Ceritasilat Novel Online

Merah Muda Dan Biru 3

Merah Muda Dan Biru Karya Bois Bagian 3


tampak bersantai dengan bersandar di kepala dipan,
sedang kedua matanya tampak tertuju ke atas
lemari"memperhatikan sebuah benda antik
berbentuk persegi panjang.
Karena penasaran, Bobby pun mengambil benda
itu dan mengamatinya dengan penuh seksama.
Rupanya benda itu terbuat dari perak, sedang pada
kedua sisinya yang saling berlawanan tampak dihiasi
dengan kaca berwarna merah muda dan biru.
Kini Bobby tampak memperhatikan lubang yang
terdapat pada kedua sisi yang dihiasi kaca berlainan
warna itu. "Aneh... Lagi-lagi aku menjumpai benda
yang penuh misteri. Kenapa pada kedua sisi ini dihiasi
dengan kaca yang berwarna merah muda dan biru?"
tanyanya dalam hati. Kini pemuda itu mencoba menghubungkan benda
itu dengan kedua simbol kelamin perak miliknya, yang
215 mana pada masing-masing simbol itu terdapat tulisan
merah muda dan biru. Belum sempat Bobby
menyimpulkan, tiba-tiba dia mendengar suara Olivia
yang memanggilnya. "Bang! Kemari sebentar, Bang!"
seru Olivia. "Iya, Sayang. Aku segera datang!" sahut Bobby
seraya bergegas menemui istrinya yang ternyata lagi
bersantai di dalam bak mandi. "Ada apa, Sayang...?"
tanyanya kemudian. "Itu, Bang. Tolong usir makhluk menjijikkan itu!"
pinta Olivia seraya menunjuk ke arah makhluk itu
berada. "O, makhluk yang kecil itu, ya?"
Olivia mengangguk, kemudian dengan agak jijik
dia tampak memperhatikan suaminya yang kini tengah
berusaha menangkap makhluk itu, yang ternyata
hanya seekor kecoa. Setelah berhasil, Bobby pun
segera membuangnya keluar. Tak lama kemudian, dia
sudah kembali menemui istrinya.
"Sudah dibunuh, Bang?" tanya Olivia.
"Aku tidak membunuhnya, Sayang...."
216 "Kenapa tidak dibunuh, Bang?" tanya Olivia lagi.
"Sayang... Makhluk kecil itu kan juga ciptaan
Tuhan. Apa alasanku untuk membunuhnya?" Bobby
malah balik bertanya. "Soalnya dia begitu menjijikkan, Bang. Dan dia
telah membuatku merasa tidak nyaman."
"Sayang... Maafkanlah makhluk itu! Aku rasa dia
tidak bermaksud menakutimu, dia itu paling kesasar
masuk ke mari." "Bang" Kalau dia datang lagi bagaimana?"
"Ya tinggal di usir saja."
"Kalau terus-terusan datang?"
"Apa kau yakin, kalau yang datang itu kecoa yang
tadi?" Olivia terdiam, dia bingung harus menjawab apa.
"Sudahlah, Sayang...! Lupakan saja perihal kecoa
itu! Kalau di sini memang banyak kecoanya, aku akan
belikan untukmu pengusir serangga elektronik.
Semoga dengan adanya alat itu, tidak ada lagi kecoa
yang berani main ke mari. Nah, sebaiknya sekarang
217 kau teruskan mandimu, aku mau kembali ke tempat
tidur." Setelah berkata begitu, Bobby segera kembali ke
tempat tidur. Kini dia kembali mengamati kotak aneh
yang sempat membuatnya menguras otak. Lama juga
Bobby memikirkan perihal kotak itu hingga akhirnya
Olivia selesai mandi. "Kau tertarik dengan kotak itu, Bang?" tanya Olivia
seraya duduk di dekat suaminya.
"Kau benar, Sayang. Eng... Ngomong-ngomong
sebenarnya ini kotak apa?"
"Aku juga tidak tahu, Bang."
"Aneh... Kau punya kotak ini, tapi kau sendiri tidak
tahu kotak apa ini. O ya, ngomong-ngomong kau
dapat kotak ini di mana?"
"Itu hadiah dari seorang ustad ketika aku baru
menjadi seorang mualaf. Kata ustad itu, aku baru bisa
mengetahui isinya jika sudah menikah. Tapi anehnya,
hingga saat ini aku belum juga bisa mengetahui isinya.
Padahal, aku kan sudah menikah."
218 "Mmm... Sungguh mengherankan," gumam Bobby
seraya kembali berpikir keras. Kemudian dia kembali
teringat dengan kedua simbol kelamin miliknya.
"Hmm... Apa mungkin kedua simbol kelamin yang
terkait itu berhubungan dengan kotak ini?" tanya
pemuda itu dalam hati sambil memperhatikan lubang
yang terdapat di kotak itu. "Hmm... ini memang seperti
lubang kunci. Kalau begitu... Mungkin simbol kelamin
itu betul-betul merupakan anak kunci, dan anak kunci
itu bisa untuk membuka kotak ini. Dan mengenai
tulisan merah muda dan biru itu aku rasa digunakan
sebagai tanda yang sangat penting, karena mungkin
saja itu sebagai peringatan yang menegaskan kalau
sekali saja salah memasukkan anak kuncinya bisa
membuat kotak ini tidak bisa dibuka sama sekali."
"Kenapa, Bang?" tanya Olivia ketika melihat mata
Bobby tampak berbinar-binar.
"Dengar Olivia! Sepertinya aku bisa memecahkan
teka-teki ini, tapi..."
"Tapi apa, Bang?"
219 "Tapi, aku tidak yakin seratus persen kalau benda
milikku itu merupakan anak kunci dari kotak ini,"
jawab Bobby. "Benda milikmu" anak kunci dari kotak ini" Bang...
Aku benar-benar tidak mengerti."
"Tunggu sebentar! Aku akan mengambil benda itu
di laci mobil," kata Bobby seraya pergi ke basement
untuk mengambil benda yang dimaksud.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Bobby sudah
kembali. Kini pemuda itu tengah duduk di tepi tempat
tidur sambil mencoba membuka kotak misterius itu.
Simbol kelamin wanita yang bertuliskan "merah muda"
dimasukkan ke lubang kunci yang terdapat pada sisi
yang dihiasi kaca berwarna merah muda, kemudian
dia memutarnya searah dengan arah jarum jam. Dan
tiba-tiba TREK... TEK... "Berhasil! Dugaanku ternyata benar, simbol
kelamin ini memang merupakan anak kunci," kata
Bobby bersemangat. Setelah mencabut anak kunci itu, Bobby pun
melakukan hal serupa pada sisi yang berlawanan,
220 yaitu sisi yang dihiasi kaca berwarna biru. Ajaib...
Ketika anak kunci yang berbentuk simbol kelamin pria
itu diputar searah dengan jarum jam, tiba-tiba tutup
kotak itu terbuka. Kini Bobby tampak memperhatikan
bagian dalam kotak itu, di dalamnya terdapat dua
buah kubus kecil berukir yang sama persis bentuk dan
ukurannya, juga gambar simbol-simbol yang ada pada
setiap sisinya. Dan dari ke enam simbol itu, dua di
antaranya adalah simbol kelamin pria dan wanita.
Masih di dalam kotak persegi merah muda dan
biru, juga terdapat sebuah tabung perak berukir
dengan bagian tengahnya yang seperti cincin tampak
melingkari tabung, bagian yang seperti cincin itu
berhiaskan batu permata yang begitu indah. Bobby
pun mengambil tabung itu dan mengamatinya dengan
penuh seksama. Kini dia tampak memperhatikan kedua ujung
tabung itu dengan penuh tanda tanya, pada kedua
ujungnya yang diduga sebagai penutupnya itu masingmasing
bertuliskan pria dan wanita dalam bahasa
Melayu yang ditulis dengan huruf arab. Selain itu, di
221 dalam kotak itu juga terdapat selembar surat yang
ditulis di atas kulit hewan. Tulisan itu pun berbahasa
Melayu yang ditulis dengan huruf arab. Lantas dengan
segera Bobby membacanya. Kepada siapapun yang ditakdirkan membuka
tabung dalam kotak ini harap dalam keadaan suci,
karena dikhawatirkan jika dalam keadaan kotor setan
akan dengan mudah membisikkan sesuatu yang
menyesatkan. Ketahuilah, setan itu sangat senang
berada di dekat orang yang dalam keadaan kotor.
Setelah membaca surat itu, Bobby tampak
beranjak dari duduknya. "Abang mau ke mana?" tanya Olivia.
"Aku mau mandi wajib dulu," jawab Bobby seraya
melangkah ke kamar mandi.
Usai mandi, Bobby segera kembali ke tempat
tidur, kemudian dia mengambil tabung perak yang
berukir itu dan mencoba membukanya. "Aneh...
Kenapa tidak bisa dibuka?" tanya Bobby keheranan.
Kemudian pemuda itu tampak mengamati tulisan yang
ada di kedua penutup tabung itu. "Hmm... Apakah
222 tabung ini harus dibuka bersama-sama dengan
istriku?" tanya Bobby dalam hati. "Sayang coba kau
pegang bagian yang ini, lalu kita tarik bersama-sama!"
pintanya kepada Olivia. Lantas dengan segera, Olivia menuruti permintaan
suaminya. Ajaib... Tabung itu terbuka dengan
mudahnya, namun tabung itu terbuka bukan pada
bagian yang semula diduga sebagai menutupnya,
melainkan terbagi dua yaitu tepat di tengah-tengah,
dimana lingkar cincin berada.
Kini Bobby tampak mengambil segulung kulit
hewan yang ada di dalam tabung itu, yang ternyata
sebuah pesan dalam bahasa Melayu yang ditulis
dengan huruf arab. Lalu setelah mengucap Bismillah...
Suami istri itu tampak membacanya bersama-sama.
Wahai keturunan Adam penghuni dunia yang
menjadi fitnah. Tidak Tuhan saksikan dunia yang telah
diciptakan-Nya untuk menghukum Adam dan Hawa
kecuali kesembilan ratus sembilan puluh sembilan
ciptaan-Nya yang lain, yang di antaranya adalah sorga
dan neraka, yang kelak akan menjadi tempat tinggal
223 untuk seluruh umat manusia tergantung dari pada
amal perbuatannya ketika hidup di dunia.
Karenanyalah Tuhan memberikan kebebasan penuh
kepada hamba-Nya untuk memilih, sorga atau neraka,
atau tidak kedua-duanya atas nama cinta kepada
Tuhan"ikhlas pada ketentuan-Nya yang Maha
Bijaksana. Setelah membacanya, suami istri itu tampak
saling berpandangan. Sepertinya mereka saling
mempertanyakan maksud dari tulisan itu.
"Bang, apakah ini seperti yang dinyanyikan
Crisye?" "Maksudmu?" "Itu, Bang. Andai sorga dan neraka tak pernah
ada..." jawab Olivia sambil menyanyikan sepenggal
lirik yang sudah sangat dihafalnya.
"Ya, aku rasa memang begitu. Kita bebas memilih,
menyembah Tuhan karena takut neraka, atau
menyembah Tuhan karena ingin sorga, atau kita
menyembah Tuhan bukan lantaran takut pada neraka
juga bukan mengharapkan sorga, tapi lebih kepada
224 rasa cinta kita kepada Tuhan, yang mana telah
menyadari betapa Tuhan sangat mencintai hambahambaNya yang bertakwa." "Kau benar, Bang. Dengan begitu, tidak ada lagi
yang namanya keterpaksaan. Semuanya dilakukan
atas nama cinta kepada Tuhan dengan penuh
keikhlasan." "Betul, Sayang. Kita melakukan sesuatu atas
dasar cinta kepada Tuhan. Seperti yang pernah
kubaca pada buku cinta dan bahagia oleh Imam
Ghazali. Hati itu seperti gelas, tidak mungkin diisi madu umpamanya- kalau masih berisi air. Tidak ada dua
hati bagi satu orang. Cinta sempurna ialah yang
memenuhi hati. Jika tidak, berarti masih ada sudut
yang berisi lain daripada cinta kepada-Nya. Makin
lebar sudut itu makin kuranglah cinta kepada-Nya.
Makin banyak air, makin kuranglah madu dalam gelas.
(Cinta kepada ibu bapak, anak istri dsb. Tidak akan
mengurangi cinta kepada-Nya jika cinta itu memang
karenanya-Nya). 225 Sebenarnya sudah lama juga aku mengetahui
tentang hal itu, namun kini aku baru menyadari
kenapa cinta itu masih juga tak hadir. Ternyata dunia
dan isinya adalah fitnah, yang mana bila tidak
menyikapinya dengan benar dan tidak menyadari
maka akan sangat merugi."
Kedua suami istri terus membahas masalah itu,
hingga akhirnya mereka bertekad untuk saling
mencintai karena Allah. Dan dalam upaya mencintai
karena Allah mereka pun berusaha untuk tidak
mencampurkan antar yang hak dan yang batil.
Maklumlah, hal-hal seperti itu memang tidak mudah
untuk dideteksi oleh keawaman keduanya yang
memang masih belum sepenuhnya istiqamah dalam


Merah Muda Dan Biru Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menjalani ajaran agama, sehingga dengan mudah
bisa terpedaya oleh bisikan setan yang menyesatkan.
Selama ini mereka sangat kesulitan membedakan
sesuatu itu hak atau sebuah kebatilan, begitu pun
sebaliknya, sesuatu itu kebatilan atau merupakan
sesuatu yang hak. Juga soal keikhlasan, sulit sekali
untuk mengetahuinya. Karena ketidaktahuan itulah
226 ikhlas yang sesungguhnya. Ketika seseorang tidak
mengetahui dia berbuat ikhlas atau tidak, dan segera
mengembalikannya kepada Tuhan, saat itulah
sesungguhnya dia telah berbuat ikhlas.
Saat itu Olivia juga sangat bersyukur, karena
cintanya kepada Bobby mungkin memang karena
Allah. Dia mencintai Bobby bukan semata fisik belaka,
namun lebih dikarenakan dia merasa Bobby itu
merupakan figur pemimpin yang diyakini bisa
membinanya menjadi seorang muslimah yang taat.
Hubungan bercintanya pun diawali dengan pernikahan
yang sah secara agama, tidak pernah dicemari oleh
proses pacaran yang membahayakan, yang oleh
sebagian orang sudah dianggap lumrah.
Kini Bobby tampak memperhatikan kedua kubus
yang masih penuh misteri, dalam benaknya pemuda
itu terus memikirkan perihal simbol-simbol yang
menurutnya mempunyai arti penting dalam
memahami arti kehidupan yang sesungguhnya, dan
dia menduga simbol-simbol itu merupakan petunjuk
untuk siapa saja yang memang ingin mengungkap
227 rahasia kenapa Tuhan menciptakan manusia, yang
bermula dari penciptaan Adam dan Hawa yang pada
akhirnya harus tinggal di dunia karena telah berbuat
dosa. Kini pemuda itu tampak memperhatikan semua
simbol yang ada di kedua kubus itu, enam buah
simbol yang berbeda terdapat pada masing-masing
kubus itu. Persis seperti dua buah dadu yang apabila
di kocok akan menghasilkan kombinasi sisi yang
berbeda. Namun pada kubus itu, simbol yang
mempunyai makna itulah yang akan dikombinasikan.
Sebenarnya keenam simbol itu adalah, pertama
simbol Lafaz Allah dan nama Rasul yang disatukan
dalam bentuk kaligrafi, kedua simbol pria, ketiga
simbol wanita, keempat simbol warna merah muda,
kelima simbol warna biru, dan keenam adalah simbol
dunia. Karena bentuknya seperti dadu, maka Bobby pun
mencoba memperlakukannya seperti benda itu. Dia
mengocoknya di dalam tangan, dan setelah dirasa
cukup, pemuda itu pun segera membuka
228 genggamannya dan memperhatikan kombinasi simbol
yang ada pada bagian atas kedua kubus itu.
"Hmm... wanita dan warna merah muda," lalu
Bobby mencobanya lagi, "Hmm kali ini, pria dan
wanita." Bobby terus mengocok kedua kubus itu sehingga
dia mendapat beberapa kombinasi seperti berikut,
wanita dan dunia, Tuhan beserta Rasul-Nya dan
dunia, wanita dan warna biru, pria dan warna merah
muda, dunia dan warna biru, Tuhan beserta RasulNya dan pria, Tuhan beserta Rasul-Nya dan wanita,
dunia dan pria, Tuhan beserta Rasul-Nya dan warna
biru, dunia dan warna merah muda, Tuhan beserta
Rasul-Nya dan warna merah muda, dunia dan biru,
merah muda dan biru. "Hmm... semua ini benar-benar membingungkan,
apa maksud dari kombinasi-kombinasi itu" Jangankan
kombinasinya, beberapa simbol itu saja tidak aku
pahami maksudnya." "Bang, berhentilah bermain dengan kubus-kubus
itu! Sekarang kan sudah larut malam, bukankah
229 besok kita mau pergi jalan-jalan. Bang...! Ayo dong...
masa aku tidur sendirian, terus terang aku kepingin
tidur sambil dipeluk olehmu," pinta Olivia dengan
suara manja. "Iya, sebentar lagi, Sayang. Aku masih
memikirkan arti pada simbol-simbol ini."
"Bang... Ayo dong...!"
"Iya, iya..." sahut Bobby seraya beranjak
menyimpan kubus itu, dan setelah itu dia pun segera
merebahkan diri di sisi Olivia. Sambil terus mendekap
Olivia, pemuda itu masih saja memikirkan perihal
makna simbol yang sangat membingungkannya itu.
Maklumlah, karena dari satu kombinasi saja bisa
menghasilkan banyak pertanyaan.
Seperti halnya beberapa simbol yang sudah dia
mengerti, yaitu seperti simbol pria dan wanita. Banyak
sekali pertanyaan yang berkenaan dengan hal itu,
seperti... untuk apa wanita diciptakan" apa yang harus
dilakukan pria dan wanita dalam membina hubungan,
seperti hubungan sosial, baik itu sebagai teman,
saudara, maupun sebagai suami istri" Apa kewajiban
230 wanita pada suaminya, juga apa kewajiban pria pada
istrinya. Sebenarnya apa peran wanita itu
sesungguhnya, sebagai hiasan atau lebih dari itu.
Juga apa peran pria untuk wanita, sebagai pelindung
atau penjajah yang senantiasa mengeksploitasinya,
dan kenapa pula banyak wanita yang justru senang
dieksploitasi. Kenapa ada wanita yang selalu
menuntut kesetaraan gender, apakah karena pria
sudah dianggap tak mampu lagi memainkan
perannya, atau karena wanita memang sudah lupa
dengan kodratnya" Sebenarnya apa yang sudah
meruntuhkan tatanan yang pada mulanya sudah
selaras menjadi seperti itu, sehingga banyak pria dan
wanita menjadi bingung memainkan perannya sendiri"
Apa sebenarnya hakikat penciptaan wanita
pertama kali, apakah Tuhan menciptakan Hawa hanya
karena agar Adam tidak kesepian" Atau ada hal lain
yang lebih penting dari itu" Adakah rahasia di balik
peristiwa yang dialami Adam dan Hawa itu, dan
kenapa setelah adanya Hawa itu lantas dia harus
diusir dari Sorga" Sebenarnya apa tujuan Tuhan
231 menciptakannya Hawa sebenarnya" Apakah karena
Tuhan ingin membahagiakan Adam atau mau
mengujinya, yang pada saat itu Adam berhasil
dikalahkan oleh sebab bujuk rayu wanita, dan hal itu
pula dikarenakan wanita berhasil termakan bujukan
setan" Kenapa banyak pria yang jatuh karena ulah
wanita, yang sejak dari jaman kuda gigit besi hingga
hari ini masih saja terus terjadi" Apakah wanita
memang diciptakan untuk itu, yaitu berpotensi sebagai
alat setan untuk menjatuhkan pria, yang dengan
pesona dan kelembutannya membuat pria tak
berdaya. Jika memang demikian, sungguh kasihan
wanita yang mau saja diperalat seperti itu, dan masih
banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak
Bobby saat itu. Padahal semuanya Itu baru mengenai
kombinasi mengenai dua simbol pria dan wanita yang
belum sepenuhnya dia pahami, apa lagi jika dia sudah
berhasil mengungkap kombinasi yang lain, tentu akan
lebih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan baru yang
akan timbul, yang mana jika dia mau berpikir mungkin
232 bisa menjadikannya sebagai kunci untuk membuka
tabir rahasia penciptaan.
Kini sudah setahun Bobby membina rumah tangga
bersama Olivia. Selama ini dia bukan saja menjadi
seorang produser, namun juga terlibat langsung
dalam proses pembuatan Film. Maklumlah, selama ini
dia memang sudah menerapkan kalau setiap
pemeran yang sering bersentuhan karena tuntutan
karakter haruslah suami-istri. Selain itu, karena Olivia
juga sudah bosan lantaran selama ini dia harus
memerankan karakter yang itu-itu saja, yaitu karakter
yang selalu melajang. Sekali-sekali dia juga ingin
berperan sebagai seorang kekasih atau pun seorang
istri. Karenanyalah, mau tidak mau dia harus terjun
sendiri untuk mendampingi Olivia yang kini sudah
menjadi bintang terkenal.
Saat ini pun mereka sedang syuting sebagai
suami istri. Dalam adegan itu Bobby berperan sebagai
233 seorang suami yang sedang memanjakan istrinya.
"Sayang... tataplah mataku!" katanya seraya
memegang tangan istrinya dan meremasnya dengan
lembut, kemudian dengan penuh kasih sayang dia
mencium kening istrinya. "Cut!" teriak Pak Sutradara. "Bagus Pak Bobby,
sekarang kita bisa istirahat," kata Pak Sutradara
kemudian. Bobby dan istrinya segera beristirahat. Sambil
melepas lelah di atas kursi yang empuk, Bobby
tampak memainkan kedua kubus miliknya. Kali ini dia
melihat simbol dunia dan wanita, "Mmm... Dunia. Apa
itu dunia" Menurutku dunia itu indah, karena
panorama alamnya memang sangat indah. Flora dan
faunanya pun begitu beragam, bahkan aku tidak
sanggup jika harus mengenal semuanya. Hutan-hutan
yang menghijau sangat menyegarkan mata, gununggunung
yang menjulang tampak begitu perkasa,
samudera yang luas dan begitu kaya dengan apa
yang ada di dalamnya. Belum lagi hasil tambang yang
beraneka ragam, sungguh telah mensejahterakan
234 umat manusia. Subhanallah, Maha Besar Allah yang
telah menciptakan semua itu. Bahkan, sampai mati
pun aku tidak akan sanggup untuk memahami
semuanya. Menurut Nabi, dunia itu sangat kecil...
Ketika jari telunjuk dicelupkan dalam lautan dan
setetes air yang menetes dari telunjuk itulah dunia dan
seisinya, sedang seluruh air di lautan itu adalah
kehidupan setelah di dunia. Selagi di dunia, manusia
terpenjara oleh raganya yang terbatas, dan
karenanyalah ia tidak mampu untuk menyelami dunia
dan seisinya. Namun kelak, ketika di Akhirat, raga
manusia akan jauh lebih sempurna, sehingga atas Izin
Tuhan ia pun bisa menyelami alam ciptaan Tuhan
yang justru lebih besar ketimbang alam dunia yang
kecil itu. Kalau begitu, sungguh bodoh jika aku hanya
mengejar dunia, apalagi sampai mati-matian
mengejarnya dengan menghalalkan berbagai cara.
Mmm... Wanita. Apakah wanita itu" Apakah ia
hanya sebagai perhiasan, perhiasan dunia yang indah
dan menentramkan jiwa. Apakah wanita yang baik itu
bagai oasis di tengah gurun Sahara, bagai embun
235 pagi yang menyegarkan tumbuhan. Mmm... Dunia dan
wanita. Apa sesungguhnya peran wanita di dunia ini,
apakah sebagai pelengkap yang mana seharusnya
bisa membuat kaum pria menjadi lebih dekat kepada
Tuhan, bukan malah membuatnya berani melanggar
perintah Tuhan, atau juga sebagai pilar kokoh yang
menunjang peran suami dalam membina keluarga,
atau terkadang bisa juga menjadi pemimpin untuk
kaumnya sendiri, juga untuk anak-anaknya dalam
urusan dunia, namun tidak sampai melupakan
kodratnya sebagai wanita" Mmm... Apakah dunia dan
daya tariknya dapat memicu wanita mengejar
gemerlapnya dunia" Apa mungkin wanita berhias
untuk menarik makhluk di dunia, dan apa mungkin
wanita juga membuat pria ingin menghiasinya, walau
bagaimanapun caranya, halal atau haram. Mmm...
Apakah karena sebab wanita, sehingga menciptakan
mata rantai yang membuat kerumitan di muka bumi
ini. Bila dilakukan dengan benar maka akan
menciptakan mata rantai kebaikan dan bila tidak
dilakukan dengan benar maka akan menciptakan
236 mata rantai kejahatan. Seperti burung gagak yang
selalu membawakan segala pernak-pernik mengkilat
untuk pasangannya dengan cara mencuri dari mana
saja. Burung gereja yang berkelahi sampai mati untuk
mendapatkan pasangan. Bahkan, tindak kejahatan
membunuh pertama kali dilakukan manusia pun
dimulai karena sebab wanita. Hmm... Apa lagi ya?"
Begitulah Bobby, setiap ada kesempatan selalu
digunakannya untuk berpikir dan berpikir. Dengan
menggunakan kedua kubus itu dia mencoba menggali
berbagai macam pertanyaan, dan dari semua
pertanyaan itu diusahakan untuk mendapat
jawabannya. Sementara itu di tempat lain, kedua putri
Bobby yang bernama Intan dan Lia tampak sedang
jalan-jalan di sebuah Mal. Kedua anak itu kini sudah
tumbuh menjadi gadis belia yang jika pemuda
melihatnya tentu akan tergoda. Namun, saat ini para
pemuda dipastikan tidak mungkin bisa melihat
keindahan itu. Maklumlah, karena kedua gadis remaja
itu mengenakan hijab dengan sempurna, yaitu
mengenakan gaun kurung dengan jilbab yang
237 bercadar. Mereka bisa melakukan itu karena sejak
dini mereka sudah ditanamkan kalau keindahan tubuh
mereka bukanlah untuk dipamerkan kepada publik,
melainkan untuk kebahagiaan suami mereka kelak.


Merah Muda Dan Biru Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Selagi mereka berjalan-jalan, banyak orang yang
memperhatikan keduanya. Mereka memperhatikan
bukan lantaran keindahan tubuh mereka, namun
karena ketidaklaziman yang ada di negeri ini. Bagi
mereka, hal seperti itu memang benar-benar aneh
dan terkadang membuat penasaran sehingga
memancing pertanyaan. Bagaimana mungkin pria
akan tertarik jika melihat mereka seperti itu, dan
bagaimana mungkin teman-teman atau saudara
mereka bisa mengenali mereka. Sebetulnya
pertanyaan-pertanyaan yang tidak patut itu memang
ada baiknya jika diberi jawaban sehingga hal yang
semula dianggap aneh tidaklah menjadi aneh. Jika
orang mau berpikir, orang buta saja bisa mengenali
orang di sekitarnya dan dia juga bisa menyukai lawan
jenisnya. Kenapa orang yang normal
mempermasalahkan itu. Kepekaan, itulah jawaban
238 atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Jika sudah terbiasa
dengan keadaan seperti itu, tentu kepekaan indra
yang lain akan meningkat. Dan karenanyalah
persoalan yang sebenarnya bukan persoalan itu bisa
terjawab. Orang tidak harus menggunakan mata lahir
jika ingin mengenal sesuatu, namun mata batin lebih
tajam pengelihatannya ketimbang mata lahir.
Begitulah Bobby menanamkan kepercayaan diri
kepada putri-putrinya sehingga mereka benar-benar
PD dengan busana yang mereka kenakan. Selama ini
mereka lebih sering bergaul di lingkungan pengajian
yang orang-orangnya sama seperti mereka, dan
karenanyalah mereka pun secara otomatis
menggunakan kepekaan mata batinnya sehingga
tidak ada lagi masalah dalam pergaulan itu. Namun
sayangnya, hal itu masih menjadi masalah ketika
mereka bergaul di luaran. Maklumlah, hal itu
dikarenakan orang-orang di luar pengajian tidak
mempunyai kepekaan yang sama. Itulah kenapa
selama ini mereka jadi terlihat exclusive, bukannya
karena mereka tidak mau bergaul dengan dunia luar,
239 tapi karena dunia luarlah yang sulit menerima
keberadaan mereka. Kini kedua gadis itu tampak menikmati santap
siang di sebuah restoran cepat saji, pada saat itu pun
mereka menjadi pusat perhatian. Namun karena
sudah terbiasa, kedua gadis itu tidak menjadi risih
karenanya. Mereka malah senang jika busana yang
mereka kenakan itu menjadi bahan perbincangan.
Dengan begitu, mereka berharap orang mau berpikir
dan melihat dari sudut pandang yang positif. Sehingga
dengan begitu, mereka bisa mengambil hikmah yang
tersembunyi pada busana itu. Misalkan, dengan
mengenakan busana itu wanita cantik tidak menjadi
sombong karena kecantikannya dan wanita yang
kurang cantik tidak menjadi minder karena
kekurangcantikannya. Andai pun orang melihat dari
sudut pandang negatif, minimal dia telah berpikir dan
mungkin saja suatu saat akan dijadikan referensi yang
berguna ketika mengkaji sesuatu yang penting.
Ketika kedua gadis itu makan, sepasang mata
tampak terus memperhatikan. Entah apa yang ada di
240 pikiran orang itu, hingga akhirnya dia pun
memutuskan untuk menghampiri kedua gadis itu dan
mengajak mereka bercakap-cakap. Lama juga orang
itu bercakap-cakap sampai akhirnya dia pergi dengan
meninggalkan kebingungan di hati kedua gadis itu.
Kini keduanya tampak saling berpandangan seperti
memikirkan sesuatu yang berkenaan dengan
pembicaraan mereka tadi. "Kak Lia, apa benar ayah kita itu terlalu ekstrim
seperti kata orang tadi."
"Hmm... Tidak adikku. Menurutku Ayah sama
sekali tidak seperti itu, Ayah justru sangat lembut dan
penuh kasih sayang. Kalau kau mau tahu, Ayah
menganjurkan kita seperti ini karena beliau itu sayang
pada kita." "Tapi, Kak. Orang yang tadi bicara pada kita itu
sepertinya mengerti betul soal agama. Semua
pendapatnya tadi sangat masuk akal, dan ketika
menyampaikannya pun disertakan dengan dalil-dalil
yang bisa dipertanggungjawabkan."
241 "Dengar adikku! Boleh saja orang itu berbeda
pendapat, namun tidak seharusnya kita percaya
begitu saja. Lebih baik kita tanyakan pada Ayah
mengenai pendapat orang tadi, dengan begitu
semoga Ayah bisa memberikan jawaban kenapa
orang tadi bisa berbeda pendapat."
"Tapi, Kak. Sekarang ini kan Ayah terlalu sibuk
dengan urusan syuting, apa beliau punya waktu untuk
bicara pada kita." "Kita coba saja, Dik. Moga-moga kali ini ayah bisa
meluangkan waktunya untuk kita."
"Ya... Moga-moga saja begitu."
"O ya, Dik. Bukankah kau juga mau ke toko buku"
Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang, nanti malah
keburu sore. O ya, ngomong-ngomong kau mau beli
buku apa?" "Itu, Kak. Buku resep dan buku mengenai
kewajiban seorang istri kepada suaminya."
"Apa! Buku mengenai kewajiban seorang istri.
Hihihi...! Kau ini seperti mau menikah saja, pakai mau
beli buku seperti itu."
242 "Eng... Sebenarnya buku itu bukan untukku. Tapi,
untuk Kak Laras. Katanya kalau aku pergi ke toko
buku dia minta dibelikan buku itu."
"O, begitu... Aku kira tadi untukmu. Kalau Kak
Laras sih memang sudah pantas menikah, dan buku
itu memang patut dia baca. O ya, ngomong-ngomong
kapan ya dia menikah dengan Kak Arman?"
"Entahlah... Aku sendiri juga heran, kenapa hingga
saat ini dia masih belum juga menikah. Padahal kata
Ayah, gadis yang sudah seusianya harus cepat-cepat
menikah karena bisa menimbulkan fitnah. Namun aku
sendiri heran, kenapa hingga saat ini Ayah masih
membiarkannya saja."
"Sudahlah... Kita tidak perlu memikirkan itu!
Mungkin saja Ayah terlalu sibuk sehingga beliau tidak
sempat memikirkannya."
"Ya mungkin saja seperti itu. Memang... Semenjak
ayah jadi produser dan seorang aktor, beliau agak
sedikit berubah." Akhirnya kedua gadis itu pun
berangkat ke toko buku. Dalam perjalanan, mereka
masih membicarakan soal ayah mereka yang kini
243 sudah sedikit berubah. Maklumlah, sebagai anak yang
masih memerlukan perhatian, kesibukan ayah mereka
itu dianggap sebagai biang kerok yang menyebabkan
komunikasi mereka kurang lancar.
244 Sepuluh etahun kemudian, di sebuah apartemen
mewah. Bobby dan istrinya Olivia sedang
asyik bercengkrama di atas sofa yang empuk, namun
tanpa diduga keduanya dikejutkan oleh hadirnya
beberapa wartawan infotaimen yang atas undangan
rekan bisnis Bobby tega membocorkan rahasianya.
Tak ayal, berita tentang keberadaan Bobby di tempat
itu pun menjadi gunjingan banyak orang. Seorang
publik figur yang selama ini dikenal taat beribadah kini
tercoreng oleh berita miring yang terang-terangan
telah menyudutkan dirinya. Bobby pun tidak tinggal
diam, dia berupaya menepis semua fitnah yang
dialamatkan kepadanya. Namun, di lain sisi dia tidak
mau membocorkan rahasia mengenai pernikahannya.
Hingga akhirnya berita miring pun lambat laun sirna
seiring dengan tepisan Bobby yang dengan jujur
menjelaskan dengan argumen yang masuk akal.
S 245 Kini pemuda itu tengah berbicara dengan istrinya
yang belakangan gencar dikejar wartawan karena
kasus yang menimpanya. Istrinya itu telah dituduh
mencemarkan nama baik seorang artis yang saat itu
sedang naik daun, dan karena pencemaran itulah si
artis merasa dirugikan karena pendapatannya
menurun. "Dengarlah, Sayang"! Mulai saat ini kau jangan
bicara lagi di depan publik. Setiap kali kulihat
wawancaramu, kau selalu dipancing untuk
membongkar rahasia kita. Terus terang, sekarang ini
aku dan istri-istriku belum siap untuk itu. Apalagi,
anak-anakku. Mereka tentu belum siap mendengar
tudingan miring mengenai ayah mereka yang tidak
sedap didengar telinga, aku khawatir hal itu akan
membuat batin mereka terbebani."
"Tapi, Bang" Aku kan juga seorang publik figur.
Apa kata mereka jika aku selalu lari dari kejaran
wartawan, mereka mungkin malah jadi sewot dan
malah membenciku karena menutup-nutupi
kebenaran." 246 "Ini memang seperti buah simalakama. Padahal,
tidak semua masalah pribadi kita harus diketahui
publik. Apalagi pada saat ini, ada beberapa infotaimen
yang kurang bertanggung jawab. Bukannya mengajak
pemirsanya untuk selalu berprasangka baik, tapi
terkesan malah mengajak berburuk sangka. Dengan
alasan menguak kebenaran, mereka mencoba
menghakimi kita dengan menciptakan publik opini
yang menyesatkan. Karenanyalah, mulai saat ini kau
jangan pernah lagi menemui para wartawan. Apalagi
wartawan infotaimen yang kumaksudkan itu, karena
ketidaktahuan mereka soal masalah pribadi kita bisa
membuat mereka mereka-reka dan akhirnya salah
menyimpulkan sehingga menjadi salah pengertian.
Apalagi jika kau sampai tergoda dan memanfaatkan
situasi ini demi untuk meningkatkan popularitasmu,
aku tentu sangat tidak menyukainya. Jika kau tidak
mengindahkan kata-kataku ini, maka dengan berat
hati dan demi kebaikan semua aku akan
menceraikanmu." 247 Saat itu Olivia cuma bisa menangis, dia benarbenar
tidak tahu harus bersikap bagaimana. Apalagi
dia itu wanita normal yang memang masih menyukai
sanjungan dan ketenaran. Keawamannya soal agama
membuatnya mudah untuk diperdaya. Selama ini, ada
saja godaan yang memancingnya untuk berbuat yang
aneh-aneh. Tapi untunglah dia mempunyai suami
yang dengan penuh kasih sayang selalu
membimbingnya untuk tidak melakukan perbuatan
yang dilarang agama. Sehingga sedikit banyak dia
masih mempunyai tameng yang bisa
menghindarkannya dari perilaku menyimpang.
Pada suatu hari, karena pengertian istri-istrinya,
serta anak-anaknya yang dengan besar hati mau
menerima apapun gunjingan publik yang bakal
dialamatkan kepada orang yang mereka cintai,
akhirnya Bobby mau juga menggelar jumpa pers dan
mengumumkan soal pernikahannya. Benar saja,
248 setelah peristiwa itu. Banyak tudingan miring yang
dialamatkan kepada pemuda yang mereka cintai,
namun karena keluarga Bobby sudah siap, mereka
pun bisa bersabar dan tidak mempedulikan apapun
gunjingan orang. Mereka sudah pasrah, walaupun
terasa pahit dengan harus mengorbankan perasaan,
kebenaran memang harus diungkap. Karena
kebenaran itu bukanlah merupakan aib yang memang
harus ditutup-tutupi. Bobby dan keluarganya sadar,
kalau pernikahan itu adalah hal mulia yang tidak perlu
ditutup-tutupi. Mereka percaya, kalaupun ada
gunjingan orang yang berburuk sangka kepada Bobby
namun hal itu tidak sesuai dengan kenyataan, maka
Bobby tentu akan mendapat kebaikan yang banyak.
Kini Bobby dan istrinya Olivia sudah tidak lagi
hadir di layar kaca sebagai bintang sinetron, mereka
lebih memilih berada di belakang layar dengan alasan
ingin menenggelamkan status bintang yang semula
mereka sandang. Bagi mereka, ketenaran yang
didapatkan itu benar-benar telah membuat mereka
susah. Bagi mereka, di dalam ketenaran itu banyak
249 sekali lubang-lubang yang bisa membuat keduanya
terjerumus oleh tipu daya setan yang menyesatkan.
Walaupun pada mulanya salah satu dari mereka tidak
pernah bercita-cita menjadi orang yang tenar, namun
ternyata ketenaran itu datang tanpa disangka-sangka
dan ternyata merupakan ujian yang amat berat.
Kini Bobby sudah mempunyai waktu lebih untuk
keluarganya, tidak seperti kemarin-kemarin"ketika
dia begitu sibuk dengan urusan syuting sehingga
membuat anak-anaknya merasa kurang diperhatikan.
Salah satu anaknya yang bernama Intan, yang
sebelumnya begitu patuh dengan nasihatnya kini
sudah berani melawan. Maklumlah, usia anak itu
sekarang sudah 16 tahun, yang mana pola pikirnya


Merah Muda Dan Biru Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sudah mulai kritis. Semakin banyak dia menerima
input yang berbeda dan tidak adanya komunikasi yang
lancar membuatnya berani mengambil sikap untuk
menentang apa pun yang sudah diajarkan ayahnya.
"Sudahlah, Ayah! Intan mohon Ayah bisa lebih
bijaksana! Jelas-jelas yang Intan lakukan ini tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Waktu itu, pada
250 acara televisi yang jelas-jelas mengklaim kalau acara
itu adalah acara yang Islami tidak
mempermasalahkan jika seorang wanita berbusana
seperti Intan kenakan sekarang, dimana jilbab yang
dikenakannya dililitkan ke leher atau yang lebih
populer dengan sebutan jilbab gaul. Bahkan wanita itu
menyanyi dan memperlihatkan kegemulaiannya," jelas
intan panjang lebar"membantah larangan ayahnya
yang diketahuinya terlalu ekstrim, yaitu berbusana
muslim dengan menggunakan cadar dan tidak
diperkenankannya wanita menyanyi di muka umum.
"Sayang... Ketahuilah! Sebenarnya acara itu
bukan untuk kamu, melainkan untuk mereka yang
masih sangat awam. Dengan adanya kemasan seperti
itu, mereka (penyelenggara) mengira akan menarik
hati orang-orang yang masih sangat awam itu, dengan
demikian diharapkan mereka bisa menerima acara inti
yang mana diharapkan bisa membawa kebaikan
kepada pemirsanya. Kalau kamu yang sudah
berpakaian dengan benar terus mengikuti apa yang
salah pada acara itu (menurut ukuran sempurna),
251 berarti kamu telah mundur karena telah menurunkan
tingkat kualitas berpakaian kamu. Sekali lagi Ayah
tekankan, kalau acara itu bukanlah untuk kamu,
namun untuk mereka yang masih sangat awam.
Sayang... Ketahuilah! Jika mereka yang belum
berbusana dengan benar, terus mengikuti apa yang
kamu sebutkan tadi. Tentu hal itu akan menjadi lebih
baik, karena mereka telah maju yaitu dengan bisa
meningkatkan kualitas cara berbusana mereka. Kalau
kamu masih mau menyimak acara itu, Ayah sih tidak
keberatan. Asal, jangan sampai kamu menurunkan
kualitas kebaikan kamu, ambillah yang sekiranya
jelas-jelas bisa meningkatkan kualitas ahlak kamu.
Terus terang, Ayah sendiri tidak mungkin melarang
kamu untuk menyaksikannya, karena Ayah sendiri
masih perlu mengkaji lebih dalam mengenai acara itu,
apakah benar kalau cara penyampaian kebaikan itu
memang mencampurkan sesuatu yang hak dan yang
batil. Seperti kamu bilang, wanita itu menyanyi dan
dengan busana yang di luar ketentuan berhijab,
bahkan memperlihatkan kegemulaiannya.
252 Jika benar demikian, mau tidak mau ayah pun
harus membuat program-program acara seperti itu
sebagai tandingannya, yang tentu saja lebih
bermanfaat namun tanpa mencampuradukkan antara
yang hak dan yang batil, yaitu mengemas acara itu
menjadi menarik namun tanpa melanggar aturan AlQuran. Walaupun tantangan yang akan Ayah
hadapinya tidaklah mudah, namun Ayah optimis. Jika
Ayah dan orang-orang kepercayaan ayah mau
menggali berbagai kemungkinan mengenai
ketertarikan itu. Dan juga mau memperlajari berbagai
bidang ilmu, seperti psikologi, biologi, fisika, kimia,
dan lain-lain. Ayah yakin suatu saat kami pasti akan
menemukan petunjuk untuk memecahkan semua itu.
Ayah menduga sebenarnya ketertarikan itu karena
adanya beberapa hormon dan zat-zat yang ada pada
tubuh. Seperti endorphin misalnya, yang berperan
penting dalam menimbulkan rasa senang. Juga
mengenai adrenaline, yang membuat orang begitu
keranjingan memacunya, sehingga kegiatan yang
dapat memacu adrenaline itu begitu disukai. Ayah
253 duga itu semua karena adanya tantangan, rasa
penasaran dan jiwa petualangan. Dengan
memperlajari hal-hal semacam itu, tidak mustahil kami
akan mendapat jawaban kenapa orang tertarik akan
sesuatu hal. Kami pun akan mempelajari soal
ketertarikan berdasarkan faktor usia, faktor
pengalaman, dan faktor tingkatan ilmu yang dimiliki
seseorang. Seperti halnya Film Dora, ayah menduga
balita tertarik pada film itu bukan saja karena karakter
atau gambarnya yang bagus, tapi lebih dikarenakan
pengulangan kata-kata yang ada pada film tersebut,
karena pada dasarnya balita memang menyukai
pengulangan seperti itu."
"Cukup Ayah! Aku tidak mau mendengar Ayah
bicara soal itu lebih lanjut!" larang Intan yang agak
kesal karena ayahnya sudah bicara terlalu jauh dari
konteks yang mereka bicarakan. Lantas dengan
segera gadis itu pun mengembalikannya ke konteks
semula, "Ayah, aku mau tahu jawaban Ayah
sejujurnya. Kenapa sih selama ini Ayah masih juga
berkeras hati dengan mengatakan kalau wanita itu
254 harus mengenakan cadar dan tidak boleh menyanyi.
Padahal menurut jumhur ulama kedua hal itu tidak
diharamkan." "Sayang... Ketahuilah, kalau wajah dan suara
wanita itu bisa menjadi fitnah. Karenanyalah, untuk
menjaga hal-hal yang tidak diinginkan karena sebab
wajah dan suara wanita, ketika di muka umum lebih
baik wanita mengenakan cadar dan tidak menyanyi,
karena hal itu akan menghindarkan wanita itu sendiri
dari fitnah dunia. Bukhari dan Muslim 1592 Diriwayatkan daripada
Usamah bin Zaid r.a katanya: Rasulullah s.a.w
bersabda: Tidak ada fitnah yang paling
membahayakan kaum lelaki selepas zaman aku
kecuali fitnah dari kaum wanita
Jangankan menyanyi, ketika berbicara pun harus
berhati-hati. Al-Quran memberikan wejangan kepada
istri-istri Nabi dengan wejangan berikut ini,
...Janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam
hatinya (Al-Ahzab: 32). 255 Maksud kalimat tunduk ketika berbicara adalah
perkataan itu dibuat-buat, manja, atau dilembutkan
ketika berbicara kepada pemuda yang bukan
muhrimnya. Apalagi jika kata yang dilembutlembutkan
itu disertai nada suara, irama, dan gaya
yang memikat perhatian lawan bicaranya.
Bukhari dan Muslim 235 Diriwayatkan daripada
Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w pernah
bersabda: Membaca tasbih adalah untuk lelaki dan
menepuk tangan adalah untuk wanita.
Nah, jika suara wanita memang diperkenankan,
lalu kenapa ketika sholat berjamaah wanita tidak
diperkenankan mengeluarkan suaranya" Tidak lain
dan tidak bukan karena suara wanita itu bisa
menimbulkan fitnah," jelas Bobby panjang lebar.
"Ayah! Benarkah yang ayah katakan itu?"
"Tentu saja, Sayang... Kalau kau tidak percaya
silakan kamu analisa sendiri dengan rujukan Al-Quran
dan Al-Hadist. Lagi pula, apa kau tidak melihat
realitanya. Seberapa banyak wanita yang bisa
menyanyi dengan tanpa melanggar aturan yang ada di
256 Al-Quran. Dan seberapa banyak pula fitnah yang telah
terjadi akibat wanita mempertontonkan perhiasannya."
"Baiklah, Ayah. Selama ini aku percaya begitu saja
dengan nasihat Ayah. Namun, sekarang semua
nasihat ayah itu akan kubuktikan sendiri
kebenarannya, yaitu dengan merujuk kepada AlQuran dan Al-Hadist."
"Bagus, itulah yang Ayah harapkan. Kau tidak
hanya sekedar membacanya, namun juga perlu
mengkaji dan merenungi setiap kandungan yang ada
di dalamnya. Jika ada kalimat yang tak kau pahami,
carilah tafsir atau referensi yang berkenaan dengan
hal itu. Insya Allah dengan usahamu itu kau akan
dapat menguak kebenaran. Dan yang terpenting,
dengan begitu kau bisa betul-betul tahu, bukan karena
sekedar ikut-ikutan atau karena menghormati orang
tua. Dan karenanyalah, keyakinanmu pun tidak akan
mudah digoyahkan begitu saja. "
Bobby terus memberikan nasihat kepada putrinya
yang kini sudah tidak mau percaya begitu saja dengan
kata-katanya. Maklumlah, sekarang banyak sekali
257 perbedaan pendapat yang begitu simpang-siur,
sehingga mereka yang awam menjadi bingung
dibuatnya. Apalagi sekarang, banyak sekali orang
yang tidak bertanggung jawab dan dengan segala tipu
dayanya berusaha memperuncing kebingungan itu
dengan mengeluarkan produk yang Islami tapi tidak
Islami, yang jika dikonsumsi oleh mereka yang awam
dan mempercayainya tentu akan menjadikannya
sebagai referensi yang tanpa disadari justru
menjauhkannya dari nilai-nilai Islam. Beruntung jika
dia mendapat perlindungan Tuhan, yang dengan kasih
sayang-Nya akan senantiasa membimbingnya
menemukan kebenaran yang hakiki.
Setelah memberikan nasihat, Bobby tampak
menemui putrinya yang bernama Eka, yang dengan
manja minta ditemaninya tidur. Dialah adiknya Intan
yang dua belas tahun lalu masih di dalam kandungan,
salah satu anak sah Bobby yang menurut Hukum
Islam berhak mewarisi seluruh harta kekayaannya.
Sebab, Intan, Lia, dan Laras hanyalah anak biologis
(anak haram) yang menurut Hukum Islam tidak
258 berhak mendapat harta warisan. Kelak mengenai
harta warisan, semuanya akan diserahkan kepada
anak-anak Bobby yang sah menurut agama, yaitu
Eka, Linda, Fasya, dan Randy"seorang anak lelaki
Bobby yang diberi nama sesuai dengan nama
sahabatnya yang telah banyak berjasa kepadanya,
siapa lagi kalau bukan Randy"sahabatnya yang
penuh keikhlasan mau menolongnya. Dan mengenai
mereka mau membagikannya kepada ketiga kakak
biologis mereka atau tidak, semuanya diserahkan
kepada kebijaksanaan anak-anak sah Bobby itu. Atau
jika ia masih mempunyai kesempatan, maka ia akan
berwasiat untuk menghibahkan 1/3 hartanya kepada
mereka. Sebetulnya bisa saja Bobby langsung
membuat wasiat, namun dikarenakan dia tidak tahu
apakah anak-anak haramnya itu memang pantas
menerima, maka dia pun tak mau gegabah
memberikannya begitu saja.
"Eka sayang... Sekarang kan usiamu sudah dua
belas tahun, masak sudah besar begini masih takut
tidur sendiri." 259 "Iya, Ayah... soalnya tadi Eka habis melihat film
seram. Jadi, Eka takut tidur sendirian."
"Ya sudah, kalau begitu kamu tidur sama
kakakmu saja ya." "Tidak mau, Ayah. Kak Intan sering marah-marah
kalau Eka tidur dengan Kakak, katanya kalau Eka
tidur suka grasak-grusuk."
"Hmm... Mungkin waktu itu kakakmu sedang ada
masalah, dan kamu jadi korban emosinya. Tapi,
sekarang sepertinya kakakmu itu lagi baik-baik saja.
Ayah rasa kali ini dia tidak akan memarahimu. Kalau
tidak percaya, sekarang ayah akan panggil kakakmu
itu," jelas Bobby seraya berteriak memanggil Intan.
Tak lama kemudian, "Iya Ayah, ada apa?" tanya
Intan. "Ini adikmu, katanya lagi takut tidur sendirian,
malam ini dia tidur bersamamu ya!"
"Tapi, Ayah..."
"Sudahlah! Sekarang kau kan sudah mulai
dewasa. Berilah kesempatan pada adikmu itu."
260 Akhirnya dengan wajah yang sedikit kecut, Intan
pun menyetujui permintaan ayahnya itu. "Baiklah,
Ayah. Tapi untuk malam ini saja ya," katanya
kemudian. "Iya, untuk malam ini saja."
Setelah berkata begitu, Bobby kembali berbicara
kepada Eka, bahwa kakaknya telah setuju tidur
bersamanya. Sementara itu di tempat lain, istri ketiga
Bobby yang bernama Reni tampak sedang berbicara
dengan anak tirinya yang bernama Laras, yang kini
sudah berusia 24 tahun. "Kamu lari dari rumah lagi
ya?" tanya Reni kepada Laras.
"Iya, Bu. Habis Ibu Nina melarangku untuk
bertemu Arman, bahkan beliau menghendaki agar aku
putus dengannya." "Hmm... Jadi kau masih pacaran dengan Arman?"
"Benar, Bu. Soalnya Arman itu baik, dan aku
sudah tidak mungkin berpindah ke lain hati."
"O ya, ngomong-ngomong. Apa ayahmu setuju?"
"Kalau Ayah sih tidak keberatan dengan pilihanku
sendiri. Malah Ayah menghendaki agar aku cepat261
cepat menikah dengannya. Kata Ayah, selama
pemuda itu seorang yang beriman dan jelas asalusulnya


Merah Muda Dan Biru Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dia boleh menikahiku. Katanya lagi, yang
terpenting aku bisa menjaga kepercayaan yang Ayah
berikan, yaitu tidak pacaran seperti orang
kebanyakan. Dan hingga kini aku masih memegang
teguh kepercayaan yang Ayah berikan itu, selama ini
aku tidak pernah pacaran berduaan di tempat sepi,
atau pergi berduaan ke tempat-tempat hiburan.
Selama ini, Ibu Nina pun selalu mengawasiku ketika
Arman datang ke rumah. Terus terang, Bu. Jika Ibu
Nina lagi pergi, terkadang ada saja godaan yang
kuhadapi ketika bersama Arman, yang jika tanpa iman
tentu akan membuatku celaka. Karenanyalah,
sebelum aku sampai tergelincir, aku berniat untuk
minta dinikahinya." "Kalau memang begitu, kenapa kamu tidak segera
menikah. Bukankah dengan demikian kamu bisa
selalu bertemu dengan Arman, dan Ibu Nina mau
tidak mau pasti akan setuju juga jika Ayahmu
memang menghendaki demikian."
262 "Tapi, Bu. Sebetulnya bukan itu persoalannya?"
"Lalu apa?" "Soalnya kata Ibu Nina, si Arman itu sudah
mempunyai istri. Dan katanya lagi, selama ini Arman
sudah menelantarkan istrinya itu."
"Hmm... Benarkah itu?"
"Entahlah, Bu. Tapi, aku tidak mempercayai itu.
Soalnya selama ini kuketahui Arman itu orang yang
baik, rasanya tidak mungkin dia seperti yang Ibu Nina
katakan." "O ya, apa Ayahmu sudah tahu mengenai hal ini?"
"Itulah yang aku khawatirkan, Bu. Jika ayah
mempercayai Ibu Nina, tentu beliau juga tidak akan
setuju." Mendengar jawaban itu, akhirnya Reni berusaha
keras mencarikan jalan keluarnya. Sebagai ibu tiri
yang menyayangi Laras seperti putrinya sendiri, tentu
dia akan mencarikan jalan yang terbaik demi untuk
kebahagiaan anak tirinya itu.
263 Esok harinya, disaat Bobby tengah bersantai
bersama istrinya yang bernama Nina. Dia sempat
dibuat kaget oleh cerita Nina mengenai Arman yang
sudah mempunyai istri. "Benarkah yang kau katakan
itu, Nin?" tanya Bobby.
"Tentu saja, Bang. Aku bukan asal bicara, namun
aku juga mempunyai bukti yang kuat kalau Arman
memang sudah beristri."
Setelah menunjukkan bukti-bukti yang
meyakinkan, akhirnya Bobby percaya juga. "Kalau
begitu, tidak sepantasnya dia menjadi suami Laras.
Karena dia bukanlah pria yang bertanggung jawab,
seenaknya saja dia berbuat begitu terhadap
tanggungannya. O ya, ngomong-ngomong di mana
Laras?" "Entahlah, Bang. Sejak kemarin dia tidak ada di
rumah." "Apa! Kenapa kau baru bilang sekarang?"
"Maaf, Bang! Sebenarnya ketika kau datang aku
mau langsung cerita, tapi karena kulihat saat itu kau
begitu lelah aku pun terpaksa menundanya."
264 "Hmm.. Sudahlah lupakan soal itu! Sekarang
sebaiknya kita cari Laras! O ya, apa mungkin dia
menginap di rumah ibunya yang lain, atau di rumah
temannya?" "Pertama kali aku sudah menelepon ke rumah
istri-istrimu, setelah itu aku langsung telepon ke
rumah teman-temannya, dan ternyata Laras tidak ada
di sana." "Hmm... Apakah...?"
Belum sempat Bobby melanjutkan kata-katanya,
tiba-tiba dia mendengar suara dering telepon. Lantas
dengan segera dia pun mengangkatnya. "Hallo!
Assalamu"alaikum!" ucap Bobby.
"Wa"allaikum salam," jawab orang di seberang
sana. "Ini, Bang Bobby ya?" tanya orang itu kemudian.
"Iya ini aku." "Bang, aku Reni. Aku mau bicara denganmu,
penting." "Bicaralah, Ren!"
"Hmm... Begini, Bang. Saat ini Laras sedang
berada di sini." 265 "Benarkah!" "Iya, Bang. Sepertinya anak itu butuh bantuanmu.
Kalau bisa, sebaiknya Abang cepat kemari. Aku
khawatir, nanti anak itu keburu pergi dari sini."
"Hmm... Kalau begitu baiklah. Aku akan segera ke
sana." Setelah menutup sambungan, Bobby segera
menemui Nina. "Sayang... Ternyata Laras ada di
kediaman Reni." "Sungguh! Syukurlah kalau begitu. Tapi, kenapa
ketika kutelepon dia bilang Laras tidak ada?"
"Hmm.... Mungkin saja saat itu Laras memang
tidak berada di sana. O ya, Nin. Sebaiknya sekarang
aku cepat ke sana, karena kata Reni dia mau pergi
lagi." "Kalau begitu, aku ikut denganmu, Bang."
"Tidak usah, Nin! Kau tunggu di sini saja!" Bobby
melarang. "Baiklah, Bang. Jika sudah bertemu Laras ajak dia
pulang kemari." 266 "Tentu saja, Sayang... Sudah ya! Aku berangkat
sekarang." Setelah mencium kening Nina dan mengucapkan
salam, Bobby bergegas ke kediaman Reni. Setibanya
di sana, dia langsung menemui Laras. Kini dia sedang
berbincang-bincang dengan putrinya di ruang tengah.
"Jadi, Ayah percaya sama Ibu" Dan ayah juga
tidak setuju?" "Betul, Sayang... Karena ibumu sudah
menunjukkan bukti-buktinya."
"Bukti apa, Ayah?"
"Lihat ini!" kata Bobby seraya menunjukkan
beberapa foto resepsi pernikahan kepada Laras.
Saat melihat foto itu, Laras hampir pingsan.
Maklumlah, di foto-foto itu Arman terlihat sedang
bersanding dengan seorang wanita di sebuah
pelaminan. "Da-dari mana Ibu mendapat foto-foto ini, Ayah?"
tanya Laras dengan mata berkaca-kaca.
267 "Entahlah, Ayah juga tidak tahu. O ya, kalau begitu
bagaimana kalau kita pulang untuk menanyakan hal
itu?" Karena penasaran, akhirnya Laras bersedia
pulang untuk mengetahui perihal foto-foto itu. Tak
lama kemudian, Bobby dan Laras tampak melangkah
ke mobil. Namun belum sempat mereka memasuki
mobil, Lia dan Intan datang ke tempat itu.
"Ayah! Ayah mau ke mana?" tanya Intan seraya
mencium tangan ayahnya. "Iya, Ayah. Kok sudah mau pergi sih. Padahal, aku
ingin sekali berbincang-bincang dengan Ayah," timpal
Lia seraya mencium tangan ayahnya.
"Lia... Intan... Maafkan Ayah ya! Soalnya saat ini
Ayah ada urusan penting menyangkut kakakmu Laras,
karenanyalah Ayah tidak bisa lama-lama di sini. O ya,
Intan. Ayah bersyukur karena hari ini ayah melihatmu
sudah pakai cadar lagi."
Dengan agak malu-malu, intan pun langsung
merespon komentar ayahnya. "Maafkan kata-kata
268 Intan tempo hari, Ayah! Setelah Intan pelajari sendiri
ternyata busana ini memang yang terbaik."
Saat itu Bobby tampak tersenyum, "Intan... Terus
terang, ayah bangga padamu. Eng... Sudah ya!
Sekarang Ayah harus pergi, Assalamu"alaikum...!"
"Wa"allaikum salam," jawab Lia dan Intan
serempak seraya memperhatikan Bobby dan Laras
masuk ke mobil. Tak lama kemudian, mobil yang mereka tumpangi
terlihat melaju menuju ke rumah Nina. Dan setibanya
di rumah itu, mereka segera memperbincangkan
perihal foto yang membuat keduanya penasaran.
"Jadi, kau mendapat foto ini dari Johan?" tanya
Bobby. "Betul, Bang." Bobby memandang Nina dengan pandangan tak
senang, "Nin kenapa kau menjumpainya tanpa
seizinku." "Tidak, Bang. Aku tidak bertemu dengannya, dia
mengirimkan foto itu melalui seorang kurir."
269 "Hmm... Jika demikian, pasti ada maksud
tersembunyi kenapa Johan memberikan foto ini
padamu. Kalau begitu, sebaiknya kita undang Arman
kemari agar semuanya jadi jelas."
Setelah berkata begitu, Bobby meminta Laras
untuk menghubungi Arman dan memintanya untuk
segera datang. Karena dirasa penting, Arman pun
segera memenuhi undangan itu. Sambil menunggu
kedatangan Arman, Bobby beserta anak dan istrinya
kembali membicarakan masalah itu. Hingga akhirnya
TING TONG... terdengar bunyi bel yang menandakan
kedatangan Arman. Benar saja, bel itu memang dibunyikan oleh
Arman yang kini sedang berdiri di muka pintu dengan
seribu tanda tanya. Setelah dipersilakan masuk,
pemuda itu pun langsung diintrogasi. Lama juga
pemuda itu diintrogasi hingga akhirnya Bobby bisa
mengerti dan melenyapkan semua kebingungannya.
"Hmm... Jadi Johan itu saingan bisnis ayahmu.
Pantas saja dia ingin menghancurkan hubungan baik
keluarga kita dengan cara memfitnahmu, yaitu dengan
270 memanfaatkan saudara kembarmu yang memang
tidak bertanggung jawab itu."
"Kak, kenapa kakak tidak pernah cerita kalau
kakak mempunyai saudara kembar?" tanya Laras.
"Aku sendiri juga baru tahu, kalau ternyata aku
mempunyai saudara kembar. Ceritanya begini..."
Arman pun segera menceritakan perihal saudara
kembarnya itu. Dulu, orang tua mereka sengaja
memisahkan keduanya karena alasan menghindari
petaka. Maklumlah, pada saat itu orang tua mereka
yang masih kurang ilmu, percaya saja dengan
ramalan yang mengatakan kalau kedua anak itu akan
menimbulkan malapetaka. Peramal itu mengatakan,
jika mereka sudah besar maka salah satunya akan
membunuh saudara yang lain. Dan hal itu
dikarenakan memperebutkan seorang gadis, dan
bukan itu saja, anak itu juga akan membunuh kedua
orang tuanya. Karenanyalah, agar peristiwa itu tidak terjadi maka
salah satunya harus dipisahkan. Namun setelah
sekian lama, akhirnya saudara kembar Arman itu
271 dipertemukan dengan orang tua aslinya. Itu semua
karena ulah Johan yang secara kebetulan juga
mengetahui perihal pemisahan itu dan mau
memanfaatkannya. Ketika saudara kembar Arman itu
mengetahui jati dirinya, dia pun menjadi sangat
marah. Maklumlah, akibat dari pemisahan itu dia
terpaksa hidup susah karena tinggal dengan keluarga
miskin. "Begitulah ceritanya... Namun, aku sama sekali
tidak menduga kalau saudara kembarku itu berusaha
memfitnahku dengan begitu keji."
"Hmm.... Mungkin itu karena Johan, dialah yang
membuat saudaramu seperti itu. Sebab, selain dia itu
saingan ayahmu, dia juga menaruh dendam pada
keluargaku." "Ya, aku rasa juga begitu. Dia telah mengompori
saudaraku itu hingga mau berbuat keji seperti itu."
Karena sudah tahu duduk perkaranya, akhirnya
Bobby dan Nina kembali merestui hubungan mereka.
Saat itu, Bobby bertekad untuk segera menikahkan
272 Laras dan Arman agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
inginkan. Tiga bulan kemudian, di kediaman Nina. Di atas
sebuah sofa yang empuk, Bobby yang kelelahan
seusai pesta pernikahan Laras tampak beristirahat
sambil memikirkan perkara yang telah terjadi ketika
acara pernikahan itu berlangsung. Sungguh" Selain
merasa bahagia, pria itu juga sangat kecewa lantaran
tidak bisa menikahkan darah dagingnya sendiri. Hal
itu dikarenakan Laras bukanlah anaknya yang sah,
dan menurut Hukum Islam Bobby tidak berhak untuk
menjadi walinya. Padahal, saat itu Bobby yang sangat
mencintai Laras ingin sekali menikahkan putrinya itu
dengan tanpa perantara wali hakim. Dan untuk
menghilangkan rasa kecewanya, Bobby pun berusaha
untuk tidak memikirkannya lagi. Kini pemuda itu
tampak memainkan kedua kubus miliknya, yang
kesemua arti simbolnya sudah mulai dipahami, dan


Merah Muda Dan Biru Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

273 dari semua pertanyaan yang terkumpul dan berjumlah
sangat banyak itu, akhirnya sedikit banyak dia mulai
bisa menguak arti kehidupan yang sesungguhnya.
Ketika pemuda itu akan pergi tidur, tanpa
disangka-sangka, rumah pemuda itu disatroni oleh
empat orang yang berperawakan kekar. Bobby yang
mengetahui kehadiran mereka tampak terkejut.
Namun belum sempat dia melakukan sesuatu, para
penjahat itu sudah meringkusnya. Istrinya yang
sedang terlelap pun langsung dibangunkan dengan
paksa dan diikat bersamanya. Kini keduanya tampak
sedang dikelilingi orang-orang itu. Saat itu, Nina
tampak ketakutan, dia benar-benar tidak menyangka
kalau akan disatroni oleh para perampok. Namun,
saat itu Bobby berusaha untuk tenang, dan
karenanyalah dia berani membuka suara. "Tolong
jangan bunuh kami! Jika kalian memang mau
mengambil harta kami, ambillah! Kami Ikhlas dan
tidak akan mengadukan hal ini kepada polisi."
"Hahaha...! Kau pikir kami ini perampok ya?" tanya
salah seorang yang berdiri di hadapan Bobby.
274 "Jika kalian bukan perampok, lalu apa maksud
kalian masuk ke mari?" tanya Bobby tidak mengerti.
"Kami datang untuk menghabisi keluargamu. Dan
itu karena client kami sudah membayar mahal untuk
itu, Hahaha...!" "Eng, apakah dia bernama Johan?" tanya Bobby
memberanikan diri. "Sudahlah, kau tidak perlu tahu perihal client
kami!" "O ya, ngomong-ngomong berapa yang dia
berikan padamu" Aku akan memberikan dua kali lipat
dari yang diberikannya."
"Hahaha...! Sungguh menarik sekali tawaranmu
itu, Pak. Hahaha...! Tapi maaf! Kami ini bukan orang
yang serakus itu, kami ini penjahat profesional yang
tidak mungkin menghianati client kami sendiri.
Hahaha...!" "Hmm... Bagaimana kalau tiga kali lipat?"
"Hahaha...! Kau jangan coba-coba mempengaruhi
aku, Pak!" "Hmm... Bagaimana kalau empat kali lipat."
275 "Hahaha... Itu juga tidak akan mempengaruhiku,
Pak." "Bos! Kau sudah gila. Terima saja tawarannya itu!
Kapan lagi kita bisa mendapat uang sebanyak itu,"
kata salah satu anak buah orang itu.
Mendengar itu, orang yang ternyata bos para
pembunuh itu langsung menampar orang yang
barusan bicara itu dengan keras sekali, "Kau mau sok
mengajariku, hah?"?"
Karena ditampar seperti itu, dia pun langsung naik
pitam. "Hey, teman-teman! Sepertinya dia tidak pantas
lagi menjadi bos kita, dia terlalu bodoh karena
menolak tawaran yang menggiurkan itu," katanya
kepada teman-temannya yang lain.
"Kau benar, mungkin dia bisa bicara begitu karena
dia sudah mendapat bagian yang lebih besar daripada
kita. Karenanyalah dia bisa seenaknya menolak
tawaran itu." "Huh, kalian memang amatir. Menyesal aku
mengajak kalian dalam operasi ini."
276 "Betul, Bos. Mereka memang amatir. Bos sih tidak
mau mendengarkanku kalau mereka pasti tidak akan
bisa diajak kerja sama," timpal salah seorang yang
mendukung bosnya. "Sudahlah, kau jangan sok menasihati aku!" kata
si Bos kesal. "Maaf, Bos. Aku tidak akan mengulanginya lagi,"
kata orang yang barusan bicara langsung minta maaf.
"Bagus, kau memang anak buahku yang cerdas,"
puji si Bos kepada anak buahnya yang setia itu. "Hey,
kalian berdua! Jika kalian memang tidak setuju kalian
boleh pergi sekarang," katanya kepada kedua anak
buahnya yang membangkang."
"Enak saja kau bicara begitu. Kenapa tidak kau
saja yang pergi, karena aku tidak mungkin menyianyiakan
kesempatan ini?" tanya salah satu orang yang
membangkang itu seraya mengeluarkan senjatanya
dan menodongkannya kepada si Bos.
Melihat itu, anak buah si bos yang setia segera
menodongkan pistolnya kepada orang yang
menodong bosnya itu. Bersamaan dengan itu, teman
277 orang yang membangkang pun tidak mau ketinggalan,
dia segera menodongkan pistolnya kepada orang
yang menodong temannya. Si Bos pun mengeluarkan
pistolnya dan menodongkan kepada orang itu. "Kalian
berdua jangan macam-macam! Sebaiknya simpan
kembali senjata kalian, dan kami akan pergi dari sini
sesuai dengan keinginan kalian!" pinta si Bos tidak
mempunyai pilihan terbaik.
"Enak saja, kalian dulu yang simpan senjata
kalian! Dan setelah itu kami akan membiarkan kalian
pergi," kata salah satu orang yang membangkang itu.
Krisis kepercayaan, itulah yang terjadi di antara
mereka. Sehingga mereka tetap saling todong hingga
akhirnya tanpa sengaja salah satu dari mereka
menarik pelatuk. Dan sungguh amat tragis akibatnya,
mereka saling tembak hingga akhirnya tiga dari
mereka terkapar meregang nyawa. Melihat kejadian
itu, Bobby sedikit bisa bernafas lega dan berusaha
melepaskan diri dari ikatannya. Lalu dengan segera
dia melepaskan Nina dan bergegas menghampiri
salah seorang yang saat ini tampak sedang meringis
278 kesakitan. Orang itu adalah salah satu anak buah si
Bos yang membangkang. "Nin, cepat hubungi ambulan. Sepertinya orang ini
masih bisa diselamatkan!" pintanya kepada sang Istri.
"O ya, jangan lupa. Setelah itu cepat hubungi polisi."
Setelah berkata begitu Bobby berusaha memberikan
pertolongan pertama kepada orang yang masih hidup
itu. Beberapa menit kemudian, ambulan datang dan
langsung membawa penjahat itu ke rumah sakit.
Sementara itu, polisi yang datang segera
mengamankan TKP dan menindaklanjutinya.
Setelah peristiwa itu, kini Bobby sudah bisa
bernafas lega. Maklumlah, karena otak dari rencana
keji itu sudah berhasil ditangkap aparat, dialah Johan
dan saudara kembar Arman yang juga ikut terlibat.
Kini Bobby sudah tidak lagi memikirkan hal itu, karena
orang yang memusuhinya kini sudah berada di balik
279 terali besi. Namun sekarang, dia tengah memikirkan
soal pekerjaannya yang membuatnya resah dan
gelisah. Setelah dipikir dan dikaji lebih dalam, ternyata film
yang diproduksinya masih belum Islami. Dimana pada
film yang diproduksinya masih menampilkan gambargambar
wanita seksi karena tuntutan karakter.
Baginya, itulah tantangan tersulit dalam membuat film.
Dimana sutradaranya dituntut untuk bisa menampilkan
karakter seorang gadis seksi, namun tanpa
menampilkan keseksian itu. Dulu setan
memperdayanya dengan membisikkan dengan alasan
darurat. Namun, sekarang dia tidak mau terpedaya
untuk yang kedua kali. "Hmm" Apakah dalam film yang kuproduksi
selanjutnya tidak usah menampilkan gambar seksi,
namun hanya memperdengarkan suaranya saja.
Atau" dibuat kabur sehingga penontonnya lebih
mengutamakan mendengar suaranya ketimbang
memperhatikan gambarnya. Atau" Mengambil sudut
kamera yang tidak menampilkan bentuk tubuh. Atau"
280 Aku tidak usah memproduksi saja, karena hal itu
sangat berbahaya dan bisa melibatkan banyak orang
terjerumus ke lembah dosa. Hmm" Bagaimana
ya?"" Bobby tampak berpikir keras untuk memecahkan
tantangan itu. Dia menyadari kalau pola pikir,
kemampuan menganalisa, moral, dan libido orang
tidaklah sama. Jika orang yang mengerti seni, tentu
akan melihat dari sudut pandang seni, berbeda
dengan orang yang tidak mengerti seni. Mereka bisa
menafsirkan macam-macam dari sebuah gambar
yang dilihatnya. Sehingga jika yang mereka tangkap
itu positif tentu tidak menjadi masalah, namun jika
yang mereka tangkap itu negatif maka akan menjadi
masalah. Semisal sebuah foto yang dibilang seni oleh
seorang photographer, menampilkan gambar wanita
seksi dengan pakaian yang agak terbuka. Baginya itu
memang betul-betul seni, karena ia melihat dari
pencahayaan, sudut pengambilan, fokus gambar, dan
photogenic gadis yang ada di depan latar belakangnya
yang exotic. Namun, apakah orang awam yang tidak
281 mengerti seni tersebut akan melihat dari sudut
pandang demikian. Jawabannya, tentu tidak. Mereka
tentu akan melihat dari sudut pandang yang lain, aurat
si gadis yang memicu syahwat misalnya.
Nah, oleh karena itulah. Bobby tidak mau jika ada
orang yang sampai menyalahgunakan seni untuk halhal
yang tidak baik, karena kasusnya mirip orang yang
menyalahgunakan narkotika. Karenanyalah dia tidak
mungkin untuk memukul rata dengan menggunakan
satu acuan berdasarkan perbedaan itu, namun harus
mengikuti petunjuk Tuhan yaitu dengan merujuk
kepada kitab suci Al-Quran"sebuah acuan yang
sudah disempurnakan Tuhan untuk kemaslahatan
umat manusia. Karena Dia-lah Tuhan yang memang
Maha Mengetahui seluk-beluk kehidupan di dunia ini.
Karena pada dasarnya manusia yang masih awam
memang mempunyai sifat dasar, hubungan sosial dan
kebutuhan biologis yang primitif.
Manusia yang sudah menginjak dewasa akan
membutuhkan kebutuhan biologis. Setiap mereka
melihat sesuatu yang berbau hasrat seksual,
282 walaupun hanya sekejap mata akan menimbulkan
nafsu birahi terutama bagi para pemuda. Siapa pun
yang melihat kecantikan atau ketampanan pasti akan
tertarik, kecuali mereka yang mengalami kelainan
jiwa. Sebagai manusia yang masih awam tidak
mungkin bisa berpaling dari hal-hal tersebut, manusia
paling hanya bisa mengendalikannya saja. Namun,
Pria dan wanita agak berbeda dalam memandang
kecantikan atau ketampanan itu, juga dalam hal
memandang keindahan tubuh. Wanita tidak melulu
menghubungkannya dengan libido, tapi pria awam
yang masih normal justru malah sebaliknya. Terbukti
di dunia ini lebih banyak wanita yang dieksploitasi
menyangkut hal itu ketimbang para pria.
Bagaimana mungkin seseorang manusia bisa
membeningkan hati selama pandangan belum bisa
dijaga dari hal-hal keduniawian seperti itu. Dan jika
hati belum bening, bagaimana mungkin manusia
hidup tentram, nyaman, dan lapang. Jika
kehidupannya belum tentram, nyaman, dan lapang,
283 bagaimana bisa menjadi orang yang baik. Hal yang
paling mungkin terjadi adalah menjadi sampah
masyarakat, yang pada akhirnya menciptakan mata
rantai kegelapan dan terus berkembang menjadi
lingkaran setan. Orang tidak tentram menjadi stress,
dan orang stress membutuhkan hiburan. Jika hiburan
itu tidak Islami maka orang menjadi gelap hati. Jika
hati gelap maka pada akhirnya hatinya pun tidak
tentram, yang kemudian menjadi stress. Karena
stress ia butuh hiburan, sedang hiburan butuh biaya,
maka dicarilah uang dengan menghalalkan berbagai
cara demi untuk hiburan. Begitulah seterusnya dan
seterusnya, bagaikan lingkaran setan yang tak ada
ujung pangkalnya. Dan akibatnya pun bisa
menimbulkan mata rantai kejahatan, terjadi
kesenjangan sosial karena banyaknya uang yang
terbuang untuk hal-hal yang tidak perlu, persaingan
yang tidak sehat karena orang menghalalkan berbagai
cara.. Karenanyalah Bobby berusaha untuk membantu
agar orang-orang awam sedikit banyak bisa menjaga
284 pandangan, yaitu dengan membuat film yang tidak
akan disalahgunakan untuk hal-hal semacam itu.
Setelah berpikir masak, akhirnya Bobby
membicarakan masalah pembuatan sinetron yang
Islami itu kepada sang Sutradara yang selama ini
bekerja untuknya. "Nah, bagaimana Pak Sutradara?"
tanya Bobby kepada pria itu.
"Hmm" Baiklah, Pak Bobby. Saya akan membuat
sinetron seperti itu. Bagi saya, itu merupakan
tantangan yang sangat berat. Jika saya berhasil
membuatnya dan laku di pasaran, tentu merupakan


Merah Muda Dan Biru Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebuah prestasi besar buat saya. Kebudayaan
berbusana di negara kita memang masih jauh dari
nilai Islami, karenanyalah jika kita mau mengangkat
tema yang berlawanan tentu akan mengalami banyak
kendala. Pasar yang belum memihak misalnya, apa
iya ada stasiun TV yang mau membeli produk yang
belum memenuhi selera pasar. Untung saja Bapak
seorang pengusaha yang mempunyai kelebihan uang,
coba kalau tidak, apa iya Bapak berani membuat film
seperti itu." 285 "Kau benar, Pak. Hal itu memang tidak mudah,
karena untuk bisa merealisasikannya dibutuhkan
keikhlasan dan rasa tanggung jawab yang besar. Jika
seorang pemimpin sudah menyadari tanggung
jawabnya tentu apapun kendalanya akan ia hadapi
dengan ikhlas, untung rugi bukanlah masalah, yang
terpenting adalah kelak ia bisa
mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kepada
Tuhan, yang jelas-jelas telah mengamanatkan
kepercayaan itu kepadanya. Karena pada dasarnya,
pemimpin itu seperti masinis lokomotif yang
ditugaskan untuk membawa gerbong-gerbong yang
dimanatkan kepadanya. Si masinis tentu akan
membawa gerbong-gerbong itu sesuai dengan
tujuannya. Kalau ia seorang masinis yang
bertanggung jawab, tentu ia akan membawa gerbonggerbongnya
menuju ke tujuan yang sebenarnya.
Begitu pun dengan isi gerbong, mereka adalah orangorang
yang sebenarnya mau menuju ke tempat tujuan
yang sebenarnya. Karenanyalah, sebagai seorang
produser saya pun akan berusaha untuk menjadi
286 masinis yang bertanggung jawab, dan akan membawa
gerbong-gerbong saya menuju ke tempat tujuan yang
sebenarnya, yaitu sesuai dengan keinginan Tuhan,
yang sebenarnya sudah ada pada setiap hati nurani
manusia. Saya percaya, orang-orang yang baik tentu tidak
mau mengikuti masinis yang tidak bertanggung jawab.
Karenanyalah perlu adanya lokomotif yang dijalankan
oleh orang yang bertanggung jawab sehingga mereka
pun bisa mendapat kesempatan untuk sampai pada
tujuan yang diinginkan oleh hati nuraninya," jelas
Bobby panjang lebar. "Betul, Pak Bobby. Andai ada banyak orang-orang
seperti Bapak. Tentu, rekan-rekan saya sesama
sutradara yang baik, juga bisa mendapat kesempatan
itu. Terus terang, selama ini banyak dari mereka yang
terpaksa ikut di gerbong yang salah karena tuntutan
ekonomi." "Karena itulah pentingnya rasa cinta terhadap
sesama, dan mau mengalahkan nafsu setan demi
tegaknya kebenaran. Dunia itu semu, hanya ada
287 merah muda dan biru, yaitu cinta dan sesuatu yang
tak disangka-sangka, yang bergelora di kalbu,
menciptakan mata rantai kehidupan atas nama cinta
dan karena sesuatu yang tak disangka-sangka.
Semua hal terjadi karena cinta, tanpa cinta tidak ada
kehidupan, tanpa kehidupan tidak ada cinta.
Seseorang karena cinta dunia menghalalkan berbagai
cara sehingga terciptalah mata rantai kehidupan yang
gelap, seseorang karena cinta kepada Tuhan tunduk
dan pasrah pada ketentuan-Nya sehingga terciptalah
mata rantai kehidupan yang terang. Kejahatan dan
kebaikan bermula karena cinta, dan itu semua karena
sesuatu yang tak disangka-sangka."
"Betul, Pak Bobby. Dengan cinta karena Tuhan
terciptalah jalinan cinta yang membawa kepada
kebaikan, sedangkan cinta bukan karena Tuhan
membawa kepada kejahatan. Sebab, kehidupan
dikendalikan oleh perangkat akal, ego dan nurani,
yang mana jika tidak terkendali akan menghancurkan
kehidupan itu sendiri. Ego adalah keinginan, dan
dengannyalah manusia bisa bergerak. Pergerakan itu
288 bisa negatif dan positif, tergantung dari analisa akal
yang digunakannya. Jika ketika menganalisa, akal
menuruti bisikan setan maka hasilnya adalah
pergerakan negatif, namun ketika akal menganalisa
sedang nurani mendapat petunjuk Tuhan maka
pergerakannya adalah positif. Intinya adalah, dimana
cinta karena Tuhan dominan, maka buahnya adalah
kebahagiaan, namun jika cinta dunia yang
memperturutkan nafsu setan itu dominan, maka
buahnya itu kesengsaraan. "
Hingga akhirnya, kedua pemuda itu pun
bersepakat untuk menjalin kerja sama atas nama
cinta karena Tuhan. Dimana mereka lebih memilih
mendapat cinta Tuhan, dengan bertakwa kepada-Nya,
ketimbang menuruti bisikan setan jika hanya sekedar
ingin mendapatkan gemerlapnya dunia karena cinta
dunia. Begitulah jika manusia sudah mengerti akan
arti kehidupan, yang mana kehidupannya tidak akan
disia-siakan untuk melakukan sesuatu yang bisa
menjauhkan dirinya dari Tuhan. Bahkan, dia rela
289 mengorbankan jiwa dan raganya jika itu memang
untuk mendapatkan cinta-NYa.
Setahun kemudian, Bobby memutuskan untuk
berhenti memproduksi film cerita. Kini dia lebih suka
memproduksi film dokumenter, seperti film yang
menceritakan tentang kehidupan satwa, atau
mengenai perkembangan teknologi misalnya. Hal itu
dikarenakan tingkat pemahaman agamanya yang jauh
lebih baik. Dia merasa berdosa karena selama ini
sudah mempertontonkan sesuatu yang tak hak untuk
pemirsanya. Maklumlah, karena selama ini tuntutan
karakter memang sulit untuk dipecahkan. Andai
masyarakat sudah banyak yang memahami Islam
dengan benar, tentu hal itu sudah bukan merupakan
kendala lagi. Dia bisa membuat film yang mana
karakter wanitanya menggunakan hijab yang
bercadar, sehingga penonton tidak akan menyaksikan
290 wajah cantik yang senantiasa bisa menimbulkan
fitnah. Pernah waktu itu dia mencoba membuat film
seperti itu, yang mana semua peran wanitanya
menggunakan cadar, dan karena memang belum
memenuhi selera pasar akibatnya film itu tidak laku di
pasaran. Bahkan malah menjadi bahan perdebatan
untuk mereka yang mengaku paham betul soal Islam,
mereka menganggap film itu merupakan suatu
kemunduran karena tidak sesuai dengan
perkembangan zaman yang modern. Mereka
berpendapat bahwa suatu negeri tidak akan maju jika
tidak mempunyai peradaban yang modern. Padahal,
jika mereka mau melihat sejarah. Suatu bangsa yang
mempunyai peradaban yang modern justru hancur
karena masyarakatnya tidak lagi mempedulikan nilainilai
agama. Bukan itu saja, bahkan dengan alasan
demokrasi dan HAM, mereka terang-terangan
menolak nilai-nilai agama karena dianggap tidak
sesuai dengan keadaan masyarakat yang heterogen.
291 Selera... Itulah sebenarnya kelemahan dari
sebuah sistem demokrasi. Jika selera mayoritas
negatif, maka hancurlah ahlak orang-orang di negeri
itu, begitupun sebaliknya. Namun begitu, Bobby tidak
berani gegabah mengharamkan demokrasi. Sebab,
bagaimana mungkin dia bisa mengharamkan sesuatu
yang dia sendiri belum membuktikan kebenaran
sejatinya, padahal kebenaran itu hanya milik Allah
Tuhan Semesta Alam. Dan setelah dia mengkaji lebih
dalam (berdasarkan Alquran dan Hadist) ternyata
demokrasi memang tidak haram.
Menurutnya, demokrasi itu adalah sebuah sistem
pemerintahan yang sangat baik, tapi sayangnya
sistem itu tidak bisa digunakan untuk saat ini. Sistem
itu hanya bisa digunakan jika presiden, anggota
dewan, dan mayoritas rakyat telah memahami Agama
Islam dengan baik dan benar, dan menjadikan ajaran
Islam sebagai jalan hidupnya. Dengan demikian,
secara otomatis suara rakyat akan menjadi suara
Tuhan. Sebab, rakyat tentu akan memilih
pemimpinnya berdasarkan petunjuk Tuhan, sehingga
292 para pemimpin yang terpilih pun tentu sudah
berdasarkan petunjuk Tuhan. Dengan demikian, maka
demokrasi adalah suatu sistem yang berlandaskan
kepada kekuasaan Tuhan. Dan secara otomatis,
produk hukum yang dihasilkannya pun tidak akan
menyimpang dari Syariat Islam. Karenanyalah,
mungkinkah dia mengharamkan hal yang demikian"
Karena itulah, untuk saat ini demokrasi memang
bukanlah pilihan yang terbaik" Renungkanlah"
adakah manusia yang bisa menjamin kalau selera
mayoritas adalah positif" Adakah manusia yang bisa
menjamin kalau para memilih dan yang dipilih orangorang
yang berhati bersih" Jawabnya tentu saja tidak.
Karenanyalah kita (Umat Islam) harus menerapkan
sistem Pemerintahan Islam, yaitu dengan memilih
seorang pemimpin yang dipilih oleh orang-orang yang
berakal dan berhati bersih, yang selalu merujuk
kepada Al-Quran dan Hadist shahih, yang tak lain dan
tak bukan adalah para ulama yang perkataan dan
perbuatannya sudah sejalan, dan mereka pun tetap
berada pada keistiqamahannya. Percayalah kalau
293 ulama yang demikian bisa memilih siapa yang pantas
dipilih, sebab ulama yang demikian tentu akan
meminta petunjuk Allah lebih dulu dalam mengambil
keputusan. Dan karena mereka meminta petunjuk dari
Allah lebih dulu, maka secara otomatis pilihan mereka
tentu akan berdasarkan petunjuk Allah. Dan petunjuk
Allah jelas tidak mungkin keliru.
Hal itu mutlak dilakukan karena tidak ada manusia
yang bisa membuat hukum tanpa merujuk kepada
kedua kitab tersebut. Lagi pula, Islam adalah rahmat
untuk semesta alam, tidak ada sedikitpun ajarannya
yang akan merugikan golongan mana pun, kecuali
golongan yang tidak baik"yaitu para pengikut setan.
Dengan demikian, diharapkan akan lahir perundangundangan
yang tidak menyimpang dari Al-Quran dan
Hadist shahih tersebut, sehingga bisa memproteksi
negeri ini dari penjajahan kaum zionis yang tersamar.
Bobby yakin sekali, semua agama di negeri ini
tentu setuju jika anak bangsa ini menjadi manusiamanusia
yang taat kepada Tuhan dan bisa
membangun negeri ini menjadi negeri yang dirahmati294
Nya. Namun, dia mewanti-wanti jangan sampai kasus
yang pernah terjadi di Mesir terulang kembali, yaitu
orang-orang yang pada saat itu diharapkan bisa
membuat kebijakan Islami malah cuma berdebat saja
dengan tanpa menghasilkan apa-apa.
Karena itulah, Bobby mengharapkan generasi
sekarang bisa memetik hikmah dari kejadian itu dan
menemukan cara yang terbaik agar hal itu tidak
terulang lagi, yaitu dengan melibatkan para pakar
(dari mazhab apapun) sesuai keahliannya di dalam
membuat kebijakan bermasyarakat. Selama para
pakar itu mampu menelurkan pemikiran dan jalan
keluar yang baik dan tidak menyimpang dari Al-Quran
dan Hadist kenapa tidak. Selanjutnya biarlah Khalifah
yang memutuskan, sebab khalifahlah yang akan
bertanggung jawab kepada Allah mengenai baik
tidaknya suatu hasil pemikiran. Sesungguhnya sebuah
musibah orang yang terpilih menjadi Khalifah,
karenanyalah ia tidak mungkin berani gegabah dalam
menentukan pilihan lantaran pertanggungjawabannya
yang sangat berat. Karena itulah, sebagai rakyat kita
295 wajib setia dan taat terhadap apa yang sudah
diputuskannya. Jika kita merasa benar sendiri, tidak
mau setia dan taat kepada seorang khalifah yang
dipilih dengan cara demikian, maka bersiap-siaplah
kemsongan itu mendapat laknat dari Allah yang Maha
Mengetahui. Selain itu, jangan terlalu takut dengan adanya
disintegrasi bangsa, karena jika demikian berarti kita
(sebagai Umat Islam) sudah tidak percaya dengan
apa yang di ajarkan Al-Quran. Islam adalah rahmat
untuk semesta alam, karenanyalah tidak ada alasan
untuk menakutkan hal itu. Bukankah dalam Islam
tidak ada pemaksaan dan sikap diskriminasi, jadi tidak
ada alasan untuk merasa terancam.
Ajaran Islam itu penuh cinta dan kasih sayang,
bak seorang ibu yang mencintai anaknya, yang
terkadang memang suka disalahartikan karena
ketidaktahuan anaknya itu. Jika seorang ibu melarang
anaknya bermain sesuatu yang membahayakan, itu
semata-mata karena ia menyayangi dan
mencintainya. Namun, terkadang si anak justru
296 merasakan hal itu sebagai suatu kebencian. Jika saat
itu kita (sebagai umat Islam) menjadi ayah, apakah
kita akan menyetujui tindakan sang Ibu atau malah
membela sang anak dengan memberikan kepadanya


Merah Muda Dan Biru Karya Bois di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sesuatu yang berbahaya itu" Sebagai ayah yang bijak
tentu akan menyetujui sang Ibu dan berusaha
menjelaskannya dengan cara yang baik dan penuh
kelembutan. Namun, terkadang ada juga anak yang
tidak bisa diberitahu dengan cara seperti itu. Kalau
sudah demikian, mau tidak mau sang Ayah harus
memberitahunya dengan cara yang agak keras. Dan
hal itu mutlak dilakukan demi keselamatan anak itu
sendiri. Intinya adalah aturan dalam Islam perlu
ditegakkan demi untuk kebaikan semua.
Begitulah Bobby bercita-cita agar bisa
membangun negerinya menjadi negeri yang diridhai
Allah. Namun untuk saat ini semua itu baru sebatas
wacana, karena dia memang belum mempunyai
kekuatan untuk bisa mewujudkannya. Untuk saat ini
Bobby hanya bisa menerapkan untuk dirinya saja,
atau mungkin untuk keluarga dan teman-teman
297 dekatnya. Andai pun dia sudah dipanggil Tuhan
sebelum cita-citanya itu terwujud, dia percaya Tuhan
pasti akan memberinya satu kebaikan atas citacitanya
itu. Kini pemuda itu dan istrinya yang bernama Olivia
tampak bersantai di balkon apartment. Seperti biasa,
setelah menunaikan Sholat Ashar mereka memang
suka berbincang-bincang di tempat itu. "Emm... Olivia
sayang... Kini aku sedikit banyak sudah bisa
mengungkap rahasia itu," katanya kepada Olivia
seraya memberikan kedua buah kubus yang simbolsimbolnya
kini sudah mulai dipahami seutuhnya
kepada sang Istri. "Apa sebenarnya rahasia itu, Bang?" tanya Olivia
penasaran sambil menanggapi kedua kubus yang
diberikan kepadanya itu. "Olivia.... Sesungguhnya rahasia itu adalah..."
Bobby menggantung kalimatnya, sepertinya saat itu
dia benar-benar berat untuk mengatakannya.
"Apa itu, Bang" Katakanlah padaku!"
298 "Maaf Olivia...! Ternyata aku masih belum mampu
mengungkapkan rahasia itu padamu, biarlah rahasia
itu tetap menjadi rahasia. Karena sesungguhnya
Tuhan akan mengungkapkan rahasia itu kepada siapa
saja yang dikehendaki-Nya." Setelah Bobby berkata
begitu, Olivia pun mengerti. Dia menyadari kalau apa
yang bakal dikatakan suaminya itu belum tentu bisa
ditangkap oleh akalnya, dan bisa saja hal itu justru
disalahartikan sehingga membuatnya merugi. Dan
karena pertimbangan itu pula, akhirnya wanita itu
mengalihkan pembicaraan dengan hal-hal yang
berhubungan dengan cinta mereka. Hingga akhirnya
mentari kembali keperaduan ibu pertiwi dengan
disertai lembayung yang begitu indah.
299 Assalam". Mohon maaf jika pada tulisan ini terdapat
kesalahan di sana-sini, sebab saya hanyalah manusia
yang tak luput dari salah dan dosa. Saya menyadari
kalau segala kebenaran itu datangnya dari Allah SWT,
dan segala kesalahan tentulah berasal dari saya.
Karenanyalah, jika saya telah melakukan kekhilafan
karena kurangnya ilmu, mohon kiranya teman-teman
mau memberikan nasihat dan meluruskannya.
Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih
banyak. Akhir kata, semoga cerita ini bisa bermanfaat buat
saya sendiri dan juga buat para pembaca. Amin"
Kritik dan saran bisa anda sampaikan melalui e-mail
bangbois@yahoo.com Wassalam" [ Cerita ini ditulis tahun 2006 ]
The Name Of Rose 10 Pendekar Bayangan Sukma 17 Warisan Berdarah Pusaka Negeri Tayli 1

Cari Blog Ini