Ceritasilat Novel Online

Iblis Dunia Persilatan 12

Iblis Dunia Persilatan Karya Aone Bagian 12


begitu hebat, lain lagi dengan Sagara Angkara yang
sudah kenyang asam dan garam. Sejak tadi ia sudah
waspada dengan perubahan mendadak seperti ini.
Gendewanya dipentang, sekaligus empat buah panah
hawa meluncur menghalau pisau terbang.
"tring..tring"jreb..jreb?"
Pisau-pisau terbang itu menancap di dinding kayu.
Belum juga sirap suara dentingan, terdengar Si Gila
Dari Neraka Hitam membentak nyaring.
"Terima kematianmu, Hiaahh?" Bagaikan Garuda
keblinger, Sigila menyerang seperti orang gila,
tubuhnya menubruk seakan ingin bunuh diri,
gerakannya sama sekali tak beraturan.
Sagara Angkara tak mau gegabah, ia langsung
menggunakan jurus andalannya.
Sambil merapal aji Jamparing Asih atau "Ajian Manah
nu Welas Asih" (ajian hati yang lembut penuh dengan
cinta-kasih) Sagara Angkara Mengelakan setiap
serangan Si Gila Dari Neraka Hitam.
Tubuhnya melambung muntur, gendewanya
terpentang. "Wusss".!"
"Darrrr?" Di Tengah udara, Terjadi ledakan dahsyat, gumpalan
api menyambar kesegenap penjuru ruangan,
membakar apa saja yang dikenainya.
Pucat wajah Sigila Dari Neraka Hitam, Tak disangka
bahwa lawan menguasai unsure api, saklah satu
kelemahannya. Belum juga ia mengambil sikap,
Sagara Angkara menjejakan kaki dan meloncat
empat kaki keudara, punggungnya sedikit melenting,
muka menghadap langit, gendewa terppentang
memanah langit," dan seketika kaki kiri diangkat
berbareng anak panah dilesatkan meluncur deras
menuju Sigila Dari Neraka Hitam. Itulah jurus yang
dinamakan "Memanah langit membakar Bumi"
Sigila Dari Neraka Hitam melekatkan tangan didepan
dada, mulutnya berkomat-kamit.
"Amukan Pendekar Gila"
"Wungg"." Tubuhnya berputar tak beraturan, namun
begitu sistematis, gerakannya meski amburadul tapi
memiliki susunan aneh yang hanya dapat dipahami
oleh si pengguna jurus itu sendiri.
"Duaarr"."
Gedung Utama itu bergetar debu mengapung
bergulung-gulung. Lantaii indah berubah menjadi
serpihan bubuk. "Tappp"!" Sagara Angkara menginjak bumi. Begitu
menginjak tubuhnya melesat cepat menerjang
dengan gendewa berada disisi kiri" ini yang
dinamakan Mengejar Badai api.
Meski terkejut, Sigila Dari Neraka Hitam tak menjadi
gugup. "Sraaattttt" "
Sagara Angkara menyabetkan gendewanya. Sigila
Dari Neraka Hitam menangkis menggunakan sikut.
"Prakk?" Sagara Angkara majukan kaki kirinya kedepan
menahan laju tubuhnya. Gendewanya tercekal
ditangan kiri dibantu tangan kanan.keduanya berkutat
saling mengalahkan. Sagara Angkara terbang melayang keudara.
"Heaaaa"!"teriaknya nyaring, telapak tangan kirinya
di hentakan kemuka. "bwosssshhh"!" Jalur api panjang menerjang Si Gila
Dari Neraka Hitam. Itu yang dinamakan dengan hawa
Api Amarah Raksasa Kedua kakinya menjejak udara, secepat kilat
menerjang menyusul jalur api yang ia lepaskan. Si
Gila Dari Neraka Hitam lepaskan juga pukulan sinar
kosong berwarna hijau. "Jreesshh?" Jalur api terbelah dua, dan begitu terbelah, sesuatu
yang bergerak cepat menyabet pundaknya, itulah
Gendewa. "Duuukk"Ughhh"
Telak sekali, Pundak Si Gila Dari Neraka Hitam
terhajar, tubuhnya Belum ia memantapkan kedudukan, Sagara Angkara
yang masih dalam keadaan telungkup di udara
mengangkat kaki kiri dan berputar cepat kearah atas
dengan jurus Kala Merah merengut korban"
"Duaakkkk" Rahang Si Gila Dari Neraka Hitam terhajar hingga
mulutnya berdarah. "Tep" Sagara Angkara menginjak bumi. Tapi ia tak
berhenti, tubuhnya melesat menerjang kemuka.
Si Gila Dari Neraka Hitam menekuk kaki kiri
berbareng dengan penarikan kedua telapak tangan
didepan dada, laksana angin berhembus, dihentakan
kemuka. "Wuussshhhh". "Blegaarrrr".!" "Arrgjhhh"
Jurus serangan Si Gila Dari Neraka Hitam yang
digunakan secara terburu-buru sama sekali tak
mampu menghadapi sebuah telapak kiri Sagara
Angkara. Akibatnya ia terlempar hingga sepuluh
tombak lalu bergulingan. Sagara Angkara tersenyum puas, ternyata
kemampuan Si Gila Dari Neraka Hitam tidak lebih
hebat dari Gardapati pada pertarungan tempo dulu,
sebab jurus dan siasat yang ia gunakan adalah jurusjurus tempo dulu. Ternyata Si Gila Dari Neraka Hitam
tak mampu menghadapinya, untuk itu ia harus
berbangga hati juga. Ikabala terbelalak melihat pertarungan ini, hampir
saja ia tak mempercayai bahwa pertarungan itu
adalah nyata. Ratusan jurus telah di gelar, tak terasa pertarungan
sudah berlangsung selama empat kentongan, tubuh
keduanya bermandikan peluh.
Si Gila Dari Neraka Hitam merendahkan tubuhnya
hingga berjongkok, Kedua telapak tangannya
dihantamkan pada lantai dengan keras.
"Heeaa?" Teriaknya keras menggelegar.
"Wusshhhss"!" Tubuhnya melesat tinggi hingga
mencapai langit-langit, lalu menjejak dilangit. Dengan
memanfaatkan hokum Gravitasi, tubuhnya meluncur
sambil berputar. Sagara angkara melompat mundur, tangan kirinya
maju kedepan atas dengan telapak tangan membuka,
Gendewanya ia simpan kembali. tangan kanannya
terkepal dengan kepalan merah membara hingga
mengepulkan asap. "Tinju Bara Matahari"
"Wussshhh?" "Blegaarrrr"."
Tinju Bara Matahari sebagai bagian dari ajian Bola Api
besar merupakan jurus-jurus dahsyat
Sastrajendrahayuningrat. Kedahsyatanya jangan
ditanya. Seketika Gedung itu terbakar api, api dimana-mana.
Medan kini menjadi lautan api. Ikabala siang-siang
sudah kabur menjauh. Berbareng dengan itu, Dari segenap pemnjuru juga
muncul pasukan berkuda juga manusia berkelebatan.
"Kami Pendekar Lima Perguruan datang membawa
bala bantuan" teriaknya.
Para Dhara Sesat yang sudah kelelahan, melihat bala
bantuan yang tak bisa mereka bayangkan kini telah
datang, semangat mereka kembali berkobar.
Sebaliknya Para Anggota Istana Iblis semakin ciut
nyalinya. Garwita berbinar-binar.mulutnya benar-benar
tersenyum manis. Tapi itu hanya sekejap, sebab
secara mendadak mereka dikejutkan dengan empat
sosok bayangan hitam. "Heh..heh, jadi ini pusat komando para dhara itu"
Seorang lelaki be rmata juling tertawa seram.
Padahal di bukit itu hanya ada Dwi Garani, Aryani,
dan Garwita. Sedang para gadis yang lain sudah pergi
membantu turun tangan. Keringat dingin mengucur membasahi tubuh mereka.
Aryani dan Dwi Garani lintangkan pedang siap
tempur. Keadaan berubah m,enjadi tegang.
"Juling, kuberikan gadis yang membawa obor itu
untukmu, biarlah Gadis berwajah codet ini menjadi
miliku" Kata seorang lelaki yang memiliki codet di
bibirnya. "Haha"si codet dengan sicodet" olok temannya yang
memiliki kumis melintang. Sedang satunya lagi yang
memakai caping bambu diam saja. Sedang dua lakilaki lain bersama Garwita diam saja.
"Aku adu jiwa dengan kalian" Pekik Aryani sambil
membuka serangan. Bersamaan itu pula, Dwi Garani juga ikut menyerbu.
"Serahkan Nyawamu!" bentaknya dan cepat sekali
pedang di tangannya bergerak menyerang dengan
hebat sekali. Si Mata Juling menangkis dengan keras
lawan keras. terdengar suara keras dibarengi bunga
api yang berpijar. Si Mata Juling terperanjat sekali ketika pedangnya
hampir saja terlepas dari pegangan karena benturan
ini. Si Mata Juling sebenarnya adalah tokoh Sesat
yang telah terkenal kehebatannya dalam ilmu
pedang, bahkan ia mendapat gelar, Pedang
Selintasan. Dengan serangan-serangan dari ilmu pedang yang
diajarkan Astadewi, baru beberapa belas jurus saja,
Dwi Garani dapat mendesak lawan hingga menjadi
sibuk sekali. Terlihat Si Mata Juling masih berusaha
mempertahankan dengan ilmu pedang andalannya
yang diberi nama Selintasan Pedang membawa
arwah, namun karena tingkat ilmu pedangnya
memang kalah jauh, dalam jurus kedua puluh
terdengar ia menjerit keras dan robohlah ia dengan
pundak terbabat pedang hingga hampir perutnya.
Bisa dibayangkan betapa cepat,ganas dan kuatnya
serangan Dwi Garani itu. Bersamaan dengan itu
terdengar Aryani Juga membentak nyaring.
"Hiaatt?" Tiba-tiba pedang dan telapak tangan kirinya
meluncur ke depan melakukan dua serangan maut
yang amat berbahaya. Sementara itu, Si Codet yang dikenal dengan Julukan
Golok Setan telah mencabut goloknya dan ia segera
melakukan perlawanan sengit, ia tak berani lagi
memandang enteng. Maka ia mengeluarkan ilmu
golok setannya yang terkenal ganas dan dahsyat.
Tidak percuma Si Codet mendpat julukan Golok Setan,
karena memang ilmu goloknya sangat ganas, semua
serangan hendak mencabut jiwa.
Ilmu Pedang Aryani Juga bisa dikatakan hebat,
telapak kiri dan pedangnya menyambar-nyambar
mengacaukan pandangan mata lawan.
Oleh karena itu, mereka bertempur dengan sengit,
sementara itu disamping mereka terdengar senjata
beradu pertanda bahwa Dwi Garanii dikeroyok lawan.
Aryani yang bertempurmenyadari bahwa permainan
golok lawannya benar-benar dahsyat, ia sadar bahwa
pertempuran akan berlangsung lama. Untung ia
adalah orang yang cerdik, secara sengaja ia
membuka pertahanan di dadanya.
Melihat kesempatan yang dinanti-nantikan ini, cepat
Golok Setan menyerang hebat sehingga Aryani
mundur mepet ke pohon. Cepat ia membacokan goloknyanya, akan tetapi tibatiba pedang ditangan Aryani telah digerakkan dengan
tipu gerakan Menipu langit mendustai Bumi, menunjuk
mega. Cepat Aryani melontarkan pedangnya yang meluncur
cepat bagaikan anak panah dan tanpa dapat ditangkis
atau dielakkan oleh lawan yang sedang menusuk
dada tanpa membuat persiapan pertahanan.
"Creppp?" pedang itu nancap pada lehernya.
"Kkaauuu"."
Golok Setan hanya dapat mengeluarkan teriakan satu
kali, karena Aryani segera mencabut pedangnya
sehingga darah menyembur dengan dahsyat.
Sementara itu, Dwi Garani yang dikeroyok rapat-rapat
oleh para musuh sudah terluka di beberapa tempat,
Namun nona ini benar-benar luar biasa sekali. Biarpun
senjata para pengeroyoknya datang bagaikan air
hujan menimpa ke arah tubuhnya, hingga ia bisa
dibilang mandi darah, ia masih dapat memainkan
pedangnya sedemikian rupa untuk menangkis dan
melawan Akan tetapi, lambat laun ia mulai merasa lelah juga,
pada saat itulah Aryani datang membantu. Hingga
semangatnya kembali terpacu.
Tapi, tampaknya gabungan Aryani dan Dwi Garanipun
bukan tandingan lawan. Sebentar saja, Aryani ikut
terluka pada pundaknya sehingga gerakannya kurang
leluasa. Menyadari lawan semakin unggul, sementara dirinya
bisa dikatakan satu bagian menang, dan Sembilan
bagian mati Dwi Garani menjadi nekat, ia menyerbu
kedepan,.

Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jrebbb?" "Ughh?" Sebuah pedang dari si Kumis menancap di perutnya.
Pengorbanan Dwi Garani sama sekali tak sia-sia, kala
pedang menembus perutnya, belati pendek yang ia
sembunyikan dibalik baju dilemparkan hingga
menancap di dahi si Kumis hingga dua-duanya
tumbang. Melihat Dwi Garani Tewas dengan menggenaskan,
Aryani menjadi kalap. Permainan pedangnya semakin
kacau, justru ini yang diinginkan oleh Si Caping
Bambu. Ia Berjongkok mengelit serangan Aryani, dari bawah
pedangnya ditusukan. "Jrass"arrgghh?"
Pedang menancap dari dagu tembus ke kepala,
benar-benar sebuah serangan yang sangat keji.
Garwita yang menyaksikan Dwi Garani dan Aryani
Tewas menjadi sakit hatinya, tapi apalah dayanya"
Air mata mengalir membasahi pipinya..
"hehe" cantik, kini tinggal kita berdua" Si Caping
cengengesan cabul. Garwita pejamkan mata. Tangan Si Caping bergerak
membelai dagu Garwita. Mendadak" "Wussshh".!"
"Jraassshhh" Garwita terkejut ketika ia merasakan cairan basah
menyembur wajahnya, ketika membuka mata.
Betapa ngerinya ia melihat sebatang pedang
menancap pas dihidung Si Caping.
Wajah Garwita yang pucat semakin mengerikan
ketika belepotan darah, hampir saja ia semaput jika
tak ada tangan kuat menyanggah tubuhnya.
"Kau taka pa-apa Nimas Garwita" Maaf aku
terlambat!" "Mbakk..As..tadewi" Gumam Garwita kaget.
"Ayo, pandu pasukan kita, mereka sudah kalang
kabut tak keruan" Perintah Astadewi.
Ketika Garwita mengambil obor, ia melihat Istana Iblis
sedang kebakaran hebat, api membumbung tinggi,
dentuman tenaga sakti kadang-kadang santer
terdengar, benar saja pasukan Dhara sesat saat ini
sudah tak terkontrol lagi, segera Garwita membolangbalingkan obor lagi. Para Pasukan Dhara sesat yang menyaksikan obor
komando bersinar lagi, segera bergerak teratur
kembali. Para Pendekar yang melihat para Dhara kini kembali
melakukan pertempuran merasa kagum dengan
kerjasamanya. Kini mereka tak lagi memandang
remeh atau menyepelekan para dhara itu, justru
dalam hati mereka timbul perasaan kagum dan
hormat. * "Lihatlah keadaan pasukanmu, begitu kluat dan
hebat" Jengek Gardapati.
"Brengsek kau!" Maki Iblis Kembar Bumi.
"Pernahkah kau membayangkan keadaan seperti ini?"
"Huh, jangan banyak bacot, terima ini" bentak Iblis
Kembar Bumi. Berbeda dengan sebelumnya, kini Gardapati berniat
mempermainkannya, oleh karenanya ia mul;ai
menggunakan jurus-jurus yang dulu sering ia
gunakan. Gardapati segera membentak keras, telapak
tangannya diayunkan kedepan menyongsong
datangnya tubuh Iblis Kembar Bumi.
Betapa kagetnya Iblis Kembar Bumi menjumpai
ancaman tersebut, untuk menarik kembali
serangannya jelas tak sempat, terpaksa pergelangan
tangannya diputar, lalu jari utamanya bergerak
menotok. Gardapati mendesis ejek, telapak tangannya ditarik
kemudian telapak tangannya memukul keluar. Tak
disangka, Iblis Kembar Bumi membabatkan telapak
tangan kearah Gardapati. Gardapati mengempiskan perut untuk menghindari
serangan pada perutnya. Sekaligus ia menyarangkan
jari-jari tangan tangan-tangan melalui tusukan jari
dibarengi dengan cengkraman maut"
"Crassshh" Pundak Iblis Kembar Bumi teremas, darah
mengucur membasahi bajunya.
Iblis Kembar Bumi mendengus tertahan, kakinya
menjejak membuat tubuhnya dengan cepat
berkelebat mundur dan meluncur sejauh tujuh depa
dan posisi semula, itulah jurus Cengkraman Iblis
Neraka yang digunakan untuk menghajar Dewa
Pedang Kelana. Telapak tangan kirinya menekan
pundaknya kencang-kencang.
"Jika terjadi dahulu, sebelum aku membersihkan
tubuhku dari racun, mungkin sekarang kau sudah
mampus" Kata Gardapati mengejek.
Iblis Kembar Bumi mendengus, kedua telapak
tangannya disilangkan didepan dada sambil membaca
mantra, lalu dihentakan kebawah,
"Terima ini, Chakra penghancur bumi"
Berbareng dengan itu, sekaligus ia membentuk kudakuda silang dengan menarik kaki kiri kebelakang,
kedua tangan ditarik di sisi kiri, dan dihentakan
kemuka dengan mengirimkan segulung angin panas
yang dahsyat kedepan. Gardapati tak gentar, dipapakinya jurus itu dengan
keras lawan keras. "Blarr,?" Ketika sepasang telapak tangan saling berjumpa,
segera terjadilah suatu ledakan keras yang
memekikkan telinga. Keduanya mundur selangkah.
Tiba-tiba Gardapati menyelinap lewat, tangannya
digetarkan keras-keras dan mengirim Tusukan Telapak
Pedang kepada Iblis Kembar Bumi langsung menusuk
leher lawan". Tindakan ini sama sekali diluar dugaan Iblis Kembar
Bumi, pertahanannya jebol.
"Craaassss"Arrrgggg!"
Bagai pisau tajam, telapak tangan Gardapati menusuk
leher salah satu kepala Iblis Kembar Bumi yang lakilaki. Langsung menggelutuk jatuh. Sedang kepala
satunya lagi menjerit kesakitan.
"Aku adu jiwa denganmu!" Bentak Iblis Kembar Bumi
marah, ia maju menerjang Gardapati tanpa
memperhitungkan untung atau ruginya.
"Biar Kuhormati kau dengan Jurus Alam Mayapada
Cakrawala Tanpa Batas Tingkat akhir "celaka"
Belum selesai kesenangan Gardapati, mendadak mata
tajamnya dapat melihat tindakan lawan. Dia lihat
dada lawan menggelembung, ia tahu jurus itu.
Jurus itu dinamakan "Tiada yang Abadi". Sebuah jurus
pengorbanan alias bunuh diri yang dahsyat, dengan
cara meledakan hawa murni dalam tubuh, juga
bereaksi dengan tenaga dalam disekitarnya.
"Duuuaaarrrrrrrr!" Laksana meteor jatuh kebumi, angin
ribut memporak-porandakan tempat itu, pepohonan
menyibak tercabut hingga akar-akarnya.
Ledakan itu bukanlah ledakan biasa. Radius seratus
tombak, segala apa yang ada hancur berantakan,
binatang, manusia, pohon bahkan karang hancur
lebur. Asap mengepul tinggi, didalam asap itu, Sagara
Angkara sedang berkutat dengan SiGila Dari Neraka
Hitam, keduanya terhempas cukup jauh ketika
sebuah ledakan dahsyat terdengar,
Sagara Angkara terkejut melihat betapa dahsyatnya
ledakan itu, tak terbayangkan bila ia berada disana.
Perlu diketahui, bahwa Jurus Alam Mayapada
Cakrawala Tanpa Batas tingkat terakhir adalah
tingkatan terganas, terdahsyat dalam tingkatan
lainnya, tingkat ini adalah tingkat menjadikan
semesta luar sebagai sumber tenaga dalam yang siap
dilepaskan, jadi tak heran bila begitu jurus Tiada yang
abadi bereaksi dengan Jurus Alam Mayapada
Cakrawala Tanpa Batas tingkat terakhir dapat
meledakan tempat itu sedemikaian rupa."
Sagara Angkara juga melihat Para Pendekar sudah
berkumpul disuatu titik, pertarungan sudah usai,
sepertuinya musuh sudah dihabisi seluruhnya.
Kala ia memandangi semua itu, mendadak ia
merasakan sebuah hawa besar sedang
membokongnya. Sungguh gusar bukan kepalang hati
Sagara Angkara. Kedua tangannya duihentakan kebawah, Aji Bola Api
Besar tingkat pamungkasnya langsung di gelar.
Kaki Kirinya maju kedepan kaki kanan, tubuhnya
dibalikan serentak dengan kedua tangan yang
dihentakan kemuka. "Duaaarr,,,?" Kembali terdengar ledakan dahsyat di
muka bumi ini. Sagara Angkara terlempar sejauh satu
tumbak, sedang Si Pembokong Alias Si Gila Dari
Neraka Hitam terlempar jauh, tubuhnya terbakar api.
"Prakk?" Tubuhnya menghantam dinding, kebetulan
sekali kepalanya langsung menghantam sebuah gada
yang menggantung di dinding.
Polonya berhamburan, sungguh menggenaskan
kematiannya. Sagara Angkara menghela nafas panjang. Lalu
berkelebat menuju atas bukit.
Diatas bukit, Garwita bersimpuh dihadapan gundukan
kuburan, ia menangis dalam diam. Diatas Nisan
tertulis. "Makam Pahlawan Wanita Penghancur Istana Iblis,
Aryani dan Dwi Garani"
Sedang Astadewi sudah berlalu dari sana, kemanakah
ia" Sagara Angkara menepuk pundaknya, lalu berkata.
"Nimas, mari kita berkumpul dengan yang lain"
* Bukit Batu Jajar, bukit yang menjadi saksi sebuah
pembantaian maha besar dimuka bumi ini, mayat
dikuvbur secara masal, mayat itu dibagi menjadi dua
gundukan seperti bukit, gundukan pertama terdapat
tulisan. "Bukit Penghormatan"
Pada Nisan kedua tertulis.
"Bukit Penyesalan"
Sagara Angkara menyapa para pendekar yang datang
pada hari ini. Para Pendekar dirawat dengan Dibantu
oleh Para Dhara. kini tak ada pandangan
mencemohkan dimata mereka, malah mereka merasa
sangat malu dan menghormati para gadis itu.
"Para Pendekar sekalian, kini bahaya sudah lalu.
Awan gelap sudah sirna, kembali ke masa yang
dipenuhi oleh sinar mentari. Saya persilahkan kepada
para pendekar sekalian untuk menyelesaikan sisanya.
Saya atas nama Iblis Dunia Persilatan meminta maaf
kepada saudara sekalian atas sikapnya selama ini.
Saya rasa pengorbanan nyawanya kali ini yang
secara gagah juga memimpin pertempuran ini, telah
tewas dimedan perang,"
Para pendekar menghela nafas gegetun, mau tak
mau mereka memaafkan juga, meski secara
setengah-setengah, Ketika siang menjelang, Para Pendekar satu persatu
mengundurkan diri darisana, menjelang senja di bukit
itu hanya tertinggal Sagara Angkara, Dhara Sesat, dan
Garwita. "Kalian semua apakah sudah punya rencana mau
kemana?" Tanya Sagara Angkara.
Para Gadis itu mengangguk dengan berseri-seri.
"Pergilah kalian, pergilah dengan hati lega dan riang
gebira,. Capai masa depan sejahtera menurut cara
yang kalian yakini, selamat tinggal" Kata Sagara
Angkara dengan haru. Bagaimanapun ia pernah
tinggal dan bergabung dengan mereka.
"Kami mohon diri" Kata mereka dengan diwakili oleh
seorang gadis yang bernama Widuri.
Sagara Angkara mengangguk, satu persatu
merekapun pergi dengan suara tawa yang masih bisa
terdengar oleh keduanya. Garwita dan Sagara Angkara berpandangan, Sagara
Angkara menarik Garwita dalam pelukannya, Garwita
menunduk dan bersandar di dada bidang sang
kekasih. Kemudian ia mengangkat wajah menatap
mata kekasih yang kini memilikinya.
Entah siapa yang memulai, disaksikan matahari
terbenam, diiringi music alam bersama sepoi-sepoinya
daun, kedua insan itu bersatu dalam pelukan dan
ciuman mesra diatas bukit Batu Jajar yang menjadi
saksi bisu cinta mereka. "Ehemmm?" Mendadak terdengar deheman.
Keduanya terkejut dan melepaskan pelukan,
dilihatnya Ikabala bersama rombongan para ksatria
satwa menuju arah mereka, adi Praja dan Danenra
juga tak terkecuali. "Selamat-selamat," diakhir penghujung awan
mendung dua insan bersatu dalam cinta kasih murni,
benar-benar sungguh romantis.
Keduanya tersipu-sipu malu, tapi pegangan tangan
mereka tetap melekat tanpa lepas.
Suara Tawa lepas bergema diatas bukit,
membangunkan sesosok tubuh yang berpakaian


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

compang-camping, dialah Gardapati.
Rupanya ketika tejadi ledakan, Gardapati segera
menggunakan Jurus kehampaan sebagai jurus
simpanan bila Jurus Alam Mayapada Cakrawala Tanpa
Batas tak sanggup melukai musuh.
Dengan memasuki kehampaan, maka tubuhnya tidak
dianggap sebagai bahan kehancuran lagi, tatapi hawa
peledak itu itu sendiri, oleh karena itu dia masih dapat
bangkit dan melanjutkan hidup,
* Perputaran jaman selalu berganti, dimana disana ada
gelap pasti ada cahaya, terus berganti bergulir dalam
sebuah roda kehidupan yang nyata.
Taman Surga khayalan adalah sebuah taman indah di
Kerajaan karangbolong. Semua berbagai bunga dan
beragam warna bertaburan disana.
Kupu-kupu menari dari satu bunga kebunga lain,
menghisap sari bunga sebagai makanannya, mencoba
berebut dengan kumbang dan lebah.
Cahaya mentari menyinari dengan lembut, selembut
sutra kualitas terbaik, cerah tanpa awan. Langit biru
menjadi saksi bisu atas tertumpahnya darah manusia
yang tersesat dalam hawa nafsu.
Pagi baru saja menyapa. Burung perkutut bersiul
dengan gembira, suaranya bersahut-sahutan dari satu
kesatunya lagi, menjadi sebuah kesinambungan yang
harmonis, capung kuning hinggap diatas belukar,
dikejar kawannya dan terbang lagi tanpa pamit
kepada sang belukar yang barusan dihinggapinya.
Seekor nyamuk terbang dari sebuah kolam, sreett"
sebuah juluran panjang dari seekor katak kecil
memangsanya. Setelah mendapat m,angsanya, katak
itu melompat keair, menimbulkan riakan yang saling
menyusul membuat lingkaran bening.
"Kcipaakk.." Seekor ikan melompat keudara dan jatuh terhempas
kembali, suara air mengalir begitu indah, daun ilalang
menjulang cukup tinggi dipermainkan angin melambai
pada seekor capung harimau.
Capung itu berusaha hinggap. Ketika ilalang itu
melambai, capung itu kembali terbang. Begitulah
keharmonisan yang terjadi dalam kehidupannya.
Sungguh indah bila dinikmati.
Di Pagi itu terdengar suara yang cukup nyaring.
"Hiaatt"!"
"Haitt".!"
Tok .... Tak-tok... tok trok tok ... taaak!
Begitulah bunyi serentetan beradunya dua batang
kayu, yang dibentuk seperti batang pedang.
Disamping orang yang terlibat pertarungan itu,
duduklah beberapa orang yang nampaknya sudah
berusia tua. Seorang kakek-kakek memakai pakaian
megah, ditemani oleh tiga perempuan paruh baya.
Meski terlihat tua, kecantikan ketiganya masihlah
sangat Nampak. Di pangkuan kakek itu, seorang anak
berusia lima tahunan duduk manja menanti kasih
sayang. Sambil duduk, kakek itu mendongak mengikuti
pertarungan antara sepasang muda-mudi diatas
rumput hijau nan tebal dengan dikelilingi bunga sana.
Usia kakek itu kira kira tujuh puluh tahunan,
wajahnya sudah berkeriput, rambutnya lebih separuh
sudah ubanan.seulas senyum kebahagiaan terpancar
dari wajahnya. Dalam usia tuanya, kakek itu memiliki
ketampanan yang tidak kalah dari pemuda, hidung
yang bangir dan tubuh yang masih tegap. Juga
matanya yang bersinar tajam.
Pemudi yang sedang bertanding itu berumur antara
tujuh atau delapan belas tahunan, wajahnya bundar
memancarkan kecantikan seorang gadis belia.
Keringatnya sudah membasahi keningnya lalu
mengucur pula kepipinya. Ketika ia mengusap
keringat dengan lengan bajunya,kecantikannya
tampak dua kali lipat. Adapun usia pemuda itu memiliki Wajah yang
tampan dan halus. wajah keduanya sangatlah mirip.
Bagaikan pinah dibelah dua. Usianyapun sama hanya
beda beberapa kejap mata saja. Jelas bahwa mereka
adalah adik dan kakak. Pedang kayu yang dimainkan mereka sangat cepat
dan hebat, kaya akan perubahan yang tiada habisnya.
mendadak pedang kayu pemuda itu menebas dari
atas pundak kiri miring kebawah. Menyusul
pedangnya berputar dan menusuk kebelakang.
Namun si gadis yang juga mempelajari jurus yang
sama tahu arah serangan, ia menghindar dengan
menundukan kepalanya, kemudian ia membalas
menusuk beberapa kali. Si pemuda itu mundur dua tindak, Ia bersuit nyaring
berusaha mengacaukan konsentrasi lawan,
pedangnya berputar, cepat ia menebas ke kanan dan
kekiri beruntun-runtun sebanyak sepuluh kali.
Dengan cekatan pula, Si Gadis membolang-balingkan
pedangnya kesana kemari menangkis setiap serangan
yang akan membuatnya menderita rugi. Mendadak,
Gadis itu menusukan pedang berbareng dengan
memutar tubuh secara melayang.
Dalam terkejutnya, lekas pemuda itu menarik kembali
serangannya, dan menempelkan batang pedang di
dada. "Takk?" Ujung Pedang si Gadis menusuk ujung Pedang,
sengaja Si Pemuda Melemahkan kuda-kudanya
sehingga ia terdorong mundur, Si Gadis senang, ia
menyusuli serangan, tak nyana itu cuman tipuan, Si
Pemuda menggeserkan pedang Sigadis sehingga
melenceng, jari-jarinya berkelebat dan mencolek dagu
sigadis. "Kau kalah".hahaha!" Si Pemuda tertawa.
"Kau curang kakang, mengapa engkau menggunakan
siasat untuk menjebakku?" Si Gadis cemberut.
"Ayah, kenapa engkau tak membelaku untuk
memenangkan pertarungan ini?"
"Sudahlah anakku. Padmarini Majitari, kakang Naryamu benar, didalam dunia persilatan, otak juga
diperlukan untuk dapat memenangkan sebuah
pertarungan. Jadikanlah ini sebuah pengalaman!" Si
Kakek Memberikan komentar.
"Tuh lihat Nimas Padma" akh," Mbakyu Nareswari
Lituhayu, kakang Wajendra Dimas kalian datang?"
seru Si Pemuda yang bernama asli Narya Majita
Padma. "Ibu?" Gadis kecil dipangkuan Si Kakek melompat dan
memeluk seorang perempuan berusia dua puluh lima
tahunan. "Ayah?" "Ayah?" Dua orang yang datang itu memberikan hormat
kepada si Kakek. "Kalian bangunlah, bagaimana kabar ibu dan ayahmu
Dimas?" "Beliau orang tua baik-baik saja Ayah!"
"Syukur jikalau begitu, mari bergabung"
"terimakasih"."
"Akh, maaf saya terlambat. Bagaimana kabarmu
kakang, Mbakyu?" Seorang pemuda berusia satu
tahun lebih muda dari Nareswari Lituhayu menyapa.
"Kabar kami baik, bagaimana denganmu Dimas
Nitisara?" "Kabar saya baik, kakang, Mbakyu mari duduk!"
Siapakah sebenarnya kakek itu" Dialah Gardapati,
sedang ketiga nyonya tua itu adalah istri-istrinya,
Astadewi. Dyah Krusina dan Nawang Tresni.
Seperti yang kita ketahui, bahwa Nareswari Lituhayu
adalah putri dari Dyah Krusina, sedang Wajendra
Dimas adalah putra dari Gita Jayasri dan Harsanto.
Lalu yang datang terlambat adalah Nitisara Majita
putra dari Nawang Tresni. Sedang Padmarini Majitari
dan Narya Majita Padma adalah anak kembar dari
Astadewi. Ketika semuanya sedang dilanda canda dan tawa,
mendadak dari kejauhan terdengar sebuah seruan
nyaring. "Dapatkah kami bergabung denganmu saudaraku?"
"Haha". Mengapa tidak, silahkan saja saudaraku,
sudah lama kita tak bersua dan bercakap omong!"
Baru saja Gardapati selesai mengatakan apa yang
diucapkannya, enam sosok datang tiba.
Mereka adalah Seorang kakek, dua orang perempuan
paruh baya. Dan sepasang muda-mudi berusia tujuh
atau delapan belas tahunan.
"Sudah lama kita tak bersua saudara Garda!" Teriknya
dari kejauhan, begitu suara sirap, orangnya sudah tiba
ditaman. "Sejak pertarungan itu ya! Haha" Saudara Sagara,
sepertinya kedua anakmu sangat hebat sepertimu!"
"Haha" kau terlalu memandang rendah diri sendiri,
putrimu Bidadari Penjaga Neraka adalah yang
dikatakan hebat, seluruh pendekar di tanah
Jawadwipa yang mendengar namanya pasti akan
kagum" "Akh, paman bibi, kalian terlalu menyanjung saya.
Padahal saya hanya perempuan biasa" Nareswari
Lituhayu merendah. "Kau terlihat masih muda saja, Adikku!" Sapa
Gardapati kepada Garwita.
"Terimakasih kakang, ini berkat Mbakyu Kama" Sahut
Garwita sambil melirik perempuan paruh baya
disebelahnya. "Kakek, siapakah mereka?" Gadis dipelukan Nareswari
Lituhayu nimbrung. "Husss" jangan sesopan itu!" Bentak Nareswari
Lituhayu di telinga gadis kecil itu.
Gardapati tak memperdulikan bentakan anaknya,
dengan lembut ia menggupai kepada gadis kecil itu.
"Kemarilah, biar kakek perkenalkan!"
Gadis kecil itu meronta dan mendekati Gardapati.
"Nah, anak-anakku, dan kau cucu tersayangku Aindita
Lituhayu perkenalkan ini adalah Adimas Sagara
Angkara. Yang dijuluki Dewa Dunia Persilatan.
Disebelah kirinya atau istrinya adalah Nimas Garwita,
adik kandungku. Dengan kata lain bibi kalian,
disebelah kanan kalian adalah Nimas Kama?"
"Tabib sakti Jawadwipa"Timpal Nareswari Lituhayu.
Setelah semua orang berkenalan, keluarga kecil itu
semakin semarak ramai. Astadewi dan para kaum perempuan saling melepas
rindu dengan mengobrol kesana kemari.
"Saudaraku, dari mana kau tahu bahwa aku ada
disini?" "Ai, seandainya kami tak berkenalan jurus dengan
anakmu yang cantik itu, mana mungkin kami tahu
keberadaanmu" "Kalian berkenalan jurus?"
"Haha" karena sebuah kesalah pahaman saja. Anak
nakalku ini membuat babak belur seorang pencuri
buah. Dan si pencuri itu rupanya melaporkan kepada
anakmu dengan memutar balikan fakta. begitulah"
"Terakhir, kami melihat kemiripan wajahnya
denganmu. Selain sikapnya yang gagah. Kami
mengaguminya dan mengajak sedikit ngobrol. Dan
pada saat itulah ia memberi tahukan keberadaaa nmu
sekeluarga." "Akh, rupanya begitulah kejadiannya. Anak itu malas
berlatih dan sedikit manja, jadi mengenai
kepandaiannya kuharap kau tidak mentertawakan."
"Apa yang harus ditertawakan" Kepandaiannya
mungkin setara denganmu dahulu ketika bertarung
dikedai, dengan mudah saja anakku dikalahkan.
Padahal anakku itu lebih suka sastra dan hanya
belajar silat setengah-setengah. Akibat kejadian itu, ia
mulai menyeimbangkannya. Untuk itupun aku h arus
berterimakasih kepadanya."
"Saudaraku, bagaimana bila kita meluruskan sedikit
otot yang mulai kaku ini?" Tanya Gardapati.
"hahaha". Tak kusangka bahwa kau masih berniat
untuk melakukan ini. Baiklah mari"."
Keduanya merentangkan tangan dan mengadu
pukulan, kepandaian mereka saat ini sangatlah hebat,
tanpa perlu saling membuat kuda-kuda dan ancangancang. Hakikatnya hanya memajukan pukulan saja
sudah cukup menghancurkan bukit...
"Duaaarrrrrr"..!"
Kesiuran angin dan cahaya menyeruak kemana-mana,
mengakhiri kisah ini. Kisah yang menjabarkan bahwa
manusia itu tetap manusia, sebaik apapun manusia,
tanpa memiliki dasar dan landasan yang kuat
kebaikan itu sendiri akan menjadi boomerang untuk
diri kita sendiri. Setiap manusia memiliki pandangan akan
kebenarannya masing-masing. Tuhan memang tidak
melarang kita untuk memiliki perbedaan pandangan.
Selama itu tidak melanggar kaidah-kaidah yang
ditetapkan olehnya. Namun, kitapun harus tahu batasan kebenaran kita.
Cobalah untuk menyesuaikan dengan benang hitam
(adat) yang berlaku, ukurkan dengan ketetapan yang
digunakan oleh agama. Pembenaran diri, atau menganggap diri sendiri benar
adalah suatu perbuatan yang dilandasi ego ke-akuan,


Iblis Dunia Persilatan Karya Aone di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jadi jelas manalah yang salah. Kita harus berusaha
membenarkan apa yang benar, menyalahkan apa
yang salah. Dimanakah kita dapat menentukan
kebenaran itu" Cukup kita menanamkan dalam benak
bahwa kebenaran itu milik tuhan. Mempelajari apa
yang diajarkannya kepada rasul.
Kejahatan tidak bisa dirubah menjadi benar,
kebenaran tidak berubah menjadi kejahatan. Hanya
pelaku kejahatan yang bisa dirubah menjadi penjaga
kebenaran. Dan hanya pelaku kebenaran yang
tersesat dalam kebenarannya sendiri yang dapat
berubah menjadi suatu ke-jahatan.
Kejahatan memang harus dibunuh dan dibantai,".
Tapi bukan orangnya,"
Cukup perilakunya saja yang dibunuh. Membunuh
pelaku kejahatan adalah suatu kejahatan lain yang
diatas namakan kebenaran. Kebenaran yang kejam,
bukankah dengan membunuh orangnya kitapun
bebuat kejahatan" Kita harus selalu dan selalu memberikan peluang
kepada si Pelaku kejahatan untuk kembali kejalan
yang benar, kita harus selalu memberikan
kesempatan sampai orang itu sadar. Ingat. Hidup itu
pemberian olehnya, bila kita merampas hidup orang
berarti kitapun tergolong dengan perampok"
Itu hanya membuat sebuah rentetan pembalasn
dendam saja. Lalu bagaimana bila keluarga kita yang terbunuh"
Cukup kita dendamkan dengan kata MAAF! Belajarlah
untuk kata Maaf, maka kesempurnaan hidupmu akan
semakin berwarna. yakinlah bahwa Tuhan memiliki
keadilan sendiri. Akhir kalimat, Saya sertakan sebuah kata bijak dari
Bediuzzaman Said Nursi"
"Seseorang yang melihat kebaikan dalam berbagai
hal berarti memiliki pikiran yang baik. Dan seseoran
yang memiliki pikiran yang baik mendapatkan
kenikmatan dari hidup."
Saya ucapkan terimakasih dan permohonan maaf
atas segala kekurangan salam dari saya.
A-one "Caf? Cersil" (Cerita Aspirasi f?cinta Cerita Silat)
TAMAT Api Di Bukit Menoreh 17 Raja Naga 7 Bintang Qi Xing Long Wang - Seven Star Dragon King Karya Khu Lung Kisah Si Bangau Putih 15

Cari Blog Ini