Mayat Misterius 2
Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie Bagian 2 percaya," tambahnya. "Aku yakin Miss Pebmarsh adalah seorang wanita dengan watak yang terpuji. Jika aku tidak melihatnya dengan mata kepalaku sendiri cara dia menangani berbagai hal, itu bukan alasan untuk menuduhnya terlibat dalam perkara-perkara kriminal. Aku hanya berpikir bahwa pandangannya terhadap sesuatu adalah gila-gilaan dan berlebih-lebihan. Bagaimanapun juga, ada hal-hal lain di samping pendidikan. Sekolahsekolah lanjutan baru yang kelihatan aneh tersebut, yang secara praktis dibangun dari kaca. Kau mungkin berpikir bahwa sesungguhnya bangunan-bangunan itu dimaksudkan untuk menanam timun atau tomat di dalamnya. Aku yakin, hal itu sangat merugikan anakanak jika datang musim panas. Mrs. Head sendiri yang berkata padaku bahwa Susan, putrinya, tidak menyukai ruangan kelas barunya. Dia berkata tidak mungkin dapat memperhatikan pelajaran, sebab semua jendela kaca membuat anakanak ingin memandang ke luar terus." "Savang, sayang," kata Mr. Waterhouse, melihat lamnva lagi. "Nah, nah, aku takut aku akan sangat terlambat. Selamat tinggal, Sayangku. Jagalah dirimu Lebih baik pintunya digerendel, bukan?" Miss Waterhouse mendengus lagi. Setelah menutup pintu dia bermaksud beristirahat di loteng, tapi dia berhenti sejenak sambil berpikir, pergi menuju tas golfnya, memindahkan sebuali tongkat pemukul dan meletakkannya dalam posisi yang strategis di dekat pintu depan. "Nah," kaca Miss Waterhouse puas. Tentu saja James hanya omongkosong. Tetapi lebih baik berjaga-jaga dulu. Masyarakat membiarkan orangorang sakit jiwa keluar dari panti-panti perawatan sekarang ini, dan ini mendorong mereka untuk hidup normal. Dalam pandangan Miss Waterhouse, hal itu angat berbahaya bagi orangorang yang tak berdosa. Miss Waterhouse ada di kamar tidurnya ketika Mrs. Head naik ke atas dengan ribut. Mrs. Head adalah seorang wanita bertubuh kecil dan bundar serta mirip sebuah bola karet"dia menikmati benar kejadiankejadian itu. "Sepasang tuan hendak menemui Anda," kala Mrs. Head bersemangat. "Setidaktidaknva," tambahnya, "mereka bukan tuan yang sebenaL-nya"polisi." Dia mengulurkan sebuah kartu. Miss Waterhouse menerimanya. "Detektif Inspektur Hardcastle," dia membaca. "Apakah kau menyuruh mereka masuk ke ruang tamu?" "Tidak. Saya memasukkan mereka ke ruang makan. Saya sudah membersihkan bekasbekas sarapan dan saya pikir itu tempat yang lebih pantas. Maksud saya meieka toh hanva polisi." Miss Waterhouse tidak begitu paham dengan alasan itu. Bagaimanapun juga dia berkata, "Aku akan turun," "Saya kira mereka ingin bertanya pada Anda tentang Miss Pebmarsh," kata Mrs. Head. "Ingin mengetahui apakah Anda memperhatikan hal-hal yang lucu dalam tingkah lakunya. Mereka berkata, kegilaan bisa muncul tba-tiba dan kadang-kadang hanya sedikit yang dapat diketahui sebelumnya. Tetapi biasanya ada sesuatu, Anda tahu, cara berbicara, semacam itulah. Mereka bilang, Anda dapat melihatnya dari sorot mata mereka. Tetapi itu tidak berlaku untuk seorang wanita buta, bukan" Ah?" dia menggelengkan kepalanya. Miss Waterhouse berderap ke bawah dan memasuki ruang makan dengan suara perasaan ingin tahu yang ditutupi oleh raut mukanya yang biasa menantang. "Detektif Inspektur Hardcastle?" "Selamat pagi, Miss Waterhouse." Hardcastle bangkit dari duduknya. Dia datang bersama seorang lakilaki muda bertubuh tinggi dan berkulit gelap, yang menurut Miss Waterhouse tidak perlu disapa. Dia tidak memperhatikan gumaman lirih vangmenyebutkan, "Sersan Lamb." "Saya harap saya tidak terlalu pagi datang kemari," kata Hardcastle, "tetapi saya kira Anda tahu maksud kedatangan saya. Anda telah mendengar apa yang terjadi di rumah sebelah kemarin." "Pembunuhan di rumah tetangga sebelah tidak biasa untuk tidak diperhatikan," kata Miss Waterhouse, "Sava bahkan harus mengusir satu atau dua orang wartawan yang datang kemari untuk bertanya apakah saya mengamati sesuatu." "Anda mengusir mereka?" "Tentu saja." "Anda benar," kata Hardcastle. "Tentu saja mereka suka mencari-cari cara untuk memperoleh berita, tetapi saya yakin Anda cukup mampu menangani hal-hal seperti itu." Wajah Miss Waterhouse menampakkan seberkas kebanggaan atas pujian itu. "Saya harap Anda tidak keberatan kalau kami menanyakan pertanyaanpertanyaan yang sama," kata Hardcastle, "tetapi jika Anda memang melihat sesuatu yang dapat menarik hati kami, saya dapat meyakinkan Anda bahwa kami akan sangat berterimakasib. Anda berada di rumah pada waktu itu, saya rasa?" "Sava tidak tahu kapan pembunuhan itu dilakukan," kata Miss Waterhouse. "Menurut perkiraan kami sekitar pukul setengah satu sampai setengah dua." "Saya ada di sini, ya, pasti." "Dan saudara lakilaki Anda?" "Dia tidak pulang ke rumah untuk makan siang. Siapa sebenarnya yang dibunuh " Kelihatanmu sedikit pun tidak disebut-sebut di koran lokal pagi ini." "Kami belum mengetahui siapa dta sebenai-nva," kata Hardcastle. "Orang asing?" "Kelihatannya begitu." "Anda tidak bermaksud mengatakan bahwa dia juga asing bagi Miss Pebmarsh?" "Miss Pebmarsh meyakinkan kami bahwa dia tidak mengharapkan kedatangan tamu itu dan dia tidak dapat mengira-ngira siapa sebenarnya orang itu." "Dia tidak mungkin yakin akan hal itu," kata Miss Waterhouse. "Dia tidak dapat melihat." "Kami memberinya sebuah gambaran yang jelas." "Bagaimana mpa orang itu?" Hardcastle mengambil sebuah gambar cetakan kasar dari sebuah amplop dan mengulurfeannva pada Miss Waterhouse. "Ini adalah orang itu," katanya. "Dapatkah Anda mengenalinya?" .Miss Waterhouse melihat gambar itu. "Tidak. Tidak.... Saya yakin saya belum pernah melihatnya sebelum ini. Oh. Dia tampaknya seperti orang yang terhoimat." "Dia adalah orang yang kelihatannya paling terhormat," kata inspektur itu. "Dia sepertinya seorang pengacara atau seorang pengusaha." "Betul. Foto ini sama sekali tidak menakutkan. Dia kelihatan seperti sedang tidur." Hardcastle tidak menceritakan padanya bahwa dan bermacam-macam foto mayat itu di kepolisian, foto yang satu itu yang dipilih karena paling tidak mengganggu mata. "Kematian dapat merupakan sesuatu yang penuh kedamaian," katanya. "Saya pikir orang ini sama sekait tidak mengira apa yang bakal terjadi pada dirinya." "Apa kata Miss Pebmarsh tentang hal ini?" tuntut Miss Waterhouse. "Dia cukup terkejut." "Luar biasa," komentar Miss Waterhouse. "Nah, dapatkah Anda menolong kami, Miss Waterhouse" Jika Anda memutar kembali ingatan Anda tentang kejadian-kejadian kemarin, apakah Anda menengok ke luar jendela atau apakah Anda kebetulan sedang berada di kebun antara jam setengah satu sampai jam tiga?" Miss Waterhouse merenung. "Ya, saya ada di kebun... Sebentar. Pasti sebelum jam satu. Saya masuk sekitar jam satu kurang sepuluh menit dari kebun, mencuci tangan dan langsung makan siang." "Apakah Anda melihat Miss Pebmarsh masuk atau meninggalkan rumah?" "Saya pikir dia masuk ke rumahnva " saya mendengar pintu gerbang mendecit"ya, sekitar jam setengah satu lewat." "Anda tidak bercakap-cakap dengannya?" "Oh, tidak. Suara decitan pintu gerbanglah vang membuat saya mendongak. Dia biasanya pulang pada waktu itu. Dia selesai mengajar, saya kira. Dia mengajar anakanak cacat seperti yang mungkin telah Anda ketahui." "Menurut pernyataannya sendiri, Miss Pebmarsh ke luar lagi sekitar jam setengah satu. Apakah Anda setuju?" "Yah, saya tidak dapat mengatakan waktunya dengan tepat"ya, saya betul-betul ingat dia melewati pintu gerbang." "Maaf, Miss Waterhouse, Anda berkata 'melewati pintu gerbang'." "Betul. Saya berada di ruang duduk waktu itu. Ruang itu menghadap ke jalan, sedangkan ruang makan, tempat kita ini sekarang, menghadap"seperti yang Anda lihat"ke kebun belakang. Tetapi sava membawa kopi saya ke ruang duduk setelah makan siang dan saya duduk-duduk di kursi dekat jendela. Saya sedang membaca The Times, dan saya kira pada waktu saya membalik halaman koran itulah saya melihat Miss Pebmarsh melewati gerbang depan. Apakah ada yang luar biasa dengan hal itu, Inspektur?" "Bukan luar biasa, bukan," kata inspektur itu, tersenyum. "Hanya saya kira Miss Pebmarsh keluar untuk berbelanja sedikit dan pergi ke kantor pos, dan saya pikir bahwa jalan terdekat menuju toko-toko dan kantot pos adalah jalan pada arah yang sebaliknya, sepanjang Crescent ini." "Tergantung*pada toko mana yang Anda tuju," kata Miss Waterhouse. "Tentu saja toko-toko memang lebih dekat jika lewat sana, dan ada sebuah kantor pos di Albany Road?" "Tetapi mungkin Miss Pebmarsh biasa melebati pintu gerbang Anda sekitar waktu itu?" "Yah, sesungguhnya, saya tidak tahu kapan Miss Pebmarsh biasanya keluar, atau ke arah mana Saya memang tidak berbakat untuk mengamat-amati kegiatan tetangga-tetangga saya, Inspektur. Saya orang yang sibuk dan punya banyak pekerjaan. Saya sibuk dengan urusan pribadi saya sendiri. Ada orangorang tertentu yang saya kenal menghabiskan seluruh waktu mereka melihatlihat ke luar jendela dan memperhatikan siapa-siapa yang lewat dan siapa mampir ke siapa. Itu lebih merupakan kebiasaan orangorang cacat atau orangorang yang tidak punya pekerjaan kecuali berspekulasi dan menggosipkan urusan tetangga-tetangga mereka." Miss Waterhouse berbicara dengan penuh kegetiran sehingga inspektur itu merasa yakin bahwa Miss Waterhouse pasti sedang membayangkan seseorang dalam pikirannya. Dia buru-buru berkata, "Tentu. Tentu." Dia menambahkan, "Jadi bila Miss Pebmarsh memang melewati pintu gerbang Anda, dia mungkin saja pergi untuk menelepon, bukan" Di sanalah letak telepon umum, saya kira?" "Ya. Letaknva di depan nomor 15." "Pertanyaan penting yang harus saya ajukan pada Anda, Miss Waterhouse, adalah apakah Anda melihat datangnya orang lakilaki ini"saya kira koran-koran pagi menyebutnya si pria misterius," Miss Waterhouse menggelengkan kepalanya. "Tidak, saya tidak melihatnya ataupun orangorang lain yang mampir ke sebelah." "Apa yang Anda lakukan antara jam setengah dua sampai jam tiga?" "Saya menghabiskan waktu sekitar setengah jam untuk mengisi teka-teki yang ada di The Times, sebanyak yang saya bisa, kemudian saya pergi ke dapur dan membereskan bekas-bekas makan siang. Sebentar. Saya menulis dua pucuk surat, menulis beberapa cek untuk melunasi tagihan-tagihan, terus saya naik ke loteng dan menyeleksi beberapa barang yang akan saya bawa ke tukang cuci. Saya kira dari kamar tidur saya dapat memperhatikan kegaduhan yang terjadi di sebelah. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan seseorang, sehingga saya langsung pergi ke jendela. Ada seorang lakilaki muda dan seorang gadis di pintu gerbang. Kelihatannya dia sedang merayu gadis itu," Sersan Lamb memindahkan kakinya, tetapi Miss Waterhouse tidak sedang melihat ke arahnya dan jelas-jelas tidak berpikir bahwa dialah sebenarnya lakilaki muda yang sedang dibicarakan itu. "Saya hanya dapat melihat bagian belakang kepala pria muda itu. Tampaknya dia sedang berdebat dengan gadis itu. Akhirnya dia mendudukkan dan menyandarkan gadis itu ke tiang pintu gerbang. Suatu hal yang luar biasa untuk dilakukan. Kemudian dia pergi dan masuk ke dalam rumah itu." "Anda tidak melihat Miss Pebmarsh pulang ke rumahnya sesaat sebelum itu?" Miss Waterhouse menggelengkan kepala. "Tidak. Saya kira saya tidak melihat keluar jendela sampai saya mendengar jeritan yang luar biasa itu. Bagaimanapun juga, saya tidak begitu memperhatikan semuanya. Gadis-gadis dan lakilaki muda selalu berbuat hal-hal yang luar biasa"menjerit-jerit, mendorong satu sama lain, cekikikan" atau membuat gaduh"sehingga saya tidak berpikir bahwa ada yang serius. Pada saat mobil-mobil yang membawa polisi-polisi muncul, barulah saya sadar bahwa ada hal yang luar biasa yang telah terjadi." "Apa yang Anda lakukan kemudian?" "Yah, tentunya saya langsung pergi keluar, berdiri di anak tangga dan kemudian berjalan memutar menuju kebun belakang, tetapi tampaknya tidak banyak yang dapat dilihat dari sisi tersebut. Ketika saya kembali, ada sekerumunan keci! orang. Seseorang berkata pada saya bahwa ada pembunuhan di rumah itu. Bagi saya hal itu adalah sangat luar biasa. Sangat luar biasa!" kata Miss Waterhouse dengan penuh perasaan tidak setuju, "Tidak ada hal lain yang dapat Anda ingat" Yang dapat Anda katakan pada kain j?" "Tidak, saya kira tidak ada lagi." "Adakah 'seseorang yang akhir-akhir ini menyurati Anda dan mengusulkan agar Anda ikut asuransi, atau adakah seseorang yang datang pada Anda atau bermaksud mendatangi Anda?" "Tidak. Tidak ada hal seperti itu. Baik James maupun saya telah mengambil polis asuransi pada Mutual Help Assurance Society. Tentu saja kami kadang-kadang menerima surat-surat edaran ataupun iklan-iklan tentang sesuatu, tetapi saya tidak ingat menerima surat seperti itu akhir-akhir ini." "Tidak ada surat yang ditandatangani seseorang bernama Curry?" "Curry" Tidak, tentu tidak/' "Dan nama Curty tidak berarti apa-apa bagi Anda dalam segala hal?" "Tidak. Apakah harus ada apa-apanya?" Hardcastle tersenyum. 'Tidak. Saya kira tidak," katanya. "Hanya kebetulan saja itu nama orang yang terbunuh tersebut." "Itu bukan nama aslinya?" "Kami mempunyai alasan tertentu untuk mengira bahwa itu bukan nama aslinya." "Seorang penipu" eh?" kata Miss Waterhouse. "Kami tidak dapat mengatakan demikian sampai kami mempunyai keterangan untuk membuktikannya." "Tentu saja tidak, tentu saja tidak. Anda harus hati-hati. Saya tahu," kata Miss Waterhouse. "Tidak seperti beberapa orang di sekitar sini. Mereka membicarakan segalanya. Saya heran kenapa belum ada yang dituntut karena bergosip sepanjang waktu." "Memfitnah," Sersan Lamb mengoreksinya, berbicara untuk pertama kalinya. Miss Waterhouse memandangnya dengan sedikit terkejut, seperti tidak sadar sebelumnya kalau Sersan Lamb merupakan suatu wujud kepribadian yang mempunyai arti, dan bukan hanya pembantu yang berguna bagi Inspektur Hardcascle. "Saya menyesal tidak dapat membantu Anda, sungguh," kata Miss Waterhouse. Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Saya juga menyesal," kata Hardcastle. "Seseorang dengan kepandaian serta pertimbangan seperti Anda, yang cakap dalam melakukan pengamatan, akan merupakan seorang saksi yang sangat berguna bagi kami." "Saya berharap saya melihat sesuatu," kata Miss Waterhouse. Selama beberapa saat nada suaranya semurung nada suara seorang gadis. "Saudara lakilaki Anda, Mr. James Waterhouse?" "James tidak tahu apa-apa," kata Miss Waterhouse menghina. "Dia tidak pernah tahu apa-apa. Dari lagi, waktu itu dia berada di Gainsford and Swettenhams di High Street. Oh tidak, James tidak akan dapat menolong Anda. Seperti yang saya katakan, dia tidak pulang untuk makan siang." "Di mana biasanya dia makan siang?" "Di* biasanya makan sandwich dan minum kopi ai Three Feathers. Sebuah rumah yang sangat menyenangkan dan terhormat. Mereka khusus melayani makan siang cepat untuk orangorang profesional." "Terima kasih, Miss Waterhouse. Yah, kami tidak boleh menyita waktu Anda lebih lama lagi." Dia bangkit dan berjalan menuju gang. Miss Waterhouse menemani mereka. Colin Lamb memungut tongkat pemukul golf di samping pintu. "Tongkat yang bagus," katanya. "Lumayan berat di bagian kepalanya." Dia menimbangnya naik turun dengan tangannya. "Saya lihat Anda sudah siap siaga, Miss Waterhouse, untuk menghadapi segala peristiwa." Miss Waterhouse sedikit terkejut. J'Sungguh," katanya, "saya tidak oapat membayangkan bagaimana tongkat itu bisa berada di sini. Dia merampasnya dari Colin dan meletakkannya kembali dalam tas golf. "Suatu tindakan pencegahan yang bijaksana," kata Hafdcastle. Miss Waterhouse membuka pintu dan menyilakan mereka keluar. "Nah," kata Colin, mengembuskan napas, "kita tidak mendapat banyak darinya, kecuali bahwa kau meravunya dengan begitu hebat sepanjang waktu. Apakah itu metode tetapmu?" "Hasilnya kadang-kadang bagus jika ditetapkan terhadap orangorang dengan tipe seperti dia. Jenis yang keras selalu luluh berhadapan dengan rayuan." "Dia mendengkur seperti kucing yang ditawari semangkuk krim sebagai hadiah," kata Colin. "Sayangnya, kucing itu tidak mengungkapkan apa pun vang menarik." "Tidak?" kata Hardcastle. Colin menoleh padanya dengan cepat. "Apa yang sedang kau pikirkan?" "Suatu hal yang sangat samar dan mungkin tidak penting. Miss Pebmarsh pergi ke kantor pos dan toko-toko, tetapi dia membelok ke kiri, padahal seharusnya ke kanan, dan telepon Itu, menurut Miss Martindale, berdering sekitar jam dua kurang sepuluh menit." Colin memandangnya ingin tahu, "Kau masih menyangka bahwa di balik sangkalannya dia mungkin saja menelepon" Dia sangat yakin akan hal itu." "Ya," kata Hardcastle. "Dia sangat yakin." Nada suaranya terdengar tidak memihak. "Tetapi kalau dia menelepon, mengapa?" "Oh, semuanya adalah mengapa" kau Hatd-castle tak sabar. "Mengapa, mengapa" Mengapa semuanya ini tidak berujung pangkal" Jika Miss Pebmarsh menelepon, mengapa dia menginginkan gadis itu ada di sana" Jika itu orang lain, mengapa mereka melibatkan Miss Pebmarsh" Kita tidak tahu apa-apa sekarang. Jika Martindale mengenal Miss Pebmarsh secara pribadi, dia akan mengetahui apakah itu suaranya atau bukan, atau apakah itu seperti suara Miss Pebmarsh. Sudah deh, kita tidak mendapat banyak dari nomor 18. Mari kita lihat apakah nomor 20 bisa lebih baik bagi kita." BAB 8 SEBAGAI tambahan pada alamatnya, Wilbraham Crescent No. 20 mempunyai sebuah nama, yaitu Diana Lodge. Pintu gerbangnya diberi penghalang terhadap para penyerbu dengan cara dililiti kawat berduri di bagian dalam. Tanaman laurel dengan bunganya yang berbintik-bintik sendu dan dipangkas dengan tidak sempurna, juga menghalangi usaha seseorang untuk masuk melalui pintu gerbang. "jika saja ada rumah yang dapat dinamai The Laurels, maka rumah ini kelihatannya cocok," komentar Colin Lamb. "Mengapa harus dinamai Diana Lodge segala?" Dia melihat ke sekelilingnya sambil menilai. Diana Lodge tidak memberi kesan rapi serta tidak memiliki bedeng-bedeng bunga. Semaksemak vang menjulur dan tumbuh liar merupakan pemandangan yang menonjol, begitu pula dengan bau kencing kucing yang tajam menusuk. Rumah tersebut kelihatannya dalam kondisi yang hampir roboh dengan atap yang mestinya diperbaiki. Satu-satunya tanda yang menyatakan adanya perhatian baru-baru ini pada rumah itu adalah cat vang dikuaskan pada pinru depan, yang warna biru langit terangnya membuat penampilan kumuh bagian rumah lainnya serta kebun yang tak terawat itu menjadi lebih kentara. Tidak ada bel listrik di sana tetapi ada sebuah tuas yang gunanya untuk ditarik. Inspektur itu menariknya dan sebuah suara berdentang lirih terdengar di dalam. "Tampaknya," kata Colin, "seperti Moated Grange." (Rumah besar yang dikelilingi parit.) Mereka menunggu selama beberapa menit, kemudian terdengar suara-suara dari dalam. Suara-suara yang agak aneh. Suara seperti senandung bernada tinggi, setengah menyanyi, setengah berbicara. "Apakah?" kata Hardcastle. Penyanyi atau penyenandung itu mendekati pintu depan dan kata-katanya mulai terdengar jelas. 'Tidak, Manisku. Di sana, Sayangku. Hati-hati buntutmu, Shah-Shah-Mimi. Cleo"Cleopatra. Aku mau tutup pintu. Aku tutup." Terdengar pintu-pintu ditutup. Akhirnya pintu depan terbuka. Di hadapan mereka berdiri seorang nyonya yang mengenakan gaun beludru berwarna hijau lumut pucat, yang agak kusam. Rambutnya yang pirang keputihan disisir lurus-lurus, disanggul dengan rumit menurut mode sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Di sekeliling lehernya dia memakai selendang bulu berwarna oranye. Inspektur Hardcastle berkata raguragu, "Mrs. Hemming?" "Saya Mrs. Hemming. Hati-hati, Sunbeam. Hati-hati, Chavank/* Saat itulah Inspektur Hardcastle menyadari bahwa selendang bulu oranye tersebut sesungguhnya adalah seekor kucing. Itu bukan kucing satu-satunya. Tiga ekor kucing lainnya muncul di gang, dua di antaranya mengeong. Mereka duduk, memandangi tamutamu tersebut, menggeser-geserkan badan mereka dengan lembut pada gaun majikannya. Pada saat itu juga bau kucing yang tajam menusuk tercium oleh hidung kedua orang lakilaki itu. "Saya Detektif Inspektur Hardcastle." "Saya harap Anda datang sehubungan dengan orang mengerikan itu, yang datang kemari dari Badan Pencegahan Kejahatan Terhadap Hewan," kata Mrs. Hemming. "Memalukan! Saya sudah menulis dan melaporkannya. Dia bilang kucing-kucing saya dipelihara dalam kondisi yang buruk bagi kesehatan dan kebahagiaan mereka! Sungguh memalukan! Saya hidup demi kucing-kucing saya, Inspektur. Mereka satu-satunya hiburan dan kesenangan dalam hidup saya. Segala sesuatu saya lakukan demi mereka. Shah-Shah-Mimi. Tidak di sana, Sayang," Shah-Shah-Mimi tidak mempedulikan tangan vang menahannya. Dia melompat ke meja yang ada di gang, duduk dan menjilati mukanya sambil menatap orangorang asing itu. "Silakan masuk," kata Mrs. Hemming. "Oh, jangan, jangan ke ruang itu. Saya lupa." Dia mendorong sebuah pintu di sebelah kiri. Bau ruangan itu balikan lebih tajam. "Mari masuk, Cantikku, ayo." Di dalam ruang itu berbagai macam sikat dan sisir yang dililiti bulu-bulu kucing tergeletak di atas kursi-kursi dan meja-meja. Di sana juga terdapat bantal-bantal kursi yang pudar dan kotor, dan ada paling tidak enam ekor kucing lagi. "Saya hidup demi kesayangan saya," kata Mrs. Hemming. "Mereka mengerti setiap patah kata yang saya ucapkan." Inspektur Hardcastle berjalan masuk dengan gagah. Sayangnya dia termasuk orang yang alergi terhadap kucing. Seperti biasanya, pada kesempatan-kesempatan seperti itu semua kucing segera mengerumuninya. Satu melompat ke lututnya, yang lain menggosok-gosokkan badannya dengan penuh rasa sayang pada celana panjangnya. Detektif Inspektur Hardcastle yang gagah berani hanya dapat mengatupkan bibirnya dan menahan diri. "Saya ingin menanyakan beberapa pertanyaan pada Anda, Mrs. Hemming, tentang?" "Segala sesuatu yang Anda inginkan," kata Mrs. Hemming, menyela pembicaraannya. "Saya tidak akan menyembunyikan apa-apa. Saya dapat menunjukkan pada Anda makanan kucing, tempat tidur mereka, lima ekor di kamar saya, tujuh iainnva di bawah sini. Mereka diberi makan ikan yang terbaik yang saya masak sendiri." "Ini tidak ada hubungannya dengan kucing," kata Hardcastle, mengeraskan suaranya. "Saya datang untuk membicarakan kejadian tidak enak yang terjadi di sebelah. Mungkin Anda sudah mendengarnya." "Sebelah" Anda maksud anjing Mr. Joshua?" "Bukan," kata Hardcastle, "bukan itu. Yang saya maksud adalah nomor 19 di mana seorang lakilaki ditemukan terbunuh kemarin." "Begitu, ya?" kata Mrs. Hemming, dengan minat yang sopan, tetapi tidak lebih. Matanya masih tetap terarah pada hewan-hewan kesayangannya.. "Kalau boleh saya bertanya, apakah Anda berada di rumah kemai in siang. Yaitu sekitar jam setengah dua sampai setengah empat?" "Oli ya, tentu saja. Saya biasanya belanja lebih awal di pagi hari dan terus pulang supaya dapat menyiapkan makan siang untuk kesayangan saya, kemudian menyisir dan merawat mereka." "Dan Anda tidak memperhatikan segala kegiatan di sebelah" Mobil polisi"ambulans"hal-hal seperti itu?" "Yah, saya rasa saya tidak melihat ke luar jendela depan. Saya pergi ke kebun belakang sebab Arabella hilang. Dia masih muda dan dia telah memanjat salah satu pohon dan saya takut dia tidak bisa turun. Saya mencoba membujuknya dengan sepiring ikan, tetapi dia tetap takut. Si kecil yang malang. Saya harus menyerah akhirnya dan kembali ke rumah. Dan Anda tidak akan percaya, baru saja saya masuk melalui pintu, dia turun sendiri dan mengikuti saya masuk." Dia memandang kedua tamunya ganti-berganti, sepertinya hendak mengecek kepercayaan mereka. "Sesungguhnya, saya percaya," kata Colin, tidak tahan lagi untuk tidak berbicara. "Maaf?" Mrs. Hemming memandangnya dengan sedikit kaget. "Saya sangat tertarik pada kucing," kata Colin, "dan saya telah mempelajari sifat-sifat alamiah kucing. Apa yang baiu Anda katakan tadi menggambarkan dengan sempurna pola dari tingkah laku kucing dan peraturan-peraturan yang mereka buat untuk diri mereka sendiri. Dengan cara yang sama kucing-kucing Anda semuanya sedang berkumpul mengitari teman saya yang terusterang tidak peduli pada kucing, mereka tidak akan memperhatikan saya meskipun saya senang pada mereka." Jika itu terpikirkan oleh Mrs. Hemming bahwa Colin berbicara di luar peranannya sebagai seorang sersan polisi, maka tidak ada tanda apa pun yang muncul di wajahnya. Mrs. Hemming hanya bergumam lirih. "Mereka selalu tahu. Kucing-kucing ini manis-manis, bukan?" Seekor kucing Persia kelabu yang tampan meletakkan kedua belah kakinya pada lutut Inspektur Hardcastle, memandangnya dengan penuh gairah dan mencengkeramkan cakar-cakar-nva kuat-kuat dengan gaya mengais-ngais, Sepertinya inspektur itu adalah sebuah bantalan jarum. Gangguan seperti itu tak dapat lagi ditahannya, Inspektur Hardcastle segera bangkit berdiri. "Saya berharap, Nyonya," katanya. "Sava dapat melihat kebun belakang Anda." Colin menyeringai kecil. "Oh, tentu, tentu. Segalanya yang Anda inginkan." Mrs. Hemming bangkit. Si kucing oranye melepaskan gulungannya pada leher majikannya. Mrs. Hemming menggantinya dengan seekor kucing Persia kelabu yang bertampang linglung. Dia memimpin jalan ke luar ruangan itu. Hardcastle dan Colin mengikutinya. "Kita pernah bertemu sebelumnya," kata Colin pada si kucing oranye dan menambahkan, "dan kau betul-betul cantik, bukan," yang ini ditujukan pada seekor kucing Persia lainnya yang sedang duduk di atas meja di samping sebuah lampu porselen. Kucing itu mengibaskan ekornya dengan lembut. Colin menggaruknya, mengusap-usap kupingnya dan kucing kelabu itu mendengkur keenakan. "Tolong tutup pintunya, kalau Anda keluar, Mr." er"er," kata Mrs. Hemming dari gang. "Hari ini anginnya keras dan saya tidak mau semua sayangku masuk angin. Lagi pula, ada ahak-anak nakal itu" betul-betul tidak aman membiarkan makhluk-makhluk manis itu berkeliaran di kebun sendirian." Dia berjalan menuju ujung gang dan membuka sebuah pintu samping. "Anakanak nakal?" tanva Hardcastle. Dua anak lakilaki Mrs. Ramsay. Mereka tinggal di bagian selatan Crescent ini. Kebun kami hampir saling membelakangi satu sama lain. Mereka itu betul-betul pengacau. Mereka memiliki sebuah katapel, Anda tahu, atau mereka pernah memilikinya. Saya mendesak supaya barang itu disita saja, tetapi saya curiga. Mereka memasang perangkap dan bersembunyi. Pada musim panas mereka melempar buah-buah apel." "Memalukan," kata Colin. Kebun belakang kurang lebih mirip dengan yang di depan. Ada rumput-rumput liar, semaksemak yang menggerombol dan tidak dipangkas dan banyak sekali tanaman laurel dari varietas yang berbintik-bintik, dan beberapa macrocarpas vang agak suram. Menurut pendapat Colin, baik dia maupun Hardcastle hanya membuang-buang waktu saja di sini. Tanaman laurel, pepohonan, dan semaksemak tumbuh berjajar begitu rapat, sehingga kebun belakang Miss Pebmarsh hampir tidak terlihat. Diana Lodge dapat digambarkan sebagai sebuah rumah yang terisolir. Dari sudut pandang penghuni-penghuninya, mungkin rumah itu tidak mempunyai tetangga. "Nomor 19, kata Anda?" kata Mrs. Hemming, berhenti dengan raguragu di tengahtengah kebun belakangnya. "Tetapi saya kira hanya ada satu orang yang tinggal di rumah itu, seorang wanita buta." "Orang y"ng terbunuh itu bukan penghuni rumah itu"'" kata Inspektur Hardcastle. "Oh, begitu," kata Mrs. Hemming, masih iagu-ragu, "d,a datang untuk dibunuh. Betapa anehnya." , r "Nah itu," kata Colin sambil berpikir-pikir, adalah sebuah gambaran yang bagus," BAB 9 MEREKA mengendarai mobil sepanjang Wilbraham Crescent, membelok ke kanan, masuk ke Albany Road dan terus ke kanan lagi sepanjang bagian lain Wilbraham Crescent. "Sederhana sebetulnya," kata Hardcastle. "Kalau kamu sudah tahu," kata Colin. "Nomor 61 memang membelakangi rumah Mrs. Hemming"tetapi salah satu sudutnya menyentuh nomor 19 dan itu cukup baik. Ini akan memberi kesempatan untuk melihat Mr. Bland. Omong-omong, dia tidak punya pembantu asing." "Yah, gugurlah sebuah teori yang indah." Mobil berhenti dan kedua lakilaki itu turun. "Nah, nah," kata Colin. "Sebuah kebun depan vang indah!" Kebun itu betul-betul merupakan model luar kota yang sempurna dalam bentuk mini. Ada bedeng-bedeng geranium dengan pinggiran lobelia. Ada begonia yang besar dan mengkilap, dan ada berbagai hiasan kebun yang dipajang di sana"katak, cendawan, orang cebol, dan peri dalam dongeng. Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Aku yakin Mr. Bland pastilah seorang yang sangat terhormat," kata Colin gemetar. "Dia tidak mungkin memiliki ide-ide buruk kalau dia bukan orangnya." Dia menambahkan lagi ketika Hardcastle menekan bel, "Kau kira dia ada di rumah sepagi ini?" "Aku sudah menelepon," Hardcastle menjelaskan. "Menanyakan kalau dia ada waktu." Pada saat itu sebuah mobil pengangkut berhenti dan berbelok masuk garasi, yang jelas-jelas merupakan tambahan baru pada rumah itu. Mr. Josaiah Bland turun, membanting pintu dan berjala" menuju mereka. Orangnya tingginya sedang dengan kepala botak dan sepasang mata biru yang agak kecil. Penampilannya ramali dan hangat. "Inspektur Hardcastle" Silakan masuk." Dia membuka jalan menuju tuang duduk. Ruang itu menunjukkan beberapa bukti kemakmuran. Ada lampu-lampu hias yang mahal, sebuah meja tulis Empire, satu set hiasan perapian bercat emas yang berkilaukilauan, sebuah bufet berisi hiasan-hiasan, dan sebuah jardiniere yang penuh bunga di jendela. Kursi-kursinya model mutakhir dan mempunyai lapisan yang mewah. "Silakan duduk," kata Mr. Bland hangat. "Rokok" Atau Anda tidak boleh merokok kalau lagi bertugas?" "Tidak, terima kasih," kata Hardcastle. "Tidak minum juga, saya kira?" kata Mr. Bland. "Ah, lebih baik begitu untuk kita berdua, saya kira. Sekarang ada apa" Urusan di nomor 19 bukan" Sudut-sudut kebun kami bergandengan, tetapi kami tidak dapat melihatnya dengan jelas, kecuali dari jendela di tingkat atas. Urusan yang luar biasa kelihatannya"paling tidak dari apa yang saya baca di koran lokal pagi ini-Saya senang menerima pesan Anda tadi. Suatu kesempatan untuk mendapat beberapa keterangan. Anda tidak akan mengira kabar burung macam apa yang tersiar! Ini membuat istri saya agak cemas"merasa ada seorang pembunuh yang bebas berkeliaran. Masalahnya adalah mereka membiarkan semua orang gila itu keluar dari rumah sakit jiwa sekarang ini. Mengirim mereka pulang ke rumah dengan catatan tidak melarikan diri atau apa pun istilahnya. Kemudian mereka membunuh orang lain dan mereka dijebloskan lagi ke rumah sakit. Dan seperti yang saya katakan, kabar burung! Maksud sava, Anda akan kaget bila mendengarnya dari wanitawanita pekerja harian dan pengantar susu, atau tukang koran. Satu berkata dia dicekik dengan kabel, yang lain berkata dia telah ditikam. Orang lain lagi bilang dia dipukul dengan sebatang pipa timah. Bagaimanapun juga, dia seorang lakilaki, bukan" Maksud saya, bukan si wanita tua yang dibunuh bukan" Orang yang tak dikenal, begitu kata koran-koran." Mr. Bland akhirnya berhenti sama sekali. Hardcastle tersenyum dan berkata dengan suara mencela, "Yah, sebagai yang tak dikenal, dia memiliki sebuah kartu dan sebuah alamat di sakunya." "Cukup menarik juga ceritanya," kata Bland. "Tetapi Anda tahu bagaimana halnya dengan masyarakat. Saya tidak tahu siapa yang merencanakan ini semua." "Selagi kita membicarakan kotban tersebut,"kata Hardcastle, "mungkin Anda sudi melihat. Sekali lagi dikeluarkannya foto kepolisian itu. "Jadi ini dia orangnya?" kau Bland. "Dia kelihatan seperti orang biasa, bukan" Biasa seperti Anda dan saya. Saya kira saya tidak boleh menanyakan alasan mengapa dia mesti dibunuh?" "Terlalu pagi untuk mengatakannya," kata Hardcastle. "Yang ingin saya ketahui, Mr. Bland, adalah apakah Anda pernah melihat orang ini sebelumnya." Bland menggelengkan kepalanya. "Saya yakin belum pernah. Saya lumayan baik dalam mengingat wajah." "Dia tidak mampir kemari dengan maksud-maksud tertentu"menjual polis asuransi atau "vacuum cleaner, atau mesin cuci, atau barangbarang lainnya?" "Tidak, tidak. Tentu saja tidak." "Kami mungkin harus bertanya pada istri Anda," kata Hardcastle. "Bagaimanapun juga, jika dia datang kemari, istri Andalah yang akan ditemuinya." "Ya, itu betul sekali. Saya tidak tahu, meskipun... Valerie tidak begitu sehat. Saya tidak ingin menyusahkannya. Maksud saya adalah, yah, saya kira ini fotonya ketika mati, bukan?" "Ya," kara Hardcasde, "itu betul. Tetapi itu sama sekali bukan foto yang mengerikan." "Memang bukan. Dikerjakan dengan sangat baik. Orang ini kelihatannya sedang tidur." "Kau membicarakan aku, Josaiah?" Sebuah pintu penghubung dengan ruangan lain terbuka dan seorang wanita setengah baya masuk ke ruang tersebut. Dia, menurut Hardcastle, telah mendengarkan dengan penuh perhatian dari balik pintu. "Ah, kaukah itu, Sayangku," kata Bland. "Kupikir kau sedang tiduran. Ini istri saya, Detektif Inspektur Hardcastle." "Pembunuhan yang mengerikan itu," gumam Mrs. Bland. "Sungguhsungguh membuat saya bergidik memikirkannya." Dia duduk di sofa sambil sedikit mengeluh. "Naikkan kakimu, Sayang," kata Bland. Mrs. Bland menurut. Dia adalah wanita berambut pirang, dengan suara sedih yang lirih. Dia kelihatan seperti kurang darah, dan mempunyai ciri-ciri seperti orang cacat yang menerima cacat nya dengan suatu kesenangan tertentu. Selama beberapa saat, dia mengingatkan Inspektur Hardcastle pada seseorang. Dia mencoba berpikir siapa, tetapi gagal. Suara yang lirih, agak sedih itu terus berkata. "Kesehatan saya tidak begitu baik, Inspektur Hardcastle, karenanya suami saya berusaha menghindarkan saya dari segala shock atau kecemasan. Saya sangat peka. Anda sedang membicarakan sebuah foto, saya kira, dari"dari orang yang terbunuh itu. Oh, betapa mengerikan kedengarannya. Saya tidak tahu apakah saya akan tahan melihatnya!" Mati karena melihatnya, sebetulnya, pikir Hardcastle. Dengan suara sedikit gusar, dia berkata, "Mungkin kalau begitu saya tidak perlu meminta Anda untuk melihatnya, Mrs. Bland. Tadinya saya berpikir mungkin Anda dapat menolong kami, kalaukalau orang itu pernah mampir ke rumah Anda suatu ketika." "Saya harus menunaikan kewajiban saya, bukan?" kata Mrs. Bland, dengan senyum keberanian yang manis. Dia mengulurkan tangannya. "Kaupikir kau mau menyusahkan dirimu sendiri, Val?" "Jangan tolol, Josaiah. Tentu saja aku harus melihatnya." Dia melihat foto itu dengan penuh minat dan, dalam pikiran inspektur itu, dengan sedikit kecewa. "Dia kelihatannya"sungguh, dia tidak seperti mati sama sekali," katanya. "Tidak sama sekali, kendati dia telah dibunuh. Apakah dia"dia tidak mungkin dicekik?" "Dia ditikam," kata inspektur itu. Mrs. Bland menutup matanya dan bergidik. "Oh, oh," katanya, "betapa mengerikan." "Anda tidak merasa pernah melihatnya, Mrs. Bland?" "Tidak," kata Mrs. Bland dengan penyangkalan yang jelas, "tidak, tidak, saya kira tidak. Apakah dia jenis orang yang"yang mampir ke rumah-rumah menjual barangbarang?" "Dia tampaknya seperti seorang agen asuransi," kata inspektur itu hati-hati. "Oh, begitu. Tidak, tidak ada orang seperti itu, saya yakin. Kau tidak pernah ingat saya menyebutkan hal seperti itu, bukan, Josaiah?" "Tidak ingat," kata Mr. Bland. "Apakah dia ada hubungannya dengan Miss Pebmarsh?" tanva Mrs. Bland. 'Tidak," kata inspektur itu, "dia adalah orang asing bagi Miss Pebmarsh." "Sangat aneh," kata Mrs. Bland. "Anda mengenal Miss Pebmarsh?" "Oh ya, maksud saya, kami mengenalnya sebagai tetangga, tentu saja. Dia kadang-kadang bertanya pada suami saya tentang kebun." "Anda seorang tukang kebun yang hebat," kata inspektur itu. "Ah, biasabiasa saja," kata Bland membantah. "Tidak punya waktu. Tentu saja, saya tahu sedikit tentang berkebun. Tetapi saya punya seorang pekerja yang hebat"datang dua kali seminggu. Dia merawat kebun dan merapikannya. Saya berani taruhan, tidak ada kebun yang dapat menandingi kebun kami di sekitar sini, tetapi sava bukannya tukang kebun sungguhan seperti tetangga saya." "Mrs. Ramsay?" kata Hardcastle terkejut. "Bukan, bukan, lebih jauh lagi. 63. Mr. McNaughton. Dia hidup untuk kebunnya. Di situ terus sepanjang hari, dan gila pada pupuk. Betul, dia sangat membosankan kalau lagi ngomong soal pupuk"tapi saya rasa bukan itu yang hendak Anda bicarakan." "Pasti bukan," kata inspektur itu. "Saya cuma ingin tahu apakah seseorang"Anda atau istri Anda, misalnya"ada di kebun kemarin. Bagaimanapun juga, seperti kata Anda, salah satu sudutnya menyentuh batas nomor 19 dan ada kemungkinan Anda melihat sesuatu yang menarik kemarin"atau mendengar sesuatu, mungkin?" "Tengah hari, bukan" Ketika pembunuhan itu terjadi, maksud saya." "Waktu yang relevan adalah antara jam satu sampai jam tiga." Bland menggelengkan kepalanya. "Saya tidak melihat banyak. Saya ada di sini. Begitu juga Valerie. Kami sedang makan siang, dan ruang makan kami menghadap ke jalan. Kami tidak dapat melihat apa yang sedang terjadi di kebun." "Jam berapa Anda makan?" "Jam satu atau sekitar itu. Kadangkadang setengah dua." "Dan Anda tidak pergi ke luar ke kebun sama sekali sesudahnya?" Bland menggelengkan kepalanya. "Sesungguhnya," katanya, "istri sava selalu naik ke loteng untuk beristirahat sesudah makan siang dan, jika tidak terlalu sibuk, saya berbaring-baring sebentar di kursi di sana. Saya mestinya meninggalkan rumah sekitar"oh, saya rasa jam tiga kurang seperempat, tetapi sayangnva saya tidak ke kebun sama sekali." "Oh, sudahlah," kata Hardcastle mengeluh, "kami harus menanyai setiap orang." "Tentu, tentu. Saya harap saya dapat lebih ban vak membantu." "Anda memiliki tempat tinggal yang bagus," kata inspektur itu. "Tidak ada uang yang dihamburkan, saya rasa." Bland tertawa riang. "Ah, ya, kami menyukai barangbarang yang bagus. Istri saya punya selera tinggi. Kami mendapat keberuntungan tahun lalu. Istri saya memperoleh sejumlah uang dari pamannya. Dia tidak pernah melihat pamannya selama dua puluh lima tahun. Cukup mengejutkan! Itu membuat sedikit perbedaan bagi kami, Anda tahu. Kami mampu membiayai diri kami dengan baik dan kami merencanakan untuk bepergian dengan kapal-kapal pesiar di tahuntahun mendatang. Sangat terpelajar katanva, saya dengai. Yunani dan semuanya. Banyak profesor memberi kuliah di dalam kapal. YahT tentu saja, saya adalah orang yang mandiri dan saya tidak punya banyak waktu untuk hal-hal seperti itu, tetapi saya akan te> tarik. Orang yang pergi menggali ke Troya, dulunya adalah seorang pemilik warung makanan. Sangat romantis. Saya mengakui bahwa sava senang pergi ke negara-negara asing"kendati tidak sering saya lakukan" sua^u kesempatan berakhir pekan di Paris, hanya itu. Saya terbujuk dengan ide untuk menjual semuanya di sini dan pergi untuk hidup di Spanyol atau Portugis atau bahkan di Hindia Barat. Banyak orang melakukannya. Menghemat pajak dan lain-lainnya. Tetapi istri saya tidak menyetujui ide itu." "Saya senang bepergian, tetapi saya tidak kepingin hidup di luar Inggris," kata Mrs. Bland. "Temanteman kami tinggal di sini" dan saudara perempuan saya juga tinggal di sini, dan setiap orang mengenal kami. Jika kami ke luar negeri, kami jadi orang asing. Dan"lagi pula kami mempunyai dokter yang sangat baik di sini. Dia sungguhsungguh mengerti kesehatan saya. Saya tidak akan peduli sama sekali dengan dokter asing. Saya tidak akan mempercayainya." "Kita lihat saja," kata Mr. Bland riang. "Kita pergi pesiar dan kau akan jatuh cinta pada Kepulauan Yunani." Mrs. Bland memandangnva seperti mengatakan bahwa hal itu sangat tidak mungkin. "Mungkin ada juga dokter Inggris yang bermutu di luar negeri," kata Mrs. Bland raguragu. "Tentu saja," kata suaminya: Dia menemani Hardcastle dan Colin sampai di pintu depan, mengulangi sekali lagi betapa menyesalnya dia karena tidak dapat membantu mereka. "Yah," kata Hardcasde. "Bagaimana pendapatmu tentang dia?" "Aku tidak mau membiarkan dia membangun rumahku," kata Colin. 'Tetapi seorang kontraktor yang sedikit licik bukanlah yang kukejar. Aku mencari seseorang yang penuh pengabdian. Dan sebagai tanggapan pada kasus pembunuhanmu, kau mendapat jenis pembunuhan yang salah. Sekarang jika Bland memberi istrinya arsenik atau menceburkannya ke Laut Aegea dengan maksud untuk mewarisi uangnya, dan menikah dengan seorang gadis pirang yang cantik-?" "Akan kita urus kalau itu benarbenar terjadi," kata Inspektur Hardcastle. "Sementara ini kita harus terus dengan pembunuhan ini" BAB 10 Di WILBRAHAM CRESCENT NO. 62, Mrs. Ramsay berkata pada dirinya sendiri untuk menghibur hati, "Dua hari lagi. Tinggal dua hari." Disibakkannya beberapa helai rambut basah yang menutupi dahinya. Sebuah bunyi pecah yang hebat terdengar dari dapur. Mrs. Ramsay merasa sangat segan untuk pergi dan melihat apa yang terjadi. Jika saja dia dapat berpurapura bahwa tidak ada yang pecah. Oh, oh "tinggal dua hari. Dia berjalan ke seberang gang, mendorong pintu dapur dan berkata dengan suara yang jauh dari marah dibandingkan suaranya tiga minggu yang lalu, "Sekarang apa yang telah kalian lakukan?" "Maaf, Bu," kata anak laki-lakinya, Bill. "Kami sedang main bowling dengan kaleng-kaleng ini dan entah bagaimana kaleng-kaleng itu menggelinding ke bawah lemari porselen." "Kami tidak bermaksud demikian," kata adiknya, Ted, menguatkan. "Yah, pungudah benda-benda itu dan letakkan kembali dalam lemari. Kemudian sapulah pecahan-pecahan porselen dan buang ke tong sampah." "Oh, Bu, jangan sekarang dong." "Ya, sekarang," "Ted dapat melakukannya," kata Bill. "Enaknya," kata Ted. "Selalu menyuruh aku. Aku tidak mau melakukannya kalau kamu tidak mau." "Taruhan, kamu pasti mau." "Taruhan, aku tidak akan mau." "Kupaksa kau." "Yahhf" Anakanak itu bergulat dengan seru. Tcd dipaksa telungkup di bawah meja dapur dan semangkuk telur bergoyang-goyang mengkhawatirkan. "Oh, keluar dari dapur!" teriak Mrs. Ramsay. Dia mendorong kedua anaknya ke luar melalui pintu dapur dan menutupnya. Sudah itu dia mulai memunguti kaleng-kaleng serta menyapu pecahan-pecahan porselen tersebut. Dua hari lagi, pikirnya, dan mereka akan kembali ke sekolah! Betapa menyenangkan, betapa tenteramnya bagi seorang ibu! Dia ingat samar-samar ucapan jahat dari seorang penulis wanita. Hanya ada enam hari gembira dalam setahun bagi seorang wanita. Hari pertama dan hari terakhir acara liburan. Memang betul, pikir Mrs. Ramsay sambil menyapu kepingan-kepingan peralatan makannya yang terbaik. Betapa senang dan gembiranya dia ketika mengharapkan kedatangan anak-anaknya lima minggu yang lalu! Dan sekarang" "Besok," dia mengulangi lagi bagi dirinya sendiri, "besok Bill dan Ted akan kembali ke sekolah. Aku hampir tidak percaya. Aku tidak sabar lagi!" Betapa tenteramnya lima minggu vang lalu ketika dia menjemput mereka di stasiun. Gejolak dan rasa sayang mereka waktu pulang. Cara mereka menghambur ke seluruh pelosok rumah dan kebun. Sebuah kue khusus dipanggang untuk teman minum teh. Dan Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo sekarang"apa yang dia harapkan sekarang" Suatu hari yang betul-betul tenang. Tidak perlu menyiapkan makanan yang banyak, tidak perlu terus-terusan membersihkan. Dia mencintai anak-anaknya"mereka anakanak yang baik, itu tidak perlu diragukan. Dia bangga dengan mereka. Tetapi mereka juga meletihkan. Nafsu makan mereka, vitalitas mereka, suara ribut yang mereka buat. Pada saat itu, teriakan-teriakan mereka mengeras. Dia menoleh terkejut. Tidak apa-apa. Mereka cuma pergi ke kebun. Itu lebih baik, lebih banyak ruang gerak bagi mereka di kebun. Mereka mungkin mengganggu para tetangga. Dia harap mereka tidak mengganggu kucing-kucing Mrs. Hemming lagi. Tidak, itu harus diakui, bukan demi kebaikan kucing-kucing itu, tetapi karena kawat berduri yang mengelilingi kebun Mrs. Hemming dapat merobek celana pendek mereka. Dia melirik ke arah kotak obat yang terletak di atas meja. Bukannya dia terlalu cerewet menanggapi kenakalan-kenakalan alami anakanak penuh vitalitas itu. Kenyataannya peringatan pertamanya yang tidak dapat dielakkan adalah, "Nah, bukankah sudah kukatakan beratus-ratus kali, kau tidak boleh meneteskan darah di ruang tamu! Segeralah ke dapur dan teteskan di sana, karena aku dapat menghapusnya dari lantai linoleum." Sebuah teriakan hebat dari luar terhenti tiba-tiba, diikuti dengan kesunyian yang begitu mencekam, sehingga Mrs. Ramsay malah merasa waswas. Sungguh, kesunyian itu sangat tidak alami. Dia berdiri bingung dengan papan pe-nyerok berisi pecahan-pecahan porselen di tangannya. Pintu dapur terbuka dan Bill berdiri di sana. Sebuah ekspresi kegairahan yang amat besar dan sangat tidak wajar menghiasi wajah yang baru berumur sebelas tahun itu. "Bu," katanya, "ada seorang detektif inspektur di sini dan ada seorang lakilaki lain bersamanya." "Oh," kata Mrs. Ramsay lega. "Dia mau apa, Savang?" "Dia mau ketemu Ibu," kata Bill, "tapi kupikir itu pasti ada hubungannya dengan pembunuhan itu. Ibu tahu, di rumah Miss Pebmarsh kemarin." "Aku tidak mengerti kenapa dia harus datang dan menemuiku," kata Mrs. Ramsay, dengan suara sedikit bingung. Hidup ini selalu berkesinambungan, pikirnya. Bagaimana dia bisa memperoleh kentang yang bagus untuk memasak rebusan ala Irlandia, jika detektif inspektur itu datang pada saat seperti ini" "Oh, biailah," katanya mengeluh. "Kukira lebih baik dia kutemui." Dia melemparkan pecahan-pecahan porselen itu ke dalam tong sampah di bawah bak cuci, mencuci tangannya di bawah keran air, merapikan rambutnya dan siap untuk mengikuti Bill, yang berkata tidak sabar, "Oh, ayolah, Bu/" Mrs. Ramsay dengan Bill rapat di sampingnya, masuk ke ruang duduk. Dua orang lakilaki berdiri di sana. Anak bungsunya, Ted, menemani mereka, menatap mereka dengan mata terbelalak kagum. "Mrs. Ramsay?" "Selamat pagi." "Saya kira anakanak muda ini telah mengatakan pada Anda bahwa saya adalah Detektif Inspektur Hardcastle." "Sungguh sangat tidak menyenangkan," kata Mrs. Ramsay. "Pagi ini sangat tidak menyenangkan. Saya sibuk sekali. Apakah ini akan memakan waktu lama?" * "Sama sekali tidak," kata Detektif Inspektur Hardcastle meyakinkan. "Boleh kami duduk?" "Oh, ya, silakan, silakan." Mrs. Ramsay duduk di kursi bet sandaran tegak dan memandang mereka dengan tidak sabar. Dia curiga bahwa ini akan memakan waktu lama. "Kalian berdua tidak perlu tetap di sini," kata Hardcastle pada anakanak itu dengan ramah. "Au, kami tidak akan pergi," kata Bill. "Kami tidak akan pergi," ulang Ted. "Kami mau mendengar semuanya," kata Bill. "Tentu saja,"' kata Ted. "Apakah darahnya banyak?" tanya Bill. "Apakah itu perampokan?" kata Ted. "Diam, Anakanak," kata Mrs. Ramsay. "Tidakkah kalian dengar"Mr. Hardcastle berkata bahwa beliau tidak menginginkan kalian di sini5" "Kami tidak akan pergi," kata Bill. "Kami mau mendengar." Hardcastle berjalan menuju pintu dan membukanya Dia menatap anakanak itu. "Keluar," katanya. Hanya satu kata saja dan diucapkan dengan pelan, tetapi di baliknya terdapat suatu kualitas kewibawaan. Tanpa berkata apa-apa lagi anakanak itu bangkit, menggeserkan kaki-kaki mereka dan bergerak ke luar ruangan. Mengagumkan, pikir Mrs. Ramsay penuh penghargaan. Ah, mengapa aku tidak bisa sepeiti itu" Tetapi,tentu saja, dia mempertimbangkan, dia adalah ibu anakanak itu. Dia tahu bahwa anakanak lakilaki, ketika mereka keluar, mempunyai tingkah laku yang sama sekali berbeda daripada jika mereka di rumah. Selalu saja para ibu yang mendapat tidak enaknya. Tetapi mungkin, dia mempertimbangkan, orang lebih suka demikian. Memiliki anakanak lakilaki yang manis, diam, sopan, penuh perhatian di rumah, dan berubah menjadi berandal-berandal kecil di luar, yang menciptakan alasan-alasan yang tidak masuk akal bagi diri mereka sendiri, adalah lebih buruk"ya, itu lebih buruk. Dia teringat akan apa yang diharapkan dari padanya, ketika Inspektur Hardcastle datang kembali dan duduk lagi. "Jika ini tentang kejadian di nomor 19 kemarin," katanya dengan cemas, "saya sungguh tidak tahu apa yang dapat saya katakan pada Anda, Inspektur. Saya tidak tahu apa-apa. Saya bahkan tidak tahu siapa yang tinggal di sana." "Rumah itu didiami oleh Miss Pebmarsh. Dia buta dan bekerja di Institut Aaronberg." "Oh, begitu," kata Mrs. Ramsay. "Saya khawatir saya hampir tidak mengenal siapa pun di Crescent bernomor kecil." "Apakah Anda berada di sini kemarin antara jam setengah dua dan jam tiga?" "Oh, ya," kata Mrs. Ramsay. "Saya harus masak untuk makan malam dan lain-lain. Bagaimanapun juga saya pergi keluar sebelumnya. Saya mengajak anakanak ke bioskop." Inspektur itu mengeluarkan sebuah foto dari sakunya dan mengulurkannya kepadanya. "Saya ingin tahu apakah Anda pernah melihat orang ini sebelumnya." Mrs. Ramsay memandang foto itu dengan minat sedikit saja. "Tidak," katanya, "tidak, saya rasa tidak. Saya tidak yakin saya dapat mengingatnya kalau saya pernah melihatnya." "Dia tidak datang ke rumah ini pada suatu waktu"mencoba menjual polis asuransi pada Anda atau barangbarang lain seperti itu?" Mrs. Ramsay menggelengkan kepalanya dengan lebih yakin. 'Tidak. Tidak, saya yakin tidak." "Namanya, kami mempunyai alasan tertentu untuk mempercayainya, adalah Curry. Mr. R. Curry." Inspektur Hardcastle mengamat-amannya. Mrs. Ramsay menggelengkan kepalanya lagi. "Saya khawatir," katanya minta maaf, "saya sungguhsungguh tidak mempunyai waktu untuk melihat atau memperhatikan apa pun selama anakanak libur." "Itu selalu merupakan masa yang sibuk, bukan?" kata inspektur itu. "Anda memiliki anakanak yang hebat. Penuh gairah hidup dan semangat. Agak terlalu bersemangat kadang-kadang." Mrs. Ramsay tersenyum. "Ya," katanya, "memang sedikit capek, tetapi mereka sebenarnya adalah anak anak yang sangat baik." "Saya yakin itu," kata Inspektur Hardcastle. "Anakanak baik, kedua-duanya. Sangat cerdas, saya kira. Saya akan bercakap-cakap dengan mereka sebelum saya pergi, jika Anda tidak keberatan. Anakanak lakilaki memperhatikan hal-hal yang kadang-kadang tidak diperhatikan oleh anggota keluarga lainnya." "Saya tidak begitu mengerti bagaimana mereka bisa memperhatikan sesuatu," kata Mrs. Ramsay. "Kami bukan tetangganya." "Tetapi kebun belakang Anda saling membelakangi." "Ya, memang begitu," kata Mrs. Ramsav. "Tetapi letaknya cukup terpisah." "Anda mengenal Mrs. Hemming di nomor 20?" "Yah, dapat dikatakan begitu," kata Mrs. Ramsay, "oleh karena kucing-kucingnya dan hal-hal lainnya." "Anda suka kucing?" "Oh, tidak," kata Mrs. Ramsav, "bukan begitu. Maksud saya keluhan-keluhan." "Oh, begitu. Keluhan-keluhan. Tentang apa?" Mrs. Ramsav merah mukanya. "Masalahnya adalah," katanya, "kalau orang memelihara kucing dengan cara seperti itu"dia punya empat belas"dia akan mutlak tergila-gila pada makhluk-makhluk itu. Dan itu semua adalah omong kosong. Saya suka kucing. Kami dulu memiliki seekor kucing betina. Sangat pandai menangkap tikus. Tetapi segala keributan yang ditimbulkan wanita itu, memasak makanan khusus"hampir-hampir tidak pernah membiarkan makhluk-makhluk malang itu menikmati kehidupan mereka sendiri. Tentu saja kucing-kucing itu selalu mencoba minggat. Saya juga akan begitu kalau saya jadi kucingnya. Dan anakanak itu sesungguhnya sangat baik, mereka tidak akan menyiksa kucing dengan cara apa pun. Apa yang saya katakan adalah kucing dapat memelihara dirinya sendiri dengan sangat baik. Mereka adalah hewan yang memiliki akal, kalau saja mereka diperlakukan dengan masuk akal." "Saya yakin Anda benar?" kata Inspektur Hardcastle. "Anda mestinya sangat sibuk," lanjutnya, "membuat anakanak Anda merasa gembira dan memberi mereka makan selama liburan. Kapan mereka kembali ke sekolah?" "Lusa," kata Mrs. Ramsav. "Mudah-mudahan Anda dapat beristirahat setelah itu." "Maksud saya, saya ingin bermalas-malasan," kata Mrs. Ramsay. Orang lakilaki muda satunya, yang selama ini diam-diam mencatat, mengejutkannya sedikit dengan berbicara. "Anda mestinya memakai satu dari gadis-gadis asing itu," katanya. "Aupair, begitu kan sebutannya, datang dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga di sini dengan imbalan dapat belajar Inggris." "Saya rasa saya bisa mencobanya," kata Mrs. Ramsay, mempertimbangkan, "meskipun saya selalu merasa bahwa orang asing itu sulit. Suami saya menertawakan saya. Tetapi tentu saja dia lebih tahu tentang itu daripada saya. Saya tidak sesering dia pergi ke luar negeri." "Dia sedang bepergian sekarang, bukan?" "Ya"dia harus ke Swedia pada awal Agustus. Dia seorang insinyur bangunan. Sayangnya dia harus pergi waktu itu"pada awal liburan lagi. Dia sangat pandai menangani anakanak. Dia lebih suka main kereta api listrik daripada anakanak. Kadangkadang rel-rel dan halaman-halaman stasiun dan semuanya disusun melintasi gang dan masuk ke ruangan lain. Sulit untuk tidak tersandung." Dia menggelengkan kepalanya. "Orang lakilaki seperti anakanak juga," katanya penuh pengertian. "Kapan dia pulang, Mrs. Ramsay?" "Saya tidak pernah tahu." Dia mengeluh. "Itu memang agak"sulit." Suaranya bergetar. Colin memandangnya tajam. "Kami tidak boleh menyita waktu Anda lebih banyak lagi, Mrs. Ramsay." Hardcastle bangkit berdiri. "Mungkin anakanak Anda dapat menunjukkan kebun pada kami?" Bill dan Ted sedang menunggu di gang dan segera menyambut usul tersebut. "Tentu saja," kata Bill merendah, "kebun kami ini tidak luas.'* Ada sedikit usaha untuk merawat kebun di Wilbraham Crescent No. 62 agar kelihatan teratur. Pada satu sisi ada bedeng-bedeng bunga dahlia dan bunga daisy Michaelmas. Kemudian ada sebuah lapangan rumput kecil yang tidak rapi pangkasannya. Jalan-jalan setapak yang ada sangat perlu dirapikan, model-model pesawat terbang, senapan luar angkasa, dan bentuk-bentuk lain dari ilmu pengetahuan modern tergeletak di sana, kelihatannya sedikit aus. Di ujung kebun ada sebatang pohon apel merah yang bagus. Di sebelahnya ada sebatang pohon pir. "Itu dia," kata Ted, menunjuk ke sela di antara pohon apel dan pohon pir, dari mana bagian belakang kebun Miss Pebmarsh terlihat jelas. "Itu nomor 19 yang ada pembunuhannya." "Kalian dapat melihat rumahnya dengan jelas, bukan?" kata Inspektur Hardcastle. "Tetapi masih lebih baik, saya rasa, dari jendela loteng." "Betul," kata Bill. "Jika kami ada di atas kemarin, dan melihat ke luar, kami mungkin melihat sesuatu. Tapi kami tidak melakukannya,'* "Kami pergi ke bioskop," kata Ted. "Apakah ada sidik jari?" tanya Bill. 'Tidak begitu berguna. Apakah kalian berada di kebun kemarin?" "Oh, ya, bolak-balik saja," kata Bill. "Sepanjang pagi. Walau begitu kami tidak mendengar apa-apa, atau melihat apaapa." "Kalau kami ada di sini sore itu, kami mungkin mendengar jeritan-jeritan," kata Ted sedih. "Jeritan-jeritan seram/* "Kalian mengenal Miss Pebmarsh, wanita pemilik rumah itu?" Anakanak itu saling memandang, kemudian mengangguk. "Dia buta," kata Ted, "tetapi dia dapat berjalan-jalan mengitari kebunnya dengan baik. Tidak perlu berjalan dengan tongkat atau benda-benda seperti itu. Dia melemparkan bola kembali kepada kami suatu kali. Dia cukup baik." "Kalian tidak melihatnya sama sekali kemarin?" Anakanak itu menggelengkan kepala. "Kami tidak akan melihatnya di pagi hari. Dia selalu ke luar," Bill menjelaskan. "Dia biasanya pergi ke kebun sesudah minum teh." Colin sedang menjelajahi sejalur selang air yang terpasang pada sebuah keran air di dalam rumah. Selang itu terjulur sepanjang jalan setapak kebun dan berhenti di sebuah sudut dekat pohon pir itu. "Saya tidak pernah tahu kalau pohon pir perlu disirami," katanya. "Oh, itu," kata Bill. Dia kelihatan sedikit malu. "Sebaliknya," kata Colin, "jika kalian memanjat pohon ini," Dia memandang kedua anak itu dan tiba-tiba menyeringai. "Kalian bisa menyemprotkan air untuk mempermainkan seekor kucing, bukan?" Kedua anak itu menggeser-geserkan kaki mereka di tanah dan memandang ke semua arah kecuali ke arah Colin. > "Itu yang kalian lakukan, bukan?" kata Colin. "Au, yah...,*' kata Bill, "itu tidak melukai mereka. Sungguh tidak," katanya membela diri. "Tidak seperti katapel." "Saya kira kalian juga biasa main katapel." "Bukan begitu," kata Ted. "Kami tidak pernah menjepret apa pun." "Bagaimanapun juga, kalian betul-betul senang bermain-main dengan selang air itu, kadang-kadang," kata Colin, "dan kemudian Mrs. Hemming datang kemari dan mengadu?" "Dia selalu mengadu," kata Bill. "Kalian pernah menerobos pagarnya?" "Tidak melalui kawat duri itu," kata Tcd tanpa sadar. "Tapi kalian kadang-kadang masuk ke kebunnya, betul nggak" Bagaimana kalian melakukannya?" "Yah, Anda dapat masuk melalui pagar"ke dalam kebun Miss Pebmarsh. Terus sedikit ke kanan Anda dapat mendorong semaksemak itu dan masuk ke kebun Mrs. Hemming. Ada sebuah lubang di antara kawat berduri di sana." Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo "Kamu nggak bisa diam ya, Tolol?" kata Bill. "Saya rasa kalian melakukan perburuan kecil-kecilan untuk mencari jejak sejak ada pembunuhan itu?" kata Hardcastle. Anakanak itu saling memandang. "Ketika kalian kembali dari bioskop dan mendengar apa yang telah terjadi, taruhan kalian pasti menerobos pagar dan masuk ke kebun nomor 19 dan mencari-cari dengan sepuas hati." "Yah?" Bill berhenti waspada. "Bisa jadi," kata Hardcastle serius, "kalian justru menemukan sesuatu yang tidak terlihat oleh kami. Jika memang begitu"er" sava akan sangat berterima kasih kalau kalian mau menunjukkan koleksi kalian pada saya." Bill membuat keputusan. "Ambilkan Ted," katanya. Ted berlari mematuhi perintahnya. "Saya kira temuan kami tidak begitu baik," Bill mengakui. "Kami hanya"sekadar berpurapura." Dia memandang Hardcasde cemas. "Saya cukup mengerti," kata inspektur itu. "Kebanyakan pekerjaan polisi seperti itu. Banyak yang mengecewakan/* Bill kelihatan lega. Ted kembali. Dia mengulurkan sebuah buntal-an sapu tangan dekil yang sudah pudar-warnanya. Hardcastle membukanya, dengan masing-masing anak berdiri di sampingnya, dan menyebarkan isinya. Ada sebuah pegangan cangkir, sebuah pecahan porselen dengan pola pohon willow, sebuah sekop yang patah, sebuah garpu yang sudah berkarat, sekeping uang logam, sebuah gesper baju, sepotong kaca yang berwarna-warni, dan sebuah gunting yang tinggal separo. "Sebuah temuan yang menarik," kata inspektur itu serius. Dia memaklumi wajah-wajah anakanak itu, yang penuh semangat dan memungut pecahan kaca tersebut. "Saya ambil ini. Mungkin ada hubungannya dengan sesuatu." Colin memungut uang logam tersebut dan memeriksanya. "Bukan Inggris," kata Ted. "Bukan," kata Colin. "Bukan Inggris." Dia memandang Hardcastle yang ada di depannya. "Kami mungkin harus mengambil ini juga," usulnva. "Jangan bilang apa-apa tentang hal ini pada siapa pun," kata Hardcastle dengan gaya mengajak mereka bersekutu. Anakanak itu berjanji sepenuh hati kalau mereka tidak akan melakukannya. BAB 1 1 "Ramsay" kata Colin sambil berpikir. "Ada apa dengan dia?" "Aku menyukai bunyinya, itu saja. Dia berkelana di luar negeri"secara mendadak. Istrinya berkata dia seorang insinyur bangunan, tetapi kelihatannya hanya itu saja yang diketahuinya tentang suaminya." "Dia wanita yang baik," kata Hardcastle. "Ya"dan tidak begitu bahagia." "Capek, itu saja. Anakanak selalu melelahkan." "Kupikir lebih dari itu." "Tentunya orang yang kaucari tidak akan merepotkan diri dengan seorang istri dan dua anak lakilaki," kata Hardcastle raguragu. "Kau tak pernah tahu," kata Colin. "Kau akan kaget dengan penyamaran yang mereka lakukan. Seorang janda miskin dengan dua orang anak bisa saja diajak untuk membuat penyamaran itu." "Aku tidak setuju kalau dia termasuk tipe yang begitu," kata Hardcastle. "Maksudku bukan hidup dalam desa, Bung. Maksudku dia setuju untuk menjadi Mrs. Ramsay dan melengkapi latar belakangnya. Dia bisa membuat wanita itu bertekuk lutut. Dia akan melakukan pekerjaan mata-mata, katakan pada pihak kita. Semuanya sangat patriotis." Hardcasde menggelengkan kepalanya. "Kau hidup dalam dunia yang aneh, Colin," katanya. "Ya, memang. Kupikir, kau tahu, aku harus keluar darinya suatu hari... Orang mulai lupa apa adalah apa dan siapa adalah siapa. Setengah dari orangorang ini bekerja untuk kedua belah pihak dan akhirnya mereka sendiri tidak tahu di pihak mana mereka sebenarnya berada. Standar-standar menjadi kacau.... Oh, sudahlah"mari kita teruskan urusan ini." "Lebih baik kita ke McNaughton," kata Hardcastle, berhenti sebentar di pintu gerbang nomor 63. "Kebunnva sedikit menyentuh nomor 19"sama seperti Bland." "Apa yang kauketahui tentang McNaughton?" "Tidak banyak"mereka datang kemari sekitar setahun yang lalu. Sepasang suami istri setengah baya"pensiunan dosen, kurasa. Dia sekarang berkebun." Di kebun depan ada semaksemak mawar dan sebuah bedeng bunga krokus musim gugur di bawah jendela. Seorang wanita yang periang dengan baju bercorak bunga-bunga cerah membukakan pintu dan berkata, "Anda ingin"-Ya?" Hardcastle bergumam, "Pembantu asing akhirnya," dan mengulurkan kartunya. "Polisi," kata wanita muda itu. Dia mundur selangkah-dua langkah, dan memandang Hardcastle seolah-olah dia adalah Fiend yang hidup kembali. "Mrs. McNaughton," kata Hardcastle. "Mrs, McNaughton ada." Dia memimpin mereka menuju ruang duduk yang menghadap ke kebun belakang. Ruang itu kosong. "Dia ada di loteng," kata wanita muda itu, yang kini tidak riang lagi. Dia keluar ke gang dan memanggil-manggil, "Mrs.McNaughton"Mis. McNaughton." Sebuah suara di kejauhan menjawabnya, "Ya. Ada apa, Gretel?" "Ada polisi"dua polisi. Saya suiuh mereka menunggu di mang duduk." Terdengar bunyi bergegas vang pelan dari loteng dan kata-kata, "Aduh. Aduh, ada apa lagi." Kemudian terdengar bunyi derap Itaki dan akhirnya Mi s. McNajughton memasuki ruangan tersebut dengan wajah yang mengandung kecemasan. Menurut Hardcasde kecemasan sudah biasa membayangi wajah Mrs. McNaughton. , "Aduh," katanya lagi, "aduh. Inspektur"apa tadi"Hardcastle"oh, ya." Dia melihat pada kartu. 'Tetapi mengapa Anda menemui kami} Kami tidak tahu apa-apa tentang itu. Maksud saya, saya pikir ini berhubungan dengan pembunuhan ku, bukan" Maksud saya, ini tidak ada hubungannya dengan surat izin televisi?" Hardcastle meyakinkannya tentang ha! itu. "Semuanya kelihatan begitu luar biasa, bukan?" kata Mrs. McNaughton, menjadi cerah. "Dan sekitar tengah hari lagi. Waktu yang aneh untuk datang dan merampok sebuah rumah. Waktu yang tepat saya kira, ketika orang-onng biasanya ada di rumah. Tetapi kita sering membaca hal-hal seperti itu sekarang ini. Semua terjadi di siang bolong. Yah, beberapa teman kami"mereka pergi makan siang dan sebuah mobil pengangkut mebel datang dan orang-orangnya masuk ke dalam rumah dan membawa pergi semua mebel yang ada. Seluruh jalan, melihatnya tetapi tentu saja mereka tidak pemah mengira kalau terjadi sesuatu di sana. Anda tahu, saya sungguhsungguh yakin saya mendengar seseorang menjerit kemarin, tetapi Angus berkata bahwa itu suara anakanak Mrs. Ramsav yang menjengkelkan itu. Mereka berkeliaran di kebun, membuat suara-suara ribut seperti kapal luar angkasa, atau roket-roket, atau bom-bom atom. Betul-betul menakutkan, kadang-kadang." Sekali lagi Hardcastle mengeluarkan fotonva. "Apakah Anda pernah melihat orang ini, Mrs. McNaughton?" Mrs. McNaughton menatap foto tersebut dengan penuh minat. "Saya hampir yakin saya pernah melihatnya. Ya. Ya, saya hampir pasti. Nah, kapankah itu" Apakah dia orang yang datang kemari untuk menanyakan apakah saya mau membeli sebuah ensiklopedi baru dalam empat belas jilid" Atau apakah dia orang yang datang kemari dengan sebuah vacuum cleaner model baru. Saya tidak mau menemui dia dan dia keluar dan meresahkan suami saya di kebun depan. Angus sedang menanam beberapa umbi bunga, dan dia tidak ingin diganggu dan orang itu terus berbicara tentang kehebatan barang jualannya itu. Anda tahu, bagaimana benda itu dengan cepat bisa membersihkan gorden-gorden, anakanak tangga, dan bantal-bantal kursi, serta benda-benda yang harus dibersihkan di musim semi. Semuanya, katanya, betul-betul semuanya. Kemudian Angus memandangnya dan berkata, 'Dapatkah benda itu menanam umbi bunga"' dan saya mesti mengakui bahwa saya tidak tahan untuk tidak tertawa sebab orang itu sangat terkejut dan langsung pergi." "Dan Anda benarbenar yakin bahwa dia adalah orang yang ada di foto ini?" "Wah, tidak, saya tidak begitu yakin," kata Mrs. McNaughton, "sebab dia lebih muda umurnya, saya baru sadar sekarang. Tetapi sama saja, saya tetap yakin saya pernah melihat wajah ini sebelumnya. Ya. Semakin saya melihatnya semakin yakin saya kalau dia pernah datang kemari dan menawarkan sesuatu pada saya." "Polis asuransi mungkin?" "Bukan, bukan, bukan polis asuransi. Suami aya menangani semua urusan sepeiti itu. Kami betul-betul sudah terasuransi dalam segala hal. Bukan. Tetapi sama saja" ya, semakin saya melihat foto ini?" Hardcastle tidak begitu bersemangat mendengar ucapannya, meskipun tampaknya dia mestinya tertarik. Dia menggolongkan Mrs. McNaughton, berdasarkan seluruh pengalamannya, sebagai seorang wanita yang terlalu bergairah karena dia pernah melihat seseoiang yang ada hubungannya dengan pembunuhan. Semakin lama dia memandang foto tersebut, semakin yakin dia kalau dia dapat mengingat seseorang seperti yang ada difoto itu. Hardcastle mengeluh. "Dia mengendarai sebuah mobil boks, saya rasa," kata Mrs McNaughton. "Tetapi kapan tepatnya saya melihatnya saya tidak ingat. Mobil boks tukang roti, saya rasa." "Anda tidak melihatnya kemarin, bukan, Mrs. McNaughton?" Mrs. McNaughton sedikit kecewa. Dia menyibakkan'rambut keriting putihnya yang kurang rapi ke belakang." 'Tidak. Tidak, tidak kemarin" karan\a. "Paling tidak " " dia berhenti. "Sava kira tidak." Kemudian dia menjadi sedikit cerah. "Mungkin suami saya dapat mengingatnya." "Anakah dia ada di rumah"v "Oh, dia ada di kebun." Dia menunjuk melalui jendela dan pada saat itu tampak seorang lakilaki setengah baya sedang mendorong sebuah gerobak dorong sepanjang jalan setapak. "Mungkin kami bisa keluar dan berbicara dengannya?" "Tentu saja. Lewat sini." Dia memimpin jalan melalui sebuah pintu samping dan masuk ke kebun. Mr. McNaughton bersimbah keringat. 'Tuan-tuan ini dari kepolisian, Angus," kata istrinya dengan napas terengahengah. "Mereka datang sehubungan dengan pembunuhan di rumah Miss Pebmarsh. Mereka memiliki foto orang itu. Tahukah kau, aku yakin aku pernah melihatnya di suatu tempat. Bukan orang itu, kan, yang datang kemai i minggu lalu dan bertanya pada kita kalau kita punya barang antik yang hendak dibuang?" "Coba kulihat," kata Mr. McNaughton. 'Tolong pegangkan saja," katanya pada Hardcastle. "Tangan sayra penuh tanah." Dia memandang sebentar dan berkomentar, "Saya belum pernah melihat orang itu seumur hidup saya." "Tetangga Anda berkata Anda sangat suka berkebun," kata Hardcastle. "Siapa yang bilang pada Anda kalau"bukan Mrs. Ramsay?" "Bukan. Mr. Bland." Angus McNaughton mendengus. "Bland tidak tahu apa artinya berkebun," katanya. "Membuat bedeng-bedeng tanah, itu saja yang dia lakukan. Menggaru di sepanjang pinggiran bunga-bunga begonia dan geranium dan lobelia. Bukan itu yang saya maksud dengan berkebun. Mungkin lebih baik hidup di sebuah taman umum. Apakah Anda tertarik pada semaksemak, Inspektur" Tentu saja, sekarang ini bukan musimnya, tetapi saya memiliki satu atau dua jenis semak di sini, yang dapat membuat Anda tercengang atas kemampuan saya menanam mereka. Semak yang kata orang hanya dapat tumbuh dengan baik di Devon dan Cornwall." "Saya kira saya tidak ditakdirkan untuk menjadi seorang pencinta kebun yang sejati," kata Hardcastle. McNaughton memandangnya seperti seorang seniman memandang seseorang yang berkata mereka tidak tahu apa-apa tentang seni tetapi mereka tahu apa yang mereka sukai. "Saya kira sava telah membicarakan topik yang kurang menyenangkan," kata Hardcastle, "Tentu saja. Urusan kemarin itu. Saya ada di kebun waktu hal itu terjadi," "Oh, ya?" **Yah, maksud sava, saya ada di sini ketika gadis itu menjerit." "Apa yang Anda lakukan?" "Yah," kata Mr. McNaughton agak kemalu-maluan, "saya tidak melakukan apa-apa. Sebab saya pikir itu adalah perbuatan anakanak Ramsay yang kurang ajar itu. Selalu berteriak dan menjerit dan membuat ribut." "Tetapi tentunya jeritan ini tidak datang dari arah yang sama?" "Tidak kalau anakanak jahanam itu selalu tinggal di kebun mereka sendiri. Tetapi mereka tidak begitu. Mereka menerobos pagar-pagar dan tanaman-tanaman orang lain. Mereka mengejar-ngejar kucing-kucing malang milik Mrs. Hemming di kebunnya. Tidak ada orang yang dapat menangani mereka, itu susahnya. Ibu mereka lembek seperti agar-agar. Tentu saja, kalau dalam satu rumah tidak ada orang laki-lakinya, maka anakanak lakilaki jadi sulit diatur." "Mr. Ramsav sering ke luar negeri saya kira." "Saya tahu dia seorang insinyur bangunan," kata Mr. McNaughton lirih. "Selalu bepergian ke mana-mana. Dam,* begitulah. Aku tidak menyumpah, Sayangku," dia meyakinkan istrinya. "Maksud saya pekerjaan-pekerjaan sehubungan dengan pembangunan bendungan-bendungan atau pipa pipa minyak, dan lain-lain. Saya tidak begitu paham. Dia harus ke Swedia bulan lalu secara mendadak. Itu artinya memberi banyak pekerjaan pada ibu anakanak itu "memasak dan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan itu"dan, yah"tentu saja mereka jadi liar. Mereka bukan anakanak jahat, tetapi mereka tidak disiplin." "Anda sendiri tidak melihat apaapa"maksud saya selain mendengar jeritan itu" Omong-omong, kapan itu?" "Tidak tahu," kata Mr. McNaughton. "Saya selalu mencopot jam tangan saya sebelum pergi ke kebun. Kemarin dulu jam saya terkena air dan harus direparasi. Jam berapa waktu itu, Sayang" Kau mendengarnya juga, bukan?" "Mungkin jam setengah tiga"paling tidak setengah jam setelah kami makan siang." "Begitu. Jam berapa Anda makan siang?" "Setengah dua," kata Mr. McNaughton, "jika kami beruntung. Gadis Denmark kami itu tidak bisa membaca jam." "Dan sesudahnya"apakah Anda tidur siang?" "Kadangkadang. Hari ini tidak. Saya ingin melanjutkan pekeijaan saya. Saya membuang rantingranting lapuk, menambah timbunan pupuk, dan lain-lain." "Hal yang mengagumkan, timbunan pupuk," kata Hardcastle serius. Mr. McNaughton segera menjadi cerah. "Tentu. Tidak ada yang lebih hebat dari itu. Ah! Orangorang yang saya kenal. Mereka suka pakai pupuk kimia! Bunuh diri! Mari saya tunjukkan." Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo Dia menarik lengan Hardcastle dengan penuh semangat dan mendorong gerobaknya sepanjang jalan setapak sampai ke batas pagar yang memisahkan kebunnya dengan kebun nomor 19. Dipagari dengan semaksemak bunga lila, timbunan pupuk itu mempertunjukkan kehebatannya. Mr. McNaughton mendorong gerobaknya ke dalam sebuah gudang kecil di sampingnya. Di dalam gudang itu berbagai peralatan teratur rapi. "Anda menyimpan semuanya dengan sangat rapi," puji Hardcastle. "Kita harus selalu memelihara peralatan kita," kata McNaughton. Hardcastle memandang nomor 19 sambil berpikir. Di balik pagar terdapat sebuah pergola bunga mawar yang dibangun sampai ke bagian samping rumah. "Anda tidak melihat seseorang di kebun nomor 19 atau melihat ke arah jendela rumah itu, atau hal-hal seperti itu ketika Anda berada dekat timbunan pupuk Anda?" McNaughton menggelengkan kepalanya. "Tidak melihat apa-apa," katanya. "Maaf saya tidak dapat membantu Anda, Inspektur." "Kau tahu, Angus," kata istrinya, "aku yakin aku sungguhsungguh melihat seseorang menyelinap ke kebun nomor 19." "Aku kira tidak, Sayang," kata suaminya tegas. "Aku juga tidak." "Wanita itu pasti berkata bahwa dia telah melihat sesuatu," Hardcastle mengomel ketika kami sudah masuk lagi ke dalam mobil. "Kau tidak berpikir bahwa dia mengenali foto itu?" Hardcastle menggelengkan kepalanya. "Aku meragukannya. Dia hanya ingin berpikir bahwa dia telah melihatnya. Aku tahu persis jenis saksi seperti itu. Ketika aku mendesaknya terus, dia tidak dapat menyebutkan apa-apa, bukan?". "Tidak." "Tentu saja dia mungkin duduk berhadap-hadapan dengan orang itu di bis atau di kendaraan lainnya. Aku bisa memahami itu. Tetapi kalau kau menanyakan pendapatku, itu adalah khayalannya belaka. Apa pendapatmu?" "Sama." "Kita tidak mendapat banyak," keluh Hardcastle. "Tentu saja ada hal-hal yang kelihatan janggal. Misalnya, kelihatannya hampir tidak mungkin Mrs. Hemming tidak peduli bagaimanapun sa kucing-kucingnya"tidak tahu apa-apa tentang tetangganya, Miss Pebmarsh. Dan juga dia begitu ragu serta tidak tertarik pada pembunuhan itu." "Dia adalah jenis wanita peragu." "Linglung!" kata Hardcastle. "Kalau kau bertemu dengan seorang wanita yang linglung"yah, kebakaran, perampokan, pembunuhan yang terjadi di sekitarnya tidak akan dipedulikannya." "Dia terkurung rapat oleh segala kawat duri itu, dan semak-belukar Victoria itu menutupi daerah pandangannya." Mereka kembali ke pos polisi. Hardcastle menyeringai pada temannya dan berkata, "Nah, Sersan Lamb, saya bebaskan Anda dari tugas sekarang." "Tidak ada kunjungan-kunjungan lagi?" "Sementara tidak. Aku harus mengadakan satu kunjungan lagi, tetapi aku tidak akan mengajakmu." "Yah, trims untuk pagi ini. Dapatkah kau menyuruh ketik catatan-catatanku ini?" Dia mengulurkan catatan-catatannya. "Pemeriksaannya lusa katamu" Jam berapa?" Sebelas." "Baiklah. Aku akan hadir." "Kau akan pergi?" "Aku harus ke London besok"memberikan laporanku yang terakhir." "Aku dapat menebak kepada siapa." "Kau tidak boleh melakukannya." Hardcastle menyeringai. "Sampaikan salamku pada Pak Tua itu." "Juga, aku akan menemui seorang spesialis," kata Colin. "Spesialis" Untuk apa" Ada apa dengan dirimu?" "Tidak ada apa-apa"jangan purapura tolol. Maksudku bukan spesialis macam itu. Spesialis dari golonganmu." "Scotland Yard?" "Bukan. Seorang detektif swasta"seorang teman ayahku"dan temanku juga. Bisnis fantastis macam yang kautangani ini merupakan kesenangannya. Dia suka benar pekerjaan beginian, bisa membuatnya gembira. Aku punya perasaan dia perlu dibuat gembira sedikit." "Siapa namanya?" "Hercule Poirot." Aku pernah mendengar namanya. Kupikir dia sudah mati." "Dia belum mati. Tapi aku punya perasaan dia sedang bosan sekarang. Itu jauh lebih buruk." Hardcastle memandang Colin penuh ingin tahu. " "Kau adalah orang yang aneh, Colin. Kau punya temanteman yang tidak masuk akal." "Termasuk kamu," kata Colin sambil menyeringai. Setelah Colin pergi, Inspektur Hardcastle melihat pada alamat yang tertulis rapi di buku notesnya dan menganggukkan kepala. Kemudian dia menyelipkan buku itu kembali ke dalam sakunya dan mulai menangani persoalanpersoalan rutin yang telah menumpuk di mejanya. Itu adalah hari yang sibuk baginya. Dia minta dikirimi kopi dan sandwich, dan menerima laporan dari Sersan Cray"tidak ada hal-hal berguna yang muncul. Tidak ada seorang pun di stasiun kereta api atau bis yang dapat mengenali foto Mr. Curry. Laporan dari laboratorium tentang pakaian yang dipakai adalah nihil. Pakaian itu dibuat oleh seorang penjahit yang bagus, tetapi nama penjahit itu telah disingkirkan. Keinginan untuk menyamarkan identitas Mr. Curry" Atau identitas pembunuhnya" Rincian bentuk gigi telah disebarkan ke tujuan-tujuan yang tepat dan mungkin merupakan jejak yang paling berguna"memang membutuhkan sedikit waktu"tetapi akhirnya ada hasilnya juga. Kecuali tentu saja, kalau Mr. Curry adalah orang asing" Hardcastle mempertimbangkan ide tersebut. Ada kemungkinan dia orang Prancis, Tidak ada merek binatu yang dapat membantu. Hardcastle bukannya tidak sabar. Menentukan identitas korban, sering merupakan pekerjaan vang lambat. Tetapi pada akhirnya, seseorang selalu muncul. Seoiang tukang binatu, seorang dokter gigi, seorang dokter, seorang ibu kos. Foto korban akan disebarluaskan ke pos-pos polisi, akan dicetak di surat-surat kabar. Cepat atau lambat, identitas Mr. Curry yang sebenarnya akan dapat diketahui. Sementara itu ada hal-hal yang harus dilakukan, dan bukan h"nva pada kasus Curry. Hardcastle bekerja terus tanpa istirahat sampai jam setengah lima. Dia melihat jam tangannya lagi dan memutuskan bahwa itu adalah saat yang tepat untuk " mengadakan kunjungan yang direncanakannya. Sersan Cray telah melaporkan bahwa Sheila Webb melanjutkan pekerjaannya di Biro Cavendish, dan pada pukul lima dia akan sedang bekerja dengan Profesor Purdy di Hotel Curlew dan dia tidak mungkin kembali sampai sesudah pukul enam. Siapa nama bibinya" Lawton"Mrs. Lawton. _ Palmerston Road No. 14. Hardcastle tidak mengendarai mobil polisinya tetapi memilih berjalan kaki saja karena letaknya dekat. Palmerston Road adalah jalan vang suram, yang telah mencicipi, seperti kata orang, masa jayanya. Rumahrumah yang ada, pikir Hardcastle, telah dirombak menjadi flat-flat atau maisonette. Ketika dia membelok di tikungan, seorang gadis yang sedang berjalan ke arahnya di sepanjang trotoar, raguragu sebentar. Dengan otak yang sibuk berpikir, inspektur itu sekejap merasa bahwa gadis itu akan bertanya padanya jalan menuju ke suatu tempat. Bagaimanapun juga, kalau memang demikian, gadis itu memikirkan lagi niatnya itu dan melanjutkan perjalanannya dengan cepat, melewati inspektur itu. Inspektur Hardcastle heran mengapa pikiran tentang sepatu-sepatu melintas di otaknya dengan tiba-tiba. Sepatusepatu.. . tidak, satu sepatu. Wajah gadis itu samar-samar dikenalnya. Siapa dia"seseor" r*g yang baru saja dia temui akhir-akhir ini... Mungkinkah gadis itu mengenalnya dan hampir saja berbicara dengannya" Dia berhenti sejenak, mencari gadis itu lagi. Gadis itu berjalan cukup cepat sekarang. Masalahnya adalah, dia berpikir, gadis itu memiliki satu dari wajah-wajah umum yang sangat sulit untuk dikenali, kecuali ada hal-hal khusus yang dapat memouatnyat gampang dikenali. Mata biru, kulit yang bagus, mulut yang sedikit terbuka. Mulut, itu juga mengingatkannya akan sesuatu. Sesuatu yang dia lakukan dengan mulutnya" Bicara" Mengoleskan lipstik" Bukan. Dia merasa sedikit jengkel dengan dirinya sendiri. Hardcastle selalu membanggakan dirinya atas kemampuannya mengenali wajah-wajah. Dia tidak pernah lupa, dia sering berkata, wajah yang telah dilihatnya di pelabuhan atau di panggung saksi, tetapi tentu saja ada tempat-tempat lain untuk bertemu. Dia tentunya tidak akan ingat, misalnya, setiap pelayan wanita yang pernah melayaninya. Dia tidak akan ingat setiap kondektur bis wanita. Dia membuang persoalan itu dari pikirannya. Dia telah tiba di nomor 14 sekarang. Pintunya terbuka sedikit dan ada empat buah bel dengan nama-nama di bawahnya. Mrs. Lawton, dia melihat, mendiami sebuah flat di lantai dasar. Dia masuk dan menekan bel di pintu di sebelah kiri gang. Selama beberapa saat tidak ada jawaban. Akhirnya dia mendengar bunyi langkah-langkah kaki di dalam dan pintu dibuka oleh seorang wanita kurus, tinggi, dengan rambut hitam terurai yang memakai sebuah mantel dan kelihatan sedikit terengahengah. Bau bawang putih menyusup ke luar dari arah dapur. '"Mrs. Lawton?" "Ya?" Wanita itu memandangnya raguragu dan dengan sedikit jengkel. Usianya kirakira, pikir inspektur itu, sekitar empat puluh lima. Suatu kesan gipsi yang samar terlihat pada penampilannya. "Ada apa?" "Saya akan senang jika Anda sudi meluangkan sedikit waktu." "Yah, tentang apa" Saya agak sibuk sekarang." Dia menambahkan dengan tajam, "Anda bukan wartawan, kan?" "Tentu bukan," kata Hardcastle dengan nada simpatik. "Saya kira Anda banyak dibuat cemas oleh wartawan-wartawan itu." 'Tentu saja. Mengetuk pintu dan membunyikan bel dan menanyakan berbagai macam pertanyaan tolol." "Sangat menjengkelkan memang," kata inspektur icu. "Saya harap kami dapat menghindarkan Anda dari itu semua, Mrs. Lawton. Saya adalah Detektif Inspektur Hardcastle, yang menangani kasus vang menyebabkan Anda diganggu oleh wartawan-wartawan itu. Kami akan seger" menghentikannya kalau kami dapat, tetapi kami tidak mempunyai kekuasaan dalam hal itu. Pers punva hak untuk itu." "Mencampuri urusan pribadi orang seperti yang mereka lakukan itu benarbenar memalukan," kata Mrs. Lawton. *Kaianva mereka harus mendapatkan berita bagi masyarakat. Satu-satunya hal vang pernah saya perhatikan tentang berita adalah mereka mencetaknya hingga merupakan sebuah jaringan kebohongan dari awal sampai akhir. Mereka mengolah semuanya sejauh yang dapat saya lihat. Silakan masuk." Dia mundur, mempersilakan inspektur itu masuk, lalu menutup pintunya lagi. Ada beberapa pucuk surat terjatuh di aras keset. Mrs. Lawton membungkuk untuk memungutnya, tetapi inspektur itu dengan sopan mendahuluinya. Matanya melihat surat-surat itu selama setengah detik, sebelum diulurkannya pada Mrs. Lawton, dengan alamat di bagian atas. "Terima kasih." Mrs. Lawton meletakkannya di atas meja di gang. "Silakan menunggu di ruang duduk. Anda bisa masuk melalui pintu ini dan beri saya waktu beberapa menit. Sava kira masakan saya sudali mendidih." Dia pergi ke dapur. Inspektur Hardcastle dengan sengaja melihat surat-surat itu sekali lagi, untuk terakhir kalinya, di atas meja. Satu dialamatkan kepada Mrs. Lawton dan dua lainnya kepada Miss R.S. Webb. Dia masuk ke ruang yang ditunjuk. Itu adalah sebuah ruangan kecil, sedikit tidak rapi, dengan perabot-perabot yang sudah usang tetapi di sana-sini terdapat beberapa tempat yang berwarna cerah dan beberapa benda aneh. Sebuah gelas Venesia yang menarik, mungkin juga mahal, yang mempunyai warna campur-baur dan sebuah benda berbentuk abstrak, dua bantalan kursi beludru berwarna terang dan sebuah piring tanah liat berisi kulit-kulit kerang asing. Kalau tidak bibinya ya keponakannya, pikirnya, yang memiliki gaya asli dalam dandanannya. Mrs, Lawton kembali, sedikit lebih terengahengah daripada sebelumnya, "Saya kira sudah beres sekarang," katanya, sedikit kurang pasti. Inspektur itu meminta maaf lagi. "Maafkan saya jika datang pada waktu yang kurang tepat," katanya, "tetapi saya kebetulan sedang berada di daerah ini dan saya ingin memeriksa beberapa hal tentang masalah itu di mana keponakan Anda yang malang terlibat. Saya harap dia tidak tertekan karena pengalamannya itu. Pasti merupakan shock yang hebat bagi setiap gadis." "Ya, memang," kata Mrs. Lawton. "Sheila pulang dalam keadaan buruk. Tetapi dia sudah baik lagi keesokan harinya dan dia sudah bekerja lagi." "Oh, ya, saya tahu itu," kata inspektur itu. "Saya diberi tahu bahwa dia akan bekerja untuk seorang klien dan saya tidak ingin mengganggunya, karenanya saya pikir lebih baik kalau saya datang kemari dan bercakap-cakap dengannya di rumahnya sendiri. Tapi dia belum pulang, bukan?" "Dia mungkin agak terlambat malam ini," kata Mrs. Lawton. "Dia bekerja untuk Profesor Purdy dan Sheila berkata, orangnya tidak punya perhatian pada waktu sama sekali. Selalu berkata, 'ini tidak akan lebih dari sepuluh menit jadi saya pikir kita selesaikan saja sekalian,' dan tentu saja akhirnya mulur sampai tiga perempat jam. Orangnya sangat baik dan suka minta maaf. Sekali dua kali dia mendesak Sheila untuk tinggal dan makan malam bersamanya, dan kelihatannya dia sangat menyesal karena telah menyita waktu Sheila lebih dari yang dia sadari. Tapi memang kadang-kadang agak menjengkelkan. Apakah ada sesuatu yang dapat saya katakan pada Anda, Inspektur" Kalaukalau Sheila pulang terlambat sekali." "Yah, tidak ada yang khusus," kata inspektur itu sambil tersenyum. "Tentu saja, kami hanya mengambil data kasar hari itu dan saya tidak yakin kalau saya benar dalam memahaminya." Dia membuat gerakan melihat ke buku notesnya sekali lagi. "Sebentar. Miss Sheila Webb"apakah itu nam a lengkapnya ataukah dia punya nam a kecil lainnya" Kami harus mengetahui hal-hal seperti itu dengan tepat, sebagai catatan pada waktu pemeriksaan." "Pemeriksaannya lusa, bukan" Dia mendapat surat perintah untuk datang." "Ya, tapi itu tidak perlu dicemaskan," kata Hardcastle. "Dia hanya perlu menceritakan kisahnya, bagaimana dia menemukan mayat itu." "Anda masih belum tahu siapa orang itu?" "Belum. Saya kira hal itu belum bisa diumum-kan. Ada sebuah kartu di sakunya dan mulanya kami pikir dia adalah seorang agen asuransi. Mungkin dia merencanakan untuk mengambil polis asuransi sendiri." "Oh, saya mengerti." Mrs. Lawton kelihatan sedikit tertarik. "Sekarang saya akan membetulkan nama-nama ini," kata inspektur itu. "Saya pikir saya mencatatnya sebagai Miss Sheila Webb atau Miss Sheila R. Webb, S".ya tidak ingat nama lainnya itu. Apakah Rosalie?" "Rosemary," kata Mrs. Lawton, "dia dibaptis dengan nama Rosemary Sheila, tetapi Sheila selalu berpendapat bahwa nama Rosemary agak romantis sehingga dia tidak pernah mau dipanggil dengan nama lain kecuali Sheila." "Saya mengerti." Nada suara Hardcasde tidak mencerminkan apa pun yang menunjukkan bahwa dia sebenarnya merasa puas karena salah satu praduganya ternyata betul. Dia beralih ke hal Iain. Nama Rosemary tidak menimbulkan dampak pada Mrs. Lawton. Baginya Rosemary hanyalah sebuah nama baptis yang tidak lagi digunakan oleh keponakannya. "Saya sudah membetulkannya," kata inspektur itu sambil tersenyum. "Saya kira keponakan Anda datang dari London dan telah bekerja di Biro Cavendish selama kurang lebih sepuluh bulan. Anda tidak tahu tanggal yang tepat, saya kira?" "Yah, sebenarnya tepatnya saya tidak tahu. Kirakira sekitar November. Saya kira akhir November." "Begitu. Itu tidak begitu penting. Dulu sebelum bekerja di Biro Cavendish dia tidak tinggal di sini bersama Anda?" 'Tidak. Dia tinggal di London sebelumnya." "Apakah Anda mempunyai alamatnya di London?" "Yah, saya kira begitu," Mrs. Lawton melihat ke sekelilingnya dengan kesan samar terhadap ketidakrapian ruangan itu. "Daya ingat Mayat Misterius The Clocks Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo saya tidak begitu baik," katanya. "Sesuatu seperti Allington Grove, saya kira"keluar dari Jalan Fulham. Dia tinggal dengan dua orang gadis Iain di sebuah flat. Di London kamar-kamar untuk gadis-gadis sa-ngat mahal sekali." "Apakah Anda ingat nama perusahaan tempat dia bekerja di sana?" "Oh, ya. Hopgood dan Trent. Agen perumahan di Fulham Road." "Terima kasih. Semuanya kelihatan sangat jelas. Miss Webb ini yatim piatu, ya?" "Ya," kata Mrs. Lawton. Dia jadi gelisah. Matanya melayang ke arah pintu. "Apakah Anda keberatan kalau saya pergi ke dapur lagi?" "Silakan." Inspektur itu membukakan pintu baginya. Mrs. Lawton keluar. Inspektur itu mempertimbangkan apakah dia benar atau salah kalau berpikiran baliwa pertanyaan terakhirnya telah menyinggung Mrs. Lawton. Jawabanjawabannya boleh dikatakan spontan dan mudah " sampai saat itu. Dia memikirkan hal itu sampaiMrs. Lawton kembali. "Maafkan saya," katanya minta maaf, "tetapi Anda tahu bagaimana repotnya memasak. Semuanya sudah beres sekarang. Apakah ada hal lain yang hendak Anda tanyakan" Omong-omong, saya ingat, itu bukan Allington Grove, melainkan Carrington Grove dan nomornya adalah 17." "Terima kasih," kata inspektur itu. "Saya kira tadi saya bertanya pada Anda apakah Miss Webb adalah seorang yatim piatu." "Ya, dia yatim piatu. Orang tuanya sudah meninggal." "Sudah lama sekali?" "Mereka meninggal ketika dia masih anakanak." Ada semacam pertahanan yang jelas nampak pada nada suaranya. "Apakah dia anak saudara perempuan atau saudara lakilaki Anda?" "Saudara perempuan saya." "Ah, ya. Dan apakah profesi Mr. Webb dulu?" Mrs. Lawton berhenti sejenak sebelum menjawab. Dia menggigit bibirnya. Kemudian dia berkata, "Saya tidak tahu." "Anda tidak tahu?" "Maksud saya, saya tidak ingat, itu sudah lama sekali." i Hardcastle menunggu, tahu kalau wanita itu akan berbicara lagi. Dan memang begitu. "Bolehkah saya bertanya apa hubungan semua ini dengan pembunuhan itu" Maksud saya, apa perlunya mengetahui siapa ayah dan ibunya dulu dan apa yang dikerjakan ayahnya dan dari mana dia berasal dan halhal lain seperti itu?" "Saya kira memang tidak begitu perlu, Mrs. Lawton, tidak dari sudut pandang Anda. Tetapi Anda tahu, peristiwa ini memang agak luar biasa." "Apa maksud Anda"dengan agak luar biasa?" "Yah, kami punya alasan untuk percaya bahwa Miss Webb pergi ke rumah itu kemarin karena dia diminta dengan khusus dari Biro Cavendish. Jadi kelihatannya ada seseorang yang dengan sengaja mengatur agar dia ada di sana. Seseorang yang mungkin?" dia raguragu ?"punya dendam terhadap Sheila." "Saya tidak dapat membayangkan seseorang dapat mempunyai dendam terhadap Sheila. Sheila seorang gadis yang sangat manis. Seorang gadis yang ramah." "Ya," kata Hardcastle lembut. "Sava juga berpikir begitu." "Dan saya tidak suka mendengar seseorang mengatakan sebaliknya," kata Mrs. Lawton be-rang. "Tentu." Hardcastle tersenyum menenangkan-nya. "Tetapi Anda harus sadar, Mrs. Lawton, kelihatannya keponakan Anda telah dengan sengaja dijadikan korban. Dia telah, seperti kata orang dalam film-film, dijebak agar ada di sana. Seseorang telah mengatur agar dia masuk ke rumah itu di mana ada korban pembunuhan, dan korban itu baru saja mati. Ini semua kelihatannya adalah sebuah perbuatan jahat." "Maksud Anda"maksud Anda seseorang mencoba membuat semuanya kelthatan seperti Sheila yang membunuhnya" Oh, tidak, saya tidak dapat mempercayainya." "Memang agak sulit untuk dipercaya," kata inspektur itu menyetujuinya, "tapi kami harus membuat persoalan itu jelas dan terang. Mungkinkah, misalnya, seorang pemuda, seseorang yang mungkin telah jatuh cinta pada keponakan Anda, dan dia mungkin tidak peduli dengan orang itu" Lakilaki muda kadang-kadang berbuat hal-hal yang sangat buruk untuk membalas dendam, terutama jika mereka agak terganggu jiwanya." "Saya kira itu tidak mungkin," kata Mrs. Lawton, menyipitkan matanya dan mengerutkan dahinva sambil berpikir. "Sheila mempunyai satu atau dua orang teman dekat lakilaki, tetapi tidak ada yang serius. Tidak ada seorang pacar tetap." "Mungkin terjadinya ketika dia masih tinggal di London?" usul inspektur itu. "Bagaimanapun juga, saya kira Anda tidak begitu mengenal siapa-siapa temantemannya di sana." "Tidak, tidak, mungkin tidak... Yah, Anda harus bertanya sendirl padanya, Inspektur Hardcastle. Tetapi saya tidak pernali mendengar ada masalah seperti itu." "Atau mungkin juga karena seorang gadis lain," usul Hardcastle. "Mungkin salah satu dari gadis-gadis teman sekamarnya yang cemburu kepadanya?" "Saya kira," kata Mrs. Lawton raguragu, "mungkin saja ada seorang gadis yang ingin membalas dendam. Tapi tentunya tidak akan sampai melibatkan pembunuhan." Itu adalah sebuah perkiraan yang cerdas dan Hardcastle mencatat bahwa Mrs. Lawton bukanlah seorang wanita yang bodoh. Dia cepat-cepat berkata, "Saya tahu semuanya kelihatan mustahil, tetapi kenyataannya seluruh urusan ini adalah mustahil." "Ttu pasti pekerjaan orang gila," kata Mrs. Lawton. "Bahkan kalau gila," kata Hardcastle, "harus ada sebuah alasan yang jelas di batik kegilaan itu. Sesuatu yang menyebabkannya. Dan itu sebetulnya," dia melanjutkan, "mengapa saya bertanya pada Anda tentang ayah dan ibu Sheila Webb. Anda akan kaget bagaimana seringnya motif-motif pembunuhan muncul dari akar-akarnya di masa lalu. Karena orang tua Miss Webb meninggal ketika dia masih kecil, tentunya dia tidak dapat menceritakan apa-apa tentang mereka pada saya. Itu sebabnya saya beralih pada Anda." "Ya, saya mengerti, tapi"yah..." Hardcastle melihat bahwa kesulitan dan kecemasan kembali menguasai wanita itu. "Apakah mereka terbunuh pada waktu yang sama, karena kecelakaan, atau sesuatu seperti itu?" "Tidak, tidak ada kecelakaan." "Mereka berdua meninggal karena sebab-sebab alamiah?" "Saya"yah, ya, maksud saya"saya tidak begitu tahu." "Saya yakin Anda pasti tahu lebih banyak daripada yang Anda ceritakan, Mrs. Lawton." Dia meneoba menebak. "Mungkinkah mereka, bercerai"sesuatu seperti itu?" "Tidak, mereka tidak bercerai." "Ayolali, Mrs. Lawton. Anda tahu"Anda tentu tahu mengapa saudara perempuan Anda meninggal?" "Saya tidak mengerti apa"maksud saya, saya tidak dapat mengatakan " semuanva adalah sangat sulit bagi saya. Lebih baik tidak diungkit-ungkit lagi." Ada semacam kebingungan dan keputusasaan dalam sorot matanya. Hardcastle memandangnya tajam-tajam. Kemudian berkata dengan lembut, "Mungkinkah Sheila Webb"seorang anak haram?" Dia segera melihat adanya campuran rasa khawatir dan lega di wajah Mrs. Lawton. "Dia bukan anak saya" katanya. "Dia adalah anak haram saudara perempuan Anda?" "Ya. Tetapi Sheila sendiri tidak tahu. Saya tidak pernah menceritakannya. Saya berkata padanya bahwa orang tuanya mati muda. Itulah mengapa"yah, Anda tahu..." "Oh, ya, saya tahu," kata inspektur itu, "dan saya yakinkan Anda bahwa saya tidak akan menanyai Miss Webb tentang hal itu kecuali kalau terpaksa harus menyinggung hal itu." "Maksud Anda, Anda tidak perlu bercerita padanya?" "Tidak, kecuali bila ada hubungannya dengan kasus itu, yang mana saya kira, tidak mungkin terjadi. Tetapi saya memang menginginkan semua fakta yang ada, Mrs. Lawton, dan saya yakinkan Anda bahwa saya akan berusaha sebaik-baiknya untuk menyimpan apa yang Anda ceritakan pada saya"seluruhnya"sebagai rahasia kita berdua." "Itu adalah kejadian yang buruk," kata Mrs. Lawton, "dan saya sangat terpukul karenanya. Saudara perempuan saya, adalah yang terpandai di antara keluarga kami. Dia dulunya seorang guru sekolah dan pekerjaannya baik sekali. Sangat dihormati dan lain-lain. Dia adalah orang terakhir yang Anda sangka akan?" "Yah," kata inspektur itu, bijaksana, "memang sering terjadi begitu. Dia mengenal pria ini -Webb-" "Saya bahkan tidak pernah tahu namanya," kata Mrs. Lawton. "Saya tidak pernah berjumpa dengannya. Tetapi saudara perempuan saya itu datang menemui saya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Dia bilang dia sedang hamil dan lakilaki itu tidak bisa, atau tidak mau"saya tidak tahu mana yang benar"memkahinya. Saudara saya itu orangnya ambisius dan dia harus melepaskan pekerjaannya kalau semuanya diketahui orang. Karena itu saya"saya berkata saya mau menolongnya." "Di mana saudara Anda sekarang, Mrs. Law-ton?" "Saya tidak tahu. Betul-betul tidak tahu sama sekali," katanya tegas. "Tapi dia masih hidup, bukan?" "Saya kira begitu." "Tapi Anda tidak lagi berhubungan dengannya?" "Itu adalah karena permintaannya. Dia pikir itu adalah vang terbaik bagi anaknya dan bagi dirinya, karena merupakan cara penyelesaian yang halus. Begitulah perjanjiannya. Kami berdua mempunyai sedikit penghasilan dari peninggalan ibu kami. Ann memberikan setengah dari bagiannya kepada saya untuk dipakai memelihara dan membesarkan anaknya. Dia akan melanjutkan profesinya, katanya, tetapi dia akan pindah sekolah. Saya kira, dia mempunyai gagasan untuk mengikuti program pertukaran guru ke luar negeri selama setahun. Australia atau negara lain. Itu saja yang saya ketahui, Inspektur Hardcastle, dan itu saja yang dapat saya katakan pada Anda" Inspektur itu memandang wanita itu sambil berpikir. Apakah betul hanya itu yang dia ketahui" Itu adalah sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab secara pasti. Yang jelas hanya itu yang dia ceritakan padanya. Mungkin saja hanya itu yang dia ketahui Meskipun hanya sedikit keterangan tentang saudara perempuan itu, yang diperoleh Hardcastle, tapi dia mempunyai kesan bahwa wanita itu pasti memiliki kepribadian pemarah, pendesak, sinis, dan dingin. Jenis wanita yang memutuskan untuk tidak menghancurkan hidupnya gara-gara satu kesalahan saja. Dengan keras kepala dan dingin dia telah menyediakan sarana pemeliharaan dan kebahagiaan bagi anaknya. Semenjak itu dan seterusnya dia menarik diri untuk memulai kehidupannya lagi sendirian. Masuk akal, pikirnya, kalau Mrs. Lawton mempunyai perasaan begitu terhadap anak itu. Tetapi bagaimana halnya dengan saudara perempuannya" Dia berkata perlahan, "Kelihatannya aneh jika dia tidak berhubungan sedikit pun dengan Anda melalui surat, tidak ingin mengetahui bagaimana pertumbuhan anaknya?" Mrs. Lawton menggelengkan kepala. "Tidak kalau Anda mengenal Ann," katanya. "Dia selalu tegas dengan keputusannya. Dan lagi pula dia dan saya tidak begitu dekat. Saya jaub lebih muda daripadanya"dua belas tahun. Seperti yang saya bilang, kami tidak pernah dekat." "Dan bagaimana pendapat suami Anda tentang adopsi ini?" "Saya sudah menjanda waktu itu," kata Mrs. Lawton. "Saya kawin muda dan suami Pendekar Laknat 7 Pendekar Naga Putih 21 Hilangnya Pusaka Kerajaan Aksara Batu Bernyawa 1