Ceritasilat Novel Online

Badai Fitnah Latanahsilam 2

Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam Bagian 2


melejit. Bagaimanapun dia berusaha mengencangkan cekikannya
tetap saja dia tak berhasil. Naga Kuning ternyata telah melepaskan diri dengan
mengandalkan ilmu yang disebut Ikan Paus Putih dimana tubuhnya mendadak sontak
berubah sangat licin!
Leher Naga Kuning terlepas dari cekalan si kakek.
Begitu lehernya bebas Naga Kuning keluarkan pekikan keras lalu tubuhnya melesat
ke atas, berjungkir balik dua kali berturut-turut. Lalu menukik ke bawah dengan
dua kaki dihantamkan ke batok kepala Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!
Inilah jurus yang disebut Naga Murka Menjebol
Bumi! Dalam kejutnya karena tidak percaya Naga Kuning bisa terlepas dari
cengkeramannya, dan kini anak itu lancarkan tendangan yang bisa merengkahkan
batok kepalanya, Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab cepat angkat tangan kirinya
dengan telapak dikembangkan ke depan.
"Beettt!"
Selarik angin keras keluar dari telapak tangan orang tua itu. Dua kaki Naga
Kuning yang hanya tinggal dua jengkal dari kepalanya terpental. Si bocah sendiri
kemudian mencelat. Dengan jungkir balik akhirnya dia mampu jatuhkan diri ke
tanah dengan kaki lebih dulu.
Tetapi ketika dia hendak bergerak ternyata anak ini tidak mampu mengangkat dua
kakinya. Dua kaki itu laksana diganduli benda berat ratusan kati! Pucatlah wajah
Naga Kuning. Tubuhnya sampai keringatan karena berusaha keras untuk dapat
mengangkat kakinya. Tapi sia-sia saja!
"Naga Kuning, apa yang terjadi denganmu!" bertanya Setan Ngompol seraya melompat
mendekati. "Tua bangka sialan itu! Ilmu apa yang dimilikinya.
Aku tak bisa menggerakkan dua kakiku!" menjelaskan Naga Kuning.
"Jangan khawatir! Walau otak kita ada di dalam batok kepala, dia di luar batok
kepala tapi soal ilmu tipu menipu boleh diuji!" kata Setan Ngompol pula.
Lalu dia turunkan bagian depan celananya. Tangan BADAI FITNAH LATANAHSILAM 31
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kanan menampung. Serrr.... Si kakek kencing dan air kencingnya sengaja ditampung
di tangan kanan.
"Kek! Kau mau berbuat apa"!" teriak Naga Kuning karena mengira si kakekakan
memasukkan air kencing yang ditampung ke dalam mulutnya.
"Jangan banyak tanya kalau mau sembuh!" kata Setan Ngompol. Dengan cepat dia
membungkuk lalu air kencing yang ada dalam tampungan telapak tangannya diusapusapkannya pada ke dua kaki Naga Kuning mulai dari lutut sampai ke jari-jari. Si
kakek kemudian meniup dua kali kemudian tepuk pantat si bocah!
"Ayo jalan! Angkat kakimu!"
Naga Kuning gerakkan kaki kanannya. Lalu kaki
kiri. Astaga! Ke dua kakinya serta merta menjadi enteng. Dia bukan saja bisa
menggerakkan tapi mampu mengangkatnya dan kini malah dia bisa melesat ke atas,
jungkir balik di udara dua kali lalu turun lagi dengan kaki menjejak tanah lebih
dulu! "Bruutt! Prett!"
Nenek muka kuning Hantu Selaksa Kentut tertawa
cekikikan. "Tidak kukira, kakek jelek bau pesing tukang kencing itu ternyata
seorang juru sulap! Hik... hik...
hik!" Sementara si nenek muka kuning tertawa cekikikan, Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab kelihatan tegakterkesiap menyaksikan
apa yang barusan terjadi.
"Kakektukang kencing itu, dia memiliki kesaktian yang sanggup membuyarkan
kesaktlanku... Kabar yang aku sirap bukan kabar kosong belaka. Orang-orang dari
negeri seribu dua ratus tahun mendatang ternyata memang memiliki ilmu yang aneh
aneh. Tapi aku Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tidak mau dikalahkan begitu saja. Apa lagi
urusanku dengan pemuda bernama Wiro Sableng itu belum selesai!"
"Terima kasih Kek, kau sudah menolongku!" kata Naga Kuning pada Setan Ngompol.
Si kakek bau pesing menyeringai busungkan dada
lalu berkata. "Itu baru kuusapkan pada dua kakimu.
Kalau tadi air kencingku aku masukkan ke dalam mulutmu kau pasti bisa terbang
sampai langit ke tujuh!"
"Sombongnya! Jangan jadi takabur Kek!" kata Naga Kuning. Lalu bocah ini
memandang ke arah
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab dan berkata. "Orang tua, selama ini aku menaruh
hormat pada dirimu.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 32
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Sampai saat inipun aku akan berlaku seperti itu. Tapi jika kau berniat
mencelakai diriku tanpa sebab, tidak ada salahnya aku mencari tahu sampai di
mana ke-hebatanmu!"
Otak di atas kepala Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tampak berdenyut kencang.
Merasa ditantang dia membentak. "Bocah kurang ajar! Kau bakal menerima bagianmu!
Tetap ditempatmu! Jangan kemana-mana! Biaraku menyelesaikan urusan dengan kawanmu si rambut panjang itu!"
Sekali lompat saja Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab telah berada di depan Pendekar 212 Wiro Sableng. Melihat gelagat yang
semakin tidak enak murid Sinto Gendeng segera berlaku waspada.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 33
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 6
BERHADAP-hadapan sedekat itu membuat Wiro
merasa ngeri melihat otak Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab yang nangkring berdenyut-denyut
di atas kepalanya. Sambil memandang penuh geram kakek ini kemudian membuka
mulut. "Kau bukan saja telah mencuri tongkat biru! Bukan saja telah memfitnah dua
cucuku sebagai perampas tongkat. Tapi kau juga adalah manusia terkutuk yang
telah memperkosa merusak kehormatan mereka secara keji!"
Pendekar 212, dan semua orang yang ada di situ
tentu saja menjadi sangat terkejut rrtendengar ucapan Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab. Naga Kuning dan Setan Ngompol saling pandang delikkan mata. Luhsantini
keluarkan seruan tertahan.
"Wahai, sebelumnya aku menaruk kagum pada
pemuda ini. Ternyata dia seorang manusia keji terkutuk!" Luhsantini berkata
dalam hati. Lakasipo yang mulai sadar tampak tersentak dalam jaring. Dua matanya yang tadi masih setengah terpejam kini membeliak
memandang ke arah Wiro.
"Apa" Wiro saudara angkatku memperkosa dua gadis berjuluk Sepasang Gadis
Bahagia" Sulit kupercaya!
Tapi kalau Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab sendiri yang berkata siapa yang tidak
akan percaya"!" Lakasipo kerahkan seluruh tenaganya. Sekujurtubuhnya yang penuh
luka-luka bakar terasa sakit bukan main.
Dalam jaring yang tergantungdi punggung kuda hitam, dia berusaha duduk,
memandang ke arah orang-orang itu. Walau agak samartapi dia mulai bisa melihat
sosok Wiro Sableng dan yang lain-lainnya.
"Fitnah busuk terkutuk!" teriak murid Sinto Gendeng menggeledek.
"Kau yang terkutuk! Kau yang busuk!" balikmeng-hardik Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab. "Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab! Sungguh aku tidak percaya ucapan keji tuduhan
kotor akan keluar dari mulutmu! Bagaimana kau bisa berbuat seperti ini"!" ujar
Pendekar 212 dengan suara setengah berteriak. "Kalau benar dua gadis itu cucumu,
merekalah yangtelah merampas tongkat batu biru dari tanganku!"
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 34
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Bagaimana aku bisa berbuat seperti ini"! Huh!
Saat ini ingin sekali aku segera memecahkan kepalamu! Tapi agar semua orang tahu
kebejatanmu biar aku buka kedokmu! Aku akan katakan apa yang telah kau lakukan
terhadap dua cucuku. Luhkemboja dan Luhkenanga!"
Naga Kuning pegang lengan Setan Ngompol lalu
bicara setengah berbisik. "Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab adalah tokoh
berkepandaian tinggi di Negeri Latanahsilam. Kalau dia mengatakan sesuatu pasti
dia tidak bicara dusta. Menurutmu apakah sahabat kita Wiro Sableng benar-benar
telah berbuat keji atas diri dua cucu si kakek?"
Setan Ngompol tak bisa segera menjawab. "Ada yang tidak beres..." katanya
kemudian setengah berbisik. "Aku tidak meragukan diri sahabat kita Wiro Sableng.
Tapi seandainya dia terkena guna-guna Hantu Santet Laknat, lalu terjebak
melakukan perbuatan keji itu...."
Saat itu Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab kembali terdengar membuka mulut.
Suaranya keras lantang hingga semua orang mendengar jelas setiap kata yang
diucapkannya. "Beberapa waktu lalu cucuku Luhkemboja dan Luhkenanga menangkap basah dirimu
tengah melakukan hubungan badan dengan Luhjelita di sebuah goa...."
Bergeletar sekujur tubuh Pendekar 212 mendengar ucapan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab itu.
Rahangnya menggembung. Tapi dia masih bisa menahan diri, malah berkata. "Fitnah karanganmu terdengar bagus! Coba kau
teruskan!"
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab menyeringai.
Setelah lebih dulu meludah ke tanah dia berkata.
"Kedok busukmu segera terbuka! Sejcsni aku bicara taat kematianmu berarti sudah
di depan mata!"
Wiro balas meludah kc tanah, membuat Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab menggelegak amarahnya.
"Teruskan saja cerita busukmu. Soal nyawaku kita lihat saja nanti. Apa aku yang
memang akan mati duluan atau kau yang sudah bau tanah akan minggat lebih cepat
ke neraka!"
Saking marahnya Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab gerakkan sepuluh jari tangannya hingga mengeluarkan suara bergemeletakan.
"Karena kau takut rahasia kejimu akan terbuka BADAI FITNAH LATANAHSILAM 35
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
dan tersebar luas, kau lalu mengejar dua cucuku.
Merusak memperkosa mereka. Lalu beberapa orang
lelaki tak dikenal datang mengusung tubuh dua cucu ku. Keduanya berada dalam
keadaan mengenaskan,
tidak mengenakan pakaian, berada dalam keadaan
sekarat! Menurut para pengusung, kau yang menyuruh mereka mengantarkan cucucucuku. Disertai pesan bahwa kau sengaja menganiaya dan merusak kehormatan dua
cucuku karena mereka telah menipumu
dengan tongkat biru palsu! Lalu juga karena dua cucuku menurutmu selama ini
telah menebar aib dan kekejian hingga pantas dijatuhi hukum berat dan diberlakukan secara keji pula!" (Baca Episode berjudul
"Rahasia Mawar Beracun")
"Sungguh, cerita hebat luar biasa! Apakah kau sudah menuturkan semuanya"! Apakah
kisahmu sudah selesai"!" Wiro Sableng ajukan pertanyaan.
"Saat kematianmu sudah tiba anak muda!" Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
menyergap ke depan. Dua tangannya menghantam. Tangan kiri berkelebat dan
mendadak berubah panjang sekali. Tangan ini berputar aneh seperti seutas tali
besar hendak menggulung Pendekar 212. Dalam keadaan seperti itu tangan kanan
datang menggebuk dari depan. Sasaran yang diarah adalah kepala Wiro.
"Memeluk Bumi Menghantam MataharP." Lawungu membatin menyebut nama jurus yang
barusan dilancarkan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. "Sebelumnya tidak ada satu orangpun
bisa selamat dari serangan ini...!"
Wiro maklum sekali, sebagai tokoh paling hebat
di Negeri Latanahsilam, Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tentu memiliki
kepandaian tinggi luar biasa.
Karenanya begitu orang menyerang murid Eyang Sinto Gendong Ini segera keluarkan
jurus kedua dari ilmu silat yang didapatnya dari Datuk Rao Basaluang Ameh dan
bersumber pada "Kitab Putih Wasiat Dewa" yang merupakan salah satu inti dari
Delapan Sabda Dewal Jurus ini bernama Tangan Dewa Menghantam Batu
Karang. (Baca serial Wiro Sableng berjudul "Delapan Sabda Dewa")
Ternyata Wiro tidak cuma keluarkan jurus "Tangan Dewa Menghantam Batu Karang"
karena secepat kilat kemudian dia susul dengan jurus ke tiga dari ilmu silat
yang sama yakni Tangan Dewa Menghantam
Rembulan. BADAI FITNAH LATANAHSILAM 36
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Jurus pertama yang dilancarkan Wiro membuat
Hantu Sejuta' Tanya Sejuta Jawab tersentak kaget.
Jotosannya yang mengarah ke kepala si pemuda
laksana tertahan oleh hawa aneh yang kemudian men-dorong ke belakang tangannya
yang memukul. Kejut si kakek bertambah lagi ketika tangarUdrinya yang berubah
panjang dan hendak menelikung tubuh Wiro mendadak tersentak keras lalu mental
seperti digebuk pentungan besi. Menggigit bibir menahan sakit Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab keluarkan bentakan keras.
Walau mampu membendung bahkan memusnahkan dua serangan lawan namun dirinya sendiri tak urung menderita gempuran hebat.
Tubuhnya terpuntir setengah lingkaran lalu terhuyung mau roboh sementara rasa
sakit aneh seperti ada puluhan jarum menusuk ubun-ubun dan pinggiran matanya.
Sambil membentak Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab melesat ke atas. Wiro hanya sempat melihat bayangan jubah putih si kakek.
Dia tidak menyadari kalau dari balik jubah dua kaki si kakek tiba-tiba menderu
lancarkan dua tendangan. Satu ke kepala, satu ke dada. Ketika pemandangannya
kembali pulih dia hanya bisa melihat serangan yang mengarah kepala. Murid Sinto
Gendeng ini cepat rundukkan tubuh.
Kepalanya memang selamat tapi tendangan ke arah dada tidak dapat dihindarinya.
"Bukkk!"
Sosok Pendekar 212 mencelat mental sampai tiga
tombak lalu terguling-guling di tanah. Wiro berusaha bangkit berdiri dengan
cepat. Tapi dadanya serasa amblas. Lututnya goyah. Pemuda ini jatuh berlutut
sambil pegangi dada. Nafasnya seperti tertahan di tenggorokan. Ketika dia
memaksa menghela nafas
dalam, dari mulutnya menyembur darah merah! Sebelum dia jatuh terduduk di tanah,
Wiro masih sempat mengerahkan aji kesaktian dan tenaga dalamnya ke tangan kanan
lalu menghantam ke depan.
"Wusss!"
Cahaya putih menyilaukan dan panas berkiblat.
Walau Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab berhasil
menendang dada lawan namun kakek ini juga ikut terpental. Kaki kanannya terasa
sakit, membuat dia tertegak miring begitu menginjak tanah. Di saat itu pula
pukulan Sinar Matahari yang dilepaskan Wiro berkelebat menyambar. Si kakek
berseru kaget dan cepat menyingkir. Dia seperti tidak percaya pukulan BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 37
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
sakti Memeluk Rembulan Menghantam Matahariyang
barusan dilancarkannya tidak sanggup menghabisi pemuda lawannya! Lawungu sendiri
yang ikut menyaksikan hal itu sampai keluarkan seruan tertahan dan ternganga
lebar. Walau Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab selamat
dari serangan pukulan "Sinar Matahari" tapi gerakan si kakek agakterlambat.
Cahaya panas menyapu ujung bawah jubah putihnya. Saat itu juga jubah putih itu
dilumat kobaran api! Si kakek jadi kelabakan. Untung dia tidak kehilangan akal.
Setelah bergulingan di tanah dia mematahkan serumpun semak belukar berdaun
lebat. Dengan daun-daun ini dia mengibas padam api yang membakar ujung jubahnya.
"Wiro!" Naga Kuning berteriak dan cepat mem-buru. Tapi gerakannya dipotong dan
dihadang oleh kakek berjubah ungu.
"Apa maumu orang tua"! Kau membantu kakek
sesat yang otaknya nangkring di ubun-ubun itu"!"
bentak Naga Kuning.
Lawungu menyeringai. "Mulutmu kurang ajar! Bicaramu keras! Kau rasakan dulu
kerasnya tangan kananku!"
Habis berkata begitu Lawungu lalu lancarkan satu tamparan ke muka Naga Kuning.
Tamparan ini bukan tamparan biasa karena jangankan muka manusia, batupun bisa
rengkah kalau sampai terkena!


Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Naga Kuning yang sesungguhnya adalah kakek
berusia lebih dari seratus dua puluh tahun ini tentu 6aja tidak tinggal diam.
Sambil mengelak dia berkata.
"Kau menuduh aku kurang ajar! Padahal kau sama saja kurang ajarnya dengan kakek
yang otaknya tidak karuan itu! Jangan kira aku takut padamu!" Anak ini lantas
keluarkan jurus yang disebut Naga Murka Merobek Langit
Kejut Lawungu bukan kepalang ketika tiba-tiba
lima jari tangan kanan Naga Kuning yang dipentang lurus tidak terduga menusuk ke
arah tenggorokannya.
Dari angin serangan serta adanya cahaya redup hitam yang memancar dari tangan si
bocah Lawungu segera maklum kalau tusukan lima jari itu bukan saja mampu
menembus daging lehertapi juga bisa menghancurkan tulang tenggorokannya. Dengan
cepat dia berkelebat mengelak sambil lindungi diri dengan tangan kiri. Apa yang
diduga Lawungu ternyata betul.
"Braakkk!"
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 38
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Tusukan lima jari tangan Naga Kuning dalam jurus
"Naga Murka Merobek Langit" tadi begitu menghantam tempat kosong terus melabrak
batang pohon di samping Lawungu,
Lima jari tangan masuk amblas ke dalam batang
pohon. Lawungu merasakan tengkuknya sedingin es.
"Anak ini sangat berbahaya. Kalau tidak segera di-habisi bisa mendatangkan
malapetaka tak diingini!"
Si kakek berjubah ungu acungkan tangan kanannya ke udara. Satu kilatan cahaya aneh berwarna ungu entah dari mana datangnya,
menyambar masuk ke
ujung jari-jari tangan si kakek. Cahaya itu mengalir sepanjang lengannya naik ke
kepala melalui leher.
Saat itu juga kepala si kakek kelihatan memancarkan sinar terang berwarna aneh.
Tiba-tiba Lawungu meniup keras. Selarik sinar ungu menyambar. Sinar ini sengaja
tidak diarahkan kepada Naga Kuning, melainkan ke arah pohon yang barusan kena
hantaman lima jari si bocah. Apa yang terjadi kemudian sungguh luar biasa. Sinar
ungu di bntnng pohon mengalir ke bawah. Ketika sinar itu sampul di bagian dimana
tangan kanan Naga Kuning masih menancap anak ini menjerit keras. Bukan karena
kesakitan totopl karena bagaimanapun dia mengerah kan tenaga tangannya yang
amblas tidak dapat di-keluarkannya dari dalam batang pohon. Seolah tangan itu
telah menjadi satu dengan pohon!
Nenek muka kuning Luhkentut alias Hantu Selaksa Angin keluarkan seruan tertahan. "Aku rasa-rasa mengenal ilmu yang
dikeluarkan kakek jubah ungu itu! Hai, bukankah itu yang disebut Ilmu Menyatu
Jazad Dengan Alam." Si nenek mendongak ke atas sambil pijit-pijit keningnya
seperti berpikir. "Aku kenal ilmu itu, apakah aku mengenal siapa adanya dirinya"
Ckkk... ckkk... ckkk!" Si nenek keluarkan suara ber-decak berulang kali lalu
pancarkan kentutnya butt prett!
Naga Kuning keluarkan keringat dingin. Mukanya
pucat pasti karena tidak sanggup lepaskan lima jari tangannya yang tenggelam
sampai ujung telapak. Dari samping sambil keluarkan tawa mengeken" Lawungu
mendatangi, siap untuk menggebuk si bocah. Melihat hal ini Si Setan Ngompol tak
tinggal diam. Sambil berteriak marah dia memotong gerakan Lawungu.
"Kau apakan anak itu! Kalau dia sampai cidera nyawamu jadi taruhannya!"
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 39
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Kekehan Lawungu bertambah panjang. "Kakek
bau pesing tukang kencing! Bicaramu terlalu sombong! Jangan mengira kali ini air
kencingmu bisa menolong anak itu!"
"Kau yang sombong! Kita lihat| saja! Jangan kau pergi kemana-mana! Aku bersumpah
akan mencekok-mu dengan air kencingku!"
Setelah berkata begitu Si Setan Ngompol cepat
mendekati Naga Kuning. "Anak sial! Apa yang terjadi dengan dirimu"!"
"Kakek geblek!" semprot Naga Kuning. "Apa kau buta" Kau lihat sendiri apa yang
aku alami! Aku tidak bisa keluarkan tanganku dari dalam pohon!"
"Sudah! Jangan mengomel. Aku pasti bisa menolongmu!" Kata Setan Ngompol. Lalu
dengan cepat dia kerahkan tenaga dalamnya sambil memegang lengan kanan Naga
Kuning. "Kerahkan tenagadalammu!
Sama-sama mengerahkan masakan tidak bisa lepas!"
Sebelumnya Naga Kuning memang telah mengerahkan tenaga dalam untuk bisa melepaskan tangannya dari dalam pohon tapi tidak
berhasil. Sekarang karena si kakek menyuruh begitu maka dia kembali mengerahkan
tenaga dalamnya. Lalu dibantu oleh si kakek, Naga Kuning tarik tangan kanannya
dari dalam pohon. Seperti diketahui baik Naga Kuning maupun Setan Ngompol
bukanlah orang-orang sembarangan.
Keduanya memiliki kesaktian dan tingkattenaga dalam tinggi. Namun bagaimanapun
mereka berusaha tetap saja tangan kanan Naga Kuning tidak bergeming. Si kakek
sampai terkencing-kencing!
"Mungkin aku harus kembali mempergunakan air kencingku!" kata Setan Ngompol
dengan nafas mem-buru.
"Lekas kau lakukan. Kulihat kakek jubah ungu itu tengah melangkah ke sini!" kata
Naga Kuning pula walau merasa jijik.
Setan Ngompol masukkan tangannya kiri kanan
ke dalam celananya. Dengan dua tangannya yang ha-,ah oleh air kencing dia
mengusap tangan Naga Kuning, juga batang pohon di bagian mana tangan bocah
tertanam. Tapi seperti kata Lawungu tadi, kali ini air kencing Si Setan Ngompol
memang tidak bisa menolong Naga Kuning.
"Sial jahanam!" Setan Ngompol memaki. Dia kerahkan tenaga dalam ke tangan kanan.
"Terpaksa aku BADAI FITNAH LATANAHSILAM 40
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
hancurkan pohon ini!" katanya. Lalu si kakek hantamkan tangan kanannya.
Maksudnya hendak menghancurkan batang pohon pada bagian dimana tangan Naga Kuning tenggelam.
"Kakek tolol! Jangan kau lakukan itu!" tiba-tiba nenek muka kuning berseru.
"Braaakkk!"
Batang pohon memang pecah. Tapi tangan kanan
Si Setan Ngompol kini ikut menempel di pohon itu, dekat tangan kanan Naga
Kuning! "Celaka! Mengapa bisa jadi begini"!" kejut Setan Ngompol. Kencingnya langsung
terpancar. Sambil tertawa gelak-gelak Lawungu mendatangi
ke dua orang yang terperangkap lengket di batang pohon itu.
"Kini menghabisi kalian semudah aku membalikkan telapak tangan!" kata kakek itu.
Saat itu cahaya ungu yang ada di kepalanya bergerak turun ke leher, mengalir ke
lengan. Sesaat kemudian tangan kanannya kelihatan memancarkan sinar ungu terang.
Setan Ngompol terkencing-kencing habis-habisan. Matanya yang memang sudah lebar kini bertambah lebar seolah membesar sampai
ke kuping. Lain halnya dengan Naga Kuning. Anak ini walau sebenarnya takut
setengah mati tapi masih bisa berteriak.
"Aku tidak takut mati! Ayo! Aku mau lihat apa yang hendak kau lakukan!"
Sambil berteriak Naga Kuning berulang kali berusaha menendang Lawungu tapi tidak berhasil.
Lawungu hentikan tawanya. Dia menunduk pandangi wajah Naga Kuning. Ingin sekali anak ini me-ludahi muka orang tua itu.
"Kau tidak takut mati, ha...
ha... ha! Bagus! Memang kau tidak akan segera kubunuh. Kakek kawanmu ini yang
akan kuhabisi lebih dulu. Biar kau menyaksikan dari dekat bagaimana
mengerikannya orang mati dengan kepala rengkah!
Kalian berdua adalah sahabat pemuda berambut panjang yang telah memperkosa dua
cucu sahabatku!
Membunuh kalian sama saja berbuat pahala!"
Lawungu tertawa panjang. Lalu tangan kanannya
yang memancarkan sinar ungu dihantamkan ke batok kepala Setan Ngompol yang
berada dalam keadaan
tidak berdaya! Sesaat lagi kepala Setan Ngompol akan hancur
berantakan tiba-tiba ada orang berteriak lantang.
"Lawungu! Jangan kau berani membunuh keBADAI FITNAH LATANAHSILAM 41
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
kasihku!" Lawungu tidak perduli. Dia tetap teruskan memukulkan tangan kanannya. Namun dari belakang mendadak ada orang menelikung
tubuhnya lalu menyeretnya demikian rupa hingga sama-sama jatuh ke tanah.
Sebenarnya dengan kepandaiannya yang tinggi Lawungu bisa menghantam orang yang
merangkulnya itu dengan sodokan sikut atau tendangan kaki. Namun cara orang
memegang tubuhnya membuat Lawungu
jadi merinding dan berteriak keras penuh marah. Orang yang menelikungnya dari
belakang sengaja pergunakan tangan meraba bagian tubuhnya di bawah pusar!
Sebelum dia bisa berbuat apa-apa tubuhnya telah keburu jatuh berhimpit-himpitan!
"Jahanam! Siapa berani berlaku kurang ajar!"
bentak Lawungu seraya melompat bangkit.
Terdengar suara tawa cekikikan. Orang yang tadi menggerayangi aurat terlarangnya
ternyata sudah lebih dulu tegak berdiri sambil tertawa-tawa beberapa langkah di
hadapannya! BADAI FITNAH LATANAHSILAM 42
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 7
KITA tinggalkan dulu Lawungu yang marah se
tengah mati karena ada orang berani merabai
auratnya di bawah perut. Kita kembali pada
Pendekar 212 Wiro Sableng yang saat itu terduduk bersimpuh di tanah dalam
keadaan terluka parah di bagian dalam akibat tendangan Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab. Kalau saja Kapak Naga Geni 212 saat itu ada padanya, pasti cidera yang
dialaminya tidak separah itu.
Wiro meraba seputar pinggangnya. Dia tidak mn
nemukan sebuah kantong kecil berisi obat pemberian gurunya. Entah dimana
hilangnya dan kapan kejadian nya dia tidak tahu. Satu-satunya cara untuk
mengobati diri adalah mengerahkan tenaga dalam atau hawa sakti di dalam tubuhnya serta
mengatur jalan nafas dan peredaran darah. Namun belum sempat dia melakukan semua
itu, kakek yang otaknya ada di luar kepala itu sudah berada tiga langkah di
hadapannya. Wiro coba membuka mulut.
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab! Kau adalah orang arif bijaksana berilmu tinggi
berbudi luhur punya kemampuan untuk melihat dan menyirap
kali benar aku yang telah berbuat keji terhadap Luh kemboja dan Luhkenanga.
Kalau memang aku yang
memperkosa dua cucumu, mengapa aku mau bertindak bodoh" Menyuruh orang mengantarkan mereka padamu" Bukankah lebih baik aku
membunuh mereka agar rahasiaku tidak tersingkap"!"
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab menyeringai
mendengar kata-kata Pendekar 2 1 2 itu. "Menjelang kematian di depan mata kau
pandai memujiku sekaligus bersandiwara melindungi diri! Ada apa di dalam otak
manusia keji biadab sepertimu siapa yang tahu dan bisa menduga mungkin kau
merasa hebat dengan senjata tidak membunuh dua cucuku! Apapun yang
ada di dalam otak kejimu, saat ini semuanya akan berakhir untuk selama-lamanya!"
Begitu selesai berucap si kakek langsung menyergap dengan satu tendangan. Dalam
keadaan terluka parah di sebelah dalam Wiro tidak berani menangkis ataupun balas
menghantam. Tubuhnya dijatuhkan.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 43
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Lalu dengan jurus Belut Menyusup Tanah dia melesat di tanah, menyelinap seperti
seekor belut licin.
Dengan geram Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
hunjamkan kakinya, berusaha menginjak kepala atau tubuh Wiro.
"Duukkk! Duukkk! Dukkk!"
Sosok Pendekar 212 meliuk-liuk menghindari injakan maut itu. Di tanah kelihatan lobang lobang besar bekas injakan kaki si
kakek. Marah besar karena tidak satupun injakan kakinya mengenai sasaran, Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab angkat bagi.m bawah jubahnya. Begitu Ujung jubah
dikebutkan maka menderulah gelombang angin dahsyat Sosok murid Sinto Gendeng melesat ke udara
bersamaan dengan taburan pasirdan batu-batu. Ketika tubuh itu jungkirbalik jatuh
ke bawah, si kakek sudah menunggu. Dua telapak tangannya dikembangkan lalu
dihantamkan ke atas.
Dalam jarak sedekat itu tidak mungkin lagi bagi Wiro untuk menghindar. Dia
terpaksa pergunakan dua tangan untuk menangkis.
Dua pasang telapak tangan beradu keras di udara.
Dua kekuatan tenaga dalam tinggi sama-sama rrjenggempur. Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawabterjengkang di tanah. Sebaliknya Pendekar 212 sendiri mencelat
sampai dua tombak. Selagi melayang turun dari mulutnya menyembur darah. Wiro tak
mampu tegak di atas dua kakinya.
"Bluukkk!"
Wiro terhempas jatuh punggung di tanah. Tulangtulangnya di sebelah belakang seperti remuk. Dadanya mendenyut sakit seolah
terpanggang. Dua tangannya yang tadi saling bentrokan dengan sepasang tangan
lawan kini dirasakannya seperti tak ada lagi di sisinya.
Dua kakinya bergeletar.
Melihat lawan tidak berdaya, Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab cepat menyergap.
Kaki kanannya kirim-kan satu injakan ke kepala Pendekar 212. Kali ini Wiro tak
kuasa mengelak, tak berdaya untuk menahan
injakan kaki itu dengan dua tangannya. Juga tidak ada yang bisa memberikan
pertolongan. Di dalam jaring api biru Luhsantini pejamkan mata, ngeri
membayangkan apa yang sesaat lagi bakal terjadi.
Nenek muka kuning hanya tegak berdiri tertawatawa lalu kentut. Kalau dulu sebelumnya dia tidak ingin melihat ada yang
mengganggu apa lagi sampai mencelakai Wiro, saat itu dia seperti tidak perduli.
Jelas BADAI FITNAH LATANAHSILAM 44
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
nenek satu ini ada kelainan dalam otaknya.
Lakasipo yang berada dalam jaring satunya tersentak kaget. Dia masih mampu berteriak. "Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!
Jangan bunuh dia! Dia saudaraku!"
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tidak perduli.
Amarah dan dendam kesumatnya terhadap Wiro yang hanya bisa pupus dengan kematian
pemuda itu tak bisa dihentikan. Kaki kanannya menderu!
Sesaat lagi kepala murid Sinto Gendeng akan
hancur dilanda injakan kaki kanan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab tiba-tiba
sesiur angin sangat dingin menerpa, membabat ke arah kaki kiri Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab. Bersamaan dengan itu udara
dipenuhi kabut tipis berwarna kebiruan.
Kuda-kuda kaki kiri Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab sama kokohnya dengan sebuah tiang batu yang menancap di tanah. Tidak mudah
untuk menggoyang, apa lagi menggeser dan membuatnya mental. Tapi
saat itu sambaran angin dingin tidak kuasa ditahan si kakek. Kaki kirinya
seperti disusupi ratusan jarum yang menebar hawa dingin sampai ke tulangtulangnya. Tubuh si kakek terhuyung. Kuda-kuda kaki kirinya tak sanggup bertahan
menopang tubuhnya. Akibatnya injakan kaki kanannya pada kepala Wiro bukan saja
tidak menemui sasaran malah saat itu tubuhnya ikut tersapu seperti diterjang
badai. Sebelum celaka kakek ini dengan cepat melesat ke udara. Dari atas dia
membentak keras dan hantamkan tangan kanannya
ke arah dari mana tadi datangnya sambaran angin dingin.
"Wusss!"
Serangkum sinar putih berkiblat. Di depan sana
satu sosok tubuh aneh kelihatan berkelebat dengan cepat dalam gerakan berputar
seperti gasing.
"Bummm!"
Pukulan tangan kosong yang dilancarkan Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab menghantam tanah, mengeluarkan suara berdentum, meninggalkan satu lobang besar. Begitu tanah dan
pasir yang beterbangan ke udara luruh ke bawah dan pemandangan terang


Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kembali, terkejutlah Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab melihat siapa yang tegak di
depan sana. "Sahabatku Lasedayu! Hantu Langit Terjungkir!"
si kakek menegur lantang. "Sungguh pertemuan tidak terduga! Berbilang tahun kita
tidak pernah berjumpa!
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 45
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Begitu muncul mengapa kau melakukan perbuatan
tercela" Menyerangku untuk membela makhluk biadab penuh sejuta dosa"! Apakah
persahabatan kita yang puluhan tahun di masa silam tidak ada artinya sama sekali
bagimu"!"
Orang yang barusan datang dan menghalangi
serangan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab memang adalah kakek aneh yang
mempergunakan dua tangan sebagai kaki, bernama Lasedayu alias Hantu Langit
Terjungkir. Orang tua yang rambut putih, kumis dan janggutnya menjulai awutawutan tidak segera menjawab teguran orang, melainkan lebih dulu melirik pada
nenek muka kuning.
Merasa dirinya diperhatikan, setengah menggerutu setengah berpikir nenek berjuluk Hantu Selaksa Angin ini berkata dalam
hati. "Huh! Dia lagi! Si Ikan Asap! Kakek yang suka meniru-niru kentutku! Dulu
kucari tidak bertemu, sekarang unjukkan tampang!
Ah, aku kesal padanya. Dulu aku ingin menyelidik siapa dirinya. Tapi kini buat
apa" Wahai genitnya pakai melirik diriku segala! Tidak tahu di buruk rupa. Ber
diripun tidak karuan! Hidup menyungsang terbalik!
Jangan-jangan dia makan lewat pantat dan buang hajat melalui mulut! Hik...
hik... hik!"
"Butt... prettt!" Nenek muka kuning lantas pancarkan kentutnya. Dalam Episode
sebelumnya (Hantu Santet Laknat) dituturkan bagaimana Hantu Selaksa Angin
berusaha mengejar Hantu Langit Terjungkir karena ada sesuatu ucapan si kakek
yakni "ikan asap"
atau 'ikan pindang" yang membuatnya jadi ingin tahu siapa sebenarnya kakek itu.
Sementara itu Hantu Langit Terjungkir sendiri lari mengejar Hantu Bara Kaliatus
karena tertarik pada tanda bunga dalam lingkaran yang ada di belakang lengan
kanan lelaki itu.
"Sahabatku Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab!
Aku gembira dengan pertemuan ini! Apa lagi Lawu-ngupun kulihat ada di sebelah
sana. Tapi keadaan membuat kita jadi merasa saling tidak enak! Wahai, bukan
maksudku berlancang diri mencampuri urusanmu! Apa lagi menyerangmu! Aku hanya
ingin mem- balas sedikit budi yang pernah ditanam pemuda dari negeri seribu dua ratus tahun
mendalang itu. Dulu dia dan teman-temannya pernah menyelamatkan jiwaku
dari tangan maut makhluk api Lamanyala. Hari ini biarlah aku membayar lunas
hutang piut a n g diantara kami!"
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 46
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Kau membalas budi katamu! Kau membayar
hutang piutang katamu! Tapi kau mengecewakan sahabat sendiri yang sudah kau
kenal puluhan tahun, sesakit sependeritaan!"
"Harap maafkan diriku wahai sahabat!" kata Hantu Langit Terjungkir.
"Kurasa pinta maafmu tak ada gunanya! Tahukah dosa besar apa yang telah
diperbuat pemuda keparat itu" Dia telah memperkosa dua cucuku!"
Hantu Langit Terjungkir tersentak kaget dan pelototkan mata memandang pada
Pendekar212yang saat itu tengah dengan susah payah akhirnya bisa berdiri walau
terbungkuk-bungkuk menahan sakit di dada.
"Dua cucumu...." mengulang Hantu Langit Terjungkir. "Maksudmu Luhkemboja dan
Luhkenanga"!"
"Bagus kau masih ingat nama dua gadis itu! Tapi sekarang mereka hidup dalam
sejuta derita sejuta malu! Akibat perbuatan keji orang yang barusan kau tolong
itu!" Hantu Langit Terjungkir geleng-gelengkan kepala.
"Maksudku baik, ternyata aku telah melakukan keke-liruan besar. Kalau begitu
sebagai penebus kesalahan biarlah aku mewakilimu menghukum pemuda terkutuk ini!"
Habis berkata begitu Hantu Langit Terjungkir alias Lasedayu gerakkan kaki
kanannya. "Wuutttt!"
Selarik angin memancarkan cahaya kebiruan dan
menebar hawa dingin luar biasa menghantam ke arah Pendekar212 Wiro Sableng.
Pemuda ini cepat jatuhkan diri ke tanah. Serangan maut Hantu Langit Terjungkir
menghantam sebatang pohon yang tumbuh dikelilingi serumpunan semak belukar.
Pohon ini hancur berantakan di bagian tengahnya lalu menggemuruh tumbang. Semak belukar berserabutan dan mental ke udara! Sebelum Hantu Langit
Terjungkir kembali menghantam, Wiro cepat bangkit dan berteriak.
"Kakek bernama Lasedayu!" Wiro membuka mulut. "Tuduhan orang tua sahabatmu itu
tidak benar! Dusta dan fitnah! Aku tidak pernah merusak kehormatan dua gadis itu. Malah
mereka yang menipuku, mereka juga merampas sebuah tongkat batu biru! Aku
bersumpah tidak melakukan kekejian itu terhadap cucunya!"
"Kau bersumpah pada siapa"!" ejek Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. "Kau orang
asing di negeri ini!
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 47
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Dewa tidak akan mendengar sumpahmu!" Habis berkata begitu orang tua ini
memandang ke arah Hantu Langit Terjungkir dan berkata.
"Lihat! Kau dengar sendiri bagaimana dia pandai bersilat lidah! Betapa pandainya
dia memutar balik kenyataan! Sebelum merusak kehormatan dan menganiaya dua
cucuku, dia juga telah merusak kehormatan seorang gadis bernama Luhjelita!"
Rahang Hantu Langit Terjungkir menggembung.
Matanya memancarkan sinar aneh. Tampangnya yang sebagian terlindung oleh
juntaian rambut putih kelihatan membesi mengerikan.
"Biar aku membunuhnya saat ini juga!"
"Tidak!" kata Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
"Dia harus mati di tanganku!"
"Kalau begitu, agar aku tidak melakukan kesalahan lagi dan dianggap mencampuri
urusan orang, biar aku segera meninggalkan tempat ini! Aku masih banyak urusan
yang terbengkalai, perlu diselesaikan!
Sekali lagi aku mohon maaf wahai sahabatku!"
"Kek! Jangan pergi dulu!" Wiro berseru. "Kesalahpahaman ini harus diselesaikan!"
Hantu Langit Terjungkir singkapkan rambutnya
yang menutupi mata lalu memandang pada Wiro dengan pandangan buas, seperti hendak menerkam.
"Kau selesaikanlah kesalahpahaman itu dengan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
Bukan denganku...."
"Kakek Lasedayu!" Lakasipo yang berada di dalam jaring ikut memanggil. "Jangan
pergi, kami perlu pertolonganmu!"
Hantu Langit Terjungkir hentikan gerakannya melangkah. "Eh, suara itu. Bukankah itu suaranya...?" Si kakek putar dua
tangannya. "Tadi aku melihat ada dua orang dalam jala. Apa salah satu dari
mereka yang barusan memanggilku?"
"Aku disini Kek. Aku Lakasipo!"
"Lakasipo!" Hantu Langit Terjungkir ucapkan nama itu dengan suara bergetar.
Sekali dia melesat, sosoknya sudah berada di samping jaring di mana Lakasipo
mendekam. "Apa yang terjadi dengan dirimu...?"
"Nanti aku ceritakan. Kau bisa menolong aku dan kerabatku bernama Luhsantini
ini?" Hantu Langit Terjungkir melirik pada sosok Luhsantini yang ada di dalam jaring
tergantung pada sisi lain kuda hitam berkaki enam.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 48
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
"Perempuan muda itu.... Namanya Luhsantini?"
"Betul Kek...."
'Wahai perempuan..." kata Hantu Langit Terjungkir sambil melangkah ke samping
kuda dimana sosok Luhsantini tergantung dalam jaring api biru. "Benar kau
bernama Luhsantini?"
' Benar Kek. Kau... apakah kau bisa menolong
mengeluarkan diriku dan Lakasipo dari dalam jaring ini"1,
"Bukankah, bukankah kau istri Hantu Bara Kaliatus alias Latandai...?"
Walau dia memang pernah jadi istri Hantu Bara
Kaliatus tapi Luhsantini tidak mau menjawab. "Kek, lekas kau tolong kami
berdua...."
Hantu Langit Terjungkir usap wajah tuanya berkali-kali. Tiba-tiba tubuhnya melesat ke atas punggung kuda hitam raksasa
berkaki enam. Sekali dia menggebuk pinggul binatang itu, Laekakienam meringkik
keras lalu menghambur lari meninggalkan tempat itu, membawa si kakek serta
Lakasipo dan Luhsantini yang berada dalam jaring api biru.
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab berpaling pada
Pendekar 212 Wiro Sableng. Sambil menyeringai kakek ini berkata. "Sekarang tak
ada lagi yang akan menolongmu!"
"Kau mau membunuhku silahkan! Jangan kira aku akan tinggal diam!" kata Wiro
bersikap menantang.
Mendengar ucapan Wiro Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab menyeringai. Tapi dalam hati dia berkata.
"Makhluk dari negeri asing ini. Aku lihat sendiri dua kali dia menyemburkan
darah segar. Kalau dalam keadaan terluka parah di dalam dia masih berani
menantangku, berarti mungkin dia masih memiliki ilmu kepandaian yang jadi
andalan!" Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab angkat tangan
kanannya ke atas. Lengan jubahnya merosot ke bawah. Kelihatanlah tangannya yang
lebat ditumbuhi bulu. Dia maju selangkah demi selangkah. Pendekar 212 menunggu
dengan tenang. Saat itu diam-diam dia telah menyiapkan hawa sakti dalam tubuhnya
untuk mengeluarkan ilmu Sepasang Pedang Dewa.
Seperti diketahui ilmu Sepasang Pedang Dewa
bukanlah ilmu yang bisa dikeluarkan secara sem barangan. Ilmu yang didapat Wiro
dari Datuk Rao Basaluang Ameh ini hanya boleh dikeluarkan dua kali dalam kurun
waktu 360 hari. Jika saat itu dia akan BADAI FITNAH LATANAHSILAM 49
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
mengeluarkan ilmu tersebut demi menyelamatkan dirinya yang dalam keadaan terluka
parah maka berarti selama di Negeri Latanahsilam dia telah dua kali
mengeluarkannya.
Tangan kanan Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab
semakin tinggi ke atas. Dari pangkal jubah putihnya mengepul asap kelabu. Tibatiba ketika dia siap untuk melancarkan pukulan, di belakang sana terdengar pekik
Lawungu. Lalu bayangan ungu berkelebat di hadapan Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab. "Lawungu! Kau minta mati dihantam pukulan Menara Mayat Meminta Nyawa."
menghardik Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Kalau dia tidak cepat menarik pulang
tangan kanannya, hampir-hampir dia mencelakai sahabatnya itu sendiri.
"Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, lekas tinggalkan tempat ini...."
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab hendak menghardik mendengar ucapan sahabatnya itu. Tapi ketika dilihatnya wajah Lawungu
akhirnya dia berkata dengan suara bergetar.
"Mukamu kulihat pucat! Tadi kudengar kau menjerit di belakang sana" Ada apa"!"
"Anak kecil berambut kaku itu...."
"Ada apa dengan anak keparat itu"!"
"Di dadanya aku lihat menyembul bayangan kepala Naga Hantu Dari Langit Ke
Tujuhl" Berubahlah paras Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab. "Kau jangan mengada-ada, Lawungu!"
"Aku tidak mengada-ada! Tidak mengarang cerita!
Aku saksikan sendiri! Ingat berita yang pernah kita dengar dan bersumber dari
Hantu Tangan Empat
sewaktu dia berada di tanah Jawa beberapa waktu lalu?"
Berubahlah air muka Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab. Otak di atas kepalanya berdenyut cepat.
"Kalau yang kau lihat itu betul Naga Hantu Dari Langit KeTujuh, aku rasa aku
bisa menghancurkannya dengan pukulan sakti Menara Mayat Minta Nyawa!"
"Jangan mempertaruhkan nyawa! Aku masih percaya tidak ada satu kekuatanpun bisa
menahan kesaktian makhluk satu itu. Aku akan segera tinggalkan tempat ini.
Terserah padamu...."
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab melirik ke arah pohon dimana Naga Kuning dan Si
Setan Ngompol masih terjerat lengket.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 50
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
" Kau tidak bergurau wahai sahabatku Lawungu"!"
tanya Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab.
"Soal nyawa mana berani aku bergurau!"
"Kalau begitu baik. Kita segera pergi dari sini.
Tapi pemuda asing ini harus aku bawa serta! Akan kubunuh di tengah jalan!" Hantu
Sejuta Tanya Sejuta Jawab segera turunkan tangan kanannya. Tangan itu kini
diletakkan di atas otak yang bertengger di batok kepalanya. Lalu kini ganti
tangan kirinya yang diangkat. Tiba-tiba tangan kiri itu dipukulkan ke arah Wiro.
Malangnya saat itu murid Sinto Gendeng berada dalam keadaan agak lengah.
Serangkum angin menerpa ke arahnya. Saat itu juga sekujur tubuh Pendekar 212
menjadi kaku tegang. Mulutnyapun tak bisa bersuara!
Lalu Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab panggul tubuh pemuda itu di bahu kanannya.
Sekali berkelebat dia sudah melesat tiga tombak.
"Sahabatku!" berkata Lawungu. "Kau mau menuju kemana terserah padamu. Aku masih
ada keperluan lain. Aku harus mencari musuh besarku Hantu Santet Laknat! Kita
berpisah di sini...."
"Aku sangat kecewa kau tidak mau seperjalanan menemaniku!" sahut Hantu Sejuta
Tanya Sejuta Jawab. Lalu tanpa banyak bicara lagi dia berkelebat ke arah
tenggara. Di langit sinar sang surya mulai me-mudar memasuki ambang sore.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 51
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 8
APA yang membuat Lawungu marah setengah
mati" Siapa yang telah berani merabai aurat
terlarangnya hingga dia gagal membunuh Si
Setan Ngompol" Lalu apa pula yang kemudian terjadi dan membuat Lawungu serta
Hantu Sejuta Tanya
Sejuta Jawab meninggalkan tempat tersebut dengan dihantui rasa takut"
Di hadapan Lawungu saat itu tegak seorang aneh
yang mukanya tertutup pupur tebal seronok. Dua
alisnya diberi pewarna sangat hitam, mencuat ke atas lalu bergelung ke bawah di
masing-masing ujung. Bibir diselimuti gincu merah mencorong. Pipi selain dilapis
bedak tebal juga diberi merah-rnerah. Orang ini memiliki rambut keriting
panjang, menjulai sampai se-bahu. Pada telinga kiri kanan bergelantung dua buah
giwang besar. Pada salah satu kuping hidungnya melekat sebuah subang bermata
berkilat. Pakaiannya sebentuk jubah berbunga-bunga. Walau dia berdandan seperti
perempuan dan memperlihatkan sikap lemah gemulai, tidak henti menyunggingkan
senyum serta selalu mematik-matik merapikan rambutnya namun dari bentuk tubuh
dan suaranya jelas dia adalah seorang lelaki.
Orang ini mengerling sekilas pada Si Setan Ngompol dan kedipkan matanya. Lalu
dia berpaling pada Lawungu dan sunggingkan senyum genit.
"Dajal terkutuk! Kau rupanya!" bentak Lawungu yang bukan saja marah besar tapi
juga sangat muak.
"Wahai! Jangan mengatakan aku dajal. Jangan menyebut diriku terkutuk! Apakah kau
tidak tahu aku bisa memberikan sejuta kenikmatan pada dirimu"!"
Orang berpupur tebal yang dikenal dengan julukan Si Betina Bercula itu lalu
tertawa cekikikan. Membuat Lawungu semakin menggelegak amarahnya.
"Lekas kau menyingkir dari sini! Atau kuhabisi kau lebih dulu! Atau kau mati
berbarengan dengan kakek bau pesing yang katamu kekasihmu itu"!" Ancam Lawungu.
"Wahai! Jangan bersikap kasar padaku padahal aku bisa memberikan kelembutan
padamu. Jangan bicara keras padaku, padahal aku bisa memberikan sesuatu yang empuk padamu!
Hik... hik... hik!"
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 52
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212


Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau memang minta mati!" Lawungu melompat ke hadapan Betina Bercula.
"Tunggu! Tahan! Jangan marah dulu!" seru Betina Bercula. "Aku tidak bicara
dusta! Jika kau tidak percaya kenikmatan apa yang bisa kuberikan, silahkan tanya
lebih dulu pada kekasihku si mata juling dan telinga lebar itu!" Betina bercula
goyangkan ping-gulnya, geliatkan dadanya yang besar lalu menunjuk ke arah Si
Setan Ngompol. (Mengenai Si Betina Bercula ini harap baca Episode berjudul
"Hantu Muka Dua") Lawungu tidak dapat menahan diri lagi. Sekali tangan kanannya
bergerak maka satu jotosan keras menderu ke wajah Betina Bercula. Walau
berpenampilan lemah gemulai dan sebentar-sebentartersenyum genit ternyata Betina
Bercula memiliki gerakan cepat.
Sekali dia menggeliat maka kepalanya miring ke kiri.
Begitu serangan Lawungu lewat, Betina Bercula rundukkan kepala dan tangan
kanannya tahu-tahu telah menyusup ke bagian bawah perut Lawungu. Kalau
orang tua ini tidak cepat melompat ke belakang niscaya auratnya itu sudah kena
dipegang orang!
Didahului teriakan marah Lawungu kembali menyerang Betina Bercula. Kali ini dia tidak mau memberi kesempatan lagi. Sosok si
kakek lenyap berubah menjadi bayang-bayang. Betina Bercula terpekik kecil. Dia
berusaha menahan derasnya arus serangan namun
hanya sanggup sampai empat jurus. Dijurus selanjutnya dia mulai terdesak hebat.
"Dari pada celaka lebih baik aku angkat kaki dari sini. Perlu apa aku berlamalama di sini. Aku kemari untuk mencari pemuda asing bernama Wiro Sableng itu.
Kulihat dia ada di sebelah sana dalam keadaan terluka parah. Ada kakek aneh
berjubah putih hendak mencelakainya. Bagaimana aku harus menolongnya"!
Tololnya aku, mau melibatkan diri dengan kakek jelek satu ini! Tapi... biar aku
cari selamat dulu!"
Apa yang ada di benak Betina Bercula rupanya
sudah terbaca oleh Lawungu. Si kakek tidak mau memberi kesempatan. Serangannya
semakin meng-gila. Betina Bercula seolah-olah terbungkus. Kemana-pun dia
bergerak dan mengelak jotosan atau kaki lawan mengepungnya.
"Celaka! Terpaksa aku mengeluarkan ilmu Membakar Gairah Darah Merah!" kata
Betina Bercula dalam hati. Lalu lelaki berpenampilan perempuan ini angkat bagian
bawah pakaiannya tinggi-tinggi. Ternyata sepa-BADAI FITNAH LATANAHSILAM 53
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
sang pahanya lumayan bagus dan putih.
Melihat perbuatan Betina Bercula yang aneh itu
mau tak mau Lawungu merasa heran. Dibalik keheranan kakek ini tentu saja bertindak waspada. Saat itulah tiba-tiba diiringi
suara tertawa panjang Betina Bercula kibas-kibaskan bagian bawah pakaiannya.
"Wusss! Wusss!"
Gelombang-gelombang angin sejuk lembut dan
aneh menderu keluar dari bagian bawah pakaian Betina Bercula. Bau harum semerbak
mendadak me- menuhi tempat itu, menyelubungi sosok Lawungu.
"Hem, bau apa ini..." Anoh, mengapa mendadak dadaku berdebar. Aliran darahku
lebih kencang. Astaga, sekujur tubuhku menjadi hangat. Orang itu....
Baru kusadari, ternyata dia cantik sekali. Apakah dia sebenarnya seorang
bidadari" Suara tawanya begitu merdu. Senyumnya mengundang diriku. Ah, aku tidak
tahan untuk bercumbu dengannya...."
Hawa berbau harum semerbak secara aneh menimbulkan rangsangan nafsu di dalam tubuh Lawungu. Semakin dia menahan semakin keras gejolak darahnya. Kakek ini serta merta
hentikan serangannya.
Dia tersenyum lalu melangkah maju mendekati Betina Becula yang tegak menunggu
sambil membuka dua
tangannya dalam sikap siap untuK, merangkul mesra.
Padahal rangkulan ini adalah rangkulan yang merupakan rangkulan kematian bagi si
kakek. Inilah ilmu yang disebut Pelukan Mesra Pengantar Kematian. Konon ilmu ini
hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang punya kelainan seperti Si Betina
Bercula. Begitu tubuh calon korban masuk dalam pelukannya maka Betina Bercula
akan merangkulnya erat-erat hingga dia men-capai puncak gairahnya. Orang yang
dirangkul ikut berada dalam rangsangan kenikmatan yang tiada ter perikan.
Setelah itu tubuhnya akan lemas tak berdaya.
Tulang belulang di sekujur tubuhnya remuk dan dia akan menemui kematian secara
luar biasa mengenaskan!
Sesaat lagi Lawungu akan tenggelam dalam rangkulan Betina Bercula tiba-tiba Lawungu mendengar suara mengiang dari empat
penjuru. " Kerabatku Lawungu, lekas tutup jalan nafasmu dan kencangkan urat di bawah
perutmu! Apa kau tidak sadar orang tengah melancarkan serangan maut padamu"!"'
Lawungu tersentak kaget. Dia tidak tahu siapa
yang barusafrrhengirimkan ucapan jarak jauh itu, namun dalam kesadaran yang
datang mendadak itu
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 54
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
dia segera melakukan apa yang dikatakan. Begitu dia menutup jalan pernafasan dan
mengerahkan tenaga dalam ke bagian bawah perut serta merta dia melihat orang di
depannya yang tadi cantik jelita kembali berubah ke bentuknya semula. Lalu suara
tawa merdu lenyap dan bau harum sirna.
"Kekasihku, mari datang mendekat! Tidakkah kau ingin merasakan kebahagiaan tiada
taranya dalam pelukan mesraku"!" Betina Bercula maju selangkah mendekati si
kakek. "Makhluk jalang terkutuk! ini bagianmu!" bentak Lawungu. Lalu orang tua ini
cepat pukulkan dua tangannya ke depan. Dua larik sinar ungu menderu keluardari
ujung lengan jubah si kakek. Inilah serangan yang bernama Menghimpit Roh Bumi
Langit! Sesuai dengan namanya selain memang ganas,
serangan yang dilancarkan Lawungu selama ini sulit dihindari. Karena lawan akan
terhimpit di antara "langit" dan "bumi" yang tidak memungkinkan lagi kemana dia
mau menyelamatkan diri!
"Tua bangka berjubah ungu! Pengecut! Beraninya hanya pada manusia banci!" Tibatiba dari arah pohon besarsebelah sana terdengar suara teriakan. Rulahsuara Naga
Kuning yang sampai saat itu bersama Si Setan Ngompol masih melekat menempel di
batang pohon. Walau dia tidak perdulikan teriakan orang dan
tetap meneruskan serangannya namun mau tak mau perhatian Lawungu untuk beberapa
saat jadi terganggu. Akibatnya pemusatan daya kekuatan serangannya agak
terpengaruh. Betina Bercula berteriak kaget ketika melihat serangan apa yang hendak melabrak
dirinya. Dia tidak menduga kakek lawannya akan sejahat itu. Lelaki yang punya
kelainan itu cepat melompat mundur menjauhi lawan. Tetapi terlambat. Dia memang
berhasil hindarkan diri dari pukulan yang datang dari arah sebelah kanan, namun
waktu sinar ungu yang datang dari arah kiri melabrak dia terlambat mengelak.
Pukulan tangan kosong mengandung hawa sakti
bercahaya ungu itu mendarat di dadanya sebelah kanan!
Betina Bercula menjerit keras. Tubuhnya terpuntir dan mencelat sampai dua
tombak. Begitu berusaha bangkit dan melihat dada pakaiannya berubah ungu seperti
hangus, kembali dia menjerit dan breett! Betina Bercula cepat merobek dada
pakaiannya di bagian kanan untuk memeriksa. Dia menjerit pucat sewaktu BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 55
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
melihat bagaimana kulit dadanya di bagian yang ter-pukul bengkak menghitam
kebiruan! "Tubuhku! Dadaku rusak! Jahat! Jahat sekali! Aku merawat dadaku, menyayangnyayang bertahun-tahun! Kini rusak sudah! Jahat sekali!" Betina Bercula meraung
keras. Darah segar menyembur dari mulut nya. Tubuhnya lalu tersungkur ke tanah
tak bergerak lagi. Entah mati entah cuma pingsan.
Lawungu menyeringai puas. Lalu dia berpaling
pada Naga Kuning. "Anak malang bermulut besar!
Sekarang giliranmu!"
Sekali lompat saja Lawungu telah berada di bawah pohon di hadapan Naga Kuning
dan Setan Ngompol.
"Lawungu! Kau hendak berbuat apa pada bocah tak berdaya itu"!" Setan Ngompol
membentak. Lawungu jadi marah. "Makhluk buruk bau pesing!
Kau sepertLtidak sabaran menunggu giliran kematianmu! Biar kuberi kau satu
hadiah terlebih dahulu!"
Lalu Plaaak! Satu tamparan melanda pipi kanan Setan Ngompol. Kakek ini mengeluh tinggi. Pipinya yang kena tampar langsung bengkak
kemerahan dan dari mulutnya yang luka mengucur darah.
"Benar-benar pengecut! Kau menjatuhkan tangan jahat pada orang tidak berdaya!
Kalau kau memang punya nyali lepaskan tanganku dari pohon! Aku me-nantangmu
berkelahi sampai seribu jurus!" Yang berteriak adalah Naga Kuning.
Lawungu tertawa mengekeh. Tangan kanannya diangkat. Dari ujung lengan jubahnya keluar cahaya ungu.
"Astaga! Dia hendak membunuh Naga Kuning
dengan pukulan maut itu!" ujar Setan Ngompol dalam hati. Cepat kakek ini
berteriak. "Lawungu! Bocah itu tidak punya dosa atau kesalahan besar terhadapmu!
Mengapa kau tega hendak membunuhnya"!"
Lawungu tertawa. "Begitu katamu" Biar nanti dia saja yang menjawab dari alam
roh! Apa dia punya dosa kesalahan atau tidak!"
Naga Kuning yang saat itu tidak punya daya untuk selamatkan diri karena tangan
kanannya masih menancap di dalam pohon tampak pucat dan keluarkan keringat
dingin. Dalam keadaan seperti itu tiba-tiba melesat keluar teriakan dari mulut
Naga Kuning. "Gusti Allah!" Aku pasrah menemui ajal kalau ini sudah takdirku! Tapi aku mohon
kalau aku sudah mati jadikan aku setan gentayangan! Aku bersumpah untuk BADAI
FITNAH LATANAHSILAM 56
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
membunuh manusia jahat tidak berbudi ini!" Dengan ketabahan luar biasa anak itu
menatap tak berkedip ke arah tangan kanan Lawungu yang siap menggeprak
kepalanya. Lawungu tertawa mengekeh. Dia tidak tahu siapa
Gusti Allah yang barusan diseru oleh Naga Kuning itu. Malah dia lipat gandakan
tenaga dalamnya hingga cahaya ungu yang keluar dari ujung lengannya tampak
membersit terang.
Hanya sesaat lagi tangan kanan Lawungu akan
mendarat di batok kepala Naga Kuning tiba-tiba gerakan kakek ini tertahan. Dua
kakinya mendadak ter-surut satu langkah. Sepasang matanya terbelalak ketika
menyaksikan bagaimana sosok Naga Kuning tiba-tiba membesar. Wajahnya berubah
menjadi wajah seorang kakek. Tapi bukan ini yang membuat Lawungu bergeletar.
Dari celah dada pakaian Naga Kuning tiba-tiba menyembul sebuah benda aneh.
Ketika dia lebih memperhatikan ternyata benda itu berupa kepala seekor Naga
Kuning bermata merah. Sambil bergerak keluar dari balik pakaian si bocah,
makhluk berbentuk naga ini berubah bertambah besar.
"Naga Hantu Dari Langit Ketujuh!" ucap Lawungu dengan suara bergetar lalu mundur
lagi dengan wajah bertambah pucat. Kakek ini cepat susun dua tangan di atas
kepala. Setengah membungkuk seperti orang melakukan sembah takzim dia berkata.
Suaranya ge-metar, tengkuknya dingin.
"Wahai aku mohon ampun seribu ampun! Naga
Hantu dari Langit Ketujuh, aku tidak tahu engkau menjadi penjaga anak ini! Maaf
beribu maaf. Ampun beribu ampun! Izinkan aku mengundurkan diri...."
Selesai berkata begitu Lawungu lalu putar tubuhnya. Semula dia hendak langsung berkelebat tinggalkan tempat itu. Yang ada
dibenaknya hanyalah bagaimana mencari selamat. Dia tidak ingat lagi untuk
mencari tahu siapa adanya orang yang tadi memberi bisikan melalui ucapan jarak
jauh hingga dia selamat dari tangan maut si Betina Bercula. Namun ketika melihat
Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab yang ada di situ dan siap melepaskan pukulan
maut bernama Menara Mayat Meminta Nyawa untuk menghabisi Wiro, Lawungu cepat melompat
mendekati sahabatnya ini.
Lalu menceritakan apa yang barusan terjadi. Seperti dituturkan dalam Bab
sebelumnya, begitu mendengar keterangan Lawungu tentang makhluk bernama Naga
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 57
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Hantu Dari Langit Ketujuh maka Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab segera saja
mengikuti Lawungu tinggalkan tempat itu setelah terlebih dulu membuat Wiro tak
berdaya lalu memanggul melarikan sang pendekar di bahunya.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 58
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
BASTIAN TITO Badai Fitnah Latanahsilam 9
Apa yang terjadi" Mengapa Lawungu kelihatan
ketakutan. Mohon maaf terampun-ampun
lalu mengajak Hantu Sejuta Tanya Sejuta
Jawab kabur meninggalkan tempat ini?" Setan Ngompol ajukan pertanyaan pada Naga
Kuning. Si bocah saat itu tengah memperhatikan ke balik dada pakaian hitamnya. Dia tidak
melihat keanehan apa-apa kecuali gambar naga kuning mata merah yang bergelung
dan sejak lama memang sudah ada di
dadanya. "Aku tidak tahu pasti. Tapi aku punya satu dugaan," jawab Naga Kuning. "Ingat
kejadian di tanah Jawa waktu kita pertama kali bertemu dan berkelahi melawan
Hantu Tangan Empat?"
"Aku ingat!" jawab Setan Ngompol. "Waktu itu Hantu Tangan Empat melakukan hal
yang sama seperti tadi dilakukan kakek jahat itu. Mereka sama-sama menyebut Naga
Hantu Dari Langit Ketujuh! Anak sialan, apakah kau menyimpan satu ilmu
kesaktian?"
Naga Kuning tidak segera menjawab. Dia usap
dadanya dengan tangan kiri. "Aku tak tahu pasti.
Mungkin ada sangkut pautnya dengan gambar jarahan Naga Kuning bermata merah di
dadaku ini. Tadi aku merasa dadaku mendadak hangat. Lalu ada sesuatu seperti
bergerak keluar. Kalau aku memang punya satu ilmu kesaktian, aku tak pernah
menyadari. Apa lagi bagaimana cara mempergunakannya. Dalam dua kejadian yang
hampir sama ini, pada saat nyawaku terancam mendadak saja para pembunuhku
menjadi ketakutan. Tapi sudahlah, tidak perlu dibicarakan. Kita masih menempel ke pohon
celaka ini! Bagaimana kita melepaskan diri" Air kencingmu ternyata tidak mempan! Ilmu kesaktian dan tenaga dalam kita tidak ada daya. Kalau memang ada
kesaktian yang terpendam dalam tubuhku, mengapa aku tidak bisa melepas tanganku
dari dalam pohon ini"!"
Naga Kuning dan Setan Ngompol memandang
berkeliling. Keduanya terkejut ketika menyaksikan bahwa selain si nenek muka
kuning Hantu Selaksa Angin, ternyata ditempat itu ada pula dua orang lainnya
yang tidak diketahui kapan datangnya.
BADAI FITNAH LATANAHSILAM 59
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Yang pertama adalah kakek berambut putih panjang, memiliki jidat, hidung dan pipi sama rata. Dia bukan lain adalah kakek
sakti yang dikenal dengan nama Hantu Tangan Empat dan diketahui merupakan kakek
dari Peri Angsa Putih yang cantik jelita itu. Kakek sakti inilah yang tadi
memberi bisikan pada Lawungu melalui ilmunya yang disebut "Empat Penjuru Angin
Menebar Suara" hingga Lawungu selamat dari rangkulan maut Betina Bercula.
Orang ke dua adalah dara cantik berpakaian ungu yang rambutnya digelung. Dia
tegak tak jauh dari seekor kura-kura raksasa yang mendekam di satu
pedataran kecil. Sudah dapat diterka gadis ini adalah Luhjelita.
Tanpa setahu Naga Kuning dan Setan Ngompol,
di satu tempat terlindung masih ada orang ke tiga yang sengaja tidak mau
memunculkan diri. Dia adalah Luhcinta, gadis cantik bernasib malang yang masih
terus berusaha mencari jejak ke dua orang tuanya.
Melihat dua orang yang mereka kenal baik ini tentu saja Naga Kuning dan Setan
Ngompol menjadi gembira. Kalau nenek muka kuning Hantu Selaksa Angin tak mau
menolong, pasti dua orang itu akan bersedia membantu melepaskan mereka dari
pohon. "Kakek Hantu Tangan Empat!" Naga Kuning yang.
pertama sekali berteriak memanggil. "Syukur kau datang! Lekas tolong kami
berdua. Kau punya ilmu kepandaian tinggi! Pasti bisa melepaskan tangan kami dari
pohon!" Hantu Tangan Empat melompat ke hadapan Naga


Wiro Sableng 114 Badai Fitnah Latanahsilam di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kuning dan Setan Ngompol. Namun untuk sesaat dia hanya tegak sambil
memperhatikan dengan pandangan dingin pada dua orang itu.
"Kek, harap kau suka menolong kami!" Kembali Naga Kuning bersuara.
"Aku kemari bukan untuk menolong kalian! Jika menuruti amarahku kalian berdua
sudah kuhabisi tadi-tadi! Aku datang mencari kawanmu pemuda bejat
bernama Wiro Sableng itu! Tapi sayang, Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab telah
lebih dulu membawanya.
Tidak apa. Dia mati di tanganku atau di tangan kakek itu sama saja!"
Ucapan si kakek tentu saja membuat kaget Naga
Kuning dan Setan Ngompol. "Kek, ada apa kau sampai bmknta seperti itu" Bukankah
sejak lama kita telah hi'i sahabat dan tahu hati serta sifat perbuatan masingBADAI FITNAH LATANAHSILAM 60
BASTIAN TITO Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
masing?" "Sikap bersahabat hanya datang dari diriku dan cucuku Pori Angsa Putih! Dari
kalian hanya kepalsuan busuk! Tidak lebih dari itu! Sahabatmu Wiro Sableng itu
telah menebar noda keji di bumi Negeri Latanahsilam! Dia bukan saja berani
merusak kehormatan dua cucu Hantu Sejuta Tanya Sejuta Jawab, tapi juga mencemari
cucuku Peri Angsa Putih!"
"Kek, jangan-jangan kau sudah termakan fitnah beracun!" kata Naga Kuning pula.
Dendam Empu Bharada 18 Pendekar Naga Putih 79 Tongkat Delapan Naga Topan Di Borobudur 3

Cari Blog Ini