Ceritasilat Novel Online

Bara Maharani 17

Bara Maharani Karya Khu Lung Bagian 17 tangannya, setelah itu telapak tangannya yang lain didorong dan mengirim tubuh Pek Soh-gie kehadapan Cukat racun Yau Sut. Setelah berhasil meloloskan diri dari cengkeraman musuh, air mata jatuh berlinang membasahi pipi Pek Soh-gie, dia putar badan dan berjalan kembali ke arah malaikat kedua Sim Ciu. Dengan cepat Cukat racun Yau Sut menghalangi jalan perginya. "Titli, engkau tak usah cemas atau gelisah" serunya, "sebentar lagi pangcu pasti akan tiba disini dan sega1a persoalan dengan cepat dapat diselesaikan!" Sementara pembicaraan masih berlangsung, kembali serombongan jago dari perkumpulan Sin-kie-pang telah tiba di tempat itu karena melihat tanda bahaya yang meledak di udara tadi. Sekarang jumlah para jago dari perkumpulan Sin-kiepang telah mencapai tiga puluh orang banyaknya, diantaranya tentu saja terdapat para jago yang berkepandaian agak rendah, meskipun kalau mereka disuruh bertarung satu lawan satu dengan Liong bun siang sat atau Yan-san It-koay masih belum mampu untuk mengatasinya, akan tetapi kalau sampai terjadi pertarungan secara massal maka kemungkinan besar pihak perkumpulan Sin-kie-pang masih mampu untuk merebut kemenangan. Walaupun begitu berhubung Pek Kun-gie sudah terjatuh ke tangan lawan, dan dalam sebuah gerakan yang gampang sekali malaikat kedua Sim Ciu sudah dapat membereskan nyawa gadis tadi, maka Yau Sut serta anak buahnya tak berani bertindak secara gegabah. Tiba-tiba terdengar Jin Hian berkata, "Hoa Thianhong, bagaimanakah keadaan-nya sewaktu putraku dibunuh orang apakah engkau dapat memberikan keterangan yang jelas dan terang" Kalau tidak.... aku takut jiwamu akan segera berakhir pada hari ini juga" Tertegun hati Hoa Thian-hong mendengar ucapan tersebut, sambil tertawa ia segera berkata, "Jien Tangkee, secara tiba-tiba engkau mencari gara-gara dengan diriku, entah apakah alasan-nya?" "Hmm! ombak belakang mendorong ombak di depan, manusia baru akan menggantikan manusia lama, jika ini hari aku orang she Jin tak mampu membinasakan dirimu, setelah lewat beberapa hari lagi mungkin usahaku untuk menyingkirkan engkau akan tetap tinggal sebagai keinginan belaka" Haaahh.... haaahh.... haaahh.... kalau memang begitu, aku tak akan berbicara apa-apa lagi" "Hmm! rupanya engkaupun mengalami kesulitan untuk menerangkan duduknya perkara kepadaku, ketahuilah bagaimanapun juga engkau tetap tersangkut dalam peristiwa terbunuhnya puteraku, pepatah kuno mengatakan, meskipun aku tidak membunuh Pak jin, akan tetapi Pak jin mati lantaran aku, aku orang she Jin mempunyai alasan yang kuat untuk membereskan jiwamu" Makin berbicara nada suaranya berubah semakin dingin, secara tiba-tiba Hoa Thian-hong merasa bahwa situasi yang dihadapi pada sa st ini jauh berbeda dengan keadaan dimasa lain. Apa yang diucapkan Jin Hian sebenarnya merupakan ucapan yang sejujurnya, pertarungannya melawan Yau Sut belum lama berselang meskipun tidak menimbulkan perasaan apa-apa bagi dirinya, akan tetapi para penonton yang bersda di samping lapangan rata-rata telah mempunyai satu pandangan yang sama. Bisa dibayangkan dengan kepandaian silat yang dimiliki Yau Sut serta kedudukannya yang tinggi sekali dalam dunia persilatan, ternyata walaupun sudah bertarung sebanyak lima enam puluh jurus melawan Hoa Thian-hong ternyata memang kalah masih susah di tentukan, apabila mulut lukanya tidak pecah entah sampai kapan pertarungan itu baru akan berakhir. Jin Hian yang menyaksikan kelihayan ilmu silat pemuda itu, tentu saja tercekat hatinya dan segera timbul niat jahat untuk secepatnya menyingkirkan pemuda itu mumpung ilmu silatnya belum keburu bertambah lihay. Terdengar Jin Hian dengan nada yang dingin menyeramkan berkata lebih jauh. "Rencana atau rejeki datang tanpa pintu melainkan manusialah yang mancarinya, aku orang she Jin pun dapat menyadari bahwa kematian dari puteraku adalah akibat terpengaruhnya oleh rasa cinta asmara, akan tetapi dunia jagad begini luas, kemana aku harus pergi menemukan jejak dari gadis pembunuh tersebut" Asal engkau dapat memberikan penjelasan atau keterangan yang bisa dipertanggung jawabkan, aku orang she Jin pasti akan memberi satu jalan hidup bagimu" Hoa Thian-hong tidak langsung menjawab, diam-diam ia berpikir kembali dalam hati kecil nya, "Nama yang sebenarnya dari Giok Teng Hujin adalah Siang Hoa, dialah putri dari It kiam kay tionggoan Siang Tang Lay, menurut pengakuannya Pedang emas terdiri dari pedang jantan dan pedang betina, yang jantan berada di tangan Giok Teng Hujin sedang yang betina katanya berada di dalam pedang mustika milik Thong-thian Kaucu , jelas semua rahasia ini ada sangkut pautnya dengan kematian dari Jing Bon, dan kalau aku tinjau lebih jauh maka kematian dari Jin Bong besar sekali kemungkinannya punya kaitan yang erat cengan Giok Teng Hujin, atau dengan perkataan lain gadis yang diutus untuk melaksanakan pembunuhan ini tentulah anak buah dari Giok Teng Hujin, bukankah Pui Che-giok adalah anak buahnya" Tapi.... haruskah kuungkapkan rahasia tersebut dihadapan mereka?" Untuk beberapa saat lamanya pemuda itu jadi bimbang dan tak tahu apa yang musti dilakukan olehnya. "Hoa Thian-hong!" bentak Jin Hian secara tibaTibatiba. "Apa yang hendak kau katakan?" "Pada saat ini aku tiada perkataan lain yang bisa diutarakan keluar" jawab Hoa Thian liong dengan alis berkernyit. Dari balik mata Jin Hian tiba-tiba terpencar keluar nafsu membunuh yang amat tebal, ia melirikan matanya sekejap ke arah Liong bun siang sat, Yan-san It-koay, kemudian ujarnya, "Persoalan telah jadi begini, bagaimana menurut pendapat kalian bertiga....?" "Jika Jien Tang-kee menurunkan perintah, kami semua siap menyerbu ke arah depan!" jawab malaikat pertama Sim Kian. Sorot mata tajam memancar keluar dari balik mata Jin Hian, dia memandang sekejap ke arah dalam gua, lalu sambil ulapkan tangannya ke arah pengawal pribadi golok emas yang berkumpul di belakang tubuhnya ia membentak, "Serbu!" Tidak menunggu yang lain, ia menerjang maju lebih dahulu ke depan. Jilid 29 DALAM keadaan dicekam hawa amarah ketua dari perkumpulan Hong Im Hwee ini segera memimpin para jago lihaynya untuk menyerbu masuk kedalam gua dimana Hoa hujin ibu dari Hoa Thian Hong sedang berlatih ilmu silat. Hoa Thian Hong jadi terkejut bercampur gusar menyaksikan datangnya serbuan tersebut. pedang bajanya dengan cepat diayun ke muka mengirim satu bacokan kearah tubuh lawan. Tio Sam koh yang berada disisinya, sege ra membentak pula dengan nada nyaring: "Seng-ji, cepat mundur kebelakang!'". Ditengah bentrokan nyaring dentingan tajam menggema memecahkan kesunyian, tahu2 toya bajanya telah bentrok dengan beberapa batang golok besar berwarna emas yang mengakibatkan timbulnya percikan bunga api memenuhi seluruh angkasa. Dalam waktu singkat malaikat pertama Sim Kian serta Yan-san It-koay telah turun tangan pula, mereka berdua masing2 menyerang Tio Sam toh serta Hoa In. Seketika itu pula pertempuran sengit yang menegangkan hati berkobar diluar mulut gua, Jin Hian, Sim kian serta Yan-san It-koay tiga orang gembong iblis yang namanya pernah menggemparkan sungai telaga di tambah belasan orang pengawal golok emas ber-sama2 mengerubuti Hoa Thian Hong, bertiga. Pertempuran ini berlangsungnya mendadak sekali, datangnya ancamanpun cepat serta ganas bagaikan air bah yang menyapu daratan baru saja para jago dibikin kaget bencana telah berada didepan pintu. Dari pihak perkumpulan Hons Tm Hwee, hanya malaikat kedua SimCiu seorang yang tidak turun tangan, siluman tua yang banyak pengalaman ini mencekal lengan Pek Kun Gie erat2, sementara sorot matanya yang bengis dengan tajam menatap mulut gua tanpa berkedip. Dalam pada itu para jago lihay dari perkumpulan Sin Kie Pang dibawah pimpinan Cu-kat racun Yau Sut hanya berdiri sambil berpeluk tangan disisi kalangan, tak seorangpun diantara mereka menunjukkan tanda tanda hendak turun tangan. Pek Soh Gie yang berdiri disamping Yau Sut seketika merasakan badannya gemetar keras dan air mukanya berobah jadi pucat pias bagaikan mayat, dengan air mata jatuh bercucuran pintanya, "Paman Yau, Hoa toako pernah menyelamatkan jiwaku... cepatlah turunkan perintah dan..." "Persoalan ini menyangkut masalah yang amat besar"tukas "cukat racun" Yau Sut dengan cepat, "maafkanlah pamanmu kalau didalam peristiwa ini tak dapat mengambil tindakan secara gegabah" "Oh Sam... !" tiba tiba terdengar Pek Kun Gie membentak dengan nada yang menyeramkan. Oh Sam terperanjat dan seketika merasakan sekujur tubuhnya gemetar keras, dan buru-buru ia berseru: "Aku segera akan turun tangan! "tanpa banyak bicara ia menerjang kesamping tubuh Hoa Thian Hong dan segera melancar kan sebuah pukulan dahsyat kearah Jin Hian. Dalam waktu singkat pertarungan yang berlangsung dengan seru dan tiba2 itu sudah mencapai pada babak yang menegangkan hati, pedang baja ditangan Hoa Thian Hong bergetar silih berganti keempat penjuru untuk membendung datangnya serangan gencar dari pihak musuh. Hoa In serta Tio Sam koh tanpa memperdulikan keselamatan sendiri, berusaha mati2an melindungi sianak muda itu, setelah terjunkan Oh Sam kedalam gelanggang situasipun segera berubah agak mendingan. Kendatipun begitu, sayang sekali pihak lawan bukan saja terdiri dari tiga orang tokoh sakti bahkan ditambah pula dengan delapan orang mengawal golok emas yang berilmu silat sangat lihay, berada dalam keadaan yang sama sekali tak seimbang ini lama kelamaan Hoa Thian Hong mulai tak kuat menahan diri. Ditengah berlangsungnya pertarungan sengit, darah segar mengalir dengan derasnya dari mulut luka diatas dada Hoa Thian Hong. tusukan pedang dari Ang Vap toojin ini meskipun tidak berhasil membinasakan dirinya, tapi mulut luka yang ditinggalkan olehnya telah menyeret sianak muda itu terjurumus kedalam situasi yang amat berbahaya. Diam2 Hoa Thian Hong mengeluh, kepungan dari pihak lawan kian lama kian bertambah ketat sementara pihaknya sudah mulai terancam dalam bahaya, namun tak ada sesuatu usahapun yang bisa dilakukan untuk, menyelamatkan diri. Dipihak liar air muka Pek Kun Gie telah berubah jadi pucat pias bagaikan mayat, hatinya hancur luluh sementara pandangan matanya jadi ber-kunarg2, meskipun ia saksikan Hoa Thian Hong berjuang untuk mempertahankan hidupnya, akan tetapi ia sama sekali tak berdaya untuk menyelamatkan jiwa kekasih hatinya. Dalam waktu singkat rasa benci, mendongkol, gusar dan dendam bercampur aduk didalam benaknya, dia amat membenci orang2 dari perkumpulan Hong Im Hwee. ia lebib2 benci terhadap "Cukat racun "Yau Sut. Malaikat kedua Sim Ciu yang selama ini menonton jalannya pertarungan dari sisi kalangan. tiba2 se-olah2 telah memahami akan sesuatu, ia berseru tertahan. Dengan cepat pikirnya didalam hati: "Kenapa sampai sekarang perempuan didalam gua itu belum juga munculkan diri " ia bisa berbuat demikian tentu disebabkan oleh keadaan yang terpaksa atau terluka atau sakit, kalau tidak ia tentu sudah mengalami jalan api menuju neraka sehingga tak mampu bergerak lagi dari dalam gua tersebut..." Begitu ingatan tadi berkelebat dalam benaknya, dengan wajah berseri2 ia segera berteriak keras. "Loo-toa, perketat seranganmu, aku lihat perempuan she Hok itu pasti sudah menderita sesuatu penyakit, boleh jadi ia sudah cacad sehingga sepasang kakinya tak dapat dipergunakan lagi" Sementara itu darah segar sudah banyak terbuang dari tubuh Hoa Thian Hong, badannya mulai terasa lemas dan tak bertenaga, Ketika mendengar suara teriakan tersebut, hati nya jadi terperanjat sehingga tanpa terasa gerakan tangannya jadi agak terlambat. Didalam menghadapi pertarungan semacam ini, yang paling penting adalah pusatkan perhatiannya untuk Bara Maharani Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo menghadapi lawan, ketika dilihatnya pemuda itu agak terlambat gerakannya, malaikat pertama Sim Kian jadi kegirangan setengah mati, laksana kilat tangannya berkelebat kedepan sambil melancarkan serangan. "Roboh kau! "bentaknya. Sebuah pukulan yang keras dengan telak bersarang diatas pinggang Hoa Thian Hong, terdengar pemuda itu berseru tertahan dan tubuhnya bersama pedang segera mencelat kehadapan malaikat kedua Sim Ciu. Bayangan manusia berkelebat lewat, Cukat racun Yau Sut meloncat beberapa tombak ketengah udara, lima jari tangannya bagaikan cakar burung elang tiba2 mencengkeram tubuh Hoa Thian Hong. Malaikat kedua Sim Ciu yang menyaksikan kejadian itu jadi gusar sekali sehingga memperdengarkan suitan nyaring, dengan ilmu cakar "Tay-im-sin jiau" yang maha dahsyat ia lancarkan sebuah serangan maut kearah juru pikir diri perkumpulan Sin Kie Pang itu. Dengan sebuah tangan melancarkan serangan, tangan lain mencengkeram lengan Pek Kun Gie, tampaklah dari balik kelima jari tangan kanannya memancar keluar kabut putih yang amat tebal. Tercekat hati Cu kat racun Yau Sut menyaksikan kelihayan musuhnya, buru-buru ia meloncat mundur sejauh dua depa ke belakang, setelah berhasil meloloskan diri dari ancaman tersebut, tiba2 tangan kanannya di ayun kedepan mengirim satu pukulan pula kearah Sim Ciu. Jarak diantara kedua orang tokoh sakti itu hanya terpaut dua tiga depa belaka, malaikat kedua Sim Ciu seketika merasakan datangnya segulung angin pukulan yang sangat dingin menyerang kearah tubuhnya, ia tahu serangan tersebut hebat sekali, hatinya seketika terperanjat. Setelah kedua orang itu sama2 mengeluarkan ilmu simpanannya, kedua belah pihak sama2 merasa tercekat hatinya Sim Ciu yang harus ter-buru2 untuk menghindarkan diri dari ancaman tersebut tidak sempat untuk mengurusi Hoa Thian Hong lagi. Sejak pinggangnya terkena sebuah pukulan tadi. Hoa Thian Hong merasakan tulang punggungnya jadi amat sakit seperti patah, isi perutnya goncang dan badannya segera roboh keatas tanah, menggunakan kesempatan yang sangat baik itulah dengan cepat ia menggelinding kearah samping. Bentakan keras berkumandang memecahkan kesunyian, pada saat hampir yang bersamaan Hoa In, Tio Sam-koh, Yan san It-koay serta malaikat pertama Sim Kian bersama2 menerjang maju kedepan, tubuh masih berada diudara pertarungan sengit telah berlangsung. Sambil menahan rasa sakit yang merasuk ketulang sumsum, Hoa Thian Hong berusaha untuk merangkak bangunan dari atas tanah, tetapi sebelum tubuhnya sempat bangkit berdiri, tiba2 cahaya tajam yang menyilaukan mata telah meluncur datang didepan mata disusul munculnya segulung desiran angin golok membacok keatas batok kepalanya. Hoa Thian Hong amat terperanjat, pedang bajanya segera diangkat keatas untuk menangkis datangnya ancaman tersebut. "Traaang....! " bentrokan nyaring menggema memecahkan kesunyian disusul percikan bunga api menyebar keempat penjuru, empat orang pengawal golok emas yang menyergap dan belakang segera terpukul mental kearah belakang. Pedang baja amat kuat dan tajam, sepasang golok emas milik lawan mampu dihajar sampai patah didalam bentrokan tadi, sayang Hoa Thian Hong sudah terlalu banyak kehilangan darah, tenaga serangannya jadi makin merosot sehingga tak dapat digunakan sebagaimana mestinya, ditambah pula pinggangnya baru saja termakan oleh sebuah pukulan dari Sim Kian, hal ini membuat tangkisan pedang tidak memenuhi syarat. Bentakan keras berkumandang memecahkan kesunyian, anak buah perkumpulan Sim Kie Pang yang selama ini hanya berpeluk tangan belaka, setelah menyaksikan Cu-kat racun Yan Sut telah turun tangan, merekapun bersama sama turun tangan berbareng menerjang kearah malaikat kedua Sim Ciu. Dalam waktu singkat cahaya senjata bayangan telapak beterbangan memenuhi seluruh angkasa, jalannya pertarunganpun semangkin seru. Diam-diam tercekat hati Sim Ciu menjumpai datangnya kerubutan yang begitu banyak, dalam gugupnya dia segera angkat tubuh Pek Kun Gie dan di putar kedepan untuk menangkis datangnya ancaman senjata yang muncul dari empat arah delapan penjuru itu. Anak buah perkumpulan Sim Kie Pang takut kalau senjata mereka melukai Pek Kun Gie, melihat datangnya babatan itu dengan cepat mereka menarik diri sambil meloncat mundur kebelakang, dengan kejadian itu para jago jadi semangkin gusar bercampur penasaran, setelah mundur untuk kedua kalinya mereka maju lagi melancarkan serangan. Hoa Thian Hong kegirangan setengah mati setelah menyaksikan siiuasi dalam kalangan pertempuran telah berubah jad i tiga buah medan pertempuran, sambil menahan rasa sakit pada pinggangnya dia mengempos napas dan segera menyerang kembali kearah para pengawal golok emas dari perkumpulan Hong Im Hwee. Tiba tiba punggungnya terasa dingin, menggunakan kesempatan dikala situasi berubah jadi amat kalut dan tak karuan itu, secepat kilat Cu kat racun Yau Sut menerjang kebelakang punggungnya dan menempelkan telapak tangannya diatas tubuh. Tio Sam koh serta Hoa ln yang selama ini masih terlibat dalam pertempuran sengit, walaupun bertempur sorot mata mereka tak pernah berpisah dari tubuh Hoa Thian Hong, sekarang telah tahu bahwa pemuda tersebut terancam bahaya mereka terkejut bercampur cemas, buru2 mereka tinggalkan lawannya dan berbalik menerjang kearah Cu kat racun Yau Sut. Pantangan paling besar bagi para jago lihay yang dedang bertempur adalah pecah pikiran, dengan mundurnya kedua orang itu, Yan san It-koay. Sim Kian serta Jin Hian segera mempergunakan kesempatan baik ini untuk menerjang kedepan, telapak dan jari dilancarkan secara berbareng menyergap punggung dua orang jago itu. Thio Sam koh amat gusar merasakan datangnya ancaman itu, dalam keadaan yang amat kritis toya bajanya ditekan kebawah lalu sekuat tenaga dibabat kebelakang, hal ini memaksa Yan-san It-koay harus melompat mundur kebelakang. Hoa ln lebih mementingkan keselamatan majikan mudanya dari pada keselamatan sendiri, ia telah melupakan marabahaya yang bakal mengancam datang dari sekeliling tubuhnya, menanti ujung jari Sim kian serta angin pukulan dan Jin Hian sudah hampir mengenai sasarannya dia baru merasa, Untuk menangkis atau menghindar sudah tak sempat lagi, dalam bahaya terpaksa ia meloncat setengah depa kesamping, setelah berhasil menghindarkan diri dari serangan Tay-im-sin-jiau dari Sim Kian, hawa murni nya segera disalurkan keatas punggung untuk menerima datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras. "Braaaak...l" serangan berat dari Jin Hian bersarang telak diatas punggung Hoa In. membuat nelayan tua itu mendengus berat dai badannya terlempar sejauh beberapa tombak dari tempat semula. Semua peristiwa itu berlangsung dalam sekejap mata, terdengar Cu-kat racun Yau Sut dengan suara lantang berteriak : "Semua anggota perkumpulan Sin Kie Pang mundur ...!" Mendengar perintah mundur dari juru pikir perkumpulannya, semua jago dari perkumpulan Sin Kie Pang segera menarik diri dari gelanggang pertarungan dan segera mengundurkan diri kesektor sebelah kanan dari jembatan batu itu rupanva mereka berusaha menutup jalan mundur dari para jago perkumpulan Hong Im Hwee. Jin Hian sendiripun segera memerintahkan seluruh jagonya untuk berhenti bertarung. Tio Sam koh untuk kesekian kalinya siap menerkam kearah Cu-kat racun, akan tetapi dengan suara dingin Yau Sut segera mengancam : "Barang siapa berani bergerak secara sembarangan, jangan salahkan kalau aku segera akan habisi dahulu nyawa Hoa Thian Hong." Hoa In rneloncat bangun dari atas tanah, dengan langkah lebar dia maju kedepan dan berhenti kurang lebih delapan depa dihadapan Cu kat racun, serunya dengan suara dalam : "Yau Sut.. andaikata engkau berani melukai siau-koan jin dari keluarga kami, sekalipun sudah mati aku akan jadi setan untuk makan dagingmu serta menyeset kulitmu, agar engkau tiada tempat untuk dikubur!" Cu-kat racun Yau Sut menempelkan telapak kanannya diatas punggung Hoa Thian Hong, lalu sambil tertawa dingin katanya: "Kita lihat saja bagaimana akhirnya nanti, jika keadaan, memang memaksa....apa boleh buat kalau terpaksa aku harus bertindak menuruti suara hatiku sendiri" Per-lahan2 Hoa Thian Hong angkat kepalanya, ia lihat Hoa In serta Tbio Sam-koh berdiri tidak jauh dihadapannya, rambut mereka telah beruban semua, diatas wajahnya yang penuh keriput terlintas hawa gusar dan murung yang amat tebal, diam2 ia menghela napas panjang, pikirnya : "Sekarang sudah mendekati tengah hari, entah bagaimanakah keadaan dari ibu" kedua orang tua ini.." Tiba2 terdengar Pek Soh Gie bertanya dengan suara gugup : "Paman Yau. apa yang hendak kau lakukan terhadap Hoa toako....?" Cu kat racun Yau Sut tertawa ter-bahak2 "Haaah....haaah....paman sendiripun tidak dapat mengambil keputusan, akan kulihat bagaimanakah keputusan dari keponakan Kun Gie...." jawabnya. Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar sinar mata semua orang sama2 dialihkan ke atas wajah Pek Kun Gie. Malaikat kedua Sim Ciu setelah menotok jalan darah kaku disepanjang lengan Pek Kun Gie, sebelah tangannya ditekan diatas bahunya, pada saat itu sambil tertawa ujar nya : "Pek Kun Gie! bagaimana pendapatmu jikalau aku hendak menggunakan dirimu untuk ditukar dengan Hoa Thian Hong?"" Pek Kun Gie pura2 tidak mendengar, sepasang biji matanya yang bening bagaikan air menatap tajam wajah Hoa Thian Hong tanpa berkedip, diam2 pikirnya dalam hati: "Sepanjang hidupnya tak mungkin dia akan mengawini diriku, aaai.... hal ini harus disalahkan pada sikapku sendiri dimasa yang lampau, andaikata sikapku kepadanya tidak jahat sekali, tak mungkin dia akan menaruh kesan yang amat buruk kepadaku" Diluaran ia tetap bersikap angkuh dan keras hati, padahal hatinya merasa sedih sekali sehingga terasa hancur lebur dan ingin ma ti saja. "Kun Gie...." tiba2 Cu kat racun Yau Sut berseru. Pek Kun Gie melotot besar, dengan suara yang kasar dia menukas : "Aku dibesarkan dihadapan paman, masa paman masih belum jelas dengan watakku?" Yau Sut tertawa lebar. "Seandainya paman tidak menolong engkau maka aku akan merasa bersalah terhadap pangcu, sebaliknya kutolong dirimu bukan saja engkau berterima kasih sebaliknya malah mendendam terhadap paman, aaai..,! engkau benar2 membuat paman susah hidup sebagai orang" "Kalau paman hendak menyelamatkan diriku maka sudah sepantasnya kalau menempuh jalan yang lain, siasat tukar kuda ganti panglima seperti ini lebih baik jangan kau usulkan lagi kepadaku" Maksud dari perkataan itu jelas sekali, ia lebih rela jatuh ditangan musuh dari pada ditukar oleh Yau Sut dengan selembar nyawa Hoa Thian Hong. Cu kat racun Yau Sut tertawa ewa, diluaran ia tetap bersikap tenang sementara dalam hati kecilnya ia memaki. "Hmmm.. budak ingusan yang tak tahu diri, enak benar kalau bicara...menggunakan cara lain" dianggapnya Liong-bun siang-sat adalah manusia yang gampang dihadapi?" Hoa Thian Hong dapat menyaksikan pula kekakuan yang terjadi diantara kedua orang itu, dalam hati ia segera berpikir. "Mati atau hidup telah ditentukan oleh takdir, rejeki atau bencana Thian lah yang berkuasa, lebih baik aku tak akan menerima maksud baik dari Pek Kun Gie" Berpikir demikian, ia lantas berpaling dan serunya: "Cu-kat racun, mau bunuh mau cingcang cepatlah mengambil keputusan, kalau tidak sekali putar badan kubacok tubuhmu..." Yau Sut segera menekan telapaknya kedepan, Bara Maharani Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo seketika itu pula terasalah hawa dingin yang amat menusuk tulang menembus urat nadi pentingnya, terdengar ia mengancam. "Kalau engkau berani bergerak, maka sekali hajar akan kuhancur lumatkan isi perutmu!" Hoa Thian Hong tertawa dingin. "Heeehh....heeeehh....heeeeh... kalau aku orang sheHoa mati, maka engkau akan gunakan apa untuk barter Sim Ciu. dan bagaimana pula pertanggungan jawabmu terhadap pangcu kalian?"" Cu-kat Yau Sut tersenyum, tiba2 ia berbisik lirih : "Katakanlah kepadaku, siapa sebenarnya yang telah membinasakan putranya Jin Hian?"" "Maksudmu, pedang emas tersebut kini terjatuh ketangan siapa ?" seru Hoa Thian Hong sengaja mempertinggi suaranya. Yau Sut tertawa kering. "Terserah bagaimana jawabanmu, aku hanya ingin tahu siapakah pembunuh yang sebenarnya?"" "Hmm! bukankah sedari tadi sudah kukatakan bahwa pedang emas kini berada ditangan Thian Ek-cu, siapakah pembunuh yang sebenarnya asal kau tanyakan kepada imam tua itu masa dia tak akan memberikannya kepadamu... ?"" "Yau Sut !" tiba tiba malaikat kedua Sim Ciu berseru, "cepat bawa kemari keparat cilik itu, kalau tidak aku akan suruh budak ingusan ini untuk merasakan sedikit siksaan lebih dahulu" "Lepaskan dahulu tawananmu, setelah itu aku orang she-Yau baru akan serahkan keparat cilik ini ketanganmu" "Kurangajar! " maki Slm Ciu dengan alis mata berkenyit, "masa engkau tidak percaya dengan diriku?"" Sambil berkata telapaknya yang menekan diatas bahu Pek Kun Gie diperberat, gadis tersebut dengan cepat merasakan bahunya jadi berat sekali bagaikan ditindih oleh bukit gunung yang sangat berat, akan tetapi ia tak sudi menyerahkan diri sambil menggertak gigi ia tetap mempertahankan diri untuk berdiri tegak, dalam sekejap mata rasa sakit yang dirasakan olehnya sudah tak tahan lagi, keringat sebesar kacang kedelai mengucur keluar membasahi seluruh tubuhnya. Semua jago dari perkumpulan Sin Kie Pang jadi amat gusar, mereka bersiap siap untuk meloncat maju kedepan, tetapi teringat bahwasanya kesalamatan jiwa gadis itu masih berada ditangan lawan, maka tak seorangpun berani bertindak secara gegabah. Jin Hian adalah seorang pemimpin dari suatu perkumpulan besar, tentu saja kedudukannya jauh berbeda dari malaikat kedua Sim Ciu. tatkala dilihatnya suasana jadi tegang dan setiap saat bentrokan secara kekerasan bakal terjadi, buru2 ia maju kedepan dan berkata dengan suara dalam : "Yau heng, serahkan saja keparat cilik itu kepadaku, aku tanggung nona Pek pasti akan dilepaskan pula, engkau tak usah kualir aku tak akan mengingkari janji" Hoa Thian Hong selama ini bersikeras mengatakan bahwa pedang emas berada ditangan Thian Ek cu, namun siapapun tak berani mempercayai ucapan yang tiada ujung pangkalnya itu dengan begitu saja, sebab urusan menyangkut pula kematian Jin Bong, tetapi justru karena itu pula Jin Hian semangkin bernapsu untuk menangkap Hoa Thian Hong serta mencari keterangan dari mulutnya. Diam diam Cu-kat racun Yau Sut berpikir didalam hatinya, ia merasa lebih baik menyalahi yang kecil dari pada menanggung resiko besai, bagaimanapun juga Pek Kun Gie sudah seharusnya ditukar lebih dahulu. Karenanya ia segera mendorong tubuh Hoa Thian Hong untuk bergerak maju kedepan. Sejak semula Hoa Thian Hong sudah tidak memikirkan tentang keselamatan jiwanya lagi, sekarang sambil menahan sakit dengan gagahnya ia berjalan kehadapin Jin Hian. dia ingin tahu apa yang hendak dilakukan oleh pemimpin perkumpulan Hong im Hwee ini. Terdengar Pek Kun Gie dengan penuh ke gusaran berteriak. "Paman Yau, selamanya engkau selalu cantik dan tak pernah bertindak bodoh, mengapa sekarang kau lakukan perbuatan yang sama sekali tidak pintar seperti ini?" "Atas kebaikan serta kepercayaan dari ayahmu, aku berhasil menduduki posisi yang tinggi serta memperoleh kehormatan yang besar dari semua orang, budi kebaikan yang kuterima sudah terlalu banyak, sekarang melihat engkau terjatuh ketangan musuh, apa kah tidak pantas kalau aku berusaha untuk menolong dirimu lebih dahulu?" aaaai.. ,..! siapa tidak mengalami sendiri, dia tak akan tahu keadaan yang sebenarnya, dari mana engkau bisa tahu kesulitan yang sedang paman hadapi saat ini?" Pek Kud Gie tertawa dingin. "Heeeh...heeeh.. .heeeh....sekalipun paman akan berbicara sampai langit ambruk dunia terbalik, tit-li tak akan melupakan peristiwa yang terjadi pada saat ini" Cu-kat racun Yau Sut tertawa ewa, ketika berjalan sampai dibadapan Tio Sam-koh serta Hoa In, dia berhenti dan berkata : "Tenaga pukulanku belum berhasil kulatih hingga mencapai taraf yang bisa mengendalikan tenaga serangan dan tenaga bertahan jika kalian berdua ada maksud menolong o-rang sehingga memaksa aku terpaksa harus turun tangan, kalau sampai jiwa Hoa kong-cu terluka, janganlah menyalahkan diriku!" Tio Sam-koh serta Hoa In memandang kearah Cu-kat racun itu dengan sorot mata ber-api2 dan memancarkan cahaya penuh kegusaran, darah panas dalam dada mereka bergelora keras setelah mendengar perkataan itu sehingga rambutnya yang telah beruban pada bergetar keras, hal itu menunjukkan bahwa kegusaran yang berkobar dalam dada mereka sudah mencapai pada taraf yang tak terkendalikan lagi. Hoa Thian Hong merasa terharu bercampur berterima kasih, dia menghela napas panjang dan berkata. "Sam Popo, engkau tak usah gusar! andai kata boanpwee menemui nasib yang kurang mujur harap engkau orang tua suka membalaskan dendam sakit hatiku ini" "Engkau tak usah kuatir!" jawab Tio Sam koh sambil mendepakkan tongkatnya keatas tanah dengan penuh kebencian, "sekalipun aku harus mempertaruhkan jiwa tuaku, dendam sakit hati ini pasti akan kutuntut balas!" Hoa Thian Hong tersenyum, sambil memandang kearah Hoa In ujarnya kembali dengan suara lantang. "Pergilah ber-jaga2 dimulut gua, jangan biarkan seorang manusiapun pergi mengganggu Cubo!" Hoa In tidak menjawab, kakinya perlahan-lahan bergeser dan mundur kebelakang ditinjau dari keadaannya pelayan tua itu merasa tak rela mengundurkan diri dengan begitu saja, bahkan berusaha mencari kesempatan untuk menyergap lawannya. Hoa Thian Hong menggerakkan bibirnya ingin mengucapkan sesuatu untuk memperingatkan pelayan tuanya itu, tiba2 satu ingatan berkelebat dalam benaknya, ia segera teringat kembali akan peristiwa yang pernah dilihatnya dalam kuil It-goan koan diluar kota Leng-an, dimana Chin Pek Cuan serta seorang pria berkerudung yang berpotongan badan seperti kunyuk pernah menyampaikan Surat rahasia dari Cu-kat racun Yau Sut. Teringat akan peristiwa ini, dengan cepatnya ia berseru : "Hoa In, masih ingatkah engkau akan peristiwa yang terjadi didalam kuil It-goan-koan diluar kota Leng-an?"" Tertegun hati Hoa ln mendengar ucapan itu, balik tanyanya : "Apa yang siau-koanjin maksudkan?"" "Persoalan tentang dua orang manusia berkerudung yang menyampaikan surat rahasia!' Hoa In segera teringat kembali akan peristiwa itu, dimana Thian Seng cu telah menerima dua orang manusia berkerudung yang menyampaikan surat rahasia dimalam buta dengan nada tercengang tanyanya lagi. "Siau-koanjin, apa maksudnya mengajukan kembali persoalan tersebut?" Hoa Thian Hong tertawa. "Perbuatan bagus yang tilah dilakukan Yau kun su, apa salahnya kalau kau beberkan keluar agar semua orang bisa ikut mengetahuinya?" Air muka Cu kat racun Yau Sut agak berubah mendengar ucapan itu. dengan alis berkenyit ia segera berseru: "Jadi orang tak pernah merugikan orang, ketukan ditengah malam buta tak akan mengejutkan hati, kalau aku orang she-Yau pernah melakukan sesuatu perbuatan baik, dari mana kalian bisa mengetahuinya" "Benar juga!" pikir Hoa In didalam hati, "tempo hari gara gara anjing keparat she-Yau ini hampir saja siaukoanjin menemui ajalnya, bahkan sampai sekarangpun racun teratai empedu api masih bersarang dalam tubuhnya dan tak berhasil dipunahkan, ditambah pula ia berani mencari satroni dengan Siau koan-jin pada saat ini, kalau aku tidak mengungkapkan rahasia hatinya ini panas rasanya hatiku... Hmmm! akan kulihat jabatan Kunsumu itu bisa dipertahan kan sampai kapan?"" Apa yang ditulis dalam surat rahasia yang disampaikan Cbin Pek Cuan kepihak Tong-Thian kau sama sekali tak diketahui oleh Hoa In, akan tetapi berhubung rasa bencinya terhadap Cu-kat racun Yau Sut sudah keliwat batas maka sesudah berpikir sebentar dia lantas berteriak keras. "Orang orang dari perkumpulan Sin Kie Pang dengarkanlah baik2, Cu-kat racun Yau Sut menghianati ketuanya mencari pahala, secara diam-diam ia mengadakan hubungan dengan pihak Tong Thian kau untuk berkomplotan menggulingkan kekuasaan pangcu yang sekarang...." Teriakan yang diutarakan dengan sekenanya ini dengan cepat menggemparkan para jago dari pihak perkumpulan Sin Kie Pang, puluhan pasang sorot mata bersama sama dialihkan keatas wajah Yau Sut. Cu kat racun Yau Sut sebenarnya adalah seorang jago yang paling pandai membawa diri serta tenang dalam menghadapi segala persoalan, akan tetapi setelah dilihatnya sorot mata semua orang dialihkan kearahnya membuat ia jadi kikuk dan tak dapat menyembunyikan diri dari rahasia hatinya itu, dari malu dia jadi gusar, bentaknya: "Keledai tua, rupanya engkau sudah bosan hidup!" Tangan kirinya bagaikan senjata tombak laksana kilat berkelebat kedepan melancarkan serangan maut. Tiba tiba Hoa Thian Hong membentak keras, sambil memutar badan pedangnya dengan dahsyat dibacok kearah bawah. Kiranya menggunakah kesempatan dikala Cu-kat racun Yau Sut merasa terkejut bercampur gusar dan pikirannya goncang karena rahasianya ketahuan, tiba2 ia melepaskan diri dari cengkeraman lawan lalu melancarkan sebuah bacokan dengan kekuatan yang maha dahsyat. Serangan tersebut ganas dan luar biasa dahsyatnya, diiringi hawa pedang serta pekikan tajam yang menusuk pendengaran pedang baja itu menggeletar diangkasa mengancam batok kepala orang she Yau itu, begitu hebat serangannya membuat jago dalam kalangan lama" bergidik. Keringat dingin segera membasahi seluruh tubuh Cu kat racun Yau Sut, sepasang kakinya segera menjejak tanah dan tubuhnya melompat lima depa jauh dari tempat semula, nyaris sekali ia termakan oleh bacokan pedang yang sangat bebat itu. Bentakan keras bergema memecahkan kesunyian, telapak kanan Hoa In diayun kearah depan, hawa pukulan Sau-yang ceng-khi yang sangat tajam dengan cepatnya menggulung kearah tubuh Yau Sut. Cu kat racun Yau Sut segera menggerakkan telapak kanannya untuk menyambut datangnya serangan dari Hoa In dengan keras lawan keras, ditengah bentrokan nyaring lengannya seketika terasa menjadi kaku dan linu, tanpa dicegah tubuhnya tergetar mundur sejauh tiga langkah dari tempat semula. Tiba tiba Tio Sarn-koh membentak keras: "Bajingan bau dari perkumpulan Sin Kie Pang, kenapa kalian belum juga turun tangan bersama untuk membekuk penghianat dari perkumpulan kalian ini....?"" Toya bajanya diputar dan ia menerjang lebih dahulu kearah Yau Sut. Bayangan manusia berkelebat lewat. Teng Kong Li serta kakek bermuka kurus ditambah pula seorang pria kurus baju hitam segera melompat masuk kedalam gelanggang dan masing-masing menyongsong kedatangan dari Tio Sam koh. sementara sisanya yang lain tetap berdiri tegak ditempat semula, rupanya setelah mendengar seruan dari Hoa ln tadi, timbullah rasa curiga dalam hati kecil mereka. "Pada saat ini kepercayaan semua orang terhadap diriku sudah goyah." Pikir cu-kat racun Yau Sut didalam hati, " pertarungan harus diselesaikan dengan cepat, sebelum terjadi pembangkangan atas perintahku, ketiga orang bajingan itu harus berusaha dibekuk lebih dahulu ! " Bara Maharani Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Berpikir demikian, dia segera mengempos tenaga dalamnya dan membentak keras : "Pelindung hukum panji kuning maju semua, dan tangkap tiga orang siluman yang berusaha memecah belah persatuan diantara kita ini ! " "Oooh.. ..! rupanya dalam tingkat pelindung hukum pun terbagi-bagi menjadi beberapa kelas..... " pikir Hoa Thian Hong didalam hati. Pedang bajanya disapu secara mendatar ke arah depan dan langsung mengancam pinggang orang sheYau tersebut. Bayangan manusia berkelebat lewat, dari kalangan perkumpulan Sin Kie Pang kembali loncat keluar lima orang kakek tua yang mana secara terpisah segera menyerang Hoa Thian Hong bertiga. Darah segar yang mengalir keluar dari mulut luka diatas dada Hoa Thian Hong masih mengucur keluar tiada hentinya, Sepasang kakinya terasa lemas tak bertena ditambah pula pinggangnya terkena sebuah pukulan dari malaikat pertama Sim-Kian, setiap kali dibuat bergerak rasanya sakit hingga merasuk ketulang sumsum, baru saja bergebrak beberapa jurus tubuhnya sudah gontai dan tak dapat berdiri tegak, keadaannya sangat berbahaya dan setiap saat jiwanya terancam oleh maut. Pek Kun Gie yang menyaksikan Hoa Thian Hong harus bertempur sengit dengan mempertaruhkan selembar jiwanya, dalam hati terasa sedih dan sakit bagaikan diiris-iris dengan pisau tajam, dalam hati segera pikirnya: "Peristiwa tentang penghianatan dari Yau Sut entah benar entah tidak.....Aaaai! demi Thian Hong aku tak dapat berpikir terlalu banyak lagi...." Tiba-tiba terdengar Hoa Thian Hong membentak keras Sreet! Sreet! secara beruntun dia melepaskan dua buah babatan kearah depan 0000oo0000 40 KAKEK bermuka kurus itu mendengus dingin. ia pura2 mundur kebelakang kernudian menerjang maju kemuka, senjata kaitan beracunnya berputar kencang dan tiba2 menyergap dari belakang punggung Hoa Thian Hong, cahaya biru berkilauan memenuhi angkasa, desiran tajam sangat menggidik hati setiap orang. Pek Kun Gie merasa gelisah sekali, meski pun ia tahu delapan bagian adalah palsu, namun teriaknya juga dengan suara lantang: "Yau Sut! ayahku bersikap baik terhadapmu, kenapa engkau membalas air susu dengan air tuba" kenapa engkau berhianat dari ayahku dan bersekongkol dengan musuh untuk mengincar kedudukan pangcu?" Air muka Cu kal racun Yau Sut berubah sangat hebat, segera bentaknya dengan penuh kemarahan : "Kun Gie, engkau berani bersikap kurang ajar terhadap pamanmu ?" dengan berdasarkan apa ergkau menuduh paman dengan kata kata seperti itu " " "Hmml engkau telah melakukan perbuatan yang sangat memalukan sekali, hubungan antara paman dan keponakan sudah putus sampai disini saja, kenapa aku musti mengurusi soal kurangajar atau tidak ?" " Peristiwa tentang bersekongkolnya Yau Sut dengan pihak Tnong Thian Kau serta berhianatnya dia dari perkumpulan Sin Kie Pang, sebenarnya sangat mencurigakan hati para jago lainnya dari perkumpulan itu apa lagi ucapan tersebut muncul dari mulut Hoa In yang be'um dapat dipercayai seratus persen katakatanya, akan tetapi sekarang setelah mendengar nona mereka menuduh dengan begitu pasti, seakan akan dia sudah lama mengetahui akan rahasia ini, rasa sangsi dalam tubuh para jagopun makin bertambah tebal dan hati mereka pun mulai goncang. Lima orang pelindung hukum dari barisan panji kuning yang sedang bertempur ditengah kalangan, sesudah mendengar perkataan itu hati merekapun segera goncang dan dengan sendirinya permainan jurus serangan merekapun jadi lambat, hawa pukulan yang semula sudah menguasahi keadaan dalam waktu singkat lenyap tak berbekas. Tio Sam-koh serta Hoa In bukan manusia yang bodoh, begitu daya tekanan yang mengurung tubuh mereka lenyap tak berbekas dengan cepat mereka merebut posisi baik, dari bertahan kini menjadi pihak penyerang, dalam beberapa jurus saja kedua orang itu sudah berhasil menggeserkan diri kesamping tubuh Hoa Thian Hong dan melindunginya dari samping kiri dan kanan. Air mata Cu-kat racun Yau Sut berubah jadi dingin menyeramkan, biji matanya berputar dan tiba tiba ia membisikan suatu kepada para jago yang berada dibelakang tubuhnya . Terlihatlah bayangan manusia berkelebat lewat, dari pihak perkumpulan Sin Kie Pang kembali meloncat keluar tiga sosok bayangan yang langsung menyerang kearah belakang, tubuh Hoa Thian Hong. Gerakan tubuh yang dimiliki ketiga orang itu cepat bagaikan sambaran kilat dan enteng sekali, beberapa orang jago lihay dari pihak perkumpulan Hong Im Hwee yang menyaksikan hal ini. wajah mereka nampak agak bergerak. "Thian Hong...." jerit Pek Kun Gie dengan keras. Baru saja gadis itu berteriak, seorang kakek baju hitam yang kurus kering dan berwajah menyeramkan tahu2 sudah tiba dibelakang punggung Hoa Thian Hong. telapaknya segera berkelebat kedepan menghantam pinggang si anak muda itu. Gerakan tubuh orang itu cepat bagaikan hembusan angin, sewaktu melancarkan serangan sedikitpun tidak menimbulkan suara menanti Thian Hong menyadari akan datang nya serangan tersebut keadaan sudah terlambat membuat hatinya terkesiap, buru2 dia bersiap diri untuk meloncat kearah depan. Terdengar Tio Sam koh dan Hoa In membentak bersama, kedua orang itu berputar setengah lingkaran, serangan toya dan telapak hampir bersamaan waktunya dilancarkan secara bersamaan kedepan. Dalam waktu singkat Hoa Thian Hong bertiga terpaksa harus saling membelakangi satu sama lainnya untuk membendung datangnya serangan dari pihak lawan. Sementara itu dari perkumpulan pihak Sin Kie Pang sudah ada delapan orang yang menerjunkan diri kedalam pertarungan, terutama sekali tiga orang kakek tua yang muncul belakangan, ilmu silat yang mereka miliki benar2 luar biasa sekali, gerakan tubuh mereka ringan bagaikan sukma gentayangan sedang jurus serangannya ampuh dan maha aneh, ditambah pula dengan kekuatan dari Teng Kong Li sekalian lima orang pelindung hukum dari barisan panji kuning, dalam waktu singkat siapa kuat siapa lemah tertera dengan jelasnya, memaksa Hoa Thian Hong sekalian hanya mampu bertahan dan tak mampu melancarkan serangan kembali, posisi mereka terdesak dibawah angin. Malaikat pertama Sim Kian yang selama ini mengikuti jalannya pertarungan dari sisi kalangan, tiba tiba dengan ilmu menyampaikan suara berbisik kepada Jin Hian: "Aku rasa ketiga orang tua bangka itu sudah lama sekali mengasingkan diri dan baru saja muncul kembali dari dalam tanah, bila perkumpulan Sin Kie Pang mendapat bantuan dari manusia-manusia macam ini, posisinya pasti akan bertambah kuat" Air muka Jin Hian berubah jadi menyeramkan, ujarnya lambat2: "Sewaktu diadakannya pertemuan besar Pak Beng Hwee, aku tak pernah menyaksikan kehadiran ketiga orang ini. rasanya....." Belum habis ia berbicara, tiba2 terdengar Pek Kun Gie berteriak dengan suara lantang: "Chi locianpwe, ayahku mengundang kalian berempat masuk menjadi anggota perkumpulan kami apakah dimaksudkan agar kalian mendengarkan perintah dari pengbianat serta jual tenaga untuk dirinya?"" Kakek kurus berwajah menyeramkan itu selalu berkelebat disekeliling tubuh Hoa Thian Hong dan setiap kali melancarkan serangan gencar kearah tubuh sianak muda itu, ketika mendengar teguran dari Pek Kun Gie dia segera menjawab : "Nona masih muda dan tak tahu urusan, engkau masih belum memahami enteng beratnya masalah, tindakanku ini justru demi kepentingan serta keselamatan dari nona" Walaupun sedang bertempur sengit akan tetapi ucapan yang diutarakan keluar sama sekali tidak kacau dan jurus-jurus serangan yang dilancarkan pun tetap berjalan dengan lancar dan mantap, dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwa ilmu silat yang dimiliki orang, ini benar benar sudah mencapai puncak kesempurnaan, tidak aneh kalau beberapa orang gembong dari perkumpulan Hong Im Hwee sama-sama menaruh perhatian terhadap dirinya. Sementara itu Pek Kun Gie telah berpikir kembali : "Nenek she-Tio serta Hoa In sudah terlalu lama bertempur, badan mereka tentu penat dan tenaganya sudah terkuras babis, jika pertempuran ini berlangsung lebih jauh maka cepat atau lambat mereka tentu akan menderita kerugian berat.... tapi kenapa ibunya sampai sekarang belum juga munculkan diri ?" jangan jangan ia memang tak mampu bergerak sehingga selama ini tetap membungkam diri ?" " Makin dipikir dia merasa semakin gelisah bercampur cemas, tapi apa daya jalan darah tertotok dan tak bisa berkutik, lagipula Sim Ciu setiap saat mengawasi gerak gerik nya, membuat gadis itu dalam keadaan apa boleh buat terpaksa berteriak kembali : "Chi loocianpwee, kalau engkau menghormati ayahku maka pertama-tama Yau Sut harus ditangkap lebih dahulu untuk menyelidiki dengan jelas dasar dasar dari penghianatannya " Cu-kat racun Yau Sut benar-benar merasa gusar sekali sehingga tak tahan lagi dia tertawa seram. "Haaaahhh...haaaahhh... haaaahhh....orang bilang anak perempuan selamanya lebih condong keluar, ergkau sibudak ingusan benar-benar gilanya sampai keterlaluan ! " Gerakan tubuh kakek she Chi itu cepat bagaikan hembusan angin, serangannya cepat bagaikan sambaran kilat dan khusus hanya menyerang Hoa Thian Hong seorang, terdengar ia berkata kembali dengan suara hambar : "Perkataan dari pihak musuh tak boleh dipercayai dengan begitu saja, sesudah bertemu dengan pangcu nanti, duduknya perkara ini dengan cepat dapat dibikin sejelas jelasnya" "Chi-locianpwee, kalau engkau tidak membekuk Cu-kat racun lebih dahulu, maka ia bisa menggunakan siasat licik lainnya untuk membebaskan diri dari segala tuduhan ini." "Sebelum melakukan tindakan gerakan, pangcu telah menerangkan bahwa aku harus mendengarkan perintah dari Yau kunsu. karena itu maafkanlah jika aku tak dapat memenuhi apa yang nona harapkan" Mendengar jawaban tersebut, diam-diam Pek Kun Gie segera berpikir didalam hatinya: "Kalau ditinjau dan situasi yang terbentang didepan mata pada saat ini, nampaknya ia bakal mati dalam pertarungan ini. Aaaai..sungguh tak nyana, perjuanganku selama ini hanya sia2 oelaka, toh akhirnya dia menemui ajalnya pula ditangan orang2 dari perkumpulan Sin Kie Pang ..." Berpikir sampai disini, dengan wajah murung bercampur sedih ia alihkan sorot matanya yang memancarkan rasa cinta itu keatas wajah Hoa Thian Hong pikirnya kembali: "Baiklah kalau memang ia mengalami nasib yang kurang mujur, biarlah akupun akan mengorbankan jiwa untuk mengiringi kematiannya, dengan kematianku ini maka sedikit banyak semua kesalahan yang pernah kulakukan terhadap dirinya dimasa lalu bisa kutebus semua, jadi kalau sampai berjumpa kembali dialain baka, diapun tidak akan membenci diriku lagi" Dalam pada itu Hoa Thian Hong yang bertempur sengit dengan membawa luka dibadan keadaannya payah sekali, Pek Kun Gie yang menyaksikan keadaan kekasih hatinya jadi merasa amat pedih dan sakit hati, batinnya tersiksa dan gadis itu merasa dirinya seolaholah sedang berjalan dalam neraka, ingin sekali dia bunuh diri untuk membebaskan diri dari penderitan tersebut, tapi secara tiba2 ia teringat kembali bahwa Hoa Thian Hong adalah seorang kesatria gagah yang lebih mementingkan perjuangannya untuk menegakkan keadilan serta kebenaran di kolong langit dari pada urusan2 lain. Gadis itupun berpikir kembali: "Suatu kematian ada yang ringan bagaikan bulu ada pula yang berat bagaikan gunung Thay-san usianya masih begitu muda dan cita2nya belum tercapai, seandainya dia harus mati dalam keadaan begini, tentu dia akan mati dengan mata tak meram! " Berpikir sampai disini, dengan suara keras ia segera membentak dengan keras: "Paman Yau! kalau engkau tidak memerintahkan semua orang untuk berhenti bertempur, selama Kun Gie masih hidup aku bersumpah tak akan berdiri bersama Bara Maharani Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo dengan dirimu! " Pada saat itu Hoa Thian Hong sedang mengerahakan segenap kekuatan yang dimiliknya untuk memutar pedang baja serta bertahan atas serangan yang dilancarkan oleh kakek tua she Chi, ketika ia mendengar ditengah Pek Kun Gie bukan saja disertai nada yang amat gusar bahkan terselip pula kepedihan yang tiada taranya. se-akan2 semua kesedihan telah berkumpul diatas tubuhnya, hatinya langsuns dibikin terharu, secara tiba-tiba muncullah rasa iba dan kasihan dalam hati kecilnya, pemuda itu ingin sekali mengucapkan beberapa patah kata untuk menghibur hatinya. Sementara itu Cu-kat racun telah berkata dengan nada dingin . "Budak ingusan, engkau jangan terlalu memburu napsu lebih dahulu, Chi Lo-Hu-hoat tidak akan mencelakai jiwa Hoa Thian Hong, dia hanya akan menangkap dirinya untuk ditukar dengan dirimu, setelah itu perkumpulan Sin Kie Pang akan bikin perhitungan dengan perkumpulan Hong Im Hwee paman tanggung Hoa Thian Hong pasti akan berhasil ditolong kembali" Malaikat kedua Sim Ciu yang mendengar ucapan tersebut segera tertawa terbahak. "Haaahh ..haaahh...haaahhh...bagus sekati siasat dari Cukat racun selamanya memang jitu dan tepat!" ejeknya. "Hmmm! aku orang she-Yau telah mendapat kepercayaan dari pargcu sehingga diberi tanggung jawab yang begini beratnya, budi kebaikan itu membuat hatiku merasa amat berterima kasih sekali, pada saat ini kaum kurcaci sudah malang melintang dikolong langit, apabila aku tidak mampu untuk mencuci bersih semua penghinaan yang kuterima pada saat ini, aku orang sheYau merasa malu untuk munculkan diri kembali dida lam dunia persilatan" Pek Kun Gie segera tertawa dingin. "Paman Yau, buat apa engkau melakukan tindakan ibaratnya mau curi genta menutupi telinga sendiri, dan berusaha untuk membohongi orang lain?" aku pertama tak pernah bunuh orang kedua tak pernah mencuri pedang sekalipun Jin tongkee bermaksud menangkap diriku, belum tentu dia akan menghabiskan jiwaku, persoalan ini gampang sekali dilihat paman sebagai seorang yang cerdik masa tidak mengetahui......" Hoa Thian Hong yang sedang bertempur dengan membawa luka dibadan sebenarnya tiada kesempatan untuk mengurusi persoalan lain, akan telapi selelah mendengar perkataan itu secara tiba2 dia merasakan pikiran nya kalut sekali, akhirnya saking tak tahan ia segera membentak dengan penuh kegusaran: "Kun Gie, jangan banyak bicara!" Tertegun hati Pek Kun Gie mendengar bentakan itu, tiba tiba ia merasakan suatu rasa manis dan hangat yang sangat aneh muncul dari dalam hati kecilnya, sepasang mata nya jadi merah dan tak dapat ditahan lagi air mata jatuh bercucuran. Seorang diri ia bergumam dengan lirih: "Dia tidak membenci diriku lagi, aku tahu dia...." Sejak pertemuan dikota Cho ciu, watak serta perangainya sama sekali telah berubah secara diam2 ia mencintai diri Hoa Thian Hong, akan tetapi walaupun ia bersikap selalu mesrah dan manis namun sambutan dari Hoa Thian Hong sendiri selalu dingin, hambar sungkan dan sedikitpun tidak mempunyai rasa mesrah ataupun hangat. Dahulu sianak muda itu menyebut dia sebagai nona, kemudian memanggil dia sebagai nona Pek dan selamanya tak pernah menyebut namanya secara langsung, tetapi sungguh tak nyana ditengah berlangsungnya pertempuran sengit yang mempengaruhi antara hidup dan mati secara tiba2 ia memanggil namanya secara langsung, meskipun perubahan yang kecil ini sama sekali tidak dirasakan oleh orang lain, namun bagi gadis yang sedang dimabuk oleh cinta ini perubahan tersebut sangat mengena dihatinya. Tatkala didengarnya Hoa Thian Hong menyebut namanya secara langsung, tahulah gadis itu bahwa pikiran kekasih hatinya ini sudah terbuka, itu berarti besar peluangnya bagi dia untuk mengembangkan rasa cinta selanjutnya di masa mendatang. Sementara dia sedang kegirangan dan kelopak matanya dibasahi oleh air mata, tiba tiba Hoa Thian Hong membabatkan pedang nya kearah depan memaksa kakek she-Chi itu mundur satu langkah kebelakang, sedangkan sianak muda itu sendiri tiba2 tersungkur keatas tanah. Kebetulan sekali Teng Kong Li berada di samping kirinya, menyaksikan kesempatan yang sangat baik itu dia jadi kegirangan setengah mati, senjata penotok jalan darahnya laksana kilat segera berkelebat kemuka melancarkan sebuah totokan. "Bajingan busuki" bentak Tio Sam koh dengan gusar. Tubuhnya sama sekali tidak bergerak, sedangkan toya bajanya diputar dan dikemplangkan kedepan. "Criiing....!" benturan nyaring yang mengakibatkan percikan bunga api menyebar keempat penjuru, jurus serangan yang dipergunakan perempuan itu mirip sekali dengan gerakan naga sakti mengibaskan ekornya, dengan cepat toyanya berhasil menangkis totokan senjata dari Teng Kong Li itu membuat lengannya terasa jadi kaku dan senjatanya terlepas dari genggaman tangan. Pantangan dari jago lihay yang sedang bertempur adalah sikap ragu2 dan sangsi, pada saat yang bersamaan kait racun dari kakek bermuka kurus telah berputar menyerang tubuh sebelah kanan Hoa Thian Hong, sedangkan sikakek she-Chi itu dengan gerakan yang cepat sekali menerobos masuk kebalik pert hanan lawan, ujung jarinya yang keras bagaikan baja langsung menotok jalan darah "Sang-ci-hiat" ditubuh pemuda tersebut. Baik Hoa In maupun Tio Sam koh walaupun harus bertempur sengit melawan musuh musuh yang lihay. pikiran mereka sama sekali tertuju pada diri Hoa Thian Hong, melihat ancaman bahaya yang menyelimuti sekeliling sianak muda itu, mereka segera mengerahkan segenap kekuatan tubuh yang dimilikinya melancarkan sebuah serangan dahsyat kearah kakek bermuka kurus serta kakek she Chi tadi, Baru saja kakek bermuka kurus melancarkan serangan dengan senjata kaitannya, tiba tiba terasalah segulung angin pukulan yang maha dahsyat bagaikan menggulungnya ombak ditengah samudera menghantam tiba, ia jadi terkesiap dan buru2 menjejakan kakinya loncat muLdur kebelakang. Kakek tua she Chi itu sendiripun mengerti sampai dimanakah kelihayan dari hawa pukulan Sau-yang ceng ki lawan, akan tetapi diapun segan membuang kesempatan baik untuk merebut kemenangan ini dengan percuma, sementara tubuhnya menyingkir kesam-ping, jari tangannya masih tetap menerobos kemuka menotok jalan darah Sang-ci hiat di tubuh Hoa Thian Hong. Kelihatan pemuda itu segera akan termakan oleh totokan kilat tersebut, pada saat yang amat keritis itulah tiba2 pemuda she Hoa itu tadi tertawa keras, tangan kirinya diangkat keatas dan segera mencengkeram ke arah perrgelangan tangan kakek she Cbi tersebut. Cengkeraman ini sama sekali tidak pakai aturan, hanya saja daya serangannya tajam, liar dan luar biasa dahsyatnya, kakek tua she Chi itu terkejut bercampur gusar, buru2 ia tarik kembali serangannya kebelakang. "Breet...!" diiringi suara robekan yang amat keras, ujung baju dari kakek tua she Chi itu tetarik oleh sambaran Hoa Thian Hong sehingga robek, mulai dari batas sikunya. Berhasil dengan serangan pertamanya Hoa Thian Hong membentak keras, sambil maju kedepan pedangnya langsung dibacok dari atas kepala. Sungguh dahsyat daya serangan dari bacokan itu, angin serangan mendesir memekikkan telinga, kakek tua she Chi itu kaget bercampur gusar, namun tak berani menyambut se srangan itu dengan kekerasan, terpaksa dengan hati mendongkol ia meloncat mundur pula kebelakang; Malaikat pertama Sim Kian yang selama ini mengikuti jalannya pertarungan segera mengerutkan dahinya menyaksikan kejadian itu, dengan suara rendah bisiknya : "Jangan-jangan keparat cilik ini sudah sinting, kenapa secara tiba tiba ia seperti menjadi kalap ?"" Jin Hian menengadah memandang cuaca, lalu menjawab : "Tengah hari sudah tiba, racun teratai empedu api yang bersarang didatam tubuh bocah itu sudah mulai kambuh ! " Tiba tiba dari tengah gelanggang berkumandang datang suara bentrokan senjata yang amat nyaring, sebuah ayunan toya dari Tio Sam koh berhasil menghajar senjata kaitan seorang pelindung hukum dari barisan panji kuning sehingga patah jadi dua bagian, bagian yang patah itu mencelat sampai ditengah udara. Yan san It koay segera tertawa dan berkata: "Nenek tua itu benar benar seorang panglima perang yang gagah perkasa ......... aku merasa kagum sekali oleh ketangguhannya!" Jin Hian tertawa ewa, tiba tiba ia berseru : "Aaah...! sekarang aku teringat sudah, tua bangka she-Chi itu bernama Chi It Hun, sedangkan dua orang yang sedang bertarung melawan Hoa In itu, yang bercambang bernama Lim Kui sedang manusia yang bermuka hijau itu bernama Ko Teng Pok. semuanya merupakan anak murid dari perkumpulan Kiu-im kau dimasa lalu, karena nama mereka berbau setan maka orang persilatan memberi julukan Kiu-im sam-kui tiga setan diri kiu im kau kepada mereka bertiga" "Tapi perkumpulan Kiu im-kau sudah musnah sejak dua tiga puluh tahun berselang" seru malaikat peitama Si m kian. Dalam pada itu Hoa Thian Hong yang berada ditengah gelanggang tiba2 membentak keras: "Enyah kau dari sini! " "Sreeet...." sebuah babatan pedang yang amat dahsyat memaksa Chi It Hun harus menyingkir satu langkah kesamping. Chi It Hun mendengus berat, ia berkelebat kesamping dan secara tiba2 menyusup kebelakang punggung Hoa Thian Hong, telapak tangannya bergerak kedepan dan tanpa menimbulkan sedikit suarapun menghantam kedepan. Siapa sangka pada saat itu Hoa Thian Hong sudah melangkah maju beberapa depa jauhnya dari tempat semula sambil putar pedang melancarkan sebuah bacokan kearah Cu kat racun Yau Sut. dengan sendirinya pukulan yang datang dari arah belakangpun berhasil dihindari olehnya. Napsu membunuh melintas diatas wajah Cu kat racun Yau Sut, diam-diarn pikirnya didalam hati : "Bajingan Cilik yang tak tahu tingginya langit tebalnya bumi, kau anggap aku Cu-kat racun adalah lentera kekurangan minyak yang bisa dipermainkan dengan seenaknya " Sambil miringkan badan tubuhnya menerjang kedepan, tangan kiri menangkap gagang pedang dari Hoa Thian Hona sedangkan tangan Kanannya dengan jurus " Soat yong-lan kwan " atau salju menggumpal kota membiru ia lancarkan sebuah serangan balasan. "Chi Lo-hu hoat" tiba tiba Pek Kun Gie rrembentak dengan suara keras. Pada waktu itu Chi It Hun dengan gerakan tubuh bagaikan sukma gentayangan sedang menerjang kedepan, telapaknya menghantam tulang punggung sianak muda itu, ketika secara tiba2 mendengar suara bentakan keras dari Pek Kun Gie yang mengandung nada kebencian itu, hatinya terkesiap dan serangan telapaknya segera berubah jadi serangan totokan yang menyodok kebadan lawan. Hoa Thian Hong sudah amat lama bergebrak melawan Chi It Hun, terhadap gerak badannya yang cepat dan aneh itu sudah lebih dari hapal, karenanya meskipun ia sedang menyerang Yau Sut didepan dan serangan yang datang dari arah belakang sama sekali tidak menimbulkan sedikit suarapun, namun ia tahu bahwa musuh sudah berada dibelakangnya. Tanpa berpikir panjang lagi, kaki kanan nya menjejak tanah dan tubuhnya segera melangkah maju kedepan. Terdengar Cu kat tacun Yau Sut tertawa keras, menggunakan kesempatan dikala pikiran Hoa Thian Hong bercabang, tubuhnya segera bergerak maju kedepan, tangan kanan nya laksana kilat mencengkeram kearah pedang baja ditangan Hoa Thian Hong. Semua kejadian ini berlangsung dalam sekejap mata, Tio Sam-koh serta Hoa In yang melihat Hoa Thian Hong secara tiba tiba meninggalkan mereka dan bertarung melawan Cu-kat racun, hati mereka berdua merasa gelisah sekali, sekuat tenaga kedua orang itu berusaha menyusul kedepan, tetapi Lim Kui serta Ko Teng Pok dari tiga setan Kiu im serta lima orang pelindung hukum dari barisan panji kuning mempunyai kepandaian silat yang tinggi serta pengalaman yang luas meskipun Tio Samkoh dan Hoa In menerjang terus secara dahsyat namun usaha mereka selalu menemui kegagalan. Bara Maharani Karya Khu Lung di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Hoa Thian Hong merasakan munculnya segulung tenaga betotan yang amat keras berusaha merampas pedang baja itu dari tangannya, telapak tangan jadi kaku dan pedang baja tadi hampir terlepas dari genggaman nya. Tetapi sianak muda itu tak mau menyerah dengan begitu saja, dalam gugupnya hawa murni yang ada ditubuh segera dihimpun ke dalam telapak kanan, gagang pedangnya dicekal keras dan sekuat tenaga dibetot kebelakang. Dengan demikian kedua orang itu masing masing memegang salah satu ujung dari pedang baja itu, bagian depan berada ditangan Yau Sut sedang bagian belakang berada ditangan Hoa Thian Hong. kaki mereka berdua terpantek diatas tanah, tubuhnya bergoyang maju mundur tiada hentinya. Hoa In berhasil melepaskan diri dari ke pungangan memburu kedepan, akan tetapi Chi It Hun bertindak cepat dan segera membendung datangnya terjangan itu. laksana kilat kedua orang itu saling bergebrak satu jurus, dan karena keterlambatnya ini Lim Kui serta Ko Teng Pok telah maju kembali kedepan. dengan cepatnya Hoa In serta Tio Sam koh terkepung lagi ditengah kerubutan para jago. Dalam keadaan seperti ini, yang paling gelisah adalah kakak beradik dari keluarga Pek, sebenarnya Pek Soh Gie berdiri disamping tubuh Yau Sut. akan tetapi setelah menyaksikan kedua orang itu saling memperebutkan pedang baja dan melakukan pertarungan jarak dekat, saking cemas dan gelisahnya ia jadi gugup dan kelabakan setengah mati, akhirnya karena tak tahu apa yang musti dilakukan air mata jatuh berlinang membasahi pipinya. Padang baja itu luasnya dua cun dan tebalnya dua mili, meskipun berbentuk pedang akan tetapi tiada bagian yang tajam, Cu-kat racun Yau Sut yang mencengkeram ujung pedang itu namun tak mampu untuk merampas nya, diam diam merasa amat terperanjat pikirnya: "Baik nenek tua she Tio maupun Hoa In sudah kehabisan tenaga karena sejak tadi harus bertempur terus, sebaliknya keparat cilik ini bukan saja tenaganya tidak semakin berkurang malahan kian lama kian bertambah ganas dan kuat, rupanya maksudku mencelakai jiwanya dengan memaksa dia makan Teratai racun empedu api, sebaliknya malah mendatangkan banyak manfaat bagi keparat ini " Berpikir demikian segenap kekuatan tubuh yang dimiliki segera dihimpun jadi satu, bukannya menarik kebelakang secara tiba2 ia dorong pedang itu kearah depan. Diam-diam Hoa Thian Hong merasa amat pusar, iapun menghimpun segenap tenaganya untuk mendcong pula pedang bajanya kedepan. Sreeet....Sreeet... langkah kaki dua orang itu menghancurkan batuan gunung yang terpijak diatas tanah, pada permukan bumi segera munculah bekas telapak kaki yang dalam sekali hingga mencapai beberapa cun lebih. Pergulatan berlangsung beberapa saat lamanya dalam keadaan seimbang, air muka Cu kat racun Yau Sut berubah jadi hijau membesi, sambil menggertak gigi ia tetap mempertahankan diri. Sebaliknya racun teratai dalam tubuh Hoa Tbian Hong sedang kambuh, tenaga dahsyat yang tersalur keluar dari dalam tubuhnya membuat sepasang mata sianak muda itu berubah jadi merah darah, otot2 hijau pada menonjol keluar semuanya, raut wajah pemuda itu kelihatan bengis dan mengerikan. Pada waktu itu sorot mata semua jago yang menonton jalannya pertarungan tersebut telah dicurahkan keatas pedang baja yang diperebutkan itu, Pek Kun Gie menguatirkan keselamatan jiwa kekasihnya, ia merasa cemas dan gelisah sekali, sedangkan para jago dari pihak perkumpulan Sin Kie Pacg yang tidak bertempur merasakan pula hatinya amat tegang, hanya para jago dari perkumpulan Hong lm Hwee tetap bersikap tenang saja sambil menonton jalannya pertarungan itu. Hoa In serta Tio Sam koh berusaha memburu kedepan untuk menolomg majikan muda mereka, tapi pihak lawan selalu menghadang dan menghalang halangi kepergiannya membuat mereka terlibat pula dalam suatu pertempuran yang amat seru. Tiba tiba terdengar Yan san It koay menghela napas panjang, lalu berkata dengan suara lirih : "Aaaai.... pedang baja tersebut benar benar sebilah pedang mustika yang jempolan, kendatipun termakan oleh daya tekanan yang amat dahsyat, sama sekali tidak bengkok ataupun putus, bahkan bentuknya sama sekali tak berubah... benar benar luar biasa sekali " "Entah pedang ini dibuat oleh Hoa Goan Siu atau buatan orang lain....?" " sela Jin Hian. "Seandainya enam belas juius ilmu pedang yang dimiliki bocah itu adalah hasil ciptaan dari Hoa Goan Sio, aku rasa pedang baja itu tentu pula merupakan hasil buatannya sendiri" jawab Sim kian. Sementara itu Cu kat racun Yau Sut yang harus saling bertahan dengan Hoa Thian Hong tanpa berhasil merobohkan lawannya lama kelamaan jadi mendongkol juga, pikirnya : "Bangsat bangsat tua itu ber-bisik2 entah apa yang sedang dibicarakan oleh mereka, Hmm! rupanya mereka sama sekait tak pandang sebelah matapun terhadap aku orang she Yau ..heeeh...heeeh...aku harus mendemonstrasikan sedikit kepandaian, agar bangsat2 tua itu terbuka matanya" Berpikir demikian ia segera ber-siap2 untuk adu tenaga dalam guna merebut kemenangan, tiba2 ingatan lain berkelebat pula didalam benaknya, ia membatin lebih jauh lagi. "Pertempuran besar Kian ciau Tay-hwee tidak lama kemudian akan diselenggarakan, pada waktu itu para jago pada berkumpul semua untuk memperlihatkan keampuhannya masing2, pada saat itulah melupakan saat yang paling tepat bagiku untuk mendemontrasikan kebebatanku serta mencari nama besar....jika kubuang tenaga dalamku pada saat ini dengan percuma sehingga hawa murniku rusak, kejadian ini benar2 suatu kejadian yang sama sekali tak ada harganya.. .." Berpikir sampai disini, hawa murni yang disalurkan kedalam telapak kanannya tiba2 ditarik kembali, sementara tangan kirinya diayun kedepan melancarkan sebuah pukulan dahsyat. Pada waktu itu Hoa Thian Hong sedang mengerahkan tenaganya untuk mendorong pedangnya kedepan, ketika secara tiba2 pihak lawan menarik kembali tenaga dalamnya, tak dapat dihindar lagi tubuhnya bersama pedang segera tertelungkup kedepan dan jatuh kedalam pelukan Cu-kat racun. Ketika secara tiba tiba dilihatnya serangan telapak lawan hampir menghajar tubuhnya, ia jadi gugup dan kaget, dalam repotnya telapak kiri segera diayun kedepan menyongsong datangnya serangan tersebut. Sepasang telapak saling beradu satu sama lainnya menimbulkan suara benturan yang amat keras, tubuh Hoa Thian Hong bergetar keras dan jatuh terbanting keatas tanah, akan tetapi tangan kanannya dengan kencang sekali masih tetap memegangi ujung pedang tersebut, Cu-kal racun Yau Sut tertawa dingin dengan suara yang menyeramkan, pedang baja ditangan kanannya disentak keatas berusaha merebut senjata tersebut, sementara tangan kirinya bagaikan ular racun keluar dari sarang tiba2 membabat keluar. Tiba2....Cu-kat racun Yau Sut merasakan pandangan matanya jadi kabur. Tampaklah sebuah lengan yang putih dan halus menyelinap masuk dari arah samping dan mencengkeram bagian tengah dari pedang baja itu, kemudian merampasnya dari cekalan kedua orang jago itu. Hoa Thian Hong segera merasakan pergelangan tangannya bergetar keras dan tahu2 pedang baja itu sudah dirampas dari cekatannya. "Aaaah....!" ia menjerit kaget tubuhnya segera beruntung mundur beberapa langkah kebelakang. Cu-kat racun Yau Sut jauh lebih terperanjat lagi menghadapi kejadian yang sama sekali tak terduga itu, bagaikan disambar guntur ditengah hari bolong tubuh nya bergetar keras, sekujur badan menjadi panas dan dengan hati tercekat buru2 ia loncat mundur sejauh lima depa kebelakang. Peristiwa ini benar2 merupakan suatu kejadian yang amat mengejutkan bati setiap orang, jago lihay dikolong langit yang mampu merampas sesuatu benda yang sedarg diperebutkan oleh Cu-kat racun Yau Sut dengan Hoa Tbian Hong boleh dibilang jarang sekali. Dalam waktu singkat suasana hening dan sepi menyelimuti seluruh bagian diluar gua tersebut, pertempuran sengit yang sudah ber langsung selama setengah harianpun dalam waktu singkat terhenti dengan sendirinya. TAMAT Bagaimanakah kisah selanjutnya pertempuran antara Cu-kat racun Yau Sut melawan Hoa Thian Hong" Siapakah yang merampas pedang baja pada waktu terjadi perebutan antara Cu-kat racun melawan Hoa Thian Hong" Peristiwa apa yang bakal terjadi dalam pertemuan besar Kiao Ciau Tay-hwee?" Untuk mengetahui jawabannya, silahkan anda mengikuti lanjutan dari cerita ini dalam judul barunya: TIGA MAHA SAKTI Tengkorak Maut 25 Pendekar Rajawali Sakti 124 Penghuni Telaga Iblis Kisah Para Naga Di Pusaran Badai 2 18

Cari Blog Ini