Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie Bagian 3
Aku merasa persis seperti pasien yang sedang dihibur dokter bedah sebelum operasi. Gaya konsultasi
Mr. Bradley sempurna sekali.
Aku berkata perlahan, "sebenarnya, aku tidak sepenuhnya mengerti perkara Pale Horse ini."
"Dan itu membuatmu cemas" Ya, memang membuat banyak orang cemas. Lebih banyak hal di surga
dan bumi, Horatio, dan seterusnya dan seterusnya.
sebenarnya, aku sendiri juga tidak begitu mengerti.
Tapi ternyata berhasil. Membuahkan hasil dengan cara
yang sangat hebat." "Kalau kau bisa menceritakan lebih banyak tentang
itu?"" 174 Aku sudah memainkan peranku yang baru sekarang"berhati-hati, penuh semangat"tapi sangat ketakutan. Rupanya ini sikap yang sering dihadapi Mr.
Bradley. "Kau tahu tempat itu?"
Aku membuat keputusan cepat. Akan kurang bijaksana kalau berbohong.
"Aku"ya"aku bersama beberapa teman. Mereka
membawaku ke sana." "Pub tua yang sangat menarik. Penuh dengan daya
tarik sejarah. Dan mereka sudah melakukan keajaiban
dalam memperbaikinya. Kalau begitu kau sudah bertemu dengannya, sahabatku, Miss Grey, maksudku?"
"Ya"ya, tentu saja. Wanita yang luar biasa."
"Bukankah begitu" Ya, bukankah begitu" Tepat sekali. Wanita yang luar biasa. Dan punya kekuatan
yang luar biasa hebat."
"Hal-hal yang menurut pengakuannya bisa dilakukannya! Tentu hampir tidak mungkin?"
"Persis. Itulah masalahnya. semua hal yang menurutnya diketahui dan bisa dilakukannya, semua sangat
mustahil! semua orang akan berkata begitu. Di pengadilan misalnya?"
Mata yang seperti manik-manik hitam itu menusuk
tajam ke dalam mataku. Mr. Bradley mengulangi
kata-kata itu dengan tekanan yang dirancang khusus.
"Di pengadilan misalnya"seluruhnya akan dicemoohkan! Bila wanita itu berdiri dan mengakui melakukan pembunuhan, pembunuhan melalui pengendalian
jarak jauh atau "kekuatan kehendak" atau sebutan ko175
nyol apa saja yang mau dipakainya, pengakuan itu
tidak akan digubris! Bahkan meskipun pernyataannya
benar (tentu saja orang-orang yang berakal sehat seperti kau dan aku sama sekali takkan percaya) itu tidak
bisa diakui secara hukum. Pembunuhan melalui pengendalian jarak jauh bukanlah pembunuhan di mata
hukum. Itu hanya omong kosong. Itulah keindahan
dari seluruh perkara ini"kau akan menghargainya
kalau kau mau sejenak memikirkannya."
Aku menyadari bahwa dia berusaha meyakinkanku.
Pembunuhan yang dilakukan dengan kekuatan gaib
dalam hukum peradilan Inggris bukanlah pembunuhan. Bila aku menyewa penjahat untuk melakukan
pembunuhan dengan pentung atau pisau, aku terlibat
di dalamnya"dalam kenyataan menjadi kaki-tangan"aku sudah bersekongkol dengan si pelaku. Tapi
kalau aku menugaskan hyrza Grey menggunakan
seni sihir hitamnya, maka sihir hitam itu tidak diakui.
Di situlah letak kehebatannya, menurut Mr. Bradley.
seluruh rasa skpetis alami yang kumiliki timbul
dalam diriku, siap memprotes. Aku menyembur penuh emosi.
"Persetan semuanya, itu terlalu fantastis," teriakku.
"Aku tidak percaya. Itu mustahil."
"Aku setuju denganmu, sungguh aku setuju. hyrza
Grey wanita hebat dan memang punya kekuatan luar
biasa, tapi kita tidak bisa percaya begitu saja semua
yang diakuinya. seperti yang kaukatakan, terlalu fantastis. Di zaman ini, kita tidak bisa menerima bahwa
orang bisa mengirimkan gelombang pikiran atau apa
pun semacamnya"entah dari dirinya sendiri atau me176
lalui cenayang"sambil duduk di pondok di Inggris,
dan bisa mengakibatkan seseorang terkena penyakit,
lalu mati karena penyakit yang kebetulan dideritanya
di Capri atau tempat lain semacamnya."
"Tapi itu yang diakuinya?"
"Oh ya. Tentu saja dia punya kekuatan"dia orang
skotlandia dan sesuatu yang disebut sebagai kemampuan meramal merupakan kekhasan bangsa itu. Itu
memang benar-benar ada. Yang aku percaya, benarbenar percaya tanpa keraguan, adalah ini." Dia mencondongkan tubuh ke depan sambil menggoyangkan
telunjuk kuat-kuat, "hyrza Grey tahu"sebelumnya"
kapan seseorang akan meninggal. Itu bakat. Dan dia
memilikinya." Dia menyandarkan tubuh lagi, memerhatikanku.
Aku menunggu. "Mari kita umpamakan kasus hipotetis. seseorang,
kau sendiri atau orang lain, sangat ingin tahu kapan"katakan Bibi-buyut eliza"akan meninggal. sangat berguna untuk mengetahui hal semacam itu,
perlu kauakui itu. Bukannya tidak baik hati atau salah"hanya menyangkut masalah kepentingan kenyamanan bisnis. Rencana apa yang harus dibuat" Apakah akan ada, katakan saja, sejumlah uang yang akan
diterima November yang akan datang" Kalau kau bisa
tahu hal itu secara pasti, kau bisa menetapkan pilihan
yang menguntungkan. Kematian itu perkara yang sangat tergantung pada keadaan. Mungkin saja eliza tua
yang tersayang masih akan hidup selama sepuluh tahun lagi, kalau dipelihara kesehatannya oleh para
dokter. Tentu saja kau akan senang, kau sangat sayang
177 pada wanita tua itu, tapi akan sangat berguna bila
kau tahu sebelumnya."
Dia diam lalu mencondongkan badan lebih ke depan lagi.
"Nah, di situlah aku mulai berperan. Aku orang
yang biasa bertaruh. Aku akan bertaruh atas apa
saja"tentu saja atas dasar syarat-syaratku sendiri. Kau
datang padaku. Tentu saja kau tidak mau bertaruh
atas kematian wanita tua itu. Itu akan terlalu menusuk perasaanmu yang halus. Maka kita mengaturnya
seperti ini. Kau bertaruh sejumlah uang tertentu bahwa Bibi eliza masih sehat walaiat di Natal yang akan
datang, aku bertaruh dia tidak akan begitu."
Matanya yang seperti manik-manik memerhatikanku tajam...
"Tidak ada penolakan terhadap hal itu, kan" sederhana saja. Kita berdebat soal pokok pembicaraan itu.
Aku bilang Bibi eliza sebentar lagi akan mati, kau
bilang belum. Kita menyusun kontrak dan menandatanganinya. Aku memberimu tanggal. Aku berkata
bahwa dalam waktu dua minggu sebelum atau sesudah tanggal itu kebaktian kematian Bibi eliza akan
dilaksanakan. Kau bilang itu tidak akan terjadi. Kalau
kau benar, aku membayarmu. Kalau kau salah,
kau"membayarku!"
Aku memandangnya. Aku berusaha membangkitkan perasaan seseorang yang ingin melenyapkan wanita tua. Aku beralih ke masalah pemerasan. Lebih
mudah memainkan peran seperti itu. seseorang sudah
memerasku selama bertahun-tahun. Aku sudah tidak
tahan lagi. Aku ingin dia mati. Aku tidak berani
178 membunuhnya sendiri, tapi aku rela memberikan apa
saja"ya, apa pun. Aku berbicara"suaraku serak. Aku memainkan
peran dengan lebih percaya diri.
"Apa syarat-syaratnya?"
sikap Mr. Bradley langsung berubah cepat. sekarang dia gembira, hampir seperti berkelakar.
"Nah, di situ kami masuk, kan" Atau sebenarnya
di mana kau masuk, ha ha. "Berapa?" katamu tadi. Itu
benar-benar mengejutkanku. Belum pernah ada orang
yang bicara begitu langsung ke sasaran."
"syarat-syaratnya apa?"
"Tergantung. Tergantung beberapa faktor. secara
garis besar tergantung pada jumlah uang yang dipertaruhkan. Dalam beberapa hal tergantung kepada dana
yang tersedia bagi klien. suami yang menyulitkan"atau
pemeras atau semacamnya"akan tergantung pada
berapa banyak yang mampu dibayar klienku. Aku
tidak"aku ingin menekankan hal ini"bertaruh
dengan klien-klien yang miskin, kecuali dalam hal yang
baru saja kugambarkan. Dalam hal itu akan tergantung
pada besarnya harta Bibi eliza. syarat-syaratnya diatur
menurut kesepakatan bersama. Kita berdua mengharapkan hasil, kan" Namun, biasanya taruhannya lima ratus
banding satu." "Lima ratus banding satu" Itu lumayan tinggi."
"Taruhanku sangat tinggi. Kalau Bibi eliza sudah
nyaris mati, kau pasti sudah tahu, dan tidak akan datang kepadaku. Untuk meramal kematian seseorang
dalam batas waktu dua minggu berarti kemungkinan
179 yang sangat sulit. Lima ribu pound berbanding seratus
tidaklah terlalu dicari-cari."
"seandainya kau kalah?"
Mr. Bradley mengangkat pundaknya.
"Ya sudah. Berarti aku yang membayar."
"Dan kalau aku kalah, aku yang membayar. seandainya aku tidak melakukannya?"
Mr. Bradley duduk bersandar di kursinya. Dia setengah memejamkan mata.
"Kusarankan untuk tidak melakukan itu," dia berkata pelan. "Benar-benar tidak kusarankan."
Meski nada suaranya lembut, aku merasa tubuhku
agak menggigil. Dia tidak menyatakan ancaman langsung. Tapi ancamannya terasa.
Aku bangkit berdiri. Aku berkata, "Aku"aku perlu
memikirkannya." Mr. Bradley kembali bersikap ramah dan santun.
"Tentu saja, pikirkanlah dulu. Jangan pernah terburu-buru. Kalau kau memutuskan untuk berbisnis
denganku, kembalilah. Dan kita akan membahas masalahnya secara menyeluruh. Tenang-tenang sajalah.
Tidak perlu tergesa-gesa. Tenang-tenang saja."
Aku keluar dengan kata-katanya masih bergema di
telingaku. "Tenang-tenang saja..."
180 Bab 13 CERITA MARK EASTERBROOK A KU menghadapi tugasku mewawancarai Mrs.
Tuckerton dengan penuh rasa enggan. Walaupun didorong Ginger untuk melakukannya, sebenarnya aku
masih sangat meragukan kebijaksanaan tindakan itu.
Pertama-tama aku merasa sangat tidak mampu melakukan tugas yang kubebankan pada diriku sendiri itu.
Aku ragu apakah bisa menimbulkan reaksi yang dibutuhkan dan aku sangat tidak percaya diri bila harus
memainkan peran palsu. Ginger sudah menguraikan rencananya melalui telepon. Dia melakukannya dengan sikap sangat eisiennya yang terasa menakutkan, sikap yang mampu
diperagakannya bila dirasa cocok.
"Ini akan sangat sederhana. Rumahnya rancangan
Nash. Tapi bukan rumah dengan gaya yang biasa dikaitkan dengannya. Salah satu pelarian khayalan Nash
yang nyaris bergaya Gothic."
"Dan mengapa aku ingin melihatnya?"
181 "Kau sedang mempertimbangkan untuk menulis
artikel atau buku tentang apa yang memengaruhi berubah-ubahnya gaya arsitek. semacam itulah."
"Kedengaran sangat palsu bagiku," kataku.
"Omong kosong," Ginger berkata tegas. "Kalau kau
memahami pokok bahasan yang ilmiah atau berseni,
teori-teori yang sangat tidak masuk akal dikemukakan
dan dibahas dalam tulisan dengan sangat serius oleh
orang-orang yang paling mustahil bisa dibayangkan.
Aku bisa mengutip berbab-bab tulisan semacam
itu." "Makanya kau orang yang lebih tepat untuk melakukan ini daripada aku."
"soal itu kau keliru," kata Ginger padaku. "Mrs. T.
bisa mencari namamu di Who"s Who dan akan terkesan sekali. Namaku tidak ada di sana."
Aku masih tetap tidak yakin, meski untuk sementara kalah.
sekembalinya aku dari wawancaraku yang luar
biasa dengan Mr. Bradley, Ginger dan aku berembuk.
Baginya semua itu tidak terlalu mengherankan. Tapi
hal itu jelas memberinya kepuasan.
"Ini menyudahi masalah keraguan kita apakah kita
hanya mengkhayalkan sesuatu atau tidak," tukasnya.
"sekarang kita tahu bahwa memang ada organisasi
untuk melenyapkan orang-orang yang tidak diinginkan."
"Dengan cara-cara supernatural!"
"Pandanganmu picik sekali! Gara-gara keruwetan
dan banyaknya jimat palsu yang dipakai sybil. Membuat dirimu merasa ingin menolaknya. Dan seandai182
nya Mr. Bradley ternyata hanya praktisi gadungan
atau astrolog palsu, kau pasti masih tidak yakin. Tapi
karena ternyata dia penjahat keji yang cerdik dalam
bidang hukum"atau setidaknya begitu kesan yang
kausampaikan kepadaku?"
"Nyaris," kataku.
"Maka justru semuanya jadi cocok. Meskipun kedengaran sangat palsu, ketiga wanita di Pale Horse
benar-benar memiliki sesuatu yang membuahkan hasil."
"Kalau kau sudah begitu yakin, kenapa masih harus menemui Mrs. Tuckerton?"
"Penelitian tambahan," kata Ginger. "Kita sudah
tahu hyrza Grey berkata dia bisa melakukannya.
Kita sudah tahu cara kerjanya dalam segi keuangan.
Kita sudah tahu tentang tiga korban. Kita ingin tahu
lebih banyak tentang segi klien."
"Dan kalau ternyata Mrs. Tuckerton tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia pernah menjadi klien?"
"Maka kita perlu meneliti di tempat lain."
"Tentu saja, aku bisa saja gagal," kataku muram.
Ginger berkata aku harus punya pandangan lebih
bagus tentang diriku sendiri.
Maka di sinilah aku, sampai ke pintu depan
Carraway Park. Rumah itu sama sekali tidak tampak
seperti gambaran dalam benakku tentang rumah rancangan Nash. Dalam banyak segi, rumah itu hampir
menyerupai kastil berukuran sedang. Ginger sudah
berjanji akan memberiku buku tentang arsitektur
Nash, tapi belum kuterima. Karena itulah aku berada
di sini tanpa pemahaman yang cukup.
183 Aku menekan bel dan pria yang tampak agak lusuh
berpakaian jas wol alpaca membuka pintu.
"Mr. easterbrook?" katanya. "Mrs. Tuckerton sudah
menunggu." Dia mengantarku masuk ke ruang duduk yang dipenuhi perabot berlebihan. Ruangan itu bagiku berkesan tidak menyenangkan. semua benda di dalamnya
mahal, tapi dipilih tanpa selera tinggi. Bila dibiarkan
apa adanya, ruangan itu mestinya bisa jadi ruangan
dengan bentuk dan ukuran yang cukup nyaman. Ada
satu-dua lukisan bagus dan banyak sekali yang buruk.
Banyak sekali kain brokat kuning. Perenungan lain
terpotong karena kedatangan Mrs. Tuckerton. Dengan
susah payah aku bangkit berdiri dari kedalaman sofa
berkain brokat kuning cerah.
Aku tidak tahu apa sebenarnya yang kuharapkan, tapi
perasaanku berubah sama sekali. sama sekali tidak ada
sesuatu yang menyeramkan di sini; hanya wanita biasa
paro baya. Bukan wanita yang menarik, pikirku, dan
bukan wanita yang menyenangkan. Bibirnya, meskipun
diolesi pulasan lipstik berlebihan, berbentuk tipis dan
mencerminkan watak buruk. Dagunya agak mundur.
Matanya biru pucat dan memberikan kesan bahwa dia
menaksir harga semua hal. Dia tipe wanita yang memberikan tip kurang memadai kepada para kuli pengangkut barang dan penjaga tempat penitipan mantel.
Banyak wanita semacam dia yang bisa dijumpai di
dunia, meski kebanyakan tidak berpakaian semewah dia
dan tidak memakai rias wajah sebagus dia.
"Mr. easterbrook?" Tampak jelas dia senang dengan
kunjunganku. Bahkan agak terlalu bersemangat. "saya
184 sangat senang bertemu dengan Anda. Lucu juga bila
Anda tertarik pada rumah ini. Tentu saja saya tahu
rumah ini dibangun John Nash, suami saya pernah
memberitahu saya tentang itu. Tapi saya tidak pernah
menduga rumah ini menarik bagi seseorang seperti
Anda!"
Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Well, begini, Mrs. Tuckerton, rumah ini bukan
khas gaya Nash dan itulah yang membuatnya menarik
untuk"eng?" Dengan tangkas Mrs. Tuckerton memotong pembicaraanku.
"saya khawatir saya sangat bodoh tentang hal semacam itu"arsitektur, maksud saya, arkeologi, dan sebagainya. Tapi abaikan saja ketidaktahuan saya?"
Aku tidak peduli sama sekali. Bahkan aku lebih
menyukainya seperti itu. "Tentunya hal-hal semacam itu luar biasa menarik,"
kata Mrs. Tuckerton. Kukatakan bahwa kami kaum spesialis justru
umumnya menemukan pokok bahasan kami sendiri
sangat menjemukan dan tidak menggairahkan.
Mrs. Tuckerton berkata dia yakin itu tidak benar
dan bertanya apakah aku ingin minum teh dulu baru
melihat-lihat rumah, atau keliling-keliling rumah dulu
baru minum teh. sebenarnya aku tidak mengharapkan teh, tapi kukatakan mungkin lihat-lihat rumahnya saja dulu.
Dia mengantarku berkeliling rumah sambil berceloteh penuh gairah hampir sepanjang waktu. Tapi ini
membebaskanku dari kewajiban mengucapkan berbagai pernyataan penilaian arsitektur.
185 Beruntung sekali aku datang sekarang, katanya. Rumah ini akan dijual?"Rumah ini terlalu besar bagi
saya sejak kematian suami saya" "dan dia yakin sudah ada pembeli meski agen penjualannya baru seminggu memasukkan rumahnya dalam daftar penjualan mereka.
"Tentunya saya tidak ingin Anda melihatnya dalam
keadaan kosong. Menurut saya, rumah perlu ditinggali
bila kita ingin menghargainya, bukankah begitu, Mr.
easterbrook?" sebenarnya aku lebih suka rumah ini tidak didiami
dan tidak berperabot, tapi tentu saja aku tidak bisa
mengatakan itu. Aku bertanya apakah dia masih akan
tinggal di sekitar situ. "sebenarnya, saya belum yakin. Mungkin saya akan
bertamasya dulu. Mencari sinar matahari. saya benci
iklim yang buruk di sini. saya berpikir menghabiskan
musim dingin di Mesir. saya pernah ke sana dua tahun yang lalu. Negeri yang sangat indah, tapi saya
rasa tentunya Anda lebih tahu tentang itu."
Aku sama sekali tidak tahu soal Mesir dan kujelaskan itu kepadanya.
"Ah, saya rasa Anda hanya rendah hati," katanya
dengan riang dan samar-samar. "Ini ruang makan.
Bentuknya segi delapan. Benar, kan" Tidak ada sudutsudutnya."
Kutegaskan dia memang benar dan aku memuji
bentuk ruang itu. Akhirnya tur keliling selesai, kami kembali ke
ruang duduk dan Mrs. Tuckerton menyuruh teh disajikan. Teh diantarkan pelayan pria yang tampak lu186
suh itu. Ada teko perak gaya Victoria yang sudah
perlu dibersihkan. Mrs. Tuckerton mengeluh ketika pelayannya meninggalkan ruangan.
"Pelayan-pelayan zaman sekarang benar-benar sulit,"
katanya. "setelah suami saya meninggal, pasangan suami-istri yang menjadi pelayannya selama hampir dua
puluh tahun bersikeras pergi. Katanya mereka akan
pensiun, tapi setelahnya saya dengar mereka bekerja
di tempat lain. Pekerjaan dengan bayaran sangat tinggi. saya sendiri menganggap tidak masuk akal kalau
kita membayar upah setinggi itu. Kalau kita memikirkan berapa biaya mondok dan makan para pelayan"
belum lagi cucian mereka."
Ya, kupikir, memang pelit. Mata pucat, bibir rapat"kepelitan terpancar dari sana.
Tidak sulit memancing Mrs. Tuckerton berbicara.
Dia senang sekali bercakap-cakap. Terutama tentang
dirinya sendiri. Tidak lama kemudian, sementara mendengarkan penuh perhatian dan sesekali mengucapkan
sepatah dua patah kata untuk memberi semangat, aku
jadi tahu banyak tentang Mrs. Tuckerton. Aku
bahkan tahu lebih banyak daripada yang dia sadari
telah diceritakannya kepadaku.
Aku tahu dia menikahi homas Tuckerton, duda,
lima tahun yang lalu. Dia berusia "jauh, jauh lebih
muda daripada suaminya". Dia bertemu dengannya di
suatu hotel tepi pantai tempatnya bekerja sebagai pramuria untuk menemani tamu main bridge. Dia tidak
sadar fakta itu terlontarkan tanpa sengaja. Suaminya
ketika itu punya putri yang masih bersekolah di dekat
187 sana?"sangat sulit bagi pria untuk tahu apa yang
harus dilakukan saat membawa gadis keluar. homas
yang malang, dia begitu kesepian... Istri pertamanya
meninggal beberapa tahun sebelumnya dan dia sangat
kehilangan." Penggambaran diri Mrs. Tuckerton berlanjut terus.
Wanita baik hati yang lembut, yang menaruh iba
pada pria kesepian yang sudah mulai menua itu. Kesehatan suaminya yang semakin melemah dan pengabdiannya sebagai istri.
"Meskipun tentu saja di tahap-tahap terakhir penyakitnya, aku tidak mungkin punya teman-teman akrabku sendiri."
Apakah ada, aku bertanya dalam hati, beberapa teman yang dianggap tidak cocok oleh homas
Tuckerton" Mungkin itu menjelaskan syarat-syarat dalam surat wasiatnya.
Ginger sudah mencarikan pengaturan-pengaturan
dalam surat wasiat Mr. Tuckerton di Somerset House
untukku. Warisan-warisan bagi pelayan-pelayannya yang
lama, untuk beberapa anak baptis, lalu dana kesejahteraan bagi istrinya"cukup, tapi tidak berlebihan.
Sejumlah uang dalam bentuk dana perwalian yang
bunganya bisa diterima seumur hidup. Sisa estatnya,
yang bernilai sebesar enam angka, diwariskan kepada
homasina Ann. Seluruhnya akan menjadi milik
Tommy di usia dua puluh satu atau di saat dia menikah. Bila dia meninggal sebelum usia dua puluh satu,
uangnya akan diberikan kepada ibu tirinya. Rupanya
tidak ada anggota keluarga lain.
188 Harta itu memang besar sekali, begitu pikirku.
Dan Mrs. Tuckerton sangat menyukai uang... Hal itu
terpancar jelas pada dirinya. Dia belum pernah punya
uang sendiri, aku yakin itu, sampai dia menikah dengan si duda tua. Dan mungkin, setelah itu, dia jadi
mabuk uang. sementara menanggung beban hidup
bersama suami yang sudah penyakitan, dia menantinanti saatnya bisa bebas. Dia masih muda dan kaya
melebihi harapannya yang paling mustahil sekalipun.
Mungkin surat wasiatnya membawa kekecewaan.
Dia sudah memimpikan sesuatu yang lebih baik daripada sekadar penghasilan tetap yang sedang-sedang
saja. Dia sudah mengharapkan pesiar-pesiar mewah,
tamasya mahal, juga pakaian, perhiasan"atau mungkin hanya kesukaan akan uang itu sendiri"semakin
bertumpuk di bank. Tapi malah putrinya yang akan memperoleh semua
uang itu! Putri suaminya akan menjadi pewaris yang
kaya raya. Gadis itu, yang sangat mungkin tidak menyukai ibu tirinya dan sudah menunjukkannya dengan gaya sembrono khas remaja. Gadis itulah yang
akan menjadi kaya raya, kecuali...
Kecuali..." Apakah itu sudah cukup" Bisakah aku
percaya bahwa makhluk berambut pirang yang dari
luar kelihatan begitu menarik, yang melontarkan katakata hampa dengan sangat fasih, mampu memilih
Pale Horse dan mengatur kematian seorang gadis
muda" Tidak, aku tidak bisa memercayainya...
Tapi tetap saja aku harus menjalankan tugasku.
Dengan agak mendadak aku berkata, "Rasanya aku
189 pernah bertemu putrimu, maksudku"putri tirimu"
satu kali." Dia memandangku agak terkejut, tapi tanpa minat
tinggi. "homasina" Oh ya?"
"Ya, di Chelsea!"
"Oh, di Chelsea! Ya, itu pasti..." Dia menghela napas. "Gadis-gadis zaman sekarang. Begitu sulit. Seolah
kita tidak bisa mengendalikan mereka. Hal itu sangat
meresahkan ayahnya. Tentu saja saya tidak bisa melakukan apa pun tentang itu. Dia tidak pernah mendengarkan apa pun yang saya katakan." Dia menghela
napas lagi. "Dia sudah hampir dewasa ketika kami
menikah, Anda tahu. Ibu tiri?" dia menggeleng.
"Selalu kedudukan yang sulit," kukatakan dengan
sikap menaruh simpati. "Saya sudah memberi kelonggaran"sudah melakukan yang terbaik dengan segala macam cara."
"Saya yakin Anda sudah melakukannya."
"Tapi sama sekali tidak ada gunanya. Tentu saja
Tom tidak mengizinkannya bersikap kasar padaku,
tapi dia nyaris bersikap kasar sebisa mungkin. Dia
benar-benar membuat hidup terasa sangat tidak menyenangkan. Dari segi tertentu, aku lega ketika dia
menuntut diizinkan pergi dari rumah, tapi aku bisa
mengerti bagaimana perasaan Tom tentang itu. Dia
bergaul dengan orang-orang yang sangat tidak menyenangkan."
"Saya"sepertinya sudah bisa menarik kesimpulan
itu," kataku. "homasina yang malang," kata Mrs. Tuckerton.
190 Dia membetulkan seberkas rambutnya yang terurai.
Lalu dia memandangiku. "Oh, tapi mungkin Anda
tidak tahu. Dia meninggal sekitar sebulan yang lalu.
encephalitis"sangat mendadak. Penyakit yang menyerang anak-anak muda, rupanya"begitu menyedihkan."
"saya tahu dia sudah meninggal," kataku.
Aku bangkit berdiri. "Terima kasih, Mrs. Tuckerton, terima kasih banyak sudah menunjukkan rumah Anda pada saya."
Aku berjabat tangan dengannya.
Lalu ketika bergerak akan pergi, aku menoleh
kembali. "Omong-omong," kataku. "Kukira Anda tahu tentang Pale Horse, kan?"
Reaksinya tidak perlu diragukan. Kepanikan, benarbenar panik, terpancar dari dalam matanya yang pucat. Di bawah riasannya, wajahnya tiba-tiba pias dan
ketakutan. suaranya terdengar nyaring dan tinggi, "Pale
Horse" Apa maksudmu dengan Pale Horse" Aku tidak
tahu apa pun tentang Pale Horse."
Aku membiarkan mataku memancarkan keterkejutan.
"Oh, aku keliru. Ada pub kuno yang sangat menarik, di Much Deeping. Aku pergi ke sana baru-baru
ini dan diajak mengujungi pub itu. Pub itu sudah
diubah dengan sangat menarik, tetap mempertahankan
suasananya yang asli. Aku benar-benar mengira namamu disebut di sana"tapi mungkin putri tirimu yang
pernah pergi ke sana"atau orang lain dengan nama
191 yang sama." Aku diam sebentar. "Tempat itu"cukup
tersohor." Aku sangat menikmati kalimat perpisahanku. Dalam salah satu cermin di dinding, aku melihat wajah
Mrs. Tuckerton terbayang. Dia menatapku terus. Dia
amat sangat ketakutan dan aku bisa melihat bagaimana wajahnya nanti di masa depan. Bukan pemandangan yang menyenangkan.
192 Bab 14 CERITA MARK EASTERBROOK "JADI sekarang kita cukup yakin," kata Ginger.
"sebelum ini kita juga sudah yakin."
"Ya, lumayan yakin. Tapi yang ini benar-benar jadi
penentunya." sejenak aku hanya terdiam. Aku membayangkan
Mrs. Tuckerton pergi ke Birmingham. Masuk ke
Municipal square Building"menemui Mr. Bradley.
Kegelisahan Mrs. Tuckerton... sikap ramah Mr.
Bradley yang meyakinkan. Kepiawaiannya dalam menekankan ketiadaan risiko. (Dia perlu menekankan
itu dengan sangat kuat dalam menghadapi Mrs.
Tuckerton.) Aku bisa membayangkan dia pergi, tanpa
mengikat dirinya dulu. Membiarkan gagasan itu berakar di benaknya. Mungkin dia pergi menemui putri
tirinya, atau putri tirinya pulang selama akhir pekan.
Mungkin saja ada pembicaraan, selentingan tentang
pernikahan. Dan sepanjang waktu ada pemikiran tentang UANG"bukan hanya sedikit uang, bukan ha193
nya jumlah sedikit yang pelit, tapi banyak sekali
uang, harta besar yang memungkinkan kita melakukan semua yang selama ini kita inginkan! Dan semua
itu akan diperoleh gadis berakhlak rendah, bersikap
buruk, yang suka nongkrong di kedai-kedai kopi di
Chelsea mengenakan jins dan jumper kusut bersama
teman-teman bermoral rendah yang tidak disukai.
Mengapa gadis seperti itu, gadis yang tidak akan pernah jadi orang baik-baik, akan memiliki seluruh uang
yang menakjubkan" Jadi, ada kunjungan lain ke Birmingham. Lebih
banyak sikap hati-hati, lebih banyak usaha meyakinkan. Akhirnya, diskusi tentang syarat-syarat. Tanpa
sengaja aku tersenyum. Mr. Bradley pasti tidak berhasil mendapatkan semua yang diinginkannya. Mrs.
Tuckerton pasti penawar harga yang alot. Tapi akhirnya, syarat-syarat disepakati, beberapa dokumen ditandatangani secara sah, lalu apa"
Di situlah khayalanku berhenti. Itulah yang tidak
kami ketahui. Aku keluar dari perenunganku dan melihat Ginger
memerhatikanku. Dia bertanya, "sudah ketemu semua jawabannya?"
"Bagaimana kau tahu apa yang kulakukan?"
"Aku sudah mulai tahu bagaimana kerja benakmu.
Kau sedang membayangkannya, kan" Kau menelusuri
perjalanan Mrs. Tuckerton"ke Birmingham dan keseluruhan kasus ini?"
"Ya. Tapi aku terhenti. Di saat dia sudah menyelesaikan semuanya di Birmingham"apa yang terjadi
setelahnya?" 194 Kami berpandangan. "Cepat atau lambat," kata Ginger, "seseorang harus
mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi di Pale
Horse." "Bagaimana?" "Aku tidak tahu... Itu tidak akan mudah. Tidak
ada seorang pun yang pernah ke sana, yang benarbenar telah melakukannya, akan mau bercerita. Tapi
justru hanya mereka yang bisa menceritakannya. sulit
sekali... aku jadi bertanya-tanya..."
"Kita bisa pergi ke polisi?" usulku.
"Ya. Lagi pula, saat ini kita punya sesuatu yang
cukup pasti. Cukup untuk melakukan tindakan, tidakkah begitu menurutmu?"
Aku menggeleng penuh keraguan.
"Bukti adanya niat. Tapi apakah itu cukup" segala
omong kosong tentang keinginan untuk mati itu.
Oh," aku mendahului protes Ginger, "mungkin itu
bukan omong kosong, tapi akan terdengar seperti itu
di ruang pengadilan. Kita bahkan tidak punya gambaran sama sekali tentang bagaimana prosedur yang
sebenarnya." "Well, kalau begitu kita harus mencari tahu. Tapi
bagaimana?" "Kita perlu melihat"atau mendengar"dengan
mata kepala dan telinga kita sendiri. Tapi sama sekali
tidak ada tempat di ruangan besar itu untuk bersembunyi dan aku menduga memang di sanalah"apa
pun "itu?"dilaksanakan."
Ginger duduk sangat tegak sambil agak mendongak
seperti anjing terrier yang penuh semangat. Dia lalu
195 berkata, "Hanya ada satu cara untuk bisa tahu apa
yang sebenarnya terjadi. Kau harus menjadi klien
sungguhan." Aku menatapnya. "Klien sungguhan?"
"Ya. Kau atau aku, tidak begitu penting siapa, harus punya alasan untuk melenyapkan seseorang. salah
satu dari kita harus pergi ke Bradley dan mengaturnya."
"Aku tidak suka ini," kataku tajam.
"Kenapa?"
Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Well"ini bisa membuka kemungkinan-kemungkinan berbahaya."
"Bagi kita?" "Mungkin. Tapi sebenarnya aku memikirkan si korban. Kita harus punya korban"kita harus memberinya nama. Tidak bisa hanya isapan jempol. Mereka
mungkin akan mengeceknya"bahkan, pasti mereka
akan mengeceknya, bukankah begitu menurutmu?"
Ginger berpikir sebentar lalu mengangguk.
"Ya. Korbannya haruslah orang yang memang ada
dengan alamat asli."
"Itulah yang tidak kusuka," tukasku.
"Dan kita harus punya alasan sungguhan mengapa
kita ingin melenyapkannya."
Kami diam sejenak, mempertimbangkan segi ini
dalam situasi yang kami hadapi.
"Orang itu, siapa pun dia, harus sepakat dengan
kita," kataku perlahan. "Itu permintaan yang sangat
besar." "seluruh rencananya harus bagus," kata Ginger sam196
bil berpikir. "Tapi ada satu hal, kau sepenuhnya benar
tentang apa yang kausebut kemarin. Kelemahan seluruh
kasus ini adalah posisi mereka serbasalah. Bisnis ini
harus dirahasiakan"tapi jangan terlalu rahasia. Caloncalon klien harus bisa mendengar berita tentangnya."
"Yang membuatku heran," kataku, "polisi kelihatannya belum mendengar tentang ini. Padahal mereka
biasanya tahu kegiatan kriminal apa saja yang sedang
berlangsung." "Ya, tapi menurutku penyebabnya adalah karena
bisnis ini benar-benar"secara hariah"kegiatan amatiran. Bukan profesional. Tidak ada penjahat profesional yang dipekerjakan atau terlibat. Ini tidak seperti
menyewa penjahat untuk membunuh orang. Semuanya sangat"pribadi."
Aku berkata, menurutku pemikirannya itu ada benarnya.
Ginger melanjutkan, "Seandainya sekarang kau atau
aku (kita akan meneliti kedua kemungkinan itu), sudah nekat ingin melenyapkan seseorang. Kematian
siapa yang mungkin kau dan aku inginkan" Ada pamanku Mervyn"aku akan menerima warisan lumayan kalau dia mati. Hanya aku dan sepupu di Australia yang tersisa dari keluarganya. Jadi ada motif di
sini. Tapi dia sudah berusia di atas tujuh puluh dan
sudah agak pikun, jadi tampaknya lebih bijak bagiku
untuk menunggu kematian wajar"kecuali bila aku
benar-benar sudah dililit utang"dan benar-benar sulit
untuk berpura-pura seperti itu.
"Lagi pula, dia sangat baik dan aku sangat menyayanginya. Pikun atau tidak, dia masih cukup menik197
mati hidup dan aku tidak ingin menghilangkan sedikit pun kenikmatannya itu"atau mengambil risiko
ke arah itu! Bagaimana denganmu" Apakah kau punya
keluarga yang akan mewariskan uang padamu?"
Aku menggeleng. "Tidak ada sama sekali."
"sayang sekali. Bagaimana kalau pemerasan" Tapi
itu akan memerlukan banyak sekali pengaturan. Kau
kurang begitu cocok sebagai sasaran. Kalau kau anggota Parlemen, pejabat di Kementerian Luar Negeri,
atau menteri yang sedang naik daun, keadaannya
akan berbeda. Begitu pula denganku. Lima puluh tahun yang lalu, keadaan lebih mudah. surat-surat yang
mencurigakan atau foto dalam keadaan telanjang bulat, tapi sekarang ini, siapa yang peduli" Bisa saja ada
orang yang bersikap seperti Duke of Wellington dan
berkata "Terbitkan saja, persetan kau!" Nah, ada apa
lagi" Bigami?" Dia menembakkan pandangan tajam
ke arahku, penuh celaan. "sayang sekali kau belum
pernah menikah. sebenarnya kita bisa menyiapkan
sesuatu seandainya kau sudah menikah."
ekspresi tertentu di wajahku pasti sudah mengungkapkan sesuatu. Ginger cepat sekali.
"Maaf," katanya. "Aku sudah menyinggung sesuatu
yang menyakitkan, ya?"
"Tidak," tukasku. "Tidak menyakitkan. Itu sudah
lama sekali. Aku malah ragu apakah ada orang yang
tahu soal itu." "Kau menikah dengan seseorang?"
"Ya. Ketika aku masih di universitas. Kami merahasiakannya. Dia bukan"well, orangtuaku pasti akan
198 mengolok-olokku. Aku bahkan belum cukup umur.
Kami berbohong tentang usia kami."
Aku diam sejenak, merasakan hidup kembali di
masa lalu. "Memang tidak akan bertahan," kataku perlahan.
"sekarang aku tahu itu. Dia sangat cantik dan bisa
sangat baik hati... tapi..."
"Apa yang terjadi?"
"Kami ke Italia untuk liburan panjang. Ada kecelakaan-kecelakaan mobil. Dia langsung meninggal."
"Dan kau?" "Aku tidak ada di mobil. Dia bersama"teman."
Ginger menatapku sekilas. Kupikir dia tahu bagaimana keadaan yang sebenarnya ketika itu. Pukulan
bagiku ketika mendapati gadis yang kunikahi bukanlah tipe istri setia.
Ginger beralih ke masalah-masalah teknis.
"Kau menikah di Inggris?"
"Ya. Kantor catatan sipil di Petersborough."
"Tapi dia meninggal di Italia?"
"Ya." "Jadi di Inggris tidak ada catatan tentang kematiannya?"
"Benar." "Lalu apa lagi yang kita butuhkan" Ini jawaban
atas doa kita! Tidak ada yang lebih mudah! Kau cinta
setengah mati pada seseorang dan kau ingin menikahinya"tapi kau tidak tahu apakah istrimu masih hidup. Kau sudah berpisah bertahun-tahun yang lalu
dan tidak pernah mendengar kabar darinya sejak itu.
Apakah kau berani mengambil risiko" sementara kau
199 sedang memikirkannya, tiba-tiba istrimu muncul kembali! Dia muncul begitu saja, menolak untuk bercerai,
dan mengancam akan pergi ke pacarmu dan membocorkan statusmu."
"siapa pacarku?" tanyaku, agak bingung. "Kau?"
Ginger kelihatan terkejut.
"Tentu saja tidak. Aku tipe yang sama sekali salah"mungkin aku akan hidup bersamamu tanpa
ikatan perkawinan. Tidak, kau tahu betul siapa yang
kumaksud"dan dia tepat sekali, menurutku. Wanita
berambut cokelat yang anggun itu, yang selalu kauajak pergi. sangat terpelajar dan serius."
"Hermia Redclife?"
"Betul. Pacar tetapmu."
"Siapa yang memberitahumu soal dia?"
"Tentu saja Poppy. Dia juga kaya, kan?"
"Dia sangat berada. Tapi sebenarnya?"
"Baik, baik. Aku tidak bermaksud kau menikahinya
demi uang. Kau bukan tipe itu. Tapi benak busuk
seperti Bradley dengan mudah bisa berpikir begitu"
Baiklah kalau begitu. Begini keadaannya. Kau baru
akan meminang Hermia ketika mendadak istrimu dari
masa lalu muncul. Dia datang ke London dan nasi
sudah menjadi bubur. Kau mendesak untuk bercerai"dia tidak mau menurut. Dia ingin balas dendam.
Lalu"kau mendengar tentang Pale Horse. Aku berani
bertaruh apa pun bahwa si hyrza dan si wanita desa
setengah gila, Bella, mengira itulah sebabnya kau datang ke sana hari itu. Mereka menganggapnya suatu
pendekatan yang masih mengambang, karena itulah
200 hyrza menyambutmu dengan hangat sekali. Mereka
memang berusaha memasarkan diri padamu."
"Bisa juga begitu, kukira." Aku mengingat-ingat
kembali hari itu. "Dan kepergianmu ke Bradley tidak lama kemudian sangat cocok. Kau sudah terpancing! Kau prospek bagi mereka."
Ginger berhenti, sikapnya memancarkan kemenangan. Memang ada kebenaran dalam perkataannya"tapi
aku belum begitu yakin...
"Aku masih merasa," kataku, "mereka akan menyelidiki dengan sangat cermat."
"Pasti begitu," kata Ginger setuju.
"Mengarang soal istri khayalan itu memang bagus
sekali, istri yang bangkit dari masa lalu"tapi mereka
pasti tetap ingin detail-detail"soal tempat tinggalnya"hal-hal seperti itu. Dan kalau aku mencoba
mengelak?" "Kau tidak perlu mengelak. Agar semuanya berjalan baik, istrimu perlu ada"dan dia akan ada!
"Kuatkan dirimu," kata Ginger. "Akulah istrimu!"
2 Aku menatap Ginger. Melongo, kurasa mungkin itu
istilah yang paling tepat. Aku sebenarnya heran kenapa tawanya tidak meledak.
Aku baru saja pulih ketika dia berbicara lagi.
"Tidak perlu terperanjat," katanya. "Ini bukan lamaran."
Aku akhirnya mampu berbicara.
201 "Kau tidak menyadari apa yang kaukatakan."
"Tentu saja aku sadar. Yang kuusulkan sangat
mungkin dijalankan"dan keuntungannya kita tak
perlu menyeret orang tak bersalah ke bahaya yang
mungkin mengancam." "Tapi ini membahayakan dirimu sendiri."
"Itu urusanku."
"Tidak, tidak begitu. Lagi pula, ini sama sekali takkan berhasil."
"Oh, tapi ini memang akan berhasil. sudah kupikirkan matang-matang. Aku datang ke lat yang sudah
berperabot, dengan satu-dua koper berlabel asing.
Aku menyewa lat atas nama Mrs. Easterbrook"
dan siapa yang bisa mengatakan aku bukan Mrs.
Easterbrook?" "Siapa pun yang mengenalmu."
"Siapa pun yang mengenalku takkan melihatku.
Aku akan cuti dari pekerjaan karena sakit. Sedikit cat
rambut"omong-omong, bagaimana warna rambut
istrimu, gelap atau pirang?"meskipun sebenarnya
tidak penting." "Gelap," aku berkata tanpa berpikir.
"Bagus, aku benci kalau harus memutihkan rambutku. Pakaian yang berbeda dan banyak rias wajah,
bahkan sahabat karibku takkan menoleh! Lalu karena
selama lima belas tahun terakhir kau tidak terlihat
punya istri"maka tidak mungkin ada orang yang
bisa mengenali bahwa aku bukan dia. Mengapa akan
ada orang di Pale Horse yang meragukan identitas
yang kukatakan" Kalau kau siap menandatangani kontrak dengan mempertaruhkan sejumlah besar uang
202 bahwa aku akan tetap hidup, tak perlu diragukan lagi
memang aku yang dimaksud. Kau tidak terkait dengan polisi sama sekali"kau klien asli. Mereka bisa
memeriksa keabsahan pernikahanmu dengan mencari
catatan lama di somerset House. Mereka bisa menyelidiki persahabatanmu dengan Hermia dan sebagainya,
jadi mengapa bisa ada keraguan?"
"Kau tidak menyadari kesulitan-kesulitannya"risikonya."
"Risiko"persetan!" kata Ginger. "Aku senang sekali membantumu memenangkan beberapa ratus pound
atau apa pun juga dari si Bradley, lintah darat itu."
Aku memandangnya. Aku sangat menyukainya...
Rambutnya yang merah, bintik-bintik di wajahnya,
jiwa pemberaninya. Tapi aku tidak mungkin membiarkannya mengambil risiko rencana yang dia buat.
"Aku tidak bisa membiarkan hal itu, Ginger," tegasku. "seandainya"sesuatu terjadi."
"Kepadaku?" "Ya." "Bukankah itu urusanku?"
"Tidak. Aku yang menyeretmu ke masalah ini."
Dia mengangguk sambil merenung.
"Ya, mungkin memang begitu. Tapi tidak penting
siapa yang lebih dulu tahu masalah ini. Kita berdua
sudah kepalang basah"dan kita harus melakukan sesuatu. sekarang aku serius, Mark. Aku tidak berpurapura bahwa segalanya ini hanya demi hiburan. Kalau
apa yang kita yakini sebagai kenyataan ternyata memang
benar, ini hal keji yang sangat memuakkan. Dan ini
harus dihentikan! Begini, ini bukan pembunuhan
203 emosional karena kebencian atau kecemburuan; ini
bukan pembunuhan karena nafsu"kelemahan manusiawi dalam pembunuhan demi keuntungan, tapi mengambil risiko untuk diri sendiri. Ini pembunuhan sebagai
bisnis"pembunuhan yang tidak peduli siapa atau apa
korbannya. "Tentu saja," tambahnya, "itu kalau semuanya memang benar?"
Ginger memandangku dengan sekilas keraguan.
"Itu memang benar," kataku. "Karena itulah aku
mengkhawatirkanmu." Ginger meletakkan kedua sikunya di atas meja, lalu
mulai berdebat. Kami membahasnya, ke sana-sini, bolak-balik,
mengulang perkataan masing-masing sementara jarum
jam di atas rak perapianku bergerak memutar perlahan.
Akhirnya Ginger merangkumnya.
"Begini. Aku sudah tahu bahayanya dan sudah berjaga-jaga sebelumnya. Aku sudah tahu apa yang akan
dicoba dilakukan seseorang terhadapku. Dan aku sama
sekali tidak percaya dia bisa melakukannya! Kalau semua
orang punya "hasrat untuk mati", hasratku tidak
berkembang dengan baik! Kesehatanku baik sekali dan
aku tidak bisa percaya begitu saja bahwa aku akan
diserang penyakit batu empedu atau meningitis hanya
karena si hyrza membuat gambar pentagram di lantai
atau si Sybil masuk dalam keadaan trans"atau apa pun
yang dilakukan wanita-wanita itu."
"Bella mengorbankan ayam jantan putih, kubayangkan begitu," kataku sambil merenung.
204 "Kau perlu mengakui semua begitu palsu!"
"Kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," aku
memperingatkan. "Tidak. Karena itulah sangat penting untuk mencari tahu. Tapi apakah kau percaya, benar-benar percaya, karena sesuatu yang dilakukan tiga wanita di gudang Pale Horse, maka aku di lat di London akan
terkena penyakit mematikan" Kau tidak mungkin percaya itu!"
"Tidak," kataku. "Aku tidak bisa percaya. Tapi,"
tambahku, "aku memang percaya..."
Kami bertatapan. "Ya," kata Ginger. "Itulah kelemahan kita."
"Begini," kataku. "Kita balik saja keadaannya. Biarkan aku yang ada di London. Kau yang jadi klien.
Kita bisa merencanakan sesuatu?"
Tapi Ginger menggeleng keras.
"Tidak, Mark," katanya. "Tidak akan berhasil dengan cara itu. Karena berbagai alasan. Hal paling
penting adalah aku sudah dikenal di Pale Horse"sebagai pribadiku yang bebas merdeka. Mereka bisa mendapatkan semua data tentang aku dari Rhoda"dan
tidak ada apa-apa di sana. Tapi kau berada dalam
posisi yang sudah sangat ideal"kau klien yang gelisah, mencari-cari ke sana-sini tapi belum bisa mengikat diri. Tidak, harus tetap dengan cara ini."
"Aku tidak suka. Aku tidak suka membayangkanmu"sendirian di suatu tempat dengan nama palsu"
tanpa ada yang menjagamu. Menurutku, sebelum kita
terjun ke dalam hal ini, kita harus pergi ke polisi"
sekarang"sebelum kita mencoba sesuatu yang lain."
205 "Aku setuju dengan itu," kata Ginger perlahan.
"Bahkan menurutku itulah yang perlu kaulakukan.
Polisi mana" scotland Yard?"
"Tidak," kataku. "Menurutku Inspektur Detektif
Divisi Lejeune pilihan yang terbaik."
206 Bab 15 CERITA MARK EASTERBROOK AKU menyukai Inspektur Detektif Divisi, Lejeune,
sejak pertama kali melihatnya. Dia punya sikap yang
mencerminkan kemampuan dan ketenangan. Aku
juga merasa dia orang yang punya daya imajinasi
kuat"tipe orang yang mau mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak biasa.
Dia berkata, "Dr. Corrigan sudah menceritakan
pertemuannya denganmu. sejak awal perhatiannya
Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
pada masalah ini sudah sangat besar. Pastor Gorman
tentu saja sangat terkenal dan dihormati di wilayah
ini. Jadi menurutmu kau punya informasi khusus bagi
kami?" "Ini menyangkut," kataku, "tempat yang bernama
Pale Horse." "Di desa yang bernama Much Deeping, kalau aku
tidak salah?" "Ya." "Ceritakan padaku tentang itu."
207 Aku menceritakan selentingan pertama di Fantasie
tentang Pale Horse. Lalu aku menguraikan kunjunganku ke Rhoda dan perkenalanku dengan "tiga wanita
aneh". Kuceritakan secermat mungkin percakapanku
dengan hyrza Grey di siang hari itu.
"Dan kau terkesan pada perkataannya?"
Aku merasa malu. "Well, tidak benar-benar. Maksudku, aku tidak benar-benar percaya?"
"Benarkah begitu, Mr. Easterbrook" Aku justru
menduga kau percaya."
"Kukira kau benar. Hanya saja kita memang cenderung tidak ingin mengakui betapa mudahnya kita
percaya." Lejeune tersenyum. "Tapi ada sesuatu yang tidak kauceritakan, kan"
Kau sudah tertarik pada masalah ini sebelum kau tiba
di Much Deeping, kan" Kenapa?"
"Kupikir karena gadis itu kelihatan begitu takut."
"Gadis muda di toko bunga?"
"Ya. Dialah yang secara sambil lalu melontarkan
selentingan soal Pale Horse. Ketakutannya menekankan fakta bahwa ada sesuatu"ya, yang perlu ditakutkan. Lalu aku bertemu Dr. Corrigan dan dia bercerita
soal daftar nama itu. Dua di antaranya sudah kukenal. Dua-duanya sudah mati. Nama ketiga tampak
familier. Belakangan aku baru tahu dia juga su-dah
mati." "Mrs. Delafontaine maksudmu?"
"Ya." "Lanjutkan." 208 "Aku bertekad mencari tahu lebih banyak tentang
perkara ini." "Dan kau mulai, bagaimana?"
Kuceritakan kunjunganku ke Mrs. Tuckerton.
Akhirnya aku sampai pada kunjungan ke Mr. Bradley
di Municipal square Building di Birmingham.
sekarang dia penuh perhatian. Dia mengulangi
nama itu. "Bradley," katanya. "Jadi Bradley terlibat di sini?"
"Kau kenal dia?"
"Oh ya, kami tahu semua soal Mr. Bradley. Dia
sudah banyak menimbulkan kesulitan bagi kami. Dia
lihai sekali, sangat piawai untuk tidak melakukan sesuatu yang bisa kami tuduhkan padanya. Dia tahu
semua tipu muslihat dan cara mengelak dalam permainan hukum. Dia selalu berada di sisi yang benar
di depan hukum. Dia tipe orang yang bisa menulis
sejenis buku-buku kuno tentang keahlian seperti "seratus Kiat Mengelak Hukum". Tapi pembunuhan, hal
seperti pembunuhan terencana"menurutku itu menyimpang dari kebiasaan dia. Ya"benar-benar menyimpang."
"sekarang setelah aku menceritakan percakapan
kami, apakah kau akan bertindak?"
Perlahan-lahan Lejeune menggeleng.
"Tidak, kami tidak bisa bertindak berdasarkan itu.
Pertama, tidak ada saksi pada percakapan kalian. Hanya di antara kalian berdua dan dia bisa saja menyangkal seluruhnya kalau dia mau! Terlepas dari itu, dia
memang benar bahwa orang boleh saja bertaruh atas
apa pun. Dia bertaruh seseorang tidak akan mati"
209 dan dia kalah. segi kriminal apa yang ada di situ"
Kecuali bila kita bisa menghubungkan Bradley dengan
tindakan kriminal terkait melalui suatu cara"dan itu
rasanya tidak akan mudah."
Leujene pergi sambil mengangkat bahu. Dia berhenti sejenak lalu berkata, "Apakah kebetulan kau
bertemu orang bernama Venables ketika berada di
Much Deeping?" "Ya," kataku, "aku bertemu dia. Aku diajak ke rumahnya untuk makan siang."
"Ah! Kalau boleh aku bertanya, bagaimana kesanmu tentang dia?"
"Kesan yang sangat kuat. Dia berkepribadian kuat.
Dia lumpuh." "Ya. Lumpuh karena polio?"
"Dia cuma bisa bergerak memakai kursi roda. Tapi
tampaknya cacatnya itu malah meningkatkan tekadnya
untuk hidup dan menikmati hidup."
"Ceritakan semua yang kau tahu tentang dia."
Aku menguraikan rumah Venables, benda-benda
seninya, jangkauan dan lingkup perhatiannya.
Lejeune berkata, "sayang sekali."
"Apanya yang sayang sekali?"
Dia berkata tak acuh, "Bahwa Venables lumpuh."
"Maaf, tapi apakah kalian yakin sekali dia memang
lumpuh" Bisakah dia"yah"berpura-pura saja?"
"Kami yakin tentang kelumpuhannya sama seperti
kami bisa yakin tentang hal apa pun. Dokternya sir
William Dugdale dari Harley street, orang yang benar-benar tidak mungkin dicurigai. Kami memperoleh
penegasan dari sir William bahwa tungkainya menge210
cil dan melemah. Mr. Osborne kita mungkin saja yakin Venables adalah pria yang dilihatnya berjalan sepanjang Barton street malam itu. Tapi dia keliru."
"Oh, begitu." "seperti sudah kukatakan, sayang sekali, karena kalau memang ada organisasi pembunuhan atas perintah
pribadi, Venables itu tipe orang yang mampu merancangnya."
"Ya, kupikir juga begitu."
Dengan jari telunjuknya Lejeune menggambarkan
lingkaran-lingkaran yang saling terjalin di meja di depannya. Lalu dia mendongak dengan sentakan tajam.
"Mari kita gabungkan perolehan kita; menambahkan informasi yang kaubawa pada pengetahuan kami.
Tampaknya cukup pasti bahwa ada agen atau organisasi yang mengkhususkan diri dalam apa yang bisa
disebut melenyapkan orang-orang yang tidak diinginkan. Tidak ada yang kasar pada organisasi itu. Organisasi ini tidak mempekerjakan penjahat atau penembak biasa... Tidak ada bukti para korban tidak
meninggal secara wajar. Boleh kutambahkan bahwa
selain ketiga kematian yang kausebut, kami punya
informasi yang agak kurang pasti mengenai beberapa
kematian lain"masing-masing kematian karena sebab-sebab wajar, tapi ada beberapa orang yang menarik keuntungan dari kematian itu. Tapi tetap tidak
ada bukti, ingat itu. "sangat cerdik, luar biasa cerdik, Mr. easterbrook.
siapa pun yang merancangnya"ini memang sudah
dipikirkan sampai ke detail-detailnya"pasti punya
otak cemerlang. Kami hanya punya beberapa nama
211 yang tercecer. siapa tahu masih banyak sekali nama
lain"betapa luasnya hal ini sudah merambah. Dan
kita hanya punya sedikit nama yang kita peroleh karena kebetulan ada wanita yang tahu dia akan mati
dan ingin berdamai dengan surga."
Dia menggeleng marah, lalu melanjutkan, "Wanita
ini, hyrza Grey; katamu dia membual padamu soal
kekuatannya! Well, dia bisa melakukan itu tanpa risiko
dihukum. Tuntutlah dia atas pembunuhan, seretlah dia
ke pengadilan, biarkan dia menyiarkan dengan nyaring
kepada surga dan juri bahwa dia sudah melepaskan
orang-orang dari beban dunia ini dengan daya kehendaknya atau dengan sihir"atau apa saja. Menurut hukum dia tidak bersalah. Dia belum pernah berada di
dekat orang-orang yang mati, kami sudah memeriksa
itu, dia tidak mengirimi mereka cokelat beracun lewat
pos atau sesuatu semacam itu. Menurut ceritanya
sendiri, dia hanya duduk di ruangan dan melakukan
telepati! Tentu saja seluruh perkara itu akan terlempar
keluar dari pengadilan diiringi gelak tawa ramai!"
Aku bergumam, "Tapi Lu dan Aengus tidak tertawa. Begitu pula tidak satu orang pun di Rumah
Angkasa tinggi." "Apa itu?" "Maaf. Kutipan dari Immortal Hour."
"Well, kutipan itu cukup tepat. Iblis-iblis di neraka
tertawa, tapi pasukan surga tidak. Ini"bisnis yang
keji, Mr. Easterbrook."
"Ya," kataku. "Kata itu memang jarang digunakan
akhir-akhir ini. Tapi hanya kata itu yang bisa digunakan di sini. Karena itulah?"
212 "Ya?" Lejeune memandangku penuh tanda tanya.
Aku berbicara terburu-buru. "Kupikir ada kesempatan"kemungkinan kesempatan"untuk mencari tahu
lebih banyak tentang semua ini. Aku dan temanku
sudah membuat rencana. Mungkin kau akan menganggapnya sangat bodoh?"
"Aku yang akan menilai itu."
"Pertama-tama, kusimpulkan dari apa yang kaukatakan, memang ada organisasi yang sejenis dengan yang
kita bahas dan bahwa cara kerjanya berhasil?"
"Tampaknya memang berhasil."
"Tapi kau tidak tahu bagaimana cara kerjanya"
Langkah-langkah pertama sudah diatur. Individu yang
kusebut klien mendengar secara samar-samar tentang
organisasi ini, memperoleh informasi lebih banyak tentang itu, disuruh pergi ke Mr. Bradley di Birmingham,
dan memutuskan untuk melakukannya. Dia mengadakan kesepakatan dengan Bradley, lalu kuduga disuruh
pergi ke Pale Horse. Tapi apa yang terjadi setelah itu,
kita tidak tahu! Apa tepatnya yang terjadi di Pale Horse"
se-seorang perlu pergi ke sana dan mencari tahu."
"Lanjutkan." "Karena kecuali kita tahu persis apa yang dilakukan
hyrza Grey, kita tidak bisa bergerak lebih jauh. Dokter polisimu, Jim Corrigan, bilang, seluruh gagasan
ini omong kosong"tapi apakah memang begitu,
Inspektur Lejeune, apakah memang benar begitu?"
Lejeune menghela napas. "Kau tahu jawabanku seperti jawaban setiap orang
yang berakal sehat: "Ya, tentu saja itu omong kosong!
213 "tapi sekarang aku berbicara tidak resmi. Berbagai
hal yang sangat aneh sudah terjadi selama seratus
tahun terakhir. Apakah tujuh puluh tahun yang lalu
akan ada yang percaya dia bisa mendengar Big Ben
berbunyi pada pukul dua belas di kotak kecil setelah
jam itu selesai berbunyi, lalu men-dengar bunyinya
lagi dengan telinganya sendiri melalui jendela dari
jam itu sendiri"tanpa sihir atau sulap" Tapi Big Ben
berbunyi satu kali saja"bukan dua kali"bunyinya
dihantarkan pada dua gelombang yang berbeda ke
telinga orang itu! Apakah kau akan percaya kau bisa
mendengar seseorang berbicara di New York di ruang
dudukmu sendiri, tanpa sesuatu seperti kabel yang
menghubungkan" Apakah kau akan percaya"Oh!
Begitu banyak hal lain"hal-hal yang kini sudah
menjadi pengetahuan sehari-hari yang bisa diucapkan
dengan cepat oleh anak kecil."
"Dengan kata lain, apa pun mungkin?"
"Itulah maksudku. Kalau kau bertanya kepadaku
apakah hyrza Grey bisa membunuh seseorang dengan memutar-mutar mata atau dengan keadaan kerasukan, atau memproyeksikan kehendaknya, aku masih
akan mengatakan "Tidak." Tapi aku tidak yakin. Bagaimana aku bisa yakin" Kalau dia memang telah menemukan sesuatu yang baru?"
"Ya," kataku. "Hal supernatural tampaknya memang supernatural. Tapi ilmu pengetahuan hari esok
adalah hal supernatural hari ini."
"Aku tidak berbicara secara resmi, camkan itu,"
Lejeune memperingatkanku.
"Wah, kau berbicara dengan akal sehat. Dan jawab214
annya seseorang harus pergi dan melihat apa yang
sebenarnya terjadi. Itu yang kuusulkan untuk kulakukan"pergi dan melihat."
Lejeune menatapku. "Jalan sudah disiapkan," tandasku.
Lalu aku menceritakan semua padanya. Aku menceritakan persis apa yang rencananya akan dilakukan
olehku dan temanku. Lejeune mendengarkan sambil mengerutkan dahi
dan bibirnya merengut. "Mr. easterbrook, aku mengerti maksudmu. Bisa
dikatakan keadaan sudah memberimu pendahuluannya.
Tapi aku tidak tahu apakah kau sepenuhnya menyadari
bahwa apa yang kauusulkan itu berbahaya sekali"mereka orang-orang berbahaya. Mungkin akan berbahaya
bagimu"dan sudah pasti berbahaya bagi temanmu."
"Aku tahu," kataku, "Aku tahu... kami sudah membahasnya ratusan kali. Aku tidak suka dengan peran
yang harus dimainkannya. Tapi dia bertekad keras,
benar-benar bertekad keras. Persetan semuanya, dia
memang ingin melakukannya!"
Tanpa terduga, Lejeune berkata, "Dia berambut
merah, begitu katamu tadi, kan?"
"Ya," kataku, agak kaget.
"Kita tidak pernah bisa berdebat dengan wanita berambut merah," kata Lejeune. "Aku sangat tahu itu!"
Aku bertanya dalam hati apakah istrinya juga berambut merah.
215 Bab 16 CERITA MARK EASTERBROOK AKU sama sekali tidak merasa gelisah pada kunjunganku
yang kedua ke Bradley. Bahkan, aku menikmatinya.
"Bayangkan dirimu menyatu dengan peran itu,"
kata Ginger menyemangatiku sebelum aku berangkat.
Dan itulah yang kucoba lakukan.
Mr. Bradley menyambutku dengan senyuman ramah.
"sangat senang melihatmu," katanya, sambil mengulurkan tangan yang pendek gemuk. "Jadi kau sudah
mempertimbangkan masalahmu, kan" Well, seperti
yang sudah kukatakan, tidak perlu terburu-buru. santai saja."
Aku berkata, "Justru itu yang tidak bisa kulakukan.
ehem"ini agak mendesak."
Bradley menatapku dengan saksama. Dia memerhatikan sikapku yang gelisah, caraku menghindari
pandangan matanya, kecanggungan tanganku ketika
aku menjatuhkan topiku. 216 "Well, well," katanya. "Mari kita lihat apa yang bisa
kita lakukan. Kau ingin bertaruh tentang sesuatu,
kan" Tidak ada yang lebih manjur dibandingkan olahraga yang menggairahkan, untuk mengalihkan perhatian dari"eng"kesulitan kita."
"Begini?" kataku, lalu diam sama sekali.
Aku membiarkan Bradley melakukan upayanya.
Dan dia melakukannya. "Kulihat kau agak gelisah," katanya. "Berhati-hati.
Aku setuju dengan sikap itu. Jangan pernah mengucapkan sesuatu yang tidak boleh terdengar ibumu!
Nah, mungkin terlintas dalam pikiranmu bahwa di
ruang kantorku ini terpasang penyadap?"
Aku tidak mengerti dan wajahku menunjukkan
itu. "Istilah populer untuk mikrofon," jelasnya. "Alat
perekam. Benda semacam itulah. Tidak. Aku memberikan jaminan pribadi bahwa tidak ada benda semacam
itu di sini. Percakapan kita tidak akan terekam dengan
cara apa pun. Dan kalau kau tidak percaya aku," "ketulusannya cukup menarik hati?"tapi mengapa kau harus
percaya" "kau berhak menentukan tempat pilihanmu
sendiri: restoran, ruang tunggu di salah satu stasiun
kereta api Inggris kita yang tercinta; dan kita akan membahas masalahnya di sana."
Kukatakan aku yakin ruang kantornya sudah cukup
memadai. "Bijaksana! Memang hal semacam itu tidak akan
Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
memberikan manfaat bagi kita, bisa kujamin itu. Baik
kau maupun aku tidak akan mengucapkan sepatah
kata pun yang dalam percakapan hukum bisa "diguna217
kan untuk menuntut kita". Coba kita mulai dengan
cara ini. Ada sesuatu yang membuatmu khawatir. Kau
menganggapku bersikap penuh simpati dan merasa
ingin menceritakannya padaku. Aku sudah banyak
pengalaman dan mungkin bisa menasihatimu. Kesulitan yang dibagi bersama, bebannya akan terbagi juga,
begitu kata orang-orang. Bagaimana kalau kita menganggapnya seperti itu?"
Kami menganggapnya begitu dan dengan terbatabata aku memulai kisahku.
Mr. Bradley sangat piawai. Dia memancing; membuat kata-kata dan kalimat yang sulit keluar dengan
mulus. Bahkan dia begitu lihai, sehingga aku sama
sekali tidak merasa kesulitan bercerita soal diriku yang
ketika remaja begitu tergila-gila pada Doreen dan
perkawinan kami yang dirahasiakan.
"Itu sering kali terjadi!" katanya, sambil menggeleng. "sangat sering. Mudah dipahami! Pria muda
penuh cita-cita. Gadis yang benar-benar cantik. Begitulah ceritanya. Jadi suami-istri dalam waktu secepat
kilat. Dan apa akibatnya?"
Aku melanjutkan bercerita soal akibatnya.
Di sini, dengan sengaja aku membiarkan detaildetailnya agak kabur. Tipe pria yang kucoba perankan,
pasti tidak akan menceritakan detail-detail kotor. Aku
hanya mengemukakan gambaran kekecewaan"pemuda
bodoh yang menyadari dirinya pemuda bodoh.
Kubiarkan muncul anggapan bahwa pernah terjadi
pertengkaran terakhir. Kalau Bradley menyimpulkan
istriku yang muda itu lari bersama pria lain atau bahwa ada pria lain selama itu"itu sudah cukup baik.
218 "Tapi tahukah kau," kataku cemas, "meski dia tidak"yah, bukan seperti yang kusangka, sebenarnya
dia gadis manis. Aku tidak pernah menyangka dia
seperti itu"bahwa dia akan berkelakuan seperti itu,
maksudku." "sebenarnya apa tepatnya yang dilakukannya terhadapmu?"
Yang dilakukan "istriku" terhadapku, jelasku, adalah
kembali kepadaku. "Menurutmu apa yang telah terjadi padanya?"
"Kurasa ini memang luar biasa"tapi aku memang
tidak memikirkannya. sebenarnya, aku mengira, aku
berasumsi, dia sudah mati."
Bradley menggeleng. "Pemikiran akibat pengharapan. Kenapa kau berpikir dia sudah mati?"
"Dia tak pernah menulis surat atau semacamnya.
Aku tak pernah mendengar kabar darinya."
"sebenarnya kau ingin melupakan semua hal yang
berkaitan dengannya."
Bradley, dengan matanya yang kecil seperti manikmanik, bagaikan psikolog, dengan gayanya sendiri.
"Ya," kataku lega. "Kau tahulah, bukannya aku
ingin menikah dengan orang lain."
"Tapi sekarang kau mau, heh, begitukah?"
"Well,?"aku menunjukkan sikap segan.
"Ayolah, ceritakan pada ayahmu ini," kata Bradley
yang memuakkan itu. Aku mengakui, dengan wajah malu, bahwa, ya,
akhir-akhir ini aku mempertimbangkan untuk menikah lagi.
219 Tapi aku bersikukuh dan menolak dengan tegas
memberinya detail apa pun tentang gadis yang ingin
kunikahi. Aku tidak akan menyeretnya ke dalam hal
ini. Aku tidak akan menceritakan satu hal pun tentang dia.
Lagi-lagi, kupikir reaksiku di sini sudah tepat.
Bradley tidak menuntut. sebaliknya dia berkata, "sangat wajar, Bung. Kau sudah mengalami hal-hal buruk di masa lalu. Kau sudah menemukan seseorang
yang tentu sangat cocok denganmu. Mampu berbagi
selera sastra dan gaya hidupmu. Pendamping sejati."
Rupanya dia sudah tahu tentang Hermia. Memang
mudah sekali. Penyelidikan sedikit saja tentang diriku
sudah akan mengungkapkan aku hanya punya satu
teman wanita yang dekat. Bradley, sejak menerima
suratku untuk membuat janji pertemuan, pasti sudah
menyelidikiku, menyelidiki Hermia. Dia sudah punya
informasi lengkap. "Bagaimana dengan perceraian?" tanyanya. "Bukankah itu penyelesaian yang wajar?"
Kutegaskan, "Tidak mungkin ada perceraian.
Dia"istriku"tak mau tahu soal itu!"
"Wah, wah. Bagaimana sikapnya terhadapmu, kalau
boleh aku tahu?" "Dia"eng"dia ingin kembali kepadaku. Dia"dia
sama sekali tidak bisa diajak berunding. Dia tahu ada
seseorang, dan"dan?"
"Bersikap menjengkelkan... aku paham... Rupanya
tidak ada jalan keluar, kecuali tentu saja... Tapi dia
masih cukup muda..."
220 "Dia masih akan hidup bertahun-tahun lagi," kataku getir.
"Oh, tapi kita kan tidak tahu, Mr. easterbrook.
Dia tinggal di luar negeri, katamu?"
"Itu yang dikatakannya padaku. Aku tidak tahu di
mana saja dia pernah berada."
"Mungkin pernah ke Timur. Terkadang, kau tahu,
kita bisa tertular kuman di wilayah itu"kuman yang
tertidur selama bertahun-tahun! Lalu kau pulang dan
mendadak kuman itu berkembang. Aku pernah melihat dua-tiga kasus seperti itu. Bisa saja terjadi dalam
kasus ini. Kalau ini bisa membuatmu bersemangat,"
dia berhenti sebentar, "aku akan bertaruh sedikit uang
pada kasus ini." Aku menggeleng. "Dia masih akan hidup bertahun-tahun lagi."
"Well, kuakui kemungkinan yang kecil memang
ada di pihakmu... Tapi mari kita bertaruh. seribu
lima ratus banding satu bahwa nyonya itu akan meninggal antara sekarang dan Natal; bagaimana kalau
begitu?" "Lebih cepat! Harus lebih cepat! Aku tidak bisa
menunggu. Ada hal-hal?"
Dengan sengaja aku berbicara tidak jelas. Aku tidak
tahu apakah dia menduga hubungan antara aku dengan
Hermia sudah begitu jauh sehingga aku tidak bisa menunda waktu lagi"atau apakah "istriku" mengancam
akan mendatangi Hermia dan membuat masalah. Mungkin dia berpikir ada pria lain yang berusaha mendekati
Hermia. Aku tidak peduli apa yang dipikirkannya. Aku
ingin menekankan mendesaknya waktu.
221 "Itu mengubah kemungkinannya sedikit," katanya.
"Kita ambil saja seribu delapan ratus banding satu
bahwa istrimu sudah mati dalam waktu kurang dari
sebulan. Aku punya sedikit irasat tentang itu."
Kupikir sudah waktunya untuk tawar-menawar"
dan aku menawar. Aku memprotes bahwa aku tidak
punya uang sebanyak itu. Bradley sangat piawai. Dia
tahu, entah bagaimana, dengan tepat berapa jumlah
uang yang bisa kukeluarkan dalam keadaan darurat.
Dia juga tahu Hermia punya uang. Sindirannya yang
halus bahwa di kemudian hari, saat aku sudah menikah, aku tidak akan terlalu merasa kehilangan dari
taruhan ini, membuktikan hal itu. Terlebih lagi, kegentingan keadaanku membuat dia berada dalam kedudukan yang menguntungkan. Dia tidak mau menurunkan permintaan.
Ketika aku pergi, taruhan yang luar biasa itu sudah
diatur dan disepakati. Aku menandatangani semacam surat pengakuan
berutang. Susunannya banyak dipenuhi kalimat istilah
hukum sehingga terlalu sukar dipahami olehku. Bahkan sebenarnya aku sangat ragu apakah surat itu
benar-benar punya kekuatan hukum.
"Apakah ini mengikat secara hukum?"
"Menurutku," kata Mr. Bradley, sambil memamerkan gigi palsunya yang sempurna, "surat ini takkan
perlu diuji keabsahannya." Senyumannya tidak begitu
manis. "Taruhan adalah taruhan. Kalau seseorang
tidak membayar?" Aku memandangnya. "Aku tidak menganjurkannya," katanya perlahan.
222 "Tidak, aku tidak menganjurkannya. Kami tidak menyukai orang yang ingkar janji."
"Aku tidak akan ingkar janji," tukasku.
"Aku yakin kau tidak akan melakukan itu, Mr.
easterbrook. Nah, sekarang tentang"eh"pengaturannya. Mrs. easterbrook, katamu, ada di London. Di
mana tepatnya?" "Apakah kau harus tahu?"
"Aku perlu detail-detail lengkap"selanjutnya yang
harus dilakukan adalah mengatur pertemuanmu dengan Miss Grey"kau ingat Miss Grey?"
Aku bilang, tentu saja aku ingat Miss Grey.
"Wanita mengagumkan. Benar-benar wanita mengagumkan. sangat berbakat. Dia akan memerlukan sesuatu yang pernah dipakai istrimu"sarung tangan"
saputangan apa pun yang semacam itu?"
"Tapi kenapa" Atas dasar?"
"Aku tahu, aku tahu. Jangan tanya kepadaku mengapa. Aku sama sekali tidak tahu. Miss Grey menyimpan rahasianya untuk dirinya sendiri."
"Tapi apa yang akan terjadi" Apa yang akan dilakukannya?"
"Kau benar-benar harus memercayaiku, Mr.
easterbrook, kalau kukatakan aku sama sekali tidak
tahu! Aku tidak tahu"terlebih lagi, aku tidak ingin
tahu"biarkan saja begitu."
Dia berhenti, lalu melanjutkan dengan nada suara
seperti seorang ayah. "saranku sebagai berikut, Mr. easterbrook. Kunjungilah istrimu. Tenangkan dia, biarkan dia mengira
kau akan menyetujui rekonsiliasi. saranku agar kau
223 berkata akan pergi ke luar negeri untuk beberapa
minggu, tapi sekembalimu dan seterusnya, dan seterusnya..."
"Lalu setelah itu?"
"setelah berhasil mencuri sesuatu, yang pernah dipakainya, dengan cara yang tidak mencolok, kau pergi
ke Much Deeping." Dia berhenti sejenak sambil berpikir. "sebentar, rasanya kau pernah menyebut saat
kunjunganmu sebelum ini bahwa kau punya temanteman"keluarga"di lingkungan itu?"
"saudara sepupu."
"Itu memudahkan semuanya. sepupumu itu pasti
akan menampungmu untuk satu-dua hari."
"Biasanya orang lain bagaimana" Apakah mereka
akan tinggal di penginapan setempat?"
"Terkadang, sepertinya"atau mereka naik mobil
dari Bournemouth. semacam itulah"tapi aku hanya
tahu sedikit tentang hal itu."
"Apa yang akan"eh"dipikirkan sepupuku?"
"Katakan saja kau sangat terpikat pada para penghuni Pale Horse. Kau ingin ikut s?ance di sana. Tidak
ada yang kedengaran lebih sederhana. Miss Grey dan
temannya yang cenayang, sering mengadakan pemanggilan arwah. Kau tahu bagaimana para spiritualis.
Kaukatakan tentu saja itu semua omong kosong, tapi
hal itu menarik bagimu. Hanya itu, Mr. easterbrook.
seperti yang bisa kaulihat, tidak ada yang lebih mudah."
"Dan"dan, setelah itu?"
Bradley menggeleng sambil tersenyum.
"Hanya itu saja yang bisa kuceritakan kepadamu.
224 Bahkan hanya itu yang kuketahui. Miss hyrza Grey
yang memimpin di sana. Jangan lupa membawa sarung tangan, atau saputangan, atau apa pun bendanya. Setelah itu, kusarankan agar kau bertamasya ke
luar negeri sejenak. Riviera Italia sangat nyaman saat
ini. Hanya, misalnya, satu-dua minggu."
Aku berkata tidak ingin pergi ke luar negeri. Aku
bilang aku ingin tetap di Inggris.
"Baiklah, tapi yang pasti jangan di London. Tidak,
aku harus menasihatimu dengan keras agar jangan
berada di London." "Kenapa tidak?"
Mr. Bradley menatapku agak gusar.
"Para klien dijamin"eh"keselamatan mereka,"
katanya, "kalau mereka menaati perintah-perintah."
"Bagaimana dengan Bournemouth" Bournemouth
cukup memadai?" "Ya, Bournemouth cukup memadai. Tinggallah di
hotel, berkenalanlah dengan beberapa orang, usahakan
agar terlihat ketika bersama-sama mereka. Kehidupan
tanpa cela"itu tujuan kita. Kau bisa juga pergi ke
Torquay kalau sudah jenuh dengan Bournemouth."
Dia berbicara dengan fasih dan lancar seperti agen
perjalanan. Sekali lagi aku harus menjabat tangannya yang gemuk pendek.
225 Bab 17 CERITA MARK EASTERBROOK "KAU benar-benar akan mengikuti s?ance di rumah
hyrza?" tuntut Rhoda.
"Kenapa tidak?"
"Aku tidak tahu kau begitu tertarik pada hal-hal
semacam itu, Mark." "Sebetulnya tidak benar-benar tertarik," kataku tulus. "Tapi mereka kumpulan aneh, mereka bertiga.
Aku sangat ingin tahu pertunjukan macam apa yang
akan mereka peragakan."
Sebenarnya tidak mudah bagiku untuk berpurapura tak acuh. Dari sudut mataku, aku melihat Hugh
Despard memandangiku sambil berpikir. Dia orang
yang lihai, dengan masa lalu penuh petualangan.
Orang yang punya semacam indra keenam kalau
menyangkut bahaya. Aku menduga saat ini dia mencium kehadiran bahaya"menyadari ada sesuatu yang
lebih penting daripada sekadar rasa penasaran yang
dipertaruhkan. 226 "Kalau begitu aku ikut denganmu," kata Rhoda
riang. "Aku memang ingin tahu."
"Kau tidak boleh melakukan itu, Rhoda," geram
Despard. "Tapi aku tidak benar-benar percaya pada arwah
dan semacamnya, Hugh. Kau tahu itu. Aku hanya
ingin pergi untuk hiburan!"
"Kegiatan semacam itu bukan hiburan," tukas
Despard. "Mungkin saja ada benarnya, mungkin saja.
Dan kurasa efeknya kurang baik bagi orang-orang
yang hanya pergi karena "iseng-iseng ingin tahu"."
"Kalau begitu kau perlu membujuk Mark agar tidak pergi."
"Mark bukan tanggung jawabku," kata Despard.
Tapi sekali lagi dia melirikku dengan tajam dan cepat.
Aku yakin sekali, dia tahu aku punya maksud khusus.
Rhoda jengkel, tapi dia melupakannya. Lalu ketika
kami secara kebetulan bertemu hyrza Grey tak lama
kemudian di pagi hari itu, hyrza sendiri bicara blakblakan tentang hal itu.
"Halo, Mr. Easterbrook, kami menunggumu malam
ini. Mudah-mudahan kami bisa memperagakan pertunjukan bagus bagimu. Sybil memang cenayang yang
bagus, tapi kami tak pernah bisa tahu sebelumnya
hasil apa yang akan diperoleh. Jadi jangan sampai kau
kecewa. Satu hal yang kuminta darimu. Bersikaplah
terbuka. Penanya yang tulus selalu disambut baik"
tapi pendekatan yang bermain-main dan mencemooh,
itu buruk sekali."
Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Sebenarnya aku juga ingin ikut," kata Rhoda.
227 "Tapi Hugh begitu berprasangka. Kau tahu seperti
apa dia." "Lagi pula, aku juga tidak mau kau hadir," kata
hyrza. "Satu orang luar sudah cukup."
Dia berbicara padaku. "Bagaimana kalau kau datang dan makan malam
ringan dulu bersama kami," katanya. "Kami tak pernah makan banyak sebelum s?ance. Sekitar jam tujuh"
Baik, kami menunggu kedatanganmu."
Dia mengangguk, tersenyum, dan pergi dengan
langkah cepat. Aku memandangnya dari belakang.
Aku begitu terbenam dalam dugaan-dugaan sampai
sama sekali tidak mendengar kata-kata Rhoda padaku.
"Apa yang kaubilang" Maaf."
"Kau aneh sekali akhir-akhir ini, Mark. Sejak kau
datang ke sini. Apakah ada masalah?"
"Tidak, tentu saja tidak. Bagaimana mungkin ada
masalah?" "Apakah kau mengalami kebuntuan dengan penulisan bukumu" Hal semacam itu?"
"Buku?" Untuk sejenak aku sama sekali tidak ingat
apa pun tentang bukuku. Lalu dengan terburu-buru
aku berkata, "Oh ya, buku itu. Cukup lancar penulisannya."
"Kurasa kau sedang jatuh cinta," kata Rhoda menuduh. "Ya, itu dia. Jatuh cinta punya efek buruk pada
pria"cinta sepertinya bisa mengacaukan akal sehat
mereka. Wanita justru sebaliknya"berada di puncak
dunia, tampak bersinar-sinar, dan dua kali lipat lebih
cantik daripada biasanya. Lucu, kan, betapa cinta ha228
nya cocok untuk wanita, sedangkan pria hanya dibuat
kelihatan seperti domba sakit?"
"Terima kasih!" kataku.
"Oh, jangan marah padaku, Mark. Menurutku itu
hal yang sangat bagus. Aku senang sekali. Dia benarbenar menyenangkan."
"siapa yang menyenangkan?"
"Hermia Radclife, tentu. Kau rupanya mengira
aku tidak tahu apa-apa tentang apa pun. Aku sudah
lama melihat itu akan terjadi. Dan dia benar-benar
orang yang tepat bagimu"cantik dan cerdas; benarbenar sesuai dan sempurna."
"Itu," kataku, "salah satu perkataan paling judes
yang bisa kaulontarkan tentang seseorang."
Rhoda menatapku. "Memang, agak begitu," katanya.
Dia memalingkan wajah, lalu berkata harus pergi
dan berbicara singkat untuk menghidupkan semangat
tukang daging. Aku berkata akan mengunjungi rumah
pendeta. "Tapi bukan" "aku mencegah suatu komentar"
"untuk meminta Pendeta agar mengumumkan pernikahan!"
2 Datang ke rumah pendeta terasa bagai pulang ke rumah.
Pintu depan terbuka dengan mengundang. Saat
masuk, aku menyadari ada beban yang terlepas dari
pundakku. 229 Mrs. Dane Calthrop masuk melalui pintu di bagian belakang serambi, membawa ember plastik besar
berwarna hijau cerah, entah untuk apa, aku tidak bisa
menerkanya. "Halo, oh kau," katanya. "sudah kuduga kau akan
datang." Dia menyerahkan ember itu padaku. Aku tidak
tahu harus berbuat apa dengan benda itu hingga hanya berdiri canggung.
"Taruh di luar, di ambang pintu," kata Mrs. Dane
Calthrop agak kurang sabar, seolah seharusnya aku
sudah tahu. Aku menuruti perintahnya. Kemudian aku mengikutinya ke ruang duduk lusuh yang sama tempat
kami pernah duduk. Ada api yang sudah hampir padam di sana, tapi Mrs. Dane Calthrop mengadukaduknya sampai menyala lagi dan melemparkan sebatang kayu di atasnya. Lalu dia memberi isyarat
padaku agar duduk, sementara dia sendiri menjatuhkan diri di kursi lain, lalu menatapku dengan pandangan bersinar dan tidak sabaran.
"Bagaimana?" tuntutnya. "Apa yang sudah kaulakukan?"
Kalau melihat sikapnya yang penuh semangat menggebu, rasanya seolah kami harus mengejar kereta api.
"Kau sudah menyuruhku melakukan sesuatu. Aku
sedang melakukan sesuatu."
"Bagus. Apa?" Aku menceritakannya. Aku menceritakan seluruhnya.
Bisa dikatakan, aku jadi menceritakan padanya hal-hal
yang sebenarnya aku sendiri tidak tahu persis.
230 "Malam ini?" kata Mrs. Dane Calthrop sambil
merenung. "Ya." Dia diam sejenak, rupanya sedang berpikir. Tanpa
bisa mengendalikan diri, aku berkata tiba-tiba, "Aku
tidak suka ini. Ya Tuhan, aku tidak suka ini!"
"Mengapa harus suka?"
Tentu saja itu tidak mungkin dijawab.
"Aku sangat mengkhawatirkannya."
Mrs. Dane Calthrop memandangku ramah.
"Kau tidak tahu," kataku, "betapa"betapa beraninya dia. Kalau, entah bagaimana, mereka berhasil
mencederainya?" Mrs. Dane Calthrop berkata perlahan, "Aku tidak
mengerti"aku benar-benar tidak mengerti"bagaimana mereka bisa mencederainya dengan cara seperti
yang kaumaksud." "Tapi mereka sudah mencederai"orang-orang
lain." "Kelihatannya memang begitu, benar..." Dia kedengaran tidak puas.
"Dari berbagai segi lain, dia akan baik-baik saja.
Kami sudah mengambil semua tindakan pencegahan
yang bisa terbayangkan akan diperlukan. Bahaya jasmaniah tidak mungkin terjadi padanya."
"Tapi bukankah justru cedera jasmaniah yang diakui bisa dilakukan orang-orang ini?" Mrs. Dane
Calthrop menekankan. "Mereka mengaku bisa bekerja
melalui pikiran terhadap tubuh. Penyakit"kesakitan.
sangat menarik kalau memang mereka bisa. Tapi
231 sangat mengerikan! Dan ini harus dihentikan, seperti
yang sudah kita sepakati."
"Tapi dialah yang mengambil risiko," gerutuku.
"seseorang perlu melakukan itu," kata Mrs. Dane
Calthrop tenang. "Ini membuat harga dirimu tersinggung, karena bukan kau yang melakukannya. Kau
harus menerima itu. Ginger sesuai sekali dengan peran yang dimainkannya. Dia bisa mengendalikan diri
dan cerdas. Dia tidak akan mengecewakanmu."
"Aku tidak khawatir soal itu!"
"Well, berhentilah mencemaskannya. Itu tidak akan
bermanfaat baginya. Jangan menghindari pokok persoalan. Kalau dia meninggal akibat percobaan ini, dia
meninggal demi maksud mulia."
"Ya Tuhan, kau kasar sekali!"
"seseorang perlu kasar," kata Mrs. Dane Calthrop.
"Bayangkan selalu hal terjelek. Kau bisa buktikan betapa pemikiran seperti itu bisa menenangkan saraf.
Kau akan langsung berpikir kejadiannya takkan mungkin seburuk bayanganmu."
Dia mengangguk ke arahku dengan sikap meyakinkan.
"Mungkin kau benar," kataku ragu.
Mrs. Dane Calthrop berkata dengan penuh keyakinan, tentu saja dia benar.
Aku meneruskan tentang detail-detailnya.
"Kau punya telepon?"
"Tentu." Aku menjelaskan apa yang akan kulakukan.
"setelah"kegiatan malam ini selesai, mungkin aku
232 akan ingin sering menghubungi Ginger. Meneleponnya tiap hari. Bisakah aku meneleponnya dari sini?"
"Tentu saja. Terlalu banyak orang datang dan pergi
di tempat Rhoda. Kau harus yakin tidak ada yang
menguping." "Aku masih akan menginap di rumah Rhoda untuk beberapa waktu. Aku tidak diharapkan untuk"
kembali ke London." "Tidak ada gunanya memikirkan masa depan," kata
Mrs. Dane Calthrop. "Tidak setelah malam ini."
"Malam ini..." Aku bangkit berdiri. Aku mengatakan sesuatu yang tidak biasa kulakukan. "Doakan
aku"kami," kataku.
"Tentu saja," kata Mrs. Dane Calthrop, kaget karena aku merasa perlu memintanya.
Ketika aku keluar dari pintu depan, rasa ingin tahu
yang mendadak membuatku bertanya, "Kenapa ember
itu" Untuk apa?"
"ember" Oh, itu untuk anak-anak sekolah, untuk
memetik berry dan dedaunan dari pagar-pagar"untuk
gereja. Jelek sekali ya embernya, tapi begitu berguna."
Aku menerawang ke luar, menyaksikan kekayaan
dunia di musim gugur. Keindahan yang begitu lembut dan tenang...
"Malaikat dan para pendeta mulia, lindungilah
kami," kataku. "Amin," kata Mrs. Dane Calthrop.
3 Penyambutanku di Pale Horse sangat konvensional.
233 Aku tidak tahu suasana khas apa yang kuharapkan,
tapi yang pasti tidak seperti ini.
hyrza Grey, memakai gaun wol gelap polos, membuka pintu, dan berkata dengan nada suara tegas,
"Ah, kau sudah datang. Bagus. Kita akan langsung
makan malam." Benar-benar sangat wajar, sangat biasa...
Di ujung serambi berdinding panel, meja makan
sudah ditata untuk makan malam sederhana. Kami
makan sup, omelette, dan keju. Bella melayani kami.
Dia mengenakan gaun hitam dan semakin tampak
seperti orang dalam kerumunan di lukisan primitif
Italia. Sybil kelihatan lebih bergaya eksotis. Dia mengenakan gaun panjang dari semacam kain tenun
berwarna biru merak, dijalin dengan benang emas.
Manik-maniknya kali ini tidak ada, tapi dia memakai
dua gelang emas berat pada pergelangan tangannya.
Dia makan sedikit omelette saja, tidak menyentuh makanan lain. Dia hanya berbicara sedikit, menyuguhi
kami sikap seperti sedang berada jauh sekali, asyik
dengan hal-hal yang lebih tinggi. Seharusnya memberi
kesan mendalam. Tapi ternyata tidak. Efeknya seperti
terlalu dramatis dan tidak wajar.
hyrza Grey melemparkan percakapan seperlunya"
komentar-komentar cepat mengenai kejadian-kejadian
setempat. Malam ini dia bersikap seperti layaknya perawan tua pedalaman Inggris, menyenangkan, eisien,
tidak menaruh perhatian kecuali pada lingkungannya
yang terdekat. Aku berpikir dalam hati, aku sudah gila, benarbenar gila. Apa yang perlu ditakuti di sini" Bahkan
234 Bella malam ini hanya kelihatan seperti wanita desa
tua yang setengah gila"seperti ratusan wanita semacam dia"keturunan perkawinan sedarah, tidak tersentuh pendidikan atau wawasan yang lebih luas.
Bila ditinjau kembali, percakapanku dengan Mrs.
Dane Calthrop terasa sangat luar biasa. Kami sudah
bersusah payah membayangkan entah apa. Gagasan
tentang Ginger"Ginger dengan rambut dicat dan
nama palsu"berada dalam bahaya dari sesuatu yang
bisa dilakukan ketiga wanita itu, benar-benar sangat
menggelikan! Makan malam berakhir sudah.
"Tidak ada kopi," kata hyrza dengan sikap minta
maaf. "Tidak baik kalau terlalu banyak rangsangan."
Dia bangkit berdiri. "Sybil?"
"Ya," kata Sybil, wajahnya mulai memancarkan ekspresi yang pasti disangkanya sebagai ekspresi bahagia
dan bukan dari dunia ini. "Aku harus pergi dan menyiapkan..."
Bella mulai membereskan meja makan. Aku berjalan ke tempat papan nama penginapan lama tergantung. hyrza mengikutiku.
"Sebenarnya kau tidak mungkin bisa melihatnya
dengan cahaya seperti ini," katanya.
Itu memang benar. Gambar kabur di atas kotoran
gelap yang sudah mengeras pada papan itu hampir
tidak bisa terlihat sebagai gambar sosok kuda. Ruang
depan diterangi beberapa bohlam yang temaram dan
dilindungi kap kulit tebal.
"Gadis berambut merah itu"siapa namanya"
Ginger atau siapa"yang pernah menginap di desa
235 ini"dia bilang mau membersihkan dan memperbaikinya," kata hyrza. "Tapi sepertinya dia lupa." Lalu dia
menambahkan sambil lalu, "Dia bekerja di galeri atau
semacamnya di London."
Aku merasa aneh mendengar nama Ginger disinggung dengan enteng dan sambil lalu.
Aku berkata sambil menatap gambar itu, "Gambar
ini mungkin menarik."
"Tentunya bukan lukisan yang bagus," kata hyrza.
"Hanya sedikit pulasan cat. Tapi papan ini memang
milik rumah ini sejak dulu"dan tentu umurnya sudah lebih dari tiga ratus tahun."
"Siap." Kami menoleh terkejut. Bella, keluar dari kegelapan, memanggil kami.
"Sudah saatnya mulai," kata hyrza, masih berbicara cepat dan sambil lalu.
Aku mengikutinya ketika dia memimpin jalan ke
luar, ke gudang yang sudah diubah fungsinya.
Seperti sudah kukatakan, tidak ada jalan masuk ke
sana langsung dari rumah. Malam itu gelap dan berawan, tidak ada bintang. Kami keluar dari kekelaman
yang pekat masuk ke ruangan panjang yang diterangi
lampu-lampu. Gudang itu kelihatan berbeda di malam hari. Di
pagi hari tempat tersebut tampak sebagai perpustakaan
nyaman. Sekarang gudang itu menjelma menjadi sesuatu yang lebih. Memang ada lampu-lampu, tapi tidak dinyalakan. Pencahayaan di sana tidak langsung,
cahaya menyebar di ruangan itu dengan lembut tapi
tampak dingin. Di tengah ruangan ada semacam tem236
pat tidur atau dipan yang ditinggikan. Di atasnya dihamparkan kain ungu yang dihiasi bordiran berbagai
lambang misterius. Di ujung terjauh ruangan itu ada kompor kecil
dan di sebelahnya, baskom tembaga"kelihatan sudah
usang. Di ujung lain, diletakkan hampir menyentuh dinding, ada kursi berat bersandaran kayu ek. hyrza
memberi isyarat agar aku mendekatinya.
"Duduklah di sana," katanya.
Dengan patuh aku duduk. Sikap hyrza sudah berubah. Anehnya aku tidak bisa menjelaskan dengan tepat
apa perubahannya. Tidak ada tanda-tanda gaya klenik
palsu macam Sybil. Sikap hyrza lebih menunjukkan
seolah tirai sehari-hari dari kehidupan sepele yang normal sudah disingkapkan. Di belakangnya berada wanita
yang sesungguhnya, memperagakan sikap seperti ahli
bedah yang mendekati meja operasi untuk pembedahan
sulit dan berbahaya. Kesan ini semakin kuat ketika dia
menghampiri lemari dinding dan mengeluarkan dari
dalamnya apa yang tampak sebagai baju kerja panjang.
Saat terkena cahaya, baju itu tampak seperti terbuat dari
semacam jaringan logam yang ditenun. Dia mengenakan
sarung tangan yang terbuat dari semacam jala halus
yang agak menyerupai rompi antipeluru yang pernah
ditunjukkan padaku.
Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kita harus selalu waspada," katanya.
Kalimat itu bagiku terdengar agak menyeramkan.
Lalu dia berbicara padaku dengan suara berat yang
penuh tekanan. "Harus kutekankan kepadamu, Mr. Easterbrook, pen237
tingnya tetap diam sepenuhnya di tempat kau berada.
Kau sama sekali tidak boleh pindah dari kursi itu.
Mungkin tidak akan aman kalau kau melakukannya. Ini
bukan permainan anak-anak. Aku berurusan dengan
kekuatan-kekuatan berbahaya bagi mereka yang tidak
tahu cara menanganinya!" Dia berhenti lalu bertanya,
"Kau sudah membawa barang yang diminta?"
Tanpa berbicara, aku mengeluarkan dari saku bajuku sarung tangan kulit cokelat dan menyerahkannya.
Dia mengambilnya dan menghampiri lampu logam
dengan kap berbentuk leher angsa. Dia menyalakan
lampu dan memegang sarung tangan itu di bawah
pancaran cahayanya yang berwarna aneh dan pucat,
membuat sarung tangan itu berubah warna dari cokelat matang ke kelabu samar.
Dia mematikan lampu dan mengangguk setuju.
"sangat sesuai," katanya. "Getaran isik dari pemakainya cukup kuat."
Dia meletakkannya di atas sesuatu yang tampak
seperti kotak radio di ujung ruangan. Kemudian dia
mengeraskan suaranya sedikit. "Bella. Sybil. Kami sudah siap."
Sybil yang masuk lebih dulu. Dia memakai jubah
hitam panjang di atas gaunnya yang biru merak. Dia
menyingkapkan jubah dengan gerakan dramatis. Jubah itu meluncur turun, tampak seperti kolam tinta
hitam di lantai. Lalu dia maju ke depan.
"Kuharap semua akan berjalan lancar," katanya.
"Kita tidak pernah tahu pasti. Harap jangan menyikapinya dengan skeptis, Mr. Easterbrook. Itu akan
sangat menghambat." 238 "Mr. easterbrook datang ke sini bukan untuk
mengolok-olok," kata hyrza.
Suaranya menyimpan nada suram.
Sybil berbaring di atas dipan ungu. hyrza membungkuk di atasnya, menyusun lipatan-lipatan kainnya.
"Cukup nyaman?" dia bertanya cemas.
"Ya, terima kasih, Sayang."
hyrza memadamkan beberapa lampu. Lalu dia
mendorong maju sesuatu, semacam langit-langit beroda. Benda itu ditempatkannya sampai memayungi
dipan dan membuat Sybil berada dalam bayangan
gelap di tengah cahaya temaram yang mengelilinginya.
"Terlalu banyak cahaya bisa merusak kondisi kerasukan penuh," katanya.
"Well, kurasa sekarang kita sudah siap.
"Bella?" Bella keluar dari balik bayangan. Kedua
wanita itu mendekatiku. Dengan tangan kanannya
hyrza memegang tangan kiriku. Tangan kirinya memegang tangan kanan Bella, tangan kiri Bella memegang tangan kananku. Tangan hyrza kering dan keras, tangan Bella dingin dan tidak bertulang"rasanya
seperti siput dan aku menggigil karena jijik.
hyrza rupanya sudah memencet suatu tombol,
karena musik terdengar lembut dari langit-langit. Aku
mengenalinya sebagai "Mars Kematian" karya
Mendelssohn. Panggung sandiwara, kataku dalam hati dengan
agak mencemooh. Hiasan-hiasan yang tampak menarik! Aku tenang dan kritis"tapi meski demikian, aku
239 menyadari ada aliran getaran dari emosi cemas yang
tidak dikehendaki. Musik berhenti. Penantian yang sangat lama menyusul. Hanya ada suara napas, napas Bella yang agak
mendesah, napas sybil yang dalam dan teratur.
Kemudian mendadak, sybil berbicara. Tapi bukan
dengan suaranya sendiri. suaranya suara pria yang
berat, sama sekali tidak mirip dengan suaranya yang
penuh aksen tajam. suara yang ini punya aksen asing
dalam suara garau. "Aku sudah di sini," kata suara itu.
Tanganku dilepaskan. Bella menyelinap ke dalam
kegelapan. hyrza berkata, "Selamat malam. Kaukah
Macandal?" "Aku Macandal."
hyrza mendekati dipan dan menggeser langitlangit yang menaunginya. Cahaya yang lembut mengalir ke wajah Sybil. Dia tampak seperti tertidur sangat
nyenyak. Dalam istirahat itu, wajahnya kelihatan sangat berbeda.
Garis-garisnya hilang. Dia kelihatan bertahun-tahun
lebih muda. Bahkan bisa dibilang dia kelihatan hampir cantik.
hyrza berkata, "Apakah kau siap, Macandal, untuk
tunduk pada hasrat dan kehendakku?"
Suara baru yang berat itu berkata, "Aku siap."
"Apakah kau bersedia berupaya melindungi tubuh
Dossu yang berbaring di sini dan yang sekarang kauhuni, dari segala cedera dan kerusakan isik" Bersediakah
kau membaktikan kekuatan hidupnya bagi tujuanku,
agar tujuan itu bisa dicapai melalui kekuatan itu?"
240 "Aku bersedia."
"Bersediakah kau membaktikan tubuh ini agar kematian bisa melewatinya, menaati hukum-hukum
alami yang ada dalam tubuh penerima?"
"Yang mati harus dikirimkan untuk menyebabkan
kematian. Terjadilah."
hyrza mundur selangkah. Bella maju dan mengacungkan salib. hyrza meletakkannya di atas dada
Sybil dalam posisi terbalik. Lalu Bella membawakan
tabung kecil berwarna hijau. hyrza menuangkan setetes dua tetes isinya ke dahi Sybil, lalu menggambar
sesuatu dengan jarinya. Sekali lagi aku seolah melihat
itu lambang salib yang terbalik.
hyrza berkata kepadaku, singkat, "Air suci dari
gereja Katolik di Garsington."
Suaranya biasa saja dan seharusnya hal itu memecah suasana, tapi ternyata tidak. Suara itu justru membuat seluruh kegiatan ini, entah bagaimana, semakin
menakutkan. Akhirnya, dia memegang alat bunyi-bunyian mengerikan yang pernah diperlihatkannya. Dia menggoyangnya tiga kali, lalu meletakkannya ke genggaman
tangan Sybil. Dia mundur dan berkata, "Semuanya sudah siap."
Bella mengulangi kata-katanya, "Semuanya sudah
siap?" hyrza berbicara padaku dengan berbisik, "Kukira
kau tidak terlalu terkesan dengan upacara ini, kan"
Beberapa tamu kami terkesan sekali. Bagimu, aku
berani bertaruh, ini semua hanya omong kosong konyol. Tapi jangan terlalu yakin. Upacara"pola kata241
kata dan kalimat yang disucikan waktu dan penggunaan, punya efek terhadap roh manusia. Apa yang
menyebabkan histeria massal" Kita tidak tahu persis.
Tapi itu fenomena yang memang ada. Penggunaan
dari masa lalu, mereka memainkan peranan"peranan
penting, menurutku."
Bella sudah keluar dari ruangan itu. sekarang dia
kembali, sambil membawa ayam jantan putih. Ayam
itu masih hidup dan berjuang untuk melepaskan
diri. sekarang dengan kapur putih dia berlutut dan mulai menggambar lambang-lambang di lantai, di sekeliling kompor dan baskom tembaga. Dia meletakkan
ayam jantan dengan paruhnya di atas garis putih melengkung di sekeliling baskom dan ayam itu tetap di
sana tak bergerak. Dia menggambar lebih banyak lambang lagi, sambil bernyanyi, dengan suara garau yang rendah. Katakatanya tidak jelas bagiku, tapi ketika dia berlutut
dan bergoyang, jelas sekali dia berupaya membawa
dirinya mencapai puncak ekstase yang vulgar.
sambil memerhatikanku, hyrza berkata, "Kau tidak begitu suka" Ini sudah sangat kuno, kau tahu,
sangat kuno! Jampi-jampi kematian, menurut resep
yang turun-temurun dari ibu ke putrinya."
Aku tidak bisa memahami hyrza. Dia tidak berbuat apa pun untuk menambahkan efek yang sebenarnya bisa kurasakan timbul akibat peragaan Bella yang
mengerikan. Dia malah seolah sengaja mengambil peran sebagai komentator.
Bella mengulurkan tangan ke kompor dan api me242
nyala berkelip-kelip. Dia menyiramkan sesuatu ke atas
nyala api, lalu bau kental yang memualkan menyebar
memenuhi udara. "Kami sudah siap," kata hyrza.
Ahli bedah, pikirku, mengangkat pisau bedahnya...
hyrza mendekati apa yang kusangka sebagai kotak
radio. Kotak itu membuka, dan aku melihat ternyata
benda itu perabot listrik besar yang agak rumit.
Benda itu bergerak seperti troli. hyrza mendorongnya perlahan dan dengan hati-hati ke dekat dipan.
Dia membungkuk di atasnya, mengatur tomboltombolnya, sambil menggumam pada dirinya sendiri:
"Kompas, timur-timur laut... derajat... nah, ini sudah
benar." Dia mengambil sarung tangan dan membetulkan letaknya sampai suatu posisi tertentu, sambil
menyalakan lampu ungu kecil di sampingnya.
Lalu dia berbicara pada sosok yang terbaring diam
di atas dipan. "Sybil Diana Helen, kau dibebaskan dari selubungmu yang fana yang dijaga dengan aman oleh roh
Macandal. Kau bebas untuk menyatu dengan pemilik
sarung tangan ini. Seperti semua manusia, tujuan hidupnya kematian. Tidak ada kepuasan terakhir kecuali
kematian. Hanya kematian yang menyelesaikan semua
masalah. Hanya kematian yang memberikan kedamaian sejati. Semua orang besar tahu itu. Ingatlah
Macbeth, "Setelah demam kehidupan yang gelisah, dia
tidur nyenyak." Ingatlah puncak kebahagiaan Tristan
dan Isolde. Cinta dan kematian. Cinta dan kematian.
Tapi yang paling hebat kematian..."
Kata-kata itu berbunyi nyaring, bergema, berulang243
ulang-mesin yang berbentuk seperti kotak itu mulai
mengeluarkan dengungan rendah, bola-bola lampu di
dalamnya bersinar"aku merasa bingung, terlena. Ini
sesuatu yang kupikir tidak bisa lagi kucemooh. hyrza
dengan kekuatan yang dilepaskan sepenuhnya, seolah
memperbudak sosok yang berbaring di atas dipan.
Dia memanfaatkannya. Memanfaatkannya demi suatu
tujuan pasti. Aku samar-samar menyadari mengapa
Mrs. Oliver ngeri, bukan pada hyrza, tapi pada Sybil
yang kelihatannya bodoh. Sybil punya sua-tu kekuatan, bakat alam, yang tidak ada hubungannya dengan
pikiran atau kecerdasan; ini kekuatan isik, kekuatan
untuk melepaskan diri dari tubuh. Dan dengan
terpisah seperti itu, pikirannya bukan lagi miliknya,
tapi pikiran hyrza. Dan hyrza memanfaatkan milik
sementaranya itu. Ya, tapi kotak itu" Apa peran kotak itu"
Lalu tiba-tiba seluruh ketakutanku teralihkan ke
kotak itu! Rahasia iblis apa yang dipraktikkan melaluinya" Apakah dengan kotak itu bisa dihasilkan semacam sinar-sinar laser yang berpengaruh pada sel-sel
pikiran" Pada benak tertentu"
Suara hyrza melanjutkan, "Titik lemah... selalu ada
titik lemah... jauh di dalam jaringan daging... Melalui
kelemahan datanglah kekuatan-kekuatan dan kedamaian
dari kematian... menuju kematian"perlahan, dengan
wajar, menuju kematian jalan sejati, jalan alami.
Jaringan-jaringan tubuh menaati pikiran... perintahlah
mereka"perintahlah mereka.... Menuju kematian...
Kematian, Sang Penakluk... Kematian... segera... sangat
segera... Kematian... kematian... KEMATIAN!"
244 suaranya meninggi sampai menjadi jeritan keras...
Dan jeritan seperti suara binatang mengerikan keluar
dari Bella. Dia bangkit berdiri, sebilah pisau berkilau... ada kuakan tercekik yang mengerikan dari ayam
jantan... Darah mengucur ke baskom tembaga. Bella
berlari-lari, sambil mengulurkan baskom...
Dia menjerit keras, "Darah... darah... DARAH!"
hyrza merenggut sarung tangan keluar dari mesin.
Bella mengambilnya, mencelupnya ke darah, mengembalikannya pada hyrza yang meletakkannya kembali
ke tempatnya semula. Suara Bella meninggi lagi dalam jeritan puncak
ektase yang nyaring... "Darah... darah... darah...!"
Dia berlari-lari mengelilingi kompor, lalu jatuh ke
lantai sambil kejang-kejang. Kompor berkedip-kedip
lalu padam. Aku merasa mual sekali. Tanpa melihat apa-apa,
sambil mencengkeram lengan kursiku, kepalaku terasa
seperti berputar-putar di angkasa...
Aku mendengar bunyi ceklikan. Dengungan mesin
berhenti. Lalu suara hyrza terdengar, jelas dan terkendali,
"Sihir kuno dan sihir baru. Pengetahuan lama dari
kepercayaan, pengetahuan baru dari sains. Bersamasama, keduanya akan jaya..."
245 Bab 18 CERITA MARK EASTERBROOK "WELL, seperti apa kemarin?" tuntut Rhoda dengan
penuh gairah di meja sarapan.
"Oh, seperti biasanya," kataku tak acuh. Aku merasa kurang enak karena menyadari pandangan Despard
ke arahku. Pria yang waspada.
"Pentagram digambarkan di lantai?"
"Banyak sekali."
"Ada ayam jantan putih?"
"Tentu saja. Itu bagian Bella dalam hiburan dan
permainan." "Lalu kerasukan serta hal-hal lainnya?"
"seperti yang kaukatakan, kerasukan dan hal-hal
lainnya." Rhoda kelihatan kecewa. "Rupanya kau menganggapnya agak menjemukan,"
kata Rhoda dengan suara yang menunjukkan dia kecewa.
Kukatakan semua itu sudah terlalu berlebihan. Pokoknya, aku sudah memuaskan rasa ingin tahuku.
246 Belakangan ketika Rhoda keluar ke dapur, Despard
berkata padaku, "Kau agak terguncang juga, kan?"
"Well?" Aku berupaya keras menyepelekan semuanya, tapi
Despard bukanlah orang yang mudah ditipu.
Aku berkata perlahan, "sebenarnya"agak biadab."
Dia mengangguk. "Kita memang sebenarnya tidak percaya itu," kata
Despard. "Tidak dengan akal sehat kita"tapi memang ada efeknya. Aku sudah banyak melihat hal
semacam itu di Afrika Timur. Dukun-dukun di sana
sangat berpengaruh pada rakyat di sana, dan perlu
diakui banyak hal aneh terjadi yang tidak bisa dijelaskan secara rasional."
"Kematian?" "Oh, ya. Kalau seseorang tahu dia sudah ditandai
untuk mati, dia akan mati."
"Kekuatan daya sugesti, rupanya."
"Kelihatannya begitu."
"Tapi itu tidak benar-benar, memuaskanmu?"
"Tidak"tidak sepenuhnya. Ada kasus-kasus yang
sulit dijelaskan dengan teori-teori ilmiah Barat yang
canggih. Tenung itu biasanya tidak mempan untuk
orang eropa (meski aku tahu ada beberapa kasus).
Tapi kalau kepercayaan ada di dalam dirimu, maka
kau sudah terkena!" Dia berhenti di situ.
Aku berkata sambil merenung, "Aku setuju denganmu, kita tidak bisa terlalu bersikap didaktis. Hal-hal
ajaib terjadi bahkan di negeri kita ini. suatu hari aku
berada di rumah sakit di London. Ada gadis masuk"
pasien saraf, mengeluh karena rasa sakit luar biasa di
247
Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tulang-tulang, lengannya, dan sebagainya. Tidak ada
penyebabnya. Mereka curiga dia korban histeria. Dokter berkata padanya dia bisa disembuhkan dengan
menggesekkan tongkat besi panas ke lengannya. Apakah dia setuju untuk mencobanya" Dia setuju.
"Gadis itu membuang muka dan memejamkan
mata rapat-rapat. Dokter mencelupkan tongkat kaca
ke air dingin dan menggesekkannya di bagian dalam
lengan gadis itu. Gadis itu berteriak-teriak kesakitan.
Dokter berkata "Kau akan sembuh sekarang." Gadis
itu bilang "Kupikir memang begitu, tapi sangat menyakitkan tadi. Terasa terbakar." Hal yang aneh buatku
yaitu"bukan karena dia percaya tangannya dibakar,
tapi bahwa lengannya memang benar-benar terbakar.
Kulitnya benar-benar melepuh di sana-sini di tempat
tongkat itu menyentuhnya."
"Apakah dia sembuh?" tanya Despard ingin tahu.
"Oh ya. sakit saraf itu, atau apa pun penyakitnya,
tidak pernah timbul lagi. Tapi lengannya yang terbakar perlu dirawat."
"Luar biasa," kata Despard. "Itu membuktikan sesuatu, kan?"
"Dokternya sendiri juga kaget."
"Kubayangkan begitu..." Despard menatapku dengan pandangan aneh.
"Kenapa kau begitu ingin mengikuti s?ance tadi
malam?" Aku mengangkat pundakku. "Ketiga wanita itu membuatku penasaran. Aku
ingin melihat pertunjukan macam apa yang akan
mereka peragakan." 248 Despard tidak berbicara lagi. Menurutku dia tidak
percaya kepadaku. seperti sudah kukatakan, dia orang
yang punya perhatian cermat.
Akhirnya aku pergi ke rumah pendeta. Pintu terbuka tapi rupanya tidak ada orang di rumah.
Aku pergi ke ruangan kecil, ke tempat telepon,
dan menelepon Ginger. Rasanya lama sekali sebelum aku mendengar suaranya.
"Halo!" "Ginger!" "Oh, kau. Apa yang terjadi?"
"Kau baik-baik saja?"
"Tentu aku baik-baik saja. Mengapa tidak?"
Gelombang kelegaan menyapu diriku.
Tidak ada masalah dengan Ginger; sikap menantangnya yang sudah familier bagiku terasa melegakan.
Bagaimana mungkin aku sempat menyangka bahwa
omong kosong itu bisa mencederai makhluk yang begitu wajar seperti Ginger"
"Aku menduga mungkin saja kau baru bennimpi
buruk atau semacamnya," kataku agak bodoh.
"Well, aku tidak bermimpi buruk. Memang aku
menduga akan begitu, tapi yang terjadi hanya aku
sering terbangun dan bertanya-tanya apakah aku merasa ada hal aneh terjadi pada diriku. Aku bahkan
hampir merasa marah karena tidak ada yang terjadi
padaku." Aku tertawa. "Tapi lanjutkan"ceritakan kepadaku," kata Ginger.
"Bagaimana kejadiannya?"
249 "Tidak banyak yang luar biasa. sybil berbaring di
atas dipan ungu dan kerasukan."
Ginger menyemburkan tawa geli.
"Oh ya" Menakjubkan sekali! Apakah dipannya dialasi beludru hitam" Dia telanjang?"
"sybil bukan Madame de Montespan. Dan ini
bukan misa hitam. Bahkan sybil mengenakan banyak
sekali pakaian, berwarna biru merak, dengan banyak
hiasan lambang yang dibordir."
"Kedengarannya sangat sopan dan sangat bergaya
sybil. Apa yang dilakukan Bella?"
"Well, yang ini memang agak biadab. Dia membunuh ayam jantan putih lalu mereka mencelupkan sarung tanganmu ke darahnya."
"Oooh"menjijikkan... Apa lagi?"
"Banyak lagi," kataku.
Kupikir aku sudah lumayan berhasil. Aku melanjutkan, "hyrza menunjukkan seluruh tipuannya. Memanggil roh"Macandal namanya, kalau tak salah.
Lalu ada lampu-lampu berwarna dan nyanyian. Keseluruhannya mungkin akan sangat berkesan bagi kebanyakan orang"pasti membuat mereka ketakutan
setengah mati." "Tapi bagimu tidak menakutkan?"
"Bella yang agak menakutkanku," kataku. "Dia memegang pisau yang tampak sangat mengerikan. Aku
khawatir dia akan jadi gila dan menambahkanku sebagai korban kedua di samping ayam jantan itu."
Ginger menuntut, "Tidak ada hal lain yang membuatmu takut?"
"Aku tidak terpengaruh hal-hal semacam itu."
250 "Kalau begitu kenapa kau kedengaran begitu lega
ketika tahu aku baik-baik saja?"
"Well, karena?" aku berhenti.
"Baiklah," Ginger berkata dengan sikap menurut.
"Kau tidak perlu menjawab pertanyaan yang satu itu.
Dan kau tidak perlu bersusah-payah menyepelekan
seluruh kegiatan itu. sesuatu pada kegiatan itu telah
meninggalkan kesan mendalam padamu."
"Hanya saja, kupikir, karena"hyrza, maksudku"
tampak begitu tenang dan yakin pada hasilnya."
"Dia yakin bahwa apa yang kauceritakan sudah
dilakukannya, akan benar-benar bisa membunuh seseorang?"
Suara Ginger kedengaran tidak percaya.
"Itu memang gila," kuakui.
"Apakah Bella juga yakin?"
Aku mempertimbangkannya. Kukatakan, "Kupikir
Bella hanya menikmati kegiatan menyembelih ayam
dan membuat dirinya mencapai semacam puncak kegilaan dalam mantra-mantra pengantar bencana. Mendengarnya mengerang-erang "Darah... darah" benarbenar pengalaman yang mengerikan."
"Coba aku juga mendengarnya," kata Ginger menyesali.
"Kuharap juga begitu," kataku. "Sejujurnya, keseluruhan penampilan mereka cukup hebat."
"Jadi sekarang kau baik-baik saja, kan?" kata
Ginger. "Apa yang kaumaksud"baik-baik saja?"
"Tadi di awal telepon, kau tidak baik-baik, tapi
sekarang sudah." 251 Kesimpulannya memang benar. suara Ginger yang
riang dan wajar sudah bekerja bagai mukjizat bagiku.
Namun diam-diam, aku angkat topi pada hyrza Grey.
Meski keseluruhan penampilan mereka tampak palsu,
tapi benakku sempat terjangkit keraguan dan kegelisahan. Tapi sekarang semuanya tidak jadi masalah, Ginger
baik-baik saja. Dia bahkan tidak bermimpi buruk.
"Lalu selanjutnya apa yang kita lakukan?" tuntut
Ginger. "Apakah aku harus diam selama seminggu
lebih?" "Kalau aku ingin menerima seratus pound dari Mr.
Bradley, ya." "Kau pasti mendapatkannya. Kau masih akan tinggal di rumah Rhoda?"
"Untuk sementara waktu. Lalu aku akan pindah ke
Bournemouth. Ingat, kau harus meneleponku setiap
hari atau aku yang meneleponmu"itu lebih baik.
Aku sekarang menelepon dari rumah Pendeta."
"Bagaimana kabar Mrs. Dane Calthrop?"
"Bagus sekali. Omong-omong, aku sudah menceritakan semua padanya."
"Sudah kuduga kau akan melakukan itu. Well, sampai nanti, ya" Hidup akan sangat menjemukan selama
satu-dua minggu ke depan. Aku sudah membawa serta sedikit pekerjaan"dan banyak buku yang selama
ini ingin kubaca tapi tidak pernah ada waktu."
"Kau bilang apa pada galerimu?"
"Aku sedang tamasya."
"Tidakkah kau memang ingin melakukannya?"
"Tidak juga sih...," kata Ginger. Suaranya agak
aneh. 252 "Tidak ada orang mencurigakan mendekatimu?"
"Hanya yang memang sudah bisa diduga. Tukang
susu, orang yang memeriksa meteran gas, wanita yang
menanyakan obat-obatan paten dan kosmetika apa
yang biasa kugunakan, orang yang memintaku menandatangani petisi penghapusan bom nuklir, dan wanita
yang meminta sumbangan bagi kaum buta. Oh, dan
tentu saja portir-portir lat ini. Sangat membantu.
Salah satu dari mereka memperbaiki sekering untukku."
"Kedengarannya tidak mencurigakan," komentarku.
"Apa yang kauharapkan?"
"Aku tidak tahu."
Rupanya aku mengharapkan ada sesuatu yang jelas
yang bisa kutangani. Tapi korban-korban Pale Horse mati karena kehendak bebas mereka sendiri... tidak, kata bebas bukan
kata yang bisa digunakan di sini. Benih-benih kelemahan isik di dalam diri mereka dikembangkan suatu proses yang tidak kupahami.
Ginger menolak gagasanku yang lemah tentang tukang meteran gas gadungan.
"Dia punya surat bukti yang sah," katanya. "Aku
memintanya! Dia cuma orang yang naik tangga di
kamar mandi, membaca angka-angka dan mencatatnya. Tidak mungkin dia menyentuh pipa atau keran
gas. Dan aku bisa meyakinkanmu dia tidak mengatur
kebocoran gas di kamar tidurku."
Tidak, Pale Horse tidak berkaitan dengan kebocoran gas"bukan hal-hal konkret semacam itu!
253 "Oh, aku menerima satu tamu lain," kata Ginger.
"Temanmu, Dr. Corrigan. Dia baik sekali."
"Kuduga Lejeune mengirimnya."
"Rupanya dia berpikir perlu bergabung dengan
orang yang namanya sama. Hidup kaum Corrigan!"
Aku menyudahi percakapan telepon dengan rasa
lega. Aku pulang dan menemukan Rhoda sedang sibuk
di halaman dengan salah satu anjingnya. Dia mengolesi hewan itu dengan semacam salep.
"Dokter hewan baru saja pergi," katanya. "Katanya
ini cacing gelang. Kalau tak salah, sangat menular.
Aku tidak ingin anak-anak ketularan"atau anjinganjing lain."
"Atau bahkan orang-orang dewasa," usulku.
"Oh, biasanya anak-anak yang ketularan. syukurlah
mereka selalu ada di sekolah seharian"diam, sheila.
Jangan bergoyang. salep ini membuat semua bulunya
rontok," lanjut Rhoda. "Ini bakal meninggalkan bercak-bercak botak tapi nanti tumbuh lagi."
Aku mengangguk, menawarkan untuk membantunya, tapi ditolak. Aku bersyukur untuk itu, lalu berjalan lagi.
Kutukan daerah pedalaman, begitu selalu kupikir,
yaitu jarang ada lebih dari tiga arah yang bisa kita
tuju untuk berjalan-jalan. Di Much Deeping, kita
bisa mengambil Garsington Road, jalan ke Long
Cottenham, atau kita bisa pergi ke shadhanger Lane
ke jalan raya utama London-Bournemouth sekitar tiga
kilometer dari situ. Keesokan harinya saat makan siang, aku sudah
254 mencoba baik jalan Garsington maupun Long
Cottenham. shadhanger pilihan berikutnya.
Aku berangkat dan di tengah perjalanan aku mendapat gagasan. Jalan masuk ke Priors Court bermuara
di shadhanger Lane. Mengapa aku tidak pergi dan
menemui Mr. Venables"
semakin aku mempertimbangkan gagasan itu, semakin aku menyukainya. Takkan ada kecurigaan sama
sekali kalau aku melakukan itu. Ketika aku pernah
menginap di sini, Rhoda membawaku ke sana. sangat
wajar dan mudah untuk mengunjunginya, lalu bertanya apakah aku bisa diperlihatkan lagi benda tertentu
yang belum sempat kuperhatikan dan nikmati saat
itu. Fakta Venables dikenali ahli kimia itu"siapa namanya"Ogden?"Osborne?"sangat menarik, setidaknya.
Menurut Lejeune, sangat tidak mungkin Venables-lah
orangnya, mengingat kelumpuhannya. Tapi tetap saja
sangat menarik bila mengingat bisa terjadi kekeliruan
tentang seseorang yang tinggal di lingkungan ini"lagi
pula dia begitu cocok dengan ciri-ciri yang dijabarkan,
itu perlu diakui. Ada sesuatu yang misterius pada diri Venables.
sejak awal aku sudah merasakannya. Aku yakin dia
punya otak kelas satu. Dan ada sesuatu pada dirinya"kata apa yang bisa kupakai?"kata liar timbul
dalam benakku. seperti hewan pemangsa"perusak.
seseorang yang barangkali terlalu pintar untuk jadi
pembunuh"tapi bisa mengorganisir pembunuhan
dengan sangat baik bila dia mau.
sejauh semua yang sudah terjadi, aku bisa menco255
cokkan Venables ke dalam peran itu dengan sempurna. Tapi ahli kimia itu, Osborne, bersaksi dia melihat
Venables berjalan di suatu jalan di London. Karena
mustahil, kesaksian itu tidak ada nilainya, lalu fakta
Venables tinggal di dekat Pale Horse jadi tak bermakna.
Tetap saja, pikirku, aku ingin bertemu sekali lagi
dengan Mr. Venables. Maka akhirnya aku membelok
masuk ke gerbang Priors Court dan menapaki empat
puluh meter jalan masuk yang berkelok-kelok itu.
Pelayan pria yang sama membuka pintu dan mengatakan Mr. Venables ada di rumah. sambil meminta maaf karena meninggalkanku di ruang depan dia
berkata, "Mr. Venables tidak selalu dalam keadaan
cukup sehat untuk menemui tamu." Lalu dia pergi
dan kembali beberapa saat kemudian dengan pemberitahuan bahwa Mr. Venables dengan senang hati akan
menemuiku. Venables menyambutku sangat ramah, mendorong
kursi rodanya maju dan bersalaman denganku hampir
seolah aku sahabat lama. "sangat baik kau menjengukku, sahabatku. Kudengar kau ada di sini lagi dan sudah akan menelepon
Rhoda sore ini untuk mengusulkan agar kalian semua
datang untuk makan siang atau makan malam."
Aku minta maaf karena mampir tanpa pemberitahuan, tapi kukatakan kunjunganku ini lebih karena
dorongan mendadak. Aku pergi berjalan-jalan, menyadari aku melewati pintu gerbangnya, lalu memutuskan
untuk datang begitu saja.
"Bahkan sebenarnya," kataku, "aku ingin sekali me256
lihat lagi miniatur-miniatur Mogul milikmu. saat itu
aku tidak punya cukup waktu untuk mengamatinya."
"Tentu saja kau tidak sempat. Aku senang kau
menghargainya. Detail-detailnya begitu indah."
Percakapan kami setelah itu seluruhnya berkisar
pada hal-hal teknis. Aku perlu mengakui aku sangat
senang bisa memerhatikan dengan cermat beberapa
benda miliknya yang benar-benar indah.
Teh dihidangkan dan dia menuntut agar aku meminumnya.
Teh bukanlah salah satu minuman kesukaanku,
tapi aku menghargai teh Cina yang mengepul dan
cangkir-cangkir halus yang menjadi wadah penyajiannya. Ada anchovy toast dengan mentega panas dan
plum cake model kuno yang sangat lezat, yang mengingatkanku pada saat minum teh di rumah nenekku
ketika aku masih kecil. "Bikinan sendiri," komentarku penuh penghargaan.
"Tentu saja! Kue yang dibeli tidak pernah masuk
ke rumah ini." "Kau punya tukang masak hebat, aku bisa menduga. Apakah tidak terasa sulit memelihara staf di pedalaman, sama jauhnya dari mana-mana seperti kau di
sini?" Venables mengangkat bahu. "Aku harus mendapatkan yang terbaik. Aku menuntut itu. Tentu saja"untuk itu ada yang harus dibayar! Aku membayarnya."
Cewek Cetar Dua 5 Rahasia Kampung Garuda Karya Khu Lung Pendekar Pemabuk 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama