Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 15

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 15


t pula uap yang keluar dari tubuhnya Na Siao Tiap
makin lama makin tebal, dan setelah seperempat jam
kemudian seluruh kamar itu telah diliputi uap yang keluar dari
tubuhnya gadis itu. Tiba-liba ia letakkan kedua tinjunya di atas
dadanya Bee Kun Bu, dan lalu secepat kilat menotok jalanjalan darah di bagian dada itu, tetapi kedua tinjunya tidak
diangkat ia tetap tempelkan tinjunya di atas dadanya Bee Kun
Bu untuk secepat kilat menotok pula yang diulanginya sampai
enam kali, dengan demikian berhasil membebaskan dua belas
jalan-jalan darah yang terpenting di seluruh tubuhnya Bee Kun
Bu. Yang aneh ialah, tiap-tiap kali ia menotok dengan kedua
tinjunya, uap di dalam ruang itu agak berkurang ia baru
mengulangi totokannya setelah uap berkumpul lagi,
Malam itu, Pek Yun Hui tidak tidur ia terus memperhatikan
cara Na Siao Tiap menyembuhkan Bee Kun Bu dengan
perasaan kagum, Berkali-kali ia ingin menghampiri tempat
tidurnya Bee Kun Bu untuk melihat keadaannya dari dekat,
tetapi berkali-kali juga ia batalkan niatnya, karena khawatir
mengganggu Na Siao Tiap, Kira-kira sejam kemudian setelah Na Siao Tiap berhasil
membebaskan jalan-jalan darah yang terpenting di seluruh
tubuhnya Bee Kun Bu, tiba-tiba ia berseru: "Pak Cici, dengan
tenaga ajaibku aku telah berhasil membebaskan dua belas
jalan-jalan darahnya yang penting, dan juga menyembuhkan
luka-luka yang terus menyerang perkakas-perkakas di dalam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tubuhnya. Dia harus beristirahat sebentar, dan aku akan
menyembuhkan urat-urat sarafnya untuk membikin ia sadar!"
-ooo0oooNA SIO TIAP BERHASIL MENOLONG BEE KUN BU
Pek Yun Hui bertindak perlanan-lanan menghampiri
tempat tidur dan menanya sambil tersenyum: "Siao Tiap Moimoi, bolehkah aku memeriksa denyutan jantungnya
sekarang?" "Boleh. Tapi karena darahnya baru saja beredar, lebih baik
dia tidak banyak bergerak." jawab Na Siao Tiap.
Lalu Pek Yun Hui meraba dadanya Bee Kun Bu dengan
tangan kanannya, Betul saja jantungnya mulai berdenyut lagi
seperti biasa, "Siao Tiap Moi-moi, terima kasih, Kau telah berhasil
menolong jrwanya, Dia pasti akan berterima kasih kepadamu.,." Pek Yun Hui berkata dengan girangnya
Tiba-tiba Na Siao Tiap memotong: "Aku tidak ingin dia
menghaturkan terima kasih kepadaku Aku menolong dia
karena memandang kepada Cici."
sebetulnya Pek Yun Hui masih ada banyak omongan, akan
tetapi setelah melihat sikap Na Siao Tiap, ia hanya berkata:
Tentu saja aku berterima kasih kepadamu."
Na Siao Tiap pejamkan kedua matanya, dan terlihat air
matanya mengucur keluar ia berkata: "Sebelumnya ibuku
menutup mata, dia telah memesan kepadaku bahwa aku
jangan sayang seorang laki-laki, meskipun laki-laki itu seorang
yang baik. Aku telah menolong dia, dan aku telah melanggar
pesan ibuku, Oleh karena itu, setelah aku berhasil
menyembuhkan dia, aku akan berpisah dari Cici untuk pergi
kembali ke lembah Pek Hua Kok agar aku dapat menangis di
depan kubur ibuku!" Pek Yun Hui menghibur: Tapi ketika bibi Cui memberi
pesan itu, ia sedang bersedih hati, sudah tentu pesannya itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tidak wajar Kau tak boleh anggap semuanya beralasan Moimoi adalah seorang yang cerdas, Cobalah pikir masak-masak
dengan otak yang dingin."
Na Siao Tiap belum menjawab, ketika di luar terdengar
suara orang. Pek Yun Hui segera loncat dan ingin buka pintu, tetapi Na
Siao Tiap membentak: "Cici, jangan buka pintu!"
"Mengapa tidak boleh membuka pintu?" tanya Pek Yun
Hui. Na Siao Tiap mengawasi Bee Kun Bu dan sambil menarik
napas ia berkata: "Luka-luka dalam tubuhnya baru saja
sembuh, dan peredaran darahnya baru saja mulai lancar. Jika
ada orang menerjang masuk ke dalam kamar ini, aku khawatir
dia terkejut dan darahnya terhalang kembali sehingga jerih
payah kita selama satu hari dan satu malam menjadi sia-sia
belaka!" "Tapi jika ada musuh datang ke sini, aku terpaksa
harus keluar membantu.!" kata Pek Yun Hui.
"Jika Cici membuka pintu dan Lie Ceng Loan datang
masuk, dia hanya akan mempersulit usahaku untuk
menyembuhkannya" Na Siao Tiap menjelaskan. Ketika itu
terdengar suara yang jelas dari Lie Ceng Loan yang
memanggil "Pek Cici, ada musuh datang ke lembah Pek Yun
Siat!". Pek Yun Hui yang telah diperingatkan oleh Na Siao
Tiap tidak berani membuka pintu dan keluar, ia hanya menjerit
dari dalam kamar: "Bu Koko sedang dalam keadaan kritis, aku
tak dapat keluar membantu menjaga musuh, Kau harus
menjaga agar musuh itu tidak masuk ke dalam goa!" Lie Ceng
Loan lari menjaga jalan masuk ke dalam goa.
Ketika Pek Yun Hui berbalik lagi, ia tampak Na Siao Tiap
sedang membebaskan urat-urat sarafnya Bee Kun Bu. Dan
caranya berlainan sekali dengan cara yang ia pernah lakukan.
Na Siao Tiap menolong membebaskan urat-urat sarafnya
Bee Kun Bu selama dua jam baru berhenti, terlihat tegas akan
keletihannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Menampak itu, Pek Yun Hui merasa kasihan. Tiba-tiba Na
Siao Tiap mengambil pisau belati yang ia taruh di dekat bantal
kepala ketika Bee Kun Bu mulai bergerak.
Pek Yun Hui terkejut dan lalu mendebati Na Siao Tiap,
"Tiap-moi, apakah dia sudah sadar?" ia berbisik.
"Semua jalankan darah dan urat-urat sarafnya telah bebas.
Sebentar beberapa jam lagi aku akan membantu dia
memulihkan tenaga dalamnya dan setetusnya ia dapat
mengumpulkan tenaga dalamnya sendiri.
Mendengar kata-kata yang ramah dan sikap yang lunak
itu, Pek Yun Hui seger mengerti bahwa dicekalnya pisau belati
itu hanya sebagai tindakan pencegahan saja. Pek YunHui
berkata "Tiap Moi-moay karena menolong dia, kau telah
menjadi letih sekali."
Sambil tersenyum Na Siao Tiap menjawab: "Aku dapat
menolong jiwanya berkat ilmu Toa Pan Yo Hian Kong (Ilmu
tenaga dalam ajaib) yang aku telah dapat pelajarkan dari
kitab-kitab Kui Goan Pie Cek."
Na Siao Tiap tersenyum: "Aku tahu maksud cici, cici takut
aku akan melukai dia dengan pisau belati ini, betulkah?"
Pek Yun Hui yang selalu jujur hanya mengangguk. Ia
berkata: "Kau telah menerka jitu, Aku khawatir kau masih saja
ingin menunaikan pesan ibumu untuk membunuh mati segala
laki-laki yang kau sayang!"
Na Siao Tiap tidak menjawab, ia duduk di pinggir tempat
tidur Lalu Pek Yun Hui menggantikan ia memulihkan tenaga
dalamnya Bee Kun Bu... Sejenak kemudian Na Siao Tiap berkata: "Cici, setelah kau
berhasil memulihkan tenaga dalamnya. kau harus segera
angkat dia duduk." Pek Yun Hui hanya mengangguk dan tersenyum. ia terus
mengurut-urut tubuhnya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pada suatu ketika Bee Kun Bu membuka kedua matanya,
dan Pek Yun Hui terkejut ia memberitahukan hal itu kepada
Na Siao Tiap. "Cici, dia sudah mulai sadar Ayo terus urut, dan aku
membantu!" kata Na Siao Tiap.
Segera Pek Yun Hui merasa bahwa telapak tangannya Na
Siao Tiap yang ditaruh di punggungnya sangat hangat, dan
hawa yang hangat itu dirasakan seperti juga aliran listrik, Pek
Yun Hui berpikir: "Tenaga dalam ajaibnya ini betul-betul hebat
Mungkin gurukupun tak akan dapat menandinginya!"
Segera juga terlihat mukanya Bee Kun Bu, yang tadinya
pucat perlahan-lahan menjadi merah, hidungnya bergerak,
dadanya berdenyut-denyut lebih cepat, dan setelah menarik
napas panjang, kedua matanya terbuka dan mengawasi Pek
Yun Hui. Na Siao Tiap berbisik: "Na, sekarang Cici harus membantu
angkat dia agar dia dapat duduk!"
Belum lagi ucapannya selesai, Bee Kun Bu sudah mulai
bergerak, dan kedua tangannya meronta-ronta, Mukanya
sangat merah, agaknya ia hendak muntah-muntah.
Pek Yun Hui menjadi terpesona, tetapi Na Siao Tiap
segera memegang erat-erat kedua bahunya Bee Kun Bu.
Dengan kedua mata membelalak ia berkata: "Cici, dia telah
tertolong. sebentar lagi dia akan sadar Tapi kita masih harus
membantu dia mengerahkan tenaga dalamnya selama lebih
kurang dua jam. Aku akan tahan dia jangan sampai dia
meronta, dan Cici harus duduk di-sampingku mengawasi
segala perubahan.." Lalu dengan satu telapak tangan ia tahan Bee Kun Bu dan
tangan lainnya mengambil pisau belatinya, ia melakukan
segala pertolongan itu dengan tenang dan cerdas, sedangkan
Pek Yun Hui yang menyaksikan segala perubahan-perubahan
atas dirinya Bee Kun Bu menjadi agak gelisah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tak dapat meronta lagi, ia memejamkan
matanya lagi, tapi ia dapat bernapas dengan wajar seolaholah seorang yang sedang tidur dengan nyenyak.
Demikian kedua gadis berusaha keras menolong jiwanya
Bee Kun Bu, dan entah sudah berapa lama ketika terdengar
lagi suara Lie Ceng Loan diluar kamar: "Meskipun kau sahabat
karibnya Bu Koko, kau tak diperkenankan masuk!"
Terdengar jawaban yang mengejek: "Mengapa tidak boleh
masuk?" "Sebab di dalam kamar itu Pek Cici sedang sibuk
menolong Bu Koko, Aku pun tak diperkenankan masuk ke
dalam!" Mendengar jawaban Lie Ceng Loan itu, Pek Yun Hui
terperanjat. Lalu terdengar Pang Siu Wie yang memperingatkannya:
"Kamar itu adalah kamar majikanku, kau tak dapat masuk."
Mendengar suara Pang Siu Wie itu, kekhawatirannya Pek
Yun Hui menjadi sedikit lega, ia berpikir: Pang Siu Wie
mempunyai banyak pengalaman, dan telah mengetahui
segala tipu muslihat dari banyak jago-jago silat Meskipun Co
Hiong cerdik dia tak akan luput dari pengawas annya!
Terdengar lagi Lie Ceng Loan berkata: "Cici, janganlah
perlakukan dia demikian Dia adalah sahabat Bu Koko."
Co Hiong tertawa gelak-gelak dan menanyai "Bu Kokomu
dilukai oleh siapakah?"
Mendengar pertanyaan itu, Pek Yun Hui memaki di dalam
hatinya: "Hm! kau betul-betul busuk dan cerdik..."
Ketika itu, tiba-tiba Na Siao Tiap memegang pisau belati di
depan dadanya Bee Kun Bu seolah-olah hendak menikam,
kedua matanya mengawasi Bee KunBu dengan beringas.
Dengan cemas Pek Yun Hui menanya: "Moi-moi, apakah
dia telah berbuat tak sopan terhadaprnu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tidak!" jawab Na Siao Tiap, "Dia akan lekas menjadi
sadar. Dan jika dia melihat pisau belati terhunus ini, dia tentu
menjadi kaget dan tak berani berbuat sesuatu yang tak sopan,
bukan?" Pek Yun Hui menarik napas lega dan berkata lagi, "Jika
kau terpaksa menikam dia, sudilah memberitahukan aku!".
"Sebelum Na Siao Tiap menjawab, diluar terdengar lagi
suaranya Co Hiong: "Jika Bee-Heng menderita luka parah,
aku sebagai kawan karibnya, mengapa tidak boleh masuk?"
"Pek Yun Hui telah menebak bahwa Lie Ceng Loan yang
jujur telah memberitahukan tentang lukanya Bee Kun Bu
kepada Co Hiong, Harus diketahui bahwa ketika Pek Yun Hui
menolong Bee Kun Bu di pegunungan Ngo Bi San dari
tangannya Co Hiong yang ingin mengubur Bee-Kun Bu hiduphidup, Pek Yun Hui tak pernah menceritakan hal itu kepada
Lie Ceng Loan sehingga Lie Ceng Loan tidak mengetahui
betapa kejamnya Co Hiong.
Terdengar lagi Lie Ceng Loan menarik napas lalu berkata:
"Kau sebagai kawannya Bu Koko, tentu saja boleh menengoki
keadaannya, tapi sekarang Bu Koko sedang diobati, dia tak
dapat diganggu Pek Cici telah memberitahukan aku bahwa Bu
Koko harus diobati selama tiga hari tiga malam. Jika kau ingin
tengok dia, kau harus bersabar untuk menunggu tiga hari, Jika
kau sekarang memaksa masuk, bukan saja kau dapat
membahayakan Bu Koko, kau juga akan membikin gusar Pek
Cici." Dengan terperanjat Co Hiong berseru: "Hah, Dia terluka
demikian parah, masihkah dapat diobati?" Sambil tertawa Lie
Ceng loan berkata, "Pek Ciciku memiliki ilmu yang sakti, dia
dapat menyembuhkan dan menolong Bu Koko!"
"Rupanya Pang Siu Wie telah dapat menyelami akan
kebusukan hatinya Co Hiong, maka ia berkata sambil
mengejek, "Kau mengapa demikian dungu" Kau tak dapat
mengerti penjelasan atau keterangan orang! Li Siocia telah
menjelaskan bahwa Bee Kun Bu harus tenang Tidak boleh
diganggu! Tapi kau masih juga mendesak minta masuk!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jangankan di dalam kamar ada orang, meskipun tidak ada
orangpun, kau tak berhak masuk ke dalam!"
Co Hiong yang kejam itu dan yakin bahwa ilmu silatnya
tinggi menjawab sambil mengejek: "Ada apakah kau melarang
aku masuk" Jika, aku memaksanya masuk juga, aku ingin
lihat apa yang kau akan perbuat"!"
"Ha! Ha!" tertawa Pang Siu Wie, "Kau boleh rasai pasir
beracunku dulu!" Lie Ceng Loan yang menyaksikan kedua orang itu semakin
bertegang, ia berusaha meredakannya "Kalian jangan
berselisih di sini! Jika kau ingin tengok Bu Koko, kau harus
tunggu dua hari lagi!"
Lalu terdengar tindakan kaki yang makin lama makin
menjauh. Rupanya mereka telah berlalu dari luar kamar Pek
Yun Hui yang telah mendengar bahwa Lie Ceng Loan minta
Co Hiong tunggu dua hari lagi, berpikir "Ai! Lie Ceng Loan! Lie
Ceng Loan! Mengapa kau tak dapat melihat bahwa Co Hiong
itu adalah satu manusia yang kejam dan busuk" Dengan ilmu
silatnya yang tinggi dia telah datang kesini, Dia pasti datang
dengan maksud yang busuk, Kau minta dia menunggu di sini
dua hari lagi, sama juga kau mengundang maut ke dalam
rumah!" Ketika itu Bee Kun Bu sudah duduk di atas tempat tidurnya
dengan kedua matanya terbuka lebar, seolah-olah orang baru
sadar dari pingsannya.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan pisau belati terhunus di depan dadanya, Na Siao
Tiap berkata kepadanya: Tenaga dalammu belum pulih, kami
harus membantu kau mengerahkan itu. Ayo, kau lekas-lekas
pejamkan matamu dan berusaha mengerahkan tenaga
dalammu dengan bantuan kami, Jika kau dapat melakukan itu
selama empat jam, kau akan sudah sembuh, dan semua
tenaga dalammu pulih kembali
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ucapan itu dikeluarkan dengan tegas, tetapi dengan nada
yang mengancam Sikap itulah yang membikin Pek Yun Hui
gelisah. Setelah Bee Kun Bu membuka kedua matanya, ia
mengawasi Na Siao Tiap yang berada dihadapannya,
kemudian menatap Pek Yun Hui, ia tersenyum, dan baru saja
ia ingin membuka mulutnya untuk bicara, lantas Na Siao Tiap
mengancam ia untuk lekas-lekas memejamkan kedua
matanya: "Ayo, tutup matamu jika tidak ingin mati! Mulailah
kerahkan tenaga dalammu!"
Sebetulnya Bee Kun Bu ingin bicara kepada Pek Yun Hui,
tetapi ancaman Na Siao Tiap membikin ia tak berdaya, ia
hanya pejamkan kedua matanya lagi, dan berusaha
mengerahkan tenaga dalamnya, setelah mendengar ancaman
dan melihat pisau belati terhunus di dadanya.
Pek Yun Hui tidak sampai hati melihat Na Siao Tiap
demikian galaknya terhadap Bee Kun Bu, ia berkata dengan
bisik-bisik: Tiap Moi-moi, dia telah lama tak sadarkan diri.
Meskipun dia telah sadar, akan tetapi semangatnya belum
kumpul. Kau terlampau galak terhadap dia..."
Setelah mendengar peringatan itu, Na Siao Tiap makin
beringas, ia tekan pisau belatinya pada dadanya Bee Kun Bu
sehingga keluar darah. Pek Yun Hui berusaha pegang pergelangan tangannya Na
Siao Tiap, tetapi Na Siao Tiap lebih cepat menarik kembali
tangannya. Ketika itu Bee Kun Bu telah memejamkan kedua matanya,
dadanya berdenyut cepat, dan seluruh tubuhnya bergetar
karena ia sedang menuruti petunjuk Na Siao Tiap
mengerahkan tenaga dalamnya,
Lalu Na Siao Tiap duduk kembali di pinggir tempat tidur
dan taruh lagi pisau belatinya di sisi bantal kepala nya. Sambil
mengawasi Pek Yun Hui ia berkata: "Jika dia membuka mulut
bicara atau terus memandangi kita, mungkin dia lupa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengerahkan tenaga dalamnya dan jalan-jalan darahnya akan
menjadi mampet lagi, Dengan demikian jerih payah kita
selama dua hari dua malam menjadi sia-sia belaka,"
Tetapi apakah artinya darah yang keluar karena tikaman?"
Sambil tersenyum Na Siao Tiap menjawab: "Aku sengaja
menikamnya agar dia tidak berani membandel Luka itu pun
tak ada artinya, aku harap Cici tidak buat pikiran."
Pek Yun Hui tidak menanya lagi, iapun duduk mengawasi
perubahan yang sedang berlangsung di tubuhnya Bee Kun
Bu. Demikianlah kedua gadis itu menunggu dengan sabar
sambil matanya terus mengawasi Bee Kun Bu, Setelah selang
hampir satu jam, Na Siao Tiap mulai memijat tengkuk lehernya
Bee Kun Bu, Segera Bee Kun Bu menarik napas panjang
sebelum ia membuka matanya.
Tiba-tiba Bee Kun Bu bangun dan meloncat turun dari
tempat tidurnya, Pek Yun Hui lekas-tekas menahannya sambil
berkata: "Kau baru saja sembuh, kau tidak boleh bangun,
itulah Na Siocia yang telah menolong kau. Ayo, lekas-lekas
menghaturkan terima kasih kepada-nya!" Lalu ia tarik
tangannya Bee Kun Bu dibawa ke-depannya Na Siao Tiap,
Tetapi Na Siao Tiap menghadapi Bee Kun Bu dengan
beringas sambil memegangi pisau belatinya.
Sambil tersenyum Pek Yun Hui berkata: "Tiap Moi-moi,
ketika bibi Cui masih hidup, dia sayang aku seperti anak
kandungnya, Selama sepuluh tahun lebih ini aku senantiasa
ingat akan kasih sayangnya, Bagaimanakah jika beberapa hari
lagi kita bersama-sama pergi ke kuburannya, untuk
menghaturkan terima kasihku di hadapan roh nya ?"
Na Siao Tiap taruh kembali pisau belati nya dan
menundukkan kepala nya. Terlihat pula air matanya mengucur
Lalu ia berlutut di hadapan Pek Yun Hui serta berkata: "Aku
bersalah, dan aku rela dihukum oleh Kong Cu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lekas-lekas Pek Yun Hui mengangkat bangun, dan
memeluknya sambil berkata: "lbumu seperti juga ibu
kandungku, Seterusnya kita harus menjadi saudara kandung
Aku lebih tua darimu, dan kau harus panggil aku Cici, Lagipula
ayahmu adalah guruku, Seterusnya kau tak boleh panggil aku
Kong Cu lagi, Aku adalah Cicimu!"
Lalu dengan mengawasi Bee Kun Bu ia membentak: "Hai!
Kau mengapa diam saja" Dia sudah menolong jiwamu dengan
telah mengeluarkan banyak tenaga, Kau masih juga belum
menghaturkan terima kasih kepada-nya!"
Bee Kun Bu lalu berlutut di hadapan Na Siao Tiap seraya
berkata: "Aku Bee Kun Bu menghaturkan banyak-banyak
terima kasih karena Siocia telah menolong jiwaku!"
Tanpa mengawasi Bee Kun Bu, Na Siao Tiap menjawab
"Aku menolong kau karena Pek Cici!"
Bee Kun Bu terperanjat mendengar jawaban itu, ia bangun
dan jalan ke sudut kamar Lalu Pek Yun Hui ajak Na Siao Tiap duduk di tempat tidur
dan dengan ramah ia berkata: "Tiap moi, aku harap kau
pandang aku, dan tidak menyesal karena kau telah menolong
jiwanya...." sebetulnya ia ingin membela Bee Kun Bu tetapi
setelah melihat sikapnya Na Siao Tiap, ia tidak meneruskan.
Na Siao Tiap bangun dari tempat duduknya dan berkata:
"Cici setelah dia dapat beristirahat sebentar, dia akan menjadi
sembuh betul. Aku ingin keluar memerintahkan bujangbujangku untuk membikin persiapan kembali ke lembah Pek
Hua Kok." Pek Yun Hui terperanjat mendengar ucapan itu. Sambil
tersenyum ia berkata: "Tiap-moi, kini di lembah Pek Yun Siat
telah datang banyak musuh. Aku hendak keluar
memeriksanya. Kau boleh tunggu di dalam kamar ini
mengajarkan Bee Kun Bu ilmu mengumpulkan semangat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap menoleh kepada Bee Kun Bu yang sedang
berdiri di suatu sudut kamar itu seperti seorang dungu, Melihat
sikapnya itu, ia menjadi kasiham Lalu dengan ramah ia
berkata: "Kau hanya perlu duduk beristirahat sebentar, segera
kau akan menjadi sembuh betul sementara itu, kau harus
mengerahkan tenaga dalammu untuk mengumpulkan
semangatmu!" Pek Yun Hui menghampiri Bee Kun Bu. "Ayo, kau turut
melaksanakan petunjuk-petunjuknya. sebentar lagi aku akan
ajak Lie Ceng Loan datang melihat kau."
Bee Kun Bu tersenyum, dan ia segera duduk di lantai
melaksanakan petunjuk-petunjuknya Na Siao Tiap.
Sebetulnya Pek Yun Hui ingin suruh Bee Kun Bu duduk di
atas tempat tidurnya, tetapi ia merasa malu mengatakan itu
dihadapannya Na Siao Tiap, ia hanya menarik tangannya Na
Siao Tiap untuk diajak keluar dari kamar itu bersama ia.
Dengan pertolongan Na Siao Tiap yang menggunakan
ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, Bee Kun Bu telah luput dari
maut, Luka yang disebabkan perbuatan Co Hiong dengan ilmu
Tai Ki Kongnya juga telah disembuhkan oleh ilmu Pun Sin Cin
Ki (Tenaga ajaib dari semangat dalam) dari Na Siao Tiap.
Maka setelah ia beristirahat mengerahkan tenaga
dalamnya untuk memulihkan semangat nya, ia telah sembuh
betuL Baru saja ia membuka kedua matanya, ia dibikin kaget
oleh berkelebatnya bayangan orang setelah pintu kamar
ditendang terbuka, Lalu dihadapannya tampak Co Hiong yang
berdiri dengan wajah berseri-seri.
Co Hiong menatap Bee Kun Bu, dan kemudian sambil
tertawa ia berkata: "Bee Heng betul-betul beruntung, Aku tak
menduga bisa bertemu lagi!"
Bee Kun Bu menarik napas panjang sambil bangun dari
lantai, "Selama satu tahun belakangan ini, aku merasa seperti
sudah seratus tahun, Aku telah menjumpai banyak sekali
rintangan-rintangan, Jika aku pikir sekarang, aku seperti juga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tengah bermimpi." ia berhenti, lalu menanya Co Hiong, "Coheng, bukankah kita pernah berjumpa di pegunungan Ngo Bi
San" Disitu aku ingat aku telah terluka,.," kata Bee Kun Bu.
Co Hiong yang pintar tetapi busuk lalu tersenyum dan
berkata: "Betul! Betul! Ketika itu Bee-heng sedang ditawan
oleh seorang wanita berpakaian hitam, Dan.., aku pernah
bertarung melawan wanita itu."
"Wanita berpakaian hitam itu adalah Giok Siu Sian Cu
yang terkenal di kalangan Kang-ouw, Co-heng mungkin bukan
tandingannya." kata Bee Kun Bu.
Melihat bahwa Bee Kun Bu tidak menaruh curiga
kepadanya, dan karena yakin bahwa Bee Kun Bu tidak ingat
lagi tentang peristiwa-peristiwa setelah dia pingsan, maka
jawabnya Co Hiong dengan berlagak: "Ya, akupun merasa
malu tak dapat melawan seorang wanita yang telah terluka
dan aku telah dipukul jatuh terjerumus ke dalam suatu telaga!"
"Giok Siu sian Cu sangat terkenal lihay ilmu silatnya, Jika
Co-heng kalah melawan dia, Co-heng tak usah merasa malu!"
"Kalah atau menang bagiku tidak menjadi soal." kata Co
Hiong, berkata dengan wajan
"Karena hendak menolong aku, Co-heng telah kecebur ke
dalam telaga, Meskipun Co-heng tak berhasil menolongnya,
akan tetapi aku sangat berterima kasih."
Co Hiong tersenyum, lalu berkata lagi: "Barusan Lie
Sumoymu telah memberitahukan bahwa Bee-heng telah
menderita luka parah, Aku hanya dapat menunggu di luar
dengan hati cemas.,."
"Aku hanya perlu beristirahat sedikit lagi, dan kita segera
boleh keluar mencari tempat untuk bereakap-cakap,.," kata
Bee Kun Bu, Selagi Co Hiong hendak berkata pula terdengar suaranya
Pek Yun Hui diluar yang mengatakan "Hm! Orang yang
berpakaian demikian, dan yang hatinya sangat buruk itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Loan-moi lain kali jangan sembarangan beritahukan hal-hal
yang sebenarnya. Kau harus hati-hati menghadapi manusia
yang jahat itu.,." Tapi dia adalah kawannya Bu Koko! Aku harus layani
dia.,." terdengar kata-katanya Lie Ceng Loan,
Pereakapan kedua gadis itu makin lama makin dekat
terdengarnya, Co Hiong lalu loncat dibelakangnya Bee Kun
Bu, dan sambil mengangkat tinjunya ia berseru: "Bee-heng,
biarlah aku menolong membebaskan jalan darahmu di
punggung." Baru saja ia ucapkan perkataan itu, lalu pintu terbuka, dan
Pek Yun Hui lari masuk. ia terkejut melihat Co Hiong ingin
menjotos punggungnya Bee Kun Bu.
Harus diketahui bahwa jalan darah dipunggung adalah
satu dari kedua belas jalan-jalan darah yang sangat
berbahaya, Satu jotosan yang jitu saja dapat membunuh mati
Bee Kun Bu! Melihat Pek Yun Hui terperanjat Co Hiong tertawa gelakgelak dan berkata: "Bee-heng rupanya sudah sembuh, Hanya
satu jotosan di punggung ini, maka kau akan sembuh betul!"
"Hm! Kau jangan berlagak!" bentak Pek Yun Hui. "Kau
hanya pura-pura ingin menolong!"
Co Hiong mengawasi Pek Yun Hui yang sekarang telah
mengenakan pakaian perempuan Co Hiong yang bermata
keranjang tertarik oleh potongan tubuhnya yang langsing dan
wajahnya yang cantik. Untuk sementara waktu Co Hiong telah
lupa bahwa ia sedang menghadapi satu musuh yang sangat
membenci padanya, Dengan gerak yang sangat lincah Pek Yun Hui loncat ke
sampingnya Co Hiong dengan maksud memukulnya, tetapi
ketika melihat Co Hiong menekan punggungnya Bee Kun Bu,
ia segera batalkan maksudnya, dan loncat mundur Iagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil mengejek Co Hiong berkata: "Satu jotosan di
punggung ini dapat segera menyembuhkan Bee-heng! Maka
itu, janganlah kau coba-coba mengganggu aku!"
Tinju yang ditekan di punggungnya membikin Bee Kun Bu
merasa sakit ia lekas-Iekas mengerahkan tenaga dalamnya
menahan sakit itu sambil memejamkan kedua matanya, dan
sejenak kemudian ia baru merasa seluruh tubuhnya menjadi
hangat, dan sakit tersebut mulai lenyap!
Pek Yun Hui pernah bertempur melawan Co Hiong dua
kali, ia yakin bahwa ilmu silatnya Co Hiong lebih tinggi dari
pada Bee Kun Bu. Kini tinjunya jahanam itu ditekan di
punggung Bee Kun Bu. jika ia menyerang, Bee Kun Bu pasti
dibunuh oleh Co Hiong, Karena kawatir akan jiwanya Bee Kun
Bu, maka ia mengalah sambil berkata: "Jika kau tidak melukai
dia, aku rela berunding dengan kau!"
Dengan kesempatan itu, Co Hiong berkata sambil
tersenyum: "Ke satu, aku minta kau tidak mengorek-mengorek
peristiwa yang lampau untuk menghindarkan salah faham!"
"Baik," jawab Pek Yun Hui, "tetapi sarat itu harus diberi
batas tempo!" "Ya, aku beri jangka waktu satu bulan." kata Co Hiong,
"Dan ke dua, dalam jangka waktu satu bulan ini, kita tak boleh
saling menyinggung!. "Apakah kau tidak bermaksud berlalu dari sini?" tanya Pek
Yun Hui, "Betul!" jawab Co Hiong, "Aku bermaksud berdiam disini
selama satu bulan, dan kita dapat bermain-main bersamasama di sini selama satu bulan itu, bukan?"
Melihat sikapnya yang kurang ajar dan mendengar
ejekannya Co Hiong itu, Pek Yun Hui menjadi gusar dan
hendak memukulnya. Tetapi mengingat jiwanya Bee Kun Bu
yang terancam. Pek Yun Hui terpaksa mengalah! "Baiklah!"
jawabnya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan tertawa gelak-gelak Co Hiong mengangkat
tinjunya dan Bee Kun Bu pun segera merasa napasnya
menjadi lega! Harus diketahui bahwa Co Hiong sekarang sudah beda
jauh sekali daripada Co Hiong dulu, sebelum dia dapat belajar
dari Kok Gie Taysu yang dia telah bunuh mati dengan kejam.
Bee Kun Bu membuka kedua matanya, dan melihat Pek
Yun Hui berdiri di dekat ia. Sambil tersenyum ia berkata: "Aku


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

merasa aku sekarang betul-betul sembuh!"
-ooo0oooPang Siu Wie menjaga Co Hiong seorang diri
Sebelum Pek Yun Hui menjawab, Co Hiong telah berkata:
"Luka-luka Bee-heng sudah sembuh betul Kau hanya perlu
beristirahat beberapa hari saja, dan segera akan dapat
menjadi jago lagi, Ha! Ha! Ha!"
Bee Kun Bu yang belum kumpul betul semangatnya, ketika
Co Hiong menekan tinjunya di atas punggungnya, mengira Co
Hiong telah membantu mengobati padanya, karena setelah
tinju tersebut diangkat, ia segera merasa reda dan lega, Maka
ia berkata: "Jika Co Hiong tak membantu, mungkin aku tidak
demikian cepat sembuhnya, Terima kasih!"
Co Hiong menyengir "Aku hanya berbuat selayaknya
sebagai seorang kawan."
Bee Kun Bu melanjutkan "Kali ini aku telah menderita luka
parah, jika tidak ada Pek cici yang datang menolong, aku tak
dapat hidup.". "Kau harus berterima kasih kepada Na Siao Tiap, Tanpa
dia yang menolong, aku tak berdaya, Kau berhutang jiwa
terhadap Na Siocia." kata Yun Hui.
Bee Kun Bu ingat akan sikap yang dingin dari Na Siao
Tiap, maka ia hanya menundukkan kepalanya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Untuk sementara waktu keadaan di dalam kamar itu sunyi
senyap, Lalu Co Hiong mengejek lagi: "Nah, aku mewakili Bee
Heng menghaturkan terima kasih atas pertolongan Pek
Siocia!" iapun mengangkat kedua tangannya dan menyoja
kepada Pek Yun Hui. Pek Yun Hui merasa jemu sekali melihat lagaknya manusia
yang busuk itu. ia membentak: "Fui! janganlah kau berlagak
Kelak jika ada kesempatan, aku akan memberitahukan
perbuatan-perbuatan busukmu kepadanya."
Bentakan tersebut hanya dijawab dengan tertawa gelakgelak.
Ketika itu Lie Ceng Loan juga sudah masuk ke dalam dan
lari menubruk Bee Kun Bu seraya berseru: "Bu Koko, kau
sudah sembuh?" selama hampir satu bulan ia selalu khawatir
penderitaannya Bee Kun Bu. Maka ketika melihat Bee Kun Bu
sudah sembuh, bukan main girangnya, ia duduk di samping
Bee Kun Bu, dan air matanya mengucur deras sekali, ia
pegangi kedua tangannya Bee Kun Bu sambil berkata: "Jika
kau tidak sembuh dan tak dapat hidup, aku dan Pek cici akan
menyertai kau bersama, dan kita masih juga dapat melihat kau
setiap hari!" Bee Kun Bu mengusap-usap rambutnya Lie Ceng Loan
dan berkata sambil tersenyum: "Ai, aku telah membikin kau
turut menderita juga!"
Lie Ceng Loan seka air matanya, lalu menjawab: "Aku
tidak letih, tetapi Pek cici menjadi letih sekali, Untuk menolong
kau, Pek cici harus bertarung melawan banyak musuh, Tanpa
pertolongannya, mungkin kau sudah mati."
Co Hiong yang berdiri dekat mereka dan menyaksikan
betapa mesranya Lie Ceng Loan melayani Bee Kun Bu
merasa iri hati, Meskipun ia bermaksud membunuh mati Bee
Kun Bu, tetapi wajahnya tetap tenang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menoleh kepada Pek Yun Hui dan berkata:
"Pek cici, kau telah berulang kali menolong aku. Aku khawatir
aku tak dapat membalas budimu yang sebesar itu!"
Pek Yun Hui hanya tersenyum meskipun ada banyak
perkataan yang ia ingin ucapkan.
"Tetapi Bee-heng menderita luka tidak pereuma, aku
sebagai kawan karibnya..." Co Hiong mengejek.
Pek Yun Hui meneruskan: "Telat mencelakakan dia
bukan?" "Jika aku pandai, aku tentu berhasil menolong dia keluar
dari pegunungan Ngo Bi San.,." kata Co Hiong.
"Jangan bilang "kawan" lagi!" bentak Pek Yun Hui. "Betul
aku telah berjanji tak saling menyinggung selama satu bulan,
tetapi kau harus hati-hati. jika kau berbuat sesuatu yang gilagilaan di Pek Yun Siat ini kau jangan kira kau dapat keluar
hidup-hidup dari pegunungan Koat Cong San ini!"
Co Hiong tetap menantang: "Aku hanya khawatir kau tak
mampu membunuh mati aku!"
Bee Kun Bu merasa gelisah, dan ia berusaha meredakan:
"Co-heng telah datang sebagai tamu, Pek Siocia, aku minta
kau pandang aku, dan jangan terlampau beringas."
Pek Yun Hui menarik napas dan memperingatkan Bee Kun
Bu: "Aku hanya minta kau berhati-hati terhadapnya, jangan
sampai dianiaya lagi!"
Bee Kun Bu yang telah mengetahui wataknya Pek Yun
Hui, setelah mendengar peringatan itu, lalu mengawasi Co
Hiong, Tetapi Co Hiong masih tetap tenang, dan sambil
tersenyum ia berkata: "Aku dan Bee-heng tetap sahabat
sebagaimana sediakala, Aku dengan tak menghiraukan
perjalanan yang jauh telah datang menengoki kau. Tetapi Pek
Siocia mengucapkan kata-kata yang menusuk hati, sebetulnya
apa maksud nya " Kita di kalangan Bu Lim selalu mentaati
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
janji, bukan?" ia sengaja mengucapkan itu untuk mengejek
Pek Yun Hui akan janjinya, dan untuk mencegah Pek Yun Hui
membuka semua kebusukannya,
Lalu Pek Yun Hui tarik tangannya Lie Ceng Loan dan
diajaknya keluar Di dekat pintu ia berbalik dan berkata kepada
Bee Kun Bu: "Kau harus berhati-hati. Paling baik kau jangan
berlalu dari kamar!"
Bee Kun Bu memperhatikan sikap dan pesannya Pek Yun
Hui yang sangat benci Co Hiong, dan iapun menjadi waspada.
Setelah kedua gadis itu berlalu, sambil tertawa Co Hiong
berkata: "Bee-heng, kau tak usah khawatir terhadap aku." ia
berhenti sejenak, lalu menanyai "Kamar ini sangat rapi. Kamar
siapakah ini?" Dengan perasaan malu Bee Kun Bu menjawab: "Aku telah
menderita luka parah, dan telah dibawa ke dalam kamar ini.
Kamar ini adalah kamarnya Pek Siocia."
"Jika ia rela mengobati kau di dalam kamarnya, ia tentu
telah jatuh hati terhadapmu.,." kata Co Hiong menyindir ia
berhenti ketika ia melihat sebuah kotak dari batu giok di atas
tempat tidur ia berpikir "Di dalam kotak itu pasti tersimpan
barang yang berharga, Aku harus mencari akal mengambil.,."
Bee Kun Bu menjadi merah mukanya ketika Co Hiong
mengatakan bahwa Pek Yun Hui telah jatuh hati kepadanya,
tapi ia tak perhatikan matanya Co Hiong yang menatap kotak
batu Giok, ia menjadi bisu sebentar, lalu ia menanya: "Coheng, Suciku, Liok Giok Pin, sekarang ada dimanakah?"
Co Hiong telah siap dengan jawabannya: "Dia sedang
bersembunyi diluar puncak Pek Yun Siat ini ia mengharapkan
kau dapat menengoki dia.-." ia berhenti sejenak, lalu berkata
dengan lagak kecewa: Tapi mungkin ia tak mempunyai
harapan itu.,." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengerutkan kening. "Mengapa dia tak
mempunyai harapan. Aku dapat segera pergi menengoki dia
sekarang juga!" kata Bee Kun Bu kemudian
Dengan girangnya Co Hiong berkata: "Dengan melalui
banyak rintangan dan bahaya aku datang menengok kau yang
menderita luka parah dan maksud ke dua ialah, karena dia
minta aku memberitahukan kepadamu bahwa dia ingin
menjumpai kau untuk penghabisan kali."
Keterangan yang palsu itu segera terlihat hasilnya Bee
Kun Bu nampaknya terperanjat dan menanya dengan
perasaan heran: "Mengapa untuk penghabisan kali?"
Dengan menghela napas Co Hiong berlagak bersedih hati,
"Betul untuk penghabisan kali, jika aku tidak mencegah ia
telah membunuh diri!" jawabnya,
Bee Kun Bu yang kena diabui menjadi sedih. ia tundukkan
kepalanya untuk berpikir Kemudian ia ber kata: "Liong Suci
sangat sederhana, Aku minta kau perlakukan dia dengan
kasih sayang." "Sudah tentu! Kau tak usah mengatakannya pula Tetapi
aku tak bisa selalu mencegah maksudnya untuk membunuh
diri!" jawab Co Hiong pura-pura.
"Karena kau, dia telah melanggar peraturan partai Kun
Lun, dan melarikan diri mengikuti kau." kata Bee Kun Bu. "Jika
dia tidak tergila-gila kepadamu, dia tak akan melakukan
perbuatan yang nekat itu."
"Karena dia melanggar peraturan partai Kun Lun dan
melarikan diri, dia menjadi ketakutan selalu. Partai Kun Lun
yang terkenal sebagai salah satu sembilan partai silat yang
sangat dimalui di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini, tentu
tak akan memberi ampun kepadanya, Kau sebagai murid
partai Kun Lun mungkin juga diperintahkan untuk menangkap
dia!" berkata Co Hiong.
Bee Kun Bu berpikir "Jika aku diperintahkan oleh guru
untuk menangkapnya, aku harus melakukannya.,." lalu ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berkata: "Jika guruku memerintahkan aku menangkapnya, aku
tentu tak dapat menolak. Tetapi sampai sekarang aku belum
diperintahkan untuk menangkapnya, Oleh karena itu, anggap
saja aku tidak mengetahui urusan ini. Menurut pendapatku,
lebih baik kau lekas-lekas bawa dia pergi!"
"Oh, jadinya kau tidak ingin melihat dia lagi?" tanya Co
Hiong. Teguran ini menggelisahkan hatinya Bee Kun Bu. ia
menjawab: "Aku minta kau memberitahukan kepadanya
bahwa karena satu alasan, aku tak dapat menengoki dia."
"Baiklah," jawab Co Hiong, "Aku akan beritahukan ini
kepadanya sebelumnya ia menghabiskan jiwanya.,."
Ketika itu Lie Ceng Loan telah masuk lagi membawa
makanan. ia taruh semua makanan itu didepannya Bee Kun
Bu seraya berkata: "Semua makanan ini dibuat oleh Pek cici,
dan dia pesan kau jangan makan terlampau kenyangkenyang."
Lie Ceng Loan mengawasi Co Hiong sejenak, lalu berkata
dengan wajan "Pek Cici kata bahwa kau adalah seorang yang
jahat, dan aku harus waspada terhadap kau, Tetapi kau baik
sekali terhadap Bu Koko, Jika aku tak bersikap ramah
lerhadapmu, aku merasa tidak enak."
Co Hiong menyengir dan menjawab: "Mungkin Pek Cicimu
mengatakan hal yang benar. Aku Co Hiong pun tidak suka
orang mengatakan aku seorang baik!"
"Jika dia dapat menceritakan perbuatan-perbuatan busuk
yang kau telah lakukan, aku baru pereaya perkataan nya.
Tetapi sehingga seorang, aku tak dapat melihat
kebusukanmu." kata Lie Ceng Loan.
Sambil membereskan piring mangkok bekas Bee Kun Bu
dahar, Lie Ceng Loan menjawab: "Pek Cici belum pernah
berdusta, dan aku harus turuti pesannya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tertawa terbahak-bahak dan berkata kepada Bee
Kun Bu, "Hai! Bee-heng, persahabatan kita ini rupanya banyak
durinya. Dan Sumoymu yang cantik jelita ini anggap aku
sebagai seorang ular berbisa! Rupanya persahabatan kita
putus sampai disini! Ha! Ha! Ha!"
Bee Kun Bu tidak menjawab, ia berpikir: "Kau telah
membawa lari Liong Giok Pin. Kau tentu bukan orang yang
baik. Tetapi kau pernah menolong aku, d,an aku harus ingat
budimu." Lalu ia berkata sambil tersenyum: "Sumoyku itu
sangat polos, aku harap Co-heng tidak taruh di dalam hati."
Lie Ceng Loan pun berkata: "Co-heng, jika aku bicara
salah, aku minta maaf."
Melihat kasih sayang yang diberikan oleh Lie Ceng Loan
kepada Bee Kun Bu, Co Hiong menjadi sangat iri hati,
timbullah hatinya yang jahat untuk merenggangkan mereka,
Dengan tersenyum ia berkata kepada Lie Ceng Loan: "Lie
Siocia, kau jangan kecil hati, Meskipun kau maki, aku takkan
menjadi gusar" Lie Ceng Loan menjawab dengan senyumnya, lalu ia bawa
bekas makanan Bee Kun Bu keluar dari kamar,
Kemudian Co Hiong berbisik: "Bee-heng, apakah kau
benar-benar tidak sudi melihat Liong Giok Pin?"
Bee Kun Bu segera bangun dari tempat duduknya dan
berseru: "Jika Liong suci ingin melihat aku, mari kita berangkat
sekarang!" "Aku yakin jika dia melihat kau, dia pasti akan menjadi
gembira." kata Co Hiong, "Selama setengah bulan ini, dia
senantiasa bermuram dan bersedih Sia-sia aku
menghiburkannya, Bee Kun Bu telah dibikin tergerak hatinya, "Ayo, kita
berangkat sekarang juga!" katanya mendesak.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan berlagak alim, Co Hiong lalu berjalan keluar dari
kamar itu, diikuti oleh Bee Kun Bu,
Baru saja mereka berjalan beberapa tindak, Co Hiong tibatiba berhenti dan berkata: "Harap Bee-heng turun di sini
sebentar Sapu tanganku ketinggalan di dalam kamar."
Co Hiong lari dan masuk kembali ke dalam kamar
Meskipun Bee Kun Bu menaruh curiga akan gerak-geriknya
Co Hiong, akan tetapi ia tak dapat mengetahui maksud Co
Hiong yang sebenarnya. Tak lama kemudian, Co Hiong keluar dari dalam kamar
dan menarik tangannya Bee Kun Bu untuk lekas-lekas berlalu.
Mereka berjalan belum jauh, terdengar Lie Ceng Loan
memanggil: "Bu Koko kau berdua hendak pergi ke mana" Aku
turuti Bee Kun Bu menoleh ke belakang dan menjawab: "Aku
dan Co Hiong angin pergi menengoki seseorang, dan segera
akan kembali Kau jangan ikut!"
Tetapi Lie Ceng Loan sudah datang mengejar, dan ia
berkata: "Bu Koko, kau baru saja sembuh, Jika kau menjadi
letih, aku boleh menggendong kau pulang!
Co Hiong berkata sambil tersenyum: "Kau jangan khawatir
Jika dia letih, aku akan gendong dia!"
Lie Ceng Loan ingin berkata lagi, akan tetapi ia
membatalkan maksudnya. Bee Kun Bu menegur: "Mengapa kau tidak menjawab?"
"Jika aku menjawab, aku khawatir akan menyinggung Bu
Koko," jawab Lie Ceng Loan.
"Hm!" kata Bee Kun Bu, "Aku mengerti, kau ingin
mengatakan sesuatu kepadaku, tetapi di hadapan Co Hiong
kau malu mengucapkannya, Sudahlah."
Lalu Lie Ceng Loan lari kembali dan Bee Kun Bu mengikuti
Co Hiong berjalan terus. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah mereka keluar dari lembah dan tiba di suatu
tikungan, tiba-tiba Pang Siu Wie loncat keluar dari belakang
satu batu besar Mereka terkejut, dan berhenti sambil
menegur: "Siapa...?"
Baru saja Co Hiong ingin menyerang, Bee Kun Bu
menahan sambil berkata: "Co-heng, tahan! Dia adalah kawan
kita!" Ketika Bee Kun Bu berada di puncak Ngo Houw Leng di
pegunungan Ngo Bi San, ia pernah menyaksikan Pang Siu
Wie dan Lie Ceng Loan bersama-sama menahan seranganserangan musuh, ia masih ingat karena mukanya Pang Siu
Wie sangat je!ek. Co Hiong terpaksa tidak menyerang, dan Pang Siu Wie
memperoleh kesempatan untuk mengambil kantong pasir
beracunnya, dan berdiri mengawasi Co Hiong. Sambil
menghadapi Bee Kun Bu, ia berkata: "Bee Siang-kong, lebih
baik kau kembali lagi dan beristirahat karena kau baru saja
sembuh, Orang ini mengajak Siangkong keluar dengan
maksud yang busuk!" Bee Kun Bu mengerutkan kening seolah-olah berpikir
tetapi Pang Siu Wie segera meneruskan sambil tersenyum:
"Bee Siangkong jangan menaruh curiga terhadapku Aku
datang atas perintah Pek Siocia dan aku telah menunggu di
sini agak lama." Co Hiong merasa tersinggung, ia berkata: "Aku adalah
kawan karibnya Bee-heng, kau tak perlu turut campur urusan
kami berdua..." Pang Siu Wie, yang sudah diberitahukan oleh Pek Yun Hui
bahwa Co Hiong yang busuk itu memiliki ilmu silat tinggi, lalu
mundur dua langkah, dan sambil memegang kantong pasir
beracunnya, ia mengancam: "Jika kau berani maju satu tindak
lagi, kau akan rasai pasir beracunku ini!"
Co Hiong telah melihat kelincahan wanita yang jelek itu,
dan dengan kantong pasir beracun di dalam tangan, wanita itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
merupakan lawan yang berbahaya baginya, ia yakin ia tak
mudah menghindarkan pasir beracun lawannya jika ia
disambit Lalu dengan akal bulus ia menoleh ke belakang dan
berkata kepada Bee Kun Bu,"Bee-heng, kau lekas-lekas
kembali ke kamarmu, Kita berpisah di sini!"
"Tidak," jawab Bee Kun Bu, "Aku harus tengok Liong Suci!"
sambil mundur lagi tiga langkah, Pang Siu Wie berkata: "Bee
Siangkong, harap lekas-lekas mundur Dia bermaksud busuk!"
Maksud keji Co Hiong tak tereapai ia berlagak tertawa dan
mengawasi Bee Kun Bu, lalu berkata: "Co-heng ini adalah
kawanku, Aku minta Siocia memandang aku, dan kasih kami
lewat." Bee Kun Bu menjadi gusar, dan ia membentak: "Mengapa
aku diperlakukan seperti anak kecil"!" Tapi kemudian ia
berpikir: "Pek Siocia senantiasa menjagai aku, Tindakan yang
dia ambil tentu ada manfaatnya bagiku, jika tidak ada
rintangan, dia tak akan menyuruh wanita jelek ini mencegat
aku.,." Tiba-tiba Co Hiong tertawa gelak-gelak dan berkata:
"Bee-heng, waktu ini sangat berharga, jika kita terus
menerus menarik urat disini, kita tak akan dapat menjumpai
Liong Sucimu, Ayo kita menerjang saja, dan kemudian
menjelaskan tindakan ini kepada Pek Siocia..." Belum lagi
habis ucapannya, ia telah meloncat ke depan untuk
menyerang Pang Siu Wie dengan jurus Ouw Liong Tiong Tian
atau Naga Hitam Melonjak ke langit
Tapi Pang Siu Wie bukannya anak kemarin dulu, ia
mengegos secepat kilat, lalu meloncat ke samping, ia menjerit
"Bee Siangkong, aku minta kau minggir agar aku dapat
menghajar manusia keji ini dengan leluasa!"
Co Hiong lekas-lekas pegangi tangannya Bee Kun Bu agar
tidak terpisah, dan mengirim lagi tiga jotosan bertubi-tubi untuk
membuka jalan, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan demikian Co Hiong dapat membuka jalan, dan ia
lari sambil menyeret Bee Kun Bu. Pang Siu Wie mengejar,
tetapi ia ditahan oleh suaranya Pek Yun Hui yang mendatangi:
"Jangan kejar! Lekas-lekas kembali Kini di sekitar puncak
Pek Yun Siat telah bersembunyi banyak musuh, Bangauku
telah dipukul luka oleh orang, dia tak dapat terbang lagi untuk
melakukan pengintaian. Na Siocia dan Lie siocia belum
berpengalaman Tan Pao dan Siong Yun aku telah suruh
keluar membantui. Co Hiong itu tinggi sekali ilmu silat nya, kau
tak dapat me-lawannya, Biarlah aku yang mengintai gerakgeriknya."
Baru saja Pang Siu Wie hendak menjawabnya, Pek Yun
Hui telah loncat lagi entah kemana.
Melihat cara Pek Yun Hui meloncat, Pang Siu Wie sangat
kagum. ia simpan kantong pasir beracunnya dan jalan kembali
ke goa. Sambil menyeret Bee Kun Bu, Co Hiong berlari-lari sampai
lima Iie. Kemudian ia berjalan dan berkata sambil tersenyum:
"Bee-heng, harap kau maafkan karena aku
Sambil lari Co Hiong menyeret Bee Kun Bu.
menyeret-nyeret kau. Jika aku tidak menerjang, mungkin
kita masih juga tak dapat lewat."
Bee Kun Bu telah merasa bahwa ilmu silatnya Co Hiong
jauh lebih maju daripada dulu iapun merasa heran, tetapi ia
sungkan menanya, ia hanya mengangguk dan berkata: Tentu
saja aku tak dapat mempersalahkan Co-Heng. Aku pun ingin
lekas-lekas ke sebuah Liong Suciku!"
Sambil menunjuk ke sebuah pohon cemara yang tumbuh
diatas sebuah puncak, Co Hiong berkata: "Dia sedang
bersembunyi diatas puncak itu. Ayo kita lari lagi!"
Lalu dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh
mendaki lereng gunung menuju ke atas puncak, Bee Kun Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang baru saja sembuh dari lukanya segera menjadi letih, dan
terpaksa mereka berjalan lagi.
Ketika mereka tiba didekat sekelompok semak-semak Co
Hiong berhenti, karena ia melihat ada sesuatu didalam semak
belukar itu. Mereka menghampiri dan betul saja di dalam
semak itu ada seorang laki-laki yang bertubuh tinggi besar dan
bersenjata golok sedang bertiarap.
Co Hiong mengenali bahwa orang itu adalah orangnya
partai Thian Liong. ia loncat dan menyentuh orang itu dengan
kaki kanannya, Tetapi ketika orang itu terbalik, ia menjadi
terperanjat karena orang itu sudah menjadi mayat!
Bee Kun Bu juga melihat bahwa orang itu terluka, tetapi
dari tubuhnya atau mulut dan hidungnya tidak kelihatan darah,
Orang itu terbunuh karena bukan senjata tajam, akan tetapi
dengan tenaga dalam lawannya!
Co Hiong memeriksa lagi sebentaran, lalu menendang
kembali mayat itu ke dalam semak Sambil berpaling kepada
Bee Kun Bu ia berkata: "Dia terbunuh oleh lawan yang
memiliki tenaga dalam yang luar biasa tingginya, Coba lihat,
diluar tidak kelihatan bekas-bekas pukulan atau darah."
"Guruku pernah mengatakan bahwa, jika orang terluka
sehingga tewas, tetapi tidak kelihatan bekas-bekas pukulan
atau darah, dia tentu dibunuh mati oleh ilmu pukulan Bian
Ciang (Pukulan kapas). Jago silat yang memiliki Bian Ciang itu
tentu adalah seorang jago silat yang tinggi sekali ilmu silatnya,
Mungkin dewasa ini telah datang banyak jago-jago silat ke
puncak Pek Yun Siat?" kata Bee Kun Bu. Lalu ia memandang
matanya ke sekitarnya, Diantara jago-jago silat dari kesembilan partai yang
terkenal dika)angan Bu Lim memang banyak yang memiliki
ilmu tinju Bian Ciang. sebetulnya ilmu itu tidak berlainan
daripada ilmu Judo, Misalnya ilmu tinju Im Kong Ciang (tinju
angin puyuh) dari partai silat Kong Tong, ilmu tinju Ciok Yap
Ciang (tinju sabetan bambu) dari partai silat Hua San dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebagainya, Semuanya dapat memukul mati lawan tanpa
bekas! Lalu mereka meneruskan perjalanannya, Tidak lama
kemudian mereka tiba diatas puncak dimana tumbuh banyak
pohon disamping pohon cemara yang tinggi besar Baru saja
Co Hiong ingin mendaki satu goa batu, ia mendengar suara
benda beradu, dan ia berhenti Bee Kun Bu yang baru sembuh
tidak mendengar suara itu. ia hanya mengawasi keadaan
sekitarnya, dan ia tertegun ketika melihat dua mayat
tergantung di cabang pohong ter-ombang-ambing dihembus
angin! Tiba-tiba Co Hiong meloncat ke atas untuk menjambret
kedua mayat yang tergantung di cabang pohon itu. Hanya
terlihat ia menjambret dan memeluk satu mayat dengan
tangan kirinya, dan melempar ke bawah mayat yang lain
dengan tangan kanannya sambil berseru: "Bee-heng,
sanggapi mayat ini, jangan sampai dia jatuh hancur!"
Bee Kun Bu berhasil menyanggapi mayat yang
dilemparkan itu, dan ia melihat bahwa kedua matanya mayat
itu mencelot keluar, dan lidahnyapun melelet keluar Terang
sekali orang itu telah menggantung diri! Setelah melepaskan
mayat yang dipeluknya Co Hiong menghampiri Bee Kun Bu. ia
berkata: "Dia telah ditotok jalan darahnya, lalu digantung di
atas, Setelah itu baru dibebaskan totokannya, kelihatannya dia
seperti juga menggantung diri. Hm! Orang yang melakukan ini
pandai betuI! "Menurut pendapat Co-heng, mereka ini sudah mati belum
lama... "Belum lama," jawab Co Hiong, "Aku yakin di sekitar
puncak Pek Yun Siat ini segera akan terbit pertempuran yang
dahsyat Mungkin juga kita sekarang telah dikurung oleh
musuh! Ayo kita lekas-lekas berlalu, Liong Sucimu sedang
menantikan kau!" Bee Kun Bu hanya menurut saja dan berjalan dibelakangnya Co Hiong, Daerah dimana mereka berada sangat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lebat dengan rumput dan pohon-pohon. Tetapi di atas puncak
terlihat daerah yang tandus seluas beberapa depa persegi, Co
Hiong membungkukkan tubuh dan menjemput tanah merah.
Merah, ia mencium-ciumnya lalu berjalan terus.
Setelah berjalan beberapa langkah lagi. Co Hiong berkata
kepada Bee Kun Bu: "Segera kita akan menjumpai Liong
Sucimu." Ketika itu Bee Kun Bu melihat sebuah kolam kecil, dan ia
berkata: "Co-heng, mari kita berhenti sebentar untuk mencuci
muka di kolam itu." "Kolam ini dalam sekali, kita harus dapat loncat
menyebranginya." lalu dengan enteng sekali Co Hiong
meloncati kolam yang kecil itu.
Bee Kun Bu merasa kagum melihat ilmu meringankan
tubuhnya Co Hiong yang meloncat dengan ilmu It Hok Ciong
Thian atau Bangau Sakti Melonjak ke langit iapun
menggunakan ilmu Hui Yan Liu Po atau Burung Walet
Menyeberangi Ombak, dan dengan satu loncatan yang indah
ia berhasil loncat menyeberangi kolam kecil itu,
Tiba-tiba Co Hiong membentak: "Siapakah yang berani
menyerang aku dengan curang?" Lalu ia berbisik kepada Bee
Kun Bu: "Bee-heng! Kita sedang diintai oleh musuh! Mari,
lekas-lekas berlalu!" lalu iapun berlari ke depan.
Setelah mereka berlari-lari dan telah melewati beberapa
pengkolan, mereka tiba di sebidang tegalan rum-put, dan di
ujung tegalan rumput itu terlihat satu jalanan sempit di antara
dua lereng gunung yang curam, Mereka lari masuk ke jalan
kecil itu sampai kesatu batu karang, Tiba-tiba Co Hiong
meloncati batu karang itu, dan ketika Bee Kun Bu menyusup
Co Hiong sudah tak tampak lagi.
Dibalik batu karang yang besar itu terdapat satu mulut goa
yang tingginya lebih kurang tiga kaki, Co Hiong tentu telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
masuk ke dalam goa itu, pikir Bee Kun Bu. Maka iapun
berjalan masuk ke dalam goa itu,
Co Hiong yang telah pergi menemui Bee Kun Bu di puncak
Pek Yun Siat telah lupa membawa senjata,
Di dalam goa itu sangat gelap, dan jalannya sukar
ditempuh Dengan pengalaman nya, akhirnya Bee Kun Bu
berhasil menembusi jalan goa itu dan keluar lagi ke tempat
yang terang, Disitu ia menyaksikan Co Hiong sedang berdiri
sambil memegangi lingkaran-lingkaran emasnya seolah-olah
penuh dengan pikiran. Melihat sikapnya Co Hiong itu, Bee Kun Bu berpikir: "Goa
ini adalah suatu tempat persembunyian yang baik sekali, jika
mulut goa tadi ditutupi dengan semak-semak siapapun tak
dapat mencari tempat persembunyian ini. Tetapi apakah yang
sedang dipikiri Co Hiong itu" Bukankah aku diajak untuk
melihat Liong Suciku" Ah, setelah aku terluka dan tak sadar
hampir satu bulan, aku telah menjadi tolol!"
Ia ingin menegur Co Hiong, tetapi ia tak berani, karena
dengan wataknya yang luhur dan agung, ia senantiasa tak
suka menyinggung orang lain. ia lebih suka berkorban
daripada menyusahkan orang lain.
-ooo0oooBee Kun Bu disangka mencuri Kui Goan Pit Cek
Sebetulnya ujung daripada goa itu bukannya satu lembah,
tetapi sebidang tanah yang luasnya hanya lima depa persegi
dan dikitari oleh lereng gunung yang curam,
Bee Kun Bu menghampiri Co Hiong dan menanya: "Coheng, Liong Suciku ada dimana?"
"Setelah aku mengantar dia sampai disini, aku segera
pergi mencari kau. Aku berjanji bertemu disini..." jawab Co
Hiong, Dengan terperanjat Bee Kun Bu berseru: "Mengapa dia
tidak ada disini?", KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mungkin dia telah tak sabar menunggu." jawab Co Hiong,
Bee Kun Bu masuk kembali ke dalam goa dan memeriksa
satu kamar dari batu di dalam goa itu, tetapi ia hanya melihat
rumput-rumput kering digunakan sebagai tempat tidur,
seorang-o!ah baru saja ditiduri...
Dari luar Co Hiong berkata: "Mungkin dia telah menunggu
terlampau lama, Karena merasa lapar, dia keluar mencari
makanan, Ayo kita bersama-sama mencari dia!
Setelah melihat tiga mayat, Bee Kun Bu menjadi khawatir
akan keselamatannya Liong Giok Pin, Atas ajakan nya Co
Hiong untuk pergi mencari, ia lekas - lekas keluar dari kamar
goa itu, "Aku telah pesan dia untuk menunggu kedatangan kita
disini, Jika dia tidak keluar mencari makanan, mungkin dia
pergi ke puncak Pek Yun Siat mencari kita." kata Co Hiong,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku khawatir dia menjumpai rintangan..." kata Bee Kun
Bu, "Harap Bee-heng jangan terlampau khawatir," berkata Co
Hiong, "Dengan ilmu silatnya, aku yakin dia dapat menjaga diri
Meskipun harus melawan seorang jago silat, dia masih dapat
meninggalkan tanda-tanda, Coba lihat keadaan disni,
bukankah tidak ada yang mencurigakan kita?"
Bee Kun Bu tersenyum dan berkata: "Aku terlampau
khawatir akan keselamatannya, Lagipula aku ada sedikit
omongan yang hendak diucapkan kepadamu,.,"
"Apakah itu" Sebutlah!" kata Co Hiong,
Setelah menarik napas, Bee Kun Bu memulai: "Sebetulnya
Liong Suciku itu sangat disayang oleh Susiokku, tetapi
mengapa ia berani melanggar peraturan partai silat kami dan
melarikan diri" Co-heng yang telah menyertai dia tentu telah
diberitahukan sebabnya mengapa dia melarikan diri,
sebetulnya aku tak seharusnya mengatakan ini, karena sama
juga menegur Co-heng..."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong terperanjat, tapi ia masih dapat terus
bersandiwara, Dengan tenang ia berkata: "Apakah Bee-heng
mencurigai aku yang membujuk dia kabur?"
Sambil menundukkan kepala Bee Kun Bu menjawab:
"Meskipun aku mempunyai anggapan demikian, akupun tak
dapat mempersalahkan Co-heng. Dia telah dididik semenjak
kecil, dan ia harus mentaati peraturan partai silat Kun Lun!"
"Dengan demikian, Bee-heng pun mungkin sangat benci
terhadap perbuatannya itu?" tanya Co Hiong,
Tidak! Meskipun aku tidak sudi melihat dia berbuat
demikian, tetapi aku tidak membenci Bahkan aku akan
berusaha minta Susiok mengampuni kepadanya." kata Bee
Kun Bu, "Aku hanya khawatir aku tak berhasil Aku berniat
minta Pek Susiokku agar supaya memberi ampun kepada
Liong Suciku." "Tetapi dalam soal ini kau harus tanya dia dulu, apakah dia
mau kembali ke partai Kun Lun." kata Co Hiong, "Jika dia tidak
ingin kembali, siapapun tak dapat memaksanya!"
Ucapan itu mengejutkan Bee Kun Bu. ia mulai insyaf
bahwa Co Hiong tak menghiraukan keselamatannya Liong
Giok Pin. ia tidak bicara lagi, tetapi Co Hiong meneruskan:
"Selama aku menyertai dia, aku yakin aku tak berbuat sesuatu
yang dapat dipersalahkan!"
sebetulnya Bee Kun Bu ingin menanya dengan maksud
apa Co Hiong datang ke puncak Pek Yun Siat, akan tetapi
setelah ia mulai melihat kebusukannya, ia batalkan
maksudnya untuk menanya, ia hanya berkata: "Marilah kita
pergi mencari Liong Giok Pin..."
Baru saja ucapannya selesai, mereka mendengar suara
tindakan kaki orang. Co Hiong berbisik: "Lekas-lekas
bersembunyi di dalam kamar batu!" lalu dengan membetot
Bee Kun Bu ia meloncat masuk ke dalam kamar
Baru saja mereka bersembunyi orang itu telah masuk ke
dalam goa. Orang itu berjubah, janggutnya putih dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bersenjatakan toya bambu, Dia adalah Tu Wee Seng,
pemimpin partai silat Hua San.
Dibelakangnya tampak seorang pendeta, berusia lebih
kurang lima puluh tahun, janggutnya hitam dan bersenjata
pedang, Terdengar Tu Wee Seng berkata sambil tertawa: "Tojin
datang diwaktu yang tepat Aku telah bermufakat dengan
pemimpin partai silat Siat San. jika Tojin pun mufakat, maka
tenaga kita akan lebih kuat daripada partai silat Thian Liong,
Kita tak peduli apakah berita tentang kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek itu betul atau bohong, kita dapat menggunakan
kesempatan ini membinasakan orang-orang yang dikirim oleh
partai Thian Liong."
Si tojin menjawab: "Pendapat Tu Heng aku setuju, Di
dalam beberapa tahun ini, partai silat Thian Liong senantiasa
meluaskan pengaruhnya dan mendirikan ca-bang-cabang
hampir disemua tempat Rupanya mereka ingin menyapu
bersih partai-partai silat lainnya, dan menjagoi di kalangan Bu
Lim. Akupun telah mendengar bahwa pemimpinnya, Souw
Peng Hai siap mengundang jago-jago silat dari kesembilan
partai datang ke markas besarnya di sebelah utara propinsi
Kwiciu untuk mengadu silat Aku telah tinggal terpencil selama
dua puluh tahun, aku tak sangka selama itu telah terjadi
perubahan sebesar ini."
Sambil tertawa Tu Wee Seng berkata: "Tentang niatan
mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai mengadu
silat pedang, akupun telah mendengarnya, karena para
pemimpin cabang partai Thian Liong itu selalu
mempropagandakan soal tersebut Aku yakin tiap-tiap jago
silat yang aktif di kalangan Kang-ouw sudah mengetahuinya."
Mereka bereakap-cakap sambil berjalan dan segera
berada di mulut kamar batu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kamar yang kecil itu tak ada tempat untuk bersembunyi
Bee Kun Bu melihat bahwa Co Hiong sedang mengumpulkan
tenaga dalamnya siap sedia bertempur Bee Kun Bu pun
menuruti kawannya mengumpulkan tenaga dalam.
Tiba-tiba terdengar Tu Wee Seng menegur dengan suara
yang keras: "Siapa disitu?" dan teguran itu disambut dengan
suara tertawa gelak-gelak.
Tu Wee Seng pun tertawa terbahak-bahak sambil berkata:
"Ha! Ha! Teng-heng datang tepat! Aku memperkenalkan Tengheng kepada kawan karibku!"
Ketika itu Bee Kun Bu dan Co Hiong berdiri merapat di
tembok kamar batu, mereka tak dapat melihat mukanya ketiga
orang diluar itu. Tapt" mereka dapat mengetahui siapa mereka
itu dengan mendengarkan per-ca kapan nya.
Terdengar Teng Lee berseru sambil tersenyum: "To-jin ini
apakah bukannya pemimpin dari partai silat Tiam Cong yang
terkenal sebagai Poan Thian Yen Hia Totiang (Pendeta yang
dapat membalikkan langit)?"
Si tojin tertawa "Janganlah terlampau memuji Aku bernama
Hia Yun Hong, tetapi kawan-kawan di kalangan Bu Lim
menjuluki aku Poan Thian Yen. Apakah aku diperkenalkan
dengan saudara Teng Lee dari partai Siat San dengan julukan
Pek I Shin Kun (Dewa baju putih)?" kata tojin itu.
Teng Lee juga menjawab sambil tersenyum: "BetuI, dan
kita adalah kawan karib, bukankah?"
"Ha! Ha! Ha!" kata Tu Wee Seng sambil tertawa,
"Mengapa masing-masing merendahkan diri, Hia Totiang
jarang berkelana di kalangan Kang-ouw semenjak memimpin
partai silat Tiam Cong, Teng-heng juga jarang berkecimpung
disebelah selatan dari sungai Yo-ciu. Te-tapi kali ini kita
beruntung dapat berkumpul Sayang di tempat yang terpencil
ini, kita tak dapat merayakan pertemuan ini!"
Hia Yun Hong berkata: "Aku sangat berterima kasih atas
pelayanan Tu-heng. Aku dapat ke propinsi Ciatkiang kali ini
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
karena aku mendapat kabar bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek dapat mengajar kita banyak ilmu-ilmu silat yang ajaib,
Dan perlu untuk membikin perhitungan dengan Souw Peng
Hai yang telah membikin malu kedua Sutee-ku!"
"Aku tak bermaksud memuji ilmu silatnya para jago dari
partai.Thian Liong, Hia tojin dengan ilmu silat yang tinggi
mungkin juga sukar menoblosi penjagaannya partai Thian
Liong. Disamping orang-orangnya dengan bendera-bendera
merah, kuning, biru, putih dan hitam adalah orang-orang yang
sangat dimalui di kalangan Kang-ouw. Jika Hia tojin datang
sendiri menggempur mereka, sama juga masuk ke dalam goa
macan. Selama hampir sepuluh tahun, partai silat Thian Liong
berusaha menggempur dan membasmi kesembilan partai silat
yang terkenal di kalangan Kang-ouw pada dewasa ini. Jika Hia
tojin masih juga berkeras seorang diri pergi menggempur
mereka, berarti musuhnya partai Thian Liong berkurang satu,
karena aku yakin Hia lojin akan terbunuh." kata Tu Wee Seng,
Pendapat Tu-heng tepat dengan pendapatku, dan aku
minta Hia tojin mempertimbangkan." menyambung Teng Lee.
Hia Yen Hong berpikir sejenak, lalu ia menanyai "Menurut
pendapat Tu-heng, aku harus bertindak bagaimana?"
Dengan perasaan puas Tu Wee Seng berkata: "Partai
Thian Liong selalu bermusuhan terhadap kita, dan tipu
muslihat mereka itu lihay, Mereka berusaha memecah belah
partai-partai lain, dan kita tak dapat memperingatkan mereka
dengan peraturan-peraturan Bu Lim..." ia berhenti sejenak,
dan rupanya tak ingin meneruskan.
"Apakah Tu Heng ada sesuatu yang sukar diucapkan ?"
mendesak Hia Yen Hong, Tu Wee Seng tersenyum dan berkata: "Aku telah
berunding dengan Teng-heng. Untuk menghadapi partai silat
Tian Liong, kita tak usah menghiraukan peraturan Kang-ouw.
Maka kita telah menggunakan kesempatan ini untuk
membinasakan semua orang-orang yang dikirim ke
pegunungan Koateong San oleh partai Thian Liong!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hia Yen Hong terperanjat mendengar penjelasan itu, dan
ia menanya Teng Lee: "Bagaimana pendapat Teng-heng?"
Teng Lee menjadi cemas ditanyakan pendapatnya, tetapi
sambil menyengir ia menjawab: "Aku sudah lama tinggal
bertapa di puncak Cui-kiat-hong, dan jarang datang ke tanah
datar Aku sendiri belum mempunyai keputusan Aku hanya
turut saja, Mungkin Hia tojin mempunyai pendapat lain?"
"Selama dua puluh tahun aku tidak pernah berlari dari
pegunungan Tiam Cong, oleh karenanya, aku asing terhadap
perubahan-perubahan di kalangan Kang-ouw pada dewasa
ini. Aku hanya nurut pendapat kedua sau-dara." kata Hia Yen
Hong, Harus diketahui bahwa mereka ketiga-tiganya adalah
pemimpin partai silat yang terkenal, dan masing-masing
sungkan menyatakan maksudnya untuk menganiaya seorang
lawan Dalam hatinya Teng Lee dan Hia Yen Hon^ setuju akan
maksudnya Tu Wee Seng untuk membunuh mati semua
orang-orangnya partai Thian Liong yang dikirim ke
pegunungan Koat Cong San. Dan Tu Wee Seng sudah dapat
baca isi hati kedua pemimpin itu, Dalam hatinya ia berkata:
"Hm! Kalian berlagak menjadi orang yang luhur, sebetulnya
kalian pun sama busuknya seperti aku!"
Namun ia berkata sambil tersenyum "Karena kedua
saudara baru saja keluar dari tempat pertapaan, karenanya
menjadi asing terhadap perubahan-perubahan di kalangan
Kang-ouw pada dewasa ini, maka segala tindakan yang kita
akan ambil untuk menghadapi partai Thian Liong dapat
diserahkan kepadaku."
"Betul!" berkata Teng Lee dan Hia Yen Hong berbarengan
"Jadinya kedua saudara pun setuju kita membunuh mati
orang-orangnya partai Thian Liong yang dikirim ke
pegunungan Koat Cong San ini?" Tu Wee Seng menegasi,
"Betul! Kami setuju siasat ilu!" jawab Teng Lee dan Hia
Yen Hong, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Tu Wee Seng menjelaskan siasatnya: "Menurut
pendapatku partai Thian Liong telah menyebarkan orangorangnya di sekitar puncak Pek Yun Siat, tetapi sehingga kini
mereka belum bergerak Dugaku mereka menunggu
datangnya Souw Peng Hai dan pemimpin-pemimpin me-reka.
jejakku telah diketahui oleh mereka, Oleh karena itu, aku
terpaksa membinasakan beberapa orang-orangnya partai
Thian Liong!" "Orang-orangnya partaiThian Liongbanyak sekali." kata
Teng Lee, "Jika hanya beberapa orang terbunuh, kita masih
juga menjumpai rintangan!"
"Justru itulah yang aku sedang pikirkan!" kata Tu Wee
Seng, "karena mereka berjumlah banyak, kita selalu
terbelakang, Kita harus mencari daya untuk mendahului
mereka dengan jalan membunuh orang-orangnya yang
disebar untuk menjadi mata dan kuping-kuping peminv pinpemimpin partai Thian Liong, Jika kita berhasil dalam usaha
ini, kita sudah dapat mendahului pemimpin-pemimpin partai
Thian Liong!" Sambil tertawa Hia Yen hong berkata: "Bagus! Bagus!
Siasat itu bagus!" Tu Wee Seng meneruskan: "Dan setelah membunuh mati
orang-orangnya, dengan menggabungkan ketiga partai kita,
kita membasmi pemimpin-pemimpinnya...!"
Teng Lee memotong pembicaraan "Pendapat Tu Heng
meskipun bagus, tetapi kita harus ingat bahwa pemimpinpemimpin partai Thian Liong bukannya anak kemarin dulu,
Disamping memiliki ilmu silat yang tinggi, mereka semua
berotaL Maka kita harus merancangkan dengan teliti
sebelumnya kita laksanakan siasat itu!"
Tu Wee Seng tertawa dan berkata: "Cara Teng Heng
berlainan daripada caraku, Jika kita dapat menjumpai
pemimpin-pemimpinnya itu di satu lempat, kita sukar melawan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mereka semua.,., Dan aku akan berusaha memencarkan
pemimpin-pemimpin itu. Dalam usaha ini aku perlu bantuan
Hia Tojin." "Sebut saja apa yang aku harus lakukan," kata Hia Yen
Hong. Tu Wee Seng menanyai "Bagaimana pendapat kedua
saudara tentang tempat kita yang sekarang ini?"
Teng Lee mengawasi keadaan di sekitarnya sebelumnya
menyahut: "Tempat bersembunyi ini baik sekali!
Lalu Tu Wee Seng menjelaskan siasatnya: "Aku ingin
menggabungkan tenaga dari ketiga partai silat kita untuk
bersembunyi di dalam kamar batu itu. Kemudian kita pasang
umpan agar pemimpin-pemimpin partai Thian Liong terpencar
lalu Teng-heng dan Hia tojin berlagak bertempur merebut
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek supaya dilihat oleh orangorangnya partai Thian Liong...."
"Siasat yang bagus!" kata Hia Yen Hong, "Pemimpinpemimpin partai Thian Liong setelah mengetahui tentang
perebutan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek tentu datang memburu
secepat mungkin, dan mereka tak berkesempatan berunding
lagi,., Tetapi manakah umpannya ?"
Dari dalam sakunya Tu Wee Seng keluarkan beberapa
kitab yang pada kulitnya tertulis dengan nyata empat huruf
"KUI GOAN PIT CEK," dan kitab-kitab tersebut ditaruh di
dalam sebuah kotak dari batu Giok, Lalu ia berkata: "Hia Tojin
khawatir tidak ada umpannya. inilah umpannya!" ia
mempertunjukkan kotak batu Giok ini kepada Hia Yen Hong.
Meskipun mereka mengetahui bahwa kitab-kitab itu adalah
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, akan tetapi mereka


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tertarik juga oleh nama kitab-kitab itu yang banyak jago-jago
silat ingin memilikinya, "Pada tahun yang lalu, dengan kepala mata sendiri aku
telah melihat Hian Ceng Tojin dari partai Kun Lun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memperlihatkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, Aku
juga sengaja membuat kitab-kitab yang palsu ini." kata Tu
Wee Seng sambil dengan toya kayunya ia membalik-balikkan
lembarannya. Lembaran pertama menuturkan ilmu silat Tai Ki Kian, Tu
Wee Seng berkata: "Meskipun kitab-kitab ini palsu, akan tetapi
kitab-kitab ini didapatkan oleh orang yang gemar akan ilmu
silat, kitab-kitab ini pasti bermanfaat Hanya jika jatuh di tangan
Hia-heng dan Teng-heng, kitab-kitab ini sudah tentu tiada
gunanya!" Lalu ia terus membalik-balikkan lembaran-lembaran
kitab-kitab itu. Sambil tertawa Hia Yen Hong berkata: "Meskipun kitabkitab ini palsu, tetapi rupanya telah tereatat banyak jurus-jurus
ilmu silat yang baik, Siapa tahu kelak beberapa puluh tahun
kemudian, kitab-kitab ini akan juga dibuat perebutan oleh para
jago silat angkatan muda" Ha! Ha! Ha!"
Teng Lee pun tertawa, ia berkata: "Kata-kata Hia-heng
betuL Rupanya Tu-heng telah menggunakan banyak waktu
untuk mengarang kitab-kitab tentang ilmu silat ini."
Tapi semua jurus-jurus ini adalah jurus-jurus biasa saja."
jawab Tu Wee Seng, merendahkan diri,
Teng Lee lalu berkata: "Siasat ini betul baik, tapi jika
orang-orangnya partai Thian Liong mengetahui bahwa kitabkitab ini palsu, mereka tentu mengumpulkan orang-orangnya
untuk mengejar dan menghajar kita, Lagi pula, jika kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek yang tulen betul berada di dalam
pegunungan Koat Cong San, mereka pasti telah memasang
jaring yang rapat agar orang tak dapat masuk atau meloloskan
diri!" "Kata-kata Teng-heng beralasan Kita bertempur untuk
merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang palsu, sedangkan
orang yang bertempur merebut kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
yang tuIen, Bila demikian halnya, bukanlah kita berkorban
untuk cuma-cuma saja?" menyambungkan Hia Tojin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tentang ini akupun telah pikir-kan." kata Tu Wee Seng,
"Oleh karena itu, aku minta Hia-heng dan Teng-heng
membantu Jika ketiga partai silat kita bergabung, partai silat
yang manakah dapat menggempur kita" Selainnya partai
Thian Liong yang masih juga dapat melawan, aku yakin tak
ada partai silat lainnya berani menggempur kita, Misalnya,
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek betul-betul ada di pegunungan
ini, dengan ketiga partai kita yang bergabung, Kita dapat
merebut kitab-kitab tersebut.
Sambil menundukkan kepala dan menarik napas, Teng
Lee berkata: "Aku hanya khawatir jika siasat kita ini gagal, dan
kita tak dapat melawan orang-orangnya partai Thian Liong,
kita semuanya akan menderita luka parah atau binasa!"
Tu Wee Seng tertawa bahak-bahak dan menghibur "Tengheng, jangan khawatir Aku telah merancangkan bahwa jika
kita menggempur orang-orangnya partai Thian Liong yang
terpencar, kita pasti dapat menaklukkan mereka, Jika mereka
semuanya datang menggempur kita berbarengan kita bakar
gunung ini agar semuanya binasa!"
Bee Kun Bu dan Co Hiong yang mencuri dengar
pereakapan mereka kemudian tak dapat mendengar lagi
karena mereka mulai bicara dengan bisik-bisik, Lalu terdengar
terang Tu Wee Seng berseru: "Baiklah! Kita laksanakan siasat
itu, Aku hanya membikin Teng-heng banyak susah!"
Tidak, tidak," kata Teng Lee, Teng-heng dan Hia Tojin
sangat baik hati terhadapku, dan aku merasa terhormat dapat
memberi bantuan." Setelah mereka dapat kesetujuan satu sama lain,
ketiganya mereka lalu keluar dari goa itu,
Sejenak kemudian, Co Hiong berjalan keluar per-lahanlahan dan menyelidiki keadaan diluar kamar batu, Setelah
yakin ketiga orang itu sudah berlatu, ia keluar dari kamar,
diikuti oleh Bee Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil mengerutkan keningnya Bee Kun Bu menanyai
"Co-heng, mereka membicarakan tentang partai silat Thian
Liongmu...." "Hm! Apakah Bee Heng mencurigai aku dikirim oleh partai
Thian Liong untuk mengambil kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"
kata Co Hiong. "Sama sekali tidak." jawab Bee Kun Bu. "Tetapi mengapa
partai silat Thian Liong mengirim banyak orang ke
pegunungan Koat Cong San ini?"
"Menurut pereakapan mereka tadi rupanya partai Thian
Liongku telah mengirim orang ke puncak Pek Yun Siat ini,"
kata Co Hiong seorang diri.
"Apakah Co-heng tak tahu menahu?" tanya Bee Kun Bu.
"Aku datang dari jauh terutama untuk menengoki kau,"
jawabnya Co Hiong dengan tenang.
Bee Kun Bu menjadi merah mukanya dan ia berkata: "Aku
berterima kasih atas perhatianmu ini. Tetapi akupun heran
mengapa Co Heng mengetahui aku dibawa ke puncak Pek
Yun Siat?" Sambil tersenyum Co Hiong berkata: "Kami dari partai silat
Thian Liong mempunyai banyak "kampungdan mata",
jangankan jejak Bee Heng, jejak dari tiap-tiap pemimpin partai
silat pun diketahui oleh kami!"
Meski hatinya Bee Kun Bu mereda, tetapi ia masih juga
menaruh curiga terhadap Co Hiong. ia tak menanya Iagi.
Kemudian Co Hiong berkata lagi: "Ketiga orang itu adalah
jago-jago silat yang lihai dan sebagai pemimpin-pemimpin
mereka tak akan sembarangan omong, Jika mereka katakan
orang-orang partai Thian Liong telah disebar di pegunungan
ini aku yakin dan pereaya akan kebenarannya, Aku sebagai
salah satu pemimpin partai Tian Liong tak dapat tinggal diam.
Bee-heng adalah orang diluar partai Thian Liong. Lebih baik
Bee-heng kembali ke Pek Yun Siat, dan jangan turut campur."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Co-heng yang tak menghiraukan perjalanan jauh telah
datang menengoki aku. Kini Co-heng sedang menghadapi
rintangan mustahil aku dapat tinggal diam" Hanya sayang dan
aku sangat menyesal bahwa orang yang hendak dicari oleh
partai Thian Liong adalah penolongku... dan Pek Siocia itu
selalu menolong aku. Budi kasihnya tak terhingga,"
Co Hiong memotong pembicaraan Bee Kun Bu. Katanya:
"Bee-heng, akupun tidak minta bantuan atau pertolonganmu
Tapi aku ada satu pertanyaan, dan aku minta Bee-heng..."
"Sebutkanlah," kata Bee Kun Bu.
"Barusan Tu Wee Seng dan kawan-kawannya telah
membicarakan sesuaiu, dan kau sudah mendengarnya,"
berkata Co Hiong, "siasat mereka untuk menggempur partai
kami kejam sekali, bukan?"
Bee Kun Bu mengangguk. "Jika aku tidak dengar siasat itu," meneruskan Co Hiong,
"mungkin dalam pertempuran yang akan terjadi, kami partai
Thian Liong akan menderita luka atau binasa yang hebat
sekali, Mereka bertempur untuk merebut kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek. Tapi apakah kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di
puncak Pek Yun Siat" Ai! Kitab-kitab itu sudah makan entah
berapa banyak kor-ban..." ia berhenti sejenak, lalu menanya:
"Apakah kau ketahui bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang
tulen itu benar berada di puncak Pek Yun Siat?"
Bee Kun Bu yang luhur budi pekertinya dan jujur,
menjawab: "Aku pernah melihat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
tapi aku tak tahu apakah yang tulen atau yang palsu."
"ltu dia," kata Co Hiong, Tu Wee Seng dan kawankawannya Kui telah datang kesini karena memperoleh kabar
bahwa Kui Goa Pit Cek yang tulen ada di sini. Aku minta kau
lekas-lekas kembali beristirahat karena kau baru sembuh, dan
juga karena aku tak sudi menyeret-nyeret kau ke dalam
kesukaran atau bahaya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu juga ingin lekas-lekas kembali dan
memberitahukan semua ini kepada Pek Yun Hui. Agar
diadapat membikin persiapan Musuh yang akan dihadapi
adalah jago-jago silat yang tinggi sekali ilmu silatnya, ia
mengangkat kedua tangannya menghaturkan hormat, dan
sambil berlalu ia berkata: "Ya, lebih baik aku kembali
Co Hiong mengawasi Bee Kun Bu berlalu, Pikir hati
busuknya: "jalan yang sempit di antara dua lereng gunung itu
sangat gelap, Jika aku buntuti dia dari belakang, aku dapat
memukul dia mati dengan satu pukulan, kemudian aku
lemparkan mayatnya ke bawah jurang, Akupun akan terluput
dari segala tuduhan, Lie Ceng Loan tentu menganggap dia
terbunuh oleh musuh!"
Dengan maksud yang busuk itu, dengan diam-diam ia
membuntuti Bee Kun Bu. Tapi tiba-tiba Bee Kun Bu berhenti
dan berbalik, rupanya ada sesuatu yang ia ingin beritahukan
kepada Co Hiong. Co Hiong terjebak! Tetapi Co Hiong yang busuk dan penuh
tipu muslihatnya itu berlagak tersenyum dan bersemi "Akupun
hendak pergi memberitahukan orang-orang dari partai silat
Thian Liong!" Sedianya Bee Kun ku hendak memberitahukan Co Hiong
satu urusan, akan tetapi melihat Co Hiong tergesa-gesa
seolah-olah betul ingin memberitahukan orang-orang dari
partai Thian Liong tentang bahaya yang mengancam, iapun
tidak memanggil lagi, Lalu dengan ilmu meringankan tubuh ia lekas-lekas pulang
ke puncak Pek Yun Siat, Ketika ia tiba didekat puncak Pek
Yun Siat, seluruh tubuhnya basah kuyup dengan keringatnya,
ia duduk di rumput untuk beristirahat dan ketika ia bangun
ingin meneruskan perjalanannyua, tiba-tiba ia merasa
berkelebat bayangan orang, Orang itu adalah Pek Yun Hui.
Dengan suaranya yang agak cemas, Pek Yun Hui menegur
"Kau baru sembuh, dan harus beristirahat Apakah kau tidak
sayang dirimu KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tidak segera menjawab, ia pandang gadis
yang telah berulang kali menolong jiwanya itu, ia hanya
tersenyum. Baru saja ia hendak membuka mulut, terdengar
orang berseru: "Dia disini! Dia disini."
Segera empat bujang Na Siao Tiap lari mengurung Bee
Kun Bu. Pek Yun Hui menjadi marah melihat sikap empat
bujang yang beringas itu, ia membentak: "Hai! Urusan apakah
ini"!" Seorang bujang yang agak tinggi tubuhnya menjawab
sambil membungkukan tubuh: "Kami dapat perintah dari Na
siocia untuk cari laki-laki yang jahat ini, dan kami telah
mencarinya dimana-mana agak lama.,."
Pek Yun Hui yang mengetahui bahwa keempat bujangnya
gadis itu selalu jujur menanya lagi: "Untuk apakah Na Siocia
mencari dia?" Sambil menuding Bee Kun Bu, bujang itu berkata: "Orang
laki-laki yang jahat ini telah mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek!" Bee Kun Bu terkejut dan ia berseru: "Apa" Aku mencuri
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek"!"
Keempat bujang itu mengawasi Bee Kun Bu dengan sikap
menghina. Bee Kun Bu coba membela diri, tetapi Pek Yun Hui
mencegah, dan ia menanyai "Sekarang Na Siocia ada
dimana?" "Entah. Setelah kami diberitahukan tentang ilmu Ngo Heng
Mie Cong (Langkah ajaib) dia segera pergi mencari seorang
diri," -ooo0oooAngin Taufan timbul lagi di pegunungan Koat Cong San
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui berpikir sejenak, lalu berkata: "Pergilah kalian
cari Na Siocia dan beritahukan padanya bahwa aku ingin
menjumpai dia." Tapi keempat bujang itu saling pandang memandang tidak
bergerak Pek Yun Hui membentak "Hei! Aku ingin kalian segera
pergi mencari Na Siocia, apakah kalian tidak dengar?"
Lalu bujang yang tertinggi tubuhnya menjawab: "Na Siocia
telah memesannya, jika kami sudah dapat cari orang yang
mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, kami harus segera
tangkap dan ikat padanya untuk dibawa kepada Na Siocia."
Melihat sikap yang membandel dari keempat bujang itu,
Pek Yun Hui menjadi makin gusar, mukanya menjadi merah.
Menampakkan Pek Yun Hui gusar, sambil menghela
napas Bee Kun Bu berkata: "Sabarlah, Cici. Urusan ini kita tak
dapat mempersalahkan mereka yang telah diperintahkan oleh
majikannya, tentu saja mereka tidak berani menyimpang dari
perintah." Keempat bujang itu merasa senang dibela oleh Bee Kun
Bu. Harus diingat bahwa mereka itu selalu tinggal berdiam di
pegunungan mereka tak mengerti tentang urusan diluar,
Segala perasaannya yang timbul segera terlihat pada
wajahnya, Pek Yun Hui berpikir: Tak mungkin Bee Kun Bu mencuri
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Tapi Na Siao Tiap tentu tak
berani berdusta, Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu sangat hebat
daya tariknya." Lalu ia berkata kepada Bee Kun Bu: "Sebe!um
kitab-kitab itu diperoleh kembali, aku kawatir soal ini sukar
dijelaskan kepada Na Siao Tiap."
Tapi aku harus pergi kutemui dia untuk menjelaskannya.,."
jawab Bee Kun Bu, lalu ia memberitahukan soal lain: "Cici, tadi
aku bersama-sama Co Hiong telah pergi ke suatu goa yang
jauhnya beberapa belas lie dari sini. Di dalam kamar batu di
goa itu, aku telah mendapat dengar bahwa banyak jago-jago
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
silat dari kalangan Kang-ouw telah datang ke pegunungan
Koat Cong San, bahkan ke puncak Pek Yun SiaL Aku khawatir
pada saat ini sudah ada banyak musuh yang bersembunyi di
sekitar daerah ini. Lagipula mereka yang datang adalah jagojago silat yang lihay sekali ilmu silatnya, Oleh karena itu, aku
mohon, Cici membikin persiapan untuk menghadapi mereka."
"Aku telah menduga bahwa para jago silat dari kesembilan
partai silat dan dari silat Thian Liong akan datang kesini."
berkata Pek Yun Hui. "Hanya aku tak menduga demikian
cepatnya, Ketika Na Siao Tiap berada di dalam perjalanan
kesini, rahasia tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah
tersiar, dan ketika itu dia sendiri tidak menginsyafi bahwa ia
memiliki ilmu silat yang amat tinggi, siapapun tak akan dapat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menggempur dia. Diapun tak pikir bahwa kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek yang dimiliki akan membikin para jago silat buat
perebutan Oleh karena itu dia tidak simpan baik-baik kitabkitab tersebut. Keempat bujangnya meskipun pandai ilmu silat,
tetapi tak berpengalaman, mereka mudah tertipu, jika guruku
tidak lekas-lekas turun tangan, aku khawatir kitab-kitab
tersebut jika betul dicuri orang lain, akan sukar direbut
kembali!" Lalu Pek Yun Hui berkata lagi kepada keempat bujang itu:
"Ayo, kita berangkat menjumpai Na Siocia!"
Bee Kun Bu tak segera berjalan Sambil ge!eng-geleng
kepalanya ia berkata: "KJni musuh-musuh kita sedang
bersembunyi di sekitar kita. Cici seorang diri meski telah
memiliki ilmu silat yang tinggi mungkin sukar menghadapi
mereka, sebaiknya Cici membikin persiapan dulu sebelum kita
berangkat!" Baru saja Pek Yun Hui ingin menyahut, Bee Kun Bu sudah
meneruskan lagi: "Aku tahu bahwa Cici ingin pergi bersamasama aku, karena kau khawatir aku diserang oleh Na Siao
Tiap, Tetapi jika Cici menyertai aku, dia akan makin
mencurigai aku, dan mungkin juga makin benci terhadap aku.
Tentang ilmu silat, dia jauh lebih pandai daripada aku, dia
dapat memukul aku silat, aku mati.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di hadapan Cici, dia tak berani menyerang aku, Namun,
aku tak takut menghadapi dia, karena aku tak bersalah Aku
tidak mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Ceknya, Kini, yang
penting jalan menghadapi musuh-musuh yang sudah
mengurung puncak Pek Yun Hui ini."
Pek Yun Hui menghela napas dan berkata: "Betul, tetapi
soal ini kau tak usah khawatir Aku hanya khawatir terhadap
Na Siao Tiap, Jika dia terus mentaati pesan ibunya, ia tentu
dengar dan turuti kehendakku Jika tidak, aku tak dapat
melawan dia, karena ilmu silatnya lebih tinggi daripada ilmu
silatku.,." "ltu juga sebabnya." kata Bee Kun Bu, "Lebih baik aku
sendiri yang menjumpai pada nya."
"Baiklah," kata Pek Yun Hui, Tetapi kau harus selalu
mengalah." "Dia telah menolong jiwaku," jawab Bee Kun Bu,
"Asalkan dia tak terlalu menghina aku, aku tentu
mengalah." Pek Yun Hui masih juga memperingatkan: "Meskipun
demikian, sebaiknya kau mengalah."
Dengan khidmat Bee Kun Bu berkata: "Seorang laki-laki
lebih rela dibunuh mati daripada dihina, Soal mati atau hidup,
bagiku adalah soal kedua, Aku lebih suka mati sebagai
ksatria, daripada hidup dihina orang."
Pek Yun Hui yang biasanya angkuh dan keras tabiatnya,
ketika itu menjadi lunak. Dengan lemah lembut ia berkata:
"Kau jangan hanya mementingkan diri sendiri Umpama kau
mati, kau tak mengetahui apa-apa lagi, tapi bagaimana
dengan Sumoymu, Lie Ceng Loan" semenjak kau terluka, dia
senantiasa memikiri kau selalu, jika kau mati, diapun rela akan
ikut mati juga!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tersenyum, dan berkata: "Cici tak usah terlalu
khawatir karena aku, Aku yakin bahwa Na Siao Tiap tidak
akan segera menyerang aku sebelum mendengar
keteranganku LagipuIa dia tentu akan memandang kepada
Cici, Aku berjanji akan bertindak hati-hati untuk mencegah dia
menjadi gusar." "Jika kau dapat berbuat demikian, akupun tidak khawatir
lagi," kata Pek Yun Hui, "Meskipun Na Siocia benci kau, tetapi
dia adalah seorang yang baik-baik, dan dia tak akan
sembarangan menyerang kau tanpa alasan, Yang membuat
aku khawatir ialah sikapmu yang tinggi, Jika kau telah berjanji
mengalah, tenteramlah hatiku, Selama dua puluh hari
Sumoymu Lie Ceng Loan siang hari malam menjagai aku,
Oleh karena itu, kau harus ingat dan perhatikan juga
padanya...M justru pada saat itu, dari jauh terdengar suara gemuruh
dari lembah. "Mungkin musuh-musuh kita sudah dekat." tegur Bee Kun
Bu, "Cici harus membikin persiapan!"
"Baiklah," jawab Pek Yun Hui, "Setelah kau menjumpai Na
Siocia, kau lekas - lekas kembali." lalu ia berlalu.
Bee Kun Bu mengawasi penolongnya pergi, kemudian
sambil menghadapi keempat bujangnya Na Siocia ia berkata:
"Na Siocia ada dimana" Mari kita pergi menjumpai dia!"
Tanpa jawab keempat bujang itu menggiring Bee Kun Bu
pergi mencari Na Siao Tiap.
Mereka berjalan dengan cepat, dan setelah melalui satu
pengko!an lereng gunung, mereka tiba disuatu tegalan dimana
terdapat dua pohon cemara yang besar Di atas satu dahan
pohon cemara itu, Na Siao Tiap duduk sambil memegangi
Kimnya dan memandangi langit dengan awan-awan yang
berubah-ubah bentuk, setelah mendengar suara ada orang
mendatangi, ia menoleh ke arah keempat bujangnya yang
sedang menggiring Bee Kun Bu. ia loncat turun, dan seorang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bujang maju ke depan dan berkata: "Na Siocia, laki-laki jahat
itu mau mengikuti kami dengan rela dan kami tak usah
mengikat dia." Dengan tenang Bee Kun Bu menjawab: "Siocia, aku
sangat berterima kasih kepada Siocia, karena Siocia telah
menolong jiwaku, Tapi perkenankanlah aku bertanya, dosa
apakah yang aku telah perbuat sehingga harus dibentak atau
dihukum" Dengan menyengir Na Siao Tiap berkata: "Kau telah curi
kitab-kitab Kui Goan Pit Cekku! Apakah itu bukan dosa"!"
Bee Kun Bu tetap berlaku tenang, ia berkata: "Selain di
atas perahu, aku pernah melihat kitab-kitab tersebut, aku
belum pernah melihatnya lagi, jika aku mencuri kitab-kitab itu,
aku, Bee Kun Bu, tak dapat terima."
Na Siao Tiap makin gusar, ia membentak dengan suara
yang lebih keras: "Dikamarnya Pek Cici, hanya ada kita
bertiga, jika bukannya kau yang mencuri, siapa lagi?"
Bee Kun Bu mulai ingat dan insyaf mengapa Na Siao Tiap
mencurigai ia. Ketika ia dan Co Hiong berlalu dari kamar itu,
Co Hiong berlagak kembali ke kamar untuk mengambil sapu
tangan, Maka ia menanya Na Siao Tiap: "Na Siocia, apakah
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu ditaruh di dalam kamar
dimana Siocia mengobati aku?"
Mendengar ucapan bahwa ia mengobati Bee Kun Bu, Na
Siao Tiap menjadi merah mukanya, ia hanya menjawab
dengan anggukan kepalanya.
Dengan memukul telapak tangannya sendiri, Bee Kun Bu
berkata seorang diri dengan sangat geregetnya: "Tidak salah
lagi tentu dia yang mencurinya!"
"Siapa" Siapa?" menanya Na Siao Tiap dengan
terperanjat. "Aku tidak mencurigai Pek Cici!"
Sebetulnya Bee Kun Bu ingin memberitahukan tentang
gerak geriknya Co Hiong, Tetapi karena ia hanya menduga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tanpa bukti, ia sungkan sembarangan menuduh orang, ia
menjadi bisu! Na Siao Tiap yang masih terperanjat berkata: "Pek Cici
adalah keturunan ningrat, Tak mungkin dia mau mencuri kitabkitab Kui Goan Pit Cekku, Kau betul-betul seorang jahat Pek
Cici demikian baiknya terhadapmu, tetapi kau mencurigai dia
yang mencurinya, Hm! Jika tidak ada Pek Cici, kau akan
binasa ditanganku, Aku tahu kau ingin merenggangkan kami
berdua agar saling ber-tarung! Tetapi aku tidak bodoh, Aku
dapat segera melihat tipu musIihatmu!"
Dengan khidmat Bee Kun Bu berkata: "Betul aku telah
menduga ada orang yang mencuri kitab-kitab tersebut, tetapi
sebelumnya ada bukti, aku sungkan sembarangan menuduh
orang itu. Jika Siocia bertanya kepadaku, aku minta siocia
memberikan aku tempo tiga hari, dan aku berjanji di dalam
tiga hari menyelidiki pencurinya."
Na Siao Tiap mengejek: "Jangan kau kira aku dungu
memberikan kau tempo tiga hari untuk melarikan diri!
Kemudian kau mencari satu tempat yang terpencil untuk
belajar dari kitab-kitab tersebut Jika kau lari, bagaimana aku
harus mencari kau di dunia yang luas ini?"
"O, jadinya Siocia masih juga menuduh aku yang
mencurinya?" tanya Bee Kun Bu.
"Jika bukan kau yang mencurinya, siapa lagi?" kata Na
Siao Tiap, "Didalam kamar hanya kita bertiga dan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek itu berada didalam kamar Ketika aku hendak
mengambilnya, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah lenyap,
dan kau juga tak berada di kamar... Tentu karena aku melihat
di kamar tidak ada orang lain, lalu kau curi kitab-kitab itu dan
pergi ke suatu tempat yang tersembunyi dan menyimpan
kitab-kitab itu disitu..."
"Ketika kami menjumpai dia, ia berada sama-sama Pek
Siocia." kata salah satu bujangnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap melotot dan membentak: "Pek Siocia tidak
mengetahui bahwa dia seorang yang jahat.,."
Bee Kun Bu membela diri: "Siocia selalu menuduh aku
sebagai pencurinya, sehingga aku tak berkesempatan
membela diri, jiwaku Siocia yang to!ong. Nah, apabila Siocia
masih anggap aku pencurinya, Siocia dapat mengambil
kembali jiwaku ini."
Na Siao Tiap menjadi agak lunak dan ia berkata:
"Meskipun kau bukannya seorang yang baik, tetapi aku yakin
kau adalah sahabatnya Pek Cici, aku karena memandang Pek
Cici, aku sungkan mengambil jiwamu.,." ia berhenti sejenak,
lalu sambil menghela napas ia melanjutkan "Kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu adalah barang peninggalan ibuku. Lagi pula
kitab-kitab itu berisi ilmu-ilmu silat yang luar biasa, Jika kitabkitab itu jatuh di tangan orang yang baik, kita tak usah
khawatir Tapi jika jatuh di tangan orang yang jahat dan kejam
maka banyak korban akan terjadi."
Dengan tersenyum Bee Kun Bu berkata: "Jika kau masih
saja anggap aku yang mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit
Cekmu, dan kau khawatir aku telah pelajari isinya untuk
melakukan banyak kejahatan di kalangan Bu Lim, ada jalan
untuk mencegah aku berbuat sewenang-wenang."
"Jalan apakah?" tanya Na Siao Tiap.
Dengan tenang Bee Kun Bu menjelaskan "Kau memiliki
ilmu silat yang tinggi sekali, Kau dapat memukul mati
kepadaku dan kau segera dapat menghilangkan kecemasan
atau kekhawatiranmu."
"Aku pun memang mempunyai pikiran demikian." kata Na
Siao Tiap, "tapi setelah aku pukul mati, Pek Cici tentu tak
dapat mengampuni aku!"
"Bagaimana jika aku membunuh diri" Bukankah Pek Siocia
tak akan menyalahkan kau?" kata Bee Kun Bu. Lalu ia
berbalik dan berlalu, diikuti oleh keempat bu-jangnya Na Siao
Tiap, Setelah ia berjalan lebih kurang lima puluh langkah ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berhenti, dan sambil mengawasi keempat bujang itu ia
berkata: "Keempat Siocia aku minta kalian berdiri sedikit jauh.
Aku khawatir darahku membikin noda kalian!"
Keempat bujang itu mundur dan berdiri agak jauh. Bee
Kun Bu berdiri tegak, matanya memandang ke atas langit, dan
ia merasa seolah-olah jantungnya tertusuk oleh ujung pedang
yang tajam. ia ingat akan kasih sayang ibu-ayahnya, dan budi
kasih gurunya yang telah mendidik ia selama dua belas tahun,
ia berpikir "Hari ini aku harus menghabiskan jiwaku untuk
kesalahan atau dosanya orang Iain..." Lalu ia mengerahkan
tenaga dalamnya, dan mengangkat tinju kanannya untuk
memukul dadanya sendiri Justru pada saat ia angkat tinjunya, sekonyong-konyong
terdengar suara jeritan: "Bu Koko! Bu Koko!" ia tahan
maksudnya dan menoleh ke atas jurang didepan-nya, dan
melihat Lie Ceng Loan berlari-lari turun dari jurang itu.
Lie Ceng Loan sudah tak menghiraukan segala bahaya
atau keselamatan dirinya sendiri, ia lari turun di jurang itu
secepat kilat, ia menubruk dan memeluk Bee Kun Bu.
Keempat bujang yang berdiri tidak jauh juga tak mencegah
nya. Baru saja Bee Kun Bu ingat akan perbuatannya yang
nekat, ketika terdengar olehnya suara yang ramah: "Me-ngapa
kau harus membunuh diri sehingga Loan moi-moi ketakutan
setengah mati?" Suara itu tak asing bagi Bee Kun Bu. ia menoleh
kebelakangnya Lie Ceng Loan, dan betul saja ia melihat Souw
Hui Hong, puterinya Souw Peng Hai. Gadis itu berpakaian
serba putih, Bee Kun Bu terperanjat dan ia berpikir "Siapakah yang
meninggal dunia sehingga dia memakai baju putih (berbela
sungkawa)?" Ketika itu sudah hilang kekhawatirannya Lie Ceng Loan, ia
berbalik, dan sambil menarik tangannya Souw Hui Hong ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menanya: "Hong Cici, bila kau datang ke pegunungan Koat
Cong San" Sudah lama kita tak berjumpa!"
Souw Hui Hong memegang tangannya Li Ceng Loan eraterat dan menanya: "Urusan apakah membikin dia mengambil
jalan yang nekat sampai mesti membunuh diri?" Ketika ia
mengatakan demikian ia mengawasi keadaan disekitarnya.
Sambil geleng-gelengkan kepalanya, Li Ceng Loan
menjawab: "Akupun tidak mengetahui, Na Siocia telah
mengatakan bahwa Bu Koko mencuri barangnya.,."
Meskipun Na Siao Tiap masih menyatakan gusarnya
dengan wajahnya yang beringas, tetapi ia tak berkata sepatah
kata. ia berbalik dan berlalu, Keempat bujang itu tak berani
berlalu sebelum dapat perintah dari majikannya, Sejenak
kemudian, setelah membelok disuatu lereng gunung Na Siao
Tiap tak kelihatan lagi, Keempat bujang itu tetap mengurung Bee Kun Bu. Tak
lama kemudian terdengar suara dari petikan Kim yang nyaring
keempat bujang itu segera berlalu setelah mendengar suara
petikan Kim itu. sebelumnya mereka berlalu, seorang bujang
yang terkecil berkata kepada Bee Kun Bu: "Siocia kami telah
pandang Lie Siocia, dan dia memberikan kau kesempatan
selama tiga hari untuk menyelidiki Nah, kini kau bebas.-"
Mereka berlalu dengan cepat sekali, Bee Kun Bu
memperhatikan bahwa cara keempat bujang itu berlalu lebih
cepat daripada biasanya ia tampak, merasa heran mengapa
dalam jangka waktu yang singkat mereka telah dapat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memahami ilmu meringankan tubuh,
Tetapi ia tak mengetahui bahwa setelah Na Hai Peng
memberikan puterinya makan Leng Tan (pil mujarab) dari Ban
Lian Hwee Kui (kura sakti), Na Hai Peng telah memberikan air
dari daging kura sakti itu kepada keempat bujang itu, air dari
kura sakti itu bukan saja menambah kekuatan bahkan
menambah kelincahan tubuh, Lagi pula Na Siao Tiap telah
mengajarkan tidak sedikit ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Goan Pit Cek. Dalam keadaan terperanjat itu Bee Kun Bu
telah lupa bahwa ia sedang berhadapan dengan dua gadis,
Tiba-tiba ia dengar orang membeset-beset kain. ia
menoleh dan melihat Souw Hui Hong sedang membeset-beset
kain ikatan kepalanya, lalu dilemparkannya di tanah!
Lie Ceng Loan menanyai "Hong Cici, apakah yang kau
lakukan?" Dengan senyuman terpaksa Souw Hui Hong men-jawab:
"Sebetulnya aku memakai putih (berbela sungkawa) untuk
satu orang, Tapi ternyata orang itu masih segar bugar, Maka
aku tak usah berbelasungkawa lagi."
Lie Ceng Loan hanya tertawa, tetapi ia tidak mengetahui
siapa gerangan yang dimaksud Souw Hui Hong.
Pada saat itu tiba-tiba terdengar suara orang tertawa
gelak-gelak, Bee Kun Bu menarik Lie Ceng Loan dan
bertindak mundur tiga langkah ia mengawasi dan melihat Co
Hiong sedang loncat turun dari satu pohon cemara.
Souw Hui Hong juga sudah cabut pedangnya siap
bertempur Ketika ia melihat yang datang adalah Co Hiong, ia
masukkan lagi pedangnya ke dalam sarungnya dan menegur
"Ha! Aku kira siapa, Kau telah membikin kami semua kaget.
Sudah lama aku tak melihat kau. Kau kemana" Ayah telah
memberi perintah kepada semua cabang-cabang untuk
mencari kau." Sambil tersenyum Co Hiong menjawab: "Kita telah
berpisah agak lama, dan banyak kisah aku harus beritahukan
kepadamu Bagaimana kau dan Suhu baik-baik saja?"
"Ayahpun dalam sehat," kata Souw Hui Hong, semenjak ia
berpisah dari Co Hiong di pegunungan Ci Lian San, ia tak
pernah berjumpa lagi. Ketika itu Co Hiong telah dihajar oleh
Pek Yun Hui sehingga menderita luka di dalam tubuh dan dia
akan mati jika Hian Ceng Tojin tidak menolong membebaskan
totokan dijalan darahnya, Setelah ditolong, dia tidak
mengatakan terima kasih kepada Hian Ceng Tojin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dia cemplak kuda ajaibnya untuk kemudian ditolong lagi
oleh Kok Gie Taysu, Satu tahun telah lewat, Souw Hui Hong
anggap Co Hiong telah meninggal dunia, ia tak menduga
bahwa ia berjumpa lagi di pegunungan Koat Cong San, ia
sebetulnya ingin menanyakan kisah semenjak mereka
terpisah di pegunungan Ci Lian San, akan tetapi
dihadapannya Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, ia tak berani
banyak menanya, Sambil tertawa Co Hiong menanyai "Apakah markas besar
partai Thian Liong kita di sebelah utara propinsi Kwiciu tidak
terjadi apa-apa?" "Hweeshio-hweeshio dari kuil Toa Ciok Si di pegunungan
Ci Lian San pernah datang ke markas besar kita di propinsi
Kwiciu, dan telah berusaha melabrak kita, Tapi mereka telah
kita hajar babak belur.,." jawab Souw Hui Hong,
Co Hiong memotong dan menanya: "Apakah Su-bo (istri
guru) pun baik-baik saja?"
"lbu baik-baik saja. Tiap-tiap hari dia tekun membaca kitab
suci dan sungkan menemui orang. Kini akupun tidak
diperkenankan mengganggu dia!"
"Suhu dan Su-bo kedua-duanya sehat walafiat," kata Co
Hiong, "Sebetulnya kau ini memakai putih (ber-belasungkawa)
untuk siapakah?" "Siapa bilang aku berbelasungkawa?" membentak Souw
Hui Hong, Co Hiong tertawa gelak-gelak, tapi ia tak mendesak.
Dengan menghadapi Bee Kun Bu ia berkata: "Bee-heng,
mengapa kau tidak sayang diri, Barusan aku lihat kau hendak
membunuh diri, Jika kau mati demikian, kau mati konyol!"
"Siocia yang barusan berlalu pernah menolong jiwaku,
karenanya aku tidak dapat bertempur melawan dia. Tapi aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pun tidak ingin dihina, jalan satu-satunya ialah aku membunuh
diri." Co Hiong yang hatinya kejam dan busuk itu berpikir:
"Sayang! Mengapa kedua gadis ini kebetulan datang ke sini"
Jika mereka datang terlambat sedikit, aku dapat memukul mati
kepada Bee Kun Bu, dan orang lain anggap dia mati
membunuh diri!" "Siocia itu menuduh aku mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek-nya dan untuk membuktikan bahwa aku tidak mencuri,
hanya dengan jalan membunuh diri aku dapat meyakinkan
dia!" kata Bee Kun Bu melanjutkan penuturannya.
Sebetulnya Co Hiong sudah lama bersembunyi di atas
salah satu pohon cemara dan telah mendengar pereakapan
antara Bee Kun Bu dan Na Siao Tiap. iapun telah simpan
baik-baik kotak batu Giok yang berisi kitab Kui Goan Pit Cek
itu. Dengan keyakinan bahwa tak ada orang yang mengetahui
perbuatan kejinya, ia berkata dengan tenang: "Mengapa dia
begitu teledor terhadap kitab-kitab yang berharga itu" ini
terang-terangan dia menghina kau jika dia menuduh kau yang
mencurinya!" Tapi dia adalah seorang gadis yang jujur, dan ia tak akan
berdusta jika dia mengatakan bahwa kitab-kitab itu telah
dicuri." kata Bee Kun Bu,
Dengan berlagak kaget, Co Hiong berkata: "Ha, jika
demikian, kitab-kitab itu betul-betul kau yang curi!" Kata-kata
Co Hiong yang licin itu membikin Bee Kun Bu bingung, karena
ia baru saja ingin menanya apakah Co Hiong pernah melihat
kitab-kitab itu. Sikapnya yang palsu itu dapat menutup matanya Lie Ceng
Loan yang masih hijau, tetapi tak dapat menutupi matanya
Souw Hui Hong yang berpengalaman
Dengan suara yang tegas Souw Hui Hong berkata kepada
Co Hiong, "Bee Siangkong adalah seorang yang luhur dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jujur, Jika dia kata tidak mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
itu, dia tidak berdusta!"
Dengan menyengir Co Hiong berkata: "Dia tidak berdusta,
jadinya siapakah orangnya yang mencuri kitab-kitab itu?"
"Aku kira kau juga tidak dapat mencurinya." kata Souw Hui
Hong. Co Hiong tertawa dan berkata: "Bee-heng kini telah datang
berkumpul dan bersembunyi banyak jago-jago silat di sekitar
pegunungan ini. Betul Na Siocia memiliki ilmu silat yang tinggi,
tetapi dia tak berpengalaman Apakah tak mungkin dia telah
tertipu, dan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu dicuri oleh orang
lain?" Baru saja Bee Kun Bu hendak berkata, tiba-tiba terdengar
suara tindakan kaki. Mereka semuanya menoleh ke jurusan
suara itu, dan melihat dua orang laki-laki yang bertubuh tinggi
besar memikul satu joli (tandu) dengan dua batang bambu,
dan lari mendatangi dengan cepat sekali Ternyata sekali
kedua laki-laki itu memiliki ilmu meringankan tubuh yang lihay.
Souw Hui Hong berseru: "Mo siok-siok (Paman Mo) juga
sudah datang kesini?" Baru saja ucapannya selesai, segera
datang banyak orang ke tempat itu.
Di dalam tandu itu Bee Kun Bu melihat seorang kakek,
berkaki satu berpakaian baju biru, rambutnya yang agak
kuning jarang sekali dan diikat di atas kepalanya merupakan
satu sanggul kecil, Mukanya berwarna kuning licin seperti lilin,
Kedua matanya yang celong kelihatan bersinar
Co Hiong dan Souw Hui Hong membungkukkan tubuh
menghaturkan hormat di hadapan kakek di dalam tandu itu.
Lalu sikakek mendehem dan berkata: "Kalian berdua sudah
tiba dulu, apakah kalian sudah tahu di sekitar puncak Pek Yun
Siat ini sudah datang banyak musuh?"
Sambil tersenyum Co Hiong menjawab: "Angkatan muda
dengan tak di sengaja telah mendengar tentang kabar itu.
Partai silat Hua San, Siat San dan Tiam Cong telah bergabung
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
untuk menghadapi partai silat Thian Liong kita. Mereka telah
turun tangan, dan berhasrat di dalam jangka waktu setengah
hari dan satu malam membasmi orang-orang yang partai kita
kirim untuk mengintai Sikakek berkaki satu mendehem, dan berkata: "Hm! orangorang dari kesembilan partai silat itu makin hari makin
bertingkah Aku hari ini datang untuk kasih mereka lihat.,." Lalu
sikakek mempertunjukkan sikap bahwa ia seolah-olah dapat
membasmi musuh-musuhnya dengan mudah.
"Jika ketiga partai Hua San, Siat San, dan Tiam Cong
bergabung, maka tenaga mereka tak dapat dipandang
rendah," kata Co Hiong, "Mungkin Mo Lo Touw Piauw
(Pemimpin partai) seorang diri tak dapat melawan mereka,
Apakah Suhuku juga sudah datang?"
Sikakek tertawa bahak-bahak dan menyahut: "Semenjak
aku menggabungkan diri ke dalam partai silat Thian Liong, aku
selalu tinggal terpencil selama dua puluh tahun ini. Apakah
para jago-jago silat di kalangan Bu Lim sudah lupakan aku.,."
Ketika itu matanya mengawasi sesuatu dihadapannya, ia
membentak: "Hei! siapakah yang mengintip, dan tak berani
keluar di belakang batu karang itu!"
Lalu meloncat keluar sambil tertawa gelak-gelak Tu Wee
Seng pemimpin partai Hua San. Dengan toya bam-bunya, Tu
Wee Seng berdiri tegak di atas batu karang mengawasi si
kakek berkaki satu. Tiba-tiba, dari dalam tandu, si kakek berkaki satu
mengebatkan lengan bajunya, dan melayang keluar untuk
menyerang Tu Wee Seng, Bee Kun Bu yang menyaksikan itu terpesona, pikir-nya:
"Kakek ini betul-betul lihay matanya, Dia dapat melihat musuh,
dan dia dapat keluar seolah-olah terbang di udara untuk
menyerang musuh, Apakah dia tidak mengetahui bahwa Tu
Wee Seng si lengan delapan itu adalah satu lawan yang lihay
sekali ilmu silatnya" Bagaimanakah dia dapat melawan
dengan hanya berkaki satu...?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
-ooo0oooSouw Hui Hong menjumpai Bee Kun Bu di tengah malam
Selagi Bee Kun Bu berpikir, si kakek telah turun di atas
batu karang hanya tiga empat kaki jauhnya dari Tu Wee Seng,
Dan diluar dugaannya Bee Kun Bu maupun Tu Wee Seng. Si
kakek meloncat ke atas lagi dan mundur tiga depa lebih, Lalu
sambil tertawa dia menegur: "Hei! Tu Wee Seng! Apakah kau
masih ingat kepada si tua bangka ini?"
Bee Kun Bu terperanjat ketika mendengar si kakek itu
menegur Tu Wee Seng. ia berpikir Tu Wee Seng adalah
seorang pemimpin partai silat yang terkenal, dan para jago
silat di kalangan Kang-ouw selalu menghormatinya, Meskipun
seorang musuh tak akan memanggilnya secara demikian."
Terdengar Tu Wee Seng berkata: "Jangankan Moi-heng
baru kehilangan satu betis dan satu lengan, meskipun kau
sudah terbakar jadi abu, aku masih mengenal kau!"
"Aku telah kehilangan satu betis dan satu lengan, tetapi
aku yakin aku masih dapat melawan..." Belum lagi ucapannya
habis, tiba-tiba dengan satu betis si kakek meloncat dan
menyerang Tu Wee Seng dengan satu jotosan,
Caranya si kakek mengirim jotosan membuat Bee Kun Bu
sangat takjub, karena jotosan itu dilancarkan dengan tenaga
dalam yang luar biasa hebatnya, ia telah menjumpai tidak
sedikit lawan yang lihay, akan tetapi ia belum pernah
menyaksikan jotosan yang dilancarkan demikian rupa,
Betul saja Tu Wee Seng tidak berani menangkis jotosan
itu. ia mengegoskan diri dengan melompat ke samping, La!u ia
menegur: "Mo-heng selama dua puluh tahun kita tidak
berjumpa, mengapa sekali bertemu lalu bertarung?"
Si kakek mengejek: "Aku si tua bangka keluar lagi dari
tempat pertapaan dan terjun ke dalam kalangan Kang-ouw
karena ingin mengetahui kepandaian para jago silat dari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kesembilan partai yang terkenaL." Dan secepat kilat ia
meloncat lagi kedepannya Tu Wee Seng untuk menyerang
dengan jotosannya yang bertubi-tubi.
Entah kenapa Tu Wee Seng tidak berani menangkis,
Sambil tertawa ia lekas-lekas meloncat mundur mengelakkan
jotosan jotosan itu. Lagi-lagi ia berkata: "Mes-kipun Mo-heng
seorang yang cacat, akan tetapi ilmu silatmu sudah banyak
maju, Aku tidak sudi bertempur melawan kau." Lalu ia berbalik
dan lari dengan pesat Si kakek tidak mengejar ia hanya tertawa gelak-gelak
mengawasi Tu Wee Seng yang melarikan diri, Lalu dengan
suatu gerak tubuh, ia meloncat dihadapannya Bee Kun Bu dan
Lie Ceng Loan. Dengan wajah yang beringas ia menanyai
"Hei! Kalian anak kemarin dulu ini, muridmu rid dari partai silat
manakah?" Bee Kun Bu maju ke depan setindak dengan maksud
melindungi Lie Ceng Loan. Sambil mengerahkan tenaga
dalam ia ingin menjawab, tetapi tiba-tiba Souw Hui Hong telah
loncat didepannya menghadapi si kakek. Dengan mementang
kedua lengannya dia berkata: "Mo Siok-siok (Paman Mo),
jangan melukai mereka! Mereka adalah kawan -kawanku,
"Hm! Jika mereka kawan-kawanmu, aku dapat memberi
ampun!" jawab si kakek, Lalu dengan mengebutkan lengan
bajunya ia meloncat dan duduk kembali di dalam tandu nya.
Si kakek itu sangat ramah terhadap Souw Hui Hong, dan
sebelumnya berlalu, ia masih berkata kepada Souw Hui Hong:
"Aku masih ada urusan penting, Kini kita telah dikurung oleh
banyak musuh. Kau harus waspada!"
"Mo Siok-siok, harap jangan menjadi cemas karena aku,"
jawab Souw Hui Hong, "Jika aku betuI-betuI menjumpai
musuh yang lihay, aku akan meledakkan bom api untuk minta
perlolonganmu!" Si kakek hanya tersenyum, lalu ia ingin berlalu, Tetapi Co
Hiong seolah-olah terbang loncat di depan tandu dan berkata:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mo Lao-piauw-tou (Pemimpin partai Mo), mohon berhenti
sebentar Angkatan mudah ada sedikit omongan, Tu Wee
Seng adalah seorang pemimpin partai silat yang terkenal,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

akan tetapi dia mempunyai tipu muslihat yang dapat menjebak
kita, Tadi dia berlalu tanpa membikin perlawanan, aku yakin
dengan sikapnya itu dia tengah melaksanakan tipumuslihatnya, Menurut dugaanku, mungkin dia sedang minta
bantuannya partai silat Tiam Cong dan partai silat Siat San
untuk bersama-sama menggempur Mo Lao-piauw-tou. Aku
mohon diperkenankan menyertai kau agar akupun dapat
membantu bila perlu!"
Si kakek menjawab dengan tenang: "Sebetulnya seumur
hidupku, aku belum pernah minta bantuannya orang lain.
Tetapi jika Co Piauw-su (rekan dari markas Co) mempunyai
maksud demikian, aku tak dapat menolak!"
Harus diketahui bahwa Co Hiong memegang jabatan
penting di dalam partai silat Thian Liong, langsung di-bawah
Souw Peng Hai, dan kedudukannya lebih tinggi daripada para
pemimpin cabang bendera merah, kuning, biru, putih dan
hitam, Meskipun si kakek tidak suka menerima bantuannya,
akan tetapi karena kedudukannya Co Hiong hampir setaraf
dengan Souw Peng Hai, ia terpaksa menerima tawaran
tersebut "Pemimpin-pemimpin cabang partai silat kita sekarang
belum tiba semua. Oleh karena itu Mao Lao-piauw-tou dapat
memberi pimpinan untuk menghadapi musuh, Di dalam
beberapa hari ini, aku telah memperoleh kabar bahwa musuh
telah memasang perangkap, dan jika aku dapat mendampingi
Mo Lao-piauw-tou, aku dapat memberi saran jika perlu." kata
Co Hiong, Mendengar alasan itu, si kakek tersenyum,
"Aku perlu petunjuk-petunjuk karena aku sudah menjadi
asing terhadap perubahan-perubahan selama dua puluh tahun
ini," kata si kakek itu, Kemudian ia perintahkan kedua
penggotong tandu mengangkat tandu dan berlalu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong berkata kepada Bee Kun Bu: "Bee-heng, kau
dapat bereakap-cakap dengan Sumoyku, jika aku telah
menjumpai orang yang mencuri kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
aku tentu memberitahukan kepadamu." Lalu dengan ilmu
meringankan tubuh ia lari mengikuti si kakek.
Dengan kepala mata sendiri Bee Kun Bu menyaksikan
betapa lihaynya Co Hiong meloncat, ia terperanjat Pikirnya:
"Co Hiong itu merupakan teka-teki bagiku, Meskipun aku telah
mengenal agak !ama, tetapi aku masih juga tidak mengetahui
betul wataknya.,." ia dibikin sadar dari lamunannya oleh seruan Souw Hui
Hong: "Hanya dalam jangka waktu setahun lebih, ilmu silatnya
sudah maju pesat sekali!"
"Menurut pandanganku suhengmu itu masih memiliki ilmu
silat yang lebih lihay Iagi..." kata Bee Kun Bu. Souw Hui Hong
menjawab: "Kami menjadi besar dan belajar ilmu silat
bersama-sama. Tentang kepandaian silatnya aku tahu betuK
Tetapi kini, aku telah menyaksikan kemajuannya, aku belum
mengetahui cara bagaimana ia berlatih."
Sambil tersenyum Bee Kun Bu berkata: "Pemimpin dari
partai silat Thian Liong segera akan tiba disini, Aku yakin
Souw Siocia masih banyak urusan, Aku dan Loan-moi mohon
minta diri." Lalu ia tarik tangannya Lie Ceng Loan dan berlalu.
Menampak sikapnya Bee Kun Bu yang dingin itu, Souw
Hui Hong menjadi sedih. Dengan tak terasa air matanya
mengucur keluar ia membanting kaki seraya berseru: "Apakah
kau tidak ingin mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek?"
Seruan itu didengar Bee Kun Bu yang segera berhenti dan
berbalik Dengan kedua mata terbelalak Bee Kun Bu menanyai
"Souw Siocia, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu erat sekali
hubungannya dengan mati-hi-dupku, dan juga bersangkut
paut dengan banyak orang lain, Aku minta Souw Siocia tidak
pandang remeh soal itu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siapakah yang bermain-main dengan urusan yang
penting itu?" jawab Souw Hui Hong, "Apa yang aku ucapkan
barusan1 keluar dari hati yang iklas, Aku tidak main-main!"
Bee Kun Bu tertarik perhatiannya. ia lepas pegangan
tangannya kepada Lie Ceng Loan dan menghampiri Souw Hui
Hong. ia menanya dengan sungguh-sungguh: "Apakah Souw
Siocia mengetahui dimana kitab-kitab Kui Goaki Pit Cek itu
disembunyikannya?" Dengan agak mengejek Souw Hui Hong menjawab: "Hm!
Jika kau memerlukan bantuanku, kau menjadi ramah. Tetapi
apabila soalnya sudah beres, kau segera berubah menjadi
dingin seperti es lagi!"
Bee Kun Bu tersenyum, lalu berkata: "Aku yakin bahwa
aku belum pernah menyinggung perasaan Siocia, Tetapi aku
harus memperhatikan juga bahwa kita adalah dari partai ,silat
yang berlainan Souw Siocia adalah puteri kesayangan Souw
Cong-piauw-tou dari partai silat Thian Liong yang terkenal,
dan Siocia sendiri terkenal sebagai seorang Li-hiap (jago silat
wanita) yang sangat dimalui. Aku dari partai silat Kun Lun
senantiasa terikat dengan peraturan-peraturan yang keras,
Jika aku terlalu akrab terhadap Siocia, aku khawatir aku
mencemarkan nama Siocia..."
Souw Hui Hong tertawa gelak-gelak dan menjawab:
"O! Kau takut orang lain mencela" Tapi bagaimanakah
kata orang lain jika kau demikian akrabnya terhadap
Sumoymu sendiri?" "lni lain soalnya, Kami adalah dari satu partai silat Kun Lun,
dan aku yakin orang lain tak akan mencelanya," jawab Bee
Kun Bu. "Baik!" kata Souw Hui Hong. "Bagaimanakah hubunganmu
dengan Pek Siocia" Dia bukannya saudari seperguruanmu,
tetapi kau telah datang ke tempatnya di puncak Pek Yun Siat
ini!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku berhutang budi terhadap Pek Siocia," kata Bee Kun
Bu, "Pek Siocia telah menolong jiwaku... Lagi pula antara aku
dan Pek Siocia masih ada banyak soal yang aku tak dapat
jelaskan kepadamu Terhadap Pek Siocia, aku selalu
menghormatinya lebih dari itu tidak, Jika orang berpendapat
lain, akupun tak dapat mencegahnya."
Lalu dengan wajah yang sedih Souw Hui Hong menanya
dengan bernapsu: "Mustahil kau tidak menghiraukan
pertolongan-pertolongan atau bantuan-ban-tuanku
terhadapmu?"?" Air matanya mengucur semakin deras.
Lie Ceng Loan menghampiri Souw Hui Hong seraya
menghibur: "Bu Koko adalah yang berbudi luhur, jika dia
pernah menyinggung Cici, aku yakin perbuatannya itu tidak
disengaja, Aku minta Cici tidak buat pikiran."
Dalam kesedihannya itu Souw Hui Hong merangkul Lie
Ceng Loan dan menangis di atas bahunya dengan tersedusedu,
Bee Kun Bu pun terharu, dan untuk sementara waktu ia
berdiri terpaku sebagai patung!
"Aku tak dapat menyalahkan Bu Kokomu..." kata Souw Hui
Hong sambil menangis, "semua... semua ini... adalah...
kesalahanku sendiri!"
Tetapi Cicipun tidak salah.,." Lie Ceng Loan menghiburnya,
Dengan senyuman yang dipaksa Souw Hui Hong berkata:
"Urusan ini kita bicarakan nanti Aku sekarang harus lekaslekas menolong Bu Kokomu mencari kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek karena jika terlambat, aku akan tak berdaya mencarinya
lagi!" Lalu ia lari menyusul si kakek dan Co Hiong. Tetapi Bee
Kun Bu mengejar dan menahan padanya, "Souw Siocia,
dimana kau hendak mencarinya " Aku akan menyertai kau
untuk mencari-nya." "Aku bukannya akan bertempur melawan musuh, Kau tak
perlu menyertai aku!" berkata Souw Hui Hong, ia berpikir
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sejenak, lalu meneruskan: "Ayahku telah memanggil semua
pemimpin-pemimpin cabang untuk berkumpul di puncak Pek
Yun Siat ini, dan maksudnya ialah untuk merebut kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek. sekarang telah tiba beberapa jago-jago silat
dari partai Thian Liong-ku, tetapi jago-jago silat yang tingkat
atas belum tiba, Ayahku bersama-sama pemimpin-pemimpin
cabang bendera lain-lainnya mungkin akan tiba malam ini,
Kelima pemimpin-pemimpin dari partai Thian Liongku
semuanya memiliki ilmu silat yang tinggi, terutama pemimpin
pemimpin dari bendera kuning dan biru. Jika kau menjumpai
mereka, paling baik jangan melawan."
"Si kakek yang berbetis dan berlengan satu tadi bukankah
jago silat dari partai Thian Liong?" tanya Bee Kun Bu.
"Dia adalah pemimpin cabang bendera biru," meneruskan
Souw Hui Hong, "Jangan kira dengan satu betis dan satu
lengan dia itu satu lawan yang enteng. ilmu silatnya lihay
sekali. Hanya ayahku yang mengetahui akan kepandaiannya
ketika dia turut menggabungkan diri ke dalam partai Thian
Liong-ku, Selama sepuluh tahun lebih, pimpinan cabang
bendera biru agaknya menjadi lowong, dan banyak sekali
jago-jago silat yang menginginkan jabatan tersebut, akan
tetapi selalu ditolak oleh ayahku, dan tidak seorang yang
mengetahui bahwa pemimpin bendera biru itu masih ada.
Pada kira-kira dua tahun berselang, ayahku telah
memanggil berkumpul semua pemimpin-pemimpin cabang
serta para jago silat dari masing-masing cabang ke suatu
rapat Si kakek yang bereacat itu juga hadir Ketika itu akupun
mendampingi ayahku, dan aku telah diperkenalkan kepada
semua pemimpin-pemimpin dan jago-jago silat dari partai
Thian Liong, dan aku baru mengetahui bahwa si kakek itu
telah menggabungkan diri semenjak dibentuknya partai Thian
Liong, Karena dia telah dianiaya orang sehingga kehilangan
satu betis dan satu lengannya, dia segera pergi bertapa di
suatu pegunungan yang terletak di dekat markas besar partai
Thian Liong untuk menyembuhkan luka-lukanya, sebab itu
maka dia telah tidak muncul muncul hampir dua puluh tahun,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Oleh karena itu para silat di kalangan Kang-ouw telah lupa
akan dia. Tapi aku melihat bahwa pemimpin-pemimpin cabang
lain semuanya menghormati si kakek itu, dan aku yakin ilmu
silatnya lebih tinggi daripada mereka. Kemudian dari ayahku
aku mengetahui bahwa dia memiliki ilmu silat Im Hian Bo Po
(llmu tenaga dalam yang ampuh). Dan aku minta kau jangan
coba melawan dia!" Bee Kun Bu mendengarkannya dengan perhatian sambil di
dalam hatinya berpikir "Betul! Tu Wee Seng yang lihay juga
gentar terhadap si kakek itu..." Lalu ia berkata: Terima kasih
untuk peringatanmu. jika aku menjumpai si kakek itu, aku
tentu bersikap waspada.,"
Sambil tersenyum Souw Hui Hong berkata: "Jika kau sudi
memperhatikan omonganku, legalah hatiku, Nah. kau dan
Sumoymu lekas-lekas pulang, Malam ini kira-kira jam dua kita
dapat berjumpa lagi disini." Lalu ia berbalik dan lari mengejar
si kakek dan Co Hiong, Bee Kun Bu berdiri mengawasi Souw Hui Hong berlari-lari
mengejar kawan-kawannya, Lalu ia berpaling kepada Lie
Ceng Loan seraya berkata: "Mari kita pulang!"
Lie Ceng Loan mengangguk dan tersenyum, dan sambil
berpegangan tangan mereka berjalan pulang,
Ketika mereka tiba di jalan yang menuju ke atas puncak
Pek Yun Siat, mereka jumpai seorang laki laki yang berjubah
abu-abu tengah mengintai-intai ke arah Iembah. Bee Kun Bu
segera mengenali bahwa orang itu adalah orang yang pernah
bertempur melawan ia diluar kota Yaociu, Hanya kini orang itu
menyelubungkan mukanya dengan sutera jarang yang
berwarna hijau. Namun bekas bacokan di pipi kirinya masih terlihat
Mungkin juga sutera yang jarang itu untuk menutupi cacat di
pipinya. Ketika melihat Bee Kun Bu, orang itu segera datang
menghampiri sambil berkata: "Aku disuruh menyambut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kaliandisini. Pada waktu ini disekitar puncak Pek Yun Siat ini
telah bersembunyi banyak musuh, Kamu seharusnya jangan
berkeliaran disini. Ayo ikut aku puIang!"
Mendengar ucapan itu, Bee Kun Bu mengerti bahwa Pek
Yun Hui tidak memberitahukan orang itu alasan mengapa ia
keluar dari goa. Maka ia talu menjawabnya: "Kami juga tengah
berjalan pulang!" sebetulnya orang itu adalah bekas pengawal istana yang
ditawan oleh Na Hai Peng untuk menjaga Pek Yun Hui di
puncak Pek Yun Siat, dan bernama Tan Poa. Semenjak ia
tinggal dipuncak Pek Yun Siat, ia telah dapat banyak pelajaran
ilmu silat dari Na Hai Peng dan Pek Yun Hui, karena itu ia juga
dapat bertempur melawan segala jago-jago silat kelas satu di
kalangan Kang-ouw. Setelah mereka tiba di goa, mereka terus masuk ke dalam
kamar batu, Kamar batu itu sebetulnya tidak ada namanya,
Tetapi Pek Yun Hui telah berikan nama Tian Ki Cong Hi demi
peringatan Tian Ki Ctn Jin yang pernah menggemparkan
kalangan Bu Lim pada tiga ratus tahun yang lalu.
Setibanya di kamar, Pang Siu Wie telah menunggu diluar,
Sambil tersenyum ia berkata: "Pek Siocia dan Na Siocia
sedang berunding di dalam kamar Ayo, kalian masuk ke
dalam!" Bee Kun Bu memperhatikan bahwa Pang Siu Wie masih
terus memegangi kantongnya yang terbuat dari kulit
menjangan yang berisikan pasir beracun, dan tangan kirinya
memegang satu golok yang dua kaki panjangnya, ia berpikir
"Dengan dia ditugaskan sebagai penjaga, sukar sekali musuh
dapat menerobos masuki Bau harum menusuk hidung ketika mereka masuk ke
dalam kamar, Pek Yun Hui mengenakan baju hijau muda dan
celana panjang yang berwarna hijau tua, bertali pinggang
putih dan mengikat rambutnya erat-erat. wajahnya sangat
keren dan cemas, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap duduk menghadapi Pek Yun Hui. iapun
mengikat kepala, berpakaian putih, Ketika melihat Bee Kun
Bu, ia segera melengos! Bee Kun Bu merasa sakit sekali hatinya diperlakukan
demikian tapi ia bersabar dan menelan kemendong-ko!annya,
ia sangat tersinggung, dan ia lekas-lekas keluar dari kamar itu.
Tetapi keempat bujangnya Na Siao Tiap mengejarnya. Xa
berdiri siap sedia menjaga diri, Keempat bujang itu segera lari
menjaga pintu, Lie Ceng Loan yang tak mengetahui persoalannya segera
menanya: "Bu Koko, apakah kita perlu menerjang keluar?"
Belum lagi Bee Kun Bu menjawab Pek Yun Hui berkata


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepada Na Siao Tiap: Tiap Moi-moi mengapa kau masih terus
memperlakukan dia demikian" Apakah sudah pasti kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek dia yang curi?"
"Meskipun belum pasti dia yang curi, akan tetapi dia telah
berjanji mencari kitab-kitab itu di dalam tempo tiga hari."
berkata Na Siao Tiap, "Dan karena aku pandang Cici dan Lie
Moi-moi, aku telah lepas dia. Selama dia masih berada di
puncak Pek Yun Siat aku masih dapat mengawasi dia. Jika dia
kabur aku akan tak berdaya mencari dia lagi!"
Pek Yun Hui menghampiri Bee Kun Bu dan menanya
dengan ramah: "Jika kau tidak mengambil kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu, mengapa kau berjanji mencarinya di dalam
tempo tiga hari?" "Na Siocia terus menuduh aku yang mencuri kitab-kitab
tersebut, dan memaksa aku mengembalikan Aku berhutang
budi terhadapnya, karena dia telah menolong jiwaku, Aku tak
dapat segera mengembalikan kitab-kitabnya, dan akupun
sungkan melawan dia, maka terpaksa aku berjanji demikian
Aku tidak menduga Lie Sumoy juga datang mencari aku.,."
Tapi jika betul kau tidak mencurinya, kau hanya perlu
menjelaskan Kau tidak dapat sembarangan berjanji kata Pek
Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jika aku berjanji mencari kitab-kitab itu dalam tempo tiga
hari, akupun berjanji dengan keyakinan Na Siocia kitab-kitab
itu dia taruh di dalam kamarnya, orang-orang yang pernah
masuk disamping Cici dan aku, masih ada seorang yang aku
curiga!" kata Bee Kun Bu.
" Apakah orang itu Co Hiong?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku curigai ia, tetapi aku belum dapat membuktikan"
jawab Bee Kun Bu. Dengan gemas Pek Yun Hui berseru: "Betul dia! Tidak
orang lain, pasti dia! Aku sekarang juga akan pergi mencari
dia!" "Malam ini jam dua, Souw Hui Hong berjanji menjumpai
aku di atas puncak Pek Yun Siat," berkata Bee Kun Bu, "dan
dia menyanggupi mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
itu kepadaku!" "Tapi Co Hiong yang pintar busuk itu tidak dapat di
pereaya, diapun tak akan rela mengembalikan kitab-kitab itu!"
kata Pek Yun Hui. Bee Kun Bu menarik napas panjang, lalu menundukkan
kepalanya, ia agaknya kehilangan akal.
Melihat Pek Yun Hui membela Bee Kun Bu, Na Siao Tiap
menepuk tangan sekali, dan segera keempat bujang-nya
datang berdiri di belakang ia.
Sambil memandang ke arah Na Siao Tiap, Bee Kun Bu
berkata lagi: "Na Siocia masih juga mencurigai aku. Salah
faham ini sukar dijelaskan ke padanya. Aku harus mencari
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dan kembalikan kepadanya Jika
usahaku ini berhasil, aku dan Lie Sumoy akan segera kembali
kepegunungan Kun Lun."
"Kau harus ketahui bahwa di sekitar pegunungan ini telah
bersembunyi banyak musuh. Kau tak dapat berlalu tanpa
rintangan Meskipun Na Moi-moi masih mencurigai kau, akan
tetapi aku yakin lambat laut dia dapat insyafakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kesalahannya. Malam ini aku akan menyertai kau menjumpai
Souw Hui Hong. Aku ingin melihat apakah dia betul-betuI
berniat mengembalikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu. Nah,
sekarang kau dapat beristirahat di dalam kamar di sebelah
barat." kata Pek Yun Hui.
Bee Kun Bu tak berani menolak, iapun lekas-lekas masuk
ke dalam kamar yang ditunjuk itu.
Sambil menghadapi Lie Ceng Loan, Pek Yun Hui berkata:
"Kau juga tentu letih, kau dapat beristirahat di dalam
kamarku." Lie Ceng Loan tidak segera berlalu, ia menanya:
"Mengapa Na Cici masih juga membenci Bu Koko?"
Pek Yun Hui tersenyum, lalu dengan ramah ia
menjelaskan "Dia telah terlalu dipengaruhi ibunya yang
menganggap semua orang laki-laki tidak ada yang baik,
Tereurinya kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu hanya menambah
kecurigaannya terhadap orang laki-laki. Tapi kelak aku yakin
dia akan insyafl" Lie Ceng Loan juga Pendekar Gila 2 Kisah Dua Saudara Seperguruan Karya Liang Ie Shen Misteri Bayangan Setan 11

Cari Blog Ini