Ceritasilat Novel Online

Protokol Keempat 8

Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth Bagian 8


para pengawal Sri Ratu, ikut mengintip lewat gorden ke arah rumah yang hampir
tepat berseberangan itu. "Perampok bankkah" Pengedar obat terlarang?"
"Semacam itulah," Burkinshaw menanggapi.
"Orang asing," Royston menggeram. "Saya tidak suka mereka. Mestinya dilarang
saja masuk ke negeri ini."
Ginger, yang orangtuanya berasal dari Jamaica, menatap acuh tak acuh menembus
gorden. Mungo, si orang Skotlandia, sedang membawa naik dua buah kursi dari
lantai bawah. Mrs. Royston muncul bagai seekor tikus yang keluar dari tempat persembunyiannya,
setelah melepaskan rol-rol dan jepit-jepit rambutnya. "Apa ada yang mau," ia
bertanya, "minum teh panas?"
Barney, yang masih muda dan tampan, menyunggingkan senyum simpatik di wajahnya.
"Saya mau sekali itu, ma'am."
Ternyata itu menghabiskan seluruh waktu Mrs. Royston hari itu. Ia mulai
mempersiapkan cangkir teh pertama yang kemudian disusul tanpa henti dengan
? ?cangkir-cangkir teh selanjutnya jenis minuman yang nampaknya mendominasi
?hidupnya tanpa tanda-tanda adanya makanan padat sebagai pendamping.
Di kantor polisi, sersan yang sedang piket juga telah berhasil menentukan
identitas para penghuni rumah nomor 59 di Compton Street
224 "Dua orang Yunani Siprus, sir," ia melapor kepada Kepala Polisi King.
"Bersaudara dan keduanya masih bujangan, Andreas dan Spiridon Stephanides.
Tinggal di sini sekitar empat tahun, menurut polisi yang menangani bidang itu.
Kelihatannya mereka mengurus sebuah kedai sate ala Yunani dan sebuah kedai
makanan take-away di Holywell Cross."
Preston sudah menghabiskan setengah jam dalam upaya menelepon London. Pertamatama ia membangunkan petugas piket di Sentinel, yang kemudian menghubungkannya
dengan Banks. "Barry, tolong kauhubungi C di mana pun dia berada dan minta dia
untuk menghubungi aku kembali."
Sir Nigel Irvine menelepon lima menit kemudian, yang bersikap begitu tenang dan
jernih seolah-olah ia bukan baru saja bangun dari tidur. Preston meleporkan
kepadanya semua peristiwa malam itu.
"Sir, ternyata ada tim penyambutan di Sheffield. Dua agen Cabang Khusus dan tiga
agen berseni ga m yang diberi wewenang untuk melakukan penangkapan."
"Kukira itu tidak termasuk dalam rencana, John."
"Sedikitnya itu tanpa sepengetahuan saya."
"Baiklah, John, masalah itu aku yang akan mengurusnya di sini. Kau telah
menemukan rumah itu. Kau akan bergerak masuk sekarang?"
"Saya telah menemukan sebuah rumah," Preston
225 mengoreksi. "Saya tidak akan memasukinya karena saya kira ini bukan akhir dari
pelacakan ini. Satu hal lagi, sir. Kalau Winkler meninggalkan rumah itu dan akan
kembali ke tempat asalnya, saya ingin ia diperbolehkan pergi dengan damai.
Seandainya dia seorang kurir, atau pembawa pesan, atau hanya melakukan
pengecekan, maka orang-orang di pihaknya akan mengharapkan dia kembali ke Wina.
Kalau dia gagal untuk kembali, mereka akan mengubah rencana mereka secara
total." "Ya," kata Sir Nigel hati-hati. "Aku akan berbicara dengan Sir Bernard mengenai
hal itu. Kau ingin tetap mengendalikan operasi itu di sana atau kembali ke
London?" "Saya ingin tetap di sini dulu, kalau mungkin."
"Baik. Aku akan mengajukan permintaan tingkat tertinggi dari Enam bahwa apa yang
kauinginkan itu dikabulkan. Sekarang, lindungi dirimu dan buatlah laporan
operasimu itu ke Charles Street."
Setelah telepon diletakkannya. Sir Nigel menelepon Sir Bernard Hemmings di
rumahnya. Direktur Jenderal Lima setuju makan pagi bersamanya di Guards Club
pada jam delapan. "Begitulah, Bernard, mungkin saja Pusat (Partai Komunis Uni Soviet) sedang
meluncurkan sebuah operasi besar di dalam negeri ini, saat ini," kata C sambil
membubuhi rotinya yang kedua dengan mentega.
Sir Bernard Hemmings merasa sangat tertekan.
226 Ia duduk di situ dengan makanan di hadapannya yang belum disentuhnya. "Brian
seharusnya melaporkan insiden Glasgow itu padaku," katanya. "Sungguh gila!
Mengapa laporan itu masih saja tergeletak di meja tulisnya tanpa diproses?"
"Kita semua kadang-kadang melakukan kekeliruan dalam memberikan penilaian.
Errare huma-num est berbuat salah adalah manusiawi, begitulah," gumam Sir ?Nigel. "Sekarang ini, anak buahku di Wina berpendapat bahwa Winkler adalah
seorang kurir untuk suatu kelompok agen yang sudah lama terlibat dalam suatu
operasi, dan aku menyimpulkan bahwa Jan Marais mungkin salah satu dari kelompok
agen itu. Kini ternyata kelihatannya mungkin ada dua operasi terpisah."
Ia tidak mengaku bahwa ia sendirilah yang telah menulis telegram dari Wina itu
hari sebelumnya, untuk memperoleh apa yang diinginkannya dari rekannya
itu yaitu dilibatkannya Preston sebagai pengendali lapangan dalam operasi
?Winkler. Bagi C, selalu ada saat-saat dia sangat berterus terang dan ada saatsaat dia bersikap hati-hati dan menutup mulut.
"Dan operasi kedua, adalah operasi yang terkait dengan penyergapan di Glasgow
itu?" tanya Sir Bernard.
Sir Nigel mengangkat bahu. "Aku belum tahu pasti, Bernard. Kita hanya merabaraba dalam gelap. Yang jelas, Brian tidak percaya itu. Mungkin ia benar. Jika
begitu maka akulah yang akan ber 227 lumur telur di wajahku. Tapi, peristiwa Glasgow, transmiter misterius di
Midlands, kedatangan Winkler.... Orang itu, Winkler, merupakan petunjuk yang kita
peroleh karena nasib baik; mungkin itu yang terakhir yang bisa kita peroleh."
"Jadi apa kesimpulanmu, Nigel?"
C tersenyum dengan sikap meminta maaf. Itu adalah pertanyaan yang sudah
ditunggu-tunggunya. "Tidak ada kesimpulan, Bernard. Hanya beberapa perkiraan
semenlara. Jika Winkler tcrnyala seorang kurir, kukira dia pasti akan membuat
kontak dan menyampaikan barang yang dibawanya, atau menjemput barang yang
menjadi tujuan dari kedatangannya, di sebuah tempat umum. Tempat parkir, tanggul
sungai, bangku di sebuah taman, tempat duduk di pinggir sebuah kolam....
Seandainya ada suatu operasi besar yang sedang berlangsung di sini, pasti ada
seorang ilegal kelas satu di dalam negeri ini. Orang yang sedang memainkan
pertunjukan ini. Seandainya kau adalah dia, apakah kau menghendaki kurir-kurir
itu muncul di depan pintu rumahmu" Tentu saja tidak. Kau pasti akan minta satu
tempat pertemuan rahasia, barangkali dua. Mari diminum kopinya."
"Baik, setuju." Sir Bernard menunggu, sementara rekannya menuangkan secangkir
kopi untuknya. "Karena itulah, Bernard, kupikir Winkler itu pasti bukan ikan besarnya. Ia cuma
seorang kroco pesuruh, kurir, atau lainnya lagi. Begitu
?228 juga dengan dua orang Siprus di rumah kecil di Chesterfield itu. Cuma sleeper
saja, bukankah begitu pendapatmu?"
"Ya," Sir Bernard setuju, "sleeper kelas rendah."
"Karena itu, sekarang mulai nampak bahwa rumah di Chesterfield itu barangkali
berfungsi sebagai tempat penampung bagi paket-paket yang masuk, kiriman pos,
gudang penyimpan, atau barangkali pangkalan bagi transmiter itu. Yang jelas,
lokasinya benar, dua bunyi lengking yang ditangkap GCHQ dulu itu berasal dari
Distrik Derbyshire Peak dan dari bukit-bukit di sebelah utara Sheffield, yang
sangat mudah dicapai dari Chesterfield."
"Dan Winkler?" "Banyak kemungkinannya, Bernard. Teknisi yang dikirim untuk mereparasi
transmiter kalau alat itu mengalami kerusakan" Supervisor yang memantau
pelaksanaan" Apa pun dia sebenarnya, kukira kita harus membiarkan dia melapor
kembali bahwa semuanya berjalan lancar."
"Dan ikan besarnya menurut kau akan muncul nanti?"? ?Sir Nigel mengangkat bahu lagi. Kecemasan yang menghantuinya adalah bahwa Brian
Harcourt-Smith, yang kecewa karena gagalnya penangkapan di Sheffield, mungkin
akan merancang untuk menyerbu rumah di Chesterfield itu. Bagi Sir Nigel,
tindakan ini sangat terlalu dini. "Perkiraanku adalah bahwa pasti ada seorang
kontak di 229 sana di suatu tempat E;:uh dia yang akan menjumpai orang-orang Yunani itu atau
orang-orang Yunani itu yang akan menjumpai dia," katanya.
"Begini, Nigel, aku rasa kita harus membiarkan dulu rumah di Chesterfield itu,
paling tidak untuk sementara ini."
Kepala SIS nampak serius. "Bernard, sahabatku, aku setuju dengan pendapatmu.
Tapi Brian muda itu kelihatannya begitu tak sabar untuk menyerbu masuk dan
melakukan penangkapan. Ia sudah mencoba itu tadi malam di Sheffield. Memang,
penangkapan akan kelihatan baik untuk beberapa waktu, lapi...."
"Biar aku yang mengurus Harcourt-Smith, Nigel," kata Sir Bernard dengan murung.
"Aku memang sudah uzur, tapi singa tua ini masih bisa mengaum. Begini, aku akan
mengambil alih pengendalian operasi ini secara pribadi."
Sir Nigel menyandarkan tubuhnya ke depan dan meletakkan tangannya di lengan Sir
Bernard. "Aku sungguh berharap kau lakukan itu, Bernard."
Winkler meninggalkan rumah di Compton Street itu pada jam setengah sepuluh,
berjalan kaki. Mungo dan Barney menyelinap keluar dari rumah Royston, melewati
kebun, dan menyusul si Ceko di sudut Ashgate Road. Winkler kembali ke stasiun,
mengambil kereta jurusan London, dan dikuntit oleh tim pelacak pengganti di St
Pancras. Mungo dan Barney kembali ke Derbyshire.
230 Winkler tidak pernah balik lagi ke hotelnya. Apa pun yang telah ditinggalkannya
di sana, tidak diambilnya lagi, seperti ia meninggalkan koper berisi piama dan
kemeja di kereta api malam sebelumnya dan dia langsung menuju Heathrow. Ia
?menumpang pesawat sore yang terbang ke Wina. Kepala perwakilan Irvine di sana
melaporkan kemudian, bahwa pada saat tiba di Austria Winkler disambut oleh dua
orang pria dari Kedutaan Soviet.
Preston menghabiskan sisa hari ilu di kantor polisi setempat, menyaksikan
pelaksanaan prosedur administrasi yang sangat rumit, yang menyangkut pengawasan
di suatu propinsi. Mesin birokrasi sudah mulai berputar; Charles Street
mengontak Kantor Kementerian Dalam Negeri, yang lalu memberi wewenang pada
Kepala Polisi Distrik Derbyshire untuk memerintahkan Kepala Polisi King untuk
membantu Preston dan anak buahnya dalam segala hal. King senang saja melakukan
itu, tapi urusan administrasinya harus beres.
Len Stewart datang dengan mobil, membawa tim kedua, dan mereka semua ditempatkan
di mes polisi yang khusus untuk bujangan. Kakak beradik Stephanides diambil
fotonya dengan menggunakan lensa panjang saat mereka meninggalkan Compton Street
untuk pergi ke restoran mereka di Holywell Cross, beberapa saat sebelum tengah
hari, dan kemudian dikirimkan dengan sepeda motor ke
231 London. Ahli-ahli teknik lain datang dari Manchester, pergi ke sentral telepon
setempat, dan melakukan penyadapan terhadap kedua telepon mereka, yang di ramah
dan yang di restoran. Sebuah alat pelacak lokasi disusupkan ke dalam mobil
mereka. Saat sore menjelang senja, London telah berhasil mengidentifikasi mereka.
Sebenarnya mereka bukan orang Siprus, tapi benar mereka memang kakak-beradik.
Mereka adalah veteran Komunis Yunani, yang dulu pernah aktif dalam gerakan
ELLAS; mereka sudah dua puluh tahun meninggalkan daratan Yunani untuk pindah ke
Siprus. Karena itu Athena dengan senang hati memberikan informasi kepada London.
Nama mereka yang sebenarnya adalah Coslapopoulos. Menurut informasi dari
Nicosia, mereka telah menghilang dari Siprus delapan tahun yang lalu.
Catatan imigrasi di Croydon mengungkapkan kakak-beradik Stcphanides masuk ke
Inggris lima tahun yang lalu, sebagai warga negara Siprus yang sah dan diizinkan
untuk menetap. Catatan imigran di Chesterfield menunjukkan bahwa mereka tiba di sana tiga
setengah tahun yang lalu dari London, membuat sewa jangka panjang atas tempat
berjualan sate itu, dan membeli ramah kecil di Compton Street Sejak itu mereka
hidup sebagai warga yang damai dan patuh hukum. Enam hari dalam seminggu mereka
membuka restoran mereka untuk menampung orang
232 makan siang yang ternyata tidak terlalu menggembirakan dan mereka buka sampai ? ?malam, hasilnya jauh lebih bagus karena banyak orang membeli makanan untuk
dibawa pulang. Tidak ada orang di kantor polisi itu yang diberitahu alasan sesungguhnya dari
pengawasan itu, kecuali. Kepala Polisi King, dan hanya enam orang yang tahu
bahwa ada pengawasan. Yang lainnya hanya diberitahu bahwa operasi ini merupakan
bagian dari kampanye nasional pemberantasan obat terlarang. Orang-orang London
didatangkan, hanya karena mereka sudah mengenal wajah-wajah para pelakunya.
Beberapa saat setelah matahari terbenam, Preston menyelesaikan urusan
administrasi di kantor polisi itu, lalu pergi bergabung dengan Burkinshaw dan
timnya. Sebelum meninggalkan kantor polisi, ia mengucapkan terima kasih kepada
Kepala Polisi King, berulang-ulang, untuk semua bantuan yang diberikannya.
"Apakah Anda akan terus hadir selama pengawasan ini?" tanya kepala polisi itu.
"Ya, saya akan berada di sana," kata Preston. "Mengapa Anda bertanya?"
King tersenyum sedih. "Tadi malam hampir separo waktu kami habiskan melayani
seorang portir stasiun yang kena musibah. Rupanya seseorang telah memukulnya
jatuh dari sepeda motornya di halaman stasiun dan melarikan diri dengan motor
itu. Kami menemukan motor itu di Foljambe
233 Road, masih utuh. Tapi, dia memberikan ciri-ciri yang jelas mengenai orang yang
menyerangnya. Anda tidak akan banyak kHaar-keluar, kan?"
Tidak, saya kira tidak."
"Sungguh bijaksana," King menanggapi.
Di rumah di Compton Street, Mr. Royston diminta untuk melanjutkan kebiasaan
hidupnya sehari-hari, mengunjungi loko-toko di pagi hari dan pergi ke lapangan
hijau untuk main bowling di sore hari. Makanan dan minuman ekstra dimasukkan ke
dalam rumah setelah hari mulai gelap, kalau-kalau ada tetangga yang curiga
melihat selera makan Royston yang mendadak meningkat dengan drastis. Sebuah
pesawat televisi kecil dibawa masuk sebagai sarana hiburan bagi yang
diistilahkan Royston sebagai "anak-anak di atas", dan mereka semua bersiap-siap
untuk menunggu dan mengawasi.
