Ceritasilat Novel Online

Bangau Sakti 14

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 14


amu?" seru si kakek dan tinju kirinya melayang, tetapi
segera juga ditarik lagi, Pek Yun Hui sudah memejamkan
kedua matanya menerima pukulan, tetapi si kakek terkenang
akan hubungannya terhadap murid kesayangannya itu, ia
terkenang ketika Pek Yun Hui masih kecil telah menyertai ia
tinggal terpencil di atas puncak Pek Yun Siat, dan ia telah
mengajarkan banyak ilmu silat kepadanya, Namun tinju itu
mengenai juga pipinya Pek Yun Hui sehingga menjadi
bengkak! ia bukan main menyesalnya atas perbuatannya yang
bernapsu itu. ia geprak tanah dengan sekuat tenaga sambil
berlutut, dan menundukkan kepalanya dengan air mata
berlinang. Dengan menahan sakit dan mengucurkan air mata Pek
Yun Hui meratap: "Suhu,., meskipun Suhu ingin mati, aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
minta suhu memberitahukan alasannya...." Lalu ia betot alat
musik itu dari tangannya si gadis,
Si gadis itu berkata dengan sikap memohon: "Kau jangan
hancurkan Kim itu, yang menjadi pusaka peninggalan ibuku,
Jika aku ingat akan ibuku, aku ingin memetik talinya dan
mainkan beberapa lagu untuk roh-nya."
Si kakek juga berkata: "Pek Ji, sabar, janganlah kau
hancurkan Kim itu!" "Baik, tetapi Suhu harus memberitahukan rahasia yang
terpendam dalam hati Suhu," kata Pek Yun Hui mengajukan
syaratnya, Si kakek berpikir, lalu menjawabnya: Tentang itu, aku
harus mempertimbangkan dulu."
Rupanya si gadis itu terharu menampak sikap yang keras
dari Pek Yun Hui karena sayang gurunya, "Menurut apa yang
aku tahu, ibuku belum pernah berlalu dari lembah Pek Hua
Kok. Cara bagaimanakah Lo Pek mempunyai hubungan
dengan ibuku, aku sedikitpun tak mengetahui...." Kemudian ia
mengawasi Pek Yun Hui, dan segera ia keluarkan satu
saputangan dari sutera putih, ia buka saputangan itu dan
dibentangkan di atas rumput
Terlihat di atas sutera putih itu gambar dari satu anak
perempuan yang berusia lebih kurang tiga-empat tahun,
dengan dua kuncir, mengenakan baju sutera, dan di belakang
anak itu berdiri seorang wanita yang cantik dan berusia lebih
kurang dua tahun. Melihat wajahnya anak perempuan dalam gambar itu mirip
sekali dengan wajahnya sendiri Pek Yun Hui terperanjat dan
berseru "O!" Si kakek tak tahan mengucurkan air matanya ketika
melihat lukisan di atas sapu tangan sutera putih itu, dan
seluruh tubuhnya menggigil gemetar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gadis itu setelah mengawasi lagi air mukanya Pek Yun
Hui, juga berseru: "Lan Tai Kong Cu! Lan Tai Kong Cu! (Puteri
bunga tulip)...." Pek Yun Hui lebih terperanjat lagi ketika ia dipanggil
dengan nama aslinya, Tiba-tiba si kakek bangkit, dan sambil
membantingkan satu kaki di atas rumput ia berseru: "Aku ini
berdosa! Sungguh berdosa! Selama sepuluh tahun lebih, aku
terus...." Pek Yun Hui menubruk si kakek dan menanya: "Suhu!
Suhu! Kau mengapa?" Tetapi si kakek memukul dadanya dan menjerit: "Sudah!
Sudahlah! Kalian anak kemarin dulu tidak tahu apa-apa...!"
Lalu ia memuntahkan darah, dan berjingkrak-jingkrak seperti
orang yang tubuhnya terbakar pakaiannya basah kuyup
dengan keringatnya, Kemudian ia duduk lagi di atas rumput
dan berkata, suaranya terputus-putus: "Aku luka parah sekali,
mungkin tak dapat hidup lama lagi.."
Si gadis berbaju sutera biru itu menghampiri dan menanya:
"Lo Pek, apakah kau betul-betul luka parah.... Bolehkah aku
menolong kau?" Dengan sikap seorang ayah yang mencinta ia menjawab
"Meskipun lukaku parah, akan tetapi aku masih sukar mati.
Selama sepuluh tahun lebih ini, siang malam aku selalu
memikir satu soal yang aku tak mengerti apa sebabnya, Tetapi
sekarang aku mengerti...." ia berhenti sebentar dan
mengawasi Bee Kun Bu yang berbaring di atas rumput dalam
keadaan tak sadarkan diri "Aku mengerti, hanya aku khawatir
aku terlambat Apakah ibumu tidak ada pesan lainnya?"
Si gadis berbaju sutera biru berpikir sejenak dan
menjawab: "Ada, ibu mengatakan kepadaku bahwa makhluk
yang harus ditakuti di dunia ini bukanlah ular berbisa atau
binatang buas. Jika aku menyukai seorang laki-laki aku lekaslekas bunuh laki-laki itu! Demikian pesan ibuku!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kata-kata ibumu itu betul," berkata si kakek sambil
menundukkan kepalanya, "Dia jika tidak mencintai aku, dia tak
akan datang ke dalam pegunungan ini dan menderita dua
puluh tahun lebih. Dia telah melupakan penghidupan yang
mewah dan melalui banyak bahaya untuk kabur bersamasama aku ke pegunungan Koat Cong San ini, dan tinggal
terpencil di dalam goa batu,
Tiap-tiap hari tidak melihat orang, tetapi binatang liar dan
ular berbisa yang menjadi tetangganya, Untuk apakah" itulah
karena dia mencintai aku, Dia telah meninggalkan singgasana
ratu, dan rela hidup sengsara bersama-sama aku, Ya, asmara
itu nikmat, tetapi banyak durinya! Aku tak berdaya membikin
dia berbahagia, dan hal ini yang menekan aku selama enamtujuh tahun, sekarang setelah aku melihat pemuda yang
terluka itu, aku menjadi insyaf, Aku belum pernah pukul ibumu
atau memakinya meski sepatah katapun! Tetapi aku tak
sampai hati melihat dia rela hidup terpencil, melupakan segala
kesenangan dunia...."
Pek Yun Hui menegur "Suhu, kau sedang bicarakan
tentang siapakah?" Si kakek tersenyum dan meneruskan: "Sebetulnya aku tak
sudi memberitahukan peristiwa yang lampau ini kepada kalian
berdua, Tetapi aku khawatir Jika aku mati, kalian berdua tidak
akan mengetahuinya, Mungkin juga
kalian tidak mengetahui tentang riwayatmu sendiri.."
"Jika Lo Pek telah mengetahui dan kenal baik ibuku, Lo
Pek pasti telah hidup bersama-sama ibuku lama sekali.,." kata
si gadis itu, "Ha! Apakah ibumu tidak memberitahukan kau siapa
ayahmu?" tanya si kakek dengan perasaan heran.
"Tidak," jawab si gadis, "lbuku belum pernah
memberitahukan aku siapa ayahku, Pada suatu hari aku
menanya, dan dia menjadi gusar sekali, sebetulnya dia belum
pernah maki aku, dia sangat mencintai aku, Tetapi ketika itu ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menjadi gusar sekali, dia kata bahwa ayahku adalah seorang
yang busuk, dan melarang aku menyebut-nyebut hal itu lagi!"
Si kakek tertawa dan berkata: ibumu betul! Ayahmu
sebetulnya seorang yang busuk dan jahat!"
Pek Yun Hui mendengari pereakapan itu dengan penuh
perhatian dan sebentar-sebentar ia menoleh kepada lukisan di
atas sapu tangan sutera putih itu, Lalu si kakek mengawasi
Pek Yun Hui dan berkata dengan khidmat: Terlebih dulu aku
minta Kong Cu (Puteri) mengampuni aku si tua bangka ini
karena dosa pengkhianatanku, kemudian aku akan
menceritakan kisah seterusnya...."
"Suhu ada omongan apa, katakanlah Melihat sikap dan
lagak Suhu itu membikin aku makin gelisah," kata Pek Yun
Hui. "Na, dengarlah kalian berdua," si kakek memulai, "Semua
orang telah mengetahui bahwa kaisar Bu Cong almarhum
tidak mempunyai turunan, maka setelah beliau meninggal
dunia, putera dari adiknya diangkat menjadi
SIAN HOK SIN CIN - T.S.S. jtikt 9 37
kaisar Mereka tidak mengetahui bahwa darah dagingnya
kaisar Bu Cong sendiri yang dilahirkan oleh salah satu
gundiknya dibawa lari oleh aku dan Cui Tiap ke dalam
pegunungan...." Pek Yun Hui tidak sabar mendengarkan kisah itu karena ia
hanya memikir kesehatan atau jiwanya Bee Kun Bu. ia
menegur: "Urusan orang-orang di istana raja tidak ada
hubungannya dengan kami Lebih baik jangan di-ceritakan."
Si kakek tertawa dan berkata: "Justru kisah ini sangat
bersangkut paut dan erat hubungannya dengan kau. Mungkin
juga kau telah mengetahui sedikit, tetapi kau yang berwatak
agung dan luhur selalu mempertahankan hubungan guru dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
murid terhadap aku, dan aku pun tidak pernah membuka
rahasia itu. Di zaman mudaku, aku selalu berkelana mencari guru-guru
silat yang pandai Setelah aku menjadi seorang ahli silat,
dengan peran-taraan seorang saudara seperguruan aku
beruntung menjadi satu angota barisan pengawal kaisar Hauw
Cong aImarhum...." ia berhenti dan mengawasi gadis yang
berpakaian sutera biru, lalu melanjutkan "Ya, ,,.pada ketika
itulah aku mengenal ibunya Siauw Tiap, dan ketika itu dia baru
saja berusia lima belas tahun, Tetapi dia telah disegani oleh
kaisar dan dimasukkan ke dalam istana menjadi gundiknya!"
Si gadis itu melotot dan menegur: "Kau kenal ibu-ku?"?"
Si kakek mengangguk dan berkata: "Aku adalah ayahmu!
Karena ibumu sangat membenci aku, dia tak sudi
memberitahukan ini kepadamu!H
Di bawah sinar bulan terlihat nyata si kakek dan si gadis
mengucurkan air mata, karena terharu, Anak bertemu ayah!
Sebetulnya si kakek itu bernama Na Hai Peng, dan di
zaman kerajaaan Beng Tiauw, dia adalah pengawal pribadi
dari kaisar Hauw Cong, Dengan ilmu silatnya yang tinggi, dia
sangat dipereaya oleh Kaisar Hauw Cong dan sering-sering
menyertainya keluar masuk istana, Untuk jasanya, Kaisar
Hauw Cong telah menghadiahkan kepadanya satu gundik
yang bernama Cui Tiap (lbunya si gadis berpakain sutera
biru). Tetapi Na Hai Peng yang hanya gemar akan ilmu silat,
tidak sudi berumah tangga, meskipun Cui Tiap itu seorang
wanita yang muda dan cantik jelita, Sebagai suami istri,
mereka hidup beberapa tahun, tetapi Na Hai Peng tidak
menaruh kasih sayang kepada Cui Tiap yang rela berkorban
untuk pria yang dia sangat cintai itu,
Pada suatu hari, Na Hai Peng berhasil menangkap
seorang perampok besar yang telah menerobos masuk ke
dalam istana di waktu malam, Dari badannya perampok besar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu, ia telah dapatkan kitab Kui Goan Pit Cek (kitab ilmu silat)
itu, Setelah melihat peta itu, hatinya tergerak, dan ia yang
senantiasa gemar akan ilmu silat, lalu mengambil keputusan
mencari kitab Kui Goan Pit Cek itu. Pada suatu malam, tanpa
diketahui orang, ia kabur dari istana.
Kaisar Hauw Cong yang sangat sayang kepadanya
menjadi gelisah ketika mengetahui bahwa Na Hai Peng itu
hilang. Diperintahkannya kedua orang menteri
kepereayaannya untuk mencari Na Hai Peng, Kedua menteri
tersebut lalu mengerahkan hampir semua jago-jago silat dan
serdadu-serdadunya untuk mencari di semua tempat dan
pelosok di dalam negeri tetapi usaha mereka hampa, karena
Na Hai Peng tidak dapat diketemukan! Setelah lewat satu
tahun barulah usaha mencari Na Hai Peng yang hilang itu
mulai menjadi reda. Meskipun Na Hai Peng memiliki ilmu silat yang sangat
tinggi, akan tetapi ia tak mempunyai pengalaman, karena
setelah ia berhasil mempelajari ilmu silat, ia menjadi pengawal
kaisar, dan jarang sekali bereampur gaul dengan para jago
silat di kalangan Kang-ouw.
Berdasar atas peta asli Cong Cin To itu, ia telah
menghamburkan waktu setengah tahun untuk tiba di tempat di
mana kitab Kui Goan Pit Cek itu disembunyikan Peta itu hanya
melukiskan tiga puncak gunung yang mengapit sebuah
lembah curam, dimana banyak jalan yang berliku-liku dan
pohon-pohon cemara tumbuh dengan suburnya, Tampak pula
sebuah pohon cemara yang lebih tinggi daripada pohon-pohon
lainnya dan daunnya yang rindang merupakan payung.
Sinar bulan memancar melalui daun-daun pohon itu ke
atas sebuah sungai yang mengalir di bawah pohon itu.
Meskipun sungai itu tidak luas, tapi dalam dasarnya, ia tak
dapat menafsirkan petunjuk-petunjuk di atas peta itu, namun
ia sangat ulet Selama hampir satu bulan ia berusaha mencari
tempat itu yang terletak di pegunungan Koat Cong San, dan
akhirnya ia tiba di atas puncak Pek Yun Siat, tidak jauh dari air
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terjun yang mengalir dari puncak yang di tengah dari ketiga
puncak yang ganjil itu. Justru puncak Pek Yun Siat inilah tempat bertapanya Tian
Ki Cin Jin (Jago silat sakti) atau disebut juga Giok Liong Cin
Jin. Pada lebih kurang tiga ratus tahun yang lampau, Giok
Liong Cin Jin. Pada lebih kurang tiga ratus tahun yang lampau
Giok Liong Cin Jin dengan kedua tinjunya telah menaklukkan
para jago silat, sehingga dia dapat julukan Thian He Bu Kong
Tee It (Jago silat nomor satu di kolong langit), Nama itu telah
menimbulkan iri hati seorang yang bertabiat ganjil Orang itu,
meskipun seorang wanita, tetapi juga seorang rahib yang
memiliki ilmu silat luar biasa.
Pada tahun ketiga setelah Giok Liong Cin Jin menaklukkan
para jago silat di puncak Sao Sit Hong, rahib wanita itu, yang
bernama San Im Shi Ni, dengan tidak menghiraukan tempat
yang jauh telah datang dari pegunungan Altai di sebelah barat
ke timur ia datang ke pegunungan Koat Cong San di propinsi
Ciat-kang (Ze-kiang) hanya untuk mengadu silat kepada Giok
Liong Cin Jin, Mulailah suatu pertempuran yang maha dahsyat
di desa Ceng Yun Giam dekat pegunungan Koat Cong San
itu. pertempuran itu berlangsung selama tiga hari tiga malam,
dan telah lebih dari lima ribu jurus!
Namun, belum juga ada yang kalah atau yang menang!
Pada hari ke empat, masing-masing menggunakan seluruh
tenaga dalamnya, dan demikian dahsyatnya pertarungan
tersebut sehingga kedua-duanya luka parah dan keduaduanya kalah, Masing-masing mengetahui bahwa mereka tak
akan lama lagi hidup dan dalam keadaan payah itu, mereka
berbalik menjadi kawan. Mereka tidak mempunyai murid,
Bersama-sama mereka mengarang kemahiran dan
kepandaian silatnya dan menjadikan tiga jilid buku, yang
mereka simpan di dalam sebuah goa batu di pegunungan
Koat Cong San dan buku-buku tersebut mereka namakan Kui
Goan Pit Cek yang artinya sebagai berikut: Semua ilmu silat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dari segala jurusan mengalir ke satu tempat dan tidak
menyimpang dari tujuannya, setelah selesai menyusun tiga
jilid buku itu, mereka menggambar sebuah peta yang disebut
Cong Cin To, yang ditaruhnya di dalam sebuah kotak dari batu
Giok, dan disembunyikan diantara dua jurang, Kemudian
kedua orang yang aneh itu meninggal dunia di pegunungan
Koat Cong San. Maka Na Hai Peng setelah masuk ke dalam satu goa di
atas puncak Pek Yun Siat telah melihat tanda-tanda bekas
peninggalan Tian Ki Cin Jin atau Giok Liong Cin Jin itu. Hasrat
untuk mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu tak kunjung
padam, karena tanda-tanda bekas itu membuktikan bahwa
kitab ajaib itu ada. Setelah beristirahat di dalam goa itu selama dua hari, ia
kembali lagi ke dekat air terjun diantara ketiga puncak gunung
seperti terlukis di dalam peta Cong Cin To. Tetapi setelah
mundar-mandir selama dua hari, ia masih juga tidak berhasil
menemukannya. Pada hari ketiga ia menjumpai dua jago silat dari kalangan
Bu Lim. Na Hai Peng yang sudah lama tidak menjumpai
manusia merasa gembira menemui kedua orang itu, Setelah
mereka bereakap-cakap, ia baru mengetahui bahwa kedua
jago silat itu juga datang ke pegunungan Koat Cong San
dengan hasrat mencari kitab Kui Goan Pit Cek, meskipun
mereka tidak memiliki peta Cong Cin To yang diperlukan untuk
mencari kitab Kui Goan Pit Cek itu, sebetulnya kedua orang itu
datang ke pegunungan tersebut setelah mereka mendengar
kabar tentang cerita yang telah menjadi umum di kalangan
Kang-ouw. -ooo0oooTerjebak Kedua jago silat itu menceritakan bahwa setelah mereka
berusaha selama setahun mencari tempat disembunyikan nya
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, mereka hanya berhasil tiba di
dekatnya daerah di mana ketiga puncak yang berdiri tegak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
merupakan sudut segi tiga dan air terjun yang mengalir dari
puncak di tengah. Na Hai Peng mendengarnya dengan penuh perhatian dan
pikirnya: "Aku kira hanya aku seorang yang gemar akan ilmu
silat, tetapi ternyata masih ada jago-jago silat yang berusaha
keras mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu, Aku memiliki
peta Cong Cin To, tetapi aku belum berhasil mencari tempat
disembunyikannya kitab-kitab itu. Mengapa aku tidak
berusaha mencarinya ber-sama-sama kedua jago silat ini?"
ia insyaf bahwa karena ia telah tinggal lama di dalam
istana raja, ia tak mengetahui banyak tentang peristiwaperistiwa yang terjadi di kalangan Kang-ouw, dan ia pun tak
dapat menyelami hati orang lain, Dengan tekad mencari kitabkitab Kui Goan Pit Cek bersama-sama kedua jago silat itu,
maka ia lalu keluarkan peta Cong Cin To dari kantong
bajunya, dan segera mempelajari petunjuk-petunjuk yang
tertera di atas peta itu bersama-sama.
Sebetulnya kedua jago silat itu adalah perampok besar
Yang satu bernama Ciu Ki, dan yang lain bernama Kang
Cwan, mereka terkenal sebagai Kim Leng Ji Houw (Dua
harimau dari daerah Kim Leng) yang telah merampok dan
melakukan kejahatan di daerah sebelah selatan sungai Yo-cu
selama sepuluh tahun lebih, sehingga semua gubernur dari
enam propinsi di sebelah selatan sungai Yo-cu itu berusaha
keras menangkap mereka, Akan tetapi karena mereka
memiliki ilmu silat yang tinggi, dan juga mempunyai banyak
tempat-tempat sembunyi, mereka selalu luput dari
penangkapan, Kemudian pembesar pembesar dari enam propinsi itu
berserikat, dan dengan bantuannya pemimpin-pemimpin partai
silat di keenam propinsi tersebut mereka melakukan
pengejaran Pada satu ketika, mereka terkepung, dan mereka
harus melawan mati-matian. Meskipun terluka, lagi-lagi
mereka berhasil lolos dari kepungan!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah menderita kekalahan dan luka-luka, "kedua
harimau ini bertekad memperdalam ilmu silatnya agar dapat
menjagoi di kalangan Kang-ouw, Mereka juga telah
mendengar tentang kitab-kitab Kui Goan Pit Cek yang berisi
banyak petunjuk-petunjuk tentang ilmu silat dan sebagainya
Lalu mereka menuju ke pegunungan Koat Cong San. Setelah
mereka berusaha mencari selama setengah tahun tanpa hasil,
mereka menjadi kecewa, Justru ketika mereka hendak berlalu dari pegunungan Koat
Cong San, mereka menjumpai Na Hai Peng.
Setelah Ciu Ki dan Kang Cwan memeriksa petunjukpetunjuk di atas peta Cong Cin To itu, harapan mereka timbul
pula, Mereka saling pandang, dan kemudian tersenyum.
Harus diketahui bahwa "kedua harimau" ini, yang tak
pernah berpisah selama sepuluh tahun lebih bersama
melakukan kejahatan-kejahatan, boleh dikatakan sehati dan
sepikiran. Dengan hanya satu senyuman atau kedipan mata,
mereka segera dapat mengetahui pikiran atau keputusan
masing-masing, Na Hai Peng yang kurang pengalaman tentu
saja tidak mengetahui isyarat kedua perampok besar itu.
Lalu dengan menuruti petunjuk-petunjuk di atas peta Cong
Cin To itu mereka menuju ke kaki ketiga puncak yang berdiri
tegak dimana air terjun mengalir dari puncak yang di tengahtengah. Ciu Ki membaca sajak yang tertera di atas peta dan
yang berbunyi: "Pohon-pohon cemara menyaring sinar bulan,
Di atas batu-batu air jernih beraliran."
Mereka betul-betul melihat pohon-pohon cemara yang
tumbuh di dekat pinggir sungai yang banyak batu-batu di
dasarnya, Sungai itu mengalir melalui sebuah batu yarfg besar
dan mengalir masuk ke dalam sebuah goa. Batu besar itu
rupanya belum pernah diganggu, Untuk menyelidiki lebih jauh,
mereka berenang dan merayap naik ke atas batu yang besar
itu, "Batu besar ini rupanya sebagai kunci dari usaha kita. Kita
harus menyelam dan menyelidiki apa adanya di balik batu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang besar ini. Kita harus mencari rotan yang kuat untuk
dibuat menjadi tali" kata Ciu Ki.
Kang Cwan lalu berenang kembali ke darat, diikuti oleh Na
Hai Peng dan Ciu Ki. Mereka mencari rotan yang kuat untuk
dibuat tali, Kemudian Na Hai Peng dibujuk oleh mereka untuk
menyelam lebih dulu, dengan tali rotan diikat erat-erat di
pinggangnya, Na Hai Peng yang tidak mencurigai maksud
busuk dari kedua perampok besar itu segera terjun ke dalam
sungai dan menyelam, Ciu" Ki dan Kang Cwan mengulur rotan itu, dan setelah
diulur sampai dua ratus depa lebih, rupanya Na Hai Peng
telah tiba di tempat tujuannya,
Ciu Ki tertawa gelak-gelak dan berkata kepada kawannya:
"Si tolol itu mudah ditipu, Mungkin juga dia telah tiba di tempat
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek tersimpan Biarlah dia jadi pelopor
dalam usaha kita, sebentar lagi kita juga turun menyelam dan
merampas kitab-kitab itu dari tangannya!"
Sambil tersenyum Kang Cwan menjawab: "Menurut
pendapatku, kita tidak usah turun menyelam, Biar saja kita
menunggu di sini, Si tolol itu tentu akan kembali ke sini,
bukan" Dan jika dia berhadapan dengan kita, kau boleh
sengaja bertengkar dengan dia, dan aku yang nanti bunuh dia
dengan satu bacokan, Ha! Ha! Ha!"
Demikianlah kedua perampok besar itu menunggu di
pinggir sungai dengan perhitungan untuk merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek dari tangannya Na Hai Peng. Tetapi
sudah dua hari dua malam mereka menunggu Na Hai Peng
belum juga nampak keluar!
Di hari ke tiga, Ciu Ki tak dapat bersabar lagi
"Kita tak dapat menunggu lebih lama lagi! Kita harus turun
menyela m. Aku khawatir si tolol itu, setelah memperoleh
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, tidak mau naik, atau menemui
jalan lain dan keluar dari situ, Kita diselomoti!" katanya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kang Cwan berpikir sejenak, dan sambil geleng-geleng
kepala ia menjawab: "Tak mungkin. Menurut pendapatku,
mungkin dia terluka atau binasa!"
Lalu Ciu Ki terjun ke dalam sungai itu dan menyelam untuk
menyelidiki Tetapi sampai keesokan harinya, ia pun tidak
kembali! Kang Cwan juga tak dapat bersabar lagi. ia mengikat
pinggangnya dengan tali rotan, pada lain ujungnya ia ikat di
sebelah pohon, talu ia pun terjun ke dalam sungai dan
menyela m. Air yang mengalir masuk ke dalam goa itu sangat deras,
tetapi dengan ilmu meringankan tubuh, Kang Cwan berhasil
berenang menyelam masuk ke dalam goa yang luasnya lebih
kurang dua depa, Rupanya batu besar yang terlihat di
permukaan air menutupi mulut goa. Goa itu sangat gelap, tapi
agak tinggi, Air yang mengalir deras hanya setinggi lima kaki,
dan Kang Cwan dapat jalan di dalam air dengan kepalanya
bebas tidak terendam. ia melihat bahwa ia dapat naik ke atas
tebing-tebing di kedua sisi goa itu, ia segera meloncat naik ke
atas tebing itu, dan berjalan dengan hati-hati menuju ke ujung
goa, Betut saja makin jauh ia berjalan makin terang suasanal
di dalam goa itu, ia mempereepat langkahnya, dan ketika ia
tiba di luar, ia menjadi terpesona!
ia berseru: "Wahai indah benar pemandangan di sini) Aku
bagaikan hidup di dunia lain! Siapa yang dapat.
Ciu KI terjun ke dalam sungai itu dan menyelam untuk
menyelidiki, menduga bahwa dengan melalui goa yang
menembusi kaki puncak gunung ini, orang dapat menjumpai
tempat seindah ini!" ia berjalan terus sambil memperhatikan
keadaan di sekelilingnya, Tempat itu merupakan suatu lembah
yang luasnya lebih kurang satu bau ( kira - kira seperenam
hektar) dan dilingkari oleh lereng-lereng gunung yang curam,
Pohon-pohon dan rumput tumbuh dengan suburnya, rindang
dan nyaman suasananya aman tenteram. ia berjalan terus dan
tiba di suatu tegalan berumput dimana banyak tumbuh pohonKANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pohon bunga. ia terkejut ketika ia melihat Na Hai Peng sedang
berusaha mencari jalan keluar dari pohon-pohon bunga itu!
Kang Cwan yang banyak pengalaman segera mengetahui
bahwa Na Hai Peng dan Ciu Ki telah terjebak di dalam
lingkaran jalan sesat pohon-pohon bunga di atas tegalan
berumput itu! Meskipun mereka tidak terpisah jauh, tetapi tampaknya
kedua orang itu tak mengetahui atau melihat datangnya Kang
Cwan, Tiba-tiba Kang Cwan merasa hembusan angin,
Secepat kilat ia berbalik sambil mencabut pedangnya dan
menebas dengan sekuat tenaga!
Seekor bangau yang sangat besar datang menyerang ia,
dan bangau itu kena ditebas sayap kirinya dan mendapat
sedikit luka. Dia makin beringas, Sambil berbunyi keras dia
menyambar dengan kedua kakinya dan menyapu pedang di
tangannya Kang Cwan yang lantas terlepas dari cekalan nya.
Dalam keadaan bingung Kang Cwan loncat ke dalam pohonpohon bunga. Segera ia merasa matanya berkunang-kunang,
kepalanya pusing dan seluruh tubuhnya menjadi letih.
Ketika ia membuka matanya ia sudah tak tampak Na Hai
Peng dan Ciu Ki! Harus diketahui bahwa di tempat itulah Ti
Kian Cin Jin (atau Giok Liong Cin Jin) dan San Im Shi Ni
bersama-sama mencatat semua ilmu-ilmu silat mereka untuk
dijadikan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, setelah mereka
bertempur dengan hebat selama lima ribu jurus lebih sehingga
kedua-duanya sama kalah dengan mendapat luka-luka parah,
yang akhirnya tempat itu, dimana diatur pohon-pohon bunga di
atas tegalan berumput itu demikian rupa sehingga orang baru
dapat masuk atau keluar dengan menggunakan ilmu Pat Kwa
Ji Li Ngo Heng atau ilmu lima langkah melampau rintanganrintangan dari delapan jurus, Tanpa ilmu itu, maka orang akan
tersesat, kehilangan penglihatan dan pendengarannya !
Demikianlah Na Hai Peng, Ciu Ki dan Kang Cwan terjebak
di dalam daerah sesat itu dengan menghadap maut kelaparan,
sebetulnya mereka semua tak dapat luput dari mati kelaparan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kecuali Na Hai Peng yang membawa bekal sedikit
makanan kering, masih dapat bertahan, Tetapi Ciu Ki dan
Kang Cwan telah jatuh pingsan setelah mengalamai kelaparan
tiga hari. Tujuh hari telah berselang, Na Hai Peng pun tak dapat
bertahan lagi. ia sudah menjadi lemas, Ciu Ki dan Kang Cwan
sudah menjadi mayat pada hari kemarinnya!
Ketika itu, ia pun tak mempunyai harapan untuk dapat
keluar dari daerah sesat pohon-pohon bunga tersebut ia
pejamkan kedua matanya, dan duduk diam di atas rumput.
Jika orang telah terdesak oleh penderitaan, biasanya
orang itu tak dapat berpikir karena pikirannya sudah menjadi
kacau, Na Hai Peng terduduk diam sambil menenangkan
kembali penghidupannya dikala tinggal di dalam istana
dengan segala sesuatu yang mewah, karena Kaisar Hauw
Cong sangat menyayangi dan pereaya ia.
Namun ia yang gemar akan ilmu silat, telah mencurahkan
semua perhatian bahkan semangatnya ke dalam usaha
memperdalam ilmu silatnya. ia tak tertarik oleh ratusan selirselir yang muda belia dan cantik jelita di dalam istana Kiasar
Hauw Cong itu, Baginya, semua setir-selir itu ia anggap boneka-boneka
saja. sebetulnya ia dapat bersama-sama dengan salah satu
selir yang cantik jelita itu, (sudah tentu dengan jalan
sembunyi), kalau ia mau, tetapi ia senantiasa bersikap luhur
dan suci, Meskipun Kaisar Hauw Cong telah menghadiahkan
kepadanya seorang gadis yang cantik bernama Cui Tiap untuk
kawan hidup nya, namun perhatiannya tetap dicurahkan
kepada ilmu silat atau berlatih silat, dan tidak menghiraukan
kawan hidupnya yang mencintainya dan yang rela berkorban
untuknya, Justru ketika ia mengenangkan akan usaha memperdalam
ilmu silatnya, mendadak ia menjadi bersemangat lagi, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bertekad untuk mencari jalan keluar dan mendapati kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek! "Jika Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni tidak ingin kitabkitabnya dimiliki orang lain, mereka tentu tidak akan membuat
peta Cong Cin To. Aku yakin peta itu juga memberi petunjuk
untuk keluar dari daerah sesat ini." pikirnya. Lalu ia keluarkan
peta itu dari dalam kantongnya, ia juga dapat meraba suatu
benda di dalam kantongnya, Benda itu adalah sebutir mutiara
sebesar buah lengkeng, ia ambil keluar juga mutiara itu, dan
segera terlihat sinarnya yang memancar membikin terang
tempat seluas beberapa meter persegi di sekitarnya,
Mutiara itu adalah salah satu mustika dari perbendaan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

istana raja, dan terkenal dengan nama "Ya Beng Cu" (Mutiara
Bersinar di waktu malam). Mutiara itu adalah barang yang
langka miliknya Kaisar Hauw Cong, Kisah daripada mutiara
tersebut adalah sebagai berikut: Pada suatu malam, Kaisar
Hauw Cong membaca buku cerita sambil berbaring di tempat
tidurnya, Tiba-tiba hembusan angin meniup padam lilin di atas meja
yang berada di sisi tempat tidurnya, Mula-mula Kaisar Hauw
Cong kira seorang kasim (thaykam) datang membawa
hidangan untuknya, karena membuka pintu kamar sehingga
angin meniup padam lilin, Tanpa menoleh lagi ia memaki:
TEurang ajar.-.!" tapi tiba-tiba ia dengar suara orang mengejek
ia bangkit dan tampak satu orang berdiri di belakangnya, dan
orang itu dengan pisau belati terhunus mengancam ia untuk
jangan berteriak Orang yang mengancam itu bertubuh tinggi besar,
mengenakan pakaian serba hitam, menutupi muka dengan
kain hitam, dan hanya terlihat kedua matanya yang beringas,
Orang itu mengambil mutiara "Ya Beng Cu" dari kotak batubatu permata yang ditaruh di dalam laci meja, juga lukisan
buah tangan pelukis kenamaan Gouw Tao Cu dari kerajaan
Tong yang melukiskan "Para dewa dan dewi mengawal
Tuhan", yang digantung di atas tembok dekat tempat tidur
Kaisar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam keadaan demikian, meskipun ia seorang Kaisar
yang maha kuasa, ia tak berani berteriak ia hanya duduk di
atas tempat tidurnya dengan hati cemas,
justru di saat orang itu mengambil lukisan di atas tembok
tiba-tiba terdengar suara orang berkata dengan nada yang
teguh: "Ban Swee (Paduka Yang Mulia) jangan takut!", dan
segera berkelebat sesosok tubuh loncat masuk dengan
pedang terhunus! Dia adalah Na Hai Peng, perampok itu
terkejut ketika Na Hai Peng loncat masuk siapa berhasil
menendang tangannya yang mengandalkan pisau belati di
punggungnya Kaisar Hauw Cong.
Pertempuran segera terjadi di dalam kamar itu. Na Hai
Peng yang memiliki ilmu silat tinggi, dan yang bersumpah
setia untuk melindungi kaisar menyerang dengan hebat,
sehingga terlihat sinar pedangnya berkelebat-kelebat di dalam
suasana yang gelap itu. Setelah pertarungan berlangsung dua
puluh jurus, perampok itu kena ditotok jalan darahnya dan
tertawan! Kaisar Hauw Cong, yang telah menyaksikan dengan
kepala mata sendiri cara Na Hai Peng menolong jiwanya dan
menangkap perampok yang berani itu, merasa bersyukur dan
gembira sekali, ia lalu menghadiahkan mutiara Ya Beng Cu
kepada pahlawannya itu. Na Hai Peng menerima mustika itu
dengan menghaturkan banyak terima kasih, Seterusnya
mutiara itu ia taruh di dalam kantongnya,
Sebelum kabur dari istana untuk mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek, ia telah berpikir bahwa jika perlu, ia dapat jual
mutiara itu dengan harga tinggi untuk biaya perjalanannya,
Demikianlah di bawah sinar yang memancar dari mutiara
Ya Beng Cu itu, peta Cong Cin To dapat dilihat dengan nyata
sekali, ia membaca lagi sajak yang tertera di atas peta itu, dan
yang berbunyi: Kembali dengan rahasia dari perjalanan, pedang sakti
selalu membawa jasa baru, Pohon cemara menyaring sinar
bulan, Air bening mengalir di atas batu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di bawah sajak itu dilukiskan tiga puncak gunung yang
mengapit sebuah lembah yang berliku-liku dan pohon-pohon
cemara tumbuh dengan sangat suburnya, Tampak pula
sebuah pohon cemara yang lebih tinggi daripada pohon-pohon
cemara lainnya, daunnya yang rindang merupakan payung,
Sinar bulan memancar melalui daun-daun pohon itu ke atas
sebuah sungai yang mengalir di bawah pohon itu,
Peta Cong Cin To itu dilukis di atas kain sutera putih
sangat nyatanya, dapat memberikan petunjuk kepada orang
yang dapat menafsirkan lukisan itu, yang menunjukkan
setelah orang dapat melalui goa dan daerah sesat pohonpohon bunga, orang segera dapat tiba di tempat disimpannya
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
Kemudian Na Hai Peng duduk memikirkan jalan keluar dari
perangkap pohon-pohon bunga itu sambil timang-timang
mutiara di tangannya. sebetulnya mutiara Ya Beng Cu itu digosok menjadi satu
butir batu permata dengan ukuran sembilan kali sembilan:
ialah sembilan deret dari sembilan mata, Sinar yang
dipancarkan dari sembilan kali sembilan sama dengan
delapan puluh satu mata itu cocok betul dengan Pat Kwa Ji li
Ngo Heng. Na Hai Peng memperhatikan juga bahwa sinar Ya Beng
Cu itu menunjukkan dengan jelas jalan-jalan berliku-liku di
daerah sesat itu, yang harus ditempuh dengan bertindak lima
langkah ke kiri, dan kemudian empat tindak ke kanan, ia
berpikir "Jika aku tempuh jalan lima langkah ke kiri, kemudian
empat langkah ke kanan, yang berjumlah sembilan langkah
atau sembilan tindak, dan mengulangkan gerak itu sembilan
kali, maka sembilan kali sembilan langkah itu menjadi cocok
dengan jumlah sembilan kali sembilan sama dengan delapan
puluh satu mata yang memancarkan sinar ke delapan puluh
satu jurusan, Tidak ruginya jika aku mencobanya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Iapun telah coba menghitung jumlah dari pohon-pohon
bunga dengan bantuan sinar mutiaranya, dan umlah itu ada
sembilan kali sembilan sama dengan delapan puluh satu, ia
terkejut ketika melihat Ciu Ki dan Kang Cwan menggeletak di
atas rumput ia memanggil: "Ciu Heng! Kang Heng! Kalian pun
datang ke sini dengan melalui goa?" Tetapi tiada jawaban,
karena kedua orang itu sudah menjadi mayat Dan kedua
mayat itu membikin ia lekas-lekas melaksanakan usaha
pereobaan nya untuk dapat keluar dari daerah sesat itu,
Akhirnya ia berhasil juga keluar dan berada di atas
lapangan berumput ia ikuti satu jalan kecil yang berakhir di
suatu mulut goa. Mulut dari goa itu ditutupi oleh dua buah batu gunung yang
besar dan merupakan pintu, Dengan tenaga dalamnya, Na Hai
Peng memukul ke arah batu-batu itu, dan segera terbukalah
pintu goa tersebut ia menjenguk ke dalam dan tampaklah
sebuah ruang seluas tiga kamar tidur biasa, Di dalam ruang itu
tertampak satu batu gunung yang besar sekali, dan dua batu
hijau yang lebih kecil di kedua sampingnya, Di atas kedua
batu yang kecil itu ada dua jenazah yang sudah menjadi keras
seperti batu, "Betapa saktinya kedua orang ini! Mereka sudah
meninggal dunia beratus-ratus tahun lamanya, akan tetapi
jenazahnya tidak menjadi busuk atau berbau, bahkan telah
menjadi keras seperti batu!" pikirnya Na Hai Peng.
Kedua jenazah itu yang boleh dikatakan sudah berubah
menjadi patung dari batu adalah jenazahnya Ti Kian Cin Jin
(pendeta laki-laki) dan San Im Shi Ni (rahib perempuan), Di
atas batu yang besar terletak sebuah kotak dari batu Giok
yang berukuran satu kaki kali satu kaki kali lima dim (atau tiga
puluh cm kali tiga puluh cm kali lima belas cm). Di depan batu
yang besar terdapat sebuah pedupaan dari batu yang
berwarna putih, dan di dalam pedupaan itu masih terdapat abu
hio (semacam menyan wangi) yang sangat harum baunya,
Bau harum ini menyebar di udara dan menusuk hidung ketika
pintu batu terbuka, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pendeta laki-Iaki ini tentunya Ti Kian Cin Jin, dan rahib
perempuan itu, San Im Shi Ni. Keduanya telah menulis ilmuilmu silat yang maha dahsyat dan dibuatnya menjadi kitabkitab Kui Goan Pit Cek!"
Lalu ia berlutut di hadapan kedua "patung" itu memberi
hormat ia beristirahat sejenak, lalu ia mendaki batu yang besar
dan melihat kotak dari batu Giok. Diperiksa-nya dengan teliti,
dan di atas kotak tersebut tertulis delapan huruf yang
berbunyi: "Pit Cek Cung Po, Cin Si Mok Sen (Kitab-kitab ini
sangat berharga, Harus dijaga baik-baik). Kitab-kitab itulah
yang dicari oleh para jago silat selama hampir tiga puluh ratus
tahun, Kini ia, Na Hai Peng, yang menemuinya, ia yang
menggemari sekali ilmu silat, dan yang telah mencurahkan
semua perhatian dan semangatnya untuk memperdalam dan
berlatih silat, sehingga lupa kepada Cui Tiap kawan hidupnya
yang sangat mencintai ia, menjadi terharu bereampur girang
sehingga seluruh tubuhnya gemetar! BetuI dengan kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek itu ia tidak bermaksud menjagoi di kalangan
Kang-ouw, tetapi kegembiraannya tak terhingga ketika ia
menemukan kitab-kitab tersebut!
Dengan bernapsu ia buka kotak batu Giok itu, yang
berisikan tiga kitab yang dengan kulit kain sutera yang masih
utuh, disamping satu Leng Tan (Pil obat). Di bawah Leng Tan
itu ada satu kertas putih dengan tulisan yang berbunyi:
"Dihadiahkan kepada orang yang telah berhasil masuk ke
ruangan ini." Na Hai Peng yang telah tidak makan dan minum beberapa
hari, setelah melihat Leng Tan itu, segera diambilnya dan
ditelannya, ia segera merasakan bau harum di mulutnya, dan
seluruh tubuhnya menjadi hangat, segar dan bersemangat
seolah-olah mempunyai tenaga dari sembilan ekor banteng!
Sambil duduk di atas batu ia buka kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek itu, Kitab-kitab itu melukiskan dan menjelaskan cara-cara
orang belajar ilmu silat, ilmu-ilmu tenaga dalam maupun
tenaga luar, ilmu menggunakan maupun mengelakkan
senjata-senjata rahasia, ilmu memperkuat iman,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyembuhkan luka-luka di dalam tubuh, serta ilmu-ilmu dan
jurus-jurus yang dapat melumpuhkan lawan secara kilat dan
ampuh. Dengan singkat semuanya itu, yang berkenaan dengan
ilmu silat, dan menyembuhkan luka-luka akibat dari
pertempuran, dapat dipelajari dengan mudah dan cepat Lebih
pula, segala ilmu silat tinju, menggunakan macam-macam
senjata tajam atau senjata rahasia, ilmu menotok jalan-jalan
darah dan membebaskannya, ilmu menawan lawan hiduphidup atau mati, semuanya dijelaskan dengan terang dan
jelas, Na Hai Peng membaca semua itu dengan tekun dengan
perasaan terharu dan kagum... dan bahagia, Ketika ia
membaca sampai kepada kitab ketiga, yang berlainan isinya
daripada kitab ke satu dan ke dua, ia menjadi agak bingung,
karena isinya adalah jampe-jampe (mantera) dan sebagainya
yang sukar dimengerti olehnya, Namun ia membacanya habis
ke tiga kitab tersebut Harus diketahui bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu
disusun oleh Ti Kian Cin Jin bersama San Im Shi Ni setelah
mereka dari lawan menjadi kawan, Disamping semua ilmuilmu silat, Ti Kian Cin Jin juga telah memberitahukan dan
merundingkan ilmu Hian Men It Goan Kong Ki (Tenaga dalam
dahsyat melumpuhkan lawan), dan San Im Shi Ni menjelaskan
ilmu Hut Men Pan Yo San Kong (Tenaga luar ajaib untuk
menggempur dan menghindari serangan-serangan dahsyat).
Kedua ilmu tersebut adalah modal istimewa mereka, dan
setelah mereka mempelajari kedua ilmu istimewa tersebut,
mereka insyaf bahwa jika orang dapat memiliki kedua ilmu
istimewa tersebut, maka dia akan menjadi seorang jago silat
yang sakti laksana seorang dewa atau dewi,
Ilmu Hian Men It Goan Koang Ki bahkan dapat
meremajakan, menguatkan dan menyembuhkan Iuka-luka di
dalam tubuh. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ilmu Hut Men Pan Yo San Kong dapat membunuh lawan
hanya dengan satu semprotan hawa dari mulut!
Mereka terus mempelajari kedua ilmu luar biasa itu selama
tiga hari dan tiga malam sambil berusaha menyembuhkan
luka-luka yang diderita sebagai akibat pertempuran mereka.
Lalu sambil menunjuk ke kedua kitab Kui Goan Pit Cek
yang telah selesai disusun itu, Ti Kian Cin Jin berkata sambil
tersenyum: "Jika sebelumnya kita masuk ke dalam goa ini
untuk menyusun kedua kitab ini, kau memberitahukan ilmu
Hut Men Pan Yo San Kong kepadaku, mungkin aku dapat
berhasil menyembuhkan luka-lukaku dengan dibantu oleh ilmu
Hian Men It Goan Kong Ki dari aku...."
San Im Shi Ni menjawab sambil menghela napas: "Tidak
ada gunanya kita bicarakan itu lagi, karena sudah terlambat
Mungkin juga ini kehendaknya Tuhan, ilmu Hian Men It Goan
Kong Kimu digabung dengan ilmu Hut Men Pan Yo San
Kongku sebetulnya dapat membikin kita hidup lama, jika
kedua ilmu ini tidak dicatat dan disusun di dalam kitab, maka
kedua ilmu ini akan hilang, Menurut pendapatku tidak ada
jahatnya jika kita, menyusun kedua ilmu itu di dalam kitab ke
tiga." Setelah memperoleh persetujuannya Ti Kian Cin Jin, maka
mereka menyusun kedua ilmu ajaib tersebut di dalam kitab ke
tiga dan kitab itu diberi nama Toa Pan Yo Hian Kong (llmu
ajaib abadi), Setelah mereka selesai menyusun kitab ke tiga
itu, mereka tak dapat hidup lebih lama lagi, Betul dengan ilmu
Toa Pan Yo Hian Kong itu mereka dapat menyembuhkan lukalukanya, akan tetapi usaha menggunakan ilmu itu sudah
terlambat. Lalu Ti Kian Cin Jin menutup mulut goa dengan batu, dan
San Im Shi Ni menaruh tiga Kui Goan Pit Cek itu di dalam
kotak batu Giok bersama satu butir Leng Tan (pil ajaib), lalu
kotak itu ditaruh di atas satu batu besar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kemudian dengan membakar hio mereka berdiri di atas
dua batu di kedua samping batu yang besar menanti ajal
mereka! Hio yang dibakar terbuat dari daun-daun ajaib, dan
asap yang keluar dari hio itu dapat mengawal kan jenazah
mereka, Daun-daun yang ajaib itu adalah hasil penyelidikan Ti
Kian Cin Jin yang sengaja membawa dan ditanam di dekat
puncak Pek Yun Siat, Setelah Na Hai Peng membaca ketiga kitab Kui Goan Pit
Cek itu, ia merasa dapat memahami semua ilmu-ilmu silat
yang tereatat di dalam kitab-kitab pertama dan ke dua, hanya
kitab Toa Pan Yo Hian Kong yang ia belum paham betul,
namun ia telah merasa bahagia sekali, dan air matanya
mengucur keluar karenanya!
Dengan pil ajaib (Leng tan) yang ia telah telan, ia
merasakan tubuhnya sehat segar, sedikitpun ia tak merasakan
lapar, Baru pada keesokan harinya ia merasa agak lapar, ia
menghitung-hitung bahwa dua puluh hari telah berselang
semenjak ia terjun masuk ke dalam sungai untuk menyelidiki


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keadaan di situ, Lalu dengan membawa kotak yang berisi
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek itu ia keluar dari goa.
Kini pohon-pohon bunga yang menjadi daerah sesat tidak
menjadi soal lagi baginya. Hanya bau busuk dari kedua
mayatnya Ciu Ki dan Kang Cwan sukar ditahan. sebetulnya ia
ingin mengubur dengan selayaknya kedua mayat itu, akan
tetapi ketika ia berpikir caranya kedua perampok yang kejam
itu membujuk ia terjun dulu, ia menjadi jemu akan
perbuatannya, Dengan mudah ia dapat melalui daerah sesat
itu, dan tiba di pinggir sungai Untung baginya rotan yang
disambung untuk dijadikan tali masih ada. Dengan bantuan tali
rotan itu, ia dapat keluar lagi ke atas sungai dengan selamat.
Kemudian ia pergi ke goa yang terletak di atas puncak Pek
Yun Siat untuk mempelajari dan memahami semua ilmu-ilmu
silat yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Goa
Pek Yun Siat itu agak luas, terdiri dari beberapa kamar Satu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
angin anglo (dapur) baru dari Ti Kian Cin Jin masih
ketinggalan di dalamnya, Dengan hasrat memperdalam ilmu
silatnya, maka goa Pek Yun Siat itu ia jadikan tempat
bertapanya. Dengan cepat sekali sepuluh tahun telah berlalu, ilmu
silatnya Na Hai Peng telah bertambah maju berlipat ganda,
dengan bermacam-macam ilmu pukulan dan ilmu
menggunakan senjata tajam yang tiada taranya di kolong
langit, bahkan ilmu Hian Men It Goan Kong Ki pun ia dapat
memahami banyak, Tetapi dalam waktu sepuluh tahun itu ia
hanya baru memiliki kurang tiga atau empat persepuluh
bagian dari kesemua ilmu yang tereatat di dalam kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek itu, Pada suatu hari, ia mempunyai suatu pikiran nakal, ia
membuat kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu dengan
mengunakan kertas putih, ia kembali lagi ke dalam goa yang
berada di perut gunung, dan menaruh kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek palsu itu di atas batu besar di dalam goa tersebut Lalu ia
taruh peta Cong Cin To di atas puncak Sao Sit Hong, tempat
dimana Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni mengadu silat
"Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah mengambil entah
berapa banyak korban diantara jago-jago silat selama
beberapa ratus tahun, Jika peta Cong Cin To itu diketemukan
orang, maka orang itu pasti datang ke goa di perut gunung
untuk mengambil kitab-kitab palsu itu, maka berhenti lah para
jago-jago silat mencarinya atau saling bertempur untuk
memperoleh kitab-kitab itu.,." pikirnya Na Hai Peng. Dalam
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu itu ia hanya gambarkan
macam-macam bi-natang, burung dan ikan dengan
sembarangan saja, Ketika ia sedang membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek
yang palsu itu ke dalam goa di perut gunung, tiba-tiba ia
menjumpai seekor bangau yang besar berdiri di depan mulut
goa. ia yakin bahwa ilmu silatnya mahir dan tinggi, ia memukul
kan tinjunya tetapi bangau yang besar itu terbang ke atas
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
secepat kilat menghindari tinjunya, dan terbang turun lagi
menyapu ia! Na Hai Peng lekas-lekas loncat mengegos sambil
berusaha menangkapnya, Tetapi bangau itu rupanya sangat
lincah dan cerdik, seolah-olah diapun pandai silat Dia berbunyi
keras dan datang menyambar dari belakang,
Demikianlah Na Hai Peng bertempur melawan bangau itu
dengan semua ilmu silat yang ia telah pelajari dari kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek, akan tetapi ia masih juga tidak berhasil
menangkap bangau itu. Na Hai Peng terperanjat dan berpikir "Sepuluh tahun
sebelumnya, ilmu silatku dapat menerkam harimau dan
memukul mati singa, Tetapi sekarang setelah aku dapat
memiliki banyak ilmu-ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek, aku tak mampu menangkap seekor bangau!"
Kemudian ia berlutut dan mengumpulkan tenaga dalamnya
untuk melancarkan jotosan dengan tangan kirinya ke atas.
Bangau itu terdampar jauh sekali oleh angin dari jotosan nya,
tetapi bangau itu segera datang menyambar lagi, Na Hai Peng
menggunakan jurus Ciang Hong Pa Liong atau Burung Hong
menerkam naga, dan ia berhasil mencekal kedua kakinya
bangau itu! Bangau itu berusaha melepaskan diri, tetapi sia-sia,
karena tenaganya Na Hai Peng demikian besarnya seolaholah dapat menahan sepasang banteng yang sedang
mengamuk! -ooo0oooDengan ilmu silat sakti, Na Hai Peng kembali ke istana
"Bangau ini luar biasa! Apa maksudnya dia menyerang aku
demikian sengit nya ?" pikir Na Hai Peng.
Ketika ia melepaskan cekalannya, bangau itu tidak
berusaha terbang pergi, Na Hai Peng dorong batu di mulut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
goa dan masuk ke dalam, ia taruh kotak-kotak yang berisi
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek palsu di atas batu besar, dan
jalan keluar lagi setelah melalui pohon-pohon bunga,
Alangkah kagetnya ketika ia tiba di pinggir sungai, tali rotan
yang ia gunakan tadi telah hilang! Bagaimanakah ia dapat
keluar dari lembah yang sempit dan yang dilingkari oleh
lereng-lereng gunung yang curam lagi licin itu" Meski ia
berlatih lagi sepuluh tahun sekalipun ia tak akan berhasil
keluar dari lembah tersebut
Dalam keadaan bingung itu, tiba-tiba ia merasa hembusan
angin di belakangnya, ia menoleh dan melihat bangau yang
besar itu sudah berdiri di belakangnya, "Bangau ini besar
sekali tenaganya, Mungkin aku dapat tunggangi untuk
membawa aku terbang keluar dari lembah ini!" pikirnya, Lalu ia
tunggangi bangau itu siap lantas melonjorkan lehernya, dan
setelah mementangkan kedua sayapnya, segera membawa
Na Hai Peng terbang ke angkasa,
Bangau itu terbang tinggi menembusi segumpalan awan,
dan kemudian ia terbang turun di atas suatu puncak.
Na Hai Peng turun dari punggung bangau itu dan melihat
keadaan di sekitarnya, Ternyata ia berada di dekat goa Pek
Yun Siatnya, Bukan main girangnya, karena ia anggap bangau
itu telah tunduk dan takluk kepadanya. ia usap-usap bangau
itu dengan penuh kasih sayang, Tetapi bangau itu mundur dan
berbunyi seakan-akan merasa takut Na Hai Peng lalu melihat
ada satu seruling bambu yang panjangnya lebih kurang
sepuluh cm dan sebesar jempol tangan tergantung di lehernya
bangau itu. ia pegang dan pijat seruling bambu itu, ia tidak
pikir bahwa tenaganya sangat dahsyat, dan seruling bambu itu
menjadi hancur, selembar kain sutera putih yang dilipat rapi
jatuh keluar dari seruling bambu itu, ia pungut kain sutera itu,
dan membaca tulisannya yang berbunyi:
"Bangau ini bernama Hian Giok. Dia adalah makhluk yang
sakti dan telah berusia seribu tahun lebih, dapat menaklukkan
naga. Siapa saja yang dapat menaklukkan-nya, akan menjadi
majikannya." Terlihat tanda tangan dari Ti Kian Cin Jin,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
disertai juga cara menjinakkannya dan memeliharanya bangau
itu. Bukan main girangnya Na Hai Peng, karena dengan
dibantu oleh bangau sakti itu, ia seolah-olah dapat terbang
pergi kemana saja yang dikehendakinya,
Justru pada saat itu ia berpikir "Semenjak aku berlalu dari
istana raja di ibukota sehingga kini sudah sepuluh tahun,
Apakah kawan-kawan karibku masih ada" Dengan bangau
sakti ini, aku dapat pergi ke sana dengan mudah, Aku dapat
menemui kawan-kawan karibku dan juga Cui Tiap, kawan
hidupku." Dengan maksud itu, ia segera menunggangi bangau-nya
dan menuju ke ibukota, Bangau sakti itu hanya perlu
beristirahat satu kali, dan jarak yang jauh dari pegunungan
Koat Cong San sampai ke ibukota di utara dapat ditempuh
hanya dalam satu hari satu rnalam!
Karena ia sudah mengerti cara mengendalikannya bangau
sakti itu, setelah ia perintahkan turun di dekat tempat tidak
jauh dari istana, ia segera suruh bangau itu terbang ke atas,
dan ia sendiri berjalan menuju ke istana raja,
Na Hai Peng yang telah tinggal lama di dalam istana telah
paham betul seluk beluknya. Meskipun ia telah lama berlatih
silat, tetapi ia lakukan segala sesuatu ada dorongan hatinya
tanpa pikir, Dengan hati yang tabah ia jalan masuk ke dalam
istana. Tiba-tiba berkelebat dua bayangan, dan ia dibentak: "Siapa
yang demikian besar nyalinya berani menerobos masuk ke
dalam istana raja pada malam hari ini?" Bentakan itu dibarengi
dengan sambitan dua senjata rahasia, yang berkelebatnya
terbang menyertai ia. Dengan cepat sekali Na Hai Peng tangkap senjata rahasia
itu dan yang lainnya ia kebut dengan lengan bajunya sambil
berteriak: "Siapakah kau yang berani menyambit aku dengan
senjata rahasia itu dan yang lainnya" Apakah kau tak takut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku akan menghajar kalian?" Ketika ia masih menjadi orang
kesayangan Kaisar Hauw Cong, dan menjadi pengawal
peribadinya, Maka ia telah berkata-kata demikian
Dua pengawal keluar menghadapi ia dan menatapnya
dengan beringas! Na Hai Peng lupa bahwa ia telah tinggal memisahkan diri
diatas puncak Pek Yun Siat selama sepuluh tahun dan kini
pakaiannya sudah compang-camping, Lagipula rambutnya
yang panjang beberapa kaki dan kumis serta janggutnya yang
berewok telah membikin ia lebih mirip orang hutan daripada
manusia, Seorang pengawal mengejek: "Kakek yang gila ini mungkin
mau merasai golokku!" Lalu ia membacok
"Kurang ajari Berani maki aku kakek gila!" bentaknya Na
Hai Peng, sambil mengegoskan diri, dan satu jotosan dari tinju
kanannya membikin pengawal itu jatuh tertiarap dengan tidak
bernyawa! pengawal yang lain menjadi ketakutan Dengan nekat ia
menyerang dengan goloknya, Tetapi Na Hai Peng hanya
loncat ke samping, dan tinju kirinya memukul muka lawannya,
ia lupa bahwa tinjunya itu keras sekali Pukulan itu telah
memukul hancur muka pengawal itu yang hanya menjerit
sekali untuk jatuh menjadi mayat!
Na Hai Peng sendiri menjadi terperanjat menyaksikan
jotosan-jotosannya yang membawa maut mengambil korban,
ia berpikir Ai! Aku telah membunuh mati pengawal istana, apa
bila ketahuan, aku akan dianggap seorang pemberontak dan
hukumannya tidak akan berakhir jika belum sampai sembilan
turunan...." Banyak pembesar-pembesar tinggi atau menteri-menteri
yang telah memberontak mendapat hukuman secara demikian
dengan tak menghiraukan tua atau muda, laki atau
perempuan justru pada saat ia memikirkan akan akibat dari
perbuatannya itu, tiba-tiba ia merasa ada angin menyerang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dari belakangnya, ia menoleh dan tampak tiga pengawal yang
bertubuh tinggi besar telah mengurung ia dengan golok
terhunus, Pengawal yang di tengah membentak ia dengan mata
melotot: "Kedua pengawal ini tentu kau yang bunuh!"
tegurnya. Dengan wajar Na Hai Peng menjawab: "Aku hanya
menjotos sembarangan, aku tidak menduga telah memukul
mati mereka." pengawal itu mengawasi Na Hai Peng yang berpakaian
compang-camping, rambut dan janggutnya panjang dan
terurai-urai, menganggapnya Na Hai Peng seorang yang tidak
beres pikiran, ia tidak pereaya jika tanpa senjata, Na Hai Peng
dapat membunuh mati rekan-rekannya. ia membentak lagi:
"Hei! Kau iblis dari mana berani bicara dengan mulut besar"
Apakah kau tidak tahu di sini tempat apa?"
Dengan tenang Na Hai Peng menjawab: "Aku tahu ini
adalah pekarangan di dalam istana raja...."
"Dan apakah kau tidak tahu tidak sembarangan orang
boleh masuk ke sini?" bentak si pengawal itu,
"Aku ingin menjumpai kaisar, maka aku datang ke sini."
jawab Na Hai Peng, Si pengawal menjadi gusar, ia lalu menusuk dengan ujung
goloknya, Ketika itu Na Hai Peng telah dapat memahami ilmu Hian
Men It Goan Kong Ki. Dengan tanpa bergerak, ia membalas
menyerang lawannya, pikirnya si pengawal bahwa dengan
tusukannya itu Na Hai Peng akan dapat ditusuk mati, ia tidak
duga bahwa ujung goloknya menjadi empuk seperti lilin ketika
menyentuh tubuhnya Na Hai Peng, dan tangannya segera
menjadi lumpuh, Goloknya segera jatuh dari cekalannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedua pengawal yang lain juga merasa tubuhnya menjadi
panas, dan terpaksa mundur dua tindak,
Na Hai Peng tertawa gelak-gelak, ia mengebutkan kedua
lengan bajunya, dan kedua pengawal di kedua sampingnya itu
terhempas jatuh terlentang dengan jiwa melayang! Dengan
sekali loncat Na Hai Peng lari maju, Segera ia dengar ada
orang yang mengejarnya pula dan ternyata seorang pengawal
kepala, sebetulnya ia tidak bermaksud membunuh mati siapapun,
maka ia berusaha melarikan diri dan keluar dari istana agar ia
dapat memanggil bangaunya untuk kembali ke pegunungan
Koat Cong San. Dalam pikirannya yang kacau itu, ia telah
tidak ingat lagi jalan untuk keluar, dan ia tersesat!
ia berhenti dan mengingat-ingat jalan keluar dalam
suasana yang gelap itu, Berkat ilmu Hian Men It Goan Kong Ki
yang ia dapat pelajari dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
penglihatan matanya jauh lebih terang di suasana yang gelap"
itu, ia dapat lihat di tempat sedikit jauh beberapa bangunan
yang bertingkat diantara pohon-pohon cemara, pada sepuluh
tahun berselang bangunan-bangunan tersebut belum ada. ia
berusaha mengingatkan segala bangunan-bangunan atau
benda-benda ketika ia masih menjadi pengawal pribadi Kaisar
Hauw Cong, tiba-tiba ia dengar suara bunyinya lonceng
kuningan Suara lonceng itu tidak keras, tetapi mendengung
lama sekali, segera disertai suara seruling bambu, dan dari
jendela-jendela bangunan-bangunan yang bertingkat itu
memancar keluar sinar lampu.,.,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia ingat di masa ia menjadi pengawal istana, Tiap-tiap
orang-orang yang telah menerobos masuk ke dalam pasti tak
dapat keluar lagi, karena penjagaan yang keras dan jebakanjebakan yang tersembunyi di tempat-tempat tertentu Tetapi
dengan ilmu silatnya yang dapat dikatakan tiada bandingan, ia
tidak takut akan tidak bisa keluar
"Aku sudah di sini, meskipun aku tidak dapat menjumpai
kawan-kawan karibku, aku harus berusaha mencari Cui Tiap,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bangunan-bangunan yang bertingkat itu mungkin juga tempat
kediaman selir-selir raja, dan mungkin juga Cui Tiap berada di
salah satu bangunan-bangun-an itu.,." pikirnya.
Baru saja ia hendak melangkahkan kaki menuju ke
bangunan bertingkat itu, tiba-tiba ia mendengar orang bicara
"Jika kita terus mencari, kita akan terpaksa mencari di ruang
yang terlarang, tetapi kita akan dipersalahkan."
Terdengar pula suara jawaban: Tetapi Lauw Kong Kong
(Tuan besar Lauw) telah memerintahkan kita mencari dan
menangkap orang yang telah menerobos masuk ke sini, kita
tidak akan dipersalahkan jika kita berhasil menangkap bangsat
itu,.,." "Rupanya orang-orang itu sedang mencari aku, aku harus
bersembunyi" pikir Na Hai Peng, lalu ia lari menuju ke hutan
pohon-pohon cemara di depannya,
Tetapi ia tidak menduga bahwa orang-orang yang sedang
mencari ia adalah jago-jago silat dari Lauw Kin, kasim
(Thaykam = orang kebiri) kesayangan kaisar tetapi sangat
kejam dan keji, Suara pakaiannya yang dihembus angin telah
menarik perhatiannya orang-orangnya Lauw Kin, Dalam
sekejap, tiga senjata tajam menyambar dari belakangnya,
sambil membalik tubuh, Na Hai Peng me-ngebut dengan
bajunya, dan dua golok segera terlempar jatuh, sedang orang
yang ke tiga ia dapat hindarkan untuk terus didorong ke depan
sehingga tubuhnya bertumbukan dengan pohon.
Kedua orang yang telah terlepas goloknya segera datang
menyerang lagi, dan Na Hai Peng memperhatikan bahwa
kedua orang itu, yang satu kurus tinggi, mukanya perok,
kedua matanya seperti mata tikus, usianya lebih kurang enam
puluh tahun, dan yang lain bertubuh tinggi besar, berusia kirakira empat puluh tahun, siapa sedang menyerang ia dengan
sebuah toya berkepala roda baja yang bergigi setelah
goloknya terlepas, Si kurus mengawasi Na Hai Peng, dan dengan tanpa
bicara, tiba-tiba tangan kanannya menyambar mencakar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
seperti kukunya seekor burung elang, Dan kawannya yang
bersenjatakan toya berkepala roda baja bergigi berbareng
menyerang dengan menyodokkan senjatanya ke mukanya Na
Hai Peng! Na Hai Peng, yang telah memahami banyak ilmu silat dari
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, menjadi gembira karena ia
memperoleh kesempatan untuk menguji keampuhan jurusjurusnya, dan ia telah melupakan dosa dicap sebagai
pemberontak Sambil tertawa gelak-gelak, tinju kanannya dari
bawah memukul ke atas menghajar toya dengan jurus Liong
Teng Kauw Tian ke atas atau Naga Melonjak ke udara,
sedangkan tangan si kurus yang datang mencakar segera
terlihat hasilnya. Tinju kanannya telah memukul tangan lawan yang
memegang toya sehingga senjata itu terpental, dan si kurus
yang hendak menarik kembali cakarannya untuk loncat
beberapa kaki, ia menjotos punggungnya dan tangan
kanannya menolak jalan darah di lengannya si kurus.
Serangan-serangan yang secepat kilat itu tak dapat
dihindarkan lagi oleh kedua lawannya yang ilmu silatnnya lihay
itu, jotosan di punggung membikin si tubuh besar jatuh
tertiarap dan pingsan, sedangkan totokan itu melumpuhkan
seluruh tubuhnya si kurus, Lawan yang bertumbukan dengan
pohon hanya dapat menjerit satu kali untuk rubuh ke tanah
dengan memuntahkan darah dari mulutnya!
Ketika kedua orang itu dapat bangkit, Na Hai Peng sudah
pergi entah kemana! Lawan yang bertubuh besar, sambil
membersihkan tanah di mukanya berkata kepada kawannya:
"Aku yang sudah lama berkecimpung dikalangan Kang-ouw,
dan pernah menghadapi banyak lawan yang berat, belum
pernah diperlakukan demikian oleh setan ini!"
Si kurus menyahut: "Meskipun istana ini dijaga keras,
tetapi aku khawatir lebih banyak korban dibunuh olehnya
sebelum dia dapat ditawan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Hai Peng ketika itu sedang bersembunyi di semaksemak pohon bunga dan mengawasi gerak-geriknya mereka,
Ketika ia masih menjadi pengawal istana Kaisar Hauw
Cong, ia mengetahui bahwa beberapa pengawal dipersenjatai
dengan anak panah yang beracun, Setelah mendengar si
kurus mengatakan istana tersebut dijaga keras, ia khawatir
diserang dengan anak panah beracun, ia berkata seorang diri:
"Dalam suasana yang gelap gulita ini, aku tak dapat segera
melihat lawan dengan senjata anak panah beracun, Lebih baik
aku bersembunyi di sini sejenak untuk mencari jalan yang
aman untuk keluar...."
Sesaat kemudian ia dengar suara kaki orang berlari-lari.
Mereka yang sedang mencari ia semuanya adalah jago-jago
silat kenamaan, dan suara dari napasnya rupanya telah
didengar oleh mereka, Karena ia sedang mengumpulkan
tenaga dalamnya dengan sebentar-sebentar menyedot atau
menarik napas panjang untuk disembur keluar dengan
perlahan-lahan, Ketika ia mengangkat kepala dan melihat di
sekitarnya, ia tampak bahwa ia sedang disoroti oleh sinar dari
suatu lentera, ia tidak bergerak, karena ia belum selesai
mengumpulkan tenaga dalamnya, Tiba-tiba satu golok datang
menyambar! Ia tidak menangkis dengan tangannya, ia hanya
membuka mulutnya, menangkap golok itu dengan gigitan
giginya, ia terkejut ketika ia lihat golok itu mengeluarkan asap
biru, itulah golok beracun!
Na Hai Peng segera rasakan kaki tangannya menjadi
panas, dan ketika ia melihat ke depan lagi. Satu toya besi dan
ujung garu berbareng menyerang ke mukanya, Dengan satu
jeritan, ia loncat ke atas ia telah terluput dari sodokan toya
besi dan garu tadi! ia jatuh turun ke tanah untuk menjotos
punggungnya orang yang menyodok ia dengan garu, dan kaki
kanannya menendang kepalanya orang yang menyodok ia
dengan toya besi. Belum lagi kakinya menginjak tanah ketika mendengar
suara jeritan-jeritan yang mengerikan Orang yang menyodok
dengan garu jatuh tersungkur memuntahkan darah, dan orang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang menyodok dengan toya besi hancur kepalanya, Mereka
menjerit kesakitan satu kali, dan mati seketika! Na Hai Peng
yang telah menggigit golok beracun, selagi berusaha
mengeluarkan racun itu, merasakan bahwa betis kanannya
dan lengan kirinya me!umpuh. ia merasa harus menghadapi
seorang lawan yang bersenjata toya. Dengan memaksakan
diri ia meloncat pula untuk merampas toya lawannya, Satu
genta kan yang dibarengi dengan tendangan kaki kiri,
lawannya ditendang remuk kepalanya sehingga otaknya
berantakan! Dalam keadaan separuh lumpuh ia masih dapat
membunuh lawan-Iawannya dengan mudah dan cepat ia
ambil toya dari lawannya dan lari menuju ke bangunan yang
bertingkah Meskipun di sekitarnya masih ada banyak pengawal, akan
tetapi sebagian besar telah dibinasakan olehnya, Lagipula
orang yang menyoroti ia dengan lentera telah dihajar mati,
maka suasana menjadi gelap pula, Untuk sementara waktu,
rupanya tidak ada orang yang berani mengejar lagi,
sebetulnya mereka sedang siap sedia dengan senjata senjata
rahasia yang segera akan dilontarkan nya. kesempatan itu
digunakan olehnya untuk lari menuju ke bangunan yang
bertingkat Sejenak kemudian, karena suasana sunyi senyap, para
pengawal mulai keluar dari tempat sembunyinya masingmasing untuk mencari lagi, atau mengangkat mayat - mayat
kawan nya. Na Hai Peng yang berlari-lari tiba-tiba merasa betis kirinya
menjadi lemas, dan ia jatuh. Betis kanan dan lengan kirinya
memang sudah menjadi lumpuh, Ketika itu ia baru memikir
melarikan diri keluar dari pekarangan istana, Tetapi terlambat,
karena ia tak dapat berbuat menurut kehendaknya dengan
hanya satu lengan kanannya, ia menghela napas,
ia mendongak, dan melihat sekelompok pohon-pohon
bambu mengelilingi satu bangunan yang bertingkah dan sinar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lampu membikin tempat di sekitarnya menjadi terang, ia
berpikir "Bangauku sangat cerdik dan cerdas, Mengapa aku
tidak mau memanggilnya agar dia dapat membawa aku keluar
dari sini?" pikirnya.
Lalu ia berusaha bersiul memanggil bangaunya, tetapi ia
tak dapat lakukan itu, karena beberapa jalan-jalan darahnya
telah tersumbat akibat racun golok, Dalam keadaan putus asa,
ia keluarkan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek dari kantong
bajunya, dan berkata seorang diri: "Kali ini rupanya aku tak
dapat keluar dari sini, dan mungkin aku binasa, Kitab-kitab
sakti ini akan dirampas oleh orang lain, lebih baik aku
memusnahkannya!" ia berhenti sejenak dan menghela napas,
Tetapi jika kitab-kitab sakti ini aku musnahkan, maka ilmu-ilmu
silat yang disusun oleh Ti Kian Cin Jin dan San Im Shi Ni
dengan jerih payah akan menjadi sia-sia belaka"
Demikianlah ia menjadi mundur maju tidak dapat
mengambil ketetapan tentang memusnahkan kitab-kitab.
Sambil memegangi kitab-kitab itu, ia mengucurkan air mata
Segera terdengar berlari-larinya suara kaki orang, ia yakin
bahwa para pengawal istana berusaha mengejar atau mencari
ia lagi, ia masukkan kembali kitab-kitab itu ke dalam kantong
bajunya, dan berdaya mencapai bangunan bertingkat di
depannya, Setelah ia tiba di bawah satu jendela dari
bangunan itu, dengan sekali enjot, ia berhasil melonjak masuk
ke dalam satu kamar, dan bersembunyi di kolong sebuah
meja, Di luar terdengar suara melewatnya orang yang berlarilari.
Ia bersembunyi di kolong meja itu dengan maksud
mengambil keputusan apa yang ia harus perbuat dengan
kitab-kitab Kui Goan Pit Ceknya, Tetapi ketika ia keluarkan
kitab-kitab itu, ia kebetulan membuka halaman yang
menuturkan cara menyembuhkan luka-luka.
Penglihatannya yang tajam, dibantu dengan cahaya lampu
di dalam kamar itu, memudahkan ia membaca dengan jelas,
Dengan girang ia membaca halaman itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba ia dengar suara orang yang berseru di luar
kamar: "Ban Swee (kaisar) telah datang!" Na Hai Peng
terkejut. ia masukkan lagi kitab-kitabnya ke dalam kantong
dan pindah bersembunyi di balik lemari buku, Baru saja ia
bersembunyi, segera pintu kamar dibuka orang dan dua kasim
(orang kebiri) memimpin masuk seorang muda dengan
pakaian sutera tersulam dengan naga emas, memakai topi
biasa, dan berusia lebih kurang dua puluh tahun, Di belakang
pemuda itu mengikuti seorang kasim yang berjubah biru,
wajahnya putih bersih, Terdengar pemuda itu berkata sambil tertawa: "Gadisgadis yang baru di kamar "Macan Tutul" semuanya cantik
manis, akan tetapi mereka semuanya tolol, dan tak bisa
menawan hati." Kasim yang berjubah biru berkata sambil membungkukkan
tubuh: "Hamba telah menyuruh orang mencari gadis-gadis
yang cantik jelita, dan dalam beberapa hari lagi, gadis-gadis
itu Ban Swee dapat nikmati."
Tetapi diantara gadis-gadis di kamar Macan Tutul, gadis
yang bernama Cui Tiap itu betul-betul cantik, Hanya dia
sangat dingin terhadap aku. Kini ia menjadi tak karuan, karena
ia tak memperhatikan bersolek dan berdandan untuk
memperindah dirinya, Mengapa dia itu?" tanya si pemuda,
Lalu terdengar suara tindakan kaki di luar, dan ketika pintu
terbuka, Na Hai Peng dapat melihat dari tempat sembunyinya,
dua selir istana sedang menggiring satu selir yang berpakaian
hijau, ia terkejut menampak selir itu, karena selir itu adalah Cui
Tiap selir yang diberikan kepadanya untuk kawan hidupnya
oleh Kaisar Hauw Cong almarhum.
Terlihat olehnya Cui Tiap berlutut di hadapan pemuda itu
sambil berseru: "Hamba Cui Tiap datang di hadapan Ban
Swee." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si pemuda membentak: "Aku ini adalah seorang raja!
Mustahil aku lebih rendah daripada seorang pengawal istana"
Jika kau tidak menuruti kehendakku, kau jangan menyesal
menderita hukuman!" Dengan sedih Cui Tiap berkata: "Junjungan almarhum
telah serahkan hamba kepada pengawal istana bernama Na
Hai Peng, dan hambat telah tinggal sebagai suami istri dengan
dia. Tubuh hamba yang hina ini tentu tak pantas bagi Ban
Swee lagi." Si pemuda makin menjadi gusar, dan ia membentak
dengan suara lebih keras: "Aku adalah kaisar dari satu negeri
besar, siapakah yang berani menentang kehendakku
Dengan mengucurkan air mata dan suara yang memilukan
hati, Cui Tiap menjawab: "Hamba telah menuruti perintah
kaisar almarhum dan menyerahkan jiwa dan raga kepada
pengawal istana Na Hai Peng, Hamba tak pantas
menyerahkan tubuh yang telah noda kepada Ban Swee,.,."
Si pemuda atau kaisar Bu Cong, karena mengingat
ayahnya, Hauw Cong, segera menjadi reda. ia berkata sambil
tersenyum: "Gadis-gadis di dalam kamar Macan Tutul
semuanya lebih cantik dari padamu, mereka berebut menjadi
pilihanku!" Kasim yang berjubah biru berkata: "Ban Swee tak usah
dengar selir yang rendah ini. Urusan ini serahkan saja kepada
hamba, Hamba jamin dia akan tunduk dan menuruti kehendak
Ban Swee setelah aku beri hajaran di dalam tiga hari."
Kaisar Bu Cong mengangguk dan berkata: "Baiklah, Tetapi
kau jangan terlampau bengis terhadapnya!" Lalu ia pun keluar
dari kamar itu. Setelah Kasim berjubah biru mengantar kaisar keluar dari
kamar, ia kembali lagi dan memaki: "Hei! Cui Tiap! Kau betulbetul berkepala batu, dan berani menolak Ban Swee,.,." Lalu
ia suruh satu kasim mengambil cambuk,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kasim itu lekas-lekas keluar mengambil cambuk, Setelah
menerima cambuk, kasim berjubah biru memerintahkan dua


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

selir menyumbat mulutnya Cui Tiap dengan sapu tangan, lalu
ia mencambuknya, sehingga kulit yang putih halus itu lukaluka dan mengeluarkan darah, Kasihan Cui Tiap, seluruh
tubuhnya terluka dan bermandikan darah, pakaiannya pecah
robek dengan penuh noda darah.
Sungguh kejam perbuatannya kasim itu.
Na Hai Peng yang bersembunyi di balik lemari buku, dan
menyaksikan penderitaannya wanita yang telah berkorban
untuk ia itu, menjadi murka, tetapi baru saja ia. ingin bangkit
dan menerkam kasim yang kejam itu, tiba-tiba ia merasa
darah meluap di dadanya, Segera kedua matanya pudar dan
ia jatuh pingsan.... Ketika si kakek bereerita sampai di sini, gadis berbaju
sutera biru menjerit, dan dengan kedua mata berlinang, ia
berkata: itulah ibuku, Ketika itu aku tak pandai ilmu silat
Bagaimanakah dia dapat tahan siksaan itu...."
Lie Ceng Loan mengusap-usap rambutnya gadis itu lalu
menghibur "Kasim berjubah biru itu betul-betul kejam, Nanti
jika aku ketemukan dia, aku akan hajar dia sampai mampus!"
Pek Yun Hui juga mengucurkan air maka mendengar
siksaan yang diderita oleh Cui Tiap, ia palingkan mukanya ke
lain jurusan, mengenangkan peristiwa-peristiwa yang lampau.
Si kakek meneruskan kisahnya: "Karena aku telah
menderita luka-luka parah, dan ketika melihat Cui Tiap disiksa,
aku telah lupa akan luka-lukaku, dan ingin menolong sehingga
aku jatuh pingsan, Ketika aku siuman kasim yang kejam itu
telah berhenti mencambuki Cui Tiap, Aku mula-mula sangat
cemas, karena aku khawatir Cui Tiap telah binasa, Aku
mengawasi dari tempat persembunyianku dan menyaksikan
seorang gadis kecil dengan dua kuncir dan mengenakan
pakaian kuning memeluki tubuhnya Cui Tiap melindunginya,
Kasim yang berjubah biru itu tidak berani mencambuki lagi,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
karena khawatir melukakan gadis kecil itu, Aku yakin bahwa
gadis kecil itu adalah puterinya kaisar dari seorang selirnya.
Si gadis baju biru bersemi "Gadis kecil itu betul-betul baik,
Kelak kemudian hari jika aku menjumpai dia, aku tentu
menghaturkan terima kasihku karena dia telah menolong
ibuku!" Na Hai Peng (si kakek) berkata: Tiap Ji, gadis kecil itu
adalah Lan Tai Kong Cu, dan dia sekarang berada di
sampingmu!" Si gadis baju biru mengawasi Pek Yun Hui dan berkata
dengan khidmat: "Tadi ketika aku pertama kali melihat Cici,
aku merasa seperti juga aku pernah melihatnya entah dimana,
Setelah aku buka kain sutera putih, aku segera ingat bahwa
ibuku di masa hidupnya sering-sering membuka kain sutera
putih ini dan bersembahyang. ibuku selalu memesan
kepadaku bahwa jika aku menjumpai gadis kecil yang terlukis
di atas kain sutera putih ini, aku harus mendengar
perintahnya, Cici... oh, Kong Cu, maaf, Terimalah salam
hormatku ini." Lalu ia berlutut di hadapan Pek Yun Hui,
Pek Yun Hui lekas-lekas mengangkat bangun dan berkata:
"Lan Tai Kong Cu sudah tak ada di dunia ini. yang ada ialah
Pek Yun Hui, Dan kau boleh panggil aku Pek Cici...."
Tiba-tiba terdengar suara batuknya Na Hai Peng, yang
segera meneruskan kisahnya:
"Setelah melihat Cui Tiap yang disiksa dan kemudian
ditolong oleh Lan Tai Kong Cu, aku berhasrat ingin hidup
untuk menolong Cui Tiap keluar dari istana yang baginya
seperti juga neraka, Aku segera mengerahkan tenaga
dalamku, dan dengan menurut petunjuk-petunjuk yang tertera
di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek aku berusaha
menyembuhkan luka-Iuka dan memulihkan tenaga dalamku,
Untung bagiku mereka tidak ketahui aku bersembunyi di balik
lemari buku di dalam kamar itu selama hampir tiga jam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui memotong pembicaraannya dan menanyai
"Setelah Suhu berhasil menyembuhkan luka-luka, Suhu
segera pergi menolong Cui Tiap, betul tidak?"
Na Hai Peng mengangguk dan menjawab: "Betul! Dengan
petunjuk-petunjuk yang tertulis di dalam kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek, aku berhasil menyembuhkan iuka-lukaku dan
tenagaku juga telah pulih kembali, Ketika itu kaisar Bu Cong
dan Lan Tai Kong Cu masih di dalam kamar, dan aku terpaksa
bersabar...." "Betul, aku masih ingat, Setelah ayahku pergi, suhu loncat
keluar dari tempat sembunyi, sehingga aku menjadi kaget
setengah mati!" kata Pek Yun Hui.
"Kau bukannya kaget setengah mati." Na Hai Peng
melanjutkan penuturannya, "Aku telah menotok jalan darahmu
sehingga kau jatuh pingsan, karena aku khawatir dengan
wajahku yang mirip seorang hutan, kau akan ketakutan
melihatnya, Ketika itu Cui Tiap juga telah ketakutan melihat
aku. Kemudian aku menjelaskan kepadanya siapa aku
sebenarnya." -ooo0oooDengan tekun berlatih ilmu silat
Na Hai Peng berhenti sejenak, ia tersenyum seolah-olah
mengenangkan peristiwa yang menggiurkan hatinya, Lalu ia
melanjutkan: "Cui Tiap masih tetap mencintai aku. Dengan tak
menghiraukan luka-lukanya, dia mendesak agar aku
membawa dia keluar dari istana segera! Diapun memaksa aku
membawa Kong Cu juga, Cui Tiap mengatakan bahwa
semenjak ibu kandungmu meninggal dunia, dia yang
memelihara kau, yang ia telah anggap sebagai anak
kandungnya, Kaisar Bu Cong yang selalu pereaya Lauw Kin,
kasim yang kejam dan keji itu, hanya tahu pelesir dan tidak
mengurus negerinya dengan seksama.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Segala urusan ia serahkan kepada Lauw Kin. setelah
khawatir bahwa kau akan ditelantarkan oleh kaisar, dan
mungkin juga dianiaya oleh Lauw Kin, maka dia mendesak
membawa kau juga, Demikianlah aku bersembunyi di dalam
kamar tersebut selama dua hari untuk menyembuhkan lukalukaku dan luka-lukanya Cui Tiap sebelumnya aku membawa
Cui Tiap dan kau lari di malam ke tiga, Lalu dengan
menunggangi bangau, kita pergi ke pegunungan Koat Cong
San dan tiba di Pek Yun Siat...."
ia berhenti dan menundukkan kepalanya, terlihat air
matanya mengucur.... Gadis yang berpakaian sutera biru mendesak: "Kisah
seterusnya bagaimana "
Na Hai Peng, si kakek, seperti juga baru sadar dari
tidurnya, meneruskan "Setelah Cui Tiap tiba di sini, dia hidup
dengan bahagia, Tiap-tiap hari ia sibuk mengurus santapan,
pakaian dan tempat tinggal kami. Karena aku khawatir dia
hidup kesepian, akupun telah menangkap burung-burung,
kelinci-kelinci dan menjangan untuk dia. pada suatu malam di
waktu terang bulan aku ajak Cui Tiap dan Lan Tai Kong Cu
naik ke satu puncak yang tinggi untuk menikmati malam
terang bulan itu, pemandangan alam sangat indahnya. Tetapi
sedikitpun aku tak dapat menikmatinya, karena pikiranku
sedang kusut. Si gadis berpakaian biru menanyai "Ayah dan ibu sangat
cinta mencintai tetapi mengapa ibu bisa meninggalkan kau?"
Na Hai Peng menghela napas, lalu menjawab: "lni karena
ayahmu yang tolol, yang tidak mengerti isi hati ibumu, Ai!
Semua kejadian ini karena kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan
aku telah membikin ibumu marah
Gadis yang berpakaian sutera biru mendesak: "Kisah
seterusnya bagaimana" sehingga ia meninggalkan aku!"
"Aku agak masih ingat, ketika Cui Tiap berlalu dari Pek
Yun Siat, dengan air mata bereucuran ia pergi tanpa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memesan apa-apa kepadaku Aku kira ia akan kembali pula,
Tetapi ia telah pergi untuk tidak kembali!" kata Pek Yun Hui.
Na Hai Peng meneruskan kisah nya: "Malam itu ketika kita
sedang menikmati terangnya bulan yang indah permai, Cui
Tiap pun sangat gembira, Tetapi setelah kita kembali ke goa,
tiba-tiba ia menjadi muram. Setelah aku mendesak apa sebab
nya, ia memberitahukan bahwa Kim kesayangannya ia lupa
bawa, masih ketinggalan di dalam istana, Lalu malam itu juga
aku pergi ke utara dan masuk lagi ke dalam pekarangan
istana di waktu malam hari.
Setelah aku berhasil mendapati Kim itu, aku segera
kembali Pikirku aku akan dapat membikin ibumu senang,
tetapi bahkan sebaliknya, ibumu telah memaki-maki aku. Dia
kata aku tidak harus datang kembali ke istana dan membikin
dia sangat khawatir sampai empat hari empat malam karena
memikiri keselamatanku Aku pun menyesal akan perbuatanku
yang sembrono itu, Tetapi pikirku bahwa hati wanita betuIbetul sukar diduga, Dengan susah payah dan menghadapi
bahaya aku ambil alat musiknya, tetapi aku dimaki!
Seterusnya, ibumu sering-sering mainkan Kim itu, dan
menyanyi menghibur aku, hidup dengan bahagia sekali,
Beberapa bulan telah berselang dan ibumu pun telah
mengandung, Sebetulnya, menurut lazimnya aku harus bergembira.
Tetapi aku yang berhati ilmu silat merasa bahwa beberapa
jurus ilmu silat, yang tertera di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek itu, aku tak dapat lakukan karena aku telah kehilangan
tenaga laki-Iakiku. Aku yang tolol ini, dan yang tergila-gila
akan ilmu silat, mulai membenci ibumu, Aku mulai
menjauhkan diri dari ibumu, Aku tutup kamarku dengan satu
batu besar agar ibumu tidak dapat mendekati aku, Berkali-kali
ibumu mohon menjumpai aku, tetapi aku tidak menggubrisnya,
Berbulan-bulan aku tidak bicara terhadapnya atau melihat
dia, Paling akhir dia mengatakan bahwa dia mengandung, dan
kelak akan melahirkan, tetapi aku masih juga tidak
menghiraukannya. jika aku pikir sekarang, aku tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mempersalahkan ibumu mengapa dia sangat membenci
aku.... pada suatu hari aku keluar dari kamarku yang berlatih
silat, dan aku telah lupa menutup kamar itu dengan batu, Cui
Tiap telah masuk ke dalam kamarku, dan membawa pergi
kitab-kitab Kui Goan Pit Cekku, dengan meninggalkan Lan Tai
Kong Cu di dalam kamar Bangauku pun tidak kelihatan Mulamula aku kira dia akan kembali, Tetapi aku menunggu satu
malam, dia tidak kembali, Aku menjadi gelisah, aku khawatir
dia menjumpai bahaya, Lagi-pula Lan Tai Kong Cu menangis
terus menerus menanyakan bila bibi Cui Tiap kembali."
Perlu dituturkan di sini bahwa semenjak kaisar Hauw Cong
memberikan Cui Tiap kepada Nai Hai Peng untuk kawan
hidupnya, dan mereka telah tinggal bersama-sama selama
setahun lebih, akan tetapi selama itu mereka belum pernah
menunaikan apa yang dinamakan "suami-istri", dan Cui Tiap
yang masih hijau juga bersikap malu-malu tentang soal suami
istri, Setelah Nai Hai Peng memperoleh peta Cong Cui To, ia
telah kabur dari istana dengan tak memberitahukan siapapun
untuk mencari kitab-kitab, ia telah pergi sepuluh tahun dan
tidak kembali, Tetapi Cui Tiap tetap mencintai padanya, dan
senantiasa menjaga, "kegadisannya..
Kemudian, setelah kaisar Hauw Cong wafat, kaisar Bu
Cong ganti bertahta, Kaisar Bu Cong yang hanya tahu pelesir
telah serahkan urusan negeri kepada seorang kasim yang
khianat dan keji bernama Lauw Kin. Sebuah bangunan yang
bertingkat telah dibikin untuk menyimpan selir-selir agar kaisar
Bu Cong dapat melampiaskan napsu birahinya, Betul Cui Tiap
seorang gadis yang cantik, tetapi setelah Nai Hai Peng pergi,
ia lupa (atau tidak mau) bersolek atau merawat diri sehingga
ia luput dari perhatiannya Bu Cong.
Untuk melewatkan waktu Cui Tiap senantiasa diam disuatu
pundi di taman bunga, dan pundi itu adalah hadiah kaisar
Hauw Cong almarhum kepada Nai Hai Peng.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kaisar Bu Cong yang muda dan tak berpengalaman telah
dapat dipermainkan oleh Lauw Kin, yang bersama-sama
kasim-kasim lainnya (bernama Bee Eng Seng, Ku Tai Yong,
Gui Pin,Thio Yun, Koe Kit, Ko Hong, dan Lo: Siong terkenal
sebagai delapan harimau) berusaha mencari gadis-gadis
cantik untuk membikin Bu Congbuta matanya terhadap
pemerintahan. Ketika itu Cui Tiap mempunyai seorang kawan karib
bernama Gipk Tai. Giok Tai memang eantik, maka ia sangat
disayang oleh Bu Cong. Tetapi setelah Tnenjadi istrinya
(gundiknya), selama beberapa bulan, ia ditelan-tarkan setelah
mengandung enam bulan, Ketika ia melahirkan Bu Cong telah
datang untuk melihat Tetapi Bu Cong menjadi kecewa ketika
mengetahui bahwa bayi yang dilahirkan itu hanya bayi
perempuan, dan bayi itu hanya diberi gelar Lan Tai Kong Cu.
sedangkan ibunya lalu ditelantarkan. Giok Tai yang
ditelantarkan itu, menjadi memelas, dan meninggal dunia
dengan meninggalkan bayi yang baru berusia hampir satu
bulan, Pada waktu hendak menutup mata, ia telah minta Cui
Tiap merawat bayinya, dan telah diserahkan semua barangbarang beu harganya (hadiah dari kaisar Bu Cong) kepada
Cui Tiap. Demikianlah, Cui Tiap yang kehilangan suami, dapat
melupakan sedikit akan kesedihan hatinya, dan menghibur diri
dengan merawat Lan Tai Kong Cu.
Kaisar Bu Cong baru ingin melihat lagi Giok Taj setelah
lewat dua tahun, Tetapi ia datang hanya dapat melihat Lan Tai
Kong Cu didampingi Cui Tiap, Bu Cong tertarik oleh Cui Tiap.
Tetapi Cui Tiap menolak dengan mengatakan bahwa
tubuhnya s^dah noda. Berkali-kali Bu Cong ingin memperkosa
ia, tetapi selalu dirintangi oleh Lan Tai Kong Cu yang
menangis keras-keras jika Cui Tiap diganggu, sehingga Bu
Cong yang masih mempunyai perasaan kasih sayang
terhadap darah dagingnya, tak dapat berbuat apa-apa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Paling akhir, sebagaimana telah diceritakan Cui Tiap
dicambuk oleh Lauw Kin, ,dan jika tidak ditolong oleh Lan Tai
Kong Cu, mungkin juga sudah tewas oleh siksaan tersebut.
Menutur sampai djsini. Nai Hai Peng memukul dadanya
dan berseru: "Na Haj Peng! Na Hai Peng! Karena aku, Cui
Tiap telah menderita!"
Pek Yun Hui berkata "Jika ayahku masih ada, aku akan
membujuk dia. jika Lauw Kin masih ada, aku tentu akan bunuh
dia mati!" Si gadis berbaju sutera biru menanya "Ayah mengapa
tidak mencari ibu setelah dia pergi?"
Na Hai Peng meneruskan: "Aku sedang mengajarkan ilmu
silat kepada Long Tai Kong Cu, aku tidak dapat pergi untuk
mencari ibumu, Setelah Long Tai Kong Cu mahir ilmu silat,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

delapan tahun telah berlalu. Barulah pada waktu aku
berkesempatan pergi untuk mencari Cui Tiap. Aku bersumpah
bahwa aku tidak akan kembali ke puncak Pek Yun Siat jika
aku tidak dapat cari Cui Tiap, dan rela mati diluar jika tidak
menjumpai padanya, Tetapi ketika aku tunggangi bangau dan
berlalu dari puncak Pek Yun Siat, aku segera ingat kepada
Long Tai Kong Cu yang baru berusia tiga belas tahun,
Bagaimanakah aku sampai hati meninggalkan dia seorang di
atas puncak yang terpencil ini"
Aku menjadi gelisah lagi, Aku kembali untuk memikirkan
jalan pemecahan yang terbaik, karena jika aku tinggalkan
Long Tai Kong Cu sendirian, ibumu juga tak akan setuju,
Setelah aku berpikir semalaman, aku dapatkan jalan
pemecahannya. Aku segera pergi ke ibukota, Di istana aku
menangkap seorang pengawal yang ilmu silatnya tinggi sekali,
dan juga telah culik seorang selir yang termuda dari istana itu,
Aku paksa kedua orang itu menjadi suami istri dan turut aku
pergi ke puncak Pek Yun Siat.
Di Pek Yun Siat, aku menceritakan riwayat dari Long Tai
Kong Cu, dan membujuk mereka bersumpah bahwa mereka
akan terus tinggal di puncak Pek Yun melayani Long Tai Kong
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cu yang akan mengajarkan mereka ilmu silatnya, tetapi juga
jujur dan setia, Setelah aku merasa pasti bahwa mereka akan
setia melayani Long Tai Kong Cu, aku baru merasa hatiku
tenteram meninggalkannya untuk mencari Cui Tiap, Mulamula aku ingin menunggangi bangau, tetapi aku ingat akan
penderitaannya Cui Tiap karena aku, akupun rela menderita
pula, Aku tinggalkan mereka bersama bangau di puncak Pek
Yun Siat, dan berangkat mencari istri ku.
Aku telah berkelana ke utara, ke selatan, ke barat, maupun
ke timur, mengunjungi banyak kota-kota, desa-desa, kuil-kuil,
dan paling akhir aku tiba di lembah Pek Hua Kok di
pegunungan Bing Soa..." ia berhenti dan melirik ke arah gadis
yang berpakaian baju biru, "Ketika itu, kau baru berusia tiga
belas atau empat belas tahun, dan kau sedang mengejar
kupu-kupu bersama empat gadis kecil lainnya, Karena
wajahmu mirip sekali dengan ibumu, menampak kau itu, aku
menjadi curiga, Aku mengetahui bahwa ibumu sangat
membenci aku, jika aku terang-terangan minta bertemu
padanya, dia pasti tidak sudi menemui aku.
Oleh karena itu, aku hanya bersembunyi dan menunggu
sampai kau pulang untuk aku mengikutinya, Dengan demikian,
aku mungkin dapat mengetahui tempat tinggal ibumu, Aku
bermaksud masuk ke rumah ibumu dengan mendadak
sehingga ia tak dapat mengelakkan aku lagi, jika betul- betul
aku akan menemui Cui Tiap, aku akan berlutut dihadapannya
dan minta ia memaafkan aku, Jika orang itu bukan ibumu, aku
akan segera berlalu, Tetapi, siapa sangka, dengan tindakanku
yang demikian itu, aku telah menjerumuskan dia masuk ke
lubang kubur.,." Pek Yun Hui bertanya: "Mungkin bibi Cui Tiap sedang
berlatih silat Tetapi mengapa dengan ilmu-ilmu yang Suhu
telah pelajari, Suhu tak berhasil menolong dia?"
Na Hai Peng menghela napas dan meneruskan: "Ilmu-ilmu
yang tereatat didalam kitab-kitab Kui Goan Pi Cek itu sangat
banyak, ilmu silat yang sedang diyakini oleh Cui Tiap adalah
ilmu Toa Pan Yo Hian Kong (llmu Silat Ajaib), ialah gabungan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dari ilmu silat Hian Men It Goan Kong Ki (Tenaga Dalam
Dahsyat yang melumpuhkan Lawan) dari Tian Ko Cin Jin dan
ilmu silat Pan Yo San Kong (Tenaga Luar Ajaib yang
menggempur dan mengegoskan serangan-serangan dahsyat)
dari San Im Shin Ni. ilmu silat ini jika sudah dipelajari sampai
mahir, maka tiada seorang lawan yang dapat luput dari
kebinasaan Mungkin juga Cui Tiap telah mengetahui bahwa tanpa ilmu
silat Toa Pan To Hian Kong itu, dia tak dapat menaklukkan
aku, Tetapi dia pelajari ilmu itu tanpa dasar-dasar yang kuat,
dia belum mahir mengendalikan peredaran darahnya atau
menahan hawa dalamnya. Ketika aku menerobos masuk
kedalam rumahnya, dan melihat padanya, justru ia sedang
berlatih ilmu iba Pan Yo Hitfn itu. Aku yang telah pengeni dia
selama sepuluh tahun lebih, dan berkelana mencarinya lima
tahun lebih, alangkah girangnya menjumpai dia. Dengan
kegirangan seperti orang yang dapatkan kembali mustika yang
hilang, aku tubruk dan rangkul padanya sambil memanggil
nama-nya! Tetapi aku tidak duga bahwa perbuatanku itu telah
membahayakan jiwanya, ia buka kedua matanya lebar-lebar
dan segera memuntahkan dari mulutnya, Dia jatuh pingson,
Kejadian itu membuat aku terpaku, dan untuk beberapa saat
aku merangkul dia seperti satu patung! Lalu dengan semua
kepandaianku aku berusaha menolong dia. Tetapi setelah
setengah jam dia belum juga sadar Aku menjadi gelisah
sekali, tiba-tiba dia buka matanya dan setelah melihat aku, dia
memaki: "Hm! Kau takut aku menjadi mahir berlatih Toa Pan
To Hian Kong, dari kau tak akan menjadi jago silat nomor
wahid dikolong langit... maka kau berusaha mencari aku.,."
Lalu dia jatuh pingsan lagi.
kemudian dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek di
sampingku, aku berusaha menyembuhkan menurut pe-tunjukpetunjuk yang tereatat di dalam kitab-kitab itu. Dan pada
halaman terakhir aku membaca: Bila orang gagal atau
diganggu diwaktu melatih ilmu Toa Pan Ya Hian Kong, maka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
orang itu akan jatuh pingsan karena jalart-jalan darahnya dan
urat-urat sarafnya akan menjadi kaku, Orang itu akan tewas
setelah satu tahun, Untuk menolongnya hanya ada satu jalan,
Orartg itu harus makan Leng Tan (pil mujijat) di dalam
tubuhnya Ban Lian Hwe Kwi (Kura sakti), dan binatang ini
berada di pegunungan Ngo Bi San,., dan seterusnya tidak ada
tulisan lagi, Mungkin juga Tian Ki Cin Jin dan San Im Shin Ni Pada
ketika itu sudah tak tahan menulisnya lagi Dalam keadaan
putus asa dan sedih hati itu, aku ingin memusnahkan kitabkitab Kui Goan Pit Cek itu, tetapi aku sayangi jerih payahnya
Tian Ki Cin Jin dan San Im Shin Ni yang menyusun kitab-kitab
itu, sebetulnya aku ingin berdiam di situ untuk menjelaskan
sesuatu ke-padanya, dan kemudian pergi mencari Ban Lian
Hwe Kwi, Tetapi ketika aku ingat dia sangat membenci
kepadaku aku khawatir dia akan menolak pertolonganku
Maka aku taruh kembali kitab-kitab sakti itu dan berlalu
dari tempat kediamannya untuk menuju ke pegunungan Ngo
Bi San mencari Ban Lian Hwe Kwi, pegunungan Ngo Bi San
sangat luas dan banyak sekali puncak-puncak dan lembahlembahnya. Setelah aku mencari selama setengah tahun, aku
masih juga seperti orang mencari jarum di dasar laut yang
luas.,., Aku sangat khawatir keadaannya Cui Tiap, yang mungkin
bertambah hebat selama waktu satu tahun itu, Maka aku
kembali lagi ke lembah Pek Hua Kok di pegunungan Bin Soa.
Aku tak berani langsung pergi menemuinya, aku hanya
bersembunyi di dekat tempat kediamannya, Tetapi, setelah
aku mengintainya sehari dan semalam aku tak tampak dia.
Keesokan harinya aku menerobos masuk, ternyata tempat itu
sudah kosong- Apakah dia telah meninggal dunia atau pindah
kelain tempat?" Gadis berbaju biru berkata: "Kami telah pindah ke hutan di
belakang lembah Pek Hua Kok. ibu mengatakan bahwa orang
yang dia sangat benci telah ketahui tempat kediamannya, dan
untuk menghindarkan gangguannya, kami harus pindah, ibu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
melarang aku keluar dari hutan, Aku tidak menduganya bahwa
orang yang ibu sangat benci itu adalah ayahku sendiri"
Na Hai Peng menghela napas dan melanjutkan kisah-nya:
"Aku menjadi nekat, dan ingin membunuh diri Tetapi setelah
melihat beberapa barang di dalam rumah itu, aku yakin bahwa
Cui Tiap hanya berpindah tempat Lalu aku pergi lagi ke
pegunungan Ngo Bi San untuk mencari Ban Lian Hwe Kwi
Tetapi setelah setengah tahun aku mencarinya, masih juga
aku tak berhasil dapatkan kura sakti itu, Aku tidak menduga
bahwa aku akan gagal mencarinya dalam jangka waktu satu
tahun!" Gadis berbaju sutera biru berkata sambil menangisi
"Waktu ibu meninggal dunia, dia memesan nya, jika aku sudah
besar, aku harus segera bunuh laki-laki yang aku cintai, dan
menganjurkan agar aku rajin berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian
Kong, dan setelah dapat menghafalkan semua, kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek itu harus dibakar musnah, Lalu ia pesan aku
pergi ke Koat Cong San mencari ayah untuk dibinasakan Oh,
ibu! Mengapa kau suruh aku membunuh mati ayahku sendiri?"
Lalu ia bangun dan bermondar-mandir seolah-olah hendak
menenangkan kegelisahan nya.
Pek Yun Hui menghampiri dan menghiburnya. Ke-tika itu
Na Hai Peng sedang memejamkan kedua matanya melakukan
penyembuhan luka-luka di dalam tubuhnya, dan ia tak
memperhatikan gerak gerik puterinya,
Lie Ceng Loan yang belum pernah mendengarkan kisah
yang memilukan hati itu tak tahan mengucurkan air matanya,
Si gadis berteriak-teriak: "lbu! Ibu! Aku tak dapat
membunuh ayahku! Akupun tak dapat melupakan pesan ibu!
Aku harus berbuat apa sekarang?" lalu ia mengeluarkan pisau
belati hendak tancapkan ke dadanya sendiri
Pek Yun Hui yang mendampinginya selalu memperhatikan
gerak-gerik gadis itu. Maka ketika gadis itu hendak
menancapkan pisau belati ke atas dadanya, Pek Yun Hui
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
secepat kilat segera merampasnya sambil membentak
"Lepaskan pisau itu!"
Si gadis lalu mengawasi Pek Yun Hui dan berkata dengan
suara sedih.: "lbuku juga pesan bahwa aku harus mendengar
dan turut perintahmu!"
Pek Yun Hui mengusap-usap rambutnya gadis itu dan
sambil mengawasi ia berkata, dengan suara yang sabar: "Bibi
Cui Tiap adalah seperti ibu kandungku sendiri, karena dialah
yang memelihara aku. Suhu telah banyak mempersakiti bibi
Cui Tiap, akan tetapi Suhu telah insaf akan kekeliruannya, dan
telah disiksa oleh penyesalannya selama sepuluh tahun lebih,
jika bibi Cui Tiap tidak mati, aku yakin sekarang dia tentu akan
mau tinggal bersama-sama Suhu dengan hidup bahagia di
puncak Pek Yun Siat itu. Gadis itu setelah dibikin insaf lalu mencari ayahnya, ia
berseru: "Kemana ayah pergi" Ayah menderita luka parah!"
Na Hai Peng yang mendapat luka parah telah berhasil
bertahan dengan ilmunya yang tinggi itu. ia telah berlalu tanpa
diketahui oleh siapapun! Pek Yun Hui menjadi gelisah, karena ia datang mencari
gurunya terutama untuk menolong Bee Kun Bu. Lalu ia berlarilari menuju ke jurang di depannya sambil memanggil-manggil:
"Suhu! Suhu." Tidak ada suara jawaban, hanya bangau putih yang
segera terbang turun menghampiri ia. ia berpikir: "Lie Ceng
Loan sangat polos, dia tak dapat mengurut urusan besar. Dan
puteri dari Suhu yang telah tinggal lama di lembah Pek Hua
Kok tidak mempunyai pengalaman Sam Sou Lo Shi (Pang Siu
Wie) dengan pengalamannya aku masih belum dapat
mempereayai nya. jika aku tidak bertindak maka bahayabahaya yang mengancam tak dapat dihindarkan, dan Bee Kun
Bu tak dapat ditolong..."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Maka ia lalu turun kembali dan menghampiri gadis itu dan
berkata: "Suhu memiliki ilmu sakti. Meskipun dia menderita
luka parah, dia dapat menolong dirinya, Aku yakin Suhu pergi
untuk beristirahat dan memulihkan tenaganya, Bibi Cui Tiap
mempunyai hanya seorang anak dan kau harus hidup untuk
berbuat sesuatu sebagai jasa yang dapat menyenangkan
padanya. Moi-moi, siapakah namamu?"
Si gadis berbaju sutera biru menyeka air matanya, dan
menjawab: "Aku bernama Siao Tiap, Kong Cu dari turunan
ningrat, tidak harus panggil aku Moi-moi (adik)."
"Janganlah kau berkata demikian," kata Pek Yun Hui, "Aku
dipelihara oleh bibi Cui Tiap yang aku pandang seperti ibu
kandungku Maka sangat pantas jika kau menjadi adikku,
bukan" Loan Tai Kong Cu sudah tidak ada di dunia ini. Yang
ada hanya Pek Yun Hui, Cicimu!"
Na Siao Tiap agaknya masih bimbang dan ragu-ragu,
tetapi Pek Yun Hui tarik tangannya, dan mereka menghampiri
Bee Kun Bu, Pek Yun Hui meraba dadanya, lalu mengerutkan
kening dan kedua matanya berlinang.
Tiba-tiba Na Siao Tiap berseru: "Cici, aku kenal pemuda
ini! Dia bernama Bee Kun Bu!"
Pek Yun Hui terperanjat dan menanyai "Kau mengenal dia
dimana" Bagaimanakah kau tahu juga namanya " "
"Ketika aku berlalu dari lembah Pek Hua Kok, aku
berjumpa dia di atas perahu, ilmu silatnya baik sekali, Empat
bujangku tak mampu melawan dia seorang. Kemudian aku
mainkan lagi Bi Cin Li Hun (Menghamburkan sukma) dengan
alat musikku, dan lagu itu adalah dari catatan kitab Kui Goan
Pit Cek, dan dia segera terluka hebat setelah
mendengarnya..." Seterusnya Na Siao Tiap menuturkan
peristiwa diatas perahu yang belajar disungai Bin Kang."
"Jika kau telah menghafalkan semua catatan di dalam
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, apakah kau dapat juga untuk
mengobatinya?" tanya Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap berpikir sejenak lalu ia menjawab: "Di dalam
kitab-kitab Kui Goan Pit Cek telah tereatat banyak cara-cara
menyembuhkan luka-luka, tetapi harus dilakukan oleh orang
yang mahir ilmu silatnya, Aku tak faham ilmu silat, aku tak
dapat membebaskan jalan-jalan darahnya."
Dengan terperanjat Pek Yun Hui menanyai "Ha! Kau tak
pandai ilmu silat?" "Aku tak akan berdusta terhadap Cici," jawab Na Siao
Tiap, "Aku pernah diajarkan ibu tentang ilmu menenangkan
semangat, dan mainkan Kim menurut lagu-lagu yang tereatat
di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek."
"Apakah namanya ilmu itu?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku hanya menurut cara ibu berlatih, dan setelah aku
menghafalkan betul catatan-catatan Kui Goan Pit Cek, aku
baru mengetahui bahwa ilmu yang aku dapat fahami Toa Pan
Yo Hian Kong." kata Na Siao Tiap,
Pek Yun Hui yang telah dapat belajar banyak ilmu dari
gurunya, Na Hai Peng, namun ia belum perah lihat kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek, dan ia tak mengetahui bahwa ilmu Toa Pan
Yo Hian Kong adalah ilmu yang paling dasyat dari semua ilmu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang tereatat di dalam kitab Kui Goan Pit Cek.
Dengan bersenyum ia berkata: "Moi-moi telah dapat
menghafalkan semua ilmu-ilmu dari kitab Kui Goan Pit Cek,
dan dari kecil mendampingi bibi Cui Tiap, Jika Moi- moi bilang
tidak bisa silat siapa yang dapat pereaya" Caramu mengegos
dari cengkramanku tadi saja sudah membikin aku tunduk, Ha!
Ha! Ha!" Sambil menarik napas Na Siao Tiap berkata: "Aku tak
berani berdusta terhadap Cici, ibuku hanya mengajarkan ilmu
silat kepada empat bujangku itu. Aku sering-sering mohon ibu
mengajarkannya, tetapi ibu mengatakan bahwa meskipun aku
pandai silat, aku tak dapat membalas dendam terhadap orang
yang aku paling benci. ibuku hanya menyuruh aku duduk diam
empat jam sehari, dan setelah aku berusia sembilan tahun,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jangka waktu berduduk diam itu diperpanjang, Sepuluh tahun
lebih aku diajarkan duduk diam, sedangkan keempat bujangku
itu makin hari makin lihay ilmu silatnya,
Aku kagumi mereka yang dapat meloncat seperti
menjangan, dan menerkam seperti hari mau. Lagi-lagi aku
minta diajarkan silat, tetapi ibu menjadi murka sehingga dia
menangis tersedu-sedu, Aku tak berani minta lagi, Aku hanya
berlatih duduk diam. Kemudian ibu mengajarkan aku mainkan
lagu-lagu yang tereatat di beberapa halaman kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek, dan suruh aku menghapalkan semua catatan di
dalam kitab-kitab itu.,." ia berhenti sejenak, lalu meneruskan,
"tetapi ibu pesan juga bahwa jika aku dapat mengendalikan
urat saraf yang bekerja dan urat sarat yang menahan, aku
dapat mempelajari semua ilmu-ilmu silat dengan mudah,
Tapi pada suatu hari yang tak di sangka-sangka, ketika ibu
sedang berlatih ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, ayah telah
menerjang masuk dan membahayakan jiwanya ibu, dan
selang satu tahun kemudian, ibu meninggalkan aku untuk
se!ama-lamanya. Betul aku telah dapat mengendalikan kedua
urat saraf itu, tetapi aku tak mengetahui cara berlatih ilmu-ilmu
silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
Mengingat pesan ibuku, aku berlalu dari lembah Pek Hua
Kok untuk pergi ke puncak Pek Yun Siat Aku tidak menduga
bahwa di perjalanan aku menjumpai beberapa orang- orang
jahat yang ingin merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek,
keempat bujangkulah yang melawan mereka, karena aku tak
pandai silat Ketika itu, kebetulan aku ketemu ayah yang ketika
itu aku tidak mengenalinya, dia segera membantu aku
membasmi semua perampok-perampok itu, Memang aku
belum pernah jumpa dan kenal kepada ayah, tambahan pula
ayah bereat kan muka, Tetapi aku telah memberitahukan
maksud sejatiku..." Pek Yun Hui menarik napas panjang dan berkata: "Betul,
aku kira setelah Suhu merampas Ban Lian Hwe Kwi dari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
puncak Ngo Hauw Leng, dia segera datang ke lembah Pek
Hua Kok mencari kau. Meskipun dia telah megetahui bahwa
bibi Cui Tiap telah mali, dia masih berharapan dapat menolong
bibi Cui Tiap dengan Leng Tan dari Ban Lian Hwe Kwi itu.
Suhu tiba di Pek Hua Kok, tapi kau telah berangkat menuju ke
puncak Pek Yun Siat, dan ia menjumpai kau waktu kau
diserang oleh perampok-perampok..."
"Cici betul-betul cerdas," kata Na Siao Tiap, "Tafsiran Cici
semuanya cocok. Setelah perampok-perampok dihajar babak
belur, ayah bilang bahwa dia tinggal di pegunungan Koat
Cong San tidak jauh dari puncak Pek Yun Siat, dan dia sudah
menyertai aku pergi ke pegunungan Koat Cong San. Di
sepanjang jalan dia se-nantiasa memperhatikan aku. Aku
yang sedari kecil dibesarkan di lembah Pek Hua Kok,
selainnya ibu dan keempat bujangku, tidak mengenal orang,
Dia perlakukan aku baik sekali, tetapi aku masih tidak
menduga kepada ayah, Dia tidak bersihkan cat yang
dipuIaskan dimukanya. Ketika sudah tiba di pegunungan Koat Cong San, dia kata
bahwa esok harinya dia akan ajak aku menemui orang yang
menyakiti hatinya ibu. Dia ambil Leng Tan dari dalam
tubuhnya Ban Lian Hwe Kwi dan berikan itu untuk aku makan,
Setelah aku makan aku merasa seluruh tubuhku menjadi
panas dan sakit sekali sehingga aku menjadi curiga, Empat
bujangku juga mengira aku relah diracuni, mereka segera
menyerang ayah, Tetapi keempat bujang itu tak berdaya menghadapi
ayahku, Aku jatuh pingsan, dan entah berapa lama aku
tertidur Ketika aku buka kedua mataku, tampak ayah duduk
disampingku, dan berkata dengan penuh kasih sayang:
"Jangan takut Pil dari kura sakti itu suka diperolehnya dan
adalah obat yang sakit sekali." Lalu dia pergi untuk datang lagi
diwaktu petang, Dia mengatakan bahwa orang yang menyakiti
hati ibuku sudah tahu aku datang untuk membalas dendam
dan besok aku boleh menemui kepadanya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pada keesokan harinya, aku dan empat bujangku pergi ke
tempat yang ditunjuk itu. Betul saja aku tampak seorang kakek
berjubah sedang duduk di atas rumput Aku keluarkan gambar
yang telah dilukis oleh ibuku, dan benar bahwa kakek itu
serupa dengan orang yang terlukis dalam gambar Aku segera
mainkan lagu "Hiam Hao Sim" Apabila pada waktu itu jika Cici
tidak keburu datang, mungkin aku telah betul-betul membunuh
ayahku dengan lagu ajaib yang aku mainkan itu...H
Pek Yun Hui terperanjat Dan berkata: "Akupun telah
dipengaruhi oleh lagu ajaib itu, Tetapi aku tidak menduga
bahwa lagu ajaib itu kau dapat pelajari dari kitab Kui Goan Pit
Cek." Lagu Him Im Hao Sim dan Bi Cin Li Hun adalah
sebahagian diantara catatan tetang ilmu Toa Pan Yo Hian
Kong, dan kedua lagu itu betul-betul hebat dapat
membinasakan lawan dengan pertama mengacaukan uraturat sarafnya.,." jelaskan Na Siao Tiap, "Mungkin Bee Kun Bu
sudah binasa jika aku kejam ketika berada di atas perahu, dan
mungkin juga ayahku telah mati, jika Cici tidak buru-buru
datang merintanginya... Unlung dan aku merasa bersyukur
sekali Cici keburu datang..."
-ooo0oooIlmu menyembuhkan luka-Iuka menurut petunjuk-petunjuk
Kui Goan Pit Cek Tiba-tiba Pek Yun Hui berjingkrak, dan menanyai "Moi-moi
setelah Suhu potong kura sakti itu untuk diambil pil nya,
dimanakah Suhu taruh sisanya ?"
Dengan menggelengkan kepala Na Siao Tiap men-jawab:
"Aku tidak tahu, karena waktu itu aku telah jatuh pingsan!"
Pek Yun Hui mengawasi Bee Kun Bu, lalu berpaling
kepada Na Siao Tiap dan berkata: "Moi-moi, apakah kau sudi
membantu aku?" "Cici sebut sajalah, aku pasti membantu!" kata Na Siao
Tiap dengan sungguh-sungguh,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku minta pinjam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek untuk
mencari cara atau petunjuk tentang penyembuhan luka-luka
guna menolong Bee Kun Bu" kata Pek Yun Hui.
Na Siao Tiap tersenyum, ia berbalik dan jalan menghampiri
seorang bujangnya, Dari bujang itu ia ambil satu kotak yang
dibuat dari batu Giok, lalu diberikan nya kepada Pek Yun Hui
seraya berkata: "Kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di dalam
kotak itu. Cici dapat periksa sendiri."
Dengan terharu Pek Yun Hui menyambut kotak itu. ia buka
dan melihat tiga kitab dengan huruf KUI GOAN PIT CEK di
atas tiap-tiap kulit buku. Segera ia mencari halaman-halaman
yang melukiskan cara menyembuhkan tulang patah,
melampiaskan peredaran darah, membebaskan jalan-jalan
darah yang mampet, memunahkan racun di dalam tubuh,
membangkitkan semangat menenangkan urat-urat saraf dan
sebagainya. Dan semuanya itu harus dilakukan semuanya j ia tak tahu
apakah ia harus bergirang atau bersedih hati, karena semua
cara-cara itu dapat menyembuhkan luka-lukanya Bee Kun Bu,
ia masukkan kitab-kitab itu ke dalam kotak dan dikembalikan
kepada Na Siao Tiap serta berkata: "Kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek ini patut dibuat perebutan oleh para jago silat."
Lalu ia duduk bersila untuk melakukan penyembuhan
dengan jalan menenangkan urat-urat saraf untuk menolong
Bee Kun Bu yang berbaring terlentang di atas rumput ia
memejamkan kedua matanya, dan mulai menggosok gosok
kedua tinjunya... Lie Ceng Loan, Na Siao Tiap, Pang Siu Wie dan keempat
bujangnya Na Siao Tiap berdiri diam mengawasi Pek Yun
Hui.Sejenak kemudian mereka tampak wajahnya Pek Yun Hui
menjadi merah, dan tiba-tiba membuka matanya dan menotok
dadanya Bee Kun Bu dengan tinju kanannya, setelah itu Pek
Yun Hui membalikkan tubuhnya Bee Kun Bu dan menotok
punggungnya dengan tinju kirinya, lalu ia mengawasi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menantikan akibat usahanya, dan sekonyong-konyong ia
berseru: "Loan moi, Bu Koko mati!"
Lie Ceng Loan menjadi kaget, ia tubruk dan memeluk
tubuhnya Bee Kun Bu yang diam tak berkutik nafasnya pun
berhenti dan matanya mendelik Semua orang yang
menyaksikan menjadi terpaku Lie Ceng Loan tidak menangis
tetapi hatinya ia rasakan hancur ia yang selalu khawatir
keselamatan dan jiwanya Bee Kun Bu boleh dikatakan
berhari-hari tidak pernah tidur Ketika ia kira Bee Kun Bu betulbetul telah mati, iapun tak ingin hidup lagi.
Keringat membasah di seluruh tubuhnya Pek Yun Hui,
karena ia telah mengerahkan seluruh tenaga dalamnya untuk
menolong mengobati Bee Kun Bu. Bukan main menyesalnya
ketika ia melihat usahanya gagah
Na Siao Tiap mengingat cara-cara menyembuhkan lukaluka yang tereatat di dalam kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. ia
telah menghafalkan betul semua catatan-catatan dan tidak
satu huruf terluput dari ingatannya.
Entah berapa lama mereka semua diam terpaku, Lalu
dengan penuh kasih sayang, Pek Yun Hui menegur Lie Ceng
Loan: "Loan-Moi kau bangunlah, Mari kita angkat Bee Kun Bu
ke dalam kamar di dalam goa, dan aku akan mencari daya
upaya untuk menolong dia."
Tetapi Lie Ceng Loan diam saja, Tiba-tiba terdengar
suaranya bangau, yang tak !ama kemudian segera terbang
mrun. Na Siao Tiap menjambret kedua kakinya bangau itn.
Bangau itu terkejut dan terbang naik pula, membawa Na Siao
Tiap yang bergelantungan memegangi kedua kakinya, Semua
orang terperanjat melihat perbuatan yang ganjil itu. Pek Yun
Hui yang khawatir akan keselamatannya Na Siao Tiap segera
loncat mengejar, Baru saja kedua tangannya hendak
menjambret kedua kaki bangaunya, ia merasa kedua
tangannya terhempas, dan ia segera jatuh kembali ke tanah,
Sejenak kemudian terlihat juga Na Siao Tiap turun dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tenang ke atas tanah, ia menghampiri Pek Yun Hui dan
berkata: "Aku telah dapat ingat cara menolong Bee Kun Bu,
tetapi tentang hasilnya aku belum dapat memastikan."
Pek Yun Hui yang telah menyaksikan dengan kepala mata
sendiri cara Na Siao Tiap menjambret kedua kaki bangau, lalu
mendampar ia segera mengetahui bahwa Na Siao Tiap itu
yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong telah
memiliki ilmu yang dahsyat, hanya Na Siao Tiap tidak
mengetahuinya, karena belum pernah dipraktekkan, Dengan
bernapsu ia menanya: "Cara bagaimana, coba lekas-lekas
bilang!" "Barusan aku pikir akan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, aku
ingat akan petunjuk yang berbunyi: jika terlampau penuh akan
menjadi luber. Jika urat-urat saraf yang bekerja dan yang
menahan dapat dibebaskan maka yang luber dapat menambal
yang kurang,.," kata Na Siao Tiap.
Segera kedua pipinya menjadi merah dan Pek Yun Hui
mengerti bahwa Na Siao Tiap sedang mengerahkan tenaga
dalamnya. Sebetulnya orang yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo
Hian Kong tersebut dapat menyembuhkan luka-luka apapun
dengan tenaga dalamnya. Na Siao Tiap yang telah memahami
ilmu itu tidak insyaf akan kepandaiannya sendiri, karena belum
pernah ia praktekkan sendiri, Dan setelah menyaksikan usaha
yang gagal dari penolong ibunya, timbullah pikirannya untuk
membalas budi. Pek Yun Hui mendesak: "Moi-moi, tetapi cara bagaimana
kita membebaskan kedua urat-urat sarafnya itu?"
"Setelah dia menderita luka parah, dia masih bisa bertahan
demikian lamanya, Aku yakin bagian-bagian tubuhnya belum
rusak. Jika kita dapat mengirim tenaga dalam kita ke dalam
tubuhnya agar ia dapat mengerahkan tenaga itu untuk
menyembuhkan luka-lukanya, maka kedua urat sarafnya itu
dapat bebas, dan diapun tertolong." jawab Na Siao Tiap,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui geleng-geleng kepalanya dan berkata: "Aku
telah mengerahkan seluruh tenaga dalamku untuk dikirim ke
dalam tubuhnya, tetapi aku masih tidak berhasil, dia tetap tak
sadarkan diri...." "Jika luka-lukanya Bee Kun Bu tidak parah, cara Cici yang
demikian itu memang akan berhasil tetapi terhadap luka yang
parah, usaha Cici sebaiknya hanya menyumbat jalan-jalan
darahnya sehingga dia seolah-olah sudah mati!"
"Tetapi caraku tadi toh menuruti apa yang tertera di dalam
kitab itu dengan mengalirkan tenaga dalamku ke dalam
tubuhnya.,." bantah Pek Yun Hui.
"Betul! Tetapi Cici menyalurkannya dengan meniup
mulutnya," kata Na Siao Tiap.
Pek Yun Hui menjadi merah mukanya karena merasa malu
harus menempelkan mulutnya kepada mulutnya seorang pria,
dan ia berkata: "Aku tak peduli apa orang akan kata, asalkan
aku dapat menolongnya!"
Dengan kedua mata terbelalak Na Siao Tiap menanya:
"Apakah Cici menyukai dia?"
Mendengar pertanyaan itu Pek Yun Hui merasa canggung,
tetapi ia harus menjawabnya, Maka ia lalu mengangguk dan
berkata: "Betul, Dia orang baik.-" sebetulnya ia ingin
menjelaskan mengapa ia menyukai pemuda itu, tetapi dalam
keadaan terdesak itu, ia harus lekas-lekas menolong jiwanya
Bee Kun Bu. Na Siao Tiap juga tidak menanya lagi. ia berlutut dan
mulutnya berkemak-kemik sambil memejamkan kedua
matanya, Lalu ia berkata kepada Pek Yun Hui. "Barusan aku


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

telah memberitahukan ibu bahwa aku harus tolong pemuda
ini! Aku menolong dia, karena Cici menyukai padanya, Untuk
menolong dia, harus orang yang paham ilmu Toa Pan Yo Hian
Kong." Pek Yun Hui berdiri mengawasi Na Siao Tiap, ia berpikir
"Dia dapat menghafaikan semua catatan-catat an dari kitab
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kui Goan Pit Cek, dan telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian
Kong, Tidak salah jika Suhuku pernah memperingatkan aku
jangan melawan dia jika aku tidak ingin binasa. ia mengawasi
terus dengan perasaan kagum,
"Apakah yang Cici sedang pikirkan," tegur Na Siao Tiap,
"Aku telah berjanji akan menolong dia, Cici jangan kecil hati!"
Ketika itu Pek Yun Hui juga memperhatikan bahwa
mukanya Na Siao Tiap menjadi merah sekali, dan ia menanya,
"Kau mengapa nampaknya gugup?"
"Aku khawatir.,." jawab Na Siao Tiap,
"Apa yang membuat kau khawatir?" tanya Pek Yun Hui.
Dengan suara rendah Na Siao Tiap menjelaskan "Mungkin
Cici tidak mengetahui bahwa pemuda itu sudah habis
semangatnya karena telah menderita luka agak lama. Untuk
menolong dia, aku harus menggunakan semangatku sendiri
selama tiga hari tiga malam..."
Dengan air mata berlinang Pek Yun Hui melihat Bee Kun
Bu yang masih terus dipeluki oleh Lie Ceng Loan, Lalu dengan
suara memohon ia berkata kepada Na Siap Tiap: "Moi-moi,
aku minta kau pandang aku. Tolonglan dia!"
"lbuku pernah pesan bahwa aku harus turut perintah Cici,
karenanya aku pasti akan menolongnya!"
Lalu Pek Yun Hui menotok jalan darahnya Lie Ceng Loan,
dan gadis itu segera berjengit dan bangun untuk segera
berkata: "Pek Cici, setelah kita kubur jenazahnya, aku minta
Cici membunuh mati orang yang menganiaya dia..."
"Janganlah kau memikir yang bukan-bukan" berkata Pek
Yun Hui, "Bu Kokomu masih dapat ditolong."
Dengan berjingkrak Lie Ceng Loan berseru: "Aku tahu Pek
Cici memang seorang yang sakti, Pek Cici dapat
menghidupkan orang yang sudah mati!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui lalu angkat Bee Kun Bu untuk di-pindahkan
ke dalam ruang di dalam gua batu, ia berkata kepada Lie
Ceng Loan: "Aku sendiri tidak dapat menolong dia, tetapi Na
Moi-moi itu yang akan menolongnya!"
Lie Ceng Loan menjadi terperanjat, dan ia menatap Na
Siao Tiap, lalu menghampiri dan menghaturkan terima kasih,
Pek Yun Hui angkat Bee Kun Bu dan dipanggulnya di atas
pundaknya, diikuti oleh Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan dan lainlainnya masuk ke dalam goa batu, Pang Siu Wie yang berjalan
paling belakang selalu nengok kiri dan kanan ia yang telah
lama berkecimpung di kalangan Kang-ouw merasa curiga
ketika bangaunya Pek Yun Hui terbang menghampirkan. ia
tidak merasa bahwa ia curiga oleh bangau putih itu.
Tidak lama kemudian mereka tiba di dalam goanya Pek
Yun Hui setelah mereka melalui satu tegalan berumput Goa
tersebut terletak di lereng gunung kira-kira seratus depa
tingginya dari kaki gunung, tetapi Pek Yun Hui dapat
memanggil Bee Kun Bu dengan tanpa ke-sukaran,
Pek Yun Hui lalu taruh Bee Kun Bu di ruang yang ia biasa
gunakan sebagai kamar tidur Lalu sambil tersenyum ia
berkata kepada Na Siao Tiap: "Moi-moi, dia telah menderita
terlampau lama, Kita jangan menunda lebih lama lagi,
Sebutlah apa-apa yang kita perlukan."
"Sebetulnya aku tak usah minta bantuan orang lain, hanya
ada suatu hal aku minta Cici menyanggupkannya."
Sambil tersenyum Pek Yun Hui berkata: "Sebutlah, apapun
aku akan menyanggupkannya."
Dengan suara yang tetap dan bersungguh-sungguh Na
Siao Tiap berkata: "Di dalam kamar ini, aku harus menemani
dia selama tiga hari dan tiga malam. Lagi pula usaha
menyembuhkan dia masih mendatangkan beberapa kesulitan
Tetapi demi untuk membalas budi Cici, aku akan
melakukannya Oleh karena itu, aku minta Cici, menemani aku
di dalam kamar ini selama tiga hari tiga malam untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyaksikan Apabila dia setelah ditolong timbul niatan
busuknya terhadapku, aku terpaksa harus menusuk dia mati,
dan aku minta Cici bisa maafkan perbuatanku dan Cici tak
boleh mencegah aku menikam dia mati, Jika permintaan ini
Cici dapat menyanggupinya, aku segera menolong, Jika
tidak..." Pek Yun Hui tidak segera menjawab ia berpikir
"Bagaimanakah aku dapat ketahui dia mempunyai niatan
busuk?" Lalu ia menjawab: "Sepanjang pengetahuanku dia
adalah seorang pemuda yang luhur dan sopan, Kita hanya
dapat mengetahui dia mempunyai niatan busuk jika dia
berbuat yang dalam pandangan kita melanggar kesusilaan!"
"ltulah yang aku artikan," kata Na Siao Tiap.
"O! Jika dia berbuat demikian, kau boleh lantas bunuh dia!"
kata Pek Yun Hui, "Bukan saja aku dapat memaafkan nya,
bahkan mungkin juga aku akan membantu kau membunuh
dia!" Lalu Na Siao Tiap keluarkan sebuah pisau belati dari
sakunya seraya berkata: "Cici, jika aku terpaksa harus
membunuh dia, aku minta kau jangan datang menolong,
karena aku khawatir aku tak dapat mengendalikan diri dan
melawan Cici!" Melihat sikapnya Na Siao Tiap yang sungguh-sungguh itu,
Pek Yun Hui menjadi sedikit heran. ia telah mengetahui bahwa
Na Siao Tiap adalah seorang gadis yang lemah lembut dan
luhur wataknya, lebih kurang sama seperti Lie Ceng Loan,
Maka sikap dan suara yang berlainan itu membikin Pek Yun
Hui merasa sedikit heran, ia mengawasi mukanya keempat
bujangnya gadis itu, tetapi ia tak bisa melihat sesuatu yang
menyelami isi hatinya Na Siao Tiap, Keempat bujang itupun
menunjukkan perasaan cemas atas sikap majikannya.
Sebetulnya Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan tak dapat
dikatakan serupa wataknya, Na Siao Tiap masih polos dan
berotak tajam, cerdas dan tangkas jujur hati, tak pernah
mencurigai orang lain. Meskipun ia lama tinggal terpencil di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lembah Pek Hua Kok dan tak mengetahui kejadian-kejadian di
luar, tetapi setelah ia keluar dari tempat bertapanya, ia
senantiasa memperhatikan gerak-gerik orang lain dan besar
curiganya. Lalu Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui masuk ke dalam
kamar di mana Bee Kun Bu telah diletakkan Na Siao Tiap
memesan keempat bujangnya: "Aku dan Pek Cici akan berada
di dalam kamar ini untuk menolong mengobati pemuda itu.
Selama tiga hari dan tiga malam aku harus mencurahkan
semua semangat dan tenagaku dalam usaha pengobatan itu,
kalian tak boleh mengganggu!" Lalu bersama-sama Pek Yun
Hui ia masuk ke dalam, sebetulnya goa tersebut adalah tempatnya Tian Ki Cin Jin
bertapa, Goa itu luas sekali dan mempunyai lima kamar,
kamar yang paling belakang digunakan sebagai kamar dapur
Pek Yun Hui berkata kepada Na Siao Tiap: "Moi-moi
tunggu sebentar Aku hendak pergi ke dapur menyediakan
sedikit sarapan dulu." Lalu ia pun ke kamar paling belakang,
Ketika ia tiba di kamar dapur, ia melihat bahwa tempat Tan
Pao dan istrinya, Hiong Yun (pengawal istana dan selir raja
yang Na Hai Peng paksa, datang tinggal ke puncak Pek Yun
Siat untuk menjaga Pek Yun Hui)
Kedua-duanya menggeletak di lantai ia memeriksanya.
Ternyata mereka telah ditotok jalan darahnya,
Mereka telah dibikin pusing dan luka karena mendengar
lagu "Hian Im Hao Sim" yang dimainkan oleh Na Siao Tiap,
untuk kemudian ditotok jalan-jalan darahnya.
Pek Yun Hui berusaha membebaskan totokan itu, dan
sesaat kemudian mereka telah sadar kembali Mereka bangkit,
dan setelah melihat Pek Yun Hui, mereka berlutut
dihadapannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui menegur: "Apa yang telah terjadi di sini?"
tanya Pek Yun Hui. "Pada dua hari berselang Na Loya (Tuan besar Na) ada
ajak satu gadis berpakaian sutera biru kesini.,, Hamba...."
Pek Yun Hui goyang-goyang tangannya dan berkata:
"Sudahlah, aku sudah mengetahui Kalian lekas-lekas
menyediakan sarapan, dan bawa ke depan, karena aku
menerima beberapa tanrn jangan lambat!" lalu iapun lari ke
depan lagi, Sebelum ia masuk ke dalam kamarnya, ia telah pesan
sesuatu kepada Lie Ceng Loan dan Pang Siu Wie.
Dengan cepat Tan Pao dan Hiong Yun menyiapkan
sarapan, dan mereka menjadi terperanjat melihat demikian
banyak orang telah datang ke goa itu,
Pang Siu Wie dan Lie Ceng Loan yang sudah merasa
lapar segera makan sarapan itu, lalu yang lain-lainpun turut
Pek Yun Hui mengambil banyak kue dan buah-buahan ke
dalam kamarnya, Lalu ia tutup pintu kamar, ia berkata kepada
Na Siao Tiap: "Moi-moi apakah kau tidak makan dulu
sebelumnya kau menolong mengobati dia?"
"Aku tidak merasa lapar, karena hatiku bimbang." jawab
Na Siao Tiap, "Jika Cici sudah lapar, makanlah dulu!"
Pek Yun Hui juga tak dapat makan karena ia selalu
khawatir akan keadaannya Bee Kun Bu. ia hanya makan satu
kue dan minum secangkir teh.
Na Siao Tiap duduk di atas sehelai tikar di atas lantai
dengan dua tangannya memegang lututnya, Matanya
menatap kedepan, seolah-olah ia tak menghiraukan soal
mengobati Bee Kun Bu. Melihat sikapnya yang acuh tak acuh Pek Yun Hui tak
sabar lagi. ia menegur: "Siao Tiap Moi-moi, mengapa kau
masih belum memulai, Aku khawatir jika ditunda, dia tak dapat
ditolong lagi! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan tenang dan pelahan Na Siao Tiap bangun dan
menghampiri Pek Yun Hui. ia berkata dengan suaranya yang
rendah sekali: "Aku telah menyanggupi mengobati dia, aku
tentu akan menolongnya!"
Pek Yun Hui masih tak puas dengan jawaban itu, ia
menegur lagi: "Mengapa kau mundur maju lagi?"
Na Siao Tiap menghampiri Bee Kun Bu dan mengangkat
tubuhnya seraya berkata: "Sebetulnya aku tidak boleh
mengobati dia, Tetapi aku telah berjanji kepada Cici untuk
menolong dia, aku tak harus menyesal!"
Pek Yun Hui tak berkata-kata lagi, ia khawatir
menyinggung perasaannya Na Siao Tiap, Dalam keadaan
terdesak itu ia harus mengalah ia duduk diam mengawasi
cara-cara Na Siao Tiap menolong Bee Kun Bu.
Ia menyaksikan Bee Kun Bu dibaringkan terlentang di atas
tempat tidur, sedangkan seluruh tubuhnya Na Siao Tiap
terlihat gemetar tak henti nya. Dengan mata terbelalak ia
menyaksikan sikapnya Na Siao Tiap, seolah-olah orang yang
sedang diserang demam panas.
Ia bangun menghampiri Na Siao Tiap dan berkata dengan
suara yang lemah lembut "Siao Tiap Moi-moi, untuk aku, kau
harus menderita demikian hebatnya, Aku sangat berterima
kasih." Na Siao Tiap tidak menyahut ia pejamkan kedua matanya,
Hanya dari celah-celah kulit matanya molos keluar air
matanya, yang bagaikan mutiara sebutir-se-butir, ia berkata:
"Sebentar ketika aku kerahkan tenaga dalamku, seluruh
semangatku akan berkumpul Aku minta Cici jangan
mengganggu atau menyentuh tubuhku!"
Lalu ia duduk bersila di pinggir tempat tidur, dan tangan
kirinya ditaruh di atas batang hidungnya Bee Kun Bu,
sedangkan tangan kanannya memeluk pinggangnya Bee Kun
Bu. ia memejamkan kedua matanya untuk mengerahkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
seluruh tenaga dalamnya, Ternyata ia telah berhasil
mengerahkan urat-urat sarafnya Bee Kun Bu karena
keringatnya mulai terasa ke tenggorokan dada sampai ke
pusarnya. Lalu ia letakkan Bee Kun Bu terlentang di atas tempat tidur
untuk dipijat-pijat kaki tangannya, Demikianlah semua bagianbagian penting di dalam tubuhnya Bee Kun Bu telah dapat
dipulihkan olehnya dengan ilmu Toa Pan Yo Hian Kong, dan
darahnya mulai beredar dengan wajar diseluruh tubuh-nya.
Pek Yun Hui juga memperhatikan bahwa kaki tangannya
Bee Kun Bu tidak kaku lagi, kelihatan segar dan bergerakgerak, Sejenak kemudian keringatpun mulai keluar dari
pembuluh-pembuluh pada kaki tangannya, Bukan main
girangnya Pek Yun Hui menyaksikan perubahan yang ajaib
itu! Malam itu Pek Yun Hui dapat tidur nyenyak di dalam kamar
itu, Satu hari dan satu malam telah lewat, akan tetapi Bee Kun
Bu masih belum sadarkan diri, dan Na Siao Tiap yang telah
mengerahkan banyak tenaga dan semangat, nampaknya
sangat letih sekali Pada malam kedua, ketika Pek Yun Hui menyalakan lilin di
atas meja, tiba-tiba ia mendengar Na Siao Tiap menguap, ia
menoleh, dan melihat Na Siao Tiap yang harus tidur di
samping Bee Kun Bu mengulurkan tangan kanannya meraba
badannya Bee Kun Bu, lalu ia tersenyum dan berkata: "Cici,
tenaganya disemua bagian tubuhnya sudah pulih, Malam ini
aku dapat membebaskan semua jalan-jalan darahnya yang
tersumbat." Pek Yun Hui menghampiri dan sambil tersenyum ia
berkata: "Semua ini karena pertolongan Moi-moi. Aku yakin
nanti jika dia mengetahui bahwa kau yang telah menolong
jiwanya, dia pasti akan berterima kasih kepadamu!"
"Aku sebetulnya menolong dia karena ingin membalas budi
Cici." kata Na Siao Tiap, Lalu ia duduk bersila untuk memulai
mengerahkan tenaga dalamnya pula, sebentar saja segera
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terlihat wajahnya menjadi merah, dan seluruh tubuhnya
mengeluarkan uap. Pek Yun Hui merasa kagum melihat caranya gadis itu
mengumpulkan tenaga dalamnya, dan ia yakin hanya orang
yang telah memahami ilmu Toa Pan Yo Hian Kong dapat
melakukan itu. Mungkin Suhunya pun tak dapat
menandinginya dalam ilmu Toa Pan Yo Hian Kong itu,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pikirnya, Terliha Tangan Berbisa 14 Sumpah Palapa Karya S D Djatilaksana Kesatria Berandalan 1

Cari Blog Ini