Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung Bagian 4
sepertimu." Yuan Bao juga menatapnya lama, lalu dia merendahkan suaranya
dan berbisik padanya, "Apakah kau mau kuberitahu sebuah rahasia?"
"Rahasia apa?" "sebenarnya umurku sudah 77 tahun." Yuan Bao berkata dengan
serius, "Aku selalu menjaga tubuhku sehingga sehingga terlihat jauh
lebih muda." Bos besar Tang tertawa lagi sampai perutnya sakit, lalu berkata
"Jika demikian, aku si nenek tua ini harus benar-benar
menuangkan beberapa cangkir arak lagi untuk si kakek tua."
orang yang mati sudah dimasukkan ke dalam peti dan peti pun
sudah dipaku, gubuk kayu besar yang terdapat di belakang
perusahaan kayu sen Ji bertambah lagi delapan buah peti mati.
Tuan besar Tian sudah duduk di sana sejak pagi sampai malam
hari. Dia sama sekali tidak makan sebutir nasi pun, tidak minum
setetes air pun, tidak minum arak sedikitpun, bahkan tidak
berbicara sedikitpun. Tian Ji Zi belum pernah melihat ayahnya
mengalami masalah seberat itu.
sampai ada orang yang membawakan lentera, malam sudah
semakin larut, barulah tuan besar Tian bertanya kepada Tian Ji Zi.
"Apakah kau bisa mengetahui bagaimana mereka mati?"
"sedikit," kata Tian Ji Zi.
"Kelihatannya mereka mati dengan sekali pukul, bahkan
sepertinya menggunakan jurus yang aneh, dalam sekejap semua
urat nadi dan pembuluh darah mereka putus, seperti kita
menggunakan jari kita untuk mematahkan arang."
"Apakah kau bisa melihat jurus apa sebenarnya yang digunakan
orang itu?" "Aku tidak tahu." Tian Ji Zi berkata,
"Aku sudah banyak melihat orang mati karena pembuluh darah
dan urat nadinya putus, tapi jurus yang digunakan orang ini sama
sekali tidak sama." "Tentu saja kau tidak bisa melihatnya," kata tuan besar Tian
sambil menghela nafas. "Karena di dunia ini hanya ada satu orang yang bisa
menggunakan jurus ini untuk melukai orang."
"Apakah Li Jiang Jun?"
"Bukan." "Kalau bukan dia, lalu siapa?"
"orang yang jauh lebih menakutkan daripada dia," kata tuan
besar Tian. "Tindak tanduknya jauh lebih kejam, jauh lebih tidak
berperasaan, dan apa pun yang dilakukannya jauh lebih sadis."
"Siapa orang yang sadis seperti itu?" Gao Tian Jue.
Jalan kecil yang terpencil, kedai pinggir jalan yang sederhana,
dan lampu minyak yang remang-remang. seorang tua yang
wajahnya hitam terkena asap minya ki datang dan bertanya kepada
Xiao Jun yang baru saja selesai makan sepiring nasi goreng dengan
telur. "Apakah kau mau minum kuah bening" Tidak dipungut biaya."
Xiao Jun menggelengkan kepalanya dan perlahan bangkit
berdiri. Wajah putih pucat yang tidak ada warna darah dan tanpa
ekspresi itu, tiba-tiba terlihat ekspresi yang menakutkan, ekspresi
takjub. Jika tidak melihatnya sendiri, pasti tidak akan pernah menyangka
bahwa wajah seseorang bisa tiba-tiba mengalami perubahan yang
besar. orang tua yang berdagang nasi itu yang melihatnya.
Tamu yang sangat sedikit berbicara dan juga makan nasinya
sangat lambat ini, mengapa bisa tiba-tiba berubah seperti itu. Tapi
dia segera mengerti. Karena begitu menoleh, dia melihat apa yang dilihat oleh Xiao
Jun , sesuatu yang membuat orang yang melihatnya bisa kaget
setengah mati. sebenarnya di sekitar tempat berjualan kedai kecil
ini bahkan bayangan hantu pun sama sekali tidak ada, tapi sekarang
justru ada seseorang. seseorang yang seluruh tubuhnya mengenakan pakaian serba
hitam. Penutup kepala hitam, mata yang hitam, mantel hitam.
Hitam yang bukan sembarang hitam.
Lebih terang daripada cat, lebih kental daripada tinta, sama
dengan warna seperti waktu sebelum subuh yang ini membawa
perasaan tidak enak bagi orang yang melihatnya.
Mantel hitamnya panjang sampai menyentuh tanah, seperti
mantel yang dikenakan oleh Xie Yao Mo dalam legenda. Tapi
wajahnya sangat pucat. Bukan pucat yang biasa, juga tidak pucat
seperti orang mati seperti wajah Xiao Jun .
Wajahnya lebih menakutkan dibandingkan dengan orang mati.
Wajahnya sangat dingin seperti perak yang putih pucat, seperti
perak yang dilelehkan dan dijadikan topeng, benar-benar putih yang
terang juga bukan sembarang terang.
Terangnya seperti orang yang menjelang ajalnya biasanya
wajahnya memancarkan terang. Walaupun terang tetapi tetap saja
membuat orang merasakan sedih, derita, ketakutan, dan putus asa
yang sukar untuk dikatakan. Tidak ada yang tahu kapan orang ini
datang dan datang dari mana. Mungkin hanya Xiao Jun yang tahu.
Dia sepertinya mengenal orang itu, begitu melihatnya dia seperti
arak kecil yang melihat hantu dan setan dalam mimpi buruknya,
tenggorokkannya juga seperti yang dicekik oleh setan itu dengan
kedua tagannya, lewat waktu yang lama baru bisa keluar suara.
"Kau." "Ya, aku." orang itu berkata dengan nada penuh tawa,
"Tak sangka kau masih ingat padaku."
Xiao Jun tentu saja ingat. Walaupun dia hanya pernah bertemu
satu kali dengan orang ini, dia tidak akan dapat lupa seumur
hidupnya. Walaupun barang siapa yang pernah bertemu satu kali dengan
orang ini pasti tidak akan bisa melupakannya, tetapi reaksi siapa
pun terhadap orang ini pasti tidak akan seperti Xiao Jun yang
penuh dengan derita yang sangat dalam.
Ini adalah kejadian puluhan tahun yang lalu. Ingatan Xiao Jun
akan kejadian itu paling jelas dibandingkan orang lain, di saat malam
bulan purnama 13 tahun 3 hari yang lalu.
sebilah golok yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, dia hanya
bisa melihat sinar goloknya saja. Tapi sinar itulah yang telah
memotong lengan kirinya sampai putus Xiao Jun tidak pernah tahu
siapa orang ini sebenarnya, lebih tidak tahu lagi mengapa orang ini
menebas putus lengan kirinya.
sebelum malam itu, dia belum pernah bertemu dengan orang ini
sebelumnya, sesudahnya juga tidak pernah bertemu lagi. Tak
disangka ternyata orang ini sekarang muncul di depan matanya.
ooo)o(ooo BAB XIV TOPENG PERAK Tanggal 18 bulan 4, tengah malam.....
Malam inijuga terdapat bulan purnama, topeng perak itu
bersinar terkena cahaya bulan dan sepertinya tidak ada bedanya
dengan malam bulan purnama 13 tahun yang lalu.
sebuah topeng tidak akan pernah menjadi tua dan tidak akan
pernah berubah. Tetapi manusia bisa berubah.
Xiao Jun yang mulanya hanyalah salah satu murid perkumpulan
pengemis (GaiBang), sekarang telah menjadi salah satu tetua di
perkumpulan itu, dari seorang anak muda yang bersemangat dan
pemberontak menjadi orang yang pendiam dan dingin.
Jika lengannya tidak putus, mungkin dia tidak akan menjadi
seperti ini. Wajah sebenarnya orang ini pun tidak pernah dilihatnya,
tetapi dia telah merubah seluruh hidupnya.
Perubahan ini sebenarnya merupakan keberuntungannya atau
bukan" Dia sendiri tidak tahu.
orang yang bersembunyi di balik topeng perak dan mantel hitam
itu sebenarnya orang yang seperti apa" Mengapa dia sampai
memotong lengannya" Xiao Jun juga tidak mengerti.
selama 13 tahun ini, di setiap malam di bulan purnama, dia
selalu bertemu dengan orang ini dalam mimpi buruknya dan setiap
kalinya terbangun dengan sekujur tubuh yang basah oleh keringat
dingin. Dia setiap kali bertanya pada dirinya sendiri, Mengapa" .....
Mengapa" ..... Mengapa"
orang yang bisa menjawabnya sekarang telah muncul di
hadapannya seperti dalam mimpi-mimpi buruknya.
Pada saat itu, pakaian yang dikenakannya sudah basah kuyup
oleh keringat dingin yang membasahi sekujur tubuhnya. otaknya
pun seperti yang sudah beku saja, tidak bisa mengeluarkan satu
patah kata pun. orang yang bertopeng perak itu sudah duduk di hadapan tempat
duduk yang tadi diduduki Xiao Jun sewaktu makan dan berkata
dengan datar, "Kau tentu saja tidak akan melupakan aku." Dia berkata,
"orang yang memutuskan lenganmu 13 tahun yang lalu adalah
aku." suaranya tidak misterius dan menakutkan seperti orangnya .Jika
kau belum pernah bertemu dengan orangnya dan hanya mendengar
suaranya saja, pasti akan mengira dia adalah orang yang sangat
lemah lembut. Baru kali ini Xiao Jun mendengar suaranya.
suaranya sangat lembut dan hangat. Pada saat dia berbicara
dengan Xiao Jun , dia seperti seorang ibu yang hangat sedang
menyanyikan lagu pengantar tidur untuk anaknya. Tapi dia dapat
setiap saat memotong lengan Xiao Jun yang satunya lagi.
"13 tahun yang lalu, kau yang belum pernah bertemu denganku
dan aku yang juga belum pernah bertemu denganmu tapi sudah
memotong sebelah lenganmu sehingga membuatmu cacat seumur
hidup." orang bertopeng perak itu berkata,
"Selama 13 tahun ini, aku tidak pernah lagi mencarimu dan kau
juga tentu saja tidak punya cara untuk menemukan aku."
Katanya, "Tapi sesudah lewat 13 tahun yang panjang ini, ternyata aku
mencarimu lagi, tahukah kau apa alasannya?"
Xiao Jun menggelengkan kepalanya. orang bertopeng perak itu
bertanya lagi, "Apakah kau ingin mengetahuinya" "
Xiao Jun menganggukkan kepalanya.
orang bertopeng perak itu perlahan-lahan membalikkan
badannya. "Kalau kau ingin tahu, kau harus ikut pergi denganku.Jika kau
tidak ingin ikut, aku juga tidak akan memaksamu."
Tidak ada seorang pun yang tahu dari mana asalnya orang itu,
juga tidak ada yang tahu ke mana dia hendak pergi. Xiao Jun
ternyata benar-benar ikut pergi dengannya, seperti yang terkena
sihir saja. Bahkan jika orang ini hendak membawanya ke neraka sekalipun,
sepertinya Xiao Jun tetap akan mengikutinya.
suara orang ini seperti memiliki kekuatan untuk menarik dirinya.
Baru pertama kali ini dia mendengar suaranya, tapi seperti yang
sudah mendengarnya berkali-kali. Mengapa bisa begitu" Xiao Jun
sendiri tidak dapat menjelaskannya.
Malam itu penuh kabut. Mantel hitam itu berkibar ditiup angin
malam, orang ini dalam kabut terlihat seperti hantu.
orang itu berada di muka dan gerakannya tidaklah cepat,
sedangkan Xiao Jun mengikutinya dibelakang dan jarak antara
mereka tidak jauh. Xiao Jun masih mempunyai sebuah pedang. sebuah pedang
pendek yang khusus untuk membunuh orang jika Xiao Jun
mengeluarkan pedang itu, mungkin pedang itu bisa menembus
jantung orang itu dari belakang.
Tapi Xiao Jun tidak mengeluarkan pedangnya. Walaupun dia
belum pernah melukai orang dari belakang, tapi orang ini adalah
pengecualian. Dia juga tahu jika sudah menyia-nyiakan kesempatan sekali maka
kesempatan itu tidak akan datang kembali. Kesempatan seperti itu
tidak akan ada dua kali. Dia sudah bertahun-tahun menunggu kesempatan seperti ini,
sekarang kesempatan itu datang rapi mengapa dia masih belum
mau bertindak" Tiba-tiba dari dalam kabut terlihat seberkas cahaya, cahaya dari
api lentera yang terapung-apung di atas air.
Bunga teratai di empat sisi, pohon pillow di tiga sisi, selalu hebat
di tengah dunia persilatan.
Danau besar Ming tiba-tiba sudah berada di hadapan Xiao Jun .
Lentera itu berada di atas sebuah perahu yang terapung di atas
air danjarak dari tepi danau kira-kira ada 8-9 zhang.
sebuah riak air di danau yang indah, sebuah perahu yang indah.
orang bertopeng perak itu berhenti di pinggir danau dan
bertanya kepada Xiao Jun ,
"Kau bisa tidak naik ke atas perahu itu?"
Xiao Jun tiba-tiba mengeluarkan pedangnya dan memotong
batang pohon pillow menjadi tiga bagian lalu melemparkannya ke
tengah air. Batang pertama berjarak 3 zhang dari pinggir danau,
batang kedua 5 zhang, dan batang ketiga 7 zhang.
Begitu sinar pedang itu menghilang, Xiao Jun sudah berada di
atas batang kayu yang pertama. Begitu batang kayu itu masuk ke
dalam air, orangnya sudah terbang ke batang berikutnya, dengan
kaki kiri mendarat di atas batang yang kedua dan mendarat dengan
kaki kanan di batang yang ketiga.
Begitu batang kayu itu timbul lagi di atas air, Xiao Jun sudah
berada di atas perahu. Ini adalah hasil latihannya selama bertahuntahun,
dia percaya ilmu meringankan tubuhnya termasuk 10 besar
di dunia persilatan. Tapi baru saja kakinya mendarat di atas lantai kayu perahu,
orang bertopeng perak itu sudah berada di sana dan dengan
perlahan masuk ke dalam melalui pintu yang digantungi tirai dari
untaian mutiara. Tirai dari untaian mutiara itu berbunyi ditiup angin. Batang kayu
pohon pillow tadi masih terapung di air, tapi hati Xiao Jun
sepertinya tenggelam semakin dalam.
seumur hidupnya, hanya ada dua orang yang paling dibencinya,
dan alasannya untuk hidup justru demi mencari kedua orang ini
untuk balas dendam. sekarang dia sudah menemukannya .
Tapi sekarang dia sudah menyadari bahwa dia masih belum
memiliki kesempatan dan juga belum memiliki kekuatan untuk bisa
mengalahkan kedua orang ini.
Kedua orang yang berpakaian abu-abu itu berada di luar pintu
kabin sambil memandangnya, wajah kedua orang itu seperti batu
saja, tidak ada warna darah dan tidak ada ekspresi.
Lengan kanan mereka mengangkat untaian tirai itu sedangkan
lengan kiri mereka dimasukkan ke dalam lengan baju mereka,
seperti yang tidak ingin diperlihatkan kepada orang lain.
Karena lengan ini merupakan senjata rahasia mereka yang
digunakan untuk membunuh orang, bukan untuk diperlihatkan
orang. Xiao Jun sudah pernah bertemu dengan orang seperti itu.
Mereka masing-masing memiliki sebuah jepit baja untuk
Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mengambil nyawa orang, mereka memiliki 999 buah nyawa.
semua nyawa mereka berada di tangan orang yang misterius ini.
Perahu itu tidak bisa dikatakan besar, orang bertopeng perak itu
duduk di sebuah kursi yang besar.
salah seorang yang memakai pakaian abu-abu itu sedang
menghidangkan teh. Nada bicara orang bertopeng perak itu sangat
biasa dan hal yang dibicarakannya adalah hal yang umum sekali.
Jika bukan karena wajahnya masih mengenakan topeng perak
yang menakutkan itu, semua orang pasti mengira dia mengundang
Xiao Jun kemari hanya untuk minum teh yang bagus saja.
"Aku tidak pernah minum araki hanya minum teh, aku lebih
cenderung menyukai kepada teh." orang bertopeng perak itu
berkata lagi, "orang yang minum teh selalu jauh lebih sadar dibandingkan
orang yang minum arak."
Xiao Jun berdiri di depan jendela, melihat bayangan gunung
yang hitam di kejauhan, lalu tiba-tiba bertanya kepada padanya.
"Di mana lengan mereka?"
"Lengan siapa?"
"Lengan orang-orang ini," kata Xiao Jun.
"orang yang memiliki 999 buah nyawa ini."
Dia bertanya lagi, "Mereka sebenarnya satu orang memiliki 999 buah nyawa atau
999 orang yang masing-masing memiliki satu nyawa?"
orang bertopeng perak itu berkata dengan dingin,
"sebenarnya kau itu menaruh perhatian pada nyawa mereka
atau pada tangan mereka?" Dia tertawa.
"Tidak peduli berapa banyak orang dan berapa banyak nyawa,
sebenarnya sama saja."
"sama" Bagaimana mungkin bisa sama?"
"Karena mereka semua adalah milikku, nyawa mereka juga
milikku," kata orang bertopeng itu.
"Aku bisa menyuruh mereka melakukan apa pun untukku kapan
saja, juga bisa menyuruh mereka mengantar nyawa mereka kapan
saja." Nada suaranya masih tetap lembut dan tenang.
"Lengan mereka semua sama denganmu, aku yang
memotongnya, aku yang memotong lengan mereka satu persatu."
Ternyata ada orang yang bisa membicarakan hal yang begitu
menakutkan dengan suara yang begitu lembut, benar-benar tidak
bisa dibayangkan orang. "Tapi mereka tidak sama denganmu," kata orang bertopeng itu
lagi. "walaupun aku yang memotong lengan mereka, tapi mereka
sama sekali tidak membenciku."
"oh" "Karena aku juga telah memberikan mereka sebuah lengan,
lengan yang lebih hebat daripada yang sebelumnya."
Tiba-tiba dia memerintah orang yang berpakaian abu-abu yang
sedang menyeduh teh itu, "Mengapa tidak kau perlihatkan pada tetua Xiao lengan yang
kuberikan padamu itu?"
orang itu segera berdiri tegak dan menggulung sedikit lengan
baju kirinya untuk memperlihatkan jepit baja itu.
"Ini sama sekali bukan lengan," kata Xiao Jun .
"ini adalah sebuah jepit."
"Ini adalah sebuah lengan," kata orang bertopeng itu
"Apa pun yang bisa dilakukan orang lain dengan menggunakan
tangan, tangan inijuga bisa melakukannya."
Air di dalam teko sudah panas, mangkuk teh pun sudah
disediakan di atas meja. "Mengapa kau tidak membantu tetua Xiao untuk menuangkan
teh ke dalam mangkuknya?"
orang yang berpakaian abu-abu itu mengangkat teko teh dan
menuangkan semangkuk teh untuk Xiao Jun dengan menggunakan
jepit bajanya. Gerakannya dalam bekerja dengan menggunakan jepit baja itu
sangat terampil, benar- benar tidak pernah bisa terbayangkan oleh
orang lain sebelumnya. sesuatu yang tidak bisa dilakukan oleh tangan biasa, juga bisa
dilakukan oleh tangan ini.
orang bertopeng itu memerintah lagi,
"Tetua Xiao mungkin masih tidak percaya, mengapa tidak kau
coba peragakan supaya dia bisa melihatnya?"
Begitu terdengar suara dari jepit baja itu, teko teh yang terbuat
dari baja itu segera terbelah dua seperti dipotong oleh sebuah pisau
sebegitu mudahnya. orang bertopeng itu berkata kepada Xiao Jun ,
"Apakah ada orang lain yang dapat melakukan hal seperti ini?"
Xiao Jun merapatkan mulutnya.
Dia berkata dengan nada penuh kesombongan,
"Tangan ini bukan hanya bisa melakukan hal ini, tapi juga bisa
dengan sekejap memenggal kepala orang, menahan serangan golok
orang, mendongkel pintu orang lain, dan memutuskan kawat besi
Jika bergelantung di balok penyangga atap. mungkin bisa
bergelantung lebih lama karena tangan seperti ini tidak akan pernah
pegal dan tidak akan putus."
Xiao Jun tidak bisa tidak mengakuinya, hal ini bukan hal yang
dapat dilakukan oleh tangan manusia biasa.
"Jika ada orang yang hendak memutuskan urat nadi tangan inL
maka orang itu melakukan kesalahan yang besar, karena tangan
seperti ini sama sekali tidak memiliki pembuluh nadi."
orang bertopeng itu berkata lagi
"Jika kaujuga memiliki tangan yang seperti itu dan
menggunakannya untuk menghunus pedang, maka tidak akan ada
seorang pun yang bisa merebut gedang itu dari tanganmu."
Dia lagi-lagi bertanya kepada Xiao Jun , "Apakah kau mau
memiliki tangan yang seperti ini?"
Xiao Jun tetap menutup mulutnya, tapi dia juga tidak bisa tidak
mengakui bahwa hatinya sedikit tergerak. orang bertopeng itu
sepertinya bisa melihatnya.
"Walaupun kau sama sekali tidak mengenalku, tapi aku
mengetahui segala sesuatu tentang dirimu dengan sangat jelas."
"oh?" "Kau adalah seorang anak yatim piatu, umurmu belum sampai 6
tahun, ibumu telah meninggal dunia." orang bertopeng ini berkata,
"Kau belum pernah bertemu dengan ayah kandungmu, bahkan
sekalipun belum pernah."
Hati Xiao Jun tiba-tiba terasa sakit, seperti ada sebuah jarum
yang tiba-tiba menusuk dadanya.
Ini adalah rahasia yang melalu disimpannya rapat-rapat di dalam
hatinya, tidak disangka sekarang ada orang asing yang tiba-tiba
mengatakannya. orang bertopeng itu berkata lagi, "sejak kecil kau sudah diasuh
oleh ketua Ren, ketua perkumpulan pengemis terdahulu yang sudah
meninggal dunia, tuan Da Bei. sayangnya, bahkan dia pun tidak
pernah memberitahukan tentang asal usulmu padamu, lagi pula dia
sangat baik terhadapmu."
Raut wajah Xiao Jun tiba-tiba berubah, mukanya yang putih
pucat tiba-tiba terdapat semburat warna kemerahan.
"Bagaimana kau bisa tahu akan hal ini?"
"Aku tahu, tentu saja aku tahu." Nada suara orang bertopeng itu
tiba-tiba berubah menjadi aneh.
"Aku juga tahu bahwa orang yang paling kau benci bukanlah aku,
melainkan Li Xiao." "Li Xiao?" san Xiao Jing Hun Li Jiang Jun, Li Xiao. Tidak ada seorang pun
yang mengetahui nama asli dari Da Xiao Jiang jun, bahkan Xiao Jun
pun baru kali ini mendengarnya.
"Aku tahu orang yang paling kau benci adalah dia," kata orang
bertopeng itu. "Karena walaupun tuan Da Bei belum pernah menyinggung
tentang asal usulmu, tetapi begitu mendengar orang menyebut
nama Da Xiao Jiang jun, hatimu langsung tidak tenang. ini adalah
kenyataan. Tuan Da Bei mempunyai kebencian yang sangat mendalam
kepada Da Xiao Jiang jun, kau juga sama." orang bertopeng itu
berkata, "Karena aku tahu tuan Da Bei pasti pernah memberitahumu
bahwa orang tuamu mati di tangan orang ini, bahkan mati dengan
sangat mengenaskan."
"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"
"Tentu saja aku tahu." Nada suara orang bertopeng itu semakin
aneh. "Aku tahu banyak tentang hal yang tidak diketahui orang lain,
tapi aku juga ada masanya membuat kesalahan."
Dia menghembus nafasnya panjang-panjang, dari suara
hembusan nafasnya tersirat penyesalan.
"Aku tidak seharusnya memotong lenganmu," kata orang
bertopeng itu "Aku berbuat seperti itu karena aku menganggapmu sebagai
orang lain." Dia tidak membiarkan Xiao Jun membuka mulut.
"sekarang aku sudah tahu salah, karena itu aku tidak hanya akan
membayarnya, juga akan memberikan sebuah lengan padamu, juga
memberikan satu kali lagi kesempatan."
"Kesempatan apa?"
"Kesempatan untuk membalas dendam." orang bertopeng itu
berkata, "Aku akan membiarkanmu membunuh Li Xiao dengan tanganmu
sendiri" Dia berkata dengan yakin dan pasti,
"Bahkan aku berani jamin kau pasti bisa membunuhnya ."
Xiao Jun merapatkan mulutnya lagi, tapi dia sudah tidak dapat
menerima semua penjelasannya dengan kepala dingin.
Dia bangkit, lalu duduk kembali, dari duduk lalu bangkit berdiri
lagi, lalu mulai berjalan kesana kemari tanpa henti di dalam ruangan
di atas perahu itu. Dia tidak mau menerima budi baik dari orang bertopeng ini, tapi
dia juga tidak mau melepaskan kesempatan ini.
Dia tidak akan pernah lupa sewaktu ayah angkatnya, tuan Da Bei,
menyinggung tentang Li Xiao, suaranya penuh dengan kebencian
dan dendam. "Bagi orang dunia persilatan, dendam setinggi langit seperti ini
baru bisa bersih jika dimandikan dengan darah. Bukan darah musuhi
tapi darahnya sendiri"
Xiao Jun akhirnya berhenti lalu berhadapan dengan orang
bertopeng itu. "Mengapa kau mau memberikan kesempatan seperti ini
padaku?" "Karena Li Xiao juga musuhku," kata orang bertopeng itu.
"Aku juga mempunyai saudara yang mati ditangannya."
Nada suaranya tiba-tiba berubah sama seperti sewaktu tuan Da
Bei menyinggung tentang Da Xiao JiangJun, penuh dengan
kebencian dan dendam. "Jika kau begitu membencinya, mengapa kau tidak turun tangan
sendiri untuk membunuhnya?" tanya Xiao Jun .
"Aku hanya menginginkan kematiannya, tidak peduli dia mati di
tangan siapa." orang bertopeng itu berkata,
"Tidak peduli sekalipun jika dia mati diterkam anjing gila."
Topeng perak itu bersinar di bawah sinar lentera, Xiao Jun tidak
bisa melihat wajahnya, tapi dia menyadari bahwa dendam di antara
Li Xiao dan dirinya jauh lebih dalam dari yang disangka orang.
"Aku memberikan kesempatan ini padamu karena
kesempatanmu lebih bagus dari padaku," kata orang bertopeng itu.
"Mengapa?" "Karena dia tidak memandang sebelah mata pun pada mu, tidak
menganggapmu sama sekali, maka dari itu kau baru bisa memiliki
kesempatan." orang bertopeng itu berkata,
"Tidak peduli siapa yang ingin membunuhnya, harus berada pada
situasi seperti itu baru memiliki kesempatan. Jika tidak, walaupun
pendekar harum yang tampan, chu Liu Xiang, muncul juga tidak
akan bisa melukainya seujung rambut pun"
Bersambung 08. Jilid-08 "Kalau kau?" "Aku juga tidak bisa." orang bertopeng itu menghela nafasnya.
"Dalam 50 jurus, dia bisa membunuhku dengan goloknya, kalau
pun dia tidak menggunakan goloknya, dia bisa memenggal kepalaku
dengan tangan kosong ."
Dia bukan orang yang suka merendahkan dirinya, dia bisa
mengeluarkan perkataan seperti itu pasti bukan bohong.
"Jadi kau harus bisa membunuhnya dengan satu pukulan" kata
orang bertopeng itu "Jika tidak kau pasti bakal mati."
Dia berkata dengan sungguh-sungguh,
"Kau harus ingat yang satu ini, begitu ada kesempatan kau harus
langsung menyerang, serangan yang langsung bisa merenggut
nyawa." "Tapi apakah benar aku bisa memiliki kesempatan walau
sedikit?" Xiao Jun sangat ingin bertanya, tapi tidak jadi bertanya.
Walaupun hanya ada satu kesempatan saja, dia juga harus
mencobanya. "Kesempatanmu sangat bagus," kata orang bertopeng itu.
"Dia mengganggap enteng dan mengabaikan dirimu, ini semua
adalah kesempatan yang bagus untukmu, lagi pula dia tidak akan
menyangka bahwa kau sudah bertambah satu tangan lagi."
"Aku bertambah satu tangan lagi?"
"Aku sudah berjanji padamu bahwa aku akan mengembalikan
sebelah tanganmu," kata orang bertopeng itu.
"Jadi kau juga harus berjanji padaku untuk membunuhnya
dengan tangan ini." Yang dia berikan kepada Xiao Jun tentu saja bukanlah tangan
yang sesungguhnya, yang dia berikan kepada Xiao Jun adalah
sebuah jepit baja. Jepit baja yang dipasang pada bagian bahu dengan kencang bisa
menjadi lengan yang bergerak.
Tapi waktu menggunakannya sangat praktis. orang bertopeng itu
memasangkan jepit baja itu di bahu Xiao Jun.
"Karena dagingmu di bagian ini masih belum mati, masih bisa
menyalurkan tenaga dalammu dan menggabungkannya. Kau bisa
menggunakan alat ini dan menggunakan pedang pendekmu untuk
membunuh." Dia membesarkan hati Xiao Jun. "Dengan kepandaian serta
kekuatanmu, ditambah dengan keahlian yang kau miliki, dalam
waktu 2 jam kau pasti sudah bisa menguasainya."
Tangan itu disambungkan dengan menggunakan 6 buah tulang
baja yang tipis, jadi sewaktu dimasukkan ke dalam lengan baju,
lengan baju itu kelihatannya seperti masih kosong, sama sekali tidak
Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ada apa-apa. "Asalkan kau sedikit waspada, Li Xiao tidak akan curiga Jadi
begitu tangan ini keluar dari lengan bajumu, maka kematiannya
sudah tiba." Xiao Jun tidak ingin menggunakan cara seperti itu untuk
membunuh orang. Tapi orang yang hendak dibunuhnya adalah
orang yang tidak bisa tidak dibunuhnya, kesempatan ini mungkin
adalah kesempatan satu-satunya yang ia miliki.
Dia sepertinya sudah tidak ada jalan untuk kembali. Tapi masih
ada beberapa hal yang harus dia ketahui.
"siapa kau?" Xiao Jun bertanya pada orang bertopeng ini.
"Bukankah sekarang sudah waktunya untuk memberitahuku,
siapa sebenarnya dirimu?"
"sebenarnya mungkin kau sudah pernah mendengar namaku
sebelumnya." orang bertopeng ini berkata,
"Akulah Gao Tian Jue."
-ooo00000oooKepala Yuan Bao sudah sedikit pusing, lidahnya juga sudah
sedikit membesar, sepasang mata yang pada dasarnya tidak bisa
dibilang kecil kelihatannya lebih besar dari biasanya, biji matanya
yang bergerak juga sudah tidak bercahaya lagi.
Untungnya, dia sedang tidak ingin menggerakkan biji matanya,
karena dia pada dasarnya hanya ingin melihat satu orang saja.
Dalam pandangan matanya, di dunia ini sudah tidak ada orang
yang lain dan tidak ada hal lain yang lebih enak dilihat dibandingkan
dengan orang ini. Bos besar Tang sejak berumur 13-14 tahun sudah dilirik banyak
orang penjudi, pemabuk, dan laki-laki mata keranjang.
Dia sudah terbiasa dilihat orang. Tapi sekarang sepertinya dia
agak sedikit malu dilihat oleh bocah ini.
"Apa yang kau lihat?"
"Kau." "Aku sudah nenek-nenek begini, untuk apa kau lihat?"
Yuan Bao sengaja menghela nafasnya.
"Aku sudah menjadi seorang kakek kakek jika tidak melihat
nenek-nenek lalu melihat siapa?"
Bos besar Tang sebenarnya tidak ingin tertawa, tapi dia tidak bisa
menahan tawanya. Dia tiba-tiba menyadari betapa manisnya bocah
ini. Ini adalah masalah yang sangat membahayakan. seorang wanita
yang berumur 34 tahun, wanita yang berumur 34 tahun yang selalu
kesepian, jika tiba-tiba merasa seorang laki-laki itu manis, tidak
peduli laki-laki itu orang yang seperti apa, juga tidak peduli berapa
usia laki-laki itu, ini adalah hal yang sangat berbahaya. Bukan hanya
berbahaya, tapi juga menakutkan.
Jika dia sama seperti Gao Tian Jue, yang memiliki sebuah topeng
perak, dia pasti akan segera memakaikannya di wajahnya.
Karena dia sudah menyadari bahwa bocah yang manis ini sudah
sedikit membahayakan, dia tidak ingin bocah ini tahu bahwa dia
menganggapnya manis. Tapi sayangnya dia tidak punya satu pun,
baik topeng perak atau topeng apapun.
Karena itu ketika Yuan Bao menanyakan sesuatu yang lebih
berbahaya lagi, kata-kata yang lebih menakutkan, dan tentu saja
membuat bos besar Tang kaget setengah mati.
ooo)o(ooo BAB XV DANAU MING DI KEGELAPAN MALAM
Tanggal 19 bulan 4, sebelum subuh.....
Angin tenang air tenang, bulan muncul bintang muncul.
sinar lentera justru semakin terang. Dalam saat yang paling gelap
sesaat sebelum menjelang subuh, hanya sinar lentera yang paling
terang. Karena dia membakar diri sendiri Dia membakar diri sendiri
untuk menerangi orang lain.
Manusia Juga demikian. Jika dia terus menyala untuk dirinya sendiri, dalam situasi yang
suram, dia akan bercahaya dengan sendirinya.
Gao Tian Jue, ternyata orang ini benar-benar adalah Gao Tian
Jue. Tian Jue Di Mie, bunuh sampai tak tersisa. orang ini adalah
orang misterius yang hanya ada dalam legenda, tetapi orang ini saat
ini sedang duduk dihadapannya.
Pada saat Xiao Jun yang yatim piatu itu lahir, Gao Tian Jue sudah
menjadi salah satu orang dunia persilatan yang paling menakutkan.
Di antara mereka seharusnya sama sekali tidak ada hubungan
apa-apa, tapi sekarang takdir mereka sepertinya telah diikat
menjadi satu oleh Suatu alasan yang aneh.
Gao Tian Jue tiba-tiba bertanya kepada Xiao Jun.
"Apakah kau ingin menanggalkan topengku untuk melihat orang
yang seperti apa aku ini?"
"sebetulnya aku tadi memang ingin melakukannya."
"Lalu sekarang?"
"sekarang aku sudah tidak ingin lagi." Xiao Jun berkata,
"Karena aku sudah mengetahui satu hal."
"Hal apa?" "Walaupun aku tidak bisa melihat wajahmu, tapi kau juga tidak
bisa melihat wajahku," kata Xiao Jun.
"Tadi waktu dijalan, kau berjalan sangat lambat karena kau tidak
bisa melihat apa pun."
Jika orang lain ingin menggenakan topeng pasti pada topeng itu
terdapat dua lubang untuk mata supaya bisa melihat. Pada topeng
perak ini hanya terdapat satu lubang saja, tapi bukan pada bagian
mata, melainkan pada bagian mulut.
oleh karena itu dia bisa minum teh tapi tidak bisa melihat.
Hanya orang yang buta saja yang mengenakan topeng seperti
itu, orang hebat seperti Gao Tian Jue mengapa bisa berubah
menjadi seorang yang buta"
Xiao Jun tidak menanyakan hal itu. Dia percaya bahwa masalah
ini pasti merupakan masa lalu yang menyakitkan bagi Gao Tian Jue.
"Karena aku tidak bisa melihat jadi kau sudah tidak ingin
melihatku lagi." Gao Tian Jue bertanya lagi pada Xiao Jun,
"Apakah menurutmu begitu yang baru bisa disebut adil?"
"Kalau begitu aku akan beritahu lagi, ada satu yang lebih adil
lagi," kata Gao Tian Jue.
Xiao Jun tidak lagi bertanya apa-apa.
Dia sudah menyadari bahwa lengan kirinya selalu tertutup dibalik
mantel hitam yang dikenakannya, sekali pun tidak pernah
dikeluarkannya . sekarang Gao Tian Jue tiba-tiba mengeluarkannya.
Yang dia keluarkan jUga bukan sebuah tangan, yang
dikeluarkannya adalah sebuah jepit baja yang berkilauan diterpa
sinar. "Aku sudah memotong sebelah lenganmu, lenganku ini juga
telah dipotong oleh orang lain." Nada suara Gao Tian Jue membuat
siapa pun yang mendengarnya dapat merasakan kepedihan yang
sangat mendalam. Bukankah ini juga adil"
Xiao Jun tidak menjawab, malah balas bertanya,
"Apakah tampang orang yang memotong lenganmu itu sangat
mirip denganku sehingga kau memotong lenganku?"
Gao Tian Jue tiba-tiba tertawa keras. Tertawa sebenarnya
merupakan satu hal yang menyenangkan, tidak hanya membuat diri
sendiri senang tapi juga bisa membuat orang lain menjadi senang.
Tapi wajah bawahannya yang berbaju abu-abu itu tiba-tiba
mengeluarkan ekspresi yang menakutkan.
Ini karena mereka semua mengetahui bahwa suara tawanya
tidak mengandung hal yang menyenangkan, melainkan bencana.
Telapak tangan Xiao Junjuga sampai mengeluarkan keringat
dingin. Hatinya juga tiba-tiba merasakan ketakutan yang sukar untuk
dikatakan, bukan karena dia tidak pernah mendengar suara tawa
yang seperti itu, melainkan karena dia pernah mendengarnya.
Dia memang pernah mendengarnya.
Pada saat itu, dia jadi teringat akan banyak hal, seperti
kenyataan juga seperti mimpi buruk,
Apakah benar-benar mimpi, dia juga tidak bisa membedakannya.
saat itu, tawa Gao Tian Jue tiba-tiba terhenti, ekspresi wajah para
bawahannya tiba-tiba menjadi kaku, Xiao Jun juga tiba-tiba tersadar
dari lamunan masa lalunya.
Di atas perahu itu tidak terjadi perubahan sedikit pun, danau
Ming di luar perahu itu juga tetap sunyi dan tenang.
Tapi dalam perasaan mereka, semua yang ada di dunia ini
sepertinya tiba-tiba berubah, di dalam hati mereka semua terdapat
tekanan yang tidak dapat dijabarkan dengan kata-kata.
Di atas perahu itu tidak ada angin yang bertiup, Gao Tian Jue
juga tidak bergerak sama sekali, tetapi mantel hitam yang melekat
di tubuhnya tiba-tiba mulai berkibar seperti ombak.
Tutup mangkuk tehnya tiba-tiba melayang setinggi 3 zhi, lalu
terdengar suara bo, ternyata tutup itu hancur berkeping-keping di
udara. selanjutnya terdengar suara peng jendela yang tadinya terbuka
tiba-tiba menutup dengan sendirinya, kertas jendela yang ditempel
di atasnya juga tiba-tiba hancur dan beterbangan di udara lembar
demi lembarnya seperti kupu-kupu yang sedang menari. seperti
kupu-kupu yang keluar dari neraka yang tak terhitung banyaknya.
Kecapi yang berada di atas meja kecil di pojok ruangan tiba-tiba
berbunyi, tirai jendela juga tiba-tiba bergerak mengeluarkan bunyi
seperti bunyi kecapi. Lalu tiba-tiba ada suara jiang, tujuh senar
kecapi putus dan bunyi tiba-tiba berhenti, tirai mutiara di jendela
seperti air mata tiba-tiba jatuh ke lantai, kedua orang yang berbaju
abu-abu yang tadi berdiri di depanjuga sudah tidak ada.
Haluan di depan sudah tidak ada orang, tidak ada yang tahu
mengapa perubahan yang menakutkan ini bisa terjadi. Hanya Gao
Tian Jue yang tahu. Dia datang. Gao Tian Jue tiba-tiba menarik nafas dalam-dalam
dan berkata dengan terpatah-patah, Dia sudah datang.
-ooo00000oooBos besar Tang membelalakkan matanya yang besar,
merapatkan mulutnya, menatap Yuan Bao dengan seksama.
Matanya pada dasarnya memang tidak kecil dan sekarang
sepertinya membesar dua kali lipat dari biasanya, mulutnya pada
dasarnya tidak lebar dan sekarang sepertinya bisa memasukkan dua
buah telur sekaligus. Bos besar Tang tahun ini sudah berumur 34 tahun, sudah banyak
menjumpai berbagai macam kejadian, tapi sekarang seperti seorang
gadis kecil berumur 7- 8 tahun yang kaget.
Perkataan yang baru saja diucapkan Yuan Bao benar-benar
membuatnya terkejut setengah mati.
"Kau tidak mengatakannya,"
"aku sendiri yang mengira aku mendengarnya, padahal kau tidak
mengatakan apa-apa."
"sebenarnya aku sudah mengatakannya." Yuan Bao
membalikkan wajahnya. "Aku sudah mengatakannya dengan jelas, bahkan mengucapkan
setiap katanya dengan jelas. Tapi aku benar-benar tidak
mendengarnya." "Kau mendengarnya."
"Aku tidak mendengarnya"
"Padahal kau benar-benar mendengarnya."
"Aku benar-benar tidak mendengarnya," kata bos besar Tang.
Yuan Bao menatapnya dengan tajam lalu dengan tiba-tiba dia
mengatakan lagi kalimat yang tadi diucapkannya dengan suara yang
digunakan orang yang hampir mati ketika berteriak minta tolong.
"Aku ingin kau menikah denganku."
Bos besar Tang lagi-lagi terkejut, benar-benar dibuat terkejut
setengah mati oleh bocah tengik ini sampai jiwa pun serasa hilang.
"oh, Tuhanku," erangnya. "oh, Tuhanku."
"Kali ini kau bisa mendengarnya kan?" tanya Yuan Bao.
"Apa perlu aku mengatakannya sekali lagi?"
"Aku mohon padamu, tolonglah." sudah tidak terlihat lagi
tampang seorang bos besar pada diri bos besar Tang
"Jika kau mengatakannya sekali lagi maka aku akan terjun ke
sungai." "Mengapa harus terjun ke sungai?"
"Kata-kata yang barusan kau ucapkan bahkan orang tuli di lima
sudut jalan yang ada di luar juga bisa mendengarnya dengan jelas."
"Lalu apanya yang tidak baik?" Yuan Bao membelalakkan
matanya. "Aku tidak pernah takut jika perkataanku sampai didengar oleh
orang lain." "Kau tidak takut tapi aku takut."
"Takut apa?" Yuan Bao menepuk dadanya dengan sekuat tenaga.
"Ada aku di sini, apa yang kau takutkan?"
Bos besar Tang mengerang lagi, kelihatannya seperti yang ingin
segera bersembunyi di bawah meja saja.
"Kau tahu tidak usiaku sudah berapa?" Dia berkata,
"Aku bisa dikatakan lebih pantas menjadi nenekmu."
Ternyata Yuan Bao segera menganggukkan kepalanya.
"Betul...betul...betul..., kau memang sudah pantas menjadi
nenekku, nenekku sendiri tahun ini sudah berusia 101 tahun."
Dia sengaja bertanya padanya, "Lalu kau?"
"Walau aku tidak setua itu, hanya 30 tahun lebih, paling tidak
sudah pantas menjadi ibumu."
"Menjadi ibuku" Ha..ha...ha...ha... Apa maksudnya ha..ha..ha..?"
"Ha..ha.ha., itu artinya aku sudah dibuat jengkel setengah mati
olehmu." Yuan Bao berkata,
"Bahkan kakak perempuan keempatku saja tahun ini sudah
berumur 30 tahun lebih, tapi kau malah mau menjadi ibuku,
menurutmu apakah kau tidak sedang membuatku jengkel setengah
mati?" "Aku tidak." "Kalau begitu akan kuberitahu, bahkan kakak perempuan
tertuaku saja sudah pantas menjadi ibumu." Yuan Bao berkata
dengan sangat serius, "satu-satunya yang bisa kau lakukan begitu sampai di rumahku
hanyalah menjadi istriku, bahkan tidak bisa tidak menjadi istriku."
Bos besar Tang sebera menutup kedua telinganya dengan
tangannya. "Aku tidak mendengarnya," katanya.
"Kau sama sekali tidak berkata apa pun, aku juga tidak
mendengar apa pun." "Baiklah, kalau begitu aku akan mengatakannya sekali lagi
padamu." Dia bahkan menggunakan suara yang lebih keras satu kali lipat
dibandingkan tadi untuk mengatakannya,
"AKU INGIN KAU........"
Kali ini dia hanya mengatakan setengahnya saja, karena bos
besar Tang sudah menghambur ke depan dan membekap mulut
Yuan Bao dengan kedua tangan yang tadi digunakannya untuk
menutup kedua telinganya. ..tangannya sangat hangat dan lemah.
Dia pun menjadi lemah. Karena begitu dia menghambur ke depan, Yuan Bao segera
mendekapnya, dia ingin melepaskan diri tapi dia tidak bisa.
"Dasar bocah tengiki kau bukan benda yang bagus."
"Aku memang pada dasarnya bukan benda, aku manusia." Yuan
Bao berkata, "seorang laki-laki dewasa."
Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Juga seorang laki-laki dewasa yang kurang ajar, sedikitnya aku
lebih tua 10 tahun darimu."
"Kakak iparku yang ketiga dan kelima lebih tua 10 tahun dari
kakak perempuanku, jika laki-laki yang berumur 30 tahun bisa
memperistri perempuan yang berumur belasan tahun, mengapa
perempuan yang berumur 30 tahun tidak bisa menikah dengan lakilaki
yang berumur belasan tahun?"
"Kau sudah mabuk."
"Aku tidak mabuk."
"Kau memang sudah mabuk."
"Aku tidak mabuk.....tidak mabuk,...."
-ooo00000oooDia siapa" Siapa yang telah datang"
Tiba-tiba ada ombak putih yang membelah air danau Ming yang
tenang dan jernih. Seorang yang tinggi besar dan berbaju hijau
dengan kedua tangannya berada di belakang punggungnya, berdiri
di atas sebuah perahu dan bajunya berkibar ditiup angin.
Bintang sudah menghilang, bulan pun sudah tenggelam.
Sekarang adalah saat dunia yang paling gelap, tidak ada yang bisa
melihat dengan jelas wajah dan rupa orang itu, tapi semua orang
yang sudah melihatnya pasti merasakan wibawa dan keagungannya.
Di atas perahu yang ringan itu tidak ada orang lain, tidak ada
yang mengayuh, tidak ada yang mendorong galah, tidak ada yang
memegang dayung, dan tidak ada yang mengemudikan.
Gao Tian Jue bertanya dengan suara periahan kepada Xiao Jun,
"Kau tahu yang datang itu siapa?"
"Li Xiao" "Betul, dialah orangnya."
"Li Xiao. San Xiao Jing Hun Li Jiang Jun, Li Xiao."
Xiao Jun tentu saja tahu bahwa Li Xiao adalah Wu Tao, tapi
sekarang di tubuh orang ini sama sekali tidak ada bayangan wu Tao
sedikitpun. Dia sudah berubah total menjadi orang lain, karena dia sudah
tidak perlu lagi menutupi identitas dirinya. Perutnya yang besar
sudah tidak ada, semua bagian tubuh yang tadinya dipenuhi oleh
lemak dan daging sudah lenyap. Dahinya sudah berubah menjadi
lebar dan cerah, muka lusuhnya juga sudah berubah menjadi lebih
bercahaya. "Apakah dia benar pedagang biasa yang dompetnya sudah dicuri
orang tapi tidak sadar itu?" Xiao Jun tidak percaya.
Dia memang tidak pernah percaya bahwa di dunia ini ada ilmu
merubah wajah yang begitu luar biasa, juga tidak percaya seseorang
bisa berubah dengan begitu menakjubkan. Tapi sekarang dia sudah
tidak bisa tidak percaya.
orang ini adalah orang yang hendak dibunuhnya, tapi pada saat
itu justru timbul perasaan kagum dan hormat yang sukar untuk
dikatakan, seperti seorang anak muda yang tiba-tiba bertemu
dengan pahlawan idolanya.
Xiao Jun sendiri tidak tahu mengapa dirinya bisa memiliki
perasaan seperti itu, tapi dia sudah menyadari akan satu hal.
Di dalam hatinya sepertinya akan selalu ada dua orang yang
berperang dengan menggunakan dua buah golok yang cepat,
tusukan golok itu datang dan pergi serta setiap tusukannya
menusuk tepat mengenai dadanya.
oleh karena itu hatinya akan selalu penuh dengan rasa pedih dan
sakit. "Begitu ada kesempatan, kau harus segera bertindak, sekali
bertindak harus tepat mengenai sasaran." Xiao Jun tidak pernah
melupakan perintah yang dikatakan Gao Tian Jue.
Tapi begitu kesempatan datang, apakah dia akan bertindak" Dia
sendiri tidak berani menjamin.
Perahu ringan itu mengapung di atas air di danau Ming,
sedangkan orangnya sudah berada di atas perahu Gao Tian Jue.
Sesaat tadi jarak antara perahu ringannya dengan perahu Gao
Tian Jue sangatlah jauh. sekarang orang itu sudah berada di dalam
perahu dan Xiao Jun akhirnya bisa melihat dengan jelas wajah dan
rupa orang itu. Garis wajahnya tegas seperti yang terdapat pada ukiran batu
giok, dahinya lebar, hidung mancung, mulutnya seperti sedang
mengejek,Matanya bersinar tajam, tapi juga muram dan penuh
dengan penderitaan. Postur tubuhnya tegak seperti lembing.
Kehebatannya, kekuatannya, kesabarannya, di muka bumi ini juga
sangatlah sukar dicari orang yang kedua seperti dia.
orang yang seperti dia mengapa menunjukkan raut wajah yang
begitu suram" Apakah di dalam hatinya juga sama dengan Xiao Jun,
penuh dengan kepedihan dan penderitaan"
Gao Tian Jue sama sekali tidak melihat orang ini karena dia tidak
bisa melihat apa pun. Tapi anehnya, sepertinya apa yang dilihatnya
jauh lebih banyak dibandingkan dengan orang lain. Yang lebih aneh
lagi, orang lain tidak bisa melihat wajah Gao Tian Jue tapi orang ini
sepertinya bisa melihatnya.
Mereka berdua saling berhadapan, saling menatap. seperti yang
bisa melihat lawannya satu sama lain. Topeng perak yang dikenakan
Gao Tian Jue mengeluarkan cahaya perak di bawah sinar lentera.
sebuah topeng sebenarnya tidak memiliki perasaan dan juga
ekspresi, tapi sekarang sepertinya terlihat ada ekspresi yang tidak
akan ada seorang pun yang dapat mengerti selain mereka berdua,
bahkan terang dari jepit baja itu sepertinya juga berubah menjadi
lidah api yang membakar. Dari awal wajah Li Jiang Jun memang memiliki ekspresi yang
tidak dapat dimengerti oleh orang lain, tapi ekspresi itu menghilang
dengan tiba-tiba seperti yang tiba-tiba mengenakan topeng yang
dingin tanpa ekspresi. "Ternyata memang benar kau orangnya," akhirnya Li Jiang Jun
membuka suara. "Aku sudah tahu cepat atau lambat kau pasti akan
menemukanku." "Kau yang mencariku," balas Gao Tian Jue.
"Aku sama sekali tidak pergi mencarimu. Karena kita sudah
bertemu, siapa yang mencari siapa sudah tidak ada bedanya lagi."
"Ada bedanya." "oh" "Karena aku tidak mencarimu juga tidak melihatmu," kata Gao
Tian Jue, "Aku sudah pernah mengatakan bahwa aku sudah tidak ingin
bertemu denganmu seumur hidupku."
"Karena itu kau mengenakan topeng yang seperti itu."
"Betul." "Jika aku memaksa ingin melihatnya?"
Gao Tian Jue tertawa dingin. "Kau tidak akan bisa melihatnya."
Li Xiao menatapnya dengan dingin, lalu tubuhnya tiba-tiba
melesat keluar. Li Jiang Jun sama sekali tidak memperhatikan Xiao Jun, bahkan
tidak memandangnya sekejap mata pun, seperti yang tidak
menyadari bahwa di dalam ruangan itu ada orang yang seperti itu
hadir. Xiao Jun sedang memperhatikan mereka berdua dari tadi,
memperhatikan perubahan ekspresi pada wajah mereka juga
pembicaraan mereka. Dia sedang menunggu kesempatan datang.
Walaupun dia sendiri masih belum tahu apakah sewaktu
kesempatan itu datang dia akan bertindaki atau masih tetap
menunggu, Dia tidak memiliki kesempatan.
Li Xiao selalu berdiri diam di sana, tidak ada gerakan apa pun
juga tidak ada pertahanan diri Benar-benar seperti orang-orangan
yang terbuat dari kayu saja.
Tapi orang dari kayu ini sudah pasti orang-orangan dari kayu
yang dipahat dengan sempurna dan sangat indah. setiap
pahatannya sangat tepat di setiap bagiannya. seluruh tubuhnya
tidak ada kekurangan sedikit pun.
Jadi walaupun orang ini tidak bergerak dan tidak ada pertahanan
diri, tapi seluruh tubuhnya dari atas sampai bawah tidak ada
kelemahan sedikit pun. Bergerak berarti tidak bergerak, tidak bergerak berarti bergerak,
orang lain tidak bergerak kita tidak bergerak, sekali gerak langsung
mengeluarkan jurus yang mematikan. Inilah yang disebut jurus
bertapa. Walaupun Xiao Jun ingin menyerang, dia juga tidak mempunyai
kesempatan untuk menyerang, tapi dia menyadari satu hal yang
aneh. Antara mereka berdua, di masa lalu pasti tidak hanya kenal tapi
kemungkinanjuga merupakan teman dekat, tetapi sepertinya juga
terdapat dendam yang tidak terselesaikan di antara mereka berdua.
sebenarnya musuh atau teman" Tidak ada seorang pun yang
tahu. Di saat itu, Li Jiang Jun yang tadinya tidak bergerak tiba-tiba
bergerak. Tidak ada yang bisa melukiskan gerakan ini. Gerakannya
sangat lamban tapi juga sangat cepat sampai tidak ada orang yang
bisa melihatnya dengan jelas, gerakannya sangat canggung tapi
indah. Gao Tian Jue sangat ingin menghabisinya dengan segera, tapi dia
sepertinya tidak. Dia hanya ingin menyingkap topeng perak yang
tidak menarik, Indah, misterius, dan juga menakutkan itu.
Gao Tian Jue tidak akan membiarkan Li Xiao mendapatkan
keinginannya. Gao Tian Jue juga bergerak. Dua orang yang tadinya
diam, tiba-tiba serentak bergerak. Hati Xiao Jun serasa jatuh.
selama ini dia mengira dirinya pasti bisa dihitung sebagai salah
satu pendekar tingkat tinggi di dunia persilatan, pendapat orang lain
juga pasti sama dengannya. Tapi sekarang dia baru mengetahui
bahwa pemikiran seperti itu sangat menggelikan.
Ilmu silatnya sama sekali tidak layak untuk diperbandingkan
dengan ilmu silat kedua orang itu. Dia tidak pernah mengira di dunia
ini ada orang yang bisa melatih ilmu silat seperti mereka.
sekarang dia sudah melihatnya dengan mata kepala sendiri
Bagaimana dia bisa bertindaki bagaimana dia bisa mempunyai
kesempatan untuk menyerang"
Bayangan orang terus bergerak, api lentera terus membakar.
Tapi masa yang paling gelap sudah lewat, sinar pagi hari sudah
mulai menerangi danau besar Ming.
Dua bayangan orang yang beterbangan dan saling mengejar itu
tiba-tiba terpisah, Li Jiang Jun tiba-tiba sudah berada di hadapan
Xiao Jun dan bergerak secepak kilat menahan lengan kanannya,
lengan satu-satunya. Xiao Jun sama sekali tidak ada niat untuk melawan, hanya
mendengar Li Jiang Jun berkata dengan suara rendah,
"Kau tidak bisa diam di tempat ini, cepat kau ikut denganku."
Perkataan ini belum selesai diucapkan, tubuh Xiao Jun sudah
meninggalkan tanah, dia sudah terbang keluar mengikuti Li Jiang
Jun. Dia tidak boleh membantah. Tapi pada saat mereka melesat
keluar dari ruangan yang ada di atas perahu itu, dia tiba-tiba melihat
suatu kesempatan. Pada saat itu, sinar pagi tepat menyinari
punggung atas Li Jiang Jun.
Punggung belakangnya sangat terbuka, ini adalah pertama
kalinya dia memperlihatkan tempatnya yang terbuka kepada orang
lain, mungkin ini juga yang terakhir kalinya.
Dia tidak menyangka Xiao Jun akan menyerangnya dan lebih
tidak menyangka kalau Xiao Jun sudah bertambah satu lengan lagi.
Xiao Jun tidak berpikir panjang lagi.
Pada waktu dia melihat punggung Li Jiang Jun yang disinari
mentari pagi, dia sudah menghunus pedang pendeknya dengan
menggunakan jepit baja itu dan menusuk jantung Li Jiang Jun
melalui bahu kirinya. Gerakan ini sama seperti orang yang segera menarik tangannya
begitu terkena api, sama sekali tidak menggunakan nalarnya. orang
ini adalah musuhnya dan kesempatan ini adalah kesempatan satusatunya,
oleh karena itu dia harus memanfaatkan kesempatan ini
untuk menyerang. Pemikiran seperti itu sudah tertera di dalam hatinya, oleh karena
itu dia tidak pikir panjang lagi dan langsung menyerang.
Dia akhirnya bisa mengambil kesempatan ini, karena
pengalamannya sudah cukup banyak dan reaksinya juga cukup
cepat. Ini didapatkannya dari pengalaman pertempuran yang sulit
yang tidak terhitung banyaknya, yang dilatih dari pengalaman pahit
yang tidak terhitung banyaknya.
Dia seharusnya puas diri akan tindakannya ini. Tapi semenjak itu,
setiap kali dia mengingat akan hal ini, hatinya pasti akan merasa
sakit. Tusukan pedangnya kali ini, walaupun yang ditusuk sebenarnya
adalah Li Jiang Jun, tapi sepertinya pedang itu menusuk ke dadanya
sendiri Kilasan cahaya pedang langsung menghilang. sekujur tubuh Li
Jiang Jun seketika terasa sakit.
Pada saat itu, dia sudah membalikkan wajahnya menghadap Xiao
Jun dan sinar pagi menyoroti wajahnya. Pada wajahnya tidak
terlihat sama sekali rasa takut menjelang ajal, juga tidak ada
perasaan marah karena diliciki, tapi justru penuh dengan kesedihan
dan penderitaan. Xiao Jun sudah melihat wajahnya. Xiao Jun tidak akan bisa
melupakan ekspresi yang terdapatpada wajah Li Jiang Jun. Ketika
darahnya menetes di atas papan, tubuh Li Jiang Jun sudah mendarat
di atas air danau dan masuk ke dalam air.
Di atas air danau itu terdapat gelembung-gelembung udara yang
setiap gelembungnya terdapat darah Lo Jiang Jun.
sebelum gelembung itu hilang, Xiao Jun sudah mendengar suara
tawa Gao Tian Jue. Dia tentu saja tertawa. Akhirnya Li Jiang Jun mati
dan matinya sesuai dengan apa yang telah direncanakannya, dia
pasti sangat puas akan dirinya sendiri
Tapi suara tawanya sama sekali tidak terkandung arti menang,
tapi tawanya justru penuh dengan penderitaan dan kesedihan.
Ini mengapa lagi" suara tawa yang sayu dan nyaring seperti itu tidak akan pernah
Xiao Jun lupakan seumur hidupnya.
ooo)o(ooo BAB XVI PENGALAMAN BOS BESAR TANG
Tangga l9 bulan 4, dini hari.....
sinar mentari pagi baru saja masuk melalui jendela sehingga bos
besar Tang dapat melihat wajah Yuan Bao dengan jelas.
Yuan Bao sudah mabuk, dia jatuh tertidur pada saat dia
mengatakan, "Aku tidak mabuk,.." Waktu tertidur, dia benar-benar
kelihatan seperti seorang anak kecil.
Dia pada dasarnya memang seorang anak kecil yang pintar,
nakal, manis, dan juga menyebalkan, sama seperti anak laki-laki
yang dikenalnya sewaktu dia masih kecil.
Dia memanggilnya kakak kecil dan anak itu memanggilnya adik,
bahkan benar-benar menganggapnya adik laki-laki kecil. sepanjang
hari dia membawanya pergi mendaki gunung, memanjat pohon,
memarah, orang, berkelahi, menunggang sapi, mengejar anjing,
menghela bebeki dan memancing ikan.
semua hal yang tidak dilainkan orang dewasa untuk dilakukan
oleh anak-anaki tidak ada yang tidak diajaknya untuk dilakukan.
semua permainan yang dimainkan anak laki-laki, tidak ada yang dia
Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak bisa. Bahkan dirinya sendiri sepertinya lupa bahwa dirinya adalah
seorang anak perempuan. Pada suatu tahun di musim panas, dia lagi-lagi membawanya ke
sungai kecil di tengah hutan yang ada di belakang gunung untuk
bermain air. Cuaca hari itu sangat panas danpada saat itu dia mengenakan
pakaian dari kain untuk di musim panas.
Air sungai itu sangat jernih. Kedua anak itu saling menjerit,
berteriaki bising dan ribut di dalam air. Pakaian yang dikenakannya
sudah basah seluruhnya. Pakaiannya pada dasarnya memang sudah
tipis dan matahari di siang haridi musim panas menyoroti tepat di
tubuhnya. Tiba-tiba dia menyadari kalau anak itu sudah tidak berteriak dan
ribut lagi, tiba-tiba berubah seperti seorang idiot saja, menatapnya
dengan sepasang mata yang terbelalak. Pada saat itu anak itu baru
menyadari bahwa dia bukanlah seorang anak laki-laki, bahkan sudah
dewasa. Dia ditatapnya sampai malu.
Dia juga melihat perubahan pada tubuh anak itu, perubahan
yang menakutkan, dia ingin lari tetapi kedua kakinya sepertinya
tiba-tiba menjadi lemas, sangat lemas.
Hari itu pada waktu mereka pulang ke rumah, hari sudah mulai
gelap. orang-orang di rumah pun semuanya sudah makan malam.
sejak hari itu, walaupun dia masih memanggilnya adik, tapi tidak
pernah lagi mengajaknya bermain bersama dengan anak laki-laki
yang lain. sejak hari itu, dia menjadi miliknya seorang. sampai saat dia
hendakpergi mengembara, dia tetap tidak memperbolehkannya
untuk pergi bermain dengan anak laki-laki yang lain dan dia ingin dia
menunggunya pulang. Tapi dia tidak pernah kembali.
Pada waktu itu dia baru berumur 17 tahun, tahun ini dia sudah
berumur 34 tahun. selama 17 tahun ini, dia tidak pernah memiliki laki-laki yang lain
dan tidak ada laki-laki lain yang bisa menggerakkan hatinya. Dia
tidak pernah menyangka setelah melewati masa 17 tahun yang
panjang, ternyata dia bertemu lagi dengan anak laki-laki yang
seperti itu, begitu pintar, nakal, manis, dan juga menyebalkan.
Ternyata hatinya bisa juga tergerak.
Tadi saat Yuan Bao memeluk dirinya, dia merasa hangat dan
bergejolak sama seperti di senja hari 17 tahun yang lalu itu.
Jika Yuan Bao tidak mabuk dan tertidur, entah apa yang bakal
terjadi" Dia tidak berani memikirkannya. Mengapa bocah ini sampai
melakukan hal seperti itu, mengapa hendak menyakiti orang sampai
seperti itu" Walaupun baru bulan 4, tetapi cuaca sepertinya telah mulai
panas, malah panasnya sampai membuat orang tidak tahan. Dari
tadi dia terus mengeluarkan keringat dan sampai sekarang belum
berhenti. Dia tidak bisa terus menunggu sampai bocah itu terbangun dan
dia tidak bisa membiarkan bocah itu mendesaknya, menekannya,
dan menyakitinya lagi. seorang perempuan seusia dirinya sudah
tidak boleh melakukan hal yang bodoh seperti itu.
Dia dengan diam-diam menenteng sepasang sepatu yang berada
di bawah tempat tidur, lalu dengan diam-diam membuka pintu tapi
kemudian kembali lagi ke dalam dan menutupi tubuh Yuan Bao
dengan selembar selimut, barulah kemudian dengan diam-diam
keluar dari kamar. Di dalam taman yang sunyi dan udara yang dingin dan lembab,
ada seseorang yang duduk di atas kursi batu di dalam sebuah
beranda panjang yang beratap di depan kamar itu sambil melipat
tangan dan mata yang menatap tajam padanya.
"Xiao Cai." Bos besar Tang sangat terkejut.
"Mengapa kau duduk di sini" Mengapa sampai sekarang masih
belum tidur?" Xiao Cai tidak mempedulikan dirinya, kedua matanya yang besar
itu menatap sepasang sepatu yang ditenteng itu tanpa berkedip
sedikit pun. Bos besar Tang tiba-tiba mengerti apa yang ada dalam
benak Xiao cai. Gadis kecil ini sudah mulai dewasa, sudah mulai belajar berpikir
yang tidak-tidak, malah masalah yang seharusnya tidak boleh
dipikirkan malah semakin dipikir, bahkan berpikirnya sampai ke
tempat yang jauh. Dia tahu bahwa gadis kecil ini pasti berpikiran ke sana tetapi dia
sendiri tidak punya akal untuk menjelaskannya.
Jika seorang perempuan berada di dalam kamar seorang laki-laki
sepanjang malam dan setelah matahari terbit baru menampakkan
ujung kepalanya sambil menenteng sepasang sepatu, bahkan
berbau aroma arak. Dia bisa membiarkan orang lain berpikiran seperti itu" Dia bisa
berbuat apa" "Cepat pergi ke kamarmu dan tidur."
Dia hanya bisa menyembunyikan wajahnya dan berkata dengan
suara yang tenang kepadanya,
"Kau seharusnya sudah tidur sejak tadi."
"Benar, aku memang seharusnya sudah kembali ke kamar dan
tidur, tapi kau?" Xiao Cai menatap tajam padanya sambil berkata, "Mengapa kau
semalam tidak kembali ke kamarmu?"
Bos besar Tang lagi-lagi tidak bisa berkata apa-apa.
Xiao Cai tertawa dingin. "Aku sarankan lebih baik kau segera mengenakan sepatumu,
berjalan dengan kaki telanjang bisa membuat kakimu kedinginan."
selesai mengucapkan kalimat itu, Xiao Cai segera bangkit berdiri
dan pergi tanpa menoleh lagi, seperti yang tidak sudi melihatnya
lagi. Bos besar Tang berdiri terpaku di atas lantai batu yang dingin
seperti es yang dinginnya terasa dari telapak kaki sampai ke dalam
jantung. Dia sama sekali tidak bersalah, sedikit pun tidak bersalah, tetapi
dia tahu bahwa dia telah menyakiti hati gadis kecil itu.
Dia mengeluh di dalam hatinya dan bersiap untuk kembali ke
kamarnya, tiba-tiba dia menyadari bahwa di dalam taman itu telah
ada satu orang lagi yang sedang menatapnya dan sedang duduk di
kursi batu yang jadi diduduki oleh Xiao Cai yang menatapnya sambil
melipat tangannya. Yang tidak sama adalah orang ini Sama sekali bukan seorang
gadis kecil, melainkan seorang kakek tua.
seorang kakek tua yang sangat aneh dan misterius.
Bos besar Tang tidak mengenal kakek tua itu, dia juga tidak
pernah menjumpai seorang kakek tua yang seaneh dia, bahkan
dirinya sendiri tidak pernah menduga bakal bertemu dengan orang
yang seperti itu. Kakek tua ini tidak hanya kelihatan sangat tua, tapi juga sangat
kecil, ada beberapa tempat yang kelihatannya jauh lebih tua jika
dibandingkan dengan orang lain, ada beberapa tempat juga yang
kelihatannya jauh lebih kecil dari orang mana pun.
Rambut di kepalanya sudah hampir habis, hanya tersisa
beberapa helai rambut putih saja yang masih bertengger di atas
kepalanya seperti yang ditempelkan dengan lem sehingga
sepertinya jika ada angin kencang yang bertiup pun tidak akan dapat
menggoyahkannya. Giginya juga hampir habis, dua baris gigi dari atas, bawahi
kiri,dan kanan hampir semuanya habis, hanya tersisa sebuah gigi
seri saja, tetapi gigi ini tidak sama seperti gigi kakek tua lainnya yang
begitu kuning dan kotor. Giginya ini ternyata sangat putih dan bersih bahkan putihnya
sampai bersinar. Dia sebenarnya sudah amat sangat tua, tetapi kulit wajahnya
seperti kulit bayi saja layaknya, putih kemerah-merahan dan lembut
seperti tou fu (tahu, makanan yang dibuat dari kacang kedelai).
Pakaian yang dipakainya ternyata pakaian yang berwarna merah
keemasan yang umumnya dikenakan oleh pemuda-pemuda dari
keluarga kaya. Apakah menurutmu kakek tua yang seperti ini tidak
aneh" Bos besar Tang hampir saja menyemburkan tawanya. Dia tidak
jadi tertawa karena di sekitar taman ini depan, belakang, kiri, dan
kanan, memang pada dasarnya tidak ada orang yang seperti ini.
Tapi sekarang justru ada orang yang seperti itu sedang duduk di
hadapannya sambil menatap dirinya dengan tatapan kagum,
mimiknya sama seperti laki-laki yang berumur 30-40 tahun ketika
sedang memandanginya. Untungnya bos besar Tang memiliki pembawaan yang tenang,
walaupun sepasang kakinya tidak mengenakan sepatu dia tetap
tenang, oleh karena itu dia masih bisa menganggukkan kepala
padanya sambil tertawa. "Apa kabar?"
"Aku sangat baik," sahut kakek tua kecil itu. "Amat sangat baik,
luar biasa baik, siapakah namamu (gui Xing) dan ada keperluan
apakah hingga datang ke tempat ini?"
"Margaku bukan Gui dan aku datang kemari sama sekali tidak
ada keperluan apa-apa," jawab kakek tua itu.
"Aku datang ke tempat ini hanya untuk melakukan sesuatu hal
yang tidak ada perlunya sama sekali."
"Hal apa?" "Coba kau tebak." Kakek tua itu mengedipkan matanya seperti
anak kecil saja. "Jika kau bisa menebaknya maka aku akan bersujud padamu
sebanyak 3600 kali."
Bos besar Tang menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Bersujud sebanyak itu pasti akan sangat melelahkan," katanya.
"Aku tidak ingin kau bersujud padaku dan aku juga tidak bisa
menebak apa maksud tujuanmu datang ke tempat ini."
"Tentu saja kau tidak bisa menebaknya," kata kakek tua itu
sambil tertawa keras. "Kau tidak akan bisa menebaknya seumur hidupmu."
"Kalau begitu mengapa tidak kau sendiri yang mengatakannya?"
"Walaupun aku mengatakannya, kau juga pasti tidak akan
mempercayainya." "Coba saja." "Baiklah, akan kukatakan," jawab kakek tua itu.
"Kedatanganku kemari hanya karena istriku ingin melepaskan
pakaianmu dan melihat sendiri tubuhmu."
Bos besar Tang tertawa. sebenarnya dia seharusnya marah, tetapi dia malah tertawa
karena dia belum pernah mendengar hal yang gila dan lucu seperti
itu sebelumnya. Dia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan mendengar hal
yang seperti itu. Kakek tua itu menghela nafasnya.
"Aku tahu bahwa kau tidak akan percaya, aku sudah
menduganya bahwa kau tidak akan mempercayainya."
Pada saat dia menghela nafasnya itu, tubuhnya sudah melayang
di udara sambil berguling-guling tanpa henti, seperti seorang anak
kecil yang dilemparkan oleh orang dewasa ke udara.
Bos besar Tang bukanlah orang yang mudah untuk
dipermainkan. seorang wanita yang bisa diakui oleh orang banyak
sebagai seorang bos besar, tentu saja bukan orang yang mudah
untuk dipermainkan. Dia pernah mempelajari ilmu silat dan ilmu silat yang
dipelajarinya bermacam-macam, ada sebagian yang dipelajarinya
dengan mengangkat guru dan ada sebagian lagi diberikan oleh para
laki-laki demi mendekati dirinya, menjilatnya, menyenangkan
dirinya, dan mendapatkan dirinya.
Tinju Bunga Terbang (Fei Hua Juan), sepasang Tapak Terapung
(Xuang ping Zhang), ilmu Belalang sembah (Tang Lang Gong), cakar
Angin Terbang (Fei Feng Zhi), Tapak Menangkap Besar dan Kecil (Da
Xiao Qin Zhang), 36 jurus tinju (36 Lu Zhang Juan), 72 jurus
tendangan (72 Lu Tan Jiao),........
Ilmu silat yang dikuasainya paling sedikit ada 30-40 macam, tapi
di hadapan kakek tua ini tidak ada satu pun yang bisa
dikeluarkannya. Di udara masih ada orang yang sedang bergulingguling,
tapi sudah bukan kakek tua itu melainkan bos besar Tang.
Dia sendiri tidak mengerti bagaimana sampai bisa terlempar ke
udara dan berguling-guling. Dia benar-benar tidak tahu. Dia hanya
tahu begitu tubuh kakek tua itu menyentuh tanah, dia langsung
terlempar ke udara. Lalu dia mulai berguling-guling tanpa henti di tengah udara
kosong di kegelapan subuh. Kemudian dia tidak sadarkan diri Pada
saat itu Yuan Bao sudah sadar dari mabuknya.
Tadinya dia tertidur seperti sebongkah batu saja layaknya,
walaupun ada orang yang melukainya dengan dua tapak tangan dan
mematahkan kakinya, dia juga tidak akan terbangun. Tapi dia tibatiba
terbangun dan pada saat dia terbangun, matahari sudah
bersinar tepat dijendela kamar di hadapannya.
Yuan Bao mengeluarkan suara erangan dan segera menarik
selimut untuk menutupi wajahnya, jika terlambat sedikit saja
matanya sepertinya bisa menjadi buta oleh sinar mentari yang terik
itu dan kepalanya serasa terbelah menjadi dua bagian.
seorang yang mabuk karena arak begitu tersadar untuk pertama
kalinya dan berada dalam ruangan yang penuh dengan sinar
matahari, sepertinya akan merasa seperti itu.
Tapi tidak lama kemudian, Yuan Bao perlahan-lahan
mengeluarkan kepalanya dari balik selimut. Karena sebelum
matanya tertutup karena silau tadi, dia sepertinya melihat ada
seseorang dalam ruangan itu. seseorang yang pasti bukan bawahan
bos besar Tang. Dia tidak salah lihat.
orang ini mengenakan pakaian serba hitam dan mengenakan
sebuah topeng perak, walaupun seluruh ruangan dipenuhi oleh
sinar mentari tapi orang ini seperti bagaikan bayangan hantu di
malam hari. Yuan Bao tertawa.
selama ini dia tidak pernah takut pada orang yang menakutkan,
semakin menakutkan orang itu, dia semakin tidak takut.
"Muka aneh yang terpasang di wajahmu benar-benar menarik,"
kata Yuan Bao. "Bisakah kau pinjamkan pada ku selama 2 hari sehingga bisa
kupakai untuk menakut-nakuti orang?"
"Aku sama sekali tidak bermaksud untuk menakutimu," gaya
bicara orang ini sangat lembut.
"Aku sudah tahu, semenjak kecil kau memang sudah memiliki
keberanian yang sangat besar."
"Kau tahu siapa aku?"
"Aku tahu." Yuan Bao tertawa lagi. "Untung saja aku tahu siapa dirimu, kalau tidak, aku yang rugi
dong." "siapa aku?" "Kau adalah Gao Tian Jue," kata Yuan Bao.
"orang yang membuat semua persendianku kaku dan seluruh
badanku gemetaran, lalu setelah itu membawaku ke tempat ini."
"Benar," Gao Tian Jue sama sekali tidak menyangkalnya.
Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Akulah orangnya."
"Jika kau sudah tahu siapa diriku, kau masih berani berbuat
seperti itu padaku?" Yuan Bao tiba-tiba berubah menjadi galak.
"Apakah kau tidak takut kalau keluargaku akan mencarimu untuk
membalas dendam?" "Mereka tidak akan mencariku."
"Mengapa?" "Karena mereka tahu bahwa aku tidak bermaksud jahat
padamu," jawab Gao Tian Jue.
"Aku rasa kau sendiri pasti mengerti."
"sayangnya aku tidak mengerti sedikit pun."
"orang-orang seperti kami adalah orang yang selamanya tidak
akan bisa melihat terang, bahkan seharusnya sudah mati dari dulu."
Gao Tian Jue berkata, "orang-orang seperti kami ini akan
selamanya membawa benci dan dendam dalam tubuh."
Walaupun suaranya tetap lembut tetapi nada bicaranya
membuat orang yang mendengarnya merinding sampai ke tulang,
suatu hal yang menguntungkan,
"karena kami selalu membawa pembunuhan, bau darah, dan
bencana." "siapa pun yang berjumpa dengan orang seperti kami pasti
bukanlah....." "Kami?" tanya Yuan Bao.
"Kalian itu siapa?"
"Mungkin kami tidak bisa dihitung sebagai manusia, hanya saja
roh kami masih belum menjadi roh yang jahat," kata Gao Tian Jue.
"oleh karena itu aku tidak ingin kau juga masuk ke dalam
perselisihan dan dendam kami."
"Jadi maksudmu, kau tidak menginginkan aku turut campur
dalam urusan kalian?"
"Benar," jawab Gao Tian Jue.
"Karena jati dirimu tidaklah sama dengan kami, makanya aku
membawamu ke tempat ini."
"Jika tidak, kepalaku ini pasti sudah sejak semula kau penggal."
"Aku tidak akan memenggal kepalamu," kata Gao Tian Jue
dengan dingin "jika ingin membunuh orang tidak selalu harus dengan
memenggal kepalanya, ada banyak cara untuk membunuh orang
dan ini adalah cara yang paling bodoh. Cara apa yang biasa kau
pakai untuk membunuh orang?"
"Cara yang paling menyakitkan."
"Cara yang paling menyakitkan?" tanya Yuan Bao.
"Yang membuat orang lain menderita atau yang membuat diri
sendiri menderita?" Gao Tian Jue tiba-tiba terdiam.
"Cara itu tidak baik," sahut Yuan Bao lagi.
"Karena orang yang ingin kau bunuh sudah mati sehingga tidak
akan menderita, yang menderita tentunya adalah kau sendiri karena
hanya orang yang masih hidup saja yang bisa merasakan
penderitaan. Bersambung-09 Jilid-09 Gao Tian Jue tidak mengeluarkan suara juga tidak bergerak,
tetapi mantel yang dikenakannya berkibar seperti ombak di pantai
yang ditiup oleh angin. Yuan Bao berkata lagi, "Ada suatu hari aku merasa sangat
bahagia, seperti layaknya ada sebuah bapau berisi daging yang tibatiba
jatuh dari langit dan langsung masuk ke dalam mulutku, benarbenar
bahagia yang tak terlukiskan."
Dia berkata, "Oleh karena itu orang yang bersamaku pada hari
itu juga ikut merasa bahagia yang amat sangat."
Dia menghela nafas. "Penderitaan juga demikian, kau membuat
orang lain menderita, diri sendiri juga tentu tidak akan merasa
nyaman." Sebelum perkataan ini selesai diucapkan, sudah ada sebuah
tangan yang mencekik tenggorokkannya .
Pada saat itu bos besar Tang sudah siuman.
Di saat dia siuman, dia sama sekali tidak melihat sinar matahari.
Tetapi dia pun sama dengan Yuan Bao, berharap dirinya tidak
pernah siuman, berharap dirinya lebih baik mati saja.
ooo)O(ooo BAB XVII UCAPAN SELAMAT Tanggal 19 bulan 4. Bos besar Tang sudah siuman dan sudah membuka matanya,
tetapi yang ada di hadapannya hanyalah kegelapan, tidak terlihat
apa pun, tidak ada bedanya dengan sewaktu dia menutup matanya.
Dia sudah tidak sadarkan diri berapa lama" sekarang ini jam
berapa" Tempat apa ini" Untuk apa kakek tua yang aneh itu
membawanya ke tempat ini" Dia sama sekali tidak tahu.
Dia hanya tahu bahwa jalan darah utamanya sudah ditotok orang
dengan menggunakan ilmu yang tidak lazim, walaupun tidak sampai
melukai pembuluh darahnya tetapi tetap saja membuatnya tidak
bisa bergerak sama sekali.
Jika kakek tua itu lebih muda sedikit, dia pasti langsung bisa
menduga apa yang hendak dilakukan kakek tua itu terhadapnya,
pasti langsung terpikirkan akan hal itu.
Tetapi kakek tua itu sudah terlalu tua bahkan tuanya sampai bisa
membuat dirinya menghibur diri sendiri.
Dia tidak mungkin berbuat hal seperti itu, dia tidak akan tertarik
dengan wanita seperti diriku ini karena dia pasti tidak akan tahan.
Walaupun kakek tua itu benar sedang mencari wanita, pasti akan
mencari gadis kecil yang masih polos.
Dia terus menghibur dirinya seperti itu dan ada kalanya
pemikiran yang seperti itu membuatnya merasa jijik, Untung sekali
dia masih bisa mendengar.
Tidak lama setelah dia siuman, dia mendengar suara dua orang
sedang berbicara. orang yang pertama adalah seorang wanita,
tenggorokannya pasti panjang dan kecil sehingga suaranya tinggi
seperti menganggap orang lain semuanya tuli.
orang yang kedua bicaranya sangat lambat dan anehi benarbenar
kakek tua yang menakutkan itu.
"Apakah kau sudah membawa pulang perempuan itu?"
"Tentu saja aku sudah membawanya pulang," kata kakek tua itu.
"Tugas yang kau perintahkan untuk kukerjakan tentu saja harus
berhasil dan barang langsung sampai ke tangan."
"Aku tahu kau paling senang mengerjakan tugas seperti ini."
suara wanita itu semakin tinggi, "dasar kau pantat tua, setan tua
mata keranjang. siapa yang suka melakukan pekerjaan seperti ini, kau yang
menyuruhku pergi untuk melakukannya.Jika orang lain yang
meminta, walaupun bersujud memohon padaku pun aku tidak akan
mau." "Pantat ibumu sudah mendapat keuntungan besar masih saja
pamer." "siapa yang dapat untung?"
"Kau, aku sudah menduga kau pasti sudah menyentuhnya."
Lalu terdengar 'plak' suara kakek tua itu ditampar dan dia
berkata dengan suara keras.
"Aku tidak bersalah... aku tidak bersalah....."
"Kau masih berani bilang begitu" Kau berani bilang bahwa kau
tidak pernah menyentuhnya?"
"Hanya bajingan yang berani menyentuhnya."
"Kau memang pada dasarnya seorang bajingan, dasar bajingan
tua" "Kalau aku seorang bajingan,"
"lalu kau apa?"
"Cepat kau menyingkir jauh dari sini, semakin jauh semakin baik,
sebelum aku memanggilmu kembali kau tidak boleh kembali."
"Baiklah." Kakek tua itu menghela nafasnya dan berkata sendiri dengan
menggerutu, "sudah hidup selama 70-80 tahun tapi masih saja
cemburuan seperti seorang gadis kecil, coba katakan bingung atau
tidak?" suara kakek tua itu tiba-tiba menjauh seperti yang takut
ditampar lagi. sekarang dia bisa merasakan bahwa wanita yang bersuara tinggi
itu dan kakek tua itu pasti adalah sepasang suami istri.
saat ini yang laki-laki sudah pergi, yang tinggal hanya yang wanita
yang bahkan sudah berusia 70-80 tahun. Apa yang bisa dilakukan
seorang nenek yang sudah setua itu terhadapnya"
situasi yang sekarang jauh lebih baik dari situasi yang
dibayangankannya semula. Pada saat dia mulai merasa bahwa dirinya bisa merasa tenang,
tiba-tiba lentera menyala dengan terang.
Begitu lentera menyala, ruangan yang tadinya dipenuhi
kegelapan tiba-tiba menjadi terang benderang, tentu saja mata
siapa pun tidak ada yang tahan.
Bos besar Tang mengejap-ngejapkan matanya, sebentar
membuka matanya dan sebentar menutup matanya, tapi tetap saja
tidak bisa melihat apa pun dengan jelas, hanya bisa melihat
beberapa buah lentera yang jauh lebih terang dari lentera yang ada
di rumah judinya. Semuanya tergantung di atas tiang-tiang penyangga atap di atas
kepalanya, semua lenteranya menyoroti dirinya sehingga bagian
yang lainnya tetap saja gelap.
Dia melindungi matanya sedikit dari sinar lentera yang terang
dengan menggunakan bulu matanya dan melihat dari balik bulu
matanya, tetapi hanya bisa melihat sebuah bayangan seseorang.
orang ini memang benar seorang perempuan dan sepertinya
orangnya sangat kurus dan tinggi.
sebenarnya bos besar Tang bukan benar-benar melihat
perempuan ini tetapi hanya melihat pakaian yang dikenakannya
saja. sehelai rok panjang berwama putih yang indah yang sebenarnya
tidak pantas dipakai di tubuh seorang nenek tua yang telah berusia
70-80 tahun. Hanya dengan melihat pakaian ini, bos besar Tang bisa
merasakan bahwa orang ini pasti jauh lebih tinggi dari semua yang
pernah dilihat oleh bos besar Tang. Karena pakaian yang
dikenakannya jauh lebih panjang dari yang pernah dilihatnya
dikenakan oleh orang lain, bahkan sangat sempit.
Pakaian yang dikenakan oleh bos besar Tang pada saat berusia
13 tahun saja jauh lebih lebar dari ini.
Wanita yang seperti apa yang bisa mengenakan pakaian seperti
itu, dia sendiri benar-benar tidak bisa membayangkannya.
Wanita ini juga sedang memperhatikannya, bahkan
memperhatikannya dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan
seksama. setelah melihatnya lama, barulah bertanya padanya
dengan menggunakan suaranya yang tinggi dan melengking itu.
"Apa margamu" Siapa namamu" Berapa usiamu tahun ini"
Apakah kau sendiri yang membuka rumah judi Ru Yi Du fang itu?"
Bos besar Tang menolak untuk menjawab.
Wanita ini tidak punya hak untuk bertanya padanya dan dirinya
pun tidak harus menjawabnya .
Dia malah balas bertanya, "Apa margamu" Siapa namamu"
Berapa usiamu tahun ini" Mengapa bukan kau yang teriebih dulu
memberitahukannya padaku?"
"Aku bisa mengatakannya padamu," kata wanita ini, "Margaku
Lei, orang-orang memanggilku nona besar Lei."
"Kalau begitu aku juga bisa mengatakannya padamu, margaku
Tang, semua orang memanggilku bos besar Tang."
"Berapa usiamu tahun ini?"
"Apakah kau sendiri sudah memberitahuku berapa usiamu tahun
ini?" "Belum." "Kalau begitu mengapa aku harus mengatakannya padamu?"
"Kau boleh tidak memberitahuku, benar-benar boleh," kata nona
besar Lei dengan dingin. "Aku suka akan sifatmu yang satu ini, sifat yang tidak mau rugi
sampai mati, karena sifatku juga sama demikian."
"Baguslah kalau begitu."
"Tapi sayangnya, antara kau dan aku masih ada yang tidak
sama." "Di mananya?" Nona besar Lei tidak berkata lebih lanjut tapi justru
mengeluarkan sebelah tangannya danplak memberikan sebuah
tamparan kepada bos besar Tang.
Gerakan pada saat dia mengeluarkan tangannya sangatlah
lambat, tapi sebelum bos besar Tang dapat melihat dengan jelas
tangan itu seperti apa, pada wajahnya telah mendarat sebuah
telapak tangan dan tangan pun sudah ditarik kembali. Tamparan ini
datangnya sangat cepat. "Aku bisa memukulmu, tapi kau justru tidak bisa memukulku.
inilah perbedaan yang ada di antara kita." Nona besar Lei berkata,
"Apakah sekarang kau sudah mengerti?"
Bos besar Tang menutup mulutnya.
"Aku tidak hanya bisa menamparmu, tapi juga bisa melakukan
banyak hal yang lain," kata nona besar Lei lagi.
"Hal apa pun yang terpikirkan olehmu, aku juga sama bisa
melakukan semuanya."
Dia berkata dengan sombong, "Bahkan hal yang tidak terpikirkan
olehmu pun bisa kulakukan."
Hati bos besar Tang semakin tenggelam. Dia sadar bahwa
perkataan nona besar Lei ini bukan untuk menakuti orang.
Persoalan yang timbul di antara perempuan biasanya lebih
menakutkan daripada laki-laki. Dia sudah terpikirkan hal-hal yang
menakutkan. Nona besar Lei menghela nafasnya.
"Aku percaya sekarang kau sudah mengerti sepenuhnya apa
maksudku." Dia bertanya,
"Apakah sekarang kau bisa memberitahukanku siapa namamu
sebenarnya?" "Tang Lan Fang."
"Berapa usiamu?"
"34 tahun." "Hanya 34 tahun" Baguslah, masih terhitung seorang gadis kecil,
masih sepadan." seorang perempuan berusia 34 tahun masih dikatakan seorang
gadis kecil, lalu berapa usia nona besar Lei ini"
Bos besar Tang benar-benar ingin melihat wajahnya, ingin tahu
seperti apa tampang orang ini.
"Usiamu tidak terlalu tua, tampang juga lumayan, walaupun
sifatnya tidak begitu baik, tapi juga tidak bisa dikatakan jelek." Nada
bicara nona besar Lei tiba-tiba berubah menjadi hangat.
"sejujurnya, aku sudah sangat puas terhadapmu, hanya saja aku
tetap ingin melihatmu secara pribadi."
"Melihatku secara pribadi?" jerit Tang Lan Fang.
"Mengapa kau ingin melihatku secara pribadi?"
Dia tiba-tiba berteriak karena dia tiba-tiba teringat akan satu hal
yang lebih menakutkan dari hal apa pun.
Dia tiba-tiba teringat akan perkataan kakek tua tadi.
Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kau pasti tidak akan percaya pada apapun yang aku katakan,
aku datang kemari hanya karena istriku ingin melepaskan
pakaianmu, melihat sendiri tubuhmu."
Pada saat itu dia merasa sangat geli, bahkan sampai
mengeluarkan tawa, karena dia belum pernah mendengar hal yang
gila seperti itu. sekarang tawanya tidak bisa keluar.
Pada saat itu dia memang tidak percaya bahwa kakek tua itu
berkata yang sebenarnya. sekarang dia percaya.
Tangan nona besar Lei terjulur lagi, tapi kali ini bukan untuk
menamparnya tetapi untuk melucuti pakaiannya.
semua pakaian yang dikenakan oleh bos besar Tang dibuat oleh
penjahit ternama, tidak hanya mahal, juga sangat pas di badan,
bahkan ada ciri khas tertentu.
Kancing pakaiannya dibuat khusus. Walaupun dia tidak bisa
bergerak, orang lain juga sukar untuk melepaskan pakaiannya.
Ini bukan karena banyak laki-laki yang sering melepaskan
pakaiannya, bahkan walaupun ada yang dalam hatinya ingin
berbuat demikian juga tidak akan berani benar-benar melakukannya
. Ini hanyalah kebiasaannya saja.
Dia selalu berpendapat bahwa kancing baju pada pakaian
seorang perempuan sama seperti pos penjagaan di garis depan, jika
bisa menjaga sedikit lebih ketat maka harus menjaga sedikit lebih
ketat. Tapi sekarang penjagaan di garis depan ini dengan segera bisa
diatasi, dalam sekejap telah diatasi oleh jari-jari nona besar Lei.
Bos besar Tang belum pernah melihat jari tangan orang
secekatan jari tangan nona besar Lei.
Tangan Gao Tian Jue dingin seperti es seperti jepit baja yang
terpasang pada lengannya yang putus.
Siapa pun yang tenggorokannya dicekik oleh tangan seperti itu,
jika tidak mati karena kaget tentunya kaget setengah mati.
Tetapi sama sekali tidak tersirat ketakutan sedikit pun di wajah
Yuan Bao, malah sebaliknya memandangi Gao Tian Jue dengan sinar
mata yang gembira, bahkan menghela nafas dan menggelengkan
kepalanya sambil berkata.
"Kau benar-benar orang yang patut dikasihani, aku benar-benar
merasa kasihan padamu."
Dia malah masih bisa mengasihani orang lain, seperti yang tidak
tahu bahwa orang yang patut dikasihani ini setiap saat bisa
membuat tenggorokannya putus.
"Kau kasihan padaku?" Gao Tian Jue tidak dapat menahan
dirinya untuk bertanya. "Mengapa merasa kasihan padaku?"
"Karena kemungkinan besar hidupmu sudah tidak lama lagi."
Nyawanya sendiri berada di tangan orang lain, malah
mengatakan bahwa hidup orang itu sudah tidak lama lagi, bahkan
nada bicaranya sangat serius.
Gao Tian Jue yang sudah malang melintang di dunia persilatan
selama 20-30 tahun, belum pernah menjumpai orang seperti ini.
"Yang hidupnya tidak lama lagi itu kau atau aku?" tanyanya pada
Yuan Bao. "Tentu saja kau."
"Mengapa hidupku tidak akan lama lagi?"
"Karena kau sakit, kata Yuan Bao. Bahkan sakitnya sangat parah."
"oh?" "Jika aku adalah kau, pasti sudah dari tadi pulang ke rumah dan
minum semangkuk besar sup. menggunakan selimut 2-3 lembar,
dan tidur nyenyak selama 3 hari," kata Yuan Bao dengan sungguhsungguh
. "Jika kau mendengarkanku dan melakukan apa yang tadi
kukatakan, mungkin masih bisa tertolong."
Gao Tian Jue sepertinya sudah cukup mendengar perkataan Yuan
Bao, bola mata Yuan Bao berputar-putar lalu dengan tiba-tiba
menangkap tangannya. "Coba kau raba betapa dinginnya tanganmu, benar-benar lebih
dingin daripada tangan orang mati." Dia lagi-lagi menghela nafas.
"Makanya aku sarankan kau dengarkan baik-baik perkataanku
dan cepatlah pulang." Tangan Gao Tian Jue dingin seperti es sampai
ke tulang. Dia menggunakan kedua belah tangannya untuk menahan
tangan Gao Tian Jue dan berkata dengan lembut,
"orang sepertimu harus baik-baik menjaga diri, jika diri sendiri
tidak bisa menjaga diri dengan baik, siapa lagi yang akan
menjagamu"Jika kau mati, mungkin orang yang bakal meneteskan
air mata pun tidak ada." Dia tidak tertawa.
Perkataan ini sepertinya benar-benar keluar dari lubuk hatinya
yang terdalam. Dia berharap Gao Tian Jue merasa terharu.
Dia terkadang ingin membuat orang lain merasa terharu karena
dia juga sering dibuat terharu oleh orang lain.
sepertinya susah mencari orang yang kedua yang mudah terharu
seperti dirinya. Gao Tian Jue sama sekali tidak ada reaksi sedikit pun, tetapi dia
juga tidak melepaskan tangannya dari tangan Yuan Bao. Ini saja
sudah reaksi yang sangat aneh.
Jika ada orang lain yang berkata seperti itu dihadapannya, lidah
orang itu pasti sudah dipotongnya .Jika ada orang yang berani
menyentuh tangannya, seluruh tubuh orang itu pasti sudah tidak
ada lagi tulang yang utuh.
Yuan Bao sudah menunggu lama tetapi tetap tidak melihat
tampang yang terharu sedikit saja dan dia tidak bisa menahan
dirinya untuk mencoba bertanya.
"Apakah kau mendengar perkataanku?"
"Aku mendengarnya," Gao Tian Jue ternyata menjawabnya.
"Aku mendengarkan setiap katanya dengan jelas."
"Apa kau sudah bersiap-siap untuk pulang?"
"Tidak." "Lalu kau bersiap-siap untuk apa?"
"Bersiap-siap untuk membunuhmu," kata Gao Tian Jue dengan
dingin. "Pertama-tama kupotong dulu lidahmu, lalu kuputuskan
tanganmu, kemudian baru membunuhmu untuk dijadikan makanan
anjing." "Mengapa?" Yuan Bao sepertinya sangat heran. "Aku begitu baik
padamu, mengapa kau ingin membunuhku?"
"Karena aku tahu tidak ada satu pun perkataanmu yang sungguhsungguh,"
kata Gao Tian Jue sambil tertawa dingin.
"Kau hanya memanfaatkan kata-kata seperti itu untuk
membuatku terharu sehingga melepaskanmu pergi."
Yuan Bao sama sekali tidak ada niat untuk membantahnya,
hanya menghela nafas dan tertawa pahit sambi berkata.
"Kelihatannya tidak mudah untuk membohongimu."
"Kau mengakuinya?"
"Jika tidak bisa membohongimu, mau tidak mengaku pun tidak
bisa," kata Yuan Bao. "Bunuhlah aku."
"Aku memang pada dasarnya ingin membunuhmu."
"Kau sudah menyiapkan cara apa untuk membunuhku?" tanya
Yuan Bao. "Bisakah membunuhku dengan menggunakan tangan ini?"
Tangannya masih menahan tangan Gao Tian Jue, lalu tiba-tiba
dia mencium tangan yang dingin seperti es itu dengan lembut dan
hangat. "Kata orang, tahanan hukuman mati di dalam penjara boleh
mengajukan permintaan terakhir sebelum dia dipenggal," kata Yuan
Bao. "Ini adalah permintaanku yang terakhir, kau harus
mengabulkannya padaku."
setelah berkata begitu, Yuan Bao segera memejamkan matanya
menunggu kematiannya. Bos besar Tang tidak menangis. Tidak ribut, tidak menjerit, tidak
melawan, dan juga tidak menangis.
Karena dia tahu semua itu akan sia-sia saja. Dia lebih baik mati
saja sekalian, jika tidak mati, bisa pingsan juga bagus. sayangnya, dia
tidak hanya tidak mati bahkan sangat sadar.
Jadi dia hanya bisa berbaring di sana membiarkan orang
melihatnya, berbaring di bawah sorotan lentera dan membiarkan
nona besar Lei yang sama sekali tidak mirip seorang nona itu
melihatnya dari ujung rambut sampai ujung kaki sampai puas.
Payudaranya penuh, kakinya panjang dan langsing, seluruh
tubuhnya tidak terdapat bekas luka sedikit pun, juga tidak ada kulit
yang kelebihan daging, benar-benar tidak ada bedanya dengan
sewaktu dia berusia 17 tahun.
Bagi seorang wanita yang berusia 34 tahun untuk menjaga
bentuk tubuh seperti itu sangatlah tidak mudah, ini adalah hasil dari
latihannya selama bertahun-tahun, ini adalah hal yang paling
diperhatikannya. Di malam di musim semi, selesai Tang Lan Fang mandi, pada
waktu mengenakan pakaian di hadapan cermin di malam tanpa ada
satu orang pun, pada saat terbuai mimpi di musim semi, dia pasti
secara tidak sadar mengingat sesuatu yang tidak boleh diingat,
membayangkan ada seseorang yang menyentuh dan meraba
tubuhnya yang indah. sama seperti malam di musim semi 17 tahun
yang lalu, seperti pada saat pertama kali dia mempersembahkan
dirinya. Dia benar-benar berpikir demikian, dia percaya ada banyak
wanita yang juga akan berpikir demikian.
ooo)o(ooo BAB XVIII RAMBUT PUTIH YANG DISELIPKAN BUNGA
MERAH Mereka tidak berani makan ini dan tidak berani makan itu,
begitu melihat daging berlemak seperti yang melihat hantu yang
hidup saja. Mereka mati-matian berjuang menjaga postur tubuh
mereka, apakah hanya demi untuk dikagumi orang lain"
Tetapi saat ini dia justru ingin sekali mencungkil mata orang yang
sedang mengagumi postur tubuhnya ini.
Yang paling membuatnya tidak tahan adalah nona besar Lei ini
bukan hanya matanya saja yang tidak berhenti melihat tetapi juga
mulutnya tidak berhenti berguman sendiri
"Tidak jelek, perawatannya sungguh tidak jelek, sama sekali tidak
ada kelebihan lemak, kelihatannya juga tidak ada kelainan apapun.
lagi pula pastinya sanggup melahirkan anaki di kemudian hari pasti
akan memiliki banyak keturunan."
Bos besar Tang akhirnya benar-benar sudah tidak tahan lagi,
akhirnya tidak dapat menahan untuk berteriak.
"Di antara kita sama sekali tidak ada benci dan dendam,
mengapa kau memperlakukanku seperti ini?" Dia berteriak keras,
"siapa kau sebenarnya" Mau apa sebenarnya" Bisakah kau
memberitahukannya padaku?"
siapa yang bisa menjelaskan kejadian yang tidak masuk akal
seperti ini" siapa pula yang bisa mengerti"
Nona besar Lei tidak hanya tidak menjelaskannya, malah
mengatakan perkataan yang makin tidak masuk di akal.
Dia tiba-tiba menggunakan nada suara yang gembira berkata
kepada Tang Lan Fang. "Kuucapkan selamat padamu"
Tanggal 19 bulan 4, sebelum tengah hari......
Yuan Bao sedang menunggu kematiannya, tetapi sesudah
menunggu lama tetap saja belum kunjung mati.
Tangan Gao Tian Jue masih tetap ditahan oleh kedua tangannya
tetapi tangan yang sedingin es itu perlahan-lahan mulai mengendur.
seperti sebuah gunung es yang berada di tengah laut dingin di kutub
utara yang perlahan-lahan mulai mencair.
Jika gunung es saja bisa mencair, apalagi seorang manusia yang
memiliki darah dan daging. Yuan Bao tertawa.
"Aku sudah tahu kalau kau tidak akan tega membunuhku,"
katanya. "Mana mungkin kau sampai tega melakukannya pada orang yang
semanis diriku ini." Gao Tian Jue masih tetap tidak bergeming.
Dia orangnya pada dasarnya sudah tidak ada di sini lagi tetapi
sudah jatuh ke dalam lubang perangkap yang dalam, rahasia, dan
gelap. seseorang yang mengubah mimpi di masa lalu menjadi
sebuah jebakan. Yuan Bao mengusap-usap tangannya dan menghela nafas.
"Tangan yang sebagus ini sebenarnya bisa melakukan banyak
...banyak.. hal yang bisa membuat orang lain dan dirimu sendiri
merasa bahagia, tetapi mengapa kau justru menggunakannya
sebagai alat untuk membunuh" " Dia tiba-tiba bertanya kepada Gao
Tian Jue, "Mengapa kau tidak bisa seperti wanita yang lain,
melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh wanita?"
Tangan dan tubuh Gao Tian Jue tiba-tiba berubah menjadi dingin
dan kaku. "Kau tahu aku adalah seorang wanita?"
"Tentu saja aku tahu," kata Yuan Bao. "sudah dari semula aku
tahu." Gao Tian Jue tiba-tiba mengganti tangannya dan menahan
pembuluh nadinya, lalu berkata dengan suara keras,
"Kau sudah tahu kalau aku ini adalah seorang wanita tapi masih
berani berbuat seperti itu terhadapku?"
Dia tiba-tiba berubah lagi menjadi orang yang setiap saat bisa
membunuh orang, tangannya juga tiba-tiba berubah lagi menjadi
alat pembunuh yang setiap saat bisa membunuh orang.
Tapi Yuan Bao tidak takut sedikit pun.
"Justru karena aku tahu bahwa kau sebenarnya adalah seorang
wanita maka aku baru memperlakukanmu seperti itu." Yuan Bao
berkata, "selama ini aku selalu menaruh simpati padamu."
"Kau simpati pada ku?" Nada suara Gao Tian Jue sudah berubah
menjadi berang danparau. "Kau berani menaruh simpati padaku?"
"Mengapa aku tidak boleh menaruh simpati padamu?" Yuan Bao
berkata, "Kau tidak memiliki saudara ataupun teman, kau beberapa
tahun belakangan ini jauh menderita dan kesepian dibandingkan
dengan orang lain." Dia menghela nafasnya. "sejujurnya, aku tidak hanya simpati
padamu, tetapijuga menyukaimu."
Gao Tian Jue justru seperti orang yang ditusuk oleh pisau, jari
tangan yang sedingin es itu sudah menusuk daging Yuan Bao sampai
menembus pembuluh darahnya. "Apa katamu?" kata Gao Tian Jue
dengan suara keras. "Apa yang sedang kau katakan?"
"Aku sedang mengatakan bahwa aku menyukaimu." Yuan Bao
sepertinya juga sudah mulai marah. "Kata siapa aku tidak boleh
menyukaimu" siapa yang membuatmu merasa bahwa dirimu sudah
tidak pantas untuk disukai oleh orang lain?"
Dia semakin lama semakin marah. "Apakah kau mengira bahwa
aku sedang menebarkan pesonaku" sedang menggodamu"Jika kau
berpikir demikian, lebih baik segera saja membunuhku. Jika hari ini
kau tidak membunuhku maka kau adalah seorang brengsek."
siapa yang berani berkata seperti itu dihadapan Gao Tian Jue"
Bahkan Yuan Bao sendiri tahu tidak akan ada yang berani.
oleh karena itu dia menutup lagi matanya bersiap-siap untuk
menyambut kematiannya."selamat padaku" Kau sedang menyelamati aku?" Bos besar
Tang tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak keras sampai
teng gorokan serasa mau copot.
Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Nona besar Lei tetap berkata dengan nada suara yang gembira,
"Aku sedang menyelamatimu." Lalu dia mengulangi lagi
perkataannya, "selamat, selamat, selamat berbahagia."
Tang Lan Fang sudah hampir pingsan karena saking marahnya.
"Aku baik-baik saja berada di dalam rumah sendiri lalu tiba-tiba
dibawa pergi seenaknya ke tempat ini oleh seorang kakek tua yang
kurang ajar, lalu dengan seenaknya dilucuti pakaiannya oleh
seorang nenek tua yang kurang ajar, membuatku setengah mati
setengah hidup, kau sekarang malah memberiku selamat?"
Dia bertanya sambil mengerang, "Apakah kalian ini punya
kelainan?" Nona besar Lei ternyata tidak marah.
"Kami tidak mempunyai kelainan, kau juga tidak." Dia berkata,
"Aku berani jamin sekujur tubuhmu sama sekali tidak ada
kelainan apa-apa." "Aku memang pada dasarnya tidak memiliki kelainan apa-apa."
"Justru karena kau tidak ada kelainan apa-apa aku baru
memberimu selamat." Nona besar Lei berkata,
"Karena kami ingin melihat apakah kau punya kelainan atau
tidak, makanya kau kami bawa ke tempat ini."
"Entah ada berapa banyak orang yang ada di atas bumi ini, lalu
mengapa kalian tidak memeriksa apakah mereka memiliki kelainan"
Mengapa justru memilihku?"
"Karena kau bukan orang lain."Jawaban nona besar Lei semakin
hebat."Justru karena kau bukan orang lain, makanya kami
memilihmu." "Aku punya kelainan atau tidak, apa urusannya dengan kalian?"
"Tentu saja ada."
"Di mananya?" "Karena tuan muda ke-9 kami menyukaimu dan hendak
melamarmu menjadi istrinya," kata nona besar Lei.
"oleh karena itu tentu saja kami harus melihatmu dengan
seksama, orang yang memiliki kelainan mana mungkin bisa masuk
ke dalam keluarga Long kami?"
Tang Lan Fang akhirnya mengerti, tapi tetap saja tidak bisa
menahan diri untuk tidak bertanya,
"Tuan muda ke-9 kalian itu apakah barang berharga yang hidup
(Huo Bao) itu?" "Bukan Huo Bao, tetapi Yuan Bao," kata nona besar Lei sambil
tertawa. "Yuan Bao yang dikasihi oleh banyak orang." Wajah bos besar
Tang menjadi merah dan panas.
"Dari mana kalian tahu kalau dia hendak melamarku" " Dia
mengeluarkan keberaniannya untuk bertanya, "Bagaimana kalian
bisa tahu?" "Bagaimana mungkin kami tidak tahu?" Tawa nona besar Lei
semakin senang. "Apa yang kalian lakukan di dalam kamar kemarin
malam, kami sudah mengetahuinya." Wajah Tang Lan Fang semakin
merah dan panas. Bagaimana mungkin membiarkan orang lain sampai tahu tentang
apa yang kemarin malam mereka katakan dan lakukan di dalam
kamar itu" "Kami bukannya suka mencampuri urusan orang lain, kami sudah
puluhan tahun tidak turut campur urusan orang lain." Nona besar
Lei berkata "tetapi urusan tuan muda ke-9 kami harus turut campur, bahkan
tidak bisa tidak turut campur."
"Mengapa?" "Karena kami berhutang budi pada ayahnya."
Bos besar Tang mulai marah lagi. "Di luaran dia ugal-ugalan dan
membuai gara-gara, tapi mengapa kalian membiarkannya?"
"Untuk soal yang seperti itu, kami memang tidak pernah turut
campur." Nona besar Lei berkata,
"Untuk yang satu itu bahkan ayahnya sendiri pun tidak bisa
berbuat apa-apa, walaupun kami ingin turut campur pun sama saja
tidak bisa berbuat apa-apa."
Nada bicaranya sansat tegas sekali "Asalkan tidak ada yang
berbuat sewenang-wenang terhadapnya, apapun yang
dilakukannya, kami tidak akan peduli."
"Jika dia berbuat sewenang-wenang kepada orang lain
bagaimana?" "Dia adalah seorang anak yang baik, orangnya baik, hatinyapun
baik, bagaimana mungkin dia berbuat sewenang-wenang terhadap
orang lain?" Dalam nada suara nona besar Lei penuh dengan rasa kasih
sayang. "jika benar dia berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain
juga tidak akan jadi masalah."
Dia berbicara semakin tegas, "Jika dia bisa berbuat sewenangwenang
kepada orang lain, kami akan pura-pura tidak tahu dan
membiarkan dia berbuat semaunya Jika dia tidak bisa berbuat
seperti itu, maka kami akan membantunya." Bos besar Tang terkejut
mendengarnya. Dia benar-benar tidak habis pikir, bagaimana seseorang bisa
mengeluarkan perkataan yang tidak masuk di akal seperti itu.
"sekarang aku sudah tahu bahwa kau sama sekali tidak ada
kelainan apa pun, sudah cukup layak untuk menikah dengannya,
tentu saja aku akan menyelamatimu"
Nona besar Tei bertanya, "Apakah sekarang kau sudah
mengerti?" "Tidak mengerti."
"Kau masih tidak mengerti?" Nona besar Lei sangat heran.
"Apakah kau itu seorang idiot?"
"Aku bukan idiot," kata Tang Lan Fang.
"Hanya saja aku ini sudah menjadi seorang nenek-nenek."
"Kau sedikit pun tidak terlihat tua."
"Aku sedikitnya lebih tua darinya belasan tahun."
"Apa hubungannya?" tanya nona besar Lei dengan polos dan
sungguh-sungguh. "suami istri dan teman sama saja, dua orang
bersama-sama asalkan keduanya merasa bahagia, perbedaan usia
sedikit apalah artinya?" Tang Lan Fang terpaku.
Kalimat yang diucapkan tadi, dia juga sama sekali tidak pernah
mendengar ada orang yang pernah mengatakannya. Hatinya tibatiba
mulai berdegup kencang. Dia juga mendengar suara kakek tua itu bertanya dari luar.
"Apakah aku sudah diperbolehkan masuk?"
"Coba kalau berani" kata nona besar Lei dengan keras "Jika kau
berani masuk ke dalam, aku akan mencukil keluar biji matamu."
Kakek tua itu sepertinya mengeluh di luar, sedangkan nona besar
Lei berguman sambil memaki, "Dasar playboy tua, dasar setan tua."
sambil memaki, sambil memakaikan pakaian pada Tang Lan Fang,
lalu berseru dengan suara keras. "Kau masuklah."
Baru sekarang Tang Lan Fang bisa melihat dengan jelas kedua
orang suami istri itu. sang suami sangat aneh, misterius, kurus dan
pendek. sang istri lebih aneh, lebih misterius, kurus seperti batang
bambu, tapi lebih tinggi satu kali lipat dibandingkan suaminya.
Usianya pun sudah bukan lagi usia seorang nona besar, usianya
sudah bisa membuatnya menjadi ibu bagi nona besar mana pun.
Tapi pakaian yang dipakainya memang pakaian yang biasa
dipakai oleh para nona besar, bahkan jauh lebih modern
dibandingkan yang biasa dipakai oleh para nona besar.
Mukanya yang keriput masih memakai make up dan rambutnya
yang telah memutih diselipkan sebuah bunga merah.
Tang Lan Fang belum pernah bertemu dengan orang yang begitu
lucu, tetapi dia tidak sampai mengeluarkan tawanya. Dia tidak bisa
tertawa. Kakek iua itu malah tertawa terkikik sambil
memandanginya. "Kau tahu tidak mengapa tadi istriku mengeluarkan perkataan
seperti itu padamu?" tanyanya pada Tang Lan Fang. "Mengapa
suami istri berbeda usianya sedikit tidak masalah?"
Dia langsung menjawab sendiri pertanyaan tadi, seperti yang
takut istrinya tidak memperbolehkannya membicarakan hal ini.
"Karena umur istriku juga lebih tua belasan tahun dariku."
Tang Lan Fang terheran- heran. Dia heran bukan karena
perkataan tadi, tapi karena dia tidak ditampar karena perkataan
tadi. Nona besar Lei tidak hanya tidak mengeluarkan tangannya,
malahan memandang pada suaminya itu dengan pandangan yang
hangat. shio-nya kambing dan selama ini mengira bahwa shio-kujuga
kambing, mengira aku hanya lebih tua darinya 12 tahun. Dia
berkata, "sebenarnya shio-ku macan, sehingga aku jauh lebih tua
darinya 17 tahun." "Kau kira aku tidak tahu?" Kakek tua itu tertawa.
"Kau kira kau bisa menipuku?"
"Kau tahu?" "Tentu saja aku tahu." Kakek tua itu berbangga hati.
"Aku sudah mengetahuinya sebelum kau menikah denganku."
"Lalu mengapa kau masih memohon padaku untuk menikah
denganmu?" "Karena aku suka padamu." Kakek tua itu memandang pada
istrinya dengan pandangan matanya yang juga penuh dengan
kehangatan. "Meskipun kau jauh lebih tua dariku 70 tahun sekalipun, aku
tetap memintamu menikah denganku."
"Benarkah?" "Kapan aku pernah membohongimu?" Kakek tua itu mengejapngejapkan
matanya. "Ada kalanya jika aku membohongimu, itu hanya karena aku
tidak ingin membuatmu marah."
Nona besar Lei tertawa senang, tertawanya benar-benar seperti
tawa seorang nona besar. "Kau tidak boleh membohongiku kali ini." Lalu dia membalikkan
kepalanya dan bertanya, "Apakah kau pernah merasa menyesal setelah menikah
denganku?" "Mengapa aku harus menyesal?"
"Karena tidak hanya umurku jauh lebih tua darimu, tapi juga
galak, judes, dan cemburuan."
"Kau galak juga demi kebaikanku, kau cemburu juga karena kau
suka padaku, takut aku mencari wanita yang usianya jauh lebih
muda darimu," kata kakek tua itu "Jika kau tidak suka padaku,
meskipun aku mendapatkan 800 orang wanita dalam sekejap.
meskipun aku berlutut di depanmu memohon supaya kau cemburu,
kau juga tidak akan cemburu."
Dia tiba-tiba menggenggam tangan istrinya, sama seperti anak
muda yang menggenggam tangan orang yang dicintainya. "Aku
tanya padamu, bertahun-tahun ini, hari-hari yang kita lalui apakah
sangat bahagia?" Nona besar Lei menganggukkan kepalanya. "sejak menikah
Senopati Pamungkas I 4 Kisah Si Naga Langit Karya Kho Ping Hoo Misteri Pulau Neraka 18
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama