Ceritasilat Novel Online

The Resistance 2

Animorphs - 47 The Resistance Bagian 2


Seorang gadis berdiri dari sekumpulan anak-anak yang duduk
didekat api unggun dan datang mendekati kami. Kira-kira dia
seumuran Tom. "Tak pernah turun salju seawal ini."
"Yeah, Aku tahu," Jawabku cepat. "Itulah bahanya badai ini,
tak ada yang bersiap, maksudku siapa yang punya perlengkapan
pakaian dingin," Benar?"
Gadis itu menyeringai. "Aku akan baik-baik saja. Aku pernah mendaki gunung
McKinley," "Emily, Lewis ?" Panggil pria berteropong itu, "Biarkan aku
yang menangani ini,"
Ucap Tobias dalam bahasa pikiran
pribadi. bersikap serius dan khawatir.
"Lihat," Ucap Pria dengan teropong itu. "Kalian para remaja
butuh mempelajari satu dua hal tentang tata tertib. Orang-orang
butuh butuh rasa saling percaya di alam liar ini. Kau tak bisa asal
membuat cerita bohong untuk mendapatkan perkemahan orang
lain." Lelaki itu memegan TV portable kecil yang sedang
menyiarkan acara komersial SUV.
"Acara perkiraan cuaca memperediksikan bahwa langit cerah
dan tak ada angin untuk tiga hari kedepan." Suaranya bercampur
dengan kejengkelan orang dewasa dan penuh percaya diri ."Kami
akan tetap disini." Aku merasa kupingku semakin panas. Dua pria dan wanita
keluar dari tenda, bertanya pada anak-anak apa yang akan
terjadi. aku mulai merasa sedikit sakit. seakan-akan aku akan
segera dikirim ke dalam kamarku selama seminggu untuk
mempertanggung jawabkan perilakuku.
"Dengar," Ucap Tobias keras. "Kalian harus percaya pada
kami, Jika kalian tak keluar dari lembah ini sekarang, sesuatu
yang sangat buruk akan terjadi, hidup kalian dalam bahaya."
Mereka tak merespon. Emily menatap Lewis. lalu pada pria
lainnya. Seorang anak didekat api unggun mulai tertawa, tak
terlalu lama semua anak diperkemahan ini tertawa, empat orang
dewasa dan dua belas anak kecil tertawa pada dua pecundang."
"Cari kehidupanmu sendiri," Ucap Emily.
Aku berbalik pada Tobias. "Okay, aku putus asa, Aku tak
ingin melakukan ini, tapi aku pikir kita tak punya pilhan lain."
"Apakah kau yakin ?" Bisik Tobias. "Apa yang terjadi jika
salah seorang dari mereka ngamuk. " atau menyerang kita " atau
menceritakan hal ini pada media local." Jika Yeerk mendengar
dua anak kecil sedang morphing..."
"Aku tahu Tobias," Potongku. "Aku tahu konsekuensinya."
Inilah tugasku, Untuk mengetahui konsekuensi perbuatan
kami. Aku mulai morph. "Hal ini baik-baik saja." Ucap Tobias, "Apa yang akan kalian
lihat akan mengejutkan kalian,tapi jangan panik, kami hanya ingin
membantu kalian." Lewis yang pertama bereaksi. Dia mengusap kacamatanya
dan melangkah mundur. meraba-raba dengan tangannya yang
bebas hingga dia menabrak pohon, mulutnya terbuka lebar.
Lelaki itu melepaskan TV di tangannya dan meletakkannya
diatas dedaunan. Mukanya menjadi pucat.
Salah seorang anak didekat api unggun itu berdiri dan
berlari mengumpat dibalik pepohonan.
"Jangan ketakutan, "Ulang Tobias.
Morphing tak begitu menarik, sangat mengganggu dan
fantastis. Tentu saja orang-orang yang berkemah disini pada
ketakutan semuanya. Tubuh manusiaku mulai berputar secara kasar. Gigi besar
muncul dari mulutku seperti permen karet. Kupingku pindah ke
ujung kepalaku, Bahuku membesar, tulang belakangku memanjang,
kulitku mengeras, bulu-bulu warna orange dengan garis-garis
hitam bermunculan di sekujur dagingku, seperti cairan yang
ditumpahkan dari tempatnya. Hingga akhirnya aku jatuh kedepan,
dengan badanku yang seberat lima ratus pound.
Aku sekarang jadi Harimau Siberia jantan, berdiri didepan
sekelompok orang yang gemetaran, ditempat tak seharusnya ada
Harimau Siberia disini. Aku mengaum ramah, cukup bagi mereka agar sadar bahwa
aku harimau betulan. Saat Tobias mulai demorph, aku mulai demorph juga jadi
manusia. Emily mundur, terjatuh ke tanah hutan, air mata mengalir
keluar dari matanya. Elang Ekor merah memekik sekali lalu morph lagi jadi
manusia. "Siapa.... apa kalian ?" Lelaki tadi menjerit.
"Ceritanya panjang," Ucapku, saat berubah jadi manusia
seutuhnya. "Aku tak bisa menjelaskan pada kalian sekarang, tapi
kalian harus percaya bahwa kami tak akan menyakiti kalian,"
Orang yang berkemah terdiam semua. setidaknya tak ada
seorangpun yang berlari. "Besok sebelum siang," Ucapku lembut, "Sepasukan alien
akan lewat disini, Jika kalian tetap disini, mereka akan membunuh
kalian semua," BAB 14. Isaiah Fitzhenry Jantungku berhenti berdetak.
Spears bernafas terengah-engah.
"Tak sampai se-mil lagi dari sini ! Satu detasemen pasukan
berkuda milik Panglima Forrest, seratus orang atau lebih."
"Bunyikan alarm !" Perintahku, "kumpulkan semua orang kita
kesini dengan semua benda yang kita punya, Bayonets, musket,
revolvers,... tombak.. Kita tak siap akan kedatangan mereka,"
Spears belari kearah kemah dengan pandangan putus asa di
matanya. Jacob berlari kebawah tetap menggali bersama temantemannya. mereka tetap menggali lubang pertahanan.
"Jacob !" Teriaku dari atas. "Kalian telah selesai, bawa
orang-orangmu dari situ, !"
Orang-orangku yang bertugas jaga berlarian dari hutan,
berteriak-teriak berlari kearahku seperti setan sedang mengejar
dibelakang mereka. Jacob mengangkat sekopnya.
"Aku akan tetap disini, Letnan."
Dia seorang yang bodoh. !
Orang-orangku yang ada di tenda berlarian dan menerjang
kelembah ini, mereka melepas jaket dan parkas saat mereka
datang kemari, mengencangkan bayonet dan musketnya sekalian.
"Ambil posisi kalian," Jerit raines. sambil menarik pistol dari
ikat pinggangnya. "Bidik, tapi jangan menembak !"
Satu persatu orang-orangku sudah tiba dibelakang gundukan
tanah, Raines, Spears. Roth, O"Connell, Mc Donnell. Price....
Kami hanya beberapa gelintir.
"Kasih tuhan," Aku bernafas. menarik revolverku keluar.
Suara Drum pemberontak bergema dari hutan, Panglima
Forrest ada didepan kami.
Aku melihat kearah pepohonan.
Pohon-pohon itu tiba-tiba menjadi berlipat ganda, dua kali
lipat, tiga kali lipat. !
"Tahan !" Jeritku, tak yakin akan efek didepan sana. secara
bersamaan ilusi itu menghilang dan aku tahu apa yang kulihat
didepan sana. Hutan didepan sana dipenuhi dengan kuda coklat,
ditunggangi oleh pasukan berjaket abu-abu.
"Letnan," Raines memandangku. "Mereka akan menerjang
kemari !" Jacob dan orang-orangnya terus menggali, dan terus
menggali. "Menunduk, kalian orang-orang bodoh !" Teriakku, "Kalian
akan tertembak !" Beberapa orang berbaring di tanah kotor, salah seorang naik
ke lembah menuju kemah. Tapi Jacob dan yang lainnya mengabaikan peringatanku,
"Bersiap untuk menembak,,,,,,"
Hutan itu dipenuhi teriakan serta geraman musuh.
"Yeeeeeeheee ! Hah ! Yooooop ! Yeeeeeeeeha !" Teriakan
para pemberontak. "Aku akan mematuhimu pimpinan !" Spears berteriak.
Pemberontak itu keluar dari hutan, jumlah mereka hanya
lima puluh atau lebih, mereka berteriak-teriak sekeras suara
satu kota. Suara pacuan kuda semakin keras, dan keras. terngiang
ditelingaku. Para pemberontak itu berlompatan dari pohon yang mereka
tebas, melompati cabang-cabang hingga aku hampir jelas melihat
muka mereka. Aku hampir bisa melihat putih di mata mereka.
Aku melangkah keluar dari garis pertahanan dan
membidikkan revolverku pada seorang penunggang kuda pirang
yang sedang mengarahkan carbine nya padaku.
Perintah berkelibatan didalam pikiranku, ...
Menunggu meledak. "TEMBAK !" Teriakku.
"TEMBAK !" Teriak Pemimpin pemberontak.
Pihak perserikatan menarik dua puluh empat pelatuk dan
mengarahkannya pada musuh.
Pihak pemberontak membalasnya.
"Ahhh !" Darah bercipratan ke muaku, Prajurit Foster memegang
lehernya, Darah mengalir keluar dari jarinya. dia terjatuh ke
tanah yang dingin. "Ahhh !" Seorang Negro tertembak di dadanya ! dia jatuh ke tanah
dan bergulingan. Jacob tetap tak berlindung, Dia mengangkat
sekopnya seperti senjata.
"ISI ULANG !" Aku menembak targetku, kena pahanya. Tapi dia terus
menerjang. Aku menembak lagi, meleset. !
Dua kuda pemberontak terjatuh, Seorang pria terjatuh dari
tunggangannya., "TEMBAK !" Orang-orangku menembak lagi sebelum pihak pemberontak
bisa mengisi ulang, Tugas yang sulit saat menuggang kuda.
Tiga pemberontak terjatuh di timur, enam atau lebih di
timur, "BAYONETS !" Teriakku, tak ada waktu untuk tembakan
berikutnya. Aku mengambil musket Foster dan meng-genggamnya
keras. Api membara di nadiku.
Suara gempuran kaki kuda semakin mengguntur, berlari,
menekan tanah, mendekati pertahanan kami,
"MAJU !" perintahku.
Kami menusuk kedepan, bergerak banshee,
Pasukan berkuda musuh berjatuhan, tercerai berai, yang
masih tertinggal menarik pedangnya, tapi terlambat ! Kami sudah
menerjang mereka !. Pasukan perserikatan menusuk pasukan pemberontak,
menjatuhkan mereka dari kudanya, dimana-mana yang kulihat
hanyalah pukulan. tusukan, hajaran.
Seorang pemberontak menarik pedang dari pelindungnya dan
bersiap menyerang O"Connel,
"Bersiap, Anak-Anak ! Aku berlari kedepan untuk menembak
seorang musuh dengan revolverku. aku tak menyadari hingga
terlambat. DOR ! Tembakan Carbine-nya mengenaiku.
"Ahhh !" Peluru itu masuk ke perutku, melemparku kebelakang !
Aku jatuh di tanah kotor, dan memegangi perutku, Tak ada
udara ! Pasukan pemberontak tergertak, berbalik dan mundur.
Tak ada udara. ! Kepalaku terasa kosong dan penuh, tenang dan gila.
"Letnan !" Itu suara Jacob, Dia memerintahkan orang-orangnya untuk
membawaku ke belakang, dibalik pertahanan.
Tanganku dipegang oleh tangan yang kekar, mengangkatku
dari tanah yang kotor. Disekitarku, orang-orangku terlibat pertarungan dengan
pemberontak yang terjatuh dari tunggangannya.
Pemberontak yang masih berkuda tercerai-berai saat
mundur. Jacob mengangkat sekopnya seperti lembing, menghajar
pemberontak dari samping, pengendara kuda itu terjatuh dari
tunggangannya. Empat orang lainnya menghajar penunggang lainnya, sertea
menjatuhkan mereka dari kudanya.
Orang yang membawaku tadi meletakkanku dan berlari
kedepan untuk menolong orang yang terluka lainnya.
Aku menyobek jaketku dan meraba-raba perutku mencari
luka tembak tadi, tulang rusukku patah, tapi tak ada darah, tak
ada peluru, tak ada lubang.
Mengapa ! Kepalaku pusing, langkah kaki berhenti disampingku. Aku
melihat keatas dan menatap wajah Joe Miller. Dia memegang
shotgun ditangannya. satu revolver diikat pinggangnya. tak lupa
pisau di bootnya, dia tersenyum dan mengambil sabuk yang tadi
kubuang. Sabuk itu rusak, hampir terpotong jadi dua, dan terlipat
ditengahnya. Dia menyerahkan sabuk itu dan menunjukkan peluru yang
tersangkut disitu. "Kau pria yang beruntung, Letnan, Sabuk itu
menyelamatkanmu." Aku telah tertembak dan selamat. Tak ada kata yang bisa
mengungkapkannya. "Budak-budak itu," Ucap Joe Miller, "Aku akan memberikan
penghargaan atas kerja keras mereka." Dia menatap medan
perang, dimana pasukan perserikatan mengurung tawanan
pemberontak, lalu menatapku lagi.
"Ini hanya keberuntungan semata," Ucapku "Percobaan akan
pertahanan kita, Pasukan pemberontak akan segera datang lagi."
Miller mengangguk. "Itulah sebabnya kauh butuh bantuan dari setiap orang yang


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau temukan. " Ucapnya, melihat pada Negro disana,
"Persenjatai mereka, Latih mereka, dan biarkan mereka
berperang." BAB 15. Jake Orang yang berkemah itu percaya.
Rasa takut di wajah mereka melembut. Seorang Dewasa
mencari anak yang ketakutan tadi yang bersembunyi dibalik
pepohonan, Sisanya saling bertatapan antara mereka, lalu
dialihkan padaku. Aku tak mengerti. "Kami akan mengikuti instruksi kalian." salah seorang pria itu
berbicara, sekitar dua belas lainnya mengangguk.
Ucap Tobias secara pribadi.
Pria yang tadi berbicara maju kearah kami, seakan-akan
pukulan dari cabang pohon akan membuat kami menghilang.
"Aku menunggu seumur hidupku untuk berhubungan,"
Ucapnya tiba-tiba. "Namaku Richard Carpenter, Apa sebutan diri
kalian, " Di sytem mana rumah kalian "
"System apa ?" "Di tata surya mana kalian berasal." Apa kalian berasal dari
federasi " apakah kapal kalian ada di orbit atau di tanah "
Tak bisa dipercaya, aku hampir tertawa.
"Uh," Ucapku, "Kami berasal dari bumi. sama seperti kalian."
"Ah, Ya," Ucap Richard, "aku selalu tahu bahwa kalian hidup
bersama kami, aku punya teman yang pernah melihat kapal kalian."
"Kami tak punya kapal." Ucap Tobias.
Richard menarik tangan Tobias, menjabatnya lama, lalu
menjabat tanganku. "Aku merasa terhormat berjumpa denganmu. sangatsangaat-sangat terhormat."
"Apakah kalian bisa menjadi apapun yang kalian inginkan.?"
Ucap Lewis. "Tidak, tidak semuanya, tapi banyak hal, semua binatang
yang kami sentuh, " Ucapku.
Yah, Morphing sangat tak nyaman. tapi itu telah terjadi
sangat lama hingga aku bisa mengingatnya. sangat-sangat keren.
Lewi menyeringai, "jadi seperti apa wujud kalian sebenarnya,
?" "Kami hanya anak normal biasa dengan kekuatan khusus."
Ucap Tobias hati-hati. "Kami bukan alien."
"Jika kalian tak ingin disebut alien, kami tak akan menyebut
kalian alien," Ucap Richard sambil mengedip.
Wars.> "Dengar ," Ucapku, ada Alien yang sedang mengambil alih bui,
kami hanya anak biasa, kau tahu, dari sini, mencoba untuk
menghentikan mereka, Alien yang jahat.
Kening Emily berkerut, "Ceritanya panjang," Ucap Tobias, "Percaya saja pada kami,
tolonglah, kalian harus pergi dari sini."
"Bisakah kalian memindahkanku dari sini." Tanya Lewis.
"Atau bisakah kalian membuat perlindungan disekitar kami,"
Ucap seorang anak dengan rambut berduri serta berkacamata,
"kau bisa menyembunyikan kemah kami sehingga kami bisa
melihat semua aksi yang ada. !"
"Yeah !. ucap salah seorang wanita dewasa.
"Okay, dengar," Ucapku, "Ini kehidupan nyata, ini bukan
salah satu episode Star trek, Aku bukan kapten Picard, aku tak
bisa memindahkan kalian kemanapun."
"Justin," Ucap Richard pada anak berambut pirang. "Mereka
tak bisa menunjukkan tekhnologi mereka pada kita, itu bisa
melanggar hukum mereka."
"Oh, Benar, " Ucap Justin keras, "Tentu saja,"
Richard menatap ku. "Aku tahu bahwa membuka rahasia dirimu adalah salah satu
pelanggaran hukum kalian, tapi kalian telah berlaku benar, kami
telah siap untuk berhubungan,"
Tobias mendengus. "Apakah kalian anggota resmi penggemar Star Trek atau
sejenisnya," "sebenarnya iya," Ucap Emily malu, "orang tua kami, juga,
seperti ayahku disini, " Ucapnya sambil menunjuk Richard, "ini
acara perkemahan rutin, kau tahu, beberapa hari tanpa komputer
dan video dan sejenisnya."
"Jadi kalian bukan dari federasi." Tekan Richard,
Aku dan Tobias membantu mengemasi kemah, Tak sampai
satu jam semuanya sudah selesai, semua barang sudah ada
dipikulan mereka. "Kalian harus mengambil jalan tercepat untuk keluar dari
lembah ini," Jelasku, "Yeerk akan datang dari selatan, jadi kalian
tak bisa kearah sana,"
"Siapa itu Yeerk." " tanya Emilly.
Aku menatap Tobias, dia mengangkat bahu lalu mengangguk.
"Aku akan menceritakan pada kalian," Ucapku, "Tapi kalian
harus berjanji untuk tak menceritakan apapun tentang apa yang
telah kalian lihat atau kalian dengar. kerahasian itu penting,
untuk keselamatan kalian dan juga kami, untuk, uh, Federasi,
apakah kalian bisa diandalkan,?"
"Tentu saja," Ucap seorang wanita dewasa, "Jika ada hal
yang bisa lakukan, seperti menjaga rahasia intergalaxy."
Aku mengabaikan tekanan diperutku, aku sudah mengambil
resiko untuk orang-orang ini, dan aku tahu bahwa hidup mereka
ada ditanganku,tapi waktu terus berjalan, banyak hal sudah
berubah. "Okay, Yeerk adalah makhluk parasit, dalam lingkungan alami
mereka hanyalah siput buta, tuli dan bisu, mereka butuh tubuh
dimana mereka bisa hidup dan menjadi kuat,jadi mereka
menginvasi otak spesies lainnya. seperti Hork-Bajir."
"Hork-Bajir?" Ulang Lewis.
"Alien alami yang tak berbahaya, hampir semuanya sekarang
menjadi budak Yeerk, Yeerk akan datang untuk menghancurkan
koloni kecil dari Hork-Bajir di lembah ini, dan menginfeksi setiap
Hork-Bajir yang selamat."
"infeksi ?" Ucap Justin,
"Yeah, Infeksi," Ucapku, "Yeerk akan merayap masuk
kedalam kepalamu melalui lubang telinga, lalu mereka
menempelkan diri mereka ke otakmu, menjadikan kau budak,
mengambil alih pikiranmu, kau menjadi seorang pengendali,
seorang tawanan dalam kepalamu sendiri. sederhanya, kau harus
ucapkan selamat tinggal pada kebebasanmu, Yeerk akan
memanipulasi dirimu untuk mendapatkan tubuh lainnya bagi
Yeerk." Justin membuat mimik aneh, "Mengapa orang-orang tak
berkata tidak pada para pengendali itu ?"
"Tak semudah itu," Ucap Tobias, "pengendali terlihat dan
bertingkah seperti kau dan aku,yang membuat mereka sangat
berbahaya. dengar Yeerk itu sumber pengkhianatan, tak ada
seorangpun yang bisa dipercaya."
"tak seorang pun," tekanku,"bukan tetangga, bukan keluarga,
bukan teman, itulah sebabnya mengapa kalian harus tutup mulut
tentang semua yang telah kalian dengar dan lihat, sebab jika para
pengendali mendengarmu, kau akan jadi sejarah,"
Ucap Tobias kering,seseorang yang akan bicara,>
"Baiklah, aku ingin membantu," Ucap Emily, "kami akan
membebaskan Hork-Bajir dan menghancurkan Yeerk !"
Tobias mengerutkan dahinya, "Mengingatkanmu pada
seseorang Jake ?" "Yeah," Ucap Lewis, "Ayo kita bantu Alien yang baik !"
"Tunggu," Tangis Richard, "Ibumu mungkin akan kehilangan,"
Lewis menggengam tangan ayahnya.
"Alien betulan, ayah,"
Richard menatap mata anaknya.
"Kau benar Nak" Ucapnya, "Ini kesempatan sekali seumur
hidup, kami akan bergabung dengan pertempuran ini !"
Tobias menatapku,menjelaskan pada mereka.>
"Aku pikir kalian tak mengerti apa maksudku," Ucapku
menatap pada mereka semua.
"Kita berbicara tentang perang sungguhan, penuh rasa sakit,
dan darah, bahkan kematian, " Ucapku, "daging berhancuran,
serta isi perut yang terburai, bahkan rasa takut yang akan terus
menghantuimu,ini bukan sebuah perjalanan ke taman bermain, ini
bukan acara tv atau video game, ini kenyataan dengan
kemungkinan mati." "Aku mengerti," Ucap Justin,"dan aku akan pulang kerumah,
maaf teman-teman, tapi aku bukan pahlawan," dia menyerahkan
task kecil pada Lewis. "Ambil beberapa gambar, okay, lew." Hal
ini sangat sempurna untuk website kita,"
"Kerahasiaan, ingat !" Teriakku.
Justin menatapku." oh, iya,"
Lalu dua orang melangkah pergi mengikutinya, tersisa tiga
belas orang lagi, Sepertinya mereka akan ikut bersama kami.
Ucap Tobias, melakukan hal ini," bisakah kita membawa mereka ke Hork-Bajir
merdeka," Bisakah kita mengikutkan mereka ?"
"Kita telah punya, dan lagipula, " aku munculkan alasanku,"tak
akan ada seorangpun yang percaya dengan laporan alien dari
sekumpulan penggemar Star Trek, Harapku."
Kami membawa ke tiga belas orang itu , sepuluh anak lelaki
dan tiga dewasa, satu mil kedepan ke pemukiman Hork-Bajir.
Kami sampai di ujung koloni, satu lusin Hork-Bajir terlihat
membentuk dua baris, di kedua sisi jalan, Toby berdiri di tengah.
"Selamat Datang." Ucapnya. "Kami merasa terhormat dengan
kehadiran kalian, kami berterima kasih atas bantuan kalian,"
Anggota kemah itu tak bersuara, mereka hanya melangkah
maju melewati cabang pohon dan pisau-pisau tajam itu.
"Dari mana kau tahu bahwa kami akan datang,?" Tanyaku
pada Toby. "Pohon-pohon yang membisikkan padaku tentang teman baru
yang akan membantu kami, teman manusia yang akan bergabung
dengan pertempuran ini. " Ucapnya, "aku melihat Jake, Aku
melihat banyak hal."
BAB 16. Isaiah Fitzhenry Pihak perserikatan kehilangan lima jiwa, Pihak pemberontak
kehilangan tiga belas jiwa.
Kami telah bertempur dengan baik. dengan tembakan akurat
dan pertempuran jarak dekat yang berani.
Tapi kami tahu kemenangan kami itu hadiah yang manis,
kegelimangan sesaat akan kemenangan.
Pasukan berkuda Forrest akan kembali kapan saja dengan
kekuatan penuh. Aku juga percaya pencegahan perang pasti tak sedahsyat
perang sesungguhnnya. Seperti yang telah Mac katakan. Kami tak
tahu kapan mereka akan menyerang dan kami tak bisa mencegah
mereka datang kemari. Hal ini telah kami pikirkan ratusan kali.
Sinkler"s Ridge akan hancur.
Semua orang tahu fakta ini, tapi tak seorangpun yang akan
membiarkannya, bahkan sekejap sekalipun.
"Perhatiaaaaaaan !"
Aku memperhatikan barisan hampir tiga puluh orang kulit
hitam, Mereka berbaris kaku didepanku, matahari telah masuk ke
peraduannya, sinarnya tak lagi bisa menghangatkan badan kami,
kabut yang muncul dari pernafasan yang dikeluarkan dari hidung
setiap orang kelihatan penuh dengan perasaan
Mereka baru saja dipersenjatai.
Senapan dari orang-orangku yang sakit, juga senapan dari
mereka yang tewas, lebih dari cukup untuk mereka.
Salah seorang Negro muda dengan rahang kotaknya, tak bisa
menahan rasa bangga dihatinya.
"Aku harap tuanku bisa melihatku sekaran !"
Dia mengangkat senapannya dan membuatnya seakan-akan
menembak Negro lain disebelahnya.
"Bersiaaaaaap !" Ulangku, melangkah semakin dekat pada
mereka. Seorang Negro muda meletakkan senapannya disisi tubuhnya
dan berdiri siap. "Senapan ini bukan mainan !" Potongku, "Siapa namamu ?"
"Samson," Jawabnya, matanya menghindari tatapanku.
"Apa kau tahu apa yang kau pegang di tanganmu?"
"Senjata, Tuan ?"
"Springfield musket model 61 dengan laras senapan dan
bayonet. "Aku mengklarifikasi pada semua agar bisa
mendengarnya. Aku menggenggam senjataku erat-erat. "Beratnya
sembilan pound dan panjangnya lima puluh delapan inchi," Senjata
ini jadikan sebagai sahabatmu, Kesempatan yang kau punya untuk
berperang dengan musuh, Apakah kau mendengarku, Samson ?"
Dia menggangguk. Aku mundur dan Sersan Raines melangkah
maju, Dia akan mengajari prajurit baru ini cara mengisi ulang
peluru. "Sepuluh ronde, !" Ucap Samson, "Bagaimana kami bisa
belajar cara menembak pemberontak hanya dengan sepuluh kali
percobaan ?" "Diam !" Potong Raines.
Sekarang gilirannya mengajar, dan aku akan membiarkannya.
"Jangan bicara hingga disuruh ! Jangan bertindak hinga suru
!, Jangan isi ulang senjatamu hingga..."
"Apakah ini peluru ?" Ucap Samson tiba-tiba. Wajahnya
melebar tak percaya saat melihat peluru berkaliber 0.58
ditangannya. "Peluru-peluru ini bahkan tak lebih besar dari
kacang polong !" Emosi mengalir ke wajah Raines, Jacob melangkah maju.
"Diam, teman !" Dia memanggil Samson. "Ini pelurunya, saat
mereka ditembakkan dari senapan, mereka bisa dengan mudah
menembus tulang di badanmu,"
Raines mengambil nafas dalam-dalam.
"Samson, maju dan isi pelurumu !"
"Tuan ?" "Isi !" Samson mengambil kantung mesiu yang di sangkutkan di
pinggangnya, lalu membukanya.
"Aku tak tahu caranya."
"Aku akan mengajarimu, aduk mesiu ini kedalam tempatnya.
Samson memegang tempat mesiu itu dengan cara yang aneh,
lalu mulai memasukkan bubuk mesiunya.
Sobek sedikit kain, taruh peluru itu diatasnya.
Samson merobek sedikit kain dari kantongya, membuka
kantongnya, mengambil peluru dan meletakkkannya diatas kain
dan memasukkanya laras senapan.


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dorong kedalam !"
Samson mendorong mesiu itu kedalam laras, Lalu
menjatuhkan senapan itu ketanah, menunduk dan mengambilnya
lagi, mengangkat pelantak dan mendorongnya masuk kedalam
laras hingga peluru itu bisa bercampur dengan mesiu.
"Dia terlihat seperti orang bodoh !" Ucap seseorang yang
sedang berbaris. "Dia tak akan kelihatan bodoh saat pemberontak
menyerang," Balas Jacob.
"Mesiunya. !" Teriak Raines.
Jari Samsong membuka kantung lainnya, mengambil
peledaknya, lalu memasannya,
"Tembak !" Ada sebaris cangkir besi di pagar yang berjarak lima puluh
kaki dari sini. Samson mengangkat senapanya. Menutup satu matanya,
menarik nafas, dan ditahan.
DOR ! Satu cangkir di pagar sana terjatuh, Orang-orang yang
sedang berbaris pada bertepuk tangan.
Samson bisa melihat tembakanya mengenai cangkit itu,
matanya melebar penuh rasa bangga.
"Yeehaaa, ! Jika Tuanku bisa melihat ini..."
"ISI ULANG !" Teriak Raines. Perlahan-lahan dia
mengarahkan revolvernya kearah kepala Samson.
Orang-orang pada terdiam.
Samson tersenyum gugup, dia menurunkan senapannya,
memegang barel senapan.....
"Ah !" Barelnya panas dan Samsong langsung melepaskannya. tapi
menangkapnya kembali sebelum jatuh.
Jari-jarinya sekarang gemetaran, Mesiunya tumpah, dia
merobak kain, mengambil peluru....
Dor ! Raines menembakkan revolvernya keudara.
Samsong mengaduk mesiu itu, memasukkan pelurunya,
memasang peledak lalu menutupnya.
Dor ! Raines menembak lagi.
Badan Samsong gemetaran sekarang, Dia mengangkat
senapan itu, kelihatanyaa seperti cabang pohon yang terhembus
angin, senapannya bergoyang-goyang.
Dor ! Samson menembak, Dan meleset.
"ISI ULANG ! CEPAT !" Teriak Raines.
Samson menatap Raines seperti tatapan orang gila, tapi dia
mengambil juga tempat mesiu, barel, pelantak , dan pelurunya.
Dor ! Dor ! Tembakan lain dilepaskan diatas kepala Samson. saat dia
mengisi ulang dan menembak yang ketiga kalinya.
Dan meleset. "Berhenti," Perintah Raines, tiba-tiba tenang.
Samsong keringatan, gemetaran, dan terengah-engah, Dia
berdiri semampunya. senapannya ikut gemetaran juga.
Raines menunggu hingga suara bising tembakan tadi mereda.
"Dalam peperangan, dengan suara tembakan meledak di
kupingmu, serta orang-orang tertembak di sampingmu, Prajurit
yang baik bisa mengisi ulang dan menembak tiga kali dalam
semenit, dan tembakannya kena semua, Darah akan bercipratan
kemuka kalian. Tuan-Tuan, Kau mungkin akan tertembak di kaki
dan tanganmu, tapi kau harus mengingat tiga kata dihatimu. " Isitembak-Isi ulang, Tuan-Tuan sekalian, Isi ulang senjatamu !"
Aku berbalik ke markas dan menonton pelatihan itu dari
jendela. Di ujung pelatihan itu tak ada satupun cangkir yang tersisa
diatas pagar. Mungkin rel kereta ini tetap akan hancur, tapi
orang-orang tadi belajar lebih cepat dari orang-orang yang
pernah kulihat sebelumnya.
Mungkin karena semangat Jacob dan teman-temannya lebih
tinggi. "jaga mesiumu tetap kering !" Teriak Raines saat mereka
akan bubar. Seorang di baris depan Samson Kantung mesiunya
terjatuh. dan begulingan di salju.
Samson menunduk dan mengambil kantung mesiu itu lalu
mengembalikannya. Dia berbalik pada Sersan Raines.
"Jaga mesiumu tetap kering. !" Dia mengulangi kata itu
dengan senyum hati-hati BAB 17. Jake Pihak Hork-Bajir berjalan menyambut kami, Peserta kemah
menjaga jarak, rasa takut dan ingin tahu terpancar dari wajah
mereka. "Mereka tak akan menggigit." Ucapku "Setidaknya HorkBajir merdeka tak akan melakukan hal itu, Pisau mereka hanya
digunakan untuk memanen kulit pohon, Mereka bahkan tak
menyakiti lalat." Hork-Bajir itu pelan-pelan mengulurkan tangannya yang
berpisau untuk menjabat tangan Richard, Richart tersentak, tak
tak bergerak. "Halllloooo," Ucap Hork-Bajir itu, bersalaman dengan
Richard, Setelah selesai Richard memeriksa tangannya, tak ada
goresan sedikitpun. Muncul kilatan cahaya. ! "Ini Hari terbaik bagi hidupku !" Ucap Lewis, sambil
memasukkan kamera kedalam tasnya.
Tanpa kata-kata aku mengambil tas itu, mengeluarkan
kamera, membuka kamera itu lalu kurobek filmnya. Lalu
kukembalikan kamera yang sudah kumasukkan kedalam tas itu
padanya. Lewis menelan ludahnya. "Jake !" Ayah Marco berlari kemari, "Jadi benar," Kita
kedatangan orang yang ingin membantu ?"
"Ingin dan siap," Balas Richard, sambil menyalami Ayah
Marco. "Jika begitu ayo kemari, kita sudah hampir kehabisan waktu,
!" Tiga belas orang peserta kemah itu mengikuti ayah Marco ke
lembah dimana ibu Marco sedang menunggu. Aku bersumpah
bahwa kedua orang itu pasti sudah terbiasa hidup di alam bebas.
Mereka terlihat lebih muda serta bahagia dari apa yang pernah
kulihat. Sepertinya membantu kehidupan Alien terdampar adalah
panggilan takdir mereka. Aku tak percaya dengan apa yang kulihat diatas lembah,
Sebuah pondok dengan obor yang menyala sekarang telah
berubah menjadi semacam pabrik.
Inilah yang terjadi. Hork-Bajir di tempat pertama
mengambil tumpukan cabang pohon dan memotongnya dengan
pisaunya yang tajam, dia menguliti dan memotong dahan yang
tersisa, lalu memberikannya pada Hork-Bajir di tempat
selanjutnya. Hork-Bajir ini akan memeriksa kayu, dicek kelurusan
kayunya, jika bengkok maka kayu itu akan dipotong dua dan
diberikan pada Hork-Bajir muda yang akan meruncingkannya dan
akan dipasang di bawah lubang jebakan.
Cabang yang telah lolos pengawasan akan diberikan pada
Hork-Bajir yang lebih tua, Mereka akan memasang mata tombak
yang lancip di ujung cabang itu, Alur yang telah diberikan
sebelumnya membuat proses pengikatan mata tombaknya. Barisan
terakhir dari Hork-Bajir akan membawa tombak yang telah jadi
untuk dipasang pada pos yang ada dipohon-pohon.
Richard, Lewis, Emily, dan seorang ibu dari peserta kemah
bernama Meg dan Chloe mendapat tugas dibarisan pembuat
tombak. Aku tak pernah melihat pekerja yang seperti mereka.
"Aku akan memeriksa kemajuan pembangunan bendungan,"
Ucapku pada ayah Marco. "Aku akan kembali,"
Tobias telah lebih dulu demorph dan terbang, kami tak
punya pilihan lagi, Yeerk mungkin akan menyerang kami saat
malam tiba, mereka mungkin ingin membuat serangan kejutan.
Aku morph jadi burung hantu dan terbang ke pembangunan
bendungan,Penglihatan super dari burung hantu ditambah dengan
terangnya sinar bulan membuat bisa melihat proses pembangunan
bendungan itu dari udara, Kayu-kayu baru ditempelkan diatas
bendungan yang ada, Ketinggian air sudah lebih tinggi dua kaki
dari keadaan sebelumnya. Air menyebar kebagian hutan lainnya.
Ucap Marco sembari
menempatkan lumpur ke celah yang ada di bendungan itu, telah melewatkan kesenangan yang ada dengan teman baru kita,
Tuan dan Nyonya beruang,>
Aku mendarat ditumpukan kayu dan mulai demorph.
Ucap Cassie,
mereka menyadari keberadaan kami disini untuk membantu, jadi
mereka kembali bekerja,>
"Hebat," Ucapku.
Aku harus mengatakannya pada mereka, tapi tiba-tiba, aku
ingin agar tak harus mengatakannya.
"Aku,, Uh,,,, Dengar,,Peserta kemah dari lembah bawah ingin
membantu para Hork-Bajir itu,"
Ucap Rachel, bodoh,"> "Waktu mendesak membuat perhitungan jadi mendesak,"
Ucapku, "Kau yang mengatakan kalimat itu di rapat semalam,"
"Oh, Okay, memang, terima kasih telah mendengarkan,"
Ucap Cassie
penuh semangat,
Ucap Rachel, pada orang-orang untuk bergabung dalam pertempuran ini,>
Teriak Marco marah, yang memutuskan untuk memunculkan diri kita kehadapan umum
"> "Baiklah,,kau,, sesungguhnya," Ucapku, "Dan hal itu bukan
pendakwaan saja, ini kenyataan, saat kau menceritakan hal ini
pada orang tuamu, kau melakukannya dan sekarang aku yang
melakukannya." Balasnya,
semalam, aku tak tahu, tapi ayolah, Jake, kau bahkan tak tahu
siapa peserta kemah itu, untuk siapa mereka bekerja, mereka
berhubungan dengan siapa, dari mana asal mereka,>
"Mereka sekumpulan penggemar Film Sci-fi yang percaya
sebelum aku dan Tobias memberitahu mereka apapun," Aku
mencoba tersenyum, mencegahku untuk terlihat sekhawatir diri
Marco, "Mereka mengira kita dari Federasi Galaxy, bisakah kau
percaya ini," Tak ada seorangpun yang tertawa,
Hitung mundur telah dimulai.
Ini semua akan berakhir, sebentar-sebentar lagi.
BAB 18. Panggil Ax, butuh bantuanku untuk menyelesaikan bendungan ini,>
Tak ada kata lagi tentang apa yang sudah kulakukan, dengan
semua hal yang telah kami alami, semua yang telah terjadi di
perang ini, Ax tetap menganggapku sebagai pimpinannya. Tetap
menuruti setiap perintahku dan menerima segala keputusanku.
Bukan itu yang dikhawatirkan Ax, atau siapapun juga.
Selama mereka tetap setia, selama mereka tetap mengerti bahwa
aku akan mengambil tanggung jawab penuh atas kemunculan kami
kali ini, tak ada seorangpun yang menyalahkanku, bahkan Tobias
sekalipun. Aku fokus pada DNA baru yang ada ditubuhku,
SWZOOP ! Tubuhku mulai menyusut, tangan dan kakiku terhisap masuk.
FWUMP ! Aku terjatuh ke tanah, PING PING PING..... Bulu-bulu tebal bermunculan disekujur tubuhku, tiba-tiba
aku merasa hangat, seperti memakai pakaian basah tapi hangat.
POOT.POOT. Kaki belakangku muncul kembali sebagai kaki kecil mungil,
THWUMP. Berat badanku tertumpu ke belakang tubuhku.
Aku memutar kepalaku. Tulang ekorku terus memanjang hingga dua kaki panjangnya
dari tubuhku dan ekor ini sangat tebal, datar, seperti dayung
besar. Morphing tak bisa ditebak prosesnya, perubahan dramatis
sering terjadi. Akhirnya, tengkorakku mulai menyusut, membentuk otakku
menjadi sesuatu yang baru, tulang kepala sekeras batu, lebih
berat dari tulang manusia, muncul di rahangku.
Dan terus tumbuh. Aku membuka dan menutup rahangku, Aku bisa merasakan
kekuatan hebatnya. seperti pahat besar milik tukang kayu, yang
ada di mulutku. Rahang berang-berang tak sekuat harimau, tapi punya
stamina yang mengagumkan.
Dan pikiran berang-berang sungguh cerdik, selalu bisa
memecahakn setiap masalah.
Berang-berang ini sangat bersemangat bekerja, pikirannya
selalu hidup. Ada pekerjaan yang akan kuselesaikan !
Pikiran seorang penggila kerja.
Ada anak pohon didepan, juga cabang yang jatuh didepan,
pilih salah satu dan bergeraklah !.
Aku seperti lebah pekerja.
Seekor semut dengan pengetahuan hebat,
Aku berenang ke kolam yang gelap, hangat, dengan kepalaku
yang selalu berada diatas air, bulu berang-berang yang berminyak
membuatku tetap kering. Aku mengikuti kanal kecil, jauh dari kolam mendekati Ax
yang sedang menggerogoti pohon besar.
Ucapnya.
Aku keluar dari air dan mulai mengunyah kayu.
Oh, terasa sangat enak saat aku menancapkan gigi-gigiku
diserat kayu, cara tercepat untuk mencabiknya.
Mengupas setiap serat yang ada, menggigit tiap serat kayu.
Tiba-tiba Ax berteriak,
Suara kayu yang jauh, memenuhi kolam,
Creeeeeeekkkkk ! Suara mengagumkan dari kayu yang tumbang.
Ba-Booom ! Kayu itu jatuh ke tanah. Pikiran berang-berang tenang, tapi tiba-tiba.


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Batang kayu itu tak sesuai dengan kanal, tapi merintanginya,
Aku Dan Ax mendorongnya dengan kaki belakang kami, kayu itu
bergerak, tapi kami tak bisa menggelindingkannya.
Teriakku.
Marco dan Cassie datang membantu, Kami berempat
mendorong kayu itu bersama-sama. Kayu itu bergerak
sedikit,Tapi tetap tak bergerak kemanapun.
Berang-berang jelmaan kami frustasi, sepertinya kami
gagal. Tiba-Tiba.... "Rrrrrrooooooooaarrr !"
Kayu itu terangkat keudara, mengikuti saluran kecil yang
kami buat dan meluncur ke tengah kolam, membuat air bergejolak
keras... lalu kolam itu tenang kembali.
Rachel
dalam wujud Beruang Grizzly berkata bangga dibawah sinar bulan

Tuan dan Nyonya berang-berang menghilang dari pandangan
Rachel, kami berlima mendorong kayu itu, seperti perahu yang
mendorong tanker oli dipelabuhan.
Kayu itu bergerak dengan lancar dikolam menuju bendungan.
Ax telah merancang tempat kayu besar itu, Kami mendorongnya
masuk. arus yang datang dari atas bendungan menyelesaikan
sisanya. Ucap Tobias dari atas.
Ucap Ax bangga, prediksiku,> Balas Tobias, sejam lagi akan datang kesini, dan Jake" Mereka lebih banyak
dari yang kita kira. BAB 19. Isaiah Fitzhenry Sampai sekarang belum ada tanda-tanda kedatangan pasukan
Forrest. Apakah dia menunggu subuh baru menyerang "
Forrest punya reputasi bagus soal serangan dalam
kegelapan malam, menyerang ganas tanpa kelihatan.
Prajurit Negro berlatih sekali lagi, lalu mengumpulkan
senapan mereka dan pergi melakukan penggalian lagi.
Saat aku sedang menginspeksi pekerjaan mereka, aku
mendengar seorang prajurit Negro bernyanyi pelan.
"Letnan," Panggil Jacob, "Orang-orangku sangat senang akan
pelatihan dan makanan disini."
"Kami telah memenangkan perang tahun lalu dengan lebih
banyak orang-orang seperti kalian," aku berhenti sejenak "Jacob
apakah kalian ingin bergabung dengan menjadi prajurit resmi ?"
"Tuan ?" "Bersumpah untuk melayani perserikatan. Aku dan seluruh
orang kulit putih disini mengira hal itu mungkin terjadi,"
"Beritahu kepada kami apa yang mesti kami lakukan, "
Jawabnya bersemangat. Nyanyian berhenti, semua kepala sekarang memandang
kepadaku. "Berkumpul semua, seandaianya, aku,, uh, aku belum pernah
melakukan hal ini," Aku punya salinan sumpah yang kutemukan milik walikota
Shaw. Aku menariknya salinan itu dari kantongku.
Pekerja Negro yang penuh keringat itu berkumpul semakin
dekat. "Angkat tangan kanan kalian, "
Tiga puluh tangan kuat dan kekar diangkat keatas.
"Sekarang aku akan membacakan sumpah ini sekali sebaris,
Kalian mengikutinya, Dengar ", Mulai dengan nama kalian masingmasing,,,,, mari kita mulai sekarang,,,"
Aku berdehem untuk membersihkan tenggorakanku, lalu
membuka kertas yang berisi "Sumpah Bergabung,"
Aku membayangkan diriku sebagai Lincoln, aku mencoba
mengeluarkan suara kepresidenan yang kupunya.
"Saya Isaiah Goodhue Fitzhenry, Dengan hati tulus
bersumpah bahwa aku akan bersungguh-sungguh berbakti untuk
Amerika Serikat, dan......"
"Letnan ?" "Samson ?" "Bisakah kau berhenti berbicara ?"
"Tentu saja." Aku mendengarkan mereka satu persatu bersumpah.
Jacob, Samson, Moses, Washington, Jackson, Jefferson,
dan Tennessee Tiga puluh orang yang bersumpah.
Besok kami akan berperang lagi.
Dan berdiri atau jatuh bersama.
Aku melanjutkan sumpah tadi.
"Dan aku akan melayani dengan baik dan penuh iman, serta
akan menyerang musuh dan pengganggu lainnya....."
Apakah Panglima Forrest ada di tendanya sekarang, sedang
bermain kartu, menghisap tembakau, atau sedang menulis,
mungkin ". Penuh percaya diri bahwa dia akan mengalahkan komandan
muda di gunung ini ".
"Dan setia dan patuh pada perintah Presiden Amerika
Serikat serta perintah atasan yang diberikan padaku,,,"
Perintah yang terakhir kami terima, semoga bukan.
"Sesuai dengan aturan dan surat dari angkatan perang
Amerika Serikat." Mereka mengikuti sumpah terakhir ini.
Keadaan sunyi sejenak mengikuti habisnya pembacaan
sumpah, aku memeriksa sebentar, dan mengatakan inilah akhir
dari sumpah tadi. Mereka sekarang Prajurit.
Sorakan bergembira meledak.
Mereka berlompatan gembira, sampai-sampai aku ikut dalam
histeria kegembiraan mereka.
Mereka semua bertepuk tangan.
Membiarkan mereka bernyanyi-nyanyi gembira,
mengingatkan ku pada kenanganku dirumah, hingga aku melihat
semuanya. Api unggun. Saudara perempuan ku sedang membaca buku dilantai dekat
perapian. Mama sedang duduk di kursinya, dengan tas buatannya.
Aroma kue yang sedang dipanggang di dapur, kelembutan
bulu Rovers saat aku menyentuhnya.
Suara nyanyian mama dalam nada Sopranonya.
Aku sedang dirumah, Jika kau tewas di pertempuran, mungkin besoknya aku akan
ada dirumah lagi. BAB 20. Jake Kami mulai demorph, ditempat masing-masing, Yeerk
mungkin akan menyerang saat subuh, Ini waktunya pertunjukan.

bisa melihat adanya sepasukan Hork-Bajir bersenjata. Lebih dari
seratus orang, dan semuanya memakai ikat tangan biru di
lengannya,> Jantungku mulai berdetak, Ikat tangan Biru, Pasukan elit
dari Visser One. "Ceritakan apa saja yang telah kau lihat,"
yang datang,> Perutku berbunyi.
Visser One, musuh lama kami, mantan Visser Three,
Pengendali Andalite, Panglima dari semua Yeerk di bumi, Hanya
misi penting yang akan diikuti langsung oleh Visser One.
"Tak akan ada pesta tanpa adanya iblis itu, " Ucap Marco
Aku mengirim Tobias duluan ke perkemahan Hork-Bajir,
Kami mengikuti dari belakang melintasi hutan dan lembah, Saat
kami tiba disana, Tobias sedang mengumumkan berita ini ke
kalangan. > Bahasa pikiran merupakan hal baru bagi para peserta kemah,
Emily menyentuh kepalanya karena pusing mendengarnya.
"Tidak, kau tak kehilangan kesadaranmu, " Ucapku, "Morph
membuatmu bisa berkomunikasi dengan telepati, Yang tadi itu
Tobias, " Aku menunjuk pada Tobias di dahan pohon.
!> Ucap Tobias secara pribadi padaku, untuk melepas jaket kuningnya, mereka gampang terlihat,>
"Kalian harus bersatu," Ucapku, "Simpan jaket kalian dan
apapun yang berwarna orange, kuning atau hijau, lalu cari tempat
untuk berkamuflase. sesuatu yang tak sesuai dengan alam akan
membuatmu terbunuh lebih cepat. "
Peserta kemah itu melepaskan perlengkapan mereka.
Lewis mengambil posisi tempur dengan seorang pejuang
Hork-Bajir yang tangan kanannya telah terpotong saat
penyerangan ke fasilitas Yeerk.
Udara penuh dengan tekanan sebelum perang, Setiap badan
mengeluarkan rasa takut dan Adrenalin yang besar.
Richard menatap anaknya diam-diam.
"Jika ada yang terluka segera bersembunyi ke balik batu
besar disana," Teriakku, "Siapapun yang terbunuh di peperangan
ini, akan ditinggalkan hingga perang selesai, "
Richard berjalan kearah ku, mengenakan kacamata dan
wajahnya terlihat bersih.
"Saat kau bilang "Terbunuh" " Tanyanya pelan, "Maksudmu,
terbunuh sebagai di bekukan, atau ditangkap, bukan ?"
"Untungnya, Mr. Carpenter, maksudku terbunuh itu ya mati."
Mata Richard melebar, dan aku tahu itu fase pertama dari
kepanikan, Bukankah aku telah memberitahukan bahaya dari misi
ini bukan, " Ya, Lelaki ini hanya membiarkan rasa senang
menggebu-gebu di hatinya, Jika dia panik, dia bisa mengacaukan
segalanya. "Oh, Tuhanku, "Teriaknya, Dia merasa bahwa peringatanku
sebelumnya hanya sebuah permainan, Beberapa dialog dari
Episode Deep Space Nine," Aku tak sadar akan hal ini, Aku
berhenti, aku akan pulang, Lewis ! Emily ! Turun dari sana !"
Aku memegang bahunya, berusaha menenangkan dan
mendiamkannnya, "Ini sudah terlambat," Ucapku, "Kau tak bisa
pulang sekarang," "Aku tak akan kemana-mana !" Teriak Lewis dari posnya
diatasa pohon, "Mereka butuh bantuan kita,"
Richard melepaskan tanganku, "Turun sekarang, atau kau
akan kehilangan hakmu untuk sebulan !" Teriaknya.
"Tidak, Ayah, " Teriak Lewis keras, "Aku akan disini,"
Teriak Tobias,
"Morph mode tempur, Sekarang !"
Richard menatapku, Terdiam, panik, ketakutan, menungguku
untuk menyelematkannya. Aku mulai berubah menjadi harimau, "Pergi dari sini Richard,
" Ucapku saat aku masih punya mulut manusia, "Pergilah ke balik
batu besar disana, kau akan baik-baik saja, tetaplah diam disana,
" Dia menatap anaknya, lalu padaku. mulutnya terbuka tapi tak
ada suara yang keluar,lalu dia berbalik dan berlari keatas lembah.
Langit diarah timur mulai bersinar, Sebentar lagi matahari
akan terbit, Hork-Bajir merdeka mulai mengatur posisi ada yang
memanjat pohon dan merayap ke semak-semak. Kami semua dalam
mode tempur, Harimau, Gorilla, Grizzly, dan serigala, Ax tetap
siaga di bendungan. Tak ada suara lain di perkemahan ini kecuali desiran angin
pada dedaunan, kami menunggu. Jantungku berdetak keras.
Pertempuran ini pasti kami akan kalah, pastinya.
BAB 21. Terdiam, Cahaya dari matahari semakin terang. Kabut abuabu mulai berhilangan.
Kwreeell ! Suara dahan patah. Komandoku, Pertahan kita berguna untuk serangan
kejutan, tanpa itu.... Pergerakan ! Dan suara lainnnya. Suara hentakan kaki menghentak lembah. Aku mencari-cari
dibalik kabut, Sedikit gerakan menarik perhatianku, Pisau, yang
ada di badan Hork-Bajir setinggi tujuh kaki.
Dia berhenti di ujung perkemahan, Menatap pelan-pelan,
mengarahkan Laser Draconnya pada apapun yang bergerak.
Lebih banyak langkah kaki, lebih banyak pisau, lebih banya
Hork-Bajir dengan ikat tangan biru dilengannya hingga ujung
perkemahan ini penuh dengan prajurit musuh. Mereka berhenti
dan memandang sekeliling, mencari.
Lalu, seorang Hork-Bajir terkecil melangkah maju ke tengah
perkemahan. Dia seorang Hork-Bajir merdeka yang tertangkap
dan sekarang jadi pengendali, Yeerk di kepalanya yang
mengarahkan musuh kemari, Pekerjaannya untuk membawa HorkBajir merdeka, untuk mengkhinati orang-orangnya.
Senjata yang kami punya,---Tombak dan panah, gigi, dan
cakar, hanya bekerja pada pertempuran jarak dekat, Serangan
kami hanya bisa diluncurkan di detik terakhir.

Hork-Bajir yang berikat tangan biru mulai bergerak maju,
dalam beberapa detik mereka akan jatuh ke lubang jebakan kami,
dan disitulah saat mereka bisa kami serang.
Hork-Bajir yang baru saja jadi pengendali membawa sesuatu
yang seperti Handphone, ke mulutnya.
"Semuanya hilang, Visser,"
Tak masuk akal, Dia melaporkan bahwa kami tak ada disini,
mungkin prajurit itu akan menyerah berbalik lalu pulang.
Tapi kemudian dia mengarahkan telunjuknya ke pepohonan
dan membeku, kami telah ketahuan.
Pthoo ! Pthoo ! Pthoo ! Pthoo ! Pthoo ! Pthoo !
Hujan tombak, panah dan batu lancip menghantam musuh
sebelum mereka bisa menembak.
"Guaaaaarrrrrrr !"
Cassie berlari diatas tanah, Rahangnnya menggigit
pergelangan tangan seorang Hork-Bajir.
Pingulnya berdarah, Dia tak melepaskan gigitan itu.


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Marco, Gorilla gila menerjang Kawanan musuh.
Whooompf ! Whoompf ! Tinju mautnya menjatuhkan dua pejuang musuh.
Thwoossh ! Thwoossh ! Thoossh Thossss.
Toby menyabit musuh dengan pisau di pinggan, lutut, dan
tangannya, dengan kemampuanya dia bisa menghindari serangan
musuh. Hork-Bajir merdeka pada berteriak, Melompat dari posnya
di atas pohon ke punggung musuhnya, Menusukkan pisau tajam
mereka dalam-dalam ke punggung musuh.
ZING ZING ZING ! Suara pisau yang disabetkan di udara, saat Hork-Bajir
berperang dengan sesama Hork-Bajir dalam perang sipil ini.
Aku bergerak, mengatupkan rahangku pada Hork-Bajir
terkecil, menyeretnya keluar dari barisan kami,Dua Hork-Bajir
merdeka menunggu untuk mengendalikannya. Mereka akan
membawanya ke orang tua Marco, di kemah prajurit terluka,
Mereka akan menahanya, menyembunyikannya. Berharap bahwa di
akhir pertempuran mereka akan membebaskan Yeerk yang ada di
kepalanya. Aku berlari kembali ke pertempuran.
Menerjang musuh yang aku lihat, menggigit dalam-dalam ke
leher musuh, merasakan saat ototnya terkoyak, menyaksikan
musuh terjatuh. Tseeww ! Udara diatasku meraung saat tembakan Dracon melewatinya.
menyinarkan cahaya biru dan putih seperti petir.
Aku menerjang Hork-Bajir lainnya.
BAM ! Menubruknya ke batang pohon.
Thump ! Kami terjatuh dan saling bergulingan.
Menjatuhkannya kebadan Hork-Bajir yang tewas, Lembah ini
sudah dipenuhi mayat Hork-Bajir. baik yang merdeka maupun
pengendali. Grizzly Rachel mengamuk, menerjang seorang Hork-Bajir
yang sedang mengarahkan Draconnya pada pepohonan.
Woooomph ! Tseeew ! Dor ! Menghantamnya, menjatuhkannya ke batu, tapi dia telah
menarik pelatuknya. Pohon itu Hancur dan terbakar, Pos yang ada
berjatuhan. Jerit kesakitan terdengar...
Hujan panah dan tombak kembali meluncur, melewati pisaupisau tajam Hork-bajir musuh dan masuk kedalam daging.
"Ghaaaahh !" Udara disini sekarang berbau kematian, Lewis dan Emily,
Meg dan Chloe, serta peserta kemah yang lain dan Hork-bajir
saling melemparkan Tombak kearah musuh.
Musuh kalang kabut, berlarian, mundur..
Mundur " Suasana terdiam sejenak. lalu Hork-Bajir merdeka mulai
berteriak. Berlompat-lompat, serta menari-nari.
Mereka yang ada dipohon berloncatan turun, tangisan riuh
rendah terdengar mengisi udara, Para Pejuang memegang tombak
mereka di tangan. Bahkan Peserta kemah juga tersenyum,
Senjata Dracon curian juga tak lupa ditembakkan ke udara.
Aku tahu yang lebih baik, Marco, dan yang lainnya. kami tak
merayakan kemenangan ini.
Tarian kemenangan ini salah waktu.
Aku baru saja melihatnya. melalui pepohonan dan kabut.
Dengan diam-diam datang menghampiri para Hork-Bajir dan
peserta kemah yang sedang bersorak.
Visser One dalam wujud morph, Aku tak pernah melihat
makhluk seperti itu, Makhluk berkepala delapan yang
menyemburkan api, dengan kaki-kaki besar seperti batang pohon,
Leher ular, matanya seperti lelehan lahar.
Aku melangkah mundur. Sebab dibalik makhluk seperti mammoth ular apalah itu, ada
prajurit Taxxon yang merayap. menyebarkan bau kematian.
Teriakku . lagi ! > Suara kegembiraan sirna sudah, suara tertawa berubah jadi
putus asa, para pejuang mengangkat senjatanya. mengambil
tombak baru di tiap tangan.
Dan tiba-tiba terdengar suara memekkan telinga.

BAB 22 Isaiah Fitzhenry Di pagi hari natal. Suara bising menbuatku terbangun, banyak terdengar suara
hentakan kaki di markas tempat ku tidur, Berpakaian lengkap,
berbaris rapi di markas. Aku melompat, mengambil senjata laras panjang dan
revolverku, lalu kubuka pintu.
"Mereka ada disini," Ucap Raines, Matanya melebar, mukanya
tetap tenang, "Sepasukan kecil di hutan, sama seperti kemarin,"
Kami membawa senapan di tangan dan berlari keluar.
Suara hentakan berhenti, dan saat ini suara yang terdengar
hanyalah suara langkah kaki pasukan perserikatan yang sedang
bertugas. Suara Riffle dikokang terdengar saat mereka berlari,
Kedengaran juga suara kantin yang diketok-ketok.
Tombak ada di kantin dan mereka ingin mengambilnya,
Sekalian membawa gandengan alat berat yang akan kami bawa.
"Sepertinya serangan langsung, Letnan, " Ucapnya padaku,
sembari tangannya memasukkan peluru ke laras senapannya.
Aku mengangkat teropongku dan memfokuskannya pada
pasukan pemberontak yang ada di hutan. Jantungku mulai
berdetak, aku bisa melihat deru nafas kuda mereka saat berlari,
jubah abu-abu mereka, juga pedang tajam yang ada di pinggannya.
Mengapa mereka tak lebih banyak dari semalam "
Apakah tawanan pemberontak telah berbohong " Apakah
pasukan musuh tak lebih dari seratus seperti yang Spears lihat"
"Letnan !" Aku berbalik padanya, Sepuluh orang yang sedang berlari
kearahku, Shotgun dan garpu besar ada di tangan mereka,
Pasukan Joe Miller. "Ini kota kami, dan bersama tuhan, kami akan berperang
untuk menjaganya. " Mereka hampir seluruh lelaki yang tersisa di Sinkler"s Ridge,
Bahkan lelaki pemain Drum memegang revolver di tangannya.
Senyumanku terasa pedih, tapi tetap menyakinkan, "Senang
melihatmu disini, Joe, Ini serangan langsung, Maukah kalian
berperan sebagi pengapit, kalian akan menyerbu dari kiri-kanan
pertempuran. ?" Joe mengarahkan lima orangnya untuk bergerak ke timur
dan sisanya bersamanya ke arah barat.
"Mulai membidik !" Perintahku.
Pasukan pemberontak ada di ujung hutan, mengapa mereka
tak menyerang " Apa yang sedang mereka tunggu "
Aku meneropong merek lagi, mengarahkannya pada pasukan
pemberontak, Aku melihat seorang bersembunyi di semak-semak.
Pria kurus, dengan rambut hitam dan tulang pipi menonjol
membuatnya terlihat kejam. Bintang tertera di kerah bajunya.
Kuda di sampingnyajuga terlihat mencolok, Bayang-bayang hutan
menutupi mata pria itu, Di dadanya tak hanya satu karbin, tapi
ada dua. Apakah dia Forrest "
Mengapa dia tak menerjang kami, " Mengapa "
"Raines " Spears " Apakah kalian siap ?"
"Ya , Letnan !"
"Jacob ?" "Siap tuan," Apakah ini hari kekalahan Forrest "
Joe Miller tiarap dibelakang lubang galian, mengarahkan
senjatanya dari balik tumpukan tanah.
Kami telah siap. Tapi aku merasakan sesuatu..... Sesuatu yang
salah.... "Serang !" Pasukan pemberontak keluar dari hutan melompat,
menerjang, menebas semak yang menghalangi.
"Membidik !" Perintahku gugup.
Pasukan pemberontak mengangkat senapan mereka.
"Spears, Tembak !"
Dor-Dor ! Meriam ditembakkan. Boooooom ! "Ahhh !" Dua kuda dan penunggangnya terlempar jatuh.
"Tembak !" Dor ! Dor ! Untuk sesaat rasa bangga bergolak di dadaku, Ini pasukan
terbesar yang pernah ku komandoi...
"Tembak !" Panglima musuh berteriak.
Suara tembakan bergemuruh di udara, dibarengi jeritan
kematian. "Yaahhhh !" "Ahhh !" "Ah-Ahhhhh !" Orang-orang berjatuhan, menangis, menjerit-jerit.
Samson rubuh, dan juga Spears.
"Siaga, Bung !, Isi ULANG !"
Aku mendengar suara senjata yang diisi ulang dengan cepat.
"Tembak !" Kami menembak lagi, pasukan musuh terus menerjang.
Jeritan dan tangisan memenuhi kupingku saat kami
menjatuhkan musuh. "ISI ULANG !" "TEMBAK !" Pasukan musuh bergerak, mereka mundur kebalik pepohonan.
Secara bersamaan hujan turun, butiran es menerpa wajahku.
"Mereka mundur !" Teriak Raines.
Apakah mungkin, " Forrest mungkin lebih baik mati daripada dikalahkan.
Tidak, ada sesuatu yang salah disini.
Semuanya salah. BAB 23. Hujan semakin deras, membuat lubang galian penuh dengan
lumpur, Pasukan pemberontak menyebar mundur masuk ke hutanhutan,
Ini tak mungkin kemenangan.
Jacob sedang mengaduk campuran bubuk mesiu di
senapannya. "Jacob," Panggilku, "Kalian telah berperang dengan baik,
Kalian telah menunjukkan bahwa kalian bisa berendeng dengan
orang kulit putih, sekarang pergi !, Kabur ke bukit !"
Jacob terus mengisi ulang senjatanya.
Orang-orang ada disekitar kami, kulit hitam dan kulit putih,
semuanya mendesah, Semuanya berdarah, beberapa lagi berdiri tanpa perasaan.
Pasukan cadangan sedang melakukan apa yang mereka bisa,
Membalut pasukan yang terluka.
Menawarkan minuman dari kantin.
"Dengarkan aku, Jacob ! Forrest akan kembali, Dia akan
menawan kami, tapi dia akan membunuh kalian, Apakah kau
mendengarku " Selamatkan orang-orangmu, Jacob, Ini
kewajibanmu sebagai pemimpin."
Jacob menatapku sekarang.
"Aku ingin kalian semua agar tetap hidup, Kembali ke bukit
dan tetap tinggal untuk berperang di lain hari,"
Tak ada seorang pun yang bergerak.
"PERGI !" Teriakku, sambil mengoyang lengannya.
Tetap, tak ada yang bergerak.
Tiba-tiba, Suara Drum bergema dari arah timur.
Kami membeku, Aku, Jacob, semua orang.
Suara Drum lainnya bergema di arah barat.
Arah timur dan barat kami merupakan batu-batu karang,
mustahil untuk menungang kuda disana.
"Kami akan tetap disini," Ucap Jacob.
"Kau akan mati,"
"Letnan, Tuanku bisa membawaku kemanapun dia mau, Tapi
aku tetap memilih untuk mati berperang sebagai lelaki merdeka,
daripada seorang Budak yang mati konyol karena ketakutan."
Sorakan Pemberontak terdengar seperti nyanyian iblis.
Dibawah guyuran hujan, aku bisa melihat kuda-kuda
berlompatan dari bebatuan karang.
"Mereka menyerang dari arah timur !" Teriak Miller dari
seberang. "Dan dari selatan, !" Teriak Rainess. "Mereka menunggang
kuda dari selatan lagi !"
"MEMBIDIK ! !" Dibawah, Lumpur sudah memenuhi bootku, Dari atas, Hujan
menerpa punggungku. "Bidik kemana, " Teriak Raines.
"Pada Target terdekat. !"
Orang-orangku mengangkat senapan mereka,
Penduduk kota juga mengangkat Shotgun mereka,
Kami diterjang dari tiga arah, ditambahi lagi kabut yang
mulai muncul. "TEMBAK, !" Teriakku.
Kami menembak ke timur, barat, dan selatan,
Terdengar jeritan dari musuh, kami menembak dengan
bagus, mereka berjatuhan !.
Tapi tetap tak cukup. Dari timus saja tak kurang ratusan musuh yang menerjang
dari balik batu karang. "ISI ULANG !" Semua diguyur hujan, air hujan memasuki laras senapan,
merusak bubuk mesiu, "TEMBAK !" Teriak pemimpin pemberontak.
Tiba-tiba waktu berhenti,
Aku menembakkan revolverku pada gerombolan musuh yang
mendekat, Mereka semakin dekat, Lebih dekat. Bammm ! Gelombang ledakannya menghempaskanku ke lumpur.
Dadaku, ! Aku merabanya, tak perlu membuka jaketku, ada darah
disana,

Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sedikit lagi dari jantungku.
Darah mengalir dari jari-jariku.
Menyembur ke rusukku. "Tidak, ! Aku bernafas pelan.
Aku membalik kepalaku, melihat apakah ada harapan.
Bantuan.... pasukan pemberontak sudah menjebol sisi timur...
Aku bisa melihat Jacob yang sedang bertempur.
mengayungkan pedangnya seperti tongkat, sama seperti saat dia
mengayunkan sekopnya di hari pertama.
Menghajar pasukan musuh yang mendekat.
Tidak, Dibelakangmu ! Jacab !
Dor ! Jacob, tertembak di punggungnya.
Dia menatapku, Dia terjatuh, Begitu juga aku. Bersama. BAB 24. Jake Pasukan Hork-Bajir yang mundur berhenti sekitar jarak
lempar tombak kami, Mereka berbalik, lalu membidikkan Dracon
mereka ke pepohonan, Menembak mati seorang Hork-Bajir
merdeka. Hork-Bajir merdeka berteriak, Berlompatan dari posnya
dipohon. Api menyebar dari pohon ke pohon, bersama dengan
pejuang berani yang tak sempat melarikan diri.
Lalu........ "Sssssssny-sssssnit-ssssssnit-sssssssnaaaa !"
Taxxon menyerbu perkemahan.
"Skreeeeeeeee !"
Gelombang pertama Taxxon masuk ke lobang jebakan dan
langsung tertusuk tombak, Tubuh-tubuh Taxxon tersate, dua,
tiga, hingga Tombak itu penuh dan bisa dilewati gelombang
Taxxon berikutnya. Taxxon-Taxxon itu menerjang Hork-Bajir
yang bergelimpangan di tanah, sebagian memakan temannya
sendiri yang telah mati, "Rrrrroaaaagh !"
Aku melompat, membenamkan gigiku ke badan musuh,
kulitnya seperti bola, menjijikkan, rasanya seperti Balon yang
dipenuhi udara panas. Aku bergerak dari tubuh yang tadi kugigit mati.
Aku melihat saat Rachel meremas Taxxon itu hingga
meledak, Mendengar Cassie menggertak musuh, dan Marco berkoarkoar dengan tubuh Gorillanya.
Tak ada jawaban, Aku berteriak dengan suara
pikiran kupancarkan sejauh mungkin, sekarang, !> Hork-Bajir tua dan muda berlarian, menjerit, meraung,
Hutan disekitar mereka terbakar, penembak jitu menembaki dari
balik hutan yang terbakar.
Dimana-mana, Hork-Bajir merdeka berjatuhan satu persatu.
Teriakku, bukit, Banjir akan datang, !>
Tapi mengapa aku bisa seyakin ini " Mengapa Tobias tak
menjawab " Apakah dia sudah tertembak jatuh, " Apakah Ax
akan mendengar pesanku. "
Seekor Taxxon bergerak dibelakangku, Aku langsung
berbalik, membenamkan taringku dalam-dalam kebadannya.
Pertempuran ini jadi kacau, dan ini tanggung jawabku.
Aku berbalik dan berlari ke lembah, tepat menuju Ax hingga
dia bisa langsung mengerjakan tugasnya.
Tiba-tiba.... Zwiiiip ! Zwiiip !. Benda aneh berwarna orange melayang di udara. Bola Api
terbang. Visser One ! Aku membeku. Makhluk Raksasa berkaki delapan, sebesar batang pohon,
menerjang masuk ke hutan, Tanah langsung bergoyang saat
kakinya memijak, Pohon-pohon besar diinjak seperti rumput.
Delapan kepala mengerikan dengan mata orange menyala.
Lalu..... "Tseeeee!" Tobias, menukik ke arah monster itu berkali-kali, mencakar
mata besarnya , mencabik dagingnya dengan paruh lancipnya.
Tapi dia hanya lalat bagi Monster raksasa Visser, bukan rasa
sakit yang didapat, melainkan rasa menyebalkan karena diganggu
makhluk kecil. Delapan lengan monster itu bergerak-gerak di
udara, mencoba menangkap Tobias, Tobias harus terbang jauh,
sebab Tentakel dari makhluk itu mengerjarnya terus.

Aku merasa tenggorokanku menutup, mulutku ditutup rasa
takut, Aku mengirim suara putus asa pada Ax, berdoa semoga dia
bisa mendengarnya.
Teriakan menyayat. ! Tobias terpukul salah satu tentakel monster itu. Dia
terpukul jatuh ke pepohonan.
Monster Morph dari Visser itu melangkah kearah Hork-Bajir
yang berlarian, Bola-bola api berhamburan dari mulutnya, HorkBajir tua dan muda terbakar semuanya.
Tak ada pilihan, aku berlari, melewati tubuh Taxxon yang
tewas serta melompati Hork-Bajir yang terbakar, ku fokuskan
semua tenaga ke kaki belakangku, Aku melompat.
Aku melompat ke Visser, Ku tanamkan taring empat inchi-ku
kedalam leher salah satu kepala monster itu.
Raung-nya.
Kugigit semakin keras, kukatupkan rahangku sekeras
mungkin, kubantu mencakar-cakar luka disekitar gigitan itu.
Aku melayang-layang di udara, hanya gigitanku pada lehernya
yang menahanku. Darah monster itu yang panas mengaliri mulutku.
Tapi selama aku disini, Visser tak bisa menyemburku dengan
apinya. Jika dia menyembur, dia akan melukai dirinya sendiri.
Dia bisa menggigitku dengan giginya dari lain kepala, dengna
gigi besinya yang berkilauan.
Tsssss ! Aku berputar dan menghindari gigitannya. Mencakar lebih
dalam agar tetap bertahan.
Tssss. Gigi panas dari monster itu menerkam punggungku. Dagingku
terkoyak ! Whumph ! Aku kehilangan pegangan. Jatuh ke tanah. Bergulingan ke
aliran sungai. Aku mencoba berdiri. tapi tekanan keras dari atas
menekanku. Menekanku sehingga aku tak bisa bernafas.
Visser meraung, dua dari delapan lapan cakarnya
mencengkram leherku. Tiga dari delapan kepalanya mengendus
wajahku. Dan aku tahu bahwa aku akan mati.
BAB 25. Thoop ! Thoop ! Thoop ! Bola api menyembur dari mulutnya.
Aku menutup mataku dan berteriak.
Lalu... Rasa dingin menyergap tubuh harimauku.
Aku terguling, hanyut dibawa arus sungai.
Badanku berputaran, kehilangan kendali....
Apakah ini rasanya kematian karena api " Aneh. apakah ini
akhir perjuanganku. "
Suara Visser One, merebak di telingaku, Apa ini "
Aku membuka mataku, bukan api, tapi Air, !
Bendungannya sudah dibuka !
Dan aku bisa melihat Monster Visser hanyut juga.
Delapan lengan bergerak-gerak lucu di udara.
Delapan leher panjang hanyut mengikuti banjir.
Api monster itu terpadamkan air.
Raungannya menggema diseluruh lembah ini.
Aku harus menyelamatkan diri.
Terbatuk-batuk, kemasukan air, tenggelam.
Dunia ini berasa bergerak cepat. seperti film yang diputar
dengan kecepatan maksimal.
Tubuh harimauku berguling-guling didalam air.
Monster aneh itu hanyut disebelahku. Tangan tentakelnya
menghantamku. Leher panjangnya menampar-nampar air.
Dia bisa membenamkanku jika dia mau.
Bahkan jika dia melakukan hal itu, kami berdua akan
tenggelam bersama. Pergi kedarat Jake ! Bisikku pada diri sendiri..
Hork-Bajir berkumpul di sekelilingku. Pisau tajam mereka
merobek perut dan punggungku.
Aliran sungai ini ibarat neraka.
Lalu aku melihat..... Terbatuk, kemasukan air, Tidak !
Aku hanyut kearah kayu besar,
Tapi mungkin.... Ku panjangkan kaki depanku, mencengkram kayu itu dengan
cakar harimauku. Harus bisa bertahan ! tapi aku terpeleset !
Arusnya menyeretku tubuhku.
Aku harus menggunakan kaki belakangku juga.
Aku harus memeluk pohon ini.
WHAP ! Salah satu tentakel Visser menghantam pohon diatas
kepalaku. tentakel itu terseret banjir.
Dan monster itu terseret banjir melewatiku. Apinya padam,
dia meraung-raung. Aku tetap memeluk pohon. Semua badanku mati rasa.
Perlahan-lahan. Tekanan air mulai berkurang.
Ketinggian air mulai berkurang, Akhirnya aku bisa
melepaskan pelukanku. Aku terjatuh. Jatuh di kubangan lumpur.
Aku menyeret tubuhku ke perkemahan, meronta-ronta dari
lumpur dengan tubuh penuh air dan darah.
Hork-Bajir yang tewas ada dimana-mana.
Taxxon yang hanyut bersebaran seperti balon kempes.
Yeerk kabur dari tubuh induk semangnya yang telah mati.,
Aku melihat Rachel , tetap dalam morph Grizzlynya. sedang
merangkak di lumpur. Pada salah satu kaki besarnya mencengkram seorang HorkBajir muda merdeka.
Anak Jara Hamee dan Ket Halpek. Rachel
menyelamatkannya. Cassie dan Marco berlari kearahku.
Salah satu kakinya terluka parah. Kulit di dadanya terbakar.
Kami demorph. "Ax telah melakukan tugasnya," Ucapku pelan, saat jadi
manusia. "Kita telah melakukannya ,"
Tapi hal ini tak terasa seperti kemenangan,
Mengapa bisa terjadi, Dengan begitu banyak korban dari
kedua belah sisi. Aku menemukan Lewis dan Emily, mereka mencoba berdiri.
Beberapa orang peserta kemah lainnya saling berpegangan.
Aku melihat keatas, Seekor elang terbang berputaran.
"Tobias ! Kau masih hidup !"
tak selamat, Mr. Carpenter Jake, Richard ayah Emily dan Lewis
tak selamat,> BAB 26. Aku baru saja melihat hasil peperangan.
Aku mendengar tangisan pilu di lembah, Emily duduk di tanah
dengan kedua tangan menutupi wajahnya. Lewis menatap adiknya.
Menatapnya dengan tatapan kosong.
Aku tak tahu apa yang harus kukatakan.
Toby mendapat luka sabetan panjang di dadanya, Darah
masih menetes dari jari-jarinya. Dia sedang mencari orangorangnya di pertempuran ini.
Menghibur mereka, memuji mereka.
Menjelaskan bahwa sekarang waktunya untuk meninggalkan
lembah ini. Untuk sementara. Orang tua Marco bertindak sebagai tim kesehatan, mereka
mengumpulkan pihak yang terluka untu segera dirawat.
Pejuang-pejuang yang tak bisa berjalan lagi segera ditandu
dengan tandu alami yang dibuat dari cabag pohon kulit pohon
serta tali. Semua orang berdoa untuk pejuang yang telah tewas. Dan
mereka tahu bahwa sekarang waktunya untuk mundur.
Sekarang karena pepohonan telah terbakar habis, Visser
One mungkin akan datang dengan Bug fighter. Dia pasti marah
besar karena korban dari pihaknya di perang ini.
Perjalanan ini akan jadi perjalanan panjang penuh derita.
Aku menarik Toby menjauh saat dia sedang mempersiapkan
barang-barang yang akan dibawanya mundur.
"Kau tahu mereka akan segera kembali, Bukan hari ini, tapi
sebentar lagi, " Dia mengangguk. "Aku tahu, Jake, Tapi kami telah menang hari ini, memang
tidak terasa seperti kemenangan, tapi lembah ini sekarang milik
kami, selamanya. kami telah membayarnya dengan peperangan ini.
Dia menarik nafas panjang.
"Kami akan tetap disini hingga peperangan selesai, kami tahu
apa yang harus kami lakukan, kami punya kesempatan berperang
untuk kebebasan kami, ini yang memang kami inginkan,"
"Toby," Ucapku lembut, "Aku tak tahu bagaimana cara
menghakhiri perang ini,"
"Tidak, Tapi akan berakhir, dan suatu hari....." Ucapnya.
Dia tahu bahwa Yeerk akan menang, dan Hork-Bajir lainnya
akan dijadikan budak lagi.
Aku menyelesaikan perang ini untuknya.
"Suatu hari, " Ucapku, "Kau bisa kembali ,"
Dia menatap mataku, mata yang penuh harapan.
Saat Hork-Bajir merdeka keluar dari lembah, Orang tua


Animorphs - 47 The Resistance di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Marco yang menjadi pemandu, aku langsung terbang ke
Peternakan Cassie. Demorph dan berjalan pulang di sore hari ini.
Tobias telah berjanji bahwa saat aku pulang Chee yang
menggantikanku akan menghilang.
Orang tuaku, dan Tom, tak akan tahu apapun.
Aku lemah dan gemetaran saat sampai di depan pintu. Ya,
Aku kelaparan dan kelelahan, Tapi yang kurasakan lebih dari itu.
Aku menyelinap masuk dari pintu depan, Ibu, Ayah, dan Tom
berada di belakang rumah,
Aku langsung masuk ke Basement, Disini gelap dan sunyi.
Aku merasa aman disini, bersama dengan kotak-kotak yang
penuh kenangan. Kenangan tentang pertempuran di masa lalu.
Aku membuka lembaran terakhir dari jurnal Fitzhenry.
"Suara langkah kaki kuda ada dimana-mana.... Jeritan dan
genangan darah, Orang-orang yang tewas... mimpi buruk tak
berakhir. Aku tak bisa bernafas dengan lancar. lenganku mati
rasa, Penglihatanku memudar.... semakin sempit.. aku merasa
berada di lorong yang gelap.
"Jake, Sayang, " Makan siang sudah siap,"
Aku melompat, Suara Ibu menyadarkanku.
"Aku datang, Ma, " teriakku, "Aku akan kesana,"
"Kau harus cepat, Cebol, " Teriak Tom dibawah tangga, "Atau
aku akan memakan burgermu,"
Aku melihat catatan terakhir itu, dimana darah dan hujan
telah membuyarkan tintanya.
"Aku takut aku telah terbunuh, Aku harap aku telah
melakukan yang terbaik, Aku harap...."
Begitulah kata terakhirnya.
Fitzhenry telah berusaha dan dia kalah.
Bagaimana halaman terakhir kisahku dibaca "
Bagaimana akhir dari kisahku, "
"Aku harap aku telah melakukan yang terbaik,"
"Yeah," Bisikku, sambil menutup buku. "Aku juga."
Selesai. Jika penasaran kelanjutannya baca Animorph 48. The Return.
Selesai, Huta Raja Tinggi, 13 Januari 2016 14.43
Mohon Maaf jika ada kata-kata yang tak dimengerti. ^_^.
Patung Kepala Singa 1 Pendekar Rajawali Sakti 80 Istana Maut Beruang Salju 14

Cari Blog Ini