Perang Bangsa Naga 2
Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi Bagian 2 kami sebagai simbol pewaris tahta. Sebenarnya hubungan mereka sangat terlarang mengingat Agaril adalah seorang Keeper yang seharusnya tidak boleh ikut campur dengan urusan dunia yang sudah dikuasai Bangsa Naga. Maka ancaman Naga Es mungkin adalah kutukan yang menimpa dan mungkin akan segera mengakhiri Bangsa Penyihir. Jika saja Agaril tidak melanggar peraturan maka Bangsa kami tidak perlu bersembunyi selama ratusan tahun dan menjadi seperti ini.' 'Sebenarnya tidak hanya Bangsa Penyihir yang mengetahui keberadaan Agaril. Leluhur Bangsa Manusia juga membantu Agaril menyembunyikan diri namun karena kami tidak memiliki hubungan apa - apa dengan Agaril maka tidak ada satu bangsa pun yang mencurigai kami mengetahui di mana Agaril. Hanya ketua kami yang tahu rahasia ini dan diwariskan turun temurun tetapi seorang pengkhianat mencuri rahasia dan menjual informasi ini kepada Bangsa lain. Sekarang nasib Bangsa dan klan ku juga sama seperti kalian,' Kata Jack dengan sedih,' Tapi herannya mengapa Bangsa Naga Es yang bisa menemukan kalian sementara Bangsa lain tidak"' 'Mungkin ini bisa menjawab pertanyaanmu,' Kata sang Ratu sambil mengibaskan tongkatnya yang berwarna putih. Dinding emas yang berada di belakang Jack pun terbuka dan dengan segera hembusan angin dingin bersalju menyerbu masuk. Jack terbelalak sambil melangkah mendekati dinding yang terbuka itu dan baru menyadari dimana keberadaan Kerajaan Sihir itu, yaitu di sebuah pulau kecil yang dipenuhi dengan es dan salju, jauh di daerah di utara yang membekukan, sangat terpencil dari kehidupan. Jack sendiri berada di atas menara yang paling tinggi sehingga dapat melihat dengan samar - samar kehidupan di bawahnya yang terhalang hujan salju yang deras. Tubuh Jack mulai menggigil kedinginan. 'Pantas saja kalian selalu memakai jubah panjang dan membawa tongkat,' Kata Jack setelah perlahan - lahan dinding istana yang sebenarnya merupakan sebuah menara itu tertutup kembali,' Jadi apa yang kalian inginkan dariku"' 'Kau memiliki dua pilihan. Pertama, dengan sukarela menyerahkan Jubah Keyakinan kepada Artix, Raja Naga Es maka kita semua tidak perlu bertarung dengan siapapun. Kedua, kita semua akan bertarung hingga mati melawan Bangsa Naga Es itu. Namun jika aku melihat karaktermu, Jack maka pilihan menyerah tentu tidak ada di dalam kamus hatimu,' Kata Sang Ratu. Jack tersenyum dan mengangguk pelan,' Terjadilah apa yang harus terjadi, Sang Ratu. Namun aku juga punya suatu permintaan. Jika kita semua berhasil melewati pertempuran ini, aku hendak meminta bantuan orang - orangmu untuk mencari Klan ku yang lenyap.' 'Tentu saja. Kami Bangsa Penyihir bukan bangsa yang tidak tahu membalas budi. Kami akan mengerahkan usaha terbaik untuk membantumu,' Jawab Sang Ratu memberi persetujuan. Bab 18. Penyelamat dalam Hutan By: Junaidi Halim 'Tolong!' Teriak Missa sambil berlari. Nafasnya tidak beraturan dan seperti hampir putus tetapi ia harus terus berlari. Ketakutan Missa yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk berlari. Derap kaki kuda semakin lama semakin mendekat dan tiba - tiba sebuah tangan kasar segera mengangkat Missa ke atas lalu memeluknya erat - erat. Missa pun menjerit kencang. Makhluk yang menangkap Missa adalah makhluk yang dari bagian pinggang ke atas mirip dengan manusia sementara bagian pinggang ke bawah adalah tubuh seekor kuda. 'Gadis manis, kau tentu belum pernah bercinta dengan seekor Centaurus, kan"' Kata seekor Centaur besar yang menangkap Missa. Tak Lama kemudian dua ekor Centaurus lain juga ikut berdatangan dan mereka berteriak - teriak gembira. Jeritan Missa semakin menjadi - jadi ketika ketiga Centaurus itu mulai berusaha membuka pakaiannya. Namun sebuah panah api melesat dan menancap di dada seekor centaurus. Belum lagi centaurus yang terluka itu sempat berteriak, tiga panah api langsung terlontar kembali dan menancap di leher, dada juga perut si centaurus hingga ia pun langsung bergulingan di tanah lalu tewas..Hal ini langsung membuyarkan pesta kecil Para Centaurus yang baru saja akan dimulai. Mereka langsung meraung marah dan mengeluarkan senjatanya yang berupa kapak dan gada besar. 'Pengecut! Jika memang kau berani maka tunjukkan batang hidungmu! Jangan hanya berani menyerang dari balik pohon!' Seru salah satu Centaurus dengan marah. Dan seruan itu pun segera dijawab. Seorang pemuda dengan langkah yang sangat ringan turun dari balik pohon. Pemuda itu begitu putih dan pucat seperti cahaya bulan, memakai pakaian hijau muda sewarna dengan rumput dan dedaunan hutan. Ia memegang sebuah busur dari kayu Pohon Lantir, pohon keramat para peri dan di punggungnya terdapat setabung penuh anak panah yang masih baru. Pemuda itu mirip dengan manusia namun memiliki keunikan bangsanya yaitu kuping yang sangat runcing dan tubuh yang jangkung. 'Peri!' Desis Kedua Centarus bersamaan dengan menyimpan kemarahan di setiap hurufnya,' Kau berani mengganggu kami maka terimalah kematianmu!' Kedua Centaurus menyerang bersamaan dari arah sebelah kiri dan kanan. Missa yang sudah dijatuhkan kembali ke tanah tidak berani melihat. Kelemahan dari senjata panah adalah ia tidak dapat mengarah ke dua arah yang berbeda jauh sekaligus. Maka keuntungan besar akan diperoleh kedua Centaur jika mereka berpencar ke kanan dan kiri, karena salah satu dari mereka pasti akan dapat meremukkan si peri dengan satu serangan berkekuatan besar. Pemuda peri itu hanya tersenyum penuh rahasia. Dengan kecepatan yang tidak terlihat sebuah panah sudah menancap di dada centaur di sebelah kiri dan sebelum centaur di sebelah kanan nya sempat mengayunkan kapak raksasanya, satu, dua, dan tiga anak panah diluncurkan dengan kecepatan dewa menancap telak di dada maupun leher si centaur. Centaur si pembawa kapak pun tewas seketika bahkan sebelum ia sempat berteriak. Si Pemuda Peri mendekati centaur yang satu lagi dan memegang anak panah yang tertancap di dada si centaur yang terluka. 'Therick,' bisik si Peri pelan di hadapan si Centaur,' Nama itu yang akan mengantarmu ke alam baka. Ingatlah selalu. Namaku adalah Therick.' Lalu si peri pun menusuk anak panah yang telah tertancap di dada si centaur itu lebih dalam lagi dan tiba - tiba menariknya. Centaur itu pun langsung kehilangan nyawanya. Setelah itu mata biru si peri melihat kepada Missa dan bertanya datar,' Apa kau tersesat di hutan ini, hai gadis manusia"' Tak lama kemudian. Missa sudah berjalan sambil dipapah oleh si pemuda peri yang bernama Therick itu. Pergelangan kaki Missa terkilir saat dijatuhkan dengan kasar oleh centaur yang menyerangnya. Sungguh tak disangka karena niatnya untuk menyusul Jack, Missa melakukan tindakan bodoh dengan memberanikan diri masuk ke dalam hutan agar dapat memotong jalan. Sungguh tidak disangka bukannya menemukan jalan pintas, ia malah tersesat dan berakhir dengan diburu oleh centaur ganas yang berniat jahat. Untung Therick muncul tepat pada waktunya dan Missa pun dengan diam diam mengagumi pemuda peri jangkung yang telah menyelamatkannya itu. 'Cukup tampan,' pikir Missa,' Hanya sayang ia terlalu kaku dan pendiam seperti patung.' 'Apa yang kau lihat dan perhatikan dari diriku, manusia"' Tanya Therick. 'Hah" Oh, tidak, aku hanya mengagumi telingamu, yah, telingamu yang runcing dan indah itu. Aku pingin punya telinga indah sepertimu,' Jawab Missa sekenanya. 'Kalau begitu kau harus disihir untuk menjadi peri terlebih dahulu jika ingin punya telinga seperti ini dan kujamin prosesnya akan sangat menyakitkan,' Kata Therick. Missa pun tertawa kecil karena menyangka Therick bercanda tetapi pemuda peri itu hanya memandang Missa tanpa ekspresi lalu kembali memandang ke arah depan. Missa hanya bisa melongo keheranan. 'Ehm, Therick, bagaimana kau bisa memanah secepat itu"' Tanya Missa berusaha memecah keheningan yang aneh ini. 'Latihan,' Jawab Therick singkat seakan - akan enggan untuk bicara lebih banyak daripada satu kata. 'Iyah, aku tahu. Tapi berapa lama kau...' 'Kita sudah sampai,' Kata Therick memotong kata - kata Missa yang belum selesai dan sebuah gerbang besar pun muncul di balik pohon - pohon besar di hutan. Gerbang Kerajaan Peri. Bab 19. Bantuan dari Bangsa Peri By: Junaidi Halim 'Oh, jadi kau gadis manusia yang diselamatkan Therick. Sejak kau menginjak Pintu Gerbang Kerajaan Peri, keramaian suda mengikutimu hingga ke istanaku,' Kata Sang Raja Peri sambil tersenyum. 'Maaf, aku tidak bermaksud membuat keributan ataupun menyusahkan anda, Raja yang mulia. Namun Klanku sedang diserang dan aku tidak tahu kemana lagi harus mencari bantuan,' Jawab Missa dengan mata berkaca - kaca,' bahkan aku tidak tahu bagaimana nasib mereka sekarang.' 'Yah, bisa kulihat kekuatiranmu, Missa anakku,' Kata Sang Raja Peri,' Hal yang dapat membuat seorang gadis muda sepertimu untuk memberanikan diri masuk ke dalam hutan tentu bukanlah hal yang sepele. Kami ingin membantumu tetapi untuk melawan Bangsa Naga bukan merupakan hal yang enteng.' 'Tapi kulihat kalian Bangsa Peri memiliki kekuatan besar. Dengan mataku sendiri aku melihat bagaimana Therick membunuh tiga centaur yang besar - besar dengan mudah,' Kata Missa berusaha menguatkan hati sang Raja. Sang Raja pun tertawa. 'Yah, Therick memang berbeda. Dulu ketika aku, Sang Raja Theras ini masih muda, aku juga setangguh dia,' Kata Raja yang bernama Theras itu sambil tersenyum - senyum mengenang masa mudanya,' Tetapi menghadapi centaur tentu sangat berbeda dengan menantang Bangsa Naga. Mereka jauh lebih kuat dan sangat mematikan. Entah apa kami sanggup membantu klanmu. Bagaimana menurutmu, Jenderal Therick"' Therick yang masih muda itu memandang rajanya dengan hormat lalu berkata,' Dengan taktik perang yang tepat maka semua perang dapat dimenangkan oleh hambamu ini, tuanku Raja.' Raja Theras pun tertawa. 'Kau masih muda namun sangat bijaksana, Therick. Baiklah, jika kau memang merasa sanggup melawan Bangsa Naga yang menawan manusia - manusia itu maka bawalah pasukanku untuk melakukan perlawanan. Biarlah cahaya bulan selalu besertamu dan memberi kekuatan.' Therick dan Missa pun memberi hormat lalu berlalu dari hadapan raja. 'Cahaya Bulan menyertaimu"' Tanya Missa heran,' Mengapa harus bulan bukan matahari atau bintang"' 'Karena Peri tercipta dari cahaya bulan seperti manusia dari tanah,' Kata Therick masih dengan wajah tanpa ekspresi,' dan ayahku selalu mengucapkan itu untuk menyemangati aku bertarung.' 'Ayah" Hah! Maksudmu raja tua tadi, eh, Raja peri itu ayahmu"' Tanya Missa terkejut. 'Iyah. Nama Theric dimabil dari Theras yang adalah nama ayahku,' Kata Therick dengan sambil lalu. 'Tapi kenapa dia tidak terlalu tampan tidak sepertimu. Bahkan sepertinya kalian tidak mirip. Jika memang kau anak raja bukannya seharusnya kau disebut menjadi pangeran bukan Jenderal, kan"' Kata Missa. Kata - kata Missa yang terakhir membuat Therick berhenti dan menatapnya dengan tajam,' Jika kau menyinggung soal ini lagi maka jangan salahkan memotong lidahmu yang cewet itu.' Ancaman Therick sudah cukup untuk membuat Missa mengatupkan mulutnya rapat - rapat. Tak sampai satu jam lamanya, Dua ratus pemanah Bangsa Peri di bawah pimpinan Therick telah siap siaga. 'Hanya sebanyak ini yang akan kau bawa untuk menghadapi Bangsa Naga"' Tanya Missa bingung. 'Iyah, jika informasi yang kau berikan mengenai perkiraan jumlah Naga yang kau lihat melintasi padang maka pasukan ini lebih dari cukup,' Kata Fleric. 'Ada sekitar 30 - 40 ekor Naga yang kulihat tetapi bagaimana jika ternyata ada lebih banyak lagi yang akan datang"' Tanya Missa. 'Maka kita akan segera mengetahuinya setelah sampai di sana,' Kata Therick tanpa ekspresi,' Ayo! Semuanya maju!' Begitu mendengar perintah Jenderalnya, dua ratus prajurit peri pun maju ke medan tempur untuk melawan Bangsa Naga. Missa mengikuti dari belakang sambil menunggang seekor kuda kecil sementara Therick memimpin pasukan dengan gagah di depan. Ingatan sang gadis pun mulai melompat kepada seorang pemuda lain yang sempat mengisi hatinya,' Jack, apakah kau baik - baik saja"' Bab 20. Penyelamatan atau Jebakan By: Junaidi Halim 'Yang Mulia, Awhair, persediaan makanan kita sudah mulai menipis. Jika kedua manusia itu tidak juga kembali maka dalam waktu singkat kita akan kehabisan bahan makanan,' Lapor seekor Naga Langit kepada pimpinan nya Awhair, Sang Raja Naga Langit. Awhair pun meraung marah lalu mencengkram Micha dengan kuat sehingga seperti akan meremukkan ketua klan Al-star itu. 'Sampai berapa lama kedua anak buahmu itu akan membuang waktuku yang berharga"'' Micha meringis sambil berusaha menahan sakit. 'Benda yang kauinginkan berada di tempat yang sangat rahasia dan berbahaya. Mana mungkin dua orang manusia dapat mengambilnya semudah itu. Bahkan sejujurnya aku sendiri tidak yakin mereka masih hidup hingga sekarang. Jika kau memang hebat mengapa tidak kau saja yang mengambilnya sendiri' Disindir begitu rupa menyebabkan Awhair menjadi sangat marah dan meraung keras,' Jika seandainya saja si keparat Agaril tidak bersembunyi di dalam liang yang sempit tentu saja aku sudah dapat menghancurkan tubuhnya dan mengambil benda yang kuinginkan. Sudah cukup aku mengasihani klanmu yang lemah ini. Mulai besok jika aku belum mendapatkan apa yang aku inginkan maka 10 orang manusia akan menjadi santapan bagi makan siangku.' Awhair lalu mencampakkan Micha yang terluka berat ke lantai dan berniat menginjaknya hingga hancur tetapi hujan panah api langsung menghentikan perbuatannya. 'Serangan! Kita diserang!' Teriak Pasukan Naga Langit. Awhair beserta pasukannya segera terbang ke langit untuk dapat melihat dengan lebih jelas namun sekelebat bayangan muncul secepat kilat dan menyerang. Tiga Pasukan Naga Langit langsung tumbang dan jatuh ke bawah dalam sekali serang. Awhair terkejut setengah mati menyaksikan makhluk yang menyerang mereka adalah juga seekor Naga yang berwarna hijau cemerlang seperti zamrud. Dialah Raja Naga Hutan, Greenhost dan di belakangnya kini telah ada puluhan naga hijau lainnya yang siap untuk bertempur. Sementara itu, Micha dan manusia - manusia Klan Al-star tengah berusaha menyelamatkan diri dari amukan api maupun hujan naga yang berjatuhan dalam keadaan tewas dari langit. Mereka semua dapat mendengar raungan kematian dan keributan besar terjadi di langit yang menandakan adanya perang hebat di sana tetapi asap tebal menghalangi pandangan mereka ke atas. Untunglah tak lama kemudian muncullah para peri yang menggiring mereka ke tempat yang aman. 'Ayah!' Teriak Missa sambil tertarih - tatih memeluk ayahnya,' Untunglah ayah tidak apa - apa.' Micha tersenyum bahagia ketika melihat putri tunggalnya juga masih hidup dan tidak terluka kecuali kaki Missa yang masih sakit karena terkilir. Lau Micha memandang kepada Therick, Jenderal Peri yang memimpin penyelamatan ini. 'Terima kasih atas bantuanmu, saudaraku.' Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Therick balas memandang Micha tanpa ekspresi apa - apa sambil menjawab,' Jangan berterima kasih kepadaku, ketua bahkan sejujurnya anda terlalu cepat untuk berterima kasih.' Lalu Therick mengganggukkan kepala kepada prajuritnya yang dengan segera langsung mengerti apa yang diinginkan oleh Sang Jenderal. Dua prajurit dengan sigap langsung maju ke depan dan menyergap Missa lalu mengikatnya dengan tali. 'Apa yang kau lakukan"' Tanya Micha panik melihat putrinya disergap dengan kasar dan diikat begitu saja seperti hewan. 'Maaf, kami terpaksa melakukan ini. Nyawa kalian cukup berharga untuk ditukar dengan Jubah Holy Light sendiri,' Jawab Therick tanpa emosi. Pertempuran di langit sendiri tidak dapat diindari. Pasukan Naga Hutan menyerang Pasukan Naga Langit dengan kekuatan penuh dan korban pun berjatuhan di kedua belah pihak dengan cepat. Yang paling banyak menghabisi lawan tentu saja kedua Pemimpin naga yang bernama Greenhost dan Awhair. Keduanya diliputi hawa membunuh yang sangat kental. Awhair menghembuskan angin badai dari moncongnya maka naga - naga hutan yang berada di hadapannya pun akan langsung tercabik - cabik tanpa ampun sementara itu Greenhost juga menyemburkan cairan hijau dari moncongnya maka para lawannya pun akan melepuh keracunan hingga tewas. Akhirnya kedua naga itu pun saling berhadapan satu sama lain. Bab 21. Badai Angin Melawan Inti Racun By: Junaidi Halim 'Mati kau, Greenhost!' Teriak Awhair penuh kemarahan sambil menyemburkan badai berkekuatan penuh dari moncongnya,' Jangan mimpi bisa berebut Jubah Holy Light dengan diriku!' Kekuatan penuh Awhair memang sangat mengerikan. Udara di langit tiba - tiba bergesekan dengan kencang dan mulai berputar membentuk badai topan yang luar biasa. Awhair tahu pasti bahwa Raja Naga Hijau Greenhost sama sekali tidak boleh diremehkan. Kekuatan Pemimpin Naga hijau ini hanya berada setingkat di bawah Agair, induk Awhair dan kemungkinan besar berada jauh di atas Awhair sendiri. Oleh karena itu keputusan terbaik yang dipunya Awhair untuk dapat menang hanyalah mengerahkan kekuatan terbesar pada serangan pertama agar Greenhost tidak memiliki kesempatan untuk balas menyerang. Topan badai pun membentuk gulungan yang menyeret dan mencabik - cabik Pasukan Naga Hutan yang berada di sekitar Greenhost. Raungan keras sungguh memilukan. Greenhost sendiri setengah mati berusaha untuk melawan namun badai itu begitu kuat sehingga akhirnya ia pun harus terseret hingga menghantam gunung batu hingga runtuh. Awhair yang melihat kesempatan terbuka lebar segera terbang dengan kecepatan penuh untuk langsung menghabisi Greenhost dengan cakarnya sendiri. Tetapi ia langsung menghentikan langkah dan berbalik menghindar. Semburan cairan hijau pekat menyembur dari balik runtuhan batu dan mengarah kepada Awhair. Cairan itu melumerkan apa saja yang terkena olehnya. Batu karang yang keras pun meleleh jadi lumpur mendidih dalam sekejap yang menunjukkan betapa luar biasa kekuatan racun yang terkandung di dalam cairan yang disemburkan Greenhost. Awhair sempat menghindar namun beberapa naga - naga langit lainnya tidak. Mereka pun berjatuhan dengan tubuh berasap dan meleleh seperti habis disiram lahar panas. Greenhost pun bangkit dari timbunan batu dan menyemburkan kembali racun ke arah Awhair dan anak buahnya. Awhair segera menghembuskan badai untuk membuyarkan semburan cairan beracun itu. Tetapi sungguh mengherankan, cairan itu tiba - tiba mengeras dan menjadi seperti anak panah yang tidak dapat diombang - ambingkan oleh angin badai sekalipun. Cairan yang keras seperti es beku itu pun menusuk tubuh Awhair dan anak buahnya. Awhair menjerit ketika merasakan racun dingin itu menjalar di peredaran tubuhnya dan mulai membekukannya dari dalam. 'Jurus inti racun panas dan dingin. Jangankan kau, bahkan ayahmu sendiri saja sulit untuk menghadapi racunku.' Greenhost tertawa buas,' Sekarang nikmatilah racun itu membekukan tubuh kalian secara perlahan - lahan.' Awhair masih berusaha bertahan di udara sementara anak buahnya mulai tumbang satu persatu dalam keadaan membeku. Awhair tahu jelas bahwa ia juga tidak dapat bertahan lama jika racunnya tidak segera dikeluarkan maka ia pun mulai terbang menghindar untuk sementara waktu. Tapi Greenhost bukan lah tipe Naga yang suka membiarkan lawannya pergi. Mengampuni bukanlah sifat yang dimiliki oleh Bangsa Naga. Awhair yang menyaksikan dirinya dikejar sudah dapat memastikani bahwa nyawanya sudah tidak dapat dipertahankan lagi maka ia pun memusatkan semua energinya untuk satu serangan terakhir. 'Greehost, mari kita menghadap sang pencipta bersama sama!' Raung Awhair yang dengan kekuatan penuh melepaskan serangan badai terakhirnya. Greenhost yang sudah terlalu dekat dengan lawannya tidak dapat menghindar lagi dan serangan itu menghantam dirinya dengan telak Satu - satunya hal yang dapat dilakukan Greenhost adalah ikut menyerang dengan semburan inti racun dinginnya yang langsung menusuk leher Awhair hingga tewas. Namun walau begitu kekuatan badai Awhair sama sekali tidak melemah bahkan semakin kuat karena putra Agair ini memang bertekad membawa lawannya kepada kematian bersama dirinya. Kedua pemimpin naga itu pun terseret badai entah kemana hingga lenyap tak berbekas. Therick dan pasukan peri tidak begitu memperhatikan pertarungan di atasnya. Ia hanya sibuk mengkomando pasukan peri untuk memusnahkan jasad Naga Hutan dan membiarkan jasad Naga langit. 'Ayo! Jangan tinggalkan jejak sekecil apapun bahwa kita atau pun Naga Hutan pernah berada di tempat ini. Biarkan dunia mengira bahwa Naga Langitlah yang berulah dan telah mendapatkan Jubah sakti dari semua kehancuran ini. Ayo! Kita harus segera pergi secepatnya!' 'Jenderal Therick, bagaimana anda bisa yakin manusia bernama Jack itu telah mendapatkan Jubah sakti" Jika ia tewas dalam usaha mencari jubah itu , bukankah usaha kita untuk menangkap Klan ini menjadi sia - sia"' Tanya seorang prajurit peri. Belum sempat Therick berkata - kata, seorang penyihir berpakaian hitam telah muncul di hadapan para peri. 'Ia tahu hal itu karena aku yang memberitahunya, bukan begitu, Therick"' Penyihir bernama Lexus itu pun tertawa dengan riang. Sementara itu seluruh manusia Klan Al-star yang masih hidup telah dimasukkan ke dalam kotak keruji dari baja dalam keadaan terikat. Mereka tertunduk lesu menjadi tawanan para peri tanpa mengetahui nasib buruk apa yang akan menimpa mereka. Dan Missa tentu saja masih belum juga mengetahui keberadaan Jack hingga kini. Bab 22. Pertempuran di Utara (1) By: Junaidi Halim Jack berlutut di hamparan es yang membekukan tepat di luar Gerbang Pertahanan Kerajaan Sihir. Seluruh tubuh Jack diikat oleh rantai sihir yang kuat dan dimanterai oleh Ratu Sihir Divaril sendiri. Di belakangnya berdiri ratusan penyihir yang siaga dengan tongkat mereka masing - masing untuk mencegah Jack melarikan diri. Sementara itu Para Jenderal Bangsa Penyihir, Tyrail si biru, Virail si merah, Algrin si perak, Alphone si emas dan akhirnya Ratu Divaril berdiri di samping Jack. Pandangan mata mereka menunjukkan kecemasan yang luar biasa ketika tiupan angin dingin mulai bergejolak tidak normal. Dari kejauhan segerombolan makhluk besar berdatangan dengan menumpang kekuatan badai es. Itulah Bangsa Naga Es. Seekor Naga paling besar terbang mendekat sementara naga lainnya yang berjumlah 30 - 40 ekor menahan laju mereka sehingga tercipta jarak 20 - 30 meter panjangnya. Apa yang sebenarnya terjadi" Apakah Bangsa penyihir yang semula ingin bekerja sama dengan Jack malah berbalik mengkhianatinya" 'Akhirnya kau berhasil juga, budak sihirku!' Desis Artix, Raja dan pemimpin Bangsa Naga es dari utara. Setiap hembusan nafasnya sangat membekukan dan ucapannya begitu mengerikan. Itulah Naga Utama dari Bangsa Naga Es, Artix. 'Jadi tunggu apa lagi, serahkan Jubah Holy Light kepadaku!' 'Oh, yang mulia Artix. Naga yang keperkasaan nya sungguh luar biasa, tanpa tanding dan tidak terbatas. Kami sudah mendapatkan jubah itu tetapi kami memiliki sedikit masalah,' Ratu Divaril memberanikan diri untuk bicara. 'Cukup basa basimu, ratu rendahan. Aku tidak punya waktu cukup untuk mendengar bualan omong kosong ini. Masalah apa"' Raung Artix tidak sabaran. 'Jubah yang kau inginkan berada di dalam tubuh manusia yang bernama Jack ini dan kami tidak memiliki cara untuk dapat mengeluarkannya dari sana,' Jawab Divaril sambil berlutut menyembah dengan tubuh gemetar. Hal ini juga langsung diikuti oleh seluruh prajurit dan jenderal penyihir yang ada di sana. Mereka semua berlutut dengan menggigil entah karena takut ataupun karena dinginnya badai salju. Artix meraung ganas penuh kemarahan. 'Jadi manusia lemah ini telah mengambil jubah yang seharusnya jadi milikku" Sungguh tidak sayang nyawa. Maka aku tidak punya pilihan selain membunuh dan mengambil jubahnya. Kau akan bernasib sama seperti Agaril,' Kata Artix penuh dengan anda ancaman. Maka Artix pun berniat membuktikan kata - katanya. Ia langsung mengarahkan cakarnya yang sekuat gunung es ke arah Jack. 'Sekarang!' Teriak Jack. Artix terkejut mendengar teriakan itu dan lebih terkejut lagi karena Divaril dan penyihir lainnya langsung bangkit untuk balik menyerang diri Artix. Rantai sihir yang semula mengikat Jack kini melayang ke udara dan berusaha membelit artix. Sementara api, kilat, cahaya dan berbagai elemen sihir lainnya telah dilontarkan ke arah Artix dengan kekuatan penuh. Kulit Bangsa memang sangat tebal dan kuat sehingga kebanyakan sihir tidak dapat menembusnya tetapi jika ratusan penyihir melakukan serangan secara serentak, pertahanan sekuat apapun pasti akan merasakan efeknya. Artix yang memiliki kulit sekuat gunung es pun harus merasakan sakit akibat serangan ini namun bukan Naga Utama namanya jika ia dapat begitu saja ditaklukkan. Artix meraung keras dan sekejap kemudian naga - naga es lain yang menunggu di belakang serentak maju menyerang. 'Majulah pasukanku!' Perintah Ratu Sihir Divaril. Maka ratusan prajurit lain yang bersembunyi di balik gerbang pertahanan pun memunculkan diri sambil melakukan serangan api dari jarak jauh. Maka tidak lama kemudian hujan salju pun berganti dengan hujan api sihir ke arah kerumunan Naga Es yang bergerak maju. Hujan api yang begitu rapat mustahil dapat dihindari oleh Naga Es yang bergerak mendekat tetapi walau begitu hanya dapat sedikit menggores kulit luar mereka saja. Jack yang melihat bahaya yang datang segera maju menyerang bersama dengan para penyihir lainnya. Sementara Artix untuk sementara dihadapi oleh 5 penyihir terkuat: Ratu Divaril, Tyrail, Virail, Algrin dan Alphone sendiri. Rantai sihir Divaril telah berhasil mengikat moncong Artix agar tetap terkatup. Dengan begitu Artix tidak dapat menyemburkan es dari mulutnya yang merupakan senjata maha dashyat. Namun Naga memiliki senjata lain yang juga mengerikan yaitu cakar dan lecutan ekornya yang seperti halilintar. Hal ini lah yang membuat kelima penyihir kerepotan apalagi rantai Divaril mulai retak akibat desakan kekuatan Artix yang terus memberontak untuk lepas. Jika rantai itu sampai hancur sebelum Artix dilumpuhkan maka bencana besar yang menelan banyak korban tidak dapat dielakkan lagi. Akankah Bangsa Penyihir musnah karena hal ini" Sementara di pihak lain Jack beserta ratusan penyihir maju ke depan untuk menghadang laju Naga Es yang mendekat untuk menolong Artix. Sungguh mengherankan Jack sama sekali tidak membawa senjata untuk menghadapi Naga. Apalagi ia terus berlari paling depan. Taktik apa yang sebenarnya sedang mereka rencanakan untuk menghadapi naga- naga ganas ini" Naga - naga itu tidak takut dengan hujan api yang diluncurkan oleh para penyihir bahkan mereka balas menyerang dengan semburan es yang membekukan. Pada saat itulah Jack menjalankan rencananya. Sekonyong - konyong Jack tanpa takut menerjang semburan es itu. Sungguh perbuatan nekat dan tolol bagi makhluk apapun untuk melakukan hal ini karena semburan es naga bahkan mampu membekukan lahar panas sekalipun. Tapi semuanya jadi berbeda karena Jack memiliki Jubah Sakti Keyakinan yang mampu menghadang serangan es sehebat apapun asalkan ia memiliki keyakinan untuk melakukannya. Maka tidak heran Jubah itu dinamakan Jubah Keyakinan. Semburan es yang bergulung - gulung tidak menyurutkan keberanian dan keyakinan Jack. Dari keyakinan itu pun timbul kekuatan cahaya yang berasal dari Jubah sakti. Cahaya itu pun membentuk kubah besar dan menjadi perisai bukan saja hanya untuk Jack tetapi juga untuk penyihir - penyihir di belakangnya. Melihat mereka terlindungi dengan baik maka bangkitlah semangat tempur seluruh penyihir. Tanpa ragu mereka maju ke depan dan melontarkan sihir terkuatnya. Sementara di pihak lawan mulai kalang kabut menyadari posisi mereka sangat terdesak karena mereka terus mendapat serangan sihir sementara serangan es mereka dapat dengan mudah ditahan oleh Jubah Keyakinan. Namun mimpi buruk Pasukan Naga Es ini belum berakhir karena Jubah Keyakinan tiba - tiba memancarkan cahaya yang meyilaukan dan membutakan mata setiap lawannya. Kehilangan daya serangan jarak jauh, terus mendapat serangan sihir dan kini malah dibutakan oleh lawan. Pasukan Naga Es benar - benar tidak mengira mereka akan dapat dikalahkan begitu cepat. Bab 23. . Pertempuran di Utara (2) By: Junaidi Halim 'Jatuhkan dia! Rantaiku sudah tidak dapat menahan moncongnya lebih lama lagi,' Teriak Ratu Divaril sambil meringis kesakitan karena getaran pada tongkatnya semakin keras. Cahaya Tongkat Putih Ratu Divaril semakin meredup bersamaan dengan retaknya rantai yang digunakan untuk mengekang mulut Sang Naga Es Utama Artix yang mengerikan. 'Phoenix-Amatera!' Teriak Virail merapal manteranya. Tongkat merah Virail pun mengeluarkan Phoenix api yang merupakan jurus andalan Penyihir Merah ini. Namun Artix juga bukan Naga lemah yang tidak berdaya. Walau moncong Artix masih terkunci, kibasan sayapnya sudah mampu menciptakan angin dingin yang seakan akan membentengi sekujur tubuhnya. Serangan Phoenix Amatera Virail pun gagal total dan lenyap ketika membentur benteng angin yang dibuat Artix. 'Cecillum!' Teriak Algrin dan seketika itu juga ribuan jarum perak meluncur deras ke arah Artix. Lagi - lagi Artix menciptakan benteng angin dengan kepakan sayapnya dan kelihatan jarum - jarum perak kecil itu akan lenyap terbawa angin. Namun Artix salah perhitungan dan melupakan penyihir yang lainnya. 'Laprica Guermos!' Teriak Alphone meluncurkan mantera sihirnya. Dari tongkat emasnya mengeluarkan cahaya yang meledak - ledak di sekitar tubuh Artix. Ledakan itu menciptakan ruang hampa yang tidak terlindungi benteng angin Artix dan daerah itulah yang diserang oleh jarum perak Algrin. Kekompakan Algrin dan Alphone membawa hasil. Jarum jarum perak berhasil menancap di kulit Artix dan sekilas keliatannya tidak membawa efek apa - apa. Tetapi sedetik kemudian jarum itu mengeluarkan kilat berwarna ungu yang langsung menghajar seluruh tubuh Artix. Karena menahan sakit yang luar biasa malah menyebabkan Artix meraung kencang sehingga rantai yang membelit moncongnya pun hancur seketika. Ratu Divaril yang sihirnya terkait langsung dengan rantai itu menerima sentakan energi balik yang luar biasa sehingga ia pun terlontar ke belakang sembari menerima luka dalam yang tidak ringan. Artix menjadi sangat marah sehingga ia langsung berniat menggunakan Jurus Semburan Es Abadi tahap pertama. Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Mengetahui senjata utama lawannya telah siap dilontarkan, Tyrail nekat mengambil resiko dengan melontarkan jurus sihirnya. 'Dust-Alunian!' Seru Tyrail dan debu - debu es pun langsung menyelimuti moncong Artix yang kemudian berubah menjadi lapisan es tebal. Lapisan es Tyrail menutupi seluruh moncong Artix sehingga sepertinya mampu menutupi jalan keluar Jurus Semburan Es Abadi tapi sayangnya kekuatan semburan Artix bertenaga ledak yang luar biasa. Lapisan Es Tyrail langsung rontok seketika dan gelombang dingin langsung mengarah tepat kepada dirinya. 'Awas Tyrail!' Teriak Virail,' Fleira-Cesta!' Virail mengeluarkan jurus bola apinya di depan Tyrail dengan harapan dapat menghentikan Semburan Es itu membekukan adiknya. Tapi Jurus Virail hanya dapat menahan 30 persen Jurus Artix. Untungnya di saat bersamaan Alphone menggunakan jurus Ledakan Cahaya Emas, Laprica Guermos sehingga mampu mengurangi 30 persen lagi jurus Artix. Tyrail sendiri juga cukup sigap untuk mengeluarkan jurus sihir Ledakan es, Osen-Chilica untuk membuat benteng pertahanan di hadapannya untuk menahan Semburan Es Abadi yang tersisa 40 persen itu. Namun benteng yang terbentuk oleh jurus ledakan es Osen Chilica pun tetap hancur berantakan ketika bersentuhan dengan energi semburan es Artix. Jurus itu hanya dapat menahan 30 persen serangan Artix sementara 10 persennya lagi dengan telak menghantam tubuh Tyrail. Algrin segera menopang tubuh Tyrail agar tidak terlontar jauh ke belakang. Namun tubuh gadis itu sudah menggigil kedinginan dan wana kulitnya mulai membiru sebagai tanda menderita kebekuan hebat. Untunglah serangan es Artix sudah berkurang hingga tinggal 10 persennya saja, sungguh tidak dapat dibayangkan akibatnya jika ada yang menerima serangan itu hingga 100 persen. Artix tampaknya tidak senang melihat serangannya sama sekali tidak mendatangkan korban jiwa. Ia pun menggeram marah,' Jadi kalian pikir kalian bisa mempercundangi Raja Naga Es, Artix! Akan kutunjukkan jurus pembekuan yang sebenarnya. Jurus Semburan Es Abadi Tahap Dua!' Artix meraung sambil bersiap melontarkan jurusnya. Wajah kelima penyihir itu pun langsung berubah menjadi pucat membayangkan kehebatan jurus tahap dua Artix. Jika tahap pertamanya saja sudah sedashyat sebelumnya, seperti apakah jurus tahap keduanya" Bab 24. Formasi Lima Warna By: Junaidi Halim 'Bentuk Formasi!' Perintah Ratu Divaril sambil mengayunkan tongkatnya lalu menancapkan dengan keras ke tanah. Sebuah lingkaran cahaya berdiameter 5 meter segera terbentuk di atas tanah bersalju dengan Ratu Divaril sendiri sebagai pusatnya. 'Andromeda-Inxalis!' Seru Sang Ratu dan tiba - tiba dari udara terbentuklah rantai api raksasa yang sangat panjang. Rantai itu langsung bergerak lincah dan mengitari tubuh Artix, berusaha untuk dapat mengikat moncongnya kembali. Namun Artix bukanlah Naga dungu yang bisa terjebak dua kali. Artix memanfaatkan ekornya yang kuat untuk beradu dengan ujung rantai api itu. Lecutan keras yang berkekuatan badai es sudah cukup ampuh untuk membuyarkan sihir rantai api Ratu Divaril. Namun Mata Artix terbelalak ketika menyadari rantai api itu hanyalah pengalih serangan. Serangan sebenarnya baru saja akan dilontarkan. 'Kurang ajar! Terima Semburan Es Abadi Tahap Dua milikku ini!' Teriak Artix. Setelah itu sebuah gelombang dingin maha dashyat pun meluncur keluar dari moncong sang naga. Sementara itu kelima penyihir berkumpul di tengah lingkaran yang dibuat Ratu Divaril dan saling menyatukan ujung tongkat mereka. Sebuah cahaya warna - warni tercipta dari perpaduan kelima tongkat sihir itu dan mengeluarkan energi dashyat. Menyadari gelombang es yang dashyat sudah dilontarkan oleh Artix maka kelimanya pun mengeluarkan senjata pamungkas mereka, Jurus Sihir Formasi Lima Warna. Cahaya yang terdiri dari lima warna yaitu putih, merah, biru, perak dan emas pun meluncur dengan kekuatan dsahyat. Energi mereka saling berpadu dan melengkapi sehingga dari lima orang penyihir mampu menghasilkan energi sihir sempurna sekuat gabungan sepuluh orang penyihir. Kekuatan itulah yang akan segera berhantaman dengan Semburan Es Abadi Tahap Dua milik Artix. Kedua kekuatan dashyat itu pun saling beradu dan meledak dengan kekuatan luar biasa di angkasa. Tapi sungguh sial bagi kelima penyihir karena kekuatan Semburan Es Abadi Tahap Dua tidak sama bentuknya seperti Tahap Pertama. Di dalam energi terdapat energi, itulah rahasia Semburan Es Abadi Tahap Dua. Maka ketika beradu kekuatan dengan Sihir Formasi Lima Warna hanya energi luar dari Semburan Es Abadi yang berhasil ditahan namun energi di dalamnya terus meluncur deras menuju ke arah lima penyihir yang masih berada di dalam lingkaran. 'Celaka!' Teriak Ratu Divaril yang menyadari sebuah energi dingin yang dshyat masih terus meluncur ke arah mereka. Namun tidak ada yang dapat mereka lakukan. Kekuatan sihir kelimanya sudah terkuras habis untuk melancarkan serangan terakhir. Maka yang dapat dilakukan Sang Ratu hanya terbang ke atas menyongsong energi es dashyat dengan tubuhnya sendiri. 'Tidak!' Teriak Virail yang berusaha menghentikan ibunya tetapi Algrin dengan sigap memegangi tuan putrinya agar tidak menyusul kematian bersama - sama dengan sang ratu. Demikian juga dengan sekuat tenaga memeluk Tyrail yang hendak melompat ke arah ibunya. Kedua gadis itu pun berteriak sambil menangis kencang melihat ibunya memutar mutar tongkatnya untuk mengusir energi dingin yang menyerangnya dari segala arah. 'Penyihir bodoh. Apa kau pikir tubuhmu yang lemah itu dapat mengalahkan energi es abadiku yang dashyat itu"' Ejek Artix. 'Aku memang tidak dapat mengalahkan energi ini tapi aku dapat menyerapnya untuk menghancurkanmu, naga jahat!' Teriak Divaril sambil merenggangkan seluruh tubuhnya. Seketika itu juga semua energi dingin terhisap masuk ke dalam tubuh Divaril lalu dengan semua kekuatan tersisa di berada dalam tubuhnya, Sang Ratu mati - matian menekan inti energi itu. 'Matilah kau, naga busuk!' Maki Divaril yang terbang meluncur deras ke arah Artix. Artix yang tidak waspada tidak dapat melindungi dirinya sendiri lebih lanjut. Divaril pun melesat menuju ke arah jantung sang naga dan meledakkan inti energi yang terdapat di dalam tubuhnya. Seketika itu juga ledakan energi dingin yang dashyat pun terjadi di dada Artix. Ledakan yang mampu membuat Artix terpental jauh dan memuntahkan darah segar dari moncongnya sekaligus menghacurkan jasad Sang Ratu hingga tak bersisa sedikit pun. Bab 25. Semburan Es Abadi Tahap Tiga By: Junaidi Halim 'Kubunuh kau, Naga jelek. Akan kubuat tubuhmu hancur lebur hingga tak bersisa!' Teriak Virail dengan kemarahan bercampur kesedihan yang amat sangat. Dengan menggunakan jurus teleport singkat, Virail sudah berpindah tempat ke dekat Artix dan meluncurkan jurus bola api, Fleira-Cesta nya. Bola - bola api pun berhamburan dari tongkat merah Virail tanpa memperdulikan pemiliknya yang mulai kehabisan energi. 'Hentikan, kakak! Kau akan melukai dirimu sendiri!' Teriak Tyrail dari kejauhan dan kekuatiran Tyrail semakin menjadi - jadi ketika melihat tubuh Artix bergerak bangkit akibat panas yang menghajar tubuhnya. Kebangkitan Artix yang tiba - tiba menyebabkan Virail terkejut dan ia mendadak menjadi terpaku karena aura kemarahan yang dipancarkan sang Naga begitu menggelora. Artix memandang Virail sekilas lalu melecutkan ekornya yang mampu membelah gunung ke arah sang gadis penyihir itu. 'Shielding Amos!' Teriak Alphone yang tiba - tiba saja muncul di sebelah Virail. Ia menggerakkan tongkatnya dengan cepat dan membentuk perisai keemasan yang berkilauan menyelimuti mereka berdua. Ekor Artix pun menghantam perisai emas itu dengan kekuatan sekuat halilintar. Cahaya emas itu pun berpencaran namun masih tetap dapat bertahan meskipun Alphone yang menyihir perisai itu sempat memuntahkan darah segar dari mulutnya akibat adu kekuatan yang terlalu dipaksakan. Namun perisai itu tidak bertahan untuk waktu yang lama karena cakar Artix menyusul menyerang dan menembus perisai pertahanan Alphone. Pria malang itu pun langsung tercabik cakar sang naga hingga tewas. Virail sempat menghindar dengan cara teleport jauh ke belakang ketika serangan lecutan ekor Artix menghantam perisai sihir Alphone. Namun ketika melihat cakar Artix mencabik Alphone maka hancur jugalah hati Virail sehingga ia pun langsung jatuh terduduk dengan tatapan mata kosong. Bibirnya bergetar menahan perasaan yang campur aduk di hatinya. Percuma saja Tyrail dan Algrin berusaha menyeret Virail untuk menghindar sementara Artix sudah terbang mendekat kembali sambil siap meluncurkan serangan berikutnya, yaitu Semburan Es Abadi Tahap Tiga yang merupakan jurus terkuat Artix dan sudah melegenda di dunia ini. Suhu udara di arena pertarungan tiba - tiba menurun dengan sangat cepat mendekati titik beku. Ada suatu energi luar biasa yang mampu membuat alam seakan kehilangan daya kekuatannya. Energi dashyat yang siap dikeluarkan untuk menghancurkan lawannya. Jurus Semburan Es Abadi Tahap Tiga milik Artix sudah siap untuk dimuntahkan. 'Terima ini, makhluk lemah! Matilah kalian semua!' Seru Artix sembari mengeluarkan jurus terdashyatnya. Tanah yang diselimuti es tiba - tiba meledak hancur lebur dan udara dingin menderu keras. Sebuah gelombang dashyat meluncur secepat ayunan arit maut Sang Dewa Kematian. Angin dingin dan batu - batuan es ikut tergulung oleh gelombang dingin maha dashyat yang menuju ke arah para penyihir itu. Tyrail, Virail dan Algrin sudah menutup mata karena tidak tahan menyaksikan kedashyatan gelombang dingin yang akan menelan mereka. Ledakan hebat pun terjadi. Ketiga penyihir itu terlontar jauh ke belakang sambil memuntahkan darah segar dari mulutnya tetapi ajaibnya mereka masih tetap dapat hidup. Seorang pria berdiri menghadang jurus terdashyat Artix sebelum jurus itu sempat menghantam ketiga penyihir itu. Pria yang mengenakan jubah seterang matahari, Jubah Keyakinan. Seorang Pria bernama Jack. Jack sendiri merasa tubuhnya habis dihantam oleh sebuah palu raksasa. Kepalanya terasa berkunang - kunang dan tubuhnya mati rasa akibat dingin yang menyerang tiba - tiba. Jubah Keyakinan sebenarnya sudah menyerap hampir 90 persen lebih kekuatan Jurus Semburan Es Abadi Tahap Tiga yang diuncurkan Artix tetapi sisa sisa kekuatannya tetap dapat menghajar Jack dan ketiga penyihir lainnya dengan cukup telak. 'Kau!' Seru Artix terkejut karena menyaksikan manusia yang memakai Jubah Keyakinan dapat menghalau jurus terkuatnya. Artix menoleh sekilas ke arah para prajurit Naga yang dibawanya serta ke dalam pertempuran ini. Ia baru menyadari bahwa sebagian besar prajuritnya telah tewas dan sisanya mulai kocar - kacir melarikan diri. Hanya dirinya yang tersisa melawan Jack dan seluruh Bangsa Penyihir. 'Hentikan semua ini, Artix! Kau sudah kalah perang!' Seru Jack. 'Bunuh dia, Jack,' Rintih Virail dari kejauhan,' Jika kau tidak membunuhnya sekarang maka dia akan kembali lagi sambil membawa ratusan anak buahnya. Saat itu mustahil kita bisa menang kembali.' Artix tertawa keras. 'Gadis pintar. Benar sekali, hei, manusia kerdil bernama Jack. Adalah suatu kesalahan besar jika kau hendak melepaskan aku hari ini. Tetapi siapa bilang aku bermaksud lari. Hari ini kalian semua yang akan kujadikan santapan beku bagi anak buahku. Jangankan Bangsa Penyihir, walaupun seluruh bangsa menghadapi aku saat ini maka aku tidak akan mundur,' Kata Artix yang kemudian bersiap - siap meluncurkan serangan jurusnya kembali. Jack menjadi ragu. Setiap kali ia menerima serangan Artix maka tubuhnya menjadi semakin lemah saja. Walau ia memakai Jubah Keyakinan yang mampu menyerap energi serangan lawan hingga 90 persen bahkan hampir mendekati 100 persen sekalipun, tapi tanpa memiliki kekuatan serangan balik, Jack tetap tidak dapat memenangkan pertempuran ini. Apa gunanya terus bertahan tanpa dapat menyerang" Jack terus berpikir keras mencari jalan keluar tetapi lawan tentu saja tidak akan menunggunya hingga mendapat ide. Gelombang dingin yang luar biasa dari Semburan Es Abadi Tahap Tiga kembali menyerang Jack. 'Tinjulah dia, Jack! Tinju sekarang!' Suara itu terdengar dari dalam hati Jack. Jack terkejut setengah mati. Hatinya tahu ia harus segera meninju tetapi pikiran nya mengatakan yang sebaliknya maka di saat kritis Jack meninju dengan penuh kebimbangan. Hasilnya malah sangat fatal bagi Jack sendiri. Cahaya pelindung dari Jubah Keyakinan mendadak setengah berhamburan tidak jelas yang menunjukkan buyarnya konsentrasi sang pemakai. Akibatnya energi serangan Artix tidak terserap sempurna dan membekukan Jack seketika hingga ke dalam organ - organ tubuhnya yang paling vital. Jack sudah kalah. Bab 26. Tinju Keyakinan By: Junaidi Halim 'Kau tidak percaya kepada-Ku, Jack. Jika kau meragukan Aku, Sang Pencipta alam semesta maka siapa lagi yang akan kaupercaya. Jubah itu bernama Keyakinan (Faith) bukan tanpa sebab. Yakinlah Pada-Ku maka akan kuberikan kekuatan tanpa batas kepadamu,' Suara itu berbicara. Setiap kata demi kata membakar semangat Jack dan perlahan lahan memulihkan kekuatan Jubah Keyakinan hingga mencapai puncaknya. Cahaya pun memancar dengan sangat dashyat. Artix yang tengah kegirangan melihat para penyihir berlarian ketakutan menjadi terkejut setengah mati. Jack yang seharusnya sudah mati karena dibekukan hingga ke organ vitalnya kini malah memancarkan energi sedashyat dirinya bahkan mungkin lebih daripada itu. Cahaya yang menyilaukan mata seekor naga sekali pun memancar dari Jubahnya dan sekejap kemudian es yang membekukan Jack pecah berantakan. Jack segera mengarahkan tinjunya ke arah Artix. Mengetahui keadaan menjadi berbahaya, Artix pun langsung meluncurkan kembali jurus terampuhnya, Semburan Es Abadi Tahap Tiga. Dua kekuatan dashyat meluncur bersamaan di udara. Energi yang satu berupa kumpulan cahaya yang membentuk bayangan sebuah tinju raksasa berwarna keemasan sementara energi yang lain berupa gelombang es yang bergulung - gulung dan menghisap energi dingin di sekitarnya untuk menambah kekuatan serangan. Tak Lama kemudian keduanya pun bertubrukan dan mengeluarkan pancaran energi yang luar biasa ke segala arah. Ledakan keras pun terjadi hingga menggetarkan langit dan bumi. Penyihir - penyihir yang ahli dengan sigap melakukan teleport untuk menghindar tetapi yang kurang ahli mau tidak mau terkena imbas adu kekuatan Jack dan Artix. Banyak di antara Bangsa Penyihir yang menderita luka dalam akibat terkena pancaran energi yang terpencar ke mana - mana. Jack dan artix sendiri yang berada paling dekat terlontar jauh ke belakang. Artix menderita luka yang cukup fatal akibat benturan energi ini namun Jack yang memakai Jubah Keyakinan hanya menderita luka ringan. Tetapi nasib Jack tidak lebih beruntung dibanding Artix karena sebelumnya ia sudah sempat terkena jurus Semburan Es Abadi Tahap Tiga hingga membekukan orang vitalnya. Walau nyawanya tidak melayang tetapi luka dalam tubuhnya sama sekali tidak ringan. Baik Naga maupun manusia yang tengah bertarung ini sudah sama - sama terluka dan kelelahan. 'Artix, tak disangka, kau akan dilukai oleh seorang pemuda dari bangsa yang lemah,' Desis Artix kepada dirinya sendiri,' Jika hari ini aku tidak membunuh pemuda itu maka sebaiknya aku berubah menjadi seekor cacing.' Lalu dengan susah payah, Artix berusaha untuk bangkit kembali. Jack yang terpental hingga menabrak gunung es pun segera merangkak keluar. Ia juga belum mau menyerah begitu saja tetapi seluruh tubuhnya terasa remuk. Yang paling parah adalah organ vital dalam tubuhnya yang masih terasa membeku. Jantung, hati, paru - paru, lambung dan bahkan ususnya pun terasa tidak normal. Semuanya terasa dingin dan seperti hampir kehilangan fungsinya. Jack terbatuk pelan dan darah kering yang kental kehitaman terlontar keluar dari mulutnya. 'Celaka! Sampai berapa lama lagi aku bisa bertahan" Namun jika sudah sampai sejauh ini maka sebelum di antara kami ada yang mati, pertarungan tidak mungkin dihentikan,' Desis Jack sambil menyeka darah kental di mulutnya dengan lengan baju. Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Kedua makhluk sekarat itu berjalan saling mendekat dengan perlahan. Keduanya berkonsentrasi mengumpulkan semua energi terakhir yang tersisa. Keduanya tahu akan batas kemampuan lawan maupun dirinya sendiri. Energi mereka berdua hanya cukup untuk melakukan satu kali serangan lagi. Kemenangan sangat tergantung kepada seberapa dashyat serangan yang terakhir kali ini. 'Iron Fist!' Teriak Jack sambil mengayunkan tinjunya. Tidak ada yang tahu selain Jack sendiri mengapa ia meneriakkan jurus tinju itu dengan sebutan Iron Fist. Namun sejak itu sejarah, legenda dan mitos dunia mencatat tinju yang diayunkan pemakai Jubah Keyakinan (Fatih Armor) bernama Iron Fist. 'Semburan Es Abadi Tahap Tiga,' Seru Artix, Sang Naga Es Utama yang menjadi Raja dari seluruh Bangsa Naga Es. Kedua energi dashyat itu pun kembali memancar dan menderu di udara, siap untuk saling beradu. Namun entah dari mana sebuah makhluk hitam besar berotot setinggi 3 meter muncul di antara dua energi yang akan segera berbenturan. Dengan gerakan santai makhluk itu mengambil palu raksasa sepanjang 2 meter dari balik punggungnya lalu mengangkatnya tinggi - tinggi ke atas. Cahaya hitam tiba - tiba muncul di ujung palu raksasa itu dan menghisap habis kedua energi lainnya yang diluncurkan Jack maupun Artix. Dalam waktu singkat keadaan menjadi tenang kembali. Makhluk misterius itu hanya tersenyum dan menurunkan palu raksasanya hingga menghantam lantai es hingga retak. Jack dan Artix pun sungguh keheranan memandang makhluk sakti apa lagi yang tiba - tiba muncul di hadapan mereka. Yang jelas dia bukan makhluk sembarangan hingga dapat menahan dua serangan energi dashyat sekaligus. Bab 27. Marmon, The Giant Hunter By: Junaidi Halim 'Apakah kau Naga Es Utama yang bernama Artix"' Tanya makhluk hitam besar itu,' Oh, yah tentu saja kau pasti Artix. Bodoh sekali aku ini. Naga Es terakhir yang tersisa di dunia pastilah Artix.' Lalu makhluk itu pun tertawa dengan nada mengejek. 'Naga terakhir" Apa maksudmu"' Tanya Artix dengan tatapan tidak mengerti tetapi ia dapat merasakan ada sesuatu kejadian mengerikan yang berhubungan dengan bangsanya. Artix dan Jack baru menyadari bahwa ternyata makhluk itu membawa sebuah bungkusan raksasa dari kulit yang tinggi nya mencapai 5-6 meter lebih sementara panjangnya paling sedikit 8 meter. Karena terlalu terkejut akibat kehadiran makhluk aneh itu, Jack sampai tidak memperhatikan adanya bungkusan yang berbau darah itu. 'Yah, naga es terakhir. Kurasa bungkusan hadiah yang kusiapkan ini dapat menjawab pertanyaanmu,' Jawab makhluk hitam itu sambil mengayunkan palunya kepada bungkusan yang dibawanya. Dalam sekejap bungkusan itu pun robek dan isinya berhamburan kencang ke segala arah. Jack segera menghindar ke belakang begitu melihat ratusan atau mungkin ribuan benda bulat putih seukuran kepala manusia berhamburan keluar. Namun Artix tidak menghindar sama sekali bahkan menjadi terpaku dan akhirnya menjerit dengan luar biasa keras. Jeritan yang memilukan dari luka hati Raja Naga Es. Jack pun baru menyadari benda apa yang kini berserakan memenuhi tanah berlapis es itu, yang tak lain adalah ratusan bahkan mungkin ribuan jantung dari naga es. 'Rakyatku! Saudaraku! Anak - anakku! Apa yang sudah kaulakukan kepada mereka"' Teriak Artix panik dan mulai mengamuk karena marah bercampur sedih yang tidak tertahankan. 'Kau masih bertanya" Bukankah sudah jelas kalau aku Marmon The Giant Hunter telah membantai mereka"' Tanya makhluk hitam yang ternyata bernama Marmon itu dengan santai seakan - akan membunuh ratusan naga bukanlah hal aneh. 'Marmon" Marmon satu dari tiga belas Zingamon"' Desis Artix seakan tidak percaya bahwa lawan di hadapannya adalah Marmon, Jenderal tersohor dari Pasukan Kegelapan di bawah pimpinan Lord of Darkness. 'Benar! Zingamon yang adalah tiga belas Jenderal Utama Pasukan Kegelapan dimana kekuatan kami hanya 1 tingkat di bawah Lord of Darkness sendiri. Dulu kau dan naga utama lainnya, tujuh Ksatria Utama Holy Light yang sekarang disebut The Keeper bahkan seluruh bangsa - bangsa pernah berhadapan denganku namun tidak ada yang memiliki kekuatan cukup untuk membunuhku. Sungguh kisah lama yang penuh dengan kejayaan seribu tahun lalu. Namun sejak jatuhnya Sang Master Kegelapan, kami para Zingamon yang kini hanya tersisa empat harus bersembunyi dan melarikan diri,' Kata Marmon sambil mengenang masa lalunya. 'Penjahat tengik! Jika kau terus bersembunyi maka mungkin nyawamu masih bisa diselamatkan namun karena kau sudah terlanjur keluar maka aku sendiri akan menghabisimu saat ini juga!' Teriak Artix. 'Kau mau menghabisi aku"' Tanya Marmon dengan heran dan tertawa terbahak bahak,' Aku berani muncul kembali di dunia karena aku yakin akan memperoleh kejayaan seperti dahulu lagi. Saat ini Para Ksatria Holy Light sudah jatuh akibat melanggar perintah The One dan dikutuk menjadi Keeper. Kekuatan mereka sudah jauh di bawahku. Kelima Naga saling berebut kekuasaan dan sangat mudah diadu domba. Hari ini aku akan kembali memulai mimpi buruk dunia dengan membantai para naga utama satu persatu dan dengan jantung Orb kalian maka aku dapat membebaskan Lord of Darkness.' 'Jangan mimpi!' Teriak Jack,'Aku tidak akan membiarkan orang gila sepertimu membangkitkan kejahatan yang sudah lama terkubur.' Marmon mengalihkan tatapannya dari Artix kepada Jack. 'Manusia pemberani yang ingin segera mati. Tidak banyak makhluk kecil sepertimu yang berani berkata - kata dengan Marmon.' Namun mata Marmon mendelik keheran dan berdesis,' Jubah itu! Jubah Sang Holy Light sendiri. Bagaimana mungkin"' Artix yang melihat keserakahan di mata Marmon segera menghardik dan menyerang. 'Ingin berebut Jubah Keyakinan denganku" Jangan mimpi, makhluk jahanam! Terima serangan jurus Semburan Es Abadi Tahap Tigaku!' Seru Artix. Marmon hanya tertawa sambil mengayunkan palunya dengan ringan saja namun energi yang tercipta dari ayunan itu begitu luar biasa sehingga dapat membalikkan serangan Artix kepada dirinya sendiri. Untung saja Artix cukup waspada sehingga dapat menghindar tepat pada waktunya. 'Sekarang giliranku!' Teriak Marmon sambil mengarahkan ujung palunya ke arah Artix. Dari palu itu pun mengeluarkan halilintar hitam berkekuatan teramat dashyat yang dengan telak menghajar Artix. Walau kulit naga sangat tebal dan dapat meredam sebagian besar sihir namun halilintar itu bukan halilintar sihir biasa. Sekujur tubuh Artix langsung melepuh hebat dan roboh seketika entah telah tewas atau hanya sekedar pingsan. Marmon menggeleng - gelengkan kepalanya tanda kecewa terhadap kekuatan lawannya lalu ia mengarahkan pandangannya kepada Jack. 'Sekarang giliranmu, manusia kecil. Serahkan jubah itu maka kujamin kau akan mati cepat tanpa harus menderita,' Kata Marmon sambil tersenyum jahat. Bab 28. Tiga Jurus Kegelapan Semesta By: Junaidi Halim Pertempuran dashyat pun kembali terjadi. Tetapi kini bukan pertempuran antara Naga melawan Bangsa Penyihir. Tetapi pertarungan antara Bangsa Penyihir melawan paling sedikit lima ratus Pasukan Tengkorak yang tiba - tiba muncul entah dari mana. Bangsa Penyihir yang hanya memiliki sekitar tiga ratus prajurit tampaknya akan sulit untuk dapat bertahan lama. Apalagi sebagian besar dari mereka sudah terluka dan kelelahan akibat pertarungan sebelumnya melawan Bangsa Naga. Namun apapun yang terjadi, para penyihir tidak memiliki pilihan. Mereka harus bertarung atau mati. Sementara itu, Jack menghindar dengan lincah sambil melompat kesana kemari. Namun halilintar hitam itu terus saja menyambar dan mengikuti kemana pun Jack menjejakkan kakinya. Walau sampai saat ini ia bisa terus menghindari halilintar hitam yang dilontarkan Marmon tapi entah sampai kapan ia bisa terus begini. Stamina setiap makhluk memiliki batasan termasuk juga dengan Jack maka sambil terus menghindar, Jack berusaha mencari celah untuk balik menyerang. Dan saat itu pun tiba. Marmon tidak dapat membalikkan tubuhnya secepat Jack karena ukuran tubuhnya yang mencapai 3 meter lebih. Oleh karena itu Jack memanfaatkan kecepatan gerak dan putaran tubuhnya untuk meraih keuntungan. Ketika Marmon masih menyerang ke satu sisi, Jack sudah bergerak ke sisi lain dan seterusnya. Akibatnya Marmon kehilangan fokus kepada musuhnya yang dapat bergerak lincah ke segala arah. Jack seakan - akan dapat menyerang dari kiri maupun kanan bahkan dari atas maupun dari bawah. Marmon tidak dapat menebak kapan saat yang tepat Jack benar - benar akan menyerang dan dari mana arah serangan itu akan datang. 'Iron fist!' Teriak Jack dan sebuah tinju cahaya pun menyerang dari arah belakang Marmon dengan kecepatan kilat. Marmon yang menyadari datangnya bahaya namun tidak sempat berbalik lagi segera mengangkat palunya. Tiba - tiba sebuah gelombang pusaran hitam terbentuk di udara dan energi tinju Jack terhisap ke dalamnya tanpa tersisa. Jack yang masih terkejut menjadi lengah dan harus membayar mahal kesalahan itu. Marmon yang telah menghisap energi tinju cahaya Jack kini malah mengeluarkan energi balik berupa tinju hitam yang sama kuat dengan Iron Fist milik Jack. Walau Jubah Keyakinan dapat meredam sebagian besar benturan energi itu tetapi sudah cukup untuk membuat Jack terpental dan muntah darah. Luka yang diderita dari pertarungan sebelumnya kembali bertambah parah. Tiga Jurus Kegelapan Semesta. Jurus itulah yang digunakan Marmon dengan mengandalkan palu raksasanya. Jurus pertama adalah Jurus Halilintar Hitam. Serangan ini mengandalkan kekuatan kilat penghancur yang sangat kuat. Jurus Kedua adalah Jurus Pusaran Gelombang Hitam. Jurus ini sebenarnya adalah jurus pertahanan dengan menciptakan semacam lubang hitam yang mampu menghisap semua energi serangan. Namun Marmon mengembangkan jurus ini sehingga dapat menggunakan energi lawan yang dihisapnya untuk balik menyerang. Jurus Ketiga adalah Jurus Melenyapkan Semesta. Jurus yang ketiga ini adalah yang terhebat dan merupakan senjata rahasia Marmon. Sedikit sekali makhluk yang masih dapat hidup setelah terkena jurus ini. Oleh karena itu tidak banyak makhluk yang tahu apa sebenarnya bentuk serangan maupun pertahanan dari jurus yang ketiga ini. Jack yang terluka berat berusaha untuk bangkit kembali. Tetapi sedetik kemudian sebuah halilintar hitam menghantamnya dengan telak. Jack yang berdiri saja sudah begitu sulit, tidak dapat menghindar sama sekali. Ia terdorong ke belakang hingga 10 meter lebih sebelum akhirnya menghantam dinding es yang telah membatu. Jack kembali memuntahkan darah lebih banyak dari sebelumnya sebelumnya akhirnya jatuh tertelungkup. Walau Jubah Keyakinan sudah menyerap hampir semua energi halilintar hitam namun tetap saja Jack merasakan seluruh tubuhnya kesakitan luar biasa. Tulang tulangnya terasa ngilu dan kulitnya melepuh hebat. Marmon pun melangkah mendekati Jack penuh kemenangan. Ia hendak menghabisi Jack segera agar dapat mengklaim Jubah Keyakinan bagi dirinya sendiri. Namun saat ia mengangkat palu raksasanya tinggi - tinggi agar dapat dihantamkan ke kepala Jack sekuat tenaga, tiba - tiba sebuah benda berat menghantam tubuhnya hingga terpelanting ke samping. Marmon segera berdiri kembali karena kemarahan yang luar biasa akibat diserang dari belakang. Dan di hadapan Marmon muncul Artix yang telah bangkit kembali sambil mengibas - ngibaskan ekornya. Tubuh Artix memang hancur lebur dan kemungkinan besar tenaganya telah terkuras tetapi mata Sang Naga tetap penuh dengan semangat yang membara. Artix siap bertarung hingga mati melawan Marmon. Bab 29. Semburan Es Abadi Tahap Final By: Junaidi Halim 'Luar biasa, Artix. Rupanya kau masih bisa hidup setelah terkena serangan halilintar hitamku. Sekarang mari kita lihat sampai sebatas mana kekuatan tubuhmu,' Ejek Marmon sambil mulai mengayunkan palu raksasanya kembali ke angkasa dan menciptakan sambaran halilintar berwarna hitam. Halilintar itu meluncur cepat ke arah Artix namun tiba - tiba saja sebuah cahaya terbentuk di hadapan Artix dan meredam sebagian besar kekuatan serang halilintar hitam. 'Kau!' Teriak Marmon dengan kesal sambil menatap Jack yang juga sudah bangkit. Rupanya tadi Jack menggunakan cahaya Jubah Keyakinan untuk menyelimuti Artix. Dengan begitu kurang lebih 70 80 persen kekuatan serang Marmon tertahan oleh Jubah Keyakinan. Sisa serangan Marmon hanya dapat membuat Artix merasa sakit namun tidak cukup kuat untuk melukai Sang Naga lebih parah lagi. Maka sekarang Jack dan Artix pun berdiri bedampingan untuk menghadapi Marmon. Naga dan manusia yang pada mulanya menjadi lawan kini harus bersatu untuk dapat mempertahankan diri. 'Dengarkan aku, hai, manusia. Marmon masih memiliki satu jurus rahasia simpanan yang tidak pernah dikeluarkan kecuali terdesak. Oleh karena itu berhati - hatilah terhadap jurus mautnya,' bisik Artix. Jack menjawab hal itu hanya dengan sebuah anggukkan sebelum kemudian datang lagi sebuah serangan dari Marmon. Kali ini serangan halilintar hitam tidak dilontarkan dari jarak jauh melainkan mengalir di seluruh tubuh Marmon dan terpusat di palu raksasanya. Lalu Marmon pun menyerang dari jarak dekat dengan memutar mutar palunya secara membabi buta. Serangan ini memaksa Jack maupun Artix untuk mundur beberapa langkah ke belakang agar tidak terkena hantaman palu itu. Tetapi Jack terkejut sekali ketika ia dan Artix tiba - tiba terhisap mendekat ke arah Marmon yang sekujur tubuhnya dialiri Jurus Halilintar Hitam. Kali ini Artix maupun Jack seperti terikat oleh kekuatan tidak terlihat sehingga tidak dapat menghindar lagi dari hantaman palu Artix. Jack dan Artix pun langsung terlempar ke belakang sambil memuntahkan darah kembali. Nampaknya keduanya sudah tidak dapat bertahan lebih lama lagi. 'Dua jurus digunakan bersamaan,' Desis Artix yang lebih berpengalaman dalam hal bertarung,' Ia menggunakan Halilintar Hitam sebagai senjata dan Jurus Pusaran Gelombang Hitam untuk menghisap lawannya. Jika begini terus maka harapan kita untuk dapat menang sangatlah kecil.' Jack berusaha untuk bangkit kembali tetapi ia merasakan amat sakit pada tulang bahunya. Sepertinya tulang bahu kirinya bergeser akibat hantaman Marmon. Dengan memakai Jubah Sakti Holy Light, Jack memang dapat meredam sebagian besar serangan lawan tetapi tidak membuat ia menjadi kebal sama sekali. Serangan dashyat Marmon tetap membuat Jack terluka sangat hebat. Begitu juga dengan Artix. Keadaan nya jauh lebih parah daripada Jack karena ia hanya mengandalkan ketebalan kulit naganya yang kini sudah hancur berantakan. Artix tahu ia sedang sekarat dan nyawanya pun sudah dulit untuk dipertahankan lebih lama lagi. 'Sungguh tidak kusangka aku akan mati seperti ini. Saat datang ke tempat ini beberapa waktu lalu aku menyangka akan segera mendapat Jubah sakti. Sungguh tak kusangka rencana The One terhadap diriku sangat berbeda. Ternyata benar, makhluk ciptaan seperti kita ini punya hak apa untuk menentukan takdir,' Kata Artix lemah sambil memandang Jack yang terbaring di sebelahnya. Jack tertawa kecil lalu balas menjawab,' Setidaknya kita tidak akan mati tanpa perlawanan melawan penjahat hina itu. Dengan begitu mati pun aku tidak akan merasa percuma dan tidak malu saat berhadapan dengan The One nantinya.' 'Benar! Kau benar sekali!' Kata Artix dengan semangat,' Manusia yang masih muda tetapi tidak takut mati. Ternyata Bangsa kalian memang unik. Hati kalian cukup besar dan mulia, hai manusia. Hari ini mati pun tidak menyesal dapat bertarung bersama ksatria sepertimu.' Maka Jack dan Artix pun kembali bangkit. Marmon memandang mereka berdua dengan kesal. Mungkin baru kali ini Marmon menghadapi lawan yang telah sekarat namun begitu keras kepala untuk menyerahkan nyawanya kepada maut. 'Jack, dengarkan aku. Kali ini aku akan melakukan serangan penghabisan. Seluruh energi hidup selama ribuan tahun akan kupertaruhkan dalam serangan terakhir ini namun aku butuh bantuanmu, Jack. Aku harus melakukan serangan ini di dekat Marmon dan tidak Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo boleh ditahan oleh jurusnya. Oleh karena itu aku hanya dapat mengandalkanmu dalam melindungi tubuhku selama melakukan serangan ini. Bisakah aku mengandalkanmu, manusia perkasa"' Tanya Artix. 'Serahkan semuanya kepadaku Raja Naga Es,' Jawab Jack. 'Berjanjilah kepadaku satu hal. Setelah ini berlalu jagalah jantungku agar tidak jatuh ke tangan yang jahat,' Kata Artix yang kemudian langsung terbang menerjang ke arah Marmon sambil mengerahkan semua energi hidupnya. Jack terkejut mendengar kata - kata terakhir Artix yang sepertinya merupakan wasiat terakhir sebelum kematian. Namun ia tidak dapat bertindak apa - apa selain melakukan tugas yang diserahkan Artix untuk melindungi tubuh sang naga es dengan cahaya Jubah Keyakinan. Dengan begitu Artix dapat terus meluncur tanpa dapat ditahan oleh jurus - jurus Marmon. Tubuh Artix tiba - tiba berkilauan dengan warna biru dan mulai membeku. 'Terima ini Marmon! Jurus Terakhir Naga Es Artix, Jurus Semburan Es Abadi Tahap Final!' Teriak Artix sambil menghantamkan tubuhnya kepada Marmon. Marmon berteriak dashyat ketika benturan energi dashyat itu terjadi dan ledakan besar pun menyusul. Cahaya biru terang berhamburan sehingga memaksa Jack untuk melindungi matanya. Tubuh Jack menggigil luar biasa dan dapat merasakan energi dingin membekukan memancar dari ledakan itu. Jack tidak dapat membayangkan bagaimana jadinya makhluk yang mendapatkan hantaman energi itu secara langsung sementara dirinya saja yang berada cukup jauh merasa seluruh tubuhnya telah menjadi es batu. Perlahan cahaya terang berwarna biru itu pun memudar menyisakan satu makhluk yang masih berdiri tegak. Dia adalah Marmon! Sementara tubuh Artix telah hancur lebur karena melakukan serangan terakhir itu. Jantung sang naga yang telah berubah menjadi Orb Putih pun tergeletak di bawah kaki Marmon. Kack terpana melihat lawannya yang luar biasa kuat itu. Bab 30. Racun melawan Racun By: Junaidi Halim Nafas Greenhost terengah - engah. Ia tidak menyangka nasibnya bisa seburuk ini. Selama ini Bangsa Naga adalah bangsa terkuat dan Para Naga Utama sudah menjadi makhluk terkuat di dunia selama ribuan tahun terakhir setelah The Keeper mengasingkan diri dan keempat Zingamon yang tersisa menghilang tanpa jejak. Namun apa yang dihadapinya kini sungguh berbeda dari apa yang selama ini dipikirkannya. 'Jadi hanya segitu kekuatanmu, Naga Hijau Greenhost. Nama besarmu sungguh sangat mengecewakan kalau begitu,' Kata sebuah makhluk yang bentuknya seperti ular besar berwarna hitam dengan bintik - bintik merah darah. Panjang tubuh makhluk ini mencapai 10 meter dengan diameter kurang lebih 1 meter. 'Dasar Ular busuk! Budak Kegelapan! Jika saja aku tidak terluka setelah pertarungan melawan Awhair, tentunya kau sudah kulumat hingga habis dengan racun panas dan dinginku,' Geram Greenhost. Namun Ular itu tertawa dengan lantang. 'Kau pikir aku si Dewa Racun, Hyranne The Dark Serpent takut dengan racun anak - anak milikmu itu"' Tanya ular besar yang bernama Hyranne itu,' Air liurku pun jauh lebih beracun dibanding jurus andalanmu itu, Greenhost. Jika tidak, tentunya aku tidak akan berani menyandang gelar salah satu Zingamon, jenderal utama dari Pasukan Kegelapan Lord of Darkness.' Ular itu kembali tertawa meremehkan Greenhost. 'Jangan membual di hadapan Raja Naga Hijau, iblis ular! Hadapi saja Jurus Inti Racunku!' Teriak Greenhost yang marah karena merasa diremehkan. Dalam sekejap Greenhost menyemburkan cairan hijau dari dalam mulutnya. Cairan dashyat itu langsung menuju ke arah Hyranne dan menghanguskan apa saja yang menghalangi jalannya. Namun Hyranne sama sekali tidak mundur ataupun menjadi panik. Ia dengan mudah melingkar dan menggulung tubuhnya sembari membiarkan seluruh tubuhnya disirami oleh semburan inti racun mematikan Greenhost. Dalam sekejap tubuh Hyranne seakan - akan melepuh keracunan tetapi bintik - bintik merah di sekujur tubuhnya malah bersinar terang dan dalam sekejap pula menghisap habis racun yang berada di sekujur tubuhnya. Greenhost tidak dapat berbuat apa apa selain membelalakkan matanya lebar - lebar melihat jurusnya tidak berarti apa - apa di hadapan lawan, malah sekarang tubuh Hyranne dilapisi racun ganas yang berasal dari jurus Greenhost sendiri. 'Inti racun panas - dingin hanya seperti ini" Sungguh menggelikan,' ejek Hyranne. 'Mati kau membusuk di neraka!' Teriak Greenhost yang merasa harga dirinya terinjak - injak. Dengan mengamuk Greenhost kembali menyemburkan racun yang jauh lebih ganas. Kini Cairan yang disemburkan Greebhost dapat berubah menjadi benda padat yang mampu melubangi baja tebal sekalipun. Jurus mematikan yang sama ketika digunakan Greenhost untuk menghabisi Awhair. Namun lagi - lagi Hyranne sama sekali tidak gentar. Ia balas menyemburkan bisa beracun dari mulutnya. Bisa berwarna hitam kemerahan itu langsung melelehkan racun beku Greenhost bahkan kini keadaan jadi berbalik. Kini giliran Greenhost yang harus menerima serangan Hyranne secara telak. Greenhost menjerit kesakitan seakan tidak percaya bahwa jurus inti racunnya telah kalah total. Sekarang malah tubuh Greenhost sendiri yang terbakar, membeku, tersengat listrik, tertusuk ribuan jarum kecil dan tercabik cabik gelombang badai secara serentak. Sang Raja Naga Hijau pun langsung roboh tak berkutik dengan tubuh yang hancur dan luka parah. 'Jurus iblis apa ini... jurus... yang mengerikan...,' Desis Greenhost dengan nafas hampir putus. 'Jurus Racun Lima Unsur yang merupakan andalanku. Inti racunmu hanya jurus murahan dibanding racunku, Greenhost. Racunku mengandung kekuatan unsur api, es, halilintar, logam, dan badai dipadukan menjadi satu dengan serangan racun. Makhluk mana yang bisa bertahan menghadapi jurus mematikan ini" Tak kusangka hari ini aku bertemu dengan naga bodoh yang berani meremehkan jurus mautku,' Kata Hyranne sambil berdesis penuh kemenangan. 'Pahlawan boleh gugur dalam pertempuran tetapi pantang dihina. Aku akan adu nyawa denganmu, iblis ular. Matilah!' Teriak Greenhost yang walau dengan tubuh hancur sekalipun tetap memaksakan diri melakukan serangan penghabisan,' Inti Racun Panas - Dingin Tingkat Maksimum!' 'Kau tidak boleh mati dulu sebelum merasakan jurusku yang lain,' Desis Hyranne yang juga mengeluarkan jurusnya,' Hati Iblis Racun!' Serangan Hyranne lebih cepat sesaat sebelum Greenhost sempat melancarkan serangan terkuatnya. Tiba - tiba saja energi Greenhost lenyap seketika dan jurusnya serasa lenyap ditelan kekuatan lain di dalam tubuhnya. Greenhost menjerit ketakutan dan panik ketika menyadari organ - organ di dalam tubuhnya bergejolak hebat seakan - akan ada makhluk lain yang hendak lahir dan mulai hidup di dalam tubuhnya. 'Apa yang kau lakukan"' Teriak Greenhost ketakutan. 'Aku hanya mengambil ragamu yang berharga Raja Naga Hijau. Sekarang kau akan terlahir kembali menjadi anak buahku yang setia,' Jawab Hyranne sambil tertawa. Lalu Hyranne memandang ke belakang dan melihat seekor naga buruk rupa sedang menghampirinya. 'Ah! Lihat siapa yang datang" Bagaimana keadaan saudaramu si naga langit Awhair yang sekarat itu, Mistyx"' Dan sang naga itu pun menjawab,' Awhair bukan saudaraku, guru! Dan aku pun sudah memenggal kepalanya sebagai hadiah langsung kepada Para Naga Langit itu. Percayalah, aku Mistyx akan segera mempersembahkan sebuah kemenangan untuk membangkitkan kembali Lord of Darkness!' Bab 31. Kepedihan Hati Sang Jenderal By: Junaidi Halim 'Kenapa kau harus melakukan ini, Therick" Kupikir kau adalah peri yang bisa kupercaya. Tidak kusangka ternyata kau mengkhianati aku,' Tangis Missa dari dalam kurungan. Therick sama sekali tidak memperdulikan tangisan Missa bahkan mimik wajahnya sama sekali tidak berubah. 'Wah, saudaraku, ternyata kabar yang mengatakan bahwa Jenderal Peri Therick sangat kaku dan dingin sama sekali tidak salah,' ejek Lexus si Penyihir Hitam,' Jika kau tidak mau gadis cantik itu biar aku yang mencicipinya sedikit.' Therick langsung menoleh kepada Lexus dan berkata,' Sentuh gadis itu sedikit saja maka tenggorokanmu akan tembus oleh anak panahku.' Walau Therick mengucapkan kata - kata itu dengan santai tanpa ekspresi namun semua tahu bahwa hati Therick sedang bergejolak. 'Wah, ternyata kau bisa marah juga. Seandainya saja kau lebih sering marah maka mungkin sebutan pangeran sudah diwariskan oleh ayahmu yang bodoh itu,' Ejek Lexus dengan nada merendahkan. Therick pun langsung mencabut sebatang anak panah dan memasangnya di busur sambil mengarahkannya ke dahi Lexus. Semua itu dilakukan dengan kecepatan kilat yang bahkan tidak dapat diikuti oleh tatapan mata biasa. Dalam sekejap mata anak panah sudah ditodongkan ke kepala Lexus. 'Bicaralah satu patah kata lagi maka aku bersumpah kepada cahaya bulan akan kubuat lubang besar di dahimu yang busuk itu, Lexus,' Kata Therick dengan nada datar seakan tidak menyimpan kemarahan sama sekali. 'Hentikan itu Therick!' Terdengar suara Raja Theras dari belakang Therick yang murka melihat tindakan anaknya. 'Hentikan itu, bodoh! Kau bisa merusak kesepakatan kita dengan Dewi Penyihir! Kau memang ceroboh dan bodoh, tidak seperti kakakmu Theros. Seandainya saja dia masih hidup, tentunya kau sudah kubuang jauh jauh! Dasar tidak berguna!' Maki Raja Theras kepada Therick sambil merebut busur dan anak panah Therick lalu mencampakkannya begitu saja di tanah. Therick diam seribu bahasa namun matanya menyiratkan kepedihan yang luar biasa. Ia bukan hanya dipermalukan di depan penyihir hitam sombong bernama Lexus namun juga harus menerima makian dari ayahnya sendiri. Dengan langkah lemah seperti ksatria yang kalah perang, Therick pun mundur sambil membawa tawanan perangnya ke arah penjara bawah tanah. Entah kenapa, saat itulah Missa dapat menangkap kepedihan hati Sang Ksatria Therick dan menjadi ikut prihatin. 'Tuan, hamba yakin ayahmu tidak bermaksud kasar seperti itu,' kata seorang prajurit berusaha menghibur Therick. 'Tidak apa, Guldan. Aku baik - baik saja. Kurasa ini bukan pertama kalinya Sang Raja bertidak seperti itu kepadaku,' Jawab Therick. 'Sungguh mengherankan. Kenapa Kita Bangsa Peri harus bekerja sama dengan pembawa kejahatan seperti Dewi Penyihir" Padahal kita semua sudah tahu benar siapa yang berada di belakang Sang Dewi Penyihir itu. Tidak lain adalah Para Zingamon yang ingin membangkitkan Lord of Darkness. Tapi kenapa kita malah bekerja sama dengan mereka"' Therick berkeringat dingin. Walau wajahnya tetap tenang tanpa ekspresi namun hatinya bergejolak keras. Darah ksatria mudanya merasa sangat malu dan marah karena melihat ayahnya sebagai Raja Bangsa Peri dapat mengambil keputusan bekerja sama dengan Pasukan Kegelapan. 'Kita hanya memanfaatkan mereka, Guldan. Jangan kuatir. Bangsa Peri tidak akan jatuh ke tangan Pasukan Kegelapan. Kita hanya memanfaatkan mereka untuk mendapatkan Jubah Sakti Holy Light. Setelah itu Bangsa Peri akan menjadi semakin kuat lalu kita akan balik menghancurkan mereka,' Jawab Therick berusaha meyakinkan anak buahnya walau sebenarnya hatinya sendiri ragu akan hal ini karena ayahnya semakin lama semakin toleran terhadap Dewi Penyihir Hitam itu,' Sekarang bawa masuk seluruh tawanan kita ke dalam penjara!' 'Apakah kau akan membantai kami, Therick"' Tanya Missa. 'Tidak! Aku tidak pernah membunuh orang - orang tidak bersalah. Tujuanku hanya mendapatkan Jubah Sakti Holy Light. Setelah aku mendapat apa yang aku inginkan aku jamin dengan nyawaku sendiri kalian akan bebas tanpa dilukai sedikit pun,' Janji Therick. Dan Missa pun tersenyum kecil. Entah kenapa Missa merasa Therick dapat dipercaya. Apakah mungkin ia mulai jatuh hati kepada pemuda peri bernama Therick itu" Tiba - tiba seorang prajurit peri datang kepada Theick dan membisikkan sesuatu. Setelah itu Therick bersama dengan para prajuritnya pergi meninggalkan penjara. Therick melangkah dengan gusar menuju ke arah balai utama pertemuan di mana ayahnya, Sang Raja Theras berada. 'Mengapa mereka harus dibunuh"' Tanya Therick dengan tegas kepada ayahnya begitu memasuki balai utama Bangsa Peri. Semua yang hadir di pertemuan itu terdiam mendengar pertanyaan Therick. Semua mata memandang Sang Raja yang menahan amarah karena ketidaksopanan Therick. 'Mereka harus dibunuh karena Raja Bangsa Peri menitahkan demikian!' Seru Raja Theras dengan marah,' Jenderal macam apa kau sehingga berani melanggar titah dari rajanya"' 'Perintah ini berasal darimu atau dari Dewi Penyihir itu"' Tanya Therick dengan tajam,' Bukankah kita sepakat bahwa tawanan manusia itu hanya umpan untuk mendapat Jubah Sakti. Tapi kenapa sekarang mereka harus dibunuh"' 'Mereka sudah tidak berguna lagi. Jubah Sakti sudah diurus oleh Zingamon lain. Oleh karena itu untuk apa mereka dibiarkan hidup" Bunuh mereka sekarang atau kau juga akan kubunuh karena berkhianat, Jenderal Therick!' Teriak Raja Theras dengan marah. Therick menundukkan wajahnya dengan sedih. Baru kali ini para peri dapat melihat ekspresi sedih yang muncul di wajah Sang Jenderal. 'Jadi sekarang kau hendak membunuhku setelah segala sesuatu yang aku usahakan untuk menyenang hatimu. Tidakkah ada sedikit saja rasa sayangmu kepadaku"' Raja Theras tidak menjawab dan memalingkan wajahnya. 'Bawa dia! Beri dia senjata dan kurung di dalam penjara. Jenderal Therick baru boleh dibebaskan setelah ia membunuh semua tawanan. Jika tidak, biarkan ia membusuk di penjara bersama dengan seluruh tawanan manusia itu. Jangan beri mereka makan ataupun minuman!' Perintah Sang Raja. Therick pun digiring keluar seperti tawanan perang. Sang Raja pun meneteskan air matanya. 'Theros, mengapa kau tinggalkan ayahmu sendirian, nak. Mengapa bukan anak haram itu saja yang mati" Mengapa bukan anak kandungku yang hidup dan mewarisi tahtaku sebagai raja. Kenapa"' Tangis Raja Theras. Sementara itu Therick dimasukkan ke dalam penjara dengan sebilah pedang di tangan kanannya. Ia sendirian harus membantai ratusan nyawa manusia yang tidak berdosa dan tidak berdaya karena tangan kaiknya terikat oleh rantai baja. Mata Therick menunjukkan kebimbangan hati yang dashyat, antara kesetiaan dan belas kasih. Ia pun mendekati tawanan pertama dan mengangkat pedangnya. Bab 32. Perang Saudara Bangsa Peri By: Junaidi Halim Therick menebaskan pedangnya ke arah rantai pengikat tawanan. Dengan begitu semua tawanan berhasil dilepaskan dari rantai baja yang mengikat mereka dan dapat bergerak bebas. 'Mengapa kau lakukan ini, peri muda"' Tanya Micha, Pemimpin Klan Alstar,' Kau tidak berhutang apa - apa kepada kami. Mengapa kau rela menjadi pengkhianat bangsamu sendiri demi kami semua"' 'Aku bukan pembunuh kaum tidak bersalah. Dan aku tidak akan menjadikan diriku monster tanpa perasaan. Mungkin aku bukan orang yang pandai mengekspresikan diriku tetapi aku tetap punya hati seorang ksatria peri. Lagipula aku sudah berjanji kepada gadis cantik itu untuk tidak membunuh kalian,' Jawab Therick. Missa tersenyum malu mendengar pernyataan Therick yang bisa dianggap sebagai pujian curahan hati. Namun apa yang dilakukan Therick tidak memecahkan masalah karena walau bebas dari belenggu tetapi mereka masih berada dalam penjara yang dijaga ketat oleh prajurit peri. Bagaimana caranya mereka bisa lolos dari penjara ini" Malam pun tiba. Ketika seluruh tawanan sedang terlelap, Therick mendengar bunyi langkah pelan namun sangat teratur Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo mendekati penjara. Lalu para penjaga pun mulai berjatuhan tanpa suara. Rupanya ada penyusup ahli yang sedang bekerja di tengah malam tengah berusaha menjebol penjara peri. Entah apa tujuan maksud kedatangan mereka. 'Jenderal Therick, ini Guldan. Kami datang untuk membebaskanmu,' Bisik penyusup itu. Rupanya penyusup itu adalah anak buah Therick yang setia dan ia tidak sendirian. Di belakangnya ada sekitar 6 - 7 peri lagi yang berjaga - jaga. 'Guldan, apa yang kau lakukan" Jika kalian semua tertangkap maka kepala kalian pasti akan lepas,' Kata Therick terkejut. 'Kami terpaksa, Jenderal. Raja sudah menjadi gila. Ia memerintahkan semua prajurit Peri untuk memihak kepada Pasukan Kegelapan dan memulai pertempuran untuk membebaskan Lord of Darkness. Raja mengatakan bahwa Bangsa Peri dapat kembali jaya jika kita berjasa besar kepada Lord of Darkness,' Kata Guldan sambil terus sibuk membuka pintu penjara,' Oleh karena itu seharian penuh kami menyusun kekuatan untuk menentang raja. Setengah dari Bangsa Peri sepakat untuk menentang keputusan gila ini tetapi kami butuh pemimpin. Kami sepakat untuk memilih Jenderal Therick sebagai pimpinan gerakan kami ini.' 'Gerakan menentang raja" Apa kau tahu artinya, Guldan" Ini sama dengan pemberontakkan untuk menggulingkan kekuasaan,' Kata Therick dengan wajah pucat,' Kau akan memulai perang saudara di antara Bangsa Peri.' 'Lebih baik Perang Saudara daripada jadi budak Pasukan Kegelapan,' Sahut Guldan sambil membagikan senjata kepada Therick dan para tawanan. 'Kami berhutang kepadamu, Peri muda Therick,' Kata Micha tegas,' Jadi apapun keputusanmu, kami Bangsa Manusia Klan Al star akan siap sedia berdiri di mendukungmu.' Therick pun menghela nafasnya. Alarm perang pun berbunyi. Ratusan prajurit peri berbaris berhadapan dengan terbagi menajdi dua kubu. Satu kubu berada di pihak Raja Theras sementara yang lain berada di pihak Jenderal Therick. Maka di bawah terang bulan, perang saudara Bangsa Peri pun pecah sudah. Kubu Therick jelas berada di atas angin karena bantuan dari Bangsa Manusia dan tentu saja karena keberadaan Therick sendiri. Walau dengan kesedihan melihat banyak peri yang harus menjadi korban pembantaian di tangan bangsanya sendiri tetapi tangan Therick tidak berhenti untuk memanah. Dalam satu detik saja, tiga samapai empat peri roboh terkena anak panahnya yang melebihi kecepatan kilat. Therick memang benar - benar ksatria peri yang tidak dapat diremehkan kekuatannnya. Therick terus melangkah maju. Tujuan utamanya sudah jelas yaitu balairug utama tempat di mana raja bertahta. Jika ingin mengalahkan lawan maka harus terlebih dahulu mengalahkan pimpinannya. Therick sadar betul, ia harus secepatnya menaklukkan Raja Theras agar semua peri di pihak lawan segera menyerah. Dengan begitu perang yang memakan korban jiwa yang sia - sia ini dapat segera dihentikan. Perjalanan menuju balairung utama memang tidak begitu merepotkan. Tidak banyak prajurit peri yang berani berhadapan langsung dengan Sang Jenderal yang sudah tersohor kehebatannya. Namun yang paling mengerikan bagi Therick adalah seorang peri yang menunggu di dalam balairung utama dan duduk di atas tahta, yaitu Raja Theras yang merupakan ayahnya sendiri. 'Jadi akhirnya si pengkhianat telah menunjukkan belangnya juga,' ejek Raja Theras begitu melihat Therick masuk ke dalam balairung,' Jika memang ingin menggulingkan aku, mengapa harus menunggu begitu lama"' 'Ayah, aku tidak ingin jadi raja, ini semua karena...,' Jawab Therick yang tidak dapat terselesaikan karena tiba - tiba sebuah tombak dilemparkan Raja Theras tepat ke arah wajah Therick. Dengan sigap Therick menangkis tombak itu dengan busurnya namun tak disangka sebuah pedang di tangan Raja Theras sudah mengincar dadanya. 'Mati kau anak haram!' Teriak Raja Theras. Teriakan itu membuat Therick terkejut dan tidak dapat menghindar secara sempurna sehingga pedang sang raja menusuk tepat di bahu Therick. Sambil melompat ke belakang dan memegangi bahunya yang terluka Therick memandang ayahnya dengan tidak percaya. 'Anak haram" Berarti aku ini...,' Sahut Therick lirih. Bab 33. Kisah Kelam Ayah dan Anak By: Junaidi Halim 'Aku anak haram" Berarti aku bukan anakmu" Apa yang terjadi" Kenapa bisa begini!' Teriak Therick menuntut jawaban. Kepalanya serasa mau pecah dan kenangan masa kecilnya pun jadi berantakan. 'Iyah, kau memang anak haram tidak tahu diri. Jika mau salahkan maka salahkan saja ibumu yang berkhianat dan tidur dengan peri busuk itu di belakangku. Sungguh aku menyesal merawat ular busuk seperti dirimu!' Maki Raja Theras dengan penuh sakit hati. 'Kalau begitu mengapa kau masih merawatku" Mengapa kau tidak bunuh aku ketika aku masih bayi agar tidak perlu mengalami semua ini"' Balas Therick dengan teriakan yang tidak kalah kencang. 'Karena ibumu meminta aku merawatmu sebelum dia kuasingkan! Anggap saja aku membayar hutang karena dia telah menemaniku sebelumnya,' Kata Raja Theras dengan sedih karena harus menceritakan ingatan masa lalu penuh kekelaman ini kembali. 'Jadi aku hanya dianggap sebagai penebusan hutang,' Therick pun menjadi lemas tak berdaya,' kalau begitu tidak heran ayah tidak pernah menyayangiku. Hutangmu sudah lunas, bukan" Bunuhlah aku sekarang! Tapi sebelum aku mati, aku mau mengatakan sesuatu. Apapun yang terjadi, aku sayang ayah.' Theras pun menangis mendengar kata - kata Therick tetapi hatinya penuh dengan kesakitan. Ia tidak peduli lagi dan menerjang ke arah Therick dengan pedang terhunus siap mencabut nyawa. Namun tiba - tiba sekelebat tubuh menghalangi laju Theras dan menerima tusukan pedang itu. Darah pun berhamburan keluar dan tubuh itu jatuh lemas ke pangkuan Raja Theras. Mata Sang Raja terbelalak dan berteriak,' Istriku! Bagaimana mungkin ini bisa terjadi!' 'Nyonya!' Teriak seorang wanita peri tua yang adalah pelayan istana peri. 'Pelayan tua bodoh!' Teriak Raja Theras,' Bukankah kau seharusnya berada di tempat pengasingan bersama dengan istriku" Mengapa kau berani keluar dari sana!' 'Maafkan hamba, Yang Mulia! Hamba mendengar adanya pemberontakkan sehingga hamba menjadi takut. Oleh karena itu hamba membebaskan nyonya agar dapat berlari bersama, menghindar dari peperangan. Tapi tak disangka ternyata nyonya malah mengkuatirkan Yang Mulia sehingga lari ke sini,' Jawab si pelayan sambil menangis. 'Mengkuatirkan aku"' Tanya Theras lirih. Kata - kata itu seperti pil pahit yang harus ditelan Sang Raja Peri,' Kenapa harus jadi seperti ini, Lernia istriku. Kenapa"' 'Maafkan aku, Yang Mulia. Semua ini salahku. Tapi kumohon kepadamu agar jangan membunuh anak kita. Aku tidak ingin kau menyesal seumur hidup karena kesalahan besar ini,' Kata Sang Ratu sambil merenggang nyawa. 'Anak kita!' Teriak Raja Theras dengan marah,' Sudah jelas itu adalah bukan anakku! Dia anak haram hasil pengkhianatanmu dengan kakak kandungku sendiri! Kau yang mengatakan hal itu sendiri kepadaku dan memaksaku untuk merawat anak haram yang aku benci!' Sang Ratu Lernia pun menangis tersedu - sedu. 'Maafkan aku! Aku berbohong padamu, Theras. Aku hanya ingin membalas sakit hati karena kau telah mengirimku ke tempat pengasingan. Kau terlalu sibuk dengan urusanmu sendiri sehingga aku kesepian dan pada saat itulah kakakmu muncul. Mafkan aku karena telah mengkhianati pernikahan kita. Lalu karena sakit hati harus mengandung di tempat pengasingan, aku mengatakan sebuah kebohongan besar kepadamu bahwa aku mengandung dari hasil perselingkuhan itu. Tetapi sebenarnya aku mengandung anakmu sendiri, Theras.' 'Bohong! Kau bohong! Kau mengarang cerita ini karena ingin menyelamatkan nyawa anak haram itu!' Tuduh Raja Theras. 'Aku tidak bohong!' Kata Sang Ratu bersikeras,' Therick itu memang anakmu sendiri. Kau harus tahu, Theras bahwa kakakmu itu tidak bisa menghasilkan keturunan. Ia cacat permanen di bagian kejantanannya. Aku memang berselingkuh secara psikis namun tidak secara fisik. Therick itu anak kita.' 'Bohong! Aku tidak percaya kepadamu!' Teriak Raja Theras mengeraskan hatinya. 'Dia benar, Yang Mulia. Hamba yang tua ini saksinya,' Tangis pelayan tua itu,' Raja tentu tahu siapa hamba ini, bukan" Sudah ratusan tahun hamba menjadi pelayan istana. Bahkan hamba sendiri yang mengasuh kakak Yang Mulia dan Yang Mulia sendiri ketika masih kecil. Kakak Yang Mulia mengalami kecelakaan ketika masih kecil sehingga kehilangan kemampuan untuk menghasilkan keturunan. Itulah sebabnya ia tidak pernah menikah hingga akhirnya mati bunuh diri karena kejadian ini. Namun hal ini selalu dirahasiakan agar tidak memalukan Bangsa Peri karena pewaris tahtanya tidak dapat memiliki keturunan. Ampun, yang Mulia!' Theras pun menangis tersedu - sedu. 'Jadi selama ini aku membenci darah dagingku sendiri" Pantas saja ayah menurunkan tahta ini kepadaku dan bukan kepada kakak karena ia tidak bisa menghasilakan keturunan. Tetapi hari ini aku hampir saja membunuh keturunan terakhir pewaris tahta keluarga Kerajaan Peri. The One! Mengapa semua ini terjadi kepadaku"' 'Jangan salahkan Dia, suamiku. Ini kesalahanku yang tidak jujur kepadamu. Karena satu kesalahan besar dan benci sesaat maka keluarga kita jadi seperti ini. Maka nyawa pun tidak cukup untuk menebusnya. Maafkan aku, sayangku, The..as...' Kepala Ratu Lernia pun terkulai menandakan nyawanya sudah pergi dari raganya. Raja Theras menangis dengan keras. Therick pun tidak dapat menahan tangisannya. Namun tiba - tiba dari belakang Therick muncul prajurit dari pihak Raja Theras. Menyangka Sang Raja berada dalam bahaya, maka ia pun menghunus pedang dan ingin membokong Therick dari belakang. Tapi Raja Theras yang menyadari anaknya dalam bahaya segera maju dan menerima serangan itu dengan tubuhnya sebagai perisai. Pedang pun menembus tubuh Sang Raja. Prajurit yang salah tusuk itu pun terkejut setengah mati namun sudah terlambat. Sang Raja Theras pun roboh. 'Ayah!' Teriak Therick memapah ayahnya. Prajurit yang melakukan kesalahan fatal itu pun menjadi kaku dan tidakberani bergerak. Ia hanya terdiam dan dengan penuh penyesalan menggigit lidahnya sendiri hingga tewas. Therick hanya bisa berteriak - teriak panik melihat kematian terus terjadi di sekitarnya. 'Maafkan, ayah, Therick. Jadilah raja yang lebih baik mengganti...kann...,' Pesan Terakhir Sang Raja yang tidak pernah dapat diselesaikan kepada anaknya. Perang saudara Bangsa Peri pun berakhir ketika Therick keluar dari balairung utama sambil menggendong jasad ayahnya. Malam itu kedukaan memenuhi seluruh Bangsa Peri bagi mereka yang telah tewas. Sang Raja yang tewas. Sang Ratu yang tewas. Dan ratusan prajurit yang juga telah mati sia - sia. Bab 34. Zingamon dan Keeper By: Junaidi Halim Pasukan Kegelapan kini mulai bangkit dengan peta kekuatan yang tidak terkira oleh makhluk mana pun di dunia. Semua bermula dari kemunculan seorang wanita penyihir sakti yang menyebut dirinya Sang Dewi Sihir. Dengan sihir andalan utamanya yaitu melihat peristiwa melalui bola kristal, Sang Dewi Sihir melacak keberadaan ke-4 Zingamon yang tersisa. Para Zingamon sudah lama mengasingkan diri dan kebanyakan dari mereka menyembunyikan diri di belahan dunia yang paling dalam. Mereka mengumpulkan kekuatan dan 'tertidur' di sana hingga akhirnya Dewi Sihir berhasil menemukan dan membangunkan mereka kembali. Para Zingamon yang mengetahui bahwa dunia tengah berada dalam kekacauan melihat sebuah kesempatan baru untuk membangun kekuatan kegelapan kembali. Tujuan utama mereka hanya satu, membangkitkan Lord of Darkness untuk memimpin kehancuran dunia. Zingamon pertama, Arnarock The Hell Rock. Arnarock adalah iblis yang mengambil rupa manusia batu raksasa. Tubuh makhluk ini terbuat dari batu Kristal Api Hijau yang beracun dan tingginya mencapai 5 meter lebih. Selain itu ia juga memiliki empat lengan dan sepasang sayap untuk dapat terbang. Pukulan tangan nya sangat kuat dan mematikan namun yang lebih mengerikan ia bisa mengeluarkan ledakan maut sekaligus beracun. Zingamon kedua, Hyranne The Dark Serpent. Iblis yang mengambil rupa seekor ular hitam besar dengan bintik merah ini juga tidak kalah mengerikan dengan sebutan Dewa Racunnya. Panjangnya yang 10 meter lebih sungguh sangat mengerikan apalagi ia memiliki Jurus Racun Lima Unsur yang mematikan dan Jurus Hati Iblis Racun yang dapat dipakainya untuk mengendalikan makhluk lain. Zingamon ketiga, Marmon The Giant Hunter. Iblis raksasa ini mengembil rupa sama seperti manusia berotor yang tingginya mencapai 3 meter dan selalu membawa palu besar. Tiga Jurus Kegelapan Semesta Marmon sangat ditakuti dan sempat menggegerkan seluruh dunia. Zingamon keempat, Nymsis The Dark Unicorn. Iblis mimpi buruk ini mengambil rupa seekor unicorn hitam. Di alam nyata ia sangat ganas dan berbahaya dengan tanduk hitamnya. Namun di dalam dunia mimpi, Nymsis sama sekali tidak terkalahkan oleh apapun dengan Jurus 'Nightmare' nya. Setelah mengumpulkan empat Zingamon maka Dewi Penyihir memerintahkan anaknya si Penyihir Hitam Lexus untuk melacak kembali Bangsa - bangsa Pasukan Kegelapan yang tersisa. Bangsa Tengkorak, Manusia Kelalawar (Vampir), Manusia Serigala, dan Bangsa Goblin pun disatukan kembali. Hanya Bangsa Serangga yang banyak terpencar tidak mau bergabung kembali ke dalam Pasukan Kegelapan. Pada saat proses penyatuan Bangsa - bangsa kegelapan ini dilakukan, Para Zingamon sudah mulai bekerja untuk melaksanakan rencana mereka dimulai dari usaha Arnarock untuk menghabisi The Keeper satu per satu. Namun hal ini tidak mudah karena The Keeper juga selalu menyembunyikan diri. Maka begitu Arnarock menemukan persembunyian Tinuviran, The Keeper of Sky yang menjaga Ketopong Pengetahuan, ia langsung menyerbu. Untunglah Keeper yang lain datang tepat pada waktunya untuk mencegah Arnarock melaksanakan niatnya. Mengetahui The Keeper sudah terlampau waspada, Zingamon mengambil langkah untuk menghabisi kekuatan dunia lainnya yaitu Bangsa Naga. Para Zingamon pun membagi tugas untuk menghabisi atau mengadu domba Bangsa paling kuat di dunia itu. Nymsis diutus untuk menghasut Naga Merah Api. Hyranne diutus untuk mengendalikan Naga Hijau Hutan. Marmon diutus untuk menghabisi Naga Putih Es. Pada ujungnya mereka berniat mengadu domba kekuatan lawan agar saling menghabisi satu sama lain. Dengan begitu mereka bisa mengambil alih kelima jantung Naga Utama yang disebut Orb, yang adalah kunci untuk membebaskan Lord of Darkness. Namun rencana Pasukan Kegelapan ini agak bergeser setelah munculnya kembali Jubah Keyakinan yang telah lenyap semenjak tewasnya Agaril The Keeper of Wind akibat keserakahan Bangsa Naga. Pergeseran itu terjadi karena adanya keinginan dari Zingamon untuk memiliki Jubah Keyakinan itu sehingga dapat menambah kekuatan mereka. Siapa yang menyangka Jubah Keyakian malah memilih seorang manusia bernama Jack. Kehendak Yang Maha Kuasa, makhluk mana yang dapat menentangnya" *** The Keeper terdiri dari tujuh makhluk langit yang memiliki kekuatan suci maha dashyat. Namun sejak meraih kemenangan, Para Keeper menjadi serakah dan ingin menguasai kekuatan yang lebih dashyat lagi. Lalu mereka jatuh kepada penguasaan ilmu sihir (magic). Akibatnya kekuatan suci The One meninggalkan mereka dan Perlengkapan suci Holy Light pun tidak lagi dapat mereka gunakan. Sejak itu mereka hanya dapat menjadi penjaga ketujuh benda suci itu agar tidak jatuh ke tangan yang salah. The Keeper memiliki bentuk dan rupa yang hampir sama satu sama lain. Mereka makhluk yang serupa dengan manusia, hanya saja tingginya mencapai 2,5 meter dan memiliki 2 pasang sayap. Perang Bangsa Naga War Of The Dragons Karya Junaidi di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Inilah Para Keeper yang ditugaskan The One untuk menjaga ketujuh Perlengkapan Perang penginggalan Holy Light. Pertama, Galarien Keeper of Earth. Penjaga Item Rantai Kehidupan. Kedua, Armeron Keeper of Thunder. Penjaga Item Tombak Kekudusan. Ketiga, Agaril Keeper of The Wind. Penjaga Item Jubah Keyakinan. Keempat, Tinuviran Keeper of The Sky. Penjaga Item Ketopong Pengetahuan. Kelima, Ajitera Keeper of The Sea. Penjaga Item Perisai Perlindungan. Keenam, leskion Keeper of The Light. Penjaga Item Busur Kemuliaan. Ketujuh, Nimros Keeper of Fire. Penjaga Item Pedang Keadilan. Ketujuh Keeper ini bersembunyi untuk waktu yang lama agar item yang mereka jaga tidak mengundang pertempuran atau pun perebutan bangsa - bangsa yang serakah. Para Keeper diperintahkan untuk mengasingkan diri selamanya dari dunia. Itulah kutukan bagi Para Keeper. Namun Agaril melanggar ketentuan itu dan tewas dibunuh Bangsa Naga. Akibatnya Jubah Keyakinan pun jatuh kembali ke dunia, menunggu untuk digunakan oleh siapa yang dapat menemukannya. Melihat Kekuatan Gelap mulai kembali berkuasa, entah apa yang akan dilakukan oleh Para Keeper yang lain. Ikut terjun ke dalam pertempuran besar dan melanggar sumpah mereka atau tetap diam. Mungkin hanya The One yang tahu apa yang akan segera terjadi. Bab 35. Munculnya The Keeper By: Junaidi Halim Kembali kepada pertarungan Jack dan Zingamon Marmon The Giant Hunter. Tak lama setelah kematian Artix, Marmon masih dapat berdiri tegak. Namun sedetik kemudian, Marmon mulai merasakan organ dalam tubuhnya mengalami guncangan hebat dan perlahan mulai membeku. Akibatnya Zingamon itu pun memintahkan darah berwarna hitam dan jatuh berlutut sembari berusaha memulihkan energinya. Rupanya serangan terakhir Artix sama sekali tidak sia - sia. Marmon yang mengganggap remeh lawan yang sudah sekarat harus menanggung luka dalam yang tidak ringan. Tapi di sisi lain, Jack juga masih mengalami luka yang tidak kalah parahnya. Apalagi Bangsa Penyihir mulai terdesak mundur dari Pasukan Kegelapan yang terdiri dari Bangsa Tengkorak. Hasil Pertarungan antara Jack dan Marmon akan ditentukan oleh siapa yang mampu bangkit terlebih dahulu dan membuka serangan. Marmon adalah makhluk kuat yang sudah mengalami ratusan kali pertempuran dan sudah memahami benar jurusnya sendiri, sementara Jack hanya mengandalkan Jubah Keyakinan yang belum dipahaminya betul kemampuan maksimalnya. Kondisi ini jelas sangat menguntungkan bagi Marmon. Ketika kondisi Marmon sedikit lebih baik, ia segera bangkit dan mengumpulkan energinya untuk melakukan serangan. Melihat kondisi lawannya yang lebih baik, semangat tarung Jack langsung menurun drastis. Jack seperti dapat merasakan bayang - bayang kematian sudah mengintainya. 'Terima ini! Jurus Halilintar Hitam!' Seru Marmon. Jack hanya bertahan dan berharap Jubah Keyakinan dapat melindungi dirinya. Tetapi ketakutan akan kematian dan keraguan akibat lukanya yang terlalu berat, Jack kehilangan konsentrasi. Cahaya pelindung Jubah Keykainan menjadi pudar dan mulai kehilangan kekuatannya. Serangan Halilintar Hitam yang mematikan pun diterima Jack mentah mentah. Hasilnya tentu saja sangat fatal. Jack terlempar jauh dan kembali muntah darah sebelum akhirnya roboh tak berdaa. Jangankan untuk bangkit kembali, Jack bahkan tidak bisa menggerakkan ujung jarinya. Di tengah - tengah proses kehilangan kesadaran itulah, keajaiban lainnya terjadi. Langit tiba - tiba bergemuruh dan bumi berguncang keras. 'Thunder Rain!' Suara lantang terdengar dari langit dan disusul ratusan halilintar yang menyambar Pasukan Tengkorak hingga hancur lebur. Belum lagi Pasukan Tengkorak sempat memulihkan diri dari serangan dashyat yang mendadak itu, serangan lain telah dimulai. 'Earth Rock!' Seru suara lain yang terdengar lebih lembut namun menimbulkan serangan yang tidak kalah hebatnya. Bumi tiba - tiba merekah dan memuntahkan batu - batu panas yang mendesak mundur Pasukan Tengkorak. 'Armeron Keeper of Thunder dan Galarien Keeper of Earth,' desis Marmon,' Apa yang sedang mereka lakukan di sini" Bukankah The Keeper dilarang untuk menginjak dunia kembali"' Peta kekuatan berbalik seperti bola. Kadang di atas dan kadang di bawah. Sedetik sebelumnya Marmon hampir memeperoleh kemenangan namun sekarang semuanya musnah karena kehadiran The Keeper yang tidak pernah diduga oleh Para Zingamon dalam rencana mereka. Marmon sadar bahwa Pasukan nya bukan tandingan The Keeper. Dalam waktu singkat Pasukan Tengkorak pasti akan dibantai habis. Walau ia sendiri bisa menghadapi The Keeper tetapi melawan dua sekaligus pasti akan sangat menyulitkan bahkan dalam kondisi seprima apapun, apalagi dalam keadaan terluka berat. Marmon tidak punya pilihan lain kecuali segera menghabisi Jack dan mengambil Jubah Keyakinan itu. 'Matilah kau manusia!' Teriak Marmon sembari meluncurkan halilintar hitam ke arah Jack. Namun dari langit muncul halilintar lain berwarna keemasan yang menyilaukan mata dan menghantam jurus halilintar hitam hingga musnah sebelum sempat menyentuh Jack. 'Iblis sepertimu ingin merebut Jubah Keyakinan" Jangan mimpi, Marmon! Hadapi dulu jurus Burning Flash milikku!' Seru Armeron Keeper of Thunder yang tiba - tiba saja muncul di depan Jack yang terkapar. Marmon terlambat. Rupanya rencana jahatnya sudah dapat ditebak oleh Armeron. Sementara Galarien masih terus bertempur untuk menghancurkan Pasukan Tengkorak, Armeron mengambil inisiatif untuk langsung menghadapi Marmon. Armeron tahu kekuatan The Keeper sekarang tidak sebanding dengan kekuatan Zingamon yang utuh karena kekuatan kudus The One telah meninggalkan mereka dan para Keeper hanya dapat mengandalkan sihir yang terbatas kekuatannya. Namun untungnya pilihan Armeron sangat tepat karena Marmon sendiri tidak berada dalam kondisi puncak setelah bertarung melawan Jack dan Artix. 'Lightning Roar!' Seru Armeron membuka suara dan seketika itu juga suara guntur menggelegar terdengar. Suara itu bukan suara biasa saja tetapi merupakan gelombang suara frekuensi tinggi yang mampu membelah gunung batu sekalipun. Serangan tidak terlihat itu segera mengarah kepada Marmon. Namun Marmon tetap sigap dan menggunakan jurus Pusaran Gelombang Hitam untuk mengeliminasi serangan Armeron bahkan dengan mudah mengembalikan serangan itu ke arah Armeron. 'Thunder Rain!' Seru Armeron lagi dan hujan halilintar pun kembali terjadi, memblokir serangan Marmon sekaligus mendesaknya untuk mundur. Armeron tahu ia tidak boleh membiarkan Marmon memulihkan energinya sedetik pun. Bab 36. Jurus Melenyapkan Semesta By: Junaidi Halim Marmon terengah - engah dan hanya dapat bertahan saja. Ia dapat menebak tujuan dari lawannya, Armeron Keeper of Thunder yaitu tidak membiarkan dirinya memulihkan tenaga. Namun sepertinya Armeron lupa bahwa Jurus Kegelapan Pusaran Gelombang Hitam adalah jurus lembut yang menggunakan energi lawan untuk dimanfaatkan menjadi energi serangan balik yang dashyat. Oleh karena itu diam - diam Marmon membiarkan dirinya terus diserang sembari mengumpulkan sedikit demi sedikit energi serangan Armeron hingga saatnya pun tiba. Armeron yang terus menyerang tiada henti tiba - tiba saja terkejut di dalam hati ketika lawan yang sebelumnya hanya dapat bertahan tiba - tiba mampu meledakkan energi yang sangat dashyat sehingga memaksanya mundur beberapa meter. Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah ketika Marmon tengah bersiap melakukan serangan pamungkas tertingginya, Jurus Melenyapkan Semesta. 'Bodoh! Kau pikir dengan tenagamu yang sudah hampir habis itu, aku takut dengan jurus pamungkasmu" Matilah kau, Marmon!' Teriak Armeron,' Terima serangan beruntunku!' Perkataan Armeron sebenarnya hanya gertak sambal belaka. Armeron tahu benar bagaimana kekuatan sejati Marmon yang begitu mengerikan. Oleh karena itu ia tidak berani memandang remeh. Begitu Marmon mengeluarkan jurus terdashyatnya maka Armeron pun mengeluarkan jurus yang tidak kalah dashyatnya. Tiga jurus kilat diluncurkan bersamaan, Lightning Roar dari mulutnya, Thunder Rain dari tangan kanan dan Burning Flash dari tangan kiri. Ketiga jurus itu pun langsung menyerbu dengan tingkat penghancur luar biasa ke arah Marmon sementara Marmon pun meluncurkan Jurus Melenyapkan Semesta. Namun Armeronlah yang terkejut setengah mati. Dalam waktu sepersekian detik, ia baru menyadari kelicikkan dari lawannya. Jurus Armeron tidak beradu dengan jurus Marmon di udara karena sasaran Marmon bukanlah Armeron melainkan Jack. Dan lebih celaka lagi, Jurus Melenyapkan Semesta memiliki aura hitam aneh yang mampu melenyapkan setiap aliran energi yang berada di sekitarnya. Karena itulah jurus itu dinamakan Melenyapkan Semesta. Setengah mati, Armeron berusaha membalikkan arah serangan nya agar tidak meleset dari jalur Serangan Marmon. Armeron tidak dapat membayangkan jika Jack tewas di tangan Marmon dan Jubah Keyakinan sampai Misteri Menara Berkabut 2 Pendekar Rajawali Sakti 134 Pemberontakan Di Kertaloka Gadis Penyebar Cinta 3