Ceritasilat Novel Online

Claire 4

Claire Karya Phoebe Abigail Bagian 4


Nyonya, Sean bahkan menggantikan kewajiban Hadwin kepada Coleen di
atas tempat tidur! Astaga philly. Kau sadar dengan apa yang kau katakan"
Karena itu saya tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Tapi
itu kebenarannya! Saya bisa memanggil beberapa orang pelayan untuk bersaksi. Saat
itu Coleen mengeluh karena Hadwin sakit terlalu lama. Dia meminta Sean
melakukan itu dan pada awalnya, Sean menolak. Tapi Coleen tidak menyerah
sampai Sean jatuh kepelukannya beberapa lama. Seorang pelayan muda pernah
mengatakan kalau Coleen mengancam Sean dengan bermacam-macam
ancaman sehingga Sean tidak bisa melepaskan diri. Dia bahkan mengatakan akan menghabisi
nyawa Hadwin dan akan menjadikan Sean pemilik harta Ouray jika Sean menjadi
kekasihnya dan membuang Sean jika Sean terus menolaknya. Beberapa kali Coleen
benar-benar menyakiti Hadwin secara sengaja di hadapan Sean untuk menegaskan
ancamannya. Sean sangat ingin berontak, tapi anda sangat menyayangi Coleen
sehingga dia tidak ingin menambah beban fikiran anda. Sampai di suatu hari, Sean
terpaksa bercerai dengan istrinya karena Coleen. Coleen mengatakan kalau dia
sedang mengandung dan akan melahirkan anak Sean! Saat itu mereka bertengkar
hebat di halaman belakang karena istri Sean bertekad mengadukan semuanya
kepada anda. Sean berusaha agar semua itu tidak sampai ke telinga anda dan
memberikan wanita itu uang yang sangat banyak asalkan dia mau tutup mulut,
wanita itu memilih untuk bercerai.
Coleen mengandung" Tidak, ku rasa! Dia berbohong saat itu. Coleen tidak pernah menunjukkan
perubahan pada tubuhnya. Dia juga tidak pernah mengungkit hal itu lagi. Tapi dia
mengancam akan memebeberkan kepada Anda tentang kehamilan palsunya.
Seharusnya Sean mengatakan itu padaku!
Anda tidak akan mempercayai Sean, nyonya. Bagi anda, Coleen adalah
menantu terbaik yang selalu menemani Hadwin selama delapan tahun. Anda selalu
menganggap Coleen sebagai wanita yang sangat mulia. Jika saat itu Coleen
mengatakan kalau Sean memperkosanya, lalu dia hamil. Atau Sean berusaha untuk
membuat Coleen jatuh ke pelukannya karena Sean tau kalau Coleen adalah orang
yang paling berhak terhadap Harta Hadwin jika Hadwin mati, anda akan
membuang Sean dalam arti yang sebenarnya! Sean selalu mengeluh di samping
tubuh kaku Hadwin, hingga akhirnya Hadwin terbangun. Hari itu, Hadwin
bertanya kepada Coleen tentang hubungannya dengan Sean, dan Coleen
melancarkan fitnahan-fitnahan terhadap Sean. Tentu saja Hadwin tidak percaya,
nyonya! Hadwin bertanya langsung kepada Sean, meminta Ned dan saya untuk ikut
bercerita tentang kelicikan Coleen.
Jadi itu penyebab Hadwin mewariskan segala wasiat hartanya kepada Claudia
Faustine" Tapi mengapa wanita itu"
Hadwin meminta Sean mencari siapapun nama yang tercantum di d
alam wasiat itu. Melimpahkan segala harta kepada Claudia Faustine akan membuat
wanita itu terpaksa terpaksa tinggal di rumah Ouray dan mendampingi anda.
Hadwin mengatakan kalau wanita itu lebih pantas mendampingi anda di
bandingkan dengan Coleen.
Kau juga tau sejak awal kalau wanita itu adalah Claudia Faustine"
Mrs. Philarette menggeleng. Saat Ned membawa masuk seorang wanita yang
tidak sadarkan diri ke kamar tamu, aku sudah menduga seperti itu. Tapi
kecurigaanku sirna saat melihat Sean terus menggodanya, aku memutuskan kalau
gadis itu adalah kekasih Sean. Sean tidak mungkin menggoda wanita yang di cintai
Hadwin. Saat Sean mengaku kalau wanita itu adalah istrinya, hatiku membenarkan.
Wanita itu memang istrinya karena hatiku mengatakan seperti itu. Tapi Coleen
tidak bisa menerimanya, Nyonya. Coleen terus menyakiti istri Sean dengan berbagai
macam cara sampai di suatu saat aku mendengar Sean bertengkar dengan Claudia
Faustine karena wanita itu ingin pergi dari ruman ini. Pertengkaran itu tidak begitu
jelas, yang pasti aku melihat Sean keluar dari kamar dan menguncinya rapat-rapat,
ia menghalangi istrinya untuk pergi dengan mengurungnya seharian di dalam
kamar. Setelah itu Sean melarang Ned untuk datang ke kantor agar Ned punya
waktu penuh untuk menjaga istrinya. Aku baru mengetahui kalau istri Sean adalah
Claudia Faustine setelah pertengkaran mereka dengan anda hari itu.
Seharusnya kau mengatakannya sejak awal, Philly. Seharusnya aku tau kalau
yang jahat pada saat itu siapa" Aku harus menyelidikinya. Aku bahkan menjadi
curiga kalau kecelakaan Hadwin saat itu di rekayasa!
Kalau begitu anda akan membawa mereka berdua kembali kerumah ini,
nyonya" Sean sangat bahagia saat bersama wanita itu. Aku tau karena Sean sudah
berubah semenjak dia membawa istrinya datang ke rumah ini.
Darice menggeleng. Ia belum bisa menerima Claudia Faustine sepenuhnya.
Tapi sedikit kebenciannya berkurang. Setidaknya Darice harus menerima kalau
putranya yang tersisa sangat mencintai wanita itu dengan sepenuh hatinya!
Kelihatannya ia akan membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk
memikirkannya. Yang pasti, saat ini ia harus menangani Coleen secepatnya.
KEINDAHAN ITU MUNGKIN DIBANGUN DENGAN KESEDIHAN. Tapi rasaanya
Claire akan menghadapi segala kemalangan di dalam hidunya dengan senang hati
seandainya dia tau kalau akhir hidupnya tetap akan indah seperti ini. Akhirnya
Claire memiliki keluarga yang sebenarnya, memiliki seorang suami yang
mengatakan ingin bersama dengannya seumur hidup. Juga memiliki anak yang terus
bertumbuh kembang di dalam kandungannya. Kebahagiaan yang mungkin tidak
akan pernah berakhir seumur hidupnya.
Seperti halnya hari-hari sebelumnya, Claire terbangun dan menemukan Sean
berada di sebelahnya. Sean selalu bangun lebih dulu dan menanti Claire untuk
bangun sesegera mungkin. Setelah itu mereka akan menjalani hari-hari paling luar
biasa. Sean memandangi wajah Claire seolah-olah Claire adalah perhiasan terindah
dalam hidupnya. Claire beruntung karena mendapatkan pandangan seperti itu
setiap kali dia terbangun dari tidurnya.
Seharusnya kau membangunkan aku. Claire menggerutu.
Aku tidak bisa mengganggu tidurmu.
Benarkah" Kau tidak pernah bersikap seperti itu kalau gairahmu muncul. Kau
akan membangunkanku di tengah malam sekalipun!
Sean tertawa renyah. Kalau untuk yang itu, pengecualian!
Claire mendekat dan berusaha memeluknya tapi sesuatu mengganjalnya untuk
berada lebih dekat dengan Sean. Claire mengeluh karena perutnya yang semakin
membesar dan Sean mengejeknya dengan mengucapkan kata Hati-hati dengan
perutmu sambil tertawa. Aku tidak bisa berdekatan denganmu lagi seperti dulu!
Kau ingin selalu berdekatan denganku"
Ya, tentu saja! Aku tidak ingin berpisah denganmu!
Lalu, aku akan mengabulkan permintaanmu seperti biasa! Sean bangkit dari
tempat tidurnya dan berpindah ke sisi lain tubuh Claire. Ia memeluk Claire dari
belakang dengan sangat rapat. Sekarang, kita tetap bisa berdekatan, kan"
Claire mengangguk senang. Kau mengabulka
n banyak impianku Sean! Dimulai dengan anak ini, lalu keluarga dan cinta &
Aku akan memberikan apapun untukmu. Kau juga sudah mengabulkan
impianku untuk menjadi Sean. Kau mencintaiku karena aku Sean dan aku sangat
menghargai itu! Sean berbisik dengan lebih mesra. Telapak tangannya membelai
perut Claire dengan lembut. Kau semakin gendut!
Memangnya kenapa" Kau tidak menyukai aku yang gendut"
Aku menyukainya karena disana ada anakku. Tapi berjanjilah setelah anakku
lahir kau harus tetap cantik. Aku tidak ingin berpaling sedikitpun hanya karena kau
lalai menjaga dirimu! Ah, seharusnya kau mengatakan aku menyukai apa adanya dirimu , itu lebih
romantis. Kau terlalu jujur.
Pernikahan harus di landasi dengan kejujuran, sayang! Jadi
kejujuranku untuk melihatmu tetap cantik dan tidak gendut!
hargailah Tawa Claire terdengar sangat halus. Ia berusaha mengangkat tangannya untuk
menyentuh kepada Sean yang bersandar di bahunya. Itu hal mudah selagi kau
terus mengkritik jika aku memiliki kekurangan yang tidak kau sukai. Aku akan
berusaha untuk tetap cantik seumur hidupku. Tapi aku butuh biaya yang banyak
untuk menghindari kerutan di suatu saat nanti!
Sekarang Sean yang tertawa. Walau bagaimanapun, kecantikan tidak akan
bertahan selamanya, ia hanya bercanda saat mengatakan hal itu. Sesungguhnya Sean
mencintai Claire yang meminta izin untuk mengandung anaknya. Sean mencintai
Claire apa adanya dan itu sungguh-sungguh merasukinya belakangan ini.
Mereka selalu berbicara tentang cinta setiap pagi, semoga hal itu akan terus
bertahan selamanya. Sean akan selalu memluk istrinya setiap pagi sebelum ia
memutuskan untuk berangkat kerja seperti halnya saat ini. Hari ini Sean berangkat
lebih pagi karena ada janji dengan salah seorang pembeli. Setelah Claire
mengantarkan Sean pergi kerja sampai di depan rumah, Claire kembali kedapur
dan mulai membersihkan rumah dari bagian itu. Ia tengah duduk di ruang tengah
dan beristirahat ketika Ned datang dengan membawa seorang gadis kecil kedalam
rumah. Anak yang cantik itu memiliki rambut berwarna hitam dan kulit yang
kemerah-merahan. Sangat manis dengan gaun merah jambu yang di kenakannya.
Kau tidak sedang beralih profesi sebagai penculik, kan"
Aku" Astaga, kau berfikir aku bisa melakukan itu" Tidak. Tentu saja tidak!
Lalu darimana kau mendapatkan anak ini" Claire mengulurkan tangannya
untuk membelai kepala gadis kecil itu, rambutnya sangat halus. Siapa namamu
sayang" Gaby! Gadis itu berujar halus.
Gabrielle! Ned melanjutkan ucapannya. Hari ini Sean memintaku datang
untuk membantu tetangga sebelah pindah rumah. Suaminya sedang bersama Sean
di kantor dan dia tidak mungkin mengangkat perabotan rumah yang berat sendiri.
Aku mendapatkan uang, lumayanlah!
Seharusnya kau bekerja yang baik, Ned. Kau memiliki pendidikan yang bagus!
Aku sudah aman, selama ini Aku baik-baik saja, kan"
Ah, ya baiklah. Aku memang berniat untuk mencari kerja dan pindah dari
rumah ini. Aku fikir aku ingin menikah secepat mungkin. Aku bersumpah merasa
sangat iri melihat kalian berdua yang selalu kelihatan mesra!
Senyum Claire merekah. Ternyata kisah cintanya bukan hanya bisa menjadi
cemoohan belaka. Tapi Ned memang harus merasa iri karena Claire dan Sean tidak
ingin Ned terus mengorbankan dirinya di rumah ini untuk menjaga Claire.
Seharusnya Ned menyongsong hidupnya dengan senyum cerah, bukan malah ikutikutan
di rong-rong ketakutan seperti yang selalu Claire lakukan.
Lalu, sudah ada seorang gadis yang membuatmu tertarik"
Sean mengangguk lalu mendekatkan tubuhnya agar bisa berbisik. Di ujung
gang sana. Hari ini aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Dia lebih
cantik darimu dan aku akan mulai mengejarnya!
Claire tertawa jenaka. Ya, tapi kau harus segera mendapatkan kerja tuan
muda! Kau tidak mungkin mendekati perempuan manapun jika tidak memiliki
uang! Aku rasa begitu. Makanya hari ini aku meminta izin pada Sean untuk mulai
mencari kerja besok. Sean menyambutnya dengan baik. Tapi, ku harap kau baikbaik
saja di rumah selagi aku pergi!
Gabby, kau di dalam" Sebuah suara teriakan terdengar agak samar dari
dalam rumah. Itu pasti ibunya Gabby! Claire memandang Ned serius. Kau membawa anaknya tanpa izin"
Aku sudah minta izin. Hanya saja sebentar lagi sudah waktunya makan siang.
Ned mengangkat Gabrielle dan menyerahkannya kedalam gendongan Claire. Bocah
itu terlihat patuh Claire, kau serahkan dia kepada ibunya, ya" Aku mau ke kamar
mandi dulu. Perutku sakit!
Claire menggeleng-gelengkan kepalanya lalu berdecak saat melihat Ned
melarikan diri ke kamar mandi. Ia memandangi Gabby sejenak lalu bergumam,
Ayo sayang, kita temui ibumu sebelum beranjak menuju pintu. Sebuah bayangan
yang sedang mengintip di jendela dapat Claire lihat, ibu Gabby sudah menanti
anaknya disana. Claire berusaha membuka pintu yang ternyata terkunci, Ned
memang selalu mengunci pintu demi keamanan. Itu yang selalu dia katakan.
Beberapa saat kemudian, Claire sudah berada di ambang pintu yang terbuka dan
menatap seorang wanita dengan perasaan terkejut yang mencabik-cabik. Sophie
Burgess berada disana dan sama terperangahnya dengan Claire. Claire lebih terkejut
lagi saat Sophie berhamburan kedalam pelukannya Sehingga tubuhnya membentur
perut Claire dengan keras. Secepat mungkin Sophie melepaskan pelukannya dan
memandang Claire dengan tatapan tak menyangka. Sophie masih mau memeluknya"
Claire, aku mencarimu selama ini! Desisnya. Aku sangat merindukanmu!
Sophie" Claire benar-benar tidak tau harus mengatakan apa lagi selain
menyebutkan namanya. Sophie Burgess masih merindukannya setelah apa yang di
lakukannya" Dada Claire terasa sesak, Mungkin ia akan menangis haru. Tidak, Dia
sudah menangis karena haru. Claire mencoba mencari pembenaran di mata Sophie
tentang kata-katanya tadi, Benarkah Sophie mencari Claire" Benarkah Sophie bisa
memaafkan Claire setelah apa yang di lakukannya bertahun-tahun lalu"
Kau benar-benar Claire, Kan" Sophie mengulangi ucapannya. Senyumnya
membuat Claire terpaksa mengangguk dan Sophie memeluk Claire sekali lagi.
Gabrielle kecil memanggil ibunya. Seolah-olah tersadar, Sophie mengambil
anaknya dari gendongan Claire dan menggerutu. Kau membuat lelah bibi Claire,
Sayang! Kau tidak lihat kalau perut Bibi Claire sedang besar! Lalu kembali
menoleh kepada Claire. Kau sedang hamil, benar" Itu artinya kau butuh istirahat.
Mungkin aku mengganggumu jadi aku pulang dulu, kita bicara lain kali saja!
Sophie! Claire menyebut namanya sekali lagi. Maaf, aku
memersilahkanmu masuk. Aku hanya Shock. Kau tidak terlalu sibuk untuk mampir
tidak kerumahku, kan" Ned bilang, kau baru saja pindah rumah. Di rumahmu pasti
belum ada apa-apa untuk di minum!
Senyum Sophie merekah. Ya, Aku baru pindah ke rumah sebelah. Akhirnya
kita bertemu lagi dan kita ternyata bertetangga!
Aku sama sekali tidak pernah menghayalkan kalau yang seperti itu akan
terjadi lagi. Masuklah! Claire menggelengkan kepalanya agar Sophie mengikutinya kedalam rumah.
Mereka duduk di ruang tengah dan Claire menyajikan dua gelas jus dingin di atas
meja. Dia juga menyajikan beberapa buah biskuit berukuran besar yang di buatnya
pagi ini. Perasaan Claire masih tak menentu, tapi ia duduk di sebelah Sophie yang
memangku anaknya. Ternyata anak itu adalah anak Sophie" Dengan Yusuke" Claire
memperhatikan lagi wajah Gabrielle dalam-dalam, dia memang mirip dengan
ayahnya. Bagaimana mungkin Claire tidak menyadarinya tadi"
Kau pendiam sekali! Sophie memulai pembicaraan. Ia merasa kikuk dengan
kesenyapan yang merebak di antara mereka. Dulu kau sangat Cerewet. Selalu
menjadikan segala hal yang kau lihat sebagai bahan pembicaraan. Sekarang kemana
Claire yang itu" Maafkan aku, Sophie! Aku masih tak menyangka akan bertemu denganmu
lagi! Aku juga tidak menyangka bahwa yang Ned sebut sebagai kakak iparnya itu
adalah kau! Dia menceritakan banyak hal padaku. Katanya, Ned harus tinggal
bersama kalian untuk menjagamu, ya" Suamimu sangat perhatian sekali kalau
begitu! Claire tersenyum lagi. Sophie, Ia memanggil na
ma Sophie dengan suara bergetar. Tentang yang waktu itu &
Waktu itu kapan" Sewaktu aku dan suamimu bercinta waktu itu!
Bercinta" Aku fikir kalian hanya mengobrol saja. Sophie memberikan
senyumnya lalu meraih tangan Claire dan menggenggamnya erat-erat. Aku tidak
ingin mengingat-ingatnya kalau malah akan membuatku membencimu. Aku anggap
hari itu tidak pernah ada dalam hidupku!
Claire tidak bisa menahan air matanya untuk jatuh lagi. Sophie bahkan
menganggap kejadian itu tidak pernah ada" Aku benar-benar minta maaf. Saat itu
aku hanya terbawa suasana dan saat aku melihatmu memergoki kami, aku benarbenar
merasa tolol. Calaire mencoba menghapus air matanya. Ia tidak akan pernah
tenang jika mulut Sophie tidak mengatakan maaf untuknya. Kau tidak mau
berbicara denganku saat itu, kau bahkan tidak melirikku. Ku kira kau membenciku!
Apa itu juga menyakitimu"
Ya, aku sangat sakit sekali. Aku bercinta dengan suami sahabatku, dan di
pergoki. Aku tidak tau mengapa bisa seperti itu.
Aku sudah memaafkan kalian!
Terimakasih, Sophie! Suamiku sudah menceritakan semuanya. Dia juga menceritakan tentang
bagaimana hubungan kalian di masa lalu. Ku fikir, bukan hal yang aneh kalau
kalian bertemu dan melakukan hal itu tanpa sengaja. Kau masih menyayangi


Claire Karya Phoebe Abigail di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yusuke waktu itu" Claire menggeleng. Aku rasa, aku hanya iri padamu. Saat itu aku sama sekali
tidak mencintai siapa-siapa tapi aku mengira kalau aku masih mencintai suamimu.
Yang kurasakan saat melihat suamimu hanyalah harapan dimana aku berharap dia
bisa menolongku dan untuk itu aku akan melakukan segalanya!
Suamiku bilang, setelah kejadian itu terjadi, Kau pindah rumah. Lalu hanya
bertemu di Academy Erotica itu dan kau sama sekali tidak mau menyapanya!
Aku takut, Aku merasa malu. Dia juga tidak menyapaku saat itu! Dia datang
hampir setiap malam dan ku rasa dia ingin mengatakan sesuatu. Aku takut
menyapanya karena ku fikir suamimu akan mencaci makiku karena sudah merusak
rumah tangganya. Setelah beberapa hari, dia menghilang begitu saja dan ku anggap
kalau dia sudah melupakan masalah itu. Atau dia menganggap kalau tidak ada
gunanya mencaci makiku. Kami di hukum selama hampir empat bulan. Suamiku harus di penjarakan
oleh ayahnya sendiri dan ayahku mengancam akan menikahkanku dengan orang
lain. Tapi setelah kami bertemu lagi, semuanya mulai membaik. Kami mulai datang
dan mencarimu, tapi kau tidak ada lagi. Orang-orang bilang, kau melarikan diri
bersama Garrick! Melarikan diri" Dari siapa" Aku dan Garrick hanya pidah untuk membangun
kehidupan baru bersama-sama. Semenjak kejadian itu, semua orang mencemoohku.
Ibunya Garrick juga begitu. Tapi hanya Garrick yang masih menganggapku teman.
Dia bahkan membantuku melunasi hutang-hutangku. Garrick juga sering datang
sebagai pelanggan dan membayarku untuk menemaninya selama mungkin, lalu
kami mulai mengobrol tentang rencana hidup. Saat Garrick berkata bahwa dia
ingin menikahiku, aku merasa sangat senang dan mulai banyak bermimpi. Tapi
ibunya malah meninggal karena mendengar perkataan itu keluar dari mulut
anaknya. Aku berusaha menghindarinya selama sebulan penuh. Sampai akhirnya
Garrick bisa meyakinkanku dan kami pindah ke Faero.
Dan kalian menikah" Hampir. Tapi kami harus mencari uang untuk itu. Garrick berjanji akan
mempersembahkan sebuah pernikahan yang indah dan dia sangat bekerja keras.
Kau tau sendiri, Garrick adalah pekerja kasar. Aku selalu khawatir setiap kali dia
pergi bekerja. Suatu ketika Garrick mengalami kecelakaan kerja, dia terjatuh dari
jembatan dengan luka parah dan terendam selama beberapa hari di dalam air
sampai orang-orang menemukannya. Ku kira aku akan kehilangannya. Begitu
mengetahui Garrick masih hidup, aku sangat senang karena harapan dan mimpimimpi
itu masih mungkin untuk ku raih. Aku melakukan segala cara untuk
membayar pengobatan terbaik Garrick. Dia koma selama beberapa bulan dan
dokter mulai mengancam untuk mencabut alat bantu yang berada di tubuhnya.
Akhirnya aku kembali ke Denmark dan menemui Geronimo lagi. Aku
meminjam uang dalam jumlah yang besar untuk kesembuhannya. Garrickpun bisa bertahan
hidup beberapa bulan lagi. Hingga akhirnya, Dokter benar-benar menyingkirkan
semua alat bantu yang menyokong hidupnya. Mereka membunuh Garrick dan
membuatku sangat kecewa. Astaga, ku kira sekarang kau menikah dengan Garrick! Saat melihatmu tadi
aku menyangka kalau kalian melarikan diri ke Canada dan hidup bahagia disini!
Perjalananku menuju kebahagiaan masih sangat panjang, Sophie! Tapi aku
bangga sudah mendapatkan sebagiannya! Bagiku semua ini sudah cukup baik.
Sophie mengangguk. Suamimu adalah Marketing Developer perumahan ini,
kan" Seharusnya aku berfikir kesana saat Ned mengatakannya. Suamiku sedang
berada disana sekarang dan jika yang di temuinya adalah Garrick, dia pasti sudah
menelpon. Dia harus segera pulang dan bersujud meminta maaf kepadamu.
Tidak perlu. Aku yang memulainya dan suamimu sama sekali tidak bersalah!
Ya, tapi dia menikmatinya. Sophie berdesis. Aku tidak heran lagi dengan
kelakuannya yang satu itu. Selama pernikahan kami, sudah terjadi dua kali perang
besar karena sikap akrabnya kepada perempuan. Aku harus terbiasa degan hal itu!
Claire tersenyum lega. Sophie memaafkannya dan sekarang mereka
bertetangga lagi. Dia sangat bahagia. Bagaimana kalian bisa berada di Canada"
Oh, sebelumnya kami tinggal di Norwegia beberapa bulan. Aku tidak betah
disana dan kami memutuskan pindah ke Canada. Aku senang dengan keputusan
itu, keputusan yang sangat tepat karena aku bisa bertemu kembali denganmu.
COLEEN MENGGERAM KESAL di sebuah apartemen sederhana miliknya. Ia di
usir dari rumah Ouray oleh Darice secara tidak hormat. Tidak ada hal lain yang
lebih menghinanya di bandingkan dengan itu. Darice menghujatnya dengan katakata
yang jauh lebih kejam dari kata-kata yang di gunakannya untuk mengusir
Claire beberapa waktu lalu. Sial, Coleen sama sekali tidak tau siapa yang sudah
membeberkan tindak-tandunya selama ini. Mungkinkah Sean diam-diam menemui
Bibinya dan mengarang cerita"
Coleen ingin menangis, tapi ia tidak boleh terlihat lemah karena itu. Sejak
awal Coleen tau kalau pernikahannya dengan Hadwin sudah salah. Tapi ia butuh
uang untuk hidup. Semua orang hanya tau bahwa keluarganya dalah orang
terhormat tanpa tau kalau Coleen kekurangan uang. Ia selalu berusaha menjadi
yang tercantik untuk mendapatkan laki-laki yang terkaya. Saat tawaran menikah
dengan Hadwin datang, Coleen merasa sedang memeluk bulan. Keluarga Ouray
sangat terpandang di Calgary. Semula Coleen kira, ia bisa dengan mudah menggoda
Hadwin dan bermanja-manja dengan uangnya. Tapi Hadwin meninggalkannya
menjalankan pesta pernikahan sendiri. Laki-laki itu menghilang setelah
mengucapkan janji suci untuknya.
Untuk beberapa hari, Coleen benar-benar menangis. Menangisi kegagalan
rencananya untuk mendapatkan Hadwin. Tapi beberapa saat kemudian Coleen
merasa lebih lega karena, walau bagaimanapun dirinya adalah satu-satunya istri
Hadwin yang syah secara hukum. Lagi pula saat itu ia hanya menunggu satu minggu
untuk mendapatkan Hadwin kembali. Laki-laki bodoh itu telah salah memilih
untuk melarikan diri. Seharusnya ia memilih untuk menjalani pernikahan yang
wajar bersama Coleen. Saat mendengar kabar kalau Hadwin kecelakaan ia sangat
berharap kalau Hadwin kehilangan nyawanya dan memberikan seluruh hartanya
kepada Coleen. Sayangnya Hadwin terus bertahan hidup dalam keaadaan yang
sudah tidak memungkinkan lagi untuk hidup. Semangat hidupnya terlalu tinggi.
Coleen fikir, dirinyalah yang akan di minta mengurusi semua tanggung jawab
Hadwin terhadap harta keluarganya setelah laki-laki itu tidak bisa berbuat apa-apa.
Tapi ternyata Darice memilih menyerahkan semua tanggung jawab itu kepada
keponakan tersayangnya, Sean. Coleen sempat membenci Sean. Ingin membalas
dendam atas segala hal yang sudah di rampas dari dirinya. Sean Ouray terlalu lihai
dan cerdas, dan terlalu tampan untuk disingkirkan begitu saja. Karena itu Coleen
selalu menginginkan bisa menikmati malam bersamanya setelah sekian lama ia
tinggal di ke luarga Ouray dan harus kehausan karena menjaga sikapnya. Bila Sean
bersedia, maka Coleen akan merasakan kalau keluarga Ouray tidak semembosankan
yang dia kira. Coleen tau tentang kemungkinan berpindahnya harta Hadwin kepada
Sean dan jika ia mendapatkan Sean, maka kemungkinan dirinya untuk menjadi
nyonya yang kaya sudah semakin dekat.
Mencari-cari kelemahan Sean terlalu mudah. Sean sangat suka dengan wanita
cantik dan juga mudah bosan dengan wanita sejenis. Lagi pula saat itu, Sean sedang
bosan dengan istrinya. Sean sepertinya tengah marah karena
wanita itu menggugurkan kandungannya tanpa meminta izin terlebih dahulu. Karena itu
Coleen mulai melancarkan godaan. Godaan pertama meleset, tapi godaan kedua
berhasil membuat Sean takhluk. Akhirnya Sean bersedia masuk ke kamarnya dan
mereka bercinta. Percintaan yang sangat luar biasa yang akhirnya membuat Coleen
ketagihan dan mengulanginya terus menerus. Lama-lama Coleen merasa kalau
dirinya mulai kehausan akan sentuhan Sean. Tapi Sean terlalu mudah bosan
dengannya dalam waktu beberapa minggu dan selalu menjadikan istrinya sebagai
alasan untuk menghindar. Pada akhirnya Coleen melakukan segala cara untuk
memisahkan Sean, untuk membuat Sean hanya terfokus padanya.
Coleen hanya perlu mengaku kalau dirinya sedang mengandung anak Sean
dan Wanita itu langsung mengamuk. Tidak perlu usaha keras karena sesungguhnya
Sean juga ingin berpisah dari wanita itu. Malam harinya, Sean mendatanginya
untuk mengucapkan terimakasih. Mereka bercinta lagi, lalu membicarakan tentang
harta keluarga Ouray dan entah mengapa Coleen terpancing untuk
menceritakannya. Tidak, ia memang sengaja dan merekam semua pembicaraan itu.
Coleen akhirnya memiliki senjata untuk membuat Sean tidak lagi bisa menolaknya.
Sialnya Hadwin mulai sadar dan mulai mengawasi semua gerak-geriknya. Yang bisa
Coleen lakukan hanya menyingkirkan Hadwin sesegera mungkin agar ia bisa
mendapatkan Sean yang akan mewarisi hartanya.
Tapi takdir Coleen untuk menjadi wanita yang kaya malah harus tertunda
karena Hadwin mewariskan hartanya kepada Claudia Faustine, wanita yang
membuatnya meninggalkan Coleen di altar. Lebih parahnya lagi, Sean mengaku
kalau dirinya sudah menikah lagi sebulan kemudian. Coleen semakin membenci
keadaan dirinya, apalagi setelah mengetahui kalau yang dinikahi Sean adalah
Claudia Faustine. Seandainya Coleen tidak menyelidiknya, mungkin ia tidak akan
pernah tau apa yang terjadi pada mereka berdua. Siapa Claire sehingga bisa dengan
mudahnya menarik perhatian Sean"
Setelah mengetahui kenyataannya, Coleen menyimpulkan kalau dia hanya
perlu menyingkirkan Claudia Faustine, juga Sean dan Darice. Kali ini, mungkin
harus lebih kejam karena menyingkirkan salah satunya saja tidak akan membawa
perubahan apa-apa. Meskipun telah terusir, status Coleen masihlah menantu di
keluarga Ouray. Dan ketika semua pewarisnya mati, maka seluruh Harta itu akan
jatuh ketangannya. Kali ini dirinya memang harus menggunakan cara kasar karena
cara yang halus tidak bisa di gunakan lagi sama sekali. Lalu siapa yang akan di
singkirkannya lebih dulu" Tentu saja wanita Itu. Claudia Faustine dan anak yang
berada di kandungannya. Lalu Sean dan Darice sebaiknya menjadi incaran yang
terakhir karena wanita itu adalah orang yang paling mudah di tangani.
Ponsel Coleen yang berada di atas meja berbunyi nyaring. Ia segera
menyongsong benda itu dengan langkah cepat dan menerimanya.
Halo, Maam! Rumah Sean Ouray sudah di temukan.
Kalau begitu segera carikan aku beberapa orang yang bisa bekerja dengan
cepat. Aku harus menyingkirkan seisi rumah itu dengan segera. Tapi sebelumnya
pastikan kalau wanita di rumah itu kehilangan bayinya terlebih dahulu. Mereka
harus mengesankan perampokan sebagai penyebabnya. Aku ingin semua orang di
rumah itu menderita dan mati pada akhirnya. Segera lakukan rencana itu, malam
ini juga! Baik Maam. Akan segera saya laksanakan!
Coleen segera menutup telponnya dan tersenyum penuh dendam. Hadwin
sudah menyia-nyiakannya dan ia mungkin tidak berhasil membuat Hadwin
menyesal i perbuatannya. Tapi Coleen akan membuat Sean menyesal karena sudah
melakukan hal yang sama. Ia akan sangat kecewa karena kehilangan anak yang
sangat di harapkannya terlebih dahulu. Mereka harus tersiksa sebelum Coleen
mengirim ajal ke rumah kecil mereka.
MENGETAHUI CERITA ANTARA CLAIRE DAN YUSUKE pada mulanya membuat
Sean semakin protektif dan selalu melarang Claire mengobrol dengan laki-laki itu
atau berkunjung kerumahnya meskipun hanya untuk melihat Sophie. Sean sangat
cemburu dan dia tidak bisa menyembunyikannya. Tapi setelah Ned menemukan
pekerjaan dan memutuskan untuk pindah rumah, hati Sean mulai melunak. Ia
menyadari kalau Claire akan sendirian dan keberadaan Sophie bisa menemaninya.
Pada akhirnya semua mulai membaik. Sean mulai mau berbicara dengan Yusuke
tanpa pandangan sinisnya dan kata-kata sengitnya lagi. Kedua laki-laki itu juga
perlahan-lahan menjadi cukup dekat. Bahkan mereka sering makan malam bersama
dengan mengajak si kecil Gabrielle ikut serta. Perasaan kikuk Claire yang pada
awalnya sangat tampak, perlahan-lahan juga mulai sirna. Claire sudah berani
berbicara lebih banyak dan lebih cerewet seperti adanya dirinya.
Seringkali Gabrielle bermain-main di rumah Claire selama Sophie berbelanja,
dan setelah Sophie pulang mereka akan memasak makan siang bersama. Menu
makan sehari-hari di rumah itu juga selalu serupa dengan menu makanan di rumah
sebelahnya. Claire senang mereka bisa akur lagi, bisa melakukan semuanya bersamasama
lagi seperti dulu. Baginya, maaf dari Sophie membuatnya merasa lebih tenang
untuk melangkah ke kehidupannya di depan. Maaf dari Sophie juga membuat
Claire merasa lebih nyaman untuk tersenyum dan tertawa seperti dulu.
Malam ini, Gabrielle bermain lagi bersamanya. Anak itu menemani Claire
karena Sean pergi bersama Truddy sejak sore. Gabrielle selalu merasa senang
bersama dengan Claire karena Claire suka membuat biskuit yang manis yang sangat
di sukainya. Selain itu, Claire juga menyayanginya dengan sepenuh hati sehingga
Gabrielle merasa memiliki dua orang tua. Sean juga mulai berlatih menjadi ayah
dan dia selalu melatih diri dengan Gabrielle. Pada mulanya anak itu seringkali
menangis saat bersamanya. Tapi, lama kelamaan Mereka berdua sudah bisa bermain
kuda-kudaan di sekitar rumah.
Paman tidak pulang ya"
Gabrielle bertanya sambil menyuap biskuitnya yang pertama. Claire baru saja
membuatnya dan merasa tidak ada salahnya memberikan Gabrielle biskuit sebelum
waktu tidurnya tiba. Mungkin Gabrielle akan menginap di rumah Claire malam ini.
Paman pasti pulang! Paman kemana" Pergi bersama temannya, sayang!
Gabrielle diam dan melahap habis biskuitnya . Ia mengambil biscuit kedua
dan menggigitnya lagi, tangan kecilnya menyentuh perut Claire yang besar. Kapan
bayinya keluar" Kata ibu di dalam sini ada bayi ya"
Claire tersenyum sambil membelai kepala Gabrielle. Gabby ingin mendengar
bayi bibi" Boleh" Tentu saja! Kesini, mendekat! Claire melambaikan tangannya sebagai tanda
kalau ia memberi izin Gabrielle untuk mendekat. Bocah itu merapatkan diri dan
merebahkan kepalanya di atas perut Claire. Beberapa waktu kemudian ia
mengangkat kepalanya dan memandangi Claire dengan senang.
Bibi, bayinya bergerak! Dia sudah mau keluar sayang, sebentar lagi. Makanya terus bergerak!
Laki-laki atau perempuan"
Claire menggeleng. Ia sama sekali tidak tau apa jenis kelamin anaknya. Sean
tidak pernah ingin mengetahui itu, dan tidak pernah mengizinkan Claire menjalani
USG untuk mencari tau. Sean menginginkan semuanya menjadi kejutan dan ia
harap apapun jenis kelamin anaknya, bisa di terima dengan baik oleh dunia. Dan
akan mendapatkan kebahagiaan dan jauh dari penderitaan. Claire tidak ingin
anaknya menderita sepertinya, tidak boleh.
Gabrielle menguap, padahal baru jam delapan malam. Mungkin anak itu
terlalu banyak makan hari ini sehingga rasa kantuk menyerangnya lebih cepat. Ia
mulai menyandarkan kepalanya kepada tubuh Claire, masih berusaha membuka
matanya agar tidak tertidur. Claire merangkul Gabrielle erat-erat dan me
mbelai lengannya. Ia memandangi anak itu dan berkhayal seperti apa wajah anaknya nanti.
Tidak ada satu halpun yang bisa terbayang. Claire tidak bisa menebak seperti apa
rupa anaknya. Bibi, ada orang! Claire terkejut. Jika saja Gabrielle tidak menegakkan kepalanya, Claire pasti
mengira kalau Gabrielle sedang mengigau. Anak itu melihat ke jendela dan Claire
melakukan hal yang sama. Sekelebatan itu datang lagi. Begitu cepat.
Itu, ada orang! Gabrielle menunjuk kearah jendela dan turun dari sofa.
Claire segera meraih tubuhnya dan memeluknya erat-erat. Perasaannya tidak
enak. Mungkin ia harus segera lari. Dia harus menyelamatkan diri. Claire sudah
menduga gangguan itu akan datang, tapi dia sama sekali tidak menduga secepat ini.
Sayang, ayo kita pergi! Beberapa detik setelah kata itu terucap, Claire mendengar bunyi yang keras
menghantam pintu rumahnya. Secepat mungkin Claire mencari pintu belakang. Ia
harus melarikan diri dengan berbagai cara. Tapi begitu pintu di buka, Dua orang
laki-laki bertubuh besar memaksa untuk masuk. Claire berusaha menanhan pintu
untuk menghambat, dia tidak akan bisa melakukan apa-apa lagi untuk melarikan
diri. Tapi bagaimana dengan Gabbrielle.
Gabby, masuk ke kamar Bibi dan kunci pintu!
Gabrielle sempat termenung sejenak. Tapi keributan yang di hadapinya pada
akhirnya membuatnya ketakutan dan segera melarikan diri ke kamar depan. Bunyi
Klik yang keras terdengar, si kecil sudah mengunci pintunya. Beberapa detik
kemudian pintu depan sudah terdobrak. Ada dua orang laki-laki lagi yang masuk
dan segera menarik rambut Claire lalu menyeretnya ke ruang tengah. Claire merasa
kesakitan dan berusaha melawan. Ia bergantung kepada apa saja yang bisa
menahannya. Beberapa saat kemudian dua orang laki-laki yang sempat Claire tahan
masuk dan mengangkat kakinya. Mereka menggotong Claire dan
melempar tubuhnya sehingga Claire terjatuh di lantai. Perutnya terbentur dan Claire mulai
merasakan nyeri. Claire tidak bisa berteriak, mulutnya segera di bekap saat ia igin melakukan itu.
Seorang di antara mereka menginjak-injak tubuh Claire dengan sol sepatu yang


Claire Karya Phoebe Abigail di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat keras. Laki-laki itu memulainya dari kaki dan perlahan-lahan mulai naik
menuju perut seolah-olah orang itu menginginkan Claire mencerita terlebih dahulu
dengan membayangkan apa yang akan terjadi dengan perutnya. Claire berusaha
berusaha memberontak, tapi tubuhnya di pegangi. Ia juga berusaha berteriak,
sayangnya suaranya hanya keluar berupa dengungan karena tertahan oleh telapak
tangan. Sebuah gigitan Claire usahakan untuk menyingkirkan tangan itu, tapi daya
tahan mereka begitu kuat. Claire tidak bisa menyerah, ia tidak ingin menyerah.
Bagaimana bila terjadi sesuatu dengan bayinya" Claire tidak akan membiarkan
kebahagiaannya terenggut.
Sebuah keluhan keras kemudian terdengar. Entah apa yang terjadi, Claire
hanya bisa memandangi dua orang dari laki-laki itu berkelahi dengan seseorang,
Yusuke" Claire merasa bisa bernafas lega saat injakan itu belum sempat
menghantam perutnya. Ia tertolong, bayinya juga. Claire berusaha menjauh dari
perkelahian, ia menepi dan duduk bersandar ke dinding. Beberapa orang lain mulai
masuk membantu Yusuke. Sesaat kemudian ke empat orang asing yang berusaha
mencelakakan Claire sudah di keroyok. Mereka berusaha melarikan diri dan semua
orang memukuli mereka berusaha mengejar. Claire tinggal sendiri dan ia merasa
sangat lelah, perlahan matanya terpejam. Claire ingin tidur.
Claire, Sophie memanggil namanya.
Claire berusaha membuka matanya lagi dan mengangkat wajahnya untuk
memandangi Sophie. Senyumnya mengembang pasrah.
Claire, kau baik-baik saja"
Aku sangat lelah. Aku ingin tidur!
SEAN BENAR-BENAR KHAWATIR karena firasatnya hari ini benar-benar sangat
tidak enak. Sejak sore tadi Sean merasa ragu untuk pergi. Jika saja bukan karena
menghargai permintaan Truddy yang seringkali membantunya, Sean tidak akan
membiarkan dirinya menjauh dari Claire. Seharusnya ia menjaga Claire dan tidak
beranjak dari sisinya. Sean melangkah dengan lebih cepat dan harus tert
egun beberapa saat ketika melihat pintu rumahnya yang rusak. Rasa khawatirnya semakin
mendesak, memaksanya untuk berlari ke dalam rumah. Sayangnya Sean tidak
menemukan siapa-siapa. Dari mulutnya mulai keluar nama Claire. Pelan kemudian
mengeras, lalu Sean berteriak. Claire tidak ada disana.
Sean, dia di rumahku! Sean segera keluar dari rumah dan melihat Yusuke berada di depan rumahnya.
Ia merasa lega mengetahui itu, tapi tidak cukup untuk membuatnya lebih tenang.
Sean segera berlari secepat mungkin ke rumah sebelah dan langsung masuk tanpa
izin pemiliknya. Ia tau kalau Yusuke juga berlari untuk mengimbanginya, tapi Sean
tidak bisa perduli dengan itu sekarang, yang di perdulikannya hanya Claire.
Dimana dia" Sean bertanya kepada Yusuke Tokeino saat laki-laki itu baru
saja sampai di dekatnya. Sean baru merasa kalau ia sedang lelah setelah melihat
Yusuke bernafas dengan terengah-engah.
Di kamar. Tadi dia bilang kalau dia merasa lelah dan ingin tidur.
Sean segera berlari, membuka kamar satu persatu dan ia menemukan Claire di
kamar tengah. Claire sedang berbaring di temani oleh Sophie dan dia tidak tidur.
Keadaannya benar-benar kacau, pakaian yang di kenakannya juga kotor. Melihat
Sean datang, Claire berusaha bergerak tapi mungkin rasa sakit menyerangnya
sehingga ia mengerang pelan. Sean segera menyongsong Claire untuk membantunya
duduk. Beberapa detik kemudian, Claire memeluknya dan menangis sejadi-jadinya.
Sejak tadi Claire berusaha untuk terlihat kuat, berusaha untuk tidak menangis. Tapi
saat bersama Sean, ia merasa sangat lemah dan sangat igin di lindungi.
Sean membalas pelukan Claire dengan sama eratnya. Cukup lama sampai ia
sanggup mengendurkan dekapannya dan membelai kepala Claire agar bisa lebih
tenang. Sean memandangi Sophie dan Yusuke meminta penjelasan. Sejak tadi, ia
sama sekali tidak tau apa yang sudah terjadi pada rumahnya dan juga pada istrinya.
Tadi ada orang yang menyerang ke rumahmu! Yusuke berusaha memberi
penjelasan. Aku juga tidak tau pada awalnya, sampai anakku datang dan
mengatakan kalau Bibi Claire-nya sedang berkelahi dengan banyak laki-laki. Aku
segera datang begitu mendengar satu teriakan, Claire tidak berteriak lagi dan kami
sudah sangat khawatir kalau terjadi sesuatu dengannya. Karena itu aku segera
meminta Sophie menelpon polisi dan aku meminta bantuan kepada tetangga yang
lain. Gabby melompat dari jendela kamar kalian! Sophie menambahkan. Dia
bilang, Claire menyuruhnya masuk kamar dan mengunci pintu. Aku rasa pastilah
sesuatu yang berbahaya, makanya Claire menyuruh anakku melakukan hal itu!
Sean memandang Claire lagi, ia masih membenamkan wajahnya di dada Sean
dan terisak ketakutan. Perlakuan seburuk apa yang di terimanya" Bagaimana
dengan pelakunya" Polisi sedang menanganinya. Sampai saat ini, mereka sama sekali belum
mengakui apa-apa. Sean mempererat lagi dekapannya dan berharap Claire bisa segera tenang.
Claire masih menangis seperti itu dalam waktu yang panjang. Akhirnya Sean bosan
menunggunya merasa lega dan berkata. Tenanglah, Claire! Kau sedang hamil besar.
Kau tidak boleh tertekan.
Aku tidak bisa tenang. Claire mengeluh di sela-sela tangisannya. Air mataya
sudah membasahi T-shirt yang Sean kenakan. Mereka akan merenggut anakku
Sean. Kalau terjadi apa-apa pada anakku lebih baik aku mati!
Apa yang kau katakan ini" Anak kita baik-baik saja, kan"
Claire tidak menjawab, ia meringis" Sean nyaris tidak bisa membedakannya
karena isakan Claire lebih kencang. Ia kesakitan dan Sean baru sadar kalau Claire
sedang memegangi perutnya. Beberapa saat kemudian Sophie berteriak karena
melihat darah keluar dari sela-sela kaki Claire. Sean tidak tau harus melakukan apa,
dia terpaku. Claire, apakah tadi kau terbentur" Yusuke bertanya.
Claire mengangguk. Mereka menghempaskan tubuhku ke lantai. Aku sempat
merasa nyeri tadi, tapi sudah hilang. Sekarang terasa lagi!
Astaga, seharusnya kau mengatakannya dari tadi! Kami seharusnya sudah
membawamu kerumah sakit! Claire menangis lebih kuat. Ia menarik pakai
an Sean menahan rasa sakit.
Sean, apa yang akan terjadi dengan anakku"
Sean tidak tau harus menjawab apa. Ia memandang Yusuke penuh harap.
Bisakah kau antarkan kami kerumah sakit sekarang"
Ya, tentu! Cepatlah! Dan semua orang menjadi sangat terburu-buru. Sean menggendong Claire
meskipun ia tau kalau berat Claire sekarang dua kali lipat dari berat tubuhnya.
Tenaga sekuat itu entah datang dari mana. Yang pasti, Claire harus segera di bawa
ke rumah sakit. Melihat Claire saat itu, Sean sudah putus asa dengan kehidupan
anaknya. Tapi ia masih terus berharap untuk tidak kehilangan Claire. Bila terjadi
sesuatu pada istrinya, Sean tidak tau akan melakukan apa, tidak tau akan menjadi
seperti apa hidupnya. Yusuke Tokeino mengemudikan mobil dengan kecepatan super. Ia harus
bertanding dengan polisi lalu lintas karena itu. Untungnya Yusuke tidak menyerah
begitu saja dengan berhenti dan mengikuti kehendak polisi-polisi yang mengejarnya.
Ia terus mengungguli sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Yusuke harus
mengurusi mobilnya karena polisi lalu lintas langsung menyambarnya. Tapi Sean
bersyukur karena beberapa orang perawat langsung datang dan membawa istrinya
keruangan gawat darurat untuk segera mendapatkan penanganan. Semua yang di
lakukan serba cepat hingga Sean berakhir di ruang tunggu unit gawat darurat. Ia
menunggu keputusan dokter tentang Claire.
Sean tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya meskipun Yusuke sudah
berulang kali menepuk bahunya untuk menenangkan. Ia khawatir dan juga
ketakutan, Sean selalu berdoa agar tidak terjadi sesuatu pada istrinya. Dia tidak
ingin terjadi sesuatu pada istrinya.
Bila terjadi sesuatu pada istriku, aku besumpah akan membunuh mereka!
Desisnya. Sudah, Sean. Tenanglah! Jangan bersikap seperti ini!
Bagaimana mungkin aku bisa tenang" Istriku sedang sekarat di dalam. Apa
yang akan terjadi padanya benar-benar membuatku ketakutan. Aku takut
kehilangannya! Aku mengerti! Tapi tenanglah. Bersikap seperti ini tidak akan memperbaiki
keadaan! Yusuke menepuk bahu Sean sekali lagi.
Beberapa saat kemudian Sean merasa di rong-rong berbagai macam perasaan
negatif. Ia melihat dokter keluar dari ruang ICU. Dokter menatap Sean dan Yusuke
secara bergantian dan kemudian bertanya siapa suaminya. Dengan agak kesal, Sean
menjawab. Tentu saja aku, kau tidak bisa lihat memangnya" . Ia hampir saja
membuat tawa Yusuke meledak.
Dokter tidak tau, Sean! Seharusnya dia tau! Sean mengerang lagi.
Dokter menggeleng-gelengkan kepalanya dan mencoba untuk lebih mengerti,
juga lebih bersabar dalam menghadapi Sean. Dia hanya panik. Istri anda akan
segera melahirkan. Anda harus menyelesaikan pembayaran terlebih dahulu.
Aku akan melakukannya. Ujar Yusuke cepat.
Sean memandangnya dengan tatapan tidak suka. Aku suaminya!
Iya, karena itulah kau harus menemaninya di dalam. Aku yang akan
membayar semuanya! Kenapa kau bisa sangat baik kepada istriku"
Yusuke memutar bola matanya. Sudah lama Sean tidak menunjukkan
kecemburuan seperti ini lagi. Yusuke kira hubungan mereka sudah membaik. Tapi
ternyata Sean masih menyimpan kecemburuan terhadap Yusuke. Karena aku
punya hutang pada istrimu. Dia membayar semua biaya perawatan Sophie saat
istriku mengalami kecelakaan di Denmark. Sekarang cepatlah masuk dan
berhentilah untuk bersikap penuh kecemburuan seperti ini.
Terang saja aku cemburu kalau mengetahui bagaimana hubungan kalian
sebelum ini! Astaga, Sean! Itu semua sudah berlalu. Aku mencintai istriku dan kau juga
mencintai istrimu, kan" Claire selalu memikirkanmu. Dia tidak pantas
mendapatkan sikap seperti ini! Yusuke menepuk-nepuk bahu Sean beberapa kali
kemudian berbicara dalam nada yang jauh lebih lembut bila di bandingkan dengan
sebelumnya. Istrimu menunggu di dalam, Sean. Dia membutuhkan dukungan
untuk bisa bertahan melahirkan anaknya. Dia pasti sangat ingin menggenggam
tanganmu. Jangan sampai kau menyesal karena melewatkannya!
Sean terdiam sejenak. Yusuke sudah berlari menjauh menuju bagian
Administrasi. Laki-laki it
u benar, semua kejadian itu sudah berlalu dan tidak ada
lagi alasan untuk curiga. Claire tidak mungkin menghianatinya. Apapun yang
terjadi di antara mereka bahkan sudah tak pernah terbahas lagi jika Sean tidak
memulai. Sean tidak akan memulainya lagi. Tidak akan pernah.
Dengan perasaan gugup, Sean memasuki ruangan ICU dan memakai pakaian
yang higienis. Jantungnya berdegup kencang saat berjalan di balik tirai, ia akan
segera melihat Claire, akan segera. Dan saat tirai berwarna putih itu di buka, Sean
bisa melihat Claire disana memandangnya dengan tatapan penuh harap. Sekuat
tenaga Claire menjulurkan tangannya dan Sean langsung menyambarnya. Beberapa
detik kemudian tangan mereka saling menggenggam erat. Sean terkesima melihat
ruangan putih yang di penuhi perawat dengan bau obat yang sangat mengganggu.
Sama sekali tidak nyaman. Ia juga terkesima melihat Claire berteriak saat air
ketubannya mengalir deras. Sean juga merasakan sakitnya. Beberapa menit
kemudian Dokter memastikan tekanan darah Claire, memastikan apakah Claire
cukup kuat untuk melahirkan secara normal dan memulai proses persalinan setelah
mereka yakin dengan kesanggupan Claire.
Genggaman tangan Claire semakin kuat. Ia berteriak kesakitan namun penuh
semangat. Melihat perjuangannya Sean sama sekali tidak bisa menahan perasaan
haru. Ternyata sesakit ini, dan Claire masih mau melahirkan anaknya" Dadanya
benar-benar sesak. Sean berusaha menahan diri untuk tidak melangkahkan kaki
keluar. Usaha Claire benar-benar sangat luar biasa padahal dia baru saja mengalami
kejadian buruk. Saat Claire berusaha menarik nafas sebanyak-banyaknya, Sean
merasa kalau ia bahkan sanggup memberikan nafasnya untuk membantu.
Seorang ibu mempertaruhkan nyawa untuk anaknya. Sean sudah
mendengarkan cerita itu dari dulu. Tapi ini pertama kalinya ia melihat
kenyataannya. Claire kembali mengingatkan Sean kepada ibunya. Ibu yang
memberikan nyawanya untuk kehidupan Sean. Ibu yang menghela nafas untuk
terakhir kalinya saat Sean menghela nafasnya yang pertama di dunia. Sean
menangis, ia tiba-tiba saja menjadi sangat cengeng dan kekanak-kanakan. Menggigit
bibirpun tidak cukup untuk menahan isakannya.
Berjuanglah, Claire. Dan kau harus hidup!
Bisiknya. Claire menggenggam tangan Sean semakin erat dan saat itu Sean
berjanji tidak akan pernah meninggalkan Claire selamanya. Tidak akan pernah
meninggalkan wanita yang pernah sesakit ini untuk melahirkan anaknya. Claire
bahkan tidak mengeluh sakit meskipun ekspresinya menunjukkan betapa
kesakitannya dia. Proses persalinan yang begitu lama membuat Sean merasa frustasi.
Claire tiba-tiba menghela nafas berat. Ia tidak berteriak lagi dan memejamkan
matanya yang sudah basah. Apakah sudah selesai" Sean membatin. Tapi dia tidak
mendengar suara tangis bayi. Yang di dengarnya hanya Dokter yang berteriak
menyiapkan Operasi. Semua perawat mulai terlihat sibuk menyiapkan segalanya.
Sean tidak tau harus melakukan apa. Ia memandang wajah Claire yang tanpa darah.
Bibirnya bahkan membiru. Sean akan kehilangan Claire seperti ayahnya kehilangan
ibunya. Entah mengapa fikiran seperti itu terlintas. Ia tidak akan sanggup kalau itu
terjadi. Dia tidak bisa berpisah dengan Claire sekarang, dia tidak bisa berpisah
dengan Claire selamanya. Istri anda tidak cukup kuat untuk melahirkan secara norlmal. Kami harus
melakuakn Operasi sekarang juga!
Sean masih membeku. Dokter baru menyadarinya sekarang" Saat Claire sedang
berada di ambang kematiannya" Mengapa tidak dari tadi" Kenapa ia harus
merasakan sakit seperti ini terlebih dahulu" Sean merasakan genggaman Claire
mengencang pada tangannya. Ia menoleh dan ternyata Claire belum membuka
mata. Perlahan-lahan Sean mencium keningnya, lalu bibirnya dan berbisik,
Bertahanlah Claire. Aku tidak akan bisa hidup tanpamu!
KERLIP CAHAYA MATAHARI PAGI tiba-tiba saja membuat Sean terbangun
dengan perasaan terkejut yang sangat luar biasa. Sejak kapan ia tertidur" Dia masih
bisa tidur saat Claire sedang berjuang untuk melahirkan anaknya" Sean mencoba
bangkit dan merasakan sebuah
medan yang empuk membuat bokongnya merasa
sangat nyaman. Ternyata kakinya terjulur, ia berbaring di atas ranjang putih dengan
bantal busa yang empuk. Setidaknya itu jauh lebih baik bila di bandingkan dengan
tertidur di ruang tunggu. Tapi, walau bagaimanapun ia tetap tidak boleh merasakan
kenyamanan ini sekarang. Bagaimana dengan Claire"
Kau sudah sadar" Yusuke Tokeino tiba-tiba masuk ke dalam ruangan melalui sebuah pintu. Perlu
waktu yang cukup banyak bagi Sean untuk menyadari kalau ia sedang berada di
dalam ruang rawat rumah sakit. Sean meyakini itu saat seorang perawat masuk
bersama dengan Yusuke dan membawa alat pengukur tensi darah. Sean masih tidak
mengerti dengan apa yang terjadi, bukankah dia sedang menemani Claire berjuang"
Lalu mengapa dia ada disini"
Semuanya sudah kembali normal. Anda sudah boleh keluar dari rumah sakit
hari ini juga! Perawat itu berujar dengan sangat manis. Dengan sedikit basa-basi, ia
keluar dari ruangan itu dan meninggalkan Sean bersama Yusuke Tokeino yang
duduk di dekat kakinya. Aku kenapa bisa ada disini"
Kau pingsan di ruang Operasi! Jawab Yusuke, tangkas.
Sean berfikir sejenak, mencoba mengingat-ingat. Sayangnya ingatan tentang
ruang operasi masih enggan muncul. Tapi perlahan-lahan bayangan tentang lampu
yang terang benderang, tentang pisau bedah yang membelah perut istrinya
membuat Sean takut. Ada darah, lalu Claire terbangun dan Sean kembali
memegang tangannya. Beberapa saat kemudian dokter kembali menyuntikkan obat
bius. Ruang operasi membuat manusia terlihat seperti binatang.
Sudah ingat" Yusuke melanjutkan ucapanya. Ruang operasi sangat gaduh
begitu kau jatuh pingsan. Armada perawat tiba-tiba saja terbagi dua, mengurusimu
dan terus membantu Dokter mengoperasi istrimu.
Ya, Sean pingsan kerena ia melihat dokter menyelipkan tangannya kedalam
perut Claire. Dia tidak tahan melihatnya, tidak tega. Jika Claire sempat terbangun,
pasti ia sempat juga merasakan sakitnya disayat pisau operasi. Dada Sean kembali
sesak. Bagaimana dengan istriku" Sean bertanya dengan suara bergetar. Anakku"
Ikut saja aku! Yusuke menggelengkan kepalanya menunjukkan arah kemana
Sean harus mengikutinya. Sean sempat merasa limbung ketika berusaha turun dari ranjang rumah sakit.
Tapi ia berusaha untuk lebih kuat. Sean harus melihat keadaan Claire sekarang juga.
Untungnya langkah Yusuke tidak begitu cepat. Mungkin dia tau bagaimana
keadaan Sean saat ini. Langkah laki-laki itu mendampinginya melewati beberapa
buah kamar lalu turun ke lantai bawah dengan Lift. Semakin dekat dengan Claire,


Claire Karya Phoebe Abigail di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

detak jantung Sean terdengar semakin cepat. Sampai akhirnya Yusuke berhenti di
depan sebuah kamar dan membukakan pintunya untuk Sean. Sebuah
pemandangan yang sama sekali tidak pernah di bayangkannya menyeruak. Claire
sudah lebih baik. Meskipun harus di infus, ia tetap menyusui anaknya dengan
beberapa tetesan air mata menjatuhi tubuh bayinya. Wanita itu berusaha menyeka
setiap tetesan yang menyentuh tubuh anaknya dengan cepat agar anak itu tidak
kedinginan. Langkah Sean semakin kikuk, ia mendekat secara perlahan dan Claire
menyadari kehadirannya. Sejenak, Sean menoleh kepada Sophie yang duduk di atas
Sofa memangku Gabrielle yang masih tidur. Tidak ada satu katapun yang keluar
dari mulutnya, Sean hanya bisa berusaha untuk terus mendekat dan berakhir di sisi
Claire dalam jarak yang sangat intim. Claire memandangnya lama.
Kenapa menangis seperti ini" Sean mengeluarkan kata pertamanya dengan
agak parau. Tangannya menyentuh wajah Claire dan berusaha menghapus air
matanya. Ada sesuatu yang terjadi padamu" Atau anak kita"
Claire menggeleng. Semuanya baik-baik saja. Aku hanya sangat bahagia, Sean.
Aku sempat takut kehilangan anak ini. Aku fikir kejadian itu akan membuatku
kehilangan anakmu. Tapi lihat, dia baik-baik saja, kan" Dia kehausan. Dokter tidak
memberikan apa-apa, mereka menunggu aku sadar dan cukup kuat untuk
menyusuinya. Sean memandang anaknya, begitu kecil dan Claire benar terlihat sangat
kehausan. Dia menyusu dengan semangat. Seula
s senyum bangga hadir di bibir
Sean. Akhirnya Sean melihat sosok yang selalu di bicarakannya selama ini. Sosok
yang sangat di harapkannya. Melihat bayinya membuat Sean sama sekali tidak
menyesal dengan keputusannya untuk memilih Claire dan meninggalkan Ouray.
Sean meraih kepala Claire dan menyandarkannya di tubuhnya.
Kau pasti sangat lelah, Jika aku tau melahirkan sangat sakit, aku mungkin
tidak akan pernah membiarkanmu mengandung anakku. Aku hampir mati saat
melihat betapa menderitanya dirimu sewaktu persalinan. Sama sekali tidak bisa
bernafas. Tapi aku menginginkan itu!
Sean menepuk kepala Claire kesal. Keinginanmu ternyata sangat berbahaya.
Kalau aku tau perutmu akan di belah seperti tadi malam, aku tidak akan
memberimu izin untuk melahirkan anakku.
Kata-katamu bisa di dengar anak kita, Sean. Dia akan mengira kalau ayahnya
tidak menginginkannya! Aku menginginkannya. Tentu saja dia akan maklum karena ibunya
mempertaruhkan nyawa untuk melahirkannya. Sean lalu menyentuh kepala
anaknya dengan lembut. Hei, Bocah. Kalau kau nakal dan membuat ibumu susah,
aku akan menghukummu. Mengerti" Kau tidak tau rasanya melahirkanmu, kan"
Ayahmu saja juga hampir mati karena ini!
Astaga, Sean! Kau jangan menyalahkan anakmu karena pingsan di ruang
Operasi! Yusuke ambil suara dan menertawakannya.
Sean memandangnya sinis. Yah, aku mungkin tidak sekuat dirimu saat
menemani Sophie melahirkan!
Dia tidak pernah melakukan itu! Sela Sophie. Saat aku melahirkan
Gabrielle, kakakku yang menemaniku. Suamiku terlalu pengecut..
Sayang, kau tau kalau aku tidak akan tega melihatmu menderita. Makanya
saat itu aku tidak bisa menemanimu. Jika saja aku ada disana, maka aku akan
pingsan pada menit-menit awal. Ah, ahirnya aku terpaksa mengakuinya.
Mengakui betapa pengecutnya kau"
Aish! Sean berdesis. Kalau mau bertengkar, di rumah saja! Kenapa harus
berdebat disini" Istriku butuh istirahat!
Sebuah gelak lemah hadir menyeruak ke seantero ruangan. Semua orang
memandangi seseorang yang berdiri di depan pintu dan menyaksikan perdebatan
Yusuke dan Sophie. Mungkin Yusuke dan Sophie tidak mengenalnya, tapi jelas
Sean dan Claire mengenalnya. Mereka saling pandang sebentar sebelum kembali
melemparkan pandangan tak menyangka kepada seseorang yang berdiri di ambang
pintu. Darice Ouray. Darice pasti menyadari keheranan yang tiba-tiba saja muncul. Suasana
mendadak sepi dan beku beberapa saat hingga tiba-tiba Gabrielle terbangun dan
memanggil ibunya. Sophie segera meraih anaknya dan menggendongnya. Beberapa
saat kemudian ia sudah menggandeng Yusuke dan bersiap untuk pergi.
Baiklah, Sean. Kami harus pulang dulu. Aku harus mandi dan kerja. Yusuke
bergumam dengan nada bicaranya yang biasa. Nanti Sophie akan kesini lagi
membawa pakaian untuk Claire. Kami permisi dulu!
Kedua orang itu akhirnya keluar sambil bergandengan tangan dan menghilang.
Keheningan itu menyeruak lagi, hingga langkah-langkah Darice mendekati mereka
dengan ketukan yang teratur. Sean tidak tau harus mengatakan apa, tapi melihat
senyum Darice perasaan gamangnya mulai memudar. Meskipun begitu Sean sama
sekali tidak bisa mengataka sepatah katapun.
Aku mengganggu" Darice berujar dengan suara terhalus yang di milikinya.
Sean menggeleng. Kau tidak kesini untuk membuat istriku tertekan, kan"
Tidak. Aku ingin melihat anak kalian. Ia lalu menoleh kepada Claire dan
menatapnya. Boleh aku menggendongnya"
Claire menatap Sean lekat-lekat meminta persetujuan.
Dia sedang menyusu! Sean menjawab menggantikan Claire dengan ekspresi
yang lebih halus lagi. Darice menghela nafas, tapi ia semakin berani untuk lebih dekat lagi lalu
duduk di dekat Claire. Wanita itu menatap bayi mungil yang berada di dalam
gendongan Claire dan membelai tangan kecilnya. Bayi itu sangat mengagumkan,
suatu keajaiban yang terjadi dalam kehidupan dan mengobati segala kegetiran yang
sudah terjadi selama ini.
Bibi, Sean menyapa Darice seperti biasanya. Akhirnya.
Darice menghela nafas lalu tersenyum. Ada apa Sean"
Bagaiman a kau tau kami disini"
Temanmu tadi tidak menceritakannya"
Dahi Sean berkerut. Yusuke" Sean menggeleng. Yusuke tidak menceritakan
apa-apa kepadanya. Kami bertemu di kantor polisi. Beberapa orang Polisi datang mencari Coleen
kerumah karena dia menjadi tersangka di balik penganiayaan istrimu. Karena itulah
aku langsung berangkat ke Ottawa demi melihat keadaan kalian.
Sudah ku duga. Sean berujar kesal, karena ia sudah menyangka bahwa
Coleen adalah dalang dari masalah yang terjadi. Lalu mereka menemukan Coleen
di rumahmu" Aku sudah lama mengusirnya. Philly sudah menceritakan segalanya kepadaku
dan itu cukup mengejutkan. Semua pelayan di rumah juga sudah membuka mulut
mengenai Coleen. Aku juga melaporkan Coleen ke polisi dengan tuduhan
penipuan. Aku merasa tertipu hidup bersamanya selama ini.
Jadi selama ini dia buronan"
Darice mengangguk. Coleen sudah berbulan-bulan menghilang. Aku bahkan
sudah melupakan keberadaannya dan juga laporanku karena tidak ada lagi
informasi tentang itu. Tapi temanmu tadi benar-benar mengurusi semuanya sampai
ke akar-akarnya. Dia sangat perduli!
Dia tetangga kami di rumah baru. Istrinya adalah Sahabat Claire dan dia juga
mantan kekasin Claire! Benarkah" Darice kelihatan terkejut dan memandang Sean dengan tatapan
tak menyangka. Aku hanya ingin mencoba untuk jujur kepadamu, Bibi. Aku seharusnya
membenci Yusuke dan kau juga akan melakukan hal itu jika kau tau apa saja yang
sudah terjadi di antara mereka. Tapi kedua suami istri itu menjaga Claire sepanjang
waktu. Jika tidak ada mereka, Aku mungkin sudah kehilangan Claire dan anakku!
Ya, orang yang baik seharusnya tidak di lihat dari masa lalunya. Lalu
membelai kepala Claire. Aku minta maaf kepada kalian atas perlakuanku saat itu.
Philly benar, kau sudah banyak memberi perubahan di rumahku semenjak
kehadiranmu. Apalagi saat kehamilanmu, aku melupakan semua kesedihanku.
Sungguh tidak adil jika aku membencimu hanya karena kau adalah Claudia
Faustine. Padahal kami juga memisahkanmu dari Hadwin dan menyebabkan
penderitaan dalam hidupmu!
Lagi-lagi Claire memandang Sean sebelum memberanikan diri untuk
memandang Darice dalam-dalam. Aku tidak mungkin menerima maafmu.
Jawabnya lemah. Kau tidak mau memaafkanku"
Claire menggeleng. Tidak ada yang perlu di maafkan!
Aku lega mendengarnya. Sungguh! Darice Ouray menghela nafasnya, lalu
kembali memperhatikan bayi yang masih berada di dalam pelukan Claire. Anak
kalian laki-laki atau perempuan"
Astaga, aku juga melupakan hal itu! Ujar Sean. Anak kita berjenis kelamin
apa, sayang" Perempuan. Dia anak perempuan yang cantik. Dan sepertinya, aku tidak bisa
memberikan nama Hadwin kepadanya.
Darice tersenyum. Kalian akan melahirkan anak laki-laki suatu saat nanti
untuk nama Hadwin! Tidak dalam waktu dekat! Sean memotong. Aku hampir mati melihat
penderitaannya saat persalinan semalam.
Ya, baiklah. Lalu nama apa yang kalian pilih untuk menamai anak kalian"
Sean dan Claire saling pandang lalu Sean membelai kepala istrinya. Bolehkah
aku menghidupkan lagi Claudia Faustine sayang" Aku ingin memberikan nama
Claudia kepada anak kita!
Menarik sekali, Darice memotong. Claudia Ouray!
Tapi aku tidak suka dengan nama Ouray!
Kau tidak akan pernah bisa menghilangkan nama Ouray dari hidupmu
Sean! Haruskah nama Ouray merusak keindahan nama Claudia"
Anakmu seorang Ouray, didalam tubuhnya mengalir darah Ouray. Kau tidak
bisa menghilangkan Ouray dari hidupmu. Sudah ku bilang, kan" Darice terdengar
lebih galak bila membicarakan nama keluarga. Setelah ini kalian akan ikut aku
pulang ke Calgary, kan"
Kami tidak bisa. Claire tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Lagipula, aku
meragukan bisa meninggalkan kehidupanku di Ottawa. Aku punya pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabku disini.
Lalu siapa yang akan menjaga Claire kalau kau pergi bekerja"
Ada Sophie, bibi! Claire akan baik-baik saja. Aku akan mencari Ned untuk
kembali menjaga Claire sampai Coleen di temukan.
Itu tidak perlu! Ujar Darice. Coleen sudah tidak ada lagi di dunia ini. Dia
meninggal karena kecelakaan saat pengejaran semalam. Pagi ini, jenazah Coleen
akan di kembalikan ke keluarganya di Charlottetown. Jadi pulanglah. Aku
membutuhkan kalian! Sean menggeleng, ia masih keras kepala. Kau akan tetap menjadi seorang
nenek. Kami pasti akan mengirimnya ke Alberta lebih sering. Kalau putriku sudah
sekolah, dia akan tetap kesana pada hari libur. Aku berjanji akan sering-sering
menemanimu di Calgary. Darice putus asa. Dia tampak kecewa karena Sean menolak untuk kembali
kerumahnya. Ia memandangi Claire berharap Claire membujuk Sean untuk ikut
dengannya ke Alberta. Tapi sayangnya Claire-pun sepertinya tidak begitu tertarik
untuk kembali. Bagaimana kalau kau tinggal saja bersama kami untuk sementara ini" Claire
tiba-tiba saja bicara. Setelah aku cukup kuat, kita bisa berangkat ke Calgary bersamasama!
Sayang, apa yang kau katakan" Kita akan pindah ke Calgary" Sean mendesah.
Claire merangkul pinggang Sean erat-erat. Kita harus membawa anak kita
untuk melihat makam nenek dan kakeknya. Aku ingin membawa anak kita kesana,
Sebentar saja. Hanya beberapa hari dan Truddy pasti mengizinkanmu untuk libur
kerja, kan" Sean menatap Claire dan Darice secara bergantian. Ia tampak memikirkan
sesuatu untuk beberapa lama. Lalu, Baiklah. Apapun yang kau inginkan, yang
Mulia! CLAIRE TERTIDUR KARENA MERASA LELAH. Hari ini ia dan keluarga kecilnya
pergi ke Gass untuk mengajak Claudia melihat makam neneknya. Mereka cukup
lama berada disana hingga akhirnya Darice menyusul karena merasa tidak sabaran.
Selama disana, Claudia yang baru bisa bicara itu terus mengoceh sehingga
menimbulkan kejenakaan yang luar biasa. Claire sanga sayang kepada anaknya,
tidak ingin berpisah. Sayang sekali ia harus kecewa karena Claudia di bawa oleh
Darice ke Calgary lebih dulu sedangkan Sean menahannya di Gass dan
membawanya kerumah peninggalan orang tuanya dimana mereka pernah bercinta
untuk pertama kali. Sayangnya memikirkan Claudia, membuat Claire terus gelisah. Ia hanya
tertidur beberapa jam hingga terbangun lagi sebelum pagi tiba. Jam didinding
bahkan belum menunjukkan tengah malam. Claire ingin membangunkan Sean dan
mengajaknya ke Calgary saat itu juga. Sayangnya ia tidak menemukan Claire di
sebelahnya. Mungkinkah Sean sedang ke kamar mandi" Ia segera menoleh ke sisi kanana
dan kecewa saat melihat pintu kamar mandi terbuka. Laki-laki itu tidak ada di
kamar mandi. Claire berusaha bangkit dari ranjang dan berjalan menuju keluar
kamar, ia harap Sean sedang di dapur, atau dimana saja di rumah itu. Claire
berjalan menuju ruang tengah, ia tidak menemukan Sean. Begitu juga di ruang
tamu dan ruangan yang lainnya. Claire kemudian mempercepat langkahnya menuju
dapur dan terkesima saat melihat Sophie ada di dapurnya. Ia termenung sesaat
hingga Sophie menoleh kepadanya secara tidak sengaja.
Claire" Sophie" Apa yang kau lakukan"
Seharusnya Sean memberikanmu obat tidur agar kau tidak terbangun. Kau
bangun terlalu cepat! Sophie mendesah kesal lalu kembali menuang Sampanye ke
empat buah gelas kristal di hadapannya.
Claire tersenyum. Akan ada pesta"
Pesta kejutan untukmu seharusnya. Tapi kau sudah memergokiku!
Kapan kau sampai" Claire mendekati Sophie dan membantunya menyiapkan
banyak hal. Bagaimana kau tau tempat ini"
Aku baru sampai dua jam yang lalu. Sean menjemput kami di Calgary dan
harus meninggalkan Gabby disana. Semoga saja anakku tidak menangis ketika dia
terbangun tanpa ibunya! Gabby sudah cukup besar untuk menangis. Yang harus khawatir itu aku!
Claudia baru berusia delapan belas bulan. Aku bahkan belum berhenti
menyusuinya! Tapi ku rasa Darice cukup lihai menangani anak-anak. Saat kami tiba disana
sore tadi, Gabby langsung dekat dengannya. Sophie memandang Claire sejenak
lalu berujar sambil berbisik. Tunggulah disini. Aku akan membawa ini ketaman
belakang! Perlu bantuan" Tidak usah! Kalau kau melakukanya, Sean bisa kecewa. Ia menyiapkan banyak
hal untuk menyambut pag i bersamamu! Duduklah disini dan jangan keluar
sebelum aku panggil! Claire mengangguk. Sophie mulai mengangkuti semua barang-barang yang
disiapkannya hingga saat ia membawa barang-barangnya yang terakhir, Sophie tidak
kembali kedapur dalam waktu yang lama. Claire gelisah menunggu, apa yang
mereka lakukan" Claire menatap jam di dinding. Sekarang sudah tengah malam.
Mereka memakan banyak waktu untuk membuat pestanya!
Sekarang sudah saatnya Claire! Sophie menyembulkan kepalanya dari pintu
belakang dengan sebuah senyum.
Claire mendekat dan mendengar bisikan Sophie yang mengucapkan kata
bersiap-siaplah sambil membuka pintunya secara perlahan. Selang beberapa detik
kemudian, Claire melihat sebuah tenda megah menghalangi pemandangannya.
Apa ini" Sean sudah menyiapkan ini untukmu. Jadi begitu kita masuk di dalam,
kagumilah meskipun kau harus memaksakan diri untuk bersandiwara! Sophie
menarik lengannya dan mereka mendekati tenda besar itu.
Mereka melangkah terlalu cepat hingga Claire melihat Yusuke membukakan
pintu tenda untuknya dengan senyuman bangga. Setelah berada di dalam, Claire
tidak perlu berakting kagum. Ia benar-benar terkagum-kagum karena apapun yang
di lihatnya seperti lokasi garden party dengan luas 5x5 meter. Lantainya di penuhi
rumput yang sangat lembut membuat Claire melepaskan sadalnya dan
menginjaknya dengan perasaaan nyaman. Semua yang Sophie siapkan tadi tersusun
rapi di atas meja di hadapannya dengan empat buah kursi taman yang terbuat dari
besi. Di balik meja-meja itu ada sebuah tempat yang lebih tinggi berbentuk segi
empat, seperti ranjang yang luas namun di lapisi rerumputan. Lampu yang terang
berasal dari puncak tenda sehingga Sophie juga dapat melihat warna-warni balon
yang indah melayang di setiap sudut. Dinding tenda yang terbuat dari bahan yang


Claire Karya Phoebe Abigail di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sangat tebal di tutupi oleh tanaman-tanaman rambat sehingga memberikan efek
kalau dirinya tengah berada di sebuah tempat yang megah di sebuah hutan. Claire
menoleh ke sisi lain, ada sebuah bathub di penuhi air dengan teratai berwarna
merah jambu mengapung di atasnya, lalu sebuah pinus buatan meneduhinya dan
Sean bersandar disana. Bagaimana" Gumamnya.
Claire tidak bisa memungkiri kalau ia terkesima. Claire bahkan tidak perah
bermimpi mendapatkan kejutan seperti ini. Cantik sekali!
Sean mendekat hingga mereka berhadapa-hadapan. Untukmu!
Dalam rangka apa" Tunggu sebentar. Aku perlu mereka untuk mengatakannya. Sean berjalan
keluar tenda lalu masuk kembali bersama Sophie dan Yusuke.
Mereka berdua pasti banyak membantu dalam hal ini. Claire
keduanya dengan rasa terimakasih. Beberapa waktu kemudian mereka berempat
menatap sudah duduk di atas empat buah kursi taman yang menghadapi beberapa gelas
Sampanye. Sophie mengajak mereka bersulang atas kejutan mereka yang tampaknya
berhasil. Ya, mereka memang berhasil. Meskipun Claire bangun lebih cepat dari
rencana, meskipun ia juga memergoki Sophie menyiapkan sebagiannya, Claire tetap
tidak bisa memungkiri kalau dirinya sangat terkesima. Ini benar-benar luar biasa.
Balon-balon itu ideku! Ujar Yusuke bangga.
Ya, tapi ide balon melayang itu dariku! Sophie menambahkan. Para laki-laki
ini ingin agar balon itu di letakkan di atas rumput saja. Tapi aku tidak setuju karena
itu bisa merusak pemandangan hutan mini yang dengan susah payah di rancang.
Terimakasih. Kalian sudah membantu Sean menyiapkan ini semuanya.
Claire menoleh kepada Sean yang duduk disebelahnya. Terimakasih.
Ah, ya! Cepatlah lakukan, Sean. Aku dan Sophie akan segera masuk kedalam
rumah karena kami harus menemui Gabby dirumah bibimu besok pagi!
Mendengar kata-kata Yusuke itu Claire segera menatap Sean dengan penuh
tanya. Tentunya semua ini di buat karena sesuatu. Ia menanti Sean bertindak, Sean
sempat terdiam sejenak lalu mengeluarkan sebuah kotak berwarna biru dan
meletakkannya di depan Claire. Ia membuakanya dan memperlihatkan sebuah
kalung mewah yang di penuhi Swarowsky yang berkilauan.
Pakailah ini saat pernikahan kita nanti! Gumam Sean.
Claire terse nyum heran. Kita sudah menikah, kan"
Ya, tapi bibiku menginginkan pernikahan itu di ulangi! Pernikahan kita pada
waktu itu juga terlalu mendadak. Aku bahkan tidak memberikanmu kesempatan
untuk mengatakan aku bersedia .
Saat itu aku sudah cukup bahagia!
Aku tidak meragukan itu, sayang. Tapi aku ingin melakukan ini. Aku ingin
memperlakukanmu dengan wajar, memberikan apa yang di inginkan oleh
kebanyakan wanita. Aku ingin kau bahagia dan menceritakan sebuah lamaran yang
indah jika suatu saat nanti Claudia bertanya.
Claire tertawa sebentar lalu, Jadi sekarang kau sedang melamar"
Ya, karena itulah Claire. Aku tau kalau kau tidak memerlukan ini. Tapi
apapun itu, menikahlah denganku, lagi!
Seharusnya kau memberikan cincin.
Kau sudah memakai cincin kawin. Sekarang apa jawabanmu"
Claire terdiam lama, sengaja untuk membuat Sean tidak sabar menantinya. Ia
tersenyum senang saat melihat ekspresi kesal Sean. I do. Aku akan menikah
denganmu, Sean. Lagi! Mendadak suasana menjadi riuh. Sophie dan Yusuke meramaikannya dengan
tepuk tangan lalu memaksa Sean untuk memakaikan kalung itu di leher Claire.
Claire tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. Terlebih saat menyentuh
kalung yang sudah bergantung di lehernya. Kontras sekali dengan gaun tidurnya
yang sederhana. Aku tidak menyangka bisa melihat mantan kekasihku di lamar oleh orang
lain! Yusuke mengerang. Lamaran yang indah, kan"
Tentu saja! Kalau begitu ayo kita keluar Sophie. Kita harus memberikan waktu untuk
mereka! Yusuke mengulurkan tangannya dan Sophie menyambutnya. Mereka
berdua kemudian bergandengan tangan menuju keluar dari tenda. Samar-samar
terdengar di telinga Claire bahwa Sophie mengejek Yusuke karena tidak pernah
berniat untuk melakukan lamaran atau pernikahan ulang dengannya. Mereka
berdebat lagi, terus begitu hingga suara mereka menghilang saat pintu belakang
tertutup. Claire memandangi kesekelilingnya lagi. Ternyata di sisi sebrang, dimana pintu
masuk berada. Berjejer semak-semak yang di tumbuhi berbagai bunga. Tempat ini
sangat hijau dan di temani banyak warna lainya sehinga suasanya menjadi sangat
semarak. Lampu yang berada di puncak tenda bersinar seperti matahari. Begitu
terang seolah-olah mereka sedang berada di siang hari.
Kita pindah ke ranjang, sayang" Sean berbisik.
Claire segera memadangnya. Sean sedang menunjuk ke ranjang rumput itu. Ya,
Akhirnya Claire tau untuk apa benda itu di ciptakan. Kita perlu bantal dan
selimut! Untuk apa" Ada aku yang bisa jadi bantal dan selimutmu, kan" Sean
mengulurkan tangannya untuk menggapai tangan Claire lalu menggandengnya
menuju benda yang di sebutnya sebagai ranjang.
Begitu duduk di atasnya Claire merasakan kesegaran siang hari, seolah-olah
dirinya sedang berada di tengah padang rumput dan akan berbaring di atasnya.
Perlahan Claire merebahkan tubuhnya. Dan Sean juga. Laki-laki itu berbaring
miring dengan sebelah tangan menumpu kepala. Ia memandangi Claire dengan
penuh kasih. Nyaman" Sean berbisik.
Ya, sangat nyaman! Darimana kau dapat ide seperti ini"
Dari fikiranku untuk bercinta denganmu di alam bebas. Jadi aku membuat
tiruannya. Aku tidak akan melakukan itu dalam keadaan sebenarnya jika kau tidak
ingin aku membunuh orang yang melihat kita!
Claire tertawa. Ini mahal,Sean"
Lumayan! Kau menyiapkannya dengan uangmu atau uang Ouray"
Uang Yusuke Tokeino! Astaga, kau berhutang untuk ini"
Ya, begitulah. Setelah ini aku akan meminta Darice membayar hutangku.
Sean lalu terkekeh karena rencana liciknya. Setidaknya aku tidak menggunakan
harta Ouray secara langsung karena aku tau kau akan menolaknya!
Claire meyentuh wajah Sean dan mengusap pipinya lembut. Terimakasih,
Sean. Kau sudah terlalu banyak mengabulkan impianku. Dimulai dari anak kita,
Claudia. Pernikahan yang sebenarnya, juga lamaran yang indah ini meskipun kau
terlambat! Aku akan melakukannya lagi. Aku akan mengabulkan impianmu lebih
banyak lagi. Kau tidak usah khawatir!
Mungkin inilah bayaran dari semua penderitaanku
selama ini! Sean tidak mengatakan apa-apa. Ia menyentuh bibir Claire dan menelusurinya
dengan jarinya, sesaat kemudian membelai pipinya, hidung lalu kelopak mata. Sean
menyentuh ujung bulu mata Claire dengan perlahan beberapa lama. Lalu membelai
kepalanya penuh kasih. Kau jangan pernah membicarakan hal itu lagi. Berjanjilah.
Aku tidak ingin mendengar tentang penderitaan, tentang Denmark dan tentang
masa lalumu lagi. Kau hanya akan membuatku semakin menyesal karena terlambat
menemukanmu! Ya, aku berjanji. Mulai sekarang masa lalu itu tidak pernah ada.
Aku sudah megurus semuanya Claire, di pernikahan nanti kau akan
mendapatkan kejutan yang lebih indah dari ini. Lalu Claudia juga akan
mengenakan gaun yang cantik. Kau harus menggendongnya saat berjalan di Altar
nanti. Ya, tentu saja aku akan melakukannya! Tapi Bolehkah aku meminta satu hal.
Katakanlah! Bisakah kau membawa Geronimo kemari" Aku ingin meggandeng lengannya
di altar nanti. Aku ingin dia yang memberikan tanganku untukmu. Bukan
maksudku mengungkit masa lalu, Sean. Aku hanya..
Ya, kau pernah mengatakannya. Bagimu Geronimo seperti ayah hanya saja
dia tidak pernah tau apa yang sudah dilakukan anak buahnya kepadamu!
Claire mengangguk membenarkan. Jadi, bolehkah &
Aku akan mendatangkannya untukmu. Aku juga akan memberikannya lima
asisten yang baru karena asisten yang sudah menyakitimu itu akan segera ku habisi.
Aku juga menginginkan itu. Kau akan menghukum mereka"
Aku akan menghilangkan nyawa mereka!
Claire tertawa senang dan Sean juga melakukan hal yang sama. Setelah puas
tertawa, Claire melingkarkan lengannya di leher Sean dan menyentuh bibir laki-laki
itu dengan bibirnya beberapa lama. Lalu ia memandang Sean dan berbisik di atas
bibirnya. Apa yang harus ku lakukan untuk berterimakasih"
Tugasmu, nikmati saja malam ini. Biarkan aku melakukan segalanya dan kau
tidak perlu melakukan apa-apa!
Sean memulai, ia benar-benar tidak mengizinkan Claire melakukan apa-apa.
Selama ini, Claire selalu bertindak dengan sangat agresif tanpa disadarinya.
Meskipun hal itu sangat menyenangkan, tapi Sean merasa di kalahkan. Seharusnya
Claire yang puas padanya, bukan sebaliknya seperti yang terjadi selama ini. Kali ini
ia harus membalik lagi keadaan itu. Sean membuka gaun tidur Claire dengan sangat
perlahan, terlalu perlahan sehingga dirinya sendiri mulai kesakitan
hasratnya. Dua menit kemudian, mereka berciuman lama. Dua puluh
menahan menit kemudian Sean sudah berhasil membuat Claire memohon untuk segera bercinta
dengannya Tiga puluh menit kemudian, mereka benar-benar sedang berusaha
mendaki puncak kepuasan bersama-sama. Sean memberikan Claire ciuman yang
sangat panjang. ia tidak ingin melepaskannya begitu saja dan mereka melakukan
semuanya hingga fajar menyingsing. Claire merasa sangat lelah dan terbaring lemah
dalam pelukan Sean. Laki-laki itu tidak beranjak sedikitpun dari sisinya dan Sean
berjanji tidak akan pernah.
Jangan terlalu sering seperti ini, Sean! Claire berbisik. Ia hanya mampu
berbisik saat ini. Aku malah berencana untuk melakukannya sesering mungkin.
Aku belum siap melahirkan anak lagi. Claudia masih kecil!
Sean tertawa. Ia juga belum siap melihat Claire mengandung lagi, Persalinan
Claudia saat itu membuat Sean benar-benar trauma. Ia sudah kehilangan ibunya
karena persalinan. Sean tidak ingin kehilangan istrinya juga. Kita bisa
mengunjungi dokter untuk berkonsultasi mengenai hal ini!
Sean! Sebuah teriakan terdengar dari luar, suara Yusuke Tokeino. Kau
sudah bangun" Bolehkah aku masuk"
Tidak! Sean langsung menjawab dengan suara lantang. Ia sudah membuang
gaun tidur Claire entah kemana dan tidak mungkin ia membiarkan Yusuke masuk
dan melihat Claire tanpa pakaian. Ia memandangi Claire sejenak lalu berbisik.
Aku keluar dulu menemuinya!
Claire mengangguk. Sean bengkit dan memakai celananya piamanya lalu
keluar dari tenda. Ia dan yusuke tampaknya mengobrol terlalu lama. Claire
menunggunya dan merasa bosan. Ia menggeliat dan merasakan kembali betapa
ind ahnya semua ini jika matahari yang sebenarnya menyinari. Perlahan-lahan Claire
duduk dan memeluk lutunya. Lalu Sophie masuk dan tertawa melihatnya dalam
keadaan telanjang. Sudah ku duga. Kalian pasti melakukannya!
Claire berdesis. Ya, tertawalah sepuasmu!
Aku sebenarnya membawakan bantal dan selimut. Tapi Sean menahannya di
luar. Aku aka berangkat ke Calgary sekarang. Yusuke sudah menunggu di luar. Kau
ada pesan untuk Darice"
Ku rasa tidak. Berapa lama kau akan tinggal di Calgary"
Tentu saja sampai hari pernikahanmu di akhir minggu ini!
Akhir minggu ini" Claire terbelalak ia tidak menyangka kalau rencana Sean
secepat ini. Sean memang tidak mengatakan kapan pernikahan mereka akan di
langsungkan. Mungkin Sean lupa, Seharusnya Claire bertanya. Ia belum
mengatakan itu kepadaku. Kalau begitu kau tanya saja nanti.
Ya, pasti. Claire berujar dengan yakin. Sophie, jaga Claudia sampai aku
kesana, ya" Tentu saja. Aku sudah menelpon kesana pagi ini dan menurut Darice Gabby
sedang bermain-main bersama Claudia disana. Gabby jadi terus mendesakku untuk
memberikannya adik karena ia menyukai Claudia. Dia ingin punya adik perempuan
juga yang bisa di dandaninya setiap saat!
Claire tertawa. Kalau begitu kabulkanlah permintaannya!
Itu tidak mudah, Kenapa" Gabby sudah cukup umur untuk memiliki adik. Kau tidak akan
menjadikannya anak satu-satunya, kan"
Suara deheman Sean terdengar. Kepalanya menyembul di sela pintu tenda, ia
sedang memberi isyarat kepada Sophie untuk segera menyelesaikan obrolannya.
Sophie memandangnya sekilas lalu kembali menatap Claire.
Aku pergi dulu. Suamiku sudah menunggu terlalu lama. Sampai jumpa di
Calgary, Claire! Sophie melambai-lambaikan tangannya lalu pergi.
Butuh beberapa waktu lagi hingga Sean masuk dengan bantal dan selumutnya.
Ia memberikannya kepada Claire dengan senyum. Aku sebenarnya tidak ingin
melakukan ini. Tapi ku fikir kau butuh selimut karena kita akan melakukan sesuatu
yang penting dan aku tidak ingin kau kedinginan karena udara pagi. Rumputrumput
yang kau tiduri mulai mengeluarkan embun.
Sean membuat Claire berbaring lagi. Kali ini kepala Claire merasa nyaman
karena menindih bantal. Sean juga menyelimutinya dan berbaring di dalam selimut
yang sama. Mereka sangat rapat, Sean bahkan bisa mencium telinga Claire berkalikali
sebelum ia menekan sebuah remote dan membuat atap tenda itu terbuka lebar.
Balon-balon yang beraneka warna melayang semakin tinggi ke udara, menuju langit
pagi yang masih kebiru-biruan. Akhirnya Claire melihat langit yang sebenarnya hari
ini. Matahari sudah bersinar meskipun belum terik.
Setelah ini bisakah kita melakukannya lagi"
Claire menatap Sean sambil berdelik. Ia tau ucapan Sean mengarah kemana.
Aku sudah bilang, kan" Jangan melakukan ini terlalu sering! Sudahi, Sean. Aku
harus melihat Claudia segera!
Calgary itu dekat sayang! Kita bisa kesana kapan saja. Aku hanya tidak ingin
meninggalkan tempat ini terlalu cepat!
Tapi rumput-rumputmu ini akan layu. Ini hanya bertahan beberapa hari,
Sean! Tapi cintaku padamu tidak pernah layu, Claire!
Claire kembali memandang Sean dengan tatapan heran. Ia tidak menyangka
kalau Sean melakukan itu lagi. Sean merayunya seperti yang selalu Sean lakukan di
awal-awal keberadaan Claire di rumah keluarga Ouray. Claire bahkan tidak bisa
melupakan saat dimana Sean pernah mengatakan kalau Claire bersinar seperti
bintang saat tersenyum. Claire harap Sean akan terus merayunya seperti itu untuk
selamanya. Yeah, This is The Most Difficult Mission From Editor.
But, Finally I Finish it!
Thanks for Many Idea From Mona
And Big Thanks to Mr. G about Ouray
tamat Misteri Dewi Maut 1 Capung Keseratus The 100th Dragonfly Karya Ary Yulistiana Pendekar Pemanah Rajawali 24

Cari Blog Ini