Ceritasilat Novel Online

Misteri Penginapan Tua 2

Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie Bagian 2


Kolonel Despard. "Penginapan tua itu benar-benar
berharga untuk dilihat. Mereka pintar sekali membuatnya nyaman tanpa merusak ciri aslinya."
"Aku akan menelepon hyrza besok pagi," kata
Rhoda. Perlu kuakui bahwa aku naik ke tempat tidur dengan perasaan agak kecewa.
Pale Horse yang telah memenuhi benakku sebagai
suatu lambang misterius dan menyeramkan ternyata
sama sekali tidak demikian.
Kecuali, tentu saja, kalau ada Pale Horse lain di
tempat yang berbeda"
89 Aku mempertimbangkan gagasan itu sampai aku
tertidur. 2 suasana santai terasa pada hari berikutnya, hari Minggu. Perasaan yang biasa timbul setelah pesta usai. Di
halaman, tenda dan kios-kios berayun-ayun tertiup
angin lembap, menunggu dibongkar oleh orang-orang
katering saat fajar di keesokan harinya. Hari senin
kami akan bekerja untuk mencatat kerusakan apa saja
yang terjadi dan membereskan semua. Hari ini, dengan bijak Rhoda memutuskan bahwa sebaiknya kami
pergi keluar selama mungkin.
Kami semua pergi ke gereja dan mendengarkan
dengan penuh hormat khotbah Mr. Dane Calthrop
yang sangat ilmiah. Khotbahnya dari kitab Yesaya
yang rupanya lebih banyak mengupas tentang daripada tentang agama sejarah Persia.
"Kami akan makan siang dengan Mr. Venables,"
Rhoda menjelaskan setelah itu. "Kau akan menyukainya, Mark. Dia benar-benar orang yang sangat menarik. sudah pergi ke berbagai tempat dan melakukan
segalanya. Tahu segala macam hal yang paling aneh.
Dia membeli Priors Court sekitar tiga tahun yang
lalu. Dan apa yang sudah dilakukannya dengan rumah itu pasti menghabiskan biaya besar. Dia pernah
sakit polio dan setengah lumpuh, jadi harus memakai
kursi roda. "sangat menyedihkan baginya, karena sebelum lumpuh, dia itu pelancong besar, kalau tidak salah. Tapi
90 tentu saja dia punya banyak sekali uang. Dan seperti
sudah kukatakan, dia memperbaiki rumahnya dengan
bagus sekali"tadinya sudah reyot, hampir ambruk
malah. Rumahnya kini dipenuhi benda-benda yang
sangat indah. sepertinya sekarang ruang-ruang penjualan yang jadi perhatian utamanya."
Priors Court hanya beberapa kilometer jauhnya.
Kami naik mobil ke sana dan si tuan rumah datang
dengan kursi roda melewati serambi untuk menemui
kami. "Baik sekali kalian semua mau datang," katanya
ramah. "Pasti kalian kelelahan setelah kemarin.
seluruh acara sukses besar, Rhoda."
Mr. Venables pria berusia sekitar lima puluh tahun,
wajahnya kurus seperti elang dan hidungnya seperti
paruh yang menonjol dengan pongah di wajahnya.
Dia memakai jas berkelepak terbuka yang membuatnya kelihatan bergaya agak kuno.
Rhoda memperkenalkan semua orang.
Venables tersenyum kepada Mrs. Oliver.
"Kemarin aku bertemu nyonya ini dalam kapasitas
profesionalnya," katanya. "Aku dapat enam buku dengan tanda tangannya. Buku-buku itu sudah bisa
digunakan untuk enam hadiah Natal. Karanganmu
hebat, Mrs. Oliver. Beri kami lebih banyak lagi. Kita
tidak akan pernah merasa cukup." Dia tersenyum
kepada Ginger. "Kau hampir saja memukulku dengan
angsa hidup, gadis muda." Lalu dia berbicara
kepadaku. "Aku sangat menikmati artikelmu di
Review bulan lalu," katanya.
"Kau sangat baik hati karena sudah mau datang ke
91 bazar kami, Mr. Venables," kata Rhoda. "setelah cek
besar yang kaukirimkan kepada kami, aku tidak menduga kau sendiri akan hadir juga."
"Oh, aku menyukai kegiatan semacam itu. sebagian dari kehidupan di pedalaman Inggris, bukan"
Aku pulang sambil memeluk boneka Kewpie mengerikan dari kios permainan hoop-la. Aku juga mendapatkan ramalan masa depan yang indah tapi tidak realistis dari sybil kita. saat itu dia mengenakan serban
berperada emas dan sekitar satu ton manik-manik
Mesir palsu yang dikalungkan di atas dadanya."
"sybil kita tersayang," kata Kolonel Despard.
"Kami akan pergi ke sana untuk minum teh dengan
hyrza siang ini. Tempat itu begitu kuno dan menarik."
"Pale Horse" Ya. sebenarnya aku berharap tempat
itu tetap dipertahankan sebagai penginapan. Aku selalu merasa tempat itu punya riwayat yang misterius
dan luar biasa keji. Yang pasti bukan penyelundupan:
kurang dekat ke laut untuk itu. Tempat persinggahan
para perampok mungkin" Atau tempat para pelancong
kaya bermalam dan tidak pernah kelihatan lagi. Rasanya, entah kenapa, agak menjemukan bila tempat itu
diubah menjadi tempat tinggal tiga perawan tua."
"Oh"aku tak pernah memikirkan mereka seperti
itu!" seru Rhoda. "Mungkin sybil stamfordis, dengan
sari dan jimat-jimatnya, yang selalu melihat aura di
sekeliling kepala orang"dia memang agak konyol.
Tapi ada sesuatu yang benar-benar mengagumkan
pada diri hyrza, setujukah kau" Kita bisa merasa dia
tahu apa yang kita pikirkan. Dia tidak pernah bilang
92 bahwa dia punya kemampuan meramal"tapi semua
bilang dia memilikinya."
"Dan Bella bukan perawan tua, dia sudah mengubur dua suami," tambah Kolonel Despard.
"Aku benar-benar harus minta maaf padanya," kata
Venables sambil tertawa. "Diiringi dengan berbagai kisah mengerikan tentang kematian tetangga-tetangganya," tambah
Despard. "Katanya mereka telah membuat Bella tidak
senang, jadi dia menyihir mereka sehingga lambat
laun sakit dan mati!"
"Oh ya, aku lupa, dia penyihir daerah kita?"
"Begitulah menurut Mrs. Dane Calthrop."
"Hal yang menarik, sihir," kata Venables sambil
merenung. "Di seluruh penjuru dunia kita mendapati
berbagai variasinya. Aku ingat ketika aku berada di
Afrika Timur?" Dia bercerita dengan lancar dan menghibur tentang
pokok itu. Dia menyebutkan dukun-dukun di Afrika;
tentang kultus-kultus yang tak banyak dikenal di
Kalimantan. Dia berjanji sehabis makan siang dia
akan menunjukkan beberapa topeng para penyihir
Afrika Barat. "semua ada di rumah ini," komentar Rhoda sambil
tertawa. "Oh, ya" "Venables mengangkat bahu?"kalau kita
tidak bisa pergi mengunjungi semua tempat, maka
semua tempat itu harus diusahakan datang ke kita."
Hanya sejenak terdengar kegetiran dalam suaranya.
Dia melirik sekilas ke bawah, ke kakinya yang lumpuh.
93 ?"Dunia begitu penuh dengan berbagai hal,?" petiknya. "Kupikir itulah yang menghancurkanku. Begitu
banyak yang ingin kuketahui"yang ingin kulihat!
sudahlah, pada masaku aku sudah cukup banyak mencicipi. Dan bahkan sekarang pun kehidupan membawa berbagai penghiburan."
"Mengapa di sini?" tanya Mrs. Oliver tiba-tiba.
Anggota rombongan yang lain jadi merasa agak
canggung"sesuatu yang biasa terjadi bila orang merasakan ada percikan tragedi merebak di udara. Hanya
Mrs. Oliver yang tidak terpengaruh. Dia bertanya karena dia memang ingin tahu. Dan rasa penasarannya
yang terus terang itu mengembalikan suasana santai.
Venables menatapnya dengan pandangan penuh
tanda tanya. "Maksudku," kata Mrs. Oliver, "mengapa kau ke
sini untuk tinggal di sini, di lingkungan ini" Begitu
jauh dari semua peristiwa yang sedang terjadi. Apakah
karena kau punya teman-teman di sini?"
"Bukan. Karena kau ingin tahu, aku akan memberitahumu bahwa aku memilih bagian dunia ini, justru
karena aku tidak punya teman di sini."
senyuman samar yang sinis mengembang di bibir
Mr. Venables. Aku bertanya-tanya dalam hati, seberapa dalam kelumpuhan memengaruhi dirinya" Apakah kehilangan
gerakan tidak terkekang, kebebasan untuk menjelajahi
dunia, sudah sangat dalam menggerogoti jiwanya"
Atau, apakah dia sudah berhasil menyesuaikan diri
dengan keadaan yang berubah, dengan hati yang agak
tenang"dengan jiwa besar"
94 seolah Venables membaca pikiranku, dia berkata,
"Dalam artikelmu, kau mempertanyakan makna istilah "kehebatan?"kau membandingkan berbagai makna
berbeda yang dikaitkan dengannya"di Timur dan di
Barat. Tapi apa sebenarnya yang kita maksud saat kita
menggunakan istilah "orang baik?""
"Kehebatan intelek, pastinya," kataku, "dan tentu
juga kekuatan moral?"
Dia menatapku, matanya tajam dan bersinar-sinar.
"Apakah tidak ada orang jahat, yang bisa dinyatakan hebat?"
"Tentu saja ada," seru Rhoda. "Napoleon dan
Hitler dan oh, masih banyak lagi. Mereka semua
orang hebat." "Karena efek yang mereka timbulkan?" kata Despard.
"Tapi kalau kita mengenalnya secara pribadi, aku ingin
tahu apakah mereka bisa membuat kita terkesan."
Ginger mencondongkan tubuh ke depan dan menggerakkan jemarinya untuk menyisir rambut tebalnya
yang kusut. "Itu pemikiran yang menarik," katanya. "Mereka
semua memang kelihatan mengibakan, sosok-sosok
mungil di bawah ukuran normal. Mereka juga punya
gaya berjalan yang kaku, pose tubuh yang aneh, perasaan tidak mampu, dan tekad menjadi orang, tapi
sebenarnya mereka menghancurkan dunia di sekeliling
mereka." "Oh, tidak," kata Rhoda penuh semangat. "Mereka
tidak mungkin menghasilkan semua yang sudah mereka hasilkan bila mereka seperti itu."
95 "Aku tidak yakin," kata Mrs. Oliver. "Karena bahkan anak paling bodoh sekalipun bisa membakar rumah."
"sudahlah," kata Venables, "Aku benar-benar tidak
bisa ikut mendukung gaya modern yang mengecilkan
arti kejahatan sebagai sesuatu yang tidak nyata. Kejahatan itu memang ada. Dan kejahatan itu sangat berkuasa. Bahkan terkadang lebih kuat daripada kebaikan. Memang begitu. Kejahatan harus dikenali"dan
diperangi. Kalau tidak?" dia merentangkan tangan"
"Kita semua jatuh dalam kegelapan."
"Tentu saja aku dibesarkan bersama setan," kata
Mrs. Oliver dengan sikap minta maaf. "Maksudku,
percaya bahwa dia ada. Tapi kalian tahu, setan bagiku
selalu kelihatan begitu konyol. Dengan cakar hewan,
ekor, dan sebagainya. Melompat-lompat ke sana
kemari bagaikan aktor yang kurang berpengalaman.
Tentu saja dalam cerita-cerita yang kutulis sering ada
kriminal ulung"orang-orang semacam itu"tapi
sebenarnya semakin sulit menciptakan tokoh seperti
itu. "selama orang tidak tahu siapa dia, aku bisa menggambarkannya dengan mengesankan. Tapi bila semua
sudah terungkap, entah kenapa dia jadi tampak begitu
tidak mampu. semacam antiklimaks. Jauh lebih mudah menokohkan manajer bank yang menggelapkan
dana atau suami yang ingin melenyapkan istri dan
menikahi pengasuh anak-anaknya. Jauh lebih wajar"kalau kalian mengerti maksudku."
semua tertawa dan Mrs. Oliver berkata dengan si96
kap menyesal, "Aku tahu aku tidak mengungkapkannya dengan tepat"tapi kalian semua mengerti maksudku, kan?"
Kami semua menjawab bahwa kami tahu betul apa
yang dimaksudkannya. 97 Bab 6 CERITA MARK EASTERBROOK sUDAH lewat pukul empat ketika kami meninggalkan
Priors Court. setelah makan siang yang sangat lezat,
Venables membawa kami keliling rumahnya. Dia
benar-benar dengan senang hati menunjukkan berbagai benda miliknya. Tempat itu sungguh gudang harta.
"Pasti dia bergelimang harta," kataku ketika akhirnya kami pergi. "Batu-batu giok itu"dan patung-patung Afrika"belum lagi semua koleksi Meissen dan
Bow-nya. Kalian beruntung punya tetangga seperti
dia." "Memang benar," kata Rhoda. "Kebanyakan orang
di wilayah ini cukup baik hati"tapi sangat menjemukan. Dibandingkan mereka, Mr. Venables jelas sosok
yang eksotis." "Bagaimana dia memperoleh hartanya?" tanya Mrs.
Oliver. "Atau dia memang sudah kaya sejak dulu?"
Despard berkomentar dengan masam bahwa seka98
rang ini tidak ada seorang pun yang bisa membanggakan sesuatu seperti penghasilan besar yang berasal dari
warisan. Berbagai pajak dan bea kematian telah memupuskan rasa bangga itu.
"Ada yang pernah bilang padaku," tambahnya,
"bahwa dia memulai hidupnya sebagai kuli pelabuhan,
tapi kelihatannya itu sangat mustahil. Dia tidak pernah membahas masa kanak-kanak atau keluarganya."
Dia lalu berbicara kepada Mrs. Oliver. "Itulah si Pria
Misterius bagimu." Mrs. Oliver berkata bahwa orang-orang selalu menawarinya sesuatu yang tidak diinginkannya
Pale Horse adalah bangunan separo kayu (kayu asli,
bukan imitasi). Letaknya agak jauh dari jalan desa.
Kebun bertembok bisa dilihat sekilas di belakangnya,
membuat bekas penginapan itu tampak seperti semacam dunia kuno yang menyenangkan.
Aku kecewa melihatnya, dan mengungkapkannya.
"Kurang menyeramkan," keluhku. "Tidak terasa
suasananya." "Tunggu sampai kau masuk," kata Ginger.
Kami keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu.
Pintu itu membuka ketika kami mendekat.
Miss hyrza Grey berdiri di ambang pintu, sosoknya tinggi agak kelaki-lakian, mengenakan mantel dan
rok wol tebal. Rambutnya yang kelabu dan kasar tumbuh dari kening yang tinggi, hidungnya bagai paruh
besar, dan mata birunya memiliki pandangan menusuk.
"Akhirnya kalian datang," katanya dengan suara
berat yang ramah. "Kupikir kalian semua tersesat."
99 Di belakang bahunya yang ditutupi wol tebal, aku
melihat ada wajah yang mengintip dari balik keremangan ruang depan yang gelap itu. Wajah yang
aneh, agak tidak berbentuk, seperti sesuatu yang dibuat dari lilin oleh anak kecil yang masuk ke studio
pematung untuk bermain. Aku berpikir wajah itu seperti wajah yang terkadang terlihat di tengah kerumunan orang dalam lukisan primitif Italia atau
Flemish. Rhoda memperkenalkan kami dan menceritakan
bahwa kami baru saja makan siang bersama Mr.
Venables di Priors Court.
"Ah!" kata Miss Grey. "sudah jelas sekarang! Tempat yang mewah. Koki Italia-nya itu! Lalu semua
harta dalam rumah harta itu. Oh, well, pria malang"
dia memang harus punya sesuatu untuk
menghiburnya. Masuklah. Kami juga cukup bangga
dengan tempat mungil kami ini. Abad ke-15"dan
beberapa bagian, abad ke-14."
Ruang depan Pale Horse rendah dan gelap dengan
tangga putar yang mendaki. Di sana ada perapian besar yang di atasnya dipasang gambar berbingkai.
"Papan nama penginapan lama," kata Miss Grey,


Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang memerhatikan pandanganku. "Tidak bisa terlihat
dengan jelas dengan pencahayaan ini. Pale Horse."
"Aku akan membersihkannya untukmu," kata
Ginger. "Aku sudah bilang akan melakukannya, kan"
serahkan saja padaku dan kau akan terheran-heran."
"Aku agak ragu," kata hyrza Grey. Lalu dia menambahkan dengan kasar, "Bagaimana kalau kau merusaknya?"
100 "Tentu saja aku tidak akan merusaknya," kata
Ginger tersinggung. "Itu kan pekerjaanku. Aku bekerja di London Galleries," jelasnya kepadaku. "sangat
menyenangkan." "Aku perlu menyesuaikan diri dengan perbaikan
lukisan cara modern," kata hyrza. "Aku selalu terperangah setiap kali masuk ke National Gallery sekarang
ini. semua lukisan kelihatan seolah baru dicuci dengan deterjen mutakhir."
"Kau tidak mungkin lebih suka bila semua berwarna gelap dan kuning mostar, kan?" protes Ginger. Dia
mengamati papan nama penginapan itu dengan cermat. "Banyak yang bisa muncul. Bahkan gambar
kuda itu mungkin ada penunggangnya."
Aku bergabung dengannya mengamati gambar itu.
Lukisan kasar yang tidak bernilai tinggi kecuali nilai
usia tua yang meragukan dan kotoran. sosok samarsamar kuda jantan mengilap dengan latar belakang
gelap yang tak menentu. "Hei, sybil," teriak hyrza. "Para tamu mengejek
Horse kita, kurang ajar sekali mereka!"
Miss sybil stamfordis keluar dari salah satu pintu
untuk bergabung dengan kami.
Dia wanita tinggi ramping, rambutnya gelap agak
berminyak, ekspresi wajahnya tampak tersenyum simpul, dan mulutnya seperti mulut ikan.
Dia mengenakan sari berwarna hijau zamrud cerah
yang sama sekali tidak mempercantik penampilannya.
suaranya lemah dan bergetar.
"Horse kami yang tersayang," katanya. "Kami jatuh
cinta pada papan nama penginapan tua itu sejak kami
101 melihatnya. Menurutku itulah yang memengaruhi
kami untuk membeli rumah ini. Bukankah begitu,
hyrza" Tapi silakan masuk."
Dia menuntun kami masuk ke ruangan kecil yang
berbentuk persegi, dulu mungkin bar. Kini ruangan itu
diperlengkapi dengan kain cita dan perabot Chippendale, dan jelas merupakan ruang duduk wanita bergaya
pedesaan. Banyak mangkuk berisi bunga krisan.
Lalu kami diajak keluar untuk melihat kebun yang
bisa kulihat akan tampak menawan di musim panas,
lalu kembali ke rumah dan mendapati hidangan teh
sudah disajikan. Ada sandwich dan kue bikinan sendiri. Lalu ketika kami duduk, wanita tua yang wajahnya
kulihat sekilas di ruang depan tadi masuk sambil
membawa poci teh dari perak. Dia mengenakan
overall hijau tua polos. Kesan kepala yang dibuat secara kasar oleh anak kecil dari lilin terlihat lebih jelas
bila diamati dari dekat. Wajah primitif bodoh, tapi
aku tidak tahu mengapa aku merasa wajah itu menyeramkan.
Tiba-tiba aku marah kepada diriku sendiri. semua
omong kosong ini tentang penginapan yang sudah
diubah dan tiga wanita paro baya!
"Terima kasih, Bella," kata hyrza.
"Kau sudah mendapatkan semua yang kauinginkan?"
Pertanyaan itu keluar hampir seperti gumaman.
"Ya, terima kasih."
Bella kembali ke pintu. Dia tidak memandang siapa pun, tapi tepat sebelum keluar, dia mengangkat
matanya dan melirik sekilas ke arahku. Ada sesuatu
102 dalam pandangannya yang mengejutkanku"meski
sulit menjelaskan mengapa. Ada kejahatan di dalamnya dan suatu pengetahuan mendalam yang aneh.
Aku merasa bahwa hampir tanpa bersusah payah dan
tanpa rasa ingin tahu, dia sudah tahu persis apa yang
ada dalam benakku. hyrza Grey memerhatikan reaksiku.
"Bella itu membingungkan, bukankah begitu, Mr.
easterbrook?" katanya perlahan. "Aku memerhatikan
caranya menatapmu." "Dia orang asli daerah sini, kan?" Aku berusaha
kelihatan hanya tertarik pada masalah ini demi sopan
santun. "Ya. Kurasa seseorang pasti sudah bercerita padamu
bahwa dia penyihir daerah ini."
sybil stamfordis menggemerencingkan manikmaniknya.
"Nah, akuilah, Mr. "Mr. ?"
"easterbrook." "Mr. easterbrook. Aku yakin kau sudah dengar
bahwa kami mempraktikkan sihir. Akui saja. Kami
memang punya reputasi seperti itu."
"Reputasi yang mungkin bukannya tidak layak,"
kata hyrza. Dia kelihatan geli. "sybil ini punya bakat hebat."
sybil menarik napas dalam-dalam dengan puas.
"Aku selalu tertarik pada hal-hal gaib," gumamnya.
"Bahkan ketika masih kanak-kanak aku sudah menyadari bahwa aku punya kekuatan luar biasa. Tahu-tahu
aku menulis sesuatu secara otomatis. Aku bahkan tidak tahu itu apa! Aku hanya duduk dengan pensil di
103 tanganku"dan sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Dan tentu saja aku selalu luar biasa peka. Aku
pernah pingsan ketika minum teh di rumah teman.
sesuatu yang mengerikan pernah terjadi di ruangan
itu... aku merasakannya! Di kemudian hari, kami
baru mendapatkan penjelasan. Ternyata di sana pernah terjadi pembunuhan"dua puluh lima tahun
yang lalu. Di ruangan itu!"
Dia mengangguk dan menatap kami satu per satu
dengan sangat puas. "sangat luar biasa," kata Kolonel Despard dengan
rasa jijik namun tetap sopan.
"Hal-hal menyeramkan sudah terjadi di rumah ini,"
kata sybil mengancam. "Tapi kami sudah mengambil
beberapa tindakan seperlunya. Roh-roh yang masih
terikat kepada dunia sudah dibebaskan."
"semacam pembersihan spiritual?" komentarku.
sybil memandangku agak ragu.
"sari yang kaupakai itu warnanya manis sekali,"
kata Rhoda. sybil menjadi lebih cerah.
"Ya, aku membelinya ketika aku sedang di India.
Aku mengalami masa-masa yang sangat menarik di
sana. Asal kalian tahu saja, aku mendalami yoga dan
hal-hal semacamnya. Tapi entah mengapa aku merasa
semua itu terlalu modern"kurang mendekati kewajaran dan keprimitifan. Aku rasa kita perlu kembali, ke
awalnya, ke kekuatan-kekuatan primitif awal. Aku salah satu dari wanita-wanita yang sudah mengunjungi
Haiti. Nah, di sanalah kita baru benar-benar bisa menyentuh sumber asli hal-hal gaib. Tapi tentu saja agak
104 diselubungi korupsi dan distorsi dalam kadar tertentu.
Tapi akarnya ada di sana.
"Aku diperlihatkan banyak hal, terutama ketika
mereka tahu bahwa aku punya kakak kembar yang
sedikit lebih tua dariku. Anak yang dilahirkan setelah
anak kembar mempunyai kekuatan khusus, begitu
kata mereka. Menarik, kan" Tarian kematian mereka
sangat indah. seluruh upacara kematian, tengkorak
dan tulang bersilangan, dan alat-alat penggali kuburan, sekop, pencungkil, dan cangkul. Mereka berpakaian seperti pengurus pemakaman yang bisu, dengan
topi dan pakaian hitam. "Grand Master mereka Baron samedi. Legba adalah dewa yang dipanggilnya, dewa yang "menghilangkan hambatan." Kami mengirimkan kaum mati"untuk menyebabkan kematian. Gagasan yang aneh,
bukan?" "Lalu ini..." sybil bangkit dan mengambil benda
dari atas ambang jendela. "Ini Asson-ku. Ini labu
yang sudah dikeringkan dengan jaringan manik-manik
dan"kalian lihat bagian-bagian ini?"tulang punggung ular yang sudah dikeringkan."
Dengan sopan kami melihatnya, tapi tanpa rasa
tertarik. sybil mengguncang-guncangkan mainannya dengan
penuh rasa sayang. "sangat menarik," kata Despard santun.
"Aku masih bisa menceritakan banyak sekali?"
saat itu perhatianku mengembara. Kata-kata sampai
ke telingaku samar-samar ketika sybil melanjutkan
dengan mengungkapkan pengetahuannya tentang sihir
105 dan voodoo"Ma?tre Carrefour, sang Coa, keluarga
Guid?" Aku menoleh dan mendapati hyrza sedang menatapku dengan ekspresi penuh tanda tanya.
"Kau sama sekali tidak memercayai hal-hal seperti
ini, ya?" gumamnya. "Tapi kau perlu tahu bahwa kau
keliru. Kau tidak bisa menganggap semuanya sebagai
takhayul, ketakutan, atau kefanatikan agama. Memang
ada kebenaran mendasar dan energi dasar. sejak dulu
selalu ada. Akan selalu ada."
"Kurasa aku tidak akan mendebat soal itu," kataku.
"Orang yang bijak. Ayo ikut dan lihatlah perpustakaanku."
Aku mengikutinya keluar melalui jendela pintu ke
kebun dan menyusuri sisi rumah.
"Kami membangunnya di bangunan bekas istal,"
jelas hyrza. Kandang dan bangunan-bangunan tambahan sudah
didirikan kembali menjadi satu ruangan besar. satu
dinding panjang seluruhnya dipenuhi buku. Aku
mendekatinya dan tak lama kemudian berseru
kagum. "Kau punya banyak buku langka di sini, Miss Grey.
Apakah ini Malleus Maleicorum asli" Bukan main, kau
benar-benar punya banyak buku berharga."
"Memang, kan?" "Grimoire itu"sangat langka." Aku mengambil satu
buku demi satu buku dari atas rak. hyrza memerhatikanku. Terasa pancaran aura kepuasan yang tenang dari
dirinya yang tidak kumengerti.
106 Aku meletakkan kembali Sadducismus Triumphatus
sementara hyrza berkata, "sangat menyenangkan
bertemu orang yang bisa menghargai harta kita. Kebanyakan orang hanya menguap atau melongo."
"Pasti tidak banyak yang tidak kauketahui tentang
praktik sihir, tenung, dan berbagai hal sejenisnya,"
kataku. "Apa yang terutama membangkitkan minatmu
terhadap hal-hal seperti itu?"
"sulit dikatakan. sudah begitu lama. Awalnya kita
hanya iseng mengamati sesuatu, lalu"kita terpukau!
Penelitian yang sangat menarik. Hal-hal yang dipercayai orang-orang"dan hal-hal bodoh yang mereka
lakukan!" Aku tertawa. "Itu menyegarkan sekali. Aku senang kau tidak percaya semua yang kaubaca."
"Jangan menilaiku melalui sybil yang malang. Oh
ya, kulihat kau menganggap dirimu lebih hebat! Tapi
kau keliru. Dia memang wanita bodoh dalam banyak
hal. Dia mengambil voodoo, ilmu setan, dan sihir hitam, lalu mencampurkan semua jadi satu kue gaib
yang hebat"tapi dia memang punya kemampuan."
"Kemampuan?" "Aku tidak tahu harus menyebutnya apa lagi selain
itu. Ada orang-orang yang bisa menjadi jembatan hidup antara dunia ini dengan dunia kekuatan-kekuatan
aneh dan ajaib. sybil salah satunya. Dia cenayang kelas satu. Dia tidak pernah melakukannya demi uang.
Tapi bakatnya memang luar biasa. Bila dia, aku, dan
Bella?" "Bella?" 107 "Oh, ya. Bella punya kekuatan sendiri. Kami semua punya, dalam kadar yang berbeda-beda. sebagai
satu tim?" Dia berhenti. "Perusahaan Penyihir?" komentarku sambil tersenyum.
"Bisa dikatakan begitu."
Aku melirik buku yang sedang kupegang.
"Nostradamus dan sebagainya?"
"Nostradamus dan sebagainya."
Dengan tenang aku berkata, "Kau memercayainya,
bukan?" "Aku tidak percaya. Aku tahu."
Dia berbicara dengan nada kemenangan. Aku menatapnya.
"Tapi bagaimana" Dengan cara apa" Untuk alasan
apa?" hyrza melambaikan tangannya ke arah rak buku.
"semua itu! Banyak di antaranya yang hanya
omong kosong! Pengungkapan yang begitu konyol!
Tapi bila kita menyingkirkan takhayul dan prasangka
masa itu"intinya adalah kebenaran. Kita hanya menambah-nambahkannya"selama ini selalu begitu"
agar bisa mengesankan banyak orang."
"Aku tidak yakin bisa mengerti maksudmu."
"Temanku yang baik, mengapa selama berabadabad orang-orang selalu mendatangi penyihir"pergi
ke tukang tenung"pergi ke dukun" Hanya dua alasan sebenarnya. Hanya ada dua hal yang sangat diinginkan sehingga orang mau mengambil risiko. Ramuan cinta atau secangkir racun."
108 "Ah." "Begitu sederhana, bukan" Cinta"dan kematian.
Ramuan cinta untuk memenangkan pria yang kauinginkan, sihir hitam untuk mempertahankan kekasihmu. Cairan yang harus diminum di saat bulan purnama. Ucapkan nama-nama setan atau roh. Gambarkan
pola-pola di lantai atau di dinding. semua itu hiasan
belaka. Kebenaran terletak pada obat mujarab dalam
cairan itu!" "Dan kematian?" tanyaku.
"Kematian?" hyrza tertawa, tawa kecil yang aneh
dan membuatku merasa tidak nyaman. "Apakah kau
begitu tertarik kepada kematian?"
"siapa yang tidak?" kataku ringan.
"Aku jadi ingin tahu." Dia melirikku dengan pandangan tajam dan menyelidik. Pandangannya membuatku terkejut.
"Kematian. selalu ada perdagangan yang lebih besar dalam kematian daripada yang pernah ada dalam
hal ramuan cinta. Tapi meskipun begitu"betapa kekanak-kanakan semua itu di masa lalu! Kaum Borgia
dan racun rahasia mereka yang tersohor. Kau tahu
apa yang sebenarnya mereka gunakan" Arsenik putih
asli! sama saja dengan peracun istri di lorong-lorong
kecil. Tapi kita sudah jauh lebih maju daripada itu
sekarang ini. Mungkin bisa dikatakan bahwa ilmu
pengetahuan sudah memperluas wawasan kita?"
"Dengan racun yang tidak meninggalkan jejak?"
suaraku skeptis. "Racun! Itu vieux jeu, mainan anak-anak. sudah
ada cakrawala baru."
109 "Misalnya apa?"
"Pikiran. Pengetahuan tentang apa sebenarnya pikiran itu"apa yang bisa dilakukannya"apa yang bisa
diperintah pikiran."
"Lanjutkan. Ini sangat menarik."
"Prinsip ini sudah diketahui. Dukun-dukun sudah
menggunakannya dalam masyarakat primitif selama
berabad-abad. Tidak perlu membunuh korban kita.
Kita hanya perlu"menyuruhnya mati."
"sugesti" Tetapi itu kan hanya berhasil bila si korban memercayainya."


Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Maksudmu, ini tidak mempan kalau digunakan
terhadap orang eropa," hyrza memperbaiki ungkapanku. "Terkadang mempan. Tapi bukan itu masalahnya. Kita sudah mencapai kemajuan jauh lebih pesat
daripada yang pernah dilakukan dukun. Kaum pakar
psikologi yang menunjukkan jalannya. Hasrat untuk
mati! Ada di dalam hati setiap orang. Mainkan hal
itu! Mainkan hasrat kematian."
"Itu gagasan menarik," kataku dengan perhatian
ilmiah yang agak diredam. "Pengaruhi korbanmu agar
melakukan bunuh diri" Begitukah?"
"Kau masih jauh ketinggalan. sudah pernah dengar
tentang penyakit traumatis?"
"Tentu saja." "Orang-orang"yang karena punya keinginan bawah sadar untuk menghindar dari kembali bekerja"
benar-benar tertimpa penyakit. Bukan hanya berpurapura sakit"tapi penyakit asli yang diiringi gejala dan
rasa sakit sungguhan. Hal ini sudah menjadi teka-teki
bagi para dokter sejak dahulu kala."
110 "Aku mulai memahami apa yang kaumaksud," kataku perlahan.
"Untuk menghancurkan sasaranmu, kekuatan harus
digunakan pada alam bawah sadarnya yang rahasia.
Keinginan untuk mati yang ada dalam diri kita semua
harus dirangsang, ditingkatkan." Dia semakin bersemangat. "Tidakkah kau mengerti" Penyakit benar-benar
akan timbul sebagai akibat dari pencarian kematian
dari dalam diri sendiri. Kau ingin sakit, kau ingin
mati"maka"kau sakit dan mati."
sekarang dia mengangkat kepala penuh kemenangan. Tiba-tiba aku merasa sangat dingin. semua itu
pasti omong kosong. Wanita ini agak gila. Tapi meskipun begitu"
hyrza Grey tiba-tiba tertawa.
"Kau tidak percaya padaku, kan?"
"Itu teori yang sangat memukau, Miss Grey"sangat selaras dengan pemikiran modern, itu kuakui.
Tapi bagaimana kau merangsang keinginan untuk
mati yang dimiliki kita semua?"
"Itu rahasiaku. Caranya! sarananya! Ada komunikasi tanpa kontak. Kau hanya perlu ingat sistem
wireless, tanpa kabel, radar, televisi. Berbagai percobaan dalam penggunaan indra keenam tidak terlalu
maju seperti yang diharapkan orang-orang, tapi itu
karena mereka tidak menangkap prinsip pertama yang
sederhana. Terkadang kau bisa melakukannya secara
kebetulan"tapi sekali kau tahu cara kerjanya, kau
bisa melakukannya kapan saja..."
"Bisakah kau melakukannya?"
hyrza tidak langsung menjawab"lalu, sambil ber111
gerak menjauh, dia berkata, "Kau tidak boleh memintaku mengungkapkan semua rahasiaku, Mr. easterbrook."
Aku mengikutinya menuju pintu kebun.
"Mengapa kau menceritakan semua ini kepadaku?"
tanyaku. "Kau memahami buku-bukuku. Terkadang orang
perlu"well, berbicara dengan seseorang. Lagi pula?"
"Ya?" "Aku punya irasat"Bella juga"bahwa kau"
mungkin akan membutuhkan kami."
"Membutuhkan kalian?"
"Bella menduga kau akan datang kemari"untuk
menemukan kami. Dia jarang keliru."
"Mengapa aku ingin "menemukan kalian", bila meminjam istilahmu?"
"soal itu," kata hyrza Grey perlahan, "aku tidak
tahu"belum." 112 Bab 7 CERITA MARK EASTERBROOK "OH, rupanya kau di situ! Kami sudah bertanya-tanya
kau ada di mana." Rhoda masuk melalui pintu yang
terbuka, yang lain ikut di belakangnya. Dia melihat
sekeliling. "Di sinilah tempat kau mengadakan acaraacara s?ance, upacara menghubungi roh orang mati,
kan?" "Kau tahu betul." hyrza Grey tertawa gembira.
"Di dusun semua orang lebih tahu urusan kita daripada diri kita sendiri. Rupanya reputasi kami cukup
menyeramkan, begitu yang kudengar. seratus tahun
yang lalu nasib kami hanya hukuman tenggelam, berenang, atau dibakar. Bibi buyutku"atau satu-dua tingkat buyut lagi"dibakar karena dianggap penyihir di
Irlandia, kalau tidak salah. Begitulah yang terjadi di
masa itu!" "Aku selalu mengira kau berasal dari skotlandia."
"Itu keluarga ayahku"karena itulah aku punya kemampuan meramal. Keturunan Irlandia dari sisi ibu113
ku. sybil, ular sanca betina kami, berasal dari keturunan Yunani. Bella mewakili Inggris Kuno."
"Gado-gado manusia yang mengerikan," komentar
Kolonel Despard. "Begitulah." "Menarik sekali!" kata Ginger.
hyrza melirik cepat ke arahnya.
"Ya, memang begitu, dari sisi tertentu." Lalu dia
berbicara dengan Mrs. Oliver. "Mestinya kau menulis
buku tentang pembunuhan dengan sihir hitam. Aku
bisa memberimu banyak masukan tentang itu."
Mrs. Oliver mengedipkan mata dan kelihatan malu.
"Aku hanya menulis pembunuhan biasa," katanya
menyesal. Nada suaranya seperti orang yang berkata,
"Aku hanya masak yang biasa."
"Hanya tentang orang-orang yang menginginkan
orang lain lenyap dan berusaha melakukannya dengan
cerdik," tambahnya. "Biasanya mereka terlalu cerdik bagiku," kata Kolonel Despard. Dia melirik jam tangannya. "Rhoda,
kupikir?" "Oh ya, kami harus pergi. sudah jauh lebih sore
daripada yang kukira."
Terima kasih dan selamat tinggal diucapkan. Kami
tidak kembali melalui rumah, tapi berjalan memutar
ke gerbang samping. "Kau memelihara banyak sekali unggas," komentar
Kolonel Despard, sambil memandang ke kandang berkawat.
"Aku benci ayam jantan," kata Ginger. "Mereka
berkokok dengan cara yang sangat menjengkelkan."
114 "Ayam jantan muda yang biasanya begitu." Bella
yang berbicara. Dia keluar dari pintu belakang.
"Ayam jantan muda putih," kataku.
"Unggas untuk hidangan?" tanya Despard.
Bella berkata, "Mereka bermanfaat bagi kami."
Mulutnya melebar menjadi garis lengkung panjang
melintasi wajahnya yang tembam dan hampir tak berbentuk. Ada pancaran sinar licik dalam pandangan
matanya. "Itu wilayah Bella," kata hyrza Grey ringan.
Kami mengucapkan selamat tinggal dan sybil
stamfordis muncul dari pintu depan yang terbuka
untuk bergabung dalam mempercepat perginya para
tamu. "Aku tidak suka wanita itu," kata Mrs. Oliver ketika kami melaju naik mobil. "Aku sama sekali tidak
menyukainya." "Jangan menanggapi hyrza terlalu serius," kata
Despard sabar. "Dia senang mengungkapkan semua
itu dan memerhatikan pengaruhnya padamu."
"Bukan dia maksudku. Dia memang wanita yang
tidak bisa dipercaya dan lihai mencermati kesempatan
utama. Tapi dia tidak berbahaya seperti yang satunya."
"Bella" Dia memang agak aneh, kuakui itu."
"Dia juga bukan yang kumaksud. Maksudku yang
namanya sybil. Dia kelihatan konyol. segala manikmanik, kain, semua kisah voodoo, dan semua reinkarnasi fantastis yang diceritakannya. (Mengapa orang
yang pernah jadi pelayan dapur atau petani tua yang
jelek tidak pernah reinkarnasi" selalu hanya putri-pu115
tri Mesir atau budak-budak Babilonia yang cantik.
sangat mencurigakan.) "Tapi meskipun begitu, meskipun dia bodoh, aku
punya perasaan dia benar-benar bisa melakukan halhal aneh. Aku selalu kurang bisa mengungkapkan
dengan tepat"tapi maksudku dia bisa dimanfaatkan"
oleh sesuatu"dengan cara tertentu, justru karena dia
begitu bodoh. Kukira tidak ada yang mengerti maksudku," Mrs. Oliver mengakhiri bicaranya dengan
menyedihkan. "Aku mengerti," kata Ginger. "Dan aku tidak akan
heran kalau ternyata kau benar."
"Kita benar-benar harus pergi ke salah satu s?ance
mereka," kata Rhoda merenung. "Mungkin lumayan
menyenangkan." "Tidak, tidak akan kuperbolehkan," kata Despard
tegas. "Aku tidak mau kau terlibat hal-hal semacam
itu." Mereka jadi berdebat sambil tertawa. Aku baru angkat suara ketika mendengar Mrs. Oliver bertanya
tentang kereta api untuk keesokan paginya.
"Kau bisa ikut naik mobil bersamaku."
Mrs. Oliver kelihatan ragu.
"Rasanya aku lebih baik naik kereta api."
"Ah, jangan begitu. Kau sudah pernah naik mobil
bersamaku. Aku pengemudi yang sangat bisa diandalkan."
"Bukan itu masalahnya, Mark. Tapi aku harus pergi ke pemakaman besok. Jadi aku tidak boleh sampai
terlambat kembali ke kota." Dia mengeluh. "Aku
benar-benar benci pergi ke pemakaman."
116 "Kau harus datang?"
"Kukira harus dalam hal ini. Mary Delafontaine
sahabat lamaku dan kupikir dia akan menginginkan
kedatanganku. Dia tipe orang yang seperti itu."
"Tentu saja," seruku. "Delafontaine"tentu saja."
Yang lain memandangku terkejut.
"Maaf," kataku. "Hanya saja"aku bertanya-tanya
di mana aku pernah mendengar nama Delafontaine
baru-baru ini. Kau bukan?" Aku memandang Mrs.
Oliver. "Kau pernah mengatakan sesuatu tentang menjenguknya di panti jompo."
"Masa" Mungkin juga."
"Kenapa dia meninggal?"
Mrs. Oliver mengerutkan dahi.
"Toxic Polyneuritis"keracunan akibat penyakit yang
menyerang sebagian saraf atau sesuatu semacam itu."
Ginger menatapku dengan pandangan aneh. Tatapannya tajam dan menusuk.
Ketika kami keluar dari mobil, mendadak aku berkata, "Kupikir aku akan berjalan-jalan dulu sebentar.
Terlalu banyak makan. Makan siang yang lezat dan
ditambah dengan minum-minum teh. Mau tak mau
semua itu harus dibakar dulu."
Aku segera pergi sebelum ada yang sempat
menawarkan diri untuk mendampingiku. Aku sangat
ingin pergi sendirian dan mengatur pikiranku.
sebenarnya semua ini apa" setidaknya aku ingin
memperjelasnya untuk diriku sendiri. semuanya diawali, bukankah begitu, dengan komentar iseng tapi
mengejutkan dari Poppy, bahwa kalau kita ingin "me117
lenyapkan seseorang", Pale Horse-lah tempat yang
harus kita tuju. Berikutnya, pertemuanku dengan Jim Corrigan dan
daftar namanya"yang berkaitan dengan kematian
Pastor Gorman. Di daftar itu tercantum nama
Hesketh-Dubois dan nama Tuckerton yang membuatku mengingat kembali malam di kedai kopi Luigi. Di
situ juga ada nama Delafontaine yang rasanya samarsamar familier. Mrs. Oliver-lah yang pernah menyebutnya untuk merujuk pada sahabat yang sedang sakit.
sahabat yang sakit itu sekarang sudah meninggal.
setelah itu, entah karena alasan apa, aku pergi menanyai Poppy di toko bunganya. Dan Poppy dengan
sengit mengingkari pengetahuan tentang institusi
semacam Pale Horse. Yang lebih mencurigakan lagi,
Poppy tampak ketakutan. Hari ini ada hyrza Grey. Tapi pastinya Pale Horse beserta penghuninya, dan
daftar nama-nama itu adalah dua hal yang terpisah,
sama sekali tidak berhubungan. Mengapa aku mengkaitkan keduanya dalam pikiranku" Mengapa, biarpun
untuk sejenak saja, aku membayangkan ada hubungan
antara keduanya" Mrs. Delafontaine tampaknya tinggal di London.
Rumah homasina Tuckerton ada di suatu tempat di
surrey. Tidak seorang pun yang ada di dalam daftar
itu punya kaitan dengan desa kecil Much Deeping.
Kecuali" saat itu aku berada tepat di depan King"s Arms.
King"s Arms adalah pub dengan penampilan yang menyiratkan keunggulan dan punya papan pengumuman
118 yang baru saja dicat tentang Makan siang, Makan
Malam, dan Teh. Aku mendorong pintu untuk membukanya, lalu
masuk. Bar, yang belum buka, ada di sebelah kiriku.
Di sebelah kanan ada ruang duduk kecil yang berbau
asap busuk. Dekat tangga ada papan nama: Kantor.
Kantor itu terdiri atas satu jendela kaca yang tertutup
rapat dan kartu dengan tulisan tercetak di atasnya.
TeKAN BeL. seluruh tempat itu menebarkan aura
suasana pub kosong yang biasa terjadi pada jam seperti ini. Di rak dekat jendela kantor ada buku tulis
yang kumal untuk pendaftaran tamu. Aku membuka
buku itu dan melihat-lihat halaman-halamannya. Tidak banyak pengunjung. Ada rata-rata lima atau
enam pendaftaran dalam seminggu, kebanyakan hanya
untuk semalam. Aku membalik kembali halamanhalaman itu, memerhatikan nama-namanya.
Tidak lama kemudian aku menutup buku itu. Masih tidak ada orang yang menegurku. sebenarnya tidak ada pertanyaan yang ingin kuajukan saat ini. Aku
keluar lagi menyongsong sore yang bercuaca lembut
dan lembap. Apakah hanya kebetulan ada orang bernama
sandford dan orang lain lagi bernama Parkinson tinggal di King"s Arms selama satu tahun terakhir" Kedua
nama itu ada di daftar Corrigan. Ya, tapi nama-nama
itu bukan nama yang luar biasa. Tapi aku juga mencatat ada nama lain"nama Martin Digby. Kalau itu
Martin Digby yang kukenal, dia keponakan buyut
dari wanita yang selama ini kupanggil Bibi Min"
Lady Hesketh-Dubois. 119 Aku berjalan terns tanpa memerhatikan arah. Aku
sangat ingin berbicara dengan seseorang. Jim
Corrigan. Atau David Ardingly. Atau Hermia dengan
akal sehatnya yang tenang. Aku sendirian dengan
pikiranku yang kacau, padahal aku tidak ingin sendirian. Yang kuinginkan, terus terang, adalah orang
yang akan mendebatku sehingga aku bisa melepaskan
diri dari hal-hal yang kini ada di benakku.
setelah sekitar setengah jam menginjak loronglorong berlumpur, akhirnya aku membelok masuk ke
gerbang rumah pendeta. Aku berjalan melewati jalan
masuk yang sangat tidak terawat, lalu menarik bel
yang tampak berkarat di samping pintu depan.
2 "Memang tidak berbunyi," kata Mrs. Dane Calthrop
yang muncul di pintu dengan tak terduga seperti
jin. sudah kuduga begitu. "Mereka sudah memperbaikinya dua kali," kata
Mrs. Dane Calthrop. "Tapi tak pernah bertahan. Jadi
aku harus selalu waspada. Kalau-kalau ada yang penting. Kau memang punya sesuatu yang penting, bukan?"


Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya"well"maksudku memang penting"bagiku
setidaknya." "Maksudku juga begitu." Dia mengamatiku penuh
selidik. "Ya, seperti yang bisa kulihat, sepertinya sangat
penting"siapa yang kaubutuhkan" Pendeta?"
120 "Aku"aku tidak yakin?"
sebenarnya Pendeta yang ingin kutemui"tapi kini,
tanpa disangka-sangka, aku ragu. Aku tidak tahu persis kenapa. Tapi Mrs. Dane Calthrop dengan cepat
berkata padaku, "suamiku orang yang sangat baik,"
katanya. "selain menjadi pendeta, maksudku. Dan hal
itu terkadang membuat keadaan jadi sulit. Orang
baik, kau tahu, tidak sepenuhnya memahami kejahatan." Dia terdiam, lalu berkata singkat dengan semacam eisiensi, "Kurasa aku lebih menguasai soal itu."
senyum tipis muncul di bibirku. "Apakah kejahatan adalah bagianmu?" tanyaku.
"Ya, memang. sangat penting bagi jemaat gereja
untuk tahu semua hal yang berkaitan dengan berbagai"ah"dosa yang ada di dunia."
"Bukankah dosa itu wilayah suamimu" Urusannya
yang resmi, istilahnya."
"Pengampunan dosa," dia mengoreksiku. "Dia bisa
memberikan pengampunan. Aku tidak bisa. Tapi
aku," kata Mrs. Dane Calthrop riang gembira, "bisa
mengatur dan mengklasiikasikan dosa untuknya. Kalau kita tahu tentang itu, kita bisa mencegahnya merusak orang lain. Kita tidak bisa sendirian membantu
orang-orang. Maksudku, setidaknya aku tidak bisa.
Hanya Tuhan yang bisa memanggil seseorang untuk
bertobat, kau tahu"atau mungkin kau tidak tahu.
Banyak orang sekarang ini tidak tahu."
"Aku tidak bisa bersaing dengan pengetahuanmu
yang mendalam," kataku, "tapi aku ingin mencegah
datangnya bencana pada orang-orang."
Dia melirikku dengan cepat.
121 "Oh, jadi kau datang untuk itu" sebaiknya kau
masuk supaya kita bisa berbincang-bincang dengan
nyaman." Ruang duduk rumah pendeta sangat luas dan tampak tak terurus. sebagian besar ruangan itu gelap karena dibayangi semak belukar ala era Victoria. Rupanya tidak ada yang berniat mengekang pertumbuhan
sesemakan itu. Tapi kesuraman ruangan tersebut entah
kenapa tidak membawa suasana murung. Bahkan malah sebaliknya, terasa teduh dan membuat santai. semua kursi lusuh menampakkan bekas tubuh-tubuh
yang duduk di atasnya selama bertahun-tahun. Jam
besar di atas perapian berdetak keras dengan keteraturan yang menenangkan. Ruangan itu seolah berkata di
sini selalu akan ada waktu untuk berbicara, mengatakan apa yang ingin kaukatakan, mengendurkan ketegangan karena semua pikiran yang dibawa hari cerah
di luar. Di sini, aku merasakan, banyak gadis bermata bulat
dengan penuh tangis mendapati dirinya sudah menjadi calon ibu, mengakui kesulitan mereka pada Mrs.
Dane Calthrop. Mereka menerima nasihat bagus dan
mungkin agak kolot. Di sini anggota keluarga yang
marah melepaskan beban kebencian mereka ter-hadap
keluarga mertua. Di sini para ibu menjelaskan bahwa
Bobby bukan anak nakal, hanya terlalu bersemangat,
karena itu mengirimnya ke sekolah khusus adalah
langkah konyol. Di sini para suami dan istri pasti
juga mengungkapkan kesulitan-kesulitan dalam
perkawinan mereka. Dan di sinilah aku, Mark easterbrook, sarjana, pe122
nulis, orang berwawasan luas, duduk berhadapan dengan wanita beruban. Wanita itu tampak sudah melalui berbagai deraan cuaca dan bermata lembut. Dia
tampak siap meletakkan semua masalahku di pangkuannya. Kenapa" Aku tidak tahu. Aku hanya punya
irasat aneh bahwa dia orang yang tepat.
"Kami baru saja minum teh bersama hyrza Grey,"
aku memulai. Menjelaskan sesuatu kepada Mrs. Dane Calthrop
tidak pernah sulit. Dia akan langsung mengerti inti
pembicaraanmu. "Oh, begitu. Dan pertemuan itu membuatmu bingung" Mereka bertiga memang agak sulit dihadapi,
kuakui itu. Aku sendiri juga bertanya-tanya. Begitu
banyak membual. Biasanya, menurut pengalamanku,
orang-orang yang benar-benar jahat tidak membual.
Mereka bisa merahasiakan kejahatan mereka. Justru
kalau dosa-dosamu tidak terlalu jelek kau ingin sering
membicarakannya. Dosa itu begitu sial, keji, dan
hina. sangat perlu membuatnya kelihatan hebat dan
penting. "Para penyihir desa biasanya wanita-wanita tua bodoh dan berwatak buruk yang senang menakut-nakuti
orang supaya bisa mendapatkan sesuatu tanpa mengeluarkan apa pun. Tentu saja itu gampang dilakukan.
Kalau ayam jantan Mrs. Brown mati, kau cukup
menganggukkan kepala dan berkata dengan suara
mengancam: "Ah, anaknya, Billy, mengganggu Pussyku selasa lalu."
"Bella Webb mungkin penyihir semacam itu. Tapi
mungkin saja, sangat mungkin, dia lebih dari sekadar
123 itu... sesuatu yang sudah ada sejak masa lampau dan
terkadang muncul sesekali di desa-desa. sangat menakutkan bila itu terjadi karena akan ada kekejian sungguhan"bukan hanya keinginan untuk membuat orang lain
terkesan. sybil stamfordis adalah salah satu wanita terbodoh yang pernah kujumpai"tapi dia benar-benar
cenayang"apa pun arti cenayang itu. hyrza"aku tidak tahu. Apa yang dikatakannya padamu" Ada perkataannya padamu yang membuatmu bingung, kan?"
"Kau punya pengalaman luas, Mrs. Dane Calthrop.
Menurutmu, dari semua yang pernah kaudengar dan
tahu, apakah manusia bisa dimusnahkan oleh orang
lain dari jarak jauh tanpa hubungan kasatmata?"
Mrs. Dane Calthrop membuka matanya sedikit lebih lebar.
"Ketika kau bilang dimusnahkan, yang kaumaksud
itu dibunuh" Fakta isik yang nyata?"
"Ya." "Aku akan mengatakan itu omong kosong," kata
Mrs. Dane Calthrop tegas.
"Ah!" kataku, merasa lega.
"Tapi tentu saja aku mungkin salah," kata Mrs.
Dane Calthrop. "Ayahku pernah berkata pesawat terbang itu omong kosong. Kakek buyutku mungkin
pernah berkata kereta api itu omong kosong. Mereka
dua-duanya benar. Pada saat itu kedua benda tersebut
tampak tak mungkin. Tapi kini sudah bukan hal mustahil. Memangnya apa yang dilakukan hyrza" Dia
bisa menembakkan laser mematikan atau semacamnya" Atau mereka bertiga menggambar pentagram dan
melontarkan jampi-jampi?"
124 Aku tersenyum. "Kau membuat semuanya jadi lebih terfokus," kataku. "Pasti aku sudah membiarkan wanita itu menghipnotis diriku."
"Oh, tidak," kata Mrs. Dane Calthrop. "Kau tidak
mungkin membiarkan itu terjadi. Kau bukan tipe
yang mudah dipengaruhi. Pasti ada sesuatu yang lain.
sesuatu yang terjadi lebih dulu. sebelum semua ini."
"Kau memang benar," tukasku. Lalu, sesederhana
mungkin dan dengan memakai kata-kata secara ekonomis, aku bercerita tentang pembunuhan Pastor
Gorman dan penyebutan Pale Horse secara kebetulan
di kelab malam. Lalu aku mengeluarkan daftar nama
dari saku bajuku. Daftar yang sudah kusalin dari daftar yang ditunjukkan Dr. Corrigan padaku.
Mrs. Dane Calthrop memandangnya sambil mengerutkan dahi.
"Oh, begitu," katanya. "Dan orang-orang ini" Apa
persamaan di antara mereka?"
"Kami belum yakin. Bisa saja pemerasan"atau narkotika?"
"Omong kosong," kata Mrs. Dane Calthrop. "Bukan itu yang membuatmu cemas. sebenarnya kau
menduga bahwa mereka semua sudah mati, kan?"
Aku menarik napas dalam-dalam.
"Ya," kataku. "Itulah dugaanku. Tapi aku tidak benarbenar bisa yakin memang begitu keadaannya. Tiga di
antara mereka sudah mati. Minnie Hesketh-Dubois,
homasina Tuckerton, Mary Delafontaine. Ketiganya
mati dengan wajar di tempat tidur. Dan itulah yang
menurut hyrza Grey seharusnya terjadi."
125 "Maksudmu dia mengakui bahwa dia yang membuat hal itu terjadi?"
"Bukan, bukan. Dia tidak berbicara soal orangorang yang memang ada. Dia menjelaskan secara
terinci soal sesuatu yang diyakininya sebagai kemungkinan ilmiah."
"sesuatu yang pada permukaan tampak seperti
omong kosong," kata Mrs. Dane Calthrop sambil merenung.
"Aku tahu. Aku hanya akan bersikap sopan tentang
itu, dan tertawa dalam hati kalau saja sebelumnya tidak ada yang menyebut-nyebut tentang Pale Horse
padaku." "Ya," kata Mrs. Dane Calthrop sambil merenung.
"Pale Horse. sangat mengundang kecurigaan."
Wanita itu diam sejenak. Lalu dia mengangkat kepala.
"Ini buruk sekali," katanya. "sangat buruk. Apa
pun yang ada di belakangnya, ini harus dihentikan.
Tapi kau sudah tahu itu."
"Well, memang... tapi apa yang bisa kita lakukan?"
"Itulah yang harus kaucari tahu. Tapi kita tak bisa
buang-buang waktu." Mrs. Dane Calthrop bangkit
berdiri, seperti pusaran angin aktif. "Kau harus segera
menyelidikinya dengan tuntas"segera." Dia berpikir.
"Apakah kau punya teman yang bisa membantumu?"
Aku berpikir. Jim Corrigan" Orang sibuk yang hanya punya sedikit waktu dan mungkin sudah melakukan semua yang bisa dilakukannya. David Ardingly"
tapi apakah David akan percaya" Hermia" Ya, ada
126 Hermia. Otak jernih, logika yang mengagumkan. Menara kekuatan kalau dia bisa dibujuk menjadi sekutu.
Bagaimanapun juga, dia dan aku kan"aku tidak menyelesaikan kalimat itu. Hermia pasangan tetapku"
Hermia-lah orangnya. "Kau sudah memikirkan seseorang" Bagus."
Mrs. Dane Calthrop sangat tegas dan bersikap seolah sedang membicarakan bisnis.
"Aku akan memerhatikan Tiga Penyihir. Aku masih
merasa bahwa mereka"entah mengapa"bukan jawaban sebenarnya. seperti kalau wanita stamfordis itu
membual tentang misteri-misteri Mesir dan ramalanramalan dari tulisan di piramida. semua yang dikatakannya hanya omong kosong, tapi memang ada piramida, tulisan, dan misteri kuil-kuil.
"Aku tetap merasa hyrza Grey sudah mengetahui
sesuatu, menemukan sesuatu tentang itu, atau mendengar hal itu dibicarakan. Dia lalu menggunakannya
dalam semacam campuran liar untuk meningkatkan
kesan penting pada dirinya sendiri dan mengembangkan pengendalian kekuatan gaib. Orang-orang selalu
bangga pada kekejian. Aneh, bukan" Orang-orang
baik justru tidak bangga pada kebaikannya" Mungkin
di situlah berlaku kerendahan hati Kristiani, kupikir.
Mereka bahkan tidak tahu bahwa mereka baik."
Mrs. Dane Calthrop diam sejenak lalu berkata, "sebenarnya kita membutuhkan semacam kaitan. Kaitan
antara nama-nama itu dengan Pale Horse. sesuatu
yang kasatmata." 127 Bab 8 INsPeKTUR DeTeKTIF LeJeUNe mendengar nada lagu
Father O"Flynn yang terkenal disiulkan di luar, di selasar. Dia menengadah ketika Dr. Corrigan masuk.
"Maaf, ternyata dugaan semua orang keliru," kata
Corrigan, "sama sekali tidak ada alkohol dalam tubuh
pengemudi Jaguar itu. Yang tercium P.C. ellis dari
napasnya pasti hanya khayalan atau bau mulut P.C.
ellis sendiri." Tapi saat itu Lejeune tidak tertarik pada laporan
harian pelanggaran pengemudi kendaraan bermotor.
"Kemarilah dan lihat ini," katanya.
Corrigan mengambil surat yang diserahkan kepadanya. surat itu ditulis dalam tulisan kecil yang rapi.
Pada kepala surat tertulis everest, Glendower Close,
Bournemouth. Kepada Yth. Inspektur Lejeune,
Mungkin kau ingat bahwa kau memintaku
128 menghubungimu bila aku melihat pria yang
mengikuti Pastor Gorman di malam dia terbunuh.
Aku selalu waspada di lingkungan tempat tinggalku, tapi tidak pernah melihatnya lagi.
Namun kemarin, aku mengunjungi bazar gereja di desa yang berjarak kira-kira tiga puluh
kilometer dari sini. Aku tertarik karena Mrs.
Oliver, penulis detektif terkenal itu, akan ada di
sana memberikan tanda tangan pada buku-bukunya. Aku penggemar buku detektif dan sangat
ingin bertemu wanita itu.
sungguh mengherankan, aku melihat pria
yang kujelaskan padamu sebagai orang yang berjalan melewati tokoku di malam Pastor Gorman
terbunuh. Rupanya setelah kejadian itu, dia
mengalami kecelakaan. Aku berpikir begitu karena pada bazar tersebut, dia berkeliling menggunakan kursi roda. Aku diam-diam menanyakan
siapa dia, rupanya dia penghuni setempat dan
bernama Venables. Tempat tinggalnya Priors
Court, Much Deeping. Katanya dia pria yang
cukup berada. Kuharap rincian ini bermanfaat bagimu.
salam hormat, Zachariah Osborne "Bagaimana?" kata Lejeune.
"Kedengarannya sangat mustahil," kata Corrigan
meredam semangat. 129 "sepintas lalu, mungkin. Tapi aku tidak begitu yakin."
"si Osborne ini"tidak mungkin dia melihat wajah
seseorang begitu jelas di malam yang berkabut seperti
itu. Kupikir ini hanya kemiripan yang kebetulan. Kau
tahu bagaimana orang-orang. Menelepon dari jauh
hanya untuk memberitahu bahwa mereka melihat
orang hilang. sembilan dari sepuluh laporan bahkan
tidak punya kemiripan dengan ciri-ciri yang tercetak!"
"Osborne bukan orang yang seperti itu," kata
Lejeune. "Jadi seperti apa dia?"
"Dia ahli kimia terhormat, agak kuno, berwatak
kuat, dan pengamat orang yang teliti. salah satu impiannya adalah bisa maju ke pengadilan dan mengidentiikasi seorang peracun istri yang membeli arsenik
di tokonya." Corrigan tertawa. "Kalau begitu, kasus ini jelas hasil rekayasa harapan."
"Mungkin." Corrigan menatapnya tajam. "Jadi menurutmu
mungkin ada sesuatu dalam surat ini" Lalu apa yang
akan kaulakukan untuk menanggapi?"
"Bagaimanapun juga, kurasa tidak ada salahnya
melakukan penyelidikan diam-diam terhadap Mr.
Venables dari" "dia melihat lagi surat itu?"dari
Priors Court, Much Deeping."
130 Bab 9 CERITA MARK EASTERBROOK "BeGITU banyak kejadian menarik di pedalaman!"
kata Hermia enteng. Kami sudah selesai makan malam. sepoci kopi hitam diletakkan di depan kami.
Aku memandang Hermia. Kata-katanya tadi tidak
persis seperti yang kuharapkan. Aku menghabiskan
seperempat jam terakhir untuk menyampaikan ceritaku kepadanya. Dia mendengarkan dengan cerdas dan
penuh perhatian. Tapi reaksinya sama sekali tidak seperti yang kuduga. Dari nada suaranya, dia seolah
memanjakanku"tapi dia tidak tampak terkejut ataupun tergetar.
"Orang-orang yang berkomentar bahwa pedalaman
itu menjemukan dan kota-kotalah yang penuh gairah,
tidak tahu apa yang mereka bicarakan," lanjutnya.
"Penyihir-penyihir terakhir sudah pergi bersembunyi
di pondok-pondok rapuh, misa-misa hitam dirayakan
dalam rumah-rumah terpencil oleh pemuda-pemuda
131

Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang sudah merosot moralnya. Takhayul tersebar luas
di dusun-dusun terpencil. Para perawan separo baya
mendentangkan jimat-jimat palsu mereka, mengadakan s?ance atau pemanggilan roh orang mati, dan
planchette yaitu papan penunjuk, meluncur dengan
mengerikan di atas lembaran-lembaran kertas hitam.
Kita bisa menulis satu seri artikel yang sangat menghibur tentang itu semua. Mengapa kau tidak mencobanya?"
"Kurasa kau tidak sepenuhnya mengerti apa yang
hendak kuceritakan padamu, Hermia."
"Tapi aku mengerti, Mark! Menurutku semua ini
luar biasa menarik. salah satu lembaran sejarah, bagian dongeng rakyat dari abad pertengahan yang masih tertinggal dan sudah terlupakan."
"Aku tidak tertarik pada segi sejarahnya," kataku
jengkel. "Aku tertarik pada fakta-fakta. Pada daftar
nama di atas selembar kertas. Aku tahu apa yang sudah terjadi pada beberapa dari orang-orang itu. Apa
yang akan terjadi atau sudah terjadi pada sisanya?"
"Kurasa kau sudah membiarkan dirimu terlalu tenggelam dalam persoalan ini."
"Tidak," tukasku keras kepala. "Menurutku tidak.
Kukira ancaman ini sangat nyata. Dan bukan aku
sendiri yang berpikir begitu. Istri Pendeta juga sependapat denganku."
"Oh, istri Pendeta!" suara Hermia kedengaran
mengejek. "Tidak, bukan "istri pendeta" yang seperti itu! Dia
wanita luar biasa. seluruh perkara ini nyata,
Hermia." 132 Hermia mengangkat bahu. "Mungkin." "Tapi menurutmu tidak begitu?"
"Menurutku khayalanmu sudah agak berlebihan,
Mark. Aku berani bertaruh para wanita separo baya
itu memang benar-benar meyakini semua itu. Aku
yakin mereka wanita tua yang galak!"
"Tapi tidak benar-benar menakutkan?"
"Yang benar saja, Mark, bagaimana mungkin mereka seperti itu?"
Aku terdiam sejenak. Pikiranku goyah"beralih dari
cahaya ke kegelapan, lalu kembali lagi. Kegelapan dari
Pale Horse, cahaya yang diwakili Hermia. Cahaya sehari-hari yang bagus dan berakal sehat, bohlam listrik
yang terpasang kokoh di stop kontaknya, menerangi
semua pojok gelap. Tidak ada apa pun di sana"sama
sekali tidak ada"hanya berbagai benda sehari-hari
yang selalu bisa kita temukan di suatu ruangan. Tapi
meski begitu"walaupun begitu"cahaya Hermia, meski seolah membuat semua tampil jelas, bagaimanapun
juga hanya cahaya buatan.
Pikiranku berayun kembali, dengan tegas dan kukuh.
"Aku ingin menyelidikinya semua, Hermia. Menggali semua sampai ke dasarnya."
"Aku setuju. Menurutku kau memang harus melakukannya. Mungkin akan sangat menarik. Bahkan,
sangat menghibur." "Bukan menghibur!" kataku tajam.
Aku melanjutkan, "Aku ingin bertanya apakah kau
mau membantuku, Hermia?"
133 "Membantumu" Bagaimana?"
"Membantu menyelidiki. Mencari tahu persisnya
apa yang sebenarnya terjadi."
"Tapi Mark sayang, sekarang ini aku sibuk sekali.
Ada artikelku untuk Journal. Lalu masalah Byzantium.
Dan aku sudah berjanji kepada dua siswaku?"
suaranya terus terdengar bijaksana"dengan akal
sehat"aku nyaris tidak mendengarkan.
"Aku mengerti," kataku. "Kau sudah punya terlalu
banyak beban." "Itulah." Hermia jelas lega pada sikapku yang mengakui kesibukannya. Dia tersenyum padaku. sekali lagi
aku kaget melihat ekspresi wajahnya, dia seolah memanjakanku. semacam sikap memanjakan yang diperlihatkan seorang ibu pada anak laki-laki kecilnya yang
sedang asyik dengan mainan baru.
Persetan, aku bukan anak kecil. Aku tidak mencari
seorang ibu"yang jelas bukan tipe ibu seperti itu.
Ibuku sendiri sangat menawan dan tanpa cita-cita;
semua orang yang berada di dekatnya, termasuk putranya, sangat senang menjaganya.
Aku mempertimbangkan Hermia tanpa gairah dari
seberang meja. Begitu menawan, matang, cerdas, luas pengetahuannya! Dan begitu"bagaimana mengatakannya, ya"
Begitu"ya, begitu menjemukan!
2 Pagi berikutnya aku berusaha menghubungi Jim
Corrigan"tanpa hasil. Aku meninggalkan pesan bahwa
134 aku akan ada di rumah antara jam enam dan tujuh, kalau bisa aku mengharapkannya mampir untuk minum.
Dia orang sibuk, aku tahu itu, dan aku ragu apakah dia
bisa datang hanya dengan pemberitahuan mendadak
seperti itu. Tapi ternyata dia datang jam tujuh kurang
sepuluh. sementara aku mengambilkan wiski untuknya,
dia berkeliling melihat-lihat gambar-gambar dan bukubukuku. Akhirnya dia berkomentar bahwa dia tidak
keberatan seandainya dia jadi kaisar Mogul, dibandingkan dokter kepolisian yang bekerja terlalu keras.
"Meskipun, aku yakin," katanya sambil duduk di
kursi, "mereka mendapatkan banyak masalah yang
berkaitan dengan wanita. setidaknya aku lolos dari
masalah yang satu itu."
"Kau belum menikah, kalau begitu?"
"Begitulah. Kau juga, bila kulihat dari berantakannya tempat tinggalmu. seorang istri pasti akan
segera membereskan ini semua."
Kukatakan padanya bahwa menurutku wanita tidaklah seburuk penilaiannya.
Aku membawa minumanku ke kursi di seberangnya
dan memulai, "Kau pasti heran mengapa aku sangat
ingin bertemu denganmu secepat mungkin. Tapi sebenarnya ada suatu kejadian yang mungkin berhubungan
dengan pembahasan kita ketika terakhir kali bertemu."
"Apa itu" "oh ya, tentu saja. Kasus Pastor
Gorman." "Ya"tapi apakah istilah Pale Horse punya makna
bagimu?" "Pale Horse... Pale Horse... Tidak, rasanya tidak"
kenapa?" 135 "Karena menurutku, itu mungkin berkaitan dengan
daftar nama yang kautunjukkan padaku. Aku pergi ke
pedalaman bersama beberapa teman, ke desa yang
bernama Much Deeping. Mereka mengajakku ke pub
kuno, setidaknya tempat itu dulu dikenal sebagai pub,
yang bernama Pale Horse."
"Tunggu dulu! Much Deeping" Much Deeping. Itu
dekat Bournemouth, ya?"
"sekitar dua puluh lima kilometer dari Bournemouth."
"Kurasa kau tidak bertemu seseorang bernama
Venables di sana?" "Ya, aku bertemu dia."
"Oh, ya?" Corrigan duduk tegak penuh semangat.
"Kau benar-benar tahu betul harus pergi ke mana!
seperti apa dia?" "Dia orang yang luar biasa."
"Begitu, ya" Luar biasa dalam hal apa?"
"Terutama dalam kekuatan kepribadian. Meskipun
dia lumpuh karena polio?"
Corrigan memotongku dengan tajam.
"Apa?" "Dia menderita polio beberapa tahun yang lalu.
Dia lumpuh dari pinggang ke bawah."
Corrigan mengenyakkan tubuhnya hingga duduk
bersandar kembali di kursi dengan pandangan mual.
"Ini menghancurkan semuanya! sudah kuduga ini
terlalu bagus untuk jadi kenyataan."
"Aku tidak mengerti apa maksudmu."
Corrigan berkata, "Kau perlu bertemu Inspektur
Detektif Divisi D.D.I. Lejeune. Dia akan sangat terta136
rik mendengar ceritamu. Ketika Gorman dibunuh,
Lejeune meminta informasi dari siapa pun yang melihatnya di jalan malam itu. Kebanyakan jawaban tidak
berguna seperti biasa. Tapi ada seorang ahli obat-obatan bernama Osborne, yang punya toko di wilayah
itu. Dia melaporkan melihat Gorman berjalan lewat
tokonya malam itu, dan melihat pria yang berjalan
dekat di belakangnya"tentu saja saat itu dia tidak
menduga apa-apa. "Tapi dia bisa memberikan penjelasan tentang
orang ini dengan cukup rinci"dia tampak sangat yakin akan bisa mengenalinya lagi. Nah, beberapa hari
yang lalu Lejeune menerima surat dari Osborne. Dia
sudah pensiun dan tinggal di Bournemeouth. Belum
lama ini, dia mengunjungi bazar setempat dan mengaku melihat orang yang bersangkutan di sana. Pria itu
hadir di bazar itu dengan kursi roda. Osborne bertanya-tanya siapa dia dan diberitahu bahwa nama pria
itu Venables." Dia menatapku penuh tanya. Aku mengangguk.
"Memang benar," kataku. "Itu Venables. Dia ada di
bazar. Tapi tidak mungkin dia orang yang berjalan
melewati jalan di Paddington mengikuti Pastor
Gorman. secara isik itu tidak mungkin. Osborne
pasti keliru." "Dia menjelaskan dengan sangat cermat. Tinggi
badan sekitar 180 sentimeter, hidung menonjol seperti
paruh burung, dan jakun yang sangat menonjol.
Betul?" "Ya. Cocok dengan ciri-ciri Venables. Tapi walaupun begitu?"
137 "Aku tahu. Mr. Osborne belum tentu secermat dugaannya dalam mengenali orang. Bisa jadi dia tertipu
kemiripan yang kebetulan. Tapi aku merasa terganggu
ketika kau datang dan berbicara banyak tentang
wilayah itu"berbicara tentang pale horse atau kuda
pucat atau semacamnya. Apa itu kuda pucat" Ceritakan semuanya."
"Kau takkan percaya," aku memperingatkannya.
"Aku sendiri juga tidak sepenuhnya percaya."
"Ayolah. Ceritakan saja."
Aku menceritakan percakapanku dengan hyrza
Grey. Dia segera bereaksi.
"Omong kosong luar biasa!"
"Begitu, bukan?"
"Tentu saja! Kau ini kenapa, Mark" Ayam jantan
putih. Upacara pengorbanan juga kurasa! Cenayang,
penyihir setempat, dan perawan tua paro baya dari desa
yang bisa mengirimkan laser mematikan yang dijamin
bisa memusnahkan. Gila, man, benar-benar gila!"
"Ya, memang gila," kataku berat.
"Oh, berhentilah sependapat denganku, Mark. Kau
membuatku merasa memang ada sesuatu di baliknya
kalau kau berbuat begitu. Kau memang percaya ada
sesuatu di sana, kan?"
"Biarkan aku bertanya lebih dulu. soal adanya dorongan atau keinginan rahasia dalam hati semua
orang untuk mati. Apakah ada kebenaran ilmiah dalam hal itu?"
Corrigan ragu sejenak. Lalu dia berkata, "Aku bukan psikiater. Kalau hanya antara kau dan aku, menurutku para psikiater juga agak gila. Mereka selalu
138 mabuk teori. Dan mereka bertindak terlalu jauh. Bisa
kukatakan kepadamu, polisi juga tidak terlalu menyukai saksi ahli kedokteran yang selalu dipanggil dalam
pembelaan untuk menghilangkan alasan pria membunuh wanita tua tak berdaya demi uang."
"Kau lebih suka teori kelenjarmu?"
Corrigan menyeringai. "Baik. Baik. Aku penganut teori juga. Kuakui. Tapi
ada alasan isik yang baik di balik teoriku"kalau aku
bisa menemukannya. Tapi semua perkara bawah sadar
ini! Hah!" "Kau tidak percaya?"
"Tentu saja aku percaya. Tapi orang-orang ini terlalu berlebihan. Keinginan bawah sadar untuk mati
dan sebagainya, tentu ada benarnya, tapi tidak sebanyak yang mereka katakan."
"Tapi memang ada hal semacam itu?" aku menuntut.
"sebaiknya kau pergi membeli buku psikologi dan
membaca semua keterangan soal keinginan bawah sadar ini."
"hyrza Grey mengaku tahu semua yang bisa diketahui tentang hal ini."
"hyrza Grey!" dengus Corrigan. "Apa yang diketahui perawan tua setengah matang di dusun tentang
psikologi mental?" "Dia bilang dia tahu banyak."
"seperti kataku tadi, omong kosong!"
"Itu," komentarku, "yang selalu dikatakan orang
tentang semua penemuan yang tidak sesuai dengan
gagasan yang sudah diakui. Kapal besi" Omong ko139
song! Pesawat terbang" Omong kosong! Katak mengentakkan kaki di pagar?"
Dia memotongku. "Jadi kau menelan itu semua utuh-utuh" seluruh
kait, kail, dan pembenamnya?"
"sama sekali tidak," kataku. "Aku hanya ingin tahu
apakah ada dasar keilmuannya."
Corrigan mendengus. "Dasar ilmiah, persetan!"
"Baiklah. Aku hanya ingin tahu."
"Berikutnya kau akan bilang dia Wanita Pembawa
Kotak." "Apa itu Wanita Pembawa Kotak?"
"Hanya salah satu cerita gila yang sesekali muncul"cerita Nostradamus dari Mother shipton. Ada
orang yang menelan semuanya."
"setidaknya kau bisa memberitahuku bagaimana
kemajuanmu dengan daftar nama itu."
"Polisi sudah bekerja keras, tapi hal semacam ini
butuh waktu dan banyak kerja rutin. Nama-nama
tanpa alamat atau nama depan tidak begitu mudah
dicari jejaknya atau dikenali."
"Mari kita melihatnya dari sudut lain. Aku mau
bertaruh denganmu tentang satu hal. Dalam waktu
yang belum lama ini"katakanlah dalam satu sampai
satu setengah tahun"setiap nama itu sudah muncul
dalam sertiikat kematian. Aku benar, kan?"
Dia menatapku dengan pandangan aneh. "Kau
benar"tapi kurasa hanya sebatas itu."
"Itulah persamaan di antara mereka"kematian."
"Ya, tapi hal itu mungkin saja tidak terlalu berarti
140 banyak seperti kedengarannya, Mark. Apakah kau
tahu berapa jumlah orang yang meninggal setiap hari
di Kepulauan Inggris" Lagi pula, beberapa dari namanama itu sangat umum"ini tidak banyak membantu."
"Delafontaine," kataku. "Mary Delafontaine. Itu
bukan nama yang umum, kan" Pemakamannya selasa
lalu, kalau tak salah."
Dia melirikku cepat. "Bagaimana kau bisa tahu itu" Lihat di koran, kuduga."
"Aku mendengar kabar itu dari sahabatnya."
"Tidak ada yang mencurigakan dalam kematiannya.
Aku bisa meyakinkanmu soal itu. Bahkan tidak ada
yang perlu dipertanyakan dalam salah satu dari kematian-kematian itu, polisi sudah menyelidikinya. Kalau
semua kematian itu akibat "kecelakaan" mungkin akan
mencurigakan. Tapi semua kematian wajar. Radang


Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

paru-paru, perdarahan otak, tumor otak, batu empedu, satu kasus polio"sama sekali tak ada yang mencurigakan."
Aku mengangguk. "Bukan kecelakaan," kataku. "Bukan keracunan.
Penyakit yang mengantar kepada kematian. Persis seperti diakui hyrza Grey."
"Apakah kau benar-benar menyatakan bahwa wanita itu bisa membuat orang yang belum pernah dilihatnya, berkilometer-kilometer jauhnya, terserang radang
paru-paru dan meninggal karenanya?"
"Aku tidak menyatakan hal semacam itu. Dia yang
menyatakannya. Menurutku itu fantastis dan aku
141 ingin berpikir itu mustahil. Tapi ada beberapa faktor
aneh. Ada orang yang sambil lalu menyebut Pale
Horse"dalam kaitan dengan pelenyapan orang-orang
yang tidak disukai. Lalu ada tempat yang bernama
Pale Horse"dan wanita yang tinggal di sana boleh
dikatakan membual bahwa tindakan semacam itu memang mungkin. Lalu di wilayah itu tinggal pria yang
dikenali secara positif sebagai orang yang terlihat
menguntit Pastor Gorman di malam dia terbunuh"
malam ketika dia dipanggil untuk mengunjungi wanita sekarat yang terdengar mengucapkan kata-kata "kekejian besar." Agak terlalu banyak kebetulan, kan?"
"Pria itu tidak mungkin Venables, karena menurutmu, dia sudah bertahun-tahun lumpuh."
"Dari segi medis, tidak ada kemungkinan kelumpuhan itu dibuat-buat?"
"Tentu saja tidak. Tungkai-tungkainya pasti sudah
mengerut." "Pernyataanmu tampaknya telah mengakhiri keraguan," kuakui. Aku menghela napas. "sayang sekali.
seandainya ada"aku tidak tahu harus menamakannya
apa"organisasi yang berspesialisasi dalam "Pemusnahan
Manusia", maka Venables tipe otak yang menurutku
mampu menjalankannya. Benda-benda yang ada di
rumahnya menunjukkan adanya sejumlah uang yang
luar biasa besar. Dari mana datangnya uang itu?"
Aku terdiam"lalu berkata, "semua orang ini yang
sudah meninggal"dengan rapi"di tempat tidur mereka karena ini, itu, dan lain-lain hal"apakah ada
orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari kematian mereka?"
142 "selalu ada orang yang beruntung karena kematian,
dalam kadar besar atau kecil. Tidak ada kondisi mencurigakan yang tampak, kalau memang itu yang kaumaksud?"
"Tidak sepenuhnya."
"Lady Hesketh-Dubois, seperti mungkin sudah kauketahui, meninggalkan sekitar lima puluh ribu pound
bersih. seorang keponakan perempuan dan laki-laki
yang menjadi ahli warisnya. Keponakan laki-laki tinggal di Kanada. Keponakan perempuan sudah berkeluarga dan tinggal di Inggris Utara. Uang memang
bermanfaat bagi keduanya.
"homasina Tuckerton mewarisi harta kekayaan
yang sangat besar dari ayahnya. Bila dia meninggal
sebelum usia dua puluh satu, warisan itu beralih ke
ibu tirinya. si ibu tiri tampaknya orang yang cukup
bersih. Lalu ada Mrs. Delafontaine"uangnya diwariskan kepada sepupunya?"
"Ah, begitu. Dan sepupunya itu?"
"Di Kenya dengan suaminya."
"semuanya tidak hadir, rapi sekali," komentarku.
Corrigan melemparkan pandangan jengkel ke arahku.
"Dari ketiga sandford yang meninggal, satu meninggalkan istri yang jauh lebih muda dan sudah
menikah kembali"agak cepat. Almarhum sandford
ini inisialnya R.C., dan takkan mau menyetujui perceraian. Pria bernama Harmondsworth mati karena
perdarahan otak, dia dicurigai scotland Yard memperoleh penghasilan dari pemerasan. Beberapa orang di
143 lingkungan masyarakat kelas atas pasti sangat lega dia
sudah tiada." "secara tidak langsung kau menyatakan semua kematian ini sangat memudahkan pihak-pihak tertentu.
Bagaimana dengan Corrigan?"
Corrigan menyeringai. "Corrigan nama yang umum. Cukup banyak
Corrigan yang mati"tapi tidak membawa keuntungan
tertentu bagi siapa pun sejauh yang bisa kami selidiki."
"Kalau begitu sudah jelas. Kaulah korban berikutnya. Jaga dirimu baik-baik."
"Tentu saja. Dan jangan kira Penyihir dari endor-mu
akan menjatuhkanku dengan luka bernanah pada usus
atau lu spanyol. Itu takkan terjadi pada dokter yang
sudah digembleng berbagai macam kasus!"
"Dengar, Jim. Aku ingin menyelidiki pengakuan
hyrza Grey itu. Maukah kau membantuku?"
"Tidak, aku tidak mau! Aku tidak mengerti bagaimana orang yang berpendidikan dan cerdas sepertimu
bisa terpengaruh omong kosong seperti itu."
Aku menghela napas. "Tak bisakah kaupakai kata lain" Aku lelah mendengar kata itu."
"Isapan jempol, kalau kau lebih suka."
"sama sekali tidak."
"Kau itu keras kepala, ya, Mark?"
"Menurutku," kataku, "harus ada yang begitu!"
144 Bab 10 GLeNDOWeR CLOse masih sangat baru. Terhampar
membentuk setengah lingkaran dan di ujungnya para
tukang bangunan masih bekerja. Kira-kira di tengah
sisi panjangnya ada gerbang yang berukiran nama
everest. Tampak sosok membungkuk dengan punggung melengkung di atas batas kebun, menanam umbi-umbi,
yang oleh Inspektur Lejeune dengan mudah langsung
dikenali sebagai Mr. Zachariah Osborne. Dia membuka gerbang dan masuk. Mr. Osborne menegakkan
tubuh dan berputar untuk melihat siapa yang masuk
ke wilayahnya. Ketika mengenali tamunya, wajahnya
yang sudah merah semakin memerah karena gembira.
Mr. Osborne di pedalaman tampak sangat mirip
dengan Mr. Osborne ketika masih di tokonya di
London. Dia memakai sepatu kokoh untuk di pedalaman dan kaus dalam, tapi meskipun hanya berpakai145
an dalam, hal itu tidak mengurangi kerapian penampilannya yang selalu necis. embun lembut dari
keringat tampak di kepala bulatnya yang botak. Dengan cermat dia menghapus keringat dengan saputangan sebelum berjalan mendekati tamunya.
"Inspektur Lejeune!" dia berseru ramah. "Ini kehormatan buatku. sungguh, sir. Aku sudah terima pemberitahuanmu soal sudah diterimanya suratku, tapi
aku tidak menduga akan bertemu denganmu sendiri.
selamat datang ke tempat tinggalku. selamat datang
ke everest. Mungkin nama ini mengejutkanmu" Aku
selalu sangat tertarik pada Pegunungan Himalaya.
Aku mengikuti setiap detail ekspedisi everest. Kemenangan besar bagi negeri kita. sir edmund Hillary!
Pria yang sangat hebat! Ketahanannya luar biasa! sebagai orang yang tak pernah mengalami cobaan pribadi,
aku sangat menghargai keberanian mereka yang pergi
menjelajahi pegunungan yang belum ditaklukkan atau
berlayar melalui lautan bergunung es untuk menemukan rahasia-rahasia kutub bumi. Masuklah ke dalam
dan silakan menikmati sedikit minuman sederhana."
sambil menunjukkan jalan, Mr. Osborne mengantarkan Lejeune masuk ke bungalo kecil yang amat
sangat rapi, meski hanya sedikit perabotnya.
"Kami belum sepenuhnya mapan di sini," jelas Mr.
Osborne. "Aku mengikuti obral barang setempat sedapat mungkin. Banyak barang bagus yang bisa didapat
dengan cara itu, dengan harga seperempat toko. Jadi
apa yang bisa kuhidangkan untukmu" segelas sherry"
Bir" secangkir teh" Aku bisa masak air dalam sekejap."
146 Lejeune menjawab lebih suka minum bir.
"Nah, ini dia," kata Mr. Osborne, kembali tak
lama kemudian dengan membawa dua cangkir besar
dari logam yang terisi penuh bir. "Kita akan duduk
dan beristirahat. everest. Yang juga bisa berarti istirahat selamanya! Ha ha! Nama rumahku memang bermakna ganda. Aku selalu suka sedikit berkelakar."
Ramah tamah dan basa-basi selesai. Mr. Osborne
duduk sambil mencondongkan badan ke depan dengan penuh gairah.
"Informasiku bermanfaat bagimu?"
Lejeune meredam berita buruk yang akan disampaikannya sedapat mungkin.
"Tidak sebesar yang kami harapkan, sayang sekali."
"Ah, kuakui aku agak kecewa. Meskipun sebenarnya, kusadari memang tidak ada alasan untuk menduga pria yang berjalan ke arah yang sama dengan Pastor Gorman sudah pasti pembunuhnya. Itu memang
terlalu mirip pengharapan daripada kenyataan. Lagi
pula, Mr. Venables itu cukup berada dan sangat dihormati penduduk setempat, begitu yang kudengar. Dia
bergaul dalam lingkungan masyarakat terbaik."
"Masalahnya," kata Lejeune, "tidak mungkin Mr.
Venables yang kaulihat malam itu."
Mr. Osborne duduk tegak dengan mendadak.
"Oh, tapi memang begitu. Aku sama sekali tidak
punya keraguan dalam benakku. Aku tidak pernah
salah soal wajah orang."
"Aku khawatir kali ini kau keliru," kata Lejeune
lembut. "Begini, Mr. Venables korban penyakit polio.
147 sejak lebih dari tiga tahun ini, dia sudah lumpuh dari
pinggang ke bawah dan tidak mampu menggunakan
tungkai kakinya." "Polio!" teriak Mr. Osborne. "Ya ampun, ya ampun... sepertinya fakta ini memang menutup kemungkinan. Tapi meskipun begitu"maafkan aku, Inspektur
Lejeune, kuharap kau tidak marah. Apakah ini benar"
Maksudku, apakah kau punya bukti-bukti medis yang
berkaitan dengan itu?"
"Ya, Mr. Osborne. Kami sudah mendapatkannya.
Mr. Venables pasien sir William Dugdale di Harley
street, anggota profesi kedokteran yang sangat andal."
"Tentu, tentu. F.R.C.P. Nama yang sudah sangat
terkenal. Ya ampun, rupanya aku sudah gagal. Aku
begitu yakin. Dan aku sudah mengganggumu siasia."
"Jangan berpikir begitu," kata Lejeune cepat. "Informasimu masih tetap sangat berharga. Jelas bahwa
orang yang kaulihat pasti sangat mirip dengan Mr.
Venables"lalu karena penampilan Mr. Venables sangat khas, ini jadi informasi yang sangat berharga.
Pasti tidak banyak orang yang sesuai dengan ciri-ciri
itu." "Benar, benar." Mr. Osborne agak gembira. "Pria
dari golongan kriminal yang penampilannya mirip
Mr. Venables. Pasti tidak banyak yang seperti itu. Di
arsip-arsip scotland Yard?"
Dia memandang Inspektur dengan penuh harap.
"Mungkin tidak sesederhana itu," kata Lejeune perlahan. "Mungkin orang itu tidak punya catatan krimi148
nal. Lagi pula, seperti yang baru saja kaukatakan, belum ada alasan untuk menganggap orang itu punya
kaitan dengan penyerangan atas Pastor Gorman."
Mr. Osborne kelihatan sedih lagi.
"Maafkan aku. Aku khawatir aku bertindak berdasarkan harapan... Aku sangat ingin bisa memberikan
kesaksian di pengadilan perkara pembunuhan... siapa
pun takkan bisa menggoyahkanku di sana, bisa kupastikan itu. Benar, aku pasti akan bertahan dengan kokoh!"
Lejeune diam, mempertimbangkan tuan rumahnya
sambil merenung. Mr. Osborne merespons pengamatan tanpa suara itu.
"Ya?" "Mr. Osborne, mengapa kau akan bertahan dengan
kokoh, seperti katamu tadi?"
Mr. Osborne kelihatan tercengang.
"Karena aku yakin sekali"oh"oh ya, aku tahu
apa maksudmu. Pria itu bukan orangnya. Jadi sebenarnya aku tidak punya alasan untuk yakin. Tapi aku
tetap saja yakin." Lejeune mencondongkan badan ke depan. "Mungkin kau heran mengapa aku datang menemuimu hari
ini. Aku sudah punya bukti medis bahwa orang yang
kaulihat tidak mungkin Mr. Venables, jadi mengapa
aku ada di sini?" "Ya, begitulah. Jadi, Inspektur Lejeune, mengapa
kau datang?" "Aku datang," kata Lejeune, "karena keyakinanmu
yang sangat teguh dalam mengenali si pelaku sangat
mengesankan bagiku. Aku ingin tahu apa yang men149
dasari keyakinanmu itu. Ingat, malam itu berkabut.
Aku sudah pergi ke tokomu. Aku sudah berdiri di
tempat kau berdiri, di ambang pintumu, dan memandang ke seberang jalan. Rasanya di malam berkabut,
sosok pada jarak itu akan sangat kabur bagiku, sehingga hampir tidak mungkin melihat ciri-cirinya dengan
jelas." "sampai batas tertentu, tentu saja, kau memang
benar sekali. Kabut memang turun saat itu. Tapi kabut tersebut, kalau kau mengerti maksudku, turun
dalam bentuk gumpalan-gumpalan. setiap jarak tertentu kabutnya sesekali lenyap. Begitu pula saat aku
melihat Pastor Gorman berjalan cepat di tepi jalan di
seberang. Itulah sebabnya aku melihat dia dan pria
yang mengikutinya tidak jauh di belakang dengan jelas sekali. Lagi pula, ketika pria itu tepat di depanku,
dia menyalakan korek api untuk menyalakan kembali
rokoknya. Proilnya ketika itu sangat jelas"hidung,
dagu, dan jakunnya yang menonjol. Orang itu penampilannya menonjol sekali, begitu kupikir. Aku belum
pernah melihatnya di sekitar situ. Kalau dia pernah
masuk ke tokoku, aku pasti ingat. Jadi, begitulah?"
Mr. Osborne berhenti berbicara.
"Ya, aku mengerti," kata Lejeune sambil merenung.
"saudara laki-laki," usul Mr. Osborne dengan penuh harap. "Kakak kembar, mungkin" Nah, itu suatu
kemungkinan." "solusi kembar identik?" Lejeune tersenyum dan
menggeleng. "Begitu memudahkan dalam cerita iksi.
Tapi dalam kehidupan nyata," "dia menggelengkan
150 kepalanya?"itu tidak terjadi, kau tahu. Tidak benarbenar terjadi."
"Tidak... tidak, kukira tidak. Tapi mungkin adik
atau kakaknya. Kemiripan saudara dekat?" Mr.
Osborne kelihatan muram. "sejauh yang bisa kami pastikan," Lejeune berbicara hati-hati, "Mr. Venables tidak punya saudara."
"sejauh yang bisa kalian pastikan?" Mr. Osborne
mengulang kata-kata itu. "Meski dia warga negara Inggris, tapi dia lahir di
luar negeri, orangtuanya baru membawanya ke Inggris
ketika dia berusia sebelas tahun."
"Kalau begitu sebenarnya kau tidak terlalu banyak
tahu tentang dia, kan" Maksudku, tentang keluarganya?"
"Tidak," kata Lejeune, sambil berpikir. "Tidak mudah mencari tahu banyak tentang Mr. Venables"tanpa pergi dan bertanya kepadanya sendiri, maksudku.
Dan kami tidak punya dasar untuk melakukan itu."
Leujene sengaja berbicara begitu. sebenarnya ada
cara-cara untuk mencari tahu sesuatu tanpa pergi dan
bertanya, tapi dia tak berniat menceritakannya kepada
Mr. Osborne. "Jadi kalau bukan karena bukti medis," katanya,
sambil bangkit berdiri, "Kau yakin tentang identiikasi
itu?" "Oh, ya," kata Mr. Osborne mengikutinya berdiri.
"Itu memang hobiku, kau tahu, mengingat-ingat wajah." Dia tertawa kecil. "Banyak pelanggan yang kukejutkan dengan cara itu. "Bagaimana dengan asmanya?"
begitu aku bilang pada seseorang dan dia akan tam151
pak tercengang. "Kau datang Maret yang lalu," kataku,
"pakai resep. Resep dari Dr. Hargreaves." Dan dia
akan tampak sangat kaget!
"Itu banyak bermanfaat bagiku dalam bisnis.
Orang-orang senang kalau mereka diingat, meski aku
tidak begitu baik dalam mengingat nama seperti dengan wajah. Aku mulai menjadikannya hobi ketika
masih muda. Kalau anggota keluarga kerajaan bisa
melakukannya, begitu aku selalu bilang pada diriku
sendiri, kau juga bisa melakukannya, Zachariah
Osborne! setelah beberapa lama, semuanya menjadi
otomatis. Kita hampir tidak perlu berupaya keras."
Lejeune mengeluh. "Aku ingin punya saksi sepertimu di kotak kesaksian," katanya. "Identiikasi selalu menjadi urusan sulit. Kebanyakan orang sama sekali tidak bisa menceritakan apa-apa. Mereka mengatakan hal-hal seperti:
"Oh, agak tinggi, kukira. Berambut pirang"yah, tidak begitu pirang, agak sedang. Wajahnya biasa-biasa
saja. Matanya biru"atau kelabu"atau mungkin cokelat. Jas hujan kelabu"atau mungkin biru tua.?"
Mr. Osborne tertawa. "Keterangan semacam itu takkan banyak memberikan manfaat bagimu."


Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Terus terang, saksi sepertimu bisa dikatakan kiriman dari dewa-dewa!"
Mr. Osborne kelihatan senang.
"Itu bakat," katanya rendah hati. "Tapi ingat, aku
sudah mengembangkan bakat ini. Kau tahu permainan yang suka dimainkan pada pesta anak-anak"banyak barang yang dibawa di atas baki dan kita diberi
152 beberapa menit untuk mengingatnya" Aku bisa mendapat nilai seratus setiap kali. Cukup mengejutkan
orang-orang. Betapa hebat, kata mereka. Bukan hebat.
Itu ketangkasan. Dihasilkan dari latihan." Dia tertawa
kecil. "Aku juga pesulap yang cukup lihai. Aku sedikit menyulap untuk menghibur anak-anak di saat
Natal. Maaf, Mr. Lejeune, apa itu di saku bajumu?"
Dia mencondongkan badan ke depan dan mengeluarkan asbak kecil.
"Wah, wah, sir, kau itu kan anggota kepolisian!"
Dia tertawa keras dan Lejeune tertawa bersamanya.
Lalu Mr. Osborne mengeluh.
"Tempat kecil nyaman yang kumiliki ini, sir. Para
tetangga kelihatannya baik dan ramah. Inilah kehidupan yang sudah kuimpikan selama bertahun-tahun.
Tapi kuakui padamu, Mr. Lejeune, aku kehilangan
daya tarik bisnisku sendiri. Ketika itu selalu ada orang
yang datang dan pergi. Kau tahu, banyak sekali tipe
orang yang bisa dipelajari. Aku sangat mendambakan
punya kebun sendiri. Aku juga punya cukup banyak
minat lain. Kupu-kupu, seperti yang pernah kuceritakan padamu, dan sesekali mengamati burung. Aku
tidak menyadari aku akan sangat kehilangan apa yang
kusebut unsur manusia. "Aku sudah menanti-nanti pergi ke luar negeri secara kecil-kecilan. Yah, aku pernah bertamasya dan
menghabiskan akhir pekan ke Prancis. Cukup menyenangkan, menurutku"tapi aku merasa"dengan sangat kuat"sebenarnya Inggris sudah cukup bagiku.
Aku tidak begitu suka masakan asing, itu fakta. Mere153
ka sama sekali tidak tahu, sejauh yang aku lihat, bagaimana cara memasak telur dengan bacon."
Dia mengeluh lagi. "Itu menunjukkan bagaimana watak manusia. sudah sangat menanti-nanti untuk pensiun, begitulah
aku. Dan sekarang, kau tahu, aku bermain-main dengan gagasan untuk membeli sedikit saham dalam
suatu perusahaan farmasi di sini di Bournemouth"cukup hanya untuk memberiku sedikit gairah lagi, tidak
perlu terikat sepenuhnya kepada toko. Tapi dengan
begitu aku akan merasa sibuk lagi. Kupikir akan sama
juga denganmu. Kau membuat rencana-rencana sebelumnya, tapi ketika sudah tiba saatnya, kau akan
kehilangan gairah kehidupanmu yang sekarang."
Lejeune tersenyum. "Kehidupan polisi tidak begitu bergairah romantis
seperti yang kauduga, Mr. Osborne. Kau punya pandangan amatir tentang kriminalisme. Kebanyakan hanya pekerjaan rutin yang membosankan. Kami tidak
selalu mengejar pelaku kriminal, mengikuti petunjukpetunjuk misterius. Pekerjaanku benar-benar bisa jadi
cukup menjemukan." Mr. Osborne kelihatan tidak yakin.
"Kau yang paling tahu soal itu," katanya. "selamat
jalan, Mr. Lejeune, dan aku minta maaf karena tidak
bisa membantumu. Kalau ada sesuatu"kapan saja?"
"Akan kuberitahu kau," janji Lejeune.
"Hari itu di bazar," Osborne menggumam sedih.
"Aku tahu. sayang sekali bukti medis begitu tegas, tapi
kita tak bisa begitu saja melupakan hal itu, kan?"
"Well?" Mr. Osborne membiarkan kata itu meng154
gantung lama, tapi Lejeune tidak memerhatikannya.
Dia berjalan pergi dengan langkah cepat. Mr. Osborne
berdiri dekat gerbang sambil memerhatikannya pergi.
"Bukti medis," kata Mr. Osborne. "Para dokter itu!
Kalau saja dia tahu separo saja dari apa yang kuketahui tentang para dokter"lugu, begitulah mereka!
Dokter-dokter itu!" 155 Bab 11 CERITA MARK EASTERBROOK MULA-MULA Hermia. sekarang Corrigan.
Ya sudahlah. Aku memang konyol!
Aku menelan omong kosong sebagai kebenaran
pasti. Aku sudah dihipnotis wanita gadungan bernama
hyrza Grey supaya mau menelan omong kosong
yang campur aduk tidak keruan. Aku orang bodoh
yang terlalu mudah percaya dan percaya takhayul.
Aku memutuskan untuk melupakan saja seluruh
perkara terkutuk itu. Lagi pula, apa urusanku dengan
masalah itu" Di antara kabut kekecewaan, aku mendengar gema
nada suara Mrs. Dane Calthrop yang mendesak.
"Kau harus berbuat sesuatu!"
Memang mudah sekali"mengatakan hal-hal seperti
itu. "Kau butuh seseorang untuk membantumu..."
Tadinya aku membutuhkan Hermia. Tadinya, aku
membutuhkan Corrigan. Tapi mereka berdua tidak
mau ikut bermain. Tidak ada lagi orang lain.
156 Kecuali" Aku duduk"mempertimbangkan gagasan itu.
Tergerak suatu dorongan, aku menghampiri telepon
dan menghubungi Mrs. Oliver.
"Halo, Mark easterbrook di sini."
"Ya?" "Bisakah kau memberitahuku nama gadis yang tinggal di rumah ketika bazar berlangsung?"
"Kurasa bisa. Coba kuingat-ingat dulu... Oh ya,
tentu saja, Ginger. Itu namanya."
"Aku tahu itu. Tapi namanya yang lain."
"Nama lain yang mana?"
"Aku ragu dia dibaptis dengan nama Ginger. Lagi
pula, dia pasti punya nama keluarga."
"Ya, tentu saja. Tapi aku tidak tahu namanya.
sekarang ini kita tidak pernah lagi mendengar nama
keluarga. Itu kali pertama aku bertemu dengannya."
Hening sejenak, lalu Mrs. Oliver berkata, "Kau perlu
menelepon Rhoda dan menanyakan itu padanya."
Aku tidak begitu suka dengan gagasan itu. entah
mengapa aku merasa agak malu.
"Oh, aku tidak bisa melakukan itu," kataku.
"Itu sederhana sekali," kata Mrs. Oliver memberi
semangat. "Katakan saja kau kehilangan alamatnya
dan tidak ingat lagi namanya, sedangkan kau sudah
berjanji akan mengirimkan salah satu bukumu, atau
nama toko yang jual kaviar murah, atau hendak mengembalikan saputangan yang dipinjamkannya padamu ketika hidungmu berdarah suatu hari, atau memberikan alamat teman kaya yang ingin lukisannya
157 diperbaiki. Ada di antara itu yang cocok" Bisa kutemukan banyak lagi alasan lain kalau kau mau."
"salah satu dari itu sudah sangat bagus," aku meyakinkannya.
Aku meletakkan telepon, kemudian memutar angka
100 dan tak lama kemudian sudah berbicara dengan
Rhoda. "Ginger?" kata Rhoda. "Oh, dia tinggal di lorong
kecil. Calgary Place. empat puluh lima. Tunggu sebentar. Aku akan memberikan nomor teleponnya padamu." Dia pergi dan sejenak kemudian kembali.
"Capricorn 35987. Jelas?"
"Ya, terima kasih. Tapi aku belum tahu namanya.
Aku belum pernah mendengarnya."
"Namanya" Oh, nama keluarganya, maksudmu.
Corrigan. Katherine Corrigan. Apa kau bilang?"
"Tidak apa-apa. Terima kasih Rhoda."
Bagiku ini terasa seperti kebetulan aneh. Corrigan.
Dua Corrigan. Mungkin ini irasat buruk.
Aku menelepon Capricorn 35987.
2 Ginger duduk di seberangku, di depan meja di White
Cockatoo tempat kami bertemu untuk minumminum. Dia tampak sama menyegarkannya seperti
ketika berada di Much Deeping"rambut merah tebal
kusut, wajah berbintik-bintik yang menarik hati, dan
mata hijau yang waspada. Dia mengenakan seragam
London-nya yang berseni dan terdiri atas celana panjang ketat, kaus rajut sloppy Joe, dan stoking wol
158 hitam"tapi selebihnya dia Ginger yang sama. Aku
sangat menyukainya. "Aku terpaksa berupaya keras mencari jejakmu,"
kataku. "Nama keluargamu, alamat, dan nomor teleponmu"semuanya tidak diketahui. Aku punya masalah."
"Itu yang selalu dikatakan pelayan harianku. Itu
biasanya berarti aku perlu membeli pembersih panci
baru, sikat karpet, atau sesuatu yang menjemukan."
"Kau tidak perlu membeli apa pun," kataku meyakinkannya.
Lalu aku menceritakannya. Tidak makan waktu
lama seperti ketika aku menceritakannya kepada
Hermia karena Ginger sudah tahu tentang Pale Horse
dan para penghuninya. Aku mengalihkan pandangan
darinya ketika aku menyudahi kisah itu. Aku tidak
ingin menyaksikan reaksinya. Aku tidak ingin melihat
pandangan menghibur yang memanjakan, atau ketidakpercayaan yang dingin. semua ini kedengaran
semakin gila. Tidak ada seorang pun (kecuali Mrs.
Dane Calthrop) yang mungkin bisa merasakan apa
yang kurasakan tentang hal itu. Aku menggambar
pola-pola di atas daun meja plastik dengan garpu
yang tak bertuan. suara Ginger menyerbu tajam.
"Itu saja, kan?"
"Itu saja," kuakui.
"Apa yang akan kaulakukan soal itu?"
"Menurutmu"apakah aku harus melakukan sesuatu?"
"Ya, tentu saja! seseorang harus melakukan sesuatu!
159 Kita tidak mungkin membiarkan suatu organisasi
merajalela membunuh orang-orang tanpa berbuat apa
pun." "Tapi apa yang bisa kulakukan?"
Rasanya aku ingin mendekap dan memeluknya.
Ginger menyesap Pernod dan mengerutkan dahi.
Kehangatan menyelubungi diriku. Aku sudah tidak
sendirian lagi. Tak lama kemudian dia berkata sambil merenung,
"Kau harus mencari tahu apa makna dari semua
ini." "Aku setuju. Tapi bagaimana?"
"Kelihatannya ada satu atau dua petunjuk. Mungkin aku bisa membantu."
"Benarkah" Tapi kau kan punya pekerjaan."
"Banyak sekali yang bisa dilakukan di luar jam kerja." Dia mengerutkan dahi lagi sambil berpikir.
"Gadis itu," kata Ginger akhirnya. "Yang ikut makan malam di Old Vic. Poppy atau siapa namanya.
Dia tahu sesuatu soal ini"pasti"kalau menilik dari
perkataannya." "Ya, tapi dia jadi ketakutan dan mengelak ketika
aku mencoba menanyainya. Dia benar-benar ketakutan. Dengan tegas dia tidak mau membahas hal itu."
"Nah, di situlah aku bisa membantu," kata Ginger
penuh keyakinan. "Dia akan menceritakan berbagai
hal padaku yang takkan diceritakannya padamu. Bisakah kau mengatur agar kita bisa bertemu" Temanmu
dengan dia dan kau serta aku" Di pagelaran, makan
malam, atau semacamnya?" Lalu dia kelihatan ragu.
"Atau itu terlalu mahal?"
160 Aku meyakinkannya aku mampu membiayai pengeluaran itu.
"sedangkan untukmu?" Ginger berpikir sejenak.
"Menurutku," dia berkata perlahan, "yang terbaik untukmu adalah menyelidiki homasina Tuckerton."
"Tapi bagaimana" Dia kan sudah mati."
"Dan ada yang memang menginginkan kematiannya
kalau pemikiranmu benar! Lalu mengaturnya dengan
Pale Horse. Kelihatannya ada dua kemungkinan. Ibu
tirinya atau gadis yang bertengkar dengannya di
Luigi"s, yang pacarnya direbut Tommy. Mungkin tadinya Tommy akan menikah dengannya. Itu tidak cocok dengan niat si ibu tiri"atau gadis rivalnya, kalau
dia cukup tergila-gila pada pemuda itu. salah satu
dari mereka mungkin saja pergi ke Pale Horse. Mungkin kita akan mendapat petunjuk di sana. siapa nama
gadis itu, atau kau tidak tahu?"
"seingatku namanya Lou."
"Rambut pirang kelabu yang tampak lembap, tinggi badan sedang, dadanya agak besar?"
Aku membenarkan uraian itu.
"Rasanya aku pernah bertemu dengannya. Lou
ellis. Dia juga cukup kaya."
"Tampangnya tidak mencerminkan itu."
"Memang tidak"tapi dia punya harta. Pokoknya
dia mampu membayar biaya Pale Horse. Mereka pasti
tidak melakukannya secara cuma-cuma."
"Kurasa memang tidak."
"Kau perlu menangani ibu tirinya. Itu lebih cocok
untukmu daripada untukku. Pergilah dan temuilah
dia?" 161 "Aku tidak tahu di mana dia tinggal dan sebagainya."
"Luigi tahu sedikit tentang rumah Tommy. Rasanya
dia tahu di wilayah mana dia tinggal. Beberapa buku
referensi pasti memberi petunjuk selanjutnya. Tapi
kita bodoh sekali! Bukankah kita melihat berita kematiannya di he Times" Kau hanya perlu pergi ke sana
dan memeriksa arsip mereka."
"Aku perlu alasan untuk menghadapi ibu tirinya,"
kataku sambil merenung. Ginger berkata hal itu mudah sekali.
"Kau itu orang penting," dia menegaskan. "sejarawan, penceramah, dan kau punya gelar di belakang
namamu. Mrs. Tuckerton akan terkesan dan mungkin
bahkan sangat penasaran bertemu denganmu."
"Dan alasannya?"
"Mungkin segi yang menarik perhatian pada rumahnya?" usul Ginger samar-samar. "Pasti ada sesuatu
kalau rumahnya kuno."
"Tidak ada yang berhubungan dengan masa yang
kuteliti," aku memprotes.
"Dia tidak tahu itu," kata Ginger. "Orang-orang
selalu mengira sesuatu yang berusia lebih dari seratus
tahun pasti menarik perhatian sejarawan atau arkeolog. Atau bagaimana kalau soal lukisan" Pasti ada
lukisan kuno atau semacamnya di rumah itu. Pokoknya, kau buat janji temu, lalu kau datang, menjilatnya dan bersikap menawan, lalu kau bilang kau pernah bertemu putrinya"putri tirinya"dan kau bilang
betapa menyedihkan nasibnya, dan seterusnya... Lalu,
mendadak, selipkan nama Pale Horse dalam perca162
kapan. Bersikaplah agak menyeramkan, kalau kau
suka." "Lalu?" "Lalu kauperhatikan reaksinya. Kalau kau menyebut Pale Horse tiba-tiba dan dia punya perasaan bersalah, aku berani bertaruh mustahil dia tidak menunjukkan reaksi tertentu yang menjadi petunjuk."
"Dan kalau dia memang bereaksi"apa selanjutnya?"
"Yang penting kita tahu kita sudah menelusuri jejak yang benar. sekali kita sudah yakin, kita bisa
maju dengan kecepatan penuh."
Ginger menambahkan sambil merenung, "Ada hal
lain. Mengapa kaupikir wanita bernama Grey itu menceritakan padamu semua itu" Mengapa dia begitu ramah dan terbuka?"
"Jawaban yang sesuai akal sehat adalah karena dia
agak gila." "Maksudku bukan itu. Maksudku"mengapa kau"
Khususnya kau" Aku hanya bertanya-tanya apakah
memang ada semacam kaitan?"
"Kaitan dengan apa?"
"Tunggu sebentar"sementara aku menyusun dulu
pikiranku."

Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Aku menunggu. Ginger mengangguk dua kali
dengan penuh semangat lalu berbicara.
"Misalnya"hanya misalnya, jalan ceritanya seperti
ini. Gadis bernama Poppy tahu soal Pale Horse dengan cara yang agak samar-samar"bukan karena tahu
secara langsung, tapi karena pernah mendengar hal
itu dibahas. Kedengarannya dia tipe gadis yang tidak
163 begitu diperhatikan orang ketika mereka bercakapcakap"tapi mungkin dia justru menyerap jauh lebih
banyak daripada yang mereka duga. Orang-orang
yang agak bodoh biasanya seperti itu. Misalnya ada
yang mendengarnya berbicara padamu tentang Pale
Horse malam itu dan seseorang menegurnya. sehingga
ketika besoknya kau datang dan menanyainya, dia
jadi begitu ketakutan sampai tak mau berbicara. Tapi
kenyataan bahwa kau datang dan menanyainya pasti
juga tersebar. Dan apa alasanmu menanyainya" Kau
bukan polisi. Maka alasan yang mungkin adalah karena kau calon klien."
"Tapi?" "Ini sangat logis, menurutku. Kau sudah mendengar selentingan tentang hal ini"kau ingin tahu lebih banyak"untuk alasan-alasan pribadi. Lalu kau
muncul di bazar di Much Deeping. Kau dibawa ke
Pale Horse"antara lain karena kau memang minta
diantar ke sana"lalu apa yang terjadi" hyrza Grey
langsung melancarkan jurus-jurus pemasarannya."
"Kurasa itu memang suatu kemungkinan," aku
mempertimbangkan. "Kaupikir dia memang bisa
melakukan apa yang diakuinya, Ginger?"
"secara pribadi aku cenderung menjawab tentu saja
dia tidak bisa! Tapi hal-hal aneh bisa saja terjadi. Terutama dengan hal-hal semacam hipnotisme. Menyuruh orang pergi dan menggigit lilin jam empat esok
sorenya dan ternyata orang itu memang akan melakukannya tanpa sama sekali tahu kenapa. semacam itulah. Lalu kotak-kotak listrik tempat kita memasukkan
setetes darah, kotak itu nanti memberitahu apakah
164 kita akan sakit kanker dalam waktu dua tahun. semua kedengaran begitu palsu"tapi mungkin juga tidak seluruhnya palsu. Tentang hyrza"menurutku
ceritanya hanya dusta"tapi aku sangat khawatir ceritanya itu benar!"
"Ya," kataku muram, "itu membuat semuanya jadi
sangat jelas." "Mungkin aku bisa menangani Lou," kata Ginger
sambil berpikir. "Aku tahu banyak tempat di mana
aku bisa bertemu dengannya. Luigi mungkin juga tahu beberapa hal."
"Tapi hal yang paling utama," tambahnya, "adalah
menemui Poppy." Hal itu cukup mudah diatur. David tidak punya
acara tiga malam sesudah hari itu, maka kami sepakat
menonton pagelaran musik dan dia datang bersama
Poppy. Kami pergi ke Fantasie untuk makan malam.
Aku memerhatikan bahwa Ginger dan Poppy kembali
dengan sikap sangat akrab setelah berlama-lama pergi
ke toilet. Tidak ada pokok pembicaraan kontroversial
yang dikemukakan selama acara bersama itu, atas perintah Ginger. Akhirnya kami berpisah dan aku
mengantar Ginger pulang. "Tidak banyak yang bisa dilaporkan," katanya
riang. "Aku sudah menyelidiki Lou. Omong-omong,
pemuda yang mereka pertengkarkan namanya Gene
Pleydon. Pria bajingan, menurutku. Tipe yang selalu
berusaha menarik keuntungan untuk dirinya sendiri.
semua gadis memujanya. Dia sedang mengincar Lou
ketika Tommy datang. Lou bilang, Gene sama sekali
tidak tertarik pada Tommy, hanya menginginkan
165 uangnya"tapi mungkin dia ingin berpikir seperti itu.
Pokoknya, Gene mencampakkan Lou bagai arang
panas, dan tentu saja Lou sakit hati. Menurutnya,
yang terjadi bukanlah pertengkaran besar"hanya akibat terlalu meluapnya semangat gadis muda."
"semangat gadis muda yang terlalu meluap! Dia
mencabut rambut Tommy sampai ke akar-akarnya."
"Aku hanya menceritakan apa yang diceritakan Lou
kepadaku." "sepertinya dia sangat rela bercerita padamu."
"Oh, mereka semua memang senang sekali menceritakan kisah asmara mereka. Mereka akan menceritakannya kepada siapa pun yang mau mendengarkan.
Lou sudah punya pacar baru sekarang"kupikir bajingan lain lagi, tapi Lou sudah tergila-gila padanya.
Jadi tampaknya dia bukan klien Pale Horse. Aku
sempat menyebut nama itu, tapi rupanya tidak dikenal olehnya. Kupikir kita bisa mengabaikannya. Luigi
juga berpikir tidak ada hal penting pada diri Lou.
Tapi dia justru merasa Tommy serius dengan Gene.
Dan Gene mengejarnya mati-matian. Apa yang sudah
kaulakukan dalam hal ibu tirinya?"
"Dia sedang ke luar negeri. Baru kembali besok.
Aku sudah menulis surat kepadanya"atau sebenarnya, aku menyuruh sekretarisku melakukannya, meminta janji bertemu."
"Bagus. Kita sudah mulai melancarkan kegiatan.
Kuharap semua ini tidak mereda."
"Kalau memang langkah-langkah kita ini memang
menuju sesuatu!" "Pasti begitu," kata Ginger penuh semangat. "Aku
166 jadi teringat. Kita harus kembali ke awal cerita,
dengan teori bahwa Pastor Gorman dibunuh setelah
dipanggil menemui wanita sekarat dan dia dibunuh
karena sesuatu yang diceritakan atau diakui wanita itu
kepadanya. Apa yang terjadi dengan wanita itu" Apakah dia akhirnya meninggal" Dan siapakah dia" Mestinya ada petunjuk di sana."
"Wanita itu mati. Aku tidak tahu banyak tentang
dia. Kurasa namanya Davis."
"Well, bisakah kau mencari lebih banyak keterangan?"
"Akan kucoba." "Kalau kita bisa memeriksa latar belakangnya,
mungkin kita bisa mengetahui bagaimana dia tahu
apa yang diketahuinya."
"Aku mengerti maksudmu."
Pagi-pagi keesokan harinya, aku menelepon Jim
Corrigan dan mengajukan pertanyaanku.
"Coba kuingat-ingat dulu. Memang kami jadi tahu
sedikit lebih banyak, tapi tidak banyak sekali. Davis
bukan nama sebenarnya, karena itu agak makan waktu lama untuk memeriksanya. Tunggu sebentar, ada
beberapa hal yang kucatat... Oh ya, ini dia. Nama
sebenarnya Archer dan suaminya maling kecil-kecilan.
Wanita itu meninggalkannya dan kembali menggunakan nama gadisnya."
"Maling macam apa si Archer ini" Dan di mana
dia sekarang?" "Oh, benda-benda kecil. Mencuri barang-barang
dari department store. Barang-barang sepele di sana167
sini. Pernah dihukum beberapa kali. Kalau soal di
mana dia sekarang, dia sudah mati."
"Tidak banyak petunjuk di situ."
"Tidak, memang tidak. Perusahaan tempat Mrs.
Davis bekerja saat dia meninggal, C.R.C. (Customers"
Reactions Classiied), rupanya tidak tahu apa pun tentang dia atau latar belakangnya."
Aku mengucapkan terima kasih dan meletakkan
telepon. 168 Bab 12 CERITA MARK EASTERBROOK TIGA hari kemudian Ginger meneleponku. "Aku punya sesuatu untukmu," katanya. "Nama dan alamat.
Catatlah." Aku mengeluarkan buku catatanku.
"Oke, aku siap."
"Namanya Bradley, alamatnya Municipal square
Buildings 78, Birmingham."
"Well, aku bingung, apa maksudnya ini?"
"entahlah! Aku juga tidak tahu. Aku juga ragu apakah Poppy tahu!"
"Poppy" Apakah ini?"
"Ya. Aku mendekati Poppy secara gencar. sudah
kukatakan kepadamu aku akan bisa memperoleh sesuatu darinya kalau aku mencobanya. sekali aku berhasil melunakkan hatinya, mudah sekali."
"Bagaimana kau melakukannya?" tanyaku ingin
tahu. Ginger tertawa. 169 "Kedekatan sesama gadis. Kau takkan mengerti.
Intinya bila seorang gadis menceritakan sesuatu ke
pada gadis lain, itu tidak masuk hitungan. Dia takkan
menganggap pembicaraan itu penting "
"semua dalam rangka persekutuan sesama jenis,
begitu?" "Bisa dikatakan begitu. Pokoknya kami makan
siang bersama-sama dan aku mengoceh sedikit tentang
kehidupan asmaraku"dan beberapa halangan"pria
yang sudah menikah dengan istri yang menjengkelkan"Katolik"tidak mau menceraikannya"membuat
kehidupannya bagai neraka. Dan tentang istrinya yang
cacat, selalu kesakitan, tapi tampaknya takkan meninggal dalam waktu dekat ini. sebenarnya jauh lebih
baik baginya kalau dia meninggal saja. Kukatakan,
terpikir olehku untuk mencoba Pale Horse, tapi aku
tidak tahu bagaimana harus melakukannya dan
apakah mahal sekali" Dan Poppy bilang ya, dia pikir
begitu. Dia pernah dengar mereka meminta biaya
yang amat sangat mahal. "Lalu aku bilang "Well, aku kan bakal dapat warisan." Dan memang begitu, kau tahu"paman buyutku"orang yang sangat kusayangi dan aku tidak ingin
dia mati, tapi fakta itu berguna. Mungkin, begitu kubilang, mereka mau menerima bayaran secara kredit"
Tapi bagaimana kita harus memulainya" Lalu Poppy
menyebutkan nama dan alamat. Kau harus mengunjungi dia dulu, katanya, untuk membereskan segi
bisnisnya." "Itu sangat menakjubkan!" kataku.
"Ya, memang begitu."
170 Kami berdua diam sejenak.
Aku berkata ragu-ragu, "Jadi dia menceritakan ini
semua dengan terbuka" Dia tidak kelihatan takut?"
Ginger berkata tidak sabar, "Kau tidak mengerti.
Menceritakan kepadaku tidak masuk hitungan. Lagi
pula, Mark, kalau apa yang kita duga memang benar,
maka bisnis ini perlu diiklankan, bukan" Maksudku
mereka pasti selalu perlu klien-klien baru."
"Kita gila kalau memercayai hal semacam ini."
"Baiklah. Kita gila. Kau akan ke Birmingham untuk menemui Mr. Bradley?"
"Ya," kataku. "Aku akan pergi menemui Mr.
Bradley. Kalau dia memang ada."
Aku hampir tidak percaya orang itu ada. Tapi aku
salah. Mr. Bradley memang ada.
Municipal square Building adalah perkantoran
yang mirip sarang lebah yang besar sekali. Nomor 78
berada di lantai tiga. Di atas pintu kaca buram tercetak dengan rapi dengan huruf hitam: C. R. Bradley,
AGeN TUGAs KHUsUs. Dan di bawahnya, dengan
huruf lebih kecil: Silakan masuk.
Aku masuk. Ada ruang kantor luar yang kosong dan pintu bertanda PRIBADI yang setengah terbuka. Terdengar suara
dari balik pintu itu berkata, "Masuklah, silakan."
Ruang kantor dalam agak lebih besar. Ada meja,
satu-dua kursi nyaman, telepon, setumpuk kotak arsip, dan Mr. Bradley duduk di belakang mejanya.
Dia pria kecil berkulit gelap, bermata gelap tajam.
Dia mengenakan setelan jas berwarna gelap dan tampak pantas menjadi panutan orang terhormat.
171 "Bisakah kau tutup saja pintunya?" dia berkata santai. "Lalu duduklah. Kursi itu cukup nyaman. Rokok"
Tidak" Nah, apa yang bisa kulakukan untukmu?"
Aku memandangnya. Aku tidak tahu bagaimana
memulai. Aku sama sekali tidak tahu harus mengatakan apa. Kurasa perasaan nekatlah yang mendorongku
menyerang dengan kalimat yang akhirnya kuucapkan.
Atau mungkin juga mata kecilnya yang seperti manikmanik itu yang melakukannya.
"Berapa?" kataku.
Dengan lega aku menyadari dia agak kaget, tapi tidak
seperti seharusnya. Dia tidak menganggap"seperti
yang akan kulakukan bila aku jadi dia"bahwa seseorang yang kurang waras sudah masuk ke kantornya.
Alisnya naik. "Well, well, well," katanya. "Kau tak suka buangbuang waktu, ya?"
Aku berpegang teguh pada kalimatku.
"Apa jawabannya?"
Dia menggeleng perlahan dengan sikap agak menegur.
"Bukan begitu caranya menangani apa pun. Kita
harus melakukannya menurut cara yang benar."
Aku mengangkat bahu. "Terserah kau. Bagaimana cara yang benar?"
"Kita belum saling memperkenalkan diri, kan" Aku
belum tahu namamu." "saat ini," kataku, "kupikir aku belum siap untuk
memberitahumu." "Berhati-hati."
"Berhati-hati."
172 "sifat yang patut dipuji"meski tidak selalu bisa
dilaksanakan. Nah, siapa yang mengirimmu kemari"
siapa teman bersama kita?"
"sekali lagi aku tidak bisa memberitahumu. seorang temanku mengenal seorang temanmu."
Mr. Bradley mengangguk. "Begitulah caranya kebanyakan klienku datang,"
katanya. "Beberapa dari masalah ini"agak peka. Kau
tahu profesiku, kan?"
Dia tidak berniat menunggu jawabanku. Dia bergegas memberiku jawabannya.
"Agen Komisi Balap Kuda," katanya. "Kau mungkin tertarik pada kuda?"
Ada jeda sejenak sebelum kata terakhir.
"Aku bukan penggemar balapan," kataku tanpa menyatakan pendapat.
"Banyak segi pada kuda. Balapan, berburu, berjalan-jalan. segi olahraganya yang memikat hatiku.
Bertaruh." Dia diam sebentar, kemudian bertanya
sambil lalu"hampir terlalu sambil lalu, "Ada kuda
khusus yang kauminati?"
Aku mengangkat bahu dan menghancurkan semua
kemungkinan untuk berubah pikiran.
"Kuda pucat..."
"Ah, bagus sekali, luar biasa. Kau sendiri, kalau
boleh kukatakan begitu, tampaknya adalah kuda yang
agak gelap. Ha ha! Jangan resah! Tidak ada alasan untuk resah."
"Itu menurutmu," kataku agak kasar.
sikap Mr. Bradley semakin lembut dan menenangkan.
173 "Aku sangat mengerti perasaanmu. Tapi aku bisa
memastikan bahwa kau tidak perlu merasa cemas.
Aku sendiri pengacara"sudah tidak berprofesi sebagai
pengacara, tentu," tambahnya sambil lalu, dengan sikap yang hampir bisa dikatakan menarik hati. "Kalau
tidak, aku takkan berada di sini. Tapi aku bisa memastikan bahwa aku tahu betul soal hukum. semua yang
kusarankan sah menurut hukum dan bukan penipuan.
"Ini hanya masalah bertaruh. seseorang boleh bertaruh atas apa saja yang disukainya, tentang apakah
akan hujan besok, apakah bangsa Rusia akan mengirim orang ke bulan, atau apakah istrimu akan melahirkan bayi kembar. Kau bisa bertaruh apakah Mr. B
akan mati sebelum Natal, atau apakah Mrs. C akan
hidup sampai usia seratus. Kau menyokong penilaian,
intuisi, atau apa saja sebutanmu untuk itu. sesederhana itu."


Misteri Penginapan Tua The Pale Horse Karya Agatha Christie di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sejengkal Tanah Sepercik Darah 3 Banjir Darah Di Borobudur Serial Silat Jawa Karya Kho Ping Hoo Kaki Tiga Menjangan 11

Cari Blog Ini