Ceritasilat Novel Online

Pendekar Pemanah Rajawali 35

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 35


berkepandaian sangat lihay." Auwyang Hong berpaling dengan cepat. Ia heran. " Kenapa?" tanyanya.
"Aku pun tak tahu kenapa. Hanya ketika aku sedang berada di Gu-kee-cun, di sana aku mendengar dua orang tengah berbicara. Mereka itu seorang pria dan seorang wanita, dan bicaranyapun di sebelah tembok. sungguh aku tidak mengerti." see Tok kena dibikin bingung, ia berada dalam kegelapan. "Apa itu yang mereka bicarakan?"
"Nanti aku menyebutkannya setiap patah yang mereka bicarakan itu, tidak nanti aku menambahkan satu huruf juga. Tolong kau menjelaskannya nanti padaku. Aku tidak melihat mereka itu, aku tidak tahu, yang pria siapa yang wanita siapa. Aku hanya
mendengar yang pria bilang: 'urusan aku membunuh Auwyang Kongcu ini, apabila sampai teruwar di luaran, sungguh berbahaya.' Yang wanita kata 'seorang laki-laki, dia berani berbuat, ia berani bertanggung jawab Jikalau kau takut, tidak seharusnya kemarin kau membunuh dia. Benar pamannya dia itu lihay tetapi kita tak bakal dapat dicari.'"
Auwyang Hong mengawasi. Ketika ia mendapatkan nona itu terus berdiam, ia menanya: "Pembilangannya perempuan itu benar. Apa katanya pula si lelaki?"
Yo Kang mendengar pembicaraan itu, ia takut
bukan main, terhadap oey Yong, ia sangat gusar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kebetulan itu waktu sinar rembulan masuk ke dalam, diam-diam ia bergerak. dengan perlahan ia
menghampirkan ke belakang si nona. Ia menyingkir dari sinar rembulan itu.
selagi berindap-indap. ia mendengar jawabannya oey Yong: " Kata- katanya si lelaki itu membuatnya aku berpikir bahwa semua disebabkan kepandaian kau yang sangat lihay hingga kau membikin keponakanmu itu celaka. Lelaki itu kata 'Adikku sekarang ini aku ada memikir satu jalan. Pamannya itu sangat kosen, aku ingin mengangkat dia menjadi guru. sebenarnya sudah lama aku memikir begini, hanya di dalam kalangan dia itu ada aturan yang ditaati, ialah kepandaian diwariskan di dalam satu generasi hanya kepada satu orang. Maka itu, kalau dia sudah mati baru pamannya dapat menerima aku sebagai muridnya'"
Tidak usah oey Yong menjelaskan lagi siapa pria itu, lagu suaranya pun sudah menerangkannya.
Dengan pandai ia meniru lagu suaranya Yo Kang, hidup sedari kecil di kota raja, ibunya, Pauw sek Yok.
adalah orang Lim-an, sedang di dalam istana ada banyak orang Kim, maka itu, suaranya itu campur aduk antara lagu bicaranya orang selatan dan orang utara.
Dengan demikian gampang sekali orang
mengenalinya. Auwyang Hong berulang kali mengasih dengar
suara mengejek, "Hm" Lalu ia menoleh ke arah Yo Kang. Ia baru melihatnya si anak muda tidak ada di tempatnya atau mendadak ia mendengar suara, "Buk"
disusuli teriakan dari kesakitan, lalu nampak Yo Kang dengan tangan kanannya mengucurkan darah dan
mukanya pucat pias sebagaimana itu terlihat di cahayanya si Putri Malam.
Hebat oey Yong membuka rahasia, maka pemuda
she Yo itu tidak dapat menguasai pula hatinya. Ia hendak melampiaskan kemurkaannya, jalannya ialah membunuh nona she oey itu. Maka setelah datang dekat si nona, ia berlompat seraya tangannya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyambar ke batok kepalanya nona itu, untuk
dicengkeram dengan ilmu cengkeraman Kiu Im Pek-kut Jiauw.
oey Yong ketahui serangan gelap itu, ia berkelit, maka tangannya si anak muda tiba pada pundaknya.
Dia mencengkeram kuat sekali, dalam sengitnya, ia menggunai semua tenaganya maka itu, justru ia mengenai baju lapis yang berduri, tangannya itu nancap di duri baju. Bukan main dia merasakan sakit, maka tak dapat dia tidak menjerit, setelah mana, dia mengasih turun tangannya itu, hampir dia pingsan menahan nyerinya.
Di tempat yang gelap itu, tidak ada orang yang melihat apa yang sudah terjadi, malah mereka tidak tahu juga, pemuda itu bercelaka di tangan si nona atau di tangan Auwyang Hong. oleh karena orang tidak tahu pasti dan mereka punjeri terhadap see Tok.
semua berdiri diam sambil mengawasi saja.
Adalah Wanyen Lieh yang mengajukan diri untuk memegangi anaknya.
"Anak Kang, kau kenapa?" ia tanya. "Apamu yang terluka?" Ia menghunus goloknya dan menyerahkan itu pada si anak. Ia berkhawatir Auwyang Hong
membalaskan sakit hati keponakannya .
"Tidak apa-apa," menyahut Yo Kang, yang mencoba melawan rasa sakitnya. Ia pun menyambuti golok dari ayahnya itu atau mendadak ia merasakan tangannya kaku, golok itu terlepas dan jatuh berisik di lantai. Ia lekas-lekas membungkuk. untuk
memungutnya. Apa celaka, lengannya menjadi kaku, lengan itu tidak mau mengikuti lagi suara hatinya.
Dalam kagetnya, dengan tangan kirinya ia memencet tangan kanannya, tetapi ia tidak merasakan apa-apa.
Maka ia lantas mengawasi oey Yong. "Bisa Bisa"
serunya. "Kau menggunai bisa melukakan aku?"
Pheng Lian Houw semua menjadi bingung, meski
begitu, mereka lantas mengambil keputusan. Biarnya Auwyang Hong lihay, di situ ada Wanyen Lieh si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pangeran Kim yang berpengaruh, jadi biar bagaimana, perkaranya Auwyang Kongcu itu harus diselesaikan secara baik. Begitu melihat roman menakuti dari Yo Kang, sebagian menghampirkan pangeran muda itu, untuk menghiburi, yang sebagian lagi mendekati oey Yong, antaranya ada yang berseru: "Lekas keluarkan obatmu untuk mengobati siauw-ongya" oey Yong beriaku tenang.
"Baju lapisku tidak berbisa," ia kata tawar, "Jangan kamu bergelisah tidak karuan Di sini ada orang yang harus membunuh dia, tidak ada perlunya aku melukai padanya"
Ketika itu Yo Kang menjerit, "Aku aku tidak dapat bergerak" Lalu teriihat dia menekuk kedua dengkulnya, tubuhnya turun dengan perlahan-lahan, sedang dari mulutnya terdengar suara tidak tegas.
Mendengar jeritan dan suara orang itu, oey Yong heran. Ia lantas mengawasi Auwyang Hong, paras siapa nampaknya terkejut. Ketika ia juga menoleh kepada Yo Kang, muka si anak muda tersungging senyuman, mulut terbuka seperti tertawa. Di antara sinar rembulan, wajah pemuda itu menjadi luar biasa sekali. Mendadak ia ingat.
"Inilah Auwyang Kongcu Peehu yang menurunkan tangan jahat, kau jangan sesalkan aku," ia berkata.
Auwyang Hong heran, ia berkata^ "Melihat dari rupanya, dia memang terkena racun ular di tongkatku, memangnya aku berniat memberi dia rasa, siapa tahu si budak cilik telah mewakilkan aku. Bagus, bagus sekali Hanya ular berbisa itu cuma aku seorang yang mempunyai, entah dari mana si budak cilik
mendapatkannya?" "Aku mana mempunyai semacam ular?" kata oey Yong. "Kaulah yang menggunai racun itu Mungkin kau sendiri tidak merasa"
"Benar-benar aneh" seru see Tok.
"Auwyang Peehu," berkata si nona. "Aku ingat peristiwa dulu hari ketika kau dan Loo Boan Tong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertaruh. Kau telah memberi makan racun ularmu kepada seekor ikan cucut, setelah ikan itu mati, dagingnya dimakan ikan yang lain, ikan itu keracunan dan lantas mati. Demikian seterusnya, racunmu itu menular tidak putusnya. Benar bukan?" Auwyang Hong tertawa.
"Jikalau racunku bukannya istimewa, tidakkah nama see Tok itu nama kosong belaka?" ia bilang puas.
"Benar" menyahut si nona. "Lam Hie Jin itu ikan cucut yang pertama"
Ketika itu Yo Kang telah menjadi seperti orang kalap. Dia bergulingan di lantai. Nio Cu ong mencoba memeluknya, tidak ada hasilnya. Auwyang Hong tidak dapat menangkap artinya perkataan oey Yong.
"Coba kau memberi penjelasanmu" ia bilang.
"Bukankah kau telah menggigitkan ularmu kepada Lam Hie Jin?" berkata si nona. "Ketika itu hari aku bertemu dia di Tho Hoa To, dia telah memukulku satu kali. Tinjunya itu mengenai pundakku yang kiri Dengan begitu, di duri dari baju lapisku lantas ketinggalan sisa bisanya. Barusan siauw-ongya menghajar aku,
kebetulan dia kena mencengkeram baju lapisku, karena dia terluka, darah beracun itu masuk ke dalam darahnya. Hm Dialah ikan cucut yang ketiga"
Mendengar keterangan si nona, orang merasa
bergidik sendirinya. sungguh hehat bisanya Auwyang Hong itu. Yo Kang telah menerima pembalasannya sendiri, dia mau mencelakai lain orang, dia sendiri yang menjadi korban.
Mendengar sampai di situ, Wanyen Lieh
menghampirkan Auwyang Hong di depan siapa ia
menekuk lututnya. "Auwyang sianseng," ia berkata, "siauw-ong minta sukalah kau menolongi jiwanya putraku, nanti siauw-ong tidak bakal melupakan budimu yang sangat besar ini." Auwyang Hong tertawa lebar.
"Jiwa anakmu ialah jiwa, jiwa keponakanku bukannya jiwanya" katanya. Ia lantas menyapu Pheng
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lian Houw semua, muka siapa terang di sinar
rembulan, terus ia kata dengan suara dalam: "orang gagah yang mana yang tidak puas, baik lekas-lekas maju untuk bicara"
"Bisa Bisa" serunya. "Kau menggunai bisa melukakan aku?"
Bukannya orang maju, orang justru mundur. Pula tidak ada yang berani membuka mulut.
selagi orang menjublak itu, mendadak Yo Kang
berlompat bangun dan menghajar Nio Cu ong hingga pahlawan itu roboh. Wanyen Lieh lantas bangun berdiri.
" Lekas bawa siauw-ong ya ke Lim-an" ia memberi titah. "Mari kita mengundang tabib yang pandai untuk mengobati dia"
Auwyang Hong mendengar perkataannya pangeran
itu, sembari tertawa ia kata^ "Racunnya si bisa bangkotan mana ada tabib di kolong langit ini yang sangguc mengobatinya" Lagi pula mana ada tabib pandai yang tidak menyayangi jiwa" dengan dia berani merusak usaha Wanyen Lieh tidak mau melayani
bicara. "Masih kamu tidak mau lekas-lekas menolongi siauw-ongya?" bentaknya kepada semua
pahlawannya. Belum lagi Yo Kang dipegang, untuk dibawa pergi, dia sudah berlompat tinggi hingga hampir kepalanya sundul dengan penglari, ketika dia sudah turun pula, dia menuding pangeran Kim itu sambil berseru: "Kau bukannya ayahku sudah kau bikin celaka ibuku, sekarang kau bikin celaka juga aku"
"siauw-ongya, sabar" see Thong Thian membujuk.
Ia mendekati, untuk memegang kedua lengannya
pangeran itu. Yo Kang lihay, dia mendahului menangkap lengan orang she see itu, lalu dia menggigit jempolnya.
see Thong Thian menjerit bahna sakitnya, dia
menarik tangannya, terus dia melengak. Dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantas dia merasai tangannya kaku, hingga dia menjadi kaget tidak terkira. oey Yong mengawasi jago itu, ia kata dingini " Inilah ikan cucut yang keempat"
cian Ciu Jin-touw Pheng Lian Houw kaget sekali.
Dia memang bersahabat paling rapat dengan see Thong Thian. Dia pula paling pandai menggunai racun, maka dia tahu apa yang dia mesti lakukan. see Thong Thian itu sudah keracunan. Dengan sebat luar biasa, dia menghunus goloknya, dengan itu dia membabat kutung sebelah lengannya sahabatnya itu Hauw Thong Hay kaget bukan main. Ia tidak tahu maksudnya Lian Houw.
"Pheng Lian Houw, kau melukai sukoku" ia membentak. Ia lantas maju untuk menyerang.
Tapi Thong Thian, yang menahan sakitnya,
berteriak: "Tolol Pheng Toako justru menolongi aku"
Thong Hay batal menyerang, ia melengak.
Yo Kang menjadi kalap. pikirannya waswas. Ia
menyerang kalang kabutan, ia meninju, menendang dan menggigit juga. orang telah melihat contoh dalam dirinya see Thong Thian,
mereka semua ketakutan, mereka pada
menyingkirkan diri, semua lari keluar, hingga kacaulah mereka. Burung-burung gagak dengan turut kaget lagi dan beterbangan dengan berisiknya. Maka di
pekarangan yang kosong di depan kuil, terlihat bayangan mereka terbang serabutan, suara mereka saling sahut dengan teriakan-teriakannya Yo Kang Wanyen Lieh juga turut pergi ke luar kuil, tapi ia masih menoleh dan memanggil: "Anak Kang Anak Kang" Yo Kang mengucurkan air mata.
Wanyen Lieh girang, ia mementang kedua
tangannya, untuk menyambuti putranya itu. Maka berdua mereka saling merangkul.
"Anak. kau sudah mendingan?" tanya ayah itu. Tapi di sinar rembulan, ia menampak wajah orang yang tidak wajar, yang matanya terbuka lebar, terang dia belum sadar, sedang giginya bercatrukan. Ia kaget
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketika si anak mengangkat tangan kirinya, menghajar ke arahnya. Dalam kagetnya ia bukan lompat mundur atau lari, ia menjoroki tubuh putranya itu.
Pangeran muda itu kehabisan tenaganya, dia roboh terguling, terus dia tidak merayap bangun.
Menampak demikian, hatinya Wanyen Lieh
mencelos, tidak berani ia mengawasi pula, lantas ia lari terus, di luar kuil, ia lompat naik atas kudanya, untuk dikasih kabur, maka ia segera diiringi sekalian pahlawannya. Lekas sekali, mereka telah lenyap berikut bayangan, mereka.
Auwyang Hong mengawasi tubuhnya Yo Kang.
Pemuda itu lagi bergulingan. oey Yong pun
mengawasi. Maka mereka berdua ada masing-masing pikirannya sendiri yang satu berduka berbareng gusar, yang lain terharu dan puas. Mereka sama-sama
membungkam, sampai mendadak mereka mendengar
suara berkeresek di atas genting.
"Mau apa kau mencuri mendengari?" menegur Auwyang Hong. "Turunlah"
oey Yong kaget. Ia menyangka Kwa Tin ok yang
naik ke genting. Ia lantas melihat satu bayangan orang berlompat turun, orang itu lari masuk. " enci Bok" ia berseru. Ia lantas mengenali orang. "Enci kau datang"
Nona itu tidak menghiraukan panggilan, ia lari terus pada Yo Kang, yang ia lantas angkat tubuhnya untuk dipondong. "Kau masih kenali aku?" ia menanya halus.
Yo Kang menyahut, suaranya tidak karuan,
terdengarnya cuma^ "Ho ho"
"Ah, kau tidak dapat melihat aku" kata Liam Cu. Ia memutar tubuh, untuk mendapat sinar rembulan, untuk si anak muda melihat mukanya. Ia tanya pula: "Kau kenali aku atau tidak?"
Yo Kang mendelong mengawasi nona itu. selang
sesaat, baru ia mengangguk. Liam Cu girang.
"Hidup di dalam dunia sungguh sengsara" katanya perlahan. "Kau menderita, aku juga Mari kita pergi Maukah kau?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang mengangguk pula. Tapi mendadak dia
berteriak. Liam cu duduk mendeprok. dia memeluki erat-erat.
Menyaksikan semua itu, oey Yong menghela napas.
Tapi lekas juga ia menjadi heran. Tubuh Liam Cu bergerak turun, menindih tubuh Yo Kang, kepalanya jatuh di pundak si anak muda. Habis itu, keduanya terlihat tidak bergerak lagi.
" enci Bok enci Bok" ia memanggil-manggil, kaget.
Liam Cu tidak menyahuti, ia seperti tidak mendengar, tubuhnya terus diam.
Nona oey bingung, ia segera menghampirkan,
dengan perlahan ia pegang pundak si nona, untuk diangkat, atau mendadak tubuh itu roboh ke belakang Lagi sekali oey Yong berteriak bahna kagetnya.
Hanya sekarang ia melihat di dada si nona menancap ujung tombak buntung, napas si nona sudah berhenti.
Ketika ia memandang Yo Kang, dada itu pun bekas tertusuk tombak, darahnya mengalir keluar. Anak muda itu juga sudah putus jiwa.
Liam Cu tidak tega mengawasi Yo Kang tersiksa, maka itu ia memeluknya dengan memasang tombak pendeknya didada sianak muda, tempo ia memeluk kuat, ujung tombak melesak dalam, maka matilah kekasihnya itu, setelah mana, ia menikam dadanya sendiri dengan cara serupa. Dari itu keduanya pulang bersama ke lain dunia
oey Yong mendekam di tubuh Liam Cu, ia
menangis sedih. Ia bersedih untuk nasib buruk nona itu. Kemudian, kapan ia ingat peruntungannya sendiri, yang masih kusut, ia menangis semakin sedih.
Auwyang Hong terus mengawasi semenjak tadi,
sampai kemudian ia kata "Bagus matinya mereka, buat apa ditangisi lagi" Setengah malaman sudah orang mengacau, sekarang akan lekas terang tanah. Mari kita melihat ayahmu" Si nona berhenti menangis.
"Di saat ini mungkin ayahku sudah pulang ke Tho Hoa To, buat apa dilihat lagi?" bilangnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong melengak, terus ia tertawa dingin.
"oh, budak, budak, kiranya kau menjual orang" katanya keras.
"Di bagian depan dari kata-kataku, memang aku mendustai kau," berkata oey Yong. "Ayahku orang macam apa, mustahil dia membiarkan dirinya dikurung imam-imam busuk dari Coan Cian Kauw" Jikalau aku tidak menyebut-nyebut Kiu Im Cin-keng, maka kau mau mengijinkan aku memeriksa Sa Kouw?"
Kwa Tin ok mendengar semua itu, ia kagum dan
menyayangi oey Yong. Ia sekarang mengharap- harap si nona mendapat akal untuk menyingkir dari
hadapannya manusia yang lihay dan berbahaya ini.
"Di dalam kata-katamu ada terkandung tiga bagian kebenaran, kalau tidak, aku si bisa bangkotan tidak nanti kena terpedayakan," kata Auwyang Hong.
"Baiklah, sekarang kau menjelaskan salinan dari ayahmu itu, jangan ada satu huruf juga yang
dilompati" "Jikalau aku lupa, bagaimana?" oey Yong tanya.
"Paling baik kau mengingat- ingatnya. Kalau budak secantik kau ini kena dicatol ularku, itulah harus disayangi"
oey Yong jeri juga. Ia telah menyaksikan hebatnya kebinasaannya Yo Kang. Maka ia berpikir keras"Taruh kata aku memberitahukan terjemahan It Teng Taysu, tidak nanti dia gampang-gampang melepaskan aku Bagaimana caranya aku harus menyingkir dari dia ini?"
Ia tidak dapat pikiran yang baik, maka ia anggap baiklah ia bersikap ayal-ayalan, untuk menang tempo.
"Jikalau aku melihat huruf sansekertanya, mungkin aku dapat menjelaskan semua," katanya kemudian.
"Coba kau membacakan, nanti aku mencoba-coba."
"Siapa sanggup membaca di luar kepala bahasa asing itu?" kata Auwyang Hong. "Sudah, jangan kau main gila denganku"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar orang tidak dapat menghapal, oey Yong mendapat pikiran. Ia menganggap pastilah see Tok memandang kitabnya itu sebagai jiwanya.
"Baik," katanya, "sekarang kau keluarkan kitabmu itu."
Auwyang, Hong menurut. Dari dalam sakunya, ia mengeluarkan satu bungkussan, yang ia buka.
Bungkusan itu terdiri dari tiga lapis kertas minyak. Itu dia kitab yang ditulis Kwee Ceng.
"Hm" tertawa si nona di dalam hatinya. "Engko Ceng menulis ngaco, dia memandangnya sebagai
mustika" Auwyang Hong menyalakan api, untuk menulis sisa lilin. Ia lantas membaca.
"Itu artinya mesti pandai melihat lalu membuatnya menjadi dua belas macam tarikan napas," oey Yong menjelaskan. see Tok girang. Ia membaca pula.
"Setelah dapat menghindari diri daripelbagai ancaman maka perlahan-lahan akan masuk kejalan kesempurnaan," si nona menjelaskan pula. Kembali see Tok membaca. si nona berpikir, lalu ia
menggeleng kepala. "salah, kau salah membacanya"
katanya. Auwyang Hong membaca lagi tetapi si nona
menggoyang pula kepalanya.
"Tidak salah, begini tulisnya," kata see Tok. " Heran Kenapa aku tidak mengerti?"
oey Yong bergelisah, ia mengawasi tajam. Ia ingin orang lekas-lekas ingat dan mengerti.
"Ah, mungkin Kwee Ceng si bocah salah
menulisnya" katanya si nona kemudian. "Mari aku lihat."
see Tok tidak takut orang main gila, ia menyerahkan kitabnya.
oey Yong menyambut dengan tangan kanan,
tangan kirinya mengambil api, ia bersikap hendak menyuluhi, atau mendadak ia berlompat ke belakang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hingga setombak lebih. Lilin dan kitab ia lantas dekati satu dengan lain.
"Auwyang Peehu, kitab ini kitab palsu" katanya mendadak. "Biar aku bakar saja"
Auwyang Hong kaget bukan main.
"Eh, eh, kau kata apa?" katanya. " Lekas pulangi pada ku"
"Kau menghendaki kitab atau jiwaku?" si nona tanya.
"Jiwamu buat apa" bentak seeTok. "Lekas pulangi"
Ia bersikap hendak berlompat maju, guna merampas.
oey Yong tidak takut, ia malah membawa lebih
dekat ke kitab. "Kau bergeraklah" katanya mengancam. "setiap kali kau bergerak. setiap kali aku membakar sehelai Akhirnya kau akan menyesal seumur hidupmu"
Auwyang Hong kalah gertak.
"Hm" ia mendongkol. "Kau letaki kitab itu. Kau pergilah"
" Kaulah seorang guru besar tidak dapat kau menelan kata-katamu" kata si nona tertawa. see Tok mengasih lihat roman bengis.
"Aku bilang lekas kau letaki kitab itu" katanya, suaranya dalam. " Kau pergilah"
oey Yong percaya, sebagai orang kenamaan,
biarnya kejam, See Tok akan pegang perkataannya itu, maka ia lantas meletaki kitab dan lilin"Auwyang Peehu, maaf," katanya tertawa. Ia memutar tubuh untuk pergi dengan membawa
tongkatnya. Auwyang Hong tidak berpaling lagi, mendadak ia menghajar ke belakang, kepada patung ong Gan
ciang, hingga patung itu pecah separuhnya dan roboh dengan berisik. Terus dia membentak: " orang buta she Kwa, kau keluarlah"
oey Yong kaget bukan kepalang. Inilah ia tidak sangka. Ia lekas menoleh.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwa Tin ok tidak mau bersembunyi lebih lama, ia berlompat turun seraya memutar tombak di depannya.
Nona oey mendusin dengan lantas. orang selihay see Tok tidak nanti gampang-gampang diakali, pastilah suara napasnya ketua Cit Koay itu telah terdengarnya, hanya semenjak tadi, si Bisa dari Barat berlagak pilon saja. Terpaksa ia kembali, ia berlompat ke samping Tin ok. bersiap untuk membelanya.
"Auwyang Peehu, aku tidak jadi pergi," katanya
"Kau kasihlah dia pergi"
"Jangan, Yong-jie" berkata Tin ok. " Kau pergi, kau cari anak Ceng. Kau menyuruh dia membalaskan sakit hati kami enam saudara" si nona menjadi berduka.
" Kalau Kwee Ceng percaya aku, dia sudah mempercayainya dari siang-siang," ia kata masgul.
"Kwa Tayhiap. jikalau kau tidak pergi, penasaran ayahku sukar dijelaskannya, sukar dilenyapkan. Kau bilangi Kwee Ceng, aku tidak sesalkan dia dan minta dia jangan bersusah hati."
Tin ok seorang laki-laki, tidak sudi ia ditolong dengan si nona mengorbankan diri, maka itu ia berkutat sama nona itu. Auwyang Hong jadi babis sabar.
"Eh, budak cilik" tegurnya. "Aku telah memberi ijin kau pergi, perlu apa kau masih banyak rewel?"
"Aku justru tidak mau pergi" si nona membelar.
"Auwyang Peehu, baik kau usir pergi ini si buta yang menyebalkan, nanti aku melayani kau berunding.
Asal jangan kau melukai dia"
Auwyang Hong berpikir: " Kau tidak mau pergi, itu lebih baik lagi. Apa sangkut pautnya dengan aku kalau si buta ini mampus atau hidup terus?" Maka ia bertindak maju, ia menjambak dada Tin ok.
Ketua cit Koay itu menggeraki tombaknya untuk membela diri, tetapi ketika tombak bentrok sama tangan, toya itu terlepas dan tangannya dirasai kesemutan, dadanya juga sedikit sakit. Tombaknya itu mencelat ke atas, menembusi wuwungan. Terpaksa ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berlompat mundur. Akan tetapi belum lagi ia dapat menaruh kaki, tubuhnya sudah disambar see Tok dan diangkat. Ia seorang berpengalaman, ia tidak menjadi gugup atau takut, tangan kirinya diayun, hingga dua biji lengkak besi menyambar ke muka jago dari Wilayah Barat itu.
Auwyang Hong tidak menduga orang dapat
bertindak demikian, terpaksa ia berkelit sambil melengak seraya tangannya melemparkan tubuh jago Kang Lam itu ke arah belakangnya.
Melihat itu, oey Yong menjerit. Tubuh Tin ok
terlempar mendahului lengkaknya itu, hingga dia terancam bahaya senjata rahasianya sendiri Tapi si buta itu lihay sekali, dia mendengar suara angin, dia mengulur tangannya, menyambuti lengkaknya itu, maka ia turun ke bawah dengan tidak kurang suatu apa.
"Bagus" berseru Auwyang Hong memuji. "orang buta she Kwa, kau lihay. Nah, kau pergilah, aku beri ampun padamu" Kwa Tin ok bersangsi, ia tidak lantas bertindak pergi.
oey Yong mengerti keragu-raguan orang, ia tertawa dan mengatakan "Kwa Tayhiap. Auwyang Hong hendak mengangkat aku menjadi guru, dia mau belajar Kiu Im Cin-keng, maka kalau kau tidak maupergi, apa kau juga hendak mengangkat aku menjadi gurumu?"
Tin ok masih berdiri diam. si nona boleh tertawa tetapi ia ketahui baik ancaman bahaya untuk nona itu.
Auwyang Hong memandang langit.
" Langit sudah terang mari kita pergi" ia mengajak oey Yong. Ia menarik tangan si nona, untuk dituntun pergi. Cepat jalannya ke luar kuil.
"Kwa Tayhiap. kau ingat apa yang aku tulis di tanganmu" kata oey Yong sambil mengikuti see Tok.
Ketika ia mengakhirkan pesannya itu, ia sudah terpisah belasan tombak. tetapi Tin ok masih dapat mendengarnya. Hanya tertua Cit Koay ini heran, terus ia berdiri menjublak. Ia masih berdiri diam kendati
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang sudah pergi jauh. Maka tak lama kemudian, riuhlah suaranya kawanan gagak yang beterbangan di udara.
Masih Tin ok berdiri diam sampai ia mendengar burung-burung itu terbang ke dalam kuil, untuk berebut makan mayat orang. Ia ingat Bok Liam Cu, ia merasa kasihan untuk nasib buruk nona itu, tidak pantas si nona menjadi umpan burung, maka ia lari ke dalam kuil, ia cari mayatnya, terus ia bawa keluar, ke belakang, di mana ia menggali lubang untuk
menguburnya. setelah itu ia lompat naik ke atas genting, untuk mencari tombak buntungnya.
"Ke mana aku mesti pergi?" tanya ia kepada dirinya sendiri sambil berdiri bengong. Ia pun telah menjadi sebatang kara.
sementara itu, banyak burung gagak mengasih
dengar suaranya yang sedih, lalu bergantian mereka jatuh sendirinya dari udara dan mati. Mereka telah makan daging beracun dari Yo Kang dan mati
karenanya. Menduga kepada nasibnya burung-burung itu, Tin ok menghela napas, lalu ia bertindak ke utara. Dihari ketiga, selagi berjalan, ia mendengar suaranya burung rajawali, yang terbang di atasan kepalanya.
"Mungkin anak Ceng ada di sini," pikirnya. Maka lantas ia memanggil-manggil, "Anak Ceng Anak Ceng"
Belum lama maka terdengarlah suara kuda lari
mendatangi, lantas Kwee Ceng tiba bersama kuda merahnya. Dia girang sekali melihat gurunya dari siapa ia terpisah dalam pertempuran kacau. Dia lompat turun dari kudanya, untuk merangkul gurunya itu seraya memanggil. "suhu suhu"
Tapinya Tin ok menggaplok muridnya itu dua kali, hingga si murid melengak, lekas-lekas dia melepaskan pelukannya.
