Ceritasilat Novel Online

Tengkorak Maut 10

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 10


perasaan hatinya, kalau dikatakan tidak cinta, sebagai saudara
angkatnya tentu saja ia tak dapat berkata demikian.
Ia pernah membenci semua perempuan yang ada dikolong
langit, tapi perasaannya dengan Tonghong Hui ternyata jauh
berbeda. Sejak ia mendirikan batu nisan didepan kuburan kosongnya
serta kesediannya berkorban demi cinta, pemuda itu sudah
tahu betapa cinta dan sayangnya gadis itu terhadap dirinya.
Manusia bukanlah malaikat, apalagi Han Siong Kie
merupakan seorang manusia yang terdiri dari darah dan
daging, tentu saja hatinya gampang terbunuh oleh perasaan
itu Tonghong Hui merasakan hatinya amat sakit ketika
dilihatnya lama sekali Han Siong Kie tidak menjawab, sambil
menggigit bibir ujarnya kembali
634 "Engkoh Kie. aku tidak memaksa engkau untuk
mengatakan engkau cinta padaku. asal kutetap mencintai
dirimu, itu sudah... sudah lebih dari cukup bagiku!"
"Adik Hui aku cinta padamu!" akhirnya Han Siong Kie
berseru lirih ..lirih sekali suaranya sehingga hanya gadis itu
saja yang mendengar. Rasa girang terlintas diatas Wajah Tong-hong Hui, tapi
hanya sebentar saja dia sudah menjadi sedih kembali.
"Engkoh Kie, aku tahu engkau berkata begitu karena
engkau kasihan kepadaku, engkau sedang menghibur diriku."
"Adik Hui. aku tidak membohongi dirimu aku merasa dalam
hati kecilku benar2 mempunyai perasaan tersebut, memang
benar kalau aku membenci seantero perempuan yang ada
dijagad, tapi sama sekali tak ada perasaan tersebut pada
dirimu, aku sama sekali tiada ingatan untuk menghibur hatimu
derigan kata2 yang manis, aku bicara sejujur-jujurnya!"
"Sungguh"!"
"Sungguh!" "Engkoh Kie, aku mengharapkan sesuatu.?"
"Apa yang kau harapkan " Bagimu adalah untuk pertama
kalinya, juga merupakan permintaanku yang terakhir "
"Adik Hui. katakanlah aku .. "
"Ciumlah aku! Bisik" Tonghong Hui sambil pejamkan
matanya, bibir yang kecil mungil seakan akan sedang
menantang lawan jenisnya untuk menubruk:
Seketika itu juga Han Siong Kie merasakan wajahnya jadi
merah dan panas, jantungnya berdebar keras, suaiu perasaan
tegang yang belum pernah dialaminya membuat napasnya jadi
memburu dan tersengkal-sengkal. dengan gelagapan karena
kaget ia berseru : 635 "Cciii.cium... cium kau...?"
"Ehmm!" Gadis cantik itu mengangguk lirih.
Wajahnya yang cantik jelita dengan sepasang bulu mata
yang hitam tebal, ditambah hidung yang mancung serta
bibirnya yang kecil mungil dan merah menantang membuat
jantung sianak muda itu berdebar makin keras.
Suatu rangsangan yang hebat...membuat kesadaran Han
Siong Kie berangsur2 lenyap
Akhirnya dengan langkah kaki yang berat, ia mendekati
gadis cantik itu. Bau harum semerbak yang aneh dan belum pernah tercium
sebelumnya merangsang berahi dalam tubuh pemuda itu,
suatu rangsangan yang membawa dia menuju kealam impian
yang aneh. Ia merangkul tubuh gadis itu eratl, sementara Tonghong
Hui balas pelukan itu dengan rangkulan yang mesra.
Akhirnya akhirnya sepasang bibirpon saling beradu dan
menempel saling menghisap diiringi makin rapatnya tubuh
mereka berdua begitu rapatnya seakan2 telah melebur jadi
satu. Ciuman yang amat mesra ciuman yaug panjang dan lama.
Dalam keadaan seperti itu, dunia se akan2 telah berhenti
berputar, waktu se olah2 berjalan seluruh jagad jadi sepi
dan hening ada hanyalah kehangatan.. serta kemesraaan yang
membuat jantung kedua insan tersebut berdetak semakin
keras.. Tak jauh dan tempat kejadian tepatnya dari balik semak
belukar berkumandang suara helaan napas panjang..
Tapi. sepasang muda-mudi yang sedang di mabok cinta
sama sekali tidak merasakan akan hal itu.
636 Lama..lama sekali., akhirnya Tonghong Hui mendorong
tubuh kekasihnya dan melepaskan diri dari pelukan.
Air mata jatuh bercucuran membasahi pipinya, ia tertunduk
sedih dan berbisik : "Engkoh Kie, aku merasa puas., aku merasa puas sekali,
aku sudah tidak mengharapkan apa2 lagi dalam hidupku kali
ini!" Perasaan sedih serta siksaan batin yang amat berat
membuat seluruh wajah Han-Siong Kie berkerut kencang, ia.
bergumam seorang diri : "Apa yang telah kulakukan" sebenaroya apa yang telah
kulakukan...?" "Engkoh Kie, engkau menyesal?"
"Tidak aku tak kenal kata menyesal"
"Mengapa engkau menyesali diri sendiri?"
"Adik Hui, aku tak dapat menjelaskan bagaimanakah
perasaan hatiku pada saat ini"
Tonghong Hui mengangguk. "Engkoh Kie, aku tahu antara cinta dan dendam telah
melibatkan engkau kedalam suatu keadaan yang serba sulit,
bukankah engkau murung dan kesal karena menghadapi cinta
yang tak berakhir ini" tapi engkoh Kie, aku tak dapat
menghindarkan diri dari penentuan takdir, siau moay telah
mempunyai satu rencana...".
"Rencana" apa rencanamu itu?"
"Tentang soal ini.. engkau tak usah bertanya, yang jelas
mulai detik ini baik didunia maupun didalam baka kita selalu
bersama.. hati kita selalu bersatu.."
Rupanya Han siong Kie dapat merasakan gelagat yang
kurang baik dari pembicaraan itu, buru buru tegurnya:
637 "Adik Hui, apa maksudmu mengatakan begitu..?"
Paras muka Tonghong Hui yang cantik seakan2 dalam
waktu singkat telah jadi layu, sambil menahan isak tangisnya
dia berkata: "Engkoh Kie, inilah yang dinamakan nasib cinta tak dapat
menghilangkan dendam, semoga saja karena dendam jangan
sampai menghilangkan rasa cinta"
Dengan sedih Han siong Kie mengawasi lawannya dalam
keadaap seperti ini, apa yang bisa dikatakan lagi"
Tonghong Hui menengadah ke udara dan menghela napas
sedih, bisiknya lagi: "Engkoh Kie, aku akan pergi.. semoga
engkau dapat baik2 jaga diri"
sambil menutupi wajahnya dengan ujung baju, gadis itu
putar badan dan berlalu dari sana dengan cepatnya.
Han siong Kietak dapat berbuat apa2, dia hanya bisa
memandang bayangan punggung gadis itu lenyap dari
pandangan dengan pandangan kaku, dia ingin berteriak
namun tiada suara yang mampu meluncur keluar dari
mulutnya, dia ingin mengejar tapi kakinya serasa tak dapat
bergerak tinggalkan tempat itu.. dendam kesumat sedalam
lautan membuat pemuda itu kehilangan kebebasannya untuk
memilih, ia tak dapat mementingkan soal cinta dan
mengesampingkan soal dendam, tapi diapun tak dapat
memupuk cinta sambil mencari ayahnya menuntut balas.
Kenyataan telah menggariskan, membuat ia tak dapat
bersatu dengan gadis tersebut.
Dalam sekejap mata, pemuda itu merasakan kepalanya
pusing tujuh keliling, hatinya terasa amat sakit bagaikan di
iris2. selama ini Tonghong Hui telah memberikan budi dan
cintanya kepada dia, cinta yang diberikan kepadanya lebih
dalam dari samudra, tapi pemuda itu tak dapat berbuat apa2,
638 dia hanya dapat membiarkan gadis itu pergi meninggalkan
dirinya. Tiba2..ia teringat kembali akan sesuatu, pemuda itu seolah2
mendengar lagi perkataan terakhir yang diucapkan
Tonghong-Hui. "Semoga hati kita selalu bersatu baik dalam
jagad maupun di alam baka" sekujur tubuhnya gemetar keras,
ingatan lain segera berkelebat dalam benaknya.
"Aaaah pikiran itu tak benar, rupanya dia ada maksud
untuk bunuh diri, aku harus menghalangi niatnya itu" Tak
kuasa lagi ia menjerit keras.
"Adik Hui. engkau tak boleh.."
sekali enjot badan, bagaitan sambaran kilat cepatnya ia
bergerak menuju ke arah mana Tonghong Hui melenyapkan
diri "Nak, kembalilah"
suara teguran itu tidak terlalu keras, namun amat mencekat
hati, seketika itu juga Han siong Kie menghentikan gerak
tubuhnya. "Nak, biarkan dia pergi, justru dengan sikapnya itu maka
keadaan jauh lebih baik"
Han siong Kie dapat kenali suara itu sebagai suara dari
orang yang kehilangan sukma, sekujur badannya gemetar
keras, ia merasa manusia misterius itu seakan2 sukma
gentayangan, dia selalu membayangi disekeliling tubuhnya.
Dengan cepat ia berhenti dan berseru:
"cianpwee, bagaimanapun juga aku harus mengejar dirinya
sampai dapat" "Kenapa ?" "Dia..dia.. aku kuatir kalau dia akan mengambil keputusan
pendek untuk mengakhiri hidupnya."
639 "Aaah kejadian itu tak mungkin terjadi" suatu jawaban
yang tegas dan meyakinkan.
Han siong Kie termangu2, kembali dia berkata:
"Dengan dasar apakah cianpwee mengatakan kalau dia tak
mungkin akan mengambil keputusan pendek?" "
"Meskipun dia mempunyai keinginan untuk berbuat begitu,
tapi tak mungkin hal itu bisa dilaksanakan olehnya"
"Mengapa bisa begitu?" "
"Tentang soal ini, lebih baik engkau tak usah tahu"
"Cianpwee bagaimanapun juga aku tidak dapat
mempercayai perkataan dari cianpwee dan mengorbankan
dirinya dengan begitu saja"
sekali lagi dia enjotkan badan siap berlalu dari situ.
"Han siong Kie, aku larang engkau berbuat begitu" seruan
ini begitu berwibawa dan se-akan2 mengandung nada
perintah yang tak bisa dibantah lagi, membuat Han siong Kie
tanpa sadar harus menghentikan kembali perjalanannya.
"Apa maksud dan tujuan orang yang kehilangan sukma
menghalangi dirinya untuk menyusul gadis itu?" Apakah
diapun.. Dengan suara yang lembut dan penuh kasih sayang, orang
yang kehilangan sukma berkata:
"Nak. dengarkanlah perkataanku Janganlah timbul pikiran
yang bukan bukan atas perbuatanku ini?"
"Tapi.. ciaapwee bagaimanapun juga aku toh tak boleh
biarkan gadis itu bunuh diri tanpa berusaha untuk menolong"
"Sudah kukatakan tadi, tak mungkin dia akan bunuh diri
inilah suatu akhir yang paling baik buat hubunganmu dengan
dirinya." 640 "Suatu akhir yang paling baik?"
"Benar" "Aku tahu kami berdua tak mungkin dapat bersatu, karena
dendam berdarah yang ditinggalkan generasi yang lalu telah
mencintakan sebuah jurang pemisah yang sangat dalam
diantara kami berdua.."
"Aaah soal itu sih belum tentu, tapi yang jelas ada jurang
pemisah lain yang jauh lebih dalam telah memisahkan
hubungan kalian berdua, dan bagaimanapun juga kalian
berdua tak mungkin bisa melewati jurang pemisah tersebut"
"Aku tidak mengerti dengan ucapan itu"
"Mengerti juga baik tak mangertipun tidak mengapa,
pokoknya aku berharap agar engkau bisa menganggap
peristiwa ini sebagai kejadian yang sudah lewat, lebih baik lagi
kalau engkau dapat melupakan selama2nya"
"Benar, aku memang tidak memiliki jalan kedua yang bisa
kutempuh lagi, aku memang harus melupakan dirinya"
"Nak. sekarang kau harus segera berangkat menuju ke
wilayah Lian-huan-tau untuk menyelamatkan nyawa
seseorang" ujar orang yang ka hilangan sukma kemudian.
"Menolong orang" siapa yang harus kutolong?" seru Han
siong Kie terperangah. "orang itu adalah Go siau Bi "
"Apa yang terjadi dengan dirinya?""
"Dia telah terkurung didalam wilayah Lian huan tau."
"Tapi dia toh memiliki ilmu silat yang sangat lihay, masa ia
bisa terjebak.." "Wilayah Lian huao tau merupakan daerah rawan yang
diciptakan oleh alam, setelah diberi tambahan disana sini oleh
seorang yang pandai, tempat itu sudah berubah jadi sebuah
641 barisan yang aneh dan tangguh sekali, siapapun sulit untuk
lolos dari kurungan itu dengan mudah."
"Aku yang muda sudah berulang kali menerima budi
pertolongan dari nona Go, sudah sepantasnya kalau aku
berusaha untuk menyelamatkan jiwanya, sekarang juga aku
akan berangkat kesana."
"Tunggu sebentar"
"Apa yang hendak cianpwee katakan lagi?"
"Aku akan serahkan selembar peta lembah Lian huan tau
kepadamu, dan engkau dapat masuk kedalam lembah
tersebut mengikuti peta itu, tapi ingat setelah berhasil
menolong Go siau Bi maka engkau harus segera
mengundurkan diri, jangan terlalu lama tinggal disana dan
jangan mencoba untuk menorobos masuk kedalam markas
besar perkumpulan Thian che kau"


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kenapa?""
"sebab tujuanmu hanya menolong orang "
"Baik, aku yang muda akan turut perintah"
selembar kertas dilemparkan keudara dan melayang kearah
sianak muda itu, dengan cepat Han siong Kie menyambutnya,
dia tahu itulah peta lembah Lian huan tau yang diberikan
orang yang kehilangan sukma kepadanya, tanpa diteliti lagi ia
berseru. " Cianpwee, selamat tinggal aku akan berangkat lebih
dahulu." sekali enjot badan ia langsung bergerak menuju kearah
wilayah Lian huan tau, suara bentakan gusar dan angin
pukulan secara lapat2 berkumandang dari balik lembah itu.
Han Siong Kie ambil keluar peta lembah yang diberikan
orang yang kehilangan sukma kepadanya itu, setelah diteliti
beberapa kali dan sebagian besar sudah teringat dalam
642 benaknya, ia segara mesukkan kembali peta itu kedalam saku
dan dia melanjutkan perjalanan..
"sahabat, siapa kau?" tiba2 teguran nyaring berkumandang
dari arah depan- "berani benar engkau mengintip lembah Lian
huan-tau kami". Mengikuti suara teguran itu, enam sosok bayangan
manusia munculkan diri didepan mulut lembah, kemudian
serentak mereka menyebarkan diri dan menghadang jalan
masuknya. Dengan pandangan mata yang amat dingin Han siong Kie
menyapu sekejap keenam orang penghadang itu, ia lihat
mereka adalah enam orang pria kekar berbaju hitam yang
menyoreng pedang. Menyaksikan musuhnya tetap membungkam, sekali lagi
salah seorang diantara keenam orang pria kekar itu menegur:
"sahabat, siapa kau" aku harap engkau bersedia
menyebutkan namamu" Han siong Kie mendengus dingin.
"Hmm cuma andalkan kedudukan kalian berenam" jangan
mimpi disiang hari bolong" Tanpa menggubris lawannya,
dengan langkah lebar dia berjalan kemulut lembah.
Enam orang pria kekar itu segera membentak keras, enam
bilah pedang dengan menciptakan selarik cahaya tajam yang
menyilaukan mata menghadang jalan perginya.
Han siong Kie sama sekali tidak berhenti, ia berjalan terus
hingga jarak lima langkah dari musuhnya, kemudian sambil
menghimpun tenaga dia lepaskan satu pukulan yang maha
dahsyat, dua jeritan kesakitan bergema memecahkan
kesunyian, dua orang pria kekar yang bergerak maju lebih
dahulu seketika terpental kebelakang dan roboh binasa.
Melihat kelihayan musuhnya, empat orang pria kekar itu
jadi kaget dan ketakutan setengah mati, buru2 mereka
menyingkir ke arah samping.
643 Han siong Kie sama sekali tidak berhenti, dengan langkah
yang cepat ia menerobos masuk kedalam dan tinggalkan
musuh-musuhnya jauh dibelakangi
Tiba2 suara bentakan nyaring kembali berkumandang
memecahkan kesunyian, dari sisi jalan lembah meluncur
kembali tiga sosok bayangan manusia.
Han siong Kie segera menghentikan gerak tubuhnya dan
menyapu kearah ketiga orang itu, ia lihat orang yang berada
dipaling depan adalah kupu2 warna warni Li In Hiang ketua
tongcu yang pernah dikenal, diiringi dua orang dayangnya.
Untuk beberapa saat kedua belah pihak sama berdiri
terperangah tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Mula2 Kupu warna warni Li In Hiang menunjukkan wajah
yang kaget bercampur ngeri, tapi sejenak kemudian sambil
tertawa genit tegurnya nyaring. "Eei, Han sauhiap. sungguh
tak kusangka kita bakal bertemu kembali"
"Hmm Li In Hiang, engkau jangan gembira dulu" seru Han
siong Kie sambil mendengus dingin. "saat kematianmu sudah
hampir tiba" "Aduh Han sauhiap pandai benar engkau bergurau" seru
Kupu2 warna warni lagi dengan sikap yang sangat genit
"diantara kita berdua toh tak pernah terikat oleh dendam
ataupun sakit hati, masa engkau hendak bunuh aku?"
"sudah terlalu banyak pemberian yang dihadiahkan
perkumpulan Thian che kau kepadaku, namun itu bukan
alasanku yang terutama untuk membinasakan dirimu.."
"Bunuh aku" Hiihh..hiihh..hiihh.. membicarakan soal
membunuh dalam lembah lian-huan tau.. Han sauhiap apakah
engkau tidak merasa terlalu tak pandang sebelah matapun
terhadap kami ?" "Engkau anggap aku benar2 tak mampu untuk
membinasakan dirimu..?"
644 Paras muka Kupu warna warni Li In Hiang berubah dingin
membesi, alis matanya berkenyit, dia menegur dengan ketus:
"Manusia bermuka dingin, aku kuatir kalau engkau tak
dapat keluar dari sini dalam keadan hidup"
-ooodewiooo- BAB 36 "LI IN HIANG" ujar Han siong Kie dengan suara dingin,
engkau masih ingat dengan peristiwa terbunuhnya Go Yu Too
ketua perkumpulan Pat gi- pang?"
"Tentu saja masih ingat, sebab akulah yang membinasakan
orang she Go itu" "Masih ada lagi.. kematian dari kang lam jit-koay..."
"Benar.. tepat sekali, aku semua yang bereskan jiwa
mereka, tapi apa sangkut pautnya dengan dirimu?"
"Aku mempunyai sedikit hubungan dengan putri dari ketua
Pat gi pang itu, karenanya aku ingin mewakili dirinya untuk
bereskan hutang piutang tadi" Kupu warna warni Li In Hiang
tertawa ter-kekeh2 sehabis mendengar perkataan itu.
"Hiihh..hiiihh..hiiih.. bagaiimana caramu untuk bereskan
hutang piutang ini?"
Hawa napsu membunuh yang menggidikkan hati tiba2
berkelebat diatas wajah Han Siong Kie yang ganteng. dia
menerjang maju kedepan lalu berkata: "Hutang darah bayar
darah, aku hendak petik batok kepalamu itu"
Kupu warna warni Li In Hiang tergetar mundur tiga langkah
oleh hawa napsu membunuh yang begitu tebal dari lawannya,
sedangkan dua orang dayang itu ikut mundur beberapa
langkah kebelakang karena ngeri bercampur seram.
645 "Manusia bermuka dingin, engkau tak mungkin dapat
melakukan perbuatan itu."
"Huuuh.. kalau tidak percaya, coba saja kelihayanku ini "
seraya berkata sianak muda itu bergerak maju kedepan
dengan gerak cahaya kilat lintasan bayangan, sekali
berkelebat tahu2 tubuhnya sudah berada tepat dihadapan
kupu2 warna warni Li In Hiang, membuat beberapa orang itu
menjerit kaget dan buru2 menghindarkan diri..
"Perempuan anjing, engkau hendak kabur ke mana?"
hardik pemuda itu, kelima jari tangannya bergerak cepat
kedepan dan siap mencekeram tubuh musuhnya.
Cengkeraman tersebut dilepaskan dengan kecepatan yang
sukar dilukiskan dengan kata-kata, nampaknya kupu2 warna
warni Li In Hiang tak akan lolos dari cengkeraman tersebut.
Disaat yang paling kritis itulah, mendadak dari arah
belakang berkumandang suara desiran angin tajam yang
menyergap punggungnya. Han siong Kie merasa amat terperanjat, ia sadar bahwa
seorang jago lihay telah melepaskan senjata rahasia
kearahnya, jika ia tak menghindar niscaya tubuhnya akan
terluka parah. Dalam keadaan demikian, terpaksa ia harus tarik kembali
ancamannya sambil bergerak kesamping sejauh delapan depa
dari tempat semula. Ia temukan benda yang digunakan untuk mengancam
tubuhnya tidak lebih hanya beberapa lembar daun, tapi
setelah mengetahui siapa yang lepaskan sergapan itu, tak
kuasa lagi pemuda itu berseru tertahan, pandangan matanya
jadi gelap dan hampir saja ia roboh tak sadarkan diri.
Ternyata orang yang melancarkan sergapan tersebut,
bukan lain adalah ibu kandungnya yang berhati keji bagaikan
ular beracun, Siang g o cantik ong cui Ing adanya.
646 Seluruh wajah dia nak muda itu berkerut kecang, tubuhnya
gemetar keras karena harus menahan emosi.
Menggunakan kesempatan yaag sangat baik itulah, kupu2
warna warni Li In Hiang telah mengundurkan diri delapan
depa ke belakang. siang go cantik ong cui Ing dengan muka dingin bagaikan
es berdiri tegak dihadapannya, sorot matanya yang tajam dan
menyeramkan mengawasi wajah Han Siong Kie tanpa
berkedip.. sianak muda ttu merasakan hatinya remuk redam, tempo
dulu ibunya pernah turun tangan keji atas dirinya sehingga
hampir saja ia mati konyol dalam penjara batu, sekarang
kembali ibunya menyergap untuk mencabut jiwanya, kejadian
ini membuat darah dalam tubuhnya bergolak keras..
Benarkah dia sebagai seorang anak harus turun tangan
terhadap ibunya sendiri"
Seganas2nya harimau tak akan dia terkam anaknya sendiri,
tapi ibunya, dia tega untuk membunuh anak kandungnya
sendiri, bukankah itu berarti bahwa kekejaman hatinya jauh
melebihi ganasnya harimau atau srigala?"
suasana diliputi keheningan dan kesunyian, lama sekali
akhirnya siang go cantik ong Ciu Ing berkata:
"Manusia bermuka dingin, sungguh tak kusangka engkau
berani mengumpankan diri kedalam perangkap kami, tempo
hari engkau berhasil meloloskan diri dari cengkeramanku, tapi
sekarang.. Hmm sekalipun punya sayap jangan harap bisa
tinggalkan tempat ini dalam keadaan selamat"
Kembali Hin siong Kie merasakan sekujur badannya
gemetar keras, ia sakit hati, pemuda itu merasakan hatinya e
akan2 diiris dengan pisau tajam, ia tak menyangka ibu
kandungnya dapat mengucapkan kata2 seperti itu... ia merasa
hatinya teriuka dan sedang mengucurkan darah...
647 Kalau toh dia tidak menganggap dirinya sebagai anak,
kenapa aku musti anggap dia sebagai ibu"
Ingatan semacam itu berkelebat dalam benaknya, dengan
suara sedih karena menahan emosi katanya:
"Nyonya ketua, ini hari apa yang hendak kau lakukan
terhadap diriku?" sekujur badan siang go cantik ong cui Ing tampak gemetar
keras, suatu cahaya yang sangat aneh terlintas di atas
wajahnya, tapi hanya sebentar saja telah lenyap dari
pandangan, sahutnya dengan suara ketus:
"Manusia berwajah dingin, barang siapa berani masuk
kedalam wilayah lian huan-tau, dia harus mampus"
setiap patah kata yang meluncur keluar dari mulutnya, se
akan2 anak panah yang menghujam dalam tubuhnya:
Jeritan ngeri kembali berkumandang dalam lembah sebelah
dalam, jeritan itu begitu mengerikan sehingga mendirikan bulu
roma siapapun yang mendengar.
satu ingatan dengan cepat berkelebat dalam benak Han
siong Kie, dia ambil keputusan untuk membunuh kupu2 warna
warni Li In Hiang lebih dahulu kemudian baru menolong Go
siau Bi. Dari jeritan ngeri yang berkumandang tiada hentinya,jelas
membuktikan kalau Go siau Bi masih terlibat dalam suatu
pertarungan sengit: sekarang.. yang menjadi masalah adalah bagaimana
caranya untuk menghadapi nyonya ketua dari perkumpulan
Thian che kau yang bukan lain adalah ibu kandungnya sendiri"
Apakah dia harus bertempur melawan dirinya" saling
membunuh dengan ibu kandungnya sendiri?""
setelah termenung beberapa saat lamanya, pemuda itu
segera mengambil keputusan, tiba2 dia enjotkan badan dan
648 menerjang kearah kupu warna warni Li In Hiang yang berada
kurang lebih satu tombak dihadapan mukanya.
Tindakan ini sama sekali diluar dugaan siapapun, sebelum
ingatan kedua sempat berkelebat dalam kupu warna warni Li
In Hiang, tahu2 pihak musuh telah menubruk datang.
Dalam gugupnya, cepat2 dia ayunkan telapaknya untuk
menangkis datangnya ancaman tersebut.
"Duuk Blaamm" bentrokan kekerasan bergema diangkasa,
jeritan kesakitan berkumandang memilukan hati, sambil
muntah darah segar kupu warna warni Li In Hiang terhantam
sampai mencelat sejauh tiga tombak dari tempat semula.
Hampir pada saat yang bersamaan, segalung angin pukulan
yang tak kalah dahsyatnya mengancam tiba dari belakang
tubuh pemuda itu. Kembali terdengar dengusan berat memecahkan kesunyian,
dengan sempoyongan Han siong Kie terdorong maju lima
langkah ke depan, ia segera berpaling dan tampaklah siang go
cantik ong Cui Ing berdiri tepat dua tombak dihadapannya.
Dua orang dayang yang semula menghindarkan diri
kesamping itu maju kedepan dan memayang bangun kupu
warna warni Li In Hiang yang terluka parah, kemudian tanpa
banyak bicara segera selamatkan majikannya kedalam
lembah. Han siong Kie menggertak gigi menahan emosi, dengan
suara gemetar serunya: "Kaa kalau toh engkau...ti ..tidak
mengakui aku sebagai aaa... anakmu..."
"Tutup mulut" hardik siang go cantik ong Cui Ing dengan
suara keras. "Nyonya kaucu" kata Han siong Kie lagi dengan hati yang
mantap. "apakah engkau hendak paksa diriku untuk turun
tangan?" 649 "Ehmm hmmm turun tangan " besar amat bacotmu,
engkau masih ingin berlalu dari sini dalam keadaan hidup?"
Han siong Kie merasa amat sedih sekali denyan air mata
bercucuran dia menengadah dan berseru pedih:
"Ooooh...ayah engkau yang berada di alam baka pastilah
dapat menyaksikan semuanya ini, aku dipaksa untuk turun
tangan, maafkanlah daku"
Ucapan itu sangat mengenaskan, membuat siang go cantik
ong Cui Ing tanpa sadar mundur dengan sempoyongan.


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pada saat itulah di mulut lembah kembali muncul beberapa
sosok bayangan manusia, mereka adalah lima orang kakek tua
dan seorang pemuda. Pemuda itu bukan lain adalah kaucu
muda Yu sau Kun. Bertemu dengan musuh bebuyutannya, kedua belah pihak
sama2 menggeram gusar, Yu sau Kun segera membentak
keras: "Manusia bermuka dingin, rupanya engkau datang untuk
menghantar kematianmu?"
Dengan bentakan keras, tanpa banyak bicara Yu sau Kun
segera melancarkan serangan2 kilat untuk menghajar tubuh
lawannya. . Han siong Kie teramat gusar, menyaksikan datangnya
ancaman itu dengan jurus Mo Mo ciang liong atau telapak iblis
menundukkan naga yang disertai tenaga pukulan sebesar
sepuluh bagian, dia sambut datangnya ancaman tersebut
dengan keras lawan keras.
"Blaamm" sepasang telapak saling beradu menimbulkan
suara ledakan yang amat dagsyat, Yu sau Kun menjerit
kesakitan sambil muntah darah segar ia roboh terkapar keatas
tanah. 650 Han siong Kie amat benci dengan pemuda itu, melihat
musuhnya roboh dengan cepat la menerjang kemuka, telapak
kirinya diayun lagi siap mencabut jiwanya.
"Jangan bunuh orang" bentak ong Cui Ing sambil bergerak
maju kedepan, secepat sambaran kilat dia lancarkan delapan
buah serangan berantai. Walaupun dalam hati kecilnya Han Siong Kie merasa amat
benci dan mendendam, tapi berhubung pihak lawan adalah
ibunya sendiri, terpaksa ia harus mengundurkan diri
kebelakang. Melihat musuhnya mundur, ong cui Ing segera manfaatkan
kesempatan itu sebaik2nya, dia sambar tubuh Yu sau Kun dan
melayang mundur beberapa tombak kebelakang, dari sakunya
dia ambil keluar sebutir pil dan dijejalkan kedalam mulutnya.
Dalam pada itu lima orang kakek tua yang datang bersama
Yu sau Kun tadi segera turun tangan bersama ketika dilihatnya
nyonya keucu mereka mundurkan diri, serangan gencar
ditujukan keseluruh tempat berbahaya ditubuh lawan.
Han siong Kie tak akan pandang sebelah matapun terhadap
lawannya, dengan jurus "Mo hwe liau goan" atau api iblis
membakar ladang, dengan suatu serangan yang cepat
bagaikan kilat ia hajar musuh2nya...
"Blaaamm Blaamm" beberapa kali bentrokan keras terjadi
diudara, lima orang kakek tua tergetar keras hingga tercerai
berai keempat penjuru. ong cui Ing membentak nyaring, untuk kedua kalinya dia
lancarkan serangan kilat kearah Han siong Kie, telapaknya
berputar kian lemari dengan cepatnya, serangan2nya amat
ganas dan mengerikan, tiga pukulan beruntun mendesak
pemuda itu habis2an. sepasang mata Han siong Kie berubah jadi merah ber-api2,
hawa nafsu membunuh berkobar menyelimuti wajahnya,
651 dengan gerak tubuh cahaya kilat lintasan bayangan dia
menghindarkan diri dari sergapan ong cui Ing, kemudian
bagaikan sukma gentayangan ia balik menerjang kelima orang
kakek tua itu. Sepuluh jari tangannya menyentil bersama ilmu jari Tong
kim ci yang maha sakti laksana kilat meluncur kedepan.
Jeritan ngeri berkumandang diudara dan menggetarkan
empat penjuru, darah segar membanjiri seluruh permukaan
tanah, lima orang kakek tua itu dengan dada berlubang roboh
binasa diatas tanah. ong cui Ing membentak keras, kembali ia terjang kemuka.
Selama pertarungan berlangsung, tangan kanannya
tersembunyi terus dibalik bajunya, ia hanya mengandalkan
tangan kirinya yang dipentangkan bagaikan cakar untuk
melayani serangan2 musuh.
Han Siong Kie berusaha menghindar kekiri berkelit
kekanan, namun ia selalu gagal untuk melepaskan diri dari
pengaruh serangan musuh. Dalam keadaan begini, kendatipun dalam hati kecilnya ia
tak ingin memakai kekerasan untuk menghadapi ibunya,
namun keadaan memaksa dirinya mau tak mau harus
melindungi keselamatan sendiri.
Tiba2 dia lancarkan sebuah pukulan dahsyat dengan
sebuah jurus Raja iblis menyembah langit.
Jurus serangan ini merupakan salah satu diantara tiga jurus
pukulan terampuh dari ilmu telapak Mo mo ciang hoat,
dewasa ini dalam dunia persilatan jarang ada orang yang
mampu menerima serangan tersebut.
Ditengah deruan angin pukulan yang memekikan telinga,
bayangan telapak berlapis lapis bagaikan bukit, dalam waktu
singkat seluruh jalan darah penting ditubuh lawan sudah
tercekam dalam ancamannya.
652 ong Cui Ing membentak nyaring, tubuhnya berkelebat ke
depan dengan suatu gerakan yang manis, tahu2 ia telah
meloloskan diri dari ancaman tersebut.
Han siong Kie merasa amat terperanjat, ia sama sekali
tidak menduga kalau tenaga dalam yang dimiliki perempuan
ini telah mencapai taraf kesempurnaan yang begitu tinggi,
untuk sesaat ia berdiri tertegun.
Pada saat itulah, mendadak perempuan itu menggetarkan
sepasang ujung bajunya kearah depan, segulung angin
pukulan yang sangat berat seketika menerjang tubuhnya.
Dari serangan yang begitu dahsyat dan mengerikan,
jelaslah sudah kalau ibunya bermaksud untuk membinasakan
dirinya dalam pukulan dahsyat itu juga.
Rasa benci, gusar, mendongkol dan penasaran tercampur
aduk dalam benaknya, sepasang telapak segera diayun
bersama dengan mengerahkan segenap tenaga yang
dimilikinya. Angin pukulan men-deru2, pasir debu beterbangan
memenuhi angkasa, kejadian ini benar-benar nampak
mengerikan- Termakan oleh dahsyatnya angin pukulan tersebut, ong Cui
Ing segera bergerak mundur enam depa kebelakang.
Han siong Kie sendiripun tergetar mundur sehingga mundur
satu langkah lebar ke belakang dengan sempoyongan-.
ong ciu Ing tak mau melepaskan musuhnya dengan begitu
saja, kembali telapak kirinya bergerak cepat bagaikan naga
beracun muncul dari dalam samudra, dengan suatu pukulan
yang maha dahsyat dia lepaskan kembali satu ancaman maut.
Han siong Kie diam2 merasa keheranan dan tak habis
mengerti, mengapa pihak lawan selalu menyerang dengan
tangan sebelah belaka, tapi kenyataan tidak mengijinkan
pemuda itu untuk berpikir panjang, serangan musuh yang
653 begitu dahsyat tahu2 sudah mengancam tiba, memaksa dia
harus menggunakan jurus bertahan dari ilmu telapak Mo Mo
ciang-hoat untuk mempertahankan dari.
ong Ciu Ing tidak mau memberi kesempatan kepada
musuhnya untuk tukar napas, pukulan yang berantai ibaratnya
gulungan ombak disungai tiang kang meluncur dan
menggulung datang tiada hentinya, keadaan benar2
mengerikan. Dalam keadaan demikian hanya ada dua pilihan bagi Han
siong Kie, pertama adalah mampus diujung telapak lawan,
atau kedua melancarkan serangan balasan dengas ilmu jari
Tong kim ci. Akhirnya setelah otaknya berputar beberapa waktu dan
ambil keputuran untuk memilih yang kedua, dalam keadaan
seperti ini dan tidak ingin mati konyol, karena dia masih harus
mempertahankan hidupnya guna menuntut balas. Maka
dengan suara yang parau histeris pengaruh emosi, dia
membentak keras: "Apakah engkau hendak paksa aku untuk
turun tangan keji terhadap dirimu?""
ong Cui Ing sama sekali tidak menggubris teriaknya itu,
malahan serangan yang dilancarkan olehnya kian lama kian
bertambah gencar, kian lama kian bertambah rapat.
Han Siong Kie benar2 terdesak sehingga hampir saja dibuat
kalap olehnya, akhirnya dia menggigit bibir, sepuluh jari
tangannya disentilkan kedepan dan segulung desiran angin
tajam yang mengerikan dan dengan cepat meluncur kedepanJerit kesakitan berkumandang memecahkan kesunyian,
serangan yang semula gencar dan tiada putusnya tiba2 sirap
dan lenyap tak berbekas. ong Cui Ing dengan paras muka pucat pias bagaikan mayat
mundur kebelakang dengan langkah sempoyonganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
654 Ilmu jari Tong kim ci adalah suatu ilmu sentilan yang maha
dahsyat sekali, untuk menciptakan kepandaian yang maha
sakti itu Mo tiong ci mo harus mengorbankan waktu selama
empat puluh tahun lamanya, dengan tenaga dalam Han siong
Kie yang hampir mendekati dua ratus tahun hasil latihan,
tentu saja keampuhannya mengerikan sekali.
Kendatipun begitu, ong Cui Ing yang termakan oleh
sentilan ilmu jari tersebut sama sekali tidak roboh, meskipun
dengan telak serangan tadi mampir diatas tubuhnya, dari sini
dapat membuktikan pula bahwa tenaga dalam yarg dimiliki
perempuan itupun mengerikanDengan pandangan yang sedih dan penuh penderitaan Han
siong Kie melihat sekejap kearah ibunya kemudian dia putar
badan dan meneruskan perjalanannya menuju kedalam
lembah. Dengan andalkan peta lembah yang dihadiahkan orang
yang kehilangan sukma, tanpa mengalami banyak kesulitan
sianak muda itu berhasil masuk ketengah lembah.
sementara itu pertarungan yang berlangsung dalam lembah
telah berhenti, suasana pulih kembali dalam keheningan dan
kesunyian- Han Siong Kie merasa amat gelisah sekali, orang yang
kehilangan sukma memerimtahkan dirinya datang kesitu untuk
menolong Go siau Bi, tetapi karena mendapat banyak
rintangan banyak waktu sudah terbuang dengan percuma, dia
kuatir gadis itu sudah keburu tertangkap atau dibunuh oleh
lawan. -000dewi000- Jilid 18 655 TANPA terasa sianak muda itu teringat kembali akan
penjara batu dalam markas besar perkumpulan Thian che kau,
serta cara mereka untuk menghukum mati para tawanannya,
tanpa terasa hatinya bergidik dan bulu romanya pada bangun
berdiri Andai kata Go siau Bi benar2 sudah tertangkap. mungkin
malaikat yang turun dari khayanganpun belum tentu bisa
menolong dirinya lepas dari cengkeraman musuh.
Berpikir sampai disitu, dia segera mempercepat gerakan
tubuhnya meluncur kedalam lembah, bagaikan serentetan
cahaya tajam secepat kilat ia menerobosi lembah dan batuan
cadas. Sepanjang perjalanan, seringkali ia berpapasan dengan
jago lihay yang berlalu lalang disana, tapi tidak seorangpun
dapat menghalangi jalan perginya, bahkan ada pula diantara
mereka yang mengira pandangan matanya telah kabur,
siapapun tidak menduga kalau malaikat elmaut telah muncul
diantara mereka. Beberapa taat kemudian, sampailah sianak muda iiu
disebidang tanah datar yang luasnya setengah hektar, tempat
ini merupakan jalur pertemuan dari jalan lembah yang
membentang di empat penjuru.
Hampir seratus sosok bayangan manusia melingkar bentuk
sebuah lingkar kepungan, seorang gadis yang bermandikan
darah berada ditengah kepungan tersebut, dia bukan lain
adalah Go Sau Bi yane datang kesitu untuk menutut balas,
disekitar tubuhnya bergelimpangan hampir mendekati dua
puluh sosok mayat. Suasana ditengah gelanggang sunyi senyap tak kedengaran
sedikit suarapun. 656 Han Siong Kie bagaikan sesosok setan menerobos masuk
diantara lingkaran manusia itu. ternyata tak seorang
manusiapun yang merasakan akan kehadirannya.
Kurang lebih tiga tombak dihadapan Go Siau Bi, berdirilah
seorang marusia aneh berkain cadar hitam.
Begitu menjumpai manusia aneh berkain cadar itu, Han
Stong Kie merasakan hatinya bergetar keras, dia masih ingat
ketika untuk pertama kalinya dia terjun kedalam dunia
persilatan tempo dulu, manusia aneh ini pernah murculkan diri
diartara para jago persilatan yang menyerbu benteng maut.
orang itu dia kenali sebagai ketua perkumpulan Thian che kau.
Sementara itu ketua dari perkumpulan Thian che kau
dengan suara yang dingin menyeramkan sedang berkata
memecahkan kesunyian yang mencekam seluruh jagad :
"Nona Go, memandang diatas wajah kakekmu Put lo
sianseng. aku tidak ingin menyusahkan dirimu, aku harap
engkau bisa menyudahi pertarungan itu sampai disini saja!"
"Tutup mulutmu !" bentak Go Siau Bi dengan marah."
tujuan dari kedatanganku ke mari adalah untuk menuntut
balas atas kematian dari mendiang ayahku, sebelum dendam
ini berhasil kutuntut balas, aku tak akan meninggalkan tempat
ini!" "Bukankah sudah berulang kali aku menjelaskan bahwa
peristiwa itu hanya merupakan suatu kesalahan paham
belaka" "Nona telah membinasakan hampir dua puluh orang jago
lihay ku, masa darah yang mengalir dari tubuh mereka harus
mengalir dengan sia sia belaka?""
"Hmm salah paham?" kupu warna warni Li In Hiang adalah
algojonya, sedang engkau ketua perkumpulan Thian che kau
adalah otak dari pembunuhan berdarah ini"
657 "Haaah haaah haaah jadi nona menghendaki batok
kepalaku ini?" ejek ketua perkumpulan Thian che kau sambil
tertawa ter bahak2.

Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tentu saja" "Engkau anggap apa yang kau inginkan bisa terpenuhi
dengan begitu saja?""
Mendadak... dari luar gelanggang berkumandang suara
jeritan lengking, diikuti sesosok bayangan manusia dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat menerjang masuk kedalam
gelanggang. Jeritan kaget berkumandang diempat penjuru, seluruh jago
lihay perkumpulan Thian che kau yang hadir ditengah
gelanggang sama-sama mundur kebelakang dengan
ketakutan, suasana kontan jadi gaduh dan gempar sekali.
"Aaah.. manusia muka dingin"
"Manusia bermuka dingin"
Orang yang menerjang masuk kedalam gelanggang
memang bukan lain adalah Han siong Kie, ditangannya dia
mencekal sesosok manusia.
"Blaaamm.." bayangan manusia yang berada dalam
genggamannya itu segera dibanting kedepan kaki Go siau Bi.
Ternyata ketika Han siong Kie sedang mengawasi suasana
dalam gelanggang pertarungan, tiba2 ia saksikan kupu warna
warni Li In Hiang yang terluka sedang dipapah mendekati
tempat kejadian, ia jadi sangat kegirangan, dengan suatu
gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat perempuan itu
diterjang dan ditotok jalan darahnya, kemudian dibawa masuk
kedalam gelanggang. Menyaksikan kemunculan sianak muda itu, Go siau Bi
merasakan hatinya bergetar keras, dia sama sekali tidak
menyangka kalau secara tiba2 Han siong Kie bisa munculkan
658 diri ditempat itu, bahkan membawa pula kupu warna warni Li
In Hiang yang merupakan pembunuh dari ayahnya, untuk
beberapa saat lamanya dia tak tahu musti mengatakan cinta
atau benci, dengan ter-mangu2 gadis itu hanya bisa
memandang wajah pemuda pujaan hatinya.
Dengan pandangan yang sangat dingin Han Siong Kie
melirik sekejap kearah ketua perkumpulan Tbian che-kau,
kemudian sambil berpaling ujarnya kepada Go Siau Bi :
"Nona Go, inilah pembunuh ayahmul"
Setelah tertegun untuk beberapa saat lamanya, tiba2 ketua
perkumpulan Thian che kau menengadah dan tertawa terbahak2.
suaranya keras dan amat menusuk pendengaran,
"Haaahh..haaahh..haaahh.. manusia bermuka dingin,
malaikat penyakitan, sungguh kebetulan sekali kehadiranmu
pada siat ini...aku memang sangat meagharapkan
kedatanganmul" "Ada apa?""
"Aku akan menghancur lumatkan tubuhmu kemudian
membakar mayatmu sehingga menjadi abu"
Dipihak lain, Go Siau Bi dengan suara yang amat
memilukan hati sedang berseru keras.
"Oooh..... ayah! ananda akan meaghancurkan pembunuh
ini untuk membalaskan dendam sakit hatimu! '
Telapak tangannya segera diayun dan menghajar tubuh
kupu warna warni Li In Hiang yang sedang ketakutan
setengah mati diatas tanah.
Kaucu dari perkumpulan Thian che kau segera mendengus
dingin, dia bergerak maju kedepan.
Pada saat yang bersamaan, Han Siong Kie dengan suatu
gerakan yang amat cepat pula bergerak pula kedepan
menghadang jalan pergi gembong iblis itu.
659 Suatu jeritan kesakitan yang memilukan hati bergema
memecahkan kesunyian, tubuh kupu warna warni Li In Hiang
terhajar telak sehingga batok kepalanya hancur berantakan, isi
benak dan darah kental bermuncratan keempat penjuru,
kematiannya mengerikan sekali.
Dalam perkumpulannya, ketua perkumpulan Thian che kau
boleh dianggap melebihi dewa. kehebatan ilmu silat yang
dimilikinya belum pernah bisa dibayangkan oleh anak
buahnya, dan semua orangpun belum pernah menyaksikan
ketua mereka turun tangan sendiri.
Ketika Go siau Bi datang untuk menuntut balas tadi, sang
kaucu ternyata tampil sendiri untuk menyelesaikan persoalan
itu, dan sekarang berada didepan matanya seorang ketua
tongcu yang disegani orang ternyata dibunuh musuh tanpa ia
sanggup mencegah atau menghalanginya, kejadian ini dengan
cepat menggusarkan hatinya.
Hawa napsu membunuh yang sangat tebal menyelimuti
seluruh wajah ketua perkumpulan Thian che kau, apa lagi
setelah seorang anak buahnya dibunuh dalam keadaan yang
mengerikan, tanpa mengucapkan pepatah katapun hawa
murninya dihimpun ke dalam tubuh, kemudian sepasang
telapak tangannya laksana sambaran kilat menerjang tubuh si
anak muda itu. Jarak diantara kedua belah pihak hanya terpaut beberapa
depa saja, pukulan tersebut dengan dahsyatnya segera
meluncur ke depan- Secara otomatis Han siong Kie putar telapak tangannya dan
membendung datangnya ancaman tersebut.
"Blam" ditengah benturan keras, tubuh Han siong Kie
tergetar keras sehingga mundur delapan depa kebelakang
dengan sempoyongan, darah panas bergolak dalam rongga
dadanya dan hampir saja muntah ke luar.
660 Go siau Bi yang menyaksikan kejadian itu segera
mengerutkan dahinya, segulung angin pukulan berpusing
dengan cepat dilontarkan kedepan
Bagaikan sesosok setan gentayangan, ketua perkumpulan
Thian che-kau itu membentuk gerakan setengah lingkaran
diudara, kemudian sekali lagi dia lancarkan serangan maut
kearah Han siong Kie. Menyaksikan kelihayannya, dia sama sekali tidak mengira
kalau tenaga dalam yang dimiliki pihak lawan ternyata jauh
lebih tinggi daripada apa yang dibayangkan semula, dengan
cepat langkah kakinya bergeser ke samping, sementara
tubuhnya berputar seratus delapan puluh derajat dengan
sepenuh tenaga sepasang telapak tangannya didorong
kedepan untuk membendung ancaman tersebut. "Blaam.."
"kembali terjadi benturan keras yang amat memekakan
telinga, sekali lagi Han Siong Kie tergetar mundur tiga langkah
kebelakang. Bentakan nyaring menggeletar diangkasa Go Sian Bi
menerjang datang dari samping gelanggang, dengan
melontarkan sebuah pukulan yang sangat hebat dia serang
ketua dari perkumpulan Thian che kau itu.
Dengan cepat suatu pertarungan sengit yang jarang terjadi
dikolong langitpun berlangsung ditempat itu, kedua belah
pihak sama2 mengerahkan segenap kemampuan yang
dimilikinya untuk berusaha merobohkan lawannya secepat
mungkin. Namun kekuatan dari ketua perpumpulan Thian che kau itu
memang luar biasa sekali meskipun Go Siau Bi harus bekerja
sama degan Han Siong Kie. namun kekuatan gabungan
merekapun hanya mampu menahan musuhnya dolam
kedudukan seimbang. 661 Semua jago lihay perkumpulan Thian che kau yang hadir
disekeliting gelanggang hanya bisa mengikuti jalannya
pertarungan itu dengan mata terbelalak mulut melongo
Hati mereka kebat kebit tak keruan sebab selama hidup
belum pernah mereka saksikan pertarungan sengit yang
begitu seru dan dahsyatnya.
Puluhan gebrakan sudah lewat dengan cepat. akan tetapi
kedua belah pihak masih tetap berada dalam keadaan
seimbang, siapa pun tak mampu untuk merobohkan
musuhnya, tapi kenyatan dengan jelas menunjukkan apabila
pertarungan itu berlangsung dalam jarak waktu yang cukup
lama, maka akhirnya toh yang rugi adalah Han Siong Kie serta
Go Siau Bi dua orang. Selama pertarungan berlangsung, tiada hentinya Han Siong
Kie mengeluarkan ilmu jari Tong kim ci untuk mendesak
musuhnya, tetapi gerak tubuh lawan ibaratnya sukma
gentayangan saja. sebentar melayang kesana sebentar
bergerak kemari sukar sekali untuk diikuti dengan cermat, hal
ini membuat sianak muda itu tak berani melancarkan serangan
secara gegabah sebab ia kuatir salah melukai Go Siau Bi.
Jurus2 serangan yang dipergunakan kedua belah pihak
sama2 merupakan jurus serangan yang paling ampuh dikolong
langit. para jago yang bertenaga dalam agak rendah hampir
boleh dibilang sama sekali tak mampu untuk mengikuti
jalannya pertarungan itu dengan seksama.
Serentetan bentakan nyaring berkumandang memecahkan
kesunyian, Go siau Bi kena dihantam sampai tergetar mundur
beberapa tombak kebelakang.
"Blaamm. Blaamm. Blaamm." tiga benturan keras bergema
saling susul menyusul, secara beruntun Han siong Kie telah
saling beradu kekerasan sebanyak tiga kali dengan ketua
perkumpulan Thian che kau.
662 Tiga bentrokan itu begitu lewat, dengan sempoyongan Han
siong Kie tergetar mundur beberapa langkah kebelakang, tak
kuasa lagi dia muntah darah segar.
Go siau Bi membentak nyaring, melihat sianak muda itu
terluka dengan cepat ia menubruk kemuka sambil melepaskan
serangan dahsyat. "Blaaamm.." kembali benturan keras terjadi diudara,
terjangan Go siau Bi berhasil digagalkan oleh lawan, malahan
tubuhnya segera terlempar ke belakang..
Ketua perkumpulan Thian che kau menyeringai seram,
sepasang telapaknya diayun secara beruntun menghajar tubuh
Han siong Kie yang telah terluka...
Merasakan datangnya ancaman maut, Han siong Kie cepat
menyingkir kesamping untuk menghindar, kemudian dengan
mengembangkan ilmu pukulan Mo mo ciang hoat dalam gerak
bertahan, ia kunci seluruh bagian tubuhnya dari ancaman
lawan-. Ketua perkumpulan Thian che kau tertawa seram.
"Heehhh.. heehh...heehhh.. Manusia bermuka dingin, hari
ini jiwamu harus melayang tinggalkan raga"
Pukulan hawa dingin dan pukulan hawa panas dengan
suatu gerak menggunting segera meluncur kedepan
menghancurkan tubuh musuh.
Han siong Kie amat terperanjat, tergencet oleh dua macam
angin pukulan yang berbeda unsur itu, jurus serangannya
segera terbendung dan rasanya tak mampu dikembangkan
lagi, disaat ia agak tertegun itulah sebuah pukulan musuh
berhasil menerjang jalan darah tiong tong hiat di atas
dadanya. Pemuda itu amat terperanjat dan merasakan sukmanya
merasa melayang tinggalkan raganya, secara otomatis telapak
tangan kirinya menyanggah pukulan itu, kemudian jari tengah
dan telunjuk tangan kanannya Menyentil kemuka...
663 Dua gulung desiran angin serangan yang amat tajam
segera meluncur kedepan dan menyerang tubuh musuh.
"Blaaammm ....l" bentrokan nyaring bergema diangkasa
diikuti terdenganya dengus kesakitanHan siong Kie merasakan telapak kirinya sakit sekali
bagaikan tulangnya telah patah, untung dia menyanggah
pukulan musuh tepat pada saatnya sehingga jalan darah tiong
tong hiat diatas dadanya tidak terhajar telak.
Kendatipun begitu, hawa tekanan yang maha dahsyat
sempat menghantam pula dadanya keras2, sehingga
membuat darah panas dalam rongga dadanya bergolak keras,
hampir saja ia roboh tak sadarkan diri ke atas tanah.
Dada ketua perkumpulan Thian-che kau tak luput pula dari
serangan balasan sianak muda itu, darah segar nampak
memancur keluar dari mulut luka, sentilan jari Tong kim ci
yang dilepaskan Han siong Kie disaat yang terakhir cukup
membuat jago tua itu menderita luka yang amat parah.
Pada saat yang bersamaan itulah Go siau Bi menerjang
maju kedepan, sebuah pukulan yang dahsyat dilontarkan
kearah ketua perkumpulan Thian che kau.
"Blaaamm ." jerit kesakitan kembali berkumandang
memecahkan kesunyian, tubuh Go siau Bi terlempar sejauh
beberapa tombak dari tempat semula dan tak sanggup bangkit
kembali. Ketua perkumpulan Thian che kau sendiri pun tak kuasa
menahan diri, dengan sempoyongan dia mundur beberapa
langkah ke belakang, ia berusaha untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya, tapi ia akhirnya roboh juga keatas
tanah. Bentakan nyaring berkumandang saling susul menyusul,
belasan orang jago lihay perkumpulan Thian che kau ber
664 sama2 maju kedepan dan menerjang musuh2 mereka yang
telah terluka. Han siong Kie bertindak cekatan, ia tak ingin mati konyol
ditangan musuh2nya, dengan sigap ia sambar tubuh Go siau
Bi kemudian membawanya kabur keluar lembah.
"Perintahkan semua pos untuk menutup segenap jalan
keluar dari lembah ini" hardik ketua perkumpulan Thian che
kau dengan suara nyaring.
Cahaya api berwarna merah segara meluncur keudara dan
meledak diangkasa, bunga api memancar keempat penjuru. . .
Ledakan bunga api itu merupakan tanda khusus dari
perkumpulan Thian che kau untuk memberitahukan kepada
segenap anggota perkumpulan agar bersiap sedia menghadapi
serangan musuh. semua jago lihay perkumpulan Thian che kau yang hadir
dalam gelanggangpun tidak ambil diam, mereka semua segera
memencarkan diri menuju kearah mulut2 lembah yang
terletak dipelbagai tempat.
Dalam pada itu, Han siong Kie yang mengempit tubuh Go
siau Bi dengan mengerahkan ilmu gerak tubuh Kilatan cahaya
lintasan bayangan meluncur kearah luar lembah.
Baru saja dia melampaui tiga buah lorong sempit yang
banyak terdapat dalam lembah itu, tiba2 dari arah depan
berkumandang suaara pekikan nyaring disusul angin tajam
berdesiran diangkasa, anak panah yang be-ribu2 batang
banyaknya dipanahkan kearah tubuhnya dari pelbagai penjuru


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang berbeda. serangan gencar itu menghentikan gerak tubuhnya, Han
siong Kie segera memperketat kempitannya atas tubuh Go
siau Bi, sementara telapak tangan kanannya melancarkan
angin pukulan yang berlapis2 untuk menyapu bersih hujan
anak panah yang diarahkan kepadanya.
665 Dalam waktu singkat, seluruh permukaan tanah disekeliling
tempat itu sudah berserakan anak panah setebal beberapa
depa. Kendatipun begitu, hujan anak panah masih tidak
menunjukkan tanda akan berhenti malahan kian lama kian
bertambah gencar membuat setiap ruang kosong yang ada
disekitar sana selalu dipenuhi oleh desiran angin tajam.
Han Siong Kie menguatirkan keselamatan dari Go siau Bi,
disamping itu harus pula mempertahankan diri sendiri, tentu
saja kian lama pemuda itu kian merasa bertambah payah.
-000dewi000- BAB 37 PEMUDA itu sadar, apabila hujan anak panah masih
berlangsung terus dalam keadaan begini, kendatipun sapuan2
nya berhasil membuyarkan ancaman yang datang, namun
lama kelamaan dia pasti akan kehabisan tenaga dan akhirnya
tak mampu mempertahankan diri.
Kedua belah sisi mulut lembah merupakan dinding tebing
yang curam dan membumbung tinggi ke angkasa.
kemungkinan besar diatas tebing itupun sudah disiapkan
orang, untuk menerjang keluar dari tempat itu jelas bukanlah
suatu pekerjaan yang mudah.
Han Siong Kie yang terjebak kedalam barisan anak panah,
bukan saja tak mampu melanjutkan perjalanannya bahkan
telapak tangannya sama sekali tak dapat berhenti, setengah
perminuman teh kemudian seluruh jidatnya sudah basah oleh
air keringat. sejak menderita luka sampai saat itu, belum ada sekejap
waktupun baginya untuk atur pernapasan, apalagi
menyembuhkan lukanya, karena itulah tenaga murni yang di
milikinya makin lama makin bertambah lemah..
666 situasi kian lama kian bertambah tegang dan kritis, bunga
api bertebaran diangkasa, hujan anak panah kini telah
berubah jadi bunga api. Han siong Kie semakin terperanjat lagi, sukmanya terasa
bagaikan melayang tinggalkan raganya, diam2 ia berbisik
didalam hati: "Aduuuh celaka, anak panah berapi"
Ditengah gulungan angin pukulan yang menderu-deru,
untuk sesaat anak panah berapi itu tak mampu mendekati
tubuhnya, tapi telah membakar tumpukan panah yang
berserakan d iempat penjuru, sebentar kemudian kobaran api
telah bermunculan dimana-mana, disekitar tempat itupun
berubah jadi lautan api. Melihat gelagat kurang menguntungkan Han Siong Kie
sebera menghimpun sisa tenaganya yang dimilikinya dan
dilontarkan ke arah depan, kemudian badannya meluncur
kearah daerah yang tak terjangkau oleh kobaran api, dalam
beberapa kali lompatan saja dia sudah berkelebat masuk
kedalam sebuah lorong lain.
setelah berada dalam lorong itu, hujan anak panahpun
segera berhenti. secara beruntun Han siong Kie memasuki beberapa buah
lorong lainnya, cahaya api diarah belakang sudah tak kelihatan
lagi. Ia menghembuskan napas dalam2, Go siau Bi yang berada
dalam kenpitannya dibaringkan keatas tanah, keadaannya
pada waktu itu benar2 mengenaskan sekali.
Lian huan tau terletak disuatu daerah yang terlindung oleh
bahayanya keadaan medan, bukan saja lorong dalam lembah
mempunyai cabang yang berjumlah diatas ratusan, apalagi
setelah dibangun pula oleh manusia pandai, keadaan ditempat
itu jauh lebib berbahaya lagi, salah2 seorang yang terjebak di
situ bisa mati konyol dengan sendirinya.
667 Meskipun sebelum masuk kedalam lembah orang yang
kehilangan sukma telah menghadiahkan selembar peta
lembah kepadanya, dan pemuda itu sudah paham dengan
peta itu, tetapi untuk meneliti letaknya pada waktu itu serta
mencari jalan keluar, dia masih butuhkan peta tersebut untuk
menelitinya lebih jauh. Tentu saja dalam keadaan seperti itu, Han Siong Kie tidak
sampai berpikir sampai kesitu, tugasnya yang pertama
sekarang adalah menyembuhkan luka yang diderita oleh Go
siau Bi. Dia sendiripun pada saat itu membutuhkan waktu untuk
bersemedi dan atur pernapasan sebab kekuatannya sudah
hampir punah sama sekali karena lelahnya.
Ia sadar, andaikata sergapan muncul kembali dalam
keadaan seperti ini, akibatnya niscaya sukar dilukiskan dengan
kata2. Dalam pada itu, Go siau Bi telah sadar kembali dari
pingsannya, melihat itu Han siong Kie sangat kegirangan,
buru2 tegurnya: "Nona, bagaimana dengan keadaan lukamu."
sebenarnya sejak tadi Go siau Bi telah mendusin dari
pingsannya, tapi berhubung ia hendak merasakan kehangatan
tubuh sang pemuda lebih lama lagi maka ia pura2 pingsan,
ketika Han Siong Kie sedang menghadapi serangan panah
tadi, diam2 ia telah menelan tiga butir pil mujarab untuk
menyembuhkan lukanya. Kakeknya Put to sianseng adalah seorang tokoh silat yang
amat lihay, tentu saja obat mujarab yang dibuat olehnya
sangat manjur sekali, tidak selang seperminum teh kemudian
kekuatan tubuhnya telah pulih kembali seperti sedia kala.
Tentu saja sampai mimpipun Han Siong Kie tidak menduga
akan kecerdikan dara ayu itu, dan lagi diapun segan untuk
memikirkan persoalan titik bengek yang tak ada gunanya itu.
668 Ketika mendapat pertanyaan, itu, Go siau Bi segera bangkit
berdiri dan menjawab sambil tertawa rawan:
"Aku sudah tidak apa2 lagi, bagaimana dengan Han
sauhiap sendiri?" "Aku...aku juga tidak apa2"
"oooh... aku membawa obat mujarab pemberian kakekku,
bagaimana kalau Han sauhiap menelan dua butir untuk
membantu dirimu dalam usaha menyembuhkan kembali luka
yang diderita?" Tanpa menanti jawaban, dia ambil keluar dua butir pil
sebesar kacang kedelai yang berwarna hijau dan diserahkan
kepada pemuda itu. sebenarnya Han siong Kie segan untuk menerimanya, tapi
setelah teringat bahwa saat ini mereka masih ada dimulut
harimau, memulihkan kembali tenaga murninya merupakan
usaha yang terpenting, maka dengan perasaan terpaksa ia
terima obat itu dan dimasukan kedalam mulutnya.
"Nona Go, kuucapkan banyak terima kasih atas pemberian
itu" bisiknya. Go siau Bi mengernyitkan alis matanya.
"Han sauhiap, dengan pertaruhkan jiwa engkau telah
menolong siau moay dari ancaman jiwa, masa hanya memberi
obat saja engkau harus berterima kasih kepadaku?"
obat dari Put to tianseng itu memang sangat manjur sekali,
setelah berada dalam perut, segulung hawa panas yang kuat
segera muncul ditengah pusarnya.
Tenaga dalam yang dimiliki Han siong Kie dewasa ini boleh
dibilang sudah mencapai puncak kesempurnaan, baginya
bersemedi tidak melulu harus duduk. tapi berdiripun ia dapat
menghimpun tenaga sambil bersemedi, dengan cepat daya
kerja obat itu disalurkan kedalam peredaran darah dan
bergabung dengan kekuatan hawa murni yang dimilikinya.
669 Dengan mulut membungkam Go siau Bi awasi kekasih
hatinya ini, ia berdiri tak bergerak sementara paras mukanya
berubah rubah tiada menentu.
Beberapa saat kemudian, tenaga yang dimiliki Han siong
Kie telah pulih kembali seperti sedia kala, rasa sakit lenyap tak
berbekas, ia segera buka mata dan memandang kearah dara
ayu itu dtngan pandangan keheranan:
"Nona Go, kenapa kakekmu mengijinkan nona untuk
menempuh mara bahaya seorang diri?"
"Dendam terbunuhnya ayah bundaku tak terkirakan
dalamnya, aku sebagai putrinya mempunyai kewajiban untuk
menuntut balas bagi mereka." seru Go siau Bi dengan gemas.
"Tapi.. andaikata kakekmu pun datang kemari.."
"Kakekku sudah cuci tangan mengundurkan diri dari
keramaian dunia persilatan, karena urusan mendiang ayahku,
beliau susah payah telah terjun kembali kedunia persilatan,
pemberian yang diberi kakek selama setengah bulan kepada
siau moay sudah lebih dari cukup bagiku untuk balas dendam
dengan kekuatan sendiri"
"Dan sekarang kupu warna warni Li In Hiang toh sudah
menemui ajalnya ditangan mu ....?"
"Benar tapi biang keladinya toh ketua perkumpulan Thian
che kau itu" Han siong Kie menghela napas panjang.
"Aaaiii aku sama sekali tak menyangka kalau tenaga dalam
yang dimiliki ketua perkumpulan Thian che kau sedemikian
tingginya, aku jadi teringat dengan kaum persilatan yang
mengatakan, diluar langit ada langit diatas manusia pandai
masih ada manusia yang lebih pandai, perkataan itu
sedikitpun tak salah"
Go siau Bi mengerutkan dahinya, sambil menggigit bibir dia
berkata: "suatu ketika aku akan datang kembali kesini" setelah
670 berhenti sebentar, sambungnya lebih jauh: "oooh maksud
kedatangan Han sauhiap kemari adalah..."
"Aku mendapat peringatan dari orang yang kehilangan
sukma cianpwee, yang mengatakan nona berada dalam
bahaya, aku sengaja datang kemari untuk membantu nona"
"oooh manusia macam apa sih orang yang kehilangan
sukma itu?" tanya Go siau Bi setelah berseru tertahan"Tentang soal ini aku sendiripun kurang jelas, pokoknya dia
adalah seorang cianpwee yang sangat misterius dari dunia
persilatan-Selain itu, eh mm. Aku..."
"siapa lagi?""
"Istri Han sauhiap"
"Aku belum pernah menikah"
"Nona Tonghong Hui yang menyebut diri sebagai Istri yang
ditinggalkan?"" sambung Go siau Bi dengan cepat.
Bagaikan disengat lebah, sekujur badan Han siong Kie
bergetar keras, dengan sedih ia berbisik, "Dia telah pergi?""
"Kenapa pergi?"
"Nona, aku harap engkau jangan mengungkat kembali
persoalan itu. bersedia bukan?"
"Engkau merasa sedih hati?"
"Nona, dewasa ini kita masih berada di mulut harimau, aku
harap engkau jangan menyinggung persoalan lain"
Paras muka Go siau Bi berubah jadi agak sedih, tapi
sebentar kemudian ia berseru: "Han sauhiap, lebib baik kita
terjang saja keluar"
"Terjang keluar?" tiba2 serentetan suara teguran yang
amat seram bergema memecahkan kesunyian "hmmm... h
671 mm... selamanya belum pernah ada orang yang sanggup
keluar dari lembah lian huan tau dalam keadaan hidup"
Han Siong Kie maupun Go siau Bi smat terperanjat, dengan
sorot mata yang amat tajam mereka menyapu sekejap
sekeliling tempat itu, namun tiada sesosok bayanganmanusiapun
yang ada disitu. Dengan cepat Han Siong Kie ambil keluar peta lembah itu
dari dalam sakunya, setelah diteliti beberapa saat serunya:
"Nona Go, mari ikut aku"
Dia enjotkan badan dan meluncur kearah mulut lembah
yang ada disebelah kiri. "Manusia muka dingin, seluruh lorong dalam lembah sudah
tersumbat, sekalipun punya sayap- engkau tak akan bisa
terbang ke luar dari tempat ini" suara menyeramkan tadi
berkumandang kembali. Gerak tubuh dari Han Siong Kie barusan tidak lebih hanya
siasat untuk memancing musuh belaka, begitu pihak lawan
berbicara diapun segera mengetahui tempat persembunyian
orang itu, berada ditengah udara badannya berputar seratus
delapan puluh derajat, dengan ujung kakinya menutul
permukaan dinding lembah, sekali lagi dia melayang sepuluh
tombak keatas. Sinar matanya yang tajam dengan cepat berhasil
menemukan sebuah lubang kecil di atas dinding tersebut.
Tubuhnya segera berputar bagaikan burung walet kembali
kesana, dia meluncur kearah lubang gua diatas dinding
tersebut. "Weesss. " segulung angin pukulan yang maha dahsyat
meluncur keluar dari mulut gua itu dan langsung menghantam
Han siong Kie yang masih berada diudara.
Dalam posisi berada diudara, sulit bagi Han siong Kie untuk
melancarkan serangan balasan, dia segera berjumpalitan dan
672 bergerak membentuk setengah lingkaran busur, kemudian
untuk kedua kalinya menerjang kearah gua itu.
Kali ini dia telah bersiap sedia, sepasang telapaknya
diluruskan kedepan, ber-puluh2 buah sentilan jari yang amat
gencar dipancarkan kearah dalam gua itu.
segulung angin pukulan yang amat dahsyat kembali
meluncur keluar dari dalam gua, disusul berkumandangnya
serentetan jeritan ngeri yang menyayatkan hati.
Han Siong Kie tidak dapat bertahan terlalu lama diudara,
tubuhnya meluncur kembali keatas tanah, sementara orang
yang menyerang dari dalam guapun berhasil dilukai di ujung
nya. Pada saat Han siong Kie melayang kembali keatas tanah
itulah, tiba2 dari kejauhan berkumardang suara ledakan
dahsyat yang amat memekikan telinga. "oooh...air bah" jerit
Go siau Bi dengan terperanjat.
Gulungan ombak setinggi puluhan tombak menggulung
datang dari arah kejauhan, dengan dahsyat dan cepatnya
menggenangi seluruh lorong lembah tersebut. satu ingatan


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan cepat berkelebat dalam benak Han siong Kie, buru2
serunya: "Nona Go, ayoh cepat naik keatas dinding karang" la
segera enjotkan badan dan melayang ke arah lubang gua
yang baru saja ditemukan itu.
Go siau Bi dengan erat menyusul dari belakang, dalam
sekejap mata mereka sudah berada dalam gua tersebut.
Dalam pada itu air bah datangnya amat cepat, sebentar
kemudian seluruh lorong didalam lembah itu sudah digenangi
oleh air bah setinggi beberapa tombak.
Menyaksikan keganasan air bah tersebut tanpa sadar peluh
dingin membasahi tubuh mereka berdua, andaikata gua diatas
dinding itu tidak berhasil ditemukan tepat pada saatnya,
673 niscaya mereka sudah mati tenggelam tergenang oleh air bah
tersebut. Lubang gua itu tidak terlalu besar dan hanya bisa dilalui
oleh dua orang secara berjejer, kurang lebih lima depa dari
mulut gua roboh terkapar sesosok mayat yang bermandikan
darah segar. Rupanya orang itulah yang menegur dam melancarkan
serangan kearah Han Siong Kie.
Dengan sorot mata yang tajam Han Siong Kie awasi gua
tersebut, ia lihat gua itu menjorok jauh kedalam, setelah
berpikir sebentar dengan cepat ia memahami apa sebabnya ia
bisa terkurung dalam barisan hujan panah tanpa kelihatan
seorang pemanahpun, rupanya dibalik dinding tebing
merupakan ruang kosong yang digunakan para penjaga untuk
meronda.. diam2 ia mengagumi juga akan kehebatan
bangunan disana. "Nona Go" ujarnya kemudian." bagaimana kalau kita ikuti
lorong dalam gua ini untuk mencari jalan keluar?"
"Baik " sahut sang gadis sambil mengangguk.
Maka berangkatlah kedua orang itu menelusurijalan gua
itu, Han Siong Kie berjalan didepan sedang Go siau Bi
mengikuti dibelakang, meskipun gua itu amat gelap namun
dengan kesempurnaan tenaga dalam yang dimiliki dua orang
itu, mereka dapat melihat ditengah kegelapan bagaikan
melihat di tempat terang.
Tidak jauh mereka memasuki gua itu, tiba2 dari arah depan
berkumandang suara langkah kaki manusia yang kian lama
kian mendekat... Dengan cekatan sepasang muda mudi itu menempel
tubuhnya diatas dinding gua..
suara langkah manusia kian lama kian mendekat, enam
sosok bayangan manusia muncul dengan langkah ter-gesa2,
674 orang yang berjalan dipaling depan membawa sebuah obor
dalam gengamannya . Han siong Kie segera ayun telapaknya ke depan, segulung
angin kencang berhembus ke depan memadamkan api itu
enam orang kawanan jago itu segera berseru kaget.
Han siong Kie tak mau membuang waktu dengan percuma,
mereka segera menerjang kedepan sambil menyebar maut
Duukl duukl beberapa orang itu segera menggeletak mati
tertotok jalan darah kematiannya.
Dua orang itu melanjutkan kembali perjalanannya, setelah
berbelok kesana kemari akhirnya cahaya terang memancar
dari arah depansebuah lobang kecil muncul disisi lorong sementara lorong
tersebut masih memanjang jauh kedalam, sesosok bayangan
manusia berdiri bersandar didekat mulut gua.
sentilan maut dari Han slong Kie kembali bekerja, orang itu
menjerit kesakitan dan segera putus nyawa.
"Han sauhiap" bisik Go siau Bi dengan lirih, " rupanya gua
ini masih menjorok jauh kedalam sana, apakah kita Makin
masuk semakin berada didalam lembah?"
Han siong Kie mengangguk. ia melongok keluar dari mulut
gua itu, tampaklah seluruh lorong dalam lembah masih
tergenang oleh air bah, sementara pada dinding tebing
sebelah depan terdapat pula sebuah mulut gua, seorang
manusia berjaga-jaga dibalik gua itu. Pemuda itu termenung
dan berpikir sebentar kemudian berkata:
"Nona Go, Mari kita menyeberangi lembah ini menuju
kemulut gua sebelah depan, apabila dugaanku tidak salah
kemungkinan besar didalam dinding tebing yang melingkari
lembah lian huan-tau ini terdapat liang-liang gua tempat
berhubungan, kita manfaatkan saja lorong tersebut untuk
keluar dari lembah ini"
675 Go siau Bi sangat mengagumi kecekatan dan kecerdikan
sianak muda itu, dia segera mengangguk.
"Baik, kita laksanakan saja seperti apa yang kau katakan"
Jarak antara dinding tebing yang satu dengan dinding
tebing yang lain kurang lebih lima tombak panjangnya.
Han siong Kie berpaling dan bisiknya kepada gadis itu:
"Nona Go, kita harus bertindak cepat"
Begitu selesai berbicara, tubuhnya laksana sambaran petir
cepatnya telah meluncur kearah lubang gua sebelah depan.
Penjaga didalam gua itu hanya merasakan pandangan
matanya jadi kabur, sebelum ingatan kedua berkelebat dalam
benaknya, dia sudah mati tertotok. secepat kilat Go siau Bi
menyusul dari belakang. Apa yang diduga Han siong Kie ternyata tidak meleset,
dinding lembah itu ternyata kosong, puncak berhadapan
dengan puncak. itu berarti mulut gua berhadapan dengan
mulut gua, setiap beberapa langkah terdapat sebuah lubang
kecil, kalau mengintip dari situ maka semua kejadian yarg
sedang berlangsung dalam lorong lembah dapat terlihat
dengan jelas. Kedua orang muda mudi itu merupakan jago persilatan
yang berilmu tinggi, sepanjang jalan menemui gua lorong
dalam perut bukit, mereka tidak menjumpai kesulitan, apalagi
Han song Kie membawa peta petunjuk tentang keadaan dalam
lembah tersebut, semua penjaga dan serangan yang sudah
diatur musuh bisa dihindari dengan gampang dan sederhana.
secara beruntun mereka tembusi beberapa buah lubang
gua, akhirnya lembab lorong di bawah sana sudah tak
tergenang oleh air lagi, ini menunjukkan bahwa air bah itu
hanya khusus dilepaskan untuk menggenangi beberapa buah
lorong jalan belaka. 676 Beberapa saat kemudian sampailah kedua orang itu pada
jalan yang sebenarnya dibagian atas.
sementara lorong lembah kian lama kian bertambah lebar.
Mendadak.. suitan nyaring berpekik saling bersahutan,
tampaknya jejak Han siong Kie dan Go siau Bi ketahuan lagi
oleh pihak musuh. Dalam pada itu dihadapan mereka terbentang sebuah
simpang pertemuan dari beberapa buah cabang jalan,
ditengahnya merupakan sebuah tanah kosong seluas
beberapa hektar, bagi mereka berdua kecuali meloncat turun
kelorong bawah dan menerobos ke luar, rasanya tiada jalan
lain yang bisa di tempuh lagi.
Han siong Kie mengerutkan dahinya, dengan suara berat ia
berkata: "Tampaknya tiada jalan lain bagi kita kecuali turun
kebawah, ayoh kita loncat turun"
Dua sosok bayangan manusia bagaikan sambaran kilat
cepatnya segera melayang turun ketengah gelanggang luas.
Baru saja kaki kedua orang itu menempel diatas permukaan
tanah, disertai suara ledakan dahsyat dari mulut lembah
diempat penjuru memancarlah kabut putih yang amat tebal,
lambat laun kabut itu semakin tebal hingga menyelimuti
disekitar tempat itu. Go siau Bi amat terperanjat menyaksikan kehebatan dari
kabut putih itu, ia lantas berseru:
"Han sauhiap. apa yang terjadi?"
Han siong Kie menggeleng dengan kebingungan.
" Entahlah, aku sendiripun tak tahu, perduli amat, ayoh kita
terjang keluar dari sini"
677 Baru saja ia selesai berbicara, dari tengah lembah meluncur
masuk sesosok bayangan manusia, orang itu seakan2 sukma
gentayangan yang muncul dari balik kabut putih, setelah
makin mendekat barulah kelihatan bahwa orang itu adalah
seorang kakek tua aneh berjubah hitam yang bermuka pucat
seperti mayat dan bertubuh kaku seperti mayat hidup,
"Aaah.." kenapa makhluk tua beracun inipun sudah
menggabungkan diri dengan pihak Thian- che- kau?" seru Han
siong Kie tanpa terasa. Go siau Bie tertegun.
"Makhluk tua beracun" siapakah dia?"
"Tok kun, Dewa racun Yu Hoa"
"Aaah rupanya dia.. waaduh, kalau makhluk tua beracun
itupun sudah muncul disini, urusan bisa bertambah berabe ...
bagaimana sekarang baiknya?""
Dalam waktu singkat kabut putih yang menyebar disekitar
mulut lembah sudah menyelimuti angkasa, kian lama kabut itu
kian menebal sehingga pemandangan yang terbentang
disekeliling tempat itupun bertambah buram, hingga susah
melihat kesdaan di depanDewa racun Yu Hoat berdiri tegak kurang lebih lima tombak
dihadapan muda mudi itu, dia menyeringai dan tertawa seram
tiada hentinya. "Heeeh heehh heeh Manusia berwajah dingin, Lebih baik
menyerah saja Ketahuilah engkau serta bocah perempuan itu
sudah menjadi katak dalam tempurung, tak mungkin dapat
kabur lagi." Ia berhenti sebentar, lalu sambil menuding kesekeliling
tubuhnya ia menambahkan- "Kabut harum pembusuk tulang telah tersebar menyelimuti
seluruh lembah, sekalipun malaikat yang turun dari kahyangan
jangan mimpi bisa lolos dari cengkeramanku Heeeh heeeh...
heeeh daripada mampus secara konyol lebib baik menyerah
678 saja tanpa melawan, ketahuilah barang siapa terkena racun itu
maka tubuhnya akan meleleh jadi segumpal air busuk
..tahukah kalian, betapa menyeramkan dan mengerikannya
keadaan itu" "Makhluk tua beracun, jangan tekebur lebih dulu, lihatlah
Nonamu segera akan cabut lebih dulu selembar jiwa
anjingmu" bentak Go siau Bi dengan marah..
Ia melejit dan menerjang kedepan, telapak tangannya
diayun melancarkan pukulan berantai yang maha dahsyat.
"Nona tunggu sebentar" tiba2 Han siong Kie berseru sambil
menghadang jalan perginya.
"Ada apa" Kenapa kau halangi jalan pergiku?""
"Nona, kau musti tahu, hakekatnya seluruh tubuh makhluk
tua beracun ini adalah bisa yang mematikan, jangan sekali-kali
tanganmu sampai menempel ditubuhnya, bisa jadi engkau
sendiri yang celaka"
" Kalau tidak dilawan, memangnya kita benar-benar harus
menyerah kalah dan bertekuk lutut kepada mereka?""
"Tentu saja tidak begitu, seorang pendekar sejati pantang
menyarah kepada siapapun, biar akulah yang hadapi makhluk
tua yang sangat berbahaya ini"
"Masa engkau punya kepandaian khusus yang dapat
digunakan untuk melawan kedahsyatan bisanya?"
"Tentu saja aku tak punya, tapi yang pasti aku sudah
pernah bergebrak melawan dia, maka sedikit banyak aku
mempunyai pengalaman dalam menghadapi dirinya"
sewaktu terjadi pertarungan perebutan pusaka tempo hari,
Han siong Kie pernah terhajar oleh pukulan berbisa dari Dewa
racun Yu Hoat, tapi kenyataan membuktikan bahwa dia sama
sekali tidak merasakan gejala keracunan, sejak itu Eh pemuda
kita jadi sadar bahwa tubuhnya mempunyai daya kekuatan
679 untuk melawan racun, dan kekuatan itu diperolehnya berkat
sumber air mukjijat bawah tanah yang pernah mencuci otot
mengganti tulangnya. Walaupun begitu, Han siong Kie tak berani sembarangan
mencoba, karena resikonya terlalu besar lain keadaannya pada
saat itu, sekarang jiwanya sedang terancam bahaya, mau tak
mau dia harus menempuh bahaya untuk mencoba khasiat
kekuatannya itu. Demiklanlah, selesai bicara diapun enjotkan badan dan
melayang sejauh dua tombak kedepan, sebuah pukulan yang
maha dahsyat seketika dilepaskan kearah depan.
Dewa racun Yu Hoa tertawa dingin, dengan gesit ia
mengigos kesamping menghindarkan diri dari pukulan
mematikan itu menyusul sepasang telapaknya diayun kemuka
melepaskan belasan pukulan berantai.
Han siong Kie tidak gentar karena ia sudah punya
keyakinan yang teguh, seluruh peredaran darahnya ditutup
dan napasnya dihentikan, sepasang telapaknya tiba tiba ditarik
kemudian dilepaskan kembali kedepan semua gerakan itu
dilakukan secepat kilat, dan tepat sekali menyambut
datangnya serangan lawan.
"Blaammm..." benturan keras menimbulkan suara pekikan
yang amat dahsyat, seketika itu juga Dewa racun Yu Hoa
terdorong mundur sejauh tiga langkah.
Han siong Kie sendiri merasakan pula sekujur tubuhnya
kaku agak gatal, tatkala angin pukulan lawan menyentuh
tubuhnya, tapi ia sama sekali tidak pikirkan persoalan itu
didalam hati, sambil putar badan ia menerjang lagi kedepan,
tangan kanannya di putar dan melepaskan satu pukulan
dengan jurus Mo ciang liong atau telapak iblis tundukkan
naga, sementara jari tangan kirinya bagaikan sebuah tombak
melepaskan totokan Tong kim ci yang mematikan itu.
680 Dua macam ilmu silat ampuh dilancarkan secara berbareng,
jarang ada orang yang bisa berbuat demikian...
Rupanya Dewa racun Yu Hoa tahu kehebatan orang,
hatinya kontan tercekat dan bulu kuduknya tanpa terasa pada
bangun berdiri, cepat2 dia menyingkir kesamping dan kabur
kebelakang. Meskipun gerakan menghindar ini dilakukan dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat, sayang dia masih kalah
setingkat kalau dibandingkan Han siong Kie.
Demikianlah, kendatipun serangan angin jari Tong kim-ci


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang dahsyat berhasil dihindari,akan tetapi pukulan ditangan
kanannya susah dielakkan lagi, lengan kanannya terasa sakit
dan tahu2 sudah dicengkeram musuh.
Han siong Kie sendiri segera merasakan jari dan telapaknya
panas serta sakitnya luar biasa ketika tangannya menyentuh
pergelangan musuh, se olah2 dia sedang mencengkeram
sebuah besi yang sedang membara panas, tanpa sadar
Cekalannya jadi mengendor.
Ditengah dengusan tertahan, tubuh Dewa racun Yu Hoa
mencelat kebelakang.. dan Duuk badannya mencium tanah
tiga tombak dari tempat kejadian.
Dengan hati tercekat buru2 Han siong Kie periksa pula
telapak tangan sendiri, ketika ditemuinya sama sekali tak
terluka, dia pun menghembuskan napas lega.
"Makhluk tua beracun, sebelum pergi tinggalkan dulu jiwa
anjingmu itu.." mendadak bentakan nyaring menggema
diudara. Ditengeh bentakan, ibaratnya anak panah yang terlepas
dari busurnya Go siau Bie meluncur kedepan dan menerjang
Dewa racun Yu Hoa yang sudah terluka itu. Han siong Kie
amat terperanjat, pikirnya dihati:
"Aduh celaka.."
681 Usaha mencegah sudah tak mungkin lagi dengan suara
tertahan dia lantas menjerit: "Nona, jangan bertindak
gegabah" Baru saja jeritan itu menggema diangkasa Go siau Bie telah
tiba dihadapan sasarannya dan langsung melepaskan satu
pukulan ketubuh Dewa racun tersebut.
"Duuuk Blaamm " dengusan tertahan mengiringi jerit
kesakitan yang amat nyaring, tahu2 Go siau Bi sudah
mencelat kebelakang dan terkapar diatas tanah.
sementara Dewa racun Yu Hoa sendiri buru-buru kabur
kedalam kabut putih yang tebal dan melarikan diri.
Han siong Kie sangat terperanjat, dia sudah sadar bahwa
keadaan bakal runyam, secepat kilat ia maju kedepan dan
membopong tubuh Go siau Bi, terlihatlah gadis itu pejamkan
matanya rapat2, air mukanya pucat pias bagaikan mayat,
telapak tangan sebelah kanannya yang putih bersih bagaikan
kumala kini sudah berubah jadi sembab merah.
Dari tanda yang terlihat didepan mata jelaslah sudah
menunjukkan kalau gadis itu keracunan hebat.
Untuk beberapa saat lamanya sianak muda itu jadi
gelagapan sendiri, ia totok beberapa buah jalan darah diatas
tubuhnya agar racun tak sampai menyerang kehati, kemudian
menguruti jalan darah penting ditubuh nona tersebut.
Keadaan menjadi serba runyam, andai kata Go siau Bi mati
karena peristiwa ini, bagai manakah tanggung jawabnya
kepada orang yang kehilangan sukma serta Put lo sianseng"
tanpa sadar ia bersin beberapa kali dengan hati tercekat.
Suara lengking yang tinggi dan tajam tiba-tiba
berkumandang diangkasa, suaranya keras membelah angkasa
membuat suasana yang amat sepi terasa bertambah seram.
Dengan kaget dan terkesiap Han soing Kie menyapu
sekejap sekeliling tempat itu, ia lihat kabut harum pembusuk
682 tulang telah menyelimuti seluruh mulut lembah, ketika
terhembus angin gunung maka kabut itu kian lama bergerak
makin ketengah gelanggang.
Han siong Kie benar2 terjepit posisinya, sukma merasa
melayang tinggaikan raganya, ia mengerti bahwa apa yang
diucapkan Dewa racun Yu Hua bukan gertak sambal belaka,
jikalau kabut racun itu sampai menempel dibadan, niscaya
tubuh manusia akan melumer jadi gumpalan darah kental
yang busuk. baginya hal tersebut bukan terhitung suatu
ancaman serius, tapi berbeda dengan Go siau Bi,
kemungkinan besar dia akan keracunan hebat dan akhirnya
mati secara mengenaskan. sementara itu kabut racun yang dilepaskan dari empat
penjuru sudah mulai menggumpal jadi satu membentuk
rintangan kuat yang menutup seluruh angkasa gelanggang
tadi, luas lingkungan gerak Han siong Kie berdua lambat laun
bertambah menyempit, tanah kosong seluas beberapa
hektarpun tinggal setengah hektar saja..
Bukan begitu saja, kabut racun itu bahkan makin
menyempit, hingga ruang gerakpun makin mengecil.
Han siong Kie kalang kabut sendiri, sambil membopong Go
siau Bi yang tak sadarkan diri, dia hanya bisa berdiri melongo,
hingga beberapa saat lamanya pemuda itu tak tahu apa yang
musti dilakukan. Bayangan maut dan kematian mulai berkecamuk dalam
benaknya. Ditengah suasana yang makin gawat dan makin kritis
itulah, tiba2 suara dari Dewa racu Yu Hua berkumandang dari
balik kabut tebal yang menyelimuti sekeliling tempat itu.
"Manusia berwajah dingin, jika kau masih ingin hidup,
letakkan bocah perempuan itu keatas tanah dan segera
bergeraklah sepuluh tombak kearah Timur" Mendengar
683 perkataan itu Han siong Kie merasa sangat gusar, dia segera
membentak: "Yu Hua, ingat baik2 perkataanku hari ini, suatu ketika
kalau kita berjumpa kembali maka aku manusia berwajah
dingin akan mencincang tubuhmu berkeping-keping kemudian
kepingan badanmu akan kumakankan anjing"
"Haahhh...haahhh...haahhh. . . tapi sayang ucapanmu itu
cuma suatu khayalan, selama hidup tak mungkin dapat kau
lakukan, sebab sekarang juga nyawamu bakal musnah. heehh
heehh heehh... tunggu saja sampai penitisan yang akan
datang" " "Makhluk tua berbisa, manusia pengecut Engkau berani
untuk tampilkan diri?" tantang Han siong Kie sangat murka.
"Manusia bermuka dingin, waktu yang tersedia bagimu
sudah tak banyak lagi, kalau engkau tak ingin melihat
badanmu hancur menjadi darah kental, cepatlah lakukan apa
yang telah kuperintahkann ketahuilah kecantikan wajah gads
itu ibaratnya bidadari yang turun dari kahyangan, sayang
bukan kalau dibiarkan dia mati secara mengenaskan"
"Makhluk tua sialan, andaikata dia sampai ketimpa
kemalangan, aku bersumpah akan mencuci perkumpulan
Thian che kau dengan darah manusia, semua anggotanya
akan kubasmi sampal anjing dan ayampun akan kujagal
semua" . "Tak usah menggonggong seperti anjing budukan..
percuma mengigau dalam keadaan kepepet ini, tahukah
engkau bahwa kesempatanmu untuk berbuat demikian sudah
musnah sama sekali?".
dalam pada itu lingkaran kepung kabut racun sudah makin
menyusut kecil, luasnya cuma tinggal sepuluh tombak belaka.
684 Apakah mereka akan tetap hidup segar" ataukah bakal mati
mengenaskan menjadi gumpalan darah" semuanya hanya
tergantung dalam detik2 terakhir.
-000dewi000- BAB 38 SEKALI lagi Dewa racun Yu Hoa berseru dengan suara yang
menggidikkan: "Manusia berwajah dingin, bagaimana dengan
keputusanmu" Mati atau hidup hanya tergantung pada
pikiranmu sekarang. Cepat letakkan bocah perempuan itu
keatas tanah dan berjalanlah sepuluh tombak kesebelah
timur." Pelbagai ingatan dengan cepat berkecamuk dalam benak
Han siong Kie, ia yakin bagi dirinya pribadi kabut racun itu tak
akan berpengaruh banyak. tapi bagi Go siau Bi jelas
merupakan suatu ancaman maut, diapun tak tahu apa maksud
lawan memerintahkan dirinya untuk baringkan Go siau Bi ke
atas tanah lalu bergerak sepuluh tombak ke timur,
mungkinkah dia hendak bekuk gadis itu lebih dulu, kemudian
baru menghadapi dirinya. Lingkaran kabut sudah mengecil hingga tinggalkan lima
tombak belaka, bau harum yang pusingkan kepala berhembus
datang tiada hentinya. sekali lagi Han siong Kie putar otak mencari akal, akhirnya
dia ambil keputusan untuk menuruti ucapan lawan, setelah
jiwa Go siau Bi tertolong lawan, lalu baru dipikirkan kembali.
segera ia ambil keputusan, diapun siap untuk menjawab.
Pada saat itu serentetan bisikan lirih tapi jelas
berkumandang disisi telinganya: "Bocah cilik, apakah kau ahli
waris dari Mo tiong ci-mo yang tersohor itu?"
685 Han siong Kie merasa amat terkesiap. ia merasa bahwa
suara itu dipancarkan seseorang dengan ilmu menyampaikan
suara yang amat lihay, segera ia menjawab dengan cara yang
sama pula. "Perkataanmu tidak keliru, siapa kau..." "
"Apa betul Mo tiong ci mo adalah ketua perguruan dari
istana Huan me kiong?" bukannya menjawab, malahan orang
itu bertanya lagi. Han siong Kie semakin tercengang bercampur keheranan,
namun dalam keadaan yang amat kritis, tak ada banyak waktu
yang tersedia baginya untuk berpikir panjang, dengan peluh
membasahi seluruh tubuhnya pemuda itu menyahut kembali:
"Betul Ucapanmu tak keliru"
" Kalau toh apa yang kau ucapkan merupakan kenyataan
semua, itu berarti engkau mengantongi pula lencana mutiara
setan jahat ok-kui cu pai dari istana Huan mo kiong?"
Han siong Kie semakin terkesiap.
"Benar, sekarang lencana tersebut berada di dalam sakuku"
"Lencana ok kui cu-pai dapat melenyapkan segala macam
pengaruh racun, cepat salurkan hawa murnimu kedalam
lencana tersebut dan cobalah kasiatnya "
Dari pembicaraan tersebut Han siong Kie tak dapat
menebak siapa kah orang yang mengeluarkan peringatan
tersebut, akan tetapi dia yakin bahwa orang tersebut sudah
pasti bukan manusia sembarangan. . yang lebih aneh lagi
ternyata orang itu mengetahui segala-galanya mengenai dia,
darimana dia bisa tahu?"
Tapi tiada kesempatan lagi baginya untuk berpikir panjang,
secepat kilat ia merogoh kedalam sakunya dan ambil keluar
lencana 0k kiu cu pay tersebut, lalu salurkan hawa murninya
kedalam lencana tadi.. 686 Cahaya tajam yang aneh dan luar biasa seketika terpancar
keluar dari mutiara yang tertera diatas lencana tersebut,
begitu dahsyatnya cahaya aneh itu sehingga kabut beracun
yang menyelimuti daerah sekitar sini segera buyar dan lenyap
termakan sorotan itu. Betapa gembiranya hati sianak muda ini sukar dilukiskan
dengan kata2, hampir saja dia mencak2 dan menari2 seperti
orang gila.. "Manusia berwajah dingin" suara teguran dari Dewa racun
Yu Hoa berkumandang dari balik kabut, "permainan busuk apa
lagi yang sedang kau siapkan" Hmm Rupanya kau sudah
bosan hidup?" Han siong Kie menengadah dan tertawa ter-bahak2.
"Haahh haahh haahh makhluk tua beracun, hutang piutang
yang terikat hari ini, pasti akan kutagih di kemudian hari,
sekarang maafkanlah aku karena tidak bisa melayani lebih
jauh. Dengan tangan sebelah dia membopong Go siau Bi, tangan
yang lain memegang lencana ok kui cu pay, pemuda itu
segera enjotkan badan dan melesat keudara.
Kabut putih beracun yang mengepung sekelilingnya pada
buyar kesamping tatkala badannya menyambar lewat, dalam
waktu singkat pemuda itu sudah berada beberapa puluh
tombak jauhnya dari tempat semula.
suitan nyaring berkumandang bersahut-sahutan dari empat
penjuru, agaknya pihak lawan telah mengetahui bahwa
musuhnya berusaha untuk meloloskan diri dari jebakan.
sementara itu Han siong Kie sudah kabur beberapa ratus
tombak jauhnya dari gelanggang, dia menelusuri sebuah jalan
lembah yang sempit dan panjang sekali.
687 Kabut tebal yang melingkari daerah sekitar situ sudah kian
menipis hingga akhirnya lenyap tak berbekas, tibanya mereka
berdua dalam sebuah lingkaran lembah yang sempit.
Tempat itu bukan lain adalah wilayah di mana ia pernah
tertangkap oleh musuh atau dengan perkataan lain sudah tak
jauh lagi dari luar lembah Lian-huan tau.
Ia menghembuskan napas lega, setelah menghirup udara
dalam2 lencana ok kui cu pay itupun disimpan kembali
kedalam saku. Kemudian setelah berhenti sebentar, untuk kesekian kalinya
dia enjotkan badan kabur keluar lembah.
siapa sangka baru saja badannya melangkah masuk
kedalam lorong lembah itu, suara gemuruh keras yang amat
memekikkan telinga bergema memecahkan kesunyian, batu
gunung dan kayu2 besar bergelindingan dari atas bukit
menghujani seluruh permukaan lorong.
Han siong Kie sangat terkejut, segenap hawa murni yang
dimilikinya segera disalurkan mengelilingi seluruh badan, ilmu
meringankan tubuh Cahaya kilat lintasan bayangan dikerahkan
mencapai pada puncaknya, ibaratnya serentetan cahaya petir
yang membelah angkasa, ia terobos hujan batu dan kayu itu
dan meluncur keluar lembah.
sungguh cepat garak badannya itu, begitu cepatnya seakan2
sukma gentayangan saja, tak seorangpun yang mampu
mengikuti gerakan tubuh pemuda itu dengan pandangan
tajam.. Kejadian ini sama sekali diluar dugaan jago2 perkumpulan
Thian che kau yang bersembunyi diatas dinding lembah, untuk
sesaat mereka jadi kalang kabut dan tak tahu apa yang musti
dilakukan. Han siong Kie tak berani bertindak gegabah, dengan
mengerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya dia kabur
688 terus kearah luar lembah, meskipun barus bersusah payah
akhirnya toh dapat lolos dari kepungan maut musuh dalam
keadaan selamat. Angin malam berhembus sepoi2, bintang


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertaburan diangkasa, cuaca amat cerah sekali.
Ia menyeka keringat dingin yang membasahi seluruh
tubuhnya, betapa terima kasihnya pemuda ini atas petunjuk
yang diberikan seseorang dari tempat kegelapan itu
kepadanya. Ia melirik sekejap kearah Go siau Bi yang berbaring dalam
pelukannya, paras muka gadis itu sudah berubah jadi pucat
pias seperti mayat, napasnya amat lirih, sementara telapak
tangan kanannya telah membengkak besar tiga kali lipat dari
keadaan biasa, warnanya hitam ke merah2an hingga kelihatan
mengerikan sekali. Menyaksikan kesemuanya itu Han siong Kie mengerutkan
dahinya, ia tidak pandai ilmu pengobatan juga tak paham ilmu
racun, apa lagi Dewa racun Yu Hoa sangat tersohor dalam
dunia persilatan karena penggunaan racunnya, tak usah dipikir
sudah bisa diketahui kalau racun itu pasti bukan racun
sembarang an.. lalu. kemana dia harus pergi untuk mencari
obat pemunah itu". Put to sianseng, kakek Go siau Bi adalah seorang jago yang
sangat lihay dalam segala bidang, kemungkinan besar dia bisa
memberikan bantuannya, tapi kemana dia harus mencarinya"
apalagi Go siau Bi sudah berada dalam keadaan tak sadarkan
diri. Berapa lama lagi dia bisa hidup?" pelbagai ingatan
berkecamuk dalam benaknya membuat sianak muda itu
kebingungan, akhirnya dia menghela napas panjang dan lari
keluar bukit tanpa tujuan tertentu.
Berpuluh puluh li sudah dilewatkan tanpa terasa, sementara
malam semakin larut diantara ujung jalan bukit terbentanglah
sebuah jalan raya yang lebar...
689 Han siong Kie menyelusuri jalan raya tersebut, ia benar2
tanpa tujuan, karena tak tahu kemana dia harus pergi.
sementara ia masih kebingungan, dari bawah sebuah
pohon yang lebat disisi jalan, berkumandang suara teguran
nyaring: "Bocah, kemarilah?"
Han siong Kie terperanjat dan segera berpaling, ia lihat
dibawah sebuah pohon yang lebat berdirilah seorang pria
setengah baya, yang berdandan sastrawan, sekilas pandangan
ia segera mengetahui siapa kah orang itu, dengan penuh
kegirangan ia loncat kehadapannya dan buru2 memberi
hormat. "Locianpwe, sambutlah salam dan hormatku untuk kau
orang tua" "Tak usah banyak adat, baringkan dulu gadis itu ke atas
tanah" Rupanya pria setengah baya ini bukan lain adalah Put to
sianseng, kakek dari Go siau Bi.
Se akan2 terlepas dari beban yang amat berat, serunya
kembali: "Apakah locianpwe yang memberi bisikan kepadaku
tadi." "Benar" sahut Put to sianseng sambil berjongkok dan
memeriksa keadaan luka cucu perempuannya dengan
seksama, Sesaat kemudian ia berseru dengan hati terkesiap.
"Aduh.. sungguh lihay racun ini"
"Apa sudah tak bisa ditolong lagi.." bisik Han Siong Kie
agak tergagap. Put to sianseng termenung dan berpikir sejenak, kemudian
jawabnya dengan lembut: "Untuk ditolong sih masih bisa ditolong, cuma harus
membutuhkan banyak tenaga dan kerepotan"
690 Agak lega hati Han Siong Kie setelah mendengar jawaban
tersebut, ia merasa tak ada gunanya berdiam terialu lama
disana, cepat la memberi hormat dan berseru: "cianpwe, kalau
memang begitu aku hendak mohon diri lebih dahulu".
"Eh, tunggu sebentar"
Dengan suatu gerakan yang cepat bagaikan sambaran kilat,
telapak tangan put lo sianseng bergerak cepat, secara
beruntun ia totok belasan buah jalan darah penting dibadan
Go Siau Bi, kemudian dari sakunya ia mengambil keluar tiga
butir obat berwarna hijau dan dijejalkan kedalam mulutnya,
sementara beberapa butir yang lain dihancurkan dan
dibubuhkan keatas luka keracunan tersebut.
Selesai memberikan pertolongan, orang tua itu baru
menengadah dan berkata kepada si anak muda itu:
"Atas nama anak Bi, kuucapkan banyak terima kasih atas
pertolongan yang sudah kau berikan kepadanya"
"Locianpwee tak usah merendah, sudah sepantasnya kalau
aku yang muda memberikan bantuan, apalagi akupun pernah
berhutang budi kepada nona siau Bi"
"Apakah gurumu sudah meninggal dunia?" setelah
merandek sebentar, Put lo sianseng alihkan pembicaraannya
ke soal lain. "Benar, guruku telah berpulang kealam baka.. tapi
darimana cianpwe bisa tahu tentang persoalan ini?"
"Aku dengar dari seorang perempuan yang menyebut
dirinya sebagai orang yang kehilangan sukma"
Terperangah hati Han siong Kie mendengar jawaban
tersebut, ia tak menyangka kalau semua gerak geriknya tak
lepas dari pengawasan orang yang kehilangan sukma, tapi..
kenapa ia sampaikan gerak geriknya ini kepada Put lo
sianseng" sebenarnya apa yang sedang dituju"
691 sekarang si anak muda itu baru tahu, kenapa Put to
sianseng bisa tahu kalau dia membawa lencana mutiara ok kiu
cupay, rupanya jago tua ini mendapat tahu dari mulut
perempuan misterius itu. Mendadak satu ingatan berkelebat dalam benaknya,
pemuda itu lantas berpikir:
" Kenapa aku tidak menggunakan kesempatan yang sangat
baik ini untuk menanyakan asal usul orang yang kehilangan
sukma" siapa tahu kalau Put to sianseng bersedia untuk
menerangkan" " Berpikir demikian, diapun lantas bertanya "Locianpwee, kau
kenal dengan perempuan misterius yang mengaku sebagai
orang yang kehilangan sukma?"
"Haaah haaah haaah ketika aku masih melakukan
perjalanan dalam dunia persilatan, perempuan itu masih
belum dilahirkan didalam dunia, darimana aku bisa kenal"
Tentu saja perkenalan ini baru berlangsung belum lama
berselang" "Apakah locianpwee bersedia untuk memberi keterangan
kepadaku. " . Bagaimanakah raut wajah orang yang
kehilangan sukma yang sebenarnya ?"?"
"Eh...aneh, kenapa kau ajukan pertanyaan seperti itu?" Putto
sianseng bertanya keheranan"sudah terlalu banyak budi kebaikan yang kuterima dari
mereka berdua, aku ingin membalas budi kebaikan tersebut,
tapi sayang aai sayang...aku tak tahu bagaimanakah raut
wajah mereka yang sebenarnya."
-000dewi000- Jilid 19 692 "SUDAH KAU tanyakan soal ini kepada mereka, tapi mereka
tak bersedia memberitahukan kepadamu" bukan begitu?" ujar
put to sianseng kembali. "Aku sendiripun tak dapat memberitahukan soal ini
kepadamu, sebab ketika aku berjumpa muka dengan dirinya,
permintaannya yang pertama adalah memegang rahasia ini
rapat2" Han siong Kie tertegun dan tak bisa menjawab, akhirnya
dia menghela napas panjang dan tertunduk dengan muka
sedih. Put to sianseng menatap sekejap wajah sianak muda itu,
kemudian ujarnya lagi: "Kalau toh engkau adalah ahli waris dari Mi tiong ci mo,
dan lagi membawa pula tanda kekuasaan dari seorang
ciangbunjin, apakah engkau ada minat untuk menduduki kursi
kekuasaan tersebut untuk memimpin istana Huan mo kiong
diwilayah Thian-lam?"
"Tentang soal ini, sulit bagiku untuk menampiknya, tapi hal
itu bukan tugasku yang terutama, sebab bagaimanapunjuga
aku harus menuntut balas lebih dahulu atas dendam berdarah
yang menyelimuti diriku"
"Ehmm.. Kalau memang begitu, akupun ikut berharap agar
engkau bisa membersihkan kembali Istana Huan mo kiong dari
manusia2 laknat, serta membangun kembali perguruan Thianlam"
Dengan pikiran bimbang Han siong Kie mengangguk,
padahal ia tak tahu apa yang dimaksudkan siorang tua itu,
walau demikian dia sendiripun tak ingin banyak bertanya,
agaknya ia merasa bahwa persoalan itu masih terlalu jauh
untuk dipikirkan mulai sekarang, karena tiada persoalan lain
693 yang dipikirkan olehnya sekarang kecuali membalas dendam
serta lenyapkan musuh besarnya dari muka bumi.
"Bocah, duduklah disini" tiba2 Put to sianseng berkata lagi
sambil menuding kearah akar pohon disisinya.
"Apakah locianpwe masih ada petunjuk lain?" pemuda itu
bertanya. "Benar, ada suatu persoalan penting hendak kubicarakan
lebih dahulu kepadamu dan persoalan ini harus dapat
diselesaikan sebelum aku masuk gunung"
Agak tergerak hati Han siong Kie mendengar ucapan
tersebut, terpaksa ia maju ke depan dan duduk diatas akar
pohon yang di tunjuk. Dalam pada itu keadaan dari Go Siau bi yang lebih baikan,
bengkak merah telapak tanganpun sudah jauh lebih kempes
dan baikan- Dengan pandangan mata yang tajam bagaikan sambaran
kilat, Put to sianseng menatap wajah sianak muda itu tak
berkedip kemudian ujarnya:
"Aku dengar engkau paling benci pada kaum wanita,
benarkah ada kejadian seperti ini?"
Untuk sesaat Has long Kie agak tertegun, akhirnya dia
mengangguk. "Benar" "Apakah rasa bencimu pada segenap wanita didunia ini
disebabkan ibumu kawin lagi dengan pria lain?"
Han siong Kie melongo dan berdiri menjublak, sorot mata
bengis dan penuh pancaran napsu membunuh menyelimuti
wajahnya sambil menyeringai seram ia menjawab: "Mungkin
saja begitu" 694 "Itu berarti pikiranmu keblinger, pendapat yang keliru, dan
pikiranmu terlalu cupat."
"Pendapat yang keblinger?""
"Tentu saja, cinta kasih apakah yang bisa menangkan cinta
kasih orang tua terhadap anaknya" cuma saja.."
"Aku sendiripun pernah berpikir demikian tapi sayang
kadangkala kenyataan memang jauh lebih kejam dari
bayangan" "Bocah muda, ketahuilah seringkali banyak persoalan yang
terjadi dalam dunia jauh berbeda dengan apa yang dipikirkan,
dikemudian hari engkau akan paham sendiri dengan keadaan
tersebut" Per-lahan2 Han siong Kie tundukkan kepalanya, andaikata
pihak lawan bukan seorang jago tua yang berusia diatas
seratus tahun dan lagi mempunyai kedudukan yang sangat
terhormat dalam dunia persilatan, mungkin sedari tadi dia
sudah berlalu dari tempat itu, sebab selama hidupnya dia
paling takut kalau ada orang mengungkap tentang ibunya,
sebab disinilah letak luka hatinya yang paling parah.
"Bocah sekarang berilah satu jawaban yang sejujurnya atas
sebuah persoalan yang hendak kuajukan kepadamu"
terdengar Put lo sianseng berkata kembali.
Han siong Kie agak terperanjat dan segera menengadah
keatas memandang wajah orang tua itu, sahutnya dengan
tercengang: "Katakanlah, aku akan bcrusaha untuk menjawab dengan
sebaik-baiknya.." "Apakah engkau mencintai anak Bi?"
Han siong Kie terperangah, begitu tercengang dan
kagetnya sampai2 dia loncat bangun dari tempat duduknya,
lama sekali membungkam... akhirnya pemuda itu menjawab.
695 "Cianpwee, maafkan aku... aku tak dapat memberikanjawaban
yang sebaik-baiknya"
"Kenapa?""
"sebab mimpipun aku tak pernah menyangka kalau
cianpwee bakal mengajukan pertanyaan seperti itu"
"Mungkinkah engkau terpengaruh oleh pendapatmu yang
keblinger itu hingga tak mampu menjawab?""
"Bukan karena soal itu, tapi yang jelas aku benar2 tak
dapat memberikan jawaban yang baik "
" Kalau memang begitu aku hendak mengajukan satu
pertanyaan lagi kepadamu, tak lama berselang bukankah anak
Bi pernah menyelamatkan jiwamu dari dalam sungai dan
merawat lukamu selama beberapa hari dalam kamar
tidurnya." "Aku yang muda masih dapat membedakan dengan jelas
mana budi mana dendam, suatu ketika aku pasti akan
membalas budi kebaikan ini" tukas Han siong Kie cepat.
"selain itu, bukankah kalian berdua pernah tidur bersama
dalam sebuah losmen yang sama setelah engkau menolong
jiwanya dari ancaman orang2 Huan mo kiong?""
"Benar sekalipun begitu aku masih belum dapat membalas
semua budi kebaikan yang pernah kuterima dari nona Bi"
"Dan sekarang engkau telah menolongnya kembali, dan
menggendong tubuhnya kesini"
Han siong Kie berusaha menekan rasa angkuh dan
jumawanya kedalam hati, tiba2 ia menengadah dan berkata
dengan dingin: "Apa salahnya kalau aku berbuat demikian"
"Masalah nomor satu bagi seorang wanita adalah kesucian
badannya" ujar Put to sianseng dengan suara dalam.
"meskipun sebagai putra putri orang persilatan memang tak
696 usah mempersoalkan adat istiadat yang serba titik bengek
terhadap kebebasan itu toh masih ada batas2nya.."
"Maaf cianpwe, aku bukankah seorang manusia tak


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bermoral" "Dengarkan dulu kata2ku, selama engkau beristirahat
selama beberapa hari dalam kamar tidurnya bagaimanakah
hubungan kalian berdua, selama kalian menginap bersama
dalam sebuah kamar losmen- bagaimanakah hubungan kalian,
lalu beberapa kali kau peluk tubuhnya, boleh dibilang tubuh
kalian sudah saling menempel..." .
Han siong Kie tertegun dan melangkah mundur setindak
kebelakang, serunya agak tergagap:
"Jadi.. kalau begitu cianpwe anggap keliru kalau aku
memberikan pertolongan kepadanya?"
"Tidak, engkau sama sekali tidak keliru"
"Lalu apa maksud locianpwe mengucapkan kata2 seperti
itu.." "Aku cuma berharap agar engkau dapat menerima usulku"
"Apa yang hendak cianpwe usulkan?"
"Ikatlah hubungan perkawinan dengan anak Bi"
Terkesiap hati Han siong Kie mendengar permintaan itu,
sekujur badannya bergetar keras, mimpipun dia tak
menyangka kalau jago aneh dari dunia persilatan ini hanya
mengajukan permintaan seaneh itu .
Pelbagai ingatan berkecamuk dalam benaknya, ia teringat
kembali dengan peristiwa yang dialaminya dalam rumah
penginapan, dimana orang yang kehilangan sukma beserta
putranya telah menyaru sebagai penjual obat kelilingan, bukan
saja memusnahkan racun yang mengeram dalam tubuh Go
siau bi bahkan hendak menjodohkan pula gadis itu kepadanya
dengan menggunakan siasat, selain itu orang yang kehilangan
697 sukma pula yang menyuruh dia masuk kewilayah lian huan tui
untuk menolong Go siau Bi.
Ditinjau dari sini dapatlah diketahui bahwa semua yang
telah terjadi merupakan suatu rencana besar, dan orang yang
menyusun rencana besar itu bukan lain adalah orang yang
kehilangan sukma. Tapi mengapa orang yang kehilangan sukma berbuat
demikian, sebenarnya apa yang hendak dia tuju?" Han siong
Kie benar2 merasa tak habis mengerti.
Bayangan tubuh Tonghong Hui berkelebat kembali dalam
benaknya, ucapannya yang begitu mengenaskan serta cium
mesrahnya yang sukar dilupakan...diam2 ia berfikir:
"selama hidup aku Han siong Kin tak akan mencintai
perempuan manapun, Kalau di katakan ada maka dia bukan
lain adalah Tonghong HHui, saudara angkatku itu, tetapi dia
telah pergi.. dalam perkataannya yang terakhir rupanya dia
sudah menunjukkan bahwa dia akan tinggalkan diriku untuk
selama-lamanya. sementara dia masib termenung, put to
sianseng telah berkata kembali.
"Eh bocah, anak Bi amat mencintai dirimu dan lagi kalian
sudah ditakdirkan untuk bersatu, apakah engkau masih saja
menampik ?" Han siong Kie tertawa getir.
"Locianpwee, keinginanmu tak mungkin bisa kuturuti"
"jadi engkau lebih suka anak Bi menikah dengan orang
lain?" Han siong Kie dibuat menangis tak bisa, tertawapun tak
dapat, dengan cepat ia menentang:
"Locianpwee, engkau tidak merasa bahwa pendapatmu itu
terlalu dipaksakan?"
698 "Aku bukan sengaja mencari alasan yang di buat2, tapi
dalam kenyataan memang begitulah, sepanjang hidupnya
anak Bi tak mungkin bisa kawin lagi dengan orang lain"
"Maaf cianpwee, persoalan ini tiada sangkut pautnya
dengan aku" "Bagaimana kalau dibicarakan dari sudut keadilan dan
kebenaran?" "Aku merasa tidak berkewajiban untuk memikul tanggung
jawab tersebut. " "jadi engkau tak bersedia?"
"Perkawinan adalah suatu kejadian yang maha besar dalam
sejarah seorang manusia dan kejadian besar itu tak bolah
dipaksakan, sebab kalau tidak maka tiada kebahagiaan yang
akan diterima oleh mereka yang bersangkutan"
Put to sianseng terbungkam oleh ucapan tersebut, dalam
kenyataan ada dua sebab yang memaksa dia harus berbuat
demikian- Pertama, dia ingin mewujudkan apa yang diharapkan dan
diidamkan oieh cucu perempuannya .
Kedua, ia telah menerima permintaan dari orang yang
kehilangan sukma.. siapa tahu, akhirnya toh jerih payah tersebut mencapai
angka nol besar alias gagal total.
Kenyataan memang demikianlah, tak mungkin seseorang
memaksakan kehendaknya dituruti orang lainKembali Han siong Kie termenung beberapa saat lamanya,
kemudian sekali lagi dia memberi hormat seraya berkata:
"Apabila locianwe tidak ada urusan lain, ijinkanlah diriku
untuk mohon diri" Put to sianseng menganggguk.
699 "Ehmm segala sesuatu yang ada dikolong langit dasarnya
memang jodoh, pergilah bocah."
Sekali lagi Han Siong Kie melirik sekejap kearah Go siau Bi
yang berada dalam keadaan tak sadarkan diri, timbul rasa
menyesal dalam hati kecilnya, tapi ia tak berhenti lama,
setelah putar badan secepatnya berlalu dari situ.
Memandang bayangan punggung sang pemuda yang jauh
meninggalkan tempat itu, Put to sianseng gelengkan
kepalanya berulang kali, menanti pemuda itu sudah tak
kelihatan ia baru menengadah keatas pohon sembari berseru:
"Banyak persoalan tak bisa ditentukan oleh manusia
sendiri, aku rasa kita harus meyerahkan keputusan terakhir
pada suratan takdir"
sesosok bayangan maousia bagaikan selembar daun kering
melayang turun dari balik rimbunnya dedaunan, ketika
mencapai permukaan tanah kelihatan kalau dia adalah
seorang perempuan berkain cadar, begitu mencapai tanah dia
lantas menjura dalam2 kearah Put-to sianseng.
Dia bukan lain adalah orang yang kehilangan sukma,
perempuan misterius itu dengan nada sedih ia berkata:
"sudah menjadi tanggung jawabku untuk mengatasi
kesulitan tersebut, bagaimanapun juga aku harus
mengurusinya" "siapa tahu kalau perkembangan selanjutnya dimasa
mendatang sama sekali meleset dari dugaanmu sekarang?""
"semoga saja memang begitu, tapi andaikata apa yang
kutebak ternyata benar. aaai Bagaimanakah akibatnya, benar2
sukar dilukiskan dengan kata2"
Walaupun manusia harus berusaha, tetapi Thianlah yang
menentukan, kita memang harus berjuang dan berusaha
sekuatnya, tapi andaikata akhirnya meleset dari dugaan, apa
boleh buat lagi" Aaai karena tragedi yang menimpa
700 keluargaku, terpaksa aku harus muncul kembali dalam dunia
ramai. dan sekarang urusan telah beres, rasanya sudah tiba
pula saatnya bagiku untuk mengundurkan diri ketempat
pengasingan dan tak akan muncul kembali untuk selamanya,
bagaimana keadaan esok" biarlah evolusi yang menentukan
masing2 pihak" Bicara sampai disitu, dia lantas membopong
tubuh Go siau Bi dan berlalu dari situ.
orang yang kehilangan sukma hanya bisa berdiri termangu2
ditempat semula, lama.. lama sekali baru menghela
napas sedih, gumamnya seorang diri:
"Yaah.. memang kehendak manusia kadang kala tak bisa
terpenuhi, terpaksa aku harus serahkan semua keputusan
pada suratan takdir"
Bicara samai disitu diapun enjotkan badan dan meluncur
kebalik kegelapan. sementara itu Han siong Kie yang berangkat tinggalkan put
to sianseng berdua, merasakan hatinya amat berat bagaikan
dibebani dengan besi seberat ribuan kati, berada di bawah
cahaya rembulan ia meluncur kedepan dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat. Kecurigaan dan rasa tak habis mengerti, lalu berkecamuk
dalam hati pemuda ini, terutama sekali dalam peristiwa
hendak dijodohkannya Go siau Bi dengan dirinya oleh Put lo
sianseng atas prakasa orang yang kehilangan sukma, ia tak
mengerti apa maksud dan tujuan dari perempuan misterius itu
" sementara perjalanan masih dilangsungkan, mendadak
terlihatlah sesosok bayangan manusia dengan kecepatan
bagaikan sambaran kilat meluncur kearah samping hutan dan
lenyap dibalik kegelapan.
Menyusul mana muncul pula dua sosok... tiga sosok
bayangan manusia sehingga akhirnya berjumlah puluhan
orang, tujuan mereka sama dan ditinjau dari gerakan tubuh
701 mereka jelas merupakan kawanan jago persilatan yang
berilmu tinggi. sianak muda itu jadi keheranan, selain tercengang diapun
merasa agak terperanjat. Timbulah perasaan ingin tahu dalasm hatinya, ia segera
berkelebat kesamping tinggalkan jalan raya dan menyusul
kearah mana beberapa puluh bayangan misterius tadi
melenyapkan diri Nun jauh disebelah depan, melesatlah beberapa puluh
sosok bayangan hitam tadi kearah sebuah bukit kecil.
Han siong Kie tak pernah ragu, diapun mengikuti pula
mendaki keatas bukit tersebut.
Bukit itu amit lebat dengan tumbuhan rerumputan, dibawah
sorot cahaya rembulan tampaklah pepohonan siong tumbuh
disana sini, dibalik rimbunnya pohon muncul sebuah bangunan
kuil yang terpencil letaknya.
Andaikata orang langsung menaiki bakit tersebut, mungkin
sulit bagi mereka untuk menemukan letak kuil tadi, berhubung
letak bangunan tersebut begitu terpencil dan lagi tertutup oleh
semak belukar yang tebal, maka siapa yang tidak membelok
dulu kesamping dan masuk dari rusuk atap, tak mungkin akan
menduga sampai kesana. Han siong Kie jadi ragu2, ia tak tahu apa yang harus
dilakukan dalam keadaan seperti ini.
Pada saat itulah kembali ada tujuh delapan sosok bayangan
manusia meluncur datang, satu ingatan cerdik terlintas dalam
benak pemuda itu, cepat ia bersembunyi dibalik pohon
menanti rombongan orang2 itu sudah lewat, ia segera
kerahkan ilmu meringankan tubuhnya yang paling tinggi
menyusul dibarisan belakang, dengan demikian apabila ada
penjagaan yang harus dilalui maka pastilah dia akan dianggap
sebagai anggota rombonganTiraikasih
Website http://kangzusi.com/
702 Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang-orang itu
sangat hebat dan sempurna sekali, sepanjang perjalanan
mereka bergerak tanpa berhenti, beberapa langkah kaki
mereka seakan-akan tidak menempel diatas permukaan tanah.
orang yang bergerak dipaling depan rupanya sebagai
pimpinan rombongan, setiap kali bergerak beberapa tombak ia
lantas memberikan kode2 tertentu kearah pos penjagaansesaat
kemudian mereka sudah sampai di atas puncak
bukit, bangunan kuil ditengah lingkaran pohon siong pun
sudah terbentang didepan mata.
Pedang Keadilan 4 Anak Harimau Karya Siau Siau Pedang Keadilan 33

Cari Blog Ini