Ceritasilat Novel Online

Eksperimen The Experiment 2

Animorphs - 28 Eksperimen The Experiment Bagian 2


kemampuan intelektual yang besar.
Simpanse mungkin bisa mengerti jika kandang itu dikunci, dia tidak akan bisa
keluar. Simpanse mungkin bisa mengerti kalau menggaruk kepalanya berulangulang tidak akan membuka pintu tetapi bisa membuat dia merasa lebih baik.
Bagian Andalite dari diriku merasa agak jengah. Aku tahu kalau simpanse sangat
dekat dengan manusia dalam skala evolusi. Baru nanti aku mengetahui kalau
sembilan puluh tujuh persen dari DNA simpanse itu persis sama dengan DNA
manusia. Terlalu mirip manusia" Hampir memiliki perasaan"
Kami memiliki sebuah aturan - kami, Animorphs, harus kubilang - bahwa kami
tidak boleh morf jadi manusia atau makhluk berperasaan lain tanpa persetujuan
mereka. Apakah kami sudah melanggar aturan kami sendiri"
Cassie dengan cekatan mengelilingi setiap kandang untuk mengunci pintupintunya. Lalu dia membungkuk di kandang yang paling dekat dengan gantungan
kunci dimana Marco menemukan kuncinya. Dia mengunci kandangnya sendiri,
dan melempar kuncinya ke lantai dibawah gantungan.
"Kuharap supirnya pikir kunci-kunci itu jatuh ketika truknya tersentak tadi,"
katanya. Cassie morf dengan kecepatan yang luar biasa.
Aku memutuskan untuk menanyakan soal simpanse kepadanya. Cassie biasanya
merupakan orang yang paliing bersedia mendiskusikan masalah filosofis yang
lebih dalam. kataku. perasaan" Apa kita sudah bertindak tidak semestinya">
Dia tidak menjawab. Seakan dia tidak mendengarku. Lalu dia menolehkan mata
simpansenya yang gelap ke arahku. dia mampu"> Balasnya dengan pertanyaan retoris.

jawabku. punya perasaan"> Cassie tidak mengatakan apapun dan Marco tertawa dalam bahasa-pikiran.
sendiri. Dia mau menyelamatkan simps-simps ini. Jadi nilai moralnya yang biasa
dia pegang nggak dia perhitungkan.> Kata-kata Marco sebenarnya kejam. Tapi
Cassie tidak merespons. kata Marco sinis. pada binatang daripada manusia. Kalau kita melakukan ini dengan alasan lain,
Cassie bisa menceramahi kita soal nggak boleh menggunakan makhluk
berperasaan. Tapi dia pikir dia bisa menyelamatkan beberapa simpanse, jadi hei,
kalau demi binatang sih - >
Pangeran Jake menyela.
Cassie tidak mengatakan apapun untuk membela diri.
Aku tidak tahu apa yang harus kupikirkan. Aku hanya bisa berasumsi bahwa
manusia tidak percaya simpanse itu memiliki perasaan. Sudah pasti kalau mereka
percaya, simpanse-simpanse itu tidak akan dikurung dan digunakan sebagai objek
eksperimen. Ya, alasan tersebut logis, kataku menenangkan diri sendiri. Masalahnya, manusia
kadang-kadang tidak logis.
Bab 9 Truk kami melambat dan akhirnya berhenti.
Ketika pintu truk terbuka diiringi deritan engselnya yang berkarat, cahaya sore
yang masih terang membanjiri seisi truk. Aku berjengit dan merepet ke dinding
kandang yang paling dalam.
"Oke, monyet-monyet, bersiap-siaplah," seorang manusia bertubuh besar
menggerutu saat dia menarik dirinya sendiri kedalam truk.
Aku melirik kebelakang bahunya. Satu manusia yang lain menaruh sebuah papan
yang menghubungkan truk ke pintu yang terbuka. Bagian bawah pintu itu berada
beberapa kaki diatas permukaan tanah. Bahkan sebenarnya tingginya setara dengan
tinggi bagian belakang truk. Sebuah bukti kalau kadang-kadang manusia juga bisa
merencanakan jauh ke depan.
Di dalam bangunan terdapat tiga orang dengan balutan kulit buatan putih yang
longgar. Pakaian. Di dekat kaki mereka terdapat sebuah gerobak metal beroda.
Marco dan aku berada di dalam kandang yang paling dekat dengan pintu. Salah
satu dari kami akan menjadi yang pertama dibawa pergi.
Pria-pria itu mengangkat kandangku, sedikit kesusahan saat mereka menggotongku
ke dalam gerobak. Setalah aku berada didalamnya, mereka mendorongku melewati
papan. Aku bergoyang-goyang gelisah didalam kandang. Apapkah aktingku cukup
meyakinkan" Apa yang akan seekor simpanse lakukan dalam situasi seperti ini"
Cassie menginstruksikan. mungkin dibesarkan di penangkaran. Mereka akan terbiasa dengan prosedur seperti
ini.> Getaran yang dihasilkan oleh roda-roda yang terhuyung-huyung itu merambat
melalui kaki sampai ke tulang belakangku.
"Hoo hoo he-YAH! He-YAH! Heeee!"
Kami sampai di rungan yang penuh dengan simpanse-simpanse lain.
Disekelilingku simpanse-simpanse itu berteriak-teriak liar, memekik dan
berlompatan di kandang yang tertanam ke dinding oleh pengait besi yang besar.
Jelas sekali mereka tidak senang dengan gangguan yang ada.
Roda berdecit di lantai ketika gerobakku berhenti diluar sebuah kandang kosong.
Dua baris kandang berjejer di satu sisi dinding yang sama dengan letak pintu.
Setelah masuk ke dalam kandang aku akan mengalami kesulitan untuk mengetahui
siapa yang memasuki pintu.
Seorang manusia degan jenggot abu-abu dan mata biru kecil menunjuk pada
sebuah tabel yang sudah dia keluarkan dari sisi kandang.
"Halo, Pumpkin. Anak baik. Mau makan snack"
Dia menawarkan sebuah biskuit yang dilapisi benda putih.
Aku mengendusnya hati-hati. Gula.
Snack yang enak" Tentu saja. Tapi apakah baik untuk jantung dan rendah lemak"
Di Pesan-Pesan Berikut Ini semua barang itu baik bagi jantung dan rendah lemak.
Seperti apa indra pengecap simpanse" Aku yakin otak simpanse itu menginginkan
biskuitnya. Oh ya, dia mau biskuitnya.
Aku mengamblinya. Pria itu tersenyum. Dia membuka kunci kandangku.
Aku menegang saat setiap otot-ototku menjadi kaku karena waspada. Aku
merasakan mulut simpsku melebar membentuk senyum seram aneh yang
menandakan bahwa dia ketakutan. Dia memperlihatkan giginya.
Gigi yang sedang setengah jalan mengunyah salah satu biskuit paling enak yang
pernah kurasakan. Di morf apapun.
Pria itu menjulurkan tangannya dengan cepat. Dia melingkarkan satu lengannya di
leherku dan mencengkram salah satu tangan besarku.
Sudah pasti simpanse itu merasa was-was. Tapi dia sedang menikmati biskuitnya.
Andalitenya juga. "Oke, Pumpkin," kata pria berjenggot itu. "Ini dia.
Saat dia mengayunkan tangannya yang memegangiku, aku merespons gerakannya
tanpa pikir panjang. Kakiku menekan dasar kandang.
Tanganku yang bebas mencengkram atap kandang, dan aku melompat membentuk
garis lengkung, membawa diriku sendiri kedalam kandang lain yang berada
didepanku. Lalu aku masuk kedalam. Sebuah kunci diputar ke posisinya bersamaan dengan
remah terakhir biskuit masuk ke mulutku. Aku duduk.
"Anak baik, Pumpkin," kata pria itu. Dia memberiku satu biskuit lagi saat pria-pria
berbaju putih lain menggiring kandangku yang pertama keluar dari pandangan.
"Oke, ayo tangani yang lainnya."
Aku melihat-lihat sekitarku sementara ketiga orang itu pergi untuk memindahkan
teman-temanku. Aku sepertinya sedang berada dalam ruang penjagaan. Dindingdindingnya dilapisi oleh kotak-kotak putih yang keras dan agak berkilauan. Aku
percaya itu dinamakan keramik. Ada saluran air di tengah-tengah lantai.
Kubus berukuran delapan kaki manusia dijejerkan disamping dua dinding yang
paling panjang, dan satu kandang, dengan tinggi sekitar delapan kaki dan lebar
lima belas kaki, diletakkan di dinding yang lebih sempit di sebelah kananku. Di
sebelah kiriku, bersentuhan dengan satu dinding sempit lain, terdapat meja besi
yang permukaannya ditutupi kotak-kotak yang berisikan kertas. Disamping meja
itu ada pintu kaca yang tertutup embun.
Kandang yang besar tidak ada isinya, tetapi didalamnya ada sebuah ayunan dari
ban mobil, mainan karet berwarna merah yang suram, dan seutas tali besar dengan
beberapa simpul. Seseorang telah mencorat-coret dinding beton dengan warnawarni cerah. Keramaian yang ada hampir membuatku tuli. Aku membungkuk membelakangi
dinding belakang kandangku dan menutup kedua telingaku, merasa kewalahan.
Sekitar dua puluh simpanse saling berteriak dan mengejek, menghentak-hentakkan
kaki di lantai kandang mereka. Aku menoleh ke depan tepat pada saat satu
simpanse menghisap semulut penuh air dari botol air minum dan
menyempotkannya tepat kearahku.
Apa mereka menyadari kalau aku ini berbeda" Kalau aku ini bukan simpanse
tulen" Tanpa benar-benar berpikir aku balas mencemooh dengan pekikan simpanse
paling keras yang bisa kubuat.
Marco berteriak dalam bahasa-pikiran pribadi
saat dia didorong masuk ke ruangan itu. Aku tak bersalah! Kalian salah tangkap! Kamu tidak bisa membiarkan aku terkunci
di dalam sana! Aku mau pengacaraku!>
Bab 10 disini"> Kata Cassie, pada saat kami semua sudah dibawa masuk kedalam ruangan.
kata
Pangeran Jake. gumam Rachel.
"Semua personel tinggalkan tempat pengumpulan simps," kata sebuah suara.
ujar Cassie.
Mereka berjalan menuju pintu keluar. Mereka bergerak cepat. Sangat cepat. Buruburu ingin keluar dari ruangan. Aku berasumsi mereka harus pergi ke tempat lain.
Teman-temanku mengasumsikan hal yang sama.
Kami semua salah. Tanya Pangeran
Jake. kesini.> balasnya. yang ada di sebelah sana. Mungkin kita akan mengerti sebenarnya tujuan mereka
apa.> Aku tidak sadar ada komputer disitu. Diluar jangkauan pandangku. Cassie mulai
demorf dengan lancar. Aku menghabiskan waktu dengan mengira-ngira apa yang akan kami temukan di
komputer itu. Aku tahu aku bisa menembus segala macam kode pengaman milik Yeerk. Tapi
setelah aku masuk ke dalam sistemnya, bisa saja aku tidak menemukan apapun
yang berharga. Aku melihat ciri khas manusia mulai terbentuk dari tubuh simpanse Cassie.
Melihat bulu-bulu meleleh dan menghilang dari kulit manusianya. Melihat kakinya
menguat, lengannya melemah.
Simpanse merupakan bukti bahwa proses evolusi tidak bisa ditebak. Banyak
manusia berpikir evolusi melibatkan perkembangan. Tentu saja, hal itu tidak benar.
Evolusi hanya melibatkan kemampuan bertahan hidup. Seringkali kecakapan suatu
individu menjadi makin tidak terasah dalam proses menuju spesies yang dapat
bertahan hidup lebih baik. Jelas sekali mansia lebih lemah dari simpanse. Tapi otak
mereka lebih bagus. Well, cukup bagus. Cassie sudah sepenuhnya manusia ketika pintunya terbuka. Dari kali pertama
bunyi kecil pegangan pintu yang dibuka terdengar, aku langsung menyadari
kesalahan kami. Orang-orang yang tadi memindahkan kami bukan punya tempat
lain yang harus didatangi.
Mereka tidak mau berada disini.
Dan ketika pintunya terbuka, aku tahu alasannya.
Kalaupun ada yang ragu apakah laboratorium ini benar-benar dikelola oleh Yeerk,
makhluk yang berjalan masuk kedalam ruangan ini diiringi tiga Pengendalimanusia yang ketakutan dan enggan bisa menghapuskan semua keraguan itu.
Dia melangkah dengan berani kedalam ruangan. Sombong seperti penguasa, yang
memang kedudukannya. Dia sedang berada dalam wujud Andalite. Induk semangnya adalah seorang
prajurit Andalite tua bernama Alloran-Semitur-Corrass.
Tapi dia bukan lagi Alloran. Dia bukan lagi seorang Andalite, kecuali kulit luarnya
saja. Dia adalah Visser Three. Yang Terbenci. Satu-satunya Pengendali-Andalite di
galaksi. Aku menerjang jeruji kandang, tidak bisa mengontrol emosiku. Visser Three sama
sekali tidak bereaksi. Rachel berteriak dalam bahasa-pikiran pribadi yang diarahkan hanya
pada kami. Cassie berada paling jauh dari kandang. Tapi dalam dua langkah lagi Visser Three
akan melihatnya. kata Cassie.
teriak Pangeran Jake.
"Hoo-hoo-hoo! E-YAH! E-YAH!"
Kami mulai memekik-mekik, tapi sang Visser sama sekali tidak peduli. Kami
dikurung. Kami spesies yang lebih rendah. Visser yang hebat tidak tertarik pada
kami. Bahkan kelihatannya dia bosan.
Seakan-akan dia sedang melakukan suatu pekerjaan menjemukan.
Tentu saja! Ini hanyalah sebuah inspeksi rutin. Kami agak kurang beruntung
karena bertemu dengannya sekarang. Dan dalam dua detik ketidakberuntungan itu
bisa jadi fatal. Kami dikurung! Tak berdaya!
Marco tiba-tiba bicara.
Marco meraup sesuatu dari dasar kandangnya yang kotor. Dia mengambil
segumpal... well, kotoran.
Sebuah lemparan yang mulus dan tinggi. Benda... itu... terbang!
Tepat mengenai muka Visser Three.
Marco berteriak lagi.
Aku menyapukan tangan simpanseku yang besar di lantai kandang dan tanpa raguragu melempar... benda itu... sekencang mungkin, seakurat mungkin.
Segumpal besar tersangkut di mata pengintai kanan Visser Three.
Aku tertawa kegirangan.
Itu merupakan taktik yang tidak biasa. Taktik orang frustasi. Tapi aku harus
mengakui hal ini sangat memuaskan untuk dilakukan.
Bab 11 Kami berenam melemparkan sisa buangan biologis yang ada. Lalu simpansesimpanse yang asli, setelah mengamati permainan ini, ikut melakukannya.
Ruangan dipenuhi oleh benda itu.
Visser Three langsung dipenuhi kotoran. Semua asisten Pengendali-manusianya
juga. Mereka berempat langsung cepat-cepat kembali ke pintu masuk.
Kata Rachel gembira.
Cassie sudah sepenuhnya simpanse lagi.
Taktik kami sudah berhasil dengan sukses.
Lalu, dari belakang pintu, datang suara bahasa-pikiran Visser Three yang dipenuhi
amarah.
Aku langsung melirik Pangeran Jake.
Salah satu Pengendali-manusia pasti punya masalah dengan Visser Three.
WHAM! Pintu menjeblak terbuka. Seorang Pengendali-manusia terjatuh ke lantai. Salah
satu lengannya buntung. Potongannya sendiri berada di dekatnya.
Murka Visser Three.
Suaranya merendah, pura-pura bersahabat dengan nada menyindir yang jahat.
Rangkaian tes ini dihentikan.>

Ujarnya kalem.

Sang Visser
bertanya dengan nada menyenangkan. Dia melengkungkan ekornya ke depan dan
hampir membelai leher Pengendali-manusia itu dengan pisaunya.


Animorphs - 28 Eksperimen The Experiment di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Visser Three menarik kembali ekornya. Dia membungkuk dan memungut
potongan lengan Pengendali-manusia yang satunya. Mengamatinya sesaat dengan
tertarik lalu melemparkannya ke pemiliknya. hancurkan makhluk-makhluk ini.>
ia berbalik dan berjalan pergi tapi kemudian berhenti. ruang kontrol. Jangan buang daging segar.>
Visser Three menghilang dari pandangan. Satu Pengendali-manusia memeluk
tangannya sendiri. Dua yang lainnya sangat pucat.
Visser Three bukan jenis pemimpin yang percaya bahwa menjadi populer diantara
para bawahannya merupakan hal yang penting.
Bab 12 kata Marco.
Para Pengendali-manusia meninggalkan ruangan, saling menabrak ingin cepatcepat memenuhi perintah Visser Three.
Perintah Pangeran Jake.
Tidak ada yang harus diberitahu dua kali. Para Taxxon tidak akan datang lama.
Aku demorf menjadi Andalite. Cassie sudah jadi manusia. Dia morf lagi. Mungkin
jadi lalat, mungkin kutu, aku tidak yakin. Aku melihat antena. Aku melihat bagianbagian mulut yang mengerikan.
Tapi yang paling mencolok, aku melihatnya menyusut. Dia terus morf sampai jadi
cukup kecil untuk melewati sela-sela jeruji.
Setelah bebas dari kandang, dia berhenti morf dan kembali ke wujud manusia. Dia
mengambil kunci-kunci dan dengan tangan yang cekatan, serta gemetaran,
membebaskan satu Andalite dan tiga manusia. Tobias sudah jadi elang dan dia
melenggang keluar dengan mudah.
Cassie mulai membuka pintu kandang simpanse yang lain.
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Marco.
"Aku mengeluarkan mereka. Kamu dengar apa yang Visser Three bilang. Mereka
akan dibunuh." "Kita tinggal morf lalat dan pergi keluar lewat pintu," kata Marco. "Setelah
Taxxon-Taxxon itu kemari... Maksudku, memang nggak ada yang akan
menghitung jumlah simps-simps ini. Tapi kalau mereka datang dan nggak
menemukan seekorpun untuk dimakan, para Yeerk akan tahu ada yang salah.
Mereka akan tahu kita sudah masuk kedalam sini."
"Kalian bisa pergi," kata Cassie. Matanya berkilat. Otot rahangnya menegang.
Tanda-tanda kemauan keras pada manusia.
"Marco benar," kata Pangeran Jake. "Kita bisa pergi tanpa menginggalkan jejak.
Kalau mereka sadar kita sudah pernah berada disini, mereka akan memperketat
penjagaan di tempat pemrosesan daging. Kita akan lebih sulit menyusup."
"Nggak kalau kita tetap gunakan morf simpanse," Cassie berargumen. "Yeah,
kalau kita jadi beruang grizzly dan harimau dan apalah. Tapi bagaimana kalau kita
hanya jadi simpanse?"
Aku memandang Rachel. Dia tersenyum. "Aku ikut."
"Kamu selalu mendukung Cassie," sergah Marco kesal.
Rachel menggelengkan kepala. "Nggak. Aku cuma suka dengan usul simpanse
punya dukungan, tahu?"
Cassie sudah setengah jalan kembali menjadi simpanse. Rachel mengikuti. Aku
menunggu keputusan Pangeran Jake.
"Dan aku yang pegang tanggung jawab," gumam Pangeran Jake. Lalu dia mulai
morf. Sesaat setelah kami berubah menjadi simpanse pintu terbuka dan Taxxon pertama
mendorong tubuh besarnya yang melata kedalam ruangan. Deretan kaki-kaki tajam
seperti jarum mengetuki lantai.
Mulut mereka yang merah menganga. Sebaris mata mirip jelly berkilauan.
Ada sejenis binatang Bumi yang dinamakan kelabang. Mirip Taxxon, walaupun
ukurannya itu ratusan kali kelabang. Dan aku tidak yakin kelabang merupakan
kanibal. Rasa lapar Taxxon sangat besar, sangat kuat sampai-sampai Yeerk yang tinggal di
kepala Taxxon tidak bisa mengontrolnya. Taxxon akan memakan setiap makhluk
hidup. Termasuk Taxxon lain.
Taxxon itu kejam tapi tidak kuat. Mungkin mereka bisa menyerang dan membunuh
simpanse-simpanse yang aslinya cinta damai dan tidak sedang menyatukan
kekuatan. Tapi yang akan mereka hadapi bukan simpanse biasa. Mereka menghadapi
simpanse yang digerakkan oleh keinginan sepupu mereka yang jauh lebih cerdas
dan lebih kejam : Homo sapiens.
Yang menanti para Taxxon adalah makhluk-makhluk dengan kekuatan serta
kecepatan luar biasa seekor simpanse, dicampur segala keahlian manusia membuat
strategi perang. Para Taxxon memekik, senang akan adanya makanan.
Simpanse-simpanse yang asli kabur ke bagian dalam kandang
mereka. Tapi enam simpanse menunggu dengan tenang. Mereka sudah mempersenjatai diri
dengan berbagai jenis senjata : obeng, kursi, monitor komputer.
Taxxon yang paling depan menjulang, siap untuk menubrukkan sepertiga bagian
badan atasnya ke arah kami.
kata Rachel.
Aku melangkah dan menusukkan kunci sekrup yang baru saja kutemukan keatas.
Perut bawah Taxxon yang lembek terbuka seperti kantong kertas yang basah.
Srrr-EEEEEEEK! Rachel bergerak cepat. Dia berguling ke bawah Taxxon itu dan mencabut salah
satu kaki tajamnya. Sekarang dia punya senjata.
Taxxon itu menggerakkan lusinan kakinya dan berusaha merangkak mundur.
Terlambat. Dia sudah terluka. Darahnya mengalir.
Taxxon-Taxxon yang lain langsung mengerubuti area yang sempit itu dan
menerjang teman satu jenisnya. Yeerk di kepala mereka sudah pasti mencoba
sekuat tenaga untuk menghentikan pembantaian kanibal itu.
Tapi tidak ada yang bisa mengontrol rasa lapar Taxxon.
Pangeran Jake meraih pintu luar - pintu yang menuju kearah truk. Tapi pintunya
dikunci dari luar. Kami hanya memiliki satu pilihan lain.
Kata Tobias.
Bab 13 Kami kabur. Simpanse yang asli mengikuti kami. Untuk sementara. Tapi mereka
sama sekali tidak bisa diatur. Cassie melakukan segalanya yang dia bisa. Kami
semua juga. Tapi para simpanse, walaupun cukup cerdas untuk ukuran binatang
bukan-manusia, masih terbatas.
Terlalu terbatas bahkan untuk mencapai kebebasan mereka sendiri.
Sementara kami berlari dan melompat dan mengayun kedalam lab, simpanse yang
asli memisahkan diri, lebih tertarik pada sinar terang dan benda berkilauan.
Bagaimana aku menjelaskan apa yang kami lihat dari ruangan ke ruangan selagi
mencari jalan keluar" Simpanse bukan satu-satunya jenis yang digunakan dalam
eksperimen. Ada monyet-monyet yang lebih kecil. Tikus. Anjing.
Aku jadi tahu mengapa manusia lebih memilih untuk membangun benteng sesuka
hati antara dirinya dengan binatang lain. Kalau manusia diberi perlakuan yang
sama dengan yang diterima binatang-binatang ini, kata yang paling deskriptif
untuk menjelaskannya adalah penyiksaan.
Penyiksaan. Berguna, tentu. Secara medis bisa diterima, hampir pasti. Dan bukan urusanku
menilai manusia. Tapi kelakuan mereka dalam hal ini membuatku tidak tenang.
Setelah malam turun, aku berlari menyusuri padang rumput luas untuk makan.
Malam itu benar-benar hitam. Bahkan lampu-lampu dari kompleks tempat yang
lainnya tinggal kelihatan redup.
Hanya terlihat seberkas perak dari satu-satunya bulan Bumi. Perbedaan yang
mencolok dari Bumi dan planet rumahku. Tapi perbedaan yang tak terlihat ternyata
lebih penting. Makhluk-makhluk Andalite hidup lebih harmonis daripada binatang-binatang
Bumi. Aku teringat burung kafit, hoober dan djabala. Kami berlatih morf menjadi
makhluk-makhluk ini, tetapi mengurung mereka, membunuh mereka, menjadikan
mereka makanan tidak pernah terpikirkan oleh kami. Kami adalah makhlukmakhluk dari planet yang sama.
Tapi seperti yang Marco, atau Rachel pernah katakan: bumi itu keras. Pertarungan
untuk bertahan hidup disini itu brutal. Planet ini penuh dengan predator yang
kejam serta kuat. Predator yang memiliki gigi-gigi besar, kulit yang tak bisa ditembus, cakar yang
dapat merobek tubuh Andalite dari satu ujung ke ujung lainnya.
Dan entah kenapa Homo sapienslah, dengan rahangnya yang lemah dan cakarnya
yang hanya pajangan, dengan tubuh yang lembek tanpa pelindung, yang berkuasa.
Dalam bermilyar-milyar tahun kami para Andalite tidak pernah merasa terancam
oleh spesies lain. Dengan kecepatan dan ekor kami yang tajam, kami tidak punya
saingan di planet kami sendiri.
Berbeda dengan manusia. Masih ada daerah di planet ini dimana manusia zaman
sekarang tetap menjadi mangsa binatang yang lebih kuat.
Mungkin hal itu merupakan penjelasan akan perilaku manusia yang aneh dan
saling berbeda terhadap spesies Bumi yang tidak sama dengan mereka. Sebagian
mereka belai dan manjakan. Sebagian mereka lindungi. Sebagian mereka gunakan.
Sebagian lagi mereka musnahkan.
Dan bukankah seharusnya mereka memakan binatang yang membahayakan
keberadaan manusia, bukan binatang yang sama sekali tidak berbahaya seperti
sapi" Karena kami tidak mungkin memilih sapi sebagai morf dalam pertarungan.
Dan menyiksa simpanse, binatang yang sangat mirip dengan Homo sapiens,
merupakan tindakan dengan nilai moral yang mirip nilai moral Taxxon.
aku mengingatkan diriku sendiri. mengkonsumsi rumput. Bukan predator.>
Aku mungkin bukan orang yang tepat untuk menghakimi kebiasaan manusia
dengan adil. Pengetahuanku soal evolusi manusia adalah mereka mulai dengan berburu.
Manusia tidak pernah memiliki pilihan untuk makan rumput saja seumur hidup.
Ketika aku kembali ke scoopku, aku menyalakan TV setelah melakukan beberapa
pengaturan. Aku bediri dekat TV agar bisa mengganti channel, menonton warna-warna dan
sosok melintas pergi. Seorang wanita menyanyi. Pembaca berita memberitakan beberapa orang yang
dilaporkan menghilang. Gigi, dan pasta gigi. Cheeseburger. Kelihatannya enak.
Aku mematikan TV. Bunyi sayap berkeresek diatasku. Tobias sedang meluncur untuk mendarat,
cakarnya mencengkram persegi plastik hitam. Dia melepaskannya saat dia
mengepakkan sayap ke depan untuk bertengger pada cabang terdekat.

Aku memungutnya. Tombol abu-abu dengan nomor dan tanda panah memenuhi
sebagian sisinya.
Remote TV" Remote itu apa"
Dia membuka sayapnya dan turun dari cabang. menggunakannya untuk ganti channel. Tahulah, agar kamu nggak harus beranjak
dari sofa. Atau, well, tanah.>
Aku menyalakan lagi TVnya dan duduk di scoop, terlalu jauh dari TV. Aku
menekan panah yang menunjuk keatas.
Gambar-gambar berubah bentuk dan bunyi-bunyian tercampur saat remote itu
mengganti channelnya. Bagus sekali! Jauh lebih efisien! Aku dapat mengurangi
jumlah kalori yang hilang setiap mengganti channel. Saat aku menyadari berapa
banyak waktu yang dapat kusimpan...

Tobias menelengkan kepalanya yang halus.
tadi melihat MTV dan CNN. Tapi kamu kan nggak pakai kabel, jadi...>
Aku mendongak. Pheobe sedang bermain gitar di Central Park. sedikit improvisasi.> Tobias meloncat mendekati TV dan mengintip kedalam bagian belakangnya. ampun. Apaan ini semua">

apa ini"> Dia menjepit selembar kawat hitam tebal di paruhnya.
Aku menemukannya tadi sore sebelum aku makan.>
Tobias cepat-cepat meletakkannya lagi. lampu.> Aku terkejut.

hilang sangat berpengaruh" Pengaturan energi disini agak primitif.> Friends
selesai. Tapi aku akan tetap senang menguji coba remotenya.
Tobias mengedikkan kepalanya ke arah TV.
Aku kembali ke channel sebelumnya.
<... tidak ada yang terluka,> seorang wanita berambut pirang berkata.
Dibelakangnya, sebuah kotak kecil menunjukkan gambar seekor simps dibawa
masuk kedalam kandang. setelah jam enam, walaupun arus lalu lintas di jalan Broad terpaksa diblokir selama
dua jam agar para petugas dari The Gardens dapat menangkap mereka.>
ujar Tobias.
aku mengangguk.
spekulasi darimana simps-simps ini berasal,> wanita itu meneruskan. saksi mata melihat mereka melompat keluar dari sebuah truk, tetapi truk tersebut
belum ditemukan.> Tobias dan aku memandang satu sama lain. Aku mematikan TV.
kata
Tobias. Aku ragu-ragu.
menyelidiki tempat penyembelihan. Jadi bagaimana kalau kita santai sejenak" Ayo
nonton sinetron.> Aku mengangguk, sebuah kebiasaan yang kucontoh dari manusia.

Bab 14 Sekali lagi, sementara yang lain berada di sekolah mempelajari sejarah, bunyibunyian mulut, matematika yang sangat simpel, dan ilmu pengetahuan yang tidak
akurat, Tobias serta aku terbang diatas tempat pemrosesan daging.
Terbang kami tidak menyenangkan karena sedang hujan. Dan hal yang harus kami
amati lebih tidak menyenangkan lagi.
Kami berkumpul dengan yang lainnya di gudang jerami Cassie setelah mereka
kembali dari sekolah. Cassie sudah bekerja, merawat berbagai binatang yang sakit
dan terluka. Pangeran Jake menolongnya memindahkan beberapa kandang.
Rachel membolak-balik sebuah katalog. Sebuah buku singkat yang menunjukkan
tipe kulit buatan macam apa yang bisa manusia dapatkan.
Marco sedang mengerjakan 'PR'. Dia mendongak melihat Pangeran Jake. "Hei!
Yang benar itu Molotov dan von Ribbentrop atau von Molotov dan Ribbentrop"
Atau mereka berdua pakai von?"
(Molotov dan von Ribbentrop atau von Molotov dan Ribbentrop : Yang benar
memang Molotov dan von Ribbentrop. Lengkapnya Vyaceshlav Molotov (9 Maret
1890 - 8 November, 1986) dan Joachim von Ribbentrop (30 April 1893 - 16
Oktober 1946). Molotov itu diplomat Uni Soviet (sekarang Rusia), von Ribbentrop
itu menlu Jerman. - Nat.)
"Bukan," kata Rachel serius. "Yang benar von Damme dan von Halen."
(von Damme : Seharusnya van Damme. Lengkapnya Jean-Claude Van Damme,
ahli bela diri dari Belgia sekaligus aktor. Terkenal lewat film-film aksi, contohnya
Bloodsport dan Kickboxer. - Nat
von Halen : Seharusnya juga van Halen (si Rachel ini... ^^;). Nama band hard rock
yang personilnya diliputi kontroversi. - Nat)
"Lucu sekali Rachel. Hah. Hah. Satu lagi... Hah. Tapi yang ada didepanku ini
tugas tambahan nilai kuadrat. Tugas tambahan nilai dari tugas tambahan nilai yang
seharusnya kulakukan sebagai ganti tugas tambahan nilaiku yang pertama."
"Oke, apa yang sudah kalian temukan?" Pangeran Jake menanyai Tobias dan aku.
Tobias berada di kasau, tempatnya yang biasa.
katanya ke Marco.

Animorphs - 28 Eksperimen The Experiment di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Marco mencoret kata tersebut dan menuliskannya lagi.
Ke semuanya, Tobias mengatakan, daging yang biasa-biasa saja. Sapi di satu ujung, hamburger keluar di ujung yang
lain.> aku menyela. dinamakan banteng - bull, kalau mereka belum dikebiri. Sapi biasa lebih jinak.
Walaupun kawanan tadi terdiri dari sapi biasa dan banteng juga.>
Semuanya kecuali Tobias memandangiku.

kataku menjelaskan. artinya dikebiri">
"Ooooh, aku nggak punya channel itu," kata Cassie. "Ax, apa kamu pikir..."
"Kembali ke topik dong..." kata Marco, menyilangkan kakinya.
kata Tobias. tempat itu.> ujarku. dikeluarkan untuk medan gaya meningkat sebanding dengan luas area yang
dilingkupinya. Untuk lebih singkatnya, jika sebuah medan yang melindungi
sepuluh ribu kaki kuadrat manusia menghabiskan energi sejumlah x, maka medan
yang melindungi dua puluh ribu kaki kuadrat manusia tidak akan menghabiskan
energi sejumlah 2x, tetapi x pangkat dua.>
"Hei!" Kata Cassie terkejut. "Aku bisa memahami hal itu. Biasanya aku tidak
pernah mengerti penjelasan-penjelasan teknisnya. Apa yang terjadi denganku?"
Aku senang karena aku berhasil menurunkan level realitas yang lebih kompleks ke
suatu bentuk dimana teman-teman manusiaku bisa memahaminya.
"Tidak ada medan gaya, itu kan berita bagus. Apa masalahnya?" Tanya Pangeran
Jake pada Tobias. Aku yang menjawab. tahu para Yeerk sekarang menggunakan Gleet BioFilter di pintu masuk kolam
Yeerk. Mereka diprogram untuk menghancurkan semua makhluk dengan pola
DNA yang berbeda dari yang tercatat. Di tempat pengemasan daging itu mereka
menghancurkan semuanya kecuali sapi biasa dan manusia.>
ujar Tobias.
"Jadi kalau kita masuk, kita masuk jadi sapi?" kata Marco. "Sapi" Di tempat
penyembelihan" Apa nggak ada satupun yang melihat masalah didalam sana"
Coba angkat tangan : Siapa yang mau jadi sapi di tempat pemrosesan daging?"
Tobias melanjutkan. tempat yang terpisah. Lahan merumput sekitar dua mil jauhnya. Mereka membawa
sapi-sapi ini didalam truk. Yang membawa kita ke masalah besar nomor tiga :
mereka semua dinomori dengan semacam anting-anting. Mereka nggak
sembarangan mengambil sapi. Mereka mengambil sapi-sapi tertentu.>
kata Cassie. macam masalah kesehatan.>
Honk! Honk! Honk! Honk! Seekor angsa mengeluarkan suara sengsara saat Cassie menjejalkan sebuah pil
kedalam mulutnya. Dua : Kita harus mengambil anting-anting mereka dan memasangkannya ke kita.
Tiga : Kita harus masuk truk dan menempuh perjalanan dua mil tanpa demorf.
Empat : Kita harus masuk ke tempat pengemasan daging dan mencoba agar kita
tidak diubah menjadi stik Salisbury. Lima : Kiyta harus tahu hal apa yang
membuat Visser Three sangat senang dan kita harus menghancurkan hal tersebut.>
"Semuanya kedengaran simpel kalau kamu menyusunnya kedalam bentuk satu dua
tiga," kata Marco. "Kamu lupa enam : enam sapi dalam tempat pengemasan
daging." kataku. akan berguna dalam pertarungan.>
Marco menunjuk kearahku. "Dengarkan dia."
"Kita tidak harus morf jadi sapi semua," ujar Cassie. "Gleet BioFilter tidak akan
menghancurkan organisme yang berada dalam organisme lain."
"Jangan bilang 'cacing pita'," Rachel memperingati.
Cassie tertawa. "Bukan cacing pita. Lalat. Didalam lubang hidung sapi. Mungkin
dua dari kita morf sapi. Yang lain jadi lalat. Dalam lubang hidung."
Sekarang semua memandangi Cassie. Termasuk aku.
"Jadi dasarnya, kita punya pilihan. Kita bisa jadi burger... atau ingus," kata Marco.
Pangeran Jake tertawa. "Malam ini kita serap DNA sapi dan dapatkan antingnya.
Besok hari Sabtu. Kita lakukan aksinya besok siang. Ax yang jadi sapi. Kalau dia
harus demorf para Yeerk akan melihat seorang Andalite, bukan manusia. Tobias
jadi sapi yang satunya. Sisanya ..."
"Sisanya megendarai kendaraan ingus sapi ekspres," kata Marco.
Bab 15 Saat hari menjelang sore hujan berhenti sejenak. Tapi setelah malam turun, cuaca
lain menggantikannya. Hujan dan kilat dan guntur.
Sangat mengganggu sinyal yang diterima TV-ku. Sebenarnya ada cara gampang
untuk memperbaiki masalah teknis seperti ini. Tapi aku harus pergi ke mall. Ke
Radio Shack. Malam ini tidak ada waktu.
Kami terbang menembus malam yang dingin, gelap dan amat basah. Aku sedang
dalam morf burung hantu. Burung hantu merupakan penerbang malam yang luar
biasa. Tapi bahkan burung hantu tidak suka terbang saat hujan.
protes Marco.
kata Tobias.

Tobias menggerutu.


(Kaopectate : Nama kimianya bismut subsalisilat. Obat diare, sebenarnya. - Nat)
kata Rachel.
Hanya kami berempat yang pergi. Pangeran Jake dan Cassie harus menghadiri
semacam perkumpulan keluarga. Hanya Tobias dan aku yang dibutuhkan untuk
menyerap DNA sapi. Marco dan Rachel ikut untuk jaga-jaga.
Dan Rachel juga dibutuhkan untuk membawa sebuah benda. Morf elangnya adalah
yang terbesar dan yang paling kuat diantara semua morf burung yang kami punya.
Tapi bahkan diapun kesusahan mengangkat benda kecil yang Cassie temukan
untuk kami bawa. Benda yang berguna untuk memasang anting nomor.
Mata burung hantu melihat menembus malam seakan-akan hari itu siang. Aku
dapat melihat butir-butir air hujan saat mereka jatuh, berkilauan disekelilingku.
Aku bisa melihat setiap tetesnya meluncur menimpa mobil dan jalanan yang licin
dan pohon-pohon. Aku bisa melihat manusia tergesa-gesa berjalan dari mobil ke pintu, atau
berlindung dibawah benda pelindung primitif yang dinamakan payung.
Manusia tidak menyukai hujan. Aku percaya karena hujan membuat jalanan
menjadi licin. Saat kamu harus selama-lamanya berjalan sambil menyeimbangkan
badan diatas dua kaki, kamu akan membenci segala hal yang membuatmu makin
sulit berdiri. Setiap beberapa menit sebuah kilatan tajam cahaya muncul. Kilatan itu akan
menyinari langit malam dengan cahaya biru terang serta menimbulkan bayangan
hitam kelam. Setelah kilat itu berhenti, tentu saja, datang petir. Kadang lumayan
keras. Terlebih bagi telinga burung hantu yang peka.
Tobias mengumumkan.
Penglihatan malamku lebih baik daripada dia, tapi Tobias memiliki lebih banyak
pengalaman melihat dan mengingat tempat-tempat dari udara.
Rachel menggerutu. meletakkan stapler telinga ini.>
Kami meluncur melewati padang yang berlumpur. Rachel mendarat pertama kali,
menjatuhkan stapler itu di lumpur dan terbang untuk beristirahat di atas pagar. Aku
tetap mengudara. Aku yang paling tidak lelah, aku berada dalam situasi yang aman
bagi morfku. Dan mata burung hantuku diperlukan.
Kami harus menemukan sapi dengan nomor tertentu dari berbagai nomor yang
akan diangkut besok. Paling baik dua nomor pertama dalam grup itu.
Penglihatanku yang paling memadai. Aku dapat melihat nomor-nomor mereka
dengan jelas. Tapi ada sangat banyak sapi di ladang. Mencari mereka menghabiskan cukup
banyak waktu. Aku harus stop dan demorf dan remorf lagi, jauh dari tengah
padang. Tapi akhirnya aku menemukan mereka berdua. Mereka tidak berada berjauhan,
untungnya. panggilku.
katanya. Dia mengepak meninggalkan pagar dan melayang santai menuju
sapi itu. Dia mendarat tepat di punggungnya. Sapi itu mengibaskan ekornya. Dia
menolehkan kepalanya yang besar untuk melihat benda apa yang sudah mendarat
di punggungnya. Lalu dia kembali mengunyah makanannya.
kata Tobias beberapa saat kemudian. < Aku bisa jadi sapi sekarang.>
Tidak terlalu gampang untukku. Kamu hanya bisa menyerap DNA seekor binatang
dalam tubuh aslimu. Artinya aku harus menyentuh sapi itu dalam wujud Andalite.
Kupikir mungkin sapi itu tidak akan menghiraukan keberadaanku. Aku bukan
predator. Aku, seperti mereka, merupakan pemakan rumput. Walaupun caraku
makan agak berbeda. Kata Tobias tiba-tiba.
Bab 16 Kami menunggu, terpaku. Teman-temanku mengintai ke dalam kegelapan. Sebuah
petir pecah dan cahayanya menyorot kendaraan yang sedang menuju ke arah kami.
kata Marco. rumput. Atau penangkaran atau apalah.>
Rachel bertaya-tanya.
kata Marco. lihat banyak hal. Contohnya Andalite.>
akan terlihat cukup mirip dengan sapi agar mereka tidak menyadari kehadiranku,>
usulku. kata Rachel.
Aku mendarat didekat sekumpulan sapi. Mereka berdiri disekitarku, melenguh
sesekali. Mereka tidak peduli dengan kehadiran seekor burung hantu ditengahtengah mereka. Aku berkonsentrasi untuk demorf. Dalam beberapa detik aku telah berdiri dari
tanah yang berlumpur dan penuh kotoran sapi. Tumbuh keatas dan keatas lagi.
Bulu-bulu burungku merekah memberi jalan bagi bulu biru asliku yang halus.
Mata pengintaiku kembali muncul, membuatku lega.
Penglihatan malam burung hantu memang luar biasa. Tapi tidak bisa melihat ke
segala arah dalam waktu bersamaan membuatku sangat resah. Seperti setengah
buta. Sesaat kupikir sapi-sapi itu akan panik. Ternyata tidak. Tapi mereka memutuskan
untuk menjauhiku. Aku mencoba berbaur bersama mereka - sesuatu yang sulit
dilakukan dimana aku memiliki dua kaki kecil mencuat dari dadaku dan kaki
belakang masih menyerupai cakar raksasa.
Aku berjalan terhuyung-huyung dan jatuh muka duluan di lumpur. Kilat
menyambar. Petir menggelegar. Dan aku bisa mendengar Marco berkata, mungkin menuju ke arah sini. Tapi aku nggak yakin. Yang bisa kulihat hanya
lampu depannya.> Aku meneruskan demorf. Lebih baik aku meneruskan morf dan menjadi Andalite
seutuhnya. Sebagai Andalite mungkin aku bisa disangka sapi. Tapi dalam kondisiku yang
sekarang aku hanya terlihat sebagai mutasi genetik yang mengerikan.
Saat aku mengangkat tubuhku dari lumpur, aku juga akhirnya dapat melihat lampu
depan kendaraan itu menyinari rintik-rintik hujan yang mulai mereda.
Aku melipat lenganku. Aku menekuk ekorku keatas punggungku, membuat
sosokku terlihat lebih besar. Aku mencondongkan kepalaku ke depan, mencoba
sebaik mungkin untuk meniru bentuk kepala sapi. Aku bahkan membengkokkan
mata pengintaiku untuk menirukan tanduk.
Benar-benar bukan tiruan yang buruk. Aku bangga akan diriku sendiri. Tapi juga
sedikit malu. Sapi bukan makhluk dengan perasaan dan akal budi. Kemampuanku untuk terlihat
seperti salah satu dari mereka membuat Marco geli.
selada, keju, acar dan bawang merah dalam roti bertabur wijen">
Rachel memperingatkan.
Aku melakukannya sebisaku. Aku memutar badanku kearah jalan. Dari sudut itu
aku terlihat lebih mirip sapi.
Lalu... teriak Rachel.
kata Marco singkat. botol-botol bir.>
Aku bisa mendengar kikikan keras, hampir histeris. Dan sekarang aku bisa melihat
manusia-manusia, empat orang, sedang memanjat pajar menuju padang. Salah satu
jatuh ke lumpur. Yang lain menertawainya.
kata Marco. penjaga. Bukan, kecuali para Yeerk sudah jadi sangat santai.>
Empat pria muda berjalan sempoyongan dan bergulingan dan setengah merangkak
menuju padang. Satu dari mereka mencoba meraih seekor sapi. Dia meleset dan
jatuh. Dia berbaring dengan punggungnya, tidak bergerak-gerak lagi.
Tiga yang lainnya bergerak kearahku.
Kalau aku bergerak aku tidak akan bergerak seperti sapi. Pilihanku yang terbaik
adalah tetap diam. Para manusia itu mungkin akan melewatiku.
Tapi harapan itu tidak berlangsung lama. Mereka mendatangiku. Mereka berjalan
bersilangan dan melenceng kemana-mana, tetapi arah mereka tetap tertuju
kepadaku. Aku menanyai yang lainnya. serangan"> kata Tobias. mereka lakukan. Namanya dorong-sapi.>
(dorong-sapi (Cow-tipping) : Mendorong sapi yang sedang tidur sambil berdiri
sampai dia jatuh ke sisi badannya. Entah darimana budaya ini datang, tapi biasanya
dilakukan cuma buat senang-senang. Sebenarnya mustahil mendorong sapi sampai
jatuh hanya dengan kekuatan satu orang. Dan sapi juga nggak tidur sambil berdiri.
- Nat) Kata Marco. bodoh itu.> pintaku.
sampai dia jatuh.> aku Marco.
kata
Rachel frustasi. satu geng orang bego yang mabuk.>
kataku.
kata Rachel jijik. ruginya. Lagipula mereka mengemudi dalam keadaan mabuk.>

Kata Tobias.
usulku.
Tiga manusia mabuk itu mendekat dan berhenti. Bahkan setelah berhenti, mereka
terus bergerak dalam pola yang miring-miring seakan mereka sedang dihempas
angin yang sangat kuat. salah satu manusia berkata.

Fwapp! Fwapp! Fwapp! Aku melecutkan ekorku tiga kali.
Shlump! Shlump! Shlump! Teriak Marco.
aku menjelaskan. memperhitungkan jumlah kekuatan yang kugunakan. Aku yakin mereka tidak
sadarkan diri.>

Animorphs - 28 Eksperimen The Experiment di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kata Rachel
diiringi tawa.
menonton The Brady Bunch. Itu sebuah kisah. Tentang gadis yang cantik. Yang
mengasuh tiga gadis yang sangat cantik.>
Bab 17 Hari berikutnya aku melaksanakan ritual pagiku dengan sepenuh hati. Aku
mengulang kata-kata tentang kebebasan, kewajiban, dan kepatuhan, merentangkan
tanganku dan membungkuk di saat aku harus.
Aku menegapkan
badan dan membentuk pose bertarung.
Aku membawa pisau ekorku ke leher, lalu mengendurkannya. Aku sudah selesai.
Ritual itu telah melakukan tugasnya, memompakan semangat baru untuk mencapai
tujuanku. Bahkan di Bumi ini aku sedang melayani orang-orangku. Andalite dan manusia.
Tanya Tobias saat dia meluncur turun dari langit biru yang sempurna.
Hujan sudah berhenti malam tadi. Pagi ini tipe cuacanya biasa dianggap sempurna
bagi manusia : hangat tapi tidak terlalu hangat, sedikit gumpalan awan putih, tapi
tidak terlalu banyak sampai menghalangi matahari.
ujar Tobias. lebih dari hanya makan tikus. Sesuatu yang punya arti.>
ujarku.

menghadapi bahaya, misalnya. Tapi aku jadi melewatkan candaan antara Katie dan
Matt dan Al.>
aku
menjelaskan. (Today : Semacam acara pagi. Formatnya berita dan talk show. Ratingnya paling
tinggi dari antara acara pagi yang lain sejak Desember 1995. - Nat)

berlebih yang menumpuk di area bermasalah seperti paha, lengan bagian atas, dan
pinggang.> Aku mulai morf jadi harrier. Bebrapa menit kemudian aku sudah terbang.
Aku sering terbang. Tapi aku tidak pernah merasa bahwa hal itu normal. Berjalan
sebagai manusia sangat menjemukan dan menyebalkan. Tetapi terbang sebagai
elang merupakan pengalaman yang paling menyenangkan yang bisa kubayangkan.
Aku membuka sayapku, mengepakkannya keatas dan kebawah, menekuk cakar
kebawah tubuhku dan melebarkan ekorku untuk menambah ketinggian. Langsung
saja aku naik dari atas tanah.
Kami terbang menyusuri puncak-puncak pohon sampai kami menemukan angin
termal. Angin termal adalah sebuah pilar udara hangat yang naik dari tanah.
Termal bisa memenuhi sayapmu dan mengangkatmu tinggi tanpa harus bersusahpayah. Kami naik beberapa ratus kaki, cukup tinggi untuk tidak terlihat oleh manusia lagi.
Dan kami terbang untuk menemui yang lainnya di padang rumput yang kemarin.
Penerbangan kali ini lebih menyenangkan daripada yang kemarin. Sekarang aku
dapat melihat dengan jelas padang rumputnya. Tempat tinggal manusia sering
dikelompokkan secara berdekatan.
Kelompok-kelompok yang paling padat dinamakan kota. Makin jauh dari pusatnya
yang padat, area-area yang lebih lengang terbentuk. Area itu dinamakan pinggiran
kota. Lalu daerah-daerah kosong makin lama makin luas, sampai pada akhirnya
padang-padang terbuka lebih lazim ditemui daripada hunian.
Menurut Marco, tempat seperti itu dinamakan 'Gooberville' atau 'Pusat Tidak
Dimanapun Juga'. Padang rumput yang kemarin berada di perbatasan pinggiran kota dan Gooberville.
Aku melihat beberapa burung pemangsa lainnya di langit. Mereka terbang dalam
jarak dan ketinggian yang berbeda. Aku menyadari kehadiran Rachel pertama kali,
dengan sayap elangnya yang lebar terentang. Pangeran Jake, dalam morf peregrine
falconnya, adalah yang terkecil, tapi juga yang tercepat.
Kami melayang turun, berputar seperti spiral. Rencana kami sederhana. Kami telah
menggunakan stapler untuk mencabut anting-anting nomor dari sapi-sapi tertentu.
Sekarang kami punya anting-antingnya. Tobias dan akulah yang harus morf jadi
sapi dan Cassie yang akan memasangkan anting-anting itu. Kami meninggalkan
staplernya di padang rumput.
Rencana yang sederhana. Begitulah yang kami pikir.
Bab 18 Tobias dan aku mendapat bagian yang mudah. Kami memilih untuk mendarat
ditengah-tengah sekelompok sapi. Mereka sama sekali tidak memperhatikan kami.
Pangeran Jake tetap mengudara, berjaga-jaga. Cassie dan Rachel dan Marco
mendarat di tempat-tempat yang berbeda diluar padang, saling berjauhan satu sama
lain agar tidak terlihat mencurigakan.
kata Tobias.
Aku mencoba agar tidak diinjak salah satu sapi sementara Tobias mulai morf.
Morphing tidak pernah bisa ditebak. Tidak pernah melalui tahapan-tahapan logis.
Bagian-bagian berbeda berubah dalam kecepatan dan saat yang berbeda.
Di kasus ini, kepala sapi muncul paling pertama. Sangat, kalau mau diperhalus,
ganjil. Paruh tobias yang melengkung dan pendek melembut dan mulai tertekan
keluar. Tumbuh ke depan dan mengendur. Tidak lama kemudian menjadi lipatanlipatan kulit yang tidak berdaging. Kulit itu masih dipenuhi bulu cokelat.
Mata elang Tobias yang galak melebar dan membulat dan kelihatan penuh dengan
cairan. Matanya tidak lagi terlihat garang. Lebih kelihatan... yah, bodoh.
Dia mulai membesar dan membesar, tetapi bulu burungnya tetapi bertahan untuk
waktu yang lama, meleleh menjadi bulu-bulu cokelat pendek di saat-saat terakhir.
Kuku-kuku kudanya muncul, hampir sepenuhnya, di ujung setiap kaki-kaki
elangnya yang mungil. Pinggiran sayapnya mulai menggulung dan mengeras, membentuk kuku-kuku kuda
juga. Baru kemudian seluruh sayapnya memanjang menjadi kaki sapi.
Tapi akhirnya dia selesai. Selesai morf dan lumayan besar. Dan terlihat kesal.

Kisah Si Pedang Kilat 4 Wiro Sableng 166 Kupu Kupu Giok Ngarai Sianok Badai Awan Angin 27

Cari Blog Ini