan jawabku kepada gurumu?"
"Memang guruku pernah memesan supaya aku tidak
menerima tantangan dari penguasa rumah penjara rimba
persilatan yang baru digunung Bu-san," kata Bok Siu terus
terang. "Walau demikian, demi keselamatannya nona Leng,
demi kebanggaan nona Leng akan ku-usahakan juga ,"
"Apalagi, gurumu pernah memberi pesan begitu," kata
Kim IHong. "Lebih-lebih tidak mungkin lagi, dan lebihlebih
tidak boleh kau pergi menerjang bahaya."
"Jangan kau mengganggu usahaku," berkata Bok siu.
"Guruku pasti tidak akan menyalahkanku. bila dia tahu
bahwa aku menerjang bahaya ini demi untuk membela
kehormatan dan melepaskbn nona Leng."
"Tapi, kurira kau masih tidak mempunyai itu
kesanggupan untuk menandingi penguasa rumah penjara
rimba persilatan yang baru digunung Bu San."
"Belum tentu," berkata Bok Siu. "Dan hendak menjajal
juga , Sampai dimana ilmu kepandaian jago silat baju biru
itu." "Kau mengimpi barang kali" kata Kim Hong.
"Hm..." Bok Siu mengeluarkan suara dari hidung. "Kau
terlalu meaghina diriku, heh?"
"Ini adalah suatu kenyataan, bukan semacam
penghinaan." "Betapa bahaya pun yang berada didepan mata, toh akan
kuterjang," kata Bok siu gagah,
"Aku tidak berdaya terhadapmu," berkata Kim Hong
sambil menghela napas. "Kau bsrsedia memberi kesempatan kepadaku?" tanya
lagi Bok Siu, "Terserah kepadamulah kalau begitu," berkata Kim
Hong lemah. Demikian mereka mengakhiri perdebatan yang seperti
itu, dan meneruskan pesta makan dimeja itu.
"Saudara Bok Siu," Kim Hong bertanya lagi.
"Maksudmu berada ditempat ini adalah hendak mencari
beberapa orang. siapakah orang-orang yang hendak kau cari
itu?" "Sebentar urusan ini akan kuberitahukan padamu
sesudah kau berhasil menolong nona Leng," kata Bok siu.
"Dimanakah gurumu berada" Aku hendak mengajukan
pertanyaan kepadanya," berkata Kim Hong.
"Tentang hal apa?" tanya Bok Siu.
"Aku hendak menanyakan seseorang kepadanya"
"Nama orang itu?"
"Kim Hong." "Kim Hong?" bertanya Bok siu.
"Betul Kim Hong itu adalah ayahku," berkata Kim
Hong. Bok Siu berkata: "GutUku mana tahu dimana adanya ayahmu sekarang?"
Kim Hong berkata: "Kukira dia tahu."
Bok siu berkata lagi: "Dimisalkan guruku tahu dimana adanya ayahmu itu,
bagaimana aku harus memberitahukan kepadamu?"
Sebelum Kim IHong menjawab pertanyaan tadi, Seorang
tua yang mengenakan pakaian warna kuning menghampiri
mereka, memberi hormat kepada Kim IHong dan Bok Siu,
setelah itu ia berkata: "Numpang tanya, Siapa diantara kalian yang bernama
Kim Hong?" Hati Kim Hong mengalami getaran keras, segera ia
bangkit dari tempat duduknya dan menjawab pertanyaan
itu: "Akulah yang locianpwe maksudkan."
orang tua berbaju kuning ini mengeluarkan sepucuk
surat, diserahkannya kepada Kim Hong dan berkata
"Surat ini kudapat dari salah seorang tawanan yang
ditawan oleh penguasa rumah penjara rimba persilatan baru
digunung Bu-san, aku baru saja mendapat kebebasan dari
tempat itu, dan surat ini dititipkan kepadaku untuk
diserahkan kepada seseorang yang bernama Cin Hong.
Ternyata tuanlah adanya, kalau begitu harap suka diterima
surat ini." Kim Hong menerima surat pemberian itu sambil
memperhatikan orang tua berbaju kuning sekian saat, lalu
tiba-tiba bertanya: "Boleh kah boanpwe mengetahui nama dan sebutan
cianpwe yang mulia?"
"Hm.." orang tua berbaju kuning itu mengeluarkan
dengusan dari hidung. "Namaku "Lam-Kiong Sian Liong."
"Boleh aku mengetahui," berkata lagi Kim Hong.
"Bagaimana lotiang dapat keluar dari penjara si penguasa
rumah penjara rimba persilatan itu?"
orang tua berbaju kuning Lam-Kiong siang-liong berkata:
"Mengapa tidak kau baca dulu suratnya?"
Kim Hong memeriksa surat, seketika Wajahnya berubah
memandang kearah orang tua berbaju kuning Lam-Kiong
Siang-liong dan bertanya. "Surat dari nona Leng?"
"Betul." Lam-Kiong Siang -long menganggukkan kepala.
Kim Hong menyobek sampul surat, mengeluarkan isinya
dan mulai membaca. Demikianlah bunyi surat tersebut.
"Cin Kongcu yang terhormat, malam itu dikota Tiang-an
aku pernah omong besar dihadapanmu, hendak menangkap
satu maling kecil. Siapa tahu maling tidak berhasil
kutangkap. malah aku sendiri yang kena tangkap. Sungguh
memalukan- Kukira guruku sangat khawatir sekali, karena
hasil tindakkanku adalah suatu perbuatan yang terlalu
memalukan buat guruku. Muridnya Penguasa Rumah
Penjara Rimba Persilatan yang ternama kena juga ditawan
orang. api aku tak berdaya, inilah suatu kenyataanKini, aku sudah berada didalam kamar tahanan
Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan yang baru
digunung Bu San- Aku pikir-pikir lama sekali, disini aku
mendapat kesempatan banyak untuk berpikir, dan
keputusanku adalah seperti ini: Guruku telah menawan
banyak orang, dan aku juga menjadi tawanan orang.
Guruku menyiksa banyak orang, Gutuku tentu memikirkan
juga bagaimana susahnya sanak famili mereka yang
tertawan olehnya. Karena beliau juga memikirkan nasib
diriku yang sudah menjadi tawanan orang. Inilah yang
dinamakan pembalasan- - Bukan maksud menantang guru sendiri atau mencela
perbuatannya, tapi inilah sesuatu kenyataan- Guruku sudah
berhasil menawan banyak orang dan dikurungnya didalam
penjaranya, dan kini muridnya sudah menjadi tawanan
orang dan juga dikurung didalam Penjara. . . .Kudengar kau
sedang melakukan perjalanan kemari tentu maksudmu
hendak menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba
Persilatan yang baru, dengan maksud menolong diriku.
Terima kasih. Sekali lagi aku mengucapkan terima kasih.
Tapi aku tak suka menerima pembelaanmu seperti itu,
karena guruku masih ada. Seharusnya gurukulah yang
datang menolong ku mengapa harus orang lain "
- Tolong beritahu kepada guruku maksud hatiku ini, dan
cobalah beri anjuran padanya, supaya beliau suka
membebaskan orang-orang yang berada didalam kamar
tahanannya itu. Aku ditahan dan dibawa orang. Beliau
sangat menderita. Dengan demikian juga dengan
keadaannya orang-orang yang ditawan dan ditangkap
olehnya itu, sanak famili merekapun akan menderita juga .
Tolong beritahu kepadanya, berilah kebebasan kepada
orang-orang tersebut. Dan terakhir, aku tak dapat menerima
kebaikan hatimu, kau kularang menantang Penguasa rumah
penjara rimba persilatan yang baru dia gagah, kau bukan
tandingannya. - Sekali lagi kuharap kau membatalkan niat ini. Surat ini
kutulis bukan atas desakan atau tekanan orang, Surat ini
kutulis dengan hati yang sejujurnya, dengan ketulusan hati
yang tidak terhingga, sekian, dan sekali lagi terima kasih.
Dari Leng Bie Sian kamar tahanan nomor empat puluh
dari Penguasa rimba persilatan yang baru digunung Bu San" Demikian bunyi surat tersebut.
selesai membaca surat Leng Bie Sian, hati Kim Hong
mengalami getaran hebat, tidak disangka sama sekali,
bahwa gadis itu menolak pertolongannya, Bok siu
menyaksikan perubahan wajah kawannya, dengan tertawa,
dia bertanya "Apa kata nona Leng dalam suratnya?"
Kim Hong tidak menjawab pertanyaan Sang kawan, dia
sedang berpikir, dengan alasan apa Leng Bie Sian menolak
pertolongannya. Mengapa dia meminta penguasa rumah penjara rimba
persilatan lama saja yang dianggapnya wajib menolongnya.
Terjadinya bantrokan diantara kedua penguasa rumah
penjara rimba persilatan baru dan lama akan menimbulkan
lain kegaduhan sudahkah terpikir oleh Leng Bie Sian
sampai kesitu" Terdengar lagi suara Bok Siu "Hei, bolehkah aku
membaca surat itu?" "Bukan urusanmu," bentak Kim Hong yang masih


Tangan Berbisa Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berada didalam keadaan uring-uringan"Kukira kau diberi lemparan batu olehnya." berkata Bok
siu pula. "Ng." jawaD Kim Hong singkat. "Tapi tak ada urusan
denganmu " "Mana boleh?" berkata Bok Siu sambil tertawa. "Urasan
Leng Bie Sian adalah urusanku, bukan urusanmu. Apalagi
adanya surat penolakan ini, berarti aku menang darimu.
Selamat tinggal, Sampai kita berjumpa lagi lain waktu."
Meninggalkan jago kita, Bok siu tertawa dengan hati
senang, dia mendapat sedikit kemenanganDisana tinggal dua orang, itulah Kim Hong dan sikakek
berbaju kuning Lam-Kiong Siang-liong.
Terdengar suara Lam-Kiong Siang-liong berkata:
"Tuan Cin, adakah surat balasan yang harus
kusampaikan kembali" Kalau ada, aku bersedia
membawakannya kesana."
"IHm..." Kim IHong mengeluarkan suara dengusan.
"Tidak perlu aku menolongnya. Tapi bukan berarti aku
takut kepada penguasa rumah penjara rimba persilatan yang
baru itu. Tekadku tidak bisa dirubah. Tetapi hendak
kutantang penguasa rumah penjara baru itu. Aku akan
kesana sekarang juga ,"
"Kalau begitu," kata orang tua berbaju kuning LamKiong Siang-liong. "Sampai kita berjumpa lagi."
tubuhnya melesat, dan orang tua inipun meninggalkan
tempat itu. Dua hari kemudian-... Dibawah gunung Bu-san mendatangi seorang anak
muda, inilah jago kita Kim Hong.
Gunung Bu-san mencakup dua belas puncak. puncak
gunung lainnya dengan puncaknya yang tertinggi terletak
diatas puncak Sin- lie- hong.
Kim Hong sedang melakukan perjalanan menuju kearah
tempat itu. Satu bayangan abu-abu meluncur datang, menyongsong
kedatangan Kim Hong. Dikala mereka sudah berhadaphadapan,
Kim Hong segera mengenali kepada sikakek
bopengan, tokoh silat yang bernama Bwee Hauw An, itu
orang pertama yang berhasil memenangkan Penguasa
Rumah Penjara Rimba persilatan lama digunung Tay-pasanSi muka bopengan Bwee Hauw An perlihatkan senyum
riangnya, menghadapi Kim IHong dan berkata:
"Kedatangan Saudara Cin kemari adakah dengan
maksud untuk menantang bertanding Penguasa Rumah
Penjara disini ?" "Ya" jawab Kim Hong cepat.
Hampir setiap orang masih memanggil Cin Hong
kepadanya, ini disebabkan mereka belum tahu penggantian
nama keluarganya. "Kau datang sendirian?" Bertanya lagiBwee Hauw An"Ng" pendek jawaban Kim Hong.
"Hendak menantang bertanding pada Penguasa Rumah
Penjara disini ?" "Ng?" sekali ini jawaban Kim Hong disertai dengan
anggukan kepalanya. "Sudahkah terpikir olehmu, segala akibat dari perbuatan
yang akan kau laksanakan itu?"
"Sudah. Mengapa Cianpwe berada ditempat ini ?"
"Aku adalah salah seorang dari pegawai Rumah Penjara
Rimba bersilatan baru digunung inl."Jawab sibopengan
Bwee Hauw An- " ooo. . . .Menjadi pengurus bagian penerimaan tamu " "
"Kira-kira demikianlah."
"Ha, ha ... Seperti Thiat-oe Siangsu digunung Tay-pasan-"
Seperti apa yang kita masih ingat, siBurung Besi Thiat-oe
Siangsu adalah pengurus Rumah Penjara Rimba Persilatan
untuk urusan penerimaan tamu digunung Tay-pa-sanRumah Penjara Rimba Persilatan begitu menghebohkan
dunia sehingga sampai terjadi usaha kembar dunia tempat
yang tidak sama, yang lama berkedudukan digunung Taypasan dan yang baru mengambil tempat digunung Bu-sanSi kakek Bopengan Bwee IHauw An menyengir, dia
memberi keterangan lebih jauh seperti ini, katanya:
"Kedudukanku sama dengan apa yang dijabat oleh
siBurung Besi Thiat-oe Siansu. Tapi aku tidak serakus dia
itu, aku tidak meminta uang perkenalan, aku juga tidak
pernah memeras orang." ,
"Aku wajib memberi salut penghargaan," berkata Kim
Hong. "Cianpwe patut menerima pujian."
"Terima kasih." Berkata Bwee Hauw An- "Demi
kelancaran usaha Rumah Penjara Rimba Persilatan Baru
kami dengan ini aku hendak mengetahui, barang apakah
yang hendak dijadikan barang pertaruhan ?"
"Aku ada membawa uang seribu tahil perak." Berkata
Kim Hong. "Dan uang ini bersedia kuserahkan bila aku
kalah bertanding." "Baik. Silahkan kau mendaftar dulu, catatlah dalam buku
pendaftaran. Mungkin sebelum makan sore, kau dapat
mencicipi kesenangan didalam Rumah Penjara Rimba
persilatan kami. Selamat datang dan selamat menempati
kamar didalam sel-sel tahanan Rumah Penjara Rimba
Periilatan kami yang baru."
Bwee Hauw An membuat suatu gerakan tanda ia telah
menyilahkan orang masuk. "IHm..." Kim IHong mengayun
langkah kakinya lebin cepat, dia tidak gentar sama sekali.
Bwee Hauw An mengajak pemuda kesuatu tempat,
disana terdapat meja dan kursi tinggi, diatas meja terdapat
sejilid buku pendaftaran dari para tamu. Diserahkannya
kepada Kim Hong dan berkata:
"Bacalah buku keterangan tamu kami."
Kim Hong menerima bundel surat-surat keterangan itu,
diSana telah terdaftar lima puluh dua orang tamu yang
pernah menantang PenguaSa Rumah Penjara Rimba
Persilatan baru, diantaranya ada beberapa nama yang tidak
asing lagi baginya seperti siorang tua senjata Pit perak Cu
Giok Tian dari oey-san-pay, Ma liong Po dari partay Butong.
Liu in Coang dari Sun- hong Piauw-kiok dikota
Tiang-an, Pengemis Sakti Lu Bong Kong, Tamu tidak Diundang
dari luar daerah, Kakek ie-oe Pek Hong Peng dan banyak
nama lain-lainnya, Adanya nama Lu Bong Kong didalam daftar buku tamu
ini sangat mengejutkan Kim IHong. Seperti apa yang kita
ketahui, Lu Bong Kong sedang mengadakan persiapan
hendak menantang pertandingan pada Penguasa Rumah
penjara Rimba Persilatan yang lama digunung Tay-pa-san,
tapi hal itu belum terjadi mengapa hari ini Sudah kejeblos
dalam Rumah Penjara yang baru"
Kim Hong masih membalik-balik lembaran bundel surat
keterangan pendaftaran itu.
Tiba-tiba . . . .Matanya terbelalak.
"Eh, mengapa pula dia sampai bisa berada ditempat ini?"
Kim Hong keheranan, Disitu, didalam surat keterangan
yang baru dibaliknya ada dilihatnya nama Oey Ceng-.
Keterangan sebagai berikut: Nama : Oey Ceng. Umur : 46
tahun. Waktu menantang : Tanggal 6 bulan " Kim Hong
membaca lagi Barang persiapan yang rela untuk diserahkan: Kipas
Wasiat Han-sian-Giok-tlok. Tanggal enam bulan tujuh "
Hari ini adalah tanggal enam bulan tujuh. Ternyata lelaki
misterius yang mengaku bernama Oey Ceng itu hendak
menempur Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan
barupada hari ini. Kim Hong berpikir lagi: "Baru saja ia memisahkan diri, arah tujuannya lurus ke
Utara, bertentangan dengan arah yang kutempuh. Mengapa
mendadak sontak. dapat berada ditempat ini" Mengapa
menantang Penguasa Rumah Penjara Rimba Persilatan
yang baru " Lelaki yang bernama Oey Ceng itu pernah
menganjurkan dirinya untuk memberi bantuan kepada dua
partay besar. Maka dia mengutus In-jie pergi ketelaga Taypektie." Kim Hong hendak menolong Leng Bie Sian, karena
inilah, dia tidak bisa memberi tenaga bantuannya kepada
tokoh-tokoh silat dari dua golongan itu.
Seharusnya, Oey Ceng pergi ketempat itu. Kenyataan
tidaklah demikian- Hari ini tanggal enam bulan tujuh. Oey
Ceng hendak bertanding dengan si Penguasa Rumah
Penjara rimba persilatan yang baru.
Inilah soal yang mengejutksn dirinya. Menutup buku
pendaftaran itu Kim Hong memandang kearah sikakek
bopengan Bwee Hauw An. segera dia meminta keterangan
tentang apa yang belum diketahui itu, katanya:
"Dari aliran manakah orang yang bernama Oey Ceng,
orang yang hendak bertanding memasuki Rumah Penjara
Rimba Persilatan baru dihari ini?"
Kakek bopengan Bwee Hauw An menggoyangkan
kepala, dia menjawabnya: "Tidak tahu Kami tidak diharuskan untuk membuat dan
memeriksa secara meneliti dari setiap orang yang hendak
menerima tawaran bertanding perang."
"Bilakah orang yang bernama Oey Ceng ini tiba?"
Bertanya lagi Kim Hong. "Baru saja, kukira dia belum sampai diatas puncak Sinliehong." Pertandingan sayembara rumah penjara baru ditetapkan
diatas puncak Sin- lie- hong. Hati Kim Hong bergerak
cepat, pikirnya lagi: "Ilmu kepandaian orang itu setarap dengan apa yang
kumiliki, Mengapa tidak segera membuat pengejaran" Dan
menyaksikan ilmu kepandaian dari ilmu simpanannya?"
Kim Hong segera mengambil putusan. Segera menyusul
laki-laki yang bernama Oey Ceng diatas puncak Sin- liehong
Tergesa-gesa, dia mencatatkan namanya:
Nama: Kim Hong. Umur: delapan belas tahun.
Tanggal pendaftaran: Tanggal enam bulan Tujuh.
Persiapan barang pertaruhan yang hendak
dipersembahkan: Emas murni sebanyak seribu tail.
Menyaksikan tulisan yang terakhir ini, si kakek bopengan
Bwee Hauw An tersenyum dengan serius, dia berkata
"Emas murni sebanyak seribu tail" Tentunya emas murni
dari rumah penjara rimba persilatan lama digunung Tay-pasan
bukan" Tentunya kau sudah berhasil memenangkan
pertandingan itu." "Betul. Boanpwe adalah orang ketiga dari sekian banyak
penantang-penantang yang berhasil memenangkan uang
emas murni sebanyak seribu tail itu"
Kakek bopengan Bwee Hauw An berkata lagi:
"orang kedua yang berhasil lepaS dari kamar tahanan si
penguasa rumah penjara rimba persilatan lama, tentunya
sumoaymu Yo in in itu, bukan?"
Kim Hong terkejut. "Eh" Kim Hong mendongakkan kepala, denganpenuh
keheranan ia bertanya. "Bagaimana kau tahu?"
"Mudah untuk diduga" Berkata Bwee Hauw An- "Setiap
orang yang pernah mendapat petunjuk dari murid Si Dewa
Persilatan, tentu saja mendapat kemajuan hebat, dapat atau
tidaknya menandingi si penguasa rumah penjara lama,
adalah ditetapkan oleh waktu. Yang pasti dia akan berhasil,
sumoaymu telah menerima beberapa jurus, tentu saja keluar
sebagai pemenang kedua dari Sayembara Rumah Penjara
Rimba Persilatan digunung Tay-pa San-"
"Betul. "jawab Kim Hong. "Aku adalah orang ketiga
yang keluar sebagai pemenang rumah penjara."
Bwee Hauw An memberi keterangan perlahan-lahan, ia
berkata: "Mudah diterka, setiap orang yang mendapat petunjuk
ilmu dari sikakek gelandangan Kiat Hian, pasti akan bisa
keluar sebagai pemenang. Hanya soal waktu cepat atau
lambatnya saja " Teringat keterangan Yo in in yang memberi tahu bawa
sikakek bopengan ini juga pernah mendapat petunjuk Kiat
Hian, dengan, dingin ia berkata: "Menurut cerita orang
cianpwe juga sudah mendapat petunjuk ?"
"Ya." Bwee Hauw An tidak menyangkaL "Itu waktu,
aku ditahan didalam kamar tahanan nomar 10."
"Kukira Kiat Hian cianpwe akan menyangkal, kalau dia
tahu bahwa orang yang pernah ditolongnya itu adalah
sebangsamu." Berkata Kim Hong.
"oh.....Tapi dia tidak tahu."
Kim Hong merasa muak, karena keluarnya Bwee Haaw
An dari Rumah Penjara Tay-pa-san, maka timbul pula
rumah penjara tandingan rimba persilatan-Maka terjadilah
Rumah Penjara Rimba Persilatan kembar Bwee Hauw An
berkata: "Pertandingan dirumah penjara kami diadakanpada
tempat yang bernama Sin-lie-hong. Aku tidak bisa
mengantarmu kesana. Yang beruntung disepanjang jalan
ada petunjuk menurut tanda-tanda itu, pergilah sendiri."
Sin-lie-hong adalah nama salah satu puncak dari
pegunungan Busan- Kim Hong memandang kearah puncak Sin-lie-hong,
jalan yang menuju kepuncak itu terdapat tanda-tanda,
setiap beberapa jarak terdapat papan bertanda panah dan
didepan dengan tulisan. "Para penantang diharap
mengambil jalan ini."
Kim Hong meninggalkan Bwee Haow An meluncurkan
dan menuju kepuncak Sin-lie-hong.
Betul saja. Disetiap jarak jarak tertentu terdapat tandatanda
berbentuk panah, memberi tahukan kemana jalannya
menuju kepuncak Sin-lie-hong. Tidak lama kemudian,
puncak Sin-lie-hong sudah ada diambang mata.
Kim Hong masih berpikir-pikir, menarut apa yang
diketahui, puncak Sin-lie-hong tidak memiliki lembah
curam. Entah dengan cara bagaimana sipenguasa rumah
Bende Mataram 33 Golok Yanci Pedang Pelangi Karya Gu Long Laron Pengisap Darah 6

Cari Blog Ini