Ceritasilat Novel Online

Yang Lain The Other 1

Animorphs - 40 Yang Lain The Other Bagian 1


< Animorphs #40 > Bu Beng Siau Jin ******************* "Tak ada gading yang tak retak,
Begitu pula terjemahan ini"
******************* HRT,TPS1A, 03-14-2016 07:15
HRT,TPS1A, 03-17-2016 10.30
BAB 01. Siapa aku " Marco. Bukan Tuan atau Kevin atau Rasheed.
Kau tahu, "Hai, aku Marco.
Jika kau berteriak keras, "Hei, Marco!" kesempatan bagimu
sangat besar agar aku berbalik dan menyapa . "Apa?"
Kau juga bisa mengatakan bahwa siapa aku itu jauh lebih
penting daripada sekedar nama. Begitulah aku, tergantung pada
caramu memandangnya saja. atau dimana tempatmu berada saat
kau berteriak memanggil namaku.
Seperti, Jika kau berada didunia ini setiap hari......di Red
Lobster dimana kau bisa makan semua udang dimalam hari, atau
berada di sudut jalan keramaian kota, atau ada di mall"kau akan
melihatku bahwa aku lebih terlihat lebih pendek.
Semua ini pasti memunculkan pernyataan "Siapa Kau
sebenarnya" dimana pernyataan ini terasa lebih rumit untuk
kujawab. Sekitar 99.9 persen orang di planet ini seperti itu.
Lalu 0,1 persen sisanya,--mereka itulah teman-temanku,
Anggota Animorph yang lainnya, Jake, Cassie, Rachel, Tobias, pria
terakhir ini hidup sebagai seekor elang. Ax, kalau dia itu adik
kecil Elfangor. Seharusnya banyak masalah yang harus kami hadapi, masalah
yang terlalu rumit bagi kami berenam hingga menyia-nyiakan
waktu saja untuk memikirkannya. atau mungkin kami menjadi lebih
rumit untuk berurusan dengan masalah seperti itu.
Cara yang paling nyarisnya, kau bisa membayangkan, bahwa
kami terlalu banyak menghabiskan waktu disana. Selesaikan saja
dan beli kemeja serta poster. Jika seseorang dari Guardian atau
Prudential tahu kebenaran tentang kami, kami tak akan pernah
mendapatkan asuransi jiwa. Lupakan tentang hidup ini.
Aku bersama teman-temanku, kami hidup dengan cara yang
luar biasa. Hidup kami penuh resiko tinggi, kami tak perlu ikut sebuah
kelas pada universitas lokal dan membayar 150 dolar perjam dan
mereka akan berkata pada kami bahwa kami tak menyadari
potensi diri. Kami telah menyadari bahwa potensi diri kami ada diidalam
kebun binatang. Dengar, perang ini telah dimulai, perang yang menentukan
hidup atau mati, kebebasan atau perbudakan, Kemuliaan atau
penghinaan. Kegagalan bukan suatu pilihan.
Garis bawahi"Kami disini untuk melayani. Bukan hanya kami
saja, ini juga tentangmu.
Itulah sebabnya mengapa setiap kali ada kesempatan,
sendirian itu menjadi sangat nyaman. Lupakan dunia dan lakukan
sesuatu hanya untukku. sesuatu pekerjaan yang menguntungkan
diri sendiri,dan memuaskan batinku, sesuatu pekerjaan yang tak
membutuhkan usaha, baik secara fisik maupun pikiran.
Rumah itu kosong, Ayah dan Nora sedang mengikuti acara
PTA. Euclid dititipkan pada dokter hewan. sedang memulihkan
dirinya karena luka bedah kecil. Jake dan Rachel sedang
berkumpul pada acara keluarga, Cassie dan ibunya pergi pada
konferensi dokter hewan di The Garden, dan kurasa, Ax dan
Tobias sedang melakukan pekerjaan rutin Elang ekor merah dan
Alien dimalam hari. Aku hanya tahu bahwa diriku saat ini
sendirian. Aku berbaring pada bangku di ruang tamu. berlaku seperti
kucing tua yang malas, kuambil remote dari atas meja kopi.
Tak ada acara bagus di tv, sempurna, Kujelajahi siaran,
kulewati Spongebob Squarepants dan liga baseball kecil,
kulewatkan acara Two Fat ladies pada saluran makanan.
Kulewatkan juga acara dokumentari kumbang,
AH! Acara Unsolver Mysteries ini keren, Monster Loch Ness,
Big Foot, Alien dari luar angkasa.....
MR. Fake-Spooky sang pembawa acara menatap kamera dan
berkata. "Saat kami kembali setelah pesan-pesan berikut ini, Kami
akan melanjutkan investigasi dalam kami tentang makhluk yang
terekam dalam video amatur yang direkam seminggu yang lalu,
tepat di acara ini....."
Kutekan tombol mute dan kutunggu. Iklan Kid Rock, Aku
menguap, Iklan Hangnail, serta tujuh iklan lagi, baru acara itu
kembali. Dan kemudian dunia menjadi berantakan.
Bab 02. Video itu hanya berupa gambar bulu biru buram yang
bergerak di layar, tak lebih dari itu, cupikan video yang diambil
dengan tangan tak stabil dan dalam kondisi pencahayaan yang
sangat buruk. Tapi itu sudah lebih dari cukup.
Peringatan bahaya di tubuhku menyala, berbunyi keras.
"Apakah ini bukti positif akan eksistensi makhluk sihir
Unicorn dari cerita rakyat jaman pertengahan?" Ucap Pembawa
acara itu. "Atau makhluk biru ini merupakan Centaurus dari
mitiologi Yunani" Mari kita lihat gambar yang lainnya.
Kutekan tombol power dan layar tv-nya menjadi biru. Satu
gambar saja sudah lebih dari cukup.
Gambar buram itu tak diragukan lagi.
Andalite Aku melangkahi dua anak tangga sekaligus di kamarku.
Keadaan ini sangat buruk. Sangat-sangat buruk, ancaman
serius bagi keamanan, awal dari kehancuran kami..
Seorang warga negara amerika serikat yang baik, dan siapa
tahu berapa banyak lagi di negara lain, baru saja melihat sekilas
gambaran alien. Delapan puluh, mungkin sembilan puluh persen orang yang
menonton tayangan itu akan tertarik selama tiga puluh detik"
paling tidak hingga monster bodoh berikutnya tampil setelah
acara iklan bodoh lainnya.
Sepuluh, mungkin dua puluh persen orang yang menonton
tayangan itu akan menyadari bahwa binatang bulu biru itu
bukanlah seekor unicorn ataupun seekor centaurus.
Seorang Andalite. Disini. Di Bumi.
Dan itu pastinya hanya Ax.
Okay, Visser Three dan setiap Yeerk dengan seorang
inangnya tahu "Bandit Andalite" adalah salah seorang yang
membentuk grup kecil perlawanan pada pergerakan Yeerk.
Tapi yang lainnya"manusia yang tidak di kendalikan oleh
Yeerk"tidak tahu. Dan mereka seharusnya tidak perlu tahu.
Karena terlalu berbahaya, terlalu beresiko. Buruk bagi Ax jika
ditawan Visser. Lebih buruk lagi baginya jika dia ditangkap
pemerintah untuk dijadikan bahan penelitian.
Tidak semua orang di "agensi" itu berpikiran wajar seperti
Scully ataupun Mulder. Sebagian malah adalah Yeerk.
Ax tidak akan ditawan. Akan kuyakinankan hal itu terjadi.
Seribu gelombang rasa taut dan kebimbangan melaju di
dalam kepalaku, hampir sama cepatnya saat aku berlari menaiki
anak tangga menuju kamarku.
Aku harus bisa mengendalikannya. Fokus. Pertahankan fokus
ini. Aku pergi ke kamar tidur. Kususun bantal dibawah selimut
sehingga mirip anak yang lagi tidur. Sehingga ayahku dan ibu
tiriku tidak akan tahu bahwa aku telah pergi lagi.
Kubuka pakaianku hingga hanya tersisa pakaian moprh saja.
Kubuang jeans, T-shirt dan sepatuku kedalam lubang yang ada di
kamar mandi. Bukan jendela dan mulai morph.
Tujuannya : Transportasi cepat.
PING! PING! Aku meringis. Awal mula keluarnya cakar, dimana beberapa
detik yang lalu masih berupa jari kaki. Kuperhatikan saat seluruh
kaki dan pergelangan melayu, menyusut, dan tiba-tiba menjadi
kaki burung yang super kuat. Tiga jari cakar menghadap kedepan,
satu yang menghadap belakang.
Tidak mungkin kaki burung sekecil itu bisa menopang tubuh
manusiak yang besar. Aku terjatuh.
THUMP! Aku benar-benar jatuh.Tapi untungnya jatuhnya punggung
duluan. Kuangkat kepalaku dan kuperhatikan saat kakiku berubah
menjadi hitam dan kehilangan cairan hingga tubuhku jadi seperti
dua tongkat daging sapi yang lagi di makan oleh seorang koboi tua.
Saat inilah aku berjanji untuk tidak akan pernah lagi makan
Slim Jim. Berdasarkan apa yang mungkin kau pikirkan, morph itu
tidaklah sakit. Hanya menjijikkan.
Tapi tetap saja, saat kuperhatikan. Seakan aku ingin
mempercepat prosesnya saja dengan cara memperhatikannya
terus. Jariku---mengeriting di tapak tangan. Kulit manusia
berubah cerah lalu abu-abu dan akhirnya menghilang dibawah pola
bulu tiga dimensi. Kemudian lengan menumbuhkan bulu dengan
buru-buru. Di saat yang bersamaan, tulang lengan mengecil,
menjadi berongga, berubah bentuk, menjadi sayap.
Mulut dan hidungku menempel jadi satu, mengeras menjadi
paruh bengkok yang mematikan.
Organ bagian dalam" Kurasakan mungkin sekitar dua puluh
lima kaki usus merembes dan berdesakan menjadi organ
pencernaan burung yang keicl. Jantung manusiaku yang lambat dan
kokoh berubah menjadi jantung burung pemangsa.
Tidak lagi manusia. Tidak lagi cukup tinggi untuk melihat
notebook tidak terbuka yang berserakan di atas meja. Kertas
pembungkus permen karet yang seharusnya kubuang. Dekat kali
dengan karpet hingga dapat melihat serpihan kue dan sehelai
rambut keriting anjing pudel. Ugh.
Aku menjadi seekor osprey. Binatang yang menjadi salah satu
morph awalku. Tapi burung ini bukanlah burung dengan penglihatan
malam yang hebat, tapi tetap saja penglihatannya jauh lebuh baik
daripada manusia. Penglihatan yang cukup baik untuk pergi
ketempat yang kutuju. Scoop Ax. Aku lompat ke ambang jendela. Memperhatikan segala
penjuru rumah dengan mata berembun untuk yakin bahwa rumah
ini tidak sedang di perhatikan. Dan mengepak ke udara malam.
Bab 03. Ax ada di "rumah".
Dan ada juga temannya yang bertengger di cabang terdekat.
ini"> Aku hanya mengepakkan sayapku dan
hingga di rerumputan lembut. Mulai demorph.
muncul, semuanya tidak terduga"> Dia menambahkan lagi.
Tidak kujawab. Tobias telah menjadi seorang retorik hebat
akhir-akhir ini. Disamping itu, di saat ini, aku tidak punya apa yang disebut
Ax itu "bagian mulut."
Tapi aku punya mata. Tv Ax menyala. Tapi tidak menampilkan
saluran yang kutonton tadi.
Sesaat setelah bibirku terbentuk kutatap langsung pada
Tobias. Kemudian pada Ax. "Teman kita Ax disini adalah seorang
bintang." Kukatakan dengan bersemangat, kuseka jarum pinus dari
celana bersepedaku, aku meringis saat kakiku memijak batuan
tajam. Kuberitahu mereka apa yang telah kulihat. Saat aku selesai
bicara, keheninganlah yang ada.
Tobiaslah yang pertama bicara. Suara bahasa
pikirannya parau, hampir bersemangat.
Ax ragu-ragu. Diarahkannya mata utamanya untuk melihat
kebelakang, kearah hutan lebat.
Ujarnya.
Bukan itulah yang ingin ku dengar.
Ujar Tobias.
"Apa kau pikir, hal itu benar-benar penting?" Kuputar bola
mataku. "Okay. Dengarkan. Kita tidak punya waktu untuk
menunggu mereka tayang atau mengirim cek ke stasiun untuk
membeli salinan acara itu. Kita tidak bisa menerima resiko dengan
menunggu." Ujar Ax saat dia melangkah ke pengaturan
televisinya.
"Apakah aku melupakan sesuatu" Sebab aku benar-benar
tidak memahamimu." Tobias menjelaskan. saluran. Dia mengatur sebuah CD-ROM pada VCR---atau benda
sejenis itulah. Bagaimanapun juga. Mesin itu bekerja.>

Ax melangkah mundur dari tumpukan peralatannya. Dengan
remote di tangan, dia mempercepat acara itu tiga puluh menit
kedepan hingga dia mencapai bagian yang kumaksud.
Seluruh dua puluh detik untuk hal itu.
Ax terpaku pada frame terakir.
Kali ini lebih hening lagi, aku yang memecahkan keheningan
kali ini. "Apakah itu kau, Ax?"
Ax memfokuskan keempat matanya sebelum dia menyapukan
mata tanduknya pada daerah di sekitar scoop. Sekarang dia
berhati-hati.
Saran tobias.

Ax melakukannya. Kalau bagiku sih tidak ada perbedaannya.
Bisa saja itu Ax. Bisa saja itu Andalite lain.
Tapi Andalite satu lagi yang kami tahu di Bumi adalah Visser
Three. Tidak mungkin dia begitu ceroboh hingga membiarkan
dirinya di rekam dalam film. Disamping itu, dia tidak pernah
keluar tanpa adanya pengawal.
Kecuali......kecuali dia ingin terlihat oleh ribuan bangku penuh
kentang. Tapi mengapa"
"Ax-man, apakah ada cara untuk memperbaiki kualitas
gambar itu?" Aku bertanya.


Animorphs - 40 Yang Lain The Other di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sumber tidak asli.> Tobias terbang dari tenggerannya dan hinggap, beberapa
kaki dari layar televisi.
Ujar Tobias. Ax.> "Jadi itu Visser Three." Ujarku. "Baiklah, yang itu sedikit
diluar keanehan." Ujar Tobias. Dia mengarahkan
mata elangnya yang serius pada kami. baru saja menemukan Andalite lain.">
Ax menarik bahunya kebelakang.

"Baiklah, kalau gitu, siapa?"
benar-benar menjijikkan. Ekornya terpotong setengah.>
Suara Ax terdengar tidak percaya. Ada
sesuatu yang lain juga. Lebih dari suara normalnya, yang arogan.
Kali ini terdengar seperti jijik.
"Permisi?" Aku bertanya.
Jawab Ax dengan dingin. keberadaanya disini berarti suatu masalah.>
"Yeah." Aku setuju, kulihat kembali gambar buram di layar
itu. "Yeerk menahannya. Mereka dapat satu lagi Andalite yang
bisa morph di dalam tim mereka. Tidak bagus."
Ax menggerakkan tangannya
yang rapuh dalam gerakan memecat. tidak bisa bertarung. Dan jelas sekali vecol satu ini tidak memiliki
kekuatan morph atau jika dia bisa dia akan memulihkan ekornya
dengan DNA-nya sendiri.>
"Jadi, Ax, bagaimana perasaanmu yang sebenar-benarnya
pada pria ini" Biar kutebak ya." Aku terdengar kasar. Padahal aku
tidak bermaksud begitu. Ujar Tobias. berguna bagi Yeerk di tempat lain. Dia pasti punya informasi yang
diinginkan oleh Visser.>
"Yang artinya dimanapun dia berada, kita harus
mendapatkannya duluan. Kecuali jika kita terlambat. Yang mana
aku tidak akan memikirkannya lagi,"
Tobias setuju. sekutu kita.> Ax membuat suara yang mirip dengan dengusan. vecol sebagai sekutu"Marco, apakah itu artinya suatu humor"
Sebab tidak mungkin.> Aku menyeringai. Kulipat tanganku di dada. "Bukan Ax. itu
bukan sejenis humor. Ada apa denganmu" Apa masalahmu dengan
pria ini?" Tobias menyela. dan yang lainnya. Kita bahas hal ini nanti saja.>
Kuhirup nafas dalam-dalam. Kuseka rambutku, keatas, lalu
berbicara. "Yeah, ini waktunya untuk mencari seorang Andalite,
oh." Kutatap Ax. "Jangan lupakan satu kemungkinan lain disini.
Berdasarkan Kehormatan Andalite yang-terkenal-di-seluruhgalaksi, pria ini mungkin, seperti yang kita tahu, kemungkinan
besar seorang penghianat. Seluruh rekaman video ini kemungkinan
adalah jebakan bagi kita, manusia yang tidak pencuriga, berhati
besar, yang bertanggung jawab pada makhluk yang tidak
beruntung daripada kita dengan empati dan kebaikannya."
Ujar Ax, dia menatap mataku balik dengan mata
utamanya.
Bab 04. Tobias menuntun kami pada tempat yang dia sangat yakin
adalah tempat yang sama dimana Andalite itu direkam.
Sesuatu tentang tanah landai, dan pohon pinus yang hancur
sebagian karena tersambar petir menjadi petunjuk baginya. Jika
Ax adalah jam pribadi kami, Tobias itu adalah kartographi dan
pemandu alam liar pribadi kami.
Mungkin seharusnya kami menghubungi yang lain dahulu.
Menunggu hingga pagi. Tapi kami tidak melakukannya. Bahkan
tidak mendiskusikan kemungkinan adanya penundaan. Sekarang
hari semakin gelap. Sehingga, aku ingin jadi burung hantu untuk
penglihatan super dimalam hari dan sangat baik dalam misi
pengintaian. Kami berputaran diatas tanah lapang itu, Tobias, yang paling
berpengalaman dalam hal terbang, melayang serendah mungkin
dengan tanah. Dia siaga akan setiap pergerakan. Setiap helai daun
yang bergerak yang dengan cepat menghilangkan ekor tikus
ataupun binatang lain yang berlarian diwaktu tidur.
Aku bertanya. Dunia
dihadapanku begitu jelas, sangat-sangat jelas. Tidak kulihat
adanya sesuatu yang pantas diteriakkan "Bahaya!"
Ujar Tobias. pijakan, tanah yang tertekan, mungkin darah kering.>
Tapi tidak ada apa-apa. Jika ada seseorang, pria ataupun
binatang buas, mereka pasti meninggalkan jejak dalam beberapa
hari, hingga tersamarkan oleh tanah, yang masih tetap basah
karena hujan besar malam kemarin.
Tidak ada tanda-tanda dari intrik kotor.
Setelah dua menit pencarian rinci. Kusarankan bahwa kami
pulang saja. Tidur. Atau Memberitahu pada Jake dan yang lainnya.
Saran Ax. selama sembilan puluh menit.>
Aku bukanlah orang yang suka mengambil resiko besar. Ide
untuk demorph ditengah tempat gelap dan sunyi. Terutama tanpa
adanya teman lain yang memeriksa keadaan di belakang kami.
Tidak mungkin. Pikiran itu tidak akan menakutiku.
Aku bahkan lebih takut akan pikiran tersangkut dalam wujud
berkutu tebal sepanjang hari-hariku.
Jadi disaat Tobias terbang diatas sekalian berjaga-jaga, aku
hinggap di tanah, didekat pohon pinus sebelah timur dan demorph
dengan cepat. Ax, di sisi lainnya, masih tetap turun, beberapa
yard dariku. Kami kira akan jauh lebih aman untuk
keluar dari wujud morph. SCHLOOP! SCHLOOP! Okay, tidak ada sayap lagi. Tapi juga belum ada lengan,
keduanya hebat. SPLOOT! SPLOOT! Lengan melayu. Jari kecil muncul dari ujung tangan, pelan,
pelan,pelan akhirnya keluar semua.
Dengan mataku yang masih mata burung hantu kulihat Ax
mulai demorph. Kuputuskan lebih baik aku tidak melihatnya.
Kuarahkan mataku kesebelah kanan. Kulihat possum tua
dan...... Tobias memangil tergesa-gesa. sekarang!> Terlambat. Aku sudah sepertiga manusia.
Hal itu akhirnya terjadi. Kami terlalu ceroboh. Meremehkan
musuh. Kami benar-benar mati kali ini.
Dan untuk berbagai alasan. Kuperhatikan possum itu.
Dia bertambah besar dua kali lipat.
Dobel lagi, dan lai! Bulu abu-abunya mulai berubah menjadi biru, hampir sama
seperti warna yang muncul dari campuran tiap botol cairan kimia.
Atau seperti pensil yang berubah warna saat kau putar kedepan
belakang. Tidak perlu ilmuwan untuk menyelidiki bahwa dia bukanlah
possum biasa. Dia itu Andalite. Dia itu bukanlah Visser Three.
Dan juga bukan yang kami lihat di televisi.
Andalit ini memiliki ekor besar yang panjang serta tebal. Dan
diujungnya ada pisau yang membuat mataku takut, kelihatannya
seperti sabit yang dibawa dewa kematian.
Aku hampir selesai demorph saat Andalite itu berjalan
kearah Ax. Ekornya mengiris udara penuh ancaman, pisaunya
berkilat tertimpa sinar bulan. Tiap kaki belahnya yang besar
menginjak tanah yang berembun, menerbangkan secuil kecil tanah.
Tikus-tikus tanah berlarian.
Dia ini bukan---vecol. Pria ini jauh lebih besar daripada
Andalite lain yang pernah kulihat. Lebih besar daripada saudara
Ax. Pangeran Perang Elfangor-Sirinial-Shamtul. Lebih besar
daripada Aloth-Attamil-Gahar. Bahkan lebih besar daripada
Alloran-Semitur-Corras, tubuh inang bagi Visser Three.
Bahunya seperti gelandang belakang football amerika.
Dadanya seperti dada seorang atlit binaragawan. Lengannya juga,
kecuali untuk bulu birunya,bisa mengalahkan juara dunia kelas
menengah. Bahkan jari Andalite yang biasanya kecil dan berjari
banyak kalau dia lebar dan kokoh. Seperti tangan seorang tukang
kayu atau buruh bangunan.
Yang lebih membingungkan lagi : Dari pinggannya yang hampir
mirip manusia berbentuk bundar, panggul yang seperti rusa atau
kuda, pria itu terlihat seperti Clydesdale. Benar-benar seorang
yang besar. Tidak mungkin Ax, seorang anak kecil, masih arisht, sanggup
melawan pria ini. Ax hebat, petarung handal, tapi kau tidak ingin
melihat pria besar ini menendang bokong Ax dengan gerakan
biasa. Bukan karena aku bertaruh pada pria ini, tapi jika aku begitu,
lebih baik kupertaruhkan uangku pada Mr. Macho dia ronde
pertama. Tapi Andalite itu tidak menyerang Ax. Ataupun aku.
Dia berdiri disana, tidak lebih lima yard jauhnya. Dia
mengabaikanku dan menatap Ax, yang sekarang juga sudah
kembali ke bentuk aslinya, ekor pisaunya diacungkan. Andalite
besar itu kelihatan menunggu sesuatu. Agar Ax menyerang
duluan" Ucap Tobias secara pribadi
sehingga Andalite itu tidak bisa mendengar. belum melihatku. Akan kucoba untuk menarik perhatianya.
Sebelum dia bergerak.>
Gugup dan tak bisa menjawab Tobias. Kutatap Ax.
Dia berdiri sempurna, meniru cara diri lawannya. Menunggu
siapa yang bergerak duluan.
Ucapnya, dalam bahasa pikiran yang tenang dan
pelan.
Terlambat! "TSSEEERRR!" Tobias menukik kebawah dari langit malam! Di bawah cahaya
putih dari bulan, cakarnya tiba-tiba di julurkan untuk menyerang,
dia kelihatan seperti iblis berbulu dari neraka.
"TSSEEERRR!" Andalita itu tersentak. Tersentak!, lalu memandang, mundur
beberapa langkah ke belakang, mengejangkan mata tanduknya
keatas dan mata utamanya terus menatap Ax.
Ya! Tobias akan melakukannya, terluka atau mengalihkannya
cukup untuk keuntungan...
FWAPP! Dengan kecepatan yang membutakan dan akurasi tinggi ekor
besar Andalite itu menghantam Tobias di langit.
Dan terdengar terhantam ke tanah. "TOBIAS!" suara yang menyedihkan saat Tobias Bab 05. Aku berlari kearah tubuh tanpa kehidupan Tobias. Tapi
lirikan peringatan dari Ax membuatku terdiam. Apa yang akan
kulakuakn" Mungkin, paling tidak, aku bisa mengamankan tubuh
Tobias sebelum terinjak oleh kuku belahnya yang besar.
Aku bisa morph, Kupikir dengan gila. Aku bisa..

Sekarang Ax sudah jadi pembaca pikiran" Lupakan. Aku akan
jadi gorila...... CLOPCLOP CLOPCLOP! Andalite itu berderap kearah Ax.
CLOPCLOP CLOPCLOP! Ax berderap kearah Andalite.
Ax menerjang. FWAPPP! Menyabetkan ekornya pada tenggorokan musuh.
Dan meleset. Sekarang Andalite besar itu mendapatkan keuntungan besar.
Sebelum Ax bisa meluncurkan serangan lain....
THWAAAAP! Dia dihantam oleh bagian tumpul dari pisau Big Blue. Ax
terjatuh. Andalite itu melangkah mundur untuk membiarkan Ax berdiri
dengan aneh. Lalu dengan tenang dia menempelkan pisaunya di
tenggorokan Ax. Ujar Prajurit itu, suara pikirannya penuh
dengan penghinaan. begini menyedihkan, tidak berguna.> Dia mengarahkan salah satu
matanya pada Tobias, tetap tanpa emosi pada tanah yang
berembun itu. kecilmu untuk melakukan tugas seorang prajurit!>
Balas Ax, dengan suara sopan
penuh kemuliaan pada dirinya, mempertimbangkan pisau besar
yang ditempelkan di tenggorokannya.
Setengah detik berlalu. Andalite itu sepertinya mendapatkan
sekeping informasi. Akhirnya
dia berbicara. Masih ragu-ragu.
Sekarang bahasa pikiran Andalite semakin menguat. Dia
menantang. pertempuran takdir terakhir. Kau selamat dari kecelakaan itu">
Ada apa ini" Rasanya aku disapu akan sejenis reuni akademi
Andalite. Dan disaat mereka berbincang-bincang, Tobias......
Ujar Ax. bertarung. Aku malah dikirim kedalam pesawat Dome saja. Hingga
akhirnya, aku dibawah tekanan karena akulah satu-satunya yang
selamat. Mungkin aku telah keliru. Aku menyaksikan video akan
vecol itu...> Suara raungan Andalite dalam bahasa pikiran menulikan
pikiranku. Raungan itu benar-benar menyakitkan bagi kepalaku.


Animorphs - 40 Yang Lain The Other di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kutatap tanpa daya saata dia menekan pisau ekornya makin dalam
pada leher Ax. Hingga mengalirkan darah.
Dia berbicara dalam nada
normal.
Ax bukan orang tolol. Saat dia berbicara, dia tetap menjaga
nada bahasa pikirannya agar netral. Mertil-Iscar-Elmand. Pilot Pesawat tempur itu. Kudengar banyak
kehormatan yang diterimanya saat ikut serta dalam berbagai
peperangan. Dan Siapakah anda yang aku mendapatkan
kehormatan untuk berjumpa sekarang">
Ini gila. Ax benar-benar punya karir sebagai aktor disamping
Gwyneth Paltrow dalam acara Shakespreare in Love. Atau mungkin
sebagai seorang diplomat. Aku merasa begitu aneh sampai-sampai
aku akan kencing di celana saja, dan Ax malah berperan sebagai
seorang pahlawan dalam acara komedi atau
Berbicara tentang keanggunan dalam peperangan.
semacamnya.
Keempat mata Ax tiba-tiba menunjukkan rasa hormat.
Bahasa pikirannya menunjukkan tanda kagum.
sebagai seorang pilot pesawat tempur adalah salah satu yang
paling baik dalam sejarah akademi. Karir anda dijadikan sebagai
contoh bagi setiap aristh yang harus diikuti.>
Gafinilan melepaskan pisau ekornya dari leher Ax. Dia
kelihatan malu, aneh. Dia tidak merasa jengkel akan ucapan Ax
tapi juga tidak tersanjung. Dia mengarahkan mata utamanya pada
diri Ax. Ax lanjut berbicara, dengan senang.
Andalite di alihkan dari misinya untuk memadamkan invasi Yeerk
di planet ini. Daripada itu, armada itu telah dikirim untuk
menghadapi konflik Rakkam Garroo di Nine Sifter. Tidak ada
pasukan khusus yang dikirimkan untuk membantu teman-temanku
menghentikan Yeerk yang ingin menguasi planet Bumi. Anda mesti
membantu kami.....> Gafinilan menyela
dengan getir. Tujuanku sekarang adalah------daripada itu, tujuan dan tanggung
jawabku"adalah untuk mengurus Mertil. Seperti yang kau tahu.>
Dia menambahkan lagi, nadanya semakin kelam. dalam peperangan terakhir. Pesawatnya mendamparkan kami di
planet ini, begitu jauh dari rumah kita.>
Ax kelihatannya ingin protes.
Perintah Gafinilah. Pelan.
Tidak ada kesempatan untuk berdebat. mencoba untuk ikut campur dalam urusanku memenuhi tugasku.
Aku bersumpah demi ingatan orang tuaku bahwa kau akan tewas.>
Aku tetap berdiri seakan aku selalu berdiri. Hampir siaga.
Seakan aku berdiri disamping pemakaman ibuku. Hanya saja kali
ini, aku takut bahwa jika kau bergerak walaupun sebesar rambut
jaraknya aku akan terbunuh.
Suka menentang, isu diluar militer kebiasaan dari seorang
Andalite seharusnya tidak menyerangku---kami---seperti yang
tidak biasanya. Atau menggangu. Tidak juga setelah cerita yang
kami dengar tentang Alloran di planet Hork-Bajir. Tidak juga
setelah tahu bahwa Elfangor telah melanggar salah satu hukum
terlarang mereka. Dan terutama tidak juga setelah pertemuan
kami dengan Arbat-Elevat-Estoni, seorang prajurit dan pemikir
yang gila karena perang. Tetap saja---masih ada sesuatu yang mengerikan dan kelam
serta putus asa yang dipancarkan dari prajurit alien yang
terdampar ini. Aku tidak ragu lagi bahwa siapapun yang dia
maksud apapun yang dia katakan. Bahwa dia akan membunuh kami
jika kami mencarinya dan Mertil.
Kecuali..... Dari sudut mataku kulihat Tobias. Aku merasa sangat lega
karena dia masih hidup. Berharap bawha dia tidak menarik
perhatian untuk dirinya sendiri.
tinggalkan tempat ini. Visser Three akan disini sebentar lagi. Dan
dia tidak akan sebaik aku, kuyakinkan padamu.>
Ujar Gafinilan dengan
kasar. Mertil. Itu perintah. Lupakan.>
Gafinilah berpaling dari kami, keempat matanya saat dia
berjalan kearah hutan gelap. Menjauh dari daerah yang tertimpa
cahaya bulan. teman-temanmu, Bahkan walaupun tak ada harapan.>
Bab 06. Kami mengkikuti Gafinilan. Tentu saja dia tahu kalau kami
ikuti. Dan sekarang aku tahu bahwa dia tidak akan melakukan
apapun pada kami. Gafinilan menjebak kami dan menghantam pingsan Tobias,
tapi dia membiarkan kami tetap hidup. Kami ingin---butuh"tahu
mengapa. Dan ada sesuatu yang lain lagi.
Andalite itu telah melihatku demorph. Paling tidak, aku
sangat yakin bahwa dia melihatku tadi.
Mungkin dia tidak melihat seluruh prosesnya. Seberapa
hebat sih mata possum" Aku sendiri tidak tahu. Mungkin dia pikir
dia melewatkan sesuatu, bahwa aku telah morph dari tubuh asli
Andaliteku menjadi manusia.....
Siapa yang kubercandai" Dia pasti telah melihat
keseluruhannya. Temanku yang memberitahu hal itu. Disamping
itu, mengapa pula ada orang yang punya pisau ekor malah morph
jadi orang berotot lemah, dan bermasalah dengan kulit lembut"
Tidak penting lagi jika dia tahu tentangku disaat ini. Selama
dia tidak panjang umur untuk terus menceritakannya.
Aku berubah menjadi serigala. Ax menjadi harrier. Disaat
dia morph, Tobias memeriksa dirinya dan memutuskan bahwa
keadaan baik. Jadi, bahkan walaupun dia masih tetap goyah dia
tetap memperhatikan Gafinilan.
atau aku akan kehilangan jejaknya. Pepohonan terlalu tebal. Dan
aku kesulitan terbang di tempat bercahaya rendah ini.>
Aku berangkat. Dengan indera penciuman serigala yang
hebat, dengan stamina yang mengagumkan dan kelincahannya, kami
masih punya kesempatan mengikuti jejak Gafinilan. Kuharap sih
begitu. Kupanggil dia.
Aku melaju melalui hutan gelap. Rasanya seperti berlarian
melalui tempat penuh teka-teki untuk mendapatkan hadiah di
tengah"Suatu hadiah yang kau benar-benar tidak mau sebab kau
tahu bahwa hadiah itu berbahaya dan mungkin mematikan. Suatu
hadiah yang mesti kau hancurkan sebelum dia menghancurkanmu.
Tapi suatu hadiah yang harus kau miliki, tidak peduli apapun itu.
Disekitar dan melewati daun hijau pinus yang gelap dan
bebatuan kecil. Dibawah cabang kuat yang rendah. Udaranya
dingin dan lembab, diselimuti bebauan yang mengacaukan temanmu
yang lain. Tetap saja, aku sangat yakin bahwa moncong hidung
serigala mendeteksi Andalite besar itu. Aku berlari.
Diatasku, Ax dan Tobias terbang dengan usaha terbaik
mereka di kegelapan. Tapi usaha mereka tidak cukup bagus.
Jerit Tobias tiba-tiba. kedepan....lalu hilang..>
Aku berhenti dibawah cabang dimana Tobias bertengger. Ku
denguskan hidungku ke tanah, kucoba mencari keberadaan
Gafinilan. Kuangkat kepalaku dan kubaui udara. Ax terbang
mendekat. Ujar Tobias.
Kutambahkan
lagi.

Ujar Ax. yang tersembunyi entah dimana. Mungkin Gafinilan masuk dari .....>
Kataku. Aku melangkah diam-diam sekitar satu
yard kedalam hutan lebat, kugunakan seluruh indera penciuman
serigala.
Ada sejenni gua atau pintu masuk. Sekita tiga yard disebelah
kananku. Tidak mudah ditemukan kecuali kau sedang mencarinya.
Pintu masuk itu rendah dan sempit sera hampir benar-benar
tersembunyi dibelakang cabang-cabang tumbuhan hijau.
menghilang.> Kataku.
kita Ujar Tobias.
Ada sesuatu yang keluar dari gua.
Seseorang. Seorang manusia. Seorang pria.
Dia berhenti di pintu masuk gua. Memeriksa keadaan dengan
seksama. Mencurigai. Seakan dia berharap untuk menemukan
mata-mata yang bersembunyi dibalik batang pohon.
Dia rata-rata sama dengan manusia lain.
Tidak ada yang menjadi tandanya kecuali ke rata-rataanya
yang sangat rata-rata. Kelihatan bagus. Tinggi dan beratnya ratarata. Pertengahan umur, mungkin tiga puluh lima, mungkin empat
puluh lima. Rambutnya diantara coklat dan pirang. Setengah
antara panjang dan pendek. Di mengenakan jeans yang tidak bisa
di jelaskan, kemeja gelap, serta sepatu putih.
Dia berupa jenis pria yang akan menghilang dibalik keramian
dengan langsung. Jenis pria yang mudah membaur.
Saat pria ini merasa senang tidak ada seorangpun yang akan
berurusan dengannya. Dia berangkat. Dengan cepat dan penuh
keyakinan melalui hutan gelap terdekat.
Biasanya, kami mungkin mengikutinya. Terutama sejak kami
yakin bahwa dia itu seorang pengendali, yang keluar dari Kolam
Yeerk. Tapi Gafinilan jauh lebih penting bagi kami sekarang.
Aku berjalan di tanah basah untuk masuk dalam gua itu,
perutku mengenai jarum pinus serta embun dan tanah, aku
bergerak kedepan pintu gua dan menunggu temanku yang lain
Setelah beberapa menit, aku mengendus pintu masuk. Ya.
Gafinilan tadi ada disini. Aku sudah bersiap jika harus pergi ke
kolam Yeerk dibawah sana. Untuk menemukan Andalite sebelum
dia membocorkan rahasia kami.
Aku tidak bersiap untuk apa yang kutemukan didalam gua.
Tidak ada. Tidak ada panel palsu atau pintu jebakan atau
keypad berkode rahasia. Tidak ada. Yang ada hanya ruang
berongga kecil, berdebu dalam batu besar.
Aku merangkak keluar dari gua. ada pintu masuk. Tidak ada apa-apa.>
Ax, bertengger pada salah satu cabang kokoh yang
melindungi pintu masuk gua, berkata. disitulah dimana Gafinilan menyembunyikan pakaian manusianya.
Untuk morph manusia.> Tentu saja. Kesalahan bodoh kedua di malam ini.
Panggil Tobias tiba-tiba, entah darimana diatas
sana. Aku berlari. Hingga ke ujung hutan, aku demorph dan lalu
menjadi burung hantu. Kami ikuti Gafinilan hingga
universitas. Pemukiman yang rata-rata.
ke pemukiman di dekat Kami perhatikan dia saat berjalan langsung ke pintu depan
dari suatu rumah yang kelihatan rata-rata. Peternakan kecil
seperti rumah lainnya di blok itu. Namanya "H. McClellan." dalam
tulisan emas di kotak surat standar depan rumahnya.
Dia berhenti di pintu. Memeriksa sekeliling. Kemudian,
memasukkan tangannya kedalam kantong celanam mengambil
seperangkat kunci, dan masuk.
Kami menunggu. Mendengar beberapa kunci yang dibuka dan
masuk kedalam. Lampu tidak di hidupkannya saat dia didalam rumah, bahkan
setelah penuh empat menit.
Tanya Tobias.

Ujar Ax. berhati-hati disini. Penjagaannya akan sangat aktif.>
Aku berkata. waktunya kita bawa kasus ini pada pemimpin kita yang tak kenal
takut itu.> Bab 07. "Jake, pria itu melihat kami demorph."
Rachel melompat dari kursi kayunya. Saat ini masih pagi,
sebelum waktu sekolah, karena konferensi guru-guru akan telat
hari ini. Seperti biasanya, kami berkumpul di gudang jerami
Cassie. "Hebat, Marco, kerjaan bagus." Dia berkata sarkastis
padamu. "Tapi," Aku mulai. "Dia bahkan tidak tersentak. Tidak
melihatku lagi, tidak berbicara padaku. Tidak bertanya pada Ax
tentangku. Seakan dia tidak peduli padaku."
"Kurasa pertanyaannya itu adalah, mengapa?" Ujar Jake.
"Ingat bagaimana Gonrod hampir saja kena serangan jantung saat
tahu ada manusia dengan kekuatan morph. Pria ini harusnya peduli.
Mungkin ada sesuatu masalah yang jauh lebih besar di pikirannya
sekarang. Sesuatu yang sedang berlangsung."
"Oh, yeah. Pasti begitu. Seperti yang kukatakan sebelumnya,
pria itu bahkan tidak bertanya." Ujarku. "Hal itu tidak membuat
perbedaan. Dia bahkan tidak bertanya bagaimana Ax tahu apa
yang terjadi pada konflik Rakkam Garro. Tidak bertanya
tentangku. Tidak bertanya berapa banyak "teman" yang Ax punya.
Siapa "kita" ini. Ayolah. Tidak ada seorangpun yang tanpa pamrih.
Itulah perhatian selektifnya. Itulah perhitungannya."
lagai.> Ax menambahkan. Seakan dia akan segera menjumpainya.>
Ujar Tobias. kita seharusnya tidak langsung lompat ke kesimpulannya. Kita
tidak tahu apapun tentang hubungan antara Gafinilan dan Visser
Three.> Aku tertawa. "Yeah, kita tahu. Kita tahu cukup banyal. Kita
tahu adanya hubungan. Hal itu dikombinasikan dengan pengusiran
Gafinilan pada kita. Dan tentu saja, ancamannya untuk membunuh
kita jika kita tidak meninggalkannya dan temannya Mertil. Dalam


Animorphs - 40 Yang Lain The Other di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bukuku, jika dia tidak teman kita, maka dia itu musuh kita."
Jake mengurut-urut belakang lehernya. "Ingat saja bahwa
dia tidak tinggal untuk menjumpai Visser Three. Selalu ada
kesempatan bahwa dua Andalite itu bisa jadi bagian tim kita.
Jadi, kita harus tetap memperhatikan pria itu. Pastikan dia tidak
bekerja pada perusahaan Yeerk. Atau juga pergi ke kolam Yeerk
sekali tiga hari. "Aku akan kesana," Ujar Rachel.
"Aku juga akan pergi." Ujar Cassie.
"Baiklah, Ax apa yang kau tahu tentang Gafinilan?" Tanyaa
Jake. Ujar Ax sederhana.
"Dia hampir saja membunuhmu karena kau menghina
temannya." Ku bahas lagi. "Dan dia menyerangmu, sesama
Andalite." Balas Ax.
Mungkin itu bukan hanya pikiranku, tapi dia tidak terdengar
seratus persen yakin akan pendapatnya. itu adalah kegiatan prajurit yang tidak biasanya, terutama karena
terdampar jauh dari dunianya sendiri, dalam suatu tempat yang
dibawah invasi dari musuh, begitulah reaksi yang dilakukannya.>
"Dengan kekerasan. Okay, lalu bagaimana dengan rekaman
video itu?" Tanya Rachel. "Siapa yang mengambil" Bagaimana bisa
disiarkan?" Cassie mengangkat bahu. "Banyak kemungkinanannya. Bisa
saja kelakuan orang tidak berdosa. Mungkin diambil oleh seorang
pria licik yang menjualnya pada Tv untuk mendapatkan bayaran.
Atau seorang dari majalah misalnya Star or Enquirer. Atau ide
jahil dari seorang iseng tukan bercanda."
"Atau itu mungkin diambil oleh Gafinilan sendiri," Ujar Rachel
sengit. "Mungkin dia membuat perjanjian dengan Yeerk. Cara yang
sempurna untuk memancing bandit Andalite pada kematiannya."
"Tapi kita masih tetap hidup." Kubalas ucapan Rachel.
"Bagaimana jika apa yang kau sarankan itu benar, positifnya aku
tidak akan ada dalam percakapan ini."
Ujar
Tobias. Apa maksudnya dengan perkataan tinggalkan dia sendiri" Lupakan
tentangnya dan Mertil.>
"Terlalu buruk," Kata Jake getir. "Seberapa sering Andalite
datang ke Bumi" Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa
Gafinilan dan Mertil tinggal di tengah kota. Kita tidak bermaksud
bahwa mereka itu membahayakan, tapi kita akan mencari tahu
sebanyak apa yang kita bisa."
"Kurasa kita akan pergi?" Kataku, seakan aku tidak tahu apa
yang akan terjadi. "Oh, yeah. Hanya saja "kita" artinya kau dan Ax." Ujar Jake.
"Jika pria ini adalah seorang penghianat, jika dia ingin bergabung
dengan Yeerk, kita tidak ingin dia tahu lebih banyak informasi
dari kita daripada apa yang sudah dia tahu. jadi, hingga hari ini
Marco jadi manusia. Yang mana itulah informasi yang dia tahu, dan
Ax sebagai seorang Andalite. Dia melihat Tobias tapi kita butuh
dia sebagai pengamat udara disaat kalian berdua didalam. Kalian
dalam kunjungan biasa untuk kepentingan pangeranmu, Ax.
Sisanya akan membantumu dari belakang. Untuk kekuatan
tambahan jika dibutuhkan."
Aku menyeringai. "Jika dia bermaksud bahwa "aku akan
membunuhmu jika kau tidak meninggalkanku" itu. Terima kasih,
pria besar." Jake menyeringai balik. "Bukan masalah. Dan saat kalian
pergi, sisanya akan waspada. Perhatikan kemana dia pergi, apa
yang dia lakukan. Lihat jika dia menghubungi Yeerk. Perhatikan
Mertil juga." Dia menatap Cassie dan Rachel. "Tapi awalnya, coba
buntuti Tuan H. McClellan sebelum dia meninggalkan rumahnya
pagi ini. Tobias, kau pergi bersama mereka. Saat mereka pergi ke
sekolah, kau yang mengambil alih."
Tobias terbang dari tenggerannya di belandar. Kutunggu kau di udara, cewek-cewek.>
"Apa yang kulakukan sementara itu?" Aku bertanya pada
Jake setelah temanku yang lain pergi. "Hingga Ax dan aku
mengunjugi Batman dan Robin?"
Jake tersenyum keji padamu. "Uh Marco, kupikir kau sudah
selesai. Kau tahu kalian bertiga berlarian untuk mencari Andalite
itu tanpa memberitahu kami. Bagaimana jika bersantai beberapa
jam" Mungkin berdoa satu atau dua pada kamu" Kami akan sangat
membutuhkannya." Bab 08. Aku bukanlah orang yang banyak berdoa dan suka memohon.
Kecuali, tentu saja, jika akan membuat gadis cantik berkata
"ya" untuk berkencan denganmu. Kemudian, bahkan memohon
adalah pilihan.

Aku bergabung dengan Tobias diatas rumah tetangga H.
McClellan. Diatas dua atau tiga kamar tidur, diatas atap dan kain
layar bergambar cedar berbentuk segitiga dan trapesium. Diatas
kolam renang di halaman belakang, lingkaran biru terang dan
bundaran, dan didepan seragam persegi berwarna hijau. Tipikal
pola geometri amerika. Benar-benar keren di sudut pandang ini.
Tanya
Tobias. pertanyaan itu. Jadi, apa yang telah kau temukan">
menjawab Tobias meluncur dengan putaran malas, membiarkan termal
mengangkatnya. Kata H dalam namanya"ke universitas. Kelihatannya dia itu
asisten dari kelas akademis. Beberapa profesor yang bekerja
dengan partikel fisika. Apapun itu.>

untuk demorh, kamu sangat yakin kami memperhatikannya terus
sepanjang pagi. Cassie dan Rachel masuk kedalam. Menemukan
tempat yang baik untuk demorph. Tempat itu merupakan salah
satu ruangan pribadinya, jendela yang dibekukan, satu kandang.
Dia berduduk di kursinya, berbincang dengan rekan kerjanya,
memakan donut. Kemudian Cassie dan Rachel pergi ke sekolah.
Aku memeriksa sekeliling. Sekitar jam sebelas, Henri mendapat
telpon dari seseorang yang kelihatannya membuatnya gemetar.
Hal berikutnya yang kutahu, dia itu berkeliling di rumahnya.
Kecuali dia morph menjadi sesuatu yang sangat kecil. Kupikir dia
masih ada disana,>
Ujarku Aku meluncur kebawah, mendekat pada atap perkebunan
kecil milik Henry McClellan. Mendekat lagi pada rumah hijau yang
tersambung dengan rumahnya sendiri melalui sejenis terowongan
sepanjang lima belas foot panjangnya.
Kata Tobias memperingatkan. dan benar-benar paranoid.>

Ujar Tobias saat
dia melayang sekitar dua puluh kaki dari atas rumah hijau itu.
Ujarku dalam suara sarkastik pelan.

Tobias Andalite.> mengabaikan tandaku. Dia berada di antara rimbunya tumbuhan dibalik kaca dalam
rumah hijau. Tobias menjelaskan. adalah hobi yang sangat keren bagi Andalite, berkebun itu suatu
seni, katanya.> bisa dikendarai mereka John Deere natal ini. Apakah ada tandatanda dari Mertil">
Tobias hinggap pada pohon oak besar yang merupakan pohon
milik Tuan Henry McClellan. McClellan saja yang membabat rerumputan. Atau lagi mencukur
kebunnya. Dia kelihatan sangat fokus.>

jika dia melihat ke atas">
membuat berharap besar. Aku ingin tahu sebanyak mungkin
sebelum aku sampai ke hamparan rumputnya.>
Tidak ada tapi-tapian. Aku pergi
dekat diatas atap rumah hijau.
semakin Aku bergerak semakin dekat-semakin dekat, mataku
kukerahkan untuk menangkap setiap rinci gerakannya yang kubisa
kemudian... ZZZZZAAAPPP! Aku bahkan belum menyentuh kacanya! Tapi setruman listrik
sudah menyengatku, hampir jatuh, kurang dari sekaki saja dari
atap kaca. Ku kerahkan diriku ke sebelah kanan, mengepak sekuat
tenaga, merasa putus asa untuk tidak menyentuh kaca itu seakan
kena sedetik sebelumnya. Rumah hijau itu dikelilingi oleh Force field.
Hanya kegiatan biasa bagi Gafinilan untuk melindungi dirinya.

Aku tidak bisa. Rasa sakit ini menyakitkan. Pikiran manusiaku
mati rasa karena kejutannya.
Kemudian aku terbang. Tidak mengarah ke manapun, bahkan
tidak pergi dari apapun. Insting Osprey yang mengambil alih dan
aku hanya terbang saja, naik, kemudian turun, mengepak gilagilaan, karena sakit yang kurasakan.

Aku tidak melihat adanya kamera pengintai yang ada di atap
rumah. Hingga sudah terlambat.
Jeritan Tobias akhirnya sampai ke panikku yang tanpa pikiran
itu. Kulihat kebelakang pada kepala Gafinilan dan senjata yang
digenggam tangan melalui cahaya langit dari atas rumah itu yang
datar. Dia menggenggam shredder yang diarahkan padaku.
Teriaknya dalam kepalaku.
Aku tidak menjawab. Berharap bahwa mungkin, mungkin, jika
aku tetap diam, dia akan berpikir bahwa aku ini hanya seekor
burung bodoh. Bukan untuk pertama kalinya, ku remehkan dirinya.
Tseeeew! Dia menembak! Kulihat sekilas sebelum kurasakan rasa sakitnya.
Salah satu kaki cakarku benar-benar hilang.
Ujarnya.
Peringatan. Tidak bisa kau bayangkan betapa menjengkelkannya untuk
melihat kebawah dan melihat salah satu bagian tubuhmu
menghilang. Tidak perduli apapun wujudmu. Melihat angkasa
kosong dimana tempat itu seharusnnya berada. Melihat darah dan
cairan yang keluar dari bekas lukanya.
Perintahnya lagi.
Tidak banyak pilihan yang lain.
Kuucapkan secara pribadi
pada Tobias.
Untuk Gafinilan kulakukan"> ku ucapkan. dia tidak melihat Tobias terbang, atau memang tidak peduli.

Instruksinya.
Bab 09. Ujar Gafinilan dia tetap
berdiri disana, cahayanya buram.....tapi kau manusia. Bukan Andalite.>
Tidak ada yang lebih buruk lagi daripada kehilangan cakar.
Hanya sedikit lumpur karena berguling tadi.
"Kelihatannya emang gitu,"
Gafinilan mencolekkan shreddernya padaku seakan itu jari
saja.
"Apa perbedaannya karna hal itu?"

Gafinilan berkata lagi. kekuatan untuk morph telah melanggar hukum Kebaikan Seerow.
Dia seorang kriminal.>
"Andalite yang memberikanku kekuatan untuk morph sudah
tewas," Ku katakan padanya dengan datar. "Dan aku tidak yain kau
harus menyebut orang lain sebagai kriminal. Kau tahu,siapa yang
tanpa kesalahan melempar batu untuk pertama kalinya, dan yang
lainnya lagi."
Tiba-tiba, aku jadi jauh lebih marah daripada ketakutan.
"Aku tidak menyiratkan apapun. Aku mengatakan yang
sesungguhnya. Kau membuat perjanjian dengan Visser Three. Aku
tidak tahu rincinya, atau apa yang kau anggarkan untuk bisa kabur
darinya. Tapi inilah yang kutahu : Visser Three itu Yeerk.
Sekarang, kau adalah Andalite yang cerdas. Beritahu aku apa yang
telah kau buat." SWOOSH! Tanganku langsung terbang ke leherku. Keluar darah.
Hanya sedikit. Serangan peringatan.
Dan kemudian pisaunya kembali ke tenggorokanku.
Ujar Gafinilan, bahasa
pikirannya terdengar pelan dan mengancam.


Animorphs - 40 Yang Lain The Other di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ax! Ax menerobos pagar tumbuhan tinggi yang mengelilingi kebun
McClellan. Ekornya diacungkan, bersiap untuk bertarung.
Ujar Ax, dia
berhenti tidak sampai sepuluh kaki jauhnya dari tempat kami
berdiri. kita sekarang. Dia seorang prajurit yang melawan Yeerk. Jika kau
serang dia, itu tandanya bahwa kau seorang penghianat.>
Gafinilan mengayunkan mata tanduknya untuk melihat Ax.
Mata utamanya tetap melihatku.

Balas Ax. tahu kita ada disini. Pangeranku lah yang mengirimku ke sini untuk
berbicara denganmu.> Gafinilan tidak merespon. Tidak saat ini. Dia tetap berdiri
tegak, memisahkan kami, ekspresi di wajahnya tidak terduga.
Akhirnya
dia bicara. peringatanku dan mengirim seorang anak manusia.> Dengan
perlahan-lahan, dia menarik pisau ekornya dari tenggorokanku.
siapapun.> Aku mundur. Kurasakan sengatan dikulit leherku dan berkata.
"Kalau gitu kurasa percakapan ini berakhir."
Aku mundur beberapa langkah dari Gafinilan. Kemudian
berjalan ke arah Ax. Perlahan-lahan, ku arahkan kepalaku dan kulihat Andalite
besar itu. Dan untuk beberapa detik, kupikir kulihat tubuh besarnya
gemetaran, Gemetaran sekilas. Mungkin aku hanya membayangkannya saja. Ucapnya lagi, bahasa pikirannya jauh lebih rendah
dan tenang.

Jake. Sempurna. "Okay," Kataku pada Gafinilan. "Mari bicara."
Gafinilan menuntun Ax melalui pintu disamping rumah
hijaunya, kami memasuki rumah itu melalui pintu biasa, kaca, dan
segalanya. Dan melangkah masuk kedalam dapur yang sesuai dengan
Martha Stewart Living or House Beautiful or Architectural
Digest. Salah satu majalah itu selalu dibaca ibu tiriku.
bagi pemukiman masyarakat perkotaan,> Ujar Ax secara formal.
Balas Gafinilan, secara
formal juga. kebudayaan manusia. Tapi yang terpenting untuk Mertil dan aku
adalah tetap tidak mencurigakan dengan bersembunyi. Walaupun
begitu aku harus mengakui hubungan antara kerendahan dan atap
ini membingunkan. Rasanya tidak mirip tinggal dibawah langit
lapang.> "Itu ada perkebunan kecil," Kataku. "Lain kali, pergilah ke
Cape Cod, paling tidak, atau ada cahaya lampu di tiap kamar,
bukan hanya di dapur saja."
Gafinilan memilih untuk mengabaikan ucapanku. Dia menuntun
kami melalui dapur, yang berisi berbagai variasi barang domestik
bertekhnologi modern. Ada Peti Es dibawah nol derajat.
Micromave. Viking Cooktop dan ovem. Pencuci piring Bosch.
Cuisinart. Peralatan dapur. Mixer dan segalanya yang berkilau
bersih. Nora pasti akan merasa di surga. Okay, mungkin aku
terlalu banyak menghabiskan waktu menonton acara dapur dalam
saluran Food Network. "Yeah, Dapur yang hebat, Gafinilan." Kataku. "Tapi
kelihatannya seperti tidak pernah digunakan. Tidak ada piring
kotor di sink, tidak ada panci berdebu di dinding, tidak ada towel
basah yang dilempar ke pojokan dapur, tidak mungkin ada orang
yang percaya bahwa kalian tinggal disini."
Gafinilan memfokuskan mata utamanya padaku. "Dua Pria
tidak tinggal disini,> Katanya. pertimbangkan. Rumah ini milik Henry McClellan dan dia tinggal
sendirian. Hidup dengan tenang. Menghabiskan banyak waktunya
dalam kantor dan universitas. Dia tidak berteman. Dia adalah
orang yang manusia sebut. "penyendiri.">
Baiklah, yang itu menjawab pertanyaanku. Gafinilan menuntun
kami melalui beberapa ruangan di rumahnya, tiap ruangan begitu
murni, tidak pernah di gunakan" Untuk dua pria dengan kuku belas
berlumpur dan tidak memiliki kemampuan untuk duduk"
Jelas sekali, Mertil dan Gafinilan benar-benar tinggal entah
dimana dirumah ini. Satu-satunya hal yang menganggu adalah barang yang tidak
pada tempatnya yang dalam rumah sempurna dijadikan barang
kesenian, tentu saja dibeli dari beberapa pekerja seni yang
menjajakannya disepanjang jalan. Kau tahu, melukis diatass velvet
hitam, dibuat dari batang cadillac tua. Ada sketsa dan bahkan
gambar badut berwajah sedih.
Sebelum aku bertanya dimana gambar Elvis yang menangis di
gantung. Gafinilan menuntun kami kembali ke dapur. Di salah satu
dinding jauh ada keypad. Bahu Andalite yang besar menghalangi
pandangan kami saat dia menekan kodenya. Pintu terbuka
kesebelah kiri sementara pad itu tetap terbuka.

Dalam saluran setengah pribadi Ax memberi tahu Jake posisi
kami. Bahwa kami memasuki ruangan tersembunyi di rumah. Bahwa
dia dan yang lainnya harus bersiap dalam panggilan kami.
Kemudian Aku dan Ax melangkah kedepan. Kubisiki dia.
Bahwa itulah yang namanya Rumah mini dari rumah-Andalite-yangjauh-dari-rumah.
setelah kecelakaan,> Gafinilan menjelaskan. penyuplai tenaga yang masih bagus dan sebuah generator force
field. Yang sangat penting bagi kehidupan kami.
Aku tersenyum getir. "Tidak kau katakan."
Stasiun komputer. Ada lebih dari selusin. Tiap layar
menjalankan program yang berbeda, saat pertama kali kupandang
tidak ada program yang ku kenali.
Beberapa tv berlayar besar. Tiap tv hidup dan diatur untuk
menampilkan acara berita yang berbeda. Segalanya mulai dari
Hollywood Style Report hingga CNN lalu Bloomberg Report.
Lantainya dilapisi rumput subur. Tidak ada kursi, tapi ada
meja panjang yang mana diatasnya ada berbagai senjata genggam.
Dindingnya berwarna krem. Atapnya biru langit. Kelihatannya
ada ruangan lain disamping ruangan ini. Mungkin ada, tentu saja.
Disana mungkin ada panel geser tersembunyi lainnya. Kemungkinan
ada. Seba kami tidak melihat Mertil.
Bab 10. tidak tertarik untuk bergabung dalam pertempuran kami melawan
dominasi Yeerk.> Dan masih berjalan baik sejauh ini.
Tapi daripada kulihat kepala Ax bergulingan lantai berumput,
kuperhatikan ekspresi di wajah Gafinilan bermutasi dari marah
hingga putus asa hingga menjadi wajah Andalite biasanya yang
tidak bisa ditebak. Seluruhnya hanya dalam waktu beberapa detik.
Katanya, terdengar jauh lebih
santai, pose marahnya berkurang. menyukai ceritaku. Tapi benar. Dan ceritaku. Seperti yang akan
kuceritakan padamu.> Dia mulai menceritakan kisahnya. suatu waktu, tidak lama juga, aku bertugas dalam perang melawan
Yeerk. Di tugaskan dalam pasukan Pesawat Dome, ditugaskan
dibawah saudaramu, Elfangor.>
akademi bersama-sama dan meraih reputasi yang sam untuk
kecakapan dan keberanian. Bagaimanapun juga tidak ada
seorangpun yang kekal dari korban perang. Selama peperangan
melawan Pesawat Blade, peperangan itu menghancurkan pesawat
Dome kita, fighterku tertembak dan mesin utamanya hancur.
Segera setelah tertembak aku kehilangan kendali dan
menghantam fighter Mertil yang sudah rusak kian. Entah
bagaimana caranya sayap pesawat kami tersangkut, pesawat kami
berputaran kebawah. Aku yakin bahwa kami berdua akan
terbunuh.> Dia berhenti sejenak. kemudian setelah beberapa saat
menegangkan dia melanjutkan.
Untuk beberapa alasan, kami berdua selamat. Menghabiskan
beberapa bulan yang menyiksa bersembunyi di hutan, menghindari
mata pemangsam hingga aku bisa menyerap seorang manusia. Dan
berpetualan dalam dunia kalian. Kau lihat kan, aku hanya terluka
ringan, Beberapa luka bakar, beberapa rusuk patah yang gampang
sembuh. Sepanjang waktu, luka nya sembuh. Tapi ekornya--terpotong. Dan sebab ketidak mampuannya untuk menggunakan
tekhnologi morph, tak ada yang bisa dilakukannya. Dia tidak akan
kembali ke wujudnya semula. Dan sekarang, aku tidak lagi seorang
prajurit yang bertugas melayani Dunia Andalite. Aku adalah
pelindung Mertil dan temannya,> Dia menambahkan lagi, bahasa
pikirannya kelam. mungkin tidak akan semenderita seperti sekarang.>
Ujar Ax. Bahasa pikirannya menampilkan
simpati. Hanya jejak saja tapi. seorang pahlawan dan dipaksa hidup sepanjang hari sebagai
seorang Vecol.> Sambung Gafinilan.
Aku percaya akan dia. "Jadi, dimana dia sekarang?" Aku bertanya. "Aku ingin
menjumpainya." Ujar Ax.
Sahut Gafinilan.
isolasi seorang vecol,> Ax menjelaskan.
"Baiklah, aku bukan ingin tertawa atau apalah." Kataku. "Aku
bahkan tidak bisa menyapa "Hai." pada pria itu?"
Tidak ada jawabam, dari kedua Andalite.
Mungkin seharusnya aku diam saja. Mungkin ada beberapa
topik yang seharusnya tidak kucampuri.
Aku tertawa palsu. "Kalian Andalite butuh penyesuaian serius
saat berhubungan dengan perbedaan kemampuan."
Ujar Ax begitu saja.
Ujar Gafinilan penuh hati. Dia merubah topik.
beberapa akar illsipar">
Ini dia. Saat Ax dalam morph manusianya. Dia tidak bisa
tahan akan roti kayu manis. Maksudku itu menakutkan loh. Kulihat
tatapan gila yang memenuhi wajah tanpa Ekspresi Andalite.
Tatapannya yang berkata seperti ini "Berikan padaku sekarang
atau akan kulukai kau."
Ucapnya hati-hati. illsipar sejak berangkat dari rumah kita.>
Gafinilan berjalan ke pintu belakang dan menuntun kami ke
bagian utama dari rumah hijaunya.
Ujar Ax.
masa mudaku. Ini sebuah tantangan, tapi menghasilkan juga, untuk
mempelajari kepedulian dan pemeliharaan tumbuhan Bumi.>
Aku tidak paham apa-apa tentang tumbuhan hijau. Namun aku
bisa melihat bahwa Andalite itu berjari hijau. Paling tidak ada
sepuluh jenis bunga, dalam pot dan dijajarkan di tanah. Dua jenis
mawar, peoni ungu, daili orange"Gafinilan pas kali untuk ditandai
sebagai seorang bodoh. Semak-semak, dan semak kecil, dedaunan
hijau, beberapa jenis bunga, beberapa pohon ramping. Bahkan ada
batu kebun dari jepang, lengkap dipasang dengan rapi disertai
kerikilnya.
Gafinilan menjelaskan. Dalam tangannya yang aneh itu, dia
memegang enam atau tujuh batang tumbuhan yang kelihatannya
seperti scallion. Kecuali warna pinknya. tumbuh dengan baik disini.>
Kuperhatikan, hampir kagum, saat kedua Andalite itu
meletakkan batang tumbuhan itu ditanah dan memakannya dalam
gaya Andalite biasanya. Menghancurkan tanaman itu dibawah kuku
belah mereka dan menyerap nutrisinya.
Kemudian hal yang paling mengagumkan itu berakhir.
Kelihatan Andalite itu telah melupakan bahwa aku ada disini. Jadi
kudekati beberapa tumbuhan menawan yang ditanam Gafinilan.
Berjejer rapi dalam tempatnya di sepanjang jalan kecil hingga
keataas, tiap tumbuhan berada dalam pot bertanah, ada pangkur,
penyiram bunga, dan pupuk dalam mangkuk.
"Bzzzzz!" Apa ini..... Kupukul udara dengan tanganku. Dasar lebah tolol.
"Bzzzzz!" Yang lain lagi! Smack! Tapi aku hanya membuang-buang waktuku. lebah itu tidak
tertarik olehku. Mereka tertarik akan bunga manis dan berwarna
yang memenuhi rumah hijau.
Tentu saja, Gafinilan mempercayakan lebah-lebah itu untuk
membantu pertumbuhan tanamannya.
Dengan cepa, kuperiksa jika Ax dan Temannya masih tetap
melakukan ritual penyerapan illsipar.
Kemudian kuperiksa sarang lebah dalam rumah hijau. Tidak
ada. Kuperiksa otakku untuk memastikan apakah ada yang kutahu
tentang lebah madu. Seperti, apakah mereka menyengat" Tidak
ada. Tapi aku tidak ingin menyerap lebah madu. Jika mereka
datang dari luar dan kembali ke sarangnya yang entah dimana
diluar rumah hijau ini tanpa tersengat force field---artinya bahwa
mereka tahu jalan keluar yang aman.
Itulah yang kubutuhkan. Aku berdiri disana. Berharap ku baui aroma manis dan....
"Bzzzzzz!" Dapat! Kutahan lebah itu dalam tanganku dan berharap untuk
menyerapnya.

Animorphs - 40 Yang Lain The Other di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo


Ax! Aku masih tetap menggenggam lebah itu, kuintip melalui
pot-pot tumbuhan kulihat kedua Andalite itu telah selesai ritual
makannya. Jawab Gafinilan, salah satu mata tanduknya
diarahkan padaku. Aku tersenyum Ujar Gafinilan.
memberitahunya bahwa aku mengundangnya untuk menikmati
dunia ini".
"Ya, tentu saja," Ujarku, kupotong ucapan Ax. Berharap
bahwa dia diam. "Kami akan menerima undanganmu."
Ax menatapku, kebingungan. Aku menyeringai gila padanya.
Lebah tolol ini menyengatku!
Owh! Kubuka tanganku, jauh dari pandangan mereka, dan
kulemparkan lebah itu ke tanah.
Kemudian aku bergabung dengan mereka berdua.
Ujar Gafinilan senang. kalian dan juga untuk berjumpa dengan pangeranmu!>
Bab 11. Pangerannya Ax dan teman baikku tidak akan mengunjungi
Gafinilan sebelum aku melakukan sedikit investigasi lebih lanjut
sendirian. Tapi aku tidak akan memberitahukannya pada mereka.
Kami berjumpa di mall. Ax dalam wujud morph manusianya,
dan menjelajah kesana-kemari seperti anak normal lainnya yang
bermain di mall. Jake pergi sendiri. Memeriksa toko sepatu Nike, pura-pura
tertarik pada sesuatu yang tidak membahayakan seperti olahraga.
Tobias dengan Rachel yang membawa satu tas dari toko
Express dan satu dari Bebe. Tobias kelihatan aneh dan salah
tempat. Finalnya, Cassie. Dalam balutan sepasang jeans yang benarbenar pas.
Secara kebetulan yang sudah direncanakan, kami berkumpul
di pusat makanan. Ax ingin membeli sekotak roti kayu manis. Jake
mengira sebotol Pepsi kedengarannya pas. Apa yang kau tahu"
Kami berkumpul di meja kosong dan disaat Ax memasukkan
wajahnya kedalam kotak makanan dan aku berpura-pura membalik
komik yang kukeluarkan dari kantong belakang, kami beritahu
pada teman yang lain bahwa kami akan turun.
"Kau tahu kau mengambil resiko-besar dan akan kutambahkan
juga"tolol, Marco." Ucap Jake, dia bersuara pelan dan
ekspresinya lembut. "Yeah, baiklah, kami dapat apa yang kita inginkan," Kataku.
"Kami masuk ke dalam. Dan kami bisa mengkonfirmasikan bahwa
Gafinilan adalah seorang yang telah melepaskan meriamnya."
"Ya," Ujar Ax setuju. Walaupun susah rasanya untuk serius
dengannya dengan adanya remah makanan di dagunya. "Moodnya
kelihatan sangat stabil. Tapi. Tapi dia itu seorang pekebun yang
hebat. Dan dia membuat tiruan manusia yang mengesankan."
"Yeah, kecuali kertas towel berpola." Gerutuku, kuletakkan
buku komik di atas meja. "Tempatnya begitu sempurna."
Rachel bergabung dalam percakapan. "Kedengarannya dia
seperti terlalu seimbang. Mencoba terlalu sulit. Hal itu masih bisa
dipahami. Pastinya dia ketakutan."
"Akan siapa?" Tanya Tobias. "Pada kita atau pada Yeerk?"
Jake menghisap habis sisa sodanya. "Dia ingin berjumpa
dengan pangeran Ax. Kukatakan padanya bahwa kita akan
berkunjung." "Bukan ide yang baik, teman. Lihatlah, aku punya perasaan
sangat jelek tentang pria ini. Situasi ini, aku tidak bisa menebak
motifnya dengan jelas. Yang ingin kukatakan adalah kita menunggu
dulu sebelum mengirimmu kesana."
Jake mengangkat bahunya. "Untuk apa" Agar Visser
menangkapnya" Agar Gafinilan bercerita pada Visser paling tidak
ada seorang manusia di "Bandit Andalite?""
"Terlalu beresiko," Cassie menimpali. "Marco benar."
"Kita berjaga-jaga, seperti biasanya. Aku pergi dalam
pengawalan." Jake berdiri. "Aku pulang. Ibuku memasak salah satu
masakan favoritku untuk makan malam. Jika kau terlambat, dia
akan penasaran." "Aku akan menemanimu." Ujar Cassie.
"Mari kita rencakan pertemuanku dengan Gafinilan secepat
mungkin," Ujar Jake. "Mungkin besok malam."
"Aku juga akan keluar dari mall," Tobias berdiri dan
melemaskan tangannya. "Tempat ini membuatku merasa aneh. Axman" Kau ikut?"
Ax menepuk-nepuk perutnya. "Ya. Tobias. aku percaya bahwa
aku sudah kenyang untuk saat ini." Dia berdiri dan mengumpulkan
roti kayu manis yang tersedia dalam kotak.
Tinggal aku dan Rachel, sendirian.
Kubusungkan dadaku dan tersenyum. "Apakah ada alasan
tertentu bagimu karena ingin berduaan denganku, Rachel?"
"Yeah. Hingga aku bisa melihatmu bertingkah bodoh. Seperti
biasanya." Dia bersantai di bangkunya. "Maksudku Marco. saat ini
aku lagi tidak mood."
Kuangkat tanganku, mohon ijin menyerah.
"Okay, okay. jadi....?"
"Seringkali kau jadi orang aneh terhebat. Kau tahu?"
Aku tertawa. "Uh, makasih."
"Tapi kau juga orang terhebat untuk mengenali saat ada
sesuatu yang benar-benar mencurigakan. Aku bisa menghalangi
lelucon garingmu. Tapi aku tak bisa mengabaikan insting
paranoidmu." "hehe, makasih, lagi,"
Rachel terpaku. "Maksudku. Lihatlah, kau tidak membolehkan
Jake menjumpai Gafinilan sebelum kau kesana sendirian. Jangan
capek-capek membantahnya. Kau pasti punya rencana ya kan. Aku
ingin tahu apa itu rencanamu."
Dengan cepat, seperti biasanya, kuperiksa sekeliling.
"Mengapa" Sehingga kau bisa bercerita pada pacar burung-priamu
itu dan mengacaukanku dan Jake."
"Bukan, dasar tolol," Desis Rachel. "Jadinya aku bisa pergi
bersamamu. Kau pasti butuh seseorang untuk melindungi
bokongmu nanti." "Lihatkan! Aku tahu kau itu peduli."
WHAM! Dan disaat itulah Kaki Rachel tersambung dengan tulang
keringku. Bab 12. Aku disini tidak akan tepat waktu untuk morph jadi lalat
sebelum "misiku". Jadi ya aku menghabiskan beberapa menit di
internet, berharap untuk menemukan fakta yang bersangkutan
dengan kemampuan lebah dan kelemahannya. Sesuatu yang
mungkin akan membantuku apa yang kukira akan terjadi saat
pikiran lebah mengajakku berkelahi nanti.
Dan aku mempelajari sesuatu yang membuatku ketakutan : Lebah madu itu sama seperti semut, adalah serangga
sosial. Tidak begitu sama sih dengan semut. Tapi fungsi mereka
untuk bagian yang lebih besar lagi. Bukan sebagai individual.
Seperti mesin dalam dedikasi mereka untuk bertahan hidup di
koloni. Mereka mempersembahkan seratus lima puluh persen
hidupnya untuk sarang. Sekarang aku sudah tahu dari masa asal kata. "Sibuk seperti
lebah" datang bukan.
Hal ini tidak membuatku senang. Menjadi semut adalah satu
pengalaman paling menakutkan dari kehidupanku yang memang
sudah aneh. Aku akan kehilangan diriku lagi, menjadi semut. Begitu juga
Jake dan yang lainnya. Tidak ada perasaan akan diri sendiri.
Keluar dari sifat pribadi. Kebanyakan orang bahkan tidak pernah
membayangkan bagaimana rasanya kehilangan bagian itu dalam
kehidupanmu. Rasanya seratus kali lebih hebat daripada mimpu
terburukmu. Aku bernafas dalam-dalam. Aku harus menghindari sarang
asli jika mungkin. Kulihat jam dinding. Waktu terus berlalu saat kau ketakutan.
Kami berjumpa terlalu awal di pagi hari. Rachel menggunakan
morph elang botaknya dan aku jadi Osprey. Kami terbang ke
rumah Henry McClellan. Dia bertanya.

Kami melakukannya. Sebelum tiga menit penuh berlalu, kami
menemukan seekor lebah madu.
Dan dia menuju ke rumah hijau.
Sempurna. Mungkin aku tidak perlu menemukan koloni itu.
Tanya Rachel.

Yang mana tidak mudah bagi kami. Lebah itu terbang secara
Senopati Pamungkas 3 Dewi Ular 77 Bulan Berdarah Suling Emas 11

Cari Blog Ini