beromunikasi dengan manusia.
"Tahanan siapa?" Aku tersentak.
Menderash yang menjawab,
75 BAB 16 JAKE Kami kembali ke pangkalan sehingga Menderash bisa menjelaskan secara detail.
Jantungku berdegup kencang. Denyut nadiku berpacu. Aku sedikit malu dengan respon
gemetaranku, tapi ini tentang Ax, salah satu anggota kami.
Salah satu anggotaku. Menderash menceritakan semuanya.
"Tak ada tanda-tanda kehidupan?"
mengetahui tanda-tanda bahwa ia membawa beban berat.
alien itu sudah mati.>
Aku mengangguk. "Teruskan."
melaporkan bagian dalam pesawat. Pesawat itu jelas tak berpenghuni selama beberapa waktu.
Tak ada tanda-tanda aktivias baru, kalau pun ada, aku pasti - >
memaksa dirinya bertahan.
berwarna putih.> Kemudian ia mengerutkan kening dan melanjutkan.
76 Aku tahu apa yang terjadi selanjutnya. Aku tahu hewan yang memiliki bulu pudar yang
tampak putih dari kejauhan. Beruang kutub.
Itu adalah Yeerk dalam morf beruang kutub yang telah membunuh Rachel.
pesawat asing menembaki kami. Itu senjata yang sangat dahsyat. Mereka menangkap kami
sebelum kami siap bertahan. Lihat, sensor kurang efektif bila digunakan saat pertahanan medan
gaya dinyalakan. Serangan itu melumpuhkan pesawat Intrepid. Setengah anggota kami".ada
begitu banyak korban dan kekacauan lebih dari yang bisa dibayangkan. Darah bergelimpangan,
komputer rusak".komunikasi terputus"..dan T.O"ia, ia terhisap ke dalam ruang hampa
sebelum medan gaya menutup.>
"Pesawat asing itu yang menembak, bukan pesawat Blade?" Tanyaku.
Keempat pesawat tempur kami kalah. Kami semua mundur. Tapi sebelum ku lakukan, aku bisa
mendengarnya. Pangeran Aximili, sang kapten. Bukan dengan alat komunikasi apa pun, tapi
dalam bahasa pikiran biasa. Sangat lemah dan jauh.>
"Ya?"
"Apa yang kau dengar, petugas utama?"
Kedua Andalite itu memperhatikanku, ingin tahu bagaimana reaksiku. Para penjaga di
dalam juga ikut memandangku. Kecemburuan mereka terlihat jelas karena mereka tak pernah
melihat perang secara langsung.
melawan. Bantuan datang, tapi sudah terlambat. Udara habis dan membeku.> Ia menghentikan
ceritanya, merasa malu kemudian terdiam.
Caysath mengambil alih cerita.
kecepatan tinggi. Pesawat asing itu mengikuti pesawat Blade dan menembaki pesawat Intrepid
77 berulang kali. Tapi kemudian mesin mereka mati sehingga mereka tak bisa lagi melaju. Pesawat
Blade dan pesawat asing itu kemudian masuk ke ruang Kelbrid.>
"Ruang apa?" Caysath ragu-ragu. Memandangku dengan mata besarnya, menunggu.
"Kumohon, tunggu diluar." Aku berkata pada petugas keamanan marinir.
Kemudian mereka keluar dan Caysath melanjutkan,
juga sangat bisa dipercaya. Kami punya perjanjian sederhana: kami tidak memasuki ruang
Kelbrid, maka mereka juga tidak memasuki wilayah kami.>
"Apa pesawat asing itu adalah pesawat Kelbrid?"
"Apa mereka bekerja sama dengan pesawat Blade?"
Aku mulai tak sabar. "Kelbrid pasti punya alasan untuk menginginkan Andalite hiduphidup. Aturan pertama dalam kecerdasan: kenali musuhmu."
Ia memandangku lekat-lekat.
Resikonya terlalu besar, bahkan demi menyelamatkan pangeran Aximili.>
"Tak ada satu pesawat pun?"
Ia pasti mengarahkanku ke suatu tempat. Tapi dimana" Kemudian aku tersadar. "Pasti
ada beberapa pesawat Yeerk yang menyerah di sekitar."
Blade kecil. Kami rasa itu adalah upaya Yeerk untuk membuat semacam pesawat Intrepid. Ya,
78 aku yakin pesawat yang sama sekali bukan pesawat Andalite itu kini ada di atas orbit dengan
bahan bakar penuh dan senjata lengkap.>
"Dan siapa yang akan menerbangkannya?"
Jawabanku terjawab dengan Menderash yang mulai morf. Ia morf menjadi manusia.
"Ia masih seorang Andalite." Kataku.
79 BAB 17 CASSIE Aku sedang bersama Ronnie Chambers, seorang rekan Kalifornia ku. Ia adalah gubernur
penghubung Hork-Bajir. Kami telah meninggalkan asisten atau bahkan keamanan ketat di
belakang. Kami menemukan lembah baru sebagai kemungkinan perluasan wilayah Hork-Bajir
karena populasi Hork-Bajir semakin bertambah.
Aku memang ahli memanjat, namun kami berada di puncak musim panas dan aku relarela datang demi ingin mencari tahu rahasia tak berujung dari Yellowstone. Aku mulai jadi atlet
pendaki, bahkan menghindari morf kecuali dalam keadaan darurat atau khusus.
Aku menghabiskan banyak waktu dalam setelan sepatu boots pendaki, kaus kaki wol,
dan kaus L.L Bean kotak-kotak yang selalu ingin Rachel sodorkan untuk mengubah seluruh isi
lemariku. Bukan berarti aku sekarang jadi modis ya, bukannya direcoki Walmart saja, sekarang
aku direcoki oleh Patagonia.
Ronnie hanya berada sedikit di depanku. Kemiringan bidang ini sangat curam sehingga ia
berhati-hati memijakkan kakinya.
Aku sudah menolak seluruh ajakan kencan untuk waktu yang lama, dan aku menolak
ajakan Ronnie karena khususnya kami harus bekerja sama. Ditambah, ia lebih tua enam tahun
dari usiaku. Tapi setelah kasus Den Haag usai, aku tahu aku harus move on. Aku bukan lagi Cassie
sang Animorphs. Aku sudah pindah ke departemen dalam negeri saat presiden baru terpilih. Ibu
Presiden malah menunjukku ke posisi baru sebagai asisten khusus presiden untuk
kependudukan alien. Aku masih berusia sembilan belas tahun dan aku sudah ada dalam subkabinet presiden.
Tapi tentu saja, aku akan selalu jadi Cassie sang Animoprhs. Masih ada film lain yang
akan diputar tentang kami dan peranku dimainkan oleh seorang aktris yang lebih tinggi
beberapa kaki serta dua pond lebih ringan dariku. Jadi, pasti akan ada cerita "dimana mereka
sekarang?" tentang Jake, Marco, dan aku. Dan tentunya sosok palsu Tobias.
Aku gak benar-benar mau "meninggalkan semua masa lalu" kok. Aku adalah Cassie sang
Animorphs dan akan selalu begitu. Aku sudah ada di buku sejarah, tapi sekarang aku punya
80 kehidupan berbeda untuk dijalani. Aku sedang melangkah maju. Dan pada saat ini aku sedang
menanjak maju menuju sepasang kaki berotot.
Dan kemudian aku melihat seekor Falcon.
Jangan tanya kenapa aku bisa tahu. Memang kadang ada Peregrin Falcon asli disini, tapi
aku tetap tahu. "Ronnie?" Kataku.
"Yeah?" Ia berhenti dan berpegangan pada sebuah pucuk pohon. Ia tersenyum padaku.
"Apa kau butuh istirahat" Aku bilang jangan makan Pancake-pancake itu. Mereka akan
memperlambatmu, tahu."
Aku menyunggingkan senyum yang ia tahu adalah senyum palsu.
"Ada apa, Cass?"
"Ada temanku datang."
Ia melihat ke bawah bukit, kemudian ke atas. Aku menunjuk lurus ke arah Peregrin
Falcon yang sedang berputar di atas kami.
"Salah satu dari mereka, ya?"
"Jake." "Oh." Ronnie tahu tentang hubunganku dengan Jake. Aku rasa agak bosan setengah mati saat
ia selalu menyinggung hubungaan ku dengan Jake. Aku merasa kasihan padanya " Ronnie
punya tubuh pria, kepintaran pria, percaya diri, dan lucu. Tapi dalam imajinasi publik, Jake
masih diibaratkan sosok seperti George Washington, Patton, dan Batman. Mustahil tak sedikit
terintimidasi oleh semua itu.
Ronnie membuat tampang bijaksana dan memandang sekitar. "Kau tahu, aku akan ke
puncak batu disana itu. Disana adalah tempat pos pengamatan yang baik. Kapan pun kau
selesai".." "Thanks Ronnie."
Jake menukik turun dan mendarat pada sebuah batang kayu. Ia melompati batang kayu
itu dan mulai morf secepat cakarnya menyentuh tanah.
81
Ia demorf tanpa masalah. Dan kemudian munculah dia: Jake. Sebenarnya, bukan Jake
yang dulu. Ia sedikit lebih besar dan sedikit lebih tinggi satu atau dua inchi. Jake sudah tumbuh
dewasa, menurutku. Tapi, tidak. Aku salah: Jake sudah tumbuh dewasa sejak lama.
"Hai, Cassie." Jake selalu memanggilku Cassie, bukan Cass seperti Ronnie.
"Hai Jake, ada masalah?"
Ia meringis, respon sedih dari beberapa masalah yang membawanya menemuiku.
"Ini tentang Ax. Beberapa Andalite datang menemuiku kemarin. Ax sedang dalam misi
ruang angkasa saat pesawatnya diserang, dan sekarang ia ditawan."
"Ya, tuhan." Kataku, tanpa berfikir panjang langsung menggapai tangan Jake.
"Yeah, itu pesawat Blade. Pesawat itu menghilang ke suatu tempat yang tak bisa diikuti
Andalite. Tidak tanpa memicu perang antar bintang. Mereka memiliki perjanjian. Andalite tak
diijinkan kesana. Karena itu, pesawat Blade mungkin menyandera Ax dan membawanya kesana
sebagai pemicu perang antar Andalite dan Kelbrid ini."
Aku baru saja mencerna informasi bahwa Ax dalam bahaya. Aku agak kesulitan
mencerna cerita langsung dari Jake, tapi kemudian aku mulai paham.
"Mereka memintamu untuk mencari Ax?"
Ia tersenyum kecut. "Tentu aja enggak. Itu akan jadi pelanggaran perjanjian antara
Andalite dan Kelbrid. Mereka gak bisa memintaku untuk melakukannya. Tentu saja enggak
kecuali kalau aku kebetulan menemukan pesawat Yeerk yang terisi bahan bakar penuh dan
siap berangkat serta kalau aku kebetulan memutuskan sendiri kesana untuk menyelamatkan
temanku".yah, kau sudah mengerti kan?"
"Jake, itu".hanya satu pesawat" Kau akan pergi ke wilayah luar angkasa musuh hanya
dengan satu pesawat dan untuk menyelamatkan Ax dari pesawat Blade atau mungkin bahkan
dari seluruh kerajaan alien?"
"Ditambah, mungkin ada tiga jenis alien asing lain yang terlibat." Katanya. Ia tersenyum
dengan cara yang begitu mirip Rachel. Itu senyum angkuh yang mengejek. Bagaimana bisa aku
tak pernah menyadari kesamaan itu sebelumnya"
82 "Marco akan ikut bersamaku." Ia menambahkan.
"Benarkah" Ia mau?"
"Belum sih. Aku belum menanyainya. Tapi ia pasti mau."
Aku tak ingin berkata apa-apa. Aku tak ingin bicara. Tapi Ax itu sudah lebih dari teman.
Sudah berapa kali ia membahayakan nyawanya untuk menyelamatkanku" Aku sudah tak ingat
lagi berapa banyak aku hampir mati dan hanya dengan tebasan ekor pisaunya, ia
menyelamatkan nyawaku. "Aku ikut juga." Kataku. "Aku cuma butuh satu hari untuk bersiap-siap dan"."
Ia menggelengkan kepalanya. "Tidak, Cassie."
"Dengar, kalau itu karena kita, karena kau tahu, kau dan aku, hey itu hal beda dari
menyelamatkan Ax. Ax adalah bagian dari kita."
"Bukan itu, Cassie." Katanya. Segala keangkuhannya telah hilang. Ia sekarang jadi Jake
canggung yang dulu lagi, yang berjuang untuk mempertahankan perasaan daripada keputusan
sembrono. "Dengar Cassie, kau sudah melakukan apa yang harus kau lakukan dan kau terlahir
untuk melakukannya. Salah satu bagian yang kita menangkan adalah kebebasan para HorkBajir, dan tempat mereka adalah di bumi. Itulah satu hal yang kita menangkan. Semua itu
adalah hal nyata dan tugasmu lah untuk melindunginya. Kalau aku"." Ia mengangkat bahu.
"Lihatlah, untuk alasan yang baik atau buruk, ini lah yang harus ku lakukan. Ini tugasku, bukan
tugasmu." "Aku masih bisa bertarung." Sahutku.
Ia tertawa. "Masih bisa" Cassie, kau itu satu-satunya pejuang wanita. Tapi kau adalah
pejuang yang bertarung untuk perangmu dan move on. Tapi itu bagus. Meskipun bukan
sepertiku. Ayolah Cassie, kita berdua tahu ini memang jalan hidupku."
Aku mengusap air mata di pipiku. Aku gak tahu lagi apa yang ku rasakan. Perasaan lega"
Perasaan ditolak" "Jadi, kau cuma datang untuk mengucapkan selamat tinggal?" Suaraku bergetar.
"Tidak, maksudku, ya, mengucapkan selamat tinggal untuk sekarang. Tapi, aku juga
datang untuk menemui Tobias."
Aku menatapnya. 83 "Jangan repot-repot bilang kalau kau gak tahu dimana dia." Ujar Jake. "Aku yakin kau
bersumpah padanya untuk menjaga rahasia. Tapi kau harus bertanya pada diri sendiri apa yang
terbaik untuk Tobias sekarang. Ax adalah Shorm nya. Ia harus pergi, walau ia membenciku."
"Ia gak membencimu, Jake. Gak pernah sedikit pun. Ia hanya sangat patah hati, hanya
itu. Dan kau juga tahu, Tobias tak pernah punya siapa pun sebelum ia punya Rachel. Tidak
benar-benar punya ibu dan tak pernah mengenal ayahnya. Rachel adalah orang pertama dan
satu-satunya yang pernah mencintai Tobias."
Jake mengangguk. "Yeah, aku tahu. Tapi Ax adalah temannya. Begitu pula kita semua,
meskipun ia tak menginginkannya. Jadi sekarang katakan padaku dimana aku bisa
menemukannya." Dan beberapa menit kemudian, setelah menonton Jake morf dan terbang pergi, aku
mendaki kembali ke tempat dimana Ronnie sudah menungguku.
Aku tahu sekaranglah saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal pada Jake untuk
selamanya. 84 BAB 18 TOBIAS Seekor tikus terpintar di dunia menggoyangkan hidungnya ke arahku. Oh, ia tahu aku
sedang memperhatikannya, baiklah. Ia sudah tahu.
Ia adalah seekor tikus cokelat, tak terlalu gemuk dan bergelambir sih. Ia punya ekor yang
telah aku perpendek beberapa inchi pada pertemuan kami sebelumnya. Tapi setelah
pertemuan itu, ia telah mengakaliku setiap kali aku hendak menangkapnya.
Ini adalah pelajaran dari kerendahan hati. Aku adalah seekor elang ekor merah dengan
kekuatan mental manusia. Aku sudah dipermainkan oleh seekor tikus. Pertanyaannya adalah,
haruskah ku coba" Aku punya tempat bertengger yang sempurna dan yang harus ku lakukan
hanyalah melebarkan sayapku dan menukik ke arahnya.
Aku bisa melihatnya menggoyangkan hidungnya. Tidak, ia tahu. Ia cuma menunggu
momen untuk main-main denganku lagi.
Aku mengalihkan pandanganku perlahan untuk meniti padang rumputku. Ini adalah
pdang rumput yang bagus. Di Negara dimana udara terasa jernih dan bersih. Serta cuaca panas
yang memanggang bunga liar memberiku udara thermal yang kubutuhkan. Sungai kecil yang
bersih menarik banyak mangsa kecil " kecuali setahun sebelumnya dimana kekeringan melanda
Animorphs - 54 Awal The Beginning di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan membuatku kelaparan. Tapi sekarang, salju telah mencair dan sungai mengalir kembali.
Para tikus, pengerat, kelinci, sigung, dan berang-berang " semua hewan mangsa lezat "
berlimpah. Tambang makanan bagiku di siang hari.
Pada malam hari, padang rumput ini milik burung hantu yang tinggal di bekas batang
pohon yang tersambar petir. Tapi ia menjaga jam nya begitula aku, dan ada cukup makanan
untuk kami berdua. Satu-satunya persaingan nyata berasal dari serigala yang datang sesekali
atau cougar, tapi aku masih memiliki sedikit kemampuan morfku, dan itu adalah serigala langka
yang memutuskan untuk mempertahankan ranselnya di tanah kelahirannya.
Hari ini, aku punya masalah berbeda: para pekemah. Mereka telah mendirikan tenda
kemarin malam di padang rumputku, tepat disamping sungai. Mereka membuat api unggun
yang aman dari cabang-cabang pohon, dan mereka dengan sopan telah menggali parit jauh dari
85 pasokan airku. Setidaknya mereka tidak benar-benar tolol. Tapi tetap, aku gak suka ada mereka
disana. Pejalan kaki jarang datang ke padang rumputku. Tempat ini jauh dari jalan biasa dan
jauh dari tempat dimana mereka bisa dengan mudah melihat Hork-Bajir di pohon. Para
pekemah itu mengikuti semua aturan dan ketentuan, mereka mengumpulkan sampah dan
menjaga api unggun, dan saat seorang gadis memainkan seruling, dia memainkannya dengan
sangat ahli. Itu sangat mengangguku, seruling itu. Itu adalah alat musik favorit bagi para pendaki
dan biasanya dimainkan dengan kemampuan anak TK. Tapi kali ini berbeda, kemarin malam aku
terbang mendekat untuk melihat dan mendengarnya langsung. Ia punya kemampuan dan
keseriusan seorang ahli. Musik itu telah menyentuhku dan kurasa juga dirinya sendiri. Ia sama sekali gak terlihat
seperti Rachel. Dan pria yang bersamanya sama sekali gak terlihat sepertiku, sudah jelas. Tapi
ada sesuatu pada mereka, pada pasangan itu, yang membuat mereka tampak seperti yang
kupikirkan tentang kami. Mereka saling mencintai, bahkan seekor elang bisa melihatnya. Dan
dengan ketajaman penglihatan elang yang terkenal, serta pendengaran yang luar biasa, aku bisa
mendengar musiknya, dan aku bisa mendengar mereka berbicara.
Aku harap mereka segera pergi saat fajar. Tapi mereka kelihatan masih ragu-ragu untuk
meninggalkan padang rumputku. Yah, aku sih bisa saja membuat mereka berubah pikiran untuk
buru-buru pergi kalau perlu.
Aku gak tahu apa yang harus ku lakukan. Kalau mereka tinggal satu malam lagi, gadis itu
akan memainkan serulingnya lagi, yang seharusnya itu gak menggangguku. Tapi ada satu alasan
yang membuatku ingin sendiri: jangan bohongi diri sendiri.
Ada suatu kejujuran yang harus kuberitahu pada diri sendiri. Sejujurnya kehadiran
mereka berdua sangat menggangguku.
Jadi, saat aku mengalihkan pandanganku dari sang tikus tua dan melihat gadis itu
hendak minum air di sungai, kurasa aku harus mengusir mereka. Aku tak ingin merasa cemburu,
aku hanya ingin menangkap sigung gemuk itu. Aku gak mau sedih dan sengsara karena tersiksa
kerinduan. Lalu, sebelum aku bisa bertindak, gadis itu membeku. Ia menatap sesuatu serta
berbicara pelan namun mendesak pada temanya sambil menunjuk.
Seorang Hork-Bajir sedang melompat dari pohon ke pohon. Suasana hatiku langsung
berubah. Itu Toby. Ia sudah besar sekarang. Besar dan memiliki paras seperti goblin.
86 Aku merentangkan sayapku, meluncur rendah melewati lubang tikus hanya untuk
memastikan tikus itu masih berdiri di atas kakinya, mengepakkan sayapku kemudian meluncur
ke atas bunga-bunga menuju seorang Hork-Bajir yang memiliki nama sama denganku.
Kemudian aku melihat seekor serigala yang berlari-lari kecil di bawah Hork-Bajir yang
melompat itu. Seekor serigala" Itu pasti Cassie.
Toby mendarat di tanah. "Hai Tobias, ku harap kau baik-baik saja."
penglihatan mata Toby. Serigala itu belum mengatakan apa-apa, tapi tak ada cara untuk
menebak bahwa itu serigala normal.
"Tobias, aku telah melakukan sesuatu yang mungkin tak kau setujui." Ujar Toby. Ia selalu
bersikap hormat ketika berhadapan denganku. Padahal itu sangat bodoh, mengingat bahwa ia
sekarang bukan hanya pemimpin Hork-Bajir. Dibawah hukum resmi Amerika, ia adalah
gubernur para Hork-Bajir merdeka serta anggota pengamat dewan perwakilan rakyat.
Aku bisa saja marah padanya atau mempercayainya, jadi aku memilih keduanya.
Ia mulai demorf. Sekarang, dua pekemah yang sedang memotret seperti orang gila
benar-benar tak meningkatkan suasana hatiku.
Aku memang terdengar kasar, tapi aku butuh meneriaki seseorang. Aku telah melarikan
diri. Aku sudah tak pernah lagi berbicara pada Jake selama bertahun-tahun. Tidak sejak Rachel"
Tapi aku sangat terkejut, begitu terkejutnya sampai aku lupa bahwa aku masih
menyimpan amarah padanya.
Ia terlihat normal. Memang lebih tua dari terakhir kali ku lihat. Anak laki-laki itu telah
hilang dan digantikan oleh seorang pria muda dengan mata pria tua.
Para pekemah itu hampir tak bisa bernafas, mereka berada beberapa ratus kaki dari
kami dan hanya bisa terbelalak seperti orang bodoh. Tentu saja mereka mengenali Jake. Dan
87 kecuali kalau mereka gak sebodoh itu, mereka akan menyadari siapa aku ini. Karena di dunia
yang sudah banyak berubah ini, gak banyak burung yang akan meneriakimu.
"Kau juga."
"Ini tentang Ax." Seru Jake.
Aku seharusnya terbang pergi saja. Aku tahu seharusnya aku pergi saja. Tapi Ax bilang,
aku adalah shorm nya. Itu sebutan Andalite untuk menyebut seseorang yang lebih dekat dari
teman. Selama perang, kami adalah orang terbuang yang tinggal di hutan, Ax dan aku. Tak satu
pun dari kami punya rumah sungguhan. Keluarganya berada ribuan mil jauhnya, sedangkan
keluargaku gak benar-benar ada. Kemudian kami menemukan fakta bahwa Ax dan aku, hampir
tak bisa dipercaya, sebenarnya memiliki hubungan.
Aku bisa saja terbang pergi, karena kalau tidak, aku akan terjebak. Aku akan terjebak
bersama Jake lagi.
88 BAB 19 MARCO Aku punya sembilan puluh empat juta tiga puluh dua ribu dolar di akun Meriil Lynch ku.
Sebagian besarnya saham dan sisanya obigasi.
Acara TV ku berjalan lancar, memenangkan tempatnya walau populasi penontonnya
sedikit menurun. Aku punya pacar. Ia seorang model / aktris. Ia memang gak, apa ya, jenius. Tapi ia cukup
cantik dan manis serta lebih tinggi beberapa kaki dariku.
Aku punya tujuh mobil, seorang pelayan bernama Wetherbee (Sebenarnya namanya
McPherson, tapi aku suka dengan nama Wetherbee) dan dua pelayan wanita. Aku telah banyak
menghabiskan waktuku di pesawat jet. Aku punya sebuah rumah di Santa Barbara, sebuah
apartemen pribadi di New York, dan sebuah rumah peristirahatan kecil di Tuscany.
Jadi, kau tahu persis kenapa aku menghabiskan waktuku dengan morf lobster untuk
merangkak di dasar kolam renangku"
Aku sudah lama gak mencoba morf lobster. Rasanya sudah jutaan tahun yang lalu aku
menggunakan morf lobster untuk kabur dari Yeerk dengan sembunyi di tangki ikan toko
kelontong. Hari-hari itu, man. Sungguh hari-hari itu.
Aku menyaksikan dengan terpesona saat kulitku mengeras. Rasanya seperti kuku ku
melebar dan menutupi sekujur tubuhku. Bukan berwarna merah, karena gak ada lobster yang
mau berwarna merah sampai kau merebusnya. Enggak, warnanya lebih seperti biru berbintikbintik.
Jari-jariku meleleh bersama dan ditutupi oleh kuku biru serta kedua tanganku mulai
membengkak seperti dipukul palu. Kemudian tangan bengkak itu terbelah dua dan dipisahkan
oleh penjepit tajam. Kaki kecil mencuat dari difragma tubuhku dan saat itulah bel pintu berbunyi.
89 Wetherbee akan mengurusnya dan menyingkirkan penggemar yang mau minta tanda
tanganku. Aku baru saja kehilangan kaki dan mataku saat Jake berjalan mendekat.
"Well, bukannya itu bocah lobster."
"Uh-uh, apa ada alasan tertentu kau morf jadi lobster?"
kalu tidak, apa yang akan kau lakukan" Maksudku dengan orang-orang normal, mereka yang
menjatuhkan kunci di dasar kolam benar-benar gak tau harus ngapain dan selanjutnya kunci itu
akan ada disana selamanya."
Aku berhenti morf sebelum kehilangan kedua mataku dan segera membalikannya.
Segera setelah mulutku muncul, aku berkata. "Kau tampak ceria hari ini. Mau minum?"
"Apa yang akan kau lakukan" Morf jadi sapi dan memerah susu untuk segelas
minuman?" "Aku menganggap itu sebagai tidak. Wetherbe, bisa ambilkan diet Coke?" Aku menatap
lekat Jake. "Pastinya ada sesuatu padamu, Jake. Kau jadi terlalu pintar dan tergesa-gesa. Ada
apa" Kau akhirnya pergi ke Prozac?"
Ia sedikit meringis dan aku menyesal sudah membuka mulut.
Aku menjatuhkan diri ke sofa dan menunggu. Ia punya sesuatu untuk diberitahukan
padaku karena Jake tak punya wajah datar.
Ia duduk juga, tapi di tepian tempat duduknya. Ia mendongak dan tersenyum kecil. Aku
mendongak dan melihat seekor elang. Berputar-putar tinggi di udara tepat di atas kami.
Dalam sekejap, seolah-olah suasana di sekitarku mendadak terang, seperti semua ini
hanyalah kepalsuan, latar yang dibuat dengan trik cahaya. Sekarang, dengan perubahan
mendadak itu, aku seperti bisa melihat jelas menembus dinding rumahku. Melewati tubuh si
tua Wetherbee yang membawa baki perak dengan Coke. Tiga tahun terakhir ini seakan berubah
menjadi mimpi. Sebuah kenyataan lama muncul dari bawah ilusi.
Aku meraih minumanku dengan tangan gemetar.
90 Jake menunggu dengan sabar, ia tahu apa yang ku tahu. Ia sedang memperhatikanku,
menunggu reaksiku. Menunggu, tapi tak punya keraguan sepertiku, seorang brengsek.
"Kau datang untuk menghancurkan hidupku, kan?" Aku menanyainya. Aku terdengar
lebih seperti mengasihani diri sendiri.
"Tergantung." "Yeah, baiklah. Jadi, ada apa?"
Ia menceritakannya padaku, dan setiap katanya bagaikan paku yang memaku peti
matiku karena, apa yang akan ku lakukan" Menolak menyelamatkan Ax"
Akhirnya, Tobias menukik turun dan mendarat di mejaku.
"Jadi, dimana si penunggang kuda-wanita Apokalips itu?"
"Cassie" Ia gak ikut kali ini." Jawab Jake.
Aku mengangguk. "Baguslah, akhirnya kau punya toleransi."
Jake mengangkat bahu. "Ia melakukan apa yang harus dilakukan."
"Dan aku enggak?" Aku menuntut.
Ia mengabaikannya, yang mana membuatku marah karena rasanya seperti apa yang ku
lakukan pada hidupku hanyalah hal sepele. Memang apa yang Cassie lakukan lebih
mengesankan dan mengagumkan, kalau kau peduli tentang itu. Tapi aku punya acara TV tahu.
Aku seorang milyader. "Jadi, kau sekarang sedang ngumpulin geng lama, huh" Kayak film pertarungan-di atasbukit" Kayak peran kita yang dimainkan sama Clint Eastwood dan James Garner?" Aku melirik
Tobias. "Dan Foghorn Leghorn?"
"Yeah" Well, aku berumur gorilla tahu." Aku cemberut sejenak. Sangat kesal karena tak
satu pun dari mereka menanggapi omonganku. Dan juga sangat kesal, karena aku menggertak
kecil. "Kau yakin sudah siap untuk ini Jake" Kau bahkan gak hidup seperti impian orang
Amerika normal sejak perang terakhirmu."
Ia mengerti, dan aku marah pada diriku lagi, tapi membuatku lebih marah padanya.
91 Jake menjawab, "Well, mungkin kita ini hidup dan belajar."
"Apa yang kau pelajari?" Aku menantangnya. "Kau sudah sangat depresi, dan sekarang
kau melihat jalan keluar dari semua itu karena seseorang memberimu kesempatan lain untuk
perang?" "Mungkin." Ia mengakui.
Aku mengerang, yang membuatku jadi kelihatan semakin bodoh. Kami punya hal-hal
yang lebih penting untuk dibahas.
"Oke, Jake-man. Aku akan mempersingkat omong kosong ini kalau itu mau mu." Aku
membungkuk ke arahnya. "Kau temanku. Ax juga temanku. Pada suatu hari yang baik, aku
bahkan bisa tahan dengan gigitan serangga disini, tapi kau harus sadar: kau telah dikacaukan
belakangan ini dengan beberapa keputusan sulit yang kau buat. Dan sekarang kau mau
membuat keputusan yang lebih sulit lagi?"
Jake melotot marah. "Aku belajar dari kesalahanku. Kali ini, mungkin aku akan membuat
keputusan berbeda. Setidaknya untuk beberapa hal."
Ah, jadi ini Jake yang coba memberi kesempatan lain pada dirinya sendiri. Kali ini dia
akan jadi prajurit yang sama sekali gak berdosa. Dia akan jadi sir Galahad. Aku merasa kasihan
padanya, dan kurasa sekarang aku harus tutup mulut saja. Tapi aku ini temannya, dan seorang
teman kadang memberitahukan hal-hal yang gak mau didengar.
"Oke, Jake. Aku ikut. Aku akan pergi denganmu. Tapi ada hal yang perlu kau sadari:
kalau kau mengambil tanggung jawab ini, kau akan berakhir kembali di rawa yang sama yang
kau gak suka saat pertama kali."
"Marco, aku " "
"Diam sebentar dan dengarkan saja. Kalau aku bersedia menempatkan hidupku kembali
padamu. Harga yang harus kau bayar adalah dengarkan aku." Aku menarik nafas panjang.
"Kembali ke hari itu, Jake. Kau telah membuat keputusan yang jauh lebih berat daripada
sepuluh orang dalam seratus rentang hidup. Kau membuat keputusan antara hidup dan mati.
Kau mengumpankan kami pada mulut alligator yang menganga kemudian menyelamatkan kami
kembali. Tapi, maaf saja kalau itu bukan yang orang pikirkan tentangmu, sang jenius militer.
Aku penyusun taktik yang lebih baik darimu."
"Itu benar, dan Jake juga sudah tahu." Balasku. "Jake, kau bisa menang karena kau gak
takut. Kau gak panik, gak takut, dan gak berperan atau bertanya-tanya apa yang sejarah
92 inginkan. Kau membuat keputusan yang benar tanpa memperdulikan semua itu. Tapi sekarang,
setelah segalanya berakhir, kau mulai mempertanyakan segala yang telah kau lakukan. Kau
hanya duduk dan mempertanyakan seluruh hidupmu serta memutuskan bahwa kau telah
melakukan kesalahan. Well, bukannya bercanda ya. Kejutan: kau ini bukan tuhan."
Jake mengangguk. "Kali ini, aku tak akan membuat kesalahan."
"Jangan katakan itu." Kataku. "Kau ingin mengacaukan pertempuran?"
"Aku sudah membiarkan Rachel terbunuh. Apa kau mau aku membiarkan hal itu terjadi
padamu?" "Yeah, aku mau. Tapi saat kau berfikir seperti itu, saat itulah kau akan benar-benar
membiarkanku terbunuh. Kau harus percaya nalurimu, bukan keraguanmu. Aku akan
mempercayakan hidupku pada instingmu. Jika kita bertarung bersama lagi, kau harus mampu
membuat keputusan gila, nekat, dan kejam seperti sebelumnya. Kita telah mengalahkan
seluruh kekaisaran, kita berenam, dan kita melakukannya karena sebagian besar kau gak tahu
apa pun yang lebih baik daripada mempercayai instingmu."
Aku berhenti bicara dan Jake tak berkata apa-apa. Aku tahu aku tak bisa
mempengaruhinya. Atau setidaknya pengaruh yang ku harapkan. Semua yang ku lakukan
adalah untuk mengirimnya kembali ke hari mengerikan di pesawat induk.
Setelah beberapa saat ia mengangguk, tersenyum dan berkata, "Jadi, kau ikut, kan?"
Tentu saja aku ikut. 93 BAB 20 JAKE Kami berjalan menembus gurun malam di perjalanan paling sunyi. Aku, Marco, dan
sosok manusia Tobias berdesakan di kursi depan truk yang dipinjam dari markas motor duapuluh-sembilan pohon palem. Sebuah Humvee mengikuti di belakang kami bersama dengan
sosok manusia permanen Menderash dan dua orang relawan yang direkrut dari kelas kontra
teroris ku. Aku sudah menanyakan pada kelasku bahwa aku butuh relawan untuk sebuah misi yang
mungkin akan jadi misi bunuh diri. Misi ini tentunya illegal karena melibatkan kehilangan
keberadaan mereka tanpa jejak, serta tanpa persetujuan pemerintah dan keluarga mereka.
Mereka tak akan dibayar, dipromosikan, atau diperlakukan dengan hormat. Aku akan jadi
pemimpin dan mereka akan jadi pria atau wanita rendah di tiang totem.
Ada tiga kandidat relawan. Kurasa itu juga karena ketenaranku. Hal itu membuatku
sedikit tidak enak, rasanya seperti aku mengambil keuntungan dari mereka. Aku memutuskan
untuk memilih dua diantara mereka. Sersan Santorelli, seorang anggota militer USA yang lebih
tua lima tahun dariku, dan pelatih French Deuxieme Bureau bernama Jeanne Gerard. Aku
memilih mereka berdua karena kurangnya kedekatan mereka pada keluarga.
Animorphs - 54 Awal The Beginning di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Aku bisa saja mendapat relawan lebih banyak, tapi kurasa enam orang adalah jumlah
yang tepat. Sudah terbukti sebelumnya.
Kebetulan, Jeanne sangat cantik. Masalah yang seharusnya sudah bisa diramalkan.
Kami menabrak tanggulan dan Marco langsung bilang, "Lihat, kau seharusnya
menempatkan Jeanne disini bersama kita. Tanggulan kayak gitu bisa bikin dia memar.
Seharusnya aku melindunginya."
Ia jelas membuat pengucapan hati-hati nama Jeanne jadi Zhann. Aku mendesah. "Ini
pasti bakal jadi masalah, kan?"
"Apa" Aku dan Jeanne" Bukan masalah sama sekali kok. Sudah jelas ia menginginkanku,
karena wanita mana yang enggak" Jadi, aku gak lihat masalah apa pun disana."
Aku menatapnya. "Marco."
94 "Ya, Jake." "Kalau kau mau cari wanita, lebih baik kau tetap dirumah saja."
"Percayalah, aku harap aku dirumah aja. Aku punya kehidupan bagus. Aku punya
semuanya. Dan mereka akan membatalkan acaraku, apa kau sadar" Tapi hei, kalau gak ada aku,
siapa yang akan menjagamu dan keajaiban bersayap disini?"
"Marco, kau pasti bosan dengan pikiranmu."
"Ya, memang." "Tapi kalau aku gak mengajakmu juga, kau pasti akan membunuhku."
"Ya, Jake. Memang."
"Tapi itu gak akan mengubah fakta bahwa kau akan berhenti merengek tanpa henti
tentang betapa indahnya kehidupan yang kau tinggalkan, kan?"
"Aku sangat meragukan itu."
"Uh-uh. Bagaimana GPS nya?"
Marco mengintip layar remang yang bersinar. "Lebih baik matikan lampu mu. Kita gak
mau berkendara dan terlihat seperti amatiran, kan."
Aku mematikan lampu dan memperlambat laju. Kami melaju terus sampai Marco
mengatakan sudah sampai. Aku berhenti dan mematikan mesin. Di tengah gurun malam yang
gelap, aku bisa melihat sedikit cahaya. Sulit untuk menentukan jarak tanpa penglihatan
langsung, tapi GPS bilang kami hanya berjarak tiga ratus yard.
Kami turun dan meregangkan kaki sementara sisa pasukan kami bergabung dengan
kami. Aku berkata, "Oke, Santorelli" Jeanne" Sebut saja ini misi non-pelatihan pertama kalian.
Tugas kita sangat sederhana, tapi mudah berantakan. Jadi, tetap fokus. Di depan itu adalah
pemberhentian Andalite. Hanya ada dua kru disana. Mereka sudah diberitahu untuk memarkir
pesawat mereka disana dan menunggu seorang pengkhianat teroris yang akan memberi
informasi penting. Tak ada lagi. Segalanya hanya atas dasar kebutuhan-untuk-tahu."
"Hai, aku Marco." Marco berkata pada Jeanne. "Dan aku punya acara TV pribadi."
"Ini rencananya: kita akan menangkap dua Andalite itu tapi jangan sakiti mereka. Apa
sudah jelas" Hanya sebuah pukulan di kepala yang membuat mereka pingsan. Tanpa
95 pemotongan, tebasan, atau tusukan. Mereka adalah sekutu kita. Kita ingin seolah-olah ini nyata
tapi kita tak ingin ada orang yang berakhir di rumah sakit."
Semua orang paham. Atau setidaknya mereka berkata demikian.
Ini semua hanya sandiwara. Caysath yang mengaturnya. Kami butuh pesawat untuk
mencapai orbit dimana kami bisa "mencuri" pesawat Yeerk yang diparkir disana. Dan para
Andalite butuh penyangkalan.
Setelah kami menggunakan pesawat Andalite untuk mencapai orbit, kami bisa
menerbangkannya kembali ke gurun. Ceritanya, para teroris berusaha merebut pesawat
Andalite tapi tak mampu terbang dan akhirnya jatuh. Dua petugas Andalite akan bersaksi
bahwa mereka dikuasai. Departemen luar negeri akan meneriaki pemerintah Andalite karena
kecerobohan mereka, dan semua orang akan senang.
"Enam lawan dua." Ujar Jeanne. "Ini mungkin akan kalah-telak?"
"Telllak. Kaalaah-tellaak." Marco meniru. "Aku suka aksen mu."
"Mereka Andalite." Gumam Menderash. "Enam itu cukup sulit."
Aku tersenyum. "Ini adalah morf yang kalian pilih. Oke, kita akan melakukannya hanya
dengan dua orang di antara kita. Tobias" Silahkan demorf dan kemudian morf lagi jadi
Andalite." Ini adalah ujian bagi kami, Tobias dan aku. Akankah ia mengikuti perintahku" Kalau ia
tidak mau, lebih baik cari cara lain. Ia tak berkata apa-apa kemudian mulai morf.
Beberapa menit kemudian, dua petugas Andalite itu seperti mendengar teriakan bahasa
pikiran. Mereka membuka pintu untuk menyelidiki dan di luar gurun pada batas penglihatan
mereka, mereka melihat seperti seorang Andalite sedang berlari. Mungkin saja hanya musang
liar, tapi mereka tidak begitu yakin sehingga mereka memusatkan keempat mata mereka ke
depan. Sungguh beruntung mereka tak melihat seekor gorilla turun dari atas pesawat dan
memukul kepala mereka sekaligus.
Ada rasa sangat tidak puas pada Menderash saat ia mengambil kendali pesawat untuk
lepas landas. "Mereka benar-benar ceroboh dan memalukan. Prajurit Andalite yang terpukul
dari belakang" Benar-benar memalukan."
"Kau tahu, aku bisa jadi semacam mentor untukmu, lho." Marco berkata pada Jeanne.
"Kalau kita kerja bersama, aku bisa mengajarkan segala yang ku tahu padamu."
"Tapi, apa yang bisa ku lakukan untuk membayarmu?" Tanya Jeanne.
96 "Well?" Marco melirik dan hendak menawarkan beberapa ide ketika Jeanne
memotongnya. "Aku tahu! Mungkin suatu hari nanti aku bisa memperkenalkanmu pada sepupuku,
Michelle. Dia suka cowok pendek. Bahkan sependekmu."
Marco meringis. "Ah, indah dan kasar. Aku menyukaimu." Ia melirikku. "Jake, kalau kau
punya waktu sebentar, bisa bantu aku menarik pisau yang nancap di dadaku ini?"
Kami mencapai orbit dan aku memperhatikan Jeanne dan Santorelli lekat-lekat. Ini
adalah pertama kalinya bagi mereka ke ruang angkasa. Santorelli berusaha keras untuk tetap
tenang tapi itu tetap saja tak bisa menyembunyikan senyum kecil senangnya.
"Keren, ya?" Kataku, mengangguk ke arah garis malam bumi di bawah sana.
"Aku sudah melihatnya di TV." Katanya. "Tapi ini lebih indah."
"Target terkunci, kapten." Menderash melaporkan.
Butuh beberapa saat untuk menyadari yang ia maksudkan padaku. "Baiklah, bawa kita
kesana. Ayo lihat seperti apa rupanya."
Pesawat di orbit itu tak seperti pesawat Yeerk mana pun yang pernah ku lihat. Pesawat
itu memiliki hawa bahaya dan musuh seperti biasa " bentuknya runcing dan tajam yang disukai
Yeerk seperti biasa. Tapi kali ini, bayangan garis agresifnya menampakan kecantikan.
Ukurannya seperempat pesawat Blade, mungkin lima atau enam kali lebih besar dari
Bug Fighter. Kesan menyeluruhnya nampak seperti bumerang tajam yang terbalik ke depan dan
diujungnya terdapat kanon Dracon yang berbahaya. Bagian tengah pesawat itu rata serta
terdapat silinder runcing tepat di atas yang nampak seperti sayap ini.
"Kelihatannya cukup kuat." Ujar Marco.
Menderash berkata, "Pesawat ini sangat cepat dan mengangkut beberapa senjata yang
sangat kuat untuk ukurannya. Ia tidak membawa Bug Fighter, tapi membawa dua pesawat
pengangkut kecil. Yeerk menggunakan pesawat ini untuk melacak apa yang mereka bayangkan
akan jadi kerajaan yang luas. Serta untuk jadi petugas pengawal."
"Well, itu jadi milik kita sekarang." Kataku. "Oke, Menderas, ayo terbangkan."
Ia ragu-ragu. "Ada apa?" Tanyaku. Aku sudah khawatir sedari awal mengenai sang mantan perwira
pertama Andalite akan sulit menerima perintah dariku.
97 "Bukan apa-apa, kapten. Hanya adat. Adat Andalite. Kami selalu menamakan sebuah
pesawat sebelum kru pertama menerbangkannya " itu hanya adat lama, sebenarnya hanya
takhayul. Kepercayaan bahwa pesawat itu harus mengenal dirinya sebelum para kru
mengenalnya." Aku lega. "Cukup adil, Menderash. Kepercayaan kami sendiri adalah bahwa pesawat itu
tak pernah jadi sekedar "itu". Dia akan selalu disebut "dia" (She : wanita). Walaupun pesawat itu
dinamakan seperti nama laki-laki, ia akan selalu disebut "dia" (she : wanita)."
Kami berenam berdiri merenungkan rumah baru kami yang tampak berbahaya itu, yang
sekarang menempel pada matahari terbit bumi.
"Jadi, kita namai apa dia?" Tanya Marco.
Aku berbalik terkejut ke arah Tobias. Dia menatap balik ke arahku dengan tatapan
garang abadi elangnya. Marco tertawa, menyadari apa yang kami pikirkan. "Ia pasti menyukainya. Sebuah
pesawat Yeerk yang menakutkan, mematikan dan keren, yang ditakdirkan untuk misi bunuh
diri, gila dan tak ada seorang pun yang tahu" Ia pasti akan benar-benar menyukainya."
Jadi, begitulah kami akan menerbangkan Rachel.
98 BAB 21 MARCO Rachel sangat cepat. Kami terhembus melalu normal space ke dalam zero space sebelum dua pesawat
Andalite lain di orbit bisa bereaksi.
Kemudian, kami menggunakan komunikasi Z-space mereka. Mereka membuat banyak
berita tentang "pencurian" pesawat prototype Yeerk. Tapi kurasa, mereka mau berita itu
dibatalkan: The Rachel bukan pesawat Andalite, tidak berkaitan dengan Andalite dan Bahkan
tidak disetuji Andalite. Tidak sama sekali. Pesawat itu nampak suci dan tak bersalah.
Padahal faktanya bahwa pesawat Yeerk itu sudah terisi penuh dengan makanan
manusia" Bahwa seperempat bagian pesawat yang dirancang untuk Hork-Bajir kini telah di
konversi untuk manusia" Bahwa mesin kendali yang dirancang untuk capit Taxxon kini sudah
dirancang pas untuk tangan manusia" Well, apa Kelbrid tahu tentang semua itu"
Santorelli dan aku mengecek stok persediaan. Kami menemukan air, pil vitamin,
persediaan makanan beku dan kering yang masih bagus, serta enam lusin roti kayu manis.
"Apa para Andalite benar-benar punya selera humor?" Tanya Santorelli.
"Kami gak pernah benar-benar yakin, sih." Jawabku.
Roti-roti kayu manis itu tak bertahan lama. Kami menghabiskan empat hari di zerospace. Rasanya seperti terkubur dalam saus marshmallow dan sebelum kami sempat kembali
pada alam semesta akrab hitam yang dipenuhi bintang-bintang, semua makanan segar telah
habis. Menderash yang bertanggung jawab untuk menerbangkan Rachel, tapi Jake bersikeras
untuk memberikan pelatihan, jadi kami semua bergantian menerbangkannya di bawah
bimbingan sang nothlit Andalite. Menderash adalah tipikal cowok pendiam " seperti yang kau
harapkan dari seorang perwira yang telah kehilangan seluruh kru nya dan dipilih untuk
meninggalkan tubuh aslinya untuk selamanya. Ia sangat hati-hati dalam berlaku hormat pada
Jake, dan kurasa ia benar-benar memiliki respek nyata pada pemimpin-tak-kenal-takut kami itu.
99 Tapi saat ia mengajarkan keterampilan navigasi dan penerbangan, ia jadi pria yang benar-benar
berbeda. Ia bagaikan sersan psycho drill dari Full Metal Jacket.
Empat hari Menderash dan aku jauh dari membuat kami jadi pilot Andalite handal, tapi
aku sudah bisa menerbangkan pesawat dari titik A ke B dengan banyak bantuan dari komputer.
Menderash secara alami merencanakan pelatihan kami. Jake sudah membicarakannya
pada kami semua, tapi Menderash tahu pelatihan terakhir yang diambil dari pesawat Blade,
jadi, semua pendapatku sama sekali gak ada gunanya.
Teorinya adalah semudah menggambar garis lurus. (Well, ibaratnya lurus, padahal
melengkung. Siapa tahu") dan mencoba melompati beberapa ruang dimana pesawat Blade
berada sekarang. Asumsi yang besar, memang, tapi cuma itu yang kami punya.
Kami muncul di real space dengan semua senjata terisi dan kami berenam sudah siap
untuk semua bahaya. Tapi yang kami temukan hanyalah ruang hampa. Kami berada enam-jutatahun-cahaya dari sistem planet terdekat dan jauh dari tempat kami datang tadi.
Jadi kami kembali ke z-space dan memundurkan pesawat. (Gigi-gigi Menderash
bergemeletuk saat aku berkata demikian). Kami mucul kembali ke z-space di depan planet
kedua terbesar dari empat planet di sekitar bintang yang siap untuk menjelajahi nova setiap
menitnya. Dan tentu saja, dalam kamus luar angkasa, setiap menitnya itu mungkin berarti
millennium, atau lebih. "Ini adalah ruang Kelbrid." Seru Jake. "Jadi kita harus berasumsi bahwa planet ini
mungkin punya sensor jarak jauh Kelbrid atau bahkan pos pengamatan Kelbrid. Ayo ingatkan
lagi bahwa kita ini adalah pesawat damai dalam misi penjelajahan."
Kami menghabiskan enam minggu untuk berkeliling, melihat beberapa hal keren dan
aneh di dunia namun sama sekali tak ada bukti tanda-tanda Kelbrid. Dan kami yakin tak ada
tanda-tanda pesawat Blade atau pesawat misterius yang menyerang pesawat Intrepid Ax. Kami
terus berpindah ke sistem terdekat kemudian berpindah lagi ke sistem selanjutnya.
Setengah tahun berlalu, tapi rasanya sudah sangat lama. Aku sudah membawa
beberapa DVD tapi kami cuma punya waktu beberapa kali untuk menontonnya. Terlebih ketika
kau harus menjelaskan beberapa lelucon pada si mantan Andalite.
Sudah jelas bahwa ini akan jadi perjalanan panjang. Kau gak bisa mondar-mandir satu
milyar-tahun-cahaya dan menemukan apa yang kau cari.
100 Pada akhirnya setelah berbulan-bulan, kami tak menukan pesawat Blade, akhirnya
mereka yang menemukan kami.
Aku memindai stasiun sensor, (dan juga menggunakan komputer pesawat untuk main
Tomb Raider V), ketika aku menemukan sebuah cahaya oranye yang mengindikasikan pesawat
asing berada dalam jangkauan.
"Hei, Menderash. Aku menemukan pesawat nih. Urn" kurasa mereka memanggil kita.
itu kode merah, kan?" Kini hanya ada kami berdua di ruang kendali. Yang lainnya sedang tidur
atau makan. Ia melihat dengan jelas dan menatap layarku untuk beberapa detik, lalu, "Kapten, ke
ruang kendali!" "Ada apa?" Tanyaku.
Tapi sebelum si Andalite sempat menjawab, Jake sudah berdiri disana, dengan wajah
kusut dan rambut acak-acakan. Ia sedang tidur tadinya, kurasa.
"Ada apa?" "Itu tadi pertanyaanku." Aku bergumam.
"Pesawat mendekat pada normal space, kapten. Mereka memanggil kita. Pertanyaan
biasa: siapa kita dan apa tujuan kita."
"Oke, jawab mereka."
Kami memberitahukan cerita kami, bahwa kami adalah pesawat penjelajah damai dari
persatuan federasi planet. Soalnya kami berfikir tak satu pun mahkluk dari ujung alam semesta
ini pernah nonton tayangan ulang Star Trek. Itulah sedikit lelucon kami.
Masalahnya adalah: Yeerk yang kami kejar itu telah menghabiskan waktu bertahuntahun di bumi dengan banyak induk semang.
"Menerima respon." Ujar Menderash. "Dan permintaan komunikasi visual dua arah."
"Kita tunjukkan apa pada mereka?" Tanya Santorelli.
"Yang pasti bukan aku." Jawab Jake. "Kalau itu pesawat Blade, mereka akan
mengenaliku, juga Marco dan tobias." Ia memandang anggotanya. "Santorelli, kau adalah artis
B.S terbaik setelah Marco. Untuk itu, kau yang jadi kaptennya. Jeanne, berdiri di sampingnya.
101 Semuanya menyingkir dari pandangan. Persempit saluran audio sampai hanya mengambil
gambar Santorelli saja. Oke, buka saluran komunikasinya."
Gambar yang muncul di layar kami adalah manusia. Seorang pria, mungkin berusia
sekitar empat puluh tahun. Tertawa, sambil bertolak pinggang. "Jadi, kalian datang dari federasi
planet" Dimana kapten Picard?"
Santorelli melirik ke arah Jake, tapi sebenarnya aku yang lebih berbakat daripada Jake.
"Kau selalu berfikir dirimu sebaik kapten Kirk." Bisikku.
Setelah pandangan panik pertama Santorelli menunjukkan bahwa ia tak habis
mendengar siapa-siapa, ia berlagak sombong dan berkata, "Aku selalu menganggap diriku
sebaik kapten Kirk."
"Sensor mengkonfirmasi bahwa itu adalah pesawat Blade." Menderash berbisik.
Seluruh ototku menegang. Sang kapten Yeerk mengangguk singkat menanggapi Santorelli. "Bagus juga pesawatmu
itu". Maaf, siapa namamu?"
Aku membuat gerakan memotong dengan tanganku. Memotong perkataan Santorelli
sebelum ia salah ucap. "Kau adalah Rakich-empat-enam-sembilan-of the Flet Niaar Pool."
Santorelli mengulangnya. Si Yeerk mempercayainya. "Aku Efflit-satu-tiga-satu-delapan-of the Sulp Niar Pool."
Kapten mereka menjawab. "Well, apa sebenarnya yang kau lakukan disini saudara ku" Dan
bagaimana kau bisa menerbangkan pesawat kelas baru?"
"Mungkin aku akan bertanya hal yang sama padamu." Santorelli membalas. "Kurasa
sulit untuk mengira urusan macam apa yang dimiliki pesawat kekaisaran Yeerk ditempat sejauh
ini." Menderash berbisik. "Mereka mengisi daya senjatanya dan siap mengarahkan."
"Dia pikir kita dari kekaisaran Yeerk dan hendak memburu pengkhianat seperti dirinya."
Jake berkata pelan. Efflit 131, yang sekarang suaranya lebih tegas berkata, "Misiku disini sudah diresmikan."
Santorelli mengangguk. "Begitu juga denganku."
102 Untuk beberapa saat, kedua pesawat tak bersuara. Keduanya sama-sama punya senjata.
Keduanya sama-sama pengelak handal. Tapi, jika bertarung, kami akan kalah. Kami memang
kuat, tapi kami tak akan menang melawan pesawat Blade. Dan masalahnya adalah, meskipun
kami cukup cepat untuk melarikan diri, faktanya kami sedang berhadapan langsung dengan
pesawat Blade. Kalau kami mau melarikan diri, kami harus memutar pesawat dulu, dan saat
kami melakukannya, mereka pasti sudah selesai menembak kami.
"Kita harus diam sejenak." Ujar Jake. Ia memberi intruksi pada Santorelli.
Santorelli berkata, "Sudah kuduga, Efflit-satu-tiga-satu-delapan, bahwa akan jadi tragedi
jika terjadi kesalah pahaman diantara kita."
"Benarkah" Dan kesalah pahaman apa yang bisa terjadi, Rakich-Empat-Enam-SembilanDua?"
Santorelli mendesah. Dia berlagak seperti manusia yang putus asa. "Tak ada kekaisaran,
Animorphs - 54 Awal The Beginning di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Efflit-Satu-Tiga-Satu-Delapan. Kekaisaran telah usai. Aku". Kru ku dan aku membawa pesawat
ini dan lolos dari kejaran Andalite. Kami dengar ada pesawat Blade juga yang berhasil kabur dan
bertahan. Kami sudah mencarimu kemana-mana, lebih dari tiga tahun."
Efflit mengangguk. Tapi apakah ia akan percaya" Ia dan kru nya sudah lama sendiri di
alam semesta ini. Kami adalah satu-satunya saudara Yeerk yang rasanya pernah ia lihat lagi.
Apakah ia cukup kesepian untuk jadi ceroboh" Apa ia akan mempercayai kami dan cukup
memberi kami peluang untuk menghancurkannya?"
"Bersediakah kau ada dibawah komando The One?"
Santorelli menaikan alisnya. "Siapa?" Semburnya.
Aku menatap Jake, Tobias, dan Jeanne. Dan mereka serentak mengangkat bahu.
"Aku memang yang mengomandokan pesawat ini."Efflit 1318 menjelaskan. "Tapi aku
melayani kesenangan dari The One. Yang adalah segalanya. Kami tidak sendirian, Rakich-EmpatDelapan-Sembilan-Satu. Pesawat ini tidak sendirian. Kami adalah benih kekaisaran baru yang
akan jauh lebih cemerlang, dibawah kepemimpinan The One." Aneh saat melihat cahaya berkah
liar yang bersinar dari mata seorang pria yang benar-benar hanya seorang budak Yeerk. Itu
adalah ekspresi manusia yang sangat menjengkelkan.
Santorelli berkata, "Urn, siapa". Siapa sebenarnya The One ini?"
"Aku akan memanggilnya." Ujar si Yeerk. Ia menutup mata dan menengadahkan
wajahnya. 103 "Oke, ini benar-benar gak terduga." Bisikku.
Ada jeda panjang beberapa saat ketika kedua pesawat semakin mendekat. Terlalu dekat
sampai bisa melakukan apa pun, tapi yang kami lakukan hanyalah terus mengikuti alur. Jika ini
hanyalah tipu muslihat, kami akan mati.
Aku melirik Jake dan berharap jantungku tidak copot.
Tiba-tiba, layar menjadi kosong. Si pengendali manusia telah hilang.
Tapi kemudian layar bersinar terang. Bukan hanya layar, seluruh ruang kendali bersinar.
Cahayanya begitu terang sampai hampir terlihat menembus dinding.
Dalam cahaya yang terang benderang, sebuah gambar muncul. Itu adalah seorang alien,
bukan Yeerk. Padahal Yeerk itu parasit dan bahkan kau hampir tidak pernah melihat wujud
mereka sendiri. Tapi ada sesuatu yang sangat aneh pada alien ini.
Wajah yang memenuhi layar adalah gambar yang berubah-ubah, perubahan pelan dari
apa yang mungkin terlihat seperti wajah robot, sebuah mesin dengan mulut mirip perangkap
tikus dan mata baja menjadi wajah lembut, manis, dan akhirnya berubah permanen menjadi
wajah Aximili-Esgarrouth-Isthill.
Wajah teman kami itu tiba-tiba terbelah di bawah rahang dan terbuka lebar
menampakkan mulut penuh rentetan gigi merah.
"Simpan trik mu untuk Yeerk bodoh ini." Seru The One. "Aku bisa melihat kebenaran.
Aku melihat segalanya. Keluarlah, Jake sang-pembunuh-Yeerk. Aku tahu kau disana. Aku bisa
merasakan pikiranmu."
Tak ada keraguan dalam suaranya. Tak ada cara untuk mengira ini hanyalah gertakan
belaka. Suaranya dapat mencapai jauh ke dalam hatimu, jauh di luar ucapan, dan jauh di luar
bahasa-pikiran. Jake melangkah ke depan Santorelli.
"Aku disini." Jake berkata tenang.
104 "Kerja bagus kau bisa sampai sejauh ini. Kau pasti datang Untuk mencari temanmu. Tapi
Andalite ini sekarang adalah bagian dariku. Begitu juga denganmu segera."
Jake menatap balik pada sesuatu mengerikan yang tertampang di layar itu. Aku melihat
apa yang kami lihat, dan aku merasakan otak ku melemah. Di dalam wajah alien yang berubahubah itu rasanya seperti setiap kesengsaraan, kejahatan, kekuatan yang tampaknya mustahil
bisa ada, kini berada dalam batas sempit sebuah pesawat Blade.
"Bisakah kita menembaknya?" Jake bertanya pada Menderash, tak berusaha menutupi
kata-kata yang ia lontarkan dari alien tersebut.
"Meriam Dracon nya punya jangkauan yang lebih panjang dan kekuatan yang lebih
besar." Menderash melaporkan dengan muram. "Serta bidang pertahanannya telah
ditingkatkan. Aku ragu, kanon kita dapat mengenainya."
"Jadi begitu." Kata Jake masih terlihat tenang. "Tapi kita tetap lebih cepat."
"Ya." "Oke." Jake menarik nafas dalam. Ia memandang kami semua. Kepada Tobias dan
kepadaku. "Kenapa, Marco" "keputusan, gila, sembrono, dan kejam", huh?"
Aku mengangguk, sambil berharap aku bisa tetap tutup mulut.
Terlintas senyum berbahaya di wajah Jake.
Senyum Rachel. "Nyalakan kekuatan darurat penuh pada mesin." Seru Jake. "Tabrak pesawat Blade."
-TAMAT- 105 Surat Untuk Penggemar. Aku tahu, aku tahu, aku memang brengsek karena meninggalkan kalian menggantung
pada akhir seperti itu. Tapi ku pikir Animorphs harus pergi dengan cara yang sama saat mereka
memulainya: bertempur. Well, pada ahirnya inilah: bab terakhir dalam kisah Animorphs. Kisah ini dimulai pada
musim panas tahun 1996 dan berakhir di musim panas tahun 2001. Lima tahun, 54 judul utama,
4 Chronicles, 5 Megamorphs, dan 2 Alternamorphs. Jumah yang luar biasa kalau kalian baca
semua. Aku sangat-sangat berterima kasih.
Aku senang menulis tentang karakter-karakter disini. Aku tahu memang kedengarannya
sok untuk bilang aku akan merindukan mereka, tapi memang aku akan merindukannya.
Sepertinya aneh sekali berfikir bahwa aku tak akan lagi menulis, "Namaku adalah"..", rasanya
jadi sedikit sedih untuk mengucapkan selamat tinggal pada Andalite, Hork-Bajir, Chee, Taxxon,
dan bahkan Yeerk. Rasanya menyenangkan sekali duduk sepanjang hari di depan komputerku
dan menciptakan seluruh alam semesta yang aneh.
Ada banyak ucapan terima kasih. (Hei, memangnya ini apa" Pidato Academy Awards").
Pertama untuk Scholastic, khususnya Jean Feiwel, Tonya Alicia Martin, dan Craig Walker. Tentu
juga para kru berbakat yang telah membuat seni yang begitu besar untuk series ini. Dan
pastinya, orang-orang yang tak dapat kusebutkan satu persatu yang bertanggung jawab atas
penerbitan buku ini sampai di toko buku: para penjual dan tenaga pemasaran.
Sebagian besar, aku sangat berterima kasih pada kalian, para pembaca. Kalian telah
memuji, mengkomplen, mendewakan, menuntut, dan menanyakan pertanyaan yang terkadang
tak bisa ku jawab. Kalian bercerita pada teman, mulai membuat website, kalian menulis dan
mengirim email serta membuat fan fict. Kalian telah menunjukkan setiap kesalahan yang ku
buat. Kalian bijaksana, kritis, imajinatif, dan kalian setia.
Aku ingin kalian tahu bahwa ini adalah pilihanku untuk mengakhiri Animoprhs. Sebanyak
aku akan merindukannya, kini waktunya telah tiba. Sudah saatnya untuk mengucapkan selamat
tinggal pada Jake, Cassie, kalian juga, Tobias, Marco, dan Ax. Selamat tinggal juga pada Rachel.
Dan sekaranglah saatnya bagiku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kalian". Tapi
aku mulai dengan seri baru yang berjudul The Remnant, dan aku harap bisa bertemu kalian lagi
106 disana, di alam semesta yang baru. Tapi kalau tidak, aku berterima kasih dalam lubuk hatiku
yang terdalam. Jika kalian datang lagi pada perjalanan selanjutnya, berpeganganlah pada sesuatu sebab
kita akan memulainya dengan meledakan seluruh dunia. Kemudian, masalah sebenarnya baru
akan dimulai. Sekarang, kalian boleh demorf.
- 107 K.A Applegate Sedikit curhatan: Selesai selesai sudah! Animorphs sudah selesai! Rasanya sedih banget sampe nangis. Campuran
antara senang udah berhasil nerjemahin sampai selesai sama rasa sedih karena akan
meninggalkan semua petualangan penuh adrenalin dan emosi.
Terima kasih pada Applegate yang telah membuat kisah ini. Terima kasih pada team Animorphs
Indonesia yang sudah bahu membahu menerjemahkan seluruh series. Dan terima kasih kerja
sama kalian semua yang turut membantu dan terus mendukung para translator.
Dan kalau masih banyak petualangan di luar sana yang menanti kita, kenapa harus sampai
disini" Seperti yang selalu dikatakan Rachel,
"Ayo, lakukan!"
108 Anna Peristiwa Merah Salju 10 Pendekar Romantis 03 Pedang Siluman Harimau Mendekam Naga Sembunyi 9