Budha Pedang Penyamun Terbang 15

Budha Pedang Penyamun Terbang 15

Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira Bagian 15 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sehingga tidak pernah mendapat kejelasan. Dengan kedudukan seperti itu jelas orang-orang kebiri memegang kendali permainan kekuasaan. Mereka dibutuhkan oleh setiap orang yang mempunyai kepentingan, yang jika kepentingannya dengan kekuasaan tergagalkan, akan menunjuk orang-orang kebiri sebagai sumber kesalahan! Dapat kumengerti sekarang betapa catatan-catatan itu sebenarnya merupakan pembelaan, setidaknya usaha mendudukkan perkara dengan lebih adil, agar keberadaan orang-orang kebiri dapat dipandang dengan lebih berimbang. Dari peristiwa yang kusaksikan sendiri juga lebih jelas, bagaimana sikap para pengawal rahasia istana dan betapa tegas sikap Harimau Perang dalam menyatakan penolakannya. Duabelas pengawal rahasia istana dibantainya dengan seketika, dan telah kudengar pula dari balik kabut pembelaan apa yang telah diucapkannya. Jadi apakah hubungan Harimau Perang dengan orangorang kebiri" Kusisir kembali satu persatu peristiwa yang terjadi. Mayat orang kebiri yang terpotong-potong disamarkan dalam berbagai barang yang diangkut kuda beban, yang bahkan para pengawal barangnya pun tidak mengetahui isi karung-karung yang disegel dengan cap Wangsa T ang itu. Mengingat bahwa segelnya resmi, maka yang memotong dan memasukkannya ke dalam lantas menyegel pasti orang dalam istana. Bahwa orang-orang kebiri dibenci, dan karena itu terwujudkan dalam pembunuhan kejam dapat kumengerti, tetapi karena tidak ada sesuatupun yang berhubungan dengan orang kebiri tidak mungkin takdiketahui jaringan orang kebiri, maka aku menganggap dugaanku yang terbaik adalah betapa orang kebiri malang ini dibunuh dan dipotong-potong justru oleh jaringan orang-orang kebiri! Pemotongan yang berlanjut dengan terdapatnya segel resmi pada karung yang membungkusnya, tidak berlangsung tanpa keberadaan suatu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ jaringan rahasia. Dalam hal jaringan rahasia istana Wangsa Tang di Kotaraja Chang'an, hanya jaringan rahasia orangorang kebiri yang memungkinkan urutan semacam itu berlangsung. Aku belum dapat menduga apa hubungannya semua ini dengan pemanggilan Harimau Perang, ketika tanpa kusadari aku telah tertidur.... (Oo-dwkz-oO) Episode 169: [Lolos dari Pengintaian] Dalam mimpiku kulihat Amrita. Berdiri mengambang di udara dengan busana tembus pandangnya, menatapku dengan tatapan sendu, tangan kanannya terulur seperti ingin meraihku. Ia melapisi busana tipisnya dengan jubah berwarna perak, seolah-olah dunia orang mati merupakan tempat yang dingin. Dunia orang mati tempat ia sedang berdiri mengambang itu tampaknya gelap dan di balik kegelapan itu bagaikan banyak orang-orang mati yang lain, mengambang dan menatap ke depan, tetapi hanya Amrita yang mendapatkan cahaya, sehingga ungkapan wajahnya tampak jelas mengungkapkan kerinduan. Tidak lama kemudian ia berbalik, dan di udara itu berjalan menjauh bagaikan terdapat lantai takterlihat di langit kegelapan, tetapi sisa cahaya masih memperlihatkan lubanglubang bekas tusukan senjata tajam di punggungnya yang masih berdarah. AKU hanya bisa melihatnya dengan galau. Waktu terbangun rasanya ia masih begitu dekat. Menyadari ini semua hanyalah mimpi, aku mengalami kekosongan luar biasa yang terasa pahit. Kusadari betapa semenjak kematiannya belum kuberi Amrita ruang dalam diriku, karena peristiwa yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menggelinding terus-menerus menarik perhatianku. Bahkan ketika enam bulan terbenam dalam ruang pustaka Kuil Pengabdian Sejati pun tiada ruang dalam diriku untuk ditempatinya, bukan karena aku tidak merasa kehilangan dirinya, melainkan usaha pengingkaranku terhadap kesedihan yang amat dalam. Kualihkan perhatian kepada banyak perkara yang berbeda, karena perasaan kehilangan itu sendiri bagaikan suatu jejak yang tapaknya tiada bisa dihapuskan. Perasaan kehilangan yang menancap sejak senandung lembut dan usapan menenangkan seketika digantikan guncangnya dunia sebagai bayi dalam kereta, yang disambar Sepasang Naga dari Celah Kledung sebelum kereta itu tercampak ke jurang. Perasaan kehilangan itu bagai teralihkan, karena pasangan pendekar itu sungguh menjadi orangtuaku dengan pelimpahan kasih sayang luar biasa yang bagai tidak akan pernah mungkin dilampaui oleh orangtua mana pun. Namun dalam usia 15 tahun, perasaan kehilangan yang sama berulang, bahkan menjadi kekosongan menyakitkan, setiap kali teringat olehku adegan itu: punggung sepasang pendekar yang menyoren pedang di atas kudanya yang makin lama makin menghilang dari pandangan. Mataku terasa basah. Kuingat meski di tengah suasana pertempuran, kebersamaanku dengan Amrita telah memberikan kehangatan dalam kehidupanku yang nyaris selalu berjalan sendiri, tiada berkawan maupun berteman. Kematiannya yang mendadak memberikan ancaman kekosongan dan kepahitan, yang berusaha kuhindari dengan pengingkaran dan pelupaan melalui penenggelaman diri ke dalam segala kegiatan yang menyita perhatian, meski ternyata tetap saja menyeruak dan menjelma kenyataan bagaikan tanpa penyebab apa pun yang harus mengingatkan. Air mataku pun tumpah tak tertahankan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Mungkinkah hanya karena aku lelah untuk terus menerus berada dalam kewaspadaan, maka segala sikap yang harus kuhindarkan sebaliknya menjadi bagian diriku yang tidak terlepaskan" Seorang pendekar tidak menangis. Itulah ajaran setiap perguruan silat. Apakah ini berarti harus kulupakan hubunganku dengan Amrita, untuk membuatku tidak perlu bersedu sedan, dan mengembalikannya kepada takdir, sehingga tidak usah membuatku selalu terpikir" Kurelakan diriku menangis untuk Amrita, untuk diriku, untuk segala sesuatu yang tidak memungkinkan kami tetap bersama. Sampai habis tanpa sisa. Pepatah tua Negeri Atap Langit memang berkata: hubungan manusia bisa melukaimu tetapi takdir tidak begitu Maka kuanggap kesedihanku tuntas, tinggal kesetiaan yang membuatku menempuh jalur perjalanan ini, yang tentulah menuntut kewaspadaanku. Agaknya aku memang telah tertidur terlalu lama, karena waktu kutengok ke arah Harimau Perang tadinya berjalan, ternyata ia sudah tidak kelihatan lagi. Aku terkesiap. Apakah dia telah melewati Celah Dinding Berlian ini" Kusadari kembali begitu beratnya peran menjadi pengintai ini, karena jika yang diintai sedang tidur maka pengintai harus tetap mengawasinya, sebaliknya jika pengintai tidur, siapa akan pernah tahu yang diintainya bangkit dan berkelebat pergi" Aku memang sangat amat terlalu lama tidur, karena matahari sudah miring ke barat. Segera kutengok ke bawah, kuda Uighur itu sudah tidak ada lagi! Sebaliknya, justru TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ keduabelas kuda yang semula mengiringinya, ditambah kudanya sendiri, semuanya berada di situ! Kuda Uighur yang cerdas, yang kuharapkan memberi isyarat kepadaku akan segala sesuatu, ternyata lenyap bersama penunggang baru. Harimau Perang dengan cerdik berganti kuda, karena tahu menilai kuda dan terutama bahwa kuda yang ditemukan itu masih segar bugar. Jika ia pun diburu oleh waktu, maka keputusannya itu memang tepat sekali. Tidak ada kuda lain yang bisa mengungguli kelancaran perjalanan bersama kuda Uighur itu. AKU pernah merasakan diburu oleh gerombolan Naga Hitam, kini aku yang sebetulnya kutahu masih juga dicari-cari bahkan sampai Kambuja, mesti memburu Harimau Perang yang sebetulnya bukan tidak mencariku, mengingat apa yang dilakukan perkumpulan rahasia Kalakuta di Kuil Pengabdian Sejati maupun Celah Dinding Berlian. Namun jika Naga Hitam maupun Harimau Perang memburuku dengan banyak kaki tangan, aku mesti memburu seseorang yang tahu betul apa artinya kerahasiaan hanya sendirian, di wilayah yang sama sekali tidak kukenal, sehingga menimbulkan rasa keterasingan. Kutahu diriku berada dalam kegelapan, tetapi kubuang jauh-jauh perasaan putus asa. Aku harus memikirkan segala sesuatunya dengan tenang. Jika memang Harimau Perang melakukan perjalanan rahasia atas panggilan istana di Chang'an, itu tidak berarti aku dapat begitu saja mencegatnya di istana maupun di kotanya. Bukan sekadar karena aku pun masih asing dengan seluk beluknya sebagai orang asing, tetapi karena dalam tugas rahasia tentu terdapat pula jalur rahasia yang sulit diduga, sehingga tujuan Harimau Perang tidak dapat dipastikan akan langsung menuju ke istana. Sejauh yang dapat kutebak dari cara-cara penugasan rahasia seperti diajarkan Amrita, seseorang akan menunggu atau menjemput Harimau Perang di suatu tempat, dan dari sana ia akan diantarkan untuk bertemu dengan siapa pun TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang telah memanggilnya untuk menempuh perjalanan rahasia sejauh ini. Namun untuk sampai kepada yang mengundangnya pun masih harus melalui cara yang berlikuliku, karena justru siapa pun yang terlibat penugasan rahasia juga sangat mengetahui bahaya yang akan datang dari jaringan rahasia lawannya. Dunia kerahasiaan dengan demikian memang merupakan tempat pertarungan yang sangat ketat dalam kebisuannya, karena tidak pernah tampak di permukaan, meskipun penuh dengan pembunuhan dalam kegelapan. Dengan segala kerahasiaan pada setiap langkahnya, aku memang harus mengintainya seperti yang sudah direncanakan. Jika kini ternyata Harimau Perang menghilang, tentu aku harus melacaknya mulai dari tempat yang terdekat, sedapat-dapatnya sampai dapat, karena meskipun begitu sulitnya menduga jalan mana yang akan ditempuhnya, pencarian yang manapun kuyakin akan menghasilkan penemuan dan perburuan seharusnyalah menjadi sesuatu yang menarik untuk mengisi kehidupan. Jadi untuk memburu Harimau Perang aku harus mampu membaca cara berpikir Harimau Perang. Misalnya ketika diputuskannya mengganti kuda dan mengambil kuda Uighur itu, apakah yang dipikirkannya" Jika ia membutuhkan kuda yang masih segar, dengan meninggalkan kudanya dan mengambil kudaku, jelas itu hanya berarti Harimau Perang ingin sampai secepat-cepatnya ke tempat tujuan. Namun sementara itu, apakah yang dipikirkannya tentang kuda Uighur tersebut" Tidakkah ia mengetahui atau setidaknya menduga bahwa kuda itu mungkin saja apa pemiliknya" T idak ada kuda liar di gunung-gunung batu. Atau kiranya ia kenalikah kuda Uighur yang dicuri dari istal kuda pengawal rahasia di Thang Long itu" Jika kubandingkan dengan kuda Uighur lain yang tiba-tiba menjadi banyak sekali di sini, meskipun juga merupakan kuda perkasa pilihan, kuda TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Uighur yang kutunggangi memang jelas lebih menonjol karena pengertian dan kecerdasannya yang dapat diandalkan. Sangat besar kemungkinan Harimau Perang mengetahui keberadaan kuda Uighur yang dapat berpikir sendiri itu. Bahkan sekarang, teringat bahwa aku tidur terlalu lama dan tidak mendengar ringkik kuda, tentulah karena kuda itu mungkin saja tidak meringkik sama sekali. Jika bukan karena Harimau Perang menguasai mantra kuda, mungkin sekali kuda itu juga mengenal Harimau Perang. Aku bahkan tidak akan terlalu heran jika ternyata itu adalah kuda tunggangan Harimau Perang. Artinya, mungkin setelah seorang anggota perkumpulan rahasia Kalakuta membunuh mata-mata Uighur suruhan khagan itu atas pesanan Harimau Perang, lantas kuda itu diambil pula untuk Harimau Perang sendiri. Jaringan rahasia para rahib Kuil Pengabdian Sejati telah melakukan kesalahan dalam memilih kuda yang mereka curi! Bagiku menjadi penting untuk menyadari, bahwa Harimau Perang kini tahu dirinya diikuti. Tidak akan tanpa alasan penting bahwa kuda yang sangat dikenalnya itu berada di kesunyian dan keterpencilan wilayah lautan kelabu gunung batu, dan bersama dengan itu mungkin terjawab semua pertanyaan yang mengganggu benak dalam perjalanannya. Betapapun, dalam perjalanan rahasia siapapun akan terpaksa menjadi peka terhadap kemungkinan betapa rahasianya akan terbongkar. Maka mungkin ia akan waspada terhadap kemungkinan diikuti atau diintai dari mana-mana. Apabila te lah diperiksa oleh para pengawalnya sampai jauh ke Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo belakang, ke samping kiri maupun kanan sampai ke balik puncak dan jurang, dan memang tiada penguntitan maupun pengintaian, maka tentunya ia menempuh perjalanan dengan tenang. MUNGKIN tidak pernah dipikir kemungkinan yang kulakukan sesuai anjuran Iblis Sakti Peremuk Tulang. Bahwa seseorang mungkin menunggu dan baru akan mengikutinya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ setelah melewati Celah Dinding Berlian. Jadi segala sesuatu yang justru tidak berlangsung di hadapannya meskipun mumgkin menimbulkan pertanyaan tidak membangkitkan kecurigaan. Bukankah rombongan dua puluh pengawal yang mengikutinya, gabungan pengawal rahasia istana dan anggota perkumpulan rahasia Kalakuta, bukan sekadar dimaksudkan untuk melindungi Harimau Perang dari kemungkinan serangan gelap para penyelusup, melainkan juga untuk menghadapi dan membersihkan rintangan serta ancaman bahaya dari depan" Menyeberang dari Daerah Perlindungan An Nam ke Negeri Atap Langit melewati lautan kelabu gunung batu seperti itu sudahlah jelas akan menghadapi kemungkinan diganggu oleh para penyamun, baik yang berasal dari para pelarian dan pemberontak yang dari tahun ke tahun semakin menumpuk di situ, maupun penjahat kambuhan yang terusir dari peradaban, tiada lagi yang mau menerima mereka selain sesama manusia sempalan dan terbuang. Maka jika semula mungkin Harimau Perang sempat bertanya-tanya dalam benaknya di manakah kiranya para penyamun atau para pendekar yang suka berkelebatan mencari lawan ini, kini mungkin ia telah menyimpulkan dugaan, betapa seseorang yang menunggangi kudanya ini dan mendahuluinya telah dengan terpaksa membantai dan membersihkan segala rintangan di depan. Harimau Perang tentu mengerti bahwa penunggang kuda yang telah mendahului rombongannya di depan, memang harus menyapu bersih halangan apapun di depannya untuk menghilangkan segala jejak yang pasti akan memberitahukan keberadaannya itu. Harimau Perang tentu juga bisa membayangkan bagaimana pertarungan antara satu penunggang kuda itu telah berlangsung menghadapi kawanan penyamun sepanjang lautan kelabu gunung batu ini. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Harimau Perang betapapun juga akan mengerti betapa dengan kemampuan seperti itu, bukan hanya gerombolan penyamun tetapi para pendekar yang mengembara ke manamana mencari lawan demi sebuah pertarungan akan segera berkelebat menyambar dengan jurus mematikan. Jika kemudian selama perjalanannya sendiri ternyata memang tiada lagi yang mencegat dan mengganggunya, maka tentu jelas pula betapa mereka itu sudah terkalah-kan, dan bahwa tiada sesosok mayat pun tampak menggeletak sepanjang jalan, maka agaknya memang telah ber-langsung pembersihan besar-besaran. Tentu Harimau Perang itu akan ber-pikir, siapakah kiranya penunggang kuda dari Thang-long yang mampu melakukan semua itu" Tentu ia pun kini mengerti bagaimana caranya ketujuh anggota perkumpulan rahasia Kalakuta yang mendahului me laju ke depan untuk memeriksa keadaan itu tidak kembali setelah terlibat pertarungan, meski memang tidak diketahuinya jika yang dua orang mati terbunuh olehku, maka kelima orang yang menyusul teman-teman sejawatnya itu tewas di tangan bapak kedai, yang dengan penuh rasa bersalah belum juga kuketahui namanya itu... Banyaklah yang akan menjadi semakin jelas baginya, termasuk ketika setelah dilewatinya Celah Dinding Berlian akan didengar berita tentang runtuhnya Perguruan Kupu-kupu setelah seribu muridnya tewas menyusul Pendekar Kupu-kupu, meninggalkan guru mereka yang tua, yang hanya tinggal sendiri menghuni rumah perguruan mereka yang besar tetapi kosong. Ia akan bertanya-tanya siapakah kiranya dan apakah kiranya tujuan sebenarnya mendahului rombongan selain dari memata-matainya, mengingat bahaya luar biasa yang akan dihadapi hanya demi sebuah kejelasan atas tujuan perjalanannya. Apakah ia seorang musuh besar dengan dendam kesumat tiada terkira" Jika ini alasannya, Harimau TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Perang merasa tidak ada seorang pun yang bisa disebut musuh dari urusannya sebagai petugas jaringan rahasia matamata harus mempunyai dendam kesumat tiada terkira. T entu saja ketiadaan jawaban akan membingungkannya, karena tidak ada orang betapapun saktinya akan sudi menempuh alam yang berat ditambah ancaman manusia di mana-mana, tanpa tujuan yang dianggapnya begitu penting. Namun melihat akibat sapu bersih sepanjang perjalanan, yang membuatnya bagaikan hanya sedang berjalan-jalan tamasya, akan menjadikan ia bertanya-tanya siapakah kiranya orang yang sanggup melakukannya dan sekali lagi apakah kiranya tujuannya. Sampai di sini ia akan berpikir apakah kiranya yang selama ini dilupakannya, padahal jelas berada di depan mata" Mungkinkah akan segera diketahuinya bahwa setelah Amrita Vighnesvara, perempuan panglima puteri Raja Khmer Jayavarman II yang perlaya sebagai kepala pasukan gabungan pemberontak atas kekuasaan Negeri Atap Langit di Daerah Perlindungan An Nam, masih ada seseorang tak bernama yang belum pernah berhasil dilumpuhkan" IA sudah mendengar betapa seseorang yang berasal dari Kerajaan Ma-taram yang diperintah Wangsa Syai-lendra di Yawabhumipala itu disebut para panglima pasukan pemerintah sebagai Pendekar Tanpa Nama, yang mendadak menghilang dan ditemukan kembali oleh para petugas rahasia di Kuil Pengabdian Sejati. Harimau Perang akan mengingat betapa usaha membunuhnya gagal, dan semenjak itu ia menghilang. Tentu Harimau Perang sangat maklum betapa manusia satu ini sebetulnya disembunyikan dalam perlindungan para rahib. Ia tahu benar betapa rahib kepala Kuil Pengabdian Sejati itu sebetulnya menentang penguasaan Negeri Atap Langit atas Daerah Per-lindungan An Nam. Maka dengan sendirinya Harimau Perang akan segera menghubungkan jaringan rahasia para rahib Kuil Pe-ngabdian TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Sejati yang bukan tak diketahuinya, dengan istal kuda pasukan pengawal rahasia istana tempat kuda itu berada. Seorang petugas mata-mata dari U ighur telah membawa kuda itu telah terbunuh, dan kuda yang diketahuinya memang hebat itu diambilnya. Ia telah mengucapkan mantra kuda ke teli-nganya untuk menjamin kepemilikan, meski ternyata kuda itu masih berhasil dicuri juga. Saat kuda itu hilang ia tidak terlalu curiga, karena suasana seusai perang memang selalu penuh dengan kekacauan, lagipula kemudian perhatiannya terpusat kepada persiapan perjalanan rahasia. Maka, demikianlah aku mencoba memasuki pikiran Harimau Perang, mungkinkah orang dari huang-tse ini yang telah menunggangi kuda Uighur tersebut sampai ke Celah Dinding Berlian ini" Orang dari Javadvipa yang disebut sebagai Pendekar Tanpa Nama" Apakah kiranya yang dipikirkan Harimau Perang sete lah mempertimbangkan kemungkinan seperti ini" Kukira kali pertama dirinya akan menghilang. Dalam kepalaku segera terbayang jalan setapak di tepi jurang yang menghilang di balik kabut dan semak-semak yang sebagian di antaranya menuju ke pemukiman penduduk asli, yang untuk sebagian sebetulnya pelarian juga, bekas pemberontak dari wangsawangsa lama, jauh sebelum berdirinya Wangsa Tang, sehingga keturunannya lahir di sana juga. Namun terbawa oleh sifatnya sebagai pelarian dalam kekalahan pemberontakan, maka segenap pe-mukiman di lautan kelabu gunung batu itu masih seperti tempat persembunyian, dalam kedudukan yang sangat bagus untuk bertahan jika diserang. Telah disebutkan betapa pertemuan antarjalan setapak ini jika terpandang dari atas bagaikan serabut urat saraf yang tidak terpetakan, tetapi melihatnya dari atas tidaklah dimungkinkan sama sekali mengikuti jalan setapak itu berarti memasuki gumpalan kabut di dalam hutan. Jadi aku tahu Harimau Perang sudah mempunyai tujuan, tetapi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ membayangkan betapa diriku mungkin masih berkeliaran di sini, dan akan segera mengejarnya setelah kuda Uighur itu hilang, maka akan diutamakannya untuk segera melenyapkan diri dari pan-dangan. Bagaimana dari jalan setapak terdekat itu ia akan mencapai tempat tujuannya dapat dipikirkan kemudian. Sementara ini yang penting adalah menghilang. Kuingat lagi tempat-tempat terdekat dengan garis perbatasan yang mungkin menjadi tempat tujuan. Di antara Maguan, Jinghong, Geiju, dan Wen-shan, adalah Maguan yang paling dekat dengan tempatku berdiri di Celah Din-ding Berlian ini. Namun jika kukatakan paling dekat itu sama sekali tidak berarti dekat, dan karena itu arahnya jelas, karena selain jalan sempit di tepi jurang ini yang menuju ke sana sembari masih berkelak-kelok dan memutari berbagai puncak pula, terdapat juga jalan-jalan setapak dalam serabut jaringan jalan setapak di dalam hutan dan kabut, yang takhanya menuju ke Maguan, melain-kan ke tujuan mana pun di wilayah perbatasan. Jalan setapak inilah yang akan tiba-tiba memunculkan pemukiman, di tepi jurang, di dalam hutan, di atas pohon, di mana pun tempat itu tidak mudah ditemukan. Apabila aku melewati pemukiman yang dilewati pula oleh Harimau Perang, maka aku masih memiliki harapan menemukan jejaknya. Maka kulepaskan semua kuda itu, dan bersuit memanggil tujuh kuda yang sebelumnya ditunggangi anggota Kalakuta. Dua kuda pertama yang ditinggalkan para penyerangku agaknya sudah lama berkeliaran di sini, kemudian disusul kelima kuda anggota Kalakuta yang terbunuh oleh bapak kedai. Kutunggangi salah satu saja, dan apa yang akan terjadi pada sembilan belas kuda lainnya kuserahkan kepada nasib mereka sendiri. Kata pepatah Negeri Atap Langit yang pernah kudengar: segalanya dari masa lalu mati kemarin segalanya pada masa depan lahir hari ini TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ (Oo-dwkz-oO) Episode 170: [Petunjuk Sehelai Rambut] CELAH Dinding Berlian mendapatkan namanya bukan hanya karena dinding raksasa menjulang yang berkilau-kilauan memantulkan cahaya matahari seperti berlian, melainkan karena banyaknya celah yang harus menjadi pilihan untuk keluar dari wilayahnya. Celah ini tentu mengingatkan diriku kepada Celah Kledung, tempat aku dibesarkan oleh pasangan pendekar itu, tetapi selain hanya ada satu celah di sana, juga tidak terletak di atas gunung batu dengan udara dingin takterkirakan karena begitu tingginya, sehingga mega-mega lewat dan hampir selalu penuh kabut menutupi pandangan. Namun meskipun senja sedang menjelang, kali ini cahaya terang, seperti membantu pencarian jejakku terhadap Harimau Perang itu. Segala sesuatunya hanya batu di sini, maka sangatlah sulit mencari jejak kuda maupun telapak alas kaki yang disebut sepatu itu di tempat ini. Padahal aku harus bisa menentukan pilihan atas celah mana yang akan kulewati itu sekarang, berdasarkan pembacaan tanda-tanda kepastian, karena jika tidak tentulah pilihanku tidak meyakinkan. Aku menyapu wilayah itu dengan mata maupun telinga, karena meskipun hilang dari pandangan, Harimau Perang kuperkirakan takmungkin terlalu jauh juga, karena betapapun ia juga hanya menunggang kuda. Bukan berkelebat bagaikan terbang dengan kecepatan yang tidak bisa diperkirakan. Jika tidak, kenapa pula ia harus menukarkan kudanya dengan kuda Uighur itu bukan" Sayang sekali ilmu pendengaranku belum dapat menembus dinding-dinding raksasa ini, karena memang tidak memberikan buny i apapun di seberangnya. Tidak ada jejak, tetapi rumput di sela batu habis dimakan. Sayang sekali ini tidak menunjukkan arah apapun, karena tetap tidak menunjukkan arah ke mana kuda itu pergi. Baik TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ atas keinginan Harimau Perang maupun kuda Uighur itu sendiri, rumput yang tumbuh di sela-sela batu yang tidak banyak itu memang harus dihabiskan, karena ancang-ancang bagi sebuah perjalanan jauh dengan perhentian yang belum dapat ditentukan. Mereka bisa berhenti dan menginap di sebuah pemukiman, tetapi bisa juga berjalan terus sepanjang malam. Itulah sebabnya semua rumput tersisa dihabiskan, mungkin pula tanpa memberi kesempatan kuda lain untuk makan. Maka aku harus mencari jejak lain dari ce lah ke celah, agar mendapatkan petunjuk yang tidak bisa lebih tepat lagi, meski tentu Harimau Perang akan menjaga agar tidak meninggalkan petunjuk apapun, sekecil apapun, yang dapat membuat dirinya diikuti. Kubayangkan Harimau Perang yang belum pernah kulihat wajahnya itu, dengan caping lebar dan rambutnya yang panjangnya, datang mengganti kuda dan tergesa. Betapapun ia tergesa-gesa, dan siapa pun yang tergesagesa sedikit banyak akan berkurang kewaspadaannya. Seorang kepala jaringan mata-mata seperti Harimau Perang Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo pasti sangat teliti. Apakah yang mungkin tanpa sengaja telah ditinggalkannya" Ia mungkin akan tetap waspada akan segala sesuatu yang betapapun tidak boleh lolos dari perhatiannya, tetapi benarkah ia masih akan waspada juga terhadap sesuatu yang tidak penting, yang tidak pernah diperhitungkannya sama sekali akan meninggalkan jejak" Aku melihat ke sekeliling, menyapu dengan pandangan, bahkan menyisirnya. Lantas aku sendiri berkeliling. Betapapun lantai batu-batu alam ini bersih dan tidak mungkin meninggalkan jejak. Mungkinkah jejak atau sesuatu yang dapat dianggap sebagai jejak itu berada di salah satu celah" Namun apakah itu berarti aku harus masuk ke setiap celah sampai jarak tertentu dan kembali lagi jika tidak menemukan sesuatu, lantas mengulanginya di ce lah lain" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Waktuku tidak banyak, dan matahari semakin lingsir ke barat, sebentar lagi segalanya akan sulit dilihat. Jadi kuperkirakan saat-saat sebelum gelap, lantas kubagi duabelas, yakni jumlah celah yang mengantar keluar dari Celah Dinding Berlian ke dunia luar, memasuki Negeri Atap Langit. Aku akan memasuki setiap celah dan menelitinya, tetapi hanya selama waktu yang tersedia bagi setiap celahnya, setelah itu aku harus meneliti celah lainnya. Jadi aku hanya membuka kemungkinan sebanyak-banyaknya, tanpa tahu apakah itu pasti akan membawaku kepada suatu petunjuk. Demikianlah kumasuki celah itu satu persatu. Segenap rumput di celah batunya utuh, tidak termakan maupun terinjak. Aku teruntungkan oleh kedudukan matahari yang semakin miring itu, karena cahaya keemasannya yang kali ini takterhalang kabut itu memperlihatkan segalanya di lantai batu. Mulai dari kerikil, lekuk-lekuk batu itu sendiri, bahkan juga lapisan debu yang tipis. Dinding-dinding di dalam celah saling memantulkan cahaya keemasan, sehingga duabelas celah itu tersiram cahaya emas yang sangat membantu pandangan. NAMUN setelah aku keluar masuk sebelas celah, hari menggelap dengan cepat. Tidak ada suatu tanda yang memberi petunjuk dan jika setelah kumasuki yang kedua belas itu tak ada petunjuk juga, aku sungguh tidak akan tahu atas dasar apa keberangkatanku. Pada pintu masuk celah itu, aku merendahkan tubuh, menyisir lantai batu dengan kepala miring nyaris menyentuh bumi. Inilah satu-satunya celah tempat angin bertiup sepanjang lorong, tak terlalu kencang, tetapi kedudukan sebelas celah membuat lorong-lorong dengan dinding tinggi menjulang ke langit itu sunyi. Pada celah kedua belas ini sebaliknya, selalu terdengar suara-suara, ya suara-suara yang akan bercampur baur dan menutupi suara-suara lainnya! Pada sebelas celah yang lain suasana begitu sunyi dan senyap TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sehingga langkah kuda tentu terdengar berdentang-dentang. Harimau Perang tidak dapat menduga aku berada di mana, maka tentu tidak ingin dihadapinya kemungkinan betapa suara-suara langkah kuda akan terdengar olehku. Ia lebih mengenal tempat ini dariku, jadi akan segera diambilnya celah kedua belas itu ke mana pun ia akan menuju. Pertimbangan ini belum terlalu me-yakinkan aku, karena jika telah diambilnya salah satu dari sebelas celah yang su-nyi itu, kurasa aku pun belum tentu men-dengarnya, karena dalam kenyataannya aku memang tidur pulas seperti itu. Dalam sempitnya waktu sebelum matahari menghilang di balik gunung, ku-manfaatkan kemiringan cahayanya yang cemerlang dalam kemiringan kepalaku untuk lebih mendapat kejelasan. Angin bertiup. Serbuk dan debu tipis dalam udara gunung yang basah tampak berkeredap di bawa angin menghilang masuk lorong. Kubayangkan apa yang kiranya dilakukan Harimau Perang di tempat ini tadi. Mungkin ia telah menunggangi kuda itu, mencari-cari celah yang memungkinkannya terhindar dari pengintaian. Lantas mengenali ce lah keduabelas, satu-satunya tempat yang dilalui angin kencang. Mungkin ia berhenti di depan pintu celah ini sejenak untuk meya-kin-kan pertimbangan. Apakah ia turun dari kuda" Apakah ia mendongak ke atas, ke arah gua tempat aku tertidur pulas karena kecapaian, dan ragu-ragu untuk me-meriksa atau tidak memeriksa, sebab jika ia me layang ke atas belum dapat diketahuinya apa yang akan terjadi. Ia harus segera pergi, tetapi ia tidak ingin diikuti. Angin bertiup lebih kencang. Mungkin ia lantas membuka caping lebarnya, agar mendapatkan udara segar, dan memutar kudanya menghadap ke arah datangnya angin. Menghadap ke arah puncak-puncak gunung yang telah ditempuhnya, dengan titian-titian batu serba curam TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menyeberang jurang, ia biarkan angin melambai-lambaikan rambutnya yang panjang sampai ke pinggang seperti yang pernah kulihat itu. Rambut yang tebal, lurus, panjang, dan hitam ... Kepalaku masih miring mengikuti kemiringan cahaya matahari, ketika angin masih juga bertiup memasuki ce lah itu. Debu-debu berkilat keemasan dalam pantulan cahaya dari dinding menjulang sepanjang lorong. Saat itulah terlihat kilauan tipis yang menempel di dinding, kilauan yang semula kukira berasa l dari s isa jalinan sarang laba-laba, yang ternyata sehelai rambut yang menyangkut pada serpihan tajam di dinding batu, bertahan melambai-lambai dalam tiupan angin. Rambut itu akhirnya lepas terbawa angin tepat pada saat aku memiringkan kepala untuk meminjam sudut kemi-ringan cahaya dan melihatnya. Rambut itu melayang pelahan berkilauan terbawa angin memasuki lorong. Aku pun segera melesat untuk melayang dan mengambang sejenak di atas rambut itu, dan segera menangkapnya sebelum ditelan kegelapan lorong. Kembali ke pintu celah, kugenggam rambut itu dengan mantap sambil melihat matahari menghilang. Jejak Harimau Perang kutemukan pada saat yang tepat. Setidaknya kali ini aku tidak hanya sibuk menduga, karena rambut yang agaknya rontok dan terbawa angin saat Harimau Perang membuka caping itu menunjuk-kan bahwa ia te lah melewati celah kedua belas ini. Mungkin ia sudah jauh sekarang, mungkin juga masih dekat, tetapi aku yakin bahwa ke mana pun manusia pergi, dengan suatu cara akan meninggalkan jejak yang dapat dicari. Kunaiki lagi kudaku, dan segera me-masuki celah, menyusuri lorong dengan dinding-dinding menjulang ke langit yang dengan pelahan tetapi pasti segera menggelap. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ DALAM kegelapan aku meneruskan perjalanan. Celah ini sangat panjang, lurus dan panjang, amat sangat lurus dan amat sangat panjang, bagaikan tiada habisnya begitu rupa sehingga meskipun kudaku berlari dengan cepat tanpa kupacu, aku bagaikan tetap berjalan di tempat dan tidak kunjung maju. Ketika langit sepenuhnya gelap, tiada lagi cahaya yang dipantulkan dinding, sehingga dinding raksasa menjulang di kiri dan kanan pun tidak terlihat sama sekali. Bahkan lantai batu alam pun hanya hitam, yang hanya karena suara langkah kuda berpantulan saja membuat aku merasa masih berada di atas bumi. Jika kedua tanganku kurentangkan maka ujung-ujung jariku sudah akan menyentuh kedua sisi dinding itu, tetapi karena begitu gelapnya, di atas kuda yang melaju dengan ringan bagaikan terbang, aku terkadang merasa bagaikan melayang dalam semesta tanpa bintang. Gelap, hanya gelap, dan hanya suara kaki kuda saja menunjukkan perbedaan. Kuda ini juga kuda dari peternakan orang-orang Uighur, yang bisa melesat tanpa dipacu, maupun menahan lajunya tanpa harus dikendalikan. Maka kuda ini pun tahu kapan harus mengurangi laju, bahkan berhenti berlari, dan hanya melangkah amat sangat pelahan, melangkahkan kakinya satu demi satu, ketika dinding pada kedua sisi itu menyempit, sehingga bahkan kedua sisi luar samping lututku menyentuh dinding-dinding itu di kiri dan kanan. Sempit sekali, benar-benar bukan jalan tetapi celah, yang terbayangkan olehku sebagai rekahan yang terjadi pada sekian banyak masa yang silam. Bagaimana jadinya jika yang dahulu kala merekah akan menutup kembali, manakala diriku sedang berada di dalamnya seperti ini" Namun apakah hanya jika yang merekah menutup kembali akan menjadi persoalanku sepanjang celah ini, yang tampaknya hanya akan berlangsung berlaksa tahun sekali" Harimau Perang telah menempuh lorong yang sama dan kuduga ia telah mencapai ujung lorong ini dan melaju di luar menempuh jalur yang sulit TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ dicari. Dengan perasaan berada dalam pengejaran dan diikuti, tidakkah ia berusaha melakukan sesuatu untuk menghalangi" Betapapun, celah sempit dan gelap seperti ini adalah tempat yang tidak bisa lebih tepat lagi untuk melaksanakan pembunuhan! Teringat berbagai pemukiman yang mungkin dilewati Harimau Perang, aku teringat suatu siasat yang diterapkan dari Yi Jing atau Kitab Perubahan, tepatnya dari Bab 41tentang Kerusakan: "Yang lemah menderita kerusakan; yang kuat berkembang", yang menjadi siasat perang Meminjam Pedang untuk Melaksanakan Pembunuhanmu: Ketika musuhmu sudah diketahui, tetapi sekutumu masih tidak pasti, arahkan untuk membunuh musuhmu. Jangan menghunus pedang sendiri. Ambil kesimpulan dari kerusakan. Dugaan ini me lentik di benakku dalam kegelapan karena menyadari kedudukan penduduk pemukiman sebagai keturunan pelarian dari peristiwa Pemberontakan An Lushan antara tahun 755 sampai 763. Meskipun An Lushan sendiri terbunuh tahun 757, hanyalah setelah cucu Maharaja Xuanzong, yakni Maharaja Daizong, naik tahta, maka pada 762 dengan bantuan suku Uighur pemberontakan dapat diakhiri. Namun sebetulnya pemberontakan itu menimbulkan akibat yang berbeda di setiap wilayah. Sebagian wilayah menjadi kosong, wilayah lain menjadi sangat miskin, dan berpindahnya penduduk juga menimbulkan masalah-masalah baru, sementara keuangan negara pun telah menjadi hancur. Bagian timur laut Negeri Atap Langit sebetulnya sudah merdeka dan berbagai daerah jatuh di bawah penguasaan para panglima perang. Jatuhnya kotaraja telah sangat mengguncang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kebangsawanan Wangsa Tang, sehingga sebagian di antaranya berpindah ke selatan. Terlibatnya pasukan penjaga perbatasan dalam perang saudara membuat Kerajaan Tibet maju menyerbu pada 763 dan menguasai Chang'an sebentar. Meskipun mereka mundur kembali dengan cepat, seranganserangan mereka tetap berlanjut, menandakan betapa Wangsa Tang tidak lagi berkuasa dalam wilayah yang luas, melainkan mengalami kesulitan mempertahankan perbatasannya. Seperti dijelaskan oleh para rahib Kuil Pengabdian Sejati, pemberontakan itu telah menjadi titik balik dalam riwayat Wangsa Tang, bahkan juga dalam catatan sejarah Negeri Atap Langit, karena lebih merupakan pendorong daripada penyebab perubahan besar-besaran. Menurut pengamatan para rahib atas latar belakang pemberontakan, perubahan amat cepat dalam perdagangan dan kesejahteraan dalam masa awal pemerintahan Tang, menggerakkan gelombang besar pertanian ke selatan maupun perpindahan ke lembah Sungai Yangzi. PERUBAHAN ini mengacaukan kedudukan keuangan pemerintah dan memperlemah kuasa kebangsawanan di barat laut. Pentingnya perubahan ini terungkap dengan ambruknya Wangsa Tang dengan cepat ketika berhadapan dengan pemberontakan. Maknanya dalam jangka panjang terlihat dengan tidak mampunya penguasa Tang menyamai apalagi melebihi pencapaian para pendahulunya. Kini pada 797, artinya 34 tahun kemudian, dikatakan bahwa masa setelah pemberontakan ditandai oleh kejatuhan Wangsa T ang yang tiada terbendung. T idak diragukan bahwa pemerintahan pusat sudah kehilangan kendali terhadap penguasa-penguasa daerah, sampai berlangsung keadaan bahwa Wangsa Tang selamat hanya karena dengan menjadikan wilayah-wilayahnya tidak terpusat. Betapapun, setelah pemberontakan kerja pemerintahan yang tetap TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berlanjut, perubahan penting dilakukan dan pajak serta tatacara pengaturan diperkenalkan, sementara kebijakan perbatasan yang baru diterapkan. Untunglah aku teringat para rahib telah memberitahu sebelumnya, bahwa terjadi perubahan penting menyangkut pembentukan kembali kebijakan Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo keuangan. Selama pemerintahan Maharaja Daizong sejak 762 sampai 779, seorang pejabat bernama Liu Yan menangani masalah pemenuhan kebutuhan gandum ke Changan dan perbaikan dana keuangan Wangsa Tang. Penyelesaian yang dilakukannya adalah keuntungan dari penguasaan tunggal pemerintah terhadap garam digunakan untuk membayar perawatan kanal-kanal dan kapal-kapal barkas atau tongkang yang diseret itu. Penyelesaian ini memang mangkus dan sangkil, mengingat delta Yangzi sebagai pusat pembuatan garam, dan pusat tatacara pengangkutan adalah di Yangzhou, tempat kanal bertemu dengan Sungai Yangzi. Ketika pesaing dan penerusnya,Yang Yan, yang juga kepala menteri di bawah Maharaja Dezong yang memerintah sejak 779, mulai bekerja, sejumlah pembaruan dibatalkan olehnya. Betapapun, adalah Yang Yan yang kemudian menerapkan perubahan perpajakan yang paling penting, yakni yang tatacara dua pajak. Pajak ini mengatur berbagai pajak menjadi pajak tunggal, yang harus dibayar dalam dua angsuran setiap tahun, bukan hanya oleh petani tetapi oleh semua golongan penghasil. Tujuan kedua dari pembaruan ini adalah memperbaiki penguasaan istana atas perpajakan, yang telah jatuh ke tangan para pakar keuangan dari pengaturan garam dan orang-orang kebiri yang mengawasi perbendaharaan negara. Tatacara perpajakan tersebut tetap berlangsung sampai hari ini. Kuingatkan kembali diriku bahwa pemberontakan telah meruntuhkan siasat perbatasan Wangsa Tang. Tatacara penguasaan wilayah oleh balatentara kemaharajaan telah TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ ditinggalkan. Negeri Atap Langit telah me lepaskan kepada Kerajaan Tibet wilayah padang rumput, tempat mereka seharusnya mendapatkan pasokan kuda tempur, yang kini harus didapatkan dengan harga mahal dari U ighur. Suku-suku pengembara itu mendapat dana bantuan yang besar, sebagai imbalan untuk tidak menyerang Negeri Atap Langit. Belum kulupakan bahwa telah kupelajari, antara tahun 780 dan 787, Maharaja Dezong berusaha melakukan tawar menawar suatu wilayah pemukiman dengan Tibet, yang melibatkan disetujuinya penyerahan wilayah yang luas dan kesepakatan perbatasan antara kedua negara. Namun orang-orang Tibet tidak hendak melepaskan cita-cita jangka panjangnya. Dalam kegelapan, sementara kuda yang kutunggangi melangkah hati-hati di atas dataran batu yang kini tidak selalu rata lagi, kuingat bagaimana keadaan seperti itu membuat Dezong memutuskan untuk melakukan persekutuan resmi dengan suku Uighur, termasuk menikahkan anak perempuannya dengan pemimpin Uighur. Termasuk dalam perjanjian persekutuan adalah pertukaran tahunan kuda dari Uighur dengan sutera yang sangat mahal tersebut. Sampai hari ini perjanjian itu memegang peran penting dalam dukungan suku Uighur menghadapi T ibet. Artinya, wilayah-wilayah perbatasan di selatan ini sebetulnya tidak dapat dipastikan kesetiaannya terhadap Wangsa Tang. Justru saat yang tepat bagi Harimau Perang yang masih harus membuat banyak jasa jika ingin kedudukannya lebih meyakinkan sebagai bagian dalam jaringan rahasia istana, untuk menguji kesetiaan. Tenaga sekutu harus digunakan melawan musuh. Barangkali saja terdapat sekutu dalam jaringan mata-mata Harimau Perang di antara para penduduk keturunan pemberontak di berbagai pemukiman, dan atas nama ujian kesetiaan, bukan takmungkin mereka ditugaskan membunuhku! TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Aku percaya Harimau Perang penuh dengan perhitungan, dan karena itu tidak akan melepaskan kemungkinan untuk memperhitungkan bahwa aku mengikutinya. Keyakinanku timbul dari kenyataan, bahwa ketika ia mengambil kuda Uighur itu, ternyata ia tidak membunuh sisa kuda lain yang telah dibawanya. SEMULA aku heran kenapa ia tidak melakukannya, tetapi kusadari bahwa tentunya ia tahu tidak ada gunanya, karena masih ada kuda lain yang tidak bersamanya. Itulah kuda para anggota Kalakuta yang tidak kembali karena tewas, dan tentunya berkeliaran di sekitar Celah Dinding Berlian. Maka aku merasa tidak terlalu keliru untuk memperhitungkan, betapa tentunya Harimau Perang akan selalu mengambil tindakan untuk berjaga-jaga. Mungkin saja ia mengikuti nasehat dunia persilatan Negeri Atap Langit seperti berikut: petarung yang baik menghindari keadaan bahaya (Oo-dwkz-oO) Episode 171: [Lorong Kegilaan] LORONG sempit dengan dinding-dinding raksasa menjulang ke langit ini memang gelap, sehingga hanya jika kurentangkan kedua tanganku maka dapat kurasakan keberadaan dinding di sisi kiri dan kanan itu. Apabila kedua dinding me i"1/2nyempit, dengan hanya menggerakkan kedua siku ke sisi luar saja sudah dapat kurasakan permukaan yang keras seperti berlian, bahkan ketika sangat amat menyempit kedua sisi luar lututku pun dapat merasakannya. Pada saat itu tentu kuda tidak dapat berlari, dan berjalan cukup lambat, nyaris seperti merayap, karena memang ketika dinding menyempit itulah lantai lorong penuh dengan cuatan batu-batu tajam. Untuk melewatinya kuda U ighur yang cerdas TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ menyentuhkan kakinya dulu, seperti meraba-raba dengan kukunya, untuk memastikan tidak menginjak batu menonjol dan tajam. Kadang-kadang kuda itu menahan lajunya bukan karena lorong menjadi sempit, melainkan karena terdapat sesuatu yang lain. Aku teringat ucapan Iblis Suci Peremuk T ulang. Lorong itu sendiri bisa menjadi masalah bagi mereka yang tidak cukup bernyali, karena kesempitan lorongnya memberi perasaan tertekan yang amat sangat, sehingga yang kurang kuat menahan ketakutannya akan kehilangan akal, berteriakteriak sekeras-kerasnya sampai kehabisan tenaga, tidak mampu melanjutkan perjalanan dan mati. Bila mati mereka terjatuh dari kuda dan kudanya akan keluar dari celah tanpa penunggang. Para penduduk pemukiman di seberang celah sudah biasa menanti kuda tak bertuan seperti itu, karena kuda sangat sulit didapatkan di wilayah gunung-gunung batu berhutan seperti itu..., ujarnya panjang lebar. Memang kuda itu menjadi pelan karena mayat yang tergeletak, bahkan kerangka manusia, bisa kudengar kaki kuda itu menyisihkan tengkorak, yang lantas menggelinding seperti bola, atau kadang menginjaknya sehingga terdengar suara seperti kundika yang remuk terinjak sepanjang lorong. Banyak juga yang berhasil menahan ketakutannya sampai beberapa saat, tetapi justru menjadi panik ketika kaki kudanya menyenggol mayat-mayat atau kerangka manusia itu. Diceritakan betapa rombongan pedagang atau pemain wayang yang juga harus melewati satu di antara dua belas celah itu kadang-kadang mendengar suara jeritan tersebut di kejauhan. Setelah mendengar suara jeritan itu, cepat atau lambat biasanya mereka akan menemukan mayat tergeletak. Jika siang mungkin mereka masih bisa melihatnya, tetapi mungkin memang lebih baik berjalan pada malam hari, jika tidak ingin melihat pemandangan yang tidak ingin mereka lihat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Cerita menyedihkan masih terjadi, jika mereka yang menjadi panik dan kehilangan akal berteriak-teriak sampai kehabisan tenaga, ternyata tetap hidup tetapi menjadi gila. Mungkin mereka belum menjadi gila ketika berteriak-teriak, tetapi ketika di dalam lorong seperti ini terdengar suara orang meneracau, berbicara sendiri, atau menyanyi-nyanyi, tampaknya tiada dugaan lain yang lebih tepat selain bahwa orang malang tersebut telah mengalami keguncangan pikiran, sehingga berpikir dengan cara yang amat sangat berbeda, dan disebut sebagai kehilangan kewarasan. Namun orang-orang yang menjadi gila ini sebetulnya mengalami keterguncangan dalam taraf berbeda-beda dengan akibat yang tidak selalu sama. Memang banyak yang lantas mati begitu saja setelah berteriak-teriak tiada habisnya, tetapi di antara yang menjadi gila ternyata tidak semua gila sepenuhnya. Ada yang ibarat kata hanya tiga perempat gila, setengah gila, seperempat gila, seperenambelas gila, tetapi meskipun hanya sepertigapuluhdua gila sekalipun, gila adalah tetap gila. Maka ada yang kadang-kadang memang sembuh kembali setelah beberapa lama berada di luar gua, dengan kenangan mengerikan yang selalu mengganggunya, ada pula yang tampaknya sembuh tetapi begitu senang mengulang kembali perjalanan keluar masuk celah manapun meski tidak ada perlunya, dan ada yang tetap hidup di dalam celah itu tanpa diketahui cara menghidupi dirinya. KORBAN dari kesempitan celah ini tidak memandang bulu, bisa dari orang-orang awam, bisa pula dari para penyoren pedang segala golongan. Nyali yang besar tidak hanya dimiliki mereka yang memilih jalan hidup di sungai telaga persilatan, karena mereka yang mengembara di rimba hijau pun terkadang tidak mengenali dirinya sendiri, bahwa nyali mereka tidaklah sebesar yang mereka sangka seperti semula. Bahkan orang awam seperti petani dan pencari madu, bisa saja TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ memiliki nyali yang besar sekali. Orang awam memang tidak bisa bersilat, tetapi nyali yang besar memang bukan hak istinewa orang-orang dunia persilatan. Maka di antara para penyoren pedang yang melewati salah satu dari kedua belas celah ini pun tidak sedikit yang menjadi gila. Apakah menjadi gila sebentar lantas mati, maupun menjadi gila tetapi tetap segar bugar dan selalu berkeliaran sambil tertawa-tawa. Di antara bentuk kegilaan para penyoren pedang, memang bertempat tinggal di dalam celah merupakan salah satu kemungkinan. Seperti juga orang awam, sebagian besar biasanya cepat mati. Selain tidak terlalu mudah mendapatkan makanan, tidak terkuasainya hubungan antara jiwa, pikiran, dan badan agaknya memang lebih cepat menamatkan riwayat kehidupan karena tiada semangat demi suatu tujuan. Maka menjadi pertanyaan, demikian cerita Iblis Suci Peremuk Tulang, jika selalu terdengar suara tawa yang seram, kadang senandung sebuah nyanyian, dalam beberapa tahun terakhir, yang kadang muncul kadang menghilang. Setiap kali disangka sudah mati karena tak pernah terdengar lagi, ternyata ia muncul kembali. Adapun muncul bisa berarti hanya terdengar senandung seraknya, atau suara tawa yang bagaikan berasal dari dalam kuburan, tetapi juga serangan mematikan. Banyak yang mati karena perilakunya tersebut, dan hanya para pendekar yang berilmu sangat tinggi bisa selamat dan meneruskan perjalanannya. Betapapun ia memang sangat jarang muncul, dalam setahun mungkin hanya satu atau dua kali, bahkan hanya sekali dalam dua tahun, sehingga tidak sedikit yang telah melewati celah itu tanpa suatu apa hanya menganggapnya seperti dongeng. Bahkan suatu dongeng memang telah berkembang tentang sosok yang tidak pernah muncul secara jelas itu. Demikianlah Iblis Suci Peremuk Tulang bercerita bahwa pendekar yang menjadi gila tersebut berasa l dari golongan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ putih dan berasal dari wilayah Sichuan, bermaksud menyeberang dan mencari pengalaman dengan mengembara ke luar Negeri Atap Langit, dan tujuannya adalah Daerah Perlindungan An Nam. Tidak jelas benar siapa namanya sebagai pendekar, karena tampaknya ia memang masih muda dan sedang mencari nama. Barangkali bahkan belum ada seorang pun lawan yang pernah dikalahkan, meski cita-citanya sebagai pendekar golongan putih tidaklah luntur, yakni membasmi golongan hitam. Maka sangat mungkin ia datang dengan semangat memusnahkan para penyamun di sepanjang lautan kelabu gunung batu, dan untuk mencapainya memang harus dilaluinya salah satu dari dua belas celah di Celah Dinding Berlian ini. Namun, demikianlah cerita yang didengar Iblis Suci Peremuk Tulang dari sebuah kedai, konon ia jatuh cinta kepada seorang gadis keturunan pemberontak ketika melewati salah satu pemukiman. Konon sang gadis pun menyambut cintanya, bahkan dengan persetujuan ayah gadis tersebut, sebuah pernikahan telah direncanakan. Dikisahkan betapa sepasang muda-mudi ini sangat bahagia dan sudah tidak sabar menanti-nanti hari pernikahannya. Demi kemeriahan pesta pernikahan, gadis itu bermaksud menuju pemukiman yang berada di seberang Celah Dinding Berlian, untuk memesan baju pengantin kepada pembuat busana yang biasa melayani permintaan dari permukiman-permukiman di sekitar. Pendekar golongan putih ini bermaksud mengantarnya, tetapi kekasihnya keberatan, karena ia tidak ingin calon suaminya tersebut mengetahui terlebih dahulu baju pengantin macam apa yang akan dikenakan nanti. Demikianlah akhirnya gadis itu pun berangkat dengan berjalan kaki pada suatu pagi, dengan rencana bahwa esok hari sebelum malam tiba ia sudah kembali pula. Telah dikisahkan bahwa menyeberangi kedua belas celah tersebut Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo bagi mereka yang disebut penduduk asli sudah merupakan sesuatu yang harus untuk saling berhubungan. Permukiman TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ tempat gadis itu tinggal dapat dicapai melalui jalan setapak pertama yang akan kujumpai nanti setelah keluar dari lorong ini, sedangkan permukiman yang dituju dapat dicapai me lalui jalan setapak yang tentu pernah kulihat, yang tampaknya juga menjadi tempat tujuan rombongan pemain wayang yang berpapasan denganku. Penduduk asli sudah biasa mondarmandir antara permukiman satu dengan yang lain, meskipun memang tidak berlangsung setiap hari. Betapapun wilayah lautan kelabu gunung batu bukanlah tempat yang dapat dikatakan aman sekali. HARI itu gadis tersebut berangkat. Namun ia tidak pernah pulang kembali. Kekasihnya ketika hendak berangkat menyusul telah dihalangi oleh penduduk agar tidak usah berangkat, karena tidak kembalinya gadis itu bukanlah pertanda yang baik. Pemuda yang masih bercita-cita menjadi seorang pendekar itu tetap berangkat, tetapi ia bahkan tidak pernah keluar lagi di seberang celah itu. Konon setelah beberapa hari, ayah gadis itu bersama penduduk yang lain berombongan menyeberangi celah menuju permukiman yang menjadi tempat tujuan gadis tersebut. Ternyata menurut pembuat baju pengantin, sang gadis memang telah datang kepadanya membawa ka-in sutera peninggalan ibunya, dan setelah makan siang berangkat pulang. Pembuat baju itu semula memang he-ran, kenapa banyak sekali orang yang akan mengambil baju pengantin ini. Baju pengantin itu memang sudah selesai dibuat dan indah sekali. Terdapat sulaman suatu bunga di dadanya, yang dimaksudkan sebagai lambang kesetiaan dan cinta. Disebutkan betapa semua orang menangis menyaksikan baju pengantin tersebut. Adapun calon pengantin pria, memang tidak pernah muncul di mana pun di seberang celah setelah memasukinya. Ketika mereka pulang kembali melewati celah yang sama, terdengarlah senandung serak, suara orang bicara dengan dirinya sendiri, dan suara orang tertawa yang seperti datang dari dunia orang-orang mati. Meskipun sudah begitu TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ berbeda, penduduk masih mengenali suara tersebut sebagai suara calon pengantin malang itu, apalagi nama gadis calon isterinya juga ia sebutkan dalam perbincangan dengan diri sendiri maupun syair nyanyiannya. Semula mereka menduganya sebagai suara hantu, dan karena itu dengan secepat-cepatnya segera berlalu. Mereka tidaklah terlalu terkejut seandainya pendekar muda itu memang menjadi korban kesempitan celah gelap yang akibatnya sudah sangat dikenal. Namun dari para pengembara dan pendekar kelana yang berhasil lolos dari serangannya, diketahuilah betapa pendekar golongan putih ini sebetulnya belum mati. Ia hanya menjadi gila dan hidup di dalam celah bersama segenap kegilaannya, merindukan kekasih yang pergi tanpa pernah kembali. Pernah dilakukan usaha membujuknya, meng-ingat ketika masih berada di permukiman bersama mereka, pendekar muda itu sungguh santun dan selalu membantu sesamanya. Mereka berteriak-teriak menyatakan maksudnya, agar kembali ke permukiman bersama mereka saja, di tempat suara-suara yang semula mereka kira suara hantu itu berada. Namun seperti telah disebutkan, keberadaannya tidak dapat dipastikan. Ia memang masih hidup, tetapi keberadaannya tidak dapat terlacak, seolah-olah hantu saja layaknya. Peristiwa itu berlangsung dua puluh tahun yang lalu. Iblis Suci Peremuk Tulang juga mengaku betapa tidak dapat dipastikannya, bagian dari cerita itu yang merupakan dongeng dan bagian yang dapat dipercaya bahwa memang pernah berlangsung. Namun dari ceritanya yang masih kuingat itu aku yakin sedang me lewati lorong yang sama, karena memang kemudian kudengar suara senandung dan suara orang yang bicara dengan dirinya sendiri. Tanpa kusuruh kudaku berhenti. Meskipun diandaikan tidak lebih hebat dari kuda yang sekarang ditunggangi Harimau Perang, karena kuda Uighur yang digunakan mata-mata TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Uighur sendiri tentunya lebih tinggi mutunya dari kuda Uighur yang ditukar dengan sutera betapapun mahalnya, kuda ini adalah milik anggota Kalakuta. Betapapun kuda yang menjadi andalan kelompok rahasia pastilah kuda yang selalu siap menghadapi pertarungan penunggangnya. Ketika ia berhenti, segalanya me-mang menjadi lebih jelas. Bahkan kudengar suara napas! Setelah berjalan sepanjang malam di dalam lorong ini, aku sampai di bagian yang tidak berangin kencang. Dari arah suara napas, dapat kuperkirakan tempatnya, tetapi tidak ada sesuatu pun yang dapat kulihat. Memang ini bukan gua, dan di atas ada langit, tetapi celah ini begitu sempit dan tinggi, sehingga langit tanpa bintang itu pun hanya selebar lembaran lontar saja layaknya. Maka aku memejamkan mata dan kupasang ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang. Dalam keterpejamanku tergariskan oleh garis cahaya buram kehijauan sosok yang sudah dua puluh tahun menghantui itu. Ia menempel pada dinding, jelas menggunakan ilmu cicak, tapi tidak kuketahui apakah tadi aku tidak melihatnya karena kegelapan luar biasa lorong ini, ataukah memang tak mungkin melihatnya disebabkan oleh ilmu bunglon. Rambutnya panjang terurai dan tampak lengket satu sama lain. KULITNYA seperti bersisik, tetapi itu bukan sisik, melainkan daki sangat amat tebal --yang mungkinkah kiranya terkumpul selama duapuluh tahun itu" Daki itu seperti lapisan tanah, mungkin itulah yang kurasakan seperti serbuk tanah yang bertaburan dari atas. Dalam dua puluh tahun, kurasa pakaiannya sudah hancur. Namun aku bertanya-tanya dalam hatiku sendiri, benarkah dia gila" Mereka yang merasuk begitu jauh ke dalam dirinya dan tidak pernah keluar lagi biasanya terputus juga hubungan dengan tubuhnya sendiri. Jika ia masih tetap bertahan sampai hari ini, kuragukan terdapat TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kegilaan yang mengenaskan, sebaliknya ketabahan luar biasa untuk menerima tanggung jawab dari kehidupan yang telah dipilihnya. Cerita yang kudengar dari Iblis Suci Peremuk Tulang memang seperti dongeng, tetapi jika dongeng biasanya tampak sempurna, karena segala pertanyaan telah terjawab, terdapat ruang kosong yang tidak terselesaikan dalam dongeng tersebut. Mengingat dongeng itu masih bertahan dua puluh tahun dengan cerita yang sama, aku pun bertanyatanya, ba-gai-manakah akhir cerita calon pengantin yang perempuan" Ia disebutkan telah datang ke permukiman di seberang celah, bahkan menghilangnya sang pengantin ini telah membuat calon suaminya menyusul, tetapi ketika pendekar muda itu dianggap telah menjadi gila karena setiap kali muncul bersenandung dan berbicara dengan dirinya sendiri, tetap tiada akhir cerita bagi sang gadis. Ia tidak ditemukan mayatnya, karena seisi permukiman beramai-ramai mencari dengan obor menyala, dan tidak juga keluar lagi dengan ketergangguan jiwa. Aku menghela napas, membayangkan kemungkinan betapa gadis itu hanya pergi begitu saja dengan sebab yang belum diketahui bersama. Betapa banyak alur cerita yang terputus sebenarnya, tidak seperti dongeng yang lingkaran awal dan akhirnya utuh menyatu. Mataku masih terpejam. Kudengar ia juga menghela napas. Ia bernapas dengan berat, terdengar jelas dalam kesunyian dan kegelapan. Suara napas itu dalam keterpantulannya kemudian terdengar bagaikan kata-kata, seperti semacam bahasa, tetapi bahasa keterasingan dan kesepian yang amat sangat mendalam. Aku masih mengerti jika ia bersenandung dan kata-kata dalam senandungnya tidak terdengar jelas, ataupun jika ia berbicara dengan dirinya sendiri, bahkan meneracau begitu rupa bagaikan ia benar-benar terganggu jiwanya, karena dalam semua itu terdapatlah nada yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ sungguh mampu menyampaikan sua-sana hatinya. Namun aku tidak dapat membayangkan jika bahkan desah napasnya yang memang berat dapat menjadi sarat dengan kedukaan yang merambat sepanjang, dan bagaikan berubah menjadi benda padat terdengar jatuh berdentang-dentang di kejauhan sana... Membikin perasaan yang men-dengarnya bisa begitu pedih, sepedih-pedihnya kepahitan dan keperihan yang begitu beratnya sampai memadat. Tidak dapat kubayangkan betapa duka dari dalam dada dan jiwa yang berat dapat keluar bersama napas dan memadat sebagai benda yang menggelinding jatuh sehingga terdengar suara berdentang-dentang. Dalam keterpejamanku dentangdentang suara dalam kesunyian dan kegelapan menjadi pedang kegetiran yang menyambar-nyambar dan hanya dapat kutahan dengan tidak membiarkan perasaan terserap keadaan. Apakah yang dilakukannya di dalam celah di ketinggian selama duapuluh tahun ini" Aku pernah tinggal di dalam gua selama sepuluh tahun, tetapi karena selama itu aku terserap pendalaman akan sesuatu dan mempunyai tujuan, selain memang mengatasi waktu dan ruang dalam pembelajaran, sepuluh tahun bahkan terasa masih kurang. Maka aku sangat mengerti jika mungkin saja dua puluh tahun baginya bukan sesuatu yang lama, dan menengok manusia yang lewat dalam dua atau tiga tahun baginya sudah sering sekali. Namun sekarang ini, di lorong gelap dan sempit dengan dinding-dinding menjulang ke langit, waktu yang hanya beberapa detik terasakan begitu lama. Seolah-olah bahkan bumi menunggu kami sebelum berani berputar kembali. Kudaku masih diam dan aku masih menyisir kedudukannya dalam keterpejaman ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang. Kulihat dalam keterpejamanku itu suatu cahaya redup yang berpijar-pijar muram di seluruh tubuhnya. Pijar-pijar muram itu menggetarkan udara, sehingga siapapun yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ memiliki kepekaan tinggi, akan dapat merasakan kehadirannya tanpa harus melihat atau mendengar sesuatu. Aku berpikir bahwa Harimau Perang telah melewati titik ini, tetapi dibiarkannya berlalu, kecuali jika kutemukan ma-yatnya nanti. Namun jika ia hanya muncul setahun, dua tahun, bahkan tiga tahun sekali, maka Harimau Perang barangkali memang tidak harus termasuk bagian cerita yang ini. Kukira ia pun tahu cerita tentang pendekar muda yang menjadi gila di celah ini dua puluh tahun lalu, dan karena itu terus secepat-cepatnya melaju dengan harapan agar yang diganggunya adalah aku. Harimau Perang tentu memperhitungkan itu, dan meski mungkin hanya mendugaduga ternyata memang itulah yang berlaku. NAMUN kurasa jika memang seseorang yang menghuni lorong ini bermaksud menemui Harimau Perang, kuda Uighur itu akan berhenti. Seperti kudaku sekarang ini. Kuda juga mampu melihat cahaya redup yang berpijar dari seluruhnya, meski mata manusia awam tidak dapat melihatnya. Jadi telah dibiarkannya Harimau Perang pergi, tapi ia sengaja membuatku berhenti, dengan helaan napas kedukaannya yang begitu berat sehingga menjelma benda padat itu... (Oo-dwkz-oO) Episode 172: [Tubuh yang Diciptakan Jiwa] Desah napasnya yang berat, sungguh terasa berat bagiku bagaikan terdapat beban seberat gunung. Aku terkesiap. Kukira beginilah caranya seseorang menjadi gila, atau lebih tepat terkacaukan daya pertimbangannya dan tidak dapat mengendalikan dirinya lagi, karena beban yang berat itu bukan suatu khayalan, memang beban batin yang terpindahkan oleh desah napas yang amat sangat berat. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Lantas kudengar apa yang dimaksudkan dengan kata-kata tidak membentuk makna seperti penceracauan itu. Meskipun perbendaharaan kata-kata dalam bahasa Negeri Atap Langit yang kuketahui sangat terbatas, aku mencoba menyimaknya juga. ''Kita...jiwa.....dari...cipta....adalah...kita...tubuh....'' ''Jiwa...dari...cipta...adalah...kita...tubuh...kita...'' ''Dari...cipta...adalah...kita...tubuh...kita...jiwa...'' ''Cipta...adalah...kita...tubuh...kita... jiwa...dari...'' ''Adalah...kita...tubuh...kita...jiwa...dari...cipta...'' ''Kita...tubuh...kita...jiwa...dari...cipta...adalah...'' ''Tubuh...kita...jiwa...dari...cipta...adalah...kita...'' ''Kita...jiwa...dari...cipta...adalah...kita...tubuh...'' Ternyata dengan menyimaknya aku tahu betapa sebetulnya terdapat suatu keteraturan dalam kata-kata yang lebih terdengar seperti gumam orang tidur itu. Adapun kata-kata itu sebenarnya adalah urutan yang selalu berulang dari kita jiwa dari cipta adalah kita tubuh. Ia yang telah menghilang dari peradaban selama dua puluh tahun ini sedang menyampaikan sesuatu! Selama ini barangkali ia memang selalu menyampaikan sesuatu tetapi tiada seorang pun memahaminya. Apakah aku akan bisa Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo memahaminya" Kita jiwa dari cipta adalah kita tubuh adalah kata-kata yang urutannya tidak dapat membentuk kalimat yang bisa kumengerti. Apakah maksudnya" Ia masih terus meneracau. Kudaku mendengus, tetapi tidak melangkah maju. Ia berhenti sejenak mendengar dengusan itu. Mengetahui kuda itu diam, ia meneracau lagi dengan lambat sekali. Bagiku ini sangat menegangkan, dalam keterpejamanku cahaya redup di sekujur tubuhnya tampak berubah warna menjadi biru, seperti siapa pun lawan yang siap menyerang. Aku merasa, ia tidak menginginkan diriku pergi, dan jika TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kubiarkan kudaku beranjak ia tidak akan berhenti menempurku sampai aku mati. Namun bahkan kuda Uighur ini pun tahu apa artinya cahaya biru yang meliputi tubuhnya itu. Aku baru dapat melihat cahaya itu dalam keterpejaman ilmu Mendengar Semut Berbisik di Dalam Liang, tetapi kuda tidak memerlukan ilmu apa pun, karena pelatihan suku Uighur telah mengembangkan segenap daya yang akan membuatnya menjadi kuda unggul. Kuselusuri ruang yang tidak akan terlihat jika mataku terbuka. Jika ia menyerang, kecuali kugunakan Jurus Tanpa Bentuk, aku belum tahu bagaimana caranya bertarung di tempat seperti ini. Padahal sebagai pendekar, tidak mungkin belum dilatihnya suatu penemuan jurus baru selama bermukim di tempat ini. Ia tidak gila dalam pengertian tiada dapat mengenali dirinya lagi. Kurasa ia masih terus bertahan justru karena memiliki tujuan, dan karena itu sangat memahami apa yang dikehendakinya; tetapi kehendaknya itulah yang sepenuhnya berada di dunianya sendiri, sehingga tidak mungkin dimengerti. Jika ia memang menyampaikan sesuatu, aku harus memahaminya berdasarkan caranya berpikir. kita jiwa dari cipta adalah kita tubuh KATA-KATA itu tidak membentuk kalimat, tetapi karena telah terus diulang, kucoba membacanya dengan cara lain. tubuh kita adalah cipta dari jiwa kita Tentu lebih jelas maksudnya setelah kuluruskan sedikit: tubuh kita adalah ciptaan jiwa kita TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Aku pun mengucapkannya dalam bahasa Negeri Atap Langit. ''Tubuh kita adalah ciptaan jiwa kita...'' Kudengar suara tertawa yang aneh, seperti datang dari dunia orang mati. Namun kurasakan bahwa ini bukan suara tawa dengan maksud menertawakan, atau mengejek, apalagi menghina, melainkan suara tertawa bahagia yang membuatku merasa aman. Suara tertawa itu merayap berpantul-pantulan dalam udara celah, mungkinkah itu yang membuatnya bagaikan berasal dari dunia orang mati" Aku masih memejamkan mata, melihatnya masih diam, tetapi kemudian terlihat tubuhnya melepaskan diri dari dinding, tidak untuk jatuh, me lainkan untuk membubung ke atas dengan tubuh lurus, kaki merapat dan tangan merapat di samping tubuh. Nyaris tanpa gerakan ia dapat membubung ke atas. Tentulah ilmu meringankan tubuhnya sudah sangat amat tinggi. Ia bagaikan manusia yang bisa terbang, meski manusia tentu saja tidak terbang. Namun bahkan udara saja sebetulnya tidak tersedia dalam jumlah yang cukup untuk dijejaknya di celah yang amat sangat sempit ini. Kukira udara tipis itu pun berpeluang besar menjadikan siapapun tidak bisa memisahkan bayangan dalam kepala dan penglihatan mata, yang membuat mereka terguncang daya pertimbangannya, untuk kemudian disebut gila. Ia membubung, membubung, dan membubung tinggi sekali, sampai hanya menjadi noktah cahaya redup dalam keterpejamanku, untuk kemudian menghilang sama sekali. Apakah aku harus mengejarnya" Namun aku tidak mempunyai kepentingan apapun dengan pendekar sakti yang malang itu. Lagipula aku harus mengejar Harimau Perang secepatnya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bagaimanakah caranya membubung tinggi tanpa menjejak udara seperti itu" Ia telah mendapat daya luncur yang cukup hanya dengan mengembuskan napasnya, itu pun hanya sekali, untuk selanjutnya ia bernapas melalui pori-pori sahaja seperti yang dilakukan murid-murid seni ki kung, karena kulihat cahaya keabu-abuan dilepaskan tubuhnya. Bagaimanakah caranya ia hidup di sini" Hanya dengan udara melalui pernapasan pori-pori" Namun pertanyaanku bukanlah bagaimana ia bisa tetap hidup, melainkan apakah kiranya yang berada dalam kepalanya, sehingga ia masih ingin tetap hidup. Jika pikirannya diluruskan, apakah kiranya tujuan hidupnya" Dari apa yang bisa kutangkap dari ceracauannya, ia ingin dimengerti bahwa keberadaannya seperti sekarang mempunyai suatu sebab. Keberadaan yang mana" Bahwa rambutnya gimbal dan seluruh tubuhnya diliputi tanah" Bahwa ia berlaku seperti hantu yang membuat orang-orang lewat ketakutan dan menjadi gila" Ataukah betapa ia masih berada di sini setelah lebih dari dua puluh tahun dan itu juga mempunyai tujuannya sendiri" IA tidak menyerangku meski kedudukanku lemah sekali. Jika kami bertarung, ia memiliki kelebihan atas penguasaan ruang, hasil pengenalannya selama dua puluh tahun. Ia pergi meninggalkan diriku sendiri lagi di ce lah sempit ini, karena aku dianggapnya mengerti, bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengannya mempunyai sebab dalam pengalamannya, dalam riwayat hidupnya, dalam jiwanya. Tubuh kita adalah ciptaan jiwa kita. Namun aku menganggap bukan pesan itu yang ingin disampaikannya, melainkan bahwa melalui pesan itu ia menyampaikan betapa terdapat alasan atas keberadaannya. Apakah alasannya itu" Bagiku hanya satu, yakni bahwa kekasihnya yang hilang itu belum ketemu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Bahwa ia tidak mencari dan hanya menunggu, kukira itulah bagian dari keterguncangan jiwanya, tetapi bahwa tujuan hidupnya jelas dan pasti, yakni menunggu kekasihnya di tempat ia menghilang, membuat ia dapat bertahan hidup lama sekali. Tujuan adalah api dalam kegelapan hidup setelah kehilangan kekasihnya. Bukankah aku juga telah berpikir betapa hilangnya sang kekasih merupakan lubang dalam bangunan dongeng yang kukuh itu, karena tidak jelas ia menjadi gila, menjadi mayat, atau pergi entah ke mana" Lubang dalam cerita adalah sisa yang bisa berkembang menjadi cerita baru. Apakah yang telah terjadi dengan gadis calon pengantin itu dua puluh tahun lalu" Pembuat baju yang menurut Iblis Suci Peremuk Tulang juga sudah meninggal, bahkan melihatnya sendiri memasuki celah kembali untuk pulang ke permukimannya. Jika ia menjadi gila atau mati, penduduk yang mencari pasti akan menemukannya, karena hanya para pengembara dan perantau lata saja, yang akan mati tanpa ada yang mencari, dan tetap tinggal di dalam celah sampai menjadi kerangka. Adapun mereka yang menjadi gila, akan berkeliaran sebentar sebelum akhirnya termenung-menung, lantas menjatuhkan diri ke dalam jurang. Mereka yang tidak menjatuhkan diri ke dalam jurang, sebagai orang asing yang tidak mengenal jalan, dalam keguncangannya pun akan terpeleset masuk jurang. Maka jika gadis calon pengantin itu tidak pernah ditemukan sebagai mayat atau orang gila, masih terdapat ruang kosong bagi kepastian, bahwa meskipun hilang, ia tidaklah menjadi gila atau mengalami kematian. Selama dua puluh tahun ini, ke manakah kiranya dia pergi" Dalam keterguncangan jiwa, kekasihnya hanya bisa menanti, dari tahun ke tahun, sampai duapuluh tahun. Benarkah dia gila" Aku hanya berpikir, betapa cinta memang menuntut pengorbanan. Setelah mendengar kekasihnya menghilang, ia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ masuk menyusulnya meski orang sekampung sudah berusaha menghalanginya. Benarkah ia menjadi korban kegamangan seperti s iapa pun yang berada di dalam celah sempit, gelap, dan tinggi menjulang" Jadi teringat ujaran Mengzi: akhir termegah dari pembelajaran tiada lain selain mencari jiwa yang hilang Kudaku melangkah maju, aku membuka mata dan mendongak ke atas. Kulihat ia berada di antara dua celah di puncak sana, dan dengan ringan menghilang. Mendadak kusadari betapa celah yang amat sempit ini tidak lagi gelap, karena dari balik awan yang berpendar muncul rembulan, bagaikan terjepit dinding-dinding celah, seolah akan jatuh ke bawah setiap saat jika celah itu merekah. Dinding-dinding langsung memantulkan cahaya lembut keperakan, sehingga segala gurat di dinding batu itu dapat terlihat. Aku meraba dinding, dan setelah mengarungi celah sejauh ini, kuketahui bahwa dinding-dinding batu di daerah ini tidak lagi sekeras berlian. Begitulah kudaku melangkah pelahan karena celah yang memang masih sempit dan menjulang. Dalam cahaya rembulan, celah sempit ini tidak terlalu menyebabkan sesak napas lagi, yang agaknya telah ikut mendorong kepanikan orang-orang yang menjadi terguncang jiwanya dan tidak pernah kembali seperti semula. Aku menghela napas sekali lagi. Meskipun tidak berlangsung pertarungan, ketegangannya melelahkan diriku. Sepintas kubayangkan pertarungan jika ia menyerang. Ilmu silat macam apakah yang telah ditekuninya, dengan cara berpikirnya yang tentu berbeda, bahkan dibentuk oleh jiwanya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ yang terguncang karena kehilangan calon isterinya" Ia tidak mati dalam dua puluh tahun di celah sempit ini, hanya mungkin dilakukan manusia dengan jiwa yang sangat membara di dalam dirinya. Ruang dan waktu hilang dalam pemusatan perhatian. Aku merasa Jurus Tanpa Bentuk yang masih terus kuolah dan kupikirkan ulang belum mendapat lawan, tetapi betapapun aku merasa penasaran. PEMANDANGAN menjadi sangat lain dari biasa karena rembulan seolah-olah menggantung dalam jepitan bibir-bibir celah itu. Memandang ke atas seluruh dinding raksasa pada kedua sisi ini tampak putih kebiru-biruan, sementara langit yang hanya tampak selebar pedang lurus panjang karena sempitnya celah, berwarna biru tua bagaikan bulan memang jatuh di bumi sehingga langit malam terlalu jauh untuk disinarinya. Memandang ke depan, lorong panjang yang semula tidak terlihat karena gelap, kini menjadi jelas begitu memanjang bagai tiada habisnya, dengan cahaya putih lembut sepanjang dinding, tetapi yang tidak terlalu kebiru-biruan. Namun dari titik man apun di depanku, jika aku menatap ke atas, seluruh dinding ce lah kembali kebiru-biruan. Adapun lantai lorong berbatu yang juga sempit lurus dan panjang, justru tanpa cahaya putih dan hanya kebiru-biruan. Aku bagaikan berada di dunia lain. Sedangkan ketika aku ingin tahu keadaan di belakang, pemandangannya hampir sama dengan pemandangan di depan, yakni lorong sempit lurus panjang, yang juga bercahaya putih lembut dindingdindingnya, tanpa cahaya kebiru-biruan. Terasa bagaikan terjebak dalam dunia serba sempit, yang justru sulit dibayangkan dalam pekatnya kegelapan. Aku mendapat kesempatan lebih baik untuk membayangkan dunia calon pengantin ma lang yang hidup di sini selama duapuluh tahun itu. Masihkah yang sempit terasa sempit, yang gelap terasa gelap, yang kebiru-bi-ruan terpandang kebiru-biruan" MasihTIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kah celah menjadi celah, lorong menjadi lorong, dan dinding menjadi dinding" Kudaku masih melangkah. Ketika aku meraba dinding lagi dalam kesempitan luar biasa sehingga aku harus turun dari kuda, terpegang lagi olehku beberapa helai rambut Harimau Perang. Tentu bulan belum berada di atas celah itu ketika ia melewati tempat ini, sehingga capingnya yang lebar tepiannya menyentuh kedua sisi dinding, dan karena itu harus dibukanya. Kulihat banyak sekali tulang-tulang sisa kerangka yang sudah remuk terinjak-injak. Tengkorak yang tidak utuh lagi berserakan di mana-mana, dengan mulut seolah-olah seperti sedang tertawa. Dari jejak yang masih dapat dilacak, kuduga bahkan kepalanya terantuk dinding, karena masih berada di atas kuda ketika seharusnya turun karena celah menyempit begitu rupa hanya selebar tubuh kuda. Saat itulah beberapa helai rambut panjangnya tertinggal pada permukaan dinding yang kasar. Kupegang sebentar helai-helai rambut itu, bahkan tanpa Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo kusadari telah kuangkat ke hidungku dan menciumnya, dan baunya ternyata harum sekali. Ha-rimau Perang itu ternyata seorang peso-lek. Bahkan di tengah alam yang hanya cuacanya saja bisa membunuh, dalam perjalanan yang berat dan melelahkan, rambutnya masih meruapkan dunia kecantikan. Apakah Harimau Perang seorang perempuan" Telah kudengar bagaimana ia bergumam dan berbicara setelah membantai kedua belas penga-walnya sendiri, dan aku tidak mendapatkan kesan bahwa ia seorang perempuan. (Oo-dwkz-oO) KULEPASKAN rambut itu, karena kemudian perhatianku tertarik kepada guratan yang terdapat pada dinding batu. Dengan segera aku mengira guratan tersebut merupakan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ gambar jurus-jurus silat. Dunia persilatan penuh dengan cerita tentang para pendekar yang jatuh ke jurang tetapi tidak mati, dan dalam keadaan luka parah merayap ke sebuah gua, untuk menemukan kitab ilmu silat, yang setelah dipelajarinya membuat ia menjadi pendekar mahahebat. Aku pun bukan tidak ingin menjadi bagian dari cerita semacam itu, dan harapanku membuat aku mengira segala guratan itu adalah jurus ilmu s ilat. Kuhentikan kudaku di sini, karena jika tidak tentu ia berjalan terus. Namun dengan berjalan terus berarti kuda Uighur ini tidak merasakan adanya bahaya. Tidak mungkin bagi kuda itu untuk memaklumi pula kebutuhanku, bahwa barangkali saja guratan pada dinding batu itu adalah jurusjurus ilmu s ilat. Lorong ini masih saja amat sangat sempit, meski tidaklah begitu sempitnya sehingga harus turun dari kuda. Agak sulit menduga apakah guratan itu gambar atau huruf, karena meskipun aku sudah turun dari kuda dan menempelkan tubuhku pada tembok, letak guratan-guratan itu begitu tingginya sehingga tidak dapat ditatap sesuai dengan bentuk seperti yang dimaksudnya. Namun adalah penting bagiku bahwa guratan-guratan pada dinding batu itu dibuat manusia. Sepintas lalu seperti coretan saja, tetapi siapakah dia orangnya yang dengan tingkat kesulitan begitu tinggi bersusah payah hanya ingin membuat coretan sahaja" Bagaimanakah caranya seseorang membuat guratan-guratan itu" Di bagian ini, meski celah tetap sempit, belumlah memungkinkan seseorang untuk dapat menempelkan punggungnya di dinding bagian atas dengan kaki lurus ke depan, menekan dinding di depannya agar tidak jatuh; tetapi juga tidak cukup luas sehingga apapun yang diguratkannya dapat terpandang dari suatu jarak. BARANGKALI coretan macam apa pun dapat dilakukan sambil bergantung pada sebuah tali, tetapi dengan alasan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ apakah seseorang sengaja datang dengan segala peralatan untuk mengerjakan sesuatu yang tidak dapat disaksikan" Saat memandang ke atas sambil menduga-duga itu aku merasa cahaya perlahan-lahan menjadi semakin suram. Tentu saja rembulan yang seperti terjepit bibir-bibir celah itu tidak akan bertahan di sana selamanya! Aku pun melesat ke atas agar sempat melihat guratanguratan itu seutuhnya. Aku bertahan selama mungkin di udara agar dapat mengamati guratan tersebut, dan jika kemudian tubuhku harus kembali turun ke bumi, itu pun sebisa mungkin amat sangat pelahan. Kuperhatikan guratan itu ternyata sudah sangat tua, karena lumut di atasnya membuat warna guratan sama saja dengan warna permukaan batu. Aku beruntung telah melihatnya dalam cahaya rembulan, sehingga arah pantulannya yang berbeda karena permukaan yang dibentuk guratan, membuat guratan-guratan itu bagiku jelas terlihat. Jika tidak tentu aku pun hanya akan melewatinya saja. Lebih beruntung karena juga dapat kuketahui, betapa tidak sembarang cahaya akan membuat guratan-guratan itu tampak dari kedudukanku tadi. Sepintas lalu guratan-guratan itu memang tidak ada artinya, karena dalam penatapan sepintas lalu memang tidak membentuk huruf maupun gambar orang bersilat yang kuharapkan itu. Namun setelah turun naik beberapa kali, karena guratan itu selain terdapat dari atas ke bawah, juga menyamping dan mendatar sehingga memenuhi dinding, aku berpikir benarkah ini semua hanya coretan, dan bukannya huruf yang tidak kukenal" Betapapun aku menduga, tentunya ada sesuatu yang dianggap perlu untuk diungkapkan segala guratan yang tampaknya sembarang dan asal dicorat-coretkan itu. Ketika kuraba, kuketahui bahwa guratan itu tidak mungkin dipahat dalam waktu yang lama, melainkan sekali gores oleh benda tajam yang kuduga merupakan pedang mestika. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Memang hanya pedang mestika tentunya, yang dapat membuat dinding batu seolah-olah begitu lunaknya seperti tofu. Mengingat panjang, lebar, dan luasnya dinding tempat terdapatnya guratan-guratan itu, dapat kubayangkan bagaimana seseorang telah melenting ke atas dan ketika turun segera memainkan pedang mestikanya sehingga terbentuk guratan dari atas ke bawah. Begitulah ia lakukan seterusnya, sampai dinding ini penuh dengan guratan. Adapun mengingat pori-pori yang terbentuk pada permukaan guratan, peristiwa itu sudah berlangsung jauh, jauh pada masa lalu. Jauh sebelum wilayah ini menjadi permukiman tersembunyi para pemberontak, dari masa pemerintahan wangsa yang satu ke wangsa yang lain; jauh sebelum para penyamun yang berasal dari penjahat kambuhan malang melintang di sepanjang lautan kelabu gunung batu; jauh, jauh sebelum semakin sering orang melewati Celah Dinding Berlian dan tidak sedikit di antaranya menjadi gila. Berarti bukan ia yang desah napasnya begitu sarat dengan duka sehingga menjelma benda padat menggelinding sepanjang lorong dengan suara berdentangdentang itulah yang telah membuatnya Ketika cahaya makin suram, aku merasa sedih, karena tahu tidak akan pernah bisa mengamati lagi guratan-guratan itu. (Oo-dwkz-oO) Episode 173: [Renungan dalam Kegelapan] Rembulan berpindah tempat, melepaskan diri dari jepitan kedua sisi teratas dinding-dinding celah, suasana seperti mendadak muram, dan lorong ini akan segera kembali menjadi gelap. Namun pergeseran sumber cahaya, sebelum lorong ini menjadi gelap, ternyata memberikan bentuk pantulan tertentu dari guratan-guratan itu. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Segalanya menjadi jelas bagiku sekarang. Pembuat coretan itu mengguratkan pedangnya dengan dua kedalaman yang berbeda; yang lebih dalam membentuk aksara, sedangkan yang tidak terlalu dalam membentuk gambar. Keterbedaan yang terjelaskan oleh perubahan sudut pencahayaan ini, tidak dapat kupastikan disengaja atau tidak, tetapi penumpukan guratan aksara dan guratan gambar itu kuyakini merupakan usaha merahasiakannya. Tanpa sudut pencahayaan tertentu, guratan yang dalam maupun tidak terlalu dalam tidak terbedakan, sehingga guratan-guratan itu hanya akan tampak sebagai corat-coret tanpa kejelasan. Inilah yang belum kumengerti. Jika ingin dirahasiakan, kenapa harus diungkapkan" Jika ingin diungkapkan, kenapa harus dengan cara yang begitu sulit untuk mendapatkan kejelasannya" DENGAN semakin bergesernya rembulan, semakin menggelap pula lorong ini, sehingga aku harus segera membaca kata-kata yang berasal dari susunan aksara Negeri Atap Langit ini secepat-cepatnya. Manusia tidak bertaring, manusia berkulit tipis, manusia tidak berbulu. Manusia menjadi manusia, jangan meniru binatang. Kecerdasan membedakan manusia dari binatang. Kegarangan, yang alamiah bagi binatang, tercela untuk manusia. Manusia mencari cara yang alamiah baginya. Manusia yang mencari sifat dasarnya, dalam sifat dasar binatang, kehilangan sifat dasarnya sebagai manusia Dengan terbaca kata terakhir itu, semakin meredup pula cahaya, sebelum akhirnya lorong ini kembali menjadi gelap sama sekali. Aku mendongak ke atas, tiada lagi rembulan. Segenap tulisannya telah kubaca, tetapi meskipun gambargambar yang bertumpuk dengan aksara itu pun telah dapat kupisahkan dari aksara, dan kuketahui menggambarkan apa, belumlah kuketahui maknanya. Aku masih harus memikirkannya. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Aku melangkah pelahan menuju kudaku yang menunggu. Dalam gelap kutunggangi lagi, dan ia pun segera melaju. Dari sini lorong ini memang menjadi lebih lebar, sehingga masih cukup luas jika seorang penunggang kuda lain datang dari arah yang berlawanan dan berpapasan. Kukira aku masih tetap harus waspada terhadap apa pun yang dipersiapkan Harimau Perang untuk menghalangiku, dan sangat besar kemungkinannya untuk membunuhku. Pertemuanku dengan manusia yang mampu membubung ke atas hanya dengan embusan napasnya itu, harus kuanggap bukan bagian dari rencananya. Begitu juga ketika perjalananku harus tertunda lebih lama lagi, karena ketersingkapan tulisan dan gambar-gambar yang dirahasiakan, tetapi tetap saja diungkapkan itu. Aku bahkan tidak berani memastikan, apakah pendekar calon pengantin yang terguncang jiwanya karena kehilangan calon isteri dua puluh tahun lalu itu juga mengetahuinya. Selain karena perbedaan aksara dan gambar itu hanya terlihat dalam pemisahan oleh sumber cahaya tertentu saja, juga harus kuingat betapa manusia yang malang itu hidup di dalam dunianya sendiri. Namun sementara perjalananku belum kuketahui berapa lama lagi akan tiba di seberang celah, kuwajibkan diriku untuk membuka rahasia yang mengungkapkan dirinya kepadaku di dalam celah itu. Dalam kegelapan, di atas punggung kuda yang bagaikan membawaku terbang sepanjang semesta yang hitam, kuingat kembali betapa kata-kata itu diucapkan oleh Yangzi, pemikir Dao yang hidup lebih dari seribu tahun lalu. Dari ruang pustaka Kuil Pengabdian Sejati pernah kubaca Kitab Han Feizi yang juga di-tulis Han Feizi mengutip ucapan Yangzi: Adalah seseorang yang kebijakannya tidak memasuki kota yang berada dalam bahaya, TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ maupun tetap bersama pasukan tentara. Demi keuntungan besar bagi dunia pun ia tidak akan menukarkan sehelai bulu betisnya... Dialah yang merendahkan harta benda dan menghargai kehidupan. Sementara kitab lain, Hua Nanzi, menyebutkan: Melestarikan kehidupan dan mempertahankan keaslian di dalamnya, tidak membiarkan harta benda menjerat seseorang: itulah yang ditegakkan oleh Yangzi. Sesuai dengan pemikiran Dao, yang lebih memberi nilai tinggi manusia sebagai bagian dari alam, daripada membiarkan penalarannya memanfaatkan alam, aku menafsirkan kembali yang tertulis pada dinding tersebut, bahwa manusia harus mengembangkan dirinya sebagai manusia berdasarkan miliknya sendiri. Jika manusia memang tidak memiliki taring, ia tidak perlu menciptakan suatu alat untuk menggantikan taring. Jika manusia tidak memiliki cakar seperti harimau, ia tidak perlu menciptakan jurus silat harimau agar dapat menggantikan yang tidak dimilikinya. Ia harus mengembangkan diri dengan apa pun yang berada di dalam dirinya saja. Benarkah begitu" Ketika Yangzi bicara tentang kegarangan dan sifat dasar kurasa sebetulnya ia sedang berfilsafat tentang jiwa manusia, agar janganlah meniru perilaku binatang yang hanya mengikuti nalurinya saja. Sedangkan naluri binatang agar tetap selamat dalam rimba raya kehidupan adalah membunuh makhluk lain yang mengancam keselamatannya, dan karena itulah sifat dasarnya, dari serangga sampai beruang, adalah menjadi garang. Itulah yang tidak dianjurkan kepada manusia untuk menirunya. Jika manusia TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mengembangkan diri di dalam alam yang dihuninya bersama binatang, janganlah meniru s ifat dasar binatang. Dihubungkan dengan jiwa pemikiran Dao, bahwa manusia merupakan bagian dari alam yang juga dihuni binatang, dan karena itu binatang seharusnya menjadi sahabat manusia di dalam alam, penalaran Yangzi seolah-olah membuat manusia berjarak dari alam. Namun jika dipikirkan ulang, ternyata sama sekali tidak. Yangzi hanya ingin manusia kembali kepada dirinya sendiri, dengan menegaskan perbedaan dirinya dari binatang, sebagaimana kedudukan manusia di tengah alam, yang memiliki kesadaran untuk menghargai kehidupan. Namun dalam terbacanya pemikiran Yangzi di dalam celah sempit ini, aku merasa bahwa pendekar yang menuliskannya dengan pedang mestika di dinding batu itu ratusan tahun lalu, menafsirkan pemikiran tersebut dalam kerangka ilmu silat! Memang hanya dengan begitu gambar-gambar yang diguratkan bertumpuk di atas atas aksara-aksara, sehingga tampak hanya bagaikan corat-coret sembarang sahaja, menjadi bermakna! Dalam kegelapan, di atas punggung kuda yang melaju, aku tersenyum sendiri, karena merasa menemukan sesuatu. Sesuatu yang selama ini juga selalu kucari! Gambar-gambar yang dalam keberbedaan guratan menjadi jelas karena sumber pencahayaan dari sudut tertentu itu, di atas setiap aksara membentuk sosok manusia. Semula aku sudah siap untuk gambar manusia yang memainkan jurusjurus silat, tetapi sosok-sosok manusia itu ternyata tidak seperti sedang memperagakan jurus apa pun. Itulah sosok manusia berkepala gundul, y i atau baju atasnya sepanjang lutut, mengenakan busana yang disebut ku atau celana, dan juga mengenakan alas kaki yang disebut sebagai sepatu. Setiap sosok pada setiap huruf itu memang tidak memperagakan jurus apa pun, karena sosok itu hanya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ memperlihatkan bentuk yang diperagakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Betapa bukan bentuk seperti yang kita saksikan setiap hari, jika yang kulihat adalah gambar orang duduk, orang berdiri, orang berjalan, atau orang tidur" Orang duduk tentu dengan bermacam-macam cara duduk, apakah dengan satu kaki naik dan dagunya tertopang di lutut, kedua kakinya naik dan tangan memeluk lututnya, maupun justru meskipun salah kaki naik, kedua tangan bersandar di tempat ia duduk. Tentu ada yang duduk begitu saja, memang hanya duduk, dan ada juga yang sambil minum, atau makan, atau juga menguap dengan mulut lebar, selebar-lebarnya seberapa lebar mulut itu bisa menguap... Ada yang sedang tertawa dengan begitu gelinya sampai memegang perutnya, ada yang seperti sedang makan menggunakan sumpit, ada yang duduk mengantuk dan tidur menelungkup di atas meja dengan dahi disangga punggung tangan, dan seterusnya disusul oleh bermacam-macam cara tidur. Mulai dari tidur terlentang seperti biasa, menelungkup, berguling ke kiri atau ke kanan, atau tidur meringkuk seperti bayi di dalam kandungan. DEMIKIANLAH kuingat semuanya, orang berdiri, orang berjalan, orang bersila, orang bersimpuh, orang berjongkok, orang meloncat, orang menangis dengan tangan mengusap air mata, dan orang sedang memanggil seseorang yang lain sambil melambaikan tangan. Dalam kegelapan, terbayang bagaimana segala yang tergambarkan itu menjelma dalam peradaban, di jalanan, di kedai, di pasar, di penginapan, di kuil, di sawah, di atas kapal, di mana pun, seperti yang telah kujumpai sepanjang dalam perjalananku. Jurus-jurus silat dari setiap wilayah memang bisa berbeda, tetapi cara orang berjalan dan tertawa, duduk dan tidur, di mana pun adalah sama. Itulah bentuk tubuh siapa pun dalam kehidupan sehari-hari di jalanan. Bahwa TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ kemudian semua itu tergambarkan di dalam sebuah lorong, dalam salah satu dari dua belas celah di Celah Dinding Berlian, apakah kira-kira maksudnya" Apakah orang yang telah mengguratkan aksara dan gambar pada dinding dengan sebuah pedang mestika itu, sedang berbicara tentang ilmu silat atau bukan ilmu silat" Pemikiran Y angzi yang terguratkan melalui aksara-aksara pada dinding raksasa itu tidak berbicara langsung tentang ilmu s ilat, begitu pula sikap tubuh sosok-sosok yang tergambarkan tersebut. Namun yang sepintas lalu hanya terpandang sebagai guratan corat-coret itu tidak mungkin dibuat tanpa ilmu silat yang tinggi. Kubayangkan seorang pendekar dari masa yang sangat silam itu, dengan ilmu meringankan tubuhnya, telah melenting ke atas dan sambil turun membuat berbagai gerakan dengan pedang mestikanya pada dinding keras, yang bagi pedang mestika tersebut hanyalah selunak tofu. Ia mengguratkan bentuk-bentuk aksara pada dinding, memindahkan pemikiran Yangzi dari dalam kepalanya. Begitulah setiap kali sampai ke bawah, ia bergeser ke samping kanannya dan melenting lagi ke atas, sampai seluruhnya tertuliskan. Setelah itu ia mengulanginya lagi untuk membuat gambar-gambar sikap tubuh dari kehidupan sehari-hari tersebut. Menurutku telah diperhitungkannya dengan cermat, bahwa guratan yang membentuk aksara harus lebih dalam daripada guratan yang membentuk gambar, agar sudut pandang pencahayaan tertentu akan membuat yang semula tampak sebagai corat-coret tanpa makna, menjadi jelas terpisahkan sebagai aksara dan sebagai gambar. Mengingat semua itu dibuat oleh seorang pendekar, yang mengandalkan ilmu silat, aku pun menghubungkannya dengan persoalan ilmu silat. Dari pemikiran Yangzi yang berbicara tentang perbedaan manusia dan binatang, dan bahwa manusia harus kembali ke sifat dasarnya sendiri, yakni yang TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ bukan mengembangkan kegarangan binatang, semula kupikirkan bahwa mengembangkan jurus-jurus silat yang merujuk kepada gerak binatang itulah yang tidak dianjurkan. Maka ketika sosok-sosok manusia itu kemudian dapat kupisahkan, dan dapat kutatap sebagai gambar yang berdiri sendiri, lepas dari aksara yang menjadi latar belakangnya, aku berharap melihat jurus-jurus silat, yang mungkin dimaksudkan sebagai cara lain daripada jurus-jurus yang mengacu kepada gerak pertarungan binatang. Tentulah harapanku tidak terpenuhi, karena yang kulihat adalah sikap tubuh yang tidak merupakan jurus silat sama sekali! Apakah ia memang berbicara tentang sesuatu di luar ilmu s ilat" Namun aku harus menafsirkannya dalam kerangka ilmu silat, karena tulisan serta gambar-gambar itu hanya mungkin diguratkan pada dinding raksasa itu dengan ilmu silat. Betapapun, penafsiranku terbawa dan terbentuk oleh pendalaman ilmu silat yang kulakukan sendiri. Pertama, bahwa dalam Jurus Penjerat Naga yang disebut jurus tidaklah mirip dengan jurus silat sama sekali; kedua, bahwa dalam Jurus Tanpa Bentuk yang sedang kupikirkan sambil terus mengembangkannya, jurus ilmu silat memang tidak digunakan sama sekali, karena Jurus Tanpa Bentuk merupakan suatu jurus yang berada di dalam pikiran. Bukankah tidak aneh jika kemudian aku berpikir, setelah melihat gambar-gambar sikap tubuh yang bukan jurus silat itu, bahwa membedakan diri dari binatang artinya tidak lain dari menggunakan penalaran, yang digunakan begitu rupa sehingga bahkan tidak sepotong jurus pun, termasuk jurus yang tidak seperti jurus silat, perlu digunakan dalam ilmu silat. Di atas kuda yang melaju dalam kegelapan aku tersenyum. Apapun yang dimaksud oleh pendekar yang terjebak di lorong ini, mungkin seribu tahun lalu, aku merasa telah menafsirkannya sesuai dengan kepentinganku. Pendalamanku TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ terhadap Jurus Tanpa Bentuk bukanlah arah pendalaman ilmu silat yang keliru. KEPENTINGAN negara, kepentingan kelompok, dan kepentingan pribadi berkaitkelindan begitu rupa, sehingga bukan mustahil menjadi sulit untuk kembali diuraikan. Menduga kedudukan Harimau Perang, betapapun harus dihubungkan dengan tanda-tanda yang dapat dibaca dari dirinya sendiri, bahwa dua belas pengawal rahasia dibantainya karena telah membicarakan orang-orang kebiri dengan cara yang merendahkan sekali. Ini berarti siapa pun dia orangnya, karena kepastiannya memang belum ada, yang selama ini kuanggap sebagai Harimau Perang dan sedang kuburu ini memiliki sikap yang berbeda dari banyak orang terhadap orang-orang kebiri. Dengan kata lain, dalam kebencian yang telah dibangun melalui segala cerita tentang orang kebiri, sikapnya bukan sekadar berbeda, melainkan berlawanan begitu rupa sehingga dua belas pengawalnya sendiri itu dibunuhnya. Seandainya pun pembunuhan itu merupakan bagian dari suatu rencana, kata-katanya yang kudengar sendiri tidak mengubah kedudukannya. Bahkan, mengingat ia berbicara tanpa mengira ada seseorang yang mendengarnya, dapatlah dipastikan betapa yang diucapkannya itu memang jujur adanya. Meski ini belum menunjukkan arah yang pasti, tetap saja terhubungkan dengan peristiwa menyangkut orang kebiri juga, bahwa dalam karung yang dibawa oleh para pengawal barang itu, terdapat mayat orang kebiri terpotong-potong yang sangat mengenaskan. Harimau Perang dipanggil untuk menyeberangi perbatasan melalui jalan darat yang berat, yang tidak merupakan kelaz iman, oleh pihak istana; demikian pula mayat orang kebiri yang terpotong-potong itu diselundupkan bersama berbagai barang berharga yang diangkut kuda beban dalam TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ karung yang disegel dengan lilin merah, diangkut melalui jalan ini. Jika tidak berlangsung bentrok antara diriku dengan para penyoren yang mengawal barang karena kuda Uighur itu, dan mereka tidak mati terbunuh oleh Pendekar Kupu-kupu, tentunya mereka telah berpapasan dengan Harimau Perang. Terdapat cap dari istana pada segel lilin merah tersebut. Artinya bahwa pembunuhan orang kebiri itu berlangsung di dalam istana, dan diselundupkan keluar melalui jalur resmi istana, yang pada umumnya dikuasa i orang-orang kebiri. Siapakah yang membunuh orang kebiri itu" Apakah ia dibunuh oleh seseorang atau beberapa orang yang membencinya, sebagaimana setiap orang seperti wajar saja membenci orang kebiri" Ataukah, dan inilah yang kupikirkan setelah mendengar cerita persaingan antara Gao Lishi dan Li Fuguo di istana yang sama sekitar tiga puluh tahun sebelumnya, mungkinkah ia telah dibunuh oleh orang-orang kebiri sendiri" Setidaknya orang kebiri yang menyimpan cap segel itu mengetahuinya. Mungkin pula bekerja sama dengan orang kebiri yang bertanggung jawab atas gudang penyimpanan harta benda istana. Apakah aku tidak terlalu jauh menebaknya" Kuanggap ini merupakan dugaan yang baik, karena setelah mendengar dan membaca segala cerita tentang orang kebiri, kupikir orangorang kebiri yang bertugas di istana itu terlalu teliti untuk dikelabui. Aku memikirkan suatu kemungkinan, tetapi tidak ada gunanya membicarakan ini tanpa bukti. Aku juga bertanya-tanya, jika bapak kedai itu tidak bercerita dan tidak memberikan kitab gulungan tentang orang kebiri itu, apakah yang bisa kupertimbangkan dari peristiwa ini" Siapakah bapak kedai yang telah mengorbankan jiwanya TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ untukku itu" Benarkah ia me lakukan pekerjaan mata-mata bagi negara seperti yang pernah kuduga, atau menjual keterangan kepada siapa pun yang membayarnya" Di wilayah perbatasan yang rawan, keterangan berharga yang rahasia sifatnya bisa dijual dengan harga mahal. Namun mengapa tiba-tiba ia seperti memaksaku untuk mengetahui segala cerita tentang orang kebiri itu" Aku masih harus memeriksa kembali segalanya, termasuk cerita tentang panglima kebiri Yu Chao'en yang meninggal 27 tahun lalu itu. Dalam kegelapan aku bertanya-tanya, mungkinkah semua pertanyaanku itu mendapatkan jawabannya" Teringatlah aku kepada Kong Fuze: mestikah aku mengajarimu apakah pengetahuan itu" ketika dirimu mengetahui sesuatu kucegah untuk mengetahuinya; ketika dirimu tidak mengetahui sesuatu kubiarkan dirimu tidak mengetahuinya. itulah pengetahuan ANGIN kencang bertiup dari depan. Apakah sebentar lagi aku akan segera keluar dari lorong sempit yang sangat menekan perasaan ini" Laju kudaku kembali tertahan. Lorong tampaknya menyempit kembali menjelang keluar. Demikianlah untuk kesekian kalinya diriku harus bertahan dengan perasaan tertekan. Angin segar dari luar yang telah membawakan wangi dedaunan itu membuat kegelapan dan kesempitan ini sangat menyiksa. Apalagi ketika lamat-lamat seperti kudengar juga suara anak kecil, salak anjing, dan kokok ayam jantan. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ Apakah benar lorong ini sebentar lagi memasuki sebuah pemukiman, ataukah hanya harapanku sahaja, yang bagaikan telah melihat segalanya akan berada di depan lorong ini. Mendadak aku seperti mengerti bagaimana orang menjadi gila. Terutama mereka yang telah menjadi begitu panik dan begitu putus asa, yang membuat harapan takterpenuhi bisa sangat membunuh. Lorong gelap dan sempit ini sebetulnya selalu dilewati bagaikan Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang Naga Bumi 2 Karya Seno Gumira di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo jalan biasa, penghubung antarpemukiman di wilayah ini maupun antara Daerah Perlindungan An Nam dan Negeri Atap Langit dan sebaliknya, sehingga siapapun memang diharapkan menganggapnya sebagai jalan umum saja, sebagai satu-satunya jalan yang bisa dilewati di s ini. Pada dasarnya kesempitan dan kegelapan celah manapun dari dua belas celah di Celah Dinding Berlian ini. Maka aku pun memikirkan sesuatu yang lain, agar tidak terjebak kepada bayangan palsu kampung nan perma i yang seolah-olah sudah berada di depan mata, bagaikan impian yang ingin diyakini sebagai nyata. Aku memikirkan betapa hubungan-hubungan di dalam jaringan rahasia istana yang saling bertumpang tindih itu mungkin saja sesempit dan segelap lorong ini. Sempit dan gelap, tetapi merupakan jalan umum bagi para pelaku dalam peristiwa-peristiwa rahasia di dalam istana. Sekali seorang petugas rahasia mengetahuinya, sebetulnya tiada yang rahasia lagi baginya. Namun justru karena itu, untuk menjaga terbongkarnya rahasia dari pengkhianatan, yang merupakan bagian takterpisahkan dari dunia mata-mata, setiap pelaku dijaga untuk hanya menguasai sepotong dari segala rahasia itu. Baik pengetahuan atau keterangan yang dirahasiakan, maupun jalan rahasia itu sendiri. Jalan rahasia adalah jalur yang dilalui oleh sesuatu yang dirahasiakan, dari titik satu ke titik lain, sepanjang perjalanan dari sesuatu yang dirahasiakan itu, dari pengirim pesan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ rahasia itu kepada penerima pesan rahasia tersebut. Jalan rahasia itu bisa berputar-putar dalam jaringan rumit di istana saja, tetapi bisa menghubungkan berbagai titik di tempattempat yang sangat jauh, seperti antara Harimau Perang di Daerah Perlindungan An Nam dengan jaringan rahasia di Negeri Atap Langit ini. Sepanjang perjalanan di jalan rahasia, sesuatu yang disebut rahasia terandaikan tetap tinggal sebagai rahasia. Surat yang tergulung misalnya, ketika berpindah dari tangan satu ke tangan lain dalam perjalanan rahasianya, terandaikan tidak akan pernah dibuka, apalagi dibaca. Namun di sanalah pertarungan rahasia itu justru berlangsung, karena sekali jaringan rahasia bisa ditembus dan jalur perjalanan rahasianyan terlacak, bukan hanya surat itu akan dibuka dan dibaca, melainkan diambil dan diganti surat palsu yang akan menjebak pula. Begitu waspada pihak istana Negeri Atap Langit ini menjaga kerahasiaannya, sehingga pernah kudengar cerita tentang surat yang harus disembunyikan di balik kulit tubuh bagian depannya. Jadi kulit tubuh petugas rahasia itu, bagian dada di bawah leher sampai di atas perut, dikuliti dengan rapi, karena harus dikembalikan lagi dengan surat terbungkus di baliknya. Tentu saja kulit itu harus dibuka lagi ketika surat di baliknya tiba di tempat tujuan. Ketika kudengar cerita ini, kupikir memang sangat mungkin dilebih-lebihkan. Namun cerita tersebut menyadarkan diriku bahwa kesetiaan masih sangat berperan. Hanya jika maharaja memang dianggap sebagai perwakilan dewa-dewa di langit, maka seorang petugas rahasia rela mengorbankan dirinya seperti itu, atas nama kesetiaan dalam pengabdian yang suci. Kesetiaan itulah yang akan selalu mendapat tantangan dan godaan untuk berbalik menjadi pengkhianatan. Seperti juga yang terjadi di istana Mataram nun jauh di Yawabhumipala tercinta, tugas rahasia berdasarkan kesetiaan telah disaingi TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ oleh tugas rahasia berdasarkan nilai kerahasiaan itu sendiri, yang maknanya dihargai dengan imbalan. Apakah itu imbalan kekuasaan, harta, atau cinta, yang tidak jarang diselaputi kepalsuan dan birahi tak tertahankan. SESUATU yang dirahasiakan itu tidak selalu berupa surat, karena surat masih dapat dibaca. Kadang sesuatu yang dirahasiakan itu berupa lukisan. Sepertinya terlalu jelas ketika dilihat, mungkin lukisan pemandangan gunung di balik kabut dengan lekuk liku jalan setapak dan sungainya, mungkin lukisan pohon bambu yang daun-daunnya dibuat dalam sekali coret saja, mungkin pula gambar seorang perempuan yang kecantikannya luar biasa. Seperti terlalu jelas, tetapi dengan suatu rahasia tersembunyi di baliknya, berdasarkan tandatanda sandi yang sudah disepakati. Selain lukisan, ada kalanya bahasa sandi tersembunyi di balik gulungan puisi. Aksara memang dituliskan sebagai seni penulisan aksara di atas lembaran yang disebut kertas, yang kemudian akan dipajang pada dinding. Namun meski begitu jelas betapa tulisan itu adalah puisi, cara membaca tertentu akan mengubah puisi itu sebagai suatu pesan rahasia, yang dapat kucontohkan seperti dari puisi Nyanyian Kereta Perang yang ditulis Du Fu ini: berderak gemuruh suara kereta berisik suara ringkik kuda di pinggang tiap prajurit yang berangkat busur dan panah tergantung erat ayah, bunda, istri dan kanak-kanak berlari mengantar ucapkan selamat jalan debu mengepul naik, sehingga taktampak jembatan Han-yang di jauhan mereka rengguti tepian baju para pejalan menghentaki kaki, menangis melolong menghadang jalan meratap ngilu tersedan murung memekik rawan TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/ keras raungan meninggi memanjat awan seseorang yang berdiri di pinggir jalan bertanya kepada kawan di tengah barisan yang ditegur cuma beri jawaban: ''Memang selalu tentara dikirim ke garis depan!'' ada yang pertama kali dikirim ketika limabelas di garis pertahanan Sungai Kuning ia bertugas sampai usia empat puluh empagt ia masih berdinas diperintah malah menggarap sawah, tentara pun perlu beras ada yang tatkala berangkat, pada kepalanya dikenakan destar oleh ketua desa rambut menguban putih tatkala pulang tak urung dikirim balik ke tapalbatas untuk berjuang NAMUN dalam kehidupan para petugas rahasia, pemecahan rahasia adalah bagian dari tugas yang tidak dapat dihindari. Jika kunci-kunci sandi sulit dibuka, penyuapan uang tidak mempan, dan rayuan cinta tidak cukup menggoda, siksaan badan menjadi salah satu cara membuka rahasia. Meskipun begitu ini hanya bisa dilakukan jika dapat diketahui siapakah kiranya yang dipercaya mengemban dan membawa rahasia itu. Menemukan siapakah kiranya menjadi mata-mata bagi siapa adalah usaha yang tidak dapat dilakukan tanpa tipu daya, sementara suatu jaringan rahasia jelas dilindungi tipu daya yang sangat mengecoh pula. Tidak jarang seorang matamata diangkat dan ditugaskan secara rahasia, tetapi hanya untuk diumpankan sebagai pengalih perhatian, sehingga menyiksa, dan menggali keterangan darinya seringkali justru menjerumuskan para penangkapnya. Bahkan jika mata-mata yang sebenarnya tertangkap, telah disebutkan betapa tidak mungkin setiap petugas rahasia mengetahui segala rahasia. Setan Bongkok 2 Pusaka Negeri Tayli Karya Can I D Kisah Pengelana Di Kota Perbatasan 7

Cari Blog Ini