Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan Bagian 1
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seri Dewi Ular 46-Tara Zagita
Misteri Bocah Jelmaan
Karya : Tara Zagita
Sumber DJVU : Jisokam
Editor : Jisokam bin Abdul Minix
Ebook oleh : Dewi KZ
TIRAIKASIH WEBSITE
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
MISTERI BOCAH JELMAAN
oleh ?"?" Zagita
Serial : Dewi Ular
Cetakan pertama Gambar sampul oleh Fan Sardy
Penerbit Sinar Matahari, Jakarta
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
All rights reserved
Convert & Edit : Abdul Minix, Pdf : Dewi KZ
MISTERI BOCAH JELMAAN
Kanda menemukan anak hilang di cafenya. Ia merawat
anak tersebut, seperti merawat anaknya sendiri. Padahal
Kanda masih bujang dan belum pernah merawat anak.
Kumala Dewi alias Dewi Ular curiga dengan Uca.
Menurutnya, gadis kecil itu bukan sembarang anak kecil.
Bahkan menurutnya, gadis kecil itu mempunyai kekuatan gaib
yang lebih besar darinya.
Kata-kata Kumala itu terbukti. Gadis itu jika malam berubah
menjadi wanita cantik yang merindukan kemesraan seorang
lelaki. Kanda terpilih sebagai pria yang diharapkan
kemesraannya. Kumala mencoba meneropong siapa sebenarnya Uca. Tapi
akibatnya sangat parah. Kumala Dewi menjadi buta. Dalam
tiga hari tak tersembuhkan, maka ia akan buta selamalamanya. Bocah kecil itulah yang mampu menyembuhkan
kebutaan Dewi Ular. Tapi ?"" jadinya jika bocah itu ternyata
menolak menyembuhkan kebutaan Kumala" Siapa sebenarnya
gadis kecil berkekuatan gaib tinggi itu"
Simak dan ikuti kisah ini!
0o-dwkz-234-o0 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
1 GADIS kecil itu bernama Cantika, tapi lebih akrab dipanggil
Uca. Dia benar-benar gadis kecil. Segala-galanya serba kecil.
Usianya saja baru sekitar lima tahun kurang. Wajahnya
mungil, matanya berbulu lentik, bundar, bening, uuh... indah
sekali. Uca memang baby face. Rambutnya lurus, panjang
sepunggung, lembut, bagian depannya diponi. Ia gemar
menggendong boneka Panda yang ringan dan besarnya hanya
sepelukannya. "Biar masih berusia lima tahun kurang, tapi Uca termasuk
gadis yang cerdas, lucu dan pandai bicara. Itulah sebabnya
aku suka padanya. Batinku cepat menyatu dengannya. Seolaholah dia seperti anakku sendiri."
"Sudah berapa lama ikut denganmu?"
"Baru tiga hari."
"Ooo... baru tiga hari"! Kukira udah berbulan-bulan ikut
denganmu." Yoseph manggut-manggut.
"Tapi biarpun baru tiga hari, rasa-rasanya seperti sudah
lama dia ikut denganku, Yos. Sehari nggak dengar suara
tawanya, aku merasa seperti merindukan seorang anak
kandung yang kusayangi."
"Kau memang sudah pantas menjadi seorang ayah. Kanda.
Perasaanmu itu adalah tanda-tanda bahwa di dalam hidupmu
kau sudah membutuhkan status keluarga, seorang ayah
sekaligus seorang suami. Berarti kau harus cepat-cepat kawin.
Jangan membujang terus!"
"Enak aja luh ngomong. Kawin sih mudah, tanggung
jawabnya yang susah!" Mereka tertawa sejenak. Uca masih
bermain sendiri tak jauh dari kedua lelaki itu.
"Bagaimana kalau nanti orangtuanya
datang dan mengambilnya" Kau ingin pertahankan Uca atau...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yaah... mesti kuserahkan padanya dong. Pada orangtuanya. Masa kupertahankan"! Memangnya seorang
kekasih"!"
"Tapi aneh juga, ya" Masa sampai tiga hari orangtuanya
nggak kemari sih" Jangan-jangan dia memang dibuang oleh
orangtuanya?"
"Itulah yang kuherankan, Yos. Hampir setiap dua jam sekali
kutelepon pihak kepolisian, tapi tetap belum ada orang yang
melapor tentang kehilangan anak. Menurut temanku yang
dinas di kepolisian sih, biar saja si Uca di sini dulu sampai
orangtuanya datang untuk mengambilnya."
Tiga hari yang lalu, Uca menjadi pusat perhatian para
pengunjung lahan per-cafe-an di sekitar Monas. Anak gadis
mungil itu menangis sendirian. la tepisah dari keluarganya,
dan mendapat predikat 'anak hilang'. Pada waktu itu, Uca
menangis mengharukan tepat di depan tenda cafenya Kanda.
Anehnya, sampai larut malam belum ada pihak orangtua
yang merasa kehilangan anaknya. Keamanan setempat sudah
membantu mengumumkan tetang anak hilang me lalui
pengeras suara, tapi belum juga ada yang datang dan
mengaku sebagai orangtua Uca. Menurut pengakuan si gadis
kecil, ia dan orangtuanya habis makan di cafenya Kanda, lalu
Uca lari-lari kecil mengejar penjual boneka yang mondarmandir ke sana-sini. Ketika ia kembali ke cafe itu, orangtuanya
sudah tidak ada.
"Uca tinggal di mana?"
"Nggak tahu."
"Uca punya nomor telepon di rumahnya?"
"Punya...."
Anak itu menyebutkan nomor telepon rumahnya. Namun
ketika dihubungi oleh petugas keamanan, ternyata nomor
telepon itu milik sebuah rumah sakit. Sekali lagi Uca
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyebutkan nomor telepon yang diyakini sebagai telepon
rumahnya. Setelah dihubungi, ternyata telepon itu milik
perusahaan rumah jenazah.
Karena saat itu gerimis segera turun, akhirnya Kanda
menyanggupi untuk merawat anak itu sementara, sampai
menunggu pihak orangtua Uca datang untuk mengambilnya.
Ternyata sampai tiga hari Uca tinggal di rumah Kanda, gadis
kecil itu belum juga dijemput orangtuanya. Padahal berita
anak hilang sudah dimuat di koran-koran dan bahkan disiarkan
melalui beberapa radio swasta.
"Aku sudah menghubungi beberapa wilayah, tapi sampai
hari ini belum ada pihak yang melaporkan tentang kehilangan
anak gadisnya. Jadi menurut saranku sih... rawat saja dulu
anak itu. Nanti begitu ada pihak yang melaporkan kehilangan
anaknya, akan kubawa ke rumahmu, Da!" ujar seorang teman
Kanda yang dinas di kepolisian.
Kanda adalah seorang pemuda lajang yang dikenal sebagai
jago trick film. Profesinya di bidang special-effect itu sangat
dikagumi banyak orang. Tapi manakala perfilman lesu, krisis
moneter berkepanjangan, Kanda pun ikut-ikutan buka usaha
sampingan. Sebuah cafe resmi didirikan beberapa bulan yang
lalu, berdampingan dengan cafe-cafe para artis dan selebritis
lainnya yang ada di sekitar Monas itu.
Pemuda lampan, gagah dan berpenampilan sedikit
eksentrik itu pernah menjadi paranormal. Tapi kekuatan
supranaturalnya yang merupakan insiden gaib itu telah
dihilangkan berkat bantuan Kumala Dewi atau yang dikenal
sebagai anak bidadari dari Kahyangan itu, (Baca serial Dewi
Ular dalam episode : "MISTERI ASMARA TUA").
"Kalau kau merasa terganggu dengan adanya anak itu,
biarlah aku yang merawatnya sampai orangtuanya datang
untuk mengambil," kata teman Kanda yang dinas di kepolisian
itu. Sang tamu memang sudah berkeluarga, dan istrinya tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keberatan jika harus rnerawat Uca. T api agaknya tawaran itu
justru merupakan sesuafu yang memberatkan di hati Kanda.
"Justru aku merasa nggak keberatan sama sekali jika Uca
lebih lama lagi tinggal bersamaku. Dia memang nakal, tapi
nakalnya seorang bocah yang selalu ingin tahu ini itu. Buatku
nggak ada masalah ?"" pun seandainya aku harus merawat
Uca selamanya."
Kanda tinggal di sebuah rumah mungil yang dibelinya dua
tahun yang lalu. Di situ ia tinggal bersama Mak Sanah dan
Rusmi, anak ?"" Sanah. Kedua pelayannya itu sudah lama
kenal Kanda, karena Mak Sanah dulu tetangga rumah Kanda
sewaktu Kanda masih SMA. Jadi segala sesuatunya sudah
dipercayakan kepada Mak Sanah yang sering dianggap
sebagai ibu angkatnya itu.
Kadang-kadang Erwan juga tinggal di rumah mungil
berkamar tiga itu. Tapi belakangan ini Erwan lebih sering
tinggal di rumah calon istrinya ketimbang pulang ke rumah
Kanda. Sebagai saudara sepupu, Kanda tidak pernah
mempermasalahkan hal itu. Cuma dia sering merasa sepi jika
pulang kerja terlalu sore, karena biasanya ia sering gunakan
waktu senggang untuk ngobrol dengan Erwan.Tapi sejak ada
Uca, rasa sepi itu hilang. Lebih-lebih sejak cafe-nya yang joint
dengan seorang teman itu menjadi laris, rasa sepi pulang
rumah itu sama sekali lenyap dari hati Kanda. Setiap buka
cafe, Uca selalu diajaknya ke sana. Siapa tahu papa dan
mama Uca muncul lagi dan bertemu dengan anaknya. Namun
sampai hari ke enam sejak ditemukannya Uca, sang orangtua
yang ditunggu belum juga muncul.
"Jangan-jangan Uca itu anak setan yang dibuang di
keramaian cafe tenda itu. "
"Kepalamu bonyok!" geram Kanda. "Seenaknya aja ngatain
Uca anak setan Elu kali yang aslinya anak iblis!"
"Gitu aja kok tersinggung sih luh?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Habis elu ngomong seenak monyong luh aja sih," Kanda
bersungut-sungut serius. la tampak tersinggung dengan canda
seperti itu. Hatinya merasa tak rela kalau Uca dikecam
sedemikian rupa, sekalipun dengan nada ber- canda. Kanda
sendiri heran, mengapa mudah tersinggung oleh kelakar
teman seperti itu; padahal biasanya ia tidak sesensitif itu
meneri- ma canda yang lebih kasar lagi.
"Mungkin karena aku semakin sayang kepada anak itu,
sehingga terlalu ?"k" perasaanku menerima ejekan canda
demikian," katanya kepada teman yang lain.
Rasa sayang Kanda kepada gadis kecil itu memang kentara
sekali. ?"" saja yang diinginkan Uca selalu dituruti oleh
Kanda. la sangat bingung dan bahkan bisa menjadi panik jika
Uca menangis. Rasa ingin membahagiakan anak itu begitu
besar di hati Kanda, sehingga nyaris seluruh perhatian Kanda
tertuju untuk si kecil Uca.
Bobby, teman yang menaruh saham separuh bagian dalam
usaha cafe itu, punya pandangan tersendiri tentang Uca.
"Anak itu kayaknya bawa rezeki cendiri. Da. Kamu ingatingat deh, sejak kamu menemukan anak hilang itu dan
merawatnya, cafe kita selalu penuh dikunjungi orang. Lebih
ramai dari biasanya, bahkan paling rame dari cafe-cafe
lainnya. Anak buahku sampai mengaku kewalahan melayani
tamu-tamu di cafe kita."
"Aku juga berpendapat begitu, Bob. Makanya diam-diam
aku semakin sayang pada Uca. Apalagi sampai dua minggu
begini dia belum diambil oleh orangtuanya, rasa-rasanya aku
ingin mengutuk si orangtua itu yang telah tega membiarknn
anaknya hilang dan nggak mau berusaha mencarinya."
"Jangan-jangan sehabis kehilangan anaknya, kedua
orangtua Uca itu tewas karena kecelakaan. Jadi dia nggak
sempat melapor atau memberitahukan kepada siapa-siapa."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wah, benar juga. Jangan-jangan begitu, ya Bob?" Kanda
mulai menampakkan ketegangannya, walau hanya melalui
pandangan mata yang menjadi tajam dan kerutan dahi agak
keras. Yang jelas, bulu kuduk Kanda jadi merinding setelah
membayangkan kemungkinan yang dikatakan Bobby tadi.
0o-dwkz-234-o0 Langit cerah di awal petang tercermin di wajah seorang
reporter INTV yang sering muncul dalam acara 'Lorong Gaib'
itu. Pemuda tampan mantan peragawan dan pernah beberapa
kali membintangi sinetron laga itu tak lain adalah Niko
Madawi. Dari dulu dia naksir Kumala Dewi, tapi tak berani
terang-terangan. Pernah ia menyatakan rasa sukanya kepada
Kumala, tapi cenderung berkesan canda, sehingga kurang
ditanggapi oleh Kumala Namun sebenarnya si anak bidadari
yang dikenal sebagai paranormal cantik itu tahu persis isi hati
Niko. Hanya saja ia tak mau menampakkan rasa simpatinya
itu, sehingga sering membuat Niko penasaran.
Tapi di awal petang kali ini, agaknya Kumala alias si Dewi
Ular itu, ingin sedikit membuka tabir kepura-puraannya.
Terbukti ia melangkah di tengah-tengah Mall sambil
menggandeng tangan Niko. Kesan mesranya seolah-olah ingin
dipamerkan kepada seluruh pengunjung Mall yang rata-rata
terkagum-kagum melihat kecantikannya. Niko justru berkeringat dingin menerima sikap semesra itu.
Hampir setiap orang yang ?"p?""s?" dengan mereka
berdua selalu menyempatkan memutar kepala untuk
memandangi Kumala. Kecantikan si anak bidadari itu nyaris
tiada tandingannya. Di seluruh Mall berlantai empat itu tidak
ada wanita secantik Kumala Dewi. Bentuk tubuhnya yang
bukan hanya sekedar sexy saja, namun juga mempunyai nilai
seni keindahan tubuh paling tinggi, tidak pernah ada yang
menandinginya. Tentu saja hati Niko merasa bangga, namun
juga menyimpan ke- cemburuan; karena merasa takut ada
Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pemuda lain yang lebih tampan darinya mendapat sambutan
kedipan mata dari Kumala.
"Nik, menurutmu gaun ungu itu pantas nggak buat aku?"
sambil Kumala menuding sebuah gaun pesta berwarna ungu.
Gaun itu dipajang di etalage dalam sebuah butik.
"Menurutku sih, nggak pantas."
"Bukannya justru akan membuatku makin tampak sexy
kalau pakai gaun itu, Nik?"
"Ya. Memang kamu akan tampak sexy, bahkan terlalu sexy.
Tapi menurutku pakaian seperti itu nggak pantas untuk anak
dewa seperti dirimu. Terlalu seronok. Citramu sebagai bidadari
asli dari Kahyangan akan hilang. Orang sangka kamu wanita
nggak bener, sebab gaun itu sangat memancing perhatian
kaum lelaki."
Dewi Ular tersenyum tipis, nyaris tak kentara. Padahal
dalam hatinya tertawa geli, karena pada saat itu ia merasakan
getaran di hati Niko adalah getaran rasa cemburu. Niko tidak
suka kalau Kumala memakai gaun itu, karena takut menjadi
bahan incaran lelaki lain.
"Nik. aku kepingin memiiiki gaun itu deh. Modelnya bagus.
Kayaknya sih belum pernah ada perempuan yang pakai gaun
model itu."
"Kalau kamu ngotot, ya terserah. Beli aja! "
"Aku nggak punya duit tuh. Kamu mau belikan aku gaun
itu?" Kumala memancing reaksi Niko, padahal dia sangat mampu
membeli gaun itu, bahkan untuk sepuluh kali lipat harga gaun
itu, ia masih sanggup membelinya.
"Beli aja sana. Kamu sendiri yang ngomong sama
pelayannya."
"Kamu ada duit nggak?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ada, ada...!"
"Tapi kamu kan nggak suka kalau aku pakai gaun itu."
"Kalau kamu senang, aku akan suka. ?"" yang kamu
senangi, itu yang aku sukai. Yang penting kamu senang."
."Idih, kok gitu sih?" Dewi Ular mencibir geli, tapi ditahan
kuat-kuat dan hanya sebagian kecil rasa gelinya yang
tercermin melalui cibiran cantiknya.
"Pokoknya berapa pun harganya, beli! Aku masih sanggup
membelikan gaun yang harganya jauh lebih mahal dari yang
itu," kata Niko walau sambil memandang ke arah lain.
Dewi Ular yang rada-rada konyol itu benar- benar
mengambil gaun tersebut. Harganya ratusan ribu. Dia ingin
melihat kesungguhan Niko dalam menyenangkan hatinya.
Ternyata pemuda itu membayar tunai gaun tersebut.
Sejumlah uang diambilnya dari dalam dompet. Kumala sempat
melirik isi dompet Niko.
"Kasihan, uangnya tinggal dua-tiga lembar," pikir Kumala,
tapi ia berlagak cuek.
?"?" lagi yang ingin kau beli?" tanya Niko saat keluar dari
butik tersebut. Sejak menjemput Kumala dari kantornya, Niko
memang sudah berjanji ingin membelikan sesuatu untuk
Kumala. Dia habis dapat bonus dari sebuah produk yang
menseponsori acaranya di teve. Sebab itulah ia berani
membawa Kumala dan mer.antammya untuk borong-borong
di Mall. "Aku kepingin parfum deh, Nik." Kumala memaksakan diri
untuk berlagak manja.
"Untuk ?"" parfum" Tubuhmu sudah menyebarkan aroma
wangi cendana dan pandan yang amat lembut dan romantis.
?"" masih perlu parfum segala?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku ingin merubah ciri-ciriku Biar orang tak mudah
mengenal siapa diriku sebenarnya. Karena bau wewangian
yang ada padaku adalah wewangian khas Kahyangan. "
"Ya, udah kalau begitu maumu. Kita ke counter parfum.
Tuh, di lantai atas kayaknya ada toko spesial parfum."
Niko menunjukkan sikap memanjakan Kumala. Sckalipun
sebenarnya banyak yang ber- tentangan dengan hati kecilnya,
tapi ia cenderung mengikuti keinginan gadis cantik anak Dewa
Permana dan Dewi Nagadini itu. la ingin tunjukkan kepada si
paranormal cantik itu bahwa ia punya pengertian yang cukup
besar dan pantas dibanggakan.
Sebuah parfum dengan wewangian eksklusif dipilih Kumala.
Harganya mencapai 600 ribu lebih. Kumaia bilang, ia suka
aroma parfum itu. Niko tak keberatan membelikannya.
Tapi kita harus cari ATM dulu. Uangku di dompet nggak
cukup untuk membeli parfum itu, Kumaia."
"Ah, malu-ma luin kalau harus ke ATM dulu. Nggak usah aja
deh." Niko tak ingin mengecewakan gadis itu.
"Pakai credit card bisa, Zus?" tanya Niko kepada pelayan.
"Bisa saja," jawab si pelayan.
"Ya, udah. Kami ambil parfum yang itu tadi," sambil Niko
mengambil dompetnya untuk mengeluarkan credit card-nya. la
mendekati bagian kasir. Namun alangkah terkejut hati pemuda
itu ketika me lihat dompetnya tebal kembali. Uang yang tadi
sudah dipakai membeli gaun ternyata menjadi utuh dalam
jumlah yang sama. Padahal tadi sisa uang di dompetnya
tinggal dua-tiga lembar lima puluhan ribu. Sekarang kenapa
menjadi tebal kembali"
"Pasti dia yang bikin ulah begini, ngerjain gue!" pikirnya
sambil me lirik Kumala. Gadis itu berlagak cuek, seolah-olah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak melihat kebingungan Niko. Tapi di sudut bibirnya Niko
melihat gadis cantik jelita itu menyembunyikan senyum,
seperti sedang menertawakan keheranannya.
Akhirnya parfum itu dibayar dengan kontan. Masalah
tersebut dibicarakan setelah mereka berada di Mc Donalds,
menikmati santap malamnya dengan sesantai mungkin.
Sebelumnya, Niko dibuat tercengang lagi saat membayar di
kasir Mc Donalds, ternyata uang yang dipakai membayar
parfum juga kembali lagi. Utuh seperti semula. Seolah-olah
jumlah uang di dompet belum pernah digunakan selembar
pun. "Kamu ngerjain aku, ya?" tegur Niko sambil menyembunyikan senyum malunya.
"Ngerjain apaan?"
"Uangku kok tetap utuh" Padahal tadi sudah kupakai bayar
gaun, parfum, dan... mungkin juga sekarang utuh lagi setelah
kupakai bayar makanan ini."
Kumaia Dewi tersenyum tipis, tidak mau menatap Niko. Ia
bahkan bersikap seakan malas mengomentari kata-kata Niko
itu. Perhatiannya tertuju pada hidangan yang sudah tersedia
di depannya. "Uang siapa yang kau masukkan ke dalam dompetku ini,
Dewi?" "Udahlah. Yang penting kamu nggak rugi."
"Tapi kalau kamu bawa pulang barang-barang itu,
sedangkan uangku yang kuberikan pada kasir kau ambil
secara gaib dan kau masukkan ke dalam dompetku, itu
namanya mencuri, Dewi. Barang-barang yang kau bawa itu
hasil curian, bukan hasil membeli. Sebab pihak toko merasa
dirugikan oleh tindakanmu."
"Nggak ada yang merasa dirugikan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lalu uang siapa yang kau masukkan ke dompetku ini?"
"Uangku sendiri, Bego!" geram Kumala agak jengkel, tapi
masih menahan rasa geli. "Coba kamu check aja rekentngku di
ATM, pasti sudah berkurang sejumlah harga gaun dan
parfum." "Kenapa kamu lakukan begitu" Kau pikir aku nggak ikhlas
membelikan gaun dan parfum itu?"
"Ikhlas. Aku percaya, kamu pasti ikhlas. Tapi... aku nggak
tega kalau harus menguras isi dompetmu. Aku bukan cewek
matre!" "Kenapa kamu tadi minta aku yang beliin?"
"Sekedar ingin tahu saja, seberapa besar kesanggupanmu
yang katanya ingin menyenangkan hatiku."
"Ooo, begitu" Lalu, kalau sudah begini. kesimpulan ?""
yang kau peroleh dari diriku?"
"Nggak tahu. Aku belum ambil kesimpulan apa-apa,
soalnya aku lagi lapar!" jawab Kumala dengan konyol, lalu
menikmati hidangannya.
Niko ingin protes atas sikap Kumala yang tidak mau
berterus terang dengan kesimpulan hatinya, tapi niatnya
tertunda akibat kemunculan seorang pemuda yang dikenalnya.
Pemuda itu muncul bersama seorang gadis cilik yang cantik
dan memeluk boneka Panda. Kaki Niko buru-buru menyentuh
kaki Kumala, memberi isyarat agar Kumaia memperhatikannya.
"Lihat tuh , siapa yang baru masuk kemari."
Tepat pandangan mata Kumaia melirik ke arah pemuda itu,
si pemuda pun sedang menatap ke arahnya. Senyum lebar
penuh ke ramahan segera mekar di kedua belah pihak.
"Eeeh... kamu; Da"! Sama siapa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Berdua saja, sama si Uca nih," ujar pemuda itu yang tak
lain adalah Kanda.
"Aduh, cantiknya. Anak siapa ini, Da?" tanya Kumaia sambil
mencubit dagu Uca.
'Anak gue dong."
"Uuhh, ngaku-ngaku anak orang!" cibir Niko, karena ia tahu
bahwa Kanda belum per- nah menikah.
"Namanya siapa, Sayang?" Kumala menghentikan makannya, wajahnya tampak gembira sekali menyambut
kehadiran Uca dan Kanda.
"Uca, ditanya Tante Kumala tuh, namanya siapa?"
"Uca," jawab gadis kecil itu menunduk malu.
"Uca udah sekolah ?"" belum?"
"Belum," jawabnya lirih sekaii.
"Ini oom-nya Uca apa papanya Uca?" tanya Niko.
"Oom Uca." Gadis itu pun mengangkat wajah dan menatap
Kumala. la berkata lagi,. "Papa Uca nggak ada."
"Lho, kok nggak ada" Ke mana papanya?"
Uca menggeleng Kanda menjelaskan secara singkat
tentang anak temuan itu. Tapi sebelum Kumala dan Niko
membahas tentang orangtua Uca yang sampai saat ini belum
ada kabar mencarinya, Uca sudah ribut rninta dibelikan
humberger, seperti yang dimakan Niko.
"Sini, sini... beli sama Oom Niko, sini!" Niko segera
membawa Uca ke counter. Kanda duduk di bangku kosong
depan Kumala. la sempat berseru kepada Niko, minta
dibawakan ayam goreng dan kentang. Kumala mengikuti
dengan senyum ceria. Tapi setelah Kanda mengeluh
kelelahannya akibat mengikuti Uca berjalan-jalan mengelilingi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mall, tiba-tiba Kumala berkata dengan nada datar dan pelan,
pandangan matanya masih memperhatikan Uca dan Niko.
"Hati-hati dengan anak itu."
"Maksudmu..."!"
Kumala menatap Kanda, melanjutkan makannya pelanpelan. "Ada getaran aneh pada diri anak itu. Sudah berlama lama
ikut kamu?"
"Harnpir sebulan ini. Maksudmu, getaran aneh yang
bagaimana?"
"Sulit kujelaskan. Tapi aku merasakan getaran aneh itu saat
mencubit dagunya."
"Masa' sih?" gumam Kanda ragu-ragu. seperti kurang
percaya dengan kata-kata Dewi Ular.
"Aku tahu kau sangat sayang padanya, bukan?"
"Ya, memang begitu. Aku sangat sayang dan kasihan sekali
padanya. Masa' sampai sekarang orangtuanya tidak berusaha
mencari anak itu" Padahal dia sangat membutuhkan perhatian
dan kasih sayang dari orangtua."
"Sebenarnya dari soal itu saja kamu sudah bisa ambil
kesimpulan, bahwa ada keanehan dalam diri anak itu. Kalau
dia memang bukan gadis kecil yang punya keanehan, pasti
sudah dicari oleh orangtuanya."
"Ah, kamu jangan mendramatisir nasibnya, Kumala."
"Sorry. Anggap saja itu hanya pendapatku secara pribadi.
Jangan dimasukkan hati. Siapa tahu pendapatku itu meleset,"
kata Dewi Ular buru-buru menetralisir ucapannya sendiri.
Sebab pada saat itu ia mendengar suara menggerutu dari
dalam hati Kanda. Suara gerutu tersebut segera dipahami
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagai rasa kurang suka Kanda terhadap pandangan buruk
seseorang tentang Uca.
Sebagai seorang sahabat, Kumala berusaha untuk tidak
mengecewakan hati Kanda. Ia tidak ingin suasana
persahabatan menjadi rusak hanya karena perbedaan
pendapat yang memang tidak mudah dipaham i oleh orang
awam seperti Kanda itu.
"Yang jelas, beberapa waktu lagi kamu akan melihat
perkembangan aneh gadis itu. Mungkin lima hari lagi, atau
paling lama sepuluh hari lagi, Uca akan menampakkan
keganjilannya."
"Kamu jangan nakut-nakuti aku, Kumala," sambil Kumala
memaksakan tertawa walau terasa hambar. Tapi ia segera
ingat percakapannya dengan si kecil Uca beberapa hari yang
lalu. Percakapan itu terjadi pada saat Uca mau tidur. Kanda
menemani sambil mengusap-usap punggung gadis kecil yang
Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
cukup manja terhadap dirinya itu.
"Uca betah nggak tinggal bersama Oom di sini?"
"Betah. Uca senang tinggal di sini bersama Oom Kanda."
"Nggak kepingin pulang?"
"Nggek, ah. Uca mau di sini aja seterusnya."
"Uca nggak kangen sama papa-mama?"
"Nggak. Papa-mama nggak kayak Oom Kanda sih."
"Maksudnya nggak kayak Oom Kanda itu bagaimana sih.
Ca?" "Nggak sayang sama Uca., Suka marah- marah. Kalau Uca
mau tidur, disuruh tidur sendiri. Nggak diusap-usap begini,
nih...." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mungkin karena papa dan mama Uca ca?"" bekerja
seharian penuh. Tapi sebenarnya papa dan mama Uca pasti
sangat sayang sama Uca."
"Bohong. Papa dan mama Uca nggak sayang sama Uca.
Makanya, Uca nggak kepingin dijemput papa dan mama."
"Kalau ternyata papa dan mama besok-besok datang dan
ingin membawa pulang Uca, bagaimana?" pancing Kanda ingin
tahu perasaan lugu si gadis kecil itu.
"Itu nggak mungkin. Papa dan mama nggak mungkin
jemput Uca."
"Lho, kok Uca bisa tahu begitu, dari mana?"
"Nggak dari mana-mana," jawabnya polos. "Pokoknya Uca
nggak mau dijemput dan dibawa pergi sama siapa saja. Uca
mau tinggal sama Oom Kanda saja sampai Uca besar nanti."
Tersentuh perasaan Kanda, seolah-olah ia sedang
menerima pengaduan dan curahan hati dari anaknya sendiri.
Usapan tangannya masih dilakukan dengan penuh kelembutan. Uca masih memunggungi oom angkatnya sambil
memeluk boneka Panda.
"Sebenarnya Uca ingat nggak sih nama papa atau mama?"
"Nggak," jawabnya pendek, sepertinya kesal diajak bicara
terus soal papa dan mamanya. Kanda semakin prihatin melihat
seorang bocah yang sudah memiliki rasa benci terhadap
orangtuanya. "Sudah berapa kali Uca diajak papa-mama pergi ke cafe
Oom?" "Sering. Tapi lupa, berapa kali. Pokoknya Uca sering lihat
Oom Kanda bicara-bicara sama tamu-tamu di tenda itu."
"Uca sama siapa kalau sedang lihat Oom Kanda menjamu
tamu-tamu di tenda?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sendirian."
"Sendirian" Ah, mana mungkin Uca sendirian datang ke
sana?" "Mungkin saja. Uca kan pemberani. Oom belum tahu sih
siapa Uca sebenarnya," gadis itu berbalik, kini berhadapan
dengan Kanda. Matanya yang jernih dan indah bagaikan
menyimpan genangan air surgawi yang begitu dalam
maknanya. Kanda sempat berdebar-debar lembut menerima
tatapan mata jernih itu.
"Nanti kalau Oom Kanda sudah tahu siapa Uca, Oom pasti
percaya dengan omongan Uca tadi."
"Oom sudah tahu siapa sebenarnya Uca."
"Belum," gadis itu menggeleng. "Oom belum tahu siapa
Uca sebenarnya. Buktinya,Oom masih tanya-tanya sama Uca."
Kanda tertawa geli penuh rasa bangga. Uca dicium
keningnya. "Udah, sekarang udah malam. Uca harus bobo, ya?"
"Tapi Oom harus temani Uca sampai bobo, ya?"
"lya. Oom akan temani di sini. Oom nggak pergi ke manamana kok. Kan hari ini Oom Nggak jualan di warung tenda itu.
Libur." "Kasihan pembelinya, ya" Pada kecele. Aturan nggak usah
libur, Oom. Biar pembelinya nggak kecele. Apalagi nanti kalau
sudah 40 hari, pembelinya akan makin banyak, Oom harus
buka tenda lagi, dan... pokoknya warung Oom akan berubah.
Semuanya akan berubah. Uca juga berubah."
"Berubah bagaimana?" Kanda mulai was- was.
"Berubah lebih nakal lagi, hii, hii, hii...."
Kanda tak jadi was-was. Tapi di balik kata-kata dan tawa
kecil itu, hati nurani Kanda seperti menangkap adanya arti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang lebih dalam dari sekedar canda seperti biasanya. Hanya
saja, hati Kanda tak bisa menerjemahkan maksud tawa Uca itu
secara jetas. Kanda hanya menangkap adanya keanehan yang
malam itu juga segera dilupakan. ?"" perlu dibahas dalam
hati. Kini ketika bertemu dengan gadis paranorma l, Kanda
rnenangkap ada sisi keanehan yang hampir sama dengan
keanehan dari Uca pada beberapa malam yang lalu. Namun
sekali lagi, Kanda tak dapat memahami ?"" arti keanehan
tersebut. Yang jelas, Kumala juga mempunyai prediksi tentang
sesuatu pada diri Uca yang akan tampak jelas dalam waktu
sepuluh hari lagi. Padahal waktu sepuluh hari lagi adalah
waktu 40 hari lamanya Uca menjadi anak asuh Kanda. Apakah
benar pada masa 10 hari lagi itu segalanya akan berubah,
seperti kata Uca sendiri" Kini hati Kanda justru penasaran,
karena ingin segera mengetahui ?"" yang terjadi setelah ia
merawat Uca selama 40 hari nanti.
0o-dwkz-234-o0 2 HARI itu Kanda harus mengerjakan title animasi sampai
selesai, sebab esok harinya akan diambil oleh pemesannya.
Sampai pukul tujuh petang Kanda masih sibuk di depan layarlayar komputernya.
Pukul delapan lewat baru selesai. Bobby meneleponnya,
mengharapkan ia datang ke cafe untuk menggantikan tugas
Bobby menyambut para tamu yang semakin memadati tenda
mereka. Sebelum berangkat ke cafenya, Kanda menyempatkan diri
menelepon ke rumah. Rusmi yang menerima telepon saat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Rus, mana Uca?"
"Sedang nonton VCD film kartun, Tuan."
"Rewel nggak?"
"Nggak kok. Tuh, dipangku Emak."
"Coba suruh sini sebentar."
"Neng Uca, ada telepon dari Tuan nih!" terdengar Rusm i
berseru dari tempatnya. Sebentar kemudian suara Uca pun
terdengar jelas, menyiratkan kebahagiaan tersendiri di hati
Kanda. "Uca, oom mau langsung ke warung, ya" Kali ini Uca di
rumah aja sama Mak Sanah dan Rusmi."
"Pulangnya malam nggak, Oom?"
"Oom usahakan nggak malam-malam deh. Memangnya
kenapa" Apakah Uca mau ikut ke warung tenda" Oom mesti
jemput dong."
"Nggak deh. Uca di rumah aja sama Mak Sanah. Uca lagi
nonton Mickey Mouse nih, Oom. Seru! Lucu lagi, Oom."
Terdengar suara tawa Uca yang menggelikan di hati Kanda.
"Tapi ingat, ya Ca... jangan tidur malam-malam lho. Jam
sembilan Uca harus udah tidur. Ya, Sayang?"
"lya deh. Pokoknya habis film ini Uca tidur deh."
"Suruh Mak Sanah nemenin Uca tidur, ya?"
"Nggak mau. Uca nggak mau tidur ditemenin Mak Sanah.
Kalau Oom nggak ada, Uca tidur sendirian aja deh."
"Memangnya berani tidur sendiri?"
"Berani dong!"
"Pintar...! Anak manis harus berani tidur sendiri, ya nggak?"
"Hii, hii, hii...!" Uca tertawa girang mendapat sanjungan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Telepon itu adalah telepon yang ke sekian kalihya. Hari itu
Kanda menelepon Uca dari kantor lebih dari 10 kali. Walau
hanya sebentar, tapi hati Kanda merasa lega kalau sudah tahu
keadaan Uca di rumah.
Di cafenya, Kanda juga sempat menelepon ke rumah
melalui HP, Mak Sanah yang menerima dan mengatakan
bahwa Uca sudah masuk ke kamar. Gadis kecil itu menolak
ditemani Mak Sanah maupun Rusmi.
"Non Uca ingin tidur sendiri, Tuan."
"Baguslah kalau begitu. T api pintu kamar jangan kau tutup
rapat-rapat, ya Mak Jagain aja dari depan pintu. Kan bisa
sambil nonton teve."
"Iya, Tuan. Saya sama Rusmi juga sebentar-sebentar
menengoknya dari depan teve kok."
Semakin lega hati Kanda, semakin tenang pikirannya. ?"k
heran jika Kanda dapat meng- konsentrasikan diri kepada
tamu-tamu cafe yang boleh dikatakan membludak itu. Bobby
sempat menyewa kursi buat tambahan tempat duduk dari
tempat persewaan meja-kursi pesta. Sebelum ia pergi, ia juga
sempat berkata kepada Kanda tentang rasa heran dan
bangganya melihat cafe mereka dibanjiri pengunjung.
"Padahal kita nggak menawarkan menu istimewa, tapi kok
pengunjung justru membanjir kemari, ya?"
"Aku juga heran, Bob. Empat orang yang ada di meja
tambahan itu kan tamu langganan cafenya Jeffry, tapi kok
malam ini mereka malah kemari, ya Bob" "
"Mungkin malam ini memang malam kemujuran kita.
Mudah-mudahan aja seramai ini seterusnya."
"Dengar-dengar tenda sebelah kita ini mau dijual, ya?"
"0, iya. Benar. Aku tadi juga sudah bicara dengan pengelola
lahan: ?"k Obbi. Katanya, kalau kita berminat, bisa saja lahan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebelah itu kita ambil juga mulai besok. Soalnya, mulai besok
cafe sebelah udah nggak buka lagi. Habis, sepi pengunjung.
Kudengar sih mau buka di Ambasador sana."
"Ambil saja deh. Siapa tahu besok malam pengunjung kita
semakin bertambah."
Bobby sangat setuju. Tapi sayang ia harus pergi,
membawakan acara sebagai MC di sebuah night club besar.
Kanda sibuk melayani para tamunya dengan keramahan yang
menyenangkan. Pada umumnya mereka yang hadir di cafe
tersebut kenal Bobby atau Kanda, sehingga Kanda terpaksa
lari sana-sini menjamu mereka, mengikat kesan indah agar
mereka betah makan di tempat tersebut.
Tiga orang tamu datang, bingung mencari tempat. Kanda
buru-buru menyambutnya dengan tawa ceria.
"Heii... Kumala Dewi nan cantik jelita, hallo..." Ha, ha,
ha...." Semua orang berpaling memandang gadis cantik yang
amat memukau. Aroma wangi pandan dan cendana menyebar
memenuhi cafe, mengalahkan aroma nasi goreng yang sedang
dibuat oleh seorang koki. Kumala Dewi menyempatkan
singgah di cafenya Kanda, karena desakan dari Niko. Malam
itu, Kumala bukan hanya bersama Niko, namun juga bersama
Sandhi, si sopir yang sudah dianggap seperti saudara sendiri
itu. "Gila! Rame amat, Dan," ujar Niko. "Pakai dukun dari mana
kamu, bisa jadi selaris ini"!"
"Dukunnya, siapa lagi kalau bukan cewek kita yang duduk
di sampingmu itu. ?"", hee, hee...!"
Senyum tipis membias cantik di wajah Kumala. Lesung
pipitnya begitu memukau setiap pria yang memperhatikan ke
arahnya. Pemuda berjaket hitam yang statusnya adalah sopir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pribadi Kumala itu segera menimpali dengan canda, karena ia
juga kenal dekat dengan Kanda.
"Wah, kalau memang dukunnya kamu, Mal... berarti kita
bakalan dapat makan gratis di sini!"
"O, boleh, boleh...," sahut Kanda. "Asal kamu ditinggal di sini sebagai jaminan,
boleh saja makan gratis, San. Kebetulan
aku masih butuh tenaga buat cuci piring, haa, haa, haa...."
Setelah menyebutkan pesanan masing- masing kepada
pelayan. Kumala Dewi berusaha bicara pelan kepada Kanda,
namun suaranya itu masih bisa didengar oleh Niko Madawi
dan Sandhi. "Kamu pakai penglaris dari dukun mana sih?"
"Ah, pertanyaanmu kok aneh-aneh aja," Kanda tersipu
malu. "Terus terang, aku merasakan getaran gaib begitu kuat di
sekeliling tendamu ini. Getaran gaib itu adalah getaran penarik
minat orang-orang, sehingga mereka datang kemari dan
bernafsu sekali menikmati hidangan di sini. Gaib pemikat dari
mana, Da."
"Sumpah mampus, aku nggak pakai dukun-dukunan segala.
Kalau memang mau pakai begituan, kenapa aku mesti lari ke
dukun lain" Minta aja padamu, masa iya nggak kamu berikan
sih?" "Aneh," gumam Kumala sambil melirik ke sana-ini dengan
waspada. "Ada sesuatu yang menaburkan gaib di sini.
Gelombang gaib pemikat para pembeli ini sangat kuat, dan
aku yakin pasti ada tebusannya."
"Tebusan apaan"!" Kanda sempat merinding tengkuknya.
"Entahlah. Aku belum tahu tebusan ?"" yang diharapkan
oleh si penyebar gelombang gaib ini. Tapi jelas, dia pasti
minta imbalan."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Masa' sih...?" Kanda menggumam cemas.
"Jangan-jangan minta tumbal nyawa?" bisik Niko.
"Ah, ngaco aja luh!" Kanda bersungut-sungut. ?"?" benar
begitu, Kumala?"
"Nggak tahu deh. Pokoknya ada tebusan yang diharapkan
oleh si pemilik gaib ini. Dan... anehnya di s ini nggak ada orang
yang bisa kulihat sedang menaburkan gaib pemikat pembali.
Aku nggak tahu dari mana sumber gaib ini?" seraya Kumala
memandangi bagian atas tenda, lalu menatap ke sana-sini
lagi. "Kamu harus hati-hati, Da. Terutama kalau pulang nanti,
jangan mengendarai mobil dengan ngebut," tambah Kumala.
"Yang kutakutkan, ?"" yang dikatakan Niko tadi benar. Ada
tumbal nyawa."
Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semakin merinding tubuh Kanda mendengar bisikan
Kumala itu. "Kalau memang dugaan itu bisa menjadi kenyataan, tolong
deh, kamu hilangkan saja gaib itu. Aku nggak mau ada
korban, baik dari diriku maupun dari para pelayan dan kokiku
ini!" Dewi Ular manggut-manggut. Setelah diam sesaat, gadis
itu berkata lagi dengan nada pelan.
"Gaib ini sulit disingkirkan. Kuat sekali. Memang bisa saja
kudobrak paksa, tapi sebelum tahu siapa pemiliknya dan ?""
tujuan- nya, aku nggak mau lakukan. Takut dikira sok jago.
Yang jelas... kalau nanti kamu pulang, ambillah garam sedikit
saja. Masukkan dalam kotak korek api atau tempat lain, dan
simpanlah dalam sakumu. Garam itu akan berguna untuk
menolak tumbal kematian."
"Apakah... apakah para pegawaiku juga perlu begitu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dewi Ular mengangguk anggun, tenang dan memancarkan
kharisma yang tetap dikagumi siapa saja yang ada di situ. Ia
menyuruh Kanda membawa tempat garam ke mejanya.
Tempat garam itu ditumpangi tangan secara sembunyisembunyi. Kanda melihat gadis itu menyala hijau bagaikan
fosfor. Tapi hanya sekejap, setelah itu padam dan menjadi
seperti semula, kemudian diserahkan kepada Kanda.
"Garam ini adalah garam penolak kematian gaib," kata
Kumala. "Siapa pun membawa garam ini, dia akan lolos dari
kematian gaib. Artinya. kematian yang dikarenakan oleh
kekuatan gaib. T api jika kematian itu adalah kematian kodrat,
nggak bisa ditolak dengan garam ini. Jadi... jangan gunakan
garam ini untuk memasak. Rugi kau!"
Kanda menganggukkan kepala sambil hatinya bertanyatanya, siapa si penyebar gaib penglaris itu" Mungkinkan Bobby
yang menyebarkannya" Tapi seingatnya, Bobby bukan orang
yang mudah percaya oleh hal-hal bersifat takhayul. Soal
dukun, ia paling pantang. Mungkinkah di antara para pelayan
atau ketiga juru masak itu yang menggunakan gaib penglaris"
Lalu, tumbal ?"" yang dikehendaki sebagai imbalan dari gaib
penglaris itu"
0o-dwkz-234-o0 Biasanya, pukul sebelas kurang pengunjung mulai sepi.
Cafe itu tutup pada pukul sebelas lewat, sekitar setengah dua
belas. Tapi agaknya malam itu adalah malam keberuntungan
besar bagi Kanda, karena pukul sebelas pengunjung masih
ramai, bahkan masih ada yang datang dan memesan
hidangan. Semakin heran hati Kanda, namun juga semakin
girang hati itu.
"O, iya... sekarang aku baru ingat," ujar Kanda dalam
hatinya. "Kalau nggak salah hari ini adalah hari ke-40 sejak
Uca ikut aku. Apakah perubahan seperti ini yang dikatakan
Uca dulu" Apakah keadaan aneh seperti ini juga yang
dikatakan Kanda tempo hari" Ah, sayang Kumala dan Niko
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah pulang. Kalau belum. bisa kutanyakan padanya
kebenaran dugaanku tadi."
Lima pelayan manis-manis sibuk melayani bcberapa tamu.
Ada tamu lagi yang datang sendirian dan langsung menempati
bangku kosong di luar tenda. Bangku tambahan itu di susun
untuk dua orang. Mejanya pun termasuk berukuran kecil. Mau
tak mau Kanda langsung menyambut dan melayani tamu itu,
supaya si tamu tidak menunggu terlalu lama.
"Hai, selamat malam, Nona cantik. Sendirian aja nih"'' sapa
Kanda dalam basa-basi keramahannya. Sikapnya yang berani
basa-basi itu menunjukkan bahwa statusnya berbeda dari
pelayan lainnya. Si nona pun tahu, bahwa pemuda tampan
yang mengenakan T-shirt rapi itu adalah bukan pelayan cafe,
melainkan orang yang lebih tinggi jabatannya dari seorang
peiayan. "Aku lagi janjian sama teman. Mau ketermu di sini. Tapi
entah dia benar-benar mau datang atau cuma bohongin aku
aja. Yang penting sekarang aku mau minum dong. Ada orange
juice ?" ?", ada. Jangan khawatir, mau yang spesial atau yang
standar?" Gadis cantik itu tertawa geli ditutupi jari tangannya.
"Memangnya orange juice spesial itu yang bagaimana?"
"Pipet sedotannya dua. Kalau yang standar, pipet
sedotannya cuma satu."
"Ya, ampun... cuma beda di sedotan aja?"
"Tapi itu menentukan nilai keromantisan, Nona. Kalau
sedotannya dua, kan lebih romantis jika diminum bersama
pacar." "Itu kan kalau sama pacar, kalau sendirian kayak aku gini,
?"" perlu dua sedotan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa tahu ada orang lain yang ingin di ajak nyedot
bareng?" "Kamu aja yang nyedot bareng aku!" tawanya berhamburan, renyah dan sesekali bercampur desah Gadis
cantik itu ceria sekali, gayanya cuek, supel, berani bercanda
seenaknya. Kanda deg-degan menghadapi kecantikan bergaya
tomboy itu. Dalam beberapa menit saja gadis itu sudah menjadi akrab
dengan Kanda. Ia mengaku bernama Tika, dan mengaku
sudah kenal Kanda sebagai seorang ahli trick dan animasi.
Sebab menurutnya, nama Kanda tercatat dalam buku telepon
para pengusaha production house. Sedangkan Tika mengaku
kerja di sebuah PH yang baru buka, dan baru menangani film
spot iklan. Jantungku kok jadi nyentak-nyentak begini, ya?" pikir
Kanda. ?"?" karena berhadapan dengan wanita cantik
bertubuh tinggi, sekal dan berpinggul sexy ini" Ah, biasartya
aku nggak pernah deg-degan kalau menghadapi gadis
secantik dia. Gadis atau bukan sih" Kalau melihat kematangan
pesona cintanya sih... kayaknya dia sudah bukan perawan
lagi. Tapi melihat penampilannya yang trendy dan berkesan
anak gaul sih... kayaknya masih gadis. Usianya sebanding
dengan umurku nih. Kurasa aku nggak perlu terlalu formil
menghadapinya."
Tika berhidung mancung, mirip orang bule. Kulitnya putih.
Matanya tidak membelalak, tapi sedikit lebar dan indah.
Berbulu mata lentik. Rambutnya panjang, diikat ke belakang
sebatas punggung. Sepertinya rambut itu ditata asal-asalan,
tapi sangat sesuai dengan penampilannya yang tomboy, la
mengenakan celana jeans belel, ketat, bersepatu santai. Ada
gelang kaki yang melingkar di atas tumitnya. Ia mengenakan
blus ketat warna hitam yang dirangkapi kemeja lengan
panjang dari bahan jeans biru donker. Kemeja itu digulung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lengannya dan tidak dikancingkan bagian depannya.
Kemontokan dadanya tampak menonjol di balik blus hitamnya.
Sebungkus rokok impor dikeluarkan dari saku kemejanya.
Cuek sekali ia menyalakan rokok itu dengan korek api gas
yang berbentuk antik serta indah. Kanda terpaksa menyimak
penampiilan tersebut dengan jelas-jelas, sebab ia harus
menenal Tika yang masih sendirian. Teman yang ditunggu
belum muncul juga walau sudah 15 menit T ika berada di cafe
tersebut . "Pukul berapa cafemu ini tutupnya, Kanda?"
"Yaah... sekitar 30 menit lagi deh " sambil Kanda melirik
arlojinya. Tika mulai tampak gelisah.
"Brengsek tuh temanku. Dia suruh aku nunggu di sini,
ternyata sampai sekarang belum datang juga!" gerutu Tika.
"Tenang saja. Nggak usah terburu-buru. Kalau sampai
setengah dua belas nanti temanmu belum datang juga,
kutemani nunggu dia deh. Jangan khawatir, kamu nggak akan
sendirian."
"Kalau memang sampai pukul setengah dua belas nanti dia
belum datang, mendingan kutinggal jalan duluan aja. Ngapain
nunggu orang plin-plan begitu"!"
"Memangnya mau jalan ke mana sih?"
"Coin Diskotek."
"Ooo... pasti temanmu itu cowok, ya?"
"Nggak. Cewek kok. Aku mana punya teman cowok."
"Memangnya kenapa?"
"Nggak laku," sambil T ika tertawa sumbang. "Cowok-cowok
pada takut kalau kudekati. Takut dibanting. Habis, ada yang
bilang, penampilanku kayak bodyguard sih."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pasti yang bilang orang sakit gigi," timpal Kanda dalam
candanya, sehingga tawa riang mereka pun berhamburan
kembali. Ternyata sampai pukul 23.30 teman yang ditunggu Tika
benar-benar belum datang. Pengunjung cafe sudah mulai sepi.
Tinggal dua cafe yang belum tutup. Para pelayan di cafenya
Kanda mulai berkemas-kemas untuk pulang. Kanda masih
setia menemani Tika, tapi yang ditemani menampakkan rasa
gelisahnya. "Sayang sekali kalau nggak datang ke Coin Diskotek,
soalnya beberapa temanku sudah nunggu di sana. Kalau
sampai pukul dua belas nanti aku nggak nongol, mereka pasti
pindah tempat atau pulang!"
"Kalau gitu, datang aja ke sana tanpa temanmu itu."
"Sendirian" Uuh, males deh. Ntar disangka orang aku perek
kesiangan," katanya nyeplos seenaknya saja. Kanda geli
mendengar kata- kata seperti itu.
"Bagaimana kalau kutemani ke sana usul Kanda.
"Keberatan nggak?"
"Keberatan sih nggak. Cuma karnu sendiri bagairnana,
repot nggak?"
"Kurasa sih... nggak. begitu repot kok "
"Kamu kan capek:"
"Nggak seberapa capek."
"Cewekmu gimana" Ntar cemburu ama gue?"
"Aku lagi bosan pacaran. Jadi nggak punya cewek."
"Sama dong. Aku juga lagi alergi pacar, jadi nggak punya
cowok. Kalau gitu, okey deh. Kita cari hiburan di Coin, yuk.
Ntar gue kenalin sama teman-teman gue. Ada yang artis, ada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang foto model, ada yang.. pokoknya cantik-cantik deh. Siapa
tahu salah satu di antaranya ada yang elu naksir."
Tanpa banyak pertimbangan lagi, Kanda meluncur bersama
Tika ke Coin Diskotek. Feroza hijau itu dikemudikan dengan
santai, seolah-olah dinikmati setiap jengkal perjalanannya.
Sebab saat itu hati Kanda benar-benar seperti ditaburi bungabunga indah yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Biasanya jika Kanda pergi dengan seorang gadis, rasa
senang di hatinya tidak sebegitu besar. Entah mengapa malam
ini ia merasa seperti orang yang paling-beruntung dan paling
bahagia, ter- utama sejak berada di sampingTika, si tomboy
yang punya gerak-gerik lincah dan energik itu.
Coin Diskotek adalah tempat hiburan malam yang lctaknya
di lantai dasar hotel berbintang. Terkesan ngumpet. Diskotek
itu pernah beberapa kali dikunjungi Kanda ketika ia masih
pacaran dengan Lulu, bintang iklan teve. Sejak putus dengan
Lulu, Kanda belum pernah datang lagi ke diskotek yang punya
izin buka sampai pukul enam pagi itu.
"Sudah berapa lama putus sama yang namanya Lulu itu?"
tanya Tika saat mereka berada di tempat parkir Roxan Hotel.
"Yaah, sekitar hampir setahun inilah.. ," aku Kanda dengan
jujur, tanpa ada rasa malu atau gcngsi sedikit pun.
"Terus, sejak itu kamu jarang ke sini lagi?"
"Bukan jarang, tapi belum pernah datang lagi. Baru
sekarang aku kemari lagi. Ini juga cuma sebentar lho. Kalau
kamu udah ketemu teman-temanmu, aku pulang."
"Idih, kok gitu"!" Tika bernada protes sambil menahan
pundak Kanda, hingga langkah Kanda menjadi pelan dan
bertatapan dengannya.
"Kan aku cuma nganterin kamu aja, Tik."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau cuma begitu sih, ngapain ikut kemari" Aku berani
kok datang sendiri ke sini tanpa dianterin siapa-siapa."
"Jadi harusnya bagaimana dong?" pancing Kanda sambil
tersenyum-senyum dan berdebar-debar makin indah saja .
"Aku nggak mau kalau kamu cuma sebentar. Kamu harus
keluar dari sini bersamaku. Kalau kamu cuma sebentar, aku
juga cuma sebentar."
"Kok gitu?" sambil Kanda tertawa pelan.Tika bersungutsungut seraya menuruni tangga lebar yang menuju ke lantai
bawah Roxan Hotel itu.
"Pokoknya aku nggak mau kenal kamu lagi kalau kamu
pulang nggak barengan aku. Aku...." Tika berhenti melangkah.
"Kita batalin aja deh, nggak usah masuk. Pulang aja sekarang,
gitu?" Tawa Kanda semakin panjang, ia berani mencolek pipi T ika.
"Idih, gitu aja sewot!" lalu tangan Tika disambarnya dan
mereka masuk ke Coin Diskotek sambil saling bergenggam
tangan. Sampai di dalam Tika kebingungan mencari temantemannya. Mereka berdua dapat tempat duduk di sudut bar,
agak gelap. Tika pamit mencari teman-temannya di sisi lain,
Kanda hanya menganggukkan kepala dan tetap berada di
tempat duduknya. Beberapa saat kemudian Tika kembali lagi
sambil goyang-goyangkan badan mengikuti irama music-house
yang menghentak-hentak itu.
Dengan suara agak ngotot supaya didengar Kanda, wanita
berusia sekitar 28 tahun itu melontarkan kedongkolannya.
"Sialan, Da! Mereka baru aja cabut dari sini, lima belas
menit yang lalu."
"Kata siapa?"
'Waitress yang ada di dekat pintu masuk tadi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mereka pindah tempat atau pulang?"
"Kata waitress itu tadi, mereka ribut-ribut ngomongin soal
pindah tempat, Tapi nggak ta- hu ke mana mereka
pindahnya:"
Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Mau susul mereka?"
"Nggak usah deh. Atau... gimana ntar aja. Gue minum
Honey Moon, boleh nggak?"
"Minuman ?"" itu?" sambil Kanda manggut-manggut
mengikuti irama rriusik yang penuh energik itu.
"Honey Moon itu campuran Brandy, Honey sama Cointreau.
Belum pernah, ya?"
Kanda menggeleng.
"Boleh nggak aku minum itu?"
"Asal jangan sampai mabuk."
"Nggak deh. Gue bisa kontrol diri kok." Lalu, gadis itu pun
memesan minuman tersebut kepada seorang bartender..
Diam-diam Kanda merasa salut dengan Tika. Bukan hanya
supel dan cuek, tapi gadis itu juga punya pergaulan yang luas
dan gaya hidup yang cenderung high class. Mungkin saja Tika
terlahir sebagai jetset sudah tidak asing lagi dengan berbagai
macam jenis minuman beralkohol.
Ada rasa bangga tersendiri di hati Kanda manakala Tika
meminta izin padanya lebih dulu sebelum memesan minuman
Honey Moon itu. Sikap tersebut menimbulkan kesan seolaholah Tika sangat menghormati kawan barunya, dan tidak ingin
dikecam negatif. Permintaan izin minum itu juga membuat
suasana hati Kanda semakin ceria, hubungannya terasa kian
akrab lagi, sehingga Kanda pun tidak ingin membuat gadis. itu
kecewa oleh keputusannya.
"Kamu mau minum whisky, Kanda?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nggak ah. Takut mabuk. Aku minum bir hitam aja."
"Tapi jangan banyak-banyak, ya" Nanti perutmu buncit!"
sambil tangan Tika menepuk perut Kanda seenaknya, tanpa
sungkan-sungkan. Gadis itu tampak semakin riang dan lebih
lincah lagi ketimbang sebelum masuk diskotek.
"Turun, yuk?" Tika mengajak Kanda bergoyang disko di
arena. "Nanti aja. Badanku belum panas."
"Ambil korek, bakar! Nanti kan panas," canda Tika. "Aku
turun ke sana sendiri boleh nggak?"
"Kalau mau goyang di s ini aja, jangan ke depan sana. Ntar
digangguin cowok-cowok kurang ajar."
"Okey, Boss," katanya sambil turun dari bangku tinggi, dan
ia bergoyang-goyang di samping Kanda. Benar-benar tak mau
ke arena, seakan sangat menghargai keputusan Kanda. Hal itu
membuat Kanda bertambah bahagia berada di samping si
tomboy doyan disko. Lama-lama Kanda merasa kasihan,
seolah- olah ia telah membatasi kebebasan T ika. ?"?" ia pun
segera turun dan gadis itu dibawanya ke arena. Mereka
bergoyang disko di sana dengan penuh semangat dan hati
berbunga-bu- nga indah sekali.
Ketika mereka kembali ke tempat duduk semula, Kanda
menawarkan pengertian khusus untuk menyenangkan hati
Tika. "Mau nyusul teman-temanmu sekarang" Mumpung masih
pukul satu lewat sedikit."
"Nggak, ah. Aku suka di sini aja."
"Tapi kamu nggak punya teman. Mereka...."
"Kan ada kamu?" sahutnya sambil tersenyum dan napasnya
masih agak ngos-ngosan karena bergoyang disko tadi. Tika
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
meneguk minumannya. Ia juga memesan bir putih untuk
dirinya sendiri.
"Di sini aku sudah bisa merasakan kebahagiaan
bersamamu, buat ?"" nyusul teman-temanku. Nanti di sana
kamu malah dijadikan rebutan mereka, uuh... nggak happy
lagi deh hatiku."
?"?" benar aku bisa membuatmu bahagia?"
"Aku senang sekali dapat teman seperti kamu. Nggak tahu
kenapa perasaanku malam ini jadi gembira dan bahagia sekali.
Aku seperti mendapat semangat baru, sehingga gairah
hidupku yang nyaris pudar ini menjadi berkobar kembali."
"Kenapa hidupmu nyaris pudar" Memangnya kamu punya
masalah ?"" sih" Boleh tahu nggak?"
"Boleh. Tapi bukan di sini tempatnya. Brisik. Aku bisa
kehabisan suara untuk menjelaskannya. Habis, meski pakai
ngotot sih."
"Lalu, mesti di mana tempat yang ?"?"" untuk
menjelaskannya?"
"Ntar gue kasih tahu. Sekarang aku mau turun lagi, ahl"
"Nggak usah ke arena. Di sini aja, ya?"
"Iya. Nggak ke sana kok."
"Biar kalau haus mudah ambil m inum."
Tika mengangguk, lalu bergoyang kalem namun penuh
keceriaan sama dengan yang tadi. Kanda tersenyum-senyum
memandanginya sambil manggut-manggut di atas bangku
tingginya. Sebentar-sebentar Tika mendekat, berbisik, lalu
bergoyang lagi.
"Aku belum punya kartu namamu. Boleh minta kartu
namamu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kanda memberikannya. Tika bergoyang lagi, lalu mendekat
kembali dengan tangan bergelayutan di pundak Kanda.
"Nanti kamu mau antarkan aku pulang sampai rumahku?"
Kanda mengangguk sambil mengikuti irama musik.
"Atau kita nggak usah pulang aja?"
"Terserah," seru Kanda mengimbangi suara musik Tika
mencibir lucu, lalu tertawa sendiri.
Tawanya itu menimbulkan kesan bahwa kata-katanya tadi
hanya sekedar kelakar belaka. Kanda pun tidak mencernanya
dalam hati; dan melupakan tawaran tadi. Ia biarkan gctdis itu
b'erjingkrak-jingkrak dalam batas- batas yang wajar. Tidak
berkesan norak Namun agaknya Tika sangat menikmati
suasana happy itu, sampai akhirnya tampak bercucuran
keringat. Kanda mengangkat gelas minuman Tika, lalu menyodorkannya. Tika berhenti bergoyang dan meneguk
minumannya sesaat. Kanda mengambil kcrtas tissue dan
mengeringkan keringat di kening Tika. Gadis itu bagaikan tak
menghiraukan sikap kelembutan Kanda yang berkesan
romantis tersebut.
"Kamu benar-benar bisa pulang pagi?" tanya Tika.
"Memangnya kenapa?"
"Aku mau pulang pagi. Habis, asyik sekali sih ada di sini
bersamamu. Cuma... ?"" kamu nggak punya tanggungan di
rumah?" "Aku harus telepon ke rumah dulu. Soalnya aku punya
anak." "Oh, ya..."!" Tika terbelalak geli. "Anak apaan" Anak
kandung atau anak... "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Anak asuh. Kalau dia tidurnya nyenyak sih, bisa aja aku
pulang pagi. Tapi kalau ia rewel, aku nggak tega pulang pagi.
Kasihan dia. Kapan-kapan kuceritakan soal anak itu."
Tiba-tiba Kanda ingat Uca sehingga ia harus keluar
sebentar dan menelepon ke rumah. ?"k Sanah yang
menerima telepon tersebut. Nada suaranya tampak tegang.
"Tuan, ooh... cepat Tuan pulang dong Saya takut nih."
"Takut ada ?"", ?"k?" Kanda jadi ikut-ikutan tegang. "Uca
bagaimana" Masih tidur?"
"Justru itu, T uan...," suara ?"k Sanah semakin gemetar.
"Ada ?"" dengan Uca, ?"k"!"
"Non Uca hilang, Tuan."
"Hahh..."!" Kanda mendelik kaget. Saat itu Tika menyusul
keluar ruangan, mendekati Kanda dengan hati-hati.
"Maksudmu hilang bagaimana"!" bentak Kanda mulai panik.
"Saya dan Rusmi nggak tahu perginya. Sekitar dua puluh
menit yang lalu saya tengok ke dalam kamar, ternyata Non
Uca nggak ada di tempat tidur, T uan."
"Di kamar mandi, kali"!"
"juga nggak ada! Kami sudah mencarinya ke mana-mana,
tetap nggak menemukan Non Uca."
"Kenapa bisa qitu sih" Bodoh amat kalian ini!" Kanda mulai
marah. "Pintu depan dikunci nggak?"
"Semua pintu dan jendela dalam keadaan terkunci rapat,
Tuan. Saya sendiri heran dan nggak tahu, lewat mana Non
Uca pergi ke luar rumah. Hmm eeh... sebaiknya T uan segera
pulang deh."
"Dasar tolol! Menjaga anak tidur aja nggak bisa, gimana sih
kamu ini, ?"k"! Ya, udah.!. aku segera pulang!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tika tak berani menegur Kanda, karena di wajah tampan
itu kelihatan sedang memendam kemarahan besar. Mereka
beradu pandartg sejenak, sementara tangan Kanda memasukkan HP ke dalam sakunya.
"Sorry, Tik... aku harus pulang sekarang juga."
"Ada ?"" sebenarnya?"
"Anak asuhku hilang. Nggak tahu pergi ke mana anak itu.
Tapi aku benar-benar sedih dan kecewa sekali kalau sampai
Uca benar- benar hilang tanpa kuketahui rimbanya."
"Apakah kamu nggak bisa suruh pelayanmu mencarinya?"
"Aku nggak percaya dengan mereka. Harus aku sendiri
yang mencari. Aku sayang sekali pada anak itu, Tika. Aku
harus pulang!"
Tika manggut-manggut. "Ya, aku bisa memahami
perasaanmu. Karnu pulang aja. Biar aku nanti naik taksi
pulang sendiri."
"Bagaimana kalau kau kuantar pulang lebih dulu, baru aku
kembali ke rumah?"
Tika menggeleng. "Kamu akan semakin nggak tenang lagi
kalau harus mengantarku pulang. Lebih baik aku pulang
sendiri. Toh lain waktu kita bisa bertemu dan kau bisa antar
aku pulang."
"Thank's atas pengertianmu, Tika, " Kanda rnenepuk kedua
pundak Tika. Gadis itu me- nyunggingkan senyum tipis yang
hambar sekali. "Hati-hati di jalan. Jangan ngebut, Da, " bisik T ika.
Pada saat itu juga Kanda ingat pesan Dewi Ular. Ia sangat
kecewa karena lupa membawa garam, seperti pesan Kumala
tadi. 0o-dwkz-234-o0 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
3 SETELAH jam makan siang, Kanda meluncur ke kantornya
Dewi Ular. Gadis cantik anak bidadari asli itu sejak ditemukan
Pramuda di jalan tol, ia bukan saja dijadikan saudara angkat
Pramuda, tapi juga dipercaya untuk duduk sebagai konsultan
di perusahaan tersebut. Sama halnya dengan Kanda,
perusahaan Pramuda menjadi berkembang pesat dan kini
sedang di atas angin sejak Pramuda menjadikan Kumala Dewi
sebagai saudara angkatnya, (Baca serial Dewi Ular dalam
episode perdana : "ROH PEMBURU CINTA").
Kedatangan Kanda di s iang itu ke kantornya Kumala bukan
untuk membicarakan tentang sejarah turunya Kumala ke bumi
yang pertama kali, juga bukan untuk membicarakan
keuntungan gaib seseorang yang telah menjadikan orang lain
sebagai saudara angkat, melainkan untuk membicarakan
misteri hilangnya Uca. Ada peristiwa ganjil yang perlu
ditanyakan Kanda kepada Kumala, dan ia sangat mengharapkan jawaban yang pasti dari si paranormal cantik
itu. "Bukankah sudah kubilang padamu bahwa bocah itu
sepertinya bukan bocah sembarangan. Kau perlu hati-hati dan
waspada sekali terhadap kemungilannya yang terus terang
bikin hatiku sendiri gemas-gemas suka padanya."
"Ya, aku ingat. Beberapa waktu yang lalu kau bilang, gadis
itu akan mempunyai perkembangan aneh setelah 40 hari ikut
bersamaku. Apakah hilangnya Uca adalah perkembangan aneh
yang kau maksud tempo hari itu, Kumala?"
"Mungkin bukan hanya itu saja. Mungkin masih ada
perkembangan aneh lainnya yang akan kau jumpai. Barangkali
juga termasuk membanjirnya tamu di cafe tendamu itu adalah
perkembangan aneh yang kumaksud kala itu, Kanda."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pemuda berambut panjang ke belakang dan bergelombang
itu manggut-manggut. Wajahnya penuh keseriusan. Agaknya
misteri hilangnya Uca merupakan kasus yang harus ditanggapi
secara serius, dan ia tak pernah punya selera bercanda dalam
menanganinya. "Sekarang anak itu ada di mana?" tanya Kumala.
"Di rumah. Kusuruh ?"k Sanah dan Rusmi menjaganya
baik-baik. Tidur pun harus dijaga, tak kuizinkan mereka
meninggalannya walau sejenak. Aku takut peristiwa semalam
terulang kembali."
"Jadi, semalam saat kau datang, Uca masih hilang?"
"Nggak. Dia sudah ada di kamar. Dalam posisi tidur
nyenyak. Pakaian dan kakinya nggak kotor sedikit pun."
"Kau menjaganya sampai pagi?"
"Benar. Aku menjaganya sampai pukul lima pagi. Dan dia
nggak pernah hilang seperti yang dikatakan Mak Sanah dan
Rusmi. Makanya aku jadi sangsi pada pengakuan mereka.
Jangan-jangan ?"" Sanah dan Rusmi sepakat bikin cerita
bohong-bohongan tentang hilangnya Uca dari tempat tidur."
Kanda mengisahkan peristiwa semalam. Ketika ia tiba di
rumah, ia disambut ketegangan wajah ?"k Sanah. Wajah
perempuan itu pucat pasi. Bahkan Rusmi sempat menangis
karena ketakutan. Takut kena marah besar dari tuannya,
Dewi Ular 46 Misteri Bocah Jelmaan di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sebab Uca hilang dari kamar. ?"k Sanah sendiri tampak sudah
pasrah atas hukuman yang akan ditimpakan padanya akibat
hilangnya Uca. "Kenapa sampai terjadi peristiwa seburuk ini sih, ?"k"!"
sambil Kanda bergegas memeriksa kamamya. "Pasti kamu dan
Rusmi ketiduran dan...."
Kata-kata itu terhenti seketika bersama berhentinya
langkah kaki Kanda di pintu kamar tidurnya. Matanya melebar
tak berkedip, karena ia melihat jelas-jelas Uca tertidur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyenyak di ranjang sambil memeluk boneka Panda. Hati
Kanda menggeram jengkel sekali. Ia merasa dikerjain oleh
kedua pelayannya.
?""k Sanah!" ia sedikit menyentak, tak berani keras karena
takut membangunkan Uca. Dia pun menghampiri ?"k Sanah
yang berdiri di depan teve dengan kepala tertunduk,
sementara Rusmi di belakangnya menahan tangis ketakutan.
"Sebenarnya ?"" maksudmu ngerjain aku s ih, ?"k?" Kanda
bertolak pinggang, menahan dongkol dan kdegaan hati.
. "Sa... saya... saya tidak ngerjain Tuan. Saya mengatakan
yang sebenarnya, bahwa... bahwa saya dan Rusmi nggak tahu
ke mana perginya Non Uca, Tuan. Sumpah. Kami...."
"Yang bilang Uca pergi itu siapa"!" hardik Kanda. "Lihat
tuh, siapa yang tidur di ranjangku itu!"
?"k Sanah sempat berkerut dahi mendengar kata-kata
Kanda. Ia pun segera maju beberapa langkah dan
memandang ke dalam kamar.
"Astaga..."!!" ia nyaris tepekik dengan bulu kuduk
meremang merinding. "Lho, it... itu... itu Non Uca Tuan"!"
"Memang dia Uca!"
Rusmi ikut memandang kaget dengan bibir gemetar. "Lho,
itu... itu dia Non Uca, ?"k..."! It... itu dia anaknya!"
Tertegun bengong ?"k Sanah bagaikan patung tak bisa
bergerak untuk beberapa detik. Akhirnya ia dekati anak itu
bersama Rusmi. Ia perhatikan baik-baik keadaan pakaian Uca
dan posisi tidurnya. Semakin melongong Mak Sanah setelah ia
memcgang kaki Uca tetap hangat, pertanda tidak pernah
dipakai keluar rumah sejak tadi.
"Benar. Ini benar-benar Non Uca, Rus."
"Ooh, Tuhan... syukurlah kalau Non Uca tcrnyata masih ada
di s ini. Tap... tapi kenapa kita tadi tidak melihatnya, ya ?"k?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kanda menyahut, "Tidak melihat bagai mana"! Masa' anak
sebesar ini nggak bisa dilihat kalian sih?"
"Sungguh, Tuan. Tadi kami menemukan tempat tidur ini
kosong. Saya meraba seprainya, tidak sedikit pun menyentuh
tubuh Non Uca. Rusmi juga tidak melihatnya, Tuan. Bahkan di
mana-mana kami memeriksanya, tapi tidak ada Non Uca.
Lalu... lalu tiba-tiba sekarang gadis ini sudah ada di s ini, kami
juga nggak tahu, Tuan."
"Waktu mobil Tuan membunyikan klakson tadi," kata
Rusmi. "Saya masih menangis di dalam kamar ini mencari Non
Uca, Tuan. Lalu, saya disuruh Emak membukakan pintu pagar,
saya pun berlari keluar. Membukakan pintu pagar untuk mobil
Tuan. Saat itu saya masih belum melihat Non Uca, Tuan.
Surnpah. Di ranjang ini masih kosong. Yang ada cuma
selimutnya Non Uca. Bonekanya juga nggak ada, Tuan!"
Saat itu Kanda langsung tertegun, terheran-heran dan
kebingungan. Ia yakin, kedua pelayannya menuturkan
pengakuan yang sungguh-sungguh. Bukan sekedar bermain
sandiwara. Bahkan kedua pelayannya tadi benar-benar melihat
ranjang dalam keadaan kosong, sehingga merasa kehilangan
Uca. Tapi sekarang, begitu Kanda tiba di rumah, mereka
melihat jelas posisi Uca tidur miring memeluk bonekanya.
"Berarti telah terjadi suatu keajaiban terhadap anak ini,"
pikir Kanda waktu itu. "Dia menghilang pada saat aku tidak
ada di rumah, dan muncul lagi pada saat aku tiba di rumah.
Hmm... apakah benar begitu kesimpulannya" Jangan-jangan
aku terpedaya oleh permainan ?"k Sanah dengah Rusmi itu"!"
Sampai pukul lima pagi Kanda menunggui tidurnya Uca.
?"k terjadi kemisteriusan apa- apa. Sampai akhirnya ?"k
Sanah menggantikan posisinya, sementara ia ganti tidur
dengan nyenyak karena sudah tak kuat lagi menahan kantuk
terlalu lama. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kanda terbangun dari tidurnya karena keusilan Uca. Gadis
kecil itu membunyikan jam beker berkali-kali di dekat telinga
Kanda sambil tertawa cekikikan. Ketika Kanda terbangun, Uca
mengingatkan saat itu sudah pukul sepuluh lebih .
"Oom Kanda nggak pergi ke kantor" Kalau nggak pergi ke
kantor, ajak Uca mainan ke Time Zone dong, Oom."
Akhirnya untuk menyenangkan hati anak itu, sekaligus
untuk memuaskan kelegaan hatinya bahwa Uca tak jadi
hilang, Kanda pun membawa anak itu bermain di pusat
permainan di sebuah Ma ll yang bernama Time Zone. Di sana
Uca dimanjakan hingga bermain sepuas-puasnya. Saat diajak
makan siang, Kanda sempat memancing pengakuan dari anak
itu dengan berlagak mengajaknya ngobrol.
"Uca semalam tidur dari jam berapa?"
"Nggak tahu. Pokoknya habis nonton film Mickey Mouse,
langsung aja Uca tidur. Nggak dikelonin Rusm i, nggak
ditungguin ?"k Sanah, Uca berani tidur sendiri."
"Bagus, bagus. Itu baru anak yang cantik bak bidadari."
Uca tersenyum-senyum bangga.
"Terus, waktu tidur Uca bangun nggak" "
"Bangun" Tidur kok bangun" Tidur ya tidur, bangun ya
bangun." Kanda tertawa sendiri. Merasa jadi bodoh dengan
pertanyaan yang dijawab polos oleh gadis kecil itu.
"Maksud, Oom... sewaktu Uca tidur, sempat bangun nggak"
Mas Rara 4 Peristiwa Burung Kenari Pendekar Harum Seri Ke 3 Karya Gu Long Petualang Asmara 3
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama