Ceritasilat Novel Online

The Resistance 1

Animorphs - 47 The Resistance Bagian 1


ANIMORPHS 47. THE RESISTANCE
01-08-2016 10.46 PENERJEMAH : Bu Beng siau Jin FB : www.facebook.com/huseinhsb
BAB 01. Namaku Jake. Pastinya kau telah tahu siapa aku.
Bukan "Panglima Jake," atau "Pemimpin Jake," atau bahkan
"Kapten Jake," Hanya Jake saja. Begitulah orang-orang
memanggilku. Sekarang seluruh hidupku kupersembahkan untuk
menyiapkan strategi dan persiapan perang terhadap Bangsa
Yeerk. Ini tugasku untuk menjaga kami agar tetap hidup. Ini
tugasku untuk memikirkan tentang moralitas dan konsekuensi
yang akan kami dapatkan dari pertempuran.
Aku tak berpikir bahwa diriku adalah seorang yang penuh
ego. Tapi terkadang aku merasa tak ada seorangpun yang
memperhatikan apa yang kulakukan. Dan itu mengangguku. Karena
tak ada seorangpun yang memperhatikan bahwa aku peduli.
Okay, Aku dipanggil "Pangeran Jake," Tapi hanya Ax yang
begitu. Pastinya jika tak dirumah.
"Jake !" Panggil ibuku, "Terima Kasih tuhan, kau sudah
pulang. Sebentar lagi badai dan aku hampir terlambat menjemput
Homer dari dokter hewan, Dari mana saja kau ?"
"Dari luar," Ucapku. Kehausan bisa membuatmu bisa
bertingkah menyebalkan. Ibu tak tahu apapun tentang Yeerk. Dan aku ingin tetap
begitu. Yang benar ialah, Sudah berbulan-bulan sejak aku merasakan
nyenyaknya tidur, Tak ada waktu untuk tertidur sekarang. Aku,
Rachel, dan Cassie sudah jarang masuk sekolah lagi. Marco dan
Tobias bahkan tak masuk sama sekali.
Sebab Yeerk sudah bergerak, Gerakan besar.
Ax memonitor Z-space transmision milik Yeerk siang malam,
Kebanyakan informasi penting sangat di enkripsi dengan cermat
bahkan tak lepas dari Ax untuk membukanya dengan peralatan
cobbed-together, itu nama peralatan buatan manusia yang dia
gunakan, Tapi kebanyakan percakapan biasa yang tak penting,
terkadang urusan besar, terkadang urusan luar biasa.
Sepertinya kami harus menguping Z-space untuk
memastikan kebenaran setiap berita.
Perang ini semakin dekat.
Kami tak tahu kapan itu akan terjadi, Tapi kami tahu perang
ini semakin dekat. Baru-baru ini Yeerk menyerang Pangkalan Udara Amerika
Serikat, mereka membawa banyak anggota, serangan penuh,
Kami bisa membuat Yeerk mundur, tapi mereka tetap tak
akan menyerah. "Dengar baik-baik," Ibu mengambil kuncinya, lalu
meletakkannya di dompet. "Sebentar lagi hujan, Aku ingin kau
menutup semua jendela dirumah sekarang, Lalu aku ingin agar kau
membersihkan Basement."
Aku berharap hanya lima menit untuk membereskannya, "Uh,
Ibu" Bisakah aku kerjakan itu besok," Tolonglah,?"
"Tak bisa !,Kontraktor akan datang besok pagi untuk
memberikan estimasi pada ruang baru, disamping itu, kau akan
dapat dua puluh dolar."
Ibu menarik Jaket hujannya. " Aku menumpuk beberapa
kotak diujung tangga. Jika kau ingin tempat yang nyaman untuk
hangout bersama teman-temanmu, Aku sarankan agar kau mulai
bekerja." Tempat yang nyaman, Aku hampir tertawa keras. Tak akan
ada tempat yang nyaman lagi dimana-mana jika kami tak punya
rencana bagus untuk menghentikan serangan Yeerk.
Aku membuka pintu gudang bawah, Sekumpulan kotak tinggi
menghalangi jalanku, Baiklah, Aku seorang pemimpin dari grup
Perlawanan Yeerk. Satu-satunya harapan bagi Bumi untuk bebas, dan aku harus
membersihkan gudang bawah tanah untuk mendapat uang dua
puluh dolar yang berkutu. Ini yang namanya Ironis.
Aku menyikut kotak itu, Bukan maksudku untuk
menjatuhkanya kebawah tangga.
"Jake !" Ibu berdiri di pintu. "Aku mengandalkanmu," Lalu dia
pergi. Aku mulai menutup jendela di ruang tamu dan dapur. Langit
semakin gelap, dan memberikan ancaman. Yeah, Sebentar lagi
pasti ada badai. Aku bukan lelaki yang puitis, Biasanya, tapi sore ini aku tak
bisa apa-apa kecuali memperhatikan kondisi cuaca hari ini yang
menggangu perasaanku. Aku baru saja pulang dari pertemuaan dengan yang lainnya,
Rachel, Tobias, Cassie, Marco dan Ax. Pertemuan itu tak
menyenangkan. Emosi naik terus, Waktu terus berjalan dan kami
belum menyetujui apapun. Bahkan sejak Marco morph didepan Ayahnya. Mulailah kami
membahas agar jangan menutupi diri kami lagi, Ceritakan pada
orang-orang, Ceritakan pada media sehingga mereka tau apa yang
sebenarnya terjadi pada Bumi. Jadi kami bisa melawan, Baiklah,
hanya beberapa dari kami yang bukan pengendali saja yang bisa
melawan. Menceritakan pada orang-orang rahasia kami, tapi ada efek
buruknya juga. Rachel berhenti ketempat publik, serta sering marah-marah,
Sifat biasanya, Tak seluruhnya dia salah, tapi dia tak pernah
berpikir apa akibat dari perbuatannya.
Itulah pekerjaanku. Seperti yang kulihat, Satu-satunya alasan Yeerk belum
melakukan serangan besar-besaran adalah karena serangan diamdiam masih bermanfaat bagi mereka.
Jadi jika kami merusak topeng Yeerk, Apa yang akan jadi
perhatian mereka jika tak menghancurkan kota-kota besar di
dunia. Mereka akan melakukan hal itu., Kami tahu bahwa mereka
tak menentang penggunakan senjata nuklir manusia, tapi mereka
tak butuh itu, Sepasang Kapal tempur Blade saja bisa
menghancurkan kota, dan Yeerk hanya kehilangan beberapa calon
Induk semang saja. Dan kami tak ingin mengambil resiko itu.
Tapi kami harus melakukan sesuatu,
Sebab proses peng-infeksian Yeerk kedalam otak sudah
berlangsung cukup lama, Sekarang mungkin ada ratusan
pengendali di kota kami, Terlalu banyak orang yang keluar masuk
dari Kolam Yeerk untuk kami awasi sebagai bukti.
Garis Bawahi : Bumi kehilangan jiwanya, Orang-orang harus
tahu, Tak ada keraguan dihatiku akan hal itu, Mereka harus
diperlihatkan, tapi orang-orang, mengambil resiko besar itu....
Terkadang, Semua itu terlalu banyak, Keputusan dan
tekanan, Apa lagi saat ini masalah gudang Bawah tanah....
Aku turun ke gudang bawah tanah, melewati mesin cuci di
ruangan belakang, menyeret tumpukan kotak, pencatat dan
mainan semasa kami anak-anak.
Disini gelap, Seikat kapas tersenggol lenganku dan aku
merenggutnya. Lampu yang terayun-ayun ditengah ruangan
terang itu membuat mataku juling saat menatapnya.
Tumpukan kotak dipenuhi dengan kertas-kertas, Sepeda
lamaku, lampu yang pecah, Seluruh ruangan ini penuh dengan
sampah. Aku berjalan melawati setumpukan kertas yang penuh tabel,
Tercetak disitu : Mutual Fund Allocation," Aku melempar kertas
itu ke kotak yang kosong yang berlabel : Barang-Barang Ibu.
Aku mengambil tumpukan kertas lainnya di lantai, Diatas
halaman pertama ada tulisan anak kecil yang tertulis : "Apa Yang
aku lakukan di musim panas ini," Di sudut kertas itu ada
tertempel, : KERJA BAGUS !
Tugas sekolah lama Tom, Sebelum dia jadi pengendali. Aku
melemparkan kertas itu kedalam kotak kosong lainnya dan mulai
menulis namanya di penutup kotak itu. Aku berhenti lalu kucoret,
Sekarang tertulis : SAMPAH. Aku tak punya saudara lelaki lagi
sekarang. Fakta yang membuatku depresi ini mengingatkanku pada
pertemuan kami sore tadi.
Ax lebih suka melanjutkan pekerjaan kami diam-diam.
setidaknya hingga Armada perang Andalite tiba.
Tak ada seorang pun yang percaya bahwa Andalite akan
datang. Bahkan Ax juga, Tapi harapan, Bahkan Harapan Palsu, itu
lebih baik dari tak ada sama sekali.
Diatas kepalaku, Berjejer rak-rak berisi sampah.
PERALATAN HARI LIBUR masuk ke kotak barang-barang
ibuku. Aku mengangkat tangan keatas kepalaku untuk mengambil
barang berikutnya. Barang itu terlalu besar untuk kutangani, Aku
memindahkannya ke lantai, Catatan di atasnya tertulis, : Untuk
Jake dari kakek G, yang ditulis oleh ibu. Jadi ini kotak yang
ditinggalkannya untukku " Ibu telah berkata bahwa kotak ini
adalah hadiah ulang tahunku nanti.
kotak kuno itu dihiasi dengan bulu lembut hitam. Kotak itu
didekorasi dengan garis-garis hiasan terbuat dari logam dengan
bentuk hiasan kuno. Tutupnya yang terbuka sedikit menampilkan
nama Flitzhenry di tempat namanya.
Nama itu terasa tak asing, Apakah aku pernah berjumpa
dengan keluarga Flitzhenry di reuni keluarga " Sepupu ibu kah "
Aku mengambil kotak itu karena penasaran ingin kubuka
tutupnya. dan Lampu tiba-tiba mati.
Mesin cuci juga berhenti.
Aku bisa mendengar suara angin dan hujan menghantam
jendela kecil di gudang bawah tanah, jendela itu berderik-derik
keras. CRAAASSSHHHH ! Aku merangkak di kegelapan menuju ke arah sumber suara
itu. Hanya sedikit cahaya yang masuk dari luar untukku agar bisa
melihat cabang pohon besar yang menghantam jendela kaca di
basement. Hujan dan angin menderu kedalam melalui jendela itu.
Krisis lainnya. Krisis ini akan jadi lebih baik jika mereka semua jadi kecil.
BAB 02. Aku tersandung di tangga. Sendal karetku meremukkan kaca
yang pecah. Senter isi ulang ada di dapur, disangkutkan didekat
kompor. Aku mengambil senter itu, dan pita perekat di dapur dan
berlari kembali kebawah. Aku meletakkan papan di jendela yang rusak tadi, lalu
mengikatnya dengan pita perekat ke ujung jendela. Basement ini
sangat gelap tak ada cahaya lain kecuali cahaya senterku.
Beberapa pakaian terlipat dan disusun di rak atas. Wool bulu
biru, dengan sebaris kancing dari kuningan, Aku mengambil wool
bulu itu dan meletakkanya didalam kotak dalam keadaan tetap
terlipat rapi. Dibawah baju dingin tadi ada banyak benda kecil, Medali tua
yang tertempel pada baju tua, Pisau karatan dengan dua mata
tajam, di dasar rak itu ada pegangan yang seharusnya ada disana,
disana ada cincin logam buatan tangan.
Disana rak sebelah kotaknya lebih sedikit dari rak yang
sedang kubersihkan, Disini aku menemukan Sebuah cangkir besi,
sisir, sikat gigi tua yang kelihatannya buatan tangan. Aku
membayangkan akan kutaruh di kotak mana barang-barang ini.
Kotak yang ada tak akan muat dengan semua ini.
BANG ! Pintu belakang terbanting.
"Ibu?" Aku memanggil, "Apakah itu kau" Bagaimana dengan
Homer?" Tak ada jawaban. Aku meletakkan kotak itu dilantai dan
dengan hati-hati menaiki tangga. Badainya terdengar melemah.
"Ibu," Aku memanggil lagi, "Listriknya mati dan..."
Aku berbalik dan melihatnya berdiri disana, Di pintu
belakang diantara dapur dan ruang tengah, Menatapku, Diam.
"Whoa, Man, Kau menakutiku," Ucapku, mencoba terdengar
tak terlalu terkejut seperti yang kurasakan.
Tom, Bukan saudaraku lagi, Dia Yeerk aku yakin itu, AKu tak
tahu, aku melihat semuanya normal, Keluargaku bisa bertahan
hidup semua bergantung pada kemampuan ku berpura-pura.
"Ada badai, huh,?" Ucapku.
Aku tersenyum, sementara Tom tidak.
"Jika listrik tak hidup, mungkin kita tak akan sekolah besok."
"Aku akan kembali sebentar lagi, " Ucap Tom datar.
"Benarkah, Hei, Mau membantuku mengatur barang di
basement," Ada banyak barang keren dibawah sana,"
Hal terakhir yang kuinginkan adalah main bareng dengan
Tom, Dia benar-benar membuatku aneh, Dia saudaraku dan juga
alien, Saudara dan musuh. Aku selalu khawatir, Aku selalu
membiarkan sesuatu terjadi secara khilaf, sesuatu yang bisa
memberikanku segalanya. Tapi peran sebagai saudara muda
penting juga. "Tidak," Jawabnya, "Beritahu Ibu aku tak akan disini untuk
makan malam. Aku harus pergi ke suatu tempat."
"Kemana?" Dia tak menjawab. Hanya berjalan keluar.
"Persiapan," Ucapnya pelan. lalu berjalan keluar dari rumah.
Aku tegang,Yeerk di otaknya juga tegang, Hingga dia
berbicara pada dirinya sendiri. Aku bersikap seakan-akan aku tak
dengar. "Okay, Sampai nanti,"
Mungkin dia barusan hanya berbicara tentang sekolah,
Mungkin aku yang terlalu tegang.
Aku kembali ke basement. Meletakkan senter di kabinet
agar cahaya-nya memancar luas, Aku mengambil Jaket biru
dengan kancing kuningan besar.
THUNK ! Sesuatu terjatuh ke lantai dari lipatan jaket itu.
Aku menggoyang jaket itu, mencari benda tersembunyi
lainnya. Jaket itu panjang, seukuran bahuku, kebawah sampai
melewati dengkulku, Jaket itu sobek di dada sebelah kiri
Aku melipatnya kembali, meletakkanya didalam kotak dan
mengambil benda yang terjatuh tadi. Rupanya buku bersampul
kulit dengan halaman yang tak sejajar dengan tepinya.
Aku mendekat ke senter dan membuka sampul buku itu. Di
halam depan terbaca Letnan Isaiah Fitzhenry . Aku membalik
buku itu kehalaman pertama.


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kami tahu Panglima Forrest dan Tentara berkudanya ada
diluar sana... Tiba-tiba aku ingat dimana aku pernah mendengar nama
Fitzhenry, Dia Paman Moyang yang di ceritakan Kakek G.
Pahlawan perang sipil. Dan ini pasti jurnalnya. Semua barang di kotak itu aku mengerti asalnya. Baju dingin
itu pasti seragamnya. dan Pisau tadi.
Aku melihat halaman itu, Tulisan tangannya rapi dan bagus.
Lebih indah dari tulisan orang sekarang, Beberapa tulisan butuh
waktu untuk memahaminya, Tapi seluruh tulisan ini sangat mudah
dibaca, Banyak kata-kata yang ditulis tak pada tempatnya. Ada
satu halaman penuh dengan coretan tinta dan noda coklat. Aku
membalik halaman-nya. "Jake ?" Aku dengar suara ibu di pintu belakang. serta suara Homer
mencakar-cakar di lantai dapur.
Lalu, terdengar suara dari ruang cucian, Mesin pencuci hidup
kembali. Bola lampu berkedip dua kali, lalu menyala terang.
"Jake ?" Ibu memanggil lagi dari dapur.
Aku meletakkan jurnal itu diatas seragam wool biru.
"Aku datang, !" Sahutku.
Aku berbalik menatap kotak itu, Berhenti sebentar dan
berbalik lagi. Jurnal itu terbuka.
Kami tahu bahwa Panglima Forrest dan pasukan berkudanya
ada diluar sana. Tapi kapan dia datang " Apakah dia akan datang "
Dan jika dia datang, apakah kami akan siap "
Aku berhenti, Lalu menutup buku itu lalu menutup kotak-nya.
Itu perang yang berbeda. Di zaman dahulu. BAB 03. Isaiah Fitzhenry Sinkler"s Ridge, Tennessee
23 Desember 1864 Di Pagi hari. Kami tahu Panglima Forrest dan pasukan berkudanya ada diluar
sana. Tapi kapan mereka datang " Apakah dia akan datang " Dan jika
dia datang apakah kami siap "
Saat kami pergi ke kemah dua hari yang lalu Mayor Charles
Shaw mengambil alih pimpinan dari Detasemen kami. Mayor Shaw
meninggal kemarin malam, Jatuh bukan karena peluru pemberontak,
tapi karena demam. Saya, Letnan Isaiah Fitzhenry, Yang memimpin detasemen
sekarang. Misinya ada ditanganku.
"Letnan !" Sersan Raines menerobos pintu dan berlari kearahku.
Terdengar suara kasar dari bootnya yang menginjak lantai kayu.
Derap kakinya terdengar seperti datangnya pasukan berkuda dan
aku langsung berlompat karena refleks.
Aku berdoa bahwa aku, Tak akan terkena demam juga.
"Apakah kita mendapat jawaban ?" Tanyaku cepat.
Aku telah mengirim telegraph untuk menerima perintah
baru. Aku berharap kita akan pindah ke timur bergabung dengan
penduduk, untuk mengamankan orang-orang kita yang sakit.
"Tidak, Tuan, " Balas Raines.
Tatapan matanya fokus ke lantai, lalu dia memandang keluar
jendela, lalu ke lantai lagi. Geraman rahangnya kelihatannya
sanggup mematahkan giginya.
"Lalu Apa .?" Boot Raines kelihatan basah dan lembab. Dilapisi lumpur, dan
beku, tak ragu lagi, aku menatap keluar jendela dari gedung yang
kami jadikan markas pusat.Hujan bercampur salju turun di luar
ruangan. Aku menggoyang-goyangkan jariku, Sebagai penanda rasa
nyeri, Dan aku tahu bahwa aku lebih baik darai kebanyakan pria
disini. Raines mengangkat mata birunya.
"Ini dari baris telegraph tuan," Ucapnya, "telah terpotong."
Aku merasakan darah mengalir turun dari wajahku.
Kita terpotong. Raines menggerakkan badannya.
" Ini kelakuan pasukan berkuda Panglima Forrest, Letnan.
Salah seorang musuh yang ada di hutan yang memotong baris
telegraph ini." "Bagaimana kau bisa tahu ?" Aku bertanya balik, AKu
berharap Raines salah, "Apakah kau yakin,?"
"Prajurit kita yang menangkap musuh, dan membawanya ke
kemah kita." Aku menatap keluar dari jendela. Kabut biru yang luas di
pengunungan terlihat seperti musuh yang mendekat secara diamdiam. mengintai kami, menjerat kami, Bersiap untuk menyerang.
Jadi Forrest sudah dekat !
"Apakah tahanan tadi ada diluar ?"
"Di tenda rumah sakit tuan, Dia mencoba kabur dan
tertembak di lengan-nya."
Sinkler"s Ridge adalah kota yang penuh dengan bangunan
kayu. Kota yang tak berarti apa-apa yang belum pernah kami
lihat,Jika bukan hanya karena ada di persimpangan tiga jalan
disini. Dua jalur kereta api kecil berlalu lewat sini, Kecil hanya
dalam ukuran tapi fungsinya besar, jalur kereta ini dipakai untuk
mengangkut perlengkapan ke pasukan Panglima Sherman.
Perlengkapan penting seperti Kopi, Jaket bulu, tenda, senapan,
sepatu, kaus kaku, artileri dan amunisi.
Semuanya penting untuk perang ini.
Jika kita kehilangan simpang tiga ini, Pemberontak bisa
menghancurkan pasukan Jendral Sherman, Kemenangan di
Vicksburg dan Atlanta tak akan berarti lagi.
"Jaga jalur kereta api di Simpang tiga di Sinkler Ridge
tetap ada ditangan perserikatan kita."
Oh, Bagaimana sederhananya perintah itu terdengar dua
hari yang lalu saat lelaki tinggi dan gagah itu mengucapkannya.
Prajuritku berjatuhan bagai lalat, Demam semakin
menyebar, ditambah lagi udara dingin.
Sangat dingin. Dari banyaknya barang yang kami butuhkan. Aku harus
memprioritaskan selimut. "Berapa banyak prajurit kita yang siap tempur ?" Tanyaku.
"Kurang dari dua puluh lima orang, Letnan, Jika Forrest
datang kesini hanya dengan pasukan kecil, kita tak akan sanggup
bertahan dari mereka, Ini Faktanya."
Hari ini adalah hari ulang tahunku yang kedua puluh. Dua
tahun di ketentaraan dan dengan dukungan semua orang jadilah
aku seperti ini, walaupun aku tak berharap jadi begini,Badanku
tak tinggi aku kurus. Rambutku menjulur ke keningku seperti
keritingnya bayi dan tak mau tumbuh kebelakang.
Orang-orang harus melihatku sebagai anak muda daripada
seorang Pria dewasa. Rasa hormat yang kudapatkan. Aku tahu rasa hormat begitu
butuh waktu untuk didapatkan.
Tapi aku merasa aku bisa membuktikannya dengan
kekuatannku, Menunjukkan bahwa hatiku bebas dari rasa takut
dan kelemahan, Bahwa aku ada untuk melayani perserikatan dan
akan terus berguna. "Jika kita tak bisa mengirim telegraph untuk terima
perintah baru, Kita harus mematuhi perintah yang ada."
"Letnan ?" AKu bisa mendengar rasa terkejut dari suara
Raines. "Bersiaplah untuk mempertahankan posisi kita, Jika
pemberontak inginkan simpang tiga ini, Mereka harus berperang
untuk itu dan berperang dengan kerja keras, Apakah aku benar,
Rainess ?" Raines seorang lelaki yang baik, Tahan kerja keras, Aku tak
pernah melihat rasa kalah dari wajahnya, Dan aku juga tak
melihatnya sekarang. "Ya, Tuan,?" "Atur pasukan kita dan atur ulang tugas mereka, Tapi
pertama, beritahu petugas rumah sakit, bahwa aku akan datang
sendiri melihat tawanan kita,"
"Ya, Tuan," Ulang Raines, Memberi hormat lalu berbalik
dengan sepatunya yang berisik.
Suara siulan riang terdengar dari luar jendela, Itulah anak
dari kota ini, dan temannya yang memainkan drum. Mereka
mondar-mandir dijalan utama membunyikan drumnnya.
"Saat Johnny datang dari ketentaraan ke rumah,
Horee ! Horee !! Mereka sedang berlatih, Mereka sudah siap. Saat kami bertempur, Aku mungkin akan memanggil mereka.
BAB 04. Angin menderu-deru di kupingku saat aku berjalan ke arah
tenda. Kami menempatkan tenda ini di ujung jalan utama,
Diseberang jalur depot. Satu tenda besar dijadikan Rumah sakit,
selusin tenda putih yang kusam sedang dijemur dan berkibarkibar saat diterjang angin. Jika demam semakin menyebar, kami
tak akan membutuhkan setengah dari tenda yang kami punya.
Aku memasukkan jurnal kedalam kantong kanan bajuku dan
terus berjalan. Mama mengirim jurnal ini di kiriman terakhirnya. Dalam
kotak kiriman hari Thanksgiving, tapi baru kuterima semalam,
Coklat dan kentangya masih bagus, tapi Ayam kalkunnya sudah
basi dan kuenya berubah menjadi mortar yang keras. Aku harap
aku punya mortar untuk ditambahkan ke amunisiku.
Pria lain selalu membawa jurnal, Tapi aku tak pernah, Aku
berpikir mengapa mengingat semua hal yang ingin ku lupakan."
Dalam suratnya Ibu memberitahuku mengapa.
"Kau akan menjadi tua suatu hari nanti, Isaiah, Kau akan
berpikir tentang perang ini...pada anak-anak yang kau tahu, dan
kota yang kau lihat---dan kau akan terus mengingatnya."
"Letnan !" Sersan Raines muncul dari belakang tenda rumah sakit,
mukanya terlihat kebingungan.
"Ada banyak pria yang datang ke tenda, tuan,"
Suaranya yang tiba-tiba berhenti menghentikan jantungku,
Forrest kah yang datang "
"Siapa ?" Teriakku, lalu berlari mendekat, "Siapa yang
datang kemari, ?" "Aku tak yakin tuan,"
"Demi Tuhan, Raines, ! Bicaralah,"
?"Aku rasa mereka pasti budak yang melarikan diri dan
bersembunyi di lembah."
Aku mulai bernafas lagi, menyebalkan saat Raines bersikap
begini. telah membuatku begitu tertarik. Kita tak ada waktu
untuk lelucon semacam ini, Hal sepele, Kerjaan Kopral kurang
kerjaan. "Apa yang mereka inginkan ?" Ucapku singkat, "Makanan ?"
"Tidak, Tuan," Ucap Raines berat, "Mereka berkata bahwa
mereka datang kesini untuk berperang."
Aku tertawa hingga tak bisa kuhentikan. Perpaduan antara
gelisah dan terkejut dan rasa sebal pada ide tak masuk akal ini.
Aku berdiri di sudut tenda rumah sakit itu.
Tiga lusin pria, mungkin lebih, berdiri didepanku, Pendek,
tinggi, gemuk, kurus. Dengan pakaian aneh, dan celana yang
sekaligus jadi pakaian dalam. sepertinya mereka lahir ke dunia
dengan satu pakaian dan itulah yang mereka kenakan hingga
sekarang. Begitu juga dengan kaki mereka yang melepuh yang bahkan
belum pernah kulihat pada pasukanku yang sakit, semata-mata
karena tak pernah pakai Boots. Didekat mereka di tanah
bertumpuk tas mereka yang diikat di batang kayu.
Aku menatap wajah mereka terakhir, dengan kemampuan
yang pasti berbeda dari pasukanku disini, Dengan kulit hitamnya
yang berbeda-beda. "Apa yang akan kita lakukan ?" Tanya Raines. Memecahkan
kesunyian saat aku mengamati mereka, "Menggunakan mereka
sebagai Contrabands ?"
Contrabands adalah sebutan yang kami berikan pada orangorang di masa awal perang. Sebelum adanya proklamasi
emansipasi. Dulu saat Perserikatan bangsa menyadari bahwa
mereka bisa mempekerjakan mantan budak, bukan sebagai
prajurit tapi sebagai buruh.
Aku tak menjawab Raines. Tiga puluh wajah berdiri
didepanku,menunggu jawabanku.
Kepada siapa aku harus berbicara " Kepada siapa aku harus
menatap " Aku melihat pada seorang kulit hitam yang tinggi, tapi
dia langsung mengalihkan pandangannya ke tanah,
Jadi aku menatap mereka semua dan berkata, "Aku letnan
Fitzhenry. Aku melihat bahwa kalian datang kesini untuk
membantu perserikatan, Aku senang akan hal ini, Kami butuh
bantuan, Serangan pemberontak akan segera terjadi."
Sekarang, mereka saling berbisik.
"Kita harus mempersiapkan pertahanan, inilah prioritasku, "
lanjutku lagi, "Tak ada waktu untuk mengurus gabions atau
chevaux-de-frise. Kita butuh kerjasama, sederhana, dan tepat
sasaran, dan kami butuh kalian menggali cepat."
Seorang lelaki terkecil dengan rambut topi lebar, maju
kedepan. "Kami datang kesini untuk berperang, tuan."
Aku menatap mereka semua. Menimbang bagaimana caranya
mengungkapkan penolakanku pada kata-kata yang tepat.
"Apakah kau mengerti bahwa menjadi perajurit harus melalui
banyak ujian," Bekerja hingga lelah adalah salah satu bagian dari
kemenangan......" "Kami akan menggali pertahananmu, Letnan, tapi saat musuh
menyerang, Biarkan kami berperang juga,"
"Siapa Namamu.?" Ucapku.
"Namaku Jacob."
"Kau harus memanggilku sesuai jabatan," Ucapku tajam.
"Ya, Letnan," "Sangat jelas bahwa kau tak bisa berperang," Ucapku dengan
frustasi, "Sangat jelas bahwa kau tahu ini tak mungkin."
"Kami lelaki merdeka, Letnan !, Semua orang di garis ini lebih
baik mati daripada kehilangan kemerdekaan kami,"
Lagi, Mereka saling berbisik, tentunya mendukung ucapan
Jacob. "Berperang diluar pertanyaanku,!" Jawabku balik, lalu
menatap Raines, Aku mengangap ucapan ikhlas dan masuk akal
dari Jacob mengangguku. "Kami bisa memberikan pada kalian
perlengkapan dasar, Boots,kaus kaki, sedikit makanan, sebagai
ganti kerja buruh kalian, kami butuh lubang galian !, Raines akan
membagikan sekop dan cangkul, dan apapun yang bisa dia
temukan, Hany kerja keras lah yang bisa kuberikan pada kalian,


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Teriakku keras. "Ini semua yang bisa kuberikan."
Mereka tak bisa berperang, Tak mungkin, Orang-orangku
saja tak akan bertahan, penduduk kota, sekarang orang-orang
lemah yang mendukung perserikatan, mungkin pemberontak,
pasukan tempur mesti bersatu, tak bisa dipisah.
Dan mereka tak terlatih, mereka tak akan bisa menembak
jika musuh datang. Betul bahwa kami kekurangan orang. Dengan hanya dua puluh
lima orang, kami akan melawan, Berapa banyak pasukan yang
dibawa Forrest " seratus," , lebih ,"
"Kalian semua, ikuti aku," Teriak Raines. sambil berjalan ke
gudang perlengkapan. Perintah Raines tak ada yang mematuhi.
Jacob tak terima. Dia tetap berdiri, menatapku dengan mata hitamnya yang
segelap malam. "Kami akan melakukan pekerjaan yang membuat Lincoln
bangga." Ucapnya akhirnya, Tersenyum pahit, dengan malas dia
mengikuti Raines, Lelaki lainnya mengikuti dia.
Aku takut aku akan kalah beradu berpendapat, Lagipula aku
rasa ini hanya permulaan.
BAB 05. Jake Brrr-ing. ! Aku terbangun. Mengambil telepon sebelum mataku terbuka.
Meletakkanya di kupingku, kubuka mataku.
"Halo ?" "Oh, hai, Jake, " Ucap Cassie.
Aku menguap, sekarang masih 04.55 A.M
"Maaf. aku pasti telah salah menekan panggilan cepat, dan
sekarang karena kita sudah tersambung aku ingin
memberitahumu bahwa Toby meminta padaku agar berterima
kasih atas pinjaman catatan sejarahmu, Aku kira dia
menyukaimu." "Bagus, " Ucapku, "Okay,Pergi beri makan ayam, atau apapun
yang bisa kau lakukan di jam segini."
"Yang benarnya, memberikan obat-obatan pada hewan, "Bye"
Cassie berbicara tak masuk akal tentang Toby tadi
sesungguhnya adalah kode kami yang berarti bahwa ada masalah
dengan Hork-Bajir yang merdeka.
Aku harus mengeceknya ke lembah mereka. Sekarang.
Aku keluar dari kamarku melintasi lorong, Mendengarkan
sesuatu, Tak ada suara, Rumahku di pagi ini terasa dingin, carpet
terasa dingin saat kakiku melangkah diatasnya. Aku berjalan
mendekati kamar Tom, dan dengan hati-hati membuka pintunya.
Dia sedang tertidur. Aku menatapnya sebentar. Tak ada pergerakan. Aku
melangkah masuk, lantainya berbunyi keras, Aku membeku, Tom
tetap tak bergerak,Aku mendekatinya dan menyentuh selimutnya,
Jantungku berdetak keras, Apa yang mesti kukatakan saat dia
terbangun, " Aku menekan selimut itu pelan, Selimut itu terasa lembut.
Bantal, Kamar tidur Tom penuh dengan selimut.
Tom pasti keluar bekerja sebagai Yeerk.
Lagi. Dengan cepat, dan diam aku keluar dari kamarnya dan pergi
mengintip ke kamar orang tuaku, keduanya terlihat sedang
tertidur, Aku melangkah pelan menuruni tangga, meminum segelas jus
orange dan menulis pesan pada orang tuaku.
Kami pergi pagi-pagi sekali, Pergi langsung ke sekolah,
Jangan khawatir, Aku akan makan Telur McMuffin.
Aku menempelkan catatan itu di mesin pembuat kopi dan
berjalan keluar dari dapur, Aku keluar dan memanjat pohon di
kegelapan lalu morph jadi burung Peregrine Falcon. Lalu terbang
mengudara di langit pagi.
Langit pagi terhampar diantaraku, Setiap orang di jalan,
setiap mobil yang lewat, dan setiap rumah, terlihat jelas semua,
Setiap orang bisa saja pengendali, dan pengendali bisa ada di
mana saja, tapi sedikit dari pengendali itu yang tinggal di hutan,
sama seperti rumah dan jalan, semakin sulit ditemukan di hutan,
dimana setelah memasuki hutan, aku bisa bernafas dengan lega.
Aku selalu berpikir aku selalu tahu jalan ke lembah HorkBajir, tapi setiap kali aku ingin kesana setelah dekat aku selalu
tersesat, Timur tiba-tiba menjadi barat dan utara berubah jadi
selatan. Lembah itu tiba-tiba ada dikanan, selalu berganti-ganti,
Dan aku tak pernah yakin dimana aku harus menemukan lokasi
sesungguhnya. Hal ini terjadi lagi pagi hari ini, Aku terbang berputaran
karena tersesat, Tiba-tiba....
Aku terbang ke punggung bukit mengikuti cahaya pertama
dari matahari pagi, di punggung bukit ini ada aliran hawa yang
terbentuk, aku mengikutinya hingga sampai di perkemahan, Aku
hinggap di cabang pohon sebelum akhirnya turun ke tanah untuk
demorph. Yang lainnya sedang menunggu.
Ax menatapku dengan mata utamanya,
sedang mata tanduknya memandang sekeliling. buruk, koloni ini dalam bahaya.>
Ax tak pernah bersikap begini, bahkan saat dia beraksi
sendirian saat menculik Visser Two dari pesawat,dimana Visser
Two menyarankan agar Amerika menembakkan nuklir ke china, dia
tak pernah menatapku langsung ke mata, dan baiknya, Aku
bersukur dia sekarang tetap begitu.
Ya, Ax telah bekerja keras, dan dalam cara yang aneh dia
selalu percaya bahwa akulah yang akan mengambil keputusan.
Atau bahkan keputusan dimana membiarkan kematian dari
ratusan orang untuk menyelamatkan jutaan lainnya.
Aku sangat bangga dengan Ax, marah juga padanya, AKu
merindukan saat-saat dimana pertemanan kami lebih sederhana
dari ini, Berharap semuanya jadi lebih baik, Tapi sekarang, Kami
bersama-sama mencegah perubahan besar diantara kami.
Inilah yang akan kami lakukan.
"Mengapa ?" Tanyaku, "Apa yang terjadi, ?"
Marco menganguk pada Toby, Hork-Bajir muda dengan
kemampuan khusus, Sang "Peramal", Tingginya tujuh kaki, hampir
sama dengan tinggi Hork-Bajir pria dewasa.
Kebanyakan Hork-Bajir tak bersinar terang, pengecualian
pada Tobi, Beberapa Hork-Bajir berkata bahwa dia sang
Clayvoyant, seseorang yang bisa melihat ke masa depan sebelum
terjadi. Dan semua Hork-Bajir merdeka selalu meminta petunjuk
dan pendapat darinya. Toby berdiri di tengah lingkaran dengan Ax, Marco, Cassie
dan Rachel. Tobias bersandar di bahu Rachel. Hork-Bajir lainnya
berdiri di samping orang tua Marco, mendengarkan dari jarak
jauh. "Ada apa Toby," Apa yang terjadi,?"
"Kami menyerbu fasilitas Yeerk semalam, Jake." Jawabnya,
"Satu hari perjalanan dari sini, kami menyelamatkan empat orang
kami, " Dia berhenti sebentar dan menatap aliran hawa disini,
"Tapi seorang Pejuang kami telah tertangkap."
BAB 06. Keheningan mengikuti ucapan Toby.
Ini sangat buruk. Ditangkap berarti mimpi buruk, sesuatu yang sangat kami
takuti, Kecuali jika kau kabur atau mati, Tertangkap berarti
pengkhianatan bagi semua orang yang kau cintai, dan semua hal
yang kau hargai. Sebab seorang tawanan akan dimasuki otaknya oleh Yeerk,
Setiap informasi berharga, setiap pengetahuan yanag ada,
semuanya diambil dan dicuri oleh Yeerk untuk digunakan.
Yeerk yang telah mencuri ingatan Hork-Bajir merdeka akan
tahu lokasi dan akan membawa pasukan ke lembah ini. Ya, Ellimist
telah membuat susah orang yang mau masuk ke lembah, tapi
dengan seorang pemandu, Yeerk dengan pasti akan menemukan
jalan kesini. "Ini tak masuk akal," Ucap Marco.
"Tak ada jalan lain,." Cassie setuju, "Bahkan dengan
pertolongan kami, Toby, kau tak bisa berperang dengan pasukan
Yeerk. Mereka punya senjata hebat, banyak bala bantuan, mereka
lebih banyak daripada seratus orang pasukanmu, "Cassie
menunjuk pada keramaian Hork-Bajir disana, "Enam puluh orang
dari kalian tak akan sanggup berperang, dan tak akan sanggup."
"Ini tak adil," Ucap Rachel marah.
Tobias setuju,
Toby terdiam, Dia tak menunjukkan ekspressi apapun, Dia
memandang Ax. "Hutan ini terlalu tebal jadi tidak efektif bagi Bug fighter,
benarkan, " Dia bertanya, "Dan lembah ini terlalu sempit,"
Mata tanduk Ax menyelidiki lembah ini, fakta itu hanya menaikkan persentase kemenangan sedikit sekali,
> Toby memandangku sekarang, "Apakah kau akan membantu
kami melindungi lembah kami ini, Jake, " Rumah kami ?"
Aku sedikit sebal karenanya, Toby tampaknya tak sadar
akan sifatku, Jika kami mencoba menyerang Yeerk kami pasti
akan dibantai, "Kami ingin membantu," Ucapku, "Tapi tidak jika hanya akan
menjatuhkan kalian."
Toby menatap pepohonan, Lalu berbalik ke perkemahan, Dia
menanam batang pohon yang tadi dipegangnya ke tanah.
"Lembah ini adalah rumah kami," Ucapnya keras. "Kami tak
akan menyerah. Kami akan tinggal dan bertempur."
Marco memasang ekspresi "terserah". "Biar ku perjelas apa
yang kudengar disini. Kalian semua ingin mati, benarkah ?" Dia
menatap sekeliling pada Hork-Bajir lainnya yang dengan sopan
mundur dari diskusi kami. "Jangan gila, ! Ibu, Ayah " Apakah
kalian ikut bersama mereka "
Orangtua Marco sama-sama malu seperti Hork-Bajir lainnya.
Mereka berdiri tenang tanpa ekspresi. Lalu melangkah dari
tempat itu. Aku menyeka keningku, mencoba berfikir. Waktu terus
berjalan. Yeerk mungkin sudah dalam perjalanan kemari, Kami
harus buat persiapan. Aku memanjat pohon setinggi sepuluh kaki sehingga semua
orang di perkemahan ini bisa mendengar dan melihatku.
"Dengarkan, !" teriakku, "Yeerk mungkin akan tiba disini
besok pagi, Paling cepatnya. Mereka akan membunuh atau
menjadikan kalian sebagai pengendali jika kalian tak meninggalkan
tempat ini sekarang. Setiap orang harus bersiap untuk pindah,
Kami akan membantu mencari Perkemahan baru."
Tak ada satupun yang bergerak.
"Jake," Ucap Toby, "Tak akan ada Yeerk yang mengusir kami
dari rumah kami ini. Aku ingin tinggal dan bertempur, begitu juga
dengan orang-orang kami."
Sorakan terdengar dari para Hork-Bajir merdeka disini.
Aku tak bisa percaya apa yang sedang kudengar.
"Tunggu !" Teriakku, "Kau tahu bahwa Yeerk telah
mengembangkan senjata mereka, Kau telah melihat Laser Dracon,
Selamatkan diri kalian !" Aku menatap Toby "Kabur sekarang,
Hiduplah untuk bertempur esok hari !"
Tak ada yang menjawab. Marco melangkah dengan marah kearah kedua orang tuanya.
sepertinya dia ingin memberi tahukan pemikirannya pada mereka.
Rachel menatapku dengan tatapan anti takutnya. Dia ingin agar
aku mempertimbangkan kembali keputusanku.
Baiklah, Kita semua berbeda pendapat. Keputusan akan
diambil berdasarkan pemilihan. Aku melompat dari Pohon.
"Ayolah, !" Teriakku, putus asa, otakku merasa tertekan.
"Siapa yang ingin tinggal, berdiri disini bersamaku, Siapa yang
ingin mati ditangan Yeerk, berdiri disana bersama Toby."
Tak ada omelan, tak ada yang bergerak.
Ucap Tobias pada Hork-Bajir. kalian harus mendengarkan Jake, dia ingin yang terbaik.>
"Kami juga, " Ucap Cassie.
Aku menatap Ax. Dia berdiri agak jauhan, sendirian, dia tak
memberikan pendapatnya. Pertanyaan serius untuk Andalite, terutama sekarang pada
Ax. Ikut campur dimana kau tak seharusnya ikut. Mungkin hanya
menyelamatkan yang ada, atau keluar. Biarkan mereka
menentukan nasib mereka sendiri.
Seorang Hork-Bajir muda melangkah keluar dari keramaian
dan berjalan kearah Toby. Dia berdiri disampingnya. Jara Hamee
dan Ket Helpek gabung dengannya. Yang lainnya mengikuti.
Sampai semua Hork-Bajir didalam koloni ini bergabung
bersama pemimpin mereka. BAB 07. Isaiah Fitzhenry Aku membuka tabir di tenda rumah sakit dan memasukinya.
Cahanya menjadi gelap. Udara yang segar menjadi berbau, berbau
busuk tajam. Bau dari kesakitan dan kematian.
Aku melangkah maju, Mataku tegang melihatnya.
"Ah !" AKu menabrak sesuatu yang hangat, lembut dan melangkah
mundur saat yang kutabrak itu bersuara dengan nada tinggi .
"Aku mohon maaf !" Aku meraba-raba untuk menemukan
pegangan tenda. "Sally, apakah itu kau ?"
Saat mataku sudah sesuai dengan cahaya gelap ini, aku
melihat seorang wanita berdiri disamping meja, sedang memeras
baju yang penuh darah dalam sebaskom air.
"Ya, Saya Letnan. "Sally menjawab lebih ceria dari apa yang
kuharap. "Apakah kau ingin melihat tawanan ?"
"Itu benar, Sally." Sally Miller adalah seorang wanita yang
berasal dari kota. Jika Sinkler"s Ridge menjadi berharga dalam
peta. Hal itu harus berterima kasih pada dia. Kami akan
kehilangan banyak anggota jika tak ada dukungan moral yang
orang-orangku temukan dari perawatan kami.
"Ke sini," Ucapnya, "Kami mengasingkannya dari yang lainnya
jadi dia tak akan membuat yang lain jadi kesal. Tentu saja dia
dalam kendali, Aku juga memeriksa lukanya."
"Kau luar biasa, Sally,"
"Suamiku memberikanku kesempatan, Tapi orang-orang itu
membutuhkanku, Letnan, dan aku percaya pada mereka." Dia
menarik kain pembatas antara tenda dan post. "Lantaran
Perserikatan," Di menekan kata tadi, lalu berbalik meninggalkanku
dengan pasukan musuh yang sedang berbaring di lantai.
Pergelangan tangan dan sikunya terikat. Perban putih
membalut lukanya disekitar otot biseps kiri telah mulai dipenuhi
darah. Dia menatapku dengan mata yang penuh tantangan.


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jadi Perserikatan punya anak kecil yang berwenang."
Ejekan itu mengenai kebanggaanku dan menimbulkan
marahku. Aku sudah siaga bahwa hal seperti ini akan terjadi. Aku
tak butuh diingikatkan. "Namun," Jawabku, "Orangku berhasil menembak dan
menangkapmu, Hal seperti itu bukan permainan anak-anak."
"Aku berhasil memotong jalur kalian," Jawabnya bangga pada
dirinya sendiri, "Tanpa telegraph, Kalian akan terlupakan, seperti
hidup di padang pasir. Perbedaannya disini bahwa kalian akan
segera diratakan." "Apakah itu benar ?" Ejekku, tentunya tak percaya.
"Pastinya Benar !" Jawabnya marah, "Panglima Forrest punya
lima ratus prajurit di Springville, ditambah pasukan cadangan....."
Dia berhenti, Matanya melebar saat dia menyadari apa yang telah dia
katakan. Aku tahu pasukan musuh yang akan datang seperti, Berapa
jumlahnya, dan posisi mereka.
"Terima kasih kuucapkan padamu, Tuan," Ucapku, Sambil
membungkukkan badan. "kau sangat berguna,"
Dia menendang-nendang udara, seperti ingin menendangku,
tapi rasa sakit di lengan atasnya tak mengizinkan hal itu, dia
terjatuh, berkeringat banyak sambil mengutuk padaku.
Dan aku lupa akan rasa marahku, terganti rasa simpatiku
padanya. Pemberontak level rendah ini sedang berperang untuk apa
yang dia anggap benar, untuk rumahnya, orang-orangnya.
Dia telah sangat keliru. Tapi hal itu tak merubah semangat gagah berani mereka.
Kami mengubah keputusan, Aku berharap bisa berkumpul
bersama mereka. Aku mengembalikan posisi kain pembatas tadi.
"Kau ingin menngunjungi orang-orangmu sekarang " Tanya
Sally, matanya menatap kain pembatas dimana orang tadi
tergeletak. Tidak, Aku tak ingin melihat mereka, Aku tak ingin melihat
penderitaan dimana aku tak bisa melakukan apapun untuk
meringankannya. Aku ragu-ragu. "Hal itu bagus untuk dukungan moral mereka," Ucap Sally.
"Dan temanmu, Kopral Carson, telah bertanya tentangmu."
"Ya, Tentu saja," Ucapku, Aku masuk ke kain tabir lainnya.
Tubuh anggota detasemenku terbaring tanpa emosi tersusun
rapi ditenda ini seperti ikan sarden yang tertidur.
Aku berjalan di lorong sempit, Melihat sia-sia tanda adakah
yang sembuh. "Isaiah," Satu suara memanggilku.
Mata Mac Carson yang setengah terbuka menatapku. Kopral
Carson dan aku tumbuh bersama, sekolah ditempat yang sama,
dan sekarang bertempur bersama-sama. Kecuali tanda luka di pipi
kirinya yang aku tak punya. Dia terlihat seperti lelaki yang ku
kenal, Bertulang besar, gigi putih, rambut hitam, dan mata hijau.
Aku berlutut dan meletakkan tanganku di keningnya. Sangat
panas. "Ada kabar apa ?" Bisiknya.
"Dua puluh lima orang." Ucapku datar. "Itu semua yang kita
punya, Pasukan Forrest mungkin lebih dari lima orang orang,"
Mac bersuit. "Tiga puluh orang datang dari lembah kemari pagi ini."
Lanjutku, "Mereka ingin berperang."
"Terima kasih tuhan," Ucap Mac. Keluarganya sangat
perhitungan pada doktrin penghapusan perbudakan. "Kau butuh
orang dan mereka ada disini untuk berperang juga, sekarang."
"Pikirkan dengan masuk akal, Mac !. Kau terdengar seperti si
kecil yang memimpin mereka,"
"Jacob ?" "Bagaimana kau tahu mereka ?" tanyaku terkejut.
"Aku pernah berjumpa dengannya saat kami datang ke kota.
Dia datang sendirian, mencari pekerjaan, kami berbagi roti
bersama." "Kau berbicara padanya,?"
"Aku harus bilang ya, ! Dia sangat terpelajar," Ucap mac. "dia
bisa menulis dan membaca, tapi dia menyembunyikannya dari
tuannya yang telah menjualnya ke selatan. Dia tak pernah tahu
siapa ibu dan ayahnya, mereka telah dijual atau ditukarkan, atau
bentuk menjengkelkan lainnya."
"Apakah dia pernah cambuk ?"
"Aku membayangkan begitu, mungkin tak sering, aku
terkadang berfikir bahwa hidup dibawah tekanan cambuk dan
hukuman lebih buruk daripada benda itu sendiri, bahkan lebih
buruk." "Aku kira begitu, "Ucapku, Sambil menatap temanku yang
tak punya kehidupan lagi, aku hampir yakin bahwa tubuh
disebelah mac tak bernafas lagi.
"Apakah kau bisa mengerudungi kakiku.?" Tanya mac.
Aku bergerak ke ujung jaketnya dan menariknya, Jari
pertama dari kedua kakinya telah berdarah dan berwarna
cokelat. "Gigitan beku," Dia berkata dengan senyuman lemah.
Aku mengerudungi selimut wool itu dibadannya.
"Raines tak berpikir bahwa kita bisa bertahan dari musuh."
Ucapku. Mac terbatuk dan mengangguk.
"Biarkan orang kulit hitam itu bertempur," Ucapnya.
Aku berdiri dengan frustasi.
"Isaiah," Ucap Mac sambil menangkap lenganku. "Merekalah
harapan kita," BAB 08. Jake "Mereka akan berperang tanpa kita," Ucap Cassie kagum,
sepertinya dia tiba-tiba merubah pikirannya tentang apa yang
harus kami perbuat. "Mereka membahayakan segalanya demi
kebebasan." "Kita harus menghormati itu," Ucap Rachel, "Dan kita
berjanji pada Hork-Bajir untuk membantu,"
Aku tetap tak percaya pada apa yang telah terjadi.
Ucap Tobias pada kami pribadi.

"Okay," Ucapku, "Kami akan menolong kalian,"
Marco menatapku dengan ekspresi tanpa daya, Dia tahu ini
pendapat yang tak bisa kami menangkan.
Cassie menatapku untuk memastikan apa yang kuucapkan itu
benar. Toby tersenyum aneh, senyuman Hork-Bajir yang
menakutkan. "Tobias, seperti biasa kau mengamati dari udara. periksa
daerah sekitar dan lihat jika kau bisa menemukan jalan kabur.
Aku punya firasat bahwa kita butuh itu, Marco pergilah jumpai
Erek, lihat apakah beberapa Chee bisa menggantikan kita
dirumah, untuk siapa yang membutuhkannya."
Toby menatapku, "Jika kita butuh kabur," Aku mengoreksi diriku sendiri dan
tersenyum. Aku mulai menggambar peta kasar area ini ditanah dengan
tongkat. Toby berjalan kearah aku menunduk.
"Terima kasih," Ucapnya.
"Yeah, well..... Aku hanya berharap orang-orangmu mengerti
mereka mau kemana, Ini pasti tak bagus,"
"Mereka mengerti lebih dari apa yang kau sampaikan Jake,
mereka telah terpanggil untuk membela diri mereka sendiri
sebelumny, mereka telah melalui banyak....."
Aku mengangguk dan menatap peta kasarku.
Sesaat kemudian, aku mengelilingi perkemahan ini untuk
memeriksa persiapan perang kami, dengan saran dari Rachel dan
Ax, Hork-Bajir menyiapkan senjata di pohon.
Seorang Hork-Bajir dengan batang kayu kecil di
punggungnya dan seikat tali di tangannya memanjat pohon, Dia
terlihat seperti seorang tekhnisi telepon yang sedang
memperbaiki telepon, setelah mencapai ketinggian tiga puluh kaki
tangannya membuat lubang di pohon dikokohkan dengan lubang
yang dibuat kedua tangannya dan diikat dengan tali, setelah itu
dia turun, tak sampai sepuluh menit jadilah penyamaran HorkBajir di batang pohon.
Saat perkakas yang diabuat tadi selesai, dia naik lagi untuk
mencoba tenaga perkakas itu. setelah dirasa cukup dia turun dan
membuat perkakas sejenis di pohon lain.
Hork-Bajir yang lebih muda naik ke perkakas yang sudah
selesai dan melengkapinya dengan tombak dan anak
panah,Senjata yang dibuat oleh Hork-Bajir wanita dengan
kecepatan dan kemampuan kerja yang hebat.
Hork-Bajir yang lebih tua, yang tak terlalu cepat memohon
pohon bertugas menggali lubang serta parit disekitar
perkemahan, Setelah lubang dan parit selesai dibuat, Anak-anak
Hork-Bajir turun kebawah dan memasang kayu-kayu runcing
disitu, Siapapun yang jatuh ke lubang jebakan itu akan berubah
badannya menjadi bolong-bolong seperti keju swiss. Jika kayu
runcing sudah habis dipasang maka anak-anak Hork-Bajir
membantu memasang ranting-ranting kayu diatas jebakan itu
dipasang, setleh itu ditumpuki dedaunan hingga tertutup
seluruhnya. Puas dengan hasil kerja mereka, Aku memanggil Toby dan
lainnya untuk membahas strategi perang.
"Kita disini," Aku menunjuk dua jalur panjang, yang berupa
jurang sempit. "Di sisi seberangnya ada jurang dan ngarai
tentunya mereka kesulitan untuk memanjat tanpa peralatan
khusus. Jadi aku pikir para Yeerk akan datang kelembah dari
jalan ini, "Ucapku, Menunjuk sebuah jalur, "Dari utara lembah,"
"Hal itu bagus bagi kita," Ucap Marco.
Ax setuju, juga jalan kabur kita, Tobias berkata bahwa itu satu-satunya
jalan kabur kita dari lembah ini hanya dari arah utara,>
Ax menunjukkan tempat dimana lembah melebar di arah utara,
sekitar satu mil dari perkemahan. mudah dipanjat di titik ini, tapi kita tetap melambat dan
kesusahan." Aku menatap Toby. "Kalian akan lebih baik memanjat dinding lembah sekarang,
dan berperang dari sana,"
"Kami akan mempertahankan rumah kami,"
Ucap Tobias. sekumpulan orang yang ingin berkemah, dan mereka ada di jalur
Yeerk.> "Aku rasa kita harus menyakinkan mereka untuk pergi daris
sana." Ucapku. Cassie memegang lengan Toby, "Bahkan jika kalian bertahan
hidup, kalian juga harus tetap bersembunyi, kemana kalian akan
pergi nantinya, ?" "Jika kami terpaksa mundur sementara, " Ucap Toby tenang,
"Kami akan pergi ke bukit."
"Tapi pepohonan yang ada di bukit berbeda dengan yang ada
di lembah, Dan pepohonan itu tak menjadi perlindungan yang kuat,
kalian harus mulai beradaptasi lagi dari awal."

Tambah Tobias, Terkadang kalian akan berjumpa dengan manusia,"
"Mungkin ini saatnya Para Hoork-Bajir bercampur dengan
manusia," Ucap Rachel, "Kita tak bisa berharap Ellimist akan
muncul dan menolong kita jika kita berharap padanya, Jika orangorang baik tahu apa yang sedang terjadi, banyak hal yang bisa
terjadi, entah itu baik atau buruk."
Marco menyeringai, "Berita kila : Orang-orang manusiamu
tak akan memberi toleransi pada alien setinggi tujuh kaki sebagai
tetangga mereka. Maksudku, Toby jadi wanita penjaga gawang, "
Pikirkan tentang itu."
Toby menundukkan matanya.
"Maafkan aku, Kami tak berpikir kalian aneh, tapi beberapa
orang di jalan berpikir begitu " Toby, manusia bahkan tak bisa
bersikap baik pada sesama manusia yang mendukung tim
sepakbola yang berbeda."
"Ya." Ucap Toby pelan, "Aku telah mempelajari bahwa
manusia tak perduli pada orang diluar kelompoknya."
"Itu tak selalu benar," Ucapku.
< Penelitianku tentang sejarah manusia menyebutkan bahwa
pendapat Toby dan Marco keduanya benar.> Ucap Ax hati-hati.
bertoleransi di dalam galaxy. Memisahkan berdasarkan Suku,
agama, Ras, dan golongan."
"Jadi, apa yang kau usulkan Ax ?" Tanya Cassie. "Mengirim
Hork-Bajir ke planet yang jauh," Karena semua manusia tak mau
toleransi pada ereka, " Itu bukan jawabannya Ax,"
"Ini bau," Ucap Marco. "Tapi lihat apa yang telah manusia
lakukan pada binatang, Jika ada kesempatan untuk mendominasi
mereka akan melakukannya, Bukannya harimau atau gajah yang
mendominasi, Di Neptunus yang jaraknya jauh dari Bumi, Toby
kalian akan lebih baik ada disana, karena semakin jauh kalian dari
manusia akan lebih baik jadinya,"
Untuk sementara ini, Toby tak berkata apa-apa.
"Tapi kami semua berbeda dari kalian?" Jawabnya.
Dia menatap ke perkemahan. Pada Hork-Bajir yang sedang
menggendong anaknya yang sedang menangis.
Anak itu tadi terjatuh, Ibunya dengan hati-hati
menggendong anak itu untuk menenangkannya.
Tidak, Hork-Bajir juga tak ada bedanya sama sekali dengan
manusia. BAB 09. Isaiah Fitzhenry Saat matahari terbenam. Sersan Raines dan dua orang
prajurit lainnya berjalan denganku di jalan utaman Sinkler"s
Ridge. Sally Miller dan suaminya, Joe sedang mengadakan perayaan
natal. mereka dengan baik hati mengundang kami, dan dengan
penuh hormat kami senang menghadirinya.
Aku mengatur orang yang bertugas jaga dan meninggalkan
sersan Spears sebagai komandan sementara sampai kami kembali.
Anggota jaga kami menyebar luas dari bukit hingga hutan-hutan
disekitar kota, kami harus tahu sebelum musuh menyerang.
Beberapa penduduk kota serta Joe Miller ikut juga, mereka
membawa cangkul mereka membantu kami membuat parit
disekitar kota. Mereka tak ingin bekerja berdekatan dengan
orang-orang kulit hitam itu, bahkan tak ingin memandang mereka.
Mereka berkata bahwa orang-orang Jacobs adalah aib bagi
perserikatan.

Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mungkin. Tapi tak seorangpun menyangkal akan pekerjaan
yang telah mereka lakukan, Pepohonan menyelimuti arah utara
Topper Hill, Pertahanan kuat yang bisa kami buat dalam waktu
singkat. Dan orang-orang Negro itu bekerja keras, kebanyakan dari
mereka menggali sepanjang sore, dan mungkin akan terus
menggali hingga besok. Kami berhenti didepan rumah berpapan putuh dengan lilinlilin berkedip-kedip di jendela rumahnya. Musik mengalun keluar
melalui dinding dan pintu rumah itu, AKu menaiki tangga dan
membiarkan anggota ku mengetuk pintu rumah.
Aroma Roti Kayu manis dan Vanilla menerjang hidung kami
saat pintu terbuka. Sally menyambut kami dengan hangat,
"Letnan, Halo, Raines, Selamat datang,"
Sally terlihat anggun dengan rambut pirangnya dan baju
merah yang serasi dengan bibir merahnya. Dia melangkah mundur
untuk membiarkan kami masuk. dan mengangguk saat kami
melewatinya. Kami terbawa alunan musik dan suara-suara yang ada.
Rainess membuka kotak musik yang ada di pojokan rumah, dan
mengeluarkan alat musik dari dalamnya seperti anak kecil yang
membuka hadiah di pagi natal.
Tweed mengangkat Tamborin, Kopral Fox mengeluarkan
sepasang tulang dari jaketnya. Tak ada kata-kata yang keluar,
mereka bergabung dengan pemain biola dan mulai memainkan lagu
baru, Dengan kata-kata yang pernah kudengar sebelumnya.
" I Hear the bugke sound the calls
for reveille and drill/ for water, stable, and tattoo,
for taps----and wall was still.
i hear it sound the sick-call grim.
aand seethe men in line. with faces way as they drink down
their whisky and quinine"
Stress karena serangan yang akan datang meleleh sudah.
Penduduk kota bertepuk tangan dan menghentekkan kaki mereka
sesuai irama. Dua anak muda yang sering memainkan drum,
kelihatan menonton dari tepi jalan melalui jendela.
"Selamat mala, Letnan," Ucap Joe Miller. "Selamat Natal,"
Dia berjenggot, biasa dalam kehidupan sebagai seorang petani.
Kumis dan jenggotnya bahkan lebih merah dari rambutnya.
Senyumannya sangat sesuai dengan wajahnya.
"Dan untukmu juga, Miller, " Jawabku "Seperti yang kau
lihat, orang-orangku senang bisa bebas dari tugas sejenak."
"Kemari," Miller menarik lenganku dan membawaku ke meja
panjang didekat jendela, "Ini makanan yang Istriku Sally
persiapkan." Mulutku ternganga. saat aku memandang meja perjamuan itu.
Diatas meja tersebar semua makan yang kumimpikan di
tidurku. Susu, Keju, Kue, Daging Ham rebus, Ayam Kalkum,
puding, acar, dan roti yang baru saja keluar dari panggangan.
"Makanlah,"Ucap Miller , "Kumpulkan tenaga yang kau
butuhkan untuk menyelamatkan kota ini."
Aku mengambil roti kayu manis.
"Aku berharap bahwa aku sendirian bisa menyelamatkan
kota ini." Ucapku khusuk. "Seperti yang kau tahu, pangkatku
rendah, kita mungkin harus mempersenjatai orang-orang yang
datang ke kemah hari ini, Mereka ingin berperang, dan mereka...."
"Apakah kau gila"!" Muka Miller berkerut mendengar
ucapanku, "Aku yakinkan padamu, aku tak gila," Ucapku pelan.
Raines muncul dibelakangku di sebelah bufet meja, Lagunya
telah selesai dimainkan, tamu-tamu bertepuk tangan gembira.
Miller memberi salam pada Raines.
"Letnanmu berkata bahwa dia ingin mempersenjatai
sekelompok pelarian Negro dan membiarkan mereka berperang
melawan pemberontak," Ucap Miller, memaksa tertawa dengan
tenggorakan keringnya lalu menepuk pundak Raines. "Apakah dia
seseorang yang suka bercanda, Raines " Atau apakah dia banyak
minum tadi sore,?" "Aku yakinkan kau tuan, Ucapku, cukup keras untuk
mendiamkan beberapa orang tamu, "Tak ada canda disini, begitu
juga aku tak ada orang mabuk dalam detasemenku."
Miller membeku, Seperti banteng yang ingin menyerbu
"Sekali kau mempersenjatai Negro itu, apa yang akan
menghentikan mereka jika mereka gila,?"
"Apakah kau telah berjumpa dengan mereka, Tuan," "
Ucapku. "Aku tak akan mendekat lebih dekat dari jarak lima kaki dari
mereka, Aku tak ingin menjumpai para serigala yang telah
membuat semua kekacauan ini, mereka akan mengambil ayam kita,
babi kita, dan rumah kita. !"
"Para pemberontak akan melakukan hal yang lebih buruk, jika
mereka menguasai kota ini, Negro itu menawarkan bantuan,
mereka mempersembahkan jiwa mereka."
"Jika kau memperlakukan mereka dengan baik, mereka akan
percaya itu," Warna muka Miller berubah, "Demi tuhan, Jika kau
membiarkan mereka berperang, mereka kan percaya bahwa
mereka ditakdirkan untuk merdeka. kemanakah mereka akan
pergi setelah ini, " Apakah kau akan membiarkan mereka tinggal
di Sinkler"r Ridge " Di rumah di jalan utama?"
Suara celotehan para tamu berhenti, kebanyakan dari
mereka berhenti untuk mendengarkan perdebatan kami.
Mac pernah sekali berkata padaku bahwa percampuran
adalah masa depan kita, satu-satunya jalan.
"Kau percaya kedamaian akan terjadi," Aku bertanya,
walaupun aku tahu jawaban Miller.
"Sialan, aku setuju,!"
"Joe, tenangkan dirimu, !" Sally menenangkannya.
"Letnan, orang-orang itu belum terlatih, mereka akan
mengganggu pertempuran kita nantinya" Ucap Raines."Lagipula,
dalam tembakan pertama mereka pasti akan kabur duluan."
"Aku rasa kau salah, Rainess," Ucapku datar.
"Kau salah, Letnan," Ucap Miller."penduduk Sinkler"s Ridge
semua membahas isu ini," kita membuka tangan untuk sekumpulan
pelarian. Kepalanya bergoyang. "Jika kau tetap menolak dukungan dari budak itu, kau
akan kehilangan dukungan mereka," Ucap Miller.
Sally berbalik dan berjalan keluar dari ruangan itu,Dia
mengerti apa maksud suaminya, tapi dia tak setuju.
"Ayolah," Ucapku, Fox dan Tweed bangkit dari kursinya
"Sepertinya kita tak disambut lagi."
Kami meninggalkan kehangatan rumah itu, keluar dari
rumah putih itu untuk rasa dinginnya malam dan langit gelap, kami
semua terdiam berjalan kembali ke perkemahan.
Spears melaporkan bahwa petugas jaga tak menemukan
adanya gerak-gerik di bukit serta hutan.
Aku naik ke tempat tidurku dan menutup mataku.
Semua yang kulihat di sana adalah makanan berwarnawarni di perjamuan, Api lilin yang menghangatkan serta senyuman
Sally. Dan semua yang kudengar adalah alunan musiknya.
BAB 10. Jake Semakin lama kupandang peta buatan itu, semakin kusadari
bahwa tak akan ada Hork-Bajir yang akan bisa diungsikan saat
Yeerk datang kemari. Aku membayangkan pertempuran itu di otakku. Aku bisa
merasakan pemandu itu memasuki lembah ini dan menembakkan
laser Draconnya pada semua benda yang bergerak. Aku melihat
gerombolan Taxxon datang merayap ratusan mulut yang tak
terhentikan yang akan mengunyah apa yang kelihatan.
Kami bisa memperlambat Yeerk, membuat perubahan yang
bisa membuat Visser berpikir untuk mundur, tapi ujungnya Visser
pasti tak akan bisa diacuhkan.
Pembantaian nanti akan membuatku sakit,
Aku harus mencari jalan lain, mencari jalan keluar, mungkin
ada sesuatu yang kulupakan.
Aku morph jadi peregrine falcon dan terbang ke selatan
lembah, Lembah ini seperti saluran angin, aliran kuat udara di
lembah ini menahanku diatas sama seperti angin termal.
Mata pemburuku bisa menangkap pergerakan, sesuatu yang
terang dan berwarna kelihatan di hutan, Aku turun untuk
menghampirinya. melalui pucuk pohon dan aku bisa melihat adanya
tenda di tanah, tiga tenda biru, satu hijau, satu kuning, dan satu
ungu, Aku terbang lagi, dan melewati mereka.
Satu grup terdiri dari enam belas orang. Empat manusia
dewasa dan lainnnya anak-anak sekolah. ini pasti orang-orang
berkemah yang Tobias ucapkan tadi.
Aku hinggap disalah satu cabang pohon. Aku bisa mencium
bau daging yang dimasak, hot dog aku pikir. dan aroma
marshmallow. Jarakku kurang dari lima kaki dari grup itu, Aku bisa melihat
segalanya peralatan berkemah bersebaran, Piring besi dan
sendok, sepatu boot, jaket wool, serta kaus kaki yang
dikeringakan di cabang pohon. Tas yang terbuka, memperlihatkan
peralatan kemah yang terjatuh ke tanah.
Dilihat dari banyaknya sampah yang mereka kumpulkan di
salah satu cabang pohon, mereka sudah lebih dari tiga hari disini.
mereka bukan pengendali, Kecuali mereka punya Kandrona
portable ditasnya,, Aku memeriksa keadaan kemah disini, aku melihat seorang
dengan jaket kuningnya. Aku menatapnya, membesar fokusku
padanya, lalu pelan-pelan aku berganti memandang anak kecil
disampingnya. Aku melihat mereka secara langsung.
Kami harus membuat orang berkemah ini keluar dari daerah
ini. Aku terbang mengikuti ujung lembah dan mengikutinya
hingga terus ke utara, mengikuti arus udara yang mengalir melalui
lembah, melalui koloni dan terus mengalir.
WHUUMPH !. Batang pohon kecil tumbang. jatuh menimpa semak-semak.
Siapa yang akan menebang pohon disini.?"
Aku berbalik dan mendarat diatas cabang pohon. Batang
pohon kecil itu jatuh kedalam air, bukannya mengikuti aluran air,
tapi diarahkkan ke kolam.
Aku melihat dua kepala kecil berwarna kolat mendorongdorong kayu itu keujung kolam, hingga menyatu dan bertumpuk
dengan kayu lainnya. Salah satu binatang penebang itu naik ke darat. Tingginya
tiga kaki, dilapisi bulu licin berwarna cokelat, ekor yang panjang
dan tipis diseret di belakang tubuhnya.
Berang-berang . Dinding kayu yang menahan aliran air dikolam itu telah jebol.
dan berang-berang itu bekerja keras memperbaikinya. Jika
dinding kolam itu jebol, banjir akan melanda koloni Hork-Bajir,
dan terus membasahi lembah.
Ini kenyataan yang bagus.
Banjir air menghantam koloni. sekaligus menyerang yeerk.
Aku mengukur ukuran kolam itu dan jarak yang akan dilewati
banjir air yang akan menerjang lembah.
Tak bagus. Air di kolam ini akan habis duluan sebelum Yeerk sampai.
Banjirnnya hanya melanda sebentar, setelah kolam ini kosong, tak
ada banjir lagi. Ide hebatku mulai muncul, aku ingin terbang saat berangberang itu menutup bendungan mereka yang jebol, Dinding
bendungan itu semakin tinggi, ketinggian air semakin naik dengan
cepat. Sampai akhirnya airnya mengenai tubuhku yang sedang
bertengger di bendungan itu.
Jika dua berang-berang bisa membangun bendungan. Lima
berang-berang bisa membangun lebih banyak bendungan.
BAB 11. "Kita akan membanjiri mereka. " Umumku pada mereka "Kita
akan mengusir Yeerk dari lembah ini dengan air."
Berang-berang itu telah memulainya diatas sana untuk kita,
kita hanya perlu meluaskan bendungan untuk menampung lebih
banyak air, agar cukup untuk tsunami kecil.
"tak cukup waktu !" Ucap marco. "Aku pikir seseorang pasti
kelelahan," "Aku baik-baik saja,"
Tobias Tertawa, berpikir untuk morph jadi sesuatu yang lebih,, aku tak tahu, lebih
terkenal, maksudku, berubah jadi Berang-berang untuk
menyelamatkan satu koloni alien, itu seperti menempatkan James
Bond dibelakang roda minivan. dengan stiker yang berbunyi, "Ibu
terbaik di dunia," >
"Sangat lucu, Dengar, Kita telah berubah jadi tikus tanah,
kita telah berubah jadi semut, dan kita berhasil."
"Tapi apakah ini akan berhasil?" Tanya Rachel.
"Ada ide lain?" Jawabku.
Kita tak perlu morph untuk pergi ke bendungan berangberang itu, hanya butuh waktu lapan sampai sepuluh menit jika
terbang, saat kita sampai disaana kita....
Whaack ! Whack ! Sploossh! Sploossh !
Terdengar suara begitu di bendungan dan tak ada seekorpun
berang-berang yang kelihatan. Air di kolam itu beriak tanda baru
saja dimasuki. "Mereka pasti mendengar suara kita datang," Ucap Cassie.,
"Berang-berang akan memukulkan ekor mereka ke air jika mereka
merasa dalam bahaya,"
Kolam ini terlihat menjanjikan, Terlihat lebih besar
dibanding saat kami lihat dari udara.
Seperti Danau, ini pasti tempat memancing yang hebat.
Jika ada di belakang rumahku pasti kujadikan kolam renan.
Tapi aku tahu kami butuh lebih, Aku hanya tak tahu
seberapa besar. Ucap Ax. percaya segitu yang kita butuhkan untuk membanjiri lembah,>
Marco menatap Ax. "Ax, kau terus membuat kami jadi makin
bodoh saat kau berbicara seperti orang pintar," Ucap Maraco.
Seekor berang-berang muncul ditengah kolam, mendorong
cabang pohon dengan hidungnya, dia menempatkan cabang pohon
itu di bendungan dan menyelam kembali kedalam air.
Kami menunggu dan terus menunggu.
Ucap Tobias.
"Tidak. Dia mungkin masuk ke penginapan. lihat cabang
berbentuk kubah disana,yang penuh dengan lumpur diatas air itu,
ada udara disana," Cassie menjelaskan.
penginapan" Ucap Marco tertarik, "Api unggun, cokelat
panas, Britney Spears, Brandy mungkin, gadis-gadis, berangberang itu tahu caranya hidup !"
"Penginapan itu sarang mereka," Cassie tertawa "Seperti


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beruang punya kandang dan burung punya sarang ?"
"Bagaimana cara kita menyerap DNA berang-berang jika
mereka tetap disarangnya ?" Ucap Rachel.
Cassie menyebrangi air, "Pintu masuknya ada dibawah air,"
Ucapnya, "Mungkin kita bisa menangkap berang-berang saat
mereka keluar." Dia meraih sarang berang-berang itu dan mendorongnya. Air
berlumpur memercik ke dagunya.
"Aku tahu," Ucapnya "Aku pikir seseorang harus memukulmukul sarangnya untuk menakuti berang-berang agar mau keluar."
"Apa kau bercanda ?" Ucap Marco sambil menyebrangi air.
Rachel, Ax dan aku mengikutinya. "Cukup lembut, Cassie punya
pikiran menakuti berang-berang agar keluar dari sarangnya,"
"Diamlah, dan bantu, aku tak ingin melukai mereka,"
Marco memukul sarang itu dengan cabang kayu.
"Aku dapat !" Jerit Cassie. "Ooowww.! Dia mengigitku,!"
"Cassie lepaskan !"
"Aku baik-baik saja," Ucapnya cepat, lalu mengangkat
Berang-berang itu keatas permukaan air. Berang-berang itu tetap
tak sadar saat DNAnya diserap. Beratnya berkurang saat diseret
di air. Bagus, Berang-berang ini beratnya sampai empat puluh pond,
berat dan kuat. Tubuh yang kuat seperti pekerja industri. Satu
demi satu, termasuk Tobias kami menyerap DNA berang-berang
ini. Berang-berang ini berenang ke air saat kami selesai.
"Kau tahu," Ucap Cassie, terpaksa tersenyum, Darah masih
menetes dari tangannya. "Saat ibuu berkata padamu untuk tak
meletakkan tanganmu di sarang berang-berang pasti kau tak
mendengarkannya." BAB 12. Isaiah Fitzhenry 24 Desember 1864. Ayam jantan Joe Miller berkokok jam setengah enam pagi,
tak memberikan jawaban apakah dia bertahan di malam,
prediksinya tentang serangan Negro.
Saat kopiku sedang di didihkan, aku mencari kantung gula,
aku tak dapat satupun, aku harus minum kopi pahit hari ini.
Ini terasa seperti nasib buruk.
"Cepat, Cepat ! "
Suara serak sersan Spears bergema di pagi yang dingin ini.
Pagi ini aku meninjau lembah, Aku melihat sersan Spears sedang
berdiri di kabut pagi, sedang mengawasi pekerjaan Jacob dan
teman-temannya. Yang sedang bekerja di bawah menggali lubang
dan parit. Senapan Spears ditunjang dibahunya, memang begitulah
seharusnya, aku telah memerintahkan semua orangku agar
membawa senjata di setiap kegiatan mereka.
Tapi dari pengamatanku, Tangan Spears terlalu dekat
dengan pelatuknya. "Mereka pemalas, Letnan." Ucap Spears dari jauh dengan
keras, saat melihatku mendatanginya. "Jika orang-orang kita
kerja keras, sekarang pasti sudah selesai."
"Masalahnya yang kulihat sekarang, Spears tanah disini beku
sekeras granit." "Tidak, Tuan," Ucap Spears berbicara dengan aksen
Skotlandia, "tanah disini selembut mentega, benarkan itu anakanak." lembut seperti mentega."
Jacob melihat keatas, menatapku. melambaikan tangannya
dan berjalan kearahku dari tanah galian. "Aku ingin berbicara
pada anda tentang.."
"Kau !" Teriak Spears.
Jacob terdiam. "Kembali ke posisimu dan mulai bekerja. !"
Jacob ragu-ragu. "Letnan," Dia memanggilku. "Ini tentang penempatan...
DOR ! Suara senapan ditembakkan di udara.
Jacob terjatuh ke tanah. Spears mulai tertawa, Dia menembak kearah langit.
"Spears !" Teriakku.
Dia meletakkan senapan itu kembali ke bahunya. Jacob
berdiri di tempat. Mata semua orang kulit hitam itu menatapku.
"Ya, Tuan?" Jawab Spears.
"Pergilah memeriksa pergerakan musuh, bawa beberapa
orang bersamamu." "Apa kau membebaskanku dari tugas ini ?"
"Aku akan disini hingga kau selesai."
"Baiklah, Tuan,"
Spears turun dari tempatnya dan melewati tanpa suara.
Walaupun dia bawahanku, aku tak bisa mendiamkan kelakuannya
didepan orang-orang itu, aku harus menariknya.
"Kembali bekerja, !" Teriakku, "Jacob kemari !" Panggilku.
Aku mengambil alih tugas Spears mengawasi pekerjaan ini.
Aku bisa merasakan alasan mengapa Jacon ingin berbicara
denganku. penempatan lubang ini tak sesuai, aku menyadari hal
itu, jika kami memindah ini mundur seratus kaki dari kota, kami
bisa menempatkannya dibelakang aliran sungai, pertahanan alami
yang ada disini, Benteng buatan tuhan.
"Jacob," Ucapku ramah, "Kau punya pendapat untuk
dibagikan." Dia mengangguk. "Ya... Letnan, posisi ini bukan tempat terbaik, *Rebs datang
dari bawah naik keatas, membuat mereka lebih dekat ke kota,
dengan itu kalian punya kesempatan lebih banyak untuk
menembak. lalu saat mereka masuk ke aliran sungaui mereka akan
lebih tertahan lagi. "Aku pikir kau benar," Ucapku.
Spears dan tiga anggotanya berangkat menuruni lembah
dengan berkuda, Saat kudanya melewati aliran sungai kudanya
meringkik keras. "Bronco !" Jerit Spears.
Kuda itu masuk juga kedalam air, melangkah dengan aneh
diantara batu dan lumpur.
Aku dan Jacob menatap saling mengerti, Aliran sungai itu
benteng yang kami butuhkan.
"Perintahkan pada teman-temanmu mulai menggali lagi,"
Ucapku, "Tapi kali ini sesuai dengan rencananmu."
Aku menunggu Jacob menerima perintah baru ini.
"Bagaimana dengan senapan ?" Tanyanya. Harapan terpancar
dimatanya. "Mengapa kau ingin bertempur " Setelah kalian selesai
mengerjakan tugas ini, kalian bisa kembali ke lembah dengan
aman. apakah kalian belum mendengar apa yang dilakukan prajurit
di Benteng Pillow " Apakah kau tahu nama Natahan Bedford
Forrest ?" Wajah Jacob mengeras. Dia tahu nama itu, Tapi aku ingin dia
tahu kenyataan. "Tepat disana di Tennesse, dilembah sana beberapa hari
yang lalu, Pasukan berkuda Panglima Forrest menguasai benteng
Perserikatan di Missisipi. Pasukan Negro yang ada didalam
menyerah, tapi Forrest tak menawan mereka, dia membunuh
mereka semua tanpa ampun, Jacob itu pembunuhan."
"Aku tahu, Letnan. Jika mereka menemukan kami, mereka
juga akhirnya akan membunuh kami, juga."
Ketenangannya membuatku merinding, dia tahu
kebenarannya dan tetap ingin berperang.
"Orang-orang kota tak akan mengizinkan hal itu." Ucapku
merubah arah pembicaraan. "Begitu juga dengan beberapa orangorangku, Kau tahu Spears, dia tak akan berperang disampingmu."
Jacob tetap keras kepala.
"Kau butuh orang," Ucapnya, mengulangi ucapannya hari itu,
"Kami ada disini."
Aku menatap marah kearah perkemahan dan kota. Apakah
Jacob tak melihat bahwa ini hal mustahil " Ya, kami memang
kekurangan orang. Ya, kami memang butuh orang, Ya, memang
bunuh diri jika mengikutkan mereka.
"Berikan kami kesempatan, Letnan."
Gerbong kereta bermuatan peralatan rumah tangga
terparkir didepan beberapa rumah di kota, Orang-orang kulit
putih sedang memuat barang-barang mereka dan bersiap untuk
kabur. Aku menatap rumah Joe dan Sally Miller, tak ada gerbong
disana. Clop-Clop, Clop-clop, Clop-clop/
Suara kaki kuda berlari. Muka Spears merah dan penuh keringat, suara kibaran jaket
dan ringkikan kuda terdengar mendatangi.
"Letnan !" Jerit Spears. "Mereka kurang dari satu mil lagi
dari sini !" BAB 13. Jake. Aku membawa Ax dalam program "Pengembangan
Bendungan", Dia punya keahlian dalam mekanik dan hal lainnya.
Beberapa orang berkata bahwa bendungan alami buatan berangberang sesungguhnya adalah bentuk efisien untuk menahan air.
"Mekanik Cairan adalah salah satu keahlianku sebagai
seorang Aristh." Ucap Ax.
"Apa yang belum pernah kau kerjakan." Keluh Marco.
"Aku belum pernah membangun kumpulan penyerang dari
cairan organic selulosa."
"Kami bicara dalam bahasa inggris, bung,"
"Tidak Marco, Aku mengerti maksud Ax," Ucap Rachel
bersemangat. "Dia tak pernah membuat bendungan dari kayu,
lumpur dan lumut." Cassie mempertimbangkan keadaan keluarga berang-berang
ini yang pekerjaannya akan kami ambil alih.
"Mereka ketakutan, mereka pikir kita predator, Kita harus
menyakinkan mereka bahwa kita teman."
"Apa yang harus kita lakukan," Ucap Marco.
"Mengembangkan bendungan ini adalah cara tercepat menampung
banyak air." Marco sedang morph. Ada cipratan besar dari air, suara
keras saat ekornya memukul air.
Teriakknya hebat,Biarkan aku menggigit kayu, manis, Aku ingin membangun
bendungan.> Cassie giliran berikutnya yang morph, lalu Rachel, berangberang ini binatang yang manis, kecuali matanya yang kecil.dan
gigi lancipnya yang besar. seperti pahatan kayu saja.
Berikutnya aku mempelajari bahwa gigi lancip berang-berang
tak berhenti tumbuh, Jika berang-berang tak menggunakannya
untuk menebang pohon, maka giginya akan tumbuh terus hingga
mencapai tanah. kolam ini,> Ucap Ax, tumbuh serta beberapa pohon yang telah ditumbang, kita butuh
material disana untuk membangun bendungan, Rachel dan Cassie,
tetap bersamaku, Marco ">
Tobias dan aku ada pekerjaan lainnya. Aku morph dan
bersama Tobias kami terbang hingga diluar jangkauan dari
pembangunan bendungan dibawah, penerbangan singkat ke
perkemahan, kami berhati-hati mendarat jauh agar tak ada
seorangpun yang melihat kami demorph dan morph dalam kasus
Tobias. Lalu kami berjalan kearah tenda berwarna. Terima kasih
tuhan akhirnya kami bisa morph dengan beberapa pakaian. Hasil
dari beberapa percobaan kami, Anak lelaki dengan T-shirt dan
Jeans lebih wajar dilihat daripada dengan pakaian tipis Spandex.
Kami mendatangi perkemahan itu, Seorang anak tinggi
berkacamata yang pertama melihat kami.
"Hai," Ucapnya.
"Hai," Jawabku.
Lalu kami hanya berdiri saja disitu.
rencana atau hanya tersenyum dan kelihatan bodoh dengan
pakaian morphing kita"> Ucap Tobias dalam bahasa pikiran
pribadi. "Tenang saja, Aku akan mengatasi ini," Bisikku, "Aku Jake,"
Ucapku pada anak tinggi itu.
*** Seorang lelaki keluar dari tendanya. Lelaki yang melihatku
dengan teropongnya. "Apa yang dilakukan dua remaja jauh
didalam hutan " Dia bertanya seraya melangkah keluar. "Dimana
peralatan kalian,?"
"Kami berkemah di ujung sana," Ucapku, Sambil menunjuk
dinding lembah. "Benar," Tambah Tobias.
Kami terdiam dan saling menatap. suasana ini semakin
menggelikan. "Dengar," Ucapku,"Kami datang untuk memberitahu kalian,
untuk segera pergi dari tempat ini, Kami baru saja bertemu
dengan penjaga hutan dan dia memberitahu kami bahwa taman
ditutup, ada Badai besar akan lewat disini, Penjaga hutan itu
berkata bahwa mereka telah memperkirakan angin dan banyak
salju akan menghantam kita. Semua orang harus segera berkemas
dan pergi dari area ini sebelum matahari terbenam,"
Panji Wulung 8 Pendekar Mata Keranjang 1 Istana Karang Langit Iblis Penebus Dosa 2

Cari Blog Ini