Ceritasilat Novel Online

Badai Laut Utara 1

Wiro Sableng 162 Badai Laut Utara Bagian 1


Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Episode ke 162 Ebook by : Tiraikasih-Kangzusi
Scan kitab : Syaugy_ar
mailto:22111122@yahoo.com
162 Badai Laut Utara
1 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
WIRO SABLENG Hak Cipta din Copy Right pada
BAST1AN TITO di bawah Lindungan
Undang-undang Wfro Sableng terdaftar pada
Dept Kehakiman R.l. Direktorat
Jenderal Hak Cipta. Paten dan
Merek dlbawah Nomor 00424S
162 Badai Laut Utara
2 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
TIGA penunggang kuda memperlambat lari tunggangan masing-masing ketika mencapai
sebuah mata air di kaki Gunung Gede sebelah timur. Saat itu sang surya baru saja
menggelincir dari titik tertinggi-nya udara yang sejuk di kawasan itu membuat
terik cahaya matahari tidak terasa menyengat.
Penunggang kuda sebelah depan, seorang kakek berjubah kuning, berwajah merah
seperti udang rebus dan cuma punya satu alis yaitu di atas mata kiri hentikan
kuda dekat mata air diikuti dua temannya. Dari peralatan penutup mata serta
tanda-tanda pada pelana yang dimiliki tiga ekor kuda besar agaknya ke tiga
penunggangnya bukan orang-orang sembarangan.
Paling tidak mempunyai hubungan tertentu dengan Kerajaan di wilayah timur.
"Jika melanjutkan perjalanan dengan berlari, kurasa akan lebih cepat sampai di
puncak gunung. Kita bisa meninggalkan kuda di tempat ini. Ada air, banyak rumput. Kelihatannya
juga cukup aman.
Bagaimana pendapat ki sanak berdua?" Si jubah kuning yang di Keraton Jawa Tengah
dikenal dengan panggilan Lor Sakti AlisTunggalb ertanya pada dua temannya.
"Aku setuju saja," jawab kakek bermata juling mengenakan pakaian ringkas biru,
lengkap dengan blangkon yang juga berwarna biru. Pada bagian depan blangkon
menempel kepala seekor ular yang sudah dikeringkan berwarna hitam belang coklat
putih. Dua tangan orang tua ini mulai dari pergelangan sampai ke sepuluh ujung
jari berwarna hitam pekat. Di kawasan selatan Jawa Tengah dia dikenal dengan
julukan Datuk Ular Jari Petir.
"Aku yang muda menurut apa suka kalian."
Orang ketiga membuka mulut. Barisan gigi 162 Badai Laut Utara
3 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
dilapisi perak hingga jika mulutnya terbuka kelihatan deretan gigi besar
berkilat kumis lebat, janggut tebal dan berewok tebal menutupi seantero wajah.
Orang Ini mengenakan pakaian gombrang hitam.Yang hebat di kepalanya menancap
puluhan pisau kecil berwarna hijau tanpa gagang. Dari warna pisau yang kehijauhijauan jelas bahwa senjata itu mengandung racun jahat mematikan. Konon,
jangankan manusia, seekor kerbaupun kalau tergores pisau akan kelojotan dan
menemui ajal. Luar biasa kalau orangnya sendiri tidak sampai tersentuh racun
padahal pisau jelas-jelas menancap di batok kepalanya yang berambut
gondrong tebal hitam. Beberapa tahun lalu orang ini dikenal sebagai kepala
rampok kejam yang
gentayangan bersama beberapa anak buahnya
mencari mangsa di hampir setiap jalan utama menuju Kotaraja. Pada masa itu dia
dikenal dengan sebutan Warok Gigi Perak. Yang jadi korban kejahatannya bukan
saja para pedagang tapi dia juga berani menyerang dan menjarah para kerabat
Keraton. Dua orang kakek tadi yaitu Lor Sekti AlisTunggai dan Datuk Ular Jari Petir
berhasil membujuknya untuk meninggalkan pekerjaan jahat itu lalu menjadikannya
sebagal salah seorang tokoh silat Kerajaan, bermukim di Kotaraja. Julukannya
kemudian dirubah menjadi Si Mayat Terbang. Manusia satu ini memiliki tangan kiri
yang lebih panjang dari tangan kanan. Hal ini karena dia seorang kidal dan
selalu mempergunakan tangan kiri untuk melempar pisau terbang yang jadi senjata
andalannya Setelah menyegarkan diri dengan meneguk air jernih sejuk dan mencuci muka, ke
tiga orang itu duduk di tepi mata air, beristirahat sambil bercakap-cakap.
Sementara kuda mereka kini ganti meneguk air sejuk di mata air dan melahap
rumput liar yang tumbuh di sekitar tempat itu.
"Kalau tidak mendengar sendiri cerita Wisena, Perajurit Kepala yang bertugas di
Gedung Kepatihan 162 Badai Laut Utara
4 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
itu, aku mana mau percaya bahwa sobat kita Ki Wulur Jumena tewas di tangan
seorang perempuan cantik yang konon kabarnya berotak sinting. Dan bukan cuma Ki
Wulur Jumena Cagak Genting sobat kita yang ahli pencari jejak itu juga menjadi
korban. Lalu Perwira Tinggi Suko Daluh! Gila! Benar-benar sulit dipercaya!
Datuk Ular Jari Petir gelengkan kepala berulang kali sambil menggerak-gerakkan
sepuluh jari tangannya hingga mengeluarkan suara berkeretekan sementara dua bola
matanya yang juling bergerak berputar-putar.
"Kejadian itu memang merupakan satu hal luar biasa," menyahuti Lor Sekti Alis
Tunggal. "Tapi jika benar kabar yang kita sirap bahwa perempuan cantik itu
adalah murid Kiai Gede Tapa Pamungkas, mengapa harus heran" Kesaktian Kiai itu
sudah dianggap setengah Dewa Karenanya kalau nanti kita berhadapan dengan sang
Kiai, kita bicara baik-baik. Kita datang membawa surat perintah dari Kerajaan
untuk menangkap muridnya yang bernama Nyi Retno Mantili itu.
Padahal setahu semua orang Nyi Retno Mantili adalah istri dari Patih Wira Bumi
yang dikabarkan kabur sejak lebih setahun silam gara-gara bayi yang baru
dilahirkannya raib diculik orang! Hanya sayang sebelumnya kita tidak pernah
berkesempatan melihat wajah istri ketiga mendiang Patih Kerajaan itu."
"Apakah tidak mungkin Patih Kerajaan juga dibunuh oleh Nyi Retno Mantili?" ujar
Si Mayat Terbang alias Warok Gigi Perak.
"Banyak orang menduga begitu." Kata Lor Sekti Alis Satu. "Sungguh mengerikan.
Pagi itu mayat Patih Kerajaan diantar seseorang dalam peti mati. Leher dalam
koadaan putus! Siapa yang mengantar raib tidak diketahui. Ada yang melihat di
tempat itu muncul seorang nenek seram bermuka dan berambut merah.
Tidak seorangpun mengenal siapa dirinya." (Baca serial Wiro Sableng berjudul
"Dendam Mahluk Alam Roh").
"Lalu siapa yang menghabisi Kepala Pengawal 162 Badai Laut Utara
5 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Bantarangin dan tokoh silat kerabat kita Ki Luwak Ireng?" tanya Si Mayat
Terbang. "Aku sempat menyaksikan mayat Cagak Lenting, Perwira Tinggi Suko Daluh,
Bantarangin, Ki Luwak Ireng.Tubuh mereka seperti dibelah golok raksasa.
Namun anehnya pinggiran luka tampak hangus!
Senjata apa yang dipergunakan orang untuk
membantai mereka?" Ucap Datuk Ular Jari Petir.
"Bukan golok, bukan senjata tajam.Tapi dua larik sinar ganas yang keluar dari
sepasang mata boneka kayu milik Nyi Retno Mantili! Wisena si Perajurit Kepala
sempat menyaksikan kejadiannya sewaktu Suko Daluh dan Wulur Jumena dihabisi.
Wisena juga memberi tahu. Ada seorang pemuda menyertai Nyi Retno sewaktu
menyerbu Gedung Kepatihan pada malam pesta besar-besaran itu! Tapi tidak
diketahui siapa adanya."
"Gila! Benar-benar ganas dan berbahaya! Boneka Kayu! Mengeluarkan dua larik
cahaya yang bisa membunuh! "Si Mayat Terbang remas-remas cambang bawuknya yang
lebat meranggas.
Datuk Ular Jari Petir memandang ke langit lalu berkata.
"Saatnya kita pergi. Kita harus sampai di tempat kediaman Kiai Gede Tapa
Pamungkas sebelum malam datang."
"Tunggu!" Berkata Lor Sekti Alis Tunggal.
"Ada apa?" tanya Si Mayat Terbang sementara Datuk Ular Jari Petir kembali
menggerak-gerakkan sepuluh Jari tangan hingga mengeluarkan suara berkeletekkan.
Lor Sekti kakek berjubah kuning muka merah dan cuma punya satu alis itu
melintangkan jari telunjuk tangan kiri di atas bibir.
"Kau cepat mengawasi tiga ekor kuda. Jangan sampai binatang Itu ada yang
meringkik karena gelisah! Lakukan cepat!" Katanya pada Si Mayat Terbang.
Walau tidak mengerti mengapa si kakek berkata 162 Badai Laut Utara
6 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
begitu namun si berewok bergigi perak ini cepat berdiri dan melakukan apa yang
diperintah. Satu demi satu tiga ekor kuda yang tengah merumput diusapi agar
berlaku jinak dan tenang.
Lor Sekti Alis Tunggal sendiri kemudian letakkan telinga kirinya di tanah
sementara Datuk Ular Jari Petir memperhatikan lalu memandang berkeliling. Sang
Datuk kemudian ikutan jongkok dan berbisik.
"Ada orang datang?"
Lor Sekti Alis Tunggal kedipkan mata tanda mengiya-kan.
"Seberapa jauh?"
"Cukup jauh. Langkahnya kudengar terkadang tertahan-tahan. Orang ini berjalan
seperti tanpa tujuan. Mungkin hatinya sadang gelisah. Tapi jelas dia menuju ke
arah sini. Mungkin dia tahu ada mata air di tempat ini. Dia memiliki ilmu
meringankan tubuh luar biasa tinggi!" Telingaku hampir sulit membedakan gerak
langkah kaki dengan tiupan angin!"
Datuk Ular Jari Petir angkat kepala. Memandang berkeliling. Dia tidak melihat
siapa-siapa. Lalu dia membungkuk kembali.
"Kau bisa mengetahui yang datang itu lelaki atau perempuan?"
"Saat ini sulit kuketahui. Masih terlalu jauh. Tunggu sebentar lagi. Sobatku,
jangan bicara terlalu keras.
Orang yang datang agaknya bukan manusia
sembarangan. Bisa saja dia mendengar semua pembicaraan kita di sini walau
berbisik-bisik."
Karena terlalu lama jongkok menungging di tanah, tidak terasa Datuk Ular Jari
Petir tiba-tiba buuutttt pancarkan kentut!
Lor Sekti Alis Tunggal marah sekali tapi tak mau memaki.
Perhatiannya pecah. Datuk Ular Jari Petir menyesali kesembronoannya tapi tidak
dapat menahan tawa.
Agar tawa tidak menyembur kakek ini cepat tutup mulutnya dengan telapak tangan
kiri. 162 Badai Laut Utara
7 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Di dekat pohon Si Mayat Terbang sudah mulai keluarkan tawa mengekeh.
Tiba-tiba sepasang mata Lor Sekti Alis Tunggal membesar. Kepala diangkat dari
tanah. Saat itu juga dia membuat gerakan melompat sambil melesat ke depan,
menunjuk dan berteriak.
"Itu orangnya!"
Lor Sekti AlisTunggal dan Si Mayat Terbang segera Ikut berkelebat Tiga ekor kuda
meringkik keras. Sesaat kemudian tiga orang tokoh silat Istana dari timur itu
telah mengurung seorang gadis berpakaian biru berwajah cantik tapi pucat dan
berambut panjang tergerai kucai.
162 Badai Laut Utara
8 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
DAPATKAN dirinya dikurung dan siap disergap tiga orang tidak dikenal, namun
pasti manusia-manusia berkepandaian tinggi, sepasang alis mata bagus gadis
berpakaian biru mencuat ke atas. Bibir merah sunggingkan senyum membuat
munculnya lesung pipit di kedua pipi. Namun jelas senyum itu membersitkan rasa
jengkel. "Kalian siapa?" Suaranya bertanya datar, sama sekali tidak menunjukkan rasa
takut. Si Mayat Terbang alias Warok Gigi Perak dekati Lor Sekti AlisTunggal dan
berbisik. "Kurasa bukan ini orangnya."
"Aku memang meragukan, tapi lihat, wajahnya cantik. Belum apa-apa dia sudah
tersenyum. Hanya perempuan sinting yang tersenyum pada orang yang tidak
dikenalnya. Apa lagi kita sudah menunjukkan sikap mengurungi. Ingat keterangan
mata-mata Kerajaan" Terakhir sekali perempuan itu terlihat mengenakan pakaian
biru, berada di sekitar Gunung Gede ini," jawab si kakek jubah kuning.
"Tapi yang ini rambutnya pirang, tidak hitam," Si Mayat Terbang masih tidak
berubah pendapat.
"Bisa saja dia sengaja merubah warna rambutnya agar tidak diketahui siapa jati
dirinya." jawab Lor Sekti AlisTunggal.
Datuk Ular Jari Petir sambil gerak-gerakkan sepuluh jari tangan dan menatap si
gadis dengan mata juling, mendengar apa yang saling dibisikkan dua temannya,
buru-buru mendatangi dan ikut berbisik.
"Kita harus berhati-hati. Jangan salah tangkap apa lagi sampai salah menggebuk.
Perempuan satu ini sama sekali tidak membawa boneka kayu. Kita semua tahu boneka
itu merupakan salah satu ciri-ciri Nyi Retno Mantili. Salaln itu kita harus
hati-hati. Walau cantik tapi dia menyimpan kepandaian tinggi."
162 Badai Laut Utara
9 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
"Kalian bicara berbisik-bisik! Ada apa ini" Siapa kalian"!" kembali gadis cantik
berpakaian biru bertanya. Suara tetap datar dan malah kelihatan begitu tenang
sementara senyum masih belum pupus di wajahnya
"Biar aku yang menjawab," kata Lor Sekti Alis Tunggal. Lalu dia maju dua langkah
mendekati gadis berbaju biru berambut pirang.
"Kami bertiga adalah orang-orang utusan Keraton di Jawa Tengah. Kami dalam
perjalanan mencari
seseorang. Dan seseorang itu kami rasa adalah engkau..."
Belum habis Lor Sekti Alis Tunggal berucap, si cantik berambut pirang yang bukan
lain adalah Bidadari Angin Timur angkat tangan kiri memberi tanda agar si kakek
jubah kuning berhenti bicara.
"Jauh-jauh dari Jawa Tengah, mencari seseorang hanya mengandalkan perasaan!
Betapa tololnya!"
Meski tersengat dikatakan tolol namun Lor Sekti Alis Tunggal maju satu langkah
sambil ajukan pertanyaan.
"Bukankah kau Nyi Retno Mantiil, murid Kiai Gede Tapa Pamungkas, Janda mendiang
Patih Kerajaan Wira Bumi?".
Mendengar perkataan si kakek beralis satu Bidadari Angin Timur dongakkan kepala
lalu tertawa panjang.
Begitu tawa dihentikan dia langsung membentak.
"Kenal diriku tidak! Mengaku tokoh persilatan Istana! Bertiga menghadang seorang
perempuan di tengah jalan! Sungguh perbuatan rendah! Tidak sopan memalukan!"
"Kau telah membunuh beberapa sahabat kami. Masih bisa tertawa! Malah berani
membentak!" Kata Lor Sekti Alis Tunggal dengan mata memandang tak berkesip.
"Melihat tampang kalian aku curiga kalian Ini sebenarnya adalah rampok gadungan!
Menyingkirlah sebelum aku jadi muak! Cari mangsa lain yang bisa kajian jarah!"
Datuk Ular Jari Petir usap mukanya dengan sepuluh 162 Badai Laut Utara
10 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
jari tangan lalu berkata. "Kami membawa surat perintah penangkapan atas dirimu!
Kau tak mungkin berkilah apa lagi berusaha lolos! Lor Sekti, perlihatkan padanya
Surat Perintah Penangkapan dari Kerajaan!'
Dari balik jubah kuningnya kakek bernama Lor Sekti Alis Tunggal keluarkan satu
gulungan kain putih.
Gulungan dibuka dan dibentang lalu di perlihatkan pada Bidadari Angin Timur!
"Silahkan kau baca sendiri!"
Bidadari Angin Timur tertawa geli.
"Orang tua beralis satu! Kau yang membawa surat silahkan kau yang membaca!"
Lor Sekti Alis Tunggal Jadi bingung karena dia tidak pandai membaca alias buta
huruf! Melihat hal ini Datuk Ular Jari Petir segera mengambil gulungan kain yang
sudah terbentang dan membaca tulisan yang tertera keras-keras.
"Atas Nama Hukum Dan Keadilan. Kerajaan dengan Ini memerintahkan penangkapan
atas diri Nyi Retno Mantili dalam keadaan hidup ataupun mati." Yang bersangkutan
diketahui telah membunuh seorang Perwira Tinggi Kerajaan dan beberapa orang


Wiro Sableng 162 Badai Laut Utara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tokoh silat Istana. Tertanda atas nama Perwira Tinggi Kerajaan pangeran Aryo
Adinegoro/Pejabat Sementara Patih Kerajaan"
Kembali Bidadari Angin Timur umbar tawa panjang.
"Aku bisa membuat sepuluh surat perintah penangkapan seperti itu. Menangkap
kalian sekaligus bertiga! Sudahlah, kalian semua harap menyingkir.
Jangan ngacok di siang bolong! Aku mau melanjutton perjalanan."
"Apa kau tidak melihat ada Cap Kerajaan di bagian bawah surat tadi" Ini bukan
surat palsu! Pangeran Aryo Adinegoro bukan orang sembarangan. Dia adalah putera
ke-empat dari Permaisuri!" Si Mayat Terbang untuk pertama kalinya membuka mulut.
Wajahnya yang garang tampak gusar karena merasa tidak dipandang sebelah mata
oleh si cantik berambut 162 Badai Laut Utara
11 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
pirang itu. Bidadari Angin Timur perhatikan tampang orang.
Dalam hati dia membatin, manusia satu ini angker juga! Pisau yang menancap
dikepalanya mengandung racun. Tapi dia sendiri tidak keracunan! Aku perlu
mengawasi orang ini kalau pertarungan tidak bisa dihindari."
"Aku tidak pernah mengatakan surat itu palsu. Aku hanya tidak percaya pada
kalian. Mengaku utusan Kerajaan. Anak buah Pangeran Aryo! Bagaimana aku bisa
percaya kalian adalah orang-orang Kerajaan! Tapi diam-diam Bidadari Angin Timur
sudah memaklumi kalau ketiga orang tak dikenalnya itu memang adalah orang-orang
yang punya hubungan dekat dengan Kerajaan. Ini diketahuinya dari bentuk dan
tanda-tanda pada pelana serta penutup mata tiga kuda tunggangan milik mereka.
"Aku Lor Sekti AlisTunggal. Kakek berpakaian biru ini Datuk Ular Jari Petir dan
sahabat muda ini dikenal dengan nama Si Mayat Terbang..."
"Ah, nama kalian hebat-hebat semua. Membuatku kagum! Hik ... hik!" ucapan
Bidadari Angin Timur seperti memuji namun mimiknya menunjukkan
ejekan. Gadis ini lanjutkan ucapan.Tapi kalian dengar baik-baik ya. Aku bukan
orang yang kalian cari. Aku bukan Nyi Retno Mantili."
"Kau berdusta! Kau sengaja menyamar dengan merubah warna rambutmu!" Berkata
Datuk Ular Jari Petir.
Mendengar ucapan orang Bidadari Angin Timur tertawa.
"Datuk, kau belum tahu wanginya rambutku!"
Sang dara goyangkan kepala. "Silahkan mencium!"
"Setttr"
Rambut pirang panjang melesat laksana pedang menabas. Bau harum semerbak
menebar. Datuk Ular Jari Petir berseru kaget dan marah, buru-buru menyingkir
mundur selamatkan hidung dari sambaran 162 Badai Laut Utara
12 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
ujung rambut. Sambil tertawa panjang Bidadari Angin Timur menarik putus dua rambut pirangnya
lalu dilempar ke arah sang Datuk berblangkon biru. Dua helai rambut yang lemas
lembut dan harum itu berubah laksana dua batang kawat baja, melesat ke arah
Datuk Ular Jari Petir. Kalau sampai menembus salah satu bagian tubuh, apa lagi
kepala bisa jadi perkara Maut!
Meski belum sempat mengimbangi diri namun Datuk Ular dengan sebat pergunakan
tangan kiri untuk menangkap dua helai rambut.
"Silahkan kau memeriksa apa rambut pirangku adalah rambut palsu!" Ucap Bidadari
Angin Timur. Dengan mata berkilat Datuk Ular memperhatikan.
Dua helai rambut kemudian diremas-remas. Warna pirang tidak luntur. Bagian dalam
yang putus-putus berwarna sama dengan warna rambut sebelah luar.
Sang Datuk tidak berkata apa-apa hanya pelipisnya tampak bergerak-gerak tanda
menahan amarah.
Kembali Bidadari Angin Timur tertawa cekikikan.
"Perempuan sinting! Mana boneka kayu yang kau pakai membunuh para tokoh
Istana"!" Membentak Si Mayat Terbang.Tangan kiri bergerak-gerak tanda mulai
gatal ingin mencabut dan melemparkan pisau terbang beracun.
"Tubuhmu bau! Mulutmu lebih bau lagi! Sudah berapa lama kau tidak mandi"
Hik...hik! Kau kira aku anak kecil yang suka main boneka"!" ejek Bidadari Angin
Timur yang membuat lelaki berewokan itu menggereng marah. Kalau semasa masih
jadi warok kepala rampok otak kotor pasti sudah memenuhi kepalanya berhadapan
dengan gadis secantik itu dan saat itu juga tentu sudah disergapnya.
"Kau telah membunuh beberapa tokoh silat Istana.
Sesuai perintah jika kau tidak menyerahkan diri secara baik-baik maka mayatmu
yang akan kami bawa ke hadapan Raja!" Lor Sakti AlisTunggal angkat bicara.
"Tapi kami tidak ingin berlaku sekejam Itu."
162 Badai Laut Utara
13 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Bidadari Angin Timur mendengus.
"Begitu... " Aku sudah berkata yang sebenarnya.
Kalian orang-orang tolol masih ngotot mengira aku Nyi Retno Mantili! Kalau
kalian memang Ingin membunuhku, silahkan! Aku mau lihat sampai dimana kehebatan
kalian) Saat ini aku memang kepingin mati! Kalau aku sudah mati nanti aku beri
tahu pada kalian bagaimana rasanya mati Itu! Hilc.hik... hik!"
"Berani menantang! Dasar perempuan sinting! Apa kau kira kami tidak tega
membunuhmu"!" teriak SI Mayat Terbang marah. Dia segera gerakkan tangan kiri ke
atas kepala dimana puluhan pisau beracun menancap.
Lor Sekti AlisTunggal menahan gerakan Si Mayat Terbang dengan memegang lengan
kirinya Dengan menekan suaranya agar terdengar lebih sabar kakek Ini bertanya
pada Bidadari AnginTimur.
"Jika kau memang bukan Nyi Retno Mantili yang menyamar, lalu siapa dirimu
adanya"!"
"Apa perduli kalian siapa diriku"!" Dalam hati Bidadari AnginTimur memaki.
"Pikiran sedang kacau balau ada saja orang-orang yang membuatku tambah jengkel!"
Datuk Ular habis sabarnya. Tapi Lor Sekti Alis Tunggal masih berusaha menahan
diri. "Nyi Retno Mantili, kami masih menghormati mendiang suamimu Wira Bumi. Kami
mohon kau mau menyerah secara baik-baik dan ikut kami ke Jawa Tengah. Kami akan
memohon agar hukuman atas dirimu bisa diperingan oleh Sri Sultan."
Mendengar ucapan si kakek Bidadari AnginTimur tertawa bergelak.
"Kakek edan muka merah seperti udang rebus!
Kapan aku pernah dikawin Wira Bumi! Kapan aku pernah Jadi istri Patih
Kerajaan....!"
Datuk Ular berbisik pada kambratnya kakek jubah kuning. "Lor Sekti, aku jadi
yakin perempuan ini memang Nyi Retno Mantili. Dari kabar yang aku sirap 162
Badai Laut Utara
14 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Nyi Retno selalu bicara begitu pada semua orang!
Tidak pernah mengakui kalau dia adalah Istri Patih Kerajaan Wira Bumi."
"Kakek budek torek! Apa kau tidak dengar tadi aku bilang aku ini bukan Nyi Retno
Mantili"!" Bidadari AnginTimur berkata setengah berteriak.
Kakek berjubah kuning terdiam namun kawannya si blangkon biru Datuk Ular
berteriak. "Kawan-kawan. Mari kita tangkap betina satu ini!
Kalau melawan jangan ragu-ragu menghabisinya!"
Begitu tiga orang dihadapannya mulai bergerak Bidadari Angin Timur yang memiliki
ilmu meringankan tubuh tinggi serta gerakan luar biasa cepat segera berkelebat.
Gerak tubuhnya kelihatan seolah melesat ke atas lalu melayang turun masuk ke
dalam mata air.
Dan lenyap! Lor Sekti Alis Tunggal terkejut. Seumur hidup belum pernah dia melihat orang
memiliki kecepatan gerak seluar biasa itu.
Bidadari Angin Timur telah mengeluarkan limu meringankan tubuh bernama Ilmu
Selaksa Kilat. "Gila! Dia masuk menghilang ke dalam air!"
Berseru Si Mayat Terbang.
"Jangan tertipu!" teriak Datuk Ular Jari Petir.
"Perempuan itu tidak masuk ke dalam mata air. Dia pasti mendekam di tempat
lain!" Sang Datuk berkata begitu karena dia tidak melihat air menyiprat. Kakek
Ini memandang berkeliling, lalu berteriak.
"Dia ada di atas pohon sana!"
Lor Sekti Alis Tunggal dan Si Mayat Terbang memandang ke arah yang ditunjuk
Datuk Ular. Ternyata memang benar. Saat itu si gadis berpakaian biru berambut pirang telah
berada di atas pohon besar tak jauh dari mata air.
Setelah saling memberi tanda Datuk Ular Jari Petir dan Lor Sekti Alis Tunggal
dengan gerakan kilat melepas pukulan tangan kosong mengandung tenaga dalam
tinggi dan hawa sakti ganas ke atas pohon.
162 Badai Laut Utara
15 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Dua larik sinar merah dan hitam menderu. Si Mayat Terbang tak tinggal diam.
Sekali tangannya bergerak ke atas kepala, dua pisau terbang melesat ke arah
pohon. Saking cepatnya lemparan dua pisau hanya terlihat berupa dua larik cahaya
hijau! "Kurang ajar! Tiga orang itu benar-benar punya niat hendak membunuhku!" Kertak
Bidadari Angin Timur.
Dua tangan disilang di depan dada. Sepuluh jari disusun lurus.
Sambil mengibaskan dua tangan ke bawah,
Bidadari AnginTimur melompat turun. Jungkir balik dua kali di udara.
"Blaarrr! Blaaarrr!"
162 Badai Laut Utara
16 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
UNTUK sementara kita tinggalkan Bidadari Angin Timur yang terancam
keselamatannya karena hendak dihabisi oleh tiga tokoh silat Istana dari Jawa
Tengah. Di dasar laut utara, dalam satu Istana batu pualam.
Ratu Laut Utara duduk di atas kursi besar berlapis emas. Dalam usia yang sudah
empat puluh tahun wajah tetap cantik dan lekuk tubuhnya elok
menggairahkan. Apa lagi dia mengenakan pakaian biru panjang ketat yang pada
kedua sisinya dibelah tinggi hingga kakinya yang mulus tersingkap putih sampai
ke paha terus ke pangkal pinggul.
Setelah merapikan rambut dan letak mahkota emas bertabur batu permata di kepala,
sang Ratu arahkan pandangan sepasang bola matanya yang kelabu ke atas meja batu
pualam di hadapannya. Di atas meja itu terletak sebuah seloki besar terbuat dari
batu pualam berisi cairan berwarna merah. Dalam genangan cairan merah terdapat
sebuah benda putih dengan bundaran hitam di sebelah tengah serta serabut-serabut
merah di bagian belakang. Benda ini adalah mata kiri Patih Wira Bumi yang dulu
dicungkil dan diambil sebagai jaminan bahwa dia tidak akan melanggar janji.
Seperti dituturkan dalam serial Wiro Sableng berjudul "Bayi Satu Suro" Wira Bumi
dengan diantar oleh Nyai Tumbal Jiwo yang menampilkan diri sebagal Nyi Wulas
Pikan telah mendatangi Kerajaan Ratu Laut Utara. Kepada Sang Ratu mereka minta
pertolongan aqar diberi petunjuk dimana beradanya bayi Nyi Retno Mantili yang
bernama Ken Permata. Sebagai imbalan kedua orang itu akan menyerahkan Batu
Mustika Angin Laut Kencana Biru yang telah dicuri Nyai Tumbal Jiwo dari Istana
Ratu Laut Selatan Nyai Roro Kidul.
Ratu Laut Utara bersedia menolong namun dengan syarat Wira Bumi harus
menyerahkan mata kirinya 162 Badai Laut Utara
17 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
sebagal jaminan bahwa setelah dia mendapatkan bayi maka dia akan kembali untuk
menyerahkan batu mustika sakti dan memperhambakan diri pada Ratu Laut Utara.
Karena tidak mungkin mundur lagi akhirnya Wira Bumi pasrah menyerahkan mata
kirinya. Seperti diketahui Wira Bumi bersama Nyai Tumbal Jiwo tidak berhasil
mendapatkan bayi Nyi Retno Mantili yang ada di tempat kediaman Datuk Rao
Basaluang Ameh di Danau Maninjau Pulau Andalas. Wira Bumi sendiri kemudian
menemui ajal ditabas dengan golok oleh Pendekar212 di Pulau Gilang pada malam
perayaan Satu Suro. Bayi Nyi Retno Mantili dibawa kembali oleh Datuk Rao
Basaluang Amen ke Danau Maninjau disertai pesan agar kelak Wlro sendiri yang
akan menjemput-nya.
Di samping meja batu pualam duduk bersimpuh seorang nenek berkepala berbentuk
aneh. Bagian atas kepalanya yang berwarna ungu lebih kecil dari kedua pipi.
Bibir tebal dower merah seperti dibalut darah sedang sepasang mata bengkak
gembung nyaris tertutup. Nenek Ini bernama Nyi Kuncup Jingga, merupakan tangan
kanan pembantu kepercayaan Ratu Laut Utara. Konon dia mempunyai kelainan yaitu
hanya suka pada insan sesama jenis.
Setelah menatap tak berkesip sekian lama pada mata Wira Bumi yang ada di dalam
seloki batu pualam, Ratu Laut Utara unjukkan wajah berkerut dan berulang kali
menarik nafas dalam. Walau tahu kalau ada sesuatu namun Nyi Kuncup Jingga diam
menunggu tidak berani bertanya.
"Nyi Kuncup. Sesuatu telah terjadi dengan orang yang punya mata itu." Berucap
Ratu Laut Utara.
"Saya mohon petunjuk Sri Paduka Ratu," kata si nenek pula.
"Wira Bumi Patih Kerajaan telah menemui ajal.
Sekitar satu purnama lalu. Perjanjian tidak mungkin diteruskan. Namun apa yang
sudah dikatakan harus menjadi kenyataan. Batu Mustika Angin Laut Kencana 162
Badai Laut Utara
18 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Biru yang dikatakan akan diserahkan kepadaku harus kita dapatkan kembali."
Mendengar keterangan sang Ratu, Nyi Kuncup Jingga sudah mengerti apa yang harus
dilakukan.' Nenek Ini bertepuk tiga kali. Sesaat kemudian muncul dua gadis cantik membawa
sebuah dulang terbuat dari perak. Inilah nampan yang disebut Dulang Perak Sejuta
Mata. Dulang berisi air berwarna kebiruan diletakkan di atas meja pualam di
samping seloki berisi mata kiri Wira Bumi. Melalui air di dalam dulang Ratu Laut
Utara memiliki kemampuan untuk melihat sesuatu di tempat Jauh. Ratu usapkan
tangan kanan di atas dulang, asap mengepul. Begitu kepulan asap sirna Ratu Laut
Utara memperhatikan cairan dalam dulang tanpa berkesip. Sesaat kemudian Ratu
memberi isyarat. Dua gadis mengambil dulang dari atas meja dan tinggalkan tempat
itu. "Nyi Kuncup Jingga..."
"Hamba Sri Paduka Ratu..."
"Menurut apa yang aku lihat, Batu Mustika Angin Laut, Kencana Biru telah
berpindah tangan beberapa kali. Namun saat Ini batu sakti itu telah berada
kembali di tangan nenek serba merah yang dadanya geroak dan tempo hari pernah
datang ke sini menemani Wira Bumi..."
"Saya Ingat Sri Paduka Ratu. Nenek itu menampilkan diri sebagai perempuan cantik
mengaku bernama Nyi Wulas Pikan..."
"Betul... ada kesan bahwa untuk mendapatkan batu sakti itu dia telah merubah
diri menjadi seorang gadis bermata biru, Ratu Duyung, orang kepercayaan Ratu
Laut Selatan. Kau harus mencari mahluk alam roh yang sebenarnya bernama Nyai
Tumbal Jiwo itu. Dapatkan kembali batu sakti itu. Aku tidak ingin batu mustika
itu kembali ke Laut Selatan. Aku juga memerintahkan agar kau membunuh Nyai
Tumbal Jiwo. Nenek satu itu perlu dikembalikan ke alam roh lapisan ketujuh untuk
selama-lamanya. Menurut yang aku lihat dia akan 162 Badai Laut Utara
19 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
berada di pantai utara tak selang berapa lama. Aku tidak tahu apa keperluannya
di tempat itu."
"Perintah Sri Paduka Ratu akan saya laksanakan,"
kata Nyi Kuncup Jingga lalu bangkit berdiri.
"Ajak serta Ki Ngumpil Sebaki alias SI Lidah Hantu untuk membantumu. Aku menaruh
firasat dalam mencari Nyai Tumbal Jiwo kau juga akan berhadapan dengan orangorang lain berkepandaian tinggi."
"Baik Sri Paduka Ratu. Saya akan menemui KI Ngumpil Sebaki..."
"Saat ini dia masih bertapa di lapisan ke dua dasar Laut Utara. Tunggu sampai
malam tiba saat dia mengakhiri tapanya."
"Baik Sri Paduka Ratu." Nyi Kuncup Jingga membungkuk, siap untuk berlalu dari
hadapan sang Ratu.
"Ada satu hal lagi Nyi Kuncup..."
"Hamba Sri Paduka Ratu..."
"Dalam air di Dulang Perak Sejuta Mata aku melihat bayangan Ratu Duyung bersama
seorang pemuda berpakaian hitam berambut panjang sebahu. Mereka tengah mencari


Wiro Sableng 162 Badai Laut Utara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan mengejar si pencuri Batu Mustika Angin Laut Kencana Biru. Jika Nyai Tumbal
Jiwo mengarah ke pantai utara, mereka pasti akan mengejar ke jurusan yang sama.
Untuk kedua orang itu aku punya pesan khusus. Jika kau bertemu mereka jangan
ragu-ragu untuk membunuh Ratu Duyung. Namun tangkap hidup-hidup pemuda
berpakaian hitam. Bawa ke hadapanku."
"Saya mengerti Sri Paduka Ratu. Perintah Sri Paduka Ratu akan saya laksanakan.
Namun agar tidak kesalahan tangan, mohon diberi tahu siapakah adanya pemuda
berpakaian hitam berambut panjang sebahu itu?"
Ratu Laut Utara tidak segera menjawab. Mata memandang ke arah kejauhan. Air
mukanya jelas membayangkan sesuatu lalu dengan suara perlahan mulutnya berucap.
"Aku sudah lama menunggu kedatangannya. Aku 162 Badai Laut Utara
20 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
tidak Ingin Ratu Laut Selatan mendapatkan pemuda Itu. Kau pasti pernah mendengar
nama dan julukan pemuda itu. Namanya Wlro Sableng. Julukannya Pendekar Kapak
Maut Naga Geni Dua Satu Dua..."
"Ah ." Nyi Kuncup Jingga melepas suara kagum lalu anggukkan kepala berulang
kali. "Saya akan membunuh Ratu Duyung gadis penggoda itu. Saya akan membawa
Pendekar Dua Satu Dua ke hadapan Sri Paduka Ratu. Memang dia teramat pantas
untuk bersanding dengan Sri Paduka Ratu. Saya mengerti, bila Sri Paduka Ratu
sudah bersama dia maka delapan penjuru angin rimba persilatan di laut dan di
daratan akan berada dalam genggaman Sri Paduka Ratu."
Tanpa menoleh pada Nyi Kuncup Jingga. Ratu Laut Utara anggukkan kepala.
Sekelumit senyum muncul di wajahnya. Di dalam hati sang Ratu berkata
"Terus terang, aku lebih mementingkan dan meng-harapkan pemuda itu dari pada
batu mustika sakti."
Kemudian ketika tiba-tiba ada teriakan mengiang di telinganya Ratu Laut Utara
tersentak. Paras berubah, tubuh terlonjak bangkit Dalam hati dia berkata penuh
kebencian. "Ayu Lestari! Tunggu hari kematianmu.Tiga ratus hari tidak lama lagi! Kau akan
berkubur di dasar laut utara! Setelah itu tidak akan ada lagi gangguan atas
kekuasaanku di Laut Utara ini!"
Ratu Laut Utara tekan lengan kursi kiri kanan. Luar biasa! Didahului suara
berdesir saat itu juga kursi besar berlapis emas itu amblas masuk ke dalam
lantai batu pualam. Lenyap bersama sosok sang Ratu.
162 Badai Laut Utara
21 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
KEMBALI pada Bidadari Angin Timur yang tengah mendapat serangan tiga musuh
tangguh, mengaku utusan Kerajaan di Jawa Tengah dan hendak
menangkap dirinya karena dianggap sebagai Nyi Retno Mantili yang telah membunuh
seorang Perwira Tinggi dan beberapa tokoh silat Istana. Dari tangan kanan Datuk
Ular Jari Petir menderu selarik sinar hitam sementara pukulan tangan kosong yang
dilepaskan Lor Sekti Alis Tunggal mengeluarkan cahaya merah angker.
Di saat yang bersamaan dua pisau terbang yang dilempar SI Mayat Terbang melesat
sebat dan saking cepatnya lenyap membentuk dua larik sinar hijau menggidikkah.
Di atas pohon, melihat datangnya tiga serangan dahsyat Bidadari AnginTimur cepat
silangkan dua tangan di depan dada. Sepuluh jari disentak lurus.
Sambil melompat turun dua tangan dihantamkan ke bawah. Dua larik sinar hijau
laksana dua pedang membabat menyambar menyambut datangnya
serangan. Bersamaan dengan Itu dia membuat gerakan jungkir balik dua kali
berturut-turut Semua dilakukan dengan gerakan serba cepat mengandalkan ilmu
Selaksa Kilat hingga sosok gadis itu berubah menjadi sekilas cahaya biru.
"Blaarrr! Biaarr!"
Dua letusan keras menggelegar.Tanah bergetar. Air di mata air muncrat ke atas.
Cahaya merah, hijau dan hitam bertabur di udara. Meski mampu turun dengan kaki
menjejak tanah lebih dulu namun tubuh Bidadari Angin Timur untuk sesaat tampak
tergontai-gontai.
Wajahnya yang pucat tambah putih. Di lain pihak Lor Sekti AlisTunggal dan Datuk
Ular Jari Petir saling berpegangan tangan agar tidak rubuh. Muka Lor Sekti Alis
Tunggal tampak tambah merah sedang tampang 162 Badai Laut Utara
22 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Datuk Ular kelihatan kelam membesi. Hanya Si Mayat Terbang yang masih tetap
berdiri kokoh karena tenaga dalamnya tidak bertabrakan langsung dengan tenaga
dalam Bidadari AnginTimur. Gerakan melompat yang disertai jungkir balik kilat
membuat Bidadari Angin Timur mampu mengelakkan serangan dua pisau
beracun. Begitu dua pisau menancap di batang pohon, serta merta kulit pohon yang tadinya
coklat kehitaman berubah menjadi hijau. Tiga cahaya mengandungi hawa sakti yang
bertebaran ke udara membuat ranting dan daun pohon hangus menghitam, dedaunan
jatuh luruh ke tanah.
Dalam hal ilmu meringankan tubuh kelihatannya Bidadari Angin Timur bisa
mengatasi kehebatan ke tiga lawan. Namun menghadapi gabungan tiga tenaga dalam
terlalu besar bahayanya. Hal Ini disadari oleh Bidadari AnginTimur.
"Aku harus menghajar si berewok ini lebih dulu.
Tenaga dalamnya tidak seberapa namun pisau
beracunnya sangat berbahaya! Tubuhnya tahan terhadap racun pisau! Aku tahu
rahasia kehebatan sekaligus kelema!hannya! Ginjal di dalam tubuhnya!"
Apa yang diduga Bidadari AnginTimur memang benar adanya. Si berewok yaitu Si
Mayat Terbang memiliki kehebatan luar biasa tidak keracunan oleh pisau yang
menancap di batok kepalanya karena dia memiliki semacam penyaring racun yaitu
ginjal di dalam tubuhnya.
Manusia biasa memiliki dua buah ginjal. Tapi ketika dilahirkan Si Mayat Terbang
konon memiliki empat ginjal sekaligus!
Lor Sekti Alis Tunggal diam-diam juga telah mengukur kehebatan lawan. Dia dan
kawan-kawan pasti bisa meringkus atau membunuh gadis berambut pirang itu. Namun
di antara mereka tidak mustahil ada yang akan jadi korban. Maka kakek bermuka
merah keluarkan ucapan membujuk untuk kesekian 162 Badai Laut Utara
23 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
talinya "Nyi Retno, dari pada kau mati percuma harap mau berpikir sekali lagi. Harap kau
mau menyerahkan diri secara baik-baik!"
Bidadari Angin Timur sunggingkan senyum mengejek.
"Nyali kailan rupanya mulai leleh?"
"Perlu apa bicara lagi panjang lebar dengan calon bangkai!"
Teriak SI Mayat Terbang yang kesal dan tidak menyangka lawan sanggup selamatkan
diri dari lemparan dua pisau mautnya.
"Kau yang berucap kau yang pertama kali akan Jadi mayat!" balas berteriak
Bidadari Angin Timur.
Sambil berteriak dia renggangkan dua kaki. Tangan kiri diangkat, telapak membuka
lebar. Dua mata memandang tiga lawan tak berkedip. Sementara tangan kanan
bergerak ke bagian depan pakaian biru di arah perut. Astaga! Walau sudah tidak
lagi muncul sebagal Nyi Bodong ternyata Bidadari Angin Timur masih memiliki ilmu
kesaktian Ilmu Pusar Pusara yang didapatnya dari kakek sakti Kiai Munding
Suryakala. Bila pakaian biru disingkap di bagian perut, pusar akan mencuat
keluar dan dari pusar yang berubah bodong ini akan melesat cahaya biru bernama
Geni Biru. Beberapa orang tokoh sakti pernah merasakan kehebatan ilmu kesaktian
ini. Satu diantaranya adalah Pangeran Matahari yang dibuat buntung tangan
kirinya. (Baca serial Wiro Sableng berjudul "Nyi Bodong" dan "Perjanjian Dengan
Roh") "Kami para utusan Kerajaan sudah memberi ingat.
Jangan salahkan kalau kau mati percuma dan
menyesal sampai di Uang kubur."
"Tidak apa-apa. Aku tidak akan pernah menyesal karena aku akan membawa kajian
Ikut serta ke liang kubur!" Jawab Bidadari Angin Timur. Kepala didongak. Dari
mulut melesat suara seperti raungan srigala di malam buta lalu di susul dengan
suara tawa cekikan. Inilah satu pertanda bahwa Bidadari Angin 162 Badai Laut
Utara 24 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Timur akan kembali menjadi Nyi Bodong dan keluarkan Ilmu dahsyat Ilmu Pusar
Pusara! Untuk sesaat tiga tokoh silat Kerajaan sempat tercekat. Namun kemudian datuk
Ular Jari Petir berteriak.
"Pateni!"
Habis berteriak Datuk Ular Jari Petir jentikkan lima jari tangan kanan. Lima
sinar hitam pekat menderu menyambar ke arah Bidadari Angin Timur mengeluarkan
suara seperti petir menyambar, menebar bau amis darah ular! Bukan itu saja.
Kakek berpakaian hitam ini susul serangannya dengan menggerakkan kepala. Dari
mulut kepala ular kering yang menempel di bagian depan blangkon biru melesat
sinar kuning, menebar bau busuk pertanda dua serangan sang Datuk mengandung
racun jahat. Lor Sekti Alis Tunggal melesat satu tombak ke itas. Masih melayang di udara dia
hantamkan tangan kanan ke bawah. Didahului suara seperti tiupan suling dari
lengan jubah kakek beralis satu ini berkelebat selarik sinar merah, menebar
menyapu berbentuk kipas terkembang.
Warok Gigi Perak alias Si Mayat Terbang berteriak garang. Tangan kirinya
bergerak dua kali ke atas kepala
"Bettt! Bettt!"
Sepuluh pisau terbang pertama melesat ke arah Bidadari Angin Timur. Sesaat
kemudian menyusul sepuluh pisau lagi!
Melihat datangnya serangan laksana air bah ini sungguh berbahaya keselamatan
Bidadari Angin Timur. Namun gadis yang diserang tidak unjukkan rasa gentar.
Penuh percaya diri dia remas lima jari tangan kiri. Bersamaan dengan itu tangan
kanan menyibak baju biru tipis di bagian perut. Pusar tersingkap putih!
"Desss..Wuuuttt!"
Selarik sinar biru terang benderang menyilaukan 162 Badai Laut Utara
25 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
keluar dari pusar bodong Bidadari Angin Timur.
Menggebubu ke depan memapas serangan tiga utusan Kerajaan.
Untuk kedua kalinya di tempat itu meggelegar letusan-letusan keras disertai
taburan cahaya, hanya saja kali ini disertai pekik semua orang yang terlibat
pertarungan. Datuk Ular Jari Petir tersurut lima langkah sambil menggerung kesakitan. Lima
jari tangan kanan putus dan leleh.
Lor Sekti Alis Tunggal menjerit keras sambil pegangi dadanya yang robek
terbelah. Mukanya yang merah berubah membiru. Darah bergelimang di sekujur tubuh
dan dua tangan yang mendekap dada. Kakek berjubah kuning ini memekik satu kali
lagi lalu tergelimpang roboh namun tidak segera menemui ajal.
Yang paling mengenaskan adalah Si Mayat Terbang.
Pinggangnya nyaris putus disambar sinar Geni Biru.
Tiga dari empat ginjalnya hancur. Dalam keadaan tubuh nyaris kutung dan miring
ke kiri dia masih berusaha menggapai pisau terbang di atas kepala.
Namun tubuhnya yang besar keburu terjungkal.
Manusia satu ini melepas nyawa dengan mulut menganga dan mata mendelik sementara
darah membasahi hampir sekujur tubuhnya.Tepat seperti yang dikatakan Bidadari Angin
Timur. Si Mayat Terbang benar-benar menjadi korban pertama yang menemui ajal di
tempat itu. Dalam keadaan tangan kanan luka parah Datuk Ular Jan Petir yang sudah putus
nyalinya segera melompat ke atas punggung seekor kuda lalu secepat kilat
menghambur kabur dari tempat itu.
Walau menemui ajal namun dua kali lemparan pisau yang tadi dilakukan Si Mayat
Terbang ternyata hampir menimbulkan malapetaka bagi Bidadari Angin Timur. Dengan
ilmu Pusar Pusara Bidadari Angin Timur memang berhasil membuat hancur lebur
sepuluh pisau serangan pertama. Namun begitu 162 Badai Laut Utara
26 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
sambaran Geni Biru lewat dan sirap, serangan sepuluh pisau terbang kedua datang
menderu ganas. Kali ini Didadari Angin Timur tidak mampu menyingkir atau
menangkis. Dia masih berusaha pergunakan kecepatan untuk selamatkan diri sambil
lepaskan satu pukulan tangan kosong. Hanya enam pisau yang berhasil lolos dan
dibuat mental sementara empat sisanya masih terus menyambar ke arah kepala!
"Celakai"
Bidadari Angin Timur berseru kaget dan hanya bisa pasrah menunggu kedatangan
empat pisau menancapi wajahnya!
Namun Kuasa dan Kehendak Tuhan masih
melindungi gadis berambut pirang itu. Sesaat lagi empat pisau beracun akan
menancap di wajahnya yang cantik jelita, tiba-tiba satu mahluk raksasa bertubuh
yang terbungkus duri-duri tebal berkelebat di antara pisau yang menyambar dan
wajah Bidadari Angin Timur. Si gadis sendiri sampai terpental akibat ditabrak
mahluk raksasa itu.
"Tring ...tring..tring..tring!"
Empat pisau beracun yang seharusnya menancap di muka Bidadari Angin Timur
mencelat mental. Mahluk yang melindungi Bidadari Angin Timur keluarkan suara
menggereng. Entah marah entah kesakitan. Mahluk aneh ini yang ternyata
adalahseekor landak raksasa memutar tubuh melangkah mendekati Bidadari Angin
Timur yang masih tergolek di tanah dengan wajah pucat.
"Bidadari AnginTimur, kau tak apa-apa?" Mahluk berbentuk landak raksasa
bertanya. Suaranya ternyata suara manusia. Tiga langkah dari Bidadari Angin
Timur tiba-tiba sosok binatang landak ini barubah menjadi seorang pemuda
berpakaian coklat. Ikat kepala kain biru yang melilit kening membuat wajahnya
yang tampan kelihatan tambah gagah.
Namun dibalik ketampanan itu ada bayangan ganjalan derita yang amat dalam.
162 Badai Laut Utara
27 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Melihat siapa yang berdiri di depannya Bidadari AnginTimur tersentak kaget Tidak
tunggu lebih lama dia segera melompat dan berusaha melarikan lari.
"Bidadari Angin Timur! Jangan lari! Aku hanya ingin bertanya!" Berseru pemuda
berpakaian coklat yang bukan lain adalah Tubagus Kesumaputra alias Jatilandak,
pemuda dari negeri Latanahsilam yang sejak beberapa lama ini telah menduduki
jabatan salah satu Kepala Pasukan Kesultanan Cirebon. Namun Bidadari Angin Timur
tetap meneruskan lari. SI pemuda segera mengejar. Sambil terus memanggil.
Namun di satu tempat akhirnya dia hentikan lari lalu berteriak.
"Bidadari Angin Timur, jika kau tidak mau menemuiku aku tidak akan mengejar
lagi! Aku hanya ingin bertanya! Mengapa dirimu begitu tega meninggalkan upacara
pernikahan kita di Keraton Cirebon"
Apa salahku..."!"
Di depan sana, setelah mendengar teriakan si pemuda, Bidadari Angin Timur tibatiba hentikkan lari lalu berdiri sambil pejamkan mata dan senderkan kening ke
batang sebuah pohon.
"Aku memang tidak boleh menghindar. Kalaupun hari ini aku bisa lari dari dia di
kemudian hari pasti dia akan menemuiku. Sebaiknya biar semua masalah
diselesaikan saat ini. Aku kasihan padanya. Tapi apakah ada yang kasihan
padaku..."
162 Badai Laut Utara
28 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
JATILANDAK dekati Bidadari AnginTimur. Tangan diulurkan hendak mengusap punggung
si gadis namun kebimbangan datang dan niat itu dibatalkan.
"Bidadari Angin Timur, aku tidak tahu apa yang terjadi dalam dirimu. Ada apa kau
meninggalkan upacara pernikahan kita ketika Kadi, aku, Sultan serta Ratu Cirebon
telah siap menunggu kehadiranmu.
Ketika kau tidak muncul semua orang mencari.Temyata kamar pengantinmu kosong.
Dirimu lenyap. Aku tidak mengerti, apakah aku telah membuat kesalahan yang
mernbuatmu tidak suka ternadapku hingga melarikan diri begitu rupa?"
"Tidak, kau tidak berbuat kesalahan apa-apa Tubagus Kesumaputra .."ucap Bidadari
Angin Timur dengan suara lirih setengah tersendat
SI pemuda terdiam sesaat lalu dengan suara perlahan dia berkata. "Namaku
Jatiiandak. Tubagus Kesumaputra hanyalah nama pengasih dari orang yang berhlba
hati terhadapku..."
Isakan keluar dari mulut Bidadari Angin Timur. Bahu dan dada bergoyang turun
naik. "Jatilandak, kalau bicara soal kesalahan, sebenarnya aku yang layak
disalahkan..."
"Kalau begitu tidak perlu kita bicara soal kesalahan.


Wiro Sableng 162 Badai Laut Utara di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mungkin tidak ada yang salah diantara kita. Mungkin keadaan atau takdir
menghendaki demikian. Namun kalau boleh aku mengetahui mengapa hal Itu terjadi"
Segala sesuatu pasti bersebab. Lalu mengapa kau mengambil sikap dan berlaku
seperti itu padaku?"
"Aku tahu aku telah membuat malu besar atas dirimu..."
"Sebesar gunungpun rasa malu itu akan aku panggul di pundakku yang sudah terlalu
sering menerima beban ini. Namun hanya satu, aku ingin tahu mengapa kau berbuat
seperti itu. Meninggalkan upacara pernikahan 162 Badai Laut Utara
29 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
kita..." "Jatilandak, aku tidak bermaksud buruk. Aku hanya." "Bidadari Angin Timur, ketika kita bertemu dan kau mau kuajak pergi ke Cirebon,
harapan besar terbentang di hadapanku. Ketika aku melamarmu melalui Nyi Rara Santang dan
Pangeran Cakrabuana dan kau menerimanya, harapan itu berubah menjadi
kenyataan.Tetapi ketika upacara pernikahan digelar, kau lenyap melarikan diri.
Kau hancurkan kenyataan Itu. Mengapa....?"
Tangis menyembur dari mulut Bidadari Angin Timur.
Kepalanya digelengkan beberapa kali. Mulut terbuka tapi tidak sanggup
meluncurkan kata-kata.
"Bidadari AnginTimur, jawablah. Mengapa....?"
"Jatiiandak. Maafkan diriku. Aku tidak bisa melakukan hal itu..."
"Tidak bisa melakukan hal apa?"
"Aku tidak mungkin berkhianat" "Berkhianat"
Berkhianat pada siapa Bidadari AnginTimur?" tanya Jatiiandak dengan dada
berdebar. Sampai saat itu Bidadari Angin Timur masih menempelkan wajahnya ke batang pohon,
tidak berani menatap muka si pemuda.
"Jatiiandak, kau tahu. Jauh sebelum kita bertemu aku telah lebih dulu mengenai
Wiro " "Ahhh... Sahabatku itu rupanya yang jadi penyebab."
Kata Jatiiandak dengan perasaan sangat terpukul.
"Kalau kau memang tidak ingin mengkhianatinya karena kau lebih dulu
mencintainya, lalu mengapa dulu kau mau aku ajak ke Cirebon, kita sempat berbagi
rasa dan kasih, bahkan kau bersedia memenuhi
permintaanku untuk melangsungkan pernikahan..."
"Saat aku mau kau ajak pergi, ketika aku menerima lamaranmu, sesungguhnya hatiku
sedang goncang, pikiranku tengah kacau. Aku bingung menghadapi hidup Ini. Begitu
banyak gadis yang mengasihi Wiro seiain diriku. Tapi setelah aku berada dalam
162 Badai Laut Utara
30 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
kesendirian menunggu menjelang saat-saat pernikahan kita, aku merasa diriku
telah melakukan satu pengkhianatan. Aku menyadari bahwa aku tidak bisa lari dari
kenyataan. Tidak bisa sembunyi dari suara hatiku. Bahwa aku tidak bisa
melepaskan diri dari Wiro.
Bahwa aku terlalu sangat mencintainya..."
Jatilandak tertunduk lesu Bumi ini seperti bergelar lalu bergemuruh laksana
kiamat membalik dan menghancur luluhkan dirinya. Ketika lututnya goyah dan dia
serasa tidak menginjak tanah lagi. Jatilandak jatuh berlutut. Mata yang berkacakaca dipejamkan.
Dia hanya sempat mendengar suara Bidadari Angin Timur berkata
"Jatilandak, jika kau bertemu Wiro, sampaikan pesanku. Nyi Retno Mantili berada
di tangan Manusia Paku Sandaka Arlo Gampito. Dibawa ke tempat kediaman gurunya
untuk dinikahi. Jatilandak, aku harus pergi. Maafkan diriku." Lalu suara itu
lenyap bersama tiupan angin. Sosok Bidadari AnginTimur Ikut menghilang.
"Gusti Allah, di tanah kelahiranku aku tidak pernah mengenal dirimu. Ketika di
tanah Jawa ini aku menemukan Kebesaran dan KeagunganMu, mengapa Kau jatuhkan
cobaan yang begini berat padaku"
Tuhan... kalau memang ada kesalahanku aku rela di hukum, matipun aku siap
menghadapi. Namun jangan jatuhkan cobaan yang begini berat, yang aku tidak
sanggup menerimanya. Aku merasa sudah mati dalam hidupku..." Sepasang mata
Jatilandak berlinangan.
Ketika air mata itu hendak jatuh meluncur ke pipi tiba-tiba satu tangan halus
memegang pundak kiri pemuda dari negeri 1200 tahun silam ini.
"Bidadari....."ucap Jatiiandak dengan suara bergetar dan di wajahnya tampak ada
sekilas harapan.
Namun harapan itu serta merta sirna.
"Jatilandak, aku ibumu."
Jatilandak terkejut. Mata yang terpicing dibuka lebar-lebar. Kepala dipalingkan.
Air mata meluncur 162 Badai Laut Utara
31 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
jatuh. "Ibu...."
Jatiiandak bangkit berdiri, memeluk perempuan berpakaian biru yang bukan lain
adalah Luhmintari alias Purnama.
"Ibu mendengar semua pembicaraan kalian. Kau harus tabah puteraku. Kau harus
sadar cinta itu sebenarnya memang tidak bisa dibagi dan tidak pernah boleh
dibagi...."
"Aku percaya pada apa yang kau ucapkan Ibu. Tapi aku juga percaya kalau cinta
itu tidak boleh bermuka dua. Cinta harus hitam atau putih. Tidak ada warna
kelabu di antara keduanya. Cinta harus berani mengatakan ya atau tidak. Cinta
tidak boleh menyembunyikan apapun. Cinta tidak akan menjadi batu sandungan
memperhinakan dan mempemalukan orang lain..."
"Jangan berkata begitu Jatiiandak," ucap Purnama dengan berlinangan air mata.
"Sejak kita mengenal Gusti Allah kita harus percaya pada perjalanan nasib kita
apa yang dinamakan takdir."
"Saya tidak pernah menyesali nasib buruk diri ini Ibu. Namun saya juga tidak
pernah lari dari kenyataan.
Satu hal saya katakan, saya tidak pernah menyesal menjadi anak ibu."
Ibu dan anak Itu saling berpelukan dan sama mencucurkan air mata.
"Anakku, putihkan hatimu, hadapi masa depan dengan hati tabah, dan jiw tegar.
Hari ini kau mungkin merasa kehilangan sesuatu. Besok bisa saja Gusti Allah
memberikan pengganti yang jauh lebih bemiiai..."
Jatilandak menghela nafas panjang. Lalu berkata.
"ibu, bagaimanapun aku harus melupakan semua kejadian ini. Aku sejak lama Ingin
pergi ke Gunung Tangku ban Perahu."
Purnama terkejut Wajah cantiknya berubah.
"Apa"! Kau sengaja kesana hendak bunuh diri"
162 Badai Laut Utara
32 Kang Zusi - http://cerita-silat.co.cc/
Kau tahu gunung itu dipenuhi belerang. Dan belerang adalah pantang bagi nyawamu!
Anakku, apa yang ada di benakmu?"
Jatilandak tersenyum dan mencium kedua belah pipi ibunya.
"Aku akan menjadi pertapa sampai ajal datang menjemput."
"Jatilandak.. jika kau melakukan hal itu sama saja dengan membunuh diri secara
pelan-pelan."
"Gusti Allah melarang umatnya melakukan bunuh diri. Dan aku Jatilandak tidak
akan pernah melakukan hal itu."
"Saat ini sulit bagiku mempercayai kata-katamu
"Ibu harus percaya pada saya. Saya anak yang bernama Jatilandak terlahir dari
seorang Ibu bernama Luhmintari."
"Anakku, bukankah akan lebih baik bagimu jika kau kembali ke Cirebon" Kau sudah
dianugerahi jabatan tinggi di Kesultanan itu."
Jatilandak tersenyum.
"Jabatan dan pangkat, termasuk harta benda kekayaan hanyalah hiasan dunia.
Rahasia Permata Sakti 3 Jodoh Rajawali 16 Penobatan Di Bukit Tulang Iblis Munculnya Jit Cu Kiong 1

Cari Blog Ini