Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Bagian 10
gembira ketika dia mendengar bahwa supek dari anak ini
adalah murid dari Lui Sian Lojin, murid keponakannya sendiri !
Dengan demikian, anak yang telah mulai terdidik ilmu silat itu
adalah "sealiran" dengan dia sendiri !
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
16 "Kalau boleh teecu mengetahui........ siapakah suhu,
siapakah nama suhu selain sebagai susiok (paman guru) dari
sukong Lui Sian Lojin ?"
Kakek itu tersenyum lebar dan Sian Lun yang memandang
wajah suhunya itu melihat betapa semua gigi dalam mulut itu
telah lenyap. Mulut itu tanpa gigi, seperti mulut bayi ! "Ha-ha,
apakah artinya nama " Nama hanya memisah-misahkan
manusia belaka, dan nama julukan hanya membuat kepala
kemasukan angin dan menjadi menggembung seperti karet,
mudah meledak ! Akan tetapi, engkau perlu juga mengenal
siapa gurumu ini, Sian Lun. Namaku Siangkoan Lee, nama
yang sudah terlupa orang bahkan hampir kulupakan sendiri
karena tak pernah disebut-sebut lagi. Nama usang lapuk yang
sudah tidak ada gunanya lagi. Kalau orang tidak memiliki hak
milik apapun, tidak memiliki keluarga, apa pula arti dan
gunanya sebuah nama" Ada orang-orang dusun, para petani
dan nelayan yang menyebutku Siangkoan Lojin. Heh-heh, kau
kecewa bukan bahwa gurumu tidak berjuluk Seng-jin atau
Sian-jin, atau Sian-su ?"
"Teecu bodoh dan ucapan suhu belum dapat teecu
mengerti, maka teecu mohon petunjuk, suhu. Orang bilang
bahwa harimau mati meninggalkan belulang, manusia mati
meninggalkan nama. Bukankah hal itu menjadi bukti bahwa
nama amatlah penting sehingga kita perlu menjaganya
dengan baik sehingga kalau kita mati kelak, nama kita masih
akan dipuji-puji sebagai nama yang terhormat dan berharga ?"
"Ha-ha-ha-ha!" Kakek itu tertawa bergelak sambil
memegangi perutnya. Kemudian setelah ketawanya mereda,
dia berkata, "Betapa jelasnya nampak keserakahan manusia.
Ucapanmu itu merupakan penyakit umum yang diderita oleh
manusia di seluruh dunia, muridku. Manusia melihat betapa
dirinya itu kosong, betapa hidup ini hampa, sehingga manusia
meraba-raba mencari pegangan, mencari-cari sesuatu yang
dianggapnya kekal abadi karena melihat bahwa sebagai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
manusia hidup mereka tidak abadi. Dan satu di antara obat
yang mereka pergunakan adalah nama itulah, dalam usaha
mereka agar hidup terus, biar hanya nama ! Orangnya boleh
mati, akan tetapi namanya harus hidup terus, hidup dengan
terhormat.Manusia tidak lagi berusaha untuk mengerti hidup,
untuk mengisi hidup, melainkan selalu berusaha untuk
mementingkan diri sendiri, sejak hidup sampai mati. Bahkan
setelah mati pun ingin menjadi yang terhormat! Gila hormat,
mabok kesenangan, serakah, penuh dendam dan benci, penuh
iri hati dan persaingan, itulah manusia! Sampai matipun telah
diaturnya, tanah yang baik, kuburan yang baik untuk
mayatnya, lalu tempat yang baik untuk yang dinamakan
arwahnya, dan tempat terhormat untuk namanya. Wah-wah,
17 berabe!" Sian Lun menjadi bingung. Tentu saja anak berusia sepuluh
tahun ini masih belum dapat menangkap apa yang
dimaksudkan oleh kakek itu. Semenjak kecil Sian Lun
mempelajari kebudayaan dan peradaban dari kitab-kitab yang
mengajarkan tata susila, sopan santun, kegagahan dan jiwa
pahlawan, contoh contoh yang dianggap sebagai terhormat
dan mulia dalam pergaulan masyarakat. Kini dia mendengar
hal-hal yang dikemukakan oleh suhunya itu sebagai hal-hal
yang amat berlawanan dengan apa yang selama ini dibacanya,
maka tentu saja dia terkejut dan bingung. Namun, ada
sesuatu di dalam hatinya yang terbuka, yang membuat dia
dapat melihat kenyataan dan tidak dapat membantah
kebenaran apa yang dikemukakan oleh suhunya itu dan dia
terheran-heran! Demikianlah, semenjak saat itu, Sian Lun ikut
gurunya merantau, ke gunung-gunung, ke hutan-hutan, ke
tepi-tepi laut, hidup sebagai petani, sebagai nelayan bahkan
kadang-kadang sebagai pengemis, bebas merdeka seperti
burung di udara, dan setiap waktu terluang dipergunakan
untuk berlatih ilmu silat. Dia diharuskan mulai lagi dari
permulaan, diajarkan dasar-dasar ilmu silat, pasangan kudakuda, langkah-langkah kaki, melatih
otot-tot dan pernapasan, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengumpulkan hawa murni dan melatih sinkang Semua
petunjuk suhunya ditaatinya dan memang anak ini amat rajin
sehingga suhunya merasa puas sekali sungguhpun hal itu
tidak pernah diutarakannya, baik melalui ucapan atau melalui
sikapnya yang acuh tak acuh.
(Oo-dewikz~bud~hanaoki~234-oO)
Im-yang-pai merupakan sebuah perkumpulan yang besar
dan pusat mereka yang berada di lereng Pegunungan Taihang-san juga amat luas. Sebenarnya,
perkumpulan itu didirikan oleh para pemeluk Agama Im-yang-kauw, suatu
agama tua yang tidak berapa banyak pengikutnya. Akan tetapi
karena agama itu erat sekali hubungannya dengan ilmu
kebatinan dan ilmu silat, maka perkumpulan itu menjadi
sebuah perkumpulan yang amat kuat dan di dalamnya
terdapat tokoh - tokoh berilmu tinggi yang sekaligus juga
menjadi tokoh-tokoh Agama Im - yang - kauw.Bangunanbangunan besar yang dikelilingi dinding
yang berwarna putih dan tinggi sudah nampak dari kaki Gunung Tai-hang-san,
merupakan kompleks kuil yang amat luas, memiliki
perkebunan sayur sendiri, bangunan-bangunan untuk para
anggautanya, pendeknya merupakan semacam perkampungan
besar di mana tinggal tidak kurang dari seratus orang
anggauta Im-yang-pai. Memang banyak pula para penganut
Im - yang - kauw yang tidak masuk menjadi anggauta Im yang - pai, yaitu mereka yang tidak suka
akan ilmu silat, 18 karena Im - yang - pai adalah perkumpulan dari ahli-ahli silat
di mana diajarkan Ilmu-ilmu silat yang khas dari Im - yang pai.
Im-yang-kauw adalah satu di antara aliran-aliran kebatinan
yang banyak terdapat di Tiongkok, sebadai peninggalan jaman
dahulu, di jaman Kerajaan Han (abad ke dua dan pertama
sebelum Masehi). Sesungguhnya, aliran - aliran itu merupakan
perpecahan-perpecahan dari agama - agama besar seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Agama Hud-kauw (Buddhisme), Kong-hu-cu (Confucianisme),
Taoisme dan agama-agama yang datang dari See-thian
(negara barat, yaitu India). Perpecahan-perpecahan ini
menjadi banyak, sampai belasan macam yang membentuk
aliran-aliran sendiri sesuai dengan selera kepentingan mereka.
Akan tetapi yang terbesar adalah enam macam aliran, yang
merupakan perpecahan dari agama-agama besar Buddhisme,
Confucianisme, dan Taoisme, yaitu;
Aliran kebatinan atau Agama Ju yang sesungguhnya adalah
penerus pelajaran-pelajaran dari Nabi Khong Cu. Aliran ini
mendukung adanya kekuasaan feodal, menganggap kaisar
sebagai Cinbeng Thian-cu (Putera Tuhan) dan segi-segi
kehidupan diatur dengan lee (aturan) yang dijiwai dengan jin
(perikemanusiaan) dan gi (keadilan). Inilah aliran pertama.
Aliran ke dua menamakan dirinya aliran Mo yang
menganggap Mo Ti sebagai nabinya. Aliran ini menganjurkan
cinta kasih antar manusia dan menggantungkan segala
kepada nasib karena mereka percaya bahwa segala sesuatu
telah ditentukan oleh Langit atau Tuhan. Mereka menentang
segala macam pesta dan upacara yang memboroskan,
menentang perang kecuali kalau untuk mempertahankan diri.
Mereka adalah penganjur-penganjur apa yang mereka
namakan cinta semesta. Aliran ke tiga adalah aliran kebatinan Tao yang
menganggap Lo-cu sebagai nabinya. Aliran ini menganjurkan
penyatuan diri manusia dengan Tao (Jalan) yang sukar
diartikan secara jelas karena memang "tidak dapat diuraikan"
menurut faham mereka. Tao yang menggerakkan segalagalanya, maka faham Tao ini menentang
segala usaha manusia yang dianggap merusak dan menyelewengkan
pengaruh dan daya kerja Tao! Aliran Tao inilah yang banyak
dimasuki segala macam ilmu kebatinan dari yang klenik
sampai yang dianggap setinggi-tingginya, banyak mempunyai
pertapa-pertapa dan banyak pula menciptakan bermacamTiraikasih Website http://kangzusi.com/
macam latihan samadhi, yoga dan pernapasan Banyak ilmu
silat bercampur dengan ilmu kebatinan dari aliran Tao ini
sehingga melahirkan jagoan-jagoan ilmu silat yang memiliki
19 kepandaian amat hebat dan mentakjubkan.
Aliran ke empat adalah aliran Beng (Ming). Aliran ini pandai
memainkan kata-kata, dan kadang-kadang memiliki pelajaran
yang aneh-aneh, yang menjurus ke arah klenik dan sihir.
Sudah terkenal sejak dahulu betapa dalam aliran Beng ini
terdapit ucapun "kuda hitam bukanlah kuda", "anjing putih
adalah hiram", "kura-kura lebih panjang dari pada ular", dan
sebagainya lagi yang membingungkan pendengarnya. Akan
tetapi, akhir-akhir ini para pengikutnya banyak yang
menyeleweng dan memenuhi golongan sesat di dunia kangouw, sungguhpun harus diakui bahwa
mereka itu banyak yang lihai sekali. Aliran ke lima adalah aliran Hoat, aliran yang mendasarkan
kebudayaan dengan mencontoh raja-raja bijaksana di jaman
dahulu. Aliran ini mementingkan Hoat (hukum) yang harus
diterapkan kepada semua manusia tanpa pengecualian. Aliran
ini sangat keras terhadap semua anggautanya yang harus
tunduk kepada hukum-hukum yang telah ditentukan. Lebih
baik kehilangan kaki tangan, atau bahkan nyawa sekalipun
dari pada harus melanggar hukum yang telah ditentukan dan
telah disetujui sendiri! Aliran ini banyak yang menjadi
panglima-panglima perang dan mereka benar-benar amat
menjunjung disiplin, taat, dan keras.
Kemudian aliran ke enam adalah aliran Im Yang! Aliran
inilah yang kemudian menjadi Im yang-kauw. Aliran Im Yang
ini mulai muncul antara abad ke empat dan awal abad ke tiga
sebelum Masehi, dipeluk dan diikuti oleh orang-orang vang
memiliki kecerdasan tinggi karena mengandung filsafat yang
pelik dan rumit. Garis besar pelajaran dari aliran Im-yangkauw ini adalah bahwa segala isi semesta,
baik yang nampak maupun yang tidak adalah hasil perpaduan dari dua unsur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlawanan yang disebut Im dan Yang. Tanpa adanya unsur
Im Yang tidak akan ada bentuk apapun di dunia ini. Untuk
memudahkan para pelajarnya, maka Im Yang digambarkan
sebagai lingkaran bundar yang dibagi dua, yang hitam adalah
Im dan yang putih adalah Yang. Seperti inilah gambar itu.
Seluruh semesta ini terjadi karena pengaruh Im Yang.
Luasnya pengaruh Im Yang sampai memenuhi angkasa
dengan semua bintangnya, juga menyusup sampai ke dalam
kehidupan seekor semut atau kutu yang tak nampak oleh
mata. Kekuasaan Im Yang dapat pula dikenal dalam diri
manusia, bahkan menurut kepercayaan mereka, tubuh
manusia adalah jagad kecil yang terkenal dengan sebutan Jim
Sin It Siauw Thian Te (Manusia adalah Gambar dari Bumi
Langit ). Oleh karena yang rnengatur keseimbangan
kehidupan adalah unsur Im Yang, maka apabila Im Yang di
20 dalam tubuh kita tidak selaras, kita jatuh sakit. Apabila Im
Yang yang menguasai alam tidak selaras, timbullah berbagai
malapetaka dan bencana alam. Segala sesuatu akan binasa
tanpa perputaran Im Yang. Demikian besar kekuasan Im Yang
ini sehingga di dalam kitab Ya Keng yang diciptakan oleh Nabi
Khong Cu terdapat pernyataan, It Im It Yang Wi Ci To (Satu
Im dan satu Yang itulah yang boleh disebut To)
Kaum penganut Im-yang-kauw mempelajari tentang ilmu
alam dan mereka mendapatkan kenyataan tentang Ngo-heng
(Lima Anasir-Elemen) yang mereka bagi-bagi menjadi ke
lompok Swi (air), Ho (Api), Bhok (Kayu), Kim (Logam) dan
Thio (Tanah). Dari penyelidikan mereka tentang Im Yang dan
Ngo-heng miaka terciptalah ilmu-ilmu yang mujijat, ilmu yang
hendak membuka tabir rahasia alam. Jalannya kekuasaan dan
ketertiban alam, peredaran bintang-bintang, bahkan dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengetahuan itu mereka dapat pula menciptakan ilmu
pengobatan yang amat luar biasa karena berdasarkan
keyakinan bahwa kesehatan manusia merupakan ketertiban
yang diantar oleh perimbangan Im Yang dan dihidupkan oleh
Ngo-heng, karena unsur unsur Ngo-heng itu saling
membinasakan (untuk pengobatan) dan saling menghidupkan
(untuk menjaga kesehatan). Akan terlalu panjanglah kalau
mau diuraikan tentang Im Yang dan Ngo-heng, sama
panjangnya kalau kita bicara tentang kekuasaan dan rahasia
yang meliputi seluruh alam dan isinya. Demikianlah sekedar
penjelasan tentang aliran-aliran yang ada pada waktu dahulu.
Im-yang-kauw makin lama makin berkembang dan karena Imyang-kauw merupakan aliran yang
suka mempelajari ilmu alam dan ilmu pengobatan, maka di situ terdapat banyak
orang pandai dan akhirnya dibentuklah suatu perkumpulan
yang dinamakan Im-yang-pai dan yang berpusat di
Pegunungan Tai-hang-san itu.
Pada waktu itu, Im-yang-pai di Tai-hang-san dipimpin oleh
Kok Beng Thiancu, seorang tokoh yang terkenal sekali karena
kabarnya memiliki ilmu kepandaian yang amal lihai. Akan
tetapi tokoh besar ini tidak pernah memperlihatkan diri, tidak
pernah muncul di dunia kang-ouw sehingga biarpun namanya
besar, namun jarang ada orang yang pernah melihatnya.
Orang ke dua di Im-yang-pai yang amat terkenal, bahkan
lebih terkenal dari pada ketua Im-yang-pai itu sendiri adalah
Kim-sim Niocu, puteri atau anak tunggal dari Kok Beng
Thiancu. Kim-sim Niocu ini, yang kabarnya amat cantik seperti
bidadari, baru-baru ini telah diangkat menjadi kauwcu (ketua
agama) dari Im-yang-kauw! Bahkan ada kabar angin yang
mengatakan bahwa Kim-sim Niocu memiliki kelihaian melebihi
ayahnya, karena selain ilmu-ilmu silat yang amat lihai dari Im
yang-kauw, juga Kim - sim Niocu ini pandai sekali dengan ilmu
21 pengobatan dan juga ilmu sihir ! Juga kabarnya dia ahli ilmu
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
perbintangan, ilmu meramal dan segala macam ilmu mujijat
lagi yang memang banyak dianut dan dipelajari oleh orangTiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang Im-yang-kauw. Pada waktu itu, pelajaran Im-yang-kauw
sudah jauh sekali menyeleweng dari pada garis asalnya. Kini
agama itu, seperti juga hampir semua agama di dunia ini,
lebih mengutamakan duniawi, sepentingan diri pribadi dan
kepentingan golongan, dari pada kepentingan pelajaran
tentang hidup dan menghayati pelajaran itu di dalam
kehidupan. Betapa menyedihkan kenyataan tentang agama ini di dalam
dunia kita, di antara manusia seperti yang dapat kita saksikan
sekarang ini! Betapa manusia saling bertengkar, saling
membenci, saling bermusuhan karena agama! Bahkan betapa
manusia sampai tega untuk saling membunuh demi agama!
Sungguh merupakan suatu kenyataan yang amat pahit.
Agama apapun juga melarang kita untuk membenci, melarang
kita bermusuhan, namun demi agama kita saling benci, saling
bermusuhan dan saling bunuh! Sesungguhnya, semua agama
di dunia ini adalah untuk manusia, akan tetapi kenyataannya
sekarang ini, manusia sudah merosot sedemikian rendahnya
sehingga tidak ada harganya lagi sehingga sekarang
keadaannya menjadi terbalik, bukan agama untuk manusia
melainkan manusia untuk agama! Demi agama, manusia
saling bunuh! Mengapa demikian" Karena manusia tidak mau
mengenal diri sendiri, karena manusia hanya memandang
agama, bukan memandang manusia, karena faktor manusia
dilupakan, karena bukan manusia lagi yang penting melainkan
agama! Demikian pula dengan harta benda, kedudukan, politik
dan sebagainya. Manusianya menjadi tidak penting. Politiklah
yang penting, partailah yang penting kedudukanlah atau
hartalah yang penting. Kalau sudah begitu, manusia saling
bermusuhan saling bunuh untuk memperebutkan kemenangan
politik, partai, kelompok, ras, bangsa, kedudukan dan harta,
atau juga memperebutkan kemenangan dan "kebenaran"
agama masing masing Kok Beng Thiancu memaklumi bahwa perkumpulannya kini
merupakan perkumpulan yang cukup besar dan berpengaruh,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bukan untuk faham dan kepercayaan mereka, melainkan
untuk tingkat ilmu kepandaian silat mereka dan juga sikap
para anggautanya yang selalu menjaga diri agar berdiri di
golongan putih kaum pendekar. Oleh karena itu, Kok Beng
Thiancu yang menyadari akan kelemahan manusia, maklum
bahwa kepandaian dapat menyeret manusia ke jurang
22 kesesatan, apalagi mengingat bahwa Im - yang - pai lebih
merupakan perkumpulan silat dari pada perkumpulan agama,
lalu mengadakan peraturan yang amat keras terhadap para
anggautanya. Setiap orang anggautanya, dari tingkat empat
ke atas harus selalu membawa sebuah lencana Im-yang-pai
sebagai tanda pengenal diri sehingga di manapun anggauta
itu berada, kalau dia melakukan perbuatan yang melanggar
hukum Im-yang-pai, tentu akan dikenal orang dan akan dapat
dihukum oleh perkumpulan.
Hari itu sunyi saja di lereng Tai-hang-san. Perkumpulan Imyang-pai nampak sunyi biarpun matahari
telah naik tinggi. Dan memang para anggauta Im-yang-pai yang berpakaian seperti
tosu itu suka akan keadaan sunyi dan hening sehingga di
tempat itu jarang terdengar kegaduhan, kecuali kalau mereka
sedang berlatih ilmu silat. Bahkan para anak buah tingkat
rendah yang bertugas jaga di sekitar tembok perkampungan
mereka itu, bukan berdiri memegang tombak atau senjata lain
seperti umumnya penjaga, melainkan mereka duduk bersila
dan bersamadhi untuk melatih pernapasan atau melatih
sinkang! Namun, mereka yang duduk bersamadhi dalam
penjagaan ini sesungguhnya memusatkan perhatian kepada
sekeliling tempat itu sehingga jangan mengira bahwa mereka
itu tidur nyenyak dan jangan coba-coba untuk berani
menyelinap masuk karena pasti akan diketahui oleh mereka.
Memang banyak di antara anak buah dan tokoh-tokoh Imyang-pai yang tidak berada di situ, pergi
keluar daerah untuk berbagai urusan, baik urusan perkumpulan maupun urusan
pribadi. Kesunyian lereng Gunung Tai-hang-san itu terasa
sekali oleh suami isteri pendekar yang mempergunakan ilmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlari cepat mereka mendaki lereng. Mereka adalah Gan
Beng Han dan Kui Eng, suami isteri pendekar dari Cin an yang
mendatangi Im-yang-pai untuk mencari murid mereka yang
hilang terculik, yaitu Coa Gin San. Dilihat dari jauh, suami
isteri ini gagah perkasa dan amat mengagumkan. Gan Beng
Han yang sudah berusia tigapuluh tahun itu masih nampak
muda perkasa dan gagah, tahi lalat kecil di tengah dahinya
menambah kegagahan, pakaiannya sederhana ringkas,
pedangnya tergantung di punggung sebagaimana biasa
pendekar melakukan perjalanan jauh, sepasang matanya yang
bersinar tajam itu kini penuh pengertian dan jelas
mengandung kesabaran dan ketenangan, juga dalam
langkahnya yang panjang-panjang dan cepat itu 23 membayangkan ketenangan seorang pendekar yang matang.
Kui Eng, isterinya yang dua tahun lebih muda dari suaminya
itu, masih nampak cantik jelila seperti seorang gadis saja,
dengan pakaian yang rapi. Gelang di lengan kiri dan hiasan
rambut merupakan satu-satunya perhiasan yang menempel di
tubuh. Pedangnya juga tergantung di punggung dan pandang
matanya tajam bersinar-sinar membayangkan kelincahan,
langkahnya pendek-pendek namun cepat sekali sehingga
kedua kakinya sukar diikuti pandangan mata saking cepatnya.
"Isteriku, harap kau berhati-hati dan jangan memperlihatkan permusuhan sebelum kita tahu betul apakah
benar Gin San mereka culik," Kata Beng Han.
"Baiklah, biar engkau saja yang membuka percakapan
dengan mereka," isterinya menjawab.
Gerakan mereka cepat sekali dan akhirnya mereka tiba di
pintu gerbang tembok perkampungan Im-yang-pai. Di atas
pintu itu tergantung sebuah papan putih yang ditulisi dengan
huruf-huruf berwarna hitam dan di tengah-tengahnya terdapat
gambaran lingkaran bundar simbul Im Yang, dan tiga huruf
besar hitam itu berbunyi; IM YANG PAI. Biarpun sederhana
saja gambar dan tulisan itu, persis seperti gambar yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlukis dan tertulis pada lencana yang pernah dilihat oleh
Beng Han di Kuil Ban-hok-tong, namun papan nama itu
menimbulkan wibawa yang menyeramkan.
Ketika Beng Han dan Kui Eng melihat seorang laki-laki
berusia limapuluh tahun lebih, duduk bersila di tengah-tengah
pintu gerbang, di atas batu datar, bersila sambil meletakkan
kedua tangan di depan dada, yang kanan di atas dan yang kiri
di bawah, dengan sikap seperti kedua tangan itu sedang
membawa sesuatu, yang di atas menelungkup dan yang di
bawah terlentang, suami isteri itu berhenti dan memandang.
Kakek itu sedang Samadhi dan kedudukankedua tangan itu
melambangkan kedudukan Im Yang. Kedua matanya terpejam
dan napasnya teratur rapi, Beng Han memberi isyarat kepada
isterinya lalu dia melangkah maju, menjura dan berkata
dengan sikap hormat, "Saya Gan Beng Han bersama isteri,
datang dari kota Cin-an mohon bertemu dengan pangcu dari
Im-yang-pai !" Karena penjaga itu bersamadhi hanya untuk melewatkan
waktu sedangkan perhatiannya tidak pernah terlepas dari
penjagaan, dia segera membuka mata. Sebelum tamu itu tadi
membuka suarapun dia sudah tahu akan kedatangan pria dan
24 wanita gagah ini. Cepat dia merobah kedudukan kedua
tangan. Dengan tubuh masih duduk bersila, kini kedua
tangannya dirangkap di depan dada sebagai tanda
menghormat, lalu dia berkata, "Siancai, harap ji-wi tidak
terlalu sungkan karena saya hanyalah seorang penjaga biasa,
seorang anggauta tingkat enam yang rendah."
"Lo-enghiong adalah seorang tua, sudah sepatutnya
menerima penghormatan kami yang muda. Tentang tingkat,
kami kira itu tidak menjadi ukuran untuk penghormatan
seseorang. Tiba-tiba penjaga itu tertawa bergelak dan suami
isteri itu terkejut. Dari suara ketawa ini saja mereka tahu
bahwa yang bersila di situ bukanlah orang sembarangan,
suara ketawanya nyaring dan mengandung getaran yang amat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kuat, tanda bahwa orang ini telah memiliki, khikang yang
kuat. Dan orang ini mengaku, tingkat enam" Kalau yang
tingkat enam selihai ini, apa lagi yang tingkat tiga, dua atau
satu ! "Ha-ha-ha, manusia haruslah bersikap sesuai dengan
tingkat masing-masing, kalau tidak demikian, mana mungkin
ada ketertiban" Taihiap dan lihiap, ji-wi adalah orang-orang
gagah sejati, silakan masuk saja, jangan sungkan-sungkan.
Nanti akan ada saudara yang mengantar ji-wi sampai ke
tempat pangcu. Silakan! " Dengan kedua tangan, orang itu
mempersilakan dengan hormat dan sambil membungkuk.
Beng Han dan isterinya lalu memasuki pintu gerbang, agak
membungkuk ketika melewati kakek itu.
Ketika mereka memasaki pintu gerbang, ternyata di
sebelah dalam pintu gerbang itu terdapat sebuah
perkampungan yang luas, dengan jalan-jalan yang lebar dan
bangunan bangunan besar kecil di sana-sini. Banyak terdapat
orang-orang yang hilir mudik, berpakaian sederhana seperti
tosu, akan tetapi mereka semua berjalan dengan tenang dan
agaknya tidak ada seorangpun yang memperhatikan suami
isteri ini. Gan Beng Han dan Kui Eng merasa terasing. Baik
sikap dan pakaian mereka jelas berbeda dengan semua orang
yang hilir mudik dan lalu-lalang di dalam perkampungan itu.
Mereka itu terdiri dari laki-laki dan perempuan, ada yang tua
dan ada yang muda, akan tetapi pakaian mereka rata- rata
sederhana seperti pakaian tosu, ada yang putih-putih, ada
yang kuning-kuning akan tetapi kesemuanya amat sederhnna.
Benar-benar perkampungan yang merupakan biara besar di
mana orang-orang hidup sebagai pertapa-pertapa. Akan tetapi
jelas bahwa mereka itu juga bekerja, karena ada yang
memikul alat pertanian, alat tukang kayu, bahkan ada yang
memikul rabuk dan hasil-hasil sawah ladang, ada pula yang
menggembala kerbau, agaknya hendak digiring keluar dari
perkampungan. Wajah mereka serius dan pendiam, dan
25 kalaupun ada yang bercakap-cakap, maka percakapan itu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilakukan dengan lirih. Sebuah perkampungan yang benarbenar penuh rahasia dan juga
menyeramkan bagi suami isteri
itu. Beng Han dan Kui Eng merasa bingung karena tidak
melihat adanya penyambut. Untuk bertanya kepada orang,
mereka juga merasa segan karena mereka itu demikian
pendiam nampaknya, dan tidak perdulian.
Tiba-tiba mereka mendengar suara ketawa merdu seorang
wanita dari sebelah kiri. Mereka cepat menengok dan di
sebelah kiri itu terdapat sebuah rumah besar dan nampak
searang gadis sedang berada di pekarangan rumah itu. Entah
apa yang sedang dikerjakan, oleh gadis itu, akan tetapi gadis
itu berlutut dan memandang ke depannya, di mana terdapat
sebuah kotak. Kelihatannya riang sekali dan kadang-kadang
dia bertepuk tangan dan tertawa. Melihat sikap wajar seorang
manusia biasa, bukan manusia-manusia dengan wajah seperti
arca yang lalu-lalang itu, seketika hati Beng Han dan Kui Eng
tertarik. Gadis itu jelas merupakan orang lumrah, orang awam
biasa saja seperti mereka, dapat tertawa dan dapat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bergembira. Maka tanpa ragu-ragu lagi mereka lalu
melangkah menghampiri dan memasuki pekarangan rumah
itu. Namun, diam-diam hati Ku Eng merasa tidak enak ketika
melihat betapa gadis itu ternyata sudah dewasa, tentu
sedikitnya sudah duapuluh tahun usianya, dengan tubuh yang
padat dan penuh lekuk lengkung menggairahkan, wajah yang
cantik sekali dengan kulit yang halus putih, hanya anehnya,
gadis yang sudah dewasa itu seperti anak kecil saja, bermainmain seorang diri sambil terkekeh dan
kadang-kadang bergembira, sendirian saja seperti orang yang miring otaknya!
Melihat gadis itu bergembira seperti itu, dengan mata
ditujukan ke dalam kotak hitam, kedua tangan saling remas
seperi orang tegang, mulutnya juga berkata penuh semangat,
"Hayo. gigit kakinya, gigit kepalanya........ ah, tolol....... ,
awas serangan ekornya, bodoh benar ! "'
Saking tertarik oleh sikap penuh semangat ini, Beng Han
dan Kui Eng tidak berani mengganggu, malah mereka lalu
menjenguk ke dalam kotak hitam. Kiranya gadis cantik, itu
sedang mengadu dua binatang yang sedang berkelahi dengan
amat seru dan mati-matian. Dua ekor binatang itu adalah
seekor kalajengking besar dan seekor kadal besar. Mereka
dikurung di dalam kotak hitam, tidak mampu keluar dan
dipaksa untuk saling berhadapan di dalam tempat sempit itu.
Dan di sudut kotak hitam itu terdapat setumpuk tahi kerbau
26 yang masih basah dan lunak. Perkelahian itu memang menarik
sekali. Kalajengking yang kehitaman itu berdiri dengan gagah,
dengan kaki terpentang di kanan kiri, capit yang dua buah itu
siap untuk mencapit lawan dari depan, akan tetapi yang lebih
gagah lagi, ekornya diangkat ke atas, melengkung ke depan
dengan ujung siap untuk menyengat. Kelihatan ujung
sengatnya yang coklat kemerahan, melengkung ke atas
terhias bulu bulu halus yang menyeramkan. Beng Han
mengenal kala jengking seperti ini, semacam binatang yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
amat berbisa dan sengatannya dapat mematikan seorang
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
manusia! Akan tetapi kadal itupun agaknya sudah nekat. Kadal
adalah sebangsa binatang yang biasanya penakut dan lebih
condong melarikan diri kalau bertemu lawan dari pada
melawan. Akan tetapi, di tempat sempit itu dia dipaksa antuk
berhadapan dengan lawan, maka dia pun mulai marah dan
nekat. Karena tubuhnya lebih besar dan mulutnya terbuka
lebar penuh gigi kecil-kecil meruncing, kadal ini seperti
memandang rendah lawannya. Dengan gerakannya yang amat
cekatan, seperti seekor ular karena memang dia sebangsa ular
berkaki empat, kadal itu menubruk ke depan dan membuka
mulut menggigit untuk kesekian kalinya, tidak memperdulikan
capitan kalajengking itu yang mengenai pinggir mulutnya.
Akan tetapi, sebelum gigi-giginya menghancurkan kepala
kalajengking itu, seperti yang telah berkali-kali dilakukan dan
diusahakannya, ekor kalajengking yang melengkung dari atas
itu telah menyengat kepalanya.
"Cruttt.......!" Kadal itu melepaskan gigitannya, mundur mundur dan menggoyang-goyang kepalanya,
seperti setan arak yang sedang mabok, terus mundur dan tiba - tiba dia
memasukkan kepalanya ke dalam tumpukan tahi kerbau yang
lunak basah dan dingin sejuk itu.
"Nyessss.......!" Sejenak dia membenamkan kepalanya ke
dalam tahi kerbau itu, agaknya nerasakan kenikmatannya,
kemudian dicabutnya kepalanya itu dan dia sudah menjadi
segar kembali! Entah sudah beberapa kali dia tadi menggigit,
disengat dan membenamkan kepala di dalam tahi kerbau
sampai kepalanya menjadi kehijauan berlepotan tahi kerbau,
akan tetapi juga kepala dan perut kalajengking itu sudah mulai
luka-luka. Pertandingan dilanjutkan dan kadal yang tidak
melihat jalan lari itu memberanikan diri maju lagi.
"Capp !" kadal menggigit.
"Cusss !" kalajengking menyengat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nyesss!" kadal membenamkan kepala di dalam tahi kerbau
27 lagi. "Wah, kau tolol! Kenapa membiarkan kepalamu menjadi
bulan-bulanan sengatan kala-jengking?" Gadis itu mengomel.
"Lama-lama kepalamu akan meledak karena keracunan ! "
"Dan kau, sungguh menjijikkan, kau curang, menyengat
dengan cara bersembunyi, menyembunyikan ekor di belakang
dan menyengat dari atas. Curang menjijikkan, sungguhpun
jurusmu itu hebat dan boleh ditiru! Tidak adil ini, kau harus
menggunakan capitmu dan tidak boleh menyerang dari
belakang!" Gadis itu lalu mengambil kalajengking itu dengan
tangan kiri. Hampir saja Beng Han berteriak mencegah. Dia
sudah mengenal kalajengking jenis itu yang amat berbahaya.
Sekali menyengat, nyawa gadis ini dapat direnggut Akan
tetapi Kui Eng memberi isyarat agar dia jangan mencampuri.
Suami isteri itu hanya memandang saja.
Akan tetapi, ketika kalajengking itu menggerakkan ekornya
untuk menyengat jari tangan yang memegangnya, dengan
tenang gadis iti lalu menggunakan kuku jarinya, jari telunjuk
dan ibu jari, untuk mematahkan ujung ekor yang mengandung
sengat itu. "Krekk !" ekor itu patah ujungnya dan gadis itu lalu
melemparkan kalajengking kembali ke dalam kotak hitam !
Melihat ini, Kui Eng menjadi marah. Gadis itu kejam bukan
main! "Curang! Kejam!" tak terasa lagi nyonya muda ini berseru.
Kui Eng adalah seorang pendekar wanita yang semenjak muda
menjadi pembela keadilan. Melihat pertarungan antara
kalajengking dan kadal, dia sebetulnya sudah berfihak kepada
kalajengking yang termasuk binatang yang lebih kecil dan dia
tahu, kalau tidak diserang, tidak mungkin kalajengking itu
menyerang kadal. Binatang kalajengking bukanlah binatang
buas. Sengatnya yang berbahaya itu hanya dipergunakan
kalau keselamatan dirinya terancam. Manusiapun tidak
mungkin disengat kalajengking kalau dia tidak menganggunya,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baik disengaja maupun tidak. Kalau terinjak atau tertimpa,
barulah kalajengking menggunakan sengatnya Tidak ada
kalajengking yang tanpa sebab menyerang manusia atau
binatang lain. Maka, fihak yang tidak besalah dan lebih kecil
itu kini dipatahkan sengatnya, satu-satunya senjatanya
pelindung diri, tentu saja Kui Eng menjadi marah.
Akan tetapi gadis itu tidak memperdulikan, bahkan
mengangkat mukapun tidak dan dia sudah melihat lagi ke
dalam kotak hitam. Kini kadal itu menyerang lagi dan si
kalajengking juga memapaki dengan capitannya, kemudian
ekornya melengkung dan menyengat. Akan tetapi karena
ujung ekornya sudah patah, sengatnya telah lenyap, maka
ekornya itu hanya menyentuh - nyentuh kepala kadal seperti
membelai saja. Gigitan kadal makin hebat dan akhirnya badan
28 kalajengking menjadi terkoyak - koyak dan dimakan oleh si
kadal ! "Ihh, keji!" kembali Kui Eng berseru sebelum suaminya
dapat mencegah. Wanita muda itu kini mengangkat muka memandang, Kui
Eng terkejut. Gadis itu memang cantik bukan main, cantik
manis, akan tetapi sepasang matanya mengeluarkan sinar
aneh dan tajam seperti kilat menyambar, seperti ada sinar
berapi yang panas dan yang langsung menembus dada
menjenguk isi hati! Dan wanita itu kini berdiri, tubuhnya tinggi
semampai, pinggangnya ramping sekali dan tubuhnya
mempunyai lekuk lengkung yang sempurna danmenggairahkan, padat menonjol penuh sifat kewanitaan
yang menantang dan merangsang. Namun, semua itu ditutup
pakaian yang aneh, seperti pakaian pertapa atau pendeta.
Baru sekarang nampak oleh suami isteri pendekar ini bahwa
gadis itu memakai pakaian serba putih dengan ikat pinggang
hitam, potongannya kebesaran seperti jubah pendeta namun
karena terbuat dari pada sutera halus maka begitu menempel
tubuh lalu mencetak bentuk tubuh itu dengan ketatnya. Di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bagian dada dan punggung dari baju putih itu terdapat lukisan
Im Yang terbuat dari benang emas dan rambutnya yang
digelung ke atas itu terhias oleh ratna mutu manikam yang
dibentuk seperti bulatan Im Yang pula. Hidungnya kecil
mancung, agak menjungat ke atas sehingga mendatangkan
kemanisan yang khas dan lucu mulutnya agak lebar dengan
bibir yang penuh dan merah, kedua pipinya juga kemerahan
ketika sepasang mata yanu tajam indah itu menyambar ke
arah Gan Beng Han. Lalu wanita itu tersenyum dan sepasang
bibir yang merah basah itu merekah, nampaklah deretan gigi
putih berkilau, akan tetapi hanya sebentar saja dan mutiaramutiara putih itu telah lenyap lagi di balik
daging berkulit tipis merah yang menggairahkan itu.
Begitu gadis itu bangkit berdiri, memandang dan
tersenyum, seketika wajah suami isteri itu kelihatan terkejut
bukan main. "Ah, kiranya engkau.......!" Kui Eng berseru dan wajahnya
berobah agak pucat, lalu menjadi merah sekali "Engkau Imyang-kauwcu....?"
Gan Beng Han berdiri dengan mata terbelalak, lalu
mukanya menjadi merah sekali, merah sampai ke lehernya.
Teringat dia akan pengalamannya yang menyeramkan kurang
lebih sembilan tahun yang lalu, ketika isterinya akan
melahirkan Ai Ling. Malam yang menyeramkan itu kini
29 terbayang di depan matanya. Ketika itu sudah tiba waktunya
isterinya melahirkan kandungannya dan seorang bidan sedang
menunggunya. Untuk melenyapkan kegelisahan hatinya
karena dia tidak diperbolehkan mendekati isterinya oleh sang
bidan, dia berlatih silat di lian-bu-thia sambil terus
mendengarkan suara dari dalam kamar itu. Dia mendengar
keluhan dan rintihan Kui Eng dan makin hebat isterinya
merintih, makin hebat pula dia menggerakkan kaki tangan
memukul dan menendang untuk menekan kegelisahan
hatinya. Dan pada saat itulah muncul seorang dara cantik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jelita yang mengagumi latihannya akan tetapi gadis itu
lalumenyatakan cinta kepadanya, dan mengajaknya pergi dari
situ. Tentu (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
saja Beng Han, biarpun amat kagum menyaksikan
kecantikan dara itu, menjadi marah dan mengusirnya. Mereka
bertanding dan ternyata amat sukar baginya untuk
mengalahkan wanita itu! Kemudian, dengan uap merah yang
mengebul dari saputangannya, wanita itu berhasil
merobohkannya. Wanita itu merayunya namun tetap dia tidak
sudi melayani dan akhirnya wanita itu mengancam untuk
menculik anaknya yang baru terlahir!
Dalam keadaan amat gelisah mengkhawatirkan keselamatan isterinya yang baru melahirkan yang kini
didengarnya suara tangis bayi terlahir, Beng Han tidak dapat
menolak lagi dan dia dibawa pergi ke dalam taman di mana
dia terpaksa melayani hasrat wanita itu demi keselamatan
anak isterinya! Kemudian, wanita itu menghilang setelah lebih
dulu menjenguk ke dalam kamar melihat Kui Eng dan anaknya
seperti bayangan setan atau juga bayangan bidadari sehingga
Kui Eng merasa seolah-olah mimpi dijenguk oleh bidadari!
Setelah keadaan Kui Eng normal kembali, barulah Beng
Han yang berwatak jujur itu menceritakan peristiwa yang
membuatnya merasa amat malu itu. Kui Eng yang berwatak
keras memang mula-mula marah dan penuh cemburu, akan
tetapi dia lalu sadar bahwa suaminya melakukan hal itu tentu
karena terpaksa, karena tidak ingin melihat dia dan anaknya
diganggu oleh iblis betina itu. Dia bergidik kalau
mengenangkan betapa suaminya yang demikian lihai masih
kalah oleh wanita itu yang menurut suaminya mengaku
sebagai Im-yang-kauw-cu (ketua Agama Im Yang)!
Peristiwa itu sudah lampau, sudah bertahun tahun lamanya
dan mereka berdua sudah melupakannya kembali. Kini, dalam
usaha mencari murid mereka yang mereka duga dilarikan oleh
tokoh Im-yang-pai, mereka berdua mendatangi pusat Imyang-pai dan dengan sendirinyamereka
teringat akan wanita Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang mengaku sebagai ketua Im-yang-kauw itu. Dan karena
ingat akan itulah maka Kui Eng berkeras hendak menemani
suaminya, karena betapapun juga kecurigaannya dan rasa
cemburunya timbul kembali! Siapa yang tidak akan cemburu
kalau mendengar bahwa suaminya pernah bermain cinta
dengan seorang wanita yang tadinya di anggap sebagai
bidadari itu" Dan biarpun hanya satu kali, dalam keadaan
setengah sadar, dia melihat wajah wanita itu, kini begitu dia
melihat wanita yang berpakaian putih itu berdiri dan
1 tersenyum, seketika Kui Eng teringat akan wanita sembilan
tahun yang lalu, yang menjenguk kamarnya seperti seorang
bidadari itu. Dan tentu saja Beng Han juga segera
mengenalnya, maka jantungnya berdebar tegang dan
mukanya menjadi merah sekali.
"Aihh, kiranya Gan-taihiap (pendekar besar Gan) yang
datang " Apakah engkau juga rindu kepadaku seperti aku
merindukanmu selama ini taihiap" Betapa sering aku berjumpa
denganmu dalam mimpi!" Halus merayu suara itu sehingga
Beng Han menjadi makin merah mukanya. Dia tidak berani
mengangkat muka memandang wanita itu, sedangkan di
sebelahnya, Kui Eng sudah mengepal tinju dan matanya
bernyala-nyala penuh kemarahan !
Wanita itu memang Kim-sim Niocu atau Im-yang-kauwcu,
ketua dari Im-yang-kauw yang amat terkenal di seluruh dunia
kang-ouw itu. Dia ini lebih terkenal dari pada ayahnya, Ko
Beng Thian-cu yang menjadi ketua Im-yang pai dan yang
jarang sekali muncul sungguhpun tentu saja namanya sebagai
ketua perkumpulan besar itu dikenal semua orang. Kim-sim
Niocu agaknya tahu akan kemarahan Kui Eng, maka dia
tersenyum makin manis. Ketika Beng Han melirik, diam-diam
dia amat terheran-heran, demikian pula Kui Eng. Dahulu,
ketika suami isteri ini bertemu dengan Kim-sim Niocu sembilan
tahun yang lalu, wanita ini masih muda, paling banyak berusia
duapuluh tahun, dan kini, sembilan tahun kemudian, wajah
dan tubuh wanita itu sama sekali tidak kelihatan lebih tua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setahunpun! Masih kelihatan seperti berusia duapuluh tahun,
atau lebih muda lagi. "Ha-ha-ha, Gan-hujin (nyonya Gan), engkau kelihatan
masih cantik, sungguhpun sudah tidak segar lagi, seperti
bunga mulai melayu. Tidak heran karena engkau telah
melahirkan anak. Engkau tadi mencela aku dan mengatakan
curang dan keji melihat aku membantu kadal " Aihh, engkau
tidak tahu betapa kejinya kalajengking itu. Dan aku sedang
mempelajari gerakannya, sungguh hebat dan keji curang lagi,
suka menyerang dari belakang. Berbeda dengan kadal yang
suka menyerang berhadapan. Kupikir-pikir, sifat kadal mirip
sifat suamimu........ eh, Gan-taihiap amat jujur jantan
dan........ hemm, menggetarkan hati wanita. Dia hebat
dan........" "Perempuan cabul tutup mulutmu!" Kui Eng sudah tidak
dapat menahan kemarahannya lagi. Dia tidak ingat bahwa dia
berada di tempat orang, bahwa wanita itu adalah seorang
ketua yang amat berpengaruh, dan juga memiliki kepandaian
yang melebihi suaminya. Dia lupa bahwa kedatangannya
adalah untuk menyelidiki tentang muridnya yang terculik,
dengan mata mendelik dan sinarnya berapi dia telah
2 menyerang dengan tangan, yang kiri mencakar muka cantik
itu karena ingin sekali dia merobek-robek wajah yang berkulit
halus putih itu, sedangkan tangan kanan menusuk ke arah
dada seolah-olah dia ingin mcncokel keluar jantung wanita itu!
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hayaaa........sudah agak layu ditambah galak lagi, tentu
engkau tersiksa di rumah Gan - taihiap. Nah, kau wanita galak
boleh lihat kelihaian kalajengking yang kaubela tadi!" Wanita
baju putih itu kelihatannya diam saja diserang, akan tetapi
tiba-tiba dari belakangnya meluncur sinar hitam yang
melengkung dari atas kepalanya, datang dari belakang persis
seekor kalajengking dan tahu-tahu ujung sinar hitam itu telah
menotok Kui Eng pada saat kedua tangan Kui Eng sudah
berada hanya beberapa senti saja dari sasarannya. Tanpa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dapat dicegah lagi nyonya muda ini mengeluh dan roboh
dengan lemas ! "Kauwcu (ketua), mengapa engkau mengganggu isteriku ?"
Gan Beng Han menegur dengan suara penuh teguran. Wanita
ini sebelum berhasil memaksanya untuk melayani hasrat
hatinya dahulu telah lebih dulu berjanji tidak akan
mengganggu anak isterinya. Karena percaya akan janji wanita
ini pulalah yang membuat Beng Han berbesar hati untuk
menyusul muridnya yang disangkanya diculik oleh fihak Imyang-pai. Dia pikir bahwa kalau dia dapat
bertemu dengan Imyang-kauwcu ini maka dia dapat mengingatkan wanita ini akan
janjinya untuk tidak mengganggu dia dan keluarganya,
sedangkan muridnya dapat pula dianggap sebagai
keluarganya sendiri. Beng Han menegur wanita itu sambil cepat menghampiri
isterinya dan berusaha untuk membebaskan totokannya. Akan
tetapi terkejutlah dia ketika mendapatkan kenyataan bahwa
usahanya itu gagal! Kiranya wanita itu mempergunakan ilmu
totokan yang berbeda sekali dengan Ilmu Tiam-hiat-hoat yang
biasa. Melihat ini, Kim-sim Niocu tertawa genit. 'Hi-hik, Gantaihiap, kau tidak akan berhasil. Ketahuilah,
setiap kali seekor kalajengking menyengat, yang disengat tentu akan keracunan
dan mati. Kalau aku tidak ingat kepadamu, idak ingat bahwa
dia ini isterimu, apakah kaukira dia masih bernyawa " Tidak,
taihiap, aku tidak mengganggu isterimu. Dialah yang
menyerangku dan aku hanya ingin memperlihatkan kepadanya
bahwa kalajengking bukan binatang yang patut dibela karena
curang dan keji. Jurus tadi baru saja kuciptakan dengan
meniru gerakan kalajengking kalau bertanding melawan kadal.
Hebat, bukan?" Gan Beng Han menarik napas panjang lalu bangkit berdiri.
"Kauwcu, harap kau suka menyembuhkan isteriku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
3 "Baik, baik, itu mudah saja. Kalajengking dapat menyengat
dan meracuni, akan tetapi juga mampu menyembuhkan. Lihat
saja!" Tiba-tiba sinar hitam menyambar dan ternyata sabuk
hitamnya seperti tadi telah menyambar dengan bentuk
melengkung, dua kali menotok pundak dan leher Kui Eng dan
nyonya muda itu sudah dapat bergerak kembali!
Jilid XIV AKAN tetapi, Kui Eng bukan
Kui Eng dan bukan murid Lui
Sian Lojin kalau dia menerima
kekalahan begitu saja. Sama
sekali tidak! Apalagi melihat
suaminya tidak mampu memulihkannya, dan suaminya
tidak menyerang wanita itu
sebaliknya minta tolong menyembuhkannya, dia menjadi marah luar biasa.
"Singgg........ !" Pedangnya
telah dicabut dan dengan bentakan nyaring dia telah
menyerang ketua Im-yang-kauw itu!
"Isteriku......... jangan......." Beng Han mencegah, namun
Kui Eng tidak perduli, bahkan pencegahan suaminya ini
membuat api di dalam dadanya makin berkobar. Dia
langsungmenggunakan jurus - jurus terhebat dari Kwi-hoa
Kiam-hoat ciptaan gurunya dan pedangnya lenyap berobah
menjadi sinar bergulung-gulung yang tiba-tiba mencuat dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menusuk ke arah dada lawan, terus digoreskan ke bawah
sehingga kalau serangan ini mengenai sasaran, dada dan
perut lawan tentu akan terobek dan terbuka !
"Ihhh, hebat!" Kim-sim Niocu berseru dan tubuhnya
berkelebat menjadi bayangan putih yang mencelat ke
belakang, kemudian sinar hitam sabuknya menyambarnyambar. Terjadilah pertandingan antara
pedang bersinar putih dan sabuk bersinar hitam.
"Hi-hik, terima kasih, nyonya Gan. Aku memang sedang
ingin menyempurnakan ilmu sabuk berdasarkan gerakan
kalajengking dan engkau datang sehingga aku dapat melatih
dan menguji ilmu baruku!" Wanita itu tertawa dan hal ini
4 membuat Kui Eng makin marah. Pedangnya mendesing-desing
merupakan sinar maut namun gerakan sabuk di tangan Kimsim Niocu hebat bukan main sehingga
ke manapun sinar pedang menyambar, selalu bertemu dengan sinar hitam dan
tertahan. Bahkan sering sekali sinar hitam itu melengkung
seperti ekor kalajengking menyengat dan beberapa kali Kui
Eng berseru kaget karena hampir saja dia kena ditotok lagi.
Melihat ini, Beng Han merasa khawatir dan serba salah. Untuk
membantu isterinya menyerang, dia hanya akan mempersulit
keadaan saja karena andaikata mereka berdua akan dapat
menangkan ketua Im-yang kauw ini, hal yang masih dia
sangsikan karena kini dia melihat betapa gerakan wanita itu
jauh lebih lihai dari pada sembilan tahun yang lalu, mereka
berdua masih harus menghadapi semua tokoh Im-yang-pai!
Dia tahu bahwa dengan kekerasan, mereka tidak mungkin
akan dapat menolong murid mereka, bahkan membahayakan
keselamatan diri sendiri. Akan tetapi, kini dia melihat betapa
pedang isterinya telah didesak hebat dan gerakannya telah
menjadi lemah. "Siauw Kim........, jangan celakai isteriku......!" Akhirnya
saking gelisahnya dia berseru dan meloncat ke depan untuk
melindungi isterinya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Im-yang-kanwcu itu tertawa dan meloncat mundur,
menarik sabuk hitamnya sehingga Kui Eng terbebas dari
desakan. "Gan-koko, engkau masih ingat nama kecilku"
Aihh........ terima kasih, kiranya engkaupun tidak dapat
melupakan aku.......... "
Tiba-tiba Kui Eng yang sudah menghentikan serangannya,
menoleh kepada suaminya dan memandang dengan mata
terbelalak. Sinar matanya penuh dengan api cemburu yang
berkobar. Melihat ini, Beng Han menjadi kaget dan gugup.
Saking gelisahnya, tadi dia sampai lupa diri dan menyebut
nama wanita yang pernah menggetarkan perasaan cinta dan
berahinya untuk beberapa lamanya itu, atau tepatnya, selama
setengah malam di dalam taman.
"Kauwcu.......aku........!" Dia tergagap lalu menghadapi
isterinya. "Isteriku, harap kauhentikan penggunaan kekerasan......." "Cihh, tak tahu malu!" Tiba-tiba Kui Eng membentak, lalu
membalikkan tubuhnya dan lari meninggalkan mereka.
"Eng - moi.......!!" Beng Han berlari mengejar, akan tetapi
tiba-tiba lengannya dipegang orang dari belakang, yang
memegang adalah tangan halus namun mengandung
5 kekuatan hebat sehingga larinya tertahan.
"Gan-koko, biarkan saja dia pergi. Aku yang menanggung
bahwa dia tidak akan terganggu. Tanpa bantuanku, apa
kaukira kalian berdua akan mampu keluar dari tempat ini
dengan selamat ?" Beng Han menjadi kaget dan ragu-ragu Dia tahu bahwa
omongan ini bukan kosong belaka, sedangkan dia melihat
isterinya bukan lari keluar, melainkan masuk lebih dalam dan
kini sudah lenyap di balik bangunan besar di depan. Dia tahu
bahwa mereka telah memasuki sarang harimau dan kiranya
memang hanya wanita cantik ini saja yang akan dapat
menolong mereka dan menolong muridnya. Maka dia menarik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
napas panjang lalu berkata, "Kauwcu, aku sangat
mengharapkan pertolonganmu agar isteriku dan juga muridku
dapat dibebaskan dan dapat pulang bersamaku dalam
keadaan selamat." Wanita itu tersenyum dan Beng Han harus mengakui
bahwa kecantikan wanita ini memang masih membekas di
dalam hatinya dan kini kernbali jantungnya merasakan
getaran hangat yang kuat, yang dicobanya untuk ditekan
sehingga terjadi perang di dalam hatinya sendiri. Di satu fihak,
dia tidak ingin melibatkan diri dengan wanita ini karena hal itu
akan memarahkan hati isterinya, dan di lain pihak dia tidak
dapat menyangkal bahwa hatinya tertarik sekali dan ada
kerinduan dalam hatinya terhadap wanita ini.
Jari-jari tangan yang halus itu meremas tagannya dan
wanita itu menariknya. "Aih, Gan-koko yang baik. Perlukah
engkau minta tolong kepadaku " Tanpa kaumintapun, sudah
tentu aku akan menolongmu. Mari kita bicara. Duduklah dan
apa yang kaumaksudkan dengan muridmu tadi" Tentang
isterimu, jangan khawatir, kalau dia mengacau, paling hebat
dia hanya akan ditangkap dan selanjutnya akulah yang berhak
memutuskan segalanya. Duduklah."
Seperti seekor kerbau dituntun, dengan enak saja Beng
Han menurut dan mereka duduk berhadapan di atas kursi
yang terukir indah, yang berada di beranda rumah itu. Wanita
itu bertepuk tangan tiga kali dan muncullah tiga orang pelayan
wanita yang masih muda-muda dan cantik-cantik dari sebelah
dalam. Mereka lalu berlutut memberi hormat kepada Im yang - kauwcu.
"Buang kotak itu bersihkan lantainya, dan cepat sediakan
makan minum untuk Gan - taihiap!"
Dengan cekatan sekali tiga orang pelayan itu bekerja, ada
yang menyingkirkan kotak terisi kadal dan bangkai
kalajengking, ada yang bersihkan lantai dan yang seorang lagi
berlari ke dalam. Tak lama kemudian, hidangan-hidangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
6 mewah dan arak wangi sudah dihidangkan di atas meja, masih
mengepulkan uap panas dan baunya sedap. Tentu saja hati
Beng Han merasa tidak enak sekali. Isterinya entah berada di
mana dan bagaimana keadaannya, akan tetapi dia
menghadapi meja penuh hidangan lezat bersama seorang
wanita cantik ! "Kauwcu........, aku........ aku amat mengkhawatirkan
keadaan isteriku, harap kaubiarkan aku pergi menyusul dan
mencarinya." "Aihh, jangan khawatir. Kalau engkau pergi menyusulnya,
kalian malah akan celaka. Sekarang, marilah kita makan
minum untuk merayakan pertemuan kita yang tak terdugaduga ini. Biar kuanggap saja engkau
merasa rindu kepadaku dan sengaja datang untuk menjengukku. Koko, mari minum !"
Wanita itu mengangkat cawan araknya dan terpaksa Beng
Han juga melayaninya minum arak. Mereka lalu makan minum
dan betapapun berat rasa hati Beng Han, namun karena dia
mengharapkan bantuan wanita ini menyelamatkan isterinya
dan muridnya, maka dia makan minum sambil menceritakan
peristiwa yang terjadi di Kuil Ban-hok-tong di Cin-an. Dan
ternyata penuturannya itu amat menarik perhatian Kim sim
Niocu yang mendengarkan penuh perhatian, matanya
terbelalak penuh keheranan dan dia mendengarkan tanpa
memutuskan penuturan pendekar itu. Setelah menceritakan
semua tentang penyerbuan orang-orang Im-yang-pai di kuil
itu dan bagaimana muridnya terculik oleh mereka, Beng Han
lalu berkata dengan suara penuh penyesalan,
"Perbuatan anak buahmu terhadap Kuil Ban-hok-tong itu
sudah keterlaluan kauwcu, dan merupakan pengacauan yang
menggegerkan rakyat Cin-an. Akan tetapi, sampai muridku
yang masih kecil dan tidak tahu apa-apa itu diculik, benar
benar membuat hatiku penasaran sekali. Maka kami suami
isteri datang ke sini untuk minta dikembalikan muridku. Tidak
kami sangka akan berjumpa denganmu di sini hingga terjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hal tadi. Maka, kuharap engkau suka memegang janji tidak
akan menganggu aku sekeluarga, maka harap kau suka cepat
membebaskan muridku itu dan juga membiarkan isteriku
pulang bersamaku." Kim-sim Niocu menghela napas panjang, lalu menggeleng
kepala. "Ceritamu seperti dongeng saja, Gan-koko. Aku tidak
tahu sama sekali tentang orang-orang Im-yang-pai yang
dikatakan mengacau di Cin-an! Padahal, kalau hal itu benarbenar terjadi, sudah pasti aku
mengetahuinya. Apakah buktinya bahwa para pengacau itu adalah orang-orang kami ?"
"Buktinya" Aku sendiri tidak melihat peristiwa itu, akan
tetapi para hwesio di Ban-hok-tong mengenal gerakan silat
7 mereka, dan lebih dari itu, Thian Lee Hwesio dari Ban-hoktong ketika bertanding dengan seorang di
antara para pengacau, telah berhasil merampas sebuah lambang yang
tergantung di dada orang itu. Lambang itu adalah lambang
dari baja dan terdapat gambarnya yang persis dengan gambar
di bajumu itu." Beng Han menudingkan telunjuknya ke arah
dada Kim-sim Niocu. Wanita itu mengerutkan alisnya, dan
menggeleng-geleng kepalanya.
"Mana mungkin terjadi hal seperti itu" Ayah sedang
menutup diri di dalam kamar pengasingan, sudah tiga bulan
lamanya, dan para pimpinan Im-yang-pai tidak akan
melakukan suatu urusan, apa lagi sebesar yang terjadi di Cinan itu, tanpa setahu dan seijinku.
Mereka itu tentu orangorang palsu yang sengaja menggunakan nama Im-yangpai........"
Wanita itu menghentikan kata - katanya dan menoleh ke
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pintu. "Harap kauwcu sudi memaafkan kalau saya mengganggu,"
kata kakek berusia limapuluh tahun itu yang menjura dengan
penuh hormat kepada Kim-sim Niocu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Paman Ciang, kau datang hendak melapor apakah?" Suara
wanita itu halus namun sikapnya amat berwibawa dan dingin,
membuat Beng Han bergidik. Kalau bicara dengan dia, wanita
ini seperti wanita biasa, penuh keluwesan kehalusan dan
ramah. Akan tetapi kini sikapnya berubah sama sekali, kalau
tadi mengandung kehangatan api, kini dingin seperti es
membeku. "Lapor kepada kauwcu atas perintah ji-pangcu bahwa telah
tertangkap seorang wanita muda yang datang mengacau."
"Di mana dia sekarang?"
"Dia telah terjebak ke dalam kamar bawah tanah di
belakang gudang perpustakaan."
"Bagus, biarkan dia di sana. Katakan kepada ji-susiok
bahwa wanita itu adalah seorang tamuku, maka jangan
diganggu, perlakukan baik-baik dan beri hidangan, akan tetapi
jangan sampai keluar dari kamar itu untuk sementara ini."
"Baik, kauwcu," Kakek itu sudah membalikkan tubuh untuk
pergi, akan tetapi Kim-sim Niocu memanggilnya kembali dan
berkata, "Sampaikan kepada ji-susiok agar dia datang ke sini,
aku mempunyai hal penting untuk dibicarakan dengan dia,
sekarang juga." "Baik, kauwcu !" Orang itu menjura lalu mengundurkan diri,
keluar dari ruangan beranda rumah itu. Diam-diam Beng Han
kagum juga akan kekuasaan wanita ini, dan kekhawatirannya
berkurang ketika dia mendengar bahwa isterinya tertawan dan
akan diperlakukan dengan baik.
"Kauwcu, aku telah menyampaikan semua persoalannya.
Kalau memang muridku tidak berada di sini, dan kalau bukan
orang-orang Im-yang-pai yang melakukan pengacauan di Cinan itu, maka hal itu adalah tanggung
8 jawab Im-yang-pai untuk menyelidiki. Maka biarkanlah aku dan isteriku pulang saja."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nanti dulu, koko, rasa rinduku terhadapmu masih belum
mereda," tiba-tiba sikap wanita itu kembali menjadi hangat
dan ramah "Dan engkau harus menceritakan semua itu
kembali kepada ji-susiok yang menjadi wakil dari ayahku.
Jangan kau khawatir, aku tanggung bahwa isterimu tidak akan
terganggu dan seteiah rasa rinduku mereda dan urusan di Cinan ini telah ditangani oleh ji-susiok,
aku berjanji untuk melepaskan engkau dan isterimu. Apakah engkau tidak
percaya lagi kepadaku?"
Tentu saja Beng Han tidak berani membantah lagi dan dia
mengangguk, lalu menemani wanita itu melanjutkan makan
minum tanpa banyak cakap. Hatinya tetap diliputi kegelisahan,
apa lagi kalau dia ingat bahwa isterinya tadi meninggalkan dia
dengan hati marah dan penuh rasa cemburu.
Tiba-tiba terdengar angin menyambar. Beng Han cepat
menengok keluar dan terkejutlah dia ketika melihat
berkelebatnya bayangan orang yang luar biasa cepatnya,
seperti terbang saja dan tahu-tahu di situ telah berdiri seorang
kakek berpakaian serba putih, hampir sama dengan pakaian
Kim - sim Niocu dan juga di dada dan punggung baju kakek ini
terdapat lukisan lingkaran Im Yang. Pakaiannya seperti
pakaian tosu dan rambutnya juga digelung ke atas. Kakek ini
tinggi besar, bermuka hitam dan bengis, matanya lebar dan
usianya tentu sedikitnya sudah enampuluh tahun. Anehnya,
Kim-sim Niocu agaknya tidak tahu akan kedatangan ini,
padahal Beng Han tahu benar bahwa tentu wanita itu
mengetahuinya. Dia sendiri mendengar suara angin itu, apa
lagi Kim-sim Niocu yang lebih lihai dari pada dia.
"Kauwcu.......!" Terdengar kakek itu berkata dengan
suaranya yang parau dan besar akan tetapi di balik suara itu
terkandung khi kang yang amat kuat sehingga kembali Beng
Han terkejut. Dia sudah pernah bertemu dengan Kim-sim
Niocu, bahkan atas paksaan wanita cantik itu, dia pernah
bermain cinta dengan wanita ini. Akan tetapi, nama besar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketua Im-yang pai hanya baru didengarnya saja dan belum
pernah dia bertemu dengan orangnya. Dia pernah mendengar
bahwa ketua Im-yang-pai adalah ayah Kim-sim Niocu dan
berjuluk Kok Beng Thiancu, dan bahwa ketua ini mempunyai
empat orang sute yang juga merupakan tokoh tokoh pimpinan
Im-yang-pai. Maka ketika dia tadi mendengar Kim-sim Niocu
menyebut ji-susiok (paman guru ke dua), dia dapat menduga
bahwa tentu kakek bermuka hitam ini adalah ketua ke dua di
9 Im-yang-pai dan pernah dia mendengar nama si muka hitam
ini, yaitu Cin Beng Thiancu.
Kini baru Kim-sim Niocu menoleh dan ketika melihat kakek
itu membungkuk ke arahnya, wanita ini cepat bangkit berdiri.
"Ah, kiranya ji-susiok telah datang. Ji-susiok, silakan makan
minum bersama kami!"
"Terima kasih, kauwcu, saya sudah makan."
"Kalau begitu, mari kita duduk di dalam, Ji-susiok, ada
sesuatu yang amat penting untuk kita bicarakan. Gan taihiap, mari kita masuk saja."
Beng Han bangkit dan mengangguk, lalu ia engikuti wanita
itu masuk ke ruang dalam dan kini mereka bertiga duduk di
ruangan yang nyata amat indah itu. Setelah mereka duduk,
Kim-sim Niocu memperkenalkan Beng Han kepada susioknya,
"Ji - susiok, tamu kita ini adalah Gan Beng Han taihiap dari
Cin-an." Kakek itu mengangguk ke arah Beng Han, memandang
sejenak dan berkata, "Gan-taihiap dalah seorang gagah, ini
kami sudah lama mendengar, sayang membiarkan isterinya
menimbulkan keributan di Im-yang-pai.Entah apa maksudnya!" Ucapan itu halus, akan tetapi penuh teguran
sehingga Beng Han merasa tidak enak sekali. Kalau ternyata
bahwa perusuh - perusuh itu adalah orang-orang Im - yang pai, maka kedatangannya bersama
isterinya masih beralasan.
Kini, setelah ternyata bukan orang-orang Im-yang-pai yang
mengacau di Cin - an, maka sebaliknya dia dan isterinyalah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang seakan-akan datang melakukan keributan di Im-yangpai!
"Harap ji-pangcu sudi memaafkan isteri saya yang hanya
ingin menolong murid kami yang tadinya kami sangka berada
di sini," kayanya sambil bangkit berdiri dan rnenjura.
"Ji-susiok, kedatangan Gan - taihiap dan isterinya ini ada
hubungannya dengan peristiwa aneh yang terjadi di Cin - an.
Ternyata ada orang-orang yang menggunakan nama Im-yangpai, bahkan dengan meninggalkan
lambang! Im - yang - pai,
melakukan pengacauan di kuli Ban hok-tong di Cin-an, bahkan
murid Gan taihiap mereka culik."
"Hemm...... apakah yang terjadi, Gan taihiap?" Kakek
bermuka hitam itu lalu memandang Beng Han dengan sinar
mata penuh selidik mencorong dari sepasang matanya yang
lebar. Sekali lagi Gan Beng Han menceritakan tentang peristiwa
yang terjadi di Cin - an itu seperti yang telah diceritakannya
kepada Kim-sim Niocu tadi. Cin Beng Thiancu mendengarkan
penuh perhatian, alisnya berkerut dan mukanya makin lama
10 makin bengis, tanda bahwa dia marah mendengar penuturan
itu. Setelah pendekar itu selesai dengan ceritanya, Cin Benjj
Thiancu mengadukan kedua telapak tangannya dengan keras.
"Tarrr........!!"
Gan Beng Han terkejut bukan main. Kakek ini benar-benar
hebat luar biasa. Dua telapak tangan yang diadukan itu
mengeluarkan suara ledakan dan dia melihat uap mengepul di
antara dua telapak tangan itu ! Dia pernah mendengar akan
adanya ilmu sakti yang disebut Tian-lui Sin-ciang (Tangan
Sakti Geledek dan Kilat) yang belum pernah dilihatnya. Apakah
kakek ini mahir ilmu sakti itu" Bulu tengkuknya meremang
ketika dia melihat kedua telapak tangan itu berobah
menghitam dan mengeluarkan asap seperti terbakar!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak salah lagi, ini tentu ada hubungannya dengan
menghilangnya Liang Bin Cu!" Akhirnya kakek itu berkata.
"Gan-taihiap, bukankah lambang yang kaulihat itu lingkaran
gambar Im Yang berwarna hitam dan putih sedangkan huruf
hurufnya berwarna biru?"
Beng Han mengangguk. "Benar, locianpwe."
"Hemm, tidak salah lagi kalau begitu, ji-susiok. Itulah
lambang dari murid tingkat tiga," kata Kim-sim Niocu. "Akan
tetapi saya mengenal Liang Bin Cu itu orang macam apa.
Tidak mungkin dia melakukan penyerbuan itu, dan siapa pula
yang dia ajak sebagai rombongannya" Juga tidak mungkin dia
mencemarkan nama Im-yang-pai secara demikian!"
Kakek itu mengangguk-angguk. "Memang benar, kauwcu.
Sayapun tidak mempunyai maksud untuk mencurigai orang
sendiri yang sudah kita percaya. Akan tetapi, mungkin saja
lambang itu adalah milik Liang Bin Cu yang dirampas orang
dan dipergunakan untuk maksud keji merusak nama kita,
sedangkan Liang Bin Cu sendiri.......hemm, saya kira dia tentu
sudah tewas." "Ahh....! Dia dibunuh orang dan lambangnya dipakai untuk
melakukan kekacauan menggunakan nama Im-yang-pai" "
Kim-sim Niocu terbelalak dan mukanya menjadi merah karena
marahnya. "Ji-susiok, ini bukan urusan kecil Harap susiok suka
cepat melakukan penyelidikan! dan menangkap serta
menghukum biang keladinya! Seret dia atau mereka di depan
kakiku karena saya sendiri yang akan menjatuhkan hukuman
kepada mereka!" Cin Beng Thiancu mengangguk, bangkit berdiri. "Baik,
kauwcu. Memang kita harus bertindak sebelum terlambat."
"Terlambat" Apa maksud ji-susiok?"
"Ji-pangcu berkata benar, memang amat berbahaya
keadaan Im-yang-pai. Pemerintah tentu tidak akan
mendiamkan saja. Penyerbuan itu merupakan pemberontakan
11 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena mengganggu upacara penyambutan benda suci yang
dilaksanakan atas perintah kaisar sendiri. Maka secepatnya
bertindak membersihkan nama, lebih baik," kata Gan Beng
Han. "Aihh, kalau begitu harap susiok menanganinya sendiri,
saya akan memberitahukan ayah jika terbuka kesempatan
untuk itu," "Saya sendiri akan memimpin anak murid melakukan
penyelidikan, kauwcu, dibantu oleh para sute. Sayang bahwa
ngo-sute (adik ke lima) sedang merantau, kalau ada dia,
tentu, ia dapat banyak membantu dengan kecerdikannya.
Gan-taihiap, terima kasih atas. beritamu, saya mohon diri."
Wanita itu bangkit, mengangguk, dan berkata, "Harap jisusiok memerintahkan para penjaga agar
tidak mengganggu Gan-hujin dan menahannya dalam kamar itu sampai besok
pagi" Kakek itu mengerutkan alisnya, melirik ke arah Beng
Han, lalu mengangguk dan membalikkan badan, kemudian
sekali berkelebat lenyaplah tubuhnya dari situ. Beng Han
termangu-mangu, penuh kagum. Sebuah lengan yang halus
melingkar pinggangnya dari belakang dan terdengar suara
halus wanita itu. "Kepandaian Ji-susiok hebat, bukan" Dia
memperoleh banyak kemajuan setelah kuberi petunjuk dalam
hal ginkang dan rahasia penyempurnaan Ilmu Tian-lui Sinciang........."
Beng Han terkejut dan menoleh. Karena wanita itu berdiri
dekat sekali, muka mereka berhadapan sedemikuan dekatnya
sehingga mereka saling dapat merasakan hembusan napas
masing-masing. Beng Han hendak mundur, akan tetapi lengan
yang merangkul pinggangnya itu dibantu dengan lengan ke
dua yang merangkul pundaknya, bahkan kini tubuhnya ditarik
mendekat. "Gan-koko aku rindu sekali kepadamu,
marilah.........." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng Han mengerahkan tenaga, mempertahankan dirinya
agar tidak ditarik, dan dengan suara kaku dia berkata,
"Kauwcu......."
Beng Han menarik napas panjang. "Siauw Kim, ingatlah
akan janjimu dahulu. Aku hanya melayanimu satu kali dan
engkau berjanji tidak akan mengganggu aku sekeluarga
selamanya. Engkau sedang menghadapi urusan besar yang
menimpa Im-yang-pai, sedangkan aku sendiri sedang
menghadapi kegelisahan karena muridku diculik orang dan
isteriku menjadi tawanan di sini. Bagaimana kita dapat........ "
"Aihhhh, kekasihku yang jantan ! Siapa yang melanggar
janji" Apakah aku pernah mengganggumu selama ini " Engkau
dan isterimu malah yang datang menggangguku, bukan"
Marilah, kautemani aku semalam ini dan berlaku manis
12 kepadaku, besok engkau dan isterimu akan kuantar sendiri
keluar dari sini dengan segala kehormatan."
"Kalau aku menolak ?" Beng Han berkata keras.
"Hemm, Gan Beng Han, ingat bahwa isterimu telah
melakukan pelanggaran di Im-yang pai! Kauanggap Im - yang
- pai perkumpulan apakah yang boleh sembarangan saja
dikacau oleh orang seperti isterimu " Seharusnya dia diberi
hukuman, potong sebelah kaki, atau sebelah lengan, atau
potong hidung dan kedua telinganya ! "
"Kau........ kau perempuan kejam !"
Kim-sim Niocu melangkah maju dan kembali kedua
lengannya merangkul leher dengan sikap manja sekali, penuh
daya tarik. "Koko yang baik, betapa tega engkau mengatakan
aku kejam " Aku akan mengampuni isterimu, kini
memperlakukan dia dengan baik sebagai tamu agung, dan aku
menyerahkan diriku kepadamu, kemudian akupun akan
menolong muridmu, dan engkau masih mengatakan aku
kejam" Apa kukira Im-yang-pai akan mengampuni orangorang yang merusak nama Im-yang-pai itu
" Mereka akan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibasmi dan mungkin saja muridmu yang berada bersama
mereka akan ikut terbunuh, kecuali kalau aku memesan
kepada anak buahku agar menyelamatkan dia. Koko, aku
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
begini baik kepadamu, karena....... karena aku cinta
kepadamu, engkau seorang laki-laki yang jantan. Kalau
engkau menolak kerinduanku kepadamu, bukankah engkau
yang menjadi laki-laki kejam, bukan aku?"
Beng Han terdesak sampai ke sudut, tidak mampu
menjawab. Dahulu, sembilan tahun yang lalu, demi
keselamatan isterinya yang sedang melahirkan, dia secara
terpaksa memenuhi permintaan wanita ini. Sekarang, dia
melihat kebenaran dalam ucapan ucapan itu, maka dia
menjadi bingung dan tidak tahu bagaimana harus
membantahnya. "Apakah aku kejam kalau bersikap seperti ini kepadamu,
Gan-koko ?" Suara halus itu berbisik penuh rayuan dan kedua
lengan itu merangkul ketat, kemudian sebelum Beng Han
dapat menguasai dirinya, mulut wanita itu telah menciumnya
dengan penuh kemesraan, kehangatan dan penyerahan.
Beng Han adalah seorang pendekar yang hatinya bersih
dari kecabulan. Dia tidak pernah menyeleweng, tidak pernah
memikirkan wanita lain, dan cintanya terhadap isterinya
adalah bulat. Akan tetapi, menghadapi rayuan Kim-sim Niocu
yang dikenalnya dengan nama Bu Siauw Kim, wanita yang
pernah digaulinya selain isterinya, apa lagi karena melihat
betapa keadaannya terdesak, keselamatan isterinya dan
muridnya terancam, ditambah lagi dengan dorongan darah
muda dari tubuhnya yang sehat, maka untuk kedua kalinya,
13 dia tidak kuasa lagi mempertahankan diri. Tak lama kemudian,
sambil berdekapan mereka terhuyung memasuki kamar yang
indah dari kauwcu itu di mana tidak lagi Beng Han melayani
hasrat wanita itu, melainkan keduanya saling melayani dan
saling menumpahkan gelora nafsu berahi yang menyesak
dada. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kim-sim Niocu atau Im-yang-kauwcu yang bernama Bu
Siauw Kim itu sesungguhnya bukan pula seorang wanita cabul
yang menjadi hamba nafsu berahi. Sama sekali bukan ! Dia
tidak pernah menikah, tidak pula menyimpan pria-pria untuk
memuaskan nafsunya. Akan tetapi, dia tidak pantang
berhubungan badan dengan pria yang disukainya, di manapun
dan bilamanapun. Dia tidak perduli apakah pria itu sudah
menikah, atau masih jejaka, sudah tua ataukah masih muda.
Kalau pria itu menggerakkan rasa cintanya, dia akan
mendekatinya dan menyerahkan dirinya! Agama yang
dianutnya tidak melarang bubungan badan antara pria
danwanita, bahkan menganggap hubungan itu merupakan
penyelarasan dari Im dan Yang, menganggapnya sebagai
sesuatu yang suci. Karena itu, semua anggauta Im - yang kauw boleh melakukan hubungan badan dengan siapapun
juga, asalkan berdasarkan suka sama suka, tidak boleh
melakukan perkosaan. Tentu saja dalam hal ini timbul akalakal mereka untuk menundukkan lawan
tanpa perkosaan, yaitu dengan cara merayu, merangsang atau menggunakan
obat dan sebagainya lagi.
Kalau dia menghendaki, tentu saja Bu Siauw Kim dapat
mencari suami yang hebat segala galanya. Banyak pria yang
tergila-gila kepadanya Namun dia tidak mau terikat, dia ingin
bebas dalam pergaulannya dengan pria. Biasanya, sehabis
bertemu dengan pria yang disukainya, pada keesokan harinya
pria itu telah dilupakannya lagi, karena baginya, bermain cinta
dengan seorang pria tiada bedanya dengan makan nasi di
waktu perutnya lapar. Akan tetapi ada beberapa orang pria
yang meninggalkan kesan di dalam hatinya, dan di antara
mereka itu adalah Gan Beng Han. Oleh karena itu, begitu
bertemu dengan pendekar ini, timbullah perasaan rindunya
dan kebetulan sekali dia mendapatkan akal untuk setengah
memaksa pria itu memasuki kamarnya.
Mungkin sifat yang aneh dari Bu Siauw Kim ini diwarisinya
dari ayahnya. Kok Beng Thiancu juga tidak pernah menikah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan tetapi banyak melakukan hubungan dengan wanitawanita yang disukainya. Dan Siauw Kim
terlahir dari seorang di antara wanita-wanita itulah. Melihat keadaan ayahnya apa
14 lagi setelah mendalami tentang pelajaran Agama Im - yang kauw. Siauw Kim juga memandang
rendah pernikahan dan hidup bebas seperti ayahnya, mendekati pria manapun juga
yang menggerakkan gairah hatinya. Maka tidaklah
mengherankan kalau wanita ini pernah bermain cinta dengan
anggauta anggauta Im-yang - pai sendiri, di antaranya bahkan
ada seorang susioknya yang pernah menjadi kekasihnya! Kok
Beng Thiancu yang berwatak aneh, sama sekali tidak menaruh
keberatan, bahkan membenarkan sikap puterinya ini!
Bu Siauw Kim memang seorang wanita yang cantik. Ilmu
kepandaiannya yang tinggi membuat ia mampu menjaga
tubuhnya menjadi selalu padat berisi dan lunak seperti tubuh
seorang dara belasan tahun, padahal usianya adalah tigapuluh
lima tahun! Dan Beng Han sebagai seorang laki-laki yang
memang jujur dan kurang pengalaman, tentu saja mudah
dipermainkan sehingga selama semalam suntuk itu, pendekar
ini seolah-olah lupa segala, lupa kepada isterinya dan lupa
kepada muridnya. Demikian hebat rayuan Kim - sim Niocu
yang menyeretnya ke dalam ayunan gelombang nafsu. Betapa
banyaknya pria-pria gagah perkasa mudah runtuh oleh rayuan
wanita cantik telah dibuktikan dalam sejarah semenjak jaman
kuno sampai sekarang! (Oo-DewiKZ-Bud.s-234-hanaoki-oO)
Hari masih pagi sekali, akan tetapi dari cahaya di jendela
kamar itu, Beng Han tahu bahwa malam telah lewat. Maka dia
lalu berkata lirih, menekan hatinya yang merasa menyesal
sekali setelah malam yang menggairahkan itu lewat, "Siauw
Kim....... malam telah lewat, kau harus memenuhi janjimu
untuk membiarkan aku dan isteriku pergi......"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Penyesalan memang selalu mengikuti kesenangan.
Keduanya itu merupakan saudara kembar yang tak
terpisahkan. Kesadaran selalu muncul setelah lupa diri dalam
gelombang nafsu, seperti sinar matahari baru muncul setelah
badai mereda. Gelombang nafsu selain menggulung mereka
yang lemah, yang tidak waspada terhadap diri sendiri
sehingga kewaspadaan dan perhatian tidak ada pada saat itu,
membuat mereka lupa dan lemah, menjadi hamba nafsu.
Penyesalan terlambat muncul akan tetapi setelah lewat waktu
yang lama, penyesalan inipun lenyap dan biasanya muncul
kerinduan akan pengalaman yang telah dinikmatinya sebagai
pemuasan nafsu. Dengan demikian manusia dipermainkan
oleh batinnya sendiri dan menjadi hamba nafsu secara
berulang-ulang, terus-menerus selama tidak terdapat
kewaspadaan terhadap diri sendiri setiap saat, selama tidak
mengenal diri sendiri setiap saat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
15 Wanita cantik itu mengeluarkan keluhan panjang sambil
menggeliat, seperti seekor kucing malas, wajahnya penuh
senyum kepuasan rambutnya kusut dan kacau, lalu lengannya
melingkar di leher Beng Han, agaknya masih enggan untuk
melepaskan pendekar yang dianggapnya lain dari pada sekian
banyaknya pria yang pernah ditemuinya. "Hemmmm........
masih pagi....... sebentar lagi......." gumamnya dengan mata
masih tertutup dan dia memeluk lebih erat.
Akan tetapi tak lama kemudian, dua orang yang masih
tenggelam dalam gelombang permainan cinta asmara ini,
dikejutkan oleh suara hiruk-pikuk di luar kamar itu. Suara
teriakan-teriakan gugup di tengah-tengah sorak-sorai
menggegap-gempita dari seluruh penjuru seolah-olah banyak
sekali orang sedang mengepung tempat itu !
"Kita dikepung tentara kerajaan !"
"Cepat pukul tanda bahaya!" Dan terdengarlah kentungan
tanda bahaya dipukul gencar. Kim-sim Niocu meloncat turun
dari pembaringan, diikuti oleh Beng Han. Keduanya cepat
mengenakan pakaian dan Kim-sim Niocu sudah mengenakan
pakaiannya sebagai ketua Im-yang-kauw, menyambar
pedangnya yang dipasang di atas punggungnya, kemudian
berkata kepada Beng Han, "Koko, mari kita bebaskan
isterimu!" Beng Han hanya mengangguk dan keduanya cepat pergi ke
tempat tahanan di mana Kui Eng semalam itu tidak tidur,
berada di dalam sebuah kamar yang amat kuat, berpintu besi
dan di luar kamar terjaga oleh belasan orang nggauta Imyang-pai. Wanita ini merasa marah sekali
dan hatinya penuh cemburu kepada suaminya dan ketua lm-yang-kauw, bahkan
dia sudah menangis semalam suntuk membayangkan jaminya
dan wanita cabul itu. Tiba-tiba pintu terbuka dari luar dan Kui
Eng meloncat berdiri, wajahnya menjadi pucat sekali ketika dia
melihat suaminya berdiri di luar pintu bersama Kim-sim Niocu,
dan wajah yang pucat itu berubah merah seperti dibakar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ketika dia melihat betapa rambut wanita itu masih kusut dan
kacau, wajahnya yang agak pucat itu masih membayangkan
kemesraan, sedangkan suaminya menundukkan mukanya
yang agak pucat dengan kening berkerut, nampak tandatanda bahwa suaminya merasa menyesal
dan malu! Dalam hal seperti ini, mata wanita memang amat tajam dan mudah saja
menangkap arti dari semua itu. Maka tentu saja hatinya
seperti disayat-sayat oleh rasa cemburu yang hebat!
"Koko, harap kau dan isterimu suka meyakinkan para
pemimpin tentara kerajaan bahwa Im-yang-kauw sama sekali
tidak bersalah dalam urusan penyerbuan kuil di Cin-an itu. Aku
mengharapkan bantuanmu, Gan-koko." Setelah berkata
16 demikian, Kim - sim Niocu ngajak semua penjaga pergi dari
situ untuk mengatur semua anak buah menghadapi
pengepungan bala tentara kerajaan.
Sejenak Beng Han dan isterinya hanya berdiri berhadapan
tanpa mengeluarkan suara setelah wanita itu pergi. Beng Han
masih menundukkan mukanya, tidak berani mengeluarkan
suara, bahkan tidak berani mengangkat muka untuk
memandang wajah isterinya. Makin hebat penyesalan
menyesak dadanya mengingat akan semua yang dilakukannya
bersama Kim-sim Niocu semalam, selagi isterinya meringkuk di
dalam kamar tahanan ini! Betapa dia mencinta isterinya!
Betapa dia telah terpaksa melakukan permainan cinta asmara
bersama wanita itu dan betapa rasa sukanya terhadap wanita
itu hanyalah merupakan dorongan nafsu berahi belaka! Dan
dia menyesal bukan main. Akhirnya, setelah keadaan sunyi yang amat mencekam hati
itu lewat seolah-olah takkan ada akhirnya, terdengar suara Kui
Eng, suaranya lirih saja, halus, akan tetapi mengandung
kedukaan yang mengiris jantung Beng Han
"Engkau..... telah mengulangi perbuatanmu delapan tahun
yang lalu......" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng Han mengangkat mukanya, akan tetapi begitu
bertemu dengan pandang mata isterinya yang membayangkan
kedukaan dan kemarahan hebat itu, dia cepat menundukkan
mukanya lagi. Dengan suara lirih dia berkata, "Aku aku tidak
berdaya....... demi menyelamatkan engkau yang tertawan....
dan murid kita...." "Alasan kotor! Sejak kapan engkau rnemandang nyawa
lebih berharga dari pada kehormatan" Aku lebih suka seratus
kali mati dari pada tertolong oleh....... oleh pengorbananmu.
yang memang kau inginkan itu!"
"Eng-moi.......!!"
Akan tetapi Kui Eng sudah meloncat pergi sambil berkata,
"Aku harus mengadu nyawa dengan perempuan hina itu!"
"Eng-moi.......!" Beng Han mengejar akan tetapi isterinya
sudah berlari cepat. Terpaksa dengan hati penuh kegelisahan
suami ini mengikuti isterinya. Dia tahu akan kekerasan hati
isterinya maka dia khawatir sekali kalau-kalau terjadi hal yang
hebat dan penyesalan nkan perbuatannya semalam tadi makin
menyesak didadanya. Cemburu adalah suatu bentuk nafsu yang amat menyiksa
hati, menggelapkan pikiran dan meracuni batin. Orang bilang
bahwa cemburu datang karena adanya cinta! Bahkan yang
berpendapat bahwa bukanlah cinta kalau tiada cemburu!
Benarkah ini" Ataukah pandangan seperti itu justeru amat
menyesalkan " Mungkinkah cinta itu disamakan dengan
cemburu yang mengakibatkan kemarahan dan kebencian "
17 Kalau begitu tidak ada bedanya antara cinta kasih dan
kebencian! Tidak mungkin sama sekali ini! Cinta kasih
bukanlah kebencian, cinta kasih bukanlah kemarahan dan
cinta kasih sama sekali bukanlah cemburu! Dari mana
datangnya cemburu" Kita dapat menyelidikinya dengan mudah
kalau kita mau membuka mata dan mengenal diri sendiri.
Cemburu adalah iri hati Cemburu timbul dari kesenangan kita
yang diganggu orang. Kita menginginkan sesuatu, atau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seseorang yang amat menyenangkan kita, untuk diri kita
sendiri saja, untuk menjadi milik kita menjadi hak kita, dan
berada di bawah kekuasaan kita seorang saja. Maka kalau
orang yang kita senangi itu, atau yang mendatangkan
kesenangan pada diri kita, menoleh kepada orang lain,
timbullah rasa kecewa dan marah yang dinamakan cemburu,
dan sebagai akibatnya timbul pula kebencian, baik terhadap
orang yang merampas dia yang menyenangkan kita maupun
terhadap si dia sendiri yang mengecewakanhati kita karena
menoleh kepada orang lain. Kita ingin menguasai orang itu
sepenuhnya, menjadi milik kita sendiri, memonopolinya,
mengurungnya. Dan itukah yang dinamakan cinta kasih"
Cemburu jelas ditimbulkan karena kesenangan kita terganggu
! Dan cinta kasih sama sekali bebas dari pada keinginan
menyenangkan diri sendir! Cemburu mendatangkan permusuhan dan konflik. Cinta kasih sama sekali bebas dari
permusuhan dan konflik dalam bentuk apapun juga ! Cemburu
menimbulkan duka dan sengsara. Cinta adalah kebahagiaan !
Bukan berarti bahwa cinta adalah kebalikan dari cemburu atau
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
benci. Cinta adalah cinta! Akan tetapi jelas bahwa cemburu
dan benci bukanlah cinta !
Pagi hari itu memang terjadi penyerbuan dari pasukan pasukan kerajaan yang besar lumlahnya,
dipimpin oleh panglima-panglima yang langsung datang dari kerajaan.
Seperti telah diceritakan di bagian depan, pasukan-pasukan
dari kerajaan ini diperkuat pula oleh Pek I Nikouw, Thian Ki
Hwesio, Tiong - san Lo-kai, dan beberapa orang hwesio yang
lihai dari Kuil Ban-hok-tong di Cin-an. Pasukan itu telah
mengurung sekeliling perkampungan Im-yang-pai di lereng Tai
- hang - san itu, hanya tinggal menanti perintah untuk
menyerbu. Tentu saja para anggauta Im-yang-pai menjadi
panik dan gempar. Im-yang-pai memang merupakan
perkumpulan yang kuat, akan tetapi jumlah anggauta mereka
yang berkumpul di pusat itu tidak ada seratus orang
sedangkan bala tentara pemerintah itu berjumlah seribu
18 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang, tentu saja untuk melawan pasukan pemerintah mereka
jauh kalah banyak dan kalah kuat !
Akan tetapi, Kok Beng Thiancu dan puterinya, Kim-sim
Niocu yang menjadi kauwcu dari Im-yang-kauw, telah
memimpin anak buah mereka dan kini ayah dan anak ini
berhadapan dengan para komandan pasukan dengan sikap
yang tenang. Di pagi itu, Kim-sim Nio-cu yang mengenakan
pakaian sebagai ketua Im-yang-kauw, nampak cantik sekali.
Rambutnya masih kusut belum disisir, wajahnya yang halus
belum terkena air, matanya masih memperlihatkan kantuk
karena memang semalam suntuk dia tidak tidur, wajahnya
agak pucat akan tetapi ada tanda merah di kedua pipinya. Dia
berdiri dengan sikap tenang di samping ayahnya Kok Beng
Thiancu, ketua Im-yang-pai yang jarang dilihat orang, jarang
ada orang kang-ouw dapat menjumpainya karena kakek ini
selalu bersembunyi dan mengasingkan diri memperdalam
ilmunya dan selalu dalam Samadhi, saat itu terpaksa keluar
karena menghadapi urusan besar dan tadi telah dilapori
puterinya sendiri bahwa tempat itu telah dikurung oleh
pasukan pemerintah, kini berdiri tegak dengan tenang sekali.
Kakek ini bertubuh sedang saja, pakaiannya malah sederhana
sekali! tidak ada tanda gambar Im Yang di bajunya akan tetapi
sinar matanya amat berwibawa dan wajahnya yang dapat
dikatakan tampan itu keren sekali. Usianya kurang lebih
enampuluh tahun. Akan tetapi pada saat itu, kakek ini diam
saja dan membiarkan puterinya yang bicara kepada pimpinan
pasukan pemerintah. Komandan pasukan dengan suara lantang menyatakan
bahwa dia datang memimpin pasukan atas perintah kaisar
untuk menangkap semua anggauta Im-yang-pai yang telah
mengacau upacara penyambutan benda suci di Kuil Ban-hoktong di Cin-an.
"Im-yang-pai telah melakukan perbuatan yang sifatnya
memberontak, oleh karena itu, minta agar suka menyerah,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi tawanan kami dan diadili di kota raja!" Komandan itu
mengakhiri kata-katanya. "Ciangkun, kami Im-yang-pai selamanya tidak pernah
memberontak terhadap pemerintah. Semua peristiwa yang
terjadi di Cin-an itu sama sekali tidak ada sangkut- pautnya
dengan kami," kata Kim-sim Niocu dengan suara halus namun
sikapnya gagah sekali. "Semua itu hanya fitnah belaka yang
dilakukan oleh orang-orang yang secara pengecut memusuhi
kami. Kami sudah mendengar pula hal itu dari Gan-taihiap dan
Gan-hujin. Tidak ada seorangpun di antara anggauta
perkumpulan kami yang malam itu mengacau di Cin-an. Maka
19 sudah menjadi kewajiban dari pemerintah untuk menyelidiki
hal ini dengan seksama dan dapat membedakan mana yang
benar dan mana yang salah."
"Akan tetapi, semua saksi dan bukti menunjukkan bahwa
para pengacau itu adalan para anggauta Im-yang-pai.
Hendaknya para pimpinan Im-yang-pai tidak usah menyangkal
atau kalau hendak membela diri agar dilakukan nanti di depan
pengadilan saja. Tugas kami hanya menangkap kalian semua!"
kata pula komandan itu dengan suara lantang.
Akan tetapi suaranya yang lantang itu sama sekali tidak
ada artinya karena segera terdengar suara yang lembut
namun mempunyai getaran yang mengguncangkan jantung
semua orang yang mendengarnya sehingga orang-orang lihai
seperti Pek I Nikouw, Thian Ki Hwesio dan Tiong-san Lo-kai
sendiripun sampai terkejut bukan main, maklum bahwa kakek
itu telah menggunakan Ilmu Sai-cu Ho-kang yang
mengandung khikang yang amat kuat sekali
"Kalau ciangkun datang membawa tawanan anggauta kami
yang melakukan kekacauan, itu barulah ada buktinya dan
kami takkan segan segan menghukum para anggauta kami
yang melakukan pelanggaran. Akan tetapi ciangkun datang
tanpa bukti melakukan tuduhan, bukankah itu fitnah belaka?"
kata ketua Im-yang pai itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar suara yang mengandung getaran .hebat itu, si
komandan menjadi pucat dan gugup, dan tidak dapat
menjawab. Akan tetapi Thian Ki Hwesio sudah melangkah
maju ke depan dan terdengar suaranya yang tenang.
"Omitohud........! Ucapan ciangbujin dari Im-yang-pai
memang tepat sekali dan kiranya kamipun tidak akan begitu
sembrono untuk menuduh Im-yang-pai melakukan pengacauan yang sifatnya pengecut itu. Akan tetapi, pinceng
mempunyai sebuah benda yang berhasil dirampas oleh sute
pinceng dari tangan seorang pimpinan pengacau dan pinceng
ingin sicu memeriksa apakah benda ini ada hubungannya
dengan Im-yang-pai ataukah tidak!" Setelah berkata demikian,
Thian Ki Hwesio mengeluarkan lencana Im-yang-pai itu dari
jubahnya dan menyerahkannya kepada Kok Beng Thiancu.
Kok Beng Thiancu menerima benda itu dan mengamatinya,
juga puterinya ikut memeriksa. Mereka tidak perlu memeriksa
terlalu lama. Sekelebatan saja mereka sudah tahu bahwa
memang benda itu adalah lencana yang biasa dipakai oleh
anggauta Im-yang-pai tingkat tiga! Makin besar dugaan hati
mereka bahwa benda ini tentulah lencana yang biasa dipakai
20 oleh Liang Bin Cu. anggauta Im - yang - pai yang telah lama
menghilang itu! "Kami mengenal benda ini," kata Kim-sim Niocu dengan
suara lantang namun sikapnya masih tenang sungguhpun
alisnya yang hitam kecil itu berkerut. "Ini memang lencana
seorang di antara anggauta kami tingkat tiga. Akan tetapi
justeru saat ini kami sedang rnenyelidiki ke mana perginya
seorang anggauta kami bernama Liang Bin Cu yang telah lama
hilang tanpa meninggalkan jejaknya. Kami khawatir kalau kalau lencana ini dirampas orang dari
tangannya dan dipergunakan untul merusak nama kami."
"Kauwcu, kiranya tidak akan ada gunanya kalau kita
berdebat tentang hal - hal yang tidak ada buktinya. Kami juga
tidak semata - mata menuduh Im - yang - pai melakukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perbuatan yang curang dan pengecut itu di Kuil Ban-hok tong.
Akan tetapi karena bukti-bukti menunjukkan bahwa ada orang
Im - yang - pai yang memimpin pengacauan itu, maka Imyang-pai harus mampu menyerahkan
pemilik lencana ini kepada kami untuk membersihkan nama Im - yang - pai.
Kalau hanya dengan alasan alasan yang tidak ada buktinya
belaka, mana mungkin kami mau menerimanya begitu saja.
Pinni tidak mempunyai permusuhan dengan Im yang-pai, juga
perguruan pinni dari Thai-san pai lidak ada sangkut-pautnya
dengan urusan ini. Akan tetapi sebagai seorang nikouw
melihat betapa kuil yang dipimpin oleh sute Thian Ki Hwesio
dihina orang, maka demi untuk membela agama pinni tidak
akan berhenti sebelum para pergacau itu dibekuk !"
Kok Beng Thiancu menarik napas panjang, tak mampu
menjawab, dan Kim-sim Niocu juga bingung sekali. Mereka ini
merasa terdesak hebat dan tidak mampu mempertahankan
diri, menjadi serba salah. Untuk menyerah begitu saja,
menjadi tawanan pasukan dan digiring ke kota raja sebagai
pemberontak-pemberontak, hal itu tentu akan menghancurkan
nama besar Im-yang-pai ! Akan tetapi untuk melawan
pasukan pemerintah, benar - benar merupakanbahaya besar
dan melawan sama dengan mengaku bahwa Im-yang-pai
memang bersalah dalam peristiwa pengacauan itu.
"Imyang-pai selamanya menjunjung kegagahan, mana
mungkin ada orang kami yang melakukan perbuatan rendah "
Maka, kami mohon waktu untuk menyelidiki hal ini dan kami
berjanji akan menyeret pelaku-pelaku pengacauan itu ke kota
raja......." Akan tetapi ucapan Kim-sim Niocu ini terhenti
karena di saat itu muncul Kui Eng yang dengan muka merah
saking marahnya, mata berapi telah meloncat ke situ dan
berseru dengan suara lantang.
"Jangan percaya bujukan mulut perempuan hina itu !"
"Eng-moi... !" Suaminya berseru dari belakang. Pek I
21 Nikouw, Thian Ki Hwesio, dan Tiong san Lo-kai juga terkejut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali sehingga mereka hanya memandang dengan bengong.
Akan tetapi Kui Eng tidak memperdulikan semua itu dan dia
cepat melanjutkan kata-katanya sambil menudingkan
pedangnya ke arah muka Kim-sim Niocu.
"Siapa bisa percaya kata-kata busuk yang keluar dari mulut
perempuan hina dan cabul macam dia itu " Terang bahwa dia
hendak mencari waktu untuk melarikan diri ! Dia telah
menawan aku semalam, dan menggunakan aku sebagai
sandera untuk memaksa suamiku melayani nafsu bejatnya
semalam suntuk! Apakah ada yang bisa mempercayai mulut
perempuan hina seperti itu ?" Setelah berkata demikian Kui
Eng sudah menerjang ke depan dengan pedangnya,
menyerang Kim-sim Niocu denga hebatnya.
"Eng-moi, jangan...... ! " Beng Han berseru akan tetapi
percuma saja karena seruannya itu bahkan seperti minyak
menyiram kobaran api kemarahan di hati Kui Eng. Nyonya
muda ini telah menyerang dengan dahsyat sekali dengan jurus
terampuh dari Kwi-hoa Kiam-hoat Melihat serangan yang amat
dahsyat ini, Kim-sim Niocu juga terkejut. Dia tidak mengira
bahwa isteri Beng Han menjadi demikian marah dan nekatnya.
Tingkat kepandaiannya sudah jauh lebih tinggi dari pada
kepandah Kui Eng, akan tetapi pada saat itu, Kim-sim Niocu
sedang bingung menghadapi tuduhan yang amat hebat dan
pengurungan bala tentara pemerintah, maka dia tentu saja
tidak ingin mengeruhkan suasana dengan pertempuran dan
tidak ingin melayani Kui Eng. Ketika melihat sinar pedang yang
amat cepat itu meluncur dan menyerangnya, dia hanya
mengelak ke kiri sambil berseru. "Aku tidak mau berkelahi !"
Akan tetapi, di luar dugaannya, nyonya muda itu menjadi
makin penasaran, pedangnya digerakkan membalik dan sinar
pedang itu meluncur kembali dengan serangan ke arah
lambung ! Cepat sekali gerakan Kui Eng itu sehingga Kim-sim
Niocu yang hanya menghadapi Kui Eng dengan setengah hati
dan hanya mengelak lagi, mengeluarkan teriakan kaget karena
biarpun lambungnya terhindar dari sasaran pedang, namun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang itu masih menyerempet pangkal pahanya sehingga
terdengar suara kain robek dan celananya yang berwar-putih
itu terbuka sedikit memperlihatkan kulit pahanya yang putih
dan yang segera berlumuran darah merah!
"Eng-moi, hentikan itu........!" Beng Han berteriak lagi, akan
tetapi Kui Eng yang melihat betapa pedangnya berhasil
merobek celana dan membuat lawan yang amat dibencinya itu
terluka, mendengar dalam seruan suaminya itu seolah-olah
22 suaminya membela dan melindungi wanita itu, maka dls
menjadi makin ganas dan kini menubruk maju dengan
pedangnya meluncur ke arah tenggorokan Kim-sim Niocu
sedangkan tangan kirinya mendorong dan melakukan pukulan
maut dengan tenaga sinkang sepenuhnya ke arah dada lawan!
Dus serangan itu merupakan cengkeraman tangan maut bagi
Kim-sim Niocu. "Kau tak tahu diri !" Kim-sim Niocu berseru marah sekali
karena selain pahanya terluka, biarpun hanya luka kulit
terobek pedang, namun dia telah dibikin malu dengan
robeknya celananya di depan orang banyak. Maka begitu
melihat serangan yang amat ganas ini dia berseru keras sekali,
tubuhnya berkelebat ke depan, didahului oleh sinar hitam dari
sabuknya yang melibat ujung pedang yang menyambar
tenggorokannya, sedangkan tangan kanannya cepat
menangkap tangan kiri yang menghantam dadanya. Seketika
Kui Eng tak dapat bergerak, pedangnya tertangkap sabuk
hitam dan tangannya tertangkap tangan kanan lawan !Akan
tetapi dia meludah dan ludah dari mulutnya tepat mengenai
pipi kiri Kim-sim Niocu dan pada saat itu kaki kiri Kui Eng
menendang ke arah pusar !
"Kau cari mampus !" Kim-sim Niocu berteriak, miringkan
tubuhnya dan membiarkan tendangan itu mengenai pangkal
paha luar akan tetapi dengan pengerahan tenaga dahsyat
sabuk hitamnya telah merampas pedang dan sekali dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membalikkan sabuknya, pedang itu berbalik dan meluncur ke
depan, ke arah dada Kui Eng.
"Cappp........!"
"Eng-moi......... !!"
Akan tetapi pedang itu telah menembus dada Kui Eng yang
roboh terpelanting. Beng Han membelalakkan matanya, seolah
- olah-tidak percaya bahwa isterinya telah tertembus pedang.
"Kau.......... kau membunuh dia..........! " teriaknya kepada
Kim-sim Niocu. Kim - sim Niocu menarik napas panjang. "Semua orang
melihat bahwa dia yang mendesak, terpaksa aku membela
diri......" "Kalau begitu, engkau atau aku yang harus mati!" Beng
Han menjerit dan dia sudah mencabut pedang lalu menyerang
dengan penuh kedukaan. Air matanya bercucuran dan
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pedangnya bergerak-gerak ganas, berubah menjadi sinar
bergulung-gulung yang mengurung tubuh Kim-sim Niocu.
Melihat ini, wanita cantik itu meloncat ke sana-sini, dan
mulailah nampak gulungan sinar hitam dari sabuknya karena
menghadapi serangan pedang dari Beng Han itu yang amat
lihai, betapapun tinggi ilmu ketua Agama Im-yang-kauw ini dia
tidak bisa bersikap sembarangan saja.
23 "Gan-taihiap, jangan mendesak aku. Isterimu tewas karena
kesalahannya sendiri," berkali-kali Kim-sim Niocu berkata,
akan tetapi Beng Han menyerang makin hebat.
"Engkau atau aku yang mati!" teriaknya dan seranganserangannya menjadi nekat dan tentu saja
amat berbahaya. Namun, selisih tingkat kepandaiannya jauh di bawah tingkat
ketua Im-yang-kauw yang amat lihai itu, maka setelah Kimsim Niocu mengeluarkan kepandaiannya,
menggerakkan sabuk hitamnya Beng Han mulai terdesak dan sinar pedangnya selalu
tertahan oleh sinar hitam dari sabuknya itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu, Pek I Nikouw, Thian Ki Hwesio, Tiong-san
Lo-kai dan para tokoh yang hadir memandang dengan muka
pucat. Kematian Kui Eng sama sekali tidak mereka sangka
sangka. Mereka melihat betapa ketua Im-yang-kauw itu
memang tinggi sekali kepandaiannya dan mereka melihat pula
betapa kematian Kui Eng terjadi dalam perkelahian satu lawan
satu yang jujur. Kini, melihat Gan Beng Han terdesak pula,
mereka merasa tidak enak. Sebagai orang-orang gagah,
mereka tentu saja menjunjung tinggi kegagahan kejujuran,
akan tetapi Pek I Nikouw yang mengenal Beng Han sebagai
kakak kandung muridnya, sudah menjadi berduka dan marah
sekali melihat kematian Kui Eng tadi.
"Ketua Im-yang-pai, apakah engkau tidak mau menyerah
dan menghentikan perlawanan?" bentak Pek I Nikouw sambil
menghunus pedangnya, memandang kepada Kok Beng
Thiancu dengan sikap menantang.
"Kami tidak merasa bersalah, tidak melakukan pelanggaran
sesuatu, bagaimana kami harus menyerah?" Kok Beng
Thiancu menjawab dengan sikapnya yang masih saja tenang.
"Jadi engkau hendak melawan?" Pek I Nikouw kembali
membentak. "Kami tidak bersalah, kalau akan dipaksa menyerah, tentu
saja kami akan melawan!"
"Omitohud!" Pek I Nikouw lalu menoleh kepada temantemannya. "Terpaksa kita menggunakan
kekerasan! Ouw ciangkun, silakan menggerakkan pasukanmu!" Setelah berkata
demikian, Pek I Nikouw meloncat ke depan diikuti oleh
sutenya, Thian Ki Hwesio dan Tiong-san Lo - kai.
Pek I Nikouw menggerakkan teman-temannya itu adalah
selain hendak menangkap orang-orang Im-yang-pai, juga
untuk menolong Beng Han, maka begitu dia menerjang maju,
ia sudah meloncat ke dalam medan pertempuran antara Beng
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Han dan wanita itu dan pedangnya berkelebat menyerang Kim
- sim Niocu. "Tranggg.......!!" Pek I Nikouw kaget bukan main sampai
24 memandang dengan mata terbelalak kepada ketua Im - yang pai karena kakek ini tadi telah
menubruk ke depan dan menangkis pedangnya dengan tangan kiri. Tangkisan tangan
kiri kepada pedangnya itu membuat pedangnya terpental dan
pertemuan antara pedang dan tangan kakek itu menimbulkani
bunga api! Dia tidak percaya bahwa ada tangan manusia yang
mampu menangkis pedangnya seperti itu, akan tetapi ketika
memandang dengan penuh perhatian, dia kini melihat bahwa
kedua tangan kakek itu, sampai ke siku, dilindungi oleh sarung
tangan yang warnanya seperti kulit sehingga tidak begitu
kentara dan karena agaknya tipis sekali maka seolah-olah
tangan telanjang saja. Mengertilah nenek yang berpengalaman ini bahwa ketua lm-yang-pai walaupun tidak
memegang senjata, namun kedua-tangannya menggunakan
sarung tangan yang terbuat dari pada bahan luar biasa
kuatnya, yang dapat menahan senjata tajam.
"Hemm, kalian main keroyokan" Jangan kira Kok Beng
Thiancu takut akan pengeroyokan untuk mempertahankan
kebenaran!" bentak kakek itu dan kini dia menubruk ke depan,
gerakannya kelihatannya lambat saja akan tetapi dalam satu
gerakan itu, terasa ada angin pukulan dahsyat menyambar ke
arah Pek I Nikouw, Thian Ki Hwesio, dan Tiong - san Lo-kai
sekaligus! Tentu saja tiga orang tua sakti ini terkejut dan
cepat mengelak, akan tetapi karena ini mereka menjadi tidak
berdaya untuk membantu Beng Han yang makin terdesak
hebat. "Gan - taihiap, memang sebaiknya engkau menemani
isterimu!" terdengar wanita itu bereru keras. Kim-sim Niocu
yang diam-diam merasa sayang dan suka kepada pria ini,
tadinya tidak berniat membunuhya. Akan tetapi ketika melihat
betapa tiga orang sakti itu telah turun tangan mengeroyok
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ayahnya, sedangkan pasukan sudah bergerak mengurung dan
pertempuran mulai terjadi, pertempuran yang berat sebelah,
hatinya menjadi gelisah sekali dan serangan-serangan gencar
yang dilakukan oleh Beng Han itu. amat mengganggunya. Dia
arus lebih dulu merobohkan Beng Han agar dapat membantu
dan menyelamatkan ayahnya. dan melihat kedukaan Beng
Han, memang dia pikir lebih baik kalau pria ini dibunuhnya
sekalian agar kelak tidak menimbulkan dendam yang hanya
akan membuat dia selalu terganggu. Sinar hitam sabuknya
bergulung dan membelit pedang di tangan Beng Han.
Pendekar ini menarik sekuat tenaga, dan pada saat itu, Kimsim Niocu melepaskan sabuknya, lalu
25 kedua tangannya bertemu, mengeluarkan suara meledak keras dan dua buah
tangannya menyambar dari kanan kiri menyerang Beng Han.
Beng Han terkejut sekali, cepat dia melepaskan gagang
pedangnya yang masih terbelit untuk menangkis. Akan tetapi,
hanya sambaran tangan kanan dari wanita itu yang dapat
ditangkisnya. sambaran tangan kiri dari wanita itu masih
mengenai pelipis kepalanya. Robohlah Beng Han tanpa sempat
mengeluh lagi, roboh dengan nyawa melayang karena pelipis
kepalanya pecah terkena jari tangan halus yang penuh
mengandung getaran hawa pukulan Tian-lui Sin-ciang yang
amat mengerikan itu! Sejenak wanita itu berdiri termangu memandang mayat
laki-laki yang semalam menjadi kekasihnya itu, menarik napas
panjang lalu membuang muka, menoleh kepada ayahnya. Kok
Beng Thiancu memang hebat sekali. Biarpun dia tidak
memegang senjata apapun, hanya bertangan kosong yang
dilindungi sarung tangan ajaib itu, namun dia tidak menjadi
gentar menghadapi pengeroyokan tiga orang sakti itu Pedang
di tangan Pek I Nikouw berkelebatan dan membentuk sinar
bergulung-gulung yang menyilaukan mata, juga pedang di
tangan Thian Ki Hwesio membentuk sinar bergulung-gulung,
bekerja sama dengan baik sekali bersama sucinya. Akan tetapi
harus diakui bahwa gerakan dua orang ini tidak mengandung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keganasan bahkan mengandung keraguan. Hal ini adalah
karena baik Pek I Nikouw maupun Thian Ki hwesio adalah
orang-orang yang telah menghambakan diri kepada agama,
selalu menjauhi kekerasan dan menghayati kehidupan yang
bersih, maka tentu saja penggunaan kekerasan lagi
membunuh orang, merupakan hal yang sebenarnya menjadi
pantangan mereka. Maka gerakan pedang mereka itu
sebenarnya berlawanan dengan sifat dan watak mereka
sehari-hari, sehingga gerakan pedang mereka kehilangan
keganasan dan kedahsyatannya. Sedangkan Tiong-san Lo-kai
yangbersenjata sebatang tongkat telah mainkan Tiong-san
Tung-hoat dan berusaha mendesak lawan yang amat tangguh
itu. Kalau bertanding satu lawan satu, agaknya antara tiga
orang tua sakti itu tidak ada yang akan mampu menandingi
Kok Beng Thiancu. Rata-rata tenaga sinkang mereka kalah
setingkat, dan ketua dari Im-yang-pai ini memang memiliki
ilmu silat yang aneh-aneh, yang merupakan perkembangan
yang luas sekali dari ilmu silat yang menjadi dasar atau
sumbernya, yaitu Ilmu Silat Im-yang-sin-kun. Dalam hal
tenaga sakti, kakek ini telah pandai mempergunakan
penggabungan tenaga yang berlawanan, yaitu Im kang dan
Yang kang maka tentu saja dia dapat membuat lawan menjadi
26 bingung karena dari kedua tangannya yang bersarung tangan
itu kadang-kadang menyambar hawa yang amat panas dan
kadang kadang menyambar hawa yang dingin sekali. Dan juga
kedua tangan itu bisa keras melebihi baja, akan tetapi tibatiba. berobah lemas seperti karet !
Akan tetapi, betapapun lihainya Kok Beng Thiancu, yang
dihadapinya adalah orang-orang yang telah memiliki
kepandaian tinggi dan merupakan orang orang yang telah
berpengalaman di dunia kang-ouw. Maka setelah tiga orang
itu maju bersama, perlahan-lahan Kok Beng Thiancu mulai
terdesak dan terkurung sehingga dia lebih banyak melindungi
tubuhnya dari pada balas menyerang karena tiga lawannya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak memberi dia banyak kesempatan untuk mcnbalas.
Melihat betapa ayahnya mulai terdesak, Kim-sim Niocu
mengeluarkan lengking nyaring dan tiba-tiba tubuhnya
bergerak. Kedua tangannya menyerangke arah Pek I Ni.koaw,
dari kedua tangan itu menyambar tenaga pukulan yang
bahkan lebih dahsyat dari pada tenaga sinkang ayahnya !
Pek I Nikouw tetkejut dan terpaksa dia meninggalkan Kok
Beng Thiancu, membalikkan tubuhnya dan tidak berani
ceroboh menghadapi serangan yang amat dahsyat ini. Dia
cepat mengelak dengan loncatan ke kiri sambi1
mengelebatkan pedangnya untuii; balas menyerang.
"Syuuuuttt.......!" Tiba-tiba saja dari atas menyambar sinar
hitam. "Aihhh......!!" Pek I Nikouw terkejut bukan main. Saat itu,
dia sedang menyerang dengan pedangnya. sama sekali tidak
mengira bahwa dari atas menyambar sinar hitam yang
demikian dahsyatnya menuju ke kepalanya ! Itulah ujung
sabuk hitam dari Kim-sim Niocu yang telah mempergunakan
jurus ilmunya yang baru, yaitu sengatan kalajengking yang
dilakukan oleh sabuknya yang melakukan gerakan lengkung
dari samping atau belakang tubuhnya, meluncur ke atas dan
tahu - tahu dari atas menyambar ke arah lawan dengan
totokan maut ! Pek I Nikouw cepat menarik pedangnya menangkis, akan
tetapi pada saat pedangnya bergerak menangkis sambaran
ujung sabuk dari atas itu, tangan kiri Kim-sim Niocu sudah
menampar ke depan mengarah dada Pek I Nikouw ! Hebat
bukan main gerakan ini, cepat tak tetduga dan kembali Pek I
Nikouw terkejut dan maklum bahwa ternyata kepandaian
wanita cantik ini bahkan lebih mengerikan dari pada
kepandaian Kok Beng Thiancu!
Karena maklum bahwa nyawanya terancam bahaya maut,
terpaksa dia melempar tubuh ke belakang. Tubuhnya
terjengkang dan dia merobohkan diri bergulingan. Ketika dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
27 melompat bangun lagi, tubuhnya agak gemetar, kaiannya
kotor dan wajahnya pucat. Sebagian dari baju di dadanya
telah berlubang, padahal jari-jari tangan wanita cantik itu tadi
belum menyentuhnya. Dia bergidik, maklum bahwa kalau tadi
tersentuh, tentu nyawanya akan melayang. Maka dengan
marah Pek I Nikouw lalu menerjang maju, kini dibantu oleh
sutenya Thian Ki Hwesio yang juga menyaksikan betapa
lihainya ketua dari Im-yang-kauw itu!
Sementara itu, para anggauta lm-yang-pai yang jumlahnya
kurang lebih delapanpuluh orang, repot sekali menghadapi
serbuan pasukan pemerintah. Mereka melawan sekuat tenaga,
akan tetapi tentu saja mereka itu bukanlah lawan seimbang
dari pasukan yang seribu orang banyaknya itu ! Sebentar saja,
Geger Di Selat Bantai 1 Hina Kelana Balada Kaum Kelana Siau-go-kangouw Karya Jin Yong Badai Awan Angin 1
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama