Ceritasilat Novel Online

Percobaan The Test 3

Animorphs - 43 Percobaan The Test Bagian 3


mengikuti Rachel, mendekati cacing besar itu,
lengan gorilla nya mengayun bebas. Dia melihat
Ax dengan bingung, mengukur panjangnya, dan
mengumumkan, 98 99 mesinnya. Tidak bisa diperbaiki di sini. Kami
akan mengembalikan si cantik ini ke toko.>
protes Ax, akhirnya
bicara. Dengan mengaktifkan hibernasi sementara,
aku bisa menahan naluri Taxxon ini untuk
memakan kalian.> hibernasi sebelumnya, Ax-man,> aku menggerutu.
kata Jake.
Sebelum sempat mengedipkan mata, Ax
sudah mengunyah terowongan.
kata Marco.
Aku menahan napas, ingin memastikan dia
tidak berbalik untuk menjadikan kami makan
siang. Kami berada di jarak yang cukup aman
dari tempat Ax bekerja, lebih jauh dari yang
kau lihat. Tapi kau masih bisa mendengar "
tidak, masih bisa merasakan- suara dia
menggali. Suara berdering dengan nada
tinggi. Bunyi gigi mengikis tanah. Bunyi tanah
dikunyah. Bunyi yang seolah merayap ke dekatmu
karena terlalu pelan, hampir tak terdengar.
Tapi suara-suara itu mengisi kepala mu
sampai kau bisa membayangakan sosok
Taxxon yang menggali. Dan terus menggali.
Meter per meter. Aku menggelengkan kepala Andaliteku,
berusaha membuyarkan lamunan. Keringatku
bercucuran. Aku tidak sadar betapa panasnya
di bawah sini. Empat hewan besar membuat
tempat ini semakin sempit.
"Kau suka itu, Andalite?" sebuah suara
datang dari sudut terjauh ruangan di mana pipa
besar gas alam saling bersilangan. Taylor
sedang bersandar pada pipa tersebut. Hanya
dia yang terlihat santai.
"Bagaimana?" kataku.
"Menjadi Taxxon." Dia menjawab. "Aku
berani bertaruh kau suka. Beberapa orang
memang ditakdirkan cocok menjalani hidup
rendahan."
kata Rachel marah. rendah daripada Yeerk.> Raung rendah
terdengar dari antara taring-taringnya.
"Kau tahu aku benar," Taylor berkata kepada
Rachel. "Kau tahu yang satu ini lemah." Dia
menunjuk diriku. Rachel
menebas udara. "Kau tak akan berani. Lukai aku dan tidak
akan ada ledakan. Kau tidak akan melewatkan
kesempatan. Kau tidak akan membiarkan
emosimu mengacaukan semua. Kalian bandit
Andalite"kalian sama saja dengan kami."
Rachel meraung dan menyentakkan rahangnya, tapi dia mundur. Kata-kata Taylor
tersangkut di pikiranku. Ini adalah rencana
Yeerk. Semua detil mematikan adalah pikiran
Yeerk. Penghancuran massal. Tidak ada
100 101 ketentuan untuk melindungi yang tak
bersalah. Kami sudah menduganya, kurasa.
Tapi toh kami tetap setuju.
aku bertanya secara
pribadi kepada Rachel. hal-hal yang kau lakukan" aku tidak tahu ada
orang yang lebih kuat dari itu. Kau tidak
lemah.> sama dengan mereka. Oportunis yang
terburuk.> Rachel meraung pelan. Dia memutar
kepalanya yang besar dari satu sisi ke sisi
lain. meragukan diri, kita-melakukan-hal-yangbenar ini! > dia menjawab dengan bahasapikiran yang bisa didengar semua orang
kecuali Taylor. Kalian kenapa sih" Jika seseorang mulai
menembaki kota kalian dan kalian balas
menembak untuk membela diri, apakah kalian
masih perlu pembenaran">
Di luar kebiasaannya, Marco diam.
Jake mondar mandir, kucing besar dalam
kandang yang kecil. Aku pindah lebih dekat ke
Rachel, menyenggol Jake. Dia mengaum
tertahan. Rachel
bertanya kepadaku. berai.> aku berkata,
menatap Taylor dengan mata tandukku, mata
utamaku tetap pada Rachel. untuk mempengaruhi kita. Atau mungkin,> aku
menambahkan, jauh dan kita tahu itu.>
semua akan berbeda. Kita akan menghancurkan
kolam Yeerk. Pertahanan mereka akan goyah.
Kita bisa mengusir mereka keluar.> Rachel
bersemangat lagi, seperti biasanya jika dia
bicara tentang pertempuran. Tapi dia juda
terdengar sedikit putus asa. Seperti dia ingin
meyakinkan ku. Dan dirinya.
aku berkata.
Dia berhenti
sejenak. hal-hal normal.> kataku lagi. tahu ada berapa banyak pasukan Yeerk
sebenarnya" Di planet Andalite" Yang sedang
menyerang spesies lain" Bagaimana jika ini
tidak akan pernah berakhir" Tentu, mungkin hari
ini kita berhasil. Tapi itu tidak mengubah jumlah
kita. Masih akan tetap enam orang. Satu, dua,
tiga, empat,..> teriaknya tiba-tiba. tidak bisa mengeluarkan bayangan ini dari
kepalaku. Bagaimana malam ini akan berakhir.
Kolam Yeerk penuh induk semang manusia dan
Hork-Bajir. Mereka mencium bau gas. Mereka
merasakan gas memenuhi ruangan. Mereka
memandang berkeliling, kebingungan, tak tahu
102 103 apa-apa. Mereka mulai khawatir. Panik. Bau
gas semakin kuat mereka tidak bernapas dan
mereka tahu" mereka tahu gas alam bisa
meledak" mereka lari.. tapi terlambat. Tibatiba" Ka-Boom! Bola api besar dan panas
membakar semua yang disentuhnya. Mereka
menguap" Cassie benar..>
aku berkata.

Aku memikirkan semua yang pernah
diceritakan Ax kepada kami tentang planetplanet yang sudah diperbudak. Bagaimana
yang tidak bisa diperbudak akan dibunuh.
Tentang banyaknya peradaban yang hebat
dan damai yang dihancurkan oleh pasukan
Yeerk. Ada satu Yeerk di sudut ruangan ini,
jaraknya kurang dari dua puluh kaki dariku.
Makhluk yang sanggup melakukan hal-hal
paling kejam, namun dengan pengecutnya
bersembunyi di dalam manusia sehingga tidak
ada yang tahu. Berapa jumlah mereka
sekarang" Ribuan" Kurang" Lebih" Setiap
hari ada manusia baru yang diperbudak. Itu
adalah pikiran pertama ku setiap pagi hari. Itu
juga adalah hal terakhir yang kupikirkan
sebelum tidur. Mereka membunuh Elfangor, ayahku.
Ayah yang tidak pernah aku kenal.
Akan datang hari di mana tidak ada
seorang pun tersisa. Seluruh planet musnah.
Aku tidak tahu kapan hari itu akan datang.
aku mengulang. itu.> 104 Rachel berdiri di atas kaki belakangnya
untuk mengangkat tutup selokan sedikit dan
mengintip keluar. Saat berdiri, dia setinggi
langit-langit tempat ini. Dia mendorong tutup
tersebut, memanjat keluar. Jake melompat
mengikutinya. Marco juga keluar dari sana.
Waktu mereka sudah hampir habis. Meeka
harus berubah kembali, dan Rachel perlu
mengecek keadaan di rumah nya dengan cepat.
Aku sudah berubah sekitar satu jam setengah.
Sudah hampir giliran ku lagi, menggantikan Ax.
Mereka menutup lubang selokan dan menghilang. Tinggal Taylor dan aku di bawah
sini. "Teman-temanmu meninggalkanmu." Dia
mengamati. "Bagaimana jika mereka tidak
kembali?" 105 Ini adalah bagian dari tipuan Taylor.
Bermain dengan kepalaku. Aku tidak
menjawab. Aku tidak akan membiarkan dia
mempengaruhi ku. Aku tidak bergerak. Saat
dia menyentuh bulu di atas pundakku dengan
tangan nya yang asli, aku tidak bernapas.
"Spesies yang tampan." Dia memuji,
terdengar bukan seperti cewek remaja, tapi
lebih seperti Yeerk yang licik dan berbahaya.
"Kau pantas mendapatkan lebih dari yang
tradisi kalian tawarkan."
Aku mundur sedikit. "Teman-temanmu tidak mengerti betapa
kuatnya kami, bangsa Yeerk" dia melanjutkan.
"Tapi aku tahu kau mengerti. Kami tidak
punya tempat untuk teman-temanmu di
masyarakat baru kami, tapi kau" segala
nyaman yang kau inginkan akan jadi milikmu.
Kita bisa berkuasa bersama. Bergabunglah."
Aku tersentak menjauh, heran sendiri kenapa
tidak dari tadi aku melepaskan diri. Dia
tertawa. Tawa yang panjang dan penuh
keyakinan. demokrasi.> aku berkata pelan.
"Tentu saja. Tentu saja kami mau begitu.
Tapi pikirkanlah" demokrasi butuh pemimpin,
dan undang-undang untuk melindungi rakyatnya. Seseorang harus menegakkan
hukum tersebut?"
"Kau pantas dapat lebih dari itu," dia
bersikeras, lalu nyengir dan berjalan pergi. Hal
yang sangat aneh untuk dikatakan. Aku merasa
seperti tikus yang sedang disodok-sodok dan
didorong oleh seekor kucing.. Aku tidak mampu
menjawab, aku hanya bisa berpaling.
Segaris cahaya menyinari ruangan kami.
Aku mendengar suara lolongan dan melihat dua
serigala membuka tutup lubang yang berat
dengan cakar mereka. Mereka meluncur turun,
mendarat dengan sangat keras.
Marco
menjelaskan secara pribadi. memastikan Taxxon-Ax masih waras dan
menakuti si Ceyeerk-Cewek Yeerk.>


Animorphs - 43 Percobaan The Test di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Jake mondar-mandir di sekitar mulut lubang.
Dalam wujud barunya ini dia bisa jalan delapan
langkah sebelum berputar balik. Lebih cepat
daripada lima langkah harimau. Selama satu
menit dia diam saja, lalu memandang arloji yang
kupakai, harusnya sudah kembali sekarang. Aku sudah
coba memanggilnya, tapi dia tidak menjawab.
Apa kalian mengubah rencana, Tobias">
Aku mengangkat tangan untuk
mendiamkan semua orang. Kami mendengarkan dengan seksama. Marco menempelkan telinganya ke dinding. Aku bisa
mendengar suara geraman yang sangat pelan,
kemudian hilang. Mungkin telinga Andalite ku
bermasalah. Atau mungkin itu Ax".
Marco mengumumkan. China.> 106 107 Aku masuk ke terowongan beberapa
langkah. harus berhenti. Kau bisa mati kelelahan.>
Tidak ada jawaban, baik bahasa-pikiran
maupun sekedar geraman. jauh sekali. Kita harus menghentikannya.>
tanya Marco.
Aku memandang Taylor. Dia duduk
bersandar kepada dinding dan menatap kami
bertiga bergantian dengan penuh curiga. Aku
melihat was-was ke dalam terowongan.
Terowongan itu tak cukup besar untuk wujud
tempur kami. , aku berkata. Aku
melepaskan arlojiku, mengecek angkaangkanya yang menyala dalam gelap. Aku
pasangkan arloji itu ke kaki depan Jake.
aku masuk beberapa langkah
lagi ke dalam terowongan. Begitu dengan
mata tanduk aku melihat Jake dan Marco
berdiri di mulut gua, menutupi aku dari
pandangan Taylor, aku segera berubah. Dan
setelah itu langsung berubah sekali lagi.
Bulu-bulu berubah menjadi kulit yang
memanjang ketat seperti payung yang
menutupi tulang-tulang sayapku. Kebutaan
dengan cepat melanda. Tadi memang sudah
gelap, tapi pandanganku yang sekarang total
kosong. Kehampaan yang membuat jantungku berdegup kencang.
Lalu, sebuah indra baru. Semacam
pendengaran. Pendengaran tertajam yang
pernah aku tahu. Aku masih belum bisa
menerjemahkan semua, tapi nada suara yang
tinggi terdengar begitu jelas.
Kemudian mendadak, indera ku berubah
lebih dari sekadar pendengaran. Aku bisa
menebak tepat dari mana suara-suara tersebut
berasal. Mereka membentuk gambaran dearh
sekelilingku. Seperti pandangan mata saja.
Namun juga sangat berbeda.
Aku menggunakan pantulan suara, echolocating. Aku seekor kelelawar.
aku memanggil
mereka. Aku kepakkan kedua sayap kurusku
lebih cepat dari yang elang bisa dan terbang
dengan mudah di dalam terowongan. Gelombang sonic yang kupancarkan memberi
tahuku arah dengan pasti. Tempat ini rumah
bagi kelelawar. Tidak ada jawaban. Aku terus terbang,
sekitar seperempat mil, sampai aku melihat
sesuatu yang aneh. Terowongan itu terlihat
berbeda, menjadi lebih luas. Ruangan kosong,
besar seperti gua. Seolah Ax jadi gila dan
menggali berputar-putar paling tidak dua belas
kali. Aku bisa mendengar Ax sekarang. Dia lebih
dekat. Suara nyaring gigi-gigi Taxxon menggerogoti tanah dan batuan kecil memekakkan telinga kelelawarku. Aku tembakkan gelombang sonic sekali lagi untuk
melihat lokasi Ax. Terowongan tersebut
108 109 berlanjut ke bagian dalam ruangan. Aku
terbang masuk ke dalam sana.
. Gelombangku tidak
kembali. Mereka diserap. Oleh sesuatu yang
lembut, sesuatu" WHAP! Aku menabrak punggung Ax dan
terbanting ke dasar terowongan.
Aku fokuskan semua
tenaga ke dalam bahasa-pikiran tersebut,
berusaha membuatnya tersadar. Usahaku
berhasil. Dia berhenti menggali. terus> dia mengerang pelan.
menit untuk berubah balik, Ax-man. Ayo pergi
dari sini.> bergerak.> Terowongan tersebut menyempit, tak lebih
besar dari ukuran Taxxon. Biasanya Taxxon
membuat terowongan yang cukup besar untuk
dirinya berputar keluar. Jake, terdengar siap
tempur.
jawabku pendek. hanya sekitar tujuh menit lagi untuk berubah.
Kalian harus menariknya keluar.>
kegelapan" Kau memihak siapa sih
sebenarnya"> 110 untuk menyerang kalian.>
kata
Marco.
Marco dan Jake merangka melewati
terowongan super gelap sampai mereka
menabrak Ax. erang Marco. serigala terlalu tajam untuk ini.> Baunya
memang luar biasa. Mereka menggigit daging Ax yang lembek
dan mulai menariknya. "Skreeee!" Ax otomatis berteriak.
aku berkata kepada Jake. ada waktu!> Cacing yang menggulung itu mulai bergerak.
Marco mengerahkkan tenaganya dan berjuang.
Jake menggeram dan menarik. Senti demi senti
mereka menarik Ax keluar. Dari arloji di kaki
Jake, butuh waktu lima menit untuk sampai ke
mulut terowongan. Kami cuma punya kurang dari dua menit.
Jake berkata.
seperti sedang mengempis.>
aku menuntut,

Tidak ada jawaban. perintah Jake.
kata Marco datar. akan mati.> 111 jeritku. Panik menyelimuti hatiku
kalelawar ku.
aku mendapat
pantulan gambar sesuatu yang membesar
dan lebih reflektif daripada Taxxon. Suatu
bentuk yang berubah. Menjadi lebih tinggi
daripada serigala" empat kaki.. dua tangan..
Kami rubuh dalam kegelapan, letih dan
ketakutan, namun bersyukur kami masih
bersama. Aku berubah kembali dan bersiap untuk
menggali sebagai Taxxon. Tapi kemudian"
"Hey, apa yang terjadi?"
Sebentuk cahaya bergerak menerangi
dinding terowongan. Saat semakin dekat,
cahaya tersebut semakin menyilaukan.
Jake dan Marco juga melihat cahaya
tersebut. Kami mengawasi cahaya itu
bertambah besar dan terang sampai akhirnya
Taylor kelihatan dari ujung terowongan.
Rachel dalam wujud beruang grizzly tepat di
belakangnya. Tubuh beruang Rachel bergesekan dengan dinding terowongan.
Taylor merangkak begitu saja di atas lendirlendir Taxxon. Jelas Yeerk di dalam kepalanya
sedang mengambil kendali penuh. Karena tidak
mungkin Taylor-si gadis manusia yang
sebenarnya mau melakukan hal tersebut.
Rambut berantakan, lepek ke wajahnya terkena
lendir yang lengket. Satu tanganny menggenggam lentera neon.
"Apa yang terjadi di sini?" Taylor bertanya
lagi, memandang gua. Saat mataku sudah
terbiasa, aku melihat betapa anehnya gua ini.
Tidak persegi atau bulat ataupun tak berbentuk.
Jelas tidak normal. Gua nya bergelombang,
dengan banyak persimpangan dari beberapa
lorong yang lebih kecil. Ax menjawab
dengan jujur. tahu saat itu aku bingung. Aku menggali dan
makan dalam lingkaran untuk beberapa menit
sebelum akhirnya berhasil fokus kembali.>
kelelahan.> Jake menambahkan, lebih untuk
Rachel bukan untuk Taylor. menariknya keluar.> Ax mengaku.
"Ketidakmampuan Andalite," Taylor mendadak murka. Rachel balas
meraung. 113 112 Kata Jake


Animorphs - 43 Percobaan The Test di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

secara pribadi. lebih jauh dari yang kami harapkan. Tobias,
santai saja kali ini. Dan, uh, jangan berubah di
dekat kami, oke">
Aku tidak perlu diingatkan. Jake tentu tidak
mau aku memakan mereka. Dia juga tidak
mau Taylor melihatku berubah dari elang
menjadi Taxxon. Aku melompat ke mulut terowongan yang
dibuat Ax dan masuk sedikit agar tidak
kelihatan. Sayapku menyenggol sisi lorong
dan aku mendarat keras sekitar lima puluh
meter ke dalam lorong. aku
memperingatkan mereka. Aku kini lebih siap, tentu. Aku sudah siaga
saat insting kanibalnya menguasai dan
menyuruhku untuk kembali ke arah bau
teman-temanku. Aku memutar perutku yang besar dan
kosong itu menghadap terowongan. Aku
bergegas ke tempat Ax berhenti menggali.
Rasa lapar luar biasa mengarahkanku ke
dinding tanah. Aku lebih waspada sekarang. Aku
merasakan apa yang terjadi di sekitarku. Apa
yang dipikirkan oleh pikiran Taxxon ini. Tidak
hanya rasa lapar. Bukan murni kemarahan.
Tidak. Yang mengendalikan nafsu makan
dan menggali Taxxon ini jauh lebih rumit. Tapi
aku bisa mengerti. Rasa ketidakamanan atau
takut. Ya, ketakutan". Yang dilebih-lebihkan".
Jauh dari yang bisa manusia bayangkan"
keputusasaan tidak mendapat cukup" ketakutan akan kelaparan" kengerian saat
kebutuhan mendasarmu tidak terpenuhi. ..
kengerian tersebut diproses berulang-ulang oleh
pikiran Taxxon sampai dia merasa sakit, lalu
menjadi iblis pembunuh. Aku tidak akan bisa mengerti, atau bahkan
menyadari, kalau saja aku tidak menjadi elang
setelah selama ini. Aku sudah pernah
mengalami perasaan serupa sehingga aku bisa
mengenalinya. Seluruh spesies yang selalu lapar dan selalu
ketakutan. Sekarang aku nyaris merasa kasian
kepada para Taxxon. Nyaris . Aku menggali dan memikirkan Taylor. Yeerk
dan seorang anak manusia. Mereka biarkan diri
mereka menjadi seperti".
Benarkah ada orang yang murni jahat"
Sepertinya tidak mungkin. Aku dengar bahkan
Hitler baik kepada anjing-anjingnya.
Tanpa kecantikannya, Taylor merasa tidak
aman menghadapi teman-temannya. Gelisah.
Dia melakukan semua yang dia bisa untuk
menghilangkan rasa takut tersebut.
Setiap kejahatan, yang terburuk sekalipun,
berasal dari sesuatu yang bisa dimengerti oleh
manusia. Sesuatu itu adalah kelemahan. Ketakutan.
Perasaan tidak aman. 114 115 Aku mengerti Taylor. Aku mengerti para
Taxxon. Kesadaran akan hal tersebut menakutiku
lebih dari apapun. Mendadak, Taxxon ku mulai melambat.
Aku merasa lelah, kau bisa bilang begitu.
Taxxon tidak merasa lelah selayaknya
manusia merasa capek. Taxxon tidak
menyadari dirinya lelah. Taxxon tidak
memutuskan untuk melambat. Terjadi begitu
saja, menghilang, seperti baterai yang habis.
Aku lupa waktu. Mungkin aku sudah
menggali lebih dari satu jam. Aku terus saja.
Makan. Mengunyah. Tanah rasanya lumayan
enak. Tidak seperti daging, tapi juga tidak
begitu buruk. Tak lama ada lebih banyak batuan
ketimbang tanah. Awalnya kecil-kecil, terus
besar-besar. Bahkan ada yang begitu besar
sehingga tak bisa ditelan Taxxon. Aku dorong
batu besar tersebut dan melanjutkan sampai
aku mengenai permukaan yang halus dan
panjang. Mungkin sisa-sisa pondasi bangunan. Aku memutarinya. Permukaan itu melengkung terus ke atas, seperti puncak
sebuah kubah. Aku tersadar. Aku sudah sampai. Aku
sudah berada di kolam Yeerk.
Aku melanjutkan terus sampai permukaan
tersebut mulai mendatar. Kurasa ini adalah
bagian paling atas nya. Taylor bilang kami
116 akan menyerang dari tempat tinggi. Tak kukira
setinggi inilah pusatnya.
Tidak ada retakan atau lubang dimanapun.
Bagaimana cara aku menghancurkannya"
Taxxon tahu apa yang harus dilakukan.
Aku membuka mulutku lebar-lebar. Sampai
kondisi maksimal. Aku memutar gigi-gigiku
sampai menggores permukaan seperti sebuah
bor. Ratusan gigi mengebor batuan. Gesekannya membuat mulutku panas. Asam
pencernaan Taxxon bercampur dengan liur
melarutkan batuan. Aku mengunyah dalamdalam sampai ke pelindung kubahnya,
menciptakan lubang sepanjang empat kaki atau
lebih dengan kedalaman yang sama.
Tubuhku terasa berat dan sakit. Dan
akhirnya aku melihat kerlipan cahaya merah.
117 0 Kolam Yeerk adalah tempat gabungan dari
ratusan horor. Gila, campur aduk, seolah
neraka ada di Bumi. Tempat berbagai macam
makhluk yang diperbudak. Aku melihat dua
lautan gerakan di bawah: lautan tubuh-tubuh
yang belum bebas, bergerak pelan. Dan
gelombang marah dari tubuh-tubuh orang
yang dikurung di dalam kandang.
Dari atas tempatku memandang, kolam
nya sendiri berada tepat di bawahku. Sukar
diperkirakan jaraknya. Sepertinya tak lebih
dari seratus kaki. Lalu aku melihat dermaga
tempat mereka memasuki kepala induk
semang, dibangun tepat di atas siput-siput itu.
Manusia demi manusia bergantian mengutuk
atau meludahi atau memohon sebelum
akhirnya Hork-Bajir mencelup paksa kepala
mereka ke dalam kolam untuk dimasuki
Yeerk. 118 Jumlah kandang-kandang yang mengelilingi
kolam sepertinya bertambah banyak sejak
terakhir kali aku datang ke sini. Seperti
amfiteater yang aneh. Penontonnya adalah
orang-orang dari kota. Aku kenal beberapa.
Seperti Nona Powell, guru matematika ku, dan
Brent Starr, pembaca berita.
Sebagian besar asing bagiku. Para ayah dan
ibu. Anak-anak muda. Pengemudi bus.
Pengacara. Artis. Pegawai Pemerintah. Semua
orang, dari berbagai lapisan masyarakat.
Semuanya menjerit. Menyakiti pita suara
mereka sendiri. Air mata membanjiri mata
mereka. Urat nadi berkedut di pelipis.Keringat
menetes dari alis. Mereka semua ingin bebas! Tak ada yang
lebih mereka inginkan selain kebebasan!
Lalu aku sadar ada cukup banyak tawanan
yang tidak menangis. Mereka menonton semua
itu dengan tatapan muak, tapi mereka tidak
mengamuk marah. Mereka hanya berdiri tenang
tak bergerak. Aku sudah pernah melihat induk
semang suka rela sebelumnya. Mereka
menikmati suasana di kolam Yeerk. Orangorang yang kulihat ini bukan induk semang suka
rela. Siapa mereka" Apa yang terjadi kepada
mereka" Sepertinya mereka sudah tidak peduli.
Seperti zombie atau mayat hidup. Tapi itu tidak
mungkin. Semua orang berjuang untuk
kebebasan mereka sampai akhir. Semua orang
harus begitu! 119 Para induk semang ini janggal sekali.
Mereka menatap udara kosong dengan tatapan.. bangga" Penuh keyakinan" Seolah
mereka punya suatu tujuan.
Mungkin mereka Yeerk dari faksi
perdamaian" Jumlah mereka banyak sekali di
sini" Sekarang" Oh, tidak sekarang"
"Indah kan?" bisik suara waita beberapa
inci dari kepalaku. Aku tersentak membentur
dinding lorong. Ternyata Taylor. Taylor! Bagaimana cara dia merangkak ke sini
sendirian" Bagaimana dia bisa terpisah dari yang
lain" Siapa peduli" Setiap senti tubuhku ingin menggigit putus
kepala cewek ini. Dia adalah makanan siap
saji. Plus, dia sampah alam semesta. Apakah
jahat kalau aku membunuhnya"
Aku membuka mulut, mendekat untuk
menyerang" Dan mendadak aku lumpuh. Aku tidak bisa
menggerakkan mulut atau bagian atas
tubuhku. Betapa bodohnya aku" Dia
menembakku. "Jangan bodoh," dia berkata. "Kendalikan
wujudmu." Ax tadi menyebut sesuatu tentang
hibernasi. Aku mencari apa maksudnya di
pikiran bawah sadar Taxxon. Aku mengerti
maksudnya saat melihat gambaran tubuhtubuh bertumpuk seperti gunung tanpa batas.
Bayangan tersebut membuatku rileks. Aku bisa
makan selamanya. Aku tidak perlu mencari
makanan, aku sudah punya cukup.
Aku cukup pegang kendali untuk bisa bicara.
pengawalan mereka.> "Menurutmu, tidak mungkin mereka percaya
kepadaku" Aku tersinggung, sungguh."

"Kau kan kenal aku, Andalite. Aku tak akan
menyakiti lalat. Aku membuat mereka pingsan
untuk sementara waktu. Ya. Aku perlu bicara
denganmu." aku berkata. Aku
mulai menggunakan bahasa-pikiran terbuka,
dengan harapan yang lain bisa mendengarku, di
mana pun mereka berada. " Aku bisa lihat sendiri," ledeknya. "Tapi aku
tidak peduli. Sekarang aku mau bicara
kepadamu." Aku tetap diam. Aku merasa mual.
Bukan dari Taxxon nya. Mual dari diriku sendiri.
Taylor berhasil menyudutkan ku.
"Tenang," dia melanjutkan. "Kau gemetar
seperti salah satu anak buah personal Visser
Three saja. Ini cuma aku. Ingat aku, kan?"
aku bertanya.
"Lihat ke bawah sana," dia berkata,
memandang kolam Yeerk. "Kami begitu teratur.
Presisi formasi kami bagaikan arloji Swiss. Kami
tak terkalahkan. Saat aku mengambil alih
kekuasaan, kami akan mencapai posisi yang
lebih tinggi lagi." 120 121

Animorphs - 43 Percobaan The Test di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kekuasaan" Maksudmu, saat kau mengenalkan demokrasi">
"Ya, tentu saja itu maksudku," dia berkata,
sudut mulutnya naik saat dia bicara. "Aku
ingin kau bergabung dengan kami. Aku rasa
kau sudah tahu sepintar apa aku ini. Aku rasa
kau tahu seberapa besar aku ingin menang.
Aku ingin kau membantuku membentuk rakyat
Yeerk yang baru.: Tiba-tiba saja, kata-kata Taylor terdengar
jauh. Karena aku baru saja melihat tempat
tersembunyi, di bawah sana di sebelah kolam
Yeerk. Aku melihat tempatku dulu bertengger
saat detik-detikku berlalu. Detik-detik saat aku
menjadi nothlit. "Kau dapat apa sebagai anak buah bandit
Andalite?" dia meneruskan, suaranya penuh
bujuk rayu. "Kau jelas-jelas bukan pemimpin
mereka. Bahkan bukan orang kedua. Kau
bukan siapa-siapa." Aku teringat kejadian di kolam Yeerk
malam itu. Teringat betapa hati-hatinya aku
memilah pilihanku. Sejak saat itu aku
tekankan kepada diri sendiri bahwa aku tidak
punya pilihan. Bahwa jika aku berubah
kembali, Visser akan menangkapku. Dia akan
tahu bahwa aku manusia. Dia akan mencari
dan menemukan teman-temanku.
Tapi selalu ada pilihan. Dalam setiap
keadaan. Biasanya memang pilihan antara
yang buruk dengan yang lebih buruk. Tapi
tetap saja sebuah pilihan.
"Ayolah," dia berkata lagi. "Jadi induk
semangku. Berikan aku tubuhmu dan kau akan
mendapatkan apapun yang kau inginkan."
Pilihan. Pengkhianat atau"
tanyaku.
"Kebebasan bersyarat," jawabnya.
tanyaku.
"Kurang lebih bahagia," jawabnya.
Aku melihat lagi ke arah bebatuan, tempat
aku menjadi nothlit. Saat itu aku membuat
keputusan. Apakah aku membuat keputusan
yang salah" Aku tidak tahu. Dan kemudian
mendadak aku sadar aku tidak akan pernah
tahu. Yang aku tahu adalah aku terperangkap
dalam pilihanku. Dan aku harus menjalaninya
sampai saat terakhir. Aku menatap Taylor. Untuk pertama kalinya,
kecantikan fisiknya susah untuk dilihat. Rambut
dan wajahnya tertutup tanah. Ekspresinya
mengerikan seperti seorang diktator yang haus
kekuasaan. Sekarang satu-satunya hal yang
bisa membuat dirinya cantik adalah apa yang
ada di dalam dirinya. Dan sesuatu di dalam
sana jelas-jelas tidak cantik
aku berkata pelan.
saja. Dan saat kau mendapatkannya " jika kau
mendapatkannya " kau hanya akan menginginkan lebih. Menurutku kekuatan seperti
tujuan utama mu itu adalah sia-sia.>
"Kau tidak benar-benar yakin akan hal itu,"
ejeknya. 123 122 aku berkata. "Jika aku tidak
yakin, kenapa aku begitu jijik kepadamu"
Bagaimana aku bisa melihat bahwa kau
lemah" Yang kau pedulikan hanya iri dan
kekuasaan.> Dia memandangku, lalu memandang
kolam, lalu kembali ke terowongan. "Dan aku
akan senang sekali," katanya serak,
"membuktikan bahwa kau benar."
Dia meninju tenggorokan ku yang masih
lumpun dengan tangan sintesisnya. Aku
tersedak. Kemudian dia berbalik arah dan
berlari menuruni terowongan secepat kaki
manusianya bisa. Aku terbatuk. Cahaya
lampu lenteranya menghilang dari pandangan.
"Nanti juga kau bakal tahu, Andalite!" teriaknya.
Aku menyingkirkan semua pikiran tentang
hibernasi dan memanggil semua naluri
kelaparan yang berdiam di sudut bawah sadar
ku. Aku memusatkan pikiran kepada gambar
sosok perempuan dan kaki-kakiku mulai
merangkak dan merayap di dinding lorong yang
berbatu ini. Aku lekukkan tubuhku menjadi
seperti huruf U. Aku harus berputar arah. Tentu,
aku bisa mundur dengan ngebut. Tapi aku mau
mulutku, senjataku, siap.
Aku memanggilnya lagi,
Tidak ada jawaban. 124 125 Aku memacu kakiku seolah ada daging
enam senti dari wajahku. Dengan kecepatan
seekor anjing pelacak dan berat seperti
sebatang pohon, aku meluncur ke dalam
kegelapan, mengejar mangsaku.
Tenggorokan dan leherku masih mati rasa.
Lidahku terjulur keluar dari mulutku begitu
saja seperti tali kekang sepanjang tiga kaki.
aku memanggil yang lain. mau kabur. Hentikan dia!>
Kaki-kaki jarumku terus berlari mencakar
tanah bagaikan derapan kaki ratusan kuda
mini. Jake berteriak
kepadaku. berakhir">
Rachel berteriak. datang!> Whoooomp! Tubuhku melesat dari dalam lorong seperti
sumbat botol. Aku berada di gua yang digali
Ax. Aku melambat sedikit untuk melihat
keadaan yang lainnya. Andalite, dua serigala,
dan beruang terkapar di lantai seolah-olah
mereka sedang tidur siang.
Rachel berteriak.
Aku melintasi gua dan terjun ke
terowongan yang lain. Aku tahu aku sudah
dekat. Aku bisa mencium samponya.
Aku sudah dekat sekali. Bunyi langkah
kakinya berdebam di dasar terowongan. Cahaya
lentera nya tampak dari kejauhan. Semakin
dekat. teriakku.
"Tak akan!" dia balas teriak.
Aku melihat sosok Taylor, kemudian aku
melihat apa yang ada di depannya. Ruangan
selokan hanya tinggal beberapa meter lagi.
Cahaya lentera nya terpantul pada permukaan
besi pipa-pipa. Mendadak aku mengerti apa yang akan
dilakukannya. aku terjun menyerang. Luput. Aku
terjun lagi. Mulutku sudah tidak kebas lagi.
"Aaaargh!" dia berteriak. Aku menggigit
tumitnya. Tidak cukup keras sampai kakinya
putus, tapi cukup keras untuk dia tahu sekarang
aku yang pegang kendali. Gigi hiu" Rahang
beruang" Belum apa-apa dibandingkan sakit
karena gigitan Taxxon. "Cacing! Jijik! Pergi sana!" dengan tangan
aslinya, dia meninju wajahku. Sebuah
pengalihan. Dari sudut salah satu mataku aku
melihat kilatan " tangan palsunya, jari-jari
palsunya. Aku melepaskan kakinya, dan memutar
bagian atas tubuhku. Menampar tangan artifisial
Taylor. Partikel pelumpuh ditembakkan dari jarijari nya. Tapi bukan ke arah ku. Mereka
meleset, mengenai dinding di belakang.
"Sampah!" Dia terbebas dan lari ke pipapipa. Aku mengejar dengan memompa kaki126 127 kakiku. "Diam di tempat!" dia berteriak. "Maju
seinci lagi dan aku akan meledakkan pipapipa ini."
Aku membeku. digali, kami punya waktu dua puluh menit
untuk pergi.> "Kau percaya kepadaku?"
aku berbohong. tidak akan meledakkan pipa itu karena kau
tahu. Kau tahu jika kami mati karena ledakan,
kau juga akan ikut mati.>
Bibirnya menyungginggkan senyum jahat
yang kini sudah kukenal. Senyum murni
Yeerk. "Salah, Andalite. Kau lupa bahwa aku
tidak terikat kepada tubuh ini. Aku Yeerk,
aman di dalam sini. Dan tengkorak yang
sudah diganti, tuang demi tulang, oleh
polymer yang tahan ledakan dan api ini akan
melindungi ku. Tubuh perempuan ini akan
terbakar, tapi aku akan selamat."
Aku mendegar gerakan di belakangku. Aku
menoleh. Rachel memimpin di depan, diikuti
oleh yang lain. Menyeret anggota tubuh
mereka yang masih lumpuh.
teriak Rachel. tangkap dia!> Senyum Taylor mengembang. Dia berbalik
menuju pipa-pipa. Dia mengacungkan tangan
artifisialnya. Rachel memekik.
128 Taylor meledakkan pipa itu dan seketika,
kenyataan berubah. Fwooooosh! Gelombang tekanan gas alam ditembakkan
keluar dari dalam pipa. Menyebar ke seluruh
ruangan dan membuat kami terbang ke udara.
Taylor. Aku. Yang lainnya.
Terlempar" Langsung menuju terowongan!
Taylor terdorong oleh tekanan gas
melewatiku, pusaran rambut pirang dan daging
merah muda. Dan dia sedang tertawa. 129 FweeeWOOOOOOSSSH! Seperti didorong oleh air selang pemadam
kebakaran. Angin ribut. Kami didorong masuk ke dalam terowongan dengan kecepatan yang berbahaya. Kami terbentur ke dinding-dinding.
Tergelincir oleh lendir. Megap-megap mencari
udara. Kami benar-benar tidak berdaya!
Tanah mencakari mata ku yang besar,
membutakanku. Bammm! Aku terbanting ke dinding tanah. Begitu
keras sampai aku tidak bisa bernapas, tidak
bisa berpikir. umum Ax.
Jake
berteriak.
130 Rachel terengah.
Terowongan itu menyempit. Kolam Yeerk
sudah dekat. Aku yang paling depan, paling jauh
di dalam terowongan. Aku akan memimpin kami
terbang keluar lubang di puncak kubah. Kami
akan terlempar keluar dari celah tersebut.


Animorphs - 43 Percobaan The Test di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Penerjun tanpa parasut. Kami akan mati. Tempat aku mulai akan menjadi tempat aku
berakhir. Neraka di bawah itu. Dalam beberapa
detik, kami akan menjadi gumpalan tak
berbentuk di lantai, sedang dimakan oleh
satpam Taxxon. Ba-BAMMM! Marco terbanting ke punggungku.
Jake menghantam Marco. Rachel menabrak
Jake. KA-Bam! Ax terlempar ke tulang rusuk Jake,
meremukkannya. Meremukkan kami semua.
Kaki-kakiku, lusinan jarum kecil, mencakar
dinding terowongan. Aku bertahan sejauh kakikakiku bisa menahan. Meregangkan mereka
agar bisa bertahan. sentak Marco.
Rasa nyeri yang menyakitkan menyerangku.
Momentum mematahkan kaki-kakiku. Aku gila
berpikir bisa menggunakannya untuk menahan
kami. Sama saja seperti mencoba menahan
mobil berkecepatan tujuh puluh dengan
131 membuka pintu dan menjulurkan kakimu ke
beranda. Tidak akan berhenti.
Tapi kakiku jumlahnya ratusan. Dan
terowongan tersebut menyempit.
Aku berteriak. Itu
dia. Lingkaran merah yang menyala seperti
bulan. Semakin mendekat. Sekarang. Atau
tidak sama sekali. aku menjerit, dan menggali
dengan kaki-kakiku yang masih tersisa.
Mereka mengais tanah, terbentur batuan,
patah seperti ranting. "Skreeeeeeyaaaaaaa."
Teriakan mengerikan datang dari Taxxon ku. Teriakan
keputusasaan. Tapi kaki-kaki ini memperlambat ku.
Mereka memperlambat kami!
Tetap saja, tekanan dari gas, dan dari
yang lain menekan ku. Aku akan meledak.
Aku adalah balon yang hampir pecah. Kulit
tipisku menegang hampir mencapai batasnya" Tapi tekanan dari dinding juga memperlambat kami. Aku merasakan uratku putus. Darah
mengalir ke mataku. Kepalaku sejajar dengan
lubang kolam Yeerk. Semuanya samar. Kami
maju satu inci, di luar kemauan kami. Berbaris
menuju kematian. Ax berbisik.
Enam inci, lima, empat"
Empat inci dan masih bertahan.
Tekanan tidak lagi mendorong kami.
Tekanannya sudah berkurang. Kemudian
menghilang. Tidak ada yang bicara. Aku memanggil
mereka. Jawaban mereka hanya terengahengah. Kami semua perlu udara.
Aku berkata Aku memutar balik
tubuh besarku dan menyadari bahwa Taxxon ini
tidak terpengaruh oleh gas. Fisiologi tubuh
alienku memungkinkanku untuk bernapas dalam
lingkungan berbahaya, keluh Jake.
Tubuh-tubuh mereka, siluet hitam dalam
remang-remang, cahaya dari kolam Yeerk,
membentuk garis lurus di sepanjang terowongan. kata Rachel pelan.
kataku. Marco jatuh ke lantai.
Yang lain terhuyung seperti orang mabuk.
Mereka tidak akan bertahan.
Terowongan itu licin oleh lendir Taxxon. Aku
menggunakan itu untuk mempercepat ku
meluncur. aku menggeram, lalu mulai
meluncur. Aku sengaja menabrak dan
mendorong mereka bersamaku. Awalnya
lambat, lalu semakin cepat.
Rasa laparku kembali. Dan mereka ada di sini. Empat binatang
sekarat yang lemah. Milikku semua. Bau
mereka. Kehangatan mereka. Ini adalah hal
paling sulit yang pernah kulakukan.
132 133 aku mengulang.
Kaki-kaki ku yang tersisa serasa terbakar.
Kelaparanku membabi buta. Aku mendorong
teman-temanku di sepanjang lorong dengan
menggunakan kepala Taxxon yang besar.
aku berteriak.
Setelah cukup lama, tanah berganti beton.
Lantai beton ruangan saluran pembuangan.
Kami selamat. 134 Kami masih sadar. Kami masih bernapas.
Kami masih hidup. Nyaris. Tidak perlu disuruh, .
Tidak ada pikiran yang lebih kuat dari itu di
dalam pikiranku. "Gas nya mati." Kalimat pertama itu keluar
dari mulut Jake begitu dia sudah kembali
menjadi manusia. Hanya kalimat itu yang
sanggup terucap. "Bagaimana?" dia berbisik.
Dia berdiri selama satu menit, bingung dan
takjub. "Bagaimana?"
Dalam diam, kami mengikuti Jake ke atas
dan keluar dari ruangan itu. Dia mulai beubah
menjadi peregrine falcon. Marco, Rachel, dan
Ax mengikutinya berubah menjadi burung
pemangsa. Jake memimpin.
135 Hanya ada satu tempat yang harus
diperiksa jika gas kita mati.
Stasiun pompa nya. Aku mendapat firasat aneh saat kami
mendekati tempat itu. Kelebatan lampu dari
pintu dan dari atas atap membuat pepohonan
sekitar menjadi merah. Aku tahu ada sesuatu
yang terjadi, seperti kau tahu pasti ada apaapa saat kau melihat mobil polisi melaju
kencang di jalanan, tanpa sirene, hanya
lampunya yang berkedap-kedip. Jelas ada
suatu masalah. Yang lain mendarat di belakang semak di
tempat aku dan Ax berubah wujud
sebelumnya. Mereka berubah kembali menjadi manusia, membungkuk rendah saat
tubuh mereka mulai terbentuk. Dan meski aku
tahu mereka semua kelelahan, mereka mulai
berubah kembali. Wujud tempur. Kami tidak
mau ambil resiko. Pintu-pintu kaca pecah. Kacanya berserakan di jalan.
kataku.
stasiun gas" Tidak ada uangnya. Tidak ada
barang yang bisa dicuri,> Marco berkata.
Rachel menjawab.
Mereka lalu memeriksa tempat itu dengan
seksama, mereka terlihat seperti rombongan
sirkus yang aneh. Aku terbang berputar di
atas. Tidak ada yang sembunyi di semaksemak. Tidak ada penembak jitu di atas atap.
aku berkata. siapapun.> Aku mendarat dan mulai berubah menjadi
Andalite, lalu bergabung dengan yang lain. Kami
berjingkat di antara pecahan kaca dan
melangkah masuk bangunan itu melalui sisasisa pintu.
aku mendengar Rachel berkata.
Aku melangkah ke dekatnya. Kaki depanku
melemah. Lalu aku melihat tubuh. Tubuh-tubuh
manusia. Sekitar setengah lusin. Laki-laki dan
perempuan. Sepertinya mereka orang perusahaan gas. Mereka masih hidup"nyaris. Jelas mereka
adalah korban yang kalah dari suatu
pertempuran sengit. Sepertinya tidak ada yang
sadar. Siput-siput yeerk menggeliat tak berdaya di
lantai. Jake
terperangah. adalah mengapa.> Marco menambahkan.
Rachel berkata, suaranya datar.
adalah rencananya dan dia membutuhkan
orang-orang ini. Visser Three">
Aku melangkah maju, berjalan hati-hati
dengan empat kakiku melangkahi tubuh-tubuh
136 137 itu. Aku mendengar sirine polisi dari kejauhan
dan aku tahu. Aku tahu mereka sedang
menuju ke sini. Mungkin polisi asli. Mungkin
Pengendali-polisi. Tidak masalah.Tidak ada
waktu. Kami harus segera keluar.
Tapi aku terus maju. Karena sebelum
mendengar sirene, aku mendengar suara
yang lain. Suara sesuatu yang hidup dari
bagian belakang gedung. tidak akan tahu apa yang terjadi,> kata
Rachel.
Aku tidak berbalik. Aku maju ke pusat
bangunan itu, di mana kompresor dan pompapompa yang tadinya menyala sekarang diam
tak bergerak di tempatnya.
Aku mengikuti suara itu. Ada pintu yang
sepertinya ruangan kecil kantor. Aku
mengintip ke dalam. Dan aku melihatnya, duduk dengan siku di
meja, tangannya menutupi muka.
Cassie. Menangis. Dialah yang mematikan gas dan
menyelamatkan nyawa kami. Dia yang
melakukan itu. Dia tidak menoleh. Dia
tidak bergerak.
Dengan kelembutan tangan Andalite, aku
coba mengangkatnya dari kursi. Dia berdiri
tapi pincang di tanganku.
Tidak apa-apa. Semua akan baik saja.>
138 Isaknya berhenti. Digantikan

Animorphs - 43 Percobaan The Test di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

oleh sesenggukan. Dia berbalik di tanganku, berputar
sehingga dia berdiri menghadapku. Matanya,
merah dan basah, memandang mataku. Jejak
air mata membekas di wajahnya.
"Tidak," dia berkata. "Tidak akan pernah baik
saja." 139 Hari berikutnya. Matahari mulai tenggelam.
Dan udara panas mulai terangkat ke atas. Aku
pastilah sudah dua belas menit terbang tanpa
mengepakkan sayap. Rachel juga. Alam
memberikan kami tumpangan gratis.
Kami melayang tinggi. Tinggi sekali. Kau
bahkan tidak bisa melihat mangsa dari
ketinggian segini. Tapi yang keren adalah
bukan hanya kami berdua di atas sini. Aku
rasa benar bahwa elang-elang juga butuh
menyendiri, kadang- kadang.
Mengapa" Aku tidak tahu. Mungkin
mereka butuh sudut pandang baru. Mungkin
mereka perlu untuk meras tidak terikat kepada
dunia padang rumput mereka. Mungkin
mereka ingin tahu setinggi mana mereka
mampu terbang sebelum udara mulai menipis.
140 Atau mungkin mereka sama sekali tidak
mengerti kenapa mereka melakukan sesuatu.
Rachel memanggil.
Kami
berbelok seperti pesawat tempur dan terbang
turun. Pohon-pohon dan bukit menyambut kami,
lautan berbusa tak jauh dari sana.
Aku memikirkan lubang pasir hisap tempat
Bobby nyaris terbenam. Saat ayahnya memeluk
Bobby dengan penuh cinta.
Aku melihat stasiun pompa itu saat kami
terbang turun. Tempat itu ditutup dengan pita
kuning. Masih ramai oleh polisi dan penyelidik.
Aku memikirkan saat-saat terakhir, saat aku
melihat Taylor terdorong sepanjang terowongan,
rambut boneka Barbie nya yang berputar.
Gambarnya masih tersisa tapi suaranya hilang.
Mungkin sementara, mungkin selamanya.
Terlalu cepat untuk disimpulkan.
Gua itu adalah yang paling dekat dengan
pantai rahasia yang kami ketahui. Banyak batubatu mencuat dan tingginya dua puluh kaki dari
laut, jadi pantai ini tidak diketahui oleh
pengunjung. Aku harus jadi burung untuk bisa
ke sana. Rachel berubah kembali dan aku menjadi
diriku yang manusia. Mataharinya hangat.
Udaranya bergaram. Hanya kami berdua.
"Tidak mungkin kita bisa tahu," dia berkata,
merasakan mood ku, mengetahui berada di
mana pikiranku, "kita bertindak berdasarkan
141 informasi yang kita punya."
"Aku tidak yakin," aku berkata. "Sudah
ngobrol dengan Cassie" Apa dia bilang apa
yang terjadi?" "Yeah. Jake mengantarnya pulang, tapi
aku mampir ke rumahnya pagi ini."
"Terus?" "Dia menghubungi Tidwell karena Jake
bilang dia boleh memperingatkannya. Saat
kita menggali terowongan, Cassie bicara
dengan faksi perdamaian Yeerk. Tebak apa
yang dikatakan Tidwell kepadanya?"
Aku mengangkat alisku. "Tidwell dan semua Yeerk cinta damai
berusaha makan di saat yang sama. Mereka
mencoba untuk datang ke kolam Yeerk
berbarengan jadi mereka bisa bertukar
informasi dan membuat rencana."
"Kita tahu itu," aku memotongnya.
"Benar. Tapi kita tidak tahu mereka
menyusun ulang jadwal makan mereka. Kita
tidak tahu mereka dipindahkan sehingga
mereka semua ada di sana pada Sabtu sore
itu." Ada jeda panjang saat aku mulai
mencerna apa artinya ini semua.
"Lalu Visser Three tahu berita ini" Wah dia
hampir berhasil membunuh semua musuhnya
dalam satu hari! Bandit Andalite. Faksi
Perdamaian Yeerk. Dua kelompok, satu
rencana." "Yeah. Dan Cassie pikir dia menginginkan
lebih dari nyawa kita," dia berkata.
"Menurutnya Visser Three berencana untuk
menimpakannya kepada faksi perdamaian.
Visser berencana melemahkan mereka dengan
membakar semua induk semangnya, lalu
menyalahkan mereka dengan membuat mereka
terlihat bertanggung jawab untuk ledakan gas
dan kehilangan besar dalam hidup Yeerk."
"Kedengarannya memang seperti Visser
yang kita kenal dan kita cinta."
"Dan jika dia mengorbankan Yeerk tak
bersalah, "Rachel melanjtukan, "itu hanyalah
harga kecil untuk sebuah rencana yang juga
akan, berkat Taylor, memusnahkan kita."
"Jadi Taylor memang bekerja untuk Visser
Three. Dia berpura-pura menentangnya supaya
kita mau bekerja sama." Aku menarik napas
dalam-dalam untuk menyamarkan rasa sakit
dalam dadaku. "Setelah semua petunjuk itu!
Setelah semua firasat! Aku tak percaya aku
tidak melihatnya dengan jernih. Seharusnya aku
melihat gambaran besarnya?"
"Hey. Tidak peduli apapun yang kau pikirkan,
Tobias, kesalahan Taylor bukan tanggung
jawabmu. Lagipula, seberapa sering kita bisa
melihat gambaran besar sesuatu" " Rachel
berkata. "Semua terjadi dengan cepat. Kita hanya
harus membuat keputusan terbaik yang kita bisa
dan kita melangkah dari sana. Kau tahu" Aku
akan melakukan hal yang sama, jika harus."
"Bagaimana kau bisa bilang begitu?"
"Denganku, semua adalah insting. Aku tahu
aku harus menggali terowongan itu. Ternyata
142 143 aku benar, tapi untuk alasan yang salah. Jika
kita tidak terlibat dengan Taylor, Cassie tidak
akan pernah tahu tentang rencana mereka,
tidak akan pernah bicara kepada Tidwell, tidak
akan khawatir kepada kita. Tapi dia peduli.
Dan itu membuka rangkaian peristiwa yang
tidak bisa terjadi sebaliknya. Yang pada
akhirnya menyelamatkan faksi perdamaian
Yeerk. Investasi yang baik."
"Cassie menghadapi beberapa orang
manusia. Sendirian. Menurutmu itu hal yang
bagus?" "Tentu saja tidak." Rachel berkata. "Tapi
itulah yang lebih baik di antara dua
kejahatan." Aku duduk di bongkahan batu. Ombak
menerjang. Angin berhembus. Rachel duduk
di sebelahku. Mungkin aku lemah, tapi paling
tidak aku bebas. Pilihanku adalah milikku
sendiri. Tak peduli bagaimana.
Apakah semua ini berakhir bagi Taylor"
Apa dia selamat dari ditembakkan keluar
lubang kolam Yeerk" Bertahan di celah
terowongan sampai tekanan gas berhenti"
Berhasil bertahan dengan menangkap retakan
batuan" Apakah dia masih hidup"
Apakah Taylor-si anak cewek akan bisa
merasakan hidup lagi"
Akankah aku berhenti mengkhawatirkannya" "Kau tidak akan pernah benar-benar tahu
bagaimana sesuatu akan berakhir," aku
berkata. Sepotong ranting tertiup angin di
sepanjang permukaan batuan. Aku mengambilnya. Rachel juga bergerak untuk
menghentikannya. Tangan kami bertabrakan
dengan pelan. Aku mengambil tangannya.
Ranting itu melayang melewati kami, dan jatuh
ke dalam retakan. "Yeah," dia menjawab, tersenyum. "Tidak
ada gunanya mengkhawatirkan apa yang telah
kau lakukan. Masa lalu sudah berlalu, Tobias.
Biarkan saja pergi."
145 144 Penunggang Kuda Bertopeng 2 Gerbang Nasib Postern Of Fate Karya Agatha Christie Bara Di Kedung Ombo 2

Cari Blog Ini