Pasukan Mau Tahu - Misteri Di Teater Kecil Bagian 3
"Memang - misteri ini sangat mengasyikkan," kata Fatty. "Nah - apa langkah kita setelah ini""
"Nanti sore kita semua menonton pertunjukan dan memperhatikan penampilan para aktor itu. Kemudian kita mendatangi mereka untuk meminta tanda tangan dan mengajak mengobrol. Perhatian kita terutama pada Boysie," kata Larry dengan segera.
"Kau naik kelas," kata Fatty menggoda, ia meneruskan, "Dan besok, kita akan meneliti alibi-alibi yang lain. Lany dan Daisy mendatangi Bu Adams, untuk menyelidiki apakah alibi Lucy White memang sesuai dengan kenyataan. Sedang aku dan Pip berusaha memeriksa keterangan Peter Watting dan William Orr. Kita juga perlu mencari akal. bagaimana caranya bisa mengecek John James, ia kan katanya malam kejadian itu pergi menonton film."
"Ya-dan alibi Alec Grant juga perlu diperiksa," kata Daisy. "Ia mengaku mengadakan pertunjukan di Sheepridge."
"Sebetulnya konyol, kalau alibinya masih kita periksa," kata Pip. "Begitu banyak orang yang
162 menjadi saksi, menonton pertunjukannya itu. Pokoknya, keterangannya bisa kita periksa dengan mudah."
"Wah, lonceng sudah berbunyi memanggil makan," kata Pip. "Aku harus mencuci tangan sekarang. Pukul berapa kita bertemu lagi nanti sore" Dan di mana" Di teater - atau di tempat lain""
"Sebaiknya di teater saja," kata Fatty. "Kita datang pukul tiga kurang seperempat, karena pertunjukan dimulai pukul tiga. Nah - sampai nanti!"
Siang itu anak-anak makan dengan lahap. Bekerja sebagai detektif, ternyata menimbulkan selera makan. Sehabis makan siang, Fatty sibuk mencatat segala hal yang sudah diketahui mengenai misteri itu. Setelah selesai, dibacanya sekali lagi. ia merasa bingung. Begitu banyak
tersangka, begitu banyak motif yang ada, tapi alibi pun tidak kurang! Bagaimana caranya untuk mengusut teka-teki itu sehingga terbongkar"
Pukul tiga kurang seperempat, para anggota pasukan Mau Tahu sudah hadir di Teater Kecil. Setelah membeli karcis, mereka masuk. Mereka memilih tempat di depan, supaya bisa memperhatikan para aktor dengan teliti.
Mereka duduk di tengah-tengah, pada deretan kedua. Tampat itu bagus sekali. Terdengar bunyi permainan piano dengan lembut. Dalam pertunjukan itu tidak ada orkes, karena rombongan teaternya tidak besar. Layar pentas bergerak-gerak
163 terdorong angin, setiap kali pintu terbuka Anak-anak memperhatikan layar itu. Mereka mengagumi pemandangan matahari terbenam yang terlukis di atasnya.
Pertunjukan dimulai tepat pada waktunya. Pukul tiga persis layar terangkat. Para penonton meluruskan duduk, siap untuk mengikuti pementasan.
Acaranya terdiri dari tiga bagian. Dua fragmen serta satu kisah jenaka tentang Dick Whittington Boysie baru tampil pada bagian paling belakang. Anak-anak ramai tertawa dengan gembira, ketika ia muncul di panggung sambil merangkak-rangkak. diselubungi pakaian kucing yang mereka lihat dipakai olehnya pada Jumat malam.
Aktingnya kocak sekali. Ia melambaikan tangan pada anak-anak, persis seperti caranya melambai dari balik jendela, ketika Fatty beserta kedua anak laki-laki temannya mengintip ke dalam kamar pada hari Jumat itu. Boysie berkeliaran di atas panggung, merapatkan diri pada Zoe Markham yang berperan sebagai Dick - pokoknya, penampilan para aktor sangat memuaskan.
"Zoe cantik sekali kelihatannya," kata Larry "Ya, betul - tapi apa sebabnya peran utama laki-laki selalu dimainkan aktor wanita"" tanyai Daisy pada saat pergantian adegan. "Kalian ingat tidak - dalam kisah Aladin, yang menjadi Aladin seorang gadis. Lalu dalam cerita Cinderella, juga seorang gadis yang menjadi pangeran!"
164 "Ssst!" desis Bets. "Layar sudah diangkat lagi Wah, itu dia si Kucing. Aduh - lihatlah, bajunya robek pada bagian ekornya!"
Aktor kucing rupanya juga mengetahui hal itu karena berulang kali ia meraba bagian yang robek itu dengan kaki depannya sambil mengeong-ngeong. Seolah-olah ia sedih karena kulitnya robek!
"Mud ah-mudahan saja robeknya tidak semakin membesar," kata Bets. "Kalau itu terjadi, pasti ia akan diamuk manager jahat itu. Aduh, kocaknya! Lihatlah - ia pura-pura mengejar tikus. Tikus sungguhan kah itu""
"Bukan-tikus mainan," kata Daisy. "Boysie ini mungkin saja tidak cerdas, tapi ia hebat sekali aktingnya. Sungguh!"
Fatty berpikir-pikir. Mungkinkah orang yang begitu pandai bermain teater, bisa goblok seperti yang dikatakan orang. Yah - ia harus berusaha agar bisa berbicara dengan Boysie seusai pertunjukan. Mungkin setelah itu ia akan memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai aktor kucing itu.
Pertunjukan selesai. Layar diturunkan. Para penonton bertepuk tangan lalu bubar. Saat itu sudah pukul lima lewat.
"Sekarang kita cepat-cepat ke belakang, ke pintu panggung," kata Fatty. "Yuk!"
Sambil menggenggam buku tanda tangan masing-masing, kelima anak itu bergegas lari menuju pintu panggung. Mereka menunggu
165 selama lima menit di situ. Kemudian Zoe muncul, masih dengan riasan panggung. Tapi ia sudah berganti pakaian. Kelihatannya sudah berbeda dengan ketika masih menjadi Dick Whitbngton tadi.
"Yuk, kita masuk - untuk berjumpa dengan rekan-rekanku," ajaknya. "Masih beberapa menit lagi mereka baru keluar! Di sini kan dingin"
Kelima anak itu berbondong-bondong mengikuti Zoe masuk ke sebuah ruangan besar, di mana para aktor sedang duduk sambil minum teh.
Peter Watting dan William Orr ada di situ. Yang satu orangnya sudah agak tua dan bertampang masam. Sedang temannya masih muda, berwajah memelas. Jauh berlainan dengan penampilan mereka di atas pentas, di mana Peter berperan sebagai majikan Dick, sedang William menjadi nakhoda kapal yang gagah, yang menyanyikan lagu pelaut dengan gembira dan lantang!
Kedua aktor itu menganggukkan kepala, ketika melihat anak-anak masuk.
"Halo," sapa mereka. "Kalian ingin minta tandai tangan" Ya, tentu saja kami mau memberikan Kami merasa bangga karenanya!"
Keduanya lantas membubuhkan tanda tangani mereka dalam buku kumpulan tanda tangan anak-anak. Setelah itu Zoe memperkenalkan Fatty serta kawan-kawannya pada Lucy White. Luo bertubuh tinggi dan lemah lembut, ia menjati kekasih Dick dalam cerita tadi. Ketika masih di atas pentas, ia kelihatan cantik sekali. Anak-anak mengagumi rambutnya yang panjang berombak
166 dan berwarna pirang. Tapi ternyata itu rambut palsu! Sedang Lucy sebenarnya berambut coklat Orangnya pendiam. Saat itu ia nampak sedang banyak pikiran.
Lucy juga menandatangani buku anak-anak. Setelah itu datang John James. Orangnya bertubuh kekar, tinggi besar dengan wajah masam serta langkah berat, ia cocok sekali memerankan Raja Hitam dalam cerita itu.
"Halo!" sapanya begitu masuk. "Wah - rupanya ada juga yang ingin mengumpulkan tanda tangan kita, ya" Bukan main, kita ini rupanya termasyhur!"
ia juga membubuhkan tanda tangannya. Se mentara itu Fatty mengajak William dan Peter mengobrol, sedang Larry berusaha berbicara dengan John James. Pip memandang ke sekeliling ruangan itu. Ia mencari-cari orang yang bisa dimintai tanda tangannya.
Saat itu masuk seorang laki-laki bertubuh kecil tapi perlente. Ialah yang memainkan peran ibu Dick di atas pentas. Aktingnya bagus sekali. Cekatan, dengan suara tinggi yang kocak, ia bahkan menyanyikan beberapa lagu dengan suara palsu-nya itu.
"Bolehkah kami meminta tanda tangan Anda"" tanya Fatty, sambil menghampiri laki-laki yang baru masuk itu. "Aku senang sekali menonton akting Anda tadi. Aku sampai mengira. Anda betul-betul wanita! Bahkan suara Anda pun persis suara wanita!"
167 "Ya - Alec sedang hebat hari ini," kata Zoe. "Waktu menyanyi tadi, bahkan nada-nada yang tinggi pun dicapainya dengan sangat baik. Tidak ada yang terdengar sumbang! Kalian harus melihat kalau ia sedang menirukan aku dan Lucy. Persis sekali! Menurut kami, sayang ia membuang bakatnya di teater kecil seperti begini, ia seharusnya tampil dalam pertunjukan-pertunjukan besar, di teater yang kenamaan!"
"ia sendiri juga beranggapan begitu. Ya kan, Alec," kata John James dengan nada agak mengejek. "Tapi manager kita tidak sependapat!"
"Jangan bicara lagi tentang dia padaku," kata Ale
c. "Kita semua membenci dia. Nih, anak-anak, katanya sambil menyodorkan buku-buku yang sudah ditandatangani olehnya. "Mudah-mudahan saja kalian bisa membaca tanda tanganku!"
Fatty membuka buku kumpulan tanda tangan. nya. Ia melihat tulisan yang sangat tidak jelas. Hanya dengan susah payah saja ia bisa mengenali bahwa itu nama 'Alec Grant' Zoe tertawa.
"Tulisannya memang begitu," katanya. "Tidak ada yang bisa membacanya. Sungguh-apakah ia menuliskan namanya, atau 'Aku Gila atau perkataan lain - takkan ada yang bisa melihati perbedaannya. Aku ingin tahu, apakah ibumu bisa membaca cakar ayammu itu, Alec."
"Tidak bisa," kata Alec "Kalau aku menulis surat padanya, ia selalu menunggu sampai aku pulang lalu memintaku agar membacanya. tapi aku juga tidak bisa!"
168 Semuanya tertawa mendengar leluconnya itu.
"Yuk, aku pergi sekarang," kata Alec, sambil melilitkan syal berwarna kuning ke lehernya. "Sampai besok. Dan malam ini, jangan sampai ada di antara kalian yang mengetok kepala manager kita!"
169 Bab 16 Minum Teh Bersama Sang Kucing
Anak-anak merasa sudah waktunya mereka pergi lagi. Menurut perasaan Fatty, mereka sudah terlalu lama di situ. Tapi tiba-tiba ia teringat pada sesuatu.
"He - bagaimana dengan aktor kucing" Kita belum memperoleh tanda tangannya. Mana dia""
"Mungkin sedang membersihkan pentas," kata Zoe. "Itu termasuk tugasnya. Tapi ia takkan bisa memberi tanda tangan - karena Boysie tidak bisa menulis."
"Ah, masak"!" tanya Bets heran. "Tapi ia kan sudah dewasa""
"Ya, umurnya sudah dua puluh empat tahun," kata Zoe. "Tapi pikirannya masih seperti anak kecil. Bahkan membaca pun hampir-hampir tidak bisa Walau begitu, orangnya baik sekali. Sebentar, akan kupanggilkan!"
Tapi Zoe tidak perlu pergi, karena saat itu Boysie sudah datang. Ia masih memakai pakaian kucing, dengan selubung kepala disingkapkan ke belakang. Kelihatannya aneh sekali!
Kepala Boysie besar, sedang matanya kecil dan rapat Giginya tersembul ke depan seperti gigi kelinci. Air mukanya menunjukkan rasa takut.
170 ia menghampiri Zoe, lalu menyelipkan tangannya ke tangan gadis itu. Tingkah lakunya seperti anak kecil.
"Zoe," katanya merengek, "Zoe harus bantu Boysie."
"Ada apa, Boysie" Bilang saja pada Zoe." Gadis itu berbicara, seperti pada anak kecil
"Lihatlah," kata Boysie dengan sedih, lalu memutar tubuh. Semua memandang, dan melihat sobekan besar pada pakaian kucingnya, dekat bagian ekor. Sobekan itu sudah semakin besar, dibandingkan dengan ketika Bets melihatnya di atas panggung tadi.
"Lalu ini - lihatlah!" kata Boysie sambil menuding perutnya. Pakaian kucingnya juga robek pada bagian itu "Bisakah Zoe menjahitkan lagi untuk Boysie""
"Ya - tentu saja. Boysie," kata Zoe dengan ramah Boysie memegang tangan gadis itu lagi, sambil tersenyum senang, ia terpaksa mendongak, karena tingginya hanya sebahu Zoe.
"Kau gendut sekarang," kata Zoe. "Itulah, kalau terlalu banyak makan!"
Saat itu barulah Boysie melihat kelima anak yang masih ada dalam ruangan itu. Ia tersenyum gembira.
"Ada anak-anak." katanya sambil menuding mereka. "Kenapa mereka ada di sini""
"Mereka ingin berkenalan dengan kita, Boysie," kata Zoe, lalu berbisik pada Fatty, "ia takkan
171 mengerti maksudku, jika kukatakan bahwa kalian ingin mengumpulkan tanda tangan."
Peter Watting dan William Orr pergi, disusul oleh Lucy White. Gadis itu meninggalkan rambut palsunya yang pirang di situ. Dengan segera Boysie memakainya, lalu mondar-mandir dengannya sambil meringis. Tampangnya kelihatan konyol sekali.
"Nah, apa kataku" Dia kan seperti anak kecil saja kelakuannya," bisik Zoe. "Tapi orangnya polos dan baik hati. Apa saja mau dilakukannya untuk kami. Dan ia mahir dalam pekerjaan tangan, ia sangat pandai membuat patung kayu. Lihatlah - ini ada beberapa patung yang dibuatkannya untukku!"
Zoe mengambil sederet patung binatang ber-ukuran kecil, terbuat dari kayu. Buatannya bagus sekali Boysie yang masih memakai rambut palsu pirang datang menghampiri mereka sambil tertawa
senang. "Aduh, Boysie! Bagus sekali buatanmu ini," kata Bets kagum. "Bagaimana caramu mengukirnya" Lihatlah anak domba ini - persis sekali d
engan aslinya!" Tiba-tiba Boysie lari meninggalkan kamar. Tidak lama kemudian ia kembali sambil membawa patung anak domba, mirip dengan yang dikagumi Bets. Disodorkannya patung itu ke tangannya, sambil tersenyum konyol. Matanya berkaca kaca.
"Nih - ambil!" katanya. "Aku suka padamu."
172 Bets berpaling memandangnya, ia tidak melihat tampang yang jelek, dengan mata yang terlalu rapat serta gigi yang tersembul ke depan. Tidak! ia hanya melihat kebaikan budi yang takut-takut. Tiba-tiba ia merangkul Boysie. Bets menganggapnya anak yang jauh lebih muda dan kecil daripada dirinya sendiri
"Nah - lihatlah, betapa senangnya anak itu," kata Zoe pada Boysie. "Kau baik hati!" Kemudian ia berkata pada anak-anak yang lain, "ia selalu begitu. Apa pun yang dimilikinya, pasti diberikannya kalau ada yang meminta. Betul kan, ia baik hati""
"Ya," kata anak-anak serempak. Kenyataannya memang demikian. Boysie mungkin saja konyol dan tidak begitu normal serta bertampang buruk. Tapi hatinya baik. ia berwatak tulus dan rendah hati. Ia juga gemar bercanda. Mau tidak mau, orang pasti senang padanya.
"Paling tidak enak rasanya jika tahu ada orang yang jahat terhadapnya," kata Zoe lagi. "Kadang-kadang manager bersikap kasar terhadapnya. Kalau sudah begitu, sulit rasanya bagiku untuk tidak marah. Dan Jumat yang lalu aku tidak bisa menahan diri lagi. Ya kan, Boysie""
Boysie mengangguk, sementara tampangnya menjadi suram
"Kau tidak boleh pergi," katanya pada Zoe, sambil memegang tangannya. "Jangan tinggalkan Boysie."
173 "Ia berkata begitu karena hari Jumat itu aku dipecat oleh manager kami," kata Zoe. "Ia takut kalau aku pergi. Tapi aku takkan pergi, karena dalam kenyataannya manager tidak mau kehilangan aku. Tadi siang ia mengatakan bahwa ia tidak benar-benar bermaksud memberhentikan diriku, ia berkata begitu hari Jumat, karena saat itu sedang marah. Manager kami aneh. Tidak ada seorang pun yang senang padanya."
"He - kita benar-benar harus pergi sekarang," kata Fatty. "Kau ikut, Zoe" Kami boleh kan, memanggilmu Zoe""
"Tentu saja boleh," jawab Zoe. "Tapi tidak, aku belum bisa pergi sekarang, karena masih harus membetulkan pakaian kucing Boysie dulu. Aku minum teh di sini saja. He, Boysie! Bagaimana pendapatmu, jika anak-anak ini kita undang minum teh bersama kita""
"Boysie senang sekali. Dielus-elusnya tangan Zoe. Setelah itu diraihnya tangan Bets.
"Boysie akan membuatkan teh," katanya. "Kalian duduk saja."
"Kau tidak mau membuka pakaian kucingmu itu, Boysie"" tanya Zoe. "Nanti kau kepanasan di dalamnya, sedang sobekan itu bisa menjadi bertambah besar."
Boysie tidak mengacuhkannya, ia masuk ke dalam sebuah bilik kecil, yang kelihatannya seperti lemari. Terdengar bunyi air mengalir ke dalam ceret.
174 "Kami mau sekali ikut minum teh, asal tidak merepotkan," kata Fatty pada Zoe. Gadis itu benar-benar ramah, pikirnya. "Bagaimana jika aku pergi sebentar membeli roti manis""
"Ya, itu ide yang baik." kata Zoe. "Ke mana lagi dompetku" Sebentar, nanti kuberikan uangnya!"
"Tidak perlu, uangku cukup," kata Fatty cepat-cepat. "Aku takkan lama. Kau ikut, Larry""
Fatty pergi bersama Larry. Boysie menunggu air, yang dengan segera sudah mendidih. Ketika ia mematikan gas, Fatty dan Lany sudah datang lagi dengan roti bundar berisi selai, kue coklat serta biskuit jahe.
"Dalam sepen ada piring," kata Zoe. "Wah, pesta kita sekarang!"
Fatty masuk ke dalam bilik kecil, di mana Boysie sedang sibuk menyiapkan teh. Laki-laki bertubuh kecil itu membuat teh dengan cekatan. Mulanya dicucinya teko berwarna coklat. Setelah itu dimasukkannya teh.
"Tehnya berapa sendok, Zoe"" serunya ke luar.
"Empat kurasa sudah cukup," balas Zoe. "Tolong hitungkan untuk dia, ya - ia kurang bisa berhitung!"
"Aku bisa menghitung sampai empat," kata Boysie dengan nada tersinggung. Tapi kemudian ternyata ia memasukkan lima sendok teh ke dalam teko. Setelah itu dituangkannya air mendidih ke dalamnya.
"Kau setiap sore membuat teh"" tanya Fatty. Boysie mengangguk.
175 "Ya. Boysie pandai membuat teh," kata Zoe, sementara Boysie membawa teko berisi teh masuk dan menaruhnya ke atas meja. "Biasanya begitu p
ertunjukan selesai, ia membuatkan teh untuk kami semua Lalu kemudian ia membuatkan lagi untuk manager. Betul kan, Boysie""
Anak-anak kaget, ketika Boysie tiba-tiba menangis.
"Aku tidak mengantarkan teh untuk dia. Bukan aku," katanya terisak-isak.
"ia teringat kejadian hari Jumat," kata Zoe. Ditepuk-tepuknya tangan Boysie, untuk menenangkannya "Polisi itu tidak henti-hentinya merongrong dirinya, berusaha memaksanya supaya mengatakan bahwa ia mengantarkan teh untuk manager. Padahal Boysie terus mengatakan, bukan dia yang membawanya. Sedang manager berkeras, Boysie-lah yang datang mengantarkan teh untuknya. Kurasa Boysie bingung, karena sudah lupa."
"Ceritakanlah pada kami, Boysie," kata Fatty. ia merasa senang, karena banyak sekali memperoleh keterangan secara langsung. "Kau Bdak perlu khawatir berbicara dengan kami. Kami tahu, kau tidak terlibat sedikit pun dengan kejadian han Jumat malam."
"Kan bukan aku, ya Zoe"" kata Boysie sambil memandang Zoe. "Kalian semua pergi, Zoe. Kau tidak bisa menemani Boysie, kayak hari ini. Aku masih memakai pakaian kucing, karena tidak bisa membukanya sendiri. Kau kan tahu! Aku pergi ke
176 kamar belakang, karena di situ hangat Ada api!" "Maksudnya, kamar yang terletak di belakang jberanda," kata Zoe menjelaskan. "Di situ ada pediangan listrik. Boysie senang menghangatkan tubuh di dekatnya."
"Dan aku melihat kau - dan kau - dan kau," kata Boysie, sambil menuding Fatty, Larry dan Pip. "Tapi kalian berdua tidak," sambungnya pada Bets dan Daisy.
"Kau tidak pernah mengatakannya selama ini," kata Zoe heran. "Kau tidak boleh nakal, Boysie. Kau sama sekali tidak melihat anak-anak ini."
"Aku melihat mereka, memandang dari balik jendela," kata Boysie. "Aku juga memandang mereka. Mereka ketakutan! Lalu mereka melihat lagi. Aku melambai. Maksudku hendak bilang bahwa mereka tidak usah takut, karena mereka anak-anak yang manis."
Kelima anak itu berpandang.-pandangan Mereka tahu, Boysie tidak bohong, ia memang melihat mereka malam itu-dan melambai ke arah mereka!
"Kau menceritakannya pada polisi itu"" tanya Fatty dengan tiba-tiba.
Boysie menggeleng. "Tidak! Waktu itu Boysie tidak ingat. Tapi sekarang ingat!"
"Apa yang kaulakukan kemudian, ketika anak-anak sudah pergi"" tanya Fatty dengan lembut.
177 "Aku membuat teh." Boysie mengernyitkan mukanya, mengingat-ingat. "Untukku sendiri, dan untuk manager "
"Kau minum tehmu dulu, atau mengantarkan teh manager dan setelah itu baru minum"" tanya Fatty lagi.
"Tehku masih panas," kata Boysie. "Panas sekali! Terlalu panas. Aku bermain-main dulu menunggu agak dingin. Lalu kuminum."
"Setelah itu kau menuangkan teh untuk manager, lalu mengantarkannya ke atas"" tanya Fatty. Boysie mengejap-ngejapkan mata. Tampangnya nampak ketakutan.
'Tidak!" katanya. "Tidak, tidak! Aku tidak mengantarkan teh untuknya. Aku berbaring di atas permadani, lalu tidur. Tapi aku tidak mengantarkan teh ke atas. Jangan suruh aku mengatakan bahwa aku mengantarkannya. Aku tidak melakukannya. Bukan aku!"
Sesaat semua terdiam, tidak tahu apa yang harus dikatakan. Akhirnya Fatty berkata lagi.
"Siapa mau roti manis lagi" Nih. Boysie - ini ekstra untukmu Kau tidak perlu memikirkan soal teh itu lagi. Lupakan saja!"
Bab 17 Mengecek Alibi Setelah itu peristiwa Jumat malam tidak disinggung-singgung lagi. Terasa jelas bahwa pembicaraan mengenainya sangat menggelisah kan perasaan Boysie. Dalam hati, Fatty sangat bingung. Boysie-lah yang mengantarkan teh pada manager. Manager mengatakannya dengan yakin, karena seperti halnya kini, waktu itu Boysie masih memakai pakaian kucing Jadi gampang sekali dikenali. Tapi, kalau begitu apa sebabnya Boysie memungkirinya" Apakah ia hendak melindungi seseorang dengan cara konyol Itu, yaitu memung kiri bahwa ia ada hubungannya dengan teh yang sudah diberi obat bius itu"
Kalau benar begitu, siapakah yang hendak dilindunginya" Barangkali Zoe" Mustahil! Tidak bisa dibayangkan Zoe memasukkan obat tidur ke dalam teh, atau mencuri isi lemari besi. Orang yang bisa mencurigainya, paling-paling Pak Goon saja.
Menurut perasaan Fatty, perlu sekali diteliti semua alibi yang lain. Ji
ka ada sedikit saja hal yang meragukan dalam salah satu alibi itu, maka mungkin orang itulah yang oleh Boysie hendak dilindungi. Fatty membulatkan tekad. Besok semua alibi harus diteliti! Jika ia tidak berhasil menemukan
179 sesuatu yang jelas, maka kelihatannya Boysie akan ditahan - begitu pula halnya dengan Zoe! Soalnya, Pak Goon yakin bahwa Boysie melindungi Zoe, yang dikaguminya.
Anak-anak menikmati perjamuan minum teh itu. Menjelang akhirnya, terdengar suara lantang berseru dari atas tangga, di luar ruangan.
"Ada apa ribut-ribut di bawah itu" Siapa di sana" Aku mendengar suaramu, Zoe!"
"Ya, aku masih ada di sini, karena hendak menjahitkan pakaian kucing Boysie yang robek. Kecuali aku masih ada pula beberapa orang anak yang datang meminta tanda tangan. Mereka ikut minum teh dengan aku dan Boysie!"
"Bilang pada mereka agar berhati-hati, jangan sampai Boysie memasukkan obat tidur ke dalam teh mereka!" seru manager. Kemudian ia kembali ke kamarnya, sambil menutup pintu keras-keras.
"Dia ramah, ya"" kata Larry menyindir. "Kami sudah berjumpa dengan dia tadi pagi. Orangnya jahat sekali!"
"Memang," kata Zoe. "Yah - sebaiknya kalian pergi saja sekarang. Buka pakaian kucingmu, Boysie, jika ingin aku menjahitnya!"
Anak-anak meminta diri. Mereka bersalaman dengan Zoe dan Boysie. Saban bersalaman, Boysie membungkuk dalam-dalam. Sikapnya sopan sekali.
Setelah itu anak-anak pergi mengambil sepeda mereka, yang disimpan dalam gudang.
180 "Wah - bukan main! Kita berhasil masuk ke dalam dan bertemu semuanya, lalu diajak minum teh bersama Zoe dan Boysie," kata Fatty dengan senang.
"Ya - dan mendengar cerita dari dia sendiri, sambut Larry sambil mendorong sepedanya ke luar. "Kau mempercayai ceritanya tadi, Fatty""
"Yah - aku tahu, mustahil bahwa ia tidak mengantarkan teh itu pada manager," kata Fatty. "Tapi aku berperasaan bahwa Boysie tidak bohong Belum pernah aku bingung seperti sekarang ini! Pikiranku sebentar begini, dan sebentar begitu."
"Pokoknya, bukan Zoe pelakunya," kata Bets "ia terlalu baik hati, jadi tidak mungkin dia!"
"Aku sependapat denganmu," kata Fatty. "Tak mungkin ia yang merampok, sama tidak mungkinnya jika kau yang melakukannya, Bets. Yah - kalau begitu kita mencari kemungkinan yang lain. Kita harus meneliti alibi yang lain-lainnya besok!"
Keesokan paginya para anggota Pasukan Mau Tahu langsung mulai dengan penyelidikan mereka Larry dan Daisy pergi ke tempat tinggal Bu Mary Adams, untuk meminta keterangan mengenai Lucy White. Fatty dan Pip pergi ke tepi sungai. Mereka mencari restoran yang bernama 'Menara', untuk berusaha menyelidiki di sana apakah betul William Orr dan Peter Watting ada di tempat itu hari Jumat malam, seperti kata mereka.
"Setelah itu kalau sempat kita harus menyelidiki alibi John James yang mengaku menonton film,"
181 kata Fatty. "Lalu kalau masih ada waktu, alibi Alec Grant juga! Kita harus bertindak cepat, karena kurasa tak lama lagi Pak Goon akan beraksi. Jika Boysie dirongrong sekali lagi olehnya, bisa sinting orang yang malang itu dibuatnya!"
Daisy menemukan sarung bantal yang pernah mulai disulamnya, tapi tidak pernah selesai. Diambilnya benang sutera yang dipakai untuk menyulam, lalu dlbungkusnya bersama sarung bantal.
"Yuk," katanya pada Larry, "sebentar lagi kita akan mendapat keterangan tentang Lucy White. Tapi terus terang saja, kurasa kita hanya membuang-buang waktu saja. mengecek alibinya. Lucy orangnya begitu lembut, sulit rasanya membayangkan ia melakukan perbuatan jahat!"
Sesampai di tempat tinggal Bu Adams, mereka menekan bel. Wanita tua itu membukakan pintu.
"Wah - tamu yang tak terduga rupanya, katanya dengan senang "Daisy dan Larry! Sudah lama aku tidak ketemu kalian! Kalian sudah besar-besar sekarang! Yuk, masuk!"
Bu Adams mengajak mereka masuk ke kamar duduknya yang sempit. Diambilnya sekaleng biskuit coklat dari atas rak, lalu ditawarkannya pada kedua tamunya itu. Bu Adams sudah tua sekali Tubuhnya kecil mungil, sedang rambutnya sudah putih semua. Ia sulit sekali bergerak karena penyakit encok yang dideritanya. Tapi ia masih sanggup menjahit dan merajut
_182 ^ Daisy membuka bungkusan yang dibawanya.
"Bu, aku minta tolong agar sarung bantal ini disulam. Bisakah selesai sebelum Paskah" Aku ingin menghadiahkannya pada Iba Aku sendiri tidak sempat menyelesaikannya, karena saat ini aku sedang menyulam beberapa lembar sapu tangan untuknya. Anda minta bayaran berapa untuknya""
"Kau tak perlu membayar, Daisy," kata Bu Adams. Wajahnya berseri-seri. "Aku senang bisa berbuat sesuatu untukmu. Apalagi ini akan kauhadiahkan pada ibumu Untuk itu, dengan senang hati aku menyelesaikannya tanpa dibayar"
"Aduh - terima kasih, Bu," kata Daisy. "Anda baik hati. Nanti kalau bunga narsis di kebun kami sudah mekar semua, akan kubawakan seikat untuk Anda Tahun ini mekarnya agak lambat"
"Masih mau biskuit lagi"" kata Bu Adams. ia menyodorkan kaleng kue lagi pada kedua tamu remajanya itu. "Senang rasanya kalian datang. Aku baru saja sakit, jadi jarang keluar. Jadi ada selingan, jika kedatangan tamu."
Itu dia - pembukaan yang ditunggu-tunggu oleh Larry dan Daisy.
"Anda kenal Lucy White"" kata Larry. "Tadi kami mendapat tanda tangannya. Kalau tidak salah, ia kan teman Anda, Ya""
"Ya, betul! Ia anak yang baik hati. Minggu lalu, setiap malam ia datang ke sini, ketika encokku sedang kambuh," kata Bu Adams. "Masih banyak pekerjaan rajutan yang harus kuselesaikan waktu
183 itu. ia datang membantuku, sampai semuanya selesai."
"Jumat malam, ia juga datang ke sini, Bu"" tanya Daisy.
"Ah - kau ini seperti Pak Goon saja!" kata Bu Adams. "Tiga kali ia datang kemari, mengajukan pertanyaan macam-macam mengenai Jumat malam. Ya - Lucy datang sekitar pukul enam kurang seperempat. Kami berdua sibuk sampai setengah sepuluh malam. Setelah itu ia pulang Kami masih mendengarkan warta berita pukul sembilan. Lalu ia membuatkan coklat panas untukku. Asyik kami berdua waktu itu. minum coklat sambil makan biskuit"
Nah - kalau begitu alibi Lucy White ternyata kokoh!
"Tidak pernahkah Lucy pergi sebentar sebelum setengah sepuluh"" tanya Daisy.
"Sama sekali tidak! Bahkan meninggalkan kamar ini saja, juga tidak," kata Bu Adams. "Kami sibuk sekali merajut. Lalu keesokan harinya Lucy mengantarkan semua rajutan kami minggu itu pada para langganan, ia anak yang baik budi!"
Saat itu terdengar bel berdering.
"Biar aku saja yang membukakan," kata Daisy. ia pergi ke pintu, lalu membukanya, ia kaget, karena ternyata yang datang itu Pak Goon. Mukanya merah, karena habis menaiki tangga yang lumayan tingginya ke tempat tinggal Bu Adams. Polisi desa itu memandang Daisy dengan mata melotot Nampak jelas bahwa ia curiga!
184 "Apa yang kaulakukan di sini"" tanya Pak Goon. "Mencampuri urusan orang lagi""
"Kami meminta tolong pada Bu Adams, agar ia menjahitkan sesuatu untuk kami," kata Daisy dengan sikap anggun.
"Hahh!" tukas Pak Goon. Ia tidak percaya "Mary Adams ada di rumah""
"Ya, ada!" seru Bu Adams dari dalam. Nada suaranya jengkel. "Anda datang lagi, Pak Goon" Tak ada lagi yang bisa kutambahkan pada keteranganku sebelum ini. Kuharap Anda pergi dari sini. Anda hanya membuang-buang waktuku saja!"
"Aku hanya hendak mengajukan pertanyaan lagi," kata Pak Goon sambil masuk.
"Theophilus Goon! Sejak kau masih anak menyebalkan sebesar begini, kau sudah selalu gemar bertanya yang bukan-bukan," kata Bu Adams. Terdengar Pak Goon mendengus dengan marah. Larry dan Daisy cepat-cepat minta permisi lalu lari sambil tertawa geli.
"Aku berani bertaruh, Pak Goon sewaktu kecil memang menyebalkan!" kata Larry, sementara ia dan adiknya menuruni tangga "Tugas kita tadi itu gampang, Daisy!"
"Ya, gampang sekali," sahut Daisy. "Dan hasilnya sangat jelas. Ternyata Lucy White tidak berbohong. Aku ingin tahu, bagaimana hasil penyelidikan teman-teman."
Bets menunggu di rumah, bersama Buster. Sebenarnya Bets ingin ikut dengan Pip dan Fatty.
185 Tapi Fatty melarangnya. Kemudian anak itu pergi dengan Pip ke tepi sungai. Mereka mengambil jalan yang dilalui William Orr dan Peter Watting, menurut keterangan mereka.
Kedua anak itu sampai di depan sebuah bangunan berbentuk tinggi langsing, dengan sebuah menara kecil Di pintu pagar terdapat papan nama rumah itu.
"Restoran Menara. Tersedia kopi, sandw
ich. makanan kecil."
"Nah, kita sudah sampai," kata Fatty. "Kebetulan aku sudah lapar sekali!"
ia masuk bersama Rp, lalu memilih meja yang menghadap ke kebun yang penuh dengan mawar liar. Seorang anak perempuan datang untuk menanyakan pesanan mereka. Tampang anak itu kelihatannya tidak lebih dari dua belas tahun, walau umurnya pasti sudah lebih tua.
"Kopi untuk dua orang," kata Fatty. "Serta roti sandwich. Dan makanan kecil."
Anak perempuan itu tertawa.
"Akan kubawakan sebaki makanan kecil," katanya. "Kalian memilih saja sendiri!"
Tidak lama kemudian pelayan itu sudah kembali dengan kopi panas dua cangkir, sepinng sandwich dengan isian telur dan daging, serta sebaki makanan kecil yang kelihatannya enak-enak.
"Wah! Kita ternyata memilih tempat yang tepat untuk mengecek alibi para tersangka," kata Fatty sambil memandang isi baki itu dengan gembira "Lihat saja ini!"
186 Anak anak menyikat roti sandwich dengan lahap. Setelah itu mereka memilih makanan kecil, masing-masing sepotong. Rasanya enak sekali!
"Ah-kita terus saja makan makanan kecil ini," kata Fatty. "Aku lapar, karena jauh juga kita berjalan tadi. Masa bodoh jika seleraku nanti tidak ada lagi pada saat makan siang!"
"Tapi cukupkah uangmu, Fatty"" tanya Pip dengan cemas. "Aku tidak banyak membawa uang!"
"Pokoknya beres," kata Fatty. Ia menggoncang-goncang kantong celananya Terdengar bunyi gemerincing. "Sehabis makan, kita mulai dengan pengecekan alibi. He! Lihat - siapa yang datang itu!"
Keduanya memandang Pak Goon, yang masuk dengan gaya seolah-olah ialah yang memiliki tempat itu. Detik berikutnya Pak Goon melihat Fatty.
187 Bab 18 Melanjutkan Penyelidikan Pak Goon menghampiri meja Fatty.
"Ke mana saja aku pergi, selalu saja kujumpai beberapa dari kalian," tukasnya dengan suara keras. "Sekarang - apa yang kalian lakukan di sini""
"Jajan, Pak Goon," kata Fatty dengan sopan. "Anda juga hendak jajan di sini, Pak" Sayang, tidak banyak lagi yang tersisa."
"Jaga mulutmu," kata Pak Goon.
"Tapi Anda tadi kan bertanya," bantah Fatty "Anda mengatakan.."
"Aku tahu apa yang kukatakan." kata Pak Goon. "Aku sudah bosan terhadap kalian! Ketika aku ke tempat Mary Adams, beberapa di antara kalian ada di sana. Sekarang aku ke sini, ternyata kalian juga ada di sini. Aku berani bertaruh, jika aku ke tempat lain, tentu ada pula kalian di sana. Kalian benar-benar menyebalkan!"
"Aneh, bahwa kami juga sering berjumpa dengan Anda, Pak Goon," kata Fatty. ia berbicara dengan nada sopan dan ramah, yang selalu menimbulkan kejengkelan Pak Goon. "Menye-nangkan!"
Tampang Pak Goon menjadi ungu. karena marah. Saat itu gadis pelayan yang tadi datang Pak Goon berpaling padanya.
"Ibumu ada"" tanyanya. "Aku ingin bicara sebentar."
"Ibu tidak ada, Pak," jawab peiayan itu "Saya sedang sendiri di sini. Tapi jika Anda mau menunggu sebentar, Ibu tak lama lagi pasti kembali"
"Aku tidak punya waktu." kata Pak Goon dengan kesal. "Masih banyak yang harus kukerjakan. Besok saja aku datang lagi."
Pak Goon berpaling, hendak pergi. Secara kebetulan ia memandang ke arah Fatty Tiba-tiba ia teringat pada pipi anak itu, yang ketika terakhir kali dilihatnya nampak menggembung. Tapi kini tidak lagi segemuk itu.
"Kauapakan pipimu sehingga bisa kempis"" tanya Pak Goon curiga.
"Yah - mungkin gigi gerahamku sudah dicabut semuanya," jawab Fatty. "Nanti dulu - betulkah begitu, Pip" Mungkin kau ingat!"
"Hahh!" tukas Pak Goon, lalu pergi. Anak perempuan yang melayani, tertawa keras-keras.
"Kau ini lucu sekali," katanya. "Jahat ya, orang itu" Sebelum ini ia sudah datang untuk mengajukan berbagai pertanyaan padaku serta ibuku, tentang dua orang laki-laki yang datang ke sini Jumat malam yang lalu."
"O ya"" sambut Fatty dengan segera. "Kebetulan aku tahu, siapa orang-orang itu. Mereka kan
189 aktor" Aku punya tanda tangan mereka, dalam albumku. Jadi mereka Jumat malam itu ada di sini""
"Ya-hari Jumat itu mereka kemari," kata anak perempuan itu. "Aku ingat, karena itu kebetulan hari ulang tahunku, dan Peter Watting memberi hadiah sebuah buku untukku. Ketika mereka datang pukul setengah tujuh, aku sedang mendengarkan siaran Aneka Ri
a di radio." "Setengah tujuh," kata Fatty. "Lalu, apa yang mereka lakukan" Mereka juga memesan makanan kecil""
"Tidak - mereka hanya memesan kopi dan roti sandwich," jawab anak perempuan itu. "Kemudian kami bersama-sama mendengarkan sandiwara radio pukul tujuh. Sayang tidak sampai selesat karena tahu-tahu radio kami rusak."
"Aduh," kata Fatty. ia kecewa, karena semula sudah berharap akan bisa menentukan waktu kepergian kedua laki-laki itu dari panjangnya siaran. "Lalu, apa yang terjadi sesudah itu""
"Peter Watting ternyata pandai membetulkan radio," kata anak perempuan itu. "ia menawarkan untuk membetulkan radio kami. Kata ibuku, kalau bisa pukul delapan sudah baik kembali, karena ia ingin mendengar konser yang dimulai saat itu.
"Jadi saat itu radio sudah betul kembali"" tanya Fatty.
"Belum - baru pukul delapan lewat dua puluh." kata anak perempuan itu. ibu kecewa sekali! Setelah radio kami beres kembali, Peter dan
190 William pergi. Mereka menyeberang dengan perahu tambang."
Keterangan itu sangat menarik. Dengannya tidak ada keragu-raguan lagi bahwa William Orr dan Peter Watting sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan perampokan di Teater Kecil Itu sudah jelas sekarang, karena anak perempuan itu nampak tidak bohong
"Wah - terima kasih atas makanan yang enak-enak ini," kata Fatty. "Berapa harus kubayar'"
Pasukan Mau Tahu - Misteri Di Teater Kecil di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Anak perempuan itu berteriak kaget
"Aduh, aku sama sekali tidak menghitung berapa yang kalian makan tadi! Ibuku pasti marah jika mengetahuinya."
"Ya, sebetulnya harus kauhitung tadi," kata Fatty. "Bagi kami sulit, menghitung sambil makan. Bagaimana, Pip" Menurut perkiraanku, kita masing-masing memakan enam potong makanan kecil, ditambah kopi dan roti sandwich Betul tidak""
Pip membenarkan perkiraan itu. Fatty membayar, sambil menghadiahkan uang satu shilling untuk anak perempuan itu, sebagai hadiah ulang tahun. Kemudian kedua anak laki-laki itu pergi dengan perut kenyang.
"Kita masih punya waktu sedikit untuk pergi ke gedung bioskop dan berusaha mencari keterangan mengenai John James," kata Fatty pada Pip. "Aduh- menyesal juga rasanya tadi terlalu banyak
191 jajan. Saat ini otakku rasanya tidak sanggup disuruh berpikir."
Sesampai di gedung bioskop, mereka masuk ke serambi depan. Seorang gadis sedang menghitung karcis di loket penjualan.
"Selamat pagi." sapaFatty. "Eh-bisakah kami memperoleh keterangan sedikit tentang pertunjuk- an minggu lalu""
"Kenapa"" tanya gadis itu sambil terkikik.
Kalau mau melihatnya, sekarang sudah ter-lambat
"Aku dan kawanku ini berselisih pendapat mengenainya.' kata Fatty. Pip memandangnya dengan heran. Hal itu tidak mengherankan, karena mereka sebetulnya tidak bertengkar mengenainya. Keterangan itu merupakan karangan Fatty, yang timbul saat itu. "Soalnya begini! Kawanku ini mengatakan, film yang diputar minggu lalu di sini namanya Si Bocah. Sedang aku mengatakan. Henri ke-V."
"Bukan, bukan," kata si gadis. "Filmnya berjudul Si Lemah! Bukan Si Bocah, dan juga bukan Henri ke-V"
Dengan sikap kesal Fatty berpaling, lalu berjalan ke luar. Di tangga ia bertabrakan dengan seseorang yang baru datang. Nyans saja ia terjatuh, kalau tidak cepat-cepat berpegangan pada orang yang menubruknya Saat itu juga terdengar suara yang sudah teramat dikenal.
192 I "Jangan pegang aku! Ke mana pun aku pergi, selalu saja kujumpai kalian! Apa lagi yang kalian cari di sini""
"Mereka hendak membeli karcis pertunjukan minggu lalu," seru gadis penjual karcis dari dalam, sambil tertawa terpingkal-pingkal. "Tentu saja kumarahi, karena mengganggu pekerjaan."
"Itu betul!" kata Pak Goon. "Mereka memang perlu disemprot! Seenaknya saja, mengganggu dengan pertanyaan-pertanyaan konyol!" Tapi saat itu juga Pak Goon berpaling dengan marah. Baru disadari olehnya, Fatty pasti datang untuk keperluan sama seperti dia - yaitu mengecek alibi! "Turut campur..."
Tapi Fatty sudah buru-buru menghilang, bersama Pip. Mereka tidak ingin bertengkar dengan Pak Goon dan gadis penjual karcis itu.
"Sialan," kata Fatty. "Sekarang Pak Goon pasti akan berhasil mengorek keterangan lebih banyak daripada kita tadi"
"Ya - pengecekan kita kali ini tidak b
erhasil," kata Fatty. Tapi tiba-tiba ia tertegun. Ditumbuknya Fatty. "He - aku tahu akal! Kita bisa memeriksanya pada Kitty, juru masak kami. Setiap hari Jumat malam, ia menonton film. Aku pernah mendengar nya ketika ia bercerita pada Bets. Kata Kitty, sejak sembilan tahun ia selalu menonton setiap Jumat malam."
"Tapi jangan-jangan sekali ini ia tidak menonton," kata Fatty dengan suram. Kegagalan tadi
193 masih menjengkelkannya. "Tapi tidak ada salahnya jika kita periksa!"
"Setidak-tidaknya di dapur rumah kami, tak ada kemungkinan kita akan berjumpa dengan Pak Goon," kata Pip.
Sesampai di rumah Pip, mereka langsung masuk ke dapur. Kitty memandang mereka dengan wajah berseri-seri.
"Kami boleh minta minum, Kitty"" tanya Fatty.
"Sebentar - nanti kuambilkan limun," kata Kitty. "Kalian juga mau jajanan sedikit""
Mendengar kata jajan, muka Fatty langsung pucat.
"Wah, terima kasih banyak - tapi kami baru saja jajan, Kitty," katanya.
"Masak sedikit saja tidak mau." kata Kitty. ia menyodorkan beberapa potong susis yang kelihatannya enak. Fatty mengerang, lalu cepat-cepat membuang muka.
"Aduh, maaf, Kitty - kelihatannya memang enak sekali, tapi saat ini aku betul-betul kekenyangan," katanya. Sesaat tidak ada yang berbicara, sementara Kitty menuangkan limun ke dalam gelas.
"Kau minggu lalu menonton film, Kitty"" tanya Pip. "Kau kan selalu nonton, tiap minggu!"
"Selama sembilan tahun, belum pernah aku tidak menonton," kata Kitty dengan bangga. "Ya aku menonton Jumat malam, seperti biasa. Aduh - filmnya baguuus deh!"
"Ceritanya mengenai apa"" tanya Fatty.
194 "Ketika aku masuk pukul enam, saat itu sedang diputar film berita." kata Kitty. "Kemudian menyusul film kartun, seperti biasa Aku terpingkal pingkal melihatnya. Lalu mulai setengah tujuh, film utama. Namanya, Kasih Tak Terhingga! Aduh ceritanya bagus sekali! Aku menangis melihatnya."
"Jadi malam yang menyenangkan, ya," kata Fatty. "Kau ketemu orang yang kaukenal saat itu""
Kitty mengingat-ingat sebentar
"Tidak - kurasa tidak ada. Tapi aku memang kurang memperhatikan orang lain, sebab perhatianku sepenuhnya terarah pada film. Sayang di tengah-tengah, putus!"
Fatty langsung waspada "Apa maksudmu - putus""
"Putus ya putus, Frederick." tukas Kitty. "Filmnya putus, sehingga pertunjukan terhenti"
"Terjadinya cuma sekali"" tanya Fatty meminta ketegasan.
"Apa" Sekali" Empat kali!" tukas Kitty "Dan terjadinya selalu pada saat kita sedang asyik-asyiknya! Para penonton sampai menggerutu!"
"Sayang," kata Fatty sambil berdiri. "Nah, Kitty - kami pergi lagi. Terima kasih untuk limun tadi! Mudah-mudahan kau tidak kecewa Jumat malam ini!"
"Wah - itu sudah pasti!" kata Kitty "Judul filmnya, Patah Hati!"
"Kau bisa menangis sepuas-puasnya," kata Fatty. "Jadi tentu asyik! Sayang aku tidak bisa ikut, untuk meminjamkan sapu tanganku."
195 "Ah - kau ini macam-macam saja," kata Kitty dengan geli.
"Yuk, Pip," kata Fatty. Diajaknya Pip ke luar. "Nah - keterangan Kitty itu besar sekali artinya. Sekarang, jika kita bisa menjumpai John James dan menyelidiki apakah ia tahu film Jumat malam itu putus, kita akan mendapat kepastian tentang alibinya. Kalau ia memang benar-benar menonton, pasti ia tahu mengenainya!"
"Ya, betul," kata Pip. "Tapi bagaimana cara kita menanyai John" Kan tidak bisa langsung saja bertanya, 'Pak James, Anda tahu bahwa film yang Anda saksikan Jumat malam itu putus""
"Tentu saja tidak bisa dengan jalan begitu," kata Fatty sambil memandang arlojinya. "Wah, sekarang sudah hampir saat makan siang. Kita terpaksa mengundurkannya sampai nanti. Kau masih mampu makan" Aku tidak!"
"Aku juga tidak - padahal hidangannya siang ini daging panggang dengan saus apel," kata Pip sambil mengeluh, ia paling suka hidangan itu.
"Aduh, jangan sebut-sebut daging panggang," kata Fatty sambil bergidik. "Kenapa kita tadi banyak-banyak jajan" Sekarang ibuku pasti cemas lagi, karena nafsu makanku tidak ada, lalu aku disangka sakit!"
"Bagaimana dengan John James"" tanya Pip. "Bagaimana cara kita menanganinya" Di mana orangnya saat ini pun aku tidak tahu! Di Teater Kecil pasti tidak ada, karena siang ini di sana tida
k ada pertunjukan. 1% "Dari rumah akan kutelepon Zoe untuk menanyakan apakah ia tahu," kata Fatty. "Nanti Bets kita ajak. Kalau tidak, ia pasti akan merasa tersisih."
"Ya, betul," kata Pip. "Jadi sampai nanti siang!" Kedua anak itu berpisah.
197 Bab 19 Alibi John James Fatty bernasib mujur. Ibunya sedang tidak ada di rumah Jadi tidak ada yang memperhatikan bahwa selera makan anak itu tidak ada siang itu. Setelah makan beberapa suap, ia menelepon Zoe di rumah kakaknya. Ternyata gadis itu ada di sana
"Halo. Zoe," kata Fatty lewat telepon. "Bolehkah aku menanyakan sesuatu pada Anda" Aku kepingin berbicara dengan John James, kalau bisa. Tahukah Anda di mana ia siang ini""
"Nanti dulu." jawab Zoe. "Aku mendengar ia mengatakan hendak menyeberang sungai dengan perahu tambang, lalu piknik sampai sore di bukit seberang. Pemandangan di sana indah sekali."
"Ya, aku juga tahu." kata Fatty. "Wah, kalau begitu ke sana saja ia kucari. Anda tahu pukul berapa ia berangkat""
Zoe tidak mengetahuinya Tapi kemudian ia bercerita. Pak Goon petang itu hendak kembali memeriksa Boysie.
"Kudengar ia mengatakan bahwa kali ini Boysie harus mengaku," kata Zoe dengan marah. "Mana mungkin Boysie hendak dipaksa mengakui perbuatan yang sama sekali tidak dilakukan olehnya!"
198 Sehabis menelepon, Fatty berpikir, ia merasa khawatir, jangan-jangan akhirnya Boysie mengakui perampokan itu, hanya karena sudah terlalu bingung dan ketakutan. Aktor kucing itu mengakui kesalahan yang tidak dilakukan, sedang pelakunya sendiri bisa tetap bebas.
Fatty menelepon Lany, dan setelah itu Pip, untuk memberi tahu tentang rencana John James siang itu.
"Kita harus mengecek alibinya," kata Fatty "Hal itu hanya bisa kita lakukan dengan jalan menanyainya - untuk mengetahui apakah ia benar-benar menonton pada Jumat malam itu. Kebetulan cuaca hari ini bagus. Jadi tidak ada salahnya jika kita juga berpiknik ke bukit. Sambil menyelam minum air - kita bersenang-senang sambil melakukan tugas penyelidikan!"
Anak-anak menyetujui usulnya itu.
"Fatty selalu bagus-bagus idenya," kata Bets dengan senang. "Pasti menyenangkan nanti, berpiknik di atas bukit."
Fatty menyuruh Pip untuk menanyai Kitty lebih lanjut, mengenai kejadian putusnya film pada pertunjukan Jumat malam itu.
"Tanyakan padanya, berapa kali tepatnya film putus - dan kalau bisa juga saatnya yang tepat," kata Fatty. "Sebaiknya kau mencatatnya, Pip. Mungkin penting bagi kita! Kelihatannya satu-satunya yang tinggal cuma John James saja. Karena kurasa Alec Grant tidak bisa kita curigai. Saksi alibinya kan lebih dari seratus orang!"
199 Pukul tiga kurang seperempat anak-anak berkumpul di tempat penyeberangan di tepi sungai Mereka membawa perbekalan piknik. Pip membawa selimut tebal.
"Ibuku yang menyuruh," katanya dengan kesal. "Katanya, rumput masih lembab, nanti kita masuk angin kalau duduk tanpa alas. Nasibmu mujur, Fatty! Ibumu tidak pernah rewel tentang soal-soal begitu."
"Tapi Ibu rewel tentang soal-soal lain," kata Fatty. "Sedang ibu Larry sibuk dengan hal-hal tertentu pula. Tapi sudahlah, kan tidak ada salahnya jika kita duduk di atas selimut!"
"Aku kenal satu atau dua ibu yang tidak pernah ribut-ribut tentang anak mereka," kata Bets dengan serius. "Tapi sebabnya, kurasa karena mereka tidak peduli terhadap anak-anak mereka! Mendingan punya ibu yang rewel, daripada yang tidak peduli sama sekali."
"Nah - perahu tambang sudah datang," kata Fatty. "Biar aku yang membayar untuk kita semua. Kan cuma dua penny seorang!"
Anak-anak naik ke perahu.
"Sudah ada yang menyeberang siang ini"" tanya Fatty pada tukang perahu. Orang itu menggeleng.
"Belum ada," jawabnya
"Kalau begitu John James belum menyeberang," kata Fatty pada teman-temannya. "Hati-hati, Buster - nanti kau tercemplung ke dalam air!"
200 Sesampai di seberang, mereka langsung naik sampai ke puncak bukit. Fatty memilih tempat, dari mana dapat melihat tempat penyeberangan.
"Jadi kita bisa melihat jika tukang perahu menyeberang lagi," katanya. "Aku tidak tahu apakah dari sini kita bisa mengenali John James. Tapi kurasa bisa! Badannya kan sangat kekar!"
Saat itu baru musim semi . Tapi sinar matahari sudah panas. Bunga-bunga padang terangguk-angguk ditiup angin. Lany menguap, lalu berbaring di rumput.
"Kalian berjaga-jaga ya - kalau John James datang," katanya. "Aku ingin tidur sebentar!"
Tapi tak sampai sepuluh menit kemudian, ia sudah dibangunkan lagi oleh Fatty.
"Lany! Lany! Bangun! Coba kaulihat sebentar - James-kah itu yang berdiri di seberang, memanggil-manggil tukang perahu""
Larry cepat-cepat bangun. Anak itu awas sekali matanya, ia memicingkannya, memandang ke Seberang sungai.
"Ya - kurasa itu John James," katanya setelah sesaat. "Mudah-mudahan saja ia menuju ke sini. Aku malas berjalan jauh untuk mendatanginya."
Untung bagi anak-anak, orang yang datang itu memang John James. Dan ia datang ke arah mereka Anak-anak memperhatikannya naik ke perahu, menyeberang, lalu berjalan menyusur jalan setapak yang mereka lalui tadi.
"Nah - sekarang kita harus berkeliaran di sini, sampai sudah tahu di mana ia memilih tempat
202 duduk," kata Fatty. "Lalu kita duduk tidak jauh dari situ."
"Bagaimana kita memulai pengecekan nanti"" tanya Pip.
"Aku yang memulainya," kata Fatty. "Setelah itu kalian menyusul, dengan pertanyaan-pertanyaan sepele. Ayo-gulung selimutmu. Pip."
Anak-anak berkeliaran di bukit sambil memetik bunga. Tapi perhatian mereka tetap terarah pada John James, yang dengan langkah lambat mendaki bukit, ia menemukan tempat teduh dengan semak di belakangnya, lalu merebahkan diri di situ Lengannya dijadikan bantal, sehingga ia bisa memandang ke arah sungai.
