Ceritasilat Novel Online

Menuntut Balas 17

Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi Bagian 17


hidupmu?" In Gak heran, hatinya tergerak. Yang disebut pengemis she
Koay itu, bukankah dia Hun Goan ci Koay sun"
Lalu ia mendengar suaranya seorang laki-laki: "Adik Hui,
aku tahu kau bermaksud ba-ik, akan tetapi guruku dikurung
tanpa sebab, aku yang menjadi muridnya, mana dapat aku
duduk diam saja tidak mencoba menolongnya?"
"Hm" terdengar pula si wanita, "Kenapa kau begini gelap
pikiran" Gurumu benar kena dikurung tetapi kejadian itu
secara rahasia, yang tahu cuma beberapa orang saja, Aku
juga mengetahuinya dari ayahku dan ayah yang
menganjurkan untuk kau lekas minta bantuan saudara
seperguruanmu atau sahabat-sahabat karib, supaya
pertolonganmu tidak menjadi kasip."
1010 Mendengar itu In Gak bergerak, Tanpa bersuara, ia pergi
ke belakang sebuah pohon pekyang, ia mau melihat tegas
orang itu, muda-mudi yang usianya lebih kurang dua puluh
tahun- si pemuda tampan tetapi parasnya kucai, si nona cantik
wajahnya sangat menarik hati, sedangkan sepasang matanya
besar dan jeli. "Adik Hui, aku sungguh tidak mengerti," kata pula si
pemuda, " Guruku dan chungcu bersahabat kekal kenapa
sekarang mengurung guruku" Apakah kau tahu sebabnya?" si
nona menggeleng kepala. "Tidak," sahutnya, "Tapi itu mungkin disebabkan garagaranya
Kian Kun ciu Lui Siauw Thian-.."
In Gak terperanjat Nama saudaranya ada disebut-sebut, ia
jadi ingin mengetahui jelas perkara orang itu. Maka ia ingin
menemui si muda-mudi. Belum lagi ia keluar dari tempatnya
sembunyi lalu ia mendengar suara tertawa yang aneh, yang
menyebabkan sepasang muda-mudi itu kaget sekali, lantas
mereka itu berniat pergi bersembunyi di-lain bagian rimba itu.
Tapi mereka sudah terlambat Mendadak ada satu tubuh orang
berkelebat untuk berdiri tegak di hadapan mereka.
Orang itu jangkung, mukanya pucat, sepasang matanya
yang kecil, menatap tajam kepada si nona, air mukanya
dingin, Dia mirip mayat hidup, Hanya sebentar, dia tertawa
seram dan berkata: "Nona Ho, toh datang waktunya yang kau
terjatuh juga ke dalam tangannya siauw song Bun Kwa Kim
seng." Si nona kaget hingga tubuhnya mengeluarkan keringat dan
menggigil perlahan- matanya
Menunjuki sinar takut, si anak muda tabahkan mencoba
menenangkan hatinya bahkan sembari tertawa tawar dia kata:
"Kwa Kimseng, kau mengandalkan kaulah anak pungut
chungcu maka kau berani berbuat sewenang-wenang."
1011 Siau-song-bun tidak menoleh kepada anak muda itu dia
cuma kata dingin: "Tak sabaran bicara dengan orang yang
mau mampus Nona Ho, apakah kau ingin urusanmu ini
disimpan rahasia olehku?"
Itulah pertanyaan yang berbau paksaan sebelum si nona
menjawab si anak muda menghunus pedangnya dengan apa
ia membacok ke pundaknya Kwa Kimseng.
orang yang diserang itu tidak takut atau kaget. Atas
datangnya serangan ia menggeser sedikit sambil menjejak
tanah, untuk mengarungi tubuhnya baru setelah berada di
atas, ia balas menyerang yaitu dengan kedua kakinya ia
menjeak pedang orang, ia menggunai tenaga yang dinamakan
"Berat tubuh seribu kati"
Pula jejakannya itu tepat, Dengan mengeluarkan suara
batang pedang kena terjejak patah.
Selagi pedangnya si anak muda patah, si nona membarengi
menyerang dada orang she Kwa yang galak itu.
Siauw-song-bun lihay, Belum lagi pedang meluncur
padanya, ia sudah mendahului menggunai tangan kirinja
menyerang lengan si nona, sampai serangan si nona itu gagal
lantaran lengannya itu kena tertolak mental, Berbareng
dengan itu, tangan kanan Kim seng menyamber ke batang
leher si anak muda selagi anak muda itu terbengong
disebabkan patah pedangnya itu.
In Gak kagum menyaksikan lihaynya orang she Kwa itu, Dia
itu berhasil mencekuk si anak muda, hingga karena dicekal
keras, anak muda itu seperti habis tenaganya, Dia lantas
mengawasi si nona untuk berkata sambil tertawa menyeringai
"Nona Ho, kau menghendaki jiwanya bocah ini atau tidak?"
Berkata begitu, matanya bermain dengan tajam sinarnya
bengis. Tangannyapun digerak-geraki membikin kepalanya si
anak muda bergoncang. 1012 Mukanya nona itu menjadi sangat pucat, akan tetapi di
dalam kaget itu, mendadak dia memperlihatkan sorot wajah
girang. Siauw song Bun awas, dia dapat melihat perubahan air
mukanya si nona, dia menjadi heran, Hanya heran belum
lama, lantas dia menjadi kaget, segera dia meringis,
sedangkan dari mulutnya keluar teriakan tertahan, itulah
sebab selagi hatinya puas itu, tiba-tiba punggungnya terasa
sangat sakit, seperti bekas dihajar dengan martil selaksa kati
beratnya. itulah serangan pada jalan darah sam-yang pada
tulang punggungnya yang kelima, Matanya menjadi gelap dan
kepalanya pusing karenanya. Tangan kanannya yang
mencekuk si anak muda, lepas cekalannya, karena mana anak
muda itu jatuh terguling.
Nona Ho girang sekali hingga ia berseru lantas ia lompat
kepada si anak muda untuk mengangkatnya bangun.
Segera setelah roboh itu, si anak muda bebas seluruhnya,
Begitu ia jatuh, begitu ia dapat merayap bangun, hingga tak
sulit si nona membantui ia berbangkit Nona itu lantas berdiri di
sisinya. Tidak lama Kwa Kim seng merasai sakit sekali, kepalanya
pusing dan matanya kabur Perlahan-lahan kesegarannya pulih.
ia tahu bahwa ia telah dibokong oleh lawan yang lihay, hanya
tak tahu ia siapa lawan itu. ia juga heran, setelah itu, lawan
yang tidak dikenal itu tidak terus melakukan sesuatu tindakan
lain terhadapnya. ia menjadi dapat ketika, hingga ia sempat
berpikir. Nona Ho terus mengawasi ke belakang orang galak itu,
wajahnya tetap mengasih lihat roman girang, Kwa Kim seng
melihat tingkah si nona, tahu ia bahwa penyerangnya masih
belum berlalu, jika tidak. tidak nanti si nona masih bergirang,
Diam-diam ia mencoba mengerahkan tenaganya, ia merasa
bahwa tenaganya tidak mendapat gangguan.
1013 Hal ini membuat kekuatirannya lenyap. hingga hatinya jadi
besar dengan cepat, Maka berpikirlah ia: "Asal aku memutar
tubuhku, terus aku menghajar dengan dua-dua tanganku, di
dalam jarak dua tombak^ tentu musuh bakal roboh dengan
otot-otot dan tulang-tulangnya pada patah danjiwanya akan
melayang pergi. HmBiarlah dia dikasih rasa, supaya dia tahu
lihaynya siauw song Bun" Maka ia lantas mengumpul
tenaganya, lalu mendadak ia memutar tubuh, untuk
menyerang dengan dahsyat.
Ia benar-benar hebat, serangannya itu membikin beberapa
pohon kayu di belakangnya kena terhajar hingga patah dan
rebah, daunnya terbang berhamburan ia percaya pembokong
tentu terbinasa bersama, Akan tetapi waktu ia memasang
matanya, ia menjadi terperanjat dan melongo, ia tidak melihat
siapa juga, tidak orang terbinasa atau hidup terluka.
Selagi mendelong itu, tiba-tibaia merasai kuduknya dingin,
seperti kena orang raba, ia kaget sekali, dengan sebat ia
mendak. sembari memutar kepalanya, ia memutar juga
tubuhnya untuk membarengi menyerang pula, ia mendak.
maka itu, ia menyerang ke atas, Tipu silatnya yaitu tipu silat
"Badak dongak memandang langit".
Lagi sekali, ia menyerang tempat kosong-sebaliknya si
nona, yang berdiri jauhnya belasan tindak dari ia tertawa
terkekeh- kekeh-Rupanya nona itu melihat s uatu
pemandangan yang lucu. Begitu ia sadar, siauw song Bun menjadi kaget,
semangatnya seperti terbang meninggalkannya. Lantas ia
menenangkan diri, guna menetapkan hatinya yang goncang,
ia menginsafi lihaynya lawan yang belum dikenal itu.
Karena ia berani, ia lantas menegur: "Tikus dari mana yang
banyak lagak ini" jikalau kau berani, kauperlihatkanlah dirimu
Buat apa main sembunyi sembunyi seperti maling...
Belum berhenti cacian itu, atau Kwa Kim seng mendengar
suara tertawa yang seram, Dan sebelum ia tahu apa apa atau
1014 bersiaga, ia merasa jalan darah hui-yang di paha kirinya sakit
bagai digigit kutu, saking kaget, ia lompat mencelat delapan
atau sembilan kaki tinggi, untuk jatuh turun pula dengan
terbanting, sebab ia bukan lompat wajar, hingga ia tidak bisa
menaruh kaki seperti biasanya, bahkan setelah roboh itu,
tubuhnya terus terkulai, tak dapat ia merayap bangun, jangan
kata berlompat. sembari rebah itu, ia membuka matanya
lebar-lebar untuk melihat ke sekitarnya.
Segera ia menampak seorang berdiri mengawasi padanya,
muka orang itu kuning seperti orang lagi sakit, Hanya orang
pun berdiri mengawasi sambil wajahnya bersenyum berseriseri.
Pula sinar kedua mata orang itu membuatnya jeri, meski
juga ia sendiri sebenarnya memiliki mata yang bengis. Tanpa
merasa, ia menggigil sendirinya. . .
Beluim sempat ada ang bicara diantara empat orang itu,
atau di dalam rimba itu- - di lain bagian - - terdengar suara
berisik bentak membentak. disusul dengan munculnya tiga
orang yang gerakannya sangat cepat hingga tubuh mereka
berkelebat bagaikan bayangan. Begitu mereka sampai, tiga
orang itu berdiri berendeng dengan sikapnmya siap sedia,
sedangkan tangannya masing-masing mencekal senjata.
Dengan mata yang tajam, mereka mengawasi Koay ciu Si
seng Cia In Gak, ialah orang yang mempermainkan Kwa Kim
seng. In Gak mengenali kepada Liong Se Sam Niauw. Tiga
burung dari Liong-se. Pit Louw yang memelihara kumis seperti kumis janggutnya
kambing gunung, sudah lantas membentak. "Sahabat, kau . .
." In Gak bersenyum, ia mengangkat tangannya mencegah
orang bicara. Pit Louw heran- Dia berhenti sendirinya. Hanya
dia mengawasi terus. 1015 Setelah melarang orang bicara, In Gak bergerak, tubuhnya
mencelat, kaki kirinya di belakang kaki kanannya di depan,
kaki kanan itu terangkat tinggi, sedari itu orang yang galak itu,
yang tidak keburu berkelit atau menangkis, sudah
mengeluarkan jeritan tertahan, lantas tubuhnya roboh dengan
dia mengeluarkan darah dari mulut, hidung, mata, dan
telinganya. Hingga kebinasaannya itu menjadi sangat
menyeramkan- Parasnya Liong Sie Sam Niauw berubah dari pucat menjadi
merah saking gusar, Hampir berbareng mereka bergerak,
berlompat maju sambil memutar senjatanya masing-masing
menyerang In Gak sambil mengurung.
In Gak tidak mundur karena pengepungan itu, Ketika orang
sampai, dia mengibaskan tangan kanannya. Atas itu, ketiga
penyerang itu merasakan tubuhnya masing masing tertolak
keras, tak dapat mereka mempertahankan diri, ketiganya
mundur dengan terhuyung-huyung. Maka kagetnya mereka bukan main,
paras mereka pucat. In Gak bersenyum
"Tiga sahabat dari Liong-se" sapanya, "Di Liong bun kita
berpisah, rasanya temponya belum terlalu lama, Kenapa kamu
tidak mengenali aku vang rendah?"
Tiga Burung itu mengawasi terutama Pit ouw. dia merasa
mengenal baik suara orang Hanya sejenak. lantas dia ingat,
Dan kaget, dia menjadi sangat girang
"Hai kiranya Giam siauwhiap dia berseru. Ah, mengapakah
paras muka siauhiap berubah menjadi begini rupa" jikalau aku
si orang she Pit tidak mengenali suara siauwhiap. hampir aku
berbuat dosa kepada tuan penolong kami."
Selama di In Bu san chung, Liong se sam Niauw telah
dihajar Cit Kouw yang menggunai tipu silat "Melintang
menyapu seribu serdadu" hampir mereka mati, baiknya In Gak
menolongi mereka, karena itu mereka merasa berutang budi.
1016 karena menolong mereka itu, In Gak dikejar Cit Kouw bersama
Liong bun su Koay. Karena itu, mereka bertiga ditinggal pergi,
hingga merdekalah mereka memasuki In Bu san-chung, untuk
mengambil seteromol emas dan mutiara, yang mereka bawa
pulang ke Liong-se. In Gak tertawa dan kata: Aku si orang she Giam sengaja
menyalin wajahku untuk memudahkan sepak terjangku,
Kenapa kamu bertiga bukan berdiam di Liong-se hanya berada
di sini" Kenapakah?"
Parasnya Pit Louw menjadi merah, Jikalau aku mesti
menutur, tak dapat itu hanya dengan sepatah dua patah
kata," sahutnya "Chungcu dari sin i-Ce Chung ini ialah Kim
Kauw Bu Tek sin Bong yang menjadi sahabat kekal guru kami,
Kami datang kemari karena kami menerima undangan,
sekarang ini musimnya banyak urusan di dalam dunia Rimba
Persilatan, sin Cungcu ingin memperoleh satu kedudukan di
wilayah Kang Pak ini. Untuk bergerak, la bekerja sama dengan
HHun Goan ci Kouy Sun, ketua dari Kay Pang bagian selatan,
sampai sebegitu jauh, bukannya sedikit orang yang telah
datang ke mari untuk turut mengambil bagian."
Mendengar itu, In Gak mengerutkan alis, "Pit Losu,"
tanyanya, " apakah losu pernah mendengar tentang seorang
yang dipanggil Kian Kun ciu Lui siauw Thian?" Pit Louw heran
menerima pertanyaan itu, ia menggoyang kepala.
Ketika itu si nona mengajak si pemuda menghampirkan,
untuk mereka memberi hormat. Kata si nona: "Tayhiap. terima
kasih untuk pertolonganmu ini. Tentang Lui Tayhiap itu,
kemarin dahulu dia ditangkap Hun Goan ci Koay Sun dan telah
dipenjarakan dalam penjara air." ia berhenti sebentar, lalu
mukanya menjadi merah, sambil menunjuk si pemuda, ia
menambahkan- " Inilah ong si Yauw, murid dari Tayhiap Cui
Can gelar oh Ka La m. Ketika Lui Tayhiap ditangkap. Cui


Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tayhiap telah menasehati agar sin chungcu jangan
memusuhkan Lui Tayhiap. akan tetapi sin chungcu tidak suka
1017 terima nasihat bahkan mereka berdua jadi berselisih dan
bertempur, kesudahannya cui Tayhiap kena dilukai tangan
Koay Sun, hingga ia kena dikurung bersama dengan Lui
Tayhiap di satu tempat."
In Gak mengangguk. la berdiam sejenak, lantas ia tanya
Liong se sam Niauw: "Aku mohon tanya sin Bong itu orang
macam apa?" "Sin Bong pintar dan cerdik," sahut Lo sia, " Kalau dia
bekerja, selalu dia memikir dan merencanakannya dahulu,
Pula dia biasa bekerja dengan meminjam tangan banyak
orang hingga nama buruknya tidak teruwar, Rupanya Giam
siauwhiap menjadi musuhnya sin Chung-cu, maka itu baiklah
kami akan pulang ke Liong se supaya kami tak usah kena
kerembet-rembet." In Gak tertawa. "Samwi cerdik sekali, kamu harus dikagumi" pujinya, " Lain
hari, apabila aku tiba di Liong-se, sudah tentu aku akan
mengunjungi kepada kalian."
"Terima kasih siauwhiap." kata Lo Hong. " Kami pasti akan
menantikan kedatangan siauwhiap."
Lantas ketiganya memberi hormat, terus mereka
mengundurkan diri, lenyap bagaikan burung-burung terbang
masuk ke dalam rimba. In Gak mengawasi orang berlalu, Habis itu ia hendak
menanyakan sesuatu kepada Nona Ho dan ong si Yauw, atau
mendadak ada dua orang yang muncul di hadapannya,
bahkan ia segera mengenali mereka itu - It Goan Kisu Ouw
Kong serta gadisnya, Ouw Kok Lan.
Orang tua bersenyum sambil mengurut- urut kumis
janggutnya dan si nona mengawasi dengan matanya yang jeli
tetapi bersinar menyesalkan.... Lekas-lekas In Gak memberi
hormat, "Cara bagaimana Ouw Louiancwe ketahui aku yang muda
berada di sini?" tanyanya. It Goan Kisu tertawa lebar.
1018 "Setelah laote meninggalkan Yan-khia kami ayah dan anak
lantas menyusul," sahut-nya, "Apa yang terjadi di dalam kuil di
kecamatan Bu-Ceng, telah kami melihatnya, hingga kami
menyaksikan bagaimana lihay mu, lao-te."
"Oh" In Gak mengasih dengar suara ter-kejutnya, Jadinya
orang orang Ang Ki Pang di dalam kuil itu ialah locianpwe
serta nona yang bantu menyingkirkan, locianpwe, terima kasih
banyak-banyak." Berkata begitu, ia menjura dalam.
Melihat demikian, Nona Ouw tertawa geli, hingga ia
nampak sangat menggiurkan-Ouw Kong menggeleng kepala ia
bersenyum. "Aku si orang tua tidak sembarang melakukan
pembunuhan," katanya, "semua itu perbuatannya budak ini,
Kamu berdua bersikap keras sekali, tangan kamu seperti
berlumuran durah, aku kuatir kelak di belakang hari mungkin
kamu nanti sukar untuk berpaling muka..." sikapnya orang tua
ini sungguh-sungguh, terus ia menambahkan- "Di tengah jalan
kami ayah dan anak bertemu dengan Cin Tiong siang Koay,
sekian lama kami mempermainkan mereka, tanpa merasa
kami jadi memperlambat tempo, maka juga, tempo kami
menyusul sampai di Goan seng piauwkiok di sana kami
mendengar kabar bahwa laote sudah berangkat ke Tay san
mencari rumput Ho Yan cauw. Tidak ayal lagi kami berangkat
menyusul. sungguh kebetulan di sini kita bertemu."
Tanpa merasa, hati In Gak tegang, "Locianpwe tentulah
telah bertemu dengan mertuaku," kata ia, "entah bagaimana
keadaan penyakitnya" Dapatkah locianpwe tolong memberi
keterangan?" "Keadaannya mertuamu itu, Ciu Wi seng dan Kho Losuhu
belum berubah menjadi buruk." sahut Ouw Kong, "Tayhiap Tio
Kong Kiu sudah kembali dari Tay san, akan tetapi dia
bertangan kosong, romannya sangat masgul. Ketika kami
berdua tiba di piauwkiok, kebetulan rombongannya chong-si
Koay siu tengah mengantarkan pulang piauw yang kena
1019 dirampas sambil juga membawa keterangan bahwa kau telah
terbinasa di gunung Tay san- Tio Tayhiap gusar bukan main,
dia telah menyerang dan dan membinasakan chong-si Koay
Siu semua, sesudah mana, dia mau lantas berangkat
menyusul ke Tay San. Aku mencegah dan membujuki dia. Aku kata bahwa
seharusnya laote tak berusia pendek. Lalu aku menawarkan
diri menggantikannya menyusul ke Tay San, Tadi di sin Kee
chung secara kebetulan saja aku melihat kau, laote, meski kau
menyalin rupa, aku mengenali kau, dari itu, aku lantas
menyusul ke sini, Bagaimana apakah laote telah berhasil
mendapatkan Ho Yan cauw?"
Mendengar itu, hati In Gak tetap tegang, "Jikalau demikian
perlu aku lekas berangkat pulang ke Celam, " katanya, "Di Sin
Ke Chung ini telah terkurung sahabat kekalku Kian Kun Ciu Lui
Siauw Thian serta Oh Ka Lam Cui Cian, aku minta sukalah
locianpwe menolongi mereka. Paling lambat besok malam aku
akan sudah kembali ke mari."
Habis berkata itu, In Gak perkenalkan si Yauw dan Nona Ho
"Semua ini aku si tua sudah tahu," berkata Ouw Kong
tertawa, " Hanya buat sementara waktu, belum dapat aku
menolongi mereka itu berdua, Apakah laote ketahui bahwa
Kim Kauw Bu Tek sin Bong menjadi murid ahli waris dari
empat hantu Khole Kong San" sekarang ini bukan melainkan
Khole Kong San Su Mo serta Cin Tiong siang Koay yang
berada di dalam sin Ke Chung, tetapi juga banyak jago
lainnya. Meski demikian, karena ikhtiar berada di tangan manusia
dan takdir di tangan Thian, biarlah kami ayah dan anak akan
mencoba sebisa-bisanya, Laote, sekarang lekas kau berangkat
ke Celam, supaya besok dapat kami menanti di sini"
Mengetahui si anak muda mau berlalu dengan lekas, Nona
Ouw nampak menyesal dan 1020 penasaran, Kata ia manja sambil membuat main bibirnya:
"Bagaimana sih, belum bicara apa-apa sudah mau berangkat"
Tidak bisa" Hati In Gak tidak enak. ia justeru mau menyingkir dari nona
yang selalu mengintilnya ini, siapa tahu, ia senantiasa tak
dapat menghindarkannya. Sebagai seorang cerdas, ia dapat menerka apa maksudnya
Ouw Kong ayah dan anak terus menguntili. Diam-diam ia
menghela napas, ia mengangkat kepalanya, memandang si
nona, si cantik manis itu memperlihatkan air muka, juga sinar
mata yang mengesalkan yang berpenasaran terhadapnya, ia
pun menyesal, ia berduka dan terharu.
Mata si nona ialah sukmanya, Tanpa merasa, hatinya
bercekat, Tapi ia segera berkata sambil bersenyum: "Nona,
akulah seorang kasar, akan tetapi aku mengerti sifatnya
seorang budiman, maka itu pastilah aku tidak akan berbuat
salah, besok malam aku akan kembali ke sini" ia terus
memandang si Yauw dan Nona Ho untuk memesan"Buat sementara, jangan kamu berdua kembali ke sin Ke
Chung lebih baik kamu tinggal bersama Ouw Locianpwe
berdua, supaya apabila ada terjadi sesuatu kamu kedua pihak
dapat saling membantu, Baik kamu tunggu sampai Lui Losu
sudah dapat ditolong baru kamu menetapkan pula arah tujuan
kamu." Begitu ia menutup mulutnya pemuda itu lantas berlompat
pergi, untuk menghalangi hingga Ouw Kok Lan mendelong
mengawasinya. It Goan Kisu dan si Yauw serta Nona Hopun
berdiam saja. Hati In Gak tidak tenang, ia melakukan perjalanan dengan
cepat, Di dalam tempo belum setengah jam, ia sudah melalui
perjalanan dua puluh li. Ketika itu matahari sudah doyong di
barat. Dengan lantas ia memasuki kota Celam, ia mendengar
suara genta dalam kuil Cian Hud si di atas bukit Cian Hud sansedangkan
air telaga yang terang indah dari telaga Tay Beng
ouw lantas nampak di depan matanya.
1021 Di ujung sana, air telaga seperti menempel dengan pangkal
langit, sungguh indah pemandangan alam di situ, Tapi tak
sempat ia memperhatikannya. ia langsung lari ke Goan seng
piauwkiok hingga orang-orang di tengah jalan heran melihat ia
berlari-lari itu. Selagi memasuki pintu besar daripiauw-kiok. In Gak melihat
Tio Kong Kiu tengah bertindak keluar dengan romannya yang
kucai, ia segera menghentikan tindakannya, sambil berdiri
dengan kedua tangannya dikasih turun, tanda menghormat, ia
memanggil: "Gak-hu."
Kong Kiu melengak dengan tiba-tiba tetapi lantas ia
mengangkat kepalanya, begitu ia melihat si baba mantu,
segera ia tertawa. "Oh kau hiansay?" tegurnya, "Bagaimana dengan Ho Yan
cauw, kau berhasil mendapatkannya atau tidak?"
In Gak tertawa. "Syukur aku berhasil," sahutnya.
Kong Kiu girang luar biasa.
"Mari masuk" katanya.
Maka mertua dan menantu lantas lari ke dalam.
Ciu Wi seng dan Kho Cu Liong kurus banyak dan romannya
sangat lesu, ketika keduanya melihat In Gak. mereka cuma
membuka mata dan mengangguk dengan perlahan seperti
mereka sudah kehabisan tenaga dan kegembiraannya pun
lenyap. Tanpa banyak omong lagi In Gak lantas bekerja, ialah ia
mengeluarkan Ho Yan cauw untuk dikasih makan kepada
kedua orang tua itu. Tidak cukup dengan hanya obat itu,
tanpa bersangsi lagi, ia juga membantu dengan emposan
tenaga Pou Te Pwe yap Sin Kang, itulah sebab, setelah jatuh
sakit sekian lama, meskipun racunnya dapat disingkirkan
kedua orang tua itu menjadi sangat lemah. In Gak tidak
menyayang diri lagi memberikan pertolongannya.
1022 Tepat diwaktu magrib, Ciu Wi seng dan Kho Cu Liong telah
mendapat pulang kesehatan mereka, In Gak sebaliknya
menjadi pucat mukanya, hingga ia perlu pergi ke kamar sisir,
untuk duduk bersemadhi guna mengumpul pula tenaga
dalamnya yang dikorbankan itu.
Selagi In Gak menolongi kedua orang tua itu, di luar
sejumlah sahabat ingin melihat wajah si anak muda, akan
tetapi Tio Kong Kiu mencegah mereka itu dengan mengatakan
sebentar malam saja mereka menemuinya.
Mereka itu tidak tahu bahwa In Gak ialah Koay Ciu Si seng
Jie In yang namanya telah menggemparkan dunia Bu Lim,
mereka melainkan ketahui anak muda itu gagah, Tidak
demikian mungkin mereka menjadi gempar sekali.
Kapan sang malam tiba, Goan seng piauwkiok mengadakan
pesta besar, Lampu dan lilin dipasang terang terang, orang
berkumpul gembira menghadapi enam buah meja besar,
ramai bicara dan tertawa mereka.
Semua orang berpaling dan semua mata ditujukan ke satu
arah waktu sesaat kemudian dari perdalaman muncul seorang
muda yang tampan sekali, yang cahaya mukanya bersinar.
sambil bersenyum manis dengan gerak-gerik-nya yang halus,
anak muda itu mengangguk memberi hormat pada orang
banyak. sekejap itu, sunyi senyaplah ruang pesta itu.
Tiong-ciu Kiam-kek Tio Kong Kiu, ahli pedang dari Tiongciu,
bangun berdiri, untuk memperkenalkan orang banyak pada si
anak muda, maka lantas ramailah orang memberi selamat
kepada pemuda itu. Hingga repotlah In Gak menyambuti
pelbagai cawan arak. semua orang puas sekali, Anak muda itu
ramah tamah, Mereka kagum.
Perjamuan berlangsung sampai rembulan berada di tengah
tengah langit. setelah para hadirin bubar, In Gak masuk ke
dalam bersama Kong Kiu dan lainnya, ia lantas menutur
tentang Lui siauw Tnian dan mengatakan besok pagi mau
1023 kembali ke sin Ke Chung untuk menolongi saudara angkat itu,
ia berniat mengekang Koay sun, supaya kaum Kay Pang partai
Pengemis, tidak saling bunuh, Kemudian ia minta Kong Kiu
dan Wi Seng pun besok pagi meninggalkan Celam, buat pergi
ke tempat peternakannya di tapal batas di utara, ia kata,
selesai urusan di sin Ke chung hendak ia menyusul ke tapal
batas itu. Kedua orang tua itu setuju, Mereka pun pikir, sesudah
berusia lanjut, tak ada perlunya mereka hidup lebih lama pula
dalam dunia Kang ouw, bahkan baik sekali untuk hidup damai
dan berbahagia selama hidup selanjutnya.
Kho Cu Liong tertawa, kata: "Kim Kauw Bu Tek sin Bong
biasa berdiam di dalam rumah, jarang dia keluar, Dengan
penduduk setempat, dia hidup rukun. Beberapa tahun dulu
pernah aku bertemu dengannya. Dia ramah tamah, akan
tetapi, melihat roman dan gerak-geriknya, aku merasa dialah
seorang manusia palsu dan menjemukan. Tak kusangka dialah
muridnya Kho le Keng san su Mo.
"Sin Bong bergelar Kim Kauw Bu Tek," kata In Gak. "itu
berarti bahwa dengan gaetan emasnya dia tanpa lawanMustahilkah sebegitu jauh tidak pernah ada orang yang
menyateroni sin Ke Chung untuk menantangnya?"
"Gaetan emas" ialah "kim kauw" dan "tanpa lawan- ialah
"bu-tek". Kho Cu Liong menepuk pahanya.
"Itulah aneh" serunya, "Pada kira sepuluh tahun yang
lampau memang pernah ada orang datang ke sin Ke Chung
menantang dia, akan tetapi dia menampik dengan keras selalu
dia bersikap merendah, hingga dengan begitu, walaupun
orang hendak mencoba dia orang toh tidak kesampaian
maksudnya, Sejak itu tak pernah terdengar lagi ada
penantangnya, Dia ternama, dia juga sangat sabar, sukar buat
mencari orang sebagai dia. Karena itu laote, mendengar
keterangan ini itulah aneh. itulah mencurigai.
1024 In Gak bersenyum. Kata ia, "Kalau manusia palsu, biar
bagaimana, satu kali akan terbuka kepalsuannya."
Ciu -Wi Seng yang pendiam mendadak ingat sesuatu.


Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hiansay," tanya ia. "bagaimana sikapnya gadis Ouw Kong
terhadapmu?" Dengan tiba-tiba muka In Gak menjadi merah ia dapat
menerka bahwa Ouw Kong telah bicara entah apa tahu
dengan mereka ini, ia menjadi tak tahu harus membilang apa
tak dapat ia membuka mulutnya. Kong Kiu menatap tajam
pemuda itu. ia bersenyum.
"It Goan Kisu menjadi seorang yang sulit untuk dilayani,"
katanya "Sebenarnya bagaimana perasaanmu terhadap
gadisnya itu " Kau bilanglah terus terang tidak ada
halangannya." Muka In Gak tetap merah. "Aku tidak mempunyai perasaan apa apa," sahutnya
terpaksa. Wi Seng mengurut jenggotnya.
"Inilah urusan tidak berarti," kata ia tertawa, "Baiklah
perlahan lahan saja kita mengurusnya. "
Ia mengguna kata "kita" tentu ia maksudkan ia bersama
Kong Kiu. In Gak ingin tahu apa katanya Ouw Kong terhadap kedua
orang tua itu tetapi la malu membuka mulutnya, Beberapa kali
ia sudah berkelimek tetapi gagal, dapat ia menguasai diri
untuk terus membungkam. Berbicara lebih jauh dari lain hal, Kong Kiu lantas
menimbulkan urusan Ho Yan cauw bagaimana rumput obat itu
didapatnya. In Gak menuturkan jelas pekerjaannya mencari
rumput itu. semua orang tertarik hati dan kagum, Kong Kiu
tertawa. "Jikalau tidak ada bantuannya Ouw Kong dan gadisnya,
mungkin Chong-si belum bisa dapat ditumpas," katanya
kemudian, "Kita semua sudah berusia lanjut, semoga kelak
1025 dibelakang hari kawanan kaum sesat tidak akan mengganggu
kita lagi, hanyalah kau, hiansay, kau harus waspada. Mereka
itu menganggap kaulah konconya Koay Ciu si-seng Jie In, tapi
lama-lama, mungkin mereka akan ketahui kamu sebenarnya
satu orang." In Gak menerima baik nasihat itu, ia berjanji akan berlaku
hati hati. Kemudian, kira jam empat, orang masuk tidur Tapi In Gak
tidak dapat pulas, ia banyak berpikir Sudah satu tahun ia
merantau, ia merasa hatinya masih kosong, ia merasa kosong
karena ia tidak mempunyai orang tua.
Disamping itu, ia terganggu asmara. ia jadi menyesal, ia
merasa dunia Kang ouw itu tidak mempunyai waktunya yang
damai, Ada terlalu banyak orang buruk, semua karena
keinginannya yang berlebihan, Sulit unluk manusia membikin
dirinya "tak berkeinginan", Rupanya melainkan nasib yang
mampu berbuat demikian. Pemuda ini bergulak-gulik hingga ayam-ayamjago
berkeruyukan menandakan sang waktu sudah jam lima, ia
lantas berbangkit buat mencuci muka dan dandanKetika itu Tio Kong Kiu, Ciu Wi Seng dan lainnya pun sudah
bangun dari tidurnya, semua sudah lantas bersiap.
Tuan rumah juga bersiap untuk menjamu sekalian
tetamunya. Habis bersantap maka empat ekor keledai menarik sebuah
kereta yang indah, Di belakang kereta berjalan delapan
pembantunya Kong Kiu, yang Kong Kiu tugaskan, Kong Kiu
sendiri bersama ciu Wi Seng naik kereta juga.
Seberlalunya rombongan mertuanya itu, baru In Gak
mengambil selamat berpisah dari Kho cu Liong dan lainnya
orang dari Goan Seng piauwkiok ia bersikap tenang waktu ia
keluar dari Lam kwan, kota selatanTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
1026 Hari itu, beda dari kemarinnya, langit mendung dan angin
keras sekali hingga pasir beterbangan bagaikan menutupi
tangit, Cabang-cabang pohon, tanpa daunnya, goyang-goyang
hebat, In Gak tidak menghiraukan itu. ia melakukan
perjalanannya sangat. Di-dalam tempo sebentar, ia sudah melewati tujuh li,
Tengah ia berlari-lari itu mendadak telinganya mendengar
suara angin halus yang beda daripada angin keras itu, inilah
seperti angin dari berkibarnya ujung baju.
Berbareng dengan itu, ia juga dapat mencium bau yang
harum. ia lantas mendapat tahu bahwa ada orang yang
menguntitnya. ia berlagak pilon, ia lari terus. Hanya kali ini,
sesudah beberapa tindak. mendadak ia memutar tubuh sambil
ia menolak dengan sebelah tangannya menggunai tenaga Bi
Lek sin Kang. Begitu ia berbalik, begitu ia baget sekali, mukanya menjadi
pucat, Lekas-lekas ia menarik pulang serangannya itu,
Walaupun demikian, orang di belakangnya itu tertolak mundur
dua tombak jauhnya, syukur dia tidak kurang suatu apa,
bahkan dia dapat terus lompat maju hingga dia jadi berdiri di
depannya. "Ah nona" serunya, mukanya merah- "Kenapa kau datang
ke mari" Mana ayahmu?"
Nona itu ialah Ouw Kok Lan, gadisnya Ouw Kong Hari ini
dia mengenakan pakaian kuning muda, pupur dan yancinya
tipis. tetapi itu justeru membuat kecantikannya jadi
mentereng. Dia mengawasi tajam wajahnya, sinar matanya
menunjuki dia tak puas, mungkin mendongkol.
In Gak menjadi likat sekali, Tapi ialah laki-laki sejati, la
lantas memberi hormat dengan menjura dalam. Katanya:
"Maaf nona. Dengan sesungguhnya aku tidak tahu kaulah
yang berada di belakangku, jikalau tidak. walaupun nyaliku
besar tidak nanti aku berari turun tangan atas dirimu..."
1027 Nona Ouw tertawa dingin, "Jikalau aku kedua enci Tio Lian
cu dan Goat Go, tidak nanti kau berlaku begini galak" katanya.
In Gak melengak. Tak tahu ia harus menjawab bagaimana,
matanya mendelong ia lantas menduga-duga, entah apa yang
dikatakan Ouw Kong di dalam piauwkiok. Dan setahu
bagaimana kata-kata kedua mertuanya, Tidak demikian tidak
nanti nona ini ketahui nama kedua isterinya.
Mendadak si nona tertawa, terus mulutnya dibuat main.
"Sungguh menarik romanmu sekarang ini" katanya
menggoda. ia tertawa pula secara menggiurkan.
In Gak berdiam, hanya sekarang hatinya tak bergelisah
lagi. Ouw Kok Lan tertawa, lalu dia berkata: "Tadi malam jam
tiga, aku telah pergi ke Piauwkiok. Hm Kalau bukannya aku,
tentu kamu sudah pada pergi ke akhirat."
Jilid 15 : Para pembunuh ayah Cia In Gak
IN GAK kaget. "Kenapakah?" tanyanya cepat.
"Tadi malam telah datang dua puluh lebih orang-orang Ang
Ki Pang," sahut si nona. "Mereka hendak mengguna Hio obat
pulas untuk membikin kamu semua tak sadarkan diri, tetapi
aku pergoki mereka, satu demi satu aku totok mampus,
mayatnya aku lemparkan ke dalam telaga buat dijadikan
umpannya sang ikan."
Mendengar itu, In Gak tertawa.
"Jikalau begitu nona, aku menghaturkan diperbanyak
terima kasih yang kau sudah menolong jiwa kami." katanya.
Nona itu tertawa pula. "Jangan dahulu mengucap terima kasih" katanya lagi,
"Ayahku telah berhasil mencari tahu tempat di mana
ditahannya Lui Tayhiap. akan tetapi di dalam sin Ke chung ada
1028 banyak orangnya yang lihay, ayah cuma bisa membinasakan
tiga diantaranya, ia tidak bekerja terlebih jauh. Ayah kuatir ia
nanti seperti menggeprak rumput membikin diri kaget dan
mendatangkan bahaya untuk Lui Tayhiap. maka ia
mengundurkan diri, sekarang ayah lagi menantikan kau."
"Mari sekarang kita pergi pada ayahmu" kata In Gak cepat,
"Aku kuatir ayahmu bergelisah menantikan kita."
"Baik" sahut si nona, yang terus mendahului pergi, untuk
dia menjadi petunjuk jalan. Dia bergerak dengan sangat
ringan dan pesat, In Gak tahu tabiatnya wanita, yang suka menang sendiri, ia
menyusul dengan membikin dirinya berlari-lari berendeng,
Kalau ia melewati pasti nona manja ini menjadi tidak puas.
Selagi mereka tiba di sebuah tanjakan yang penuh rumput
dan di tepinya terdapat banyak pohon kering, mendadak
mereka merandek. Mereka melihat berkelebatnya tiga bayangan orang, yang
terus berhenti di depan mereka, In Gak awas, lantas dia
mengenali Kiong-bun Ji Koay serta Ok suya Sim Siang Kiu. Tiat
Pi Kim kong Ho Sin Hok. lantas tertawa dingin.
"Manusia itu di tempat mana yang mereka tidak dapat
bertemu." katanya "Aku tidak sangka bahwa di sini aku
bertemu pula dengan- kau, tuan"
In Gak tertawa lama. "Ho Tayjin, tidak ada perlunya buat kau menghina orang"
tegurnya, "Buat apa kau menghina dirimu sendiri" Kau
sengaja menguntit aku Buat apa kau menyebutnya kita
ketemu secara kebetulan" Aku mohon tanya, kamu ketiga
tuan-tuan, apa maksud kamu maka kamu memegat aku yang
rendah?" "Buat apa?" membentak Sin Hok. "Buat membekuk kau,
supaya perkaramu bisa diperiksa. Aku si orang she Ho telah
ketahui kaulah si penjahat perkara darah di kota Thay-goan,
1029 Matanya Kiong-bun Ji Koay tidak kelilipan pasir. sekarang ini
walaupun kau hendak menyangkal kau tak dapat."
In Gak tertawa dingin. Justeru orang tertawa, Sim Siang Kiu berkata secara
mengejek. suaranya menyeramkan "Baru-baru ini suya kamu
telah kena diakali, Benarkah kau she Gouw?" Daripada
menjawab, In Gak justeru menegur:
"Sim Siang Kiu, kau benar-benar tidak tahu malu," demikian
katanya, "Kau baru menjadi guru sekolah dari istana sampwecu,
tetapi di dalam kota terlarang kau berani berbuat
sewenang-wenang sebagai juga sudah tidak ada undangundang
negara dan raja. Bagaimana kau berani mengadakan
pengadilan sendiri" Bagaimana kau berani memeras rakyat"
Dosamu dosa mesti dihukum picis, kau tahu" Apakah kau kira
aku si orang she Cia benar tidak berani bertindak
terhadapmu?" Selagi berkata begitu, pemuda ini telah mengumpul tenaga
di lengannya ia telah menjadi gusar.
Ketika itu Nona Ouw maju ke depan, sepasang pedang
emas yang matanya luar biasa tercekal dalam tangannya.
"Saudara cia," kata dia, tertawa dingin.
"Urusan hari ini bukan urusan yang dapat diselesaikan
dengan sepatah dua patah kata saja, Kau biarkan adikmu
membereskan ini orang she Sim yang kejahatannya sudah
meluap naik ke tinggi langit."
segera setelah mengucap itu, si nona benar-benar
berlompat kepada Sim Siang Kiu, sepasang pedangnya diputar
hingga kedua pedang itu bergerak mirip belasan ular emas.
Sim suya tidak takut, dia mengasih dengar ejekan dari
hidungnya, Dia menggeraki kedua tangannya, untuk
menangkis hingga Nona Ouw kena diundurkan. setelah itu, dia
lompat maju. Ternyata sekarang, pada tangannya telah
1030 terlihat sebuah kipas yang mentereng berkilauan- Lantas dia
tertawa terbahak-bahak. "Bocah perempuan tahukah kau aku Sim Siang Kiu, aku
orang macam apa?" dia tanya. "Apakah kau kira kau yang
bagaikan sebutir nyala api dapat menentang aku" Kau lihat,
suya kamu akan pakai ini sebuah kipasnya saja, didalam
sepuluh jurus akan aku bikin pedang emasmu terlepas dari
tanganmu" Selagi si nona menyerang hati In Gak tidak tenang, inilah
karena ia tahu Sim Siang Kiu keluaran dari Thian san Utara,
yang perguruannya lihay, yang memiliki ilmu kepandaian Bi
Lek sin Kang juga. Tak nanti nona itu dapat melawan suya ini. Di lain pihak ia
juga kuatir Kiong-bun Ji Koay nanti meluruk dengan
berbareng. Bagaimana kalau di hadapannya nona itu sampai
terluka, Bagaimana ia harus berurusan dengan Ouw Kong.
Ketika itu Kiong-bun Ji Koay sudah memencarkan diri di kiri
dan kanan, mata mereka mencilak mengawasi si anak muda,
rupanya sengaja mereka menjagai. In Gak lihat sikap orang, ia
bersenyum, ia tidak menghiraukannya, ia lebih memerlukan
memperhatikan Ouw Kok Lan- ia terkejut berbareng lega hati
mendapatkan Kok Lan cuma terdesak Siang Kiu.
Nona itu tidak kurang suatu apa, ia melihat Sim Siang Kiu
menggunai Bi Lek sin Kang huruf "cin", ia mulanya menyangka
si nona bakal terlempar jauh, ia mengerti, itulah disebabkan si
nona diwaktu menyerang sudah mengempos tenaga "It-goan
cin-khi". Tenaga itu memang dapat menghadapi Bi Lek sin
Kang cuma si nona masih kurang latihannya, muka Kok Lan
menjadi merah. "Nona mu tidak peduli kau siapa." bentak-nya, "siapa saja
yang nonamu tidak senangi melihatnya, ia menghendaki
jiwanya." 1031 Ok su-ya tertawa pula, terbahak-bahak, "Bocah wanita, kau
terlalu jumawa." katanya, ia lantas menggeraki tangan
kanannya membeber kipasnya yang panjang kira dua kaki dan
bundar yang tulang-tulangnya terbuat dari besi yang
dinamakan besi "hay sim-tiat"
Kipas itu bergemerlapan ujungnya lebih setengah dim,
ujung itu lancip tajam, sebab itu biasa dipakai menusuk
memecahkan tenaga dalam. Kipas itu kuning, dati itu sinarnya
kuning emas. Kipas pun terbuat dari gelagasinya kawa-kawa
tua seribu tahun dari gunung Thian san, galagasi mana ada
racunnya, siapa terkena itu tubuhnya akan kegatalan dan akan
bengkak dan bonyok sendirinya sampai ke tulang-tulang.
Belum habis suaranya suya itu, kipasnya sudah menyerang
ke dada si nona. Mulanya dia mengibas ke kiri dan kanan guna
mengacaukan mata orang, serangannya itu mendatangkan
serbuan angin yang keras, cepatnya bukan main.
Nona Kok Lan merasakan hembusan angin ia mengangkat
tangan kanannya, mengancam untuk menangkis, dengan


Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tangan kirinya ia membalas menyerang, goloknya meluncur ke
pundak lawan yang lihay itu, pedangnya itu berkilauan ia juga
bergerak dengan sangat gesit.
Hanya dalam sejurus ini sudah ternyata kedua pihak sama
lihaynya, Kalau Sim Siang Kiu tidak menangkis atau berkelit.
pasti pundaknya bakal terlukakan hebat, tentu dia akan jadi
korbannya ilmu pedang "It Goan Kiam-hoat".
Kok Lan cerdik sekali, ia mengerti kalau ia mengadu
tenaga, ia bukan lawan dari musuh itu, tetapi ia panas hati
karena orang hendak merobohkannya di dalam tempo sepuluh
jurus, maka ia melawan dengan sungguh-sungguh sambil
menggunai kecerdikannya itu. Ia mau bertahan sampai lebih
daripada sepuluh jurus. Sim Siang Kiu berlaku awas dan gesit, ia berkelit ke kiri,
Karena ia meneruskan 1032 serangannya, kipasnya bentrok dengan pedang si nona,
Kok Lan terkejut, benturan itu membuat tangannya
kesemutan, ia tertolak keras, tanpa merasa, pedangnya
terlepas mental ke tanah di tanjakan gunung.
Selagi orang terperanjat Sim Siang Kiu tidak mau mengasih
hati, Dia lantas mendesak, sekarang dia mengarah pedang
kirinya si nona. Selain si nona sendiri, In Gak pun terkejut menyaksikan
kesudahannya pertempuran itu, ia tahu Sim Siang Kiu lihay, tetapi ia tidak menyangka
orang sudah lantas perlihatkan kepandaiannya itu. Maka ia
merasa orang ini harus lekas-lekas disingkirkan kalau tidak dia
dapat merusak nama perguruan, perguruan mereka berdua
ada hubungannya yang erat. Tidak bersangsi lagi, ia lompat
maju. Siang Kiu tengah bargirang karena hasilnya itu, ia lagi
mendesak atau mendadak ia melihat sesuatu yang berkelebat
di depannya, terus lengan kanannya terasa terjepit keras,
seperti terjepit gaetan, sakitnya bukan main, sebelum ia dapat
melihat tegas, siapa orang itu, tahu tahu kipasnya sudah kena
dirampas, berbareng dengan mana dengkul kanannya kena
didupak keras sekaii, hingga ia menjerit. sedangkan tubuhnya
terlempar tinggi dan jauh.
Akibat dupakan itu Jeritannya itu terbawa angin, suaranya
menggiriskan siapa yang mendengarnya .
ooo BAB 7 SEGERA setelah berlompatnya In Gak, Kiong-bun Ji Koay
berlompat juga, Mereka memasang mata dan melihat, cuma
mereka ketinggalan mereka kalah gesit, ketika mereka sampai
di dalam gelanggang, Sim Siang Kiu sudah lebih dulu kena
ditendang, sebenarnya mereka pun gesit, tapi mereka
kebeIakangan. 1033 Maka itu, kesudahannya mereka kaget sekali, In Gak sudah
lantas menoleh, akan menghadapi kedua "jago" dari Kiongbun
itu ia tertawa dingin terhadap mereka dan berkata:
"Menyesal aku kesalahan tangan hingga aku telah membuat
kamu tertendang terpental, hingga kamu menjadi malu, Harap kamu sudi
memberi maaf". Sementara itu Ouw Kok Lan sangat berterima kasih kepada
In Gak yang ia lirik dengan perasaan sangat kagum, ia lantas
lompat ke tanjakan ke arah mana pedangnya terpental tadi,
untuk memungutnya pulang.
Selama di hotel di Ta-mo-ciang di kota raja, Kiong-bun Ji
Koay telah menyaksikan lihaynya In Gak. Kepandaiannya Jie
In tempo mereka melihat Jie In merobohkan lima jago Ceng
Hong Pang di kuil Cin su di Thaygoan. Mereka menduga, dua
orang itu sebenarnya satu orang, bahwa orang ini ialah Jie In
yang menyamar itulah sebab mereka melihat gerak-gerik
orang yang sama. Bahwa tadi mereka menerka In Gak sebagai si orang jahat
dari Thay-goan itu melulu untuk mencoba hati orang,
Mengetahui ini, mereka girang berbareng kaget. Meskipun
kaget, mereka toh tidak jeri.
Mereka mau mengandel kepada bantuannya seorang yang
bersembunyi di sisi mereka, hanya orang itu tidak akan
muncul kecuali bantuannya telah dibutuhkan.
Siapakah bantuan tersembunyi itu" Dia bukan lain daripada
salah satu dari Biauw Nia siang Yauw, sepasang "siluman" dari
bukit Biauw Nia, ialah Hek Te Hian Li In Hian Bi.
Mukanya sepasang jago menjadi merah, Mereka malu
sekali, Tapi mereka pun gusar, Im Hong sat Ciang Hong
terlebih berangasan daripada saudaranya, dia berteriak: "Kau
telah membunuh pembesar negeri, kau tidak akan dapat
1034 ampuni Kau menyerah untuk ditawan, nanti kami berbuat baik
kepadamu" In Gak menyambut dengan tertawa lebar.
"Kamu masih mempunyai kebaikan hati?" ia menjengeki,
"Murid- murid yang murtad mana masih ada rasa malu dan
keadilannya" Hm"
Dua jago itu juga tertawa menghina.
Kok Lan sudah kembali bersama pedangnya, ia melirik si
anak muda, terus ia berkata: "saudara Cia, kita masih
mempunyai urusan penting, kenapa mesti mencapaikan lidah
melayani mereka ngobrol" Baiklah siang-siang kita usir mereka
supaya kita bisa melanjuti perjalanan kita"
In Gak tidak dapat menerka apa artinya lirikan si nona akan
tetapi ia menduga mesti ada sebabnya, maka tanpa bersangsi
pula, ia menjawab: "Baiklah" segera dengan kipasnya Sim
Siang Kiu ia menyerang kepada Ciang Hiong, yang ia coba
totok jalan darahnya -jalan darah kiu bwe. Berbareng dengan
itu, dengan tangan kiri, dengan lima jerijinya, ia juga
menyamber kejalan darah keng-ki pada lengan kiri Ho Sin
Hok. Itulah serangan yang sembrono terutama itu dihadapi
kepada dua jago dari kaum rimba persilatan dengan begitu In
Gak membuat kosong, akan tetapi ia tidak berkuatir sama
sekali. Kiong-bun Ji Koay terkejut sekali, itulah serangan yang
mereka tidak sangka, Dengan berbareng mereka berlompat
mundur, guna meloloskan diri dari bahaya, Tapi mereka
bukannya mau menyingkirkan diri, sebaliknya begitu mundur,
begitu mereka maju, guna balas menyerang.
Mereka juga "menggunai Tatmo Cap sha si, tiga belas jurus
ilmu silat Tatmo Kun dari siauw Lim si. Mereka insaf,
sembarang ilmu silat, tentulah tidak akan mempan terhadap
musuh yang tangguh ini. Mereka tahu bahwa mereka mesti
mengepung. 1035 In Gak telah memperoleh pengalaman di Cian Tiang Yan, ia
tidak sudi memberi kesempatan kepada lawan untuk
mendahuluinya. Ia berkelit dengan sebat, membikin mereka itu menyerang
tempat kosong, serangan mereka hebat sekali, sebab mereka
jauh terlebih kosen daripada keempat pendeta siauw Lim si di
bawah menara Liu Li Tah di Giok Coiin san. setelah itu, ia
terus berkelebatan di antara dua lawannya itu.
"Mereka harus disingkirkan kalau tidak, mereka bisa
mendatangkan banyak urusan dalam dunia Rimba Persilatan,"
demikian In Gak berpikir. Karena ini, ia lantas melakukan
penyerangan membalas, segera ia menggempur tangan kiri
Ho Sin Hok. Sin Hok tidak tahu maksudnya lawan, ia menarik pulang
lengannya itu. Justeru itu, mendadak si anak muda tertawa
terbahak dan kipasnya menyusul berkelebat di muka orang.
Tiat Pi Kim-kong kaget sekali, hendak ia melindungi diri
sambil lompat mundur, akan tetapi sudah kasip. Hanya sedetik
itu, dia merasai napasnya sesak. darahnya seperti beku,
begitu dia memperdengarkan suara tertahan, begitu dia roboh
terkulai. Berbareng dengan itu, Tian Ban Hiong menyerang
punggung In Gak. Dia menggunai dua-dua tangannya, Dia
menyerang untuk sekalian membantui saudara angkatnya.
In Gak memang telah menduga, ia tentu bakal dibarengi
maka itu, setelah menyerang Sin Hok. ia memutar tubuhnya
sambil kipasnya digeraki selaku pembelaan diri berbareng
penyerangan, maka sebagai kesudahan dari itu di situ
terdengar suara robeknya pakaian disusul dengm muncratnya
darah. Ban Hiong lagi menyerang, dia mendapat sambutan,
hendak dia membela diri, tetapi sudah terlambat, tak dapat
dia menangkis atau mundur, ujung kipas nancap di perutnya.
1036 sambil menjerit dia roboh duduk. kedua tangannya membekap
perutnya yang luka itu, mukanya meringis dan pucat.
Habis merobohkan musuh itu, In Gak menoleh kepada Kok
Lan. Tiba-tiba ia menjadi terperanjat Muka si nona pucat pasi
seperti orang yang kaget. ia pun sudah lantas merasai
bersiurnya angin yang keras, yang dari atas turun ke bawah,
seperti menindih pada-nya.
Tentu saja ia menjadi kaget, lekas-lekas ia mencelat
mundur dengan tindakan Hian Thian cit seng Pou, sedangkan
dengan tangan kanannya, ia menolak. Dengan begitu ia dapat
menyingkir dua tombak lebih, ia lantas mendengar suara halus
di belakangnya, Dengan cepat ia menoleh, untuk melirik.
maka ia melihat kepada Hek le Han Li In Hian Bi" yang
matanya bersinar mengawasi kepadanya, sinar mata itu
menunjuki kemarahan. Pemuda kita tahu lawan ini lihay. selama di hotel sam Goan
di Yan khta, ia telah mendengar ceritanya It Goan Kisu Ouw
Kong bahwa "siluman" wanita dari Biauw Nia ini pernah
malang melintang di kolong langit, ia tidak takut, bahkan ingin
ia mencobanya, ia memang ingin mencoba-coba
kepandaiannya sendiri kepada lawan-lawan yang tinggi. ia
juga berpikir, kalau ia berhasil menyingkirkan jago wanita ini,
ia jadi berbuat banyak kebaikan untuk Rimba Persilatan, maka
itu, ia bertindak maju perlahan-lahan, sikapnya tenang.
Hek ie Hian Li mengawasi. Dia melihat orang tidak takut
malah dia dihampirkan, dia tertawa.
"Jangan kau terlalu mengandal kepada kepandaianmu."
katanya, "Kau harus ketahui bahwa aku Biauw Nia siang sian,
tidak dapat dibuat permainan."
Wanita ini menyebut dirinya "Biauw Nia siang sian", artinya
sepasang "dewi^ dari Biauw Nia, sedang umum mengenalnya
sebagai "siluman".
1037 In Gak menghentikan tindakannya di dalam jarak lima kaki.
ia berkata nyaring: "Kenapa kau tidak mau ingat kebaikannya
Ki Lian kisu baru-baru ini yang membiarkan kau lolos"
seharusnya ialah kau menyesal dan bertobat untuk menebus
segala dosa, guna memperbaiki diri supaya kau jangan keluar
pula dari gunungmu" kenapa sekarang kau justeru muncul
pula dengan melanjuti menyebar kejahatanmu?"
Mukanya Hek ie Hian Li menjadi merah padam. Terang dia
gusar sekali, Kedua matanya juga bersinar sangat bengis.
Lantas dia menanya bengis: "Kau pernah apa dengan Ki Lian
Ek siu" Kenapa kau ketahui hal-ikhwalku dulu hari?"
Sebelumnya menjawab, In Gak tertawa, "Tentang pelbagai
peristiwa puluhan tahun yang lalu di dalam dunia Rimba
persilatan itulah menjadi buah tutur tak habisnya" kata-nya.
"Semua orang tahu sepak terjangnya Ki Lian Ek siu dan
semuanya memuji maka itu,
teranglah bahwa kau sangat jahat, sayang dahulu hari itu
aku tidak mempunyai kesempatan akan menyaksikan sendiri
lelakonmu itu. Hingga sekarang aku mesti memejamkan
mataku untuk mengingat-ingat ceritanya dan
membayangkannya bagaimana di saat itu kau menjadi si
orang runtuh. Aku tidak mempunyai hubungan langsung
dengan Ki Lian Ek siu tetapi dahulunya kita bersumber satu.
sekarang baiklah kau insaf, kau menyesal, lalu lekas kau
pulang ke Biauw Nia, supaya dapat kau selamatkan hari-hari
tuamu, jikalau tidak. maka bencana akan kembali kepadamu
nanti, kau menyesal sesudah kasip."
Kata-kata yang terakhir ini dikeluarkan si anak muda
dengan bengis. In Hian Bi menatap si anak muda, ia mau menduga bahwa
orang ialah cucu muridnya Ki Lian Ek siu, atau kalau tidak. dia
mesti ada hubungannya yang erat dengan jago tua dari Ki
Lian san itu, Biasanya dalam dunia Kang ouw, siapa
mendengar nama Biauw Nia siang Yauw, hatinya runtuh dan
1038 terus kabur, pemuda ini sebaliknya berani dan berani
menantang juga. "Dia tentu lihay," pikirnya lebih jauh, "Buktinya dia dapat
merobohkan Sim Siang Kiu dan Kiong-bun Ji Koay."
Sendirinya In HianBi mengerutkan alisnya, ia jadi merasa
hatinya tidak tenang, ia lantas teringat akan pertempurannya
melawan Ki Lian Ek siu selama mana ia merasa jeri.
Kok Lan berdiri di bawah pohon di tepi jalan, ia melihat dan
mendengari kedua orang itu. ia senang mendengar si anak
muda menyebut ada suatu hubungan asal usulnya dengan Ki
Lian Ek siu, itu berarti pemuda itu menaruh hati terhadapnya,
Maka selanjutnya ia terus mengawasi si pemuda. Roman
tampan dan gagah pemuda itu menggiurkan hatinya.
Sementara itu hati In Hian li berubah, Pikirnya: "Berapa
lihay kepandaian dia maka dia berani menyebut-nyebut Ki Lian
Ek siu" Kenapa aku mesti jeri terhadapnya" Bukankah aku
telah maju jauh,jika aku dibandingkan dengan kepandaianku
puluhan tahun yang lalu" Bukankah sekarang aku muncul pula
karena cita citaku untuk jadi ketua ikatan Rimba Persilatan"
Kenapa aku mesti biarkan diriku digertak dia" Dengan hati
kecil, sampai kapan aku bisa mengangkat kepala untuk
mengangkat pula namaku?"
Maka dengan roman bengis, dan tertawa dingin dia kata:
"Kalau kau berasal-usul sama dengan Ki Lian Ek siu, kau tentu
telah mendapatkan salah satu pelajarannya, sekarang hendak
aku melampiaskan sakit hatiku dulu hari terhadapmu. Dulu
hari itu aku alpa, aku kena dicurangi dia, terpaksa aku berjanji
untuk mengundurkan diri, guna tidak keluar lagi diri tempat
kediamanku, tetapi sekarang Ki Lian Ek siu si setan tua sudah
mampus tak ada perlunya aku memegang janjiku itu. Baiklah
perhitunganku itu aku bereskan dengan kau sekarang."


Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

In Gak membalas dengan tertawa dinginnya.
1039 "Jikalau kau tetap sesat dan tak mau sadar, terserah
padamu." katanya. Meski ia berkata demikian pemuda ini
waspada. In Hian Bi tertawa manis, lalu ia mengebut dengan tangan
bajunya, Hebat kebutan itu yang berpokok dengan tenaga
dalam yang sempurna. In Gak telah bersiap. ia mempertahankan diri dengan Bi
Leksin Kang. ia membiarkan angin keras menolak padanya,
Toh ia terkejut, ia bukan melainkan tertolak angin, hidungnya
pun terserang semacam bau harum ia terkejut, hatinya lantas
goncang. Lekas-lekas ia mengendalikan diri, napasnya pun ditunda,
Masih ia tetap tertolak angin, yang kuat luar biasa, hingga
kuda-kudanya mulai goyang. Hampir ia tidak sanggup terus
berdiri tegak. inilah yang dinamai pengalaman, pengalaman
semacam ini baru kali ini In Gak dapatkanDalam kagetnya, ia menggunai tangan kanan guna
menolak, la menggunai Pou Te Pwe-yap sin Kang. Kedua
tangan sampai berbunyi keras.
Sebagai kesudahan dari bentrokan itu, In Hian Bi menjadi
kaget, parasnya berubah pucat. Karenanya, dia berlompat
mundur dua tombak. Dia tertolak kaget dan keras.
In Gak berhasil, ia mendapat hati. ia maju Kali ini ia
menyerang dengan tangan kiri dengan Bi Lek sin Kang huruf
"menindih" sedangkan tangan kanannya diluncurkan pesat
lima jarinya terbuka keras, untuk menangkap dengan tipu silat
"Pat tek Kim Liong" atau "Menangkap Naga" dari ilmu silat "
Hian Wan sippat Kay" untuk menyamber jalan darah thian-hu
dari si wanita kosen- Walaupun dia seorang hantu, In Hian Bi toh kaget sekali, ia
memperhatikan saja tangan kanan si pemuda, ia alpa untuk
tangan kiri. Tangan kiri ini- juga merupakan "Nao Ci Hoan
san" atau "Lima Jeriji menciptakan gunung".
1040 Terpaksa ia menangkis tangan kiri dengan tangan kanan,
lawan terus diawasi. Lebih dahulu daripada ku ia telah
menutupjalan darahnya. Ia ingin menghajar tangan lawan
dengan pukulan "Menabas baja, memapas besi" supaya
buntunglah lima jeriji orang. Jago betina dari Biauw Nia ini
merencanakan sempurna akan tetapi hasilnya....
Menyambut tangan kiri In Gak, In Hian Bi menggunai
pukulan "Sutera terbang tergempur guntur" akan tetapi dia
tak dapat bertahan terhadap tindihan Bi Lek sin Kang. Untuk
kagetnya, ia tergempur hebat sekali hingga hatinya
tergoncang dan darahnya bergolak.
Selagi tubuhnya terhuyung, lima jeriji lawan sudah
menyamber iganya, ia lantas merasai tubuhnya kaku,
bagaikan ada laksaan kutu yang berkutik, kutik, terus separuh
tubuhnya bagian kiri lenyap tenaganya ia menutup jalan
darahnya, tetapi tutup itu terhajar pecah. walaupun demikian,
tangan kanannya toh menyamber terus ke lengan kanan
lawan. Untuk menolong diri, In Gak melepaskan tangannya guna
dipakai menangkis tangan kanan si nyonya, menyusul mana,
ia mencelat mundur. kesudahannya ia mesti kagumi lawannya
itu. inilah yang pertama kali ia menemui lawan yang bisa lolos
dari Bi Lek sin Kang. In Hian Bi berdiam, guna mengumpul tenaga dalamnya ia
berhasil, separuh anggauta tubuhnya yang kaku itu lekas pulih
kembali, Dengan sinar mata bengis ia membentak musuhnya:
"Anak muda, jangan kau puas dahulu, kau juga telah terkena
pukulan dewimu yang disebut "Biauw Nia Pek ouw Jiu Hio"
yaitu harum lunak dari kutu beracun dari Biauw Nia, maka
sesudah lewat tiga bulan, kau bersiap-siaplah untuk mengurus
hari terakhirmu." Kata-kata itu diakhirkan dengan tubuh yang melesat tinggi
dan jauh, maka di dalam sekejap dia telah pergi menghilang,
1041 tinggal suara kata-katanya yang tajam masin mendengung di
dalam telinga, didengarnya tak sedap sekali.
Jago wanita dari Biauw Nia itu kabur dengan meninggalkan
Kiong bun Ji Koay yang rebah terluka dan terkapar di tepi
jalan dan Sim Siang siu yang tak ketahuan mati hidupnya,
In Gak berdiam mengawasi orang berlalu, sampai ia
dihampirkan Nona Ouw, yang berlompat ke sisinya, Nona itu,
dengan suara perlahan mengandung rasa cinta kasih, kata
padanya: "saudara cia, benarkah apa yang dikatakan In Hian
Bi barusan?"" In Gak mengangguk tanpa membuka mulutnya hanya
selang sejenak, ia tertawa nyaring dan kata: "Dengan cara
iblisnya itu dia tak dapat menggertak aku" Terus ia
memandang tajam kepada kedua musuhnya yang sudah tidak
berdaya itu seraya menambahkan "Yang sulit sekarang ini
ialah bagaimana kita harus mengurus mereka ini...?"
Ouw Kok Lan tertawa. "Di sana pun masih ada si suya yang sangatjahat." katanya,
"Buat apa membiarkan manusia-manusia semacam mereka
hidup lebih lama di dalam dunia" Cuma-cuma mereka bakal
mencelakai lebih banyak orang, Baik lekas seberangkan
mereka ke lain dunia Untuk mu, ini pula suatu jasa kebaikan."
Habis berkata, tanpa menanti si anak muda menyetujui
atau tidak kata-katanya itu, Nona Ouw lompat pergi, untuk
berlari lari ke atas tanjakan yang penuh rumput, Di sana tubuh
ok su ya Sim Siang Kiu terus rebah terkulai semenjak tadi. ia
sambar tubuh orang seperti burung elang menyamber anak
ayam, untuk diangkat dan dibawa balik, buat dilepas dikabruki
di sisinya Ciang Hiong, setelah mana dia pergi menyambar
pula tubuh Ho Sin Hok. yang terpisah lima enam tombak
jauhnya dari mereka, untuk dikumpul menjadi satu dengan
dua konconya. In Gak berdiri diam mengawasi sepak terjang nona itu yang
lincah dan jenaka. 1042 Habis mengumpul ketiga lawan, si nona menepuk nepuk
tangan, seperti untuk membersihkannya, lalu ia mengusapusap
rambutnya yang kusut, guna dikasih naik. Ketika ia
mengangkat kepalanya, memandang si anak muda, ia tertawa.
"Sudah selesai" katanya, "saudara cia, silahkan kau bekerja"
In Gak tidak lantas menjawab, ia menatap. Dengan begitu,
sinar mata mereka berdua beradu satu dengan lain- si nona
jengah, mukanya menjadi merah. Dengan manja, ia lantas
menanyai "Eh, kau aneh Kau bikin apakah" Mengapa kau
mengawasi saja" Kau toh bukannya belum pernah melihat
aku. Ah. menyebali ... "
Toh diakhir kata-katanya, ia tertawa geli, In Gak pun
tertawa, tanpa menjawab si nona ia bertindak kepada Kiongbun
Ji Koay. Dua jago dari Kiong bun itu bersama-sama Sim Siang Kiu,
cuma dapat mengawasi si anak muda. Mereka terluka parah,
tenaga mereka habis. Ji Koay jeri sekali, Mereka telah melihat
sendiri bagaimana anak muda itu mengalahkan In Hian Bi
yang menjadi tulang punggung mereka, maka insaflah mereka
bahwa mereka bagian mati...
Ketika itu, dijalan tersebut, tidak ada lainnya orang, Tadi
memang ada beberapa yang berlalu lintas, akan tetapi,
setelah menyaksikan pertempuran mati-matian itu, mereka
lekas lekas menyingkirkan diri, bahkan ada yang pulang lagi.
Angin bertiup keras mendatangkan hawa dingin, cabanguabang
pohon memain diantara sampokan angin itu, Debu
dan pasir sampai turut terbawa terbang, Langit pun guram,
karena mega tebal menaungi mereka mega itu seperii mau
turut menindih... In Gak berjalan tindak demi tindak, perlahan tindakannya.
ia berhenti setelah mendekati ketiga orang sejarak dua kaki
kira-kira-Dengan tajam tetapi tenang, ia mengawasi ketiga
musuhnya. 1043 Akhir-akhimya, Ciang Hiong dapat juga membuka
mulutnya, Dia takut bukan main. Dia menegur: "sahabat,
apakah kau tidak memikir bahwa perbuatanmu ini sangat
kejam" Dia merasa bahwa pasti mereka bukal dibunuh Maka
dia bicara dengan suara keras Toh nadanya nada ketakutan
dan seperti memohon belas kasihan... Memang manusia itu
semua menyayangi jiwanya....
Selama itu, Ban Hiong masih membekap luka di perutnya
itu, hanya sekarang, darahnya sudah mulai berhenti mengalir
dan darah yang sudah keluar itu mulai beku, Hawa dingin
akan tetapi dahinya mengucurkan keringat.
In Gak mengawasi, ia tidak membuka mulutnya, ia hanya
bertindak lebih jauh menghampirkan Sim Siang Kiu. Tiba-tiba
ia membungkuk seraya tangannya diluncurkan pesat. Tahutahu
ia telah menotok jalan darah khi hay dari su-ya yang
jahat itu. Hanya satu kali saja kedua matanya si su-ya
mencilak, napasnya terus putus.
Sim Siang Kiu tangguh, meskipun telah terluka parah, dia
masih dapat bertahan, dia tak mati lantas, Selama masih
bernapas itu, dia sangat tersiksa. Tapi sekarang dia mendapat
pembalasan untuk segala perbuatannya yang jahat dan
terkutuk. Mulanya Ouw Kok Lan menyangka In Hian Bi hendak
menolongi Sim Siang Kiu. inilah karena tadi, selagi
mengangkat kaki, hantu wanita itu memerlukan berhenti
sebentar melihat luka orang, Rupanya dia tidak mempunyai
harapan untuk menolongi, maka dia kabur terus. Nona Kok
sendiri menyingkir ke sisi In Gak selagi- In Hian Bi tidak
memperhatikannya. ia cerdas dan matanya tujam, dengan
melihat roman dan pakaian orang, ia sudah menduga nyonya
ini mesti salah satu dari kedua siluman dari Biauw Nia.
Habis membunuh Sim Siang Kiu, supaya su-ya jahat itu
tidak usah menderita lebih lama, In Gak berpaling kepada
1044 Kiong-bun Ji Koay, ia menghampirkan, sebelah tangannya
disiapkan- Justeru itu mendadak Tiat Pi Kim-kong Ho Sin Hok
menanya: ?"Tuan, apakah kau she Cia..."
In Gak menunda gerakan tangannya, ia mengawasi.
"Memang aku she Cia," sahutnya, "Baru-saja Nona Ouw
telah menyebutnya tegas sekali, mau apa kau menanyakan
sheku?" Sin Hok membuka lebar kedua matanya, Dia mengawasi
teliti mata orang, Lalu pada mukanya yang pucat, nampak
senyuman- "Jikalau begitu," kata dia sesaat kemudian, "Cia siau-hiap
tentulah turunan dari Tayhiap Cia Bun yang bergelar Twi Hun
Poan yang nama besarnya menggemparkan wilayah Ho sok
membuat nyali orang rontok" Benarkah?"
In Gak heran hingga itu nampak pada parasnya.
"Bagaimana kau ketahui itu?" tanyanya bengis, " Lekas bicara"
Sin Hok masih mengawasi, hanya ketika ia menjawab,
suaranya sangat lemah. Katanya. "siauwhiap sulit untukku
bernapas, jikalau siauwhiap bisa membantu pernapasanku,
pasti aku dapat menuturkan kepada kau tentang peristiwa di
telaga Tong Teng ouw dahulu, hari itu ketika tayhiap bersama
siauhiap dikepung musuh-musuhmu yang bersembunyi itu.
Dapat aku menunjuki siauhiap siapa musuh siauw hiap yang
sebenarnya. Dapatkah siauwhiap membantu tenagaku?"
Mendengar itu, hati In Gak terbuka. Ia memperoleh
harapan, ia menoleh kepada Nona Ouw, yang berada di
belakangnya, ia melihat sinar mata nona itu heran dan
gembira saling susul. Lekas sekali, anak muda ini berpaling pula kepada Sin Hok.
"Baiklah." katanya, Dan dengan kehebatannya yang luar
biasa, ia lantas memberikan pertolongannya. Sin Hok ditotok
1045 tiga kali punggungnya di bagian dada, sedang darahnya Tian
Hong dicegah mengalir ke luarnya terlebih jauh.
"Tempat ini jalan umum, tidak leluasa kita berbicara lamalama
di sini," katanya kemudian tertawa. "Mari kita pergi
kesana tanjakan untuk memasang omong " ia lantas
mengangkat tubuhnya Sim Siang Kiu sembari menoleh pada
Nona Ouw, ia kata: "Nona, aku menghadapi urusan musuh
besar ayahku almarhum, karena itu terpaksa aku mohon
supaya ayahmu suka menanti dahulu."
Belum berhenti suara pemuda ini ia sudah lari ke tanjakan
sambil membawa mayatnya ok suya, ia naik tinggi belasan
tombak. Ouw Kok Lan menyahuti, ia pun berlari menyusul maka di
lain saat, berdua mereka-si muda mudi tampan dan cantik sudah berdiri berendeng dengan sang angin bertiup tiup atas
diri mereka. Hingga mereka nampak mirip sepasang dewa
dewi. Kiong bun Ji Koay menyusul dengan perlahan-lahan mereka
berjalan sambil berpegangan satu dengan lain.
Hari sebenarnya tengah hari tetapi cuaca mendung, sang
angin masih bertiup-tiup dengan keras sekali, Di atas
pepohonan cabang-cabang gundul tetap bergoyang goyang,
Tak lama seberlalunya mereka, lalu lintas mulai hidup pula
hingga diantaranya dapat terdengar bunyinya cambuk kereta
kuda.... Di atas tanjakan itu In Gak dan Kok Lan bersama-sama Sin
Hok dan Ban Hiong, duduk berkumpul di bawah sebuah pohon
besar, Tempat itu mirip lembah dan di situ tumbuh banyak
pepohonan. Di situ mereka tak terlihat siapa juga kecuali
apabila ada orang yang mengintainya . . .
In Gak duduk berendeng dengan Kek Lan dan Sin Hok
berdampingan dengan Ban Hiong. Tangan si nona membuat
main secabang pohon di antara air sumber di depannya, In
1046 Gak duduk diam memasang telinganya. Im Hong sat Ciang
Ban Hiong duduk menyender di bong kot pohon, matanya
dipejamkan, ia lagi beristirahat.
Sin Hok mulai bicara dengan ia memandang, katanya:
"Ketika tadi Hek ie Hian Li In Hian Bi mau mengangkat kaki.
dia tahu bahwa siauwhiap telah terkena racunnya yang dia
namakan Pek Keuw Jiu Hio, benarkah itu?"
Ditanya begitu, In Gak menduga racun itu lihay sekali. Ia
mengangguk. "Benar" sahutnya, Ketika kita mula, bertemu aku lantas


Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merasa ada bau harum yang tersiarkan dari tangan bajunya,
Cuma satu kali aku menyedotnya, lantas aku merasai napasku
tertutup. Aku rasa itulah tidak berbahaya."
Sin Hok kaget skelai, mukanya menjadi pucat. Lantas dia
menggoyang kepala. "sekalipun satu sedotan, tak dapat racun
itu kena tercium" katanya, "Pek Keuw Jiu-Hio lihay luar biasa,
siapa terkena itu maka dalam tempo dua belas jam, hawanya
akan berubah sendirinya menjadi kutu yang tak terhitung
banyaknya yang bekerjanya menghisap darah orang.
Di dalam tempo tiga bulan, darah orang akan terhisap
habis menjadi kering, dengan begitu dia bakal mati karena
kehabisan tenaga. Tidak ada obat untuk menolong keracunan
itu, kecuali jikalau orang mendapatkan obat buatan In Hian Bi
sendiri" Mendengar itu, Kek Lan menjadi kaget. "Benarkah tidak
ada lain obat kecuali obatnya itu?" ia tanya.
Ho Sin Hok berpikir. "Ada juga satu jalan lain yaitu apabila seorang mempunyai
tenaga dalam yang sangat mahir. Buat Cia siauwhiap.
mungkin bahaya itu tidak menyulitkan sebab sendirinya siauwhiap
dapat menggunai tenaga dalamnya guna mendesak ke
luar racun itu dari jalan darah sam cauw, semua kutu itu
dapat dibakar mati dengan api sam-coay Cin-hwe di dalam
tubuh. Dengan menggunai cara pengobatan ini, bahaya lenyap
1047 dalam tempo tujuh hari, Yang paling baik ialah mendapatkan
obatnya In Hian Bi sendiri"
In Gak bersenyum mendengar keterangan itu. si nona
melihat orang tidak bergelisah, ia menatap tajam.
"Ah, kau terlalu," katanya menyesali "Jiwa mu terancam,
kenapa kau berdiam saja?"
Dari bersenyum, In Gak tertawa.
"Buat apa bergelisah tidak ada juntrungannya?" ia balik
menanya, "Baiklah kalau kita sanggup mendapatkan In Hian Bi
kalau tidak. biarkan saja. Atau orang turut keterangannya
saudara Ho ini, untuk mengobati diri sendiri dengan desakan
tenaga dalam souw Kiong Kwe-hiat, untuk membakar mati
kutu-kutu itu...." Sin Hok kagum buat ketabahannya jago she Cia ini.
"Sekarang ini In Hian Bi berdiam di kota Celam bagian
selatan-" ia memberitahukan"Dia berdiam di dalam rumah abu Go Eng su di dekat
sumber air Pok Kut Coan. Penjaga dari rumah abu itu menjadi
muridnya." Tidak menanti sampai orang bicara habis, Kok Lan sudah
menyambar tangannya In Gak buat ditarik.
"Engko Cia mari kita lantas berangkat" ia mengajak, "Kita
cari dia." "Jangan bingung" kata In Gak tertawa, "Aku masih hendak
menanyakan kedua losu ini tentang peristiwa dahulu hari di
telaga Tong Teng dimana orang telah mengepung mendiang
ayahku." Tiba-tiba wajahnya Ho Sin Hok menjadi guram. Dia lesu
sekali, Dia mendelong mengawasi mega abu-abu, Dia
menghela napas panjang, baru dia mulai bicara pula.
"Dahulu hari itu, sebelum aku dan adik Tian ini murtad dari
siauw Lim si, kami bersahabat rapat dengan ayahmu itu
siauwhiap." demikian katanya, "Ayahmu itu pula telah melepas
budi kepada kami berdua, kemudian kami berdua kabur ke
1048 tapal batas, oleh karena cara hidup kita berlainan, apabila
suatu waktu kita bertemu ayahmu siauwhiap. kita tidak bicara
asyik lagi seperti biasanya.
Kita melainkan saling menyapa secara ringkas, Lewat lagi
beberapa hari untuk menyingkir dari pengejaran pihak siauw
Lim si, kami memasuki istana. Kami diberi tugas mengamatamati
gerak-gerik semua orang Rimba Persilaaan, Tatkala itu
kami mendengar tentang ayah siauw-hiap.
Orang mengatakan dia terlalu telengas, Katanya tak peduli
orang sesat atau orang lurus asal yang bersalah tentulah dia
hukum, yang bersalah besar dibinasakan yang ringan
kesalahannya dimusnahkan ilmu silatnya. Karena itu ia
membangkitkan hawa amarah dua-dua golongan lurus dan
sesat, yang lalu berdaya untuk membalas sakit hati guna
membinasakan ayah siauwhiap itu...
Sin Ho berhenti sebentar, ia melihat muka In Gak yang
matanya menjadi merah, suatu tanda orang gusar berbareng
berduka, Diam-diam ia merasa terharu. Tapi lantas ia
meneruskan "Niat membalas mereka itu sudah lama menjadi
rahasia umum dalam kalangan rimba persilatan.
Sulit untuk mereka itu mencari ayah siauwhiap yang bukan
saja tidak ketentuan di mana beradanya, ia pun biasa
menyamar. Beberapa kali mereka itu menubruk tempat
kosong, Disebelah itu ayah siauwhiap belum tahu apa-apa, ia
berada dalam kegelapan. Sebagai sahabat, kami berdua ingin memberi ingat kepada
ayah siauwhiap itu, untuk ia berlaku waspada, sayang, karena
ia tak tentu tempat kediamannya, sampai sebegitu jauh,
belum pernah kami menemukannya, kemudian kami
menggunai siasat membaiki kawanan itu.
Kami kata kami suka turut dalam usaha mereka, kami
minta asal mereka mendengar kisikan, supaya mereka
mengabarkan dahulu kepada kami. Kami kata, sebagai hamba
negara, kami dapat membantu banyak. Kami mengharap
1049 setelah memperoleh kisikan, dapat kami lantas pergi kepada
ayah siauwhiap guna membuka rahasia.
Sayang semenjak itu, ayah siauwhiap- tak pernah nampak
lagi di muka umum, Kami menduga ayahmu itu sudah
mengundurkan diri atau bersembunyi. Kami jadi girang....
Sin Hok berhenti sejenak, ia mengawasi anak muda di
depannya, ia melihat wajah yang guram, Tapi ia melanjutkan:
"Segera kami mendapat tahu bahwa ayah siauwhiap tinggal di
tepi sungai Ke Leng, di kampung kaum nelayan bahkan ia
sudah menikah dan memperoleh anak. Justeru kami
mendengar berita, justeru tampat kediaman ayah siauwhiap
itu dapat diketahui oleh Kiu Sin Soh cian Li, si Burung Sakti,
dia bahkan sudah lantas turun tangan- Dia menggunai ketika
ayah siauwhiap keluar dari rumah bersama siauwhiap dia
datang menyateroni, dia membunuh ibu siauwhiap."
Mendengar sampai disitu, tak dapat In Gak menahan lagi
kesedihanuya. Air matanya turun bercucuran.
Kok Lan terharu tetapi berbareng panas hati.
"Kalau begitu, nasib dia lebih menyedihkan daripada
nasibku..." katanya di dalam hati, "Aku kira memang tabiat
asalnya suka berlaku telengas, tidak tahunya dimasa lalu
ibunya dibunuh orang jahat."
Ketika itu Sin Hok melanjuti ceritanya. "Waktu itu ayah
siauwhiap sudah meninggalkan rumahnya untuk mencari
musuhnya guna menuntut balas, Dengan menyesal kami pergi
pulang disebabkan kami terlambat datang menemuinya.
setelah itu, kembali ayah siauwhiap tak pasti jejaknya.
Dilain pihak ia menjadi terlebih bengis daripada tadi tadinya,
Dua tahun lewat dengan cepat. Kemudian kami mendengar
ayah siauwhiap muncul di gunung Hoa san. Paling dulu ayah
siauwhiap terlihat oleh Leng siauw Cu dari Hoa san Pay. Dia
lantas mengirim berita kilat, yaitu kabar burung dara untuk
mengabarkan pada kawan-kawannya-supaya mereka itu
segera berkumpul di Hoa san untuk mengepung bersama...."
1050 Mata In Gak bersinar secara tiba tiba. "Apakah Leng siauw
Cu bermusuh dengan ayahku?" ia menyela. Ho Sin Hok
tertawa sedih. "Di dalam dunia Rimba Persilatan, urusan rumit sekali,"
sahutnya, "Di dalam kalangan itu, urusan bagaimana kecil
juga dapat menyebabkan pembunuhan, dan biasanya urusan
jadi tak habisnya, Ketika itu ada seorang murid Hoa san Pay
yang jalang. Dialah Hun ouw tiap Le Ho Po yang kelakuannya
ialah memetik bunga, mencemarkan kesucian wanita.
Dia juga biasa melakukan pelbagai kejahatan lain, Dia
kepergok ayah siuawhiap kedua tangannya dikutungi dan
nadinya ditotok. Dia masih dapat lari pulang ke Hoa san,
hanya setibanya dia roboh dengan muntah darah terus dia
mati. Ayah siauwhiap memang keras tapi Le Ho Po busuk dan
jahat sekali, tidak keterlaluan ayah siauw hiap menghukum
dia, jikalau Leng siauw Cu menanyakan hati nuraninya, ia
akan mengerti, akan tetapi tidak, dia sudah lantas mengambil
keputusan akan membalas dendam atas diri ayah siauw hiap."
"Hm" In Gak mengasih dengar suaranya ia sudah lantas
mengambil keputusannya. Sin Hok melihat sinar mata si anak muda, hatinya bercekat,
Diam-diam ia menghela napas.
"Setelah kami menerima berita dari Ho sin itu, kami lantas
memohon cuti." Ia meneruskan. "Kami menunggang dua ekor
kuda pilihan dengan apa kami kabur ke gunung itu, kami
melakukan perjalanan siang dan malam. Ketika kita sampai di
sana, telah berkumpul lebih dari sembilan puluh orang kaum
sesat dan lurus bercampur baur. Mereka itu lantas menguntit
ayah siauwhiap. Karena ayah siauwhiap tetap tidak
berketentuan gerak geriknya, ia diikuti terus sampai di tepi
Tong Teng-ouw, dimana barulah ia dikurung. Tujuh puluh
orang mengambil tempat di pelbagai jalan, semua pada
menyembunyikan diri. 1051 Mereka kuatir kepergok dan ayah siauhiap nanti
menghilang pula. Enam belas orang yang dipimpin Leng siauw
Cu serta Kim Teng siangjin, ketua Ngo bie-pay, bersama soat
san Jin Mo memegat ayah siauwhiap yang dikurung di empat
penjuru. Mereka itu mengambil sikap su Chio Tin, barisan empat
Gajah. Kami berdua turut mengambil bagian, tetapi kami
dengan maksud akan secara diam-diam nanti membukai jalan
lolos. Kami memancing supaya ayah siauwhiap menerobos
penjagaan kami, Hari itu sikap ayah siauwhiap luar biasa dia
tak secerdik biasanya, dia bahkan berkelahi sebagai orang
kalap. ia justeru menerjang ke tiga penjuru yang lainnya.
Di sana semua pengepung ialah jago-jago yang kenamaan,
walaupun ayah siauwhiap gagah luar biasa. tidak dapat ia
melawan mereka itu, pertempuran berlangsung sampai fajar
menjelang. Ayah siauwhiap telah memperoleh banyak luka
akibat serangan tangan kosong.
Melihat suasana buruk itu, bersama saudara Tian ini, aku
menyerang mendesaknya, tetapi diam-diam kami tunjuki jalan
buat ia kabur, Tempo ayah siauwhiap sudah lari, Leng siauw
Cu tetap mengejar tak mau berhenti. Berdua kami lantas
menggunai akal yang dinamai bersuara di timur, menyerang di
barat. Dengan begitu akhir akhirnya ayah siauwhiap dapat lolos
juga, Karena luka lukanya itu, aku percaya ayah siauwhiap tak
dapat kabur jauh lebih dari seratus li. Kim Teng siangjin
beramai masih belum puas, mereka harus pergi mencari,
selama satu bulan, mereka berkeliaran di propinsi-propinsi
Kangsay, ouw-lam dan lain-lainnya.
Mereka baru berhenti dengan usahanya itu sesudah di
gunung Bu Kong san mereka mendapatkan mayatnya, atau
lebih benar tulang belulangnya dua orang satu tua dan yang
lain kecil. Dengan demikian mereka itu pulang ke rumah
masing masing." 1052 Mendengar itu, In Gak berdiam. Matanya pun tidak
bersinar, hanya guram ia berdiam sekian lama, rupanya
disebabkan hatinya sangat tegang, gusar dan berduka menjadi
satu. "Dulu hari itu tuan-tuan berdua telah membantu ayahku
itu, di dunia baka, pastilah arwah ayahku sangat berterima
kasih," kata ia kemudian, "sekarang ingin aku tanya tayjin
berdua, kecuali Leng siauw Cu, Kim Teng siangjin, dan soat
san Jin Mo, siapa siapa lagi yang telah mengepung ayahku
itu?" Ditanya begitu, hati Sin Hok bercekat.
Di dalam hatinya itu ia kata: "Anak muda ini sangat keras
hatinya, kelihatannya tidak dapat aku tidak menyentil satu
demi satu nama-nama mereka itu."
Maka mau ia memberi penjelasannya.
Justeru itu Im Hong sat Ciang Ban Hiong yang tadinya
terus meram saja, telah membuka kedua matanya, ia
bersenyum, lantas ia kata: "Aku si orang she Tian hendak
bicara sedikit, hanya seandainya siauwhiap tidak berkecil hati,
baru aku berani mengatakan-nya. "
In Gak tertawa. "Jikalau Tian Tayjin ada bicara," katanya, "aku yang rendah
akan mencuci telingaku untuk mendengarkannya, maka itu
mana mungkin aku jadi berkecil hati" Tayjin berdua telah
menolong ayahku itu, kamu telah melepas budi, tentu sekali
suka aku mendengar pengajaran tayjin."
Anak muda ini merobah panggilan menjadi "tayjin" karena
sekarang ia ketahui dua orang itu bekas pembesar negeri.
Tian Ban Hiong bersenyum, akan tetapi sepasang matanya
tak terbuka seluruhnya, Rupanya rasa sakit pada luka
diperutnya belum lenyap semuanya.
"Kami berdua adalah murid-murid siauw Lim si." kata ia
setelah ia memperoleh jawaban itu. " maka juga semasa di
dalam pendidikan kami selalu peroleh nasihat-nasihat
1053 bagaimana harus berlaku murah hati dan dapat saling
memaafkan, itulah karena kebesaran sang Buddha.
Di mata agama kami, tidak ada orang di dalam dunia ini
yang tak dapat tak diseberangi ke dunia aman sentosa.
Mendengar kata kataku ini, mungkin siauwhiap diam diam
mentertawainya. Tentu siauwhiap pikir sebagai murid-murid
murtad dari siauw Lim sie tidak pantas aku berbicara begini
rupa. Dapat kami tegaskan, tak dapat kami jelaskan apa yang
menjadi sebab maka kami sudah meninggalkan rumah
perguruan kami itu. Dalam hal kami itu, melainkan ayah
siauwhiap yang tahu terang, Ayah siauwhiap berhati keras,
tanpa ia ketahui urusan kami itu, tidak nanti ia suka
membantu kamu. Demikian siauwhiap. urusan di dunia selalu ada tali
menalinya, hingga orang terus-terusan saling balas tak hentihentinya,


Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dulu begitu, semua itu sudah terjadi karena orang
beda pendapat, karena pandangannya dari masing-masing
sudutnya sendiri Karena itu juga siauwhiap. jikalau siauwhiap
sudi, aku mau mohon sukalah siauwhiap mengerti balas
membalas itu melulu penderitaan dan bencananya besar,
dapat sampai kepada anak cucu kita, Aku seorang kasar inilah
apa yang dapat aku katakan, siauwhiap pintar dan cerdas,
pastilah siauwhiap lebih mengerti daripada aku.
Siauwhiap bermurah hati, siauwhiap dapat memikir, tentu
siauwhiap tidak akan mengatakan aku melantur, Begitulah di
dalam perkara ayah siauwhiap ini cukup kalau siauwhiap
mencari si biang keladi dan tidak mencari semua pesertanya,
yang melainkan turut-turutan saja."
In Gak melongo mengawasi Ban Hiong, ia tidak menyangka
orang dapat bicara demikiah macam, ia menjadi ketarik, hati.
ia kata: "Tian Tayjin apa yang kau ucapkan semua itu benar,
suka aku turut, Baiklah akan aku cari itu tiga orang saja."
Habis mengucap begitu, ia bersenyum.
1054 Meithat sikap jantan dari si anak muda, Ban Hiong dan Sin
Hok menjadi kagum, mereka merasa tunduk.
"siauwhiap adalah naga di antara manusia pantas nama
siauwhiap menggemparkan dunia Bu Lim" Ban Hiong memuji.
"Pastilah di tempat baka, tayhiap meram sambil bersenyum
siauwhiap sekarang aku si orang she Tian hendak kembali ke
kota raja, semoga lain kali kita bertemu pula."
Berkata begitu, dengan paksakan diri, ia berbangkit,
mukanya meringis, sebab ia menahan sakitnya.
In Gak mengeluarkan dua butir pil Tiang cun Lan, ia
berikan seorang satu kepada dua orang itu, sembari
menyerahkan itu, ia kata tertawa: "Jiwi, silahkan makan ini,
selanjutnya tak usah kamu kuatirkan lagi lukamu ini Hanya
aku mohon bertanya setelah jiwi pulang ke kota raja,
bagaimana hendaknya kamu mengurus peristiwa berdarah di
Thaygoan itu?" Kedua orang itu menyambuti obat, yang terus mereka
telan, Kesudahannya mereka menjadi kagum sekali. Boleh
dibilang, begitu obat sampai ke dalam perut, sudah sakitnya
hilang tubuh mereka pun terasa segar sekali.
Sin Hok segera menjawab: "Li si-long itu muridnya Perdana
menteri Ho, perkara mungkin tak akan dibiarkan "saja. Kami
berdua bertugas, tak dapat kami meletakkan tugas kami meski
demikian, kami akan dayakan segala sesuatu supaya perkara
toh akan dibiarkan begitu saja, supaya lama lama urusan
menjadi diam sendirinya."
In Gak tertawa, ia merogo sakunya, untuk mengasih keluar
giokpwe hadiah dari Kaisar Kian Liong.
Melihat benda itu yang berkilauan, Ban Hiong dan Sin Hok
menjadi kaget sekali, hingga muka mereka pucat, dengan
tersipu-sipu keduanya lantas menjatuhkan diri berlutut di
depan si anak muda menjalankan kehormatan.
1055 "Sudah jiwi, jangan berlaku begini." kata In Gak tertawa,
mencegah orang memberi hormat kepadanya, "Hanya nanti
setibanya di kota raja, cukup asal jiwi memberitahukan Ho sinsiang
bahwa Li si-long itu jahat, hingga dosanya bertumpuk
bagaikan gunung, karena mana sri Bagindalah yang
menitahkan aku menumpasnya, Aku percaya tentang itu tak
nanti Hosin-siang berani bicara terhadap sri Baginda."
Kedua orang itu berbangkit, mereka mengangguk sikap
mereka sangat menghormat roman mereka tenang.
"Giok-pwe ini berarti sama dengan firman sri Baginda,"
katanya, " dengan begini pastilah urusan dapat diselesaikan
dengan mudah, sekarang kami mohon mengundurkan diri,
semoga siauwhiap baik-baik dalam perjalanan."
Habis berkata, keduanya menjura, lantas mereka memutar
tubuh dan berlalu dengan cepat.
In Gak bersenyum, lalu ia memandang langit dan tertawa
bergolak. Angin dingin meniup padanya, membuatnya merasa
nyaman. Toh ia agak terharu kalau ia ingat segala sesuaiu
mengenai dirinya. Ouw Kok Lan yang semenjak tadi berdiam saja di sisi
menepuk pundak si anak muda, kata dia: "Kakak Cia, tentang
musuh-musuhmu, telah kau ketahui sekarang, maka itu, untut
menuntut balas, tak usahlah kau terlalu tergesa gesa,
Mengapa kau tidak mau lantas beristirahat dulu, untuk
menghapus racun dalam tubuhmu?"
"Oh" seru si anak muda, baru sadar, Jikalau kau tidak
mengingatkan hampir aku lupa nona" Maka lantas ia
menjatuhkan diri, untuk duduk bersila. Terus ia mengumpul
dan mengerahkan tenaga Pou Te Pwe-yap Sin Kang guna
mengusir pergi semua racun di dalam tubuh nya.
Pemuda ini mencium hanya sedikit harum racun, maka itu,
dengan mengerahkan tenaga dalamnya, dengan lekas racun
1056 itu terbakar musnah oleh api sam-moay cin-hwe di dalam
tubuhnya. Selagi si anak muda bersemedhi itu, Kok Lan mengawasi
saja, ia melihat muka orang merah dan pucat bergantian, lalu
menjadi tetap merah, hingga tampak ketampanan pemuda itu,
diam-diam ia menjadi sangat kagum, hatinya tertarik bukan
main, Senang ia melihatnya, hatinya membara sendirinya.
Tidak berselang lama, In Gak membuka kedua matanya,
terus ia berlompat bangun, sambil tertawa, ia kata nyariog:
"Nona, mari sekarang kita menemui ayahmu, untuk kita lekaslekas
menolongi. Kian Kun ciu Lui Siauw Thian dan oh Ka Lam
Cui Cian setelah itu baru kita pergi cari In Hian Bi."
Nona Ouw mengangguk manja. "Baik." sahutnya.
Keduanya lantas berangkat menuju ke Sin Ke chung yang
pernahnya tujuh li di barat sin chung-tin- itulah sebuah rumah
besar dengan pekarangan yang sangat lebar, sedangkan di
seputarnya ada kali buatan yang mengitarkannya, kali mana
jernih airnya, Gedung itu indah dan lengkap segalanya,
sedangkan tamannya indah. Dapat dikatakan gedung mirip
gedungnya seorang bangsawan.
Hari itu Bu-tek Kim kauw sin Bong berada di dalam
rumahnya, ia berduduk sebelah kiri toa-thia. ruang besar dari
rumahnya, di atas sebuah kursi thay sui. ia tampak tegang,
Bersamanya berkumpul Khole Kong san su Mo, Cin-tiong siang
Koay, Thian Gwe sam Cuncia serta tiga orang tua lainnya yang
tak diketahui namanya. juga di situ terdapat Hun Goan Ci Koay Cun yang
rambutnya kusut, mukanya dekil, dan pakaiannya banyak
tambalannya, yang matanya bercilakan tak hentinya.
Semua penghuni gedung besar dan indah itu merasa
hatinya tidak tenteram sebab malam tadi It Goan Kisu Ouw
Kong dan puterinya datang menyateroni. Mereka semua
berjumlah besar, semuanya orang-orang kesohor, tetapi
mereka bagikan tidak berdaya.
1057 Sudah musuh tak ada yang terlukakan, romannya juga
tidak tampak tegas, Musuh-musuh gesit luar biasa,
Kesudahannya penyerbuan itu ialah tiga orang binasa dan
banyak yang luka. Maka juga sin Bong sangat gusar dan
mendongkol sampai dia menumbuk-numbuk meja hingga
berisik sekali. Toa Mo Hoa Ie hantu tertua dari Khole Kong san,
bersenyun melihat roman tuan rumahnya itu.
"Muridku, kau tenangkan dirimu" kata guru ini. " orang
cuma datang untuk mengacau, Mereka toh tidak berani
terang-terangan menantang kita. Aku percaya mereka tidak
berani datang pula."
Berkata begitu Toa Mo tertawa bergelak. Terus dia
menambahkan: "Kalau toh benar malam ini mereka berani
datang pula, akan aku si orang tua beri rasa lihayku
kepadanya." Dia lantas memperlihatkan roman temberang, kedua
matanya membelalak. Walaupun dia mengatakan demikian, hati Hoa Ie
sebenarnya bersangsi sekali. Dia ingat kegesitan musuh, dia
percaya orang bukan sembarang orang Bu Lim, Dia pun
menyesal yang tidak bisa melihat tegas musuh-musuh tidak
dikenal itu sedangkan dia percaya matanya tajam luar biasa,
Tak tahu dia bahwa orang tua atau muda
selagi berpikir, ingatlah Toa Mo halnya dahulu hari dia
berempat saudara mengacau gunung siong san dan dicuncak
Hu Yong di gunung siong san berhasil mengalahkan siauw Lim
Ngo Lo, yaitu lima orang jago tua siauw Lim Pay, hingga nama
mereka menjadi tersohor sekali.
Hanya sekarang, selang beberapa puluh tahun, dia mesti
menghadapi musuh lihay yang tidak dikenal itu, Bagaimana
hatinya tidak menjadi gentar" Dia menjadi berkuatir yang
namanya akan menjadi runtuh, sedangkan nama itu dia
sangat sayangkan, ingin dia melindunginya terus...
1058 Kim Kauw Bu Tek berhati tegang berbareng sangat
berduka, setelah sekian lama berdiam saja, mendadak
matanya mengeluarkan sinar tajam. Dia mengawasi kepada si
orang itu di depannya, orang tua mana berkumis hitam. orang
tua itu tunduk. hatinya bergelisah.
Mendadak saja maka terdengarlah suara mengguntur dari
sin Chungsu. Dia menanya orang tua itu: "I Ho Losu,
bagaimana dengan puteri mustikamu itu serta si bocah she
Ong" Apakah mereka sudah dapat dicari?"
Orang tua itu menggeleng kepala, Ketika ia mengangkat
kepalanya mukanya meringis.
"Anak celaka itu serta si orang she Ong sudah minggat"
sahutnya berduka. Paras sin Bong nampak bengis. Dia menyeringai. Kata dia,
dingin dan mengancam: "Jikalau anakmu itu bersekongkol dengan orang luar, itu
dia bertindak menyusahkan aku, baiklah kau mengerti jangan
kau nanti sesaikan aku kejam, mesti aku tak ingat tali
persahabatan kita. Mulai hari ini, gerak-gerikmu bakal diawasi
maka itu tak dapat kau bergerak dengan merdeka, kecuali
jikalau anakmu dan orang she ong itu datang sendiri
menyerahkan dirinya."
Belum habis suaranya jago ini, atau dia telah menjerit
keras. Selagi dia berkata itu, tengah mulutnya dibuka,
mendadak ada benda keras yang menyambar masuk kedalam
mulutnya menghajar giginya, hingga beberapa buah copot
sampai darahnya muncrat, sedangkan saking sakitnya matinya
menjadi berkunang-kunang, kepalanya pun pusing. Habis
jeritan nya yang dahsyat itu tubuhnya roboh terkulai, dia tak
sadarkan diri. Semua orang kaget sekali, semua lantas
bergerak bangun. Justeru itu ada sebuah benda putih kecil bundar mirip bola
menyambar dari arah luar menuju kepada Koay Cun, Hun
1059 Goan Ci lihay. sambil berkelit ia mengulur tangannya
menyambuti benda itu. Sin Bong sudah lantas ditolong, terutama dikasih bangun
berdiri. Didalam waktu yang lekas, ia telah mendusin.
Koay Cun membuka tangannya, untuk memeriksa benda
itu, ialah segumpal kertas, ia lantas membeber kertas itu,
yang ada coretan-nya. Habis melihat, ia tertawa dingin. "Hm
Hm" Khole Kong san su Mo dan yang lainnya menghampirkan si
pengemis untuk turut melihat kertas di telapak tangannya itu,
Kertas itu berlukiskan sebuah leng-pay dalam mana ada
gambar naga, singa, dan harimau, juga gambar sebuah
tongkat yang patah dua. Gambar lainnya ialah seorang
pengemis sedang menekuk lutut. Melihat gambar itu, su Mo
sekalian mengerti kenapa Koay Cun menjadi gusar. Masih si
pengemis tertawa dingin, sedangkan mukanya merah padam.
Sekonyong-konyong Hun Goan ci berseru keras, kedua
kakinya menjejak tanah, tubuhnya terus mencelat, lari ke luar
ruang. Di luar, segala apa seperti tadinya tidak ada sesuatu yang
luar biasa, yang mencurigai Angin tetap bertiup keras, mega
tebal, pohon-pohon bergoyang tak hentinya. Disebelah itu,
bunga bwe menyiarkan baunya yang harum. Koay Cun melirik
ke sekitarnya diam-diam hatinya bercekat, ia kaget sekali.
Gedung itu terjaga sejumlah orang, sekarang orang-orang
jaga itu terlihat pada berdiri diam saja bagaikan patung,
sedang diantara mereka itu ada orang-orang pilihan.
Teranglah mereka itu tertotok di tempat jagaannya masingmasing
tanpa mereka berdaya. " Heran" pikir Koay Cun.
Memang sulit untuk menotok orang di tempat jagaannya
masing-masing, sedang orang-orang itu bukan cuma satu atau
dua tapi banyak jumlahnya.
1060 "Aku sendiri, aku tidak mempunyai kepandaian ini,"
pikirnya. "Buatku paling banyak aku berbareng menotok dua
orang saja, Mereka ini pun terpencar di sana sini, Mulanya aku
menerka Koay-cun sam Lo, tetapi mereka juga, mereka tidak
nanti sanggup bertindak begini, Habis, siapakah dia?" Maka
berpikir keraslah pengemis itu.
Su Mo beramai menyusul ke luar, maka sebagai Koay Cun,
mereka juga lantas pada melongo, mulut mereka bungkam,
sampai mereka lupa menolongi orang menotok
menyadarkannya. Tepat selagi orang pada berdiam itu, dari atas genting
terlihat lompat turunnya tiga bayangan orang. Gerakan
mereka cepat bagaikan burung-burung terbang melayang
turun. Su Mo semua bermata awas, segera mereka melihat tegas
tiga orang, yang pakaiannya rubat-rabit, gerombongan dan
warnanya biru. Mereka itulah Kay Bun sam Lo, tiga tertua
partay pengemis: Kiu Ci sin- liong Chong si, seng Ho Tiauw
Kek Liauw Yong dan Tek Tiang siu Ang Hong.
Melihat ketiga tertua pengemis itu, Koay Cun maju satu
tindak. dengan mata mencilak, ia menegur bengis: "Kamu
datang ke mari, mau apakah kamu?" ia bersikap sangat
temberang. Kiu Ci sin Liong mengurut janggutnya, ia
bersenyum. "Kami mau menangkap kau untuk dibawa pulang ke ruang
Hio Tong, supaya kau dapat diperiksa dan dihukum menurut
aturan kita," sahutnya sabar. Meski demikian, muka Koay Cun
toh pucat.

Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dia bingung dan berkuatir. Dia juga gusar, Rambutnya
yang kusut pada bangun berdiri sin Bong turut pergi ke luar,
melihat kepada Kay Bun sam Lo, ia menduga mereka itu atau
satu diantaranya yang menghajar giginya, ia menjadi sangat
gusar, sambil berseru ia lompat maju, sebelah tangannya
1061 diulur untuk menyambar dadanya Chong si, dijalan darah yubun.
Kiu ci sin Liong berkelit dengan gesit sekali, pukulannya sin
chungcu tidak mengenai sasarannya.
"Muridku, jangan sembrono" berteriak Hoa Ie.
Tubuh Sin Bong terjerunuk sedikit, dia menahannya, lalu
dia berdiri di sisi. "Pengemis bangkotan she Chong" Hoa Ie lantas
membentak Chong Si, "aku si orang tua tidak mempedulikan
urusan kamu kaum pengemis, tetapi tidak selayaknya kamu
lancang datang ke mari untuk menghina orang"
Chong si melengak. ia kata: "Aku si pengemis tua datang
ke mari buat urusan kaum kami, buat orang kami yang
murtad, Kenapa kamu bilang kami datang menghina orang"
Hoa Losu, kata-katamu membuat kami heran."
Hoa Ie tertawa seram, romannya bengis sampai kulitnya
yang merah berubah menjadi hitam. Dalam gusarnya dia kata
keras pula: "Kau masih berani menyangkal Bukankah kamu
yang menimpuk dengan batu merusak gigi muridku" Lihat
juga di depan matamu itu..." ia menunjuki korban-korban
totokan untuk menambahkan "Apakah itu juga bukan hasil
perbuatan kamu" Laginya kamu datang ke mari tanpa
mengabarkan dahulu, tanpa meminta perkenan masuk lagi.
Koay Losu juga tetamu kami yang kami hormati, sekarang
kamu berbuat begini macam atas dirinya, apakah itu bukan
namanya menghina?" Chong si tertawa. "Haha, kabarnya Khole Kong ketarik pula
dengan penghidupan di dunia hingga sekarang mereka menjadi
seperti tuan rumah dari sin Ke Chung." katanya.
"Hoa Losu, ingin kami menegaskan: Tentang muridmu
dilukai dengan timpukan batu dan orang-orangmu ini telah
tertotok. semua itu aku si pengemis tua tidak tahu menahu.
Mesti ada lain orang yang melakukan semua itu." ia
1062 memandang kepada semua orang korban totokan yang paras
mukanya menunjuki ketakutan dan heran kagetnya mereka
itu, lalu ia menambahkan:
"Hoa Losu janganlah kau menempel emas di muka aku si
pengemis tua, si pengemis tua mana mempunyai totokan Leng
Khong Ta-hiat yang luar biasa ini"
"Leng Khong Ta-hiat" yaitu ilmu menotok darijauh.
Mendengar kata-kata si pengemis, Hoa Ie semua terkejut
Mereka tahu ilmu totok "Leng Khong Ta hiat" jauh terlebih
lihay diripada Tek Yap Hui Hoa" - "Memetik daun
melemparkan bunga" dan "Bi Lian Ta-hiat" - Totokan sebutir
beras". Untuk itu orang terutama harus memiliki tenaga dalam
yang sempurna sekali, Memang tertua-tertua Kay Pang itu,
juga tidak merasa sendiri, tidak mengerti ilmu totok itu
Begitulah mereka menjadi heran, hingga mereka pada
berdiam saja. Dalam kesunyian itu terdengar bentakan Tek Tiang siu,
yang matanya mengawasi bengis kepada Koay Cun. Kata dia:
"Koay Cun, jikalau kau mengandalkan tenaganya para losu di
sini, kau hendak membebaskan diri, buat mendirikan satu
partai baru, meskipun cita-citamu akan berwujud, toh
mukamu tidak bakal jadi terang bercahaya."
Menyambut teguran itu, Koay Cun tertawa nyaring, setelah
berhenti, dia berkata: "Aku si Koay pengemis tua, mana dapat
aku minta bantuannya para losu di sini..."
Jilid 16 : Membantu Kay-pang su-lo
SETELAH berhenti sesaat, ia melanjuti: "Memang benar
seperti katamu, taruh kata aku berhasil, mukaku tidak
1063 bercahaya terang. Tapi, bukankah kita sudah menjanjikan
pertemuan di Tay san nanti" Kenapa kamu tidak sabaran
menantikan harijanji itu" Laginya aku tidak memikir buat
keluar dari partai kami, aku hanya tidak puas karena
ketemberangan kamu sebab kamu terlalu menghina.
Coba kamu pikir sendiri Bukankah aku menjadi tongcu
bagian selatan" Bukankah aku yang mesti memberikan segala
perintah" Tapi kamu menghina aku. Kamu juga lancang, Kalau
ada murid pihak selatan, walaupun kesalahannya kecil, kamu
lantas menghukum tanpa memberitahukan aku lagi, dan kamu
juga biasa menghukum secara berat, sampai ada yang
dipotong ototnya, dan dikutungi tangannya. Dengan begitu
apakah di mata kamu masih ada Koay Cun" Dapatkah
perbuatan kamu itu dibiarkan saja" Dapatkah aku bersabar"
sekarang kamu telah datang di sini baik, mari kita mengambil
keputusan siang-siang Asal kamu dapat mengalahkan jeriji
Hun Goan ci-ku" segera aku turut kamu pulang ke pusat untuk
menerima hukuman." Seng Hoa Tiauw kek bersenyum.
"Koay Lao-te." tanyanya, "bagaimana andaikata mulutmu
tidak sama seperti hatimu?"
Janggutnya Koay Cun bergerak-gerak saking gusar.
sebelum ia memberi jawabannya, ia sudah diwakilkan Hoa Tiu,
hantu Khole song san yang nomor dua. Kata hantu ini sambil
tertawa "Kata-katanya Koay Losu kata-kata seorang laki-laki,
aku Hoa Tiu si tua suka menjadi saksi-nya."
Kiu Ci Sin Liong tertawa, ia kata: "Hoa Losu beramai sangat
ternama, kamu menjadi juga orang-orang tertua Rimba
persilatan, pasti sekali kata-katamu dapat menjadi jaminan.
Bukankah para losu tidak bakal mencampuri urusan dalam
kami kaum pengemis?"
Tajam kata-kata itu, itulah cegahan untuk Hoa Ie semua
campur tangan. 1064 Sampai disitu, majulah tertua Thian Gwa sam Cuncia, Kim
Goat. Kata dia dingin. "Pin- Ceng Kim Goat, pinceng datang
jauh dari Thian-tiok maksud kedatanganku hbh untuk melihatlihat
kepandaian luar biasa kaum Rimba persilatan di seluruh
Tiongkok, maka itu sebentar, pinceng juga ingin memohon
pengajaran dari tuan-tuan bertiga."
Mendengar itu, alis-nya Chong si rapat menjadi satu. Tidak
demikian dengan Ang Hong, orang yang paling tidak sabaran
diantara saudara-saudara angkatnya. Dia lantas menjawab
dingini Jikalau benar kau hendak minta pengajaran, kenapa
tidak sekarang saja, buat apa menanti sampai sebentar lagi?"
Kim Goat Cuncia tertawa nyaring.
"Tuan, kata-katamu sungguh menggirangkan." katanya. "
Kau polos sekali." ia lantas memperlihatkan roman sungguhsungguh,
ia tambahkan "Tuan berkata seperti juga pinceng
tak sanggup menerima satu saja hajaranmu. Tuan jadinya
beranggapan pelajaran kami dari Thian-tiok rendah sekali.
Marilah, hendak pinceng mencoba tenaga tangan pinceng
yang disebut cek sat Mo-ka"
Begitu ia berkata, pendeta itu memutar balik tangannya,
maka lantas terlihat tangannya ita berubah marah seperti bara
dan mengeluarkan juga hawa seperti asap yang bergulung
dan mengepul keluar. Menyaksikan itu Chong Si menjadi kaget sekali, ia lantas
ingat halnya dalam kuil Cin su diThay goan, In Gak telah
menerangkan pengalamannya di puncak Ciu Auw Hong
tentang lihaynya ilmu "Cek sat Mo-ka" itu, ia memang telah
memikir buat memperlambat tempo, siapa tahu Ang Hong
tidak sabaran, kalau Kim Goat belum keburu memerankan
tangannya itu, tak sukar untuk menghajarnya.
Sudah pasti, sehabisnya perkara di Ciu Auw Hong itu, Kim
Goat telah berlatih lebih jauh. Karena ini, untuk mendahului
saudaranya, Chong si lantas membentak, sambil membentak
ia lompat menyerang dengan dua jeriji tangannya yang
1065 dikenakan seumpama tombak. ia mengarah ulu hatinya si
pendeta dari Thian-tiok. Kim Goat tertawa nyaring, tubuhnya lantas mencelat tinggi.
sebaliknya, kedua belah tangan-nya diluncurkan turun, kedua
tangannya itu seperti memuntahkan api.
Chong si terkejut Nyata ia sudah keliru menerka. Dengan
menyerang terlebih dahulu, ia harap musuh belum bersiap
sedia, siapa tahu, orang sudah bersiap dan pula sangat gesit,
ia lantas merasakan panas, hal mana membuatnya bertambah
kaget. Syukur ia berhati tabah, ia juga gesit. ia menjejak tanah,
membuat tubuhnya meluncur naik melewati si pendeta, itulah
lompatan "Hi Yauw Liong- bun" atau "Ikan lewat di pintu
naga" Serangannya Kim Goat mengenakan tanah berumput, maka
itu, rumputnya lantas kena terbakar.
Khole Keng san su Mo dan cin-tiong siang Koay pun
terperanjat, Mereka pernah dengar halnya Hui in Kean-lu,
ketua dari Khong Tong Pay, sudah menjadi korbannya Cek sat
Mo-ka. Sekarang mereka melihat hebatnya ilmu yang luar biasa
itu. Hun Goan ci menyaksikan pertempuran itu dengan berdiam
saja, Yang bekerja adalah otak-nya. ia keras memikirkan daya
bagaimana harus menaklukkan ketiga pengemis itu. Kim Goat
sementara itu sudah memutar tubuhnya.
Chong si menaruh kaki di tanah dengan parasnya muram,
Inilah sebab ia sangat mendongkol. Biarnya ia lolos dari
bahaya, bajunya tidak lolos seluruhnya. Baju di dadanya
hangus terbakar, kulitnya tersentuh, hingga kulitnya itu terasa
panas dan sakit. si pendeta dari Th ia n-tiok tertawa
mengejek. "Bagaimana rasanya Cek sat Mo-ka pinceng ini?"
tanya dia. 1066 Pertanyaan itu menambah gusarnya Chong si, sedangkan
Liauw Yong dan Ang Hong tidak dapat bersabar lagi, hampir
berbareng mereka maju ke depanMelihat demikian Gin Goat Cuncia dan Beng Goat Cuncia
turut maju, untuk masing-masing merintangi kedua musuh itu.
Hingga sekarang mereka jadi berenam berdiri saling
berhadapan- Khole Keng san yang nomor satu, yaitu Hoa Ie
menghampirkan sin Bong, untuk berbisik, atas mana, tuan
rumah itu mengangguk terus dia lari ke tamanDengan berlalunya itu, Sin Bong jadi berada sendiriansemua
anggauta Khole Keng san, juga lain-lain orang lagi
terpisah sedikit jauh, mereka semua tertarik perhatiannya oleh
keenam orang yang lagi berdiri berhadapan itu.
Boleh dibilang hampir itu waktu juga, mendadak orang
mendengar sin Bong menjerit keras, suaranya menyayatkan
hati. Hoa Ie semua menjadi sangat kaget, semua lantas
berpaling, Dengan begitu, mereka lantas dapat melihat sin
Bong, yang berada di bawah sebuah pohon, lagi lompat
berjingkrakan seorang diri dengan kedua tangannya digerakgerakkan
tidak keruan. Dia pun menjerit-jerit dan tertawatawa
seperti orang gila lagi kalap. Disaat seperti itu,
pemandangan itu juga menyeramkan....
BAB 2 HOA IE berempat segera berlompat lari ke bawah pohon,
guna menghampirkan chungcu atau tuan rumah itu, Mereka
disusul yang lain-lainnya Thian Gwa Cuncia tidak menjadi
kecuali, sebab mereka heran sekali. Dengan begitu, mereka ini
telah meninggalkan ketiga pengemis lawannya itu.
Chong si sudah lantas mendapat pulang ketenangannya, ia
dapat mengerti apa yang menyebabkan sin Bong kalap tidak
keruan itu, Daripada menonton ketua atau majikan dari sin Ke
1067 Chung ia lebih memerlukan mengawasi Koay Cun. ia mengasih
lihat senyumannya. Seng Ho Tiauw Kek dan Tek Tiang siu segera
mengundurkan diri dua tindak, Mereka mengerti maksudnya
Kiu Ci sin Liong yang telah jadi sangat membenci Hun Goan ci.
Teranglah Koay Cun tidak bakal dikasih lolos lagi.
Mereka hanya kuatir, mengingat lihaynya si murtad itu, dia
tidak bakal roboh dengan satu gerakan saja, Berabeh kalau si
murtad sampai lolos. Karena itu, mereka juga lantas
mengawasi. Koay Cun pun sudah siap sedia, Dia mengawasi Chong si
dengan sikap dingin, sinar matanya tajam.
Di bawah pohon, Hoa Ie tidak bisa lantas mendiamkan Sin
Bong, orang menerka chungcu itu menjadi korban totokan
akan tetapi tidak ada orang yang dapat membebaskannya.
Mukanya Hoa Ie merah sampai ke telinganya. Ia menduga
sipembokong berada di atas pohon, akan tetapi sia-sia saja ia
mencarinya. Pohon itu seperti gundul, hingga di situ tidak
dapat orang bersembunyi. Maka itu mungkin sekali orang mengangkat kaki habis dia
berhasil membokong, ia heran kalau musuh demikian lihay,
kenapa dia main sembunyi" Adakah lain sebabnya" Ruparupanya
cuma si chungcu yang ketahui sebab itu...."
Orang lantas ramai membicarakan urusan itu, akan tetapi
tidak ada kesimpulan mereka, Hanya mengenai pengemis
yang lagi perang saudara itu, mereka memperoleh kata
sepakat, yaitu mereka semua akan lepas tangan tak mau
mereka campur tahu. itulah urusan dalam pengemis itu
sendiri. Thian Gwa sam Cuncia tidak puas dengan sikap orang
banyak itu, akan tetapi mereka tidak bisa berbuat apa apa,
hanya dilainpihak, ingin mereka menemukan sipembokong,
untuk dapat mencoba kepandaiannya...
1068 Sin Bong sudah lantas dipondong, dengan paksa dia dibawa
balik ke toa-thia, ruang besar. Dengan begitu, mereka ini juga
tidak memperdulikan lagi urusan Koay Cun, tidak perduli orang
adalah kawan mereka. Sementara itu seorang yang mukanya bersenyum manis,
yang matanya jernih sekali, lagi mengintai di antara daundaun
atau cabang-cabang bambu, yang berada di dekat situ,
Rupanya senang dia menyaksikan segala apa di depan
matanya itu.

Menuntut Balas Karya Wu Lin Qiao Zi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kiu ci Sin Liong dan Koay Cun sudah mulai bergerak. hanya
mereka belum beradu tangan, Mereka maju mendekati satu
padalain. Di dalam ruang, sin Bong masih menjerit-jerit. Karena ia
telah disergap. ia tidak dapat berjingkrakan lagi, Malah
sekarang orang terpaksa menotoknya, supaya iajudi anteng, ia
ditotok pada dadanya, Dengan ia tidak dapat bergerak atau
membuka mulut lagi, sunyilah ruang itu.
Sekarang semua orang dapat berdiri mengawasi orang
yang hendak mengadu jiwa itu, Mereka merasa tegang
sendirinya, Cin tiong siang Koay berniat memeriksa seluruh
pekarangan tetapi maksudnya itu mesti ditunda.
Sesudah berputaran, Koay Cun yang kalah sabar,
mendadak saja ia maju untuk mulai melakukan penyerangan
lebih dahulu, Tindakan kakinya dibarengi meluncurnya tangan,
tangan yang kiri mencarijalan darah ki-hun dari Chong si,
tangan yang kanan mengancam. Hebat dua jeriji tangannya
yang dipakai menotok itu.
Inilah tidak heran, Hun Goan ci menjadi nekat, Disamping
ia melihat semua kawan pada berdiam saja, ia pun
menyaksikan sikap sangat tenang diri Chong si, ia dapat
menerka bahwa musuh telah bersiap sedia benar-benar.
1069 Chong si tidak berani berlaku alpa. Jeriji tangan Koay Cun
memang lihay sekali, itulah jeriji tangan atau kepandaiannya
orang she Koay itu, maka juga dia telah memperoleh
julukannya itu artiJeriji Kekacauan - HHun Goan ci.
Chong si bersiap atas datangnya serangan ia menangkis
sambil berkelit, berbareng dengan itu, hendak ia menangkap
tangan lawan. Koay Cun berseru, Sambil berseru itu, ia menyambut
tangkapan Chong Si. Setelah gagal menotokjalan darah, ia
meneruskan mencoba menangkap.
Chong si terkejut, ia tidak menyangka orang demikian
cerdik dan gesit. Dengan sebat ia menangkis. Lalu "Bret"
terdengar suara robeknya ujung bajunya, Lengannya bebas,
tetapi tangan baju tidak.
Koay Cun tidak berhenti sampai disitu, Dia sangat
penasaran. selagi lawan terkejut, dia mengulangi
serangannya, Kali ini dia mencarijalan darah sim-ji.
Celakalah Kiu ci sin Liong apabila ia kena tertotok, jalan
darah itu berada di punggung. ia ditotok habis menangkis,
sambil berkelit, karena itu ia seperti memberikan
punggungnya, Koay Cun sendiri telah menggeser diri ke
sampingnya. Kembali Chong si terkejut, ia merasakan dinginnya
sambaran angin dari serangan maut itu. Dengan cepat ia
mendak. sambil mendak. la memutar tubuh. Dengan begitu, ia
juga mendapat kesempatan buat membalas menyerang,
bahkan dengan kedua belah tangannya.
Sekarang Koay Cun yang menjadi heran, Dia tidak
menduga bahwa lawan gesit demikian rupa, Dari mengancam,
dia berbalik menjadi terancam, serangan Chong si itu keras
luar biasa. Tidak ada waktu untuk berkelit Dengan terpaksa
dia menangkis. Tangan kedua pihak beradu dengan keras, Diwaktu
demikian, koay Cun tidak sempat menotok. Lantas terlihat
1070 tubuhnya terpental mundur, karena tempo ia merasa tertolak.
la meneruskan memutar tubuhnya, ia terhuyung empat tindak.
Chong si sendiri berdiri tegak dengan kuda-kudanya,
matanya terus mengawasi tajam. ia menyerang dengan "Pek
Khong ciang" pukulan Udara Kesong, ia telah terlebih dahulu
memasang kuda-kuda, maka tubuhnya menjadi kokoh kekar,
setelah itu, ia menyerang pula untuk mendesak.
Koay Cun bisa lekas memperkokoh diri, dia terus melayani,
maka seterusnya, berdua mereka saling menyerang.
Belasan jurus lewat dengan cepat, sekarang ini tampak
Koay Cun bersemangat sekali, Dia mencoba mendesak.
Chong si tidak nampak bakal kalah, akan tetapi ia kalah
angin, inilah disebabkan ia berkelahi dengan sangat berhatihati,
lantaran ia selalu menjaga diri darijeriji tangan lihay dari
lawannya itu. Beberapa kali ia menggunai Pek Khong ciang
tetapi tidak memberikan hasil.
Seng Ho Tiauw Kek Liauw Yong mengerutkan alis
menyaksikan pertempuran itu. ia menguatirkan pihak
kawannya, Asal Chong si alpa atau lambat sedikit....
"Koay Cun maju pesat sekali," kata ia perlahan pada Ang
Hong. "Aku kuatir Chong Lo-toa nanti kena dikalahkan Apa
tidak baik kita maju berbareng untuk membantu padanya"
Kita bukan mengepung, hanya kita mempunyai alasan buat
bertindak begini, Kita hendak menghukum anggauta sendiri
yang murtad...." Tek Tiang siu setuju dengan pendapat saudaranya itu.
"Baiklah," sahutnya mengangguk. Bahkan ialah yang
mendahului lompat masuk ke dalam gelanggang dan dengan
ujung tongkat bambu-nya terus ia menyodok jalan darah beng
bun di punggung musuh. Seng Ho Tiauw-kek Liauw Yong, tiang lo yang nomor dua,
juga tidak bersangsi lagi
1071 untuk lompat maju, ia meluncurkan tangannya guna
menotok jalan darah ceng ciok dari lawan itu.
Koay Cun lihay, ia melihat datangnya serangan hampir
berbareng itu dari kedua tiang lo lainnya, sebenarnya ia
hendak menyerang Chong si, terpaksa ia membatalkan
niatnya itu sebaliknya, ia menangkis kedua-duanya, habis
mana ia lompat mencelat dua tombak jauhnya.
Begitu ia mengawasi kedua penyerang, begitu pun Chong
si, yang mengawasi bengis padanya, ia berseru: "Kamu terlalu
mendesak. jangan kamu mengatakan aku si pengemis she
Koay kejam" Chong si tertawa. "Kematian sudah menanti di depanmu, buat apa kau bicara
besar begini?" jawabnya. "Apakah kau tidak malu" jikalau hari
ini kau dapat lolos dari tanganku, si Chong tua, suka aku
membunuh diri di depanmu. ^ Koay Cun juga tertawa.
"Bagus" serunya, menyeringai. Begitu ia berseru, begitu
tubuhnya mencelat maju, kedua tangannya menyerang
berbareng, ia gusar sekali, maka ia menggunai berbareng
tenaga dari EngJiauw Kang, ilmu Kuku Garuda dan Hun Goan
Ci. Ia juga menyerang kepada ketiga-tiganya pengemis di
depannya itu. Chong si bertiga ketahui musuh lihay, mereka berlaku
Persekutuan Tusuk Kundai Kumala 2 Peristiwa Merah Salju Karya Gu Long Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 3

Cari Blog Ini