Ceritasilat Novel Online

Pedang Langit Golok Naga 23

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 23


kata lagi, ia segera melompat kebelakang musuhnya dan
mengirim tinju kepunggung Peh bie Eng ong. In Thian
Ceng mengengos dan menangkis, tp Tong Boen Liang
sudah melompat kesamping dengan gerakan yg sangat gesit.
Benar saja, baru beberapa gebrakan mata In Thian Ceng
gelap dan memuntahkan darah dari mulutnya. Badannya
tergoyang goyang tanpa tercegah lagi, ia jatuh duduk.
Tong Boen Liang girang, "In Thian Ceng! Hari ini kau
mampus dalam tanganku!" teriaknya seraya melompat
keatas. Melihat Tong Boen Liang melompat tinggi dan dari atas
menghantam kebawah, Boe Kie terkesiap dan mengambil
keputusan untuk menolong kakeknya. Tapi sebelum ia
bergerak, In Thian Liang sudha mengangkat tangan
kanannya dalam suatu gerakan menyeramkan unutk
menyambut musuhnya. Tong Boen Liang sudah tak dapat
mengelakan sambutan itu. "Krek!....krek!" kedua tangan jago Khong tong itu patah
karena pukulan Eng Jiauw Kim na ohioe. Sekali lagi
terdengar "krek-krek" dan tulang kedua betisnya pun turut
patah. Ia jatuh ambruk tanpa bisa bergerak lagi.
Semua orang mengawasi dengan mata membelak.
Mereka tak pernah menduga, bahwa sesudah terluka berat,
In Thian Ceng masih bisa berbuat begitu.
Dengan robohnya tetua mereka yg ketiga, orang2 Khong
tong tentu saja merasa malu. Karena Khong Tong Boen
Liang menggeletak didekat Peh bie Eng ong, tiada seorang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pun yg berani maju menolong. Sesudah berselang beberapa
saat dari barisan Khong tong barulah keluar seorang tua
bongkok yg bertubuh tinggi besar. Sambil menendang
sebutir batu kearah In Thian Ceng ia membentak, "Peh Bie
Lonh Jie! Biarlah aku si orang she Cong membereskan
perhitungan lama denganmu.
Orang itu she Cong bernama Wie Hiap tetua kedua dari
Khong tong Ngoloo. Dengan menyebutkan "perhitungan
lama" dapatlah diketahui bahwa dahulu ia sudah pernah
dirobohkan oleh In Thian Ceng.
"Tak!" batu yg di tendang Cong Wie Hiap mampir tepat
didagu In Thian Ceng yg lantas saja mengucur darah.
Semua orang terkejut, terhitung Cong Wie Hiap sendiri, yg
sama sekali tidak menduga, bahwa batu itu bisa melukakan
musuhnya. Sekarang ia tahu, bahwa In Thian Ceng tidak
berdaya lagi, dan satu pukulan saja sudah cukup untuk
membinasakannya. Ia maju seraya mengangkat tangannya.
Tiba2 dari barisan Boe tong pay melompat keluar
seorang yg menghadang dihadapannya. Orang itu yg
berparas angker dan mengenakan jubah panjang yg terbuat
dari kain kasar, bukan lain daripada Boe tong Jie hiap Jie
Lian Cioe. Sambil menjura Jie hiap berkata, "Cong Heng In
Kauwcoe terluka berat, sehingga biarpun kau menang,
kemenangan itu bukan kemenangan gemilang. Dengan
partai kami, In Kauw Coe ia mempunyai perhitungan2 yg
belum dibereskan. Maka itu, siauwtee harap Cong heng
suka menyerahkannya kepada siauwtee."
Cong Wie Hiap mengeluarkan suara di hidung. "Terluka
berat?" ia menegas. "Huh-huh! Dia berlagak mampus.
Kalau tadi dia tidak berpura pura, Tong Sam Tee tentu
tidak sampai celaka. Jie Jie Hiap, kau mengatakan partaimu
memiliki perhitungan dengan dia. Akupun mempunyai
perhitungan dengan dia. Aku akan menyerahkan dia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepadamu, sesudah menghajarnya tiga kali..."
Jie Lian Cioe yg ingin menolong In Thiang Ceng, lantas
saja berkata. "Cit siang koen dari Cong Heng tersohor
dalam Rimba Persilatan. Dalam keadaan begini, mana bisa
In Kauw Coe menerima tiga pukulanmu?"
Paras muka jago Khong tong itu lantas saja berubah.
"Kalau begitu, begini saja, katanya dengan suara
mendongkol." Dia telah mematahkan kaki tangan Tong
Sam Tee. "Aku akan mematahkan jg kaki tangannya. Ini
yang dinamakan pembayaran tunai."
Jie Lian Cioe kelihatan bersangsi.
"Jie Jie hiap!" bentuk Cong Wie Hiap. "Sebelum
berangkat ke See heek, enam partai telah membuat
perserikatan dengan sumpah yg berat. Mengapa kau
sekarang ingin melindungi situa bangka dari Mo Kauw itu?"
Jie hiap menghela napas. "Baiklah, sekarang kau boleh
berbuat sesukamu," katanya.
"Sesudah kembali di Tionggoan, aku akan minta pengajaran dari Cit Siang Koen
mu." Cong Wie Hiap kaget. Ia tak mengerti mengapa Jie Lian
Cioe coba menolong In Thian Ceng. Ia merasa jeri terhadap
Boe tong pay, tapi dihadapan banyak orang, ia tak mau
memperlihatkan kelemahannya. Seraya tertawa dingin, dia
berkata. "Didalam dunia, orang tidak boleh melampui
kepantasan. Biarpun Boe tong pay lebih kuat daripada
sekarang, ia tidak boleh berbuat sewenang wenang."
Perkataan itu sangat kejam, secara langsung menyeret
nama partai dan secara tidak langsung menyentuh sama
Thio Sam Hong sendiri. Song Wan Kiauw mendongkol.
"Jie tee!" seruanya. "Biarkan dia berbuat sesukanya!"
"Baiklah," jawab si adik. "Sungguh seorang gagah sejati!
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sungguh seorang gagah sejati!"
Perkataan itu seperti juga mau memuji In Thian Ceng
dan mengejek Cong Wie Hiap. Tetapi karena tidak mau
bermusuhan dengan Boe Tong Pay, tetua Khong tong itu
berlagak tidak mengerti. Begitu lekas Jie Lian Cioe mundur,
ia segera maju mendekati korbannya.
Sementara itu, Kong tie Taysoe mengeluarkan perintah
dengan suara yang sangan lantang. "Aku minta Hwa san
pay dan Khong tong pay membinasakan sisa kawanan Mo
kauw yg berada dilapangan ini. Boe tong pay menggeledah
disebelah barat dan Go Bie Pay menggeledah disebelah
disebelah timur. Seorangpun tidak boleh terlolos. Koen
Loen Pay menyediakan bahan2 api untuk membakar serang
Mo-Kauw." Sesudah membagi tugas kepada lima partai, ia
merangkap kedua tangannya, seraya berkata, "Aku minta
murid2 Siauw Lim Sie menyediakan alat2 sembahyang dan
membaca kitab suci, supaya para enghiong dari enam partai
dan para pengikut Mo Kauw yang sudah meninggal dunia,
bisa mendapat temapt yang lapang dialam baqa dan supaya
hutang piutang ini bisa berakhir sampai disini.
Selagi Kong tie mengeluarkan perintah, Cong Wie Hiap
menghentikan tindakannya dan turut mendengari. Sesaat
kemudian, ia maju lagi. Semua orang menahan napas.
Begitu lekas pukulan dikirim, In Thian Ceng akan binasa
dan usaha membasmi Mo Kauw turut selesai.
Pada detik menghadapi kemusnahan, kecuali yang
terluka berat dan tidak bisa bergerak lagi, semua anggauta
Beng kauw segera bersila dilantai dengan kedua tangan yg
sepuluh jarinya terpentang itu merupakan simbol dari api yg
berkobar2. Sambil memeramkan mata, mereka mengikuti
yo Siauw mendia menurut cara Beng Kauw
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Membakar ragaku, Api nan suci, Hidup, apa senangnya, Mati, apa susahnya" Untuk kebaikan menyingkirkan kejahatan,
Guna kegemilangan Beng Kauw,
Kesenangan dan kedukaan, Semua berpulang kedalam tanah,
Kasihan manusia dalam dunia,
Banyak yang menderita! Kasihan manusia dalam dunia,
Banyak yang menderita!"
Dalam mengucapkan doa itu, dari Yo Siauw yg
berkedudukan paling tinggi sampai pada pegawai dapur yg
berkedudukan paling rendah sedikitpun tidak mengujuk
rasa takut, suara mereka lantang dan sikap merekapun
angker. Jie Lian Cioe mendengari dengan hati berduka. Ia
merasa bahwa mereka yg bisa bersikap tabah dalam
menghadapi kebinasaan dan bahkan masih bisa berkasihan
terhadap manusia yg hidup menderita, adalah orang2 gagah
yang mulia. "Pendiri Beng Kauw seorang mulia, hanya sayang
pengikut2 nya yang belakangan menyeleweng dari jalan
yang benar!" katanya didalam hati.
Sementara Boe Kie yg semula merasa keder sebab
menghadapi begitu banyak orang, sekarang menjadi nekad.
Ia nekad karena Cong Wie Hiap sudah mendekati kakeknya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan Kong tie sudah mengeluarkan perintah untuk
membunuh sisa anggota Beng Kauw. Dengan sekali
melompat ia sudah menghadang di depang Cong Wie Hiap.
"Tahan!" bentaknya. "Kau ingin membunuh seorang yg
sudah terluka berat apa kau tidak takut ditertawai?" Ia
membentak dengan bernafsu, sehinga suara menggeledek
dan menggetarkan seluruh lapangan. Semua orang yang
sudah bergerak untuk menjalankan perintah Kong Tie,
serentak menghentikan serangannya dan mengawasi
pemuda itu. Melihat, bahwa yang mencegatnya tak lebih daripada
seorang pemuda yg berpakaian compang camping, Cong
Wie Hiap bersenyum tawar dan segera mendorong Boe Kie,
yg lantas mengengos seraya menyampok dengan tangannya. "Plak!" Cong Wie Hiap terhuyung tiga tindak. Secepat kilat ia
mengerahkan tenaga kedua kakinya supya bisa berdiri tetap.
Tapi diluar dugaan, gelombang tenaga Boe Kie terus
mendorongnya sehingga tubuhnya terjengkang. Sebagai
seorang ahli silat, dalam bahaya, buru2 ia menotol tanah
dnegan kaki kanannya dan badannya lantas saja melesak
kebelakang setombak lebih. Tapi, waktu kedua kakinya
hinggak ditanah, gelombang tenaga itu masih belum
mereda, sehingga ia kembali terhuyung tujuh delapan
tindak! Itulah kejadian yg betul2 diluar dugaan. Semua orang
tidak mengerti sebab musababnya. Mereka mengira Cong
Wie Hiap sengaja main gila atau berguyon. Cong Wie Hiap
sendiri tak pernah mimpi, pemuda itu bertenaga sedemikian
besar. Sesudah mengumpukan semangatnya, Cong Wie Hiap
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengawasi Jie Lian Cioe dengan mata melotot. "Lelaki
harus berterang!" teriaknya. "Tak boleh menyerang orang
denga panah gelap!" Ia menaksir, bahwa tadi Jie Lian Cioe
memberi bantuan secara menggelap atau mungkin sekali
bantuan itu diberikan oleh kelima pendeta Boe tong dengan
serentak. Sebab tak bisa jadi seorang manusia mempunyai
tenaga yang begitu besar.
Jie Lian Cioe bingung, tapi karena tak merasa bersalah,
ia tak mempedulikan dan hanya balas melotot, "Gila betul!"
katanya dalam hati. Sementara Cong Wie Hiap sudah maju mendekati Boe
Kie dan membentak seraya menuding, "Bocah siapa kau!"
"Aku Can A Goe," jawabnya seraya mengangsurkan
tangan dan menempelkannya di leng tay hiat di punggung
In Thian Ceng. Gelombang tenaga yang berhawa panas
lantas saja menerobos masuk kedalam tubuh si kakek. Jago
tua itu membuka kedua matanya yg mengawasi Boe Kie yg
membalas dengan senyuman sambil menambah tenaganya.
In Thian Ceng heran tak kepalang. Tenaga itu sangat
menakjubkan. Sebelum Cong Wie Hiap tiba dihadapkannya, dada dan tantiannya yang menyesak sudah
lega kembali. Terima kasih sahabat kecil bisiknya.
Dengan gagah ia melompat bangun dan berkata dengan
suara lantang. "Orang she Cong! Apa jempolnya Cit Siang
Koen dari Khong tong pay" Mati! Aku bersedia untuk
menerima tiga serangmu."
Ceng Wie Hiap bangun. Ia tak nyana lawannya bisa
segera berangkat dengan semangat penuh. Bagaimana bisa
jadi begitu" Hatinya lantas saja merasa jeri, terutama
terhadap Eng Jiauw Kim Na Chioe yg sangat lihai
"Memang Cit siang koen tak dapat dikatakan jempol!:"
katanya. "Baik." Kau terimalah tiga tinjuku. I dalam hati ia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengambil keputusan untuk mengadu Lweekang, supaya
pertandingan yg lama, tenaganya yg masih segar akan dapat
mengalahkan lawan yg sudah payah.
Mendenger disebutkannya Cit "siangkoen", didepan
mata Boe Kie segera tebayang kejadian pada malam itu di
pulau Peng hweeto, dimana ayah angkatnya telah
menceritakan peristiwa kebinasaan Kong Kian Tayeoe
akibat pukulan Cit Siangkoen. Belakangan ia sendiri
disuruh menghafal teori Cit Siangkoen dan pernah digaplok


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beberapa kali oleh ayah angkat itu sebab tidak bisa
menghafal lancar. Ia ingat pula teori ilmu pukulan tersebut
dan... ia sekarang mengerti artinya teori itu. Ia heran tak
kepalang. Mengapa ia jadi begitu cerdas!
Ia tak tahu, bahwa sebab musababnya terletak pada
kenyataan, bahwa ia sudah mahir dalam Kioe yang dan
Kim koen Tay lo ie Sing kang Kioe yang meliputi segala
rupa lweekang yg terdapat diseluruh Rimba Persilatan,
sedang Kiam koen tay lo ie yalah ilmu untuk mengerahkan
tenaga dalam dan menggunakannya. Dengan demikian,
sesudah dapat memahami kedua Sing kang yg tertinggi itu,
lain2 ilmu silat sudah tak jadi soal baginya.
"Jangankan tiga, tiga puluh tinjupun akan kuterima,"
kata In Thian Ceng. Ia berpaling pda Kong tie dan berkata
dengan suara lantang, "Kong Tie Taysoe, sebelum mati,
aku belum menyerah kalah! Apakah kau mau berbuat
sewenang wenag dengan mengunakan jumlah yang besar.
Ternyata pada waktu tiba di Kong Beng Teng melihat Yo
Siauw dan beberapa tokoh lain sudah terluka, dengan
menggunakan kata2 tajam In Thian Ceng berhasil
mencegah pengeroyokan kepada pihaknya. Sesuai dengan
kebiasaan dalam Rimba Persilatan, Kung tie Taysoe telah
menyetujui untuk mengadu kekuatan dengan satu melawan
satu. Tapi pada akhirnya jago2 Peh Bie Kauw dan Ngo
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
heng Kie roboh semua, kalau tidak mati terluka hebat, dan
yg ketinggalan hanyalah si kakek sendiri. Tapi sebegitu
lama In Thian Ceng masih belum menyerah, Kong tie
memang tidak boleh memerintahkan pembasmian.
Boe Kie tahu, bahwa biarpun keadaannya sudah banyak
mendingan, kakeknya tidak boleh menggunakan terlalu
banyak tenaga. Kegagahan orang tua itu terhadap Cong
Wie hiap telah didorong oleh tekad untuk berkelahi sampai
binasa. Maka itu, ia segera berbisik, "In locianpwee, biarlah
aku yg maju lebih dahulu. Jika aku kalah, barulah
locianpwee maju." Si kakek yakin, bahwa lweekang pemuda itu, tinggi luar
biasa dan dalam keadaan segar, ia tidak akan bisa
menandinginya. Akan tetapi merasa bahwa ia berkewajiban
untuk membela Beng kau dengan jiwanya, sedang pemuda
itu yang mungkin tak punya sangkut paut dengan Beng
Kauw tidak pantas untuk berkorban. Ia tahu bahwa biarpun
lihai Boe Kie tak akan bisa melayani lawan yg berjumlah
begitu besar. Mana bisa ia membiarkan seorang pemuda yg
begitu mulia membuang jiwa secara cuma2 diatas Keng
beng Teng" Memikir begitu, ia lantas saja bertanya,
"Sahabat kecil, bolehkah ku tahu partai atau rumah
perguruanmu" Kau kelihatannya bukan anggota agama
kami. Benarkah begitu?"
"Boanpwee memang bukan anggota Beng Kauw,"
jawabnya. "Tapi sudah lama boanpwee mengagumi
loocianpwee dan hai ini kita berdua akan melawan musuh
bersama sama." In Thian Ceng heran tak kepalang, tapi sebelum ia
keburu menanya lagi, Cong Wie Hiap sudah maju sambil
berteriak, "Orang she In, sambutlah tinju pertama!"
"Tahan!" bentak Boe Kie, "In Loocianpwee mengatakan,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa kedudukanmu belum cukup tinggi untuk bertanding
dengannya. Kalau kau bisa menangkan aku, barulah ia
akan melayani kau." "Siapa kau!" bentak Cong Wie Hiap dengan gusar.
"Bocah, kau sungguh tak menggenal mampus! Apa kau
mau berkenalan dengan kelihaian Cit Siang Koe dari
Khong tong pay?" Tiba2 serupa pikiran berkelebat dalam otaknya Boe Kie.
"Untuk mendamaikan kedua belah pihak, jalan satu2 nya
ialah membuka rahasia kebusukan Goan Tin," pikirnya.
"Kalau menggunakan kekerasan, mana dapat aku melawan
jago2 dari enam parti. Apa pula para pamanku juga berada
disini. Mana bisa aku berhadapan dengan mereka sebagai
musuh?" Sesudah memikir sejenak, ia segera berkata dengan suara
nyaring. "Kelihaian Cit Siang koang dari Khong tong pay
sudah diketahui olehku lama sekali. Bukankah pendeta suci
Siauw Lim Pay, Kong Kian Tay soe, juga binasa karena
pukulan itu?" Pernyataan itu menggemparkan barisan Siauw Lim Pay.
Sepanjang pengetahuan mereka, Kong Kian Tay soe binasa
dalam tangan Cia Soen. Turut sertanya Siauw Lim Pay
dalam gerakan membasmi Beng Kauw juga bertujuan untuk
membalas sakit hati ini. Tapi dalam pemeriksaan jenazah
Kong Kian yg bebas dari tanda2 luka, urat2nya terputus
dan tulang2nya patah, seperti dipukul Cit siang koen dari
Khong tong pay. Waktu itu, selama beberapa hari Kong Beon, Kong Tie
dan Kong Seng mengadakan perdamaian rahasia. Mereka
menganggap bahwa Khong tong pay tidak mempunyai jago
yang berkepandaian begitu tinggi, sehingga dapat membinasakan Kong kian yang sudah berhasil dalam
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
latihan Kim Kong Poet hoay tei Sin Kang. Maka itu
biarpun tanda2 sangat mencurigakan mereka merasa bahwa
pendeta suci itu bukan dibinasakan oleh orang Khong tong
pay. Belakangan dengan membawa murid2nya Kong Seng
membuat penyelidikan. Dari penyelidikan itu, mereka
mendapat kepastian, bahwa waktu Kong kian meninggla
dunia di Lok Yang, Khong tong Ngo Loo berada di dearah
barat daya, sehingga pembunuh itu sudah tentu bukan
dilakukan oleh kelima tetua tersebut. Sebab dalam Khong
tong pay, hanya Ngo Loo yang sekiranya bisa melukakan
Kong Kian, maka kecurigaan Siam Lim pay lantas saja
hilang. Disamping itu, pada tembok rumah pengindapan di Lok
Yang jg terdapat tulisan yg berbunyi "membinasakan Kong
Kian Taysoe dan bawah tembok ini." Belakangan Siauw lim
pay tahu, bahwa orang yg menggunakan nama Seng Koen
adalah Cia Soen. Sesudah lewat banyak tahun, tiba2 Boe Kie menyebutkan lagi kejadian itu, sehingga dapatlah dimengerti jika orang2 Siauw Lim Pay menjadi kaget.
"Kong kian Taysoe telah dibunuh oleh bangsat Cia Soen
dan kenyataan ini diketahui diseluruh kalangan kang ouw,"
kata Cong Wie Hiap dengan gusar. "Dengan Khong tong
pay, kejadian itu tiada sangkut pautnya."
"Apakah kau menyaksikan dengan mata sendiri pada
waktu Cia Cianpwee membinasakan Kong kian Seng
ceng?" tanya Boe Kie. "Apakah kau berada ditempat itu?"
Mendengar pertanyaan itu, Cong Wie lantas saja
menduga, bahwa Boe Kie disuruh Boe Tong pay untuk
merenggangkan perhubungan antar Khong tong dan Siauw
lim pay. Karena itu, ia lantas saja berhati2.
"Waktu Kong tian Seng Ceng meninggal dunia, Lok
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang Khong thong Ngo Loo berada di Inlam, sebagai tamu
Lioe Tayhiap dari Tiam Cong pay," jawabnya dengan
sungguh2. "Cara bagaimana bisa berada di tempat
pembunuhan?" "Maka itu," teriak Boe Kie, "Kalau benar waktu itu kau
berada di In lam, cara bagaimana kau bisa mengatakan
dengan pasti, bahwa Kong kian Seng Ceng dibunuh Cia
Cianpwee" Adalah sebuat kenyataan yg tidak bisa dibantah
lagi, bahwa Kong kian Taysu binasa karena pukulan Cit
siang koen. Cia Cianpwee bukan orang Khong tong pay.
Mana boleh kau menuduh orang secara serampangan?"
Cong Wie Hiap merasa dadanya seolah olah mau
meledak. "Tutup mulut!" bentaknya. "Sesudah membunuh
Kong Kian taysoe, diatas tembok binatang Cia Soen
menulis huruf2 seperti berikut. 'Seng Koen membinasakan
Kong kian Taysoe' dibawah tembok ini huruf2 itu ditulis
dengan darah. Sesudah diketahui umum, bahwa dengan
menggunakan nama gurunya, Cia Soen sudah melakukan
pembunuhan diberbagai tempat."
Boe Kie terkejut karena ia tak tahu bahwa sesudah
membunuh Kong kian, ayah angkatnya menulis kata2 itu
ditembok. Tapi ia lantas saja mendongak dan tertawa
terbahak bahak, "perkataan itu bisa ditulis oleh siapapun
jua," katanya. "Siapa yg lihat bahwa huruf2 itu ditulis oleh Cia
Cianpwee" Akupun bisa mengatakan bahwa huruf2 itu
ditulis oleh orang Khong tong pay. Tapi belajar Cit siang
koan tidak semudah menulis." Ia menengok ke arah Kong
tie and berkata pula," Kong tie taysoe bukankah soohengmu
binasa karena pukulan Cit siang koen" Apakah tidak benar
jika aku mengatakan, bahwa Cit Siang koen serupa ilmu
yang tidak pernah diturunkan oleh orang partai Kong tong
pay?" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelum Kong tie menjawab seorang pendeta yg
bertubuh besar tinggi dan mengenakan jubah warna merah
tiba2 melompat keluar dari barisan Siauw Lim Pay. Seraya
mengetrok sianthungnya (tongkat pertapaan) yg bersinar
keemas2an dibumi, ia membentak, "Bocah suruhan siapa
kau" Apakah manusia serendah kau mau coba mengadu
lidah dengan guruku?"
Boe Kie mengawasi dan segera mengenali, bahwa
pendeta itu adalah salah seorang dari delapan belas loo han
yg bernama Goan Im. Dahulu, pada waktu Siauw Lim pay
turut datang di Boe Tong untuk mendesak orang tuanya,
pendeta itulah yg sudah memberi kesaksian, bahwa
beberapa murid Siauw lim sie telah dibinasakan oleh
mendiang ayahnya. Waktu itu, dalam kedukaan yg sangat
besar, ia memperhatikan muka setiap orang dan
menyimpan didlm otaknya. Sekarang begitu melihat Goan
Im darahnya bergolak golak, paras mukanya merah padam
dan badannya gemetaran. Sekuat tenaga ia menindih
kegusarannya yg sudah mendekat kekalapan. "Boe Kie! Boe
Kie!" serunya didalam hati. "Tugasmu di hari ini adalah
mendamaikan permusuhan diantara enam partai dan Beng
Kauw. Kau tak boleh merusak segala apa karena
kepentingan pribadi. Sakit hati terhadap Siauw Lim pay
dapat dibereskan dihari kemudian."
Karena pertanyaannya tidak segera dijawab, Goan Im
membentak pula. "Bocah! Jika kau kaki tangan Mo Kauw,
panjangkan lehermu untuk menerima kebinasaan! Tapi
kalau kau tiada sangkut pautnya dengan agama siluman itu,
menyingkirlah dari gunung ini secepat mungkin. Sebagai
orang pertapaan, kami takkan mencelakai kau." Ia berkata
begitu sebab melihat Boe Kie tak mengenakan seragam
Beng Kauw dan jg krena pemuda itu bergemetaran
badannya yg di tafsirkan olehnya sebagai rasa ketakutan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah kau Goan Im Taysoe?" tanya Boe Kie.
"Dalam partaimu terdapat seorang yg dikenal sebagai Goan
Tin Taysoe. Cobalah minta keluar. Aku ingin ajukan
beberapa pertanyaan."
"Goan tin Soeheng tidak turut datang kesini" jawabnya.
"Jika kau ingin bicara lekaslah. Kami tak punya banyak
waktu untuk mendengari segala obrolanmu. Siapakah
gurumu?" Ia menanya begitu karena turut menyaksikan
terhuyungnya Cong Wie Hiap karena sampokan Boe Kie.
Ia tahu, bahwa guru pemuda itu bukan sembarangan orang.
Kalau bukan memikir begitu, ia tentu tak sudi rewel2 pada
saat berhasilnya usaha keenam partai.
"Aku bukan mengikut Beng kauw dan jg bukan murid
dari sesuatu partai di daerah Tionggoan," kata Boe Kie.
"Akan tetapi, aku mempunyai sangkut paut dengan Beng
Kauw, Boe Tong, Siauw Lim, Go Bie, Koen Loen dan Hwa
san pay. Untuk bicara terus terang, gerakan enam partai
untuk membalas Beng Kauw adalah karena perbuatan
seorang jahat. Didalam itu terselip suatu salah mengerti
yang sangat hebat. Biarpun masih berusia muda, aku tahu
seluk beluk persoalannya. Maka itu, dengan memberanikan
hati aku minta kedua belah pihak menghentikan
pertempuran, menyelidiki soal ini sampai kedasar2nya,
supaya siapa yang salah, siapa yg benar menjadi terang dan
kemudian membereskan permusuhan ini seadil2nya."
Pernyataan Boe Kie itu disambut dengan gelak tertahan,
ejekan dan jengekan. "Ha,ha,ha... He, he,he,he....
Hi,hi,hi....." mereka tertawa terbahak2, dan ejekan2
berkumandang diseluruh lapangan.
"Bocah itu tentunya sudah gila!"
"Otaknya miring! Dia rupanya mengganggap dirinya
seperti Thio Cinjin dari Boe Tong pay atau Kong Beon Seng
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ceng dari Siauw Lim Pay!"
"Dia mimpi memperoleh To Ling To dan menjadi yg
termulia dalam Rimba Persilatan!"
"Ha ha ha! Dia anggap kita seperti anak kecil. Aduh!
Aku tertawa sampai perutku sakit."
"Ho ho ho.... Hi hi hi....!"


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dalam Go Bie Pay hanya seorang, yaitu Cioe Cie Jiak,
yg tidak membuka mulut. Dengan rasa duka, ia
mengerutkan alis. Semenjak bertemu dengan Boe Kie
digurun pasir, ia merasa rapat hati dengan pemuda itu.
Mendengar ejek2an, ia turut merasa malu. Tapi waktu ia
melirik, pemuda itu berdiri tegak sambil mengangkat
kepala. Sikapnya angker dan tenang.
Tiba2 Boe Kie berkata dengan suara nyaring. "Asal saja
Goan Tin Taysoe dari Siauw Lim pay mau munculkan diri
dan bicara beberapa patah kata denganku segala tipu
jahatnya, segera akan bisa diketahui oleh kalian." Ia berkata
sepatah demi sepatah dan meskipun suara tertawa dan
ejekan masih belum mereda, setiap perkatannya dpt
didengar jelas sekali oleh setiap orang yang dilapangan yg
luas itu. Semua orang terkejut dan suara ramai lantas saja
mereda. Mereka tak nyana bahwa pemuda itu mempunyai
Lweekang yang begitu tinggi.
"Bocah, kau sungguh licin!" bentak Goan Im. "Kau tahu,
bahwa Goan tin Soeheng tidak berada disini dan kau
sengaja menyeretnya. Mengapa kau tidak mengambil Thio
Coei San dari Boetong untuk dijadiakan kesakitan?"
Ejekan menusuk itu disambut dengan segalak tertawa
oleh orang banyak, sedang murid2 Boe tong serentak saja
berubah paras mukanya. "Goan Im, hati2 bila bicara!" bentak Kong tie.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengapa Goan Im mengejek Thio Coei San" Karena ia
merasa sakit hati terhadap Thio Ngo hiap. Ia menganggap
Thio Ngo hiap yg sudah membutakan mata kanannya
dengan senjata rahasia dipinggir telaga, padahal perbuatan
itu dilakukan oleh In So So.
Mendengar cacian terhadap mendiang ayahnya, tak
kepalang gusarnya Boe Kie.
"Apa kau dapat menodai nama baiknya Thio Ngo
Hiap?" bentaknya. "Kau... kau..."
Goan Im tertawa dingin. "Thio Coei San cari penyakit
sendiri dan dibikin mabuk oleh perempuan siluman,"
katanya. "Dia mendapat pembalasan setimpal karena paras
cantik..." Itulah melampai batas! Sekuat tenaga Boe Kie menindih amarahnya. Berulang
kali ia berkata didalam hati.
"Boe Kie! Boe Kie! Ingatlah tugasmu yg suci!" Tapi ia
gagal (matanya berkunang kunang dan ia kalap)
Dengan sekali melompat, tangan kirinya sudah mencengkram pinggang si pendeta yg lalu diangkat keatas,
sedang tangan kanannya merampas sian thung! Menghadapi Boe Kie, Goan Im seolah olah anak itik
menghadapi elang - sedikitpun ia tak bisa melawan.
Hampir berbareng, dua pendeta melompat dari barisan
Siauw Lim Pay dan menyabet Boe Kie dari kiri kanan
dengan sin thung mereka. Itulah cara terbaik untuk
menolong orang, serupa siasat yg dikenal sebagai,
"Menyerang Goei untuk menolong Toi". Dengan siasat itu,
musuh yang diserang harus menolong diri dan sebab musuh
harus menolong diri, maka kawan yg menghadapi bencana
dengan sendirinya dapat ditolong. Kedua pendeta itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
adalah Goan tin dan Goan hiap.
Tapi Boe Kie lihai luar biasa. Begitu merasai kesiuran
angin, dengan tangan kiri ia menenteng Goan Im dan
tangan kanan mencekal sin thung, ia melompat tinggi dan
menotol sin thung Goan tin dan Goan hiap dengan kedua
ujung kakinya. Sungguh dahsyat totolan itu! Goan Tin dan
Goan Hiap serentak jatuh terjengkal! Untung juga
tongkatnya tak menghantam kepala sendiri.
Semua org mengeluarkan teriakan tertahan!
Dilain saat, bagaikan daun kering yg melayang, Boe Kie
hinggap di muka bumi. "Tee in ciong dari Boe tong pay!" seru beberapa orang
(Tee in cion - Lompatan Tenaga Awan)
Memang benar lompatan Boe Kie adalah Tee In Ciong
yg tersohor dalam Rimba Persilatan. Diwaktu kecil Boe Kie
mengikuti ayah, Thay soehoe dan para pamannya.
Sehingga biarpun belum pernah belajar ilmu silat Boe
tong secara resmi, ia sudah banyak mendengar dan melihat.
Sesudah memiliki Kian koen tay lo ie sin kang, dengan
mudah ia mengolah segala rupa ilmu silat. Tadi, secara
mendadak ia ingat lompatan Tee in ciong dan waktu
menjajalnya, ia berhasil secara wajar.
Pendekar2 Boe Tong, spt Jie Liao Cioe, Boh Seng Kok
dan yang lain2, tentu saja mahir dalam ilmu ringan badan
itu. Mereka bisa melayang2 ditengah udara, bagaikan
burung. Tapi melakukan lompatan Tee in ciong sambil
menenteng seorang dewasa yg bertubuh besar berat, adalah
diluar kemampuan mereka. Sementara itu, sambil menahan napas orang2 Siauw Lim
Pay mengawasi Goan Im yg berada dalam tangan Boe Kie.
Dengan sekali mengemplang, pemuda itu bisa http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghancurkan kepala si pendeta. Mereka tidak akan
keburu menolong sebab Goan Im berada dalam jarak tujuh
delapan tombak. Jalan satu2nya yalah menimpuk dengan
senjata rahasia. Tetapi jalan itupun tak mungkin digunakan,
sebab Boe Kie bisa menggunakan tubuh Goan Im sebagai
tameng, sehingga senjata rahasia akan berbalik mencelakai
pendeta itu sendiri. Demikianlah, meskipun didalam
barisan Siauw Lim terdapat Kong tie dan Kong Seng yg
berkepandaian tinggi, mereka tidak berdaya.
Dengan mata menyala dan menggertak gigi Boe Kie
menggangkat Sian Thung. Hati semua murid Siauw Lim
mencelos, beberapa diantaranya meramkan mata krena tak
tega menyaksikan kebinasaan Goan Im.
Diluar dugaan, tongkat yg sudah terangkat berhenti
ditengah udara. Untuk beberapa saat, Boe Kie mengawasi
korbannya dengan paras muka yg sukar dilukiskan.
Perlahan lahan kegusarannya mereda dan perlahan lahan
pula ia melepaskan Goan Im dari cekalannya.
Ternyata, pada detik yg sangat genting tiba2 pemuda itu
dapat menguasai dirinya. "Begitu lekas aku bunuh salah
seorang dari rombongan enam partai itu, aku bermusuhan
dengan mereka semua dan aku tak dapa memainkan
peranan sebagai pendamai lagi." Pikirnya. "Jika aku gagal,
permusuhan hebat ini tidak akan bisa dibereskan lagi."
"Dengan demikian, aku justru terjerumus ke dalam
jebakan yang dipasang oleh binatang Seng Koen. Sudahlah!
Aku harus menelan semua hinaan. Hanya dengan begitu
barulah aku bisa membalas sakit hati kedua orang tuaku
dan Gie-hoe." Sesudah melepaskan Goan im, ia berkata dengan suara
perlahan, "Matamu bukan dibutakan oleh Thio Ngo Hiap.
Janganlah mendendam begitu hebat. Apalagi sesudah Thio
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ngo Hiap bunuh diri, semua sakit hati sebenarnya sudah
harus habis. Taysoe adalah seorang pertapa yang tentu
tahu, bahwa dunia ini penuh dengan kekosongan. Perlu apa
Taysoe begitu sakit hati?"
Sesudah lolos dari lubang jarum, Goan im berdiri
terpaku dan mengawasi Boe Kie dengan mata membelalak
tanpa bisa mengeluarkan sepatah katapun. Melihat pemuda
itu mengangsurkan sian-thungnya seperti orang linglung ia
menyambut dan sesaat kemudian ia mengundurkan diri
dengan menundukkan kepala.
Melihat hebatnya Boe Kie, Cong Wie Hiap kaget
bercampur heran. Tapi sebab ia sudah turun ke dalam
gelanggang tak dapat ia memperlihatkan kelemahannya.
"Orang she Can!" teriaknya. "Siapa sebenarnya yang sudah
menyuruh kau berbuat begini?"
"Aku bukan suruhan orang," jawabnya. "Aku bertindak
demi keadilan dengan harapan agar enam partai dan Beng
Kauw bisa berdamai."
Cong Wie Hiap mengeluarkan suara di hidung, "Tak
mungkin aku berdamai dengan Beng Kauw," katanya
dengan kaku. "Bangsat tua she In itu hutang tiga pukulan
Cit siang koen. Sesudah aku menghajar dia, kita boleh
bicara lagi." Seraya berkata begitu ia menggulung tangan
bajunya. "Cong Cianpwee tak henti-hentinya menyebut Cit siang
koen," kata Boe Kie. "Tapi menurut penglihatan boanpwee,
latihan Cianpwee dalam ilmu itu masih jauh dari cukup.
Dalam tubuh manusia terdapat Ngo heng. Jantung berarti
"Api", paru-paru berarti "Emas", ginjal berarti "Air", nyali
berarti "Tanah" dan hati berarti "Kayuz". Disamping itu
terdapat dua macam Khie (hawa), yaitu Im dan Yang
(negative dan positif) sehingga semuanya berjumlah tujuh
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
unsur. Begitu seseorang terburu-buru melatih diri dalam
ilmu Cit siang koen maka ketujuh unsur itu akan terluka
semua. Makin tinggi latihannya makin hebat luka di dalam
badannya. Sebelum ilmu itu dapat melukai musuh, ilmu
tersebut lebih dulu melukai diri sendiri. Untung juga latihan
Cianpwee masih belum tinggi sehingga luka Cianpwee
masih dapat diobati." (Cit siang koen berarti ilmu pukulan
tujuh luka) Cong Wie Hiap terkejut. Keterangan pemuda itu sesuai
dengan apa yang tertulis di dalam kitab Cit siang koen! Di
dalam kitab itu diperingatkan keras bahwa seseorang yang
mau melatih Cit siang koen harus mempunyai Lweekang
yang sangat tinggi harus mencapai di mana Khie (hawa)
yang dikerahkan bisa menerobos masuk ke dalam semua
jalan darah yang terdapat di dalam tubuh manusia. Siapa
yang belum mencapai tingkat setinggi itu dilarang
mempelajarinya. Tapi Cong Wie Hiap tak menggubris.
Begitu ia merasa tenaga dalamnya sudah cukup kuat, ia
segera melakukan latihan Cit siang koen. Latihan itu benar
saja banyak menambah tenaganya, karena belum merasakan bahaya, ia lupa daratan. Sekarang mendadak ia
mendengar perkataan Boe Kie dan lantas saja ia jadi kaget.
"Mengapa kau tahu?" tanyanya tanpa sadar.
Sebaliknya dari menjawab pertanyaan itu, Boe Kie
berkata, "Cong Cianpwee, bukankah kau sering merasa
sakit pada In boen hiat di pundakmu" In boen hiat
berhubungan dengan paru-paru. Itu berarti paru-paru
Cianpwee sudah terluka. Bukankah Ceng leng hiat
Cianpwee di lengan terasa gatal-gatal" Ceng leng hiat
berhubungan langsung dengan jantung dan itu berarti
bahwa jantung Cianpwee telah terluka. Setiap hawa lembab
dan turun hujan, betis Cianpwee di bagian Ngo lie hiat
terasa lemas. Bukankah begitu" Ngo lie hiat berhubungan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan hati dan aku berani mengatakan bahwa hati
Cianpwee juga ikut terluka. Makin lama Cianpwee berlatih,
tanda-tanda itu akan makin terasa. Kalau Cianpwee berlatih
terus enam tujuh tahun lagi, maka sekujur tubuh Cianpwee
akan menjadi lumpuh."
Cong Wie Hiap mendengar keterangan itu dengan
keringat dingin turun menetes dari dahinya.
Boe Kie mengerti seluk beluk Cit siang koen sebab ia
pernah mendapat teorinya dari Cia Soen. Belakangan,
sesudah mahir dalam ilmu ketabiban, ia mengerti juga
bahaya-bahaya dari ilmu pukulan itu, hingga demikian ia
dapat menyebutkan tanda-tandanya secara tepat sekali.
Dilain pihak, selama beberapa tahun Cong Wie Hiap
pun sudah merasa bahwa ada sesuatu yang kurang beres
dalam tubuhnya. Tapi lantaran penyakit itu enteng rasanya
dan juga seperti lumrahnya manusia kebanyakan, ia takut
menghadapi tabib maka sejauh ini ia belum pernah
berusaha mengobati ketidak beresan itu. Sekarang ia takut
setengah mati dan parasnya berubah pucat. Ia mengawasi
Boe Kie dengan mata terbuka lebar dan beberapa saat
barulah ia bisa membuka mulut, "Kau bagaimana"kau
tahu?" Pemuda itu tertawa tawar. "Boanpwee mengenal ilmu
ketabiban," sahutnya. "Jika Cianpwee percaya, sesudah
urusan ini beres, boanpwee bersedia mengobati. Tapi bagi
Cianpwee Cit siang koen banyak bahayanya dan tiada
gunanya. Sebaiknya Cianpwee tidak berlatih ilmu itu lagi."
Si tua coba ngotot terus. "Cit siang koen adalah ilmu
terhebat dari Khong tong-pay sehingga bagaimana bisa kau
katakana bahwa ilmu itu banyak bahaya dan tiada
gunanya?" tanyanya. "Dahulu Ciang boen Soe cow kami,
yaitu Bok Leng Coe telah mengguncang seluruh Rimba
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Persilatan. Nama harumnya dikenal di empat penjuru dan
ia berusia sampai sembilan puluh satu tahun. Inilah bukti
bahwa Cit siang koen tidak mencelakai orang yang
mempelajarinya. Bocah! Kau jangan bicara sembarangan!"
"Kalau begitu, bisalah dipastikan bahwa Lweekang Bok
Leng Coe cianpwee sudah mencapai taraf yang cukup,"


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata Boe Kie. "Seseorang yang tenaga dalamnya cukup
tentu saja boleh berlatih ilmu tersebut. Ia bukan saja tidak
akan mendapat bahaya malah akan memperoleh keuntungan besar karena Cit siang koen dapat memperkuat
isi perut manusia. Kalau Cianpwee tidak percaya
omonganku, terserahlah. Tapi boanpwee tetap berpendapat
bahwa Lweekang Cianpwee belum cukup tinggi untuk
berlatih Cit siang koen."
Cong Wie Hiap adalah salah seorang tetua Khong tongpay dan jago ternama dalam Rimba Persilatan. Tapi
sekarang, di hadapan tokoh-tokoh berbagai partai, ia
didesak oleh seorang pemuda yang tidak dikenal. Bukan
saja terdesak, tapi ilmu terhebat partainya dikatakan sebagai
ilmu tak berguna. Dapatlah dimengerti kalau darahnya
langsung mendidih. "Bocah!" bentaknya dengan mata melotot. "Kalau kau
bilang Cit siang koen tidak berguna, cobalah jajal!"
Boe Kie kembali tertawatawar. "Cit siang koen memang
ilmu yang hebat," katanya. "Aku tidak mengatakan bahwa
ilmu itu tak berguna. Maksudku hanya bahwa jika
Lweekang seseorang belum cukup tinggi, biarpun dia
berlatih lama, latihan itu tiada gunanya."
Dengan berdiri di belakang para soecinya, Cioe Cie Jiak
mengawasi pemuda itu. Di dalam hati ia merasa geli. Paras
muka Boe Kie masih agak kekanak-kanakan tapi dengan
sikap seperti orang tua yang berpengalaman, ia memberi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nasehat pada salah seorang tetua dari Khong tong-pay dan
hal itu seolah-olah gurauan.
Murid-murid Khong tong-pay yang berusia muda merasa
gusar dan ingin sekali menghajar Boe Kie. Tapi karena
melihat Cong Wie Hiap mendengarkan setiap perkataan
pemuda itu dengan penuh perhatian, mereka tidak berani
bertindak sembrono. "Apakah kau berpendapat bahwa Lweekangku belum
cukup?" tanya Cong Wie Hiap.
"Cukup atau tak cukup, aku tak tahu," jawabnya. "Tapi
menurut penglihatanku, waktu berlatih Cit siang koen,
Cianpwee telah terluka sehingga sebaiknay latihan itu tidak
diteruskan"." "Jiako tak usah meladeni semua omong kosong!" tibatiba terdengar suara bentakan seseorang di belakangnya.
"Dia menghina Cit siang koen kita, biarlah dia rasakan
pukulanku." Hampir berbarengan, satu pukulan yang hebat
menyambar Leng tay hiat di punggung Boe Kie. Leng tay
hiat adalah salah satu "hiat" penting yang membinasakan.
Jangankan Cit siang koen, pukulan yang biasa sekalipun
bisa membinasakan jika kena tepat di bagian itu.
Dalam tekadnya untuk menaklukan keenam partai
dengan Kioe yang Sin kang, biarpun tahu sedang dibokong
orang, Boe Kie tidak memutar badan dan membalas, ia
berkata pula kepada Cong Wie Hiap, "Cong Cianpwee"."
Mendadak terdengar kerincingan rantain disusul dengan
bentakan, "Tua bangka! Jangan bokong orang!" Itulah
bentakan Siauw Ciauw yang segera meninju kepala si
pembokong. Orang itu menangkis dengan tangan kirinya
sedang tinju kanannya sudah mampir tepat di Leng tay hiat
Boe Kie. Semua orang terkesiap tapi pemuda itu sendiri
tidak bergeming. Ia mengambil sikap acuh tak acuh bahkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak mengerahkan tenaga dalam untuk menolak tenaga
pukulan itu. "Siauw Ciauw," katanya seraya tertawa. "Kau
tak usah khawatir. Pukulan Cit siang koen itu sedikitpun
tiada gunanya." Muka si nona yang putih lantas saja bersemu merah.
Dengan jengah ia berkata, "Aku lupa"aku lupa kau sudah
belajar"." Ia tidak meneruskan perkataannya dan buruburu meloncat mundur sambil menyeret rantai.
Boe Kie memutar tubuh dan melihat si pembokong
adalah seorang kakek yang batok kepalanya besar dan
tubuhnya kurus. Dia adalah tetua keempat dari Khong
tong-pay namanya Siang Keng Cie. Mukanya sudah
berubah pucat dan ia berkata dengan suara tergugu.
"Kau"memiliki Kim kong Poet-hoay tee Sin-kang"Apa
kau murid Siauw lim sie?"
Sambil tersenyum pemuda itu menjawab, "Aku bukan
murid Siauw lim sie tapi benar aku pernah belajar ilmu di
kuil Siauw lim sie."
"Buk!" Selagi ia bicara, tinju Siang Keng Cie mampir
tepat di dadanya. Sepanjang pengetahuan tetua Khong tong
itu, Kim kong Poet hoay tee hanya dapat dipertahankan
sambil menahan nafas. Boe Kie tertawa dan berkata, "Kalau seseorang sudah
melatih diri dalam Kim kong Poet hoay tee sampai pada
puncak kesempurnaan, ia tak akan bisa diserang walaupun
ia sedang bicara. Tanpa menggunakan Lweekang, tubuhnya
tidak bisa kena segala pukulan. Jika kau tidak percaya kau
boleh memukul lagi."
Bagaikan kilat Siang Keng Cie mengirimkan empat tinju
geledek. Pemuda itu menerima dengan paras muka berseriseri. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siang Keng Cie dijuluki It-koen Toan gak (satu tinju
mematahkan gunung). Meskipun julukan itu terlalu
mencolok tapi orang-orang yang berusia agak lanjut
mengetahui bahwa tetua Khong tong itu memang
mempunyai pukulan dahsyat. Bahwa Boe Kie bisa
menerima keempat pukulan itu sambil tersenyum-senyum
telah mengejutkan semua orang.
Sesudah lama Koen loen dan Khong tong-pay tak begitu
akur dan meskipun sekarang mereka bersatu untuk
membasmi Beng-kauw, tapi di dalam hati, banyak anggota
kedua partai itu masih mengambil sikap bermusuhan. Maka
itu, dari barisan Koen loen-pay segera saja terdengar
beberapa ejekan. "Lihat, sungguh tinju It-koen Toan gak!"
"Apakah yang telah dipatahkan Sie koen (empat tinju)."
Untung juga Siang Keng Cie berkulit hitam sehingga
warna merah pada mukanya tak begitu menyolok.
Dilain pihak, anggota-anggota Siauw lim-pay merasa
heran dan banyak pertanyaan muncul dalam hati mereka.
"Pemuda itu mengatakan bahwa dia sudah pernah
belajar ilmu Siauw lim sie. Siapa dia?"
"Kim kong Poet hoay tee tak pernah diturunkan kepada
orang luar. Disamping itu, Tong kian Taysoe dalam partai
kita, tiada orang lain memiliki ilmu tersebut. Pemuda itu
masih begitu muda. Mana bisa dia mempunya ilmu yang
harus dilatih selama empat puluh tahun."
"Sungguh mengherankan. Siapa dia?"
"Siapa dia"...."
Dilain saat, Cong Wie Hiap mengangkat tangannya dan
berkata dengan suara menyeramkan, "Can heng, aku
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasa sangat kagum akan Sin-kangmu. Apa boleh aku
menerima pelajaran darimu dalam tiga jurus?" Ia
menantang karena tahu bahwa tenaga Cit siang koen yang
dimilikinya lebih kuat banyak daripada Siang Keng Cie
sehingga mungkin sekali ia akan berhasil merobohkan
pemuda itu. "Jika nanti Cianpwee sudah berhasil, boanpwee pasti
akan menolak," jawabnya. "Tapi sekarang, bolehlah
boanpwee menerima pukulan Cianpwee."
Dengan gusar Cong Wie Hiap mengerahkan Cin-khie
sehingga tulang-tulangnya di dalam tubuh berkerotokan. Ia
maju selangkah dan menghantam dada Boe Kie sekuat
tenaga. Begitu tinju menyentuh dada, ia terkesiap sebab tersedot
dengan semacam tenaga dan tak mampu menarik kembali
tangannya. Dilain saat, dari tinjunya masuk semacam hawa
hangat yang terus menerobos ke dalam isi perutnya. Waktu
menarik kembali tangannya ia merasa semangatnya
terbangun dan sekujur badannya nyaman luar biasa. Ia
tertegun sejenak dan lalu mengirimkan tinju kedua ke Boe
Kie. Kali ini pemuda itu mengerahkan sedikit Lweekang
sehingga ia terhuyung beberapa langkah.
Melihat paras muka kawannya yang sebentar pucat dan
sebentar merah. Siang Keng Cie yang berdiri di samping
Boe Kie menduga bahwa kawan itu terluka berat. Maka itu
waktu Cong Wie Hiap mengirimkan tinju ketiga, iapun
menghantam dari belakang sehingga dengan bersamaan dua
tinju mampir telak di tubuh Boe Kie, satu di dada satu di
punggung. Semua orang melihat bahwa dua pukulan itu disertai
dengan Lweekang yang sangat tinggi. Tapi begitu
menyentuh tubuh si pemuda, semua tenaga dalam amblas
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bagaikan batu yang masuk ke dalam lautan.
Siang Keng Cie tahu bahwa dengan kedudukannya yang
tinggi, dalam pembokongannya yang pertama saja, ia sudah
melakukan perbuatan tak pantas. Tapi bokongan pertama
itu bisa dimengerti dan dimaafkan. Orang bisa menganggap
ia berbuat begitu sebab terlalu gusar karena partainya dihina
orang. Tapi pembokongan yang kedua merupakan
perbuatan hina dan yang tak bisa dibela dengan cara
apapun juga. Waktu memukul ia percaya bahwa Boe Kie akan binasa
dengan pukulan itu. Kalau pemuda itu dapat dibinasakan
maka menurut jalan pemikirannya ia telah berjasa terhadap
keenam partai dalam menyingkirkan seorang pengacau.
Mungkin orang akan mencela dia tapi dia bisa menebus
ketidak layakan itu dengan jasanya.
Betapa kagetnya karena bokongannya tidak berhasil,
dapatlah dibayangkan sendiri.
"Bagaimana rasanya badan Cianpwee?" tanya Boe Kie
kepada Cong Wie Hiap. Si tua kelihatan terkejut. Sesaat kemudian ia mengangkat
tangannya dan berkata dengan suara jengah. "Terima kasih
atas budi Can-heng yang sudah membalas kejahatan dengan
kebaikan, sungguh-sungguh aku merasa malu dan berterima
kasih tidak habisnya."
Pengakuan itu mengejutkan semua orang.
Ternyata waktu menerima tiga pukulan, Boe Kie telah
mengirim Kioe-yang Cin-khie disalurkan ke dalam tubuh si
tua. Meskipun pengiriman "hawa tulen" itu hanya
dilakukan dalam waktu sedetik tapi karena Kioe-yang Cinkhie bertenaga dahsyat maka Cong Wie Hiap sudah
mendapat keuntungan yang tidak kecil. Jika dalam pukulan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketiga Siang Keng Cie tidak mengadu tinju maka
keuntungan yang didapat olehnya akan lebih besar lagi.
"Pujian Cianpwee yang begitu tinggi tak dapat diterima
olehku," kata pemuda itu dengan suara merendah.
"Barusan Kie keng Pat meh (pembuluh darah) Cianpwee
telah mendapat sedikit bantuan dan sebaiknya Cianpwee
mengaso sambil mengerahkan hawa. Dengan demikian
racun yang berkumpul dalam tubuh sebagai akibat latihan
Cit siang koen akan dapat disingkirkan dalam waktu dua
atau tiga tahun." Cong Wie Hiap yang tahu penyakitnya sendiri buru-buru
menyoja dan berkata, "Terima kasih, banyak-banyak terima
kasih." Boe Kie berjongkok dan menyambung tulang Tong Boen
Liang. Seraya menengok ke Siang Keng Cie, ia berkata,
"Berikanlah koyo Hwee-yang Giok-liong kepadaku."
Siang Keng Cie segera menyerahkan apa yang
dipintanya. "Cobalah Cianpwee minta Sam hong Po la wan dari Boe
tong-pay dan bubuk Giok Cin-san dari Hwa san-pay," kata
Boe Kie pula. Permintaan itu lantas dituruti.
"Dengan menggunakan rumput Co o koyo Hwee-yang
Giok-liong dari partai Cianpwee, sangat mujarab," kata
pemuda itu. "Dalam Sam hong Po la wan dari Boe tong-pay terdapat
Thiun tiok-hong, Hiong hong dan Tang hong. Ditambah
dengan Giok Cin-san maka dalam waktu dua bulan saja
kesehatan Tong Cianpwee akan pulih seperti biasa lagi."
Seraya berkata begitu dengan cepat ia membalut tulangtulang Tong Boen Liang yang sudah disambung dan dalam
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekejap pekerjaan itu sudah selesai.
Perbuatan Boe Kie kian lama kian mengherankan.
Kepandaiannya dalam menyambung tulang tidak akan
dapat ditandingi oleh tabib manapun juga. Disamping itu,
iapun tahu obat-obat istimewa yang dipunyai oleh setiap
partai. Dengan rasa malu Siang Keng Cie mendukung Tong
Boen Liang dan mundur dari gelanggang. Mendadak Tong
Boen Liang berteriak, "Orang she Can! Bahwa kau telah
menyambung tulangku, aku merasa sangat berterima kasih
dan di kemudian hari nanti, aku pasti akan membalas
budimu. Tapi permusuhan antara Khong tong-pay dan Mokauw sedalam lautan. Tak bisa kami sudahi karena budimu.
Jika kau anggap melupakan budi, kau boleh mematahkan
lagi tulang kaki tanganku."
Mendengar pernyataan itu, hati semua orang timbul
perasaan hormat terhadap Tong Boen Liang yang bersifat
lebih ksatria daripada Siang Keng Cie.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Cara bagaimanakah baru Cianpwee bisa merasa puas
dan sudi menyudahi permusuhan ini?" tanya Boe Kie.
"Cobalah kau perlihatkan ilmu silatmu," jawabnya.
"Jika Khong tong-pay merasa tak bisa menandingi, barulah
kami tak bisa berkata apa-apa lagi."
"Dalam Khong tong-pay terdapat banyak sekali orang
pandai sehingga biar bagaimanapun juga boanpwee takkan
bisa menandingi," sahut Boe Kie sambil tertawa. "Tapi
karena telah terlanjur, biarlah boanpwee memperlihatkan
kebodohannya." Seraya berkata begitu, matanya mengawasi seluruh lapangan. Di sebelah timur terdapat
pohon siong yang tingginya tiga tombak lebih dan rindang
daunnya. Perlahan-lahan ia mendekati pohon itu dan
berkata dengan suara nyaring, "Boanpwee pernah belajar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cit siang koen dan kini boanpwee ingin memperlihatkan
kebodohan sendiri. Boanpwee mohon para Cianpwee
supaya tidak menertawai." Semua orang merasa heran.
"Dari mana bocah itu belajar Cit siang koen?" tanyanya di
dalam hati. Sesudah berdiam sejenak, tiba-tiba Boe Kie
menghafalkan sesuatu yang menyerupai sajak:
"Hawa Ngo-heng dicampur Im-yang,
Merusak jantung, melukai paru-paru, hati dan usus,
Tenaga hilang, pikiran kalang kabut,
Semangat terbang!" Tak kepalang kagetnya kelima ketua Khong tong-pay!
Mengapa" Karena apa yang dihafal pemuda itu adalah
bagian terakhir dari kitab Cit siang koen, suatu rahasia yang
belum pernah diturunkan ke orang luar. Dalam kagetnya,
mereka tentu saja belum bisa menduga bahwa pelajaran itu
telah diturunkan oleh Cia Soen yang telah merampas kitab
tersebut kepada Boe Kie. Sementara itu, setelah mengerahkan tenaga dalam,
bagaikan kilat Boe Kie meninju pokok pohon.
"Krreek!...." Sebatas pokok yang ditinju, pohon itu
terbang dan " dubrak! Roboh dalam jarak dua tombak
lebih! Di atas tanah hanya berdiri pohon yang tingginya
kira-kira empat kaki. "Pukulan"pukulan itu"bukan Cit siang koen," kata
Siang Keng Cie dengan suara tak puas.
Cit siang koen adalah semacam pukulan yang di dalam
kekerasannya terdapat kelembekan dan di dalam kelembekannya terdapat kekerasan. Pukulan Boe Kie itu
biarpun dahsyat luar biasa hanyalah pukulan yang
menggunakan tenaga "keras"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi waktu Siang Keng Cie menghampiri pangkal pohon
yang masih berdiri dan memeriksanya, ia terpaku dan
mengawasi dengan mulut ternganga. Ia lihat bahwa uraturat pohon yang terpukul hancur semuanya! Itulah Cit
siang koen yang sudah mencapai puncak kesempurnaan!
Ternyata dalam pukulannya itu, Boe Kie telah
menggunakan dua macam tenaga. Untuk mencapai
maksudnya, mereka harus memperlihatkan hasil dengan
segera. Jika ia hanya menggunakan Cit siang koen maka
sesudah berselang sepuluh hari atau setengah bulan, barulah
pohon itu mati berdiri. Maka itu ia meningju dengan tenaga
Cit siang koen yang disertai dengan Yang-kang (tenaga
"keras") sehingga batangnya patah dan terbang.
Kehebatan Boe Kie disambut dengan sorak-sorai gegapgempita. "Bagus!" seru Tong Boen Liang. "Itulah Cit siang koen
yang tertinggi. Aku merasa takluk! Tapi bolehkah aku
bertanya, dari mana Can Siauw hiap belajar ilmu itu?"
Boe Kie tidak menjawab. Ia hanya tersenyum.
Tiba-tiba si tua berteriak, "Di mana adanya Kim mo Sayong Cia Soen! Beritahukanlah!"
Pemuda itu terkejut. "Celaka!" ia mengeluh di dalam
hati. "Dengan memperlihatkan Cit siang koen, aku
menyeret Gie-hoe. Jika aku bicara terus terang, peranan
damai tidak dapat dipegang lagi olehku."
Sesudah berpikir sejenak, ia bertanya dengan suara
lantang, "Apakah Cianpwee menganggap kitab Cit siang
koen dirampas oleh Kim mo Say-ong" Ha-ha! Cianpwee
salah, salah besar! Kitab itu dicuri oleh Hoen goan Pek lek
chioe Seng Koen. Malam itu, ketika terjadi pertempuran di
kuil Ceng yang koen, gunung Khong tong san bukankah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ada dua orang yang kena pukulan Hoen goan kang"
Katakanlah, boanpwee benar atau salah."
Ternyata pada waktu Cia Soen bertempur di Khong tong
san dalam usahanya merampas kitab Cit siang koen, Seng
Koen yang ingin memperhebat kekacauan dalam Rimba
Persilatan, diam-diam memberi bantuan. Ia melukai Tong
Boen Liang dan Siang Keng Cie dengan pukulan Hoen
goan kang. Waktu itu Cia Soen sendiri masih belum tahu.
Belakangan, atas petunjuk Kong kian Taysoe, barulah ia
tahu adanya bantuan itu. Mengingat kejahatan Seng Koen, tanpa ragu lagi Boe Kie
sudah menimpakan kesalahan padanya. Apalagi, pada
hakekatnya Boe Kie tidak berdusta seluruhnya sebab
memang benar Seng Koen sudah membokong kedua tetua
Khong tong dengan maksud tidak baik.
Selama dua puluh tahun lebih Tong Boen Liang dan
Siang Keng Cie dihinggapi perasaan ragu. Mendengar
keterangan Boe Kie, mereka saling melirik tapi tidak
mengatakan apapun juga. "Apakah Can Siauw hiap tahu di mana adanya Seng
Koen sekarang?" tanya Cong Wie Hiap.
"Dengan menggunakan semua kepandaiannya Seng
Koen mengadu domba enam partai besar dan Beng-kauw,"
terang Boe Kie. "Belakangan ia menjadi murid Siauw lin
dan sebagai seorang pertapa ia memakai nama Goan-tin. Di
kuil Siauw lim sie, dia pernah mengajar ilmu silat kepada
boanpwee. Jika dusta, boanpwee rela menerima hukuman
seberat-beratnya di akhirat dan biarlah boanpwee tidak bisa
lahir lagi di dunia."