Fatty pura-pura berjalan tanpa tujuan tertentu sampai ke dekat orang itu Kemudian ia berseru, memanggil teman-temannya.
"He! Di sini ada tempat yang bagus," katanya "Di sini saja kita hamparkan selimut kita " Kemudian ia berpaling pada John James, yang berbaring di dekat situ. "Anda kan tidak keberatan jika kami duduk di sini""
"Tidak - asal kalian tidak ribut berteriak-teriak," kata John James. "Tapi kurasa kalian tidak akan ribut. Kalian kelihatannya anak-anak yang tahu aturan!"
"Mudah-mudahan saja Anda benar," gumam Fatty, lalu menggamit teman-temannya. Pip menghamparkan selimut yang dibawanya di atas rumput. Sementara itu John James sudah duduk lagi, lalu menyelipkan sebatang rokok ke sela
203 bibirnya. Tangannya menepuk-nepuk kantong, sementara keningnya berkerut.
"Kurasa kalian tentu tidak membawa korek api," katanya pada Fatty. "Sial - korekku tertinggal di rumah!"
Tapi Fatty selalu membawa segala macam barang dalam kantong. Karena siapa tahu, apa yang mungkin diperlukan pada saat-saat tertentu Diambilnya korek api dari kantong jasnya, lalu disodorkan pada John James.
"Ambil saja semuanya," kata Fatty. "Aku belum mau merokok, sebelum berumur dua puluh satu!"
"Bagus," kata John James. "Itu sikap yang baik! Terima kasih. Tapi nanti dulu - kalau tidak salah, aku pernah melihatmu!"
"Memang - kemarin," kata Fatty. "Kami datang seusai pertunjukan kemarin sore, untuk meminta tanda tangan para aktor. Anda juga bersedia menandatangani album kami."
"Ah - sekarang aku ingat lagi," kata John James. "Dan sekarang kalian hendak piknik di sini""
"Ya, Pak Kami baru saja datang," kata Fatty. Rasa kenyang yang dialaminya pada saat makan siang tadi sudah berkurang, sehingga ia sudah mampu makan lagi. "Eh - kalau Anda tidak berkeberatan ikut berpiknik bersama kami. Bekal kami banyak!"
"Tentu saja aku mau," kata John James. "Kita gabungkan saja bekal kita!"
204 Asyik sekali mereka makan-makan di atas bukit Bekal melimpah, dan limun buatan Kitty sedap sekali rasanya dinikmati pada siang yang panas itu Selama beberapa saat Fatty serta anak-anak yang lain berceloteh tentang apa saja yang mereka ingat Tapi kemudian Fatty memulai pengecekannya
"Film apa yang main di bioskop minggu ini, Larry"" tanyanya. Larry menyebutkan judul sebuah film. ia menyebutnya asal saja.
"Ah-ngawur," kataFatty. "Itu kan film minggu lalu!"
"Kau keliru," sela John James dengan segera "Pada awal minggu, yang diputar film Ini Dia!, lalu diganti dengan Kasih Tak Terhingga! Tapi keduanya sama-sama jelek!"
"O ya"" kata Fatty. "Kudengar, film Kasih Tak Terhingga itu bagus sekali. Aku sendir
i tidak melihatnya. Anda menontonnya""
"Ya - aku melihatnya hari Jumat malam," kata John James. "Lebih tepat kukatakan aku seharusnya melihat film itu. Tapi aku tertidur di tengah pertunjukan. Habis, konyolnya ampun-ampunan!"
Keterangan itu sangat mengecewakan bagi anak-anak. Jika John James tidur sepanjang pertunjukan, ia takkan mengetahui bahwa film itu putus beberapa kali. Jadi mereka tidak bisa memastikan kebenaran alibinya!
"Mudah-mudahan saja saat itu Anda tidak mendengkur," kata Fatty. "Tapi tentu ada orang
205 yang membangunkan, jika Anda sampai mendengkur."
"Aku memang terbangun beberapa kali," kata John James. "Soalnya, kudengar beberapa kali orang-orang sekelilingku menggerutu karena sesuatu hal. Aku tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi saat itu - tapi kurasa filmnya tahu-tahu putus. Itu kan kadang-kadang bisa terjadi, sehingga penonton jengkel dan gelisah. Tapi aku langsung pulas lagi."
"Menjengkelkan, terbangun dengan cara begitu," kata Fatty sambil tertawa. "Mudah-mudahan saja tidur Anda saat itu tidak terlalu sering terganggu!"
James berpikir-pikir sebentar.
"Kurasa film sialan itu putusnya sampai empat kali paling sedikit," katanya kemudian "Aku masih ingat, beberapa kali aku menengok arlojiku. Sekali ketika terbangun pukul tujuh kurang seperempat Setelah itu pukul tujuh lewat sepuluh menit. Aku ingat, saat aku terbangun itu aku agak bingung sekejap. Kusangka waktu itu aku tidur di rumah!"
"Bagi Anda, malam itu tentunya membosankan," kata Fatty, sementara memandang Rp mengeluarkan buku catatannya lalu dengan diam-diam mencocokkan waktu-waktu yang disebutkan oleh John James, dengan keterangan Kitty. Kemudian dilihatnya Pip mengangguk dengan sembunyi-sembunyi Jadi cocok! Alibi John James memang benar. Tidak diragukan lagi bahwa ia malam itu terus berada di bioskop, dan
206 terbangun setiap kali film putus, karena mendengar suara orang-orang menggerutu di sekelilingnya.
"Ya, memang membosankan," jawab John James. "Tapi setidak-tidaknya, waktu luangku terisi olehnya. Ayo. siapa mau kue buahku ini Bekalku banyak!"
Pembicaraan kemudian beralih pada peristiwa perampokan di teater.
"Menurut dugaan Anda, siapa pelakunya"" tanya Fatty.
"Aku tidak menduga siapa-siapa," jawab John James. "Yang jelas, Boysie sudah pasti bukan! Itu kuyakini ia tidak cukup cerdik, dan juga tidak berani melakukan perbuatan demikian. Boysie itu orangnya tidak bisa berbuat jahat ia sangat mengagumi Zoe Aku tidak heran - karena gadis itu selalu bersikap manis terhadapnya!"
Mereka masih mengobrol selama beberapa saat. Kemudian Fatty berdiri, sambil menepiskan remah-remah yang menempel ke pakaiannya
"Terima kasih atas ajakan Anda berpiknik. Pak James," katanya. "Tapi kami harus pulang sekarang. Anda ikut""
"Tidak-aku masih ingin duduk-duduk di sini." kata John James. "Pemandangan matahari terbenam dari sini bukan main indahnya!"
Para anggota Pasukan Mau Tahu berangkat, menuruni bukit.
"Nah - nama John James kini harus kita coret dari daftar para tersangka," kata Fatty, ketika mereka sudah agak jauh. "Alibinya kokoh sekali.
207 Ternyata ia betul-betul ada dalam gedung bioskop Jumat malam itu. Wah- misteri ini makin lama makin rumit rasanya. Aku kehabisan akal!"
"Aduh, Fatty - masa kau sampai kehabisan akal"" kata Bets dengan kaget. "Mana mungkin" Kau kan cerdas luar biasa!"
Bab 20 Kegagalan - dan Ilham Secara Tiba-tiba
Malam itu Fatty sibuk memeras otak, mencari akal. Tapi sia-sia. ia tetap tidak mampu menemukan pemecahan misteri yang dihadapi, ia merasa yakin, bukan Boysie yang melakukan perampokan Ia juga yakin bahwa Zoe sama sekali tak terlibat, walau alibinya agak goyah. Sedang para tersangka lain-lainnya, semua memiliki alibi yang teguh. Memang, mereka belum mengecek alasan Alec Grant. Tapi dalam suatu berita dalam surat kabar setempat, Fatty membaca laporan tentang pertunjukan tunggal Alec pada Jumat malam itu, di Sheepridge.
"Berita dalam surat kabar itu merupakan saksi yang cukup kuat," kata Fatty keesokan hannya pada teman-temannya. "Kita tidak perlu repot-repot dengan Alec. Tapi siapakah pelakunya" Siapa yang merampok isi
lemari besi Teater Kecil""
Petangnya Fatty mendatangi P.C. Pippin, karena sudah kehabisan akal. Polisi muda itu sedang mondar-mandir di pekarangan belakang rumah Pak Goon, sambil mengisap pipa. Ia nampak senang ketika melihat Fatty muncul.
"Ada kabar baru"" tanya Fatty. "Pak Goon sedang keluar""
209 "Ya, syukurlah," kata Pippin dengan lega. "Sehari ini aku dirongrong terus olehnya. Ada-ada saja yang menjadi bahan omelannya. Tak henti-hentinya ia bolak-balik dengan sepedanya, sampai aku tidak bisa merasa tenang. Kini ia sudah pergi lagi, hendak memeriksa Boysie. Aku khawatir, ia akan berhasil memaksanya untuk mengaku, walau sebenarnya mungkin ia sama sekali tidak bersalah!"
"Ya-aku juga mengkhawatirkan kemungkinan itu," kata Fatty. "Lalu bagaimana dengan Zoe" Apakah Pak Goon menganggap gadis itu ada sangkut-pautnya dengan perampokan""
"Kurasa ya," kata Pippin. "Padanya kan ada sapu tangan Zoe yang di sudutnya tersulam huruf Z! Itu salah satu petunjuk utama yang dimiliki Pak Goon!"
"Tapi itu kan konyol!" tukas Fatty. "Sapu tangan itu kan mungkin saja sudah berhari-hari tergeletak di beranda itu! Itu kan bukan bukti bahwa Zoe ada di sana malam itu."
"Pak Goon lain pendapatnya," kata Pippin. "Soalnya, ia berhasil menyelidiki bahwa beranda itu disapu bersih Jumat itu, pukul empat sore! Jadi sapu tangan itu mestinya tercecer sesudah itu."
Fatty menggigit-gigit bibir. Keningnya berkerut. Wah - gawat, pikirnya, ia tidak tahu sebelumnya, bahwa pada hari Jumat sore itu beranda disapu. Jadi kini tentu saja Pak Goon menyangka Zoe menyelinap ke beranda petang itu lalu dimasukkan ke dalam oleh Boysie - karena ia menemukan
210 sapu tangan dengan huruf Z tersulam di salah satu sudutnya, ia pasti menyangka, Zoe menjatuhkannya dengan tidak sengaja di situ, sesudah pukul empat sore! Kalau begitu, petunjuk tersebut sangat memberatkan kedudukan gadis itu.
"Yang menjengkelkan Pak Goon, Zoe tetap menyangkal bahwa sapu tangan itu miliknya," kata Pippin. "Katanya, ia belum pernah melihatnya. Sayang di pojoknya tersulam huruf Z! Jarang ada orang yang namanya dimulai dengan huruf itu."
"Aku tahu," keluh Fatty. ia sudah ingin mengaku saja terus-terang, bahwa sebenarnya ia sendiri yang meletakkan sapu tangan itu di beranda belakang teater, beserta 'petunjuk-petunjuk' lainnya. Yah - jika Pak Goon nanti ternyata benar-benar menahan Zoe dan Boysie - apa boleh buat, ia akan terpaksa mengakui kesalahannya Dipandangnya Pippin sekali lagi.
"Tolong beritahu padaku lewat telepon, ya Pak
- jika ada berita yang serius. Misalnya jika Pak Goon berhasil memaksa Boysie supaya mengaku
- atau melakukan penangkapan," katanya. Pippin mengangguk
"Boleh saja," katanya. "Lalu kau sendiri, apa yang kaulakukan selama ini" Pasti kau tidak berpangku tangan terus!"
Fatty menceritakan kesibukan Pasukan Mau Tahu, mengecek alibi para tersangka yang ternyata kokoh semua - kecuali alibi Zoe. Fatty kini benar benar merasa cemas. Benar-benar tidak enak, apabila Pak Goon berhasil memecahkan
211 misteri secara keliru, dan menahan orang-orang yang sebenarnya tidak bersalah. Sedang Fatty sendiri, saat itu merasa tidak tahu apa-apa!
Ia kembali ke rumahnya dengan perasaan murung. Hal itu jarang dialaminya. Kemudian Larry menelepon, ia ingin tahu, apakah Fatty mendengar kabar baru dari Pippin. Lany mendengarkan tanpa menyela, sementara Fatty meneruskan kabar yang didengarnya dari polisi itu.
"Yah - lalu apa yang kita lakukan sekarang"" tanya Lany, setelah Fatty selesai bercerita.
Fatty tidak bisa menjawabnya. Ia tidak tahu, apa yang bisa mereka lakukan setelah Itu.
"Aku kehabisan akal," katanya sedih. "Pikiranku saat ini benar-benar macet. Penyelidikan kita sama sekali tidak berjalan. Kalau cuma begini saja kemampuan kita, terpaksa Pasukan Mau Tahu kita bubarkan."
"Sebaiknya kita berkumpul lagi besok, pukul sepuluh pagi," usul Larry. "Kita perlu berunding, untuk berpikir dan membicarakan segala-galanya. Semua perlu kita tilik kembali. Aku merasa yakin, pasti ada sesuatu yang kita lupakan - atau tak terpikir selama ini. Tidak ada misteri yang tidak bisa ditemukan jawabnya, Fatty. Sudahlah,
jangan sedih terus. Kita pasti berhasil!"
Keesokan paginya sebelum pukul sepuluh, pesawat telepon di rumah Fatty berdering. Ternyata Pippin yang menelepon, untuk menyampaikan kabar buruk.
212 "Aku tidak banyak waktu," kata polisi muda itu. "Pak Goon sudah berhasil membuat Boysie mengaku. Dan Zoe terlibat di dalamnya! Rupanya Boysie mengatakan, ia melakukan perampokan itu bersama Zoe. Ia memasukkan gadis itu lewat pintu beranda, lalu mereka membuatkan teh yang diberi obat tidur. Boysie kemudian mengantarnya ke manager. Ketika manager sudah terlena, Zoe naik ke atas lalu membongkar lemari besi. Rupanya gadis itu tahu di mana anak kunci disimpan, begitu pula tempat lemari besi."
Fatty kaget sekali mendengar kabar itu.
"Aduh, Pak - tidak mungkin Boysie yang melakukan kejahatan Itu. Begitu pula Zoe! Pak Goon merongrong Boysie yang malang itu terus-menerus, sehingga akhirnya ia kebingungan!"
Sesaat keduanya membisu. "Aku cenderung sependapat denganmu," kata Pippin kemudian. "Dalam kenyataannya - yah, sebetulnya aku tidak boleh menceritakan hal ini padamu, tapi aku harus mengatakannya - aku menarik kesimpulan dari ucapan yang terlanjur dikatakan Pak Goon padaku, pengakuan Boysie itu memang diperolehnya dengan jalan paksaan! Tapi aku sama sekali tak berdaya. Aku tidak mungkin bisa bertindak terhadap Pak Goon. Hanya kau saja yang bisa mengambil tindakan. Bukankah Inspektur Jenks sahabat karib kalian" Jika kau mengatakan padanya bahwa dalam kasus ini terjadi kekeliruan, apakah ia tidak percaya nanti""
213 "Tapi aku tidak punya bukti," keluh Fatty. "Jika aku tahu siapa perampoknya dan bisa mengajukannya beserta bukti-bukti yang jelas, Pak Inspektur pasti akan mau mendengarkan keteranganku. Nantilah kutanyakan dulu pada teman-teman, bagaimana pendapat mereka mengenainya. Jika kami tidak bisa menemukan jalan yang lebih baik, kurasa kami akan bersepeda ke kota untuk mendatangi Inspektur Jenks."
"Pokoknya, kalian harus..." kata Pippin. Kalimatnya itu tidak diselesaikannya. Fatty mendengar bunyi gagang telepon diletakkan di tempatnya, ia langsung menduga, pasti Pak Goon sudah kembali. Fatty memutar otak, sambil duduk dekat pesawat telepon. Kasihan, Zoe dan Boysie yang malang. Apakah yang bisa dilakukan olehnya untuk menolong mereka"
Kemudian ia bergegas berangkat dengan sepeda, menuju rumah Pip. Anak-anak yang lain sudah ada semua di sana. Tidak seorang pun yang berwajah gembira saat itu. Tampang mereka semakin lesu. ketika Fatty menceritakan kabar dari Pippin.
"Wah, ini gawat," kata Lany. "Lebih gawat dari misteri mana pun yang kita tangani selama Ini. Apakah yang bisa kita lakukan, Fatty""
"Kita meneliti semua tersangka serta alibi mereka, dan membicarakan apa-apa saja yang kita ketahui," kata Fatty sambil mengeluarkan buku catatannya. "Semuanya ada dalam buku ini Kalian mendengarkan baik-baik sementara aku
214 membacakan - dan jangan lupa berpikir! Pikir baik-baik. Seperti dikatakan Larry padaku, pasti ada sesuatu yang tidak kita perhatikan. Suatu petunjuk, suatu bukti yang bisa membantu kita. Ada sesuatu yang sangat tidak beres! Penjelasannya mungkin sangat menyolok - cuma kita saja belum melihatnya!"
Fatty mulai membacakan catatannya. Daftar para tersangka, serta alibi masing-masing. Pengecekan alibi-alibi Itu. Keterangan Boysie mengenai malam perampokan itu. Lalu keterangan manager. Ketidaksenangan para aktor terhadapnya, yang bisa menjadi alasan bagi masing-masing untuk melakukan pembalasan dendam. Semua yang tertera dalam buku catatannya dibacakan lambat-lambat dan dengan jelas oleh Fatty, sementara para anggota Pasukan Mau Tahu mendengarkan dengan tekun.
Akhirnya Fatty selesai membacakan catatannya, lalu memandang teman-temannya.
"Ada yang punya ide"" tanyanya, tanpa banyak berharap. Melihat anak-anak semuanya menggelengkan kepala, Fatty menutup buku catatannya dengan keras.
"Kalah!" katanya getir. "Yang kita ketahui hanyalah bahwa dari ketujuh tersangka, dua yang mungkin melakukannya-yaitu Boysie dan Zoe- tidak melakukan perampokan itu. Kita tahu, bukan mereka yang melakukannya. Keduanya tidak mampu melakukan perbuatan begitu.
Sedang yang lain-lainnya, yang bisa berbuat begitu, alibi
215 mereka sangat kokoh. Bagaimana mungkin Boysie melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan wataknya""
"Rasanya seperti ada orang lain memakai pakaian kucing Boysie," kata Bets. Anak-anak yang lain langsung tertawa meremehkan.
"Konyol!" kata Pip. Muka Bets merah mendengar cercaan itu. Tapi Fatty - tiba-tiba sikapnya berubah, ia menatap Bets dengan mata nanar. Lalu ditepuknya bahu anak itu. ia bangun lalu menandak-nandak sekitar kamar. Tampangnya menampakkan perasaan yang senang sekali.
"Bets!" katanya, setelah berhenti lagi. "Bets! Kau benar-benar hebat. Otakmu tajam! ia berhasil! ia berhasil memecahkan misteri ini. Bets, kau pantas menjadi pemimpin Pasukan Mau Tahu! Aduh, Bets - kenapa selama ini tidak sampai ke sana pikiranku""
Anak-anak yang lain memandang Fatty, seolah-olah ia kurang waras otaknya.
"Jangan konyol, Fatty. Katakan apa maksudmu," kata Pip kesal. "Katamu, Bets hebat" Apanya yang hebat" Aku benar-benar tidak mengerti!"
"Aku juga tidak," kata Larry. "Duduklah, Fatty - dan jelaskan maksudmu "
Fatty duduk lagi, dengan wajah berseri-seri Dirangkulnya Bets yang nampak tercengang.
"Bets hebat - ia menyelamatkan Zoe dan Boysie," kata Fatty lagi. "Otaknya hebat sekali!"
"Sudah, Fatty! Jelaskan maksudmu!" kata Pip. Nyaris saja ia berteriak, karena kesal.
216 "Baiklah," kata Fatty. "Kalian tadi kan mendengar apa kata Bets! ia mengatakan, 'Rasanya seperti ada orang lain memakai pakaian kucing Boysie'. Nah" Nah" Kalian tidak sadar, itu jawaban yang kita cari-cari selama ini" Goblok - kalian masih belum mengerti juga""
"Ya, ya - aku mulai mengerti," kata Larry lambat-lambat. 'Tapi kau kelihatannya sudah benar-benar tahu, Fatty. Jadi katakan saja."
"Begini," kata Fatty. "Boysie kan mengatakan, ia tidak mengantarkan teh ke kamar manager. Sedang manager berani bersumpah, bahwa Boysie-lah yang membawakan teh untuknya. Kenapa manager seyakin itu sikapnya" Karena Boysie memakai pakaian kucingnya, katanya. Baiklah! Jadi yang mengantar teh, berpakaian kucing. Tapi manager tidak melihat orang yang berada dalam pakaian itu. Jadi dari mana ia tahu, orang itu Boysie""
Teman-temannya mendengarkan sambil melongo.
"Dan kenyataannya, orang itu memang bukan Boysie," kata Fatty dengan nada puas. "Baiklah kukatakan saja apa yang menurut pendapatku terjadi malam itu - setelah Bets membukakan mataku."
"Ya, ya, katakanlah," desak Pip. ia bersemangat, karena kini sudah mulai mengerti maksud Fatty.
"Yah- seperti sudah kita ketahui, para aktor pergi seusai pertunjukan, pukul setengah enam.
217 Kita sendiri melihat mereka pergi." kata Fatty. "Hanya Boysie saja yang tinggal, karena ia tinggal di situ. Sedang manager ada di kantornya, di tingkat atas.
"Nah! Ada seorang anggota teater yang ingin membalas dendam terhadap manager. Malam itu, sesudah kita memasang petunjuk-petunjuk palsu lalu pulang, orang itu dengan diam-diam datang kembali. Rupanya Boysie tidak melihatnya. Karena kalau melihat, pasti dikatakan olehnya. Orang itu bersembunyi di dalam, sampai ia melihat Boysie sudah membuat teh. Ia tahu, Boysie selalu membuatkan teh untuk manager."
Anak-anak mengangguk serempak
"Baiklah," sambung Fatty. "Boysie membuat teh untuk manager. Tapi ia juga membuat secangkir untuknya sendiri. Tehnya itu Bdak langsung diminum olehnya, karena masih terlalu panas. Ia menunggu sampai sudah agak dingin. Saat itulah orang yang bersembunyi tadi menyelinap ke luar, lalu memasukkan obat tidur ke dalam cangkir teh Boysie.
"Boysie meminumnya. Sebagai akibatnya, ia merasa sangat mengantuk, ia pergi ke kamar di belakang beranda, lalu tidur mendengkur dekat pediangan. Orang yang masuk secara diam-diam itu meyakinkan dirinya dulu bahwa Boysie benar-benar sudah pulas dan takkan bangun untuk sementara waktu. Kemudian dilepaskannya pakaian kucing dari tubuh Boysie...."
218 "Lalu dipakai olehnya!" seru anak-anak serempak. "Wah, Fatty!"
"Ya-pakaian kucing itu kemudian dipakainya. Teh untuk manager diberinya obat tidur pula - lalu diantarkannya ke atas. Nah - dari mana manager bisa mengetahui, bahwa yang datang dengan
pakaian kucing itu bukan Boysie" Ya kan""
"Betul," kata Daisy. "Lalu orang itu menunggu manager pulas setelah minum teh yang sudah diberi obat bius. Setelah itu, ia melakukan perampokan!"
"Tepat!" kata Fatty. "Dan setelah merampok isi lemari besi yang tersembunyi di balik cermin dinding, ia kembali lagi ke tempat Boysie berbaring, lalu pakaian kucing dipakaikannya lagi padanya Setelah itu orang tak dikenal itu menyelinap ke luar dengan diam-diam, sambil membawa uang hasil perampokan!
"Orang itu tahu bahwa apabila cangkir teh diperiksa dan di situ ditemukan bekas-bekas obat tidur, maka pertanyaan pertama yang diajukan adalah, 'Siapa yang mengantarkan teh untuk manager"'" kata Fatty. "Jawabannya kalian ketahui - walau sebenarnya keliru - 'Boysie!' "
"Aduh, hebat Fatty," kata Bets dengan wajah berseri. "Kita berhasil memecahkan misteri ini!"
"Belum!" kata Larry dan Pip serempak.
"Sudah," kata Bets ketus.
"Tunggu dulu, Bets," kata Fatty. "Kita kini sudah tahu bagaimana cara kerja perampok itu. Itu
219 memang betul! Tapi yang menjadi misteri sekarang -siapakah orang yang memakai pakaian kucing"
Bab 21 Pengecekan Alibi Terakhir
Anak-anak gembira sekali. Larry menepuk punggung Bets, sebagai tanda turut bangga.
"Dengan komentarmu tadi, kau memecahkan rahasia, Bets," katanya.
"Kan sudah kukatakan, ada sesuatu yang menonjol jelas sekali, di depan hidung kita," kata Fatty. "Dan ternyata, inilah dia! Nah, sekarang kita harus menyelidiki, siapakah yang memakai pakaian kucing yang diambilnya dari Boysie yang sedang tidur!"
Anak-anak sibuk berpikir.
"Tapi apa gunanya menduga orang itu mungkin si ini, atau si itu"" kata Pip kemudian. "Katakanlah, kita menduga bahwa orang itu John James. Itu tidak mungkin, karena kita sudah mengecek alibinya."
"Jangan kita pikirkan soal alibi dulu," kata Fatty. "Jika kita sudah menarik kesimpulan mengenai orangnya, setelah itu alibinya kita cek sekali lagi. Kurasa, nanti akan ternyata bahwa alibi itu palsu! Harus palsu - tidak bisa tidak. Nah, sekarang - siapakah yang mungkin memakai pakaian kucing itu""
221 "Kalau John James, tidak mungkin," kata Daisy. "Tubuhnya terlalu besar. Terlalu gemuk!"
"Ya - orangnya pasti bertubuh kecil," kata Fatty "Boysie berukuran kecil, dan hanya orang yang sebanding ukurannya dengan dia sajalah yang bisa memakai pakaian kucing itu."
Pasukan Mau Tahu - Misteri Di Teater Kecil di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Semuanya sibuk membayangkan ukuran tubuh para aktor. Kemudian Larry menggebrak lantai.
"Alec Grant!" serunya. "Ia yang paling kecil tubuhnya. Badannya langsing. Kalian masih ingat""
"Betul! Sedang yang lain-lain, semuanya terlalu besar - termasuk Zoe dan Lucy, yang jangkung-jangkung," kata Fatty. "Hanya Alec Grant saja yang bisa memakai pakaian itu."
"Tapi ternyata masih tetap terlalu besar tubuhnya, sehingga pakaian itu robek," kata Daisy dengan tiba-tiba. "Masak kau tidak ingat, Fatty! Boysie kan datang, lalu minta tolong pada Zoe untuk menjahitkannya. Lalu Zoe memperhatikan jahitan yang robek, dan mengatakan pada Boysie bahwa tubuhnya bertambah gemuk! Padahal sama sekali tidak. Pakaian itu robek, karena dipakai seseorang yang tubuhnya agak lebih besar daripada Boysie!"
"Wah! Betul juga katamu!" kata Fatty. "Aduh- petunjuk sejelas itu ada di depan mata kita, tapi kita sama sekali tidak melihatnya! Tapi nanti dulu - Alec Grant! Alibinya kan yang paling kokoh di antara semuanya!"
222 "Memang," kata Larry. "Akan sulit sekat merobohkan alibinya itu Menurut pendapatku bahkan mustahil."
"Bukan - bukan mustahil," kata Fatty. "Alec tidak mungkin sekaligus berada di dua tempat Jadi, apabila ia ada di Teater Kecil dengan menyamar sebagai aktor kucing Jumat malam itu, maka ia tidak mungkin mengadakan pertunjukan di Sheepridge. Itu sudah pasti!"
"Bayangkan, itu satu-satunya alibi yang tidak kita periksa," kata Larry.
"Ya! Padahal aku mengatakan, detektif yang baik selalu mengecek segala-galanya, tidak peduli apakah ia berpendapat itu perlu atau tidak," keluh Fatty. "Wah, kemampuanku menurun sekali rupanya sekali ini! Payah!"
"Itu tidak benar, Fatty," bantah Bets. "Kan kau yang langsung menyadari bahwa kata-kataku yang kuucapkan sambil main-main tadi
sebenarnya merupakan kunci jawaban atas teka-teki ini! Sedang aku sendiri tidak menyadarinya. Begitu pula yang lain-lain!"
"Kini, bagaimana cara kita menggoyahkan alibi Alec Grant!" kata Larry. "Waktu kita tidak banyak lagi - mengingat bahwa Pak Goon sudah berhasil memaksa agar Boysie mengaku. Pasti tiap saat ia akan sudah menghubungi Pak Inspektur, lalu melakukan penahanan. Bukan Boysie saja yang akan ditangkapnya, tapi barangkali juga Zoe!"
"Ada yang punya kenalan di Sheepridge"" tanya Fatty dengan tiba-tiba.
223 "Aku punya saudara sepupu di sana. Kau juga kenal padanya - Freddie Wilson," kata Larry. "Kenapa kau bertanya""
"Begini! Mungkin saja ia kebetulan menonton pertunjukan yang diadakan oleh Alec di sana," kata Fatty. "Coba kautelepon dia, Larry, untuk mendapatkan penegasan mengenainya. Kita sekarang perlu mencari keterangan mengenai pertunjukan itu."
"Mana Freddie mau menonton pertunjukan seperti itu - laki-laki menirukan wanita," kata Larry dengan nada meremehkan.
"Sudahlah - coba saja kautelepon," kata Fatty. "Tanyakan padanya, apakah ia tahu-menahu mengenainya."
Walau dengan segan-segan. Larry pergi menelepon saudara sepupunya, ia khawatir, jangan-jangan Freddie nanti mengejeknya karena menanyakan soal seperti itu.
Tapi ternyata Freddie tidak ada di rumah. Julia, kakak Freddie yang berumur delapan belas tahun, yang menerima telepon. Dan itu malah kebetulan sekali!
"Tidak, Larry - Freddie tidak menonton pertunjukan itu," kata Julia. "Bisa kaubayangkan, Freddie menonton pertunjukan seperti begitu" Tapi aku melihatnya, bersama Ibu. Wah! Alec Grant benar-benar hebat! Sama sekali tidak bisa diketahui bahwa ia sebenarnya pria. Seusai pertunjukan, aku meminta tanda tangannya."
224 "Tunggu sebentar," kata Larry. Ia menyampaikan cerita Julia pada Fatty. Anak itu langsung terlompat, seperti disengat kalajengking.
"Tanda tangan Alec Grant"" serunya. "Wah - ini hebat sekali! Masak kau tidak ingat, goblok! Kita semua kan mendapat tanda tangannya pula" Aku kepingin melihat tanda tangan yang diberikan pada Julia! Aku berani bertaruh, wujudnya pasti lain sekali dengan tanda tangan yang kita peroleh."
"Tapi, Fatty - Alec Grant ada di sana, dan ia benar-benar mengadakan pertunjukan," kata Larry. "Julia yang mengatakannya."
Fatty sama sekali tidak mengacuhkan bantahan Larry. ia bergegas menghampiri pesawat telepon Buster tdak mau ketinggalan. Anjing kecil itu merasa, pasti ada sesuatu hal yang maha penting terjadi!
"Julia" Di sini Frederick Trotteville," kata Fatty. "Bisakah aku datang ke tempat kalian" Aku akan datang dengan bis berikut. Ini penting sekali Kau ada di rumah nanti""
Julia tertawa mendengar nada suara Fatty, yang kedengarannya sangat mendesak.
"Wah, Frederick! Suaramu kedengaran, seolah-olah kau sedang menghadapi misteri! Ya, tentu saja kau boleh datang. Aku ingin tahu, kau mau apa!"
Fatty mengembalikan gagang telepon ke tempatnya, lalu cepat-cepat kembali ke tempat anak-anak yang lain.
"Aku berangkat ke Sheepridge," katanya. "Ada yang mau ikut""
225 "Tentu saja mau!" seru anak-anak serempak. Siapa mau tidak ikut, sementara perkembangan menjadi semakin ramai" Tidak - semuanya ingin ikut menyaksikan penyelesaian teka-teki itu!
Sejam kemudian mereka sudah sampai di Sheepridge, lalu langsung pergi ke rumah saudara sepupu Larry. Julia ada di rumah. Ia menunggu kedatangan anak-anak. ia merasa geli, melihat mereka datang berbondong-bondong.
"Begini, Julia," kata Fatty. "Saat ini aku tidak bisa menjelaskan segala-galanya, karena nanti terlalu banyak waktu terbuang. Tapi kami ingin tahu tentang pertunjukan Alec Grant. Kau mengatakan tadi, ia benar-benar mengadakan pertunjukan di sini" Kau benar-benar mengenalinya" Dan sebelumnya, kau sudah pernah melihatnya""
"Ya, tentu saja aku mengenalinya," kata Julia.
Fatty agak kecewa mendengar penegasan itu. Soalnya, semula ia berharap Julia akan mengatakan tidak mengenali Alec. Dengan begitu ada kemungkinan baginya untuk membuktikan bahwa peranan Alec Grant dimainkan orang lain.
"Mana albummu, yang ada tanda tangannya"" tanya Fatty selanjutnya. Julia pergi mengambilnya. Pasukan Mau
Tahu membawa serta album mereka. Setelah Julia datang lagi dengan albumnya, Fatty lantas membanding-bandingkan tanda tangan yang tertera pada kelima album mereka, dengan tanda tangan yang ada dalam album Julia.
226 Ternyata tanda tangan di album gadis itu lain sama sekali!
"Lihatlah," kata Fatty sambil menuding "Tanda tangannya dalam album kita, semuanya tidak bisa dibaca! Sedang yang di album Julia, jelas sekai tulisannya. Ini bukan tanda tangan Alec Grant!"
"Jangan-jangan kau hendak mengatakan, ini tanda tangan saudara kembarnya," kata Julia sambil tertawa.
Fatty menatap gadis itu, seolah-olah ia merasa salah dengar.
"Apa katamu"" katanya dengan suara keras. "Saudara kembar" Maksudmu - Alec Grant mempunyai saudara kembar""
"Ya tentu saja - saudara wanita," kata Julia "Apa-apaan sih, misteri ini" Aku sudah pernah melihat saudaranya itu. Tubuhnya kecil langsing, persis Alec Grant Ia tidak tinggal di sini, tapi di Marlow."
Fatty menghembuskan napas panjang.
"Kenapa tidak ke sana pikiranku"" katanya "Saudara kembar! Tentu saja - itulah satu-satunya jawaban yang benar! Alec meminta agar saudara kembarnya itu mengadakan pertunjukan, menggantikannya. Bagaimana dia, Julia - baguskah permainannya""
"Yah - keduanya memang aktor," kata Julia "Kata orang, Alec jauh lebih bermutu daripada saudaranya itu. Nora. Menurut pendapatku, Jumat malam itu aktingnya kurang baik. Ia sedang pilek, jadi sebentar-sebentar batuk!"
227 Para anggota Pasukan Mau Tahu berpandang-pandangan. Pilek. Batuk-batuk! Mereka tahu pasti Alec sama sekali tidak pilek, ketika mereka mendengar ia menyanyi pada pertunjukan Senin sore! Ia sama sekali tidak batuk saat itu. Nah! Ini sangat mencurigakan.
"Bolehkah kami meminjam album ini untuk beberapa waktu"" tanya Fatty. "Nanti pasti kukembalikan, lewat pos. Terima kasih atas bantuanmu!"
"Aku membantu apa" Bagiku, kesemuanya ini merupakan teka-teki," jawab Julia.
"Memang, mulanya memang membingungkan," kata Fatty. Ia bersiap hendak pergi lagi. "Membingungkan sekali! Nyaris saja aku menghadapi jalan buntu. Sekarang tidak lagi!"
Kelima anggota Pasukan Mau Tahu meninggalkan rumah saudara sepupu Larry, sambil sibuk bercakap-cakap dengan bersemangat.
"Kini semuanya sudah menjadi jelas," kata Fatty senang. "Ini berkat jasa Bets. Sungguh, Bets-kita pasti macet, jika kau tidak mengucapkan komentar itu. Kau mendapat ilham rupanya!"
Sekembali mereka di Peterswood, anak-anak sudah menentukan tindakan apa yang harus diambil berikutnya. Mula-mula mereka akan mendatangi Pippin, untuk menceritakan segala-galanya yang berhasil mereka selidiki. Menurut Fatty, ia berhutang budi pada polisi muda itu. Jika Pippin hendak menangkap Alec Grant, dengan
keterangan anak-anak hal itu bisa dilakukan olehnya. Wah! Pak Goon akan menggigit jari!
Tapi anak-anak kaget, ketika mereka tiba di rumah Pak Goon. Hanya Pippin sendiri yang ada di situ. Tampangnya sangat suram.
"Ah, akhirnya kau muncul juga, Frederick," kata Pippin. "Sudah sejam aku berusaha menghubungimu dengan telepon. Pak Goon sudah menangkap Zoe dan Boysie. Keduanya sangat bingung, karena tidak merasa bersalah. Aku khawatir, jangan-jangan Boysie kini menjadi gila!"
"Di mana mereka sekarang"" tanya Fatty gugup.
"Dibawa Pak Goon, mendatangi Inspektur Jenks," kata Pippin "Kau kenapa - kelihatannya gelisah sekali!"
"Memang," kata Fatty, lalu duduk. "Sekarang Anda dengarkan baik-baik keteranganku ini. Setelah itu Anda katakan, apa yang harus kami lakukan. Anda bersiap-siap saja mendengar sesuatu yang tidak disangka-sangka!"
Bab 22 Pak Goon Terkejut! P.C. Pippin mendengarkan keterangan Fatty. Matanya terbelalak karena kaget Keningnya berkerut sebentar, ketika mendengar tentang petunjuk-petunjuk palsu yang dipasangkan Fatty untuknya di beranda belakang teater. Didengarnya bagaimana anak-anak menyelidiki alibi para tersangka, bagaimana mereka menghadapi jalan buntu, yang diakhiri dengan komentar Bets-yang menyebabkan Fatty akhirnya berhasil melacak jejak pelaku yang sesungguhnya!
Kemudian dilakukan perbandingan tanda tangan. Kisah mengenai wanita yang merupakan saudara kembar Alec Grant ditut
urkan. Kening Pippin semakin berkerut karena bingung, sementara Fatty menyodorkan bukti demi bukti, yang semuanya cocok - sehingga misteri itu bisa diselesaikan!
"Wah - aku benar-benar bingung sekarang," kata Pippin. "Tapi yang jelas, Pak Goon telah salah tangkap Dan aku juga percaya, memang Alec Grant itu yang merampok Teater Kecil."
"Kalau begitu, Anda tentu bisa menangkap orang itu, lalu membawanya ke Pak Inspektur!" seru Fatty.
230 "Wah, tidak bisa," jawab Pippin. "Aku tidak bisa menangkapnya, hanya berdasarkan ceritamu itu Tapi aku tahu apa yang bisa kulakukan! Aku bisa menahannya untuk diperiksa. Ia akan kubawa menghadap Pak Inspektur, lalu kukatakan segala yang kauceritakan tadi padanya."
"Ya - itu ide yang bagus sekali," kata Fatty "Bolehkah kami ikut""
"Kalian bahkan harus ikut," kata Pippin. 'Wah tidak enak rasanya membayangkan air muka Pak Inspektur nanti, jika ia mendengar tentang petunjuk-petunjuk palsu kalian. Untung saja kalian kemudian berhasil memecahkan misteri ini Mudah-mudahan saja dengan begitu. Inspektur Jenks mau memaafkan keisengan kalian."
Nada suara Pippin keras. Tapi matanya berkilat-kilat Jenaka.
"Aku sendiri tidak bisa marah pada kalian." katanya "Petunjuk kalian itu membawa aku ke tempat di mana kejahatan itu terjadi - dan kelihatannya kini aku akan bisa membeberkan kesalahan Pak Goon. Biar tahu rasa, menggertak seseorang yang tidak normal sampai memberikan pengakuan palsu!"
Peristiwa pagi itu kian menegang. Alec Grant dijemput dari teater, di mana ia sedang berlatih bersama aktor-aktor lainnya. Mereka semua kaget mendengar Zoe ditangkap. Ketika Pippin datang bersama anak-anak, Alec Grant bersikap pura-pura tidak tahu kenapa polisi ingin memeriksanya.
231 Tapi ia heran sekali, ketika melihat para anggota Pasukan Mau Tahu ikut dalam mobil yang akan mengangkutnya ke kantor polisi di kota. Tak seorang pun memberi penjelasan, apa sebabnya mereka ikut Anak-anak membuang muka. Dasar perampok jahat! Begitu sampai hati ia membiarkan Zoe dan Boysie dipersalahkan.
Sebelum berangkat, terlebih dulu Pippin menelepon Inspektur Jenks.
"Di sini Pippin, Pak. Saya hendak melaporkan tentang perampokan di Teater Kecil. Kalau tidak salah, Pak Goon sudah membawa kedua tahanannya ke tempat Anda Begini, Pak. Maukah Anda menunggu sebentar" Saya di sini mempunyai bukti-bukti baru. Penting sekali! Saya membawa seseorang untuk diperiksa - namanya Alec Grant Saya juga membawa - eh, lima orang anak-anak. Pak."
"Apa"" kata Inspektur Jenks. ia merasa pasti salah dengar. "Lima apa, katamu""
"Anak-anak, Pak." kata Pippin. "Anda pernah bercerita tentang mereka, sebelum saya ditugaskan ke sini. Seorang di antara mereka bernama Frederick Trotteville."
"O ya"" kata Pak Inspektur. "Ini menarik sekali! Jadi ternyata ia juga sibuk dalam kasus ini, ya" Lalu, kau tahu bagaimana kesimpulannya, Pippin""
"Ya, Pak - saya mengetahui segala-galanya," kata Pippin. "Soalnya, anu-Pak Goon tidak mau saya ikut menyelidik bersama dia, Pak - jadi - anu..."
232 "Jadi kau lantas bekerja sama dengan Frede rick," sambung Pak Inspektur. "Kau mengambil keputusan yang bijak. Yah - baiklah! Aku akan menunggu dulu sampai kalian datang "
Kemudian Pak Inspektur memanggil Pak Goon masuk ke kamarnya.
"Goon," katanya, "kita harus menunggu sekitar dua puluh menit, sebelum mulai. Pippin baru saja menelepon. Katanya ia mempunyai bukti baru."
Pak Goon langsung naik darah.
"Pippin, Pak"" tukasnya, "ia tidak tahu apa-apa tentang kasus ini. Saya tidak mengijinkannya turut campur, karena ia goblok sekali! Memang, ia belum lama ikut saya, tapi nampak jelas bahwa orang itu takkan banyak gunanya. Ia tidak cukup cerdas. Kecuali itu juga agak tedalu sok aksi, Pak!"
"Ya, ya," kata Inspektur Jenks. "Pokoknya, kita menunggu sebentar. Pippin membawa seorang laki-laki untuk ditanyai."
Pak Goon melongo. "Seorang laki-laki - untuk ditanyai" Tapi kita kan sudah menangkap para perampok itu. Untuk apa ia membawa-bawa orang lain lagi" Siapakah
dia"" "ia juga mengatakan, bahwa ada lima orang anak ikut dengannya," kata Pak Inspektur dengan nada puas. ia tidak senang pada Pak Goon, kare
na sikapnya yang sombong dan mau menang sendiri. "Kalau tidak salah, salah satu di antara mereka anak yang cerdas itu, yang sudah beberapa kali menolong kita - Frederick Trotteville!"
233 Selama sekitar dua menit mulut Pak Goon mengap-mengap, tanpa mengucapkan apa-apa. Hanya air mukanya saja yang pelan-pelan menjadi ungu, sehingga Inspektur Jenks kaget melihatnya.
"Kalau kau selalu cepat marah seperti itu, Goon - pada suatu hari kau bisa mengalami serangan jantung," katanya. "Kau kan tidak berkeberatan bahwa Frederick datang ke sini" Kau kan begitu yakin telah berhasil membongkar kasus perampokan itu, serta menangkap orang-orang yang bersalah! Jadi untuk apa cemas""
"Saya tidak cemas," kata Pak Goon dengan nada galak. "Tapi anak sialan itu-maaf, Pak-ia selalu mencampuri urusan hukum - selalu..."
"Goon! Ia kan membantu hukum, bukan merecoki," sela Inspektur.
Pak Goon masih tetap menggerutu, tapi kemudian terdiam. Tampangnya lesu. Pippin akan datang - bersama anak-anak itu. Ada apa lagi sekarang"
Akhirnya Pippin tiba bersama Alec Grant, kelima anggota Pasukan Mau Tahu, dan tentu saja Buster. Tampang Pak Goon semakin masam begitu melihat Buster ikut Sedang anjing itu langsung menghampirinya dengan gembira, seolah-olah bertemu kawan lama. Ia berlari-lari mengitari Pak Goon, sehingga polisi itu sebal sekali melihatnya.
"Ah, Frederick - ternyata kau sudah beraksi lagi, ya," kata Inspektur Jenks. "Apa kabar" Dan ini Larry, Pip, Daisy - dan Bets cilik juga ikut
234 Bagaimana kabar kalian" Kau belum dikeluarkan dari Pasukan Mau Tahu, Bets""
"Dikeluarkan" Mana mungkin," kata Fatty. "Kalau bukan karena Bets, kami takkan berhasil menemukan jawaban yang benar!"
Pak Goon menggerutu mendengar ucapan Fatty. Pak Inspektur berpaling memandang polisi desa itu.
"Ah, Goon! Kau kan juga beranggapan telah berhasil menyelesaikan kasus ini," katanya. "Kedua tahananmu ada di kamar sebelah. Sekarang aku ingin bertanya. Apa sebabnya kau merasa telah berhasil membongkar kasus ini, Goon" Kau tadi hendak mengatakannya, ketika aku menerima telepon dari Pippin."
"Pak, saya sudah memperoleh pengakuan dari Boysie Summers, aktor kucing," kata Pak Goon "Ia jelas-jelas mengatakan bahwa ialah yang merampok isi lemari besi di teater, dengan dibantu Zoe Markham Ini sapu tangan gadis itu, ditemukan pada malam kejadian itu di beranda belakang. Huruf Z ini singkatan dari nama Zoe Pak."
"Itu sapu tanganku, Pak Inspektur," kata Daisy. "Aku yang menyulamkan huruf Z itu, untuk iseng. Betul kan, Teman-teman""
Anak-anak yang lain mengangguk.
"Itu bukan milik Zoe," kata Daisy lagi. "Tidak mungkin gadis seperti dia, memiliki sapu tangan dekil setua ini. Mestinya itu juga disadari deh Pak Goon."
235 Napas Pak Goon mulai berdengus-dengus. "Nanti dulu," katanya.
"Kau yang nanti dulu, Goon," kata Inspektur Jenks. Dipungutnya kertas laporan yang berisi pengakuan palsu. "Jadi begitu keterangan Boysie, ya" Tolong bawa Boysie ke sini, Pippin! ia ada di kamar sebelah, bersama Zoe Markham. Kedua-duanya saja kausuruh ke sini."
Pippin pergi menjemput Zoe dan Boysie. Zoe menangis. Gadis itu sangat bingung, sehingga tidak melihat kelima anak yang ada dalam ruangan, ia langsung menghampiri Inspektur Jenks, lalu menepiskan laporan pengakuan palsu yang dipegang pejabat kepolisian itu.
"Tidak separah kata pun benar isinya!" tukas Zoe. "Semuanya palsu. Pak Goon memaksa Boysie mengatakan hal-hal yang sama sekali tidak benar. Lihat saja Boysie! Bisakah Anda membayangkan ia melakukan kejahatan itu, bahkan dengan bantuanku" Umurnya memang sudah dua puluh empat tahun, tapi sifatnya masih seperti anak kecil. Pak Goon merongrongnya terus, dan tidak henti-hentinya menggertak, sehingga akhirnya Boysie ketakutan dan mau mengakui apa saja. Apa saja! Perbuatan itu jahat sekali!"
Boysie berdiri di samping Zoe Anak-anak tidak mengenalinya, karena tidak memakai pakaian kucing. Ia kelihatannya seperti anak kecil. Seorang anak kecil yang gemetar ketakutan, sambil berpegangan pada gaun Zoe. Bets merasa air matanya berlinang-linang.
"Nah, Nona Markham," kata Inspektur Jenks "di sini ada lagi orang, yang akan
kami periksa. Kurasa Anda kenal padanya."
Zoe Markham berpaling, dan melihat Alec berdiri di situ.
"Alec Grant!" serunya kaget "Kaukah yang melakukannya, Alec" Kalau ya. katakanlah berterus terang. Masak kau sampai hati membiarkan Boysie nyaris kehilangan akal karena persoalan ini! Kau membenci manager. Kau selalu mengatakan begitu. Kaukah yang melakukannya""
Alec Grant diam saja. Kini Pak Inspektur memandang Pippin.
"Pippin! Coba jelaskan, apa sebabnya kau membawa laki-laki ini ke sini""
P.C. Pippin menceritakan laporannya dengan cermat dan jelas. Terasa jelas bahwa ia pada suatu waktu nanti pasti menjadi petugas polisi yang sangat baik!
Sekali-sekali Pak Inspektur menyela untuk mengajukan pertanyaan. Dan sekali-sekali Fatty juga ikut menimbrung. Sedang Pak Goon duduk dengan mulut melompong. Matanya melotot karena heran.
Sementara itu Alec Grant tampak semakin merasa tidak enak. Wajahnya semakin memucat, ketika Pippin bersama Fatty bercerita bagaimana anak-anak pergi ke Sheepridge dan melihat tanda tangan yang lain dalam album Julia. Fatty menyodorkan album itu sebagai bukti pada Pak Inspektur.
237 "Jadi kalian berpendapat, orang ini menyuruh saudara kembarnya untuk berperan menjadi dia, sementara ia sendiri kembali dengan diam-diam ke Teater Kecil, membius Boysie, memakai pakaian kucingnya, lalu mengantarkan teh yang sudah diberi obat tidur pada manager teater itu, kemudian merampok isi lemari besi dan setelah itu mengenakan pakaian kucing pada Boysie lagi"" kata Inspektur Jenks. "Ini merupakan kejahatan yang benar-benar cerdik! Kita harus menahan saudara perempuan orang ini!"
"Nanti dulu!" Kini Pak Goon memotong Suaranya seperti tercekik. "Tidak bisa! Percayalah, bukan orang ini perampok yang dicari. Bukan dia yang bersalah! Bukankah aku sudah memperoleh pengakuan yang tertera dalam laporan itu""
Tapi detik berikutnya Pak Goon kaget setengah mati.
"Memang aku pelakunya!" kata Alec Grant. "Persis seperti yang dikatakan P.C. Pippin. Tapi jangan ikutkan saudara kembarku - ia tidak tahu apa-apa tentang kejadian ini! Waktu itu aku meneleponnya untuk meminta agar ia menggantikan aku mengadakan pertunjukan di Sheepridge. Dan ia mau! ia sudah pernah melakukannya sebelum itu ketika aku jatuh sakit, dan tak seorang pun mengetahuinya. Tampang kami berdua mirip satu dengan yang lain. Seperti Anda ketahui, aku biasa tampil menirukan wanita. Jadi siapa yang bisa tahu, apabila saudaraku itu menirukan aku" Tidak
238 ada! Hanya anak-anak ini - mereka terlalu pintar!"
Inspektur Jenks mengambil kertas pengakuan Boysie, lalu merobek-robeknya.
"Di belakangmu pediangan menyala, Goon," katanya dengan nada dingin. "Bakar laporan ini!"
Pak Goon terpaksa membakar kertas laporannya yang 'hebat' itu. Ia merasa sangat malu saat itu Kepingin rasanya berada di ujung dunia, supaya tidak usah bertatapan muka dengan semua orang yang ada di situ. Tapi sudah sewajarnya ia menerima hukuman, karena tingkah lakunya yang sombong dan kejam!
"Uang itu masih ada semuanya padaku," sambung Alec Grant. "Aku bermaksud mengembalikannya lagi nanti Aku cuma ingin membuat manager kaget setengah mati-sebagai pembalasan atas kejahatannya. Jika aku tahu Boysie dan Zoe ditahan, pasti aku sudah dengan segera mengaku."
"Anda sudah tahu sebelum ini," kata Pippin dengan suara pelan. "Jadi percuma saja mengatakan begitu sekarang!"
"Yah," kata Pak Inspektur, ia menyandarkan diri di kursinya, sambil memandang anak-anak. "Yah - rupanya sekali lagi kalian berhasil menolong kami, Anak-anak! Aku berterima kasih padamu, Pippin. Selamat! Kau berhasil menangani kasus ini dengan baik, walau dilarang bekerja dengan Goon. Frederick, kau anak yang keterlaluan dan tidak bisa dilarang! Jika kau masih juga memasang petunjuk-petunjuk palsu, ada kemungkinan aku nanti
239 terpaksa menangkapmu! Taku kau juga sudah banyak membantu kami. Caramu menangani masalah ini menunjukkan bahwa akalmu panjang. Terima kasih!"
Dengan wajah berseri-seri Pak Inspektur memandang kelima anak itu dan Pippin, serta Zoe dan Boysie. Bets menyelipkan tangannya ke dalam genggaman Pak Inspektur.
"Anda kan tidak benar-bena
r bermaksud menangkap Fatty"" kata Bets dengan cemas "Kami semua ikut bersalah mengenai petunjuk-petunjuk itu, Pak."
"Tidak - aku tadi cuma main-main saja," kata Inspektur Jenks. "Tapi kalian harus mengerti, aku sama sekali tidak menyetujui perbuatan seperti begitu. Itu perbuatan yang patut dicela! Tapi meski begitu, aku berperasaan bahwa tindakan kalian yang kemudian berhasil memupus kesalahan itu. Nah - kalian tahu pukul berapa sekarang" Pukul dua siang. Kalian sudah makan""
Tiba-tiba anak-anak merasa perut mereka kosong sekali. Mereka memang belum makan lagi sejak sarapan pagi.
"Kalau begitu, mudah-mudahan kalian mau makan siang bersama aku di Hotel Royal," kata Inspektur Jenks. "Nanti kusuruh bawahanku menelepon orang tua kalian, yang saat ini pasti sudah bingung mencari kalian! Dan barangkali Nona Markham juga mau makan siang bersama kami" Bagaimana dengan aktor kucing""
240 "Wah, terima kasih," kata Zoe ia tersenyum. senang. "Apakah kami sudah benar-benar bebas sekarang""
"Tentu saja" kata Pak Inspektur. "Goon. bawa Alec Grant ke kamar tahanan. Dan kau menunggu di sini. sampai aku kembali nanti. Aku masih ingin bicara sedikit denganmu."
Dengan tampang lesu, Pak Goon menggiring Alec Grant ke kamar tahanan. Bets menghembuskan napas lega.
"Aduh, Pak Inspektur - aku tadi sudah khawatir, jangan-jangan Anda juga hendak mengajak Pak Goon ikut makan siang!"
"Mana mungkin!" kata Pak Inspektur. "Ah, kau masih ada di sini, Pippin. Pergilah makan di kantin Setelah itu kau ke sini lagi, dan tolong buatkan laporan tentang kasus ini'untukku. Dan sekaligus teleponkan orang tua anak-anak ini!"
Pippin memberi hormat sambil nyengir. Ia puas sekali terhadap dirinya sendiri. Ia mengedipkan mata pada Fatty. Fatty membalasnya. Kalau Pippin selalu berhasil menangani kasus seperti saat itu, ada kemungkinan ia akan lekas naik pangkat.
"Aku senang sekari menghadapi misteri kali ini," kata Bets, ketika ia sudah duduk di meja dalam hotel lalu menghamparkan kain serbet di pangkuannya. "Sangat berbelit-belit - tapi sama sekali tidak menyeramkan!"
"Tapi bagiku menyeramkan - begitu pula bagi Boysie," kata Zoe. ia mengisi gelasnya dengan
241 limun, lalu diacungkannya ke arah Fatty serta teman-temannya.
"Kuucapkan selamat pada Pasukan Mau Tahu!" katanya.
Pak Inspektur ikut mengangkat gelasnya, ia tersenyum riang
"Kuangkat gelasku untuk menghormati para detektif remaja yang telah berhasil menyibakkan kejadian yang paling sulit dan misterius-Misteri di Teater Kecil!"
TAMAT Sumber Djvu: www.tag-dgn.blogspot.com tamat Serigala Dari Kunlun 1 Animorphs - 40 Yang Lain The Other Pembunuh Berdarah Dingin 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama