Ceritasilat Novel Online

Pedang Bayangan Panji Sakti 8

Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen Bagian 8


Aku ingin menjadi ketua, mereka setuju untuk membantuku menjadi
ketua. Aku tahu dengan cara seperti ini, mereka menguasai banyak
perkumpulan di dunia persilatan."
Tanya Tian Wu, "Apakah di semua perkumpulan ada orang-orang
mereka?" "Aku tidak tahu."
Kata Tian Xuan, "Apakah Jin Hu adalah orang yang kau minta
untuk mengirimkan bala bantuan dari Ketua Bai Tuo Shan?"
"Benar." Suaranya sudah semakin lemah, bicaranya terpatahpatah
tapi dia masih bisa menjelaskan walau keadaannya sudah
sangat kritis. Dia dan Si Kong Zhao takut mengalami kegagalan, dan mereka
mengundang Jin Hu datang untuk membantunya. Jin Hu sangat lihai
memakai racun dan ada bom asap, jika perlu, Jin Hu membantu
mereka kabur. Tiba-tiba dia mendengar ada suara besar yang berkata, "Siluman
inilah yang memancingku mengisap racun itu. Ide jahat Ketua Bai
Tuo Shan semua ini adalah idenya. Jika kalian melepaskan dia, mati
pun aku tidak akan bisa menutup mata!"
Tian Ji mengatakan ini membuat Tian Wu merasa serba salah.
Dia tidak tahu mengapa Jin Hu datang untuk menjadi saksi tapi
dia pulalah saksi yang penting dan membantu Hua Shan Pai
membunuh pembunuh ketua mereka. Seharusnya dia mempunyai
jasa besar. Han Gu dan Han Xu sudah mengepung Jin Hu, sekarang hanya
tinggal menunggu perintah ketua.
Tian Wu melihat Fei Feng dan berkata, "Nona Shang Guan, Jin
Hu pulalah orang yang diundang olehmu. Aku ingin mendengar
pendapat Nona." Segera mata murid Hua Shan Pai menyorot ke arah Shang Guan
Fei Feng. Mereka mengira Shang Guan Fei Feng akan meminta-minta
kepada murid Hua Shan Pai untuk melepaskan Jin Hu, tapi Shang
Guan Fei Feng hanya berkata, "Han Gu dan Han Xu, dua biksu yang
terhormat, apakah kalian sudah melihat dengan jelas waktu itu Jin
Hu yang kalian lihat adalah orang ini?"
Han Gu dan Han Xu merasa aneh dan berkata, "Tidak salah, jika
dia bukan Jin Hu, siapakah dia?"
Kata-katanya baru selesai, Jin Hu yang berdiri di depan mereka
mulai berubah. Yang berubah bukan wajah tapi penampilan, kegenitan yang tadi
dia miliki sudah tidak ada.
Kemudian dia menghapus tahi lalat yang menempel di wajahnya
dan dia tertawa, "Waktu masih kecil, ayah dan ibu juga sering salah
mengenali kami berdua. Perbedaan antara aku dan kakakku hanya
pada tahi lalat ini. Sejak lahir dia sudah mempunyai tahi lalat, tahi
lalat ini aku sendiri yang memasangnya."
Sekarang wajahnya berubah, suaranya pun mulai berubah.
Suaranya berubah menjadi sangat besar, logat Jin Hu adalah logat
Ning Xia dan perempuan ini berlogat He Nan. Semua orang tahu
hubungan Yin Hu dengan Qi Le Ming mula-mula adalah kekasih
simpanan kemudian menjadi istrinya. Biarpun kekasih atau istri,
semenjak dia berusia 18 tahun, dia sudah mulai mengenal Qi Le
Ming, hampir setengah kehidupannya kecuali 2 kali berpisah dengan
Qi Le Ming dalam waktu singkat, dia selalu hidup dengan Qi Le
Ming. Qi Le Ming adalah orang He Nan, secara tidak langsung dia
pun mengikuti logat He Nan.
Waktu itu murid-murid Hua Shan Pai di Bei JIng bertemu dengan
Qi Le Ming, Yin Hu berada di sisi Qi Le Ming. Waktu itu Yu Xu Zi
masih menjelaskan perbedaan Yin Hu dan Jin Hu.
Sekarang adalah kedua kalinya murid-murid Hua Shan Pai
bertemu dengan Yin Hu. Sesudah Yin Hu mengeluarkan sifat
aslinya, tidak membutuhkan Yu Xu Zi untuk menjelaskannya. Muridmurid
Hua Shan Pai juga bisa melihat dia adalah Yin Hu bukan Jin
Hu. Tapi Han Xu masih menaruh curiga. Dia bertanya, " Nyonya Qi,
Jin Hu adalah kakakmu, mengapa kau mau membantu kami?"
Yin Hu berkata, "Aku diundang oleh Nona Shang Guan. Jika
kalian yang mencariku, berlutut pun aku tidak sudi."
Aneh, Han Xu dimarahi oleh Yin Hu tapi dia tidak bisa balik
marah, sebaliknya dia memberi hormat dan berkata, "Nyonya Qi,
kemarin ini kita bertemu di ibukota, kami tidak tahu keadaan saat
itu. Mohon maaf, han ini kau membantu kami mencari pembunuh
ketua, walaupun ini hanya demi Nona Shang Guan kami tetap
berterima kasih kepadamu."
Ternyata kata-kata Yin Hu tadi hanya mengulangi kata-kata yang
dia pernah lontarkan. Kali itu mereka ingin menangkap Yin Hu tapi gagal, tapi kata-kata
ini masih mereka ingat. Sekarang kata-kata seperti ini diucapkan
kembali berarti dia adalah Yin Hu yang asli.
Tian Ji yang nafasnya sudah hampir putus, tiba-tiba menarik
nafas dan berkata, "Kau benar-benar Yin Hu, aku juga tertipu
olehmu." Mu Juan Juan tertawa dan berkata, "Jika aku tidak menyamar
menjadi kakakku, apakah kau mau bicara hal yang sebenarnya?"
Tian Ji menarik nafas lagi dan berkata, "Walaupun aku tertipu
olehmu tapi aku tetap berterima kasih kepadamu. Aku bersalah, jika
selama-lamanya ditutup-tutupi hatiku sangat sakit dan tidak tenang,
hidup pun seperti mayat hidup. Sekarang aku sudah mengeluarkan
kata-kataku dari dalam hatiku, mati pun hatiku menjadi tenang."
Kata Tian Wu, "Semua orang akan mati, walaupun kau terlambat
menyesal tapi itu lebih baik daripada tidak. Aku akan mengurangi
hukumanmu, hanya menghapus namamu di tempat tetua, tapi
mengijinkanmu dimakamkan di sini karena kau masih murid Hua
Shan Pai." Tian Wu membacakan doa untuknya, "Dosa penuh di tubuh,
selalu udak tenang, jika ingin tenang harus berubah. Buanglah
tubuh yang tidak berguna mendapat pelepasan yang besar. Tian Ji,
pergilah." Dalam pembacaan doa-doa, Tian Ji menutup mata selamalamanya.
Tian Wu menarik nafas dan berkata, "Kesialan dan
keberuntungan selalu datang bersamaan, hanya manusia yang bisa
memilih. Semua murid-murid Hua Shan Pai harus berhati-hati
melihat contoh seperti Tian Ji ini."
Hua Shan Pai sudah membalaskan dendam kematian
terbunuhnya Ketua mereka.
Terhadap Wei Tian Yuan, Shang Guan Fei Feng, dan Mu Juan liun
mereka sangat menghormatinya. Semua dendam dulu sudah
musnah. Selama dua hari mereka bertiga mengikuti upacara pemakaman
m.intan ketua Hua Shan Pai (dikubur lagi). Setelah itu segera
mereka permisi pergi. Tian Wu mengantarkan mereka. Yao Guang
dan Qing Luan mengantar mereka lebih jauh lagi.
Biksuni Yao Guang biasa yang bersikap sangat dingin,
persahabatan mereka juga tidak begitu dalam, tapi kali ini dia
seperti terlalu lemah. Ini membuat mereka bertiga merasa aneh.
---ooo0dw0ooo--- B. Memperebutkan Menantu Yao Guang dan Qing Luan mengantar mereka bertiga. Yao Guang
berkata "Pendekar Wei, Nona Shang Guan, waktu di rumah
Pendekar Chu, dan muridku telah mempercayai perkataan musuh
sehingga membuat kalian susah."
Kata Wei Tian Yuan, "Kesalahpahaman ini tidak perlu diungkitungkit
lagi." Kata Biksuni Yao Guang, "Pendekar Chu Qing Song katanya
terpaksa meninggalkan rumahnya, kamilah yang telah membuatnya
demikian." Kata Wei Tian Yuan, "Tidak juga begitu, walaupun kemarin tidak
terjadi sesuatu, sebenarnya Pendekar Chu memang sudah dicurigai
oleh pihak kerajaan. Kali ini mereka meninggalkan rumah lebih
dahulu untuk menghindari bencana. Kalian tidak perlu merasa tidak
enak." Kata Yao Guang, "Apakah kau tahu mereka pergi ke mana?"
Kata Wei Tian Yuan, "Waktu itu semua orang cepat-cepat pergi
meninggalkan tempat itu, kami yang pertama kali meninggalkan
tempat itu. Ketika kami pergi dari sana, Pendekar Chu masih belum
mengambil keputusan ke mana mereka akan pergi, dia hanya
berpesan jika mereka sudah mendapatkan tempat tinggal, dia akan
menghubungi kami." Biksuni terlihat kecewa, dia berkata, "Kalau begitu kapan kami
kesempatan untuk meminta maaf?"
Muridnya yang bernama Qing Luan mengerutkan dahi, dia
merasa lebih kecewa dari gurunya.
Wei Tian Yuan tertawa dan menjawab, "Pendekar Chu juga takut
kalian akan marah karena dia merasa kurang sopan terhadap kalian.
Apalagi malam itu muridmu tidak melukai adikku sama sekali. Aku
juga harus berterima kasih kepada muridmu."
Wajah Qing Luan memerah dan berkata, "Asalkan Nona Qi tidak
parah itu sudah cukup. Oh ya, mengapa adikmu Qi Shu Yu tidak ikut
dengan kalian?" Kata Wei Tian Yuan, "Dia pergi bersama keluarga Chu."
Mu Juan Juan yang sejak tadi diam, tiba-tiba dia berkata, "Nona
Qing Luan, aku harus berterima kasih kepadamu untuk satu hal."
"Berterima kasih untuk apa?"
"Aku tahu Chu Tian Shu tahun yang lalu pernah ke Hua Shan. Dia
Qian Chi Zhuang dia telah diracuni oleh kakakku, nonalah yang
menolong dia, apakah itu benar?"
Dengan muka yang judes Yao Guang mewakili muridnya
menjawab, "Benar, mengapa kau harus mewakili Chu Tian Shu
untuk berterima kasih?"
Mu Juan Juan tertawa dan menjawab, "Karena Chu Tian Shu
adalah menantuku, apakah kau tidak tahu tentang itu?"
Yao Guang terkejut dan berkata, "Apa! Chu Tian Shu adalah
menantumu" Itu tidak boleh terjadi..."
Tanya Mu Juan Juan, "Mengapa tidak boleh" Mereka bukan
saudara kandung, ayah dan ibu mereka juga tidak sama, mengapa
mereka tidak boleh menikah" Qi Shu Yu bukan dilahirkan olehku,
tapi aku adalah ibu tirinya. Dia menikah dengan Chu Tian Shu
berarti Tian Shu adalah menantuku. Sekarang aku adalah
mertuanya, aku berterima kasih kepada muridmu, apakah itu tidak
pantas?" Kata Yao Guang, "Kau benar-benar...benar-benar...."
Air mata Qing Luan sudah menetes, dia menarik lengan baju
gurunya dan berkata, "Guru, kita harus kembali ke Hua Shan!"
Mu Juan Juan melihat kepada Yao Guang dan berkata, " Kenapa
denganku?" Sebenarnya Yao Guang ingin mengatakan 'tidak tahu malu'. Tapi
dipikir-pikir lagi Mu Juan Juan sudah berjasa terhadap Hua Shan Pai.
Kata-katanya tidak jadi diucapkan.
Dengan dingin Yao Guang berkata, "Kau benar-benar bernasib
baik, memiliki putri yang baik tapi dilahirkan oleh orang lain dan
sekarang mempunyai menantu yang baik pula!"
Ini adalah kata-kata yang sudah diubahnya.
Mu Juan Juan tertawa kecut, "Terima kasih. Mendengar katakatamu
tadi aku berharap sejak hari ini aku bisa hidup bahagia dan
kehidupan sulit sudah lewat."
Dia mengingat separuh dari hidupnya. Siapa yang tahu
kesulitannya" Dia merasa sedih dan meneteskan air mata.
Wei Tian Yuan berdiri dan berkata, "Silakan kembali, aku tidak
ingin merepotkan kalian untuk mengantar kami hingga begitu jauh."
Kata Yao Guang, "Pendekar Wei, Nona Shang Guan, kalian
adalah orang baik, lain hari jika muridku berkelana di dunia
persilatan harap kalian bisa membantunya."
Begitu Yao Guang dan muridnya pergi, Wei Tian Yuan berkata,
"Tadinya aku merasa aneh mengapa dia begitu baik terhadap kita,
ternyata ia sedang membantu muridnya untuk mencari tahu kabar
dari orang yang dicintai. Aneh, bukankah Biksuni Hua Shan Pai tidak
boleh menikah?" Fei Feng berkata, "Biksuni boleh keluar menjadi orang biasa. Kau
benar-benar sangat bodoh."
Wei Tian Yuan tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Memang
aku bodoh, dia sudah mengatakan bahwa muridnya akan berkelana
di dunia persilatan. Jika tidak keluar dari kuil apakah dia akan tetap
diam di kuil, hanya sekali-kali turun dari gunung, mana ada waktu
untuk berkelana di dunia persilatan."
Kata Shang Guan Fei Feng, "Katanya sifat Yao Guang sangat
aneh. Waktu masih muda, perkawinannya pun gagal karena itu dia
memutuskan menjadi biksuni."
Kemudian dia tertawa lagi dan berkata, "Kau menyebut dirimu
bodoh, aku lihat biksuni itu juga bodoh."
Wei Tian Yuan terpaku, "Apa maksudmu?"
Kata Fei Feng, "Qing Luan pemah menolong Chu Tian Shu, dia
juga sudah siap keluar dari kehidupan pendeta menjadi orang biasa
karena itu biksuni Yao Guang harus mencarikan jodoh untuk
muridnya. Aku mengira-ngira jodoh yang dia pilih untuk muridnya
adalah Chu Tian Shu."
Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Dia yang bermaksud begitu,
tapi muridnya belum tentu."
Fei Feng tertawa dan berkata, "Aku harap kata-katamu benar,
aku juga berharap Qing Luan jangan bertepuk sebelah tangan."
Kata Mu Juan Juan, "Seorang gadis yang baru tumbuh besar,
apalagi jarang ada kesempatan untuk bertemu lawan jenis. Dalam
keadaan seperti itu, dia lebih cepat jatuh cinta tapi cinta seperti itu
belum tentu bisa bertahan lama. Begitu dia semakin dewasa, kedua
matanya sudah lebih terbuka lebar dan dia akan bertemu dengan
laki-laki yang cocok dengannya. Dia juga akan merasa bahwa cinta
pertamanya hanyalah perasaan suka sementara."
Wei Tian Yuan merasa perasaan Qi Shu Yu terhadapnya juga
seperti itu. Dia mungkin menganggap aku adalah k akaknya, jadi dia
suka kepadaku." Shang Guan Fei Feng tertawa dan berkata, "Nyonya Qi,
hubungan antara laki-laki dan perempuan tentu kau tahu sangat
banyak." Kata Mu Juan Juan, "Pengalamanku. Sebelum aku bertemu
dengan Qi Le Ming, aku juga pemah menyukai laki-laki lain dan
bukan hanya satu saja, tapi akhirnya aku menyadari bahwa aku
hanya mencintai Qi Le Ming. Suka dan cinta itu sangat berbeda."
"Bagaimana kau bisa menyadarinya?"
"Karena sewaktu dia beralih ke perempuan lain, aku bersumpah
dengan cara apa pun aku harus merebut dia kembali."
"Buat aku, aku juga akan melakukan hal seperti itu. Tadi kau
sudah menjelaskan kepadanya, paling sedikit bisa menghindari
kemarahan gurunya." Shang Guan Fei Feng berkata, "Harap kau bisa memaklumi Qing
Luan." Kata Mu Juan Juan, "Qing Luan bukan seperti diriku. Aku merasa
dia mirip dengan Qi Shu Yu, apakah kau menganggap perkataanku
terlalu keras?" Wei Tian Yuan merasa aneh, dalam hati dia berpikir, "Dengan


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

segala cara merebut orang yang dicintai, apakah ini adalah cinta
sejati" Apakah lawan jenisnya akan menerima cintanya jika
ketahuan untuk mendapatkan cinta dengan cara seperti ini?"
Mu Juan Juan tertawa dan berkata, "Pendekar Muda Wei, kau
sedang memikirkan apa" Apakah kau setuju dengan pendapatku?"
Jawab Wei Tian Yuan, "Aku sedang memikirkan hal lain. Aku
sedang kebingungan dan ingin bertanya kepadamu."
"Mengenai apa?" .
"Surat yang ditulis oleh Tian Ji kepada Bai Tuo Shan, mengapa
bisa jatuh ke tanganmu?"
Jawab Mu Juan Juan, "Itu sangat sederhana, aku menukarnya
dengan obat penawar racunku."
Kata Wei Tian Yuan, "Obat penawar" Obat penawar untuk
siapa?" "Untuk keponakanku."
Wei Tian Yuan terpaku, "Keponakanmu yang mana?"
Kata Mu Juan Juan, "Aku hanya mempunyai seorang keponakan,
dia adalah putra tunggal Ketua Bai Tuo Shan, Yu Wen Hao."
"Mereka suami istri sangat ahli dengan racun, siapa yang berani
meracuni putranya?" "Apakah kau tidak tahu dia melakukan ini demi menolong adik
seperguruanmu" Sewaktu adik seperguruanmu berada di ibukota
dia pernah jatuh ke tangan Ketua Bai Tuo Shan, kakaknya pun tidak
bisa mempunyai obat penawarnya. Adik seperguruanmu sekarang
mungkin masih terkurung di gunung Bai Tuo!"
Kata Wei Tian Yuan, "Aku sudah pernah mendengar tentang hal
ini. Aku mengira adik seperguruanku ditolong oleh ayahnya,
ternyata masih ada cerita lain. Nyonya Qi, meracuni keponakan
demi menolong adik seperguruanku. Aku sangat berterima kasih
kepadamu!" Mu Juan Juan tertawa dan berkata, "Mengapa harus berterima
kasih" Adik seperguruanmu adalah putriku, walaupun keponakan
juga keluargaku tapi hubungan dengan putriku, aku lebih akrab."
Wei Tian Yuan tidak mengatakan mengenai hubungannya
dengan Qi Le Ming karena Mu Juan Juan belum resmi menjadi istri
sah Qi Le Ming. "Tapi masih ada satu hal lagi yang aku tidak mengerti, nyawa Yu
Wen Hao ditukar dengan Qi Shu Yu, apakah waktu itu kau tidak
memberi obat penawar kepadanya?"
Jawab Mu Juan Juan, "Ada, tapi sengaja aku memberi dengan
dosis yang tidak tepat. Kau boleh menuduhku jahat tapi aku sudah
tahu mereka masih mempunyai niat yang lebih jahat. Benar saja,
aku tidak salah menduganya, mereka memerintahkan Mu Rong Cui
bersekongkol dengan Biksu Tian Ji membunuh Ketua Hua Shan Pai.
Sengaja membuat strategi sehingga membuat murid-murid Hua
Shan Pai menganggap paman gurumu adalah pembunuhnya, hingga
kau sendiri pun dicurigai. Karena itu aku ingin mereka menyerahkan
surat itu. Setelah itu obat penawar yang separuh lagi, baru aku
berikan kepada mereka."
"Bibi Seperguruan, kau benar-benar hebat bisa melakukan hal
itu, apakah paman guru baik-baik saja?"
Pertama kalinya dia memanggil Mu Juan Juan dengan sebutan
bibi seperguruan. Mu Juan Juan sangat senang dan berkata, "Dia
baik-baik saja. Ilmu silatnya sudah hampir pulih."
Kata Wei Tian Yuan, "Itu kabar yang sangat menggembirakan,
aku kira..." dia tidak meneruskan kata-katanya karena yang
membuat paman guru kehilangan ilmu silat adalah Mu Juan Juan,
karena itu dia langsung menghentikan kata-katanya.
Kata Mu Juan Juan, "Kau tidak perlu merasa sungkan. Tenaga
dalamnya sudah hampir pulih, racunnya aku obati dengan obat
pemusnah racun. Obat ini hanya aku yang bisa membuatnya, tapi
tidak bisa menawarkan dengan cepat. Kau menyangka dia tidak bisa
pulih seperti semula, seperti aku pun mengira begitu."
Tiba-tiba dia menarik nafas dan berkata, "Setelah melakukan hal
itu, aku benar-benar menyesal. Sebenarnya akulah yang terlalu
banyak curiga, aku kira dia tidak bisa melupakan mantan istrinya.
Jadi jika tidak dengan cara memusnahkan ilmu silatnya, dia akan
meninggalkanku, aku sudah siap tidak mendapatkan hatinya hanya
mendapatkan raganya."
Shang Guan Fei Feng tertawa dan berkata, "Kemudian kau baru
tahu hatinya memang selalu ada untukmu, kau sudah mendapatkan
orangnya juga mendapatkan hatinya."
Kata Mu Juan Juan, "Tapi aku sudah melukai hatinya, karena
sebenarnya dia sangat menyukai ilmu silat. Begitu kehilangan ilmu
silatnya, biarpun dia tidak marah kepadaku tapi aku tahu bahwa
hatinya sedih." "Sekarang kalian tidak perlu merasa tidak enak."
Wei Tian Yuan mengira dia sudah mendapatkan obat
penawarnya, dia tertawa dan berkata, "Bibi Guru, ada pepatah yang
mengatakan : siapa yang menggantung lonceng, orang itulah yang
harus membuka loncengnya!. Paman guru hanya kehilangan waktu
satu tahun untuk melatih ilmu silat tapi hatimu kepadanya, aku
percaya seumur hidup dia tidak akan bisa melupakan."
Kata Mu Juan Juan, "Kau kira aku yang memulihkan ilmu
silatnya" Tidak, obat penawarnya "sesungguhnya" hingga saat ini
aku masih tidak bisa membuatnya."
Wei Tian Yuan sedang menunggu Mu Juan Juan menjelaskan
lagi. Tiba-tiba Mu Juan Juan berhenti berjalan dan berkata, "Aku
tidak ingin bertemu dengan orang ini. Pertanyaanmu ini biar Nona
Shang Guan saja yang menjelaskan."setelah berkata itu Mu Juan
Juan segera mengerahkan ilmu meringankan tubuhnya
meninggalkan Wei Tian Yuan dan Shang Guan Fei Feng.
Hanya dalam waktu singkat dengan ilmu meringankan tubuh
yang tinggi, dia sudah menghilang di balik hutan itu.
Shang Guan Fei Feng tertawa dan berkata, "Pantas Yin Hu begitu
ketakutan kepada orang ini hingga melarikan diri."
Wei Tian Yuan melihat ada seseorang yang berdiri di depan
mereka, dia bukan orang yang memiliki ilmu silat yang tinggi, tapi
dia adalah orang yang paling pintar berbohong, bisa dikatakan
orang nomor satu yang pintar berbohong di dunia ini.
Orang itu bukan lain adalah Shen Gong Da, karena dia senang
berbohong dan sering menyebarkan gossip maka orang-orang
menjulukinya dengan sebutan Shen Gong Bao.
Sewaktu mengikuti rapat di rumah Mei Qing Feng, dia pun ikut
memberi saran, mengajarkan kepada mereka yang berada di sana
bagaimana cara nenghadapi Wei Tian Yuan dan Shang Guan Fei
Feng, karena Tian Ji mempunyai cara tersendiri maka ide Shen
Gong Bao tidak terpakai. Sebenarnya dia sangat takut kepada Wei Tian Yuan dan Shang
Guan Fei Feng, maka begitu dia melihat mereka berdua, wajahnya
sangat terkejut, dia tahu bahwa dia tidak akan bisa melarikan diri
dari tangan Wei Tian Yuan dan Shang Guan Fei Feng, terpaksa
dengan dia tertawa menghadap kepada mereka berdua, "Apakah
kalian baru turun dari Hua Shan" Untung sekali aku bisa bertemu
dengan kalian berdua," sambil tertawa dia berkata demikian.
"Beruntung" Sepertinya begitu kau melihat kami berdua masih
hidup, tampak kau sangat kecewa," kata Wei Tian Yuan.
"Pendekar Wei, kau jangan bercanda," kata Shen Gong Bao, "Aku
tahu sewaktu di Yang Zhou kalian mendapatkan musibah, tapi kalian
dengan selamat bisa melewatinya, tentu saja aku merasa senang,
mengapa aku malah mendoakan kalian mendapatkan musibah lagi?"
Kata Fei Feng, "Terima kasih untuk kebaikan hatimu, aku ingin
bertanya, ada apa gerangan hingga kau datang ke sini?"
"Aku ingin memberi salam kepada Biksu Tian Wu."
"Memberi salam kepada Biksu Tian Wu, apakah kau tidak
berbohong" Bila kau ingin memberikan jasa kepada Tian Ji, aku
baru percaya, tapi sayang kau terlambat, bila tidak kau masih bisa
bertemu dengan Tian Ji dan minum bersama-sama."
Setelah terungkap apa maksud dan kedatangan Shen Gong Bao
ke Hua Shan, walaupun Shen Gong Bao berkulit tebal, tapi anehnya
kali ini dia bisa merasa malu.
Dalam hati Wei Tian Yuan ingin tertawa, kemudian dia berkata,
"Sekarang ini belum terlambat, sepertinya dia masih menyisakan
setengah guci arak untukmu."
Shen Gong Bao melihat mereka sepertinya sedang gembira dan
tidak bemiat untuk membunuhnya, dengan tertawa dia berkata,
"Kalian berdua senang bercanda, aku sudah tahu perselisihan kalian
dengan Hua shan Pai, sebenarnya semua ini hanya salah paham,
kali ini aku ke Hua Shan tak lain adalah untuk menjelaskan masalah
ini kepada Hua Shan Pai, tapii sepertinya sudah tidak perlu aku
jelaskan lagi kepada mereka. Ketua Tian Wu dan Biksu Tian Ji
adalah orang yang sangat pengertian, mereka pasti sudah tahu
bahwa semua ini hanya kesalahpahaman saja."
Dia melihat Wei Tian Yuan dan Shang Cuan Fei Feng masih bisa
dengan tenang turun gunung, dia sendiri yang mengambil
kesimpulan seperti itu, tapi dia tetap memperhatikan wajah mereka
berdua. Shang Guan Fei Feng tertawa dan berkata, "Sepertinya kau
mengetahui semua masalah ini, kau benar-benar sangat hebat."
Hari ini Fei Feng memang merasa sangat gembira, hal ini bisa
dilihat oleh Shen Gong Bao.
Kata Shen Gong Bao, "Terima kasih Nona sudah memujiku, Tuan
Wei dan Nona Shang Guan sekarang akan pergi ke mana?"
Jawab Shang Guan Fei Feng, "Mengapa kau ingin tahu kami akan
pergi ke mana." "Nona jangan terlalu curiga, hanya saja bila kalian akan pulang
ke kediaman keluarga Qi, ada kabar yang ingin kusampaikan kepada
kalian." Tanya Wei Tian Yuan, "Kabar mengenai apa?"
"Kakek gurumu sudah meninggalkan Wang Wu Shan, aku pemah
datang berkunjung ke sana, Ding Bo pun tidak ada di sana, kakek
gurumu sudah puluhan tahun tidak turun gunung, mengapa kali ini
beliau pergi dari rumahnya, lebih baik kalian mencari tahu
tentangnya baru pulang, kurasa itu akan lebih baik."
Kata Wei Tian Yuan, "Ternyata ada berita yang tidak kau ketahui,
terima kasih untuk pemberitahuanmu, kau tidak perlu
mengkhawatirkan kami."
Kata Shen Gong Bao, "Pendekar Wei, Anda sangat pandai, tidak
perlu aku bicara banyak, bila Pendekar Wei tidak mempunyai pesan
apa pun untukku, aku akan pergi."
Dengan tertawa dingin Wei Tian Yuan menjawab, "Pergilah jauhjauh,
asal kau tidak banyak membuat gossip dan banyak mulut."
Kata-kata Wei Tian Yuan terdengar sangat tajam dan menusuk
hati, tapi di telinga Shen Gong Bao kata-kata itu seperti kalimat
pengampunan, segera dia berkata, "aku akan selalu ingat kepada
kata-katamu." Tadinya dia mengira Wei Tian Yuan akan
membunhnya, siapa yang sangka Wei Tian Yuan hanya
menyuruhnya pergi, walaupun kata-kata itu terdengar menyakitkan
tetapi dia tetap merasa senang, segera dia pergi seperti seekor
anjing dengan ekornya yang turun ke bawah dan pergi dari sana.
Wei Tian Yuan berjalan sambil berdiam diri, sangat lama dia tidak
mengucapkan sepatah kata pun.
"Kau sedang memikirkan apa" Apakah kau masih marah kepada
Shen Gong Bao?" "Aku tidak pantas marah-marah hanya karena orang seperti dia,
aku hanya memikirkan kata-katanya mengenai kabar kakekku,
apakah semuanya itu benar?"
Jarak Hua Shan dengan Wang Wu Shan hanya membutuhkan
perjalanan waktu 2 hingga 3 hari, Wei Tian Yuan ingin pulang untuk
menengok kakeknya. Kata Shang Guan Fei Feng, "Shen Gong Bao adalah orang yang
senang berbohong, belum tentu semua kata-katanya benar."
"Kalau begitu apakah kau bisa memperkirakan apakah kabar ini
benar atau hanya sekedar gossip belaka?"
Shang Guan Fei Feng mengangguk d an menjawab, "Aku sedikit
mempercayai kata-katanya, karena dia yang membuat gossip, pasti
dia mempunyai tujuan tertentu, boleh dikatakan dia ingin
mendapatkan keuntungan, bila kau tidak pulang tidak ada
keuntungan juga untuknya, tapi bila perasaanmu tidak tenang dan
ingin pulang, aku pun setuju. Hanya saja kita akan sedikit terlambat
tiba di rumahku." Wei Tian Yuan mendengar kata-kata Shang Guan Fei Feng, dia
tahu bahwa Shang Guan tidak ingin dia pulang ke kediaman Qi.
"Kakek dan ayahnya ada sedikit perselisihan. Mungkin dia takut
kakek tidak setuju dengan pernikahan kami dan sekarang ketua Bai
Tuo Shan sedang mengajak ayahnya bertarung dan kapanpun hal
itu bisa terjadi. Dia pasti berharap kami akan segera tiba di
rumahnya." Segera Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Kita sudah berjanji
tidak akan berpisah lagi. Kau ingin cepat-cepat pulang ke rumah,
aku pasti akan menemanimu pulang. Aku juga ingin bertemu
dengan calon mertuaku, tapi kau juga harus setuju kelak akan
menemani aku bertemu dengan kakek."
Tertawa Shang Guan Fei Feng sangat ceria dan berkata, "Apakah
ayahku menyukaimu, kau sendiri belum tahu, kau sudah mengakungaku
sebagai menantunya."
Dengan serius Wei Tian Yuan berkata, "Aku jamin ayahmu pasti
.ikan memujiku sebagai laki-laki terbaik di dunia ini. Hanya akulah
yang pantas berjodoh dengan putri kesayangannya."
"Kau benar-benar seperti tukang semangka yang terus menerus
memuji bahwa semangka yang dijualnya sangat manis."
"Aku tidak berbohong. Ayahmu sangat menyayangimu, apakah
itu benar?" "Kalau ayah menyayangiku, lalu bagaimana?"
Wei Tian Yuan tertawa, "Ayahmu sangat menyayangimu, kau pun
sangat menyayangiku, jadi ayahmu pasti akan menyukai menantu
sepertiku. Iika aku bodoh seperti gentong nasi, beliau pasti akan
memuji bahwa gentong nasi itu paling bagus di dunia ini."
Shang Guan Fei Feng tertawa dan berkata, "Benar, ayahku paling
menyayangiku." Kemudian dengan tampang khawatir dia melihat
Wei Tian Yuan. Wei Tian Yuan sudah mengerti apa yang dimaksud oleh Fei Feng.
"Kau tidak perlu khawatir, kakekku menyayangiku seperti
ayahmu yang sayang kepadamu."
"Asalkan kau baik kepadaku, aku akan merasa sangat tenang."
Kata Wei Tian Yuan, "Aku pikir kakek juga pasti menyukaimu
karena kau sudah membantunya membersihkan nama anaknya
yang sudah dicurigai membunuh Biksu Tian Quan."
Kata Shang Guan Fei Feng, "Ini semua adalah berkat jasa Yin Hu,
aku tidak berani ikut-ikutan menonjolkan jasa."
Wei Tian Yuan teringat sesuatu dan dia berkata, "Tadi Yin Hu
mengatakan bahwa paman guruku hampir pulih tapi belum habis
bercerita dia sudah pergi, sebenarnya apa yang telah terjadi?" Wei
Tian Yuan teringat sewaktu Mu Juan Juan pergi dia mengatakan
bahwa Fei Feng tahu sebab-sebabnya.
"Sangat sederhana, kalau ilmu tenaga dalam keluargaku dan ilmu
tenaga dalam keluarga Qi dipadukan kemudian berlatih selama 3
bulan, semua akan mengembalikan ilmu silatnya yang hilang. Yang
pasti harus ada yang memberi petunjuk bagaimana cara
menyatukan kedua ilmu silat ini."


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wei Tian Yuan baru mengerti dan berkata, "Aku sudah mengerti
demi mendapat surat rahasia itu, Yin Hu bertentangan dengan
kakaknya. Surat ini dia tukar dengan ilmu tenaga dalam
keluargamu." Bagi Yin Hu ini adalah satu kali kerja mendapat dua hasil.
"Jika ayahku tidak menggunakan ilmu tenaga dalam sebagai
umpan, dia juga harus melakukan hal ini, tapi ayahku membiarkan
dia melakukannya. Dia membiarkan surat itu berputar dua kali di
tangan orang lain baru sampai di tanganku. Sehingga kecurigaan
terhadapmu akan i kut hilang."
"Terima kasih!"
Kata Shang Guan Fei Feng, " Apakah di antara kita masih harus
mengatakan kata terima kasih?"
"Kau menolong nyawaku tidak hanya satu kali saja. Jika harus
berterima kasih mungkin sudah tidak terbilang. Aku harus
mengatakannya bahwa kakekku juga harus berterima kasih
kepadamu." "Mungkin dia akan mengucapkan terima kasihnya, tapi belum dia
akan suka kepadaku!"
Kata Wei Tian Yuan, "Kau tenang, saja, kakekku pasti tidak akan
menganggapmu adalah siluman. Apakah kail tahu, kakekku dan
ayahmu mempunyai sifat sama, dia selalu dianggap sebagai orang
yang berada di antara aliran lurus dan sesat."
"Yang aku maksud bukan tentang hal ini."
"Apa yang kau maksud?"
"Jika aku menceritakan hal ini aku berharap kau jangan menaruh
curiga. Kakekmu berharap kau bisa menikah dengan cucunya,
apakah ini benar?" Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Ternyata tentang hai ini.
Apakah dulu dia mempunyai pikiran seperti ini aku pun tidak tahu,
tapi sekarang aku berani mengatakan 'tidak'. Biarpun hubungan
antara kakek dan cucu dekat, tapi hubungan darah dengan ibu atau
ayah lebih dekat lagi. Perkawinan putra atau putrinya harus disetujui
oleh ibu dan ayah. Perkawinan Shu Yu adalah persetujuan dari ayah
dan ibunya ditambah lagi ibu tirinya. Mereka semua setuju dia
menikah dengan Chu Tian Shu. Kau pikir, apakah kakekku bisa
menolak Chu Tian Shu menjadi cucu menantunya?"
Shang Guan Fei Feng diam. Tanya Wei Tian Yuan, "Apakah kau
masih tidak percaya?"
"Aku mengakui semua kata-katamu itu masuk akal." Sepertinya
masih ada yang ingin diucapkan oleh Shang Guan Fei Feng tapi dia
tidak jadi mengatakannya.
Kata Wei Tian Yuan, "Kau mengakui semua ini masuk akal, itu
sudah cukup." Tiba-tiba Shang Guan Fei Feng berkata, "Paman gurumu pemah
menitipkan pesan kepada Yin Hu bahwa dia merasa tidak enak hati
terhadapmu. Aku hampir lupa menyampaikan hal ini kepadamu."
Wei Tian Yuan terpaku dan berkata, "Dia tidak perlu meminta
maaf kepadaku." Kata Shang Guan Fei Feng, "Apakah ini masalah pernikahan
putrinya?" Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Kau terlalu banyak curiga.
Menurutku, mungkin waktu pertama kali dia ke ibukota dan
bertemuku, dia ingin menangkapku untuk ditukarkan dengan
putrinya. Tapi hal ini sudah lewat, aku tidak menyalahkannya."
Kata Shang Guan Fei Feng, "Kalau begitu, apakah semua ini
berakhir dengan sempurna?"
Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Benar, sangat sempurna.
Adik seperguruan sudah memiliki kekasih, terbunuhnya Ketua Hua
Shan Pai sudah terungkap. Ilmu silat paman guru hampir pulih, Yin
Hu bisa resmi menjadi Nyonya Qi. Bibi seperguruan dulu, bisa
tenang menjadi Nyonya Chu, bukankah semua ini berakhir dengan
sangat sempurna?" Tanya Shang Guan Fei Feng, "Apakah benar semua berakhir
dengan sangat sempurna?"
Tiba-tiba di langit yang cerah seperti muncul awan hitam. Wajah
Wei Tian Yuan menjadi gelap, dengan sedih dia berkata, "Hanya ada
satu yang kurang yaitu kematian Xue Jun, dia tidak seharusnya
mati." Shang Guan Fei Feng tidak menjawab hanya dengan diam
mendengarkan. "Tapi orang yang mati tidak akan bisa hidup kembali. Hal yang
sudah lewat biarlah berlalu, apakah benar Fei Feng?"
Seharusnya Shang Guan Fei Feng merasa senang dan tertawa
tapi dia tidak bisa tertawa. Di dalam hati dia hanya bisa tertawa
kecut. Keinginannya sudah tercapai, tapi dia tidak akan merasa tenang.
Shang Guan Fei Feng terdiam, wajahnya menjadi dingin.
Keadaan Wei Tian Yuan sudah mulai membaik, dia seperti
matahari yang sedang terik bersinar.
"Semua hal yang sedih sudah lewat tapi masih ada musuh yang
harus kita hadapi. Sekarang ada kau di sisiku, semua kesulitan pasti
bisa kita hadapi." Wei Tian Yuan baru merasa bahwa Fei Feng sedikit aneh. Dia
berhenti sebentar lalu bertanya, "Fei Feng, apakah kau sedang
memikirkan sesuatu" Mengapa kau diam saja?"
Shang Guan Fei Feng dengan dingin menjawab, "Benar, aku juga
berpikir seperti itu. Terima kasih kau begitu mempercayaiku."
Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Aku bisa hidup karena kau
lah yang mendukung dan memberiku semangat. Jika aku tidak
percaya kepadamu, lalu aku harus percaya kepada siapa?"
Segera dia berkata lagi, "Apakah kau masih ingat dengan Dui
Lian(puisi) yang kita lihat di danau Mo Zhou" Kita mencoba
menebak akhir dari permainan catur, siapakah yang bisa menerka
akhir dari permainan catur ini?"
Pantas Wei Tian Yuan mempunyai pikiran seperti itu karena tekateki
Hua Shan sudah terjawab. Ikatan antara dia dan adik
seperguruan sudah lepas. Ikatan perasaan terhadap Jiang Xue Jun
pun sudah terbuka. Hati yang cerah seperti seorang pecatur sudah
memecahkan permainan catur yang tadinya masih terlihat kacau.
Dia berharap Shang Guan Fei Feng bisa membagi
kegembiraannya, tapi Fei Feng terlihat sangat dingin, sangat
berbeda dengan perkiraan Wei Tian Yuan. Fei Feng dengan dingin
berkata, "Semua orang yang mengerti permaninan catur tahu
perubahan yang terjadi dalam permainan catur. Perubahan p
ermainan catur ini sulit ditebak. Kadang-kadang kau mengira sudah
menang sebenarnya perubahan besar yang tidak kau ketahui
sedang menunggumu di belakang."
Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Fei Feng, kau benar-benar
aneh. Waktu aku sedang merasa kecewa, kau mendukungku supaya
aku bersemangat, waktu aku sedang gembira, kau sebaliknya
memadamkan semangatku dengan air dingin."
Shang Guan Fei Feng tertawa dan berkata, "Membiarkan otakmu
lebih dingin dan tenang, bukankah itu lebih baik?"
Wei Tian Yuan berpikir sejenak dan tertawa. Dia berkata, "Benar
juga kata-katamu. Orang tidak ada pikiran yang jauh, tapi pasti ada
pikiran yang dekat. Jika begitu, aku lihat permainan catur itu, yang
mana yang belum bisa kita pecahkan?"
"Aku sudah mengatakan bahwa aku bukan seorang pecatur y ang
lihai. Catur yang kau mainkan selalu berubah-ubah, mana aku bisa
tahu apa yang akan terjadi?"
Kata Wei Tian Yuan, "Maksudmu adalah kau belum tahu
permainan catur yang aku mainkan akan berakhir seperti apa?"
"Benar, bila aku sudah tahu aku tidak perlu merasa khawatir. Aku
hanya sedikit merasa ada perubahan yang tiba-tiba akan terjadi di
belakang kita." Wei Tian Yuan tertawa, "Semenjak kita saling kenal, walau
menemukan persoalan yang sulit macam apa pun, aku bisa
mendapatkan petunjuk darimu dan bisa menyelesaikan
permasalahan, kau adalah pecatur yang lihai, dan aku adalah orang
yang tidak bisa bermain catur,"
Kata Shang Guan Fei Feng, "Terima kasih atas pujianmu. Aku
harap ini hanya kekhawatiranku, tapi orang y ang tidak bisa bermain
catur pun kadang-kadang malah memiliki cara yang lebih unik.
Mungkin saat itu kau harus mengandalkan kekuatanmu sendiri."
Wei Tian Yuan tertawa dan berkata, "Semakin bicara kau
semakin membuatku tidak mengerti, tapi kalau ada guru yang lihai,
mungkin muridnya j uga tidak akan terlalu bodoh. Jika betul-betul
seperti kau yang katakan bahwa aku bisa memecahkan pemainan
catur yang aneh, itu juga karena ada guru yang pintar memberikan
petunjuknya." Wei Tian Yuan mengira Fei Feng hanya bercanda, tapi permainan
catur yang dimainkan Shang Guan Fei Feng benar-benar masih ada
satu jalan yang tidak bisa Shang Guan Fei Feng pecahkan.
Permainan catur yang satu ini adalah teka teki mengenai
kematian liang Xue Jun! Jika teka teki ini terbuka, bagaimana Wei Tian Yuan akan
memperlakuan dirinya"
Permainan catur yang terakhir biasanya permainan yang paling
sulit. Shang Guan Fei Feng pun tidak bisa menguasai perubahan ini.
Sekarang Fei Feng hanya bisa menjadi pecatur yang menjalankan
bidak caturnya selangkah demi selangkah.
Chu Tian Shu dan Qi Shu Yu pun sedang berjalan berbarengan
Dia dan Qi Shu Yu bersamaan pulang ke kediaman keluarga Qi.
Waktu itu demi keamanan, Chu Qing Song membagi keluarganya
menjadi 2 kelompok. Chu Qing Song bersama istri dan putrinya
yang kecil yang bernama Chu Tian Hong berada dalam satu
kelompok, mereka berencana akan tinggal di kediaman Tuan Jian
Da untuk sementara, Qi Shu Yu yang ingin kembali ke kediaman
keluarga Qi menengok kakeknya, maka Chu Tian Shu lah yang
menemani dia pulang. Kakek Qi Shu Yu adalah pesilat nomor satu di dunia persilatan,
beliau tinggal di Wang Wu Shan dan jarang turun gunung, juga
jarang berhubungan dengan orang luar. Bagi Qi Shu Yu rumah
sendiri adalah rumah yang paling aman, dan karena dia berpikir
seperti itu maka Chu Qing Song mengijinkannya pulang ke
kediaman keluarga Qi untuk menghindari musibah yang akan
terjadi. Dalam hati mereka berdua sama sekali tidak terbersit kesedihan
karena harus menghindari musibah ini, mereka hanya merasakan
kegembiraan karena mereka masih bisa pulang.
Mereka sudah beberapa tahun berkelana di dunia persilatan dan
sudah mengalami banyak gelombang kehidupan, tak heran walau
mereka sudah tidak bisa tinggal di Yang Zhou dan kehilangan
sebuah rumah, tapi mereka masih memiliki rumah yang lain. Qi Shu
Yu menganggap enteng masalah ini, demikian pula dengan Chu
Tian Shu. Kata Qi Shu Yu, "Menurutku, mulai sekarang anggaplah rumahku
sebagai rumahmu juga, dengan begitu maka semua ini baru akan
terasa adil." "Mengapa adil?"
"Apakah kau tidak mengerti situasi ini" Ayahmu sudah memiliki
seorang putri yang menemaninya, bila aku terus berada di
rumahmu, siapa yang akan menemani kakek?"
Sengaja Chu Tian Shu berkata, "Ada pepatah yang mengatakan :
menikah dengan ayam harus mengikuti ayam, menikah dengan
anjing harus ikut dengan anjing (artinya harus mengikuti suami,
bagaimanapun sifat suaminya itu)."
Qi Shu Yu tertawa dan berkata, "Bila kau adalah seekor anjing,
maka aku akan membunuhmu, masa aku harus mengikutimu" Kita
tidak perlu mengikuti petunjuk pepatah itu, ada pepatah yang
berbunyi yang sudah diubah kata-katanya : setelah beristri, kau
harus mengikuti istrimu."
Chu Tian Shu tertawa dan berkomentar, "Baiklah, baiklah, aku
akan mengikuti kemauanmu, aku menyukaimu tapi apakah kakekmu
akan menyukai diriku?"
"Mana mungkin kakek tidak suka kepadamu" Kakek sudah
mengenalmu sejak dulu."
Kata Chu Tian Shu, "Benar, tapi waktu itu aku diserang oleh Jin
Hu di rumahmu, kalau bukan karena kakekmu yang menolongku
dengan menguras tenaga dalam yang sudah dia latih selama 3
tahun, sekarang aku tidak akan bisa menjadi cucu menantunya aku
belum sempat berterima kasih kepada beliau."
Qi Shu Yu tertawa dan berkata, "Kau memperlakukan ku dengar
baik, itu pun sudah membuktikan bahwa kau berterima kasih
kepada kakek aku ingat sekarang, dulu kau terkena jarum yang
dilepaskan oleh Jin Hu tidak disangka bahwa sekarang Yin Hu malah
menjadi ibu tiriku sekarang sejak aku tahu ayah berselingkuh
dengannya, aku selalu menganggapnya sebagai perempuan jahat,
tidak disangka...." Chu Tian Shu melanjutkan kata-katanya, "Tidak disangka dia
begitu baik terhadapmu, kita membedakan orang yang baik dan
jahat harui dengan penilaian kita sendiri, jangan terpengaruh oleh
omongan orang-orang."
Ucap Qi Shu Yu, "Benar, sekarang saja masih banyak orang yang
menganggap ayahku adalah seorang penjahat, aku pikir bila ayah
dan Mu Juan Juan mau kembali, aku yakin kakek akan memaafkan
mereka, dan menerima Mu Juan Juan sebagai menantunya."
Semakin bercerita Qi Shu Yu terlihat semakin senang, dalam
kegembiraannya dia menyayangkan sesuatu, "Sayang, ibu kali ini
tidak pulang bersamaku."
Chu Tian Shu tertawa dan menanggapi, "Kalau begitu, ini tidak
adil bukan?" "Mengapa tidak adil?"
"Kalian sekeluarga berkumpul, adikku pun harus menikah, bila
dia sudah menikah, bukankah ayahku tidak ada yang menemani
lagi?" Kata Qi Shu Yu, "Kau tidak tahu bahwa Ibu Wang adalah
pengasuh ibuku, sudah bertahun-tahun dia sangat
mengkhawatirkan keadaan ibuku, bila ibu bisa ikut pulang
denganku, hal ini pasti akan sangat menggembirakannya."
"Apakah keadaan Ibu Wang sehat?"
"Dia selalu sehat."
Kata Chu Tian Shu, "Kalau begitu, dia pasti bisa bertemu dengan
ibumu." "Mengapa kau bisa begitu yakin?"
"Karena aku tahu bahwa kakekmu pun tahu bagaimana menjadi
orang, dia tidak akan mempedulikan aturan-aturan yang berlaku, dia
juga tidak peduli dengan kebiasaan orang-orang."
Qi Shu Yu sudah mengerti maksudnya, dalam hati dia berpikir,
"Ibu sudah menikah dengan Chu Qing Song, ini sudah seijin kakek,
sekarang dia tidak mau pulang, mungkin dia masih merasa
canggung. Tapi bila aku sudah menikah dengan Chu Tian Shu, dan
dia tetap tidak mau pulang ke tempat kakek, kakek pasti akan
mengundangnya datang."
Chu Tian Shu tertawa dan berkata, "Di dunia ini banyak hal yang
k-rjadi yang tidak terpikir oleh kita sebelumnya, dendam antara
keluarga Qi dan keluarga Chu sudah berakhir, status kita dari kakak
beradik akan menjadi suami istri, aku pikir kita akan menjadi sebuah
keluarga besar."

Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wajah Qi Shu Yu memerah dan dia berkata, "Sudah jangan
uruskan lagi!" Tapi dalam hati dia berpikir, "Aku pun berharap seperti itu."
Tidak terasa mereka sudah tiba dan terlihat pintu rumah kediaman
keluarga Qi. Tiba-tiba timbul pikiran kekanan-kanakan Qi Shu Yu, dia bekata,
"Kita jangan masuk melalui pintu utama, kita masuk dengan
memanjat icinbok saja."
"Mengapa?" "Aku sudah mengatakan kepada Paman Ding bahwa setelah
lewat tahun baru Imlek aku baru pulang, kakek pun pasti tidak
menyangka bahwa aku akan pulang lebih awal, aku ingin
memberikan kejutan yang menyenangkan."
Kata Chu Tian Shu, "Kakek dan Paman Ding mempunyai ilmu silat
yang begitu tinggi, mungkin sebelum kita sempat memanjat
tembok, kita sudah dianggap sebagai pencuri dan kaki kita akan
dipatahkan oleh kakekmu."
Kata Qi Shu Yu, "Lebih baik dia mematahkan kakimu saja."
"Mengapa kau begitu kejam?"
Sambil bercanda mereka sudah naik ke atas tembok, Chu Tian
Shu dan Qi Shu Yu sudah masuk ke dalam pekarangan.
Tiba-tiba mereka merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Biasanya bila ada orang yang masuk ke rumah, maka akan
terdengar bentakan Ding Bo.
Tapi sekarang tidak ada suara seseorang pun yang terdengar!
Qi Shu Yu tidak berani berbuat jail 1agi, dia 1angsung berteriak,
"Kakek, lihatlah siapa yang datang!"
Tetap tidak ada yang menjawab.
Qi Shu Yu terkejut, dia langsung berteriak, "Paman Ding! Paman
Ding!" Kata Chu Tian Shu, "Bila ada Paman Ding di sini, seharusnya dia
sudah mendengar teriakanmu, kita masuk saja ke dalam!"
Qi Shu Yu berkata kepada dirinya sendiri, "Kakek selama ini
belum pernah turun gunung, Paman Ding sudah pulang dari Yang
Zhou satu hari lebih awal dari kita, d ia pasti berjalan lebih cepat d
ari kita, menurut perhitunganku sekarang ini seharusnya dia sudah
berada di rumah, mengapa mereka tidak ada?"
Kata Chu Tian Shu, "Jangan kaget dulu, Ibu Wang pasti ada di
dalam." Keluarga Qi adalah keluarga pesilat nomor satu di dunia
persilatan, Chu Tian Shu dan Qi Shu Yu tidak pemah menyangka
bahwa Qi Yan Ran bisa mengalami sesuatu. Apakah telah terjadi
sesuatu, hingga harus meninggalkan rumah"
Mereka masuk ke dalam rumah Qi Yan Ran, kemudian mereka
pergi ke kamar Ding Bo, tapi mereka berdua tidak ada. Ini semua
sudah diperkirakan oleh mereka sebelumnya, tapi mereka tetap
harus membuktikan dengan mata kepala mereka sendiri.
Qi Shu Yu menjadi curiga, "Bila Paman Ding tidak ada, mungkin
karena dia masih dalam perjalanan, atau karena ada keperluan lain,
tapi mengapa kakek bisa pergi?"
Segera dia berlari ke kamar Ibu Wang, dia langsung terpaku dan
suaranya pun tiba-tiba menghilang.
Ibu Wang terbaring di tempat tidur, wajahnya pucat seperti
kcilas, kedua matanya tertutup rapat.
Qi Shu Yu mengira Ibu Wang sudah meninggal, segera dia
berteriak, "Ibu Wang, kau kenapa" Bukalah matamu dan lihatlah
aku!" Mata Ibu Wang terbuka.
"Apakah kau tahu siapa aku" Aku adalah Shu Yu!"
"Nona, apakah kau pulang dengan Tuan Muda Wei?"
Suaranya sangat kecil seperti dengung nyamuk, tapi Qi Shu Yu
bersyukur karena Ibu Wang masih bisa bicara.
Walaupun dia sudah salah melihat orang, tapi dia masih bisa
mengetahui bahwa di sana ada 2 orang.
Kata Qi Shu Yu, "Ibu Wang, mengapa kau bisa sakit hingga
seperti ini?"' Kata Ibu Wang, "Apakah kau sudah bertemu dengan ibumu"
Aku, aku sangat mengkhawatirkan keadaannya."
"Ibu Wang, kau tenang saja, ibu akan segera ke sini untuk
menengokmu, kakek ada di mana?"
"Paman Ding, Paman Ding, dia, dia...."
Qi Shu Yu merasa aneh mengapa Ibu Wang tidak membicarakan
tentang kakeknya malah menanyakan Paman Ding, tapi Qi Shu Yu
tidak menghentikan ucapan Ibu Wang.
Suara Ibu Wang semakin melemah, dia berbicara sepatah demi
sepatah kata, "Paman Ding, dia...dia sudah mati."
Qi Shu Yu sangat terkejut dan segera terpaku, kemudian dia
herteriak, "Mengapa Paman Ding bisa meninggal?"
Mulut Ibu Wang terbuka, tapi suaranya tidak terdengar lagi.
Segera Chu Tian Shu menempelkan telapak tangannya ke
punggung Ibu Wang, dia melakukan pertolongan.
Qi Shu Yu menempelkan telinganya ke mulut Ibu Wang,
terdengar lagi suara Ibu Wang, "Tuan Muda Wei, Tuan Besar
menyuruhmu....," dia masih menganggap Chu Tian Shu adalah Wei
Tian Yuan. Qi Shu Yu sudah tahu Ibu Wang sudah tidak bisa lagi
menjelaskan penyebab kematian Paman Ding, segera dia bertanya,
"Bagaimana dengan keadaan kakek?"
Entah mengapa suara Ibu Wang bertambah besar, dia berkata,
"Tuan Besar tidak apa-apa."
Shu Yu berkata, "Aneh, mengapa sakit Ibu Wang begitu parah"
Kak, tolong periksa penyakit apa yang diderita oleh Ibu Wang?"
Tiba-tiba Chu Tian Shu berkata, "Ada keanehan."
"Keanehan apa?"
"Dia seperti terkena racun."
Kata Qi Shu Yu, "Ibu Wang, cepat katakan, siapa yang
meracunimu?" Ibu Wang hanya bisa menutup matanya!
Tiba-tiba ada yang bicara, "Akulah yang meracuninya!"
Terdengar ada suara seperti suara ledakan, segera kamar itu
dipenuhi oleh asap. Chu Tian Shu mencium ada wewangian dari asap itu, dia ingat
dia pernah menghirup harum ini di Hua Shan yaitu di Qian Chi
Zhuang, saat dia diserang oleh Jin Hu.
Dari balik asap itu terlihat ada bayangan 2 orang yang
menyerangnya, bentuknya tidak jelas, tapi yang pasti itu bukan Jin
Hu. Segera dengan telapak kosongnya Chu Tian Shu menyerang
sambil berteriak, "Cepat mundur!"
Qi Shu Yu dengan pedangnya sudah menusuk, tapi karena asap
sangat tebal, penglihatannya menjadi tidak jelas
(gb 309a). Dia kehilangan arah hanya menusuk lengan baju lawan tapi dia
terkena ujung telapak tangan lawan, kakinya tidak kuat bertahan
lagi, hampir saja dia jatuh, dengan satu tangan Chu Tian Shu
membawanya keluar dari kamar itu.
Bayangan kedua orang itu ikut keluar, dalam pekarangan pun
sudah dipenuhi dengan asap tebal.
Ternyata kedua orang itu sudah lama bersembunyi di rumah itu.
Mereka sengaja tidak membunuh Ibu Wang, membiarkan Ibu Wang
sekarat dengan tujuan membunuh keluarga Qi yang baru pulang
dari luar. Sasaran mereka sebenamya adalah Wei Tian Yuan,
mungkin karena saat ini yang datang adalah Chu Tian Shu, maka
dia dijadikan sebagai pengganti Wei Tian Yuan.
Kedua orang itu keluar sambil tertawa-tawa, "Salah pun ada
baiknya juga, orang ini adalah menantu Qi Le Ming, harga jualnya
tidak kalah dengan Wei Tian Yuan."
Chu Tian Shu melindungi Qi Shu Yu sambil bertarung dengan
mereka di pekarangan kediaman keluarga Qi.
Sebenarnya i lmu silat Chu Tian Shu berada di atas mereka, tapi
sekarang karena harus menahan nafas agar asap beracun tidak
masuk ke dalam paru-parunya, maka Chu Tian Shu hanya bisa
bertahan dan tidak bisa menyerang.
Untung dia pernah mengalami kejadian ini satu kali, karena itu
daya tahannya terhadap racun ini lebih kuat. Walaupun hanya
bertahan tapi dia masih bisa melawan.
Qi Shu Yu keadaannya lebih parah dari Chu Tian Shu, dia hanya
bisa melihat bayangan orang yang menyerangnya, terpaksa dia
hanya bisa menjaga dirinya dengan ayunan pedang.
Semakin mereka bertarung asap beracun semakin tebal, Chu
Tian Shu mulai merasa nafasnya semakin cepat dan kepalanya
menjadi pusing. Kelihatannya Chu Tian Shu sudah tidak bisa bertahan lagi, dan
terlihat dia akan roboh, tiba-tiba dari luar pintu ada yang berbicara,
"Aneh, mengapa tidak ada yang membuka pintu" Tapi dari dalam
terdengar suara senjata yang beradu?"
Orang itu tidak percaya dengan pendengarannya, dalam hati dia
berpikir, " Qi Yan Ran adalah pesilat nomor satu di dunia ini, siapa
yang berani datang ke rumahnya dan membuat keributan?" Dia
berteriak, "Guru, kemarilah, coba dengar...."
Gurunya menjawab, "Aku sudah mendengarnya, Tetua Qi Yan
Ran tidak perlu kita tolong, kita tidak boleh berbuat tidak sopan,
begitu dia berhasil mengusir..."
Dia tahu bagaimana sifat Qi Yan Ran, bila dia tidak
mengundangmu datang dan kau sendiri yang masuk ke dalam
rumahnya, dia akan marah besar.
Tapi kata-katanya belum selesai, tapi dia tahu dia sudah salah
karena sewaktu mereka mengobrol, sudah 10 jurus dikeluarkan, bila
dia adalah Qi Yan Ran tidak membutuhkan 10 jurus untuk
mengalahkan orang itu. "Tetua Qi! Tetua Qi!"
Muridnya pun ikut berteriak, "Siapa di dalam?"
Walaupun Chu Tian Shu sudah terkena racun, tapi dia masih
sadar, dia sudah tahu siapa yang datang,"aneh, orang itu adalah
Bao Ling Hui, mengapa dia bisa datang ke sini?"
Dia tidak mempunyai waktu untuk berpikir, segera dia berteriak,
"Kakak Bao, ini aku!"
Begitu dia membuka mulutnya untuk bicara, racun menyerang
lagi tubuh Chu Tian Shu seperti api lilin yang dihembus oleh angin,
bergoyang-goyang. Untung saja begitu dia hampir roboh, Bao Ling Hui sudah masuk.
Bersamaan masuknya Bao Ling Hui, ternyata masih ada
seseorang lagi, dia adalah salah satu pesilat tangguh, salah satu dari
5 Tetua Wu Dang, yaitu Yu Xu Zi, dia adalah guru baru Bao Ling
Hui. Pekarangan kediaman keluarga Qi agak luas, racun asap itu
sudah ditiup angin dan tersebar ke mana-mana, sisa racun
membuat kepala Bao Ling Hui menjadi pusing.
Begitu dia menghampiri Chu Tian Shu, dan beradu telapak
tangan dengan orang itu, tampak bayangan orang itu
sempoyongan, Bao Ling Hui pun sempat dipukul hingga
pinggangnya tidak dapat ditegakkan kembali.
Orang itu melihat bahwa ilmu silat Bao Ling Hui tidak setinggi
Chu Tian Shu, dengan dingin dia berkata, "Bocah tengik, kau ke sini
hanya mencari mati!"
Sewaktu dia hendak memukul lagi, dengan lengan bajunya Yu Xu
Zi menyambar orang itu, tulang iga orang itu sudah patah menjadi
dua. Temannya lebih pintar, begitu melihat ada yang datang segera
dia mencengkram Qi Shu Yu, dan dibawa kabur dari tempat itu,
karena saat itu Qi Shu Yu tidak dilindungi oleh Chu Tian Shu, dia
sendiri pun sudah tidak memiliki tenaga untuk menjaga dirinya
sendiri. Orang itu mengancam, "Bila kau menginginkan gadis ini mati,
kejarlah!" Orang itu mengira bahwa Qi Shu Yu bisa dijadikan sebagai
tameng, walaupun ilmu silat Yu Xu Zi tinggi, dia pun tidak bisa
berbuat apa-apa. Orang itu mengangkat Qj Shu Yu tinggi-tinggi dan
berlari ke jalan. Yu Xu Zi mengejarnya dan memukul Qi Shu Yu, ilmu silat yang
dipakai oleh Yu Xu Zi adalah ilmu yang di mana walaupun dihalangi
oleh benda apa pun tapi serangannya tetap bisa mengenai sasaran,
dan Qi Shu Yu sama sekali tidak terluka, dan orang itu seperti sudah
dipukul oleh besi yang berat, cengraman tangannya mengendur,
dan Qi Shu Yu terjatuh. Karena lebih mementingkan menolong nyawa seseorang maka Yu
Xu Zi pun tidak mengejar orang itu, dia membiarkan musuhnya
pergi. Qi Shu Yu masih memiliki sedikit tenaga, begitu terjatuh dia
segera bangun dan bertanya, "Bagaimana keadaan Kakak Shu?"
Jawab Chu Tian Shu, "Aku tidak apa-apa."
Kata Qi Shu Yu, "Suaramu terdengar aneh, Biksu Yu Xu Zi, kau
harus menolongnya." Kata Yu Xu Zi, "Kau tenang saja, aku pasti akan menolongnya."
Terdengar Qi Shu Yu ambruk karena sudah terlalu lemas tapi
karena mengkhawatirkan keadaan Chu Tian Shu, dia masih bisa
bangun, sekarang dia sudah benar-benar sangat lemas.
Chu Tian Shu berusaha untuk bertahan, melihat Qi Shu Yu roboh,
dia sangat terkejut, sekarang dia sudah merasa pusing tak lama dia
pun ikut pingsan. Walaupun ilmu silat Yu Xu Zi tinggi, tapi dia tidak bisa
menawarkan racun itu. Kata Bao Ling Hui, "Kedua siluman itu pasti belum begitu jauh,
kita kejar dan paksa mereka untuk memberikan obat penawarnya
kepada kita." Yu Xu Zi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Racun yang
mereka isap cukup banyak, bila aku meninggalkan mereka, memang
obat penawar bisa kita ambil, tapi itu pun tidak akan berguna lagi."
Dia membaringkan Qi Shu Yu dan Chu Tian Shu berdampingan,
punggung mereka dihadapkan ke langit, telapak tangan kiri Yu Xu Zi
menempel di punggung Qi Shu Yu, telapak tangan kanannya
ditempelkan di punggung Chu Tian Shu, kemudian dia mulai
menyalurkan tenaga dalamnya ke tubuh mereka, membantu mereka
mengumpulkan tenaga untuk menahan serangan racunnya supaya
jangan menyebar. Cara ini hanya bisa bertahan sementara saja, untuk jangka waktu
yang lama Yu Xu Zi tidak bisa menjaminnya.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang, suara perempuan yang
datang dari kejauhan, "Siapa kalian" Jangan lari!" kemudian
terdengar suara lagi, "Kurang ajar, berani kau!!"
Yu Xu Zi sudah mengenali suara ini, dia sangat senang, segera
dengan teknik suara yang langsung diantar ke telinga Yao Guang,
dia berkata, "Yao Guang, jangan bunuh mereka!"
Ternyata yang datang adalah Biksuni Yao Guang, satu-satunya
Tetua Hua Shan yang berjenis kelamin perempuan, karena Yu Xu Zi
tahu dia akan mengeluarkan serangannya, maka serangannya akan
dikeluarkan dengan cepat dan kejam, begitu mendengar suara Yao
Guang, langsung dia memperingatkan Yao Guang.
Tapi sayang semua itu sudah terlambat.
Hanya terdengar ada suara yang berkata, "Bila aku mati, kalian
tidak akan mendapatkan obat penawarnya!"


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kemudian terdengar suara perempuan muda yang berteriak,
"Guru," Perempuan muda itu tak lain adalah murid Yao Guang yaitu Qing
Tanya Yao Guang, "Ada apa, mengapa celaka?"
"Yang aku maksud adalah obat penawarnya, orang itu sudah
melempar dan membuang obat penawarnya."
Sambil berjalan Yao Guang berkata, "Kedua siluman itu sudah
berbuat tidak sopan terhadap muridku, aku sudah membunuh
mereka, mengapa kau berteriak supaya aku jangan membunuh
mereka" Kau menginginkan obat penawarnya atau ingin
mengintrogasi mereka?"
Ternyata Yao Guang melihat kedua orang itu keluar dari
kediaman Qi Yan Ran, dan dia merasa aneh. Yao Guang ingin
menanyai mereka, mereka berdua tahu bahwa Yao Guang adalah
sahabat Yu Xu Zi, dengan terburu-buru mereka ingin menangkap
Qing Luan untuk dijadikan sandera, karena Yao Guang marah,
begitu mengeluarkan serangan sudah tidak ada ampun lagi, pedang
bergerak secepat kilat, langsung menusuk ke titik penting mereka,
salah satu di antara mereka melemparkan obat penawarnya ke
kolam ikan, yang pasti obat itu tidak dapat ditemukan. Yu Xu Zi
merasa sangat kecewa, karena dia sangat membutuhkan keduaduanya,
orang-orang itu dan juga obat penawarnya.
Yao Guang tidak mendengar suara Qi Yan Ran dan Ding Bo, dia
mulai merasa aneh, lalu bertanya, "Apa yang telah terjadi di
keluarga Qi" Siapa yang membutuhkan obat penawar?"
Jawab Yu Xu Zi, "Putra Chu Qing Song dan cucu Qi Yan Ran."
Tiba-tiba dia teringat sesuatu dan berkata, "Obat yang kau miliki
yaitu Qiong Hua Yu Lu, sepertinya bisa menawarkan racun, apakah
itu benar?" Jawab Yao Guang, "Yang satu adalah binatang yang lupa dengan
kebaikan orang, yang satu lagi adalah perempuan jalang, walaupun
aku memiliki obat penawarnya, tidak akan kuberikan."
Begitu Qing Luan tahu bahwa Chu Tian Shu terkena racun, dia
langsung masuk ke rumah keluarga Qi.
Yao Guang mengikuti dari belakang dan berkata, "Kau sudah
pernah menolongnya satu kali dan dia sama sekali tidak ingat
kepadamu, apakah kau masih akan menolong orang seperti dia?"
Jawab Qing Luan, "Guru, menolong orang adalah suatu
kewajiban, aku menolong Tuan Chu tidak bermaksud apa-apa,
pertama di Qian Chi Zhuang, sekarang pun aku akan
melakukannya." Kata Yao Guang, "Aku tahu bagaimana pikiranmu, kau tidak perlu
berbohong, walaupun kau tidak mengatakannya, dia tetap harus
tahu." Qing Luan meneteskan air mata dan berkata, "Guru, kau ...."
Kata Yao Guang, "Semua ini kau sendiri yang menentukannya."
Kemudian Yao Guang membalikkan tubuhnya.
Yu Xu Zi mendekatinya dan berkata, "Kenalkan ini adalah murid
baruku, dia bernama Bao Ling Hui, ayahnya tinggal di Luo yang,
bernama Bao Chong Yi."
Bao Ling Hui memberi hormat kepada Yao Guang. Kata Yao
Guang, "Ayahnya adalah orang yang baik, anaknya pasti tidak akan
berbeda jauh." Kata Yu Xu Zi, "Aku datang untuk mengunjungi Tetua Qi,
mengapa kau bisa berada di sini?"
Jawab Yao Guang, "Aku tidak berani mencari Qi Yan Ran, aku
ingin mencari Ding Bo."
Kata Yu Xu Zi, "Ding Bo lebih banyak tahu tentang dunia
persilatan dibanding Qi Yan Ran, kau mencarinya ada keperluan
apa?" Jawab Yao Guang, "Qing Luan ingin berhenti menjadi biksuni dan
menjadi orang biasa, dia ingin tahu apakah dia masih mempunyai
saudara di desanya?"
Ternyata ibu Qing Luan adalah adik angkat Yao Guang, ayahnya
satu desa dengan Ding Bo 20 tahun yang lalu, ayah dan ibu Qing
Luan sudah meninggal, Qing Luan sempat dititipkan oleh ayah
ibunya kepada Yao Guang sebelum mereka meninggal; Yao Guang
membawa Qing Luan yang masih bayi ke Hua Shan dan
membesarkannya. Yu Xu Zi menghela nafas dan berkata, "Ding Bo sudah
meninggal." Yao Guang merasa terkejut dan bertanya, "Mengapa bisa
meninggal?" "Dia dibunuh oleh orang Bao Tuo Shan."
"Sekarang dimana Qi Yan Ran berada?"
"Pergi ke Bai Tuo Shan untuk membalas kematian Ding Bo."
Yao Guang setengah percaya dan berkata, "Apakah kau
melihatnya dengan mata kepalamu sendiri?"
"Aku pun baru tiba di sini."
"Mengapa kau bisa tahu begitu jelas?"
"Qi Yan Ran meninggalkan sepucuk surat, di amplop tidak tertulis
nama, karena itu aku memberanikan diri untuk membukanya."
Setelah diberikan obat oleh Qing Luan, kemudian membantu Chu
Tian Shu melancarkan aliran darah, akhirnya Chu Tian Shu mulai
sadar, matanya belum terbuka, tapi mulutnya sudah bisa berteriak,
"Adik Yu, Adik Yu, bila kau mati, kita mati bersama!"
Dengan dingin Yao Guang berkata,. "Apakah kau dengar sendiri,
dia hanya ingat kepada Adik Yu nya"
Qing Luan terdiam, dia membaringkan kembali Chu Tian Shu, dia
mulai menolong Qi Shu Yu, mungkin karena racun Qi Shu Yu lebih
hebat, maka cara menolongnya pun lebih lama, tangan Qi Shu Yu
sudah dingin, Qing Luan harus dengan paksa membuka mulutnya,
baru bisa membuat Qi Shu Yu menelan obatnya, karena itu tampak
Qing Luan berkeringat. Yao Guang menghela nafas dan berkata, "Qing Luan, mengapa
kau begitu baik?" Kita bisa menebak maksud dari kata-kata Yao Guang, Yao Guang
melihat muridnya menolong saingan cintanya, tapi kita pun tahu
bahwa dia tidak marah, dia hanya merasa muridnya jangan
memperlakukan Qi Shu Yu seperti itu.
Kata Yu Xu Zi, "Aku bangga ternyata kau mempunyai murid
dengan hati yang begitu mulia."
Kata Yao Guang, "Memang benar, hatinya lebih baik dibanding
dengan diriku 10 kali lipat bahkan 100 kali lipat, kalau aku takkan
bisa memaafkan kesalahan orang lain, apakah kau tidak tahu
tentang hal itu?" Dalam hati Yu Xu Zi berpikir, "Aku tahu bahwa kau sengaja di
depanku berpura-pura seperti itu, sebenarnya hatimu panas
walaupun wajahmu terlihat dingin."
Tiba-tiba Qing Luan berkata, "Guru, aku harap kau bisa sedikit
bijak." Kata Yao Guang, "Lalu aku harus bagaimana?"
Jawab Qing Luan, "Sekarang tidak perlu mengkhawatirkan
keadaan Tuan Chu lagi, tapi keadaan Nona Qi, dia....lebih baik Guru
kemari dan melihat keadaannya."
Jawab Yao Guang, "Aku tidak perlu melihatnya pun sudah tahu,
ilmu s liatnya t idak setinggi Chu Tian Shu, karena itu obat kita tidak
bisa menolongnya, dia hanya akan bisa bertahan selama 3 hari
saja." Kata Qing Luan, "Apakah Guru tidak bisa menolongnya, aku tahu
guru ahli tusuk jarum untuk menawar racun."
Jawab Yao Guang, "Orang yang terkena racun seperti dia, setiap
hari harus ditusuk dengan jarum, satu hari harus melakukannya
sebanyak 3 kali, paling sedikit harus melakukannya 3X7 = 21 hari,
juga harus dengan telaten mengurusnya, aku bukan saudaranya...."
Tiba-tiba Qing Luan menangis dan berkata, "Guru, demi diriku,
tolonglah Nona Qi." Kata Yao Guang, "Kau tidak perlu bersikap seperti tiu, dia masih
mempunyai waktu 3 hari lagi, tidak perlu sekarang menusuk jarum."
Kata Qing Luan, "Kalau begitu, Guru akan menolongnya bukan"
Guru, kau benar-benar...."
Kata 'baik' belum sempat dilontarkan oleh Qing Luan, Yao Guang
sudah berkata, "Aku tidak mengatakan seperti itu."
---ooo0dw0ooo--- C. Masa Lalu Biarlah Berlalu
Tiba-tiba Yu Xu Zi berdiri dan berkata, "Yao Guang, mari kita
keluar untuk jalan-jalan, ada sesuatu yang ingin kusampaikan."
"Ada apa" Ceritakan saja di sini."
"Di sini ada dua orang pasien, tabib dan pasien membutuhkan
ketenangan, bukankah begitu?"
"Apakah kau ingin bertengkar denganku?"
Yu Xu Zi tertawa dan berkata, "Belum tentu, bila kau takut kalah
dalam bertengkar, kau boleh mengajakku bertarung."
Kata Yao Guang, "Bertarung pun aku tidak takut."
Kata Yu Xu Zi, "Baiklah, bila kau tidak takut, mari kita keluar."
Mereka berdua berjalan ke arah hutan pinus yang terdapat di
belakang rumah keluarga Qi.
Kata Yao Guang, "Di sini tidak ada orang, ingin bertengkar atau
bertarung, terserah kepadamu!"
"Aku tidak menginginkan kedua-duanya."
"Tadi kau bilang ..."
Jawab Yu Xu Zi, "Aku hanya mengatakan, mungkin kita bisa
bertengkar atau bertarung, juga bisa tidak kedua-duanya."
"Apa yang akan terjadi, semua ditentukan dari pihakmu."
"Aku mengira semua ini harus ditentukan olehmu."
Kata Yao Guang, "Aku tahu apa pikiranmu, tapi kuberitahukan
kepadamu, jangan nasihati aku, aku tidak akan melakukannya, kau
tahu apa yang paling kubenci dalam hidupku?"
"Maafkan aku, aku tidak tahu."
"Aku paling benci laki-laki yang tidak setia."
Ucap Yu Xu Zi, "Apakah kau tahu, apa yang paling kubenci?"
Yao Guang terpaku, sepertinya dia ingin mengucapkan sesuatu,
lapi tidak jadi. Yu Xu Zi berkata lagi, "Yang paling kusedihkan adalah orang
yang saling mencintai tapi mereka tidak bisa menikah, ada cinta tapi
dianggap tidak mempunyai cinta!"
Tanya Yao Guang, "Kau ingin mengatakan apa sebenarnya?"
"Aku bukan ingin menasihatimu, aku hanya ingin menanyakan
padamu tentang satu hal."
"Mengenai apa?"
Jawab Yu Xu Zi, "Katanya kau pergi ke Yang Zhou, apakah kau
sempat pergi ke 24 jembatan?"
Tidak disangka oleh Yao Guang bahwa Yu Xu Zi malah
menanyakan hal ini. "Aku tidak ada waktu untuk berekreasi."
"Kau tidak ada waktu atau tidak mau ke tempat itu?"
Yao Guang tidak menjawab pertanyaannya.
Yu Xu Zi menarik nafas dan berkata, "Dua puluh empat jembatan
masih tetap ada, gelombang air membuat hati bergejolak, bulan
demi bulan dengan diam berlalu, teringat dulu di jembatan itu,
apakah kau tahu tahun demi tahun hidup sebenarnya demi apa?"
Wajah Yao Guang memerah tapi sorot matanya tetap dingin dan
penuh kebencian. Kata Yu Xu Zi, "Apakah kau ingat pertama kali kita berjanji
adalah di sisi 24 jembatan itu" Waktu itu kau menyanyikan lagu ini
dan aku yang meniup suling mengiringi lagu."
Kata Biksuni Yao Guang, "Hal itu sudah lama berlalu, untuk apa
diungkit-ungkit lagi, aku sudah melupakannya."
Kata Yu Xu Zi, "Janji pertama di jembatan 24 boleh kau lupakan,
janji terakhir kita pun di sana, kau tidak akan bisa melupakannya."
"Jika kau ingin bertarung sekarang, aku ladeni!"
Yu Xu Zi tertawa dan berkata, "Benar saja, kau masih tidak bisa
melupakannya, memang benar perjanjian terakhir, kita akhiri
dengan bertengkar dan berpisah. Yang meminta untuk memutus
hubungan adalah kau, aku tidak pernah..."
Seru Yao Guang, "Kata-kata ini sudah basi, aku tidak mau
mendengarnya lagi!" "Kau tidak ingin mengungkit masa lalu, baiklah kau dengarkan
aku bercerita saja, apakah kau mau?"
"Kau ingin bercerita tentang apa juga sama sekali tidak ada
hubungannya denganku. Aku tidak berminat mendengarkan
ceritamu." Kata Yu Xu Zi, "Jika kau tidak mau mendengar aku bercerita, aku
yang dengar." Yu Xu Zi mulai cerita, tapi Yao Guang membalikkan kepalanya,
anehnya dia tidak pergi. "Dulu ada seorang laki-laki, dia lahir di sebuah keluarga yang
terkenal, ilmu silat atau pelajarannya selalu dipuji orang dan dia
juga dijuluki sebagai si tampan karena itu dia menjadi sombong.
Perempuan yang biasa-biasa tidak pernah dia ladeni."
Tadi Yao Guang sudah mengatakan tidak ingin mendengar tapi
sekarang dia malah tertawa dingin.
Yu Xu Zi terus berkata, "Dia pun seperti anak orang kaya biasa,
dia mengira bahwa dia sudah menguasai ilmu silat yang tinggi,
apalagi dia adalah seorang terpelajar. Dia sangat sombong, dia tidak
memandang perempuan yang biasa tapi dia juga sering pergi
bersama dengan teman-temannya ke tempat pelacur, tapi itu pun
hanya sekedar iseng bukan benar-benar mencari pelacur. Temantemannya,
termasuk dia. juga hanya minum arak dan membaca
puisi di sana." Tiba-tiba Yao Guang berkata, "Mengapa kau harus membela si
tampan itu" Sepertinya pembelaanmu terlalu banyak."
Yu Xu Zi tidak meladeni dia terus berkata, "Kemudian laki-laki itu
berkelana di dunia persilatan dan berkenalan dengan seorang gadis.
Dia baru menyesal dan baru tahu bahwa kelakuannya yang dulu itu
salah." Dengan dingin Yao Guang berkata, "Dia begitu sombong apakah
tahu bahwa dia sudah salah?"
Jawab Yu Xu Zi, "Ada pepatah yang mengatakan : di luar langit
masih ada langit yang lebih tinggi, di luar orang masih ada orang
yang lebih hebat dari kita. Dia baru tahu bahwa dia adalah seekor
katak yang berada di dalam sumur.
Dia juga baru tahu dulu perempuan yang dia lihat adalah
perempuan yang sangat biasa. Dia mengira semua perempuan
seperti itu, jadi tidak ada perempuan yang pantas menikah
dengannya. Begitu dia berkenalan dengan gadis itu...."
Tanya Yao Guang, "Ada apa?"
Jawab Yu Xu Zi, "Wajah atau kepandaiannya lebih baik dari orang
lain, ilmu silatnya pun lebih tinggi dari orang lain, sekarang bukan
dia yang meremehkan orang lain, dia malah takut orang lain
menganggap remeh dia."
Kata Yao Guang, " Kau sangat memuji orang lain. Sekarang aku
ingin bertanya, jika gadis itu begitu baik mengapa akhirnya mereka
harus berpisah?" Kata Yu Xu Zi, "Karena gadis itu lebih sombong dari dia dan dia
tidak bisa memaafkan masa lalu laki-laki itu."
Tanya Yao Guang, "Apa hanya karena tidak bisa memaafkan
masa lalunya, apakah alasannya begitu sederhana?"
Jawab Yu Xu Zi, "Ditambah lagi dengan sedikit kesalahpahaman."
Tanya Yao Guang, "Sedikit salah paham" Coba kaujelaskan salah


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

paham mengenai apa?"
Jawab Yu Xu Zi, "Orang tua laki-laki itu sudah menyiapkan
sebuah pernikahan, sebenarnya laki-laki itu tidak tahu tentang
rencana orang tuanya. Dia masih berjalan jalan keluar ke tempat
jauh." Kata Yao Guang, "Aku sudah pernah mendengar cerita ini. Cerita
ini mempunyai versi yang tidak sama. Calon istrinya masih saudara
sepupu dengannya sejak kecil mereka tumbuh bersama. Sejak kecil
mereka sudah seperti sepasang suami istri, tapi masalah besar
seperti itu, tidak pernah dia ceritakan kepada gadis itu."
Kata Yu Xu Zi, "Kesalahpahaman terjadi karena hal ini, dia bukan
seorang yang kaku, dia tumbuh besar bersama dengan adik
sepupunya. Walaupun orang sering bercanda kepadanya tentang
masalah ini, tapi dalam hati, dia tidak menganggap adik sepupunya
sebagai calon istrinya. Setiap kali pulang dia tetap bermain bersama
adik sepupunya, dia juga tidak menganggap ini adalah sebuah
kesalahpahaman karena itu dia menganggap tidak perlu
memberitahu tentang hal ini kepada perempuan yang dia cintai."
Kata Yao Guang, "Apa maksudmu?"
Kata Yu Xu Zi, "dia sangat mencintai perempuan itu, tapi dia
tidak tahu apakah perempuan itu mau menerima cintanya" Dia
berencana jika mereka sudah dekat dia akan melamarnya dan gadis
itu setuju. Dia baru akan memberitahukan hal ini kepada gadis yang
dia cintai, tapi entah darimana dia sudah tahu bahwa orang tua lakilaki
itu sudah menyiapkan sebuah pertunangan. Dengan cara apa
pun dia mencoba menjelaskan hal ini kepada gadis itu dia tetap
tidak mau memaafkan si tampan itu."
Kata Yao Guang, "Setelah mereka bertengkar, hari kedua pergi
ke manakah laki-laki itu?"
Kata Yu Xu Zi, "Dia bersama dengan teman minum arak di rumah
bordil." Yao Guang tertawa dingin.
Segera Yu Xu Zi berkata lagi, "Dia tidak bisa dimaafkan oleh
orang yang dia cintai, dia sangat kesal dan merasa sedih, terpaksa
mencari arak untuk mabuk."
Kata Yao Guang, "Kalau begitu apakah yang salah adalah
perempuan itu?" Kata Yu Xu Zi, "Ini bukan masalah siapa yang bersalah, hanya
perbedaan pandangan terhadap suatu masalah. Dia pergi ke tempat
bordil untuk minum, memang itu keterlaluan, tapi jika waktu itu kau
tahu bagaimana pikirannya, aku pikir kau tidak akan menganggap
dia melakukan kesalahan yang tidak bisa dimaafkan."
Kata Yao Guang, "Kalau begitu, aku harus memaafkan dia.
Sepertinya aku harus membantu si tampan itu memarahi
perempuan itu karena dia terlalu kaku dan tidak bisa menikmati
sikap bebas laki-laki itu, apakah benar?"
Jawab Yu Xu Zi, "Kalau saja dia tahu bahwa malam itu gadis itu
masih berada di Yang Zhou, dia tidak akan pergi ke tempat bordil
untuk minum walaupun dia berada di tempat bordil, yang dia lihat di
depan mata memang pelacur tapi dihatinya tidak ada pelacur."
Kata Yao Guang, "Dalam hati tidak ada pelacur" Aku dengar
malam itu dia seperti bertengkar dengan orang lain karena
memperebutkan pelacur terkenal di Yang Zhou?"
Kata Yu Xu Zi, "Kalau bertengkar itu memang benar tapi
memperebutkan pelacur itu tidak benar. Di ternpat bordil itu ada
seseorang yang menjual kepandaian seperti bernyanyi dan bermain
kecapi tapi dia tidak menjual tubuhnya. Dia sedang menemani
temanku minum arak. Ada satu orang kaya ingin agar pelacur itu
menemaninya tidur, laki-laki itu ingin melampiaskan kekesalannya.
Kebetulan dia melihat orang kaya itu lalu dihajarnya orang itu.
Belakangan laki-laki itu baru tahu karena persoalan itulah gadis
yang dia cintai sudah mendengar hal itu, dia merasa sakit hati dan
melarikan diri." Kata Yao Guang, "Gadis itu tidak mungkin cemburu kepada
seorang pelacur." Tanya Yu Xu Zi, "Jika tidak mengapa dia tidak mau memaafkan si
tampan?" Yao Guang malah bertanya, "Kemana laki-laki itu pergi pada hari
ketiga?" Jawab Yu Xu Zi, "Hari ketiga di pagi hari, dia sudah pulang."
Sesudah mengatakan demikian, Yu Xu Zi melihat Yao Guang, dia
menarik nafas dan berkata, "Aku mengerti bahwa gadis itu pasti
salah sangka, gadis itu mengira dia pulang karena ingin kembali ke
pangkuan calon istrinya."
Tanya Yao Guang, "Apakah bukan seperti itu?"
Jawab Yu Xu Zi, "Jika dia ingin pulang untuk-menikah, dia tidak
akan menjadi seorang biksu."
Kata Yao Guang, "Itu karena calon istrinya tidak mau memaafkan
dia juga." Hati Yu Xu Zi sangat terguncang, dia berkata, " Kita tidak perlu
berputar-putar, aku berikan surat ini. Coba lihat aksara di kertas
itu." Mata Yu Xu Zi penuh dengan air mata, dia mengeluarkan
sepucuk surat dan memberikannya kepada Yao Guang.
Kata Yao Guang, "Ini, ini untuk apa...."
Kata Yu Xu Zi, "Ini adalah surat dari ayahku."
Yao Guang melihat surat itu. Surat itu berbunyi :
Pernikahan adalah suatu hal penting biasanya diatur oleh
orangtua atau dijodohkan oleh mak coblang, anak yang menolak
adalah anak durhaka. Hubungan antara ayah dan anak sudah putus
tapi adik sepupumu belum juga menikah kecuali kau meminta dia
melepaskan hubungan suami istri kalian, dan jika dia setuju itu baik,
tapi jika tidak rumah kami tidak akan mengijinkan anak durhaka
sepertimu masuk ke sini. Kata Yu Xu Zi, "Apakah kau sudah mengerti" Aku pulang untuk
mengurus ikatan suami istri antara aku dan adik sepupuku, tapi
ayah tetap tidak memaafkanku. Aku pun tidak mau tunduk terhadap
permintaan ayah, akhirnya aku ke Wu Dang dan menjadi seorang
biksu." Kata Yu Xu Zi lagi, "Dua tahun kemudian aku mengira ayah
sudah tidak marah dan bisa memaafkanku, tapi begitu sampai di
rumah dia tidak mengijinkanku masuk. Terakhir aku baru tahu,
waktu itu ayah sedang sakit. Sampai dalam sakit pun ayah tidak
mengijinkanku untuk menjenguknya tak lama kemudian dia
meninggal." Yao Guang lama tidak bisa bicara, kemudian dia menarik nafas
dan berkata, "Karena aku lah yang membuat hubungan antara ayah
dan anak ini..." "Aku belum pernah menyalahkanmu. Ayah tidak memaafkan aku,
aku sangat sedih tapi bila kau tidak mau memaafkanku, aku merasa
lebih sedih lagi." "Terus adik sepupumu bagaimana?"
"semenjak ayahku meninggal, dia sudah tahu aku tidak akan
berubah pikiran. Sekarang dia sudah menjadi ibu dari 3 orang anak.
Apakah kau masih menuduh yang tidak-tidak kepadaku...."
Kata Yao Guang, "Hal dulu jangan diungkit lagi, tapi masih satu
hal lagi aku belum merasa jelas."
"Silakan katakan!"
Wajah Yao Guang memerah dan berkata, "Aku menunggumu
selama lima tahun baru ke pergi Hua Shan dan menjadi seorang
biksuni, apakah malam itu kau berada di 24 jembatan, walaupun
aku sudah putus hubungan denganmu tapi dalam hatiku aku
masih...masih...." Wajah Yao Guang memerah seperti seorang gadis.
Kata Yu Xu Zi menyambung, "Dalam hatimu masih tetap
berharap aku datang untuk minta maaf, apakah benar?"
Jawab Yao Guang, "Aku tidak berani meminta kau yang meminta
maaf, tapi aku sudah menunggu lima tahun masih tidak bisa
bertemu denganmu, apakah aku tidak akan merasa kecewa"
Aku tahu kau yang duluan menjadi biksu, tapi Biksu Wu Dang
tidak seperti biksu lainnya yang harus menuruti banyak aturan
seperti biksu Hua Shan. Dia juga masih bisa menjadi orang biasa,
asalkan gurunya setuju. Kau menjadi biksu, kau juga masih boleh ke Hua Shan untuk
menengokku. Aku menunggu selama 20 tahun. Sewaktu ketua Hua
Shan meninggal, kau datang untuk mengucapkan bela sungkawa,
kita baru bisa bertemu. Kau benar-benar sangat sombong."
Kata-kata yang tersimpan di dalam hati selama 20 tahun seperti
air bah, semua tumpah keluar.
Yu Xu Zi mengerti apa yang dimaksud oleh Yao Guang, dia
berharap Yu Xu Zi meminta maaf, dia juga berharap Yu Xu Zi
melamar dia. Yu Xu Zi menarik nafas dan berkata, "Sayang waktu itu aku tidak
tahu apa yang kau pikirkan dan kita masing-masing merasa tinggi
hati, tapi bukan aku tidak mau meminta maaf juga bukan karena
sombong." Tanya Yao Guang, "Karena apa?"
Kata Yu Xu Zi, "Awalnya karena ayahku, aku masih berharap dia
bisa mengijinkan kau dan aku menikah, kemudian karena aku putus
asa. Aku pikir ayah tidak mau memaafkan aku, aku pikir waktu akan
mengubah semuanya." Kata Yao Guang, "Apakah di tahun ketiga ayahmu sudah
meninggal?" Kata Yu Xu Zi, "Tahun pertama adalah tahun berduka, aku pikir
jika sudah satu tahun penuh aku akan mencarimu untuk meminta
maaf tapi tahun itulah terjadi pertarungan antara Qi Le Ming dengan
Tetua Wu Dang." "Dua hal ini apa ada hubungannya denganmu?"
"Apakah kau ingin tahu?"
"Apakah ada yang sulit diungkapkan?"
Kata Yu Xu Zi, "Bukan sulit diungkapkan tapi sulit dilihat.'
Kemudian dia diam dan menarik nafas, "Semenjak bertarung
dengan Qi Le Ming, aku menghindari bertemu denganmu, tapi
sekarang kita tetap bertemu lagi, tapi...tapi..."
Kata Yao Guang, "Memang benar kita sudah bertemu
tapi...tapi...." Kata Yao Guang, "Memang kita sudah bertemu tapi kita belum
benar-benar bertemu."
Ternyata wajah Yu Xu Zi ditutup oleh sebuah topeng yang sangat
tipis seperti kulit manusia, walau topeng itu. tipis tapi tetap
menutupi wajal asli dari wajah Yu Xu Zi.
"Mengapa kau tidak mau memperlihatkan wajah aslimu'
Percayalah, walaupun kau berubah menjadi apa pun di mataku kau
masil tetap seperti dulu," suara Yao Guang terdengar cepat seperti
tembakan meriam. Akhirnya Yu Xu Zi berkata, "Baiklah, bila kau ingin tahu, lihatlah
sendiri!" Topeng itu ditariknya! Dua puluh tahun yang lalu Yu Xu Zi adalah seorang laki-laki yang
tampan dan terkenal, sekarang wajahnya penuh dengan bekas luka
sepert rel kereta yang saling tumpuk.
Sewaktu Yu Xu Zi dan Qi Le Ming bertarung, Yu Xu Zi terluka ini
sudah berada dalam perkiraan Yao Guang, tapi tidak disangka
bahwa Yi Xu Zi akan terluka hingga seperti itu!
Saat itu Yao Guang benar-benar terpaku. Dengan dingin Yu Xu Zi
berkata, "Apakah kau takut?"
Yao Guang mendekatinya dan memegang tangannya. Yao Guang
berteriak, "Kakak Pan!"
Kata Yu Xu Zi, "Kau pasti tidak menyangkanya bukan" Kakak Pan
mu yang tampan sekarang sudah berubah menjadi buruk rupa."
Dengan penuh perasaan Yao Guang berkata, "Tidak, tidak, kau
masih tetap Kakak Pan ku yang dulu, sekarang kau lebih tampan,
aku semakin menyukaimu!"
Kata Yu Xu Zi, "Kau jangan berbohong kepadaku, katakan jelel
kalau aku memang jelek, Kakak Pan mu yang dulu sudah tidak ada,
aki sudah menjadi buruk rupa, apa kau masih suka apanya?"
Jawab Yao Guang, "Keindahan wajah mana bisa disamakar
dengan keindahan hati, sekarang aku sudah mengerti, dulu kau
bukai dengan sengaja meninggalkanku." Hatinya menjadi gembira.
Sekarang giliran Yu Xu Zi yang terpaku, setelah lama dia baru
bertanya, "Apakah benar pikiranmu seperti itu?"
"Kau pun belajar agama Budha, apakah kau tidak tahu bahwa
jasmani hanyalah sebuah wadah yang kosong?"
Yu Xu Zi sangat gembira dan berkata, "Kalau begitu biarkan
sekarang aku meminta maaf kepadamu, apakah belum terlambat?"
Wajah Yao Guang memerah dan dia berkata, "Kau tidak perlu
meminta maaf, aku sudah memaafkanmu, kita masih bisa berteman
seperti dulu." "Apakah hanya menjadi teman?"
"Kita sudah menjalani kehidupan yang berliku, kita hanya ingin
dua hati menjadi satu, kita tidak perlu mementingkan suatu
pernikahan, apalagi simpul dari dua utas tali yang rumit sudah
terbuka, kita berdua bisa mencapai perasaan yang lebih tinggi,
apakah kau tidak mau menerimanya?"
Yu Xu Zi terdiam, dalam hati dia berpikir, "Sebenarnya dia sama
sepertiku, tidak dapat melupakan perasaan yang dulu, tapi sekarang
dia akan menaikkan perasaannya, ini masuk akal juga."
Kata Yao Guang, "Yang lalu biarkan berlalu, kita tidak perlu
menyesalinya, sekarang kau adalah Tetua Wu Dang sedangkan aku
adalah Tetua Hua Shan."
Ucap Yu Xu Zi, "Aku sudah mengerti maksudmu. Kau takut
dengan umur seperti kita ini dan status kita sebagai tetua, bila kita
berhenti menjadi biksu dan biksuni kemudian menikah, ini akan
ditertawakan oleh orang lain."
Jawab Yao Guang, " Aku tidak takut ditertawakan, tapi mengapa
kau bersikeras?" Tanya Yu Xu Zi, "Apakah kau akan memberikan ceramah dan
memberikan ajaran-ajaran Budha kepada ku?"
Yao Guang tertawa dan menjawab, "Semua ajaran Budha itu
sama, orang berteman yang penting dengan hati, Budha masih
mengajarkan kepada kita bahwa cinta adalah kosong, kosong
adalah cinta, kita lewati kekosongan dan cinta, kita akan
mndapatkan apa yang kita inginkan, kehidupan orang lain pun
seperti itu, begitu juga dengan hubungan antara laki-laki dan
perempuan." Yu Xu Zi tertawa kecut dan berkata, "Maafkan aku yang bodoh
ini, yang tidak mengerti ajaran Budha."
Kata Yao Guang, "Hal mengenai kita berdua sepertinya harus
berakhir di sampai di sini, sekarang kita bercerita tentang anak
muda." Kata Yu Xu Zi, "Anak muda tidak seperti kita, mereka tidak ingin
menjadi biksu atau biksuni."
Kemudian Yu Xu Zi tertawa dan berkata lagi, "Sebenarnya kita
pun tidak ingin menjadi biksu atau biksuni, keadaanlah yang
membuat kita menjadi seperti ini."
Kata Y ao Guang, "Jangan katakan tentang itu lagi, kita teruskan
cerita yang tadi." Kata Yu Xu Zi, "Aku mengajakmu keluar dengan tujuan, pertama
aku ingin membantumu membuka simpul yang terikat kencang di
dalam hatimu, kedua aku berharap kau mau membuka simpul tali


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang kedua." Ucap Yao Guang, "Simpul tali yang pcitama .ul.iluii
kesalahpahaman antara kita, lalu apa yang kau maksud dengan
simpul 1*1 i yang kedua?"
Jawab Yu Xu Zi, "Simpul tali yang kedua adalah sikapmu
terhadap Chu Tian Shu dan Qi Shu Yu."
"Siapa yang mengatakan bahwa aku mempunyai pandangan lain
kepada mereka?" "Kau menganggap mereka tidak setia, kau sudah salah persepsi "
"Itu bukan salah anggapan, itu sudah terbukti dan semua orang
pun tahu." "Coba kau ceritakan mengenai pandanganmu."
"semua pun tahu bahwa Qi Shu Yu menyukai kakak
seperguruannya, yaitu Wei Tian Yuan, waktu itu dia datang ke
rumah Xu Zhong Yue untuk mencegah Wei Tian Yuan berbaikan
dengan Jiang Xue Jun, tapi sejak kapan dia menjadi calon istri Chu
Tian Shu?" Jawab Yu Xu Zi, "Memang benar mereka tumbuh bersama-sama,
keadaan ini seperti aku dan adik sepupuku."
"Sepertinya tidak sama."
Kata Yu Xu Zi, "Mungkin perasaan mereka lebih dalam, tapi
sebenarya keadaannya sama, di antara mereka tidak ada cinta,
yang ada hanya perasaan kebersamaan, karena sejak kecil mereka
selalu bersama-sama, Qi Shu Yu merasakan bahwa ini adalah cinta,
begitu bertemu dengan Chu Tian Shu, dia baru mengerti bahwa
orang inilah yang benar-benar dia cintai, seperti dulu aku bertemu
denganmu, aku tidak pelan-pelan mengerti, tapi begitu bertemu
denganmu...." Yao Guang memotong kata-katanya, "Kau tidak perlu
menceritakan kisah kita, saat ini kita sedang membicarakan Chu
Tian Shu, gadis yang diukai Chu Tian Shu adalah Jiang Xue Jun."
Kata Yu Xu Zi, "Sepertinya kau tidak mengerti tentang seorang
Chu Tian Shu." Kata Yao Guang, "Aku melihat bahwa dia adalah seorang
playboy, seperti dulu..."
Tiba-tiba dia menghentikan ucapannya, yang ingin dikatakan oleh
Yao Guang adalah 'kau'. Kata Yu Xu Zi, "Benar, Chu Tian Shu memang mirip denganku
saat aku muda dulu, mungkin dia hanya tertarik dengan Jiang Xue
Jun, tapi ini bukan benar-benar cinta, dalam hidupnya belum tentu
dia hanya menyukai seorang perempuan, bila dia bisa mendapatkan
orang yang dia cintai dan juga saling mencintai, itu sudah cukup."
Tanya Yao Guang, "Mengapa kau tahu bahwa Chu Tian Shu
benar-benar mencintai Qi Shu Yu?"
"Kita pun tidak mempunyai bukti bahwa Chu Tian Shu
membohongi Qi Shu Yu."
"Bagaimana dengan muridku?"
Jawab Yu Xu Zi, "Cinta dari seorang laki-laki kepada perempuan
tidak dapat dipaksakan, kau harus mengetahui hal ini."
Kata Yao Guang sambil menarik nafas, "Dari kecil Qing Luan
sudah ikut denganku, dia sudah seperti putriku, aku berharap dia
bisa mendapatkan seorang suami yang baik, murid-murid di Hua
Shan Pai tidak ada seorang pun yang baik dan berilmu silat tinggi, di
antara adik dan kakak seperguruannya tidak ada seorang pun yang
dia suka, orang yang dia cintai berasal dari luar Hua Shan Pai."
Kata Yu Xu Zi, "Dia sudah menolong Chu Tian Shu, belum tentu
dia mencintai Chu Tian Shu."
Kata Yao Guang, "Aku adalah gurunya, aku tahu bagaimana cara
berpikirnya, bagaimana pun Chu Tian Shu telah berhutang budi
kepada muridku," Yao Guang mulai marah lagi kepada Chu Tian
Shu. Yu Xu Zi ingin tertawa, "Tadi ucapannya begitu enak didengar,
kukira dia sudah mengerti, tapi bila masalah ini timbul karena
muridnya sendiri, dia masih bersikeras mempertahankan
pendapatnya, dia memang sulit untuk dimengerti."
Yu Xu Zi tertawa dan berkata, "Kalau berbicara mengenai
masalah membalas budi, budi yang paling besar adalah kepada
orang tua kita, apakah itu benar menurutmu?"
Jawab Yao Guang, "Semua orang pun tahu mengenai hal ini, budi
kepada orang tua harus dibalas, mengapa kau harus mengungkitungkit
budi kepada orang tua?"
Jawab Yu Xu Zi, "Aku teringat kepada diriku sendiri, awalnya
ayah tidak menyetujui hubungan kita dan memaksaku menikah
dengan orang lain, tapi aku lebih memilih untuk menjadi seorang
biksu, juga karena aku tidak ingin mengikuti perintah ayah, bukan
karena aku melupakan budiku kepada orang tua, tapi aku tidak bisa
karena membalas budi orang tua maka harus menikah dengan
orang yang tidak aku cintai. Hingga hari ini aku tidak merasa
bersalah karena hal ini."
Yu Xu Zi ingin Yao Guang mengetahui walaupun Qing Luan
pernah menolong Chu Tian Shu, dan Chu Tian Shu berhutang budi
kepada Qing Luan, tapi budi ini lebih kecil dibandingkan budi kepada
orang tua. Kata Yu Xu Zi dengan pelan, "Dari pihak Chu Tian Shu dia harus
membayar hutang budinya ini kepada muridmu, misalkan muridmu
mengalami kesulitan, maka Chu Tian Shu harus menolongnya,
bukan berarti harus menikahinya."
Kata Yao Guang, "Tadi kau mengatakan bahwa ketertarikan
antara dua orang yang berbeda jenis sering dianggap sebagai
cinta?" Jawab Yu Xu Zi, "Memang benar, apalagi bila orang itu jarang
berdekatan dengan lawan jenis."
Ucap Yao Guang lagi, "Ada pepatah yang mengatakan : bila kita
semakin berlama berteman maka akan timbul cinta, apakah kau
menganggap hal ini juga tidak mungkin?"
Kata Yu Xu Zi, "Bila mereka tidak cocok, semakin lama berteman
mereka akan saling membenci, mana mungkin akan timbul kasih
sayang?" Kata Yao Guang, "Di dunia ini jarang ada orang yang biss
langsung mendapatkan pasangan yang cocok dalam segala hal, bila
ada due orang perempuan yang masing-masing cocok dengan lakilaki
yang sama. nah bila seperti ini bagaimana?"
Jawab Yu Xu Zi, "Bila keadaannya seperti itu, kesempatan
berkumpul harus lebih banyak baru bisa menggunakan pepatah ini :
semakin lama berteman maka akan timbul cinta."
"Kalau begitu, aku akan mencobanya."
"Kau akan mencoba apa?"
"Aku akan menguji Chu Tian Shu, apakah di antara Chu Tian Shi
dan Qing Luan akan timbul cinta?"
Tanya Yu Xu Zi untuk memastikan, "Kau mau apa?"
"Sebentar lagi pun kau akan tahu, kita sudah terlalu lama pergi.
sekarang sudah waktunya untuk kembali."
Setiba di kediaman keluarga Qi, Qi Shu Y u masih belum sadar,
dan Chu Tian Shu dalam keadaan setengah sadar, dia sering
mengigau, begitu Yu Xu Zi d an Yao Guang masuk ke dalam kamar,
Chu Tian Shi sedang memanggil-manggil, "Adik, Adik..."
Yu Xu Zi menatap Yao Guang dan tersenyum, tiba-tiba Chu Tian
Shu memanggil lagi, "adik seperguruan." Dan ini terdengar oleh Yao
Guang dia pun tersenyum sambil menatap Yu Xu Zi, dan berkata,
"sepertinya adik seperguruannya adalah Jiang Xue Jun."
Ucap Yu Xu Zi, "Kedua gadis itu adalah orang yang dia rindukan
pantas bila dia teringat kepada mereka berdua, tapi kerinduan
kepadj mereka belum tentu sama."
Yao Guan terdiam dan tidak lama dia berkata, "Lukanya lebih
ringan seharusnya hatinya pun lebih tenang."
Segera dia menotok nadi tidur Chu Tian Shu, totokan ini
membuat Chu Tian Shu bisa tidur lebih enak, dan tidak merusak
tubuh. Qing Luan melihat sikap gurunya yang sudah berubah, gurunya
lebih perhatian kepada Chu Tian Shu, dia sangat senang kemudian
berkata "Guru, kau sudah setuju dengan permintaanku?"
Tanya Yao Guang, "Apa permintaanmu" Aku sudah lupa."
Kata Qing Luan dengan manja, "Guru, kau jangan bercanda
hingga membuatku panik, aku meminta Guru agar mau menolong
Nona Qi dia terkena racun lebih berat dari Tuan Muda Chu,
sepertinya harus dengar tusukan jarum baru bisa menolongnya."
Kata Yao Guang, "Kau tidak perlu panik, nanti baru kita bicarakan
hal ini, aku ingin menanyakan sesuatu padamu, apakah kau masih
ingin mencari keluargamu?"
Jawab Qing Luan, "Yang tahu mengenai keluargaku hanya
Paman Ding, sekarang ini Paman Ding sudah meninggal, bila aku
ingin mencari keluargaku, siapa lagi yang harus aku tanya?"
Kata Yao Guang, "Kalau begitu, artinya kau masih ingin mencari
keluargamu?" Kata Qing Luan, "Apakah di desa masih ada saudaraku, aku pun
tidak tahu, tapi aku berharap aku bisa mencari mereka."
Kata Yao Guang, "Baiklah! Kawanku, Yu Xu Zi, bagaimana
menurutmu?" Yu Xu Zi sudah bisa menebak maksud Yao Guang, dan dia
berkata, "Aku dan muridku ke sini untuk mengunjungi Tetua Qi Yan
Ran, sekarang Tetua Qi Yan Ran sedang pergi ke Bai Tuo Shan,
walaupun aku tidak bisa membantu banyak, aku pun siap untuk
pergi ke Bai Tuo Shan."
Kata Yao Guang, "Baiklah, kalau begitu bawalah muridku ini!"
Qing Luan terkejut dan berkata, "Guru, apakah kau
menginginkan aku pergi ke Bai Tuo Shan?"
Jawab Yao Guang, "Setahuku, walaupun Ding Bo adalah pelayan
Qi Yan Ran tapi sebenarnya mereka adalah satu keluarga, Qi Yan
Ran mengenal semua teman-teman Ding Bo, walaupun Ding Bo
sudah meninggal, kau masih bisa tahu tentang saudaramu dari Qi
Yan Ran." Kata Qing Luan, "Tapi Tuan Muda Chu dan Nona Qi...."
Jawab Yao Guang, "Surat yang ditinggalkan oleh Qi Yan Ran
menginginkan agar Wei Tian Yuan pergi ke Bai Tuo Shan, Chu Tian
Shu adalah teman baik Wei Tian Yuan, dan Qi Yan Ran pun pernah
menolongnya, seharusnya dia pun pergi ke Bai Tuo Shan untuk
membantu Tetua Qi, karena racunnya tidak begitu banyak, dan ada
kau yang bisa mengurusnya di tengah perjalanan nanti,
sesampainya di-Bai Tuo Shan, racun di tubuhnya pasti sudah
bersih." Kata Qing Luan, "Perjalanan begitu jauh, aku takut tidak bisa
mengurusnya." Jawab Yao Guang, "Masih ada Biksu Yu Xu Zi, kau tidak perlu
merasa takut, kau tidak mau mengurusnya, apakah aku harus
membawanya ke Hua Shan?"
Tanya Qing Luan, "Bagaimana dengan Nona Qi?"
Jawab Yao Guang, "Keadaannya leb"h parah, harus
membutuhkan waktu 49 hari untuk penyembuhan, dia tidak bisa
pergi ke Bai Tuo Shan, dari sini ke Hua Shan tidak begitu jauh,
dengan terpaksa aku akan membawanya pulang untuk
membersihkan racun dari dalam tubuhnya."
Kata Qing Luan, "aku...aku...."
Tanya Yao Guang, "Kau kenapa?"
Qing Luan tampak ragu, Chu Tian Shu dan Qi Shu Yu seperti
dipisahkan, dia sendiri bisa dicurigai, tapi dia malu untuk
mengatakannya, apalagi dalam perjalanan nanti akan ditemani oleh
Yu Xu Zi dan muridnya. "Tidak apa-apa, aku hanya tidak tega meninggalkan Guru
sendirian," kata Qing Luan.
Yao Guang tertawa dan berkata, "Anak bodoh, Guru tidak bisa
menemanimu seumur hidup,- nanti pun kita akan berpisah, kau
sudah tidak menjadi seorang biksuni, kali ini aku membawamu k e
sini untuk mencari Ding Bo, sebenarnya tak lain agar kau bisa ikut
Ding Bo kembali ke kampung halamanmu."
Di kediaman kelaurga Qi ada sebuah kereta kuda, kata Yao
Guang, "Qi Yan Ran mempunyai kepentingan hingga pergi ke Bai
Tuo Shan, kalian jangan terlambat sampai di sana, sekarang kalian
naik kerena ini pergi ke sana, aku akan menginap satu malam lagi di
sini, besok aku akan mencari sebuah kereta dan membawa Nona Qi
kembali ke Hua Shan." Walaupun Qing Luan terpaksa
melakukannya, dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Apakah yang akan terjadi"
---ooo0dw0ooo--- BAB 9 Salah paham datang terus menerus
Dua pendekar bertarung Bahaya ada di mana-mana Musibah datang bersamaan A. Angin yang Membawa Rahasia
Dari jaman dulu hingga sekarang, banyak orang yang tahu
bahwa jalan ke Gunung Kun Lun adalah jalan yang sangat
berbahaya. Tapi sekarang ternyata ada sepasang anak muda yang
menganggap perjalanan berbahaya ini sebagai suatu hal yang
menyenangkan, mereka menginjak es dan salju hingga hancur.
Sepasang anak muda ini tidak lain adalah Wei Tian Yuan dan Shang
Guan Fei Feng. Wei Tian Yuan sedang memuji dan dia berkata, "Di sini
pemandangannya benar-benar sangat indah, terlihat dari atas
gunung es dan salju yang saling bertumpuk membentuk naga perak
yang sedang menari. Dan masih banyak tiang es membentuk seperti
pagoda di bawah sinar matahari memantulkan warna yang indah."
Kata Shang Guan Fei Feng, " Kau baru saja meninggalkan Jiang
Nan, tidak disangka kau pun menyukai tempat ini."
Kata Wei Tian Yuan, "Jiang Nan adalah tempat yang penuh
dengan bunga dan sangat indah, tapi menunggang kuda dengan
cepat dalam hembusan angin kencang, tidak kalah seninya."
Kata Shang Guan Fei Feng, "Menunggang kuda di dalam
hembusan angin kencang adalah perbuatan yang patut diacungi
jempol, tapi jarang ada yang memuji tempat ini."
Kata Wei Tian Yuan, "Memang mungkin jarang ada yang memuji,
karena sangat jarang orang orang yang bisa datang ke tempat ini,
menurutku kalimatmu tadi harus dikasih tambahan."
Tanya Shang Guan Fei Feng, "Menambahkan dengan kalimat
apa?" Lanjut Wei Tian Yuan, "Menunggang kuda di dalam angin yang
berhembus dengan kencang, adalah suatu keindahan yang keras,
bunga dan indahnya Jiang Nan adalah suatu keindahan yang
lembut, es dan salju di gunung adalah suatu keindahan yang suci."
Kata Fei Feng, "Kau belum pernah datang ke sini, kau akan
merasa bahwa semua pemandangan di sini memang sangat indah
tapi di kemudian hari kau tidak akan kerasan tinggal di sini."
Kata Wei Tian Yuan, "Bila kau menyuruhku untuk memilih, aku
akan memilih tinggal di Gunung Kun Lun seumur hidupku."
"Mengapa?" "Jiang Nan walaupun tempat itu bagus dan indah tapi di sana
terlalu ramai, banyak pemandangan alam yang sudah dirombak, di
sini adalah suatu tempat yang indah dan jarang diketahui oleh
orang, karena Jiang Nan adalah suatu tempat yang sangat kaya


Pedang Bayangan Dan Panji Sakti Huan Jian Ling Qi Seri Thiansan Karya Liang Ie Shen di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

maka akan membuat orang-orang Jiang Nan tidak tahan banting, di
sini seperti dunia kristal, bisa membuat hati seseorang menjadi
bersih, memang orang sangat banyak jenisnya, tapi aku sendiri lebih
senang berada di sini."
Fei Feng tertawa dan berkata, "Kalau begitu aku merasa lebih
tenang." "Memang tadinya kau mengkhawatirkan apa?"
"Aku tumbuh dan besar di sini, kelak tua dan mati pun ingin di
sini, jika kau tidak menyukai tempat ini..."
"Kau benar-benar bodoh. Aku menyayangimu, aku pasti akan
menyukai benda-benda yang kau sukai, apalagi aku benar-benar
menyukai tempat ini."
Mereka berdua terus mengobrol, angin berhembus semakin lama
semakin kencang. Banyak suara yang aneh mengikuti suara angin yang berhembus
le sana, seperti macan yang mengaum, seperti kingkong yang
berteriak dan beribu-ribu kuda yang berlarian, juga seperti ada
orang yang menangis, dan masih banyak lagi...
Tanya Wei Tian Yuan, "Mengapa suara angin di sini tidak sama
dengan tempat yang lain?"
"Kau lihat, gunung itu banyak lubang-lubang seperti sarang
tawon. Suara-suara aneh itu berasal dari angin datang dan
berhembus dari lubang-lubang itu."
Kata Wei Tian Yuan, "Bahkan ada suara seperti suara orang?"
Fei Feng mendengar, "Bukan seperti tapi benar-benar ada orang
yang sedang berbicara di sana."
Wei Tian Yuan dan Fei Feng bisa membedakan suara orang
dengan suara yang bermacam-macam itu.
Seseorang berkata, "Di gunung Kun Lun bila tidak menghormati
Panji Sakti Pedang Bayangan maka akan dibunuh, itu benar-benar
suatu pemaksaan!". Kata Wei Tian Yuan, "Kau dengar, bukankah mereka sedang
membicarakan ayahmu?"
Kata Fei Feng, "Aku sudah mendengarnya, sementara jangan
ganggu mereka dulu, biarkan mereka terus berbicara."
Yang satu lagi tertawa dan berkata, "Kejayaan Shang Guan Yun
Long tidak akan bertahan lebih lama lagi, aku berani bertaruh,
mimpi pun dia tidak menyangka bahwa dia mempunyai..."
Orang ketiga segera berkata, "Lao Er, apakah kau sudah lupa
dengan larangan itu" Tidak boleh menyebutkan nama orang itu!"
Lao Er tertawa dan berkata, "Di tempat seperti ini siapa yang
takut bila ada orang yang mendengar" Angin begitu kencang,
walaupun ada orang di sini, dia juga tidak akan bisa
mendengarnya." Orang pertama seperti pemimpin mereka. Dia berkata, "Kata-kata
Lao San benar, apakah ada yang mendengar atau tidak, kita sudah
berjanji tidak boleh melanggarnya."
Kata Lao San, "Kalau begitu apakah aku boleh menyebut nama
Nyonya Yu Wen?" Kata Lao Da, "Dia adalah .salah satu majikan kita tapi dia
bertentangan dengan Shang Guan Yun Long, itu sudah bukan
rahasia lagi. Apakah kau ingin membicarakan tentang dia?"
Kata Lao San, "Aku beritahu kalian, lebih baik hati-hati
terhadapnya karena perempuan itu sangat kejam dan licik."
Kata Lao Da, " Aku lebih tahu bagaimana sifatnya, tapi kita kan
sedang diperalat." Kata Lao San, "Apakah kau ingat, kita membantu ibu dan anak ini
memerankan sebuah sandiwara" Kita menipu putri Qi Le Ming yaitu
Qi Shu Yu. Tetapi keuntungan yang dia janjikan belum terwujud kita
malah dipukul oleh putranya."
Kata Lao Da, "Dia hanya bisa membuat Qi. Shu Yu tertipu tapi
tidak bisa membuat Qi Shu Yu menjadi menantunya."
Kata Lao Er, "Kita hanya membantunya bersandiwara, tapi tidak
menjamin dia bisa mendapatkan Qi Shu Yu untuk dijadi
menantunya." Kata Lao Da, "Sekarang dia sedang merencanakan hal yang
sangat penting. Kita jangan terlalu mendesaknya. Dia mengatakan
jika kali ini sukses dia akan membayar beberapa kali lipat untuk
kita." Kata Lao San, "Nyonya Yu Wen adalah seekor rase tua yang
sangat licik, Lao Da, kau jangan terlalu mempercayai kata-katanya.
Hati-hati takutnya akan terulang kembali hal yang sama seperti
dulu." Kata Lao Da, " Kali ini kejadiannya tidak sama, kali ini gerakan
kita dipimpin oleh orang itu."
Kata Lao San, "Orang itu bisa dipercaya, kita sudah bekerja
hanya mendapat separuh imbalan, itu sangat tidak adil!"
Kata Lao Da, "Kita harus percaya kepadanya kali ini, dia tidak
akan ingkar janji karena jika rencana ini sukses, dia akan
mendapatkan banyak keuntungan."
Kemudian dia berkata lagi, "Kalian jangan terlalu bernafsu karena
kita hanya sebagai pemeran pembantu."
Kata Lao Er, "Lao Da, kita tidak bisa bersaing dengan Shang
Guan Yun Long dan Yu Wen Shu. Dua orang pesilat tangguh, tapi
jika dibandingkan dengan ketua 13 perkumpulan kita tidak kalah
jauh." Tiba-tiba Lao San berkata, "Kalau kali ini tidak sukses bagaimana
dengan nasib kita?" Lao Da tertawa kecut dan berkata, "Tidak menurut kepada Panji,
Pedang Bayangan, maka kita akan dibunuhnya. Hei, hei...ini sangat
keterlaluan jika gagal, nyawa kita juga sulit dipertahankan."
Kata Lao Er, "Walaupun hanya menjadi pemeran pembantu tapi
ini pun adalah pekerjaan yang berbahaya!"
Kata Lao Da, "Kau tenang saja. Seperti yang kau katakan tadi,
Shang Guan Yun Long tidak akan menyangka persoalan ini akan
terjadi dan kita akan sukses dengan gerakan kali ini."
Sekarang Wei Tian Yuan dan Fei Feng sudah keluar dari gunung
itu dan angin tidak berhembus terlalu kencang.
Kata Fei Feng, "Mereka adalah Qing Ling San Ying (3 Pendekar
Gunung Qing Ling)." Kata Wei Tian Yuan, "Apa yang disebut dengan 3 pendekar!
Mereka adalah 3 ekor binatang yang tidak tahu malu!"
Kata Fei Feng, "Mereka membantu Jin Hu menipu adik
seperguruanmu, mereka harus dihukum, biar aku yang
melakukannya." "Kau jangan membunuh mereka, masih banyak hal yang harus
kita tanyakan kepada mereka."
Kata Fei Feng, "Benar, mereka tidak termasuk ke dalam 13
perkumpulan, tapi mereka dulu menurut kepada perintah
keluargaku. Sepertinya mereka sudah bersekongkol dengan Jin Hu,
juga bersekongkol dengan orang yang belum kita ketahui namanya.
Mereka melakukan kejahatan yang besar. Mereka berada di pihak ke
3 untuk menghadapi ayahku. Aku harus cari tahu!"
Angin sudah berhenti. Kata Wei Tian Yuan, "Pergilah!"
Begitu angin berhenti, Qing Ling San Ying sudah mendengar ada
orang yang berjalan ke arah mereka. Begitu mereka membalikkan
kepala ternyata orang itu adalah Fei Feng. Mereka terkejut bukan
main. Lao Da segera memberi hormat dan membungkukkan badan,
"Nona, kau sudah pulang!"
Fei Feng tertawa dan berkata, "Aku tidak berani menerima
hormat kalian karena kalian sudah tidak menganggap ayahku,
apalagi aku?" Lao Da kaget dan berkata, "Nona, kata-kata ini berasal dari
mana" Nona, jangan percaya dengan gossip yang beredar!"
"Kau mau tahu semua ini dari mana" Baiklah, kau dengarkan
baik-baik!" Segera Fei Feng meniru kata-katanya tadi. "Di Gunung Kun Lun
yang tidak tunduk kepada Panji Sakti Pedang Bayangan, maka dia
akan dibunuhnya. Hei, hei...itu keterlaluan!"
Kali ini ucapan Fei Feng membuat mereka bertiga terpaku.
Lao Er segera melepaskan 3 pisau kecil dan membentak,
"Siluman, aku menantangmu!"
Lao Da terdiam, tapi senjata kipas besinya sudah dibuka. Segera
dia menyerang Fei Feng. Lao San penakut tapi licik, ilmu silatnya sangat dominan di
bawah. Segera dia berbaring di bawah dan berguling-guling.
Terdengar suara senjata beradu, tiga pisau yang terbang ke arah
Fei Feng sudah terpotong menjadi enam.
Hanya terlihat cahaya pedang, kipas besi Lao Da hanya tinggal
pegangannya, tulang-tulang kipas sudah menghilang, terlihat dia
sedang berusaha melarikan diri. '
Teriak Wei Tian Yuan, "Kembali!" tapi Wei Tian Yuan tidak
mengejarnya. Dalam jarak 10 langkah, Wei Tian Yuan sudah
mengulurkan tangan siap menangkap Lao San.
Sekarang tidak ada orang yang berani bergerak. Dengan dingin
Fei Feng berkata, "Bila kalian ingin menghindar agar tidak dibunuh
oleh pedang bayangan, cepat katakan siapa orang itu!"
Sepertinya Qing Ling San Ying sangat takut kepada orang itu.
Mereka ingin orang-lain yang mengatakannya sedangkan dia sendiri
tidak berani menjawab. Kata Shang Guan Fei Feng, "Siapa yang pertama yang akan
mengatakannya maka aku akan melepaskan dia?" tapi tetap tidak
ada yang mau mengatakan. Shang Guan Fei Feng tertawa dingin dan berkata, "Orang kedua
yang mengatakannya, aku akan menusuk matanya hingga buta..."
Tengkorak Maut 4 Pendekar Rajawali Sakti 211 Harpa Neraka Sepasang Naga Lembah Iblis 1

Cari Blog Ini