Barisan Siauw lim-pay lantas saja gempar. Goan-tin
adalah murid Kong kiang Seng Ceng dan sesuai dengan
peraturan yang sangat keras, kecuali di kuil ini, pendetahttp://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendeta Siauw lim belum pernah keluar dari pintu kuil.
Keterangan Boe Kie bahwa Goan-tin adalah Seng Koen
sedikit pun tidak dipercaya oleh mereka.
Tiba-tiba terdengar pujian kepada Sang Buddha dan
seorang pendeta yang mengenakan jubah pertapa warna
abu-abu berjalan keluar dari barisan Siauw lim. Pendeta itu
berparas angker dan tangan kirinya mencengkram tasbih,
tidak lain daripada Kong seng, salah seorang dari ketiga
pendeta suci. "Can Sie-coe, bagaimana kau bernai
menuduh murid Siauw lim sie secara sembarangan?"
tanyanya. "Kapan kau belajar silat di kuil kami" Di
hadapan orang-orang gagah di seluruh Rimba Persilatan,
aku tak bisa membiarkan kau menodai nama harumnya
Siauw lim." Boe Kie membungkuk seraya berkata, "Taysoe,
janganlah kau gusar. Jika Taysoe bisa memanggil Goan-tin.
Taysoe akan segera tahu duduk persoalannya."
Paras muka Kong seng lantas saja berubah menyeramkan. "Can Sie-coe, sekali lagi kau menyebut
nama soetitku," katanya dengan suara kaku. "Kau masih
begitu muda, mengapa hatimu begitu kejam?"
"Mengapa Taysoe mengatakan hatiku kejam?" tanya
Boe Kie. "Aku minta Goan-tin Hweeshio keluar hanya
untuk menjelaskan persoalan ini di hadapan para orang
gagah." "Goan-tin soetit telah berpulang ke alam baka," kata
Kong seng dengan suara perlahan. "Ia mengorbankan jiwa
untuk partai kami. Sesudah meninggal dunia, nama baiknya
tak dapat"." Begitu mendengar perkataan "Goan tin soetit
sekarang sudah berpulang ke alam baka" kepala Boe Kie
pusing dan paras mukanya berubah pucat. Perkataan Kong
seng yang selanjutnya tak dapat ditangkap lagi olehnya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa"apa benar dia mati?" tanyanya dengan suara
terputus-putus. "Tidak"tak mungkin."
Kong seng menunjuk sesosok tubuh yang tergeletak di
sebelah barat dan berkata dengan suara keras, "Kau lihat
sendiri." Boe Kie mendekati. Mayat itu mukanya melesak dan
matanya terbuka lebar ternyata memang mayat Goan-tin
atau Hoen-goan Pek lek chioe Seng Koen. Ia membungkuk
dan meraba dada mayat yang dingin itu, suatu tanda bahwa
Goan-tin sudah mati lama juga.
Boe Kie berduka campur girang. Ia tak menyangka
bahwa musuh besar ayah angkatnya binasa di tempat itu.
Biarpun bukan ia sendiri yang membinasakannya, sakit hati
sudah terbalas. Darahnya bergolak-golak dan sambil
mendongak, ia tertawa terbahak-bahak. "Bangsat! Oh,
bangsat terkutuk!" teriaknya. "Selama hidup kau melakukan berbagai kejahatan tapi kau mendapat juga
bagianmu di hari ini!" Suara tawanya yang dahsyat seolaholah menggetarkan seluruh lembah. Sesudah berteriak, ia
menengok ke arah Kong seng dan bertanya, "Siapa yang
membinasakan Goan-tin?"
Kong seng tidka menyahut. Ia melirik pemuda itu
dengan mata menyala dan mukanya bersinar dingin
bagaikan es. Yang menjawab Boe Kie adalah In Thian Ceng, "Dia
telah bertempur dengan anakku, Ya Ong," katanya. "Dia
mati, anakku terluka."
Boe Kie membungkuk. Di dalam hati ia berkata,
"Sesudah kena pukulan Han-peng Bian-ciang dari Ceng-ek
Hok ong, Goan-tin terluka berat. Karena itu paman berhasil
membinasakannya. Sungguh menyenangkan bahwa paman
sudah berhasil membalas sakit hati ini." Ia menghampiri In
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ya Ong dan memegang nadinya. Hatinya lega sebab ia tahu
bahwa luka sang paman tidak berbahaya bagi jiwanya.
Makin lama Kong seng jadi makin gusar. Tiba-tiba ia
berteriak, "Bocah! Kemari kau untuk menerima kebinasaan!" Boe Kie terkejut, ia menengok dan menegaskan, "Apa?"
"Jelas-jelas kau tahu bahwa Goan-tin soetit sudah binasa
tapi kau masih juga berusaha untuk menimpakan segala
dosa di atas pundaknya," kata Kong seng. "Kau terlalu
jahat, dan aku tidak dapat mengampuni kau. Hari ini aku
terpaksa membuka larangan membunuh. Pilihlah, kau mati
bunuh diri atau dibinasakan olehku."
Pemuda itu jadi bingung. "Kebinasaan Goan-tin
merupakan ganjaran setimpal bagi dirinya dan kejadian ini
sangat menggirangkan," pikirnya. "Tapi dengan binasanya
pendeta itu, aku tak punya saksi lagi dan urusan jadi makin
susah dipecahkan. Bagaimana baiknya?"
Selagi ia mengasah otak, Kong seng sudah menerjang.
Tangan kanannya menyambar ke leher dengan jari-jari yang
dipentang lurus. "Hati-hati! Itu Liong Jiauw chioe!" seru In Thian Ceng.
(Liong Jiauw chioe ilmu pukulan cakar naga)
Dengan sekali berkelit Boe Kie menyelamatkan dirinya,
tapi Kong seng adalah salah seorang dari tiga pendeta suci
Siauw lim sie dan Liong Jiauw chioe merupakan salah satu
pukulan terhebat dari Siauw lim-pay. Baru saja cengkraman
pertama gagal, cengkraman kedua yang lebih cepat dan
lebih dahsyat sudah menyusul. Boe Kie melompat ke
samping. Cengkraman ketiga, keempat, kelima menyambarnyambar bagaikan hujan dan angin dalam sekejap, pendeta
itu seolah-olah seekor naga yang terbang di angkasa sambil
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mementangkan cakarnya sehingga semua gerakan Boe Kie
di bawah kekuasaannya. Mendadak berbarengan dengan mengapungnya tubuh
Boe Kie terdengar suara "brett!" Di lain saat barulah orang
tahu bahwa tangan baju pemuda itu robek dan lengan
kanannya tercakar sehingga mengucurkan darah. Di antara
sorak-sorai orang Siauw lim-pay terdengar teriakan kaget
dari seorang wanita, Boe Kie melirik dan melihat Siauw
Ciauw

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tengah mengawasinya dengan paras muka ketakutan. "Thio Kongcoe, hati-hati!" teriak si nona.
"Sungguh baik nona kecil itu," piker Boe Kie sambil
melompat ke belakang karena dengan kecepatan luar biasa
Kong seng sudah menubruk lagi.
Begitu cengkraman pertama gagal, cengkraman kedua
menyusul dan Boe Kie kembali melompat ke belakang.
Selagi yang satu menubruk dan yang satu melompat,
mereka tetap berhadapan satu sama lain. Sesudah
menubruk delapan sembilan kali, Kong seng masih juga
belum berhasil. Jarak antara mereka tetap tidak berubah,
yaitu dua kaki lebih. Maka dengan demikian, meskipun Boe
Kie masih belum balas menyerang, tinggi rendahnya ilmu
ringan badan antara kedua lawan itu sudah bisa dilihat
nyata. Kita tahu bahwa Kong seng menubruk ke depan sedang
Boe Kie melompat ke belakang. Tidak dapat disangkal lagi
bahwa menubruk ke depan lebih mudah daripada melompat
ke belakang. Meskipun begitu Kong seng masih tidak bisa
menyentuh badan pemuda itu. Dengan demikian dapatlah
ditarik kesimpulan bahwa dalam ilmu meringankan badan,
pendeta itu sudah kalah setingkat. Kalau mau, dengan
mudah Boe Kie bisa menyingkir jauh-jauh dari Kong seng.
Mengapa Boe Kie tetap mempertahankan jarak dua tiga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kaki dari pendeta itu" Karena ia ingin mempelajari rahasia
pukulan Liong Jiauw chioe. Ia menyadari bahwa sesudah
mengeluarkan tiga puluh enam macam pukulan, si pendeta
menyerang pula dengan pukulan ke delapan yaitu Na na sit
(Gerakan mencengkram) yang tadi sudah digunakan.
Sesudah itu kedua tangan Kogn seng menyambar dari atas
ke bawah. Itulah Chio coe sit (Gerakan merebut mutiara),
pukulan kedua belas. Melihat itu, Boe Kie segera
mengetahui bahwa Liong Jiauw chioe hanya terdiri dari
tiga puluh enam pukulan atau gerakan.
Selama hidup, Kong seng jarang sekali bertempur
melawan musuh. Waktu mencapai usia setengah tua,
walaupun musuh beberapa kali ia pernah bertemu dengan
lawan berat, tapi begitu mengeluarkan Liong Jiauw chioe,
pihak lawan segera keteteran. Sejauh itu, ia belum pernah
bertempur dengan lawan yang bisa bertahan lebih dari dua
belas pukulan. Maka itu, pukulan ketiga belas sampai ketiga
puluh enam belum pernah digunakan untuk menghadapi
musuh. Sungguh tak disangka, sesudah mengeluarkan tiga
puluh enam pukulan, ia masih juga belum bisa merobohkan
Boe Kie. Mau tak mau ia terpaksa mengulangi pukulanpukulan yang tadi sudah digunakan. "Ilmu ringan badan
bocah ini memang sangat hebat," pikirnya. "Dengan
mengandalkan kegesitannya, ia berhasil menyelamatkan
diri dari pukulan-pukulan. Tapi kalau bertempur sungguhan, belum tentu ia bisa melayani dua belas pukulan
Liong Jiauw chioe." Sementara itu, Boe Kie sudah dapat menyelami
kehebatan Liong Jiauw chioe. Memang Jiauw hoat (Ilmu
mencengkram) yang terdiri dari tiga puluh enam gerakan itu
tidak ada cacatnya. Akan tetapi, sesudah memiliki Kian
koen Tay lo ie Sin-kang, dengan mengandalkan Sin-kang
tersebut, pemuda itu dapat memecahkan pukulan apapun
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga. Sekarang juga ia bisa menghancurkan Liong Jiauw
chioe. Tapi ia ragu dan berkata dalam hati, "Tidak sukar
bagiku mengambil jiwanya, tapi Siauw lim-pay mempunyai
nama besar sedangkan Kong seng Taysoe adalah salah
seorang dari ketiga pendeta suci. Apabila dengan gegabah
lalu aku merobohkannya di hadapan orang banyak, di
mana Siauw lim-pay mau menaruh muka" Tapi bila tidak
dirobohkan, dia pasti tak akan mau mundur." Ia jadi serba
salah. Tiba-tiba Kong seng membentak, "Bocah! Kau kabur
bukan Pie Boe!" Boe Kie menjawab, "Mau Pie Boe"." Dengan
menggunakan kesempatan selagi pemuda itu bicara, Kong
seng mengirim dua pukulan berantai. Di luar dugaan,
seraya melompat Boe Kie terus bicara dengan suara tenang.
?"juga boleh. Tapi bagaimana kalau aku menang?"
Suaranya bukan saja tenang, tapi juga tak terputus. Kalau
seseorang memeramkan kedua matanya, ia tak akan
menduga bahwa selama mengucapkan perkataan-perkataan
itu, Boe Kie sudah menyelamatkan diri dari tiga serangan
Kong seng yang cepat dan dahsyat.
"Ilmu ringan badanmu benar-benar hebat," puji si
pendeta itu. "Tapi kamu jangan harap bisa menandingi aku
dalam suatu pertempuran yang sungguh-sungguh."
"Dalam Pie Boe, tak seorangpun bisa meramalkan siapa
bakal menang, siapa bakal kalah," kata Boe Kie. "Usia
boanpwee lebih muda daripada Taysoe. Tapi biarpun kalah
ilmu, boanpwee mungkin menang tenaga."
"Kalau aku kalah, kau boleh bunuh aku!" bentak Kong
seng dengan gusar. "Hal ini tak akan berani boanpwee lakukan," kata
pemuda itu. "Apabila boanpwee kalah, Taysoe boleh
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbuat sesuka hati. Tapi jika secara kebetulan boanpwee
menang sejurus atau setengah jurus maka boanpwee hanya
berharap supaya Siauw lim-pay mundur dari Kong Bengteng." "Urusan Siauw lim-pay harus diputuskan oleh Soehengku," kata Kong seng. "Aku hanya bicara secara
pribadi. Aku tak percaya L iong Jiauw chioe tak bisa
membereskan kau." Sebuah gagasan lewat di otak Boe Kie dan ia segera
mengambil keputusan, "Liong Jiauw chioe dari Siauw limpay memang tiada cacatnya," katanya. "Ilmu itu adalah
Kim na Chioe hoat (Ilmu mencengkram) yang tiada duanya
dalam dunia. Hanya sayang latihan Taysoe belum
sempurna." "Baiklah!" kata Kong seng dengan gusar. "Jika kau
dapat memecahkan Liong Jiauw chioe-ku, aku akan segera
pulang ke Siauw lim sie dan seumur hidup aku tidak akan
keluar dari pintu kuil lagi!"
"Itu boleh tidak usah!" kata Boe Kie.
Selagi mereka bertanya jawab, sorak-sorai di seputar
lapangan tak henti-hentinya. Semua orang merasa kagum
sebab ketika mulut mereka bicara, kaki dan tangan bekerja
terus. Waktu mengatakan "ilmu ringan badanmu benarbenar hebat" Kong seng mengirimkan dua serangan
beruntun dan selagi mengatakan "tapi kau jangan harap
bisa menandingi aku dalam suatu pertempuran yang
sungguh-sungguh" ia sudah mengirimkan tiga serangan
lain. Di antara sorak-sorai yang riuh rendah, setiap
perkataan mereka terdengar nyata sekali.
Mendadak sesudah berkata "itu boleh tidak usah", tubuh
Boe Kie mencelat ke atas, berputar empat kali dan pada
setiap putaran badannya mengapung makin tinggi dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian bagaikan daun kering ia melayang-layang ke
bawah dan kedua kakinya hinggap di bumi dalam jarak
beberapa tombak jauhnya dari tempat semula.
Semua orang mengawasi dengan mata membelalak dan
sesaat kemudian, tampik sorak gegap-gempita memecah
angkasa. Belum pernah jago-jago itu melihat ilmu ringan
badan yang setinggi itu. Hampir bersamaan dengan hinggapnya Boe Kie, Kong
seng sudah berada di hadapannya. "Apa kita sekarang
boleh mulai Pie Boe?" tanyanya.
"Baiklah. Taysoe boleh menyerang," jawab Boe Kie.
"Apakah kau akan menggunakan lagi siasat kabur?"
tanya Kong seng pula. Pemuda itu tersenyum, "Jika boanpwee mundur
setengah langkah saja, boanpwee sudah boleh dihitung
kalah," jawabnya. Walaupun badannya tidak dapat bergerak, Yo Siauw,
Leng Kiam, Cioe Tiam, Swee Poet Tek dan yang lain-lain
bisa melihat dan mendengar. Perkataan Boe Kie yang
terakhir itu mengejutkan mereka. Mereka berpengalaman
luas, setiap pukulan Kong seng hebat luar biasa dan untuk
menyambut satu pukulan saja sudah bukan urusan
gampang. Menurut pendapat mereka, walaupun hebat tapi
kalau mau mengharap menang, Boe Kie setidaknya harus
bertempur dalam seratus jurus. Selama pertempuran itu,
mana bisa ia tidak mundur setengah langkah"
"Boleh tak usah begitu," kata Kong seng. "Yang
menang, biarlah menang secara adil. Yang kalah, biarlah
kalah dengan tidak merasa penasaran." Ia terdiam sejenak
dan kemudian membentak, "Sambutlah!" Tangan kirinya
mengirimkan pukulan gertakan disusul dengan sambaran
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kanan yang meluncur ke arah Koat poen hiat di
pundak Boe Kie. Itulah pukulan Na in sit. (Gerakan
menjambret awan) Begitu tangan kiri Kong seng bergerak, Boe Kie sudah
tahu pukulan apa yang bakal dikeluarkan. Iapun segera
membuat serangan gertakan dengan tangan kirinya dan
tangan kanannya menyambar ke Koat poen hiat di pundak
Kong seng. Kedua lawan itu menyerang dengan pukulan yang
bersamaan. Tapi dalam persamaan itu ada juga bedanya.
Bedanya Boe Kie menyerang belakangan tapi tangannya
sampai lebih dahulu. Pada detik jari tangan Kong seng
masih terpisah dua dim dari pundak Boe Kie, jari tangan
pemuda itu sudah mencengkram Koat poen hiat Kong seng
yang segera saja merasa jalan darahnya kesemutan dan
tangan kanannya tidak bertenaga lagi, tapi Boe Kie segera
menarik kembali tangannya.
Untuk sejenak kemudian Kong seng jadi terpaku. Tibatiba kedua tangannya menyambar ke Tay yang hiat kiri dan
kanan dengan gerakan Chio coe sit. Kejadian tadi terulang
lagi, Boe Kie pun menyerang sepasang Tay yang hiat Kong
seng dengan Chio coe sit dan seperti tadi biarpun ia
menyerang belakangan, kedua tangannya sampai lebih
dulu. Tay yang hiat adalah "hiat" besar yang bila terpukul
segera mati. Dengan perlahan Boe Kie mengebut kedua Tay
yang hiat lawan dan kemudian dengan sekali berbalik
tangan, ia menyentuh Hong hoe hiat di belakang kepala
Kong seng dengan gerakan Lo goat sit (Gerakan menjemput
rembulan), yaitu pukulan ketujuh belas dari Liong Jiauw
chioe. Begitu Tay yang hiat-nya dikebut, hati Kong seng
mencelos dan melihat gerakan Lo goat sit itu ia kaget tak
kepalang. "Kau"kau mencuri Liong Jiauw chioe Siauw
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lim-pay!" teriaknya.
Boe Kie tersenyum, "Semua ilmu silat dalam dunia ini
diubah oleh manusia," katanya. "Belum tentu Liong Jiauw
chioe hanya dimiliki oleh Siauw lim-pay."
Kong seng mengawasi pemuda itu dengan mata
membelalak. Ia bingung bukan main. Dalam ilmu Liong
Jiauw chioe, kepandaiannya lebih tinggi daripada Kong
boen dan Kong tie. Bagaimana caranya pemuda itu bisa
memiliki salah satu ilmu terhebat dari Siauw lim-pay"
Bukan saja memiliki, ia bahkan lebih unggul daripada
dirinya sendiri. Bagaimana bisa begitu" Untuk sejenak ia
berdiri terpaku tanpa bisa mengeluarkan sepatah kata.
Dengan hari berdebar-debar, ratusan orang mengawasi
kedua lawan itu. Mereka merasa heran karena baru saja dua
gerakan, kedua lawan itu sudah berhenti. Kecuali beberapa
tokoh yang berkepandaian sangat tinggi, yang lain tak tahu
siapa menang, siapa kalah. Tapi dengan melihat sikap Boe
Kie yang tenang-tenang saja dan alis Kong seng yang
berkerut, mereka menarik kesimpulan bahwa pendeta itulah
yang jatuh di bawah angin.
Selama ratusan tahun, Liong Jiauw chioe sudah menjadi
ilmu silat Siauw lim-pay yang tidak terkalahkan. Jika Boe
Kie menggunakan ilmu lain, tak gampang ia memperoleh
kemenangan. Mendadak Kong seng membentak keras sambil
melompat dan kedua tangannya menyambar bagaikan
hujan dan angin. Dengan beruntun bagaikan kilat cepatnya
ia menyerang dengan delapan pukulan yaitu Po hong sit,
To eng sit, Boe khim sit, Kouw sek sit, Pi kong sit, To hie
sit, Po cam sit dan Sioe koat sit. Boe Kie mengempos
semangat dan menyambut dengan delapan pukulan yang
sama. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Delapan pukulan berantai yang dikirim Kong seng
sedemikian cepatnya sehingga seolah-olah merupakan satu
pukulan tunggal yang berisi delapan perubahan. Tapi kalau
Kong seng cepat, Boe Kie lebih cepat. Apa yang paling
menakjubkan adalah biarpun pemuda itu bergerak
belakangan, setiap pukulannya tiba lebih dulu sehingga
setiap kali memukul Kong seng harus mundur selangkah.
Dalam sekejap, sambil melangkah mundur untuk ketujuh
kalinya, Kong seng mengirimkan Po cam sit dan Sioe koat


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sit, yaitu pukulan ketiga puluh lima dan ketiga puluh enam.
Dilihat dari luar, Po cam sit dan Sioe koat sit banyak
cacatnya, tapi sebenarnya kedua pukulan itu adalah yang
terhebat dalam Liong Jiauw chioe. Dalam cacatnya
tersembunyi jebakan yang membinasakan. Pada hakikatnya
Liong Jiauw chioe adalah ilmu silat "keras", akan tetapi
dalam kedua pukulan yang terakhir itu, di dalam
"kekerasan" tersembunyi Im jioe. ("Kelembekan")
Sambil membentak keras Boe Kie maju selangkah dan
menyambut dengan Po cam sit dan Sioe koat sit juga, tapi
mendadak ia mengubah gerakannya menjadi gerakan Na in
sit dan tangannya menerobos masuk ke dalam garis
pertahanan Kong seng. Kong seng girang. "Lihat kehebatanku," katanya dalam
hati. Saat itu, lengan kanan Boe Kie sudah masuk ke dalam
garis pertahanan Kong seng dan ia tidak bisa segera mundur
kembali. Bagaikan kilat, si pendeta mengangkat kedua
tangannya dan menghantam lengan pemuda itu.
Kong seng adalah seorang taat yang punya perikemanusiaan. Melihat Boe Kie mahir dalam ilmu Liong
Jiauw chioe, ia kuatir pemuda itu mempunyai sangkut paut
dengan Siauw lim sie. Di samping itu, dalam gerakangerakan yang lalu, beberapa kali jalan darahnya sudah
tercengkram tapi Boe Kie sengaja melepaskan. Maka itu,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam pukulan ini iapun tidak turunkan tangan jahat. Ia
hanya ingin mematahkan lengan pemuda itu.
Tapi di luar dugaan, begitu lekas kedua telapak
tangannya menyentuh lengan Boe Kie, ia merasakan
dorongan semacam tenaga yang halus tapi dahsyat yang
dengan mudah dapat menolak tenaga pukulannya. Hampir
bersamaan, kelima jari tangan pemuda itu sudah menempel
di dadanya di bagian Tan tiong hiat.
Kong seng runtuh semangatnya, ia merasa bahwa
latihannya selama berpuluh tahun sedikitpun tiada
gunanya. Ia manggut-manggut dan berkata dengan suara
perlahan, "Can Sie-coe berkepandaian lebih tinggi daripada
Loo-lap." Seraya berkata begitu, lima jari tangan kirinya
mencengkram lima jari tangan kanannya. Tapi sebelum ia
keburu mengerahkan Lweekang untuk mematahkan jari
tangan sendiri, mendadak pergelangan tangan kirinya
kesemutan dan tenaganya habis. Ternyata jalan darahnya
telah dikebut Boe Kie. "Dengan menggunakan Liong Jiauw chioe dari Siauw
lim-pay, boanpwee telah mengalahkan Taysoe," kata Boe
Kie dengan suara nyaring. "Kerugian apakah yang diderita
oleh Siauw lim-pay" Jika boanpwee tidak menggunakan
Liong Jiauw chioe, ilmu dari Siauw lim-pay sendiri, dalam
dunia yang lebar ini tidak ada ilmu lain yang akan dapat
menjatuhkan Taysoe."
Tadi karena gusar dan malu, Kong seng ingin
mematahkan jari tangannya sendiri supaya seumur hidup ia
tidak bisa bersilat lagi. Sekarang, sesudah mendengar
perkataan Boe Kie, hatinya jadi lega. Dilain saat ia
mengaku bahwa sepak terjang pemuda itu selalu mencoba
melindungi nama baik Siauw lim-pay. Memang benar,
kalua Boe Kie tidak menggunakan Liong Jiauw chioe maka
nama baik Siauw lim sie akan jatuh di dalam tangannya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan ia akan menjadi orang yang berdosa. Mengingat begitu,
ia merasa berterima kasih dan terharu. Sejenak kemudian
dengan air mata berlinang ia merangkap kedua tangannya
dan berkata, "Can Sie-coe mempunyai budi yang sangat
tinggi, Loo-lap merasa berterima kasih dan takluk."
Buru-buru Boe Kie membalas hormat sambil membungkuk. "Janganlah Taysoe memuji begitu tinggi,"
katanya. "Boanpwee berharap supaya Taysoe suka
mengampuni segala kekurang ajaran boanpwee."
Kong seng tersenyum. "Waktu digunakan oleh Sie-coe,
Liong Jiauw chioe dahsyat luar biasa," katanya. "Loo-lap
belum pernah bermimpi bahwa ilmu silat itu sedemikian
hebatnya. Jika di lain hari nanti Sie-coe mempunyai waktu
luang, Loo-lap harap Sie-coe suka mampir di kuil kami,
Loo-lap ingin menjadi tuan rumah dan meminta pengajaran
dari Sie-coe." Menurut kebiasaan di dalam Rimba Persilatan, kata-kata
"meminta pengajaran" mengandung maksud mengajukan
tantangan. Tapi kali ini, perkataan itu jujur. Dengan
sejujurnya Kong seng ingin meminta pengajaran dari Boe
Kie. Cepat-cepat Boe Kie menyoja dan berkata dengan suara
merendah, "Tidak! Boanpwee tidak berani menerima
perkataan Taysoe." Dalam Siauw lim-pay, Kong seng mempunyai kedudukan yang sangat tinggi. Biarpun karena tak bisa
memimpin, ia tidak memegang tugas penting tapi sebab
berwatak mulia dan berkepandaian tinggi, ia dihormati
segenap pendeta Siauw lim sie. Sekarang, sesudah
pertandingan antara Kong seng dan Boe Kie berakhir,
semua anggota Siauw lim-pay merasa bhawa partai mereka
tak bisa menantang pemuda itu lagi.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam usaha membasmi Beng-kauw, Kong tie telah
diangkat sebagai pemimpin. Maka dapatlah dimengerti jika
perkembangan yang tak diduga-duga itu sangat membingungkan hatinya. Urusan membasmi Mo-kauw
telah dirintangi dan dikacau oleh seorang pemuda yang tak
bernama. Bagaimana jika ditertawai oleh segenap orang
gagah dalam Rimba Persilatan"
Ia ragu dan tak dapat mengambil keputusan. Dalam
kebingungannya, ia melirik Sin soan-coe (si Malaikat
tukang hitung) Sian Ie Thong, Cian boen jin dari Hwa sanpay. Sian Ie Thong dikenal sebagai seorang yang
mempunyai banyak tipu daya dan dalam usaha membasmi
Beng-kauw ia memegang peranan sebagai Koen-soe
(penasehat). Begitu dilirik Kong tie, ia segera bertindak
masuk ke tengah lapangan sambil menggoyang-goyangkan
kipasnya. Melihat yang maju seorang sastrawan tampan yang
berusia empat puluh tahun lebih, Boe Kie mendapat kesan
yang baik. Ia menyoja dan berkata, "Pelajaran apakah yang
hendak diberikan oleh Cianpwee?"
Sebelum Sian Ie Thong menjawab, In Thian Ceng sudah
mendahului, "Dia bernama Sian Ie Thong, Cian boen jin
Hwa san-pay. Ilmu silat tidak tinggi tapi banyak akal
bulusnya." Mendengar "Sian Ie Thong", Boe Kie kaget. Nama itu
sepertinya tidak asing baginya. Tapi di mana ia pernah
mendengar nama itu" Dalam jarak setombak lebih, Sian Ie Thong menghentikan langkahnya dan sambil menyoja ia berkata,
"Can Siauw-hiap selamat bertemu!"
Boe Kie membalas hormat. "Siang Ji Ciang boen,
selamat bertemu," sahutnya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Can Siauw-hiap mempunyai Sin-kang yang sangat
tinggi," kata Sian Ie Thong.
"Kau sudah mengalahkan tetua dari Khong tong-pay dan
bahkan Siauw lim Seng Ceng pun jatuh di bawah angin.
Aku sungguh merasa sangat kagum, tapi apakah aku boleh
mengetahui, Cianpwee manakah yang mempunyai seorang
murid begitu gagah seperti Can Siauw-hiap?"
Boe Kie yang sedang mengingat-ingat nama Sian Ie
Thong, tidak menjawab. Ia pernah mendengar nama itu,
tapi di mana" Di mana"
Tiba-tiba Sian Ie Thong mendongak dan tertawa
terbahak-bahak. "Mengapa Can Siauw-hiap sungkan
memberitahukan nama gurumu?" tanyanya dengan suara
nyaring. "Orang jaman dulu sering berkata begini, Kianhian soe-cee.?" (Melihat orang pandai teringat negeri Cee)
Mendengar "Kian-hian soe-cee" Boe Kie terkesiap dan
lantas saja teringat "Kian-sie Poet-kioe" (Melihat
kebinasaan tetap sungkan menolong, yaitu gelaran Tiap kok
Ie sian Ouw Ceng Goe) Ia lantas saja ingat kejadian di Ouw tiap kok pada waktu
lima tahun berselang. Waktu itu Ouw Ceng Goe pernah
memberitahukan bahwa Sian Ie Thong dari Hwa san-pay
adalah manusia yang sudah menyebabkan kebinasaan adik
perempuannya. Di kala itu, ia masih kecil tapi di dalam hati
ia sudah memastikan bahwa Sian Ie Thong akan
mendapatkan pembalasan yang setimpal karena Tuhan adil.
Saat itu, perkataan Ouw Ceng Goe seolah-olah terdengar
pula di kupingnya, "Aku pernah menolong seseorang yang
mendapat tujuh belas lubang luka bacokan. Ia sebenarnya
sudah mesti mati. Tiga hari tiga malam aku tidak tidur dan
dengan segenap kepandaian aku bisa menyembuhkannya.
Belakangan aku mengangkat saudara dengannya. Tak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
disangka ia akhirnya membinasakan adik perempuanku,
adik kandungku"." Waktu berkata begitu, air mata Ouw
Ceng Goe mengucur deras sehingga iapun sangat berduka.
Belakangan istri Ouw Ceng Goe yaitu Tok sian Ong Lan
Kauw, meracuni Sian Ie Thong dengan racun yang sangat
hebat. Tapi manusia terkutuk itu ditolong oleh Ouw Ceng
Goe sendiri, kedua suami istri jadi bertengkar dan
pertengkaran itu telah mengakibatkan banyak penderitaan.
Pada akhirnya, suami istri Ouw Ceng Goe binasa secara
tidak wajar. Biarpun bukan dibunuh oleh Sian Ie Thong,
kebinasaan itu adalah karenanya.
Mengingat sampai di situ, Boe Kie mendekati. Dengan
sinar mata berapi, ia menyapu muka Sian Ie Thong. Ia juga
ingat satu manusia lain yang bernama Sie Kong Wan,
murid Sian Ie Thong. Sesudah dilukai oleh Kim hoa Po po,
jiwa Sie Kong Wan ditolong olehnya. Tak disangka,
manusia itu belakangan mau mencoba mengiris dagingnya!
Paras muka Boe Kie merah padam. Guru dan murid itu
adalah manusia yang membalas kebaikan dengan kejahatan. Sie Kong Wan sudah mampus, tapi Sian Ie
Thong masih malang melintang di dunia dengan
berkedudukan tinggi. "Manusia ini harus diberi hajaran
keras," pikirnya. Sesudah mengambil keputusan apa yang akan diperbuatnya, ia tersenyum dan berkata, "Di badanku tidak
ada 17 luka dan akupun belum pernah mencelakai jiwa adik
angkatku. Aku tak punya rahasia apapun jua yang harus
disembunyikan." Sungguh tajam kata-kata itu!
Sian Ie Thong menggigil! Keringat dingin mengucur dari
punggungnya. Banyak tahun berselang, sesudah jiwanya ditolong oleh
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ouw Ceng Goe, Sian Ie Thong dicintai oleh Ouw Cen Yo,
adik perempuan Ouw Ceng Goe. Nona Ouw menyerahkan
kehormatannya sehingga ia hamil. Tapi Sian Ie Thong yang
ingin menduduki kursi Ciang boen jin dari Hwa san-pay
sudah menyia-nyiakan nona itu, ia kabur dan menikah
dengan putrid tunggal dari Ciang boen jin Hwa san-pay
pada masa itu. Karena malu dan gusar, nona Ouw bunuh
diri, sehingga dua jiwa yaitu jiwa ibu dan anak menjadi
korban. Karena urusan memalukan itu, Ouw Ceng Goe
tidak pernah memberitahukan kepada orang luar. Sian Ie
Thong sendiri tentu saja menutup mulut rapat-rapat. Siapa
sangka, sesudah berselang belasan tahun rahasianya dibuka
Boe Kie. Bagaimana ia tidak kaget"
Saat itu juga dia mengambil keputusan untuk mengambil
jiwa pemuda itu. "Kalau Can Siauw-hiap tidak sudi
memberitahukan nama gurumu, maka aku mengambil


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keberanian untuk meminta pengajaran dengan menggunakan ilmu silat Hwa san-pay yang sangat cetek,"
katanya. "Sedang Kong seng ceng saja masih belum dapat
menandingi Can Siauw-hiap maka ilmu silatku tentu tidak
masuk hitungan. Biarlah pertandingan ini dibatasi sampai
salah satu pihak ada yang kena sentuh. Aku mengharap
dalam pertempuran Can Siauw-hiap suka menaruh belas
kasihan." Sehabis berkata begitu tangan kirinya menghantam pundak Boe Kie. Ia tidak mau memberi
kesempatan untuk pemuda itu bicara.
Boe Kie mengerti maksudnya. Sambil menangkis ia
berkata, "Ilmu silat Hwa san-pay sangat tinggi dan tidak
perlu meminta pelajaran dari orang luar. Yang menjadi soal
adalah ilmu Sian Ie Ciang boen sendiri yang sukar dicari
duanya dalam dunia ini. Ilmu itu bernama ilmu melupakan
budi, ilmu membalas kebaikan dengan kejahatan"."
Bagaikan kalap Sian Ie Thong menyerang untuk
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menutup mulut pemuda itu. Ia menyerang dengan silat Eng
coa Sang sie pek (Pertempuran mati hidup antara burung
elang dan ular), salah satu ilmu silat terhebat dari Hwa sanpay yang terdiri dari tujuh puluh dua jurus. Ia menutup
kipas dan mencekalnya dalam tangan kanan sehingga
gagang kipas yang menonjol keluar merupakan kepala ular
yang digunakan untuk menotok dan menikam. Lima jari
tangan kirinya yang dipentang lebar seolah-olah cakar elang
yang menyambar-nyambar untuk mencoba mencengkram
Boe Kie. Eng coa Sang sie pek adalah ilmu simpanan dari Hwa
san-pay. Pada seratus tahun yang lampau, waktu berada di
gunung Hok goe-san seorang pendekar Hwa san-pay yang
bernama In Pek Thian telah menyaksikan pertempuran
hidup mati antara seekor elang dan seekor ular. Ia
mendapat ilham dan belakangan mengubah ilmu tersebut.
Elang berkelahi dengan ular sebenarnya bukan kejadian
langka. Semenjak dulu banyak ahli sudah mengubah ilmuilmu baru berdasarkan pertempuran antara binatang dan
binatang. Tapi Eng coa Sang sie pek agak beda dari yang
lain. Perbedaannya adalah ilmu itu gerakan elang dan ular
dikeluarkan bersama-sama dengan kecepatan luar biasa.
Terhadap orang biasa, ilmu ini sangat membingungkan
karena serangan menyambar dari kiri ke kanan dalam
gerakan yang berbeda-beda maka jika seseorang menjaga di
bagian kiri, ia tak akan bisa menjaga di bagian kanan.
Baru beberapa gebrakan Boe Kie sudah tahu, biarpun
mahir dalam ilmu itu, tenaga Sian Ie Thong masih jauh dari
cukup. Sesudah lewat beberapa jurus, ia berkata, "Sian Ie
Ciang boen, ada satu hal yang kurang dimengerti olehku
dan aku ingin meminta penjelasan. Dulu kau mendapat
tujuh belas luka dan keadaanmu lebih baik mati daripada
hidup. Ada orang yang tanpa tidur tiga hari tiga malam
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah menolongmu dan mengobati kau hingga kau
sembuh. Ia mengangkat saudara denganmu dan memperlakukanmu seperti saudara kandungnya sendiri.
Tapi mengapa kau begitu jahat sehingga kau membinasakan
adik perempuan orang itu?"
Sian Ie Thong gusar bukan kepalang dan berteriak,
"Ouw"." Ia sebenarnya ingin mengatakan "Ouw swee Patto" (omong kosong) dan berniat menjatuhkan tuduhan yang
tidak-tidak terhadap Boe Kie supaya pemuda itu gusar dan
konsentrasi pikirannya terpecah sehingga dengan mudah ia
bisa melaksanakan niat jahatnya. Di luar dugaan, baru saja
ia berkata "Ouw", semacam tenaga yang lembek dahsyat
menindih dadanya yang lantas saja sesak sehingga ia tak
bisa meneruskan perkataannya. Mati-matian ia mengerahkan Lweekang untuk melawan tenaga itu.
Sementara itu, Boe Kie sudah berkata pula dengan suara
nyaring. "Benar! Kau rupanya masih ingat orang she Ouw
itu. Mengapa kau tidak bicara terus" Sungguh mengenaskan
matinya nona Ouw. Apakah di dalam hatimu kau tidak
pernah merasa malu?"
Dengan napas mengap-mengap Sian Ie
Thong menyerang bagaikan kalap. Boe Kie sengaja mengendurkan
tekanan tenaganya dan Sian Ie Thong lantas saja merasakan
seakan-akan dadanya lega. Ia menarik napas dan
membentak. "Kau?" ia tidak dapat bicara lagi sebab Boe
Kie mendadak menekan lagi dengan lweekangnya.
Pemuda itu mengeluarkan suara di hidung. "Laki-laki
berani berbuat harus berani menanggung akibatnya,"
katanya dengan nada mengejek. "Ya bilang ya, tidak bilang
tidak. Mengapa kau tak berani buka suara" Bukankah Tiap
Kok Ie Sian Ouw Ceng Goe Sinshe binasa dalam
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanganmu, benarkah begitu" Jawab!" Boe Kie sebenarnya
tidak tahu cara bagaimana adik Ouw Ceng Goe menemui
ajalnya. Maka itu, ia tidak bisa mengatakan secara jelas.
Tapi dalam bingungnya, Sian Ie Thong menganggap
pemuda itu sudah tahu rahasianya. Mukanya pucat pasi tak
sepatah katapun keluar dari mulutnya.
Orang-orang yang mengenal Sian Ie Thong tahu, bahwa
dia sangat pandai bicara. Maka itu, melihat dari paras
mukanya, sikap dan terkancingnya mulut pemimpin Hwa
San Pay itu, mau tak mau dia percaya apa yang dikatakan
Boe Kie. Bahwa pemuda itu sudah menindih jalan
pernapasan Sian Ie Thong dengan lweekang yang sangat
tinggi, tidak diketahui oleh siapapun jua kecuali mereka
berdua. Yang paling malu adalah orang-orang Hwa San
Pay. Pemimpin mereka dicaci oleh seorang pemuda tanpa
mampu membela diri. Dimana muka mereka harus ditaruh"
Tapi ada juga sejumlah orang yang berpendapat lain.
Mereka mengenal Sian Ie Thong sebagai manusia yang
banyak akalnya. Mungkin sikapnya itu hanya satu siasat
yang berisi tipu untuk membalas sehebat-hebatnya.
Sementara itu, Boe Kie sudah memaki lagi. "Menurut
kebiasaan, orang-orang rimba persilatan membalas budi
dengan budi, kejahatan dengan kejahatan. Tiap Kok Ie Sian
anggota Beng Kauw. Kau adalah seorang yang berhutang
budi terhadap Beng Kauw. Tapi lihatlah! Hari ini kau
mengajak orang-orang partaimu untuk menyerang Beng
Kauw. Orang menolong jiwamu, kau berbalik mencelakai
adik orang itu. Manusia rendah! Kau lebih rendah dari pada
binatang! Mukamu tebal, begitu punya tebal hingga kau
masih ada muka untuk menjadi Ciang Bun Jin dari sebuah
partai besar." Boe Kie mencaci sesuka hati, tanpa dibalas. "Kalau Ouw
Shinshe masih hidup dan berada di sini, ia pasti akan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasa puas," pikirnya.
Sesudah memaki beberapa lama lagi, ia berkata di dalam
hati. "Sekarang cukuplah. Hari ini aku mengampuni
jiwanya. Biarlah dilain hari aku berhitungan lagi dengan
dia." Memikir begitu, ia lantas saja menarik pulang tenaga
telapak tangannya yang digunakan untuk menekan Sian Ie
Thong. "Binatang! Hari ini aku menitipkan kepalamu di
atas lehermu untuk sementara waktu!"
Hampir berbareng dada Sian Ie Thong lega. "Bangsat
kecil! Rasakan ini!" teriaknya seraya menotok Boe Kie
dengan gagang kipas, sambil melompat ke samping.
Mendadak Boe Kie mengendus bebauan?" kepalanya
tiba-tiba pusing, kakinya lemas dan ia terhuyung-huyung. Ia
merasa matanya berkunang-kunang dan dunia seolah-olah
terbalik. "Bangsat kecil!" caci Sian Ie Thong. Sekarang kau boleh
belajar kenal dengan lihainya Eng Coa Seng Sie Pek!" ia
melompat dan lima jari tangan kirinya sudah mencengkram
Yan Ie Hiat, di bawah ketiak Boe Kie. Tapi ia terkejut
karena tangannya seolah-olah mencengkram ikan yang licin
dan ia tak bisa menggunakan lweekangnya.
Melihat pimpinan mereka berada di atas angin, orangorang Hwa San Pay bersorak-sorai dan teriak-teriak.
"Lihatlah lihainya Eng Coa Seng Sie Pek!"
"Sian Ie Ciang Bun, hajar!"
"Bangsat kecil! Akhirnya kau roboh juga!"
Diantara tampik sorak, tiba-tiba Boe Kie tersenyum dan
meniup muka Sian Ie Thong. Hampir berbareng Sian Ie
Thong mengendus bebauan wangi amis dan kepalanya
puyeng. Hatinya mencelos kagetnya seperti disambar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
geledek. Baru saja ia mau beteriak, Boe Kie sudah
mengebut kedua lututnya dengan tangan baju sehingga dia
roboh berlutut dihadapan pemuda itu.
Kejadian ini diluar dugaan semua orang. Terang-terang
mereka lihat Boe Kie terluka berat dan badannya
bergoyang-goyang. Mengapa terjadi perubahan itu" Apakah
pemuda itu mempunyai ilmu siluman"
Sementara itu sesudah mengambil kipas dari tangan Sian
Ie Thong. Boe Kie tertawa terbahak-bahak. "Kalian
lihatlah!" teriaknya sambil mengacungkan kipas itu. "Hwa
San Pay menamakan diri sebagai partai yang lurus bersih.
Siapa nyana pmemimpin partai itu memiliki ilmu penyebar
racun?" Dengan sebelah tangan ia membuka kipas itu yang
di atasnya terdapat lukisan puncak gunung Hwa San
dengan beberapa baris sajak yang indah bunyinya dan indah
pula huruf-hurufnya. Tak seorangpun akan menduga,
bahwa dalam kipas yang seindah ini bersembunyi alat
rahasia untuk melepaskan racun yang hebat," katanya
seraya menghampiri sebuah pohon bunga dan menotok
batangnya dengan gagang kipas. Dalam sekejab semua
bunga layu dan rontok, sedang warna daunnya pun segera
berubah kuning. Semua orang kaget, di dalam hati mereka
bertanya-tanya" Racun apa yang disimpan di kipas itu"
Dengan mendekam di muka bumi, Sian Ie Thong
menjerit-jerit seperti babi dipotong. "Ah!..... ah,"."
Suaranya menyayat hati. Menurut pantas, biarpun dipotong
sungguhan seorang yang berkedudukan seperti dia harus
bisa menahan sakit. Tak boleh ia menjerit-jerit di hadapan
banyak orang. Setiap jeritan berarti digaploknya muka
orang-orang Hwa San Pay. "Lekas" lekas bunuh aku!" teriaknya. "Lekas!...
lekas!..." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku bisa menghilangkan rasa sakitmu," kata Boe Kie.
Tapi sebelum tahu racun apa yang digunakan olehmu, aku
tidak berdaya." "Racun" racun" Kim Cam Kouw Tok" aduh!
Bunuhlah aku" lekas!" ia sesambat.
Kata-kata "Kim Cam Kouw Tok" tidak mempengaruhi
orang-orang muda, tapi orang-orang yang lebih tua lantas
berubah paras mukanya. Mereka yang mempunyai rasa
keadilan lantas mencaci. Kim Cam Kouw Tok, keluaran propinsi Kwi Cioe,
adalah salah satu racun terhebat di dunia. Penderitaan
orang yang kena racun itu tak mungkin dilukiskan, sekujur
badannya seperti digigit oleh berlaksa kutu beracun. Racun
itu memuakkan orang-orang rimba persilatan yang baikbaik. Karena sukar didapat, banyak orang hanya pernah
mendengar namanya. Sekarang, dengan menyaksikan
penderitaan Sian Ie Thong, mereka baru tahu lihainya Kim
Cam Kouw Tok. "Apa kau tahu cara bagaimana racunmu berbalik makan
tuan?" Tanya Boe Kie.
"Bunuh aku! Bunuhlah"! Aku tak tahu," teriaknya
sambil bergulingan. "Kau melepaskan racun itu kepadaku, tapi aku berhasil
menolaknya dengan menggunakan lweekang dan lalu balas
menghantam kau," kata Boe Kie. "Sekarang apa lagi yang
mau dikatakan olehmu?"
"Ya! Pembalasan"! Pembalasan"!" jeritnya seraya
mencengkram tenggorokannya untuk mencoba bunuh diri.
Tapi tenaganya habis. Sekuat
tenaganya ia coba membenturkan kepala di tanah, tapi ia gagal lagi. Disinilah
lihainya Kim Cam Kouw Tok. Pancaindera si korban
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makin tajam, tapi tenaganya habis, sehingga mau hidup
tidak bisa, mau matipun tidak mungkin.
Darimana Sian Ie Thong mendapat racun itu"
Pada waktu mau menghembuskan napasnya yang
penghabisan, karena cintanya yang tiada terbatas, Ouw
Ceng Yo telah memohon kepada Ouw Ceng Goe, supaya
kakak itu suka melindungi Sian Ie Thong. Karena terpaksa,
sang kakak memberi janjinya. Isteri Ouw Ceng Goe, Ouw
Lan Kouw, gusar dan diam-diam meracuni Sian Ie Thong


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan Kim Cam Kouw Tok. Belakangan, sebab sudah
berjanji, Ouw Ceng Goe menolong juga manusia itu. Sian
Ie Thong ternyata licik luar biasa. Waktu berobat di rumah
Tiap Kok Ie Sian, selagi orang meleng, ia mencuri dua
pasang ulat sutera emas yang lalu dipiara menurut
peraturan dan dibuat menjadi bubuk racun. Kemudian ia
memasang alat rahasia di kipasnya untuk menyimpan racun
itu, yang bisa disembur keluar dengan bantuan tenaga
dalamnya. Tadi, karena ditindih dengan lweekang Boe Kie, ia tak
bisa bergerak. Tapi begitu lekas pemuda itu menarik pulang
tekanannya, ia segera saja melepaskan racun. Untung besar
Boe Kiememiliki lweekang yang sangat kuat. Pada detik
yang berbahaya, mereka menahan napas, mengerahkan
semua hawa tulen dan bahkan bisa menyembur balik racun
itu ke badan Sian Ie Thong. Kalau badannya kurang kuat,
maka yang akan menjerit-jerit bukannya Sian Ie Thong, tapi
ia sendiri. Sesudah mempelajari Tok Kang dari Ong Lan Kouw,
Boe Kie tahu lihainya Kim Cam Kouw Tok. Diam-diam ia
mengalirkan hawa tulen di seluruh badannya dan setelah
merasakan sesuatu yang luar biasa, barulah hatinya lega.
Melihat penderitaan Sian Ie Thong, di dalam hatinya
merasa kasihan. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menolong, aku akan menolong, tapi dia harus lebih
dahulu mengakui segala kedosaannya," pikirnya. Maka itu
ia lantas saja berkata, "Aku tahu cara mengobati orang
yang kena racun Kim Cam Kouw Tok. Tapi sebelum
ditolong, kau harus menjawab sejujurnya setiap pertanyaanku. Jika kau berdusta aku takkan memperdulikan kau lagi. Kau akan menderita tujuh hari
tujuh malam, sehingga dagingmu rusak dan tulangtulangmu kelihatan."
Walaupun terpaksa, otak Sian Ie Thong tetap tenang.
"dahulu Ong Lan Kouw pernah mengatakan dagingku akan
rusak dan tulang-tulangku kelihatan, sesudah aku menderita
tujuh hari tujuh malam," Katanya di dalam hati.
"Bagaimana bocah itu bisa tahu?" Tapi ia tak percaya Boe
Kie mempunyai kepandaian yang menyamai kepandaian
Ouw Ceng Goe. "Kau" kau" , takkan bisa menolongku,"
katanya terputus-putus. Boe Kietersenyum. Dengan gagang kipas, ia menotok
Sian Ie Thong. "Aku akan membuat lubang di sini dan akan
memasukkan obat ke dalam lobang," katanya.
"benar! Kau benar!" teriak Sian Ie Thong.
"Nah! Kalau kau mau hidup, lekaslah ceritakan segala
kedosaanmu," kata Boe Kie.
Sambil menggigit bibir, Sian Ie Thong mengawasi
pemuda itu. "Ti". Dak!" katanya dengan suara gemetar.
"Baiklah," kata Boe Kie seraya mengibas tangannya.
"Kau rebahkan di sini tujuh hari tujuh malam."
"Ya! " Ya! " aku" aku cerita" " sesambat Sian Ie
Thong. Tapi, mulutnya tetap terkancing. Biar bagaimanapun jua, terutama mengingat kedudukannya
sebagai Ciang Bun Jin dari sebuah partai besar, ia merasa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak sanggup untuk menceritakan perbuatan-perbuatannya
yang terkutuk di hadapan ratusan tokoh rimba persilatan.
Tiba-tiba, berbareng dengan siulan nyaring, dua orang,
satu jangkung dan satu kate, melompat keluar dari barisan
Hwa San Pay dan berdua di depan Boe Kie. Mereka berusia
lima puluh tahun lebih dan masing-masing mencekal
sebatang golok. "Orang she Can," kata si kate, "orang Hwa San Pay
boleh dibunuh, tidak boleh dihina. Perbuatanmu terhadap
Ciang Bun Jin kami bukan perbuatan seorang gagah."
Boe Kie merangkap kedua tangannya dan bertanya:
"Bolehkah aku mendapat tahu she dan nama besar kedua
Cianpwee?" "Derajatmu masih belum cukup untuk mengetahui nama
kami berdua," kata si kate seraya membungkuk untuk
mendukung Sian Ie Thong. Boe Kie mendorong si kate dan si kate terhuyung, "hatihati kau!" katanya. "Badannya penuh racun dan kalau kena
sedikit saja, kau akan menderita seperti dia."
Si kate terkejut dan berdiri terpaku.
"Tolong!... Tolong aku!" jerit Sian Ie Thong. Pek Goan,
Pek Soeko! Hanya Pek Soeko yang dibinasakan olehku
dengan Kim Cam Kauw Tok! Tidak ada orang lain lagi"
Tidak ada.." "Pek Goan dibinasakan olehmu?" menegas si kate. "Apa
benar" Tapi mengapa kau mengatakan bahwa ia mati dalam
tangan orang-orang Beng Kauw?"
"Pek Soeko!... ampun" " jerit Sian Ie Thong sambil
manggut-manggutkan kepalanya. "Pek Soeko.. kau mati
secara mengenaskan. Tapi siapa suruh kau memaksa aku
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk mengakui urusan nona Ouw" Suhu pasti tak akan
mengampuni aku, tiada jalan lain" aku" aku terpaksa..
Pek Suheng! Ampun!.... " ia mencengkram ternggorokannya, tapi tenaganya habis. Dengan napas
tersengal-sengal, ia berkata pula. "Sesudah mencelakai kau,
jalan satu-satunya untukku adalah menumplak kedosaan di
atas pundak Beng Kauw. Tapi" tapi.. aku sudah
membakar banyak uang-uangan untuk rohmu" aku sudah
membikin sembahyangan besar.. aku terus menunjang
penghidupan anak isterimu. Mengapa kau masih minta
ganti jiwa" ampun!..."
Ketika itu langit cerah dan matahari memancarkan
sinarnya yang gilang gemilang. Tapi mendengar jerit-jeritan
Sian Ie Thong, banyak orang menggigil seperti kedinginan.
Roh Pek Goan seolah-olah berada di tempat itu.
Pengakuan yang tak diduga-duga itu sudah keluar dari
mulut Sian Ie Thong sebab dalam penderitaannya, ia ingat
penderitaan Pek Goan. Biarpun Ouw Ceng Yo mati, nona
itu bukan mati dalam tangannya, ia mati bunuh diri. Tapi
Pek Goan binasa karena diracuni olehnya sendiri. Maka itu
ia merasa tak ada kedosaannya terhadap Nona Yo. Dalam
penderitaannya yang maha hebat itu di dalam otaknya
hanya teringat "Pek Goan" dan roh Suheng itu seolah-olah
berdiri di depannya untuk menagih utang.
Boe Kie tak mengenal Pek Goan. Tapi dari pengakuan
Sian Ie Thong, ia tahu bahwa segala kedosaan telah
ditimpakan ke pundak Beng Kauw. Mungkin sekali turut
sertanya Hwa San Pay dalam gerakan membasmi Beng
Kauw adalah untuk balas sakit hatinya Pek Goan. Memikir
begitu, ia lantas berkata dengan suara nyaring. "Para
Cianpwee dari Hwa San Pay, dengarlah! Pek Goan Suhu
bukan dicekali oleh orang Beng Kauw kalau sudah salah
mereka orang." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba bagaikan kilat orang tua yang bertubuh
jangkung mengangkat goloknya dan membacok leher Sian
Ie Thong. Tapi Boe Kie mendahului, dengan gagang kipas
ia menotol badan golok yang lantas saja terpental dan
menancap di tanah. "Perlu apa kau camput tangan?" bentak si jangkung
dengan gusar. "Dia pengkhianat partai. Siapapun juga
boleh membinasakannya."
"Aku sudah berjanji untuk mengobati dia," kata Boe Kie.
"Perkataan yang sudah diucapkan tidak bisa diabaikan
dengan begitu saja. Urusan dalam partai bisa dibereskan
sesudah kalian pulang ke Hwa San."
"Soetee, perkataan dia ada benarnya juga," kata si kate
sambil menendang punggung Sian Ie Thong. Tendangan
yang sangat keras itu bukan saja mampir tepat di Toa Toei
Hiat, tapi juga telah melontarkan tubuh Sian Ie Thong yang
kemudian ambruk di depan barisan Hwa San Pay. Pukulan
pada Toa Toei Hiat sakit bukan main, tapi Sian Ie Thong
sudah tidak bisa berteriak lagi. Ia berguling-guling sambil
menahan sakit, tapi tak seorangpun berani menolong, sebab
mereka takut ketularan racun.
"Kami berdua adalah paman guru Sian Ie Thong," kata
si kate kepada Bu Ki. "Bahwa kau sudah membikin terang
satu perkara besar dalam partai kami, sehingga sakit hatinya
Pek Goan Soetit bisa terbalas, aku merasa sangat berterima
kasih," sehabis berkata begitu, ia menyoja sambil
membungkuk. Si jangkung buru-buru ikut menyoja.
Mendadak si kate mengibas goloknya dan berkata, "tapi,
sebab kau sudah merusak nama harumnya Hwa San Pay,
maka tak ada jalan lain bagi kami berdua daripada
mengadu jiwa dengan kau."
?".. yang bersih tetap bersih, yang kotor tinggal kotor.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau dalam sebuah partai muncul seorang jahat, nama
partai tersebut tidak rusak karena adanya orang jahat itu.
Mengapa kalian berpandangan begitu sempit?"
"Bagaimana pendapatmu" Apakah kejadian itu tidak
menodai nama Hwa San Pay?" Tanya si jangkung.
"Tidak, tentu saja tidak," jawabnya.
"Soeko," kata si jangkung. "Bocah itu mengatakan tidak
menodai partai kita." Kurasa lebih baik kita bikin habis
urusan ini. Si jangkung adalah seorang jujur terhadap Boe Kie, ia
agak jeri. "Tidak! Tidak!" bentak si kate. "lebih dahulu singkirkan
hinaan dari luar, kemudian barulah menyapu bersih pintu
kita. Kalau hari ini Hwa San Pay tidak berhasil
menjatuhkan bocah itu, kita tidak bisa berdiri lagi dalam
rimba persilatan." "Baiklah," kata si jangkung. "Eh, bocah! Kami berdua
mau mengerubuti kau. Jika kaur rasa tidak cukup adil,
paling benar siang-siang kau mengaku kalah."
Si kate mengerutkan alisnya dan membentak, "Soetee!..." Si jangkung girang tak kepalang, "Kalau kami
mengerubuti kau, kau pasti tak bisa hidup lagi," teriaknya.
Katanya, "kami berdua mempunyai ilmu golok yang
dinamakan Liang Gie To Hoat. Kau pasti kalah. Aku harap
kau tidak menyesal."
"Aku hanya mengharap kedua cianpwee suka menaruh
belas kasihan." "Golok tidak mengenal belas kasihan," kata si jangkung.
"Begitu bertempur golok kami tak mau main sungkanhttp://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sungkan lagi. Kulihat kau seorang yang baik. Aku tidak
sampai hati jika pasti membacok kau?"
"Soetee, jangan rewel!" bentak si kate.
"Aku hanya minta supaya ia berhati-hati," kata si
jangkung. "Liang Gie To Hoat kita lain dari yang lain" "
"tutup mulut!" bentak si kate. Ia berpaling kepada Boe
Kie dan berteriak. "sambutlah!" Hampir berbareng,
goloknya menyambar. Boe Kie mengangkat kipas Sian Ie Thong dan
mendorong belakang golok.
"Tidak bisa! Teriak si jangkung. Kalau begini, aku lebih
suka tidak bertempur."
"Mengapa?" tanya Boe Kie.
"Kipas itu ada racunnya, bisa-bisa kita celaka semua,"
jawabnya. "Benar," kata Boe Kie. "Benda yang begini beracun
tidak boleh dibiarkan lama-lama di dunia." Ia menjepit
kipas itu dengan telunjuk dan jari tengah menimpuk ke
bawah. "Blas!" kipas amblas ke dalam tanah dan apa yang
terlihat hanyalah lubang kecil. Sin kang sehebat itu tak akan
dapat dilakukan oleh siapapun jua yang berada di lapangan
itu. Tanpa merasa semua orang bersorak-sorai.
Sambil menjepit golok di bawah ketiaknya si jangkung
menepuk tangan. "Ambillah senjata," katanya.
Boe Kie berwatak sederhana dan ia sebenarnya tak ingin
menonjol-nonjolkan kebenarannya di hadapan orang. Tapi
keadaan sekarang sangat luar biasa. Jika ia tak
memperlihatkan Sin Kang dan menaklukkan semua orang,
ia takkan bisa mencapai tujuannya untuk menghentikan
permusuhan. "Senjata apa yang cianpwee anggap pantas
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
digunakan olehku?" tanyanya.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Si jangkung menepuk pundak Boe Kie dua kali. "Bocah,
kau mempunyai sifat yang menarik," katanya sambil
tertawa, "Kau boleh menggunakan senjata apapun jua,
perlu apa kau tanya aku."
Boe Kie tahu, bahwa tepukan itu tak bermaksud jahat,
tapi orang yang menonton kaget bukan main, sebab kalau si
jangkung menggunakan tenaga dalam, pemuda itu bisa
terluka berat. Mereka tak tahu, bahwa Boe Kie sudah
melindungi sekujur tubuhnya dengan Sin Kang, sehingga
andaikata si jangkung berlaku curang, ia takkan berhasil.
Karena pemuda itu tak lantas menjawab, kakek itu
berkata pula. "Apakah kau akan turut perkataanku, jika aku
menyebut senjata." "Ya," jawabnya sambil tersenyum.
"Bocah, kau memiliki ilmu silat yang sangat tinggi dan
kau tentu mahir dalam delapan belas senjata," kata si
jangkung. "Tapi sangat keterlaluan jika kau meladeni kami
berdua dengan tangan kosong."
"Tangan kosong juga boleh," kata Boe Kie.
Si jangkung menyapu seluruh lapangan matanya. Ia
ingin cari senjata yang aneh. Tiba-tiba ia lihat beberapa
buah batu besar di sudut sebelah kiri, berat setiap batu kirakira dua ratus atau tiga ratus kati. "Aku bersedia untuk
mengalah terhadapmu dan kau boleh menggunakan senjata
yang sangat berat itu," katanya seraya menuding beberapa
batu itu. Sehabis berkata begitu, ia mendongak dan tertawa
terbahak-bahak. Ia hanya berguyon. Batu-batu itu bukan
saja sangat berat dan takkan bisa diangkat oleh manusia
biasa, tapi juga tak ada pegangannya, tidak bergagang
seperti senjata biasa, sehingga sangat mustahil bisa
Istana Tanpa Bayangan 4 Si Penakluk Dewa Iblis Karya Lovely Dear Amarah Pedang Bunga Iblis 3

Cari Blog Ini