Loventure Karya Mia Arsjad Bagian 2
Baru sekali datang ke rumah buat mengambil
buku PR-nya yang dipinjam Kang Reno, Dedi
langsung iatuh cinta sama Nina yang baru pulang
sekolah. "Kecantikan alami gadis kota.?" begitu katanya
waktu itu. Dia nggak tahu yang namanya kecantikan gadis kota itu: modis, dandan, dan gaul!
"Tapi ada syaratnya," ancam Nina.
"Apa pun," kata Dedi rela berkorban.
"Pertama, gue mau nanya."
"Apa itu?" Dedi pasang muka serius.
"Kenapa sih, lo selalu nulis nama lengkap gue"
Terus, kenapa lo selalu nulis nama lo Dedie dan
bukannya Dedi?" Makhluk itu malah mengusap-usap dagu serius.
Sama sekali nggak keren, malah aneh. "Nama
lengkap itu indah, Nina. itu nama yang diberikan
orangtua kamu ketika kamu lahir. Pasti ada makna yang sangat indah..."
Yaelah! ltu sih gue juga tahu, batin Nina.
"Namaku memang Dedi. Tambahan 'e' itu cuma
supaya lebih keren,"wkatanya garing.
Keren apanya"! "Ya udah" Ya udah! Terserah! Syarat dari gue
nih, dengerin ya?" Lagialagi Dedi pasang tampang serius.
"Jangan pake baju"baju yang ada di lemari 10
lagi," Nina mengultimatum dengan dingin.
120 Dedi kaget setengah mati. "Kamu mau aku
nggak pake ba?" "IIIHHH! Males banget sihf" teriak Nina histeris. "Bukan itu Dedi-E! Setiap jalan sama gue,
10 harus pake kostum dari gue.."
"Ooo, beres. ltu mah gampang."
"Satu lagi!" petang Nina cepat.
"Apa lagi" Cinta memang penuh pengorbanan."
"Jangan deket"deket gue kalo nggak ada janji.
Jangan jemput ke sekolah. Dilarang, Dl-LA"
HANG! memperkenalkan diri sendiri."
Wah, syarat yang aneh. "Kok begitu.?" Dedi
Curiga. "Mau nggak?" Dedi mengangguk cepat"cepat.
31-36-31- "Ini Dayin." Dengan bangga Nina memperkenalkan Dedi pada Pita, Caca, dan teman"teman lain.
Semua terkagum"kagum. Hebat juga si Nina
dapat anak SMA. Tapi kok tampangnya "standar"
banget" Padahal katanya selera Nina tinggi men"
julang ke langit"langit gedung olahraga.
"Halo," ucap Dedi nanggung. Biasanya sapaan
lengkapnya adalah, "Apa kabar" Senang bisa ke"
nalan denganmu." Tapi Nina selalu merengut
dan pasti berbuntut ngambek begitu mendengar
kalimat pembuka yang bakal dia lontarkan itu.
"SMA mana?" selidik Fifa to the point.
121 "Sama kayak kakak gue. Tapi nggak sekelas.
Maklum, pindahan," sambar Nina cepat.
"Oh?" "Rambutnya gondrong" Boleh, ya?" tunjuk Caca
pada poni Dedi yang sekarang layu. Biasanya
poni itu menjulang tinggi, makanya nggak kelihatan panjang. "Oh ini, tadinya rambut sa"eh gue..."
"Ah, emang belum sempet cukuran. Iya kan,
Sayang" Besok cukuran, kan?" lirik Nina galak.
Padahal Dedi berjuang memanjangkan poni. Biar"
lah roboh me1ayu, tapi jangan dipotong.
GLEK! "Liya?" jawab Dedi ragu.
"Vin, baju baru, ya?" cecar Fita lagi.
"Ah, tadi baru dibe"AAAHI" jurus injakan
kaki Nina mendarat di jempolnya.
"Maklum, anaknya bo'senan. Jadi sering beli
baju baru. Kok tau sih?"
Fita senyam-senyum. "Baunya santer banget.
Kayaknya sampe kolor juga baru, ya?" kata Pita
yang memang suka asal nyeplos.
Nina langsung sadar situasinya jadi mirip interogasi. "Eh, ngapain sih nanya-nanya nggak
penting gitu" Tau nggak, Dayin kan juara karate?" HAH" Karate" Satu-satunya bela diri yang Dedi
bisa cuma laceng alias lari kenceng-kenceng!!!
X-Ii-Fl- 122 "WAHAHAHAHAHA!!! Jadi 10 beneran pacaran
sama Dedi?" Reno ngakak, bikin kuping budek.
"Emang kenapa sih?"
Mama yang shock cuma bisa diam. Dia tahu
betul aslinya Dedi, karena anak itu sering ke
rumah. Bukannya Mama menilai orang dari
penampilan noraknya, tapi kalo bisa dapet yang
normal, kenapa nggak"!
"Kamu nggak geli sama jambulnya?" Cuma
itu kalimat yang keluar dari mulut Mama.
"Ah, Mama gitu banget sih" Jambul kayak
gitu kan pernah ngetrend. Jadi, Dedi itu juga
lumayan trendi..." "Pada zamannya," celetuk Reno sadis, 1a1u ngakak gila-gilaan. *** Kejutan lain datang tiga hari kemudian. Baru
tiga hari! Padahal lagi enak-enaknya Nina menerima tanggapan terkagum-kagum dari temantemannya tentang pacar barunya yang sudah
SMA. Termasuk dari Pita. Dan Dedi juga sudah
mulai jago akting! Yang penting Dedi nurut banget sama Nina.
Banyak gunanya deh. Bawain belanjaan, ngambilin foto di tempat nyetak, beliin batagor di
Gasibu"diantar ke rumah, lagi. Top deh!
Tapi hari ini... "Nina!" suara Pita terdengar dari arah gerom123 bolan cewek yang sibuk ngerumpi. Caca juga
datang dari arah berlawanan. Dia berlari-lari kecil
ke arah gerombolan itu. "Tumben nih, pagi-pagi udah pada ngumpul,"
sapa Nina. "Ada berita bagus sihhhh," seloroh Fita sambil
tersenyum misterius. Nina menarik kursi lalu duduk berdua Caca.
"Berita bagus apa" Seru nggak?"
Fita tersenyum aneh lagi. "Buat kita"kita sih
pasti seru. Nggak tau ya buat lo."
Nina mengernyitkan alis. "Kok gitu sih?"
Tiba-tiba Fita mengeluarkan selembar foto dari
tasnya yang lucu dan pasti beli di City Surf.
"Kenal ini nggak?" jari lentiknya menunjuk satu
cowok di antara lima orang di situ.
DEG! jantung Nina kayaknya mendadak ber"
henti. Ya ampun! Bencana" Mapaletaka! Malpraktik!!! Ini Dedi! Bukan "Dayin", tapi Dedi!
Dengan gaya kampungannya, nyengir di tengah
teman-temannya yang tampak keren-keren. Hah"
Apa itu yang menggantung di lehernya" HABIS
DIPLONCO! O Mi GOSH! Dia baru selesai dikerjainlli Pantesan ada serpihan-serpihan kulit
telur di hidungnya. Hill!
"Ini..." "Dedi Masfihun" Masfuhin" Taifun" Hahahaha,
apalah namanya. Sekarang kan udah ganti jadi
Dayin!" Nina langsung lemas. Oksigen! Dia perlu oksi124 gen. Nina betul"betul lupa. Kakak Fita kan sekolah bareng Reno dan Dedi!!!
*** "Makanya, kalo cari pacar yang bener," nasihat
Bintang waktu itu. Dia juga masih culun banget.
Celana pendek kedodoran yang berwarna biru
dan selutut kelihatan aneh karena bulu kaki Bintang tumbuh subur bagai rumput gajah makanan
sapi. "Gue nggak tahan disindir"sindir Pita."
"Tapi kan nggak harus... hmpfftE"Dedi, kan?"
Bintang nggak kuat menahan geli ngebayangin
Nina jadian sama Dedi. Dia juga tahu banget
wujud aslinya Dedi. "Ngapain sih maksain cuma gara"gara disindir
Fita" Sekarang liat akibatnya, bukannya cuma disindir, tapi dihina dina!!!"
"Ugh, Bintaaang..."'
"Mendingan lo berdoa aja, semoga Fita di"DO
atau pindah ke luar negeri atau amnesia, jadi lupa semuanya." "Bego! Bukan Fita doang kalo gitu. Yang tau
kan banyak!" semprot Nina.
Bintang nyengir. "Mudah-mudahan banyak
yang kena amnesia," lanjutnya kocak.
Nina cuma tersenyum kecut. Usaha Bintang
menghibur boleh juga. 125 C.liMANA, bisa?" Kinan menunggu jawaban
Nina yang sibuk menggit-gigit bibir dengan gelisah di depannya. Detak jantung Nina sekarang lebih cepat dari
KA Argo Gede yang katanya bebas hambatan
itu. Gila" Menurut data seputar teman dan pengalaman pribadi nih ya"
TANDA-TANDA COWOK- SIAP NEMBAK:
wes" Bilang ada yang mau diomongin
Ngajak pergi ke tempat yang jauh dari
keramaian Mendadak jadi lembuuut banget
Agak maksa Ngapain juga mau ngomong aja pake
biiang-bilang, biasanya juga langsung ngomeng! 126 "Nina?" "Eh, ehm..." "Kenapa" Nggak bisa, ya" Atau nggak mau?"
Kinan mengucapkan kalimat terakhir dengan
nada putus asa yang dramatis.
"Ehm, ya mau, mau. Bisa kok!" Sekarang Nina
malah kayak kegatelan. ]ual mahal salah, terlalu
semangat salah! "NINAAA! Ke mana aja nih, Saaayyy?"
OH NO!!! Bisa nggak sih semua beijalan mulus
tanpa gangguan" Kenapa harus muncul si Fifi,
tukang kredit amatiran ini"!
"Eh, asyik nih ya, berdua-duaan... Hayooo"
Haayoeo?" godanya nggak penting.
"Ehm, Fi, kami mesti buru-buru nih...." Harus
menghindar secepat mungkin sebelum semuanya
berantakan gara"gara orang aneh kurang kerjaan
ini. Sejak makhluk ini ikutan MLM alias multi"
level marketing, sekolah mulai nggak tenang.
"Eh, tunggu dulu dong, Saaay. Fi kan belum
pamer produk baru nih..."
"Tapi, Fi, kami..." Nina makin panik. Kinan
kok melongo aja sih"
Fifi berhasil menyeret Nina duduk di tepian
pot semen raksasa di taman sekolah. Kinan dengan polosnya ngintilin mereka.
Dan" "Kalian mau kencan, ya?"
Muka Nina dan Kinan merah bersamaan.
Apalagi Kinan. Gila, asal ceplos banget sih si
Fifi. 127 "Nah, ini nih cocok buat kalian!" Fifi mengeluarkan kemasan produk berbentuk kaleng.
"First Kissi" katanya menggelegar.
BAH! Apa pula tuh" Rupanya Fifi menangkap kebingungan Nina
dan Kinan. "Ini permen, tapi bukan sembarang permen.
Permen ini mengandung pewangi mulut, cocok
banget buat kalian yang mungkin mau melaksanakan Ciu?" "Ibadah puasa?" sambar Nina cepat. Gila! Bisa
berantakan semuanya. "Kok?" Fifi bengong. Tapi karena Fifi memang
agak-agak bloon, dia malah mengangguk setuju
produk barunya dibilang produk pendukung ibav
dah puasa. Padahal puasa masih lama. Bibirnya
yang sudah maju dan hampir memeragakan
ciuman mundur lagi. "iya, bisa juga. Kan kalo
puasa napas jadi bau. Pas sahur makan ini. Mu"
rah! Cuma dua puluh ribu! Diskon 5%." katanya
semangat. "Kayaknya belum perlu deh, Fi. Puasa kan
masih lama," tolak Nina halus.
Fifi belum menyerah. "Lho, ini bukan cuma
buat puasa. Intinya sama kayak mereknya. First
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Kiss berarti bisa buat ci_"
"ADA PRODUK LAIN NGGAK?" sambar
Kinan kencang, bikin kaget banget. Fifi sampai
rada kejang karena kaget. Dua detik kemudian
dia normal lagi. 128 "ADA!" Fifi mengeluarkan botol plastik ber"
warna norak. "RONBULEH"
RONBUL" Ronda bulanan"
"lni cocok buat hadiah ke cewek kamu. Supaya
dia kelihatan lebih mulusss..."
Wah, lebih ngaco lagi nih.
"Body lotion?" tanya Nina. Kalau iya, dia mau
beli. Biar Fifi cepet minggat.
"Bukan! Itu singkatan dari Rontokin Bulu!"
HAH" "Bulu kaki, bulu tangan, bulu ketek, bulu dada,
malah sampai bulu hidung juga bisa rontok. Un"
tuk bulu hidung makenya gampang. Pake ngupil
aja, pasti rontok. Badan mulus tanpa bulu"
CLINC! Langsung berhasil!" kata Fifi dengan
gaya sales. Kinan merah padam. Cowok biadab macam
apa yang tega membelikan obat perontok buiu
untuk pacarnya" Kecuali pacarnya itu gorila.
Nina tersadar dan buru-buru berdiri. "Fi, sori,
kami lagi bokek. Cabut dulu ya?"
Pantang mundur Fifi menahan Nina. "Eh, bisa
nyicil kok! Nih ada produk lain, namanya BEDA!
Ini pasti berguna buat 10, Nin. Besarin Dae"
Nina sudah siap"siap membekap mulut Fifi,
tetapi saat itu juga Bintang mencengkeram lengan
Fifi. "Ikut gue yuk, Fi?" katanya.
"Ke mana?" Fifi yang linglung ketiban cewek
cakep langsung terhipnotis.
129 "Gue pengin liat-liat produk 10?"
Mata Fifi berbinar-binar.
?"bisa ngilangin tempel, ada juga yang bisa
bikin tatanan rambut kayak jambul jadi tahan
lama...," suara Fifi sayup"sayup waktu dia diseret
meninggalkan Kinan dan Nina.
Dari balik berisiknya Fifi, Bintang menoleh ke
arah Nina, dan mengacungkan jempol dan mengedipkan sebelah mata tanda good luck.
Thanks, Bintang, batin Nina.
:":"- Pemandangan Bandung waktu sore dari Dago
Pakar memang keren. Tapi sekarang bukan waktunya menikmati pemandangan. Di sebelah Nina,
Kinan terdiam gelisah sambil melempar"lempar
batu kerikil. Mau ngomong apa sih sebenarnya" Janganjangan Nina cuma ge-er. Siapa tahu ada sesuatu
yang lain yang nggak mungkin Kinan bilang di de"
pan orang banyak. Misalnya, "Nina, sebenernya napas kamu bau, gimana kalo kamu minum obat ini?"
atau "Nina, sebenernya dari dua hari yang lalu di
ujung hidung kamu tumbuh tempel," atauuu...
"Nina..." Nina langsung berhenti ber-atau"atau.
"Hmmm?" "Aku jarang banget akrab sama cewek," kata
Kinan pelan. 130 DAG DlG DUG... "Pacar pertamaku dulu, ehm, pergi gitu aja,
katanya gara-gara aku dingin banget. Dia nggak
bisa ngerti musik itu kayak kehidupan iain buat
aku. Bebas berekspresi, nggak ada yang komentar, karyaku dihargain. Dan yang penting, aku
nggak perlu berbasaibasi untuk dapat perhatian
orang." Nina diam. "Kakak cowokku, Tian, lebih segala"galanya
daripada aku. Cakep, modis, supel, berprestasi,
impian setiap orangtua deh pokoknya. Soal cewek
jangan ditanya. Hampir setiap cewek yang pernah
jadi pacarnya masuk kriteria cewek inceran cowok
satu sekolah." Kinan menarik napas. "Tiga di
antaranya pernah jadi pacarku."
"UHUKE" Nina terbatuk. "Maksudnya" Putus
sama kamu, jadian sarna kakak kamu?" tanyanya
tak percaya. Kinan mengangguk. Lalu menggeleng. "Bukan,
tepatnya, mereka pacaran sama aku, jadi kenal
kakakku. Aku terlalu dingin dan nggak menonjol,
mereka lalu selingkuh, dan aku yang kalah."
Nina menelan ludah. Gilai Sadis banget!!! Kayak
apa sih kakaknya" Lagian kok tega amat macarin
pacar adiknya" "Kamu diem aja?"
Mata Kinan menerawang. "Kalo mereka nggak
milih aku, buat apa dipertahankan" Itu kan udah
bukti mereka nggak setia."
131 Nina mati kutu. Apa maksudnya Kinan cerita
begini" "Kayaknya ortu juga kecewa sama aku. Segala
hal aku selalu dibanding"bandingin sama kakakku. Aku jadi makin nggak pede. Di mata ortu
aja aku nggak ada apa-apa dibanding Tian. Apa"
lagi di mata orang laen, cewek"cewek itu. Yah,
perbandingannya kakakku..."
"Nan, ngapain sih ngomongin kakak kamu?"
peteng Nina. Ups! Kayaknya salah langkah. Kali
aja Kinan memang lagi pengin curhat. "Seri."
"Nggak, nggak apa"apa," balas Kinan lembut.
"Cerita lagi aja, Nan. Aku nggak maksud
marah, cuma kesel aja ngedengernya."
Kinan mendesah berat. "Intinya, Nin, setelah
kejadian itu, aku janji sama diri sendiri: gimanae
pun sukanya aku sama cewek, bakal aku ketemuin dulu sama Tian. lebih baik begitu kan dari"
pada terlambat?" Nina menatap heran. Aneh.
"Dan, setelah sekian lama, aku belum ketemu
cewek yang pantas untuk aku ajak ke rumah dan
kenalan sama Tian. Sampe aku ketemu kamu."
GLEKi "Kamu keliatan selalu ceria, ramah, cantik...
Kamu nggak pernah pilih"pilih temen." Kinan
menarik napas. Nina juga. "Kamu mau aku ajak
kenalan sama Tian?" Nina gelagapan! Pernyataan cinta yang aneh
bin ajaib. 132 "Berarti kita jadian kalo aku udah ketemu
Tian?" pertanyaan tolol lagi-lagi meluncur mulus
dari mulut Nina. Pake nanya, lagi! ]elas"jelas
Kinan sudah membeberkan "proposai"-nya sam"
pai penutupan. *** "Nina, ini Tian," Kinan memperkenalkan Nina
pada kakaknya. Nggak salah memang kalau Tian dibilang magnet yang bisa bikin cewek-cewek pada nempel.
Dia Kinan versi urakan. Ng... versi seksi. Ada
anting silver bertengger di salah satu telinganya.
Rambutnya wangi maskulin biarpun ditata acakacakan model sekarang. Badannya... OOO... otot
six pack-nya membayang di daerah perut terlihat
dari balik Tishin. Kulitnya cokelat terbakar matahari. "Dia surfer," Kinan menambahkan.
Wah! Si Kinan ini, saingan terbesar kok masih
dibantuin promosi" Makhluk kayak gini sih
nggak perlu dipromosiin juga pasti banyak yang
ngantre. Kulitnya yang kecokelatan karena matahari itu juga bikin Tian keliatan madu). Seifer"!
Gila, hobi ke Bali dong! "Cewek baru 10 nih, Nan?" tanya Tian cuek.
Kelemahan makhluk yang merasa dirinya keren.
Cueknya kelewatan. Ngomong asal ieplak seenak
sendal jepitnya. 133 Kinan melotot garang ke arah Tian.
"Sori, bro, gue kan cuma nanya. Selera lo emang
oke. Ngapain takut sih ngaku ke gue"! Yang ini
kayaknya pilihan yang paling tepat!"
"Tian!" bentak Kinan gusar.
"Alaaah, nggak apa"apa kan, Nina?" Mata Tian
mengarah ke Nina. Nina cuma manggut sekilas. Habis mau gimana
lagi" "Gue yakin dia nggak kayak Vera, Diana, atau
Tiar"gampangan," tambah Tian sadis.
Reaksi Nina pasti aneh. Dia nyengir karena
Otomatis bibirnya ketarik dan nyengir. Bukan karena bangga, bukan karena ada yang lucu. Tapi
lebih karena bingung mau nanggepin apa. Semen"
tara Kinan mukanya berubah jadi lampu lalu lintas. Merah-kuningehijau. 134 KAKAKNYA itu bener-bener ajaib, Tang","
gerutu Nina di sela-sela. napasnya yang ngosngosan sehabis lari sekitar tiga putaran. Mereka
duduk"duduk di pinggir jalan, jajan es sama
nontonin orang pacaran di lapangan Gasibu pagi
itu. Pokoknya kalau dihitung-hitung, dari (cuma)
tiga putaran lari Nina hari ini, lebih banyak
istirahatnya daripada larinya.
Bintang melirik Nina. "Segitu ajaibnya?"
Nina mengangguk. "Emang segitu ajaibnya!!!
Ajaib banget!" "Emangnya cakep banget, Not?" Caca jadi ikut
penasaran sama yang namanya Tian. Deskripsi
Nina yang heboh bikin Caca bingung: rambut
acak-acakan, kulit rada gelap, pake anting sebelah. Kok kayak orang gila ya"
Nina mendelik begitu teringat Tian yang menyebalkan itu. "Hiii!" serunya, lalu mendadak
nyengir, "...cakep ding. Kelakuannya aja yang
kayak manusia rimba."
135 "Tarzan dong"! Tarzan kan keren." Caca kumat
bloonnya. Bintang menyikut Caca pelan. "Kalo elo disuruh
milih, Karel atau Tarzan?"
Bibir Caca maju beberapa sentimeter. Kelihatan
mikir keras banget. Lagaknya kayak lagi mikirin
masa depan negaraemilih Brad Pitt atau Freddie
Prinze Jr. yang jadi menteri olahraga ya" "Pastinya gue milih Karel jadi Tarzan dong," jawabnya
nggak mau rugi. Pasar kaget yang nongol tiap hari Minggu di
lapangan Gasibu memang menjual segala macam
barang. ]angankan nasi uduk buat sarapan, pakai"
an dalam juga ada. Mau lari leluasa juga susah
karena harus desak-desakan sama orang yang
dandan abis"abisan buat ngeceng dan belanja.
Biarpun kedoknya pura"pura joging, kentara banget emang pengin ngaceng. Orang yang niatnya
olahraga pastinya sudah banjir keringat, yang
niatnya cuma pura-pura joging tapi pulang bawa
tentengan tampangnya masih segar bugar.
"Kita mampir di tukang batagor yuk?" ajak
Nina. "Hah" Jajan lagi?" Bintang jadi histeris. Padahal
sih dia udah tahu dari dulu Nina hobi jajan.
'I'api tetep aja kaget. Gila, tadi kan udah beli es,
tahu gejrot, sarna burger mini"
"Waaah, bisa rusak diet gue," keluh Caca
sambil mengelus"elus perutnya.
"Ah, emang rusak! Buktinya 10 nggak kurus136 kurus"!" tembak Nina sadis sambil buru-buru
menyambar tangan Caca sebelum dia kabur.
39395!- "Jadi, dia batal nyatain?" Batager yang masih
berasap dan dilumuri bumbu kacang pasrah waktu Bintang menusuknya dengan garpu lalu melahapnya bulat"bulat. "11000011... pedeees."
Nina dan Caca kompak cekikikan. Katanya
nggak laper, tahunya rakus juga.
"Tau deh. Cara"gara Tian kelewatan sih kemarin. Kinan jadi kayak malu, gitu. Dia diem aja
waktu pulang. Nggak ngomong apaeapa. Kayak
gajah keilangan belalai..."
"Bukan gajah deng" Itu tapir..." Tiba-tiba pantat
botol plastik saus mendarat di jidat Bintang.
"Aduh, darah tinggi banget sih"! Ya udahlah,
Nin, barangkali dia masih malu. Apalagi punya
kakak norak kayak gitu. Gue aja nih, punya
temen nyebelin kayak lo nggak malu. Iya, iya,
ampuuun...," Bintang meratap"ratap panik waktu
Nina mengangkat wadah plastik untuk tisu.
"Emangnya dia jadi bete gitu, Nin, sekarang?"
Caca melirik Nina.
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Ehmm, nggak sih, tapi gue pikir kemaren itu
dia bakal nyatain. Gimana ya" ]angan-jangan dia
malah jadi mundur gara"gara Tian."
Bintang menarik pelan buntut kuda Nina. "Kan
10 udah belajar dari pengalaman terdahulu... Suka
137 atau cinta itu nggak bakal bisa dipaksa. Sabar aia,
kalo dia emang serius, cepet atau lambat pasti
ngomong. Emang lo ngebet pengin kawin, ya?"
BLETAK! Wadah tisu itu betul-betul mampir
ke jidat Bintang. Nina tercenung. Iya juga Sih. Dia kan udah
janji sama diri sendiri nggak bakal sembrono
lagi kalo nyari pacar. Bukan lagi ngejar status
kayak dulu. Jadi, kalau Kinan serius, harusnya
dia memang ngomong. Nina menghela napas berat. Nasiiib, nasiiib...
sampai kapan nih penantian" Belum tentu juga
hasilnya memuaskan. Gimana kalau Kinan berubah pikiran" Gimana
kalau Kinan merasa belum siap menghadapi
Tian" "Eh, bengong terus!" Bintang menjawil bahu Nina
yang melongooo... melulu dari tadi. Caca sudah
turun duluan dari angkot hijau yang mereka
tumpangi. Yang namanya Minggu pagi di Gasibu,
semua angkot penuh. jangan harap deh bisa
kentut diem-diern. Saking padatnya, seisi angkot
pasti bisa mendeteksi siapa yang berani rnencemari udara. "Hmmm"," jawab Nina malas. Ganggu aja.
Nggak boleh lihat orang lagi sentimentil.
"Masih mikirin Kinan?" tebak Bintang yang
138 sebenarnya pasti betul. "Tau nggak, kalo nge"
lamun dalam angkot bisa jadi gelandangan lho."
Apaan sih" Bintang memang suka ada-ada aja.
Tapi tak pelak Nina terpancing juga. "Maksudnya" Apa hubungannya ngelamun sama jadi gelandangan?" Senyum penuh kemenangan langsung mejeng
di bibir Bintang. "Misalnya nih, 10 lagi naek angkot sendirian. Trus kebawa sampe terminal. Pas
lo turun, 10 bingung, di mana nih" Nyasar kan
10" Jadi anak ilang, ujung-ujungnya jadi gelan"
dangan, kan?" Garing! Sumpah. "Nggak ada ide laen ya buat
ngibul?" lbu-ibu yang duduk di depan mereka sibuk
menangkap anaknya yang loncat ke sana kemari.
Biasanya Nina suka anak kecil. Berhubung suasana hatinya lagi kacau"balau hari ini, kalau bisa"
asli kalau bisaeNina pengin banget menjitak
kepala botak dua anak tengil itu. Mana ingusnya
yang naik-turun di lubang hidungnya, makin bikin
geli ajal Bikin orang tambah bete!!!
"AUWI" Salah satu anak itu sukses menginjak
ujung sepatu Nina sekalian isinya. Rasanya nyelekit banget. Sampe ke ubun-ubun. Pokoknya
bikin mata Nina refleks melotot garang.
"Aduh, jangan gitu dong, Sayang. Ayo minta
maaf sama tetehnya. Maaf ya, Neng" Ini anak
emang nakal.?" ibu"ibu panik minta maaf.
139 Nina tersenyum datar. Kalau nakal dimarahin
dong! Dicubit kek, gerutu Nina dalam hati.
Beteunya makin menjadi-jadi waktu melirik
Bintang. Cowok itu malah senyam-senyum sendiri
waktu muka Nina merah padam saking keselnya.
"Sabaaar, sabaaar... Kali aja nanti anak 10 sama
Kinan badungnya kayak yang itu," bisik Bintang
nggak tanggung-tanggung. "Makasih ya?" balas Nina judes.
Dua hari ini memang MENYEBALKANEH
***-:(- 'l"ak selamanya mendung itu kelabu. Tak selama"
nya hari ini bikin bete. Penyesalan Nina langsung datang bertubiutubi karena nggak bawa sisir
waktu joging tadi. Dari kejauhan Nina bisa rnelihat Kinan aSyik mengobrol dengan mamanya
di teras. Kejutan manis di hari Minggu nih. Nina
sibuk merapi-rapikan rambutnya dengan jari.
"Kok jadi ngebut, Not" Kebelet pipis?" tanya
Bintang. "Cerewet ahf Ayo buruan!"
Pastilah radar Bintang tak menangkap ada
Kinan di teras rumah Nina. Mana mungkiiin"
Cuma radar Nina yang terlatih mendeteksi keberadaan Kinan dari radius bermeter-meter. Berlaku
untuk semua pancaindra! "Oue...," Bintang ber"e ria begitu sampai di
depan pagar. 140 "Sssttti Jangan rese ya" Awas 10" Kalo berani
iseng, awas!!!" desis Nina mengancam.
"Nah, itu mereka pulang," Mama menyambut
dengan riang gembira. "Oi, Nan, udah lama?" sapa Bintang lalu rne"
reka ber"high"five ria. Agakvagak sok keren kayak
di film"film Amerika, gitu.
"Belum. Sejam-an lah," jawabnya sambil menepuk pundak Bintang. Lalu mereka berangkulan.
Makin lama makin akrab aja. "Gimana, udah seneng maen drum?" Bintang meninju pelan perut Kinan. "Nyindir
nih?" Kemajuan Bintang sampai hari ini baru
sampai dung"tak"dung-tak-tak"dung"durundung"
cess! Yang cess terakhir itu kemajuan pesatnya.
Akhirnya Bintang bisa juga mendaratkan stiknya
ke piringan simbal dengan mulus.
"Gimana jogingnya?" Mata Kinan sekarang beralih ke Nina, tangannya merangkul akrab Bintang.
Pertanyaan itu asli sama sekali bukan pertanyaan rumantis. Tapi kalau itu keluar dari mulut
Kinan, wuuuhhh... Lain rasanya. Agak-agak kayak angin sejuk di siang hari.
Nina menyeka keringat yang mengalir di dahi"
nya. "Ehm, lumayan deh. Capek juga, lagi_tapi
cukup ngurang-ngurangin kalori," katanya sok
atlet. "Alaaah, ngurangin apa impas" Lari memang
capek, tapi perasaan jajannya lebih banyak daripada larinya." 141 ]DOT! Tendangan langsung mampir di tulang
kering kaki kiri Bintang.
"Nan, gue cabut deh, takut ganggu. Oke, man?"
Bintang menepuk-nepuk punggung Kinan.
"Mau ke mana sih, Tang?" Nina sok nahan"
nahan. Bintang mencibir. "Ah, lo seneng kan gue
balik?" ]DIG!!! Kali ini tulang kering kaki kanan
Bintang jadi sasaran. "Udah gih sana pulang, lo emang ganggu.
Ganggu pemandangan!" ledek Nina sambil purapura mendorong-dorong Bintang ke luar pagar.
"Eh, Tang!" panggil Kinan, membuat Bintang
ngerem mendadak. "Hah?" "Besok lo latihan, kan?"
Bintang mengacungkan jempol. Bintang melenggang pergi, menoleh ke arah Kinan dan Nina
sampai tiga kali. Senyum tipisnya diiringi gumaman, "Semoga kali ini 10 bahagia, Not..."
*** "Ikut aku sebentar, yuk?" suara Kinan dalam
dan tenang. Nina mengangguk. "Tapi aku bilang dulu ya?"
"Pergi aja. Kalo sama Kinan Mama percaya
deh," tiba-tiba Mama nyeletuk. Rupanya Mama
142 sudah berdiri di depan pintu. "Tapi pulangnya
jangan malem-malem," pesan Mama.
"Eh, Tante...," Kinan gelagapan.
Mama maju ke arah Kinan lalu menepuk pundaknya lembut. "Biar nggak kemalaman, mending
perginya sekarang." "Permisi ya, Tante" Saya ajak Nina keluar see
bentar?" "]again adik gue baek-baek...,
dari belakang Mama. Mama mengangguk sambil mengedip jail ke
arah Nina. Wah, kayaknya bukan Cuma Nina
yang jatuh cinta sama Kinan.
tambah Reno *** Kursi kayu yang ditata di taman jadi tempat
strategis buat santai"santai. Banyak juga sih yang
nongkrong sambil pacaran. Daun-daun yang
gugur menutupi jalan yang sengaja dibuat mirip
jalan setapak. "Jadi?" "]adi apanya?" Nina heran.
"Pendapat kamu tentang Tian...?"
Nina membulatkan bibirnya lucu. "Ooo, jadi
kita ke sini untuk itu?"
Kinan menggosok-gosok rambut gelisah. Lalu
cepat-cepat meralat Nina, "Bukan, bukan cuma
untuk itu kok" Aku" cuma tanya aja..."
Rambut Nina ikut bergoyang-goyang waktu ke143 palanya mengangguk-angguk kecil. Matanya
membulat penasaran. "Bukan cuma itu?" Hiii,
kok jadi agresif gini ya"
Kinan makin panik. Cewek di depannya ini
terus"menerus bikin dia grogi. Padahal, jangankan
ngomong, diem aja dia bisa grogi berat sama
makhluk lucu yang satu ini.
"Ehem! Gini deh, Nin, sebelumnya... bisa jawab
pertanyaaan yang tadi dulu nggak" Itu lumayan
penting buat aku." "Gitu ya?" Nina sok asyik mengusap-usap
dagunya. Padahal jantungnya berdetak dengan
kecepatan di luar batas normal. "Menurutku
nggak salah emang Tian dibilang ganteng."
Air muka Kinan berubah kecewa. Padahal se"
lama ini dia juga tahu itu.
"Ehm, penampilannya keren."
Kinan makin drop. "Tapi..." Tapi apa" jerit Kinan dalam hati. Tapi kenapa
Nina baru ketemu sekarang" Tapi kenapa Nina nggak
minta nomor HP"nya waktu itu"
"Tapi bukan tipeku sih," lanjut Nina santai.
"Kayaknya asyik jadi temen, tapi bukan pacar.
Maksudnya, kalaupun Tian naksir aku, aku kayaknya nggak naksir Tian," cerocesnya lancar.
Kalau ditilik-tilik, kalimat Nina sama aja
nyatain duluan dengan cara terselubung. Hehehe.
Habis cewek mana yang nggak bete, mau ditembak aja harus mastiin bahwa dia nggak bakal
naksir kakaknya. 144 Mendadak Kinan berbalik menghadap Nina lalu
menggenggam tangan Nina, matanya menatap
iurus ke mata Nina. Sedikit sentuhan lagu, adegan ini jadi mirip film india. Biar begitu, jantung
Nina langsung tancap gas, berdetak di atas kece"
patan normal. "Nan" Ngapain sih?" Nina jadi panik. Malu
juga. "Semua pacarku yang ditanya soal Tian selalu
jawab "Fian oke! Biarpun kalimatnya pendek, itu
cuma basa-basi. Aku tahu banget mereka terpesona setengah mati. Terbukti, tiga dari mereka
betul"betul kepincut sama Tian. Tian bilang,
cewek kayak begitu lupain aja. Dia sih gampang
ngomong begitu, bukan dia yang diselingkuhin."
Kinan menarik napas sebentar. "Tapi dia ada
benernya"kalau mereka serius sarna aku, mana
mungkin mereka tega."
Aura sekitar mereka mendadak berubah. Nina
malah jadi susah memfokuskan matanya. Orangorang yang lewat juga cuma kedengaran suara"
nya. "Nina, kalo aku... tipe kamu, bukan?"
HAHHE Pernyataan cinta macam apa pula itu"
Bah" Memangnya lagi di showroom mobil" Mau
Kijang tipe apa" Tipe kayak gini suka nggak"
Tapi" it's now or never! Makhluk yang satu ini
nggak pedean, dan Nina jatuh cinta sejatuhjatuhnya sama dia. "lya, kamu tipe aku." Oh" Tuhaaan, jawaban"
145 nya juga asli kedengaran aneh bin ajaib. Mungkin
pertanyaan selanjutnya: Bayar cash atau kredit
dengan bunga cicilan ringan, Mbak" Huhuhuhu."
Pertanyaan norak, jawaban norak, tapi hasilnya
sama sekali nggak norak. Kinan duduk di sam
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ping Nina dan sekarang mereka "resmi" pacaran.
"Aku nggak akan melakukan apa pun yang bikin kamu pengin selingkuh. Janji."
146 ll"f' [ CAST!!!" Tring, tring! Tiga gelas es kelapa
beradu di udara. "Untuk Nina sama Kinan," ujar Caca riang.
"Yang ini kayaknya dijamin halal ya" Penampilan
oke, catatan kriminal kosong, kelakuan gentleman,
kurang apa lagi, coba?"
Nina senyam-senyum kesenangan. Saking senangnya, hari ini dia rela merogoh koceknya
buat mentraktir Caca dan Bintang makan bakso
sama es kelapa di warung bakso Goyang Lidah
yang terkenal enak dan rada mahal itu.
Tiga mangkuk bakso mendarat di meja dengan
asap mengepul. Daging"daging bulat itu kelihatan
nyolot banget pengin ditusuk, dilahap, dan langsung dikunyah. "Tinggal Bintang nih, masa betah ngejomblo
terus?" sindir Caca.
Bintang mencibir. "Jomblo bukan berarti nggak
laku, tapi bingung milihnya."
147 "Tania kurang memenuhi syarat tuh?" Nina
jadi ingat cewek cantik yang sampai dua kali
nekat nembak Bintang duluan. Kesannya memang
jadi nggak tahu malu, tapi kan berarti dia suka
banget sama Bintang. Bintang nggak jawab. Dia malah menggulung"
gulung mi, siap dilahap. "Mendadak budek, ya?" Caca menyenggol bahu
Bintang. "Makan bakso enaknya pake kacang atom."
Bintang cengengesan. Nina dan Caca melotot bareng.
"Buat ln, makan bakso paling enak pake bom
atom!" Nina menimpuk Bintang dengan butiran
bulat putih yang lumayan keras buat bikin pecah
jerawat. Kacang atom doang sih, hehehe.
*JC-Df' "Ngapain sih. pake pengin lihat latihan segala?"
Bintang bersungut"sungut sambil manyun garagara mendadak Nina maksa mau ikut ke tempat
mereka latihan. "Kan gue pengin liat kemajuan lo, Tang, udah
bisa lagu apa aja. Itu namanya gue perhatian."
Bisa aja. Bintang mencubit kedua pipi Nina
gemas. "Bilang aja 10 nggak tahan pengin ngeliat
pacar baru 10 itu, kan?" tebaknya tepat kena
sasaran. Buktinya Nina langsung cengar-cengir
pasrah. 148 "Sambil liat kemajuan lu," Nina masih nggak
mau kalah. "Kenapa nggak pas pulangnya aja sih" Nggak
usah pake nonton latihan. Ya?"
Bibir Nina langsung cemberut. "Kok gitu sih?"
]urus bibir cemberut atau banjir air mata me"
mang jurus ampuh cewekecewek. Apalagi Nina.
Kalau gelagatnya Bintang bakal menolak permintaannya"gampang! Tinggal majuin bibir sedikit
sambil aksi lipat tangan di depan dada, atau
membuang pandang secara dramatis dengan mata
berkaca-kaca. Beres! "Iya, iya, cepat naik! Nih helm."
"Asyiiik, Bintang baiiik, deh." Nina melompat
ke boncengan motor. *** Biarpun nggak termasuk ekskul sekolah, grup
musik Bintang juga dapat fasilitas meminjam studio musik untuk latihan band. Cuma sebagian
anggota klub musik yang merangkap anggota
band. Mumpung sudah masuk jadi anggota, Bintang
sekalian aja serius minta diajarin ngeband. Siapa
tahu beberapa waktu mendatang dia jadi beken.
Bikin bangga orangtua, sama nenek-kakek di
kampung. Motor Bintang diparkir di halaman studio yang
bentuknya lebih mirip rumah itu. Nina buruburu melompat turun. 149 "Katanya mau liat kemajuan gue, masa gue
belum masuk aja udah buru-buru mau masuk
duluan?" sindir Bintang norak.
"Pernah makan papan setrikaan nggak"!"
"Galak banget." Bintang nyengir.
Suasana halaman studio adem karena pohon
rindang yang tumbuh subur di sana. Masih ada
burung-burung kecil yang mampir sambil loncat"
loncat menantang minta ditangkap.
Menurut gosip yang beredar, beberapa grup
musik beken asal Bandung pernah memakai stu"
dio ini buat latihan. Pastinya waktu mereka belum
banyak duit kayak sekarang.
"Lho, Nina" Dateng sama siapa?" Kinan terkaget"kaget waktu Nina nongol di belakang Bintang. "Sama dia." Nina menunjuk Bintang. "Biarpun
ditolak dulu berapa kali. Padahal kan aku pengin
liat kemajuan dia sekarang."
"Kemajuan maen drum?" tanya Pungki si pemain bas bego. "Bukan, maen mata sarna maen ayam-ayarnan,"
sosor Gembel si pemain gitar. Dia dijuluki "gemv
bel" karena memang penampilannya kayak gembel. Malah dicurigai makhluk ini jarang banget
mandi kecuali terpaksa. Misalnya, ada undangan
kawinan atau ada cewek yang dengan ajaibnya
naksir dia. Pungki menatap Gembel judes. Nama sebenarnya sih bukan Pungki. Tapi Fikri. Berhubung
150 gayanya punk abis, makanya dipanggil Pungki.
Tapi catatan nih! Dia sama sekali nggak ada hubungan saudara sama Diana Pungki atau Pangki
Suwito. "Kalo maen drum ya, Nin, Mas Bintang udah
lumayan canggih." Yang ini Kirno. Posisinya di
alat musik nggak ada. Dia semangat banget pengin jadi anggota band, tapi sama sekali nggak
punya bakat musik! Makanya, karena Kinan terlalu baik, dia diangkat jadi manajer band. "Dia
udah bisa gini nih?" Seeettf! Kirno berlagak me"
megang stik drum, pura-pura duduk, dan memutar"mutar tangannya heboh sambil muiutnya
ngoceh "dung"dungwdung-durungdungdungcesss" pakai logat Jawa yang medok. Habis
"cesss", Kirno berdiri sambil melambai-lambai,
"Terima kasih, terima kasih..." Kayaknya dia
mimpi deh. "Dan penuh perjuangan," tiba-tiba Gembel nye"
letuk lagi sambil garuk-garuk kepala. Kalau ba"
nyak adegan garuk"garuk kepala karena bingung
atau gelisah, yang ini bukan! Gembel garuk-garuk
kepala karena memang betulan gatal. Dia punya
prinsip, rambut kaiau keseringan dicuci keiembapan alaminya hilang. HHI!
Bintang menatap Gembel. "Penuh perjuangan
apa?" "Ya elo! Belajar drumnya penuh perjuangan.
Dua kali stik melayang kena jidat tukang bak"
wan, simbal jatoh ngenain kaki gue, belum iagi
151 ngejungkel ke belakang dari kursi gara-gara ter"
lalu semangat. Apa tuh kalo bukan perjuangan?"
"Hmmpffft!" Nina cekikikan.
"Itu namanya proses belajar," bela Kinan.
"Emangnya lo lupa waktu 10 kesetrum gitar sampe nangis?" Gembel manyun. "Itu kan gue baru pertama
kali kesetrum." "Udah yuk, mulai. Lo duluan yang ngedrum
ya, Tang?" Kinan melenggang ke pinggir nyam"
perin Nina. "Lagu apa nih?" Jambul pemain keyboard yang
dari tadi diem aja angkat suara.
"Lo gitu banget, Bui" Sekaiinya ngomong nyindir gue," protes Bintang.
Jambui bingung. Kaiau bingung, Jambul hobi
banget megang jambulnya yang mencuat ke
awang"awang. "Kok nyindir" Gue kan nanya,
bro?" "Bukannya gue baru bisa satu lagu doang?"
UPS! Iambul nyengir lalu buru"buru menutup
mulutnya kaget. Oh iya"
Karena baru belajar, Bintang baru lancar lagu
Separuh Napas-nya Dewa. Itu juga dia terobsesi
cepat bisa gara-gara di salah satu tayangan TV
dia liat anaknya Ahmad Dhani yang masih kecil
itu lancar main drum di lagu itu. Padahal beda
dong sama Bintang, anak itu kan anak kandung"
nya personel Dewa! ]angan-jangan tiap hari dia
belajar satu lagu papanya. Sementara Bintang,
152 papanya kan kerja di bank. Normalnya Bintang
jago ngitung duit, bukan main drum.
Nina kaget sendiri waktu matanya terpaku tampang serius Bintang yang sedang berkonsentrasi
penuh di belakang drumnya. Butiran keringat
meleleh di dahinya lalu turun ke ujung hidung"
nya. Otot"otot tangannya kelihatan ikut kerja ke"
ras. Biarpun baru bisa satu lagu, Bintang kelihat"
an keren. Nina senyum sendiri...
"Kenapa, Na?" ternyata Kinan juga menangkap
senyum Nina. "Hehehe, ternyata gorila juga bisa diajarin maen
drum, bukan manjat doang."
"Hus!" Kinan mengucek rambut Nina.
:en":t- "Gimana aksi gue" Top, kan" Tyo Nugros aja sih
boleh laaah gue saingin." Dengan keringat masih
bercucuran, Bintang cengengesan berdiri di sebelah Nina. Nina mencibir. "Baru juga satu lagu, keringetannya kayak abis maen drum sambil gendong anak
kingkong," Iedeknya.
"Saking seriusnya, tau!"
Sekarang Kinan yang duduk manis di belakang
drum. Tangannya menyisir rambutnya yang jatuh
ke depan. "Set set settt, drung cesss!!!" Kirno rese beraksi
pake drum khayaiannya lagi. "Makin keren aja
153 Mas Bintang ini," katanya. "Nah, kalo Mas Kinan,
gini nih, set, set... dung-tak-drungdung-tak-dungdung-takntak-drungdung-drungdung-cesss!" Dia
memutar"mutar tangan plus badannya heboh.
Bukannya kayak main drum, malah kayak jurus
silat Kaisar Ming. "Kadang-kadang bisa gini,"
katanya mengangkat sebelah kakinya lalu
tangannya masuk ke kolong kaki. "Cess... cesss..."
Dasar makhluk ajaib. Sejak kapan ada orang
maen drum ala anjing kencing"
Sekarang mata Nina tak lepas memandangi
Kinan yang menggebuk drumnya dengan lihai.
Beda dari Bintang, Kinan keliatan tenang dan
kalem. Sarna"sarna keren. Apa memang kalo
orang main drum jadi keren ya"
*** "Kayaknya ada nyokap gue." Kinan mematikan
mesin motornya. Nina diantar pulang Kinan. Bintang harus
pasrah pulang sendirian. Namanya juga baru
jadian. Masih hangat"hangamya. Kinan mengajak
Nina mampir dulu ke rumahnya. Katanya mau
ganti baju. Nggak enak kalau mampir ke rumah
Nina dengan T"shfrt bau keringat nempel di ba"
dan. Omong-omong soal bau keringat sarna ganti baju, Gembel kebalikannya, dia bilang dia mau
langsung ngaceng di mal. Katanya cewek-cewek
malah suka bau alami khas cowok.
154 Ya ampun, plis deh! Bau alami kan bukan berarti BAU KETEK!!! Rumah Kinan memang tipe-tipe rumah mewah
zaman sekarang. Nina sempat melotot waktu
melirik tiga mobil yang parkir di garasinya.
"Emangnya mama kamu dari mana?"
Kinan menggantung helmnya di setang motor.
"Lho, emangnya aku belum cerita?"
Nina menggeleng. "Mama baru balik dari Belanda. Mama bisnis
ekspor mutiara, sekalian dia ke sana ngurus tem"
pat tinggal sama kendaraan buat Tian. Papa
kayaknya belum pulang."
"Ooo..." Kayaknya Tian ini istimewa banget.
Sekoiah di Belanda. Dibeliin kendaraan pula
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
(kalaupun motor, Tian pasti tipe cowok yang
maunya naik motor gede mirip pembalap atau
Harley yang harganya naujubileh). Tiba"tiba Nina
jadi waswas. "Kamu juga bakal ke Belanda
dong?" Kinan tersenyum lalu mengangkat bahu. "Ayo
masuk." Seorang wanita setengah baya tergopoh-gopoh
menghampiri Kinan. "Eh, Den Kinan. Mau minum, Den" Aduuh, siapa ini" Cantiknya..."
"Ini Nina, Mbok. Nin, ini Mbok Suti, yang
ngurus aku dari kecil."
"Halo, Ivfbok." Nina menjabat tangan Mbok
Suti. "Mau minum apa?" tanya Kinan.
155 "Terserah Mbok Suti aja deh?"
Mbok Suti tersenyum lalu buru-buru kembali
ke dapur. Belum habis senyum Nina buat Mbok Suti,
Nina tercengang melihat wanita cantik yang berjalan turun dari tangga. Wangi parfumnya sudah
sampai ke hidung Nina. Parfum mahal nih"
Pasti mamanya Kinan. "Sore, Tante...," sapa Nina sopan.
"Sore," sahutnya pendek sambil tersenyum
sumringah. "Ayo duduk," katanya ramah.
"Makasih, Tante." Nina mengambil posisi duduk di sofa yang kelihatan empuk dan mahal.
"Kinan, temennya ditawarin minum dong."
"Udah, Ma," Kinan menjawab sopan.
"Siapa ini namanya?"
"Nina, Tante." "Nina temen sekoiahnya Kinan?"
Nina mengangguk. "Ke sini kok nggak bilang-bilang dulu sih"
Tante kan bisa beliin kamu kue..."
Nina tersenyum lagi. "Ah, nggak pa-pa, Tante.
Ini juga baru pulang dari studio band. Sambil
lewat mampir." Mata Mama Kinan beralih ke Kinan. "Studio
band kamu, Nan?" "Iya, Ma," jawab Kinan yang dari tadi banyak
diam. "Kinan ini, kegiatannya memang gitu"gitu aja.
Malah ngeband di kafe segala. Tante pikir, buat
156 apa sih" Kayak kekurangan aja, _sampai harus
cari tambahan di kafe...," Mama Kinan nyerocos.
"Kakaknya, Tian, beda banget. Dia memang hobi
surfing, tapi serius belajar bisnis sejak SMA. Biar
bisa nerusin usaha papanya."
Nina tersenyum garing. Kok mamanya Kinan
begini sih" "Eh, kamu udah kenal Tian?"
Nina mengangguk. "Udah, Tante, waktu itu
saya udah pernah ke sini. Sekali."
Mama Kinan tersenyum bangga. "Ttu anak
Tante yang paling besar."
Udah tau, sahut Nina dalam hati.
"Keliatannya emang badung. Tapi dia menonjol
dalam segala bidang. Cuma kalo urusan cinta"
hhh! Tante pusing deh! Kayaknya belum nyantol"
nyantol. Gonta"gantiii melulu." Mama Kinan ma"
sih nyerocos soal Tian. Entah kenapa, hati Nina terasa mengganjal.
Gimana sih" Mama Kinan pasti tahu dong, ada
tiga cewek Kinan yang "direbut" Tian. Tapi kok
nada ceritanya kayak nggak pernah terjadi halhal tolol semacam itu sih" Ngomongnya di depan
Kinan pula! "Ma, Kinan ke atas dulu ya" Mau ganti baju."
"Memang kamu mau ke mana?"
"Ngajak Nina makan, terus nganterin dia pulang."
Mama Kinan mengangguk. Mbok Suti datang membawa segelas sirop dan
sepotong pai di piring ketik.
157 Waktu Mbok Suti pergi, Mama Kinan berbisik,
"Kinan lebih deket sama si Mbok daripada sarna
Tante. Makanya dia beda banget dari Tian."
Nina nyaris memuncratkan sirop yang masih
mengapung di mulutnya. Sadis amat sih"!
342-2- "Kaget gara-gara mamaku?" Setelah hening di
motor, akhirnya Kinan buka mulut juga. jarinya
mengetuk"ngetuk gelas cokelat panas yang ia
pesan bersama sepotong donat mint.
Nina cuma diam. Malah sibuk mengunyah
brownies-nya. "Mama memang begitu. Yang jelas aku inget,
sejak kelas 3 SD aku mulai sadar aku harus bisa
lebih daripada Tian kalau mau lebih disayang
Mama," katanya pelan. "Dari kecil Tian memang
pinter. Selalu dapat ranking... Aku masih inget
aja tuh, temen-ternen Mama sering ngasih hadiah
buat Tian karena ranking satu," lanjutnya pelan.
Nina meletakkan brownies-nya, lalu menatap
Kinan. "Kayaknya memang aneh, tapi aku sebenernya
nggak bego-bego amat dalam pelajaran. Memang
nggak ranking satu sih, tapi selalu masuk sepuluh
besar. Mama kayaknya nggak puas." Kinan me"
narik napas berat. "Dia semakin keras maksa
aku untuk jadi ranking satu. Mama nggak salah,
cuma aku aja yang nggak sebaik itu."
158 Nina menyeruput cokelat dinginnya. Tangan"
nya pelan meraih telapak tangan Kinan.
"Kayaknya Mama keterusan. Sampai kami berdua besar, dia nggak pernah berhenti ngebandingbandingin. Aku semakin minder. Apalagi, dulu
aku pernah bikin orangtuaku kecewa berat. Padahal aku udah usaha mati-man'an. Tapi berjuang
sendiri malah bikin aku jadi stres. Mama cuek
aja, aku malah jadi nggak semangat. Ujungnya
malah ngecewain." Nina mengernyitkan dahi. "Aku pernah nggak naik kelas."
"UHUK!" Nina tersedak kaget. "Uhuk! Sori,
Nan, sori..." Kinan menyodorkan tisu. "Nggak apa-apa.
Nyantai aja, iagi." Nina diam. Nggak naik kelas" Kapan" Di
mana" Kok Nina nggak tahu" Pertanyaan"pertanyaan konyol yang bisa memperkeruh keadaan.
Setengah mati Nina menahan supaya tak terlontar
dari mulut bawelnya. "Papa kamu?" Rasanya pertanyaan ini masih
bisa ditoleransi. "Papa sih biasa aja. Dia netraI. Tapi juga nggak
bisa belain aku. Dia jarang ada di rumah. Senjata
Mama" dia bilang Papa nggak tau banyak. Mama
yang lebih tau." Nina menyeruput minumannya lagi.
"Ah udahlah! Kok jadi suram gini sih?" Kinan
maksa tertawa. 159 "Nan, kok kamu ceritain semua ini ke aku"
Atau semua cewek kamu udah tau?"
Kinan menggeleng. "Nggak, cuma kamu. Aku
pikir kamu harus tau keadaan keluargaku yang
sebenernya.Sebehnn.kannL"tenahljauhf'
DEC! "Maksud kamu?"
Kinan mengangkat bahu. "Kalo kamu berubah
pikiran untuk..." "Kinan! Aku nggak segitu piciknya, kali
tak Pdh1a nqarah. Kinan nyengir, lalu mencubit pipi Nina. "Iya,
maaf ya" Aku cuma bercanda."
Rasanya Kinan memang penuh kejutan. Nina
sama sekali nggak nyangka. Cowok pendiam, tenang, pintar, berbakat, yang kelihatannya bahagia,
ternyata?" 11! ben- 160 KELAS Nina bising banget. Pesawat kertas,
bola-bola kertas, sampai gagang sapu ijuk melayang ke mana-mana. Belum lagi jeritan histeris
cewek-cewek bergosip. Kadang, "Ah, serius 10?"
terus, "Sumpah 10?" terus, "Gilaaa, nggak nyangka gue...," terdengar di seluruh penjuru.
Biarpun nyaris jadi mahasiswa, kelakuan
cowok-cowok nggak kalah parah. Deden yang
katanya baru belajar breakdance, kejat"kejat di de"
pan papan tulis mempromosikan gaya baru yang
dia pelajari. Kadang-kadang dia loncat kanankiri sambil histeris ala Michael Jackson, "Hui
Hu!" "Gila ya, temyata teman sekelas kita penghuni
kebun binatang semua." Nina menutup kupingnya dengan tangan. "Berisik bangeeet..."
"Lagi bete, ya?" berdasarkan pengamatan Caca,
Nina biasanya nggak pernah protes soal keberisikan kelas barbar ini. 161 "Kok nanya gitu?"
"Biasanya juga 10 ikut"ikutan jadi penghuni
kebun binatang," jawab Caca cuek.
"Bintang mana ya?" Nina celingukan.
Caca meninju lengan Nina pelan. "Nggak usah
ngeles," katanya sok tahu. Tiba-tiba Caca pasang
tampang haus gosip. "Berantem, ya?"
"Ih, rese banget sih!" Nina mendorong muka
Caca supaya menjauh. Saking dekatnya, lubang
komedo yang baru dipencet Caca tadi pagi kayakv
nya ikut cari gara-gara ngeledek Nina.
TUK! Segumpal kertas seukuran biji jagung
mendarat di jidat Nina. Sakit sih nggak, tapi
bikin darah tinggi. Hipertensi tingkat tinggi!
"Oi! Siapa sih nih" Kurang kerjaan banget!!!"
bentak Nina sambil langsung berdiri dan berkacak pinggang. Pokoknya pose tante judes banget deh! "Sori, Niiin, lo kok jadi galak gitu sih?" Rupanya lboy tersangkanya. "Sini balikin peluru gue,"
katanya, nggak mau rugi gara-gara salah sasaran.
"Peluru?" Nina memungut gumpalan kertas
yang tadi membombardir jidatnya.
Rasanya Nina kena serangan jijik mendadak
waktu melihat ada yang aneh di muka Iboy.
Lubang hidung sebelah kirinya penuh benda berwarna putih. Setelah diamat-ainati...
"IHHH!!!" Nina buru-buru melempar gumpalan
kertas yang ada di tangannya. "Jadi ini pelurunya,
itu..." 162 "Ini pistolnya!!!" Iboy ngakak sambil menunjuk
lubang hidungnya yang siap nembak. "HEEHIEE"
Iboy membersit. Cuiiingg, peluru campur upil
melayang mencari korban. "Nggak ada maenan yang lebih jijik lagi, apa"!"
amuk Nina. **H- "Gue lagi sebel aja," sungut Nina. Akhirnya dia
curhat juga. Dengan persyaratan menunggu Bin"
tang datang. "Abis mau gimana dong, Not?" ujar Bintang
tanpa mengangkat wajahnya dari angka"angka
di buku matematika Nina. "Ya" nggak gimana"gimana. Gue pikir kayaknya Kinan pasrah banget"dia jadi broken home
di keluarga yang sebenernya nggak broken home."
"Hah?" Caca melongo
"Kok aneh gitu analisisnya?" celetuk Bintang
sambi1 terus sibuk nyalin PR.
"Yaaah, pokoknya gitu deh! Jadi dia doang
yang menderita, padahal keluarganya bukan keluarga broken home. Aduh! Gimana cara ngejelasinnya, ya" [h, Bintang! Makanya kalo orang ngomong liat sini dong!" Nina darah tinggi sendiri.
Bintang mengangkat mukanya. "Orang ngomong diliatin" Bukannya didengerin?"
"Ih! Rese! Makanya, bikin PR di rumah dong!"
bentaknya galak. 163 "Eh, maksudnya apa sih tadi?" Caca ikutan
jadi bloon. "Duuuh, susah amat ngomong sarna kalian!
Intinya, Kinan itu keliatan bahagia, padahal nggak!"
Caca mengangguk sok ngerti.
Bintang meletakkan pensilnya. "Gini deh, Not,
itu kan masalah intern keluarga Kinan. Lo nggak
bisa juga dong bikin Kinan ngelawan ortunya.
Ya, kan?" Nina mengangguk. "Ya udah, yang penting lo bikin Kinan lebih
pede. Bikin dia seneng, apa lagi sih yang bisa 10
bikin" Apa pun asal pake cintaaa...," Bintang
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menggerak-gerakkan tangannya ala pesulap.
Nina menepis tangan Bintang sebal. "lh! Apa
sih!" Bintang melipat tangannya sambil pasang tampang serius. "Serius, Not. Lo bikin aja sebisa lo.
Gue yakin dia bahagia kalo 10 bisa ngertiin dia.
Kinan anaknya baik kok," .nasihafnya sambil menutup kalimatnya dengan senyum supermanis
dan bijaksana. Nina memandang Bintang takjub. "Serius ba"
nget." Nina iseng mencabut bulu tangan Bintang.
Tapi Bintang memang betul juga sih. Apa yang
bisa Nina perbuat" Kinan kan cuma pacarnya.
Itu juga belum sebulan. *** 164 "Terus"!" Dengan semangat empat lima Nina
mengejar gosip panas yang Kinan bilang. Bukan
sembarang gosip nih, tapi soai Gembel!
Kinan cekikikan sendiri. "Ya gitu deh, kayaknya
si Ajeng itu kepincut banget sama GembeL Dia
sampe dateng ke studio!"
"Hah" Yang bener, Nan" Ngapain?" Nina mem"
percepat langkahnya menyamai langkah Kinan.
Dia suka banget ialan"jalan sore di Ciwalk alias
Cihampelas Waik. Kalo dibayang-bayangin, kayak
lagi di mana" gitu. -"Gini," Kinan pasang gaya banci, "Mas Gernbeeel, Ajeng kok keingetan Mas Gembel terus,
yaaa" Rambut Mas Gembel yang trendi, wangi
badan yang alami, belum lagi gaya dandan Mas
Gembel yang cuek...."
Nina ngakak. Akhir-akhir ini Kinan doyan banget bercanda. "Bukannya rambut Gembel kayak gitu garagara jarang cuci rambut?"
"Betuli" Kinan mengacungkan jempolnya.
"Terus, baunya itu kan gara-gara?"
"Jarang mandi!" Kinan menggoyang-goyangkan
telunjuknya. "Caya dandan" Bukannya dia emang jarang
ganti baju?" "Ya! Seratus!" Nina cekikikan. "Tapi yang namanya Ajeng itu
nggak rabun ayam, kan?"
Kinan ber1agak mikir sambi1 mengusap-usap
165 dagunya gaya detektif. "Kayaknya bukan rabun
ayam, tapi lebih gila dari rabun ayam! Parah
banget rabunnyal" Nina ngakak. "Cantik?"
Jari Kinan terangkat ke atas membentuk lambang metal. "Metaaal! Antingnya segede anting
sapi nih, di sini!" Kinan memencet tengah hidungnya. Butik"butik lucu berderet di salah satu sisi
Ciwalk. Tapi banner"banner warna meriah yang
kelihatan mencolok di ujung jalan lebih menarik
perhatian Nina. Biasanya kalau ada ramai-ramai
begitu pasti ada pembukaan toko baru.
"Nan, kayaknya ada yang baru buka tuh. Eh,
ada diskonnya. Toko apa ya?"
"Kita liat" aja ke sana. Mau?" Kinan meraih
tangan Nina. WAH! Enteng banget ya Kinan" Mana dia tahu
Nina terkaget"kaget sampai mukanya merah padam. Padahal dulu Beni juga sering menggandeng
tangannya. Tapi nggak bikin deg"degan ruh, habis
Beni orangnya "ringan tangan". Candeng"menggandeng im sa1ah satu hobinya. jadi sarna sekaii
nggak aneh. Ternyata toko perhiasan. Khusus menjual emas
putih dan beriian. Lucu-lucu. Keren banget. Hari
gini emas warna kuning kayaknya kurang keren
deh. Ma1ah kadang kelihatan norak.
"Ih, lucu banget!" Nina menunjuk kaca etalase.
Di balik etalase, liontin iucu berbentuk sapi dea
166 ngan butir berlian kecil menjadi matanya terpajang dengan embel"embel diskon 50%.
"Suka sapi?" "Lucu aja. Gendut, pokoknya lucu deh! Harga"
nya berapa ya?" Nina bermanuver sedemikian
rupa supaya bisa mengintip harganya.
"Yang itu, Mbak?" Entah nongol dari mana,
salah satu pelayan toko berseragam putih berdiri
di belakang Nina. Mas-mas ini pasti keturunan
Tionghoa. Putih banget. '"ng Nina jadi ragu. Pasti mahal banget.
Dia takut nanti dipaksa beli. Mana dia orangnya
nggak tegaan. Yang paling parah, nggak punya
duit. "Mau liat"liat dulu juga nggak apa"apa kok,
Mbak," kata si Mas seperti membaca pikiran Nina.
"Harganya berapa, Mas?" tanya Nina to the
point. "Yang ini, ya" Ini harga sebelum diskon. Satu
juta seratus lima puluh..."
GLEK! Nina menelan ludah.
"Didiskon lima puluh persen, jadi lima ratus
tujuh puluh lima ribu. Murah banget lho, Mbak,"
promosinya bikin Nina makin ngiler.
Nina diam. Liontin itu memang lucu banget.
Pasti kilauannya jadi keren kalau dipakai dengan
baju-bajunya. Nggak perlu ke pesta, buat aksesori
jalan"jalan sehari-hari aja. Harganya memang
cukup "murah" untuk ukuran emas putih bertatah berlian. Tapi kan...
167 "Lain kali aja ya, Mas" Saya mau liat-liat dulu,"
elak Nina. Si Mas tersenyum manis. "Nggak pa-pa, Mbak.
Diskonnya masih sebulan lagi kok. Tapi kalo
Mbak belinya setelah masa diskon, harganya
nggak bakalan naik sampai satu jutaan kok,
Mbak. Pasti harga khusus," cerocos si Mas. Wah
pasti pramuniaga baru nih! Masih ramah biarpun
pelanggannya cuma lihat-lihat dan nggak beli.
"Yuk, Nan." Nina tersenyum manis pada si
Mas yang ramah dan baik hati itu. "Makasih ya,
lain kali mampir lagi." Suaranya sayup-sayup.
"Kamu suka liontin tadi?" tanya Kinan sambil
menggandeng tangan Nina. "Suka sih suka. Harganya yang aku nggak
suka. Mahal," sungutnya.
Kinan merangkul Nina mesra. "Kalau gitu,
nanti aku beliin deh buat kamu."
Muka Nina langsung cerah. "Beneran?"
Kinan mengangguk. "Beneran. Janji. Tapi sabar,
ya?" Nina memeluk pinggang Kinan. "Makasih
yaaa...." 168 ...u-' 1 lGA bulan!!! Dan Nina masih pacaran sama
Kinan. Beda sama yang lain, belum tiga bulan
sudah bubar jalan. Kecuali Beni yang bikin semua
berantakan pas peringatan tiga bulanan mereka!
UGH!!! Nina jadi dendam kesumat kalau meng"
ingat peristiwa horor itu. Tapi Nina cukup puas
waktu mendengar kabar Beni disikat ortunya,
karena Bintang diam-diam menelepon ke rumah
Beni, memberi kabar bahwa anak mereka terkurung di kamar mandi. Sekalian membeberkan
kenapa makhluk idiot itu bisa ada di situ. Beni
langsung dianggap bikin malu orangtuanya.
Nina senang banget waktu tahu Bintang tetap
mengadukan kebrengsekan Beni biarpun sudah
Nina larang. Dan dia menepati janji untuk nggak
menghajar Beni. Biar orangtuanya yang mengurus,
gitu kata Bintang. "Not!" Caca berlari-lari kecil mengejar langkah
Nina. Nina mengerem langkahnya menunggu Caca
169 sampai di sisinya. Tumben datang jam segini.
Biasanya sobatnya yang satu itu seialu datang
pagi-pagi buta. Biasaaa..., pacaran dulu. Nina
baru sadar Caca berlari ke arahnya sambil rne"
nyeret"nyeret Karel.
"Halo, Nin." Karel nyengir sambil merapikan
rambutnya yang jigrak karena lari-lari tadi.
"Apa kabar, Rel" Jarang ketemu deh kita."
Nina memukul lengan Karel pelan.
Karel cengengesan. "Iya nih..."
"Sibuk pacaran sih..."
Karel nyengir lagi. Kaeamatanya terangkat se"
dikit. "Udah ya, gue ke kelas duluan. Dah, Sayang"." Karel. melenggang ke kelasnya yang berlawanan arah. "Lo ngejar-ngejar gue cuma gara-gara Karel
bakal ninggalin 10 ke kelasnya?" Nina melirik
Caca curiga. "Kok lo berprasangka buruk gitu sih"! Gue
bawa berita penting, tau!"
"Penting banget ya, sampe 10 rela lari"lari?"
Dengan gaya transaksi terlarang di film-film
action, Caca menggerak-gerakkan telunjuknya
minta Nina mendekat. "Ini soal Kinan..."
Mendengar nama Kinan disebut-sebut, wajah
Nina langsung bersemu merah.
"Dasar penganten baru! Baru denger namanya
aja muka 10 udah blushing kayak pantat monyet
gitu!" 170 Nina menarik kucir kuda Caca sebal. "Udah,
nggak usah pake acara ngeledek orang. Berita
penting apa?" tanyanya galak.
"Ne, no, no... jangan di sini. Kita cari tempat
sepi dulu." Perasaan kok jadi ngeri ya"
**St" Pojok kamar mandi lama memang paling strategis
buat berbagi rahasia. Sepi karena sudah hampir
tak terpakai (juga tak terumsi), jauh dari jangkau"
an manusia (terutama guru-guru). Jangan tanya
baunya!!! NAUIUBILEH! Gimana nggak bau,
cowok"eowok yang kebetulan lewat sana dan kebelet pipis, dengan santainya pipis di pojokan
luar kamar mandi. Daripada masuk dan ketemu
makhluk"rnakhluk horor yang melegenda" Bau
pesingnya bisa dicium dari radius beberapa meter.
IH! "Awas aja 10 kalo infonya nggak penting"
Buang"buang waktu iya, ketemu setan gundul
juga iya!" rutuk Nina yang sebel banget kalau
harus ngapa"ngapain di tempat ini. Jangankan
ngobrol kayak sekarang, lewat aja males.
Caca mengkeret. "Jangan ngomong 's' gundul
doong, bikin rusak suasana aja." Caca nggak berani nyebut kata sefarz. "Kalo nggak penting"
penting amat, gue juga males banget ke sini."
Tiupan Nina membuat debu yang menempel
171 di meja tua yang tertumpuk di situ beterbangan
ke mana"mana. "Uhuk! Uhuk! Ayo buruan cerita!
Bisa asma nih?" Setelah celingukan ke segala penjuru mata
angin, Caca bersiap"siap mengeluarkan infe "penting" dari mulutnya. Saking takut ada yang dengar, dia sampai membuat suaranya pelaaannn...
banget. Mulutnya aja yang mangap-mangap. Tapi
nggak ada suaranya. "Cai Niat ngasih tau gue nggak sih" Lo ngomong apa?" Caca meringis. "Jangan kaget, ya?"
Nina melotot. ' "Oke, oke" Kemaren kan gue ketemu temennya
Karel, anak SMA Putra Jaya, namanya Ikhsan."
"Terus?" "Ikhsan ngasih tahu kami, katanya ada anak
sekolahnya yang pindah ke SMA kita waktu
kenaikan kelas dua dulu," lanjut Caca serius.
"Karena fu anak nggak naek kelas..."
Nina menyunggingkan senyum penuh kemea
nangan sebelum membuka mulutnya dan mengeluarkan kalimat spektakuler yang bikin Caca jantungan karena kaget. "Orang itu Kinan, kan?"
tembak Nina langsung. Caca melongo. "Hah" Kok lo tau?"
"Tau lah! Orangnya sendiri yang cerita ke gue.
Dia emang cowok yang bisa dipercaya. Masa
lalu suramnya aja buru-buru diceritain ke gue,
172 sebelum ketauan biang gosip kayak 101" ledeknya
sambil menjawil hidung Caca.
"Eh, tunggu dulu! Jangan buru-buru ngerasa
menang, Not! Ada juga berita laen. Kayaknya
Kinan pasti belum cerita," tukas Caca yakin.
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
,, Apa?" "Dia itu dulu bosnya geng motor di sana. Dia
diskors gara-gara tawuran antargeng!!! Nggak
nyangka, kan?" Kali ini kalimat Caca yang bikin Nina melongo.
WHAT" Bos geng motor" Cowok lembut macam
Kinan"! Diskors"!
"Not?" "Le yakin bukan Kinan yang laen?"
Caca memutar bola matanya. "Di sekolah itu,
cuma satu orang yang namanya Kinan, ya Kinan
10 itu," katanya lagi. "Tapi tenang aja, dia udah
insaf!" Nina melamun. "Kok dia nggak cerita sama
gue, ya?" "Kali aja dia malu. Itu kan masa lalu yang
males banget diinget."
"Ah, elo sih, ngasih tau gue segala. Sekarang
gue jadi bingung niiih!"
Caca mendelik. "Lho, gue kan ngasih tau se"
suatu yang harus lo tau. Biar nggak kaget kalo
ada yang ngomong. Lagian yang penting kan
orangnya udah sadar," Caca mengakhiri kalimatnya tanpa merasa berdosa sudah membuat hati
Nina gundah gulana tak keruan karena cinta.
173 36361- Info dari Caca di kamar mandi bau pesing tadi
sukses bikin Nina puyeng karena kepikiran. Sekarang dia sibuk merengek"rengek (seperti biasa)
sama Bintang yang masih banjir keringat habis
latihan panjat dinding yang baru dipasang di
sebelah lapangan basket sekolah. Saking niatnya
merayu Bintang, Nina sampai rela menunggu
Bintang latihan sejak bel pulang sekolah tadi.
"Hah" Udah gila ni anak! Ngapain sih sampe
segitunya" Kan dianya juga udah sadar!" Bintang
panik mendengar permintaan Nina yang aneh
bin ajaib. "Tang, ini demi kebaikan kita bersama!" katanya kayak slogan TV. "Gue harus yakin Kinan
bener"bener udah lepas dari pergaulan yang
ancur-ancuran itu," pinta Nina memelas.
Begini nih yang bikin Bintang kelabakan. "Tapi
nggak perlu ngirim gue jadi mata"mata, kan?"
"Bukan mata-mata, Bintang." cuma minta tolong mastiin..." "Terus apa namanya kalo bukan mata-mata,
Ninooottt?" "Ehm, informan?"
"Bloonl Sama ajal" Bintang menoyor jidat Nina.
"Nggak! Nggak!"
"Iya! Iya!" Nina mengangguk"angguk.
174 "Nggaaak!" Bintang geleng-geleng kenceng
banget. "Iyaaa...," Nina mengangguk sedalamadalamnya. Bintang diam. Nina diam. Tapi matanya nyolot.
"Makasih ya, Tang! Lo baek deh!" suara Nina
memecah keheningan. "Hah" Siapa yang bilang mau?"
"Ah, siapa suruh diem aja"! Gue tunggu laporannya Minggu ini," ujar Nina seenaknya.
"Nggak bisa! Terus latihan band gue gimana?"
"Bagi waktu deng! Masa gitu aja pusing! Katanya udah hampir kuliah." Nina ngeloyor pergi
sambil sebelumnya menoleh dengan dramatis.
"Gue tunggu kabarnya! Titik."
Tinggal Bintang yang melongo. Itu anak betu1betul gila! 175 BINTANG memang top! Nina selalu bisa ngan"
delin Bintang. Sahabat nomor satu deh"! Buktinya, dalam waktu cuma seminggu lebih, dia bisa
dapat info yang cukup akurat tanpa perlu ikutikutan jadi geng motor. "Informasi apa yang 10 butuhin?" tantang
Bintang sambil mengetuk"ngetukkan stik drumnya
ke meja di teras paviliunnya. Rupanya dia serius
main drum. "Sok banget 103 Emang apa aja data yang 10
punya?" Bintang menjentikvjentikkan ujung stik drumnya
ke ujung hidung Nina. "Lo tanya, gue jawab!
Anda minta, kami beri."
"Najis! Norak banget sih. Oke, gue tes."
Kedua telapak tangan Bintang terbuka lebarlebar tanda "silakan aja".
"Kenapa Kinan keluar dari SMA Putra Jaya?"
Bintang menjeritikkan jarinya. "Keciiilll, segede
176 upil semut! Jelas aja, orang dia nggak naek kelas
di sana, makanya pindah ke sini. Jadi bisa langsung seangkatan lagi sama kita-kita. Next!"
"Yang ini pasti nggak upil semut! Apa masalahnya sampe geng motor Kinan berantem sama
geng motor lawannya" Hayoo" upil gajah, kan?"
Nina ikutan norak. "Ah! Sama aja, upil anak semut! Dia berantem
gara-gara cewek yang namanya Mitha!"
DEG! Wajah Nina langsung merah padam.
Cewek"! ]adi Kinan pernah sampai tawuran garagara cewek" "Eh, Not, kalo lo nggak mau denger yang ini,
10 boleh pass ke pertanyaan laen kok." Entah
gimana caranya, Bintang bisa menangkap kegelisahan Nina. "Nggak pa-pa. Cerita aja," sahutnya pelan.
Bintang salah tingkah. Dia tahu betul Nina
cemburu dan berandai-andai seperti apa makhluk
yang bernama Mitha itu. "Yaaa, dia naksir berat
sama Kinan. Itu cewek dari SMA lawannya. Mei
nurut informan gue, Kinan itu manusia nggak
tegaan sedunia, jadi dia terima deh tuh si Mitha.
Lama"lama dia nggak sanggup juga, terus diputusin. Mitha nggak terima, jadi deh anak sekolah
tetangga pada berang" Mitha kan bohai abiiisss!"
ujar Bintang panjang"lebar.
Biarpun sebel, Nina sedikit lega. Jadi Mitha
yang bohai itu yang ngejar-ngejar Kinan"! Wah,
boleh juga! 177 "Kenapa Kinan keluar dari geng motornya"
Kan biarpun pindah sekolah, dia bisa aja terus
ikut tu geng motor..."
Mendengar pertanyaan ini Bintang mendadak
bungkam. "Tang"! Ah, lo nggak dapet infonya, ya" Ternyata le nggak terlalu akurat nih! Payah!"
Bintang mengusap-usap dagunya. "Bukan gitu,
Not..." "Abis apa dong" Buktinya lo diem aja..."
"Kayaknya itu bukan info penting buat 10."
Mata Nina menatap Bintang tajam. "Bintang,
mau ditabok orang gila?" geram Nina. Kelemahan
Bintang yang fobia orang gila memang kebangetan. Dia bukan sekadar takut, tapi fobia! Denger
kata orang gila aja Bintang bisa ketakutan sendiri.
"Iya, iya, nggak usah bawa-bawa itu dong!"
protesnya. "Emmm...," mulut Bintang komatkamit bingung. "Aduh, lo kan tau gue paling
nggak bisa liat 10 sedih, Not?"
Nina mencengkeram lengan Bintang. "Sedih
kenapa lagi" Yang bener ah!"
"Dia keluar dari geng motor itu soalnya dia
pernah masuk penjara sebulan, gara-gara ketangkep bawa lima linting ganja. Katanya temennya
yang masukin ke tas dia waktu ada razia. Nggak
ada yang melihat hal itu, tapi yang jelas Kinan
sakit hati banget. Orangtuanya nggak percaya
sama dia, temennya. sendiri tega ngejebak dia
kayak gitu." 178 Kepala Nina serasa melayang-layang. Separah
itukah masa lalu Kinan" Tapi kenapa dia nggak
ceritain semuanya" Kenapa cuma sebagian" "Tapi
dia bebas dalam sebulan?" tanya Nina tergagap"
gagap. Setahu Nina, urusan dengan narkoba itu
hukumannya lumayan lama. "Lo kan tau ortunya banyak ini"," Bintang
mengisyaratkan uang dengan jarinya. "Ditebus"
lah..." Hening. Rasa-rasanya Nina nggak menyesal
minta Bintang cerita soal itu. Tapi dia juga penasaran pengin tahu semuanya. Dadanya terasa
sesak mendengar cerita Bintang. Kenapa harus
Bintang yang cerita, kenapa bukan Kinan"
"Siapa sih temennya itu?"
Bintang pucat mendadak. "Tang?" "Ng, nggak perlu. ya, Not" Buat apa sih, itu
kan masa lalu." Semakin Bintang mengelak, semakin Nina pe"
nasaran. "Siapa?"
"Hhhh," Bintang membuang napas keras"keras.
"Namanya Reina"pacar Kinan waktu itu. Mereka
baru sebulan pacaran. Dan Kinan suka banget
sama dia." Entah kenapa air mata Nina tiba-tiba mengalir.
"Tuh kan.?" Bintang mengusap-usap kepala
Nina. ' Nina, Nina, kamu nggak sadar bahwa setiap
kali kamu sedih, ada satu orang lagi yang sedih....
179 **H- BUGH!!E Kinan meninju tembok studio dengan
"gusar. "Aku bukannya nggak mau cerita sama
kamu. Tapi buat apa"! Masa lalu aku yang begitu
bukan sesuatu yang bagus buat jadi bahan cerita,"
katanya gemetar. Nina menarik lengan Kinan. "Nggak perlu cerita
bagus! Aku cuma mau denger cerita itu dari mulut
kamu! Aku terpaksa nyuruh Bintang karena aku
nggak percaya cerita Caca! Ternyata semuanya
bener, lebih parah, malah!" Nina terengah-engah.
"Aku cuma pengin denger itu semua dari kamu,
Nan.?" Air mata Nina mulai bercucuran. "Aku
mau kamu jujur tentang diri kamu..."
Kinan menelungkupkan wajahnya ke tembok.
"Sekarang kamu mau apa lagi" Semuanya kamu
udah tau. Semua yang kamu denger emang
bener," suaranya melembut.
Nina mengusap punggung Kinan. "Itu dulu
kan, Nan?" Kinan berbalik. Tangannya merengkuh bahu
Nina. "Iya, itu duiu. Aku yang sekarang ya yang
kamu liat setiap hari"main musik, seni, studio,
kamu...," katanya pelan.
Nina menatap mata Kinan. "Reina?"
"Dia aku anggap udah mati! Nina, dia udah
nyakitin aku segila itu! Mana mungkin aku masih
punya perasaan sama dia" Manusia yang nggak
180 punya perasaan." Telapak tangan Kinan meremas
bahu Nina. Perasaan Nina lega, tapi juga nggak lega.
Pokoknya nggak jelas... "Nin?" "Ya?" "Dua minggu lagi kamu ulang taun, ya?" sea
nyum lucu menghiasi bibir Kinan. Urat"uratnya
yang tadi nyolot bertonjolan sekarang normal
kembali, menjadi Kinan yang lemah lembut, sa"
bar, dan penuh pengertian seperti biasanya.
"Kamu inget?" "Ya inget dong!" jawab Kinan bangga. "Minggu
depan aku bakal beli kado buat kamu. Udah aku
ineer. Tinggal belinya aja. Aku yakin minggu depan pasti aku beli."
"Idih, beli kado kok bilang"bilang. Kan harusnya kejutan!" Nina cemberut.
"Biarin aja. Biar kamu tau, aku niat banget
beliin kamu kado." "Aku terima niatnya, jangan lupa kadonya."
Kinan mencubit pipi Nina. "Katanya kejutan.
Kok sekarang maksa" Kado kan keikhlasan orang,
mana boleh minta." "Yeee..., situ yang nawarin! Ngomong-ngomong,
kenapa harus minggu depan" Tanggal keberunv
tungan?" tanya Nina heran.
"Mau tauuu aja! Pokoknya, kado buat kamu
ini didapat dengan penuh perjuangan." Tangan
Kinan mengepal ke udara. 181 "Kadonya kepala babi hutan, ya?"
Alis Kinan mengernyit bingung. "Kok?"
"Kan kamu harus berjuang lari zig"zag, supaya
kamu yang nangkep babi hutannya, bukan babi
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hutan yang nangkep kamu. Hehehehe..."
Kinan ngakak. "Kamu mau kepala babi hutan?"
Nina manyun. "Ya nggak lah! Makanya kasih
bocoran dooong!" rengek Nina manja.
Kinan mengerling nakal. "Ad-daa ajah!" Lalu
merangkul Nina dan menjitak kepalanya ber"
canda. 182 MALAM Minggu ini akhirnya mereka sepakat
ngumpul di Embargo BSM. Caca dandan abis"
abisan. Rencananya nanti Karel bakal jemput dia
dan mereka bakal terusin malam Mingguan-nya.
Dasar nggak mau rugi. "Iangan-jangan kadonya cincin tunangan
tebak Caca sok tahu. "Asal banget k), Ca. Emangnya tunangan gampang" Pake cincin doang" Kalo nebak yang
mungkin-mungkin aja deh."
"Lho, gue bilang kan jangan"jangan. Artinya
kan sama aja dengan mungkin," Caca membela
diri. "Lo lagi pengin sesuatu nggak?" akhirnya Bintang nggak tahan diem terus.
Nina mikir. "Ada sih..., tapi kayaknya nggak
mungkin itu. Harganya mahai banget. Perhiasan,
liontin gitu deh." ||; 183 Caca mendelik. "Nggak ada yang nggak mungkin." Bintang mengangguk setuju.
**H- Kinan terpaksa berbohong clan ngg gak malam
Minggu- an bersama Nina hari ini. Dia betulbetul terpaksa Berkali"kali dia bisa lolos dari Nina
tanpa berbohong dan nggak ketahuan masih
sering balapan karena Nina jarang minta jalan"
jalan malam Minggu. Sore adalah waktu favorit
Nina. Sebelum jam sembilan, Nina penginnya
sudah ada di rumah. Jadi, acara balapan motor
Kinan aman karena baru mulai sekitar jam sebelas malam. Malam Minggu ini mendadak Nina
minta Kinan ikut ngumpul di Embargo. Mana
bisa"! Balapan yang satu ini penting, dan Kinan
HARUS menang! "Jadi 10 siap turun nih?" Ekhsan menatap Kinan
nggak yakin. Hari ini balapan bakal dimulai lebih
cepat dari biasanya jalanan aman!
Kinan memain- -mainkan gas di tangan kanannya sementara tangan kirinya menenteng helm
_qu face" nya "Lo udah nggak percaya sama ke"
mampuan gue" Atau takut motor lo rusak?"
Wajah ikhsan langsung berubah nggak enak.
"Bukan gitu, bro," sahutnya. Entah kenapa, rasa"
nya malam ini perasaannya nggak enak.
Kinan memasang helm full face"nya. "Mana
sarung tangan gue, San?"
184 Ikhsan menyerah dan mengulurkan sarung tangannya. "Atiwati sama si Bobi, anak baru itu.
Dia suka curang. Lo jauh"jauh aja dari dia."
Jempol Kinan teracnng. "Yes, Boss!" tangannya
merogoh saku. "Nih, gue pasang buat diri gue
sendiri tiga ratus ribu!"
Ikhsan melongo. "Banyak amat" Lo yakin ba"
nget menang, ya?" "Gue harus menang." Kinan memajukan motornya ke garis Start. 51-51-31- Bintang melahap potongan terakhir cake cappuccinonya. "Emangnya Kinan hari ini ke mana" Kok
nggak ke sini?" Nina meiirik sebal. "Dari tadi kan udah dibilangin. Dia" lagi... beli... KADO. Buat gue,"
katanya pede. "Malem-malem gini" Ini kan udah nyaris jam
sepuluh lewat," selidik Bintang curiga.
"Kadonya jimat antibacok, kali. Makanya beli"
nya malem-malem," ceietuk Caca.
Nina mendelik sewot. "Sialan! Buat apa juga
gue jimat antibacok?"
Caca cengengesan. "Wah, tuh Karel. Gue mau
nonton midnight nih."
"Baru gue mau nanya Karel mana, orangnya
nongol. Panjang umur." Nina melambai ke arah
Karel. "Gue jadi kangen sama Kinan. Jangan185 jangan kadonya buatan tangan gitu ya" jadi dia
sibuk bikin seharian. Rajutan kali, ya?"
Bintang melirik heran. "Lo gila ya, mikir Kinan
ngerajut?" Nina angkat bahu. "Siapa tau... namanya juga
kado istimewa." Bintang geleng-geleng kepala.
X"x"PE" Kalau bisa menyalip Bobi sekarang, Kinan pasti
menang! "Sikat, Naaan!!!" pekik Ikhsan di pinggir jalan.
"Cile! Nggak nyangka gue manusia itu! Dia
masih jago aja," katanya menepuk"nepuk bahu
Ivan. "Aduh!!! Tangan lo bau, matian!"
Ikhsan refleks mencium tangannya. "Bau apaan" Gue belom ke WC."
"Bau duit!" Lalu mereka ngakak bersama.
"Si Bobi mau ngapain tuh"!" seorang cowok
' menunjuk ke arah Bebi yang setengah mati men"
dekati Kinan yang nyaris sampai ke finish.
"Naaant Awas si Bobi, Naaan!" ikhsan bera
teriak-teriak histeris. Terlambat! Garis finish di depan mata. Bobi
mendorong bahu Kinan. "Kinaaan... anjritllf Celaka kita, mani"!" pekik
Ikhsan. Ckiiiiiittt... BRUKKTEI SERRRRRRTTT"
186 Kinan masuk Finish dengan kepala membentur
aspal dan badan terseret motornya sendiri.
"Gue harus menang," katanya pelan, lalu ping"
san. "Bobi! Brengsek 10! Jangan kabuuurrr!!!"
187 UPACARA Senin memang menyebalkan. Terik
matahari bikin'bete. Belum lagi pidato Kepsek
yang panjang"lebar. Mana isinya nggak penting.
"Minggu dia nggak nelepon gue. Ditelepon
juga nggak aktif, telepon rumahnya nggak ada
yang ngangkat. Ke mana ya?" bisik Nina.
"Keluar kota, kali," tebak Caca asal.
"Nggak mungkin. Sekarang aja dia belum dateng." "Paling telat," hibur Caca.
"Anak-anakku...," Pak Kepsek membuka pidatonya. "Istrinya Pak Kepsek berapa ya" Anaknya sampe satu lapangan bola?"
"Hus!" Nina eekikikan.
"Pagi ini ada berita duka..."
"Harga siomay naik seiring kenaikan harga
BBM, ya?" celetuk seorang cowok, yang langsung
dibentak Pak Kepsek. 188 "Teman kita, Kinan Fitrah Rajasurya, tadi malam mengembuskan napas terakhirnya di Rumah
Sakit Borremeus. Dia koma setelah mengalami
kecelakaan Sabtu malam kemarin. Mari kita doa"
kan bersama, semoga..."
Nina nggak mendengar lagi apa yang Pak Kepsek bilang. Matanya buram tergenang air mata.
"Ca, yang meninggal itu anak kelas berapa, Ca"
Kita nggak kenal, kan?" racaunya panik.
"Tenang, Not, tenang?" Caca memeluk Nina.
"Sabar?" "Ca, siapa sih yang meninggal" Kita nggak
kenal, kan?" ulang Nina.
Air mata Caca menitik. Ya Tuhan, Nina menangis lagi. Dan dia betul"betul kehilangan kali ini.
Caca jadi ikut"ikutan nangis terharu. Kinan itu
cowok yang cocok buat Nina. Tapi. sekarang...
"Pasti ada penjelasannya, Not?" Tiba-tiba
Bintang keluar dari barisannya dan berdiri di
sebelah Nina. Barisan upacara jadi berantakan.
Semua jadi heboh. Beberapa cewek ikut menangis
histeris. Sepertinya mereka. itu secret admirer-nya
Kinan. "Bintang..." "NINA!!! BANGUN, NIN!!! Panggilin petugas
UKS dong! UKS!!! ADA YANG PINGSANH!"
96-21-1- "Udah baikan?" tatap Bintang lembut. Di sisi
189 tempat tidur juga ada Caca, Karel, dan beberapa
teman lainnya. Nina menatap temannya satu per satu.
"Bintaaang!!! Huhuhu..." Apa-apaan sih dia" Lagi
apa" Kecelakaan apaaa" Huhuhuhu... dia kan
lagi" lagi beli kado buat gueee... Ah! Ya ampun,
Kinaaan..." Nina sesenggukan lalu ambruk ke
pelukan Bintang. "Nin, sabar, Nin..." Caca ikut menangis sambil
memeluk Nina. "Nin, kita ke rumahnya, ya" Kinan bakal dikubur siang ini. Pak Kepsek ngasih izin kita ke
sana. Lo ikut, ya" Lo harus sabar," tambah Karel
bijak. SABAR?"" APA" BAGAIMANA MUNGKIN
NINA SABAR"! sisa "Tante, Nina boleh masuk ke kamar Kinan?" Selesai pemakaman Nina langsung ikut ke rumah
Kinan. Mama Kinan mengangguk. Papa Kinan ada di
situ. Dia cuma diam, tidak banyak menunjukkan
emosinya. Tian menangis habis-habisan karena
merasa banyak salah pada adiknya.
"Tante...," panggil Nina sebelum naik ke kamar
Kinan. "Kinan sayang Tante... dia selalu pengin
Tante bangga." Nina meninggalkan mama Kinan
yang langsung meraung-raung sedih. Memang
190 betul, kita bakal merasa sesuatu itu berarti saat
kita sudah kehilangan sesuatu itu.
Di pojokan, Tian tampak meringkuk, matanya
menatap keseng. Nina nggak punya masalah
sama Tian, tapi dia betul-betul malas kalau harus
bertemu Tian. Kamar Kinan rapi. Dibandingkan kamar pavi"
liun Bintang, kamar Kinan bisa dibilang sangat
apik untuk ukuran cowok. Nina menatap sekea
lilingnya nanar. Matanya terpaku pada pigura
kecil yang bertengger di atas komputer. Di dalamnya ada foto Nina. Foto yang kelihatannya di"
ambil Kinan diam"diarn pakai kamera ponsel lalu
dicetak. Nina tahu foto itu diambil diam-diam
karena selama ini belum sekali pun Kinan minta
Nina untuk difoto. Foto itu kelihatan agak buram,
tapi dibingkai dalam pigura lucu.
Nina menutup mulut dengan kedua tangan.
Kinan, apa yang kamu pikirkan waktu itu"! Kenapa kamu tega ninggalin aku secepat ini" Memangnya kamu pikir aku nggak kehilangan"
Nggak kangen" Keterlaluan kamu, Kinan!!!
31%)" Dengan keras Nina menyentakkan lengan Bintang
yang mencengkeramnya. Saking khawatirnya,
Bintang sengaja nangkring di depan rumah Kinan
menunggu Nina keluar. "l .epasin, Tang.- 191 "Lo mau ke mana sih" Sini biar gue anter!"
"NGGAK!!! Gue mau ngehajar temen-temennya
yang ngebiarin Kinan balapan sampai harus jadi
kayak gini!" Bintang menarik tangan Nina. "Buat apa sih"!"
"Mereka harusnya ngingetin Kinan dong! Itu
kan bahaya! Liat hasilnya! Lepasin gue, Tang!!!"
"NINA!!!" teriak Bintang. "Emangnya tindakan
10 bisa bikin Kinan hidup lagi" HAH" Lo pikir
mereka juga bakal terima dituduh begitu" Semuanya kan kemauan Kinan!!!" Bintang memutar badan Nina ke arahnya lalu menatap matanya lekatlekat. Sahabatnya ini benar"benar terluka. Matanya penuh air mata. "Sadar dong, Nin, jangan
kayak gini... Gue bingung..." Bintang sudah lupa
menyebut "Ninot". Kalau aja nggak ada yang
lihat, Bintang rasanya pengin banget ikut nangis. "Tang, kenapa, Tang?" Caca yang baru datang
berlari ke arah mereka diikuti Karel di belakangnya.
"Tolongin gue, Ca, Ninot...." Bintang meng
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gantung kalimatnya karena nggak sanggup lagi
berkata"kata. Caca burneburu memeluk Nina yang masih
bercucuran air mata. Karel merangkul Bintang
dengan tampang panik. "Not, jangan kayak gini dong... Kinan pasti
sedih kalo liat lo kayak gini." Caca mengusapusap pipi Nina. "Semua tindakan dia pasti ada
alasannya, Nin?" 192 Nina menangis keras"keras. Kenapa akhirnya
harus begini, saat dia sedang betul-betul jatuh
cinta"! 51-31-36 "Jangan gini dong, Nin" ayo makan. Kasian
Papa, dia khawatir banget. Papa sampai izin pu,
lang lho dari kantor," bujuk Mama sambil mengusap punggung Nina. Nina tetap bergeming di balik selimutnya.
Matanya bengkak. "Makan, ya" Semua nunggu kamu di meja
makan. Ayo dong, Nin. Kalo kamu kayak gini,
Kinan juga yang kasian. Dia pasti nggak mau
kamu kayak gini." Mama menarik selimut Nina
pelan. Nina bangun lalu duduk di sebelah Mama.
"Mama nggak tau sih gimana perasaanku... Aku
kecewa banget sama Kinan."
"Hus! Nggak boleh gitu, Nin. Setiap kejadian
itu pasti ada hikmahnya," nasihat Mama.
Nina tersenyum kecut. "Tumben bisa bijak"
sana..." Mama menggeser duduknya lebih dekat.
"Mama tau kok perasaan kamu. Tapi, Nin, dalam
hidup yang namanya perpisahan itu pasti ada.
Kamu nggak tau kapan, kamu nggak tau kenapa,
itu dateng begitu aja. Tinggal gimana kamu menyikapinya. Apa kamu mau bikin Kinan kecewa
193 sama kamu kalau kamu terus kayak gini?" Mama
mengusap rambut anak bungsunya.
"Tapi, Ma", kalau Kinan nggak balapan kan?"
"Hus! Kamu nggak boleh ngomong begitu. Perjalanan kamu masih panjang. Belum tentu ini
perpisahan terakhir kamu. Kamu tau nggak"
Mungkin aja Tuhan punya orang lain yang lebih
baik daripada Kinan untuk kamu."
Nina memeluk bantalnya. "Kinan udah cukup
baik buat aku." "Maka itu, Nin, mungkin Tuhan ngambil Kinan
supaya waktu kamu ketemu sama jodoh kamu,
Kinan nggak pernah jadi milik orang lain. Sampai
kapan pun Kinan tetep jadi Kinan yang dulu. Di
sini...," Mama menunjuk dadanya.
Nina memeluk mamanya sayang. "Makasih ya,
Ma.?" 1941: HARI ini hari ulang tahun Nina. Mata Nina
masih sembap nggak keruan karena baru lewat
seminggu Kinan pergi. Pagi-pagi buta Bintang,
Caca, Karel, dan beberapa teman datang ke rumah bawa kado dan nyanyi Selamat Ulang Tahun.
Bahkan Fifi si ratu MLM pun dateng dengan
bungkus kado segede kandang bison.
"Selamat ulang tauuunlll" teriak mereka bareng"
bareng. Untung tetangga Nina pengertian. Nggak
lucu kan kalo mereka semua disiram air atau di"
timpuk sandal jepit gara-gara berisik.
"Makasih ya, semuanya." Biarpun tampang
Nina pagi itu jelek banget, dia bahagia. Ternyata teman-temannya memang sayang sama dia.
"Ini kado dari gue sama Karel." Caca meng"
ulurkan kotak yang dibungkus manis. Dengan
kertas kado gambar sapi kesukaan Nina.
"Makasih ya." .Terus mereka cipika-cipiki.
"Ini dari kami semua." Ilham maju mewakili
195 teman-teman yang lain menyerahkan bingkisan
buat Nina. "Makasih ya, kalian semua..."
Lalu Bintang. Ia menggenggam tangan Nina
lembut. "Ini dari gue, biar 10 jadi kuat," bisiknya.
Nina tersenyum. Matanya mulai terasa panas.
"Makasih...." Lalu Fifi. Bungkusannya yang segede kandang
bison dia seret-seret sendiri. "Ini dari Fi ya, Nin"
Nih, Fi taruh di sini," katanya sambil mencium
pipi kanan-kiri Nina. "Thanks, Fi...'.' "Kami pulang dulu, ya" Kamu istirahat aja
dulu, tidur lagi." Bintang meremas bahu Nina.
Setelah rombongan balik kanan, Fifi tergopohgopoh balik lagi. "Ada yang ketinggalan, Fi?" Nina celingukan
kalau"kalau ada barang Fifi yang ketinggalan.
Fifi nyengir. "Ehm, bukan. Tapi gini lho, Nin.
Kado dari Fi, kalo cocok tolong promosiin ke
yang laen ya" Karena 10 ulang taun, itung-itung
_ itu sample," katanya cengengesan.
Dasar nggak mau rugi! Setelah halaman rumahnya kosong, Nina masih
berdiri terpaku di situ. Matanya menatap lurus
ke arah pagar. Nggak tahu apa yang ditunggu.
"Nina?" suara lembut Mama menyadarkan
Nina. Mama ingin tahu apa yang Nina pikirkan.
Setiap hari dia berusaha menghibur Nina supaya
kuat. 196 "Iya, Ma?" gagap Nina.
"Nunggu siapa lagi" Masih ada yang mau dateng?" Nina menggeleng pelan. "Nggak, Ma. Tolongin
Nina bawain kado ya, Ma?" Entah mengapa,
Nina sedikit berharap Kinan bakal datang....
593?"" Jam 10.00. Rasanya Nina nggak semangat ke
mana-mana. Badannya lemas. Mendingan buka
kado yang numpuk di meja belajar.
Dari Caca. Hati"hatj Nina membuka pitanya,
lalu merobek pelan kertas kado gambar sapinya.
Sweter rajutan warna putih. Bagus banget. Kelihatannya mahal. Nina melipatnya di samping
ranjang. Dari Ilham dan kawan-kawan. Kotak musik
lucu. Kalau dibuka, terdengar musik country yang
ceria. Nina tersenyum sendiri. Mungkin ini ada
hubungannya sama sapi. Dari Bintang.... Nina menatap bungkusan kado
di depannya. Apa yang Bintang kasih ya" Dalam
kehidupan masa remaja Nina, Bintang begitu banyak berjasa. Dia nggak pernah bikin Nina kecewa. Nina merobek bungkusnya, dan langsung
nggak bisa menahan geli begitu melihat apa yang
Bintang kasih buat dia: Kumpulan Humor Ala jawa.
Dasar ancur! Memangnya sejak kapan Nina paham
bahasa Jawa" Sebuah kartu kecil melayang jatuh.
197 Har Not! Hepi burfday yahhh"
Pasti fa marah"mamh Aat kado gue, hehehe" Lo kan
bego bahasa Jawaf' Jusfm iru, Not!" Past! fa .be/ayun keras biar ngeri"! ;)
Pafrbg nggak /o sendiri pasti" kerawanan" jokesrnya
yaa 1961") fun; lho! Selama" membaca!]
OJO SEDIH 719905 TOH, NDUUUK?""
LUH EINFt/VG Nina cekikikan. Dasar asal! Padahal Bintang
sendiri sama sekali nggak ngerti bahasa Jawa.
Sok tahu banget! Ini pasti cuma gara-gara mereka
berdua pernah cekikikan bareng baca jokes bahasa
Jawa di e"mail. Nah, kado terakhir tapi paling besar" Dari Fifi.
Nina jadi inget pesan Fifi sebelum pergi. Harus
promosi kalau cocok. Apaan sih isinya" Bungkusnya bisa segede gini. Jangan sampe dia ngasih
binatang peliharaan. Beruang madu, misalnya.
Hah"! Bantal"! Buat apaan sih?" Nina baru sa"
dar bantal besar itu ada tombolnya. Dia pencet
tombolnya. KLIK. Drrrr, drrr, drrr... bantainya
langsung bergetar-getar. Bantal getar! Spektakuler
banget! Tapi gimana mau bilang cocok atau
nggak" Fungsinya apa sih sebenernya"
"Nina!" panggil Mama dari bawah. "Ada tamu!"
Nina buru-buru lari ke bawah. Siapa ya"
"Siapa, Ma?" Nina mengintip ke arah pintu depan. Ah, nggak kenal. Siapa mas"mas itu"
"Sore, Mbak Nina.?" sapanya ramah.
198 "Iya. Maaf, Mas siapa ya?"
"Saya dari Silver Shine," katanya sopan.
Silver Shine" Toko perhiasan di Ciwalk itu"
Ada apa ke sini" "Saya nganterin ini, Mbak." Mas itu mengulurkan kotak kecil dengan pita mungil.
"Apa ini, Mas?"
"Menurut pemesan, ini harus dikirim hari ini.
Tepat pada hari ulang tahun Mbak Nina."
Nina bengong. Pemesan" Siapa yang ngasih
dia kado dari toko semahal Silver Shine" Pake
delivery service, lagi. "Dari siapa, Mas" Maksud
saya, siapa yang beli?"
"Itu semua ada di kartu ini, Mbak, saya cuma
kurir," katanya sambil mengangsurkan amplop
berwarna biru pucat, lalu tanda terima. "Tolong
tanda tangan di sini."
Masih bingung, Nina menggoreskan tanda
tangannya di slip tanda terima.
Dibukanya kotak kecil itu. YA AMFUN!!!
Liontin sapi yang waktu itu! Lengkap dengan
rantai kalungnya! Siapa" Siapa yang ngirim"
Cuma Kinan yang tahu bahwa" BREEETTT!!!
Nina kalap merobek amplop biru di tangannya.
Matanya basah seketika membaca isi kartu
bergambar sapi kartun itu.
Dear: My cute Nina! Aku yari]; kan ngarai" kamu kado Spawn"!
TAWlAAAAM fm draf 199 Mau tau perjuangannya" Sengaya aku bayar
uang mukanya pake 5159 uang bulanan bulan
kemaren, eupaya kalung berhenti" 5.3" ini
nggak jatuh ke tangan orang fam! HAHAHAHA!
5zsanya... rahasia doong! Pokoknya sekarang
kafunqnya buat kamu! Seneng, kaga?"!
HAPPY BKRTHDAY/ LOVE YOU 50! NANT/
K/TA JALAN"JALAN YAH!
Mff/ions of Love, KWAN Nina ambruk, terduduk lemas. Ini memang
tulisan Kinan. Jadi untuk ini dia balapan malam
itu" Nina menangis memeluk kartu dan kalung
berliontin sapi di tangannya. Dia kangen Kinan.
Ternyata sampai sebesar ini perhatiannya buat
Nina. Di kamarnya, Caca membatu nggak tahu harus
ngomong apa. "Ini... ini" peristiwa paling romantis di muka bumi ini...," katanya dengan muka
bloon. Nina meringkuk memeluk guling.
"GILA!" Keajaiban cinta!" pekik Caca histeris.
"Heh! Yang harusnya jadi, gila itu gue, bukan
lo. Kok 10 yang jadi histeris gitu sih?" Nina
menarik celana Caca sampai terduduk.
"Not, lo nggak usah sedih-sedih lagi. Kasian
200 Kinan, ini kan bukti cinta dia sama 10! Gila, mau
nyaingin Romeo and Juliet, ya" Ah, lo emang
beruntung!" "Jangan gitu 10, Ca. Emangnya Karel nggak
kayak gini?" Caca melompat ke samping Nina. "Tapi dia
nggak mungkin balap motor untuk dapet uang
buat beli kado gue. Palingan dia ikut cerdas
cermat atau kuis matematika berhadiah," keluh"
nya. "Husi" "Kok lo nggak ke rumah Bintang" Biasanya
juga gue yang diseret ke sana," tanya Caca heran.
"Kasian dia, liat gue nangis melulu. Akhirakhir ini dia malah ikut"ikutan murung. Nggak
tega ah. Gue seneng banget nerima kado ini,
tapi gue jadi sedih lagi inget dia harus sampe..."
Nina nggak sanggup menyelesaikan kalimatnya.
Caca mengangguk"angguk.
"Lo nggak cerita sama dia?"
"Mau cerita, ntar deh." Nina merebahkan
badannya. Waktu membeli kalung berliontin sapi itu Kinan
pasti sudah nggak dapat harga diskon. Ditambah
lagi rantai peraknya yang pasti mahal juga.
"Bagus banget ya?" Caca mengagumi kalung
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
baru Nina. "Dia pasti cinta banget sama 10.
Ngasih hadiah semahal ini, apalagi kalo bukan
cinta?" 201 C_,UE tau 10 ada di sini..."
Suara Bintang bikin Nina terlonjak kaget. Sudah
lewat dua bulan Kinan pergi. Nina rajin menengok makamnya seminggu sekali. Kalung pemberian Kinan terus menempel di lehernya.
"Kok lo pergi sendirian sih, Not" Kan bisa gue
anter." Bintang duduk di samping Nina yang
masih menabur bunga. "Tadi lo dipanggil Bu Marni..."
"Kan cuma sebentar."
Nina menepuk paha Bintang. "Ah, 10 kayak
nggak kenal gue aja. Taksi banyak, kali.... Lagian
kan deket ini." Bintang mengangkat bahu. Ampun deh. "Ikut
ke studio yuk" Gembel, Pungki, sama Jambul
nanyain 10." Sejak Kinan pergi, posisi drummer
digantikan Bintang. "Beleh deh. Gue juga bingung mau ngapain
hari ini." 202 :uu"a+ "Ninaaa... yeahhh! Ke mana aja niihhh" Udah
bosen ya ketemu kita-kita?" Gembel melornpat
dari atas kursi. Nina cengengesan. "Jangan ierit-jerit lah, Bel!
Bau! Lo belom gosok gigi, kan?"
"Eits!" Gembel mendelik. "Belum tau dia!
Makanya, sering ke sini. ]adi tau kemajuan gue."
"Kemajuan?" "Gembel sekarang rajin gosok gigi, mandi sehari sekali, cuci rambut setiap ada sampo," sambar Pungki. "Kok bisa?" "Bisa dooong... Dia kan jadian sarna AJENG!"
"HAH" SERIUS?" pekik Nina nggak percaya.
Akhirnya Gembel punya pacar" "Pantas, coba
liat kaki 10!" Nina menunjuk kaki Gembel. "Kaus
kaki baru, ya?" Gembel mengangguk senang.
"Udah bisa pake parfum" Nggak alergi wangi
lagi, kan?" Gembel mengangkat lengannya tinggi-tinggi.
"Hmmm, nggak dong!"
Nina ngakak geli. Rupanya cinta bisa bikin
Gembel mandi!!! Bintang makin jago. Dia keliatan gagah duduk
di belakang drumnya. Keringat yang mengucur
malah bikin Bintang makin keren. Kinan memang
203 keren. Tapi Bintang ya Bintang. Aura kerennya
beda. Nina sadar mukanya memerah tiba-tiba.
Ngapain sih dia ngeliatin Bintang"f
"Tangi Cari pacar dong! Masa drummer jomv
blo," teriak Nina mengalihkan perhatiannya sendiri. "HAH?" Bintang nggak denger.
"Gue bilang, CARI PACAR DOONGGEIF"
Bintang meletakkan stiknya. "Nggak ah! Ada
yang gue tunggu. Kalo dia emang nggak suka
sama gue, baru gue berani jatuh cinta sama
Orang laen," jawabnya cuek.
Nina melompat berdiri. "Serius" Siapa"! LO
udah nyatain?" Bintang menggeleng. "Belum. Masih cari waktu
yang tepat. Lo kenal orangnya kok."
Nina berkacak pinggang. "Nunggu-nunggu,
ntar disamber orang iho..."
Senyum Bintang mengembang. "Mudah-mudahan aja nggak. Lagian gue takut ditolak."
Nina mencibir. "Lo takut?" Dasar payah." Nina
duduk lagi. "Namanya?"
"Rahasia dong, lo kan suka ember. Gawat kalo
ketauan duluan." Nina cemberut. Siapa sih" Bikin orang penasaran aja. *** "Makasih, Pak." Nina membayar taksinya. Ber204 hubung Bintang masih lama di studio, Nina milih
naik taksi aia. Dia udah capek banget.
Siapa tuh yang nongkrong di terasnya" Ada
motor gede parkir di luar pagar.
"Cari siapa, Mas?"
Cowok yang kelihatan seumuran Nina itu buruburu berdiri panik. Dia keliatan gelisah banget.
"Nin-Nina, ya?"
Alis Nina berkerut bingung. "Iya. Kamu siapa?" Cowok berperawakan kurus itu mengulurkan
tangannya. "Gue Ikhsan."
Ikhsan" Ikhsan siapa" pikir Nina dalam hati.
OH! Ikhsan anak geng motornya Kinan. Dia ingat
ketemu Ikhsan dan teman"temannya waktu me"
layat Kinan. Tenggorokan Nina langsung terasa
kering. Berani amat dia ke sini.
"Mau apa?" tanya Nina judes.
ikhsan menunduk. Tangannya meremas"rernas
celananya sendiri. "Maafin gue, harusnya gue
nggak ngasih Kinan balapan malam itu."
Nina mendengus. "Telat, San. Lo harusnya ngomong gitu dua bulan yang lalu. Terus, apa mak"
sud 10 ke sini setelah dua bulan Kinan nggak
ada?" tanya Nina sinis.
"Setelah Kinan kecelakaan, gue bener-bener
stres. Dia sobat gue, Nin, sobat deket banget.
Dan dia meninggal di motor gue?" Kalimat ter"
akhir diucapkan Ikhsan dengan tercekat. "Gue
frustrasi dan mutusin pulang ke Garut. Gue pe205 ngin sendiri. Gue denger dari temen"temen, lo
marah banget sama kami semua. Mereka liat lo
ngamuk di rumah Kinan. Terus temen 10 yang
namanya Bintang nelepon gue, nanyain kejadian
sebenernya kenapa bisa sampe kayak gitu. Dia
bilang lo pasti bakal nyuruh dia cari tau. Gue
udah ceritain semuanya ke Bintang."
Nina membuang muka. Dia memang hampir
menyuruh Bintang. Tapi urung. Dia nggak mau
dengar alasan yang dibuat'teman-teman Kinan.
Tapi dia nggak nyangka Bintang cari tahu dengan
inisiatif sendiri. "Tapi gue udah bertekad nyerahin ini sendiri..."
Ikhsan mengulurkan amplop.
"Apa ini?" "Ini uang Kinan. Dia menang karena walaupun
jatuh, dia masuk garis Finish duluan. Anak-anak
sepakat ini uang Kinan. Gue tau dia mau ngelunasin kalung hadiah ulang taun lo. Gue yang
nganter dia bayar uang mukanya?"
"Tunggu-tunggu!" potong Nina bingung. "Ini
uang apa?" tanyanya meyakinkan diri sendiri.
"Ini uang Kinan untuk ngelunasin kalung lo...
Dia udah bayar uang mukanya Sabtu siang sebelum kejadian...." Kata-kata Ikhsan mulai samar-samar. Mana
mungkin"! Kalung di lehernya pemberian Kinan!
Mana bisa kalung itu belum lunas" Mana mung"
kin"! Kalung itu sudah sampai di tangannya te206 pat pada hari ulang tahunnya waktu itu!!! Ikhsan
ngomong apa sih"! "Nina" Lo mau ke mana?" ikhsan kaget banget
waktu Nina mendadak berdiri dan berlari ke
luar pagar. Tanpa mendengar Ikhsan yang teriak"
teriak histeris, Nina menyetop taksi.
:i"x-x- "Kalung yang ini, Mbak!" Nina menunjukkan
kalungnya pada pelayan toko Silver Shine.
"Iya, Mbak, kami bisa cari kodenya di komputer. Tapi Mbak inget siapa yang pesan" Atau
tanggal berapa?" "Yang mesen namanya Kinan, Mbak?"
Wanita berambut pendek itu mengetik nama
Kinan di komputer. "Kinan Fitrah Rajasurya?"
Tiba"tiba rasa hangat mengalir di tubuh Nina
mendengar nama Kinan. "Iya, Mbak, dia bayar
uang muka Sabtu siang sebesar tiga ratus ribu
rupiah." "Dari total berapa, Mbak?"
Mbak itu mengetik lagi. "Totalnya... satu juta
tiga ratus lima puluh."
"Jadi sisanya satu juta lima puluh?"
Si Mbak mengangguk. Kok jadi kayak belajar
ngitung sih" Nina mengatur emosinya. "Kapan dilunasinnya,
Mbak?" 81 Mbak menyebutkan tanggal dan hari. Tapi
207 hari itu Kinan sudah meninggal! "Nggak mungkin, Mbak!!!" sangkal Nina heboh.
Si Mbak melonjak kaget sambil memegang
dadanya dramatis. "Tanggalnya betul kok, ini
tanda pelunasannya." Si Mbak menyodorkan bukti pelunasan ke depan Nina.
NGGAK MUNGKIN!!! JADI SELAMA INI".
Nina menahan tangis. Sekarang dia sudah
nggak punya energi lagi buat melakukan apaapa. Tapi semuanya bakal dia selesaikan besok.
208 BINTANG melonjak"lonjak panik. Setelah seharian cemberut dan melakukan aksi tutup mulut,
sekarang sepulang sekolah Nina ngamuk di
kamar Bintang. Mengobrak-abrik seluruh isi
kamar sampai kayak kapal kena gempa.
"Jangan, Noootttl EH! EH jangan laci itu!!! itu
isinya kolor gue! Ya ampun! Itu jangan dilempar.
Biar bau, itu kaus kaki bersejarah!!!" pekik Bintang histeris. Nina nggak peduli. Dia tahu persis biarpun
agak urakan, Bintang apik sama barang ataupun
surat"surat berharga. Dan Nina yakin banget dia
bakal nemuin apa yang dia cari. Kalaupun nggak
ketemu, dia bawa bukti konkret!!!
Nina menarik laci kecil di lemari Bintang. Ada
dompet kulit yang isinya penuh tumpukan kertas.
Bon ATM, bon belanja, dan...
"lNI APA, BINTANG"!" Nina menyodorkan
kertas di tangannya tepat ke depan mata Bintang.
209 Muka Bintang mendadak pucat. Rasanya darah
berhenti mengalir. Bintang langsung terduduk lemas di ranjang. "APA" AYO ]ELASIN KE GUE!" jerit Nina kalap. Bintang meremas rambutnya sambil menunduk.
"Itu" Sori, Not, gue nggak tahan lo sedih terus"
Gue tau lo cinta banget sama Kinan. Tapi 10
harus ngelanjutin hidup, kan" Gue mau Kinan
jadi kenangan. manis buat 10."
. "Lo nipu gue, Tang! Mentah"mentah!!!" Nina
melempar kertas bukti pembayaran yang menulis
nama Bintang sebagai orang yang melunasi ka"
lung yang dipesan Kinan. "Nipu apa, Not" Memang betul Kinan mesen
kalung itu. Dia udah bayar uang mukanya. Dia
bahkan udah nulis kartunya, dan udah dititipin
ke penjaga toko! Itu bukti dia pesen kalung itu
jauh-jauh hari." Mata Nina berkobar marah. "Uang muka yang
cuma tiga ratus ribu?"
Bintang tertunduk. "Lo tau dari mana?"
"Ikhsan ke rumah gue kemaren. Dia nyerahin
uang Kinan untuk ngelunasin kalung itu. Gue
juga udah nanya ke Silver Shine!!!"
Bintang makin ciut. Maksudnya waktu itu baik.
Dia cuma pengin Nina senang. Ikhsan nggak
cerita soal uang yang bakal diserahin ke Nina.
Ikhsan yang menghilang begitu aja! Kenapa
Ikhsan cuma cerita Kinan udah bayar uang
210 muka" Kenapa Ikhsan nggak cerita tentang uang
itu" "Gue pikir kalung itu nggak akan pernah bisa
lunas. Nggak akan pernah sampe ke tangan lo...
Gue nggak tau" waktu itu Ikhsan nggak cerita,"
ujar Bintang pelan. Nina duduk di samping Bintang. "Kenapa le
nggak cerita aja sama gue, Tang" Jujur kalo Kinan
pesen kalung buat gue tapi belum lunas" Kenapa
harus lo bayar satu juta lima puluh, Tang" Kenapa harus bohongin gue" Sama aja kalung ini
dari 10, bukan dari Kinan," Nina berkata lemah.
Dengan cemas Bintang meremas"remas rambutnya. "Gue pikir 10 akan lebih seneng kalo nerima
kalung ini. Gue kenal lo, pasti lo terpukul banget
kalo tau Kinan sempet bayar uang muka dan
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nggak lunas. Lo pasti bakal nyeselin Kinan matimatian... Lo pasti bilang seandainya dia nggak
bayar uang muka, dia pasti nggak perlu ngelu"
nasin.... Gue kenal lo, Not..."
Nina tercengang. Sedalam itu Bintang kenal
dia. Sampai tahu apa yang bakal Nina bilang.
"Gue kecewa sama 10, Tang." Nina belum bisa
terima. "Maafin gue, Not."
"Lo nggak tau perasaan gue sekarang. ]adi
dua bulan ini gue hidup dalam khayalan gue,
bahwa Kinan sempet nitipin uang untuk ngelunasin kalung ini kepada seseorang... seseorang
yang nggak tau siapa, yang gue nggak mau tau
211 siapa orangnya. Buat gue udah cukup dia inget
gue sebelum kepergiannya," ujar Nina lirih.
"Dia emang inget lo sebelum meninggal," sahut
Bintang. Nina menggeleng. "Tapi bukan kayak bayangan
gue selama ini. Bagaimanapun, gue kecewa."
Bintang menunduk semakin dalam. "Gue benerbener minta maaf..."
"Kenapa sih lo tega, Tang" Kenapa lo tega
nipu gue"!" Pelanvpelan Bintang mengangkat wajahnya. "Not,
gue nggak nyangka bakal jadi gini. Gue nggak
pernah tega nyakitin 101 Gue selalu pengin bikin 10
seneng. Selalu!!!" Bintang menarik napas. "Kenapa
dari segitu banyak cowok yang bikin lo jatuh cinta,
lo nggak pernah jatuh cinta sama gue?" Gue yang
jelas"jelas sayang sama 10, yang nggak mau nyakitin
lo! Bahkan sekarang, waktu gue pengin bikin lo
seneng, le marah sama gue..."
Serasa ada bom yang meledak di kepala Nina.
"Ap"apa, Tang?"
"Gue sayang sama 10... tapi sedikit pun lo
nggak pernah sadar. Sedikit pun! Le sibuk cerita
tentang si ini, putus sama si itu?"
Nina makin melongo. "Bintang, jangan berGanda...." "Gue serius" Lo pikir buat apa gue selalu mau
nurutin semua permintaan 10" Ada di samping
10 setiap kali 10 butuh" Nelak Tania" Semua
karena yang gue tunggu itu elo!!!"
212 Nina makin pusing. "Semua karena elo, Nina, karena?"
"STOP!!!" pekik Nina. "Gue nggak mau denger!
Tega banget sih lo, Tang! Kinan baru aja meninggal. Lo bersyukur dia meninggal" Jadi 10 bisa
kayak gini"!" Bintang menatap Nina panik. "Bukan gitu, Nin!
Bukan"l Gue cuma pengin lo tau supaya lo
nggak terus nyalahin gue! Gue pengin lo baha"
gia." Air mata mulai bercucuran di pipi Nina. "Tapi
kalo udah gini mesti gimana" Gue mesti bilang
apa sama 10" Gimana hubungan kita seterusnya" Lo ngerusak semuanya, Tangiil" Nina menepis tangan Bintang yang berusaha menahannya,
lalu berlari pulang. Kenapa semuanya jadi ruwet begini" Siapa
sangka Bintang jatuh cinta sama Nina" Kenapa
dia bisa segamblang itu nyatain perasaannya sih"
Sekarang semuanya kacau!!!
213 HOREEE!!! Luluuus!!!" Nina melompat-lompat
sambil berpelukan dengan Caca. "Kita jadi kuliah
bareng ya, Ca?" Caca melompat"lompat juga. "Jadi dooong!!!"
Nina tahu ada yang memerhatikan mereka dari
kejauhan. Entah dia lulus atau nggak. Nina nggak
punya nyali untuk bertanya.
"Bintang lulus nggak ya?" celetuk Caca seperti
membaca pikiran Nina. "Nggak tau." Sejak kejadian di rumah Bintang, Nina diemdieman sama Bintang. Sampai hari ini, hari kelulusan mereka. Beberapa kali Bintang berusaha
minta maaf pada Nina, tapi Nina nggak pernah
menjawab. Mungkin Bintang bosan. Tapi ada satu
yang istimewa dari Bintang: setiap Sabtu, dia
rajin mengirim kertas ucapan maaf buat Nina
lewat Caca. Isinya selalu sama.
214 Mddfi'i') gue. Gue sayang sama fa. Jawab kapan pm
19 udah sibir: Bintang Selalu! Setiap Sabtu, selembar kertas dengan
isi yang sama. Nina nggak pernah balas, tapi juga
nggak pernah membuang kertas"kertas itu.-Makin
hari makin menumpuk di laci meja belajarnya.
"Maafin Bintang, Not... Kan nggak enak kayak
gini terus. Apalagi kita sekarang bakal pisah,"
saran Caca membuyarkan lamunan Nina. "Kasian
dia, setiap ngasih kertas itu nggak pernah ngomong. Dieeem... aja."
Nina mengangkat bahu. "Tau ah."
"Lo kan nggak harus nerima dia. Tolak aja
kalo lo nggak suka. Tapi kita temenan lagi. Ya?"
Tolak kalo nggak suka" Apa bener Nina nggak
suka sama Bintang" Dia bukan nggak suka"dia
belum bisa nerima sahabatnya itu jatuh cinta
pada dia, dan membohongi dia selama ini. N ggak
suka" Apa bisa dibilang nggak suka kalau Nina
pemah tersipu-sipu gara-gara Bintang" Pernah
ngelamunin Bintang malem-malem" Terpesona
pada Bintang yang lagi ngegebuk drum" Kayaknya itu bukan tanda-tanda orang nggak suka.
"Ah, udahlah, Ca..." Nina menarik tangan Caca
dan mengajaknya ke kantin. Darahnya berdesir
waktu mereka nggak sengaja berpapasan dengan
Bintang. Mata cowok itu mencari"cari mata Nina
yang tenis menunduk tanpa mau balas melihat.
215 HP Nina berbunyi. SMS. Isinya juga kejutan.
Sabtu ini dua kali Bintang mengirim ucapan:
yang satu kertas dengan isi sama, satunya lagi
SMS yang sekarang Nina baca.
Setamat ya, udah lulus...
Gue doain lo masuk ke kampus yang lo
mau. Biarpun nanti kita nggak sekampus, gue
nggak bakal pernah berhenti minta jawaban dari 10, Not... Gue tetep nunggu jawaban 10.
Nina menutup SMS"nya. Matanya refleks mencari4cari Bintang. Dia cuma pengin lihat cowok
itu terakhir kali, dalam seragam SMA. Cowok
yang selalu jadi sandarannya selama ini.
"Tuh kaaan, le ngelamunin dia, kan?" tambah
Caca asal. "th Siapa juga!"
"Ngaku aja, jeleeek.... Muka lo tuh, ketauan
bangeeet. Udah, daripada semuanya telat! Ntar
lo nyesel lho seumur hidup. Hayono?"
"Bawel 10! Orang bawel bibirnya jeding!"
Caca menutup mulutnya. "Lo kok nyumpahin
bibir gue" Bibir gue kan nggak bersalah!"
"Bibir menyong lo emang nggak bersalah. Salahnya adalah kenapa bibirnya nempel di muka
lo?" ledek Nina cekikikan.
216 Caca mendclik. "Eh, 10 jangan gitu, Not. Kasian
si Bintang." "Jangan bahas itu lagi ah!"
"Ninaaa..., Cacaaa.... Ini Fi bawa barang baru.
Belanja, yaaa" Kan udah lulus! Itung-ifung belanja
perpisahan." Ah tidak! Masa harus ketemu Fifi hari ini"!
"Nih! Yang ini pasti dibutuhkan buat kuliah!"
Fifi mengeluarkan botol kecil. "Cemerlang! Biar
otak jadi cemerlang, nggak bolot lagi! Hahaha."
"Ngeledek lo, Fi" Emang kami berdua keliatan
bolot?" Caca meringis.
Fifi gelagapan. "Bukan, bukan... Maksudnya,
biar kalian siap menerima mata kuliah di kampus
baru nanti. Gituuu!"
Nina nyengir. Bisa aja. "Kalo nggak mau ini, ini aja. Abon udang
HAH, ABON UDANG" "Abon udang buat apa" Masker?"
Fifi gigit kuku. "Bukan. Ya buat dimakan dong,
Neng. Ini bukan dari MLM gue, lagi. Ini titipan
nyokap gue dari tema'nnteman arisannya."
"Ooo, kirain," sahut Caca dan Nina kompak.
"Gimana" Mau nggak?"
Dua-duanya menggeleng. "Nggak ah..."
"Yaaa" kok gitu sih" Ini aja! Wangi dempet
"HAH?" Nina ngorek-ngorek kupingnya. "Apaan tuh?" "Biar cowok yang nyium wanginya langsung
217 jatuh cinta, dan hubungan percintaan jadi lancar!
Nggak bakal selingkuh!"
Nina bergidik. "Kok kayak praktik perdukun"
an?" Caca mengangguk. "Itu pelet, ya?"
"Bukan. Bedak bau badan," jawab Fifi lempeng.
Nggak tahan, Nina clan Caca ngakak bareng.
Dari kejauhan, Bintang memandang sambil tersenyum, seneng banget melihat Nina bisa ceria
lagi. Sampai kapan pun, dia nggak bakal nyerah.
Semuanya telanjur kebongkar. Nggak ada alasan
untuk nyerah. 218 rVINA melenggang dengan selop barunya.
Akhirnya kebeli juga. Ternyata memang enak
buat dipake kuliah. Nggak terasa dua semester
sudah Nina jadi mahasiswi fakultas sospol
UNPAD. "Not?" terdengar seruan cempreng Caca. Dia
berlari-lari kecil sambil melambai-lambaikan kertas. Kertas itu lagi. Bintang nggak pernah berhenti
mengiriminya memo yang sama setiap Sabtu.
Dia kuliah di fakultas teknik ITENAS, tapi setiap
Sabtu ia rajin menyerahterimakan kertas itu pada
Caca. Kaiau nggak ada kuliah, jadilah Caca harus
janjian sama Nina. Karena amanat, begitu katanya. Tapi menurut Nina, Caca nafsu banget supaya Nina buru-buru ngasih jawaban buat Bin"
tang yang pantang menyerah.
"Buruan masuk, 10 ngambil Manajemen Internasional, kan?" Nina nggak habis pikir, susah"
susah dia ambil HI maksudnya biar terbebas
219 dari segala bentuk mata kuliah yang berbau ekonomi. Tapi ternyata.... "Nih! Biasaaa..., jatah lo tiap Sabtu. Bete gue,
ada kuliah Sabtu. Gue kan mau nge"dafe," Caca
bersungut"sungut. Dia jadi uring-uringan tiap
Sabtu. Masalahnya, Karel kuliah di ITB. Iadwai
kuliahnya lebih gila daripada mereka semua.
"Males masuk ah!" Caca ngeloyor ke kantin
pojok. "Paling juga ngasih tugas makalah."
Selembar ribuan keluar dari saku jins Nina
untuk bayar bakwan. "Giiiran ngulang aja, pusing
Io!" Nina melahap bakwannya.
"Eh, Ivan!!!" Caca berteriak memanggil teman
sekelasnya yang asyik cekakak-cekikik. Cowok
kemayu itu rajin banget masuk kuliah. Serajin
hobinya dandan sebelum kuliah. Cita-citanya ;adi
fashion designer yang berpendidikan tinggi.
"Eh, elo, Ca" Ngapain di sini" Kan udah mau
masuk," katanya dengan nada suaranya yang
aneh. "Emmm, gue sakit perut! Absenin gue, ya?"
Ivan menatap Caca curiga. Masa orang sakit
perut seger bener. Sambil mengusap rambut ala
Jepangnya yang di-highiighf, Ivan memonyongkan
bibir. Kaca muka (kacamata superbesar yang
membuat hampir semua muka Ivan ketutupan
hingga mukanya jadi mirip kumbang) yang rne"
nempel di hidungnya terangkat sedikit.
"Kok sakit perut makan tahu pake cabe" Sakit
perut, apa cita-cita biar sakit perut?" tuduhnya.
220 "Gimana lo mau maju, Ca, kalo kuliah aja males"
Hari gini, pendidikan itu penting, kita nggak
bisa santai-santai... HAAAHHHH!" pekik Ivan.
"Makanya jangan bawel. Kalo nggak mau,
bilang nggak mau. Pake pidato segala. Makan tu
cabe rawit!" Caca menarik Nina pergi setelah
puas melempar cabe ke mulut Ivan.
*** Akhirnya Nina ikut"ikutan bolos kuliah. Kadangv
kadang dia merasa kuliah hari Sabtu itu sia"sia.
Mana mata kuliahnya cuma satu, jauhnya minta
ampun. Dia harus rela bermacet-macet ria dengan
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
mobil hibahan Papa. "Udah jam bubar nih! Cabut yuk, Not?"
Nina mengangguk. "Yuk, kita liat-liat factory
outlet baru." Lapangan parkir jam segini makin semrawut.
Anak-anak yang kuliah siang hobi banget parkir
sembarangan. Mau gimana kek bentuknya, yang
penting tempat kosong, mereka langsung aja
parkir seenaknya. Mendadak Nina mengerem
langkahnya. "Kok berenti?" "Ca, kita ke kampus lagi yuk. Ngapain dulu
kek. Pulangnya ntar aja," katanya gugup.
Caca jadi bingung. Matanya menyipit mencaricari sebabnya. Ternyata penyebabnya ada di mobil
Nina yang dengan damai parkir di bawah pohon.
221 Di sana ada Bintang! Cowok itu bersandar di
kap mobil sambil celingukan gelisah.
"Oh itu," gumam Caca. "Not, ayo kita ke sana.
Lo kan nggak bisa kabur"kabur gini terus."
"Hah" Nggak! Nggakf Gue nggak mau!"
"Kenapa sih" Suatu saat juga 10 harus ngadepin
dia. Dia kan sobat lo juga. Jangan musuhin dia
terus dong, Not." "Siapa yang musuhin"!"
"Lho, sikap lo selama ini kan kayak orang
musuhan. Kasih kepastian aja apa susahnya sih,
Not" Sebenernya 10 suka nggak sih sama dia?"
cecar Caca. GLEK! Nina diam. "Hai, Not." Nah lho" Sejak kapan dia ada di sini"! Bintang
kelihatan lain. Badannya lebih tegap dan kecokelatan. Pasti dia sering manjat atau kemping,
hobinya dari dulu. Ada titik"titik hitam tumbuh
di dagunya, rambutnya juga sedikit gondrong.
Dia kelihatan lebih macho. Parfumnya masih yang
dulu. Yang nggak pernah bisa Nina lupakan.
Caca serasa jadi kambing congek. Mending
kambing congek, biarpun congek bisa kabur. Dia
serasa jadi patung bebek congek"pengin kabur
tapi nggak bisa karena Nina mencengkeramnya
kencang banget. "Apa kabar?" sapa Bintang agak serak.
"Baik," jawab Nina pelan. "Mau apa ke sini?"
tanyanya tajam. 222 Bintang menoleh ke arah Caca minta bantuan.
Caca cuma bisa meringis pasrah. Memangnya
dia bisa apa" Dia cuma berdoa semoga lengannya
nggak biru kayak bekas cengkeraman wewe gom"
bel. "Kita harus ngomong," ujar Bintang, pelan tapi
tegas. "Ngomong aja." "Nggak di sini!" Bintang menyambar tangan
Nina tanpa memberi kesempatan pada Nina un"
tuk menghindar. "Ikut gue sebentar, Not." Ia
menarik Nina ke arah motor.
Maunya Nina melawan dengan tendangan tan"
pa bayangan atau pukulan maut penghancur iblis
yang ada di film-film kartun. Tapi dia serasa
dihipnotis, nurut aja waktu Bintang menyuruhnya
memakai helm dan naik ke boncengan motor.
Setelah beberapa menit, motor Bintang berhenti
di pinggir jalan. Pohon yang tumbuh di sana
besar"besar. Enak buat berteduh atau ngobrol.
Bintang turun dan melepas helmnya. Nina
mengikuti di belakang dengan gaya robot alias
kaku sekaku"kakunya.
"Duduk di sini aja, Not, lebih bersih." Bintang
menepikan beberapa daun kering di rumput.
Nina nurut aja. Hening. "Not..." "Hmm?" "Gue udah bisa dapet jawaban?"
223 UGH! Ini nih yang bikin Nina takut! Mulutnya
serasa digantungin gembok garasi rumahnya.
Beraaattt... banget. Memangnya jawaban apa yang
Bintang harap kecuali....
"Lo masih marah banget sama gue?"
Nggak, jawab Nina dalam hati.
"Kita nggak mungkin bareng lagi, Not?"
Gue mau banget! jawab Nina, lagi-lagi dalam
hati. Gembok yang menggantung di mulutnya
makin berat aja. Sekarang malah ada dua drum
air mengambang di matanya.
"Lo nggak kangen gue, Not?"
OH MY GOD!!! Nggak ada pintu ke mana
saja" Baling"baling bambu" Mesin penghenti wak"
tu" Doraemon, tolooong!!!
MemOri masa SMA berputar"putar di kepala
Nina. Bikin pusing. Mulai dari Beni, Bibong, Gian,
Kinan" semuanya! Nina menangis meraung-raung
di kamar paviliun Bintang. Bikin misi-misi penyelidikan nggak beradab buat Bintang. Marah-marah
sama Bintang. Semuanya ada Bintang! Mendadak
Nina sadar selama ini dia nggak mungkin kuat
kalau nggak ada Bintang. Di setiap susahnya, se"
nangnya, selalu ada Bintang" Bintang nggak
pernah nolak semua permintaannya.
Bintang, Bintang, Bintang.... Ternyata hari-hari
Nina memang jadi seru karena Bintang! Orang
yang Nina inget pertama"tama, yang langsung
muncul dalam benaknya setiap kali ada masalah
adalah... Bintang!!! Orang yang pertama tahu saat
224 Nina sedih... Bintang! Orang yang tahu banget
apa yang Nina suka dan apa yang Nina nggak
suka" Bintang!!! Orang yang Nina sayang, yang
paling deket di hati Nina... Bintang! BINTANG,
BINTANG, BINTANG!!! Percaya nggak percaya, bukan sulap bukan
sihir, asam di gunung garam di laut, ikan di air
burung di langit, demi langit dan bumi, sawah
membentang bukit menghijau, Nina memang sayang sama Bintang! "Not, kenapa, Not" Kok elo nangis?" Bintang
mengguncang"guncang bahu Nina heboh. Kenapa
tiba-tiba mewek" Waduh!
"Anter gue ke parkiran, Tang!"
"Not?" "SEKARANG!!! Atau gue nggak mau lagi ngomong sama elo!" jerit Nina nggak keruan.
"Oke, oke, pake helmnya."
Nina lari meninggalkan Bintang begitu sampai
di parkiran. Dia langsung masuk mobil. Nyuekin
Caca yang teriak-teriak histeris karena berniat
nebeng. Menginjak pedal gas dalam-dalam dan
kabur dari situ... Hatinya kalut sekalut-kalutnya.
Bingung sebingung-bingungnya! Dia harus buru"
buru pulang. Ini harus cepat diselesaikan. Pakai
caranya sendiri! Setibanya di rumah, Nina langsung menuju
225 kamarnya. la meraup kertas"kertas di laci meja
belajarnya. Diperiksanya sekali lagi supaya nggak
ada yang ketinggalan. Nina berlari ke mobil
membawa setumpuk kertas tadi di pelukannya.
Lagialagi pedal gas mobilnya diinjak dalam-dalam.
Sekarang atau nggak sama sekali. Bintang harus
tahu apa yang terjadi. **"!- Harus gimana lagi sih gue" pikir Bintang. Nina
jadi aneh begitu. Kayak bukan Nina yang dia
kenal dulu. Bintang membelokkan motornya ke
halaman rumah. Matanya melotot nggak percaya
pada pemandangan di depannya. Mobil Nina,
diparkir di halaman rumahnya.
Secepat kilat Bintang lari ke paviliunnya. Betul
aja. Nina duduk di teras dengan mata sembap
dan setumpuk kertas di pelukan. Dia mengenali
kertas-kertas itu"kertas yang dia kirim buat Nina
tiap Sabtu. "Not?" Mata Nina lurus menghunjam mata Bintang.
Bintang juga baru sadar rambut Nina berubah
model. Dia jadi makin cantik.
"Lo nggak boleh bilang gue nggak maafin lo,
masih marah sama lo". Apa lo pikir selama ini
cuma lo yang bingung" Cuma lo yang tersiksa"
Gue juga, Tang!" desis Nina. "Gue bingung! Gue
nggak nyangka elo... elo... nggak nganggep gue
226 sekadar sobat. ]adi selama ini gue nyakitin elo,
Tang"!" Nina menghamburkan kertas"kertas itu
ke lantai. "Ini jawaban gue, jawaban yang sama
setiap Sabtu! Jawaban untuk setiap kertas yang
lo kirim...," ujar Nina serak di sela-sela tangisnya
yang makin menjadi. Ekspresi Bintang langsung nggak keruan. Dipungutnya beberapa kertas yang berserakan di
lantai. Pada setiap helai kertas yang dikirim Bintang, Nina menuliskan kalimat yang sama:
gw: nggak pemah manah am 20, (Tang,!
Qur: juga batinmu; 4" Re....
Kalimat yang sama, persis di bawah tuliSan
Bintang. Bintang mematung tak tahu harus berbuat apa sambil melotot takjub ke tumpukan
kertas yang dia yakin jumlahnya nggak kurang
satu pun dari yang dia kirim.
"Gue jawab semua pertanyaan lo tiap Sabtu,
saat itu juga. Lo aja yang nggak tau," Nina
membuka mulutnya lemah. "Not..." "Maafin gue, Tang." Gue cuma nggak rela 10
ngekhianatin Kinan waktu itu. Masa lo tega
pacaran sama gue, sementara Kinan baru aja
meninggal gara-gara kecelakaan. Buat gue... buat
gue itu artinya 10 ngekhianatin Kinan."
"Not, gue nggak pernah" nggak pernah nge"
227 khianatin Kinan. Kinan itu sahabat buat gue. Tapi
gue suka sama 10, jauh sebelum 10 kenal Kinan..."
"Ya, gue tau. Maafin gue. Gue sayang sama lo,
Tang...." Bintang menatap Nina dengan pandangan yang
susah diartikan. Bintang betul"betul sayang Nina.
Jawaban ini yang ia tunggu setiap hari selama
berbulan-bulan. Sampai Nina mau ngomong lagi
padanya. Pasti kelihatannya jelek dan tolol. Pada peresmian jadiannya, Nina dan Bintang malah nangis
bersama. Pertahanan Bintang jebol. Air matanya
ikut menetes. "Cinta memang penuh perjuangan," celetuk
Bintang, menghapus air matanya yang nggak ketahan. "Sok puitis ah!" Nina menjawil rambut gon"
drong Bintang. "Berarti sekarang kita...?"
"Bintang" Bisa nggak sih jangan bikin gue
malu"!" "Lho kok malu" Emangnya gue jelek banget
sampe-sampe 10 jadi malu" Liat dong muka gue
baik-baik, tuh, mirip Brad Pitt, kan?"
"Brad kejepit" Nih, mirip Brad Pitt!" Nina mendorong puncak hidungnya dari bawah dengan
jari telunjuk sampe lubang hidungnya kelihatan
besar. Ini Nina yang dulu. Ini Bintang yang dulu. Sahabat yang hilang balik lagi.
228 "Mimpi apa gue pacaran sarna lo, Tang?" Nina
menyandarkan kepalanya di bahu. Bintang.
"Mimpi ketemu harta karun."
Nina mencibir. "NOT!!!" Tiba-tiba Caca menyeruak masuk. "Tebak, gue ketemu siapa?"
"Halooo, ini FlFlIIEE!" Sang Ratu MLM yang
nyaris menghilang nongol lagi. "Nih, ada produk
penghilang bekas bisul, obat kuat" Eits! Bukan
untuk yang aneh-aneh, tapi biar kuat bergadang
semaleman kalo ada ujian.... Ada lagi nih! Pensil
aroma stroberi. Buat yang hobi gigit"gigit pensil,
ini nggak beracun kalo dimakan!" WUEEEEKKII
"Oh iya, ada lagi nih, penghalau musuh, isinya
larutan cabe sama merica, tinggai disemprot
pssst... pssi, musuh kabur" Atau pake ini, namanya Sandal Gebuk! Fungsinya juga buat mengha"
lau musuh." Fifi mengangkat si sandal tinggitinggim "Timpuk aja! Dijamin kabur!"
Caca melongo sambil menerima pelototan Nina
dan Bintang yang protes kenapa Fifi dibawa ke
sini. Dasar perusak suasana.
"Nah! Satu lagi"! Abon ikan! Yang ini biasaaa,
titipan Nyokap. Gimana, tertarik" Gue udah suk"
Loventure Karya Mia Arsjad di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
ses lho sekarang, pelanggannya banyak! Makanya
gue inget sama kalian, temen-temen SMA pelang"
gan lama, eh kebetulan ketemu Caca tadi di
jalan. Katanya mau ke sini, sekalian aja gue
ikut" Gimana" Eh, Bintang, Nina, kalian kok
229 pelukan sih?" katanya sambil menunjuk Nina
dan Bintang yang asyik berangkulan.
"NGGAK BELIII!!!" pekik Nina dan Caca bareng. 230 ProFiL. Miao")! Masih Mia yang dulu! Hehehe...
Masih Mia yang di Miss Cupid.
Ancur dan seneng cengengesan.
Masih jadi atlet berkuda... ma"
sih cinta berat sama kuda. The
adamble animal! Muah, muaaah!
Hehehe... Masih cinta dunia jurnalistik... (reporter kelincahan nih
aku, hehehe). Makasih ya, udah beli LOVENTURE. Yang pasti
sekarang aku berjuang bikin novel selanjutnya
(AAAMIIIN). Masih dengan senang hati dan lapang dada
nih nerima e"mail berisi kritikan, saran, kenal"
kenalan (hihihihi), tanya"jawab (Cerdas Cermat,
kaliii)... Masih mau juga nih di-add di FS" e-maiinya
juga masih crazywriteeayahoo.com.
I'll see you guys fhere yaaa!
Cupz cupz mmuach mmuach! One message for you all."
THE SECRET OF TOMMOROW iS TO LIVE
OUR DREAMS TODAY! Iadiii..., don't give up yaw dreams, yaaa!"
Berjuang! Semangattt! 231 pustaka-indo.b|ogspot.com
pustaka-indo.b|ogspot.com
% & Putus lagi. putus lagi! Nina nggak pernah awet pacaran
sampe lebih dari tiga bulan. Padahal dia benci bangetjadi
Jomblo! Sekalinya sampe ke peringatan tiga bulan sama
Beni... ARGGGl-Il-ll-llll Ternyata Beni manusia brengsek yang
menyebalkan! Ooohhh._ Nina patah hati lagi!
Siapa lagi yang ikut pusing kalo bukan Bintang dan
Caca. sahabat Nina" Wanita"; menghibur Nina yang putus
cinta selalu teijadi di kamar pm'liun Bintang Untung ada
Bintang. sobat dalam susah dan senang. nangis dan
ketawa.. pokoknya komplet deh]
Bintang bilang itu salah Nina karena nggak tahan
ngqjomblo. Caca bilang mungkin Nina chkmuk sama mantan"
mantan cowoknyajadi nggak pernah bisa pacaran lama.
Hah" Masa sih" Tapi "kutukan" itu kinun" sejak Nina ketemu
Kinan, cowok tampan yang baik hati tapi penuh lautan!
Yah. cinta kan nggak bisa ditebak. dan petualangan
cinta Nina waktu SMAjadi kayak Film layar lebar. Namanya
Hlmlayarlebansiapayangtau enaihg-nya"
Blok I Lantai 4-5 Penerbit ISBN 979-22-2090-9
JI. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 PT Gramedia Pustaka Utama " || | || III |
fiksiCQgramediacom 7 Kompas Gramedia Building 139792 220902 > www.gramedia.com GH 31206015
Jeritan Kucing Setan 1 Pendekar Slebor 41 Lima Jalan Darah Pedang Angin Berbisik 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama