Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo Bagian 11
rumah-rumah dalam perkampungan Im-yang-pai itu telah
menjadi lautan api dan banyak anggauta Im-yang-pai roboh
menjadi korban pengeroyokan. Melihat ini, Kok Beng Thiancu
merasa berduka sekali. Kalau saja para sutenya berada di situ,
yaitu Cin Beng Thiancu dan lima orang sute lain, agaknya
mereka bersama akan mampu mempertahankan Im-yang-pai.
Akan tetapi para pembantunya yang terpandai sedang tidak
berada di situ, dan melihat bahwa untuk melawan terus sama
dengan membunuh diri, maka Kok Beng Thiancu lalu
mengeluarkan suara pekikan yang menggetarkan seluruh
tempat itu. Pekik ini merupakan tanda bagi para anggautanya
untuk mengundurkan atau melarikan diri, sedangkan dia
sendiri menggunakan kesempatan selagi tiga orang tua sakti
itu terkesiap oleh pekik dahsyatnya, cepat menyambar tangan
puterinya sambil berkata, "Kita pergi! "
Sebenarnya Kim-sim Niocu merasa penasaran sekali,
apalagi ketika melihat betapa semua rumah perkumpulannya
terbakar dan banyak anggautanya tewas. Dia merasa berduka
sekali dan kalau tidak karena tarikan ayahnya, agaknya dia
akan mengamuk sampai mati di tempat itu! Akan tetapi,
biarpun wanita ini telah memiliki kepandaian yang melebihi
ayahnya dan di dalam perkumpulan dia bahkan dipandang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih tinggi dari pada kedudukan ayahnya karena dia adalah
ketua agama, namun dalam beberapa hal dia masih tunduk
kepada orang tua yang telah mendidiknya sejak dia masih
kecil itu. Maka, ketika tangannya disambar dan ditarik oleh
ayahnya, dia tidak membantah, hanya menjawab dengan
suara mengandung isak, "Mari!"
Dua orang itu berkelebat cepat sekali ke belakang Tiga
orang tua itu mengejar, dan sambil melarikan diri Kim-sim
Niocu dan ayahnya merobohkan beberapa orang pasukan
pemerintah untuk menolong anak buah mereka. Amukan
kedua orang ini yang sebentar lari ke sana sebentar lari ke sini
28 benar-benar dapat mengacaukan pengurungan pasukan itu
sehingga di sana sini terjadi kebobolan dan banyak juga anak
buah Im-yang-pai yang berhasil meloloskan diri, lari
berserabutan ke dalam hutan-hutan. Adapun ayah dan anak
itu sendiri sambil melawan desakan tiga orang tua sakti terus
membuka jalan darah keluar dari kepungan dan akhirnya
dapat pula lolos dari tempat itu. Pek I Nikouw dan temantemannya tidak berani sembarangan
mengejar karena mereka maklum betapa lihainya ayah dan anak itu. Belasan orang Imyang-pai telah ditangkap dan puluhan
orang pula telah roboh dan tewas. Juga di fihak pasukan banyak pula yang tewas
dalam penyerbuan ini. Perkampungan Im-yang-pai habis
dimakan api. Dengan hati penuh duka, Pek I Nikouw, Thian Ki Hwesio,
dan Tiong-san Lo-kai lalu kembali ke Cin-an membawa mayat
Beng Han dan Kui Eng untuk diurus sebagaimana mestinya.
Tentu saja para pelayan suami isteri ini menyambut dengan
tangis sedih dan Pek I Nikouw cepat mengutus orang untuk
memberi kabar kepada Siok Thian Nikouw, ibu Gan Beng Han,
dan juga kepada muridnya, Gan Beng Lian dan suaminya yang
telah kembali ke An-kian sambil membawa keponakan
mereka, yaitu Gan Ai Ling
(Oo-DewiKZ-Bud.s-234-hanaoki-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ayaaahhh......! Ibuuuu......!" Dan Ling Ling, anak
perempuan berusia delapan tahun itu yang berlutut di depan
makam baru, dua buah gundukan tanah baru, terguling roboh,
dan untuk ketiga kalinya anak ini roboh pingsan!
Mereka semua yang berada di situ cepat nenolongnya.
Mereka semua yang menyaksikan keadaan anak ini, tidak ada
yang tidak mencucurkan air mata saking terharu dan kasihan,
Ling- Ling berkali-kali pingsan ketika anak ini berlutut di depan
makam ayah ibunya. Kini dia dipangku oleh bibinya Gan Beng
Lian yang rnengurut tengkuk dan punggungnya sambil
bercucuran air mata. Sedangkan anaknya, juga seorang anak
perempuan yang berusia tujuh tahun yang bernama Yap Wan
Cu, ikut pula menangis sambil memeluk tubuh Ling Ling yang
lemas. "Enci Ling......., enci Ling Ling.......! " keluhnya sambil
menangis, mengguncang tubuh Ling Ling yang diam seperti
orang mati itu. Yap Yu Tek yang duduk di atas rumput memandang
dengan wajah pucat dan pandang mata sayu, penuh duka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hatinya terharu bukan main dan beberapa kali dia harus
29 mengusap air mata yang menuruni pipinya. Siok Thian
Nikouw, pendeta wanita tua ibu Gan Beng Han, juga menangis
sesenggukan di depan makam anaknya. Bahkan Pek I Nikouw
yang mengantar mereka ke makam itupun bersila di atas
rumput sambil merangkap kedua tangan di depan dada.
Nikouw tua ini tidak menangis akan tetapi wajahnya diliputi
kedukaan besar. "Ling Ling........ Ling Ling...... sudahlah nak........!" Sukar
bagi Beng Lian untuk menghibur karena dia sendiri seperti
dicekik oleti kesedihan. Membayangkan kakak kandungnya
dan kakak iparnya terbunuh orang secara tak terduga sama
sekali, benar-benar mengejutkam dan mendatangkan
kedukaan yang hebat. Apalagi kini menyaksikan sikap Ling
Ling yang begitu mengenaskan. Hati siapa takkan tergerak
oleh rasa keharuan yang hebat"
Ling Ling mengejapkan matanya, mukanya pucat sekali,
matanya agak membendul dan merah. Dia bangkit duduk,
dipangku oleh bibinya, lalu menoleh ke arah sepasang makam
itu, dan tak dapat ditahannya, air matanya kembali bercucuran
menuruni kedua pipinya yang pucat.
"Enci Ling .... jangan menangis ...... " Wan Cu anak tunggal
Gan Beng Lian dan Yap Tek, merangkul kakak misannya itu,
akan tetapi dia sendiripun menangis!
Ling Ling memand (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
ang adik misannya, lalu bibirnya
bergerak lirih, "Wan Cu......" dan dia menoleh, memandang
kepada Beng Lian, berseru lirih seperti bisikan, "bibi Lian ...."
kemudian dia menoleh kepada Yap Yu Tek dan kembali
berbisik, "paman......." semua ini dilakukan seperti orang
kehilangan semangat seperti seorang anak yang rninta
perlindungan ke sana sini, mencari cari pegangan, pandang
matanya kosong dan sayu. "Ling Ling.......," Beng Lian memeluknya dan mendekap
muka anak itu ke dadanya, tidak dapat menahan tangis, dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesedihannya, tidak tahan lagi memandang wajah anak
keponakan itu yang seperti mayat hidup. Yu Tek rnengusap air
matanya dengan ujung lengan baju. Yang terdengar hanya
keluh dan ratap tangis di kuburan yang sunyi itu.
Tiba-tiba terdengar ucapan yang parau tetapi berpengaruh
sekali, terasa sampai ke dalamjantung semua yang berada di
situ "Siancai......! Apa artinya semua tangis ini" Apa yang
kalian tangisi " Huh, menyebalkan sekali ! "
Semua orang menengok dan ternyata di situ tak jauh di
belakang mereka, telah berdiri seorang kakek yang sudah tua
sekali, berpakaian sederhana seperti seorang petani akan
tetapi bajunya longgar seperti baju pertapa, rambutnya sudah
hampir putih semua, bahkan jenggot kumis dan alisnya juga
sudah bercampur uban. Akan tetapi, sepasang mata kakek itu
seperti mata orang muda saja, dengan sinar yang tajam
berwibawa. Pek I Nikouw juga membuka mata dan menoleh,
dan nikouw tua ini segera mengenal kakek itu'
"Omitohud ...., kiranya
datang........ " katanya halus.
Lui Sian Lojin yang telah "Pek I Nikouw, engkau adalah seorang yang beribadat,
mengapa tidak melarang mereka yang menangisi kuburan dua
orang muridku ?" kakek menegur kepada Pek I Nikouw.
Pek I Nikouw menarik napas panjang "Ornitohud....... Lojin,
apakah engkau tidak dapat membedakan antara orang-orang
1 yang telah dapat membebaskan diri dari pengaruh ikatan
dunia dengan mereka ini yang tentu masih terikat kuat"
Bagaimana mereka tidak akan menderita sengsara dan duka
karena ditinggal mati oleh orang-orang yang mereka cinta?"
"Cinta " Huh! Siapa yang mereka cinta" Yang mati ataukah
diri mereka sendiri?" Kakek itu mencela sambil menghampiri
dua makam baru itu. Tiba-tiba Ling Ling yang tadinya menangis sambil berlutut,
meloncat dan berdiri dengan sikap beringas, menghadapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakek itu dan sepasang matanya yang merah itu
mengeluarkan sinar seperti berapi-api. Kedua tangannya yang
kecil dikepal dan dia berkata, "Engkau tentu kakek jahat,
engkau tentu teman dari musuh musuh yang membunuh ayah
dan ibuku !" "Ling Ling, jangan kurang ajar.......!" Beng Lian maju dan
memegang pundak keponakannya. Melihat kakek aneh itu,
Yap Yu Tek juga sudah bangkit berdiri mendekati isteri dan
keponakannya, memandang tajam dengan alis berkerut.
Kakek itu sejenak memandang kepada mereka berdua, lalu
berkata mencela, "Kenapa kalian yang sudah dewasa, bukan
anak - anak lagi, memberi contoh buruk dan menangis palsu
di depan makam ini ?"
Beng Lian menjadi marah. "Locianpwe ! Tadi saya
mendengar bahwa locianpwe adalah guru dari mendiang
kakakku Beng Han dan kakak iparku Kui Eng. Akan tetapi
mengapa sikap locianpwe seperti ini " Kakakku mati di bunuh
orang, demikian pula kakak iparku. Sudah tentu saja kami
berduka dan menangisi. Apakah locianpwe sebagai guru
mereka datang untuk bergirang hati atas kematian mereka " "
"Beng Lian........!" Tiba-tiba Pek I Nikouw membentak
muridnya. Dengan alis berkerut Beng Lian menoleh kepada subonya
dan berkata, "Biarlah, subo. teecu merasa penasaran sekali
mengapa kami dicela karena kami menangisi kematian koko
dan soso ........" "Omitohud.....Lojin, sekarang engkau harus memberi
perjelasan kepada mereka........ masa bodoh terserah
kepadamu" kata Pek I Nikouw. Nikouw ini sudah
merangkapkan kedua tangan di depan dada dan memejamkan
matanya lagi. Lui Siang Lojin tertawa sambil mengelus jenggotnya. "Haha-ha, orang muda! Orang seperti aku
sudah tidak lagi Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipengaruhi oleh suka dan duka. Aku datang bukan untuk
berduka maupun untuk bergembira atas kematian kedua
2 orang muridku, Beng Han dan Kui Eng. Mereka itu sudah mati,
dan apakah kita tahu bagaimana keadaan mereka sesudah
mati" Apakah mereka lebih sengsara dari pada ketika masih
hidup" Kita tidak tahu. Oleh karena itu, kalau benar kita
mencinta mereka, mengapa pula kita harus menangisi
mereka" Bagaimana kalau keadaan mereka kini lebih baik"
Siapakah yang kalian tangisi itu, kalian menangisi mereka
yang tidak kalian ketahui bagaimana keadaan mereka kini,
ataukah kalian menangisi diri kalian sendiri yang merasa
kehilangan dan sedih karena ditinggal pergi selamanya " "
Beng Lian dan suaminya terkejut dan saling pandang, lalu
sinar kemarahan mulai lenyap dari pandang mata mereka.
Bahkan mereka merasa terkejut sekali karena selamanya baru
sekali ini mereka mendengar pandangan macam itu,
pandangan yang terlalu aneh dan jujur, yang sekaligus
menelanjangi perasaan mereka. Memang harus mereka akui
tanpa kata bahwa mereka menangis karena merasa
kehilangan dan karena mereka merasa penasaran.
"Menangis bukanlah perbuatan orang gagah !" kata pula
Lui Sian Lojin. "Menangis sebagai pelepasan atau luapan
kesedihan hanya akan membuang tenaga murni secara sia sia belaka. Dan apakah manfaatnya
menangisi kematian kedua orang muridku itu" Apakah dengan menangis air mata
darah sekalipun mereka dapat kalian hidupkan kembali "
Apakah dengan menangis saja urusan dapat menjadi beres"
Kedua orang muridku itu adalah melebihi anak- anakku
sendiri, kini mereka tewas di tangan ketua Im-yang-kauw
yang memiliki tingkat kepandaian amat tinggi. Lalu apakah
yang akan kalian lakukan?"
Yap Yu Tek dan isterinya mendengarkan dengan mata
terbelalak dan bingung. Akhirnya keduanya menjatuhkan diri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berlutut dan Beng Lian berkata, "Teecu berdua adalah orang
orang bodoh, mohon petunjuk locianpwe. "
Kakek itu menarik napas panjang. "Semua adalah
kesalahanku, ya, kesalahanku sampai tiga orang muridku yang
tersayang tewas......! Ahh, mula-mula Bun Hong yang tewas
secara menyedihkan karena dia meninggal di waktu usianya
masih muda sekali, dan sekarang Beng Han, dan Kui Eng
tewas pula. Semua karena kesalahanku, karena kebodohanku"
"Omitohud! Lojin mengapa berkata demikian " Pinni tidak
melihat sesuatu yang bisa di salahkan kepadamu,!" tiba-tiba
Pek I Nikouw berkata. "Salahku, Nikouw, karena aku tidak becus mendidik
mereka! Kepandaianku terlalu rendah sehingga mereka
menjadi orang orang yang kepandaiannya setengah matang
dan mudah dikalahkan musuh. Setelah tahu bahwa mereka
hidup dalam dunia persilatan yang mengandung kekerasan,
3 maka seharusnya mereka memiliki kepandaian yang cukup
tinggi sehingga tidak akan mudah dibunuh orang! Maka aku
harus mengajak pergi anak mereka ini. Aku harus mendidik
anak ini, akan kuminta bantuan suhu sendiri untuk
mendidiknya menjadi orang yang lebih tinggi tingkat
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kepandaiannya dari pada aku sendiri, agar tidak mudah
dikalahkan orang seperti orang tuanya."
Kini Pek I Nikouw bangkit berdiri dan merangkap kedua
tangannya. "Omitohud........! Lui Sian Lojin, apakah engkau
hendak menanamkan racun dendam ke dalam hati anak ini "
Betapa kejamnya itu........!" Pek I Nikouw memandang kepada
Ling Ling yang sejak tadi mendengarkan dengan mata
terbelalak. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid XV LUI SIAN LOJIN tertawa. "Haha-ha, jangan menduga yang
bukan-bukan, Pek I Nikouw. Akan
tetapi hendaknya engkau ketahui
bahwa urusan yang timbul di
dunia sekarang ini bukan sekedar
urusan dendam-mendendam pribadi belaka! Melainkan lebih
besar lagi, mengenai keselamatan
bangsa dan negara. Im-yang-pai
sampai menjadi korban bukan
karena mereka itu menentang
agama dan pemerintah, melainkan karena fitnah belaka.
Ada usaha-usaha kotor yang
belum kita ketahui, yang agaknya hendak mengadu domba
beberapa fihak. Telah muncul orang-orang pandai yang akan
mengeruhkan kehidupan rakyat dan rnengacaukan pemerintah. Maka, sudah sepatutnya kalau keturunan diri
murid-muridku ini biarpun hanya seorang perempuan, untuk
kelak turun tangan membantu manusia menghalau segala
bencana itu. Ling Ling, aku tahu bahwa namamu Gin Ai Ling
dan panggilanmu sehari-hari Ling Ling. Engkau agaknya tidak
ingat lagi kepadaku karena ketika aku menjenguk orang
tuamu, engkau masih terlalu kecil. Aku adalah guru dari ayah
ibumu. Sekarang, aku akan mengajakmu untuk belajar ilmu
agar kelak engkau melebihi orang tuamu, melebihi aku, dan
4 tidak akan mudah dibunuh orang, dan cukup kuat untuk
menentang segala macam kejahatan di dunia ini! "
Ling Ling menoleh kepada Pek I Nikouw, Yu Tek, dan Beng
Lian. Biarpun usianya baru delapan tahun, namun anak ini
memang cerdik dan dia sudah mendengarkan segala
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
percakapan orang-orang tua itu tadi. Maka dia mengangguk
dan cepat menjatuhkan diri berlutut di depan kakek itu sambil
berkata, "Teecu ingin mempelajari ilmu agar kelak dapat
membunuh ketua Im- yang-kauw!" Ternyata dia yang selalu
memperhatikan percakapan orang orang tua, tanpa diberi
tahu secara langsungpun telah mengerti bahwa pembunuh
ayah bundanya adalah ketua Im-yang-kauw!
"Omitohud.......!" Pek 1 Nikouw berseru.
Lui Sian Lojin tertawa. "Tak usah kau khawatir, Pek I
Nikouw. Kalau dia sudah dewasa pikiran bodoh itu tentu akan
berubah. Nah aku pergi mengajak anak ini!" Kakek itu lalu
memegang tangan Ling Ling, ditariknya bangun sambil
berkata, "Ling Ling, hayo kau ikut bersamaku sekarang juga. "
"Akan tetapi pakaiannya masih di rumah ......." Beng Lian
berkata, hatinya masih belum rela berpisah dari keponakannya
yang baru saja kehilangan kedua orang tuanya itu.
"Pakaian adalah urusan kecil. Ling Ling, apakah engkau
masih hendak meributkan urusan pakaian dan segala tetekbengek?" kakek itu berkata.
"Tidak, teecu mau berangkat sekarang juga bersama
sukong," Ling Ling lalu berkata kepada mereka, "Bibi, paman,
aku pergi........! "
Beng Lian hanya dapat mengangguk dengan air mata
menetes di atas kedua pipinya. Sedangkan Yu Tek yang
merasa terharu dan juga kagum hanya berkata, "Baik - baiklah
engkau belajar, Ling Ling."
Ketika kakek dan anak perempuan itu sudah melangkah
pergi, tiba-tiba terdengar suara anak menjerit, "Enci
Ling.......I" Dan Wan Cu berlari mengejar, lalu merangkul Ling
Ling sambil menangis. "Enci Ling, aku ikut........! "
Ling Ling balas merangkul dan mencium pipi adik misannya
itu. "Kau tidak boleh meninggalkan ayah ibumu, adik Wan Cu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kelak ita akan bertemu kembali." Ling Ling lalu melepaskan
rangkulan anak itu, menghampiri Lui Sian Lojin dan
menggandeng tangan kakek itu. Pergilah mereka berdua dan
Ling Ling tidak pernah menoleh lagi. Hatinya sudah bulat
untuk mencari ilmu agar kelak dapat membalaskan kematian
ayah bundanya ! ~0-dwkz~bds~234-0~ Kwi-hoa san adalah sebuah gunung yang sunyi. Gunung
5 itu, apa lagi mendekat puncak dari lereng mula sudah terdiri
dari batu-batu kapur sehingga tanahnya tidak subur untuk
pertanian, maka tempat itu sunyi dan tidak ditinggali manusia.
Hanya di bagian kaki gunung itu saja masih ada dusun-dusun
yang sedikil penghuninya. Dari lereng sampai ke puncak,
gunung itu penuh dengan tebing-tebing tinggi dari kapur yang
bentuknya aneh-aneh dan sukar didaki. Akan tetapi di sanasini terdapat bagian-bagian yang penuh
degnan pohon-pohon liar, pohon pohon yang dapat hidup di tanah padas dan kapur.
Di puncaknya yang merupakan bagian yang aneh aneh
bentuknya, sebagian besar meruncing ke atas menjulang ke
dalam awan, jarang sekali didatangi manusia karena selain
tidak ada sesuatu yang dapat dihasilkan, juga perjalanan
menuju ke puncaknya amat sukar dan berbahaya Akan tetapi,
sekali orang berhasil tiba di puncak gunung ini, dia akan
terpesona oleh keindahan pemandangan alam yang jarang
didapat di tempat lain. Dan di dekat puncak, secara aneh
terdapat sebidang tanah yang penuh dengan tanaman sayursayuran dan pohon pohon berbuah!
Dinding puncak yang merupakan dinding karang itu berlubang-lubang, membentuk
guha-guha besar dan di salah sebuah guha yang terbesar dan
amat gelap, terdapat seorang kakek tua renta yang sudah
bertahun-tahun bertapa. Kakek ini pada puluhan tahun yang
lalu pernah menggemparkan dunia persilatan karena dia ini
bukan lain adalah Bu eng Lojin (Kakek Tanpa Bayangan),
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang sakti yang selama puluhan tahun malang melintang di
dunia kang-ouw dan menentang para penjahat sehingga
namanya pernah menggemparkan dunia kang-ouw dan lioklim. Akan tetapi setelah mulai tua, kakek
ini menyadari bahwa jalan kekerasan yang ditempuhnya membuat dia makin jauh
dari kebenaran dan kebahagiaan, maka dia lalu
mengundurkan diri dan bertapa di puncak Kwi-hoa-san, sama
sekali tidak lagi mau mencampuri urusan dunia. Jejaknya ini
kemudian diikuti oleh muridnya yang bukan lain adalah Lui
Sian Lojin, kakek yang usianya berselisih duapuluh tahun dari
gurunya. Pada sore hari itu, ketika matahari condong ke barat dan
kebetulan memuntahkan cahayanya yang kemerahan ke
dalam guha itu karena guha itu memang menghadap ke barat
sehingga untuk beberapa jam lamanya setiap senja guha itu
menjadi agak terang, di depan mulut guha itu nampak
seorang kakek dan seorang anak perempuan berlutut
menghadap ke dalam guha yang dipenuhi cahaya merah
seperti kebakaran! Kakek itu adalah Lui Sian Lojin sedangkan anak perempuan
yang berlutut di sebelah kirinya adalah Gan Ai Ling. Setelah
melakukan perjalanan cepat sekali dengan menggendong anak
6 itu, akhirnya Lui Sian Lojin pada hari itu tiba di puncak Kwihoa-san dan dia langsung mengajak cucu
muridnya itu untuk menghadap di depan guha pertapaan suhunya yang selama
bertahun-tahun tidak pernah menampakkan dirinya itu. Baru
sekarang Lui Sian Lojin berani untuk mengadakan hubungan
dengan gurunya, sedangkan biasanya, hanya beberapa hari
sekali dia menyuguhkan hidangan di depan guha. Kadangkadang hidangan itu lenyap diambil oleh
gurunya di waktu malam akan tetapi kadang-kadang sampai beberapa hari
hidangan itu tidak disentuh orang ! Demikianlah dia sendiri
tidak pernah bertemu muka dengan gurunya sejak bertahuntahun yang lalu, akan tetapi pada senja
hari ini dia nekat, mengajak Ling Ling menghadap di depan mulut guha.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suhu, harap suhu sudi mengampuni teecu yang lancang
mengganggu ketenangan suhu, Akan tetapi, teecu melakukan
hal ini bukan demi diri sendiri, melainkan demi negara, demi
bangsa yang terancam kekalutan." Selanjutnya dengan suara
tenang, satu satu dan jelas Lui San Lojin bercerita tentang
keadaan negara yang kacau, di mana kaisar menjadi boneka
dari para pembesar lalim, bahkan betapa kini terjadi
kekacauan yang mengadu domba antara perkumpulan besar
sehingga batu-baru saja telah mengakibatkan hancurnya Imyang-pai yang diserbu oleh pasukan
pemerintah, padahal menurut pandangannya, tidak mungkin Im-yang-pai yang
melakukan pengacauan terhadap upacara Agama Buddha itu.
"Demikianlah keadaannya, suhu, maka teecu memberanikan
diri mengganggu suhu dari ketenangan dan mengetuk hati
nurani suhu untuk kali lagi mencurahkan tenaga demi rakyat."
Sunyi menyambut ucapan yang panjang lebar dan lama itu,
Ling Ling merasa bulu tengkuknya meremang. Dan
mendengar sukongnya bicara sendiri menghadapi guha yang
kelihatan kosong menyeramkan dan kemerahan itu. Dan tidak
nampak seorangpun di dalamnya, juga tidak ada yang
menjawab agaknya. Akan tetapi, selagi dia hendak menegur
sukongnya yang dianggapnya bicara sendiri tanpa ada
gunanya tiba-tiba terdengar suara lirih yang meraung keluar
dari dalam gua, membuat Ling Ling terkejut setengah mati
dan mukanya menjadi pucat.
"Cin Lok...........!" Suara itu berdengung seperti suara angin
lalu saja, begitu lembut akan tetapi mendatangkan gema yang
menyeramkan Lui Sian Lojin mengangguk anggukkan kepala sampai
dahinya menyentuh tanah. Kakek ini merasa girang sekali
dapat mendengar suara gurunya. Tak salah lagi, itulah suara
gurunya karena siapakah yang mengenal nama kecilnya
kecuali gurunya" Nama kecilnya adalah Bu Cin Lok dan selama
dia merantau di dunia kang-ouw, dia tadinja dikenal sebagai
7 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lui Sian Enghiong karena setelah tamat belajar dia berdiam di
puncak Pegunungan Lui sian, dan kemudian setelah tua dia
dikenal sebagai Lui Sian Lojin. Tidak ada orang lain kecuali
gurunya yang mengenal nama kecilnya maka kini mendengar
suara menyebut nama kecilnya, hatinya tergetar penuh
kegirangan. "Suhu ! Terima kasih bahwa suhu sudi mendengarkan
teecu." "Cin Lok, bukankah dahulu engkau pernah mengambil tiga
orang murid yang kauanggap sebagai tiga ekor naga sakti
yang turun ke dunia untuk membersihkan kejahatan?"
"Ahh, suhu, teecu telah berlaku bodoh sekali ! Teecu tidak
dapat menurunkan ilmu cukup tinggi kepada mereka sehingga
tiga orang murid teecu itu terpaksa mengalami nasib yang
menyedihkan, tewas di tangan musuh yang lihai sewaktu
mereka menjalankan tugas. Karena itulah maka teecu
sekarang menghadap kepadamu. Anak ini adalah puteri dari
kedua orang murid teecu yang telah menjadi suami isteri dan
yang telah tewas pula dalam Keributan Im-yang-pai yang telah
teecu ceritakan tadi."
"Anak itu cukup baik dan berbakat, aku setuju engkau
mengangkatnya sebagai murid," terdengar suara itu.
"Akan tetapi.... teecu khawatir akan mengulangi kesalahan
lama, suhu. Anak ini menghadapi tugas yang jauh lebih berat
dan berbahaya dari pada orang tuanya, maka teecu mohon
kerelaan hati suhu, sudilah suhu turun tangan sendiri mendidik
anak ini agar tidak akan sia-sia lagi usaha teecu."
"Hemm, Cin Lok, apa kaukira bahwa Kwi-hoa san ini
merupakan puncak tertinggi" Di sana masih banyak puncak
lain yang lebih tinggi dan masih ada Gunung Thai - san yang
jauh lebih tinggi, sedangkan di atas puncak Thai - san masih
ada awan dan di atas awan masih ada langit !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan yang halus ini tentu saja dimengerti baik oleh Lui
Sian Lojin. Gurunya tidak mau dianggap sebagai orang
terpandai dan mengingatkan murid itu bahwa di dunia ini
masih terdapat banyak sekali orang yang lebih pandai lagi dan
di atas sekali masih ada langit (Thian) yaitu Yang Maha
Pandai! "Teecu mengerti, suhu. Akan tetapi setidaknya, bimbingan
suhu masih jauh lebih tinggi hasilnya dari pada pendidikan
teecu yang ternyata telah gagal mendidik tiga orang murid itu"
"Hemm...... akhirnya semua ini akan kubawa pergi, untuk
apa bagiku dan apa gunanya kalau tidak ditinggalkan kepada
seorang manusia lain" Cin Lok, suruh anak itu masuk ke
8 dalam." Lui Sian Lojin girang bukan main, cepat dia mendorong
punggung Ling Ling dan berbisik, "Ling Ling, anak yang baik,
cepat kau merangkak ke dalam dan memberi hormat kepada
sucouw!" Ling Ling adalah seorang anak yang cerdik. Tadinya dia
memang takut dan ngeri mendengarkan suara tanpa rupa itu,
akan tetapi dari percakapan itu dia dapat mengerti bahwa
suara itu adalah suara dari kakek buyut gurunya. Sedangkan
kakek gurunya saja telah memiliki kepandaian yang amat luar
biasa, apa lagi kakek buyut gurunya! Tentu sakti seperti dewa.
Maka, sambil memberanikan hatinya yang berdebar, dia
merangkak memasuki guha itu. Ketika dia tiba di dalam, dia
melihat bahwa pada dinding belakang guha itu terdapat lorong
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
yang membelok ke kiri. Pantas saja orangnya tidak nampak.
Kiranya guha itu masih ada terowongannya ke kiri. Dia terus
merangkak memasuki terowongan yang gelap itu dan tiba-tiba
terdengar suara halus, "Berhentilah!".
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ling Ling berhenti, mengangkat muka dan di dalam
keremangan cahaya matahari senja dia melihat bentuk
seorang tua yang sedang duduk bersila. Karena hanya
remang-remang, dia hanya melihat bahwa kakek itu
rambutnya panjang sampai ke pinggang, mukanya tertutup
rambut pula, dan kakek itu mengulur tangan, tahu - tahu dia
merasa bahwa kepalanya telah disentuh oleh tangan yang
berkulit lembut dan halus. Tangan itu menggerayangi
kepalanya, menurun ke muka dan lehernya, kemudian tangan
itu memegang pergelangan tangannya, menekan sebentar dan
menggerayangi punggungnya, Ling Ling merasa geli, akan
tetapi dia menahan diri untuk tidak tertawa.
"Baiklah, Cin Lok. Dia cukup berharga dan cukup kuat
menerima ilmu - ilmu yang selama ini kusimpan kelak.
Kaudidiklah dia lebih dulu, beri dia dasar - dasar ilmu silat
tinggi dan latih dia dengan tekun agar dia mengumpulkan
hawa murni di tubuhnya. Kelak kalau sudah tiba saatnya, aku
akan mendidiknya." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Terima kasih, suhu, terima kasih......."
Terdengar suara Lui Sian Lojin dari luar, dan karena suara
itu memasuki guha dan membalik, maka terdengar aneh dari
sebelah dalam oleh Ling Ling. Ternyata bahwa tidak ada
keanehan apa-apa mengenai suara kakek yang duduk di
dalam guha itu, melainkan suara yang tertutup dan bergema
di dalam guha itu maka terdengar seperti aneh.
"Keluarlah, anak yang baik, dan berlatihlah dengan tekun!"
9 Kakek jang hanya nampak bayangannya itu berkata halus.
Ling Ling yang berlutut itu memberi hormat dengan
mengangguk dan membungkuk sehingga dahinya menyentuh
lantai guha, kemudian dia merangkak mundur sampai di
depan guha, di mana Lui Sian Lojin lalu menggandeng
tangannya, diajak bangkit dan meninggalkan guha itu sambil
berkata dengan girang, "Sumoi, kita berhasil."
Ling Ling terkejut bukan main. "Sumoi" Apa maksud
sukong?" "Hush ! Siapa sukong" Engkaulah sumoiku, dan aku
suhengmu !" kata kakek itu dengan wajah berseri
"Eh, tapi......., sucouw adalah guru sukong, dan sukong
adalah guru ayah ibu .... ahh.....! " Begitu menyebut nama
ayah ibunya, Gan Ai Ling menangis sesenggukan.
"Hushh, jangan menangis!" kakek itu membentak dan Ling
Ling terkejut sekali, karena selain suara itu mengandung
getaran hebat juga tangan kakek itu menempel di
punggungnya dan dia merasa ada hawa yang panas
memasuki tubuhnya dan membangkitkan semangatnya
sehingga seketika tangisnyapun terhenti.
"Ingat, sumoi. Engkau adalah calon seorang: gagah yang
akan mewarisi ilmu kepandaian dari suhu.! Engkau adalah
seorang yang dicalonkan untuk menanggulangi semua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kekeruhan yang timbul di dalam dunia ini. Maka, pertamatama yang harus kau ingat adalah bahwa
menangismerupakan suatu kelemahan yang sama sekali tidak ada
gunanya ! Berduka tidak ada manfaatnya sama sekali, berduka
dalam bentuk iba diri dan kecewa hanya akan melemahkan
diri dan merupakan pantangan besar bagi seorang gagah.
Mengertikah engkau ?"
Anak kecil berusia delapan tahun itu mengangguk-angguk
dan sikapnya sudah seperti seorang dewasa saja! Lui Sian
Lojin tersenyum girang dan dia mengelus kepala sumoinya
yang sama sekali tidak patut menjadi sumoinya patutnya
menjadi cucunya itu. Dan mulailah Ling Ling mengalami
kehidupan yang baru sama sekali Mulailah dia hidup di tempat
sunyi itu, setiap hari digembleng ilmu oleh suhengnya yang
pernah menggembleng ayah dan ibunya, juga di tempat yang
sama. Dongeng tentang ayah ibunya ketika masih kecil dan
juga belajar ilmu di tempat ini membuat Ling Ling menjadi
bergembira dan semangat. Baiknya Lui Sian Lojin adalah
seorang kakek yang bijaksana dan dia dapat melayani watak
seorang anak - anak mengajak Ling Ling di samping belajar
ilmu juga bermain-main, mengajaknya turun gunung sewaktuwaktu untuk mengunjungi dusun-dusun
dan bertemu dengan manusia-manusia lain, dan di samping menggemblengnya
dengan ilmu silat atau dasar ilmu silat tinggi, juga tidak lupa
10 dia mengajar ilmu membaca dan menulis kepada anak ini.
~0-dwkz~bds~234-0~ Kita tinggalkan dulu Ling Ling yang memulai kehidupan
baru di puncak Kwi-hoa-san, dan sebaiknya kita mengikuti
pengalaman Coa Gin San, murid dari pendekar Gan Beng Han
dan isterinya yang tewas ketika berusaha mencari murid ini.
Kemanakah perginya Coa Gin San"
Seperti telah diceritakan di bagian depan ketika terjadi
keributan di dalam Kelenteng Ban-hok-tong di kota Cin-an, Gin
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
San terbawa oleh para saikong yang mengadakan pengacauan
itu dan tidak ada seorangpun tahu ke mana anak itu dibawa
pergi karena tidak meninggalkan jejak sama sekali. Menurut
dugaan Thian Khi Hwesio, Gan Beng Han dan yang lain-lain.
para penyerbu itu adalah orang-orang dari Im-yang-pai
sehingga akibatnya Im-yang-pai mengalami penyerbuan dan
dihancurkan oleh pasukan pemerintah. Akan tetapi benarkah
demikian " Tepat seperti dugaan Lui Sian Lojin, memang
sesungguhnya Im-yang-pai hanya terkena fitnah belaka. Imyang-pai tidak tahu-menahu tentang
penyerbuan itu. Akan tetapi siapakah para saikong yang amat lihai itu, yang telah
menyerbu kuil dan mengacaukan upacara penyambutan benda
suci dari Agama Buddha" Mereka itu sesungguhnya adalah
orang-orang yang menjadi anggauta perkumpulan Agama
Beng-kauw ! Pada waktu itu, aliran agama atau kebatinan Beng-kauw
merupakan aliran kebatinan yang menyeleweng dan dimasuki
oleh golongan sesat di dunia kang-ouw, dan pelajaranpelajarannya menjurus ke ilmu klenik dan
sihir. Bagaimanakah asal-usul dari aliran kebatinan Beng kauw ini" Tidak banyak
orang tahu, akan tetap menurut catatan lama, aliran
kebatinan ini datang dari dunia barat, yaitu tepatnya dari
Negara Persia (Iran). Beng-kauw berarti Agama Terang dan
asalnya dari Agama Mani Iran, atau yang terkenal dengan
sebutan Manichaeism. Mani adalah nama seorang pemuda
bangsawan, terlahir dalam tahun 200 kurang lebih, dan
terdidik dalam lingkungan sekte Mandaeans. Pada waktu itu
terdapat dua agama besar yang saling bersaing dan
bermusuhan, yaitu Agama Kristen dan Agama Mithraism,
sedangkan agama asli dari Persia sendiri adalah Agama
Magism. Pemuda Mani mempelajari semua agama ini,
memperkembangkannya, bahkan mengambil bagian-bagian
yang dirasa cocok dan dicampur adukkan sehingga dia
berhasil membangun suatu agama baru yang kemudian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
11 berkembang dan dinamakan menurut namanya, yaitu Agama
Manichaeism. Tentu saja karena berasal dari penggabungan
tiga agama Kristen, Mithraism dan Magism, maka Agama
Manichaeism ini mempunyai bagian-bagian dari tiga agama
itu. Dengan penuh semangat, Mani secara resmi mendirikan
agamanya itu pada hari penobatan Raja Persia, yaitu Raja
Shapur ke I yang menaruh simpati kepada ajaran agama baru
ini. Karena memperoleh dukungan raja yang berkuasa, maka
Mani dapat bergerak bebas, dan dia berkelana ke seluruh
negeri untuk menyebarkan agamanya. Bahkan dia
mengunjungi luar negeri, sampai ke India dan ke Tiongkok
sebelah barat. Karena di Tiongkok dia sukar memperoleh
penyambut, dia kembali ke Persia dan mulailah ia memperoleh
banyak pengikut, bahkan banyak kaum bangsawan dan
keluarga raja yang menjadi pengikutnya. Akan tetapi, diamdiam kaum Agama Magism merasa iri
dan memusuhinya sebagai penyebar agama palsu. Hanya karena Raja Shapur I
mendukungnya, maka Mani masih dapat bergerak dengan
leluasa. Bahkan raja penggantinya, yaitu Raja Hormizd, juga
terpengaruh oleh Manichaeism sehingga agama ini dapat
berkembang biak dengan suburnya.
Akan tetapi ketika Mani mulai menjadi tua, Raja Hormizd
diganti oleh Raja Barham I yang beragama Magism dan
condong kepada kasta Magians. Mani kehilangan tempat
berpijak yang kokoh, dia ditangkap dan diserahkan kepada
kasta Magians yang menjadi musuhnya dan Mani dihukum
mati sebagai seorang penyebar agama palsu, sebagai utusan
iblis ! Setelah itu, pemerintah Persia di bawah Raja Barham I
berusaha untuk membasmi Agama Manichaeism, akan tetapi
tidak begitu berhasil karena memang sudah banyak
pengikutnya dan ketika terjadi pembasmian itu, banyak
pengikut yang pergi melarikan diri ke timur, ke India dan ada
pula yang pergi ke Tiongkok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Aliran kebatinan Manichaeism berkembang menjadi aliran
kebatinan yang mendambakan mistik dan klenik. Pada
mulanya, Mani sendiri menganut paham dualisme, seperti
paham kaum kebatinan Im Yang. Menurut Mani, terang adalah
baik dan gelap adalah jahat. Pengetahuan tentang agama
Mani atau Beng-kauw adalah pengetahuan tentang alam dan
unsur-unsurnya, antara kebalikan-kebalikan, dan penyelamatan adalah proses membebaskan unsur terang dari
gelap. Menurut Mani, di dalam alam semesta terdapat dua
kekuasaan yang saling bertentangan, yaitu Terang dan Gelap.
12 Setan lahir di Kerajaan Gelap. Selanjutnya, menurut pelajaran
Mani, manusia pertama adalah ciptaan Setan, akan tetapi di
dalam manusia itu juga terdapat unsur Terang dari Tuhan.
Setan beruasaha untuk mengikat manusia dengan kegelapan
atau kejahatan, namun roh-roh Terang berusaha untuk
membebaskannya, Mani sendiri menamakan dirinya sebagai
Duta Terang. Inilah asal mulanya nama Beng-kauw (Agama
Terang), hanya dengan bantuannya dan murid-muridnya yang
terpilih maka Terang dapat dipisahkan dari Gelap.
Seperti dalam segala macam agama yang ada di dunia ini,
dasar dari pada agama itu adalah untuk menuntun manusia ke
dalam kebaikan. Demikian pula dengan Beng-kauw atau yang
asalnya bernama Manichaeism itu. Di antara para
penganutnya, terdapat penganut atau umat biasa dan ada
pula yang pilihan. Penganut pilihan ini harus mentaati
bermacam-lacam larangan, diantaranya adalah larangan
membunuh mahluk berjiwa. Akan tetapi dari prakteknya,
agama menjadi semacam pegangan untuk kesenangan diri
pribadi, untuk penghiburan dan tempat menggantungkan
harapan-harapan, untuk melarikan diri dari kenyataan hidup,
dan akhirnya Manichaeism juga penuh dengan penyelewengan
- penyelewengan dari dasar semula. Banyak dipelajari ilmuilmu sihir dan mistik. Akan tetapi harus
diakui bahw agama ini pernah menjadi agama besar yang menguasai hampir seluruh
Persia, bahkan meluas sampai ke India dan ke Tiongkok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Demikanlah catatan ringkas tentang Agama Mani atau
Agama Terang yang hanya hidup sampai pada abad ke
tigabelas itu. Biarpun di Tiongkok agama ini belum pernah
menjadi agama terbesar, namun setidaknya pada waktu cerita
ini terjadi Agama Beng-kauw merupakan agama yang menjadi
saingan aliran-aliran lain, sungguhpun Agama Beng-kauw ini
dikenal sebagai agama yang banyak dipeluk oleh golongan
sesat dari dunia persilatan.
Pada waktu cerita ini terjadi, aliran Beng-kauw belum
begitu kuat, belum terpusat dan di mana-mana ada tokoh
yang menyusun perkumpulan-perkumpulan sendiri, menggunakan nama Beng-kauw, dan biarpun ada unsur unsur
Agama Beng-kauw di dalamnya, namun sudah bercampur
dengan segala macam aliran yang mengutamakan mistik dan
sihir, ketahyulan yang memuja kekuasan-kekuasan mujijat
sehingga agama yang pada mulanya dimaksudkan untuk
menjadi penerang ini malah menjadi sumber orang-orang
yang memuja kegelapan! Di daerah utara, Beng-kauw dikuasai oleh tiga orang
13 saikong yang amat lihai. Mereka itu dikenal dengan nama
Kwan Cin Cu, Hok Kim Cu, dan Thian Bhok Cu. Mereka bertiga
ini memimpin Agama Beng-kauw yang dibawa dari India oleh
seorang pertapa dari Himalaya, seorang kakek aneh yang
sakti, ahli ilmu silat tinggi dan ahli sihir. Kakek ini sebetulnya
adalah peranakan India, bernama Maghi Sing, akan tetapi
karena selama puluhan tahun dia berkelana di Tiongkok, maka
dia mahir berbahasa Han, bahkan memiliki julukan See-thian
Siansu ( Kakek Sakti dari India ).
Akan tetapi, karena maklum bahwa aliran kebatinan
mereka dicurigai dan dimusuhi fihak-fihak lain, bahkan pernah
digempur oleh para pendekar dari partai - partai persilatan
besar yang menganggap praktek-praktek mereka itu
menyesatkan rakyat dan menjurus ke arah kecabulan dan
penggunaan obat bius, maka akhirnya aliran kebatinan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyembunyikan diri. Ketika aliran kebatinan Beng-kauw itu
dipimpin oleh Kwan Cin Cu dan dua orang sutenya. di bawah
perlindungan gurunya maka mereka itu mengambil tempat
yang tersembunyi dan rahasia, yaitu di dalam guha-guha di
sepanjang pantai Po-hai, di dekat muara Sungai Huangho. Di
dalam sebuah di antara guha - guha besar itulah See-thian
Siansu atau Maghi Sing bertapa, dan tiga orang muridnya
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memimpin para anggauta Beng-kauw di tempat terpencil ini.
Karena pernah dimusuhi oleh para pendekar dan aliran
kebatinan yang lain, maka timbul dendam dan sakit hati pada
batin para anggauta Beng-kauw. Oleh karena itu, selalu
mereka menanti kesempatan untuk membalas dendam.
Akhirnya, atas petunjuk dari Maghi Sing, Beng-kauw mulai
bergerak untuk menjalankan siasat mereka untuk mengadu
domba agar sakit hati mereka dapat terbalas. Biarkan aliran
aliran lain itu bermusuhan sendiri dan yang menjadi sasaran
pertama mereka adalah Im-yang-kauw. Maka terjadilah
penyerbuan di Kuil Ban-hok tong di Cin-an itu, pada waktu
Agama Buddha yang merupakan agama terbesar di waktu itu
dan didukung oleh pemerintah, melakukan upacara
penyambutan benda suci. Dengan menyamar sebagai orangorang Im-yang-kauw, mereka telah
mengadu domba antara orang-orang Im yang-kauw dengan orang-orang Agama
Buddha dan dengan pemerintah!
Saikong yang memimpin penyerbuan itu adalah seorang
tokoh tingkat dua dari Beng kauw, yang menjadi murid utama
dari tiga orang pemimpin Beng-kauw itu. Dialah yang
menangkap Gin San ketika anak ini terbawa di atas kepala
liong. Karena anak itu telah mengetahui segalanya, maka para
anggauta Beng-kauw ini menangkapnya dan membawanya
pulang ke pantai Po-hai. Murid utama atau saikong yang memimpin penyerbuan itu
14 adalah si muka kuning yang bersenjata sepasang kongce dan
dalam penyerbuan itu, selain dibantu oleh para anak buah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng-kauw dia juga dibantu oleh tiga orang adik
seperguruannya, semuanya tokoh-tokoh kelas dua dari Bengkauw. Yang pertama adalah saikong
muka brewok bersenjata siang-kiam, sedangkan ke tiga dan ke empat adalah dua orang
nenek yang juga merupakan murid-murid terpandai dari tiga
orang pimpinan Beng-kauw itu.
Saikong muka kuning bersama sutenya dan dua orang
sumoinya kini telah menghadap tiga orang pemimpin Bengkauw sambil membawa Gin San yang
ditotok dan selain tidak mampu bergerak, juga tidak dapat mengeluarkan suara.
Mereka berempat berlutut di depan tiga orang kakek yang
duduk di atas kursi berukir, dan Gin San dibiarkan rebah di
atas lantai batu. Kakek muka kuning menceritakan hasil dari
pengacauan yang mereka lakukan di kuil Ban-hok-tong itu,
didengarkan dengan penuh perhatian oleh tiga orang gurunya.
"Bagus!" kata Kwan Gin Cu yang bertubuh tinggi besar.
"Dan apakah engkau telah meninggalkan lencana itu?"
"Teecu telah sengaja membiarkan hwesio itu merampas
lencana yang tergantung di leher teecu," jawab si muka
kuning. Tiga orang kakek pimpinan Beng-kauw itu tertawa girang.
"Bagus, bagus! Kalau begitu tidak percuma aku bersusah
payah membunuh orang Im - yang - pai itu l" kata Thian Bhok
Cu, ketua ke tiga yang bertubuh kate dan bersikap lemah
lembut itu. Kiranya ketua ketiga Beng-kauw ini sendiri yang
telah membunuh Liang Bin Cu, tokoh Im-yang-pai, dan
merampas lencananya untuk dipergunakan menjatuhkan
fitnah kepada Im - yang - pai.
Hok Kim Cu sejak tadi memandang kepada Gin San yang
rebah di atas lantai. Anak ini tidak pingsan, hanya tidak
mampu bergerak dan tidak mampu bersuara, akan tetapi
kebetulan sekali dia rebah dengan muka menghadap kepada
tiga orang ketua Beng-kauw itu. Matanya dapat melotot dan
bergerak - gerak, dengan sinar matanya yang tajam penuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keberanian dia menentang tiga orang kakek yang duduk di
atas kursi itu. Hok Kim Cu tertarik sekali. Sekali pandang saja
dia tahu bahwa anak laki - laki itu bukanlah anak laki - laki
biasa. Dalam keadaan seperti itu, anak laki-laki lain tentu akan
pucat ketakutan atau setidaknya akan menangis, akan tetapi
anak ini sama sekali tidak kelihatan takut, bahkan matanya
bersinar-sinar penuh keberanian dan kemarahan, memandang
tiga orang kakek ketua Beng-kauw dengan penuh tantangan!
15 Hok Kim Cu ini teringat akan anaknya sendiri, anak laki - laki
tunggal yang telah mati ketika baru berusia lima tahun.
Karena anaknya itu sakit dan mati ketika dia sedang
bepergian, maka ketika dia pulang dan mendengar anaknya
telah mati dan telah dikubur, dia menjadi marah sekali, dan
seketika dia membunuh isterinya sendiri yang dipersalahkan
tidak dapat menjaga anak tunggal itu! Semenjak saat itu, Hok
Kim Cu tidak pernah kelihatan gembira dan kini setelah dia
melihat Gin San, timbul rasa tertarik dalam hatinya. Kalau
anaknya tidak mati, tentu seperti ini besarnya dan akan
banggalah dia mempunyai anak yang demikian tabah dan
bersemangat seperti anak ini!
"Hei, siapakah anak ini dan kenapa kalian membawanya ke
sini" Kalian tahu bahwa tempat ini tidak boleh diketahui orang
lain!" tiba-tiba Hok Kim Cu menegur empat orang murid itu.
Mendengar teguran suhu mereka yang ke dua itu, empat
orang tokoh Beng-kauw ini. menjadi terkejut dan ketakutan.
Mereka tahu akan bengisnya peraturan di Beng-kauw, maka
cepat mereka berlutut dan minta ampun. "Harap sam-wi suhu
sudi mengampuni teecu berempat. Anak ini adalah anak yang
berani mengganggu usaha teecu pada malam hari ketika
mengacau perayaan di kuil sehingga hampir menggagalkan
usaha itu." Si muka kuning lalu menceritakan peristiwa itu,
didengarkan oleh tiga orang kakek itu yang kini memandang
kepada Gin San penuh perhatian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nah, karena anak ini telah mengetahui kesemuanya dan
mengenal teecu, maka teecu, merasa bahwa tidak baik kalau
melepaskan dia, maka teecu membawanya ke sini, mohon
keputusan dari suhu sekalian hukuman apa yang akan
dijatuhkan kepadanya."
Thian Bhok Cu, ketua ke tiga yang katai dan lemah lembut
itu, kini bangkit dari kursinya dan menghampiri Gin San. Ketika
dia berjalan itu, nampak keanehan pada diri kakek berusia
kurang lebih empatpuluh lima tahun ini, Jalannya berlenggang
halus, berlenggak-lenggok langkahnya, seperti langkah
seorang perempuan! Dan matanya .bersinar genit, mulutnya
tersenyum aneh ketika dia mengamat-amati wajah dan tubuh
Gin San. Orang ke tiga dari pimpinan Beng-kauw ini memang
mempunyai pembawaan yang aneh. Dia amat suka kepada
laki-laki, terutama yang masih muda remaja, dan selamanya
dia tidak pernah mendekati wanita, apa lagi menikahi. Dia
adalah seorang bertubuh pria akan tetapi berselera wanita,
maka dia suka sekali kepada laki-laki muda belia. Kini, melihat
Gin San, dia tertarik sekali!
"Hemm, karena dia orang luar, mestinya dia dibunuh. Akan
tetapi........ eh, serahkan saja dia kepadaku dan dia akan
menjadi orang dalam, menjadi muridku........ hi - hik !" Dan
16 Thian Bhok Cu terkekeh genit seperti orang yang malu-malu
karena ketahuan rahasianya atau kelemahannya. Ketika
terkekeh ini, otomatis dia mengangkat tangan kiri dan
menggigit telunjuknya dengan sikap genit sekali sehingga
menjadi menyeramkan! Wajah Hok Kim Cu yang sejak tadi sudah tertarik itu
berubah merah. "Tidak, sute ! Dia mengingatkan aku kepada
puteraku, serahkan saja dia kepadaku! "
Melihat kedua orang sutenya itu bersitegang Kwan Cin Cu
lalu mengangkat tangan dan berkata kepada empat orang
muridnya. "Kalian berempat boleh mengundurkan diri dan
mengaso, biarkan anak ini di sini !"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Empat orang murid itu bernapas lega karena mereka tidak
menerima hukuman karena membawa anak itu, maka setelah
memberi hormat, dua orang saikong dan dua orang nenek itu
lalu mengundurkan diri. Setelah mereka pergi, Kwan Cin Cu
berkata kepada dua orang kakek itu. "Sute berdua jangan
memperebutkan dia. Ketahuilah bahwa sejak dia dibawa
masuk, aku sudah memutuskan untuk menghukum mati dia.
Dia adalah orang dari fihak musuh, tentu akan mendendam
kepada kita dan kelak akan membahayakan kalau dibiarkan
hidup. Aku sendiri yang akan membunuhnya, sute. "
"Aihhhh........ twa-suheng licik, ah! Apakah kaukira kami
tidak tahu bahwa twa-suheng tentu hendak menggunakan
darah dan otak anak ini untuk menyempurnakan Ilmu Toatbeng-tok-ciang yang sedang kaupelajari
itu," kata Thian Bhok
Cu. Kiranya pada waktu itu, orang pertama dari tiga ketua
Beng-kauw ini sedang menerima ilmu baru dari suhu mereka,
ilmu pukulan yang disebut Toat-beng-tok-ciang (Tangan
Beracun Pencabut Nyawa) ! Ilmu pukulan ini adalah ilmu
pukulan keji, melatih tangan menjadi beracun dan caranya
adalah merendamnya dengan segala macam racun rahasia
dan minum darah dan makan otak anak-anak yang memiliki
darah bersih dan tulang yang baik! Untuk menyempurnakan
ilmu mujijat ini. Kwan Cin Cu telah minun darah dan makan
otak enam orang anak pilihan, dan ketika tadi dia melihat Gin
San, dia tertarik sekali dan ingin minum darah dan makan otak
anak ini untuk memperlengkapi latihannya ! Memang, di
antara tiga orang murid Maghi Sing, Kwan Cin Cu ini termasuk
yang paling lihai, sungguhpun dua orang sutenya juga luar
biasa sekali kepandaian mereka dan tidak banyak selisihnya
dengan kepandaiannya sendiri.
Wajah Kwan Cin Cu berobah merah mendengar teguran
Thian Bhok Cu. "Sam-sute, kalau benar demikian, kau mau
apa" Dia ini orang luar, bahkan dari fihak musuh dan
17 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semestinya dihukum mati. Dan kalau aku mengambil darah
dan otaknya, apa salahnya?"
"Nanti dulu, suheng l" Hok Kim Cu yang tinggi kurus akan
tetapi suaranya parau besar itu berseru dan juga dia sudah
berdiri dari kursinya. "Seperti kukatakan tadi, sewaktu tadi
suheng bicara dengan para murid, aku telah memperhatikan
anak ini yang mempunyai kemiripan dengan mendiang
puteraku. Maka aku ingin mengambil dia sebagai pengganti
anakku. " "Tidak ! Dia adalah calon muridku.......... " Thian Bhok Cu
menjerit dengan suara wanitanya.
"Murid apa! Paling-paling menjadi kekasihmu dan kaupaksa
dia menemanimu tidur !" Hok Kim Cu mengejek.
"Kalau begitu kau mau apa" Ji-suherg, jangan kira aku
takut padamu ! " teriak Thian hok Cu galak.
"Akupun tidak takut kepadamu, dan juga aku akan
menentang kalau twa suheng akan membunuh anak ini!" kata
Hok Kim Cu. "Hemm, sungguh tidak baik kalau kita bertiga berebutan
seperti ini ! Masa kita harus berkelahi sendiri memperebutkan
seorang bocah yang datang dari fihak musuh " Kwan Cin Cu
mengerutkan alisnya, lalu memandang kepada anak itu yang
sama sekali tidak kelihatan takut mendengar dirinya
diperebutkan itu. Sebenarnya, jantung Gin San berdebar
penuh ketegangan dan dia mengikuti seluruh perbantahan itu
dengan penuh perhatian. Akan tetapi, memang pada dasarnya
anak ini pemberani dan tidak pernah mengenal takut, maka
dia tidak memperlihatkan ketegangan hatinya itu pada
wajahnya, "Biarlah kita serahkan kepada anak ini sendiri untuk
menentukan." Akhirnya Thian Bhok Cu mendapatkan akal.
Sekali tangannya bergerak, dia telah menepuk leher dan
punggung Gin San dan seketika anak itu mampu bergerak dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersuara lagi. Gin San bangkit duduk menggosok-gosok kedua
kakinya yang terasa lemas, kemudian diapun bangkit berdiri,
menghadapi tiga orang kakek yang menyeramkan itu.
"Hei, anak manis! Lekas kaupilih sendiri di antara kami
bertiga, siapa yang kaupilih" Kaupilih aku, ya " Tanggung pasti
senang !" Thian Bhok Cu berkata sambil tersenyum meringis
dalam usahanya menarik muka manis, akan tetapi karena
memang mukanya buruk, maka aksinya sebagai seorang
wanita itu malah membuat wajahnya kelihatan mengerikan
dan menakutkan. "Hemm, kaupilih aku saja, matimu tidak sampai tersiksa! "
kata Kwan Cin Cu yang tinggi besar.
18 "Anak baik, akulah calon ayahmu, engkau kujadikan
pengganti anakku!" kata Hok Kim Cu tidak mau kalah. Gin San
adalah seorang anak yang luar biasa sekali. Dia tidak pernah
mengenal takut, dan disamping ini diapun cerdik luar biasa.
Akan tetapi, menghadapi tiga orang kakek yang menyeramkan
itu, dia merasa ngeri juga. Sambil menggosok-gosok kedua
lengannya yang masih kesemutan itu dia memutar otak
mencari akal. Dia tahu bahwa dirinya berada dalam ancaman
bahaya. Terjatuh ke tangan seorang di antara tiga kakek iblis
ini, yang manapun, dia sama sekali tidik suka, karena dia tahu
bahwa kalau dia tidak mati, tentu akan hidup tersiksa. Akan
tetapi, menolak begitu sajapun berarti dia akan mati. Maka
sebaiknya menggunakan akal agar kematiannya itu dapat
tertunda, waktu hidupnya dapat diperpanjang sehingga dia
dapat mencari akal dan kesempatan untuk dapat meloloskan
dan melarikan diri. "Biarkan aku memeriksa kalian dan memilih - milih,"
akhirnya dia berkata sambil pura-pura memandang mereka itu
dengan sepasang matanya yang jeli dan tajam itu, padahal
sejak tadi sebelum dibebaskan dari totokanpun dia sudah
memperhatikan mereka bertiga. Dia menghampiri Kwan Cin
Cu yang tersenyum-senyum. Dia memandang wajah kakek ini,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lalui bentuk tubuhnya yang tinggi besar seperti raksasa, lalu
mengangguk-angguk. "Locianpwe ini gagah perkasa seperti Kwan Kong, maka
mati di tangan locianpwe merupakan kematian yang terhormat
sekali!" "Ha - ha - ha, bagus sekali! Nah, kedua sute, dengarkah
kalian" Anak ini bicara tepat ! " kata Kwan Cin Cu, hatinya
bangga bukan main sehingga kepalanya terasa melembung
besar. Dia disamakan dengan Kwan Kong atau Kwan In Tiang,
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
panglima atau pahlawan yang amat terkenal di jaman Sam kok.
Akan tetapi Gin San sudah melangkah menghampiri Hok
Kim Cu. Sebenarnya, kepada kakek inilah hatinya lebih
condong karena kakek ini tadi menyatakan hendak
mengambilnya sebagai anak, pengganti anaknya yang mati.
"Locianpwe ini juga amat gagah perkasa seperti Thio Hwi,
maka menjadi puteranya tentu amat terhormat dan mulia,"
katanya. "Ha-ha, kaudengar tadi " Dia lebih suka menjadi anakku,
dan dia benar, kalau dia menjadi anakku, dia akan menjadi
seorang anak yang terhormat dan mulia, juga terlindung
karena aku akan melindunginya dengan taruhan nyawaku !"
Orang ke dua dari pimpinan Beng-kauw ini juga merasa
bangga sekali. Thio Hwi adalah seorang tokoh pula di antara
pahlawan-pahlawan jaman Sam-kok, yang kedudukannya
boleh dikatakan sejajar dengan Kwan Kong.
19 Akan tetapi Gin San sudah menghampiri kakek ke tiga yang
tertawa tawa dan tersenyum-senyum dengan sikap genit!
Diam diam Gin San merasa serem berdekatan dengan kakek
bertubuh kate dan lemah lembut ini, sikapnya dan gerakgeriknya seperti wanita yang genit akan
tetapi wajahnya kasar dan buruk sehingga menimbulkan perasaan serem di dalam
hatinya membuat bulu tengkuknya meremang. Akan tetapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak ini menguatkan hatinya dan sambil menatap wajah kakek
ke tiga ini dia berkata, "Locianpwe ini amat ramah dan manis
budi, kalau menjadi muridnya tentu amat menyenangkan
sekali !" "Hi-hik, ha ha ha ! Ji-suheng dan twa-suheng dengarlah
baik-baik. Bukankah dia lebih senang kepadaku ?" katanya
sambil tertawa-tawa dan menutupi mulutnya dengan tangan
seperti lagak seorang dara remaja !
Kegembiraan Kwan Cin Cu yang dianggap sebagai Kwan
Kong tadi makin berkurang ketika dia mendengar betapa anak
itupun memuji-muji kedua orang sutenya, maka kini dengan
suara lantang dan galak dia membentak, "Jadi siapakah yang
kaupilih antara kami bertiga" "
"Pilih aku saja, calon ayahmu !" Hok Kim Cu berkata.
"Tidak, pilih aku saja, ya sayang?" Thian Bhok Cu
membujuk. Gin San memandang kepada mereka bertiga secara
bergantian, kemudian terdengar lantang jawabannya yang
ditunggu - tunggu oleh tiga orang itu,
"Aku tidak pilih siapa-siapa!"
'Ehh.......?" Tiga orang kakek itu terkejut dan air muka
mereka mulai berubah, bengis dan marah. Melihat ini, Gin San
cepat menyambung kata-katanya tadi,
'"Aku tidak memilih siapa-siapa atau aku juga memilih
semuanya! Locianpwe bertiga sama hebat, sama gagah, maka
bagaimana aku dapat memilih seorang di antara kalian" Juga
aku tidak mungkin bisa memilih semuanya! Sekarang begini
saja, dari pada berebut, dan karena akupun tidak bisa berat
sebelah memilih seorang di antara locianpwe bertiga,
bagaimana kalau diadakan sayembara saja" "
"Sayembara.......?" Tiga orang kakek itu bertanya dengan
penuh perhatian. Memang amat mengherankan betapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seorang anak laki-laki kecil yang usianya baru sepuluh tahun
itu telah dapat mempermainkan tiga orang kakek iblis yang
amat terkenal sebagai pimpinan atau ketua dari Beng-kauw
itu! Padahal tokoh-tokoh besar di dunia kang-ouw pun akan
gemetar dan ketakutan kalau berhadapan dengan mereka
20 bertiga ini! "Ya, sayembara. Aku mempunyai suatu teka-teki, suatu
rahasia alam yang sampai kini belum ada ahli yang mampu
memecahkannya. Nah, siapa di antara locianpwe bertiga
mampu menjawab teka teki atau pertanyaan abadi ini,
menjawab dengan tepat, jujur, dan tidak dapat dibantah
kebenarannya, dialah yang menang dan aku tentu memilih
dia!" Kaum penganut Beng kauw adalah orang-orang yang suka
akan segala macam ilmu klenik, suka akan segala kemujijatan
dan akan "kebatinan" yang muluk-muluk, penuh rahasia dan
yang mengandung mistik, juga mereka terkenal suka akan
permainan kata-kata yang tinggi-tinggi dan sukar diartikan.
Maka kini mendengar usul anak kecil ini, tentu saja mereka
tertarik bukan main, wajah mereka berseri dan mereka ingin
sekali segera mendengar apa gerangan teka-teki yang
mengandung rahasia alam itu! Mereka yang gila akan hal-hal
aneh ini, yang gemar berbantahan dengan hal-hal yang
mereka namakan "soal-soal batiniah", yang abstrak-abstrak,
yang gaib gaib, tentu saja sama sekali tidak tahu bahwa
mereka sedang dipermainkan oleh anak nakal ini! Seorang
anak kecil berusia sepuluh tahun seperti Gin San ini mana tahu
tentang segala klenik dan kebatinan" Kalau dia membual dan
menantang itu adalah karena dia hendak menggunakan akal
mengulur waktu sambil mencari siasat dan kesempatan untuk
menyelamatkan diri. Tentu saja anak ini hanya mengenal teka
teki kanak-kanak, segala macam cangkriman permainan
kanak-kanak yang kadang-kadang memang mengandung
pertanyaan pertanyaan yang tak masuk di akal dan bahkan
orang tuapun tidak mampu menjawabnya!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lekas katakan apa teka-teki itu ! " kata Kwan Cin Cu
sambil mendekat. "Hayo keluarkan semua pertanyaanmu tentang ilmu gaib,
pasti dapat kujawab ! " Hok Kim Cu menyombongkan diri.
"Hi-hik, memang engkau menyenangkan sekali!" kata Thian
Bhok Cu sambil mengelus dagu Gin San, "Pandai berteka teki,
hi-hik!" Gin San mengkirik. Balu tengkuknya meremang ketika
merasakan usapan jari-jari yang dilakukan demikian mesra
dan halus. Dagunya terasa geli dan bulu tengkuknya
meremang. "Teka-tekiku ini hanya sebuah dan agar tidak sampai
berebut dan tidak ikut-ikutan, maka sebaiknya kalau locianpwe
bertiga memberi jawaban dengan tulisan di atas kertas.
Dengan demikian kalian tidak dapat saling menjiplak !"
"Bagus, bagus" Kwan Cin Cu berseru. "Itu benar sekali !"
sambung Hok Kim Cu. "Anak yang baik, anak yang tampan, anak yang pandai, hihik!" Thian Bhok Cu memuji-muji. Mereka
21 lalu sibuk mengambil kertas dan alat tulis, persis seperti tiga orang anak
kecil yang hendak diuji kepandaian mereka oleh seorang guru
sekolah mereka ! Diam-diam Gin San merasa geli juga
sungguhpun dia masih bingung karena dia belum bisa
menemukan kesempatan untuk melarikan diri.
"Nah, sebelum aku memberitahukan teka-tekiku, hendaknya locianpwe bertiga ingat betul bahwa yang menang
adalah dia yang dapat memberi jawaban yang tepat, jujur,
dan yang tidak dapat dibantah lagi kebenarannya. Kalau
jawaban itu masih dapat dibantah, maka jawaban itu berarti
tidak benar ! " Tiga orang kakek itu memandang kepada Gin San dengan
mata tak pernah berkedip, dan dengan penuh perhatian dan
ketegangan, dan mereka mengangguk menyetujui. Memang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tentu saja jawaban yang benar adalah yang tepat dan yang
tidak dapat dibantah lagi kebenarannya. Ini sudah sewajarnya!
"Nah, dengarkan sekarang teka-tekiku yang menjadi
rahasia alam, sam-wi locianpwe !" kata Gin San dengan suara
lantang dan denga lagak menggurui ! "Pertanyaan teka-teki
itu adalah: Siapakah di antara telur dan ayam yang lebih dulu
berada di dalam dunia ini ?"
Tiga orang kakek yang sudah memasang telinga penuh
perhatian dan ketegangan itu, sejenak melongo, kemudian
muka mereka menjadi merah karena mereka merasa
dipermainkan ! Ada rasa geli juga dan dalam hati mereka di
samping kemarahan. Pertanyaan itu merupakan teka teki
senda gurau yang dilakukan oleh anak anak !
"Jangan main main kau !" bentak Kwa Cin Cu marah. ,
"Siapa main main, locianpwe" Bukankah merupakan
pertanyaan yang amat baik" Kita sudah sama mengenal apa
itu telur dan apa ayam, akan tetapi dapatkah locianpwe
bertiga menjawab mana di antara keduanya itu yang lebih
dulu berada di dalam dunia" Nah, jawablah, akan tetapi harus
tepat dan jawaban harus tidak dapat dibantah pula
kebenarannya." Tiga orang kakek: itu mengerutkan alisnya dan mulailah
mereka berpikir- pikir. Mereka sudah biasa membicarakan dan
mempelajari tentang rahasia alam, rahasia perbintangan,
rahasia nasib manusia dan sebagainya lagi. Dan kini mereka
dihadapkan dengan pertanyaan remeh yang biasanya untuk
permainan kanak-kanak! Akan tetapi, begitu mereka
memikirkan dengan mendalam, nampaklah oleh mereka
22 kesukaran dalam menjawab pertanyaan itu. Makin
direnungkan, makin sulitlah jawabannya, karena jawaban
apapun yang diberikan adalah serba salah. Padahal bagi Gin
San sesungguhnya dia tidak ingin benar benar bermain tekateki melawan tiga orang kakek itu. Dia
tidak perduli apakah ayamnya yang ada lebih dulu, ataukah telurnya. Yang penting
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bagi dia adalah penguluran waktu untuk menyelamatkan diri.
Maka dia membiarkan tiga orang kakek itu mengerutkan alis,
Kadang-kadang memejamkan mata, menggosok-gosok dahi,
pelipis, menjambak-jambak rambut, mengeluh dan menggereng. Akan tetapi celakanya, setiap kali dia
menggerakkan kaki hendak menjauhkan diri, tentu ada
seorang di antara mereka yang memandangnya sehingga dia
selalu harus membatalkan niatnya untuk lari.
Kini tiga orang kakek itu mulai mencorat-coret di atas
kertas masing masing. Mereka itu demikian tekun, persis tiga
orang anak sekolah menghadapi ujian ! Ketika melihat tiga
orang kakek itu sudah mulai menulis dan mencurahkan
seluruh perhatian kepada kertas di depan mereka, diam diam
dan perlahan-lahan Gin San keluar dari dalam ruangan itu
dengan hati hati sekali. Jantungnya berdegup tegang dan dia
berjalan keluar dengan kaki belakang diangkat. Akan tetapi
baru saja dia keluar dari ruangan, tiba tiba tubuhnya tertarik
ke belakang. Dia terkejut bukan main dan menengok. Betapa
heran dia melihat bahwa tidak ada siapapun yang menariknya,
yang ada hanyalah Thian Bhok Cu yang masih duduk dan kini
meluruskan tangan kiri ke depan. Dari telapak tangan si kakek
genit inilah terdapat hawa yang menyedotnya sedemikian kuat
sehingga dia tertarik kembali ke dalam ruangan itu ! Seolah
olah dari telapak tangan itu mengandung daya tarik besi
semberani yang mujijat. Dan sesungguhnyalah, kakek ketiga
dari Beng-kauw ini telah mempergunakan sinkang yang amat
kuatnya untuk menarik kembali Gin San yang hendak
melarikan diri. "Hi hik, kau hendak berkeliaran ke mana anak manis" Lihat,
jawabanku sudah selesai!" katanya sambil menyerahkan
kertas yang dilipatnya itu kepada Gin San. Anak ini terpaksa
duduk kembali dan menerima kertas lipatan itu. Ketika dia
membukanya dan membacanya, hampir saja dia tertawa
bergelak. Jawaban kakek genit ini sungguh lucu bukan main,
jawaban yang belum pernah didengarnya dari siapapun juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
23 ketika dia bermain teka-teki dengan Sian Lun, Ai Ling dan
anak-anak lain. Jawaban itu hanya merupakan beberapa huruf
singkat yang berbunyi: Yang lebih dulu ada ialah TAHI AYAM!
Seperti ketika dia bermain teka-teki dengan anak-anak,
sekarangpun dia sudah menyusun bantahan-bantahan untuk
jawaban itu karena syarat untuk menang adalah jawaban yang
tidak dapat dibantah kebenarannya !
Dua orang kakek lainnya juga menyerahkan kertas mereka
dan dengan girang Gin San melihat bahwa untuk jawaban
kedua orang kakek inipun dia sudah siap dengan bantahannya
seperti biasa dia lakukan bersama anak-anak. Jawaban Kwan
Cin Cu adalah : Ayam yang lebih dulu ada. Sedangkan
jawaban Hok Kim Cu adalah: Telur lebih dulu!
Gin San tersenyum dan menggenggam tiga gulungan
kertas jawaban itu, dan memandang kepada mereka yang
menanti penuh harapan untuk menang. "Aku telah membaca
jawaban locianpwe bertiga. Pertama akan kubacakan jawaban
locianpwe ini." Dia menuding kepada Kwan Cin Cu karena dia
belum mengenal nama mereka.
"Heh, anak baik. Aku adalah Kwan Cin Cu, dia ini suteku
Hok Kim Cu dan yang itu adalah sute Thian Bhok Cu. Hayo
kaukatakan, bukankah jawabanku yang benar?" kata Kwan Cin
Cu. "Baiklah kubacakan jawaban locianpwe Kwan Cin Cu," kata
pula Gin San sambil membuka kertas jawaban ilu. "Locianpwe
menjawab bahwa AYAM yang lebih dulu ada. Bagaimana,
alasannya maka locianpwe menjawab demikian?"
"Tentu saja demikian" kata Kwan Cin Cu dan dia
mengerutkan alisnya seperti biasanya para "ahli kebatinan"
kalau sedang berdebat tentang apa yang mereka namakan
soal - soal kebatinan! "Teka-teki itu berbeda dengan
pertanyaan tentang dua hal berlawanan yang mengandung
unsur Im dan Yang. Kalau dua hal pertentangan yang
mengandung unsur Im dan Yang, misalnya gelap dan terang,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kiri dan kanan atas dan bawah, dingin dan panas dan
sebagainya, tentu keduanya kait - mengait dan saling
melahirkan, saling membunuh pula. Misalnya gelap dan
terang. Keduanya tentu tercipta secara berbareng, karena
kalau tidak ada ge'ap. mana bisa muncul terang, sebaliknya
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kalau tidak ada terang, mana bisa kita mengenal gelap, Kita
mengatakan sesuatu itu kiri karena ada .kanan dan
sebaliknya. Itulah adanya dua unsur berlawanan sifatnya
namun satu juga, unsur yang mengandung Im dan Yang.
Akan tetapi pertanyaanmu itu sama sekali tidak mengandung
unsur Im dan Yang, dua unsur yang berlawanan itu,
melainkan mengandung dua unsur yang kunamakan, unsur
24 biang dan anak! Kalau ada dua unsur biang dan anak, sudah
tentu yang ada lebih dulu adalah biangnya, bukan anaknya.
Seperti juga bumi adalah unsur biang, dan segala
pertumbuhan adalah unsur anak, maka tentu bumi yang ada
lebih dulu. Maka atas dasar perhitungan itulah maka AYAM
yang lebih dulu ada dari pada TELUR. Nah, betul tidak?"
Seorang anak kecil seperti Gin San dijejali teori-teori yang
muluk-muluk macam itu, tentu saja menjadi pening seketika!
Dia hanya mengajukan dalil kanak-kanak seperti biasa kalau
dia bermain teka-teki dengan anak anak lain.
"Jawabanmu itu baik sekali, locianpve, akan tetapi tetap
saja masih dapat dibantah. Kaubilang bahwa ayam yang lebih
dulu ada, akan tetapi ingatlah bahwa ayam itu menetas dari
telur, maka kalau belum ada telurnya, mana mungkin ada
ayamnya?" "Ha ha-ha! Bagus sekali! Engkau memang patut menjadi
anakku ! Ha - ha, bantahanmu itu sekaligus menghancurkan
teori suheng, dan juga berarti membenarkan jawabanku!" kata
Hok Kim Cu sedangkan Kwan Cin Cu yang mendapatkan
bantahan itu sudah mengerutkan alis lagi, memijat - mijat
pelipisnya memutar mutar otak memikirkan persoalan pelik
itu! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nanti dulu, locianpwe Hok Kim Cu!" kata Gin San sambil
membuka kertas jawaban kakek ini. "Locianpwe menjawab
bahwa TELUR yang ada lebih dulu."
"Tentu saja dan pasti benar!" kata Hok Kim Cu penuh
semangat. "Seperti kaukatakan dalam bantahanmu terhadap
suheng tadi, tidak akan ada ayam kalau tidak ada telur karena
ayam menetas dari telur. Selain itu, juga sesuatu berasal dari
kekosongan! Alam semesta adalah kosong pada mulanya!
Lihatlah pohon besar itu. Asalnya tumbuh dari biji dan kau
boleh buka biji itu, pasti semua biji buah tepat pada tengahtengahnya adalah kosong! Dan telur
merupakan lambang kekosongan! karena kekosongan itu digambarkan sebagai
suatu bulatan. Telur mengandung unsur Thai kek! Dari Thai
kek terciptalah Im Yang dan barulah segaia sesuatu dapat
tercipta melalui In Yang. Akan tetapi yang ada lebih dulu
adalah Thai - kek, karena tanpa Thai - kek tidak ada sesuatu
yang dapat tercipta di alam semesta ini! Maka, jelaslah bahwa
yang ada lebih dulu adalah TELUR, setelah telur menetas
barulah tercipta AYAM. Nah, bukankah tepat sekali dan tidak
bisa dibantah lagi jawabanku ?" Hok Kim Cu girang sekali dan
kembali sepasang mata Gin San seperti menjadi juling karena
dia bingung mendengarkan uraian tentang segala macam Thai
- kek dan Im Yang itu. Dan seperti yang biasa dia lakukan
kalau dia membantah anak - anak yang mencoba untuk
menjawab teka - teki itu kini dia cepat menghadapi Hok Kim
25 Cu yang kegirangan itu. "Nanti dulu, locianpwe Hok Kim Cu. Seperti juga jawaban
locianpwe Kwan Cin Cu tadi, jawabmu memang baik sekali.
Akan tetapi tetap saja masih dapat dibantah. Kau bilang
bahwa telur yang lebih dulu ada akan tetapi ingatlah bahwa
telur itu baru ada kalau sudah keluar dari perut ayam, maka
sebelum ada ayam, mana mungkin ada telurnya ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hi-hi hik ! Lucunya ! Hi-hik, barangkali ji-suheng yang
bertelur! Ji-suheng bertelur dulu, baru telurnya itu menetas
menjadi ayam, hi-hik "
"Sute, tutup mulutmu!" Hok Kim Cu membentak dan diapun
segera tenggelam dalam pemikiran yang mendalam
menghadapi masalah yang "berat" ini.
"Hi-hi-hik jelaslah bahwa jawaban twa-suheng dan jisuheng tidak memenuhi syarat karena masih
bisa dibantah. Akan tetapi, anak yang baik, engkau tentu tidak bisa
membantah kebenaran jawabanku!"
Gin San membuka kertas terakhir dan sambil menahan geli
hatinya dia membacanya dan berkata, "Jawaban locianpwe
Thian Bhok Cu amat lucu. Locianpwe menjawab bahwa yang.
lebih dulu ada yalah TAHI AYAM ! Mengapa demikian,
locianpwe ?" "Heh-heh-hi-hi-hik !" kakek genit itu terkekeh-kekeh dan
dua orang suhengnya memandang heran mendengar jawaban
yang luar biasa itu. "Urusan antara ayam dan telur adalah
melalui pantat ayam. Aku sudah berpikir bahwa kalau
menjawab telur lebih dulu, tentu salah karena sebelum ada
telurnya harus ada ayamnya, dan kalau menjawab ayam lebih
dulu, tentu salah pula karena sebelum ada ayamnya harus ada
telurnya lebih dulu. Dan mengingat bahwa yang keluar dari
pantat ayam itu selain telur adalah tahinya, maka pasti bahwa
tahi ayam itulah yang lebih dulu ada ! Heh heh, benar, atau
benar anak manis?" Mau tak mau Gin San tertawa juga, apa lagi mendengar
dua orang kakek yang lain mendengus-dengus marah
memaki-maki karena jawaban itu mereka anggap ngawur.
"Jawaban locianpwe itu baik sekali, akan tetapi tetap saja juga
masih dapat dibantah "
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eh, kau bisa membantah " Aihh, anak baik, mengapa
mesti dibantah " Bukankah lebih baik membiarkan aku
menang dan engkau menjadi muridku yang tersayang ?"
Gin San menggelengkan kepalanya. "Jawaban locianpwe itu
tidak benar karena menyeleweng dari pada pertanyaannya.
Pertanyaannya adalah mana yang lebih dulu ada antara ayam
26 dan telur, sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan tahi
ayam segala macam! Jadi jawaban itupun tidak benar dan
tidak tepat. Sayang, aku harus menyatakan bahwa locianpwe
bertiga kalah dalam sayembara ini dan tidak ada yang menang
di antara kalian." Tiga orang kakek itu mengerutkan alis mereka dengan
marah. "Hemm, habis bagaimana baiknya" Sute berdua, anak
ini seperti setan, mempermainkan kita, lebih baik dibunuh
saja!" kata Kwan Cin Cu.
"Ah, jangan, suheng!" kata Hok Kim Cu.
"Benar, jangan dibunuh, suheng!" kata pula Thian Bhok Cu
yang mempertahankan. Tentu saja kedua orang kakek ini
mempertahankan karena mereka itu mempunyai pamrih untuk
memiliki anak itu. Dengan demikian, kedudukan Kwan Cin Cu
biarpun dia yang tertua di antara mereka, menjadi tidak begitu
kuat karena dia harus berhadapan dengan dua orang sutenya!
"Begini saja," tiba-tiba Gin San yang sudah memperoleh
akal itu berkata, "baiknya diadakan sayembara lagi, aku akan
melarikan diri dan........"
"Nanti dulu!" bentak Kwan Cin Cu. "Anak setan, engkau
jangan harap dapat mempermainkan dan membohongi tiga
orang ketua Beng - kauw secara demikian saja tanpa
tanggung jawab!" Dia sengaja menyebut nama tiga orang
ketua Beng-kauw untuk membikin marah dua orang sutenya.
"Teka-tekimu tadi hanyalah akal busukmu untuk menipu
kami!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat sinar mata tiga orang kakek itu kini ditujukan
kepadanya dengan penuh kemarahan, Gin San menjadi gentar
juga dan cepat dia bertanya, "Apa maksudmu, locianpwe" Aku
sama sekali tidak menipu dan jelaslah bahwa kalian bertiga
memang tidak mampu menjawab teka-tekiku tadi dengan
tepat, jujur, dan tidak dapat dibantah kebenarannya "
"Tentu saja, karena memang teka-teki itu tidak ada
jawabannya yang tepat dan benar. Hayo kau sekarang
memberi jawabannya, baru kami akan mengaku bahwa
jawaban kami keliru. Sebelum kau dapat menjawab teka-teki
akal busuk itu jangan harap kau dapat bicara lagi!"
Hok Kim Cu dan Thian Bhok Cu kinipun mulai merasa
bahwa mereka dipermainkan dan ditipu. Memang kalau
mereka pikirkan, amat memalukan sekali kalau sampai
terdengar orang luar betapa mereka, tiga orang ketua Bengkauw yang bukan hanya terkenal
memiliki ilmu kepandaian tinggi sekali akan tetapi juga terkenal sebagai jago-jago debat,
kini dipermainkan oleh seorang bocah yang masih ingusan!
Mereka mengangguk - angguk mendengar kata - kata suheng
mereka itu. "Benar, kau harus memberi tahu kami jawabannya," kata
27 Hok Kim Cu. "Wah, kalau kau tidak bisa menjawab, aku tidak bisa
melindungimu lagi, anak manis, " kata pula Thian Bhok Cu
dengan nada suara menyesal karena sesungguhnya dia
merasa sayang sekali kalau anak laki laki ini sampai dibunuh."
Dalam permainannya dengan anak - anak sudah biasa bagi
Gin San menghadapi tuntutan ini, maka dia tetap bersikap
tenang. "Tentu saja aku dapat menjawab teka-teki itu, sam-wi
locianpwe! Aku dapat menjawab secara tepat, jujur dan tidak
dapat disangkal lagi kebenarannya." Anak ini tersenyum,
wajahnya berseri, mulut dan matanya membayangkan
kenakalan dan kecerdikan seolah-olah dia sedang Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempermainkan tiga orang sakti yang ditakuti banyak orang
kang ouw itu. "Hayo cepat jawab!" Kwan Cin Cu membentak marah.
"Aku tidak tahu'" kata Gin San.
Tiga orang kakek itu terbelalak dan Kwan Cin Cu
mengeluarkan suara gerengan. "Apa" Apa maksud itu ?"
'"Itulah jawabannya, sam-wi locianpwe. Jawaban teka teki
itu adalah: Aku tidak tahu !"
"Anak setan, kau harus mampus !" Kwan Cin Cu sudah
menegerakkan tangan dan baru bergerak saja sudah ada
angin dahsyat menyambar ke arah tubuh Gin San. Akan tetapi
pada saat itu, dua orang sutenya juga menggerakkan tangan
dan ada angin lain yang menyambar dan mengangkat tubuh
Gin San ke atas sehingga anak itu terhindar dari sambaran
angin pukulan maut yang dilakukan oleh Kwan Cin Cu tadi,
akan tetapi tubuhnya terbanting dan Gin San menyeringai
karena pantatnya terasa nyeri oleh bantingan keras.
"Anak manis, kau jangan main main dengan twa-suheng !
Hayo jawab yang benar, kalau tidak, aku tidak tanggung lagi
akan keselamatan nyawamu," Thian Bhok Cu membujuk.
Gin San menggosok gosok pantatnya yang nyeri, kemudian
dia berkata, "Siapa yang main main" Aku menjawab
sebenarnya. Mengapa sam-wi locianpwe tidak mau berpikir
dengan tenang dan belum apa-apa sudah marah" Memang
jawaban yang paling tepat, paling jujur dan yang tidak dapat
dibantah lagi kebenarannya untuk teka-teki itu adalah, "Aku
tidak tahu." Kembali tiga orang itu tertegun dan terbelalak, dan Hok
Kim Cu berkata, "Hayo jelaskan"
"Jawaban yang berbunyi: 'aku tidak tahu' adalah jawaban
28 yang paling tepat karena jawaban itu adalah jujur sekali dan
tidak dipat dibantah lagi kebenarannya," Gin San berkata
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan akal bocah untuk mempertahkan kebenaran
jawabannya. Kembali Kwan Cin Cu marah, akan tetapi Hok Kim Cu cepat
berkata, "Nanti dulu, suheng! Aku melihat kebenaran dalam
kata katanya itu. Kalau dia menjawab: 'aku tidak tahu',
memang ia jujur sekali dan siapakah yang dapat membantah
orang yang tidak tahu" Kita hanya dapat membantah jawaban
- jawaban yang tegas dan yang didasari oleh pengetahuan.
Akan tetapi bagaimana kita bisa membantah orang yang tidak
tahu" Tidak tahu berarti tidak mempunyai pendapat apa-apa,
maka tentu saja tidak bisa dibantah. Dan jawabannya itu
memang tepat, jujur dan benar. Memang dia tidak tahu
bagaimana menjawab teka-teki maka dia mengatakan tidak
tahu. Itulah, jawaban yang benar, suheng,"
Tiga orang kakek itu termenung dan kecewa. Mereka
adalah jagoan-jagoan dalam pengetahuan kebatinan dan
segala macam mistik, akan tetapi kini mereka ditundukkan
oleh seorang anak yang mengatakan bahwa dia tidak tahu.
Tanpa disengajanya, bahkan tanpa disadarinya Gin San
memang telah mengatakan kata yang merupakan kunci
rahasia dari segala kebijaksanaan, kunci dari segala pintu
menuju ke arah kebijaksanaan. "Aku tidak tahu" betapa
indahnya keadaan orang yang tidak tahu, kosong dan bersih,
dan keadaan tidak tahu ini mendorong orang untuk
menyelidiki segala sesuatu dengan penuh perhatian. Keadaan
tidak tahu inilah pangkal segala-galanya! Akan tetapi, betapa
sukarnya bagi kita untuk mengaku terus terang bahwa kita
tidak tahu. Tidak tahu apa-apa! Betapa sukar mulut ini
berkata: Aku tidak tahu! Kita selalu merasa bahwa kita ini tahu
segala-galanya, makin banyak yang kita ketahui, makin
banyak pengetahuan bertumpuk di dalam otak, kita merasa
betapa kita ini makin pandai. Padahal, hanya batin yang
tumpul dan picik dan sombong sajalah yang membuat mulut
berkata: "Aku tahu" Apakah gerangan yang kita ketahui" Yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita ketahui hanyalah hal-hal yang mati! Hal-hal yang sudah
tertentu, hal-hal mati yang tidak akan berubah sajalah yang
dapat kita ketahui. Dan perasaan "aku tahu" ini membuat kita
selain menjadi kepala besar dan sombong, juga membuat kita
berhenti menyelidik, dan perasaan "aku tahu" ini
mendatangkan macam pertentangan.
Dua orang berkelahi karena mereka itu keduanya merasa
tabu, merasa benar. Dua kelompok bangsa bertempur,
29 perang, karena mereka itu masing-masing merasa tahu,
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
merasa benar. Coba andaikata kedua fihak merasa tidak ahu,
tentu tidak merasa benar sendiri. Coba kedua fihak itu
mengesampingkan pengetahuan nereka masing-masing akan
kebenaran, dengan batin kosong keduanya membuka mata
memandang kenyataan, sama-sama mempelajari fakta yang
mereka hadapi, yaitu permusuhan yang timbul di antara
mereka, maka sudah pasti kedua fihak itu akan waspada dan
sadar akan kekeliruan dan kepicikan mereka masing-masing
yang berdasarkan pendapat "aku tahu" tadi. Demikian pula
tiga orang kakek tadi, karena mereka masing-masing
berpendapat bahwa mereka itu tahu, dan jawaban atau
pendapat mereka akan masalah yang mereka hadapi atau teka
- teki itu, yang menurut mereka adalah benar, maka mereka
itu mempertahankan kebenaran mereka sendiri-sendiri,
padahal tiga macam jawaban yang mereka anggap benar itu
saling bertentangan! Coba andaikata mereka bertiga itu
berbatin kosong seperti yang terkandung dalam jawaban Gin
San, yaitu masing-masing benar-benar TIDAK TAHU, maka
kiranya ketiganya akan dapat sama - sama melakukan
penyelidikan dan membuka mata penuh kewaspadaan !
Dalam kehidupan kita sehari - hari dapat kita lihat betapa
bentrokan- bentrokan, pertentangan-pertentangan, semua
ditimbulkan oleh pikiran bahwa "akulah yang tahu", "akulah
yang benar". Pengetahuan adalah catatan dari ingatan akan
hal-hal yang lalu, yang mati. Tentu saja penting bagi kita
untuk memiliki pengetahuan tentang hal-hal lahiriah, ilmu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pengetahuan yang ada hubungannya dengan jasmaniah. Akan
tetapi, dapatkah kita menyelidiki hal-hal yang baru, hal hal
yang tidak dapat diraba dengan pikiran, memakai alat
pengetahuan mati itu " Hal ini jelas tidak mungkin. Hanya
dalam keadaan "tidak tahu" itu sajalah kita dapat memulai
dengan penyelidikan kita akan tahu hal-hal yang baru. Buku
tulis yang kosong bersih barulah berguna untuk ditulisi
sesuatu yang baru, akan tetapi buku tulis yang kotor dan
penuh dengan tulisan-tulisan malang-melintang tidak ada
gunanya lagi. Tiga orang kakek itu termenung dan berkali-kali mereka
memandang kepada anak (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
yang diam-diam juga merasa
gelisah sendiri. Tiba tiba terdengar Kwan Cin Cu tertawa
bergelak, diikuti oleh dua orang sutenya.
"Ha-ha ha, tiga orang ketua Beng kauw, hari ini
mempelajari sesuatu dari seorang bocah nakal!" kakek itu
berkata. Dia juga melihat kebenaran dalam jawaban Gin San
tadi, dan sebagai orang pertama dari pimpinan Beng-kauw
tentu saja Kwan Cin Cu cukup bijaksana untuk mengakui hal
ini. "Sekarang, setelah kami bertiga tidak ada yang menang,
lalu bagaimana" Engkau tadi hendak mengajukan usul lagi,
apakah kau hendak mengajukan sebuah teka teki lain lagi
untuk kami jawab ?" Bukan main lega rasa hati Gin San. Akalnya mengajukan
teka-teki kanak kanak itu ternyata berhasil memperpanjang
waktu, akan tepi apa gunanya kalau dia tetap saja masih
belum lolos dari tempat berbahaya itu "
"Begini, locianpwe bertiga adalah orang-orang yang
memiliki kepandaian seperti dewa. Oleh karena itu, kiranya
hanya dengan sayembara mengadu kepandaian saja maka
akan dapat diputuskan siapakah yang berhak memiliki diriku
yang tak berharga ini,"
"Keparat! Engkau ingin mengadu domba antara kami?"
Kwan Cin Cu membentak marah. Memang or"ng pertama dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beng-kauw ini selalu curiga kepada orang lain dan mudah
sekali marah. "Mana aku berani" Aku hanya ingin mengusulkan agar samwi locianpwe berlumba mencari dan
mengejar aku sampai dapat. Biarkan aku pergi melarikan diri dan setelah sehari
semalam baru sam - wi locianpwe mengejar !" kata Gin San.
Tadinya memang dia ingin melihat tiga orang ini saling serang
dalam perkelahian memperebutkannya agar dia dapat
melarikan diri, akan tetapi mendengar bentakan Kwan Cin Cu
tadi dia lalu kembali kepada rencananya semula,
"Hi-hik, kau anak nakal, kau mau menipu kami?" Thian
Bhok Cu berkata. "Sama sekali tidak locianpwe. Kalian bertiga adalah orangorang sakti, biar aku mempunyai sayap
dan dapat terbang ke langit sekalipun, tentu locianpwe bertiga akan dapat
menangkapku kembali."
"Anak setan, jangan kau mencoba untuk mengelabui kami.
Engkau larilah sekarang juga dan 1 kami akan memperebutkanmu tanpa bergerak dari tempat kami duduk. Ji
- sute dan sam - sute, bersiaplah. Kita memperebutkan tanpa
menyentuh tubuhnya, kita memperebutkan dia sambil sekalian
berlatih sinkang!" kata Kwan Cin Cu dan kata-katanya itu
merupakan keputusan terakhir yang tidak dapat dibantah lagi
oleh dua orang sutenya. Gin San memandang bingung, akan tetapi ketika
mendengar bahwa dia boleh pergi, dia lalu membalikkan
tubuhnya dan lari keluar dari ruangan itu secepatnya. Hatinya
sudah merasa girang karena kakek itu berjanji tidak akan.
bergerak dari tempat duduk mereka, dan dia percaya bahwa
orang - orang tua itu tidak akan melanggar janji. Maka dia
berlari secepatnya dengan hati girang dan juga berdebar
tegang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba - tiba, ketika dia sudah tiba di pintu Gin San menjerit
kaget karena tiba-tiba saja tubuhnya terbetot ke belakang
oleh tenaga yang amat kuat.
Dia roboh dan terus bergulingan seperti bola ditiup angin
keras, kembali ke tengah ruangan itu. Dia meloncat dengan
kaget dan melihat tiga orang kakek itu masih duduk,
membentuk segi tiga di ruangan itu dan mereka itu hanya
melonjorkan tangan kanan mereka ke depan. Dari tangan tiga
orang kakek itu keluar hawa yang amat kuat dan kini dia
merasa tertarik ke sana-sini seolah-olah diperebutkan oleh tiga
tangan tidak nampak yang amat kuat. Mulailah dia tersiksa
hebat karena dia terdorong ke sana-sini, terbetot ke sana-sini.
Dia terjatuh, terseret, bangun lagi, tertahan terdorong dan
terguling-guling lagi. Sebentar ke kanan, sebentar ke kiri dan
dia merasa tubuhnya sakit semua! Tiga orang kakek itu mulai
mengadu tenaga sinkang mereka memperebuikan anak yang
sial itu. Mendadak terdengar Kwan Cin Cu mengeluarkan seruan
keras dan tubuh Gin San tertarik dengan cepatnya ke arah
kakek itu. Lengan kanan kakek ini yang dilonjorkan ke arahnya
menggetar, tanda bahwa kakek ini menggunakan tenaga
sinkang untuk "menyedot" dengan amat kuatnya, dan dengan
hati cemas Gin San melihat betapa perlahan-lahan kini
tubuhnya terus terseret ke arah kakek yang hendak
membunuhnya, minum darahnya dan menghisap otaknya itu.
Dia merasa ngeri. Akan tetapi, terdengar dua orang kakek
yang lain juga mengeluarkan seruan keras dan Gin San
merasa betapa perlahan-lahan dia terbetot kembali menjauhi
Kwan Cin Cu. Kiranya dua orang kakek yang lainnya itu
mengerahkan tenaga dan bersatu untuk melawan tenaga
tarikan dari tangan Kwan Cin Cu. Kini terjadilah perebutan
2 yang hebat dan Gin San makin tersiksa, jatuh bangun dan
tertarik ke sana-sini. Aku harus dapat memilih, pikirnya,
karena kalau sampai dia terjatuh ke tangan kakek tertua yang
pasti akan membunuhnya, dia tidak akan tertolong lagi. Juga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia tidak sudi terjatuh ke tangan Thian Bhok Cu, kakek genit
yang menjijikkan dan mengerikan hatinya itu. Pilihannya jatuh
kepada Hok Kim Cu. Biarpun kakek ini juga seorang yang aneh
dan dia tahu bukan orang baik baik, akan tetapi lebih mending
terjatuh ke tangan kakek ini dan dijadikan anaknya dari pada
terjatuh ke tangan dua orang kakek yang lain. Dengan pikiran
ini, Gin San lalu merangkak dan menuju ke arah tempat duduk
Hok Kim Cu. Ketika itu, tiga orang kakek itu sedang saling
mempertahankan. Kwan Cin Cu mengerahkan tenaga untuk
merampas Gin San, sedangkan dua orang sute yang masingmasing tidak akan mampu menandingi
kekuatan suheng mereka itu menyatukan tenaga untuk mencegah anak itu
terjatuh ke tangan sang suheng. Kini, setelah ada usaha dari
Gin San sendiri untuk merangkak mendekati Hok Kim Cu,
tentu saja Kwan Cin Cu menjadi kalah kuat. Akan tetapi, ketika
Than Bhok Cu melihat betapa anak itu makin dekat dengan jisuhengnya. diapun merasa khawatir.
Kalau anak itu telah menjadi anak angkat ji-suhengnya, dia tidak bisa
mengharapkan dapat mendekati anak itu, karena tentu dijaga
keras dan dilarang oleh ji suhengnya. Baginya sama saja,
kalau anak itu terjauh ke tangan twa suhengnya atau jisuhengnya, berarti dia tidak kebagian. Maka
kini secara tibatiba dia membalik, membantu twa-suhengnya dan mencegah
anak itu mendekati Hok Kim Cu dengan tarikan tenaga
sinkangnya dari jauh! Dan tiba-tiba Gin San yang sudah mulai
mendekati Hok Kim Cu itu tiba-tiba tertarik dari belakang dan
terjengkang, terseret ke belakang lagi sampai di tengahtengah ruangan! Kembali dia ditarik ke
sana-sini oleh tenagatenaga sakti.
Pada saat Gin San sudah merasa pening dan tubuhnya
sakit-sakit oleh tenaga tarikan dari tiga jurusan itu, tiba-tiba
terdengar suara tertawa aneh, disambung suara yang
menggetarkan seluruh ruangan. "Huah-ha-ha! Kalian seperti
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kanak-kanak saja, berlatih sinkang mempermainkan seorang
bocah !" Tiga orang itu terkejut dan seketika tenaga sinkang mereka
lenyap, Gin San merasa bebas dan anak ini cepat
menggerakkan tubuh, bangkit berdiri. Diapun terkejut sekali
ketika tiba tiba di depannya, dalam ruangan itu, seperti setan
yang pandai menghilang saja, entah dari mana datangnya,
telah berdiri seorang kakek yang amat aneh. Kalau mahluk ini
3 tidak memakai pakaian manusia, tentu dia akan mengiri
bahwa yang berdiri di situ adalah seekor binatang macam
monyet dan setengah manusia Kakek ini sukar ditaksir
usianya, sudah tua sekali, rambutnya sudah putih semua dan
panjang, digelung ke atas kepala dan diikat dengan tali
merah. Wajahnya penuh kerut merut seperti pecah-pecah,
berwarna hitam dan muka itu lebih menyerupai monyet
daripada manusia, dengan hidungnya yang pesek dan
mulutnya yang lebar agak menonjol ke depan. Telinganya
lebar sekali, dua kali lebar telinga manusia biasa, sepasang
matanya yang bundar kecil itu liar memandang ke kanan kiri,
tidak pernah diam. Tubuhnya pendek akan tetapi kedua
lengannya tergantung lepas di kanan kiri tubuhnya panjang
sekali sampai melewati lutut!
Melihat munculnya kakek aneh ini, dan merasa betapa
tenaga mujijat tiga orang kakek yang tadi menyiksanya dan
memperebutkannya itu kini melepaskannya, timbul harapan
Gin San dan dia cepat menjatuhkan diri berlutut Menghadap
kakek mirip kera itu dan berkata
"Locianpwe, harap suka menolong saya........"
Akan tetapi kakek yang bermuka hitam itu kembali tertawa,
suara ketawanya lirih saja akan tetapi melengking nyaring dan
tiba-tiba saja Gin San terpelanting roboh dan dia mengeluh
karena kepalanya seperti dipukul palu godam rasanya. Dia
menutupi kedua telinganya dengan tangan, akan tetapi tetap
saja suara ketawa itu menembus dan dia merasa betapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kedua telinganya seperti ditusuk benda runcing dan
jantungnya seperti ditikam! Untung suara ketawa itu segera
berhenti dan sebelum Gin San duduk kembali, dia mendengar
tiga orang kakek itu berkata dengan suara hampir berbareng,
"Suhu....... !"
"Suhu, teecu bertiga bukan sedang berlatih melainkan
sedang memperebutkan anak ini, anak yang datang dari fihak
musuh," kata Kwan Cin Cu.
"Teecu ingin mengambilnya sebagai anak teecu, pengganti
anak teecu yang mati," kata Hok Kim Cu.
"Dan teecu ingin mengambilnya sebagai murid," sambung
Thian Bhok Cu. Jilid XVI BUKAN main kagetnya hati Gin San ketika mendapat kenyataan bahwa kakek seperti
monyet itu adalah guru dari tiga
4 orang kakek yang menawannya!
Dan dia minta tolong kepada
guru mereka! Celaka, pikirnya,
kalau tadi saja dia masih merasa
sukar sekali untuk meloloskan
diri, apalagi sekarang dengan
adanya kakek iblis yang suara
ketawanya saja sudah hampir
membunuhnya! Tidak ada harapan lagi baginya! Pikiran ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membuat Gin San menjadi marah dan nekat. Dia lalu bangkit
berdiri, memandang kepada kakek tua renta itu dengan sinar
mata berapi, lalu dia berteriak nyaring dan lari ke arah kakek
pendek seperti monyet itu dengan kepala di depan, nyeruduk
seperti seekor kerbau gila! Pendeknya dia akan menggempur
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
apa saja yang menghalang di depannya dan akan melarikan
diri sampai mati! Kakek yang seperti monyet itu bukan lain adalah Maghi
Sing, atau yang berjuluk See-thian Sian-su, kakek dari India
yang menyebarkan Agama Manichaeism yang di Tiongkok
disebut Agama Beng-kauw (Agama Terang). Kakek ini usianya
sudah delapanpuluh tahun lebih, seorang pertapa di lereng
Pegunungan Himalaya yang memilki ilmu kepandaian amat
tinggi, bukan hanya kesaktian mujijat dan ilmu ilmu sihir dan
klenik, akan tetapi juga pandai ilmu-ilmu silat yang aneh-aneh.
Tiga orang ketua Beng-kauw itu adalah murid muridnya.
Ketika Maghi Sing melihat anak itu rnenyerangnya dengan
serudukan kepala, dia terbelalak dan tersenyum lebar,
matanya bersinar sinar penuh keheranan dan juga
kegembiraan. Dia membiarkan kepala anak iiu menyeruduk
perutnya yang agak gendut.
"Cepp........!" Kepala Gin San memasuki rongga perut kakek
itu dan Gin San merasa seolah-olah kepalanya terbenam ke
dalam agar-agar yang amat lunak! Akan tetapi ketika dia
hendak menarik kepalanya, dia tidak berhasil karena kepala itu
telah menancap melekat ke dalam perut, bahkan seperti
disedot. "Heh heh heh, anak ini pemberani juga," katanya.
"Suhu, jangan bunuh dia!" kata Thian Bhok Cu dan Hok
Kim Cu berbareng. "Suhu, lebih dulu berikan darah dan otaknya kepada teecu
untuk menyempurnakan Toat-beng tok-ciang yang teecu
sedang latih!" kata Kwan Cin Cu. Tiga orang kakek ini maklum
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
5 akan kesaktian guru mereka dan kepala anak itu bisa terbakar
setelah terjepit dalam perut kakek sakti dari Himalaya itu!
Mendengar ucapan tiga orang muridnya, Maghi Sing yang
tadinya hendak menghancurkan kepala itu atau membakarnya, membatalkan niatnya dan mulai tertarik. "Eh,
hendak kulihat anak macam apakah sih dia ini yang kalian
perebutkan ?" Setelah berkata demikian, Maghi Sing melepaskan jepitan
perutnya dan Gin San merasa kepalanya terlepas, akan tetapi
karena peningnya dia hampir pingsan dan kini merasa betapa
tubuhnya diangkat ke atas dan kepalanya dipijat-pijat dan
diraba - raba. Seperti dalam mimpi dia mendengar kakek aneh
itu berkata girang, "Wah, persis sekali! Sama benar dengan
aku! Wah, mencari di seluruh duniapun belum tentu bisa
mendapatkan yang kebetulan seperti ini ! Bukan main !" Kakek
itu terus nyerocos bicara dalam Bahasa Tibet campur India
dan sampai tidak karuan bunyinya sehingga tiga orang
muridnya sendiripun tidak mengerti.
"Apa yang suhu maksudkan ?" mereka bertanya ketika
melihat suhu mereka itu yang mengangkat tubuh anak itu dan
meraba - raba kepalanya kini berjingkrak seperti monyet
menari-nari dengan penuh kegirangan.
"Kalian tidak tahu ?" Kakek itu berhenti menari. "Lihat baikbaik anak ajaib ini. Sama benar dengan
aku, bukan " Seperti
pinang, dibelah dua ! Lihat ini, telinganya !" Dia menjewerjewer telinga Gin San. Tiga orang
muridnya memandang dan mereka mengerutkan alis. Telinga Gin Sin biarpun agak besar
akan tetapi biasa saja seperti telinga manusia umumnya, akan
tetapi sebaliknya telinga kakek itu luar biasa lebarnya, dua kali
lebar telinga Gin San, dan kakek itu mengatakan bahwa
telinga mereka sama ! "Hi hik, suhu ! Teecu lihat telinga suhu jauh lebih besar!"
kata Thian Bhok Cu genit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tolol kau! Bakan ukurannya, melainkan bentuknya, eh,
tulang mudanya. Sama benar! Dan mukanya ini. Ah, persis
sekali dengan mukaku, mirip, malah sama benar tiada
bedanya seujung rambutpun !"
Tiga orang kakek ketua Beng - kauw itu menahan perasaan
heran dan geli hati karena biarpun mereka sudah tua, akan
tetapi mereka belum lamur dan masih dapat melihat betapa
bedanya muka antara anak dan kakek itu. Muka Gin San
6 adalah tampan sekali, sebaliknya muka kakek itu buruk seperti
monyet. Akan tetapi karena maklum akan kesaktian guru
mereka dan bahwa pernyataan guru mereka itu tentu ada
dasarnya, mereka tidak berani membantah.
"Tulang pipinya, dahinya, dagunya, wah, semuanya sama.
Nih, lihat! Terutama sekali bentuk kepalanya yang belakang,
besar menonjol penuh otak tidak seperti kepala kalian yang
kosong! Ini tandanya anak ini dapat menjadi seperti aku kelak
! Heh, anak yang baik, siapakah namamu ?"
Gin San sudah ketakutan akan tetapi dia menyembunyikan
rasa takutnya. Dia sama sekali tidak berdaya dalam pegangan
kakek itu, tubuhnya menjadi lemas kehilangan tenaga.
"Namaku Coa Gin San."
Kakek itu berjingkrak dan kembali menari-nari, membawa
tubuh Gin San berputar putar sambil tertawa-tawa.
"Gin San" Gin San berarti Gunung Perak! Aha ha-ha! Benarbenar para dewata yang telah mengirim
engkau kepadaku! Eh, kalian bertiga dengar baik baik. Ketika aku dahulu bertapa di
puncak Gunung Perak, yaitu satu di antara puncak Himalaya
yang selalu tertutup salju seperti perak, disana aku
memperoleh ilham mendapatkan mustika. Sampai puluhan
tahun aku menanti terbuktinya ilham itu dan kiranya sekarang
benar-benar aku memperoleh mustika itu! Anak inilah, mustika
itu! Gin San si Gunung Perak! Ha-ha-ha, mustika inilah yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kelak akan mengangkat dan menjunjung tinggi-tinggi nama
Beng-kauw!" Tiga orang kakek ketua Beng kauw itu hanya saling
pandang, terheran dan terkejut akan tetapi mereka tidak
dapat berbuat sesuatu, tidak berani membantah dan mereka
hanya memandang dengan mata terbelalak ketika guru
mereka itu membawa pergi Gin San dari tempat itu sambil
tertawa-tawa dan menari-nari kegirangan seperti seorang
anak kecil memperoleh mainan baru!
Demikianlah, mulai saat itu, Gin San menjadi murid Maghi
Sing atau See-thian Sian-su. Gin San adalah seorang anak
yang memang suka sekali mempelajari ilmu silat. Dia sudah
tahu akan kelihaian tiga orang ketua Beng-kauw, maka kini
menjadi murid guru dari tiga orang kakek itu, dia merasa
girang sekali karena dia mendapat kenyataan betapa saktinya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakek aneh seperti monyet yang kadang-kadang seperti gila
itu. Dia mulailah dia menerima latihan yang aneh-aneh.
Kadang-kadang dia di suruh bertapa menggantung diri dengan
kaki di atas, sampai berhari - hari dan setelah napasnya,
7 empas-empis saja maka dia diturunkan oleh gurunya, seolaholah dihidupkan kembali dengan
ramuan obat-obatan dan totokan-totokan di seluruh tubuhnya. Kadang kadang dia
diharuskan bertapa dengan seluruh tubuh dikubur kecuali
kepalanya saja, ditanam di dalam tanah sampai ke lehernya
dan dibiarkan berhari - hari sampai dia jatuh pingsan baru
dikeluarkan! Dan ada kalanya dia diharuskan bertapa dengan
duduk bersila di dalan air, sampai ke lehernya. Gin San
menyaksikan kesaktian gurunya itu ketika dia disuruh
bersamadhi di dalam air sekolam. Gurunya itu memasukkan
tangan kirinya dan mengerahkan tenaga dan........ air itu
makin lama menjadi makin dingin. Dia mempertahankan diri
dan karena dinginnya air itu perlahan-lahan, maka dia dapat
bertahan juga walaupun akhirnya pingsan karena air itu
akhirnya menjadi beku dan luar biasa dinginnya! Atau kakek
aneh itu memasukkan tangan kanannya ke dalam air
mengerahkan tenaga dan air itu makin lama menjadi makin
panas, sampai dia tidak tahan karena air itu hampir mendidih!
Akan tetapi latihan ini dilanjutkan terus dan belum sampai
setengah tahun saja, Gin San sudah dapat menahan sampai
air itu membeku atau mendidih! Mulailah dia melatih diri di
bawah bimbingan Maghi Sing yang sakti, mempelajari dasardasar ilmu silat tinggi dan segala
macam ilmu sihir berdasarkan Agama Beng-kauw.
Anak yang cerdik ini pada hakekatnya tidak suka akan
pelajaran Agama Beng-kauw, akan tetapi karena dia tahu
benar betapa sakti gurunya itu dan karena dia suka untuk
memperoleh pelajaran segala macam ilmu itu, maka dia tidak
menyatakan ketidaksenangannya itu dalam kata-kata maupun
perbuatan. Dia tahu bahwa pada hakekatnya, segala macam
agama Beng-kauw, bertujuan baik untuk menuntun nanusia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menuju ke jalan yang baik, menjauhi dan menentang
kejahatan. Akan tetapi, seperti juga telah terjadi dengan
semua agama di dunia ini, manusia bahkan mempergunakan
sebagai kedok, sebagai penghias muka belaka, hanya
memperoleh abu dan asapnya akan tetapi tidak menghayati
apinya, hanya terpesona oleh kulit dan warnanya tidak
mendalami isinya. Gin San juga tidak membantah ketika Maghi Sing
mempersiapkan anak ini agar kelak menjadi tokoh besar yang
akan membawa kemajuan bagi Beng-kauw, dan untuk
persiapan ini, selalu dia mengajarkan ilmu-ilmu silat dan ilmuilmu sihir kepada Coa Gin San, juga
dia mengundang guruguru kesusasteraan untuk mengajar kesusasteraan kepada Gin
San agar Gin San kelak benar-benar menjadi seorang yang
bun bu coan-jai (ahli silat dan surat).
~0-dwkz~bds~234-0~ Pemberontakan An Lu San yang berlaru larut, dan
8 dilanjutkan oleh pemberontakan-pemberontakan
para pengikutnya, biarpun akhirnya dapat ditindas, namun telah
mendatangkan kekacauan di seluruh Tiongkok. Di kota raja
sendiri dan daerahnya, para pembesar Bangsa Uighur yang
merasa telah berjasa dan sudah keenakan tinggal di daerah
yang kaya ini, tidak ingin kembali ke tempat asal mereka yang
penuh dengan padang tandus. Beberapa puluh orang tokoh
Uighur yang tadinya ikuti membantu Kerajaan Tang (Tongtiauw) dalami usahanya mengusir para
pemberontak, kini seolah-olah menjadi tamu terhormat dan bersikap sombong
dan sewenang-wenang, apa lagi mereka ini mempunyai
sahabat-sahabat baik di kalangan orang-orang yang memiliki
kedudukan tinggi dan berkuasa di istana kaisar. Dan semenjak
terjadi peristiwa pembasmian Im-yang-kauw oleh pemerintah,
maka para tokoh Uighur ini lalu mendekati Im-yang-kauw
yang menaruh dendam kepada pemerintah dan kepada orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang Buddhis yang didukung oleh partai-partai persilatan
Siauw-lim-pai dan Thai san-pai. Diam-diam terjalinlah
persekutuan antara para tokoh Uighur dengan Im-yang-kauw
yang dalam keadaan terjepit itu telah memperoleli bantuan
pula dari Pek-lian-kauw, perkumpulan agama lain yang cukup
besar dan berpengaruh juga perkumpulan yang selalu
dimusuhi oleh pemerintah. Secara diam-diam persekutuan
antara Uighur, Im-yang-kauw, dan Pek-lian kauw ini berusaha
untuk merebut pengaruh dan kekuasaan di antara para
pembesar dan terjadiah persaingan dengan kelompok lain.
Kelompok ke dua adalah kelompok persekutuan antara
Bangsa Khitan, Bangsa Tibet, yang memasuki Tiongkok
melalui perkumpulan yang mereka jadikan sekutu, yaitu
perkumpulan Agama Beng kauw! Bangsa Khitan ini dipimpin
oleh An Hun Kiong, yaitu keponakan dari mendiang
pemberontak An Lu San yang masih berdarah Khitan, dengan
bantuan kepala pasukan Suku Khitan yang terkenal, yaitu
Taya-tonga, guru dari An Hun Kiong. Dan Taya-tonga yang
amat pandai ilmu silat dan pandai pula ilmu perang ini
bersahabat dengan pemimpin orang-orang Tibet, yaitu Ba Mou
Lama, seorang Lama berjubah merah dari aliran Lama Merah
di Tibet, sedang yang lihai sekali dan ahli dalam ilmu sihir.
Para tokoh Khitan yang merasa sakit hati atas tewasnya An Lu
San, bergabung dengan tokoh tokoh Tibet dan dibantu pula
oleh perkumpulan Beng-kauw inipun mulai dengan gerakan
mereka, menghubungi para gubernur yang berpengaruh untuk
menentang kerajaan dan menentang pula kelompok Uighur.
Dengan demikian, terdapatlah dua kelompok yang amat
9 kuat itu, yaitu kelompok Uighur, Im-yang kauw, Pek-liankauw, dan kelompok Khitan, Tibet,
Beng-kauw, yang secara rahasia memperkuat kedudukan mereka masing-masing untuk
memperebutkan kekuasaan di kota raja. Adapun kerajaan
sendiri semenjak pemberontakan An Lu San menjadi amat
lemah. Kaisar Hian Tiong menjadi amat lemah. Kaisar Hian
Tiong menjadi boneka yang dipengaruhi oleh para menter
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dorna dan para pembesar kebiri yang berkuasa di dalam
istana. Bahkan setelah Kaisar Hian Tiong diganti oleh
puteranya, yaitu Kaisar Su Tiong (Mu Cung), keadaan kaisar
baru inipun tidak lebih baik dari pada keadaan ayahnya,
sungguhpun Kaisar Su Tiong sudah berusaha untuk
mengadakan berbagai macam perobahan. Di antaranya, dia
telah membebaskan sasterawan Han Gie, bahkan mengangkat
sasterawan ini menjadi penasihat dari kementerian
peperangan. Namun, Kaisar Su Tiong ini masih belum dapat
melenyapkan bahaya bagi kerajaannya, yaitu bahaya ancaman
persekutuan-persekutuan yang kuat itu dan terutama sekali
bahaya yang datang dari keadaan dalam istana sendiri yang
berupa pengaruh dari kekuasaan para pembesar dorna,
terutama para thaikam yang dipimpin oleh Thio-thaikam!
Dengan adanya bentrokan bentrokan untuk memperebutkan
pengaruh dan kekuasaan itu, maka terjadilah kekacauan di
dalam negeri dan kekacauan ini mengundang para penjahat di
seluruh pelosok untuk bangkit. Setiap ketidak tertiban pasti
menimbulkan kekacauan-kekacauan baru, dan dalam keadaan
tidak tertib ini kaum sesat berpesta-pora karena pemerintah
Tiga Naga Sakti Karya Kho Ping Hoo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
terlampau lemah untuk mengawasi dan mengekang mereka.
Kisah Sepasang Bayangan Dewa 5 Wiro Sableng 148 Dadu Setan Amanat Marga 12
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama