Ceritasilat Novel Online

Rahasia Kincir Hantu 1

Wiro Sableng 109 Rahasia Kincir Hantu Bagian 1


Wiro Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212
BASTIAN TITO Mempersembahkan :
PENDEKAR KAPAK NAGA GENI 212
Wiro Sableng Episode ke 109 :
RAHASIA KINCIR HANTU
Ebook by : Tiraikasih (Kang Zusi)
Scanning kitab by : Aby Elziefa
mailto:22111122@yahoo.com
Wiro Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212
BENDERA KUNING SAMPAI DI DEPAN KAKI SI HATI BAJA. DIA SIAP UNTUK MELOMPAT. TAPI
TIBA-TIBA DI ATAS ATAP KAKEK
KEPALA TELENG KELUARKAN SUITAN KERAS. BERSAMAAN
DENGAN ITU KINCIR HANTU MENGELUARKAN SUARA DAHSYAT. DI ANTARA SUARA GEMURUH YANG
MENEGAKKAN BULU ROMA ITU TERDENGAR SUARA ANEH
BERKEPANJANGAN.
CLAK.... CLAK.... CLAK...!
PANTULAN SINAR PUTIH MEMBERSIT DARI PINGGIRAN RODA KINCIR, MEMBUAT DUA MATA HATI
BAJA SAKIT SILAU. DIA BERMAKSUD MENGUSAP MATANYA DENGAN TANGAN KIRI.
NAMUN BELUM KESAMPAIAN TIBA-TIBA JERITAN SETINGGI LANGIT MENGUMANDANG KELUAR
DARI MULUTNYA. DARI BAWAH KAKINYA KELIHATAN DARAH MENYEMBUR.
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
BASTIAN TITO Rahasia Kincir Hantu
1 GEMURUH suara kincir raksasa itu terdengar tidak berkeputusan. Pada siang hari
saja suaranya begitu ngeri menggetarkan. Apa lagi pada malam hari. Di atas atap
rumah kincir seorang kakek berkepala teleng, mengenakan caping bambu duduk
uncang-uncang kaki sambil menghisap pipa yang menebar bau serta asap aneh
berwarna merah.
Sambil hembuskan asap merah dari mulut dan hidungnya kakek ini memandang
berkeliling. Dalam hati dia berkata.
"Sudah tiga minggu berlalu sepi-sepi saja. Apakah orang sakti dan pandai di
negeri ini sudah habis semua" Atau masih ada tapi tidak punya nyali untuk
menjajal kincirku, takut menghadapi tantanganku" Kalau begini naga-naganya
urusanku tidak bakal rampung!"
Di puncak bangunan terpancang sebuah bendera dari jerami kering berwarna kuning,
melambai-lambai kaku ditiup angin. Kakek teleng hisap dalam-dalam pipanya.
"Sial! Lama-lama aku bisa mengantuk!" katanya setengah memaki. Kakek ini lalu
menatap kehalaman luas di depan rumah kincir. Seperti menghitung-hitung dia
berucap. "Satu... dua... sembilan... empat belas... ah! Sudah ampat belas orang sakti
menemui kematian. Sudah tujuh purnama berlalu. Tapi tidak satupun dari mereka
membekal benda yang kucari. Kalau sampai dua purnama lagi benda itu tidak
kudapatkan, celaka diriku!
Siapa diantara dua makhluk itu yang akan membunuhku lebih dulu"!" Caping di atas
kepala kakek teleng Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
bergerak-gerak tanda si kakek menggeleng-geleng gelisah berulang kali.
Sementara itu di atas satu pohon besar di seberang halaman rumah kincir, tiga
sosok tubuh mendekam di balik kerimbunan dedaunan tanpa setahu kakek teleng
bercaping. Mereka bukan lain adalah Pendekar 212 Wiro Sableng, bocah konyol
bernama Naga Kuning dan si kakek berjuluk Setan Ngompol.
" Keterangan saudara kita Lakasipo ternyata betul.
Kita akhirnya menemukan benda aneh yang disebut Kincir Hantu itu," berkata Naga
Kuning dengan suara sangat perlahan.
"Tengkukku mengkirik, aku setengah mati berusaha menahan ngompol. Apa kalian
tidak melihat semua keanehan mengerikan yang ada di bawah sana"! Siapa adanya
kakek teleng bercaping itu" Tukang jaga atau pemilik Kincir Hantu itu...?" Yang
bicara adalah Si Setan Ngompol.
Wiro garuk kepalanya. "Kincir itu berputar karena arus air yang datang dari
sebelah kanan. Air dicurahkan ke saluran di sebelah kiri. Kincir biasanya untuk
mengairi pesawahan. Tapi aku tidak melihat sawah atau ladang di sekitar sini.
Lalu ke mana air itu perginya, untuk apa..."
Dan ini yang gila! Empat belas mayat yang sudah jadi jerangkong bergeletakan di
halaman rumah kincir. Semua jerangkong tidak memiliki kaki. Putus seperti
ditebas sesuatu...."
"Kurasa kakek di atas atap itu yang membunuhi semua orang itu! Lihat saja dia
sengaja menancapkan bendera kuning di atas rumah kincir. Bukankah bendera kuning
tanda perkabungan, tanda kematian"!"
"Lebih baik kita tinggalkan tempat ini. Aku sudah tidak bisa menahan kencing!"
kata Setan Ngompol sambil menepuk bahu Wiro.
"Tunggu dulu!" kata Naga Kuning. "Dari sikapnya kakek itu seperti menunggu
seseorang...."
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
"Mungkin menunggu korban berikutnya," menyahuti Wiro. "Semua korban berkaki
putus. Jika memang hendak membunuh orang mengapa tidak menusuk
dada atau perut atau menabas lehernya" Sungguh aneh.... Kek, sebaiknya kita
tunggu agar bisa melihat sendiri apa yang sebenarnya terjadi di tempat angker
Inil" "Kalau begitu biar aku turun. Kalian mau menunggu sampai tujuh hari tujuh malam
silahkan saja! Aku tidak mau ikut-ikutan!" kata si kakek. Lalu dia menggeser
kakinya, siap hendak melompat turun. Namun niatnya ini jadi urung ketika
mendadak satu bayangan berkelebat disertai seruan keras.
"Lateleng! Aku datang untuk menjajal kehebatan Kincir Hantumu!"
Sesaat kemudian seorang lelaki gagah, berjanggut dan berkumis lebat tapi rapi
serta mengenakan topi tinggi merah seperti tarbus tahu-tahu sudah tegak di
halaman di depan rumah kincir. Matanya menatap ke arah kakek bercaping lalu
berpaling memperhatikan kincir besar yang berputar dengan suara gemuruh.
Di atas atap rumah kincir kakek teleng berdiri lalu buka capingnya dan menjura
memberi hormat pada orang yang tegak di halaman.
"Wahai kerabat yang datang! Aku rasa-rasa mengenal dirimu! Tapi dari pada
kesalahan menduga sebaiknya kau suka memberi tahu siapa nama atau gelarmu!"
Orang di depan rumah kincir usap janggutnya, permainkan sebentar ujung kiri
kumis lebatnya lalu menjawab.
"Aku Lakerashati. Orang di Latanahsilam menyebutku Si Hati Baja! Apakah
keteranganku cukup bagimu wahai Lateleleng?"
"Lakerashati! Bergelar Si Hati Baja! Sungguh satu kehormatan kau mau mendatangi
tempat burukku ini!
Mendengar seruanmu tadi, apa benar kau berniat Rahasia Kincir Hantu Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
hendak menjajal kehebatan Kincir Hantu milikku ini?"
Si Hati Baja angkat tangan kanannya dan menjawab.
"Itu yang aku inginkan! Tetapi apakah imbalan seperti yang dikabarkan orang itu
memang benar adanya" Aku tidak mau tertipu! Aku tidak mau menjadi korban karena
ketololan seperti orang-orang ini!" Si Hati Baja memandang seputar halaman
dimana berkaparan empat belas jerangkong. Dalam hati dia berkata. "Jerangkongjerangkong ini sepertinya tidak membusuk lebih dulu. Ada sesuatu yang membuat
mereka bisa langsung jadi tulang belulang seperti ini!"
Di atas atap rumah kincir kakek bernama Lateleng tertawa mengekeh. "Aku Lateleng
seumur hidup tak pernah berdusta! Siapa saja yang sanggup berdiri selama tiga
kali putaran di atas Kincir Hantu akan menerima hadiah sebuah kitab berisi ilmu
kesaktian yang sanggup membuat seseorang memanggil dan memelihara tujuh macam
Jin. Inilah kitabnya!"
Dari balik capingnya kakek teleng itu lalu keluarkan sebuah kitab terbuat dari
daun yang sangat liat.
Bagian depan kitab itu ada tulisan berbunyi "Kesaktian Menguasai Tujuh Jin."
Kitab itu diacungkannya ke arah Si Hati Baja lalu dimasukkannya kembali ke balik
caping. "Tetapi sesuai dengan syarat yang sudah kutentukan! Segala akibat
menjajal Kincir Hantu adalah menjadi tanggung jawab sendiri! Wahai Si Hati Baja,
apakah kau menerima syarat itu?"
"Aku menerima!" jawab Si Hati Baja.
"Kuharapkan kakimu benar-benar sekuat baja!
Kudoakan agar kau bisa berdiri di atas Kincir Hantu selama tiga kali putaran!
Namun ada satu syarat lagi!
Ketahuilah siapa saja yang ingin menjajal kehebatannya di atas Kincir Hantu
sedikitnya harus berusia enam puluh tahun'. Berapakah usiamu wahai Hati Baja?"
"Hampir delapan puluh tahun!"
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Lateleng tersenyum. Dalam hati dia berkata. "Kejadian itu empat puluh tahun
silam. Berarti ada kemungkinan dia memiliki benda itu!"
"Aneh! Mengapa kakek itu pakai menanya usia segala" Seperti sayembara saja!"
kata Naga Kuning yang mendekam di atas pohon bersama Wiro dan Si Setan Ngompol.
"Hati Baja, apakah kau sudah siap"!" Dari atas atap terdengar suara Lateleng
bertanya. "Aku sudah siap dari tadi!" jawab Lakerashati alias Si Hati Baja.
"Bagus!" Lateleng tertawa mengekeh. Dia sedot pipanya dalam-dalam lalu kepulkan
asap merah. Tanpa menoleh ke belakang dia cabut bendera kuning yang menancap di
atas atap. Capingnya kembali diletakkan di atas kepala. Bendera kuning itu
diacungkannya ke atas. "Hati Baja! Bendera ini akan kutancapkan di ruas kincir!
Pada saat kincir berputar dan bendera kuning berada di bagian paling atas, kau
harus melompat ke atas kincir. Kau harus bertahan sampai bendera kuning mencapai
bagian atas kincir sebanyak tiga kali! Jika kau mampu melakukan itu maka kau
akan mendapatkan kitab Kesaktian Menguasai Tujuh Jin!"
Si Hati Baja tertawa jumawa. "Baru tiga kali putaran.
Tiga puluh putaran pun aku sanggup!"
Lateleng tertawa lebar. "Ucapanmu membuat aku kagum wahai Hati Baja! Bisakah
kita mulai sekarang"!"
"Dengan segala hormat!" jawab Si Hati Baja seraya sunggingkan senyum dan sedikit
tundukkan kepala.
"Lihat bendera!" seru Lateleng dari atas atap.
Tangannya yang memegang bendera bergerak.
Bendera kuning melesat ke bawah lalu menancap di pinggiran kayu yang merupakan
roda kincir. Karena kincir berputar ke kiri maka bendera ikut berputar ke
jurusan yang sama. Sesaat kemudian bendera kuning Rahasia Kincir Hantu Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
itu lenyap di sebelah kiri. Tak lama berselang muncul lagi di sebelah kanan dan
ikut naik ke atas sesuai putaran kincir. Sesaat sebelum putaran kincir mengantar
bendera kuning ke bagian paling tinggi, Lateleng berseru.
"Hati Baja! Sekarang!"
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
BASTIAN TITO Rahasia Kincir Hantu
2 LAKERASHATI alias Si Hati Baja gentakkan kaki kanannya ke tanah. Saat itu juga
tubuhnya melesat enteng ke udara dan jatuh tegak tepat di belakang bendera
kuning yang menancap di roda kincir yang berputar. Karena roda berputar, agar
dia tetap bisa bertahan di atas kincir maka Si Hati Baja mulai berlari-lari
kecil di atas kepingan-kepingan kayu besi hitam yang membentuk cegukan dan
mengantar air dan sengaja menghadap ke jurusan berlawanan dari arah putaran
kincir. Sambil tertawa-tawa Si Hati Baja melakukan hal itu. "Pekerjaan begini
mudah! Anak kecil yang baru belajar ilmu silat kampunganpun sanggup melakukannya!"
katanya dalam hati.
Tak selang berapa lama bendera kuning kelihatan muncul di hadapan lelaki bertopi
merah tinggi itu, borgerak di atas roda kincir, mendekati sepasang kaki Si Hati
Baja yang berlari-lari kecil.
"Satu!" teriak Lateleng dari atas atap.
Si Hati Baja mendongak ke atas dan menyeringai.
Lateleng cabut pipanya dari sela bibir. Lalu dengan ujung pipa diketuknya
pinggiran kincir. Putaran kincir yang tadi bergerak tidak terlalu cepat kini
berubah kencang dan mengeluarkan suara bergemuruh. Untuk mengimbangi Hati Baja
mempercepat larinya, hingga walau kincir bergerak lebih cepat dia masih tetap
berada di atas kincir tanpa kesulitan apa-apa.
Di atas pohon berdaun rimbun di seberang halaman rumah kincir Wiro, Naga Kuning
dan Si Setan Ngompol memperhatikan semua kejadian itu tanpa bergerak tanpa
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
bersuara. Mereka masih terheran-heran apa sebenarnya yang tengah berlangsung.
Hanya untuk mendapatkan sebuah buku aneh, seseorang diuji kepandaiannya begitu
mudah. Lalu kalau cuma itu yang dilakukan mengapa ada empat belas mayat berkaki
buntung berkaparan di halaman sana"! Keanehan apa sebenarnya yang tersembunyi di
balik kaki-kaki buntung itu"! Lalu mengapa kincir itu dinamakan Kincir Hantu"
Bendera kuning muncul untuk ke dua kalinya disisi kanan kincir raksasa. Begitu
sampai di hadapannya, seperti tadi Lateleng sedot pipanya, kepulkan asap merah
lalu cabut pipa itu dan ketukkan ke pinggiran kincir begitu bendera kuning
sampai di putaran tertinggi.
"Dua!" berseru kakek kepala teleng itu.
Kincir raksasa bergemuruh lebih keras dan putarannya juga semakin cepat. Tanah
halaman bahkan sampai pohon besar di mana Wiro dan kawan-kawannya berada
bergetar keras.
"Gila! Apa yang terjadi!" Kakek berjuluk Si Setan Ngompol pegangi bagian bawah
perutnya yang mendadak basah karena tak dapat menahan kencing.
Di atas kincir yang berputar Si Hati Baja tetap tenang.
Masih tersenyum-senyum dia percepat gerakan kakinya untuk mengimbangi dan
menjaga agar dia tetap berada di sebelah atas kincir.
"Kek, kalau cuma begitu-begitu saja kukira kau bisa menjajal Kincir Hantu
itu...." kata Naga Kuning pada Si Setan Ngompol. "Cuma sayang, kau sudah
keduluan orang memakai tarbus merah itu!"
Setan Ngompol diam saja karena masih tegang
memegangi bagian bawah perutnya. Wiro memperhatikan semua yang terjadi di
depannya tanpa berkesip. Sudut matanya melihat bendera kuning untuk ke tiga
kalinya muncul di sisi kincir sebelah kanan.
"Putaran ke tiga.... Orang bertopi merah agaknya segera akan mendapatkan kitab
sakti itu!" Naga Kuning kembali berkata dengan suara perlahan.
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Si Hati Baja menyeruakkan senyum ketika dia
melihat bendera kuning untuk kali ke tiga berputar ke arah tempatnya berlari di
tempat di atas roda kincir.
Dia mempercepat larinya dan menjaga keseimbangan kaki serta tubuh.
"Lateleng! Sebentar lagi kau harus menyerahkan kitab sakti itu padaku! Ternyata
Kincir Hantumu yang digembar-gemborkan ini tidak ada apa-apanya! Ha...
hn... ha!" Si Hati Baja tertawa bergelak.
Kakek bercaping di atas atap rumah ikut-ikutan tertawa lalu sedot pipanya dalamdalam. "Aku siap menyerahkan kitab sakti ini padamu wahai Hati Baja!" kata si kakek
seraya tepuk capingnya, di bawah mana dia menyimpan kitab Kesaktian Menguasai
Tujuh Jin. "Tapi harap kau sedikit bersabar, menunggu sampai bendera kuning
mencapai putaran sebelah atas!"
SI Hati Baja menyeringai. Hatinya girang sekali karena bendera kuning hanya
tinggal satu langkah didepannya.
Begitu dia melompat sedikit dan membiarkan bendera itu lewat di bawahnya maka
rampunglah putaran ke tiga.
Diam-diam tangan kanannya dialiri tenaga dalam sambil membatin. "Kalau kakek ini
menipuku, akan kuhantam dengan pukulan Baja Panas Meleleh Langit."
Bendera kuning sampai di depan kaki Si Hati Baja.
Dia siap untuk melompat. Tapi tiba-tiba di atas atap kakek kepala teleng
keluarkan suitan keras. Bersamaan dengan itu Kincir Hantu mengeluarkan suara


Wiro Sableng 109 Rahasia Kincir Hantu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dahsyat. Di antara gemuruh yang menegakkan bulu roma itu terdengar suara aneh
berkepanjangan.
"Clak... clak... clak...!"
Pantulan sinar putih membersit dari pinggiran roda kincir, membuat dua mata Hati
Baja sakti silau.
Dia bermaksud mengusap matanya dengan tangan kiri. Namun belum kesampaian tibatiba jeritan setinggi langit mengumandang keluar dari mulutnya. Dari bawah
kakinya kelihatan darah menyembur! Saat itu juga Rahasia Kincir Hantu Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
sosok Si Hati Baja seperti terlempar setinggi dua tombak ke udara lalu jatuh
bergedebukan di tanah halaman di depan rumah kincir. Dua potong benda menyusul
jatuh ke tanah! Air yang mengalir di sisi kiri kincir raksasa tampak berubah
merah! "Astaga! Apa yang terjadi!" ujar Naga Kuning, lalu cepat-cepat tekap mulutnya
karena sadar kalau-kalau suaranya terdengar sampai ke atap sana.
Si Setan Ngompol picingkan dua matanya yang belok jereng. Dua tangan langsung
pegangi bawah perutnya yang kembali mengucur tak karuan!
Pendekar 212 Wiro Sableng garuk kepalanya.
"Gusti Allah!" Dia mengucap. "Sepasang kaki orang itu!"
Di atas atap kakek bernama Lateleng tegak berdiri, membuka capingnya dan menjura
ke bawah, ke arah Si Hati Baja yang terkapar di tanah, mengerang sambil
menggeliat-geliat.
"Wahai Hati Baja, ternyata kakimu tidak terbuat dari baja! Kau tidak mampu
mencapai tiga kali putaran.
Sayang... sayang sekali!"
"Manusia jahanam! Kau menipuku!" teriak Si Hati Baja.
"Aku menipumu katamu"Tipuan apa yang kulakukan padamu"!" tanya si kakek sambil
tenggerkan kembali capingnya di atas kepala.
"Apa yang kau sembunyikan di permukaan kincir jahanam itu!"
Si kakek geleng-gelengkan kepala lalu berkata.
"Jangan berpikir, apa lagi menuduh yang bukan-bukan wahai Hati Baja! Seharusnya
kau berhati polos. Mengakui kau tidak mampu berdiri selama tiga kali putaran di
atas kincirku!"
"Bangsat tua"! Aku...."
Tubuh Si Hati Baja mendadak menggigil lalu kelojotan.
Dia coba kerahkan tenaga dalam ke tangan kanan.
Maksudnya hendak menghantam si kakek yang ada di atas atap dengan satu pukulan
sakti. Namun dia tak Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
punya kemampuan mengangkat tangan. Sementara dua kakinya yang kini buntung
sebatas pergelangan tersentak-sentak.
Di atas atap Lateleng tertawa mengekeh. Sekali dia mengenjot dua kaki maka
seperti seekor burung besar tubuhnya melayang turun ke tanah. Jatuh tegak tepat
di samping sosok Si Hati Baja.
"Hati Baja... Hati Baja, wahai! Nasibmu malang amatl Akan kulihat apakah kaju
memang membekal benda yang aku cari"!"
Habis berkata begitu si kakek sedot pipanya dalam-dalam. Begitu mulutnya penuh
dengan asap merah, asap itu lalu disemburkannya ke sekujur tubuh si Hati Baja
mulai dari kepala sampai ke kaki yang buntung. Juga pada dua potong kaki Si Hati
Baja yang tergeletak tak jauh dari situ.
Hal itu dilakukannya sampai tiga kali.
Di atas pohon Wiro dan dua kawannya kembali
tersentak kaget ketika menyaksikan apa yang terjadi.
"Lihat!" kata Wiro dengan muka pucat seraya menunjuk ke halaman sana. "Sosok
lelaki berjanggut itu berubah menjadi jerangkong putih!"
Naga Kuning melongo seperti tak percaya. Kakek Si Setan Ngompol cepat-cepat
palingkan muka tak berani memandang. Namun tak urung kencingnya sudah mengucur!
Wiro dan Naga Kuning terus memperhatikan. Kakek kepala teleng melangkah lebih
dekat ke sosok Si Hati Baja yang telah berubah menjadi tulang belulang.
Lalu dia membungkuk. Mengangkat kaki kiri orang itu.
Si kakek tampak gelengkan kepala. Kaki yang barusan dipegangnya dilepas begitu
saja. Kini dia mengangkat kaki kanan yang buntung. Seperti tadi dia kelihatan
seperti memeriksa ke dalam rongga tulang kaki itu lalu kembali mencampakkannya.
Kini dia memungut dua kutungan kaki Si Hati Baja. Memeriksa dan membalikbalikkannya. Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
"Kurang ajar! Aku tidak menemukan benda yang kucari! Lagi-lagi sialan!" Dua kaki
buntung yang kin!
hanya merupakan tulang putih itu dibantingkannya ke tanah hingga menancap amblas
sampai setengahnya!
Dengan penuh perasaan jengkel Lateleng tegak berkacak pinggang. Di bawah caping
sepasang matanya memandang tajam ke arah pohon besar. Dia tidak melihat apa-apa,
kecuali tetesan-tetesan air yang jatuh dari sela-sela daun.
"Hemmmmm.... Tak ada hujan tak mungkin ada embun. Mengapa ada air menetes dari
atas pohon?"
Si kakek bergumam. Dia putar badannya lalu melesat ke atas atap rumah kincir.
Dia menunggu sampai roda kincir yang berputar mengantar bendera kuning ke atas.
Begitu sampai di atas, bendera ini dicabutnya lalu ditancapkannya di tempat
semula yakni di atas atap. Sekali lagi matanya memandang tajam ke arah pohon
besar di seberang halaman.
Pendekar 212 Wiro Sableng, Naga Kuning dan si kakek Setan Ngompol terkesiap
kaget dan serasa terbang nyawa masing-masing ketika mendadak dari atas atap si
kakek teleng berseru.
"Tiga makhluk yang sembunyi di atas pohon!
Sllahkan turun ke tanah perlihatkan diri! Siang bolong begini sembunyikan diri
sungguh tidak pantas!"
"Celaka! Kakek itu sudah tahu kita sembunyi disini!" kata Naga Kuning.
"Bagaimana dia bisa tahu...." kata Setan Ngompol masih tetap berpaling dan
dengan suara serta tubuh gemetaran.
Wiro memandang berkeliling. Daun-daun pohon
besar dimana mereka bersembunyi sangat lebat.
Sekalipun kakek itu tadi berada di halaman bawah sana sulit baginya untuk
melihat Namun! Pandangan Wiro Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro
Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212
membentur pada sehelai daun yang bergoyang-goyang karena kejatuhan tetesantetesan air dari atas.
Wiro mengurut pandangannya ke atas. Matanya sampai pada sosok Si Setan Ngompol
yang basah di bagian bawah.
"Sial! Kek, kau yang membuat apes!" kata Wiro.
"Eh, mengapa aku yang kau salahkan"!" jawab Si Setan Ngompol seraya pelototkan
matanya yang jereng.
Wiro tak sempat berdebat karena saat itu Naga Kuning berteriak. "Awas! Kakek itu
menyerang kita!"
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
BASTIAN TITO Rahasia Kincir Hantu
3 PENDEKAR 212 dan Si Setan Ngompol palingkan kepala ke arah rumah kincir. Benar
apa yang diteriakkan Naga Kuning. Dari jurusan bangunan tersebut, sementara
kincir hantu masih terus berputar menggemuruh, kelihatan menyambar tiga buah
benda sebesar kepalan, berbentuk bulat merah. Selagi melayang di udara, tepat di
atas halaman di depan rumah kincir, tiga benda itu berpijar terang lalu meletus
keras dan berubah bentuk.
Kalau tadi merupakan tiga buah bola-bola merah muka kini menjadi larikan asap
berwarna merah dan membeset ke arah tiga jurusan yang semuanya mengarah ke pohon
besar di mana Wiro dan kawan-kawannya bersembunyi. Jelas tiga larikan asap merah
itu satu persatu di arahkan pada Pendekar 212, Naga Kuning dan Si Setan Ngompol.
"Lompat!" teriak Wiro.
Tiga sosok berkelebat jungkir balik dari atas pohon, melompat ke tanah. Begitu
injakkan kaki di tanah Wiro berguling sampai beberapa tombak, menjauh dari pohon
besar. Hal yang sama dilakukan pula oleh si Setan Ngompol dan Naga Kuning.
"Wusss!"
"Wusss!"
"Wusss!"
Tiga larik asap merah melabrak pohon besar.
Semula Wiro dan kawan-kawannya mengira pohon besar itu akan segera hancur
berantakan atau dilalap kobaran api. Ternyata tidak. Apa yang mereka saksikan
membuat mereka jadi merinding. Pohon besar itu kini berubah menjadi pohon mati
yang walau masih tegak tapi Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro
Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212
berada dalam keadaan memutih mulai dari ujung ranting sampai ke akar yang
tersembul di atas tanah! Dapat dibayangkan apa yang terjadi dengan Wiro, Naga
Kuning dan Si Setan Ngompol kalau sampai kena dihantam oleh tiga larik asap
merah itu! Mereka bisa berubah menjadi jerangkong seperti yang tadi mereka
saksikan apa yang terjadi dengan diri Si Hati Baja!
Setan Ngompol megap-megap seperti orang mau
tenggelam. Di atas matanya melotot besar sedang di bawah kencingnya mancur tidak
ketolongan! "Tua bangka kepala teleng itu! Dia hendak menjadikan kita tulang belulang alias
jerangkong! Aku nekad untuk menghajarnya!" Lalu kakek ini kerahkan seluruh
tenaga dalamnya ke tangan kanan, siap menghantam dengan pukulan bernama Setan
Ngompol Mengencingi Bumi.
Padahal saat itu celananya sudah basah kuyup di sebelah bawah!
"Aku juga!" berseru Naga Kuning. Bocah yang sebenarnya adalah kakek berusia
seratus tahun lebih ini angkat tangan kanannya. Lima jari ditekuk seperti mau
mencengkeram. Tangannya perlahan-lahan berubah menjadi kebiruan. Naga Kuning
hendak melepas satu pukulan sakti bernama Naga Murka Merobek Langifl. Selama ini
jarang sekali bocah ini keluarkan pukulan sakti tersebut. Ini satu pertanda
bahwa dia benar-benar marah.
"Tahan!" Pendekar 212 cepat berseru lalu cepat melompat ke hadapan dua orang
itu, menghalangi gerakan mereka.
"Apa-apaan ini"!" teriak Naga Kuning.
"Kau sudah gila" Mau mampus dimakan seranganku"!"
membentak Si Setan Ngompol.
"Sahabatku, harap kalian bersabar. Jangan berlaku nekad! Kalau diturutkan hawa
amarah, sudah tadi-tadi aku mendahului kalian menghajar kakek di atas atap itu!
Kita bertiga dia sendirian masakan kita bisa kalah! Tapi kalau Rahasia Kincir
Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
sampai kakek itu bisa lolos dari hantaman kita dan balas menyerang, kita bisa
celaka. Kepandaiannya sulit diukur!
Biar aku bicara dulu! Kalian berdua berjaga-jaga! Naga Kuning, kuharap kau mau
mengeluarkan kesaktianmu yang bernama Naga Hantu Dari Langit Ke Tujuh. Ingat
dulu bagaimana Hantu Tangan Empat setengah mati ketakutan melihat Ilmumu itu?"
Naga Kuning mengangguk perlahan.
"Akan aku lakukan Wiro," katanya. "Tapi jika kau keburu mati duluan dihantam
kakek teleng itu jangan salahkan diriku!"
Wiro berbalik lalu melangkah ke tengah lapangan.
Naga Kuning dan Setan Ngompol mengikuti di kiri kanannya. Sampai di tengah
lapangan murid Sinto Gendeng hentikan langkah lalu lambaikan tangan kirinya ke
arah kakek teleng di atas atap. Tangan kanan yang sudah dialiri tenaga dalam
setiap saat siap melepaskan Pukulan Sinar Matahari.
, "Orang tua di atas atap!" Wiro berseru. "Kami bukan seterumu! Kami datang
bukan mencari permusuhan!
Kami datang bersahabat! Kami tiga perantau jauh yang tertarik dan ingin melihat
sendiri kehebatan Kincir Hantumu! Mohon maaf jika kehadiran kami terasa
mengganggumu!"
Lateleng tidak segera menjawab. Dari bawah capingnya dia pandangi tiga orang
itu. Dia hisap pipanya dalam-dalam. Setelah menghembuskan asap merah ke udara
kakek ini lalu tertawa mengekeh.
"Tiga perantau asing! Datang dari jauh! Wahai!
Sungguh hebat! Yang satu berambut gondrong pandai bicara! Satunya lagi bocah
ingusan berlagak orang gagah! Yang terakhir kakek-kakek yang mengencingi pohon
rindangku! Apa itu namanya kedatangan yang bersahabat?"
"Mohon maatmu orang tua! Kakek sahabatku ini punya penyakit suka ngompol!"
menjelaskan Wiro.
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
"Apa itu ngompol"!" tanya Lateleng tidak mengerti.
"Suka kencing tak karuan karena per di selangkangannya sudah dol!" menjawab Naga
Kuning. Lateleng geleng-gelengkan kepala. Dia menuding ke arah Pendekar 212. "Kau tadi
bilang ingin melihat sendiri Kincir Hantuku! Hemmm.... Berarti kalian hendak
mencoba menjajal kincirku. Rupanya masih ada makhluk yang lebih tolol dari pada
manusia berjuluk Hati Baja yang sudah mampus dan kini tinggal jerangkong itu!"
Setan Ngompol terus saja mengucur air kencingnya mendengar ucapan Lateleng itu.
"Maaf Kek! Maksud kami bukan itu...!"
"Kau gondrong, masih muda! Juga kawanmu yang belia itu. Belum cukup umur untuk
menjajal Kincir Hantu.
Tinggal tua bangka yang satu itu. Harap kenalkan diri! Apa kau sudah siap untuk
menjajal Kincir Hantuku dan mengharap imbalan kitab Kesaktian Menguasai Tujuh
Jin"!"
Setan Ngompol cepat gelengkan kepala dan goyang-goyangkan ke dua tangannya. Di
sebelah bawah semakin keras kucuran air kencingnya!
Sementara itu Kincir Hantu mulai bergerak perlahan dan akhirnya berhenti.
"Orang tua di atas atap," Wiro cepat menjawab.
"Kami bertiga, apa lagi kakek sahabatku ini mana berani bertindak congkak
menjajal kehebatan kincirmu!
Terus terang kami sangat kagum. Itu saja! Kami tidak ada maksud untuk
menjajalnya!"
Kakek teleng cuma menyeringai sinis mendengar ucapan Wiro.
"Kalau kau tidak bermaksud, wahai! Bagaimana sekarang kalau aku yang
mengundang"!" ujar Lateleng pula lalu membuka capingnya dan menjura kearah Si
Setan Ngompol. "Tidak.... Jangan! Maafkan aku! Maafkan kami bertiga!"
kata Setan Ngompol dengan muka pucat.
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
"Aku tidak punya kepandaian apa-apa. Aku dan kawan-kawan akan segera
meninggalkan tempat ini. Kami mohon maafmu. Kami segera pergi...." Si Setan
Ngompol cepat balikkan diri.
"Tunggu!" Lateleng membentak. "Dua kawanmu yang belum cukup umur itu boleh
pergi. Tapi kau yang bau kencing kuda harus tinggal di tempat! Jangan berani
bergerak apa lagi melangkah!"
"Celaka! Mati aku!" keluh Si Setan Ngompol dan serrr.... Air kencingnya semakin
banyak tumpah membasahi celananya yang memang sudah kuyup!
"Orang tua!" seru Wiro. "Kami tidak punya niat melayanimu. Kau bisa menunggu
lain orang saja. Mohon maaf. Biarkan kami pergi dengan aman!"
"Pemuda gondrong banyak cakap! Kalau begitu biar kau yang kuundang naik ke atas
kincir ini! Hari ini aku mencabut aturan bahwa hanya orang berusia paling rendah
enam puluh tahun saja yang boleh menjajal kehebatan Kincir Hantu!"
Wajah murid SintoGendeng jadi berubah. Tangan kirinya pulang balik menggaruk
kepala. "Maaf Kek! Lain kali saja aku penuhi undanganmu! Aku dan kawan-kawan
masih ada keperluan lain. Kami sudah cukup puas sudah melihat kincirmu yang
hebat!" "Mana bisa begitu!"Kakek diatas atap meradang "Berani kau bergerak satu langkah,
nyawamu tertolong! Kecuali jika kau mau mengaku kau adalah manusia paling
pengecut dan tidak berani menerima tantangan orang!"
Terbakarlah darah Pendekar 212 mendengar ucapan si kakek. Namun masih bersabar
dan sambil menyeringai dia menjawab. "Terserah kau mau bilang apa! Aku tidak
berminat melayani undanganmu!"
"Wiro," kata Naga Kuning. "Biar aku saja yang melayani kakek sombong kepala
teleng itu! Kalau dia masih banyak Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro
Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212


Wiro Sableng 109 Rahasia Kincir Hantu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mulut akan kuhantam dengan pukulan Naga Hantu dari Langit Ke Tujuh!"
"Ha... ha! Bocah ingusan itu ternyata lebih punya nyali dari padamu pemuda
perantau berambut gondrong!
Sungguh memalukan!" Dari atas atap kakek bercaping berteriak mengejek lalu
tertawa mengekeh.
"Kakek kepala teleng! Aku terima tantanganmu!"
teriak Wiro. Kesabarannya buyar. Dia terpancing. Naga Kuning dan Setan Ngompol
cepat memberi ingat tapi sang pendekar sudah melesat ke atas dan di lain kejap
sudah berdiri di atas roda kincir.
Begitu berada di atas kincir Wiro cepat perhatikan roda yang berputar.
Memeriksa. Dia tidak melihat hal-hal yang mencurigakan. Semua bagian roda itu
seperti kincir biasa adanya, terbuat dari kayu besi berwarna kehitaman. Tak ada
sesuatu yang berbentuk benda tajam terbuat dari logam. Lalu benda apa yang telah
menabas putus sepasang kaki Si Hati Baja"! Serta juga kaki-kaki empat belas
orang lainnya itu tentunya"!
"Celaka! Aku punya firasat dia bakal mendapat celaka besar!" kata Si Setan
Ngompol sambil pegangi bagian bawah perutnya. Naga Kuning walau tidak
menjawab tapi diam-diam bocah ini merasa sangat khawatir. Dia memberi isyarat
pada kakek bermata jereng itu. Ke dua orang ini segera menyiapkan pukulan
mengandung tenaga dalam tinggi di tangan kanan masing-masing. Jika terjadi
sesuatu dengan Wiro mereka langsung akan menghantam kakek bercaping di atas
atap. Diatas atap Lateleng tegak berdiri, buka capingnya membungkuk
menjura."Orangmuda! Apakah kau sudah siap"!"
"Kau boleh mulai!" jawab Wiro. Tapi matanya masih memperhatikan roda kincir.
"Gila! Tidak ada apa-apanya "
kata Wiro dalam hati. "Aku yakin keparat kepala teleng ini menyembunyikan
sesuatu!" Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Lateleng tersenyum. Dia melirik ke tangan kanan wiro lalu sambil berkata.
"Tangan kananmu bergetar halus. Bukankah itu satu pertanda bahwa kau tengah
mengerahkan tenaga dalam?"
"Matamu tajam! jawab Pendekar 212 sambil menahan rasa kaget karena tidak
menyangka kakek kepala teleng itu tahu apa yang tengah dilakukannya. "Terus
terang aku tidak percaya padamu! Aku harus menjaga segala kemungkinan. Apa kau
takut"!"
Lateleng tertawa lebar. "Aku penguasa tunggal di tempat ini! Kincir Hantu adalah
milikku! Sebenarnya kau yang takut! Kalau tidak mengapa menyiapkan pukulan sakti
untuk menyerang"!"
"Orang tua! Dari tadi kau bicara saja! Kapan akan mulai!" Menantang Pendekar 212
Wiro Sableng. Si kakek kembali menjura. "Dengan segala senang hati! Kita akan mulai sekarang!
Jika kau bisa bertahan di atas kincir sebanyak tiga kali putaran, kitab
Kesaktian Menguasai Tujuh Jin jadi milikmu!"
"Aku tidak butuh segala kitab begituan!" jawab Wiro.
"Aku ingin membuat perjanjian denganmu!"
"Oohooo! Apa yang ada dalam benakmu wahai pemuda dari rantau jauh"!" tanya si
kakek teleng. Untuk pertama kalinya sepasang matanya kelihatan membeliak.
"Jika aku sanggup bertahan sampai tiga kali putaran, Kincir Hantu ini menjadi
milikku! Kau boleh angkat kaki dari sini!"
Orang tua di atas atap tertawa bergelak. "Kau cerdik tapi licik!"
"Jadi kau takut menerima permintaanku"!"
"Wahai! Siapa bilang! Kau terlalu takabur anak muda!
Itu berarti separuh dari nyawamu sudah kau berikan padaku! Ha... ha... ha!"
Lateleng cabut bendera kuning di atas atap lalu ditancapkannya di kayu roda
kincir. Bersamaan dengan itu kincir raksasa itu keluarkan suara Rahasia Kincir Hantu Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
menderu dan mulai bergerak ke kiri! Di halaman di bawah sana Naga Kuning dan
Setan Ngompol memperhatikan dengan penuh tegang.
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
BASTIAN TITO Rahasia Kincir Hantu
4 KETIKA kincir mulai bergerak dan berputar ke kiri Pendekar 212 segera berlarilari kecil ke arah berlawanan.
Setiap ke dua kakinya menjejak kayu roda, dia kerahkan tenaga dalam. Maksudnya
hendak mencoba menjebol kayu kincir untuk melihat apa yang tersembunyi di
sebelah bawah. Luar biasanya ternyata kayu itu atos sekali!
Selagi Wiro mencari akal apa yang harus dilakukannya tiba-tiba kakek teleng
ketukkan pipanya kepinggiran kincir seraya berseru.
"Satu!"
Kincir bergetar lalu menggemuruh berputar lebih cepat.
Di sebelah depannya Wiro melihat bendera kuning bergerak menuju ke arahnya lalu
lewat di bawah ke dua kakinya. Wiro melirik tajam pada si kakek, memandang ke
bawah ke arah dua temannya lalu kembali memperhatikan kincir yang berputar
semakin cepat, membuat dia harus berlari lebih cepat pula. Tak lama kemudian
bendera kuning muncul kembali untuk ke dua kalinya. Kincir berputar semakin
kencang. Dengan Ilmu meringankan tubuh yang dimilikinya Pendekar 212 tidak perlu
merasa khawatir akan kehilangan keseimbangan bagaimanapun cepatnya kincir itu
berputar. Malah seenaknya pemuda konyol ini berlari melompat-lompat di atas
kincir sambil bersiul-siul kecil. Namun karena dia masih belum dapat memecahkan
teka teki atau rahasia yang tersembunyi di balik keangkeran kincir itu tetap
saja hatinya merasa tidak enak.
"Pemuda konyol sombong!" Kakek bercaping mendumal dalam hati. "Sekarang kau
masih bisa bersiul-siul.
Sebentar lagi baru kau tahu rasa!"
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
"Dua!" berteriak Lateleng. Seperti tadi kembali dia ketukkan pipanya ke
pinggiran roda kincir. Kincir itu sekali lagi bergetar keras diantara suara
gemuruhnya. Si kakek balikkan capingnya dan perlihatkan pada Wiro kitab Kesaktian Menguasai
Tujuh Jin. "Kurang dari satu putaran lagi anak muda! Kitab ini akan jadi
milikmu!" Wiro tidak perdulikan ucapan si kakek. Sambil berlari sepasang matanya terus
memperhatikan kincir yang berputar. Di langit sang surya bersinar terik. Di
sebelah depan bendera kuning muncul untuk kali ke tiga! Wiro mendadak merasa
tambah tegang. Di halaman rumah kincir Naga Kuning dan Setan Ngompol
memperhatikan tidak berkesip. Bergerak dari sisi kanan menuju ke kiri, mendekati
dua kaki Pendekar 212!
Lateleng sedot pipanya dalam-dalam. Lalu pipa dicabut dan diketukkan ke
pinggiran kincir.
"Tiga!" berseru kakek kepala teleng itu.
Kincir Hantu menggemuruh dahsyat seolah di situ memang ada puluhan hantu yang
tengah menggereng marah. Naga Kuning dan Setan Ngompol tampak tegang.
Mereka memandang penuh tegang ke arah Pendekar 212
Wiro Sableng. Si kakek sudah tidak memegangi bagian bawah
perutnya lagi. Percuma saja. Dalam keadaan sangat tegang seperti itu dipegangpun
kencingnya tetap mengucur tak berkeputusan. Wiro sendiri berusaha menguasai
diri. Matanya memperhatikan keadaan penuh waspada. Dadanya bergetar ketika
kemudian dari bagian bawah roda kincir sebelah kanan bendera kuning menyembul
muncul dan bergerak cepat ke arahnya!
Lateleng kembali acungkan kitab Kesaktian Menguasai Tujuh Jin sambil berseru.
"Wahai anak muda!
Kau hebat sekali! Kitab ini agaknya memang berjodoh denganmu!"
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Wiro tidak perdulikan seruan orang. "Kakek itu sepertinya sengaja hendak
mengalihkan perhatianku!"
Membatin Pendekar 212.
Hanya satu langkah lagi bendera kuning akan lewat di bawah dua kaki Wiro tibatiba terdengar suara aneh berkepanjangan.
"Clak... clak... clak!"
"Suara aneh itu!" seru Naga Kuning tercekat. Dia Ingat betul. Suara seperti itu
terdengar sebelum dua kaki Si Hati Baja terpapas buntung! Berarti Wiro berada
dalam bahaya. "Wiro! Awas! Kakimu!" teriak Naga Kuning.
Murid Eyang Sinto Gendeng memang sudah memasang telinga dan berlaku waspada
sejak tadi-tadi. Namun dia tidak tahu apa yang bakal terjadi.
Tiba-tiba dari arah pinggiran roda kincir membersit sinar putih menyebabkan
Pendekar 212 kesilauan dan untuk sesaat tidak dapat melihat apa-apa lagi.
Sambaran sinar putih menyilaukan ini juga melesat secara aneh ke arah Naga
Kuning dan Setan Ngompol. Ke dua orang ini berseru kaget dan terpaksa lindungi
mata dengan tangan masing-masing.
"Aku tidak dapat melihat apa-apa!" seru Naga Kuning.
"Aku juga! Aneh, sinar menyilaukan itu membuat kencingku terasa lebih panas!
Anuku sampai bergeletar!"
menyahuti Setan Ngompol dengan mata terjereng-jereng.
Di atas roda kincir Pendekar 212 berseru kaget ketika mendadak dua kakinya
terasa sangat berat.
Bagaimanapun dia kerahkan tenaga berusaha melompat, dia hanya mampu mengangkat
kakinya ke atas sejarak seujung kuku!
"Celaka! Apa yang terjadi!" Wiro kerahkan tenaga dalam. Terbayang olehnya apa
yang terjadi dengan Si Hati Baja.
"Clakk!"
Tanpa terlihat oleh Pendekar 212 yang masih kesilauan, sebuah benda putih
menyilaukan menderu Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
memapas ke arah kaki kanannya.
Saat itulah tiba-tiba terjadi satu keanehan yang berlangsung sangat cepat. Satu
tangan menyambar ke bawah, merangkul dada dan ketiak Wiro. Bersamaan dengan itu
tubuhnya terangkat ke atas. Wiro merasa seolah dibetot ke atas menembus langit.
Ketika dua matanya bisa melihat wajar kembali, dia dapatkan dirinya tergolek dan
berada di satu tempat di balik serumpunan semak belukar. Sepasang mata sang
pendekar terpentang lebar ketika melihat siapa yang tegak di hadapannya.
Murid Sinto Gendeng segera melompat bangkit.
"Luhrinjani..." desis Pendekar 212. Belum lagi habis rasa tegangnya atas apa
yang barusan dialaminya di atas sana, kini tengkuknya jadi merinding. Karena dia
tahu sosok yang ada di hadapannya saat itu sebenarnya telah mati beberapa waktu
yang silam! "Kau...!"
" Kita tidak banyak waktu. Lekas tinggalkan tempat Ini sebelum kakek di atas
rumah kincir turun ke tanah lancarkan serangan. Kawan-kawanmu juga harus cepat
angkat kaki dari sini!"
"Tapi bagaimana...."
Sosok perempuan berwajah ayu, mengenakan
pakaian panjang terbuat dari sebentuk sutera putih, rambut tergerai lepas dan
melambai-lambai ditiup angin perlihatkan wajah tidak sabaran. Dengan tangan
kirinya makhluk ini mencekal leher baju Pendekar212.
Sekali dia bergerak Wiro seolah diajak melayang terbang.
Di dekat pohon besar perempuan itu menukik menyambar Naga Kuning dan Setan
Ngompol. Luar biasa sekali.
Seperti menenteng tiga anak kucing, perempuan berpakaian putih bergerak cepat
seolah melayang.
Di atas atap kincir kakek kepala teleng tidak tinggal diam. Dia cepat kenakan
capingnya di atas kepala lalu Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro
Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212
menggembor marah menyaksikan apa yang terjadi.
Tangan kanannya digoyangkan tiga kali berturut-turut.
Tiga larik asap merah menyambar ke bawah.
"Kita serang!" teriak Naga Kuning yang pertama kali melihat datangnya tiga larik
asap merah itu. Si setan Ngompol mancur air kencingnya. Wiro yang sudah
menyaksikan keganasan asap merah serangan Kakek teleng itu segera menghantam
lepaskan pukulan Sinar Matahari.
"Bummm! Bummm! Bummm!"
Tiga dentuman dahsyat menggetarkan seantero
tempat. Sosok perempuan berpakaian putih bergoyang keras lalu melayang jatuh ke
tanah, tapi tetap dalam keadaan tegak. Wiro merasakan sekujur tangan kanannya
berdenyut sakit dan kaku.
DI atas atap rumah kincir Lateleng delikkan mata.
"Wahai! Aku hanya melihat selarik sinar putih menyilaukan. Lalu ada hawa panas
menyambar. Tiga larik asap merahku buyar walau cahaya putih itu berhasil
dihancurkan. Wahai! Siapa yang menghantam!
Perempuan jejadian itu atau pemuda berambut
gondrong"! Jahanam betul! Aku harus menyelidik ke bawah. Mengejar dan membantai
mereka semua!" Lalu seperti seekor alap-alap kakek itu terjunkan diri dan
melayang ke bawah.
"Kita dikejar!" kata Naga Kuning setengah berteriak.
Wiro kembali siapkan pukulan Sinar Matahari.
Perempuan berpakaian putih cepat berucap." Kalian bertiga lekas tegak luruslurus. Jangan bergerak, jangan bersuara. Jika kalian mengikuti apa yang
kukatakan, niscaya kakek itu tidak akan melihat kita!"
"Kakek itu tidak buta! Siang bolong begini masakan dia tidak bisa melihat kita!"
ujar Naga Kuning. Seperti Wiro dia juga siapkan satu pukulan sakti di tangan
kanan. "Wahai! Jangan berlaku bodoh! Jika mau selamat Rahasia Kincir Hantu Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
ikuti ucapanku!" kata Luhrinjani pula, perempuan berpakaian putih itu.
"Ikuti saja apa yang dikatakannya..." bisik Wiro karena dia tahu perempuan
berpakaian putih itu bukan makhluk sembarangan tapi mayat hidup yang memiliki
kepandaian tinggi berkat pertolongan Para Peri Dari Langit Ke Tujuh. Hal ini
diketahuinya dari Lakasipo beberapa waktu lalu.
Wiro, Naga Kuning dan Setan Ngompol lalu tegak lurus-lurus, tidak bergerak dan
tidak bersuara. Hanya mata mereka saja yang jeialatan memperhatikan Lateleng.
Kakek pemilik Kincir Hantu ini begitu menjejakkan kaki di halaman luas segera
berkelebat kian ke mari, mencari-cari sambil mulutnya terus menerus mengeluarkan
suara mengomel.
"Barusan mereka ada di sekitar sini! Bagaimana mungkin bisa lenyap seperti
ditelan bumi!" Si kakek buka capingnya. Untuk beberapa lamanya dia berdiri diam.
Hanya kepalanya yang dipalingkan kian ke mari disertai mata membeliak. "Kurang
ajar betul! Mereka benar-benar lenyap!" Lateleng menggeram marah.
Apa yang terjadi" Berkat ilmu kesaktian yang dimiliki Luhrinjani si kakek tidak
melihat ke empat orang itu. Padahal saat itu Wiro dan dua kawannya norta
perempuan berpakaian putih hanya satu langkah saja di samping kirinya.
Seandainya si kakek menggerakkan tangannya ke samping pasti dia akan menyentuh
sosok Si Setan Ngompol yang saat itu tegak tak bergerak di bawah pohon tapi air
kencingnya mengucur jatuh.
Ilmu kesaktian yang dimiliki Luhrinjani itu bernama Menutup Mata Memutus
Pandang. Konon itu Adalah salah satu dari beberapa ilmu kesaktian yang
diturunkan Para Peri Dari Negeri Atas Langit kepada Rahasia Kincir Hantu Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
perempuan bernasib malang itu. Namun bagaimanapun hebatnya kesaktian tersebut
celakanya kesaktian ini tidak membuat Luhrinjani mampu melenyapkan kencing Si
Setan Ngompol dari pandangan mata Lateleng.
Sambil dekapkan capingnya di depan dada sepasang mata' kakek teleng itu
perhatikan tanah yang basah tepat di antara ke dua kaki Si Setan Ngompol.
Lateleng mendekat lalu berjongkok di depan tanah yang basah. Si Setan Ngompol
pejamkan mata. Untung dia masih ingat ucapan Luhrinjani agar tidak bergerak.
Padahal tadi ketika melihat Lateleng mendekatinya, malah jongkok di depannya
nyawanya serasa terbang dan dia hampir saja gerakkan tangan hendak memegangi
bagian bawah perutnya! Naga Kuning berdiri laksana patung sambil menggigit


Wiro Sableng 109 Rahasia Kincir Hantu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagian bawah bibirnya. Berusaha menahan ketegangan.
Pendekar 212 berdiri menahan nafas. Kepalanya terasa gatal dan dia hampir tak
dapat menahan diri hendak menggaruk. Luhrinjani satu-satunya yang berdiri dengan
sikap tenang sambil memperhatikan gerak-gerik Lateleng.
Setelah jongkok di depan Setan Ngompol, Lateleng ulurkan tangan, menepuk-nepuk
tanah yang basah oleh air kencing Si Setan Ngompol. Lalu jari-jarinya yang basah
didekatkannya ke hidungnya.
"Hue!" Si kakek keluarkan suara seperti orang mau muntah. Dia meludah habishabisan. "Bau pesing jahanam!" Makinya. Dia mendongak ke atas. Saat itu
kebetulan di salah satu cabang pohon kelihatan seekor tupai besar sedang
kencing. Selesai kencing binatang ini melompat ke cabang pohon lainnya dan
lenyap dari pemandangan.
"Tupai celaka! Kau rupanya!" Lateleng kembali memaki. Lalu dia berdiri dan
melesat kembali ke atas atap. Dari atas atap rumah kincir ini dia memeriksa
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Kincir Hantunya dan merasa lega karena tidak ada bagian yang rusak akibat
bentrokan asap merah saktinya dengan pukulan Sinar Matahari tadi.
Setan Ngompol menarik nafas lega. "Tupai kencing di atas pohon itu telah
menyelamatkanku dan kawan-kawan!
Bagaimana aku membalas budi binatang itu," kata si kakek jereng dalam hati.
"Kita aman sekarang," Luhrinjani berkata dengan suara perlahan. "Ikuti
langkahku. Kita bergerak tiga tangkah lurus ke depan, lalu berbelok tiga langkah
ke kanan, berbelok lagi tiga langkah ke kiri. Lalu lurus lagi sampai kita
melewati pohon cempedak hutan di depan sana...."
Wiro, Naga Kuning dan Setan Ngompol mengikuti apa yang dikatakan Luhrinjani.
Setelah melewati pohon cempedak hutan Luhrinjani hentikan langkah dan berpaling
pada ke tiga orang itu. "Saat ini kita berada cukup jauh dari kawasan Kincir
Hantu. Wahai, aku gembira bertemu dengan kalian bertiga. Gembira tapi juga
heran. Terakhir sekali aku melihat kalian, sosok kalian hanya sebesar jari.
Bagaimana sekarang bisa berubah sebesar ini?"
Wiro lalu menceritakan pertemuannya dengan
luhclnta serta Hantu Raja Obat.
"Kalian beruntung!" kata Luhrinjani. Dia menatap Pendekar 212 sesaat lalu
meneruskan ucapannya.
"Dan kau tiga kali beruntung...."
"Apa maksudmu Luhrinjani?" tanya Wiro pula.
"Keuntungan pertama, kau selamat dan diobati oleh Hantu Raja Obat. Keuntungan ke
dua, kaki kananmu tak sampai putus dibabat Kincir Hantu. Coba kau lihat apa yang
telah terjadi dengan kasutmu sebelah kanan...."
Wiro angkat kaki kanannya sedikit lalu perhatikan kasut yang dikenakannya.
Berubahlah paras sang pendekar. Bagian tapak kasut yang terbuat dari kulit
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Itu ternyata telah terbabat putus sampai setengahnya.
Wiro memandang pada Luhrinjani. "Kalau kau terlambat menolongku, berarti kakiku
yang putus.... Aku dan Juga kawan-kawan sangat berterima kasih padamu
Luhrinjani. Sekarang apakah kau mau mengatakan keuntungan ketiga itu?"
Yang ditanya tersenyum. "Tak mungkin kukatakan di depan dua sahabatmu ini. Nanti
saja aku ceritakan kalau ada kesempatan...."
"Antara kami bertiga tidak ada rahasia. Mengapa tidak diceritakan sekarang
saja?" kata Wiro. Sementara Naga Kuning mendekati Si Setan Ngompol lalu
membisiki kakek ini. "Aku khawatir, jangan-jangan perempuan ini telah jatuh
cinta pada sang pangeran sableng sahabat kita ini!"
Setan Ngompol menyeringai dan menyahuti. "Buruk nian nasib kita kalau begitu.
Semua perempuan cantik naksir padanya. Kita lalu kebagian apa"! Hik...hik...
hik...!" Luhrinjani menatap Pendekar 212 sesaat lalu menggeleng. "Ketahuilah, Hantu Raja
Obat adalah makhluk aneh yang hati dan jalan pikirannya bisa berubah dalam
sekejapan mata! Apa kalian pernah mendengar berapa banyak manusia yang tidak disenanginya dijadikan Godokan obat lalu dijarang dalam periuk tanah di atas
kepalanya yang bersorban?"
Wiro mengangguk. Naga Kuning jadi merinding.
Setan Ngompol langsung mulas perutnya. Apa yang dikatakan Luhrinjani memang
benar adanya dan pernah ada orang yang memberi tahu sebelumnya.
"Luhrinjani, Lakasipo telah menganggap kami sebagai saudara angkat. Berarti
kaupun adalah saudara kami. Kami bertiga menghaturkan terima kasih. Kau telah
menyelamatkan kami dari tangan kakek teleng pemilik Kincir Hantu itu...."
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Luhrinjani anggukkan kepalanya dengan perlahan.
Parasnya yang cantik kemudian tampak berubah sayu. Dia menatap jauh ke depan
dengan pandangan kosong.
"Luhrinjani, kulihat perubahan pada wajahmu. Seolah ada satu ganjalan kesedihan
di hatimu. Apakah...."
Luhrinjani menghela nafas panjang. "Langkahku jauh sampai ke sini karena
menyirap kabar bahwa suamiku Lakasipo ada bersama kalian. Namun wahai, aku tidak
menemukannya. Mungkin kau dan kawan-kawan mengetahui gerangan dimana Lakasipo
berada?" Yang menjawab Naga Kuning. "Terakhir kami bersamanya ketika bertemu dengan Hantu
Raja Obat. Saat Itu dia mengatakan hendak pergi menemui seseorang. Tapi dia tidak menyebut
siapa orangnya, hanya menyebut tempat di mana orang itu berada...."
Luhrinjani mendongak ke langit lalu pejamkan matanya sesaat. Dia berpaling pada
Naga Kuning. "Mungkin suamiku menyebut nama sebuah gunung...?"
"Betul sekali!" sahut Naga Kuning.
Wiro menyambung. "Aku ingat, kalau tidak salah Lakasipo menyebut nama gunung
itu. Gunung Labatuhitam...."
"Wahai!" Wajah Luhrinjani tampak berubah. Suaranya bergetar ketika berkata.
"Demi Para Dewa dan Mara Peri.
Demi segala Roh yang tergantung antara langit dan bumi.
Jangan-jangan memang benar firasatku. Dia menemui perempuan itu...."
"Perempuan siapa maksudmu Luhrinjani?" tanya SI Betan Ngompol yang bersuara
setelah sejak tadi diam saja.
"Tak bisa kukatakan. Wahai, aku harus pergi sekarang.... Tapi ada satu lagi
pertanyaanku. Apakah kalian pernah mendengar nama Hantu Santet Laknat?"
"Kami pernah mendengar dari Lakasipo," jawab Rahasia Kincir Hantu Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Wiro. "Menurut Lakasipo dukun jahat itulah yang mencelakai dirinya atas
permintaan Lahopeng..." (Baca:
"Bola Bola Iblis")
"Tahu dimana dukun itu berada?"
Wiro dan dua kawannya sama-sama gelengkan kepala.
"Karena tak ada yang ingin kutanyakan lagi, aku harus pergi sekarang," kata
Luhrinjani pula.
"Kakak sahabatku! Tunggu dulu!" berkata Naga Kuning. "Bolehkah aku menanyakan
ilmu apa yang kau pergunakan tadi hingga kakek teleng pemilik Kincir Hantu itu
tidak mampu melihat kita semua?"
"Aku tidak dapat memberi tahu padamu. Tidak sekarang, entah nanti..." jawab
Luhrinjani. Perempuan ini segera balikkan badan dan tinggalkan tempat itu.
Wiro menunggu sampai Luhrinjani terpisah agak jauh dari Naga Kuning dan Si Setan
Ngompol, lalu dengan cepat dia menyusul,
"Luhrinjani, aku terpaksa bersikap keras kepala.
Aku ingin kau mengatakan apa keberuntunganku yang ke tiga. Dua sahabatku itu
tidak akan mendengar jika kau mengatakannya sekarang...."
Luhrinjani menatap dalam-dalam ke mata Pendekar 212. Membuat murid Eyang Sinto
Gendeng ini menjadi agak tercekat, apa lagi kalau dia ingat yang di hadapannya
itu sebenarnya adalah roh halus dari orang yang sudah lama mati!
"Wahai! Kau memaksa rupanya. Tapi baiklah.
Akan kukatakan padamu. Keberuntunganmu yang ke tiga ialah ada seorang gadis
cantik berhati baik jatuh cinta padamu...."
"Siapa"!" tanya Wiro kaget karena tidak menyangka hal itu yang akan diucapkan
Luhrinjani. "Kau terkalah sendiri..." jawab Luhrinjani sambil tersenyum.
"Peri Angsa Putih...?" tanya Wiro. Luhrinjani tidak menjawab dan masih tetap
mengulum senyum. "Luh-Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
jellta?" tanya Wiro lagi. Luhrinjani masih tersenyum Bopertl tadi.
"Kami kaum perempuan tidak ingin membuka rahasia pribadi isi hati sesama kami.
Cobalah kau Ingat-ingat! Ada seorang lain yang sebelumnya telah mengatakan
padamu," jawab Luhrinjani. Lalu perempuan berpakaian serba putih ini melangkah
pergi. Wiro kembali mengejar. Tapi aneh! Sekali ini wa laupun dia berjalan setengah
berlari tetap saja dia tak mampu mendekati perempuan itu. Ketika dia perhatikan
bagian bawah kaki Luhrinjani, serta merta Pendekar 212
hentikan langkahnya. Sepasang kaki luhrlnjani ternyata tidak menginjaktanah!
Ketika Wiro memandang lagi ke depan, perempuan itu telah lenyap sepertl ditelan
bumi! (Mengenai Luhrinjani harap baca serial Wiro Sableng berjudul "Bola Bola Iblis")
Pendekar 212 garuk-garuk kepalanya. "Ada seorang lain yang sebelumnya telah
mengatakan padamu..." kata-kata Luhrinjani itu terngiang kembali di telinga
Wiro. "Siapa..,?" Wiro coba mengingat-ingat. Namun sebelum dia mampu mendapatkan
jawaban tiba-tiba satu makhluk raksasa putih muncul di udara lalu menukik ke
bawah dan sesaat kemudian telah bersimpuh di tanah, beberapa langkah di hadapan
Pendekar 212. Tapi karena saat itu pikiran sang pendekar masih dicekat oleh rasa
menduga-duga maka dia seolah tidak melihat makhluk putih itu.
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
BASTIAN TITO Rahasia Kincir Hantu
5 "WAHAI sahabat bernama Wiro yang konon berjuluk Pendekar 212, gerangan apakah
yang meresapi pikiranmu hingga mata seolah tertutup kabut dan telinga seperti
terhalang angin?"
Wiro tersentak kaget. "Peri Angsa Putih..." katanya begitu dia menyadari siapa
yang duduk di atas punggung angsa putih raksasa. "Maafkan, aku sampai tidak...."
"Teka teki hidup yang tidak terjawab memang membuat seseorang bisa bingung, jadi
lupa diri dan lupa keadaan sekelilingnya...."
Wiro coba tersenyum dan garuk-garuk kepala.
Dalam hati dia membatin. "Apakah Peri cantik ini sempat mendengar percakapanku
dengan Luhrinjani tadi?"
Saat itu Naga Kuning dan Si Setan Ngompol telah berada pula di tempat itu.
Keduanya menjura memberi penghormatan. "Sahabatku Peri cantik bermata biru, kami
senang bisa bertemu lagi denganmu," kata Naga Kuning.
"Aku juga merasa gembira bisa melihat kalian semua," jawab Peri Angsa Putih
sambil tersenyum lalu melirik pada Wiro. "Kuharap kalian semua baik baik
saja...." "Peri Angsa Putih, apakah pertemuan ini suatu kebetulan saja atau memang kau
sudah kangen lalu punya niat menemui kami" Eh, maksudku kangen pada sahabatku
Wiro?" tanya Naga Kuning sambil Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro
Sableng Pendekar Kapak Naga Geni 212
senyum-senyum. Di lain pihak Wiro menduga
kemunculan sang Peri adalah untuk membicarakan masalah bunga mawar beracun tempo
hari. Pertanyaan Naga Kuning itu membuat wajah Peri Angsa Putih bersemu merah sedang
Wiro ulurkan tangan mencubit punggung Naga Kuning hingga bocah Ini melintir
kesakitan. Sebenarnya sejak beberapa waktu lalu Peri Angsa Mutlh memang berusaha mencari
Wiro. Dia ingin menemui sang pendekar untuk menjernihkan persoalan bunga mawar
beracun yang hampir merenggut nyawa
Wiro dan yang menurut Luhjelita berasal dari dirinya.
(Mengenai perselisihan segi tiga antara Wiro, Peri Angsa Putih dan Luhjelita
harap baca serial Wiro Sableng berjudul "Hantu Tangan Empat" dan "Hantu Muka
Dua") Namun niatnya untuk membicarakan hal Mu menjadi sirna ketika tadi secara
tidak sengaja dia sempat mendengar ucapan-ucapan Luhrinjani yang menyebut
tentang seorang gadis cantik berhati baik yang jatuh cinta pada Wiro. Untuk
menutupi rasa malu dan sekaligus kekecewaannya untung Peri Angsa Putlh dapat
mencari akal mengeluarkan jawaban.
"Wahai, sebagai sahabat tentu saja aku selalu Ingin bertemu dengan kalian. Namun
selain itu memang aku ingin menemui Wiro...."
"Nah! Apa kataku!" ujar Naga Kuning pula sambil menepuk bahu Si Setan Ngompol
hingga kakek ini tersentak kaget dan langsung terkencing.
Wiro menatap wajah sang Peri. "Kau ingin membicarakan perihal bunga mawar kuning
itu..." tanya Pendekar212.
Peri Angsa Putih goyangkan tangannya dan gelengkan kepala.
"Kalau bukan itu mungkin perihal kesalahanmu memukul diriku waktu bertengkar
dengan Luhjelita,"
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
kata Wiro pula.
"Bukan, bukan itu," jawab Peri Angsa Putih. "Aku mencarimu untuk meminta kembali
selendang sutera biruku yang terjatuh sewaktu terjadi perkelahian dengan anak
buah Hantu Muka Dua beberapa waktu lalu." (Baca
"Hantu Muka Dua")
Sesaat Wiro jadi terpana dan tatap Peri Angsa Putih dengan pandangan penuh tanda
tanya. "Aku punya firasat sebenarnya dia bukan mencari selendang itu," kata
murid Sinto Gendeng dalam hati. Lalu dia berucap. "Selendang itu memang ada
padaku. Kau tentu ingat selendang itu terjatuh di tanah. Sementara kau pergi
begitu saja. Aku...." Wiro tidak melanjutkan ucapannya. Sebenarnya dia ingin
selendang milik Peri Angsa Putih itu tetap ada padanya. Namun yang empunya
datang meminta. Apapun alasannya dia harus mengembalikan. "Sebenarnya aku...."
Lagi-lagi Pendekar 212 tidak bisa lanjutkan kata-katanya. Ketika dia berusaha
menatap mata biru Peri Angsa Putih, dia merasa seolah yang berada di hadapannya
saat itu adalah Ratu Duyung, penguasa kawasan samudera di tanah Jawa yang juga
memiliki sepasang mata berwarna biru.
Dari balik pakaiannya Wiro keluarkan selendang biru milik Peri Angsa Putih dalam
keadaan terlipat rapi serta menebar bau harum semerbak. "Selama selendang ini
ada padaku, aku merasakan satu kesejukan dalam diriku,"
kata Wiro seraya meluruskan lipatan selendang biru.
"Dengan selendang ini dulu kau menyelamatkan jiwaku.
Sebenarnya... aku ingin selendang ini tetap berada di tanganku...."
Peri Angsa Putih terkejut karena tidak menyangka Wiro akan berkata seperti itu.
Sesaat dia jadi bingung sendirl karena sebenarnya dia memang bukan muncul untuk
mencari selendang itu.
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
"Wahai, tidak kusangka dia akan mengatakan perasaan hatinya begitu polos.
Menyesal aku meminta selendang itu kembali..." kata Peri Angsa Putih dalam hati.
"Tapi aku sadar selendang ini bukan milikku. Selama ini aku menyimpannya baikbaik. Jika ada Iwylnnnya yang- rusak atau kotor aku mohon maaf.
Kuaerahkan kembali selendang ini padamu, Peri Angan Putih. Terimalah...."
"Ya... ya! Selendang itu memang harus dikembalikan!"
kata Naga Kuning menggoda Wiro.
SI Setan Ngompol sambil senyum-senyum dan
terjereng-Jereng menyambungi. "Selendang pakaiannya orang perempuan. Masak lakilaki ke mana-mana membawa selendang. Milik orang lain pula! Hik... hik!
sungguh tidak pantas!"
Wiro delikkan mata pada ke dua kawannya itu. Lalu dia ulurkan tangan kanannya
yang memegang selendang.
Sesaat Peri Angsa Putih hanya berdiam diri, Diam-diam dia menyesali segala
perbuatan dan ucapanya tadi. "Aku telah berlaku tolol!" kata Peri Angsa Putih
dalam hati. "Seharusnya tidak perlu kuminta kembali selendang itu.
Jika selendang itu tetap ada padanya bukankah berarti setiap saat dia akan
selalu Ingat padaku!"


Wiro Sableng 109 Rahasia Kincir Hantu di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah berdiam diri cukup lama akhirnya dengan berat hati Peri Angsa Putih
ulurkan tangan menerima selendang biru tersebut. Kemudian untuk beberapa lamanya
gadis ini masih tegak berdiri menatap dengan pandangan sayu pada Pendekar 212
sementara Wiro sendiri menatap sang peri dengan pandangan kecewa.
Naga Kuning dan Si Setan Ngompol kini diam-diam ikut merasakan ada sesuatu yang
saling mengganjal di antara ke dua orang itu.
"Wiro," Peri Angsa Putih berucap perlahan. "Mungkin kau masih mengira akulah
yang hendak meracuni dirimu dengan bunga mawar kuning itu. Saat ini aku
bersumpah Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
demi Para Dewa dan Para Peri serta semua roh antara langit dan bumi. Aku tidak
melakukan hal itu. Aku ingin mendengar tanggapan langsung dari dirimu sendiri
saat Ini juga. Katakanlah sesuatu...."
Wiro garuk-garuk kepalanya. "Aku tidak tahu apa yang harus kukatakan. Namun...."
"Namun apa Wiro?" Peri Angsa Putih bertanya dengan nada tidak sabaran.
"Seandainya Luhjelita juga mengucapkan sumpah seperti sumpahmu tadi, lalu siapa
di atara kalian yang bisa ku percaya?"
Mendengar ucapan Wiro itu sepasang mata Peri Angsa Putih tampak berkaca-kaca.
"Wahai, kalau hal itu kau tanyakan padaku maka jawabku adalah ini.
Percayailah sumpahnya. Jangan percaya pada sumpah seorang Peri sepertiku!"
Habis berkata begitu Peri Angsa Putih balikkan diri lalu tinggalkan tempat itu.
Wiro seperti tersadar dan hendak memanggil tapi yang dilakukannya hanya diam tak
bergerak. "Anak tolol! Mengapa kau berucap seperti itu pada Perl Angsa Putih!" Tiba-tiba
kakek Setan Ngompol berkata.
"Kok, apa maksudmu?" tanya Wiro.
"Kau tahu! Tidak ada satu gadispun di dunia ini yang mau dibanding-bandingkan
dengan gadis lain oleh seorang pemuda yang diam-diam disukainya...."
"Maksudmu Peri Angsa Putih menyukaiku?" tanya Wiro.
Naga Kuning pencongkan mulutnya. "Aku yang bocah saja bisa melihat. Kau yang
punya diri tidak tahu diri! Jika kau tidak suka pada gadis itu dan kebetulan dia
suka padaku, jangan nanti kau jadi menyesal!"
"Anak muda," kata Setan Ngompol menyambung bicara.
"Apa kau tidak melihat bagaimana dua mata Putri Angsa Rahasia Kincir Hantu Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
Putih jadi berkaca-kaca ketika kau membandingkannya dengan Luhjelita, perawan
genit yang gentayangan ke mana-mana memikat lelaki itu?"
Wiro garuk-garuk kepalanya. "Aku.... Ah, sebenarnya aku juga menyukai Peri Angsa
Putih," kata Wiro pula, Dia diam sejenak. "Tapi...."
"Nah, tapinya ini yang bikin brengsek! Suka tapi masih ada tapi!" kata Naga
Kuning lalu pasang muka merengut.
Sementara itu tanpa setahu ke tiga orang itu, disatu tempat yang terlindung,
seorang perempuan berwajah putih jelita kerenyitkan kening. Sepasang alisnya
naik ke atas ketika mendengar ucapan Wiro yang mengatakan sebenarnya dia juga
menyukai Peri Angsa Putih, Dalam hati dia berkata lirih. "Kalau hati pemuda
asing Itu benar sudah tertambat pada Peri Angsa Putih, agaknya buruk nian nasib
diriku. Padahal aku sudah mengambil keputusan untuk meninggalkan duniaku kalau
saja aku mendapatkan dirinya. Aku telah berusaha. Namun agaknya aku tidak
mendapat restu.
Mungkin cara yang kutempuh salah. Ah...." Leher jenjang perempuan cantik itu
tampak bergerak turun naik. Dia menggigit bibirnya kencang-kencang untuk menahan
linangan air mata. Setelah mengusap bagian bawah cuping hidungnya perempuan ini
lalu berkelebat pergi ke arah sang surya yang memancarkan
sinar terik menyilaukan. Kalaupun Wiro dan Naga Kuning serta Setan Ngompol
melihat bayangannya maka mereka hanya akan melihat seberkas cahaya biru yang
serta merta lenyap tanpa mereka bisa melihat dengan jelas apa adanya.
"Aku tidak bermaksud menyakiti hati Peri Angsa Putih. Kalian tahu, banyak hutang
budi kita padanya...."
"Dia sudah pergi. Apa gunanya bicara begitu?"ujar Naga Kuning.
Rahasia Kincir Hantu - Tiraikasih&Huybee Wiro Sableng
Pendekar Kapak Naga Geni 212
"Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Setan Ngompol.
Irama Seruling Menggemparkan Rimba Persilatan 8 Pendekar Rajawali Sakti 133 Tengkorak Hitam Mawar Berbisa 1

Cari Blog Ini