Ceritasilat Novel Online

Love United 1

Love United, High School Paradise, Nd2 Half Karya Orizuka Bagian 1


cuap-cuap penulis Akhirnya & . Setelah setahun lebih menunggu, sekuelnya High School Paradise terbit juga!!
Lega deh ... soalnya selama setahun ini didera pertanyaanpertanyaan seperti Kok akhirnya gantung" , atau Kok Sid sama Julia nggak pacaran" , atau Sebenarnya Cokie kenapa sih" dan masih banyak yang lain. Semoga di sekuelnya ini kejawab ya!
Tentang judulnya, aku agak ambil dari nama klub bolanya Athens, yaitu Athens United. Aku juga pengen menyatukan para karakter yang ada di novel ini ....
Secara singkat, novel ini menjawab apa yang nggak ada di prekuelnya. Love is everywhere!! ^ ^
Anyway, atas terbitnya novel ini, aku bener-bener pengen berterima kasih pada seluruh kru redaksi Puspa Swara yang terlibat, yang udah mengizinkan aku bikin sekuel HSP. Awalnya sempet pesimis, tapi ternyata boleh .... Jadi terharu ... T_T
Terima kasih semuanya!! Suatu hari aku akan melakukan invasi ke sana!!
Terus aku juga mau berterima kasih sama keluargaku, The Totos, yang udah banyak ngasih dukungan. Papap, Mamah, Teteh, dan Dadan. I m glad being a part of this family. Makasih yaa!!!
Semua keluarga besarku yang udah pada ikut heboh, terima kasih.
t . c Temen-temenku di mana pun berada, yang udah ikut promosi dan ikut bangga, makasih! Insya Allah kalo udah terkenal nanti, aku nggak bakal ngelupain kalian. *Jijik!!! Sok seleb!!!* Hehe ....
Buat semua pembacaku, baik yang suka maupun nggak, makasih karena udah baca novel-novelku. Aku sadar banget kalo masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, aku sangat mengharapkan saran dan kritik kalian di chazrel21@yahoo.com
Terus, buat yang nggak sengaja beli novel ini dan nggak tau kalo ini sekuel, tolong baca High School Paradise dulu ya! Hehe .... Biar nyambung gitu .... ^ ^
Menurut teori save the best for last maka terakhir aku harus berterima kasih sama Yang Maha Kuasa Allah SWT, yang udah menciptakan orang-orang yang udah kusebut di atas, dan nggak pernah berhenti menciptakan keajaiban untuk orang sepertiku. You re the best!!
Oke deh, kayaknya segitu dulu. Enjoy the book!
Regards, Orizuka Visit my page at: orizuka.multiply.com or add me at FS: chazrel21@yahoo.com
t . c daftar isi cuap-cuap penulis. .............................................................................iii daftar isi.............................................................................................. v
1. athens united. .................................................................................. 1
2. romeo dan juliet. .............................................................................9
3. athens anniversary........................................................................17
4. the playboy. ................................................................................... 31
5. dinner bareng...............................................................................43
6. love hurts......................................................................................53
7. unforgettable memories...............................................................65
8. real fight. ....................................................................................... 77
9. back to basic.................................................................................89
10. separate ways............................................................................ 101
11. another love story.......................................................................113
12. saturday night disaster..............................................................131
13. good bye.................................................................................... 142
14. saingan cinta............................................................................. 150
15. love season................................................................................ 162
16. love united. .................................................................................175 tentang penulis...............................................................................190
t . c who ever said love was easy...
t . c athens united Hhh & Sid menghela napas untuk kesekian kalinya pagi itu. Lando, Cokie, dan Rama melakukan hal yang sama di sebelahnya. Tampang mereka kusut dan mata mereka terpancang ke arah yang sama.
Keempat anak itu sedang berjongkok di depan sebuah ruangan yang dipasangi papan nama bertuliskan Athens United .
Athens United, ya & , gumam Sid tak bersemangat. Keempat anak itu lalu kembali menghela napas di detik yang sama. Tak lama kemudian, beberapa anak cowok datang dan nyengir ke arah mereka.
Pagi, Kak & , kata salah seorang dari mereka yang bernama Peter. Sid, Lando, Cokie, dan Rama cuma bergumam tak jelas untuk menjawab. Peter membuka pintu ruangan itu, lalu masuk diikuti beberapa temannya. Sid, Lando, Cokie, dan Rama memandang mereka iri. Seorang anak kelas sebelas bernama Rudi, yang baru akan masuk ke ruangan itu, menatap mereka bingung.
Kak, jangan gitu ah ngeliatinnya, gue jadi malu & , katanya sambil pura-pura tersipu. Sid, Lando, Cokie, dan Rama langsung berubah garang.
t . c Ngapain juga malu, nggak ada yang ngeliatin lo! amuk Sid membuat Rudi terkekeh dan cepat-cepat masuk sebelum kena lempar sepatu Sid. Sid berdecak sebal.
Haah & hasil perjuangan kita, kata Rama. Matanya masih menerawang pada papan nama itu. Sid, Lando, dan Cokie mengangguk-angguk lesu.
Seorang anak cowok kelas sepuluh tak sengaja melewati mereka dan langsung merapat ke tembok saking kagetnya melihat mereka berempat sedang jongkok berderet di depan semak-semak. Sid, Lando, Cokie, dan Rama menatap anak itu tanpa ekspresi.
Jalan terus aja lo, perintah Sid, dan anak kelas sepuluh itu langsung melesat pergi. Sid menggaruk-garuk kepalanya kesal. Hhhhh & kenapa jadi begini sih?""
Nggak ada pilihan lain, Sid. Dari dulu kita udah tau bakal kayak begini, kata Cokie. Cuma & gue nggak nyangka aja bakal begini sakit ati.
Yang lain mengangguk-angguk setuju.
Tapi seenggaknya ekskul bola tetep berdiri, kan" kata Rama berusaha menghibur.
Tapi & tetep aja kita nggak bisa main, kata Lando kembali membuat anak-anak itu depresi. Dan dalam hitungan detik mereka menghela napas lagi. Sid menggaruk-garuk kepalanya lagi, frustrasi.
Kenapa sih si Godzilla tua itu setujunya pas kita udah kelas tiga?"" seru Sid emosi sambil bangkit dengan kasar.
Siapa yang tua" kata Gozali yang tiba-tiba muncul dari belakang Sid, membuat Sid terlonjak satu meter ke depan. Gozali menatap keempat anak itu tidak suka. Kenapa kalian ada di sini"
Memangnya harus izin dulu kalo mau jalan-jalan" kata Lando sengit.
Saya nggak liat kalian lagi jalan-jalan, balas Gozali tenang.
t . c Yah, terus kalo nongkrong harus izin, gitu" kata Cokie membuat Gozali menatapnya tanpa ekspresi.
Jangan bilang kalau kalian masih menyalahkan saya karena kalian tidak bisa ikut ekskul bola, kata Gozali. Itu di luar kemampuan saya.
Harusnya Bapak bisa berbuat sesuatu dong. Masa Bapak tega liat kita udah susah-payah mendirikan ekskul ini, tapi kita malah nggak boleh ikutan" kata Sid.
Kenapa saya harus nggak tega" balas Gozali membuat Sid melotot. Saya nggak pakai perasaan pribadi. Peraturan tetap peraturan. Kalau kalian memaksa, bicara langsung sama Kepala Sekolah. Saya tunggu.
Gozali menatap keempat anak itu yang semuanya bertampang kecut, lalu bergerak masuk ke dalam ruangan. Sebelum menutup pintu, Gozali melongokkan kepalanya.
Sekarang, kalian jangan nongkrong di sini lagi. Perasaan saya jadi nggak enak, kata Gozali, lalu menghilang di balik pintu.
Itu perasaan pribadi bukan tuh"! seru Sid kesal, tapi pintunya langsung tertutup. Sid langsung membuka sepatu dan bermaksud melemparnya ke pintu itu, tapi ditahan oleh Rama.
Udahlah. Ayo balik ke kelas, kata Rama sambil mulai berjalan, diikuti oleh yang lain dengan ogah-ogahan.
Tahu-tahu suara bel tanda masuk sekolah bergaung melalui speaker-speaker. Sid lantas kembali ke pintu, menggedor-gedornya heboh.
Woooy!! Gak denger tuh bel masuk?"! Jangan sampe ekskul mempengaruhi kegiatan belajar-mengajar!!! sahut Sid membuat ketiga temannya terkekeh. Setelah itu, keempatnya cepat-cepat kabur karena Gozali mendadak muncul dari pintu dengan wajah garang.
Setelah agak jauh dari ruang klub bola, keempat anak itu berhenti berlari dan memutuskan untuk melupakan masalah klub
t . c bola itu. Mereka lantas membicarakan soal pertandingan bola yang mereka tonton semalam, tapi pada akhirnya tidak lagi menarik karena mereka langsung teringat lagi pada Athens United. Anakanak yang belum masuk kelas memperhatikan tampang kusut mereka.
Sid, Lando, Cokie, dan Rama adalah empat anak yang paling terkenal di sekolah elite Athens. Selain pemegang ranking paralel selama dua tahun, mereka juga dikenal sebagai empat murid paling bengal di sekolah. Hampir dua tahun ini, Gozali, guru olahraga mereka, selalu direpotkan. Mereka datang terlambat setiap pagi hanya karena Gozali tidak mengizinkan mereka bermain bola di sekolah, apalagi membentuk klub bola.
Sekitar sebulan lalu, klub bola akhirnya boleh dibentuk. Hanya saja, keempat anak itu sudah tidak boleh ikut ekskul apa pun lagi karena sudah kelas duabelas. Sekarang, semua anak di sekolah ini merasa kasihan pada mereka, sekaligus sedih karena tidak bisa melihat kekonyolan mereka di pagi hari lagi.
^ _ ^ Julia berjalan menuju Hilarious dengan ceria. Hari ini, seperti hari-hari sebelumnya, dia harus bekerja paruh waktu di sana. Sudah beberapa bulan ini Julia bekerja di caf" milik Rama itu. Julia sangat berterima kasih pada Rama karena sudah memberinya pekerjaan. Jadi, Julia bisa membantu ayahnya yang baru saja bangkrut. Berkat keempat anak itu dan Aida, sahabatnya, Julia juga bisa mendapat beasiswa dan bertahan di sekolah elite Athens.
Julia membuka pintu Hilarious, lalu berjalan cepat menuju meja bar di belakang. Di sebelah meja bar itu, terdapat ruangan setengah terbuka tempat di mana Rama, Sid, Lando, dan Cokie suka berkumpul untuk belajar. Hal yang masih sulit dipercaya Julia karena keempat cowok itu terbilang keren dan sebagainya.
t . c Julia nyengir pada Lara, pelayan yang sama-sama bekerja di Hilarious, lalu cepat-cepat menghampirinya. Julia melirik meja tempat keempat anak itu berkumpul.
Huaaa! seru Julia kaget saat melihat keempat anak itu ada di sana, hanya saja dengan pose yang tidak biasa. Keempatnya tergeletak lemas di meja. Mulut Sid mungkin sudah berbusa.
Julia melirik ngeri pada Lara. Julia pikir mereka habis keracunan latte atau bagaimana. Lara hanya nyengir kaku sambil mengedikkan bahu.
Pagi ini papan nama klub bola dipasang, katanya berbisik, Athens United.
Julia langsung mengangguk mengerti. Jadi itu yang membuat mereka tumbang seperti ini. Julia pikir tadi mereka belum datang karena begitu sepi, tapi ternyata mereka sedang berkabung.
Tadi selama di kelas, mereka berempat memang sudah tidak banyak bicara. Sid malah diam saja waktu dijahili oleh Julia. Namun, Julia tidak menyangka kalau klub itu akhirnya sudah diberi nama dan mereka jadi sedepresi ini.
Julia mengambil kursi, lalu duduk di depan mereka. Kalian & baik-baik aja" tanya Julia, tapi keempat anak itu tidak bergerak. Hm & Athens United, ya. Keren juga ya namanya, katanya lagi, membuat keempat cowok itu menatapnya ganas. Julia langsung nyengir bersalah.
Kerja sana lo, kata Sid sengit membuat Julia bangkit sambil misuh-misuh. Julia memang tidak pandai menghibur orang. Jadi, dia hanya akan memperburuk keadaan.
Julia baru akan memakai celemek ketika Aida muncul di pintu dengan wajah ceria. Julia dan Lara segera memberi sinyalsinyal tanda bahaya pada Aida, tapi Aida tidak menangkapnya. Dia menghampiri mereka dengan wajah bingung.
t . c Kenapa" tanyanya, lalu menoleh pada keempat anak cowok yang masih tergeletak di meja. Huaaa! seru Aida lagi, kaget, lalu segera membekap mulutnya. Aida menatap Julia bingung.
Ternyata yang tadi pagi itu, mereka depresi gara-gara klub bolanya udah dikasih nama, kata Julia pelan-pelan, takut kedengaran, Athens United.
Aida melebarkan matanya, lalu melirik keempat anak itu yang masih menolak bicara atau bergerak. Aida menghampiri mereka.
Ai, jangan! Ntar mereka marah, bisik Julia memperingatkan Aida, takut dimarahi seperti dirinya tadi. Tapi Aida sudah keburu duduk.
Kalian & baik-baik aja" tanya Aida lembut, membuat keempat anak itu langsung bergerak dan menatap Aida dengan mata berkacakaca.
Woi, tadi nggak gitu! sahut Julia keki.
Kalian udah ngelakuin yang terbaik, kata Aida lagi. Karena kalian, klub bola akhirnya didiriin di Athens. Kalian pasti bakal dikenal sebagai orang-orang yang udah berjasa ngediriin klub bola di Athens. Jadi, jangan disesalin.
Ai!! seru Sid seolah mendapat pencerahan. Dia meraih tangan Aida, lalu menggenggamnya erat-erat. Lando menatapnya tak suka. Nggak seperti cewek yang gue kenal, lo emang kayak malaikat!!! Oi, maksud lo apa" sahut Julia tak terima.
Aida menatap Sid dan yang lainnya sambil tersenyum. Aida mungkin orang yang paling ingin melihat mereka bisa tampil di pertandingan dengan membawa nama Athens. Walaupun sekarang sudah tak mungkin lagi, Aida senang pernah melihat mereka bertanding sekitar sebulan yang lalu.
Sekarang, melihat keempat anak ini sebegini depresi, Aida benar-benar tidak tega. Aida akan melakukan apa saja yang dia bisa demi melihat mereka gembira lagi.
t . c Thanks ya, Ai, kata Rama membuat Aida mengangguk. Lo udah bikin kita nggak nyesel lagi.
He-eh. Seenggaknya misi utama kita berhasil, kata Cokie, sudah terlihat lebih bersemangat. Walaupun kita nggak bisa ikut tim lagi, tapi seenggaknya kita udah berhasil ngalahin Godzilla.
Sebagai perintis Athens United, kita harus ngedukung mereka, kata Lando membuat Julia bengong. Sampai Lando juga"
Keempat anak itu mengangguk-angguk. Aida menatap mereka bahagia. Senang rasanya melihat mereka kembali bersemangat seperti sekarang.
Athens United, kata Sid sambil bangkit dan mengacungkan tangannya dengan mata menerawang bahagia, dibentuk oleh empat cowok paling oke di Athens, fantastic four!!
Haah" kata Julia, merasa Sid sangat norak. Sid malah mengangguk-angguk yakin, seolah tenggelam dengan pikirannya sendiri.
Kalo gitu, ayo kita rayain pembentukan Athens United! sahut Rama membuat Julia tambah melongo.
Oi, oi, semenit yang lalu kalian mau mati gara-gara Athens United, sekarang malah mau dirayain" katanya bingung, tapi tak ada yang mendengarkan karena semuanya sudah sibuk bicara dengan heboh.
Jules, bawain cola, kita mau cheers! seru Sid bersemangat. Julia berdecak sebal, lalu membawa satu pitcher cola dan beberapa gelas.
Jadi, untuk terbentuknya klub bola Athens United yang udah kita perjuangkan selama dua tahun, cheers!!! seru Sid, dan semuanya mendentingkan gelas dan meminum isinya. Julia menatap mereka sebal dari meja bar. Lara meliriknya geli.
Kenapa Jules, kamu nggak ikut senang liat mereka" tanya Lara pada Julia yang sedang membuat latte pesanan pengunjung.
t . c Bukannya gitu. Gue sih seneng juga, tapi kenapa pas gue yang ngomong nggak ada yang dengerin" kata Julia. Tahu-tahu Sid sudah ada di depannya, duduk di meja bar.
Karena lo sama Aida ada di liga yang berbeda, katanya membuat Julia mengernyit.
Maksud lo apa tuh" katanya sebal, membuat Sid terkekeh. Udahlah. Nih, lo juga sedikit banyak punya andil dalam pembentukan Athens United, kata Sid sambil menyodorkan segelas cola pada Julia. Julia menatap gelas itu, lalu menerimanya. Sid mendentingkan gelasnya pada gelas Julia.
Cheers, kata Sid dan meminum colanya. Julia menatapnya sebentar, lalu meminum colanya juga.
Sabar aja, setahun lagi. Ntar di kampus lo pasti bisa gabung sama tim bola yang lebih hebat, kata Julia.
He-eh. Thanks, kata Sid sambil memperhatikan Julia yang meminum colanya. Kadang lo bisa perhatian juga ya"
Julia menatap Sid sengit dan Sid buru-buru kembali ke meja sebelum sempat kena lap terbang.
^ _ ^ h t . c romeo dan juliet Gue nggak setuju kalo pertunjukan drama, ngabisin duit, kata Julia membuat Sid melotot.
Nggak akan ngabisin duit kalo kita nyari sponsor, kata Sid membuat Julia balas melotot.
Lo pikir gampang nyari sponsor buat drama di acara internal sekolah kayak begini" balas Julia tak mau kalah.
Kalo belom dicoba mana tau, kan" seru Sid.
Kenapa idenya harus yang susah-susah sih" Kenapa nggak bikin stand aja" Kita kan bisa ngejual sesuatu dan pasti bakalan ada untungnya! sahut Julia.
Nah, itu dia! Itu dia maksud utama lo! Duit, kan" sahut Sid membuat Julia bangkit. Sid ikut bangkit. Mereka saling menatap sengit.
Maksud lo apa sih" Untungnya buat kelas juga, kan" seru Julia dengan tangan berkacak pinggang.
Tapi nggak seru cuma ngejualin barang doang, nggak ada kenangannya! Bikin acara yang bisa diikutin sama semua anak dong! sahut Sid lagi.
Semua anak juga bisa ikut jualan! Kalo mau ada kenangannya, jualan aja pake kostum badut, bakal dikenang juga, kan! seru Julia lagi.
t . c Anu & Apa?"" sahut Sid dan Julia bersamaan ke arah Adi yang tadi bermaksud menyela. Adi langsung terdiam, tak jadi bicara.
Semua anak sekarang menatap Sid dan Julia tanpa ekspresi. Sid dan Julia balas menatap mereka, lalu nyengir bersalah.
Sori, sori, kata Sid kembali duduk. Julia juga ikut duduk, setelah saling pandang sebal dengan Sid.
Saat itu, beberapa anak Kelas Khusus harusnya sedang sibuk membicarakan tentang acara apa yang akan disumbangkan kelas mereka di perayaan ulang tahun sekolah nanti. Rencana awalnya adalah rapat pengurus kelas, tapi dari tadi mereka hanya menonton Sid dan Julia saling debat soal acara apa yang akan diadakan.
Kelas Khusus merupakan sebuah kelas dua belas yang menampung anak-anak berprestasi. Jadi, acara yang diadakan anakanak Kelas Khusus merupakan acara yang paling dinanti-nanti oleh anak-anak lain saat perayaan ulang tahun sekolah.
Ehem, maaf soal yang tadi, kata Sid membuat anak-anak lega. Jadi & ada yang punya usul lain" Selain bikin stand dengan kostum badut.
Julia meliriknya sebal, tapi Sid pura-pura tak melihatnya. Julia dengan segera menyesali nasibnya sebagai wakil ketua kelas berpasangan dengan makhluk pirang satu itu. Tahu-tahu tangan Aida teracung dengan malu-malu.
Ya, Aida" sahut Sid riang, membuat Julia mual. Usul kamu soal yang drama itu bagus, sih, kata Aida membuat Sid nyengir puas pada Julia. Tapi gimana kalau drama itu sekalian buat pengumpulan dana"
Sekarang semua orang tertarik untuk mendengarkan Aida. Pasti banyak orang penting yang diundang ke pesta ulang tahun sekolah kita, kan" Dan pasti banyak juga yang mau nonton drama dari Kelas Khusus. Gimana kalo kita jadikan drama itu
t . c sekalian sebagai acara penggalangan dana" kata Aida lagi, disambut gumaman dari sana-sini.
Ya ampun, Ai, nggak kayak cewek-cewek yang gue kenal, lo jenius banget! sahut Sid membuat Julia ingin menimpuknya. Gimana temen-temen, kalian setuju dengan usul Aida yang superjenius ini"
Anak-anak langsung setuju, sementara Aida tersenyum malu. Yak, udah diputuskan. Acara Kelas Khusus untuk pesta ulang tahun sekolah tahun ini adalah drama untuk penggalangan dana!! sahut Sid disambut tepuk tangan meriah.
Eh, tapi ini berarti kita harus bagi-bagi peran, dong" kata Adi tiba-tiba.
Bener juga ya. Ya udah, hari ini pulang sekolah, kita rembukin dulu soal siapa pemerannya. Kasih tau temen-temen yang lain ya, kata Sid penuh semangat.
Semangat amat sih lo, kata Julia tak habis pikir. Oh, janganjangan, lo pengen jadi pemeran utamanya, ya"
Tapi Sid tidak menjawab. Dia hanya tersenyum-senyum sendiri, membuat bulu kuduk Julia langsung meremang.
^ _ ^ Temen-temen, berdasarkan rapat yang tadi udah diadakan sama pengurus kelas, acara kita untuk pesta ulang tahun sekolah tahun ini adalah drama! seru Sid membuat gelombang aneh pada anak-anak yang belum mendengar rencana ini sebelumnya, termasuk Cokie, Rama, dan Lando.
Hah" komentar Lando.
Drama" Cokie mengangkat wajahnya dari layar ponsel. Drama apa" Rama ikut bingung.
Ketiga anak itu menatap bingung Sid yang tampak bersemangat di depan kelas, sementara Julia ada di sebelahnya dengan tampang mau pulang.
t . c Dan drama yang udah diputuskan adalah & Romeo dan Juliet! sahut Sid lagi membuat semua anak bersorak riang, kecuali beberapa orang, termasuk Cokie, Rama, dan Lando. Julia malah sudah menganga.
Gue nggak ikut-ikutan, kata Lando segera, lalu memutuskan untuk tidur. Cokie sudah kembali sibuk dengan ponselnya, dan Rama membaca buku sejarah untuk ulangan besok.
Julia menarik Sid ke pinggir. Eh, sejak kapan lo mutusin itu" sahut Julia.
Jules, lo pikir dong. Drama apa lagi yang lebih menarik daripada ini" tanya Sid seolah Julia bego atau apa.
Mana gue tau, gue nggak suka drama! Lagian dari awal gue nggak pernah setuju! sahut Julia kesal, tapi Sid sudah ngeloyor lagi ke tengah kelas.
Yah, baik. Sekarang, kita adakan pemilihan pemerannya! Ada yang mau ngerekomendasiin pemeran Romeo dan Julietnya" tanya Sid membuat anak-anak sibuk berdiskusi.
Eh, Sid, gimana kalo lo sama Julia aja pemeran Romeo dan Julietnya" Kan cocok tuh! sahut Adi disambut hangat oleh semua orang, tapi panas oleh Julia dan Sid.
Lo udah bosen idup, ya" seru Julia garang, membuat Adi ciut di bangkunya.
Eh denger, ini cewek gak ada pantes-pantesnya jadi Juliet! Ntar yang ada dia malah disambitin sama penonton! sahut Sid membuat Julia melotot.
Maksud lo apa" balas Julia tidak terima.
Maksud gue, yang meranin Juliet tuh kudu yang lemah-lembut, nggak begajulan kayak lo! sahut Sid.
Gue juga nggak mau! seru Julia panas. Kalo nyari yang lemah-lembut, biar Aida aja yang jadi Juliet!
Kelas tiba-tiba hening tepat setelah perkataan Julia. Semua mata sekarang menatap Aida yang salah tingkah. Lando bahkan ikut terbangun.
t . c Wah, kadang-kadang lo pinter juga ya! kata Sid riang. Kalo gitu, ada yang nggak setuju Aida jadi Juliet" Nggak ada, kan" Berarti pemeran Juliet udah ketemu, yaitu Aida! Ayo kasih applause!
Seketika semua orang bertepuk tangan, sementara Aida bingung sendiri di bangkunya.
Eh & Sid & Gue & Aida tak jadi bicara karena Sid sudah menulis namanya di papan tulis. Lando melirik Aida yang balas menatapnya putus asa.
Nah, sekarang Romeonya. Ada yang menawarkan diri" tanya Sid, dan seketika beberapa tangan teracung dengan semangat. Wah, kayaknya nggak ada ya &
Julia menatap Sid bingung. Jelas-jelas banyak yang mau mengajukan diri.
Wah, jadi susah ya & , kata Sid sambil membetulkan kerah bajunya sendiri, lalu maju selangkah. Kalo gitu & .
Lo apa-apaan sih" Nggak liat segitu banyak yang mau jadi Romeo" tanya Julia, tapi Sid tampak tak mendengarkan.
Kenapa nggak Lando aja" tanya Cokie tiba-tiba membuat semua orang menatapnya. Lando juga menatapnya sengit. Sid tidak jadi mencalonkan diri.
Iya, kenapa nggak Lando aja" seru Julia seperti mendapat pencerahan. Aida menatapnya bimbang dari belakang Lando. Yang lain, setuju nggak Lando jadi Romeonya"
Anak-anak tampak menimbang-nimbang, tapi kemudian akhirnya setuju, karena postur Lando memang cocok untuk menjadi Romeo yang ganteng dan keren. Sid sibuk meyakinkan mereka kalau Lando tidak cocok, tapi tidak berhasil.
Yak, jadi udah dipastikan, ya! Pemeran Romeo adalah Lando!
Jangan bercanda, kata Lando memotong kata-kata Julia. Seketika kelas itu menjadi senyap. Lando berdiri, lalu mengambil tasnya. Gue nggak berminat main drama apa pun.
t . c Lando berjalan keluar kelas. Aida menatapnya khawatir. Sid seketika jadi ceria lagi.
Nah & berhubung Lando nolak, jadi Romeonya & . Wah, ada apaan nih kelas khusus" tanya seseorang dari luar, memotong kata-kata Sid. Spontan semua anak menoleh ke arah sumber suara.
Seorang cowok yang kelihatan bengal bernama Zai sedang bersandar di pintu, memandang heran anak-anak di dalam kelas. Dia melambaikan tangannya pada Sid yang menatap garang.
Yo, katanya santai sambil masuk dan menggeleng-geleng kagum. Wah & bener-bener kelas khusus ya. Udah bubar sekolah, masih aja ada kelas.
Kita lagi ngomongin drama bego yang disaranin sama anak bego ini, kata Julia hingga membuat Sid melirik kesal. Drama" tanya Zai, tampak tertarik. Drama apa" Romeo dan Juliet. Sekarang kita lagi bingung milih pemerannya, kata Julia lagi.
Oh, jadi kelas khusus mau ngadain drama Romeo dan Juliet" Seru nih kayaknya, kata Zai sambil seenaknya duduk di meja guru. Jadi" Siapa yang jadi Romeo dan Julietnya"
Julietnya Aida, nah tinggal Romeonya. Temen-temen, kalo kalian nggak ada yang mau jadi Romeonya&
Oi, dari tadi tuh banyak yang mau! sahut Julia memotong kata-kata Sid.
& maka biar gue aja & .
Gue ada ide!! seru Zai tiba-tiba sambil meloncat dari meja, membuat perhatian semua anak tertuju padanya. Sekali lagi omongan Sid terpotong. Sid menatap Zai tidak suka. Ide apaan, Zai" tanya Julia, tampak tertarik. Zai berjalan mengitari Julia dan Sid, tampak menilai-nilai. Gimana kalo & kalian aja yang jadi Romeo dan Julietnya" tanyanya membuat wajah Julia dan Sid langsung masam. Anakt . c anak yang tadinya tampak tertarik sekarang kembali sibuk masingmasing.
Zai, kalo itu sih tadi udah diusulin, cuma mereka nggak mau, kata Adi.
Bukan, bukan itu. Gimana kalo dituker" tanya Zai lagi. Julia yang jadi Romeonya, Sid yang jadi Julietnya" Gimana, bakal seru kan"
Seketika kelas jadi hening. Cokie dan Rama bahkan sudah melepaskan pandangan dari ponsel dan buku. Semuanya tampak sedang mencerna kata-kata Zai.
Zai, lo sarap ya" tanya Sid, tapi beberapa detik setelah perkataannya, kelas menjadi riuh-rendah karena bersemangat. Zai, lo jenius banget!! sahut seorang anak dari pojok. Iya, iya, bakal seru!! sahut seorang anak lagi.
Zai menerima semua pujian itu dengan bergaya sombong, sementara Sid dan Julia membeku menatap keramaian di depannya.
Semuanya berarti setuju, ya?" Parodi Romeo dan Juliet oleh Sid dan Julia! seru Adi membuat semua anak menyahutnya gembira.
Gue jadi pengen liat juga, kata Cokie pada Rama yang langsung mengangguk sambil nyengir. Aida bahkan sudah senyum-senyum sendiri membayangkan betapa lucunya Sid dan Julia nanti. Sid segera menarik Zai ke pojokan.
Woy, lo harus tanggung jawab! Gue nggak mau!! sahut Sid garang.
Sid, apa lo tega membiarkan wajah gembira temen-temen lo lenyap" kata Zai sambil menunjuk anak-anak yang sudah bergairah. Sid ikut memandang mereka.
Bodo amat!! sahut Sid keki. Sementara itu, Julia sudah meratap di papan tulis.
Nggak, nggak, ini nggak mungkin terjadi & , gumam Julia sambil menggeleng-gelengkan kepala. Dia menggaruk papan tulis
t . c dengan kukunya. Sid menatapnya ngeri, lalu segera mencengkeram kerah kemeja Zai lagi.
Gue nggak mauuu!!!!! teriak Sid, sementara Zai ngakak hebat.
^ _ ^ t . c athens anniversary Romeo, di manakah kau berada" Aduuuh, mual gue, kata Sid membuat Julia mendelik.
Saat itu, mereka sedang berlatih membaca naskah di Hilarious. Sid duduk di meja bar, sementara Julia sibuk dengan gelas-gelas. Wajah Sid tampak sudah ingin pingsan.
Siapa suruh ngusulin drama. Tau gini mending bikin stand aja, kan" kata Julia sambil mengelap gelas. Sid menatapnya sebal.
Iya, iya, udah sekitar dua ratus kali lo ngomong itu, kata Sid. Gue nggak heran kalo sebentar lagi mulut lo keluar busa.
Julia mencibir sementara Sid kembali membaca naskahnya. Dia menggaruk-garuk kepalanya.
Kenapa sih si Adi bikin naskah menjijikkan begini" Geli gue bacanya! sahut Sid putus asa. Julia memilih untuk tidak berkomentar karena dia juga berpikiran sama.
Tak berapa lama, Rama, Cokie dan Lando masuk dari pintu. Mereka berjalan menuju tempat biasa sambil memandang Sid dan Julia penuh arti.
Wah, Romeo dan Juliet, hari gini udah nempel, kata Cokie membuat Sid dan Julia mendelik galak ke arahnya secara bersamaan. Cokie langsung terkekeh.
Jules, cappucino ya, kata Rama dan Julia segera membuat segelas cappucino untuk sang pemilik caf".
t . c Gue yang biasa, kata Cokie.
Bikin sendiri, balas Julia membuat Cokie melotot. Julia balas melotot.
Aduh, kayaknya gue mau ngapalin di rumah aja deh, gue udah nggak sanggup, kata Sid sambil bangkit. Tapi pada saat dia mau bergerak, pintu caf" terbuka, dan Aida masuk sambil tersenyum. Sid lantas kembali duduk, membuat Julia mengernyit.
Katanya udah nggak sanggup" tanya Julia heran. Masa ngapalin gini doang gue nggak sanggup sih" seru Sid sambil nyengir ke arah Aida. Hai, Ai.
Hai. Gimana, Sid, udah siap" tanya Aida. Dua hari lagi, kan"
Ah, gini doang sih gampang, kata Sid yakin, membuat Julia memutar-mutar bola matanya. Aida tersenyum, lalu bergabung bersama yang lain di sofa.
Sid nyengir sendiri. Cengirannya lenyap saat melihat Julia yang sudah lebih dulu menatapnya dengan mata menyipit. Julia lalu ngeloyor untuk memberikan pesanan Rama.
Oh iya, kelas kita kebagian sore ya, sebelum pestanya, kata Aida.
O ya" kata Julia yang tampak baru tahu.
He-eh. Gue baru dikasih tau Adi. Oh iya, gue udah siapin semua kostumnya, lho, kata Aida membuat Sid seketika merasa mual lagi.
Wah, gue nggak sabar liat Sid pake rok, kata Lando tiba-tiba, membuat semua orang tertawa.
Sid menatapnya sebal dari meja bar.
^ _ ^ Sid melangkahkan kaki dengan gontai keluar lift. Dia mengeluarkan kunci dari sakunya dan membuka pintu apartemen.
t . c Sid masuk sambil memijat leher, dan seketika terdengar suara tawa Mamanya. Langkah Sid terhenti. Dia kemudian menatap sepasang sepatu laki-laki di depannya.
Ya ampun Gogo, serius" sahut Mamanya membuat Sid mendadak kena migrain. Dengan terhuyung, Sid bermaksud untuk diam-diam keluar lagi, tapi tahu-tahu Mamanya sudah ada di belakangnya. Sid"
Sid berbalik, lalu merasa sudah kepalang basah, dia mendekati Mamanya. Dia masuk ke ruang tamu, dan mendapati Gozali, guru olahraga sekaligus kekasih Mamanya, sedang duduk di sofa sambil memegang sekaleng cola.
Yo, kata Gozali ringan. Sid masih belum terbiasa dengan kenyataan ini. Jadi, Sid hanya melambai ringan tanpa bermaksud benar-benar membalas sapaannya.
Sid bergerak ke arah kulkas, lalu mengeluarkan sekaleng cola untuk mengompres jidatnya. Gozali memperhatikan.
Saya sudah dengar soal drama kelas khusus, kata Gozali membuat dahi Sid tambah berdenyut.
Drama" Drama apa" tanya Mama Sid, tampak tertarik. Kelas khusus nanti mau ngadain drama untuk ulang tahun sekolah. Sid terpilih menjadi pemeran utamanya, kata Gozali membuat Mama Sid memekik girang. Dia langsung menghambur ke arah Sid.
Sid!! Ya ampuuun!! Kamu pasti punya bakat luar biasa seperti Mama!! sahut Mama Sid membuat Sid nyengir garing. Mama Sid menyeka air mata yang sudah mengalir. Ya ampun, Sid, Mama nggak nyangka kamu akan mengikuti jejak Mama & . Ma, jangan berlebihan gitu deh. Siapa juga yang mau ngikutin
& . Tenang, Sid! potong Mama Sid. Mama akan mengenalkan kamu ke produser Mama! Mama akan bawa produser Mama ke pesta sekolah kamu nanti!
t . c Hah?" Buat apaan?" seru Sid ngeri.


Love United, High School Paradise, Nd2 Half Karya Orizuka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sid, suatu saat kamu pasti akan menjadi artis besar seperti Mama! Mama yakin! seru Mama Sid sambil mengangguk yakin.
Mama lagi ngomongin siapa sih" kata Sid, tak yakin dengan artis besar mana yang sedang dibicarakan Mamanya.
Sid, kamu bisa latihan baca naskah sama Mama!! Mama sendiri yang akan mengajarkan kamu! seru Mama Sid membuat Sid sekarang benar-benar takut. Mama Sid rupanya salah mengartikan ketakutan di wajah Sid. Dia kemudian menepuk bahu anaknya itu. Kamu tenang, Sid. Jangan takut! Kamu pasti akan bermain bagus di drama itu!!
Pak, Bapak yakin mau nikah sama wanita ini" tanya Sid pada Gozali yang hanya mengedikkan bahu dengan tampang geli, sementara Mama Sid sibuk dengan pikirannya sendiri.
Ya Sid, ya! Kamu pasti akan tenar! sahut Mama Sid membuat Sid memutuskan untuk pergi dari situ sebelum ikutan gila.
Thanks, Pak, sindir Sid pada Gozali sebelum dia masuk ke kamarnya.
Sama-sama, sahut Gozali, lalu menatap geli wanita yang dicintainya tampak sedang berpikir keras.
Gozali melirik ke kamar Sid, lalu menghela napas. Sid memang belum benar-benar menerimanya, tapi Gozali bersyukur Sid sudah tidak membencinya seperti dulu.
^ _ ^ Sid menatap langit-langit kamarnya dengan kosong. Bagi Sid, ini seperti tidak nyata. Beberapa bulan lalu, Gozali, guru olahraga yang dibencinya setengah mati tiba-tiba muncul di rumahnya dan mengatakan kalau dia adalah kekasih Mamanya. Saat itu, Sid menolak setengah mati sampai akhirnya Sid merestuinya.
t . c Sid menghela napas. Memang, di antara beberapa pria yang pernah dekat dengan Mamanya, Gozali lah yang paling normal. Dan pada saat bersama Gozali lah, Mamanya bersikap paling normal. Jadi, seharusnya tidak ada masalah.
Tapi entah kenapa, Sid masih merasa geli saat melihat Gozali ada di rumahnya. Ini mungkin karena Gozali adalah guru olahraganya. Sangat menggelikan juga punya calon ayah yang mantan musuh bebuyutannya di sekolah.
Sid terduduk, bulu kuduknya meremang. Dia memang masih merasa geli setiap kali memikirkan ini. Sid sama sekali tidak mau punya ayah seperti Gozali. Bukannya Gozali kenapa-napa, tapi yah, tetap saja Gozali adalah gurunya. Dan membayangkan Gozali melakukan berbagai macam hal dengan Mamanya & .
Seketika Sid merasa mual. Tidak, Sid memang tidak bisa tinggal dengan mereka. Mereka boleh saja menikah dan sebagainya, tapi Sid tidak mau tinggal bersama mereka. Sid tidak bisa menganggap Gozali sebagai ayahnya.
Sid bahkan tidak tahu siapa ayahnya karena Mamanya menolak memberi tahu dan Sid juga sudah tidak mau tahu. Tapi, ini bukan berarti siapa pun yang menikah dengan Mamanya akan menjadi ayahnya juga.
Sid kembali menempelkan kaleng cola ke jidatnya yang terasa panas karena terlalu banyak berpikir. Sid tak sengaja melirik naskah yang tergeletak di sebelahnya. Dia mengambil naskah itu, lalu mengambil ponsel dan menekan beberapa nomor.
Halo" sahut suara manis di seberang. Halo, Tasha ya" tanya Sid. Ini Kak Sid.
Kak Sid!!! seru Tasha girang, membuat Sid harus menjauhkan ponsel dari telinganya. Kak Sid ke mana aja sih" Kok nggak pernah ke sini lagi"
Sid hanya terkekeh, tak bisa mengatakan kalau sebenarnya setiap malam dia mengantarkan Julia pulang. Hanya saja, Julia
t . c selalu mengancamnya agar tidak mendekati Tasha lagi karena kalau tidak, Julia mau melaporkannya ke polisi dengan tuduhan pedofil. Ta, Julia ada" tanya Sid kemudian.
Huh, Kak Sid kok malah nanyain Kak Juju" seru Tasha dengan nada merajuk. Sid terkekeh lagi.
Kakak ada urusan sekolah nih, Ta. Boleh ngomong sebentar ya" tanya Sid lagi.
Hmm & ya udah deh. Tapi jangan lama-lama ya. Kak Juju!!! Telepon!!!! seru Tasha membuat Sid sekali lagi harus menjauhkan ponsel dari telinganya.
Siapa, Ta" tanya Julia yang terdengar oleh Sid. Kak Sid, kata Tasha. Awas lho ya, jangan lama-lama. Halo" kata Julia. Kenapa lo" Baru setengah jam pisah udah nelepon. Kangen"
Sid langsung menyesal sudah menelepon Julia. Di belakang Julia, Tasha seperti sedang mengamuk.
Eh, gue cuma mau bilang kalo lo harus ngapalin naskahnya. Jangan sampe keteteran sama penampilan gue, kata Sid membuat Julia mendengus.
Lo nelepon malem-malem cuma mau ngajak berantem ya" sahut Julia membuat Sid terkekeh.
Eh Jules, biar ada penghayatan, gimana kalo kita nonton filmnya" tanya Sid.
Lo gila ya, Sid" Yang mau kita mainin tuh parodinya, ngapain juga nonton film aslinya" kata Julia. Udah ah, nggak penting banget deh lo. Gue mau mandi nih.
Ya ampuuun, pantesan dari tadi gue cium bau anyir. Bau lo canggih juga ya, melewati batas ruang dan jarak, kata Sid membuat Julia segera menutup teleponnya tanpa ragu.
Sid terkekeh sebentar, lalu kembali berbaring sambil membaca naskahnya. Sepertinya ide drama ini tidak buruk juga. ^ _ ^
t . c Sid menarik pemikirannya soal ide drama yang tidak terlalu buruk. Ide drama ini sangat buruk, dan benar kata Julia, acara drama ini harusnya tidak pernah ada! Harusnya kelas khusus mengadakan stand aja!
Sid menatap kosong gaun yang ada di depannya. Gaun berwarna merah marun dengan banyak renda di kerah dan tangannya. Sid mengedip beberapa kali, lalu melirik Aida yang tampak gembira.
Gimana, Sid" Kamu nggak suka" tanyanya. Sid nyengir garing.
Gimana gue mau suka & , gumamnya. Apa, Sid" tanya Aida, tak mendengar.
Ah enggak, Ai, gue suka! sahut Sid membuat senyum Aida tambah lebar. Sid mengambil gaun itu dari tangan Aida, lalu mengamatinya. Gaun ini & ng & beda aja!
Kalo gitu, ayo dipake, Sid! Bentar lagi mulai lho! Julia juga udah ganti baju tuh, kata Aida membuat Sid kembali menatap gaun itu ragu.
^ _ ^ Panitia drama Kelas Khusus sedang sibuk. Semuanya menyiapkan diri dengan kostum masing-masing. Ada juga yang sibuk dengan peralatan, tata suara, dan make-up para pemainnya.
Hanya ada tiga anak kelas khusus yang menganggur dan dengan santainya memasuki lapangan basket indoor yang sudah disulap menjadi ruangan untuk menonton drama tersebut. Mereka berjalan menuju tiga kursi kosong di bagian tengah dan duduk sambil membawa bermacam-macam makanan. Mereka adalah Rama, Cokie, dan Lando.
Ruangan itu sudah penuh oleh penonton, termasuk orangorang penting seperti kepala sekolah dan para pemegang saham
t . c yayasan sekolah ini. Sementara itu, panggung besar di depan masih tertutup tirai.
Di belakang tirai itu, semua orang sedang sibuk dan saling bertabrakan. Dan di antara orang-orang itu, tampaklah sebuah tampang manis berkumis yang merengut kesal.
Ke mana sih si pirang imut itu?" seru Julia tak sabar. Julia, awas kumisnya jatuh, kata Aida sambil membetulkan kumis Julia.
Udah mau mulai nih, Ai! Dia sebenernya udah dateng belum sih!! seru Julia lagi.
Udah kok, tadi aku ketemu di dressing room. Paling-paling sekarang dia lagi di-make-up. Tenang aja, Jules, kata Aida mencoba menenangkan Julia. Julia mengangguk, lalu mengambil napas.
Beberapa menit kemudian, suara Adi terdengar, sekaligus pertanda bahwa drama sudah mau dimulai. Julia segera kebat-kebit lagi. Julia mengintip melalui tirai. Tampak banyak orang sudah memenuhi ruangan.
Di barisan depan, tampak Mama Sid dengan tampang cemas sekaligus girang. Dia ada di barisan depan karena dia adalah tamu kehormatan sebagai artis sinetron. Di sebelahnya, tampak Gozali sedang menyiapkan handycam.
Julia hampir kehabisan napas melihat keramaian itu. Ya ampuuun!!! Ini udah mau mulai!! Dasar pirang bego ituu!!! seru Julia gemas. Ke mana sih dia?" Biar gue susulin!!
Julia dengan kesal berderap, bermaksud mencari Sid. Seorang cewek di depannya melambai-lambai, tapi Julia tak peduli. Dia harus menemukan Sid.
Jules! Woiii, Jules!!! sahut Sid, tapi Julia tampak tak mendengar. Sid menahan lengan Julia.
Julia menoleh kesal pada cewek yang tadi melambai padanya, lalu tiba-tiba membeku. Pedang mainan yang dibawanya jatuh ke lantai.
t . c Julia mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali menatap sosok di depannya itu. Itu & Sid yang berwujud wanita. Atau wanita yang berwujud Sid. Entahlah, Julia terlalu bingung untuk memutuskan.
Detik berikutnya tawa Julia menyembur keras. Kumisnya sampai terlepas. Dia terlalu geli melihat wajah full make-up Sid dan gaun yang dipakainya.
Huahahahaha & Sid ... Lo & Huahahaha!! seru Julia geli. Beberapa anak yang baru menyadari kalau itu Sid juga sudah tertawa. Sid memang terlihat sama sekali berbeda. Pantas tadi saat Sid masuk tak ada satu pun yang mengenalinya.
Sid menatap Julia sebal. Sid tahu ini pasti akan terjadi makanya dia menghabiskan waktu satu jam di dressing room untuk memutuskan akan kabur atau tidak. Tapi dia memutuskan untuk datang, dan inilah balasannya.
Berisik, lo!! sahut Sid sambil menepuk kepala Julia. Tawa Julia masih berderai, malah matanya sudah berair.
Juliaaa!! Ayo cepet!! Udah mau mu & hmph & . Aida yang baru melihat Sid hampir saja menyembur. Tapi Aida dengan cepat menyembunyikan kegeliannya begitu melihat tampang mual Sid. Wah, Sid, cocok kok & .
Dan tampang Sid tambah seperti mau mati. Aida dengan cepat mengalihkan pembicaraan.
Eh, ayo cepet siap-siap. Si Adi udah mulai narasi tuh! kata Aida sambil menyeret Julia yang masih tertawa ke arah panggung. Sid mengikutinya dengan sesekali tersandung gaunnya yang panjang.
Ini adalah kisah tentang dua insan dari dua keluarga kaya, Romeo dan Juliet & .
Lampu dimatikan dan hanya lampu panggung yang hidup. Semua penonton sudah bertepuk tangan. Semua orang termasuk Mama Sid, Gozali, Cokie, Rama, dan Lando sudah sangat penasaran.
t . c Julia yang masih setengah geli masuk ke panggung bersama beberapa figuran dan Sid masuk ke ujung yang berlawanan, di mana ada set jendela. Tirai kemudian diangkat.
Oh Romeoku & Di manakah kau berada & " kata Sid dramatis membuat semua orang menoleh padanya.
Mama Sid terperangah. Gozali mengalihkan pandangannya dari handycam, hanya untuk memastikan kalau itu Sid. Cokie sudah ngakak hebat, Rama melesat ke depan untuk mengabadikan Sid, sementara sandwich yang dipegang Lando sudah jatuh ke lantai.
Sid bukannya tak menyadari kalau ada kehebohan yang terjadi di bawah sana, tapi dia memutuskan untuk tidak peduli lagi. Harkat dan martabatnya sudah jatuh persis setelah Julia menertawakannya tadi.
Dan masih sampai sekarang. Cewek bego itu masih tertawa, sampai melupakan adegan selanjutnya.
^ _ ^ Drama sudah berakhir dengan gemilang. Dana yang terkumpul melebihi perkiraan dan Aida sebagai wakil dari panitia drama sudah mengumumkan bahwa dana itu akan disumbangkan ke panti asuhan.
Sid misuh-misuh tepat setelah drama selesai. Julia sama sekali lupa adegan dan dialognya, jadi dia harus mengira-ngira dan akhirnya berimprovisasi. Penonton suka dengan versi freestyle seperti itu, tapi tidak dengan Sid yang sudah mati-matian menghafal.
Sekarang Sid, Lando, Cokie, dan Rama sudah ada di pesta, menunggu kedatangan Julia dan Aida. Empat cowok itu sekarang sudah berganti kostum dengan setelan jas lengkap dengan dasi, dress code dari pesta itu.
Oh Romeoku & Di manakah kau berada & " goda Cokie untuk kesekian kalinya malam itu. Sid meliriknya ganas.
t . c Ngomong-ngomong, dua anak itu ke mana sih" Lama amat dandannya, kata Sid sambil mengecek arloji.
Ya biasalah, cewek. Pasti tadi langsung ngacir ke salon, kata Cokie sambil mengecek ponsel.
Wah, Cok, kali ini nggak ada yang bisa lo ajak dansa, ya" Semua kecengan lo masih di bawah umur, nggak boleh masuk sini, sindir Sid. Cokie mengedikkan bahu.
Ngajak siapa pun di ruangan ini pasti pada mau, kata Cokie santai. Susah amat!
Sid mencibir, sementara itu beberapa cewek yang melewati mereka menatap dengan kagum. Maklumlah, di antara ratusan anak cowok di Athens, mereka yang paling kelihatan jelas.
Duuh, lama banget sih itu makhluk! seru Sid sambil mengeluarkan ponsel, bermaksud menelepon Julia. Tapi tahu-tahu Aida muncul dari pintu masuk dengan gaun putih yang cantik.
Aura yang dipancarkan Aida membuat semua cowok yang ada di ruangan itu berhenti beraktivitas. Aida, yang seperti biasa tidak sadar, menghampiri keempat cowok yang sedang bengong di depannya. Aida lalu menatap mereka bingung.
Hey, kata Aida menyadarkan mereka, dan setelah itu mereka sibuk berdehem dan salah tingkah.
Hai, Ai. Ng & . Lo & cantik, kata Sid mewakili perasaan semua orang. Aida tersenyum, membuat semua orang makin meleleh.
Makasih, kata Aida, lalu melirik Lando yang langsung mengalihkan pandangan. Aida menghela napas. Hmmm & Julia mana"
Lho" Kalian nggak bareng" tanya Rama heran dan Aida menggeleng.
Tadi sih dia langsung pulang, katanya lupa bawa gaunnya, kata Aida.
Anak itu & , kata Sid geram.
t . c Udah, sabar aja, kata Rama sambil menepuk bahu Sid. Ntar lo nggak ada pasangan dansa gimana"
Heh" Emangnya siapa yang mau ngajak dia dansa" seru Sid membuat Rama terkekeh. Eh, Ram, gue sih bisa aja ngajak cewekcewek dansa!
Masa sih" kata Cokie sangsi. Sid menatapnya sebal. Lo nggak percaya" Tuh, liat tuh, cewek cakep di sana. Dalam hitungan detik gue bisa ajak dia dansa! seru Sid sambil menunjuk seorang cewek di dekat meja makanan.
Tanpa menunggu komentar semua orang, Sid berderap menuju cewek yang sedang membelakanginya itu. Sid berdehem sebentar, kemudian mendekatinya perlahan.
Hai, kata Sid pede. Nama kamu siapa"
Cewek itu menoleh, lalu menatap Sid bingung. Sid balas menatap cewek itu tak percaya. Rahangnya hampir saja jatuh menatap cewek di depannya itu.
Lo gila ya, Sid" Gue Julia, kata Julia kemudian membuat Sid mendadak kehilangan keseimbangan.
Nggak, nggak mungkin, kata Sid sambil menggelenggelengkan kepalanya.
Oh, gue tau! seru Julia girang. Lo tadi nggak nyangka ini gue, kan" Terus lo mau kenalan sama gue, kan"
Nggak, siapa juga! sahut Sid sementara anak-anak sudah tertawa dari jauh. Lo dari tadi di sini?"
Iya, dari tadi gue di sini nungguin kalian. Kalian baru dateng, ya" tanya Julia membuat Sid bengong, lalu menjitaknya.
Tak berapa lama, alunan lagu dimulai dan beberapa orang sudah mulai berdansa. Rama dan Cokie sudah menyebar, sementara Julia dan Sid masih ngobrol di dekat meja makanan.
Eh, Sid, lo nggak mau ngajak gue dansa" tanya Julia membuat Sid bengong.
t . c Ngapain juga?" seru Sid. Mending gue cari cewek yang lebih cakep!
Julia mencibir, lalu mengambil kue dan melahapnya. Tahutahu Zai menghampiri mereka, dengan setelan jas urakan penuh dengan pin.
Woi! Kalian nggak dansa" tanya Zai.
Nggak, si pirang ini mau nyari cewek cakep, kata Julia disetujui Sid.
Lho, emangnya Julia kurang cakep apa" tanya Zai membuat Julia langsung mengangguk dan Sid langsung mengernyit. Kalo gitu, dansa sama gue yuk, Jules!
Ayo! sahut Julia ceria. Dia meraih tangan Zai, sementara Sid melotot.
Woy, apaan ayo-ayo! sahut Sid sambil menahan Julia. Sid jadi terlihat salah tingkah. Ng & sebelum gue dapet cewek, lo harus nemenin gue!
Haah?"" sahut Julia, lalu Julia segera menarik Zai untuk berdansa, meninggalkan Sid yang cemberut.
Di sisi lain, Lando dan Aida duduk di kursi sambil memperhatikan Cokie sedang berdansa dengan beberapa cewek sekaligus. Lando tampak menjaga jarak dengan Aida dan tak sekali pun mengajaknya bicara. Aida sesekali melirik Lando.
Ng & Lan, kata Aida akhirnya, membuat Lando menoleh. Hmm" tanya Lando, hatinya berdegup kencang. Ng & kita & Ng & . Aida menatap Lando hati-hati. Lando bengong sebentar, lalu tampaknya mengerti maksud Aida. Gue nggak dansa, kata Lando kemudian. Oh kata Aida sambil mengangguk pelan.
Gue & nggak bisa dansa, kata Lando lagi, membuat Aida menatapnya takjub.
Oh kata Aida lagi, kali ini dengan maksud yang berbeda. Hmm& kalo gitu, gue temenin lo deh.
t . c Lando menoleh dan menatap Aida. Lo nggak usah nemenin gue. Kalo mau dansa, ya dansa aja.
Nggak apa-apa. Gue juga lagi nggak kepengen dansa kok, kata Aida sambil tersenyum. Lando menatapnya sebentar, lalu pura-pura meneguk cola untuk menyembunyikan senyumnya.
Mereka kemudian menatap Sid yang dengan anehnya berjogetjoget di tengah Zai dan Julia. Zai tertawa dan mundur teratur, sementara Julia menatap Sid kesal.
Nggak dapet cewek cakepnya" sindir Julia.
Yah, sekali-sekali dansa sama lo nggak apa-apa, kan" Mumpung lo lagi lebih cakep dari yang biasa, kata Sid membuat Julia cemberut, tapi menerima uluran tangan dari Sid.
Lando dan Aida yang menatap pemandangan itu sama-sama tersenyum. Pada saat pandangan mereka bertemu, mereka cepatcepat mengalihkan pandangan ke tempat lain.
^ _ ^ t . c the playboy Uwaaaah & Udah balik jadi muka nenek lampir lagi! seru Sid begitu melihat Julia keesokan paginya. Ternyata ramuannya cuma bekerja semalem, ya!
Lo cari ribut, ya" seru Julia sambil menaikkan lengan baju. Sid segera menghindar dari serangan buku Julia.
Cokie, Rama, dan Lando terkekeh, lalu duduk di bangku masingmasing. Begitu duduk, Cokie langsung mengecek ponsel.
Masih pagi gini udah dapet panggilan" tanya Rama setelah melirik layar ponsel Cokie.
Tau nih. Kemarin si Dara nembak gue. Setelah gue tolak, dia malah makin menggila. Gue ganti nomor lagi ah, kata Cokie sambil memasukkan ponselnya cuek ke saku.
Aida mengamati Cokie dari belakang. Nggak capek, Cok" tanyanya membuat Cokie menoleh.
Ah, pegel-pegel dikit sih, kata Cokie sambil menggerakgerakkan bahunya, menyangka Aida bertanya tentang semalam saat dia berdansa dengan banyak cewek.
Bukan itu. Nggak capek ganti nomor terus" tanya Aida polos. Rama dan Lando langsung menoleh, ikut tertarik dengan pembicaraan itu. Cokie tersenyum pada Aida.
t . c Nggak kok, Ai. Ini kan udah risiko, kata Cokie santai. Aida mengangguk-angguk.
Emangnya nggak bisa ya sama satu cewek doang" tanya Aida lagi membuat air muka Cokie berubah, tapi hanya beberapa detik. Cokie tersenyum lagi.
Nggak bisa, kata Cokie sesantai yang sebelumnya. Tapi kalo sama Aida sih, mungkin bisa.
Setelah itu, Cokie tertawa, seolah tidak merasakan tatapan tajam dari belakangnya. Aida tertawa kaku sambil melirik Lando.
Tak lama Ibu Desi, guru biologi, masuk, membuat Sid dan Julia yang tadi kejar-kejaran segera kembali ke bangkunya setelah saling lempar pandang sebal.
Yak, ketua kelas dan wakilnya, tolong ambilkan alat peraga di ruang perlengkapan, kata Ibu Desi membuat semua anak menahan napas ngeri.
Bu! Biar saya aja yang ambil!! sahut Adi buru-buru sebelum ada benda terbang. Adi kemudian segera melesat, bahkan sebelum Ibu Desi mengiyakan.
Ada apa sih" Sid" Julia" tanya Ibu Desi heran. Nggak ada apa-apa kok, Bu & , jawab Sid dan Julia manis. Anak-anak menghela napas lega. Setidaknya ada beberapa alat peraga yang selamat karena tidak jadi dibuat bahan lemparan oleh Sid dan Julia.
Sekarang waktu istirahat. Sid, Cokie, Rama, Lando, Julia, dan Aida ada di kantin. Sid dan Julia masih saling serang, tapi tidak lewat kata-kata. Sekarang setelah lelah, mereka hanya saling serang lewat aura.
Cokie berkipas-kipas dengan tidak sabar. Bahkan, Aida mengeluarkan tisu dan mengelap wajahnya yang berkeringat.
Aduh, kalian udahan deh. Panas banget tau, kata Cokie pada Julia dan Sid.
Dia duluan! sahut Julia tak terima.
t . c Eh, siapa" balas Sid.
Tiba-tiba Lando memukul meja, membuat bukan hanya Sid dan Julia, tapi seluruh kantin, terdiam kaget.
Kalian jangan kayak anak kecil deh, kata Lando dingin, lalu bangkit untuk membeli Pepsi.
Tuh, denger kan, jangan kayak anak kecil! sahut Sid membuat kepalanya dipukul Cokie. Sid mengelus-ngelus kepala berjepitnya sambil misuh-misuh.
Cokie kemudian bangkit untuk memesan minuman. Dia bergerak menuju konter kantin. Di sana sudah ada seorang cewek manis yang sudah dikenal Cokie. Namanya Via, anak penjaga kantin, dan mereka setingkat hanya berbeda kelas.
Halo, kata Cokie sambil nyengir pada Via. Via menatap Cokie kaget, sekaligus salah tingkah.
Sebenarnya Cokie tahu persis kalau Via naksir dirinya, tapi Cokie tidak ambil pusing. Entah kenapa, Via sama sekali bukan tipenya. Cokie sama sekali tidak tertarik pada cewek itu, tapi sebagai playboy Cokie senang menggodanya.
Gue pesen & . Kata-kata Cokie terputus menatap sebotol Pepsi dan pizza mini di depannya. Cewek ini bahkan sudah hapal menu sarapannya. Cokie nyengir lagi.
Thanks ya, dan masukin & .
Cokie tak jadi meneruskan kata-katanya saat Via sudah menulis harga Pepsi dan pizza mini itu ke sebuah catatan khusus.
Dibayar hari Jumat, kan" tanya Via sambil senyum. Cokie balas senyum, lalu mengangguk.
Tahu-tahu Julia sudah ada di samping Cokie, menatap heran Cokie dan Via yang sedang saling melempar senyum.
Woy! sahut Julia mengagetkan Cokie. Ngapain lo cengarcengir" Tebar-tebar pesona aja kerjaan lo!
t . c Kenapa sih, Jules" Sewot amat! kata Cokie sambil mengambil Pepsi dan pizza mininya. Dia mengangguk pada Via. Yuk.
Via balas mengangguk sambil menatap Cokie yang kembali bergabung bersama yang lain. Julia memperhatikan Via, lalu tibatiba tersadar kalau Via mungkin naksir pada Cokie.
Viaa!!! sahut Julia sambil mengguncang-guncang tubuh Via. Via, lo jangan naksir sama Cokie deh!!
Hmm" Emangnya kenapa" tanya Via polos.
Kenapa" Kenapa lo tanya" Vi, dia itu playboy kelas gurame atau arwana sekalian! Di sekolah ini, hampir semua cewek udah dia mainin!! seru Julia histeris. Vi, gue nggak mau lo, sahabat gue, kena racunnya itu cowok! Percaya deh, Vi, gue tau itu anak kayak apa!
Via tentu saja tahu kalau Cokie adalah seorang playboy. Tapi entah kenapa, Via merasa walaupun selalu bersama cewek, tapi Cokie tetap terlihat sendirian. Via sudah memperhatikan itu dari semenjak pertama kali melihat Cokie di tahun pertama.
Via memperhatikan Julia yang masih sibuk memberi contoh, lalu menghela napas. Sekuat-kuatnya Julia mencoba meyakinkan, tetap tidak akan meruntuhkan perasaan Via pada Cokie.
^ _ ^ Cokie mematikan mesin mobil, lalu mencabut kuncinya. Ponsel di sakunya sudah bergetar dari tadi, tapi dia tidak memedulikannya. Cokie turun dari mobil dan bergegas masuk ke Hilarious setelah mengunci mobil.
Di Hilarious, semua sudah berkumpul. Cokie nyengir lebar ke arah mereka, lalu menempatkan pantatnya sembarangan di sebelah Sid yang langsung mengomel karena pekerjaannya tercoret. Ke mana aja lo, Cok" tanya Rama. Ngedate lagi"
t . c Nggak. Tadi gue ketahan sama Dara. Anak itu nekat ke rumah gue, kata Cokie santai sambil memberi sinyal pada Julia untuk membuatkannya latte.
Sid, Rama, Lando, dan Aida menatap Cokie bersamaan. Cok, serius lo" tanya Sid, dan Cokie memilih untuk tertarik pada buku Fisika. Dara sampe ke rumah lo" Lo & nggak & ngehamilin dia, kan?"
Cokie melepaskan pandangan dari buku fisika, lalu menatap keempat temannya yang berwajah sama-sama serius. Cokie terbahak.
Ya nggak lah! Lo gila ya, Sid" katanya geli.
Ya siapa tau! sahut Sid keki. Cara pacaran lo kan udah macem-macem!
Cokie hanya terkekeh, sementara keempat temannya sudah kembali sibuk belajar. Cokie menghela napas.
Sebenarnya, Cokie hampir tidak pernah mengapa-apakan cewek yang jalan dengannya. Cokie hanya bersikap seperti playboy kelas kakap di depan teman-temannya. Cokie sudah sangat kehilangan selera pada cewek semenjak kejadian beberapa tahun lalu.
Aida memperhatikan raut wajah Cokie yang suram. Aida tahu pasti Cokie sedang memikirkan sesuatu.
Aduuuuhh!! seru Julia tiba-tiba membuat Cokie dan Aida sama-sama tersadar. Si Don Juan ini, mukanya sok melankolis amat!
Cokie terkekeh, sementara Julia meletakkan gelas berisi latte kesukaan Cokie di meja.
Eh Lando, ati-ati lho. Kalo nggak cepet-cepet, ntar Aida disamber si Cokie, kata Julia lagi sambil segera melesat pergi sebelum Lando melemparnya dengan botol saus.
Aida segera menoleh ke arah Lando yang bengong sesaat. Ketika pandangannya bertemu dengan Aida, Lando kembali sibuk
t . c dengan buku matematikanya. Aida menghela napas. Aida benarbenar bingung apa yang membuat Lando selalu menghindarinya.
Mendadak ponsel di saku Cokie bergetar lagi. Cokie mengeluarkan, lalu mematikannya. Mungkin sudah saatnya mengganti nomor.
^ _ ^ Hari ini, kelas khusus diramaikan oleh kuis matematika mendadak. Saat istirahat, Sid, Julia, Lando, Rama, Cokie dan Aida terkapar di kantin.
Pak Ono tega banget sih! Seratus soal dalam dua jam! Ini sih bukan kuis lagi namanya, tapi penyiksaan! seru Julia yang tadi pas di kelas hampir mau pingsan. Sid sangat setuju dengan kata-kata Julia.
Denger-denger sih ini sekalian buat penyaringan olimpiade matematika, kata Rama membuat yang lain tertarik. Tapi bukan kuis ini doang sih, masih ada yang lainnya. Jadi, jangan putus asa dulu.
Jangan putus asa kata lo?" Gue sih nggak peduli sama olimpiade, tapi lo bilang masih ada kuis-kuis lainnya?" Bisa gila gue!! sahut Julia lagi.
Ah, paling yang lolos Lando sama Aida, kata Cokie. Abis, tadi di kelas yang tampangnya bahagia cuma mereka berdua.
Siapa yang bahagia" protes Lando cepat sementara Aida tersenyum simpul.
Lan, kapan sih lo nggak bahagia tiap kali bisa ngerjain soal matematika" tanya Sid membuat Lando menatapnya sebal.
Nah, kalo lo kenapa bahagia, Ai" tanya Julia membuat Aida bingung.
Ng & gue biasa aja tuh, Jules, katanya.
t . c Emang mukanya Aida tuh dari dulu gini. Adem, kalem, enak diliat dalam keadaan apa pun. Emangnya lo, gue sampe ikut depresi ngeliat muka lo tadi, kata Sid membuat anak-anak lain terbahak, sementara Julia menendangnya dari bawah meja. Sid langsung mengaduh.
Cokie merasa perutnya keroncongan. Jadi, dia bangkit untuk membeli sarapannya yang biasa. Tahu-tahu Julia sudah mencegatnya. Cokie menatapnya heran.
Cok, lo boleh ngedeketin siapa aja asal bukan orang-orang yang gue kenal, kata Julia dengan wajah serius. Jangan deketin Via. Cokie bengong sebentar, lalu menjentik dahi Julia. Kalo gue ngedeketinnya buat beli sarapan gimana" tanyanya sambil terkekeh, lalu bergerak ke arah konter kantin. Julia kembali duduk sambil mengawasi Cokie.
Halo, kata Cokie begitu melihat Via. Via bengong sebentar, lalu cepat-cepat mengambil Pepsi dan pizza mini. Wah& servisnya bagus banget ya, kata Cokie lagi.
Via hanya tersenyum, sementara Cokie mengambil Pepsi dan pizza mininya. Cokie mengamati cewek itu sebentar. Entah kenapa Cokie sangat senang menggodanya. Cokie mengeluarkan senyuman terbaiknya, dan bermaksud kembali ke meja.
Cokie, kata Via membuat Cokie berbalik. Via tampak malumalu. Cokie langsung punya firasat kalau cewek ini pastilah ingin ngobrol lebih banyak dengannya. Jadi, Cokie langsung senyum lagi.
Ya" tanya Cokie ramah. Ng & , kata Via ragu. Itu & .
Ngomong aja, kata Cokie, merasa umpannya sudah termakan.
Ini hari Jumat, kata Via akhirnya, membuat Cokie bingung. Ya & terus" kata Cokie, membuat Via kembali ragu.
t . c Ng & bill kamu dibayar tiap hari Jumat, kan" tanya Via hatihati membuat harga diri Cokie seperti terbanting ke lantai. Cokie berdehem untuk menyembunyikan kekagetannya. Semuanya tiga puluh lima ribu.
Oh iya, gue lupa, kata Cokie sambil membuka dompetnya dan mengeluarkan uang lima puluh ribuan. Kembaliannya ditabungin aja ya, buat utang besok-besok.
Via mengangguk sambil menerima uang Cokie. Makasih ya, kata Via. Cokie mengangguk.
Cokie berjalan kembali ke meja sambil tertawa geli sendiri. Baru kali ini Cokie merasa malu seperti ini. Cokie kemudian bergabung dengan anak-anak lagi, tapi matanya masih menatap Via yang sedang melayani pembeli lain.
Cewek yang menarik. ^ _ ^ Hari ini Cokie berangkat sekolah dengan riang. Semalam dia sudah menetapkan bahwa dia akan mengajak Via jalan. Soal Julia yang bakal marah membuatnya lebih menarik. Cokie senang dengan hal-hal seperti ini.
Selama di kelas, Julia sudah curiga dengan sikap Cokie yang tiba-tiba tertarik saat Via lewat di depan kelas khusus. Julia sudah mengancamnya macam-macam, tapi tidak membuat Cokie mundur.
Sekarang waktu istirahat sudah tiba. Seperti biasa, keenam anak itu sudah duduk di meja yang biasa. Sid dan Julia sedang serius makan mie ayam, Aida sedang membaca majalah, Rama makan sandwich sambil ngobrol dengan Lando. Cokie menganggap ini kesempatan. Jadi, dia bergerak menuju konter kantin.
Via sudah ada di sana, melayani seperti biasa. Saat melihat Cokie, Via jadi salah tingkah. Dia segera mengambil Pepsi.
t . c Eh, tunggu! sahut Cokie membuat Via tak jadi membuka tutup botol Pepsi. Gue nggak mau beli apa-apa.
Lho, terus mau ngapain" tanya Via bingung, membuat Cokie tersenyum yakin.
Gue mau ngajak lo jalan, katanya membuat botol Pepsi yang dipegang Via hampir jatuh. Anak-anak yang ada di sekitar mereka juga sama bengongnya.
Hah" jerit Via setelah sadar. Cokie terkekeh melihat reaksi
Via. Ntar malem gue jemput, ya, kata Cokie sambil mengeluarkan ponselnya. Alamat rumah lo di mana"
Via masih bengong parah dan tak bisa menjawab pertanyaan Cokie. Cokie menatap Via.
Eh, sori, lo udah punya cowok ya" tanya Cokie lagi dan Via cepat-cepat menggeleng. Cokie tersenyum, lalu menyerahkan ponselnya pada Via. Tulis alamatnya, ya.
Via akhirnya menulis alamatnya juga walaupun tangannya gemetar. Julia sudah menatap Cokie dengan marah dari kejauhan.
^ _ ^ Malamnya, Cokie datang menjemput Via. Orang yang pertama dilihat Cokie dari balik pintu adalah Ibu Yona, ibu Via sekaligus ibu pemilik kantin. Ibu Yona tampaknya tidak suka dengan kedatangan Cokie karena dia tahu persis seperti apa Cokie di sekolah.
Via malam itu tampil cantik, membuat Cokie tidak menyesal sudah mengajaknya jalan. Malam ini, Cokie berniat untuk mengajaknya dinner, lalu nonton.
Via tidak banyak bicara selama date berlangsung, membuat Cokie benar-benar bingung. Biasanya, cewek-cewek yang diajaknya jalan selalu ribut berkicau, entah itu sibuk memuji Cokie atau membicarakan hal-hal nggak penting lainnya.
t . c Sekarang saat di perjalanan pulang, Via masih saja diam. Cokie beberapa kali melirik Via yang tampak tidak nyaman ada di sebelahnya.
Vi, kata Cokie membuat Via menoleh, lo kenapa" Nggak apa-apa, kata Via pelan.
Lo nggak suka jalan bareng gue, ya" tanya Cokie lagi. Apa gue terlalu tiba-tiba ngajak lo jalan"
Ng & bukan gitu, kata Via lagi, cuma & tadi sebelum lo dateng, Julia nelepon.
Oh, Julia, kata Cokie sambil mengumpat dalam hati. Cewek itu pasti sudah memperingatkan Via ini dan itu. Dia nyuruh lo hatihati sama gue"
Kira-kira begitu, kata Via membuat Cokie terkekeh. Hmm & terus kenapa lo masih mau pergi sama gue" tanya Cokie lagi.
Karena & gue nggak berpikir lo orang yang harus dijauhin, kata Via membuat Cokie menatapnya. Cewek ini benar-benar menarik.
Kalo gitu & lain kali lo mau jalan bareng gue lagi" tanya Cokie kemudian, membuat Via menatapnya kaget.
Lo & mau jalan lagi bareng gue" tanya Via.
Kenapa nggak" Tapi ada syaratnya, lo nggak boleh diem aja. Semaleman ini gue kayak lagi jalan sama patung, kata Cokie membuat Via tertawa pelan.
Cokie merasakan ada firasat buruk soal cewek ini, tapi entah kenapa Cokie memilih untuk tidak memedulikannya. Sudah lama Cokie tidak merasa kehidupan cintanya semenarik ini. ^ _ ^
t . c

Love United, High School Paradise, Nd2 Half Karya Orizuka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sudah beberapa hari ini Cokie dan Via jalan dan Julia baru tahu beberapa hari setelahnya. Julia pikir cukup sekali Via jalan dengan Cokie untuk tahu Cokie itu seperti apa.
Viaaaaa!!! seru Julia di kantin. Kenapa lo masih jalan juga sih sama Cokie?" Bukannya gue udah bilang kalo dia bakal mainin lo?"
Jules, jangan berprasangka gitu. Dia baik banget kok, kata Via membuat Julia melotot.
Vi, cepat atau lambat lo pasti bakal sakit hati! sahut Julia lagi. Aida sibuk menahannya dari belakang.
Lo berharap gitu, Jules" kata Via marah. Selama beberapa hari ini, Cokie nggak pernah macem-macemin gue!
Itu awalnya doang, Vi! Lama-lama lo pasti jatuh juga ke perangkapnya! sahut Julia.
Cukup, Jules! sahut Via. Makasih karena lo udah khawatir sama gue, tapi gue tetep berpendapat Cokie bukan cowok kayak yang lo bilang!
Via kemudian berderap pergi meninggalkan konter kantin, membuat ibunya bingung karena harus melayani pembeli sendirian. Aida dengan segera menawarkan diri untuk membantunya sementara Julia masih misuh-misuh.
^ _ ^ Lo kenapa, Vi" tanya Cokie karena Via kembali diam saat sedang di perjalanan pulang. Hari ini Cokie membawa Via ke tempat bermain bowling favoritnya. Sudah lama Cokie tidak membawa siapa pun bermain bowling bersama.
Cok, kata Via pelan. Tadi Julia habis marahin gue karena gue masih jalan sama lo. Dia bilang lo bakal mempermainkan gue. Cokie terdiam. Terus" katanya.
t . c Terus gue bilang kalo lo nggak gitu, kata Via lagi. Lo baik banget dan nggak bakal ngelakuin hal sekejam itu sama gue.
Cokie terdiam lagi. Dia menatap kosong jalan yang ada di depannya.
Lo mungkin playboy. Lo mungkin suka gonta-ganti cewek. Tapi, lo pasti punya alasannya, kan" kata Via lagi. Lo nggak mungkin dengan sengaja mau nyakitin hati cewek. Mungkin aja lo emang nggak cocok sama mereka, ya kan" Tapi Julia nggak mikir begitu.
Otak Cokie terasa kram, sementara Via masih meneruskan kata-katanya.
Waktu ngeliat lo, gue tau kalo lo kesepian, makanya lo selalu cari cewek di sana-sini, kata Via. Tapi jangan khawatir, Cok, karena gue bakal nemenin lo. Gue bakal nerima lo apa adanya.
Cokie hampir tidak melihat lampu lalu-lintas yang berubah merah. Cokie segera menginjak rem dan mobilnya berhenti mendadak. Cokie merasakan perutnya mual dan tangannya dingin.
Kata-kata Via tadi mengingatkannya pada kata-kata seseorang beberapa tahun lalu. Dan mengingat itu, Cokie jadi menyadari kalau dia telah salah karena sudah mengajak Via jalan. Kesalahan terbesar Cokie semenjak kejadian itu.
Cokie" tanya Via saat Cokie tak juga bereaksi saat lampu jadi hijau. Cokie tersadar dan melanjutkan perjalanannya.
Ketika sampai di depan rumah Via, Via turun dan menatap Cokie lembut.
Sampai ketemu besok, ya, katanya sambil melambai. Cokie tak menjawabnya.
Cokie menginjak gas, meninggalkan Via yang masih menatapnya dari depan rumah.
Tidak akan ada lagi besok, pikir Cokie. Semuanya akan berakhir malam ini.
^ _ ^ t . c dinner bareng Akhir-akhir ini, mood Julia turun drastis. Alasan utamanya adalah kuis-kuis dadakan yang tiba-tiba jadi sering. Alasan lainnya adalah Via tidak mendengarkannya dan tetap saja jalan dengan Cokie.
Sekarang, Julia sedang menggosok meja bar di Hilarious sambil menggerutu.
Woy, jangan pake tenaga dalem ngegosoknya, ntar catnya ikutan ngelupas! sahut Sid mengingatkan, tapi Julia hanya mencibir.
Saat itu di Hilarious hanya ada mereka berdua. Anak-anak yang lain belum pada datang. Julia tiba-tiba mendapat ide. Dia segera mendekati Sid yang sedang membaca majalah otomotif.
Apa" tanya Sid merasa terganggu dengan tampang ada maunya Julia.
Eh, Sid, lo pasti tau kan, kenapa si Cokie jadi playboy gitu" Dia bukan dari bayi kan begitu" Pasti ada alasannya, kan" tanya Julia bertubi-tubi. Sid menatapnya sebentar, lalu menghela napas.
Ini bukan urusan gue dan bukan urusan lo juga, kata Sid. Udah deh, mendingan lo jangan ikut campur.
Eh, nggak bisa! Ini menyangkut sahabat gue! Gue harus tau! seru Julia serius. Sid menatapnya lagi, tak yakin apa harus memberitahunya.
t . c Hhh & ya udah kalo lo maksa. Tapi jangan bilang Cokie, ya, kata Sid dan Julia dengan cepat mengangguk. Jadi, dulu Cokie pernah ditinggalin ceweknya & .
Nah! Bener, kan! Pasti dia ada trauma gitu!! sahut Julia membuat Sid kesal.
Dengerin dulu kenapa sih! kata Sid membuat Julia minta maaf. Kalo lo mau tau alasannya kenapa dia sering jalan sama cewek yang lebih muda karena dulu ceweknya tuh lebih tua dari dia. Mata Julia membesar mendengar cerita Sid.
Dulu pas SMP, Cokie tuh satu-satunya di antara kita berempat yang pemikirannya udah dewasa. Dia naksir sama guru privatnya yang udah kuliah dan guru privatnya itu nanggepin. Selama setahun lebih, Cokie cinta mati sama guru privatnya. Guru privatnya itu selalu bilang kalo dia nggak bakalan ninggalin Cokie hanya karena Cokie masih kecil. Tapi beberapa bulan setelahnya & , guru privatnya itu nikah, kata Sid panjang-lebar. Semenjak itu, Cokie nggak pernah lagi keliatan bener-bener suka sama orang. Dia jalan sama sembarang cewek yang dia mau, dan kebanyakan lebih muda. Jadi, dia & balas dendam?" tanya Julia tak percaya. Yah, gue juga nggak tau, kata Sid. Kalo mau dibilang balas dendam, harusnya dia mainin yang lebih tua, kan" Kalo kata gue sih, dia trauma sama yang lebih tua, makanya dia jalan sama yang lebih muda.
Jadi & Via adalah satu dari sekian banyak sembarang cewek itu" gumam Julia kesal.
Jules, gue kasih tau aja ya sama lo. Cokie nggak pernah ngajak jalan cewek mana pun, kata Sid membuat Julia menatapnya. Selalu dia yang diajak jalan sama cewek dan dia tinggal pilih. Makanya, sekarang mungkin aja dia serius sama Via.
Julia terdiam, tampak berpikir. Mungkin Via benar. Mungkin selama ini Cokie tidak seburuk yang dipikirkannya.
t . c Mendadak ponsel Sid berbunyi. Sid menatap layar ponselnya, lalu mengernyit. Mamanya meng-SMS-nya agar segera pulang karena ada yang harus dibicarakan. Sid punya firasat buruk soal ini.
Eh, gue pulang dulu ya. Nyokap gue kayaknya ada perlu, kata Sid sambil bangkit dan mengemasi ranselnya. Ntar pulangnya lo minta anter si Rama aja, ya"
Julia mengangguk walaupun masih berpikir soal Cokie. Sid buru-buru keluar, lalu melesat pulang.
^ _ ^ Apa?" Dinner bareng?"" sahut Sid sesampainya di rumah. Mamanya tampak berseri-seri.
Iya, Sayang, di resto mewah! Gogo ntar malem jemput Mama dan dia pengen kamu ikut juga! kata Mama Sid riang. Dalam rangka apa?" tanya Sid lagi, masih ngeri. Mmm & nggak tau ya, Gogo nggak bilang. Mungkin & pelamaran" kata Mama Sid lagi. Setelah itu, dia terpekik malu sendiri. Sid melongo parah.
Pelamaran apa sih" Kenapa harus pake acara lamar-lamaran segala" Tinggal kawin aja, nggak usah bawa-bawa aku! seru Sid tak terima.
Ah, Sayang. Dia kan pengen minta persetujuan juga dari kamu, secara formal, kata Mama Sid lagi. Pasti nanti dia berlutut sambil ngasih cincin & . Ah, romantisnya!
Sid menatap datar Mamanya yang seperti tenggelam dengan dunianya sendiri. Yang benar saja. Sid tidak akan pernah datang ke acara itu. Siapa juga yang mau melihat Gozali melamar Mamanya. Bisa-bisa Sid muntah di tempat.
Ma, aku nggak akan dateng, kata Sid tegas, tapi Mamanya tampak tak mendengar.
t . c Mama barusan ambil setelan jas kamu dari laundry, kata Mamanya membuat Sid bengong lagi. Ntar kamu harus pake, ya"
Ma, Mama nggak denger ya" Aku nggak mau ikut!! seru Sid, tapi Mamanya sudah menari-nari masuk ke dalam kamar.
Sid bingung sendiri, lalu memutuskan untuk kabur dari rumah. Dia benar-benar nggak mau melihat acara pelamaran apa pun. Tapi mengingat wajah bahagia Mamanya, Sid nggak jadi kabur. Mamanya nggak pernah kelihatan sebahagia ini, tapi tetap saja Sid nggak mau jadi kambing congek nanti malam.
Tiba-tiba Sid mendapat ide. Dia segera melesat ke telepon dan menekan nomor Hilarious.
Halo, Hilarious. Ada yang bisa kami bantu" Terdengar suara Julia dari seberang.
Ada, Jules! Ntar malem lo pulang cepet ya! sahut Sid. Sid" Kenapa lo" Kenapa gue harus pulang cepet" tanya Julia bingung.
Ah, udah deh! Pokoknya lo harus pulang cepet, ntar biar gue yang bilang Rama! sahut Sid tak sabar.
Iya, tapi kenapa" tanya Julia lagi.
Ng & gue mau ngajak lo dinner bareng! sahut Sid lagi. Dinner bareng & " ulang Julia, tak yakin dengan pendengarannya.
Iya! Ntar lo pake baju yang bagusan ya, yang kayak pesta kemarin deh! Oke" Ntar gue jemput pukul tujuh lo harus udah siap ya! Dah! seru Sid dan mematikan sambungan teleponnya.
Sid lalu nyengir sendiri. Dengan begini, dia tidak akan jadi kambing congek lagi.
^ _ ^ Julia benar-benar tidak habis pikir dengan kelakuan Sid hari ini. Tadi sore tiba-tiba saja dia mengajaknya dinner bareng, lalu
t . c datang ke rumahnya dengan menggunakan setelan jas, dan sekarang mereka sudah ada di depan restoran mewah. Julia sampai menganga melihat restoran itu. Julia bahkan tidak sedang berulang tahun.
Sid menggandeng tangan Julia, lalu membawanya masuk. Mau tidak mau Julia senang juga dengan sikap Sid ini. Julia tidak pernah menyangka kalau Sid ternyata seorang gentleman.
Tapi pemikiran itu hancur berkeping-keping saat Julia melihat Mama Sid dan Gozali ada di tengah ruangan. Julia melirik Sid tajam.
Dinner bareng, ya" kata Julia sinis. Dinner bareng keluarga lo, maksud lo"
Sid nyengir bersalah, lalu mengatupkan kedua tangannya. Jules, please selametin gue. Gue nggak mau jadi kambing congek, kata Sid memohon. Julia menghela napas.
Yah, mau gimana lagi, kata Julia membuat Sid bersorak senang. Sid kemudian membawa Julia menuju Mamanya dan Gozali.
Mama Sid dan Gozali menatap kaget Julia yang balas nyengir ke arah mereka.
Lho, Sid, ini siapa" tanya Mama Sid, lalu tiba-tiba dia teringat. Oh, Julia, ya"
Julia mengangguk sopan, walaupun tidak tahu kenapa Mama Sid bisa mengenalnya. Sid pasti sudah menceritakan yang macammacam padanya.
Ayo, silakan duduk! kata Mama Sid bersemangat, lalu menyikut Sid dengan tatapan menggoda. Aduh, baru kali ini lho Sid bawa cewek ke depan Mamanya & .
Sid dan Julia sama-sama nyengir garing. Julia sudah menginjak kaki Sid. Sid berusaha tidak berekspresi untuk menyembunyikan rasa sakitnya.
Wah, saya tidak tahu kalian pacaran, kata Gozali kemudian.
t . c Saya juga nggak tau kok, Pak, gumam Julia sambil melirik tajam ke arah Sid yang pura-pura minum.
Ah, akhirnya Sid punya cewek juga, kata Mama Sid sambil terkekeh. Jadi inget masa lalu, ya Go & .
Gozali mengangguk sambil tersenyum simpul, sementara Julia menatap mereka ingin tahu. Sid malah ingin pulang.
Masa lalu" Emangnya Tante sama Godzi & eh Pak Gozali pernah pacaran" tanya Julia polos. Sid menatapnya garang. Mama Sid dan Gozali saling pandang penuh arti.
Ah, makasih ya Julia karena udah nanya. Anak Tante yang satu itu malah nggak pengen tau, kata Mama Sid sementara Sid cemberut. Dulu Tante sama Gogo satu SMA & .
Tawa Julia hampir menyembur saat mendengar kata Gogo. Sid merasa malu setengah mati, sampai bisa rasanya menarik Julia dari sana dan membawanya pergi. Sekarang Sid menyesal sudah mengajak cewek itu. Julia menyamarkan tawanya jadi batuk-batuk kecil.
Ng & terus, Tan" tanyanya sopan.
Iya, terus kita sempet pacaran pas kelas dua, ya" tanya Mama Sid pada Gozali dan Gozali mengangguk. Sampe akhirnya harus pisah karena beda kampus. Ah, waktu itu sedih banget ya, Go"
Gozali mengangguk sambil meminum air putih. Julia tampak asyik mendengarkan.
Jadi waktu itu, kita sempet empat tahun pacaran. Karena jarang komunikasi, akhirnya putus begitu aja, kata Mama Sid lagi.
Sid mendadak terdiam. Dia sibuk berpikir. Tiba-tiba, perutnya merasa mulas. Sid menatap Gozali yang ada di depannya tak percaya. Sid tidak mau mempercayai ini, tapi perkataan Mamanya tadi membuatnya menyadari sesuatu.
Sid" Sid" Woii, lo kenapa" Pucet amat, kata Julia, tapi Sid tak mendengar.
t . c Sid tiba-tiba bangkit dengan gusar, mengagetkan semua orang. Dia pergi begitu saja. Julia menatap Mama Sid dan Gozali bingung, tapi mereka sama bingungnya.
Tante, Pak, saya mau ngejar Sid dulu, kata Julia yang segera melesat mencari Sid.
Sid tampak sedang berjalan gontai menuju sebuah kursi taman. Julia segera menghampirinya. Yang membuat Julia kaget, Sid tampak hampir tak bernyawa.
Sid" sahut Julia, tapi Sid sudah terduduk lemas di kursi. Sid menjambak-jambak rambutnya, frustrasi. Julia segera mendekati Sid dan duduk di sebelahnya. Sid" Lo kenapa" Aduh & tadi gue udah banyak nanya, ya" Maaf deh, Sid & .
Jules, gue mual, kata Sid membuat Julia bengong. Hah" Ng & mual ya" Aduh, nggak ada kantong plastik nih!! seru Julia panik. Sid kemudian menatap Julia.
Jules & , kalo gue bilang Godzilla itu bokap kandung gue, lo bakal percaya" tanya Sid tiba-tiba, membuat Julia bengong sesaat. Julia tertawa, tapi begitu melihat tampang serius Sid, Julia menutup mulutnya.
Serius lo, Sid& " tanya Julia pelan-pelan, tapi Sid hanya menatapnya sambil menghela napas. Julia benar-benar tak tahu harus berkata apa. Sid, gue juga jadi mual, kata Julia lagi. Julia menemani Sid, yang sibuk dengan pikirannya sendiri.
^ _ ^ Sid memasuki apartemennya dengan langkah gontai. Dia baru saja mengantar Julia pulang. Sebenarnya Sid tak mau pulang, tapi dia tak punya tempat lagi. Sudah terlalu malam untuk mengetuk pintu rumah teman-temannya.
Sid menatap sepatu Gozali yang tergeletak di depannya, lalu menghela napas. Bagaimanapun Sid harus menyelesaikan ini.
t . c Sid memasuki ruang keluarga dan tampaklah wajah-wajah serius Mamanya dan Gozali.
Sid! seru Mama panik. Dia menghambur ke arah Sid dan memegang pipinya. Kamu dari mana, Sayang" Kamu nggak apaapa, kan"
Sid menatap kosong Mamanya.
Sid, duduk dulu, kata Gozali dengan nada kebapakan, membuat Sid tambah mual. Kita harus bicara.
Jangan tiba-tiba bersikap seperti seorang ayah, kata Sid dingin, membuat Mama dan Gozali menatapnya.
Saya tahu kamu pasti salah paham, kata Gozali kemudian. Makanya saya ingin bicara dengan kamu. Duduk dulu.
Sid akhirnya duduk. Jadi, saya salah paham apa" kata Sid menantang. Dia sudah siap dengan kenyataan pahit yang akan didengarnya. Gozali menghela napas.
Saya bukan ayah kamu, kata Gozali, membuat Sid melongo. Hah" Tap-tapi & tadi Mama bilang & empat tahun & , kata Sid tergagap.
Mamamu memang tadi bilang empat tahun. Tapi, waktu kami kelas dua, umur kami baru lima belas tahun, kata Gozali. Saya dan Mamamu sudah jarang ketemu setelah kami kuliah.
Sid masih tak bisa percaya dengan pendengarannya. Mama Sid memegang tangan Sid.
Sepertinya Mama harus jujur soal ayah kamu, Sayang. Mama memang tidak ingin mengingat ini lagi, tapi kamu sudah salah paham. Waktu Mama berumur sembilan belas tahun, Mama sudah tidak pernah ketemu lagi sama Gogo. Waktu itu, Mama sedih banget dan tiba-tiba seorang pengusaha melamar Mama. Kakek kamu, yang saat itu perusahaannya hampir bangkrut, menyuruh Mama menikah. Dan akhirnya Mama menikah, kata Mama Sid panjanglebar. Dan dari pernikahan itu, Mama mendapatkan kamu.
t . c Sid tak bisa berkata-kata karena terlalu terkejut dengan kenyataan itu.
Beberapa bulan setelah kamu lahir, ayah kamu ternyata seorang penipu. Dia bukan pengusaha. Dia malah mengisap habis semua harta kakekmu, membawa lari semuanya, dan meninggalkan kita, kata Mama Sid yang kini air matanya sudah mengalir. Waktu itu, Mama benar-benar hancur, apalagi kakekmu kena serangan jantung dan meninggal. Mama banting tulang cari pekerjaan untuk bisa menghidupi kita berdua.
Sid merasakan setetes air mata sudah mengalir juga ke pipinya. Dia sama sekali tidak tahu penderitaan ibunya selama ini.
Ketika Mama sedang bekerja sebagai sekretaris di sebuah kantor, seorang produser tertarik pada Mama dan mengajak Mama bermain sinetron. Sejak itulah Mama memilih untuk menjadi aktris, kata Mama Sid lagi. Mama tidak pernah ingin memberitahukan siapa ayah kamu sebenarnya karena dia adalah seorang brengsek. Mama tidak ingin kamu mengenal pria seperti dia. Gozali bukan ayah kamu, Sid.
Sid menatap Gozali yang sudah lebih dulu menatapnya. Sid sudah sangat bersalah karena telah menyangka yang tidak-tidak padanya dan mamanya.
Ma, maafin aku, kata Sid kemudian. Aku sama sekali nggak tau & .
Nggak apa-apa, Sid, kata Mama Sid sambil terisak. Dia merengkuh Sid dan Sid memeluknya erat-erat. Baru kali ini Sid benar-benar memeluk Mamanya. Ternyata mamanya sangat kecil dan rapuh.
Mungkin Gozali orang yang tepat untuk Mamanya, lebih tepat dari siapa pun yang pernah dipikirkan Sid. Sid menatap Gozali.
t . c Tolong bahagiakan dia, pikir Sid, dan entah bagaimana, sepertinya Sid mendapatkan jawabannya dari tatapan Gozali. Sid bahkan tidak merasa mual & .
^ _ ^ t . c love hurts Kegeeran sih lo!! sahut Julia keesokan harinya saat Sid selesai bercerita soal kejadian semalam. Sid langsung nyengir melihat Julia yang keki. Huh, padahal udah semaleman gue mikirin lo, ternyata sia-sia aja.
Sori deh, kata Sid. Eh, tapi lo belum cerita sama siapa-siapa, kan"
Belum sih, tapi & apa mau gue ceritain ke anak-anak?" tanya Julia jahil, membuat Sid langsung ribut menolak.
Tahu-tahu Cokie, Rama, dan Lando muncul dari pintu, dan keheranan melihat keakraban Julia dan Sid.
Eh, ada apa nih" tanya Cokie, tampak tertarik. Sid segera melompat untuk menutup mulut Julia. Julia langsung merontaronta.
Iya, iya, gue nggak bilang! sahut Julia akhirnya. Tapi harus ada penutup mulutnya lho ya & . Apa pun yang gue minta harus lo kasih ya & .
Iya, iya! sahut Sid buru-buru, takut teman-temannya yang lain curiga. Sid bergabung bersama yang lain, sementara Julia sudah tertawa penuh kemenangan.
Cokie, Rama, dan Lando terkekeh melihat wajah Sid yang tertekuk sembilan.
t . c Kena peres lo, ya" tanya Rama geli. Tau tuh, dasar nenek lampir, kata Sid sebal.
Apa & ?" Kayaknya gue denger sesuatu & , kata Julia dari meja
bar. Nggak ada apa-apa kok, Julia cantik! sahut Sid buru-buru, membuat Cokie, Rama, dan Lando terbahak. Aida tiba-tiba muncul dari pintu dan bergabung.
Ada apa nih" tanya Aida penasaran melihat keceriaan temantemannya.
Ini nih, si Sid lagi kena peletnya Julia, kata Cokie geli. Julia datang untuk membawa minuman.
Eh, gue sih nggak usah pake pelet juga udah pada nempel! sahut Julia sambil menyibakkan rambutnya. Sid rupanya tak tahan berlama-lama menurut.
Apa yang nempel" Laler" sahut Sid membuat semua terbahak dan Julia melotot.
Oh, jadi semalem ada yang kegeeran & , kata Julia dan Sid segera menyeretnya ke meja bar untuk minta maaf.
Mereka berdua lucu banget ya, kata Aida. Cocok banget. Iya, kata gue juga gitu. Sid aja yang kurang inisiatif, kata Cokie dan tanpa sengaja terdengar oleh Sid. Julia sudah melesat untuk melayani pelanggan yang baru datang.
Cok, maksud lo inisiatif apa" tanya Sid.
Ya inisiatif nembak Julia, kata Cokie. Cewek kayak dia jarang lho, ntar jangan-jangan keburu disamber orang.
Bodo amat, mau disamber kilat juga, kata Sid keki. Dia sama sekali bukan tipe gue! Sama sekali nggak punya pesona!
Eh, apa maksud lo" Kurang pesona apa lagi gue" tanya Julia yang tiba-tiba ada di sebelah Sid. Gini-gini, gue juga banyak yang naksir!
Hah, serius lo, Jules" tanya Sid sangsi. Mana yang naksir, mana?"
t . c Julia mencibir, lalu kembali ke meja bar untuk membuat pesanan. Anak-anak sudah geli melihat kelakuan Sid dan Julia. Saat anak-anak akan membuka buku masing-masing, seseorang muncul dari pintu dan melambai bersemangat ke arah Julia.
Eh, Zai! seru Julia kaget. Zai segera mendekati Julia dan duduk di meja bar. Dia melirik ke meja sebelahnya dan terbengongbengong melihat Cokie, Rama, Lando, Aida, dan Sid yang samasama nyengir padanya.
Lho, kalian semua ada di sini" tanya Zai bingung. Terus ngapain tuh, belajar?"
Iya, hobinya anak-anak kelas khusus, kata Julia membuat Zai bedecak kagum. Terus ngapain lo ke sini" Tumben amat.
Gue denger kalo lo kerja di sini. Gue heran anak SMA bisa kerja apaan, kata Zai sambil terkekeh.
Iya nih, berkat Rama gue jadi bisa kerja sekaligus belajar, kata Julia membuat Zai bingung. Rama pemilik caf" ini. Zai mengangguk-angguk paham.
Lo mau pesen apa, Zai" tanya Julia.
Ng & cappucino aja deh, kata Zai dan Julia segera membuatkannya. Zai memperhatikan Julia sebentar. Jules, kalo gue sering-sering main ke sini boleh, kan"
Semua orang menatap Zai yang masih nyengir ke arah Julia. Boleh aja lagi! sahut Julia senang, membuat Sid melotot. Sekarang semua orang ganti menatap Sid.
Yak, saingan cinta sudah datang & , gumam Cokie membuat Sid ganti memelototinya.
Lo libur hari apaan aja, Jules" Minggu libur nggak" tanya Zai lagi. Sid tahu-tahu sudah nangkring di sebelah Zai.
Dia kerja tiap hari, Zai, buat ngegantiin jam-jam kerja yang dipake belajar, jawab Sid. Julia menatapnya bingung. Zai mengangguk-angguk.
t . c Yah, padahal gue mau ngajak jalan & , kata Zai membuat semua melongo.
Hah" Lo mau ngajak nenek lampir ini jalan" Lo nggak salah orang, Zai?" seru Sid kaget. Julia hampir melemparnya dengan blender.
Emangnya kenapa" tanya Zai.
Ya ampun, Zai, ini cewek nggak ada bagus-bagusnya! Dia tuh kasar banget, nggak peka, nggak feminin, ah pokoknya nggak ada bagusnya deh! seru Sid lagi. Aduh, kaget gue pas denger lo mau ngajak jalan Julia tadi & .
Julia sudah siap membunuh ketika Zai menatapnya. Julia jadi nyengir garing.
Gue nggak liat ada yang salah sama Julia, kata Zai membuat Julia hampir menangis terharu.
Haah?" Nggak ada yang salah" Itu karena lo belum kenal, Zai! seru Sid bersikeras.
Makanya gue ngajak jalan biar kita bisa lebih kenal. Ya nggak, Jules" tanya Zai santai.
He-eh, kata Julia sambil mengangguk, tampak terhipnotis. He-eh apaan! sahut Sid kesal, sementara Zai sudah mengobrol bersama Julia.
Cokie, Rama, dan Lando yang menatap mereka bertiga dari sofa menggeleng-geleng. Aida tersenyum simpul.
Dasar anak kecil, kata Cokie sambil mengambil ponselnya yang bergetar. Aduh, gue lupa mau ketemuan sama Dian. Ya udah, gue duluan ya!
Cokie melesat pergi. Aida menatap heran. Rama ikutan heran. Kenapa, Ai" tanya Rama membuat Aida tersadar. Lando ikut meliriknya.
Ah, nggak, kata Aida, walaupun masih menatap Cokie yang sudah melesat dengan mobilnya.
^ _ ^ t . c Via berjalan riang sambil membawa kantung belanjaan. Hari ini dia disuruh oleh ibunya untuk berbelanja di supermarket yang ada di mal. Katanya produk yang mau dibelinya hanya ada di supermarket itu.
Via tak sengaja melirik ke sebuah restoran dan tiba-tiba dia teringat pada date pertamanya dengan Cokie. Via tersenyum sendiri, tapi beberapa saat kemudian dia menghela napas. Cokie tak pernah menghubunginya lagi sejak itu. Kalaupun bertemu di kantin, Cokie hanya membeli Pepsi dan pizza mini, tanpa mengatakan hal-hal lain.
Via menghela napas lagi, lalu melanjutkan perjalanan. Via yakin Cokie pasti punya alasan. Mungkin Cokie sibuk belajar karena dengar-dengar kelas khusus akan menghadapi olimpiade. Via percaya padanya.
Via baru akan berbelok ketika dia melihat sesosok Cokie di toko pernak-pernik di depannya. Cokie sedang memerhatikan aksesori ponsel. Via nyengir sendiri, lalu menghampiri Cokie.
Langkah Via terhenti saat melihat seorang cewek imut menghampiri Cokie dan bergelayut manja padanya. Yang membuat Via bingung adalah Cokie tampak tidak terganggu. Cokie malah tersenyum pada cewek itu dan mengangguk saat cewek itu mengacungkan sepasang aksesori ponsel berbentuk hati. Tanpa sengaja, Cokie melirik Via yang mematung di depan toko itu.
Cokie terkejut melihat Via yang tampak marah. Dian, cewek imut tadi, menatap Cokie bingung, lalu ikut menatap Via.
Siapa, Cok" Kenalan kamu" tanya Dian sambil tersenyum pada Via yang masih membeku. Cokie tiba-tiba tersadar.
Hmm & anak sekolah gue, jawab Cokie sambil lalu, membuat Dian mengangguk-angguk. Yuk, kita bayar aja.
Cokie menggiring Dian ke kasir, berusaha menghindari Via. Via sendiri sudah hampir menangis. Tangannya terkepal keras di samping paha. Via ingin tidak mempercayai ini, tapi dia sudah
t . c melihat cukup bukti. Cokie ternyata memang playboy seperti yang dikatakan Julia.
Via segera berlari keluar mal. Air matanya sudah jatuh. Via tahu, dia sudah dipermainkan oleh Cokie. Tapi Via tidak membenci Cokie. Via membenci dirinya sendiri. Via membenci dirinya yang terlalu naif sehingga mudah dipermainkan oleh orang lain.
^ _ ^ Eh, lo ngapain gabung di sini sih" sahut Sid pada Zai yang sudah nimbrung dengan mereka saat istirahat.
Nggak boleh" Gue kan mau makan bareng Julia. Ya nggak, Jules" tanya Zai mesra pada Julia yang hanya balas tersenyum. Sid mencibir menatap wajah Julia yang menurutnya sok imut itu. Sid kemudian menatap Cokie yang tampak melamun. Cok, lo kenapa lagi"
Hah" Oh, nggak apa-apa, kata Cokie sambil menatap Via yang tampak melayani para siswa. Julia menatap Cokie, lalu mengikuti arah pandangnya.
Cok, lo apain lagi si Via" tanya Julia curiga, tapi Cokie tak menjawab. Dia masih saja menatap Via.
Lho, emangnya lo masih jalan sama Via" tanya Sid heran. Bukannya lo lagi jalan sama Dian"
Julia baru akan mengamuk saat Cokie tiba-tiba berdiri dan menghampiri Via. Anak-anak menatapnya dari kejauhan. Via menatap Cokie sebentar, lalu segera mengambilkannya Pepsi dan pizza mini. Semuanya dia lakukan dalam diam.
Cokie memperhatikannya sesaat, tapi tidak juga mengambil pesanannya. Via membiarkannya sebentar sampai akhirnya terjadi antrean di belakang Cokie.
Mau pesen apa lagi" tanya Via tanpa senyumnya yang biasa. Cokie menatapnya lama, sampai Via menghela napas.
t . c Ada antrean di belakang lo. Bisa cepetan nggak" Cokie menoleh ke belakang dan memang ada beberapa anak yang mengantre dengan tatapan ingin tahu. Cokie menghela napas, lalu mengambil Pepsi dan pizza mininya.
Yak, mau pesen apa" tanya Via ramah pada anak di belakang Cokie. Cokie terpaksa minggir teratur dan memerhatikan sikap Via yang jauh berbeda dengan orang lain. Cokie tahu ini pasti imbas dari kejadian kemarin saat Via melihatnya sedang jalan dengan Dian.
Cokie kembali ke meja. Teman-teman yang tadinya memerhatikannya langsung pura-pura sibuk. Hanya Julia yang masih menatapnya dengan tatapan bengis.
Ng & gue makan di kelas aja deh, kata Cokie sambil ngeloyor, malas mendengar ocehan Julia.
Cokie menggigit pizza mininya tak bersemangat. Dia heran sendiri. Dia sudah biasa mencampakkan cewek dan tidak pernah ada perasaan menyesal. Kenapa tadi dia marah saat Via tidak memedulikannya"
^ _ ^ Sepulang sekolah, Cokie berjalan ke lapangan parkir sambil memainkan kunci mobilnya. Tahu-tahu, Via muncul dari balik sebuah truk pengangkat minuman soda. Dia tampak habis berbicara dengan sopirnya. Cokie berhenti berjalan dan saat itulah Via sadar kalau ada Cokie.
Via menghela napas, lalu berjalan melewati Cokie. Cokie berbalik.
Via, panggil Cokie membuat Via berhenti berjalan dan menoleh. Yang kemarin itu & sori.
Via hanya diam, membuat Cokie serba salah.
Vi, lo & jangan terlalu serius. Kemarin kan kita cuma jalan, kata Cokie lagi. Kita nggak pacaran atau gimana.
t . c Via tidak menjawab lagi, membuat Cokie lebih sulit untuk melanjutkannya. Selama ini, cewek yang dia campakkan selalu marah, menangis, atau bertanya-tanya di mana kesalahannya. Tapi Via hanya diam dan menatap Cokie tajam.
Ini bukan salah lo kok, Vi, kata Cokie lagi. Gue cuma ngerasa nggak enak jalan sama lo. Lo cewek baik, harusnya lo bisa jalan dengan cowok yang lebih baik.
Cok, apa menurut lo & gue cewek bego" tanya Via tiba-tiba, membuat Cokie kaget.
Hah" Eh, nggak, jawab Cokie bingung.
Udah tau lo playboy, tapi masih mau lo ajak jalan & . Gue bego, ya" kata Via lagi membuat Cokie terdiam. Via tersenyum miris. Julia udah berulang kali ngingetin gue, tapi gue dengan polosnya yakin kalo lo sebenernya cowok baik. Gue pikir lo gonta-ganti cewek pasti ada alasannya, mungkin karena nggak cocok. Tau-taunya & .
Cokie tak berkomentar. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri sampai Via mendekati dan menatapnya. Cokie balas menatapnya. Cokie bisa tahu kalau cewek itu benar-benar sakit hati.
Cok, kalo lo seneng hidup dengan cara seperti ini, lo benerbener menyedihkan, kata Via, lalu melewati Cokie yang diam terpaku.
Untuk kesekian kalinya Cokie mencampakkan cewek, tapi tidak ada satu pun yang sesakit ini. Cokie menggaruk kepalanya frustrasi. Ini hanya sementara. Sebentar lagi pasti dia akan bisa melupakan cewek itu. Cokie hanya harus mencari cewek lain lagi.
^ _ ^ Cok, kamu mau pesen apa" tanya Intan, cewek yang baru dipilih Cokie untuk menemaninya hari ini.
t . c Apa aja, jawab Cokie tak bersemangat. Mereka baru saja selesai nonton film dan Cokie hanya melamun sepanjang film. Dia bahkan tak merasakan apa pun saat Intan menggenggam tangannya.
Sekarang mereka sedang berada di restoran Jepang dan Intan sudah memesankan ramen untuknya. Cokie tiba-tiba teringat pada Via saat melihat cara Intan memegang sumpit. Saat Cokie dan Via makan di sini, Via mengajarkannya cara memegang sumpit yang benar. Katanya, kalau sumpitnya menyilang dianggap kurang sopan.
Cokie menggelengkan kepalanya. Kenapa dia harus ingat pada Via lagi" Cokie memijat lehernya, lalu mulai makan.
Cok, aku seneng banget deh kamu telepon. Udah berbulanbulan lho semenjak kamu minta nomor teleponku. Kupikir kamu udah lupa sama aku, kata Intan genit. Cokie hanya menganggukangguk, tak begitu mendengar. Oh iya, Cok, habis ini kita ke toko baju ya" Ada rok yang pengen banget aku beli.
Via tak akan minta pergi ke toko baju. Cokie pernah mengajaknya untuk membelikan baju, tapi cewek itu menolak dan malah mengajaknya ke toko buku. Dan dia sibuk membaca bukubuku resep sampai Cokie harus membelikan semuanya karena tak mau menunggunya membaca sampai tokonya tutup.
Cokie menggelengkan kepalanya lagi. Kenapa jadi ingat Via lagi"
Cok, kamu kenapa sih" Sakit ya" tanya Intan membuat Cokie sadar. Intan mengulurkan tangannya ke dahi Cokie, membuat Cokie membeku.
Bukan, bukan karena Cokie terlalu senang, tapi justru karena tak ada apa pun yang dirasakannya. Saat Cokie bersama Via, Cokie pernah merasa sedikit pusing dan Via juga memegang dahinya. Saat itu, Cokie seperti bisa merasakan ada aliran listrik yang membuatnya langsung salah tingkah.
t . c Cokie" tanya Intan lagi, setelah kesekian kalinya Cokie melamun. Cokie tiba-tiba bangkit, membuat Intan terkejut.
Eh, lo ntar pulang sendiri aja ya, gue ada urusan! sahut Cokie yang segera melesat, meninggalkan Intan yang terbengongbengong.
^ _ ^ Cokie menyetir sambil terus berpikir keras, sampai akhirnya berhenti di depan rumah Via. Via tampak sedang menyiram bunga. Cokie menatap Via lama, lalu turun dari mobil dan menghampirinya. Via mendongak dan mendapati Cokie tepat di depannya.
Via menatap Cokie bingung, tak tahu apa yang dilakukannya di sini.
Ngapain lo ke sini" tanya Via.
Ng & nggak tau. Tiba-tiba udah nyampe sini, kata Cokie membuat Via menatapnya sebal.
Kalo nggak ada perlu, tolong pergi. Gue sibuk, kata Via sambil mematikan keran dan bermaksud masuk ke dalam rumah. Tapi tahu-tahu Cokie menahannya.
Vi, jadi cewek gue, kata Cokie membuat Via melotot, menyangka Cokie bercanda. Tapi Cokie terlihat sangat serius. Kalo lo mau jadi cewek gue, gue janji nggak bakal mainin cewek lagi.
Ini strategi baru, Cok" tanya Via kemudian. Belum cukup lo mainin gue kemarin"
Cokie menatap Via yang skeptis. Cokie tak akan menyalahkannya karena Via pasti sudah sangat sakit hati. Tapi Cokie tak akan menyerah. Cokie mengeluarkan ponselnya, lalu menyerahkannya pada Via yang belum menyambutnya. Via malah menatap Cokie bingung.
Lo boleh pegang hape gue, katanya.


Love United, High School Paradise, Nd2 Half Karya Orizuka di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

t . c Nggak perlu, kata Via dingin.
Cokie menghela napas, lalu mengeluarkan kartu SIM dari ponselnya dan membuangnya. Via memperhatikannya dengan wajah bingung.
Nurseta Satria Karang Tirta 9 02 Gajah Kencana Manggala Majapahit Karya S. Djatilaksana Suling Naga 9

Cari Blog Ini