Ceritasilat Novel Online

Apa Yaa 2

Apa Yaa Karya Dzyemtri Muharram Bagian 2


yang digunakan" Inilah jawabnya, beliau terinspirasi dari sebuah situs web yang
dikunjunginya, dan situs itu selalu mengingatkannya akan putri kecilnya yang telah tiada,
yang memang suka sekali memutarkan sholawat dalam album sholawat Cinta Rasul itu."
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Mmm gitu yaa.." "Ohh.. begitu.." kata sebagian para hadirin. "Coba nanti kunjungi
situsnya untuk sekedar memastikan.. hehee.." ucap Panitia itu. "Apa alamat webnya,
Bang"!" tanya seorang hadirin yang ada di belakang. "Masa nggak tau?" Hmm..
terlaluu.. Coba deh klik saja http://www.cintarasul.co.id yaa." "Ooo.. Cinta Rasul itu,
Hadad Alwi dan Sulis itu kan?" tanya yang lainnya.
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Yaa.. ya.. yaa.. bener tuhh ituu.." "Di sana akan anda temukan kata-kata 'Cinta Allah,
Cinta Rasul, Cinta Sesama'. Itulah yang dijadikan acuan Pak Zakaria sebagai kata
kuncinya. Begitulah kira-kira sebagian dari maksud Pak Zakaria, dan maksud-maksud
yang lainnya saya tak tau persis itu apa. Mungkin cukup sekian.." sambungnya Panitia
itu mengakhiri bicaranya. Ketua Panitia muncul kembali mendampingi Panitia yang baru
usai berbicara. "Untuk ke 6 peserta yang berhasil, kami ucapkan selamat, Anda berhak
mendapatkan penghargaan yang lebih, terutama ..." kata ketua Panitia itu, namun
lagi-lagi perkataannya tak ia lanjutkan. "Sebentar.." Ia menghampiri salah seorang
Panitia yang memanggilnya. "Pak, ... mm.. Pak Zakaria meninggal," ucap Panitia itu.
"Pak Zakaria maninggal?" Ahh.. yang benerr..?"" "Benar, Pak. Benar.." "Innalillahiwa
inna ilahi rajiun.." 68 dzyemtri.muharram@gmail.com Setelah mendengar kabar
demikian, ketua Panitia itu kembali ke hadapan para hadirin untuk mengabarkan perihal
kematian Pak Zakaria, juga menginformasikan pada semuanya untuk hadir kembali
besok lusa di waktu, tempat dan acara yang sama. Sebagian panita yang lain juga para
hadirin buru-buru pergi ke rumah sakit tempat Pak Zakaria dirawat. Ada juga hadirin
yang langsung menuju rumah kediaman yang berada di dekat pertigaan jalan kota. Sore
hari yang masih terlihat cerah namun tak begitu panas, Pak Zakaria akhirnya
dikebumikan disaksikan orangorang dekatnya, mahasiswanya, para karyawan
perusahaanperusahaannya, para dosen teman seprofesinya, dan sebagian besar
adalah warga sekitar. Semua orang merasa kehilangan pribadi yang bersahaja dan baik
hati itu. Begitu pula halnya dengan Luthfikri, ia tak pernah bertemu lagi dengan sosok
Pak Zakaria. Setelah itu, Luthfi menyempatkan dulu datang ke toko buku untuk
menggantikan pekerjaan temannya sebentar saja. -???Nindya yang masih ngumpul
dengan teman-temannya setelah beberapa lama, lalu ia menelphone bundanya.
"Assalamu'alaikum bunda.." "Wa'alaikum salam.." "Bunda sekarang di mana?" "Bunda di
rumah, habis melayat Pak Zakaria, teman ayah." "Ohh.. kalo ayah, apa masih di
sana?"" "Iya.." "Hmm.. bunda, mungkin Nindya nggak bisa pulang cepat. Mungkin agak
malem nyampe rumahnya." "Sama Tari, kan?" tanya bunda Tiara. 69
dzyemtri.muharram@gmail.com "Iya Bunda, sama temen yang lain juga. Sekalian mau
nyari buku lagi." "Ohh.. kalo ada apa-apa telepon bunda yaa, Nin." "Iya Bunda, Insya
Allah.. Ya udah gitu aja, Bun. Daah bunda, Assalamu'alaikum." "Wa'alaikum salam.."
Langit di barat sana menguning kemerahan, matahari tenggelam tak tampak lagi wajah
terangnya. Adzan pun berkumandang dari setiap penjuru, menyerukan untuk lekas
mengerjakan shalat. Nindya dan Mentari tiba juga di rumah Mentari. Duduk sejenak
melepas lelah dan langsung mengambil air wudhu. Bintang-bintang bermunculan
kembali tersenyum menyambut malam. Suara mobil terdengar berhenti di depan rumah
Tari. Itu Anggara yang hendak menemani mereka berdua belanja buku. "Kayaknya
Angga, tuh.." kata Nindya. "Iya.. berangkat sekarang yuk!" ajak Mentari. "Ma, Pi, kita
berangkat dulu.." "Yaa.. hati-hati.." Berangkatlah mereka menuju toko buku langganan
mereka. Saat datang di sana, Nindya langsung menanyakan Luthfi pada kasir yang
berada di dekat pintu toko. "Mbak, mau tanya. ... Kak Fikrinya masuk kerja nggak?""
tanya Nindya. "Ngapain nanyain Fikri segala?" bisik Mentari. "Ada deh mau tau aja..
hihii.." kata Nindya. "Gimana Mbak, ada nggak?"" tanya Nindya lagi pada pegawai toko
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
itu. "Luthfikri yaa, tadi sih masih ada.. lagi di belakang kayaknya, beres-beres mau
pulang." "Ohh.. mm.. Mbak, tolong bilangin padanya. Ada yang nanyain gitu, mohon
tunggu sebentar, jangan dulu pulang. Katakan ya Mbak.. saya mau nyari buku dulu.." 70
dzyemtri.muharram@gmail.com "Iya nanti disampein deh.." "Makasih, Mbak,"
ucapnya. Lanjutlah Nindya bersama Mentari juga Anggara berjalan ke sana ke mari
mencari-cari buku juga novel yang disukanya. Luthfi datang menghampiri Mbak kasir itu,
"Mbak, saya pulang.." katanya. "Eeehh.. Fikri, jangan pulang dulu, ada yang nanyain,
tungguin katanya," ucap Mbak yang tadi. "Siapa Mbak?"" "... Siapa yaa"! Lupa nanyain
namanya. Tapi orangnya sering ke sini kok. Dia lagi nyari buku, nanti juga ke sini..
Mmm.. itu tuh.. yang.. menuju kemari.."
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Mmm.. Dya Putri.. Nindya.. Ada apa yaa"!" ucap Luthfi. "Kangen kali.." kata si Mbak
kasir. "Mungkin.. hehee.." ucap Luthfikri. Mudah-mudahan saja," kata hatinya. Nindya
menghampiri Luthfi , seraya berkata, "Kak Fikri, Kak Luthfi.." "... Dya Putri, ehh..
Nindya.." "Hmm sama aja.. sini Kak," kata Nindya menjauh dari menatari dan Angga.
"Ada apaa gitu"!" "Hmm.. kak, besok bisa ketemuan, pukul sembilan..?" "9 pagi?" "Iyaa..
bisakan?"" "Mmm.. bisa.. bisa.. tapi di mana?" "Di taman kota.. besok yaa Kak, jam 9,
jangan lupa.." "Insya Allah.. kakak datang.." ucap Luthfi. Menari lewat di samping
mereka berdua. "Ehmm, hmm, heemm..!" sindirnya. "Ihhh.. Tari, apaa siy.." kata Nindya
tersipu malu. "..." "Ya udah Kak, Dya pulang.." kata Nindya pada Luthfi. "Yaa.." ucap
Luthfi singkat, lalu menghampiri Mbak kasir. 71 dzyemtri.muharram@gmail.com
"Mmm.. kayaknya beneran nih kangen..?" kata Mbak kasir. "Bisa aja.. Nggak kok,
cuman masalah bisniss, hehee..!" "Bisnis apa bisnis.." "Ahh.. Mbak ini.. ya udah ah..
saya pulang dulu.. mari Mbak!" kata Luthfi pamit pulang. -???Esoknya Luthfi datang
tepat pukul 9 di taman yang sebutkan Nindya. Luthfi parkirkan dulu motor vespa milik
teman kerjanya yang ia pinjam. Dilihatnya Nindya yang sudah berada di sana menunggu
sambil duduk di kursi taman. "Mungkin inilah waktu yang tepat.." ucap Luthfi dalam hati.
"Hey..!!" kata Nindya menyapanya. "Heyy..!!" udah lama nunggu yaa?" Maaf agak telat."
"Nggak kok baru juga nyampe, tak apa.." "Eh iyaa.. emangnya ada apa gitu minta
ketemuan di sini?"" "Mmm.. pengen ditemenin ajaa, buat teman ngobrol, soalnya gak da
temen. Mau ngobrol sama orang-orang di sana nggak pada kenal.. hehee.." ucap
Nindya yang memang sudah nggak asing dengan Luthfi, apalagi setelah tau bahwa
Luthfi adalah sahabat kakaknya sendiri. "Eummh.. temen ngobrol doang, penting gak
nih..?" "Penting nggak yaa..?"" "Eihh.. malah nanya lagi. Kalo nggak penting, mending
aku pulang dah.." kata Luthfi tersenyum. "Yaa pergi aja sana, kalo nggak sayang ma
Dya.." "Hmm.. marrahh niy ceritanya?" ucap Luthfi. "Iiyy.. siapa yang marah, nggak kok,
gak marah, beneran deh.." kata Nindya mengacungkan jari telunjuk dan jari tengah
tangannya. "Kalo gitu, boleh duduk nih.."!" "Yaa bolee lah.." 72
dzyemtri.muharram@gmail.com "... Dya, nggak kuliah?"" "Nanti siang.." "Ohh.." "Ehh,
Kak. Indah yaa melihat keluarga itu," ucap Nindya melihat sebuah keluarga dengan dua
anak yang sedang berlarian. "... Kapan diriku ini seperti itu yaa?"" lanjutnya. "Mmm..
Hmm, yang pengen segera nikah. Udah ada calonnya kan?" "Belum Kak, masih
nungguin proposal lamaran cinta yang unik.. hihiihie.." jawab Nindya. "Hehee proposal
cinta.. masa belum ada yang ngajuin itu ke Nindya," kata Luthfi menanggapi jawaban
Nindya. "Ada siih, Kak. Banyak, malahan udah numpuk tuh di lemari kamar, hehee..
Tapi nggak dari hati kayaknya." "Hmm.. gak dari hati yaa" ... Kakak boleh ikutan ajuin
proposal cinta juga kan ke Nindya?" Hehee.. Dijamin yang ini pasti dari 99,99% dari hati
yang terdalam, sedalam lautan ketulusan." "Ihh.. Kakak, apa-apaan siyy.. becanda aja,"
ucap Nindya seraya tersenyum. "Nggak ah, nggak bercanda, ini seurieuss, Dya.."
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Seriuskah"! Sungguh?"" "Sungguh, aku cinta kamu, Dya.." "Mmm.. apa?" benarkah
itu" Masa sih" Kok bisa"!" "Eumm, banyak kali pertanyaannya.." "Kalo 100% sih ..."
"Oke 100% ketulusan. ... Dya, sesungguhnya aku mencintaimu, benar-benar
mencintaimu," ungkap Luthfi jelas tak berbasa-basi. "Mm.. cintaa.. apakah cinta itu murni
dari hatimu"!" tanya Nindya melirik ke arah Luthfi, sedang Luthfi tersenyum seraya
berkata, "Murni, semurni embun yang terjatuh di dedaunan saat fajar tiba." "Hmm.. bisa
aja.. Kak.. Pada dasarnya diriku juga begitu. Telah bersemayam cukup lama dalam
lubuk hati dasar cinta itu. Dasar cinta yang kubangun sebelum kau benar-benar 73
dzyemtri.muharram@gmail.com mengucap hal itu pada diriku. Sebenarnya aku
sedang, telah menunggu ucapan itu. Sejak kecil aku sempat menyukai seorang sahabat
dari kakakku, yang entah ke mana. Dan kini.. ia tepat ada di sampingku, ..orang itu
adalah kakak sendiri." Uangkap Nindya menatap mata Luthfi seraya menundukkan
wajahnya. "Sejak kecil?"" tanya Luthfi sedikit kerutkan dahi.
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Heemh.. iyaa.." "Dan aku pun lebih kurang begitu, Dya. Aku mengagumimu, sebelum
kubertemu denganmu, ketika kulihat kamu di sebuah perpustakaan. Aku menyukaimu,
ketika hendak berikan buku milikmu yang tak sengaja terjatuh waktu di toko buku,
dimana aku bekerja bersama temanku, kukenal kamu dengan nama Dya Putri. Aku
mencintaimu, ketika bertemu lagi denganmu saat kamu teteskan air mata tanda
kesedihan hatimu, rasanya kuingin hapuskan air mata itu. Aku pun sayang dan akan
selalu menyayangimu, menjagamu, sebelum dan setelah kutahu bahwa kamu adalah
adik dari sahabatku, dimana kakakmu berpesan padaku untuk mencarimu dan
menjagamu dengan sepenuh hatiku. ...Ku petikkan bunga ini untukmu [sambil memetik
setangkai bunga putih] ...pertanda kesucian dan ketulusan hatiku mencintamu. Semoga
engkau tak keberatan tuk terima cintaku," ungkap Luthfi memberikan bunga itu pada
sesosok perempuan dihadapannya. "Makasih.. aku terima cinta tulus Kakak," Nindya
menarik nafas lumayan dalam, wewangian bunga terhirup bersama udara. "... Dan aku
yakin, diriku takkan meragu cintamu. Kak Haris pernah bilang saat ketemuan di taman
ini juga. [Nindya memandang jauh bunga-bunga yang terhampar luas]. ...Kak Luthfi lah
yang menolongnya, Kakak benar-benar sahabatnya. Ketika kakakku terjatuh, Kak Luthfi
membangunkannya, menyadarkannya, dan selalu meyempatkan waktu untuknya, tak
sedikit pun menjauhinya. Begitu katanya. Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah, Engkau
telah sembuhkan kakakku dari jerat narkoba." Menghela nafas sejenak, setetes air mata
tak 74 dzyemtri.muharram@gmail.com terasa hinggap di pipi Nindya, lalu melanjutkan
ucapannya, "Kak Haris juga sempat bilang. Nindya, andai kakak lucumu ni menghilang
dan tak ada lagi yang hapuskan air matamu, janganlah bersedih, susut saat nanti akan
ada yang menghapuskan air matamu itu, mampu tuk menjagamu, lebih menyayangmu,"
cerita Nindya panjang lebar. Luthfi hanya menjadi pendengar setia saat itu, tak ada
sepatah kata terucap, melainkan sebuah senyuman lembut saja. "..Terima kasih Ya
Allah, kini akan ada seorang yang kan menghapuskan air mataku, yaitu dirimu,"
sambung Nindya menoleh ke arah Luthfi. Kupu-kupu pun hinggap pada setangkai bunga
putih yang sedari tadi dipegang jemari Nindya. "Hmm.. kupu-kupu yang indah yaa.."!"
ucap Luthfi kembali berkata. "Kupu-kupu yang indah dan bunga yang indah pula.." ucap
Nindya. "Kayaknya objek yang bagus buat difoto.." "Ehh.. iya.. foto dong, Kak." Luthfi
mengambil sebuah handphone berkamera dari saku belakang celananya. "Yaahh.. baru
saja mau difoto, ehh.. malah terbang.." "Sepertinya kupu-kupunya grogi tuk bergaya di
depan kamera, hehee.." ucap Nindya tertawa kecil. "Kayaknya sih gitu.. hehee.."
Begitulah ungkapan hati dari kedua insan yang saling mencinta. Lalu mereka lanjutkan
obrolannya tentang kehidupan Haris waktu dulu. Tak lupa juga percakapan mengenai
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
buku terbaru yang menjadi penutup obrolan mereka. Selepas itu, Nindya diantar pulang
oleh Luthfi dengan Vespa unik yang kadang mogok tanpa sebab yang jelas. Tibalah
mereka di rumah Nindya. Seperti biasa Pak Satpam menyambut kedatangan mereka.
"Dya, aku langsung balik aja yaa!" "Nggak mampir dulu.." 75
dzyemtri.muharram@gmail.com "Entar saja deh. Salam buat semuanya." "Iya deh.
Hati-hati mogok lagi.. hehee.." ".. Yuu ahh.." Luthfi pun mulai menghidupkan motornya.
"Mari Pak..!" ucapnya pada Pak Satpam sebelum Vespa itu kembali menapaki jalan
raya. "Assalamu'alaikum.." "Wa'alaikumsalam.." "Yah, Bun, dapat salam lagi tu dari
Fikri.." kata Nindya. "Fikri siapa, Nin?" tanya Ayah Yusuf. "Itu, Fikri yang suka diceritakan
Nindya sama Mama. Ehh, Papa gak tau sih, selalu sibuk.." ucap Bunda Tiara. "Fikri
yaa"! Fikri.. Hmm?" Fikri yaa?"!" "Iyaa Ayah. Ayah kenal?" "Hmm, nggak juga, kan
sama sekali belum pernah bertemu." "Mmm... Iyaa yaa," ucap Nindya yang terus masuk
ke kamarnya. Sedang Ayah Yusuf dan Bunda Tiara masih di ruang keluarga. "Mah,
ceritai dong ke Papa tentang Fikri itu, teman Nindya itu.." "Boleh.. sekarang?"" "Iya
laah.. kapan lagi coba.. masa nunggu hari esok." Bunda Tiaramulai bercerita, "begini
yaa, Fikri temannya Nindya itu, anaknya baik.." "Teman kuliahnya juga?"" "Bukan sih.
Nindya ketemu Fikri itu saat di toko buku katanya. ... Saat, saat yang lalu Fikri juga
pernah kemari kok, mengabari Nindya tentang keadaan kakaknya, Haris.." "Teruss.."
kata Ayah Yusuf. "... Barulah Nindya tau bahwa Fikri yang sudah lama dikenalnya itu.."
"Yaa teruss.." "teras terus, teras terus.. bentar, Pah. Mama mau minum dulu, haus."
"Hmm.. si Mama.." 76 dzyemtri.muharram@gmail.com
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"..." -???Hangat mentari menyemangati diri, saatnya menatap hari dengan penuh
inspirasi, langkahkan kaki telusuri detik yang terus berjalan tiada henti. Luthfi pun
berangkat untuk menghadiri sebuah acara yag kemarin lusa sempat tertunda. Ia kembali
kendarai Vespa temannya, menjelajah jalan-jalan ibu kota yang kadang macet namun
untungnya tak lama. Luthfi hadir di antara yang lainnya, ia duduk di depan seperti tamu
istimewa saja. Tibalah waktunya untuk memulai, melanjutkan kembali acaranya. "Baik
kita lanjutkan. Perlu diketahui, program yang dibuat Pak Zakaria ini memerlukan kata
kunci untuk membukanya, dan perlu cara unik untuk memecahkannya. Seperti yang kita
bahas kemarin bahwa dalam program ini terdapat 3 buah kata kunci yang bisa dipilih,
diketikkan kata demi kata, dan diantara kata itu harus ada jeda. Misal, seperti yang kita
ketahui , keynya itu cintailahrasulullah, maka ketik cintailah berhenti sejenak, lalu
dilanjutkan dengan mengetikkan rasulullah. Sebenarnya program ini tak perlu
penekanan ENTER maupun OK segala, tombol OK di sini hanyalah pengecoh saja.
Oleh karena itu, setelah anda-anda ketikkan dengan benar, dalam hitungan tujuh detik
program tersebut akan terbuka dengan sendirinya. Cukup dapat dipahami.."! Tapi, jika
yang Andaanda ketikkan itu salah, program itu akan musnah dengan sendirinya," tutur
Panitia itu yang kemudian ia lanjutkan bicaranya. "Di sini ada dua orang yang berhasil,
benar-benar tepat, yang akan mendapatkan hadiah lebih dan lebih, sebuah hadiah
istimewa. Mereka itu adalah Gofa dan Luthfikri. Hanya ada satu nama saja yang akan
mendapatkan hadiah istimewa itu, berupa seperangkat komputer spesifikasi tertinggi
saat ini. Siapa diantara mereka berdua yang mendapatkannya"!" "Gofa.. Gofa..!!" teriak
sebagian orang yang ada di sana. "Luthfi.. Luthfikri..!!" kata yang lainnya lagi. 77
dzyemtri.muharram@gmail.com "Tenang dulu.. berdasarkan pertimbangan Panitia dan
setelah rapat kemarin.." ucap Panitia. Mereka yang menyaksikan kembali ricuh
menyebut nam Gofa juga Luthfi. Panitia pun berkata, "Tenang.. harap tenang..!! Hmm..
seseorang yang berhak mendapatkannya adalah... adalah.. siapa?"!.. Yaa.. Luthfikri..!!
Selamat buat Luthfikri." "Hah gue?" kok gue" Kok bisa"!" kata Luthfi pada teman di
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
sebelahnya. "Weiyy.. selamat.." ucap seseorang disampingnya itu. Beberapa meter dari
tempat duduk Luthfikri, Gofa berkata agak keras, "Waah kok gitu, kenapa mesti
Luthfi?"!" Gofa tak terima dengan putusan itu. "Bener tuhh..!!" ucap Ozi, salah seorang
teman Gofa. Seorang Panitia memberikan microphone pada Gofa, lalau ia pun bicara,
"Pak, masa dia yang dapatkan itu, walau kita berdua sama-sama berhasil, tapi saya kan
yang lebih cepat memecahkannya. Lagian dia kan hanya sekedar menggantikan Haris."
"Coba pertimbangkan kembali donk, Pak.." ucap seseorang di samping Gofa. "Saya
perlu penjelasannya, Pak..!" ucap Gofa. Luthfi akhirnya berkata, "Pak Panitia, saya
sadar saya tak lebih unggul darinya, juga saya sendiri hadir di sini hanya untuk
menggantikan sahabat saya, Haris. Kayaknya saya tak begitu berhak atas pengharaan
itu semua. Bukanlah untuk saya seharusnya." "Memang begitu seharusnya.." kata Gofa.
"Hmm.. bagaimana para Panitia?"" tanya panitia itu pada yang lainnya. "Okkelah kalo
begitu.. mmm setelah kami pertimbangkan dengan matang, hadiah tersebut diberikan
seutuhnya pada Gofa. Selamat buat Gofa. Dan untuk Luthfi, maaf, mungkin Anda belum
beruntung detik-detik ini. Yaap, coba nanti kita lihat sebuah tayangan sebentar lagi,
sedang dipersiapkan, yang akan menjelaskan ini semua," ucap Panitia. 78
dzyemtri.muharram@gmail.com Ketua Panitia mulai bicara melajutkan temannya,
"Kami dihadapkan dengan berbagai pertimbangan. Disatu sisi kami harus mengikuti apa
perintah dari Pak Zakaria, mengenai penentuan pemenangnya. Disatu sisi kami pun sulit
untuk menentukan pemenangnya. Walau memang sebenarnya kami tegaskan sekali
lagi, di sini, dalam acara ini tak ada istilah menang atau kalah." "Pak, sudah siap
ditayangkan," ucap seorang Panitia. "Yaa, mari kita saksikan bersama tayangannya.
Semoga ini dapat memperjelas semuanya dan dapat dipahami kita semua. Gofa,
perbaikilah sikapmu..!" kata ketua Panitia saat video mulai diputarkan. Sebuah video
hasil bidikan kamera pengintai diputar dihadapan semua yang ada di sana. Video itu
menayangkan tentang Gofa dan Haris ketika ia berada di rumah Pak Zakaria. Di sana
terlihat Gofa yang hendak memasangkan sebuah keylogger hardware di komputer Pak
Zakaria. "Inilah yang dilakukan Gofa sebelum ia benar-benar bisa memecahkan
teka-teki program yang dibuat Pak Zakaria itu," kata seorang Panitia. Ketika penitia itu
berkata demikian, Gofa tertunduk malu, tak bisa mengelak tak bisa menangkalnya.
"Huu.. hu.. curang loe..!!" ucap beberapa orang. "Dan coba lihat yang ini.." sambung
Panitia itu. Kali ini menayangkan Haris yang pada waktu itu hendah ngeprint. Lalu
memasang flasdisk miliknya. Tak sengaja ia lihat sebuah keylogger yang tertancap.
"Hah.. keylogger?" kata Haris. Di sana Haris pun mencuri data yang yang terekam oleh
keylogger itu sekaligus mengcopy paste program buatan Pak Zakaria ke flashdisknya.
Setelah memprint beberapa lembar tulisan, ia bertemu dengan Gofa yang juga
berkunjung ke rumah Pak Zakaria untuk mengambil jaket. Terlihat dengan jelas gerak
gerik mereka dalam video rekaman itu.
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
Seorang Panitia melanjutkan bicaranya, "Pak Zakaria pernah berkata ketika
memperlihatkan video tersebut untuk 79 dzyemtri.muharram@gmail.com kali pertama
pada saya. 'Jika pada waktunya nanti diantara mereka berdua atau keduanya berhasil
dengan tepat memecahkan program yang saya buat itu, carilah diantara keduanya yang
lebih jujur , minimal mereka mengakui akan kesalahannya sendiri sebelum kita hadirkan
sebuah bukti kehadapan mereka,' begitu kata beliau. Cari yang jujur, Pak" tanya saya


Apa Yaa Karya Dzyemtri Muharram di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

saat itu. 'Iya, carilah yang jujur. Mmm.. bangsa ini butuh orang-orang yang jujur.
Kejujuran itu adalah hal yang teramat berharga tiada tara. Namun janganlah sesekali
memanfaatkan kejujuran yang nampak pada diri seseorang itu, kita jadikan sebagai
tameng, sebagai pelindung untuk sebuah kesalahan, sebuah ketidakjujuran, menutupi
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
kebohongan dari diri kita sendiri,' sambung Pak Zakaria. Saya tak sempat bertanya lebih
lanjut, karena waktu itu beliau agak sibuk dan terlihat sakit-sakitan. Dan sekarang saat
kami dihadapkan pada satu hal yang cukup rumit, tentang penentuan pemenangnya.
Yaa, kami harus menimbangnimbang diantara kedua orang ini, yaitu Gofa dan Haris
yang tak kan mungkin menghadiri acara ini. Kami berempug, lalu kami putuskan untuk
memberikannya pada Luthfikri pengganti dari Haris. Namun ketika putusan kami ini
mendapat penolakan, diprotes. Kami berpikir kembali, memang kejujuran itu tak mudah
begitu saja diketahui, dibuktikan. Jadi kami putuskan untuk yang kesekian kali,
pemenangnya adalah Gofa. Sementara untuk Luthfi, kami hanya bisa ucapkan maaf
saja saat ini. Cukup sekian dari saya , sekarang giliran Pak Ketua untuk mengucapkan
beberapa patah kata, yang tak patah." Katua Panitia kembali bicara dihadapan semua,
didampingi Pak Yusuf, "Yaa, terima kasih. Hmm.. hm.. saya.. harus menyampaikan
sesuatu, dan ini.. ini teramat penting, terutama bagi seseorang yang ada didekat
Anda-anda sekalian. Selamat.. Gofa, Anda tetap dapatkan hadiahnya. Buat Luthfi, Anda
janganlah berkecil hati dulu. Walau Anda tak cukup berhasil, namun Anda sungguh
sangat beruntung. Mungkin Luthfi juga semuanya bertanya-tanya mengapa saya 80
dzyemtri.muharram@gmail.com ketakan demikian. Inilah jawabannya, ini diambil
kemarin lusa. Kita lihat saja!" Sebuah tanyangan pun ditampilkan. Nampak Pak Zakaria
yang mulai berkata-kata membacakan sebuah tulisan, begini katanya,
'Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Atas Ridho
Alloh yang Maha Melihat, Maha Menyaksikan. Pada hari ini, Senin, tanggal 23 Januari
2006. Dengan tulus ikhlas, tanpa adanya paksaan sedikit pun, dari siapa pun, dari pihak
mana pun. Saya menyatakan bahwa saya, Zakaria Zulkarnain, mewariskan,
memberikan seluruh kekayaan saya termasuk seluruh perusahaan saya kepada
seseorang yang bernama Luthfikri. Ia adalah mahasiswa saya, yang juga salah satu
peserta yang hadir disebuah acara yang saya selenggarakan dan merupakan salah
seorang dari yang enam itu yang mungkin ada didekat Anda-anda saat ini. Sekian dari
wasiat saya. Terima kasih. Terima kasih saya ucapkan untuk semuanya.
Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.' Terlihat Pak Zakaria membubuhkan
tanda tangan pada selembar kertas yang kemudian diserahkan pada kuasa hukum dan
saksi untuk ditanda tangani juga. "Subhanallah.. apa ini benar?" Apa ini nyata"
Alhamdulillah, Yaa Allah.." kata Luthfi dalam hati. Ia pun mendapat ucapan selamat dari
orang-orang di dekatnya. Pak Yusuf, selaku kuasa hukum Pak Zakaria. Ia bacakan surat
wasiat itu kembali dan memperlihatkan yang ada di sana. Kemudian ia berkata, "Inilah
surat wasiat itu dan ini sah. Untuk Luthfi, silakan ke depan." Pak Yusuf menyalaminya
dan ucap selamat padanya, "Selamat Luthfi, selamat.." Pada hari setelah acara selesai,
Luthfikri menuju kantor Pak Yusuf bersama Pak Yusuf tentunya, sedang Vespa yang
dibawanya saat itu telah diambil temannya. Di tengah perjalanan Luthfi berkata, "Pak,
bisa berhenti dulu di depan sana?" "Ohh, boleh.. Ada apa?" tanya Pak Yusuf. "Cuman
mau potong rambut, udah nggak enak gini." 81 dzyemtri.muharram@gmail.com "Mm..
gitu.. boleh.. boleh.. berhenti di mana?" tanya Pak Yusuf lagi. "Di depan.. dikit lagi tu..
'Pangkas Rambut Edun' ... tu" "Kenapa nggak di salon saja potong rambutnya, di dekat
kantor ada tuu, sekalian saja di sana." "Di sini aja, Pak. Sekalian silaturrahim sama
teman saya. Yang punyanya memang teman saya sih.." "Ohh.. teman Anda.." "Jadi,
berhentinya di sini aja?" kata Pak sopir. "Yap, Pak, berenti di sini," ucap Luthfikri. Ia
keluar dari mobil berwarna hitam itu, lalu berkata pada yang berada di dalam, "Pak,
mungkin saya agak lama, nanti saya menyusul saja ke kantor bapak." "Kamu bisa
nyetir?" "kebetulan bisa, Pak. Namun belum begitu mahir." "Kalo gitu, saya ke kantor
duluan. Ditunggu yaa.." "Iya, Pak. Ei..yaa.. alamat kantor Bapak" Sampai lupa saya."
"Ini, Anda jangan naik taksi atau naik angkutan umum dulu. Nanti ada mobil silver kok
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
yang jemput ke sini, tungguin saja masih di belakang dalam perjalanan," ucap Pak Yusuf
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
sambil memberikan kartu namanya. "Owh, iya Pak.." "Begitu saja yaa, kami berangkat."
"Iya Pak.." ucap Luthfi, lalu ia melangkah ke dalam sebuah bangunan. Ia disambut oleh
temannya itu. "Heyy kawan, udah lama tak berkunjung," ucap Hamdan, pemilik tempat
potong rambut itu. "Iyaa nih, udah hampir dua bulanan ya agak ketemu.. Gimana
kabarnya, Bang?" "Baik.. Alhamdulillah.. kamu juga bagaimana" Adikmu baik juga?"
"Yaa.. samalah kayak yang dibilang Abang tadi, baik Alhamdulillah. Langsung sajalah,
Bang." "Okelah.. Mau diapain nih modelnya, yang biasa?" "Iyalah, seperti biasa.." 82
dzyemtri.muharram@gmail.com Tanpa banyak tanya lagi sang pencukur rambut itu
mulai memotong helai demi helai rambutnya yang hitam. Setelah 15 menit, akhirnya
selesai juga. "Makasih Boss.. Ini.." kata Luthfi memberikan semua uang yang ada di
dompetnya, sisa gajinya yang masih ada. Tiga lembar uang seratus ribuan ia berikan.
"Lah.. kok, ini apaan" Gak ada kembalian," ucap Hamdan memberikan kembali uang itu.
"Terima saja, Kang. Alhamdulillah saya dapat rezeki lebih.. Mari Kang,
Assalamu'alaikum.." ucap Luthfi yang kemudian pergi keluar. "Wassalamu'alaikum..
ehh.. Wa'alaikumsalam.." ucap Hamdan yang masih terdiam. Saat keluar dari tempat itu,
Luthfi disambut sebuah mobil silver yang sedari tadi menungguinya. "... Pak Luthfi?"
tanya orang di dekat mobil itu. "Iya.. saya sendiri.." "Silakan masuk, Pak.." ucap Pak
sopir lagi. Luthfi masuk ke mobil itu yang kemudian melaju menuju kantor dimana Pak
Yusuf sedang menunggu dirinya. Tibalah Luthfikri di kantor Pak Yusuf. Dengan diantar
seorang karyawati, ia langsung menemui Pak Yusuf di ruangannya. "Luthfi, silakan..
masuk saja." "Maaf, Pak. Nunggu lama yaa?" ucap Luthfi. "Ah nggak apa-apa. Silakan
duduk." Pembicaraan pun berlanjut ke hal yang lebih serius. Tiba-tiba Nindya datang ke
kantor Ayahnya itu. "Ayah ada?" tanya Nindya pada salah seorang yang berada di
halaman kantor. "Ada, ada.. baru saja tiba." "Makasih Mbak.." ucap Nindya langsung
pergi menemui ayahnya. 83 dzyemtri.muharram@gmail.com Tukk.. tuk.. tuk.. pintu di
ketuk. "Masuk.." ucap Pak Yusuf. "... Ehh putri ayah.." ucapnya lagi. Luthfi belum
meliriknya, ia disibukkan dengan membacabaca dokumen penting dihadapannya. "Ada
apa"!" "Mmm.. nanti malem bisa makan malam bersama kan, Yah?" "Insya Allah bisa,
emangnya ada apa, tumben nih?" "Ada seseorang yang ingin dikenalkan ke Ayah."
"Siapa?"" tanya Pak Yusuf. "Fikri itu, Yah." "Ohh, boleh.. nanti malam yaa?" "Yap.." Saat
Nindya ucap nama Fikri, Luthfikri berhenti membaca dokumen-dokumen itu, lalu ia
menoleh ke belakang, ke arah sumber suara itu. "Hah.. Nindya..!!" ucap Luthfi. "Mm..
kok.. Fikri, Kak Luthfikri.."! kok di sini?" "Ohh.. jadi Fikri ini toh yang mau Dya kenalin ke
ayah itu?" ucap Pak Yusuf. "Iyaa.. Kak Luthfikri. Ihh.. jadi maluu, ternyata orang
diomongin ada di hadapan. Nggak nyangka, habis beda sihh. Hehee.. he.." "Hmm..
ngapain malu.." ucap Pak Yusuf. Lanjutlah obrolan mereka hingga panjang bayangan
tiang bendera yang berdiri di depan kantornya yang tersinari cahaya sang surya menuju
senja, bayangan itu setara dengan tinggi tiang sebenarnya. -???Ketika restu telah Luthfi
dan Nindya kantongi, seminggu kemudian, mereka bertunangan. Beberapa bulan
setelah itu, saat Nindya selesaikan kuliahnya dapatkan gelar sarjana, mereka pun
akhirnya menikah. 84 dzyemtri.muharram@gmail.com Resepsi pernikahan mereka
dihadiri teman-temannya, teman Nindya juga Luthfikri. Hadirlah di sana, diantaranya
Mentari, Angga, Chyta dan Prima. Ketika Angga bersalaman dengan Ayah Nindya, ia
berkata, "Om, ternyata Om itu seorang lawyer juga yaa?" "Hmm.. Iya.. Do'ain saja Dek.
Semoga menjadi seorang lawyer yang Al-Hakim." Bisik Om Yusuf. "Tari.. Chyta.." sapa
Nindya. "Dya, bulan depan kami akan menyusul kamu," ucap Tari sambil menggaet
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
tangan Anggara. "Salamat yaa!" "Baguslah.." ucap Chyta yang memang sudah menikah
dari dulu. "Selamet yaa, Dya." ucap Prima yang membawa tunangannya. "Ini siapa"
Saudara kamu?" tanya Nindya pada Prima. "Bukan. Ini Tunanganku," jawab Prima.
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Kok nggak bilang-bilang siy?" "Nikahnya kapan Niyy?"" tanya Chita. "Mungkin May,"
kata Prima. "Maybe yes maybe no. Maksud loe." kata Angga. "Beneran.." kata Prima
meyakinkan. Luthfi hanya tersenyum menyaksikan obrolan mereka. Tak lupa hadir juga
sahabat-sahabat Luthfi, mulai dari teman kerjanya saat di toko buku, sang tukang cukur
rambut, sampai Geo dan Narto. "Hey.. selamet menempuh hidup baru aja, Sob," kata
Narto. "Hmm.. nikah juga Loe akhirnya," ucap Geo. Di sana ada pula Sandy dan Fan
yag menyanyikan lagu menyambut para tamu, penambah kebahagiaan mereka. Sesaat
sebelum resepsi pernikahaan itu usai. Luthfi dan Nindya bersanding bagai Prince dan
Princes. Rasanya kebahagiaan hanyalah milik mereka berdua saja. Luthfi kecup 85
dzyemtri.muharram@gmail.com kening Nindya dengan berjuta cinta. "Mm.. Maaf
kukecup keningmu untuk yang kedua kali [pertama setelah akad nikah, Red], maafkan
aku. Akankah kau berikan maaf itu pada diriku, wahai istriku?" ucap Luthfikri dengan
nada lembut. "Hmm.. sayangnya saat ini aku tak bisa memaafkanmu, wahai suamiku.
Mengapa kau ucap maaf itu?" Kata maaf yang tak seharusnya kau ucap karena
mencintaiku," kata Nindya, "Mmm, begitukah"! Jadi, tiada maaf nih?"" hhee, maafin
yaa.. ya.. yaaa.." "Nggak ahh.." "Please.. tuan putri." "Iya dehh aku maafin, ada da ajah
ihh.." seraya mencubit suaminya itu. "Auww.. Idiihhh.. malah cubit-cubit lagi.. hmm.. aku
balas hayoow..!!" -???Empat tahun kemudian, mungkin jauh, mungkin juga dekat, di
jagat maya sana, di sebuah situs komunitas 'KP Open Source Project' dipublikasikanlah
sebuah software hasil dari pengembangan 'k0rupt0r Perish' sebuah k0rupt0r cleaner itu.
software itu dirilis dengan nama baru yaitu 'KPK' [Kami Pelindung Komputer]. Nama ini
berdasarkan kesepakatan para anggotanya, karena software ini bukan lagi hanya
sekedar k0rupt0r cleaner saja, namun juga tool-tool yang berguna terkandung
didalamnya. Disamping itu, penamaan software ini dimaksudkan untuk mengingatkan
sekaligus ikut mensupport sebuah lembaga yang bergerak dalam pemberantasan
korupsi di negeri kita tercinta, Indonesia. Tau kan"! Pastinya taulah..!! Di situs itu pula
Luthfikri ucapkan terima kasih buat semua orang atas partisipasinya. Juga tentu buat
Haris sebagai penggagas awal terciptanya software itu. Luthfi terdiam menatap
postingan-postingan di forumnya, seraya ia tersenyum dan ikut nimbrung. 86
dzyemtri.muharram@gmail.com Jauh di balik layar monitor yang ditatapnya, ada
seorang remaja yang masuk dalam forum itu juga, menggunakan Mozilla Firefox,
browser favoritnya sebagai perambah alam maya. Tak lupa remaja itu pun membuka
situs jejaring sosial yang kini digandrungi berjuta-juta pengguna, apalagi kalau bukan, si
Facebook dan Twitter. Ia lihat sana sini update-an status kawan-kawan yang ada di
friend list-nya, sejenak ikut mengomentarinya sambil mendownload sebuah file ISO
salah satu Distro Linux yang memang dibutuhkannya untuk bahan pembelajaran.
Setelah kelar mendownload, beberapa saat kemudian ia pun logout dan keluar dari
warnet Never Out, membetulkan celananya yang agak melorot, sebelum pergi naik
angkot. Sempat-sempatnya ia update status dalam angkot lewat BB [baca: bukan Bau
Badan] yang lumayan erat ada dalam genggamannya. 'Tadi abis dari Never Out,
sekarang lagi di angkout.. :P Gue mau menuju Mosque.. :) Tungguin kawan, bentar lagi
gue nyempe, ntar gue beliin tape sama tempe.. biar nanti kite makan rame-rame..
hehehee.. :D' begitulah update-annya, lumayan menarik. Kemudian ia masukkan BB itu
ke saku bajunya, dan tibatiba saja smart phone-nya itu berdering, terdengar nyaring
lantunan suara Adzan. Sontak saja penumpang lainnya pada keheranan, "Lho, udah
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
adzan lagi toh"!" ucap salah seorang bapak-bapak penumpang angkot itu seraya
melihat jam tangan miliknya. "Lha, kan baru jam sebelas siang. Belum waktunya kan"
Masa udah Adzan Dzuhur?"" "Iyaa.. yaa.."! ngaco kali tuu 'bebe' Loe.." kata remaja
cantik yang berada di samping remaja itu, lalu berkata, "Ehh.. maaf.. maaf.. Jeng.. ini
bukan Adzan biasa, ini nada dering panggilan masuk saya," kemudian menerima
panggilan itu. "..." "Wassalamu'alaikum.. Iya nanti pas pukul satu lebihan dikit, gue ke
sana.. benerann.. iyaa.. yuuuw!!" "..." 87 dzyemtri.muharram@gmail.com Beberapa
saat kemudian setelah itu Adzan kembali berkumandang dari BB-nya, kata remaja itu,
"Naah ini baru adzan yang sebenarnya tanda waktu dzuhur tiba." Disambung
kumandang adzan dari mesjid. Di dekat sebuah mesjid, angkot berhenti. Remaja
tampan itu turun diikuti seorang remaja cantik. "Kamu di sini juga?" tanya remaja cowok
itu. "Iyya.. Mm.. Ini Pak.." ucap cewek itu hendak berikan uang. "Udah dari aku aja
sekalian." "Tapii.." "Udah.. nggak apa-apa.." "Makasih dehh.."
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Yap. ... Ini Pak," kata remaja cowok itu meberikan ongkosnya pada Pak sopir. Sambil
jalan, mereka ngobrol sebentar, biasa obrolan anak remaja. Diawali tukaran nomor
handphone sampe nanya udah punya pacar ato belum segala. Sesampai di pintu
halaman mesjid, mereka pun berpisah, lalu remaja cowok itu berjalan menuju samping
mesjid, sejenak mengambil air wudhu, bersiap untuk melaksanakan shalat fardu, shalat
dzuhur saat itu. -??-??Selesai juga Aldy membaca cerita itu. Pada akhirnya, di halaman
terakhir ia temukan juga data mengenai Kak Rama alias Kak Zik, yang sekaligus penulis
cerita yang kini selesai dibacanya. Namun sayang, tak ada nomor telephone atau pun
handphone, yang ada hanya alamat rumah dan e-mail saja. Aldy langsung memberi tau
kakaknya tentang hal tersebut. "Kak, ini Kak ada, ketemu." "Mana.. manaa.." Aisycha
langsung mem-print alamat teresebut. 88 dzyemtri.muharram@gmail.com "Kak salin
kan juga donk cerita ini ke komputer kita," pinta Aldy. "Cerita apaan" Yang semalam?"
"Iya, ini, bikinan kak Rama, seru deh." Lalu Aisycha menyalinkan file cerita tersebut.
Walau hatinya sedikit nggak enak menyalin dokumen orang tanpa sepengetahuan
pemiliknya. Aisycha yang sudah siap pergi ke sekolah, ia juga menyalin tugas yang
telah diketiknya kemarin sore ke dalam flashdisk miliknya. Namun sayang, komputernya
kini terjangkiti virus yang bersumber dari flashdis-nya. "Yah Dek, komputernya kena
virus, aduhh..!! Padahal kemarin nggak kok, mmh bisa jadi..!!" Aisycha mengingatingat
bahwa flashdisk-nya sempat dipinjam oleh temannya, dan ini pasti karena itulah yang
menyebabkan komputernya kini bersarang virus. "FD punya kak Zik kena juga lagi,
waduwhh," Aisycha tambah bingung mesti gimana. "Yah kakak..!!" "Adik, nanti berikan
flashdisk kak Zik yah. Kakak berangkat sekolah dulu, nanti kesiangan lagi. Kalau adik
nggak tau alamatnya, minta dianter sama ayah saja, yaa." "Iya, Kak." "Sekalian bilangin,
maaf flashdisk-nya kena virus gitu yah. Jangan lupa." "Iyaa," jawab Aldy sambil
mengangguk. Kebetulan pagi itu ada teman sekolah Aldy yang datang ke rumah,
ngajakin main. Dan sekalian saja ia berikan flashdisk itu dengan ditemani bersama
temannya yang memang tahu di mana alamat kak Rama itu, jadi tak usah diantar
ayahnya segala. Ayahnya pun mengizinkannya. Kemudian pergilah mereka ke rumah
kak Rama untuk mengembalikan flashdisk tersebut. Sesampai di depan rumah Rama,
mereka bertemu dengan Mang Dadang dan menanyakan maksud kedatangan 89
dzyemtri.muharram@gmail.com adik-adik itu. Selanjutnya Mang Dadang
mempersilakan masuk dan segera memberitahu Rama. "Den Rama, ada tamu tuh," kata
Mang Dadang. "Siapa, Mang?" Oh adik, udah sembuh kakinya"!" "Udah kak." "Ada apa
yah, Dik?" "Mmm.. cuman mau ngembalikan flashdisk kakak yang tertinggal kemarin."
"Oh iya, pantesan kakak cari cari gak ketemu, ternyata ketinggalan di rumah Aldy yaa..
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
Akhirnya ketemu juga, Alhamdulillah," Rama girang. "Kak.." "Yaa Dik, kenapa?" "Mmm..
maaf kak flashdisk-nya sudah Aldy buka dan baca-baca isinya, termasuk cerita bikinan
Kak Rama." "Ini kak," ucap Aldy memberikan flashdisk-nya dengan menunduk takut
dimarahin. Rama memandang mereka dengan penuh senyum, tak nampak dalam raut
wajah Rama maupun terlintas dalam pikirnya untuk menegur apalagi memarahinya
ketika ia menyaksikan sebuah kejujuran, kepolosan pada face seorang anak. Seraya
berkata, "Baca cerita kakak yang judulnya itu ... apa yaa"! Belum diberi judul deh
kayaknya. Adik udah menyalinnya?" "Udah Kak, maaf," lagi-lagi Aldy minta maaf.
"Nggak apa pa, Adik menjadi orang pertama yang membacanya. Ini siapa teman adik?"
Rama menanyakan yang di sebelah Aldy yang diam saja dari tadi menyaksikan
pembicaraan Rama dan Aldy. "Iyah.. namanya Ronee." "Dik Ronee udaah baca cerita
kakak juga?" "Belum, gak tau." "Di rumah ada komputer?" "Ada punya ayah," jawab
Ronee. "Adik mau, Kakak salinkan yaa buat adik." "... Boleh, Kak." 90
dzyemtri.muharram@gmail.com "Eh Kak, iya nih sampe lupa. Kata Kak Icha, maaf
flashdisk-nya kena virus gitu deh." "Virus.."! that's fine, kita tumpas dulu virusnya,
hehee.." Rama sedikit tertawa. Aldy dan Ronee pun ikut tertawa. Usai scanning virus,
Rama menyalinkan cerita tersebut ke sebuah cakram CD-R yang kemudian ia berikan
kepada Ronee. "Ini dek Ronee, ceritanya udah kakak salin, selamat
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
membaca yaa." "Makasih, Kak." Sesaat kemudian mereka berpamitan untuk pulang.
-???"Aldy, main ke warnet yuk!!" ajak Ronee. "Gak akh, mau ngapain coba." "Ayo lah..
cuman bentar kok," ajak Ronee lagi sedikit menyeret tangan Aldy. Dengan sedikit
terpaksa Aldy menuruti ajakan Ronee, mereka pun pergi menuju ke warnet. Masuklah
mereka ke warnet, Ronee duduk tegap di hadapan monitor sedang Aldy berada di
sebelahnya. "Mau nyari apaan?" tanya Aldy. "Yaa apa aja.." Entah di sengaja atau
nggak Ronee membuka sebuah situs yang memang 'terlarang'. "Ron, lihat tuh ada
peringatan!" Aldy mengingatkan Ronee untuk tidak membuka halaman tersebut sambil
menunjuk tulisan yang terpampang di dinding, di hadapannya. :: TIDAK
DIPERKENANKAN DAN TIDAK DIBENARKAN MENGAKSES HALAMAN YANG
MEMUAT KONTEN PORNOGRAFI DAN KEKERASAN. JANGAN COBA-COBA, BILA
KAMU GAK MAU KENA JITAKK!!! ::: 91 dzyemtri.muharram@gmail.com Baru juga
Aldy mengingatkan, di layar monitor muncul pesan "SILAKAN TUTUP HALAMAN INI.
JIKA TIDAK, KOMPUTER ANDA AKAN DIMATIKAN SEGERA!". Namun Ronee tak
mengindahkannya, ia tetap tak menutupnya. Hingga dalam 5 detik setelah itu, akhirnya
komputer pun mati dan tak hanya komputer yang dipakai Ronee saja yang mati, tapi
juga seluruh komputer yang ada dalam jaringan, terkecuali komputer server tentunya
tetap menyala. "Waduhh.. kok mati sih. Mati lampu gitu" Kan engga!!" ucap pengguna
komputer sebelah yang lagi asyik chat. "Jiaah, masa gue kudu ngetik ulang"! Belom di
save ...!!! haeuuh..!!" kata user lain yang kesal bener. "Hmm.. ini tu kayaknya ada yang
ngakses situs 'terlarang' deh," ucap user lainnya. "Siapa yah"!" tanya penjaga warnet
yang satu lagi. "Mesti dijitak nigh..!!" kata user lain kesel. Ronee dan Aldy pun panik.
"Aldy, cepetan pulang yukk.!!" ajak Ronee. Mereka langsung saja cabut keluar dari
warnet takut ketahuan bahwa itu adalah ulahnya. "Mungkin mereka tuh," ucap pengguna
yang tadi di sebelah Ronee. "Uuuh.. anak-anak nakal..!!" "Heuuh ada-ada aja.."
-???"Tuh kan kata aku juga," ucap Aldy agak menyalahkan Ronee. "Iyaa.. maaf Aldy"


Apa Yaa Karya Dzyemtri Muharram di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kita ke Kak Rama aja yuk!" ajak Aldy. "Mau apa lagi, kan tadi udah?" tanya Ronee. "...
Oh iya, minta kak Rama buat benerin komputer. Ayooo...!!" Aldy teringat akan
komputernya yang kena virus itu. 92 dzyemtri.muharram@gmail.com "Ayoo, kenapa
gak dari tadi pas berikan flashdisk, bilanginnya." "Yaa, tadi sih gak keingetan aja.."
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
Kebetulan mereka bertemu dengan Rama yang baru akan keluar halaman rumah
dengan motornya. "Kak..!!" sapa Aldy. "Yaa, Dik ada apa, ada yang tertinggal?" tanya
Rama. "Ahh nggak, mmm.. bisa benerin komputer Aldy gak, Kak. Yang kena virus itu?"
"... Bisa dicoba, sekarang?" "Iya Kak, soalnya mau dipake, itu juga kalo gak ganggu."
"Ah nggak. Kalo gitu, ayo naik motor Kakak!" Rama tak bisa menolaknya, walau
sebenarnya ia ada urusan lain. "Yah gagal lagi nih ke warnet-nya, tapi tak apalah. Moga
aja ada Aisycha, mmm.. Aisycha." Walau begitu, hatinya tetap berseri ketika menyebut
nama Aisycha. Dan mereka pergi menuju rumah Aldy. Namun di perjalanan Ronee
berkata, "Kak, Ronee gak jadi ikut ke rumah Aldy. Soalnya gak bisa lama-lama nih,
bentar lagi akan pergi bareng keluarga. Anterin dulu ya, Kak!" "Yaa boleh.." "Yaahh, kok
gak ikut.." keluh Aldy. Motor pun membelokkan arah menuju rumah Ronee. Usai
mengantar Ronee pulang, sampailah mereka berdua di rumah Aldy. "Sampai jugaa,"
ucap Aldy. "Ayo Kak!" "Yuk!!" Mereka melangkah menuju depan pintu rumah.
"Tett..teett.tet.." bel berbunyi. "Assalamu'alaikum, yaah, ayah," ucap Aldy. Kedatangan
mereka disambut hangat oleh Pak Hijri, ayahnya Aldy. "Wa'alaikumsalam.. Ronee-nya
ke mana Aldy?" 93 dzyemtri.muharram@gmail.com "Ronee gak ikut, udah pulang,
Yah." "Ehh kayaknya pernah bertemu.." kata ayah Aldy sambil menunjuk Rama. "Eh,
Om yang ketemu di mushola itu kan" Om Iji" Apa kabar Om?" tanya Rama.
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Iya, Baik.." jawab ayah Aldy tersenyum. "Ohh.. Jadi Om ini ayahnya Aldy toh?" "...
Nggak nyangka yaa, bisa bertemu lagi. Eeh, silakan masuk," katanya lagi. Sambil
berjalan, Aldy bertanya pada ayahnya itu, "Ayah udah pernah bertemu kak Rama gitu?"
"Ya, Iya, Aldy.." "Yah, kak Rama ini mau benerin komputer Aldy yang kena virus." "Ohh
begitu.. Eee.. mari silakan duduk!" ucap Pak Hijri mempersilakan Rama duduk. "Iya Om,
makasih." "Aldy, bikinin air yaa, buat Kak Rama!" kata Pak Hijri. "Beress, Yah!" "Nak
Rama Om tinggal dulu." "Iya Om.." Kemudian Pak Hijri beranjak dari tempat duduk dan
menuju ke kamarnya. Sebelumnya Pak Hijri bertanya pada putranya, "Aldy udah
Dzuhur?" "Belum.." jawab Aldy. "Kak Rama udah Dzuhur?" ucap Aldy lagi malah
bertanya pada Kak Rama, sambil ia menyajikan minum. "Udah donk, dek." Rama
tersenyum. "Aldy, Dzuhur dulu ah," ucap Aldy sumringah. Menunggu Aldy selesai Sholat
Dzuhur, ayahnya siap-siap buat berangkat. "Nak Rama, Om nggak bisa nemenin lama
nih. Om bentar lagi mesti berangkat. Mau ngajar kursus dulu." "Ya Om.." 94
dzyemtri.muharram@gmail.com "Nanti ada Aisycha, putri Om. Sebentar lagi pulang
kok." "Oh iya. Mmm.. Om ngajar kursus Bahasa Inggris ya?" "Kok tahu?" "Mmm..
Kelihatan aja tadi Om bawa buku materi English," ucap Rama teringat Pak Hijri yang tadi
pemegang buku, ketika di teras depan. "Memang benar, Om ngajar Bahasa Inggris.
Tadinya Om ngajar di Bandung, namun Om ditarik buat mengajar di Jakarta, baru
kemarin itu juga, dua hari setelah pindahan dan kebetulan hari ini ngajar siang."
"Oooh..." Tiba-tiba saja,"Assalamu'alaikum.." pintu depan terbuka. Ternyata dibukakan
oleh Aisycha yang sudah pulang dari sekolah. "Wa'alaikumsalam.." jawab yang di dalam
rumah. Si Adik muncul seusai Sholat Dzuhur, "Tuh kakak udah pulang." Ayahnya
menghampiri ke depan. "Ayah belum berangkat?" tanya Aisycha. "Baru mau berangkat"
jawab ayahnya. "Ada tamu, Kak," ucap Aldy cengengesan. "Iya, ada tamu tuh," ayahnya
menambahkan. "Siapa.." tanya Aisycha. "Yang kemareen.." ucap si adik sedikit
mengangkat alisnya. "Siapaaa...?"" tanya Aisycha lagi tambah penasaran. "Ada dehh.."
jawab si adik menahan tawanya. Sambil mengambil tas, ayahnya berpesan kepada
mereka. "Ya udah, ayah berangkat dulu, baik-baik di rumah yaa." "Iya Ayah," jawab
mereka berdua sambil salaman. "Nak Rama ditinggal dulu, Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam," jawab semuanya. 95 dzyemtri.muharram@gmail.com "Hahh, Kak
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
Rama"! Kok bisa" Ada apa yaa"!" ucap Aisycha agak dipelankan. "Kenapa Kak, kaget
gitu, kangeen yaa?" bisik si adik yang senyam-senyum gak jelas, ngeledek. Aisycha
menghampiri tamunya, Rama. "Eh Kak Zik, udah lama?" tanyanya sambil tersenyum.
"Nggak kok baru bentar..." jawab Rama membalas senyumannya. "Ayo Kak, benerin
komputernya," ajak si adik pada Rama, udah gak sabaran. "Aku tinggal dulu yaa.."
Aisycha beranjak ke kamarnya, meninggalkan mereka berdua berkomputer ria. Aisycha
kembali dan menghampiri mereka yang lagi asyik melihat-lihat program apa saja yang
terpasang. "Komputernya belum di pasang Antivirus yaa, Cha?" tanya Rama, membuka
pembicaraan dengan Aisycha. "Iya tuu.. belum sempat." Untungnya Rama selalu
menyimpan sebagian master program [baca: installer] dan juga aplikasi-aplikasi portable
yang sering dibutuhkan dalam kondisi darurat seperti ini. Baik antivirus maupun tools
lainnya. Lalu Rama memulai memasang antivirus, yang memang masih bisa dilakukan
walau komputer dalam kondisi terjangkiti virus untuk kasus komputer yang ia tangani ini.
"Lihat ni dek, kita basmi virus-virus nakalnya." "Mana kak?" si adik khusyuk banget
liatinnya. "Tuh. Karena ini virus lokal, kita bisa gunakan antivirus lokal juga, ampuh kok,"
tegas Rama. "Virus lokal, Kak"!" tanya Aldy. "Iyaa, virus dan antivirus lokal, made in
Indonesia. Kita bisa gunakan antivirus PC Media Antivirus, SmadAV, Ansav, atau yang
lainnya." "Awas Kak, nanti flashdisk kakak kena virus lagi, kayak kemarin," ucap
Aisycha. 96 dzyemtri.muharram@gmail.com
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Gak apa-apa, don't worry..!! flashdisk-nya sih pasti kena virus, tapi tak apa. Kita masih
bisa kok menjelajah isinya walaupun folder maupun file sengaja dijadikan tersembunyi
oleh virus," tegas Rama lagi. "Tuh Dek, ... seru kan kalo virusnya kena!" "Iya, seruuw
juga." "Tapi nggak seru kalo terkena virusnya mah. Gimana ya biar gak bisa kena virus
selamanya?" ucap Aisycha. "Hehee... Ya yang terpenting itu hati-hati saja, instal
antivirus yang ter-update. Kalo gak mau kena lagi sama virus, cara terampuhnya beralih
sistem operasi saja. Gunakan saja Linux atau cobain komputer Mac buatan Apple yang
harganya agak 'wah' bagi kebanyakan orang. "Ini komputernya udah clean dari virus.
Flashdisk kamu di-scan sekalian aja coba, pasti masih ada virus-nya tuh." "Iya, ini Kak."
"Mmm.. beres juga akhirnya.." "Horeeey.." ucap Aldy girang. "Oh ya Cha, pasang
internet nggak?" "Nggak Kak, belum.. mangnya kenapa gitu?" tanya Aisycha. "Ahh,
nggaa.. Kalo ada sih, mau sekalian nebeng buat upload file.. hahaa.." "Heuheuu..
ada-da aja nie.." "Karena semuanya sudah beres, kakak pergi pulang yah. Sekalian mau
ke warnet dulu. Gak apa-apa kan dek?" ucap Rama. "Yaa, Kakak.. baru aja bentar."
"Nanti deh kapan-kapan kakak mampir maen lagi ke sini." "Yaa, deh kalo begitu," kata
Aldy. "Eh, sampai lupa flashdisknya," ucap Rama. "Ini Kak," ucap si adik memberikan
flashdisk, namun entah yang mana yang diberikannya pada kak Rama, soalnya
flashdisk-nya sama persis. 97 dzyemtri.muharram@gmail.com -???Beberapa saat
kemudian Rama pergi dengan motornya menuju ke warnet. Sesampai di sana, pada
waktu Rama hendak membuka flashdisk itu untuk meng-upload file. Terdapat sebuah
kejanggalan. "Wah, mana filenya kok gak ada di UFD gue, tadi kan ada"!" Rama sempat
kaget. Setelah ia lihat-lihat isi flashdisk-nya, ia tersadar bahwa flashdisk-nya tertukar
dengan flashdisk punya Aisycha. Namun ia tertarik juga untuk membuka sebagian file
milik Aisycha yang kini ada di genggamannya. Lalu ia buka sebuah file yang namanya
'Sepintas Dalam Hatiku' "Weisss, kayaknya seru nih. Sepertinya berbicara tentang cinta,
hahaa. Baca ahh," ucap Rama dalam hati kecilnya. Ia mulai membacanya dan kaget,
sungguh. "Lah.. ini tulisan kok tentang diriku ini." Ia membacanya terus dan terus.
"Hampa hati ini tak terasa saat kubertemu tak sengaja dengan sesosok pria baik hatinya
[mungkin, ku hanya baru menduga]. Zikr Ramadhan, itulah namanya, kupanggil ia
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
dengan sebuah nama: Zik, Kak Zik. Sebuah nama yang buatku mengaguminya dan
rasanya tak hanya sekedar mengagumi saja. Apakah kini di hatiku telah bersemayam
rasa cinta?" Entahlah.. Dirinya barusan kukenal sepulang sekolah tadi, terhitung sekitar
tiga jam sebelum kutulis catatan ini. ... " Begitulah sebagian isi dari catatan tersebut. 98
dzyemtri.muharram@gmail.com "Mmm.. bagus juga. Sekarang ku merasa yakin,
Aisycha adalah benar-benar cintaku. Hmm.. ternyata Aisycha juga suka padaku." Lalu,
Rama melihat-lihat lagi catatan yang lainnya. Dan kini tak hanya itu saja yang ia ketahui,
kini Rama lebih tahu, tahu lebih tentang siapa Aisycha. Dengan membaca sebagian
catatannya, Rama jadi tahu bahwa Aisycha adalah putri pertama yang di lahirkan dari
rahim seorang ibu yang bernama Citra Aisyah Nurul Fitri yang ternyata telah lama
meninggal. "Ya Allah, pantesan saja, aku gak pernah lihat ibunya. Dan ternyata
namanya juga hampir sama yaa. " lirih Rama. "Yaa, jadi keasyikan gini baca catatan
seseorang." "... Waduwhh, apa Icha baca tulisanku juga yaha"! Bisa berabe nie.. Ah,
kembalikan saja dulu ini flashdisk, siapa tahu dia lagi membutuhkannya. Soal
tulisan-tulisanku dibaca olehnya atau nggak, itu urusan nanti." Rama keluar dari warnet
tersebut, dan buru-buru pergi ke rumah Aisycha. -???Di tempat lain, setelah Zikr
Ramadhan pergi. Aisycha merasa penasaran dengan sebuah cerita yang dibaca
adiknya semalam dan juga tadi pagi. Sebelum Aisycha hendak membaca cerita itu. Ia
membuka-buka flashdisk yang dikira miliknya itu. "Ihh, kok begini"! Ini mah bukan bukan
flashdisk punyaku. Jangan-jangan ketuker lagi," ucap Aisycha. Dan ia teringat akan
catatannya di flashdisk miliknya itu, "Aduh gawattt.. gimana kalo Kak Zik buka-buka
fileku dan baca-baca catatanku" Pastinya aku akan maluu bangedh.. hheuu.. Ku harus
cepat-cepat menyusulnya, sebelum Kak Zik membaca catatanku." Ia panik. 99
dzyemtri.muharram@gmail.com
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
Namun, kepanikannya terhenti, ketika melihat sebuah file dalam flashdisk tersebut,
flashdisk yang dikira mikiknya itu. File itu bernamakan 'aisycha_citra_ramadhan.txt'.
"Kok nama aku siy?" kata hatinya heran. Ia lantas membuka dan membacanya. Dan
ternyata itu sebuah puisi. rasa ini kan kupelihara wajahnya masih tercitra di mataku
suaranya masih terngiang lembut senyumnya masih kurasa indah sungguh tiada tara
rasa ini kan kupelihara takkan kubiarkan hilang begitu saja hatiku hanyut bersama cinta
di dada kan kuberi cintaku hanya untuknya apakah ada citanya untukku"
==================================== Puisi ini saia buat saat teringat
seseorang yang baru kukenal, 'Aisycha citra Ramadhan' namanya. Aisycha, wajahmu
mengalihkan duniaku [ngiklan dikit :D]. Sungguh, mungkin engkaulah cinta sejatiku yang
telah lama kucari itu ^^ Puisi itu dibuat Rama sesudah ia dan teman-temannya selesai
memperbaiki komputernya, yang kamudian ia salin ke flashdisk miliknya setelah
ditemukan [dikembalikan oleh Aldy, adik Aisycha itu]. Aisycha tersenyum membacanya.
"Ya Allah, kok begini, kok begitu sih" Apa ini cintaku yang sesungguhnya"! ...
Kembalikan saja lah, Kak Zik pasti sangat membutuhkan flashdisk ini. ... Pura-pura aja
nggak tau." 100 dzyemtri.muharram@gmail.com Aisycha keluar rumah dengan
maksud untuk mengembalikan flashdisk tersebut. "Yaahhh.. motornya dipake si ayah
lagi." Dengan terpaksa Aisycha berjalan kaki. Baru saja melewati tiga rumah dari
rumahnya Aisycha berpapasan dengan Rama. Rama langsung menghentikan laju
motornya, dan menyapa Aisycha. "Icha, mau ke mana" Pasti karena ini kan?" sapa
Rama sambil mengacungkan flashdisk. "Iyah, flashdisk-nya ketuker. Ini kak." Aisycha
tak banyak basa-basi. "Mmm... sekalian tukeran nomer HP yaa" Bolehkan?" "Hm, boleh.
Nomor Kakak berapa?" ucap Aisycha. "0857 24 011 330 udah.." sebut Rama. Aisycha
mencatatnya dan langsung me-misscall-nya. "Yap, udah," ucap Rama menyimpan
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
nomor Aisycha. "Dan ..." "Dan apaa?" tanya Aisycha. "Ada satu lagi yang ingin
kukatakan sebenarnya," ucap Rama. "Apa Kak?" tanya Aisycha lagi. "... Gimana kalo
kita tukeran cinta?" Aisycha terdiam sesaat dan berkata, "Iiihh, tukeran cinta apaan?""
"Masa nggak ngerti?" tanya Rama. Kayaknya Aisycha tau bahwa Rama telah membaca
catatannya itu. "Kak Zik dah baca catatanku yah"!" "Nggak kok.." Rama ngeles seraya
tersenyum. "Jangan boong, hayoo.. ngaku ajaa.." "Iyaa, Aku ngaku deh, emang siy
sempet baca. maaf yaahh. Dimaafin nggak?"." "Pasti aku maafin. Mmm, aku juga,
baca-baca puisi Kakak. Maafin juga yaa!!" kata Aisycha agak tertunduk malu. "Hmm..
Maaf.." keduanya berucap demikian bersamaan. 101 dzyemtri.muharram@gmail.com
Tak lama kemudian, "Kamu terlihat lebih indah dan berseri.." ucapan itu keluar begitu
saja dari lisan Rama perbawa perasaan hati yang sebenarnya. Spontan saja Aisycha
sedikit memalingkan wajah manisnya. "Cha, Mau ke rumah kan?" tanya Rama
meng-clear-kan suasana. Sedang Aisycha hanya menganguk seraya tersenyum hangat.
"Mari kuantar tuan putri!" ucap Rama. "Mariii..!!" ucap Aisycha. Dalam perjalanan menuju
rumahnya, Rama mengisinya dengan obrolan bersama Aisycha. "Kamu punya
Facebook"!" Rama memulai pembicaraan di perjalanan pulang. "Pastilaah..!"
"Tambahkan aku yah.." "Mmm.. boleehhh.. e-mail-nya apa?" tanya Aisycha. "Aduh lupa
lagi.. Coba nanti liat di e-book yang adik kamu baca itu, pasti ada.." ucap Rama hendak
merogoh handphone miliknya, namun ia urungkan. Ia sadar ia sedang berkendara.
"Memang ada sih.." ucap Aisycha. "Owh.. udah di baca yah.." "Iyaa.." "Jangan lupa add
lho?"" "Iyaa.. Nanti aku add deh.." Tak lama dari itu, lantas Rama bertanya kembali
dengan pertanyaan yang persis sama saat bertukar nomor handphone. "Kamu mau kan
tukeran cinta denganku?"" tanya Rama. "Ihh.. pertanyaan itu lagi... Mmm... gimana
yah..?" ucap Aisycha gak nyangka mau nanya seperti itu lagi. "Gimana.. gimanaa?"?"
ucap Rama memanjangkan lafal 'a' agak lama di akhir ucapannya. "Mmm..m nanti aku
jawab via Facebook sajahh," jawab Aisycha yang pipinya nampak memerah. 102
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
dzyemtri.muharram@gmail.com "Yaa kelamaan dong.. Kan belom ditambahin.." Add
sekarang ajaa.. lewat HP.. hehee.." "Nantiii.. ajaaa... nggak sabaran banget siy.. gak
baik tau berkendara sambil mainin handphone," ucap Aisycha tersenyum gemas. "Iyaa
nanti aku add kalo udah nyampe rumah.. Tapi confirm yah,, awas kalo nggak di
confirm..!!" tambahnya lagi mengancam. "Yaa pastilah.. di-confirm oleh si akuw.." ucap
Rama kian akrab. "Facebook kamu sesuai nama asli kamu kan?" tanya Rama lagi. "...
Ehh.. awass itu banyak paku.!" seru Aisycha. Rama langsung membelokkan sedikit arah
motornya untuk menghindari paku-paku yang bertebaran. "Iyaa.. Facebook punyaku
pake nama asli kok.." sambungnya. "Oke deehh.. siipp lah.." ucap Rama sambil
memperlambat laju sepeda motornya. Tinggal beberapa meter lagi menuju halaman
rumah Aisycha, tiba-tiba saja tetangga rumah Aisycha yang sedang menyebor tanaman
tak sengaja menyemprotkan airnya kepada mereka. Rama dan Aisycha jadinya
kecipratan air juga, tak hanya tanaman saja. -??-??Awan mimpi kini menghilang, seiring
dengan semburan air yang datang. Byurrr... air kran mengalir dalam lorong-lorong
selang menyembur ke muka pemuda itu yang lagi enak tidur menjelejah mimpi. "Woy,
bangun udah siang Loe. Gak malu Loe ma mentari ..., susah banget sih dibangunin!!"
celoteh salah seorang temannya yang memang belum terlihat jelas rupanya siapa.
Ternyata itu Ricky dan Pak Satpam yang tersenyum 103
dzyemtri.muharram@gmail.com sambil memegang selang air. Pemuda ini tak kaget
lagi, apa lagi buat marah-marah pada mereka. Hal seperti ini mah sudah biasa dan ini
untuk yang kelima kalinya dia diguyur kayak gini, waktu dulu empat kali dan sekarang
satu kali mulai lagi. "Buruan mandi," kata Pak Satpam sambil menepuk pundaknya. Pas
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
banget ketika mereka keluar, temannya yang satu lagi masuk. Kelihatannya sih usai dari
Mushola habis Sholat Dhuha kayaknya. "Hey cuy napa Loe"! Basah kuyup kayak gini.
Udah renang di mana" Atau atap pada bocor ya?" Dengan akrabnya Dik Halim
menyapa pagi pertamanya di tempat ini, untuk kali kedua. Memang dulu sempat di sini.
"Eh, Im..!!" Begitu ia biasa panggil temannya tersebut. "Iya nih, diguyur air bah,"
tambahnya seraya tersenyum. "Eh, entar besok-besok ajak-ajak gue bangun pagi, biar
gak ketinggalan sholat lagi, kalo gak bangun-bangun guyur aja kayak tadi.." Dik Halim
hanya tersenyum mendengar ucapan temannya tersebut. Seraya meng-iya-kan. "Iyaa,
berresss.." "Gue mandi dulu, entar gue ceritain kenapa gue balik lagi ke sini," ucapnya.
Memang kemarin pas ia datang belum sempat cerita ini itu. "Yoii.. buruan sana.." ucap
Dik Halim. Pergilah ia menuju kamar mandi dengan handuk di pundaknya, sambil
mengingat-ingat mimpi semalam. 15 menit berlalu, ia pun muncul dan berpakaian rapi.
"Cerah juga ya hari ini." Dik Halim memulai pembicaraan dan memandang keluar kaca
jendela. "Iya.." jawab pemuda itu, teman Dik Halim. "Katanya Loe mau cerita." Dik Halim
mengingatkan. "Oh iya. Bentar.." Ia melangkah mendekat kaca jendela. Menghela nafas
sejenak, mengumpulkan tenaga tuk berbicara. 104 dzyemtri.muharram@gmail.com
"Hmm.. Sebenarnya gue ke sini lagi tu bukan karena gue kambuh lagi, Im. Tapi lebih ke
belum siap aja, gue butuh ketenangan. Udah seminggu sepulang dari dini rasanya
mental gue belum cukup siap. Masih ada rasa ketakutan terjerumus lagi ke dunia kelam.
Hidup dengan Narkoba dan tak menentu. Apa lagi teman gue yang suka nge-drug
sering ngajakin gue buat pake lagi." "Oo, gitu ..." ucap Dik Halim singkat, tak berkata
panjang lebar. "Sebenarnya gue kepingin di sini terus seperti Loe, ngurusin anak-anak
yang lain yang membutuhkan." "Yah jangan gitu, Loe masih punya keluarga, saudara,
mereka masih ngebutuhin Loe. Sedang gue udah gak punya siapa-siapa." "Bener juga
sih.." Sejenak keduanya terdiam menatap langit biru. "Eh Im. Loe bisa temenin gue ke
rumah buat berikan buku untuk ponakan gue yang hari ini ulang tahun, mumpung cuaca
cerah nih." "Bisa-bisa.., Bro. Sekaraang juga?" "Bentar lagi dah, ... seusai makan."
"Wokayy.. entar gue tunggu di depan," ucap Dik Halim. Beberapa saat kemudian.
Pemuda ini pun muncul seraya berkata. "Yoi, berangkaaatt..!!" ajak pemuda itu. "Yoo...!!"
Motor dihidupkan, mereka pun meluncur menjauh dari halaman menyusuri jalan-jalan
kota yang lumayan kotor dan macet juga terkadang tak aman. Tiba-tiba saja dalam
perjalanan ia melihat seseorang yang sedang mengobrol di seberang jalan mengenakan
t-shirt bertuliskan "Gue Moslem, napa Gue gak Sholat.."!"
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
Hatinya terdiam sesaat, sambil terus mengingat-ingat kata-kata tadi dan terus
mengejanya dalam hati. Hatinya pun tersentuh, dimana ia kerap lalai dalam hal sholat.
Seraya 105 dzyemtri.muharram@gmail.com membenarkan bahwa ia setuju dan
sangat setuju dengan kata-kata itu tadi. "Gue Moslem, napa Gue gak Sholat.."!" "I'm
moslem. Kenapa gue tak Shalat.."!! Why..?" Kenapaa.."! Harusnya gue Shalat..!!" "Dulu
pernah lihat film 'Kiamat Sudah Dekat'. Kiamat sudah dekat, kiamat terus mendekat dan
semakin dekat saja rasanya, faktanya. Apa lagi kalo makin banyak orang yang lalai dan
tinggalkan Shalat, atau memang lupa-lupaan sudah menjerat. Ya Allah, ampunilah diriku
yang kerap tersesat. Terimalah taubatku, ku teramat takut padaMu" Sayup-sayup dari
kejauhan kumandang adzan terdengar. "Im, Shalat dulu yuk!" ajak pemuda itu
mengagetkan Dik Halim yang sedari tadi bengong. "... Eeeh ... yuk-yuk, Shalat dulu,"


Apa Yaa Karya Dzyemtri Muharram di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jawabnya kaget. Namun Dik Halim merasa heran, ada yang aneh dengan temannya ini,
"Tumben ni orang, biasanya juga gue yang ngajakin." Terlepas dari rasa herannya Dik
Halim dan pemuda itu pergi menuju mesjid di pinggir jalan sana. Terus beranjak
mengambil air wudhu. Dan melaksanakan Shalat Dzuhur berjamaah. Seusai Shalat
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
mereka melanjutkan kembali perjalanan. Motor dihidupkan dan mulai menjauh dari
mesjid. Beberapa saat tak begitu jauh dari mesjid, ponsel berdering. Dik Halim yang
sedari tadi asyik memendangi jalan, seraya meraba-raba kantung belakang celananya
tuk mengambil dan menjawab telpon yang masuk tentunya. "Ada yang telpon yaa" Gue
pinggirin dulu motornya" Dik Halim pun cepat-cepat menjawab telpon tersebut, yang
ternyata dari panti. menyuruhnya tuk segera kembali, ada sesuatu di sana yang
membutuhkannya. 106 dzyemtri.muharram@gmail.com "Cuy, gue mesti ke panti dulu
nih, darurat. Jadi gue gak bisa terus nemein sampe rumah. Sorry uy..!!" Dik Halim
permisi mau ke panti dulu. "Ooh.. gak apa-pa. Mau gue anterin ke pantinya?" "Ah.. gak
usah entar Loe telat lagi, gue naik bis aja. Yuk ah.. gue tingal dulu..!" sambil mereka
bersalaman. "Yoi..!! Hati-hati.." Dik Halim bergegas berlari menyebrang jalan menunggu
Bus Angkutan Kota yang datang. Setelah Dik Halim tiba di seberang jalan. "Cuuy..!! gue
pergi..!!" sahut pemuda ini yang sudah siap dengan motornya tuk lanjut kembali. Baru
beberapa belas meter, di pertigaan jalan nampak mobil truk dengan kecepatan tinggi
yang terlihat oleng. Dengan cepat truk itu menghantam motornya hingga ia pun terjatuh
dan bersimbah darah. Ia tertabrak truk dengan plat nomor yang sama persis seperti
yang terlihat dalam mimpinya. Ia tak sadarkan diri. Dik Halim yang dari tadi menunggu
bus dan memandangi laju motor temannya mulai melangkahkan kakinya ke pintu bus.
Tiba-tiba saja dari dalam bus, salah seorang penumpang berkata dengan nada tinggi,
"Wah, itu ada kecelakaan..!!" Saat itu juga ia hentikan langkahnya dan langsung berlari
ke arah kejadian itu, yang tak begitu jauh. Ia memang tak tahu persis yang mengalami
kecelakaan itu siapa, namun ia khawatir itu adalah temannya. Keadaan pun kembali
ricuh. Truk yang menabrak motor tadi berbalik buat kabur. Sial memang, truk itu pun
menabrak lagi sisi mobil yang sedang melaju di sebelahnya. Hingga mobil itu tergelincir
dan kemudian menabrak pohon pinggiran jalan. Setelah sampai di sana, ia kaget
setengah mati. Ternyata, dia, pengendara motor yang tertabrak truk itu yang kini penuh
dengan darah, memang temannya. 107 dzyemtri.muharram@gmail.com
"Innalillaahi.." Melihat kondisi temannya demikian, ia pun panik, matanya sembab. Dik
Halim bergegas membawanya ke rumah sakit dengan dibantu orang-orang yang ada di
tempat kejadian. Dik Halim langsung saja menghubungi keluarga pemuda itu,
memberitahukan kejadian tersebut. Dan juga menelpon panti, bahwa ia tak bisa kembali
ke sana sekarang, ia pun menceritakan kejadian yang menimpa temannya. "Innalillahi
wainna ilaihi raji'un.." Pemuda itu, sahabat Dik Halim, kini telah tiada. Meninggalkan
keluarga, teman dan lainnya. Tangis keluarga tak tebendung lagi adanya. Sesaat
kemudian setelah pemuda itu dimandikan, dikafani, dan disholatkan. Ia pun
dimakamkan di daerah dimana ia dilahirkan. Di sana terlihat seorang pria yang juga ikut
bersedih. Pria itu adalah kakak dari pemuda yang kini meninggal itu. Bersama cucuran
air mata, masih ada dalam benaknya saat ia bicara dengan adiknya waktu lalu. "..."
"Kak.." "Aku bukan kakakmu lagi..!!" "Kakk..!! Jangan bicara begitu! Aku ini adikmu..!"
"Adikku bukan orang seperti itu, bukan orang seperti ini! Yang hanya bisa... haahh!!
Sudahlah..!!" "Kak, aku butuh pertolonganmu..!"
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
"Uang"! Apa itu uang yang kau butuhkan?" Buat apa lagi"! Ngedrugs lagi"!! ... Tak
ada!!" "Bukan. Bukan, Kak..! bukan itu!" "Sudahlah..! Cukup..!! Pergi saja kamu dari sini!!
Dari rumah ini! Dan jangan coba-coba.. kembali lagi..!!" dengan 108
dzyemtri.muharram@gmail.com geram yang teramat sangat, ia usir pemuda itu, yang
memang merupakan adiknya. Setelah kakaknya berkata seperti itu, pemuda itu pun
bicara, "Baiklah..!! Okeyy..!!" sambil memalingkan wajah. "Apa kakak lupa Islam itu
indah?"" lanjut pemuda itu menatap tajam wajah kakaknya. Kakaknya ini terdiam tak
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
berkata lagi dan mulai mau mendengarkan ucapan adiknya itu. "Aku ingin rasakan
keindahan itu, Kak! Kenyamanan Islam itu bukanlah buat orang soleh, buat orang
seperti kakak saja kan"! Tapi juga untukku, untuk orang yang terjatuh ke dalam
kubangan dosa. Yang sedang, ingin, akan terus berusaha menggapai cahaya?"" ucap
pemuda itu. Kata-kata adiknya yang seperti itu meluluhkan hati sang kakak untuk
senantiasa mendampinginya, menuntunnya. Pria itu meraih tanah kuburan dan
menggenggamnya erat, seakan belum bisa menerima kembali sebuah kehilangan.
"MmmH.. adikku.." ucapnya paraw. Usai pemakaman ketika keluarganya dan
temantemannya masih berada disana. Dik Halim memegang erat buku itu, buku yang
hendak kan pemuda itu berikan kepada keponakannya, yang judulnya 'Belajar Mencintai
Rasulullah', masih utuh tak tergores, tak terkotori. Ia lalu memberikan buku tersebut
kepada adik kecil, ponakan pemuda itu. "Adik.., ini dari paman Adik, hadiah ulang tahun
Adik, katanya," lirih Dik Halim dengan terbata-bata. Lalu keponakan almarhum pemuda
itu pun menengok dan menerimanya. "Teerimaa kassiih.." ucapnya tak nampak nada
bahagia. Kemudian ia berkata kepada ibunya yang berada di sampingnya. "Ibu.., ini dari
paman, hadiah ulang tahun.., katanya.." Air mata pun kembali menetes tak terbendung,
menghujani buku yang digenggamnya, buku yang kini telah diterimanya. 109
dzyemtri.muharram@gmail.com -??-??Seiring bertemu titik di halaman terakhir, buku
pun tertutup oleh kedua tangan yang tadi membacanya,. Tiga tetes air mata membasahi
kelembutan pipinya, yang ia hapus dengan jemari lentiknya. Kemudian ia menyimpan
kembali buku itu di tempatnya, di lemari, di ruang tamu itu. "Udah Kak bacanya?""
"Udah, mau baca ini juga"!" "Boleh Kak, mana sini..!!" "Nih, Dik..!!" ... "Ceritanya abizzz
dahh...!!!" Catatan: Cerita ini semata-mata untuk mengingatkanku akan ini akan itu..
Maaf, sorry, afwan yaa kawan.. ceritanya dibikin simple-simple saja, biar bisa dibaca
semua kalangan termasuk anak-anak juga.. Seandainya kalo dibikin ruwet kayak
bahasa pemrograman yang saia pun gak bisa, beuh bisa-bisa dahi para pembaca
mengkerut berlamalama termasuk saia tentunya sajaa.. kamu2 bisa baca 'n unduh
e-book ini [salah satunya] di: www.dzyemtriweb.co.cc www.dzyemtriblog.co.cc
www.scribd.com/dzyemtri www.wattpad.com/user/dzyemtri 110
dzyemtri.muharram@gmail.com Sebelum Kamu Tutup.. Makasih udah nyempatin
waktu buat baca ceritaku. Mohon maaf kalau penyusunan maupun gaya bahasanya tak
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan alias EYD. Tapi, kayaknya lebih sesuai
dengan EYD yang satu lagi [Ejaan Yang Dibuat-buat], hmm.. kosakatanya juga
begitu-gitu aja. Kalo ada yang salah mohon dibenerin, kalo dirasa kurang bener silakan
tambahin. Maklum saja, saia juga manusia biasa yang masih sedang belajar. Kalo
terdapat kesamaan nama, karakter, tempat maupun yang lainnya, itu semata-mata ulah
yang nulis saja. Namun untuk kesamaan nama, memang agak disengaja, tapi tak apa
yaa" maaf saja, ini kan hanya cerita fiksi belaka. Sudahkan baca ceritanya"! Kalo udah,
bisa lanjutin tuh ke halaman berikutnya [puisiku yang berantakan itu], sampe akhir yaa,
kalo berkenan itu juga. Dan.. yaa begitulah.. semoga ada sesuatu yang bisa di ambil
dari isi cerita ini, buat menyemangati hari-hari biar lebih baik, lebih berarti. Sedikit pesan
dari yang nulis, jangan lupa masukannya, kirimkan saran, kritik, komentar atau
sejenisnya. Lewat e-mail, blog, tak lupa via facebook juga..
www.facebook.com/dzyemtri http://www.dzyemtripage.co.cc dzyemtri@gmail.com
dzyemtri.muharram@gmail.com Sejenak Bersajak.. Inilah puisi-puisiku yang
berantakan tak karuan itu. Moga aja ada yang berkenan tuk membacanya. ini..?"
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
ini apa...?" apa sih..?"! apa ini..!! apaan.. neh..!!! apa..."!!! apa....?"!! ini..?" ini..,
goresan tanganku..!! hanya penulis amatir penulis itu aku amatir itu juga aku menulis
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
aku tahu kata indah ku tak tahu ku kan pernah merasa karyaku dalam cela itu tak apa
tak mengapa ku kan terbiasa ku sekedar menyapa huruf demi kata menjelma kalimat tak
bermakna paragraf tak memesona mata pembaca terkutip dalam cerita biasa saja ku
bukanlah penyair bukan pula penyihir ku hanya penulis amatir yang tak pandai berpikir
dalam awal, dalam akhir 1 dzyemtri.muharram@gmail.com kata kata terindah adalah
kata yang mengalir begitu saja menyentuh hati yang perasa seperti aliran air seperti
gerak udara yang takkan sirna dihantam masa membeli senja wajah cilik rupanya
dimana beban tak ada ombak kecil menyapa angin semilir menerpa disambut dedaun
kelapa senyum tawa riang bahagia menjiwa dalam hati dan mata pantai kian memesona
membeli senja cinta tetap menyapa dunia ini nyata tambah terasa saja karena ada cinta
bersemayam dalam dada yang kan tetap terasa kan terjaga baik saja sampai tutup usia
cinta tetap menyapa 2 dzyemtri.muharram@gmail.com apa cinta kan tiada tiada kata
terucap menelusuri detik cinta tiada kalimat tertulis menjamah ruang cinta tiada cerita
terlukis menyelami kisah cinta apa apa apa apa apa cinta cinta cinta cinta cinta kan
kan kan kan kan tiada?" sirna?" terhapus?" terlepas?" terhempas begitu saja"! aku
kelabu aku ini kelabu hitam ada didiriku putih pun ada di diriku aku tak tahu berapa
kadar hitamku berapa kadar putihku bentuk kelabuku apa kelabuku itu didominasi oleh
hitamku?" didominasi oleh putihku?" hm.. kubertanya ingin tahu tapi rasanya aku tahu
hitam lebihi separuh kelabuku sungguh kurasa itu
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
ada harap tuk jadi putih setidaknya ku tak ragu pacu putih kelabuku 3
dzyemtri.muharram@gmail.com Ya Allah pintaku satu sekarang Ya Allah..., Ya Rabb...
kumemohon padaMu sebening jiwa sejernih pikir pintaku satu sekarang jadikanlah aku
seorang pemimpin baik setidaknya bagi diriku bagi jiwaku bagi hatiku bagi pikirku bagi
ragaku dan bagi apa pun itu yang Kau titipkan padaku untuk selalu kujaga kupelihara
dan suatu saat nanti kala ku tak lagi sendiri ada pendamping hidup di sisiku jadikanlah
aku seorang pemimpin baik lagi suami yang baik tuk istri ayah yang baik buat putra putri
dan dimana aku dipercaya oleh beberapa orang atau lebih jadikanlah aku seorang
pemimpin baik juga yang mampu bersikap bijak Ya Allah, Ya Rabb pintaku satu
sekarang jadikanlah aku seorang pemimpin baik 4 dzyemtri.muharram@gmail.com
aku bau neraka kucucurkan air mata bajuku bau neraka badanku bau neraka pastinya
kan masuk neraka Ya Allah, ku banyak dosa yang melekat dalam raga tak bisa terlepas
begitu saja tapi ku mesti bisa melepasnya Ya Allah, bimbing aku kala senja ingatkan aku
dikala lupa ku tak mau masuk neraka ku hanya ingin masuk surga kupinjam hatimu
kupinjam hatimu yang kan kusimpan dalam lemari rongga-rongga dadaku yang kan
kujaga kan kupelihara dan takkan kulenyapkan atmosfir cinta selimuti hati walau lahar
panas terus mengalir telusuri celah hatimu dan hatiku tetap, akan kubentangkan
jembatan panjang menyatukan hatimu dan hatiku 5 dzyemtri.muharram@gmail.com
inilah aku inilah aku seorang manusia biasa kayak kamu juga namun aku bukanlah
kamu aku adakah aku aku yang sarat noda dalam dada dalam raga aku yang tak luar
biasa aku yang biasa saja tampil apa adanya tak ada yang istimewa rasanya cukup itu
saja tanpa titik tanpa koma namun tanda tanya entah kau mau bilang apa.. hidup penuh
duka hidup tak terasa sedap pahiitt.. melebihi empedu tangan kadang tak sampai
menyentuh indra perasa menghantarkan menu utama hari-hari mendulang air mata
hari-hari menahan perih di dada hari indah itu tak ada hari duka selamanya hati-hati
menjaga hati.. hati-hatilah menjaga hati walau hati tak pernah bisu namun hati kerap kali
buta oleh harta.. oleh tahta.. atau pun apa ... [oleh wanita.. :D] 6
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
dzyemtri.muharram@gmail.com loe coba rasain tu "narkoba" narkoba bikin loe fly alias
terbang... saking tingginya loe terbang... ketika loe terjatuh, loe kan rasain coba...
betapa sakitnya, betapa ngerinya tu narkoba... dunia maya dunia maya itu tak nyata
tapi jelas nyata ada tak seperti dunia nyata yang jelas-jelas nyata-nyata ada yang
terlihat tak tentu benar adanya yang terdengar tak tentu benar adanya yang terbaca tak
tentu benar adanya yang tertulis pun tak tentu benar adanya bagaimana dengan dunia
nyata?" rasanya 'rada-rada' sama dunia maya itu tak nyata tapi jelas nyata ada sudah
seminggu ku tak menyapa buat kumerindu saja.. hey.. apa ada luna maya di dunia
maya?"" pastinya "ada" katanya tak hanya di dunia nyata.. 7
dzyemtri.muharram@gmail.com coba menyapa kata hey kau yang hanya bisa yang
terbiasa membentak kata mencaci-maki kalimat meneror paragraf bahkan memenjara
cerita dalam sel beribu tanya tidakkah kau rindu untuk mau mencoba sekali ini saja
menyapa kata membelai kalimat menyanjung paragraf dan tak hentinya tuk menjunjung
cerita walau sedikit tak berharga tapi akan sangat bermakna dalam hari sarat suasana
rindu ketika kau tak di sini ku slalu ucapkan RINDU Rangkaian Indah Nada-nada Dalam
dada Untuk dirimu karena aku cintai kamu 8 dzyemtri.muharram@gmail.com teracuni
dengan kata kau racuni lihatku dengan kata dengarku kau racuni dengan kata racuni
lagi ucapku dengan kata racuni nafasku dengan kata lantas kau racuni pikirku dengan
kata seterusnya kau racuni rasaku dengan kata jiwaku kau racuni juga dengan kata
bahkan gerakku kau racuni dengan kata aku tahu... racun itu sebuah kata kata yang
bermakna atau pun tiada bermakna sungguh kuteracuni dengan kata tak malihat itu.. tak
malihat itu menyakitkan.. tak melihat itu menyedihkan.. tak melihat itu serasa tiap hari
malam.. tak melihat itu gelap buatku geram.. semua itu benar.. benarkah?".. kata
siapa?"!.. tentu tidak kataku.. tak tak tak tak malihat melihat melihat melihat itu itu itu
itu anugrah.. indah.. masih bisa rasakan siang.. tak begitu gelap cukup terang..
bersyukur.. itu hanya gelap mata..
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
bagaimana kalau itu gelap hati?"!.. mungkin semua kan binasa.. semua kan sia-sia
saja... 9 dzyemtri.muharram@gmail.com mereka bangsa terhina ini memang perang
menentang kekejian bangsa pendosa kejahatan kemanusiaan yang dikutuk bangsa
lainnya mereka yang tak kusebut namanya ku tak sudi mengucapkannya mereka
penyebab banyak derita di pelestina peluru membabi buta merenggut anak tak berdosa
sungguh kungeri mendengarnya ada kalanya peluru menembus dada pejuang-pejuang
di sana walau nyawa tak lagi ada senyum kan memesona kala tutup mata saudaraku
yang di sana genggam cengkram senjata desingkan peluru pada mereka walau di sini
ku hanya bisa berdo'a stresss... apa ku mesti ngeganja dan candu shabu kala hati duka
dan jiwa lesu apa kulahap butiran ekstasi akhiri kenangan indah itu apa ambil saja pisau
buat bunuh semua masalahku... bagaimana kawanku..?"" 10
dzyemtri.muharram@gmail.com say no to puzing say no to ambil puzing say no to bikin
puzing say no to dibikin puzing siapa yang hanya.. siapa yang hanya.. berkata tanpa
makna berujar tanpa malu berjalan tanpa langkah bersatu tanpa tuju siapa itu?" itu
bukanlah aku.. lalu siapa yang hanya.. mencinta tanpa hati membenci tanpa henti siapa
itu?" itu juga bukan aku.. kamu tahu siapa itu..?"" karyaku bebas karyaku bebas lepas
tiada batas membentur cadas semua terampas terhempas pandang tak pantas bebasku
berlalu tersapu nafsu yang tak menentu bahkan menipu itu, ku tak mau 11
dzyemtri.muharram@gmail.com jangan tanam benci berlebih suatu saat tertanam
dalam hatimu segelintir rasa benci yang terus kau pelihara dengan satu ton pupuk iri
dengki dan kau kembangbiakkan, kau sebar hingga tumbuh berbunga dendam berbuah
pembalasan yang selanjutnya kau tebar pada setiap hati yang lain tanpa rasa peduli,
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
yang ada hanya kebencian seperti yang telah kau tanam dalam hati kebencian yang
sebenarnya merupakan kekosongan hati semata sesekali datang padamu hadiah
perdamaian, persahabatan, dan ketenangan tapi terus-menerus kau 'deny', kau
'remove', sampai kau 'kill' bagai virus yang teramat sangat membahayakan sistem
produksi kebencian yang kau banggakan namun setelah sekian lama kau pun tersadar
dan memang kau harus segera menyadarinya bahwa yang kau tebar dan kau tanam itu
hanya buat hatimu dan hati yang lain resah jadi apa yang kau lakukan waktu-waktu itu
hanyalah menghunus pedang, yang lantas kau tancapkan pada dadamu sendiri dan
dada yang lain pula kau menggenggam anak panah yang berlumur darah yang telah
kau cabut setelah kau sengaja mengarahkannya tepat pada saudara, teman dan orang
lain hingga menembus jantung-jantung mereka lalu, dengan sengaja pula
menusukkannya pada jantungmu dengan tangan sendiri karena kau sadar dan
menyesalinya, bahwa kebencian itu taklah seharusnya kau kembangkan janganlah kita
tanam rasa benci yang berlebih hingga itu berbunga dendam yang tak berkesudahan
jagalah peace, love, unity, respect, buat hidup lebih berguna 12
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
dzyemtri.muharram@gmail.com cita bagaikan buah cita-cita bagaikan buah yang
menggantung di tangkai sebuah pohon tinggi mesti berusaha tuk meraihnya buah muda
awal cita-cita kita menunggu dan tak hanya menunggu hari demi hari malam maupun
siang dengan belajarlah, bekerjalah, atau apalah.. buah manis dan masak mungkin akhir
cita-cita kita tangan pun rasanya ingin segera memetiknya namun tangan tak sampai
menggapainya biarkan saja buah terjatuh dengan sendirinya akankah biarkan buah
matang dan terjatuh jadi, tak usah bersusah payah mendapatkannya namun.., tak mau
buah terjatuh karena busuk terjatuh membentur tanah hingga rusak kita mesti berusaha
tuk meraihnya buah yang manis dan masak itu walau tangan tak sampai menggapainya
kita butuh sesuatu tuk meraihnya sebatang bambu mungkin cukup tuk menggapainya
memetik buah manis dan masak itu walau tangan tak sampai menggapainya 13
dzyemtri.muharram@gmail.com arti dalam hati kita jalani hidup ini yang sulit tuk
ditebak dengan membawa sedikit rasa suatu hal akan menarik ikuti gerak udara ikuti
aliran air bila hati kita terpaut pada sebuah arti terketik dalam hati makna cinta abadi tak
terpikir olehku meniti jembatan kayu rapuh takkan ku lakukan selama kayu-kayu itu
masih kokoh menopang beban kalau pun ada kayu yang rapuh, ku kan gantikan dan
terus kulakukan sampai tak ada yang rapuh satu pun tapi tak terpikir olehku mengganti
tambang sekali pun kian hari ada saja tali terputus ku enggan menggantinya, kayu
masih kokoh menopang beban pikirku waktu itu tak perlu menggantinya usahaku sia-sia,
jembatan tak layak lagi padahal kayu itu masih kokoh menopang beban lagi-lagi
usahaku sia-sia, tak terpikir olehku.. tak terpikir olehku mengganti tali sekali pun 14
dzyemtri.muharram@gmail.com katakan pada si dia mengapa hati bergetar, saat
kulihat dia mengapa jantung berdebar, saat kutatap matanya apa kusuka dia apa
kucinta padanya mungkin benar ini cinta namun... ku tak mampu ungkapkan rasa yang
bergema dalam dada pada seorang wanita yang tulus kucinta tuk selama lamanya...
wahai kawan... teman dekatku, katakan pada si dia bahwa kumencintainya tulus... apa
adanya... takkan pejamkan mata selama hari masih siang ku takkan pejamkan mata ini
banyak hal yang mesti kulihat, kusaksikan tapi terkadang mata ini tak tahan menahan
kantuk yang datang karena lelah karena lesu 15 dzyemtri.muharram@gmail.com
apakah waktu yang terbalik banyak sesuatu yang terbalik berjalan tak semestinya


Apa Yaa Karya Dzyemtri Muharram di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahkan mungkin berjuta yang terbalik dibuat sengaja terbalik kapal layar terbang di
udara pesawat terbang melaju kencang di atas rel kereta api berlayar di laut lepas
mungkin itu yang kan kita saksikan waktu yang terbalik apakah waktu yang terbalik"
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
bukan kawan bukan waktu yang terbalik maaf ku akhiri saat itu kulihat kau cucurkan air
mata tanda kesedihanmu.. Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
maafkan kuyakin itu kumenyakitimu karenaku akhiri cinta kasih antara kita ku tak ingin
kau kecewa karena ini, karena keputusanku ku tak mau kau tangisi apa yang telah
terjadi kau pasti bertanya mengapa aku akhiri.. nafasku tak kuat lagi jiwaku tak lama lagi
kan hilang begitu saja ... tentu kau tahu maksudku apa 16
dzyemtri.muharram@gmail.com izinkan kumelangkah menangis sedih hidupku ini
semua masalah tak kunjung reda perang batin pun kerap terjadi kenapa gini" napa
begitu?" izinkan kumelangkahkan kaki ditemani seberkas cahaya hati mencari sesuatu
yang tak pasti walau jauh mesti kulalui aku punya mimpi aku pun punya harapan
mengharap mimpi yang tak pasti meski lama pasti kunanti izinkan kulangkahkan kaki
melangkah menggapai mimpi langkah harus tetap melaju karena detik takkan pernah
dihentikan waktu.. takutku sendiri,, kutakut ketika tertidur malam ini,, tak bisa tuk
bangun kembali,, sedang dalam diri,, masih ada cita yang mesti ku jalani,, 17
dzyemtri.muharram@gmail.com ku harus lupakan ku tak bisa untuk melupakan ku tak
bisa untuk mengingat kembali semua... kisah bersama dirimu... tawa, canda, duka dan
kecewa... kini kau telah pergi jauh... tinggalkan diriku... bersamanya... bersama dia...
setiap kuingat dirimu ku ingin lupakan kamu setiap kuingat dirimu ku ingin lupakan kamu
ku ingin lupakan... ku harus lupakan... wanita muslim hai, wanita yang duduk melihat
indahnya alam ku ingin tatap wajahmu penuh dengan kasih sayang senyummu adalah
keramahanmu sinar wajahmu menyinari alam kau tutup ragamu dengan kain suci kau
balut hatimu dengan akhlak mulia engkaulah wanita yang sholeh wanita muslim yang
baik menurutku 18 dzyemtri.muharram@gmail.com ku takkan mampu ku takkan
mampu menggapai cita ku takkan mampu meraih mimpi selama ku masih begini
menatap harapan berdiam diri ini bukan salahmu bukan pula salah mereka tapi ini salah
diriku mengapa enggan tuk barkarya seakan hati ini mati seakan jiwa ini beku seakan
raga ini lesu kemana ku kan bawa arah langkahku wahai mata hatiku rinduku untukmu
rinduku di siang malam kuhanyut di kesunyian tanpa hadirnya dirimu di sisi hatiku kuukir
wajahmu dalam mimpiku kubayang wajahmu dalam khayalku kulukis wajahmu dalam
seniku kucari wajahmu dalam suratku walau lautan jadi rinduku rinduku padamu takkan
terbayang akankah hatiku bisu tak tatap wajahmu walau sedetik dalam waktuku rinduku
tak semua tersurat dalam suratku rinduku untukmu berjuta tersirat dalam hatiku 19
dzyemtri.muharram@gmail.com
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
indahnya suaramu lega perasaanku enak pendengaranku kudengar suaramu hilang
rasa rinduku ku ingin dengar suaramu yang merdu itu langsung dari bibirmu terdengar di
telingaku suaramu... sejernih air, itu suaramu sebening embun pagi, itu suaramu
suaramu itu... kuingat di memoriku kusimpan dalam hatiku pantaslah ada dalam ucapku
hmm... indahnya suaramu merdu setiap waktu kebahagiaanku.. kebahagiaanku.. ada
pada sorot mata orang tuaku kebahagiaanku.. ada pada sorot mata guru-guruku
kebahagiaanku.. ada pada sorot mata saudara-saudaraku kebahagiaanku.. ada pada
sorot mata teman-temanku kebahagiaanku.. adalah dimana orang lain merasa bahagia
20 dzyemtri.muharram@gmail.com kini telah berubah dahulu... yang kulihat saat itu
tatapan mentari penuh kehangatan dahulu... yang kudengar saat itu kicauan burung
bersenda gurau dahulu... yang kuhirup saat itu udara sejuk sarat kesegaran tapi kini
semua telah berlalu.. semua telah membatu.. semua telah membisu.. kini... yang ku lihat
saat ini tatapan mentari penuh kemarahan kini... yang ku dengar saat ini auman besi
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
bermotor yang berisik kini... yang ku hirup saat ini udara kotor sarat akan penyakit 21
dzyemtri.muharram@gmail.com tanyaku tak ada jawab sepasang merpati telah
kuterbangkan indah puisi telah kubacakan e-mail ke inbox hatimu telah kukirimkan link
buat klik hatiku telah kusematkan tapi apa yang kudapat... tanyaku tak ada jawab
kudobrak pintu hatimu... tanyaku tetap tak ada jawab ..., kulelah menanti sebuah belaian
hati yang kian lama kian mati apa hati kan mati karena menanti dan mencari?""... ow...,
tidak kali ini... hatiku takkan mati walau darimu tiada belaian hati tanyaku tak ada
jawab...?""! ..., tanyaku pasti kan ada jawab...!!! sebongkah luka tak bisa aku
menyangka kau pergi tanpa pamit tak terduga sedikit pun tanpa cerca, tanpa cela, tanpa
air mata semua sirna ... tersirami sebongkah luka 22 dzyemtri.muharram@gmail.com
tinggal atau ingatlah waktu "kemarin" tinggalkanlah masa lalu, jangan kau ingat waktu
kemarin, jika waktu yang telah berlalu buat hati kita sendu sembilu tapi jangan kau
tinggal masa lalu, ingatlah waktu kemarin, jika waktu yang telah berlalu buat hati kita
melangkah maju mereka tak tahu saja malam yang sepi bawaku melayang di angkasa
mereka tak tahu saja... hangatnya siang buatku terbang laksana elang mereka tak tahu
saja... lalu apa yang mereka tahu"
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
maafkan aku, kasih maafkan wahai kasihku aku kira itu gebetan baru nyatanya hanya
kakakmu sekali lagi maafkan aku diriku telah keliru terbakar api cemburu hingga aku
marah padamu jadi pantas kau tampar aku.. 23 dzyemtri.muharram@gmail.com
dalam kata ku berucap dalam satu kata ku berucap kau hanya terdiam membisu dalam
dua kata ku berucap kau tertunduk tersipu malu dalam tiga kata ku berucap kau mulai
tersenyum padaku terhenti sesaat... kau berucap dalam empat kata aku pun balik
tersenyum padamu lalu... ku genggam jemari tanganmu tak kau lepaskan genggaman
itu itu dirimu menawan itu permata indah itu mutiara lembut itu air mata tapi dirimu
bukan permata bukan pula mutiara atau pun air mata dirimu insan pertama menghias
rona mata menjelma belahan jiwa selembut air mata seindah mutiara menawan bagai
permata 24 dzyemtri.muharram@gmail.com mentari sunyi mentari ... yang tak berarti
tak sesuai hati berhari-hari tanpa awan mimpi tak terbatas luka hati dalam alunan nada
sepi mengaliri tatapan sunyi pocong putih belatung putih itu, lucu ... tak selucu
kupu-kupu pocong putih itu, lucu ... ... ku hanya terdiam kaku mau bilang apa aku ... ...
seandainya cinta seandainya cinta berbalik derita ku kan tepis saja tanpa banyak tanya
seandainya benci terhapus suka bahkan muncul cinta ku kan terima saja tanpa tanya
kenapa 25 dzyemtri.muharram@gmail.com kan kembali di warna waktu ku kan
menghilang tuk sementara dari alam jagat maya menyusun puzzle hati yang tak tertata
pecah berantakan di dunia nyata pesanku hanya satu untukmu ingat dan ingatkan aku
harapku engkau mau yoi.. brur..!! ku kan kembali di warna waktu terputus cinta ketika
hatiku dan hatimu satu jiwa tiba-tiba saja menerpa terputusnya jalinan cinta asmara tak
lagi bergelora kucoba tegarkan jiwa singkirkan putus asa menangis untuk apa bersedih
itu tak ada [tak ada itu.. tak ada.. tak ada.. tak ada itu.. tak ada.. :D] ku hanya menderita
perih menyayat dada pedih tak terkira beuh..., mengapa harus ada 26
dzyemtri.muharram@gmail.com
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
kukenal dalam ruang maya dirinya kukenal dalam ruang maya entah ada apa dengan
yang dituliskannya rasa suka kagum muncul akan dirinya berharap tukjadi kekasihnya
dalam jauh tetap ada tatap mata dalam jauh tetap ada getar jiwa tersimpan utuh tak
terusik lara meski cinta darinya itu tak ada siapakah dirinya?" bagaimana dengan
hatinya?" akankah kubisa memilikinya?" menjadi bagian hidupnya?" semurni cinta
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
sempurna!! ... mungkin itu bisa atau pun memang tak ada hanya menyapa saja ... atau
entah apa ... goresan tinta goresan tinta cerminan jiwa merajut asa pantang bersisa
menerka pesona seluas angkasa 27 dzyemtri.muharram@gmail.com malam untuk
kita langit masih membiru tua dawai embun masih berasa mengikis hening yang ada
tarian bintang merona mata yang tak lagi ada air mata senyum rembulan penuh pesona
menyesakkan dada dengan bahagia awan hitam entah di mana mungkin enggan rusak
suasana ini malam untuk kita tak ada kelam menjelma sampai terbuka mata sang surya
cinta menyambar cinta menyambar asmara menggelegar dada berdebar hati bergetar
badan pun meriang menggigil merasuk tulang mata tak terpejam aku telah tersambar
cinta sang angin malam kemarin, di malam kelam cahaya kilatan cahaya menerobos
ruang kosong kegelapan tak berkesudahan menghilang di ujung tak bertepi terjaga
pagar menjulang memecah... menghancurkan... sunyi sepi menghalang 28
dzyemtri.muharram@gmail.com malam inilah malam malam yang gelap disinari
cahaya halilintar bintang enggan keluar takut akan awan yang marah rembulan bersinar
remang menembus batang tubuh awan suara hewan kehangatan bagi malam tetesan
embun terpaan angin menjadi pemanis malam kesunyian bukanlah malam ketenangan
itulah malam do'a kumenengadah padaMu kuangkat kedua tanganku memohon berdo'a
kepadaMu beri aku cahaya hati yang kan cerahkan wajahku dan raga pun bersinar
pancarkan aura ketakwaan kesucian iman... kemurnian islam... 29
dzyemtri.muharram@gmail.com aku lebih percaya pada Allah Tuhanku aku lebih
percaya pada Allah Tuhanku yang maha mengetahui itu dari pada diriku sendiri yang tak
mengetahui dimana nafsu kelamku kerap menghampiri yang meluluhlantakkan hati
membius jiwa menghabisi hingga mati sekali lagi aku lebih percaya pada Allah, Tuhanku
itu dari pada diriku sendiri yang tak mengetahui
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
cukup satu kali di sana kupergi melanglang buana pergi jauh kesana ke lembah yang
fana hidupku hancur di sana cukuplah sekali di sana kurasa merana tak mau lagi aku ke
sana tanpa mengapa atau karena kini pergi ke mana" dan tinggal di mana" apa hidupku
kan kembali merana tunjukkan aku jalan surga Ya Allah di mana jalan lurus itu adanya
aku kini dalam kebingungan yang nyata Ya Allah berikanlah hidayahMu aku tak mau
hatiku membatu Ya Allah tunjukkan aku jalan surga aku sudah lelah dengan dosa-dosa
30 dzyemtri.muharram@gmail.com noda dan taubat setitik demi setitik noda
menempel di jiwaku bertambah, bertambah, kian bertambah ... hancurlah aku ke dalam
kelam warna hitam jadi selimut jiwaku cahaya putih tak terpancar hanya semu
bertaubat, bertaubat ... itulah yang harus kulakukan tapi, apa itu taubat" apa"! jika
kembali menambah noda bersama kehidupan bersama cinta kau bahagia bersama
harta kau gembira bersama tidur kau tutup mata bersama bangun kau buka mata
bersama senyum kau senang bersama air mata kau sedih bersama masalah kau
gelisah bersama musibah kau berduka bersama mimpi kau berharap bersama harapan
kau berdo'a bersama do'a kau tak putus asa itulah kehidupan, bersama hidup bersama
nyawa kau kan hidup bersama hilang nyawa kau pun mati lalu, bersama mati kau kan
bagaimana"! 31 dzyemtri.muharram@gmail.com di indah pagi oh indahnya pagi ini
kududuk sendiri ditemani secangkir kopi membaca koran pagi kusimpan di atas kursi
kulihat senyum mentari menambah warna-warni hingga tak kusadari ada bidadari...
berjalan menghias pagi menyejukkan hati... parasnya kalahkan mentari senyumnya
indah berarti sungguh... ada getar di hati berharap tuk memiliki mencinta sepenuh hati ...
kujatuh cinta pada bidadari yang lewat tadi di indah pagi jangan kau tertawa!!! ketika
jatuh tertimpa tangga sakitnya sungguh terasa namun dalam sekejap sirna hanya ada
gelak tawa saat terlihat di depan mata seorang kakek tua udah jatuh tertimpa duren pula
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
... jangan kau tertawa!!! 32 dzyemtri.muharram@gmail.com jiwa mati sekarat tubuh
terkurung semak belukar wajah tercoreng arang hitam pekat darah terhambat karang
maksiat jiwa mati kering, sekarat sarat bejat tercuat jangan benci aku benci dengan
kebencian benci diriku jangan kau lakukan kamu taklah berhak tuk membenci begitu
pula dengan diriku sendiri bolehlah kecewa asal jangan benci aku benci dengan
kebencian jangan ada rasa benci
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
diriku tak berhak tuk dibenci hanya boleh dicintai, disayangi jangan ada benci pada
diriku ini aku serius, tak sedang berpuisi ... tertinggal keceriaanku tertinggal waktu TK
sopan santunku tertingal waktu SD giat belajarku tertinggal waktu SMP ide kreatifku
tertinggal waktu SMA prestasiku tertinggal waktu Kuliah kelar kuliah tak dapat apa-apa
seharusnya itu tak begini kenapa begitu"!! 33 dzyemtri.muharram@gmail.com jawab
tanya ini!! masih adakah"! sebenarnya.. hatiku resah nafasku sesak terhimpit pikirku
kalang kabut mengikuti langkah-langkah semu manusia-manusia tak punya rasa tak
berakhlak menyesatkan jiwa sebenarnya.. asaku hancur benakku meledak meluap-luap
tinggal menunggu mampus saja kayaknya menyaksikan kemunafikan biadab
berkelanjutan tak terhentikan oh, bumi pertiwi.. jangan dibuat merana lagi menangis
darah di sana sini dibohongi penghuni tanah air ini jawab tanya ini!! masih adakah
keimanan"! masih adakah kejujuran"! masih adakah kebenaran"! masih adakah
keadilan"! masih adakah keberanian"! dalam diri manusia peribumi penghuni bumi
pertiwi masih adakah"! atau musnah terbawa air bah!!! 34
dzyemtri.muharram@gmail.com lalu, kini, nanti.. hapus yang lalu, aku tak bisa ku perlu
menoleh ke belakang entah sedih, menyakitkan senang, membahagiakan masih ku
butuhkan hapus yang kini, aku tak bisa ku harus terus berjalan apa mesti kujalani,
kuhindari kudekati, kulakukan tetap ku berusaha hapus yang nanti, aku tak bisa ku
hanya menata langkah dimana putus asa, kecewa ada asa, ada hasil kan ku dapatkan
ada apa dengan tubuhku ada apa dengan tubuhku tubuhku menggigil, kepanasan
gerah, kedinginan ataukah dingin kepanasan menggigil kegerahan sungguh tersiksa
oleh demam yang tak biasa jangan dulu.. jangan e-mail dulu jangan chat jangan telpon
jangan pula sms kirim pesan di facebook saja ku tak lagi sedang ingin dihubungi 35
dzyemtri.muharram@gmail.com kan menghilang [lagi] ku kan menghilang dari ruang
maya untuk sementara dalam waktu yang lama atau entah selamanya kurasakan
kebingungan yang teramat nyata menelisik rasa menusuk dada membakar jiwa hingga
pembuluh darah pun terkena mmm... sekarang mah bye dulu yaa.. wassalamu'alaikum
sajaa.. kirimkan padaku bidadari mohon dengan sangat.. ya Allah kirimkanlah padaku
seorang bidadari baik hati yang tak pernah ingkar janji kan temani hari-hari suatu saat
nanti hingga ku tak bernafas lagi.. rasa ini kan kupelihara wajahnya masih tercitra di
mataku suaranya masih terngiang lembut
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
senyumnya masih kurasa indah sungguh tiada tara rasa ini kan kupelihara takkan
kubiarkan hilang begitu saja hatiku hanyut bersama cinta di dada kan kuberi cintaku
hanya untuknya apakah ada citanya untukku" 36 dzyemtri.muharram@gmail.com
berusaha.. meyakinkan hati.. rintik hujan.. bisa buat ragaku meragu dalam langkah
panas terik mentari.. bisa buat asaku makin menyerah namun ku kan berusaha..
meyakinkan hati.. tuk tetap semangat menjalani hari sebelum datang padaku mati..
biarkan hati ini terang Ya Allah.. biarkan hati ini terang benderang walau tak seterang
cahya rembulan.. jangan biarkan cahaya itu meredup walau badai menghantam
bertubi-tubi tiada henti.. cinta itu apa sebenarnya?" aku laput dalam semerawut pikir
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
yang kalut tak surut-surut bersama gundah hati yang cukup terasa menghampakan jiwa
ketika ku tak lihat lagi manis senyumnya heuu.. cinta itu apa sebenarnya?" setangkai
bunga kulihat setangkai bunga ia kesepian, ia termenung sendirian mungkin kan
terkesan lebih indah bila kupetik dan kuberikan bunga itu pada seorang dewi di sisiku
37 dzyemtri.muharram@gmail.com ketika ide menghilang ketika ide itu menghilang
apakah yang terjadi"! sembunyi di dalam goakah"! di sambar kilatan petirkah"! terseret
ombak lautankah"! di telan lahar panaskah"! aku sendiri tak tahu.. tak pernah tahu..
apalah dayaku"! aku serasa ingin menyerah!! sejenak bertanya sejenak bertanya pada
kupu-kupu yang hinggap pada setangkai bunga ungu.. siapakah mahluk manis yang kan
mendampingiku" bisikkan padaku seandainya kau tau.. bawakan padaku setitik api
bawakan padaku setitik api ketika gelap malam menghampiri sekedar hangati hati yang
tersirami sunyi sinari jiwa ini yang tertutupi sepi bergeraklah.. berjalan ditemani awan..
berlari ditemani mimpi.. sedang berdiam diri.. hanya akan ditemani duri.. lekaslah
bergerak hingga melayang.. pecahkan kaca-kaca penghalang.. 38
dzyemtri.muharram@gmail.com bisikan titik air saat kau terdiam terpaku kaku tatapi
langit tersenyum semu titik-titik air membasuhi wajahmu seakan membisikkan sesuatu
padamu di kiri dan kanan daun telingamu tanamlah benih-benih penyemangatmu
tiadakan kata putus asa di dadamu jauhkanlah keraguan dalam hatimu janganlah
sesekali menyerah oleh waktu mulailah melangkah hingga ajal bertemu mungkinkah air
mataku habis" akhir-akhir ini, aku tak pernah menangis mungkinkah air mataku habis"
entahlah, yang jelas aku tak sedang bersedih tapi, aku rindu tuk teteskan air mata heyy
kawan! entar sore atau sekarang juga antarkan padaku secangkir air mata jangan lupa
tambahin sedikit gula biar kuminum, kuhabiskan segera untuk sekedar menambah stok
air mata tersisa yang serasa hilang entah kenapa, entah ke mana mendamba subuh
sentuh hati dalam rasa mendamba subuh di tiap harinya saksikan kerlip bintang tertata
tatapi indah bulan memancar cahaya rasa sejuk tak hanti selimuti raga kurasa tenang,
bahagia dalam dada Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
selalu rindukan akan pesona surga saat fajar menjelang di hadapan mata 39
dzyemtri.muharram@gmail.com aku di sini.. saat.. aku di sini bersamamu saat hujan
merintik aku di sini di dekatmu saat pelangi indah menarik aku di sini menjagamu saat
rembulan melirik aku di sini sejukkanmu saat embun pagi berbisik aku di sini
menemanimu saat mentari nampak terik Ya Allah, kumemohon padaMu pagi yang baru
di depan mata kala langit masih berwarna jingga kerena matahari hampir saja tiba di
sebelah timur sana Ya Allah.. aku hanya insan tak berdaya yang senantiasa terus
berdo'a meminta petunjukMu di pagi, senja memohon pertolonganMu di malam, siang
juga jauhkanlah aku dari nafsu yang mencambukku dekatkanlah aku pada mata hati
yang terus temani teguhkanlah imanku, lembutkanlah hatiku, kuatkanlah ragaku,
tetapkanlah langkahku selalu dalam ridhoMu 40 dzyemtri.muharram@gmail.com tak
bisakah hmm.. tak bisakah rintik-rintik hujan.. menghapuskan sendu jiwamu.. tak
dapatkah embun-embun pagi.. meluluhkan hampa hatimu.. titik tak berkoma rasa
ditepis sirna mencekik rintik hingga pelik di pucuk bukit membius angan di ubun nyawa
tak terkedip, tak melirik hingga titik tak berkoma silu-man!! [bukan silau man!!] dia cantik
jelita pesonanya tiada tara bersinar bak rembulan malam saja seperti berlian bercahaya
kebanyakan orang pun berkata silau man!! kata mereka namun, ternyata, tak disangka
wajahnya terlihat wanita tapi jiwanya adalah pria giillaaakkk.. nyatanya dia itu waria
akhirnya orang pada berkata silu-man!! ucapnya 41 dzyemtri.muharram@gmail.com
sekelumit rumit sekelumit rumit hingga berbait-bait tangan di atas pelit tidaklah sedikit
cangkul, kapak, sabit tertelan sakit angin mencubit-cubit dahaga menghimpit lapar


Apa Yaa Karya Dzyemtri Muharram di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
menjepit kantong kosong tiada duit meminum kopi pahit rasanya ingin segera tiittt..
[sorry di-sensor, tak untuk dilakukan] :P teriak menjerit-jerit akhiri rumit.. ajari aku cinta
ajari aku mengenal cinta bukan cinta pada orang tua bukan pula cinta pada wanita
bukan cinta pada siapa pun jua tapi cinta pada Sang Pencipta Cinta ajari aku tentang
cinta sekarang, bukan esok, bukan lusa ajari aku akan cinta saat duduk, berdiri,
bersujud, tundukkan kepala ajari aku, hingga kumerasa benar-benar mengenal cinta 42
dzyemtri.muharram@gmail.com ketika pagi menghampiri ketika sejuk pagi
menghampiri Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
fajar menjelang, hari pun berganti tak seharusnya ada dalam lubuk hati sebuah rasa
yang bikin jiwa seakan mati aku tak boleh menyerah, menyesali hari mesti terus
menyemangati diri menjalani hari dengan menjaga langkah kaki tetap bersujud
mendekatkan diri pada Ilahi di dunia yang cepat atau lambat kan ditinggalkan tak
ditemui tak jadi akhiri diri sebilah pisau terlihat indah mengkilau mata berlinang
mengajak hati menggorok nadi tepian jurang buat melayang menyentuh rasa tak tenang
menerjun bebas ke dasaran setetes racun madu termanis penghilang dahaga
ketaksadaran mengkaku saraf mengakar seutas tali teman sejati buaian kelembutan
berduri melingkari nafas menyesak tapi, rasa enggan, luluhkan tak jadi, itu tak jadi tak
jadi tuk akhiri diri hidup ini indah tuk ditelusuri 43 dzyemtri.muharram@gmail.com aku
terdiam terus terdiam aku terdiam saat rasa ketaknyamanan aku terdiam saat lihat
ketakamanan aku terdiam saat dengar ketakadilan aku masih terdiam saat aku terdiam
aku terdiam, terus terdiam jika terus terdiam, kapan bergerak"!! kapan aku bergerak,
kapan"!! di waktu suntuk saut, saut, dinding berbatu kalut, kalut, menghening waktu
cetrak, cetrak, jendela beradu serak, serak, menjala syahdu thuk, thuk, pintu terketuk
kantuk, kantuk, menyatu suntuk wuih, wuih, lantai terhampar sulih, sulih, lantai
terdampar hanya serasa walau gelap temukan cahaya hati ini tetap serasa tak berguna
walau amarah temukan senyuman pikir ini tetap serasa tak berdaya apakah ini benar
adanya" apa hanya perasaan saja"! kill me, kill me.. please.. bunuhlah keputusasaanku
musnahkanlah rasa menyerahku jangan halangi semangatku!! 44
dzyemtri.muharram@gmail.com saduran semayam menyadur desiran angin menjiplak
rintikan hujan tersadar akan ingin memijak pada ujian mengintip sinaran bulan terawang
kerlipan bintang tersulap oleh angan berpegang pada pandang menyayat gaduhkan
siang mengiris heningkan malam tersirat dalam sayang mengais pada semayam tinta
kertas tak bernyawa tinta ini mulai memudar sealir kata membias tak nyata tetesan
embun membeku hati dingin, dingin terseduh kertas itu mulai merapuh segores titik
menghilang tak nampak terpaan angin mengikat jiwa sesak, sesak tersaji tinta kertas tak
bernyawa ucap pikir tak berbisik gerak rasa tak bergema semua terbius hampa 45
dzyemtri.muharram@gmail.com cuaca hati awan-awan penghias cawan mega-mega
penghilang dahaga cuaca hati sedang berawan setetes air mata teramat berharga
senandung syair kumandang nada berlinang malam, menunjuk kelam gelap disiram,
terang menyuram angin mematah, memintal hampa terpeluk gundah, senyum terlupa air
hujan pecah, sungai meringis menyatu arah, memikat tangis petir mengamuk, menanam
getir tenang tercambuk, menghilang syair
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
sendawa awan, tabuh genderang nada tertawan, alunan hilang daun bergoyang, ranting
terdiam rembulan datang, bintang teranyam embun penyejuk, memecat suram fajar
terbujuk, gelap tenggelam syair senandung, nada kumandang pagi terkandung, siang
terpandang canda mendukung, sore pasti kan datang 46
Apa Yaa - Dzyemtri Muharram
dzyemtri.muharram@gmail.com teriakkan nada sumbang hey, kawan.. ada satu lagi
lagu buat para penguasa khusus dariku, coba dengarkan ... kawan-kawanku satukanlah
arah, satukan langkah, satukan tujuan janganlah lupa, ajaklah pula, pikir.. hati.. dan
jiwa.. ... merah putih t'lah berkibar smangat pun t'lah berkobar ayo bersatulah marilah
bersatuu.. teriakkan.. teriakkanlah.. teriakkanlah.. teriakkanlah nada-nada sumbang agar
mereka kenang jeritan-jeritan kering kerontang teriakkanlah nada-nada sumbang agar
mereka kenang jeritan-jeritan kering kerontang sejenak berucap maaf berjalan-jalan ke
negeri awan bertemu bidadari membawa cawan jika diriku ada salah mohon afwan maaf
lahir bathin saja yaa kawan.. Sebagian sajak-sajakku yang tak berjudul, juga tak
menentu, bahkan mungkin tak bermutu, kutuangkan dalam secangkir facebook hangat,
semangkuk sup twitter juga tak lupa sepiring blog putih gurih. 47
dzyemtri.muharram@gmail.com Sekilas Tentang Diriku.. "Sekilas tentang diriku,, inilah
aku.." Dengan nama maya "Dzyemtri Muharram",, setidaknya aku ada dalam daftar
hadir para penghuni jagat maya.. 19 Muharram 1408 H atau 13 September 1987 [sesuai
KTP asliku di dunia nyata :D] adalah tanggal kelahiranku.. Kamu-kamu takkan banyak
tahu tentang siapa diriku,, dan aku pun takkan memaksa kamu-kamu buat tahu siapa
diriku.. :) Aku, bukanlah siapa-siapa.. Cukuplah itu saja,, tak perlu ditambahin embel2
yang lainnya yaa.. Kalo mau tahu lebih tentang diriku,, cari di Facebook sajah atuh..
atau searching di rumahnya abang Google.. :P piss lah..!!
www.kemudian.com/users/dzyemtri www.facebook.com/dzyemtri e-mail:
dzyemtri@gmail.com e-mail: dzyemtri@darulilmi.com e-mail: dzyemtri@live.com ym!:
dzy_emtri mobile: +6283823920505 blog: http://dzyemtriblog.blogspot.com artician:
http://dzyemtri.artician.com website: http://www.dzyemtriblog.co.cc mobile:
+6285224881138 page: facbook: multiply: friendster: www.friendster.com/dzyemtri
http://dzyemtri.multiply.com blog: http://dzyemtri.wordpress.com twittr:
http://twitter.com/dzyemtri
Pendekar Dari Hoa San 3 Legenda Kelelawar Karya Khu Lung Dendam Darah Tua 1

Cari Blog Ini