Tin ok masih mencoba menyerang dengan tangan
kirinya dan tangan kanannya berulang-ulang dipakai menggaplok mukanya sendiri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Menampak demikian, Kwee Ceng kaget dan heran.
"suhu" katanya. "Suhu, kau kenapa?"
"Sebab kau si tolol cilik dan aku si tolol bangkotan"
menjawab guru itu keras. Masih Tin ok memukuli muridnya dan dirinya
sendiri. sampai muka mereka pada bengap. baru dia berhenti sendirinya. setelah ini, dia mencaci kalang kabutan kepada muridnya itu.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Suhu, kenapa?" tanya si murid, yang tetap bingung.
sekarang ini Tin ok telah menjadi tenang, maka itu ia lantas menuturkan apa yang telah terjadi di kuil, terutama tentang penuturannya oey Yong, yang
membuka rahasianya Yo Kang dan Auwyang Hong
yang membinasakan cu Cong dan lainnya. Mendengar keterangan itu, Kwee Ceng heran dan girang, malu dan berduka.
"Dengan begitu aku telah berlaku keliru terhadap Yong-jie," katanya, menyesal.
"Maka itu kau bilanglah," Tin ok menutup ceritanya,
"Kita berdua harus mampus atau tidak?"
"Memang suhu," berkata si murid. "suhu, sekarang mari kita lekas menolongi Yong-jie" Kwee Ceng menganggap oey Yong berada dalam bahaya.
"Bagaimana dengan ayahnya?" Tin ok tanya.
"oey Tocu membawa Ang Insu ke Tho Hoa To untuk berobat. suhu, ke mana kiranya Auwyang Hong membawa Yong-jie?" Tin ok berdiam, nampaknya ia berpikir.
"Jikalau Yong-jie tidak dapat lolos dari tangannya Auwyang Hong, entah dia bakal tersiksa bagaimana"
katanya. "Anak Ceng, pergilah kau tolongi dia Aku sendiri, hendak aku membunuh diri untuk
menghaturkan terima kasih kepadanya.." Kwee Ceng terkejut.
"Suhu, janganlah memikir demikian" ia berkata. Ia berkhawatir karena ia tahu benar tabiat keras dari guru ini, yang biasa melakukan apa yang dikatakan. "suhu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lebih baik suhu pergi ke Tho Hoa To untuk mengasih kabar, kau minta oey Tocu lekas menolong i putrinya itu. Dengan sebenarnya aku bukannya lawan dari Auwyang Hong."
Kwa Tin ok bisa berpikir, maka ia menganggap
perkataannya murid itu benar adanya. Karena ini ia batal membunuh dirinya, lantas ia berangkat, guna pergi ke pulau Tho Hoa To.
Kwee Ceng merasa berat sekali untuk berpisahan pula, ia mengikuti.
" Kenapa kau masih belum mau pergi?" membentak sang guru, yang mendapat tahu dirinya diikuti. " Lekas pergi Jikalau kau tidak dapat menolongi Yong-jie, maka jiwamu akan aku ambil"
Kwee Ceng menghentikan tindakannya, ia
mengawasi guru itu berjalan terus, sampai si guru lenyap daripandangan matanya. Ia masih berdiam sekian lama, karena ia benar-benar bingung ke mana ia mesti mencari oey Yong. Akhirnya sambil
menunggang kudanya dan mengajak burungnya, ia menuju ke arah Tiat Ciang Bio.
Hebat apa yang disaksikan di kuil ong Gan ciang itu dan sekitarnya. Banyak sekali bangkai burung gagak bergeletakan, di luar dan di dalam, dan di dalam terlihat seperangkat tulang belulang manusia. Terang itulah sisa tubuhnya Yo Kang. Ia menjadi terharu meskipun ia tahu, pemuda itulah musuh dari guru-gurunya. Ia masih ingat persahabatannya dengan Yo Kang dan perhubungan di antara kedua pihak orang tua mereka. Maka ia pungut semua tulang itu, ia kubur di belakang kuil di sisinya kuburan Bok Liam Cu. Ia memberi hormat sambil berlutut dan mengangguk-angguk dan memuji: "saudara Yo, saudara Yo Jikalau kau masih ingat budiku ini mengubur tulang-tulangmu, kau harus memayungi aku hingga aku berhasil
mencari Yong-jie, dengan begini dapatlah kau
menebus segala dosamu selama hidupmu"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Bab74. Ilmu Perangnya Gak Hui
Habis memuji, Kwee ceng masih menjura empat
kali kepada kuburannya Yo Kang dan Bok Liam cu itu, baru ia keluar dari kuil, untuk mulai dengan
perkataannya mencari Oey Yong. Di sepanjang jalan, di mana saja, ia menanya-nanya orang tentang nona itu dengan ia menunjuki petaan roman dan potongan tubuhnya si nona serta Auwyang Hong. Inilah
pekerjaan sukar untuknya. Setengah tahun lamanya ia merantau. Ia telah minta keterangannya pihak Kay Pang dan coan cin Kauw dan orang-orang yang ia kenal, ia tetap tidak memperoleh hasil. Ia bertabiat keras, ia tidak mau menyerah kalah, terus ia mencari.
Selama itu pernah ia pergi ke Pakhia, dan dua kali ia mendatangi kota Pianliang, di sana pun ia tidak mendengar kabar halnya Wanyen Lieh.
Pada suatu hari pemuda ini tiba di propinsi
Shoatang, kebetulan ia berada di dalam satu daerah yang kosong, sebab di sepanjang jalan itu, dari sepuluh rumah, sembilan yang ditinggalkan pergi penghuninya. Dijalan besar banyak orang yang lagi berangkat mengungsi. Katanya tentara Mongolia dan Kim telah berperang, pihak Kim kalah dan tentaranya kabur buyar, sembari kabur mereka itu main
merampok dan memperkosa. Tiga hari sudah Kwee ceng berjalan - ia menuju ke Utara -ia mendapat kenyataan daerah semakin kosong dan keadaannya semakin menyedihkan. Dengan
begini ia menjadi semakin menyedihkan. Dengan begini ia menjadi menginsyafi bahaya perang itu yang sangat merusak. terutama sangat mengganggu rakyat negeri.
Dihari ketiga anak muda kita tiba di sebuah dusun di dalam lembah, di situ ia hendak singgah untuk mencari nasi dan air untuk kudanya, mendadak ia mendengar suara berisik dari kuda dan manusia, ketika ia menoleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ke arah dari mana suara itu datang, ia melihat tibanya beberapa serdadu Kim. Yang berjalan di muka ada seorang punggawa di ujung tombak siapa ada tertusuk mayatnya seorang bayi, punggawa itu sendiri tertawa terbahak-bahak sedang barisannya memulai
membakar dusun, yang penduduknya mereka usir
keluar dari rumahnya, untuk diikat dan dibunuh mati, tak perduli tua dan muda, cuma wanita yang muda yang mereka belenggu untuk dibawa pergi.
Menyaksikan keganasannya orang itu, Kwee Ceng menjadi naik darah. Ia mengajukan kudanya
menghampirkan punggawa itu. Paling dulu ia
merampas tombak orang, habis itu tangan kirinya menyusul melayang. Punggawa itu tidak menyangka sama sekali, selagi ia kaget, tangannya si anak muda sudah tiba kepada sasarannya, maka itu sebelum ia berdaya, ia roboh seketika, biji matanya sampai lompat ke luar, jiwanya terbang melayang.
semua serdadu Kim menjadi kaget dan gusar,
dengan serempak mereka berseru-seru dan maju
untuk mengepung si anak muda.
Kuda merah tidak takut, dikendalikan majikannya.
dia membawa tubuh majikannya ke mana majikan itu bergerak. Kwee Ceng pun gusar sekali, kecuali tombak di tangan kanannya itu, ia merampas sebatang golok besar, maka dengan kedua tangannya dengan ilmu silat pengajarannya Ciu Pek Thong - ia melabrak tentara Kim itu. Ia menikam dan membacok dengan hebat.
setelah melihat banyak kawannya yang roboh,
serdadu Kim itu menjadi kuncup nyalinya. Mereka memang telah kehilangan pemimpin mereka. Maka dengan berteriak-teriak. mereka melarikan diri ke luar dusun.
sementara itu dari sebelah depan terlihat
munculnya satu pasukan dari seratus lebih serdadu Mongolia, di depannya tertampak satu benderanya yang besar. Melihat begitu, tentara Kim itu, yang jeri
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kepada tentara Mongolia, lantas lari balik, dengan terpaksa mereka menyerang pula Kwee Ceng, guna membuka jalan kabur.
Anak muda itu sangat membenci tentara Kim ini, ia lantas lari ke mulut lembah, di sana ia menghadang.
Dengan cepat ia berhasil merobohkan belasan
serdadu penunggang kuda, yang lari mendahului kawan-kawannya. Robohnya mereka itu membikin
kawan-kawan mereka menjadi serba salah, mundur tidak bisa, maju tidak dapat.
Barisan Mongolia heran ada orang membantu
pihaknya, dengan begitu mereka berhasil menumpas sisa tentara Kim itu. Mereka jadi ingin juga mengetahui siapa itu pembantu yang merintangi jalan molosnya musuh. selagi pekhu-thio, yang mengepalainya mau maju untuk mencari keterangan, tiba-tiba seorang siphu-thio berseru^ "Kim Too Huma" dan terus dia berlutut di tanah untuk memberi hormatnya.
Kapan pekhu-thio itu mengetahui orang adalah
menantu dari junjungan mereka, ia pun lompat turun dari kudanya, guna memberikan hormatnya, setelah mana ia memberi perintah untuk seorang serdadunya lekas memberi kabar kepada kepala perangnya.
Kwee Ceng tidak berdiam saja. Ia lantas
menitahkan tentara Mongolia itu memadamkan api yang dilepaskan tentara Kim tadi untuk membakar dusun itu Karena ini penduduk yang dapat tertolong itu pada datang menghaturkan terima kasih mereka.
Baru saja penduduk itu lega hatinya atau segera mereka dibikin kaget pula dan ketakutan. Mereka telah mendapatkan datangnya lagi satu pasukan besar sebagaimana suara kuda dan tentara itu membikin berisik luar dusun. Dengan muka pucat mereka saling mengawasi.
Itu waktu lantas terlihat seorang penunggang kuda kabur ke dalam dusun, kudanya besar dan gagah.
Dialah seorang panglima muda, yang lantas berseru:
"Anda Kwee Ceng di mana?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kapan Kwee Ceng telah melihat panglima muda itu, ia girang sekali. "Anda Tuli" ia berseru.
Maka keduanya lantas lari saling menghampirkan, terus mereka saling rangkul.
Kedua burung rajawali mengenali Tuli, putranya jenghis Khan, keduanya terbang menghampirkan, untuk mengulas- ulas panglima muda itu.
Tuli menitahkan seorang Cian-hu-thio mengejar terus tentara Kim, di lain pihak ia memerintahkan mendirikan tenda di mana bersama Kwee Ceng ia duduk berkumpul, untuk mereka bicara panjang lebar hal-hal semenjak mereka berpisahan.
Tuli menceritakan urusan ketentaraan di utara, maka itu Kwee Ceng jadi mendapat tahu selama satu tahun lebih Jenghiz Khan telah tak hentinya berperang ke www.kangzusi.com timur dan barat, hingga dia dapat merampas banyak daerah, hingga keempat
putranya yaitu Juji Jagatai, ogotai dan Tuli ini, telah membangun banyak jasa, demikian juga empat
panglimanya yang kenamaan, Mukhali, Borehu, Boroul dan chilaun. Dan sekarang ini Tuli bersama Mukhali lagi memimpin angkatan perangnya menyerang
negara Kim, dipropinsi shoa tang ini, beberapa kali tentara Kim itu telah kena dilabrak hingga kacau balau, hingga angkatan perangnya dipusatkan di kota
Tongkwan di mana mereka mengunci pintu, tidak berani mereka melayani perang .
Baru beberapa hari berkumpul sama Tuli itu, lantas ada diterima perintah dari Jenghiz Khan di gurun utara.
semua putra dan panglima dipanggil berkumpul di sana. Tuli dan Mukhali tidak berani menyangkal panggilan itu, setelah menyerahkan tentaranya kepada wakilnya, mereka lantas berangkat.
Kwee Ceng ingat kepada ibunya, ia turut bersama.
Dengan begitu ia jadi dapat terus menemani Tuli.
Pada suatu hari tibalah mereka di tepi sungai onon, di sana memandang ke tegalan yang luas sekali terlihatlah tenda-tenda tentara yang sangat banyak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
jumlahnya, sedang suara meringkiknya kuda-kuda perang berisik sekali. ujung-ujung tombak yang tajam bergemerlapan di antara cahaya matahari. Di antara puluhan ribu tenda itu ada sebuah yang besar luar biasa yang warnanya kuning, ujung tenda teratas terbuat dari pada emas. Di depan tenda besar itu dipancar sebuah bendera besar, bendera yang
menjadi tanda kebesaran dari junjungan bangsa Mongolia. Dari situlah keluar titah Jenghiz Khan memanggil berkumpul semua putra dan kepala
perangnya. Berdiri di atas sebuah tumpukan pasir tinggi, Kwee Ceng memandang ke seluruh perkemahan itu Ia
merasakan keang kerannya angkatan parang
Mongolia, ia berdiam saja.
Tapi tak usah lama ia berdiam, dari arah markas kelihatan datangnya satu barisan berkuda yang kecil, yang menyambut Tuli dan Mukhali, maka dilain saat ia sudah mengikuti pangeran dan panglima itu menuju ke tenda besar tadi. setibanya mereka di dalam, pemuda ini terperanjat. Ternyata lain-lain kepala perang sudah berkumpul di situ.
Jenghiz Khan girang melihat tiga orang itu. Tuli bersama Mukhali segera memberikan laporannya, sedang Kwee Ceng memberi hormatnya sambil
berlutut, kemudian ia menambahkan. "Kha Khan menitahkan aku memotong batang lehernya Wanyen Lieh, untuk mengambil kepalanya, akan tetapi
beberapa kali sudah aku menemui dia, saban-saban dia dapat meloloskan diri, dari itu aku mohon Kha Khan memberikan hukumanmu kepadaku"
Jenghiz Khan tertawa. Ia berkata: "Kalau burung elang sudah menjadi besar, pada suatu hari pastilah dia akan dapat menerkam si rase, maka itu kenapa aku mesti menghukum padamu?"
segera setelah itu, kepala bangsa Mongolia ini memulai dengan rapatnya untuk mengatur tindakan menyerang besar-besaran kepada negara Kim.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kebanyakan panglima mengusulkan kerja sama
dengan pemerintah song guna menggencet kota
Tongkwan. "Baiklah, begini kita mengambil keputusan,"jenghis Khan menyatakan setuju. Maka utusan segera dikirim ke selatan, kepada kerajaan song.
sampai sore baru rapat dibubarkan, Kwee Ceng
keluar dari markas dalam cuaca remang-remang ia hendak mencari tenda ibunya. Tiba-tiba ia merasakan dua tangan yang halus menutupi matanya dan
hidungnya dapat mencium bau yang harum. Ia
melengak sejenak, lantas ia memanggil: "Adik GochinBaki" Ia pun memutar tubuhnya.
Putriny ajenghiz Khan berdiri dengan wajah manis.
Sekarang ia nampak terlebih jangkung, romannya agung. "Adik" Kwee Ceng memanggil pula. Putri kegirangan hingga ia menjadi terharu sendirinya. "Ah, benar-benar kau kembali" katanya.
Menyaksikan kepolosan nona itu, hati Kwee Ceng tergerak. sampai tak tahu ia mesti mengucapkan apa.
Keduanya berdiri diam, mata mereka saling
mengawasi. "Pergi kau menemui ibumu," katanya. "Kau pulang dengan masih hidup, maka kau terkalah, siapa yang terlebih girang, aku atau ibumu"
"Pastilah ibu akan girang luar biasa," menyahut Kwee Ceng.
"Apakah aku pun tidak sangat bergirang?" tanya si nona.
Nona ini menunjuki kepolosannya bangsa Mongolia, yang selalu mengucapkan apa yang dia pikir.
Mendengar itu, Kwee Ceng kembali merasa terharu.
Lantas keduanya, sambil berpegang tangan, pergi ke tendanya Lie Peng, maka tak usahlah dituturkan lagi bagaimana kegirangannya ibu dan anak itu Lewat beberapa hari Jenghiz Khan panggil Kwee Ceng menghadap dan mengatakannya^ "Tentang semua perbuatanmu, aku telah mendengarnya dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tuli. Kau dapat memegang kepercayaanmu, anak aku girang sekali. Kau tunggu lagi beberapa hari, nanti aku nikahkan kau dengan putriku."
Kwee Ceng kaget. segera ia ingat oey Yong.
pikirnya: "sampai sekarang ini masih belum ketahuan Yong-jie masih hidup atau sudah mati, mana bisa aku membelakangi dia menikah lain orang?" Ia ingin menampik tetapi melihat roman angker dari Jenghiz Khan, ia
gagal membuka mulutnya. Jenghiz Khan ketahui pemuda itu jujur, ia
menyangka orang berdiam saking girangnya, maka dia lantas memberikan hadiahnya berupa uang emas
seratus kati, kerbau lima ratus ekor dan kambing dua ratus ekor. Dia memerintahkan untuk si anak muda menyiapkan sendiri segala keperluan nikahnya itu.
GochinBaki adalah putri tunggal dan ia sangat disayang ayahnya, sedang itu waktu berkat pelbagai kemenanganJenghiz Khan, pelbagai suku bangsa
Mongolia merasa senang, maka juga, berhubung sama pernikahan si putri, yang telah lantas
diumumkan, dari sana sini segera datang pemberian selamat berikut rupa-rupa hadiah, barang permata tak terkecuali, hingga semua itu mesti ditempati dalam beberapa puluh tenda.
GochinBaki girang bukan kepalang, akan tetapi Kwee Ceng sebaliknya murung, apapula hari
pernikahan mendatangi semakin dekat.
Lie Peng dapat melihat kedukaan dan kebingungan putranya itu, pada suatu malam ia menanyakan
sebabnya. Kwee Ceng berlaku terus-terang dengan menutur hal pergaulannya sama oey Yong.
Mengetahui hal putranya ini, nyonya Kwee berdiam.
"Ibu, anakmu menghadapi kesukaran ini, bagaimana baiknya?" Kwee Ceng tanya.
"Budinya Khan sangat besar mana itu dapat disiasiakan?" kata sang ibu. "Hanya Yong-jie, ini anak.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
walaupun aku belum pernah melihatnya, mestinya dia manis sekali"
"Ibu, kalau umpama ayah menemui urusan begini, apakah akan dibuatnya?" Kwee Ceng tanya pula.
Inilah pertanyaan luar biasa. Lie Peng melengak.
Kemudian ia tunduk, akan memikirkan siIat suaminya, yang ia kenal baik sekali.
"Ayahmu lebih suka menderita daripada dia menyia-nyiakan lain orang," jawab ibu ini akhirnya.
Kwee Ceng berbangkit, ia kata dengan gagah:
"Anak belum pernah bertemu sama ayah akan tetapi anak akan mencontoh siIatnya Jikalau Yong-jie selamat, anak akan memenuhkan janji dan akan nikah putri CochinBaki, apabila atas diri Yong-jie terjadi sesuatu, anak tidak akan menikah seumur hidup,"
"Memang begitu mestinya," pikir sang ibu. "Tidak boleh keluarga Kwee dibikin putus turunannya olehmu.
Tapi anak ini kukuh seperti ayahnya, tidak ada gunanya" Maka ia tanya: "Habis bagaimana kau hendak bicara sama Khan?"
"Aku akan bicara terus-terang," sahut sang anak.
Lie Peng adalah ibu bijaksana, ia bersedia
mengiringi kehendak anaknya itu.
"Baik," katanya. "Di sini kita tidak bisa tinggal lebih lama pula, nah, pergi kau bicara sama Khan. Besok pagi kita berangkat ke selatan." Kwee Ceng mengangguk.
Ibu dan anak ini lantas berbenah membuntal
bungkusannya. Mereka cuma membekal pakaian
seperlunya dan sejumlah uang, yang lainnya, yang menjadi hadiahnya Jenghiz Khan, mereka membiarkan saja.
"sekarang aku hendak pamitan dari putri
GochinBaki," kata Kwee Ceng selesainya mereka.
Lie Peng bersangsi. "Mana dapat itu diberitahukan dia," katanya. "Baik kau pergi dengan diam-diam saja supaya dia tidak bersusah hati"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Tidak. ibu, aku mesti bicara sama dianya," kata Kwee Ceng pasti. Dan ia bertindak pergi.
Putri GochinBaki berdiam bersama ibunya di dalam sebuah kemah. selama beberapa hari ia gembira sekali, ia repot menyiapkan segala apa untuk
pernikahannya, maka ia heran waktu mendengar Kwee Ceng di luar kemah memanggil padanya. Ia pun likat ketika ia berkata "Ibu"
sang ibu tertawa dan kata: "Lagi beberapa hari kamu bakal menikah, satu hari tidak bertemu pun tidak dapat Baiklah, kau pergilah menemui dia" Gochin bersenyum, lantas ia pergi keluar. "Engko Ceng"
katanya perlahan. "Adik, aku ingin bicara sama kau," berkata Kwee Ceng, yang lantas mengajak si nona bertindak ke arah barat, terpisah jauh dari perkemahan. Di sana mereka duduk di atas rumput.
Gochin menyenderkan tubuhnya di tubuh si anak muda.
"Engko Ceng, aku juga ingin bicara denganmu,"
katanya perlahan. Kwee Ceng terperanjat. "Oh, kau pun telah mengetahuinya?" katanya. Ia lantas pikir: "Dia sudah mendapat tahu, inilah terlebih baik pula, jadi aku tidak usah bicara banyak"
"Tahu apa?" kata si putri, ia heran. "Aku hanya hendak memberitahukan kau bahwa aku bukan anak dari Kha Khan"
"Apa kau bilang?" tanya Kwee Ceng, heran.
Gochin mengangkat kepalanya memandangi si Putri Malam yang baru mulai muncul.
"Kalau nanti aku sudah menikah sama kau," berkata si putri perlahan, "Aku akan melupakan diriku bahwa akulah anaknya Jenghiz Khan, aku melainkan ketahui aku ialah istrinya Kwee Ceng, maka apabila kau hendak memukul aku atau memaki aku, kau boleh memukul dan memakinya, jangan nanti karena kau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pikir karena ayahku Khan yang agung, kau nanti merasa terhina." Kwee Ceng terharu sekali.
"Adikku, kau sangat baik," katanya, "Maka sayang sekali, aku tidak setimpal dijodohkan dengan kau"
" Kenapa tidak setimpal?" Gochin tanya. "Di kolong langit ini kaulah orang yang paling baik, kecuali ayah, tidak ada yang dapat menimpali kau. Keempat
kakakku itu, mereka tidak ada separuh mu"
Kwee Ceng berdiam, tidak dapat ia membuka
mulutnya, untuk memberitahukan bahwa besok, kapan sang pagi datang, ia bakal meninggalkan Mongolia.
"Di dalam beberapa hari ini, aku girang sekali,"
Gochin berkata pula. " Ketika itu hari aku mendengar kabar kau mati, aku ingin lantas turut mati juga, syukur sekali Tuli telah merampas golok dari tanganku. Tidak demikian, mana sekarang aku bisa menikah
denganmu" Engko Ceng, jikalau aku tidak dapat menikah sama kau, benar-benar aku tidak suka hidup lagi." Kwee Ceng berdiam.
"Kalau Yong-jie, tidak bisa ia bicara begini padaku,"
pikirnya. "Dua-dua mereka, mereka baik sekali terhadapku" Ingat oey Yong, ia menghela napas.
"Eh, mengapa kau menarik napas?" Gochin heran.
"Tidak apa-apa" menyahut si anak muda bersangsi.
"Ah, kau tentu ingat kakakku yang nomor satu dan nomor dua," kata si putri. "Mereka memang tidak menyukai kau. Tapi di sana ada kakakku yang nomor tiga dan nomor empat, mereka baik sekali kepadamu.
Baik kau jangan berduka, di d-pan ayah aku telah mengatakan bahwa kakak yang nomor satu dan nomor dua itu tidak baik, yang baik ialah kakak nomor tiga dan nomor empat."
Kwee Ceng heran. " Kenapa begitu?" ia tanya.
Gochin agaknya senang. "Aku telah mendengar ibu berkata bahwa sekarang ini usia ayah sudah lanjut dan ayah lagi memikir untuk mengangkat putra mahkota. Coba kau terka, siapakah yang bakal terpilih?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pastilah kakakmu yang paling tua Juji," menyahut Kwee Ceng. "Dia berusia paling tua dan jasanya pun besar." Putri itu menggeleng kepala ia tertawa.
"Kau menerka keliru," bilangnya. "Menurut aku, menduga kakak yang nomor tiga, atau kakak yang nomor empat."
Juji, putra sulung dari Jenghiz Khan, pintar dan pandai bekerja danputra yang nomor dua Jagatai, gagah dan pandai berperang. ogotai, putra nomor tiga, gemar minum dan berburu, hatinya lapang dan jujur.
Dia menginsyafinya, yang bakal menggantikan
ayahnya tentulah Juji atau Jagatai, bahwa ia tidak mempunyai pengharapan, dari itu ia tidak turut itu kedua saling bersaing mengejar kedudukan Khan yang maha agung itu, karena ini, beberapa saudaranya, juga adiknya yang perempuan, baik sekali dengannya.
Maka itu Kwee Ceng menyangsikan hanya dengan
kata-katanya Gochin Jenghiz Khan akan menukar putra mahkota pilihannya itu. Kesangsian ini ia utarakan pada putri itu.
"Aku juga tidak tahu pasti, aku menduga saja," kata Gochin, " Hanya andaikata benar salah satu kakakku yang nomor satu atau yang nomor dua yang menjadi Khan, kaujangan khawatir, jikalau mereka berani mengganggumu, akan aku mengadu jiwa dengan
mereka itu" GochinBaki berani berkata begitu, sebab ia sangat disayangi ayahnya hingga keempat saudaranya sudah mengalah terhadapnya. Kwee Ceng tahu putri ini bakal lakukan apa yang dikatakan itu, ia bersenyum.
"Tak usahlah kau sampai berbuat demikian,"
katanya. "Itulah yang diharap. umpama kata saudaraku itu memperlakukan kita berdua tidak selayaknya,. kita berangkat saja ke selatan"
"Aku justru hendak membilangi kau aku hendak pulang ke selatan" kata Kwee Ceng, membarengi ketikanya ini.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gochin heran hingga ia melengak.
"Aku khawatir ayah dan ibuku tidak akan memberi ijin" katanya. "Tapi aku akan pergi seorang diri"
"Ah, aku selalu mendengar perkataanmu," kata putri itu. "Kau membilang hendak pulang ke selatan, aku akan turut kau, jikalau ayah dan ibuku tidak
mengijinkannya, kita pergi secara diam-diam"
Kwee Ceng tidak dapat menahan sabar lagi. Ia
berlompat bangun. "Aku berdua ibuku yang akan pulang ke selatan" katanya.
Kembali GochinBaki heran, hingga dia duduk
menjublak, matanya mengawasi si pemuda, yang pun memandang kepadanya. Dia masih belum mengerti maksud orang.
"Adikku, maafkan aku, aku menyesal yang aku tidak dapat menikah denganmu," kata Kwee Ceng sesaat kemudian.
"Apakah aku telah melakukan sesuatu kesalahan?"
tanya si putri. "Apakah kau menyesal yang aku telah tidak membunuh diri" Benarkah itu?"
"Bukan, bukannya kau bersalah" kata Kwee Ceng.
"Akupun tidak tahu siapa yang salah, hanya setelah aku pikir-pikir, yang salah itu ialah aku. Duduknya begini"
Pemuda ini lantas menuturkan hal persahabatannya sama oey Yong. Ketika ia menceritakan sampai di bagian oey Yong itu ditawan Auwyang Hong dan ia telah mencarinya setengah tahun lebih dengan sia-sia, Gochin menepas air mata karena ia turut merasa kasihan atas nasibnya nona yang dianggap bernasib malang itu.
"Maka itu, adikku kau lupakanlah aku," kata Kwee Ceng. "Aku pasti hendak mencari dia."
"setelah kau berhasil mencari dia, kau akan dating menjenguk aku atau tidak?" menanya si nona bangsawan.
"Jikalau dia selamat, aku pasti akan kembali ke Utara ini," Kwee Ceng menyahuti, "Itu waktu,jikalau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kau tidak menyia-nyiakan aku dan tetap masih
menginginkannya, aku akan menikah denganmu, tidak nanti aku menyesal."
"Jangan kau membilang begitu," berkata si putri.
"Kau tahu sendiri, aku ini untuk selama-lamanya ingin menikah sama kau. Nah, kau pergilah mencari dia Kau cari dia, sepuluh tahun, dua puluh tahun, asal aku masih hidup, aku akan menantikan kau di padang rumput ini."
Kwee Ceng terharu bukan main.
"Ya, sepuluh tahun, dua puluh tahun, akan aku cari dia," ia bilang. "sepuluh tahun, atau dua puluh tahun, aku pun akan selalu mengingat yang kau di sini, di padang rumput, lagi menantikan aku."
Gochin berlompat bangun, ia menyesapkan diri di dadanya si anak muda, ia menangis tersedu sedan.
Kwee Ceng memeluk perlahan lahan, matanya pun merah.
Justru itu waktu, empat penunggang kuda lari
mendatangi dari arah barat dan lewat di dekat sepasang muda-mudi ini, mereka itu langsung menuju ke kemah dari Jenghiz Khan. Ketika terpisah lagi beberapa puluh tombak dari kemah, kuda yang satu roboh terguling, tidak dapat dia bangun pula. Itulah tanda latihannya yang sangat. Penunggang kudanya telah berlompat bangun, terus dia kabur ke dalam kemah.
Hanya sejenak saja, maka dari dalam kemah lari keluar sepuluh serdadu, mereka berdiri di empat penjuru kemah itu, untuk memperdengarkan suara terompetnya.
Itulah terompet tanda panggilan kilat untuk sekalian perwira. Kalau terompet itu dibunyikan, tidak perduli pangeran atau panglima yang tersayang, apabila Khan yang agung menghitung dengan tekukan sepuluh
jarinya tetapi ada yang belum datang memenuhi panggilan, maka dia bakal segera dihukum potong kepala tanpa ampun lagi. Kwee ceng ketahui itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kha Khan menghimpunkan panglima perang"
katanya. Tanpa banyak bicara lagi, ia meninggalkan GochinBaki untuk kabur pulang. Ia menggunai ilmunya ringan tubuh. Dari segala penjuru, ia mendengar derapnya kaki kuda. Ketika ia tiba di dalam kemah Jenghiz Khan justru baru menekuk jeriji tangannya yang ke lima. Tempo delapan jari tangan telah tertekuk. maka kumpullah semua putra dan
panglimanya. Jenghiz Khan sudah lantas berkata nyaring:
"Adakah raja anjing itu mempunyai putra-putra yang begini gesit" Adakah dia mempunyai panglima-panglima perang yang begini gagah?"
"Tidak" menyahut sekalian pangeran dan panglima berbareng. Jenghiz Khan menepuk dada.
"Kamu lihat" katanya pula. Dia menunjuk. "Inilah perutusanku yang dikirim ke Khoresm *) Apakah yang itu raja anjing Muhammad telah perbuat atas budak-budakku yang setia?"
semua orang berpaling ke arah yang ditunjuk
junjungan mereka. Di situ ada beberapa orang


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mongolia dengan muka bengkak dan matang biru dan kumisnya terbakar bersih.
Kumislah tanda keagungan dari seorang pahlawan Mongolia. Kalau kumis terbentur saja sudah satu penghinaan, sekarang terbakar habis. Maka semua panglima itu menjadi sangat gusar hingga mereka berseru-seru.
*) KHORESM atau KHIVA, Dahulunya suatu negara dibawah pemerintahan
seorang Khan, dan sekarang menjadi salah satu propinsi daripada negara bagian USBEKISTAN di UNI SOVIET.
"Khoresmia itu suatu negara besar di sebelah Barat kita," berkata pulaJenghiz Khan. "oleh karena kita memusatkan perhatian kita dalam penyerangan
kepada anjing Kim, terhadapnya kita suka mengalah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
.Juji, anakku, kau bilang, bagaimana sikapnya itu anjing Muhammad terhadap kita?"
Juji maju satu tindak. ia menyahuti dengan nyaring:
"Tahun dulu itu ayah menitahkan anakmu menyerang bangsa Mergid yang harus mampus itu, anak pulang dengan kemenangan. Ketika itu Muhammad telah
mengirim satu pasukan perangnya menggencet
bangsa Mergid itu. Karenanya kedua pasukan telah bertemu satu dengan lain. Anak lantas mengirim utusan untuk mengadakan perhubungan baik dengan membilang ayah suka bersahabat dengan Khoresm.
Lantas Muhammad bilang: "MeskipunJenghiz Khan tidak menitahkan kamu menyerang aku akan tetapi Tuhan memerintahkan aku menghajar kamu." Kita jadi bertempur dan kita menang, hanya pada waktu tengah malam, lantaran jumlah musuh lebih besar sepuluh lipat, diam-diam aku mengundurkan diri"
"Walaupun demikian, Kha Khan masih tetap berlaku baik terhadapnya," berkata Boroul. "Tempo kita mengirim kafilah perdagangan kita, semua barang kita dirampas Muhammad dan semua saudagarnya
dibunuh mati sekarang mengirim utusan untuk
mengikat persahabatan, Muhammad telah mendengar ojokannya Wanyen Lieh si pangeran anjing dari negara Kim, dia membunuh utusan kita yang gagah dan
menyerang pengiring-pengiringnya utusan itu, separuh pengiring dibinasakan dan separuhnya lagi dibakar kumisnya lalu diusir pulang"
Mendengar disebutnya nama Wanyen Lieh, Kwee
Ceng campur bicara. "Apakah Wanyen Lieh ada di Khoresm?" ia tanya.
"Anjing Kim itu berserikat sama Khoresm," berkata Jenghiz Khan, "Mereka hendak menggencet kita Apakah kita takut?"
"Khan kita yang agung tak ada tandingannya di kolong langit ini" berseru para panglima. "Kha Khan, kau titahkan kita pergi menyerang Khoresm, nanti kita menggempur kota-kotanya, kita membakar rumahTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
rumahnya, kita membunuh habis rakyatnya laki-laki dan perempuan, kita rampas hewan mereka"
"Muhammad mesti dibekuk Wanyen Lieh mesti dibekuk" Jenghiz Khan menambahkan.
"Ya" berseru para hadirin hingga api lilin di dalam kemah jadi berkelak- kelik,
Jenghiz Khan menghunus golok di pinggangnya, ia membacok ke depannya, lantas ia lari ke luar kemah, lompat naik atas kudanya, atas mana semua panglima turut berlari-lari keluar, naik juga atas kuda mereka, lari mengikuti.
Jenghiz Khan melarikan kudanya beberapa lie, lalu dia naik atas sebuah bukit kecil. semua orang tahu junjungan itu hendak mengasah pikiran seorang diri, mereka tidak turut naik, mereka hanya lantas
mengitari, mengurung bukit kecil itu. Jenghiz Khan melihat Kwee Ceng berada tak jauh di sampingnya.
Kwee Ceng mengeprak kuda merahnya, unluk
menghampirkan. Jenghiz Khan memandang ke tanah datar di mana tampak cahaya api bagaikan bintang di pelbagai tenda tentaranya. Ia lantas mengayun cambuknya.
"Anak." katanya, "Dulu hari tempo kita dikurung sangum dan Jamukha di atas bukit, pernah aku omong sama kau. Apakah kau masih ingat kata-kata itu?"
"Aku masih ingat," menjawab si anak muda. " Ketika itu kau membilangi, kita bangsa Mongolia mempunyai banyak orang gagah, asal kita tidak lagi saling membunuh, hanya kita berserikat menjadi satu, maka kita bangsa Mongolia akan membuatnya seluruh dunia menjadi lapangan penggembalaan ternak kita."
Jenghiz Khan menjeterkan cambuknya di udara.
"Benar" katanya. "sekarang bangsa Mongolia telah bersatu padu, mari kita pergi membekuk Wanyen Lieh"
Kwee Ceng telah berkeputusan untuk besok pulang ke selatan, tetapi sekarang ia menghadapi urusan besar ini, terpaksa ia mesti mengubah keputusannya itu. Wanyen Lieh musuh besarnya, tidak dapat ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melepaskannya. Maka ia menjawab raja Mongolia itu,
"Kali ini kita pasti akan membekuk Wanyen Lieh"
Jenghiz Khan berkata pula: "Khoresm ia terkenal sebagai negara dengan sejuta serdadu pilihan, akan tetapi menurutku, jumlahnya yang tepat kira-kira enam
- atau tujuh puluh laksa jiwa. Kita di sini sebaliknya cuma mempunyai dua puluh laksa jiwa, dari sini, beberapa laksa serdadu diperlukan menghajar anjing Kim, dari itu dengan limabelas laksa serdadu melawan tujuhpuluh laksa jiwa, kau bilang, apakah pasti kita bakal menang?"
Kwee Ceng belum kenal urusan perang tetapi ia muda dan nyalinya besar, ia tidak pernah jeri akan kesukaran, maka mendengar pertanyaan itu, ia kata dengan gagah: "Pasti menang"
"Ya, pasti menang" berkata Jenghiz Khan. "Baru-baru ini aku telah mengatakan kepada kau bahwa aku akan perlakukan kau sebagai anakku sendiri,
mengenai ini hendak aku membilangi kau, katakatanya Temujin tidak pernah dilupakan sekarang kau turut aku berperang ke Barat, setelah membekuk Muhammad dan Wanyen Lieh, sepulangnya barulah kau menikah dengan putriku"
Inilah apa yang Kwee Ceng harap maka ia
mengiakan. Jenghiz Khan melarikan kuda turun dari bukit. " Kumpulkan tentara" ia menitah. segera pasukan pengiringnya membunyikan terompet.
Jenghiz Khan melarikan terus kudanya ke
kemahnya. selama itu di sepanjang jalan terlihat tubuh orang bergerak-gerak bagaikan bayangan dan banyak kuda berlari-larian akan tetapi suatu orang tidak terdengar sama sekali, suatu tanda dari tata tertib yang sempurna. Ketika ia tiba di muka kemah, maka tiga laksa serdadunya sudah berbaris rapi di padang rumput, golok panjang mereka berkilauan di antara cahaya rembulan.
setibanya di dalam kemah Jenghiz.Khan memanggil penulisnya, untuk menitahkan dia menulis surat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pernyataan perang. Penulis itu tidak menanya jelas lagi, ia menggelar kertas kulit kambing di atas tanah, sambil berlutut, ia mulai menulis. Mulanya ia memuji junjungannya, lalu dia mengancam musuh untuk
membayar upeti. "He, kepada siapa kau menulis surat?" bentak Jenghiz Khan dengan murka, penulisnya itu ia tendang terbalik. "Menulis sama raja anjing kenapa demikian rewel?" Ia mencambuk kepala orang seraya berkata keras- "Kau dengar Apa yang aku bilang, kau catat"
Penulis itu ketakutan, ia merayap bangun, akan mengambil kertas pula dan siap. Ia berlutut seraya mengawasi mulut junjungannya.
Jenghiz Khan menyingkap tendanya, ia
memandang ke luar, kepada tiga laksa serdadunya. Ia berpikir. Tapi lekas juga, ia bilang: "Kau menulis begini, cuma enam huruf" Ia berhenti sebentar, lantas dia mengatakan, keras: "Jikalau kau mau berperang, lekaslah berperang"
Penulis itu heran, tetapi ia menulis. Ia menulis huruf-huruf yang besar "Berikan cap keb es a ranku Lekas kirim"Jenghiz Khan memerintah pula.
Mukhali maju, akan mencapi surat itu dengan Cap emas, dan seorang opsir pangkat cianhu-thio
diperintah menyampaikan permakluman perang itu kepada musuh.
semua panglima menanti sampai derap kuda si
utusan dan pengiringnya sudah terdengar jauh, dengan serentak mereka berseru: "Jikalau kau mau berperang, lekaslah berperang" seruan ini disambut oleh tiga laksa serdadu dengan teriakan perangnya.
seperti biasanya, teriakan perang ini segera diikuti oleh pekiknya kuda perang. Maka sejenak itu, seluruh tanah datar jadi seperti menggetar.
sesudah semua itu Jenghiz Khan menitahkan
semua panglima dan tentaranya mengundurkan diri, lalu seorang diri ia duduk di kursi emasnya, untuk berpikir. Kursi itu ada kursi rampasan di waktu dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerang Chungtu, ibu kota negara Kim. Bagian belakang kursi berukiran naga melingkar merampas mutiara, sedang di kedua tangan-tangannya ada ukiran masing-masing seekor harimau galak. Karena itulah kursi takhta raja Kim. Ia memikirkan masa mudanya yang penuh dengan penderitaan, ia
memikirkan ibunya, istrinya, empat putra-putrinya, lalu juga pelbagai kemenangannya, hingga negaranya menjadi besar dan luas, sedang sekarang ia bakal menghadapi musuh tangguh.
Usia Khan ini sudah lanjut akan tetapi kupingnya masih terang sekali. Ia mendengar suara seekor kuda yang datang dari kejauhan, beberapa kali binatang itu mengasih dengar suara sedih, lantas berhenti. Ia tahu apa artinya itu. Ialah kuda itu mendapat sakit yang tidak dapat diobati lagi, lalu majikannya, yang tidak tega mengawasi, penderitaannya, membunuhnya.
Tiba-tiba ia ingat, "Aku sudah tua, sekarang aku bakal pergi perang. Dapatkah aku bakal pergi perang.
Dapatkah aku kembali dengan masih hidup" Jikalau aku mati mendadak di medan perang, lalu keempat putraku memperebuti takhta, kedudukan Khan yang agung, tidakkah itu kacau" Dapatkah aku tak mati untuk selama-lamanya" "
Ingat kematian, hatinya pendekar Mongolia ini bercekat.
"Aku mendengar di selatan ada orang yang dinamakan tosu, yang katanya dapat mengajari orang menjadi dewa, hidup seumurnya tanpa menjadi tua, benarkah itu?" demikian ia berpikir. Ia lantas menepuk tangan, memanggil seorang pahlawannya. Pahlawan itu dititahkan lekas memanggil Kwee Ceng.
Pemuda itu muncul dalam tempo yang cepat. Ia
lantas ditanyai mengenai halnya si tosu atau imam.
"Tentang hidup panjang umur hingga menjadi dewa, anak tidak ketahui benar atau bohongnya," Kwee Ceng memberi keterangan, yang benar ialah halnya ilmu bersemedhi, untuk menyalurkan napas dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sempurna, guna menambah umur." Jenghiz Khan girang mendengar keterangan itu.
"Kenalkah kau orang semacam itu?" ia tanya.
"Lekas kau cari seorang saja untuk dia datang menghadap aku"
"Imam semacam itu, apabila dia dipanggil dengan cara sembarangan, pasti dia tidak bakal datang," Kwee Ceng beritahu.
"Kau benar. Nanti aku mengutus satu pembesar berpangkat tinggi mengundang dia datang ke Utara sini. coba bilang, siapa yang aku mesti undang?"
Kwee Ceng lantas memikirkan kaum Coan cin Pay, di antara siapa Tiang cun cu Khu Cie Kie adalah yang paling mahir ilmu silatnya dan siIatnya pun sudi gawe, maka mungkin dia itu dapat diundang. Maka ia lantas memujikan imam itu.
Jenghiz Khan girang, ia lantas memerintahkan
penulisnya datang menghadap, untuk dititah menulis surat undangan itu.
Baru saja penulis ini mendapat bagian, hatinya jadi kecil, maka setelah berpikir, ia menulis ringkas, cuma enam huruf, bunyinya: "Kami mempunyai urusan, lekaslah kau datang." Membaca itu, Jenghiz Khan gusar.
"Terhadap raja anjing aku bicara begitu rupa, apakah terhadap orang cerdik pandai mesti begitu juga?" bentaknya. "Kau tahu, kau mesti menulis panjang lebar dan hormat"
Penulis itu bingung tetapi ia menurut. Ia lantas mengarang suratnya itu, yang panjang dan lemah lembut bunyinya, junjungannya diangkat, Khu Cie Kie dipuji tinggi. " Cukupkah ini?" ia menanya rajanya.
Jenghiz Khan tertawa. "Ya, begini cukup, katanya. "Kau lantas rapikan, nanti aku mengutus Lauw Tiong Lok, itu pembesar tinggi berbangsa Tionghoa, yang pergi membawanya, untuk mengundang dia, pasti dia akan datang." Penulis itu merampungkan suratnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jenghiz Khan pun menyuruh Kwee Ceng menulis
surat kepada Khu Cie Kie, untuk memberitahukan undangannya itu serta Kwee Ceng sendiri meminta si imam suka datang ke Utara. Habis itu, Lauw Tiong Lok lantas diutus.
Besoknya jenghiz Khan mengadakan kurultai, rapat besar untuk membicarakan lebih jauh soal menyerang ke Barat, di antaranya Kwee Ceng diangkat menjadi
"Noyon", suatu pangkat paling tinggi, yang biasa tidak dianugerahkannya kecuali kepada pangeran, keluarga raja terdekat atau panglima perang, setelah mana, anak muda itu ditugaskan memimpin selaksa serdadu untuk turut berperang.
Kwee Ceng telah maju pesat ilmu silatnya tetapi dalam ilmu perang ialah seorang asing, berhubung dengan ini kedudukannya yang baru, yang ia tidak dapat tampik, ia lantas pergi kepada Jebe subotai untuk meminta pengajaran. Karena ia bebal, tidak gampang-gampang ia lantas mengerti, dari itu untuk beberapa hari, ia masgul sekali. Tidakkah tugasnya berat" Bagaimana kalau di harian keberangkatan perang, titahnya tidak sempurna" Bagaimana kalau ia gagal" Tidakkah pasukannya bakal termusnah dan kehormatannya jenghiz Khan runtuh" Ia bingung hingga ia berniat menghadap junjungannya untuk menampik tugas itu.Justru ia mau mengambil putusan akan penampikannya itu, tiba-tiba serdadu
pengawalnya masuk dengan warta bahwa ada seribu lebih orang Han yang datang dan lagi menantikan di luar kemah untuk minta bertemu padanya. Ia menjadi girang sekali.
"Ah, begini cepat Kiu Totiang datang?" pikirnya.
Dengan cepat ia pergi ke luar. setibanya di muka tangsi, ia melengak. Di sana ia menampak
serombongan orang dengan dandanan sebagai
pengemis. Ia heran bukan main.
Dari dalam rombongan tukang minta-minta itu
lantas muncul tiga orang, untuk menghampirkan si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
anak muda, guna menunjuki hormatnya, guna
memperkenalkan diri Ternyatalah mereka ada ketiga tianglo dari Kay Pang, yaitu Lou Yoe Kiak, Kan dan Tio Tiang lo.
"Tahukah kamu tentang nona oey Yong?" ia tanya.
Mengingat Kay Pang, ia lantas ingat nona kekasihnya itu.
" Kami telah mencarinya ke mana-mana, belum pernah kami mendengar kabar tentang Pang cu kami itu," berkata Lou Yoe Kiak. "Baru saja kami mendengar kabar koanjin mau pergi berperang ke Barat, kami datang untuk menyerahkan diri kami." Pemuda ini heran sekali.
"Cara bagaimana kamu mendapat tahunya?" ia tanya pula.
"Khan yang agung telah mengirim utusan
mengundang Khu Cie Kie Totiang, kita mendengarnya dari orang coan cin pay," Yoe Kiak menyahut.
Kwee Ceng menjublak mendongak ke arah Selatan di mana ada gumpalan-gumpalan mega putih, hatinya berpikiri Kay Pang tersebar di seluruh negara, toh mereka tidak ketahui tentang Yong-jie, kalau begitu, dia lebih banyak terancam bahaya daripada
menghadapi keselamatan" Maka tanpa merasa, kedua matanya menjadi merah. Tapi ia menerima kawanan pengemis itu, ia memerintahkan orangnya untuk memerinahkan mereka itu, ia sendiri terus menghadap Jenghiz Khan guna melaporkannya.
"Baik,"Jenghiz Khan menerima baik. "Kau masukilah mereka di dalam pasukan pwrangmu"
sekalian menghadap junjungan itu, Kwee Ceng
mengutarakan niatnya mengundurkan diri
Jenghiz Khan gusar, ia berkata dengan nyaring:
"siapakah yang dilahirkan lantas dapat berperang"
Tidak bisa, bukan" Maka itu, berperanglah, setelah beberapa kali, kau tentu lantas bisa"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pemuda ini tidak berani banyak omong lagi, ia mengundurkan diri, akan balik ke kemahnya. Ia bingung dan berduka.
Melihat sikapnya anak muda itu, Yoe Kiak heran, ia menanya apa sebabnya. si anak muda
menuturkannya. " Itulah tidak apa," Yoe Kiak menghiburkan.
sorenya, Yoe Kiak masuk ke dalam kemah, ia kata pada pemuda itu: " Kalau tahu begini, ketika berangkat dari selatan tentulah aku membawa kitab ilmu perang dari sun Bu Cu atau kitabnya Kiang Thay Kong, dengan begitu, bereslah semua." Mendengar ini, mendadak Kwee Ceng ingat kitab peninggalan Gak Hui. "Ah, mengapa aku melupakannya?" pikirnya.
"Bukankah itu kitab ilmu perang?"
Ia lantas mengeluarkan kitabnya Gak Hui itu, lantas ia membaca. Dan ia membaca terus-terusan hingga malam itu ia lupa tidur dan lupa dahar. Paginya ia masih melanjuti membaca. sampai tengah hari barulah ia letih dan kantuk.
Kitabnya Gak Hui itu lengkap memuat segala apa mengenai pengaturan tentara dan berperang, umpama siasat menyerang dan membela diri, mendidik tentara, mengendalikan kepala-kepala perang, maka itu, si anak muda menjadi ketarik, Ketika itu hari ia membacanya di dalam perahu, perhatiannya kurang, sekarang lain. Tapi ada bagian-bagiannya yang kurang jelas, maka ia mengundang Yoe Kiak dan minta tiang lo itu tolong menjelaskan.
"sekarang ini aku juga kurang mengerti," berkata si pengemis. "Nanti aku pikirkan dulu, sebentar aku mencoba menjelaskannya."
Dan ia mengundurkan diri Tidak lama ia kembali lagi, lalu ia menjelaskannya, dengan sempurna.
Bukan main girangnya Kwee Ceng, maka sabansaban ia minta bantuannya tiang lo itu. sebaliknya Yoe Kiak aneh. setiap kali ia ditanyakan, tidak dapat ia menjawab seketika juga, mesti ia berlalu dulu, untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memikirkan dan memahamkannya, katanya setelah ia balik lagi, sebera ia bisa mengasih keterangan dengan baik sekali. Mulanya Kwee Ceng tidak memperhatikan itu, sesudah lewat beberapa hari, ia menjadi heran dan curiga. Maka ia ingin mencoba. Demikian itu malam, ia undang Yoe Kiak. la menanyakan satu huruf. "Nanti aku pikirkan," berkata sitianglo yang lantas mengundurkan diri
" Kalau satu soal, pantas itu dipikirkan," pikir Kwee Ceng seberlalunya si pengemis,
"Akan tetapi ini hanya satu huruf, mustahil itu tidak dapat segera diartikannya?"
Maka ini kepala perang mudah lantas menyusul
dengan diam-diam pada pengemis itu, untuk mencari tahu apa yang orang perbuat.
Loe Yoe Kiak bertindak cepat ke arah sebuah
kemah kecil. Tidak lama ia berdiam di dalam kemah itu, lantas ia kembali. Kwee Ceng lekas kembali ke kemahnya. Yoe Kiak menyusul dengan cepat.
"Sekarang aku telah mengerti," kata si pengemis, yang terus menjelaskannya. Kwee Ceng lantas
tertawa. "Lou Tiang lo" katanya, "Kalau kau mempunyai guru, mengapa kau tidak mengundang dia untuk
bertemu sama aku?" Pengemis itu melengakl
"Tidak" sangkalnya. Kwee Ceng menggenggam tangan orang.
"Mari kita pergi melihat" katanya. Dan ia berjalan sambil menuntun, untuk pergi ke kemah kecil tadi.
Di depan kemah itu ada menjaga dua orang
pengemis, kapan mereka itu melihat Kwee Ceng
datang, keduanya berbatuk satu kali. Mendengar itu, si anak muda melepaskan tangannya Yoe Kiak, ia lompat ke tenda untuk menyingkap. Ia melihat tenda bagian belakang bergerak, seperti bekas orang keluar dari situ. Ia memburu terus. Tiba di belakang tenda, ia menampak rumput tebal, tidak ada orang di situ. Ia heran hingga ia berdiri dia saja. Kemudian ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menanyakan Yoe Kiak. Tianglo ini mengasih tahu bahwa kemah
itu kemahnya sendiri, tidak ada lain orang tinggal bersama dengannya. Ia heran dan masgul, ia tetap bercuriga.
setelah itu, kalau Kwee Ceng menanyakan sesuatu kepada Yoe Kiak. pengemis ini baru dapat menjawab di hari besoknya. Karena ini ia percaya benar, di sana mesti ada seorang lain, hanya orang tidak sudi menemui padanya. sebab orang tidak bermaksud
jahat, selanjutnya ia tidak memaksa ingin mengetahui orang itu, ia membiarkannya saja.
selama belum berangkat perang, Kwee Ceng
bekerja. Malam ia membaca kitab dan
memahamkannya, mengingatnya baik-baik, siang ia melatih tentaranya, melatih berbaris dan berperang juga. Tentara Mongolia itu biasa berperang di tempat terbuka dengan menuruti caranya sendiri, sekarang mereka terlatih, tugas itu berat, tetapi mereka mesti menurut perintah, mereka terpaksa melakukannya.
satu bulan lebih Jenghiz Khan bersiap sedia
terutama di bagian rangsum, selama itu Kwee Ceng telah berhasil melatih tentaranya itu hingga
pasukannya mengerti apa yang dinamakan delapan barisan Thian-hok Tee-cay, Hong- yang, In-sui, Liong-hui, Houw-ek. Niauw-siang dan coa-poan, yang
berdasarkan barisan rahasianya Cu-kat Liang, hanya di tangan Gak Hui, barisan itu diubah pula.
Kemudian datanglah hari yang ditunggu-tunggu.
Lima belas laksa serdadu berkumpul di tanah datar selagi udara bersih dan nyaman. Di situ Jenghiz Khan mengadakan sembahyang kepada langit dan bumi, untuk bersumpah untuk keberangkatannya pergi
berperang. Kepada semua panglima perangnya ia kata: "Batu itu tidak ada kulitnya, jiwa manusia ada habisnya, lihat sekarang rambut kepala dan kumisku sudah putih semua, maka itu, dengan kepergian perang ini, belum tentu aku dapat pulang dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
masih hidup, karenanya ini hari hendak aku
mengangkat seorang putra mahkota, supaya
semeninggalnya aku, dia dapat menggantikan aku mengangkat benderaku yang agung ini"
Mendengar kata-kata itu, yang tidak disangka, orang heran berbareng girang. Heran sebab itulah luar biasa, dan girang karena memang Khan itu perlu memilih ahli warisnya. semua mata lantas diawasi kepada pemimpin mereka itu, untuk mendengar
disebutkannya nama calon penggantinya .
"Juji, kaulah putra sulungku," berkata Jenghiz Khan,
"Kau bilang, aku harus memilih siapa?"
Juji kaget di dalam hatinya. Dia pandai bekerja, dia paling banyak jasanya, dia pula putra sulung, maka dia percaya kalau nanti ayahnya menutup mata, dengan sendirinya dia bakal menggantikannya ayah itu.
sekarang dia ditanya secara mendadak. tidak dapat dia segera memberikan jawabannya.
Putra yang kedua dari Jenghiz Khan,jagatai,
bertabiat keras, dengan kakaknya itu ia memang tidak akur, maka itu mendengar pertanyaan ayahnya itu dan melihat si kakak menjublak, dia kata dengan keras"Juji hendak disuruh berbicara, dia hendak diperintah apakah" Apakah dapat kami dibiarkan diperintah oleh anak campuran bangsa Mergid?"
Ada sebabnya kenapa Jagatai mengatakan
demikian. pada mulanya, pasukannya Jenghiz Khan lemah, itu waktu istrinya kena dirampas bangsa Mergid yang menjadi musuhnya, tempo istri itu kembali, ia sedang hamil, kemudian terlahirlah Juji. Meski demikian adanya si putra sulung Jenghis Khan
menerimanya dengan baik, dia memandang si putra sebagai putra sejati. Maka hebatlah sikapnya Jagatai ini.
Bukan main gusarnya Juji kepada adiknya itu, ia berlompat dan menjambak dadanya si adik, Ia
membentako "Ayah sendiri tidak memandang aku sebagai orang luar, kenapa kau begitu menghina aku"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kepandaian apa kau mempunyai yang dapat
melebihkan aku" Kau cuma menang jumawa Marilah kita bertanding Jikalau dalam hal mengadu panah aku kalah dari kau, aku akan mengutungi jari jempolku Jikalau kita bertempur dan aku terkalahkan, akan aku rebah di tanah untuk selama-lamanya dan tidak akan bangunpula" Ia lantas berpaling kepada jenghiz Khan dan berkata. "Ayah silahkan ayah mengeluarkan firman mu" Jagatai tidak suka dijambak. dia melawan maka dua saudara itu sudah lantas berkutat.
Beberapa panglima segera maju untuk
memisahkan. Borehu menarik tangan Juji dan Mukhali menarik tangannya Jagatai.
Jenghiz Khan berdiam, air mukanya muram. Ia ingat masa mudanya itu di waktu mana sekalipun
kehormatan istrinya tidak sanggup membelanya, hingga sekarang terjadilah percederaan yang hebat ini.
Banyak panglima mempersalahkan Jagatai, yang
dikatakan tidak seharusnya berbuat demikian hingga dia menyebabkan orang tuanya menjadi berduka.
Diakhirnya Jenghiz Khan berkata juga "Kamu berdua meletaki tangan kamu Juji putraku yang sulung, aku memang mencintai dan menghargai dia, maka itu mulai hari ini dan selanjutnya, aku larang siapa juga bicara tentang dia"
Jagatai melepaskan tangannya, ia tertawa dan
berkata: "Juji memang gagah, siapa pun
mengetahuinya. Hanya dia kalah dari adik ketiga ogotai dalam hal kemurahan hati, maka itu aku memilih ogotai"
"Juji, kau bagaimana?"Jenghiz Khan tanya putra sulungnya.
Juji dapat melihat suasana, ia tidak mempunyai harapan lagi, karena ia baik dengan ogotai dan mengetahui baik hati murah dari adik ini, dan ia percaya juga di belakang hari sang adik tidak bakal mencelakai padanya, ia menjawab "Baiklah Aku juga memilih ogotai"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Putra keempat, Tuli, tidak menentang pemilihan itu, maka itu Jenghiz Khan lantas mengadakan pesta, guna mengangkat dan meresmikan keangkatan putra mahkota itu. Perjamuan berjalan sampai jauh malam, baru bubar.
Kwee Ceng pulang ke kemahnya dengan rada
pusing, disaat ia hendak membuka baju, untuk tidur, satu serdadu pengiringnya lari masuk ke dalam kemahnya itu dan melaporkan: "Huma, hebat Pangeran sulung dan pangeran kedua, yang telah minum hingga mabuk. telah membawa pergi masing-masing senjatanya untuk bertempur satu pada lain"
Pemuda itu kaget bukan main. "Lekas laporkan kepada Kha Khan" ia memerintahkan.
"Kha Khan juga sudah mabuk dia telah dipanggil-panggil tetapi tidak dapat mendusin"
Kwee Ceng menjadi bingung. Hebat kalau dua
saudara itu bertempur, sedang mereka mempunyai masing-masing pengikut dan tentaranya. Pula hebat akibatnya untuk angkatan perang Mongolia
seumumnya. Ia berjalan mondar-mandir. Ia mengoceh seorang diri "Kalau Yong-jie ada di sini, dla dapat mengajari aku apa yang aku mesti lakukan"
sementara itu terdengar suara riuh, tanda dua pasukan hendak mulai bertempur.
Mendengar itu, pemuda itu menjadi semakin
bingung. Tiba-tiba saja Lou Yoe Kiak datang masuk dan menyodorkan sehelai kertas di atas mana ada ini tulisan: "pakailah barisan Coa-poan untuk memisahkan kedua pasukan, lalu menggunai barisan Houw-ek untuk mengurung dan menawan yang tidak sudi
menyerah." selama ini Kwee Ceng telah membaca hapal
bunyinya kitab Gak Hui, maka itu begitu melihat surat itu, ia sadar. Ia menyesalkan dirinya: "Kenapa aku begini tolol hingga aku tidak dapat mengingat ini"
Perlu apa aku membaca kitab ilmu perang?" segera ia menitahkan pasukan parangnya bersiap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tentara Mongolia telah terlatih baik, tata tertibnya sempurna, biar banyak yang sudah mabuk. begitu titah dikeluarkan, begitu mereka bersiap hingga sebentar saja. mereka sudah berbaris rapi. Kwee Ceng lantas memimpin mereka memburu ke timur laut, sampai beberapa lie. Di sana ia menerima laporan, kedua pihak pasukannya Juji dan Jagatai sudah berhadapan dan pertempurannya mungkin telah dimulai. Ia pun lantas mendengar teriakan riuh dari tentara kedua pangeran itu
"jangan-jangan aku terlambat" pikirnya bingung sekali. "jangan-jangan bencana besar tak dapat dicegah pula" Tapi ia masih ingat untuk memberikan titah- titahnya, mengatur barisannya, Coa-poan-tin, atau barisan ular, yang ia titahkan terlebih jauh untuk menghalang di antara pasukan-pasukan kedua
saudara yang lagi menuruti nafsu amarahnya itu.
Dua-dua juji dan Jagatai menjadi heran atas
datangnya pasukan sama tengah itu, hingga mereka melengak.
"Siapa" siapa di sana?"Jagatai berteriak-teriak dengan pertanyaannya. "Kau hendak membantui aku atau Juji si anak haram?"
Kwee Ceng tidak menjawab, ia bekerja terus. Ia menggubah barisan ularnya, Coa-poan-tin, menjadi barisan sayap Harimau, Houw-ekstin, guna seluruhnya datang sama tengah, untuk mempengaruhi
pasukannya kedua saudara itu. Jagatai segera
mendapat lihat benderanya Kwee Ceng, ia menjadi gusar.
"Memang aku tahu bangsat bangsa Lam-ban bukan manusia baik-baik" serunya. Ia lantas menitahkan tentaranya menerjang pasukan si anak muda.
Barisan sayap Harimau sementara itu sudah
bekerja. Itulah barisan yang dijaman dahulu digunakan Han sin menghajar Han Ie. Barisan itu terdiri dari pelbagai barisan kecil dan barisan-barisan kecil inilah yang bertindak sebat sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Jagatai telah mengerahkan dua laksa serdadunya tetapi sekarang dua laksa serdadu itu kena dipisahkan satu dari lain. Memangnya tentara itu tidak berkelahi sungguh melawan pasukannya Juji, ke satu merekalah orang sendiri, kedua mereka takut kepada jenghiz Khan, dan sekarang, yang memisahkan mereka
bangsa sendiri juga. Kwee Ceng lantas berteriak-teriak: "Kita semua ada saudara-saudara bangsa Mongolia, tidak dapat kita saling membunuh diri Lekas kamu meletaki golok dan panah kamu, supaya Khan yang agung tidak nanti menghukum potong kepala kamu"
Berpengaruh suaranya anak muda ini, tentaranya Jagatai lantas saja lompat turun dari masing-masing kudanya dan meletaki senjata mereka.
Jagatai panas bukan main, dengan memimpin
seribu lebih pengiringnya, ia merangsak kepada si anak muda, untuk menyerang.
Di antara pasukannya Kwee Ceng lantas terdengar tiga kali suara tambur, lantas ada delapan barisan kecilnya yang bergerak dari delapan penjuru, mereka itu bukannya menyambut penyerangan hanya
memapakinya dengan tambang-tambang kalakan,
maka hampir serentak, seribu lebih serdadunya Jagatai itu roboh, karena kaki kuda mereka telah terkalak, lantas mereka ditubruk dan diringkus, tangan mereka ditelikung ke belakang.
Juji kaget berbareng girang melihat sepak
terjangnya Kwee Ceng itu Ia hendak
menghampirkannya untuk berbicara, atau mendadak ia melihat pasukannya Kwee Ceng bergerak lebih jauh, mengurung kepada pihaknya. Ia terkejut sekali menyaksikan cara bergeraknya tentara si anak muda itu. Ialah seorang peperangan ulung, meski ia bingung, ia lantas memberikan titahnya untuk melakukan perlawanan. Tapi juga tentaranya itu, di dalam tempo yang pendek. kena dibubarkan dan ditawan tentaranya si anak muda.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dua-dua Juji dan Jagatai menjadi berkhawatir
sekali. Mereka ingat saat pertemuan pertama kali dari mereka dengan Kwee Ceng .Juji telah mencambuki si anak muda sampai anak muda itu mati hidup dan hidup mati, sedang Jagatai pernah menganjurkan anjing mengeroyok dan menggigitinya. Maka mereka khawatir si anak muda menggunai ketikanya ini untuk mencari balas. saking khawatir dan kaget, mereka sadar dari mabuk arak mereka. sekarang mereka pun menjadi takut nanti dihukum ayah mereka, bukan main mereka menyesal.
juga Kwee Ceng, setelah tindakannya itu, menjadi tidak tentram hatinya. Bukankah ia bergerak lancang, tanpa titah siapa juga" Bukankah ia, biar bagaimana, ada orang luar" Tidakkah tindakannya ini berarti sangat besar" Maka ia tidak tahu, apa akan jadi akibatnya: bencana atau kebaikan" Karena ini, ia pikir, baiklah ia berdamai sama ogotai dan Tuli. Tapi ia tidak dapat kesempatan akan menemui kedua pangeran itu, kupingnya sudah lantas mendengar suara terompet, lalu ia melihat lari mendatanginya jenghiz Khan, yang akhirnya sadar juga dari pusingnya, hingga dia kaget dan gusar mendengar hal pertempuran dua putranya itu, tanpa dandan lagi, dengan rambut riap-riapan dia lari keluar dari tendanya, dia kaburkan kudanya. Ketika dia tiba, dia menjadi heran. semua serdadu dari Juji dan Jagatai duduk diam di tanah, dan tentaranya Kwee Ceng menilik mereka itu. Pula kedua putranya, meski mereka tetap duduk di atas kuda mereka, mereka masing-masing diawasi oleh delapan pahlawan yang bersenjatakan golok, yang mengurung mereka itu.
Kwee Ceng lantas menghampirkan, untuk sambil
berlutut menuturkan duduknya hal, juga tentang tindakannya sendiri untuk mencegah pertumpahan darah hebat.
sesudah mengetahui duduknya kejadian Jenghiz
Khan girang bukan kepalang. Ia lantas mengumpulkan semua panglimanya, ia lantas menegur hebat kepada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Juji dan Jagatai. sebaliknya, Kwee Ceng dan opsir-opsirnya diberi persenan.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kwee Ceng menerima persenan, tetapi ia tidak
ambil itu untuk dirinya sendiri, ia lantas
menghadiahkan itu kepada tentaranya, maka juga semua serdadunya bersorak kegirangan.
setelah itu Kwee Ceng diberi selamat oleh sekalian panglima atas jasanya itu.
Anak muda itu menanti sampai semua tetamu
sudah mengundurkan diri, ia ambil surat yang dibawa Lou Yoe Kiak. surat yang mengajari ia bagaimana harus bertindak tadi. Ia meneliti itu Ia heran.
"Dua barisan coa-poan dan Houw-ek memang telah aku melatihnya terhadap tentaraku tetapi belum pernah aku menyebutkan nama-namanya," pikirnya.
"Kenapa sekarang dia mengetahuinya" Mungkinkah dia mencuri baca kitab ilmu perangku itu" Kitab itu tapinya selalu tersimpan di tubuhku, tidak pernah aku berpisah dengannya, cara bagaimana dia dapat
membacanya?" Ia masih berpikir sekian lama, lantas
memerintahkan orangnya memanggil Lou Yoe Kiak.
"Lou Tiang lo," ia berkata setelah si pengemis tiba.
"Inilah kitab ilmu perangku, jikalau kau suka melihatnya. ini aku beri pinjam kepadamu." Yoe Kiak tertawa.
"si pengemis melarat ini, seumurnya dia tidak bakal menjadi jendral" katanya. "Untukku buat apakah sebuah kitab ilmu perang?" Kwee Ceng menunjuk kepada surat yang ia terima dari pengemis itu.
"Kalau begitu, mengapa kau mendapat tahu tentang dua pasukan coa-poan dan Houw-ek ini?" ia tanya.
"Bukankah koanjin pernah membicarakan itu padaku?" balik tanya si pengemis. Agaknya ia heran.
"Apakah koanjin sudah lupa?"
Kwee Ceng berdiam. Ia tahu orang mendusta, ia tetap bingung. Ia tidak bisa menerka duduknya hal yang benar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Besoknya siang Jenghiz Khan berapat pula. Kali ini ia mengatur angkatan parangnya. sebagai pasukan nomor satu ditetapkan pasukannya Jagatai dengan ogotai sebagai komandannya Jagatai sendiri dijadikan sianhong ialah pasukan depan. Pasukan nomor tiga ialah pasukan kiri Jenghis Khan sendiri bersama Tuli memimpin pasukan utama.
sebat sekali tindakan itu diambil, maka dilain saat berangkatlah angkatan perang ini beserta iring-iringan rangsumnya menuju ke Barat, menghampirkan
Khoresm. Majunya makin lama makin jauh, masuknya makin lama makin dalam di wilayahnya shah
Muhammad Ala-ed-Din. Angkatan perang shah itu besar jumlahnya tetapi mereka bukan tandingannya tentara Mongolia dalam ketangkasan berperang, dengan begitu dia kena terdesak.
Pada suatu hari Kwee Ceng menunda pasukan
perangnya di tepi sungai. Malamnya, selagi ia membaca kitab perangnya, untuk dipahamkan terlebih jauh, ia mendengar suara berkelisik di atas tendanya, lalu pintu tendanya tersingkap dan satu orang bertindak masuk. Beberapa serdadu penjaga
mencegah, mereka membentak. tetapi satu demi satu mereka kena ditotok roboh. Kwee Ceng segera
menyimpan kitabnya, ia berbangkit. orang yang menerobos masuk itu lantas memandang kepadan a dan tertawa. Dialah see Tok Auwyang Hong.
Kwee Ceng kaget berbareng girang. siapa sangka di tempat jauh sepuluh ribu lie dari Tiong-goan dia bertemu sama siBisa dari Barat itu.
"Mana nona oey?" itulah pertanyaannya yang pertama.
Bab 75. See Tok (Si Racun Barat) Auwyang Hong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku justru hendak menanya kau, budak cilik itu ada di mana" Auwyang Hong balik menanya. "Lekas kau serahkan dia padaku"
Mendengar itu, Kwee ceng terperanjat karena
girangnya. Ia lantas berpikir: "Kalau begitu, Yong-jie masih hidup dan dia telah lolos dari tangannya iblis ini"
Tapi ia jujur, perasaan hatinya gampang berpeta pada wajabnya, kegirangannya itu lantas dapat dilihat See Tok.
"Mana dia itu budak cilik?" Auwyang Hong membentak
"Entahlah," menyahut Kwee ceng sejujurnya.
"Selama di Kang lam dia mengikuti kau, kemudian bagaimana?"
See Tok tahu pemuda ini tidak pernah mendusta, ia menjadi heran. Menurut dugaannya, oey Yong mesti berada di dalam pasukan perang ini. Kenapa pemuda ini tidak mengetahuinya" Ia lantas duduk bersila untuk berpikir.
Kwee ceng membebaskan orang-orangnya dari
totokan, ia menitahkan menyuguhkan teh koumiss.
Auwyang Hong meminum satu cawan tanpa curiga.
"Anak tolol, tidak ada halangannya aku bercerita kepadamu," katanya kemudian. "Memang benar bocah itu telah kena aku tawan di dalam kuil Tiat ciang Bio di Kee-bin, hanya di itu malam juga dia berhasil meloloskan dirinya."
Kwee Ceng girang hingga ia berseru: "Bagus" Ia pun menambahkan: "Dia sangat cerdik, jikalau dia memikir untuk lari, pasti dia dapat lari Bagaimana dia lolosnya?"
"Dia lolos di Kwie-in-chung di telaga Than ouw"
menyahut see Tok sengit sekali. Hm, untuk apa menuturkannya" Tegasnya dia sudah kabur"
Kwee Ceng tidak mendesak. Dia tahu orang besar kepala dan kejadian itu pastilah membuatnya see Tok gusar dan malu dan menyesal.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"setelah dia kabur, aku mengejarnya," see Tok toh menuturkan. "Beberapa kali aku dapat menemui dia, hanya saban-saban dia lolos lagi. Aku mengejar terus, terus aku berada di dekatnya, dia tidak dapat kabur pulang keTho Hoa To. Kita main kejar-kejaran, sampai d i perbatasan Mongolia. Mendadak dia lenyap. Maka aku menduga dia mesti berada di dalam pasukan plangmu ini. Demikian aku datang padamu."
Mendengar oey Yong telah tiba di Mongolia, Kwee Ceng heran berbareng girang. "Apakah kau pernah melihat dia?" ia tanya. Ditanya begitu, see Tok mendongkol.
" Kalau aku dapat melihat dia, mustahil aku tidak dapat membekuknya?" katanya keras. "siang dan malam aku mengintai dia di dalam pasukanmu ini. Aku menyangka dia tinggal bersama kau tetapi aku belum pernah melihat dia. Eh, bocah tolol, kau sebenarnya lagi main gila apa?" Kwee Ceng terbengong.
"siang dan malam kau mengintai, mengapa aku tidak dapat tahu?" Ia balik tanya.
Auwyang Hong tertawa puas.
"Aku ialah satu serdadu orang Wilayah Barat yang tidak berarti di dalam barisanmu yang dinamakan barisan Thian-cian-ciong" sahutnya. "Kaulah si kepala perang, mana kau kenal aku?"
Di dalam tentara Mongolia terdapat banyak
serdadu- serdadu musuh yang tertawan dan diberi pekerjaan, maka itu kalau seorang Wilayah Barat, atau see Hek. nyelip di dalam satu barisan, dia memang sukar untuk diketahuinya. Tapi mendengar keterangan itu, Kwee Ceng terkejut. Ia berpikir. "Jikalau dia menghendaki jiwaku, pastilah jiwaku sudah lenyap lama" Lalu dengan suara tak tegas ia menanya:
"Kenapa kau bilang Yong-jie berada di dalam pasukanku?"
"Kau telah meringkus kedua putranya jenghiz Khan, kau berhasil memukul pecah kota-kota dan melabrak musuh," menyahut Auwyang Hong, "Tanpa petunjuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dari sibudak cilik itu, mana dapat kau si tolol melakukannya semua itu" Hanya budak itu tidak pernah memperlihatkan dirinya, ini benar-benar heran.
sekarang tidak bisa lain, kau mesti bertanggung jawab, kau mesti menyerahkan dia itu padaku" Kwee Ceng tertawa.
"Kalau Yong-jie memperlihatkan dirinya, itulah hal yang aku paling harapi" ia kata. "Sekarang cobalah kaupikirkan, dapatkah aku menyerahkan dia padamu?"
"Jikalau kau tidak mau menyerahkannya, aku mempunyai jalanku sendiri" kata Auwyang Hong. Dia mulai mengancam. "Kau berkuasa atas pasukan tentara besar, akan tetapi di mata Auwyang Hong tendamu ini, di luar dan di dalam, adalah seperti tempat di mana tidak ada barang satu manusia Asal aku mau datang, aku datang, asal aku mau pergi, aku pergi siapa dapat melarang aku"
omong besar itu bukan omong besar belaka, maka itu Kwee Ceng membungkam. "Eh, bocah tolol, bagaimana kalau kita membuat perjanjian?" Auwyang Hong tanya. "Perjanjian apakah itu?"
"Kau menyebutkan tempat sembunyinya si bocah, aku tanggung tidak nanti aku mengganggu sekalipun selembar rambutnya Jikalau kau tidak sudi
menyebutkannya, aku akan mencari dia terus, biar perlahan, tetapi satu kali aku mendapatkan dia, hm Itu pasti bukannya urusan yang menyenangkan"
Kwee Ceng tahu see Tok sangat lihay, kecuali si nona bersembunyi di Tho Hoa To, mesti dia akan dapat dicari.
"Baik, suka aku berjanji," katanya. "Hanya bukan menurut caramu itu"
"Habis?" "Auwyang sianseng, sekarang ini ilmu silat kau jauh terlebih menang daripada kepandaianku," berkata si anak muda, "Akan tetapi usiaku jauh lebih muda daripada usiamu, maka itu di belakang hari, setelah usiamu bertambah dan tenagamu berkurang, mesti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
datang satu hari yang kau bakal tidak sanggup melawan aku"
Auwyang Hong tidak pernah memikir saat dari "Usia bertambah dan tenaga berkurang", sekarang ia mendengar suara anak muda ini, hatinya bercekat.
"Kata-katanya bocah ini bukan kata-kata dungu,"
pikirnya. Maka ia tanya: "Habis bagaimana?"
"Di antara aku dengan kau ada permusuhan disebabkan kau membinasakan guru-guruku,"
berkata pula Kwee Ceng, "Dan sakit hati itu tidak dapat tidak dibalas, maka itu walaupun kau kabur ke ujung langit, akan ada satu harinya yang aku nanti dapat mencari padamu" see Tok tertawa terbahak.
"justru sebelum aku tua dan loyo, sekarang aku bunuh padamu" Ia berseru. Belum lagi suaranya berhenti, kedua kakinya telah lantas dipentang dan ditekuk untuk berjongkok, sedang kedua tangannya diangsurkan hebat ke depannya, ke arah si anak muda.
Kwee Ceng tahu orang menyerang ia dengan ilmu Kodok-nya, tetapi la telah meyakinkan sempurna "Ie-kin toan-kut-pian", ilmu " menukar otot dan melatih tulang", maka begitu serangan tiba, ia berkelit, setelah berkelit, dengan cepat ia membalas menyerang
dengan jurus "Kian liong can tian" dari Hang Liong sip-pat Ciang.
Auwyang Hong menarik pulang tangannya, ia
menyambuti serangan pembalasan si anak muda. Ia mengenal baik ilmu silat orang, yang ada ajarannya Ang Cit Kong, ia merasa bahwa ia sanggup
melayaninya. Hanya kali ini ia salah menduga. Begitu ia menyambut, begitu tubuhnya tergerak hampir kuda-kudanya bergoyang. Ia menjadi kaget. Kalau ia tidak bisa mengegosnya, pastilah ia terluka.
"Jangan-jangan belum lagi aku tua dan loyo, bocah ini bakal dapat menyusul aku," pikirnya. Maka segera ia menyerang dengan tangan kirinya. Kwee Ceng berkelit, terus ia membalasnya pula.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekali ini Auwyang Hong tidak mau menyambut
keras dengan keras, ia menekuk tangannya
menangkis sambil berkelit, guna mengasih lewat ancaman bahaya.
Kwee Ceng tidak dapat menangkap hati lawan, ia mengira orang cuma berkelit, ia tidak tahu Auwyang Hong terus menyerang pula, maka kagetlah ia kapan ia merasakan dorongan keras sekali. Dengan terpaksa ia mengeluarkan tangan kanannya, guna menolak itu.
Mengenai tenaga dalam, Kwee Ceng kalah d ari
jago see Hek itu, maka kalau terus ia bertahan secara demikian, tidak lama, ia bakal roboh. Ia memang dipancing lawannya ini. Auwyang Hong girang
pancingannya memakan. Lantas dia merasa
tangannya Kwee Ceng menjadi lunak. seperti orang yang tidak dapat melawan lebih jauh. segera dia menambah tenaganya. justru itu, tangan si anak muda melejit licin.
"Hari ini tibalah saat kematianmu" pikir see Tok.
yang meneruskan mengulur lengannya hingga jeriji tangannya segera akan tiba di dada lawan.
Kwee Ceng menggunai tangan kirinya untuk
menangkis di depan dadanya, sembari menangkis, tangan kanannya yang melejit itu, dengan telunjuknya, menotok ke arah jalan darah tay-yang-hiat dari see Tok. Inilah It Yang Cie, ilmu silat totokan ajarannya It Teng Taysu, yang telah lama ia meyakinkannya tetapi belum pernah dipakai. It Yang Cie ialah penakluk dari Hap Moa Kang, ilmu silat Kodok.
Auwyang Hong menjadi kaget sekali, dengan lantas ia menjejak tanah, untuk lompat mundur, sembari lompat, dia berseru: "Ha, Toan Tie Hin si tua bangka hendak membikin susah padaku"
It Yang Cie dari Kwee Ceng ini belum mencapai kemahiran, itu masih belum dapat dipakai
memecahkan Kap Moa Kang, sudah begitu, ia pun tidak paham betul cara menggunainya, habis menotok dan gagal, ia lantas menarik pulang pula. see Tok.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang belum mundur lebih jauh, melihat itu.
seharusnya, serangan dilanjuti. Melihat ini, jago tua itu tahu orang belum mahir, maka tanpa menanti ketika, dia terus menyerang lagi, kembali dengan kedua tangannya.
Kwee Ceng terkejut. Dengan luar biasa gesit, ia berlompat berkelit. Celakalah meja kecil di belakang, meja itu kena terhajar tangan lihay dari si Bisa dariBarat, siapa terus tidak mau berhenti, terus dia mengulangi serangannya. Rupanya dia pikir, anak muda yang lihay itu mesti didesak habis-habisan.
selagi menyerang, Auwyang Hong merasa ada
bokongan dari arah belakang. Dia tidak takut, tanpa berpaling lagi dia menendang ke belakang. Inilah tipu untuk mendahului musuh, atau serangan untuk
serangan. Kebetulan dia dibokong dengan tendangan, maka kedua kaki bentrok, kaki si penyerang tertolak.
tubuhnya roboh, hanya kaki ia itu tidak patah. Dia heran, lantas dia menoleh. sekarang di muka pintu tenda dia melihat tiga pengemis tua, ialah ketiga tiang lo Lou, Kan dan Nio.
Louw Yoe Kiak segera berlompat, kedua tangannya memegang masing-masing lengannya kedua
tangannya. Itulah siasat pembelaan diri dari kaum Kay Pang. Ini pula siasat yang digunai Kay Pang di harian rapat di Kun san dengan apa mereka dapat
mengadakan pembelaan bagaikan tembok tangguh
untuk mendesak Kwee Ceng dan oey Yong, sampai muda-mudi itu kewalahan.
Auwyang Hong tertawa terbahak. Ia lantas
menggunai siasat. Melawan Kwee Ceng ia cuma
menang seurat, kalau ia dikepung tiga pengemis ini, yang cukup lihay, ia bisa berabe. Ia pun berkata: "Anak tolol, ilmu silatmu maju pesat sekali" setelah itu ia menekuk kedua kakinya, untuk duduk bersila, sama sekali ia tidak menghiraukan Yoe Kiak bertiga. Ia berkata pula kepada si anak muda: "Kau hendak membuat perjanjian denganku, kau jelaskanlah"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau menghendaki nona oey memberi penjelasan Kiu Im Cin-keng terhadapmu," berkata si anak muda,
"Mengenai itu, dia sudi menjelaskannya atau tidak.
mesti terserah kepadanya, tidak dapat kau membikin dia celaka." Auwyang Hong tertawa.
"Jikalau dia suka memberi penjelasan, memang aku pun tidak tega mencelakai dia," sahutnya.
"Memangnya oey Laoshia seorang yang dapat dibuat permainan" Hanya kalau dia tetap tidak suka bicara, mana dapat aku tidak menggunai sedikit kekerasan terhadapnya?"
"Tidak. aku larang" Kwee Ceng menggeleng kepala.
"Kau menghendaki aku berjanji, habis apakah tukarannya untuk itu?"
" Itulah semenjak hari ini, jikalau kau terjatuh ke dalam tanganku, aku akan memberi ampun padamu hingga tiga kali, kau akan dibebaskan dari kematian."
see Tok berbangkit, dia tertawa lebar. Tajam
tertawanya itu, terdengar sampai jauh, hingga banyak kuda menjadi kaget dan meringkik saling sahutan.
Kwee Ceng mengawasi dengan tajam.
"Inilah tidak lucu, tidak ada yang harus dibuat tertawa," katanya perlahan, "Hanya kau harus ketahui sendiri, akan datang satu hari yang kau bakal terjatuh ke dalam tanganku"
Auwyang Hong tertawa, tetapi di dalam hatinya, ia berpikir. sedikitnya ia merasa jeri juga. Ia lantas mendapat satu pikiran. Ia tertawa ketika ia berkata:
"Aku Auwyang Hong, aku menghendaki keampunan dari kau, bocah busuk" Hm Tapi baiklah, kita lihat saja nanti"
Kwee Ceng mengulur sebelah tangannya. "Kata-katanya seorang ksatria" ujarnya.
Auwyang Hong tertawa, dia menyahuti: "seumpama kuda tercambuk satu kali" see Tok menepuk perlahan tangannya si anak muda hingga tiga kali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Itulah janji mereka -janji menurut caranya orang di jaman dinasti song. Siapa menyangkal janji itu, selanjutnya dia akan terhina.
Habis membuat perjanjian, Auwyang Hong hendak menanya Kwee Ceng tentang oey Yong, hanya belum lagi ia membuka mulutnya, ia melihat bayangan berkelebat di luar kemah, gerakannya sangat gesit. Ia bercuriga, lantas ia lompat keluar, untuk menyusul. Ia ketinggalan, ia tidak melihat bayangan siapa juga.
Maka ia berpaling ke arah tenda dan kata: "Di dalam tempo sepuluh hari, akan aku datang pula ke mari Itu waktu kita akan melihatnya, kau yang memberi ampun padaku, atau aku yang mengampunimu"
sambil tertawa lebar tubuh sea Tok mencelat, lantas dia lenyap. sebab sekejap saja dia sudah memisahkan diri belasan tombak.
Lou Yoe Kiak bertiga saling mengawasi dengan
bengong, hati mereka mengatakan "Dia sangat lihay, tidak heran dia sama tersohornya seperti Ang Pangcu."
Kwee Ceng lantas memberitahukan ketiga tiang lo itu bahwa datangnya Auwyang Hong untuk mencari oey Yong.
"Dia bilang oey Pangcu ada di dalam pasukan ini, dia ngaco belo" berkata Yoe Kiak,
"Jikalau itu benar, mustahil kita tidak tahu" Laginya"
Kwee Ceng menunjang janggut.
"Akan tetapi akupikir dugaannya itu beralasan,"
katanya perlahan. "sering aku merasakan yang nona oey seperti berada di sampingku, kalau ada soal-soal sukar. selalu dia membantu memecahkannya. Hanya tidak perduli apa yang akupikir, dia tetap tidak sudi memperlihatkan diri padaku"
Tanpa merasa, kedua matanya pemuda itu menjadi merah.
"Baiklah koanjin jangan berduka," Yoe Kiak menghibur. "Inilah perpisahan sekejab mata, diakhirnya toh kita bakal berkumpul."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku telah berbuat keliru terhadap nona oey, aku khawatir dia tidak akan sudi menemui aku pula," kata lagi Kwee Ceng, yang mengaku salah. "Aku tidak tahu bagaimana aku harus berbuat untuk menebus dosaku itu" Yoe Kiak bertiga saling memandang.
"Taruh kata dia tidak sudi bicara sama aku," Kwee Ceng berkata pula, "Kalau dia membiarkan aku melihatnya satu kali saja, hatiku tentu terhibur"
"Kau letih, koanjin," berkata Yoe Kiak. "Silahkan kau beristirahat. Besok kita berdamai pula untuk menjaga Auwyang Hong datang mengacau lagi." Kwee Ceng mengangguk, maka ketigg tiang lo itu mengundurkan diri
Besoknya angkatan parang maju terus, malamnya mereka singgah, Yoe Kiak datang ke kemah. Kwee Ceng membawa sehelai gambar lukisan. Ia kata "Pada tahun yang lalu selama di Kang lam aku telah
mendapatkan gambar ini, aku seorang kasar, tidak mengerti aku akan maksudnya itu, maka selagi
sekarang koanjin kesepian, dapatlah koanjin
menikmati ini perlahan-lahan." Lantas gambarnya itu ia letaki di atas meja.
Kwee Ceng membeber itu. Ia tercengang begitu ia melihat lukisannya: Seorang nona tengah menenun, romannya mirip sama oey Yong, melainkan lebih perok, alisnya turun, romannya lesu. Ia mengawasi terus. Di samping itu ia mendapati dua baris huruf halus, bunyinya mirip dengan syairnya Eng Kouw.
Yang pertama: "Tujuh perkakas tenun Suteranya habis, citanya rampung, jangan sembarang dibuat pakaian nanti tergunting rusak tak disengaja, hingga burung-burungnya hong dan loan, terpisah menjadi dua pinggiran baju" Dan yang kedua: "Sembilan perkakas tenun Sepasang bunganya, sepasang
Kisah Pedang Bersatu Padu 12 Petualangan Manusia Harimau Seri Manusia Harimau Karya S B Chandra Naga Pembunuh 8

Cari Blog Ini