Ceritasilat Novel Online

Sumpah Aku Mau Banget 3

Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter Bagian 3


jenis cewek yang suka hal-hal yang ditalikan dengan baik.
"Besok, pada jam ini, masing-masing dari kalian akan
mengepas gaun." Ia berseri-seri pada siswa cewek. "Dan tuksedo,"
katanya sambil menoleh pada siswa cowok. "Pada Jumat malam
kalian akan diminta berpartisipasi dalam ujian kumulatif"satu
malam ujian yang akan meliputi semua hal yang telah kami
ajarkan. Dan kalian diharapkan untuk ber?dansa."
Pada saat itu aku cukup yakin semua cewek di ruangan itu
bisa mendengar kata "dansa."
Tapi aku memikirkan kembali kata-kata Bex selagi kami
berdiri di Sayap Timur yang kosong, dan aku, secara pribadi,
mendengar kata "pertandingan ulang."
Pengalaman saat Joe Solomon memasangkan penutup ke mata?
mu dan menerbangkanmu ke D.C. memang pentinng. Bagai?
manapun, bagian tersulit dalam misi top-secret bukanlah syok
atau rasa takut atau guncangan helikopter. Bagian tersulitnya"
adalah menunggu. Dan aku tahu aku bukan satu-satunya
Gallagher Girl yang merasa begitu, karena minggu setelah
pesta dansa diumumkan, banyak sekali rumor yang tersebar ke
seluruh koridor kami, aku bahkan hampir nggak bisa membeda?
kan yang benar dan yang salah.
Contohnya: Bukannya mengikuti ujian komprehensif, seperti yang diberi?
tahu?kan kepada kami, sebetulnya kami bakal ditugaskan untuk
menyusup ke prom yang akan diserang teroris. SALAH.
Semua cewek kelas delapan sekarang membenci Macey
McHenry karena semua cowok kelas delapan jatuh cinta pada?
nya. BENAR. 137 Isi-Croos my heart.indd 137
8/13/09 9:57:53 AM Chef Louis bakal menyajikan hidangan pembuka beracun
supaya kami terpaksa menciptakan penawarnya. Atau mati.
SALAH. Pelajaran P&P hari Kamis berfokus pada posisi defensif
yang bisa memberi istilah "kick pleat?"lipatan di bagian
belakang rok" arti yang sama sekali baru. BENAR.
Body-waxing sebagai taktik penyiksaan-garis-miring-interogasi
adalah tindakan ilegal di bawah hukum internasional. SALAH.
(Tapi kalau teriakan-teriakan yang datang dari kamar mandi
Tina Walters adalah indikasinya, seharusnya pernyataan di atas
benar.) Saat Jumat pagi, kau nggak mungkin bisa berjalan di koridor
tanpa mendengar paling tidak belasan pembicaraan yang me?
libat?kan jepit rambut (dan bukan dalam konteks membobol
kunci dan/atau pertahanan diri seperti yang biasanya terjadi).
Se?bagian diriku sedikit khawatir dengan keadaan saudarisaudari?ku, tapi bagian lain diriku tahu bahwa setengah ke?
suksesan misi ditentukan bahkan sebelum misi itu dimulai.
Persiapan itu penting. Dan, ternyata, persiapan bakal jadi dua
kali lebih penting untuk misi-misi yang melibatkan busana
formal. "Kau bisa diam nggak sih?" tuntut Macey saat menyambar
rahang?ku dan memegangi kepalaku supaya tidak bergerak
(karena semua orang tahu eyeliner bisa mematikan di tangan
yang salah). Tapi bagaimana mungkin aku bisa duduk di sana
seakan liquid liner-ku adalah hal terpenting di dunia" Kami
hanya punya waktu kurang dari satu jam sebelum pesta dansa
dimulai, dan waktu itu bisa kugunakan untuk membaca buku
pelajaran Kimia atau catatan Operasi Rahasia. Apa sahabat138
Isi-Croos my heart.indd 138
8/13/09 9:57:53 AM sahabatku nggak tahu bahwa ini ujian untuk seluruh sekolah"
untuk semua mata pelajaran, dan ini kesempatan besarku untuk
membalas ke?kalahan"
Tapi tidak. Aku nggak bisa belajar sama sekali, karena Liz
sedang memuntir-muntir rambutku dengan sangat menyakitkan
se?mentara Macey memberiku kuliah tiga menit tentang ke?
adaan pori-poriku. Sementara itu, Bex sibuk menjahitkan salah
satu cup antipeluru karya Dr. Fibs ke Wonderbra-nya dan
bukan?nya busa padanannya. Dan aku nggak bisa nggak berpikir
bahwa menjadi mata-mata itu sulit. Menjadi cewek itu sulit.
Tapi aku ragu ada yang lebih sulit daripada menjadi mata-mata
cewek. Aku bahkan nggak mau berpikir tentang apa yang dilaku?
kan para cowok saat itu, karena" halo" aku sudah melihat
tuksedo-tuksedo yang tergantung di kelas Budaya dan Asi?
milasi, dan semuanya hitam. Begitu juga sepatu mereka. Dan
dasi mereka. Dan rambut semua cowok Institut Blackthorne
pendek sekali, jadi aku sangat ragu mereka juga melalui semua
kerepotan ini. Nggak ada hal dalam hidup" apa lagi dalam
kehidupan mata-mata" yang adil.
Sudah hampir pukul tujuh. Suite kami dipenuhi aroma
parfum dan pengeriting rambut yang dinyalakan terlalu lama.
Dan di ujung koridor, kudengar Anna Fetterman berseru, "Ini
membuatku kelihatan gemuk, nggak?" walaupun beratnya cuma
50 kilogram. Ini bukan sekadar malam biasa di Akademi
Gallagher. Ini bukan sekadar ujian. Dan aku, khususnya, nggak
siap. Dalam banyak cara. "Bisa nggak seseorang menutup ritsletingku?" seru Eva, ber?
lari ke kamar secepat yang bisa dilakukan cewek setinggi 157
senti yang memakai hak tujuh senti. Tina muncul di suite kami
139 Isi-Croos my heart.indd 139
8/13/09 9:57:54 AM t.c dan bertanya apakah kami punya selotip (dan aku sangat
curiga dia memerlukannya untuk penggunaan yang sangat non?
tradisional). Segala hal terlihat lebih terang dan lebih keras, dan aku
nggak bisa menghilangkan perasaan bahwa kami sedang ber?
siap-siap untuk dites dengan begitu banyak cara, jadi aku me?
makai gaun merah itu. Aku tahu sudah saatnya aku berhenti
bersembunyi"bahkan dalam kamarku sendiri. Aku melupakan
fakta bahwa itu Jumat malam. Bahwa tiga kilometer jauhnya,
jenis sekolah yang berbeda sedang bersiap-siap untuk pesta
dansa yang sangat berbeda pula.
Aku berjalan ke pintu dan berkata, "Sudah waktunya."
Aku nggak pernah betul-betul tahu betapa seragam kami mem?
buat kami terlihat begitu seragam, sampai aku berdiri di puncak
Tangga Utama, menatap ke bawah ke selasar. Cewek-cewek
dari semua ukuran, bentuk, dan warna memakai sari berkilauan
dan gaun elegan. Untuk pertama kalinya, aku melihat apa
yang kuketahui sejak lama"bahwa kami bisa menghilang di
sudut dunia mana pun. "Kalian terlihat cantik, ladies." Madame Dabney berhenti di
depan kami dan menoleh pada Profesor Buckingham. "Oh,
Patricia, bukankah mereka cantik" Seandainya aku membawa
kamera" Mungkin aku harus kembali" Tunggu." Ia terdiam
tiba-tiba, seakan baru teringat sesuatu. "Ada satu di bros ini."
Ia menggiring Bex dan Macey mendekat, lalu memotret me?
reka dengan pin yang terpasang di syal sutra tipis di leher?
nya. Semua orang tersenyum. Dan kurasa kami memang tampak
cantik. Gaun Bex panjang dan hitam dengan bagian belakang
140 Isi-Croos my heart.indd 140
8/13/09 9:57:54 AM bertali-tali yang betul-betul memamerkan otot-ototnya; Liz
terlihat seperti peri (tapi dengan cara yang bagus) dalam gaun
pink lembut dengan rok mengembang. Dan Macey, tentu saja,
terlihat seperti supermodel dengan gaun hijaunya yang se?
derhana dan rambut diikat ekor kuda (aku tahu"ekor kuda"
Nggak bisa dipercaya.) Pintu depan terbuka dan kulihat beberapa pria dari bagian
maintenance masuk, mungkin untuk sedikit menyeimbangkan
rasio laki-laki dan perempuan. (Biar kuberitahu, seragam
bagian maintenance Akademi Gallagher sama sekali nggak bisa
dibandingkan dengan tuksedo.)
Tiga cowok kelas delapan mendekati Macey, memohonnya
untuk memberi mereka giliran berdansa, lalu aku mendengar
sebuah suara, rendah dan kuat, di belakangku.
"Well," kata Zach perlahan-lahan, mengamati semuanya"
dari sepatu yang nggak bisa kupakai berjalan, sampai tata
rambut yang dipaksakan Bex dan Macey. Lalu ia bersandar
pada pegangan tangga dan bersedekap. "Kau nggak kelihatan
jelek." Aku cukup yakin itu seharusnya pujian, tapi pemahamanku
atas dialek cowok masih sedikit kurang, dan Macey nggak ada
di dekatku, jadi aku harus berimprovisasi. "Kau juga."
Oh astaga, pikirku. Apakah dia tersenyum" Apakah dia ter?
tawa" Apakah mungkin Zach Goode dan aku baru saja meng?
alami momen busana formal, pra-misi rahasia"
Dan mungkin itu benar, tapi aku nggak akan pernah tahu,
karena tepat pada saat itu tumitku tersangkut keliman gaunku,
dan butuh setiap tetes keanggunan yang bisa kukeluarkan untuk
menghindari diriku jatuh terjerembab, wajahku duluan, hingga
gaunku terlepas (tahu, kan" gaun yang tanpa tali itu).
141 Isi-Croos my heart.indd 141
8/13/09 9:57:54 AM "Hati-hati, Gallagher Girl," kata Zach, memegangi sikuku
dengan cara yang diajarkan Madame Dabney pada para cowok
kemarin. Aku menarik lenganku. "Aku sangat mampu berjalan me?
nuruni tangga ini sendiri." Zach jelas juga lupa bahwa aku
mampu me?lempar?kannya ke bawah tangga itu, tapi Madame
Dabney ber?jalan melewati kami. "Seorang lady selalu menerima
dengan anggun saat seorang gentleman menawarkan lengannya,
Cammie sayang." Jadi lihat, kan"aku betul-betul nggak punya pilihan"
nggak mungkin jika Madame Dabney berdiri di sana, memotret
kami dengan brosnya. Aku menerima lengan Zach dan kami berjalan menuruni
tangga, menuju tes terbesar (dan" well" termewah) yang per?
nah dilakukan. Tapi apakah Zach gugup" Tidak. Dia cuma
me?nampil?kan senyum aku-tahu-sesuatu-yang-kau-nggak-tahu
yang sama, yang pertama kali ditunjukkannya padaku dalam
lift di D.C. "Hentikan." "Apa?" tanya Zach, terdengar tak bersalah, yang"aku ya?
kin"sama sekali nggak betul.
"Kau terlalu menikmati ini. Kau sampai menyeringai."
Kami sampai di selasar dan menoleh ke arah Aula Besar.
"Aku punya berita untukmu, Gallagher Girl, kalau kau nggak
menikmati ini, kau memilih bisnis yang salah."
Dan mungkin dia benar. Bagaimanapun, aku belum pernah
melihat Aula Besar terlihat sehebat saat itu. Meja-meja bulat
kecil berjajar di tepi ruangan, ditutupi bunga anggrek, lili, dan
mawar. Sekelompok pemusik memainkan karya Beethoven.
Pelayan membawa nampan-nampan makanan yang hampir
142 Isi-Croos my heart.indd 142
8/13/09 9:57:55 AM terlalu indah untuk dimakan. Ruangan itu sama sekali nggak
terlihat seperti sekolah dan persis seperti mansion"sempurna
dan elegan, dan aku mulai merasa ini betul-betul pesta dansa,
bahwa mungkin saja memakai gaun merah dan berdansa bisa
jadi menyenangkan. Tapi itu sebelum kulihat Joe Solomon berjalan ke arah
kami, membawa setumpuk dokumen di satu tangan dan dan
dengan ekspresi wajah yang merupakan peringatan suram bah?
wa malam ini bukan untuk main-main. Itu sebelum aku men?
dengar guru Operasi Rahasia-ku berkata, "Halo, ladies and
gentlemen. Kalian semua terlihat sangat menarik, tapi sayang?
nya menurutku kalian belum selesai bersiap-siap."
Bolehkah aku bilang bahwa betul-betul bagus Joe Solomon
merupakan agen yang sangat terlatih, karena jika tidak,
seharus?nya saat itu ia mengkhawatirkan keselamatan fisiknya.
Bagai?manapun, itu bukan hal yang seharusnya kauumumkan
pada seke?lompok cewek yang baru saja mem-wax, memakai
gel, me?nyemprot, dan memakai maskara untuk persiapan
malam ini. "Sayang sekali kami belum memberitahu bahwa malam ini
merupakan pesta topeng," kata Mr. Solomon, lalu kepanikan
dimulai. "Tapi kami tidak punya topeng atau" penyamaran atau?"
Courtney memulai, sebelum Mr. Solomon memotongnya.
"Inilah penyamaran kalian, Miss Bauer." Bukannya topeng,
Mr. Solomon memberikan map-map kepada kami. "Legenda
samaran, ladies and gentlemen. Kalian punya waktu tiga menit
untuk menghafal setiap potong informasi di dalamnya."
Langsung saja, tangan Liz terangkat.
Solomon tersenyum. "Meskipun kau tidak berada di jalur
143 Isi-Croos my heart.indd 143
8/13/09 9:57:55 AM Operasi Rahasia, Miss Sutton. Mata-mata adalah aktor terbaik,


Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ladies and gentlemen. Itulah inti pekerjaan kita. Jadi malam ini
misi kalian sederhana: kalian akan menjadi orang lain."
Rasanya kami sudah berhenti bermain mencoba-coba
baju. Ia mulai berjalan pergi tapi berhenti sejenak untuk berkata,
"Ini ujian, Anak-anak. Budaya, bahasa, observasi" Ujian se?
benar?nya dalam semua mata pelajaran itu tidak ada hubungan?
nya dengan kata-kata dalam sehelai kertas. Malam ini bukan
tentang mengetahui jawaban, ladies and gentlemen. Ini tentang
mempraktikkannya dalam hidup."
Aku menarik map yang bertuliskan namaku dari tumpukan
dan menemukan SIM, Kartu Jaminan Sosial, bahkan KTP dari
Departemen Luar Negeri"semuanya menggunakan fotoku dan
nama orang lain. Aku tahu aku memulai semester ini dengan janji untuk jadi
diri sendiri, tapi saat aku membuka map di tanganku, aku bisa
melihat bahwa bukan aku yang akan menghadiri pesta dansa
mengenakan gaun merah"Tiffany St. James, asisten Wakil
Menteri Dalam Negeri-lah yang melakukannya.
Dan itu mungkin hal paling menenangkan yang kudengar
sepanjang hari ini. 144 Isi-Croos my heart.indd 144
8/13/09 9:57:56 AM t.c Bab En a m B e l a s au mungkin pernah mendengar tentang ujian kumulatif;
tapi" well, itu malam yang juga kumulatif. Setiap bahasa yang
pernah kami pelajari diucapkan secara bersamaan di dalam
Aula Besar; ke mana pun aku berpaling kulihat seseorang ber?
pura-pura berasal dari negara yang pernah diajarkan Mr. Smith.
Rasanya seperti berada dalam paduan suara virtual musik,
aksen, dan dentingan peralatan makan. Dan aku mulai me?
nyadari bahwa punya legenda jauh lebih mudah saat kau ber?
sama orang-orang yang nggak mengetahui kebenarannya.
Maksudku, Tiffany St. James, asisten Wakil Menteri Dalam
Negeri, seharusnya penari yang baik, tapi begitu aku mencoba
melakukan fox-trot, aku merasa seluruh sekolah langsung me?
natapku. Tentu saja fakta bahwa, karena rasio cowok-dancewek kami saat ini, aku harus berdansa fox-trot dengan Dr.
Steve mungkin nggak membantu.
"Miss Morgan, kau benar-benar tampak cantik," kata Dr.
145 Isi-Croos my heart.indd 145
8/13/09 9:57:56 AM Steve padaku, itu memang manis, tapi aku tahu aku harus
bilang, "Maafkan saya. Anda pasti salah mengenali saya sebagai
orang lain. Nama saya Tiffany St. James."
Dr. Steve tertawa. "Bagus sekali, Miss Morgan" maksudku,
Miss St. James." Ia menggeleng kagum. "Betul-betul bagus se?
kali." Seakan kenyataan bahwa satu-satunya orang yang mengajak?
ku"maksudku, Tiffany"berdansa adalah Dr. Steve belum
cukup buruk, saat itu Zach melenggang lewat, tertawa dan me?
lirik padaku dari balik bahu Liz, sementara Liz menyemburkan
setiap fakta dari legendanya.
"Dan aku diberi nama menurut nama nenekku" Dan aku
Gemini" dan vegetarian" dan?"
Zach tertawa lagi dan memutar Liz.
Pada menit itu juga Josh dan DeeDee mungkin sedang
berdansa dalam gymnasium penuh pita, tapi aku berada dalam
Aula Besar di mansion. Berani taruhan, Spring Fling Roseville
pasti dimeriahkan DJ"mungkin band lokal"tapi aku sedang
mendengarkan Mozart yang dimainkan oleh empat anggota
orkestra New York Philharmonic (karena itu penyamaran me?
reka). Aku bertanya-tanya kapan aku akan mulai merasa
seperti Tiffany St. James, asisten Wakil Menteri Departemen
Dalam Negeri, dan berhenti merasa seperti cewek yang me?
makai gaun nggak cocok untuknya. (Juga, aku betul-betul
berharap Dr. Steve nggak mengajakku bergabung dengannya
untuk menari tango.) Legenda Courtney Bauer menyatakan bahwa ia putri dari
negara kecil di Eropa, jadi setiap beberapa menit Yang Mulia
akan memaksa berdansa dengan Grant, yang seharusnya me?
nyamar jadi playboy terkenal dan berutang banyak sekali pada
146 Isi-Croos my heart.indd 146
8/13/09 9:57:57 AM mafia Rusia. Karena itulah Grant bersembunyi dari Kim Lee,
yang seharusnya jadi anak di luar nikah seorang mafia Rusia.
(Dan ini agak sial buat Kim, karena aku tahu sepanjang minggu
ini dia menunggu-nunggu agar bisa berdansa dengan Grant.)
Aku bertanya-tanya apa semua pesta dansa seperti ini"
apakah selalu ada begini banyak kecemasan, menebak-nebak
siapa yang akan berdansa dengan siapa.
Di lantai dansa, Bex berdansa tango dengan penjaga ke?
amanan yang selalu mengunyah permen karet. Seorang cowok
kelas delapan memojokkan Macey di samping mangkuk punch
dan mencoba bersikap dewasa dengan bilang, "Jadi, kau mau
pergi ke tempat yang lebih sepi?"
"Tergantung, apakah kau masih mau tanganmu tetap utuh?"
jawab Macey. Setiap beberapa menit, Mr. Solomon menghentikan sese?
orang dan menanyakan sesuatu seperti, "Ada empat pria di
ruangan yang memakai saputangan, sebutkan." Jadi aku terus
memperhatikan"mengamati, mendengarkan. Itulah sebabnya
aku nggak bisa tidak melihat bahwa Zach berdansa dengan
semua orang. Sering. Bahkan dengan Mom (yang menyamar jadi
Ibu Negara Prancis). Aku merasa diriku semakin tenggelam ke dalam bayangbayang pesta sampai kudengar seseorang berseru, "Tiffany, di
situ kau rupanya!" Salah satu guru kami, Mr. Mosckowitz,
meng?hampiriku terburu-buru. Tapi Mr. M. masih baru dalam
masalah penyamaran, jadi ia mencondongkan diri mendekatiku
dan berkata, "Cammie, seharusnya aku jadi bosmu. Aku Wakil
Menteri?" "Ya, Pak Menteri," kataku, sebelum dia membuat kami
berdua mendapat masalah. 147 Isi-Croos my heart.indd 147
8/13/09 9:57:57 AM Madame Dabney berjalan lewat sambil membawa clipboard.
"Memanggil Wakil Menteri Dalam Negeri sebagai Pak
Menteri"cek." Aku menahan godaan untuk memberitahu Mr. Mosckowitz
bahwa kumis palsunya merupakan sentuhan yang sangat bagus.
Aku ingat bahwa dia menghabiskan sebagian besar hidupnya
terkurung di lantai bawah tanah NSA, memecahkan kode, dan
bahwa ahli pengkodean data terbaik di dunia pun suka me?
nyamar jadi orang lain kadang-kadang.
"Tiffany, apakah kau sudah menerima memo yang kukirim?
kan?" tanya Mr. M, mencoba terdengar seperti bos"dan mung?
kin akan berhasil kalau di kumisnya tidak ada kaviar yang
ter?tinggal. "Ya, Pak Menteri. Saya sudah menerimanya." Aku merasa?
kan diriku menjadi Tiffany St. James, yang, saat itu, jauh lebih
baik daripada menjadi aku"terutama saat Mr. Mosckowitz
bertanya, "Jadi beritahu aku, Tiffany, apakah kau menikmati
pestanya?" "Tiffany adalah semangat pesta ini," suara lain menimpali.
Itu nggak benar"sama sekali salah"tapi aku nggak bisa
bilang begitu, karena Zach sedang menghampiri kami, satu
gelas di masing-masing tangan.
"Permisi, Pak Menteri," kata Zach, menawarkan Mr.
Mosckowitz satu gelas, "tapi saya yakin ini minuman Anda."
Mr. Mosckowitz memuntir kumis palsunya sampai lepas, lalu
cepat-cepat menempelkannya lagi. "Oh ya. Betul!" Ia meng?
ambil gelas itu dan mencondongkan diri ke arahku. "Ini me?
mang minumanku, kan?"
"Ya," aku balas berbisik.
"Terima kasih, Nak," kata Mr. Mosckowitz pada Zach, dan
148 Isi-Croos my heart.indd 148
8/13/09 9:57:58 AM aku nggak bisa tidak menyadari bahwa sang aksen wakil
menteri tiba-tiba saja berubah jadi aksen Inggris. "Pertunjukan
yang bagus!" Melalui lampu-lampu pesta yang berkelap-kelip, kulihat
Mom berdiri di sebelah dinding jauh. Aku ingin tersenyum
dan melambai, tapi Tiffany St. James nggak kenal wanita
cantik itu. Dan sesuatu membuatku berdiri lebih tegak, men?
dengarkan lebih baik, berharap kami sudah mempelajari seni
membaca bibir di kelas Operasi Rahasia, karena walaupun ada
dua lusin pasangan berdansa berdiri di antara kami, baik sisi
mata-mata maupun sisi cewek dalam diriku tahu Mom meng?
khawatirkan sesuatu. "Bukankah itu betul, Tiffany?" tanya Mr. Mosckowitz dan
butuh setengah detik bagiku untuk mengingat bahwa ia sedang
bicara padaku. "Saya ingin tahu, Pak Menteri," kata Zach pada Mr.
Mosckowitz, "apakah Anda keberatan jika saya meminjam
Tiffany sebentar?" "Tidak sama sekali," kata Mr. Mosckowitz, walaupun
Tiffany" maksudku, aku" mungkin akan sangat keberatan.
"Mereka memainkan lagu kita." Zach meletakkan minum?
annya di nampan yang dibawa pelayan yang melewati kami,
meraih lenganku dengan mulus dan menarikku ke lantai
dansa. Sisi buruk dari menyamar secara mendalam adalah, kau
harus menyukai apa yang disukai legendamu, makan apa yang
dimakannya. Karena Tiffany St. James memang, faktanya, suka
berdansa, nggak ada jalan untuk mendebat. Aku harus ber?
dansa dengan Zach Goode (bagaimanapun, Gallagher Girl
harus selalu siap berkorban bagi negaranya).
149 Isi-Croos my heart.indd 149
8/13/09 9:57:58 AM Dengan sepatu hak tinggiku (yang sangat nggak nyaman),
mataku kira-kira setinggi leher Zach. Tangannya terasa besar
di punggungku, dan aromanya, well, berbeda dari Dr. Steve.
(Tapi dengan cara yang sangat bagus.)
"Kau tahu, wakil menteri itu," kata Mr. Mosckowitz pada
Anna Fetterman saat kami berdansa melewati mereka, "betulbetul persis di bawah" menteri. Jadi sebetulnya aku sama
seperti sang menteri, tapi?"
"Di bawahnya?" tebak Anna, namun kurasa Mr. Mosckowitz
nggak memahami lelucon Anna, karena ia tersenyum.
"Jadi beritahu aku, Tiffany St. James," kata Zach. "Apa
yang dilakukan gadis sepertimu untuk bersenang-senang?"
"Aku belum memberitahu bahwa namaku Tiffany St.
James," kataku, berharap memergokinya melakukan kesalahan.
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Oh," kata Zach sambil mengangkat satu alis, terdengar
persis seperti pencuri karya seni internasional yang memesona
dan sopan yang merupakan perannya malam ini. "Aku selalu
men?cari tahu nama-nama?" ia menarikku lebih erat ?"
wanita cantik." Lalu ia mencondongkan tubuhku ke belakang. Ya"men?
condongkan tubuh sungguhan. Dan mengerling. Ya"kerlingan
sungguhan. "Ayolah, Gallagher Girl?" ia memutarku ke arah luar dan
kembali ke dalam dengan mulus ?"santailah sedikit."
Dari sisi ruangan, Madame Dabney tersenyum dan membuat
tanda di clipboard-nya. Tapi saat itu aku mampu melakukan apa pun kecuali san?
tai" "Hei." Kami berhenti berdansa dan Zach mengguncangku
150 Isi-Croos my heart.indd 150
8/13/09 9:57:58 AM pelan. Suaranya berbeda. Matanya berbeda. Ia bukan legenda?
nya saat berkata, "Gallagher Girl" Kau baik-baik saja?"
Sebetulnya sedikit sekali hal yang baik-baik saja"
Karena braku"tahu kan, yang tanpa tali itu"terlepas.
Dan semuanya mulai meluncur turun.
Hanya beberapa jam sebelumnya, kupikir hal paling memalu?
kan di dunia adalah bertemu mantan pacarmu dan pacar baru?
nya" Lalu diselamatkan Blackthorne Boy" Lalu menyadari
bahwa seluruh siswa Operasi Rahasia kelas sepuluh dan dua
guru mendengar seluruh kejadian itu.
Tapi aku salah. Hal paling memalukan di dunia adalah jika semua hal itu
terjadi, lalu bramu terlepas dengan misterius saat berdansa
dengan Blackthorne Boy yang disebutkan tadi!
Aku hanya satu putaran jauhnya dari kekacauan, tapi Zach
masih memegangi pinggangku; dia masih menatap mataku.
"Aku harus pergi," semburku, menarik diri.
"Miss Morgan!" Madame Dabney memperingatkan saat
berjalan lewat. "Maksud saya," kataku, berbalik kembali pada Zach, "kalau
Anda bisa mengizinkan saya permisi sebentar." Kelihatannya
Zach nggak mau mengizinkan aku pergi"dia terlihat betulbetul tulus ingin tahu apakah semua baik-baik saja"tapi aku
hanya ingin menghilang dan membawa pergi pakaian dalamku


Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang tidak patuh ini. Aku mulai berjalan pergi, tapi Zach memegangi tanganku.
"Terima kasih banyak atas dansanya," kataku, menarik diri
lagi. Kurasakan braku meluncur sepersekian senti lagi dengan
151 Isi-Croos my heart.indd 151
8/13/09 9:57:59 AM setiap langkah yang kuambil ke arah pintu. (Gaunnya, syukur?
lah, tetap tinggal di tempat yang seharusnya.)
Liz datang ke arahku dan berkata, "Halo, saya rasa kita
belum bertemu. Nama saya Maggie McBrayer. Saya vegetarian
dan?" "Jangan sekarang, Liz," bisikku, berjalan lebih cepat.
Di dekat pintu kulihat sekelompok cewek kelas delapan
me?melototi Macey, yang dipaksa Madame Dabney untuk ber?
dansa fox-trot dengan salah satu cowok kelas delapan.
Mr. Solomon menghentikanku dan bertanya tamu-tamu
yang mana yang paling mungkin menyembunyikan senjata, dan
rasanya waktu berlalu lama sekali sebelum aku bisa menyelinap
ke selasar yang kosong dan berlari menaiki tangga.
"Ada yang bisa kubantu, Miss Morgan?" tanya Profesor
Buckingham begitu muncul di lantai dua.
"Saya hanya perlu naik ke kamar saya sebentar, Profesor,"
kata?ku, mulai berjalan memutarinya. Tapi dengan pinggulnya
yang sakit dan jari-jarinya yang arthritis, Buckingham masih
lebih cepat daripada cewek yang takut gerakan tiba-tiba apa
pun bakal membuat branya jatuh keluar dari bawah gaun.
"Oh, sayangnya aku tidak bisa membiarkanmu melakukan
itu, Miss Morgan," katanya, menghalangi jalanku. "Kepala Se?
kolah mengatakan semua siswa harus tetap di bawah selama
ujian." "Tapi?" "Tidak ada perkecualian, Miss Morgan," Buckingham meng?
ingat?kanku, dan entah bagaimana aku punya perasaan bahwa
Patricia Buckingham memang bukan agen yang membiarkan
keadaan-darurat-bra menghalanginya.
Well, jelas Rencana B adalah kamar mandi yang berada
152 Isi-Croos my heart.indd 152
8/13/09 9:57:59 AM persis di sebelah perpustakaan, tapi setengah jalan ke sana,
ku?lihat pintu terbuka dan Dr. Steve mulai menghampiriku.
"Oh, bagus sekali, Miss Morgan" atau haruskah kukatakan
Miss St. James?" tambahnya sambil mengerling. "Aku ber?
harap?" Tapi aku nggak punya waktu untuk obrolan menyenangkan
dengan Dr. Steve"sama sekali nggak"karena aku bisa merasa?
kan bra itu meluncur ke pinggangku. Pintu Aula Besar terbuka.
Siapa pun bisa berjalan keluar setiap saat, jadi kubilang, "Maaf,
Dr. Steve, saya harus melakukan" sesuatu," lalu aku melaku?
kan hal yang merupakan keahlianku: menghilang. Aku me?
nyusuri koridor yang hampir nggak pernah digunakan siapa
pun dan berjalan jauh ke jantung paling tua di mansion ini.
Suara-suara pesta mengabur selagi aku berlari; Beethoven
mengalun di balik suara kakiku. Aku berlari menyusuri koridor
batu tua itu, mendengarkan, mengamati, sampai pesta sepenuh?
nya tertutupi oleh dinding-dinding batu tebal serta pilar-pilar
besar, dan aku akhirnya sendirian"aku seharusnya sendirian.
Tapi di sanalah Zach, bersandar di dinding, dan selama sedetik
kami berdua cuma berdiri, saling menatap. Ekspresi aneh me?
lintas di wajahnya. "Hei, Gallagher Girl, kupikir aku bakal
me?nemukanmu di sini."
Dan itu adalah hal yang sangat buruk, karena A) Zach
cuma terlihat sedikit kaget saat melihatku di sana"itu berarti
aku mudah ditebak; dan percayalah padaku, untuk orang-orang
yang berprofesi dalam jasa rahasia, mudah ditebak adalah hal
yang sangat buruk. Dan B) Aku cukup yakin branya sekarang
cuma tergantung pada satu benang"secara harfiah! Kurasa bra
itu tersangkut pada tali pinggang celana dalamku atau semacam?
nya, karena aku bisa merasakannya terayun-ayun di sekitar
153 Isi-Croos my heart.indd 153
8/13/09 9:58:00 AM paha. (Catatan untuk diri sendiri: cari tahu kenapa Akademi
Gallagher bisa memproduksi jas hujan yang berfungsi ganda
sebagai parasut, tapi bukan bra tanpa tali yang bisa bertahan
melewati satu malam rahasia.)
"Sedang apa kau di sini?" tanyaku.
"Mencarimu." "Kenapa?" tanyaku, walaupun aku cukup yakin dia nggak
tahu aku sebetulnya datang ke sana supaya bisa melepaskan
bra dan menyimpannya di jalan rahasia di balik permadani
ke?luarga Gallagher. Tetap saja, aku ingin mengecek ulang.
"Karena ini tempatmu pergi kemarin."
"Oh." "Kupikir ini mungkin tempat yang kaudatangi" saat kau
sedih." Ia melangkah lebih dekat dan memasukkan tangan ke
sakunya, yang merupakan Bahasa Tubuh Utama untuk
membuat sese?orang nyaman, tapi segala hal tentang Zach
Goode membuatku nggak nyaman.
Dia tampan. Dia kuat. Dan yang terpenting dari semuanya,
aku tahu walaupun Josh mungkin cowok yang "melihat"ku,
Zach tahu di mana jalan rahasia favoritku berada; Zach tahu
aku seniman jalanan; Zach tahu di mana aku duduk di kelas
dan apa yang kumakan di Aula Besar dan siapa sahabatsahabat terbaikku. Zach "kenal" aku"atau setidaknya versi
diriku yang nggak akan pernah dilihat Josh.
Dan itu mungkin hal paling menakutkan dari semuanya.
Begitu menakutkan sampai-sampai untuk sementara aku lupa
bahwa aku bukan sedang bersikap tenang saat berdiri sambil
bertolak pinggang"karena tanganku sebetulnya memiliki tuju?
an yang sangat berbeda"jadi waktu Zach memiringkan kepala
154 Isi-Croos my heart.indd 154
8/13/09 9:58:00 AM dan bertanya, "Jadi ada apa, Gallagher Girl?" aku mengangkat
tangan untuk menyentuh dinding batu yang dingin.
Dan braku mendarat di kakiku.
Tapi aku nggak punya waktu untuk panik atau khawatir
tentang bagaimana aku harus berdiri di tempat itu selama sisa
semester (atau paling nggak sampai Zach berjalan pergi), ka?
rena sirene membelah udara.
Suara mekanik dan kata-kata "KODE HITAM KODE
HITAM KODE HITAM" terdengar.
Lalu semua lampu mati. 155 Isi-Croos my heart.indd 155
8/13/09 9:58:00 AM Bab Tu ju h B e l a s irene meraung-raung, menusuk telinga kami, dan kata-kata
"KODE HITAM KODE HITAM KODE HITAM" bergema,
ter?dengar berulang-ulang, memantul-mantul di sepanjang
koridor batu. Di sebelahku, permadani yang menggambarkan pohon ke?
luarga Gallagher bergerak, meluncur perlahan di antara celah
batuan, lalu menutup dengan sendirinya seakan permadani itu
nggak pernah tergantung di sana.
Satu-satunya cahaya di koridor adalah sinar bulan yang me?
nembus jendela-jendela kaca patri, tapi bahkan itu pun meng?
hilang saat pintu-pintu baja tebal meluncur turun menutupi
kaca. Walaupun protokol normal mengatakan bahwa para siswa
harus melapor ke ruang rekreasi masing-masing dalam keadaan
Kode Hitam, malam itu sama sekali nggak normal, jadi aku
me?nyambar tangan Zach dan mulai berlari ke arah Aula Besar
secepat hak tinggiku memungkinkanku berlari.
156 Isi-Croos my heart.indd 156
8/13/09 9:58:01 AM Saat kami melewati tempat sampah di ujung koridor,
kontainer bertuliskan BAKAR"KHUSUS DOKUMEN
RAHASIA tiba-tiba diselimuti api.
Mesin makanan kecil yang berfungsi ganda sebagai jalan
masuk rahasia ke lab-lab sains tenggelam ke lantai dan ditutupi
batu-batu yang identik dengan yang ada di sepanjang koridor.
Lalu, satu demi satu, sederetan lentera yang tergantung
hampir tak terlihat di sepanjang koridor menyala, sinar kuning
pucat mereka memenuhi kegelapan.
"Kupikir itu untuk dekorasi," teriak Zach, berusaha meng?
atasi sirene yang meraung-raung.
"Kalau semuanya berjalan baik, memang begitu."
"Jadi ini artinya?"
Para wanita dan pria berpakaian formal dari bagian main?
tenance dan keamanan berlari melewati kami, tapi nggak ber?
henti. "Sesuatu betul-betul nggak beres."
Rak-rak buku meluncur ke dalam dinding, pintu-pintu me?
nutup, kunci-kunci terpasang, dan aku berusaha berteriak su?
paya kata-kataku tetap terdengar di tengah raungan sirene.
"Ini protokol keamanan," kataku. "Pasti sistem keamanan
kami ditembus. Seluruh sistem langsung terkunci"nggak ada
yang bisa masuk." Lalu, seakan untuk membuktikan perkataanku, pintu-pintu
baja muncul dari kusen atas, menutup koridor di belakang
kami. "Dan nggak ada yang bisa keluar."
Saat kami berlari melewati perpustakaan, dari kaca jendela
aku melihat gerakan, rak-rak buku, sofa"seluruh ruangan"ber?
putar, tenggelam, meluncur ke bawah lantai, menghilang persis
di depan mataku. 157 Isi-Croos my heart.indd 157
8/13/09 9:58:01 AM "Apakah ini sering terjadi?" tanya Zach, dan jawabannya
mung?kin merupakan hal paling menakutkan dari semuanya.
"Nggak." Waktu kami sampai di selasar, kulihat pintu depan sudah
ditutupi dengan jenis logam yang digunakan pada pesawat luar
angkasa dan silo misil nuklir. Lampu-lampu darurat menyala di
kasau-kasau, menimbulkan nyala merah yang menakutkan di
atas tempat yang sebenarnya kukenal dengan baik tapi saat itu
hampir nggak bisa kukenali.
Aku berlari ke arah pintu-pintu Aula Besar, tapi sesaat ke?
mudian sirenenya berhenti. Keheningan menyelimuti sekolah?ku
seperti makam. Pintu ke Aula Besar tiba-tiba membuka, seratus pasang
mata dan setidaknya selusin senter yang sangat terang diarah?
kan persis kepadaku. Aku menyipitkan mata dan melindungi
wajahku dari sinarnya. Dan saat itulah aku sadar Zach sudah
nggak menggengam tanganku lagi. Aku menoleh ke belakang,
tapi dia nggak ada. "Miss Morgan," seru Buckingham waktu melihatku berdiri
sendirian di selasar yang gelap dan sepi. "Tepatnya dari mana
saja kau" Ujian sedang berlangsung, Miss Morgan"belum lagi
ter?jadi pelanggaran keamanan Level Empat. Nah, kenapa kau
tidak ada di dalam Aula Besar bersama teman-teman sekelas?
mu?" Tapi sebelum aku bisa menjawab, kudengar sebuah suara me?
manggil, "Cameron!" Aku menatap balkon di atas dan melihat
Mom menatap ke bawah. "Ke sini. Sekarang!"
Akademi Gallagher dilindungi oleh banyak hal: Dinding-din?
ding mansion kami. Legenda-legenda kami. Dan beberapa alat
158 Isi-Croos my heart.indd 158
8/13/09 9:58:02 AM elektronik yang sangat mengesankan yang menghalangi fre?
kuensi elektronik jenis apa pun menembus ruang udara kami.
Tapi malam itu, sesuatu"atau seseorang"mencoba masuk.
Atau mencoba keluar. Jadi nggak heran kakiku terasa sedikit
labil saat menaiki tangga.
Profesor Dabney berdiri di puncak tangga, menyinari per?
tengahan tangga lantai dua, dan sekali memandang ekspresi
tegasnya sudah cukup untuk memberitahuku bahwa ini bukan
latihan. Aku berbelok ke Koridor Sejarah, tempatku pernah melihat
rak-rak kaca berputar dan menyamarkan diri mereka agar tidak
dilihat orang luar: tapi malam itu rak-rak itu nggak tersem?
bunyi"mereka terkunci di balik pintu-pintu baja yang diper?
kuat; dinding-dinding menelan rak-rak sepenuhnya, dan pedang
Gillian Gallagher tenggelam ke dalam lemari besi, terlindungi,
aman di tempatnya sebagai harta kami yang paling berharga.
Itu adalah sisi sekolahku yang belum pernah kulihat. Walaupun
sejak dulu aku tahu bahwa Kode Merah melindungi kami dari
orang luar, dan Kode Hitam melindungi kami dari musuh,
perbedaannya nggak pernah kelihatan begitu besar sampai saat
itu. "Cameron," Mom memanggil dari ambang pintu kantor?
nya"bukan Cam, bukan Cammie, bukan sayang atau manis


Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

atau" Well, kau pasti mengerti maksudku. Kami berada di
teritori nama lengkap, dan secara pribadi, aku mulai berharap
sirene besar yang keras itu kembali terdengar saat ini juga.
"Mom, aku nggak melakukan apa-apa!"
Tapi bukannya menunjukkan dukungan keibuan, Mom
ming?gir dan berkata, "Masuklah."
Rak-rak buku di kantor Mom tertutup penutup dari tita?
159 Isi-Croos my heart.indd 159
8/13/09 9:58:02 AM nium, lemari-lemari arsipnya menghilang ke bawah lantai, dan
di sudut kotak pembakaran milik Mom masih berasap, tapi aku
nggak bisa berpaling dari Mom, karena ekspresi di wajahnya
bukanlah kekecewaan atau kemarahan, tapi ekspresi yang
nggak satu cewek pun ingin lihat di wajah ibu mereka yang
juga berprofesi sebagai mata-mata super: ketakutan. Ia duduk
di balik meja, lebih mirip Kepala Sekolah daripada seorang
ibu. "Apa yang terjadi?" Aku mendengar kepanikan dalam suara?
ku sendiri. "Ada apa?" tanyaku.
"Kau meninggalkan Aula Besar malam ini?" Suara di bela?
kangku membuatku terlompat dan aku berbalik untuk melihat
Mr. Solomon bersandar pada rak buku di belakangku, lengan?
nya terlipat, persis seperti yang kulihat dia lakukan ratusan kali
di kelas. Tapi entah bagaimana aku merasa aku akan men?
dengar penjelasan yang sangat berbeda.
"Saya tidak melakukan apa-apa," kataku lagi, karena walau?
pun aku pernah melakukan beberapa pelanggaran keamanan di
Akademi Gallagher, aku nggak berhasil melakukan apa pun
yang lebih besar daripada Level Dua. (Aku tahu"Liz me?
nyusup ke arsip siswaku dan memberitahuku.)
"Cammie," kata Mom tenang, "aku perlu tahu kenapa kau
meninggalkan Aula Besar malam ini."
Oke, memberitahu ibumu tentang keadaan darurat yang me?
libat?kan pakaian dalam memang cukup memalukan, tapi mem?
bagi informasi itu dengan gurumu"terutama yang seperti Joe
Solomon"benar-benar memalukan, jadi aku mengangkat bahu
dan berkata, "Aku" uh" mengalami malfungsi" pakai?an."
"Oh," kata Mom, mengangguk.
"Dan kau meninggalkan Aula Besar?" tanya Mr. Solomon,
160 Isi-Croos my heart.indd 160
8/13/09 9:58:03 AM nggak bertanya pakaian yang mana. "Kau pergi ke mana" Siapa
yang kaulihat?" "Mom," pintaku sambil mencari-cari mata Mom lewat nyala
lampu-lampu darurat yang memenuhi kantornya, "ini tentang
apa sih?" Tapi Mom nggak menjawab. "Apakah kau mencoba meninggalkan mansion malam ini,
Miss Morgan?" tuntut Mr. Solomon.
"Tidak," kataku.
"Cam," kata Mom. "Kau tidak akan dapat masalah, tapi
kami perlu tahu yang sebenarnya."
"Nggak!" seruku lagi. "Aku nggak berniat keluar mansion.
Se?suatu terjadi pada gaunku dan aku pergi sebentar, lalu?"
Tapi mereka sudah tahu tentang sirene dan lampu-lampunya,
dan untuk suatu alasan aku nggak bisa membuat diriku meng?
ingatkan mereka. "Apa yang terjadi?" tanyaku satu kali lagi.
Mom dan Mr. Solomon bertatapan, lalu Mom berdiri dan
duduk di sebelahku di sofa kulit, menarikku duduk di sebelah?
nya, dan berkata, "Cammie, apakah kau tahu apa yang ada di
dalam mansion ini?" Selama sedetik kupikir itu pertanyaan jebakan, tapi kemudi?
an aku ingat apa yang ada di dalam mansion" eksperimeneksperimen, prototype, ringkasan-ringkasan misi, dan" yang
ter?penting dari semuanya" nama-nama dan serta jejak setiap
Gallagher Girl. "Apakah kau tahu apa yang akan terjadi kalau populasi
umum"apalagi musuh"mendapat akses pada apa yang ter?
simpan dalam dinding-dinding ini?" tanya Mom. Aku betulbetul nggak mau memikirkan jawabannya. Dan kenyataannya
adalah, aku nggak tahu jawabannya"nggak seorang pun tahu.
161 Isi-Croos my heart.indd 161
8/13/09 9:58:03 AM Dan hal yang terpenting di dunia adalah agar kami menjaganya
tetap seperti itu. "Miss Morgan, kau ada di koridor malam ini, sebelum ter?
jadi pelanggaran sistem keamanan," kata Mr. Solomon. "Kami
perlu kau memberitahu kami persisnya, apa yang kaulihat dan
dengar." Aku bisa saja bertanya apa yang terjadi"siapa yang mereka
curigai dan kenapa"tapi kalau kau menjalani seumur hidupmu
untuk tahu hanya-yang-perlu-kauketahui, akhirnya kau berhenti
menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang kau tahu nggak akan
dijawab seorang pun. Jadi aku duduk di sofa kulit di kantor Mom, tahu bahwa
saat ini begitu banyak hal tergantung pada ingatanku, lebih
daripada dalam ujian apa pun yang pernah kujalani. Aku
menutup mata dan menceritakan semuanya dengan langsung"
mulai dari dansa Zach sampai pintu-pintu yang terbuka. Aku
nggak me?nyembunyikan apa pun.
"Kau bertemu Zach?" tanya Mr. Solomon.
"Ya. Dia sudah menunggu saya. Anda sebaiknya bertanya
pada?nya, apakah dia melihat atau mendengar sesuatu," kataku,
tapi pandangan Mom nggak pernah lepas dari pandangan Mr.
Solomon. "Mom?" aku memulai, tapi suaraku pecah.
"Semuanya baik-baik saja, Sayang, jangan khawatir." Mom
tersenyum padaku dan mengelus punggungku. Rachel Morgan
mungkin mata-mata terbaik yang pernah kukenal, jadi waktu
ia berdiri, membuka pintu, dan berkata, "Mansion-nya aman,
mungkin itu cuma alarm palsu," aku mencoba memercayainya.
Waktu ia memelukku selamat malam, aku mencoba menghapus
kekhawatiran itu dari pikiranku.
Tapi aku mengambil risiko dengan melirik kembali pada
162 Isi-Croos my heart.indd 162
8/13/09 9:58:04 AM guruku, yang sudah melepaskan jasnya dan melonggarkan dasi?
nya, dan aku nggak bisa nggak berpikir bahwa pestanya sudah
ber?akhir secara resmi. Setelah meninggalkan kantor Mom, aku berjalan melewati
nyala merah lampu darurat. Koridor-koridor kosong. Jendelajendela tertutup. Aku berharap melihat cewek-cewek berlarian,
mendengar penjelasan dan ribuan teori sinting, tapi koridorkoridor hanya bergema dengan keheningan saat aku membuka
pintu kamarku dengan perlahan.
Sepertinya butuh lama sekali bagi Bex untuk bertanya, "Ibu?
mu bertanya apa?" Tentu saja, mereka sudah mengganti gaun pesta dengan
piama flanel, tapi sekali pandangan ke arah teman-teman se?ka?
mar??ku, aku langsung tahu nggak seorang pun merasa nyaman.
"Dia ingin tahu di mana aku tadi dan apa yang kulihat."
Aku melepaskan sepatuku yang ketat dan merasakan kakiku
lang??sung membengkak dua kali lipat dari ukuran normalnya.
"Well?" kata Bex perlahan-lahan. "Memangnya kau di
mana?" Lalu aku menceritakannya"seluruh ceritanya. Lagi. Dan
waktu aku selesai, dua hal jadi jelas. A) Aku betul-betul harus
ingat untuk mengambil bra itu dari lantai besok pagi-pagi
sekali. Dan B) Teman-teman sekamarku mengharapkan cerita
yang sangat berbeda. Liz duduk lebih tegak di tempat tidurnya. "Jadi kau nggak
mencoba menyelinap keluar dan pergi menemui Josh di acara
dansa spring fling?"
"Nggak!" kataku. "Bukan aku! Kalian tahu aku nggak bakal
melanggar keamanan seperti itu."
163 Isi-Croos my heart.indd 163
8/13/09 9:58:04 AM "Tentu saja itu bukan kau," Bex mendengus. "Kalau kau,
nggak bakal tertangkap."
Oke, memang bukan itu dukungan yang kuharapkan, tapi
itu permulaan. "Lagi pula, kau nggak bakal pergi di tengah-tengah ujian,"
tambah Liz. "Jadi kau nggak kena masalah?"
"Nggak." "Dan Zach menghilang begitu saja?" tanya Macey. "Dia bah?
kan nggak ikut ke kantor ibumu?"
"Ya." "Cam," kata Liz, dan untuk pertama kalinya malam itu, aku
bisa mendeteksi ketakutan dalam suaranya, "menurutmu apa
yang terjadi?" Terlepas dari semua latihan, pengalaman, dan instingku,
satu-satunya yang bisa kulakukan adalah merangkak ke tempat
tidur, menarik selimut erat-erat di sekelilingku, dan mengaku,
"Aku nggak tahu."
Lalu lampu-lampu menyala kembali.
164 Isi-Croos my heart.indd 164
8/13/09 9:58:04 AM Bab D e l a p a n B e l a s
ku sudah mengalami beberapa hari yang sangat menantang
sejak bersekolah di Akademi Gallagher (misalnya waktu ujian
tengah semester olahraga memanah kami kebetulan jatuh pada
hari tangan yang tidak dominan), tapi hari sesudah pesta dansa
adalah yang tersulit sejauh ini"untuk banyak alasan:
" Walaupun itu hari Sabtu, nggak seorang pun tidur lebih
lama, berarti cewek-cewek berjalan bolak-balik di kori?
dor, bicara di depan pintu kami sejak pukul tujuh pagi.
" Meskipun semua suara itu nggak ada, mungkin aku akan
tetap nggak bisa tidur. " Staf dapur bekerja sangat ekstrem malam sebelumnya
sehingga satu-satunya pilihan makanan untuk sarapan
adalah sereal. " Persiapan pesta dansa yang luar biasa selama minggu se?
belumnya berarti semua orang belum mengerjakan PR
mereka. 165 Isi-Croos my heart.indd 165
8/13/09 9:58:05 AM " Tatanan rambutku yang rumit dan terpilin-pilin malam
se?belumnya membuat proses keramas dan mengurai ram?
but sangat sulit serta menyakitkan.
" Walaupun guru-guru sibuk menyebarkan cerita resmi
bahwa Kode Hitam semalam hanyalah alarm palsu yang
di?sebabkan kabel rusak"cerita tidak resminya adalah
tentang" aku. Lampu-lampu sudah menyala. Tirai-tirai baja sudah meng?
hilang, dan segala hal di mansion sudah kembali ke tempat
semula. Tapi begitu aku melangkah memasuki perpustakaan,
aku tahu semuanya berbeda. Hal anehnya bukanlah fakta bah?
wa lima belas remaja cewek ada di dalam sana pada pukul
sem?bilan pagi hari Sabtu. Hal anehnya adalah begitu aku
masuk, semua orang berhenti bicara.
Bahkan Tina Walters menjatuhkan bukunya dan ternganga
ke arahku saat aku berjalan melewati perapian menuju bagian
perpustakaan yang dikhususkan untuk mata uang dunia (ada
makalah yang harus kami kerjakan untuk kelas Mr. Smith).
Aku menyusurkan tanganku di sepanjang pung?gung buku-buku,
mencari-cari, sampai aku mendengar bisikan melewati rak-rak
itu. "Well, tentu saja mereka bakal bilang itu alarm palsu," kata
suara yang nggak kukenali.
Aku membeku. "Jelas ibunya bakal melindunginya."
Dan jantungku berhenti. "Lagi pula, ini kan bukan yang
per?tama kali terjadi."
Aku sudah terbiasa mendengar orang-orang membicarakan?
ku" semacam itulah. Maksudku, aku memang putri kepala
166 Isi-Croos my heart.indd 166
8/13/09 9:58:05 AM sekolah, kebunglonanku agak melegenda, dan pacar rahasiaku
memang mengikutiku ke ujian akhir Operasi Rahasia dengan
mengemudikan mesin pengangkat barang hingga menembus
dinding. Jadi bisa dibilang, aku memang nggak betul-betul ber?
ada di bawah radar. Tapi nggak satu pun hal itu diikuti oleh
sirene yang meraung-raung dan rak-rak buku yang berputar
serta penguncian seluruh mansion dengan sistem yang tiga kali
lebih aman daripada yang bakal terjadi pada Gedung Putih
kalau perang nuklir terjadi.
Saat makan siang, yang bisa kulakukan hanyalah menampil?
kan wajah berani dan tak bersalah saat duduk di Aula Besar,
sama sekali nggak merasa seperti bunglon.
Aku nggak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. Bagai?
mana?pun, mantan pacarku memang mengundangku ke pesta
di Roseville. Aku pernah, kadang-kadang, melanggar keamanan
se?kolah untuk menemui pacar yang itu. Jadi seharusnya nggak


Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mengejutkan kalau, sementara aku duduk di Aula Besar waktu
makan siang hari itu, memakan lasagna, seluruh sekolah me?
natap" aku. "Bagaimana ini bisa terjadi?" bisikku pada teman-teman?
ku. "Well, semua orang tahu dulu kau suka menyelinap keluar
untuk bertemu Josh; dan mereka tahu dia mengundangmu ke
pesta," kata Liz, nggak mengerti bahwa pertanyaanku cuma
per?tanyaan retoris. (Liz begitu menyukai pertanyaan sehingga
nggak akan membiarkan salah satunya nggak terjawab.) "Lalu
ter?jadi pelanggaran keamanan dan hal berikut yang kami tahu,
kau ada di sana"terlihat?"
"Bersalah," kata Bex, menyimpulkan malam itu dengan
baik. 167 Isi-Croos my heart.indd 167
8/13/09 9:58:06 AM "Cam," kata Liz, mencondongkan diri mendekat. "Ini nggak
terlalu buruk. Nggak seorang pun berpikir kau melakukannya
dengan sengaja." Bex mengangkat bahu. "Tapi semua orang berpikir kau me?
lakukannya." Memang ada Gallagher Girl yang berkhianat sebelumnya,
tapi nggak seorang pun pernah membicarakan mereka. Sedikit
sekali orang yang bahkan tahu nama-nama mereka. Tapi saat
itu aku merasa seperti jadi salah satu dari para pengkhianat
itu"atau setidaknya merasa orang-orang berpikir aku salah
satu dari mereka. "Jadi, Cammie," kata Tina, duduk di sebelahku, "apakah
kau betul-betul nggak menyelinap keluar untuk bertemu
Josh?" "Itu betul, Tina, aku nggak melakukannya," kataku, sedikit
lega karena bisa mengatakannya. Tapi sepertinya Tina bahkan
nggak mendengarkan, karena ia terus saja bicara.
?"karena menurut sumber-sumberku, bukannya pergi ke
pesta dansa di kota itu, kau sebenarnya menyelinap keluar
untuk berpartisipasi dalam misi tidak resmi untuk CIA."
"Tina! Tentu saja aku nggak melakukan itu."
"Sungguh?" "Nggak, Tina. Aku nggak menyelinap keluar untuk pergi ke
pesta dansa di Roseville; aku nggak menyelinap keluar karena
CIA membutuhkanku; aku nggak menyelinap keluar!"
Tina memutar bola matanya.
"Tina, aku serius," sergahku. "Kau boleh tanya ibuku," tawar?
ku, tapi kelihatannya Tina nggak betul-betul yakin. "Kau bisa
tanya Zach." 168 Isi-Croos my heart.indd 168
8/13/09 9:58:06 AM Dan ini membuat perhatian Tina tertuju padaku.
"Kau bersama Zach?" bisiknya. "Kau bersama Zach!" seru
Tina, lalu ia pergi ke tempat cowok-cowok duduk di ujung
meja panjang itu. Aku berusaha berpura-pura nggak mengamati, bahwa aku
nggak peduli. Tapi aku peduli. Dan aku mengamati.
"Jadi, Zach." Tina mencondongkan diri ke arahnya selagi
Zach makan. "Apakah betul kau bersama Cammie kemarin
malam saat Kode Hitam?"
"Cammie?" tanya Zach, terdengar bingung. "Morgan?" tanya?
nya lagi, lalu tertawa. "Kenapa aku harus bersama dia?"
Kupikir kerongkonganku bakal membengkak. Kupikir
kepalaku bakal meledak karena semua kemarahan dan rasa
malu yang mengirimkan darah ke pipiku. Tapi itu bukan
bagian terburuk. Bagian terburuknya adalah Tina memercayai
ke?bohongan itu. Ia memandang Zach sekali, lalu memandang?
ku, dan tampaknya paham bahwa cowok seperti Zach nggak
bakal mau menghabiskan waktu bersama cewek sepertiku.
"Ya, tentu, aku memang melihatnya di pesta," Zach me?
lanjutkan. Lalu ia mengeluarkan setengah tawanya lagi. "Tapi
aku nggak bersama dia."
Sisi mata-mata dalam diriku ingin menggunakan suatu
taktik interogasi yang sangat ilegal (atau mungkin melakukan
waxing-seluruh-tubuh) dan memaksa Zach mengakui yang se?
sungguhnya. Sisi cewek dalam diriku" well, ia cuma duduk di
sana, terlalu terkejut dan malu untuk melakukan apa pun.
"Zach," aku memulai, tapi cowok itu hanya berdiri dan
meninggalkan meja. "Sampai ketemu lagi," katanya, seakan nggak melihatku.
Aku bisa merasakan semua mata menoleh kepadaku dan
169 Isi-Croos my heart.indd 169
8/13/09 9:58:07 AM saat itu, aku adalah Gallagher Girl yang paling mencolok di
ruangan. Banyak hal yang sangat kusukai dari lumbung P&P, seperti cara
cahaya menembus kaca atapnya, dan bagaimana terkadang pada
musim dingin burung-burung akan membuat sarang di kasaukasau dan kau bisa mendengar kicauan serta nyanyian di antara
semua erangan dan tendangan. (Bukan berarti aku suka bagian
mendarat di kotoran burung, tapi itu cuma insentif lain untuk
membuatmu tetap berdiri.) Hari itu, bagaimanapun, hal yang
paling kusukai dari lumbung P&P adalah karena di tempat kau
diperbolehkan"bahkan diharapkan"untuk memukul orang.
"Dasar pembohong!" teriakku saat memasuki lumbung.
Cahaya memandikan kayu-kayu tua, seluruh ruangan tampak
berkilauan. Tapi Zach hanya berhenti memukuli samsak sedetik dan
berkata, "Mata-mata," seakan itu membuat semuanya baik-baik
saja. Yang, biar kuberitahu, sama sekali nggak benar.
Pertama, fakta bahwa dia berbohong pada seorang anggota
persaudaraan, dan walaupun teknisnya dia bukan saudara pe?
rempuan kami, pokoknya itu nggak boleh dilakukan. Lagi pula,
ada fakta lain bahwa dia betul-betul mempermalukanku di
depan seluruh sekolah. Kemudian ada pikiran yang menghantuiku sepanjang jalan
dari Aula Besar ke lumbung P&P. Entah Zach nggak ingin
meng?akui bahwa dia berdua saja bersamaku, atau dia tahu
lebih banyak tentang kejadian kemarin malam daripada yang
ber?sedia diakuinya. Saat itu aku nggak tahu jawaban mana
yang lebih kusukai; yang kuketahui hanyalah, dalam kasus
mana pun, Zachary Goode sengaja menyembunyikan sesuatu.
170 Isi-Croos my heart.indd 170
8/13/09 9:58:07 AM Kepalan tangannya yakin dan mantap saat memukul
samsak. Titik-titik keringat kecil mengalir di sisi wajahnya,
jatuh ke matras di bawah kami.
"Zach!" teriakku seakan dia sudah lupa aku ada di sana. "Kau
tahu aku nggak melanggar keamanan kemarin malam. Kau tahu
aku nggak menyebabkan Kode Hitam."
Ia menatapku dan berkata, "Oh, kupikir itu alarm palsu,"
dengan gaya seseorang yang sama sekali nggak berpikir itu
alarm palsu. Aku memukul samsak dengan seluruh kekuatanku dan Zach
meng?angkat alisnya. "Lumayan." Ia melangkah minggir untuk
memegangi samsak. "Gunakan bahumu untuk memukul?nya
sekarang." "Aku tahu cara melakukannya," sergahku.
"Benarkah?" tanyanya, menampilkan senyuman dengan ker?
ling?an dan ejekan yang sama itu. Lalu, aku nggak tahu apakah
karena kesal atau PMS atau hanya kemarahan cewek yang telah
dihina, tapi aku melompat dan menendang samsak"keraskeras"dan benda itu melayang mundur lalu menghantam perut
Zach. Sedetik ia berdiri di sana, membungkuk, mencoba me?
mulihkan napas. "Bagus, Gallagher Girl."
"Jangan panggil aku?"
"Dengar," Zach memotongku sambil melangkah memutari
samsak dan meletakkan tangannya di bahuku. "Kau betul-betul
mau semua orang tahu kita bersama-sama semalam?" Ia diam
sejenak. "Tidakkah menurutmu yang terjadi kemarin malam
bu?kan urusan Tina Walters?"
Sejujurnya, 24 jam sebelumnya aku bakal membenci pikiran
tentang Tina Walters yang mengira Zach dan aku pergi ke
17 1 Isi-Croos my heart.indd 171
8/13/09 9:58:08 AM suatu tempat bersama-sama, tapi segalanya terlihat berbeda
setelah kau melihat seluruh dunia menjadi gelap.
"Lagi pula," kata Zach sambil tersenyum dan mengusap ke?
ringat dari bibir atasnya dengan punggung tangan, "kupikir kau
lebih suka kalau kegiatan selinganmu rahasia dan misterius.
Pacar-pacarmu tidak diketahui siapa pun."
"Kita bukan sedang melakukan kegiatan selingan. Dan kau
bukan pacarku." "Ya." Ia memukul samsak dengan lebih keras. "Aku bisa
lihat itu." "Apa maksudmu?"
Zach berhenti. Samsak terayun maju-mundur, menjadi pe?
nanda waktu saat ia menggeleng dan berkata, "Kaulah
Gallagher Girl-nya. Kau saja yang cari tahu."
Dasar cowok! Apakah mereka selalu semenyulitkan ini"
Apa?kah mereka selalu mengatakan hal-hal misterius dan nggak
bisa diartikan" (Catatan untuk diri sendiri: kerja sama dengan
Liz untuk mengadaptasi penerjemah bahasa-cowok-ke-bahasaInggris buatannya ke bentuk yang lebih bisa dibawa-bawa"
misal?nya jam tangan atau kalung.)
"Lagi pula," kata Zach, "di sekolahku, kami belajar cara
men?jaga rahasia." "Ya. Aku tahu. Aku juga bersekolah di jenis sekolah yang
sama sepertimu." Ia menatapku. "Benarkah?"
Selama menjadi Gallagher Girl, aku sudah menemukan banyak
jalan rahasia. Pada tahun kelas tujuh, aku hampir selalu ter?
tutupi debu dan sarang laba-laba saat menarik tuas-tuas dan
172 Isi-Croos my heart.indd 172
8/13/09 9:58:08 AM men?dorong bebatuan, sampai aku menemukan versi sekolahku
yang mungkin belum terlihat siapa pun sejak Gilly sendiri
berjalan di koridor-koridor ini. Tapi waktu aku menemukan
terowongan sempit yang mengarah ke ruangan rahasia di be?
lakang kantor Mom, aku membuat janji tak terkatakan pada
diri sendiri untuk aku nggak menggunakannya lagi"bahwa aku
nggak bakal pernah menguping. Tapi malam itu terasa seperti
pengecualian. Debu menggantung tebal dalam terowongan. Bahuku meng?
gores batu-batu tua dan papan-papan kayu kasar. Cahaya ber?
sinar lewat celah-celah di batu saat jalan itu melebar, dan tak
lama kemudian aku mulai mencari sosok Mom lewat retakanretakan"tapi malah melihat Mr. Solomon. "Apakah me?
nurutmu ada yang sudah menebaknya?" tanya Joe Solomon.
"Tentang Blackthorne?" tanya Mom, dan Mr. Solomon
meng?angguk. "Tidak. Tapi kalau salah satu dari mereka tahu yang sebenar?
nya, mereka semua akan langsung tahu."
Mr. Solomon tertawa. "Kau mungkin benar." Ia meregang?
kan tubuh di sofa. "Kau masih berpikir ini ide bagus?"
Mom berjalan ke mejanya. "Itu hal yang harus kita laku?
kan." Ia berbalik dan menatap ke kejauhan. "Demi semua
orang." Dalam perjalanan ke suite, aku menghindari tangga-tangga
yang ramai dan koridor-koridor yang penuh"bukan karena
tatapan dan bisikan-bisikannya, tapi karena aku ingin memikir?
kan bagaimana Zach terlihat saat Kode Hitam; aku ingin meng?
ingat perjalanan panjang dan hening dari D.C. dan wajah
kha?watir Mom. Dan lebih dari segalanya, aku ingin menanya?
kan pada diri sendiri pertanyaan yang sudah menggantung di
17 3 Isi-Croos my heart.indd 173
8/13/09 9:58:08 AM bagian belakang pikiranku sejak pertama kali melihat Zach di
D.C.: Sebenarnya siapa cowok-cowok itu"
Informasi yang kami punya hanyalah foto Mr. Solomon yang
memakai kaus itu dan perkataan Mom bahwa kami perlu mem?
bangun pertemanan untuk masa depan. Itu nggak meng?ubah
fakta bahwa Akademi Gallagher belum pernah meng?alami Kode
Hitam sejak akhir perang dingin"sampai Balckthorne Boys
muncul. Itu nggak mengubah fakta bahwa Zach telah me?
mandang Tina tepat di matanya dan ber?bohong.
Dua puluh empat jam sebelumnya, aku berdiri di koridor
di?ngin dan kosong itu, mengira Zach mengenalku; tapi aku
nggak mengenalnya. Aku nggak mengenal satu pun dari me?
reka. Dan aku nggak menyukai fakta ini. Sama sekali.
Aku membuka pintu suite kami dan mengumumkan pada
teman-teman sekamarku, "Kita harus melakukan tugas."
174 Isi-Croos my heart.indd 174
8/13/09 9:58:09 AM Bab S e m b i l a n B e l a s
ku tahu apa yang kaupikirkan. Dan kenyataannya, aku
mung?kin juga sudah memikirkannya. Maksudku, kami bukan?


Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nya punya banyak waktu luang dan sedang mencari proyek
ekstra. Bukannya aku senang dipanggil ke D.C. dan mendapat?
kan debriefing dari CIA. Aku nggak mencari-cari masalah, tapi
aku nggak bisa menghilangkan perasaan bahwa justru masalahlah yang menemukan kami"berjalan melewati gerbang depan
kami dan pindah ke Sayap Timur. Jadi walaupun ada sekitar
se?juta alasan untuk melupakan semua masalah itu" kami
tidak melakukannya. Sebaliknya kami menunggu, kami meng?
amati, dan seminggu kemudian kami siap. Semacam itulah.
"Ingatkan aku lagi kenapa ini bukan ide yang amat sangat
buruk," kataku dalam jalan rahasia yang gelap. Sarang labalaba menempel di setiap senti tubuhku. Ikat pinggang per?
alatanku terpasang terlalu kencang, Liz terus-menerus meng?
injak tumitku dan mengeluarkan pekikan bernada tinggi
(se?mua orang tahu dia takut laba-laba).
17 5 Isi-Croos my heart.indd 175
8/13/09 9:58:09 AM "Well, menurutku ini sangat brilian," jawab Bex. Ini juga
sa?ngat berisiko, dan itu, aku tahu, adalah bagian dari daya
tariknya bagi Bex. Aku nggak bermaksud segalanya sampai jadi begini. Serius.
Kupikir kami mungkin akan melihat akte kelahiran mereka
atau melakukan cara-cara paling-tidak-intrusif lainnya. Tapi
saat aku berdiri di jalan rahasia yang mengarah ke Sayap
Timur, aku benar-benar merasa intrusif.
"Guys, mungkin melanggar sekitar belasan aturan bukan
cara yang bagus untuk" kalian tahu, kan" membuktikan
bah?wa aku nggak melanggar aturan," kataku.
Tapi Bex hanya tersenyum di bawah lampu remang-remang
berdebu itu. "Itu cara yang bagus kalau kita nggak tertangkap."
Ia melangkahi salah satu laser tipis pendeteksi gerakan yang
pasti dipasang bagian keamanan saat libur musim dingin. "Dan
aku nggak punya rencana untuk tertangkap."
Aku berhenti di koridor, merasakan Liz, lalu Bex menabrak?
ku selagi aku mendengarkan sesuatu"apa saja"yang bisa
memberi alasan pada kami untuk berbalik.
"Tapi bagaimana kalau mereka masih ada di sana?" tanya?
ku. "Mereka sudah pergi," kata Bex.
"Tapi bukankah kita seharusnya menunggu dulu" Kita cuma
punya waktu seminggu untuk persiapan. Kita belum tahu pola
tingkah laku mereka. Kita nggak?"
"Cam, sudah kubilang," kata Liz. "Dr. Steve menyuruh
cowok-cowok itu melakukan semacam hal mengeratkan-hubung?
an-kelompok. Itu pasti dilakukan malam ini."
Dan Liz memang betul, seperti biasa"tapi itu nggak mem?
buatku merasa lebih baik.
176 Isi-Croos my heart.indd 176
8/13/09 9:58:10 AM Ringkasan Pengintaian Para Pelaksa melakukan operasi berisiko tinggi yang bisa
mengarahkan mereka pada jawaban-jawaban" atau dikeluarkan
dari sekolah" atau keduanya.
"Jangan khawatir, Cam," bisik Bex. "Ini nggak terlalu beda
dengan waktu kita menyusup masuk ke rumah Josh."
Aku berjongkok di ventilasi udara yang bakal membawa
kami ke dalam kamar para cowok dan meraih botol hair spray
kecil yang kusimpan untuk keadaan darurat (namun ini bukan
jenis yang untuk rambut) dan menyemprot daerah di sekitar
jeruji. Sekumpulan detektor gerakan berkilauan di dalam
asap. "Ya," bisikku. "Persis seperti rumah Josh."
Liz memasang sebuah alat ke sirkuit laser itu dan aku meng?
amati sinar-sinar merahnya menghilang. Lalu tak ada lagi yang
meng?halangi kami untuk memasuki bagian sayap yang ter?
larang"tak ada yang berdiri di antara kami dan kemungkinan
jawaban-jawaban. Tapi inilah masalahnya tentang tugas-tugas black bag (me?
nyusup untuk menempatkan penyadap demi mendapatkan
infor?masi). 1) Kau nggak betul-betul harus membawa kantong
hitam untuk menyusup dan mendapatkan informasi rahasia
(walau?pun kantong hitam mungkin bisa berguna). Dan 2)
Nggak peduli seberapa jelas tujuanmu, kau nggak bisa yakin
seratus persen mengenai apa yang kaucari. Bagaimanapun,
mung??kin menyenangkan jika kau menemukan dokumen
berlabel RENCANA TOP-SECRET UNTUK MENYUSUP
DAN MENGHANCURKAN AKADEMI GALLAGHER. Aku
bisa puas jika kami menemukan beberapa petunjuk ten?tang
177 Isi-Croos my heart.indd 177
8/13/09 9:58:10 AM cowok-cowok yang sekarang berbagi kelas dengan kami; aku
bakal cukup senang jika kami menemukan foto yang me?
nunjukkan siapa Zach Goode sebenarnya.
Saat kami menyelinap lewat ventilasi dan turun ke lantai
ruang rekreasi itu, Bex berkata, "Oke, Liz, mulai di komputer.
Cam, kau dan aku bisa?" Tapi kalimatnya terputus. Ia ber?
henti dan menatapku serta Liz. Kami memasuki tempat yang
belum pernah dimasuki Gallagher Girl mana pun, dan saat
berdiri di sana aku nggak bisa menghilangkan perasaan bah??wa
nggak sesuatu pun dalam latihan kami sudah memper?siapkan
kami untuk" itu. Hanya beberapa minggu sebelumnya kami memasuki kamarkamar ini, tapi segalanya terlihat lebih kecil sekarang. Juga
lebih hijau (tapi itu mungkin karena kami memakai kacamata
penglihatan malam hari). Dan"
"Oh. Astaga." Untuk pertama kalinya aku nggak bisa me?
nyalah?kan Bex karena bersikap terlalu dramatis.
Cahaya bulan bersinar lewat jendela. Seseorang meninggal?
kan lampu meja menyala di sudut ruangan. Aku melepaskan
kacamataku, membiarkan mataku beradaptasi dengan cahaya
remang-remang sambil memandang berkeliling. Harapan Liz
untuk menganalisis tingkah laku remaja cowok tipikal secara
ilmiah bakal harus menunggu, karena memandang ruangan ini
sekali saja sudah cukup untuk memberitahu kami bahwa me?
reka bukan cowok biasa. "Apakah semua cowok sangat?" Liz memulai, tapi nggak
bisa menemukan kata-kata untuk menyelesaikan.
"Bersih?" usul Bex, terdengar cukup jijik, karena (dengarlah
dari orang yang sudah tinggal bersamanya selama empat tahun)
Rebecca Baxter sangat menyukai penampilan "ditinggali".
178 Isi-Croos my heart.indd 178
8/13/09 9:58:11 AM Ada delapan suite, tempat kami menemukan sepatu-sepatu
yang baru disemir dan tempat-tempat tidur yang dirapikan de?
ngan sudut-sudut serapi ranjang rumah sakit. Buku-buku dan
catatan ditumpuk rapi di meja. Nggak ada kaus kaki di lantai;
nggak ada kalender bergambar cewek atau edisi-edisi lama
Sports Illustrated. Kelihatannya ruangan ini lebih mirip barak
tentara daripada kamar cowok dan aku langsung menyesal
karena meninggalkan Macey di luar untuk bertugas sebagai
peng?awas, karena kami tidak pernah memerlukan ahli cowok
Akademi Gallagher lebih daripada saat itu.
Segalanya terlihat sementara. Dan steril. Dan dengan setiap
langkah aku merasa lebih yakin bahwa Blackthorne Boys ha?
nya sekedar lewat di sini. Dan itu sedikit menghibur"sekaligus
sangat membingungkan. Kenapa mereka ada di sini"
Liz mendudukkan diri di komputer pertama yang dilihatnya,
me?ngeluarkan disket dari sakunya, dan mulai meng-upload file
spyware yang dicoba dibeli NSA darinya selama bertahuntahun belakangan. "Seratus enam belas bit enskripsi?" katanya,
ter?dengar syok dan sedikit kecewa waktu mencapai firewall
komputer itu. "Mungkin mereka akan memberimu tantangan lain kali,
Sayang," kata Bex sambil berlari ke kamar mandi pertama yang
dilihatnya, mengeluarkan pinset dari ikat pinggang peralatan,
dan mulai menarik helaian-helaian dari sikat gigi untuk
analisis DNA (seandainya cowok-cowok itu sebetulnya mesin
mata-mata yang dirancang secara biologis atau semacamnya).
Aku menatap dinding-dinding kosong dan meja-meja polos,
men?cari foto keluarga atau surat dari rumah"hal-hal yang,
lebih daripada sidik jari dan DNA, akan memberitahu kami
siapa cowok-cowok ini sebenarnya.
179 Isi-Croos my heart.indd 179
8/13/09 9:58:11 AM Saat aku melihat ke dalam lemari pertama, sesuatu terpikir
oleh?ku. "Celana-celana ini benar-benar masih baru," kataku.
"Begitu juga sepatu-sepatunya." Aku memikirkan lemariku sen?
diri"setengah baju sekolahku dihiasi noda samar di suatu
tempat di kerah putihnya. Semua sweterku nyaman dan sering
di?pakai. Aku menoleh pada Bex. "Seberapa besar kemungkinan?
nya lima belas cowok"dengan usia berbeda"membeli seragam
pada saat bersamaan?"
Bex mengangkat bahu lalu mencari-cari sepasang kabel
yang sangat mungil yang terpasang pada bola-bola kaca kecil
dari dalam tasnya, persis seukuran dan sebentuk dengan
kancing-kancing plastik yang ada di detektor asap Akademi
Gallagher. "Bex," seruku, "kita nggak boleh memasang kamera di ka?
mar mereka." "Tapi satu gambar berarti ribuan kata," katanya, pura-pura
nggak berdosa. "Hanya penyadap," aku mengingatkan, karena walaupun
aku calon agen pemerintah yang punya rasa ingin tahu sangat
besar, aku nggak ingin melangkah sejauh itu demi mencapai
tuju?an"belum. "Baiklah," desahnya, memasukkan kamera kembali dan me?
ngeluarkan mikrofon supermungil yang memberiku nilai Aminus di ujian akhir tahun pertamaku. (Alat itu saat ini di?
gunakan oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri.)
Memasang penyadap betul-betul memiliki seni tersendiri.
Sayangnya, Mr. Solomon belum mengajarkannya, tapi kami
me?lakukan semua hal yang sudah jelas seperti memasukkan
pe?lacak di sepatu mereka dan mencari jejak kaki. Kau tahu"
hal-hal mendasar. Bahkan kamar Dr. Steve"atau sepatunya"
180 Isi-Croos my heart.indd 180
8/13/09 9:58:12 AM nggak kebal dari seni kami. (Catatan untuk diri sendiri: jangan
pernah mengajukan diri untuk menginvestigasi laci pakaian
dalam Dr. Steve lagi!) Sepuluh menit kemudian kupikir kami
sudah hampir selesai; aku berjalan menyusuri jalan rahasia dan
Bex memberiku kabel melalui stop kontak listrik.
Aku berjalan kembali menyusuri koridor panjang dan
berdebu itu, kabel mengikuti di belakangku selagi aku berjalan
ke pos pengamatan kami yang baru (alias ruang rahasia yang
ku?temukan saat libur musim semi pada tahun pertama kami).
Aku baru mulai berpikir bahwa kami mungkin berhasil melaku?
kan ini tanpa terdeteksi, tapi kemudian " aku mendengar
suara itu. "Oh, Miss McHenry, itu ide yang bagus sekali, betul-betul
bagus sekali!" Dr. Steve. Aku bisa mendengar suara Dr. Steve lewat venti?
lasi pemanas, dan itu berarti dia ada di koridor persis di luar.
Koridor yang mengarah ke kamar para cowok. Kamar yang
masih ada Bex dan Liz-nya!
"Kita harus pergi, guys," kataku. "Batalkan misi!" Lalu aku
ingat penyumbat besar-besar yang menghalangi semua sinyal di
dalam wilayah Gallagher"bahwa kami nggak memakai unit
komunikasi dan Bex serta Liz nggak bisa mendengarku. Mereka
nggak tahu apa yang terjadi kecuali mereka mendengar suara
Dr. Steve dan Macey di koridor.
"Tapi, Dr. Steve," Macey praktis berteriak, "Saya berharap
bisa bicara sebentar dengan Anda."
"Jangan sekarang, Miss McHenry," kata Dr. Steve. "Aku
ha?nya punya waktu sebentar untuk masuk ke kamarku sebelum
kembali ke anak-anak."
Aku bersandar pada rak buku yang berfungsi sebagai salah
18 1 Isi-Croos my heart.indd 181
8/13/09 9:58:12 AM satu pintu masuk ke jalan rahasia dan melihat Dr. Steve me?
raih pintu sementara Macey mencoba menghalangi jalan.
"Tapi saya hanya perlu waktu sebentar," katanya, merengek
seperti anak manja yang seharusnya adalah dirinya.
"Mungkin kita bisa bicara besok, Miss McHenry," kata Dr.
Steve, menepuk bahu Macey.
Dr. Steve melangkah ke pintu. Dia semakin dekat.
Aku nggak bisa mengambil risiko, jadi aku menjatuhkan
ikat pinggang peralatanku di tempatku berdiri, mendorong rak
buku, dan melangkah ke koridor di belakang guru itu.
"Halo, Dr. Steve," kataku. Waktu dia berbalik, Macey lang?
sung berhenti merengek dan memberiku pandangan "Apakah
situasinya aman?", tapi tentu saja situasinya belum aman.
"Oh, bagus," kataku pada Macey. "Kau menemukannya."
Ini tampaknya membuat perhatian Dr. Steve tertuju padaku.
"Kalian mencariku?"
"Sebetulnya, saya mencari Anda."
"Ya," kata Macey, mengerti. "Cammie betul-betul perlu
bicara."

Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Jadi ini semacam keadaan darurat?" Dr. Steve mengangguk
se?akan hal ini mengonfirmasikan profil psikologis yang gelap
dan dalam yang pernah dia lihat tentang aku di suatu tempat.
(Catatan untuk diri sendiri: cari tahu apakah ada profil psiko?
logis yang gelap dan dalam tentang aku.) "Aku mengerti,"
kata?nya, dengan gaya laki-laki yang nggak mengerti apa-apa.
Pelaksana mampu menetralisir ancaman besar pada operasi
dengan berpura-pura mengalami stres mental"yang ternyata lebih
mudah daripada yang ia kira, karena ia memang merasa stres
dan sinting. 182 Isi-Croos my heart.indd 182
8/13/09 9:58:12 AM Sayangnya, salah satu hukum dasar fisika (dan juga spionase)
adalah setiap tindakan akan memiliki reaksi yang berlawanan
dengan besar gaya yang sama, dan aku terlambat menyadari
bahwa Dr. Steve mengharapkan semacam keadaan darurat. Jadi
aku harus memberinya satu.
"Jadi," kataku, mencoba terdengar semirip Bex dan sedra?
matis mungkin. "Saya rasa Anda tahu saya mengalami patah
hati." Ya, itu benar"aku mengatakannya. Sebutlah itu akibat rasa
gugup atau kurangnya waktu persiapan, tapi untuk suatu alasan
itulah bagian jiwaku yang kupilih untuk kutunjukkan pada
laki-laki yang berkeras untuk dipanggil "Dr. Steve."
"Well, patah hati sangat umum terjadi pada usiamu, Miss
Morgan. Tak ada yang harus dikhawatirkan, aku yakin." Ia ber?
gerak ke arah pintu lagi dan aku memikirkan semua cara
untuk menghentikannya dalam benakku (sembilan belas cara),
se?mentara Macey menyambar lenganku.
"Itulah yang saya katakan padanya, Dr. Steve." Macey me?
langkah minggir dari ambang pintu. "Terima kasih."
Aku mulai memprotes, ingin tetap di sana dan mengulur
beberapa detik lagi, tapi Macey meraih bahuku dan memutarku
untuk melihat Bex. Dan Liz. Mereka berdua tersenyum.
18 3 Isi-Croos my heart.indd 183
8/13/09 9:58:13 AM t.c Bab Du a P u l u h Ringkasan Pengintaian Pelaksana: Cameron Morgan, Elizabeth Sutton, Rebecca Baxter,
dan Macey McHenry. Untuk memastikan penyebab pelanggaran keamanan Level Empat
yang pada akhirnya mengakibatkan Kode Hitam, Para Pelaksana
melakukan misi pengintaian rutin yang membawa mereka jauh ke
dalam wilayah asing (alias Sayap Timur) tempat mereka meng?
amati hal berikut: Siswa-siswa Institut Blackthorne (untuk selanjutnya akan di?
sebut Para Subjek) telah mengatur tempat tinggal untuk mereka
di Akademi Gallagher untuk Wanita Muda Berbakat.
Walaupun tidak ada hal mencurigakan yang ditemukan, Para
Subjek menunjukkan selera yang patut dipertanyakan dalam kapa?
sitas aktivitas pada waktu luang, karena penggeledahan di tempat
tinggal mereka menunjukkan TIDAK ADA televisi dan banyak
sekali peralatan untuk menyemir sepatu.
184 Isi-Croos my heart.indd 184
8/13/09 9:58:13 AM Analisis DNA menunjukkan bahwa Para Subjek adalah, me?
mang, laki-laki dan, ternyata, bukan produk eksperimen kloning
apa pun. Bagaimanapun, analisis sidik jari menyatakan bahwa mereka
laki-laki yang tidak memiliki catatan dalam database pemerintah"
bahkan yang BETUL-BETUL top secret. (Tentu saja, kami juga
tidak memiliki catatan semacam itu.)
Asosiasi yang diketahui: Para Subjek diasumsikan saling me?
ngenal, begitu juga dengan Dr. Steven Sanders (alias "Dr. Steve"),
PhD. Jika seluruh pendidikan mata-mata ini tidak berhasil, siswasiswa Blackthorne jelas punya masa depan cerah dalam industri
rumah tangga. Analisis sampah yang diambil dari kamar mereka menunjukkan
bahwa Para Subjek menggunakan terlalu banyak benang gigi untuk
lima belas remaja laki-laki. (Apakah mungkin mereka menggunakan?
nya untuk tujuan rahasia seperti kabel bergantung yang sangat
tipis dan semitransparan") Hal lain, mereka tidak mendaur
ulang. Aku nggak seratus persen yakin, tapi kurasa banyak cewek
berfantasi untuk menjadi lalat di dinding kamar cowok. Well,
biar kuberitahu, fantasi itu betul-betul terlalu dilebih-lebihkan.
(Dan kami punya 272 jam hasil pengintaian audio untuk mem?
buktikannya.) Selain fakta bahwa kami mendengar salah satu cowok kelas
delapan menyombongkan diri bahwa Macey sudah menciumnya
pada peristiwa Kode Hitam (kebohongan yang betul-betul dia
sesali saat kelas P&P), yang bisa kami lakukan hanyalah me?
nunggu. Dan mengamati. Dan mengingat bahwa dari semua
18 5 Isi-Croos my heart.indd 185
8/13/09 9:58:14 AM kualitas yang dibutuhkan mata-mata yang baik, yang terpenting
adalah kesabaran. Bagaimanapun, mudah sekali tetap tertarik pada target jika
sang target berniat membeli senjata nuklir di pasar gelap. Waktu
target pergi ke dokter gigi" Nggak terlalu. Jadi kami men?
dengarkan cowok-cowok itu berdebat tentang pemain bisbol dan
tipe sandwich; kami pergi ke kelas dan kami menunggu. Setelah
hampir dua minggu mendengarkan penyadap dan mengetes
DNA, kami kembali ke tempat kami memulainya. Yang kami
ke?tahui hanyalah bahwa cowok-cowok itu tampak seperti hantu,
bayangan"asap. Nggak ada yang bisa kami lakukan kecuali mengikuti
cowok-cowok itu ke kelas Operasi Rahasia. Zach, Grant,
dan Jonas sedang berjalan enam meter di depan kami saat
kami meninggalkan kelas Madame Dabney dan berjalan ke
bawah. Liz mengedipkan mata beberapa kali dan berbisik,
"Mereka nyata, kan" Aku nggak cuma memimpikan mereka,
kan?" "Oh ya," kata Bex. "Mereka benar-benar nyata, terdiri atas
daging dan tulang," tambahnya, menekankan kata daging.
"Cuma karena Grant memanggilmu British Bombshell?"
"Liz!" aku mengingatkan. "Ssstt!"
Liz merendahkan suara. "Kenapa kita nggak bisa menemu?
kan informasi apa pun tentang mereka?" Sekarang, semua ini
bukan cuma masalah keamanan nasional untuk Liz. Ini masa?
lah harga diri. Sekarang Liz adalah cewek genius yang memiliki
pertanyaan yang belum bisa dipecahkannya.
Dan sejujurnya, aku juga nggak mengerti. Liz bisa memecah?
kan kode apa pun; Bex bisa membujuk siapa pun melakukan
apa pun; dan aku bisa bersembunyi di tempat yang jelas sejak
186 Isi-Croos my heart.indd 186
8/13/09 9:58:14 AM aku bisa berjalan: kami bukannya tidak meng?gunakan cara-cara
rahasia kami! Tapi saat Bex dan aku berhenti di lift yang menuju Sublevel
Satu dan Liz berjalan ke ruang bawah tanah, aku nggak bisa
nggak bertanya-tanya bagaimana bisa keberadaan sekolah matamata cowok disimpan begitu rahasianya sampai-sampai se?
kelompok mata-mata cewek nggak bisa menemukan informasi
tentangnya. "Kita harus melakukan lebih banyak cara," bisik Bex saat
liftnya membuka di Sublevel Satu. "Kita harus menggali lebih
dalam!" Sebelum aku bisa mengatakan satu kata pun, Mr. Solomon
masuk ke kelas. "Aset." Ia menaikkan lengan baju dan berjalan
ke papan tulis. "Definisikan istilah itu, Miss Alvarez."
"Aset adalah individu yang direkrut dan digunakan oleh
se?orang agen untuk mendapatkan informasi rahasia," kata
Eva. Guru kami bersikap seakan nggak mendengar jawaban itu.
Suaranya merendah. "Dengarkan, dan dengarkan baik-baik,"
kata?nya, seakan ada satu orang di ruangan itu yang nggak
mem?perhatikannya. "Hal terpenting yang akan kalian lakukan
adalah membuat orang-orang memercayai kalian. Kalian akan
menjadi seseorang yang bukan diri kalian hanya agar bisa ber?
teman dengan orang yang kalian benci." Ia mengamati kami
semua, bergantian. "Kita mengembangkan aset, ladies and gentlemen. Kita me?
nemu?kan orang-orang yang punya informasi yang kita inginkan,
lalu kita mengambilnya," lanjutnya. "Atau membujuk mereka
untuk memberikannya pada kita. Kita mencari pengkhianat." Ia
berhenti sejenak dan menatap. "Kita berbohong."
187 Isi-Croos my heart.indd 187
8/13/09 9:58:15 AM Aku berharap bisa bilang bahwa perasaan mual di perutku
adalah karena aku sudah mendaftar untuk menjalani kehidupan
penuh kebohongan dan pengkhianatan, seumur hidupku. Tapi
itu semua nggak semenakutkan ekspresi di wajah Bex saat dia
me?noleh ke arahku dan mengucapkan kata-kata tanpa suara:
Fase Dua. Malam itu, ruangan rahasia berubah dari tempat kosong tua
men?jadi pos observasi modern. Evapopaper memenuhi dindingdinding. Suara-suara cowok memenuhi udara saat teman-teman
sekamarku dan aku mendengarkan penyadap di Sayap Timur
dan membuat daftar cowok dan kelas dan kesempatan untuk
"me?ngembangkan alasan palsu yang masuk akal untuk menjalin
hubungan," dan itu adalah kegiatan mata-mata yang cukup
men?dasar. Mungkin juga itu kegiatan cewek yang cukup men?
dasar. Jadi segalanya akan baik-baik saja"bagus"kalau nggak
ada garis yang menghubungkan nama Zach persis dengan nama
Cammie. "Seharusnya Bex yang melakukan itu. Dia aktris yang lebih
bagus." Aku menoleh pada Bex. "Kau jauh lebih baik dalam
legenda penyamaran daripada aku" dan menggoda" dan?"
"Aku memang sedang melakukannya," kata Bex. "Aku meng?
ambil Grant." Ia menunjuk ke tabel. "Dan anak kelas dua
belas dengan rambut bergelombang itu. Dan?"
"Tapi Zach tersangka utama kita," seruku. "Kenapa harus
aku yang mendekati Zach?"
Ketiga temanku membeku di sekitarku, dan baik Bex mau?
pun Liz tampaknya nggak tahu harus bilang apa; tapi Macey
hanya mengangkat bahu. "Karena ada seratus cewek dan lima
188 Isi-Croos my heart.indd 188
8/13/09 9:58:15 AM in belas cowok di sekolah ini, dan untuk suatu alasan, yang satu
itu terus kembali padamu." Ia mengangkat alis. "Kaulah ge?
nius??nya, Cam," katanya. "Kau saja yang memikirkan alasan?
nya." Aku memikirkan perjalanan naik lift di D.C.; cara Zach
meng?ajukan diriku untuk jadi pemandunya; dan akhirnya, eks?
presi?nya waktu aku melihatnya di koridor persis sebelum dunia
berubah gelap. Zach memang terus kembali padaku, dan setiap
mata-mata yang baik tahu nggak ada kebetulan" yang ada
hanya rencana, misi, dan kebohongan. "Jadi," Bex melanjutkan,
"entah dia mata-mata jahat yang mencoba memanfaatkanmu
untuk suatu tujuan rahasia. Atau?"
Liz memotong ucapan Bex. "Dia suka padamu!"
Dan aku langsung mulai berharap ketertarikan Zach padaku
betul-betul hanya karena mata-mata jahat dan misi rahasia,
karena" well" misi rahasia bisa kuatasi.
Pelaksana menunggu sampai kesempatan datang (saat meninggal?
kan ruang minum teh) untuk mendekati Subjek.
"Hei, Gallagher Girl," kata Zach, lalu memberi senyum akutahu-sesuatu-yang-nggak-kau-ketahui-nya yang khas padaku.
"Ada yang bisa kubantu?"
Aku mencari-cari jauh ke dalam diriku. Aku memanggil
mata-mata-super di dalam diriku. "Mr. Smith bilang makalah
midsemester kita harus berupa proyek bersama. Dan Mom
bilang aku harus berusaha "merangkul pengalaman kolaboratif
dalam pertukaran pelajar ini,?" kataku, seakan aku mengutip
dan bukan mengarangnya di tempat.
Zach mengangkat alis. "Dan kau mau merangkulku?"
189 Isi-Croos my heart.indd 189
8/13/09 9:58:15 AM "Hanya dalam artian akademis. Begini, kau mau mengerja?
kan proyek ini atau nggak?"
Aku bisa merasakan tatapan cewek-cewek yang berjalan
melewati kami, itulah salah satu hal yang betul-betul buruk
ten?tang menjadi mata-mata: saat orang-orang menatap dan
membicarakanmu di belakangmu, kau jadi terlatih untuk mem?
perhatikan. "Jadi?" tanyaku, merasa lebih punya kontrol.
"Tentu, Gallagher Girl." Ia berjalan menyusuri koridor, me?
nunggu sampai setengah anggota kelas delapan ada di antara
kami sebelum berteriak, "Kita kencan!"
190 Isi-Croos my heart.indd 190


Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

8/13/09 9:58:16 AM Bab Du a P u l u h S a t u
ku bakal kencan! (Semacam itulah.) Dengan agen musuh!
(Kira-kira begitu.) Sisi cewek dalam diriku bersemangat dan
takut, tapi sisi mata-mata dalam diriku tahu inilah misi pe?
nyamaranku yang terbesar sejauh ini.
Pada suatu masa yang belum terlalu lama lewat, kukira ber?
kencan dan berbohong pada cowok paling manis, paling imut,
dan paling baik di dunia bakal mempersiapkanku untuk men?
jalani hidup penuh kebohongan, tapi sekarang aku tahu aku
salah. Sangat dan betul-betul salah. Karena ternyata, matamata sungguhan nggak menghabiskan hidupnya dengan ber?
bohong pada cowok-cowok manis. Nggak. Kebohongan yang
sebenarnya terjadi dengan jenis cowok yang lain.
"Cammie harus kelihatan seksi," kata Liz keesokan malam?
nya saat kami berempat berkumpul di suite, mempersiapkanku
untuk menjalankan misi. Atau kencan"
Oh astaga"itu kencan atau bukan sih" Aku bertanya-tanya.
"Itu kencan atau bukan sih?" tanyaku keras-keras.
19 1 Isi-Croos my heart.indd 191
8/13/09 9:58:16 AM Macey mengangkat bahu. "Sulit dikatakan. Apakah bakal
ada makanan atau hiburan?" Aku menggeleng. "Memenangkan
boneka binatang lewat cara yang kompetitif?" Gelengan lagi.
"Kalau begitu, mungkin bukan."
Liz, kuperhatikan, menulis semuanya. "Tapi bagaimana kalau
ada ciuman?" tanyanya.
"Liz, nggak bakal ada ciuman. Atau pegangan tangan. Atau
ber?dansa"kecuali kami belajar B&A, lalu" NGGAK bakal
ada ciuman!" Liz terlihat sedikit bingung, jadi Macey menjelaskan. "Kau
bisa kencan tanpa berciuman, tapi berciuman tanpa kencan
sangat berbeda." Macey berjalan ke tempat tidur dan mulai
me??nyortir sembilan juta atasan yang sudah kami singkirkan
karena "terlalu bagus" atau "terlalu kasual" atau "terlalu ber?
gantung pada belahan dada" (karena aku betul-betul nggak
punya belahan dada). "Dia sudah siap!" seru Bex, memutarku.
Well, aku nggak merasa siap. Dengan Josh aku selalu merasa
gugup; dengan Zach juga, tapi dengan cara yang sangat ber?
beda. Aku bahkan nggak terlihat siap, bukan jenis kesiapan
yang terlihat pada diriku saat dengan Josh. Dulu ada lip gloss,
rok, dan sepatu yang mungkin nggak kondusif untuk berlari
enam kilometer dalam kegelapan. Sekarang aku cuma kelihatan
seperti" aku. "Nggak," kataku. "Ini nggak bakal berhasil. Zach matamata. Dia bakal tahu bahwa aku sedang" memata-matai."
"Ini sempurna dan nggak, dia nggak bakal tahu," kata
Macey. Ia menggigit lip brush dan mengitariku, memeriksa apa
yang dilihatnya. "Tapi bukankan seharusnya aku kelihatan" lebih baik?"
192 Isi-Croos my heart.indd 192
8/13/09 9:58:17 AM "Cam, Zach sudah melihatmu di kelas P&P," kata Bex, jelas
merujuk pada kecenderunganku untuk menjadi, kita katakan
saja, bermasalah dengan keringat.
"Dan dia sudah melihatmu saat kau sungguh-sungguh ber?
dandan," tambah Liz.
"Yang belum dilihatnya," kata Macey, memosisikan diriku
di depan cermin, "adalah Cammie yang kasual."
Aku merasa seperti teman Barbie yang kurang-dari-sem?
purna. "Semua hal tentang malam ini harus kelihatan normal,
Cam," Bex mengingatkan, nggak melihat ironi dalam besarnya
usaha yang kami butuhkan untuk menghasilkan penampilan
sesantai mungkin. "Bex betul", kata Macey. "Cowok itu seperti anjing"me?
reka selalu bisa tahu kalau kau terlalu manja."
"Pokoknya ingat saja penyamaranmu," kata Liz, menyerah?
kan ranselku padaku. "Dan ingat untuk membiarkannya memimpin pembicaraan"
lihat apa yang bakal diberikannya padamu sebelum kau tahu
apa yang harus kauambil," kata Bex, mengutip salah satu
penjelasan terbaik Mr. Solomon.
"Oke," kataku, mengingatkan diri sendiri bahwa aku dan
Zach hanya akan berada di perpustakaan. Hal buruk apa yang
bisa terjadi di perpustakaan, ya kan"
"Dan, Cam," seru Macey padaku. "Jadilah diri sendiri."
Nggak peduli ke mana pun aku pergi semester itu, aku nggak
bisa kabur dari kata-kata itu: jadilah diri sendiri. Tapi aku
nggak pernah bisa jadi diriku sendiri sepenuhnya, terutama saat
19 3 Isi-Croos my heart.indd 193
8/13/09 9:58:17 AM in itu, karena dua puluh persen penuh diriku ingin mencampurkan
serum kejujuran ke jus jeruk Zach tadi pagi dan menyelesaikan
semua masalah ini. (Sebetulnya, itu ide Bex, tapi kami me?
nyimpannya untuk keadaan darurat.)
Saat berjalan menuruni Tangga Utama, aku mengingatkan
diri sendiri bahwa seharusnya aku nggak gugup. Aku pernah
kencan"baik kencan sungguhan ataupun kencan belajar ber?
sama. Dan belajar bersama Zach"bukan Josh"berarti aku
bahkan nggak perlu menyembunyikan fakta bahwa aku mem?
pelajari fisika level PhD di kelas sepuluh. Tapi saat aku me?
masuki perpustakaan dan memandang berkeliling mencari
Zach, aku nggak bisa melawan perasaan bahwa "diriku sendiri"
ada?lah satu legenda penyamaran yang nggak betul-betul keke?
tahui cara memerankannya.
"Halo, Gallagher Girl." Zach sudah memilih meja di bagian
belakang perpustakaan. PALING belakang.
Pukul 18:00: Pelaksana bertemu Subjek di lokasi sepi yang men?
curiga?kan, mengindikasikan bahwa mungkin Subjek punya lebih
banyak rencana "kencan" dan lebih sedikit rencana "belajar" di
benaknya. "Analisis oleh Macey McHenry
Buku-buku memenuhi meja. Jaket sekolahnya tergantung di
punggung kursi. Aku duduk di seberang Zach. "Jadi," kataku, merasa suaraku
pecah, "sebaiknya kita mulai dari mana?"
"Aku nggak tahu," katanya, tapi aku mendapat sedikit
kesan bahwa sebenarnya ia tahu. Banyak hal. Karena, pertamatama, menurut pendapat ilmiahku Zach merupakan salah satu
194 Isi-Croos my heart.indd 194
8/13/09 9:58:18 AM orang yang menggunakan kepintarannya untuk memastikan
nggak seorang pun tahu persisnya seberapa pintar dia itu (ke?
cenderungan yang menurut Macey umum di kalangan cowok
dengan lengan yang sangat seksi).
Pukul 18:02: Pelaksana kewalahan dengan keheningan total di
meja. "Zach," kataku, hanya untuk memastikan suaraku masih
bekerja. Dia menatapku. "Jadi, kupikir kita bisa melihat akibat
propaganda dalam ekonomi dunia ketiga?"
"Itu yang kaupikirkan?"
"Ya," kataku, tapi dia terus menatapku" maksudku betulbetul menatapku. Aku ingin jadi Tiffany St. James (walaupun
itu berarti aku harus memakai gaun tanpa tali bahu itu). Aku
ingin jadi cewek yang homeschooling dan punya kucing ber?
nama Suzie. Aku ingin jadi siapa pun kecuali diri sendiri saat
duduk di sana dan merasa betul-betul nggak punya pe?nyamar?
an. "Jadi?" aku mencoba lagi. "Kurasa kita sebaiknya membuat
garis besar laporannya dan mungkin merangkum catatan kita
dan?" "Gallagher Girl," kata Zach, nggak menungguku menyelesai?
kan kalimat yang tanpa akhir itu. "Ada yang ingin kautanya?
kan padaku?" "Nggak," aku bohong, lalu kami berdua kembali menekuni
buku-buku kami. Pukul 18:14: Pelaksana mulai menyadari bahwa kencan belajar
bersama ini mungkin betul-betul diisi dengan belajar.
19 5 Isi-Croos my heart.indd 195
8/13/09 9:58:18 AM ka Berapa lama waktu yang dibutuhkan dua orang untuk me?
rasakan keheningan nyaman" Aku nggak tahu. Suatu kali aku
pergi ke Omaha dan kembali lagi bersama Grandpa Morgan,
dan Grandpa hampir-hampir hanya bicara sepuluh kata. Dulu
Dad dan aku menghabiskan hari-hari Minggu di lantai ruang
ke?luarga, bertukar bagian-bagian koran, dan nggak terdengar
suara kecuali bunyi halaman yang dibalik. Tapi duduk di
sana"bersama Zach"berbeda.
"Jadi?" aku memulai, sebelum menyadari aku nggak tahu
kata apa yang seharusnya melengkapi kalimat itu.
Ia mengangkat alis tapi nggak mengangkat kepala, dan
meng?amatiku dengan mata yang melirik ke atas. "Jadi?" katakata?nya terdengar lebih panjang daripada kata-kataku, meme?
nuhi kekosongan suara yang nggak nyaman itu.
"Jadi bagaimana pendapatmu tentang Akademi Gallagher?"
Zach mencoba tertawa, lalu tampaknya berubah pikiran di
saat terakhir. "Oh. Hebat."
Pelaksana menyadari bahwa penggunaan kata sifat "hebat" oleh
Subjek jika bukan sarkasme yang disengaja berarti bahasa slang
setempat dan mencatat untuk mengeceknya pada database Aka?
demi Gallagher. Perhatianku kembali ke buku catatanku tapi nggak bisa
membaca satu kata pun. Dulu kupikir ngobrol dengan cowok
nor?mal itu susah. Ternyata itu nggak ada apa-apanya dibanding?
kan ngobrol dengan cowok mata-mata yang sangat terlatih
yang mungkin saja diciptakan serta dibesarkan oleh pemerintah
Amerika Serikat. Aku baru mulai mempertimbangkan untuk membatalkan
196 Isi-Croos my heart.indd 196
8/13/09 9:58:18 AM misi itu waktu dua cewek kelas delapan berlari keluar dari
balik salah satu rak dan berhenti mendadak, menatapku dan
Zach. Lalu mereka berbalik dan berlari pergi, tawa terkikik dan
bisikan mereka melayang ke arahku lewat gang.
"Kau mengatasi itu dengan cukup baik," kata Zach dengan
anggukan samar pada gosip yang sudah kuciptakan.
"Well, aku sudah berlatih, kurasa. Lagi pula, itu nggak se?
banding," kataku, dan itu memang benar. Untuk mata-mata,
butuh jauh lebih banyak untuk melukaimu daripada sekadar
tawa terkikik. Kubalik halaman di buku catatanku dan merasakan mataku
kehilangan fokus saat mendengar keheningan yang tampak
lebih keras dengan kehadiran Zach.
"Aku harus bilang," katanya sambil mengaitkan tangan di
bela?kang kepalanya dan bersandar di kursi pada dua kaki
belakang kursi, men?jaga keseimbangan. "Aku sedikit kecewa."
"Kecewa!" seruku.
Zach tertawa. "Ya, Gallagher Girl. Kupikir kau punya repu?
tasi yang" proaktif?"
Itu cara yang baik untuk mengatakannya, kurasa. "Ya," kata?
ku, berharap bisa menemukan suatu cara untuk mengarahkan
pembicaraan kembali padanya. "Well, apa yang akan kaulaku?
kan kalau semua orang mengira kau melanggar keamanan?"
Ia tersenyum dan mencondongkan diri ke depan. Aku men?
dengar kaki-kaki depan kursinya mendarat di lantai kayu keras
dengan suara krak. "Aku mungkin akan mencari tahu semua
yang kubisa tentang semua orang" baru?" tanyanya, seakan
kata-kata itu baru terpikir olehnya saat itu juga. "Yang mung?
kin nggak punya alibi pada malam pesta dansa" Mungkin aku
bahkan mencoba mendekati siapa pun yang kucurigai," kata?
197 Isi-Croos my heart.indd 197
8/13/09 9:58:19 AM ka nya. Ia beringsut lebih dekat. "Mungkin aku bahkan menyadap
kamar mereka seandainya aku punya kesempatan."
"Hahahahaha!" (Yeah, itu suara agen rahasia sangat terlatih
yang memaksakan tawa.) "Tapi kau nggak bakal melakukan itu," kata Zach sambil
ber?diri. "Bukan begitu, Gallagher Girl?"
"Tentu saja aku?"
Lalu Zach merogoh sakunya dan mengeluarkan kabel kecil
yang terakhir kulihat menghilang ke dalam stopkontak listrik
di kamar cowok. Ia menjatuhkan penyadap itu ke meja, lalu
men?condongkan diri mendekat ke telingaku dan berbisik,
"Tidak seluruh diriku jahat, Gallagher Girl."
Ia menarik jaketnya dari punggung kursi dan berbalik untuk
ber?jalan pergi. "Tentu saja, tidak seluruh diriku juga baik."
Aku duduk menatap penyadap itu, memikirkan artinya,
waktu Zach berbelok di sudut dan berseru, "Terima kasih
untuk kencannya!" "Apa artinya itu?" tuntut Liz, tapi aku nggak tahu bagian mana
dari malamku yang mengerikan yang dimaksud temanku"
bagian waktu Zach bilang dirinya nggak seluruhnya baik atau


Sumpah, Aku Mau Banget Jadi Mata-mata Cross My Heart And Hope To Spy Gallagher Girls 2 Karya Ally Carter di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

jahat, atau bagaimana ia secara rutin melaksanakan langkahlangkah antipengintaian (ciri-ciri orang yang sangat berhatihati dan/atau bersalah), atau bahwa ia mengira kami kencan!
Sejujurnya, semuanya membuatku ingin muntah.
Pos observasi kami berdebu dan sempit, jadi kami duduk di
lantai, dikelilingi bungkus permen dan kantong popcorn
microwave yang setengahnya sudah dimakan, buku catatan,
serta tabel; dan satu-satunya hal yang jelas adalah nggak peduli
se?berapa pun cowok-cowok normal kelihatannya memainkan
198 Isi-Croos my heart.indd 198
8/13/09 9:58:19 AM permainan pikiran"bersekolah dengan para cowok yang betulbetul jago dalam topik tersebut jauh lebih susah.
"Jadi apa dia mengira itu kencan sungguhan?" Liz bertanya
pada Macey. "Karena dia nggak membelikan Cammie apa pun.
Ataukah itu cuma kencan belajar bersama" Ataukah dia me?
lihat?nya seperti semacam kencan dengan takdir atau?"
"Sst," kata Bex, memegangi alat pendengar ke telinganya.
"Kita mendapat suara!" katanya, mata cerahnya bersinar.
Pukul 21:08: Pengawasan audio menangkap pembicaraan di mana
banyak dari Para Subjek setuju bahwa Kepala Sekolah Morgan
adalah "sangat seksi sampai-sampai berasap" walaupun Para
Pelaksana tahu dengan pasti bahwa Rachel Morgan tidak
menyetujui semua bentuk penggunaan nikotin.
"Jadi dia nggak membersihkan semua penyadap?" tanya Liz.
"Atau dia meninggalkan sebagian," kataku, memikirkan
semua skenario yang memungkinkan. "Mungkin dia ingin kita
terus mendengarkan supaya mereka bisa memberi kita informasi
palsu. Atau mungkin beberapa penyadap benar-benar terlewat.
Atau mungkin dia meninggalkan beberapa penyadap di kamar
cowok lain karena dia ingin kita mencurigai orang lain. Atau
mungkin cowok-cowok lain itu memang betul melanggar ke?
amanan, tapi Zach nggak bisa bilang begitu karena terikat
semacam perjanjian persaudaraan-cowok-dengan-sumpahberdarah menakutkan yang?"
"Cam!" sergah Macey, menarikku kembali ke kenyataan.
(Aku sepenuhnya mengakui sumpah berdarah itu sedikit nggak
masuk akal, tapi pilihan-pilihan lainnya betul-betul mungkin.)
"Dia memberimu penyadap itu, kalau bukan untuk menunjuk?
199 Isi-Croos my heart.indd 199
8/13/09 9:58:20 AM kan padamu bahwa dia sudah memergokimu, maka untuk me?
ngacaukan pikiranmu, dan" itu berhasil."
Memata-matai adalah permainan, begitu juga dengan ber?
kencan, kurasa. Keduanya berhubungan erat dengan strategi
dan bermain sesuai kekuatanmu. Orang-orang mengira spionase
hanyalah tentang permainan dan bersenang-senang"bahwa
yang kami lakukan hanyalah permainan kerjar-mengejar seperti
kucing dan tikus, tapi malam itu aku mempelajari pelajaran
Operasi Rahasia yang sama berharganya dengan apa pun yang
sudah diajarkan Joe Solomon. Dalam kehidupan nyata bisnis
rahasia, permainannya bukanlah antara kucing dan tikus"tapi
kucing dan kucing. 200 Isi-Croos my heart.indd 200
8/13/09 9:58:20 AM t.c Bab Du a P u l u h D u a "K ebohongan," kata Mr. Solomon esok paginya sambil ber?
jalan masuk kelas. "Kita mengatakannya pada teman-teman,"
katanya. "Kita mengatakannya pada musuh-musuh. Dan akhir?
nya" kita mengatakannya pada diri sendiri." Ia berbalik untuk
menulis di papan tulis. "Kebohongan biasanya diikuti oleh ciri-ciri fisik apa, Miss
Lee?" tanya Mr. Solomon.
"Pupil yang membesar, denyut nadi yang bertambah cepat,
dan sikap yang tidak biasa," kata Kim selagi aku mencari-cari
di benakku, mencoba mengingat apakah hal-hal tersebut diper?
lihatkan Zach kemarin malam. Kalau hal yang dikatakannya
ada yang benar. "Mata-mata mengatakan kebohongan, ladies and gentlemen,
tapi hari ini bukan tentang itu. Hari ini," kata Mr. Solomon,
"adalah tentang bagaimana kalian melihat kebohongan. Nah,
agen yang berpengalaman tahu cara mengontrol denyut nadi
201 Isi-Croos my heart.indd 201
8/13/09 9:58:21 AM dan suara, tapi untuk tujuan pelajaran hari ini, kurasa alat ini
akan berguna." Ia memberi kami masing-masing sesuatu yang kelihatannya
sama seperti cincin suasana hati yang dibeli Bex, Liz, dan aku
di Roseville waktu kelas delapan. "Dr. Fibs cukup baik hingga
mau meminjamkan prototype alat penganalisa suara portabel
baru yang sedang dikembangkannya ini," Solomon melanjut?
kan. "Alat ini dilengkapi microchip yang akan memonitor suara
seseorang, dan jika mereka berbohong, alat ini akan bergetar
dengan sangat halus, memberitahu pemakainya tentang ke?
bohong?an tersebut."
Kepingan plastik di tanganku terlihat murah"praktis nggak
berharga"tapi seperti sebagian besar hal di Akademi
Gallagher, di balik yang kasatmata ada arti lainnya.
"Kalian harus dekat dengan subjek kalian," Mr. Solomon
men?jelaskan sambil berjalan ke meja Tina Walters. "Dan cincin
itu bisa dibohongi, dengan latihan. Contohnya, tanya?kan satu
per?tanyaan padaku, Miss Walters"pertanyaan apa pun."
Tina ragu-ragu satu-dua detik sebelum berseru, "Apakah
Anda punya pacar?" Setengah kelas terkikik dan yang lainnya duduk diam dalam
keadaan semi-horor. Joe Solomon menahan senyum dan ber?
kata, "Tidak." Mata Tina menempel pada cincin di tangan kanannya saat
berkata, "Tidak ada. Tidak terjadi apa-apa. Jadi itu betul?"
"Tanyakan lagi padaku," kata Mr. Solomon.
"Apakah Anda punya pacar?"
Kali ini Mr. Solomon berkata, "Ya." Tak lama kemudian
Tina menggoyangkan tangannya seakan kesemutan atau apa.
"Alat itu tidak rusak, Miss Walters," kata Mr. Solomon penuh
202 Isi-Croos my heart.indd 202
8/13/09 9:58:21 AM arti. "Alat itu hanya tidak cukup baik untuk mendeteksi ke?
bohongan yang kukatakan."
Aku nggak bisa menahan diri; kulirik Zach, yang me?mer?
goki?ku menatapnya. The Devils Dna 3 Tiga Dalam Satu 05 Lima Laknat Malam Kliwon Pendekar Bloon 2

Cari Blog Ini