Ceritasilat Novel Online

Fiction 2

Fiction Karya Angelia Putri Bagian 2


Kamar kalian tepat disebelah kamar Yuri." kata Kak Anjar. "Kak Anjar sendiri?" tanyaku.
"Kakak mau membuat kue dulu. Nanti kakak minta bantuan teman-teman kakak buat
dekorasi taman belakang." jawab Kak Anjar, "Ooo..."
"Ngomong-ngomong Haruhi dimana,sih" Harusnya dia sudah ada dirumah dari tadi."
tanya Kak Anjar pada dirinya sendiri.
"Ada apa?" suara Kak Haruhi terdengar, "Haruhi" Kamu dimana?" tanya Kak Anjar
menoleh-neoleh. "Disini."
5 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Astaga!!" Ternyata Kak Haruhi sedari tadi ada dibelakang Kak Anjar. Sebenarnya aku melihatnya,
cuma aku diam saja. "Ya ampun, Haruhi... Kamu bikin aku kaget saja!" kata Kak Anjar mengelus dadanya.
"Ya... Kamunya yang dari tadi noleh-noleh, padahal aku ada dibelakang kamu." kata Kak
Haruhi tertawa. "Memangnya ada apa manggil-manggil?" tanya Kak Haruhi, "Caf? tempat kamu kerja
sambilan itu punya jasa sewa meja kursi tidak?", "Hmm... Sepertinya ada. Memangnya
kenapa?" kata Kak Haruhi memegang dagunya.
"Pinjam meja kursi buat taman belakang. Yuri sama Kak Yuki, kan ulang tahun. Nah...
Nanti malam kita bakal merayakannya. Oya. Sekalian undang teman-teman kamu nanti. Juga
catering makanan. Caf? itu juga bisa, kan?" kata Kak Anjar.
"Ya iyalah! Oke, deh, nanti aku bakal beritahu temanku itu. Sekalian ngundang temanteman yang
lain buat datang. Kue ulang tahun sama kue-kue kecil lainnya?" kata Kak Haruhi
dengan gaya ala pelayan(padahal nggak pakai dasi atau pegang serbet! Cuma pakai seragam
sekolah putih sama celana panjang abu-abu khas anak SMA).
"Kalau itu nggak perlu. Biar aku saja yang membuatnya. Aku bisa minta tolong Lani
sama yang lain buat membantuku."
56 "Ya sudah... Aku pergi dulu buat beritahu teman-temanku.", "Ya."
"Nah... Kalian semua istirahat saja dulu. Yuri,", "Ya?" kataku. "Ajak Kak Yuki dan
yang lain kekamarnya, ya. Kamu juga harus istirahat." kata Kak Anjar sambil mengambil ponsel
disaku seragamnya. "Ya. Ayo Kak Yuki. Wakana oneesan, semuanya. Ayo." kataku.
Setelah sampai didepan pintu kamarku dilantai 2, aku memberitahu Kak Wakana dan
yang lain kalau kamar mereka ada disebelah kamarku, "Yuuka oneesan, ini kamar kalian."
kataku membukakan pintu kamar mereka, "Makasih, Yuri-chan." kata Kak Kaori, "Sama-sama."
kataku, "Kak Yuki ayo kita ke kamar." kataku menarik tangannya.
Setelah membuka kamar dan masuk bersama Kak Yuki, aku menutup pintu dan
mengambil baju ganti untuk ganti baju.
"Yuri," panggil Kak Yuki, "Mm?".
"Ibu dimana?" tanya Kak Yuki," Ibu sudah meninggal saat beliau melahirkan aku. Ayah
menikah lagi saat aku berusia tiga tahun. Ibu tiri kita sedang ada di Jerman bersama ayah.
Menjenguk nenek, Kak Yuki." jawabku. "Oh, begitu."
"Yuri,", "Ya?" kataku sambil memasang bajuku. "Kamu... Apa kamu ingin seperti
kakak" Maksud kakak menjadi pemain keyboard seperti kakak, dan teman-temanmu menjadi
seperti Wakana-chan dan yang lain." kata Kak Yuki.
"Aku... Juga mau, kak. Aku ingin seperti kakak. Deria dan yang lain juga, mereka sangat
mengagumi Kak Wakana dan yang lain. Mereka tidak berpikir kalau nanti akan seperti Kak
Wakana dan yanga lain." jawabku.
"Oh... Kakak hanya berharap kamu bisa memberi kebahagiaan untuk ayah dan ibu. Juga
Haruhi dan Anjar. Dan apa kamu mau menerima tawaran Hakuto?" tanya Kak Yuki.
"Ehmm... Sejujurnya, Yuri dan teman-teman mau saja. Tapi, Yuri, kan harus bilang dulu
pada ayah. Kak Yuki tenang saja. Ayah tidak marah lagi sama kakak. Kak Anjar sudah cerita
57 sama Yuri. Ayah pasti tidak akan marah dan akan bangga kalau melihat kakak sudah sesukses
sekarang." kataku menghibur.
6 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Oh..." "Kak, kita tidur, yuk. Aku ngantuk..." kataku. "Ya sudah, tidur saja.", "Nggak mau!
Kalau aku tidur, Kak Yuki juga harus ikut tidur." kataku pura-pura ngambek.
"Iya... Iya... Ayo kita tidur. Nanti jam 4 sore kakak bangunkan. Ya" Sekarang, ayo
tidur." Aku tersenyum lalu mengikuti Kak Yuki yang sudah berbaring di ranjang. Tidur
disebelahnya. *** Sementara itu di kamar yang ditempati Wakana dan yang lain...
"Ada apa, Keiko?" tanya Kaori yang melihat Keiko agak gelisah, "Er...Aku haus.
Tadi,kan aku belum sempat minum sehabis menyanyi bareng Deria dan yang lain." jawabnya
sambil memegang tenggorokannya. "Ngomong-ngomong, aku juga haus." kata Wakana.
Sekarang mereka sudah berganti baju, dan bersantai-santai.
"Aku mau ke dapur sebentar. Siapa tahu Anjar ada di dapur." kata Keiko beranjak dari
tempatnya. "Tunggu, Keiko. Aku juga ikut." kata Wakana mengikuti Keiko keluar kamar. Yuuka
dan Yuriko sudah terlelap tidur sejak tadi. Dan daripada sendirian dikamar dan nggak ada yang
bisa diajak ngobrol(masa mau ngobrol sama tembok?"!), Kaori akhirnya juga mengikuti Keiko
dan Wakana ke dapur. " Aku juga ikut. Tunggu." kata Kaori.
Sesampainya di dapur... 58 Anjar sedang sibuk membuat kue dan beberapa kue kecil lainnya dengan 5 orang
temannya yang dia panggil tadi untuk membantunya dengan sogokan tanda tangan Fiction
Junction dan juga uang gaji (menurut Anjar seperti itu)!
"Permisi..." kata Keiko saat berada didapur. Anjar cepat menoleh ke belakang dan
melihat Keiko, Kaori, dan Wakana berada di dekat pintu dapur.
"Ada apa, Keiko oneesan?" tanya Anjar dalam bahasa Jepang. "Eh... Kami agak haus.
Jadi kami kesini," kata Kaori.
Anjar tiba-tiba menepuk keningnya. "Ya ampun... Aku lupa belum menyuguhkan
minuman untuk kalian. Duduk saja di kursi itu, aku akan mengambilkan minuman untuk kalian."
kata Anjar menyuruh mereka bertiga duduk di kursi yang mengelilingi meja yang ada disitu.
Keiko dan yang lalu duduk di kursi itu, sementara Anjar mengambilkan Jus jeruk dan
sebotol air putih dari kulkas dan mengambil 3 gelas yang lalu ditaruhnya diatas nampan. "Ini.
Maaf, ya, tadi tidak menyuguhkan minuman. Aku lupa." kata Anjar menaruh nampan itu di atas
meja. "Tidak apa-apa. Lagipula kami juga tidak mau merepotkan. Terima kasih, Anjar." kata
Kaori. "Aku kembali dulu, ya. Aku masih harus membuat kue." kata Anjar. "Ya."
Saat Anjar akan meneruskan pekerjaannya yang tertunda, teman-temannya bertanya
padanya tentang Keiko, Kaori dan juga Wakana yang ada disitu.
"Psst, Anjar,", "Hmm?"", "Itu Fiction Junction, kan" Kaori Oda, Wakana Ootaki, sama
Keiko Kubota?" tanya temannya pelan, namanya Arina. "Iya." jawab Anjar pendek.
"Hah" beneran mereka Fiction Junction"!" tanya yang lain lagi, namanya Dea. Anjar
mengangguk sambil tetap berkonsentrasi dengan adonan kue yang dibuatnya. "Darimana kamu
kenal dengan mereka?" tanya Dea. Setahu dia, yang nge-fans dengan Fiction Junction itu, kan
adiknya Anjar. Yuri. "Kakakku adalah salah satu dari mereka, sekarang dia ada dikamar Yuri. Lagi istirahat."
7 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kata Anjar sambil memasukkan bubuk coklat pada adonan kuenya. "Kakakmu" Siapa" Haruhi?"
tanya Arina. "Bukan. Bukan Haruhi. Namanya Yuki Kajiura." jawab Anjar.
59 "Yuki Kajiura itu kakakmu"! Si komposer dan pemain piano di Fiction Junction itu?"
"Mm-hmm. Lagian kenapa tanya terus, sih" Kan aku sudah janji akan memberikan tanda
tangan mereka nanti..." kata Anjar menghentikan kegiatannya.
"Hehe... Aku, kan fans berat mereka..." jawab Arina sambil nyengir.
"Angkat dulu kue donatnya dari wajan. Nanti hangus, lho!" kata Anjar mengingatkan
Arina yang sebenarnya sedang menggoreng donat. "Eh, iya. Sorry, nggak ingat." katanya cepat
mengangkat donat yang sudah berwarna agak kecoklatan dari wajan.
"Dasar..." Anjar lalu mengaduk sebentar adonan kuenya dengan mixer lalu menuangkannya di
loyang besar dan memasukkannya ke dalam oven.
"Tunggu sekitar... 15 menit. Oke." katanya mengukur waktu memanggang kue itu.
Anjar lalu mengambil gelas dan menuju kursi didekat Keiko dan yang lain lalu duduk
disana. "Kamu membuat kue apa?" tanya Keiko sambil melihat Anjar menuangkan air putih ke
gelasnya dan meneguknya sampai bersisa setengah.
"Buat kue cokelat. Yuri sangat suka coklat, jadi aku buat kue tart coklat oneesan." jawab
Anjar. "Lagipula aku membuat 2 buah. Dan sepertinya tadi masih ada sisa adonannya. Jadi nanti
aku akan membuat kue-kue kecil lain." kata Anjar sambil melongokkan kepalanya melihat isi
mangkok besar yang digunakannya untuk membuat adaonan kue.
TING!! Bunyi oven itu mengagetkan Anjar. Dia lalu memakai sarung tebal untuk mengurangi
panasnya loyang dan segera mengangkat kue-kue itu. Setelah itu dia menuangkan sisa adonan
yang ada di mangkok ke loyang yang lebih kecil dan memasukkannya kedalam oven
"Nah... Tinggal tunggu yang ini, deh." kata Anjar pada diri sendiri.
60 "Arina, tolong ambilkan piring-piring yang sudah kusiapkan tadi." kata Anjar pada Arina
yang sedang melepas celemeknya. "Iya. tunggu sebentar."
Arina lalu mengambil 2 buah piring yang sama besarnya dengan loyang-loyang kue
itu.Anjar mengangkat kue-kue tersebut dengan kertas minyak yang tadi dia taruh dalam loyang
sebelum memasukkannya ke dalam oven, dan menaruhnya di atas piring-piring itu.
Bau harum coklat menyebar di dapur. Keiko memuji harum kue itu. "Wanginya harum
sekali." kata Keiko. "Boleh kami cicipi?" tanya Kaori. "Oh, boleh, kok. Tapi tunggu sebentar,
ya. Yang kecil itu cukup untuk kalian dan yang lain. Yang ini untuk kue Yuri dan Kak Yuki.
Maaf." kata Anjar. "Oh... Tidak apa-apa." kata Wakana.
TING!!! Bunyi oven kembali terdengar. Anjar lalu membuka oven dan mengeluarkan seloyang
kecil kue dan mengambil piring. Lalu dia menaruh kue itu seperti yang dia lakukan tadi.
"Dea, ambilkan pisau,dong."
"Nih, pisaunya."
"Makasih.Oya,sekalian sama 3 piring kecil dan garpu, dong...", "Bilang dari tadi, dong!
Aku jadi muter-muter, nih." sungut Dea. Anjar hanya nyengir mendengarnya.
Setelah Dea mengambilkan 3 piring kecil dan garpunya, Anjar memotong kue itu dan
menaruh potongan-potongannya di masing-masing piring kecil itu dan menyerahkannya pada
8 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mereka bertiga. "Ini."
"Makasih, Anjar." kata Wakana.Mereka lalu mencicipi kue itu, "Wah... Enak sekali..."
kata Kaori, "Mm... Enak banget. Apalagi coklatnya. Lembut banget. Ini lebih enak dari yang
pernah kucoba di Tokyo." kata Keiko menimpali. "Darimana kamu belajar membuat kue ini,
Anjar?" tanya Wakana.
"Aku mempelajarinya dari ibuku, oneesan." jawab Anjar, "Anjar," panggil Dea, "Apa?"
tanya Anjar menoleh. "Ada yang perlu kami bantu lagi?"
61 "Ada. Bantu aku dan Haruhi mendekorasi taman belakang."
"Ya sudah. Kami kesana duluan, ya."
"Ya," Anjar lalu menoleh ke arah Wakana, Keiko, dan Kaori yang sedang asyik
memakan kue itu. "Oneesan, aku tinggal dulu, ya. Aku mau mendekorasi taman belakang dulu.
Kalau sudah selesai, taruh saja piring dan gelasnya di situ. Nanti biar aku yang mencucinya."
kata Anjar menunjuk bak cuci piring didekat kulkas. "Ya. Tidak apa-apa." kata Wakana.
"Kalau begitu, aku permisi dulu, ya.", kata Anjar beranjak dari tempat duduknya. Tapi
kemudian dia berhenti sebentar dan menoleh lagi ke arah mereka. Senyum pertanda dia
mendapat ide bagus terlihat diwajahnya. "Oya, oneesan, nanti bisa aku minta tolong?"
"Apa itu?", "Membuat desain dan membuat baju." katanya dengan senyum penuh arti.
62 ENAM "Yuri..." Sebuah suara membangunkanku. Dengan susah payah aku membuka mataku yang seakan
direkat dengan lem super lekat dan melihat siapa yang membangunkanku walau masih agak
kabur . "Kak... Yuki...?"
Seperti biasa, Kak Yuki selalu tersenyum, "Ayo, kamu mandi dulu. Pakai baju yang
disiapkan Anjar, ya. Bajunya ada di kursi meja belajarmu."
Aku mengangguk lemah karena masih mengantuk. Maklum... Tadi sebelum tidur aku
ngotot meminta Kak Yuki membuka blognya(FictionJunction.com) dan membuatkan blog juga
untukku, dengan mengambil nama depan "Fiction Junctionmengajak Kak Yuki menonton video
konser Fiction Junction di laptopku dari youtube.
Sebenarnya aku sudah punya DVD-nya dan sepertinya Kak Yuki juga sudah tahu tapi
membiarkanku membuka youtube dengan alaasanku, DVD.Aku lalu meraih handukku dan baju
yang ada dikursi meja belajarku dan bergegas ke
kamar mandi yang memeng ada dikamarku (juga).
*** Setelah mandi, aku merasa lebih segar. Sambil memakai baju yang kubawa tadi, aku menguap
karena masih mengantuk. 63 Dan setelah merasa siap(meski rambutku masih acak-acakan karena belum dikeringkan
dengan hair dryer dan juga belum disentuh sisir), aku keluar dari kamar mandi dan melihat Kak
Anjar merapikan tempat tidur, Kak Yuki juga sedang melipat baju-baju yang sepertinya pernah
kulihat, tapi dimana"
"Eh, Yuri... Gimana" Sudah segar sehabis mandi?" tanya Kak Anjar saat melihatku.
9 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Mm... Sudah." jawabku sambil mengambil hair dryer dimeja rias Kak Anjar dan
menyalakannya untuk mengeringkan rambutku.
"Oya, Yuri," panggil Kak Yuki dan KakAnjar berbarengan. Aku menoleh sambil tetap
memegang hair dryer, "Apa?"
"Kak Yuki duluan, deh." kata Kak Anjar, "Kamu saja..." balas Kak Yuki.
"Ya sudah... Yuri, nanti tolong panggil Deria, Tami sama Nayla kesini lebih cepat. Oh
ya! Kumala juga." kata Kak Anjar. "Buat apa?"
"Kakak mau mereka mencoba baju yang kakak buat tadi."
"Ooo... Itu bisa diatur, sehabis aku mengeringkan rambutku." kataku menunjuk
rambutku yang sudah setengah kering. "Oke. Oya. Itu sepatu untuk kamu pakai, juga untuk
teman-temanmu. Ada disebelah Kak Yuki. Kakak mau keluar membantu Haruhi menata taman
belakang." kata Kak Anjar beranjak pergi.
"Anjar," panggil Kak Yuki. Kak Anjar menoleh dan berkata, "Apa?", "Wakana-chan dan
yang lain... Sudah kamu suruh memakai baju yang kubilang juga harus dibuat olehmu?"
tanyanya. Aku tidak mengerti apa yang disebut-sebut Kak Yuki karena aku tidak mendengarkan
dan mengirim SMS pada Deria, Nayla, Tami, dan Kumala, dan kembali mengeringkan
rambutku. Tepat saat Kak Anjar pergi aku mematikan hair dryer dan mulai menyisir pelan
rambutku yang berwarna coklat kemerahan dengan sikat rambut. Padahal rambutku agak tebal
dan susah diatur! 64 "Sini, biar kakak bantu." kata Kak Yuki sambil mengambil sikat rambut dari tanganku
dan mulai menyisir rambutku pelan. "Ternyata memeng cocok." kata Kak Yuki sambil menatap
didepan cermin, "Apanya?" tanyaku bingung. "Bajumu. Pas sekali. Sama seperti kakak. Kau
tidak menyadarinya?" katanya tetap menyisir rambutku.
Baru aku sadar setelah melihat lebih jelas ke arah cermin. Pakaianku dan Kak Yuki sama.
Baju berwarna putih dengan renda hitam dibagian dada, celana panjang ketat berwarna hitam,
juga jaket hitam yang mempunyai dua kantong dikedua sisinya dan berkancing warna emas.
"Ah ya... Yang ada di PV(video klip) "Toki no Mukou Maboroshi no Sora" kataku.
"Nah... Sudah rapi. Tinggal di gulung saja bagian bawahnya dengan rol rambut." kata
Kak Yuki meletakkan sikat rambut diatas meja dan mengambil beberapa rol rambut dan
menggulungnya di rambut bagian bawahku. Saat itu, pintu kamarku diketuk.
"Aku buka pintu dulu, kak." kataku, Kak Yuki mengangguk kecil.
Aku lalu melangkah pelan dan membuka pintu.
"Surprise!!!" "Astaga!!!" kataku mengelus dada saking kagetnya. Ternyata Deria, Nayla, dan Tami.
"Kalian bikin aku kaget, tahu!" kataku lagi. "Hehe... Cuma pingin beri kejutan buat Kak
Yuri sama Kak Yuki, kok..." kata Tami nyengir. "Ya sudah, ayo masuk." kataku. Aku lalu
mengambil baju yang ada ditempat tidur, ada nama mereka, jadi aku menyerahkannya sesuai
nama mereka. "Apa ini?" tanya Nayla. "Coba pakai sekarang. Kata Kak Anjar, itu buat kalian untuk
dipakai sekarang juga." kataku, "Oya. Sama sepatu-sepatu ini. Ada nama kalian, ini juga Kak
Anjar yang menyuruh. Jadi ayo cepat kalian ganti baju." kataku mendorong punggung Deria
sampai pintu kamar mandi. "Iya... Iya..."
*** 10 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
65 "Kajiura-san," panggil Kak Kaori. Setidaknya aku melihatnya dari cermin.


Fiction Karya Angelia Putri di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya?" "Kami sudah siap. Bagaimana Yuri-chan dan yang lain?" tanya Kak Kaori mendekatiku.
"Sebentar lagi. Tapi Deria dan yang lain masih berganti baju. Panggil Wakana-chan,
Keiko-chan, dan Kaida-san. Bantu aku menata rambut mereka. Seseuaikan dengan gaya ranbut
kalian itu." kata Kak Yuki membuka rol rambutku.
"Ya, Kajiura-san.", lalu Kak Kaori pergi ke kamarnya.
"Yuri," Aku menoleh sebentar ke arah Deria dan yang lain yang sudah keluar dari kamar mandi,
"Kata Kumala, dia bakal datang sama orangtuanya dan Cantika. Tadi dia meng-SMS ku sewaktu
ganti baju." katanya.
"Oh... Ya sudah..."
Tepat saat itu Kak Kaori dan yang lain masuk kekamarku. "Kajiura-san, ada apa?" tanya
Kak Kaeiko yang (masih!) aku lihat dari cermin. "Bantu aku menata rambut mereka."
*** Aku baru menyadari ini! Semua pakaian, tatanan rambut, juga aksesori serta sepatu yang
kukenakan dan Deria serta yang lain SAMA! Bajuku sama dengan Kak Yuki, Deria sama dengan
Kak Wakana, Nayla dengan Kak Kaori, Tami dengan Kak Keiko, dan pasti Kak Yuriko dengan
Kumala. "Kok, Kak Kumala lama banget?" kata Tami sambil duduk di tepi ranjang. "Mungkin
sebentar lagi... Sabar saja dulu." kataku.
66 *** Sementara itui dirumah Kumala...
"Pa! Ma! Sudah siap belum?"!" tanya Kumala sambil mengetuk pintu kamar orang
tuanya. Kumala malam ini memakai gaun selutut yang agak longgar,seperti dress tapi agak
pendek. Dia juga pakai sepatu hak tinggi yang agak(kurang) tinggi. Sedang Cantika hampir sama
dengan Kumala, hanya saja gaunnya itu terlalu, yah... Agak ketat sedikit...
"Tunggu sebentar, sayang."jawab suara ibunya didalam kamar.
Beberapa saat kemudian, Hakuto dan istrinya, Haruka keluar dari kamar. Hakuto
memakai tuksedo yang sama dengan istrinya, Cuma istrinya pakai rok panjang coklat muda.
"Wauw..." gumam Kumala bengong.
"Hei... Jangan bengong begitu. Kesambet setan, lho nanti." ujar Hakuto melihat Kumala
bengong. "Eh" Hehe... Habis papa sama mama keren banget, sih..." kata Kumala.
"Ya ampun, Cantika! Kenapa pakaianmu seperti itu?" tanya Haruka panik(tentunya).
"Memangnya kenapa, ma" Cantika lebih cantik, kan?" kata Cantika acuh tak acuh. "Seharusnya
kamu tidak pakai baju seperti itu..." gumam Haruka melihat sifat anak kembarnya yang satu itu.
Itu karena dulu Cantika sangat dimanjakan olehnya dan suaminya , juga nenek kakek
Kumala dan Cantika karena penyakit kanker paru-paru dulu, sementara Kumala kadang-kadang
saja diperhatikan karena Kumala maklum dengan penyakit yang diderita kakak kemabarnya.
Setelah dipastikan sembuh total, Haruka dan Hakuto kembali bersifat adil dalam memanjakan
kedua putri kembarnya tapi sepertinya Cantika tidak mau menerimanya.
"Sudahlah... Sebaiknya kita sekarang berangkat ke rumah Yuri. Tidak enak kalau mereka
11 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
sampai menunggu lama. Iya, kan?" kata Haruto. Haruka menarik nafas sejenak lalu
mengangguk. "Baiklah. Ayo sayang." katanya pada Kumala dan Cantika.
67 *** "Kak Yuri," panggil Nayla, "Apa?", "Memangnya aku cocok pakai baju ini" Rasanya jadi seperti
anak SMA." katanya sambil menunjuk dasi dan rompi hitamnya yang sama dengan Kak Kaori.
"Bagus, kok. Kamu, kan tinggi. Pasti nanti dikira anak SMA betulan." kata Tami.
"Nayla-chan," Kami bertiga menoleh ke arah Kak Kaori yang sudah duduk didekat Nayla, "Ada apa
Kaori oneesan?" tanya Nayla. "Rambutmu belum dirapikan. Sini, biar kurapikan. Tami-chan
juga. Dipanggil Keiko-chan buat menata rambutmu." kata Kak Kaori sambil menunjuk ke arah
Kak Keiko yang sudah duduk didekat Kak Wakana yang sedang menata rambut Deria.
"O... Kak Yuri, aku kesana dulu, ya"!" kata Tami.Aku mengangguk tersenyum dan tepat
saat itu ponselku berbunyi. "Yuri-chan, ponselmu berbunyi, tuh." kata Kak Kaori sambil
menganggukkan kepalanya ke arah meja belajarku.
Aku lalu meraih ponselku dalam satu langkah menuju meja belajarku. "Halo?" sapaku
saat menempelkan ponselku ke telinga kiriku. "Yuri" Ini ibu, nak.", "Ibu" Ada apa?" tanyaku
sambil berjalan ke arah Kak Yuki yang sedang duduk di karpet sambil memainkan laptopku.
"Ibu hanya ingin mengucapkan selamat ulang tahun untukmu dan Yuki. Oya, sayang, apa
kakakmu itu ada disebelahmu?", "Iya." kataku heran, kok ibu bisa tahu kalau Kak Yuki ada
disebelahku" "Bisa ibu bicara dengannya?"
Aku lalu menyikut pelan lengan Kak Yuki, "Ada apa?" tanyanya, "Ini... Ibu. Katanya
mau bicara dengan kakak." kataku sambil menyerahkan ponselku. Aku lihat wajah Kak Yuki
agak kaget mendengar aku mengucapkan kata "ibu"Halo?" sapa Kak Yuki saat sudah menerima
ponselku dan menempelkannya
ditelinganya. "Yuki" Ini ibu, nak... maksud ibu, aku ibu tirimu. Aku tak pernah mendengar
68 suaramu dan akhirnya sekarang aku mendengar suaramu .", "Mm. Aku juga, bu.".kata Kak
Yuki mengangguk pelan(Aku hanya mendengar samar-samar suara ibu di telepon...)
"Iya, bu. Sama-sama. Apa" Ayah" Mau bicara denganku?" suara Kak Yuki terdengar
kaget. "Kak,aktifkan loudspeaker teleponnya. Aku juga ingin dengar." bisikku. Kak Yuki lalu
mengaktifkannya. "Yuki?" suara ayah lalu terdengar. Aku mengangkat alis heran. Ayah"
"Ya, ayah?" kata Kak Yuki. "Yuki, syukurlah kamu pulang... Ayah senang sekali.",
"Yuki, ayah minta maaf atas sikap ayah yang mungkin terlalu keras padamu. Ayah harap
kamu mau memaafkan ayah. Sejak kamu pergi dari rumah, kau sama sekali tidak memberi kabar
dan membuat ayah khawatir..."
Tanpa sadar aku melihat setetes airmata jatuh mengalir di pipi Kak Yuki, "Ya, ayah.
Yuki sudah memaafkan ayah. Malah mungkin itu salah Yuki sendiri karena pergi dari rumah.
Aku takut kalau ayah membenciku..." katanya dengan suara agak bergetar dan menyeka airmata
dengan punggung telapak tangannya.
"Terima kasih, Yuki. Ayah senang kamu memaafkan ayah. Oya. Tentang Yuri, tadi ayah
sempat lihat di televisi, kamu datang ke sekolahnya, ya?", wajahku agak menegang juga
mendengar perkataan ayah, Kak Yuki sepertinya juga merasakan hal yang sama. "Ya. Tadi aku
pergi kesekolahnya." jawab Kak Yuki. Semoga aku diperbolehkan menjadi artis seperti Kak
Yuki! doaku dalam hati. 12 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ayah... Ayah setuju saja kalau dia mau menjadi sepertimu. Asal dia tidak terlalu lelah
dan capek, apalagi kurang istirahat. Tidak bagus untuk kesehatannya karena dia sering sekali
tidur larut malam. Selebihnya, ayah setuju saja."
Aku hampir saja melonjak senang saat ayah mengatakan setuju aku menjadi artis seperti
Kak Yuki dan buru-buru kutahan dengan menutup mulutku.
"Iya, ayah. Nanti akan kusampaikan sama Yuri." kata Kak Yuki. "Baiklah. Kalau begitu
sampai jumpa nanti, Yuki. Selamat ulang tahun untukmu dan Yuri."
Setelah telepon diputus aku segera saja memeluk Kak Yuki karena kegirangan. "Hei,
hei... Sudah, jangan terlalu kencang meluknya..."
69 "Hehe..." kataku nyengir. "Sudah dengar sendiri, kan" Ayah setuju kamu jadi artis." kata
Kak Yuki. Aku mengangguk senang.
"Yuri! Kumala sudah datang, tuh!" panggil Kak Anjar didepan pintu. "Iya!" kataku. Lalu
berlari ke arah Kak Anjar dan langsung turun kebawah.
*** "Hai, Yuri! Selamat ulang tahun, ya!" sapa Kumala saat aku menyambut mereka di depan pintu.
Teman-temanku, Kak Anjar, juga Kak Haruhi sudah mulai berdatangan dan langsung
masuk ke taman belakang di rumah. Sesekali mereka menyapaku saat aku lewat di depan mereka
dan mengucapkan selamat ulang tahun padaku. "Hai juga." kataku tersenyum. Aku melirik ke
arah Cantika. wajahnya seperti menampakkan dia tidak tertarik datang kerumahku(pasti dipaksa
oleh Pak Hakuto!), dan pastinya, dia juga kelihatan tidak senang melihatku.
"Halo, Yuri," aku mendongak melihat Pak Hakuto, "selamat ulang tahun, ya." katanya
menjabat tanganku. "Mm. Terima kasih." balasku. "Oya, apa kita akan ke dalam" Mungkin
kesana?" tanya seorang wanita berusia 43 tahunan yang kuperkirakan adalah istri Pak Hakuto.
Dan dia menunjuk ke arah pintu kaca yang memang tersambung dengan taman belakang. "Ya.
Silakan kesana duluan," kataku, "Oya, Kumala," panggilku. "Apa?", "Kamu ikut aku dulu. Ke
kamarku diatas. Mau, ya"!" kataku, Kumala menoleh ke arah Pak Hakuto, ingin meminta ijin.
"Boleh, kok." kata Pak Hakuto seolah tahu apa yang dipikirkan Kumala.
"Makasih, pa!" kata Kumala senang. "Makasih, ya Pak Hakuto." kataku, lalu
menggandeng lengan Kumala dan mengajaknya kekamarku.
*** 70 "Yuri, memangnya ada apa, sih?" tanya Kumala saat kami sudah mau sampai dipintu kamarku.
"Kita, maksudku, aku, kamu, Deria, Nayla, sama Tami akan nyanyi-Eits! Aku memainkan
keyboard-nya. Kalian berempat yang akan nyanyi. Kamu mau, kan?" kataku. Mata Kumala
mengerjap-ngerjap senang ketika aku menawarinya. "Ya! Ya! Aku mau!" serunya semangat.
"Dan sekarang kamu harus ganti bajumu dulu, oke"!".
"Kak Yuki. Kumala sudah datang, nih." kataku melihat Kak Yuki sedang sibuk menata
rambut Deria yang agak panjang agar sama dengan Kak Wakana. "Ya. Bajunya ada diranjang.
Setelah itu, Kaida-san akan menata rambutnya. Cepat, ya" Soalnya sebentar lagi acaranya akan
dimulai." kata Kak Yuki masih terfokus pada tatanan rambut Deria.
Aku lalu mengambil baju didekatku dan menyerahkannya pada Kumala. "Ini. Pakai baju
ini. Terus kamu pakai sepatu ini. Pakai legging juga. Leggingnya ada di dekat Deria." kataku.
"Kalau begitu aku ganti baju dulu. Tunggu dulu, ya." kata Kumala berjalan ke arah kamar
13 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mandi. *** Setelah semua siap, termasuk Kumala, Kak Yuki memanggil kami semua, seperti pemimpin.
"Semuanya, sudah siap, kan" Anjar membuat baju ini karena kita akan menyanyikan lagu
"Parallel Heartspasangan duet, sesuai pakaian yang kita kenakan ini. Fiction Junction yang akan
menyanyikan 2 lagu itu terlebih dahulu, baru Yuri dan yang lain, setelah itu kita berduet. Semua mengerti?" kata
Kak Yuki menjelaskan panjang lebar(tapi singkat dan jelas).
Kami semua mengangguk paham.
"Oke, gandeng tangan pasangan duet kalian masing-masing. Ingat! Sesuai pakaian yang
kalian kenakan. Ini semua karena menurut pengamatanku kalian semua memiliki kesamaan
dalam suara. Oke. Kita turun kebawah."
71 *** "Ya!! Ini dia para artis kita!!!"
Itu suara Kak Anjar saat kami sudah didepan pintu kaca. Semua bertepuk tangan melihat
kami keluar, Kak Yuuka juga ada disana, bersama Kak Anjar, memandu acara.
Ternyata teman Kak Haruhi yang mempunyai caf? sangat hebat! Hampir setiap meja ada
5 orang yang menempati 1 meja.
Deria dan yang lain lalu duduk dikursi yang melingkari 2 meja yang berada tepat
disebelah panggung di tengah kolam renang. Dan aku tahu ide panggung ditengah kolam itu ide
siapa. Yups! Itu ide Kak Haruhi(dan pastinya juga Irwan! Karena dia sepertinya juga punya
pengaruh untuk penataan panggung itu). "Baiklah, kita ijinkan yang berulang tahun naik ke atas
panggung untuk meniup lilin dan memotong kue. Yuri dan Yuki!!!"
"Yuri, ayo." kata Kak Yuki menggandeng tanganku dan mengajak pergi ke arah
panggung. "Tepuk tangan untuk mereka, semuanya!!!!"
"Nah... Saatnya mereka meniup lilin ulang tahun mereka.", Kak Yuuka lalu datang dari
samping sambil mendorong sebuah meja yang biasanya ada di restoran murah atau mahal
sekalipun. Dan itu pasti dari caf? tempat Kak Haruhi kerja sampingan. "Dozo, silahkan." kata
Kak Yuuka sambil menyalakan lilin-lilin di kedua kue yang ada dimeja itu dengan zippo punya
Kak Haruhi(yang biasanya dia pakai untuk membakar sampah di gentong bekas. Hihi...)
"Ayo kita sama-sama menyanyikan lagu tiup lilin, ya!" Tiup lililnnya... "kata Kak Anjar
sambil menepuk-nepuk tangannya membentuk irama.
"Ucapkan satu permintaan, sayang." bisik Kak Yuki sebelum meniup lilin. Aku lalu
memejamkan mata sejenak dan membuat permintaan. Setelah itu, aku lalu menunduk sedikit dan
membuka mata sambil meniup-sekitar 15 lilin-dalam sekali tiup. Kak Yuki juga meniup lilinnya
bersamaan denganku. 72 "Yeei... Tepuk tangan semuanya...." kata Kak Anjar sambil bertepuk tangan, dibelakang
Kak Anjar juga ada Farhan, Gama, dan Irwan(sepertinya mereka memang sudah ada disitu sejak
tadi karena aku yang nggak sadar dengan kehadiran mereka).
"Ayo potong kuenya." kata Kak Yuuka sambil menyerahkan 2 buah pisau kecil untuk
memotong kue, beberapa piring plastik kecil sudah ada didekat kue tart masing-masing.
14 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aku memotong 2 bagian kecil, dan Kak Yuki juga memotong 2 bagian sama sepertiku.
"Ini untuk Kakak yang paling hebat," kataku saat sudah meletakkan potongan pertama kueku dan
menyodorkannya pada Kak Yuki, "Dan ini buat kakak.". "Terima kasih, Yuri sayang." Katanya
sambil mengecup dahiku. "Dan ini juga untuk adik yang paling aku sayangi," kata Kak Yuki
sambil menyodorkan potongan kue pertamanya juga. "Dan ini untuk kamu, sayang.", "Makasih,
kak." kataku sambil mengecup pipi Kak Yuki.
Aku mengambil potongan kedua dan berbalik ke arah Kak Anjar, "Dan ini untuk Kak
Anjar yang juga paling aku sayangi." kataku menyodorkan piring berisi potongan kedua, "Ini
juga untuk adikku tersayang yang juga menyayangiku." kata Kak Yuki juga menyodorkan
potongan kuenya. "Owh... Terima kasih." kata Kak Anjar.
Kak Anjar lalu meletakkan kedua piring plastik itu dan mulai memandu acara lagi.
"Oke... Sebelum puncak acara kita mulai, kita awali dulu dengan break dance dari Haruhi dan
teman-temannya!" Setelah itu, kami lalu duduk dikursi di dekat panggung tadi. Dan memperhatikan Kak
Haruhi yang sedang melakukan break dance bersama Farhan, Gama, Irwan, dan beberapa teman
Kak Haruhi lainnya dengan latar lagu hip-hop.
"Kumala?" panggil Pak Hakuto pada Kumala yang duduk disebelahku. "Ya, pa?"
tanyanya, "Kamu mau menyanyi dengan mereka?" tanya terkejut melihat pakaian Kumala
berganti. "Hehe... Iya, pa." jawab Kumala nyengir. "Wah... Berarti anak papa yang satu ini
pandai menyanyi, dong"! Hebat!" kata Pak Hakuto agak bergurau. Kami tertawa mendengar itu
meski tahu suara background musik hip-hop terdengar keras disekitar kami. Waw! Pesta ulang
tahunku dan Kak Yuki menjadi pesta besar!
73 "Yuri," panggil Pak Hakuto, "Ya?", "Tentang yang kemarin, apa kamu dan temantemanmu mau
menjadi penyanyi dengan label perusahaan bapak?" tanyanya. Aku menghela
nafas perlahan dan mengeluarkannya, lalu menjawab, "Ya, Yuri mau, teman-teman Yuri mau,
ayah dan ibu Yuri juga setuju. Jadi apa lagi yang bisa menghalangi Yuri" Iya, kan"!" kataku.
Wajah Pak hakuto berubah sumringah, dia tampak senang dengan keputusan yang baru
saja kukatakan. "Baguslah. Terima kasih, Yuri,", "Tapi," potongku cepat, "Aku hanya mau
menyanyikan lagu-lagu buatan Kak Yuki. Aku tidak masalah kalau lagu-lagunya berbahasa
Jepang, Italia, Spanyol, Jerman, atau Kajiurago(istilah untuk bahasa yang dipakai Yuki Kajiura
dalam lagunya). Iya, kan, teman-teman?" kataku sambil menoleh ke arah Deria, Nayla, dan
Tami. Mereka mengangguk semangat.
"Ya. Kami, sih, tidak masalah kalau lagu-lagunya berbahasa Jepang,atau bahasa Italia,
atau bahasa lainnya. Kami bisa berlatih." Kata Deria kelihatan percaya diri(Jangan dianggap
enteng! Meski Deria orangnya agak blak-blakan, dia jago menyanyi dalam bahasa Italia, Jerman,
Spanyol, ataupun Jepang. Aku yang mengajarinya, Nayla dan Tami juga).
"Baiklah. Tapi bapak juga punya persyaratan untukmu," kata Pak Hakuto.
"Apa?" tanya Nayla, "Kalau Kumala sangat dan pandai menyanyi, meski hanya sebagai
chorus, bapak ingin Kumala juga ikut ambil bagian dalam lagu kalian. Singkatnya, dia juga
menjadi anggota kalian. Bagaimana?"
Aku melihat Deria dan yang lain. Deria mengangkat bahu dan tersenyum, tanda kalau dia
setuju. Nayla dan Tami saling pandang sesaat, lalu mengangguk sambil memiringkan kepala, itu
memang ciri khas kekompakan mereka berdua!
Aku lalu menoleh lagi ke arah Kumala, wajahnya menyiratkan kalau dia sangat
menginginkannya, tapi wajahnya dibuat setenang mungkin. "Boleh." kataku, dan mendengar
Kumala bergumam, yes!. "Oke. Kita sepakat, ya"!" kata Pak Hakuto. Aku mengangguk.
15 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Tiba-tiba Kak Anjar berdiri, "Kenapa, kak?" tanyaku. "Kakak akan memandu acara lagi
dengan Yuuka Oneesan. Kakak juga akan bermain biola." katanya sambil berlalu. Aku masih
74 terbengong-bengong dengan perkataan Kak Anjar tadi, semua perkataannya tidak semuanya
terserap ke telingaku. *** Tepat saat Anjar berdiri di samping panggung, lagu hip-hop berhenti, dan Haruhi serta
temantemannya meninggalkan panggung. Gama, Irwan, dan Farhan bersiap-siap diposisi mereka
masing-masing. "Yak!! Tepuk tangan untuk break dance yang mengagumkan tadi semuanya!!" kata
Anjar kembali memandu acara.
"Nah... Yuuka oneesan, bagaimana penampilan break dance tadi" Sangat memukau,
kan"!" tanya Anjar dalam bahasa Jepang. Yuuka mengangguk. "Wow! Sangat memukau sekali.
Tapi bagaimana dengan penampilan setelah ini?" Semua penonton pasti sangant menantikan
penampilan mereka yang satu ini." kata Yuuka dengan nada antusias.
"Hmm... Sepertinya akan sangat seru! Penampilan mereka mungkin akan sangat


Fiction Karya Angelia Putri di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memukau para penonton. Para penonton tahu tidak siapa yang akan tampil berikutnya?"?"?"
tanya Anjar mengarahkan mikrofon yang digenggamnya ke udara, seolah mengarahkan kepada
penonton. Penonton berteriak riuh. Dan tentu saja merka tahu siapa yang akan tampil
selanjutnya. "Ya!! Ayo saksikan!!! FICTION JUNCTION!!!!" seru Anjar dan Yuuka bersamaan
dengan lampu yang tiba-tiba padam. Tapi itu tidak menyurutkan penonton untuk bertepuk
tangan. Sementara itu, Yuuka kembali ke samping panggung dan memberi tanda pada
Yuki dengan ibu jarinya. *** 75 "Lho" Kok lampunya padam?" tanyaku bingung melihat sekelilingku gelap gulita.
Tangan Kak Yuki yang ada disebelahku menepuk pundakku, "Tenang, ini hanya
persiapan yang diperhitungkan Anjar dan Haruhi untuk kita ke panggung. Termasuk kamu dan
teman-temanmu." kata Kak Yuki sambil berdiri dari kursinya diikuti Kak Wakana, Kak Keiko,
Kak Kaori, dan Kak Yuriko.
Aku mengangguk samar meski tahu Kak Yuki tidak akan melihatnya karena dia sudah
berjalan ke samping panggung dan menaiki tangga yang kulihat dalam remang-remang cahaya.
Saat lampu menyala kembali, Kak Yuki sudah siap dengan keyboardnya, juga Kak Anjar
yang sudah siap dengan biola kesayangannya. Gama, Farhan, Irwan, serta Kak Wakana dan yang
lain juga sudah siap. Dan ini saatnya Fiction Junction beraksi dan menyanyikan lagunya yang pertama,
*** Cantika mendengus kesal terhadap sikap ayahnya barusan. Dia kesal, kenapa bukan dia yang
ditawari menjadi bagian dari vocal group Yuri" Dia merasa suaranya sangat bagus(walau pada
kenyataannya, suaranya sangat parau saat bernyanyi daripada bersuara saat berbicara.) dan masih
lebih bagus daripada Kumala. Kenapa bukan DIA?"
16 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Kenapa harus Kumala, sih?"!" gumamnya kesal. Tapi dia juga membenci Yuri. Karena
ternyata Kajiura Yuki yang selama ini dia kenal adalah kakak Yuri, yang dianggapnya sebagai
rival(musuh). "Huhh!! Kenapa bukan aku saja yang menjadi adik Kajiura-san, sih" Kenapa harus
Yuri yang anak sok cantik itu?"" katanya kembali bergumam kesal.
Kembali Cantika melihat Yuri yang tersenyum saat Yuki menoleh ke arah Yuri dan
tersenyum penuh perhatian. Cantika tertegun sesaat, senyuman tulus dan penuh kasih sayang itu
76 dulu selalu ditujukan untuknya (juga Kumala tentunya). "Kajiura-san... Tersenyum pada
Yuri!!?" katanya, suara seperti agak tercekik melihat itu.
Ini tidak adil!!! Senyuman itu seharusnya untukku! Bukan untuk Yuri! batinnya. Cantika
lalu kembali cemberut dan memandang tajam ke arah Yuri.
*** Setelah lagu "Parallel Heartskemudian saat suara Kak Yuriko yang dalam dan lembut mengalun
merdu. Lagu "Toki no
Mukou Maboroshi no Soraitoshisa wa itsumo
kanashimi e to tsuzuiteru no"
kimi ni mou hitorikiri de
nakanaide to iidasezu ni iroaseteku sekai no uta bokura wa owari e tabi o suru
sono tsuka no ma ni kimi to deatta
inochi o kezuru you ni toki no mukou ni tashika ni atta
haruka na kokyou, kimi to yukeru no
ai mo mienai yoru no mukou ni
maboroshi no sora yume o miru tabi ni kurushimu no ni
77 sore demo mada warau no kaze ni sakaratte ato dore dake agakeba ii kono sangeki no yukue ga tada
shizuka na yoru de areba ii
shitteita nda, todokanai koto
sore demo bokura wa yami o kakenuke
toki no mukou ni gooru wa aru no"
tadoritsuita to itsuka ieru no"
ikiteyuku kara douka hikari o
maboroshi no sora itsu demo 17 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
kimi no soba ni iru kara sekai no toki o tomete dakishimetai no ni in the land of pain toki no mukou ni bokura wa kaeru
haruka na kokyou, kimi to yukeru no
ai o mitsukete koeteyuku no wa
sangeki no sora yume o miru kouya (Ookami Kakushi anime opening theme: Fiction Junction & Yuki Kajiura)
*** 78 Aku bertepuk tangan sangat keras saat Kak Yuki dan yang lain selesai memainkan 2 lagu itu
dengan sangat sukses, terbukti dari para penonton yang bersorak banget! Sebagian besar dari
para tamu adalah teman-temanku, Deria, Nayla dan Tami, juga Anjar dan Haruhi.
"Waow!! Benar-benar sangat memukau! Bagaimana penonton?"?", Kak Anjar kembali
memandu acara bersama Kak Yuuka.
Teriakan antusias (yang maksudnya suka!) langsung terdengar dari segala arah penonton.
"Para penonton antusias banget, oneesan! Menurut oneesan bagaimana?"
"Hmm... Sangat Memukau! Watashi wa suki desu!! Aku menyukainya!!" jawab Kak
Yuuka. "Mmm!! Betul!! Tapi, oneesan, ada lagi yang mungkin bisa membuat para penonton
memukau lagi, lho!" "Oya"! Dare?" Siapa itu?""
"Aku tak tahu oneesan. Tapi bagaimana kalau kita beri kesempatan untuk mereka
memainkan 2 lagu tadi" Oneesan setuju?"
"Boleh juga!" "Oke, semuanya! Kita sambut mereka!! Yuri dan teman-temannyaaa!!!"
Kembali lampu padam saat Kak Yuki dan yang lain ke samping panggung. Aku memberi
tanda pada yang lain untuk segera ke panggung dengan jariku.
Saat aku baru menduduki kursi di belakang keyboard, lampu kembali hidup, dan kami
mulai memainkan 2 lagu yang baru saja dimainkan Kak Yuki dan yang lain, yang pertama,
*** 79 Sambil memainkan keyboard,sesekali aku melihat Deria yang lumayan energik meski
pakaiannya lebih mirip gaun pendek (dia juga pakai legging), Tami juga pakai baju yang mirip
Kak Keiko, dan dia juga tidak kalah energiknya dari Deria! Dan aku juga baru sadar, rambutnya
dipotong pendek, sedikit di atas bahu dan menyisakan sebagian kecil rambut didepan tetap
panjang. Kapan dia memotongnya, ya"
Nayla, suaranya memang mirip sekali dengan suara Kak Kaori, dengan pakaian yang
lebih mirip seperti anak sekolah, dia jadi kelihatan lebih tinggi dibanding anak seusianya.
Kumala, suaranya juga hampir mirip dengan Kak Yuriko, lembut dan tinggi.
Teman-temanku... Mereka hebat! Batinku sambil tersenyum samar. Sekilas aku melihat
ke arah Cantika. Pandangannya ke arahku sangat aneh, mungkin antara marah, kesal, benci
18 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
(kayaknya bercampur jadi satu"!), entahlah. Sepertinya dia tidak terlalu senang.
"Tapi lebih baik memusatkan diri pada permainan dulu!" gumamku pada diri sendiri
sambil menekan tuts keyboard lebih baik lagi.
*** Cantika tahu, Yuri tadi melihat sekilas ke arahnya. Dan itu kembali membuat hatinya kesal.
Kenapa" Karena seharusnya yang berada di panggung itu adalah dia. Bukan Kumala, adik
kembarnya. Dan seharusnya juga, dia adalah adik Kajiura Yuki. Ya. Itu yang membuat hatinya
kesal. Sangat kesal. "Cantika?" Cantika menoleh ke belakang, Yuki ada dibelakangnya. "Kajiura-san?"
"Kamu kenapa" Sakit?" tanyanya sambil duduk dikursi di dekatnya. Cantika menggeleng
senang. Selama dia diam tadi, ternyata dia diperhatikan oleh Yuki. Yuki hanya menganggap
80 Cantika sebagai orang yang harus dijaganya saat Hakuto dan keluarganya pergi ke Jepang. Ya...
meski sekarang Yuki kembali bertemu keluarganya, juga Yuri.
"Terus... kok dari tadi melihat ke arah sana terus?" tanyanya menunjuk Yuri dengan
anggukannya. Pertanyaan itu membuat hati Cantika agak tersinggung juga kaget. Ternyata dari
tadi Yuki memperhatikan Cantika melihat Yuri. Apa dia juga melihat ekspresi Cantika saat
melihat Yuri" "Nggak. Nggak apa-apa." katanya memalingkan wajah.
"Bukan karena kamu iri dengan Yuri atau Kumala, kan?"
"Bukan, kok." Jawab Cantika pendek.
"Kamu pasti kesal karena bukan kamu yang ditawari menyanyi tadi, kan?" tanya Yuki
asal tebak. Cantika agak tersentak mendengarnya. Bagaimana Kajiura-san tahu" Batinnya, "Juga
karena Yuri itu adikku. Iya, kan?"
kata Yuki lagi sambil memandang Yuri yang sedang
memainkan keyboard. "Nggak. Bukan karena itu." jawab Cantika berbohong, memang benar! Aku kesal karena
2 hal itu! Tapi 1 hal lagi,karena semua orang selalu berpihak pada Yuri!
"Terus, karena apa?" tanya Yuki, membuat Cantika agak kesal dan takut. "Uh... Nggak
apa-apa. Cantika cuma lapar."
"Oh... Begitu. Sabar dulu, ya. Sebentar lagi pasti selesai." kata Yuki mengelus rambut
Cantika. Yuki tahu, Cantika sangat kesal dengan Kumala dan Yuri. Dia juga tahu dia tidak suka
kalau dia adalah kakak Yuri. Kakak kandung Yuri. Tapi, dia tidak mau menanyakannya lagi.
Karena pasti Cantika akan lebih berbohong.
"Kalau begitu, aku kesana dulu, ya." kata Yuki bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah
Wakana dan yang lain. 81 *** Sekarang aku dan yang lain memainkan lagu "Toki no Mukou Maboroshi no Soralihat Kak Yuki tadi
19 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
mengahampiri Cantika. Tapi aku tahu Cantika agak kesal tadi, dan Kak Yuki
mencoba menenangkan Cantika.
"Itsu demo... Kimi no soba ni iru kara... sekai no..."
Tahu-tahu Tami sudah ada disebelah kananku. Sambil menyanyi, dia memegang
pundakku dan tersenyum. Deria dan yang lain bernyanyi dengan gaya mereka masing-masing.
Aku tersenyum balik pada Tami dan mulai memainkan keyboard dengan lebih fokus.
Farhan, Gama, juga Irwan, mereka bermain dengan sungguh-sungguh! Lihat saja tangan
Irwan yang memegang stik drum dan menabuh drum dengan sangat energik. Gama, dia
memainkan bass-nya dengan sangat cekatan. Bahkan dia mampu menandingi pemain bass
manapun. Farhan, dia juga hebat. Tangannya yang sudah terbiasa memegang gitar sangat
cekatan, dan energik. Sedang aku" Aku memainkan keyboard dengan penuh perasaan. Menurutku itulah yang
harus dilakukan oleh seorang pianis (meski sekarang aku memainkan keyboard. Apa bedanya
piano dengan keyboard, sih"). Bermain dengan penuh perasaan, menuangkan segala yang ada
dalam benak dan mencurahkannya pada permainan.
Aku dan yang lain mulai mencapai klimaks lagu saat suara Kumala yang melengking
tinggi lembut mengalun. Aku rasa dia bersuara sopran, deh. Suara yang terdengar sangat tinggi
seperti artis Indonesia Gita Gutawa.
Aku menekan tuts keyboard bersamaan dengan rambutku yang sudah agak berantakan
mengenai wajahku. Sesaat kemudian aku mendengar penonton bertepuk tangan. Kebanyakan dari temanteman kami,
dan banyak yang mengelu-elukan kami semua.
82 "Yeeii!!! Para penonton!!! Masih semangat, nggak?"?" tanya Kak Anjar sambil
memegang mikrofon yang sedari tadi ada disebelahnya.
Teriakan riuh menggema lagi.
"Oke! This is the climax of this party!!! Duet Fiction Junction dengan Yuri dan temantemannyaa!!!"
Lampu lagi-lagi padam! Dan aku mulai duduk menunggu Kak Yuki dan yang lain datang.
Dan beberapa saat kemudian, aku mulai merasa ada orang yang duduk disebelahku.
Bertepatan dengan lampu yang kembali menyala aku melihat Kak Yuki disebelahku.
"Ayo, sayang." gumamnya sambil siap dengan keyboard disebelahku. Aku mengangguk
dan mulai memainkan lagi lagu "Parallel Hearts
*** "Tepuk tangan semuanya!!!!!"
Akhirnya selesai! Duet antara kami dan Kak Yuki sudah selesai, diiringi riuh tepuk
tangan penonton. Pak Hakuto dan Kak Yuuka maju ke panggung. Aku dan yang lain lalu berdiri di depan
panggung. Gama, Farhan, dan Irwan juga. Kak Yuki menggandeng tanganku sambil melangkah
ke depan panggung. "Menakjubkan!" komentar Pak Hakuto sambil bertepuk tangan. "Ya! Sangat
menakjubkan!" kata Kak Yuuka sambil ikut bertepuk tangan.
"Jadi... Bagaimana kita menyebut mereka semua" Kurasa nama "penyaingcocok untuk mereka.
"Bagaimana?" kata Kak Anjar.
Pak Hakuto tambak berpikir. "Hmm..."
83 20 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Fiction." kataku cepat. "Apa?", "Fiction. Diambil dari nama "Fiction Junctionitu bagus. Bagaimana,
kak?" tanyaku pada Kak Yuki. Dia mengangguk setuju. "Oh... Itu nama
yang bagus. Bagaimana penonton?"" Setuju tidak?"?""
Tepuk tangan tanda setuju menggema.
"Kalau begitu, beri tepuk tangan untuk ?"FictionTepuk tangan lagi-lagi terdengar. "Oke, guys. Semua
susunan acara ini sudah selesai.
Silahkan menikmati makanan, kue-kue, dan minuman yang ada di meja didekat kolam ikan itu
dengan lagu-lagu yang akan kami putar. Selamat malam semuanya!!"
"Nah, Yuri, ayo kita duduk." ajak Kak Anjar. Kami lalu berjalan ke arah meja kami, tapi
aku berhenti sejenak, "ada apa?" tanya Kak Yuki yang menggandeng tanganku. "Kak, aku ambil
kue dulu, ya"!" kataku sambil menunjuk meja yang dikerumuni orang-orang.
"Baiklah.", aku tersenyum mendengarnya dan menoleh ke arah Tami. Dia sepertinya juga
ingin mengambil kue. "Tami, kita ambil kue dulu, yuk!" kataku menggamit tangan Tami.
*** Saat Yuki baru saja duduk, Kaori bertanya padanya, "Kajiura-san," panggil Kaori, "Ya, Kaori?"
jawabnya menoleh. "Kapan kita akan pulang" Apa 2 hari lagi?"
Yuki memandang sejenak Kaori, juga yang lain.
Sebenarnya sudah ada panggilan dari perusahaannya untuk cepat kembali ke Jepang
untuk membuat single dan album terbaru untuk "Kalafinaharus sudah ada di Tokyo.
84 "Besok pagi. Sudah ada panggilan untuk kembali ke Tokyo." Kata Yuki dengan nada
berat. "Kok cepat sekali, Kajiura-san" Apa tidak melihat-lihat dulu?" tanya Keiko agak kecewa.
"Mau bagaimana lagi Keiko-chan" Pembuatan single dan album "Kalafinasepenuhnya selesai.
Bersikaplah profesional." kata Yuki.
"Kakak akan pergi ke Tokyo lagi?" tanya Anjar yang tahu-tahu sudah duduk disamping
Yuki. "Besok?" tanya Anjar. Yuki mengangguk pelan, "Ya. Besok pagi. Pekerjaan kami masih
sangat banyak." Kata Yuki dengan nada suara agak serak.
"Tapi... Tapi bagaimana dengan Yuri" Juga aku dan Haruhi" Kami baru saja bertemu
kakak hari ini." Kata Anjar sedih. Yuki membelai rambut Anjar."Mau bagaimana lagi" Itu
tuntutan pekerjaan, Anjar. Semua harus menuntut kami bersikap profesional." Kata Yuki.
"Lalu... Bagaimana kakak mengatakannya pada Yuri" Dia pasti sedih kalau mendengar
itu. Dia juga baru bertemu kakak." kata Anjar memperhatikan Yuri dan Tami yang sedang
mengambil kue. "Nanti aku akan bilang padanya." Kata Yuki.
Baru saja Yuki akan menghela nafas, dia mendengar suara riang dari Yuri di
belakangnya. "Kakak!".
*** "Kakak!" panggilku, Kak Yuki dan Kak Anjar menoleh bersamaan. "Yuri"! Kamu bikin kami
berdua kaget." Kata Kak Anjar. "Hehe..." kataku nyengir.
Aku lalu menoleh ke arah Kak Yuki dan menyodorkan sepiring kecil kue kepadanya. "Ini
untuk kakak." kataku.
"Makasih, Yuri." kata Kak Yuki menerima piring itu dari tangan kananku.


Fiction Karya Angelia Putri di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kakak mau ambil kue juga. Kamu duduk saja disini." kata Kak Anjar sambil berdiri.
21 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Aku lalu duduk ditempat Kak Anjar tadi dan memakan kue yang kuambil tadi.
85 "Kak Yuki," panggilku. "Ya, Yuri?", "Kakak akan pulang ke Tokyo?" tanyaku menoleh
ke arahnya. Wajah Kak Yuki berubah. "Kenapa kamu tahu?" tanyanya kedengaran hati-hati.
"Cuma asal tebak, kok. Apa benar Kak Yuki akan balik ke Tokyo?" tanyaku lagi.
"Ya.", "Kakak pulang ke Tokyo besok." Kata Kak Yuki.
Aku terdiam sesaat. Kak Yuki akan pulang ke Jepang. Aku maklum dengan itu, lagipula
Kak Yuki dan yang lain adalah artis terkenal disana. Pastilah banyak pekerjaan.
"Yuri?", aku mendongak melihat Kak Yuki, "Yuri tidak marah, kan?" tanyanya. Aku
menggeleng, "Tidak, kak. Nggak apa-apa, kok kalau kakak pulang ke Jepang. Tapi Yuri punya
syarat buat kakak." Kataku, "Apa?".
"Kalau Yuri dan yang lain pergi ke Tokyo, Kak Yuki harus menemani Yuri dan yang lain
disana. Dan kakak juga harus mau membuatkan lagu-lagu untuk single-single dan album Yuri
dan teman-teman." "Oke, oke... Kakak akan penuhi syarat itu," kata Kak Yuki menepuk-nepuk kepalaku,
"Tapi, kakak juga punya syarat." kata Kak Yuki.
"Apa?" tanyaku.
"Kalau album atau single-mu dan teman-temanmu sudah selesai, atau konser, kakak yang
diberitahu pertama kali. Setuju?" katanya mengarahkan jari kelingkingnya padaku, "Setuju!"
kataku membalas uluran jari kelingkingnya.
"Yuki," Pak Hakuto tiba-tiba sudah ada dibelakang Kak Yuki, "Apa benar besok kamu dan yang
lain akan pulang ke Tokyo" Aku diberitahu Kaida-san tadi." Katanya menunjuk Kak Yuriko
yang sedang mengambil kue bersama Yuuka.
"Ya. Besok pagi aku akan pulang ke Tokyo."
"Lalu bagaimana kamu membuatkan lagu untuk Yuri dan teman-temannya?"
86 "Kalau itu sudah kuatur. Aku sudah membuatkan beberapa lagu untuk mereka." Jawab
Kak Yuki. Lho" Masa iya" Batinku heran. Apa Kak Yuki membuat lagu untuk kami pada saat aku
tidur" Mungkin juga!
"Kak," panggilku. "Ya, sayang?", "Kakak membuat lagu-lagu itu saat aku tidur, ya?"
tanyaku memstikan. Kak Yuki tersenyum, "Ya. Saat kamu tidur tadi kakak sudah membuat lagu
untukmu. Semuanya ada dilaptopmu."
Aku mengerjap senang mendengarnya.
"Baiklah... Kamu akan pulang besok. Dan bagaimana aku menghubungimu nanti?" tanya
Pak Hakuto meletakkan gelas yang sedari tadi dipegangnya ke meja. "Nanti aku akan memberi
alamat email ku dan nomor ponselku pada Yuri. Nomor ponsel dan email Wakana-chan dan
yang lain juga. Kamu bisa minta pada Yuri nanti." jawab Kak Yuki, lalu menoleh ke arahku,
"Setelah acara ini aku akan memberi nomor ponsel dan email kakak ke kamu." Katanya. Aku
mengangguk. Sementara itu,Deria dan yang lain sedang asyik memakan makanan yang mereka ambil
tadi. "Waw! Kue donatnya enak banget! Syadap!!" celoteh Irwan disela-sela makannya.
Padahal mulutnya penuh dengan kue. Itu doyan apa rakus, sih"
Gama memukul pelan kepala Irwan tanpa suara, membuat Irwan tersedak dan batuk,
22 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Woi, Gama! Ngapain, sih" Pakai main pukul kepala segala. Jadi keselak, nih!" kata Irwan
sambil minum jus yang juga diambilnya tadi(hahahaha.... Kasihan deh Irwan).
"Kalau makan itu jangan ngomong. Dari tadi kerjaan kamu ngoceh saja." Kata Gama
santai. Irwan hanya manyun dibilang begitu. Aku tertawa melihatnya.
Aku melihat ke arah Cantika lagi. Kali ini wajahnya sangat marah. Aku mengerutkan
kening. Kok wajah Cantika tambah cemberut" Bukannya Kak Yuki tadi sudah ngobrol-ngobrol
dengannya" Tanyaku dalam hati.
87 "Yuri," panggil Deria, "Apa?" tanyaku menoleh ke arahnya, "Nggak. Nggak ada apaapa. Cuma
manggil." Katanya tersenyum jahil. " Ya ampun... Kamu ini..." kataku gelenggeleng kepala.
"Oya, baju ini apa kita kembalikan lagi, kak?" tanya Tami menunjuk baju yang
dipakainya. "Tidak usah. Kata Anjar itu untuk kalian. Siapa tahu kalian akan membutuhkannya
nanti." Jawab Kak Yuki.
"Berarti boleh kami ambil dong"! Wah..." gumam Nayla senang.
" Sudah,ah! Ayo, kita nikmati saja acaranya." kata Deria sambil meminum milk shake
blueberry-nya. *** Setelah acara ulang tahun itu selesai( selesainya jam 10 malam!). kami semua sangat lelah.
"Yuri,mengenai tanda kontrak nanti, besok, kamu dan yang lain datang ke perusahaan
saya. Jam 7 pagi." Kata Pak Hakuto saat dia akan pulang. Aku mengangguk paham.
"Sampai jumpa besok, Yuri." Kata Kumala pamit. "Sampai jumpa besok." balasku.
"Yuri," panggil Deria, "Kami pulang dulu, ya." katanya. Aku mengangguk, "Ya. Besok
kalian datang ke rumahku lagi jam setengah 7 pagi, ya. Kita ke perusahaan Pak Hakuto untuk
tanda tangan kontrak." kataku mengingatkan.
"Ya, Kak. Kami tahu. Kalau begitu, kami pamit pulang dulu, kak." Kata Nayla pamit.
Gama, Farhan, Irwan, Deria, dan juga Tami ikut pamit pulang.
Sambil memperhatikan mereka pergi, aku bisa menebak apa yang akan dipikirkan oleh
orang tua Nayla, Deria, dan Tami karena pakaian mereka sepertinya mahal. Pasti, Kenapa anak ibu
jadi cantik begini?"88
Hehe... Bercanda... Pasti mereka hanya akan bilang kalau mereka besok akan ke
perusahaan Pak Hakuto(tapi tetap saja bisa bikin heboh. Soalnya perusahaan Pak Hakuto, kan
terkenal di berbagai negara).
Sekarang aku, Kak Yuki, dan Kak Anjar sudah berada di dalam kamar. Kami semua
sudah berganti baju dengan baju tidur, Kak Anjar sedang berada di kamar mandi, berendam air
hangat! "Yuri," panggil Kak Yuki saat aku sedang memakai pelembab wajah. "Ya?"
"Ke sini sebentar. Kakak mau memberi nomor ponsel dan email kakak."
"Sebentar." kataku cepat-cepat memakai pelembab wajahku dan mengambil ponsel yang
kuletakkan tidak jauh didekatku.
"Ini, kak." Kataku memberikan ponselku. Kak Yuki lalu menuliskan nomor ponsel serta
email-nya, juga nomor ponsel dan email Kak Wakana dan yang lain. Aku mengambil laptopku
dan duduk di sebelah Kak Yuki.
"Nah, sudah selesai." Kata Kak Yuki menyerahkan lagi ponselku.
"Kak, kata kakak, kakak sudah membuatkan lagu untukku. Dimana?" tanyaku sambil
23 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
menyalakan laptopku. Kak Yuki bergeser ke sebelahku,
"Buka folder-mu. Lalu buka folder dokumenmu. Cari nama file "YuriAku membuka folderku dan
mebuka folder dokumenku, lalu mencari nama file "YuriKetemu! Batinku sambil meng-klik file itu.
Lalu sekarang di layar laptopku sudah ada
halaman dokumen yang berisikan lagu-lagu itu.
Ada lagu "Destination of the curseyukiLalu ada "YumeTapi tanganku berhenti di 1 halaman
dokumen. Ada lagu "Parallel HeartsMukou Maboroshi no Sora.89
"Lho" Kok lagu "Parallel Heartskak?" tanyaku pada Kak Yuki.
Kak Yuki tersenyum. " Kakak mau,kamu dan teman-temanmu memainkan 2 lagu itu." Katanya.
"Kenapa?" " Kakak pengen lihat kamu memainkan 2 lagu itu. Dalam bentuk video klip." kata Kak
Yuki. " Terus, Gama, Farhan, dan Irwan... Mereka bisa menjadi anggota dibelakang layar."
" Apa itu?" "Itu, adalah anggota yang bertugas dalam pembuatan lagu dan memainkan alat musik.
Gama bermain bass, Farhan bermain gitar, dan Irwan bermain drum. Kamu juga termasuk dalam
anggota belakang layar dan di depannya." Jelas Kak Yuki.
"Dan saat konser, mereka bisa dengan leluasa memainkan alat musik sesuai dengan
instruksi nadanya?" tanyaku.
"Ya. Nah... Kakak sudah membuat lagu-lagu itu lengkap dengan bagian-bagian yang
akan dinyanyikan oleh Deria, Nayla, Tami, Kumala. Juga alat musik apa saja yang diperlukan
dalam musik tersebut." Kata Kak Yuki menunjuk tanda kurung yang agak kecil disetiap bait
lagu. "Ada biola. Permainan biola bisa kamu minta dari Anjar. Kakakmu itu dari kecil pandai
bermain biola. Kakak juga sudah siapkan kunci-kunci nada untuk gitar, bass ,drum ,biola, juga
keyboard. Jelas,kan?" Kak Yuki menunjukkan kertas-kertas yang di sampul dengan kertas karton
warna-warni. Ada lima. Dengan nama alat musik, "Ini buku not-nya. Yang warna kuning ini
untuk gitar. Warna hijau untuk bass. Warna merah untuk biola, warna coklat untuk drum, dan
warna biru untuk keyboard. Masih banyak halaman kosong, jadi nanti kamu bisa menambahkan
nada-nada piano ataupun yang lain kalau kepikiran ide lagu baru."
Aku mengangguk, "Ya.".
"Haahh... Segar banget."
90 Aku menoleh ke arah pintu kamar mandi. Kak Anjar sudah selesai berendam.
"Kak Anjar," panggilku.
"Ya?" "Kakak nanti tolong main biola di dalam lagu-lagu ini, ya." Kataku menunjuk layar
laptopku. "Lagu-lagu apa?" tanyanya sambil mendekati kami. Kak Anjar memperhatikan sebentar
halaman-halaman dokumen itu lalu melihat buku not merah. "Oke... Bisa diatur." Katanya
tersenyum. "Nah... Ayo kita tidur. Besok pagi kakak harus pergi ke bandara." Kata Kak Yuki.
Aku mengangguk mengerti, lalu menyimpan laptopku kedalam tas. "Yuri, besok kamu
ijin saja dari sekolah saat jam pelajaran pertama. Kamu, kan harus pergi ke perusahaan Pak
Hakuto. Sekalian saja kamu bawa laptopmu ke sana." Kata Kak Anjar yang sudah naik ke tempat
tidur. "Iya." Setelah memastikan semua sudah siap, aku langsung menuju tempat tidur dan
24 Pendekar Bayangan Sukma Dewi Cantik Penyebar m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
merebahkan diri, tepat diantara Kak Anjar dan Kak Yuki.
"Sekarang kamu tidur, ya." Kata Kak Yuki mematikan lampu kamar. Kak Anjar
menyalakan lampu meja yang ada di dekatnya.
"Selamat tidur, kak." Gumamku sambil menutup mataku. Aku merasa tangan Kak Yuki
membelai rambutku, "Selamat tidur juga, Yuri."
91 TUJUH Keesokan harinya... "Yuri... Ayo cepat!"
"Sebentar, kak!" seruku dari kamar. Aku cepat-cepat mengenakan bando hitam
berkilauku dan menyandang tasku. Hari ini Kak Yuki dan yang lain akan pulang
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
25Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Maut | http://cerita-silat.mywapblog.com | Maut pdf created by Saiful Bahri (Seletreng - Situbondo) pd 22-04-2016 18:11:06
ke Tokyo. Aku memang sedih, karena baru kemarin aku bertemu dengan Kak Yuki. Tapi, itu tuntutan pekerjaan
Kak Yuki. Jadi aku tak bisa memaksanya untuk tetap tinggal disini.
"Kakak!" seruku saat sampai di depan pintu rumah. "Bagaimana" Sudah siap?" tanya
Kak Anjar mendekatiku. Aku mengangguk."Mana yang lain" Deria, Nayla, Tami" Irwan?"
tanyaku melihat sekeliling. Gama dan Farhan sudah datang dari tadi.
"Kalau Irwan,dia terlambat bangun saat kami kerumahnya tadi." Kata Farhan sambil
membantu Kak Haruhi memasukkan koper-koper Kak Wakana dan yang lain ke mobilnya.
Kami akan pakai 2 mobil, Kak Haruhi akan membawa sendiri mobilnya sekalian
berangkat sekolah. Kak Anjar yang akan mengantarku nanti ke perusahaan Pak Hakuto.
"Kalau Deria sama Nayla dan Tami sebentar lagi datang." Sambung Gama.
Dan baru saja mereka dibicarakan, Deria, Nayla, Tami dan Irwan sudah muncul di pintu
pagar rumahku. "Lha"! Itu mereka." Kata Kak Haruhi menunjuk pintu pagar.
"Maaf terlambat. Kami menunggu Kak Irwan dulu, sih..." kata Nayla agak terengahengah.
Sepertinya tadi dia kesini sambil berlari, deh!
92 "Iya. Saat kami ke rumahnya dia masih tergeletak nyaman tidur di kasur!" timpal Deria
ikut terengah-engah juga.
"Lho" Waktu aku sama Gama ke sana, dia sudah bangun?" kata Farhan dengan alis
terangkat. "Yee... Waktu Kak Farhan sama Kak Gama pergi dari rumah Kak Irwan, Kak Irwan
malah tidur lagi!" kata Tami.
"Yaa... Maaf. Soalnya aku ngantuk berat... Jam alarm ku juga mati." kata Irwan garukgaruk kepala.
Aku hanya geleng-geleng kepala sambil mendecakkan lidah. Dia ini memang lebih
pantas disebut "The sleepman"Hei! Ayo cepat! Sebentar lagi sudah jam 6 pagi!" kata Kak Haruhi
yang sudah berada di dalam mobil. "Yuri, kamu ikut dengan Kakak, ya. Deria, Nayla, dan Tami juga. Irwan sama yang lain
ikut Haruhi." Kata Kak Anjar.
"Anjar, aku ikut di mobil kamu, ya"!" kata Kak Yuki, " Tapi, kak,", "Sudahlah... Biar
Kajiura-san ikut dengan kalian. Tidak apa-apa." Kata Kak Yuuka menepuk pundak Kak Anjar.
"Euh... Baiklah. Ayo semuanya masuk kedalam. Kita akan berangkat sekarang." Kata
Kak Anjar masuk ke dalam mobil.
*** Sesampainya di bandara...
Aku dan yang lain ikut mengurus administrasi keberangkatan Kak Yuki ke Tokyo. Dan
sekarang, kami sedang ada di pintu "Keberangkatan"Kak Yuki... Ingat janji kakak, ya." Kataku
menahan tangis. Kak Yuki mengangguk
sambil membelai rambutku yang basah karena habis keramas dan belum sempat di keringkan
saking buru-burunya! 93 "Iya, Yuri. Kakak akan ingat janji kakak. Kamu juga harus ingat janji kamu, ya, sayang?"
1 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
katanya memelukku. Aku mengangguk.
"Pesawat dengan tujuan Kota Tokyo akan mengudara sebentar lagi. Para penumpang
yang terdaftar dalam keberangkatan menuju Tokyo harap segera menaiki pesawat."
"Sudah mau berangkat..." kata Kak Yuuka. Kak Yuki melepas pelukannya dan mencium
keningku. "Kakak berangkat dulu, ya" Sampai jumpa sayang.", Kata Kak Yuki. "Sampai jumpa
semuanya." Katanya melambaikan tangan pada kami. Aku melambai balik padanya. Juga yang
lain. Setelah itu, kami melihat pesawat yang ditumpangi Kak Yuki dan yang lain mengudara
dari balik jendela kaca yang ada disamping kananku.
"Ayo. Kita pergi ke perusahaan Pak Hakuto." Kata Kak Anjar. Aku mengangguk. Kami
lalu keluar dar bandara dan segera menuju perusahaan Pak Hakuto.
94 DELAPAN 3 bulan kemudian... Dear diary, 28 November 2010
Sudah 3 bulan sejak hari ulang tahunku 6 Agustus kemarin. Rasanya masih tidak
menyangka kalau Yuki Kajiura itu adalah kakakku. Semuanya terasa seperti apa, ya" Ya...
Rasanya sangat menyenangkan!
Sekarang, aku dan yang lain sudah menjadi group vocal yang cukup sukses. Aku menjadi
pemain piano dalam group vocal ini( ya... seperti Kak Yuki, lah...), Gama memainkan bass,
Farhan memainkan gitar, Irwan bermain drum, dan Deria serta yang lain menjadi vocalnya(rasanya
aku sudah pernah menulis ini di halaman diary sebelumnya"!)
Lagu-lagu yang dibuatkan Kak Yuki untukku sangat diterima oleh orang-orang, terutama
lagu 'Destination of The Curse', 'Utau no Houseki', 'Ai no Yuki', dan 'Yume'. Sebetulnya aku
pernah kepikiran, lagu 'Yume' itu cocoknya jadi soundtrack anime Jepang. Serius, lho! Soalnya,
lagu itu mirip dengan 'Mezame'-nya Kak Yuki.
Kalau 'Parallel Hearts' dan 'Toki no Mukou Maboroshi no Sora', video klip-nya dibuat
hampir semirip mungkin dengan video aslinya(hanya saja, beberapa gerakan dalam video klipnya
yang agak berbeda, juga tempat syutingnya. Selebihnya, semua sama). Untuk Video klip
'Destination of The Curse' benar-benar bikin aku merinding! Bayangkan saja! Pak Hakuto
memilih lokasi yang sangat strategis! Di sebuah rumah tua yang sudah tak terpakai lagi( tapi
masih bagus dalam artian masih terawat perabotannya) di dekat JURANG!
Yang lebih mengerikan( dan mungkin terburuk), aku yang harus lompat membelakangi
jurang sementara Deria, Nayla, Tami, dan Kumala menatap rumah itu dari kejauhan! Jurang itu
juga berkedalaman sekitar gedung 5 tingkat, tidak curam tapi bisa membuat orang cedera, dan
95 bagi siapa saja yang belum pernah sengaja atau nggak sengaja terjun pasti bakalan pingsan.
Termasuk aku. Maksudku, kalau kita lompatnya sengaja, nggak bakalan pingsan. Tapi kalau
tidak sengaja" Tapi untung saja Pak Hakuto sudah memasang alas seperti kasur matras di
tempat kira-kira aku jatuh.
Aku juga sudah memberitahu Kak Yuki pertama kali setelah albumku itu selesai. Dan dia
juga sudah melihat albumnya karena sudah tersebar diberbagai negara, termasuk Jepang.
Katanya, sih ada beberapa kendala karena Kak Yuki tidak mencoba mempromosikan albumku


Fiction Karya Angelia Putri di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang berisi video klip lagu 'Parallel Hearts' dan 'Toki no Mukou Maboroshi no Sora' yang
2 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
hampir sama dengan milik Kak Yuki dan menjadi bahan pembicaraan di sana. Tapi untungnya
sekarang sudah teratasi. Dan karena bisa dituduh meniru, kedua video itu hanya untuk Kak Yuki
dan yang lain. Aku minta Pak Hakuto agar jangan mempublikasikan video klip 'Parallel Hearts'
dan 'Toki no Mukou Maboroshi no Sora'.
Sekarang ini aku ada di dalam pesawat menuju Tokyo. Aku akan mengadakan konser di
JCB Hall Tokyo. Yups! Tur konser pertama kami. Pak Hakuto dan keluarganya juga ikut,
termasuk Cantika. Kak Anjar dan Kak Haruhi juga ikut. Aku sudah memberi tahu Kak Yuki
tentang konser kami di Jepang.
Katanya dia akan menonton konser kami bersama Kak Wakana dan yang lain. Aku
senang sekali! Kak Yuki akan menepati janjinya mengajak kami jalan-jalan di kota Tokyo. Kata
Kak Yuki, saat tiket konser kami sudah mulai dijual, banyak banget yang membelinya. Bahkan
persediaan tiket yang tersedia kurang dari jumlah penonton! Akhirnya aku mengambil inisiatif
bersama Pak Hakuto dan agen kami untuk membatasi jumlah penonton. Ada sekitar seratus tiket
khusus untuk dua orang dan tempat duduknya di barisan kedua dari depan, sedang seratus tiket
lagi adalah untuk barisan ketiga dari depannya. Barisan paling depan adalah untuk VIP.
Kayaknya sudah dulu, deh. Panjang banget... Habis, lagi semangat menulis jadi
keterusan. Hehe... Aku sekarang masih (masih!) di dalam pesawat. Sepertinya 3 jam lagi kami
tiba di Tokyo. Sudah, ya"! Aku mau tidur dulu. Ngantuk!!!
this moment is so pretty!!!
96 *** Sekarang kami sudah sampai di Narita Airport, itu lho... Bandara internasional yang terkenal di
Jepang. Sayang ayah dan ibu tidak bisa ikut, katanya masih banyak pekerjaan di New York.
"Selamat datang di Narita Airport. Tolong perlihatkan paspor anda sekalian." Kata
seorang petugas wanita yang bertugas di salah satu bagian counter yang melayani dengan ramah.
Pak Hakuto mengumpulkan paspor kami dan memberikannya pada petugas itu yang lalu
memanggil kami satu persatu untuk mencocokkan foto yang tertera di paspor dan men-cap nya.
Setelah melewati pemeriksaan itu, Pak Hakuto memanggil taksi untuk kami semua yang
sudah dipesannya saat sampai di bandara tadi. Dan kami segera menuju hotel yang (juga!) sudah
dipesan Pak Hakuto sebelum berangkat ke Tokyo. Katanya, sih, pemilik hotelnya teman Pak
Hakuto sewaktu SMP. Irasshaimasen to Tokyo!! *** Akhirnya... Kami sampai di hotel yang di pesan Pak Hakuto. Harus kuakui, hotel ini benar-benar
mewah dan berkelas! "Wah... Hotelnya besar sekali." Gumam Irwan melihat-lihat sekeliling.
"Ya. Hotel ini besar sekali." Dukung Kumala. Akhir-akhir ini dia sering sependapat
dengan Irwan. Jodoh kali, ya"!
" Nah, anak-anak, kita akan naik ke lantai 11. Disanalah kamar kita." Kata Pak Hakuto
menghampiri kami. Segera saja kami menuju lift dan menaikinya untuk naik ke lantai 11.
97 *** 3 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Saat berada di dalam lift, ponselku yang ada di tas tanganku tiba-tiba berdering. Aku lalu
cepatcepat mengambilnya dan menekan tombol menerima untuk menerima telepon itu.
"Halo?" sapaku.
"Halo, sayang" Ini Kakak. Kamu sudah sampai di Tokyo tidak?". Rupanya ini Kak Yuki.
"Kami sudah sampai di Tokyo, kak. Sekarang kami ada dihotel." Jawabku.
"Di hotel apa" Nanti kakak dan yang lain mau ke tempatmu."
"Sebentar, kak," kataku menutup speaker telepon, " Kumala," panggilku, dia menoleh,
"Apa?" "Apa nama hotel ini?"
" Nama hotel ini Hotel Vintage Tokyo "
"Oh... Makasih."
"Halo, kak" Nama hotel ini Hotel Vintage Tokyo." Kataku menyambung lagi
pembicaraanku dengan Kak Yuki. " Oh... Hotel itu. Itu hotel yang lumayan terkenal disini. Oke.
Tunggu kami, ya. Kakak dan yang lain akan segera kesana. Sampai jumpa."
" Sampai jumpa juga, kak." Kataku menutup telepon tepat saat pintu lift terbuka.
"Yuri," panggil Kak Anjar, "Ya,kak?", "Itu tadi Kak Yuki?" tanyanya. Aku mengangguk.
Pak Hakuto tiba-tiba berhenti sejenak di sebuah pintu kamar. Memeriksa nomor kunci
kamar. "Nah, disini kamar kalian. Kamar yang nomor 233 itu untuk Gama, Farhan, Irwan, dan
Haruhi. Yang nomor 234 ini untuk yang perempuan." Katanya menunjuk pintu kamar
98 disebelahnya. Pak Hakuto lalu memberikan kunci kamar yang berbentuk seperti kartu gesek
ATM itu padaku dan Farhan.
" Ini kunci kamar kalian. Termasuk Kumala." Katanya.
"Lalu Cantika?" tanya Kumala.
" Dia akan ada dikamar bersama papa dan mama.". Mendengar itu, Cantika langsung
menatap tidak percaya pada Pak Hakuto.
"Kok, aku tidak satu kamar dengan mereka, pa?" tanyanya tidak senang. " Kamu itu, kan
datang ke sini untuk liburan, refreshing. Bukan untuk pekerjaan mereka!" kata Pak Hakuto,
"Tapi, kan...", "Tidak ada tapi!" bentak Pak Hakuto. Cantika cemberut saja mendengarnya
sambil bergumam lirih. "Ya sudah. Kalian istirahat. Besok malam kalian konser. Oya, juga acara jumpa fans. Jadi
ingat! Jangan terlalu lelah dan tidak fresh saat konser ataupun jumpa fans nanti." Kata Pak
Hakuto mengingatkan. Lalu masuk ke kamarnya di sebelah kamar kami bersama Bu Haruka dan
Cantika. " Nah... Ayo kita masuk." Kataku menggesek kunci itu di tempatnya dan memutar kenop
pintu. "Waw..." gumam Irwan lagi di depan kamar mereka.
Memang benar-benar berkelas dan mewah!
Kamar yang kami tempati ternyata cukup besar. Ada 2 tempat tidur ukuran besar, sebuah
lemari pakaian yang juga cukup besar, Televisi layar tipis ukuran 48 inci, satu set sofa dan
mejanya, juga kara mandi yang dilengkapi bath-tub dan shower air panas. Pokoknya lengkap
deh(sebenarnya si pengarang nggak tahu-menahu tentang hotel di Jepang. Tapi... Dibayangkan
saja,lah...)! "Sudah. Kalian jangan bengong. Ayo, taruh barang-barang kalian di lemari itu, setelah itu
kita makan malam." Kata Kak Anjar menunjuk lemari pakaian yang ada di dekat tempat tidur di
pojok. 4 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
99 Kami lalu menuntun koper kami dan menyusun barang-barang kami di lemari itu.
"Yuri," panggil Farhan di depan pintu, aku menoleh ke arahnya. Wajahnya agak
memerah saat aku menoleh ke arahnya. Aneh. Pikirku.
"Ada apa?" tanyaku sambil melepas ikat rambutku hingga ranbutku tergerai.
" Eh... Anu... Itu..." katanya agak salah tingkah. Sepertinya dia gugup. Ada apa, sih"
"Apa?" tanyaku lagi.
"Eh... Anu...". Tepat saat itu pintu kamar kami diketuk. "Sebentar, ya." Kataku pada
Farhan yang disambut anggukan bengong olehnya. Aku tidak tahu kenapa Farhan tiba-tiba agak
salah tingkah seperti itu. Aneh, ya" Kalian tahu kenapa"
"Hai, Yuri-chan!" kata Kak Keiko menyapaku saat aku membukakan pintu. "Hai,
oneesan!" kataku. "Ayo masuk!" kataku mempersilahkan masuk.
"Kak Yuki!" kataku memeluk pinggang Kak Yuki saat dia masuk." Hai, sayang."
Aku lalu menutup pintu dan mengikuti Kak Yuki masuk ke dalam, "Bagaimana kabar
kakak?" tanyaku. "Baik-baik saja, kok. Oh ya. Ini, ada sesuatu dari Cantika," katanya mengeluarkan sebuah
botol berisi... Entahlah. Mungkin jus.
" Apa ini?" tanyaku menerima botol itu.
" Katanya itu untuk kamu. Mungkin itu jus jeruk.".
Aku melihat botol itu seksama. Tidak ada yang aneh. "Ya sudah. Lebih baik aku taruh
dulu di kulkas." Kataku menghampiri kulkas didekatku. Dan meletakkan minuman itu disana.
"Oya. Sekarang kalian mau kemana,nih?" tanya Kak Kaori sambil duduk di sofa. "Kita
mau makan malam dulu, oneesan. Mungkin setelah itu kami istirahat." Kata Nayla. Kak Kaori
manggut-manggut mengerti.
"Oneesan mau ikut?" tanya Tami.
100 "Hmm... Boleh saja. Iya, kan, Kajiura-san?" kata Kak Wakana menoleh ke arah Kak
Yuki." Ya... Boleh juga. Bagaimana kalau sekarang kita pergi ke yatai( kedai ramen yang
biasanya ada di pinggir jalan), atau ke restoran udon?" usul Kak Yuki. "Oya, mana Irwan dan
Gama" Dan Haruhi?" tanya Kak Yuriko, "Mereka di kamar sebelah, oneesan." jawab Farhan
"Ke restoran udon saja! Aku ingin makan udon!" kata Irwan semangat mendengar nama
udon. Kami menoleh ke arah pintu. Ternyata Irwan, Gama, dan Kak Haruhi sudah ada di depan
pintu. "Iya. Kita ke restoran udon saja. Disana ada tempura juga tidak?" kata Tami setuju. Yang
lain juga akhirnya setuju.
"Ya sudah. Kita ke restoran udon, ya" Ayo kita berangkat." Kata Kak Yuki mengambil
jaket tebalnya. Sekarang sedang musim gugur dan mendekati musim dingin, jadi sekarang sudah
agak dingin. "Oya. Kita juga harus mengajak Pak Hakuto." Kataku saat keluar dari kamar." Hakutosan tadi bilang,
dia ingin istirahat lebih awal. Jadi sepertinya dia tdak bisa ikut." Kata Kak
Yuuka. " Oh... Begitu." Kataku mengangguk-angguk mengerti.
"Nah, ayo kita berangkat. Kita naik mobil Kakak saja." Kata Kak Yuki melangkah ke
arah pintu lift. *** 5 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Restoran udon yang di tuju kami lumayan ramai, mungkin karena restoran ini biasanya
dikunjungi orang-orang yang lagi makan siang atau makan malam. Seperti kami. Aku lihat
banyak meja yang sudah terisi penuh.
"Wah... Ramai sekali." Kataku melihat orang-orang yang duduk dan memakan makanan
mereka. 101 "Yups! Ramai sekali." Kata Deria mendukung.
"Ayo, semuanya. Kita duduk disana." Kak Yuki menunjuk meja yang masih kosong.
Kami lalu berjalan ke arah meja itu dan duduk dikursinya. Seorang pelayan menghampiri kami
dan memberikan buku menunya.
"Kalian mau pesan apa?" tanya Kak Kaori disebelahku. Aku melihat daftar menunya.
"Hmm... Yang nomor lima kayalnya enak. Aku pesan yang ini,deh." Kataku menyebutkan
pesananku pada pelayan. "Aku juga mau yang nomor lima." Kata Deria menyebutkan pesanan
yang sama denganku. Setelah semua memesan, kami ngobrol-ngobrol sambil menunggu pesanan.
"Jadi kalian akan konser di JCB Hall, ya?" kata Kak Wakana memulai pembicaraan.
"Iya, oneesan." Kata Tami.
"Dulu kami juga pernah konser disana. Lumayan ramai..." kata Kak Yuriko.
" Ramai banget tentunya." Timpal Kak Keiko.
" Oya, kalian nanti mau jalan-jalan kemana?" tanya Kak Kaori," Hmm... Mungkin ke
Harajuku" Atau Shibuya?" kataku mengetuk-ngetuk dagu.
"Nanti saja dibicarakan. Pesanan kita sudah datang!" kata Irwan menunjuk seorang
pelayan yang membawakan pesanan kami.
Dan sekarang, saatnya makan malam!
*** Cantika menatap seisi kamar Yuri dan yang lain satu persatu. Tadi dia minta kunci cadangan
kamar itu di resepsionis hotel. Dan sekarang, dia ada didalam kamar Yuri. Dan tidak ada orang
disana karena mereka semua sedang jalan-jalan bersama Yuki dan yang lain.
102 "Huuhh!! Mereka pergi jalan-jalan tanpa mengajakku!" katanya kesal. "Padahal aku juga
ke sini untuk liburan! Mereka pelit banget, sih!" katanya sambil menendang kosong ke arah
lantai. Pandangannya tiba-tiba tertuju pada sesuatu di atas meja didekatnya. Sesuatu itu
berkilauan diterpa sinar lampu.
"Apa itu?" gumamnya.
Dia lalu melangkah ke arah meja tersebut dan mengambil benda yang menarik
perhatiannya itu. Ternyata itu sebuah gelang mutiara putih. Berbandul 2 buah piano kecil perak
yang cantik. "Wah... Cantik sekali... Ini punya Kumala, ya" Tapi kenapa papa tidak membelikannya
juga untukku?" katanya memperhatikan gelang itu, dan menemukan sebuah nama di salah satu
bandul gelang itu. "Dari Yuki, untuk Yuri?" ejanya membaca nama yang tertulis disitu."Jadi ini
gelang milik Yuri, ya..." katanya tersenyum sinis. "Lumayan bagus... Dan seharusnya ini
untukku!" "Ah... Bagaimana, ya kalau gelang ini kupakai" Pasti lebih pantas untukku daripada di
lengannya." Katanya memakai gelang itu dan memperhatikan penampilannya di cermin.
6 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Hmm... Lebih bagus. Lebih baik gelang ini aku bawa saja." Katanya lalu malangkah ke arah
pintu keluar dan pergi sambil membawa gelang itu.
*** "Ah... Kenyang banget!" kata Irwan menepuk-nepuk perutnya.
"Makanya jangan makan terlalu banyak. Masa kamu sendirian habis 3 mangkuk udon.
Pantas saja sekarang kamu kekenyangan, Irwan." Kata Kumala mementil perut Irwan sambil
cekikikan. 103 "Eh, kita jalan-jalan,yuk. Aku pingin lihat-lihat kota Tokyo." Kata Nayla. "Iya. Kita
jalan-jalan, yuk, Kak Yuri?" ajak Tami.
Aku menoleh ke arah Kak Yuki, dia mengangkat bahu. Lalu aku menoleh ke arah Kak
Anjar dan Kak Haruhi. Mereka juga sama. Mengangkat bahu. Tapi, aku tahu, Kak Anjar dan Kak
Haruhi sudah capek (apalagi aku).
"Euh... Nanti saja, deh sehabis konser... Lagipula sehabis konser kita, kan punya waktu
liburan seminggu disini. Iya, kan, Deria?" kataku. Deria mengangguk.
"Iya Nayla, Tami. Lebih baik besok saja. Lagipula udaranya mulai mendingin, nih..."
kata Kumala. "Ya. Udaranya sudah mulai mendingin. Ini, kan sudah mau awal Desember. Musim
dingin." Timpal Irwan." Iya, kan, Farhan?" katanya menoleh ke arah Farhan yang membetulkan
letak syalnya yang agak melorot dari tempatnya. "Euh... Ya. Mulai dingin." Katanya
"Yah..." keluh Tami.
" Kita kembali ke hotel saja. Lagipula pasti semuanya sudah capek." Kata Gama meniup
tangannya. "Nah... Sudah diputuskan. Kita kembali saja ke hotel, ya." Kataku. Tami mengangguk,
Nayla juga. "Yuk, kita kembali ke hotel, kak." Kataku pada Kak Yuki.
*** "Cantika, itu gelang milik siapa?" tanya Haruka melihat anaknya itu memakai gelang
ditangannya sambil membaca majalah."Punya Cantika, ma." Jawabnya tanpa melihat ke arah
ibunya. 104 Alis Haruka berkerut, "Darimana kamu mendapatkannya" Papamu tidak pernah
membelikanmu gelang itu?" kata Haruka melihat suaminya yang sedang tidur disebelahnya.
"Cantika diberi oleh teman Cantika, ma." Katanya lagi tetap tidak melihat ibunya.
"Cantika... Mama tahu itu bukan gelang milikmu. Katakan itu gelang milik siapa." Kata
Haruka mendekati anaknya.
"Iih! Mama, kok, jadi meributkan gelang Cantika, sih?" Mama nggak percaya ini gelang
Cantika?" tanya Cantika agak kesal.
"Mama nggak bermaksud begitu. Mama Cuma mau kamu jujur, Cantika." Kata Haruka
duduk disebelah Cantika." Sekarang jawab. Itu gelang milik siapa?" tanyanya lagi.
"Punya CANTIKA!" Kata Cantika bangkit dari sofa dan keluar kamar sambil
membanting pintu hingga Hakuto terbangun.
7 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Ada apa itu?" tanyanya terbangun karena kaget.
"Tidak apa-apa. Aku hanya menanyakan gelang yang dipakai Cantika itu milik siapa. Dia
marah dan keluar sambil membanting pintu." Jelas Haruka melihat suaminya bangun.
"Gelang?" "Iya. Gelang mutiara putih, ada 2 bandul piano kecil di gelang itu."
"Aku rasa itu bukan milik Cantika." Ujar Haruka," Kamu tidak pernah membelikan
gelang atau apapun pada Kumala atau Cantika,kan?"
"Tidak. Aku tidak pernah membelikan mereka apapun. Apalagi gelang. Kumala bahkan
tidak pernah meminta apa-apa." Kata Hakuto menggeleng.
" Jadi... Itu gelang milik siapa?" tanya Haruka mengerutkan keningnya.
*** 105 "Yuri," panggil Kak Yuki saat kami sudah sampai di depan pintu hotel
" Ada apa, kak?", "Di mana gelang itu" Kamu tidak memakainya?" tanya nya menunjuk
lengan kiriku yang tidak memakai gelang putih itu.
"Oh... Gelang itu aku tinggal dikamar. Di atas meja." Kataku memasuki lift bersama


Fiction Karya Angelia Putri di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang lain."Oh..."
"Nah... Selamat istirahat semuanya." Kata Kak Yuuka saat kami semua sudah berada di
dalm lift. " Ya, oneesan. Selamat istirahat juga." Kata Tami sambil menekan tombol pintu lift.
*** Cantika baru saja mau membeli minuman dari mesin minuman otomatis yang kebetulan ada
disitu, kalau saja dia tidak mendengar samar-samar langkah kaki.
" Langkah kaki siapa itu?" gumamnya. Lalu mengintip dari balik dinding. Dilihatnya
Yuri dan yang lain menuju ke arahnya. Koridor tempat Cantika berdiri memang menuju ke
kamarnya dan juga kamar Yuri dan yang lain.
"Lebih baik aku balik saja ke kamar dari pada mereka heran melihatku disini." Kata
Cantika berbalik pergi. "Dan gelang ini tetap menjadi milikku." Katanya menatap gelang Yuri
yang di pakainya. *** "Yuri, lebih baik kakak saja yang membuka pintunya." Kata Kak Haruhi menawarkan. Aku lalu
memberikan kunci kamar yang kupegang padanya. Dan memang benar, sepertinya aku sudah
sangat mengantuk. " Nah... Sudah terbuka, deh. Ayo, kalian istirahat."
106 " Iya, Kak Haruhi..." kata Tami langsung ngeloyor ke dalam lebih dulu diikuti kami.
Aku segera menghampiri meja di depan sofa, tempat aku menaruh gelangku tadi. Tapi,
gelang itu tidak ada disana!
" Kakak! Kak Anjar!" panggilku memanggil Kak Anjar. "Ada apa?"
" Kakak lihat gelangku tidak" Tadi sebelum pergi kutaruh disini." Kataku menunjuk
meja," Kakak tidak tahu. Mungkin kamu lupa menaruhnya?"
Aku menggeleng. "Nggak, kak. Aku ingat sekali! Gelang itu kutaruh disini!".
" Ada apa, sih, Yuri?" Kumala tiba-tiba ada di belakang Kak Anjar, "Ini, Kumala, gelang
8 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Yuri hilang.", "Gelang?"
"Iya. Gelang mutiara putih, ada 2 buah bandul piano perak kecil, salah satunya ada
namaku." Kataku duduk lesu di sofa.
"Oh... Gelang itu..."
"Kamu tahu?" tanya Kak Anjar mengangkat alis.
" Lho" Gelang itu, kan sering dipakai Yuri. Masa, aku nggak ingat"!"
"O iya." "Terus gimana, nih... Gelang itu, kan dari Kak Yuki..." kataku hampir menangis.
" Sudahlah... Besok kita cari. Ya"! Sekarang kamu tidur." Bujuk Kak Anjar.
" Tapi, kan, kak..."
"Iya. Lebih baik besok saja." Kata Kumala duduk disebelahku.
" Besok kita cari. Siapa tahu ketemu. Sekarang kamu tidur, ya."
Aku mengangguk lemah. Tapi kalau gelang itu besok tidak ketemu juga" Bagaimana
dong" 107 "Tenang saja, Yuri... Biar aku yang carikan nanti... Pemilik hotel ini punya kamera
pengawas di setiap kamar. Siapa tahu tadi ada yang masuk kamar kita, terus mengambil
gelangmu." Kata Kumala.
"Ya, deh. Aku mau tidur." Kataku berjalan ke kamar mandi untuk berganti baju.
*** "Masa gelang Yuri hilang begitu saja?"" gumam Kumala sambil berjalan ke tempat resepsionis.
Biasanya setelah minta ijin ke resepsionis, dia bisa melihat video kamera pengawas yang ada
dikamar mereka. "Aneh... Padahal kunci kamar dipegang oleh Yuri..." gumamnya sambil terus berjalan
dan tanpa sadar bertabrakan dengan seseorang didepannya."Aduh!"
Kumala jatuh terduduk dilantai sambil memegangi kepalanya, yang ditabrak juga ikut
jatuh. "Aduh... Sakit..." rintih Kumala berusaha berdiri. Lalu dia sadar kalau dia tadi menabrak
seseorang. "Aduh... Maaf! Anda tidak apa-apa?" tanyanya membantu berdiri orang yang
ditabraknya tadi. Ternyata seorang remaja perempuan. Usianya mungkin tidak jauh darinya.
"Iya, tidak apa-apa." Kata remaja itu mendongak untuk melihat Kumala. "Lho"
Kumala?" "Ayumi?" kata Kumala kaget melihat siapa yang ditabraknya itu. "Aduh... Lama banget
nggak ketemu kamu! Kata Kumala memeluk remaja itu- Ayumi.
"Hai juga. Kamu ngapain disini?" tanya Ayumi.
Kumala melepaskan pelukannya, "Aku, kan mau konser disini. Kamu nggak tahu" Aku,
kan member "Fiction108
"O iya. Aku baca artikel tentang kamu dan teman-temanmu di tabloid. Wah... sekarang
sudah jadi artis terkenal,nih..." goda Ayumi cekikikan.
"Haha... Bisa saja kamu. O iya. Kamu juga, ngapain disini?"
"Aku, kan keponakan pemilik hotel ini! Kamu nggak ingat?"
"Nggak." Jawab Kumala nyengir.
"Dasar... Terus, kamu ngapain malam-malam masih mondar-mandir di sekitar sini?"
tanya Ayumi. 9 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
"Oh... Anu... Aku mau melihat video kamera pengawas di ruang kendali hotel. "Kata
Kumala beranjak pergi, Ayumi lalu mengikutinya, "Untuk apa?"
"Temanku, gelangnya hilang. Mungkin saja dicuri. Tapi aku tidak tahu siapa yang
mengambilnya. Memang, sih kedengarannya biasa. Tapi kata temanku itu, gelang itu sangat
berharga baginya." Kata Kumala.
" Kalau Cantika" Anak itu, kan juga sering mengambil atau meminjam barang tanpa
permisi." Kata Ayuki memiringkan kepalanya.
"Aku juga memikirkan itu. Mungkin saja dia yang mengambilnya. Tapi..."
"Tapi?" "Ya... Aku takutnya dia itu marah-marah nggak jelas ke aku. Jadi aku mau melihat video
kamera pengawas dulu untuk memastikannya." Kata Kumala.
"Oh... Begitu... Tapi, temanmu yang mana?"
"Yuri. Kamu tahu saja, kan dari tabloid yang memuat artikel tentang kami?"
"Tahu,sih... Cuma, fotonya nggak ada. Jadi aku nggak tahu yang mana orangnya. Lebih
baik aku antar. Aku juga mau mengunjungi pamanku yang lagi ada di ruang pengawas." Tawar
Ayumi. 109 "Kok, pamanmu ada di ruang pengawas?" tanya Kumala heran, "Pemilik tidak selalu ada
diruang kerjanya setiap saat." Kata Ayumi meniru gaya Irwan. Irwan juga teman Ayumi, mereka
berkenalan waktu ibu Irwan yang seorang guru SMA pergi ke Jepang untuk study banding
sekolah berstandar SMP di Tokyo untuk melihat SMP yang ada di Jepang, Kumala juag ikut saat
itu karena dia dan ibunya juga study banding di sekolah yang sama, jadi mereka berkenalan saat
Ayumi yang ditunjuk menjadi wakil sekolahnya untuk study banding.
"Iih... Gayamu, kok, meniru Irwan, sih?" tanya Kumala agak tertawa.
"Ya... Lucu saja." Kata Ayumi menyibak rambutnya yang pendek sebahu.
"Tapi, aku heran. Kenapa di hotel ini di beberapa kamar dipasangi kamera pengawas?"
tanya Kumala. Ayumi mengetuk-ngetuk dagunya, "Kata paman, banyak orang yang kehilangan
barangnya karena resepsionis salah memberikan kunci kamar pada orang yang pura-pura
menjadi tamu disini." jawab Ayumi
Tanpa sadar mereka sudah sampai diruang kendali kamera pengawas. Ayumi, tanpa
mengetuk pintu, langsung membuka pintunya.
"Halo, paman!" sapa Ayumi melihat pamannya yang duduk di dekat layar-layar monitor
yang menunjukkan gambar-gambar beberapa tempat di hotel itu. Pria itu menoleh dan tersenyum
ke arah Ayumi. "Halo, Ayumi," Ayumi menghampiri pamannya dan membungkuk sedikit. Kumala mengikuati tindakan
Ayumi. " Ada apa kamu kesini, Ayumi" Ayahmu mengajak paman minum-minum lagi?" tanya
paman Ayumi menyuruh Ayumi dan Kumala mendekat ke arahnya.
"Tidak, paman. Tadi aku dan Akira oniisan(panggilan untuk kakak laki-laki) pergi ke
kedai ramen sekalian kesini. Tapi, Akira oniisan ada tugas mendadak di kantornya, jadi aku
minta antar kesini saja." Kata Ayumi memperhatikan layar-layar monitor di hadapannya.
110 "Terus... Ini Kumala, kan?" paman Ayumi menunjuk Kumala, "Ya, senang berjumpa
lagi." Kata Kumala membungkuk sedikit sambil tersenyum.
"Ada apa kamu ke sini" Kamu tadi ketemu Ayumi di depan, ya?" tanya Paman Ayumi, "
10 Maut m.pdf - Bidadari Pendekar Naga Sakti
Mm. Tadi kami memang bertemu di depan."
"Paman, teman Kumala ada yang kehilangan barangnya." Kata Ayumi mendahului
Kumala yang ingin mengatakan maksudnya datang ke situ." Kehilangan barang" Kapan?"
"Sekitar... 2 setengah jam yang lalu. Mungkin..." kata Kumala agak ragu.
" Apa ada yang meminjam kunci cadangan, atau ada yang terekam di monitor ini,
paman" Di beberapa kamar ada yang dipasangi kamera pengawas, kan?" tanya Ayumi lagi-lagi
menyerobot lebih dulu. "Hmm... Ada. Cantika. Tadi dia datang ke resepsionis untuk meminjam kunci kamar
nomor 234 di lantai 11."
"Itu kamar saya dan teman-teman saya." Kata Kumala. Mendengar itu, naluri detektif
Ayumi muncul. Di sekolahnya, Ayumi dikenal sebagai detektif cilik karena selalu berhasil
Pedang Bunga Bwee 3 Pendekar Mabuk 043 Gelang Naga Dewa Thousand Splendid Suns 7

Cari Blog Ini