*** Bagian 2 Little Dough akhirnya minum terlalu banyak.
Ye Hua mengingatkan aku untuk memberinya makan
separuh dari setiap buah.
Maka dari itu aku memberikan Little Dough setengah
dari setiap botol arak. Aku
tidak mengira ia akan mabuk setelah minum dua
setengah botol. Wajahnya menyeringai polos padaku dan tiba-tiba jatuh ke
dalam air, tertidur nyenyak.
Nainai cemas berkata, "Tuan Muda tampaknya telah
kebanyakan minum. Apa sebaiknya aku membawanya ke tabib" "
Aku minum arak selama lebih dari 100.000 tahun,
semua itu oplosan terbaik
dari Zheyan. Arak buah ini tidak lebih dari jus yang
difermentasi. Tidak ada bahayanya meski minum kebanyakan. Little Dough
pingsan mungkin karena dia tidak pernah minum sebanyak ini sebelumnya dan
kekuatan minumnya masih cukup rendah. Aku juga memeriksa denyut
nadinya ketika ia baru saja
tertidur. Detak jantungnya bahkan lebih stabil
daripada aku. Jika kami membawanya ke tabib hanya untuk mantra
penghilang mabuk, kami hanya
membesar-besarkan masalah.
Aku berpikir dan memberitahu nainai, "Tidak perlu
memanjakan anak laki-laki.
Dia baik-baik saja, bawa saja dia kembali ke
kamarnya. Dia akan bangun
dalam 3 jam paling lama. "
Dua pelayan mengangkat Dough keluar dari air dan
membantunya berpakaian supaya dia bisa pergi dengan nainai.
Aku makan melon dan minum sisa arak yang
diminum Dough. Aku tertidur.
Ketika aku membuka mata kembali waktu sudah
"jam anjing". Kami tinggal bersama di Qingqiu selama beberapa
bulan jadi aku tahu cukup
baik kebiasaan Ye Hua, baik dan buruk. Kuingat-ingat,
ini adalah waktu kami untuk bermain catur. Dugaanku adalah bahwa dia
pasti masih berada di ruang kerjanya sekarang. Kemudian pikiranku
mengembara ke kipasku dan
bagaimana kipas itu dapat membantuku mengusir
nyamuk di malam hari. Tidak bergegas kembali ke Yi Lan Fang Hua, aku
menuju ke ruang kerjanya.
Tidak ada yang menjaga di luar. Aku mengetuk
namun tidak ada jawaban, jadi
aku mendorong pintu membukanya sendiri. Juga tidak
ada seorang pun di ruang luar. Lilin berkedip di ruangan yang terang..
Terdengar tangisan feminin dari dalam ruang dalam.
Telingaku girang. Dia pasti
lelah setelah membaca begitu banyak laporan, dan
jika ada seorang pembantu
cantik di sampingnya ... Tapi bagaimana kalau gadis
cantik itu ternyata tidak
cukup cantik, dan tidak cocok untuknya" Tidak, aku
benar-benar tidak boleh menyabotase cerita cintanya lagi.
Kakiku baru melangkah setengah langkah mundur
menuju pintu ketika aku mendengar suara lembut Ye Hua, "Qianqian, masuklah
jika kau sudah datang."
Aku menampar keningku. Bagaimana mungkin ia bisa
menyadari gerakanku di sini sementara dia sedang memeluk si cantik di
dalam" Bayangan lilin menari-nari pada tirai di belakangku.
Aku tidak bisa maju ataupun
mundur. Ye Hua berkata dengan tidak terburu-buru,
"Aku telah menulis sebuah
puisi di kipasmu. Datang dan ambilah. "
Hah! Dia menyuruhku masuk, aku tidak melakukan
tindakan gegabah sendiri.
Sejujurnya aku juga ingin melihat seperti apa gadis
yang sedang menangis itu.
Jadi dengan perkataan Ye Hua itu, dengan semangat
aku mengangkat tirai ke samping dan berjalan masuk.
Aku benar. Ada seorang pembantu muda di ruang dalam.
Tapi tidak ada hanya satu, sebenarnya ada dua.
Kedua pelayan berpakaian cukup mencolok. Mereka
berdua berlutut di lantai
dengan kepala menunduk. Bahu gadis yang lebih
muda di sebelah kiri sedikit
goyang, air matanya belum lagi kering.
Ye Hua duduk di belakang mejanya. Di depannya
adalah setumpuk dokumen. Didekat dokumen ada sebuah mangkuk berbunga,
sup didalamnya masih memancarkan uap. Dia tampak terlalu tenang dan
sopan untuk seseorang yang baru selesai bercumbu asmara.
Aku mengambil kipas dari tangan Ye Hua dan
melupakan hal lainnya, "Inikah puisi yang baru saja kau tulis?"
Tulisan tangannya indah. Sembilan huruf pada kipas
dibagi menjadi dua bait: "Angkat cawan kita dan bersulang bagi angin dingin,
mari kita hanyut bersama-sama." Aku khawatir dia akan menulis
sesuatu seperti, "Di ambang
pintu saat ini ditahun yang lalu, pipimu yang kemerahmerahan masih
tersipu-sipu ... *" Bait-bait puisi tersebut hanya akan membuatku sedih
tanpa alasan. Aku senang dengan bait yang Ye Hua pilih.
-----------* Bait yang berasal dari puisi klasik Xi Jian Suo karya
Cui Hu " ?" - ?" ?" ?" " " " Waktu ini tahun yang lalu di
ambang pintu, ?"?" ?" " Wajahmu memerah seperti bunga persik.
" " ?" ?" " Tapi kini kau telah pergi, entah kemana"
?" ?" " ?" Ketika bunga persik masih tersenyum
dalam angin musim semi.. ------------Beberapa saat kemudian aku penasaran mendongak
karena tidak mendengar orang berbicara. Pembantu di sebelah kanan
menatapku dengan mata yang
ketakutan. Sepasang mata yang aneh itu tampak indah. Aku
sudah hidup selama 140.000
tahun dan belum pernah melihat sepasang mata yang
begitu indah. Tapi dia tidak lebih cantik dari salah satu pelayan yang aku
lihat hari ini. Mata berkilau
bak mutiara itu jelas agak berlebihan di wajahnya
yang biasa-bisa saja. Aku masih mengenakan pita di mataku. Banyak yang
salah sangka, jadi aku sekarang sudah terbiasa. Aku malas menjelaskan dan
hanya meliriknya dari atas ke bawah sebelum memujinya, " Kau miliki mata
yang sungguh langka."
Kata-kataku hanya untuk berbasa-basi. Aku juga
tulus, jadi aku berharap agar
dia senang mendengarnya. Tapi dia tidak bahagia
sama sekali. Dia terus bergeser
tidak nyaman sambil menatapku dengan ekspresi
yang membingungkan. Ye Hua menarik lepas pita mataku dan membantuku
untuk duduk bersamanya. Ia menyandarkan dagunya di tangan dan dengan
dingin berkata, "Putri Mouqing,
istanaku benar-benar tidak memiliki tempat yang
sesuai untukmu. Silahkan kembali ke Laut Timur besok pagi. Sujin, kau
mencintai dirimu sendiri. Jika kau
akan merasa kehilangan Mouqing, maka aku akan
meminta Tianjun untuk menikahkanmu ke Laut Timur. Bagaimana
menurutmu" " Orang yang berlutut di sebelah kanan yang memiliki
sepasang mata yang tidak sesuai baginya pastilah istri Ye Hua, Lady Sujin, yang
digoda oleh Yuanzheng. Aku mendesah. Yuanzheng, Yuanzheng, kau sendiri
cukup tampan. Lebih baik kau menggoda bayanganmu sendiri di cermin
daripada menggoda nyonya ini.
Sujin masih menatap mataku. Di sampingnya,
Mouqing adalah memelas dengan
air matanya. Ye Hua tampaknya benar-benar marah malam ini.
Aku belum pernah melihatnya
semarah ini sebelumnya selain pada saat kami
bertarung dengan Xuan'nu di
Istana Dasiming. Aku sebenarnya agak tertarik. Jadi
aku berlama-lama diam disitu meskipun aku sudah mendapatkan kipasku
kembali. Aku mengangkat secangkir teh di dekatku. Seperti umumnya disurga,
cangkir teh yang ku pilih
panasnya menyengat, jadi aku memilih tempat untuk
duduk dan menunggunya sampai dingin. Bakat Ye Hua dalam menjaga ketenangannya saat
orang lain membuat masalah
sangatlah menakjubkan. Betapa menyedihkannya
suara Putri Mouqing memelas
namun ia hanya duduk di sana mengerjakan berkasberkasnya....
*** Bagian 3 Akhirnya aku mengerti inti dari permasalahannya. Ye
Hua menjadi begitu marah karena ulah dari sang putri dari Laut Timur. Dia berani
menambahkan afrodisiak (obat perangsang) ke dalam sup nya. Tapi Ye Hua
segera mengetahuinya dan api kemarahannya pun berkobar sebelum api nafsu
nya menyala. Sesuai adat, pelayan Ye Hua dari ruang baca itu
mencari satu-satunya nyonya di
istana. Dan sungguh nyonya yang luar biasa Lady
Sujin ini. Dia tidak marah sama
sekali ketika mengetahui Mouqing bermaksud merayu
suaminya. Dia bahkan ikut
memohon pengampunan bagi sang putri.
Sebagian besar kejadian ini telah berlangsung
sebelum aku datang kesini untuk
mengambil kipasku. Sekarang hanya tinggal sisa-sisa
akhir dari tontonan ini. Saat aku mencoba untuk memutuskan apakah aku
harus tinggal atau pergi,
Mouqing meraih kakiku dan menangis terisak, "Lady,
aku tidak mengenalimu pada waktu itu. Tapi kau telah membantu aku
sebelumnya, tolong bantulah
aku lagi. " Aku tinggal diam untuk sementara dan berpaling pada
Ye Hua, "Putri Mouqing
telah memohon padaku tapi aku terlalu tinggi hati
untuk memohon padamu lagi.
Biarkan aku mengatakan beberapa hal sebagai
gantinya. " Dia mengangkat wajahnya dan menatapku
mengatakan, "Silakan."
Aku mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "
Putri Mouqing bukan satusatunya yang salah di sini. Kau jelas tahu
perasaannya terhadapmu dan kau
masih membawanya ke sini. Ya, Kau ingin
membiarkan dia menenangkan
perasaannya sebelum mengirimnya pulang tapi dia
tidak mengerti, sehingga akhirnya dia berpikir bahwa kau juga menyukainya.
Kau adalah orang yang menanam benih ini dalam hatinya tetapi kau masih
ingin bersikap sebagai seorang lelaki sejati. Karena kau tidak akan
melakukan apa-apa, dia terpaksa
mengambil tindakan sendiri. "
Dia menatap Mouqing dingin, "Bukankah kau bilang
kau akan senang walau hanya menjadi pembantu di sini?"
Aku menggeleng, "Bagaimana kau bisa percaya
dengan apa yang dikatakan
seorang gadis yang sedang kasmaran?"
Aku tekan kipas ditelapak tanganku dan berkata pada
Mouqing, "Dengarkan aku, lebih baik jika kau kembali ke Laut Timur." Aku
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
lepas landas sebelum Mouqing dapat memproses kata-kata ku.
Ye Hua menahanku sebelum aku sampai ke pintu.
Aku memiringkan kepala ku
dan meliriknya. Dia melepaskan tanganku dan mulai
melangkah bersamaku, "Hari sudah mulai gelap. Apa kau bisa pulang sendiri"
" Mataku menyapu kesekitar dan berkata, "Mungkin."
Dia terus terdiam dan akhirnya mengatakan, "Biarkan
aku mengantarmu pulang."..
Lilin didalam ruangan terus berkedip dibalik tirai.
Tangisan lembut bergema dari
dalam. Aku mempertimbangkan situasi dan merasa
bahwa dua orang yang sedang berlutut itu mungkin sangat lelah pada saat
ini. Jika Ye Hua ikut denganku, mereka akhirnya bisa beristirahat dan
menenangkan diri. Ye Hua juga bisa menggunakan waktu ini untuk meredakan
emosi. Jadi jika aku meminta Ye Hua untuk mengantarku kembali, hal ini
tidak akan menghambat tanggungjawab rumah tangganya. Jadi aku biarkan
dia mengantarku keluar dan menikmati kenyamanan dalam perhatiannya.
Cahaya bulan terselubung dalam kabut, angin dingin
berhembus lembut di udara.
Ye Hua tidak banyak bicara dalam perjalanan pulang.
Terkadang ia akan mengatakan "Ada ranting mencuat, hati-hati" atau
"ada batu di depan, mendekatlah ke sisi ku". Sungguh mengganggu.
Karena mataku lemah, aku harus memperhatikan jalan sepanjang waktu dan
tidak memiliki kesempatan untuk berbicara dengannya.
Aku awalnya mengantuk. Ditambah lagi aku harus
banyak berkonsentrasi di perjalanan pulang jadi ketika aku sampai ke pintu
Fang Hua, yang ingin aku lakukan adalah merangkak ke tempat tidur.
Tapi begitu aku menyentuh pintu dia menahan
tanganku. Aku mengangkat kepala untuk menatapnya, "Kau
tidak perlu mengantarku lagi.
Aku sudah tahu jalan dari sini. "
Dia tertawa, "Bahkan jika perumahan ini lebih besar,
dan ditambah dengan rasa arah yang kau miliki, aku yakin kau akan tahu
jalan dari pintu gerbang ke kamarmu." Dia berhenti sebentar sambil menatap
dalam ke mataku, "Aku
hanya ingin bertanya satu hal. Mengapa kau
menyuruh Putri Mouqing untuk
kembali ke Laut Timur" "
Aku menutupi mulutku yang menguap dan bertanya,
terkejut, "Aku pikir kau
ingin mengirimnya kembali ke Laut Timur."
Matanya menjadi sedih saat ia mengatakan "Kau ingin
mengirimnya kembali ke Laut Timur hanya karena aku bilang begitu?"
Aku tekan kipas kepergelangan tanganku dan
terdiam. Kata-katanya tampak
kesal. Haruskah aku jujur dan menganggukkan
kepala, atau berbohong dan menggelengkan kepala, atau lebih baik lagi tidak
melakukan apa-apa" Akhirnya ia berkata, "Aku seharusnya tidak
mengajukan pertanyaan itu.
Ketika aku mengundangmu ke dalam ruang baca,
maksudnya adalah untuk melihat apakah kau akan cemburu atau tidak.
Tapi ternyata kau hanya hadir untuk menonton. "
Hatiku berdetak lebih cepat. Aku pikir dia hanya
memintaku untuk mengambil
kipasku. Aku tidak percaya ia memiliki alasan seperti
ini. Dia mengangkat dan kepalanya dan menatapku.
Tanpa ekspresi, ia dengan
tenang melanjutkan, "Ternyata aku tidak memiliki nilai
dalam hatimu. Bai Qian, apa kau hanya menyimpan dia seorang di dalam
sana" Berapa lama lagi kau
akan menunggunya" "
Hatiku berdenyut, dan aku tidak tahu mengapa.
Ketika kami mengucapkan selamat tinggal, ekspresi
Ye Hua masih belum berubah. Aku menunggu dia untuk berlalu dan
kemudian kembali ke kamarku.
Tadinya aku sangat mengantuk, tapi sekarang aku
tidak bisa tertidur karena
memikirkan tentang rasa perih dalam hatiku. Wajah
tampan Ye Hua yang terus muncul di kepalaku sampai akhirnya aku melayang
ke alam mimpi. *** Bab 17 Bagian 1 Akhirnya tidurku berlangsung dengan baik sampai
seseorang tiba-tiba menggedor
pintu luar. Di bawah terangnya cahaya bintang terlihat nainai
dengan mata yang merah membopong Little Dough yang tertidur nyenyak.
Ketika dia melihatku, alisnya
yang berkerut mengendur sambil berkata cepat,
"Kemarin kau bilang Tuan
Muda akan bangun dalam 3 jam. Ini sekarang sudah
lewat 3 jam dan dia masih
tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Wajah
kecilnya semakin merah dari menit ke menit. Aku tidak punya pilihan lain
selain merepotkan Nyonya ... "
Rasa kantuk meninggalkan aku. Nainai menyalakan
lilin sementara aku menempatkan
Dough di atas tempat tidurku. Aku memeriksanya dan
tersenyum kepada nainai, "Anak-anak biasanya akan bangun dari mabuk dalam
3 jam tapi dari kondisi Dough,
aku pikir dia akan tidur sampai pagi. Ini adalah hal
yang baik bahwa wajahnya semakin merah. Itu pertanda alkohol meninggalkan
tubuhnya. Kau tidak perlu
khawatir. " Nainai menghela napas lega setelah memahaminya.
"Kau belum tidur sejak membawa Dough kembali?"
Dia malu-malu tersenyum. Aku melepas pakaian dalam Little Dough dan
membungkusnya dengan selimut.
Aku mendorongnya ke samping dan berkata pada
nainai, "Aku akan mentransfer
sebagian energiku kepadanya. Aku berjanji akan
memberikan kembali Dough yang ceria besok pagi. Tapi dia mungkin harus
memakan bubur anti mabuk ketika
ia bangun. Mengapa kau tidak beristirahat dan
membuat bubur untuk besok" "...
Nainai tampaknya ragu saat ia mengatakan, "Aku
takut dia akan mengganggu tidur
anda Nyonya." Aku tepuk-tepuk wajah Dough itu, "Kau lihat, dia
benar-benar lelap. Kau membawanya jauh-jauh kesini dari Qingyun Palace
dan dia masih tidak merasa.
Mana bisa dia mengganggu tidurku" "
Nainai tertawa dan membungkuk untuk memohon
diri. Meskipun Little Dough tidak memberikan kesulitan
apapun, tubuh dan wajahnya
berkeringat terus menerus. Sepertinya dia tertidur
nyenyak tapi aku khawatir dia
merasa sangat tidak nyaman. Aku membawa baskom
air dan melonggarkan selimut sedikit. Aku menyeka dia sesekali, dan terus
melakukannya dari jam 4 sampai Dewa Pagi keluar. Begitulah aku tidak bisa tidur lagi sepanjang malam.
Aku menghela napas sambil
mengenakan kembali pakaiannya. Sekarang aku tahu
betapa sulitnya untuk membesarkan seorang anak, dan aku tidak bisa
berhenti untuk semakin mengagumi
Ye Hua. Ketika nainai datang membawa bubur, aku sudah
selesai mengenakan pakaian
pada Dough tapi aku masih belum menyingkirkan
baskom air. Nainai diam-diam
melihat baskom di lantai dengan ekspresi kewalahan.
Lalu ia berjongkok untuk mengambilnya. Ketika dia datang lagi aku telah
selesai membersihkan diri dan
duduk di sana menatap bubur yang dibuatnya. Tadi
malam aku menyuruhnya untuk membawa bubur hanya untuk mengalihkan
perhatiannya. Aku tahu Little
Dough mungkin tidak akan bangun dengan cepat.
Aku menatap sedih mangkuk bubur.
Jika bubur memiliki perasaan, mangkuk di depanku ini
mungkin akan merasa sengsara diaduk bolak-balik dalam periuk begitu lama
hanya untuk duduk di sini
sampai menjadi dingin dan dibuang.
Aku merengek dalam ratapan.
Nainai tersenyum dan berkata, "Yang Mulia masih
belum bangun dan bubur tidak
enak jika sudah dingin. Apakah Nyonya sudah
sarapan" Jika Nyonya tidak
keberatan silahkan mencicipi" "
Aku tidak bisa menolak ketulusan seperti sekarang ini
kan" Aku menyeringai
dan segera bersantap. Begitu aku selesai memakan bubur, 18 pelayan yang
kemarin dengan anggun meluncur turun ke halaman. Dua di depan memegang
dua hidangan sarapan. Enam belas lainnya membawa buah-buahan dan
arak. Aku sudah makan jadi
aku ingin memberitahu mereka untuk membawa
kembali semuanya. Tapi ketika aku melihat makanan itu aku pikir Dough tentu
akan merasa lapar saat dia bangun, jadi aku memberitahu mereka untuk
meletakkannya di atas meja.
Aku membiarkan nainai tinggal untuk mengawasi
Dough dan pergi dengan sekelompok pelayan ke pemandian Lingbao Tiansun
lagi. Jalan setapak di Surga dilapisi dengan batu di kedua
belah sisi. Awalnya jalan
itu lebar, tapi karena dipisah oleh sebuah batu besar
di tengah-tengahnya sehingga membuat satu jalan besar menjadi dua jalur
sempit. Kita harus berhati-hati saat melintasi jalur ini. Bukan ide yang
baik untuk berbicara di belakang punggung orang. Disana ada dua orang
pelayan berdiri di depan batu, aku tidak kenal siapa. Aku berhenti untuk
mendengarkan, karena mereka
menyebutkan Putri Mouqing.
Salah seorang berkata, "Aku tahu bahwa Mouqing
bukan tipe yang puas dengan keadaanya. Tadi malam dia menyebabkan
masalah seperti dugaanku. "
Yang lain mengatakan, "Aku masih tidak tahu apa
yang dia lakukan. Aku bertanya pada adik Hongyuan apa yang terjadi tapi
dia memarahi aku tanpa berkata apa-apa. " Kemudian yang pertama menjawab, "Bicara tentang
seorang yang tidak berperasaan. Yang Mulia baru membawanya ke sini
selama satu hari dan dia sudah ingin mengusir Mouqing. Aku mendengar
nyonya (Sujin) harus berlutut diruang baca sampai tengah malam untuk
memohon pengampunan bagi Mouqing. " "Mengapa nyonya (Sujin) terus melakukan hal-hal ini"
Dia benar-benar langka. Dia cantik dan baik. Aku tidak tahu mengapa Yang
Mulia masih belum memberinya
kesempatan. Sejak aku datang ke kediamannya, aku
belum pernah melihat Yang Mulia mengunjunginya sama sekali. Ingatkah
waktu anak kobra kecil itu
dari Laut Utara menyebabkan masalah" Bahkan
Tianjun sangat marah tapi
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ketika adik Xuezhu memberitahukan hal itu kepada
Putra Mahkota, dia tidak ambil pusing. " "Aku tahu bukan pada tempatnya untuk kita
mengatakan apa-apa, tapi dia
tetaplah seorang selir. Yang Mulia bahkan tidak
pernah mengakui keberadaannya di sini, di Istana Sawu. Wanita
malang, aku merasa sangat
kasihan padanya. " "Yang Mulia kini dibutakan oleh rubah putih dari
Qingqiu. Dia mungkin akan
menjadi istrinya di masa depan. Mereka belum
menikah tapi lihat bagaimana
ia mengikuti Yang Mulia kemana-mana. Siapa yang
tahu apa yang akan dia lakukan setelah mereka menikah. Beberapa bulan lalu
ketika Yang Mulia ditahan di Qingqiu, nyonya kami khawatir dia
melupakan pekerjaannya sehingga dia mengirim adik Jinghua ke Qingqiu untuk
mengingatkan. Tapi adik jinghua diusir keluar bahkan sebelum dia
melewati pintu gerbang. "
"Aihh, nyonya kami yang baik ini mungkin harus
menderita di bawah Nyonya dari
Qingqiu." Ketika mereka berdua terdiam dalam keheningan
sesaat, delapan belas pelayan
dan aku juga harus menahan napas di sisi batu. Dua
pelayan di depan bermaksud
meneruskan jalan kedepan. Aku mengangkat kipasku
untuk menghentikan mereka.
Mereka menatapku dengan khawatir tapi aku
tersenyum untuk meyakinkan mereka.
*** Bagian 2 Aku tahu keheningan ini hanya sesaat. Tentu saja
mereka akan berbicara lagi
tentangku, sang topik utama.
"Kau tau, Nyonya dari Qingqiu itu sudah berusia
140.000 tahun." "Sudah berumur 140.000 tahun" Jadi bukankah dia
seperti nenek tua" Dia lebih
tua 90.000 tahun dari Yang Mulia, dia bisa jadi
neneknya. Apa tidak tahu malu"
Aku tahu ada pertunangan, tapi menikahi seorang pria
semuda itu adalah terlalu
dipaksakan. ". Seseorang bersuara setuju, "Benar" Sungguh tidak
tepat bagi seseorang yang
sudah begitu tua. Aku yakin dia menggunakan sihir
untuk menyihir Yang Mulia.
Aihh, aku hanya bisa berharap ia segera sadar dan
kembali ke sisi nyonya kami. "
Tampaknya cerita rahasia mereka akan berakhir
dengan ini. Aku hanya ingin mendengar sedikit gosip, tapi
ternyata itu semua tentang diriku
sendiri. Hari ini aku merasa kurang gembira tanpa adanya
seseorang yang bermain air
denganku (dough). Ada dua dari enam belas pelayan yang
berpengalaman dalam musik. Mereka
memainkan pipa (kecapi Cina) satu jam penuh dan
meringankan kesepianku. Tapi tidak peduli seberapa pintar mereka, mereka
tidak dapat dibandingkan dengan Moyuan dimasa lalu. Hanya menarik pada
awalnya tapi aku bosan setelah beberapa saat. Aku mandi untuk beberapa waktu lagi dan kemudian
mengenakan pakaianku kembali. Aku memberitahukan kepada para pelayan
untuk tinggal di sana sementara aku kembali ke Fanghua estate untuk
membawa kembali beberapa buku. Mungkin aku bisa menghabiskan waktu saat
mandi jika ada yang bisa dibaca.
Ketika aku tiba di gerbang utama Fanghua estat, pintu
itu terbuka sendiri bahkan
sebelum aku mendorongnya. Ye Hua mengernyitkan
alis saat melihat aku, lengannya membopong Little Dough.
Aku tahu dia bukan tipe orang yang bergaul akrab
ketika pertama kali bertemu
dengannya di Laut Timur. Tapi dia begitu ramah
semenjak aku lupa bagaimana
betapa dinginnya dia. Matanya yang sengit
membuatku menggigil. Matanya gelap saat ia mengatakan dengan nada
berat, "Sepertinya Ah Li minum
arak. Dari apa yang aku tahu dia sudah tidur sejak
sore kemarin tapi sampai sekarang dia masih belum bangun. Apa yang terjadi"
" Aku melirik Dough yang berwajah merah dan dengan
tenang menjawab, "Aku
biarkan dia minum 2 botol, jadi dia agak mabuk
sekarang." Dia mengerutkan kening, "Dia tidak sadarkan diri
sepanjang waktu. Kenapa kau
tidak mengatakan apa-apa kepada aku" Atau
membawanya ke tabib kerajaan" "
Terkejut, aku bertanya, "Mengapa kamu begitu
memanjakan anak" Orang tua ku
tidak pernah membawaku ke tabib ketika aku mabuk
arak Zheyan. Little Dough
juga bukan seorang anak gadis. Jika kau terus
mencemaskan dia seperti ini, dia
mungkin akan berubah jadi feminin saat ia besar
nanti. " Dia tetap tenang, lama kemudian, ia berjalan
melewati aku dan berkata serak,
"Karena kau tidak melahirkan Ah Li, kau mungkin
tidak pernah mencintainya
seperti anakmu sendiri dan hanya bisa
memperlakukannya seperti anak tiri.
Jika dia adalah putra kandungmu, kau tidak akan
mengatakan hal-hal ini. "
Aku berdiri di sana bingung. Pada saat aku mengerti
maksudnya, seluruh tubuhku berubah dingin. Aku belum melahirkan, tapi aku tahu pasti aku
mencintai Dough seperti aku akan
mencintai setiap anak-anakku. Aku kasihan padanya
karena kehilangan ibunya pada usia muda dan aku selalu berusaha yang terbaik
untuk melindunginya. Tapi semua perasaanku ditanggapi dengan kata-kata
kritik seperti itu. Aku tertawa ringan dari belakang, "Aku selalu
menginginkan anak yang manis
dan pintar seperti dia. Sayang ibu kandungnya adalah
orang mati yang telah menjatuhkan diri ke bawah Zhuxian Tai. Aku datang
dari Xiaoyao (kebahagiaan
bebas) aliran pemikiran dari Kunlun, bukan sekolah
Buddhis di barat jadi tentu
saja aku tidak memiliki kebaikan Buddha. Dari apa
yang aku tahu, selirmu adalah
seorang wanita yang cukup baik. Kenapa kau tidak
memintanya untuk mengurus
Ah Li dari sekarang. Kau bisa berhenti membiarkan dia
menderita sisiku sekarang. "
Dia tegang. Setelah beberapa lama akhirnya dia
berkata, "Jangan mengucapkan
kata-kata tersebut untuk membuatku marah. Aku
tidak bermaksud seperti itu. "
Lalu ia beranjak pergi dengan membawa Little Dough
ke perumahan tabib. Semakin jauh sosoknya beranjak ke kejauhan,
semakin aku merasa tidak gembira. Saat aku kembali ke halaman, nainai muncul
dihadapanku. Matanya merah saat ia meraih lengan bajuku dan
bertanya, "Apakah Nyonya
ada melihat seseorang pergi meninggalkan
perumahan ini?" "Apakah ada yang salah?"
Air mata jatuh dari matanya saat dia terisak-isak, "Oh
silakan menghukum aku. Itu semua salahku. Nyonya memperlakukan Tuan
Muda begitu baik hingga bahkan ibu kandungnya pun harus berterima kasih.
Tapi aku membuat kesalahan
dan sekarang Lady Sujin telah mengambil pangeran
muda pergi. aku. .. aku. .. "
Dia berjuang untuk sementara waktu tetapi masih
tidak bisa sampai ke masalah
utama. Aku berusaha membantunya, "Mari kita
melupakan hal-hal lain untuk
saat ini. Apa yang kau maksud dengan mengatakan
Sujin membawa Dough pergi" "
Nainai akhirnya berhasil mengelompokkannya secara
rinci. Dia memberitahu aku bahwa saat aku pergi mandi di pemandian
Lingbao, Sujin datang ke Fanghua
dengan empat pelayan, mengatakan mereka sedang
jalan-jalan. Aku harus mengaguminya. Dia masih terlibat dalam masalah Ye
Hua dan Mouqing pada malam kemarin tapi entah bagaimana dia memiliki
cukup energi untuk berjalanjalan sampai ke perumahanku keesokan harinya.
Rupanya Ye Hua tidak membiarkan dia melihat Little
Dough atau membiarkan dia
datang mendekati Yi Lan Fang Hua. Hal itu diketahui
semua orang di delapan daratan. Dia selalu mengikuti dua aturan ini sampai
hari ini. Ketika dia datang,
nainai tidak akan membiarkan dia masuk. Ketika
nainai pergi dan kembali dengan
air untuk Dough, ia tidak lagi di sana. Dia langsung
berlari keluar untuk mengejar
Sujin dan bertemu denganku di jalan.
Aku menepuk bahunya dan meyakinkannya, "Ye Hua
lah yang membawa Dough pergi. Sujin tidak melakukan apa-apa, kau tidak perlu
khawatir. ". *** Bagian 3 Setelah mendengar kata-kata nainai, aku sekarang
dapat melihat bahwa dia menolak selir Ye Hua seperti dia menangkal hama.
"Apakah nyonya Sujin ini ada hubungannya dengan
kejadian ibu Little Dough
melompat turun dari Zhuxian Tai?"
Ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi putih. Akhirnya
dia berkata, "Tianjun
melarang semua orang menyebutkan hal ini. Setiap
pelayan yang tahu tentang insiden itu diusir dari Surga dan bekerja di
tempat lain sekarang. "
Begitu aku mengangkat kepala, aku melihat "dia yang
mengagumkan" berdiri
di belakang perumahan Ye Hua dengan wajah
tersenyum. Dia sedikit membungkuk dan berkata, "Kakak, baru saja aku
datang ke sini tapi kau tidak di sini jadi aku bermaksud pergi ke pemandian
untuk menyambumu. Tapi kemudian kau kembali ke perumahan jadi aku
buru-buru datang. Betapa beruntungnya akhirnya bertemu denganmu,
kakak. " Aku masih kesal oleh dua pelayan pagi ini. Sekarang
dia terus "kakak ini
kakak itu" membuat kekesalan yang ku tekan muncul
kembali. Aku benci dipanggil kakak oleh orang lain semua karena
Xuan'nu biasa memanggilku
begitu di masa lalu. "Jika kau ingin menyambut aku, kau bisa
melakukannya tadi malam ketika
kita bertemu. Mengapa menunggu sampai sekarang" "
Wajahnya yang tersenyum langsung membeku.
Akhirnya tubuhnya melurus saat ia tersenyum cerah
lagi, "Surga sedikit
berbeda dari tempat lain. Jika ini merupakan
kunjungan penting, perlu ada
persiapan yang tepat untuk memenuhi kebiasaan
untuk menunjukkan rasa hormat kepada pengunjung. Tentu saja aku harus
menyapamu ketika kau tiba, tetapi Yang Mulia tidak pernah memberitahukan
acara penting ini padaku. Aku tidak mengenalimu tadi malam jadi aku
sekarang terlambat menyapamu. Maafkan aku, kakak. "
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Setiap kata-katanya memang dipilih dengan cermat.
Tapi kata "kakak" itu
membuatku sakit kepala. Aku tekan kipas di tanganku dan mengangguk, "Aku
baru tiba di sini jadi aku tidak terbiasa dengan aturan dan peraturan
Jiuchongtian. Maka silakan melakukan salam penyambutan itu sekarang.
" Dia mengatakan dengan kejut, "aku baru saja
melakukannya." Yah ini adalah berita baru bagiku. Aku hanya bisa
mengingat sedikit bungkukan darinya. Apakah itu salam penyambutan
yang selayaknya dari seorang selir Putra Mahkota kepada dewa tinggi
seperti diriku" Aku tidak puas, tapi aku membiarkannya dan berkata,
"Oh, Sudah kau lakukan" Sungguh sapaan ramah yang sederhana ... "
Aku masih belum selesai ketika "dia yang
mengagumkan", yang masih
berdiri dengan wajah meninggi, yang hanya
membungkukkan kakinya sedikit ketika dia menyapa aku, tiba-tiba turun
berlutut. Sebuah bayangan
tampak berkelebat diluar gerbang.
Aku berdeham, "Apa yang kamu lakukan sekarang?"
Ekspresi "dia yang mengagumkan" berubah menjadi
lembut saat ia mengatakan,
"hormat yang tadi sesuai untuk putri permaisuri. Dan
ini sekarang adalah untuk
tuan penolongku. Aku sangat berterima kasih anda
telah mengurus Ah Li beberapa bulan terakhir ini. Anda mungkin tahu
bahwa Ah Li kehilangan ibunya
sejak ia masih bayi. Maafkan dia untuk kekeliruannya
menganggap anda sebagai ibunya, karena anda tampak persis seperti dia. Cinta
Yang Mulia untuk ibu Li agak
besar. Ketika ia melemparkan dirinya ke bawah
Zhuxian Tai, ia juga mengikutinya.
Lihatlah kakak, pohon persik ini ditanam oleh Yang
Mulia untuk mengenang ibu Li.
Dua ratus tahun saat-saat terbaik dalam hidup Yang
Mulia. Adalah takdir bahwa
anda terlihat begitu mirip seperti dia. Hormat dariku ini
adalah keinginanku untuk anda dan Yang Mulia untuk segera menikah agar hati
layu nya dapat terhibur. "
Ketika aku tau bahwa aku hanyalah pengganti dari
ibu Little Dough, segala sesuatu
yang telah terjadi menjadi lebih masuk akal sekarang.
Meskipun aku tahu persis apa yang dia maksudkan,
sayang aku tidak akan bisa
melakukan seperti apa yang dia inginkan : berkelahi
dengan Ye Hua tentang cintanya yang salah tempat untukku.
Aku bangun perlahan dan berjalan ke arahnya. Aku
menggunakan kipasku untuk
menepuk bahunya dan berkata, "Apa yang kau
inginkan belum tentu apa yang
semua orang inginkan. Jangan terburu nafsu. Ya, ada
juga sesuatu yang ingin aku ingatkan padamu. Ketika aku menerima salam
dari orang lain, itu harus
sesuai dengan adat Qingqiu. Jika kau benar-benar
ingin untuk menyambut aku,
kau harus mandi dan berpuasa selama tiga hari.
Diikuti dengan 3 kali berlutut
dan 9 kali membungkuk. Aku tahu itu agak
berlebihan, tapi aku memiliki hak
yang cukup untuk itu bahkan dari Ye Hua suamimu.
Jika di masa depan kau ingin
secara resmi menyambut aku, maka lakukanlah
sesuai dengan tradisi Qingqiu
kami. Jika tidak, maka jangan repot-repot. Tapi jangan
bicara lagi tentang peraturan Surga. Juga, ibuku tidak pernah memberiku
adik. Rasanya salah untuk seseorang yang begitu muda untuk
memanggilku kakak. Sebaiknya
kau menyebutku "Nyonya" seperti yang seharusnya. "
Aku merasa jauh lebih baik sekarang setelah
mengatakannya. Aku melihat
buku-buku jarinya sedikit gemetar saat aku melirik
padanya. Ternyata dia hanyalah seorang anak. Tidak peduli seberapa hatihati dia menyamarkan
wajahnya, dia tidak bisa menutupi ketidak
dewasaannya. Aku klik lidahku dan melambai pada nainai. Kami
berjalan melewati "dia yang
mengagumkan" yang sedang berlutut di lantai dan
pergi ke pemandian . *** Bagian 4 Aku tidak bisa membayangkan Ye Hua menjadi
seorang pria yang mabuk kepayang.
Sekarang setelah aku mengerti, aku tidak tahu
mengapa, hal itu membuatku sedih....
Jika ia mencintai ibu Dough begitu dalam, bukankah
seharusnya dia membunuh "dia yang mengagumkan" karena telah memaksa ibu
Dough untuk melompat ke bawah Zhuxian Tai" Tanpa sadar aku mengutarakan
pikiranku. Nainai berkata dengan kepala tertunduk, "Kau benar,
Yang Mulia menebasnya sekali. Ketika Yang Mulia terbangun, ia tanpa
semangat dan kekuatan. Dia
mengunci dirinya di dalam kamarnya sepanjang hari,
bahkan tidak memperdulikan pangeran kecil. Setelah dua bulan,
Tianjun mengirim Lady Sujin ke Sawu Palace. Itu adalah hari yang cerah dan
hangat, sangat baik, tapi Lady Sujin tidak bisa pergi satu langkah pun ke
dalam istana. Dengan kedua mataku sendiri aku melihat Yang Mulia
menusukkan pedangnya ke dada lady Sujin, wajahnya dingin tak berubah. Itu
adalah serangan yang mematikan, namun Tianjun muncul tepat waktu dan
menyelamatkannya. Setelah itu ia berhasil datang ke Istana Sawu di
bawah perlindungan Tianjun.
Yang Mulia hanya melihat dirinya sebagai wadah
yang berisi mata nyonyaku.
Semua orang bilang dia malang tapi aku pikir dia
sendirilah yang membuatnya
begitu. " Terkejut, aku bertanya, "Mata apa?"
Nainai menggertak gigi, "Matanya dicuri dari nyonya
ku yang malang." Aku tersesat dalam lamunan. Biasanya aku selalu
mencoba untuk meminta semua rincian ketika aku menemukan cerita yang
aneh seperti ini. Tapi aku
tidak tahu mengapa, seolah-olah ada yang membelit
dalam diriku, aku hanya mendesah saat ini. Mata nainai memerah saat ia mengatakan, "Aku naif,
dan juga nyonyaku. Aku kemudian tau bahwa yang berlangsung di sini
selama 3 tahun memang tidak mudah sejak semula. Lady Lesi bilang Yang
Mulia sengaja menyembunyikan perasaannya untuk melindungi
nyonyaku. Dia menipu semua orang termasuk nyonya tetapi dia tidak bisa
menipu satu orang yang paling harus ditipu, yaitu Tianjun. "
Saat ia selesai kata-katanya, wajahnya tiba-tiba
memucat putih dan dia bergetar, "Kata-kataku sudah lebih dari yang
seharusnya." Dia mengatakan banyak. Aku mengerti babak
pertama, tapi aku tidak bisa
mendengar dengan baik bagian kedua, jadi aku tidak
yakin bagian mana yang seharusnya tidak dia katakan. Aku hanya tahu
aku merasa bingung dan terbebani sekarang. Begitu kami sampai didekat Yi Lan Fang Hua, sinar
keberuntungan datang mendekati kami dari kejauhan. Zheyan kini bersandar
di dinding perumahan, menyeringai padaku. Setelah dipikir-pikir, mungkin dialah bayangan yang
berkelebat di depan perumahan ketika Sujin berlutut padaku. Aku marah
sehingga kata-kata ku mungkin kurang sopan, dan bahkan bernada tinggi.
Aku sangat malu sekali bahwa Zheyan mungkin telah mendengar
cacianku itu. Dia tetap berwajah riang saat ia datang mendekatiku
untuk mengatakan, "Sudah beberapa tahun sejak aku terakhir melihatmu
dengan kepicikan seperti itu. Bisa melihatnya lagi hari ini merupakan
suatu kehormatan. Dulu aku sering menyesali soal kepergianmu ke Kunlun
tetapi tampaknya kau mendapat bakat ekstra di sana: seni mendidik
seseorang secara cerdik. Tidak ada lagi gadis lugu dan lincah yang seperti dulu.
Lihat dirimu sekarang, putus asa, aku berani bilang. "
Aku sudah berusia 140.000 tahun. Jika dihitung dengan
cara dunia fana, aku sudah menjadi nenek purba. Aku akan menakutnakuti orang sampai
mati jika aku masih polos dan lincah.
Tapi aku tahu Zheyan tidak akan pernah merasa tua
meskipun jika aku merasa tua, jadi aku menelan kembali pikiranku dan
berkata, "Kau benar,
aku benar-benar tidak suka selir kecil Ye Hua itu. Aku
biasanya menyukai peri pintar, tapi aku benci orang-orang yang merasa
dirinya pintar di depanku. Aku hanya mengingatkannya sedikit di
sana-sini sebagai senior untuk junior. Kau tidak bisa menghitungnya sebagai
kepicikan. Jangan terlalu memuji aku. "
Dia tetap menyeringai. "Ye Hua membawa aku ke Langit baru kemarin dan
kau telah mengunjungi kami
hari ini. Kau tidak datang ke sini hanya untuk
menguping kan" "
Dia batuk perlahan dan melirik nainai. Nainai paham
dan membungkuk, "Aku
akan pergi lebih dulu."
Aku mengangguk. Zheyan menunggu nainai menghilang di kejauhan
sebelum memasang ekspresi serius. Jantungku berdebar pada pemandangan ini.
Tiga ratus tahun yang lalu ketika aku bangun dari
tidurku, dia juga memakai
ekspresi yang sama dan mengatakan kepadaku,
"Moyuan mungkin akan
bangun." Dia memberiku harapan palsu.
Melihat matanya sekarang, harapan mulai muncul
sekali lagi. Tapi aku takut
semua harapanku akan sia-sia lagi.
Aku menahan tangan dalam lengan bajuku dan
mengatakan dengan suara paling tenang, "Buang raut wajahmu itu. Aku tidak
terburu-buru untuk apa pun. " Dia membuang ekspresi muram itu dan tersenyum
jelas, "Bagaimana Jika
aku katakan Moyuan akan bangun" Apakah kau
masih tidak mau pergi" "
Hawa panas dari hatiku bergerak menuju mataku.
Aku mendengar diriku berkata parau, "Kau ... kau berbohong lagi padaku."
Dia menepuk bahuku dan berkata, "Budak cilik, aku
tidak berbohong kepadamu.
Aku pergi ke Laut Barat beberapa hari yang lalu untuk
suatu urusan dan bertemu dengan pangeran sulung Xihai Shuijun. Aku
mendeteksi energi konsisten pada
dirinya. Setelah memeriksanya, aku menemukan
tubuhnya didiami oleh dua roh.
Salah satunya adalah rohnya sendiri, dan yang lain
adalah... roh Moyuan gurumu."
Aku menatap sepatu bordirku di tanah, "Bagaimana
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kau tahu bahwa roh milik Moyuan?" "Roh yang tertidur di tubuh Pangeran Laut Barat itu
terbuat dari pengumpulan fragmen-fragmen yang hancur. Hanya Moyuan
seorang di dunia ini yang
memiliki kemampuan untuk melakukan hal seperti itu.
Lagi pula dia adalah putra dari Dewa Pertama. Aku dibesarkan oleh Dewa
Pertama dan tumbuh bersama dengan Moyuan jadi aku akrab dengan
energinya. Bukankah kau sering bilang dia mengatakan kepada murid-muridnya
untuk menunggunya" Dia menggunakan waktu 70.000 tahun untuk
mengumpulkan rohnya namun
masih ada beberapa fragmen yang hilang di luar sana.
Itu sebabnya dia harus tinggal dalam tubuh orang lain. Selain pangeran
ini tidak begitu kuat. Dia bahkan tidak memiliki energi yang cukup untuk
menumbuhkan dirinya sendiri apalagi mendukung Moyuan. "
"Jika Guru meminjam energi pangeran untuk memberi
makan dirinya sendiri, maka bagaimana nanti ia akan membayar budi yang
begitu besar?" Zheyan berdeham dan tidak terburu-buru
mengatakan, "Moyuan memiliki
alasan untuk memilih pangeran tertua Laut Barat. Aku
ingat bahwa dia berhutang kebaikan pada Moyuan sewaktu masih
kanak-kanak, jadi anggaplah ini sebagai balasannya. "
Kemudian ia mengangkat wajahku dan mengerutkan
kening, "Budak cilik,
apa yang kau tangisi?"
Aku cepat-cepat membawa tanganku ke wajahku
dan air mata telah jatuh entah sejak kapan. Tubuhku merosot ke tanah sambil
berusaha berpegangan pada lengan bajunya, "Aku sangat takut ini akan
berubah menjadi impian kosong."
*** Bab 18 Bagian 1 Aku tidak punya keinginan untuk tinggal di
Jiuchongtian setelah wacanaku dengan
Zheyan. Tapi tidak tepat untuk pergi tanpa
mengucapkan selamat tinggal kepada
Ye Hua meskipun kita sedang konflik saat ini. Aku
menulis surat kepadanya dan
mengatakan kata-kata seperlunya seperti terima
kasih atas perawatannya dua
hari terakhir ini. Lalu aku cepat-cepat turun dari Surga
dengan Zheyan. Meskipun roh Moyuan sedang tertidur di dalam tubuh
Pangeran Laut Barat, aku tetap ingin datang untuk melihatnya. Pergi ke Laut
Barat dari Surga memakan waktu sekitar satu jam. Terbang dengan Zheyan
sangatlah membosankan karena
dia terus nyerocos kesana-kemari. Tapi karena saat ini
ceritanya adalah tentang Laut Barat, aku memaksakan diri untuk
memperhatikan. Putra tertua dari Dewa
Air Laut Barat telah sakit sejak muda dan tidak ada
tabib yang mampu mengobatinya. Pangeran Kedua adalah teman minum Kakak ke-4
jadi Kakak ke-4 meminta Zheyan
untuk menawarkan bantuannya. Zheyan bersikeras
menolak dengan caranya yang
anti-sosial, tapi Kakak ke-4 mengancam untuk
mengakhiri hubungan mereka dan
dengan demikian Zheyan harus menyerah.
Zheyan mengarahkan pandangannya ke angkasa dan
mengatakan, "Ketika aku
meninggalkan Laut Barat, aku mengatakan kepada
mereka akan mengirim peri
utusan untuk mengurus Dieyong. Agar roh Moyuan
bisa keluar dengan selamat,
tubuh Dieyong perlu dirawat secara hati-hati. "
Aku merajut alisku dan bertanya, "Tapi sejak kapan
ada peri utusan di kebunmu?"
Dia menyeringai, "Rumor mengatakan bahwa ada
seorang peri dengan mata tertutup pita putih yang datang ke Donghai Shuijun
Water Palace dan memberinya
sebotol arak persik untuk perayaan kelahiran
anaknya. Katanya dia dari rumah ku.
Ada juga yang bilang kalau dia mengaku sebagai adik
perempuan Putra Mahkota Ye Hua dari Jiuchongtian. Dan setelah berbulan-bulan
pergi ke Langit mencarinya,
mereka akhirnya kembali ke Donghai mencari
kebenaran. Ternyata dia adalah
seorang pria cross-dressing (pria memakai baju
wanita) yang memiliki hubungan
gay dengan Ye Hua dan harus menutupi hubungan itu
dengan mengatakan bahwa dia adalah saudaranya. "
Aku menggigit bibir dan berkata, "Haha, Donghai
Shuijun, orang yang lucu ..."
Aku sangat berterima kasih kepada Zheyan karena ia
sendiri mampu mengurus Moyuan. Tapi dia bersikeras agar aku menyamar
menjadi seorang pria dan melanjutkan sandiwara tersebut. Sayang, Kakak ke-4
tidak hadir dalam pesta kelahiran putra Donghai Suijun. Seharusnya aku tidak
menjual nama Zheyan saat itu. Mata licik Zheyan melirik padaku. Aku menengadah
ke langit dan mengubah diriku
menjadi seorang pemuda, mataku masih tertutup
dengan pita putih. Setelah satu jam akhirnya kami tiba di Xihai.
Zheyan membawa aku langsung ke bawah air dan
setelah sepeminuman teh istana air mulai tampak di hadapan kami. Xihai
Shuijun bersama bawahannya
menunggu kami di pintu gerbang.
Mereka menerima kami dengan sangat hormat.
Pelayan terus menyajikan teh dan
buah-buahan dalam piring besar. Setelah beberapa
teguk teh, Zheyan berpamitan.
Xihai Shuijun membawaku untuk melihat pangeran
Dieyong. Aku menarik napas
dalam-dalam dan mempersiapkan diri. Aku harap aku
tidak akan salah bicara ketika
aku melihatnya. *** Bagian 2 Aku pikir karena jiwa Moyuan berada di dalam tubuh
Pangeran Laut Barat, setidaknya
dari dia akan terasa pancaran energi yang akrab
bagiku. Penampilannya juga pasti
ada beberapa kemiripan dengan Moyuan. Tapi ketika
pelayan membuka pintu Fu Ying
Palace di mana sang pangeran tinggal, hatiku
tenggelam dalam kekecewaan saat
melihat Dieyong berbaring bengong di tempat
tidurnya. Pria muda di tempat tidur itu cukup tampan, tapi
penampilan luarnya terlalu lemah
dan sama sekali tidak sebanding dengan Moyuan.
Pancaran energinya juga terlalu
lemah tanpa kualitas sama sekali.
Seorang pelayan Dieyong menggeser kursi ke pinggir
tempat tidur. Aku duduk dan
memeriksa denyut nadinya. Tanganku gemetar saat
menyentuh pergelangan tangannya. Denyutnya tidak jelas, cepat atau lambat,
dangkal maupun dalam. Hal
ini persis seperti kata Zheyan " bukan denyut nadi
yang biasa. Xihai Shuijun bertanya, "penyakit anakku ..."
Aku ragu-ragu tersenyum padanya, "Jika Anda tidak
keberatan, Anda bisa membawa
semua orang menunggu aku diluar?"
Aku mengusir mereka keluar hanya agar aku bisa
menggunakan Ilmu Mencari Jiwa untuk menemukan jiwa Moyuan. Ilmu ini agak
sensitif. Aku tidak boleh
terganggu oleh pihak luar.
Aku merangkapkan kedua tanganku untuk merapal
mantra. Ruangan langsung benderang dalam cahaya putih. Cahaya perlahan
mengembun menjadi untaian
perak tipis dan masuk langsung ke dahi Dieyong itu.
Aku menghembuskan napas dan dengan hati-hati mengekstrak kesadaranku untuk
mengikuti kemana cahaya itu pergi. Ini adalah teknik yang sulit. Jika salah satu
tidak hati-hati, ia akan tercekik oleh kesadarannya sendiri.
Aku berkeliling di sekitar roh Dieyong untuk waktu
yang lama, tidak dapat menemukan jejak roh Moyuan. Saat aku akan pergi,
terdengar sebuah lagu yang sangat familiar ditelingaku. Ritmenya naik dan
turun secara elegan. Aku masih ingat bahwa ini adalah melodi yang sama
dengan yang Moyuan mainkan
tahun itu di acara kuliah Dongshen Xuanming. Hatiku
berdetak cepat dan segera mengikuti arah datangnya suara musik.
Dalam sekejap mata, musik tiba-tiba berhenti.
Aku gemetar. Barusan, sepertinya aku menyentuh
sesuatu. Terasa ringan dan
damai, seperti sinar energi lemah menyenggol
tanganku, dengan lembut berputar-putar di sekitar jari-jariku. "Kesadaran" (roh")
seseorang tidak memiliki air mata, tapi aku tetap merasa seperti merebak.
Pikiranku menjadi kosong.
Energi yang membungkus di sekitar ujung jariku
justru adalah Moyuan. Aku tidak bisa percaya betapa menyedihkan
kondisinya saat ini. Moyuan, guruku.
Moyuan, Dewa Perang. Bagaimana ia bisa begitu
kurus dan lemah sehingga harus
bergantung pada energi orang lain untuk hidup.
Tapi itu tidak masalah. Akhirnya ia telah kembali.
Zheyan tidak berbohong padaku.
Moyuan, orang yang bahkan lebih dekat denganku
daripada ayahku sendiri akhirnya kembali. Sudah lama sejak aku menyusuri jiwa Dieyong. Aku
takut akan berbahaya jika
dilanjutkan lagi. Meskipun aku tidak bisa melihat apaapa dalam cahaya
keperakan, aku berlutut dan menundukkan dua kali
kepada roh Moyuan. Lalu aku mengikuti cahaya putih dan keluar.
Akhirnya Dieyong terbangun....
Begitu ia membuka matanya, dia bertanya padaku,
heran, "Mengapa engkau
menangis" Apakah kondisiku benar-benar parah"
Meskipun begitu, Anda tidak
perlu menangis. Seharusnya akulah yang menitikkan
air mata. Jangan menangis,
aku sudah sakit begitu lama, aku sudah terbiasa
sekarang. " Aku menyentuh penutup mataku dan memang basah.
Aku tersenyum canggung, "Aku menangis karena aku bahagia."
Dia mengernyitkan alisnya, "Hei kamu. Aku pikir kamu
welas asih, itulah mengapa
kau menangis bagiku karena simpati. Bagaimana kau
bisa senang melihat aku sakit" "
Aku menepuk bahunya ramah dan membalas, "Itu
tidak benar, tidak benar sama
sekali. Aku tidak bahagia seperti itu, benar-benar. "
banyak waktu untuk memulihkan
bentuk aslinya dalam tubuh yang lemah seperti
Dieyong. Tetapi jika kita dapat
meminjam Jiepo Deng (Lentera Pengumpul Jiwa) dari
keluarga Surga dan memanggil
pecahan fragmen jiwa yang terpisah sekaligus,
kemudian menggunakan setengah
dari energi 140.000 tahun ku, dia akan bangun dalam
waktu singkat. Aku belum pernah melihat lentera dari keluarga surga
itu selama hidupku. Aku hanya membacanya dari sebuah anekdot di suatu
tempat. Ditulis bahwa Jiepo
Deng diciptakan oleh Dewa Pertama dari awal waktu.
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lentera ini dapat mengumpulkan jiwa peri dan roh manusia.
Misalnya, jika jiwa peri hancur, kita hanya perlu
menempatkan Jiepo Deng di
kepala tempat tidurnya selama tiga hari. Fragmen
jiwa yang hilang akan menyatu
sempurna seperti sedia kala. Adapun seorang
manusia, kita hanya perlu
membakar secercah jiwanya untuk sementara waktu.
Lentera ini akan mengenali jiwa yang berbeda dan perlahan-lahan
dapat mengumpulkan fragmen yang hilang dan menciptakan satu jiwa yang
serupa. Ini adalah harta pusaka yang tiada duanya.
Ketika aku melangkah keluar dari Istana Fu Ying,
terdengar para pelayan berteriak-teriak. Aku belum sempat membuka mulut
untuk menanyakan dan pelayan cerdas memberitahuku, "Seorang tamu
istimewa baru saja tiba. Dewa Air menerima dia di ruang utama. Jika tidak
begitu sulit, Anda dapat memberi perintah kepada kami. "
Aku memberitahu mereka aku tidak perlu apa-apa.
Aku hanya ingin kembali ke
Jiuchongtian meminjam Lentera Jiepo Deng dari
Tianjun. Identitas penyamaranku
tidak mirip dengan orang yang berlatar belakang
terkemuka. Sebaiknya aku mencari Xihai Shuijun dan berpamitan untuk
menunjukkan rasa hormat. Aku
meminta dua pelayan untuk membawaku ke ruang
utama di mana Xihai Shuijun
menerima tamunya. Pelayan lainnya terus melayani
Dieyong. Aku yakin tamu baru ini adalah orang yang sangat
penting... Yang berjaga diluar aula adalah dua baris peri-peri
Xihai. Mereka semua hadir
ketika Xihai Shuijun menyambut Zheyan.
*** Bagian 3 Aku benar dengan dugaanku. Tamu anggungnya
adalah orang yang sama dengan
yang saat ini sedang bertengkar denganku, Putra
Mahkota Langit, Ye Hua. Ketika aku masuk, ia mendukung kepalanya dengan
kedua tangan, punggungnya
bersandar kursi kayu. Ekspresinya tampak bosan
dengan rajutan alis dan wajah
pucat. Pakaian yang dia kenakan adalah pakaian
yang sama dengan yang dipakainya
pagi ini. Dia tidak menggelung rambutnya, tetapi
mengikatnya dengan pita hitam
seperti ketika kami masih di Qingqiu.
Aku memikirkan perkataanya kepadaku di Yilan
Fanghua dan bagaimana ia membawa
Little Dough. Emosiku naik lagi, aku mengibaskan
lengan bajuku dan berbalik untuk
meninggalkannya. Aku sedang tidak mood jadi cengkraman ringan tidak
akan mampu menahanku. Ia tampaknya memahami hal ini karena pelukannya
sangat erat. Aku tidak mengira
dia akan menghentikanku. Jadi sebelum pikiranku bisa
menemukan keseimbangan, aku sudah menemukan diriku jatuh ke dalam
pelukannya. Energi periku menyebar kuat dan memaksa dia
mundur beberapa langkah. Punggungnya menabrak kolom kristal di tengah
ruangan tapi ia masih merangkulkan
tangannya ketat dan tidak melepaskannya. Matanya
bersinar dalam satu warna
yang gelap. Aku terus berjuang dan masih tidak bisa keluar dari
genggamannya. Sebelum aku
bisa menggunakan mantra untuk membebaskan diri,
ia sudah membalikan tubuhku
dan mengunci kedua tanganku, tubuhnya merapat
dan mendorong aku erat kearah
kolom kristal. Posisi ini terlihat seperti ... mencurigakan. Aku pernah
melihat adegan seperti ini dari
sebuah buku porno ketika aku tinggal di dunia fana.
Sementara pikiran ku mengapung di awang-awang,
leherku tersengat kesakitan. Dia,
dia ... dia berani menggigitku. Gigi-giginya cukup
tajam. Napasnya mulai menjadi berat saat ia bernafas di
leherku. Aku yakin hatiku masih
tenang, meskipun tubuhku gemetar pada saat ini.
Perasaan "dibawah angin"
menerpaku. Tanganku mulai berjuang, tetapi bukan
untuk mendorongnya. Dalam
pikiran samar-samar, mungkin aku ingin bebas dari
tangannya sehingga aku dapat
melingkarkan kedua tanganku ketubuhnya.
Dalam kepalaku tiba-tiba berdering suara kecil yang
seolah-olah berasal dari negeri
yang jauh, "Maukah kau tinggal denganku bahkan
jika aku tidak punya apa-apa?"
Seorang wanita lembut tertawa dan menjawab,
"Sejak awal kau memang tidak
punya apa-apa selain sebuah pedang. Kegunaannya
hanyalah untuk memotong kayu bakar dan aku tidak pernah bilang aku tidak
menyukaimu, kan" ".
Kalimat itu membuat hatiku yang tenang tersentak
beku. Tubuhku sendiri dari kepala
sampai jari kaki tidak terasa seperti diriku lagi. Dalam
diriku menyebar keinginan dan
kerinduan yang tampaknya telah ada selama
berabad-abad. Hasrat ini membuatku
terpaku erat sehingga mustahil untuk bergerak.
Tangannya lembut menggeser
kerah jubahku kesamping. Bibirnya yang membara
bergerak langsung dari rahang
ke dadaku. Karena aku harus menutrisi mayat
Moyuan dengan darahku selama ini,
masih ada bekas luka pisau yang dalam di bagian
dada dimana jantungku berada.
Tangan kirinya yang memegangi tanganku tiba-tiba
kaku, tapi kemudian ia mencengkram tanganku erat dan bibirnya mendarat
diatas lukaku. Aku mengangkat
kepala dan menghela napas kecil. Aku gemetar dalam
kepedihan. Terasa jauh lebih
sakit ketika ia menciumku dibanding ketika dadaku
ditikam. Rasa sakit membawa kesadaranku kembali. Tubuhku
merosot kembali ke kolom kristal.
Dia akhirnya melepaskanku. Tanpa pikir panjang,
tanganku yang bebas terangkat
menamparnya. Sayangnya aku tidak berhasil karena
ia menghalangi langsung tanganku begitu aku mengangkatnya. Sekali lagi aku
jatuh ke dalam pelukannya.
Tangan kanannya langsung menerobos ke dalam
jubahku yang kusut dan berhenti
dadaku. Masih dengan ekspresi mengerikan, matanya
tiba-tiba menyala terang.
"Bai Qian, apakah ada ruang untuk aku di sini?"
Dia mengajukan pertanyaan ini dua kali, dan aku
masih tidak tahu harus memberinya
jawaban apa. Tentu saja dia memiliki tempat di
hatiku. Tapi aku tidak tahu apakah
apa yang ia maksud itu sama dengan apa yang aku
pikirkan. Aku sudah memikirkan
hal itu selama dua hari - posisi apa yang dia pegang
di hatiku. Aku berpikir dan
berpikir, dan membuat kepala mendenyut sakit.
Tangan panasnya yang hinggap di dadaku secara
bertahap menjadi dingin. Cahaya
terang di matanya juga meredup. Akhirnya dia
menarik tangannya dan perlahan-lahan
mengatakan, "Kau menunggu begitu lama hanya
untuk dia. Tentu saja kau tidak bisa
membuat ruang untuk orang lain lagi sekarang karena
dia sudah kembali. Itu hanya
harapanku yang konyol. "
Aku mengangkat mataku memandangnya,
"Bagaimana kau tahu Moyuan akan datang
kembali?" Aku tidak tahu sama sekali apa artinya. Dia
adalah dirinya sendiri, dan
Moyuan adalah Moyuan. Apa korelasi yang ada
dengan tempatnya di hatiku dan
kembalinya Moyuan" Tapi acara ini hanya diketahui
oleh Zheyan, Kakak ke-4 dan
aku. Mungkin Migu dan Bifang telah mengetahuinya
juga, tapi dari mana dia mendengar berita ini"
Dia memutar kepalanya ke arah luar aula dan dengan
tenang mengatakan, "Master
Zheyan mengatakan kepadaku malam itu di Surga.
Aku sedang dalam perjalanan
ke Qingqiu untuk mencarimu ketika aku bertemu
dengannya ditengah jalan. Tidak
hanya aku tahu orang itu akan kembali, aku juga
tahu dia akan kembali lebih cepat,
kau pasti akan datang ke Langit dan meminjam Jiepo
Deng. " Dia berhenti dan melanjutkan," Jadi, apa rencanamu
setelah meminjam lentera" "
Aku menarik napas dalam-dalam dan membalas,
"Pergi ke Yingzhou* mencari herbal
ajaib kemudian mentransfer 70.000 tahun energiku
sehingga ia dapat sembuh dengan cepat." * ?" (Yingzhou) - diyakini menjadi tempat di mana
para peri hidup di zaman kuno...
Ia melengos kesekitar, matanya yang gelap yang
mencolok di wajahnya yang pucat.
Dia terpaku menatapku sebelum mengucapkan setiap
patah kata, "Kau ... gila."
Tanaman ajaib digunakan untuk memurnikan jiwa
peri. Dewa Pertama khawatir peri
akan menggunakannya untuk berbuat curang dalam
mencapai keilahian sehingga ia
membakar habis semuanya, hanya menyisakan
sedikit di Yingzhou di Laut Timur.
Sepetak rumput ini dijaga oleh empat hewan ajaib.
Bahkan ayahku terluka waktu itu
ketika ia mencoba mengambil tanaman ajaib itu bagi
ibuku untuk mentransfer energinya kepadaku. Ye Hua benar. Ini jelas gila
bagiku untuk pergi sekarang. Aku
pasti akan kembali dengan luka yang parah.
Dia hanya beberapa langkah dariku. Dari waktu ia
melepaskan aku, aku masih
bersandar pada kolom kristal tanpa bergerak
menjauh. Dalam sapuan tangannya,
ia mengunci aku erat-erat lagi pada kolom kristal. Dia
menggertak gigi, "Demi orang
itu, demi dia, kau bersedia mengambil risiko bahkan
nyawamu?" Jelas akulah yang
sedang terpojok. Mengapa terlihat seolah-olah akulah
yang mendorongnya kesudut"
Lalu aku ingat. Jika aku kehilangan 70.000 tahun
energiku, akan membutuhkan waktu
20 sampai 20 ribu tahun untuk pulih. Aku tidak akan
dapat membantu dia mengambil
sambaran 81 api dan 9 petir sebagai bagian dari
upacara penobatannya. Meskipun
penobatannya belum diatur, tapi masih tidak
terdengar akan dihubungkan dengan
pertunangan kami. Aku berdeham dan mengangkat mataku
memandangnya, "Mengapa kita tidak
membatalkan pertunangan kita?"
Dia menatapku dengan bingung, "Apa katamu?"
Aku mendorong tangannya ke samping dan fokuskan
mataku pada cangkir teh di
dekatnya, "Sejak semula hal ini tidak ada
hubungannya denganmu. Kesalahan terletak
pada Zangpi. Tianjun hanya ingin menyenangkan
kedua keluarga ketika ia mengajukan
pertunangan yang aneh ini. Jika pihak kami
memutuskan pertunangan saat ini, tak satu
pun dari kita akan berhutang satu sama lain lagi. "
Dia tidak bergerak untuk waktu yang lama. Kemudian
pada akhirnya ia berbalik
membelakangiku dan berkata, "Datanglah ke
kamarku malam ini. Lentera Jiepo Deng tidak
berada di Surga lagi. Tapi berada padaku di sini. "
Dia tidak peduli untuk menoleh kembali padaku saat
ia keluar langsung meninggalkan
ruangan, hampir menabrak kolom kristal lain didekat
pintu.
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku berkata parau, "Hati-hati."
Dia meluruskan dirinya dan menepuk kepalanya, "Itu
hanyalah harapanku yang sia-sia.
Hutangku padamu ataupun hutangmu padaku
memang tidak mungkin untuk dilunasi
sejak dulu. " Bagaimana kesepiannya yang sosok tinggi ini.
*** Bab 19 Bagian 1 Aku tetap berdiam didalam aula untuk sementara,
hatiku diliputi kekosongan.
Aku mengambil dua teguk teh untuk membasahi
tenggorokanku yang kering
sebelum melangkah keluar dalam kebingungan.
Karena Jiepo Deng berada ditangan Ye Hua, aku tidak
perlu melakukan perjalanan
ke Jiuchongtian. Hal ini mengurangi beberapa
bebanku, akan tetapi batinku masih
terasa tidak nyaman. Bayangan kesepian Ye Hua
membekas dimataku sementara
hatiku tersentak. Dua pelayan membawaku kembali melalui jalan lain.
Karena wajah Dieyong sama
sekali tidak mirip dengan Moyuan, aku jadi lupa untuk
mampir ke Istana Fu Ying menjenguknya. Pelayan membawaku ke gedung
yang lebih kecil disebelahnya agar
aku bisa beristirahat. Xihai Dongjun tidak pandai dalam menamai
gedungnya, tidak seperti Donghai Shuijun
yang kreatif. Sebagai contoh, ada dua gedung kecil di
sebelah kiri dan kanan Fu Ying
Palace. Yang satu terdapat pohon ruby-merah tumbuh
di halaman sehingga disebut
Honglou (Gedung Merah). Sementara gedung yang
satunya lagi terdapat pohon
pisang dengan daun biru bercahaya sehingga disebut
Qinglou (Gedung Biru). Malangnya diriku harus tinggal di Qinglou.
Tempat ini sesuai dengan namanya. Semua mebel
dalam gedung ini dibuat dengan
kayu dari Qingjiang, dari vas bunga sampai tea set,
semuanya porselen biru. Bahkan
para pelayannya pun memakai pakaian biru ... biru di
mana-mana. Kejam sekali. Kepalaku serasa berputar melihat para pelayan
berjubah biru. Aku menyuruh mereka
turun untuk mencabut rumput.
Ruangan ini juga terang-benderang, membuat
kepalaku semakin mendenyut.
Pada saat ini, jendela di belakangku tiba-tiba berkriut.
Aku mengangkat mataku. Hmm,
jadi semua tamu penting yang Xihai Shuijun sambut
dengan begitu tergesa-gesa
bukanlah Buddha yang duduk diteratai dari Barat.
Aku mengambil secangkir teh dan berbalik untuk
menyapanya dengan acuh tak acuh,
"Kakak ke-4, mari minum teh."
Matanya memandangku dari kepala sampai ujung
kaki sebelum mengambil secangkir
teh. Lalu dia berkedip sambil berkata, "Apakah kau
bukan nona muda dari keluarga
kami, kenapa kau berpakaian seperti laki-laki?"
Aku memutar pandanganku kesekitar ruangan lalu
memberinya jawaban yang jujur,
"Zheyan yang menyuruhku."
Teh tersembur keluar dari mulutnya. Dia menyeka
dengan lengan bajunya dan
berkata dengan ekspresi yang tidak berubah, "Yah
aku pikir kau jauh lebih cantik
seperti ini.". Dia mengambil tempat duduk di kursi kayu besar
Qingjiang dan berkata, "Apa yang
salah dengan wajahmu" Kelihatan sangat pucat.
Apakah kau merasa tidak senang
tentang kembalinya Moyuan" "
Aku menyentuh wajahku dan menjawabnya dengan
senang, "Tentu saja aku senang.
Akhirnya aku bisa merasa tenang sekarang. "
Dia merajutkan alisnya, "Lalu kenapa kau terlihat
seperti sedang kehilangan akal?"
Aku mengusap hidungku dan tersenyum, "Aku baru
saja menggunakan teknik mencari Jiwa dan belum sepenuhnya pulih."
Matanya yang cerah masih menatap tepat ke arahku.
Aku tersenyum dan menambahkan, "Aku juga
bertengkar dengan Ye Hua bodoh pagi
ini, dua kali." Aku rasa lebih baik memberitahukan hal ini
kepadanya sebelum dia mendengarnya
dari Zheyan, Migu, atau Bifang. Kakak ke-4 telah
menjadi seorang ahli dalam gosip
setelah menghabiskan begitu banyak waktu dengan
Zheyan. Meskipun ia hanya
seorang murid pertukaran, tapi dia telah melampaui
gurunya dan jauh lebih ahli
dibandingkan Zheyan. Setelah aku selesai bicara, dia memberiku senyuman
aneh dan berkata, "Masalah
antara kau dan Ye Hua ... secara emosional tentu saja
aku berada di pihakmu. Tapi
Ye Hua tidaklah bersalah jika dipikir secara logis. Ah Li
hanyalah seorang anak kecil.
Kau membuatnya mabuk dan setelah setengah harian
masih tidak mengatakannya
sepatah kata pun kepada Ye Hua. Keluarga naga di
Surga tidak ada yang jenius.
Dengan kemampuan medis mereka buruk, wajar
kalau dia khawatir melihat putra
kesayangannya pingsan karena mabuk. "
Lalu dia mengulurkan tangan untuk menepuk
kepalaku," Biasanya kau hanya akan
menertawakan hal-hal seperti ini. Tapi kali ini kau
kehilangan ketenanganmu dan
bahkan menyinggung selirnya. Hah, aku benar-benar
salut dengan tindakanmu saat ini. Tapi aku hanya sekedar ingin tahu, kau
melakukan hal-hal yang aneh ini,
apakah karena cemburu" "
Aku terkejut. Sebuah pemikiran muncul di kepalaku.
Sudah dua hari sejak hatiku
merasa perih secara berkala. Aku juga tidak pemurah
seperti biasanya. Aku jengkel setiap kali aku melihat Sujin yang
mengagumkan. Aku juga tidak tahan
terhadap omelan ayah Little Dough. Lalu aku
kehilangan akal sehat untuk
setengah harian. Aku, cemburu" Dan itu berlangsung
begitu selama meskipun ini
baru pertama kalinya aku cemburu" Dan aku tidak
menyadarinya meskipun sudah
berlangsung begini lama"!
Cangkir teh jatuh ke lantai menghasilkan suara
gadung. Kakak ke-4 melompat
untuk menghindar. Dia mengangguk dan berkata,
"Kau memang cemburu, benar."
Aku membela diri, "Tidak, tidak mungkin. Aku 90.000
tahun lebih tua dari dia. Jika
dulu aku menikah, cucu-cucuku akan sebaya
denganya. Aku selalu merasa kasihan
padanya dan ingin mencarikannya beberapa selir
yang cantik. Juga, hari itu ketika
ia menyatakan perasaannya, jika aku benar-benar
mencintainya, bukankah seharusnya aku merasakan sesuatu" ".
Mata Kakak ke-4 bersinar terang, "Dia menyatakan
cinta padamu" Dia mempunyai
penglihatan yang baik karena memilih mutiara
berharga dari keluarga kami dengan
hanya sekilas pandang. "
Lalu ia berkata," Umur bukanlah masalah besar
asalkan kalian cocok. Aku rasa
kalian berdua tampak serasi. Tentang janjimu untuk
membantunya mencari selir.
Zheyan juga berjanji untuk mencarikanku pasangan
hidup. Tapi lihatlah, sudah
bertahun-tahun dan aku masih belum beristri. Dia
merasa bahwa tidak ada seorang
wanita lajang pun di luar sana yang cukup baik
bagiku. " Lalu ia menepuk bahuku selah-olah seperti orang
yang berpengalaman," Meskipun
kau adikku, aku tetap harus mengatakan ini. Kau
terlahir lambat. Kau bukan peri
yang jelek, tapi kau idiot kalau berbicara tentang
cinta. Jenis asmara yang menggebu-gebu mungkin terlalu berlebihan bagimu.
Asmara yang pelan tapi kontinyu seperti rintik-rintik hujan mungkin lebih
sesuai untuk orang idiot seperti
dirimu. " Pembuluh darah di sisi dahiku berkedut beberapa kali.
Kakakku mengangkat cangkir teh dan tersenyum,
"Aku dengar dari Migu bahwa Ye
Hua pernah tinggal di Qingqiu selama empat bulan.
Hmm, hujan yang berlangsung
ini memang agak pendek, tapi biarkan aku
mengajukan pertanyaan. Jika dia tidak
datang ke Qingqiu lagi, apakah ada penyesalan di
pihakmu" Okelah, kau memang
lambat untuk memahami hal ini. Butuh waktu 10.000
tahun lagi bagimu untuk mengetahui apakah kau merasa menyesal atau tidak.
Katakanlah begini, jika dia
pergi, adakah suatu kebiasaan yang akan kau
rindukan" " Pada awalnya aku tidak terlalu peduli ketika Ye Hua
datang ke Qingqiu. Karena
aku pikir kami akan menikah dan tinggal bersama
cepat atau lambat, aku mengikuti
apapun yang ia inginkan. Dia menyeretku keluar
untuk jalan-jalan pagi, aku
membantunya memasak makanan, aku pernah
membaca novel sementara ia
melakukan pekerjaannya, kami akan bermain catur di
malam hari. Aku pikir kami
akan seperti itu terus setelah kami menikah nanti jadi
aku terbiasa. Belum lagi empat bulan, tapi sekarang setelah Kakak ke-4
bertanya, bagaimana aku melewati
hari-hariku sebelum Ye Hua datang ke Qingqiu"
Hatiku memberat. Kakak ke-4 tertawa dan berkata, "Setelah Moyuan
bangun, mari kita meminta orang
tua kita untuk mengingatkan Tianjun agar
mempercepat pernikahan ini. Berkat
kebijaksanaan saudaramu langka hari ini, Kau sudah
mengakui perasaanmu pada Ye Hua. Jangan terlalu khawatir, jika Ye Hua
mempermainkan perasaanmu dan
menyangkal kata-katanya... "
Aku memasang telinga untuk mendengar apa yang
akan dia lakukan pada Ye Hua
jika menyangkal pernyataan cintanya, tapi kakakku
malah meletakkan cangkir teh
keatas meja dan berkata, "Betapa senangnya aku
melihatmu seperti ini. Aku akan
pergi. " Lalu ia mendorong jendela dan menghilang dalam
sekejap mata. *** Bagian 2 Aku duduk dan berpikir hati-hati atas perkataan
Kakak ke-4. Dalam jangka waktu yang pendek ini aku merasa lebih takut
dibandingkan hari-hari yang
telah kulalui selama hidupku.
Kakak ke-4 benar. Meskipun aku sering berpikir untuk
mencarikan Ye Hua beberapa orang selir cantik, tapi kenyataannya aku
tidak pernah menemukan seorangpun yang cukup baik baginya.
Jika benar aku jatuh cinta padanya ... sejak kapan
perasaan ini muncul".
Aku berdiri di sana, di ruang kosong, untuk waktu
yang lama dan masih tidak
dapat menemukan jawabannya.
Aku mencoba untuk tidur tapi tidak bisa tidur. Aku
rasa lebih baik aku mengambil
Jiepo Deng darinya malam ini dan berbaikkan
dengannya. Malam hari, ketika aku datang ke gedung Ye Hua, ia
duduk di kursi batu, minum arak. Di atas meja batu ada sebuah botol arak
dari giok. Di lantai ada tujuh atau delapan lebih botol arak, memantulkan
bayangan karang hijau di dekatnya. Kemarin ketika Little Dough mabuk, nainai mengeluh
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bahwa daya tahan yang rendah dari pangeran kecil itu diwarisi dari ayahnya.
Aku belum pernah minum dengan Ye Hua
sebelumnya jadi aku tidak bisa
mengatakan seberapa besar kekuatan minumnya.
Tapi tidak bisa dibilang jelek jika dia masih bisa memegang cangkir nya
dengan mantap setelah menghabiskan arak sebanyak itu.
Dia melihat aku dan langsung berdiri, mengusap
dahinya pada saat yang sama,
"Ah, kau kesini untuk mengambil Lentera Jiepo Deng?"
Tubuhnya terhuyung sedikit dan aku bergegas untuk menangkapnya. Tapi
dia menghentikanku dan berkata, "Aku baik-baik saja."
Gedung yang diberikan Xihai Shuijun kepadanya
cukup besar. Dari tempat duduknya ke ruang dalam berjarak sekitar 500
langkah. Tidak ada pergolakan
besar di wajahnya. Hanya terlihat sedikit lebih pucat, dan rambutnya
yang panjang sedikit kusut.
Aku menunggu dia berbalik ke arah lorong sebelum
mengikuti dari belakang. Langkahnya di depanku tampak cukup mantap,
seolah-olah orang yang baru
saja terhuyung-huyung adalah orang lain. Dia sedikit
lebih lambat dari biasanya,
kadang-kadang dia mengangkat tangannya untuk
menggosok kepalanya. Ya, mungkin dia mabuk. Namun untuk bisa tetap
menjaga ketenangannya bahkan
saat sedang mabuk adalah suatu hal yang hanya
dapat dilakukan oleh Ye Hua
seorang. Tidak ada pelayan di dalam. Aku menarik kursi dan
duduk sendiri. Ketika aku
mengangkat kepalaku, matanya yang berat sudah
menatap di depanku. Matanya sangat indah, lebih dari itu matanya sangat
tajam. Didalam matanya terdapat seberkas sinar yang tenang dan dalam,
sangat cocok dengan wajah
tanpa senyumnya. Begitu dingin, seperti martabat tinggi dari Jiuchongtian.
Aku biasanya dapat menebak berdasarkan ekspresi
wajah orang. Tapi hari ini
terbukti agak sulit. Kami saling memandang untuk
waktu yang lama sebelum aku dapat menerobos ekspresi dinginnya, suatu
kemurungan dan degradasi di matanya. Dia berpaling ke samping dan tetap diam. Lalu
membalikkan telapak tangannya.
Aku tersentak kaget dan melihat tangannya. Tiba-tiba
muncul sebuah lentera. Aku bertanya, "ini adalah Lentera Jiepo Deng" Terlihat
biasa-biasa saja. " Dia memberikan lentera kepadaku dan berkata
dengan tenang, "Tempatkan
di tempat tidur Dieyong selama tiga hari. Ingatlah
untuk tidak membiarkan cahayanya keluar dan jiwa Moyuan akan menyatu
kembali dengan sempurna. Lindungi cahayanya dengan baik agar tidak
terpengaruh sesuatu selama
tiga hari. ". Aku mengangguk dan berkata, "Tentu saja aku akan
melindunginya dengan baik. Aku tidak akan ceroboh. "
Ia tetap diam selama beberapa saat dan berkata,
"Aku sangat khawatir.
Karena kau belum pernah berhati-hati jika
menyangkut hal tentang Moyuan. "
Jiepo Deng adalah harta pusaka dari keluarga surga.
Sangat dihormati di Istana Langit, di Jiuchongtian yang penuh hukum dan
peraturan. Aku agak curiga bagaimana Ye Hua bisa menyimpan Jiepo Deng
meskipun Tianjun masih hidup dan berkuasa. Jika aku pergi
meminjamnya sendiri, aku harus
menghapus semua hutang-hutang mereka terhadap
Qingqiu sebagai gantinya.
Aku merasa tersentuh bahwa Ye Hua
meminjamkannya kepadaku dengan
begini mudah. Aku memegang lentera di tanganku
dan berkata, "Kau telah
melepas suatu budi yang sangat besar. Jika ada apaapa yang bisa aku
bantu, aku akan berusaha untuk membantumu. "
Dia masih duduk, bersandar di kursi. Dengan ekspresi
lelah, dia merajutkan alisnya dan berkata, "Tidak ada yang aku inginkan."
Ekspresinya menyakitkan hatiku. Dengan canggung aku berkata, "Tidak ada yang kau
inginkan" Jika kau tidak
ingin apa-apa maka aku akan pergi sekarang. "
Dia langsung mengangkat kepalanya dan menatapku
untuk waktu yang lama, maka dengan ekspresi yang sama ia berkata, "Apa
yang aku inginkan" Satusatunya hal yang pernah aku inginkan adalah kau. "
Tingkah lakunya sangat mencurigakan sepanjang
malam ini. Tapi untuk beberapa alasan aku tidak menolak kata-kata
pancingannya. Sebaliknya,
aku merasa tergerak. Kata-kata meluncur diri bibirku
sebelum aku menyadarinya,
dan aku ingin menelan kembali lidahku untuk
membatalkannya. "jadi kau
ingin melewati malam ini bersamaku?"
Aku cepat-cepat keluar dari ruangan membawa Jiepo
Deng tapi sebelum kakiku melewati pintu, dia menarik dan memelukku
dari belakang. Aku menoleh kembali ke dalam ruangan. Bai Qian, Bai
Qian, lagi-lagi kau mencari masalah sendiri. Bau alkohol dari tubuh Ye Hua merebak langsung ke
hidungku. Lagi-lagi aku mengucapkan kata-kata yang keterlaluan.
"Jangan didepan pintu. Kenapa kita tidak ke tempat
tidur" " Ketika ia membungkuk, rambut panjangnya yang
terurai menggelitik wajahku.
Aku mengangkat kepalaku dan mulai melepaskan
pakaiannya. Matanya menatapku dalam-dalam. Dia menahan tanganku saat
aku mencoba untuk melepas sabuknya. Tiba-tiba di kepalaku, berkilas
gambar seseorang tertutup
kabut. Tampaknya ada sebuah ranjang bambu,
seorang pria dengan butir-butir
keringat mengucur di kepalanya mendekati telinga
sigadis dan berbisik, "Ini
akan sedikit sakit, tapi jangan takut." Aku sudah hidup
begitu lama dan telah tidur di banyak tempat tapi aku belum pernah
menggunakan ranjang bambu
sebelumnya. Aku juga tidak bisa melihat dengan jelas
wajah sigadis yang berada di bawah, seolah-olah ada segumpal awan
yang berputar-putar di sekitarnya. Masih melamun, tiba-tiba aku merasa seperti ada
sesuatu yang tidak beres.
Aku mengangkat mataku dan melihat ke bawah. Oh
langit, kemana perginya pakaianku" Ye Hua masih berada di atasku. Dengan api membara
menyala di matanya, dengan santai santai ia berkata, "pakaianmu begitu
sulit untuk dilepas, jadi aku menggunakan sedikit sihir."
Aku tertawa, "Bukankah itu karena kau sudah tidak
tahan?" Mutiara malam memancarkan cahaya lembut di
dalam ruangan, meremang terhalang tirai dan berkilau menerpa kulitnya yang
putih. Warna kulitnya kini menyerupai warna tea set porselen di Fox Cave.
Tidak terlalu pucat, bahkan ada bekas luka heroik yang dalam yang
melintang dari dadanya ke pinggang. Ya, Ye Hua memiliki tubuh yang
menakjubkan. Suara rendahnya bergumam ditelingaku, "Kau benar,
jujur aku sudah tidak tahan." Aku terbangun di tengah malam dengan pikiran
kosong. Kecerahan dari mutiara malam tampaknya telah diredupkan oleh sihir
Ye Hua. Aku dirangkul dalam pelukannya, wajahku menempel didadanya
yang memiliki bekas luka.
Aku berpikir tentang kejadian tadi malam dan hanya
bisa mengingat pemandangan tirai di atas kepala kami. Dia
mencumbuiku sampai kami tertidur, dan sepertinya aku telah mendengar dia
mengatakan sesuatu, "Bahkan jika seumur hidupku aku hanya berhak untuk
menyentuhmu sekali ini. Terlepas apakah itu karena lentera, atau
karena Moyuan, aku tidak menyesal. " Aku tidak yakin seberapa akurat kata-kata ini. Barubaru ini tampaknya ada
banyak hal yang membingungkan di kepalaku jadi
aku tidak tahu apakah itu
sebuah halusinasi atau kenyataan.
*** Bagian 3 Ye Hua tertidur nyenyak. Aku tiba-tiba terbangun dan
tidak bisa tidur lagi. Aku membelai lembut bekas luka di dadanya dan
mengingat sebuah rumor. Mereka mengatakan 300 tahun yang lalu Klan Naga
Laut dari Laut Selatan ingin memisahkan diri dan membangun kerajaan
sendiri. Nanhai Shuijun tidak mampu berperang sendirian sehingga ia
meminta bantuan dari Jiuchongtian. Tianjun mengutus Ye Hua untuk
memimpin tentara dan memadamkan pemberontakan. Tapi ternyata Naga
Laut begitu kuat dan Ye Hua nyaris kehilangan nyawanya di Nanhai. Aku
jarang meninggalkan Qingqiu jadi aku tidak tahu banyak tentang cerita ini.
Saat aku sedang berpikir tentang kejadian itu, Ye Hua
telah terbangun dan bertanya lembut, "Apakah kau tidak lelah" Kenapa
tidak tidur" " Aku tidak pernah bisa menahan pertanyaan dalam
batinku. Aku mengusap bekas luka di dadanya dan akhirnya bertanya.
Pelukannya menjadi kaku. Suaranya melayang pergi
seperti angin, "Hasil
pertempuran itu tidak masalah. Ras mereka musnah
dan aku juga tidak mendapatkan apa yang aku inginkan. Kedua belah
pihak sama-sama kalah. "
Aku menggodanya, "Kau hampir kehilangan nyawa di
Nanhai. Kau berhasil membawa kembali nyawamu, tapi masih ingin
mendapatkan perlakuan khusus" " Dia santai menjawab, "Itu karena aku sengaja
mengalah pada mereka pada
menit terakhir. Bagaimana mungkin mereka bisa
melukaiku dengan kecepatan
yang mereka miliki" "
Boom meledak di kepalaku, "Mengalah" Kau... Kau...
sengaja ingin mati" "
Lengannya masih memelukku erat, "Aku hanya ingin
menipu Tianjun." "Ah, jadi kau berpura-pura mati." Lalu aku bertanya,
terkejut, "Kau tidak ingin
menjadi Putra Mahkota Surga lagi" Mengapa kau
berpura-pura mati" "
Dia tidak menjawab. Ketika aku mengira dia sudah
tertidur, suaranya terdengar lagi, "Sepanjang hidupku, aku tidak pernah
merasa iri pada siapa pun ... tetapi aku harus mengakui bahwa aku sangat
iri pada paman keduaku Zangpi. " Ye Hua berkata, "Zangpi meminta dan ia menerima.
Meskipun awalnya ada
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kendala, tapi hasilnya tetap happy ending. Tianjun
menyukainya pada saat itu, tetapi tampaknya Tianjun masih belum ingin
menakbiskannya. Tanpa adanya gelar yang mengekangnya, dia bisa lolos
dengan begitu mudah. "
Aku mengguncang lengannya dan bertanya,
"Bagaimana denganmu?"
Dia berhenti kemudian berkata, "Aku" Ketika aku lahir
ada 72 ekor burung pelangi menari di atas atap. Awan keberuntungan
bersinar terang di langit
timur selama 3 tahun. Mereka mengatakan fenomena
tersebut adalah kehormatan yang sama yang diberikan kepada
Moyuan setelah ia lahir. Aku dinobatkan sebagai Putra Mahkota begitu aku
dilahirkan. Tianjun bilang
akulah Putra Mahkota terpilih yang belum pernah ada
sebelumnya. Mereka hanya perlu menunggu sampai aku berusia 50.000
tahun untuk menyelenggarakan upacara penobatan. Aku juga
tahu, sejak aku masih kecil, bahwa calon istriku adalah Bai Qian dari
Qingqiu. " Dia menarikku lebih dekat dan berkata, "Jika aku
jatuh cinta dengan seorang
wanita yang bukan Bai Qian dari Qingqiu, satusatunya jalan keluar adalah
menipu semua orang tentang kematianku."
Percakapan omong kosong ini membuat aku
mengantuk. "Beruntung bagimu
yang kau cintai adalah aku, Bai Qian dari Qingqiu."
Ketika aku hampir tertidur, tiba-tiba ia berkata, "Jika
seseorang mengambil matamu dan kau tidak bisa lagi melihat apa-apa,
Qianqian, apakah kau akan memaafkannya?" Kata-katanya tidak masuk akal. Aku menguap dan
sembarangan berkata, "Tidak ada seorangpun di dunia ini yang berani
mengambil mataku." Dia tetap diam untuk waktu yang lama. Lalu saat aku
terbuai dalam tidur, ia bersikeras bertanya lagi, "Bagaimana jika orang itu
adalah aku?" Aku menggapai hingga menyentuh mataku yang
masih melekat di wajahku.
Aku tidak tahu apa yang salah dengan dia hari ini.
Aku memeluk lengannya, menguap, dan memberinya jawaban sepintas, "Maka
hubungan kita berakhir sejak saat itu." Tubuhnya gemetar di sampingku. Setelah beberapa
lama, dia menarik aku erat dan berkata, "Jadilah gadis yang baik dan pergi
tidur." Aku bermimpi malam itu. Dalam mimpi itu aku berdiri di bawah pohon persik. Di
atasku adalah bungabunga mekar seperti yang di Shi Li Tao Hua. Di antara
bunga-bunga persik berwarna-warni terdapat sebuah pondok jerami.
Kadang-kadang ada suara kicauan burung dari jauh. Aku berjalan beberapa
langkah ke bagian rumput.
Seorang wanita dalam pakaian putih berdiri di
samping seorang pria berjubah hitam yang menyisir rambutnya di depan
cermin perunggu. Punggung
mereka menentang aku. Didalam cermin perunggu
terdapat bayangan samar dari mereka dua. Pria yang duduk berkata, "Hanya ada kita berdua
yang tinggal di rumah baru
kita, tanpa gunung hijau maupun air yang biru.
Apakah kau bisa tinggal di sana" "
Wanita yang berdiri menjawab, "Bisakah kita
menanam persik disana" Bagus
jika kita bisa menanamnya. Kita bisa membangun
rumah kita dari kayu persik,
dan menghilangkan rasa lapar dengan buah-buahnya.
Tapi bukankah sudah enak di sini" Kau baru saja memperbaiki rumah kita
beberapa hari yang lalu. Mengapa kita harus pindah ketempat lain" "
Pria itu tetap diam untuk sementara dan akhirnya
berkata, "Tempat itu dan
gunung kita sedikit berbeda. Aku tidak yakin jika kita
bisa menanam pohon persik di sana. Tetapi jika kau ingin menanam
beberapa pohon, maka kita
akan mencoba untuk menanamnya. "
Wanita itu berpikir untuk beberapa saat dan
kemudian membungkuk untuk
memeluk bahu pria itu. Pria itu berbalik dan
menatapnya. Mereka kemudian
berciuman. Aku masih tidak bisa melihat wajah
mereka dengan jelas. Mereka berciuman dengan penuh gairah, tapi karena
aku ingin melihat wajah mereka dan tau bahwa ini hanyalah mimpi, aku tidak
peduli untuk menghindari adegan selanjutnya. Aku berdiri di sana dengan mata
terbuka lebar dan melihat pasangan itu memimpin satu sama lain ke
tempat tidur. Adegan berikutnya berlangsung di pintu masuk kebun
persik. Orang berjubah hitam dengan sungguh-sungguh berkata pada wanita
berjubah putih, "Jangan
melangkah keluar dari gunung ini meskipun hanya
setengah langkah. Kau mengandung anakku sekarang, sehingga keluargaku
akan dengan mudah mencari jejakmu. Jika kau jatuh ke tangan mereka,
kita tidak bisa menyelamatkan
keadaan kita. Aku akan datang kembali setelah aku
mengurus sesuatu. Benar, aku sudah memikirkan cara untuk menanam persik. "
Dia kemudian mengambil dari lengan bajunya cermin
perunggu kecil dan meletakkannya ke tangan wanita itu," Jika kau
merasa kesepian, lihat ke
dalam cermin dan panggil namaku. Jika aku tidak
sibuk aku akan berbicara denganmu. Ingat, jangan meninggalkan kebun persik."
Wanita itu mengangguk. Hanya sampai bayangannya
menghilang dia mendesah lembut dan berkata, "Kita telah
menyembah pada Langit dan
Bumi di Donghuang tetapi kau tidak membawaku
pulang menemui keluargamu. Aku seperti seorang wanita simpanan.
Bahkan sekarang kita kabur dengan bayi dalam kandungan, melelahkan
sekali. Aku tidak tahu apa yang terjadi. " Kemudian dia menggeleng dan
kembali ke rumah. Aku juga menggeleng. Aku tau mereka adalah seorang manusia dan seorang
peri yang saling jatuh cinta. Dari awal waktu, asmara seperti ini jarang
berhasil. Dia terhuyung-huyung ke dalam rumah.
Pemandangan di depan mataku
berpusar dan berubah lagi. Masih di kebun persik yang
sama, tapi bungabunganya telah layu setengah. Bulan bergantung
rendah diantara jalinan ranting-ranting. Rasa berlalunya waktu yang membuat
orang murung. Wanita berjubah putih memegang cermin perunggu
sambil menyebut sebuah nama dengan lembut. Aku hanya bisa melihat
gambaran samar, tidak wajahnya, hanya bibirnya yang bergerak.
Suaranya juga lembut dan tidak jelas. Dia berjalan keluar. jantungku bergolak.
Lupa bahwa sekarang aku sedang bermimpi, aku mengejarnya dan
memperingatkan, "Bukankah
suamimu memberitahumu untuk tidak meninggalkan
kebun buah persik ini?"
Tapi dia tidak mendengar peringatanku, dan terus
berjalan keluar. Sepuluh langkah di luar kebun persik terdapat medan
energi yang tebal. Secara teori medan energi itu mampu menghalangi
manusia untuk menembusnya. Tapi langkah wanita sangat mantap.
Dengan ceroboh ia melewati medan penghalang tanpa halangan
sedikitpun. Hanya begitu saja
dia telah keluar dari kebun persik.
Dua kilatan cahaya menyambar dari atas. Aku
tersentak bangun. *** Bagian 4 Ketika aku bangun matahari pagi sudah bersinar
terang. Tidak ada seorangpun di dalam kamar, hanya ada Jiepo Deng
yang tergeletak rapi di atas ranjang. Karena tirai yang berwarna biru, aku sadar aku tidak
sedang tidur diranjang Ye Hua, tapi diranjangku sendiri di Qinglou. Ye Hua
selalu berhati-hati dengan segala apa yang dilakukannya.
Ketika aku bangun memandang cahaya pagi,
cahayanya memancarkan sinar giok ke mataku. Sekarang aku bisa melihat
dengan jelas dalam hatiku
apa yang sebelumnya aku tidak kusadari.
Tadi malam ketika aku tidur dengan Ye Hua, akulah
yang memulainya. Kecuali rasa sakit diawal, pengalaman itu sangat
menyenangkan. Ketika ia memelukku, aku merasa bahagia.
Seperti kata Kakak ke-4, sepertinya aku sudah
melanggar batasan usia dan jatuh cinta kepada Ye Hua.
Hal yang disebut cinta ini memang bukan sesuatu
yang bisa dihindari begitu
saja. Tidak heran aku merasa tidak ada seorangpun
yang cukup baik untuk menjadi selirnya. Jika Ye Hua dan aku saling mencintai, maka
pertunangan ini tidak perlu
dibatalkan lagi. Sebelum membawa Jiepo Deng ke Istana Fu Ying,
saya ingin mampir ke gedung Yehua dan menemuinya terlebih dahulu. Aku
ingin mengatakan padanya bahwa dia tidak perlu khawatir tentang
upacara penobatannya hanya karena diriku. Aku sarapan seperti yang direncanakan, melewati Fu
Ying Palace seperti yang direncanakan, dan menuju ke gedung Yehua
sesuai rencana. Tapi aku mengambil waktu yang salah. Dua pelayan
diluar gedung nya memberitahuku, " Yang Mulia telah pergi ke Langit
sejak pagi ini." Aku kembali ke Istana Fu Ying dan menyalakan
lentera di kepala tempat tidur Dieyong. Aku menunggu di samping tempat
tidurnya selama tiga hari.
Kemudian aku berencana untuk melakukan
perjalanan ke Yingzhou di
Donghai untuk mencari tanaman ajaib. Tak ada yang
perlu dipersiapkan, tubuhku secara perlahan pulih dengan sendirinya. Aku
kembali ke Qinglou dan memberitahu pelayan untuk mengunci pintu
gerbang. Lalu aku memasang perisai energi di kamarku dan berbaring di
tempat tidur. Tidurku berlangsung selama enam hari.
Ketika akhirnya aku terbangun, aku keluar untuk
berpamitan kepada Xihai Shuijun. Tapi sebelum aku melangkah keluar dari
pintu, dua pelayan dengan
cepat berkata padaku, "Kau sudah bangun. Master
Zheyan telah menunggumu selama dua hari. "
Aku telah menebarkan aroma harum atau apa" Begitu
banyak orang yang mencariku akhir-akhir ini. Kakak ke-4, Yehua, Xihai
Shuijun, belum lagi istri
Xihai Shuijun, dan sekarang Zheyan yang telah datang
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menemuiku dua kali. Apa yang dia inginkan dariku kali ini"
Aku melangkah turun dan melihat Zheyan
menatapku. Dia melambaikan
tangan dan berkata, "Ayo duduk di sini, cepat."
Dia menatapku dari kepala sampai jari kaki dan
berkata, "Pemulihan Moyuan
pasti berjalan dengan baik dari ekspresimu. Kemarin
aku juga berhasil membuat pil, jadi aku mampir untuk memberikannya
kepadamu. Gunakanlah dengan baik. " Dia menyerahkan pil putih ke telapak tanganku.
Aku membawanya ke hidung dan mengendusnya.
Ada aroma herbal ajaib. Aku membelalakkan mata dan berkata, "Hey hey hey.
Apa kau menggunakan energi hidupmu untuk membuat pil ini" Bagaimana
kau tahu aku ingin menggunakan energi kehidupanku sendiri untuk
diberikan kepada Moyuan" "
Lalu aku mengamati dirinya," Kau pergi ke Yingzhou
tetapi tidak terluka oleh empat hewan penjaga" "
Dia batuk ringan dan berkata, "Apa" Kau masih ingin
menggunakan energi kehidupanmu sendiri untuk membantu Moyuan"
Seingatku, Kau terluka parah saat menyegel Jingshang. Kau sudah kehilangan
begitu banyak energi. Beruntung bagimu, aku membuat pil ini. "
Lalu ia memutar cangkir teh di tangannya dan
berkata, "Karena Dewa
Pertama merawat dan membesarkanku, aku harus
membalas budinya. Dia hanya memiliki dua anak. Yang lebih sudah muda
tidak lagi hidup, jadi aku harus membantu sisanya yang lebih tua. "
Mataku berlinang saat aku menerima pil dan
berterima kasih padanya. Dia menerima rasa terima kasihku tanpa berkata apaapa. Hanya
mendesah pelan. Dia menatapku lagi sebentar, tampaknya ingin
mengatakan sesuatu tetapi
membatalkannya, maka ia tersenyum dan berkata,
"Aku harus pergi sekarang.
Berikan pil ini jika Dieyong sudah merasa sedikit lebih
baik. Aku tidak tahu bagaimana reaksinya terhadap pil ini, jadi kau
harus tetap berada didekatnya untuk mengawasi. "
Aku mengangguk-angguk dan melihatnya
meninggalkan aula besar. Aku memberikan pil Zheyan itu kepada Dieyong.
Meskipun tubuhnya lemah, tapi tidak seburuk yang Zheyan perkirakan. Palingpaling ia hanya berbaring
di tempat tidur selama sekitar 7 hari. Aku berjalan ke
arahnya untuk memeriksa bagaimana ia menyerap pil itu. Ketika aku
mendekati tempat tidur, dia meraih tanganku. Ekspresi wajahnya
tampak rumit saat ia bertanya
padaku, "Kau menunggu di sampingku sejak aku
tertidur?" Aku mengangguk-angguk dan berkata, "Apakah kau
masih merasa tidak sehat di bagian tertentu?"
Dia tidak menjawab dan malah bertanya, "Aku
dengar kau seorang homo seksual?" Alangkah hebatnya Donghai Shuijun itu.
Gosip itu telah meluas sepanjang jalan ke Xihai.
Tapi hal-hal seperti itu selalu ambigu. Aku
memutuskan untuk menghadapinya
dengan tenang dan perlahan-lahan menarik tanganku,
"Aku dengar kau juga
seorang homoseksual?"
Dia mengernyitkan alisnya dan berkata, "Ya. Meskipun
aku homoseksual, tipeku bukanlah orang sepertimu. "
Aku membaca denyut nadinya sambil menjawab
dengan sopan, "Kau lembut dan rapuh, tentu saja kau tidak menyukai pria
dengan penampilan sepertiku. Kau mungkin akan lebih tertarik pada pria
seperti Yehua. " Aku hanya mengucapkannya tanpa pikir, tapi yang
mengejutkan adalah tiba-tiba wajahnya memerah dan matanya cepat
dialihkan kearah lain. Hatiku sedikit tersentak dan tanganku yang sedang
memeriksa denyut nadi menjadi gemetar, "Kau ... orang yang kau rindukan
adalah Tuan Yehua?" Dia berbalik untuk menatapku dengan rasa bersalah,
"Apa boleh buat. Aku
bersyukur atas perasaanmu. Jika malam ini pelayan
tidak memberitahukan bahwa kau sudah berjaga disamping tempat tidurku,
aku tidak akan tahu. Aku merasa nyaman dengan perawatanmu karena
kupikir kau mempunyai "hubungan" dengan Yang Mulia. Hubungamu dan Yang
Mulia, apakah benar"
Kalau begitu Yang Mulia tidak anti-homo" "
Selama setengah hari, aku bingung akan cinta segitiga
gay yang diramu Dieyong. Akhirnya, aku menggigit bibir dan berkata,
"Tentu saja dia tidak
suka. Aku telah menggunakan semua yang kuketahui
untuk merayunya dan dia tetap menolakku. Itulah mengapa aku
mengalihkan kasih sayangku
kepadamu. " Wajahnya yang memerah sesaat berubah menjadi
putih. Aku tahu Yehua itu seorang pria idaman wanita, tak
disangka ternyata dia juga memberikan daya tarik kepada kaum lelaki.
Kakak ke-4 benar. Tahun ini adalah tahun yang membuat sakit kepala. Hmm,
sebaiknya aku jangan mengijinkan Yehua datang ke Laut Barat lagi.
Denyut nadi Dieyong stabil, napasnya juga ringan.
Tetapi untuk memastikan, aku merasa perlu
menggunakan Seni Mencari Jiwa untuk memeriksa dan melihat apakah energi dari
Zheyan sebaik yang kuharapkan. Terakhir kali, hanya ada sedikit energi lemah yang
mempertahankannya. Kali ini energi yang memeliharanya sangat kuat. Aku
sendiri tidak mampu mendekati rohnya. Energi yang kuat seperti ini pasti
telah dibudidayakan selama ribuan tahun. Tampaknya waktu untuk
Moyuan bangun akan datang segera tiba. Namun ... energi kehidupan yang memelihara Moyuan
bukan milik Zheyan. Begitu kuat namun juga tenang, tak terukur namun
tertutup. Tiba-tiba hawa dingin menjalar didalamku, akhirnya aku
menyadari mengapa Zheyan kembali dari Yingzhou tanpa satu bekas lukapun.
Tentu saja dia tidak pernah pergi ke Yingzhou. Dan dia tidak pernah
bertarung dengan hewan penjaga. Aku tahu dia jarang serius, dan lebih sering
berbohong daripada tidak, tapi dia tidak pernah melakukannya untuk
menyakiti seseorang. Mungkin dia ingin mengatakan, bahwa dalam
kenyataannya, pil ini dibuat
oleh Yehua. Lalu apa yang membuat dia berbohong"
Apakah karena ... tidak mungkin ... Aku mencoba yang terbaik untuk berkonsentrasi dan
meninggalkan jiwa Dieyong. Dengan terhuyung aku mengambil cangkir
teh di atas meja. Teh didalamnya belum sepenuhnya tertuang ketika aku
terbatuk keluar dua gumpalan darah. Hatiku berdetak keras dalam dadaku. Kakiku
menyandar pada satu kaki meja. Di samping nya adalah cangkir teh yang pecah.
Dieyong menggosok kepalanya dan duduk diranjang. Dengan bingung
bertanya padaku, "Ada apa?"
Aku tersenyum enggan dan mendorong diri dari
dukungan meja, "Kau baru
saja sembuh. Beristirahatlah dengan baik dalam
perawatan para pelayan. Tolong beritahu Dewa Air, aku punya urusan penting
yang mengharuskanku untuk kembali ke Kebun Persik. "
*** Bab 20 Bagian 1 Aku masih ingat dengan seorang wanita muda
bernama Xiao Zhouyin (") Water
estate di sebelah rumah kami. Dia ditinggal suaminya
di masa lalu. Aku dan Kakak ke-4 bersimpati atas nasibnya yang
malang. Kakak ke-4 sering
mengangkat wajahku untuk mengamatinya dan
berkata padaku, "Kau lemah
seperti Xiao Zhouyin tapi penampilanmu tidak terlalu
buruk. Bahkan jika suamimu
meninggalkanmu, Kau akan bisa menikah lagi. "
Tapi kakak ke-4 tidak khawatir terlalu cepat. Setelah
10.000 tahun aku menyadari
bahwa nasib seseorang dalam percintaan tidak ada
hubungannya dengan penampilan. Kakak ke-4 terlalu banyak berharap padaku. Aku
menghitung dengan jari dan
gadis yang tampak tidak terlalu buruk ini hanya
bersemi dengan lima bunga cinta.
Bunga pertama adalah Pangeran ke-9 Bi Yi dari klan
Burung. Dia datang bersama
orang tuanya untuk mengunjungi Qingqiu dan
langsung jatuh hati kepada bocah
perempuan berusia 20.000 tahun. Ketika dia pergi, dia
berlama-lama di belakang orang tuanya dan memberiku dua helai bulunya
sebagai hadiah janji. Dia diam-diam
bilang padaku dia akan datang naik awan pelangi
untuk melamarku jika dia sudah
lebih dewasa. Bulu di tubuhnya adalah dua warna:
merah dan biru. Saya merasa
bulu-bulu itu sangat indah jadi aku langsung
menerimanya, aku rasa bukan ide
yang buruk untuk menikah dengan keluarga burung.
Tapi tak lama kemudian, Migu datang dengan gosip. Dia mengatakan bahwa
klan burung tidak bisa menikah
dengan pihak diluar ras mereka, dan Pangeran ke-9
membuat kerusuhan besar dengan mogok makan untuk memenuhi janjinya
kepadaku. Orang tuanya tidak
tahan adegan itu sehingga saat ia sedang tidur,
mereka membiusnya dengan obat
perangsang dan membawanya ke tempat tidur
bersama seorang gadis bangsawan
dalam klan burung. Hah, dia menyalahiku dan tidak bisa naik awan
pelangi lagi untuk melamarku. Aku
mengambil dua bulu yang ia hadiahkan padaku dan
menyatukannya dengan bulu
unggas untuk membuat kemoceng.
Bunga kedua adalah pangeran kedua dari klan Iblis,
Lijing. Kami melalui beberapa
masa yang indah. Kemudian dia dan Xuan'nu
melakukan hal yang menjijikkan
dengan berselingkuh di belakangku.
Bunga Ketiga Zangpi, anak ke-2 dari Tianjun. Yang
satu ini adalah perjodohan paksa
oleh orang tuaku. Tapi nasibku tidak memiliki tempat
untuk romance ini jadi ketika
Zangpi datang ke Qingqiu, ia jatuh hati pada
pembantuku dan kabur bersamanya.
Yang keempat adalah Bifang, burung tunggangan
kakak ke-4. Tapi Bifang menyembunyikan perasaannya dengan baik. Ketika ia
akhirnya mengungkapkan perasaan itu, aku sudah bertunangan.
Keempat bunga asmara ini layu sebelum mereka bisa
berkembang. Hanya ada satu
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang baik, tapi hanya dalam penampilan saja.
Bunga yang terakhir adalah Yehua.
Aku merasa sedih karena tidak bisa bertemu dengan
calon suamiku ini pada masamasaku yang paling muda.
Aku menaiki awan dan terbang dari Xihai langsung ke
Jiuchongtian. Angin berhembus
lembut dan dingin saat ini. Rasanya ada aroma bunga
teratai di diantaranya. Aku buru-buru mendorong pintu ruang kerjanya,
kemudian buru-buru menguncinya,
lalu buru-buru menyingkirkan tirai. Gerakan-gerakan
cepatku sangat halus, tapi
karena aku tidak memperhatikan, aku menubruk dua
vas bunga di lantai dan menimbulkan suara yang nyaring.
Yehua mengangkat kepalanya menjauh dari dokumen
di mejanya dan tersenyum sambil menggosok pelipis. "Apa yang membawamu
ke ruang kerjaku hari ini?"
Wajahnya tidak lagi pucat putih seperti waktu berada
di Istana Air Xihai, tetapi
tampak telah dan kurus. Aku tidak lagi senaif dulu. Akhirnya aku menyadari
jika seseorang bersikeras
padamu dia bukanlah seorang yang baik, Kau tidak
akan bisa menemukan sifat
buruk darinya. Aku melangkah maju dua langkah dan mendekatinya,
ingin meraih pergelangan tangannya untuk memeriksa denyut nadinya. Dia
menarik senyum dan mengulurkan
tangan untuk meraih jubahku. Dia merajut alis dan
bertanya padaku, "Apa ini?"
Aku menundukkan kepalaku, "Oh, bukan apa-apa.
Aku menggunakan teknik mencari jiwa pada pangeran Xihai dan kehilangan
konsentrasi menyebabkanku
batuk beberapa kali. "
Dia mendorong kursi dan bangkit, kemudian berpaling
untuk menuangkan teh. Katanya sambil menuangkan teh, "Aku tahu kau ingin
merawat Moyuan dengan sepenuh hati, tapi kau juga harus merawat diri.
Bukankah lebih buruk jika kau
jatuh sakit ketika Moyuan bangun" "
pandanganku mengikuti sosoknya saat aku
menjawab, "Coba tebak apa yang aku
lihat ketika aku memasuki jiwa Pangeran Laut Barat?"
Dia berbalik dan memberiku secangkir teh, kepalanya
miring saat ia bertanya, "Bagaimana dengan Moyuan?"
Aku menerima cangkir tehnya dan berkata marah,
"Jadi, seperti apa wujud
keempat binatang penjaga herbal ajaib itu" Pil yang
Zheyan berikan padaku dibuat olehmu, kan" Berapa banyak energi
kehidupanmu yang tersisa" "
Ekspresinya tetap konstan. Dia tersenyum samar dan
berkata, "Oh, ada hal
seperti itu" Tianjun menyuruhku untuk mengunjungi
Donghai beberapa waktu lalu.
Ketika aku melewati Yingzhou tiba-tiba aku ingat
bahwa kau ingin mengambil
beberapa herbal ajaib jadi aku turun untuk memetik
beberapa batang diperjalanan.
Binatang yang kau maksudkan itu tidak begitu hebat.
Jika mereka sedikit lebih lincah,
aku pasti menangkap seekor untuk kau latih supaya
kau tidak bosan diwaktu luang.
Tampaknya hari ini kau juga sedang senggang. "
Apa yang ia katakan terdengar begitu mudah, tapi
aku masih ingat dulu ayahku
membawa banyak luka ketika ia kembali dari
Yingzhou. Aku mendengar suaraku
terdengar lagi, "Lalu bagaimana dengan pil itu" Berapa
tahun energi kehidupan yang kau gunakan" Kau meminta Zheyan untuk
membawanya kepadaku. Mengapa
kau malah berbohong padaku" "..
Dia mengangkat alisnya dan berkata dengan ekspresi
terkejut, "Oh, begitu" Kalau
begitu Zheyan tidak memberitahumu bahwa akulah
yang membuat pil itu" "
Lalu ia tersenyum lagi," Aku tidak seharusnya
mempercayakan masalah ini
kepadanya. Dia mencuri semua jasaku. "
Ia membalik halaman dokumen di mejanya dan
melanjutkan,"Aku terlahir dengan
lebih banyak energi daripada kebanyakan Imortal.
Tianjun juga mentransfer sedikit
energinya kepadaku. Membuat pil itu bukanlah
masalah besar. " Aku melihat tangan kanannya yang tergantung lemas
di dalam lengan bajunya dan
berkata lembut, "Mengapa kau hanya menggunakan
tangan kiri ketika menuangkan
teh dan membalik dokumen itu" Tidakkah sebaiknya
kau sedikit menggerakkan tangan kananmu" "
Tangan kirinya yang membalik dokumen tiba-tiba
berhenti. Tapi itu hanya sesaat sebelum ia melanjutkannya
dengan gerakan yang tidak terlalu
lambat, tidak terlalu cepat. Dia berkata santai, "Mmm,
karena lengah, binatang keji
itu sedikit menggigit. Tangan kananku ini jadi sedikit
sakit. Tapi tidak ada masalah.
Tabib memeriksa dan berkata bahwa tangan kananku
akan sembuh dalam waktu satu bulan. " Dia bilang Tianjun memberinya sedikit energi
kehidupan. Tapi tentu ada alasan
mengapa Tianjun melakukannya. Kemungkinan besar
dia kehilangan semua energinya
setelah melompat dari Zhuxian Tai, yang Tianjun
berikan padanya hanyalah untuk
menggantikan yang telah hilang. Tidak mungkin lebih
dari 50.000 tahun energi aslinya.
Aku tahu energi yang menutrisi Moyuan sekarang
setidaknya senilai 40.000 tahun.
Kemudian hal yang katanya hanya gigitan kecil di
lengannya. Kita semua tahu persis
jenis binatang apa yang menjaga herbal ajaib. Satu
gigitan dapat mengambil daging
dan tulangnya sekaligus. Tidak ada orang yang berani
bilang : satu gigitan bukan
masalah. Tapi aku tahu dia berkata begitu untuk menghiburku.
Untuk tidak mengecewakannya,
aku hanya bisa berpura-pura bahwa dia berhasil
menipu hatiku yang perih.
"Baguslah kalau begitu. benar-benar baik. Sekarang
aku bisa merasa tenang. "
Dia mengangkat alisnya dan tersenyum, "Tidak ada
yang perlu dikhawatir. Tapi
pangeran tertua Xihai mungkin masih terancam
bahaya kecil dari efek samping pil
ajaib. Sekarang kau datang ke Langit, apa tidak takut
terjadi komplikasi" "
Kata-katanya terlalu fasih, ia jelas berusaha untuk
menendang tamunya keluar.
Wajahnya yang normal sekarang tampak lelah. Dia
mungkin tidak bisa bertahan
lagi. Karena hargadirinya, aku berpura-pura teringat
sesuatu dan berteriak nyaring,
"Oh, benar! Hampir saja lupa" Aku harus pergi
sekarang, kau harus beristirahat
dengan baik. " Kata-kata ini hanya membuat hatiku semakin
berdenyut perih. Aku memutuskan untuk kembali ke Qingqiu dan
mencaritahu lebih jelas tentang
luka Yehua dari Zheyan. *** Bagian 2 Ketika aku pulang dengan cemas, Zheyan tidak
berada di Qingqiu. Kakak ke-4 bilang dia sudah kembali Kebun Persik.
Aku memanggil awan dan bergegas menuju Shi Li Tao Hua.
Ketika aku akhirnya bertemu Zheyan dikolam Piyao
dibalik gunung, hari masih
siang. Tapi dia mulai mengoceh tanpa henti dan pada
saat kita sampai ke cerita tentang Yehua, bulan telah menjulang tinggi
diangkasa. Setengah bulan yang lalu pada tanggal 11 Juni ketika
ia dan kakak ke-4 dicegat
oleh dua peri dari Surga saat sedang berjalan-jalan
sambil memandang rembulan.
Mereka di perintah Tianjun untuk meminta bantuan
Zheyan menyelamatkan seseorang. Tabib Langit selalu berada di Surga jadi
jika mereka sampai datang
sejauh ini untuk mengundang Zheyan, pasti
masalahnya serius. Kakek ini sangat
tidak menyukai Tianjun tapi ia tetap berangkat
dengan para peri demi mengumpulkan hutang budi dari Tianjun.
Ketika dia sampai ke Jiuchongtian, dia akhirnya
mengetahui bahwa orang yang
ingin Tianjun selamatkan adalah anak menantu dari
keluarga kami, Yehua. Ketika dia melihat Yehua, ia masih berada dalam
kondisi kritis. Lengan kanannya
sudah dimakan oleh binatang itu : hanya ada sebuah
lengan baju kosong. Energi
kehidupan-Nya berkurang menjadi sekitar 10-20 ribu
tahun. Ketika dia bercerita sampai ke bagian ini, katanya
dengan sedih, "Suamimu ini,
begitu muda namun begitu teliti. Kudengar bahwa dia
mengajukan laporan kepada Tianjun beberapa hari yang lalu, katanya
keberadaan herbal ajaib di
Yingzhou melanggar hukum Imortal, meminta izin
untuk pergi ke sana dan memusnahkannya. Semuanya terdengar sangat
masuk akal sehingga Tianjun
setuju. Setelah dua hari, terdengar berita bahwa
Yingzhou telah tenggelam di
bawah Laut Timur. Tianjun sangat gembira. Tapi
kemudian Ye Hua pulang keesokan harinya dengan luka serius. Pada awalnya
aku mengira energi hidupnya
menyusut dikarenakan keempat binatang itu, tetapi
ketika dia diam-diam memberiku pil ajaib, aku tahu bahwa binatangbinatang itu tidak mendapatkan
apa pun darinya selain sebuah lengan. Dia kelihatan
begitu kurus karena tepat
setelah ia mendapatkan herbal ajaib, dia segera
menggunakan energinya untuk
membuat pil. Aku sudah memberinya obat, jadi
jangan terlalu mengkhawatirkan
lukanya. Dia hanya kehilangan sebuah lengan, dia
akan baik-baik saja setelah
beristirahat beberapa waktu. Hah, tapi lengannya
tidak benar-benar hilang.
Lihatlah lengan yang kubuat untuknya. Dia tidak bisa
menggunakannya sekarang tapi setelah 10.000 tahun dia akan dapat
menggerakkannya. " Cahaya bulan bersinar ke atas kami, besar dan bulat,
dingin dan jauh. Zheyan mendesah dan berkata, "Dia
mengkhawatirkanmu, itulah sebabnya dia
memintaku untuk memberikan pil itu kepadamu. Dia
pikir karena dia suamimu,
maka dia harus membantumu sebanyak yang dia bisa
untuk membayar budi Moyuan. Dia takut kau tidak akan menggunakannya
jika kau tahu pil itu menyerap
semua energi kehidupannya. Kau selalu sembrono,
siapa sangka kau akan memeriksa jiwa Pangeran Xihai setelah memberinya
pil ajaib. Aku benar-benar
mengagumi tekat Yehua yang kuat, selalu ingin
menyelesaikan segala sesuatunya
sendiri. " Lalu ia menghela napas sekali lagi dan
menambahkan," Untuk membunuh
keempat binatang itu hanya dalam usia 50.000 tahun,
warisannya untuk masa depan tak terbayangkan gemilangnya. Hanya sayang
energi kehidupannya yang telah hilang itu. " Tenggorokanku tiba-tiba mengering. Hatiku
terperosok. Zheyan ingin menahanku di tempatnya untuk
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bermalam tapi aku menolak dan
berterima kasih atas niat baiknya. Aku hanya bisa
duduk dan memandang Yehua jika aku datang padanya sekarang. Tapi
meskipun begitu, aku tetap ingin
berada sampingnya. Aku mengubah diriku menjadi kunang-kunang dan
terbang melewati harimau yang
tertidur di luar Tiannan Gate.
Zishen Palace gelap gulita. Aku jatuh dan menabrak
kursi karena ceroboh. Istana
langsung menyala terang. Yehua duduk di tempat
tidurnya, tubuhnya terbungkus
jubah sutra putih. Dia menatapku degan bingung. Aku
hanya pernah melihatnya dengan pakaian hitam atau tanpa pakaian sama
sekali. Tapi dia juga terlihat
gagah memakai jubah putih tipis. Rambut hitam
panjangnya yang terurai juga
tampak gagah, sangat gagah.
Setelah menatapku untuk beberapa saat, ia
mengernyitkan alisnya dan berkata,
"Bukankah seharusnya kau berada di Laut Barat
mengawasi pangeran mereka"
Apa yang kau lakukan di kamarku di tengah malam"
Apakah terjadi sesuatu dengan Dieyong" "
Tampangnya yang mengerutkan alis ini juga sangat
gagah. Aku tertawa dan berkata, "Dieyong baik-baik saja.
Aku ingat bahwa kau masih
sakit jadi aku datang kalau-kalau kau membutuhkan
seseorang untuk membantumu
menuangkan teh. " Yehua telah menghabiskan begitu banyak tenaga
untuk menipuku demi ketenangan
pikiranku. Jadi lebih baik aku meneruskan sandiwara
ini. Dia menatapku dengan ekspresi bingung lalu
tersenyum dan menepuk tempat
tidurnya, "Qianqian, kemarilah."
Telingaku panas membara saat suaranya
berkumandang. Aku berdeham dan
berkata, "Aku rasa itu bukan ide yang bagus. Biar aku
tidur di tempat Little Dough
malam ini. Mengapa kau tidak beristirahat saja. Aku
akan datang besok. "
Aku belum keluar kamarnya ketika ruangan berubah
gelap lagi. Satu langkah maju
dan kakiku telah menabrak kursi.
Yehua menarikku dari belakang. "Aku hanya bisa
menahanmu dengan satu tangan
sekarang. Jadi jika kau tidak mau, kau selalu bisa
pergi. " Ibuku berkali-kali mengajarkan perilaku yang tepat
yang harus aku tampilkan sebagai seorang mempelai wanita. Dia bilang sebagai
pengantin baru, ketika suami ingin bercinta, aku harus menolaknya dengan
lembut untuk menunjukkan rasa malu dan kesopanan. Kupikir berdeham adalah tanda yang jelas
menunjukkan "penolakan lembut" tapi
Yehua tidak memberi banyak perhatian untuk itu.
Sayangnya ibuku tidak mengajarkan apa yang selanjutnya harus aku
lakukan ketika suamiku tidak
menggubris "penolakan lembut" itu.
Rambut Yehua yang terurai menggelitik telingaku. Aku
jadi bingung, lama kemudian akhirnya aku berbalik memeluknya. "Aku
hanya akan memakai setengah dari tempat tidurmu, oke?"
Dia batuk mengejek dan berkata, "Bagaimana bisa
kau mengambil setengah dari
tempat tidurku dengan ukuran tubuhmu itu?"
Aku malu-malu mendorongnya dan naik ke tempat
tidur. Aku melepas pakaian
luarku dan merangkak kebawah selimut. Aku berdiam
di sudut atas ranjang. Ketika Yehua mendekat, aku mundur ke dalam. Dia
berbaring terlalu jauh dariku
hingga selimut bagiannya terus bergeser. Dia menarik
ujung selimut ke sisinya.
Tapi selimut itu sangat kecil sehingga akhirnya dia
mengambil semuanya dariku.
Ini adalah malam bulan Juli di tengah musim panas,
tetapi di Surga tetap terasa
sangat dingin. Aku juga melepas lapisan luar gaunku
jadi jika aku terus tidur
seperti ini, dia akan menjadi orang yang merawatku
besok pagi, bukan sebaliknya. Aku bergeser sedikit ke arahnya, dan sedikit lagi. Dia
berbalik dan bergeser ke tepi
luar. Aku bergeser lagi. Aku terus bergeser tapi masih
tidak bisa mencapai selimut.
Saat aku bergerak lagi, tiba-tiba ia berbalik dan saya
berguling ke dalam pelukannya. Tangan kirinya memegang erat-erat, "Apa kau mau
tinggal di dalam pelukanku dibawah selimut atau kau mau tidur di
sudut ranjang tanpa selimut?"
Aku berkata padanya, "Atau kita bisa tidur berdua di
sudut ranjang dengan selimut." Pikiranku jelas tidak bekerja dengan baik
ketika aku mengucapkan kata-kata ini. Dia mengencangkan pelukannya dan tertawa, "Itu
juga bukan ide yang buruk."
Malam itu kami saling bercumbu rayu seperti
sepasang burung dan tidur nyenyak
di sudut tempat tidur. Meskipun kami meringkuk disudut ranjang, tidurku
terasa damai dalam pelukan
Yehua. Dalam alam bawah sadarku, saya masih bisa
mendengar dia berkata, "Apa kau tahu" Kau tidak seperti orang lain. Kau tidak
bisa berhutang apa pun kepada siapa pun. " Dia benar. Aku tidak pernah bisa berhutang apa pun
pada siapa pun, jadi dengan antusias aku setuju meskipun aku sedang
mengantuk. Tapi aku tidak
ingat jelas apa yang sebenarnya aku setujui.
Di tengah malam aku kaget dan terjaga oleh suara
batuknya. Dia berjingkatjingkat dan merapikan selimutku, lalu buru-buru
mendorong pintu luar. Aku
mendengarkan gerakannya tetapi hanya bisa
mendengar suara batuk yang
ditekan. Jika aku tidak memiliki telinga rase, aku tidak
akan mendengar suaranya. Aku mengusap lembut tempat tidur di
mana kehangatannya masih belum memudar. Sebuah sensasi pahit merasuk
dalam diriku. Dia tetap berada di luar untuk sementara waktu
sebelum masuk kembali. Aku
pura-pura tidur dengan baik sehingga ketika ia
merangkak kembali ke tempat
tidur, dia belum tahu bahwa aku sudah terbangun.
Aku bisa mencium aroma darah dalam udara. Aku
bersandar ketubuhnya dan menunggunya untuk tertidur sebelum merangkak
kembali kedalam pelukannya.
Aku menjulurkan lengan untuk memeluknya. Semakin
kupeluk dia, semakin aku merasa sedih. Lama kemudian akhirnya aku tertidur.
Keesokan harinya ketika aku bangun, dia tampak benar-benar normal. Itu
membuatku berpikir bahwa tadi malam aku hanya mengada-ada atas perasaanku
sendiri dan akhirnya terbawa kedalam mimpi. Tapi aku tahu juga, bahwa itu bukan mimpi.
Tinggal dengan Yehua, membuatku merindukan Little
Dough. Sang Buddha sedang memberikan ceramah di Lingshan sehingga
Shengyu Yuanjun menyeretnya pergi untuk ikut kesana bersenangsenang.
Aku khawatir bahwa Little Dough masih begitu muda,
dia tentu akan bosan dengan ceramah Sang Buddha. Yehua tidak
sependapat dan berkata, "Dia
pergi ke Langit Barat hanya karena ingin makan tebu
dari Lingshan. Lagipula dia bersama Shengyu. Bahkan jika Imortal yang
lainnya tertidur, dia tetap
tidak akan tertidur. "
Karena aku mengkhawatirkan Yehua, aku ingin
tinggal di dekatnya. Yilan Fanghua
agak jauh dari Zishen Palace, jauh dari Qingyun
Palace. Itu juga merupakan
tempat almarhum istrinya tinggal, jadi aku memilih
untuk tinggal di Qingyun Palace. Pada awalnya aku harus bangun pagi-pagi dan
berjalan ke Zishen Palace. Aku
membantunya mengenakan pakaian dan sarapan
dengan dia. Karena aku tidak
pernah bangun sepagi ini seumur hidupku, kadangkadang aku menguap di
sana-sini. Lalu suatu hari, saat aku berusaha untuk
membangunkan diriku dari mimpi, aku
melihat Yehua setengah duduk, setengah berbaring di
sampingku membaca buku. Kepalaku berbaring di lengan kanannya tak bergerak.
Tangan kirinya memegang sebuah buku strategi. Ketika dia melihatku, dia
membalik halaman dan berkata,
"Diluar masih gelap. Tidurlah kembali, aku akan
membangunkanmu kalau sudah
siang. " Memang sedikit memalukan, tetapi sejak saat itu aku
tidak perlu bangun pagi-pagi
untuk datang ke istananya lagi. Dialah yang bangun
pagi-pagi untuk datang ke
tempat Little Dough. Sarapan juga dibawa dari Zishen
Palace ke Qingyun Palace.
*** Bagian 3 Waktu kami masih berada di Qingqiu, Yehua sering
menyeretku untuk jalan-jalan
disekitar rumpun bambu di dekat Fox Cave. Dia
bertanya aku mau apa untuk
siang nanti, maka kami akan membahasnya dan
begitu melewati rumah Migu,
kami akan meminta dia untuk berbelanja.
Sekarang ini di Surga, Yehua tidak perlu khawatir
tentang makanan, maka dia
mengembangkan hobi baru. Sambil berjalan dia ingin
mendengarkan apa yang kubaca kemarin. Aku hanya membaca novel untuk
menghabiskan waktu. Setelah
selesai membaca, biasanya aku akan melupakan
semua nama karakter dalam
cerita itu. Aku hanya mengingat plot dasar ceritanya
saja. Tapi karena minat baru Yehua ini, aku jadi lebih
memperhatikan apa yang kubaca
agar dapat bercerita keesokan harinya. Hanya dalam
beberapa hari, caraku bercerita cukup jadi semakin fasih. Atau bisa dibilang
aku agak berbakat dalam hal ini. Ceramah di Lingshan berakhir pada tanggal 17 Juli.
Little Dough pasti akan segera pulang. Tanggal 17 Juli. Angin sejuk bertiup melalui udara.
Pohon cassia yang tumbuh di bulan mekar lebih awal, harumnya semerbak
sampai keseluruh Jiuchongtian.
Aku duduk dengan Yehua di paviliun disebelah
Yaotang (kolam Yao). Di atap
tergantung beberapa buah lentera. Diatas meja batu
juga terdapat lampu. Yehua memegang kuas di tangan kirinya,
menggambar peta strategi di bawah
cahaya lampu. Waktu dulu aku belajar dari Moyuan di Kunlun, aku
butuh waktu 20.000 tahun untuk mempelajari ilmu pemetaan ini. Aku rasa itu
adalah program studi yang
paling mengerikan. Melihat peta ini tidak hanya
membuatku sakit kepala, juga
membuat tubuhku sakit. Akhirnya aku hanya
mengagumi lukisan tangan Yehua
sebentar kemudian bersandar dikursi dan menutup
mata untuk beristirahat.
3 Kehidupan 3 Dunia 10 Mil Bunga Persik Three Lives Three Worlds Ten Miles Of Peach Blossoms Karya Tangqi Gongzi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku baru saja mengedipkan mata ketika suara Little
Dough yang jelas memanggilku dari jauh, "Bu, ibu."
Aku berdiri untuk melihat; dia benar-benar Little
Dough. Dia mengenakan pakaian hijau giok. Tangan
mungilnya menjinjing karung
di atas bahu. Kelihatannya cukup berat. Karung di
bahunya membuat dia berjalan sempoyongan. Yehua berhenti menggambar
dan berjalan ke tangga untuk melihat. Aku juga meninggalkan kursi dan
perlahan menghampirinya. Ketika dia sudah berada sekitar 10 langkah dari kami,
dia berteriak keluar keras "Ibu!" aku membalas panggilannya. Tubuh bulat
mungilnya perlahan merosot turun saat ia dengan hati-hati meletakkan
karungnya ke tanah. Dia menyeka keringat di wajahnya dan berteriak, "Ibu,
ibu, Ah Li membawa tebu dari Lingshan untukmu. Aku memotongnya sendiri ... "
Kemudian setelah berpikir sejenak, katanya," Ah Li
memilih batang yang paling
bulat... hahahaha " Kemudian ia meraih karung dan
menariknya ke arah kami dengan sekuat tenaga. Aku ingin datang membantunya tetapi Yehua
melarangku, "Biarkan dia sendiri
yang membawanya kemari."
Aku hanya memperhatikan Little Dough sehingga
tidak menyadari bahwa ada orang lain yang muncul di samping semak-semak
berbunga. Orang ini juga memegang karung di tangannya, meskipun jauh
lebih kecil dari karung yang dibawa Dough. dia melangkah mendekati kami. Di bawah cahaya
lentera tampaklah wajah halus
yang memukau. Little Dough berkata dari belakang, "Zhu Shengyu,
itulah ibuku. Bukankah dia
cantik" " Shengyu Yuanjun menatapku bingung kemudian
mencubit diri sendiri, "Yang
Mulia, bolehkah saya menyentuh Nyonya sekali ...?"
Yehua berdeham. Aku tertegun.
Meskipun Shengyu mengenakan pakaian laki-laki,
suaranya lembut dan ringan.
Dadanya juga menonjol. Tidak ada bagian dari dirinya
yang terlihat seperti seorang pria. Jadi Shengyu Yuanjun yang satu ini
sebenarnya seorang Yuanjun
perempuan. Yehua masih belum menjawab ketika Little Dough
cepat berjalan mendekat dan
melindungiku. "Kakek Ketiga masih belum
menyingkirkan kebiasaan burukmu
yang suka menyentuh hal-hal baru" Ibuku milik
ayahku. Hanya Ayah bisa menyentuhnya. Apa yang kau bicarakan" "
Yehua tertawa lembut. Aku menggeser pandanganku
ke lentera yang tergantung
di atap paviliun. Wajah Shengyu berubah menjadi hijau dan dengan
sedih berkata, "Saya sudah
hidup begitu lama namun baru kali ini saya melihat
Dewa Tinggi perempuan. Tidak bolehkah saya menyentuhnya sekali saja" "
The Little Dough mendengus.
Shengyu terus berekspresi sedih, "Satu sentuhan saja,
hanya sekali, apakah itupun terlalu berlebihan?"
Little Dough mendengus lagi.
Shengyu membawa sapu tangan ke wajahnya dan
menyeka air mata, "Aku masih
sangat muda ketika tanpa alasan harus naik ke Surga
dan menjadi peri. Aku diganggu oleh Yang Mulia Pangeran ke-3 sepanjang
waktu dan menjadi tua dalam kesusahan. Tidak ada yang benar-benar saya
inginkan. Aku hanya berharap dapat bertemu Dewa tinggi perempuan dan
menyentuhnya. Tetapi keinginan kecil ini bahkan tidak bisa menjadi
kenyataan. Siming (dewa nasib)
begitu kejam kepadaku. "
Dia tampak begitu sengsara, orang tuanya mungkin
telah meninggal. Roda di kepalaku berputar. Bahwa Pangeran ke-3 yang ia
disebutkan itu pastilah kakek
ke-3 Little Dough, atau adik lelaki Zangpi, paman ke-3
Yehua, Liansong. The Little Dough menghela napas panjang dan
menatapku. Kemudian dia melihat ayahnya, dan setelah menolak beberapa saat,
akhirnya dia berkata, "Baiklah, silakan. Tapi hanya satu sentuhan saja, oke"
" Yehua melirik Shengyu sekilas dan berpaling kembali
pada peta strategi di meja
batu. Dia memegang kuas dengan lembut dan
berkata, "Main-main di depanku,
menggoda istriku, menipu anakku, Shengyu, kau
cukup berani hari ini."
Shengyu langsung menarik kembali tangannya, ia
bahkan belum sempat menyentuh ujung jubahku. Little Dough menarik karungnya yang berat ke
paviliun dan perlahan-lahan
membukanya. Ada tebu didalamnya, yang sudah
dipotong-potong. Dia memberiku sepotong yang paling bulat dan sepotong
Pendekar Pemanah Rajawali 11 Pendekar Kidal Karya Tong Hong Giok Pengemis Tua Aneh 3