Suami-istri Royston pindah ke kamar tidur yang di belakang, dan tempat tidur
single yang berada di kamar itu dipindahkan ke depan. Tempat tidur itu dipakai
bergantian oleh para pelacak ilu. Yang juga dibawa masuk adalah sebuah teropong
di atas tripod yang kuat daya jangkaunya, ditambah sebuah kamera berlensa
panjang untuk pengambilan foto di siang hari dan lensa inframerah untuk
pengambilan foto di malam hari. Dua mobil yang diisi bahan bakar penuh diparkir
dekat di situ, dan anak buah Len Stewart menangani ruang komunikasi di kantor
polisi itu, menghubungkan rumah
234 Royston, yang dilengkapi dengan perlengkapan manual, dengan London.
Ketika Preslon tiba di sana, keempat pelacak itu nampaknya sudah merasa kerasan
di rumah itu. Barney dan Mungo sedang tidur sejenak, satu di tempat tidur dan
lainnya di lantai; Ginger sedang duduk di sebuah kursi malas menghirup secangkir
teh yang masih hangat; Harry Burkinshaw sedang duduk bagaikan Buddha di sebuah
kursi empuk di belakang gorden-gorden berenda itu, memandang ke seberang ke arah
rumah kosong itu. Sebagai orang yang telah menghabiskan separo umurnya mengawasi dan melacak orang
yang dicurigai dalam hujan dan panas, siang maupun malam, Harry cukup senang.
Dia merasa hangat, tidak kehujanan, persediaan permen mint-nya masih cukup, dan
sepatunya dilepasnya. Pengawasan-pengawasan yang sebelum ini lebih buruk ia ?tahu itu. Rumah target ilu malahan bagian belakangnya berbatasan dengan tembok
beton setinggi empat setengah meter, stadion sepakbola itu yang artinya tidak
?ada yang perlu malam-malam meringkuk di balik semak-semak. Preston mengambil
kursi kosong di sebelahnya, di belakang kamera yang terpasang, dan menerima
secangkir teh dari Ginger.
"Apakah kau akan mendatangkan tim penyusup terselubung?" Harry bertanya. Yang
dimaksudkannya adalah para penyusup ahli yang dimiliki Dinas
235 Bantuan Teknik jika diperlukan penyusupan secara diam-diam.
Tidak," kata Preston. "Karena satu hal saja misalnya, kita bahkan tidak tahu
apakah ada orang lain di dalam sana. Alasan lainnya yaitu, mungkin saja ada
serangkaian peralatan yang bisa memberikan peringatan kalau ada penyusupan, dan
kita mungkin belum mendeteksinya semua. Terakhir, yang kutunggu adalah seorang
'Chummy' lain yang mungkin akan muncul. Jika benar dia muncul, maka kita akan
memakai mobil-mobil itu dan menguntit dia. Len bisa mengambil alih pengawasan
atas rumah itu." Mereka lalu bersiaga lagi dan tidak saling berbicara. Barney terbangun. "Ada
berita apa di TV?" ia bertanya.
"Tidak banyak," kata Ginger. "Berita petang. Omong kosong seperti biasa."
Dua puluh empat jam kemudian, pada hari Kamis petang pada jam yang sama, berita
TV cukup menarik. Di layar kecil itu nampak Perdana Menteri sedang berdiri di


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

undakan Downing Street 10 mengenakan setelan biru yang rapi, berhadapan dengan
sejumlah wartawan dan kru televisi.
Ia mengumumkan bahwa ia baru saja kembali dari Buckingham Palace, ia telah
mengajukan permintaan untuk membubarkan Parlemen. Konsekuensinya, negara harus
bersiap-siap untuk pemilihan umum, yang akan diselenggarakan pada tanggal 18
Juni. Sisa petang itu digunakan untuk
236 sensasi, para pemimpin dan pemuka semua partai politik menyatakan keyakinan
mereka, bnhwa mereka akan menang.
"Itu hanya untuk kaum terpelajar saja," Burkinshaw berkomentar ke arah Preston.
Tidak ada tanggapan apa-apa.
Preston yang seakan tenggelam dalam permenungan masih terus menatap ke layar TV.
Akhirnya ia berkata, "Kurasa sudah kuperoleh."
"Well, jangan pakai kamar kecil kami," kata Mungo.
"Apa maksudmu, John?" tanya Harry setelah tawa mereda.
"Deadline-ku," kata Preston, tapi ia tidak mau merincinya.
*** Pada tahun 1987 hanya sedikit sekali mobil buatan Eropa yang masih
mempertahankan bentuk lampu depan yang bundar dan kuno, dan salah satu yang
masih adalah Austin Mini. Mobil jenis inilah yang terdapat di antara banyak
mobil yang turun dari ferry Cherbourg yang berlabuh di Southampton, pada petang
tanggal 2 Juni. Mobil itu dibeli di Austria empat minggu sebelumnya, dibawa ke garasi rahasia di
Jerman, dimodifikasi, dan dibawa kembali ke Salzburg. Mobil itu memiliki suratsurat Austria yang lengkap, dan begitu juga si turis yang mengendarainya,
237 walaupun sebenarnya dia adalah orang Ceko, sumbangan kedua dan yang terakhir
dari StB untuk rencana Mayor Volkov dalam upaya mengimpor masuk ke negeri
Inggris komponen-komponen yang dibutuhkan Valcri Petrofsky.
Austin Mini itu digeledah di pabean, dan tak ditemukan sesuatu yang
mencurigakan. Setelah lolos dari pelabuhan Southampton, pengemudinya mengikuti
petunjuk yang sudah diberikan padanya sampai di suburb di utara kota pelabuhan ?itu ia meninggalkan jalan raya untuk masuk ke suatu tempat parkir yang luas.
?Saat ilu hari sudah cukup gelap dan di bagian belakang tempat parkir orang-orang
yang naik mobil dengan cepat di jalan raya tidak bisa melihatnya. Ia
membungkukkan badan dan dengan obeng mulai mengutak-atik lampu-lampu depan
mobilnya. . Pertama-tama dilepaskannya ring chrome yang menutup celah di antara unit lampu
itu dengan logam yang mengelilinginya yang menempel pada bumper mobil itu.
Dengan obeng besar ia lalu membuka sekrup-sekrup yang melekatkan lampu itu
dengan keras ke bumper mobil. Setelah semua sekrup lepas ia menarik keluar
seluruh unit itu lepas dari soket-nya7 melepaskan kabel-kabel sistem listrik
mobil itu ke bagian belakang mangkok lampu, dan meletakkan lampu yang nampak
sangat berat itu ke dalam sebuah (as kanvas yang ada di sebelahnya.
Makan waktu hampir satu jam untuk menge 238 luarkan kedua unit lampu itu. Setelah selesai, mobil kecil itu menatap ke depan
tanpa mata, dengan soket-soket lampu yang kosong. Keesokan paginya, agen itu
tahu, ia akan kembali ke situ dengan lampu-lampu baru yang dibelinya di
Southampton, memasangnya, dan melanjutkan perjalanannya.
Sekarang ia mengangkat tas kanvas yang berat itu, kembali ke jalan raya, dan
berjalan tiga ratus meter balik ke arah pelabuhan. Halte bis adalah tempat yang
sudah ditentukan. Ia melihat ke arlojinya; rendezvous akan berlangsung sepuluh
menit lagi. Tepat sepuluh menit kemudian, seorang pria yang mengenakan pakaian kulit hitam
pengendara sepeda motor berjalan menuju halte bis itu. Tidak ada orang lain di
situ. Pendatang baru itu melihat sekilas ke arah jalan dan berkomentar, "Selalu
lama rasanya menunggu bis rute malam yang terakhir."
Orang Ceko itu menarik napas lega. "Ya," ia menjawab, "tapi untungnya, saya
diharapkan sampai ke rumah tengah malam nanti."
Mereka menunggu tanpa berkata-kata sampai bis yang menuju Southampton tiba.
Orang Ceko itu meninggalkan tas kanvasnya dan menaiki bis. Saat lampu belakang
bis menghilang masuk ke dalam kota pelabuhan itu, si pengendara sepeda motor
mengangkat tas itu dan berjalan balik kc arah berlawanan di tempat ia tadi
memarkir motornya. 239 Ketika fajar tiba, setelah pergi ke Thetford untuk menukar pakaian dan menukar
kendaraan, ia tiba di rumahnya di Cherryhayes Close, Ipswich, membawa komponen
terakhir dalam daftar yang ditunggu-tunggunya selama berminggu-minggu. Kurir
Sembilan telah mengirimkan barang.
Dua hari kemudian, pengawasan atas rumah di Compton Street, Chesterfield, telah
berjalan selama seminggu dan tidak satu hal pun bisa dilaporkan.
Kakak-beradik Stephanidcs menjalani kehidupan yang benar-benar rutin. Mereka
bangun sekitar jam sembilan, menyibukkan diri sebentar di rumah, nampaknya
mereka membersihkan dan merawat sendiri rumahnya itu tanpa pembantu, dan
berangkat ke restoran naik mobil yang umurnya lima tahun, beberapa saat sebelum
tengah hari. Mereka bekerja sampai hampir tengah malam, dan pulang ke rumah
untuk tidur. Tidak pernah ada tamu dan sedikit sekali telepon. Telepon yang
masuk biasanya berkenaan dengan pesanan daging dan sayur-mayur atau urusanurusan rutin sehari-hari.
Di restoran yang terletak di Holywell Cross, Len Stewart dan anak buahnya
melaporkan hal yang sama. Telepon memang lebih sering terpakai, tapi lagi-lagi
percakapan meliputi pesanan makanan, booking meja, atau pengiriman anggur. Tidak
mungkin bagi seorang pelacak untuk makan di sana setiap malam; orang-orang
Yunani itu nampak seperti profesional yang sudah bertahun-tahun
240 hidup dalam penyamaran dan akan bisa mendeteksi seorang pelanggan yang terlalu
sering datang atau tinggal terlalu lama di situ. Tapi Stewart dan timnya
berupaya semaksimal mungkin.
Bagi mereka yang bertugas di rumah Royston masalah utamanya adalah rasa bosan.
Bahkan Mr. dan Mrs. Royston juga mulai merasa capek dengan kerepotan yang
disebabkan oleh kehadiran mereka, setelah kegairahan pada saat-saat awal sudah
mulai luntur. Royston menyatakan setuju untuk secara sukarela membantu kampanye
Partai Konservatif ia dengan tegas menolak membantu pihak lain dan jendela-? ?jendela rumahnya kini dipasangi poster-poster yang mendukung calon Tory dari
Partai Konservatif setempat.
Ini lebih memungkinkan adanya orang masuk dan keluar rumah itu, karena semua
orang yang mengenakan hiasan pita bunga di dada yang merupakan ciri Partai
Konsevatif yang terlihat meninggalkan atau masuk ke rumah itu, tidak akan
mengundang kecurigaan para tetangga. Burkinshaw dan timnya menggunakan taktik
ini. Mereka memakai hiasan pita bunga itu dan dengan demikian bisa berjalanjalan di luar rumah saat kakak-beradik Stcphanrdes masih berada di restoran
mereka. Dengan demikian situasi yang monoton bisa sedikit tertolong. Satusatunya orang yang kebal terhadap rasa bosan adalah Harry Burkinshaw.
Bagi anggota tim yang lain, hiburan utama mereka adalah televisi, dengan volume
yang dikecil - 241 kau, terutama pada saat suami-istri Royston sedang keluar, dan topik utama
siang-malam adalah kampanye pemilihan umum yang sedang berlangsung. Seminggu
memasuki masa kampanye itu, tiga hal mulai menjadi jelas.
Persekutuan Partai Liberal/Sosial Demokrat masih tetap gagal mencetak angka
dalam poli pendapat umum, dan situasi semakin berkembang ke arah terjadinya
persaingan tradisional antara Partai Konservatif dan Partai Buruh. Faktor kedua
adalah bahwa semua poli pendapat umum menunjukkan bahwa kedua partai utama ini
bersaing lebih ketat daripada yang bisa diantisipasi empat tahun yang lalu, pada
tahun 1983, pada waktu Partai Konservatif memenangkan pemilihan dengan gemilang;
selanjutnya, poli di tingkat distrik menunjukkan bahwa hasil yang dicapai di
delapan puluh distrik (daerah) pemilihan yang paling marjinal hampir pasti akan
menentukan warna pemerintahan negeri itu selanjutnya. Dalam setiap pemilihan,
"massa mengambang" yang mencakup sepuluh sampai dua puluh persen, menentukan
perimbangannya. Perkembangan ketiga adalah bahwa walaupun banyak dilibatkan issue-issue ekonomi?dan ideologi, dan walaupun semua partai mencoba memanfaatkan semaksimal mungkin
issue-issue tersebut kampanyenya semakin didominasi oleh issue yang lebih
?emosional sifatnya, yaitu perlucutan senjata nuklir unilateral. Semakin lama
semakin banyak poli yang menunjukkan bahwa perlombaan persen-242
jataan nuklir menempati prioritas pertama atau kedua perhatian masyarakat
Gerakan-gerakan kaum pasifis (penentang perang/pencinta damai), yang beraliran
Kiri dan yang kali ini sangat bersatu, meluncurkan kampanye mereka sendiri
secara serentak. Demonstrasi-demonstrasi besar-besaran terjadi hampir setiap
hari, yang didukung oleh liputan secara besar-besaran oleh surat kabar dan
televisi. Gerakan-gerakan itu, sementara tidak mengungkapkan adanya organisasi
pendukung dana yang nyata, nampaknya mampu menyewa ratusan bis dengan tarif
komersial, dengan sumber dana gabungan, untuk mengangkut para demonstran ke
sana-ke-mari ke seluruh negeri.
Tokoh-tokoh Ekstrem Kiri Partai Buruh, yang agnostik maupun atheis, tampil di
setiap panggung umum atau TV bersama para rohaniwan dari Gereja Anglikan aliran
modem, di mana para anggota suatu kelompok menghabiskan waktu mereka yang
terbatas untuk mengudara untuk mengangguk-angguk dengan serius, menyalakan
setuju terhadap point-point yang dikemukakan oleh kelompok tain.
Tak pelak lagi, walaupun persekutuan itu sebenarnya tidak bersifat unilateral,
target utama pendukung perlucutan senjata itu adalah Partai Konservatif, dan
sekutu utama mereka adalah Partai Buruh. Pimpinan" Partai Buruh, yang didukung
oleh Eksekutif Nasional yang hanya mengikuti
?243 ke mana angin bertiup secara terbuka menyatakan dirinya dan partainya mendukung
?setiap tuntutan kaum unilaleralis.
Sebuah tema lain yang dikemukakan dalam kampanye kaum Kiri adalah antiAmerikanisme. Di atas seratus panggung, semakin lama semakin tidak mungkin bagi
sang pewawancara atau pemandu acara untuk memancing, dari para pembicara
pendukung perlucutan senjata, suatu pernyataan yang mengutuk Uni Soviet; tema
yang terus diulang-ulang adalah kebencian terhadap Amerika, yang dilukiskan
sebagai maniak perang, imperialistis, dan ancaman bagi perdamaian dunia.
Pada hari Kamis tanggal 4 Juni, kampanye menjadi bergairah dengan adanya tawaran
mendadak dari Soviet yang memberikan "jaminan" akan menganggap seluruh Eropa
Barat, negara-negara netral dan juga negara-negara NATO, sebagai zona bebas
nuklir secara permanen apabila Amerika juga berbuat begitu.
Sebuah upaya dari Menteri Pertahanan Inggris untuk menjelaskan bahwa (a)
pengurangan persenjataan Eropa-Amerika selalu bisa diverifikasikan, sementara
pengurangan kepala nuklir Soviet tidak bisa, dan (b) Pakta Warsawa memiliki
empat kali lipat persenjataan yang konvensional lebih kuat daripada NATO telah ?diteriaki dan dicemoohkan dua kali sebelum makan siang, dan sang Menteri sampaisampai perlu diselamatkan dari serangan kaum pasifis oleh para bodyguard-nya.
244 "Semua orang akan berpendapat," Harry Burkinshaw mengomel sambil mengunyah
sebuah permen mint lagi, "bahwa pemilihan kali ini merupakan referendum nasional
mengenai perlucutan senjata nuklir."
"Benar sekali," kata Preston dengan tajam.
Pada hari Jumat Mayor Pelrofsky nampak berbelanja di Ipswich. Di sebuah toko
peralatan kantor ia membeli sebuah lemari baja kecil yang tingginya kira-kira
tujuh puluh lima sentimeter, lebarnya empat puluh lima sentimeter, dan dalamnya
tiga puluh sentimeter, dengan pintu yang bisa dikunci dengan aman. Dari sebuah
toko besi ia membeli sebuah gerobak dorong ringan berpegangan pendek dan beroda
dua yang biasa dipakai untuk memindahkan kaleng-kaleng sampah atau koper-koper
yang berat. Di toko bahan bangunan ia membeli dua papan yang panjangnya tiga
meter dan beraneka bilah kayu, tongkat, dan balok kayu, sedangkan sebuah toko
do-it-yoursetf menjual padanya sebuah kotak peralatan lengkap yang antara lain
berisi bor high-speed yang dilengkapi dengan serangkaian mata bor untuk baja
atau kayu, ditambah paku-paku, baut, mur, sekrup, sepasang sarung tangan heavydutyt dan beberapa lembar sepon. Ia mengakhiri programnya pagi itu di sebuah
toko alat-alat listrik, membeli empat aki sembilan volt dan sejumlah kabel
listrik muiti-warna. Ia sampai perlu dua kali mengangkut barang-barang itu de245 ngan sedan hatchback-nya kembali ke Cherryhayes Close, ia lalu menyimpan semua
itu ke dalam garasi. Setelah hari mulai gelap ia membawa sebagian besar
peralatan itu masuk ke dalam rumah.
Malam itu radio memberitahukan padanya dalam sandi Morse rincian kedatangan si
perakit, satu-satunya acara yang dia tidak diminta untuk menghafalkan. Itu akan
merupakan Rendezvous X dan harinya Senin tanggal delapan. Ketat, pikirnya,
sangat ketat, tapi dia akan masih bisa memenuhi target itu.
Sementara Pelrofsky menekuri buku catatan sekal ipakainya untuk menguraikan
sandi-sandi dan kakak-beradik Stephanides sedang menghidangkan moussaka dan
shish kebab pada sejumlah orang yang baru saja meninggalkan bar-bar di dekat
situ pada saat restoran hampir tutup, Preston berada di kantor polisi, sedang
menelepon Sir Bernard Hemmings.
"Pertanyaannya, John, adalah berapa lama kita akan sanggup bertahan di sana di
Chesterfield tanpa hasil apa-apa," kata Sir Bernard.
"Kan baru satu minggu, sir," kata Preston. "Banyak pengawasan lain memakan waktu
jauh lebih lama." "Ya, aku tahu itu. Soalnya, kita biasanya punya lebih banyak alasan untuk
melanjutkan. Di sini, semakin banyak pihak yang menghendaki penggerebekan atas
orang-orang Yunani itu, untuk
mengetahui mengapa mereka disekap di rumah itu, setidak-tidaknya. Mengapa kau
tidak setuju anak buahmu menyusup diam-diam untuk memergoki mereka ketika sedang
bekerja?" "Karena saya berpendapat bahwa mereka adalah profesional kelas satu dan mereka
akan mendeteksi penyusupan itu. Kalau itu terjadi, maka mereka mungkin akan
memakai cara yang aman untuk memperingatkan pengendalinya supaya jangan pernah
mengunjungi mereka lagi."
"Ya, kukira kau benar. Tepat sekali tindakanmu menunggui rumah itu bagaikan
seekor kambing yang dirantai di India, yang menunggu datangnya sang harimau.
Tapi... seandainya harimau itu tidak muncul?"
"Saya kira dia akan muncul, cepat atau lambat. Sir Bernard," kata Preston.
"Mohon saya diberi sedikit waktu lagi."
"Baiklah," Hemmings setuju setelah diam sebentar untuk berkonsultasi dengan
pihak lain di tempatnya berbicara itu. "Satu minggu, John. Jumat depan aku sudah
harus mengirim anak-anak dari Cabang Khusus untuk masuk ke sana dan mengobrakabrik tempat itu. Kita hadapi saja kenyataannya, orang yang sedang kaucari-cari
itu mungkin saja berada di dalam situ sejak semula."
"Saya kira tidak. Winkler tidak akan mendatangi sarang harimau itu sendiri. Saya
kira dia masih di luar sana, entah di mana, dan saya percaya dia akan muncul."
246 247 "Baiklah. Satu minggu, John. Jumat depan."
Sir Bernard menutup telepon itu. Preston menatap gagang telepon. Pemilihan akan
berlangsung tiga belas hari lagi. Ia mulai merasa murung. Mungkin saja selama
ini dia keliru. Tak ada orang lain, kecuali mungkin Sir Nigel, yang percaya
terhadap kecurigaannya itu. Sebuah lempeng polonium kecil dan seorang kurir Ceko kelas rendah tidak merupakan cukup bukti untuk melanjutkan
pencarian, dan mungkin keduanya tidak saling terkait
"Baiklah, Sir Bernard," ia berbicara kepada gagang telepon yang masih berdengung
itu, "satu minggu. Setelah itu toh aku memang akan cabut."
Jet Finnair dari Helsinki mendarat sore hari Senin esoknya, tepat waktu seperti
biasanya, dan rombongan penumpangnya lolos dari Heathrow tanpa hambatan yang
berarti. Salah satu dari mereka adalah seorang pria jangkung berjenggot, berumur
setengah baya yang paspor Finlandia-nya menyatakan bahwa namanya adalah Urho
Nuutila, dan kefasihannya berbicara dalam bahasa itu bisa dikaitkan dengan
kenyataan bahwa orangtuanya berasal dari Karelia. Sebenarnya dia orang Rusia
yang bernama Vassiliev yang profesinya adalah sarjana rekayasa nuklir yang
diperbantukan pada Artileri Angkatan Darat Soviet, Direktorat Riset
Persenjataan. Bahasa Inggrisnya tidak bagus, cuma cukup bisa dimengerti.
248 Setelah lolos dari pabean, ia menumpang bis layanan bandara ke Heathrow Penta
Hotel, berjalan masuk lewat depan, terus melewati reception, dan muncul di pintu
belakang yang menuju tempat parkir. Ia lalu menunggu di pintu itu di bawah sinar
matahari sore tanpa diperhatikan oleh siapa pun, sampai sebuah sedan hatchback
kecil meluncur mendekatinya. Pengemudinya membuka jendela mobil. "Apa benar di
sini tempat bis bandara menurunkan penumpangnya?" ia bertanya.
"Tidak," kata si pelancong. "Saya kira di depan sana."
"Anda berasal dari mana?" tanya orang muda itu.
"Finlandia," kata pria berjenggot itu.
"Pasti dingin di Finlandia sana."
"Tidak, bulan-bulan begini cuaca sedang panas-panasnya. Masalah utamanya adalah
nyamuk." Pria muda itu mengangguk. Vassiliev berjalan mengitari mobil dan memasukinya.


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mereka berlalu dari tempat itu.
"Nama?" tanya Pelrofsky..
"Vassiliev." "Itu cukup. Lainnya tidak perlu. Namaku Ross." "Jauhkah dari sini?" tanya
Vassiliev. "Sekitar dua jam."
Mereka menempuh perjalanan dengan berdiam diri. Pelrofsky melakukan tiga manuver
yang berbeda-beda untuk mengecek apakah ada yang menguntit Mereka tiba di
Cherryhayes dose tepat 249 sebelum petang tiba. Di halaman depan rumah sebelah, tetangga Pelrofsky, Mr.
Armitage, sedang memangkas rumput dengan mesin.
"Teman?" Armitage bertanya saat Vassiliev turun dari mobil dan berjalan ke pintu
depan. Pelrofsky mengangkat satu-satunya koper kecil yang dibawa tamunya dari belakang
mobil dan mengedipkan mala pada tetangganya. "Kantor pusat," ia berbisik.
"Kelakuan baik. Mungkin ada kenaikan pangkat"
"Oh, benar, saya harap begitu." Armitage tersenyum dan mengangguk menunjukkan
simpati, lalu melanjutkan memangkas rumput
Di dalam ruang duduk, Petrofsky menutup gorden-gorden seperti yang selalu
dilakukannya sebelum menyalakan lampu. Vassiliev berdiri tanpa bergerak dalam
ruangan yang remang-remang itu. "Baiklah," katanya saat lampu sudah menyala.
"Sekarang bisnis. Apa kau sudah menerima semuanya, sembilan paket, yang
dikirimkan kepadamu?"
"Ya. Semua sembilan."?"Mari kita cek semuanya. Satu bola mainan anak-anak yang beratnya sekitar dua
puluh kilogram." "Ada." "Satu pasang sepatu, satu kolak cerutu, satu selongsong gips." "Ada."
"Salu radio transistor, satu alat cukur listrik, satu tube baja, sangat berat"
250 "Pasti ini." Petrofsky menghampiri sebuah lemari dan mengacungkan sebatang logam
berat yang dibungkus dengan bahan anti panas.
"Benar," kala Vassiliev. "Akhirnya, satu pemadam api dengan satu pegangan, berat
luar biasa, dan sepasang lampu depan mobil yang juga sangat berat"
"Ada." "Well, kalau begitu sudah semuanya. Kalau kau bisa melengkapi sisa peralatan
yang dibeli di toko biasa itu, aku akan memulai merakit esok pagi."
"Mengapa tidak sekarang saja?"
"Begini, anak muda. Pertama-tama, penggergajian dan pengeboran pasti tidak akan
membuat tetangga senang pada jam-jam seperti ini. Kedua, aku lelah. Membuat
mainan seperti ini kita tidak boleh membuat kekeliruan. Aku akan mulai dengan
segar esok pagi dan akan selesai saat senja."
Petrofsky mengangguk. "Kau ambillah kamar tidur belakang. Akan kuantarkan kau
Rabu nanti tepat pada waktunya untuk naik pesawat pagi."
OBI KENOBI Dilarang meng-komersil-kan atau kenalan menimpa anda selamanya
251 20 Vassiliev memilih untuk bekerja di ruang duduk, dengan gorden gorden tertutup
dan dengan diterangi lampu listrik. Pertama-tama dia meminta kesembilan kiriman
itu dikumpulkan. "Kita memerlukan sebuah keranjang sampah," katanya. Petrofsky mengambil itu
untuk dia dari dapur. "Berikan padaku barangnya pada saat kuminta," kata si perakit. "Pertama, kotak
cerutu." Ia membuka segelnya dan mengangkat tutupnya. Kotak itu berisi dua lapis cerutu,
tiga belas di atas dan dua belas di bawah; setiap cerutu dibungkus dengan tube
aluminium. "Letaknya ketiga dari kiri, deretan bawah."
Benar. Ia mengeluarkan cerutu itu dari tubenya dan membelahnya dengan sebuah
silet. Dari dalam tembakau yang terbelah itu ia menarik keluar sebuah botol
kecil dari gelas yang ujungnya tidak rati dan dengan dua kabel terpilin yang
mencuat keluar. Sebuah detonator listrik. Sisa yang tak terpakai dibuang ke
dalam keranjang sampah. 252 "Selongsong gips."
Selongsong itu terdiri dari dua lapis. Lapis pertamanya dibiarkan mengeras dulu
sebelum lapis keduanya diterapkan. Di antara kedua lapis itu selembar bahan abuabu yang mirip adukan semen tipis dipasang melingkar, dilindungi oleh
polyethylene untuk mencegah adhesi, dan dibungkuskan melingkari lengan.
Vassiliev memisahkan dengan paksa kedua lapis gips, mengupas bahan abu-abu itu
dari tempat kedudukannya, melepaskan pelindung polyethylene, dan menggulungnya
kembali menjadi sebuah bola. Seperempat kilogram bahan peledak plastik.
Setelah menerima sepatu Lichka, ia memotong tumit-tumit kedua sepatu itu. Dari
satu tumit dikeluarkan sebuah lempeng baja bergaris lengah lima sentimeter
dengan tebal dua setengah sentimeter. Tepinya dibuat beralur sehingga lempeng
bundar itu berbentuk sebuah sekrup yang lebar dan tipis dengan satu permukaannya
diberi berlekuk dalam untuk bisa memuat ujung obeng yang lebar. Dari tumit yang
satu lagi dikeluarkan sebuah lempeng bundar logam abu-abu yang lebih tipis
dengan lebar lima sentimeter; itu adalah lithium, sejenis logam ultra ringan
yang, kalau diikatkan dengan polonium di saat terjadinya ledakan, akan membentuk
sebuah inisiator dan akan menyebabkan reaksi atom itu mencapai daya maksimalnya.
Lempeng bundar polonium pelengkapnya berada di dalam alat cukur listrik, yang
waktu itu sangat 253 mencemaskan Karel Wosniak, dan menjadi pengganti bagi lempeng yang hilang di
Glasgow. Masih ada lima kiriman selundupan yang belum ditangani
Pembungkus anti panas pada pipa exhaust yang diselundupkan dengan truk Hanomag
dikupas, sehingga nampak sebuah tube baja sepanjang enam puluh sentimeter dengan
berat dua puluh kilogram. Garis tengah dalamnya lima sentimeter garis luar
sepuluh sentimeter, sebab ketebalan logam itu dua setengah sentimeter dan
terbuat dari baja keras. Satu ujungnya diberi ring dan diberi beralur di bagian
dalamnya, ujung yang lain diberi penutup dari baja. Penutup itu berlubang kecil
di tengahnya, yang memungkinkan detonator listrik tadi dimasukkan melaluinya.
Dari radio transistor Prajurit Satu Romanov, Vassiliev mengeluarkan timer;
sebuah kolak baja tipis yang disegel berukuran dua kotak rokok yang digabung
vertikal. Di satu sisinya terdapat dua kenop bundar besar, satu merah dan satu
kuning; dari sisi yang lain mencuat dua kabel berwarna, negatif dan positif. Di
setiap sudutnya ada tonjolan mirip telinga yang diberi berlubang, untuk nantinya
dipakai sebagai pegangan ke kotak baja yang berisi bom.
Si perakit lalu mengambil pemadam api yang dulu diselundupkan dengan mobil Saab
milik Lundqvist dan membuka sekrup-sekrup di alasnya, yang sebelumnya telah
dicopot oleh orang-orang 25-; dari tim persiapan, ditutup dan dicat kembali untuk menutupi sambungannya. Lalu
isinya dikeluarkan dan ternyata bukan busa pemadam api tapi bahan penyumbat
lembut, dan terakhir sebuah tongkat berat yang terbuai dari logam sejenis limah
dengan panjang dua belas setengah sentimeter dengan garis tengah lima
sentimeter. Meskipun kecil ukurannya, beratnya empat setengah kilogram.
Vassiliev mengenakan sarung tangan lebal ketika akan menanganinya. Ternyata itu
adalah uranium-235 murni.
"Apakah bahan itu bersifat radioaktif?" tanya Petrofsky, yang menyaksikan dengan
tercengang. "Ya, tapi tidak terlalu berbahaya. Orang mengira bahwa semua zat radioaktif sama
berbahayanya. Itu keliru. Arloji yang bercahaya di malam hari juga bersifat
radioaktif, tapi kita mengenakannya. Uranium adalah zat yang memancarkan sinar
alpha, tingkat rendah. Nah, kalau plutonium itu memang mematikan. Juga bahan ?ini, kalau mencapai titik kritis, yaitu sesaat sebelum diledakkan tapi sekarang
?belum." Sepasang lampu depan mobil yang diangkut oleh mobil Austin Mini harus dikupas
cukup lama. Vassiliev mencopot kedua bola lampunya, filamen di dalamnya, dan
mangkok reflektor yang di dalam. Yang masih tinggal adalah sepasang mangkok
setengah bola yang sangat berat, masing-masing tebalnya dua selengah sentimeter
dan terbuat dari baja keras. Masing-masing mangkok diberi ring di
255 sekeliling bibirnya, dengan enam belas lubang untuk memuat mur dan baut. Jika
digabungkan, maka keduanya akan membentuk sebuah bola yang sempurna.
Salah satu mangkok itu mempunyai lubang sebesar lima sentimeter di alasnya, yang
diberi beralur di bagian dalamnya, untuk menampung colokan baja yang diambil
dari sepatu kiri Lichka. Mangkok yang satunya berisi sebuah tube pendek yang
mencuat keluar dari alasnya; di bagian dalam lebarnya lima sentimeter, diberi
ring penyekat dan di bagian luarnya diberi beralur untuk nantinya disekrupkan ke
silinder "meriam" baja yang berasal dari sistem exhaust truk Hanomag.
Komponen yang terakhir adalah bola mainan anak-anak yang diselundupkan oleh van
yang memuat perlengkapan berkemah. Vassiliev mengiris dan membuang kulit karet
yang mengkilap. Nampak sebuah bola logam berbinar di bawah cahaya lampu.
"Itu pembungkus timahnya," katanya. "Bola uraniumnya, yaitu inti bom nuklir yang
akan mengalami pembelahan fisi sel untuk menghasilkan reaksi nuklir, ada di
dalam. Aku akan mengeluarkannya nanti. Ilu juga radioaktif, seperti barang yang
di sana itu." Merasa puas bahwa ia telah mengumpulkan kesembilan komponen ilu, ia mulai
menggarap lemari bajanya. Setelah meletakkannya dengan punggung di lantai, ia
mengangkat tutupnya dan dengan
256 menggunakan bilah-bilah dan tongkat-tongkat kayu, ia membuat kerangka dalamnya
yang berbentuk mirip ayunan bayi rendah yang diletakkan di lantai lemari itu.
Ini lalu diselimulinya dengan lapisan tebal karet busa peredam guncangan.
"Aku akan menambah karet busanya lagi di sekitar sisi-sisinya dan di alasnya
nanti kalau bomnya sudah berada di dalam," ia menjelaskan.
Ia lalu mengambil keempat aki, dipasangi kabel, dari terminal ke terminal,
kemudian menggabungkan semuanya menjadi satu blok dengan menggunakan cello tape.
Akhirnya ia membuat empat lubang kecil pada tutup lemari itu dan mengikatkan
blok aki itu di dalamnya. Sudah lengah hari sekarang.
"Baiklah," katanya. "Sekarang mari kita rakit komponen-komponen ini. Ngomongngomong, sudah pernahkah kau melihat sebuah bom nuklir?"
"Belum," kata Pelrofsky dengan suara parau. Ia seorang pakar dalam pertempuran
tanpa senjata, tidak gentar menghadapi kepalan, pisau, atau senapan. Tapi sikap
riang Vassiliev yang tidak berperasaan, sementara dia mempersiapkan sebuah
kekuatan perusak yang mampu meratakan sebuah kota membuatnya cemas. Seperti
kebanyakan orang, Petrofsky menganggap ilmu nuklir sebagai suatu ilmu gaib.
"Dulu memang sangat rumit," kata si perakit. "Sangat besar ukurannya, bahkan
yang berdaya ledak kecil pun ukurannya besar, dan hanya bisa
257 dibuat dalam sebuah laboratorium dengan peralatan yang sangat rumit. Sekarang
bom-bom yang sangat canggih, yaitu bom-bom hidrogen yang berkekuatan
multimegalon, masih begitu. Tapi bom atom dasar di zaman sekarang telah
disederhanakan, sehingga bisa dirakit di semua bengkel sederhana jika suku ?cadangnya lengkap, tentunya, dengan sedikit hati-hati, keterampilan, dan
pengetahuan yang cukup."
"Hebat," kata Petrofsky. Vassiliev sedang memotong dan membuang lapisan timah
tipis di seputar bola uranium-235 itu. Timah itu tadinya dibungkuskan begitu
saja, seperti kertas pembungkus biasa dan sambungannya disegel dengan obor las.
Timah itu terlepas dengan gampang. Di dalamnya nampak bolanya yang bergaris
tengah dua belas setengah sentimeter, dengan lubang sebesar lima sentimeter yang
dibor tepat di pusatnya. "Ingin tahu bagaimana bekerjanya?" tanya Vassiliev.
"Tentu." "Bola ini adalah uranium. Beratnya lima belas setengah kilogram. Massanya tidak
cukup untuk membuatnya mencapai titik kritis. Uranium menjadi kritis kalau
massanya bertambah melebihi titik kritisnya."
"Apa maksudmu, 'menjadi kritis'?"
"Ia mulai mendesis. Bukan secara harfiah seper ti soda. Maksudku mendesis dalam
artian radioaktif. Ia akan melewati ambang ledak. Bola ini se 258 karang belum sampai ke tahap itu. Kaulihat tongkat pendek di sana itu?" "Ya."
Itu adalah tongkat uranium yang berasal dari dalam tabung pemadam api.
"Tongkat itu akan pas masuk ke lubang lima sentimeter di tengah bola ini. Kalau
itu dipasang, seluruh massa ini akan menjadi kritis. Silinder baja di sana itu
berfungsi sebagai wadah peluru seandainya ini pistol, dan tongkat uranium ini
adalah pelurunya. Jika diledakkan, maka peledak plastik itu akan mendorong
tongkat uranium ini melalui silinder itu masuk ke jantung bola ini."
"Dan meledaklah dia."
"Belum. Kita memerlukan inisiator. Jika dibiarkan begitu saja, uranium ini akan
mendesis dan akan habis, menciptakan miliaran debu radioaktif, tapi tidak
menghasilkan ledakan. Untuk membuat ledakan kita harus mengebom uranium yang
sedang kritis itu dengan kilatan kilatan neutron. Kedua lempeng bundar ini,
lithium dan polonium, membentuk inisiator-nya. Dalam keadaan terpisah, kedua
logam ini tidak berbahaya; polonium adalah zat yang memancarkan sinar alpha yang
lunak, lithium tidak mempunyai daya. Coba saling pukulkan keduanya, maka sesuatu
yang aneh akan terjadi. Akan terjadi semacam reaksi; akan terpancar kilatankilalan neutron yang diperlukan. Karena terkena kilatan ini, uranium itu pecah
terkoyak dengan mengeluarkan energi yang luar biasa be-259
sarnya yang mampu menghancurkan apa saja. Waktunya seperseratus juta detik.
?Penumbuk baja itu berfungsi untuk menampung semua itu selama waktu yang teramat
singkat itu." "Siapa yang akan menjatuhkan inisiator itu?" tanya Pelrofsky mencoba bercanda.
Vassiliev menyeringai. "Tidak ada. Kedua lempeng itu sudah berada di dalam sana,
tapi dipisahkan. Kita letakkan polonium itu di satu ujung lubang dalam bola
uranium tersebut, dan lithium-nya ditempelkan pada hidung proyektil uranium yang
akan meluncur masuk. Peluru itu akan masuk ke dalam silinder, dan terus menusuk
jantung bola uranium, dan lithium-nya yang berada di hidungnya akan menghantam
polonium yang menunggu di ujung lain terowongan ilu. Begitulah."
Vassiliev menggunakan setetes Super Glue lem super kuat untuk merekatkan ? ?lempeng polonium itu ke satu sisi dari colokan baja pipih yang berasal dari
tumit sepatu Lichka. Ia lalu menempelkan colokan itu dengan sekrup ke lubang
yang terdapat di alas salah satu mangkok baja (adi. Lalu diambilnya bola uranium
dan dimasukkannya ke dalam mangkok. Dinding dalam mangkok itu memiliki empat
tonjolan, yang besarnya pas dengan empat lekukan yang terdapat pada bola uranium
itu. Tonjolan dan lekukan itu bertemu dan bergabung, dan bola itu tertanam
dengan baik dalam mangkok tersebut. Vassiliev mengambil lampu ba-260
terai berbentuk pensil dan mengintip ke dalam lubang yang menembus pusat bola
uranium. "Itu dia," katanya, "sudah menunggu di dasar lubang."
Kemudian ia menempatkan mangkok baja yang kedua di atas mangkok yang pertama
untuk membentuk sebuah bola penuh, dan menghabiskan waktu satu jam untuk
mengencangkan keenam belas baut yang mengelilingi ring penyekat untuk mengikat
kedua setengah bola itu dengan erat
"Sekarang pistolnya," ia berkomentar. Ia menjejalkan bahan peledak plastik itu
kc dalam silinder baja sepanjang empat puluh lima sentimeter, menumbuknya dengan
mantap tapi pelan, dengan gagang sapu yang diambil dari dapur sampai bahan itu
terjcjal padat Melalui lubang kecil di alas silinder, Petrofsky dapat melihat
bahan peledak itu menonjol ke luar. Dengan Super Glue yang sama, Vassiliev
menempelkan lempeng lithium itu ke hidung yang rata dari tongkat uranium itu,
membungkusnya dengan tissue untuk memastikan ia tidak akan tergelincir kc arah
yang berlawanan di dalam silinder itu karena getaran, dan kemudian mendorong
tongkat itu kc arah alas tempat terdapat bahan peledaknya. Lalu dlsekrupkannya
silinder itu ke bola itu. Keseluruhannya nampak seperti sebuah semangka abu-abu
bergaris tengah tujuh belas setengah sentimeter dengan pegangan sepanjang empat
puluh lima sentimeter yang men-261
cuat dari satu sisinya; mirip sebuah granat longkal yang menggembung.
"Hampir selesai/ kata Vassilicv. "Sisanya adalah seperti membuat bom
konvensional." la memungut detonatornya, memisahkan kabel-kabelnya dari ujungnya dan
mengisolasinya dengan cello-lape. Kalau saling menyentuh maka akan terjadi
ledakan prematur. Seutas kabel lima Ampere dijalinkan pada setiap kabel yang
mencuat dari detonator. Lalu detonator itu ditekannya masuk melalui lubang di
ujung silinder sampai ia diselimuti oleh bahan peledak plastik.
la menurunkan bom itu bagaikan bayi ke wadahnya yang mirip ayunan bayi, yang
beralas karet busa, menambah karet busa untuk dijejalkan ke sisi-sisinya dan
juga di atasnya, seakan bayi itu akan ditidurkan. Hanya kedua kabel itu yang
dibiarkan nampak. Salah satunya dilekatkan pada terminal positif blok aki tadi.
Kabel ketiga mencuat dari terminal negatif aki-aki itu, jadi Vassiliev kini
memegang semua ujungnya di tangannya. Ia lalu mengisolasi setiap ujung yang
telanjang.

Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Knlau-kalau kabel-kabel ini bersentuhan." Ia menyeringai. "Itu akan benar-benar
Jadi bencana." Satu-satunya komponen yang belum dipakai adalah kotak timer. Vassiliev
menggunakan bor untuk membuat lima lubang di sisi lemari baja itu dekat dengan
bagian puncaknya. Lubang yang di tengah adalah untuk tempat keluar bagi kabelkabel yang mencuat dari belakang timer, yang
262 segera dijcjalkannya keluar. Empat lubang lainnya adalah untuk baut-baut tipis
yang berfungsi menempelkan timer itu ke bagian luar lemari baja. Selesai dengan
itu, ia menghubungkan kabel-kabel yang berasal dari aki-aki dan detonator itu ke
kabel-kabel yang berasal dari timer, sesuai dengan kode warnanya. Pelrofsky
menahan napasnya. "Jangan kualir," kata Vassiliev, yang bisa melihat kecemasannya. "Timer ini
sudah dites berulang-ulang di sana di negeri kita. Pcmotongnya, atau pemutus
arusnya, berada di dalam dan berfungsi dengan baik."
Ia lalu menghubungkan kabel-kabel yang terakhir, mengisolasi persendiannya
tebal-tebal, dan menurunkan tutup lemari itu, menguncinya rapat-rapat dan
melemparkan kuncinya kepada Petrofsky.
"Begitulah, Kamcrad Ross, sudah beres. Kau bisa memuatnya ke atas gerobak itu
dan mendorongnya ke mobil untuk diletakkan di belakang mobil hatchback-mu, dan
alat ini tidak akan rusak. Kau boleh membawa mobilmu ke mana saja getarannya ?tidak akan mengganggu alat ini. Ada satu hal lagi. Kenop kuning di sini ini,
kalau ditekan dengan keras, akan menyalakan timer, tapi tidak akan menghubungkan
arus listriknya. Timer-nyalah yang akan melakukan itu dua jam kemudian. Tekan
kenop kuning ini dan kau punya waktu dua jam untuk meloloskan diri. Kenop merah
ini merupakan peledak manual-nya. Kalau ditekan akan terjadi ledakan langsung."
263 Ia tidak tahu bahwa pengarahannya itu keliru. Ia cuma percaya saja akan apa yang
diberitahukan kepadanya. Hanya empat orang di Moskow yang tahu bahwa kedua kenop
itu berfungsi untuk menghasilkan ledakan langsung. Kini hari sudah petang.
"Nah, Kamerad Ross, aku mau makan, minum sedikit, tidur pulas, dan pulang esok
pagi, sekiranya kau tidak keberatan."
"Tentu," kata Petrofsky. "Mari kita pindahkan dulu lemari ini ke sudut sini, di
antara dinding penyekat dan meja minuman ini. Kautuanglah sendiri whisky-mu, dan
aku akan menyiapkan makan malam."
Mereka berangkat ke Heathrow Airport dengan mobil kecil Petrofsky pada jam
sepuluh keesokan harinya. Di suatu tempat di sebelah barai daya Colchester di
mana pepohonan lebat mencapai pinggir jalan, Petrofsky menghentikan mobilnya dan
keluar untuk menghirup udara segar. Beberapa detik kemudian Vassiliev mendengar
jeritan ketakutan yang tajam dan ia berlari untuk menyelidiki. Perakit itu tewas
dengan leher patah di balik sederetan pepohonan. Tubuhnya, yang dilucuti
identitasnya, terbujur di selokan dangkal dan ditutupi dengan ranting-ranting
pohon yang masih segar. Tubuh itu akan ditemukan dalam waktu satu atau dua hari,
barangkali lebih. Penyelidikan polisi akhirnya akan menyebabkan fotonya dimuat
di koran setempat, tetangga Petrofsky Armitage akan
? ?264 melihatnya atau tidak melihatnya, dan akan bisa atau tidak bisa mengenalinya.
Tapi toh semua itu akan terlambat. Petrofsky meluncur balik ke Ipswich.
Ia tidak menyesal. Ia mendapat instruksi yang cukup jelas dalam kaitan dengan si
perakit. Bagaimana Vassiliev berpikir bahwa ia akan bisa pulang ke rumah,
Petrofsky' tidak dapat membayangkan. Bagaimanapun juga, ia punya masalah lain.
Semuanya sudah siap sekarang, tapi waktunya amat singkat. Ia telah meninjau
Rendlesham Forest dan telah memilih lokasinya; yaitu suatu tempat yang lebat
terlindung, tapi hanya seratus meter jauhnya dari pagar kawat yang membatasi
pangkalan AU Amerika di Bentwaters. Di sana tidak akan ada orang pada jam empat
pagi, saat dia menekan kenop kuning agar bom nuklir itu meledak pada jam enam.
Ranting-ranting pohon segar akan menutupi lemari itu sementara menit-menit
merambat dan ia akan meluncur cepat dengan mobilnya ke London.
Satu-satunya hal yang belum diketahuinya adalah harinya. Isyarat untuk
melaksanakan hal ini ia tahu akan diberikan melalui berita bahasa Inggris ? ?yang disiarkan Radio Moskow pada jam sepuluh malam, sebelum operasi
dilaksanakan. Pesan itu akan disampaikan dalam bentuk kekeliruan bicara yang
disengaja oleh penyiar dalam acara berita pertama. Tapi karena Vassiliev tidak
bisa memberitahukan kepada mereka, Petrofsky masih
harus mcmbcritahu Moskow bahwa semuanya telah siap. Artinya harus ada pengiriman
berita yang terakhir lewat radio. Setelah itu, kakak-beradik Stcphanides sudah
bisa disingkirkan. Pada suatu senja yang hangat di bulan Juni, ia meninggalkan
Chcrryhaycs Close dan mengendarai mobilnya dengan tenang ke utara menuju ke
Thctford dan sepeda motornya. Pada jam sembilan, setelah bertukar pakaian dan
kendaraan, ia. mulai meluncur ke arah barat laut, ke kawasan Midlands Inggris.
Rasa bosan yang menyelimuti para pelacak setiap petang di kamar tidur depan di
lantai dua rumah Royston dipecahkan sesaat selelah jam sepuluh, ketika Lcn
Stewart berbicara lewat radio dari posisinya di kantor polisi.
"John, salah satu anak buahku sedang makan di kedai sate itu. Telepon berdering
dua kali, lalu peneleponnya menutupnya sendiri. Lalu berdering lagi dua kali,
dan ia menutupnya lagi. Kemudian ia melakukannya lagi untuk yang ketiga kalinya.
Yang mendengarkan memastikan hal itu."
"Apakah Yunani-Yunani itu mencoba menanggapinya?"
"Mereka terlambat mencapai telepon itu pada kesempatan pertama. Selelah itu.
mereka tidak mencoba lagi. Malahan terus saja melayani pembeli.... Sebentar....
John, kau masih di situ?"
"Ya, tentu." "Anak buahku di luar melaporkan bahwa salah
266 satu kakak-beradik itu pergi. Lewat belakang. Ia sedang menuju mobilnya."
"Dua mobil dengan empat agen harus mengikutinya," perintah Preston. "Yang dua
tetap tinggal di restoran. Si Yunani mungkin akan meninggalkan kota."
Ternyata tidak. Andreas Stcphanides naik mobil kembali ke Co m p Ion Street,
memarkir mobilnya, dan masuk ke dalam rumah. Lampu dinyalakan di balik gorden.
Tidak ada hal lain yang terjadi. Pada jam sebelas lewat dua puluh, lebih dini
dari biasanya, Spiridon menutup restorannya dan berjalan kaki pulang. Ia tiba di
rumah pada jam dua belas kurang seperempat
Ikan besar yang ditunggu Preston tiba sesaat sebelum tengah malam. Jalanan
sangat sepi. Hampir semua lampu rumah sudah dipadamkan. Preston lelah menyebar
keempat mobilnya beserta anak buahnya dalam lingkaran yang lebih jauh dan lebih
luas, dan tak seorang pun melihat dia datang. Yang pertama-tama menyadarkan
mereka adalah gumaman salah satu anak buah Stewart.
"Ada orang di ujung Compton Street, di persimpangan Cross Street"
"Melakukan apa?" tanya Prcslon.
"Tidak apa-apa. Berdiri tanpa bergerak di kegelapan."
"Tunggu." Saat itu gelap pekat di kamar tidur Royston di lanuii atas. Gordcn-gorden
ditutup dan para pe - 267 lacak berada jauh dari jendela. Mungo meringkuk di belakang kamera yang
menggunakan lensa inframerah. Preston menempelkan radio kecilnya ke telinganya.
Tim enam orang pimpinan Stewart dan dua pengemudi Burkinshaw dengan mobil-mobil
mereka ada di luar sana, entah di mana, semuanya dihubungkan dengan radio. Pintu
salah satu rumah membuka, dan seseorang mengeluarkan kucingnya. Lalu pintu itu
tertutup lagi. "Ia mulai bergerak," radio itu berbunyi. "Menuju ke arah kalian. Pelan-pelan."
"Kulihat dia," desis Ginger yang berada di salah satu jendela samping.
"Perawakan sedang, tinggi sedang. Jas hujan panjang warna gelap."
"Mungo, bisakah kaufoto dia di bawah lampu jalanan itu, tepat di depan rumah si
Yunani?" tanya Burkinshaw.
Mungo menggeser arah lensa sedikit. "Sudah kufokuskan ke arah lokasi cahaya,"
katanya. "Sepuluh meter lagi dia akan sampai ke situ," kata Ginger.
Tanpa suara sosok dalam jas hujan itu memasuki lingkaran cahaya yang berasal
dari lampu jalanan. Kamera Mungo menjepret lima kali dengan cepat. Orang itu
melewati lingkaran cahaya dan tiba di gerbang rumah Stcphanides. Ia berjalan di
jalan setapak yang pendek dan mengetuk pintu, bukan membunyikan bel. Pintu
membuka seketika itu juga. Tak ada penerangan di lorong masuk. Jas
268 hujan warna gelap itu berkelebat masuk ke dalam. Pintu menutup.
Di kamar tidur Royston ketegangan pecah.
"Mungo, keluarkan filmnya dan bawa ke lab polisi. Aku minta itu dicuci dan
dikirimkan segera ke Scotland Yard. Dan segera kirimkan ke Charles dan Sentinel.
Aku akan menghubungi mereka untuk siap mencoba melakukan identifikasi."
Sesuatu mengganggu benak Preston. Sesuatu mengenai cara orang itu berjalan. Saat
itu udara malam terasa hangat mengapa ia memakai jas hujan" Supaya tetap ?kering" Matahari bersinar seharian tadi. Menyembunyikan sesuatu" Pakaian
berwarna pucat, pakaian khusus"
"Mungo, ia mengenakan pakaian apa" Kau melihatnya secara elose-up."
Mungo sedang setengah jalan menuju ke pintu. "Jas hujan," katanya. "Warna gelap.
Panjang." "Di bawah itu."
Ginger bersiul. "Sepatu bot. Aku ingat sekarang. Bot setinggi dua puluh lima
sentimeter." "Buset, dia naik sepeda motor," kata Preston. Ia berbicara lewat radio. "Semua
orang turun ke jalan. Berjalan kaki saja. Tidak boleh ada suara mesin mobil.
Semua jalan di distrik ini kecuali Compton. Kita sedang mencari sebuah sepeda
motor dengan mesin yang masih hangat"
Masalahnya sekarang adalah, pikirnya, aku tidak tahu ia akan berapa lama berada
di dalam sana. 269 Lima mcnil" Sepuluh" Enam puluh" Ia menghubungi Len Stewart dengan radio.
"Len, John di sini. Kalau kita bisa menemukan sepeda motor itu, aku minta itu
dipasangi alat pelacak lokasi. Sementara itu, telepon Kepala Polisi King. Ia
harus melancarkan operasinya. Kalau si 'Chummy' pergi kita akan mengikutinya.
Tim Harry dan aku. Aku minta kau dan anak buahmu tetap mengawasi Yunani-Yunani
itu. Setelah kami pergi selama satu jam, polisi boleh menggerebek rumah itu dan
menangkap Yunani-Yunani itu."
Len Stewart, di dalam kantor polisi, menyatakan setuju dan mulai menelepon
Kepala Polisi King di rumahnya.
Dua puluh menit kemudian salah satu anggota tim pencari menemukan sepeda motor
itu. Ia melapor kepada Preston yang masih berada di rumah Royston.
"BMW besar, di ujung Queen Street. Ada kotak barang di belakang boncengan,
terkunci. Dua kantong sadel di kiri-kanan roda belakang, tidak terkunci. Mesin
dan knalpotnya masih hangat"
"Nomor registrasi?"
Nomornya dilaporkan, la meneruskannya kepada Len Stewart di kantor polisi.
Stewart minta identifikasi langsung atas nomor itu. Ternyata itu nomor dari
daerah Suffolk, terdaftar atas nama Mr. James Duncan Ross dari Dorchester.
"Kalau bukan motor curian, mungkin nomornya palsu, atau alamatnya fiktif," gumam
Preston. 270 Beberapa jam kemudian, polisi Dorchester memastikan bahwa kemungkinan ketiga itu
yang benar. Orang yang berhasil menemukan sepeda motor diperintahkan memasang alat pelacak
lokasi pada salah satu kantong sadel, dalam keadaan dihidupkan, dan menjauh dari
kendaraan itu. Orang itu, Joe, adalah salah satu dari dua pengemudi Burkinshaw.
Ia kembali ke mobilnya, menenangkan diri di belakang kemudi, dan memastikan
bahwa alat pelacak lokasi itu berfungsi dengan baik.
"Okay," kata Preston, "sekarang kita melakukan pergantian. Semua pengemudi
kembali ke mobil masing-masing. Tiga anak buah Len Stewart bergerak ke pintu
belakang di West Street ke pos pengawasan kami dan menggantikan kami. Satu per
satu, perlahan, dan sekarang." Kepada orang-orang di sekitarnya di ruangan itu
ia berkata, "Harry, bcrbenahlah. Kau duluan. Kauambil mobil yang terdepan. Aku
akan naik mobil dengan kau. Barney, Ginger, kauambil mobil yang di belakang.
Kalau Mungo bisa kembali pada waktunya, ia akan bergabung dengan aku."
Satu demi satu, anak buah Stewart tiba di situ untuk menggantikan tim
Burkinshaw. Preston berdoa minta supaya si agen di seberang jalan belum bergerak
keluar sementara pergantian sedang berlangsung. Ia yang terakhir beranjak,
melongokkan kepala ke dalam kamar tidur suami-istri Royston untuk menyatakan
terima kasihnya atas bantuan mereka dan memastikan bahwa semuanya akan
271 berakhir saat subuh nanti. Bisikan yang membatas ucapannya itu terdengar sangat
cemas. Preston menyelinap melalui kebun belakang dan masuk ke West Street, lima menit
kemudian ia bergabung dengan Burkinshaw dan Joe, si pengemudi di mobil terdepan
yang diparkir di Foljambe Road. Ginger dan Barney melapor mereka sudah masuk ke
mobil kedua di ujung Marsdcn Street, yang masuk dari Saltcrgatc.
"Tentu," kata Burkinshaw dengan murung, "kalau tidak dibantu alat di sepeda
motor itu, kita akan kerepotan sekali."
Preston duduk di jok belakang. Di sebelah sopir, Burkinshaw menyaksikan panel
display pesawat pengontrol di depannya. Seperti sebuah layar radar kecil, panel
itu menampilkan gerak cahaya bergelombang yang bergerak dalam interval ritmis,
dengan indikator seperempat lingkaran yang menunjukkan arah target terhadap
mobil yang mereka tumpangi, atas sumbunya dari ujung-ke-ujung dan juga jarak
kurang-lebihnya dari mobil itu delapan ratus meter. Mobil kedua itu juga ?dilengkapi dengan peralatan yang sama, yang memungkinkan kedua operatornya
memperoleh data silang jika dikehendaki.
"Mudah-mudahan benar ini isyarat dari sepeda motor itu," kata Preston cemas.
"Kalau tidak, kita tidak akan sanggup menguntitnya di jalan-jalan seperti ini.
Jalan-jalan terlalu sepi dan dia terlalu mahir."
272 "Dia pergi dari situ."
Suara mendadak dari radio memutuskan pembicaraan. Anak buah Stewart dari kamar
tidur Royston melaporkan bahwa orang yang berjas hujan itu telah meninggalkan
rumah dan menyeberangi jalan. Mereka memastikan bahwa ia berjalan di sepanjang
Compton Street, menuju Cross Street dan ke arah lokasi BMW tadi. Lalu lenyap
dari pandangan. Dua menit kemudian salah satu pengemudi Stewart di SL Margaret's
Drive melaporkan bahwa si agen telah menyeberang di ujung jalan, dan masih lelap
menuju Queen Street. Setelah itu tidak ada apa-apa lagi. Lima menit berlalu.
Preston berdoa. "Dia sedang bergerak."
Burkinshaw tcrloncal-loncat di jok depan karena tegang suatu ulah yang sangat
?tidak biasa dilakukan oleh pelacak yang biasanya sangat tenang ini. Titik cahaya
di layar meluncur melintasi layar saat sepeda motor mengubah sudut antara
dirinya dan mobil itu. "Target sudah bergerak," mobil kedua memastikan.
"Beri dia jarak kira-kira dua kilometer, lalu kita berangkat," kata Preston.
"Hidupkan mesin sekarang."
Tilik cahaya itu bergerak ke selatan dan ke timur melalui pusat Chesterfield.
Ketika sudah dekat dengan bundaran Lordsmill, mobil-mobil itu mulai menguntit.
Saat mencapai bundaran itu, mc 273 reka tidak ragu lagi. Sinyal dari sepeda motor itu mantap dan kuat, lurus
menyusuri A617 ke arah Mansfield dan Newark. Jarak: kira-kira dua kilometer.
Bahkan lampu-lampu mereka tidak akan nampak oleh pengendara motor yang di depan.
Joe menyeringai. "Coba permainkan kami sekarang, kau bajingan," komentarnya.
Preston sebenarnya lebih suka kalau orang yang di depan itu naik mobil. Sepeda
motor sangat sulit dikuntit. Cepat dan berdaya manuver tinggi dan karena itu
mampu menyelinap di antara lalu lintas yang padat yang menghambat mobil
penguntil dan menyusup ke gang-gang sempit atau di antara tiang-tiang penghambat
lalu lintas yang sulit ditembus mobil. Bahkan di pedesaan, sepeda motor bisa
meninggalkan jalan raya dan melaju di atas rerumputan di mana mobil akan sulit
mengikuti. Yang penting adalah jangan sampai orang yang di depan sadar bahwa ia
sedang dikuntit. Pengendara yang di depan itu sangat mahir. Ia tetap berada dalam batas kecepatan
yang diizinkan, tapi jarang berada di bawah itu, dan mengambil tikungan-tikungan
tanpa mengurangi kecepatan. Ia tetap berada di jalan A6I7 di bawah jalan tol Ml,
melewati kota Mansfield yang masih tidur di pagi buta itu, dan terus ke arah
Newark. Setelah Derbyshire dilewati, maka di depan terbentang tanah pertanian
Nottinghamshire yang subur dan kaya, dan ia masih saja tidak mengurangi
kecepatan. Sesaat sebelum tiba di Newark ia berhenti.
274 "Jarak mengecil dengan cepat," kata Joc tiba-tiba.
"Matikan lampu, berhenti ke pinggir," tukas Preston.
Ternyata Petrofsky menyimpang ke sebuah jalan masuk, mematikan mesin dan
lampunya, dan duduk di persimpangan itu sambil menatap ke arah dari mana dia
datang tadi. Sebuah truk besar menderu melewatinya dan lenyap ke arah Newark.


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lalu tidak ada apa-apa lagi. Satu setengah kilometer dari situ, kedua mobil
pelacak berhenti di pinggir jalan. Petrofsky tetap diam selama lima menit, lalu
menghidupkan mesin dan naik lagi ke jalan raya, menuju ke arah tenggara. Ketika
mereka melihat titik cahaya di layar monitor bergerak Pergi> para pelacak
mengikutinya, dengan tetap menjaga jarak paling sedikit satu setengah kilometer.
Perburuan itu melewati Sungai Trent, lampu-lampu pabrik gula di sebelah kanan
mereka melaju dan menghilang, kemudian masuk ke kota Newark. Jam menunjukkan
pukul tiga kurang sedikit. Di dalam kota, sinyal berfluktuasi dengan liar saat
mobil pelacak membuat belokan-belokan menyusuri jalan-jalan di kota itu. Titik
cahaya itu membawa mereka ke jalan A46 yang menuju Lincoln, dan mobil-mobil itu
sudah masuk kira-kira satu kilometer ke jalan itu ketika Joe menginjak rem
dengan keras. 275 "Ia kabur di sebelah kanan kita," katanya. "Jarak makin membesar."
"Berbalik," kata Preston. Mereka menemukan belokan itu di dalam kota Newark;
target sudah sampai di jalan A17, ke tenggara lagi, ke arah Sleaford.
Di Chesterfield operasi yang dilancarkan polisi sudah sampai ke rumah
Stcphanides pada jam dua lima puluh lima. Ada sepuluh petugas berseragam dan dua
agen Cabang Khusus berpakaian preman. Kalau saja mereka datang sepuluh menit
lebih dini, dengan mudah mereka bisa menangkap kedua agen Soviet itu. Memang
nasib sedang sial. Pada saat agen-agen Cabang Khusus itu menghampiri pintu,
pintu itu terbuka. Kakak-beradik Stcphanides rupanya sedang bersiap-siap untuk berangkat dengan
mobil mereka, membawa radio untuk melakukan transmisi yang sudah ditransfer
dalam sandi dan sudah direkam di dalam transmiter itu. Andreas sedang keluar
untuk menghidupkan mesin mobilnya ketika ia melihat polisi-polisi itu. Spiridon
berada di belakangnya membawa transmiter. Andreas menjerit kaget, melangkah
mundur, dan menutup pintu dengan keras. Polisi terus maju mendobrak pintu dengan
bahu mereka. Ketika pintu itu rubuh, Andreas berada di belakangnya dan di bawahnya. Ia lalu
bangkit dan berkelahi seperti binatang di lorong masuk yang
276 sempit itu, dan perlu dua orang petugas untuk merubuhkan dia lagi.
Agen-agen Cabang Khusus berjalan melewati huru-hara ini, memeriksa sekilas
ruang-ruang di lantai satu, berteriak kepada dua orang yang berada di kebun
belakang yang tidak melihat ada yang muncul di situ, dan berlari ke lantai atas.
Kamar-kamar tidurnya ternyata kosong. Mereka menemukan Spiridon di loteng sempit
di bawah pinggiran atap. Transmiter berada di lantai, dicolokkan ke stopkontak
pada dinding, dan sebuah cahaya merah kecil memancar di panelnya. Spiridon maju
ke depan perlahan-lahan. Di Menwilh Hill pos penyimak GCHQ menangkap sebuah bunyi lengking tunggal dari
sebuah transmiter gelap dan mencatatnya pada jam dua lima puluh delapan di pagi
hari Kamis tanggal 11 Juni. Segera dilakukan pelacakan lokasi dengan
penghitungan trigonometri dan hasilnya adalah sebuah lokasi di ujung barat kota
Chesterfield. Kantor polisi di sana diberitahu dengan segera dan panggilan
telepon ditujukan ke mobil yang sedang dipakai oleh Kepala Polisi Robin King. Ia
menerima telepon itu dan mengatakan kepada Mcn-with Hill, "Saya tahu. Kami telah
menangkap mereka." Di Moskow, operator radio berpangkat sersan melepaskan headphone-nya dan
mengangguk ke arah teleprinter. "Pelan tapi jelas," katanya.
277 Printer itu mulai berbunyi, mengeluarkan lembaran kertas panjang yang penuh
dengan huruf-huruf yang tidak ada artinya. Setelah printer itu diam, petugas di
samping radio menyobek kertas itu dan memasukkannya ke dalam decoder mesin ?pengurai sandi yang sudah dipasang sesuai dengan formula dari catatan sekali?pakai yang sudah disepakati. Decoder itu menyerap lembaran kertas itu,
komputernya bekerja menguraikan sandi-sandinya, dan akhirnya keluarlah pesannya
dalam bentuk yang jelas. Petugas itu membaca teks itu dan tersenyum. Ia memutar
sebuah nomor telepon, menyebutkan identitas dirinya, memastikan identitas orang
yang diteleponnya itu, dan berkata,
"Aurora 'jalan'"
Setelah Newark tanah pedesaan semakin melandai dan angin semakin banyak.
Pengejaran memasuki daerah Lincolnshire yang berbukit-bukit dan bergelombang dan
jalan-jalan raya yang lurus bagai anak panah yang menuju ke daerah rawa-rawa.
Titik cahaya di layar itu mantap dan kuat, membawa kedua mobil Preston masuk ke
jalan A17 melewati Sleaford dan terus ke arah Wash dan Distrik Norfolk.
Di sebelah tenggara Sleaford, Petrofsky berhenti lagi dan mengamati cakrawala
yang gelap di belakangnya, untuk mencari kalau-kalau ada cahaya lampu. Tidak ada
apa-apa. Satu setengah kilometer di belakang dia, para pengejar menunggu dalam
278 gelap, sambil berdiam diri. Ketika titik cahaya mulai bergerak ke atas di layar
oscilloscope, mereka mengikutinya lagi.
Di desa Sulterton terjadi kebingungan lagi. Di ujung desa yang masih tidur itu
jalan bercabang dua; A16 yang menuju ke selatan ke arah Spalding, dan A17 yang
menuju ke tenggara ke arah Long Sutton dan King's Lynn, melintasi perbatasan di
Norfolk. Memakan waktu dua menit untuk memutuskan bahwa titik cahaya itu
bergerak ke A17, ke arah Norfolk. Kesenjangan jarak bertambah menjadi empat
setengah kilometer. "Perkecil jarak," perinlah Preston, dan Joe menekan gas sampai jarum speedometer
menunjuk angka seratus tiga puluh, sampai jarak diperkecil menjadi sekitar dua
kilometer. Di sebelah selatan King's Lynn mereka menyeberangi Sungai Ousc, dan beberapa
detik kemudian titik cahaya itu masuk ke jalan yang menuju ke selatan dari jalan
bypass yang menuju ke Downham Market dan Thetford.
"Gila dia mau ke mana sih?" Joe mengomel.
?"Dia pasti punya pangkalan di suatu tempat di sana," kala Preston dari
belakangnya. "Terus ikuti."
Di sebelah kiri mereka langit merah jambu menghiasi cakrawala di ufuk timur, dan
siluet-siluet pepohonan yang melaju lewat menjadi bertambah jelas. Joe mengganti
lampu besar dengan lampu kecil.
279 Jauh di sebelah selatan, lampu-lampu temaram menerangi iring-iringan bis yang
merayap di jalan-jalan yang macet melalui kota pasar Suffolk yang bernama Bury
St. Edmunds. Seluruhnya berjumlah dua ratus, yang datang dari berbagai penjuru
negeri, yang penuh padat berisi sampai kc jendela-jendelanya para pendukung ? ?perdamaian. Para demonstran lain datang dengan mobil, sepeda motor dan sepeda,
dan dengan berjalan kaki. Iring-iringan yang lamban itu, yang digantungi spanduk
dan poster, bergerak keluar kota dan masuk ke jalan A143 untuk kemudian berhenti
di persimpangan Ixworth. Bis-bis itu tidak bisa bergerak maju melalui jalanjalan rumput yang sempit dan terpaksa berhenti di pinggir jalan raya di dekat
persimpangan dan menurunkan muatan penumpangnya yang masih menguap karena kantuk
untuk menyambut fajar di pedesaan Suffolk. Para petugas ketertiban mulai
mengimbau dan membujuk kerumunan orang-orang itu untuk membentuk semacam
barisan, sementara polisi Suffolk duduk mengangkang di sepeda motor mereka dan
mengawasi. Di London, lampu-lampu masih menyala. Sir Bernard Hemmings baru saja diminta
meninggalkan rumahnya, baru saja diberitahu, sesuai permintaannya, kalau tim-tim
pelacak di Chesterfield sudah mulai membuntuti target mereka. Kini ia berada di
ruang radio di basement gedung di Cork
Street, dengan Brian Harcourt-Smith di sampingnya.
Di bagian kota yang lain. Sir Nigel Irvine, yang juga dibangunkan karena
permintaannya sendiri, kini sedang berada di kantornya di Sentinel House. Di
bawahnya, di basement, Blodwyn sudah duduk selama separo malam itu dan menatap
kc wajah laki-laki yang berdiri di bawah lampu jalan di sebuah kota kecil di
Derbyshire. Ia tadi dibawa dengan mobil dari rumahnya di Camden Town di pagi
buta, dan setuju untuk dating hanya jika diminta secara pribadi oleh Sir Nigel
sendiri. Sir Nigel menyambut dia dengan seikat bunga; untuk Sir Nigel dia
bersedia berjalan di atas pecahan kaca, tapi tidak untuk orang lain.
"Dia belum pernah berada di sini sebelum ini," Blodwyn tadi sudah menyatakan,
segera setelah ia menatap foto itu, "tapi toh....*
Satu jam kemudian ia mengalihkan perhatiannya ke Timur Tengah, dan pada jam
empat pagi ia berhasil mendeteksi orang itu. Ini adalah sumbangan dari Mossad
Israel; foto itu sudah enam tahun umurnya, agak kabur, dan merupakan satusatunya foto yang ada. Bahkan Mossad sendiri pun tidak yakin; teks yang
menyertainya menyatakan bahwa ini hanya perkiraan saja.
Salah satu orang mereka lelah mengambil foto itu di jalanan kota Damaskus.
Subjek itu menyebut dirinya Timothy Donnelly waktu itu, dan menyatakan bahwa ia
adalah seorang salesman untuk
280 281 Watcrford crystal. Karena curiga, Mossad lalu menangkap dia dan berkonsultasi
dengan orang-orang mereka di Dublin. Timothy Donnelly ini memang ada, tapi tidak
tinggal di Damaskus. Saat mereka tahu itu, orang yang ada dalam foto itu sudah
kabur. Dia tidak pernah muncul kembali.
"Ini adalah dia," kata Blodwyn. "Telinganya itu kentara sekali. Seharusnya dia
pakai topi." Sir Nigel menelepon ruang radio di basement gedung di Cork Street. "Kami rasa
kami telah membuat identifikasi, Bernard," katanya. "Kami bisa mengirimkan
kepadamu copy-nya." Mereka hampir saja kehilangan jejaknya tujuh setengah kilometer di sebelah
selatan King's Lynn. Mobil-mobil pengejar sedang meluncur menuju ke selatan ke
Downham Market ketika titik cahaya itu mulai menyimpang, mula-mula sulit
diikuti, tapi kemudian lebih tegas, ke arah timur. Preston memeriksa peta
jalannya. "Ia berbelok di sana masuk kc jalan A134," katanya. "Menuju ke Thctford. Di sini
kita belok kiri." Mereka menemukan orang itu lagi di Stradsctt, dan setelah itu perjalanan terus
lurus melalui hutan-hutan birkin, ek, dan pinus yang semakin lebat menuju ke
Thctford. Mereka sudah sampai ke puncak Gallows Hill dan bisa melihat kota pasar
kuno itu terbentang di hadapan mereka da 282 lam cahaya fajar yang temaram, ketika tiba-tiba Joc menghentikan mobil. "Dia
berhenti lagi." Memastikan lagi apakah dia dikuntit" Dia selalu melakukan itu di kawasan
pedesaan yang terbuka sebelum itu.
"Di mana posisinya?"
Joc mengkaji indikator jarak dan menunjuk ke depan. "Tepat di jantung kota,
John." Preston mengkaji petanya dengan cermat. Selain jalan tempat mereka sedang berada
sekarang, ada lima jalan lain yang keluar dari Thctford membentuk konfigurasi
yang mirip bintang. Hari semakin terang. Sudah jam lima. Preston menguap. "Kita
beri dia sepuluh menit."
Titik cahaya itu tidak bergerak juga setelah sepuluh menit, bahkan setelah
ditambah lima menit lagi. Preston mengirimkan mobilnya yang kedua untuk berputar
menyusuri ring road. Mobil kedua itu melakukan pengukuran trigonometri dengan
mobil pertama dari empat posisi yang berbeda; titik cahaya itu benar ada di
jantung kota Thelford. Preston memungut mike tangan.
"Okay, kukira kita menemukan pangkalannya. Kita akan bergerak masuk."
Kedua mobil itu meluncur menuju ke tengah kota. Mereka bertemu di Magdalen
Street, dan pada jam lima dua puluh lima mereka menemukan sebuah lapangan sempit
yang penuh garasi. Joe menggerakkan hidung mobilnya sampai mengarah
283 lepat kc salah salu pinlu garasi. Ketegangan semakin memuncak dalam diri para
pelacak. "la berada di dalam sana/ kala Joe. Preston turun dari mobil. Ia diikuti oleh
Barney dan Ginger dari mobil yang lain.
"Ginger, bisa kaudobrak pegangan pintu itu?"
Sebagai jawabannya Ginger mengambil sebatang linggis dari kotak peralatan di
salah satu mobil, menusukkannya ke pegangan pintu garasi dan mencongkelnya
dengan keras. Terdengar bunyi gemeretak di dalam kunci itu. Ia memandang
Preston, yang mengangguk. Ginger mendobrak pintu garasi dan cepat-cepat
melangkah mundur. Para pelacak yang berdiri di halaman hanya bisa menyaksikan saja. Sepeda motor
itu ditaruh berdiri pada standarnya di tengah garasi. Pada sebuah kaitan
tergantung seperangkat pakaian dari kulit hitam dan sebuah helm. Sepasang sepatu
bot ditaruh di dekat tembok. Di antara debu dan oli di lantai terdapat jejakjejak ban mobil. "Ya, Tuhan," kala Harry Burkinshaw, "kendaraan ditukar."
Joe melongok ke luar jendela mobilnya. "Cork baru saja menghubungi jaringan
kepolisian. Katanya mereka sudah memperoleh foto dengan wajahnya yang jelas. Kau
mau itu dikirim ke mana?"
"Kantor polisi Thctford," kata Preston. Ia memandang ke atas kc langit biru yang
jernih di atasnya. "Tapi sudah terlambat," ia berbisik.
284 OBI Dilarang mengkomcrsil kan atau kesialan menimpa anda selamanya
21 SESAAT selelah jam lima pagi, para demonstran akhirnya membentuk sebuah barisan
yang lebarnya tujuh orang dan panjangnya lebih dari satu setengah kilometer.
Bagian kepala barisan itu mulai bergerak di sepanjang jalan sempit dari
persimpangan Ixworth yang disebut A1088, tujuan mereka adalah desa Little
Fakcnham dan kemudian terus menyusuri jalan yang lebih sempit yang menuju
pangkalan udara Royal Air Force di Honington.
Saat itu pagi sangat cerah dan hangat dan semangat mereka tinggi, walaupun harus
bangun di pagi buta seperti yang ditentukan oleh para pemimpin mereka supaya
bisa tiba tepat pada waktunya untuk menyongsong angkutan American Galaxy yang
memuat rudal-rudal Cruise. Ketika kepala barisan itu muncul di antara pagar
semak yang mengapit jalan, badan arak-arakan itu mulai meneriakkan yel-yel
ritual, "No to Cruise Yanks out...."?Bertahun-tahun sebelumnya, pangkalan RAF di Honington berfungsi sebagai
pangkalan bagi pe - 285 sawal pembom Tornado dan lidak menarik minal masyarakat secara umum. Hanya
tergantung pada keputusan warga desa Little Fakcnham, Honington, dan Sapiston
untuk mcntolcrir raungan pesawat-pesawat Tornado di atas kepala mereka.
Keputusan untuk menjadikan Honington sebagai pangkalan rudal Cruise Inggris yang
ketiga telah mengubah semuanya.
Pesawat-pesawat Tornado dipindahkan ke Skotlandia, tapi sebagai gantinya
kedamaian daerah pedesaan itu telah dirusak oleh para pemrotes yang kebanyakan
adalah para wanita yang membuat ulah-ulah yang tidak umum, yang menduduki kebunkebun dan mendirikan tenda-tenda di tanah milik umum. Keadaan itu sudah
berlangsung selama dua tahun.
Sebelumnya memang ada demonstrasi-demonstrasi yang berpawai, tapi yang ini
adalah yang terbesar. Para wartawan dan reporter televisi hadir dalam jumlah
besar, para cameraman berlari-lari mundur di jalanan untuk mengambil film dari
tokoh-tokoh terkenal yang berada di lapisan paling depan arak-arakan itu. Itu
mencakup tiga anggota Kabinet Bayangan, dua uskup, seorang monsignor, berbagai
tokoh terkemuka dari gereja-gereja reformis, lima pimpinan serikat buruh, dan
dua akademisi terkemuka. Di belakang mereka adalah kaum pasifis, para pemrotes yang serius, rohaniwan,
para Quaker, mahasiswa, kaum marxis-leninis pro-Soviet, para
286 penganut paham Trotsky anti Soviet, para dosen, dan aktivis Partai Buruh,
berbaur dengan para pekerja yang menganggur, kaum punk, kaum gay, dan ekologis
yang berjenggot. Juga ada ratusan ibu rumah tangga yang prihatin, kaum pekerja
kantor, guru-guru, dan anak-anak sekolah.
Di sepanjang sisi-sisi jalan terdapat para pemrotes wanita yang bermukim di
situ, sebagian besar membawa poster dan spanduk, ada yang mengenakan jaket
bertopi dan ada yang rambutnya dipotong sangat pendek; mereka berpegangan tangan
dengan teman-teman wanita mereka yang lebih muda atau bertepuk tangan menyambut
arak-arakan yang bergerak kc mereka. Seluruh arak-arakan itu didahului oleh dua
polisi bersepeda motor. Pada jam lima lima belas Valcri Petrofsky sudah lolos dari Thctford dan seperti
biasanya ia mengendarai mobilnya dengan rileks ke selatan menyusuri jalan A1088
untuk nantinya masuk ke jalan raya yang menuju Ipswich dan rumahnya. Ia tidak
tidur semalaman dan ia merasa capek. Tapi ia tahu bahwa pesannya pasti sudah
dikirimkan pada jam tiga liga puluh; dan saat ini Moskow pasti sudah tahu bahwa
kerjanya tidak mengecewakan.
Ia melintasi perbatasan masuk ke kawasan Suffolk dekat Huston Hall dan melihat
seorang polisi bersepeda motor sedang duduk mengangkang di sepeda motornya di
pinggir jalan. Jalan yang salah
287

Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan jam yang salah; Petrofsky sudah berulang kali melewati jalan ini selama
beberapa bulan terakhir ini dan ia belum pemah melihat seorang polisi pun yang
berpatroli dengan sepeda motornya di jalan itu.
Satu setengah kilometer jauhnya dari situ, di Little Fakenham, segenap naluri
alamiahnya bangkit serentak dalam siaga penuh. Dua mobil polisi Rover bercat
putih diparkir di sebelah utara desa itu. Di sampingnya, sekelompok perwira
senior sedang berbincang dengan dua polisi bersepeda motor. Mereka memandang
sekilas kc arah dia saat dia melewati tempat itu, tapi tidak berupaya untuk
menghentikan dia. Upaya itu datang kemudian, di Ixwcrrth Thorpe. Petrofsky baru saja akan keluar
dari desa itu dan sedang mendekati gereja desa di sebelah kanan jalan ketika ia
melihat sebuah sepeda motor bersandar di pagar jalan dan sosok seorang polisi
sedang berdiri di lengah jalan, dengan radio dilekatkan kc mulutnya dan tangan
dinaikkan untuk menyetop dia. Ia mulai mengurangi laju mobilnya, tangan kanannya
diturunkannya kc kantong penyimpan peta di bagian dalam panel pintu tempat
sebuah pistol otomatis Finlandia tergeletak di bawah gulungan sweater wol.
Jika ini sebuah jebakan, ia di "box" dari belakang. Tapi polisi itu kelihatannya
sendirian saja. Tidak ada orang lain di dekat situ. Petrofsky melaju semakin
pelan dan berhenti. Sosok jangkung
28S dalam seragam vinyl hitam itu berjalan menghampiri jendela mobilnya dan
membungkukkan badan. Petrofsky berhadapan dengan seraut wajah Suffolk yang
kemerahan yang sama sekali tidak mengandung sifat jahat.
"Bolehkah saya minta Anda untuk berhenti di pinggir jalan, sir" Di sana saja di
depan gereja itu. Supaya Anda aman nanti."
Jadi memang benar sebuah jebakan. Jebakan itu tidak terlalu tersamar. Tapi
mengapa tidak ada orang lain di situ"
"Ada apa, Pak Polisi?"
"Kami kuatir jalan tersumbat di sebelah sana, sir. Kami akan membukanya
secepatnya." Benar atau palsu" Mungkin saja ada traktor yang terbalik di depan sana. Ia
memutuskan untuk tidak menembak polisi itu dan segera kabur saja. Tapi tunggu
dulu. Ia mengangguk, melepas kopling, dan berhenti di depan gereja. Lalu ia
menunggu. Dari kaca spion di atasnya ia melihat bahwa polisi itu tidak
memperhatikan dia lagi, tapi memberi isyarat pada pengendara mobil lainnya untuk
berhenti. Mungkin inilah saatnya, pikirnya. Kontra-intclijen. Tapi hanya satu
orang yang berada di dalam mobil itu. Mobil itu berhenti di belakangnya. Orang
itu turun dari mobil. "Apa yang terjadi?" ia berseru pada si polisi. Petrofsky bisa mendengar mereka
melalui jendela mobilnya yang terbuka.
289 "Anda tidak mendengar, sir" Ada demonstrasi. Semua koran memuatnya. Juga
televisi." "Oh, hell," kala pengemudi yang lain, "saya tidak tahu jalan ini yang dipakai.
Atau jam ini." "Tidak akan mengambil waktu lama untuk lewat di sini," kata polisi itu
menenangkan. "Tidak akan lebih dari satu jam."
Pada saat itu kepala arak-arakan muncul dari tikungan. Dengan rasa jijik dan
sikap merendahkan, Petrofsky memandang spanduk-spanduk itu dari kejauhan dan
mendengar teriakan-teriakan itu secara samar-samar. Ia turun dari mobil untuk
menyaksikan. Lapangan sempit berlantai aspal yang terletak masuk dari Magdalen Street dengan
tiga puluh garasi itu sekarang penuh orang. Beberapa menit setelah ditemukannya
sepeda motor yang ditinggalkan itu, Preston mengirimkan Barney dengan mobil
kedua berpacu menyusuri Grove Lane ke kantor polisi untuk minta bantuan. Di sana
ada seorang polisi petugas piket di meja depan, dan seorang sersan yang sedang
minum teh di belakang. Dalam waktu yang sama Preston menelepon London melalui jaringan komunikasi
polisi, dan walaupun itu merupakan sirkuit terbuka serta biasanya ia menggunakan
penyamaran sebagai agen persewaan mobil, kali ini ia membuang kewas 290 padaan seperti itu dan berbicara secara langsung dan terbuka kepada Sir Bernard
sendiri. "Saya membutuhkan dukungan satuan polisi Norfolk dan Suffolk," katanya. "Juga
sebuah heli, sir. Sangat segera. Atau semuanya akan lewat." Ia telah
menghabiskan dua puluh menit terakhir untuk mengkaji peta berskala besar kawasan
East Anglia, yang dibentangkannya di atas kap mesin mobil Joe.
Lima menit kemudian seorang polisi patroli bersepeda motor dari Thetford, yang
dikirim oleh sersan atasannya, masuk kc halaman, mematikan mesin dan memarkir
sepeda motornya. Ia berjalan menghampiri Preston sambil melepaskan helmnya.
"Anda orang yang dari London itu?" ia bertanya. "Apa yang bisa saya banhi?"
"Tidak akan bisa kecuali Anda seorang ahli sulap," Preston menghela napas.
Barney kembali dari kantor polisi. "Ini fotonya, John. Datang waktu aku sedang
berbicara dengan sersan piketnya."
Preston meneliti wajah tampan yang masih muda itu yang diambil potretnya di
jalanan kota Damaskus. "Bajingan kau," ia bergumam. Kata-katanya tidak jelas,
jadi tidak ada orang yang mendengarnya. Dua pesawat tempur pembom Amerika l-'lll berpacu di angkasa dalam formasi ketat, terbang rendah ke timur. Raungan
bunyi mesinnya memecahkan kesunyian kota kecil yang
291 baru saja bangun. Polisi itu tidak mendongak ke atas.
Barney yang berdiri di sisi Preston, mengikuti laju pesawat itu sampai lenyap di
kejauhan. "Berisik sekali," komentarnya.
"Ah, pesawat-pesawat itu selalu lewat Thctford," kata si polisi lokal. "Kalau
sudah biasa jadi tidak terasa. Datang dari Lakenheath."
"Bandara London juga parah," kata Barney, yang tinggal di Hounslow, "tapi paling
tidak pesawatnya tidak terbang serendah itu. Saya kira saya tidak akan tahan
kalau terus-terusan begitu."
"Jangan pedulikan itu, selama mereka masih di angkasa," kata si polisi sambil
mengupas bungkus sebatang coklat. "Asal jangan sampai jatuh saja. Pesawatpesawat itu membawa bom atom. Kecil, tapi."
Preston menoleh perlahan. "Apa yang Anda bilang tadi?" ia bertanya.
Di Cork Street, MI-5 bekerja dengan gesit. Tanpa menggunakan perantaraan
penasihat hukum. Sir Bernard Hemmings secara pribadi menelepon kedua asisten
komisaris (kriminal) daerah Norfolk dan Suffolk. Pejabat yang di Norwich masih
tidur, tapi di Ipswich rekannya sudah berada di kantornya karena adanya
demonstrasi besar yang menyita setengah kekuatan polisi Suffolk.
Asisten komisaris untuk Norfolk dihubungi pada saat yang sama dengan masuknya
telepon untuk 292 dia dari kantor polisi Thctford. Ia menyetujui untuk membantu sepenuhnya; urusan
administrasi bisa menyusul nanti.
Brian Harcourt-Smith sedang berupaya keras mendapatkan sebuah helikopter. Kedua
dinas intelijen Inggris itu mempunyai hak khusus untuk menggunakan helikopter,
yang pangkalannya ada di Northolt, di luar kota London. Bisa saja meminta
helikopter secara darurat, tapi biasanya dianjurkan pengaturan di muka. Wakil
Direktur Jenderal mendesak minta dijawab dengan segera bahwa sebuah helikopter
akan mengudara dalam waktu empat puluh menit dan bisa mendarat di Thetford empat
puluh menit kemudian. Harcourt-Smith minta Northolt menunggu sebentar. "Delapan
puluh menit," lapornya pada Sir Bernard.
Sang Direktur Jenderal kebetulan sedang berbicara dengan asisten komisaris untuk
Suffolk yang berada di kantornya di Ipswich. "Apa Anda punya helikopter polisi
yang siap pakai" Sekarang juga?" ia bertanya pada pejabat itu.
Diam sebentar karena Asisten Komisaris untuk Suffolk sedang bertanya pada
rekannya yang bertugas di kontrol lalu lintas udara jalur intern. "Kami punya
satu yang sedang mengudara di atas Bury SL Edmunds," katanya.
"Tolong kirim dia ke Thctford untuk mengambil salah satu petugas kami yang akan
ikut," kata Sir Bernard. "Saya tegaskan kepada Anda ini adalah masalah keamanan
nasional." 293 "Saya akan memberikan perintah sekarang," kata Asisten Komisaris untuk Suffolk
itu. Preston memberi isyarat kepada polisi Thetford supaya mendekat ke mobilnya.
"Tolong tunjukkan di mana letak pangkalan-pangkalan udara Amerika di sekitar
sini," katanya. Polisi itu meletakkan jarinya yang gemuk pada peta jalan itu. "Well, agak
tersebar, sir. Ada yang di Sculthorpc di sini di Norfolk utara, Lakenheath dan
Mildenhall di sini di sebelah barat, Chicksands di Bedfordshire meskipun saya ?kira itu sudah tidak dipakai lagi. Dan masih ada Bentwaters, di sini di pantai
Suffolk dekat Woodbridgc."
Sudah jam enam sekarang. Para demonstran berkerumun di sekitar dua mobil yang
diparkir di depan Church of AU Saints, sebuah gereja kecil tapi cantik, yang
umurnya setua desa itu sendiri, dengan atap ilalang Norfolk dan tanpa penerangan
listrik, sehingga doa petang masih dilakukan dengan cahaya lilin.
Petrofsky berdiri di samping mobilnya, kedua lengannya terlipat, wajahnya
tenang, menyaksikan mereka berjalan dengan santai melewati dia. Apa yang ada di
dalam benaknya adalah sangat jahat. Di seberang ladang-ladang di belakangnya,
sebuah helikopter pemantau lalu lintas membuat bunyi gaduh menuju ke utara, tapi
ia tidak bisa mendengarnya karena gaduhnya teriakan dan nyanyian para
demonstran. 294 Pengemudi mobil yang lain, yang ternyata adalah seorang salesman biskuit yang
sedang dalam perjalanan pulang setelah menghadiri seminar mengenai daya tarik
penjualan Butter Osborncs, berjalan menghampirinya. Ia mengangguk kc arah para
pengunjuk rasa itu. "Goblok," ia bergumam saat mereka sedang menyanyikan "No to
Cruise Yanks out. Orang Rusia itu tersenyum dan mengangguk. Tidak memperoleh
?tanggapan berupa kata-kata, salesman itu berjalan balik ke mobilnya sendiri,
masuk kc dalamnya, dan mulai membaca setumpuk brosur promosi perusahaannya.
Kalau saja Valeri Petrofsky memiliki selera humor yang baik, ia akan tersenyum
jika menyadari situasinya saat itu. Ia sedang berdiri di depan sebuah gereja
Tuhan, padahal dia tidak percaya akan Tuhan, dalam negeri yang sedang
diupayakannya untuk dihancurkan, dan memberikan jalan bagi orang-orang yang
sangat dibencinya. Dan lucunya, kalau misinya nanti sukses, maka semua tuntutan
para pengunjuk rasa itu akan terpenuhi. Ia menghela napas ketika rnemikirkan
betapa pasukan MVD di negerinya sendiri akan bisa menangani pawai seperti ini
dengan cepat sebelum menyerahkan para pemimpin demonstran kc para petugas di
Direktorat Utama Lima untuk diinterogasi secara berkepanjangan di Lefortovo.
Preston menatap kc bawah kc peta di mana dia sudah melingkari kelima pangkalan
udara Ame - 295 rika. Seandainya aku seorang ilegal yang tinggal di negeri asing dalam
penyamaran ketat dan sedang melaksanakan sebuah misi, pikirnya, aku akan mencoba
bersembunyi di sebuah desa besar atau kota besar.
Di Norfolk ada King's Lynn, Norwich, dan Yarmouth. Di Suffolk ada Lowestoft,
Bury St Edmunds, Colchester, dan Ipswich. Untuk kembali ke King's Lynn, yang
dekat dengan pangkalan udara AS Sculthorpe, agen itu harus berbalik melewati dia
di Gallows Hill. Itu tidak terjadi. Jadi tinggal empat pangkalan lagi, yang tiga
di sebelah barat sana dan yang satu di sebelah selatan.
Ia merenungkan kembali jalur perjalanan yang telah membawa targetnya dari
Chesterfield kc Thetford. Arahnya terus saja ke tenggara. Akan lebih logis
memilih pos tempat menukar sepeda motor dengan mobil di suatu tempat di
sepanjang jalur perjalanan. Dari Lakenheath dan Mildcnhall ke rumah transmiter
di Chesterfield, akan lebih logis menyewa sebuah garasi di Ely atau
Peterborough, dalam rute kc Midlands.
Ia mengambil jalur arah tenggara dari Midlands ke Thetford dan meneruskannya
lebih jauh ke tenggara. Jalur itu menunjuk tepat ke Ipswich. Delapan belas
kilometer dari Ipswich, yaitu di tengah-tengah hutan lebat dan dekat dengan
pantai, terletak Bcntwatcrs. Ia teringat ia pernah membaca entah di mana, bahwa
pesawat-pesawat F-5 diterbangkan dari sana, yaitu pesawat tempur pembom
296 modern yang dilengkapi dengan bom nuklir taktis yang dirancang untuk mampu
menahan serangan dua puluh sembilan ribu tank bersama-sama.
Di belakangnya radio milik sang polisi mengeluarkan bunyi. Polisi itu
menghampirinya dan menjawab panggilan itu. "Ada sebuah helikopter yang dalang
dari selatan," ia melaporkan.
"Itu buat saya," Preston berkata.
"Oh... ah... Anda ingin ia mendarat di mana?"
"Apa ada tanah yang rata di dekat sini?" tanya Preston.
"Tempat yang kami sebut 'Meadows'," kata polisi itu. "Masuknya dari Castle
Street setelah bundaran. Dan juga cukup kering tempatnya."
"Katakan padanya untuk mendarat di sana," kata Preston. "Saya akan menjumpai
dia." Ia lalu menghubungi timnya, beberapa di antara mereka sedang tidur di
mobil. "Semuanya masuk. Kita akan pergi ke 'Meadows'."
Sementara mereka masuk kc dalam kedua mobil itu, Preston mengambil petanya dan
membawanya kc polisi itu. "Coba katakan. Seandainya Anda ada di sini di Thetford
dan sedang naik mobil ke Ipswich, Anda akan lewat jalan yang mana?"
Tanpa ragu polisi bersepeda motor itu menunjuk ke sebuah lokasi di peta itu.
"Saya akan mengambil jalan A1088 yang langsung menuju Ixworth, melewati
persimpangan, dan terus untuk kemudian memotong lewat jalan raya A45 yang menuju
Ipswich, di sini di desa Elmswcll."
297 Preston mengangguk. "Saya juga sama. Mari kita berharap bahwa si 'Chummy' juga
berpikir sama. Saya ingin Anda tetap di sini dan mencoba melacak penyewa garasi
lainnya yang barangkali pernah melihat mobil orang yang hilang itu. Saya perlu
tahu nomor pelatnya."
Helikopter Bell yang ringan sedang menunggu di Meadows, dekat bundaran. Preston
turun dari mobil dengan membawa sebuah radio portable.
"Tinggal di sini," katanya pada Harry Burkinshaw. "Ini perjalanan jauh. Ia
barangkali sudah beberapa puluh kilometer jauhnya dari sini paling sedikit ia ?sudah mendahului kita lima puluh menit. Aku akan pergi sejauh Ipswich untuk
mencoba apakah aku akan mendeteksi sesuatu. Kalau tidak, tinggal tergantung pada
nomor pelat mobil itu. Seseorang mungkin pernah melihatnya. Kalau polisi
Thetford berhasil melacak orang yang pernah, melihatnya, hubungi aku di atas
sini." Ia menunduk di bawah pusaran rotor heli itu dan menaikinya masuk kc kabinnya
yang sempit, menunjukkan kartu identitasnya pada pilotnya dan mengangguk kepada
pengontrol lalu lintas yang mundur kc belakang untuk memberinya tempat "Cepat
sekali Anda tiba," ia berteriak kepada pilot itu.
"Saya sudah mengudara sebelumnya," pilot itu berteriak balik.
Helikopter itu mulai naik dan terbang menjauhi Thetford.
298 "Anda mau kc mana?" pilot itu bertanya.
"Kc jalan A1088."
"Ingin melihat demo itu, ya?"
"Demo apa?" Pilot itu memandangnya seakan Preston baru saja mendarat dari Mars. Heli itu,
hidungnya menghadap ke bawah, menderu ke arah tenggara dengan posisi sejajar
dengan jalan A1088 supaya Preston bisa melihat jalur arak-arakan pengunjuk rasa.
"Demonstrasi RAF Honington," pilot itu berkata. "Semua koran dan TV
membicarakannya." Preston tentu saja sudah melihat liputan berita tentang kermjngkinan adanya
demonstrasi terhadap pangkalan itu. Dua minggu lamanya ia menonton televisi di
Chesterfield. Dia cuma tidak menyadari bahwa pangkalan itu terletak di dekat
jalan A1088, antara Thctford dan Ixworth. Tiga puluh detik lagi ia akan bisa
melihat pangkalannya yang sebenarnya.
Jauh di sebelah kanannya matahari pagi bersinar di atas landasan pacu pangkalan
itu. Sebuah pesawat American Galaxy yang sangat besar sedang berputar dekat
pagar pangkalan setelah mendarat. Di luar gerbang-gerbang pangkalan, nampak
noktah-noktah hitam kerumunan polisi Suffolk yang jumlahnya ratusan. Punggung
mereka menempel kc pagar kawat, menghadapi para pengunjuk rasa.
Dari antara kerumunan massa yang padat di depan pagar betis polisi, segerombolan
pengunjuk 299 rasa berpakaian gelap, dengan spanduk-spanduk yang berkibar dan melambai di atas
kepala mereka, berlari menyusur jalan sempit yang menghubungkan lokasi itu
dengan jalan A1088, muncul di jalan itu, dan berlari kc arah tenggara kc
persimpangan ixworth. Tepat di bawahnya Preston bisa melihat desa Little Fakcnham, dan desa Honington
tidak jauh dari situ. Ia bisa melihat bangsal-bangsal Honington Hall dan bata
merah Malting Row di seberang jalan. Di sini kerumunan pengunjuk rasa adalah
yang terpadat saat mereka berjubel di sekitar mulut jalan sempit yang menuju
pangkalan itu. Jantungnya mulai berdebar keras.


Protokol Keempat Karya Frederick Forsyth di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Di hulu jalan yang keluar dari jantung desa Honington nampak sederetan mobil
yang panjangnya sekitar satu kilometer, dengan pengemudi yang tidak menyadari
jalan itu akan tertutup sebagian pagi itu, atau yang berharap akan bisa
menembusnya dalam waktu singkat. Ada lebih dari seratus kendaraan.
Lebih jauh ke hilir, tepat di jantung arak-arakan massa itu, ia bisa melihat
kilatan dua atau tiga atap mobil; jelas itu mobil-mobil yang diizinkan untuk
terus berjalan sesaat sebelum jalanan ditutup, lapi yang tidak berhasil mencapai
persimpangan Ixworth pada waktunya agar tidak terperangkap kemacetan. Ada
beberapa lagi di desa Ixworth Thorpe dan dua lagi diparkir dekat sebuah gereja
kecil lebih jauh lagi ke hilir.
300 "Aku tak tahu," ia berbisik.
Valeri Petrofsky melihat polisi yang tadi menyetopnya berjalan menghampirinya.
Pawai massa itu sudah menipis sedikit; tinggal ekornya saja dan itu pun sudah
akan lewat sekarang. "Maaf sampai begitu lama, sir. Nampaknya jumlahnya lebih banyak daripada yang
diperkirakan." Petrofsky mengangkat bahu dengan ramah. "Habis bagaimana lagi. Pak Polisi. Saya
tadi bodoh mau mencoba menembusnya. Saya pikir bisa lolos pada waktunya."
"Ah, cukup banyak mobil yang terperangkap. Tak akan lama lagi. Sepuluh menit
lagi orangnya akan habis, lalu diikuti beberapa van peliput berita di ekornya.
Begitu semua itu lewat, kami akan membuka jalan kembali."
Di seberang ladang-ladang di depan mereka, sebuah helikopter polisi mendesing
lewat membuat lingkaran besar. Dari mulut pintunya yang terbuka Petrofsky bisa
melihat sang pengontrol lalu lintas sedang berbicara ke walkie~talkie-i\ya.
"Harry, kau bisa dengar aku" Masuk, Harry, ini John." Preston duduk di mulut
pintu heli di atas Ixworth Thorpe, mencoba menghubungi Burkinshaw.
Suara si pelacak menjawab, dengan banyak gangguan komunikasi, dari Thetford.
"Harry di sini. Roger, John."
301 "Harry, di bawah sedang ada demonstrasi anti Cruise. Ada kemungkinan, cuma
kemungkinan, bahwa Chummy terperangkap di dalamnya. Tahan." Ia menoleh kepada
sang pilot. "Sudah berapa lama pawai itu berlangsung?"
"Sekitar satu jam."
"Kapan mereka mulai menutup jalan di Ixworth di bawah itu?"
Dari belakang, si pengontrol lalu lintas mencondongkan tubuhnya kc depan. "Jam
lima dua puluh," katanya.
Preston melihat kc arlojinya. Jam enam dua puluh lima. "Harry, cepat ke jalan
A134 ke Bury St. Edmunds, lalu ambil jalan A45, dan temui aku di persimpangan
jalan AI088 dan A45 di Elmswell. Minta si polisi yang berada di garasi itu
bertindak sebagai pemandu jalan di depan. Dan Harry, bilang pada Joc supaya
melarikan mobilnya seperti yang belum pernah dilakukannya seumur hidupnya." Ia
menepuk pilot itu di pundaknya. "Bawa saya kc Elmswell dan turunkan saya di
lapangan dekat persimpangan jalan itu."
Lewat udara hanya makan waktu lima menit. Saat terbang di atas persimpangan
Ixworth, melintasi jalan A143 Preston bisa melihat deretan bis bagaikan ?ular diparkir di mulut jalan; bis-bis yang tadi mengangkut sebagian besar para
?pengunjuk rasa ke daerah pedesaan yang cantik dan hijau. Dua menit kemudian ia
sudah bisa melihat jalan 302 raya A45 yang lebar membentang dari Bury St. Edmunds ke Ipswich.
Pilot memiringkan heli untuk membuat belokan, mencari-cari landasan yang bisa
dipakai mendarat. Ada lapangan-lapangan rumput di dekat titik di mana jalan
A1088 yang sempit menyilang jalan A45.
"Mungkin saja itu padang rumput yang berair," teriak si pilot. "Saya akan
terbang hover tak bergerak. Anda bisa melompat dari ketinggian beberapa kaki."
?Preston mengangguk. Ia menoleh kc sang pengontrol lalu lintas yang berseragam.
"Pakailah topi Anda. Anda ikut saya."
"Itu bukan pekerjaan saya," protes sersan itu, "saya pengontrol lalu lintas."
"Memang itulah yang saya minta dari Anda. Mari kita lompat."
Ia melompat setinggi enam puluh sentimeter dari pijakan heli Bell itu ke atas
rumput yang tebal dan tinggi. Sersan, polisi itu, sambil memegangi topinya yang
ditiup angin rotor, mengikutinya. Pilot itu naik lagi, lalu terbang pergi menuju
Ipswich yang merupakan pangkalannya.
Dengan Preston memimpin di depan, mereka berlari menyeberangi padang rumput,
melompati pagar, dan mencapai jalan A1088. Seratus meter dari situ, jalan itu
bergabung dengan jalan A45. Di seberang persimpangan mereka bisa melihat iring 303 iringan kendaraan yang lak ada habisnya ke arah Ipswich.
"Sekarang bagaimana?" tanya sersan polisi itu.
"Sekarang Anda berdiri di sini dan hentikan mobil-mobil yang menuju ke selatan
di jalan ini. Tanyakan kepada pengemudinya apakah dia sudah berada di jalan ini
sejak paling jauh Honington di utara itu. Kalau ia masuk kc jalan ini di sebelah
selatan persimpangan Ixworth, atau dari situ, biarkan dia terus. Lapor kepada
saya kalau Anda bertemu dengan mobil pertama yang lolos dari arak-arakan itu."
Preston lalu berjalan di jalan A45 dan memandang kc sebelah kanan, ke arah Bury
St. Edmunds. "Ayo, Harry. Ayolah."
Semua mobil yang menuju kc selatan diminta berhenti oleh si polisi berseragam,
tapi semuanya menyatakan mereka masuk ke jalan itu di sebelah selatan arakarakan demonstrasi anti nuklir. Dua puluh menit kemudian, Preston melihat si
polisi bersepeda motor dari Thctford, sirenenya meraung-raung membuka jalan,
berpacu ke arahnya diikuti kedua mobil pelacak. Semuanya lalu menggerit berhenti
di depan mulut jalan A108N. Polisi itu membuka helmnya.
"Saya harap Anda tahu apa yang Anda lakukan, sir. Saya kira ini sudah yang
paling cepat yang bisa kami lakukan. Pasti nanti akan ada pertanyaanpertanyaan." Preston mengucapkan terima kasih kepadanya
304 dan menginstruksikan kedua mobil pelacak untuk maju beberapa meter kc jalan
sempit itu. Ia menunjuk tanggul yang berumput. "Joe, tabrakkan mobilmu ke situ."
"Apa"!" "Tabrakkan. Tapi jangan keras-keras supaya mobilnya tidak hancur. Usahakan
supaya nampak sungguh-sungguh."
Kedua polisi itu menyaksikan dengan tercengang saat Joe menabrakkan mobilnya ke
tanggul di tepi jalan. Bagian belakang mobil itu mencuat dan memblokir separo
badan jalan. Preston menyuruh mobil yang lainnya maju lima belas meter. "Okay, keluar," ia
memberi instruksi pada pengemudinya. "Ayo, semuanya bersama-sama, sekarang.
Balikkan kc sampingnya."
Mereka harus mendorong tujuh kali sebelum berhasil membalikkan mobil milik MI-5
itu. Preston lalu mengambil sebuah batu dari pagar jalan dan menghantam salah
satu jendela mobil Joc, menyerok pecahan kristal kaca itu dengan kedua telapak
tangannya dan menaburkannya di jalanan.
"Ginger, kau berbaring di jalanan, di sini, dekat mobil Joe. Barney, ambil
selimut dari bagasi dan tutupkan di alas badannya. Seluruh badannya. Wajahnya
juga. Okay, yang lain lompati pagar itu dan jangan tampakkan diri kalian."
Preston memberi isyarat pada dua polisi itu untuk mendekat kepadanya. "Sersan,
anggap saja baru terjadi tabrakan karena mobil mengerem
305 mendadak. Saya minla Anda berdiri di sebelah jenazah itu dan mengarahkan lalu
lintas yang melewatinya. Dan Anda, parkir motor Anda, berjalanlah ke depan sana
dan pelankan laju lalu lintas yang datang dari sana saat mendekat ke tempat
ini." Masing-masing polisi itu telah menerima instruksi dari Ipswich dan Norwich.
Bckcrjasamalah dengan orang-orang dari London itu. Biarpun ternyata mereka itu
gila. Preston duduk di atas tanggul berumput, dengan saputangan ditempelkan kc
wajahnya, seakan sedang menghambat keluarnya darah dari hidung yang berdarah.
Tidak ada yang lebih ampuh yang bisa menyebabkan para pengendara mobil
mengurangi laju mobilnya daripada sebuah jenazah, atau membuat mereka menatap
melalui jendela mobil ketika melewatinya. Preston telah mengatur supaya
"jenazah" Ginger berada di sisi pengemudi berada untuk mobil-mobil yang menuju
ke selatan di jalan A1088.
Mayor Valeri Petrofsky berada dalam mobil ketujuh belas. Seperti mobil-mobil di
depannya, mobil keluarga model hatchback itu mengurangi kecepatannya ketika
melihat isyarat si polisi, lalu pelan-pelan melewati tempat kecelakaan itu. Di
dasar tanggul berumput, dengan mata setengah terpejam dan wajah yang di foto itu
terpeta di benaknya, Preston memandang agen Rusia yang hanya
306 tiga setengah meter darinya ketika mobil sedannya maju perlahan melewati kedua
mobil yang hampir memblokir badan jalan.
Dari sudut matanya Preston menyaksikan hatchback kecil itu membelok kc kiri ke
jalan A45, berhenti sebentar di depan lalu lintas yang melaju lewat situ,
kemudian masuk kc jalur kendaraan yang menuju Ipswich. Ia lalu bangkit dan
berlari. - Kedua pengemudi dan kedua pelacak kembali kc situ melompati pagar mendengar
panggilannya. Seorang pengendara mobil yang baru saja mengurangi kecepatan,
tercengang melihat "mayat" itu melompat bangun dan membantu lainnya membalikkan
mobil itu kembali kc posisi semula pada empat rodanya. Mobil itu jatuh ke jalan
dengan suara keras. Joe masuk ke mobilnya sendiri, duduk di belakang setir, lalu memundurkan
mobilnya lepas dari tanggul itu. Barney membersihkan lampu-lampu depan mobil ?itu dari lumpur dan rumput yang menempel sebelum ia memasukinya. Harry
Burkinshaw mengambil bukan satu tapi tiga permen mint dan memasukkan semuanya
? ?kc dalam mulutnya. Preston menghampiri polisi bersepeda motor itu. "Sebaiknya Anda kembali ke
Pedang Bayangan Panji Sakti 11 Pendekar Rajawali Sakti 209 Memburu Rajawali Hina Kelana 4

Cari Blog Ini