Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 46
dikuburkan sekarang, tempat ini pasti akan tumbuh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
rumput beracun Maka aku harus membunuh ulat beracun itu
dulu." Sie Bun Yun mengayunkan tangannya, Batuyang di
tangannya langsung meluncur ke arah kening mayat Pek Ih
Sin Kun. Cess! seketika juga darah hitam mengalir ke luar dari situ.
"Ulat beracun itu telah mati." Sie Bun Yun menarik nafas
lega. "Kalau begitu, mari kita pergi!" ajak Pek Yun Hui.
"Kakak Pek jalan duluan!" sahut Bee Kun Bu.
"Lho" Kenapa?" tanya Pek Yun Hui heran
"Dia yang memberi kabar pada ayah angkat, kini dia telah
mati, maka aku harus menguburnya," ujar Bee Kun Bu.
"Mari kita kuburkan mayat itu!" sambung Sie Bun Yun.
Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu menggali sebuah lubang di
dekat pohon, lalu mengubur mayat Pek Ih Sin Kun di situ,
Setelah itu, barulah mereka bertiga melanjutkan perjalanan
peristiwa itu membuat mereka tidak dapat menyusul Lie Ceng
Loan. Pada hari berikutnya, Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bec
Kun Bu sudah tiba di sebuah kota keciK Mereka bertanya ke
sana ke mari tentang Lie Ceng Loan penduduk di kota itu
memberitahukan bahwa kemarin memang ada sepasang
muda-mudi melewati kota tersebut, mereka berdua mirip
sepasang kekasih dan sangat tampan dan cantik.
Mendengar ucapan itu, mereka bertiga cuma tersenyum
getir, sebab mereka tahu yang dimaksudkan sepasang
kekasih itu adalah Co Hiong dan Ue Ceng Loan. Oleh karena
itu, mereka langsung melanjutkan perjalanan dengan tergesagesa sekali Tak seberapa lama kemudian, mereka bertiga
sudah tiba di sebuah kota yang cukup besar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu bertanya ke
sana ke mari lagi, namun kali ini mereka memperoleh
informasi yang agak simpang siur, Ada yang bilang melihat
sepasang muda-mudi itu, tapi ada pula yang bilang tidak
melihat sama sekali itu sungguh membingungkan Pek Yun Hui, Sie Bun Yun
dan Bee Kun Bu. Namun mereka tetap mengejar sambil
bertanya, Akan tetapi, tiada seorang pun melihat pasangan
muda-mudi itu lagi. Sie Bun Yun cukup berpengalaman dalam rimba
persilatan, namun justru tidak dapat memecahkan persoalan
tersebut Memang! Karena Lie Ceng Loan dan Co Hiong telah
menyamar, sedangkan Sie Bun Yun dan lainnya sama sekali
tidak berpikir sampai ke situ.
Karena tiada jejak Lie Ceng Loan dan Co Hiong, Bee Kun
Bu bertambah gugup dan panik, sehingga terus-menerus
bergumam. "Apakah adik Loan telah dicelakai oleh Co Hiong" Apakah
adik Loan telah dicelakai oleh Co Hiong?"
Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui terus-menerus menghibumya, padahal sesungguhnya, mereka berdua pun cemas
sekali. Mereka berdua pun yakin, bahwa saat ini Co Hiong masih
belum mencelakai Lie Ceng Loan, Namun apabila terus
bersama Co Hiong, tentunya gadis itu akan celaka, Setelah
menempuh perjalanan belasan mil, mereka bertiga berhenti
untuk berunding. Seusai berunding mereka memutuskan
untuk berpencar mencari Lie Ceng Loan, Tiga hari kemudian,
mereka bertiga akan bertemu di kota Lam Keng di propinsi
Hokkian, Oleh karena itu, mereka bertiga lalu berpencar
Pek Yun Hui mengambil jalan besar, Sie Bun Yun
membelok ke kanan, sedangkan Bee Kun Bu membelok ke
kiri, Kali ini ia memacukan kudanya laksana kilat jalan kecil itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memang yang dilalui Lie Ceng Loan dan Co Hiong, Namun
satu hal membuatnya bingung sekali, karena tiada seorang
pun melihat pemuda tampan dan gadis cantile
Walau begitu, Bee Kun Bu masih tetap mengejar tanpa
beristirahat sejenak pun. Akan tetapi, ia sama sekali tidak
menemukan jejak Lie Ceng Loan dan Co Hiong.
Tiga hari kemudian, ia sudah tiba di kota Lam Keng, Pek
Yun Hui dan Sie Bun Yun sudah menunggunya di gerbang
kota tersebut Begitu menyaksikan air muka mereka berdua,
Bee Kun Bu tahu bahwa mereka berdua pun tidak berhasil,
seketika wajahnya berubah murung dan nyaris mengucurkan
air mata. "Saudara Bee, mungkinkah Nona Lie belum menuju
daerah Miauw?" tanya Sie Bun Yun.
"Adik Loan pasti menuju daerah Miauw!" sahut Pek Yun
Hui menyelak, "Sebab dia sudah tahu kalau Kun Lun Sam Cu
berada di sana, tentunya tidak akan berangkat ke tempat lain,"
"Benar apa yang dikatakan Kakak Pek," ujar Bee Kun 6u.
"Kalau begitu...." Sie Bun Yun mengerutkan kening. "... itu
sungguh mengherankan kita berpencar di tempat itu menuju
tiga buah jalan mengejar mereka! Namun sama sekali tiada
jejak mereka, apakah mereka bisa terbang?"
"Mungkinkah mereka menunggang Hian Giok?" seru Bee
Kun Bu tak tertahan "Kalau benar, itu berarti telah bertemu Na Siao Tiap!" ujar
Pek Yun Hui. "Syukur kalau begitu!" Bee Kun Bu menarik nafas, Tapi
kalau tidak....n "Saudara Bee!" potong Sie Bun Yun. "Pereayalah! Nona
Lie tidak akan dicelakai oleh orang jahat Kita terus menuju
daerah Miauw, pasti bertemu dia,"
"Mudah-mudahan!" ucap Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka bertiga lalu melanjutkan perjalanan lagi, Di saat
mereka bertiga bertemu di kota Lam Keng, justru Ue Ceng
Loan dan Co Hiong baru beberapa jam meninggalkan kota
tersebut. Co Hiong tidak berani berhenti di kota itu, karena khawatir
akan tersusul oleh Pek Yun Hui dan lainnya. Setelah
meninggalkan kota Lam Keng, Co Hiong mengajak Lie Ceng
Loan menempuh jalan air. Oleh karena itu, Pek Yun Hui, Sie
Bun Yun dan Bee Kun Bu tidak dapat menyusul mereka
berdua. Setelah mendarat, Co Hiong mengajak Lie Ceng Loan
menuju arah barat, barulah menuju daerah Miauw, jadi boleh
dikatakan Co Hiong mengajak Lie Ceng Loan berputar Maka
kini mereka berdua malah berada di belakang Pek Yun Hui,
Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu
Setengah bulan kemudian, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan
Bee Kun Bu mulai memasuki daerah-daerah yang sangat sepi,
Beberapa hari kemudian, mereka bertiga sudah mendekati
daerah Miauw. Tampak gunung yang gundul, bahkan mereka bertiga pun
melalui daerah gersang yang tiada tumbuhannya.
Ketika senja, mereka bertiga menyaksikan asap yang
beraneka warna di kaki gunung, pemandangan itu belum
pernah mereka saksikan selama ini. Bee Kun Bu sama sekali
tidak memperhatikan pemandangan itu, sebab ia sangat
mencemaskan Lie Ceng Loan.
Pada hari berikutnya, mereka bertiga mulai memasuki
sebuah lembah, Ke luar dari lembah itu, terbelalaklah mereka,
ternyata pemandangan di tempat itu mirip pemandangan di
Kang Lam. Akan tetapi, orang-orang yang berlalu lalang di tempat itu
berpakaian sangat aneh, Ketika mereka berjalan di tempat itu,
semua orang memandang mereka bertiga dengan sinar mata
aneh, tapi tiada seorang pun menghadang mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah menempuh perjalanan setengah harian,
pemandangan di depan mata mereka berubah, Yang tampak
kali ini hanya tebing curam yang menju!ang, dan sebuah jalan
kecil terapit di tengah-tengah.
Di tebing itu tampak terukir beberapa huruf yang sangat
besar berbunyi Tujuh Gua Ke ramal Suku Miauw! Suku Lain
Masuk Pasti Mati". Setelah membaca huruf-huruf itu, Sie Bun Yun, Pek Yun
Hui dan Bee Kun Bu saling memandang.
Di mulut jalan masuk, tampak berdiri dua orang Miauw
berbadan tinggi besar dengan tombak di tangan, Ke dua orang
itu memakai baju dari kulit macan.
Ketika Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu
melangkah maju, ke dua orang itu langsung menghadang
dengan tombak masing-masing.
"Apakah kalian mengerti bahasa kami?" tanya Sie Bun
Yun. Ke dua orang berpakaian kulit macan itu cuma melotot,
sama sekali tidak bersuara maupun bergerak
Salah seorang berpakaian kulit macan menunjuk tulisan
yang terukir pada dinding tebing, Sie Bun Yun manggutmanggut
"Kami ada urusan penting, ingin bertemu Ang Ngai
Tongcu," ujar Sie Bun Yun memberitahukan
Ke dua orang berbaju kulit macan itu tidak
mempedulikannya, Kelihatannya mereka berdua tidak
mengerti apa yang dikatakan Sie Bun Yun.
"Kakak Yun! Bagaimana kalau kita menerjang ke dalam
saja?" tanya Pek Yun Hui.
"Ke dua orang itu memang tidak dapat menahan kita,"
sahut Sie Bun Yun, "Namun bagaimana keadaan di dalam,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kita sama sekali tidak mengetahuinya, maka lebih baik kita
berlaku sopan saja."
pada waktu bersamaan, muncul seorang Miauw berusia
lanjut dari dalam, Sie Bun Yun cepat-cepat memberi hormat
padanya. "Locianpwee, kami mohon bantuan!"
Orangtua itu memandang Sie Bun Yun, kemudian
tanyanya dengan bahasa Han yang sangat lancar
"Ada urusan apa?"
"Kami ingin bertemu Ang Ngai Tongcu, apakah kami tidak
boleh masuk ke dalam?" sahut Sie Bun Yun.
Air muka orangtua itu tampak terkejut, ia menatap mereka
bertiga dengan penuh perhatian
"Kenapa Locianpwee diam saja?" tanya Bee Kun Bu
heran. "Bagaimana kalian bisa kenal Ang Ngai Tongcu?" tanya
orangtua itu setengah berbisik.
"Kami tidak kenal dia, tapi dia pernah memasuki
Tionggoan dan berkenalan dengan seseorang maka orang itu
menyuruh kami ke mari," jawab Sie Bun Yun merendahkan
suaranya. Ternyata yang kalian cari itu adalah...." Air muka orangtua
itu tampak berubah dan tidak melanjutkan ucapannya.
"Bagaimana?" tanya Pek Yun Hui.
"Kalian...." wajah orang itu telah berubah kelabu, "Kalian
cepatlah pergi!" "Biar bagaimana pun, kami harus menemuinya," sahut Bee
Kun Bu. "Aku sudah tua, tidak akan membohongi kalian," ujar
orangtua itu sengit sambil membanting kala "Kalau kalian
masih tidak mau pergi, pasti celaka!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Usai berkata begitu, orangtua tersebut berjalan pergi, Pek
Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu saling memandang
dengan kening berkerut "Orangtua itu omong apa, sungguh membingung-kan," ujar
Sie Bun Yun sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Aku pun tidak tahu," sahut Pek Yun Hui, "Mari kita
menerjang ke dalam saja! Tidak perlu banyak berpikir lagi!"
"Baik," Sie Bun Yun mengangguk sambil memungut dua
buah batu kecil, lalu disambitkannya ke arah ke dua penjaga
itu dan tepat mengenai jalan darah mereka berdua.
Sie Bun Yun, Pek Yun Hut dan Bee Kun Bu langsung
berjalan ke dalam, Tampak banyak sekali batu curam di situ.
Setelah menempuh perjalanan puluhan mil, mereka bertiga
melihat sebuah tebing yang berwarna merah membara.
"ltu pasti Ang Ngai Tong (Tebing Merah)," ujar Sie Bun
Yun. "Benar." Pek Yun Hui manggut-manggut "Kini kita telah
berada di daerah Miauw, harus menyelidiki orang-orang Tujuh
Gua Keramat Namun kita harus menjaga jejak, jangan
menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan."
"ltu tentu." Sie Bun Yun mengangguk
Mereka bertiga terus menelusuri jalan kecil itu. Ketika
matahari mulai tenggelam di ufuk barat, mereka bertiga telah
tiba di sebuah puncak, lalu berdiri di situ sambil memandang
ke depan. Bukan main! Tebing Merah itu bertambah membara
tertimpa matahari senja. Untuk mencapai tebing merah itu,
mereka bertiga masih harus melewati sebuah puncak, dan
mungkin larut malam baru bisa tiba di tempat itu.
Ketika hari mulai gelap, dan kabut pun mulai me-nebal,
mereka beristirahat sambil mengisi perut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kelihatannya kita harus menunggu sampai esok baru
melakukan perjalanan lagi," ujar Sie Bun Yun.
"Kenapa kita harus menginap satu malam di sini?" tanya
Bee Kun Bu tidak sabaran "Lihatlah kabut yang agak kehijau-hijauan itu!" sahut Sie
Bun Yun memberitahukan "Tentunya kabut itu mengandung
semacam racun Lagipula sulit bagi kita melakukan perjalanan
di malam hari yang penuh kabut"
"Aaakh.,.!" Bee Kun Bu menarik nafas.
"Kita sudah tiba di sini, jadi tidak perlu terburu-buru," ujar
Pek Yun Hui seakan menghibur Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu menarik nafas lagi, Kemudian mereka bertiga
mulai berunding harus bagaimana melanjutkan perjalanan
esok hari, setiba di Ang Ngai Tong harus mengambil tindakan
apa pula" Mereka bertiga terus berunding, tak terasa malam
pun semakin larut "Kita masih harus melanjutkan perjalanan esok, maka lebih
baik kita tidur sejenak," ujar Sie Bun Yun mengusulkan
Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mengangguk Ketika mereka
bertiga baru mau tidur, mendadak terdengar suara Tang!
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tang! Tang!" di kaki gunung, kemudian terdengar pula suara
seruan orang. Karena sudah tengah malam, suara-suara itu terdengar
jelas dan nyaring sekali, Kian lama suara itu kian mendekat
tentunya membuat mereka bertiga terheran heran
"Mari kita bersembunyi!" bisik Sie Bun Yun.
Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mengangguk Mereka bertiga
langsung meloncat ke atas sebuah pohon, bersembunyi di situ
sambil mengintip. Tak seberapa lama kemudian, terdengarlah suara langkah,
kemudian muncul dua puluhan orang menembus kabut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu melihat jelas
semua orang itu. Mereka berbadan tinggi besar mengenakan
baju kulit macan, dan membawa kampak.
Mereka semua adalah orang suku Miauw, Yang
mengherankan, lengan mereka dipolesi minyak yang
berwarna agak kuning, dan mulut mereka menggigit sebatang
rumput hijau. Mereka kelihatan tidak mengerti ilmu ginkang, tapi
sungguh mahir memanjat gunung, Berselang sesaat orangorang itu sudah berada di atas puncak, Mereka semua
menengok ke sana ke mari, lalu salah seorang dari mereka
mendadak berteriak Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu langsung
mengarahkan pandangan ke orang itu. Tangan orang itu
dijulurkan ke rerumputan di tempat itu, dan di rerumputan itu
tampak ada sesuatu yang bergerak-gerak.
Ketika itu juga belasan orang lainnya mengayunkan
kampak ke arah rerumputan itu, Kemudian terdengarlah suara
di situ, tetapi lalu diam Mereka segera membabati rerumputan
itu, dan yang akhirnya mereka temukan ternyata seekor
macan, namun macan itu telah mati berlumuran darah.
Orang-orang itu bersorak-sorak gembira sekali, Pek Yun
Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu terkejut menyaksikan itu.
Kalau mereka bertiga bersuara berisik, pasti kampak-kampak
itu akan melayang ke arah mereka.
Pada saat itu, terdengar suara langkah yang amat ringan
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu langsung tahu,
bahwa pendatang itu memiliki ilmu ginkang yang tinggi.
Tak lama muncullah seseorang yang juga berbadan tinggi
besar, dan mulutnya juga menggigit sebatang rumput hijau,
Begitu orang tersebut muncul, orang-orang yang datang
duluan itu segera berdiri tegak di tempat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Salah seorang dari mereka maju menghadap, lalu
mengucapkan beberapa patah kata. Orang itu menengok ke
sana ke mari, kemudian manggut-manggut
Ketika orang itu menengok ke sana ke mari, Pek Yun Hui,
Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu melihat jelas wajahnya. Mereka
bertiga terbelalak ternyata wajah orang itu penuh kudis,
sehingga tampak menyeramkan
Akan tetapi, di keningnya justru terdapat sebuah tanda
yang menyerupai bulan sabit
Begitu melihat tanda itu, teringatlah Bee Kun Bu akan
penuturan Na Hai Peng, maka seketika ia berseru tak tertahan
"Haaah..." Belum juga suara seruannya berhenti, tampak dua puluhan
kampak meluncur ke arah pohon tempat Bee Kun Bu, Pek
Yun Hui dan Sie Bun Yun bersembunyi
"Kalian cepat mundur!" ujar Pek Yun Hui cepat ia segera
menghunus pedangnya, lalu dengan jurus Tiat Sih Heng Kang
(Rantai Besi Melintang Sungai) ditangkisnya kampak-kampak
itu. Trang! Trang! Trangt Kampak-kampak itu tertangkis jatun
Kemudian Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu segera
meloncat turun. orang-orang itu pun segera mengepung mereka bertiga
dengan sikap mengancam, seakan siap menyerang
"Jangan menyerang kami!" seru Sie Bun Yun. "Kita semua
adalah orang sendiri!"
Orang-orang itu berteriak-teriak tak henti-hentinya,
Mendadak orang yang bertanda bulan sabit di keningnya
membentak keras, dan diamlah orang-orang yang berteriakteriak itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Beberapa orang suku Miauw itu memungut kampakkampak yang berserakan, kemudian menatap mereka bertiga
dengan garang sekali. "Siapa yang dengan kalian adalah orang sendiri?" tanya
orang yang bertanda bulan sabit di keningnya itu dengan
bahasa Han Betapa girangnya Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun
Bu, karena orang itu mengerti bahasa Han.
"Apakah Anda Ang Ngai Tongcu?" tanya Sie Bun Yun.
"Kalau benar kenapa?" Orang itu balik bertanya.
"Kalau benar syukurlah!" sahut Sie Bun Yun dan
menambahkan "Apakah Anda masih ingat pada Na Hai
Peng?" "Na Hai Peng?" Orang itu mengerutkan kening.
"Siapa dia?" Kelihatannya orang itu tidak kenal nama tersebut, maka
Sie Bun Yun cepat-cepat memberitahukan
"Bukankah Anda pernah datang di Tionggoan dan bekerja
di istana sebagai pengawal di sana?"
Air muka orang itu tampak berubah, lalu menatap Sie Bun
Yun tajam seraya bertanya.
Ternyata begitu, jadi kalian ada urusan apa?"
Mendengar pertanyaan demikian, Pek Yun Hui, Sie Bun
Yun dan Bee Kun Bu yakin, orang itu sudah ingat akan
masanya di istana, karena itu Bee Kun Bu segera berkata.
"Guru dan paman guruku terkurung di Tok Sui Tong, entah
Anda bersedia membantu kami atau tidak dalam halimT
"Sebelum kami tiba di sini, apakah ada orang lain
mendahului kami?" tanya Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak. Orang itu menggelengkan kepala, "Kecuali kalian,
tiada orang lain memasuki daerah Miauw ini, jadi kedatangan
kalian untuk menolong orang yang terkurung di Tok Sui
Tong?" Ketika mendengar tiada orang lain datang ke mari, sekujur
badan Bee Kun Bu menjadi dingin, Tetapi nada orang itu
seakan bisa menolong Kun Lun Sam Cu, itu membuat Bee
Kun Bu agak gembira. "Kami datang ke mari memang ingin menolong merekah
sahutnya. "Kalau begitu, mari ikut aku!" ujar orang itu dengan
sepasang biji mata berputar sejenak
Di antara mereka bertiga, Pek Yun Huilah yang paling
cermat Ketika ia menyinggung tentang Na Hai Peng, orang itu
tampak tertegun Kemudian Pek Yun Hui memberitahukan,
orang itu cuma manggut-manggut tapi tidak tampak gembira
Setelah itu, Pek Yun Hui pun melihat sepasang biji mata orang
itu berputar, sepertinya mempunyai suatu rencana.
"Mau ke mana?" tanya Pek Yun Hui.
"Malam ini kalian ikut aku ke Ang Ngai Tong dulu," sahut
orang itu memberitahukan. "Besok pagi aku akan menemani
kalian ke Tok Sui Tong."
"Kalau begitu.M." Bee Kun Bu gembira sekalL "Aku
mengucapkan banyak-banyak terimakasih pada Anda."
Bee Kun Bu menjura pada orang itu, tetapi orang itu cuma
menatap Bee Kun Bu dengan dingin, sama sekali tidak
membalas hormat Bee Kun Bu tidak begitu mempedulikan itu, tapi Sie Bun
Yun sudah melihat adanya gelagat tidak beres, ia segera
memandang Pek Yun Hui, kemudian bertanya pada orang itu.
"Bolehkah aku tahu nama Anda?"
"Namaku Kee Phang," sahut orang itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sungguh kuat ingatan Andal" ujar Pek Yun Hui sambil
tersenyum. "Walau telah belasan tahun silam, tapi Anda masih
ingat." "Ya! Ya!" Orang itu manggut-manggut, setelah itu ia
mengibaskan tangannya, agar orang-orangnya itu pergi
duluan, "Nah, kalian boleh ikut aku."
"Kabut itu mengandung racun, tidak akan apa-apa?" tanya
Sie Bun Yun. "Kalian datang dari Tionggoan, tentunya berkepandaian
tinggi," sahut orang itu dingin, "Kabut beracun itu tidak akan
menjadi hambatan, sebab kalian bisa menutup pernafasan,
maka tidak perlu takut kan?"
Sie Bun Yun masih ingin mengucapkan sesuatu, tapi Pek
Yun Hui segera memberi isyarat padanya, maka Sie Bun Yun
langsung diam. sedangkan Kee Phang telah mengayunkan kakinya
berjalan ke depan, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu
mengikutinya dari belakang, namun mereka bertiga sengaja
berjalan lamban. Diam-diam Pek Yun Hui mengeluarkan rumput mujarab
yang dibawanya, lalu memetik tiga helai daunnya, Sehelai
daun itu dimasukkan ke dalam mulutnya, sisanya diberikan
pada Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu. Mereka berdua pun
memasukkannya ke dalam mulut
"Rumput ini dapat memunahkan hawa racun yang di Mo
Kui Ceh Yi, tentunya juga bisa memunahkan racun lain/" bisik
Pek Yun Hui. "Ya." Sie Bun Yun manggut-manggut. "Oh ya! Apa-kah
kalian berdua melihat sikap Kee Phang itu agak aneh?"
"Mungkin orang suku Miauw bersikap begitu," sahut Pek
Yun Hui, "Kita bertindak sesuai dengan situasi saja."
Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mengangguk setelah itu
barulah mereka mempereepat langkah masing-masing.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika melalui kabut itu, mereka bertiga menutup
pernafasan, bahkan juga bersiap-siap, sebab mereka khawatir
akan muncul binatang berbisa.
Di saat itu, Kee Phang menyalakan sebuah lentera,
Sungguh indah lentera itu, Tak seberapa lama kemudian,
mereka sudah sampai di tempat datar, dan Kee Phang
langsung mempereepat langkah nya.
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu pun
mempereepat langkah rnasing-masing. Kalau mereka ingin
menyusul Kee Phang, memang tidak sutit, namun mereka
cuma ingin mengikutinya dari belakang.
Kira-kira satu jam kemudian, Kee Phang memperlambat
langkahnya, sebab kabut di tempat itu sangat tebal Berselang
sesaat, Kee Phang menghentikan langkahnya.
"Sebentar lagi kita akan sampai," ujarnya sambil menunjuk
ke depan. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu cuma
manggut-manggut. Mereka bertiga tidak berani bersuara,
karena di dalam mulut masing-masing terdapat daun rumput
pemunah racun. Badan Kee Phang bergerak melesat ke depan, Pek Yun
Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu juga mengikutinya.
Mereka bertiga terbelalak karena tempat itu agak terang
kemerah-merahan. Ternyata mereka sudah berada di atas tebing merah. Yang
di sekitarnya terdapat banyak batu curam, Di sana tampak
pula beberapa buah gua yang diterangi obor di dalamnya.
Kee Phang berjalan menuju salah satu gua yang paling
besar Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu
mengikutinya, tetapi berhenti di depan gua itu.
"Silakan masuk!" ucap Kee Phang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sekarang hari sudah hampir terang, apakah saudara Kee
akan segera mengajak kami ke Tok Sui Tong?" tanya Pek Yun
Hui. "Tentu," sahut Kee Phang dan menambahkan "Na-mun
perjalanan menuju Tok Sui Tong harus memakan waktu
seharian, dan kalau hari belum begitu terang, sulit bagi kita
melanjutkan perjalanan Maka alangkah baiknya kalian bertiga
beristirahat dulu di dalam."
Memang masuk akal apa yang dikatakan Kee Phang,
maka kecurigaan mereka bertiga mulai berkurang, lalu
memasuki gua itu, Tampak beberapa gadis suku Miauw
setengah telanjang, langsung berlutut begitu melihat Kee
Phang melangkah ke dalam.
"Hamba menyambut Tongcu!" ucap gadis-gadis itu
serentak Kee Phang terus melangkah ke dalam tanpa memandang
gadis-gadis itu. Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun
terus mengikutinya, Sungguh besar gua itu, dan di dalamnya
terdapat tujuh buah pintu batu.
Berselang beberapa saat kemudian, Kee Phang berhenti di
depan sebuah pintu batu. "Kee Tongcu!" Sie Bun Yun tersenyum, "Sungguh
berdisiplin sekali di dalam daerah Miauw ini!"
"Biasa," sahut Kee Phang sambil tersenyum.
Kee Phang mendorong pintu batu itu, dan pintu batu itu
terbuka perlahan-lahan, Dapat dibayangkan betapa tebalnya
pintu batu tersebut "Silakan masuk!" ucap Kee Phang.
Pek Yun Hui melongok ke dalam, Ruangan itu agak gelap,
dan tidak tampak apa pun di dalam nya. seketika di dalam hati
Pek Yun Hui timbul kecurigaan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"ltu ruang apa?" tanyanya tanpa melangkah ke dalam.
"Masuklah, agar engkau mengetahuinya!" sahut Kee
Phang dingin. "Apa maksud Kee Tongcu?" Pek Yun Hui mengerutkan
kening. "Jangan banyak omong! Kalau ingin menolong Kun Lun
Sam Cu, kalian bertiga harus menuruti perkataan-ku!" Kee
Phang tampak tidak senang.
Setelah mendengar ucapan itu, Pek Yun Hui, Sie Bun Yun
dan Bee Kun Bu tidak banyak bicara lagi, Sie Bun Yun lalu
melangkah memasuki ruangan itu, Hawa di dalam ruangan itu
dingin sekali, sehingga sekujur badan Sie Bun Yun jadi
merinding. Sie Bun Yun tersentak Bagaimana mungkin ada
penghuninya ruangan ini" Pikirnya.
Setelah berpikir demikian, Sie Bun Yun menolehkan
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepalanya ke belakang Dilihatnya Pek Yun Hui dan Bee Kun
Bu sudah melangkah ke dalam, dan wajah mereka berdua pun
kelihatan diliputi kecurigaan, kemudian menyusul pula Kee
Phang. Apa yang akan terjadi di dalam ruang batu itu" Benarkah
Kee Phang atau Ang Ngai Tongcu itu berniat baik terhadap
mereka bertiga" ***** Bab ke 32 - Orang Aneh Terkurung di Dalam Ruang Batu
Semula Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mulai
bereuriga, karena ruang batu itu agak gelap dan terasa ada
hembusan angin pula, Akan tetapi, kecurigaan mereka bertiga
menjadi berkurang lantaran Kee Phang juga ikut masuk,
kemudian menyalakan sebuah obor, sehingga ruang batu itu
berubah agak terang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kee Phang menutup pintu batu itu, lalu berjalan ke dalam
lagi seraya berkata pada mereka bertiga.
"Mari ikut aku!"
Timbul lagi kecurigaan, namun mereka bertiga tetap
mengikuti Kee Phang ke dalam, Ternyata di dalam ruang batu
itu terdapat sebuah terowongan yang berliku-liku, dan Kee
Phang terus berjalan ke dalam.
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu terus
mengikutinya dari belakang, Kira-kira setengah jam kemudian,
Sie Bun Yun sudah mulai tidak sabaran.
"Kee Tongcu! Kapan kita berhenti?" tanyanya sambil
mengerutkan kening. Pada waktu bersamaan, mendadak di depan mereka
berubah gelap gulita, Mereka bertiga tertegun, dan tahu
adanya gelagat ketidak beresan.
"jangan bergeraksembarangan!" pesan Sie Bun Yun.
Sie Bun Yun mengeluarkan semacam batu, lalu digosokgosokkannya hingga memereikkan api. seketika mereka
bertiga tampak melongo, karena Kee Phang sudah tidak
berada di tempat itu. Di tempat itu pun terdapat banyak terowongan, Pek Yun
Hui mencoba menghitung, ternyata ada tujuh buah
terowongan, Mana yang menuju ke luar, mereka sama sekali
tidak mengetahuinya. Kini mereka baru tahu, Kee Phang mengajak mereka ke
tempat itu, agar mereka terkurung di situ.
"Ah!" Pek Yun Hui membanting kaki. "Aku yang bersalah!"
"Memangnya kenapa?" tanya Sie Bun Yun heran.
"Pertama kali aku melihat dia, aku sudah bereuriga," sahut
Pek Yun Hui menjelaskan "Namun kenapa aku tidak berhatihati terhadapnya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siapa yang tidak mencurigainya?" Sie Bun Yun menarik
nafas panjang. "Aku yang mendesaknya mengajak kita ke Tok Sui Tong,
akhirnya malah terkurung di sini," Bee Kun Bu menggelenggelengkan kepala.
"Siidahlah, jangan saling menyalahkan diri sendiri!" tandas
Sie Bun Yun. "ltu pereuma."
"Saudara Sie Bun, padamkan saja api itu!" ujar Bee Kun
Bu. "Aku akan menggunakan Teng Thian Sin Cin untuk
menerangi tempat ini."
Sie Bun Yun segera memadamkan api itu, sedangkan Bee
Kun Bu mengeluarkan senjata tersebut, seketika juga berubah
terang tempat itu. Mereka bertiga mulai memperhatikan terowonganterowongan itu, Sungguh mengherankan terowonganterowongan mirip semua, sehingga membuat mereka tidak
dapat membedakan mana terowongan yang mereka lalui tadi,
Di saat bersamaan, terdengarlah suara Kee Phang bergema,
tak tahu berasal dari mana suaranya itu.
"Kalian bertiga, tenang-tenanglah menunggu kematian di
situ!" "Kami dengan engkau tiada permusuhan!" bentak Bee Kun
Bu. "Kenapa engkau mengurung kami di sini?"
"He he he!" Kee Phang tertawa terkekeh "Orang Han
memasuki daerah Miauw harus mati!"
"Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa gelak, "Kalau begitu, engkau
telah melupakan persahabatan dengan Na Hai Peng?"
"He he!" Kee Phang tertawa terkekeh lagi. "Engkau
tidak perlu omong kosong di situ!"
"Aku tidak omong kosong!" sahut Sie Bun Yun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"He hc he!" Kee Phang terus tertawa, Suara tawanya
terdengar makin lama makin mengecil, namun tetap bergema,
Rupanya orang itu mulai melangkah pergi.
"Jangan pergi!" seru Pek Yun Hui.
Akan tetapi, suara Kee Phang sudah tidak kedengaran
lagi, Pek Yun Hui malah tertawa, kemudian ujarnya lantang.
"Badai seperti apa pun pernah kita hadapi, maka tempat ini
bagaimana mungkin dapat mengurung kita" ini sungguh
menggelikan!" Pada waktu bersamaan, sayup-sayup mereka mendengar
suara helaan nafas. itu membuat Pek Yun Hui terkejut dan
langsung membentak. "Siapa?" Tiada sahutan, hanya terdengar suara helaan nafas, maka
Pek Yun Hui mengerutkan kening dan membentak lagi.
"Siapa" Kenapa tidak mau bersuara?" Tadi engkau bilang
pernah menghadapi badai seperti apa pun, apakah engkau
pernah menghadapi ruang batu yang menyesatkan?"
Terdengar suara sahutan nada tua.
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu saling
memandang, dan ketika itu lagi suara helaan nafas, namun
lalu diam. "Engkau siapa?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku seperti kalian yang terkurung di dalam ruang batu ini,"
suara sahutan. "Sudah berapa lama engkau dikurung di sini?" tanya Sie
Bun Yun. "Aku tidak tahu siang dan malam, maka tidak tahu sudah
berapa lama aku dikurung di sini," sahut orang itu.
"Engkau bisa melihat kami?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bisa, namun aku sulit melangkah ke sana," sahut orang
itu memberitahukan "Di kolong langit terdapat tiga tempat
yang menyesatkan yakni di gunung Tangkula, di pulau Sera
dan di tempat ini. Siapa yang terkurung di tiga tempat tersebut
jangan berharap bisa ke luar lagi, Aaakh! Aku masih...."
Suara itu berhenti mendadak, maka membuat Pek Yun Hui
menjadi penasaran sekali.
"Lanjutkanlah!"
"Kalau dilanjutkan, sungguh menggelikan," sahut orang itu.
"Kenapa menggelikan?" tanya Pek Yun Hui heran.
"Sebab aku masih terhitung majikan tempat ini," sahut
orang itu. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tereengang
ketika mendengar pengakuan orang itu.
"Apa maksudmu?" tanya Sie Bun Yun.
"Kalian masih tidak mengerti" sesungguhnya aku adalah
Ang Ngai Tongcu." Orang itu menjelaskan "Nah, kalian sudah
mengerti?" "Hah?" Pek Yun Hui terperanjat "Jadi engkau pernah ke
Tionggoan?" "Benar," sahut orang itu.
"Kalau begitu, engkau pasti kenal seseorang di istana yang
bernama Na Hai Peng. Engkau masih ingat?" tanya Pek Yun
Hui. "Na Hai Peng adalah teman akrabku, tentunya aku masih
ingat," jawab orang itu.
"Kami telah salah cari orang," ujar Bee Kun Bu sambil
menggeleng-gelengkan kepala, "Ternyata Kee Phang bukan
teman akrab Na Locianpwee."
"Kee Phang adalah keponakanku Beberapa tahun lalu, Tok
Sui Tongcu-Swat Lo Kongcu ingin menguasai Tujuh Gua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Keramat, maka membunuh para Tongcu yang lain, Kini Tujuh
Gua Keramat di daerah Miauw telah dikuasai Swat Lo
Kongcu." Orang itu memberitahukan.
"Aku dengar banyak orang berkepandaian tinggi di sini.
Selain Liat Pah To, masih ada berapa orang berkepandaian
tinggi di sini?" tanya Sie Bun Yun.
Orang itu hanya menarik nafas, sama sekali tidak
menyahut Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu men-duga,
dalam hal tersebut pasti terdapat suatu sebab-musabab,
sehingga orang itu tidak mau menyahut
"Engkau adalah mantan Ang Ngai Tongcu, tetapi kenapa
tidak tahu jalan ke luar yang ada di sini?" tanya Sie Bun Yun.
"Kee Phang mengurung aku di sini, dan telah mengubah
semua terowongan di tempat ini, maka aku tidak tahu jalan ke
luar," jawab orang itu.
"Kini kita semua terkurung di sini, maka harus bersatu
hati," ujar Sfe Bun Yun. "Yang penting kita harus menyatukan
diri du!u." "Kalian ke mari ia h, di sini ini ada makanan!" Orang itu
memberitahukan "Kalau pun kita tidak bisa ke luar, tetapi tidak
akan mati kelaparan di sini,"
"Baik," sahut Sie Bun Yun.
Dari tadi Sie Bun Yun terus memperhatikan suara itu,
sehingga ia dapat memastikan bahwa suara itu berasal dari
terowongan yang sebelah kiri. ia lalu berjalan ke sana, Pek
Yun Hui dan Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang
Setelah mereka melangkah beberapa depa, terdengar
suara itu di sebelah kanan, maka Pek Yun Hui mengerutkan
kening seraya berkata. "Kakak Yun, rasanya tidak benar nih!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Pek!" ujar Sie Bun Yun menjelaskan "Suara di
tempat ini pun akan menycsatkan, maka kita harus tahu arah
suara itu, jadi tidak akan keliru!"
Sie Bun Yun terus berjalan ke dalam terowongan itu. Pek
Yun Hui dan Bee Kun Bu terus mengikutinya dari belakang
tanpa banyak bicata, Setelah Klasan depa mereka melangkah,
Sie Bun Yun beiseru. "Kee Tongcu, harap panggil kami!"
Orang itu langsung bersuara, dan seketika bergema-lah
suara itu, Namun Sie Bun Yun mendengar dengan jelas, suara
itu berasal dari sebelah kiri.
Mereka bertiga segera menuju gua sebelah kiri, dan
beberapa depa kemudian terdengarlah suara itu.
"Eh" Kok tiada cahaya" Kalian ya?"
"Benar," sahut Sie Bun Yun girang, "Oh ya! Tadi engkau
melihat cahaya, bagaimana cahaya itu?"
"Sangat terang seperti kilat," sahut orang itu.
"Apakah cahaya itu bergerak-gerak?" tanya Sie Bun Yun
sambil melirik Bee Kun Bu. Segeralah Bee Kun Bu
mengeluarkan Teng Thian Sin Cin, dan sekaligus digerakgerakkannya.
Tidak salah, Cahaya itu bergerak bagaikan kilat." sahut
orang itu. "Cahaya yang engkau lihat itu adalah tempat kami."
Sie Bun Yun memberitahukan. "Oh ya! Masih berapa jauh
sampai ke tempatmu?"
"Aaakh...!" Orang itu menghela nafas, "Pereuma...." "Tidak
pereuma, sebab kita bisa berkumpul ujar Sie Bun Yun.
"Baiklah, Kalian boleh ke mari, tetapi ikutilah petunjukku!"
sahut orang itu. "Ya," sahut mereka bertiga serentak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tujuh langkah ke kanan, maju sebelas langkah ke depan,
belok ke kiri tiga langkah, mundur lagi tujuh langkah,
kemudian belok ke kanan lima langkah." Orang itu memberi
petunjuk "Setelah itu, kalian akan sampai di tempatku."
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu mengikuti
petunjuk tersebut, lalu melihat sedikit cahaya di situ, Ternyata
cahaya itu berasal dari langit-langit ruang batu, Tampak
seorang lelaki tua bertubuh kurus kering duduk bersila di situ,
Orang itu boleh dikatakan telanjang, sebab pakaiannya sudah
tersobek tidak karuan Tampak seorang lelaki tua bertubuh kurus kering duduk
bersila di situ, Orang itu dikatakan telanjang, sebab
pakaiannya sudah tersobek tidak karuan.
Mereka bertiga mendekatinya, Di sisi orangtua itu terdapat
banyak makanan kering. Terkejutlah mereka bertiga ketika orangtua itu
mendongakkan kepala, Ternyata wajah orangtua itu kelabu,
rambut awut-awutan, namun sepasang matanya bersinar
tajam, Di keningnya terdapat sebuah tanda bulan sabit,
sehingga kelihatan seperti siluman.
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tertegun,
Namun orangtua itu malah tertawa, sehingga wajahnya
tampak lebih menyeramkan "Wajahku sangat menakutkan, bukan?"
"Ka!au terkurung lama di sini, semua orang pun akan
berubah menjadi begitu," sahut Sie Bun Yun sambil menarik
nafas. "Tadi kalian menyinggung nama Na Hai Peng. sebetulnya
ada hubungan apa kalian dengannya?" tanya orangtua itu.
"Aku adalah muridnya," sahut Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku adalah anak angkatnya." Bee Kun Bu memberitahukan.
"Ngmmml" Orangtua itu manggut-mangguL "Pada tahun
itu, aku berangkat ke Tionggoan karena terdesak oleh orang,
Ketika berpisah dengan Na Hai Peng, aku tidak langsung
pulang di daerah Miauw ini, melainkan berkelana ke sana dan
sekaligus memperdalam ilmu silatku, Setelah berkepandaian
tinggi, barulah aku pulang, Akan tetapi, aku tetap tidak bisa
menyelamatkan nyawa-nyawa orang. Itu... mungkin sudah
merupakan takdir." "Sebetulnya apa yang telah terjadi?" tanya Pek Yun Hui.
"Yaaah!" Orangtua itu menggeleng-gelengkan kepala,
Tiada hubungan dengan kalian, maka dituturkan juga
pereuma." "Engkau adalah teman baik guruku, maka ada kesulitan
apa pun, kami pasti bersedia membantumu," ujar Pek Yun Hui
sungguh-sungguh, "Jadi lebih baik tutur-kanlah!"
"Ha ha!" Orangtua itu tertawa gelakKarena orangtua itu cuma tertawa, maka membuat Pek
Yun Hui penasaran dan agak gusar
"Kenapa tertawa?" tanya Pek Yun Hui kurang senang.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tentunya dia tertawa karena kita sudah terkurung di sini,
namun engkau masih bilang mau membantunya, Bukankah itu
sangat menggelikan?" ujar Sie Bun Yun.
"Oh, ya?" Pek Yun Hui menatap orangtua itu.
"Ngmm!" Orangtua itu manggut-manggut, "Aku lihat, kalian
bertiga memang berkepandaian tinggi Namun setelah kalian
terkurung di sini, boleh dikatakan tiada harapan untuk ke luar
lagi." Bee Kun Bu memandang ke atas, kemudian mengerutkan
kening seraya bertanya KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah Locianpwee tidak pernah berpikir menjebol langitlangit ruang batu ini?"
"Ha ha!" Orangtua itu tertawa, dan mendadak melesat ke
atas sambil melancarkan dua buah pukulan.
Bukan main dahsyatnya pukutan-pukulan itu, sehingga
membuat seluruh ruang batu itu tergoncang hebat. Setelah
melancarkan pukulan-pukulannya, orangtua itu melayang
turun lalu duduk bersila lagi.
"Kalian pasti sudah lihat, betapa dahsyatnya ke dua
pukulanku Boleh dikatakan dapat menghancurkan batu yang
mana pun, tetapi langit-langit ruang batu ini..." Orangtua itu
menggeleng-gelengkan kepala.
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu memandang
ke atas, Ternyata langit-langit ruang batu itu tidak cacat sama
sekali. "Semua batu yang di dalam ruang ini, lain dari batu biasa."
Orangtua itu menghela nafas, "Maka tidak dapat dihancurkan
dengan pukulan dahsyat yang bagaimana pun."
Bee Kun Bu diam saja, namun tiba-tiba melesat ke atas
sambil menggenggam Teng Thian Sin Cin dan diarahkan ke
langit-langit ruang batu itu.
Craaak! Teng Thian Sin Cin itu menembus ke dalam langitlangit ruang batu tersebut
"Bagaimana?" tanya Bee Kun Bu, yang bergantung di
langit-langit itu. Orangtua itu tampak tertegun sambil memandang senjata
yang di tangan Bee Kun Bu, kemudian sekujur badannya
berbunyi pletak-pletuk. "Eh?" Sie Bun Yun menatapnya heran, "Cianpwee
kenapa?" "Aku bisa ke luar Aku bisa ke luar!" sahut orangtua itu, ia
merasa girang, tetapi kemudian menarik nafas panjang, "Apa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
gunanya aku ke luar" Aaakh! Aku tidak dapat menandingi
guruku dan Swat Lo Kongcu, lagi pula masih ajia enam
Tongcu pembantu mereka."
"Cianpwee...." Sie Bun Yun menatapnya lagi, namun tidak
tahu harus bagaimana menghiburnya, lalu mengarah pada
Bee Kun Bu. "Saudara Bee! Kita bergantian menusuk langitlangit ruang batu ini dengan Teng Thian Sin Cin. Kalau langitlangit itu berlubang agak besar, kita tentu bisa ke luar."
"Ng!" Bee Kun Bu mengangguk dan mulai menusuk lagi,
sementara Pek Yun Hui bertanya pada orangtua itu.
"Bolehkah kami tahu nama besar Cianpwee?"
"Pada tahun itu, aku tidak mau memberitahukan namaku
pada Na Hai Peng, karena aku khawatir ada orang
mendatangi daerah Miauwdan menyebut namaku," ujar
orangtua itu. "Kenapa Locianpwee mengkhawatirkan hal itu?" tanya Pek
Yun Hui. "Sebab akan mencelakakan orang itu sendiri," sahut
orangtua itu. "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut.
"Apa sebabnya?" tanya Sie Bun Yun
"Kini aku beritahukan juga sudah tidak masalah," sahut
orangtua dan melanjutkan "Namaku adalah Kee Khuang,
murid tertua Liat Pah To, juga adalah Ang Ngai Tongcu."
"Apakah Tongcu lain juga murid Liat Pah To?" tanya Sie
Bun Yun. "Sesungguhnya kami suku Miauw tidak pernah ber-saing
dengan suku lain," ujar Kee Khuang memberitahu-kan. Tujuan
Tujuh Tongcu adalah menjaga keamanan suku Miauw, namun
setelah muncul Swat Lo Kongcu, daerah Miauw pun menjadi
kacau balau tidak karuan."
"Kenapa begitu?" tanya Pek Yun Hui heran.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Begitu Swat Lo Kongcu muncul, guruku terpikat olehnya,"
jawab Kee Khuang sambil menarik nafas, "Ke-cuali aku dan
salah seorang Tongcu, yang lain telah terpikat oleh Swat Lo
Kongcu." "Kalau begitu, dia pasti cantik sekali," ujar Pek Yun Hui dan
bertanya, "Swat Lo Kongcu datang dari mana?"
"Dia datang dari mana, tiada seorang pun mengetahuinya," sahut Kee Khuang dan menambahkan "Ketika
muncul, dia mengenakan semacam pakaian yang sangat tipis,
berdiri tegak di Tebing Merah, Tujuh Tongcu dan para suku
Miauw mengiranya bidadari yang baru turun dari kahyangan
maka mereka langsung menyembah...."
Wajah Kee Khuang tampak murung sekalL Pek Yun Hui
dan Sie Bun Yun tidak mengganggunya, menunggu Kee
Khuang melanjutkan penuturannya.
"Akan tetapi.,." lanjut Kee Khuang, "Siapa pun tidak tahu isi
hatinya, yang ternyata begitu kejam dan jahat Dalam waktu
sepuluh tahun, orang-orang Miauw sudah berkurang hampir
separuh, banyak yang mati dan kabur, Beberapa tahun lagi,
daerah Miauw ini mungkin akan berubah menjadi hutan
belantara, sedangkan aku hanya seorang diri, bagaimana
mungkin mampu melawannya?"
Usai melanjutkan sepasang mata Kee Khuang ber-simbah
air, dan wajahnya tampak sedih sekali.
sementara Bee Kun Bu yang sedang menusuk Iangit-langit
ruang batu itu, juga mendengar keluhan Kee Khuang.
"Apakah kepandaian Swat Lo Kongcu begitu tinggi,
sehingga tiada seorang pun yang mampu menandinginya ?"
tanyanya. "Tidak juga," sahut Kee Khuang, "Tapi siapa yang bertemu
dengannya, pasti akan terpikat begitu pula guruku, Mula-mula
Swat Lo Kongcu membunuh Tok Sui Tongcu, lalu mengangkat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dirinya sebagai Tok Sui Tongcu, Setelah itu, dia mendesakku
agar meninggalkan daerah Miauw, Ketika aku pulang, semua
Tongcu telah diganti orang lain, Bahkan guruku juga sudah
tinggal bersama Swat Lo Kongcu sebagai suami isteri Oleh
karena itu, siapa yang berani menentang Swat Lo Kongcu?"
"Cianpwee tidak perlu berduka!" ujar Sie Bun Yun. "Kalau
kami bisa ke luar dari ruang batu ini, kami pasti pergi mencari
Swat Lo, Kongcu untuk membuat perhitungan dan sekaligus
menyelamatkan orang-orang Miauw."
"Bukan aku memandang rendah diri kalian....," Kee
Khuang tersenyum getir "Kepandaian kalian...."
"Harap Cianpwee berlega hati!" ujar Pek Yun Hui sungguhsungguh. "Walau kami bukan jago yang tanpa tanding, tapi
selama ini belum ketemu orang yang mampu mengalahkan
kami," "Aku pereaya." Kee Khuang tersenyum getir lagi, Tapi
kalian tidak tahu, guruku adalah orang aneh di daerah Miauw
ini Bukan cuma berkepandaian tinggi saja, namun juga
mengendalikan binatang buas apa pun."
"Oh?" Pek Yun Hui tertegun "Mampu mengendalikan
binatang buas apa pun?"
"Ya." Kee Khuang mengangguk "Ketika Swat Lo Kongcu
bertindak semena-mena, kaum muda Miauw bangkit
melawannya, Kaum muda itu berjumlah hampir seribu orang,
namun kalian tahu bagaimana akhirnya?"
"Bagaimana?" tanya Bee Kun Bu. Walau sedang menusuk
langiMangit ruang batu itu, namun ia pun memasang kuping
mendengarkan penuturan Kee Khuang.
"Seratus orang lebih mati tergigit binatang beracun, tiga
ratus orang lebih dimangsa binatang buas, dan sisanya mati
terkena pukulan," jawab Kee Khuang dengan air mata
meleleh. "Haaah?" Sie Bun Yun terkejut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oleh karena itu...." Kee Khuang menarik nafas. "... walau
kita bisa ke luar, tetapi pereuma juga."
"Belum tentu," sahut Pek Yun Hui.
Mendadak tampak cahaya menerobos ke dalam Ternyata
Bee Kun Bu telah berhasil melubangi langit-langit ruang ba u
itu, bahkan telah melesat ke luar melalui lubang itu.
Betapa girangnya Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun,
sementara terdengar pula suara seruan Bee Kun Bu dari luar
Pek Yun Hui segera melesat ke luar melalui lubang 9 itu,
kemudian melihat Bee Kun Bu sedang mengejar dua orang
Miauw. "Jangan mengejar mereka!" seru Pek Yun Hui
Bee Kun Bu menolehkan kepalanya, Ternyata Sie Bun Yun
dan Kee Khuang pun sudah ke luar melalui lubang itu.
Bee Kun Bu segera memandang ke depan lagi, namun ke
dua orang Miauw itu telah hilang.
"Kita baru ke luar sudah diketahui orang, maka lebih baik
kita bersembunyi dulu, jangan terburu-buru memunculkan diri,"
ujar Kee Khuang. "Kita harus bersembunyi di mana?" tanya Pek Yun Hui
kepada orangtua itu. "Kalian ikut akui Aku tahu ada suatu tempat yang dapat
digunakan untuk bersembunyi ujar Kee Khuang.
"Kita tidak langsung ke Tok Sui Tong?" tanya Bee Kun Bu
yang ingat akan Kun Lun Sam Cu terkurung di sana.
"Kita memang harus ke sana, tapi tidak bisa bum-buru,"
sahut Sie Bun Yun. Tapi...." Hati Bee Kun Bu kacau balau, sebab ia masih
belum bertemu Lie Ceng Loan.
Tenang!" Sie Bun Yun menepuk bahunya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kee Khuang telah mengayunkan kakinya, dan Bee Kun Bu
sengaja berjalan di sisinya.
"Cianpwee, di mana Tok Sui Tong itu?" tanya Bee Kun Bu
berbisik "Di sebelah barat Tebing Merah terdapat air terjun." Kee
Khuang memberitahukan Tok Sui Tong tidak jauh dari tebing
itu." Bee Kun Bu manggut-manggut
Kee Khuang terus berjalan, sehingga mereka berempat
melewati sebuah bukit Ketika itu Bee Kun Bu mulai
memperlambat langkahnya, dan tak lama ia sudah tertinggal
beberapa depa. Bahkan kemudian ia berhenti sambil menengok ke sana ke
mari. Mendadak ia melesat pergi laksana kilat, dan dalam
sekejap telah menempuh jarak beberapa mil Namun ketika ia
baru mau mempereepat langkahnya, tiba-tiba terdengar Pek
Yun Hui memanggilnya. Suara Pek Yun Hui berhenti Bee Kun Bu memandang ke
arah Tebing Merah di belakangnya, kemudian mengerahkan
ginkangnya menuju tempat itu.
***** Bab ke 33 - Menyelidiki Tok Sui Tong
Setelah hari mulai gelap, barulah Bee Kun Bu berhenti.
Ketika itu terdengar suara hembusan angin yang men-deruderu, dan terdengar pula suara binatang buas.
sebenarnya Bee Kun Bu tidak takut pada binatang buas,
Namun kini ia telah tersesat di jalan, sebab di sekitar tempat
itu penuh ditumbuhi rumput dan alang-alang yang sangat
tinggi dan tidak tampak ada jalan.
Bee Kun Bu mulai menyesal akan tindakannya
meninggalkan Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, Tadi maksudnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ingin menuju Tok Sui Tong, tapi saat ini malah tersesat di
tempat tersebut Akhirnya Bee Kun Bu mengambil arah barat, dan setelah
menempuh sekitar delapan mil, sayup-sayup ia mendengar
suara yang amat halus. Segeralah Bee Kun Bu berhenti sambil mendengarkan
suara itu dengan penuh perhatian Karena suara itu semakin
jelas, maka ia cepat-cepat mengeluarkan Teng Thian Sin Cin,
dan bersiap-siap menghadapi segala kemungkinan
Bee Kun Bu tereengang, sebab suara itu mirip semacam
musik. ia mengerutkan kening, lalu berjalan ke tempat suara
musik itu. Tak lama ia sudah sampai di sebuah lembah. Ternyata
suara musik tersebut mengalun dari dalam lembah itu, Bee
Kun Bu langsung memasuki lembah tersebut lalu bersembunyi
di balik sebuah batu besar sambil memandang ke depan.
Tampak sebidang tanah di sana, justru sungguh
mengherankan tempat itu mirip sebuah taman bunga, dan
tereium pula harum bunga yang sangat menyedapkan hidung,
Karena tertarik akan keadaan tempat itu, maka Bee V^#N3u
berjalan ke sana. Mendadak ia terbelalak dan terpukau karena melihat
beberapa gadis berpakaian tipis sedang bermain musik di situ,
dan tampak pula beberapa gadis lain sedang menari-nari
lemah gemulai Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam menghimpun
hawa murninya agar tidak terpengaruh oleh tarian-tarian yang
cukup merangsang itu, Setelah menghimpun hawa murninya,
ia jadi tenang, dan barulah memperhatikan mereka.
Detapan gadis menari dan delapan gadis duduk di tanah
memainkan alat musik masing-masing, semuanya
mengenakan pakaian ciri khas suku Miauw, Bee Kun Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
makin terbelalak karena melihat gadis-gadis yang bermain
musik itu semuanya buta, namun wajahnya tampak cantik
jelita. Bee Kun Bu tidak habis berpikir, kenapa mata gadis-gadis
itu bisa buta" Ketika ia sedang berpikir, mendadak terdengar
suara dengusan dingin. "Hmmm!" Kemudian disusul pula suara seruan dingin
"Berhenti!" Suara yang begitu dingin itu membuat sekujur badan Bee
Kun Bu jadi merinding seketika, ia cepat-cepat menoleh.
Tampak dua orang duduk di atas batu hijau.
Ke dua orang itu lelaki dan wanita. Si lelaki berambut
merah, hidungnya melengkung dan sepasang matanya agak
kebiru-biruan, ia sedang menikmati arak.
sedangkan yang wanita berusia tiga puluhan, mengenakan
pakaian serba putih, dan wajahnya sungguh cantik memikat
Di sisi lelaki itu mendekam seekor binatang aneh berbulu
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kuning, entah binatang apa itu"
Yang berseru dingin tadi adalah wanita tersebut Begitu ia
berseru, para gadis yang bermain musik langsung berhenti
Wajah mereka berubah kelabu, dan sekujur badan mereka
menggigil Begitu pula gadis-gadis yang menari. Mereka pun berhenti
menari. Wajah mereka berubah pucat pias, dan kaki mereka
gemetar "Apakah engkau tidak melihat?" tanya wanita cantik itu.
"Melihat apa?" sahut lelaki rambut merah.
"Ayunan langkah gadis ke tiga dari sebelah kiri itu salah,"
Wanita cantik itu memberitahukan.
Begitu wanita cantik itu mengatakan demikian, gadis ke
tiga dari sebelah kiri tersebut langsung menjatuhkan diri
berlutut di hadapannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hamba memang salah selangkah ketika sedang me-nari,
mohon Kongcu (Tuan Putri) mengampuni hamba!" ucap gadis
itu. Hati Bee Kun Bu tergerak ketika gadis itu memanggil
Kongcu kepada wanita cantik tersebut
"Hm!" dengus wanita cantik itu dingin, "Mengam-punimu?"
Gadis itu diam di tempat sama sekali tidak berani
mendongakkan kepalanya. "Dongakkan kepalamu!" bentak wanita cantik itu.
Gadis itu segera mendongakkan kepalanya.
"Aku akan mengampuni nyawamu, tapi tetap akan
menghukummu," ujar wanita cantik itu sambil tersenyum.
"Mohon Kongcu meringankan hukuman hamba!H Suara
gadis itu gemetar "Baik." Wanita cantik itu manggut-manggut, lalu menepuk
binatang aneh berbulu emas yang ada di sisi lelaki berambut
merah. Binatang aneh berbulu emas itu langsung bangkit berdiri
Bee Kun Bu memandang ke arah binatang aneh berbulu
emas, Binatang itu sebesar kucing, bentuknya mirip rase,
tetapi moncongnya sangat lancip seperti paruh burung, Bee
Kun Bu terheran-heran, sebab sama sekali tidak tahu binatang
apa itu. Ketika binatang aneh berbulu emas itu bangkit berdiri bulu
di sekujur badannya ikut berdiri
"Manis!" Wanita cantik itu mengelus-elus binatang aneh
berbulu emas seraya berkata lembut "Makanlah sepasang
mata gadis yang berlutut itu!"
Binatang aneh berbulu emas mengangguk kemudian
mendadak melesat ke arah gadis yang berlutut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika Bee Kun Bu mendengar apa yang dikatakan wanita
cantik itu, betapa gusarnya dan ingin menolong gadis itu, Akan
tetapi, binatang aneh berbulu emas itu sungguh cepat
gerakkannya, Begitu tampak cahaya keemasan berkelebat,
seketika juga terdengarlah suara jeritan gadis itu yang
memilukan "Aaaakh.,.!" sepasang matanya telah tereungkil oleh
binatang aneh berbulu emas itu, dan sekaligus dilalapnya.
Belum pernah Bee Kun Bu menyaksikan kejadian yang
begitu sadis, sehingga membuat kegusarannya me-muncak. ia
langsung membentak sambil meloncat ke luar dari tempat
persembunyiannya. "Hai wanita berhati kejam, kenapa kau bertindak begitu
kejam?" Ketika melihat Bee Kun Bu, wanita cantik dan lelaki
berambut merah itu tampak tertegun.
"Engkau siapa" Kenapa mencampuri urusanku?" tanya
wanita cantik itu dingin.
"Engkau Swat Lo Kongcu, bukan?" Bee Kun Bu balik
bertanya. Wanita cantik itu tidak menyahut, hanya menatap Bee Kun
Bu dengan tajam, sepasang matanya berbinar-binar penuh
daya pikat Bee Kun Bu tahu bahwa wanita cantik itu memiliki
semacam ilmu pembetot sukma, Oleh karena itu ia segera
mengalihkan pandangannya ke arah lain, tidak berani beradu
pandang dengan wanita cantik itu.
"Ternyata di luar daerah Miauw, juga ada yang mengetahui
namakul" ujar wanita cantik itu yang tidak lain adalah Swat Lo
Kongcu, "Orang marga Sen itu bilang apa padamu?"
Yang dimaksudkan orang marga Sen, tentunya adalah Pek
Ih Sin Kun, ketua partai Swat San. Karena tidak tahu Pek Ih
Sin Kun datang ke situ, maka Bee Kun Bu tidak mau
membicarakan nya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona itu cuma salah selangkah dalam menari, tetapi
kenapa engkau begitu tega menghukumnya dengan cara
sesadis itu?" ujar Bee Kun Bu bernada gusar
"Engkau bersimpati pada mereka?" tanya Swat Lo Kongcu
dingin. Tentu!" jawab Bee Kun Bu.
"Ha ha!" Swat Lo Kongcu tertawa, "Kalau engkau tidak
muncul Ke tujuh gadis lain masih dapat diampuni! Tapi kini
engkau bersimpati pada mereka, sehingga mereka bertujuh
pun harus buta karenanya!"
"Engkau sungguh tak berperasaan!" bentak Bee Kun Bu
dan langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah Swat Lo
Kongcu. sedangkan Swat Lo Kongcu yang duduk di atas batu hijau
itu tak bergeraksama sekali Lelaki berambut merah tertawa
aneh, lalu mengangkat tangannya untuk menangkis pukulan
Bee Kun Bu. Plaaak! Terdengar suara benturan.
Lelaki berambut merah tetap duduk tak bergeming,
sedangkan Bee Kun Bu terdorong ke belakang satu langkah,
Pada waktu bersamaan, Bee Kun Bu membentak keras dan
melancarkan sebuah pukulan lagi ke arah lelaki berambut
merah. Lelaki berambut merah itu mengerutkan kening dan
wajahnya tampak agak berubah, Badannya tergetar oleh
pukulan itu, sehingga melambung ke atas tiga depaan tinggi
nya. Kemudian ia berteriak aneh sambil melayang turun ke
hadapan Bee Kun Bu sekaligus menggerakkan sepasang
lengannya, Tampak bayangan-bayangan lengannya
berkelebatan mengurung Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tersentak menyaksikan serangan itu, ia sama
sekali tidak menyangka kalau lelaki berambut merah itu
berkepandaian begitu tinggi
Bee Kun Bu tidak berani menangkis serangan itu,
melainkan segera mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu
untuk menghindar Dalam waktu sekejap ia sudah berada di
belakang lelaki berambut merah itu.
Ketika menyerang Bee Kun Bu, lelaki berambut merah
menggunakan ilmu andalannya, yakni Giam Ong Jiauw (Cakar
Raja Akhirat), yang sulit dihindari oleh siapa pun.
Akan tetapi, kini Bee Kun Bu yang diserangnya justru
hilang mendadak dari hadapannya, ini merupakan kejadian
yang tak pernah dialaminya, maka tidak heran kalau orang
berambut merah itu tampak terperangah.
padahal sesungguhnya, Bee Kun Bu berhati bijak, tidak
mau sembarangan melukai orang, Namun tadi ia telah
menyaksikan kekejaman lelaki berambut merah dan Swat Lo
Kongcu. Oleh karena itu, ketika berada di belakang lelaki berambut
merah, ia langsung menjulurkan tangannya menyerang Leng
Tay Hiat di punggung lelaki berambut merah.
Lelaki berambut merah sudah menduga akan adanya
serangan itu, maka secepat kilat meloncat ke depan satu
langkah, lalu mendadak membalikkan badannya sambil balas
menyerang. Bum! Terdengar suara benturan keras.
Bee Kun Bu terdorong ke belakang tiga langkah,
sedangkan lelaki berambut merah, hanya satu langkah, itu
membuat Bee Kun Bu terkejut bukan main, karena
kepandaian lelaki berambut merah masih di atas kepandaiannya, Ketika Bee Kun Bu terdorong ke belakang, Swat
Lo Kongcu menatapnya dengan mata bersinar aneh, Begitu
pula binatang aneh berbulu keemasan itu, ia pun menatapnya
dengan sorot mata tajam. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sungguh menyeramkan tatapan Swat Lo Kongcu dan
binatang aneh berbulu emas itu, Bee Kun Bu tahu, Swat Lo
Kongcu dan binatang aneh berbulu emas itu sedang
menjaganya agar tidak kabur
Karena itu, Bee Kun Bu segera mengeluarkan Teng Thian
Sin Cin. sementara lelaki berambut merah itu tertawa gelak
ketika melihat Bee Kun Bu terdorong ke belakang beberapa
langkah. ia membentak keras sambil menyerang lagi, Bee Kun Bu
sudah siap sebelum nya, maka ketika lelaki berambut merah
menyerangnya, ia langsung mengayunkan senjata-nya, dan
seketika tampak cahaya putih berkelebatan menyilaukan
mata. Lelaki berambut merah melihat cahaya putih berkelebat ke
arahnya, tetapi sama sekali tidak dapat melihat senjata apa
yang digunakan Bee Kun Bu.
LagipuIa Bee Kun Bu mengeluarkan jurus It Cih Teng
Thian (Satu jari Menenangkan Langit), yaitu salah satu jurus
dari ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat.
Lelaki berambut merah cepat-cepat menarik kembali
serangannya, tetapi, telah terlambat
Ketika ia menarik kembali tangannya, Teng Thian Sin Cin
telah menusuk telapak tangannya, Betapa gusarnya lelaki
berambut merah, maka ia membentak keras sambil meloncat
ke belakang. Di saat itu, Swat Lo Kongcu bertepuk tangan tiga kali,
seketika para gadis pemain musik dan penari segera mundur
dari tempat itu. Setelah berhasil melukai telapak tangan lelaki berambut
merah, Bee Kun Bu tidak mau lama-Iama di situ, Tapi sebelum
badannya bergerak, Swat Lo Kongcu telah berseru dengan
suara nyaring. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Senjata yang luar biasa! Tinggalkan senjata itu, agar
nyawamu diampuni! Kalau tidak, engkau pasti mati dengan
tubuh tak utuh!" "Hm!" dengus Bee Kun Bu. "Engkau sungguh bermulut
besar!" Sambil menyahut Bee Kun Bu memandang pada nya.
Tampak sepasang mata Swat Lo Kongcu menyorot anch,
sehingga membuat Bee Kun Bu nyaris terkulai
Kini Bee Kun Bu semakin yakin, bahwa Swat Lo Kongcu
memiliki semacam ilmu sesat yang dapat membetot sukma
orang. Bee Kun Bu segera menghimpun hawa murninya, dan
mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Hi hi!"Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan "Sungguh besar
nyalimu, bukan cuma berani menerobos masuk daerah
Miauw, bahkan berani pula melukai Liat Pah To, ketua suku
Miauw!" Liat Pah To" Nama tersebut membuat Bee Kun Bu
tersentak kaget, dan sekaligus memandang lelaki berambut
merah. Lelaki berambut merah juga menatapnya dengan penuh
kegusaran, namun tetap berdiri diam di tempat.
"Jadi engkau adalah Liat Pah To?" tanya Bee Kun Bu.
Liat Pah To menggeram, lalu mendadak menyerang Bee
Kun Bu, tapi keburu dicegah oleh Swat Lo Kongcu.
Tunggu!" Liat Pah To langsung diam di tempat, kelihatannya ia
sangat menurut pada Swat Lo Kongcu.
"Sudah tahu kesalahanmu?" tanya Swat Lo Kongcu pada
Bee Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian berdua begitu sadis," sahut Bee Kun Bu. "Aku
hanya ingin menolong gadis itu, tetapi kalian malah
menyerangku, Jadi siapa yang bersalah?"
"Hm!" dengus Swat Lo Kongcu dingin.
"Oh ya!" Bee Kun Bu teringat sesuatu, "Aku ingin bertanya
sesuatu padamu!" "Engkau ingin menanyakan apa?" Swat Lo Kongcu
tersenyum. "Apakah ada dua lelaki dan satu wanita berada di Tok Sui
Tong?" tanya Bee Kun Bu, yang dimaksudkannya adalah Kun
Lun Sam Cu. "Ada atau tidak, kau mau apa?" sahut Swat Lo Kongcu
acuh tak acuh. "Kenapa harus banyak bicara dengannya?" sela Liat Pah
To tidak senang, lalu bersiap menyerang Bee Kun Bu.
"Maukah engkau diam?" Swat Lo Kongcu melotot
"Baik, itu terserah engkau saja," sahut Liat Pah To, lalu
diam. Bee Kun Bu tahu jelas kedudukan Liat Pah To, tapi setelah
menyaksikan itu, ia sudah tahu bahwa Liat Pah To dikuasai
Swat Lo Kongcu, Oleh karena itu, Bee Kun Bu lebih berhatihati menghadapi Swat Lo Kongcu.
"Kalau ada, lepaskan mereka," ujar Bee Kun Bu.
"Oh?" Swat Lo Kongcu tertawa, "Apa hubunganmu dengan
mereka?" Tiada hubungan apa-apa!" sahut Bee Kun Bu terpaksa
berdusta, agar Swat Lo Kongcu tidak mengetahui
hubungannya dengan Kun Lun Sam Cu.
"Wuaht" Swat Lo Kongcu tertawa lebar, "Jelas engkau
berbohong!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wajah Bee Kun Bu langsung memerah, dan ia tidak tahu
harus menyahut ap&, sedangkan Swat Lo Kongcu
menatapnya tajam. "Engkau datang ke mari tentu demi tiga orang itu, bukan?"
Tidak salah!" Bee Kun Bu mengangguk "Harap engkau
sudi melepaskan mereka bertiga!"
"ltu gampang!" Swat Lo Kongcu sambil tertawa licik "Asal
engkau bersedia meninggalkan senjata itu di sini!"
Betapa girangnya Bee Kun Bu, sebab Swat Lo Kongcu
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ingin menukar Kun Lun Sam Cu dengan senjata tersebut
"Baik!" Bee Kun Bu mengangguk, lalu melempar senjata itu
ke arah Swat Lo Kongcu. padahal saat ini, Bee Kun Bu mengandal Teng Thian Sin
Cin mengalahkan Liat Pah To, namun senjata itu malah
diberikan pada Swat Lo Kongcu, otomatis membuat dirinya
dalam bahaya. Karena Swat Lo Kongcu menyatakan akan melepaskan
Kun Lun Sam Cu, asal Bee Kun Bu bersedia menyerahkan
senjata itu padanya, maka karena girangnya Bee Kun Bu tidak
berpikir panjang lagi, langsung menyerahkan Teng Thian Sin
Cin pada Swat Lo Kongcu. Ketika melihat Bee Kun Bu melemparkan senjata itu, dapat
dibayangkan betapa girangnya Swat Lo Kongcu, ia
menjulurkan tangannya untuk menerima senjata tersebut
dengan wajah berseri, kemudian mendadak bersiul panjang.
Suara siulan itu membuat Bee Kun Bu tersentak sadar ia
menyesal sekali menyerahkan senjata itu pada Swat Lo
Kongcu. Bee Kun Bu in'gin merebut kembali senjata itu, tetapi Swat
Lo Kongcu telah meloncat ke belakang beberapa depa.
"Aku sudah menyerahkan senjata itu, cepatlah lepaskan ke
tiga orang itu!" ujar Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hi hi!" Swat Lo Kongcu tertawa cekikikan "Engkau telah
tertipu!" Bee Kun Bu gusar sekali, ia langsung menerjang ke arah
Swat Lo Kongcu, tetapi Liat Pah To bergerak menghadang di
hadapan Bee Kun Bu. Karena tahu Liat Pah To berkepandaian jauh lebih tinggi
dari padanya, maka Bee Kun Bu tidak berani mengadu
pukulan dengannya, Ketika Liat Pah To menyerang Bee Kun
Bu cuma mengerahkan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk
menghindar, dan sekaligus mengejar Swat Lo Kongcu yang
telah kabur dengan membawa senjata itu.
Mendadak Bee Kun Bu merasa ada desiran angin di
belakangnya, ia tahu bahwa Liat Pah To telah menyerangnya
lagi, Oleh karena itu, ia segera melesat ke depan, namun Liat
Pah To tetap mengejarnya, sambil melancarkan pukulanpukulan yang amat dahsyat
Bee Kun Bu cepat-cepat menggunakan ilmu Ngo Heng Mie
Cong Pu, dan berhasil mengelak pukulan-pukulan itu, bahkan
sekaligus mengejar Swat Lo Kongcu, Akan tetapi, karena Liat
Pah To bergerak cepat menyerang Bee Kun Bu, maka
terpaksa lah Bee Kun Bu menghindar lagi dengan ilmu Ngo
Heng Mie Cong Pu. Liat Pah To mengejar Bee Kun Bu sambil me-nyerang,
sedangkan Bee Kun Bu menghindar sambil mengejar Swat Lo
Kongcu, Tak lama mereka sudah sampai di tikungan tebing,
Setelah menikung, Bee Kun Bu melihat sebidang tanah datar
di depan. ia melesat ke arah tanah datar itu, Tiba-tiba terdengar
suara tambur dari empat penjuru, Begitu mendengar suara
tambur itu, Liat Pah To tertegun kemudian membalik dan
meninggalkan tempat itu. Bee Kun Bu terheran-heran ketika melihat Liat Pah To
tidak mengejarnya lagi, Kemudian ia berhenti, dan suara
tambur itu semakin mendekat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tidak tahu pertanda apa suara tambur itu,
namun ia telah mengambil keputusan untuk meninggalkan
tempat itu, agar tidak menimbulkan urusan lain Akan tetapi ia
masih merasa penasaran, karena senjatanya telah jatuh ke
tangan Swat Lo Kongcu, dan karena itulah ia tetap berdiri
diam di tempat sementara suara tambur itu bertambah dekat Bee Kun Bu
mendongakkan kepala untuk melihat, dan seketika juga ia
terkejut bukan main. Ternyata muncul ratusan ofang Miauw berpakaian aneh
lalu mengurung tempat itu, dan tampak puluhan orang di
antara mereka sedang memukul tambur Wajah mereka
tampak berwarna hijau dan merah, sungguh menyeramkan
Walau Bee Kun Bu berkepandaian tinggi, namun tampak
gentar juga hatinya ketika dikurung oleh ratusan orang Miauw,
Lagi pula ia tidak mau membunuh sembarangan
"Kalian mau apa?" tanya Bee Kun Bu berteriak
Mereka terus maju dengan tombak di tangan, dan tanpa
ada seorang pun di antara mereka yang menyahut pertanyaan
Bee Kun Bu. "Kalau kalian tidak mau bersuara, aku tidak akan berlaku
sungkan-sungkan lagi terhadap kalian!" bentak Bee Kun Bu.
Begitu ia membentak, suara tambur itu berhenti, dan
orang-orang Miauw itu pun berhenti di hadapan Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu tidak tahu apa tujuan mereka me-ngurungnya,
maka ia membentak lagi. " cepatlah kalian minggir, biar aku pergi!"
Akan tetapi, orang-orang itu tetap berdiri di tempat, dan
menatap Bee Kun Bu dengan mata melotot
Bee Kun Bu gugup, sebab ia telah kehilangan jejak Swat
Lo Kongcu, bahkan terpisah pula dengan Pek Yun Hui dan Sie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bun Yun, ia ingin bergerak meninggalkan tempat itu, namun
orang-orang Miauw itu ikut bergerak menghadang.
Bee Kun Bu merasa tidak tega melukai orang-orang Miauw
itu, maka ia terpaksa berdiri diam di tempat Pada saat itu pun
orang-orang Miauw tersebut tidak bergerak lagi.
Mereka sama-sama diam hampir setengah jam. Ke-mudian
terdengar lagi suara tambur di kejauhan, yang makin lama
makin mendekat, membuat wajah orang-orang Miauw yang
mengurung Bee Kun Bu berubah serius.
orang-orang Miauw tersebut langsung minggir, dan ketika
itu juga tampak seseorang berpakaian warna-wami berjalan
masuk. Bee Kun Bu memandang ke arah orang berpakaian warnawarni, namun orang itu telah berada di depannya, Sungguh
cepat dan aneh gerakannya.
***** Bab ke 34 - Orang Berpakaian Aneh Mohon Bantuan
Bee Kun Bu terkejut, lalu menatap orang itu dengan penuh
perhatian Orang itu berusia lima puluhan wajahnya berwarnawarni pula, dan tangannya memakai kerincingan tembaga.
Setelah berada di hadapan Bee Kun Bu, orang itu
menggerakkan lengannya, sehingga kerincingan itu terus
berbunyi Bee Kun Bu tertegun Swat Lo Kongcu memiliki ilmu sesat
melalui matanya, Mungkinkah orang ini memiliki semacam
ilmu sesat pula melalui kerincingannya" pikir Bee Kun Bu dan
cepat-cepat menghimpun hawa murninya
Mendadak orang itu berloncat-loncatan mengelilingi Bee
Kun Bu sambil mengangkat tangannya, dan kerin-cingannya
terus berbunyi Tentunya membuat Bee Kun Bu terheranheran, namun ia tetap diam saja
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hampir setengah jam orang itu berloncat-loncatan
mengelilingi Bee Kun Bu, dan kerincingannya pun terus
berbunyi, tetapi tidak tampak ada keanehan apa pun.
itu membuat Bee Kun Bu semakin tereengang Ke-mudian
menengok ke sekelilingnya. Sungguh mengherankan wajah
orang-orang Miauw yang mengurung Bee Kun Bu tadi, tampak
begitu gembira. Berselang beberapa saat kemudian, orang itu berhenti
berloncat-loncatan, lalu mendadak menjatuhkan diri berlutut di
hadapan Bee Kun Bu. Begitu pula ratusan orang Miauw itu.
Kejadian yang tak terduga itu membuat Bee Kun Bu
terbelalak dengan mulut ternganga lebar
"Kalian mau apa?" tanya Bee Kun Bu menggunakan
Lweekangnya, maka suaranya terdengar jelas dan lantang
Orang berpakaian warna-warni itu bangkit berdiri,
kemudian berteriak dengan bahasa Miauw, namun ratusan
orang Miauw yang berlutut itu sama sekali tidak
berani bergerak "Kami mohon Tuan mengerjakan sesuatu!" sahut orang
berpakaian aneh dengan bahasa Han.
"Asal aku bisa mengerjakannya, aku pasti membantu
kalian," ujar Bee Kun Bu sungguh-sungguh.
Orang berpakaian aneh membalikkan badannya, lalu
berkata pada ratusan orang Miauw itu dengan bahasa
mereka. seketika terdengarlah suara tepuk sorak yang riuh
gemuruh, dan karena itulah Bee Kun Bu lalu berkata.
"Kalian menghendaki aku mengerjakan apa, harap
beritahukan padaku!"
Tidak leluasa kita bicara di sini, lebih baik Tuan ikut kami,"
sahut orang berpakaian aneh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"lkut kalian ke mana?" tanya Bee Kun Bu dengan kening
berkerut Sikap Bee Kun Bu yang kurang senang itu membuat
semua orang Miauw jadi cemas, bahkan suasana pun
berubah hening sekali Karena itu, Bee Kun Bu yakin bahwa pasti ada sesuatu
yang sangat penting, namun entah dapat dikenakannya atau
tidak. ia ingin menolak tapi merasa tidak tega.
Tidak begitu jauh," Orang berpakaian aneh menunjuk ke
depan, "Di depan itu."
Bee Kun Bu berpikir, lama sekali barulah manggutmanggut
"Baiklah, aku ikut kalian ke sana!"
"Bagus! Bagus!" Orang berpakaian aneh tertawa gembira,
kemudian mengibaskan tangannya ke arah orang-orang
Miauw, seketika juga orang Miauw itu bangkit berdiri sambil
bertepuk sorak. Orang berpakaian aneh berjalan duIuan, dan Bee Kun Bu
mengikutinya dari belakang, sedangkan ratusan orang Miauw
mengiringi mereka berdua sambil berteriak-teriak dan
memukul tambur Kini Bee Kun Bu pereaya, bahwa orang berpakaian aneh
itu adalah pemimpin ratusan orang Miauw tersebut
"Sebetulnya engkau Tongcu mana?" tanya Bee Kun Bu.
"Aku bukan Tongcu," sahut orang berpakaian aneh dengan
air muka berubah Bee Kun Bu tertegun ia memang tidak tahu jelas tentang
suku Miauw itu. Kalau orang berpakaian aneh bukan Tongcu,
bagaimana mungkin bisa memimpin begitu banyak orang"
Ketika Bee Kun Bu sedang berpikir, orang berpakaian aneh
menunjuk ke depan seraya ber-kata.
"Sudah sampai,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu memandang ke depan, Tampak olehnya
sebuah lembah yang agak gelap, Orang berpakaian aneh
berjalan melalui lembah itu, dan Bee Kun Bu tetap
mengikutinya dari belakang.
Ke luar dari lembah itu, terbentanglah dataran yang luas,
dan di sana tampak rumah-rumah orang Miauw, Begitu tiba di
tempat itu, orang-orang Miauw tersebut berhenti berteriak dan
memukul tambur, lalu bubar
Kemudian orang berpakaian aneh mengajak Bee Kun Bu
ke salah satu rumah yang ada di situ, Setelah duduk, barulah
orang berpakaian aneh itu berkata.
"Kami suku Miauw, kalau tidak memperoleh bantuanmu
mungkin akan habis."
"Eh?" Bee Kun Bu terperangah, "SebetuInya siapa engkau,
kenapa begitu memastikan aku mampu menolong suku
Miauw?" "Aaaakh,,.!" Orang berpakaian aneh menarik nafas
panjang. "SebetuInya aku adalah Tay Cih Su (Dukun) dari Cit
Tong Tongcu di daerah Miauw ini,"
"Oh?" Bee Kun Bu terbelalak, namun ia tahu bahwa orangorang Miauw memang mempereayai tahyul, maka kedudukan
Tay Cin Su sangat tinggi, Akan tetapi kenapa ia tinggal di
rumah gubuk ini" itu membuat Bee Kun Bu tidak habis
berpikir. "Akan tetapi..." lanjut Tay Cih Su, "Kini Tok Sui Tongcu dan
Liat Pah To bergabung untuk menundukkan Tongcu-tongcu
lain, Kemudian mereka pun sembarangan membunuh,
sehingga sekarang cuma tersisa enam ratus orang yang ikut
aku tinggal di sini, Liat Pah To dan Swat Lo Kongcu takut akan
kekuatan setan iblisku, maka mereka berdua tidak berani
datang ke mari mencelakaiku
Begitu mendengar apa yang dikatakan Tay Cih Su, hampir
saja Bee Kun Bu tertawa geli, Tapi memang ada benarnya
juga apa yang dikatakan Tay Cih Su itu, sebab tadi ketika Liat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pah To mengejar Bee Kun Bu, begitu mendengar suara
tambur, langsung pergi begitu saja, itu membuktikan bahwa
Liat Pah To takut terhadap dukun tersebut
Padahal sesungguhnya, Tay Cih Su itu sama sekali tidak
mengerti ilmu silat, namun ia seorang Dukun Sakti df. daerah
Miauw, sedangkan Liat Pah To juga orang Miauw, maka
pereaya bahwa Tay Cih Su itu memiliki ilmu-ilmu gaib yang
amat sakti, karena itu, ia pun merasa takut pada Tay Cih Su
itu. "Akan tetapi.,." lanjut Tay Cih Su sambil menarik nafas
panjang, "Kami pun tidak bisa melenyapkan dia dan Swat Lo
Kongcu itu, sebab kepandaian mereka berdua sangat tinggi,
Bahkan kami telah mengorbankan lebih dari dua ratus orang."
"Aku....," Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam.
"Dengarkan dulu!" potong Tay Cih Su cepat, sebetulnya
Bee Kun Bu ingin memberitahukan bahwa dirinya juga tidak
mampu menandingi Liat Pah To, namun sebelum
dicetuskannya telah dipotong oleh Tay Cih Su. "Kepandaian
Liat Pah To memang tinggi sekali, dan tiada seorang pun yang
dapat mendekati nya."
SIAM HOK S!N CIM Jttld 5 89
"Terus terang," Bee Kun Bu tersenyum getir, "Aku juga
tidak mampu melawan Liat Pah To."
"Kalau engkau bersedia menolong laksaan nyawa orang
Miauw, janganlah menolak dengan suatu alasan!" ujar Tay Cih
Su sambil menggeleng-gelengkan kepala, "Lagipula tadi
engkau telah mengabuIkannya."
"Aku...." Wajah Bee Kun Bu agak kemerah-merahan.
"Aku,., aku berkata sesungguhnya, itu bukan suatu alasan."
"Tapi ada orang melihat tanganmu dapat mengeluarkan
kilat melukai telapak tangan Liat Pah To hingga berdarah, itu
pasti benar kan?" Tay Cih Su menatapnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Apa?" Bee Kun Bu terbelalak Tanganku bisa
mengeluarkan kilat?"
"Benar." Tay Cih Su manggut-manggut, "Lagipula aku tadi
telah mengerahkan ilmu gaib menyerangmu bahkan juga telah
kesurupan jin sehingga bedoncat-loncatan di hadapanmu,
tapi.,, engkau tidak terpengaruh sama sekali, itu pertanda
engkau memang dewa dari kahyangan."
penjelasan Tay Cih" Su membuat Bee Kun Bu ternganga
mu!utnya, Yang dimaksudkan kilat itu tentunya adalah Teng
Thian Sin Cin, yang telah menusuk telapak tangan Liat Pah
To. Kebetulan ada orang Miauw me-nyaksikannya, sehingga
mengira tangan Bee Kun Bu bisa mengeluarkan kilat
Oleh karena itu, Tay Cih Su bersama beberapa ratus
orang Miauw mengundang Bee Kun Bu ke tempat ini.
Kalau belum kehilangan Teng Thian Sin Cin, Bee Kun Bu
pasti akan membasmi Liat Pah To dan Swat Lo Kongcu,
Namun kini, senjata itu telah hi!ang, tentunya ia tidak mampu
melawan Liat Pah To lagi.
Tay Cih Su! Maukah engkau mendengar beberapa patah
kataku ?" tanya Bee Kun Bu sambil menatapnya.
"Tentu! Tentu!" Tay Cih Su manggut-manggut
"Apa yang engkau katakan tadi tidaklah begitu benar Yang
benar, aku memang memiliki sebuah benda pu-saka." ujar
Bee Kun Bu memberitahukan "Benda pusaka itu berhasil
melukai telapak tangan Liat Pah To. Namun sekarang... benda
pusaka itu tidak berada di tanganku lagi."
Tay Cih Su kelihatan tidak begitu pereaya, maka Bee Kun
Bu cepat-cepat menjelaskan
"Benda pusaka itu adalah Teng Thian Sin Cin. Aku
terpedaya oleh Swat Lo Kongcu, dan kini dia telah
membawanya kabur" "Be... benarkah itu?" tanya Tay Cih Su dengan air muka
berubah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar!" Bee Kun Bu mengangguk "Lantaran perbuatan
Liat Pah To dan Swat Lo Kongcu sangat sadis, maka aku
bertarung dengan mereka. Kalau Teng Thian Sin Cin masih
berada di tanganku, kalian tidak perlu bermohon, aku pasti
membasmi mereka berdua."
"Aaakh...r Tay Cih Su menarik nafas panjang, "Ben-cana di
daerah Miauw, kapan akan berhenti?"
Bee Kun Bu diam ia pun turut berduka dalam hal tersebut
Berselang sesaat ia berkata sungguh-sungguh.
Tay Cih Su tidak usah putus asa!"
"Apa kah engkau punya cara lain untuk membunuh Liat
Pah To?" tanya Tay Cih Su penuh harap.
Terus terang, aku datang di daerah Miauw tidak seorang
diri," jawab Bee Kun Bu memberi tahu kan. "Ma-sih ada dua
temanku, yang kepandaiannya jauh di atasku, dan kalau kami
bertiga bergabung...."
Mendengar tentang itu, wajah Tay Cih Su tampak berseri
dan segera bertanya dengan nada gembira.
"Di mana ke dua temanmu itu?"
"Aku kehilangan jejak mereka, maka bertemu Liat Pah To."
"ltu tidak apa-apa," ujar Tay Cih Su. "Aku akan mengutus
beberapa orang untuk mencari mereka."
"Ng!" Bee Kun Bu manggut-manggut "Mereka berdua
sepasang lelaki dan wanita, usia mereka masih muda dan
wanita itu sangat cantik, Tidak sulit mengenali merekah
Tay Cih Su mengangguk, lalu berjalan ke tuar.
Bee Kun Bu duduk seorang diri di situ, tetapi tak seberapa
lama kemudian Tay Cih Su sudah kembali lagi.
"Aku sudah mengutus tiga puluh orang untuk pergi mencari
mereka," Tay Cih Su memberitahukan "Asal mereka berdua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
masih berada di daerah Miauw ini, tentunya tidak sulit
menemukan mereka." "Asal bisa menemukan mereka, kita mempunyai harapan
untuk membasmi Liat Pah To dan Swat Lo Kong-cu," ujar Bee
Kun Bu dan menambahkan "Terus terang, tiga orang familiku
terkurung di Tok Sui Tong, maka aku harus menolong
mereka." "Kalau begitu, beristirahatlah engkau di sini!" ujar Tay Cih
Su mengusulkan "Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu. ia memang harus
menunggu Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, sebab kalau
bergerak seorang diri, itu sungguh membahayakan
Setelah Tay Cih Su meninggalkan gubuk itu, Bee Kun Bu
memandang ke luar, ternyata hari sudah mulai gelap, Tampak
obor-obor menyala di sekitar tempat tersebut, dan orangorang Miauw pun berkumpul di situ.
Bee Kun Bu bangkit berdiri, dan menutup pintu lalu
berjalan ke dalam untuk beristirahat Mungkin ia terlalu lelah,
karena tidak pernan berisiiranat dalam beberapa hari ini, maka
begitu menyentuh tempat tidur, tidurnya pun langsung pu!as.
Sinar mentari menerobos ke dalam gubuk itu, membuat
Bee Kun Bu terjaga dari tidurnya. Ternyata hari " sudah siang,
Bee Kun Bu merasa segar karena tidurnya sangat nyenyak,
tapi mendadak ia merasa aneh pada badannya.
ia segera memandang badannya, Betapa terkejut dan
gusarnya, ternyata sekujur badannya tidak bisa bergerak
sama sekali, karena telah diikat kencang dengan semacam
tali. Bee Kun Bu cepat-cepat menghimpun hawa mur-ninya,
namun begitu menghimpun hawa murninya, sekujur badannya
malah terasa sakit sekali.
Kini ia baru sadar, bahwa dirinya telah kehilangan
kepandaiannya, tentunya ada orang meracuninya semalam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tay Cih Su! Tay Cih Su!" teriak Bee Kun Bu.
pintu terbuka, dan dua orang berjalan masuk mendekati
tempat tidur, Begitu melihat dua orang itu, terkejut lah Bee
Kun Bu, sebab seorang di antara mereka ternyata Co Hiong
yang berhati jahat, kejam dan licik itu, sedangkan yang
seorang lagi justru Tay Cih Su.
"Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, "Apa kabar, saudara
Bee?" "Apakah ini rencanamu?" tanya Bee Kun Bu.
"Mana berani aku berbuat begitu!" sahut Co Hiong sambil
tersenyum "lni adalah rencana Tay Cih Su!"
Tay Cih Su!" bentak Bee Kun Bu. "Kuktra engkau orang
baik, tidak tahunya justru malah penjahat!"
"jangan mempersalahkan aku!" sahut Tay Cih Su dengan
air muka agak berubah, "Bukankah engkau yang bilang, ingin
menemukan ke dua temanmu?"
"Benar! Di mana mereka berdua?" tanya Bee Kun Bu.
pertanyaan ini membuat Tay Cih Su tertegun. sementara
Bee Kun Bu sangat gusar dan membentak lagi.
"Ayo bilang!" " Bukankah ini?" Tay Cih Su menunjuk Co Hiong.
"Phui! Engkau kusuruh mencari sepasang lelaki dan
wanita!" sahut Bee Kun Bu.
"Benar Memang masih ada seorang nona sedang
beristirahat Tay Cih Su memberitahukan.
Bee Kun Bu tahu bahwa Tay Cih Su telah salah mencari
orang, maka ia tidak mempedulikan yang seorang itu lagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, cepat lepaskan aku! Kenapa badanku
sedemikian lemah, aku diberi racun apa hingga jadi begini?"
tanya Bee Kun Bu. "Kami cuma menaruh racun di hidungmu agar tersedot
maka engkau menjadi lemah," sahut Tay Cih Su. "Kata
temanmu ini, engkau memang berasal dari kahyangan Asal
engkau kembali ke wujud semula, pasti mampu mengalahkan
Liat Pah To." "Hm!" dengus Bee Kun Bu/"Kenapa engkau pereaya
omong kosong itu?" Tay Cih Su menjulurkan tangannya menepuk bahu Co
Hiong, seraya berkata sungguh-sungguh.
"Aku pereaya omonganmu, Dia harus ditaruh di atas
tumpukan kayu yang menyala, agar kembali ke wujud aslinya,
sehingga mampu membasmi Liat Pah To!" Tay Cih Su berkata
sambil menunjuk ke depan.
Bee Kun Bu pun memandang ke sana, Bukan main
terkejutnya karena melihat setumpukan kayu yang tingginya
hampir tiga meter, dan tampak puluhan orang Miauw duduk
mengelilingi tumpukan kayu itu dengan obor di tangan
Menyaksikan itu, Bee Kun Bu mulai mengucurkan keringat
dingin, kemudian memandang Co Hiong seraya berkata.
"Sungguh jahat rencanamu!H
"Ha ha!" Co Hiong tertawa, "Saudara Bee, engkau harus
ingat! Sebagai seorang pendekar, haruslah menolong sesama
manusia! Liat Pah To begitu jahat dan berlaku sewenangwenang di daerah Miauw ini, tentunya engkau bersedia turun
tangan menolong kan?"
"Setelah aku dibakar mati, jadi bisa menolong?" tanya Bee
Kun Bu gusar "Ha ha!" Co Hiong tertawa terbahak-bahak "Saudara Bee,
jangan menolak! Engkau berasal dari kahyangan, bagaimana
mungkin api dapat membakarmu" Setelah engkau dibakar,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
maka engkau akan kembali ke wujud aslimu, dan dapat
membasmi Liat Pah To yang jahat itu!"
Apa yang dikatakan Co Hiong, membuat Tay Cih Su terus
manggut-manggut dengan wajah berseru
Betapa jahatnya hati Co Hiong, itu memang sungguh di
luar dugaan siapa pun. ia tahu bahwa Tay Cih Su dan para
pengikutnya sangat mempereayai tahyul, maka ia
menggunakan ketahyu!an untuk membohongi Tay Cih Su,
bahwa Bee Kun Bu memang benar berasal dari kahyangan,
yang harus dibakar agar kembali ke wujud aslinya, sehingga
mampu membasmi Liat Pah To.
Tay Cih Su pereaya, namun sesungguhnya Co Hiong ingin
meminjam tangan Tay Cih Su untuk membunuh Bee Kun Bu.
Tay Cih Su!" Bee Kun Bu tertegun "Engkau mempereayai
omongannya?" "Benar," sahut Tay Cih Su sambil mengangguk
Bee Kun Bu terdiam, sama sekali tidak tahu harus
bagaimana menyadarkan Tay Cih Su, si Dukun Sakti itu.
Mendadak Co Hiong maju selangkah, sambil memandang
Bee Kun Bu dan tersenyum manis, Bee Kun Bu tersentak,
sebab melihat senyuman ciri khas Co Hiong di saat timbul
nafsu membunuhnya. Tidak salah, Co Hiong menjulurkan tangannya untuk
menekan Hu Keng Hiat, sekaligus mengerahkan Lweekangnya, dan seketika seluruh jalan darah Bee Kun Bu telah
tertutup. "Saudara Bee!" Wajah Co Hiong tetap tampak berseri
seakan sedang menghadapi teman dekat "Sudah lama aku
tidak melihat engkau kembali ke wujud aslimu, Kini sudah
saatnya, janganlah engkau menolak lagi!"
Bee Kun Bu tidak mampu bersuara, karena seluruh jalan
darahnya telah tertutup. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau engkau diam, berarti engkau setuju," ujar Co Hiong
sambil tersenyum, "Saudara Bee, engkau setuju atau tidak
dirimu dibakar, agar bisa kembali ke wujud aslimu dan
sekaligus membasmi Liat Pah To demi suku Miauw?"
Tentunya Bee Kun Bu tidak bisa bersuara, Kemudian Co
Hiong tertawa gembira sambil menoleh.
"Tay Cih Su! Sudah beres, dia sudah setuju."
Walau berdiri di belakang Co Hiong, Tay Cih Su sama
sekali tidak tahu kalau Co Hiong telah menutup seluruh jalan
darah Bee Kun Bu. Karena Bee Kun Bu diam saja, maka ia
mengira bahwa Bee Kun Bu telah setuju, sehingga wajahnya
tampak gembira sekali. Tay Cih Su membalikkan badannya memandang ke luar,
lalu berseru sekeras-kerasnya, seketika juga puluhan orang
Miauw yang mengelilingi tumpukan kayu tersebut langsung
bertepuk sorak, dan sekaligus memukul tambur
Tak lama muncullah empat orang Miauw, yang kemudian
menggotong Bee Kun Bu ke luar, Bee Kun Bu tidak bisa
bergerak, karena seluruh jalan darahnya telah tertutup.
Ke empat orang Miauw itu menaruh Bee Kun Bu di atas
tumpukan kayu, Setelah ditaruh di atas tumpukan kayu, Bee
Kun Bu tidak dapat melihat apa yang akan terjadi di bawah,
cuma dapat mendengar saja
Tay Cih Su terus berteriak sedangkan suara tambur itu
semakin keras, dan kadang-kadang terdengar pula suara tawa
Co Hiong yang sangat keras.
Bee Kun Bu sendiri tahu, apabila tumpukan kayu itu
dinyalakan, dirinya pasti mati terbakar, namun bagaimana
mungkin ia dapat meloloskan diri"
ia cuma menatap langit sambil menarik nafas pan-jang,
tetapi kemudian terdengar suara seorang gadis.
"Co Hiong! Mereka sedang berbuat apa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu mendengar suara itu, bergejolaklah hati Bee Kun
Bu. Namun sayang sekali, ia tidak bisa bersuara sedikit pun.
Ternyata suara itu suara Lie Ceng Loan.
"Di atas tumpukan kayu itu terdapat seseorang, dan kata
orang-orang Miauw di sini, orang itu jelmaan dewa," sahut Co
Hiong sambil tertawa, "Maka kalau dibakar, orang itu dapat
terbang ke langit" "Omong kosong, aku tidak pereayai ujar Lie Ceng Loan.
"Engkau tidak pereaya, terserah! Tapi orang-orang Miauw
justru pereaya," sahut Co Hiong dan tertawa lagi.
"Siapa orang yang di atas tumpukan kayu itu?" tanya Lie
Ceng Loan mendadak "Entahlah! Aku pun tidak tahu," jawab Co Hiong.
Sungguh kasihan sekali gadis itu! Bagaimana mungkin ia
akan menyangka bahwa orang yang siap dibakar itu Bee Kun
Bu. orang-orang yang diutus Tay Cih Su untuk mencari Pek
Yun Hui dan Sie Bun Yun, ternyata telah salah mencari orang,
Yang mereka ketemukan malah Co Hiong yang bersama Lie
Ceng Loan, Begitu sampai di tempat tersebut, gadis itu
langsung beristirahat maka sama sekali tidak tahu kalau Bee
Kun Bu juga berada di tempat itu. ia terjaga dari tidurnya
karena suara tambur itu. Lagi pula Co Hiong tidak akan memberitahukannya, bahwa
orang itu Bee Kun Bu. Sebab entah sudah berapa kali Co
Hiong ingin membunuhnya, tapi tidak pernah berhasil
Kali ini, Co Hiong yakin bahwa dirinya akan berhasil,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sehingga ketika berbicara dengan Lie Ceng Loan, ia sengaja
mengeraskan suaranya agar didengar Bee Kun Bu,
maksudnya untuk menyiksa hati Bee Kun Bu.
Memang tidaksalah, Hati Bee Kun Bu tersiksa sekali,
bahkan sangat berduka, karena Lie Ceng Loan tidak tahu
bahwa orang yang akan dibakar itu dirinya, ia ingin berteriak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekeras-keras nya, namun tak mampu mengeluarkan suara
sama sekali. Tidak bisa!" ujar Lie Ceng Loan mendadak
"Maksudmu?" tanya Co Hiong heran.
"Aku tidak akan membiarkan mereka membakar tumpukan
kayu itu!" sahut Lie Ceng Loan.
"Lho?" Co Hiong mengerutkan kening, "Kenapa?"
"Kalau tumpukan kayu itu dibakar, orang itu pasti akan
mati terbakar! Omong kosong jelmaan dewa segala!
Kita tidak boleh membiarkan orang itu dibakar hiduphidup!"
"Nona Lie!" ujar Co Hiong, "ltu urusan orang-orang Miauw,
kita tidak boleh turut campur!"
"Saudara Co!" Lie Ceng Loan menatapnya tajam. "Apa
maksudmu berkata begitu?"
Mendengar pereakapan itu, hati Bee Kun Bu agak girang
dan mempunyai sedikit harapan, Asal Lie Ceng Loan mau
mendekati tempat itu, tentii bisa melihat orang yang akan
dibakar itu Bee Kun Bu. "Nona Lie!" ujar Co Hiong, "ltu adalah kepereayaan suku
Miauw di sini, sedangkan tujuan kita datang ke mari adalah
mencari Kun Lun Sam Cu. Kalau kita bersalah terhadap
mereka, sudah pasti mereka tidak akan bersedia membantu
kita mencari Kun Lun Sam Cu."
Lie Ceng Loan diam, seandainya gadis itu mencampuri
urusan yang tiada sangkut pautnya, otomatis akan
menggagalkan tujuan semulanya menolong Kun Lun Sam Cu.
Oleh karena itu, ia pun terus diam saja.
***** Bab ke 35 - Lie Ceng Loan menolong Bee Kun Bu Dalam
Kobaran Api KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendadak Tay Cih Su berteriak sekeras-kerasnya,
puluhan orang Miauw itu segera bangkit berdiri, dan sekaligus
berloncat-loncatan mengelilingi tumpukan kayu, dan tambur
pun terus berbunyi, sedangkan Tay Cih Su berkomat-kamit
seakan sedang membaca mantera.
Tak seberapa lama kemudian, tampak belasan orang
Miauw itu telah mulai menyundut tumpukan kayu itu dengan
api obor. Betapa gembiranya Co Hiong, sehingga tertawa panjang
dua ka!i. Lie Ceng Loan menatapnya sambil mengerutkan
kening. "Kenapa engkau tertawa?" tanyanya.
"Aku tertawa karena... orang-orang Miauw itu amat bodoh,"
sahut Co Hiong, ia masih tidak mau memberitahukan pada Lie
Ceng Loan, bahwa orang itu adalah Bee Kun Bu, sebab Bee
Kun Bu belum mati terbakar
"Engkau tahu mereka begitu bodoh, kenapa engkau tidak
menghalangi perbuatan mereka?" tanya Lie Ceng Loan tidak
senang. Co Hiong khawatir akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan
lantaran pertanyaan tersebut maka ia segera mengalihkan
pembicaraan "Nona Lie, aku sudah mendapat kabar dari Tay Cih Su
tentang Kun Lun Sam Cu, Mari engkau ikut aku!"
"Sungguh?" tanya Lie Ceng Loan girang.
"Tentu sungguh," sahut Co Hiong sambil tersenyum "Aku
tidak membohongimu."
"Mereka berada di mana?" tanya Lie Ceng Loan lagi.
"Di Tok Sui Tong," sahut Co Hiong singkat
"Di Tok Sui Tong?" Lie Ceng Loan mengerutkan kening,
"Kalau begitu, di mana Tok Sui Tong itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku sudah tahu, jadi engkau ikut aku saja," Co Hiong
tampak serius. Gadis itu memandang ke arah tumpukan kayu itu lagi,
kemudian menarik nafas panjang seraya berkata.
"Kita cuma menatap orang itu mati terbakar, tapi tidak
turun tangan menolongnya, aku... aku tidak bisa tenang
seumur hidup." "Peduli amat dengan orang itu," sahut Co Hiong.
"Apakah engkau tidak memikirkan guru dan paman
gurumu lagi?" sesungguhnya Lie Ceng Loan sangat memikirkan Kun Lun
Sam Cu, maka ingin segera sampai di Tok Sui Tong. Akan
tetapi, hati gadis itu memang bajik. Di depan matanya ada
orang bakal mati dibakar, maka ia merasa tidak sampai hati
meninggalkan tempat itu. otomatis menyebabkan Co Hiong jadi gugup. Na-mun ia
tidak berani begitu mendesaknya, khawatir akan ketahuan
sedangkan Lie Ceng Loan terus memandang ke arah
tumpukan kayu yang mulai terbakar dengan kening berkerutkerut, Kemudian gadis itu pun memandang Tay Cih Su, yang
kebetulan telah berhenti berloncat-loncatan
Pada waktu bersamaan, mendadak Lie Ceng Loan
melesat ke arah Tay Cih Su. Betapa terkejutnya Co Hiong.
"Nona Lie!" serunya, "Mau apa engkau ke sana?"
Lie Ceng Loan tidak menghiraukan seruan Co Hiong,
malah terus mendekati Tay Cih Su itu.
"Tay Cih Su! Siapa orang yang di atas tumpukan kayu itu?"
tanya Lie Ceng Loan. "Eh?" Tay Cih Su tertegun "Bukankah dia teman-mu?"
Lie Ceng Loan terperangah, sedangkan Co Hiong telah
sampai di situ, dan cepat-cepat berteriak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Lie! Kalau kita terlambat, tidak bisa bertemu Kun
Lun Sam Cu lagi!" Tay Cih Su bilang, orang yang di atas tumpukan kayu itu
temanku. Bukankah menggelikan sekali?" ujar Lie Ceng Loan
memberitahukan "Memang menggelikan," sahut Co Hiong sambil tertawa.
"Ayolah, mari kita pergi!"
Lie Ceng Loan masih ingin menanyakan sesuatu, tetapi Co
Hiong telah membentak Tay Cih Su.
"Tunggu apalagi, Tay Cih Su?"
Tay Cih Su mengangguk sambil mengibaskan tangan nya.
seketika tampak belasan obor yang menyala dilempar ke arah
tumpukan kayu, Dalam waktu sekejap, api pun mulai berkobar
di tumpukan kayu itu. "Saudara Cof" Lie Ceng Loan tampak tertegun "Siapa
sebenarnya orang yang di atas tumpukan kayu itu" Aku belum
melihat jelas...." "Kalaupun engkau melihat jelas juga pereuma," sahut Co
Hiong. "Kenapa pereuma?" tanya Lie Ceng Loan.
"Ratusan orang Miauw itu masih primitif, mereka sama
sekali tidak tahu aturan, Engkau ingin menghalangi perbuatan
mereka, tentunya pereuma, Sebab mereka berjumlah ratusan
orang, sedangkan kita hanya berdua."
"Walaupun begitu, kita harus menolong orang itu." tandas
Lie Ceng Loan. sementara api semakin berkobar ke atas, dan asap pun
mengebul menutupi tubuh Bee Kun Bu.
Dadanya terasa sesak dan sakit karena asap, Bahkan ia
pun telah melihat lidah api mulai mendekati tubuhnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sehingga tubuhnya merasa panas dan keringatnya pun terus
mengucur deras. Betapa gugup dan paniknya Bee Kun Bu. ia berusaha
mati-matian menghimpun hawa murninya untuk
membebaskan seluruh jalan darahnya yang tertutup itu, tetapi
tetap tidak berhasil Sebab Co Hiong menggunakan ilmu Sam
Im Sin Ni untuk menutup seluruh jalan darahnya, lagi pula
kondisi badan Bee Kun Bu masih lemah lantaran menyedot
semacam racun. Perlahan-Iahan lidah api mulai menjilat tubuh Bee Kun Bu.
Walau merasa sakit sekali, Bee Kun Bu sama sekali tidak bisa
menjerit Kelihatannya, tidak lama lagi ia akan mati terbakar
Berselang sesaat, ia sudah tidak mendengar suara apa
pun lagi, dan orang-orang Miauw yang mengelilingi tempat itu
mendadak berteriak sementara Lie Ceng Loan masih berdebat dengan Co
Hiong, Ketika mendengar suara teriakan, mereka berhenti
berdebat lalu memandang ke arah tumpukan kayu yang
terbakar itu. Tampak orang-orang Miauw melangkah ke belakang
Ternyata api sudah berkobar tinggi sekali, dan tumpukan kayu
setinggi tiga meter itu kelihatan hampir roboh.
Co Hiong cepat-cepat meloncat ke belakang, tetapi Lie
Ceng Loan masih tetap berdiri di tempat
"Nona Lie, cepat mundur!" teriak Co Hiong.
Ketika Co Hiong berteriak, tumpukan kayu itu ro-boh. Maka
tubuh Bee Kun Bu langsung merosot ke dalam kobaran api,
Lie Ceng Loan melihat sosok tubuh merosot ke dalam kobaran
api, tetapi sama sekali tidak melihat jelas siapa orang itu.
Tiba-tiba Lie Ceng Loan bersiul panjang, lalu melesat ke
kobaran api itu tanpa banyak berpikir lagi.
Ratusan orang Miauw, termasuk Tay Cih Su dan Co Hiong
terkejut bukan main, ketika melihat Lie Ceng Loan melesat ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dalam kobaran api itu, Tiada seorang pun yang dapat
mencegahnya, sebab tubuh Lie Ceng Loan telah melesat
bagaikan kilat Lidah-lidah api menjilat tubuhnya, tapi gadis itu sama
sekali tidak merasakannya, Saat ini, ia masih tidak tahu bahwa
orang yang akan ditolongnya itu Bee Kun Bu.
Ia menempuh bahaya menolong orang itu, hanya
terdorong oleh rasa kemanusiaan saja.
Lie Ceng Loan menyambar tubuh Bee Kun Bu, kemudian
dilemparkannya ke luar. Karena ia mengerahkan tenaganya,
maka tubuhnya sendiri merosot ke bawah.
Betapa terkejutnya gadis itu. ia cgpat-cepat menghimpun
hawa murninya agar tubuhnya melambung ke atas, lalu
berjungkir balik meninggalkan kobaran api.
Setelah sepasang kakinya menginjak tanah, barulah ia
menarik nafas lega sambil memandang ke depan, Tampak
orang yang ditolongnya itu tergeletak beberapa meter di
hadapannya. Lie Ceng Loan masih belum melihat jelas siapa orang itu.
Namun ia bersyukur dalam hati karena telah berhasil
menyelamatkan nyawa orang tersebut
Lie Ceng Loan melangkah mendekati orang itu, kemudian
membungkukkan badannya dan menepuk bahu orang itu
seraya berkata. "Cepatlah engkau kabur, kalau tidak mereka pasti.,.,"
ucapan gadis itu terhenti mendadak Ternyata ia telah melihat
jelas orang tersebut yang tidak lain Bee Kun Bu.
Semula Lie Ceng Loan masih mengira bahwa matanya
salah lihat Namun setelah memperhatikan dengan seksama,
meledaklah tangisnya, karena yang dilihatnya itu memang
benar Bee Kun Bu. "Kakak Bu!" serunya sambil mendekap di dada Bee Kun
Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menangis bukan karena berduka,
melainkan saking gembiranya karena teringat akan dirinya
yang menempuh bahaya untuk menolong orang tersebut,
yang tidak lain Bee Kun Bu. Apa yang akan terjadi seandainya
ia tadi tidak menempuh bahaya ,jtu" Bukankah Bee Kun Bu
akan mati terbakar" Bee Kun Bu sendiri pun tidak menyangka, kalau yang
menolong dirinya justru Lie Ceng Loan, Dapat dibayangkan
betapa girangnya dan terkejutnya pemuda itu.
sementara Lie Ceng Loan masih menangis mendekap di
dadanya, sama sekali tidak tahu kalau jalan darah Bee Kun Bu
telah ditotok orang. Berselang sesaat, barulah Lie Ceng Loan tersentak,
karena melihat Bee Kun Bu diam saja, Semula ia mengira Bee
Kun Bu telah mati, maka ia langsung menatap wajah Bee Kun
Bu. sepasang mata Bee Kun Bu terbeliak menatap Lie Ceng
Loan, namun mulutnya sama sekali tidak bersuara. Kini gadis
itu tersadar, tahu kalau jalan darah Bee Kun Bu ditotok orang.
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan tertawa dengan air mata masih
berderai, "Aku sungguh bodoh!"
Gadis itu segera membebaskan jalan darah Bee Kun Bu
yang tertotok sedangkan racun yang melemahkan tubuh Bee
Kun Bu, telah punah di saat tumpukan kayu yang berkobar itu
roboh. Oleh karena itu, setelah jalan darahnya yang tertotok itu
bebas, Bee Kun Bu langsung meloncat bangun, pada waktu
bersamaan, mereka berdua merasa ada sesuatu yang aneh di
sekitar mereka, Ternyata tempat itu telah berubah menjadi
sunyi, Kemudian mereka menengok ke sana ke mari.
Tumpukan kayu itu telah habis terbakar, hanya tampak
bara di situ. sedangkan ratusan orang Miauw mengelilingi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mereka, dan yang berdiri paling dekat dengan mereka adalah
Tay Cih Su. Semua orang Miauw, itu terus menatap Bee Kun Bu dan
Lie Ceng Loan, tapi tiada seorang pun yang bersuara,
sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tidak tahu, entah
sudah berapa lama orang-orang itu mengelilingi mereka.
"Aaaakh.J" Bee Kun Bu menarik nafas panjang dan
bertanya, "Di mana Co Hiong?"
"Orang itu jahat sekali," sahut Lie Ceng Loan. "Dia tahu
engkau yang dibakar, tapi tidak mau memberitahukan padaku,
Untung aku tidak pereaya omongan-nya."
"Hm!" dengus Bee Kun Bu. "Dia bukan cuma tahu, bahkan
dia pula yang mengusulkan agar aku dibakar."
"Oh?" Lie Ceng Loan mengerutkan kening lalu me-noleh,
tetapi tidak melihat Co Hiong.
Bee Kun Bu tahu, Co Hiong pasti sudah kabur ia menarik
nafas dalam-dalam sambil menatap Tay Cih Su dengan wajah
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dingin. Tay Cih Su! Kini engkau sudah harus tahu, bahwa engkau
telah tertipu," ujar Bee Kun Bu.
Tidak," Tay Cih Su menggeleng-gelengkan kepala.
"Kenapa masih tidak?" tanya Bee Kun Bu dengan kening
berkerut "Kalau bukan karena Nona ini, saat ini engkau pasti
berubah jadi dewa dan pasti menolong kami membasmi Liat
Pah To itu," sahut Tay Cih Su.
Tay Cih Su...." Bee Kun Bu memandangnya dengan
terbelalak "Kalau begitu, engkau masih ingin membakar aku?"
Tay Cih Su maju dua langkah, kemudian mendadak
menjatuhkan diri berlutut di hadapan mereka berdua, itu
sangat mengejutkan Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh" Engkau mau apalagi?" tanya Bee Kun Bu heran.
Tay Cih Su tidak menyahut, malah ratusan orang Miauw itu
pun segera ikut berlutut, dan sekaligus menyembah di
hadapan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
"Kalian mau bicara apa, bicaralah!" ujar Bee Kun Bu.
"Nona ini pasti Sang Dewi dari kahyangan nyatanya tadi
melayang ke kobaran api, tapi tidak terbakar sama sekali,"
sahut Tay Cih Su. "JadL,." Air muka Bee Kun Bu langsung berubah, "Kalian
juga ingin membakarnya?"
"Kami tidak berani," ujar Tay Cih Su.
"Kalau begitu, kalian menghendaki apa?" tanya Bee Kun
Bu dengan kening berkerut
"Kami hanya ingin bermohon pada Sang Dewi, agar sudi
membantu kami membasmi Liat Pah To dan Swat Lo Kongcu,"
jawab Tay Cih Su sambil membenturkan kepalanya di tanah.
"Ngl" Bee Kun Bu manggut-manggut Tay Cih Su, kami
pasti membantu kalian, Tetapi kalian jangan ter-buru-buru,
pokoknya kami sudah mengabulkan permintaan kalian."
Terimakasiht" ucap Tay Cih Su sambil bangkit berdiri
Tay Cih Su, mari kita berunding dulu!" ujar Bee Kun Bu.
"Bagaimana cara menuju Tok Sui Tong dan bagaimana
kekuatan Liat Pah To serta Swat Lo Kongcu di sana."
"Kakak Bu! Siapa sih Liat Pah To dan Swat Lo Kongcu?"
tanya Lie Ceng Loan mendadak
"Dua penjahat di daerah Miauw ini," sahut Bee Kun Bu
memberitahukan. "Guru kita bertiga terkurung di Tok Sui Tong
itu, sedangkan Swat Lo Kongcu telah menipu senjata Teng
Thian Sin Cin." "Apakah kepandaian mereka tinggi sekali?" tanya Lie Ceng
Loan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk Tapi Kakak Pek dan
Saudara Sie Bun sudah datang ke mari. Kita berempat dan
ditambah ratusan orang Miauw di sini, mungkin bisa melawan
mereka." "Kalau begitu, mari kita berangkat ke Tok Sui Tong
sekarang saja!" ujar Lie Ceng Loan, "Untuk apa berunding
lagi?" "Tay Cih Su! Tolong bawa kami ke Tok Sui Tong itu!" ujar
Bee Kun Bu pada Tay Cih Su itu.
"Baik," Tay Cih Su mengangguk "Walau mereka berdua
sangat kejam, tapi masih tidak berani membunuhku
"Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan heran.
"Sebab aku bisa kesurupan jin dan lain sebagainya," sahut
Tay Cih Su sungguh-sungguh.
"Oh?" Lie Ceng Loan tertawa geli
"Kenapa engkau tertawa" Kalau aku tidak memiliki
kepandaian gaib itu, mungkin diriku sudah lama mati di tangan
Liat Pah To dan Swat Lo Kongcu," ujar Tay Cih Su.
Bee Kun Bu khawatir Tay Cih Su itu akan ter-singgung,
maka ia segera memberi isyarat pada Lie Ceng Loan, agar
gadis itu diam. Lie Ceng Loan meleletkan lidahnya, dan tidak berani
bersuara lagi. Tak seberapa lama kemudian, mereka bertiga
ke luar dari lembah itu, dan barulah Tay Cih Su menarik nafas
panfang. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan menoleh ke arah Tay Cih
Su, dan Dukun Sakti itu segera berkata memberitahukan
"Dua tahun lalu aku telah memimpin orang-orang untuk
menyerang Tok Sui Tong, tapi hampir separuh orang-orang
yang kupimpin itu mati di tangan Tok Sui Tong. Sebab tempat
itu sangat berbahaya, maka sulit untuk memperoleh
kemenangan di sana."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagaimana situasi tempat itu?" tanya Bee Kun Bu.
"Sulit dijelaskan." Tay Cih Su menggelengkan kepala.
"Nanti sampai di sana engkau akan mengetahuinya."
Bee Kun Bu tidak banyak bertanya lagi, dan terus
mengikuti Tay Cih Su itu, Tak terasa, hari pun sudah mulai
senja. Mereka telah melewati beberapa buah bukit, dan beberapa
saat kemudian sampailah di atas sebuah puncak.
"Kalian berdua sudah melihat?" tanya Tay Cih Su sambil
menunjuk ke bawah. Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan memandang ke bawah, Di
sana tampak sebuah telaga yang amat besar.
Sungguh indah telaga itu, apalagi tertimpa sinar matahari
senja, permukaan telaga itu tampak kemerah-merahan.
Di tengah-tengah telaga itu, terdapat sebuah pulau yang
penuh ditumbuhi pepohonan dan rumput-rumput hijau. Di
pulau itu tampak sebuah gunung dan rumah-rumah batu.
"Apakah itu Tok Sui Tong?" tanya Bee Kun Bu.
"Benar." Tay Cih Su mengangguk sambil menarik nafas.H
sebetulnya pulau itu berpenghuni hampir sepuluh ribu orang,
Namun beberapa tahun lalu, Liat Pah To dan Swat Lo Kongcu
mengusir mereka dan banyak di antara mereka yang tidak
mau pergi, ditenggelamkan di telaga itu."
"Sungguh kejam mereka berdua!" Lie Ceng Loan
menggeleng-gelengkan kepala.
" "Kalian lihat, rumah batu yang berada di puncak gunung
itu adalah tempat tinggal Liat Pah To bersama Swat" Lo
Kongcu, Di tempat itu juga terdapat penjaga yang mengawasi
telaga, Kalau ada apa-apa di permukaan telaga itu, mereka
pasti mengetahuinya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"ltu tidak perlu kita takuti," ujar Lie Ceng Loan.
"Ada sesuatu yang tidak diketahui DewL." sahut Tay Cih
Su. "Hi hi!" Lie Ceng Loan tertawa cekikikan karena Tay Cih Su
memanggilnya Dewi, Tay Cih Su melanjutkan tanpa
menghiraukan suara tawanya.
"Swat Lo Kongcu memelihara ratusan ekor burung buas,
yaitu burung elang merah yang sangat besar dan buas,
sepasang cakar elang merah itu mampu mengangkat batu
besar Kalau ada perahu menuju pulau itu, maka burungburung elang merah mengangkat batu dan ditimpakan pada
perahu tersebut." "Apakah tiada seorang yang mahir berenang menuju pulau
itu?" tanya Bee Kun Bu mendadak
Tempat itu disebut Tok Sui Tong...." Tay Cih Su tersenyum
getir Terkejutlah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, sehingga
mereka berdua bertanya serentak
"Apakah air telaga itu beracun?"
"Ya." Tay Cih Su mengangguk
"Telaga itu begitu besar, bagaimana mungkin airnya
beracun?" Bee Kun Bu kurang pereaya.
"Air telaga itu.-." Tay Cih Su memberitahukan. "Kami
menamai Tho Hoa Sui (Air Bunga Persik)."
Bee Kun Bu memandang ke arah telaga itu lagi. Walau
hari sudah mulai gelap, namun permukaan telaga itu masih
tampak kemerah-merahan bagaikan warna buah persile
Ternyata warna itu bukan karena tertimpa oleh sinar matahari
senja, melainkan memang begitu warna air telaga tersebut
"Air telaga itu bersumber pada sebuah air terjun di dalam
sebuah lembah." Tay Cih Su menjelaskan "Di dalam lembah
itu tumbuh pohon persik liar yang buahnya mengandung
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
racun, sedangkan air terjun itu mengalir melewati lembah
tersebut menuju telaga, otomatis air telaga jadi beracun,
Kalian lihat, bukankah tampak tulang belulang di pinggir telaga
itu?" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan memandang ke pinggir
telaga itu, Di situ tidak tumbuh pohon maupun rumput apa
pun, hanya terlihat tulang belulang binatang, Mungkin
binatang-binatang di sana meminum air telaga itu, akhirnya
mati keracunan di situ. "Kalau begitu, apabila perahu terbalik, bukankah orang di
dalam perahu pasti mati?" ujar Lie Ceng Loan.
"Benar." Tay Cih Su mengangguk "Oleh karena itu, kami
mohon bantuan Dewi,"
Mendengar itu, Lie Ceng Loan tersenyum getir sambil
memandang Bee Kun Bu. Mereka berdua tahu, bahwa tidak
gampang menolong Kun Lun Sam Cu yang terkurung di Tok
Sui Tong itu. "Bagaimana kalau kita ke sana di malam hari?" tanya Bee
Kun Bu mendadak "ltu tidak bisa sama sekali," sahut Tay Cih Su sambil
menggelengkan kepala. "Kenapa?" Bee Kun Bu menatapnya
"Sebab di malam hari, ratusan elang merah terus-menerus
terbang di atas telaga itu...." Ketika Tay Cih Su berkata sampai
di sini, mendadak terdengar suara pekikan yang tak
menyedapkan telinga, Tay Cih Su segera menunjuk ke depan,
"Lihatlah!" Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan memandang ke arah yang
ditunjuk Tay Cih Su. Tampak ratusan elang merah terbang
kian ke mari di atas telaga, dan sepasang cakar burungburung itu pun mencengkeram batu yang berukuran cukup
besar, bersiap menimpa apabila ada perahu berlayar di telaga
itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Bu!" Lie Ceng Loan mengerutkan kening.
"Bagaimana baiknya?"
Bee Kun Bu berpikir lama sekali barulah berkata kepada
Tay Cih Su. "Engkau boleh pulang sekarang, tapi utuslah orangorangmu mencari ke dua temankut Kali ini jangan sampai
salah lagi!" pesan Bee Kun Bu. "Ke dua temanku itu bernama
Pek Yun Jlui dan Sie Bun Yun, Kalau menemukan mereka,
tolong suruh mereka ke mari, kami tunggu mereka di sini."
"Ya." Tay Cih Su mengangguk, lalu meninggalkan Lie
Ceng Loan dan Bee Kun Bu.
"Kakak Bu!" ujar Lie Ceng Loan, "Kita merobohkan partai
Thian Liong, Kim Hun Tokouw di Pit Sia Kiong dan Kai Thian
Kauw, kita meraih kemenangan dalam keadaan krisis, Tapi
kali ini,.,." "Adik Loan!" Bee Kun Bu menatapnya. "Bagaimana kali
ini?" "Kali ini tujuan kita justru ingin menolong guru bertiga.,."
jawab Lie Ceng Loan dengan air mata mulai berderai, "Namun
kelihatannya tiada harapan, sebab kita sama sekali tidak
mampu mendekati pulau itu."
Bee Kun Bu terdiam, karena apa yang dikatakan Lie Ceng
Loan memang berdasarkan kenyataan, lama sekali barulah ia
membuka mulut "Adik Loan, aku yakin pasti ada jalan, Engkau jangan
terlampau cemas!" "Jalan apa?" tanya Lie Ceng Loan sambil menatapnya,
"Lebih baik kita tunggu Kakak Pek dan Saudara Sie Bun ke
mari saja," sahut Bee Kun Bu. "Sekarang mari kita
beristirahat!" "Kakak Bu!" Lie Ceng Loan menarik nafas. "Aku tidak bisa
tidur." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena Lie Ceng Loan tidak mau tidur, maka Bee Kun Bu
tetap berdiri di sisi gadis itu, dan mereka berdua terusmenerus memandang ke arah telaga.
Telaga itu tampak begitu indah, Airnya pun tenang
kemerah-merahan, Kalau mereka berdua tidak tahu,
bagaimana mungkin pereaya bahwa air telaga itu
mengandung racun " "Kakak Bu!" tanya Lie Ceng Loan, "Menurutmu apa yang
sedang dialami guru bertiga di pulau itu?"
"Adik Loan, itu tidak perlu diceniaskan," sahut Bee Kun Bu.
"Kakak Bu, guru bertiga pasti sedang disiksa!" ujar Lie
Ceng Loan sambil memandangnya, "Kenapa engkau tidak
merasa cemas ?" "Adik Loan, apakah engkau lupa" Guru bertiga masih
dalam keadaan tidak waras.,.,"
"ltu lebih celaka." Air mata gadis itu mulai meleleh.
sesungguhnya Bee Kun Bu sangat cemas dan berduka
dalam hati, tapi tidak diperlihatkan di hadapan Lie Ceng Loan.
itu agar tidak membuat gadis tersebut bertambah sedih.
"Karena guru bertiga dalam keadaan tidak waras, maka
tidak merasakan apa-apa," ujar Bee Kun Bu dengan suara
rendah. "Aaakh...!" Lie Ceng Loan menarik nafas, kemudian
mendadak berjalan ke bawah.
"Adik Loan!" Bee Kun Bu terkejut "Engkau mau ke mana?"
TOau ke telaga itu melihat-lihat," sahut Lie Ceng Loan.
Tunggu!" seru Bee Kun Bu. "Aku akan menemanimu ke
sanaPV ***** KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bab ke 36 - Menyeberang Telaga Beracun Dengan
Pakaian Aneh! Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan terus berjalan menuju
telaga itu, dan tak seberapa lama kemudian, mereka sudah
sampai di tepi nya. seketika itu juga Lie Ceng Loan terbelalak
ternyata gadis itu melihat begitu banyak tulang belulang yang
berserakan di tepi telaga tersebut, otomatis membuatnya
merinding. Lie Ceng Loan segera menggenggam tangan Bee Kun Bu
erat-erat Mereka berdua berdiri di tepi telaga, Memang indah
sekali telaga itu, Mendadak tampak sosok bayangan
berkelebat ke tepi telaga, Ternyata seekor rusa yang ingin
minum.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hei! Rusa kecil, jangan minum! Air itu beracun!" seru Lie
Ceng Loan. Seruan Lie Ceng Loan membuat rusa itu terkejut, dan
langsung meloncat, tapi ujung lidahnya telah menyentuh air
telaga. Rusa itu meloncat pergi, namun kemudian terkulai Lie
Ceng Loan segera melesat ke arah rusa itu, Kaki belakang
rusa tersebut masih bergerak sedikit, namun kemudian tak
bergerak lagi, Ternyata rusa itu telah mati.
Lie Ceng Ldan berdiri tertegun di sisi rusa, sedangkan Bee
Kun Bu sudah menyusul gadis itu lalu berdiri di sampingnya.
"Adik Loan, kita harus menjauh!" bisik Bee Kun Bu. "Kalau
kita kurang berhati-hati dan sampai terkena pereikan air telaga
itu, tentunya kita akan celaka."
Gadis itu mengangguk lalu bersama Bee Kun Bu menjauhi
telaga beracun itu, Kemudian mereka berdua berdiri sejenak
di situ, Berselang sesaat, mereka kembali ke atas karena
khawatir Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun telah menyusul ke
sana. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu sampai di tempat itu, mereka berdua duduk di
bawah pohon rindang, Lie Ceng Loan bersandar di dada Bee
Kun Bu, sedangkan Bee Kun Bu bersandar pada pohon
tersebut. Tak seberapa lama, gadis itu tertidur pulas, Setelah Lie
Ceng Loan tertidur pulas, tak lama Bee Kun Bu pun ikut pulas.
Ketika mereka terjaga, hari sudah pagi Wajah Lie Ceng
Loan tampak segar dan cerah, ia memandang Bee Kun Bu
seraya berkata. "Kakak Bu, nyenyakkah tidurmu?"
"Nyenyak sekali." Bee Kun Bu mengangguk "Bagai-nana
tidurmu?" tanyanya. "Juga nyenyak seka!i...."
Mendadak terdengar suara menyelak, Ternyata suara Pek
Yun Hui yang berasal dari balik sebuah batu besar
"Karena kalian sedang tidur begitu nyenyak, maka kami
tidak mau mengganggu kalian ketika kami sampai di sini."
"Kakak Pek!" seru Lie Ceng Loan girang.
Kemudian muncul dua sosok bayangan dari balik batu
besar itu, yang tidak lain Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun.
"Kapan kalian berdua sampai di sini?" tanya Bee Kun Bu.
"Ketika kami sampai di sini, kalian berdua dalam keadaan
pulas." sahut Sie Bun Yun.
Tiba-tiba Lie Ceng Loan teringat akan dirinya yang tertidur
dalam pangkuan Bee Kun Bu. seketika juga wajahnya
memerah, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui memandangnya
sambil tersenyum, sehingga membuat wajah gadis itu
bertambah merah. "Kakak Pek! Tahukah kalian urusan sangat serius?" ujar
8ee Kun Bu mendadak "Bahkan juga genting sekali."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kami tidak tahu sama sekali," sahut Sie Bun Yun.
"Setelah berpisah denganmu, kami kehilangan jalan, Akhirnya
kami bertemu beberapa orang Miauw, Orang itu mengatakan
bahwa kalian menunggu kami di sini. sebetulnya urusan apa
yang sangat serius dan genting sekali?"
"Aaakh...." Bee Kun Bu menarik nafas panjang "Panjang
sekali kalau dituturkan,"
"Tidak apa-apa," ujar Pek Yun Hui dan yakin pasti ada
sesuatu yang amat penting. Tuturkan perlahan-lahan agar kita
berempat bisa berunding bersama!"
Bee Kun Bu segera menutur tentang dirinya bertemu Liat
Pah To dan Swat Lo Kongcu, juga mengenai Teng Thian Sin
Cin yang ditipu oleh Swat Lo Kongcu itu dan lain sebagainya.
Setelah mendengar penuturan Bee Kun Bu, Sie Bun Yun
dan Pek Yun Hui memandang ke bawah yaitu ke arah telaga
beracun, permukaan telaga beracun itu tampak begitu tenang,
indah dan kemerah-merahan. Kening Sie Bun Yun dan Pek
Yun Hui berkerut-kerut begitu melihatnya.
"Kakak Pek!H ujar Lie Ceng Loan terisak, "Bagai-mana
menurutmu" Apakah kita tiada harapan sama sekali?"
Pek Yun Hui diam saja, namun Sie Bun Yun yang
menyahut "Nona Lie jangan putus asal Di dunia ini tiada urusan yang
tak dapat diselesaikan."
"Kakak Sie Bun, kalau begitu bagaimana cara kita ke Tok
Sui Tong itu?" tanya Lie Ceng Loan.
"InL. belum terpikirkan sementara ini," jawab Sie Bun Yun
sambil menarik nafas. "Kakak Sie Bun, aku tahu tiada jalan untuk menolong guruguruku. Engkau mengatakan begitu tadi hanya untuk
menghibur hatiku saja," ujar Lie Ceng Loan sambil
menggeleng-gelengkan kepala.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Loan!" Pek Yun Hui memegang bahunya, "Ja-ngan
berduka! Engkau mempereayai kata-kataku, kan?"
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk
"Kalau begitu, engkau tenang saja!" Pek Yun Hui menepuk
bahunya. "Kakak Pek!" Lie Ceng Loan menunjuk pulau yang ada di
tengah-tengah telaga itu. "Guru-guruku berada di pulau itu,
bagaimana mungkin aku bisa tenang?"
"Adik Loan, bagaimana bahayanya istana Pit Sia Kiong
dan markas Kai Thian Kauw di dalam perut gunung"
Bukankah kami tetap dapat meloloskan diri?"
Lie Ceng Loan tidak berkomentar apa pun, hanya menarik
nafas sambil menggeleng-gelengkan kepala.
sedangkan Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu
mulai berunding, Setelah berunding beberapa saat lamanya,
Sie Bun Yun berkata. "Kita boleh mencoba membuat sebuah perahu dan satu
orang-orangan dari rumput, lalu kita dorong ke telaga beracun
itu, kita lihat bagaimana akibatnya."
"Ngmmm!" Pek Yun Hui manggut-manggut. "Boleh kita
coba cara itu." Kemudian mereka berempat menuruni bukit menuju telaga
beracun, Begitu sampai di sana, mereka langsung bergotongroyong membuat sebuah perahu, kemudian menaruh orangorangan dari rumput ke dalam perahu itu.
Kemudian mereka berempat mendorong perahu tersebut
ke telaga beracun. Pek Yun Hui, Sie Bun Yun, Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan
terus memandang perahu itu dengan penuh perhatian Namun
mereka berempat tidak berani berdiri terlampau dekat dengan
telaga beracun, melainkan di luar jarak tujuh delapan depa.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara perahu itu terus terapung ke tengah telaga
dengan tenangnya dan tidak terjadi suatu apa pun.
Ternyata Tay Cih Su itu cuma omong kosong!" ujar Bee
Kun Bu. "Belum tentu," sahut Pek Yun Hui memberitahukan Tadi
aku mendengar suara aneh di pulau itu, mungkin sebentar lagi
akan terjadi sesuatu."
Di antara mereka, memang Pek Yun Huilah yang
berkepandaian pating tinggi, Maka pendengarannya pun
sangat tajam, ia mengatakan tadi mendengar suara aneh di
pulau itu, namun yang lain sama sekali tidak mendengarnya.
Bee Kun Bu tidak begitu pereaya, Namun tak lama suara
aneh itu telah terdengar jelas, yaitu suara pekikan elang
merah. seketika juga, tampak bayangan merah bagaikan
gumpalan awan melayang ke atas dari pulau itu, Burungburung elang merah itu berjumlah ratusan ekor, dan sepasang
cakar masing-masing mencengkeram sebuah batu yang
cukup besar. Begitu sampai di atas perahu, elang-elang merah itu
menjatuhkan batu yang dicengkeramnya untuk menimpa
perahu tersebut seketika perahu itu menjadi miring, bahkan
kemudian hancur berantakan tertimpa batu.
Pek Yun Hui menarik nafas panjang, sedangkan Lie Ceng
Loan mulai menangis terisak-isak.
Sie Bun Yun berjalan mondar-mandir dengan kening
berkerut-kerut, berselang beberapa saat, mendadak ia
seketika juga, tampak bayangan merah bagaikan gumpalan
awan melayang ke atas dari pulau rtu, Burung-burung elang
merah itu berjumlah ratusan ekor, dan sepasang cakar
masing-masing mencengkeram sebuah batu yang cukup
besar BegKu sampai di atas perahu, eiang-elang merah itu
menjatuhkan batu yang dicengkeramnya untuk menimpa
perahu tersebut seketika perahu rtu menjadi mlrlng, bahkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kemudian hancur berantakan tertimpa batu, Bee Kun Bu
terbelalak menyaksikan kejadian itu.
Ia bersorak girang. "Aku punya akal!" serunya.
seketika enam pasang mata langsung mengarah padanya.
"Akal apa?" tanya Pek Yun Hui.
"Akal ini pasti dapat di laksanakan," sahut Sie Bun Yun.
Tapi bukanberdasarkan kekuatan kita berempat, melainkan
harus dibantu Tay Cih Su."
"Kalau begitu memang tidak masalah, sebab Tay Cih Su
berharap bantuan kita, maka dia pun harus membantu kita
pula," sahut Bee Kun Bu.
"Para anak buah Tay Cih Su, rata-rata terdiri dari kaum
muda yang berbadan kekar, jadi kita dapat menyuruh untuk
membuat sebuah perahu besar. Di atas perahu kita tutup
dengan kulit sapi, dan di atasnya lagi dipasang jala." ujar Sie
Bun Yun memberitahukan "Kalau burung-burung elang merah
itu menimpa perahu kita dengan batu, perahu kita tidak akan
rusak, sebab semua batu itu akan masuk ke jala, dan apabila
jala itu bolong, masih ada kulit sapi yang dapat menampung
batu-batu itu." "Masuk akal," ujar Pek Yun Hui sambil tertawa gembira,
"Jadi batu-batu itu tidak akan jatuh ke telaga, maka air telaga
tidak akan muncrat."
"Kalau begitu, aku akan segera menggambar rangka
perahu itu," ujar Sie Bun Yun sungguh-sungguh. "Agar orangorang Miauw bisa cepat-cepat membuat perahu yang kita
inginkan itu." "Kakak Sie Bun, itu membutuhkan waktu berapa lama?"
tanya Lie Ceng Loan mendadak
pertanyaan gadis itu membuat Sie Bun Yun tertegun ia
berpikir sejenak, setelah itu barulah menjawab
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Orang-orang Miauw kurang ahli dalam hal pembuatan
perahu, maka membutuhkan waktu kira-kira dua bulan, itu pun
harus dikerjakan siang malam."
Mendengar itu, Lie Ceng Loan diam, tidak bersuara lagi,
sedangkan Bee Kun Bu terus mengerutkan kening.
"Saudara Sie Bun, kenapa harus membutuhkan waktu
begitu lama?" tanyanya.
"Sebab kita harus membuat sepuluh buah perahu besar."
Sie Bun Yun memberitahukan
"Apa?" Bee Kun Bu terbelalak "Kita'cuma berempat,
kenapa harus membutuhkan sepuluh buah perahu?"
"Saudara Bee harus tahu, Liat Pah To dan Swat Lo
Kongcu pasti mempunyai anak buah di pulau itu. sedangkan
kita cuma berempat, maka alangkah baiknya Tay Cih Su juga
ikut menyerbu ke pulau itu bersama anak buahnya." Sie Bun
Yun menjelaskan "Karena itu, kita membutuhkan sepuluh
buah perahu besar." Bee Kun Bu diam, Memang sudah tiada jalan lain, hanya
saja cara itu terlampau memakan waktu, Apa boleh buat, Bee
Kun Bu dan Lie Ceng Loan harus bersabar
"Sekarang kita harus berangkat ke tempat Tay Cih Su,"
ujar Sie Bun Yun Kemudian mereka berempat berangkat ke
tempat tinggal Tay Cih Su.
***** Mereka berempat sudah tiba di lembah itu. Tay Cih Su dan
orang-orang Miauw menyambut kedatangan mereka dengan
tepuk sorak dan bef loncat-loncatan Sie Bun Yun segera
membeberkan tentang rencana nya, dan Tay Cih Su
menyetujuinya. Karena itu, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui mulai sibuk,
sebab mereka harus menyuruh orang-orang Miauw mencari
rotan untuk membuat jala, bahkan harus berburu sapi liar di
dalam hutan untuk diambil ku!itnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedangkan Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan cuma
melamun, terutama Lie Ceng Loan. Gadis itu duduk
termenung di atas sebuah batu, kelihatannya sedang
memikirkan sesuatu. "Adik Loan!" Bee Kun Bu menghampirinya "Apa yang
sedang engkau pikirkan?"
"Belum terpikirkan olehku, tetapi setelah terpikir-kan, aku
pasti memberitahukan padamu," sahut Lie Ceng Loan.
Karena gadis itu menjawab begitu, Bee Kun Bu tidak mau
mengganggu nya, ia berjalan pergi membaurkan diri dengan
orang-orang Miauw membantu untuk mereka membikin jala.
Tujuh hari kemudian, mereka baru selesai membuat satu
rangka perahu, Bee Kun Bu menarik nafas panjang, ia tidak
tahu kapan bisa berangkat ke Tok Sui Tong.
"Kakak Bu!" Mendadak terdengar suara seruan Lie Ceng
Loan. "Cepat ikut aku!"
"Ke mana?" tanya Bee Kun Bu. "Pergi melihat suatu
benda, engkau pasti senang melihatnya," sahut Lie Ceng
Loan. "Benda apa?" tanya Bee Kun Bu sambil menghampiri
gadis itu. "Sssst!" Lie Ceng Loan memberi isyarat "Jangan sampai
Kakak Pek mendengar!"
"Oh?" Bee Kun Bu terheran-heran, Kemudian ia mengikuti
Lie Ceng Loan. Tak seberapa lama kemudian mereka sudah sampai di
depan sebuah gua, Gadis itu menggeserkan batu-batu di
depan gua, lalu menyalakan obor dan berjalan ke dalam, Bee
Kun Bu mengikutinya dari belakang
Kira-kira beberapa depa, sudah tampak benda-benda
hitam menumpuk di sudut gua. Entah benda apa itu" Lie Ceng
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Loan berhenti di situ, sedangkan Bee Kun Bu tampak tidak
mengerti "Adik Loan, sebetulnya engkau mengajakku ke mari
melihat benda apa?" tanyanya heran.
"Benda-benda ini yang kumaksudkan," sahut Lie Ceng
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Loan sambil tertawa. "Benda apa itu?" Bee Kun Bu mengerutkan kening.
Lie Ceng Loan membungkukkan badannya, lalu
mengambil benda itu dan sekaligus diperlihatkan pada Bee
Kun Bu, Ternyata dua stel pakaian aneh yang apabila dipakai
seluruh badan pemakainya akan tertutup semua, Pada bagian
atas pakaian itu tampak semacam kristal
Setelah melihat pakaian itu, Bee Kun Bu mengerti maksud
tujuan Lie Ceng Loan. "Engkau ingin berangkat ke Tok Sui Tong duluan?" tanya
Bee Kun Bu sambil menatapnya.
"Kakak Bu, setiap malam aku selalu bermimpi dan dalam
mimpiku, aku melihat guru sedang disiksa, Maka aku,.,." Mata
gadis itu mulai bersimbah air, "Aku sudah tidak sabar
menunggu lagi." "Adik Loan!" Bee Kun Bu menarik nafas, "Aku pun begitu."
"Kakak Bu, kalau begitu mari kita berangkat ke Tok Sui
Tong!" ajak Lie Ceng Loan.
Bee Kun Bu tidak menyahut, melainkan memandang ke
dua stel pakaian aneh itu, dan segeralah Lie Ceng Loan
menjelaskan "Seorangtua suku Miauw yang mengajarku Kalau
mengenakan pakajan ini, kita tidak akan kemasukan air, dan
aku telah mencobanya beberapa kali,"
"Apa?" Bee Kun Bu terkejut "Engkau telah mencoba
pakaian ini di telaga beracun itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tidak. Aku cuma mencobanya di sebuah telaga kecil,"
sahut Lie Ceng Loan dan menambahkan "Kata orangtua
Miauw itu, pakaian ini dibuat dari semacam kulit yang tidak
melekat air, lagi pula telah dipoles dengan berbagai macam
minyak Kita masih bisa berenang seperti biasa di dalam air
walau mengenakan pakaian ini."
"Adik Loan, lebih baik kita berunding dengan Kakak Pek
dulu!" usul Bee Kun Bu.
"Aku telah berpikir, apabila berunding dengan me-reka, kita
pasti tidak jadi berangkat ke Tok Sui Tong, sebab mereka
pasti akan melarang...."
Tapi...." Bee Kun Bu berjalan mond
Pusaka Negeri Tayli 12 Jaka Galing Karya Kho Ping Hoo Jodoh Si Naga Langit 5
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama