jauh, jauh, jauh di bawah sana."
"Itu inti planet," Quafijinivon menjawab.
"Inti planet," Rachel mengulang. "Maksudmu inti planet itu bagian tengah planet
ini?" "Ya, tentu saja," jawabnya. Nada suaranya menunjukkan kalau dia mengira
Rachel sedikit lemot. "Jadi, itu kayak gunung berapi di bawah sana, dengan lahar dan sebagainya,"
kata Marco. "Seberapa panas laharnya" Taulah, siapa tahu kita jatuh?"
"Kau tidak membantu," kataku padanya, tanpa mengalihkan pandanganku dari
kakiku. "Sangat tidak membantu."
"Terima kasih, Ax," jawabku.
Terkadang, aku merasa kalau Ax jadi punya selera humor karena terlalu sering
bergaul dengan Marco. Sangat tidak-Andalite.
78 | P a g e Quafijinivon membelok ke salah satu belokan. Satu persatu, kami mengikutinya
ke dalam ruangan yang panjang dan sempit, hampir seperti gua.
Untuk pertama kalinya sejak kami menuruni pinggir jurang, aku mengallihkan
pandanganku dari kakiku. Aku mengamati saat Quafijinivon menekan satu set
tombol biru kecil di salah satu dinding.
Dalam sekejap seluruh dindingnya terbuka. Sebaris tabung panjang dan
transparan dan sebuah set komputer konsol yang rumit memenuhi sebagian
besar ruangan. "Butuh bertahun-tahun untuk menyatukan kembali semua peralatan yang
kubutuhkan untuk lab baru," Quafijinivon berkata. "Razia yang dilakukan Yeerk
telah menghancurkan hampir segalanya."
"Aku tidak pernah mendengar Yeerk menggunakan Arn sebagai induk semang,"
kata Toby. "Yang kutahu Arn menyelamatkan diri mereka dengan mengubah
fisiologi mereka sendiri."
"Benar, Seer," kata si Arn. "Yeerk tidak membunuh kami untuk mencari induk
semang. Itu hanya sebuah permainan. Sebuah olahraga. Kaumku dibasmi,
kebudayaan kami dihancurkan, karena Yeerk senang menggunakan kami
sebagai target latihan."
Suara si Arn hanya menunjukkan kepahitan yang teramat dalam.
Kemudian si makhluk aneh itu mengubah ekspresinya. "Aku punya pekerjaan
untuk dilakukan." 79 | P a g e ALDREA Rumah. Planet Hork-Bajir. Planetku.
Aku benar-benar ingin sekali keluar dari tubuh manusia yang halus dan lemah ini
lalu kembali ke tubuh asliku lagi. Aku ingin jadi Hork-Bajir.
"Oke, kita disini bukan untuk lihat-lihat," Jake berkata. "Kita disini untuk
mendapatkan kembali senjata yang disembunyikan oleh Aldrea dan Dak. Kita
temukan itu, kita beritahu Quafijinivon dimana harus mengambilnya, dan dia
terbangkan kita semua ke rumah."
"Toby sudah di rumah," kataku.
Toby menatap tajam. Pemikiran itu mengagetkannya.
"Ini rumahmu, Toby," kataku.
bernama Tobias itu memperingatkanku.
Dan apa, pikirku, yang bisa kau lakukan jika aku memutuskan bahwa Cassie tetap
disini" Tapi aku tidak bilang apa-apa. Para manusia dan Andalite yang
menjengkelkan itu sudah curiga terlebih dahulu padaku. Paranoid. Aximili lebih
cemas tentangku daripada Yeerk.
Aku tidak punya aliansi di grup ini. Kecuali Toby, mungkin. Bagaimanapun juga
dia adalah cicitku. 80 | P a g e
"Apa kau siap" Kau adalah pemandu kami. Bawa kami ke senjatanya. Ayo kita
mulai misi kita." "Ya, aku siap," kataku. Aku mencoba menutupi keraguan yang kurasakan,
mencoba menyembunyikannya dari Cassie.
Aku tidak tahu lokasi senjatanya. Aku ingat Dak dan aku dan yang lain, beberapa
yang masih bersama kami, mengambil pesawatnya. Tapi aku pasti telah
menyembunyikannya setelah menyimpan Ixcila-ku.
Dia membuka mulutnya. "J - " unh" Ja?"
Aku melepaskan kendali yang kupegang, terkejut atas tindakanku sendiri. Aku
tidak bermaksud untuk menghentikannya, tidak bermaksud untuk
memperebutkan kendali. Sebuah kesalahan; aku tidak punya waktu untuk
memikirkannya lagi. Semua orang menatapku. Semua kecuali si Arn yang sedang sibuk di tempat lain.
81 | P a g e
kami " nya " dan berkata, "Dia tidak tahu dimana senjatanya. Tidak sepenuhnya.
Dia hanya punya dugaan."
Ekspresi wajah Andalite tidak terlalu kentara. Tapi aku dilahirkan sebagai
Andalite. Aku melihat rasa kemenangan di mata Aximili. Perasaan menang
karena penilaiannya tentangku benar.
Ekspresi wajah manusia masih asing untukku. Wajah Jake tidak menunjukkan
apa-apa. Seperti ekspresi kosong yang disengaja.
"Itu adalah sesuatu yang harus kita bicarakan sebelum kita berangkat," katanya
lembut.
menyembunyikannya. Dimana aku berencana untuk menyembunyikannya."
"Baguslah," Marco menyentak. "Tapi ada perbedaan yang besar antara
membahayakan nyawamu untuk sebuah "kepastian" dan "kemungkinan.?"
"Tidak akan ada yang berada dalam bahaya. Aku tahu tempatnya. Aku tahu
pohon-pohonnya." Jake berkata, "Tidak ada pilihan sekarang. Kita ada disini. Tapi, kau, Aldrea,
sudah tidak bisa dipercaya lagi. Kau marah pada Andalite, marah pada Arn, dan
kau tidak menganggap manusia sebagai teman seperjuanganmu. Aku
memahami kemarahanmu. Kau berada di sebuah kenyataan yang sangat aneh.
Tapi kita harus datang dan keluar dari sini dengan selamat, itu yang harus kita
lakukan. Jadi jika kau menghalangi, membuat kami meragukanmu lagi, kami
tidak akan segan-segan lagi padamu."
82 | P a g e Aku menahan hinaan dan ancamannya. "Ini adalah duniaku, manusia.
Peperanganku. Ikuti aku, lakukan apa yang kukatakan, dan segera kalian akan
bisa kembali ke Bumi."
Rachel berkata, "Dan kau akan kembali ke botol Quafijinivon."
"Itu benar," kataku.
Jake menarik napas dalam-dalam dan kemudian berkata. "Kita ingin
menghindari morf Bumi sebisa mungkin. Tidak ada gunanya mengumumkan
"Animorphs ada disini". Kita akan melakukan perjalanan sebagai Hork-Bajr.
Semua kecuali Tobias. Aku ingin kau di udara, man. Tapi menjauhlah dari
pandangan sebisa mungkin."
tanah untuk sementara, kemudian mengepak dan menghilang dalam kabut.
"Oke. Sekarang kita morf."
83 | P a g e ALDREA
Aku menunggu ketika ia memfokuskan pikirannya pada DNA Hork-Bajir dalam
dirinya. Perubahannya dimulai dengan kecepatan yang mengejutkan. Cassie adalah
seorang morfer yang berpengalaman, itu sudah jelas. Tapi ketika aku melihat
transisi yang begitu mulus dan elegan, aku menyadari bahwa dia lebih dari
berpengalaman. Dia berbakat.
Tubuhnya yang setinggi lima kaki8 menjulang ke atas, tumbuh seperti anak
pohon, bertambah tinggi sebanyak dua kaki penuh. Otot-otot mulai melapisi
otot manusianya sendiri yang lebih lemah. Tulangnya menebal. Organ-organ
dalamnya bergeser dan menimbulkan suara seperti cairan teraduk, beberapa
menghilang, beberapa muncul, membentuk, mencari tempat, menghubungkan,
mulai men-sekresi dan mencerna dan menyaring.
Dari tumitnya tumbuh sesuatu yang meruncing, jari belakang Hork-Bajir. Lima
jari manusianya melebur bersama, kemudian membelah dan tumbuh menjadi
tiga cakar yang panjang. Ekornya tumbuh sebagai perpanjangan dari tulang punggungnya, menambahkan
tautan pada tautan, tulang tumbuh dari tulang, terbungkus oleh daging dan
pembuluh darah dan kulit.
8 Satu kaki = 0.3048 meter = 30.48 cm. Jadi kalau Cassie tingginya 5 kaki sekitar 152.4 cm. Hork-Bajir sekitar 213
cm. 84 | P a g e Mulutnya yang datar terdorong keluar, bibir meregang hingga membentuk
seringaian yang mengerikan kemudian melembut menjadi senyuman Hork-Bajir
yang familiar. Kemudian dia melakukan sesuatu yang aku tidak tahu bisa dilakukan: Dia
mengendalikan kemunculan mata-mata pisau itu, sehingga mereka bisa muncul,
satu persatu, dari lengan yang satu, ke lengan yang lain, turun ke satu kaki,
kemudian kaki yang satunya.
Tanduk-tanduk tumbuh dengan cara yang sama, satu, dua, tiga. Dia sedang
pamer. Mencoba membuatku terkesan. Dan aku memang terkesan.
Warnanya bergeser ketika spektrum cahaya yang tampak bergerak menuju
ultraviolet, kehilangan warna menuju akhir spektrum inframerah.
Aku melihat planet Hork-Bajir sebagai Hork-Bajir. Aku benar-benar ada di rumah.
Dalam diriku sekali lagi. Bukan sebagai wanita, laki-laki, tapi itu tidak masalah.
Aku adalah Hork-Bajir! Yang lain juga sudah menyelesaikan morf mereka. Aku telah kembali bersama
kaum yang kuadopsi. Atau paling tidak ilusi dari kaumku. Dan dalam hidupku
yang seperti ini, saat ini, tidak ada yang bukan ilusi.
daripada kesusahan memakai artikulasi Hork-Bajir yang sulit.
85 | P a g e Kami berlari ke atas tangga-tangga sempit. Hork-Bajir tidak takut ketinggian. Ke
atas tangga, melewati tanah-tanah tandus, merasakan lereng-lereng semakin
curam. Ke atas menembus kabut. Dan kemudian, masih sambil berlari, kepalaku
menengadah ke atas, memandang melewati kabut dan melihat pohon pertama.
Besar! sebuah pohon Stoola raksasa dengan batang yang melengkung.
Jantungku berdebar. Aku berlari lurus ke arahnya. Cassie berlari. Hork-Bajir
berlari. Andalite, manusia, Hork-Bajir semua menjadi satu dalam kegembiraan
saat berlari, berlari, kemudian melompat, menancapkan mata pisau ke dalam
batang yang lembut. Aku memanjat. Pengalaman yang sangat aneh untuk seorang Andalite yang
terasa sangat aneh untukku dalam waktu yang sangat lama dan sekarang terasa
sangat familiar. Aku terkejut saat menyadari kedua perasaan yang dirasakan Cassie. Ia merasa
takut akan ketinggian yang semakin bertambah tapi juga anehnya dia merasa
nyaman saat berlomba menuju cabang-cabang terendah lebih dari seratus kaki
dari batang pohon. Tentu saja. Aku seharusnya sadar: lengan yang bisa memutar hingga tiga ratus
enam puluh derajat, tangan yang kuat dengan ibu jari yang saling berlawanan,
kaki dengan jari-jari vestigial9.
9 Organ vestigial adalah organ yang menyusut atau hanya memiliki sebagian fungsi dari organ homolog dari spesies
lain yang berkembang biak. Maksudnya disini yaitu jari-jari kaki manusia merupakan organ vestigial dari jari-jari
monyet yang biasa digunakan untuk memanjat. Sumber: http://goo.gl/wucTPs
86 | P a g e
Naik dan naik, ibu jari dan mata pisau mencengkeram kayu, berlomba menuju
"Ayah Langit."
berkata.
mempermasalahkan terbang di antara ranting-ranting untuk sementara, tapi aku
terbiasa di udara luas dua ratus kaki dari tanah.>
Kami mencapai ranting panjang yang hampir mengarah ke selatan. Menuju ke
ujung lembah dimana Dak dan aku tinggal. Pernah tinggal. Melahirkan Seerow.
Jika aku memiliki senjata yang tersembunyi, pasti ada disana.
Dan itu adalah rumahku. Seminggu yang lalu, dalam ingatanku, itu adalah
rumah. Aku harus melihatnya. 87 | P a g e Lari! Kami berlomba di atas dahan-dahan. Berlari dengan kecepatan penuh di dahan
yang melengkung, tidak rata, dan berbelit-belit.
Lari bagaikan tupai raksasa, berkaki cekatan, dan tetap saja, hanya beberapa
inchi dari jatuh dan jatuh dan jatuh dan"
Ujung dahan!
Lompat! Terbang! Jatuh, lengan meregang, jatuh, angin menampar, kilatan dari
Tobias, daun-daun seukuran tenda sirkus.
Dia mengulurkankan tangan. Menggapai sebuah dahan yang kurus, aku dapat
menggenggamkan tanganku ke sekelilingnya, terlalu kecil untuk menahan kami,
oh Tuhan, kami akan mati.
Animorphs - 34 Ramalan The Prophecy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jatuh, dahannya membengkok ke bawah dan ke bawah dan ke bawah dan
kemudian, perlahan, perlahan, uh-oh, uh-oh, kami kembali ke atas! Gerakan
yang lentur membuat kami kembali ke atas dengan kecepatan yang gila dan
memusingkan, sebuah gelang karet raksasa, sebuah ketapel, dan tepat di atas
busurnya, ia melepaskan pegangan.
Kaki Hork-Bajirku menancap pada dahan baru, pohon baru.
Yang lain mengikuti kami, gerakan tiap gerakan, lebih atau kurang.
88 | P a g e Kami bergerak lagi, lebih serius sekarang, tapi tetap mengayun gila-gilaan dari
satu dahan ke dahan lain, pohon ke pohon lain dalam gerakan yang tidak pernah
dilihat oleh satupun orang di Bumi.
Aldrea akhirnya berhenti dan beristirahat. Dia melihat yang lain menghampiri.
Lebih spesifik, dia mengamati Toby. Hork-Bajir seer muda itu melesat melewati
pepohonan, tersenyum, tertawa.
Aku merinding. Aldrea benar. Orang ini, Andalite atau Hork-Bajir ini, siapapun dia
yang berbagi tempat dengan otakku, tidak memiliki apa-apa. Dia tidak hidup.
Tidak benar-benar hidup. Kecuali" Kecuali dia menolak untuk kembali dalam ketidaksadaran.
Baru kusadari, untuk pertama kalinya, bahwa Aldrea bisa hidup, melalui diriku,
jika aku mengijinkannya. Tidak! Tidak, ini bukan tergantung padaku. Iya kan"
Dia hidup sekarang. Hidup dengan cara tertentu. Dia berbicara dan berpikir dan
merasakan dan mengalami dan bahkan belajar. Dia hidup, tapi hanya karena
kesempatan dariku. Oh, Tuhanku. Apakah ini bergantung pada keputusanku" Apakah aku harus
mengatakan padanya untuk kembali ke dalam ketiadaan ketika waktunya tiba
nanti" Apakah aku akan menjadi orang yang membunuh Aldrea-Iskillion-Fallan"
Kesadaran itu membuatku berhenti bernapas. Aldrea merasakan emosiku.
89 | P a g e
Aku tidak bisa menjawab. Apa yang bisa kukatakan" Jika aku telah menyadarinya
sebelum aku menerima Ixcila-nya aku tidak akan pernah mau setuju untuk
melakukannya. Ini mustahil. Tidak bermoral. Aldrea telah hidup, dan jika dia mati
lagi, jika keberadaannya menghilang, itu dikarenakan oleh keegoisanku.
Itulah, pikirku, kelemahan fatal yang menarik Ixcila Aldrea kepadaku. Secara
rasional, naluriah, roh Aldrea telah merasakan kelemahan itu ada padaku. Dia
tahu kalau aku tidak bisa, tidak akan, meminta kematiannya.
Tobias menukik melewati kami.
seberangnya dapat menyentuh satu sama lain.>
Semuanya familiar, jalan yang telah kulalui ratusan kali, ribuan kali, dengan Dak
disampingku, dengan Seerow menggelayut di perutku selama kami bergerak.
Rumah. Tepat di depan sana. Rumah.
Dan entah bagaimana caranya, entah bagaimana, dia akan ada disana, Dak, kuat,
tersenyum, membuka tangannya untukku.
Putraku, putraku yang manis, Seerow-ku, dia akan ada disana di sarangnya,
menunggu, tersenyum senang melihat ibunya.
Mustahil. Aku tahu. Aku tidak gila. Aku tahu. Tapi tetap saja, harapan itu"
harapan yang tidak masuk akal. Sebuah emosi yang tidak terpengaruh oleh
semua yang kutahu. Rumah! Aku mengayun lebih cepat dan lebih cepat, meninggalkan yang lain di belakang,
hanya dengan si elang yang menemani, sekarang.
Aku berhenti. Sebuah pembukaan hutan dimana seharusnya tidak ada. Sebuah
tempat terbuka di antara dahan-dahan di depan sana. Langit luas dan bukannya
daun-daun. Tidak. Ini tidak mungkin. Aku lebih baik mati daripada melihat ini. Tidak.
Aku beringsut ke depan dan sekarang yang lain menghampiri. Mereka berhenti di
belakangku, berhati-hati, tahu bahwa sesuatu yang kejam telah terjadi.
91 | P a g e Aku tidak perlu mendekat. Aku melihat. Ratusan pohon, menghilang. Planetnya
telah dilukai, menyeluruh. Sebuah tempat terbuka yang luas dan telanjang di
bawah matahari. Yeerk telah menghancurkan sebagian besar ujung lembah ini. Tempat ini
dibendung total. Sebuah danau yang dibangun kasar dipenuhi oleh endapan
lumpur abu-abu. Dahan yang telah dibelah membentuk sebuah dermaga di atas
danau tersebut. Hanya saja itu bukan danau.
Rumahku, ujung lembahku dimana cabang di seberang jurang bisa tersentuh,
adalah kolam Yeerk. Yang lain menyamaiku. Kami semua berhenti di dahan tertinggi dan memandang
ke bawah ke arah kehancuran. Manusia-manusia itu tidak mengerti, tentu saja,
tidak sepenuhnya. Ini adalah rumahku. Tidak dari berpuluh-puluh tahun yang
lalu, tapi hanya beberapa hari yang lalu. Baru beberapa hari yang lalu aku
meninggalkan suamiku dan anakku disana. Baru beberapa hari yang lalu mereka
masih hidup.
Itu benar. Aku sudah mati. Aku melihat, aku mendengar, aku menyentuh dan
merasakan, tapi tetap saja, aku sudah mati.
Kehidupan ini bukanlah kehidupan sama sekali. Kehidupan ini adalah ilusi yang
diciptakan oleh si Arn. Hidupku adalah Dak. Hidupku adalah Seerow. Semua
orang yang hidup bersamaku telah menghilang.
Aku mencari petunjuk-petunjuk terakhir sekecil apapun tentang apa yang telah
terjadi. Ini adalah pepohonan yang dulunya kukenal. Pepohonan yang memiliki
kepribadian, setidaknya untukku. Mungkin pepohonan disini tidak seperti
beberapa spesies pohon Andalite yang hampir bisa merasa, tapi mereka tetap
sebuah individu. 92 | P a g e Pohon Stoola, Nawin, Siff, semua hilang, sebagian besar terbakar habis oleh
ledakan Dracon. Yang masih tersisa telah digunakan untuk membangun
bendungannya. Empat di antaranya diletakkan memanjang, dirapikan, dan
ditahan oleh anak-anak pohon.
Di belakang bendungan ada milyaran galon lumpur yang dicintai Yeerk. Aku
mengenal kolam Yeerk. Aku telah menghabiskan masa kecilku di planet asal
Yeerk bersama kedua orangtuaku. Bisa dibilang ini adalah satu dari kolam Yeerk
terbesar yang pernah ada. Bisa dibilang ini adalah rumah dari sepuluh ribu Yeerk,
bahkan lebih. Kemudian aku melihat sesuatu yang kukenal. Hampir tidak terlihat dari jarak
sejauh ini. Sebuah tambalan kecil dimana kayunya telah dipotong. Bukan sesuatu
yang tidak wajar: dimana ada Hork-Bajir, disitu ada kayu yang terkelupas.
kutahu akan dilihatnya: Kayu yang telah dikuliti itu telah diukir sebuah lambang
dahan terjalin. Sebuah grafiti kecil Hork-Bajir. Lambang cinta.
memberitahu yang lain.
sebagai tempat persembunyian. Di dalamnya ada sebuah ruangan, dari kayu,
sunyi, dan gelap. Ruangan itu tingginya empat puluh kaki, hampir berbentuk
bulat. Cukup luas untuk menyembunyikan sebuah pesawat angkut kecil. Kami
memotong sebuah pintu masuk yang besar, menyamarkannya, menutupinya
dengan lapisan kayu baru setiap kali selesai dipakai.>
93 | P a g e
kau salah">
Aku diam saja.
bertanya.
94 | P a g e Bukan rencana yang mudah untuk dilakukan. Kami harus masuk ke kolam Yeerk.
Kami harus bisa hidup di dalam air. Aldrea harus dalam morf Hork-Bajir untuk
membuka pohonnya. Kemudian, jika dia membukanya, kami harus bisa masuk ke dalamnya,
memasuki pesawatnya, dan mencari cara untuk menerbangkannya keluar dari
dalam batang kayu yang diameternya seratus kaki.
Rencana yang kami buat benar-benar murni kegilaan. Aku tahu ini, bukan karena
Marco yang mengatakannya, dia selalu menganggap semuanya gila. Tapi aku
tahu kami dalam masalah ketika Aldrea bilang ini gila.
"Kau punya rencana yang lebih baik?" Rachel menuntut. "Karena kami cuma
telinga, disini." "Apa yang kau rencanakan adalah bunuh diri!" Aldrea mendebat, berbicara
melalui diriku. Marco tertawa. "Kau dapat vote-ku."
"Kita butuh ikan paus," Jake berkata. Dia memandangku, memandang Rachel.
"Aku akan melakukannya," Rachel berkata. "Hei, ini akan ?"
"Tidak," aku menyela. "Ikan paus sperm memiliki mulut yang sempit. Dan aku
lebih baik dalam mengendalikan morf. Lebih cepat."
Rachel memprotes. Jake menundukkan kepalanya. Dia tahu harus aku yang
melakukannya. Aku menyelipkan tanganku ke tangannya dan dia meremasnya
sebentar. "Ini bukan cara morf digunakan," Aldrea berkata. "Kita bisa pelan-pelan, serang
para Yeerk, ambil senjatanya, mungkin menangkap beberapa Hork-Bajir dan
95 | P a g e buat Yeerk di dalam kepalanya kelaparan, kemudian, ketika kita sudah punya
pasukan ?"
"Aku ingin serangan ini berhasil!" Aldrea berseru. "Aku tidak ingin usaha yang
gagal dan sia-sia. Kalian manusia hanyalah anak-anak! Apa yang kalian tahu
tentang melawan Yeerk?"
"Mereka cukup banyak tahu, nenek buyut," Toby berkata.
Jake mengangkat tangannya, menghentikan perdebatannya. "Para Chee tidak
bisa menggantikan kami selamanya. Kami perlu menyelesaikan ini segera dan
keluar dari sini. Aldrea, ya, ini gila. Tapi kami telah banyak melakukan "kegilaan"
sejak bertemu dengan kakak Ax."
Pengambilan suara dilakukan. Aldrea memohonku untuk memberi suara tidak.
Itu yang kukatakan padanya. Tapi yang kurasakan sangat jauh berbeda.
saja, aku ada disini juga! Jika kau terbunuh" Aku tidak akan punya kesempatan
untuk kembali ke tempat penyimpanan dan menunggu kehidupan baru lagi.>
Dia masih saja memprotes ketika aku mulai morf menjadi burung osprey. Masih
saja memprotes ketika yang lain sudah mof menjadi kutu atau lalat, semuanya
menjadi sekecil-kecilnya yang mereka bisa. Hanya Toby yang tidak ikut.
96 | P a g e Ketika aku seudah sepenuhnya menjadi burung osprey, aku mengangkat para
serangga, satu per satu. Mereka meringkuk di dalam paruhku. Mungkin tidak
cukup lapang atau menyenangkan, tapi cukup aman.
Aku mengambil udara, melepaskan cengkeramanku pada dahan yang tinggi dan
melayang ke atas lembah, jauh di atas suasana malam planet Hork-Bajir. Lembah
yang sempit itu membuat udara yang hangat berkumpul jadi satu ke atas seperti
terowongan, bagaikan angin termal yang berkelanjutan membuat terbang
menjadi mudah. Aku terbang dengan gerakan spiral, mengepak, beristirahat,
mengepak lagi, lebih tinggi dan lebih tinggi.
Aku terbang hingga aku bisa melihat tanah tandus di luar jurang. Disana angin
termalnya berhenti, menghilang karena adanya angin horisontal. Aku berada
setinggi yang kubisa.
di bagian ujung sana. Hork-Bajir yang berpatroli di sekitar bendungan, berjalan di
bagian atasnya. Semua tepi kolamnya. Ada penjaga dimana-mana. Jadi. Kalian
butuh sesuatu sebelum aku mulai">
Aku berusaha keras untuk terdengar santai. Aku ketakutan setengah mati. Aku
berada jauh di atas, tapi tidak cukup jauh.
ketika ada cukup ruang.>
dengan bendungan, tapi tidak terlalu dekat. Aku tidak ingin menabrak kayunya.
Aku juga tidak ingin jatuh dalam tubuh paus berbulu. Seekor paus dengan
kecepatan setinggi itu akan hancur karena tabrakannya.
97 | P a g e Kecepatan. Semua ini adalah masalah kecepatannya.
Aku mulai demorf. 98 | P a g e
Bulu-buluku mulai meleleh seperti lilin yang dilas.
Wajahku menjadi gepeng, paruhku melembut menjadi bibir. Lidah manusiaku
yang sensitif bisa merasakan kelima serangga di dalam mulutku.
Jangan buka mulutmu, aku mengingatkan diriku. Tapi itu hanya kekhawatiranku
yang kedua. Bagian itu mudah.
Bagian yang sulit adalah menjaga sayapku.
Aku jatuh. Jatuh dan jatuh dalam keremangan malam. Jatuh dan jatuh menuju
kolam Yeerk yang terang di bawah. Jatuh kebawah menuju tentara penjaga yang
masih tidak sadar dan bisa membakarku di udara.
Aku jatuh, dan semakin berbentuk manusia. Tapi sayapku, sayap osprey-ku,
Animorphs - 34 Ramalan The Prophecy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
kupertahankan. Morf sama sekali tidak pernah terasa logis atau rasional. Perubahannya tidak
terjadi dalam urutan yang rapi atau bisa tertebak. Tidak ada seorangpun yang
bisa tahu bagaimana itu akan terjadi. Tapi aku bisa, dengan bagian tertentu
otakku yang bahkan tidak bisa kurasakan, bagian tertentu otakku yang bahkan
tidak bisa kuajak bicara, merencanakan bagaimana perubahan morf-nya.
Ax bilang aku punya bakat. Anugerah. Bukan karena usahaku, dan aku tidak tahu
dari mana datangnya atau bagaimana aku bisa memilikinya. Tapi, ketika jatuh
dan demorf dan jatuh, tubuh manusiaku, tubuh manusiaku yang pendek dan
99 | P a g e gempal memiliki sayap yang tumbuh dan tumbuh dan terentang lebar, lebih
lebar dari yang bisa dilakukan sayap osprey.
Aku tidak dapat mengepakkannya atau bahkan menggerakkannya atau
mengendalikan satu saja bulunya, tapi aku dapat membuatnya terentang kaku,
dan saat aku jatuh, aku jatuh" perlahan.
Aku jatuh perlahan, menggunakan kembali percepatan daya tarik gravitasi. Dan
kemudian, hanya seratus kaki dari kolam Yeerk, aku mulai morf menjadi ikan
paus. Kedua kakiku terjalin bersama,seperti tumbuhan menjalar, atau spaghetti yang
diputar di garpu. Kemudian meleleh, dan melebur dan dagingku bertambah
tebal, bertambah gemuk. Dan masih saja, aku mempertahankan sayapku.
Sekarang aku berada dalam jarak pandang Hork-Bajir penjaga. Sekarang mereka
bisa menembakku, kapanpun, jika saja mereka melihat ke atas. Satu saja kepala
yang mendongak ke atas untuk melihat bintang maka aku akan "
Tseeeeeew! Segaris sinar merah muncul lima kaki dari wajahku, kemudian menghilang.
Tseeeeew! 100 | P a g e Tembakan kedua, tepat di belakangku. Semakin banyak Hork-Bajir yang melihat
ke atas, kepala-kepala goblin mendongak untuk melihatku.
Mereka tidak akan melihat manusia. Itu sangat vital. Kami tidak boleh berada
disini, jelas-jelas tidak boleh dalam bentuk manusia. Manusia di planet HorkBajir" Pasti akan membuat seluruh galaksi menjadi waspada dan Visser Three
akan semakin tertekan untuk menemukan kami, bagaimanapun caranya.
Ketika Hork-bajir melihat ke atas, mereka melihat sesuatu yang sedang meleleh
dan bergeser-geser yang memiliki sayap putih lebar dan ekor ikan paus.
sendiri muncul di ekor siripku, mengeluarkan asap.
Tseeeeeew! Tseeeeew! Tseeeeew!
Sinar merah dimana-mana, kiri, kanan, beberapa begitu dekat hingga aku dapat
mencium bau udara terbakar.
keinginannya, sebuah gelombang pasang di dalam pikiranku.
menggapai untuk mengambil alih pikiranku.
Tseeeeeew! Tseeeeeew! Sebuah tembakan membakar tubuh sampingku, menimbulkan luka sepanjang
tujuh inchi. Rasa sakitnya membuatku terkejut.
Sayapku" semakin menutup" kehilangan morf-nya"
101 | P a g e TIDAK! Ini adalah tubuhku, ini adalah aku!
Aku mendorong balik gelombang keinginan Aldrea, tangan yang lemah melawan
bencana alam yang besar. Tapi sayapku tetap kaku. Aku jatuh, lebih cepat, tapi tidak terlalu cepat. Aldrea
melawanku, aku melawan balik, tapi aku masih mengendalikan tubuh ini, morf
ini. Kami jatuh, seorang Andalite yang berubah menjadi Hork-Bajir yang aneh
dan menyedihkan, seorang makhluk yang sudah mati dengan keinginan baja,
dan aku. Dan selama itu aku morf. Morf hingga sayap osprey-ku tumbuh semakin
berat dengan daging manusia sebesar ikan paus.
Tanah di bawah sana bagaikan dinding api.
Akhirnya, setelah cukup dekat. Aku men-demorf sayapku dan terjun.
102 | P a g e ALDREA Aku kalah. Kami jatuh, jatuh menuju kematian, ekor terlebih dahulu ke dalam kolam Yeerk,
dan tetap saja, yang bisa kupikirkan hanyalah aku telah kalah.
Kalah dari seorang anak menusia. Kurasa pertanyaannya adalah salah satu dari
kami menahan diri. Aku percaya aku bisa merebut tubuh ini jika aku
menginginkannya. Tapi perempuan kecil ini telah menahanku selama ia
melakukan pertunjukkan morf yang bisa membuatnya menjadi pahlawan di
antara Andalite. Tidak ada waktu untuk memikirkannya. Tidak ada waktu untuk memikirkan
bagaimana dia bisa" tidak, ada pertarungan yang harus dihadapi.
Kami terjun jauh ke dalam kolam Yeerk dan sekarang Cassie membesar dengan
kecepatan yang mengejutkan, tumbuh sangat besar, sangat cepat hingga
tubuhnya menimbulkan pusaran air.
Aku hampir tertawa. Sungguh keterlaluan. Sekarang dia membutuhkanku"
asli mereka, tapi penembakannya telah berhenti. Hork-Bajir Pengendali tidak
dapat menembak kolamnya. Seperti yang telah diduga oleh Marco si manusia.
103 | P a g e Setelah berada di dalam kolam kami aman. Sampai Yeerk dapat mengevakuasi
saudara-saudara mereka, memanggil mereka menuju ujung kolam yang jauh.
Kemudian mereka akan memanaskan airnya untuk menguapkannya dengan
sinar Dracon dan merebus kami hidup-hidup.
Dalam beberapa menit. Tidak lebih. Mungkin kurang.
memaksakan.> Dia menembakan serangkaian ceklikan super cepat. Aku membaca gambarnya.
Sketsa, benar, seperti yang dikatakannya.
Kami telah bergerak, ekor yang besar mencambuk air, memecah sekumpulan
Yeerk. Di dalam mulutku yang luas, mulut si ikan paus, mulut Cassie, aku merasakan
yang lain demorf, membesar.
Cassie menendang, mengubah sudut siripnya, dan meluncur di permukaan.
Segera setelah kami muncul ke permukaan, penembakannya mulai lagi.
Tseeeeeew! Tseeeeeew! Tembakan yang meleset menimbulkan erupsi uap. Dan tembakan yang tepat
sasaran menimbulkan rasa nyeri yang teramat sangat.
10 100 yard = 91.44 meter 104 | P a g e
Dan kami menyelam jauh ke dalam, berbelok, dan berhenti.
Cassie begitu percaya diri bahwa dua temannya itu bisa menghentikan
sepasukan kecil Taxxon. Kami berlomba menuju dinding kayu padat di depan sana. Kami bergerak,
menyelam, kemudian secara tiba-tiba meluncur ke atas ke permukaan.
Menuju udara! Mulut terbuka lebar. Sungguh mengagumkan binatang raksasa ini
bisa hampir terbang!
Aximili dan Tobias melompat. Satu Andalite asli, satu dalam morf Andalite.
Marco melambung, dalam morf Hork-Bajir. Mereka mendarat di atas dinding
bendungan,ke dalam pertempuran.
Kami terjun kembali ke dalam air, menggunakan momentum kami untuk
meluncur menyusuri dinding menuju ke tempat aku mendengar Taxxon.
dan Rachel.
105 | P a g e Jake and Rachel, sepasang makhluk air bertubuh lurus langsing, berwarna abuabu gelap dengan sirip penggaruk yang tajam dan kepala yang seperti telah
dilumat kemudian digepengkan.
Pah-loosh! Pah-loosh!
menceritakan kepada majikan mereka apapun yang terjadi.>
"Sreeeeee-yah!"
Jeritan Taxxon itu bergema di dalam air.
Cassie sudah mulai demorf, menjadi lebih kecil dan mengendalikan
perubahannya menjadi lebih perlahan sehingga ia dapat menyelesaikannya
dengan cepat. Bagian ini sangat berbahaya. Para manusia sangat bertekad agar
Yeerk tidak akan pernah tahu mereka pernah ke planet Hork-Bajir.
Dan tetap saja, Cassie harus menjadi manusia, paling tidak untuk sesaat saja di
antara dua morf. Perubahannya terjadi dengan cepat, tetapi tidak seketika. Kami menyusut,
mengeriput, mengecil dengan kecepatan yang mengejutkan. Lengan-lengan dan
kaki-kaki manusia muncul dari berton-ton lemak.
106 | P a g e Paru-paru ikan paus berubah menjadi paru-paru manusia, dan Cassie menendang
air untuk muncul ke permukaan.
Kepalanya, kepala kami, muncul ke permukaan. Ambil napas dalam-dalam. Lagi.
Pertempuran berada persis di atas kepala kami di atas dinding bendungan. Dua
Andalite, ekor-ekor mencambuk, menyayat, memotong. Pengendali Hork-Bajir
menyerah dan lari melarikan diri ketika salah satu dari mereka terus berteriak
"Lari! Lari! Andalite ada dimana-mana! Ada ribuan Andalite, lari!"
Marco, tentu saja. Penjagaan Hork-Bajir runtuh dan mereka semua lari. Tak ada satupun yang
tertarik untuk melihat sebuah wajah manusia muncul dari kolam lumpur yang
kotor itu. Cassie menyeimbangkan tubuhnya. Aku merasakan kelelahannya.
Terlalu banyak morf yang terlalu cepat. Dan masing-masing adalah suatu karya
seni. Segera setelah mata pisau yang pertama muncul aku berkata,
Aku mendengar suara Hork-Bajir yang sedang dikumpulkan di atas, oleh teriakan
dan ancaman dari para sub-visser mereka.
107 | P a g e Suara lengkingan Taxxon yang mengerikan menggema di dalam air.
luar dan dalam.
Tidak bisa melawannya. Butuh dia. Pikiranku menjadi kabur, bingung. Tidak
yakin tubuh apa yang kugunakan sekarang. Sekelebat data bukan morf, insting
yang tersesat, gambaran tubuh, gaung suara sirip dan sayap, semua bercampur
menjadi satu. Tseeeeew! Tseeeeew! Pertempuran di medan peperangan di atas telah dimulai lagi.
Aldrea mendorong kami menuju ke bawah, merangkak, gaya Hork-Bajir,
menuruni dinding bendungan, turun ke dalam air yang tidak lagi menyerukan
jeritan Taxxon yang sekarat.
Dua hiu martil berenang di samping kami. Ada potongan kecil daging Taxxon
yang tersangkut di barisan gigi tajam mereka.
Aldrea kekurangan udara. Kami kekurangan udara. Dia mencari dalam kegelapan
untuk mencari tanda-tanda keberadaan batang pohon besar di depan kami.
Mencari" kayunya membengkak dan telah berubah warna" terengah.
Pah-loosh! Pah-loosh! Pah-loosh!
Aldrea berkata,
109 | P a g e Disana! Garis tipis yang hampir tak terlihat. Berada di bagian bawah kayu, hampir
menghadap kayu di bawahnya.
Aldrea menyayat dengan sangat mudah dan berpengalaman. Kemudian dia
menarik. Tidak ada apa-apa!
Marco merangkak ke samping kami dan menambahkan kekuatannya.
Perlahan retakannya melebar.
Tseeeeew! Tseeeeew! Tseeeeeew!
Pasukan yang berada di medan pertempuran menembaki airnya. Mereka tidak
akan bisa mengenai kami, mereka bahkan tidak bisa melihat kami, tapi mereka
dapat memasak kami hidup-hidup.
WOOOOOSH! Pohonnya terbuka! Air masuk ke dalamnya, menyeret kami bersamanya.
Sekumpulan hiu, Andalite, dan Hork-Bajir yang bertumpukan terdorong masuk
dan melayang ke, yang membuatku terkejut, udara. Tidak ada cahaya, tapi jelasjelas ada udara.
Benar-benar sepi di dalam pohon. Semua suara dari pertempuran teredam.
Aldrea terkesiap, tersedak, menarik napas. Kemudian, "Komputer, identifikasi:
Aldrea-Iskillion-Fallan. Kode: ?" Dia ragu-ragu, kemudian berkata, "Kode: Ibu
sayang Seerow. Pesawat, konfirmasikan dengan menyalakan cahaya eksterior."
Penerangan yang begitu tiba-tiba terasa membutakan setelah kegelapan total
tadi. Kami melayang di dalam kolam yang tenang di bagian bawah sesuatu yang
seperti mangkuk kayu terbalik yang halus. Kami berada dalam pohon. Terletak
110 | P a g e
Animorphs - 34 Ramalan The Prophecy di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
setengah terendam di dalam air yaitu pesawat Yeerk, sekitar empat puluh kaki
panjangnya dan dengan lebar yang hampir sama.
Kami berenang menuju pesawat tersebut dan kemudian aku merasakan
permukan kayu di bawah kakiku. Kami berdiri.
Jake and Rachel demorf secepat yang mereka bisa, dan ketika mereka memiliki
telapak kaki dan tungkai kaki, mereka , juga, berdiri di dalam air setinggi
pinggang. "Itu dia," Aldrea berkata.
"Angkanya berasal dari logaritma tanggal lahir Seerow. Aku selalu
menggunakannya." Jake menepuk tangannya dengan cepat. "Oke, kita hanya punya beberapa menit
sebelum Yeerk menyadari kita berada di dalam pohon ini. Ayo kita segera
selesaikan." Kami berjalan menembus air menuju pesawat dan mengangkat tubuh kami yang
basah dan kelelahan ke atas pesawat. Aku berbaring di atas geladak, tidak bisa
bangkit untuk beberapa saat.
"Kau baik-baik saja, Cassie?" tanya Rachel.
"Aldrea, sebenarnya. Cassie kehabisan tenaga," Aldrea berkata.
"Kenapa kau yang mengambil kendali" Kembalikan pada Cassie!"
Aldrea tertawa. "Kau tidak perlu mencemaskan Cassie. Dia bisa menjaga dirinya
dengan baik." Kami berdiri dan menuju ke kemudi pesawat. "Aku butuh seseorang untuk
menangani senjatanya," kata Aldrea.
111 | P a g e Ax muncul di sampingnya.
kolam dan menyedot banyak Yeerk ke dalam ajalnya.>
"Ya." Kata Aldrea. "Apa kau keberatan, saudara Andalite?"
"Kalau begitu isi penuh energi sinar Draconnya."
Mesinnya mulai bergemuruh. Sinar Draconnya mulai berdengung.
kembali seperti ini,> Marco berkata.
<"Teknologi Andalite,"> Ax dan Aldrea berbicara di waktu yang sama.
"Mereka mencurinya. Itu tidak berarti menjadi milik mereka," Aldrea
menambahkan.
Sebuah lubang muncul di bagian luar pohon, keluar menuju udara. Airnya
semakin meninggi. Lubangnya melebar. Sekarang airnya mulai memasuki
ruangan, berdeguk di sekitaran pesawat. Air yang keluar menderu.
112 | P a g e Kemudian, secara bersamaan, dinding kayunya hilang.
WHAM! Aldrea menekan tombol mesin tepat ketika air mulai menyelubungi kami,
mendesak kami, dan tersembur keluar ketika kami menuju udara malam.
Pesawatnya bergulung, berputar, menyentak kemudian"
Whoooooom!
Pesawatnya terbang keluar dari batang pohon, menuruni lembah, dan berbalik
untuk melihat ke belakang. Sebuah Bug Fighter muncul, melihat bahwa kami
adalah pesawat Yeerk, dan ragu-ragu.
TSEEEEW! TSEEEEEW! Bug Fighter tadi meledak dan jatuh ke bawah menuju kolam Yeerk yang semakin
terkuras. Air mengalir kencang keluar melalui lubang yang terus menerus melebar. Aku
tidak dapat melihat Yeerk-nya, tentu saja, tapi aku tahu mereka terseret keluar
oleh arus yang tak bisa dilawan. Ratusan. Ribuan. Kami mungkin tidak akan
pernah tahu. Aku tidak ingin tahu.
mungkin terjadi. Kau baru saja melakukan sesuatu yang paling mustahil, luar
biasa, dan heroik yang pernah kulihat.>
Airnya semakin menyusut. Yeerk yang berada dalam induk semang mungkin
dapat menyelamatkan beberapa saudara-saudaranya. Tidak banyak. Tidak
semuanya. Ribuan Yeerk akan terkapar disana, mengalami kematian yang
11 Sutradara Star Wars 113 | P a g e perlahan karena dehidrasi ketika airnya meninggalkan tubuh mereka terdampar,
atau karena sesak napas ketika mereka tenggelam, tak berdaya ke dalam
lumpur. Semua karena diriku. 114 | P a g e ALDREA Kami mengantarkan senjatanya kepada Quafijinivon. Kami bertemu kembali
dengan cicitku, Toby. Para manusia, dan satu Andalite, telah melakukan hal yang mustahil, gila! Tapi
tidak ada perayaan. Justru yang ada adalah keheningan yang kaku dan
percakapan yang garing dan pandangan yang dialihkan.
Aku masih memiliki kendali atas tubuh manusia Cassie sekarang. Dia seperti
sedang tidur. Dia telah menarik diri, kelelahan, depresi.
Aku menarik Aximili ke samping. "Kau telah hidup dengan para manusia ini.
Mereka kelihatan terganggu dengan kemenangan mereka."
Aku tersenyum. "Aku hendak berkata bahwa itu mengingatkanku akan pejuangpejuang Hork-Bajirku, yang tidak pernah memaafkan diri mereka karena telah
belajar untuk membunuh."
"Itu bisa menjadi definisi dari peradaban yang sejati," kataku. "Dan tetap saja,
kita disini untuk memancing peperangan lain. Si Arn akan membiakkan generasi
baru Hork-Bajirnya, dan, berkat kita, mereka akan memiliki senjata."
tambahannya ke arah cicitku.
115 | P a g e Toby membelakangi kami. Dia telah bekerja bersama dengan si Arn, belajar
darinya. Pasangan yang aneh: sisa terakhir dari suatu peradaban yang telah
membuat Hork-Bajir mengabdi dalam kesederhanaan dan ketidakpedulian, dan
seorang contoh hidup dari kegagalan Arn.
Dia sangat mirip dengan Dak ketika aku pertama kali bertemu dengannya.
Sebelum peperangan. Sebelum aku membuat Dak mengabdi pada kemauan
Andalite. "Tidak," aku berkata tiba-tiba. "Tidak, Toby tidak akan memimpin mereka.
Tempatnya adalah bersama kaumnya, di Bumi. Seseorang, bagian dari Dak dan
Seerow dan diriku, akan mempertahankan diri untuk melakukan sesuatu diluar
peperangan."
Cassie, aku rasa aku bisa membujuknya." Aku menjelaskan kepada Aximili.
Cassie, tentu saja, mendengarnya. Dan sekarang, pada akhirnya, dia muncul
keluar dari penyesalan dan rasa bersalahnya.
planet ini yang sangat kucintai" semua yang tersisa hanyalah Toby.>
waktu kepada manusia. Mungkin kita tidak menghentikan mereka sekarang, tapi
kami, juga, akan bertarung, dan memperlambat, dan melemahkan mereka. Dan
suatu hari, di suatu tempat, mereka akan terhentikan.>
Seorang Hork-Bajir seer muda yang akan, paling tidak dalam mimpiku yang
terakhir, mengawal kaumnya menuju kebebasan.
116 | P a g e Aku hampir tergoyahkan. Sulit sekali rasanya untuk mengucapkan selamat
tinggal.
sempurna dan tidak sepenuhnya sadar cukup bermartabat untuk tahu bahwa aku
mungkin akan tergoda. Bahwa aku akan tergoda untuk mempertahankan
kehidupan ini. Dan mungkin akan membutuhkan seseorang yang cukup kuat
untuk mengembalikanku ke jalan takdirku.>
Cassie tidak berkata apa-apa lagi. Tidak ada yang bisa dikatakan lagi, tidak
kepada satu sama lain. "Jake!" Cassie menjerit. "Aldrea berusaha untuk merebut kendali tubuhku!"
Jake dan yang lain tersentak, berdiri tegak, bersiap untuk bertarung.
Aximili bergerak cepat ke belakang Toby. Dia mencambukkan ekornya ke depan
dan mengarahkan mata pisaunya tepat ke tenggorokan si Hork-Bajir muda.
"Ax!" Jake berteriak.
"Aku akan membunuhmu, Andalite!" Aku berteriak menggunakan mulut Cassie.
"Si Arn akan memberiku tubuh baru dan aku akan mengejarmu!"
depan. Sekarang. Tinggalkan teman kami Cassie.>
117 | P a g e Aku melakukannya. Aku meninggalkan Cassie, melayang keluar dari tubuhnya,
pikirannya, dan tertarik kembali ke dalam botol.
Aku tidak lagi bisa menyentuh. Tidak lagi mendengar. Tidak lagi melihat.
Untuk sesaat aku bisa mengingat.
Tidak akan butuh waktu lama untuk Toby menyadari bahwa ia telah ditipu. Tapi
saat itu terjadi Toby dan yang lainnya akan berada dalam perjalanan pulang ke
Bumi. Pikiran-pikiranku, kesadaran-kesadaranku, ingatanku, semuanya memudar. Aku
masih melihat putraku. Masih melihat Dak. Masih melihat"
D.A.N 118 | P a g e Anak Berandalan 6 Satria Lonceng Dewa 5 Meringkik Di Lembah Hantu Dedel Duel 1