Ceritasilat Novel Online

Nasionalisme 2

Nasionalisme Karya Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo Bagian 2


Ayah saya tinggal di Yogya pada masa kemerdekaan.
Tahun 1945, ayah saya berumur sekitar 7 tahun.
Beliau bertanya kepada Ibunya (nenek saya) "Apa itu merdeka?"
Nenek saya, juga bingung menerangkannya, "MERDEKA" adalah sebuah konsepsi baru untuk
negara yang terjajah selama 350 tahun.
Nenek saya menjawab "Merdeka itu artinya semua ini (menunjuk ke sekitar) jadi milik kita, Nak"
Bapak saya lalu menjawab "Semua milik kita" Berarti naik kereta (api) ga bayar dong?"
Nenek gue menjawab "Iya,Nak.."
Hehehehehehehe, seperti yang kita tahu, hari ini kita masih harus bayar untuk naik kereta.
Ayah saya penuh dengan cerita menarik seputar perjuangan bangsa terutama di tahun 1945 1948. Ayah saya pernah cerita, suatu hari ibunya mau menyapu jalanan depan rumah dan ayah saya ikut
menemani. Jaman dulu, pagar rumah itu terbuat dari bambu, dan tingginya sepinggang, kurang lebih sama
seperti pagar rumah yang sering kita lihat di serial "Unyil" jaman dulu.
Nah, ketika nenek saya mau mendorong pagar ke luar, ternyata pagarnya tertahan.. ketika beliau
mengintip apa yang ada di balik pagar sehingga menahan pagar, beliau menemukan seorang anak
yang tewas kena peluru nyasar... Ayah saya melihat pemandangan memilukan itu. Umurnya sama
dengan ayah saya saat itu. Anak itu memegang lemper di tangannya...
Malamnya memang, menurut Ayah saya, suara rentetan peluru terdengar dari dalam rumah.
Sesuatu yang menurut beliau sudah tidak asing lagi.
24 Betapa menyedihkannya hidup pada masa itu.
Diterjang peluru di negeri sendiri.
Ayah saya juga cerita sesuatu di balik serangan umum 1 Maret 1949 yang legendaris.
Kalau kita membaca sejarah (waktu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama terutama)
disebutkan bahwa sebelum serangan umum 1 Maret, ada beberapa serangan kecil. Tapi yang
paling besar dan terkoordinir adalah tanggal 1 Maret sehingga sekutu dan Belanda terdorong ke
luar Yogya selama 6 jam sebelum TNI (Tentara Nasional Indonesia) kembali mundur dan sekutu
bersama Belanda kembali menguasai Yogya.
Sebenarnya, menurut ayah saya, serangan-serangan kecil yang dimaksud adalah sebuah
kesalahpahaman. Bayangkan, para tentara bersembunyi di dalam hutan pada masa itu.
Di bawah pimpinan Soeharto mereka mengkoordinir sebuah serangan yang diinisiatifkan oleh
Jendal Sudirman. Bayangkan sekali lagi... di dalam hutan menanti tanggal 1 Maret yang disepakati.
Pada tanggal 27 Februari, beberapa tentara berpikir besok adalah 1 maret. Maka tanggal 28
februari mereka turun beberapa dan melangsungkan serangan. Ketika mereka sadar bahwa mereka
salah tanggal, mereka kembali ke hutan
Hehehehehe Saat itu mungkin pada ngomel dan bentak-bentak karena salah koordinasi, tetapi jaman sekarang
malah jadi agak lucu. Juga di Yogya-lah Taman Siswa didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara.
Sekolah rakyat pertama di Indonesia. Pada jaman di mana sekolah hanya untuk para ningrat,
Taman Siswa jadi sekolah pertama yang memberikan kesempatan kepada seluruh rakyat (Yogya
pada masa itu) untuk bisa belajar.
Hari ini bangunan Taman Siswa telah menjadi sebuah radio Saya pernah datang ke sana untuk
interview album soalnya.. hehehe makanya tahu.
Yogya juga adalah awal dari terjadinya Perang Jawa.
Kita mengenalnya dengan Perang Diponegoro.
Salah satu perang terbesar di Indonesia yang terjadi di Jawa dengan dukungan seluruh masyarakat
Jawa. Pangeran Diponegoro adalah anak dari Hamengkubuwono III.
25 Tapi beliau bukan anak dari ratu, melainkan dari salah satu selirnya.
Beliau sempat ditawari untuk jadi raja, tapi beliau sadar posisi dan memutuskan untuk menjauh dari
istana dan belajar agama di pedesaan.
Pada satu masa, Hamengkubuwono IV meninggal. Sementara, Hamengkubuwono V masih
berumur 3 tahun dan tidak bisa memimpin.
Maka Belanda menunjuk Patih Danurejo menjadi pemimpin saat itu. Orang yang dijadikan boneka
Belanda. Pangeran Diponegoro menolak keputusan itu dan karena dianggap membelot maka beliau
diusir dari Yogya. Pada satu kesempatan, Belanda mau membangun jalan yang ternyata harus membongkar makam
leluhur Pangeran Diponegoro, merasa terhina, beliau melawan balik.
Selama ini Pangeran Diponegoro memang sudah kesal kepada Belanda. Menggunakan kekayaan
alam negeri Jawa seenaknya dan menarik pajak kepada rakyatnya.
Perlawanan Pangeran Diponegoro didukung oleh raja dan pangeran dari kerajaan lain sepanjang
Jawa. Maka pecahlah Perang Jawa yang berlangsung selama 5 tahun.
200.000 rakyat Indonesia dikatakan tewas pada perang tersebut.
Pangeran Diponegeoro akhirnya ditangkap Belanda.
Kisah penangkapannya pun ada beberapa versi. Ada yang bilang beliau menyerahkan diri untuk
ditukar dengan beberapa pangeran/raja yang ditawan Belanda.
Ada yang bilang beliau ditangkap ketika dipancing Belanda untuk bikin perjanjian perdamaian.
Beliau akhirnya dibawa ke Batavia dan ditawan selama hampir sebulan di kantor gubernur pada
saat itu yang hari ini dikenal dengan nama museum fatahillah.
Setelah itu beliau dibawa ke Manado untuk ditahan di Fort Amsterdam, lalu dibawa ke Makassar ke
Fort Rotterdam tempat beliau menghabiskan hidupnya.
Jadi terbayang 'kan mengapa di saat Yogyakarta dipandang orang sebagai kota yang penuh
budaya, saya justru merasa Yogya adalah kota perjuangan.
Bukan berarti saya tidak merasa Yogya sarat dengan budaya. Bahkan Jogja sama dengan Bali
dalam beberapa hal: 1. Kaya dengan tradisi dan kebudayaan
2. Kaya akan makanan enak
3. Penuh dengan kendaraan roda dua Bedanya kalau di Bali motor, di Yogya sepeda. Bahkan
sampai ada jalur alternatif untuk pengendara sepeda.
26 Bahkan untuk poin ke-3, pemerintah kota Yogyakarta sudah berani melangkah lebih jauh.
Kalau tidak salah, pegawai negeri setiap Jumat dianjurkan untuk naik sepeda menuju kantor
Pada hari tertentu Malioboro ditutup untuk kendaraan bermotor.
Jogja adalah salah satu kota yang tidak habis-habisnya saya jelajahi.
Pernah satu kali ketika ke Yogyakarta, saya berniat untuk bangun subuh untuk bergegas di
Borobudur dan melihat sunrise dari sana..
Akhirnya saya bangun jam 7 pagi, hehehe, tapi tetap berangkat ke sana.
Sebelum itu, saya baru sekali ke Borobudur. Dengan keluarga, tanpa pemandu, pulang-pulang
nggak ngerti apa-apa dan hanya bawa capek.
Kali ini, saya membayar seorang pemandu untuk menceritakan saya relief-relief yang ada di sana..
Begitu banyak hal baru yang saya pelajari.
Sebenarnya tidak baru-baru amat, sayanya saja yang baru tahu.
Salah satunya adalah kunci 'L' di bawah ini...
Saya suka berpikir bagaimana caranya mereka membangun bangunan sebesar ini tanpa perekat
seperti semen atau sejenisnya.
Ternyata salah satu jawabannya adalah batu-batu berbentuk 'L' yang jadi "kuncian" strukur
batu-batu di sini. Juga saya baru tahu kalau titik-titik putih pada beberapa batu yang ada di Borobudur menandakan
bahwa itu adalah batu BARU yang dipasang di sana karena waktu ditemukan ada yang sudah rusak
atau rusak setelah serangan bom oleh teroris di masa yang silam. Ini membuat saya jadi lebih
27 apresiatif terhadap batu-batu yang tidak ada titiknya, lebih terasa tuanya.
Yogyakarta dan sekitarnya memang masih menyimpan begitu banyak sisa kekayaan budaya masa
lalu. Belum lama ini saya ke Yogyakarta untuk berbagi tentang Indonesia Unite di Fakultas Kedokteran
UII (Universitas Islam Indonesia).
Di sana baru-baru ini ditemukan sebuah candi ketika mereka mau membangun perpustakaan.
Malioboro juga legendaris.
Siapa sih yang tidak setuju dengan saya kalau saya bilang Malioboro adalah salah satu jalan paling
terkenal se-Indonesia. Jalan Sudirman Jakarta misalnya, tidak seterkenal Malioboro karena di kota lain ada Jalan
Sudirman. Tapi Jalan Malioboro hanya ada di Yogyakarta
Mau disebut klise atau disebut standar, saya tetap merasa pengalaman makan gudeg lesehan
sambil ditemani pengamen lalu dilanjutkan dengan mengopi di sana adalah salah satu perasaan
terdamai yang pernah saya rasakan.
Waktu itu sepi, saya sendirian setelah seharian ngemsi..
Saya pulang dulu, mandi air panas, lalu perut lapar membawa saya berjalan ke luar hotel dan
berjalan ke Malioboro yang jaraknya cuma 1 gang dari hotel. Setelah memesan, saya duduk dan
didatangi 2 orang pengamen. Lalu (seperti biasa) pengamen memulai dengan lagu KLA Project
"Yogyakarta".. Kemudian dia bertanya, "Mau rekues apa, Mas?"
Saya jawab "Apapun dari Jikustik"
Akhirnya saya ditemani dengan 8 lagu Jikustik berturut-turut. Di tengah-tengah saya SMS Sophie
Navita "Gue lagi makan di Malioboro, pengamennya gue suruh mainin lagunya Jikustik"
Yang bales suaminya Sophie, "Makasih ya, Mas Pandji"
HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA Tempat ngopi juga banyak di Yogyakarta. Banyak dan beda-beda gaya semua.
Salah satu tempat favorit saya adalah Blandongan.
28 Sebenarnya sih tempatnya biasa saja. Standar tempat tongkrongan anak-anak kuliahan.
Tetapi, kalau sore di situ, enak sekali untuk ngobrol sambil mengopi.
Foto di atas adalah Kotang Jahe. Kotang itu Kopi (gelas) tanggung.
Dari menu di atas, terlihat bahwa Blandongan punya sistem harga dan ukuran yang serupa dengan
Starbucks. Bedanya kalau di Starbucks ada TALL, GRANDE dan VENTI. Kalau di Blandongan ada
Kopi, Kopi Tanggung dan Kopi Dewa (ukuran gelas gede).
Hehehehe Yogyakarta, salah satu kota yang tidak pernah membuat saya bosan untuk menjelajahinya.
Kalau sempat, coba datang ke sebuah kantor (atau Rumah Dinas; saya lupa) yang di dalamnya ada
perusahaan radio swasta. Tempat yang digunakan radio swasta itu, dulunya adalah Taman Siswa.
Sekolah rakyat pertama di Indonesia yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara. Dulu, yang bisa
sekolah hanya yang ningrat. Beliau mendirikan sekolah itu agar semua orang Indonesia, tidak
terkecuali, bisa mendapatkan hak yang sama yaitu hak atas pendidikan.
Surabaya Salah satu dari hanya 3 titik yang dikenal dunia lewat peta dunia.
Kalau kita perhatikan baik-baik, di peta dunia (bukan di peta yang kita gunakan di Indonesia)
biasanya ketika mereka merujuk ke Indonesia, hanya 3 titik yang mereka tulis: Jakarta, Surabaya,
Bali. Walaupun itu memang menyebalkan sehingga orang sedunia jadi hanya tahu 3 kota itu, fakta tadi
juga menunjukkan bahwa sejak lama, dunia sudah mengenal dan bahkan menganggap penting
kota Surabaya. Dari dulu memang Surabaya identik dengan perdagangan.
Surabaya jadi salah satu kota yang penting di mata dunia.
Hari ini, Surabaya sudah berkembang lebih dari sebuah kota bisnis.
Di mata saya, pusat perbasketan di Indonesia adalah kota Surabaya.
Anda mungkin kaget. 29 Karena asumsi Anda, Jakarta, setidaknya, Bandung akan disebut sebagai pusat basket di
Indonesia. Klub-klub besar IBL adalah Garuda Bandung, SM Jakarta dan Aspac Jakarta.
Juara kompetisi basket kalau nggak dari Bandung, dari Jakarta.
Yang pertama kali memberi tahu saya bahwa Surabaya merupakan kiblat basket Indonesia adalah
seorang teman. Rosyidan. Idan panggilannya.
Kadang dia dipanggil "Mas Ref" karena sebagai salah satu pemilik Ref Basketball Clothing dia
sering terlihat berada di toko kami. Kadang dia dipanggil "mainbasket" karena blognya
http://mainbasket.wordpress.com yang merupakan blog basket Indonesia membahas basket, paling
terkemuka saat ini di Indonesia. Dia yang mengungkap poin-poin yang akan saya ceritakan kepada
Anda. Mengapa Surabaya" Jawabannya jelas, karena di Surabaya bola basket lebih HIDUP!
Contohnya mungkin seperti New York terhadap Amerika Serikat.
Sebut sebuah kota yang identik dengan basket, maka kita akan sebut New York. Tapi prestasi
mereka di NBA" New York Knicks saat ini belum kembali kepada jaman keemasannya dulu.
Alasan apakah Surabaya jadi pusat basket Indonesia"
Sederhana jawabannya jatuh pada nama "Azrul Ananda".
Seorang anak muda visioner yang punya komitmen luar biasa terhadap basket.
Azrul ini sosok yang menarik, dia kolektor sneakers. Dia punya, mungkin, ribuan sneakers mahal
yang kita liat di majalah. Bahkan dia punya belasan koleksi sepatu Li Ning dari Cina yang sekarang
meng-endorse Shaquille O Neal. Unik 'kan" Anda sendiri bahkan mungkin belum pernah dengar
merk Li Ning. Tapi walaupun dia koleksi sneakers merk asing tersebut, sehari-hari, Azrul selalu menggunakan
merk sepatu yang sama, setiap hari: League.
Sebuah merk sepatu lokal.
Ketika ditanya teman-temannya, "Kenapa sih elo ga pake sepatu koleksi elo yg mahal-mahal?"
Jawabannya selalu sama, "Harusnya elo juga pake sepatu buatan Indonesia..."
Dia yang menciptakan dan menjalankan DBL. Dulu Deteksi Basketball League.
Sekarang Development Basketball League, liga basket SMA yang, bisa jadi, terbesar di Indonesia.
30 DBL Arena, stadion basket megah di Kota Surabaya adalah stadion basket TERKEREN di
Indonesia. Saya saksinya. DBL Arena adalah SATU-SATUNYA stadion basket di dunia yang didatangi NBA.
Sudah bertahun-tahun NBA mendatangkan pemainnya ke Surabaya, ke DBL Arena.
Danny Granger dari Indiana Pacers, Mike Lee dari New York Knicks, dll. pernah ke Surabaya.
Bukan Jakarta. Surabaya Mereka bahkan tidak diundang, mereka YANG MENGHUBUNGI dan menyatakan ingin datang ke
Surabaya. DBL arena, dibuat hanya 7 bulan. Dari pertama kali digambar, sampai akhirnya digunakan.
DBL arena mengakomodir kebutuhan NBA yang punya standar-standar sendiri untuk bisa
mendatangkan pemainnya. NBA tidak hanya mendatangkan pemain bintang mudanya yang bersinar, tapi juga: Miami Heat
Dancers, Assiten pelatih Gregg Popovich (pemegang cincin juara NBA), dan lain-lain.
Mereka datang ke sini dan memberikan hiburan serta pelatihan kepada pemain-pemain muda di
SURABAYA. Bukan jakarta (lama-lama iri juga nih Kota Jakarta, hehehe)
Yang juga menarik dari DBL adalah bahwa sampai saat ini, DBL adalah kompetisi basket yang
diselenggarakan di seluruh kota di Indonesia (termasuk Papua) KECUALI Jakarta
Entah alasan khususnya, tapi yang pasti bisa diacungi jempol keberaniannya dalam menggelar
kompetisi seperti ini. Yang pasti kini Azrul Ananda kini bersama timnya adalah yang menjalankan Indonesian Basketball
League atau IBL. Lagi-lagi bukan karena dia yang menawarkan diri, tapi karena suatu malam Azrul
didatangi oleh pihak dari seluruh tim IBL dan mereka meminta Azrul untuk menangani IBL.
Saya pernah tanya satu saat "Zrul, elo kan udah megang kompetisi SMA dan megang kompetisi
profesional.. sekalian dong megang kompetisi tingkat perguruan tinggi..." Dia terdiam sejenak dan
menjawab "Satu-satu deh..."
Sekarang, saking tingginya antusiasme bola basket di Surabaya, kota tersebut tidak pernah surut
dari kompetisi. 31 Seorang wasit bisa hidup dari basket di Surabaya karena ada banyak pertandingan dari banyak
kompetisi di mana dia bisa bertugas dan berpenghasilan sepanjang tahun. Bandingkan dengan
Bandung yang minim 3 on 3. Sebagai entrepreneur clothing basket berlokasi di Bandung, saya tahu
pasti itu Di luar Basket, Surabaya juga tidak kalah dengan makanannya.
Salah satu yang menarik untuk dibahas adalah Rawon Setan.
Di Kelapa Gading juga ada Rawon Setan. Saya makan di sana dan berkesimpulan, rawonnya
rasanya biasa saja, paling ukurannya saja yang besar-besar. Makanya saya pikir mungkin disebut
setan karena ukurannya gede-gede kayak jin. HAHAHAHAHAHA
Waktu ke Surabaya, followers saya di Twitter bilang bahwa Rawon Setan di Surabaya beda dengan
yang di Jakarta. Penasaran, akhirnya saya datangi juga.
Sampai di sana, saya dikasi tahu semua karyawan di sana (dan bahkan ada tulisannya) bahwa
Rawon Setan tidak punya cabang.
Mohon diingat, Rawon Setan yang di Surabaya itu katanya adalah yang asli.
Dan yang asli adalah yang di depan hotel JW Marriot Surabaya.
Disebut setan karena, asalnya, jualan hanya malam-malam.
Belakangan ini ternyata jadi buka siang karena tingginya permintaan.
Memang betul kata followers saya. Rawon Setan di Surabaya enaknya bukan main.
Pengen nambah terus Surabaya juga dikenal sebagai Kota Pahlawan.
Kota ini memang banyak mengandung kisah perjuangan yang tercatat dalam sejarah.
Salah satunya peristwa Hotel Yamato.
Diawali dari ajakan pemerintah untuk mengibarkan Bendera Merah Putih di seluruh Indonesia
secara terus menerus mulai tanggal 1 September 1945.
Setiap kota termasuk Surabaya mengibarkan benderanya di setiap sudut kota.
Di antara berkibarnya Bendera Merah Putih, tiba-tiba berkibar Bendera Belanda di atas hotel
Yamato. Rakyat Surabaya, merasa sebagai bangsa yang merdeka, marah besar dan menaiki puncak hotel


Nasionalisme Karya Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yamato dan merobek bagian birunya sehingga tinggal merah-putih.
Kejadian itu disaksikan banyak pemuda-pemudi dan beritanya langsung menyebar, tidak hanya ke
seluruh Surabaya, tapi juga sampai ke kota-kota lain.
32 Viral sudah ada sebelum adanya internet hehehehe
Alasan utama mengapa Surabaya disebut sebagai Kota Pahlawan adalah karena peristiwa yang
terjadi tanggal 10 November 1945 yang kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Untuk yang lupa (atau tidak tahu) tgl 10 November adalah tenggat waktu yang diberikan Inggris dan
Belanda agar Bangsa Indonesia menyerahkan senjata.
Mereka nampak penuh amarah karena Brigjen Aubertin Mallaby tewas hingga jasadnya sulit
dikenali dan mobil yang dikendarainya meledak akibat sebuah konflik.
Bung Tomo, mendatangi RRI Surabaya dan melakukan orasi berapi-api, mengajak rakyat Surabaya
untuk melawan balik dan Surabaya-pun melawan balik. Melawan angka yang sama sekali jauh di
atas mereka. 30.000 serdadu dan 50 pesawat terbang. Pertempuran skala besar ini mencapai
waktu sampai tiga minggu, sebelum seluruh kota Surabaya akhirnya jatuh di tangan pihak Inggris.
Tapi Surabaya melawan dengan gigih. Karena kegigihannya itu, sejarah mengingat dari itu sebagai
hari Pahlawan. Kisah itu, sebenarnya dekat dengan keseharian kita saat ini.
Bukan dari sisi angkat senjata dan melawan serangan penjajah Belanda, tapi dari sisi yang lebih
dalam lagi. Yang menarik dari kisah peristiwa 10 November adalah rakyat Surabaya memilih untuk berjuang
dan berusaha, walaupun keadaannya seakan-akan tidak mungkin. Hanya karena mereka tahu
bahwa itu adalah sesuatu yang benar untuk dilakukan. Berjuang.
Di hadapan mereka, adalah jumlah lawan yang lebih banyak, dengan persenjataan yang lebih
lengkap. Secara nalar, tidak mungkin Surabaya bisa memenangkan pertarungan itu, dan pada akhirnya
memang tidak. Tapi walaupun nampak tidak mungkin, rakyat Surabaya tetap berusaha, dengan teramat-sangat
gigih. Hari ini, pemuda dan pemudi Indonesia nampak bengong setiap kali saya ajak mereka untuk
menciptakan perubahan. Wajah mereka sinis dan berkata "mana mungkin..."
"Saya 'kan hanya mahasiswa."
"Saya 'kan hanya orang kantoran."
"Saya 'kan hanya orang biasa, ga punya uang banyak, menciptakan perubahan nampak tinggi
biayanya." "Saya 'kan hanya rakyat, bukan decision makers."
.... 33 Memalukan. "Saya 'kan HANYA..."
Pemuda dan pemudi Indonesia merendahkan diri mereka dengan menggunakan kata "hanya".
Di saat pemuda dan pemudi masa lalu mempertaruhkan NYAWA mereka untuk meninggikan
derajatnya di hadapan dunia asing. Di hadapan Jepang, Portugis, Inggris, dan Belanda yang
berpikir mereka bisa menindas kita.
Pemuda pemudi yang bilang, "Saya 'kan hanya rakyat," harusnya pergi ke Taman Makam
Pahlawan Kalibata dan melihat betapa banyaknya makam yang hanya bertulisakan "Pemuda"
karena sang pejuang itu tidak dikenal identitasnya. Ia hanya rakyat yang ikut angkat senjata
melawan penjajahan, mempertahankan kemerdekaan.
Malu. Harusnya mereka malu kepada semua yang sudah gugur di Surabaya karena mereka tetap
berusaha walaupun di hadapan 30.000 tentara lawan, menang nampak tidak mungkin.
Malu karena, untuk kita, kalau kita gagal berusaha resikonya malu, sementara mereka resikonya
kehilangan nyawa. Malu karena mereka tidak punya infrastruktur yang kita punya untuk berusaha tapi mereka tetap
berjuang. Malu, karena walaupun mereka sudah mati-matian membebaskan negerinya dari penjajahan,
bertahun-tahun kemudian, anak dan cucunya masih punya mental orang jajahan yang hanya bisa
nurut dan bekerja, tanpa mau menggunakan kebebasannya untuk berpendapat dan berkarya.
Pemuda-pemudi Surabaya hari ini, harusnya menjadi yang terdepan untuk membuktikan kepada
seluruh Indonesia bahwa, sekali lagi, anak muda Surabaya akan gigih berusaha, melawan
ketidakmungkinan. Manado Hal pertama yang berkesan dari Manado untuk saya adalah gereja.
Manado penuh dengan bangunan gereja yang memiliki arsitektural yang unik dan berbeda-beda.
Dari sisi teknis, mungkin tidak semuanya sempurna, tapi dari sisi desain bangunan, gereja-gereja ini
memiliki kekhasan masing-masing.
34 Sebagai umat muslim, saya pun bisa menghargai ragamnya bentuk bangunan yang ada di sana.
Banyak memang yang bilang Manado itu gudangnya perempuan cantik, tapi saya sendiri tidak
merasa demikian. Karena menurut saya di setiap kota di Indonesia pasti perempuannya banyak yang cantik (hehehe
diplomatis). Yang cantik dari Manado adalah pantainya.
Manado memang terkenal dengan keindahan alam, pantai, dan bawah lautnya.
Tapi, seperti juga yang saya tuliskan mengenai kota-kota lainnya, datang dan melihat langsung
benar-benar berbeda dengan hanya mendengar atau membaca keindahannya lewat artikel atau
tayangan TV. Terus terang saya belum pernah ke Bunaken.
Tanpa pernah ke Bunakenpun saya sudah bisa membayangkan indahnya.
Bukan main-main, Manado ditunjuk sebagai tempat perhelatan World Ocean Conference
PERTAMA di dunia! Konferensi Perlautan Dunia yang pertama, dilaksanakan di Manado, Indonesia!
Ada berapa banyak pantai sih di dunia ini"
Ada berapa banyak kota di dunia ini yang memiliki keindahan bawah laut"
Tidak mungkin sedikit 'kan"
Setidaknya masing-masing negara akan bilang dia memiliki pantai terindah dan biota laut yang juga
indah. Tapi DUNIA memutuskan untuk memulai konferensinya di Manado.
Itu bentuk pujian tersendiri untuk negeri kita, pujian dari mata internasional.
Makanya tidak heran kalau Manado, Indonesia, juga pemegang rekor dunia sebuah perhelatan
(upacara 17 Agustus 2009) dengan mengikut sertakan penyelam terbanyak di dunia.
Tidak heran, karena penyelam-penyelam dari seluruh dunia berdatangan ke Indonesia untuk jadi
bagian dari pemecahan rekor tersebut. Karena mereka tahu bahwa Manado punya kekayaan laut
terhebat di dunia. Walaupun belum pernah ke Bunaken, tapi saya pernah ke Tulamben dan Siladen.
Siladen adalah sebuah pulau yang lebih kecil daripada Bunaken, tidak jauh dari Bunaken-nya
sendiri. 35 Pulau itu memiliki pantai yang indah.. walaupun pasir-pasirnya tidak halus, tapi putih dengan
pemandangan yang indah. Entah kalau dari Bunaken, tetapi dari Siladen, kita bisa melihat Manado Tua. Sebuah pulau gunung
tidak jauh dari situ. Ke manapun mata memandang adalah lautan yang jernih... bercampur warna
biru muda, hijau emerald, biru tua... Keren!
Ketika itu saya melihat ke arah lautan dari pantai Siladen dan berpikir, "Mereka orang Indonesia
yang mengaku benci Indonesia harus melihat pemandangan ini... can you really hate this" Because
THIS is Indonesia." Ada lagi nih, foto yang akan bikin iri
hehehehehehehe Tadinya saya mau diving, tapi ternyata di sini kalau mau diving harus punya license, tidak seperti di
Bali. Belakangan saya tahu kalau ternyata arus bawah di sini lebih beragam jenisnya dan lebih
berbahaya. Ada arus putar yang menyedot ke dalam, arus putar yang mendorong ke atas, dll.
Akhirnya saya snorkeling di Siladen.
Saat itu, sudah terlalu siang untuk saya menikmati indahnya lautan. Sekitar jam 11. Sebaiknya
snorkeling atau diving sekitar jam 7 - 9 pagi.
Lagipula, paling enak antara bulan April sampai Agustus. Biasanya Bunaken dan Siladen ramai
wisatawan dalam negeri dan asing pada bulan-bulan itu.
Ketika saya snorkeling, saya tetap terkesima dengan indahnya bentuk karang-karang di lautan
(dalam arti kata sebenarnya, hehehe) dan ikan-ikan di sana...
Walaupun tidak seindah ketika saya di Tulamben (karena jam snorkeling-nya terlalu siang) saya
tetap bisa membayangkan indahnya dan ramainya lalu lintas ikan di sana..
Ketika saya snorkeling saya melihat dengan jelas... palung.
Agak ngeri juga saya... benar-benar curam sekali palungnya... ketika saya berenang, di kanan saya
terumbu karang yang indah, di kiri saya biru gelap. Tidak ada apa-apa lagi.
Hilang semua pemandangan terumbu karang.
36 Pertanda kedalamannya benar-benar drastis.
Pantesan harus pakai license.
Saya tanya kepada orang setempat yang menemani saya snorkeling , "Rata-rata orang kalau diving
di sini sampai kedalaman berapa?"
"30 meter-an," jawabnya.
Kaget saya, karena di Tulamben, saya merasa sudah diving cukup dalam... tapi itu saja hanya 18
meter dalamnya Manado juga terkenal dengan makanannya.
Bukan hanya karena enak-enak.
Tapi karena Manado makan APA SAJA
Hehehehe, saya ingat ketika saya ke Tinoor untuk mengunjungi restoran Tinoor Jaya yg pernah
didatangi Pak Bondan Winarno. Saya bertanya kepada ibu-ibu yang melayani saya di sana,
"Bu, di sini makanan yang spesial apa aja?"
Dengan wajah lempeng, ibu itu menjawab, "Anjing, Babi, Monyet, Kucing, Tikus, Kelelawar."
Dalam hati saya pikir "Ibu ini barusan menghina saya atau ngasi tau menu makanan ya?"
HAHAHAHAHAHAHA Karena sebagai umat muslim saya tidak makan hewan bertaring, maka paling aman di Manado
memang makan ikan-ikanan, dan di sini, makanan seafoodnya GOKIL!
Salah satu restoran legendaris (tapi sekarang sudah tidak begitu ramai karena sudah banyak
pesaing) adalah Restoran Nelayan dengan menu khas Cumi Hitam Woku dan Nelayan Juice.
Restoran ini pemandangannya lautan.
Berbicara pemandangan, di Manado saya juga melihat pemandangan yang sama sekali tidak ada
lawannya. Karena untuk pertama kali seumur hidup, saya melihat di kota itu.
Saya melihat pelangi utuh!
Pelangi melengkung dari kanan ke kiri.
Sebagai generasi kelahiran 70-an, sejak kecil, gambar pemandangan kita selalu mengenai gunung,
sawah, dan pelangi. Tapi faktanya, jarang kita benar-benar melihat betapa indahnya pemandangan
tersebut. Pelangi, adalah ikon keindahan yang hampir semu karena jarang kita bisa melihatnya.
37 Biasanya, kita melihat pelangi hanya setengah lengkungan.
Di Manado, saya melihat pelangi melengkung dari ujung ke ujung di atas lautan.
Sialnya. Saya lagi tidak memegang handphone saya sehingga saya tidak bisa punya dokumentasi
pemandangan langka itu...
Ga papa, yang penting saya telah melihat langsung sebuah pemandangan yang mungkin tidak akan
pernah saya lihat lagi, dan saya melihat itu, di kota Manado.
Padang Padang sudah sangat menarik sejak pertama kali saya datangi.
Awalnya, pengalaman saya di Padang hanya seputar makan padang di padang (yang menurut saya
sama saja dengan makan padang di manapun) dan bis kota mereka yang menarik.
Bisa kota di Padang semuanya penuh dihiasi gambar-gambar air brush.
Ada yang gambar kartun, ada yang gambar robot, dll.
Tapi yang paling menarik adalah pengakuan dari beberapa penduduk setempat bahwa, orang
Padang cenderung memilih bis yang gambarnya dia suka (selain trayeknya tentunya).
Jadi kalau ada beberapa bis yang searah dengan tujuannya, dia akan menunggu atau memilih
untuk naik bis kota yang gambarnya paling disuka.
Hehehehe, lucu ya" Lalu ketika saya kembali ke sini, perjalanan saya membawa saya menuju Bukit Tinggi.
Melewati Pariaman, Padang Panjang, melihat tebing-tebing tinggi yang curam dan penuh dengan
sisa-sisa longsor. Di jalan, saya melihat ke atas dan berpikir "Tebing-tebing ini tinggi banget." Tapi pikiran tadi akan
tergantikan dengan apa yang akan saya lihat hari itu...
Saya belum pernah mendengar tentang Lembah Harau. Jadi waktu saya diajak ke sana untuk
kebutuhan shooting saya masih tenang-tenang saja.
Sesampainya di sana.. Saya melihat salah satu pemandangan paling menakjubkan yang saya
38 pernah lihat seumur hidup.
Melihat tebing-tebing raksasa yang menjulang tinggi, tegak lurus, ke manapun arah mata saya
memandang. Tebiiiiiing terus. Lalu di beberapa titik, ada air terjun keluar dari tengah-tengah (bukan dari atas)
tebing. Seperti muncrat begitu saja. Dan bukan cuma satu, ada banyak air terjun sepanjang mata
memandang.. Sumatera Barat, lengkap dengan makanannya adalah salah satu tempat paling berkesan untuk
saya. Tapi pengalaman paling berkesan saya adalah ketika saya bisa datang ke Museum Bung Hatta di
Bukit Tinggi. Bung Hatta adalah pahlawan favorit saya.
Beliau adalah salah satu kunci utama perjuangan Indonesia sebagai sebuah bangsa yang satu.
Sebelum Bung Hatta ke Belanda untuk bersekolah, beliau sudah memperjuangkan hak
kemerdekaan untuk Sumatera Barat. Konsep Indonesia sama sekali tidak terlintas hingga ketika
beliau kuliah ke Belanda.
Di sana beliau bertemu dengan banyak sekali pemuda yang senasib dengannya dan daerahnya.
Akhirnya kesamaan itu yang mengubah perjuangannya yang awalnya kedaerahan jadi kepada
sesuatu yang lebih besar yaitu yang kelak disebut sebagai Indonesia.
Bung Hatta adalah penulis yang hebat.
Tulisannya inspiratif dan membakar semangat pemuda.
Selama 11 tahun beliau di Belanda pernah dipenjara, kuliah (tentunya) dan memimpin sebuah
buletin. Buletin itu bernama Hindia Putera. Sebuah buletin untuk sebuah himpunan mahasiswa
Indonesia bernama Perhimpunan Hindia yang awalnya berdiri untuk mengkoordinir pesta-pesta.
Lalu masuklah Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantara) dan Tjipto Mangunkusumo lalu
himpunan itu berubah arah menjadi wadah perjuangan pemuda. Bung Hatta adalah pemimpin
redaksi buletin Hindia Putera yang terlama. Biasanya kepemimpinan hanya selama 1 tahun. Di
bawah Bung Hatta buletin itu jadi alat propaganda perjuangan yang luar biasa. Buletin itu kelak
akan berubah jadi majalah dengan nama yang inspiratif sekali: "INDONESIA MERDEKA".
Edisi pertama majalah itu membuat MANIFESTO 25 yang kurang lebihnya berisi:
1. Rakyat Indonesia harus dipimpin pemerintah sendiri
39 2. Tidak butuh bantuan/ campur tangan pihak lain untuk membangun pemerintahan tersebut
3. Harus ada persatuan dari semua elemen dan kelompok masyarakat untuk bisa terus melakukan
perjuangan Satu titik terpenting beliau adalah di tahun 1927, ketika masih di Belanda, beliau bergabung dalam
Liga Anti Kolonialisme dan Imperialisme. Di mana beliau berkenalan dan berteman dengan seorang
tokoh dunia lagi : Jawaharlal Nehru
Beliau kemudian ditangkap dan ketika dibebaskan membacakan pidato yang sangat fenomenal
berjudul "INDONESIA: FREE"
Tapi satu kisah dari beliau yang mungkin paling diingat banyak orang adalah bahwa beliau begitu
inginnya memiliki sepatu Balley sampai menempel sobekan majalah dengan foto sepatu tersebut di
tembok rumahnya. Beliau ingin memiliki sepatu itu tapi tidak punya uangnya.
Sampai akhir hayatnya, beliau tidak sempat memiliki sepatu tersebut.
Kisah ini mudah sekali dikaitkan dengan kehidupan kita hari ini
Di mana banyak di antara kita yang begitu menginginkan sesuatu, sampai ada yang rela berbuat
salah seperti korupsi demi mendapatkannya.
Bayangkan Bung Hatta, orang nomor 2 di Indonesia, bisa main tunjuk, bisa (kalau mau)
memanfaatkan posisi untuk sepatu itu. Tapi beliau adalah pria yang jujur. Tidak mau korupsi.
Walaupun itu untuk mendapatkan sesuatu yang paling diinginkannya.
Kisah inilah yang berputar di kepala saya waktu saya berjalan-jalan mengelilingi Museum Bung
Hatta yang tidak lain adalah rumah beliau ketika masih kecil. Masih ada kamar tidur beliau dan
sepeda yang beliau gunakan ke mana-mana, dan masih ada ruang baca (ruang museum yang jadi
favorit saya) yang mejanya menghadap ke jendela yang mengarah ke jalan.. Saya bisa
membayangkan beliau membaca buku kesukaannya sambil sesekali menatap ke luar jendela.
Menerawang, membayangkan hal-hal besar.
Datanglah sekali-kali ke Bukit Tinggi.
Bukit Tinggi yang menyimpan banyak inspirasi..
Makassar Kota ini adalah korban dari "weird PR (Public Relations)"
40 Bukan "Bad PR" tapi cenderung "weird"
Karena setiap hari. Seeeeeetiap hari kalau kita nonton berita, terutama acara-acara TV yang isinya
kriminalitas dan kabar buruk, selalu kita temukan berita berita buruk dari Makassar.
Ya pembunuhan-lah, kerusuhan-lah, pencurian-lah, dll.
Saya saja sampai bingung. Kok bisa begini ya"
Kok bisa, Makassar tiap hari ada berita berita seperti ini"


Nasionalisme Karya Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kejahatan sih memang selalu ada di setiap kota dan Makassar saya yakin tidak luput.
Tapi kenapa selalu ada SETIAP hari" Aneh. Makanya saya kategorikan sebagai Weird PR.
Karena berita-berita itu, menurut saya, merugikan kota Makassar sendiri.
Siapa yang bisa mengatasi itu" Menurut saya anak muda kota Makassar.
Harus. Karena menurut saya, yang paling tahu tentang Makassar adalah penduduknya sendiri.
Anggota DPR yang mew (http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
akili Makassar pun tidak akan tahu perkembangan terbaru dengan cepat karena kantornya di
Jakarta. Anak Muda Makassar harus menciptakan keseimbangan terhadap maraknya berita buruk itu
dengan menawarkan pilihan. Menjadi penyedia kabar-kabar baik. Kabar-kabar indah. Kabar-kabar
keren dari Makassar. Karena kita tidak akan (dan harusnya tidak boleh) menghilangkan/menyunat berita buruk dari
Makassar, atau dari kota manapun. Kalau kita jengah dengan kabar buruk yang tersiar,
seimbangkanlah sendiri dengan menulis hal-hal baik tentang kota Anda.
Makassar, menyimpan banyak potensi yang keren.
Pertama-tama, Bandara Udara Hasanuddin keren abis.
Salah satu bandara terbaik di Indonesia.
Kedua, yang menarik dari kota Makassar adalah, fakta bahwa kotanya tidak besar.
Bahkan bisa dibilang kecil.
Artinya, wisatawan tidak perlu berlibur terlalu lama untuk bisa menikmati semua titik Makassar.
(tentunya ini harus diseimbangkan dengan Makassar memberikan banyak pilihan sebagai titik
wisata termasuk kuliner, dll.)
Sebenarnya, lebih enak liburan ke Makassar daripada, misalnya, Jakarta bagi pelancong asing.
Mereka hanya butuh 1 hari untuk menjelajahi Makassar dibandingkan Jakarta yang perlu
berhari-hari, itupun belum terjelajah semua.
Makassar harusnya melihat itu sebagai peluang. Sebuah destinasi ringkas.
Bahkan, Makassar juga punya pantai-pantai indah! Pulau Samalona sampai hari ini masih
terngiang-ngiang di benak saya.
Pantai Samalona adalah salah satu pantai terindah Indonesia yang tidak banyak diketahui orang.
Pulaunya kecil, pasirnya putih, haluuss sekali. Pohon-pohon yang kering di area pantai juga ikut
putih warnanya memberi aksen menarik sepanjang perjalanan berkeliling pantai.
Airnya juga jerniiiiiiih sekali. Pantai itu tepat untuk main air, entah untuk snorkeling.
Saya enggan meninggalkan pulau yang jauhnya sekitar 15 menit dari Makassar dan bahkan senang
berlama-lama di pinggir pantai.
Hanya berdiri, mendengarkan musik, membiarkan tubuh saya diterpa angin, sambil menatap ke
arah lautan... Saya ingat berdiri dengan kaki masuk ke air laut sedalam betis sambil mendengarkan lagu "All at
1 Sea" oleh Jamie Cullum.
Damai sekali rasanya. Damai sampai ada bapak-bapak Jepang telanjang bulet jalan-jalan keliling pantai di depan saya...
HAHAHAHAHAHAHAHA Saking lamanya saya berdiri di bawah terik matahari, waktu saya di bandara mau menunggu
pesawat, saya sampai mimisan! HAHAHAHAHAHA...
Kalau Anda mau ke Samalona, anda pergi ke Fort Rotterdam. Biasanya ada banyak bapak-bapak
yang akan mendatangi Anda menawarkan perjalanan ke pulau-pulau terdekat dengan perahu
motornya.. Pantainya memang sangat dekat dengan Fort Rotterdam.
Fort Rotterdam adalah peristirahatan terakhir Pangeran Diponegoro karena beliau ditawan Belanda
di sini. Ketika saya masuk ke dalam, museumnya cenderung biasa saja. Agak usang. Seperti umumnya
museum di Indonesia. Tapi saya jadi belajar banyak hal akan sejarah Sulawesi khususnya
Makassar. Apalagi membayangkan bahwa tembok-tembok Fort Rotterdam inilah yang dilihat oleh
mata Pangeran Diponegoro selama diasingkan di Makassar.
Saya dengar, sekarang di Fort Rotterdam secara berkala dilaksanakan Fort Rotterdam Jazz
Festival. Sebuah ide yang sangat bagus memang, mengingat area dalamnya luas dan ini menjadikan sebuah
bangunan tua dengan fungsi yang tua (menyimpan benda benda tua) jadi terasa muda dengan
adanya Jazz Festival tersebut.
Tidak kalah dengan kota pantai lainnya, Makassar juga terkenal dengan seafood yang luar biasa
enaknya. Ada juga Sop Konro Karebosi yang legendaris, tapi menurut saya pribadi, makan di
Karebosi Makassar dan Karebosi Kelapa Gading, sama enaknya.
Bahkan di Sulawesi Selatan ini saya pernah makan daging kuda di Jenne Pontoh.
2 Sebuah daerah di luar Makassar yang ada banyak kuda; berserakan di mana-mana
Biasanya kalau di Jakarta 'kan yang berkeliaran liar itu kucing, kalau di Bali yang liar itu anjing. Nah,
di Jenne Pontoh ini nampaknya kuda yang berkeliaran liar..
Di mana-mana ada kuda.. di kebun luas banyak kuda. Pinggir jalan ada kuda lagi makan rumput. Di
dalam-dalam rumah ada kuda.. Bahkan saya sekali waktu lihat di sebuah rumah ada kuda dan
kambing makan samping-sampingan... sahabatan kayaknya
Di sana saya disuguhkan daging kuda.
Mau tau rasanya" Dagingnya keras. Hehehehe namanya juga kuda, otot semua.
Tapi masak daging kuda itu harus jago.. karena kalau tidak jago, efeknya sama dengan kalau tidak
jago masak kambing. Baunya masih ada.
Saya juga datang ke Tanah Beru tempat kapal Kapal Pinisi dibuat.
Kapal Pinisi adalah kapal legendaris yang sudah mengarungi 7 samudra dengan layar dan bentuk
yang khas. Karya anak bangsa.
Ada banyak kisah di balik sejarah Kapal Pinisi tetapi banyak yang bertolak belakang. Seperti
sejarah pada umumnya Banyak versi.
Kapal-kapal ini banyak dibeli oleh orang-orang (kaya tentunya) dari orang Indonesia sampai orang
asing. Biasanya untuk dijadikan kapal wisata. Sewaktu saya ke sana ada banyak ukuran kapal
Pinisi. Ada yang kecil sampai yang besar.. Lengkap dengan anjungan dan kursi santai untuk
berjemur.. Ngomong-ngomong kalau Anda perhatikan foto di atas, yang berbaju biru itu adalah Steny. Waktu
itu dia jadi bintang tamu untuk "Danamon BISA" episode Makassar.
Pantainya Tanah Beru juga gila-gilaan Indahnya..
Perhatikan foto di bawah ini dan lihat bagaimana saking jernihnya laut dan cerahnya langit, seakan
tidak ada garis horison yang membatasi langit dan laut.
Yang juga menarik dari Makassar adalah bahwa kota ini jadi markasnya skuadron Sukhoi di
3 Indonesia. Saya pernah tanya dengan pilotnya, dan ternyata, pemilihan Makassar adalah karena kota ini
strategis untuk menjangkau area-area di Indonesia. Kalau di peta memang relatif paling tengah dan
paling atas-nya Indonesia.
Sukhoi adalah pesawat tempur paling canggih yang dimiliki Indonesia. Jumlahnya hanya 3
Sementara negara-negara lain jumlahnya belasan.
Salah satu alasannya adalah karena bujet TNI (Tentara Nasional Indonesia) tidak tinggi, yang mana
menurut saya sangat disayangkan karena Indonesia terlalu luas kalau kita tidak didukung dengan
jumlah pesawat dan kapal perang yang cukup untuk menjaga semua sisi.
Ibaratnya seperti jumlah stasiun pemadam kebakaran di rata-rata kota besar di Indonesia.
Biasanya, yang saya temui, jumlah stasiun pemadam kebakaran (juga mobil pemadamnya) tidak
sesuai dengan jumlah penduduk di kota tersebut. Inilah yang mengakibatkan sering terlambatnya
pemadam kebakaran ke lokasi kebakaran. Tapi mau bagaimana lagi" Bujetnya kurang. Entah
memang kecil entah korupsi.
Balik lagi ke Sukhoi, saat ini kita memiliki 3 Sukhoi. Sebenarnya 6 tapi 3 di "preteli" oleh kita.
Tujuannya" Untuk dipelajari.
Orang Indonesia memang paling jago untuk urusan teknis dan "crafty" seperti ini.
Biasanya, kalau ada yang rusak, atau bahkan untuk perawatan harus mendatangkan teknisi dari
Russia langsung dan tentunya ini memakan biaya.
Teknisi Indonesia bisa mempelajari dan dengan dikanibalkan jadi punya spare part. Bahkan,
menurut sang pilot, teknisi dari Russia-pun mengakui orang Indonesia paling jago untuk urusan
perbengkelan pesawat. Katanya orang Indonesia solusinya cerdik-cerdik
Karena cita-cita saya waktu kecil ingin jadi pilot tempur, saya merasa sangat beruntung bisa pakai
baju pilot tempur asli, lengkap atas sampai bawah dan bisa masuk ke kokpit Sukhoi, walaupun
hanya taxi (taxi adalah istilah pesawat yang meluncur dengan roda di atas landasan.. jadi kayak
naik mobil, tapi pake pesawat, hehehe)
Di dalam pesawat selama taxi, pilotnya membandingkan teknologi senjata buatan Amerika dan
Russia. Amerika biasanya desainnya keren-keren dan mewah dibandingkan Russia, tapi soal keunggulan
teknis Russia jauh di atas Amerika.
Contohnya pada Sukhoi dan F16 Fighting Falcon, kokpitnya F16, menurut sang pilot, sangat mewah
dan nyaman, "Kayak Merci" katanya
4 Tapi Sukhoi lebih unggul dari berbagai macam teknis.
Sama seperti senapan M-16 dan AK-47.
M-16 milik Amerika bentuknya bagus dibandingkan dengan AK-47 milik Russia, tapi M-16 tidak
tahan air, sementara AK-47 bisa dicelupin ke air seharian penuh, besok diambil dari bawah air lalu
bisa langsung dipakai menembak.
Ini salah satu alasan mengapa Amerika kalah perang lawan Vietnam.
Indonesia" Entah kalau ciri-ciri teknologi persenjataan Indonesia, yang pasti, menurut saya TNI
unggul dari sisi human skill. Dan ini terjadi pada banyak sekali bidang termasuk militer.
Special Force Indonesia, KOPASSUS adalah yang terbaik ke-3 di dunia DI ATAS AMERIKA Serikat.
Mengapa bisa begitu"
Peringkat tadi dihitung dari berbagai macam aspek. Indonesia jadi unggul di atas Amerika Serikat
karena mereka unggul di aspek-aspek non teknologi seperti taktikal, kemampuan bertahan hidup,
dll. Kasarnya, Amerika cuma mengandalkan teknologi
Semoga dalam waktu dekat Indonesia tidak hanya bisa menambah koleksi Sukhoinya, tapi juga
bisa membuat pesawat tempur sendiri. AMIN.
Kupang Sebelum saya bertutur lebih panjang tentang Kupang, saya mau co-pas tulisan saya di
http://pandji.com tentang perjalanan saya ke Kupang..
Tulisan ini masih hangat ditulis setelah kembali dari Kupang saat itu.
Judulnya adalah AU NEKO. Gue ga bisa tidur... Biasanya di pesawat gue selalu tidur sepanjang perjalanan.
Kali ini, gue cuma tidur di awal penerbangan karena memang brangkatnya pagi-pagi...
Ngantuk... Sisanya gue terbangun sepanjang perjalanan.
5 Selain karena gue harus transit di Denpasar, gue juga dibanguniiiiiiiiin mulu sama pramugarinya.
Nanya mau baca majalah apa, mau minum apa, mau makan apa, ngasi handuk hangat... hadoooh..
Setelah transit, gue akhirnya ga ngantuk..
Gue ga sabar pengen ketemu Kupang.
Waktu gue kecil, bokap gue itu sering mondar mandir Kupang, Flores...
Ada satu hari, beliau pulang bawa Sasando.
Entah di mana sekarang Sasando itu.
Gue sangat semangat karena gue ingin melihat Kota Kupang yang selama ini hanya gue dengar
doang ceritanya. Lalu perjalanan yang dijadwalkan di sana juga seru-seru...
I just can't wait. Ketika diumumkan bahwa sebentar lagi kita akan mendarat, kepala gue langsung melongok ke
luar.. Mau liat pemandangan pertama Kupang...
Ini yang gue temukan Gue pikir "Buseeet, gersang amat..."
Hijaunya cuma dari pohon-pohon dan datarannya coklat... antara coklat tanah dan coklat rumput
kering. Dari atas gue juga bisa liat sungai-sungai kering.. bukan surut, ya.. kering.
Keliatan banget bahwa itu adalah sungai sebelumnya... tapi kering.
Otomatis tubuh gue bersiap-siap untuk panasnya Kota Kupang.
Kupang digembar-gemborkan sebagai kota yang super panas.
"BUSEEET! PANAS BANGET DI SINI" ujar seorang teman yang sudah sampai duluan.
Ketika pesawat mendarat , gue turun, hal pertama yang gue rasakan adalah memang panasnya
sengat matahari di kupang.
6 Tapi gue kenal sengat ini...
Mirip sama yang di Jakarta.
Belakangan gue denger, Kupang itu suhunya 33-37 celcius... seperti suhu rata-rata tubuh manusia.
Makanya, pergi ke Kupang seperti dipeluk orang seharian.
Kalo yg meluk cakep mah enak...
Sesampainya di sana waktunya makan siang.
Di resto ini gue merasakan pertama kali bunga pepaya ( iyee iyee gue tau, di Jakarta banyak.. tapi
gue baru makan di sini) Setelah melakukan pesanan, sambil menunggu makanan datang gue ke luar restoran dan ke
seberang... Untuk melihat lautan. Ini adalah pandangan pertama gue terhadap lautnya Kupang setelah mendarat.
Hal pertama yang gue perhatikan adalah bahwa pantainya tidak ada gulungan ombak.
Tanda bahwa pantainya berkarang.
Dari jauh keliatannya tenaaang banget lautannya.
Kupang memang kota yang menarik.
Di dataran keliatan gersang, tapi kemanapun elo pergi dan kemanapun mata elo memandang, elo
akan ketemu dengan Bunga Flamboyan yang indah..
Warnanya Orange kemerahan dan menghiasi langit-langit Kota Kupang.
Kontras dengan apa yang ada di daratan.
Perjalanan selanjutnya adalah ke museum.
Museum apa" Museum Penangkapan Paus.
"Pe.. penangkapan paus?"
Sebenarnya elo mungkin uda liat ini di TV... ketika ada penduduk lokal yang naik perahu membawa
tombak panjang.. lalu lompat terbang sambil menghunjam tombak tersebut ke seekor paus.
7 (foto-foto berikut gue repro dari foto yang terpasang di tembok museum)
Itu adalah pemandangan tahunan yang ada di sebuah desa bernama Lamalera.
Setiap bulan Mei, penduduk Lamalera berduyun-duyun ke laut untuk berburu paus.
Ilegal" Sama sekali tidak. Malah, Lamalera, NTT (Nusa Tenggara Timur) adalah satu-satunya tempat yang diperbolehkan
berburu dan memakan paus. Museumnya aja bekerja sama dengan National Geographic dan WWF
(World Wild Fund). Soalnya, paus ini menyangkut hajat hidup orang banyak.. daging mereka hanya dari paus ini.
Lebih dari hanya sekedar daging, minyak dari paus inipun jadi jatah setahun untuk menyalakan api
yang pada akhirnya dipakai untuk memasak, menerangi rumah rumah..
Dagingnya pun dibagi-bagikan ke penduduk dan dagingnya jadi jatah setahun.
Entah bagaimana cara mereka mengawetkannya..
Dari museum itu, gue berjalan ke peninggalan masa lalu Kupang.
Gue baru tau, Kupang jadi saksi perebutan Indonesia dari Jepang dan Sekutu.
Bayangin, tanah-tanah siapaaa, yang rebut-rebutan siapa.
Jadi, ada satu titik di Kabupaten Kupang yang merupakan tempat bersejarah bagi orang Australia.
Bukan orang Indonesia, Australia!
Karena waktu PD (Perang Dunia) II, Tentara Australia, sebagai bagian dari sekutu, terjun payung
dan mendarat di titik tersebut, dan disambut oleh berondongan peluru senapan tentara Jepang.
8 Tentara Australia dibantai di situ, dan sekarang ada sebuah monumen yang dibuat oleh Pemerintah
Australia untuk mengingat kejadian itu.
Di museum tersebut ada banyak rudal dan ranjau yang tersisa ...
Lalu di depan gue, terpampang sebuah peta.
Yang menampilkan area Timor Timur (berwarna putih) tapi anehnya... ada sebuah area tersempil
berwarna putih. Gue tanya kepada guide museum, "kenapa ada area yang terpencil sendiri ya?"
Ternyata titik kecil itu adalah tempat mendaratnya Portugis untuk pertama kali.
?"" Ini yang gue ga pernah habis pikir.
Orang Timor Timur merasa lebih dekat dengan Portugis daripada bangsanya sendiri..
Sama seperti orang Singapore yang menjadikan Raffles sebagai pahlawan mereka.
Padahal Raffles adalah penjajahnya. Memang, Raffles menciptakan Singapura jadi area dagang
yang ideal. Sehingga bukannya ke Indonesia (Sumatera dan Jawa) perahu-perahu dagang merapat ke sana
dan akhirnya Singapura jadi area wajib bisnis Asia Tenggara.
Tapi "kan" Dia penjajah"
Sudahlah... kita balik lagi aja ke Kupang.
Di museum, gue liat sebuah rumah yang menarik...
Katanya, di Timor Leste penduduk masih banyak yang tinggal di rumah seperti ini...
Kalo ada yang bertamu, wajib untuk tidur semalam di rumah ini, tidurnya di bagian paling luar deket


Nasionalisme Karya Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"pintu" masuk...
Lalu gue melihat pemandangan yang tidak kalah menarik.
9 Ikat kepala di NTT ini beda-beda arti untuk setiap ikatannya.
Ada ikat yang dipakai untuk menandakan bahwa dia adalah pria lajang yang siap dinikahi.
Ada ikat yang dipakai untuk menandakan bahwa pria ini sudah akan menikahi seseorang.
Ada ikat yang dipakai untuk berperang.
Tapi yang paling aneh dari museum itu adalah... ikat kepala yang dipakai di atas kepala kepala itu
adalah Batik Jawa. Kalau gue tanya kenapa pake Batik Jawa, ga ada yang bisa jawab..
Aneh.. Tapi seaneh-anehnya Kupang, pantainya bener-bener cantik.
Pemandangan dari jendela kamar hotel gue adalah pantai dan laut yang indah.
Foto ini gue ambil sore pas balik ke kamar..
Pas bangun tidur, warna laut dan langitnya lebih keren lagi.
Setelah sarapan, gue bersama rombongan Lifebuoy berangkat ke Rumah Dinas Bupati NTT (yang
berhadapan lansgung dengan pantai )
untuk menyuluhan kader Lifebuoy sekalian menyerahkan hasil sumbangan dari petisi "Keluarga
Sehat untuk Indonesia Sehat".
Jadi, dari Juli, Lifebuoy menyebarkan sebuah petisi yang isinya adalah komitmen untuk memulai
hidup sehat. Untuk setiap petisi yang ditandatangani, Lifebuoy menyumbangkan Rp100,00.
10 Hasilnya, Rp 272.626.700,00, disumbangkan untuk revitalisasi 250 Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu) di Kupang, NTT. Revitalisasi Posyandu di NTT sangat, sangat penting.
Posyandu itu adalah swadaya masyarakat.
Masalahnya, posyandu di NTT, Kupang terutama, sangat minim fasilitas.
Pantesan aja NTT jadi satu bagian dari Indonesia di mana angka kematian-anaknya paling tinggi.
Tanpa alat pengukur kesehatan yang memadai, susah untuk memantau kesehatan mereka.
"You can't count what you can't measure"
Karena itu, uang 270 juta lebih itu dijadikan timbangan bayi, stetoskop, termometer, alat pemeriksa
tensi darah, buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) , dll.
Gue pernah nulis di blog tentang mengkhawatirkannya kondisi kesehatan anak-anak di Indonesia.
Di penyuluhan yang diberikan oleh Erwin (senior brand manager Lifebuoy) gue menemukan
fakta-fakta lagi... Gue menemukan bahwa di Indonesia ada 300 kasus diare per 1000 orang.
Gue menemukan bahwa diare adalah penyebab kematian balita tertinggi ke 2.
Tertinggi ke-3 untuk bayi dan tertinggi ke-5 di Indonesia untuk semua umur.
Gue juga menemukan fakta dari WHO (World Health Organization) bahwa CUCI TANGAN pake
sabun menurunkan resiko diare hingga 47%.
It's a good thing Lifebuoy is on it. I don't see how any other brand can find the relevance in this
issue. CUCI TANGAN PAKE SABUN itu mutlak sebagai dasar kehidupan sehat kita.
Masalahnya, orang bukan cuma males cuci tangan, kadang-kadang caranya ga tepat.
"Ga tepat?" Iya.. karena dengan cara kita cuci tangan secara umum, ada beberapa area di tangan
yang lolos dan masih berpotensi penyakit.
Ntar gara-gara elo ga cuci tangan dengan benar, pulang megang anak elo, dan menularkan
penyakit... 11 You don't want that. We all don't want that. Dan kita semua juga tidak mau anak-anak Indonesia terus-menerus meninggal hanya karena kita
memilih untuk tidak mencuci tangan pakai sabun.
Kupang, NTT memang tertinggal dalam hal kesehatan.
Karena itu, ketika Bapak Josep Bataona, direksi dari Unilever yang ternyata juga orang NTT berujar,
"Apakah kita mau, hanya nonton Indonesia sehat dari Kupang" Atau kita mau Kupang jadi bagian
dari Indonesia yang sehat?"
Beliau mengucapkan sebuah "Call To Action"
Kupang adalah bagian dari Indonesia, karena itu, Kupang harus menjadikan dirinya sehat.
Beliau mengucapkan itu di depan kader-kader PKK dan Lifebuoy yang juga akan menggerakkan
posyandu di Kupang. Semua berawal dari kesadaran dan pengetahuan.
Ibu-ibu itu memang sedikit jumlahnya, tapi gue meyakini bahwa semua hal besar yang terjadi di
muka bumi berawal dari sekumpulan kecil orang dengan keyakinan dan komitmen.
Ketika gue datang ke sebuah Posyandu di Desa Oelomin.. gue melihat langsung betapa "kering"nya
Posyandu itu. Walaupun keliatannya Posyandu itu sudah disulap karena tau kita akan datang.. dikasih meja dan
taplak, kursi, dll... Tapi fasilitas yang ada di sana, praktis hanyalah timbangan kain...
Dan sejumlah buku untuk mencatat berat badan anak..
Ketika gue di Desa Oleomin, Kecamatan Nekamese, Kupang gue langsung ngobrol dengan Ibu-ibu
yang ada di sana... Mereka sebenarnya nampak senang-senang saja, ketawa, bercanda, saling
cela... Tapi gue ga bisa menutup fakta bahwa anak-anak mereka nampak kurang sehat. Ada seorang anak
yang umurnya 3 tahun, badannya sama kayak Dipo yang berumur 2 tahun..
12 Ibu-ibu di sana bergiliran nyuruh gue gendong anak-anak mereka... dan berhubung gue seorang
Ayah.. gue bisa merasakan banget bahwa anak-anak ini lebih enteng daripada berat badan mereka
seharusnya.. Itu membuat gue sedih.. masalah mereka bukan hanya fasilitas kesehatan, tapi juga makanan.
Ibu-ibu itu selalu nanya, "Di Kupang panas, "kan?"
Gue slalu jawab "Sebenarnya sih engga... Jakarta juga panas."
Seorang Ibu lalu nyaut, "Tapi di Jakarta ujan "kan" Di sini ga ujan-ujan.."
Memang betul, sementara Jakarta hujan terus sampe banjir, Kupang bahkan ga ujan-ujan.
Mereka hanya bisa bercocok tanam kalau musim hujan.
Mereka bertanam jagung.. dan padi di beberapa daerah tertentu (ga semua tempat bisa nanam
padi) Gimana mau makan" Tapi mengukur kesehatan mereka juga penting, dengan itu, mereka tau tindakan apa yang harus
dilakukan.. Siapa sih orang tua yang mau anaknya sakit"
Siapa sih orang tua yang ga mau ngasi anaknya segala macam yang anaknya inginkan.
Siapa sih yang tega melihat anaknya sedih, sakit, lemas...
Satu ketika, ketika gue sedang duduk di antara ibu-ibu itu, ada seorang ibu yang duduk sambil
mengayun anaknya yang tertidur di tangannya... Ibu itu berkata perlahan, hampir berbisik,
"Au Neko..... Au Neko...."
Ibu itu mencium anaknya lalu kembali berkata, "Au Neko..."
Gue bertanya kepada ibu-ibu yang lain... "Apa artinya Au Neko?"
"Aku sayang kamu..."
"Au Neko..." 13 Hampir nangis gue melihat pemandangan itu..
Cinta adalah hal terakhir yang mutlak kita bisa berikan kepada anak kita, ketika kita tidak bisa, tidak
kuasa memberikan apapun lagi..
Au Neko... Untuk siapapun yang sudah menandatangani Petisi Keluarga Sehat untuk Indonesia Sehat
terimakasih atas perhatiannya, untuk Lifebuoy terimakasih atas bantuannya, untuk elo yang
membaca ini dan memutuskan untuk memiliki komitmen dalam mengurangi angka kematian
anak-anak... terima kasih.
Di antara mereka yang tidak sampai berumur 5 tahun ada calon pemimpin kita yang bisa membawa
Indonesia jadi lebih baik... di antara mereka ada pemain sepakbola pertama yang bisa main di Liga
Inggris, di antara mereka ada inovator ulung yang membawa inovasi untuk rakyatnya...
Sayangi mereka karena mereka juga bagian dari Indonesia.
Sayangi mereka karena rasa sayang itu akan berbuah menjadi harapan.
Elo dan gue bisa membuat mereka merasa ada pertolongan.
Harapan harganya mahal sekali.
Tanpa harapan, entah apa yang akan terjadi kepada mereka.
"Au Neko" adalah bahasa Timor.
Ada Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan dan di antara daerah-daerah di Timor, ada Timor
Leste yang terpisah dari kita.
Faktanya, dari negara itu, banyak yang mengungsi ke Indonesia. Bahkan di Kupang ada satu desa
isinya ratusan pengungsi dari Timor Leste.
Ketika gue tanya ada nggak orang dari sini yang pindah ke Timor Leste mereka menjawab,
"Tidak ada." Mungkin karena mereka masih ingin jadi bagian dari Indonesia.
Ingin jadi bagian dari kita.
Karena itu, kita tidak boleh acuh.
Jangan tunggu pemerintah, kita bisa melakukan sesuatu.
Kita punya pilihan lain, selain menuntut perubahan.
Kita bisa MENCIPTAKAN perubahan.
14 PLUM IT AU NEKO Rasanya tulisan itu cukup menggambarkan keadaan Kupang.
Di sana, saya untuk pertama kalinya belajar nyirih.
Tapi sepertinya "nyirih" nya orang orang NTT berbeda dengan di daerah lain terutama di Jawa.
Yang sama adalah, efek merah yang muncul pada mulut, lidah dan gigi.
Sambil duduk-duduk di bawah pohon, saya nyirih bersama Kepala Desa, ibu si Kepala Desa yang
ternyata adalah penyedia sirih di desa tersebut bersama dengan pemuda-pemuda desa lainnya..
Mereka menertawakan saya yang mulai merah mulutnya.. kata si Kepala Desa yang umurnya tidak
jauh dari umur saya "Naaah, sekarang kamu sudah ganteeeng" sambil menunjuk gigi saya yang
merah. Hehehehehe Kupang memang sangat unik. Di tengah hutan ada batu-batu karang yang menyerupai karang di
laut. Memberikan kesan bahwa nampaknya dulu Kupang, bahkan mungkin seluruh NTT, terendam oleh
laut. Tapi agak tidak masuk akal karena harusnya justru tingginya air laut sekarang LEBIH tinggi
daripada dulu. Karena itulah yang terjadi sehingga beberapa daerah yang tadinya satu jadi terpisah menjadi pulau
pulau. Tapi kenapa ada karang lautan di tengah hutan" Mungkin karena masih ada banyak gunung es di
belahan bumi lain. Setelah semua gunung es di muka bumi ini mencair..hmm..
Saya menemukan pemandangan itu ketika rombongan menuju sebuah danau buatan yang terletak
di antara beberapa desa. Mobil harus berjalan berjam-jam, menerobos hutan sampai kita tidak bisa lagi menggunakan mobil
dan harus berjalan cukup jauh menuju danau yang dimaksud.
Itu tidak ada apa-apanya dengan desa-desa lain di NTT.
Kebanyakan desa di sana bahkan HANYA bisa ditempuh dengan berjalan kaki berjam-jam.
Karena tidak ada jalan langsung menuju ke sana.
15 NTT memang paling berat medannya.
Hal-hal seperti itulah yang membuat bantuan sulit untuk bisa sampai ke mereka.
Mengapa pemerintah tidak membuat jalan yang menghubungkan antar desa dengan lebih baik,
saya juga tidak tahu, tapi perkiraan saya, pemerintah sudah mulai melakukan, hanya saja
pekerjaannya terhambat oleh medan yang memang menyulitkan.
Semoga bisa segera terwujud jalan tersebut.
Karena saya ingin lebih banyak orang bisa datang ke sana dan memberikan bantuan di sana.
Kupang adalah salah satu tempat yang akan menempel di benak saya selama-lamanya..
Pengalaman saya pergi ke sana benar-benar tidak terlupakan.
Melihat anak-anak di sana, mendengar mereka bernyanyi "Kuan Kefa" sebuah lagu daerah tentang
rindu kampung halaman... lalu mendengar ibu-ibu bernyanyi sebuah lagu tentang persatuan
berjudul "Lais Manekat" sambil pecah suara dan pengalaman saya duduk-duduk di bawah pohon,
sambil setengah tidak percaya mendengar suara angin yang bersiul.
Persis seperti di film-film.
Suara anginnya tidak berhembus. Tapi bersiul.
Rasanya indah sekali. Ironis mengingat NTT adalah daerah termiskin di Indonesia, sementara saya
merasakan keindahan alam yang luar biasa. Walaupun memang ketika saya menikmati siulan angin
tersebut saya tiduran di atas tanah Kupang yang kering, hanya ada rumput-rumput kering dan
itupun jarang-jarang. Mungkin ini pertanda bahwa, kalau diperhatikan, Kupang dan NTT secara umum masih memiliki
harapan menjadi tempat yang indah dan layak untuk ditinggali.
Amin. Belitung Sebelum menonton "Laskar Pelangi", saya tidak tahu apa apa tentang Belitung.
Sama sekali tidak tahu apa apa. Tidak punya bayangan.
16 Bahkan saya tidak tahu Belitung itu ada di mana.
Jadi ketika saya akhirnya berkesempatan ke sana, saya tahu tidak mungkin melepas
bayang-bayang adegan "Laskar Pelangi".
"Laskar Pelangi" adalah kisah nyata paling indah yang mungkin saya pernah ketahui.
Lebih tepatnya, kisah nyata yang disampaikan dengan sangat indah. Berhubung saya tidak baca
novelnya dan hanya nonton filmnya, maka saya tidak mendalam memahami kisahnya, di luar
dariyang saya lihat di filmnya.
Laskar Pelangi adalah sebuah kisah mengenai semangat luar biasa anak-anak Belitung untuk bisa
sekolah dan mendapatkan ilmu.
Sebuah topik yang dekat dengan hati semua orang.
Sekolah. Pendidikan. Kepintaran. Kebodohan. Kemiskinan. Kekayaan.
Di Indonesia, salah satu yang menjadi tuntutan kita adalah sekolah gratis.
Saya pribadi, tidak setuju sekolah semuanya gratis. Tapi saya setuju sekolah gratis diperbanyak.
Kenyataannya adalah, sekolah gratis tidak menyelesaikan masalah.
Bahkan beberapa negara maju memiliki angka kelulusan yang rendah.
Ambil contoh Jerman. Dulu, negara ini terkenal karena semua sekolahnya gratis. Lalu Indonesia
merasa harus seperti itu.
Padahal kini, bahkan Jermanpun sekolahnya mulai berbayar. Entah apa alasan pastinya, tapi
mereka mulai memungut biaya untuk sekolah. Mungkin keadaan ekonominya sulit untuk negara
mereka. Tapi pada jaman ketika sekolah masih benar-benar tidak memungut bayaran, ada fenomena
menarik di sana. Tingkat kelulusan anak-anak Jerman, rendah.
Karena sekolah gratis, mereka jadi males-malesan untuk sekolah. Di luar memang kurikulum di
Jerman berat. Anak-anak Indonesia yang di sana justru rajin-rajin karena mungkin di Indonesia, jarang-jarang bisa
ketemu sekolah gratis. Bahkan di "Oprah", sempat dibahas, angka kelulusan di Amerika Serikat rendah dibandingkan
dengan negara lain. Amerika. Negara maju di mana orang-orang dari seluruh dunia ingin datang untuk menuntut ilmu.
Negara yang bahkan menurut banyak cerita teman-teman, sekolahnya memberikan laptop kepada
murid muridnya. Laptop! 17 Oprah kebingungan, Amerika adalah negara adidaya, tapi banyak sekali anak yang lulus SMA tidak
mau melanjutkan ke kuliah. Kalaupun kuliah, banyak yang lulus seadanya.
Sementara kuliah dinikmati oleh anak-anak imigran atau pendatang. Bahkan yang lulusan terbaik
biasanya yang anak-anak luar.
Ternyata, setelah dilakukan studi, ditemukan bahwa anak-anak Amerika merasa: tanpa kuliahpun
mereka bisa hidup. Karena mereka bisa hidup dari tunjangan sosial negara.
Kasarnya, pengangguranpun tetap bisa hidup karena dapat tunjangan negara. Kecil sih..
Mungkin serupa dengan BLT (Bantuan Langsung Tunai) di Indonesia, tapi di Amerika lebih jelas
karena mereka punya social security number.
Jadi, apakah pendidikan gratis bisa menyelesaikan masalah"
Entah, saya tidak cukup punya kapasitas untuk menemukan jawabannya, tapi yang pasti kisah di
atas cukup membuat kita berpikir.
Apalagi, saya punya teman yang benar-benar menjadi inspirasi luar biasa akan sebuah kegigihan.
Teman saya, aslinya dari Kendal.
Bapaknya adalah tukang jaga tempat penitipan sepeda.
Jadi, orang-orang "markir" sepedanya di tempat yang disediakan bapaknya.
Tapi teman saya, beserta seluruh kakak dan adiknya bisa sekolah dari TK, SD, SMA sampai lulus
kuliah di ITB. Dari mana" Beasiswa.
Teman saya ini luar biasa.
Ada masanya dia tidak punya tempat tinggal dan membawa semua barang yang dia punya dalam
tas ransel yang luar biasa besar dan nampak luar biasa berat. Tas ransel itu adalah "rumahnya".
Dia tidur dengan menumpang di kostan teman-temannya..
Tapi dia bertahan dan bahkan lulus dengan bermodalkan semangat dari rajin mencari beasiswa.
Setelah lama bekerja sebagai Creative Director untuk sebuah perusahaan besar (Anda pasti pernah
minum produknya teman saya ini ) dia kini menjadi pengusaha bersama istrinya.
Orang-orang seperti teman saya ini, banyak di Indonesia, bahkan dunia.
Orang-orang yang malas sekolah seperti yang di Amerika dan Jerman, juga banyak di dunia.
18 Kadang saya merasa, bukan uang yang jadi masalah pendidikan di Indonesia.
Tapi SEMANGAT untuk sekolah.


Nasionalisme Karya Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Inilah yang jadi inti dari Laskar Pelangi.
Di Belitung, saya bertemu dengan beberapa orang yang jadi sentral dari Laskar Pelangi.
Saya bertemu dengan Bu Muslimah yang asli.
Saya bertemu dengan Akiong yang asli (kalau Anda ingat, Akiong adalah anak berdarah Tionghoa
lucu yang mendukung Ikal untuk mendekati sepupunya, Aling).
Dan yang paling membuat saya terharu adalah, saya bertemu dengan Harun.
Harun yang asli. Harun kini membantu saudaranya menjaga warung.
Akiong kini punya usaha warung mie dan warung kopi.
Nah... warung kopi. Saya menemukan sesuatu yang menarik di Gantung. Kota/Kampung yang menjadi jantung dari
kisah Laskar Pelangi. Warung Kopi, adalah pusat kebudayaan untuk orang-orang di Gantung.
Kalau Anda tahu film "Barbershop" yang diperankan oleh Ice Cube, Cedric The Entertainer dan Eve,
diceritakan bahwa barbershop adalah tempat di mana orang-orang berkumpul dari berbagai macam
generasi untuk berbicara bebas. Dari politik, olahraga sampai gosip. Orang di barbershop bisa
berbicara tentang apapun, dan tergambarkan dengan jenaka di film tersebut.
Untuk masyarakat Gantong, tempat seperti itu adalah Warung Kopi.
Kalau Anda ke sana, Anda akan terkejut dengan banyaknya warung kopi sepanjang jalan.
Orang-orang yang nongkrong di sana datang dari 3 generasi.
Generasi remaja, generasi bapaknya, dan generasi kakeknya..
19 Menurut orang Gantong, masyarakat setempat jarang sekali dapat hiburan, karena itu, warung
kopilah tempat mereka berkumpul bercanda dan menghibur diri.
Untuk sebuah isu, mereka bisa bicara dari jamannya Bung Karno sampai ke jamannya SBY.
Agak aneh memang, karena warung-warung itu banyak yang penuh... Saat saya berkeliling
Gantong itu sekitar sore, dan warung itu diisi oleh kaum laki yang harusnya, asumsi saya, masih
bekerja.. Dulu memang Belitung itu terkenal tambang timahnya, sekarang eksplorasi tambang timah dibatasi
negara untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan ekosistem.
Ketika saya tanya, masyarakat di sini mata pencahariannya apa, mereka menjawab, "Bertani,
buruh, kebun kelapa sawit juga sudah mulai banyak di sini..."
Belitung juga katanya terkenal dengan hasil lautnya...
Harusnya masuk akal karena daerah perairannya sangat indah dan kaya.
Belitung itu punya ciri khas batu-batu besar.. cenderung raksasa di pinggir pantainya.. dan saya
curiga, batu-batu itu juga ada di dalam lautnya..
Waktu saya lihat batu-batu itu dan bagaimana batu-batu itu seperti tersusun berkelompok, saya
kebingungan sendiri. "Batu-batu apa ini" Datang dari mana" Mengapa batu-batu raksasa ini berkumpul seperti ini?"
Batu-batu itu benar-benar mengagumkan.
Memang batu, tapi ... aneh...
Belakangan saya dikasi tahu bahwa batu-batu raksasa itu muntahan dari gunung berapi.
Masuk akal sih karena memang susunannya seperti hasil muntahan gunung berapi.
Tapi saya pikir, "Di mana gunung berapinya?"
Teman saya berkata, bahwa batu-batu itu adalah muntahan dari ledakan Gunung Krakatau yang
terkenal itu. Yang asap dari ledakannya sampai ke Benua Amerika.
Bahkan katanya Bangka dan Belitung asalnya satu pulau, namun ledakan itu membelah pulau itu
jadi dua. 20 Pantainya, luar biasa indahnya...
Pasirnya sangat halus dan putiiiiiih sekali seperti tepung terigu dipinggir laut.
Airnyapun cukup rendah sepanjang puluhan kilometer sehingga kita bisa berjalan cukup panjang
atau mengambang sedikit sampai cukup jauh dari pantai.
Bahkan dari pulau Lengkuas (pulau bermercusuar yang ada di videoklip Nidji-Laskar Pelangi) kita
bisa berjalan sampai ke pulau terdekat yang ada di seberangnya..
Banyaknya pantai indah di Belitung membuat saya berpikir... sesungguhnya, andai orang-orang di
luar negeri benar-benar tahu Indonesia, mereka pasti iri dengan kita.
Dengan apa yang kita punya.
Bahkan kadang saking banyaknya pantai dan destinasi yang kita punya, sulit sekali membuat iklan
pariwisata untuk Indonesia.
Sebuah iklan tidak akan mampu menampung banyaknya tempat indah, kalaupun mau, harus bikin
banyak versi dan itu tidak murah.
KECUALI, setiap anak muda di daerah masing-masing berinisiatif untuk mempromosikan daerahnya
masing-masing ke dunia luar.
Kesulitanya bukan fasilitas karena internet sekarang masuk ke mana-mana.
Kesulitannya adalah, secara alamiah, "rumput tetangga selalu nampak lebih hijau".
Jarang ada yang benar-benar cinta dan bangga dengan daerahnya masing-masing untuk bisa /
mau mempromosikan ke luar..
Ini akan segera berubah, karena anak muda Indonesia kini pikirannya berbeda.
Semoga. Banyak yang bisa digunakan dari uang yang datang dari para turis, salah satunya untuk
ketersediaan air bersih. Belitung kesulitan air bersih. Dan beberapa daerah di belitung belum ada
listrik. Hanya mengandalkan diesel.
Pada hari terakhir saya di Belitung saya membaca koran lokal dan didalamnya ada artikel yang
menyatakan "Pelancong yang berwisata ke Belitung naik 30%... Turis asingnya sejumlah 2000
21 sekian yang merupakan peningkatan"
Ini adalah pertanda yang sangat baik.
Kalau kita ingat lagi, peningkatan turis ini pasti karena Laskar Pelangi (wong di bandara saja ada
tulisan selamat datang di kota Laskar Pelangi).
Dan kalau diingat-ingat lagi, Laskar Pelangi, datang dari kisah yang dituturkan oleh anak Belitung
yang memiliki sebuah mimpi.
Sesuatu yang harusnya bisa dimiliki oleh setiap anak di Indonesia.
Mimpi, sesuatu yang tidak perlu kita beli dengan uang untuk bisa miliki. Hanya perlu untuk berani.
Beranikah Anda untuk bermimpi"
Jayapura Banyak yang terlintas di kepala kalau kita sebut Papua.
Malaria adalah salah satunya
Ketika diketahui bahwa saya akan ke Papua untuk kebutuhan shooting, semua orang sibuk
mengingatkan untuk suntuk ini-itu, minum pil ini-itu, dll.
Selanjutnya yang muncul adalah konfilk, perang antar-suku, panah-panahan, OPM (Organisasi
Papua Merdeka) dan lain-lain.
Ternyata, kesan yang muncul dari tanah tercinta Papua masih begitu negatif.
Seperti yang selalu saya ungkapkan, orang cenderung takut dengan hal-hal yang dia tidak
mengerti. Setelah akhirnya pergi ke Papua, saya meyakini kalimat di atas juga berlaku untuk negeri ini.
Perjalanan ke Papua cukup melelahkan.
Apalagi kalau anda tingginya 180-an cm dan harus duduk di kursi ekonomi
Pesawat kami berangkat sekitar jam 10.00 malam dari Jakarta.
Kami transit di Makassar sekitar 20 menit.
Lalu transit lagi di Biak sekitar 30 menit.
22 Ketika sampai di Jayapura jam 07.00 pagi WIT. Berarti jam 05.00 WIB.
Maka total perjalanan kami termasuk transit adalah 7 jam.
Jayapura ternyata seperti kota-kota lainnya di Indonesia.
Tertata rapih, infrastruktur baik, dan penduduknya terdiri dari beragam etnis.
Bahkan bisa dibilang, Jayapura ini banyak pendatangnya.
Semakin lama saya menjelajahi jayapura, semakin saya merasa "Ah, kota ini ternyata sama saja
dengan kota-kota lainnya di Indonesia"
Kekhawatiran akan hal-hal buruk langsung sirna, tapi sayangnya harapan akan bertemu
orang-orang dengan pakaian koteka mondar-mandirpun lenyap.
Saya lalu menuju derah perbatasan antara Indonesia dengan Papua New Guinea.
Desa Wutung namanya, masih dalam wilayah Jayapura.
Ada sebuah jalan panjang yang mengantar saya menuju sebuah pagar.
Di luar pagar itu, adalah daerah netral, di seberang sana ada pagar lagi, di balik pagar itu adalah
wilayah luar negeri. Wilayah Papua New Guinea (PNG).
Kami diperbolehkan untuk masuk ke wilayah PNG walau tanpa bahwa pasport. Toh urus visa juga
dilakukan di kota Jayapura. Tapi masuk ke daerah PNG tidak diperbolehkan membawa kamera
untuk kebutuhan shooting, dan tidak boleh lebih dari area yang diperkenankan pihak PNG.
Bahkan kita bisa beli oleh-oleh PNG di warung tenda tidak jauh dari meja pencatatan keterangan di
PNG. Pandangan saya tertuju kepada sebuah mercusuar dengan bendera merah putih berkibar diatasnya
Ini adalah bendera merah putih yang berkibar paling ujung di Indonesia timur.
Sebenarnya yang paling ujung timur adalah merauke, tapi secara teknis karena ini juga berbatasan
dengan PNG maka bisa dibilang bendera ini benar benar ada di ambang batas 2 negara.
Dari arah PNG tidak putus orang bermasukan ke wilayah Indonesia. Menurut para polisi yang
berjaga, biasanya mereka masuk ke wilayah RI untuk belanja ke pasar.
23 Sementara orang Indonesia yang masuk ke wilayah PNG tidak terlalu banyak. Ketika saya tanya
biasanya urusan apa mereka ke PNG polisinya menjawab ,"Biasanya urusan keluarga."
Entah apa maksudnya, Indonesia dan PNG sudah terpisah sangat lama, mungkinkah ada keluarga
atau suku yang terpisah karena itu"
Mungkin keadaan serupa terjadi seperti pada Jerman Barat dan Timur"
Rasanya sih tidak. Entah apa maksud polisi tadi.
Lalu saya bertemu dengan sosok yang pernah menghiasi media massa Indonesia selama waktu
yang cukup singkat (maklum, umumnya media lebih suka mengeksploitasi berita buruk untuk
kebaikan rating mereka). Georga Saa. Adalah pemenenang pertama sebuah kompetisi fisika tingkat dunia.
Kompetisi itu, meminta hasil riset setiap peserta dari setiap negara.
Bagaikan Lintang di film Laskar Pelangi, George mencuri perhatian Indonesia ketika dia
memenangkan kompetisi domestik dan terpilih mewakili Indonesia di ajang dunia.
Di bawah bimbingan Profesor Yohanes Surya, George mengirimkan risetnya ke panitia pusat di
Polandia lewat e-mail (syaratnya memang seperti itu).
Inti dari riset George adalah menemukan rumus yang akan membuat proses penghitungan sebuah
komponen tidak lagi manual. Rumus itu, belum pernah ditemukan sebelumnya, George adalah
orang yang menemukannya. Begitu hebatnya penemuan George , sampai para juri tidak bisa menyanggah atau
memperdebatkan. George menang mutlak. Dia mendapatkan penghargaan The Next Step to Nobel Prize Award dan membawa Indonesia jadi
juara dunia kompetisi fisika tersebut.
George telah kembali setelah melanjutkan pendidikannya di Florida , di sana, orang-orang Amerika
Serikat bilang, "You're Indonesian" You don't look Indonesian!"
George sampai harus meyakinkan bahwa dia memang orang Indonesia, dan ketika akhirnya
mereka teryakinkan, mereka mulai bercerita bahwa mereka mengagumi keindahan Indonesia.
Kata George "Terutama mahasiswa yang dari timur tengah, mereka selalu bilang mereka suka
sekali ke Puncak." Dalam hati saya berpikir "Mmmm, emang paling doyan mereka ke Puncak..." hehehehe
Pertemuan dengan George semakin membuka mata saya terhadap Jayapura, bahwa kota ini, sama
sekali tidak tertinggal. 24 Perekonomiannya baik. Keadaan kotanya stabil. Mahasiswa di sini tidak begitu peduli dengan kasus Century, korupsi, dan lain lain.
Bukan isu seperti itu yang akan membawa para mahasiswa turun ke jalan.
Biasanya isunya adalah otonomi daerah.
Jayapura juga kota yang begitu fanatik terhadap sepakboka.
Dikatakan bahwa kalau Persipura lagi bertanding, semua kegiatan berhenti. Mereka semua hadir
dan menonton pertandingan sepakbola.
Bahkan ketika pertandingan usai seringkali jalanan jadi ramai oleh penonton.
Ega, teman saya yang merupakan mahasiswa di Jayapura bercerita dia pernah baru sampai rumah
jam 10. Padahal pertandingan sudah usai jam 7 malam. Untuk ukuran Jayapura, itu LUAMA
BUANGET. Hehehe Ega juga cerita, bahwa Jayapura isinya fans berat Manchester United.
Kota ini, tidak punya tempat untuk penggemar klub lain SELAIN ManUtd.
Bahkan di stadion mereka, ada area khusus untuk penggemar ManUtd. Yang nonton di situ harus
berbaju merah dan area itu disebut "Tribun Setan Merah"
Ega, adalah seorang anak yang baru saya kenal di Jayapura.
Kami berkenalan dari seorang teman.
Kebetulan saya penasaran ingin menanyakan banyak hal tentang Papua, dan kebetulan, Ega dan
temannya tidak hanya banyak tahu tentang Papua, mereka juga senang bercerita.
Ega berkata, "Belum ke Papua kalau belum ke Wamena"
Berdasarkan pernyataan itu, saya bertanya lebih lanjut. Apa yang keluar dari mulut Ega selanjutnya,
membuat saya ingin kembali HANYA untuk ke Wamena.
Wamena menurutnya menyimpan banyak keajaiban yang selama ini diidentikkan dengan Papua
secara keseluruhan. Di sinilah anda bisa melihat pria dan wanita berjalan, "berkeliaran" di kota dengan baju adat mereka.
Para pria, menggunakan koteka.
Mereka lebih nyaman seperti itu, walaupun, Wamena dikenal sangat dingin.
25 Ega cerita sekitar tahun 2006 dia masih merasakan hujan salju di kota Wamena.
Dan airnya, dingin luar biasa.
Salah satu yang membuat mereka memilih untuk tetap pakai pakaian tradisional adalah karena
pakai baju yang biasa kita pakai membuat mereka iritasi kulit.
Bukan karena mereka tidak biasa pakai baju katun atau bahan kaos, tapi karena kalaupun mereka
punya baju, biasanya hanya ada 1 pasang atasan dan bawahan sehingga baju yang sama mereka
pakai terus-menerus. Kotor dari pakaian yang dipakai setiap hari itulah yang membuat mereka iritasi kulit. Sementara
koteka dipakai setiap hari tidak memberikan efek iritasi kulit.
Wamena dibagi 3 area utama.
Wamena Barat, Wamena Tengah, Wamena Timur.
Wamena Timur menurut Ega adalah wilayah paling "bahaya" karena penduduknya masih makan
orang. Menurut kesaksiannya, setiap tahun kadang ada tumbal yang dikorbankan untuk dimakan.
Bahkan ada suku di Wamena yang punya cara menyambut pendatang sangat unik.
Anda akan didatangi oleh Kepala suku dan istrinya, lalu bagian dari upacara penyambutan itu, Anda
harus (maaf) menyedot susu dari payudara sang istri.
Tinggal di benak kita adalah, "Seperti apakah wajah sang istri kepala suku?" hehehe
Sayapun tidak percaya dengan cerita itu, tapi Ega dan temannya bersikeras bilang begitu.
Di Wamena, mereka lebih menghargai babi peliharaan mereka. Tidak jarang, seorang ibu menyusui
bayi babi! Lalu ada sebuah suku yang punya adat kalau anggota keluarganya ada yang meninggal, dia harus
memotong satu jarinya untuk dipersembahkan kepada yang meninggal.
W.O.W. Satu lagi yang juga mencengangkan adalah, di Wamena tengah, ada sebuah danau yang airnya air
asin! Perlu kita ingat bahwa Wamena itu dataran tinggi! Ke arah barat dari Wamena adalah gunung
JayaWijaya yang puncaknya ada saljunya.
Bayangkan di ketinggian seperti itu ada danau air asin!
Apakah dulu air laut setinggi itu"
Di Wamena juga ada Udang Selingkuh.
26 Awalnya saya pikir Lobster
Ternyata Lobster Air Tawar. Hehehehe
Udang Selingkuh itu hanya ada di Wamena (kalau di daerah Papua).
Bentuknya yang aneh itu sangat unik, rasanya seperti udang tapi lebih lembut.
Ajaib. Papua betul-betul negeri yang ajaib.
Dalam kegiatan shooting kemarin saya berkesempatan untuk menjelajahi Jayapura...
Memasuki hutan, menembus sungai, mendaki tanjakan terjal, semuanya menggunakan Jeep
kelahiran 1944. Papua memang betul-betul luar biasa suburnya.
Luar biasa pemandangannya, luar biasa indahnya.
Salah satu pemandangan indah adalah Danau Sentani.
Indah dilihat langsung dari pinggir danau ....
...juga indah dilihat dari ketinggian.
Garis lurus di kanan foto itu adalah landasan pacu pesawat. Supaya terbayang Danau Sentani
besarnya seperti apa... Saya Juga sempat mengunjungi sebuah desa bernama Tabla Nusu.
Desa ini adalah salah satu desa yang menjadi bukti program pemerintah yaitu "Desa Wisata".
27 Foto ini saya ambil dari atas bukit, kalau anda perhatikan baik-baik di pojok kiri foto adalah desa
Tabla Nusu. Pemerintah menurunkan bantuan dana untuk desa-desa yang ingin mengembangkan dirinya
menjadi tujuan wisata. Kucuran dana itu nantinya (harusnya) digunakan untuk membangun
infrastruktur yang dibutuhkan untuk menjadikan desa itu layak jadi obyek pariwisata...
Salah satu desa yang terpilih adalah Tabla Nusu. Menurut Venna Melinda (ya betul, Venna Melinda
yang itu) ketika saya wawancara beliau dengan kapasitasnya sebagai anggota DPR Komisi X yang
mengurusi pariwisata, tahun 2009 kemarin 130 desa sudah dicanangkan sebagai desa wisata yang
mendapatkan kucuran dana. Semoga 2010 lebih banyak lagi.
Tabla Nusu betul-betul desa yang indah dan memiliki kesan yang damai..


Nasionalisme Karya Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tidak seperti pantai-pantai lainnya, desa ini pantainya bukan pasir, tapi kerikil-kerikil kecil.
Kerikil kecil itu bukannya menjadi sebuah kekurangan, tapi justru sebaliknya dimanfaatkan jadi
sebuah potensi. Tabla Nusu mempromosikan pantainya sebagai tempat yang tepat untuk refleksi kaki..
Makanya ketika saya kesana, saya dan rekan-rekan dari Trans7 dan Danamon langsung
bertelanjang kaki untuk sedikit merasakan "pijitan" batu batu kecil ini sambil menikmati siraman air
laut pada kaki kami... Anak-anaknya juga lucu-lucu, penuh rasa penasaran, ramah, dan senang sekali di foto
Keramahan itu tercermin di mana-mana sebenarnya, tidak hanya dari anak-anak di sana.
Kalau anda bertemu dengan orang Papua, beri senyum dan sapa mereka, saya JAMIN, senyum
balasan dari mereka 3 kali lebih lebar daripada senyum Anda.
Itulah gambaran betapa ramahnya orang-orang Papua.
28 Papua... Betul-betul bikin penasaran.
Betul-betul pantas dikunjungi.
Betul-betul kekayaan Indonesia.
Bali Lucu, saya dulu sering sekali dicela oleh sahabat saya Steny Agustaf karena belum pernah ke Bali
seumur hidup saya. Menurut dia, orang Indonesia ke Bali itu harusnya cukup standar. Apalagi orang
Jakarta. Pertama kali saya ke Bali memang ketika saya bulan madu bersama pasangan ( ya iyalah sama
pasangan, masak sama tukang ojek")
Berarti itu ketika saya berumur 27 tahun.
Sejak itu, sudah entah berapa kali saya ke Bali.
Awalnya, sebelum saya mengenali tempat-tempat indah lain di Indonesia, saya begitu memuja Bali
Dulu saya pikir, "Wuaahh, pantainya indah indaaah"
Sekarang saya pikir "Pantai indah mah ada di seluruh pelosok Indonesia.."
Dulu saya pikir "Indahnya sunset di Baliiiiii"
Sekarang saya pikir "Sunset mah memang indah di mana mana.."
Hal-hal yang tadinya indah dari Bali, kini tidak lagi seindah dulu.
Indah memang, tapi bukan satu-satunya keindahan Indonesia.
Banyak yang sama bahkan mungkin lebih indah dari pantai-pantai Bali.
Namun bedanya, Bali lebih "ramah" wisatawan.
29 Nah, ini yang mau jadi fokus bahasan saya di awal ini..
Banyak yang merasa, kehadiran wisatawan ke sebuah daerah akan mengganggu budaya setempat,
modernisme membuat tradisi lambat laun terhapus.
Padahal Bali membuktikan sebaliknya. Kalau ada 1 hal yang justru dicari-cari oleh wisatawan (asing
terutama) dan ingin mereka pertahankan, adalah justru budaya dan tradisi lokal.
Itulah yang membuat Bali begitu menarik di mata dunia hingga jadi pulau terbaik selama
bertahun-tahun. Kemampuannya untuk mengakomodir kebutuhan wisatawan seperti infrastruktur wisata diimbangi
dengan kemampuannya mempertahankan keindahan, keasrian, kearifan dan kekayaan lokal.
Kalau budaya dan tradisinya indah tapi ga ada tempat tinggal yang layak, mungkin hanya
"backpackers" saja yang mau datang dan kita tahu mereka nggak gitu bawa banyak uang hehehehe
Dibandingkan dengan wisatawan yang datang bersama keluarganya, atau yang datang dengan
niatan untuk menginap di jajaran hotel hotel Nusa Dua atau Ubud.
Contoh sederhananya adalah Bali dibandingkan dengan Belitong.
Pantainya sama indahnya (bahkan mungkin lebih indah Belitong), tapi Belitong di beberapa tempat
airnya kotor. Wisatawan memilih Bali tentunya.
Tapi kemampuan Bali dalam menyediakan infrastruktur bukannya tanpa korban.
Dari informasi yang saya dapat dari sumber yang tidak dapat dipercaya (hehehehehe, soalnya saya
dapat dari supir supir travel Bali yang rata rata berujar sama) bahwa sekarang ini di Bali tidak
mudah untuk orang asli Bali menjual tanah mereka kepada orang luar Bali.
Prosesnya menyangkut para pemangku adat Bali.
Ini karena dulu, orang asli Bali relatif mudah menjual tanahnya kepada orang luar yang ingin
membangun hotel atau restoran atau cafe atau tempat wisata lainnya di atas tanah tersebut.
Akhirnya dulu di Bali banyak orang kaya mendadak, yang sayangnya tidak diikuti dengan
kemampuan mengatur keuangan dengan benar. Ada kisah seorang kaya (karena jual tanah) berjudi
dengan uang yang dia dapatkan.. orang kaya tersebut pada akhirnya kehilangan semua uangnya
karena judi dan sekarang jadi pengemis...
Biarpun begitu, Bali tetap mampu memberikan apapun yang nampaknya dicari oleh wisatawan.
Menjadikannya destinasi liburan orang-orang se-dunia.
Yang menjadikan Bali itu selalu ramai dikunjungi orang adalah karena Bali memiliki destinasi liburan
untuk orang dari kalangan manapun.
Turis yang senang berselancar, senang di Bali.
30 Turis yang partygoers, senang di Bali.
Turis yang ingin ke pantai, senang di Bali.
Turis yang ingin berbelanja kriya dan kesenian, senang di Bali.
Turis yang ingin sekedar berjemur, senang di Bali.
Turis yang mencari tempat meditasi, senang di Bali (Ubud).
Datang bersama teman, pasangan, keluarga, Bali adalah tempat yang tepat.
Bali adalah destinasi liburan siapapun.
Sesuatu yang bisa (dan rasanya sudah) jadi pelajaran untuk daerah-daerah lain di Indonesia.
Saya pribadi kalau ke Bali hampir selalu ke Ubud.
Saya lebih suka Ubud daripada daerah-daerah lain di Bali.
Saya bisa berjalan berjam-jam memasuki satu toko ke toko lainnya untuk mencari benda yang unik
dan inspiratif bagi saya.
Mungkin ini yang membuat saya masih rindu untuk kembali ke Bali.
Ubud dengan deretan toko-tokonya yang belum terjelajahi semua, cafe dan restoran yang menarik
di pinggir jalan dengan banyak pilihan, membuat saya tetap ingin ke sana berkali-kali...
Saya pernah bertanya kepada diri saya sendiri,
"Kalau saya bertanya BALI THE ISLAND OF ....... , kira-kira titik-titik itu akan terisi apa saja ya?"
Lalu otak saya mengisi titik-titik itu dengan berbagai jawaban... berikut adalah berbagai versi
jawaban saya: BALI THE ISLAND OF UGLY DOGS, heheheheh Bali memang isinya anjing-anjing buruk rupa..
coba saja keliling Bali, pasti ketemu anjing-anjing liar berkeliaran.
BALI THE ISLAND OF UNLICENSED MOPED RIDER, berhubung di Bali turis boleh nyewa motor
bebek akhirnya Bali, terutama Kuta dan Legian, isinya orang-orang seliweran dengan motor bebek
sewaan. Masih mending kalau mereka bisa naik motor. Beberapa, bahkan banyak di antara mereka,
yang saya yakin baru pertama kali naik motor bebek sehingga jalan kaki ataupun nyetir mobil di
sana selalu mencemaskan.. tiba-tiba dari gang keluar motor ngebut isinya dua perempuan Jepang
cekikikan.. BALI THE ISLAND OF BINTANG T-SHIRTS, tidak ada tempat lain di dunia selain Bali yang jadi
tempat paling sempurna untuk promosi merk bir yang satu itu.. dari kaos dewasa sampai anak-anak
ada logo bir tersebut menghiasi kaos..
BALI THE ISLAND OF ENJOYING LONG WALKS, karena Bali begitu menarik di mata, terkadang
31 kita tidak sadar telah berjalan sangat jauh. Bahkan kalau dipikir, salah satu perjalanan kaki terjauh
saya kelihatannya di Bali ini... kalau di Jakarta sih saya mungkin enggan untuk jalan kaki sejauh itu, tapi
karena Bali, capek dan jauh tidak terasa.
BALI THE ISLAND OF FORGET UR DIET, saya kalau di Bali, makannya benar-benar tidak
terkontrol. Hehehe. Sayang soalnya. Jauh-jauh datang ke Bali tapi tidak bisa menikmati indahnya
kuliner Bali. BALI THE ISLAND OF BEAUTIFUL WOMEN, sebagai laki-laki, saya akui, kalau ke Bali selalu
bertemu dengan perempuan cantik baik asing maupun orang Indonesia sendiri. Kadang saya suka
bingung, di mana mereka mereka ini tinggal, kok di Jakarta nggak pernah ketemu.. (ya ya ya, saya
tau, pemikiran yang bloon memang, hehehe)
BALI THE ISLAND OF FREE, kalau Amerika the land of free, Bali adalah the island of free. Soalnya
Bali itu memang sangat menggambarkan kebebasan mutlak. Orang di sini berpakaian seenaknya,
kadang tidak mandi, bangun tidur dan tidur di malam hari sebebasnya, ini yang memberikan kesan
santai di pulau ini. Sementara di masa sekarang ini "santai" bukan sesuatu yang mudah didapatkan
di manapun kita berada. Bahkan saking santainya di pulau ini, hal-hal yang ilegalpun masih relatif
santai untuk dilakukan/nikmati... hehehehehe...
BALI THE ISLAND OF CASH SPENDING, kalau ke Bali nggak bawa uang lebih untuk berbelanja
teramat disayangkan. Bali adalah tempat yang tepat untuk berbelanja. Kalau mau menghabiskan
uang, ini tempatnya.. BALI THE ISLAND FOR CHILDREN, banyak tempat liburan yang tidak "ramah anak"
Saya merasaka ini pertama kali di Ragunan.
Ragunan adalah salah satu kebun binatang terlengkap di Indonesia. Mungkin bahkan yang paling
lengkap. Tapi ukurannya yang luar biasa besar dan marka yang tidak jelas membuat anak-anak akan
kelelahan berjalan di sana. Jarak antar kandang jauh sekali. Marka yang tidak jelas membuat
perjalanan kurang efektif karena sering muter-muter dan kadang bahkan ketika pulang, tidak semua
kandang terkunjungi. Nah Bali, kebun binatangnya adalah salah satu kebun binatang terbaik yang saya pernah lihat.
Rapih, jalurnya jelas, bisa foto-foto dengan hewan seperti burung-burung dan anak singa, kemudian
kandangnya tidak terlalu besar sehingga kita bisa melihat hewan yang ada di dalam dengan lebih
jelas tapi tetap aman... Selain kebun binatang, pantainya juga jadi andalan keluarga untuk mengajak anak bermain.
Namun salah satu yang sebenarnya menarik untuk anak-anak namun jarang diperhatikan oleh
32 orang-orang adalah Sendra Tari.
Waktu saya ke Ubud untuk shooting bersama Danamon saya berkesempatan untuk menonton
sendra tari luar biasa yang memadukan wayang orang dengan hewan-hewan dan ledakan api yang
menakjubkan.. Cerita yang dikisahkan adalah Ramayana. Salah satu kisah kesukaan saya. Anda harus lihat
bagaimana Hanoman berlari ke sana ke mari ketika dikisahkan dia menyusup ke Alengka untuk
menemukan Shinta. Lalu bagaimana Rama bertarung dengan Rahwana dengan gajah dan ketika
Rahwana kalah gajahnya "mati"
Lalu Anda juga harus lihat ketika Rahwana yang sudah terdesak berubah menjadi raksasa dengan
tangan yang banyak.. wuaaaaaah keren bangeeetttt
Pengasuh dari sendra tari itu adalah seseorang yang dikenal dengan nama Made Sidia.
Kalau pernah dengar "Wayang Listrik" naaah ini dia orangnya ..
Made Sidia dikenal dengan atraksi wayang listriknya yang intinya seperti wayang tapi lebih modern.
Beliau memberikan inspirasi kepada banyak sekali orang muda di Indonesia
Bahwa untuk bisa terus mengenalkan kekayaan tradisi dan budaya kita, tidak diharamkan apabila
penyajiannya dikemas secara modern.
Made Sidia cerita, di sanggarnya sering ada mahasiswa asing yang menginap. Mereka datang dari
negaranya masing-masing untuk belajar wayang dan cara membuat wayang.
Bayangkan, begitu niatnya belajar wayang sampai menyebrangi lautan dan menginap di
sanggarnya Made Sidia. Bli Sidia (panggilan akrabnya) juga cerita, ide awal dari Wayang Listrik
datang dari temannya orang Amerika.
Mereka kemudian bereksperimen hingga ditemukanlah Wayang Listrik ini.
Kini, Made Sidia sedang mengembangkan jenis wayang baru yaitu wayang kaca
Saya susah sekali menerangkannya seperti apa, tapi saya jamin, KEREN!
Hal hal seperti ini yang menurut saya inspiratif sekali dari Bali..
Kemampuan meramu tradisi dengan teknologi sehingga bisa dinikmati oleh orang-orang masa kini.
33 Bali mungkin tidak lagi spesial keindahan alamnya di mata saya, dengan begitu banyak titik indah di
Indonesia yang sudah saya jelajahi, tapi dari sisi kehebatannya menjamu wisatawan, dari sisi
pengalamannya menjadi tujuan wisata, Bali masih jadi salah satu yang terbaik.
Bali, betul-betul berharga di mata saya. Kecuali bandaranya. Bandaranya butut.
Tapi yang lainnya, Mantaaaaaafff
Kota terakhir.... Jakarta! Harus saya akui Dulu, saya pikir Indonesia itu Jakarta.
Pemahaman saya terhadap Indonesia itu absurd.
Saya belajar dan baca di sekolah bahwa negara saya Indonesia dan saya tinggal di kota Jakarta.
Tapi kalau Jakarta itu bukan Indonesia, lalu Indonesianya sendiri seperti apa"
Dikasih unjuk peta Indonesia tidak menyelesaikan pertanyaan saya.
"Di sana (saya menunjuk tiap pulau di Indonesia) yang tinggal siapa, seperti apa, orang yang kayak
gimana, makannya apa?"
TVRI cukup memegang peranan penting tentang Indonesia, tapi tetap saya pemahaman saya tidak
kunjung sampai. Maka, Indonesia yang saya tahu hanyalah Jakarta.
Setelah saya keliling Indonesia, saya paham betul bahwa tidak mungkin Jakarta jadi tolok ukur
untuk menggambarkan Indonesia karena sangat tidak mewakili Indonesia secara keseluruhan.
Kalau Anda berpendapat bahwa di Jakarta banyak pendatang dari berbagai macam daerah
sehingga bisa dibilang mewakili Indonesia, saya kurang setuju.
Karena perilaku mereka ketika sudah di Jakartapun berbeda dengan ketika mereka masih di kota
masing-masing. 34 Tapi ada beberapa anggapan umum tentang Jakarta yang saya akui kebenarannya.
Jakarta, adalah kota yang sangat rumit.
Kota ini menjadikan segala macam hal yang ada di dalamnya jadi "besar".
Jumlah penduduknya yang besar (sekitar 15 jutaan) menjadikan kehidupan sosialnya (termasuk di
dalamnya pergaulan, perseteruan, persaingan, kekerabatan, kesenjangan) juga besar.
Ini juga mungkin yang membuat banyak orang berpendapat Jakarta itu kota yang keras.
Kerasnya kota Jakarta bagaikan 2 mata pisau.
Ada yang jadi enggan ke Jakarta, ada yang malah jadi berbondong-bondong ke Jakarta.
Saya menulis tentang kota Jakarta di album ke-2. Judulnya DJAKARTA featuring DRUSTEELO dari
Soul ID Di dalam lagu itu, ada kalimat yang tertulis "Keris nggak ada yang cuma sekali tempat"
Nah, kalimat itu sebenarnya terinspirasi dari tulisan saya di blog yang saya tulis sebagai reaksi dari
pertanyaan teman saya, "Nyesel kan lo tinggal di Jakarta?"
Ini dia tulisan dari blog saya
KISAH KERIS Dengan asumsi bahwa yg membaca blog gue adalah orang yg paling tidak sudah kenal dengan gue
(baik dari karya gue selama ini, ataupun dari membaca posting-posting gue), maka perkenankan
gue berbicara terbuka. Harapan gue, ga ada yang menangkap tulisan ini dengan pikiran buruk.
... Beberapa teman dari Bandung menanyakan kabar gue setelah terdengar kabar banjir.
Ada yang bahkan ngomong begini, "Nyesel kan lo tinggal di Jakarta?"
Pertanyaan yang sangat aneh bagi gue.
Berhubung penasaran akan dasar pertanyaan dia, gue memancing balik dengan "Kenapa
emangnya?" Kemudian muncul kalimat berikut ini,
"Di sana di mana-mana macet, waktu lo abis di jalan, pengeluaran tinggi banget, hidup lo ga
nyaman, parno, takut telat, takut macet, takut ditilang, takut banjir, takut kehilangan pekerjaan, takut
kalah bersaing... hidup lo ga tenang di sana... di Bandung" Pekerjaan buat elo pasti selalu ada..
dan walaupun duitnya ga sebesar di Jakarta, tapi pasti akan cukup untuk tinggal di Bandung yg
35 ongkosnya ga sebesar di Jakarta... dan di sini, tenaaang..."
Ditutup dengan kalimat, "Gimana" Nyesel kan pindah ke Jakarta?"
Jawaban gue saat itu singkat, "Nggak."
Tapi ga mungkin buat gue menerangkan balik alasan kuat di balik kata "nggak
Mungkin siih, tapi males.
Hehehehe My take is... MENYESAL adalah sifat PECUNDANG.
Boleh untuk kita menyadari kesalahan kita, dari sanalah kita kemudian belajar.. tapi MENYESAL"
Gak akan. Menyesal hanya akan mengisi hati kita kelak dengan ketakutan.
Langkah kita kelak akan meragu.
Karena kita begitu kuatir apa yang pernah kita sesali akan kembali.
Pola pikirnya beda dengan orang yg sudah sadar akan kesalahan dan berniat tidak mengulangi
lagi.. Beda di mentalitasnya. Gue nggak menyesal sama sekali pindah ke Jakarta.
Padahal sedihnya gue mungkin sama banyaknya dengan senengnya gue.
Sementara di Bandung memang banyakan senengnya.
Artinya, Jakarta memang tempaannya lebih besar daripada Bandung.
Tapi di benak gue, itu bukanlah sebuah masalah.
Justru itu sebuah berkah, sebuah peluang.
Sebuah kesempatan. Bagi gue, ga ada keris yang ga ditempa.
Kalau mau bikin Keris, harus ditempa.
Mau bikin Keris yang bagus" Harus ditempa dengan lebih niat.
36 Mungkin juga bahkan ditempa dengan lebih lama.
I believe, what doesn't kill you makes you stronger.
Kita, umat manusia adalah kerisnya.
Kita adalah besi yang ditempa.
Bukan kita yang memilih mau ditempa atau tidak. Sang Empu yang mengambil kita di antara


Nasionalisme Karya Pandji Pragiwaksono Wongsoyudo di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

batang-batang besi yang lain.
Dengan pertimbangan yang mungkin hanya Sang Empu yang tahu.
Kita hanya bisa terima ketika tempaan datang kepada diri kita, dan bersyukur bahwa kita yang
dipilih. Along the way, be patient, be strong.
Ketika tempaan selesai dan kita dicemplungin ke air, panas itu disiram dengan dingin, kita tidak lagi
jadi hanya sekedar besi... kita adalah keris.
... Kepada teman gue (i know you're reading this) ketika tahun ini berakhir, elo akan menyadari, bahwa
gue telah menjadi Keris Permasalahan sering disebut agama (agama apapun) sebagai sebuah karunia.
Dari masalah inilah kita akan diberikan berkah.
Kalau Anda percaya dengan ungkapan itu, maka Anda akan "mencari-cari" masalah.
Kalau mau mencari masalah, datanglah ke Jakarta.
Tapi kalau sudah datang ke Jakarta, datanglah dengan mental pantang menyerah.
Datanglah dengan mental "What doesn't kill me makes me stronger"
Datanglah ke Jakarta kalau mau ditempa, kalau kuat ditempa, kalau punya keinginan besar untuk
mengubah diri, dari sebatang besi mentah, menjadi Keris yang berharga.
Saya tunggu Anda di Jakarta
Saya sudah bercerita tentang banyak kota di Indonesia.
Sebenarnya, masih banyak tempat, kota , desa, yang indah dan inspiratif yang saya telah kunjungi.
37 Tapi kalau saya tuliskan semua, maka buku ini nanti bergeser isinya
Selama saya berkeliling Indonesia, mayoritas karena "dibawa" Danamon, saya sudah melihat
banyak hal... Dari melihat kampung atas air di Balikpapan...
... Sampai melihat Festival Maulid Nabi bernama Maudu Lompoa di Pontianak.
Dari minum Teh dan Wedhang Secang di Hotel Tugu Malang...
... sampai menyantap Pancake Duren di Nelayan.
Saya sudah melihat banyak hal , mengagumi banyak kekayaan alam, menyusuri berkilo kilo jalanan,
dan menyantap berpiring piring makanan khas dari begitu banyak tempat di Indonesia.
Semakin aneh bagi saya kalau ada orang Indonesia yang tidak cinta Indonesia.
Lha wong orang asing saja cinta kok.
Yang mereka tidak cinta itu Indonesia atau kota tempat tinggalnya"
Yang mereka tidak cinta itu Indonesia atau para politikusnya"
Indonesia, adalah sebuah bangsa yang luar biasa, keluarbiasaan itu, harusnya mulai diperkenalkan
ke dunia luar. Lewat kebudayaan, kesenian. Lewat tangan dan mulut anak-anak bangsanya.
Jadikanlah Indonesia sebagai negara yang tidak mungkin diabaikan dunia.
Jadikanlah Indonesia sebagai bangsa yang dikenal dengan keluarbiasaannya.
38 Dari sebuah krisis sampai kepada perasaan optimis...
Sejauh ini, orang pada umumnya tidak bisa menilai banyak kondisi perekonomian Indonesia kecuali
dari apa yang mereka bisa lihat sehari hari dan apa yang mereka baca di koran dan tonton di TV..
Itupun terbatas pemahamannya dikarenakan latar belakang pendidikan yang tidak cukup untuk
membuat kita bisa memahami lebih dalam..
Karena itu saya memutuskan untuk melakukan bincang bincang singkat dengan beberapa orang
teman, sekedar untuk menghilangkan rasa penasaran terhadap beberapa hal yang berhubungan
dengan perekonomian. Maka berkumpullah kami, saya, Dondi Hananto yang sudah berkecimpung di dunia keuangan
begitu lama dan sekarang bekerja di bidang Micro Finance, Ligwina Hananto seorang Perencana
Keuangan yang sudah saya kenal sekitar 4 tahunan dan saya percaya integritasnya melebihi
perencana keuangan yang lain, dan Rene Soehardono seseorang yang dikenal sebagai Career
Coach yang inspiratif tapi juga seorang pengusaha sukses.
Pertanyaan saya adalah mungkin pertanyaan yang ada di benak setiap orang
"Apa yang salah dengan perekonomian Indonesia?"
Ekonomi Indonesia, sebenarnya secara makro tidak ada masalah.
Beberapa kali, Indonesia tidak terimbas krisis ekonomi yang terjadi dan tidak seperti negara lain
yang pertumbuhan ekonominya stagnan dan bahkan turun, Indonesia pertumbuhan ekonominya
meningkat terus. Dondi yang keliling Indonesia melihat bahwa memang kemiskinan ada, tapi banyak sekali daerah di
Indonesia yang semakin berkembang. Terutama daerah daerah yang memang Sumber Daya Alam
(SDA) -nya kaya. Batu Bara dan Kelapa Sawit adalah beberapa SDA alam kita yang jadi andalan untuk di ekspor
keluar negeri dan karenanya menjadikan ekonomi kita kuat. Bahkan bisa dibilang SDA lah yang
membawa kita masuk ke G20. 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Ketika ada sebuah kota atau daerah yang berkembang bisnisnya, maka roda kehidupan juga
berputar lebih cepat dan ikut berkembang. Akhirnya produsen lokal juga bergairah, untuk memenuhi
kebutuhan kehidupan yang maju itu.
Salah satu alasan kenapa Indonesia tidak rontok adalah karena secara ekonomi, Indonesia tidak
terlalu bergantung banyak pada dunia luar. Konsumsi domestik kita tinggi.
Produksi di Indonesia tetap tinggi untuk memenuhi permintaan yang juga tinggi.
Perekonomian kita kuat karena transaksi dalam negeri kita yang kuat.
39 Sementara beberapa negara seperti Singapura misalnya terasa sekali dampak krisis ekonominya.
Dengan begitu banyak perusahaan multinasional yang memasang kantor perwakilan Asia dan Asia
Tenggara disana, Singapura jadi seperti negara tempat uang numpang mampir sebelum bersirkulasi
lagi. Ketika uang tidak mampir atau ditarik, tanpa ada perputaran uang domestik, karena pariwisata
juga melemah (tidak ada yang liburan kesana) maka rontoklah keadaan perekonomian Singapura.
Karena itu, argumen Ligwina Hananto memang benar. Bahwa salah satu faktor penting untuk
membuat perekonomian Indonesia kuat adalah masyarakat kelas menengah yang kuat. Wina
memiliki visi "Stronger Middle Class Indonesians" dan dengan posisinya sebagai perencana
keuangan terutama dengan program radionya di Hard Rock FM, dia ada dalam posisi yang sangat
memungkinkan untuk mewujudkan itu terjadi.
Mengapa kelas menengah yang kuat itu sangat penting untuk kebaikan perekonomian Indonesia
mungkin sudah terjawab. Tapi bagaimana mewujudkan masyarakat menengah yang kuat"
Sederhananya seperti ini, menurut Wina, masyarakat menengah yang kuat adalah mereka yang
bisa hidup mandiri dengan tidak mengandalkan hutang.
Orang Amerika Serikat contohnya adalah bangsa yang rakyatnya itu kebanyakan hidup dari hutang.
Dan yang terjadi kemarin dengan SubPrime Mortgage adalah orang orang yang tidak mampu untuk
berhutang didorong untuk bisa beli rumah dengan kredit yang super lunak. Namun pada akhirnya,
mereka tidak bisa membayar cicilan tersebut. Akhirnya rumah rumah tersebut diambil oleh Bank,
mengakibatkan begitu banyak orang di Amerika yang tidak punya rumah. Rumah yang diambil alih
oleh Bank-pun akhirnya tidak ada yang beli.
Para pelajar di Amerika Serikat juga mengenal "School Loans" atau pinjaman uang sekolah. Kalau
saya tidak salah biasanya untuk kuliah. Banyak yang pada akhirnya seumur hidup bekerja untuk
bayar hutang uang yang dipakai untuk sekolah.
Memang, mewujudkan masyarakat kelas menengah yang mandiri tidak mudah. Dibutuhkan
kecerdasan finansial. Harus mau belajar keuangan. Ini adalah jaman yang baru dimana menabung
saja tidak cukup. Beberapa faktor yang akan membentuk keluarga kelas menengah yang kuat adalah memiliki dana
darurat, dana pensiun, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, memiliki perencanaan keuangan yang
jelas lewat investasi untuk menyiapkan uang sekolah anak nanti..
Walaupun misalnya gaji anda 30 juta sebulan, tapi kalau anda hanya menabung dan tidak
melakukan perencanaan keuangan yang panjang, bisa jadi anda kelabakan ketika harus
menyiapkan uang sekolah SMA atau kuliah anak yang ratusan juta rupiah.
Lebih lengkapnya sebaiknya anda cari tahu sendiri, Wina punya buku yang anda bisa beli, atau
anda bisa beli bukunya perencana keuangan yang lain.
Perhatikan bagan di bawah yang saya dapatkan dari http://goodnewsfromindonesia.com
40 Bagan diatas menunjukkan kemampuan berbelanja Indonesia dibandingkan dengan negara Asia
pada umumnya Inilah yang membuat Indonesia mendapatkan predikat negara dengan perkembangan kelas
menengah terpesat di dunia setelah Cina dan India.
Diperhitungkan, penjualan makanan dalam kemasan (yang biasanya jadi salah satu indikator utama
berkembangnya masyarakat kelas menengah di sebuah negara) di Indonesia akan melebihi Cina
dan India pada tahun 2011.
Di akhir artikel goodnewsfromindonesia.com (sebuah situs yang mempromosikan hal hal baik akan
Indonesia ke seluruh dunia) mereka menulis seperti ini tentang "240million consumers, a stabilized
economy, and a respected democratically elected government that promotes global connectivity.
One very sexy package, allright"
Kemarin, Wina, Dondi dan Rene mengajarkan saya tentang Arus Ekonomi Makro
Perhatikan semua elemen yang ada diatas KECUALI arus ekspor-impor ke luar negeri.
Itu adalah kontribusi kita sebagai masyarakat kelas menengah untuk membantu menjamin
perekonomian kita tetap kuat. Saya asumsikan yang membaca buku-e ini adalah masyarakat kelas
menengah karena anda bisa mengunduh buku-e ini dari internet
Kalau kita bisa menjadi masyarakat kelas menengah yang kuat, yang mandiri tanpa harus
mengandalkan hutang bank, maka kita akan melancarkan arus diatas. Termasuk arus konsumsi
dan juga arus menuju pasar uang.
Intinya semakin kuat para kalangan kelas menengah maka pembelanjaannya juga tinggi sehingga
arusnya berjalan dengan lebih kuat. Kuatnya keadaan keuangan mereka juga ditandai dengan uang
yang ditabungkan atau diinvestasikan.
Lalu, kalau memang keadaan ekonomi di Indonesia baik baik saja, mengapa masih ada
kemiskinan" Nah, Twitter memang luarbiasa, timeline kita bisa jadi sekolah dengan guru guru berupa orang yang
kita follow. Salah satu orang yang mengajarkan banyak hal kepada saya adalah @revolutia. Dia
tidak mau disebutkan nama aslinya tapi bersedia disebut akun twitter-nya. Biar banyak
followers-nya katanya @revolutia berargumen bahwa PDB negara kita tinggi krn masuk G20 tapi PDB per-kapita kita
rendah. Secara nasional, ekonomi Indonesia masuk 20 besar dunia, tapi secara per-orang-an (per
kapita) kita ada di urutan ke 120. Tanda
(http://cerita-silat.mywapblog.com)
http://cerita-silat.mywapblog.com ( Saiful Bahri - Seletreng - Situbondo )
nya uang yang bersirkulasi di Indonesia hanya dinikmati oleh
sedikit sekali orang di Indonesia (sedikit sekali kalau dibandingkan dengan jumlah rakyat di
Indonesia) Kesenjangan yang tinggi itu terjadi karena beberapa hal, salah satunya adalah karena Indonesia
menitik beratkan kebijakan kebijakannya untuk memudahkan "pergerakan" para eksportir SDA.
Masuk akal memang karena merekalah yang membawa kita masuk G20. Tapi perusahaan eksportir
SDA itu menarik tenaga kerja yang tidak banyak.
Untuk pemerataan, strategi yang paling efektif menurut @revolutia adalah dengan investasi pada
bidang industri. Dengan menjadi negara industri kita akan menyerap banyak tenaga kerja karena
memang jumlah penduduk kita yang tinggi.
Bisa jadi ini strategi yang sengaja diambil pemerintah, memfokuskan pada pertumbuhan dan belum
kepada pemerataan. Untuk alasan apa saya sendiri kurang paham.
Yang pasti, dolar yang saat ini tidak pernah jauh dari angka Rp 9000,- merupakan sebuah
keuntungan untuk para eksportir SDA. Kalau dolar turun maka keuntungan merekapun berkurang.
Apakah angka dolar itu disengaja untuk tetap setinggi itu saya juga kurang paham.
Keberpihakan pemerintah yang nampak besar kepada eksportir SDA itu sebenarnya
mengkhawatirkan, karena dengan minimnya kontribusi terhadap ketenaga kerjaan, maka praktis
hanya dari pajak-lah pemerintah mendapatkan uang. Itupun (seperti yang kita tahu) banyak terjadi
pelencengan. Alias ngemplang pajak hehehehe..
Kalau kita pikir pikir kembali Indonesia memang harusnya mulai menggeserkan dirinya jadi negara
industri. Karena aneh rasanya kalau kita mengekspor bahan mentah keluar negeri, diproduksi di
Cina misalnya, lalu dijual kembali ke Indonesia.
Indonesia harus mulai mengekspor barang jadi.
Petani harus mulai diarahkan untuk jadi produsen juga. Inilah sesuatu yang juga saya mulai lihat di
banyak sekali daerah di Indonesia.
Inilah juga yang dilihat Dondi ketika keliling Indonesia. Fokus Dondi adalah pada Micro Finance.
Memberikan modal usaha kepada pengusaha mikro untuk membantu mereka menjadi pengusaha
kecil. Naik tingkat. Menurut Dondi ada banyak sekali usaha mikro yang butuh bantuan dana. Dana tersebut akan
membantu para pengusaha mikro untuk mengembangkan usahanya dan membantunya agar bisa
lebih bersaing. Inilah sebenarnya salah satu solusi mengatasi kemiskinan, dari pada disuapin terus dengan selalu
diberikan uang, berikanlah mereka kekuatan, kemampuan, untuk mengangkat dirinya sendiri dari
kemiskinan. Empowerment. Sesuatu yang harus lebih mendapatkan dukungan dari pemerintah Indonesia.
1 Diluar itu, apa yang Rene Soehardono katakan benar benar tepat, bahwa para konglomerat dan
anak-anaknya di Indonesia harus berani untuk menjadi industrialis.
Konglomerat itu jangan cuma bikin cafe melulu...
Dimana kontribusi untuk negaranya" Mereka mampu kok seharusnya.
Untuk konglomerat, bikin cafe mah gampaaang... tapi dimana patriotisme mereka untuk Indonesia"
Keinginan untuk melakukan sesuatu yang besar, berdampak baik untuk negara.
Andaikan mereka mau mengambil resiko dengan melakukan sesuatu yang besar.
Sebagai ilustrasi batu bara marjin keuntungannya sebenarnya tipis. Hanya 10%. Tapi karena
volumenya besar maka yang masuk juga jadi besar. Harapan datang dari industri kreatif dimana kita
bisa memulai sebuah usaha dengan modal yang lebih kecil daripada perusahaan eksportir SDA dan
bisa menarik banyak tenaga kerja, ditambah keuntungan yang kita bisa dapatkan besar.
Sekarang ini, pemasukan negara dari Industri kreatif di Indonesia semakin meningkat. Itu diucapkan
oleh Ibu Mari Elka Pangestu di acara Pameran Ekonomi Kreatif di Jakarta tahun 2009 lalu. Bahkan
duniapun menyadari itu. Salah satunya Inggris.
Saya waktu itu ikut serta dalam International Young Creative Entrepreneur Of The Year yang
diselenggarakan oleh British Council. Pemenang dari Indonesia akan diadu dengan pemenang dari
negara negara lain di Inggris. Ada beberapa kategori yang tersedia dan saya ikut dikategori Fashion
dengan membawa usaha saya REF Basketball Clothing.
Saya sih kalah waktu itu, hehehehe, tapi bukan itu inti dari cerita ini..
Yoris Sebastian, pemilik OMG Creative Consultant yang dulu dikenal dengan program I Like
Monday ketika masih di Hard Rock Cafe dan melahirkan begitu banyak produk yang kreatif adalah
perwakilan pertama dari Indonesia yang berangkat ke ajang dunia.
Disana dia jadi juara pertama. Bayangkan, juara dunia International Young Creative Entrepreneur
Of The Year Award adalah orang Indonesia.
Bukan hanya itu, ternyata Indonesia langganan juara dunia kompetisi itu. Begitu seringnya
Indonesia juara, sampai-sampai kontestan lain "ngeri" dengan perwakilan Indonesia karena selalu
menang. Kini, Indonesia sudah punya 5 juara dunia International Young Creative Entrepreneur Of
The Year Award Yoris Sebastian menang di 2006 untuk kategori music, Wahyu Aditya 2007 untuk kategori screen,
Sakti Parantean 2008 untuk kategori screen, di tahun 2009 Oscar Lawalata menang untuk fashion
dan 2010 Johansen Samsoedin untuk kategori design
Mereka katanya sudah memetakan BANDUNG sebagai salah satu kota kreatif dunia.
Dengan segala potensi yang dimiliki bangsa ini, yang jelas ada dan belum sepenuhnya
dimaksimalkan, siapa yang tidak optimis dengan Indonesia"
2 Wong orang luar negeri saja optimis kok dengan Indonesia"
Dari Sebuah Ledakan Sampai Sebuah Perjalanan...
Suatu pagi tanggal 17 juli 2009, saya sedang bersama sahabat-sahabat pagi saya.
Siaran Good Morning Hardrockers Show. Pekerjaan yang sudah saya lakukan sejak 2001.
Saya sudah pernah siaran dalam berbagai macam kondisi.
Saya pernah siaran pada hari ketika tragedi robohnya WTC terjadi di Amerika Serikat. Rasanya
aneh sekali. Rasanya tidak ingin membicarakan apapun selain kejadian tersebut.
Mata selalu tertuju ke arah televisi sambil melihat liputan dari lokasi.
Sama halnya ketika saya harus siaran pada hari tragedi Tsunami melanda Indonesia.
Rasanya tidak ingin tertawa. Senyum saja susah.
Tapi pagi itu, ada sesuatu yang berbeda terjadi.
Sebuah ledakan di Ritz Carlton dan JW Marriot membuat sebuah ledakan sendiri di Twitter.
Pada hari itu, Twitter menunjukkan karakter utamanya yang sesungguhnya.
Sebuah sarana untuk mengupdate status dengan kecepatan nyaris realtime.
Setiap orang menatap timelinenya sambil mencari kabar terbaru dari ledakan tersebut, dan juga
sambil saling meneruskan informasi alias me-retweet.
Menatap layar kaca, saya membaca nada-nada panik dan ketakutan yang tinggi.
Tweet orang-orang isinya teror.
Teror yang tersebar dalam 140 karakter.
Ditambah lagi tersebarnya foto-foto korban dengan segala luka yang tidak pantas untuk diteruskan
Kematian Kedua 3 Wiro Sableng 148 Dadu Setan Rajawali Emas 1

Cari Blog Ini