Kicau Kacau Karya Indra Herlambang Bagian 1
Pada suatu siang delapan tahun yang lalu, setelah menyelesaikan
tugas siaran di Hard Rock FM, saya luntang-lantung di sekitar studio karena tidak tahu harus melakukan apa. Dari
Senin sampai Jumat rutinitas saya memang hanya siaran
dari pukul enam hingga sepuluh pagi. Setelah itu bengong.
Sebuah pekerjaan kantoran sebagai desainer gra"s baru saja
saya tinggalkan karena saya lebih memilih untuk berkicau di
corong radio ketimbang meracau lewat iklan yang harus saya
kerjakan. Hari itu radio kami kedatangan tamu dari Free Magazine,
sebuah media alternatif berupa majalah yang tidak diperjualbelikan. Melihat muka bloon saya yang sedang kebingungan
mencari kegiatan untuk mengisi hari, seorang produser bernama Vivi Coster mendorong saya untuk melamar pekerjaan
di majalah itu. "Lo kan suka nulis, coba aja gih. Daripada nganggur."
Bersikap sebagai seorang pemalu berkadar kepercayaan serendah rumpun tauge, saya seketika menolak ide itu. Sejak
- xi - Kicau-Kacau Indra Herlambang
ain kecil saya memang suka membaca dan menulis. Waktu SMA
bahkan sempat jadi editor Buku Tahunan dan majalah sekolah. Tapi menulis untuk media beneran adalah persoalan yang
jauh berbeda. Ini akan dibaca oleh orang yang lebih banyak
ketimbang jumlah murid-murid di Smandel (panggilan keren
buat SMA 8 Jakarta). Sepertinya saya belum punya kemampuan untuk bisa melakukan hal itu.
Vivi tidak putus asa. Dia tetap berusaha mengenalkan saya
pada Eba, (director majalah itu). Karena masih sangat ragu dan
malu, saya hanya cengengesan ketika dia "menjual" saya sebagai seorang penulis andal. Setelah pertemuan canggung itu
saya segera kabur dan tidak memberikan kesempatan sedikit
pun untuk perbincangan yang lebih panjang.
Anda tahu hal apa yang paling menyebalkan" Ketika kita
udah buru-buru pamit buat menghindar dari seseorang dengan bilang; "Ok deh, gue duluan ya", lalu ternyata harus
bertemu lagi di satu lift yang sama dengan orang yang baru
saja kita pamitin. (Hanya ada sebuah kalimat bodoh yang
saya andalkan dalam situasi super awkward ini: "Eh, ketemu
lagi..."). Ketika itu perjalanan lift dari lantai delapan ke lantai satu
terasa sangaaaaat laaaaambaaaaaan... Akhirnya mau tidak
mau kami terpaksa berbincang. Mungkin sekadar untuk sopan,
Eba meminta saya untuk mengirimkan contoh naskah.
"Lo bikin aja resensi musik atau "lm, kebetulan kita lagi
cari kontributor. Kalo memang gaya penulisannya cocok, lo
bisa gabung di majalah kita."
Saya hanya mengangguk-angguk sambil berkata dalam ha
- xii - KATA PENGANTAR DARI SEBUAH LIFT
ain ti: "Yeah, right. Ngapain gue susah-susah bikin tulisan" Paling
nggak akan diterima." (Ya saya memang selalu melihat gelas
sebagai setengah terisi. Terisi racun serangga tepatnya).
Sampai rumah, saya kembali dalam rutinitas harian yang
sungguh membosankan. Nonton DVD, baca buku, atau tidurtiduran. (Maklumlah. Pengangguran.) Ketika sedang berjalan
menuju dapur untuk mengambil minuman dan camilan saya
melewati meja kerja yang terisi komputer, printer, dan tumpukan kertas. Beberapa bulan lalu saya masih rajin mengerjakan banyak hal di situ. Seperti tugas kantor yang bisa dibawa pulang atau side job yang bayarannya lumayan. Akhir-akhir
ini meja tadi lebih sering didiamkan hingga berselimut debu
tebal. Di saat itulah saya seperti mendengar komputer memanggil-manggil dengan suara lirih yang sangat seksi.
"Hey, cowok tampan, nulis aja yuk. Cobalah. Kalo nggak
diterima terus kenapa" Daripada kamu kebanyakan tidur"
Atau nonton bokep lagi" Yuk, nulis yuk.."
Seberkas cahaya terang seketika jatuh di atas komputer buluk itu. Membuat permukaannya yang sudah tidak lagi putih
kembali berkilauan seperti disiram seember bintang. Suara
choir membahana dengan indah dan megah. Saya terpana.
Saya pun tergoda. Lalu mulai menulis. (Woy, lebay woy!).
Sungguh. Waktu itu setiap ketuk jemari di tuts keyboard
komputer membawa berjuta kenikmatan. Memberi perasaan
nyaman yang sangat memabukkan. Saya tahu. Itu adalah keindahan gairah. Sesuatu yang selama ini tidak juga saya temukan
walau tempat ngantor sudah berulang kali berpindah.
Setelah satu jam lebih artikel itu selesai dan segera saya kirimkan. Tanpa harapan apa pun. Saya hanya tahu, saya benar- xiii Kicau-Kacau Indra Herlambang
benar cinta proses menulis. Kalaupun nanti tidak diterima,
saya akan mencoba cara lain untuk tetap bisa bersenggama
dengan komputer saya. The rest is history. (Ih, sok kece banget deh, lo! Lo siapa" Lo
pikir lo David Sedaris apa"). Saya diterima di majalah itu dan
mulai bekerja sebagai kontributor untuk bagian resensi media.
Setiap dua minggu saya membahas tentang "lm, album, dan
buku-buku terbaru. Menyenangkan sekali! Saya dibayar untuk
melakukan apa yang saya suka. Saya pikir saya sudah berada
di puncak dunia, namun nyaris setahun kemudian Eba kembali
menawarkan sesuatu yang lebih luar biasa.
"Lo mau nggak gue bikinin kolom khusus buat tulisan lo"
Di sini lo boleh bahas soal apa aja."
Duh, saya merasa seperti ada di surga. Saya merasa seperti
Carrie Bradshaw! (Maaf ya, I love Sex and The City. There, I
said it!). Akhirnya saya punya tempat untuk berkicau lewat tulisan
saya. Setiap edisi, saya bisa bicara tentang apa saja yang saya
suka. Keluarga, teman, pekerjaan, cinta, negara, dan semua
hal lain yang sempat menyentuh keseharian saya.
Tanpa saya sadari, pertemuan dengan Eba di dalam lift itu
membawa banyak hal istimewa dalam hidup saya. Ketika lift
itu tiba di lantai dasar, berjuta jalan ikut terbentang seiring
dengan geser pintunya yang terbuka. Tawaran untuk menulis
lepas di beberapa media, tawaran untuk menulis skenario "lm
Mereka Bilang, Saya Monyet! bersama Djenar (yang diganjar piala Citra untuk Skenario Adaptasi Terbaik di FFI 2009), ta- xiv - KATA PENGANTAR DARI SEBUAH LIFT
waran untuk menulis cerpen, dan akhirnya tawaran untuk
mengumpulkan tulisan-tulisan saya di buku yang saat ini ada
di tangan Anda. Sekarang saya mulai berani menyebut diri saya sebagai seorang penulis. Mungkin penulis yang masih cemen dan butuh
untuk lebih banyak belajar. Tapi saya adalah seorang penulis.
Dan saya berterima kasih sekali pada semesta yang sudah membuat lift berhenti di lantai delapan pada saat paling tepat.
- xv - BAB I KICAUAN TENTANG GAYA HIDUP,
HIDUP GAYA, DAN HIDUP GAK YA"
ENAM LANGKAH SEDERHANA Alat elektronik ngadat terus dipukul-pukul. Kebiasaan.
Nyelesein masalah pake kekerasan.
(Twitter: 25 April 2010) Peringatan: Artikel ini dibuat untuk merayakan hubungan kurang harmonis antara manusia dan teknologi. Jika Anda termasuk
orang-orang yang sering mendapat hinaan, celaan, makian,
atau bahkan hujatan tentang kemampuan diri yang selalu
kurang dalam menaklukkan barang-barang canggih berilmu
tinggi" Selamat! Ini adalah artikel buat Anda.
Sebelum membaca tulisan yang sungguh penting ini, mohon
ikuti dulu sebuah tes sederhana. Anda cukup menjawab YA
atau TIDAK untuk semua pernyataan di bawah ini.
1. Apakah ponsel Anda merupakan model terbaru" lima
tahun yang lalu" - 3 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Apakah Anda menggunakan ponsel itu hanya untuk menelepon dan sms"
3. Apakah setelah setahun menggunakannya Anda baru
tahu tombol-tombol shortcut yang ada" Itu pun karena
secara tidak sengaja Anda menekan tombol itu terlalu
lama" 4. Apakah Anda menelepon orang lain untuk mengetahui
nomor Anda sendiri (karena Anda tidak pernah ingat nomor itu)"
5. Apakah Anda tidak tahu dan tidak peduli dengan semua
singkatan menyebalkan macam LAN, WAP, WWW,
HTTP, dan seterusnya"
6. Apakah Anda tidak pernah membaca semua buku manual
dari alat elektronik apa pun karena menganggapnya sama
rumitnya dengan buku referensi untuk pelajaran Fisika
Kuantum" 7. Apakah Anda hanya mengetahui fungsi dari beberapa
tombol di remote TV Anda (tombol on/off, volume, dan
channel), dan tidak tahu kegunaan tombol-tombol aneh
lainnya (tombol ttx/mix, info, menu, atau exit)"
8. Apakah ketika remote TV itu hilang Anda kelimpungan
karena tidak tahu harus berbuat apa"
9. Apakah apple dan blackberry bagi Anda hanya berarti nama
buah" 10. Apakah bagi Anda Hot Spot menimbulkan konotasi
seksi" 11. Apakah satu-satunya PIN yang Anda kenal adalah PIN
di kartu ATM" - 4 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
12. Apakah Anda lebih senang bertransaksi di ATM atau
Bank ketimbang menggunakan jasa perbankan jarak jauh
seperti phone banking atau internet banking, dengan alasan
tidak percaya pada keamanannya padahal karena menganggap caranya terlalu ribet"
13. Apakah sampai saat ini Anda tidak tahu bagaimana cara
mengunggah foto di Facebook" Atau mengirim video"
Atau memberi tag pada foto"
14. Atau jangan-jangan sampai detik ini Anda belum tahu
apa itu Facebook" 15. What" Anda bahkan tidak familiar dengan Friendster"
16. Apakah Anda pernah membanting sebuah alat berteknologi
tinggi karena putus asa ketika menggunakannya"
17. Atau memukul TV saat gambarnya terganggu"
18. Apakah Anda pernah meminta teman untuk mencuci
"lm dari kamera digital"
19. Apakah Anda pernah menghapus foto-foto penting karena salah memencet tombol"
20. Apakah Anda tahu kelebihan sebuah robot bernama Kansei yang diciptakan di Jepang tahun 2007"
Jika Anda menjawab YA untuk lebih dari satu pertanyaan,
Anda adalah apa yang dalam masyarakat kita disebut sebagai
manusia gaptek, atau gagap teknologi.
Jangan khawatir atau bersedih. Anda tidak perlu menarik diri
dari pergaulan atau merasa minder ketika harus berhadapan
dengan orang lain. Lupakan juga niat Anda untuk kembali ke
desa pedalaman dan hidup tenang di antara ternak dan alat- 5 Kicau-Kacau Indra Herlambang
alat sederhana. Ini bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan.
Kon disi ini pun tidak menular dan tidak diturunkan secara genetis (bahkan kemungkinan besar anak Anda jauh lebih hebat
penguasaan teknologinya ketimbang Anda sendiri).
Artikel ini akan membantu Anda mengatasi masalah-masalah Anda. Tentu saja bukan dengan memberikan lebih banyak ilmu soal teknologi terbaru (silakan beli majalah bersampul perempuan yang sedang memegang satu gadget dengan
begitu sensual seolah barang itu adalah alat terseksi di dunia,
atau kursus kepada Roy Suryo), namun dengan membuka pikiran dan hati sehingga bisa lebih lapang hati menerima kondisi diri Anda.
Dan untuk mendapatkan tujuan itu, ada enam langkah sederhana yang bisa dilakukan.
Langkah 1: Mengakui adanya masalah.
Langkah pertama ini adalah setengah dari penyelesaian masalah Anda. Akui bahwa Anda gaptek dan berhenti hidup dalam
fase denial. Latihlah dengan mengucapkan mantra sederhana
di depan kaca. "Saya gaptek." Dan ulangilah berkali-kali.
Langkah 2: Mengetahui latar belakang dari kondisi Anda.
Apakah Anda jadi gaptek karena trauma masa kecil"
(Mungkin berkat kecelakaan yang berhubungan dengan
alat elektronik" Mungkin Anda pernah kena setrum" Atau
merusak sebuah barang dan dimarahi habis-habisan oleh
orangtua Anda"). Ataukah Anda menjadi gaptek karena Anda
punya masalah dengan kepercayaan diri" Apa pun alasannya,
Anda akan lebih bisa menerima kondisi diri Anda.
Langkah 3: Mencari support group.
- 6 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Ada banyak orang yang punya kondisi ini. Berada di dekat
orang-orang yang punya masalah serupa dapat membantu An
da untuk lebih bisa menerima diri Anda. Mulailah dari orangorang berusia lanjut di sekitar Anda. Biasanya semakin lanjut
usia semakin kecil keinginan untuk bisa beradaptasi dengan
teknologi baru. Langkah 4: Mengumpulkan berita-berita buruk seputar
efek teknologi tinggi bagi kehidupan manusia dan lingkungan
hidup. Dengan kumpulan berita ini, Anda akan mendapatkan justi"kasi dari ke-gaptek-an yang Anda punya. Lebih baik gaptek
ketimbang celaka. Salah satu contoh berita:
The Wall Street Journal menyebutkan, setiap hari di sebuah
periode musim panas, Northwestern Memorial Hospital menerima pasien-pasien yang menderita luka cukup serius akibat
kecelakaan yang disebabkan oleh "texting while walking". Di
London bahkan pernah dilakukan sebuah eksperimen bodoh
untuk mengurangi kecelakaan akibat ber-sms sambil berjalan
kaki: mereka melapisi tiang-tiang lampu jalanan dengan busa
semacam sofa. Langkah 5: Pahami bahwa terkadang hidup lebih simple
dan menyenangkan tanpa hadirnya teknologi.
Ada orang yang kelimpungan setiap kali gadget terbaru diluncurkan (harus selalu membeli dan meng-update alat yang dimiliki). Ada orang yang stres ketika BB-nya (Blackberry) dicuri
orang (bukan karena kehilangan barang itu, tapi karena merasa
kehilangan kontak dengan dunia). Ada orang yang hubungan
- 7 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
personalnya hancur berantakan ketika intrik-intriknya di dunia maya diketahui oleh pasangan (urusan status Facebook
saja bisa bikin banyak orang bertengkar). Bersyukurlah bahwa
Anda tidak akan berada di dalam situasi seperti itu.
Langkah 6: Cari sebanyak-banyaknya kalimat yang bisa
digunakan untuk membela diri dari manusia-manusia hi-tech
yang memojokkan atau menghina Anda.
Perbanyak perbendaharaan kalimat seperti: "Saya ingin ja
di pengguna teknologi bukan pecandu teknologi." Atau: "Saya
tidak ingin jadi budak teknologi." Atau: "Saya memilih untuk
menggunakan dan bukan digunakan oleh teknologi." Atau:
"Hidup saya sudah sangat mudah tanpa bantuan teknologi
yang terlalu tinggi."
Demikianlah enam langkah mudah yang bisa dilakukan untuk
membuat hidup Anda tetap bahagia (meskipun gaptek).
Selamat mencoba! Catatan kaki: Penulis adalah seorang gaptek akut yang sudah
lebih dari 30 tahun menyandang kondisi ini. Dia pernah
merusak tiga komputer, mematahkan persneling mobil
seorang paman, dan membuat sebuah vending machine macet
akibat salah pencet. - 8 - CYBER-LY EXTROVERT PEOPLE
Does twitter really reflect our personalities" Or is it just
another mask we put on to face the world"
(Twitter: 5 Agustus 2009)
Terima kasih Facebook. Sekarang saya tahu bahwa di menit
ini seorang teman saya sedang lelah sempurna karena didera
kerja, seorang teman lain sedang mengucap nikmat berkat
Kicau Kacau Karya Indra Herlambang di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
hadirnya sejumput sambal belacan superenak di sisi piringnya, dan seorang lagi sedang mengamuk menggerundel memaki-maki tanpa henti entah pada siapa. Ya. Terima kasih
teknologi, sekarang saya tidak perlu susah-susah berusaha
untuk mencari tahu di mana, sedang apa, bagaimana, dan
seperti apa teman-teman saya sebenar-benarnya. Cukup satu
klik, dan semua akan terpapar jelas di depan mata.
Dua bulan setelah membuka account halaman wajah di internet,
saya masih sangat rajin meng-update status terakhir saya di situ.
- 9 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Entah untuk alasan apa. Saya hanya melakukannya karena sa
ya pikir itu adalah sebuah keharusan (agak aneh dan kurang sopan rasanya jika mereka dengan baik hati memberitahukan setiap detail remeh yang terjadi dalam hidup mereka sementara
saya hanya jadi penonton yang rapat-rapat menutupi pintu
privacy saya sendiri). Awalnya yang saya tulis hanya lokasi di mana saya berada
dan apa yang saya sedang kerjakan saat ini. Bukankah memang
itu fungsi dari status yang dimaksud" Untuk memberitahu keberadaan kita agar teman-teman yang ada di jejaring maya
kita bisa tahu bahwa kita masih hidup, masih ada, masih bisa
(atau tidak bisa) dihubungi, dan belum hilang atau pindah ke
lain dunia. Lalu setelah itu datang masanya ketika saya senang berteriak-teriak kepada semua orang tentang semua hal, bukan
lagi semata soal posisi dan aksi terakhir saya, tapi tentang
perasaan saya, tentang buku yang sedang saya baca, tentang
kebencian saya pada seseorang, tentang pekerjaan saya, atau
tentang keluh kesah saya yang tidak pernah ada habisnya.
Dan di dalam perjalanannya, saya mulai belajar lebih banyak
tentang diri saya dan teman-teman saya sebagai manusia dari
status yang saya tulis dan saya baca di halaman Facebook saya
(di mana lagi coba, belum punya Blackberry bo ).
Lewat urusan status itu, saya tahu sebagian dari kita
shallow" Sejujurnya, saya ingin banget bisa jalan-jalan ke luar negeri agak lama hanya untuk bisa menulis: Indra is kangen Ja- 10 Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
kartaaaaa atau: Indra is enjoying Baltimore so much, f**k Jakarta!
Sudah terbayang foto-foto dan cerita luar biasa dari liburan
itu yang akan saya pamerkan di halaman Facebook saya. (Sepertinya hingga detik ini, kita masih seperti sekelompok anak
kecil yang sibuk memamerkan barang-barang baru ke temanteman di hari pertama masuk sekolah.)
Lewat urusan status itu, saya tahu sebagian dari kita menempatkan pencapaian karier di puncak yang terhormat"
Saya sempat berdoa untuk mendapatkan lebih banyak pekerjaan, sehingga tiap hari status saya akan berbunyi seperti:
Indra is leaving 4 Medan after taping a bunch of TV programs, esoknya: Indra is back @ Jakarta mc di Sency, esoknya: Indra is syuting
"lm anu cin, esoknya: Indra is otw 2 Surabaya, rawon setan here I
come! Duh, bayangkan betapa keren dan suksesnya saya akan
terlihat di mata kenalan-kenalan saya.
Lewat urusan status itu, saya tahu sebagian dari kita sok intelek"
Beberapa kali status saya hanyalah berupa kutipan dari
hal-hal cool yang saya baca, dengar, atau lihat selama ini. Untuk menunjukkan bahwa saya punya selera baik. Waktu cinta mati pada album Jason Mraz, status saya adalah: Indra
is singing, dancing, and stealing things. Waktu merasa sangat hip
karena ikut-ikutan terbius The Twilight Saga-nya Stephenie
Meyer, status saya berubah jadi: Indra is helpless and delicious.
(Padahal sebenarnya hal ini justru membuktikan bahwa saya
sungguhlah bodoh. Untuk disebut pintar seharusnya saya me- 11 Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
milih buku yang jauh lebih berat ketimbang roman picisan
tentang kisah cinta segitiga antara seorang manusia, vampir,
dan bocah setengah serigala).
Lewat urusan status itu, saya tahu sebagian dari kita suka being
miserable... Karena kemalangan bisa jadi komoditi untuk mendulang
simpati dari teman-teman sekitar. Bayangkan apa yang akan
Anda lakukan jika sahabat Anda menulis status: Blabla is nggak tahu mesti gimana lagi, semua harapan sudah pergi,
goodbye everybody" (saya pernah juga ingin melakukan sebuah
eksperimen kurang penting dengan men-submit status yang
memberikan kesan bahwa saya ingin bunuh diri, demi melihat
reaksi dari teman-teman terbaik saya, tapi knowing my friends,
kemungkinan besar kebanyakan dari mereka hanya akan tertawa dan mengirimkan sms bertuliskan: Bo, cari cara bunuh
diri yang nggak bikin lo keliatan serem ya").
Lewat urusan status ini, saya tahu sebagian dari kita suka menyindir"
Entah untuk menghindari kon"ik atau justru menyulut permusuhan yang lebih dahsyat, pasti Anda sering sekali melihat
status enigmatic seperti: A is bingung sama orang yang suka pilih-pilih temen, atau: B is happy, karma does work! Untuk urusan
sindir menyindir, bisa jadi kita mewarisinya dari adat istiadat
leluhur kita dulu. Bedanya, sindiran yang disampaikan secara
langsung pasti lebih tepat kena sasaran, ketimbang sindiran di
status facebook yang bisa bikin lebih dari satu orang blingsatan
karena merasa kena hajar.
- 13 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Mungkin analisa saya berlebihan. Mungkin saya memang kurang kerjaan. Tapi jika semua hal di atas tidak benar, lalu apa
alasan kita semua menggunakan "tur status update itu sebagai
ajang untuk berteriak ke semua orang tentang semua hal"
Sepenting itukah memberitahu ke semua orang tentang kegiatan kita setiap hari" Atau perasaan kita saat sedang sedih"
Atau senang" Atau marah" Apakah berarti kita tidak punya
cukup kemampuan untuk mengelola perasaan kita sendiri
hingga butuh bantuan kolektif berupa perhatian maya dari
teman dan sahabat" Atau kita memang sombong" Sehaus
itukah kita akan koneksi dengan manusia lain" Sejak kapan
kita semua jadi orang-orang yang cyber-ly extrovert" (Saya tahu
istilah itu mengada-ada dan sangat buruk grammar-nya, tapi
maaf, cuma itu yang muncul di otak bebal saya).
Aduh saya benar-benar mulai berlebihan, siapa tahu kebanyakan dari kita memang menuliskan status itu sekadar
untuk fun saja. Hanya untuk memberitahu. Tanpa pretensi.
Tanpa embel-embel. Tanpa agenda.
Bisa saja. Coba sekarang runut lagi semua status yang pernah Anda
tuliskan di dunia maya. Mungkin di balik semua kalimat itu
tersimpan jawaban yang sebenar-benarnya.
- 14 - KACAMATA TIGA DIMENSI DI HIDUNG, KLEPON LEZAT DI MULUT "I see you" is kinda romantic. "I smell you" is not.
(Twitter: 11 Januari 2009)
Suatu sore di dalam bioskop.
Kacamata 3D (Tiga Dimensi) sudah bertengger canggung
di atas hidung saya. Bentuknya bikin emosi, karena kurang pas
dan selalu merosot hingga terpaksa dipegangi dengan sebelah
tangan layaknya orang memegang teropong kecil buat nonton
opera. Merepotkan sekali teknologi canggih ini. (Saya tahu,
mungkin sebenarnya bentuk hidung saya yang bermasalah, ta
pi rasanya lebih gampang menyalahkan alat buatan manusia
ketimbang sesuatu yang diciptakan langsung oleh Tuhan).
Saat itu saya telah duduk manis di kursi empuk berwarna
merah. Posisinya jauh di sebelah kiri ruangan. Kalau masih bi
sa memilih tentu saja saya akan mengambil tempat ternyaman
- 15 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
di tengah. Tapi apa boleh buat, hanya deretan ini yang tersisa.
Dan sebagai orang yang nitip beli tiket, saya cukup tahu diri
untuk tidak menuntut lebih banyak lagi (walaupun selesai
nonton nanti bisa dipastikan leher saya akan pegal seperti
salah bantal.) Semua pengorbanan tadi terpaksa saya lakukan demi bisa
menikmati "lm yang memang sudah lama saya tunggu. Tak
apalah. Berbagai kekesalan itu pasti akan terbayar dengan pemandangan indah yang dapat saya nikmati di layar.
Namun sayangnya hari itu saya kurang beruntung. Baru
sesaat saya mengagumi petualangan Alice nan menakjubkan,
sudah ada hal lain yang mengganggu. Seorang teman yang
duduk tepat di sebelah saya sibuk mencari sesuatu di dalam
sebuah kantung plastik di pangkuannya.
Anda tahu betapa menyebalkannya bunyi plastik yang digerakkan" Di dalam bioskop" Saat "lm berlangsung"
Kresek kresek kresek kresek. Diam sejenak. Lalu.. kresek
kresek kresek. Diam lagi. Kemudian.. kresek kresek kresek.
Diam agak lama. Terus.. Kresek kresek kresek kresek. Begitu
seterusnya. Argh! (Seharusnya selain larangan menyalakan
ponsel, bicara, atau meletakkan kaki di atas kursi depan, ada
juga larangan untuk membawa tas plastik ke dalam bioskop.
Sumpah ganggu!). Konsentrasi saya buyar. Dan sebelum saya sempat mengungkapkan kekesalan, teman saya mendekatkan wajahnya
dan berbisik dengan sangat pelan:
"Mau klepon nggak, Ndra?"
Saya tidak bisa menahan diri untuk tertawa terbahak-bahak. Klepon" Sumpah" Untuk camilan di dalam bioskop"
- 16 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Jangan salah, saya pecinta klepon. Saya suka sekali makanan kenyal bersalut kelapa yang ketika digigit memberi
letusan manis di dalam mulut ini. Tapi rasanya baru sekarang
saya lihat ada yang bawa klepon buat nonton.
Saat itu saya merasakan langsung perpaduan budaya yang
sungguh luar biasa. Nonton "lm Hollywood dengan teknologi
supercanggih ditemani penganan tradisional yang dibuat dengan teknologi seadanya.
Kacamata tiga dimensi di atas hidung, klepon lezat di dalam mulut. Brilian!
Mungkin saya berlebihan. Tapi saya menikmati sekali momen itu. Rekor makanan teraneh saat nonton (sebelumnya
dipegang oleh seorang teman di Bandung yang nekat nonton
sambil makan nasi goreng dan bikin satu bioskop beraroma
kambing) terpecahkan sudah. Dan hal ini membuat saya bertanya-tanya. Terlepas dari pilihan makanannya, modern atau
tradisional, besar atau kecil, murah, atau mahal, kenapa sih
kita harus ngemil pada saat nonton"
Kebiasaan" Bagian dari ritual nonton yang sulit ditinggalkan" Memang lapar" Menunjukkan kemampuan multitasking"
Meningkatkan konsentrasi" (ada yang berpendapat gerakan
mengunyah bisa menambah daya pikir seseorang). Sebagai
bumbu pelengkap" Menjaga mulut supaya tidak ngobrol"
Mending ngunyah daripada ngoceh"
Entahlah. Yang pasti soal sepele seperti camilan di dalam
bioskop ini sempat menjadi perdebatan saat FSA (Food Standards Agency) Inggris pada bulan lalu menyatakan kekhawatirannya akan makanan ringan yang biasa dikonsumsi di
- 17 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
bioskop. Mereka mencatat kudapan yang disediakan di dalam bioskop sering kali mengandung terlalu banyak gula,
garam, atau lemak. Apalagi bioskop di sana biasanya hanya
menyediakan camilan dalam porsi besar (Rata-rata popcorn di
London beratnya 375 gram dan mengandung 1800 kalori).
Hmm.. Sebagai salah satu orang yang doyan ngemil saat
nonton, saya lalu berusaha untuk mencari pembelaan diri.
Salah satunya" Dengan mengajukan argumen bahwa dalam
kegiatan keseharian, kita toh selalu bisa membakar sejumlah
kalori. Anggap saja berat tubuh Anda 60 kg. Dengan duduk dan
nonton selama satu jam, Anda bisa membakar 55 kalori (kalau
"lm India bisa dikali tiga, berarti sekitar 165 kalori).
Duh. Sedikit amat. Tapi kan kita sering tertawa-tawa saat nonton, pasti ada
tambahan kalori yang dibakar dong" Ya! Rata-rata orang dewasa bakar kalori satu koma tiga kalori per menit saat tertawa. Anggap saja durasi "lmnya satu setengah jam dan dari
awal sampai akhir Anda tidak berhenti tertawa (misalnya saat
nonton screwball comedy atau "lm horor Indonesia) berarti jumlah total yang kita bakar adalah 117 kalori. Ditambah kalori
saat duduk diam, berarti sekitar: 282 kalori.
Shoot. Masih sedikit sekali!
Ok, kita coba lagi. Di antara kita ada yang nonton bersama pasangan dan
sering curi-curi ciuman di tengah "lm (adegan di layar nggak
menarik" Bikin adeganmu sendiri). Pasti ada tambahan kalori
yang dibakar dong" Betul sekali. Ciuman selama satu jam diperkirakan membakar 120"325 kalori.
- 18 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Jadi kalau Anda nonton komedi berdurasi dua jam yang
bikin ngakak, sambil ciuman dari opening "lm sampai credit title,
jumlah kalori yang dibakar adalah: 916 kalori. Masih tekor,
euy! Boleh saja Anda berpikir: duh, ribet amat sih" Kita kan nonton buat hiburan. Lagian siapa juga yang mau mikirin berapa
banyak kalori yang masuk ke dalam tubuh saat nonton" (kecuali
Ade Rai, para model, atau cowok yang berusaha buat jadi
model sampul majalah kesehatan pria). Tapi sepertinya mau
nggak mau kita harus sudah memikirkan hal ini. Kesehatan
memang penting, kan"
Jadi solusi yang paling tepat untuk menghadapi peringatan
dari FSA Inggris tadi" Ngemil sepuasnya saat nonton dan langsung ke gym buat lari di atas treadmill begitu keluar dari bioskop. Beres dong"
Hanya saja masih ada satu hal yang mengganjal di pikiran
saya. Teknologi "lm saat ini sudah sedemikian canggihnya sehingga kita bisa menikmati hal paling mustahil di layar perak.
Lalu kenapa teknologi makanan belum bisa secanggih itu"
Bioskop sudah bisa memutarkan "lm tiga dimensi yang menampilkan efek visual paling hebat. Avatar sudah bisa dibuat.
Sekelompok teknisi mampu mengubah Sam Worthington jadi
makhluk jangkung berwarna biru, masa manusia belum bisa
menciptakan camilan buat nonton yang enak, sehat, dan rendah kalori"
Harusnya saat ini sudah ada popcorn yang saat dimakan
bisa bikin perut sixpack. Atau usus ayam goreng yang semakin
banyak dimakan semakin mengurangi kolesterol. Atau cokelat
- 19 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
yang bisa menghaluskan wajah dan menghilangkan jerawat.
Atau nachos extra cheese dan hotdog yang bagus untuk diet.
Atau klepon yang baik untuk kesehatan gigi dan tas plastik
yang nggak berbunyi berisik saat digerakkan. (Ok, yang terakhir hanya pelampiasan dendam pribadi.)
Bisa jadi semua ini bukan cuma khayalan semata. Semoga
saja saya masih hidup untuk bisa merasakannya. Jadi suatu saat
nanti saya bisa nonton sambil makan sepuasnya tanpa perlu
takut memikirkan berapa banyak kalori yang saya konsumsi.
- 20 - DNTR PLNG HBT Ck ck. Anak SMA sekarang malam kekerabatan eskulnya
pake doorprize TV segala" Juara. *Kayanya zaman gue
dulu ada gorengan aja udah seneng.*
(Twitter: 3 Mei 2010) Ponsel saya baru saja menjerit nyaring menyakitkan kuping.
Biasanya saya senang menerima pesan singkat apa saja. Ajakan makan siang, curhat teman-teman tersayang, atau yang
paling indah: tawaran pekerjaan. Sayangnya sms yang saat
ini saya terima tidak bisa digolongkan dalam kategori menyenangkan, lebih tepat disebut sebagai pesan penghilang ketenangan. Pengirimnya adalah pengurus OSIS di SMA saya
dulu. Mungkin dia lebih tepat disebut sebagai cucu kelas ketimbang adik kelas, karena angkatan kami berbeda lebih dari
sepuluh tahun. Tanpa mengganti penggunaan huruf kapital
dan singkatan yang digunakan, begini bunyinya:
- 21 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
maaf, ini ka indra hrlmbg" gini ka, sma kita kan mau
ngadain acara. Tp udah H-12hri, kita msh kurang
500jt! Jd, kk brsdia jd dntr buat kita ga ka"
ain Hal pertama yang membuat saya meradang adalah karena
anak SMA nan lucu itu lebih memilih untuk mengirimkan
sms ketimbang bicara secara langsung atau lewat surat tertulis.
How rude! Apalagi pesan singkat itu menyimpan sedikit sekali
sopan santun di antara deretan kata-katanya. Walaupun tidak
ter masuk dalam golongan orang paling sopan sedunia yang
memahami tata krama pergaulan luar kepala, buat saya isi sms
itu memang agak keterlaluan. Sejak kapan menyingkat nama
seseorang diperbolehkan" Tidak masalah jika yang disingkat
adalah nama teman dekat, orang tidak dikenal atau SBY sekalian, tapi menyingkat nama orang yang akan dimintai sumbangan" Itu sama sekali bukan ide yang baik. Bahkan lebih
Kicau Kacau Karya Indra Herlambang di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
buruk ketimbang memanggil seseorang dengan sebutan: "Eh,
eh". Hebat bukan" Sopan santun dan respek terhadap seseorang
bisa lenyap hanya dengan menghilangkan tiga huruf hidup.
Satu E, dua A. Padahal jika memang ingin menyingkat waktu
dan menghemat tenaga jempol untuk mengetik sms itu dengan menghilangkan semua huruf vokal dalam nama saya,
kenapa huruf n ikut dihilangkan" Seharusnya hrlmbng bukan
hrlmbg. Maaf, saya mulai berlebihan.
Biasalah, sindrom kakak kelas feodal yang maunya diagungagungkan.
- 22 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
ain Hal yang sebenarnya lebih mengganggu saya adalah informasi sungguh kurang menarik seputar kurangnya uang 500
juta rupiah untuk acara mereka yang akan berlangsung 12
hari lagi. Itu berarti buat menutupinya mereka harus mengumpulkan uang sekitar 42 juta setiap harinya. Ya Tuhan. Saya
tahu acara itu memang akan sangat berguna bagi sekolah dan
murid-muridnya. Tapi jumlah itu sangat besar dan tidak seharusnya berada dalam satu kalimat dengan kata "acara sekolah".
Sudah gilakah anak SMA sekarang"
Hah, pasti saya yang memang sudah sangat ketinggalan zaman. Untuk sekolah-sekolah masa kini, acara pensi atau yang
lainnya harus digelar besar-besaran. Mereka bisa menyewa
band-band paling top untuk tampil. Bisa menggandeng sponsorsponsor besar untuk ikut andil. Tidak seperti zaman dulu, di
saat bintang tamu acara sekolah adalah band atau grup dance
dari sekolah lain yang personelnya rada cakep sedikit. Atau
paling maksimal, artis-artis papan menengah yang kebetulan
adalah alumni sekolah yang bersangkutan. Sekarang zaman
berubah, Bung. Anak OSIS masa kini harus sudah terbiasa
mengatur uang ratusan juta rupiah (mungkin ada gunanya
ketika mereka sudah jadi pejabat tinggi nanti), dan membuat
acara akbar yang sama sekali tidak ecek-ecek.
Kalau harus jujur, saya bangga melihatnya. Karena berarti
ada perbaikan dari generasi cupu yang dulu. Tapi masalahnya
sekarang, haruskah hidup saya yang sudah serumit benang kusut ini dibebani lagi dengan kalimat, "Tp udah H-12 hri, kita
msh kurang 500jt!" Itu benar-benar jahat. Teror psikologis
- 23 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
yang memberatkan kerja otak. Anak SMA ini ternyata tahu
benar cara mengintimidasi seseorang. Dia bisa saja meminta
bantuan sumbangan tanpa menyebutkan semua embel-embel
seputar kekurangan dana beberapa ratus juta rupiah itu, dan
saya dengan senang hati akan membantu. Namun yang dilakukannya adalah membuat saya ikut panik membaca kesulitan
mahadahsyat yang saat ini sedang mereka hadapi.
Seharusnya saya bisa jadi sangat egois dan membalas SMS
itu dengan jawaban "Itu bukan urusan saya, selamat belajar
Adik sayang." Atau, "Silakan cari alumni lain yang jauh lebih
kaya, saya dengar ada anak angkatan atas saya yang sudah
jadi direktur. Coba poroti dirinya saja." Atau, "Maaf, saya
cuma sekolah di situ setengah tahun, selebihnya dikeluarkan
karena ketauan minta sumbangan sama alumni buat jajan."
Atau, "Saya bukan indra hrlmbg." Tentu saja semua tidak sa
ya lakukan. Karena jauh di dasar hati sana, masih ada rasa peduli.
Walaupun sangat berlebihan, kurang wajar, dan sama
sekali tidak pada tempatnya untuk diadakan pada masa
susah seperti sekarang, acara beratus-ratus juta itu diadakan
oleh sekolah saya dulu. Saya alumnusnya. Sudah sewajarnya
membantu. Kesetiaan pada almamater memang seharusnya ada, kan"
Apa benar begitu" Jika ya, seberapa lama kita harus terikat
dengan kewajiban membela tempat sekolah dulu" Dua tahun"
Sepuluh tahun" Seumur hidup"
Saya selalu dengar cerita soal menteri atau pejabat atau
orang-orang sukses yang membantu sekolah-sekolah mereka.
- 24 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Untuk apa" Pasti demi niat tulus untuk membantu tempat
yang pernah memberi mereka ilmu. Atau untuk memajukan
pendidikan. Atau untuk balas budi. Tapi mungkin ada juga
yang ingin sekadar membuktikan bahwa sekarang mereka sudah sukses. Anak kuper yang dulu tak berteman, anak bandel
yang dulu dimusuhi guru, anak bodoh yang dulu tidak naik
kelas melulu, sekarang sudah jadi "orang". Bisa jadi mereka sangat benci masa sekolah dulu, dan memberi bantuan kepada
almamater yang pernah "menyiksanya" adalah bentuk balas
dendam paling manis. Semua di dunia ini adalah persoalan pembuktian diri.
Ah, saya sudah terlalu sinis dan banyak berprasangka.
Bagaimanapun, buat saya tempat keparat bernama sekolah
itu sudah membantu saya mencapai posisi dalam hidup sa
ya saat ini. Bangku-bangkunya pernah jadi pelabuhan nyaman yang membuat perjalanan sulit melewati pergaulan
masa remaja berlangsung jauh lebih berat, jauh lebih sulit,
sekaligus seratus kali lebih menyenangkan. Papan tulisnya
pernah memberi otak saya lebih dari cukup pelajaran untuk
membuatnya jadi tidak terlalu bebal. Guru-gurunya pernah
mendidik. Dan didikan mereka membentuk pribadi saya. Salah satunya adalah bagaimana cara menghargai orang lain
dengan bersikap sopan dan santun. Karena itu juga (walau
sambil sangat berat hati) saya memutuskan untuk membalas
sms penuh singkatan-minim tata krama itu dengan,
"Nomor rekeningnya berapa?"
- 25 - KICAU KACAU Di twitter kerap terjadi pembunuhan karakter. Pelakunya"
Biasanya sang korban sendiri. *Doh*
(Twitter: 13 Januari 2009)
Dulu setiap bangun, yang pertama kali saya lakukan adalah
mematikan AC, membuka jendela, dan memejamkan mata
sebentar untuk berjemur sambil menikmati kicauan macammacam burung di luar kamar yang menyenangkan sekali
untuk didengar. Setahun belakangan ini, kebiasaan itu mulai
terganti. Setiap bangun bukan lagi remote AC yang saya raih,
tapi ponsel andalan yang sepanjang malam memang sengaja
diletakkan dalam jarak jangkauan tangan. Sebenarnya saya
masih menikmati kicauan burung. Bedanya kali ini yang saya
nikmati bukan cicit merdu makhluk berparuh di pepohonan.
Tapi kicau seru manusia-manusia pencicit di timeline Twitter.
Burung baru ini suaranya lebih juicy, dan kicauannya lebih
menarik untuk diikuti. - 26 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Ketika pertama kali mulai nge-twit, saya seperti nemuin mainan baru yang juara. Bayangin aja, yang perlu dilakukan hanyalah mengupdate status. Itu brilian banget! Pembuatnya
sungguh memahami kebutuhan dasar setiap manusia. Untuk
pamer kondisi. Untuk jadi pencurhat wahid. Dan mengakomodir kegemaran kita untuk mendengar suara kita sendiri.
Nggak heran kalau saya sempat jadi twitter-addict yang super
berlebihan. Dikit-dikit update status. Benar-bentar ngecek timeline. Pada titik paling absurd, saya bahkan selalu membawa
Blackberry (BB) saat ke kamar mandi. Tumpukan majalah
yang biasanya menemani mulai saya lupakan karena ada
bacaan yang lebih mengagumkan. Saya dimanja dengan diperbolehkan mengintip urusan orang sepuas-puasnya. Dan
mengumbar hidup sendiri selebar-lebarnya. Bukankah itu
terasa seperti surga"
Ketika itu twitter seperti dunia muda yang menawarkan
bentuk pengalaman maya yang berbeda. Semua terasa menyenangkan. Namun setelah penggunanya semakin banyak
dan popularitasnya semakin meledak, kenapa saya merasa
twitter tidak lagi seindah dulu"
Sejak pertama nyemplung ke lingkungan cicit-cuit ini, saya
sudah melihat banyak hal yang memang rawan sekali mengundang peselisihan. Bagaimanapun media tulisan memang lebih sulit untuk dicerna artinya ketimbang bahasa lisan. Karena minus nada bicara dan ekspresi penulisnya. Apalagi jika
tulisan itu hanya terdiri dari 140 karakter (tentu saja ini sebelum twitlonger yang setengah mati ganggu itu).
- 27 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Nggak heran ada banyak yang ribut karena status orang
lain. Ya tersinggung-lah. Atau terganggu kicauan congkak
orang tertentu. Dan hebatnya, twitter akhirnya mampu mengupas lapisan kepribadian setiap orang hingga layer yang
paling dalam. Dengan membaca timeline seseorang, kita bisa
tahu seperti apa orang itu sebenarnya. Twitter seperti pengeras suara dari semua pengguna yang ada di dalamnya. Kepribadian orang yang dalam keseharian menyenangkan bisa saja
berubah jadi sungguh menyebalkan. Dan pada akhirnya terciptalah beberapa public enemy yang jadi sumber hujatan sekaligus hiburan bersama.
Masalah juga timbul ketika beberapa orang yang terlebih
dahulu ada di situ beranggapan bahwa burung-burung pendatang baru merusak semua tatanan dan nilai yang sudah ada
sedari dulu. Hadirlah istilah polisi twitter dan dewa twitter.
Mereka yang kerjaannya meluruskan tata cara penggunaan
semua fasilitas di tempat itu. Hashtag jangan di-abuse. Re-tweet
(RT) jangan disalahgunakan. Ini jangan begitu. Itu jangan begini. Hadoh! Ribet amat ya" Walaupun argumen mereka soal
tata krama itu ada benarnya, tapi ketika itu, para petinggi
twitter ini juga sempat memancing kontroversi.
Berarti dari dulu twitter sudah dipenuhi jutaan kon"ik"
Memang. Dan sejak saya pertama kali memiliki akun di situ,
semua huru-hara itu memang selalu ada. Datang silih berganti
dengan keributan-keributan lainnya. Namun semua itu justru
menambah daya tarik twitter.
Siapa sih yang nggak suka menikmati sedikit dosis drama dalam hidupnya"
- 28 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Sekarang twitter jadi media yang beda banget. Entah mulai kapan tiba-tiba saja dunia perkicauan ini berubah jadi kancah serius yang dipadati beragam kepentingan. (Saya curiga sejak ada
beberapa kampanye via twitter yang akhirnya sukses bergaung
secara nasional). Setiap orang di dalamnya mulai punya agenda. Entah untuk popularitas. Entah buat terlihat pintar. Entah
buat julan. Entah buat mengubah negara. Entahlah apa.
Saya sih setuju banget bahwa semua media yang ada harus
bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk bisa membuat perubahan. Dan perjuangan atas nama perbaikan tidak boleh dihalangi. Itu kekuatan kita. Dan harusnya sih kita bangga karena
pada akhirnya suara kita bisa punya makna. (Di mana lagi kita
bisa bikin malu menteri yang nyerobot jalur bus transjakarta
kalo nggak di twitter"). Tapi sayangnya, buat saya pribadi,
akhir-akhir ini banyak burung yang berkicau sekadar untuk
berkicau. Tanpa isi, tanpa arti, tanpa esensi. Dan kalaupun
ada yang kicauannya benar-benar seratus persen pintar, tetap
saja keburu terlihat sebagai sesuatu yang terlalu dipaksakan.
Dan bikin il"l. Saat ini di twitter seperti ada kontes tanpa akhir untuk menemukan siapa yang tweet-nya paling pedes untuk urusan ngritik
negara. Atau siapa yang paling lucu saat membuat lelucon soal
tingkah polah presiden. Atau siapa yang paling brilian dalam
menghina-dina para musuh masyarakat. Sejujurnya, terkadang hal seperti ini sungguh menghibur. Tapi ketika semua
masalah (Asli! Semua!) dikomentarin dengan nada miring,
jangan salahkan mereka yang pada akhirnya bertanya: ribet
amat ya hidup lo" - 29 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Di luar sana ada banyak pendapat yang berbeda. Ada yang
beranggapan berteriak-teriak vokal di twitter hanyalah pemborosan energi dan batere BB. Seberapa besar sih kekuatan
kicauan itu bisa membawa perubahan" Apa nggak lebih baik
melakukan sesuatu dalam kehidupan nyata ketimbang marahmarah di dunia maya" Stop complaining and start doing something
real. Sementara di sisi lain ada pula yang melihat twitter sebagai
media paling tepat untuk membawa perubahan. Paling tidak
untuk menyebarkan awareness ke semua orang terutama anakanak muda. Bukankah itu sudah setengah jalan dari setiap
perjuangan" Pasti akan hebat sekali jika suatu saat nanti semua
anak muda mulai bisa peduli pada setiap hal yang terjadi di
dalam negaranya. Mulai melek. Mulai sadar. Tidak lagi apatis dan tenggelam sediri dalam lingkup sempit kehidupan pribadinya. Bagus dong kalau anak muda mulai peduli sama
urusan negara" Saya nggak tau mana yang benar. Dan sejujurnya saya
nggak terlalu peduli. Saya cuma kangen banget sama suasana
twitter zaman dulu. Saat semua hal dibawa fun. Saat update
soal makanan dan hal kecil lainnya bisa jadi sesuatu yang luar
biasa. Saat belum ada istilah follback (Ya Tuhan"). Saat kita
bisa bangga setengah mati ketika ada sesuatu dari Indonesia
yang jadi Trending Topics (Sekarang tiap minggu bukan" Apa
istimewanya"). Saat kicauan soal politik adalah bumbu dan
bukan menu utama. Saat belum banyak kul-twit. Saat jumlah
followers nggak berarti apa pun. Saat masih ada polisi twitter.
Saat belum ada "tur mute (Jadi lebih banyak celah untuk
- 30 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
drama heboh soal unfollow kan"). Saat semua masih berkicau
dengan nada yang menyenangkan.
Kini terlalu banyak kicau kacau yang memusingkan.
Dan saya lebih sering memilih untuk mendengarkan kicauan burung sungguhan di luar halaman. Suara mereka ternyata memang lebih enak didengar.
- 31 - MENGINGAT LUPA Masa lalu bisa terdengar mirip dengan masalah lu.
Go figure. (Twitter: 26 Juli 2010) Dua minggu lalu saya menjenguk seorang teman yang baru
saja melahirkan. Setelah obrolan panjang soal proses kelahiran yang diceritakannya dengan wajah penuh binar, suaminya
mengambil sebuah handycam lalu menyodorkannya ke depan
muka saya. Selama dua detik mata saya menangkap pemandangan penuh darah di layar. Detik berikutnya saya menjerit
dengan nada tinggi yang memalukan dan kabur keluar ruangan dengan kecepatan melebihi lari cahaya.
Maaf. Saya tidak mengecilkan usaha persalinan semua ibu
di dunia. Percaya deh, saya paling cinta dengan ibu saya. Tapi
sengerinya saya menikmati "lm horor sepertinya lebih baik
disuruh maraton "lm Saw 1 sampai Saw 10 daripada disuruh
menyaksikan bayi lahir secara langsung maupun live on tape.
- 32 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Sampai saat ini saya nggak pernah ngerti apa maksudnya
mengabadikan proses kelahiran seseorang. Dalam kasus
teman saya tadi, saya agak yakin dia sengaja merekam video
itu untuk ditunjukkan pada kerabat dan keluarga.
"Daripada capek ngejelasin panjang lebar ke setiap keluarga yang jenguk, mendingan langsung suruh mereka liat
sendiri ajalah. Kan kasihan juga istri gue masih lemes disuruh
ngobrol lama-lama." Sungguh brilian. Ternyata buat dia, alasan utama kehadiran
video itu adalah demi kepraktisan interaksi (dan untuk menakut-nakuti lelaki pengecut macam saya yang paling ngeri
lihat darah). Itu masih bisa dimengerti dan sungguh dapat
saya pahami. Tapi pasti ada alasan lebih dalam ketimbang itu.
Nggak mungkin pasangan muda merekam proses kelahiran
anak mereka semata agar suatu saat nanti mereka bisa
menontonnya kembali sambil makan popcorn.
Jadi buat apa" Kenang-kenangan untuk perjuangan ibu
yang luar biasa" Sepertinya nggak butuh home video untuk
meyakini hal itu. Ibu memang makhluk paling luar biasa. Dan
nilai perjuangannya tidak akan berkurang hanya karena pertaruhan nyawanya saat membawa nyawa lain ke bumi tidak
diabadikan. Bukankah kehadiran seorang bayi mungil sudah
lebih dari cukup untuk membuktikan hal itu"
Saya setuju dengan semua orang yang berpendapat bahwa
kelahiran bayi adalah sesuatu yang indah. Itu adalah momen
munculnya manusia baru di dunia tua kita. Tapi kita juga tahu
kan bahwa bayi itu nggak serta-merta muncul putih bersih
dari dalam gumpalan awan, merekah merah muda bersama
- 33 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
terbukanya jutaan kelopak mawar, atau hadir terbungkus kain
saat diterbangkan bangau cantik berkaki jenjang" Kehadiran
bayi adalah proses penuh teriakan kesakitan meregang nyawa, cipratan beragam cairan, tetesan lendir, dan berjuta kekacauan lain sebelum akhirnya sesosok bayi berlumur darah itu
nongol dan jerit-jerit tanpa henti. Jika digambarkan dengan
cara demikian, bukankah semua itu terdengar seperti sebuah
adegan dari "lm Suzanna"
"Gue sih sengaja nyimpen video persalinan istri gue, biar
Kicau Kacau Karya Indra Herlambang di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
nanti kalau anak gue bandel bakal gue kasih lihat," kata seorang teman lain yang juga memutuskan untuk merekam
kelahiran putra pertama mereka. Mungkin dalam kalimat
lain, dia bersiap-siap untuk bilang sama anaknya: "Heh! Liat
nih! Lo lahirnya udah susah dan nyaris bunuh gue. Masih
berani bandel lo?" Wah, hebat. Memangnya tidak ada cara
lain untuk menunjukkan kasih sayang dan mendidik anak ketimbang dengan blackmail"
Ah, entahlah. Bisa jadi ini hanya pendapat sinis saya karena
belum merasakan indahnya tahapan itu dalam hidup. Tapi
kalau mau dilihat lagi, bukankah memang pada akhirnya kita
seolah disiapkan untuk berhubungan erat dengan kamera"
Dari lahir saja sudah di-video-in. Setelah itu setiap gerak-gerik
kita akan selalu siap untuk diabadikan.
Semua yang sudah jadi orangtua baru pasti pernah merasakan betapa serunya merekam apa pun yang dilakukan sang
buah hati. Sepertinya selalu ada momen indah dalam rentang
perkembangan anak yang harus dirayakan. Lihat anak kita
makan. Klik! Lihat anak kita berdiri. Klik! Lihat anak kita
- 34 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
mandi. Klik! Padahal jujur sajalah, kegiatan kecil itu kan biasa. Kecuali ada teriakan macam: Lihat anak kita makan api!
Lihat anak kita hand stand! Lihat anak kita koprol lalu tiger
sprung! Barulah kegiatan itu penting untuk difoto atau di-shoot.
Kegilaan para orangtua mengabadikan anaknya pun seperti
punya tanggal kedalwuarsanya sendiri. Begitu anak itu sudah
agak besar tidak lagi kamera itu sering digunakan.
Ok, saya sudah mulai terlalu nyinyir dan berlebihan. Tapi
ada alasan valid untuk hal ini. Ini adalah dendam pribadi. Menurut ibu, saya dilahirkan sebagai bayi superkecil yang tidak
terlalu menyenangkan untuk dilihat. Kulit saya tidak mulus
lucu seperti bayi lain. Tapi penuh keriput dan hanya diberi
badan sebesar tokek. Bahkan ibu sendiri mengakui bahwa di
antara enam anaknya, hanya saya yang tidak punya foto semasa kecil. Itu karena ibu tidak cukup punya waktu untuk
berfoto. Ia sibuk membawa saya keluar masuk rumah sakit.
Namun selepas iri hati saya melihat anak kecil lain memiliki
beralbum-album foto masa kecil, saya selalu merasa bahwa
manusia dan alat perekam gambar memang punya hubungan
yang sangat aneh. Seperti layaknya hubungan manusia dengan
teknologi lain. Manusia yang menciptakan alat-alat itu. Manusia yang menyempurnakan kemampuannya. Manusia yang
memanfaatkan kehadirannya. Tapi pada akhirnya alat itu juga
yang mampu menghancurkan kehidupan manusia.
Kenapa kita merasa perlu menghadirkan alat perekam
gambar dalam kehidupan ini" Karena kita tidak cukup percaya pada kemampuan kepala sendiri untuk menyimpan
semua memori yang lewat dalam hidup ini" Mungkin saja.
- 35 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Sayang sekali terkadang teknologi penyimpan imaji ini semakin canggih, tapi kita sendiri tidak semakin pintar. Hasilnya" Jutaan gambar dan video yang seiring laju waktu justru mampu
mengubah kenangan menjadi rasa malu. Sex tape hanyalah salah satu di antaranya.
Poin saya adalah, sedari lahir kita sudah terbiasa untuk
diabadikan. Jangan sedih kalau hal itu terbawa terus sampai
kita dewasa. Berapa banyak dari kita yang merasa menyesal
ketika lihat foto zaman dulu" Kenapa sih rambut gue gitu"
Kenapa sih baju gue gitu" Kenapa sih gue mau difoto dalam
keadaan pakai celana jins ice wash, rambut jambul, celana
baggy, dan ikat kepala warna shocking pink" (Ya, ini pengalaman
pribadi. Foto itu hampir saya bakar, tapi saya putuskan untuk
menyimpannya di tempat rahasia yang tidak akan bisa diakses
oleh siapa pun). Itu kan buat kenang-kenangan! Ok deh, seberapa penting
ketika ditimbang, unsur kenangan itu menutupi unsur malu"
Is it worth it" Pasti ada yang akan bilang iyalah, kita harus
menghargai sejarah dan masa lalu kita. Tapi sejarah macam
apa" Sering kali kita lupa bahwa waktu itu berjalan terus dan
membawa perubahan dalam semua hal. Hal yang dulu cool
mungkin jadi busuk, yang dulu busuk mungkin jadi cool. Yang
sekarang aneh bisa jadi seru tapi yang sekarang seru mungkin
nanti bakal aneh saat dilihat. Yang dulu sangat mesra di video akad nikah bisa jadi musuhan dan memutuskan untuk
berpisah. Kalau siap dengan semua konsekuensi itu ya silakan
saja abadikan semua yang mau diabadikan. Dan ketika berhubungan dengan teknologi menyimpan gambar, kita memang
perlu hati-hati. - 36 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Saya sih cukup yakin bahwa manusia dibikin untuk bisa
lupa demi kebaikan kita sendiri. Karena ada banyak hal yang
lebih baik dilupakan supaya kita bisa tetap waras. Lupa menurut saya, adalah anugerah terbesar dari Sang Maha. Bayangin kalau kita bisa dan selalu ingat semua hal" Apa nggak
ribet hidup kita" - 37 - SEMBILAN RATUS ENAM BELAS RIBU SERATUS LIMA PULUH LANGKAH KAKI Butuh kesabaran untuk bisa belajar sabar. Ngeri gak tuh"
(Twitter: 28 Juli 2009) Sudah berapa jumlah langkah kaki yang Anda lakukan hari
ini" Menurut sebuah sumber di dunia maya, agar kesehatan terjaga sebaiknya kita melakukan minimal 8.500 langkah setiap
hari. Sumber lain mengatakan 3.000 hingga 5.000 langkah.
Bahkan ada pula penelitian yang membedakan jumlah langkah berdasarkan usia dan jenis kelamin (wanita 18-40 tahun
dan lelaki 18-50 tahun: 12.000 langkah, semakin tua jumlah
langkah minimal yang harus dilakukan semakin berkurang).
Entah mana yang benar. Tapi lucu ya" Kita sebagai manusia modern harus diingatkan
- 38 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
untuk lebih sering melangkah supaya sehat. Sepertinya kita
memang sudah berubah menjadi makhluk mahamalas yang
enggan mengeluarkan terlalu banyak tenaga, bahkan untuk
sekadar mengangkat kaki kanan dan meletakkannya di depan
kaki kiri. Jika mungkin, kita ingin selalu berpindah tempat
tanpa banyak berusaha. Karena itu diciptakan lift, tangga
berjalan, hingga kursi kerja yang memiliki roda. Alat-alat
yang memungkinkan kita untuk bergerak dalam diam. Hebat,
bukan" Ayah saya selalu bercerita bagaimana sewaktu sekolah dulu
ia harus berjalan kaki selama empat jam. Ditambah berlari ji
ka bertemu macan di tengah hutan. Sekarang, keponakan sa
ya tinggal duduk manis berongkang kaki di dalam mobil yang
akan membawanya ke tempat tujuan. Menurut Anda siapa
yang jumlah langkah kakinya lebih banyak"
Sudahlah. Ketimbang sibuk berkutat dengan perubahan
kebiasaan gerak manusia yang berkurang seiring dengan kemajuan zaman, saya punya ide yang lebih brilian. Selama satu
hari penuh, saya akan menghitung jumlah langkah kaki yang
saya lakukan. Saya tahu sudah banyak orang yang mengerjakan hal ini.
Tapi ini kali pertama saya tertantang untuk ikut melakukannya.
Selama ini tidak pernah ada cukup alasan untuk menghitung
jumlah langkah kaki saya. Buat apa" Melangkah sudah jadi kebiasaan yang begitu remeh. Tidak perlu diperhatikan. Tidak
perlu dirisaukan. Tidak perlu dihitung. Tapi atas nama rasa
penasaran dan keingintahuan yang begitu mendalam, eksperimen ini harus dilakukan.
- 39 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Dengan semangat yang begitu tinggi, saya memutuskan untuk tidak menggunakan pedometer saat melakukan percobaan
bodoh ini. Saya hanya mengandalkan hitungan mulut dan catatan di nota ponsel saya. Namun tenang saja, saya berusaha
melakukannya dengan ketepatan yang luar biasa. Jadi jika ada
langkah yang terlewat atau hitungan yang terloncat, saya akan
mengulangi langkah itu dari posisi awal, dan menghitungnya
kembali. Dengan bangga saya persembahkan hasil perhitungan
langkah saya. Dari bangun tidur hingga masuk mobil untuk berangkat
ke tempat aktivitas, saya melakukan 311 langkah. Perincian
catatannya berbunyi kurang lebih seperti ini: bangun, mandi,
ambil baju: 61 langkah. Mencari celana dalam bersih yang
entah terselip di mana: 47 langkah. Salah ambil baju, balik lagi
ke lemari: 27 langkah. Kembali ke kamar dan mengeringkan
rambut: 25 langkah. Ke meja makan dan sarapan: 59 langkah.
Mencari ibu untuk pamitan: 40 langkah. Ke mobil: 52 langkah.
Sepanjang proses ini saya komat-kamit berhitung seperti
dukun sedang membaca mantra. Ibu yang sudah terbiasa dengan tingkah laku aneh saya tidak bertanya apa-apa. Dia hanya memandangi saya dengan senyum yang tidak lepas dari
wajahnya. Ternyata eksperimen ini memberi saya lebih banyak ketimbang hitungan jumlah langkah semata. Untuk pertama kalinya seumur hidup, saya mengetahui dengan pasti ke mana
saja langkah kaki membawa saya pergi. Biasanya semua ber- 40 Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
jalan begitu otomatis. Tanpa kesadaran penuh. Saat itu saya
baru temukan bahwa saya banyak mengambil langkah yang
sebenarnya tidak perlu. Di meja makan misalnya, saya berkali-kali melangkah ke tempat yang sama hanya karena lupa
sesuatu. Mengambil piring lalu kembali untuk sendok dan
garpu, lalu kembali lagi untuk gelas dan air minum. Aktivitas
sederhana ini seharusnya bisa dilakukan dengan jauh lebih sedikit daripada 59 langkah. Apakah itu berarti saya bodoh" Tidak praktis" Kurang taktis" Jika melupakan sebentar masalah
kesehatan dan bicara soal e"siensi, apakah ada langkah-langkah yang sebenarnya tidak perlu kita lakukan" Apakah ada
langkah yang mubazir dalam kehidupan"
Saya menghabiskan lebih banyak langkah untuk mencari
celana dalam ketimbang mencari ibu untuk pamitan. Berarti
hari itu saya menghabiskan lebih banyak energi dan usaha
untuk menemukan underwear bersih ketimbang mendapat restu
dari orangtua. Apakah itu pantas" Mungkin analisa tolol saya
telalu berlebihan, tapi sepanjang hari pertanyaan-pertanyaan
seperti ini datang silih berganti. Dan sebelum semua tanya
sempat terjawab, saya sudah tiba di tempat kerja.
Hari itu saya harus meliput sebuah pergelaran akbar di Senayan. Jujur saja, mulai ada sedikit rasa khawatir. Ada banyak
sekali orang di sana. Saya harus mulai lebih berhati-hati mengawasi komat-kamit hitungan mulut, karena saya yakin orangorang itu tidak akan bisa penuh pengertian seperti ibu. Saya
bisa dianggap aneh dan kurang waras. Seharusnya saya tidak
peduli, tapi demi reputasi, saya mulai lebih sering menghitung
dalam hati. - 41 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
ain Di tempat itu saya harus mengelilingi panggung raksasa
yang luar biasa besarnya. Dan benar saja, menurut catatan
saya, ada total 719 langkah yang saya lakukan di sana. Satu
hal yang menarik, hingga detik itu saya hanya membuat satu
langkah mundur ketika harus memberi jalan untuk seorang
kru yang turun dari panggung. (Andaikan saja hal ini juga berlaku pada cara saya menjalani hidup, mungkin saya akan jadi
manusia lebih bahagia yang tidak terlalu banyak memikirkan
masa lalu dan selalu fokus pada masa depan. Hah! Sentimental
sekali saya ini). Setelah pekerjaan selesai, saya memutuskan untuk berolahraga di sebuah pusat kebugaran. Sekaligus berkonsultasi dengan personal trainer di tempat itu seputar jumlah langkah kaki
yang ideal untuk kesehatan.
Memberitahu pelatih kebugaran tentang eksperimen yang
saya lakukan adalah keputusan yang patut disesalkan. Lelaki
bertubuh gempal itu tertawa terbahak-bahak saat misi ini saya
ceritakan. "Nggak penting banget. Kalau mau ngitung langkah pakai alat dong, jangan manual gitu. Bodoh." (Tolong
ingatkan saya untuk mencari trainer baru yang lebih sopan).
Dari penuturannya, saya dapatkan sebuah fakta lain. Ternyata dibutuhkan jumlah langkah kaki yang berbeda untuk
keperluan kesehatan yang berbeda pula. Untuk menjaga
fungsi jantung, kita cukup melakukan minimal 2.000 langkah
per hari. Namun jika yang diinginkan adalah pembakaran
kalori dan lemak, dibutuhkan jumlah langkah yang jauh
lebih banyak. Setelah berbincang panjang lebar, dia kemudian
menyiksa saya dengan sebuah kalimat yang diucapkan dengan
- 42 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
raut wajah super jahil: "Ok, sekarang kardio dulu gih lima
menit. Jangan lupa dihitung langkahnya!"
Sial. Saya salah memberi tahu dia. Pernahkah Anda coba
menghitung langkah saat berjalan cepat di atas treadmill" Rasanya sungguh aneh dan ribet setengah mati. Lelah kaki saya
tidak seberapa jika dibandingkan dengan lelah mulut yang tidak henti mengoceh, menghitung hingga angka 437. Setelah
selesai berolahraga, saya pulang. Dan karena lelah yang tidak
terhingga, saya tewas hingga keesokan harinya.
Berapa jumlah langkah yang berhasil saya hitung hari itu"
2.510 saja. Jujur, saya agak kecewa. Berarti jika mengikuti saran untuk
berjalan minimal 10.000 langkah per hari, saya baru berhasil
melakukan seperempatnya saja. Saya belum sehat. Saya belum bisa melindungi diri dari osteoporosis dan penyakit
kardiovaskular. Tapi seperti yang sudah disebutkan tadi, eksperimen ini memberi saya jauh lebih banyak ketimbang jumlah hitungan langkah yang harus dilakukan selama satu ha
ri. Memperhatikan dengan sadar ke mana kaki melangkah,
ternyata memberikan sebuah pencerahan yang patut untuk
disyukuri. Anggaplah rata-rata saya melangkah 2.510 kali per hari.
Berarti dalam tahun ini saya akan berjalan sebanyak 916.150
langkah. Akankah setiap langkah kaki itu benar-benar berarti"
Akankah ada langkah kaki yang nantinya saya sesali" Dari
sekian banyak langkah yang dibuat, berapa yang dilakukan
dengan kesadaran penuh akan segala konsekuensi di belakangnya" Berapa yang dilakukan dalam pengaruh emosi atau
nafsu atau keinginan pribadi yang membuat buta"
- 43 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Tiga ratus enam puluh lima hari sudah terbentang di hadapan. Dua kaki siap melangkah untuk membawa diri ke ma
na saja kita inginkan. Mungkin saat ini, pertanyaan yang lebih
penting untuk dijawab bukan lagi berapa banyak langkah
yang kita buat tahun ini, tapi ke mana saja langkah itu akan
membawa kita pergi. Mungkin sudah saatnya untuk melangkah dengan sadar.
Selamat tahun baru. Selamat melangkah. - 44 - BONUS OLAHRAGA Sangat aneh bahwa ada kata kering dalam keringetan.
(Twitter: 26 Desember 2010)
Kalau saya buka dompet Anda, akankah saya temukan kartu
membership dari satu atau beberapa "tness center di dalamnya"
Dan kalau saya bongkar mobil Anda, akankah saya temukan
sebuah duffel bag berisi kaos, celana training, sepatu keds, kaos
kaki bersih, dan sebuah alat minum berisi susu protein di
sana" Pasti banyak di antara Anda yang menjawab dua pertanyaan tadi dengan anggukan kepala. Ya. Saat ini "tness memang sudah jadi kegiatan wajar dalam keseharian kita. "Ngegym" pun sudah jadi bagian dari kosakata bahasa pergaulan
sehari-hari. Tapi sebenarnya sejak kapan membentuk tubuh
jadi tren di kalangan para pria"
Ada beberapa kemungkinan yang bisa menjawab pertanyaan ini.
Kemungkinan pertama ada hubungannya dengan tren ben- 45 Kicau-Kacau Indra Herlambang
tuk tubuh. Boleh jadi saat ini nge-gym jadi hits di kalangan pa
ra pria eksekutif karena memang ada tuntutan untuk memiliki
bentuk tubuh sempurna. Dulu punya perut yang agak buncit justru membanggakan,
karena selalu dikaitkan dengan kemakmuran, pencapaian, atau
kesuksesan. Bertubuh kurus kering (ala junkies) pun tidak masalah, karena pria dengan postur ceking macam vokalis band
justru sering dianggap keren. Namun entah berkat konspirasi
apa, bentuk tubuh ideal lelaki mulai bergeser diikuti dengan
kehadiran pria-pria sialan berperut sixpack yang menghantui
dunia kita dari berbagai macam penjuru (baik lewat adegan
"lm, majalah kebugaran, acara televisi, iklan, dan entah media
apa lagi). Bisa jadi ini karma" Sudah terlalu lama pria menyiksa wanita dengan tuntutan untuk memenuhi spesi"kasi bentuk tubuh
ideal yang berlebihan (hingga mereka berusaha setengah mati
Kicau Kacau Karya Indra Herlambang di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
untuk memiliki badan seperti model-model Victoria"s Secret).
Sekarang giliran mereka balas dendam. Syarat "sik untuk
menjadi pria idaman wanita tidak lagi semudah dulu. Silakan
sembunyikan perut buncit atau biceps kurus kering kita. Saat
ini bagi mereka sosok "sik ideal lelaki adalah cowok-cowok
bertangan kokoh seperti Ryan Reynolds atau pria berperut
mustahil macam Vino Bastian.
Kemungkinan kedua untuk menjawab pertanyaan seputar
tren membentuk tubuh tadi adalah kehebatan para pengelola
"tness center dalam memasarkan produknya. Kita ini adalah
korban marketing semata. Saat ini mereka menggunakan strategi sangat cerdas. Ke- 46 Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
giatan mengolah tubuh dibalut dengan bungkus lifestyle yang
berkilauan. Fitness adalah fun. Mereka pun mengerahkan
berbagai macam cara untuk mendekatkan diri dengan para
konsumennya. Dulu kita harus ke hotel atau ke gym independen (yang biasanya bersuasana superbasi) untuk angkat beban. Berolahraga di dalam mal adalah sebuah konsep yang
absurd. Sekarang hampir semua pusat perbelanjaan menyediakan tempat "tness.
Kemasannya pun brilian. Gym bukan lagi tempat sumpek
berisi alat-alat berat nan intimidatif, tapi ruangan ber-AC
yang nyaman dengan tata pencahayaan maksimal dan dentuman musik yang menyenangkan. Sangat mudah diakses dan
dinikmati. Memang terkadang suasana gym sekarang lebih
banyak yang terasa seperti diskotik. Tapi bukankah di situ letak kehebatannya" Menggabungkan olahraga (yang biasanya
dianggap sebagai pekerjaan menyebalkan) dengan suasana
clubbing yang seru. Apa pun alasan di baliknya, sebenarnya tren nge-gym ini
adalah sesuatu yang harus disyukuri. Bukahkah olahraga adalah
kegiatan positif yang lebih banyak menghasilkan keuntungan
ketimbang kerugian" Harusnya semakin banyak pria memeras
peluh di pusat kebugaran semakin baik, bukan"
Nah, di sinilah hadir sebuah pertanyaan yang jadi andalan
seorang personal trainer saya; "Lo olahraga buat apa" Harusnya
sih tujuan utama "tness itu buat kesehatan. Badan bagus cuma
bonus." Ok. Berapa banyak di antara Anda yang setuju dengan
pendapat itu" - 47 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Saya harus akui, pada diri saya pernyataan itu agak terbalik.
Saya ikut tren "tness biar punya badan bagus. Syukur-syukur
kalau tambah sehat. (Itu yang akan saya anggap sebagai bonus). Ayolah akui saja. Saya yakin banyak juga di antara kita
yang berpendapat sama. Dan kalau harus membela diri, saya
punya alasan yang cukup masuk akal.
Begini. Jika ingin menjaga kesehatan, saya bisa memilih
olahraga lain yang lebih ringkas, lebih mudah dan tentunya
lebih murah dibandingkan nge-gym (Anda tahu sendiri, biaya
keanggotaan "tness center sering kali tidak masuk akal). Saya
bisa bersepeda, jalan kaki atau jogging di Senayan, dan berjuta
pilihan lain yang lebih masuk akal. Ditambah dengan istirahat
cukup dan pola makan yang seimbang, saya yakin saya sudah
ada di jalan yang benar untuk menuju kesehatan paripurna.
Tapi kalau sampai ada pria yang mengatur pola latihan mingguan dengan sangat detail (Senin dada, Selasa punggung,
Rabu pundak, Kamis kaki, dan seterusnya) hingga setiap serat
otot di tubuhnya terlatih dan berkembang sempurna, apakah
tujuan utamanya masih soal kesehatan" Bohong banget.
Soal bonus dan bene"t utama dalam "tness ini bisa terlalu
panjang jika dibahas. Saya yakin pasti ada di antara kita
yang tidak lagi peduli mana yang benar. Peduli setan mana
yang menjadi bonus, toh keduanya sama-sama penting. Bahkan seharusnya ketika kegiatan menyenangkan ini sudah jadi
bagian dari hidup sehari-hari, sangat mungkin untuk melakukannya tanpa alasan lain kecuali: karena kebiasaan. Namun seperti yang pernah dibahas oleh personal trainer saya ta
- 48 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
di, tujuan utama dalam "tness adalah sebuah persoalan yang
mahapenting. Bentuk tubuh sempurna bisa diraih dengan cara yang tidak sehat. Jika hanya ingin memiliki perut berkotak-kotak
atau dada bidang selebar jalan raya, ada begitu banyak jalan
pintas yang bisa diambil. Di pasaran saat ini tersedia begitu
banyak suplemen dan obat-obatan yang dapat mewujudkan
keinginan ini. Tentunya semua punya risiko, dan banyak di
antaranya bisa sangat membahayakan (apalagi jika digunakan
dengan cara yang tidak tepat hanya untuk mendapatkan hasil
paling cepat). Di Amerika bahkan sudah beberapa kali terjadi
penarikan produk pembentuk tubuh dari pasaran (terutama
suplemen pembakar lemak), karena efek jangka panjang yang
mengkhawatirkan atau bahkan bisa menyebabkan kematian.
Kalaupun tidak menggunakan suplemen atau obat apa pun,
masih banyak bahaya dari latihan angkat beban yang hanya
bertujuan akhir pada bentuk dan ukuran otot tanpa memperhatikan efek pada kesehatan (seperti fatigue karena over trained
atau bentuk tulang dan postur yang tidak sempurna karena
jumlah angkatan beban yang terlalu dipaksakan). Pada intinya
cara terbaik untuk mencapai hasil maksimal biasanya bukan
cara yang instan, dan butuh proses yang cukup panjang.
Mungkin sebenarnya walaupun setiap hari nge-gym dengan
tujuan utama untuk punya badan sempurna, kita masih harus
tetap mencari tahu lebih banyak lagi soal cara-cara "tness yang
paling benar, sehingga bisa mendapatkan bentuk tubuh idaman tanpa membahayakan kesehatan.
- 49 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Sekarang, silakan pergi ke mal terdekat, ambil duffel bag
dari dalam mobil, buka dompet, dan gunakan kartu anggota
pusat kebugaran Anda. Bonus Anda sudah menunggu di sana,
apa pun bentuknya (mungkin bentuk badan bagus, mungkin
pula kenalan baru atau entahlah apa).
- 50 - QUOTE UNQUOTE You know you"re too thin when your brother thinks
you"re on crack. (Twitter: 13 September 2009)
Saya tidak terlalu pandai bicara soal drugs. Karenanya untuk
tulisan kali ini, saya akan biarkan orang-orang sekitar saya
saja yang bicara. Mereka bicara seputar obat, mulai dari yang
paling ringan sampai berat, mulai dari yang bisa dibeli bebas
sampai yang ilegal karena bisa membuat otak kebas. Semua
kutipan kalimat ini saya ambil dari onggokan ingatan yang
tersimpan berantakan di dalam kepala saya. Karenanya maafkan jika tidak semua kalimat benar-benar sempurna bunyinya. Tapi sungguh, ucapan-ucapan ini pernah saya dengar.
(Dan ternyata memang luar biasa banyaknya hal yang bisa
kita pelajari hanya dengan membuka kedua telinga.)
- 51 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Soal Obat "Obat itu racun. Ngapain kamu minum racun?"
(Seorang tante yang berprofesi sebagai perawat " Saat melihat saya menenggak dua tablet obat "u.)
"Kalau bikin sakit kenapa dinamain drugs ya?"
(Seorang teman yang sungguh naif " Setelah hangover berkepanjangan.)
Soal Mencoba "Ya coba aja, biar tahu bagaimana rasanya. Tapi nanti
akibatnya tanggung sendiri ya."
(Ibu saya " Saat kami berbincang soal obat-obatan terlarang.
Waktu itu saya masih SMP. Karena sama sekali tidak dilarang,
saya dan saudara-saudara saya justru tidak terlalu ingin mencobanya. Dengan cerdik ibu berhasil membuat drugs kehilangan
pesona dan daya tariknya.)
"Kalau mau setengah aja dulu."
(Seorang teman " Saat memberikan pelajaran soal dosis tepat untuk pemula kepada saya di belakang sebuah panggung
perhelatan besar.) "Jangan dilawan. Nikmatin aja."
(Dua orang teman kurang ajar " Saat mencekoki saya dengan sebutir pil dalam sebuah pesta akbar di tepi pantai. Hebat sekali kerja mereka. Yang satu memegangi rahang saya
hingga tetap terbuka. Yang satunya melemparkan pil itu ke
- 52 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
dalam mulut saya. Mereka mengecek bawah lidah untuk meyakinkan bahwa saya sudah menelan pil itu. Beberapa menit
kemudian saya ke toilet, mencolok pangkal kerongkongan,
dan memuntahkan semua isi perut saya. Sisa malam berakhir
tragis. Saya sama sekali tidak merasa tinggi atau melayang
atau riang atau apa pun, hanya merasa mual. Dan merasa
bodoh.) Soal Mencandu "Nggak usah nyoba-nyoba! Jaga diri. Ntar ketagihan repot
lagi." (Seorang kakak galak " Yang begitu mengerti saya.)
ain "Nggak bikin addict kok. Gue pernah niatin berhenti, bisa
sampai dua bulan. Dan buktinya sekarang baik-baik aja."
(Seorang teman " Saat berbincang seputar ecstasy. By the
way, sekarang dia sedang tidak berhenti dan sepertinya sedang
tidak baik-baik saja.) "Sekarang gue nggak bisa tidur kalau nggak minum obat
"u." (Seorang teman insomnia " Saat berusaha menyembuhkan
penyakit susah tidurnya dengan obat "u. Dan sepertinya dia
mulai mencandu.) "Apa bedanya lo sama orang pakau (pecandu narkoba)" Rokok itu drugs tauk, cuma legal aja."
(Seorang teman yang baru sebulan berhenti merokok "
- 53 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Dan berubah jadi orang paling cranky sedunia setiap kali saya
merokok di hadapannya.) Soal Cara, Tempat, dan Suasana
"Pisang bisa, pepaya bisa, roti juga bisa. Tapi yang paling
gampang pakai pisang."
(Ibu saya " Saat mengajarkan saya untuk minum obat tanpa
air. Sampai detik ini saya belum menguasai teknik menelan pil
dengan kunyahan pisang. Yuck.)
"Lagi nggerusin obat "u si adek nih."
(Kakak ketiga saya " Saat saya tanya waktu kami berpapasan
di meja makan. Ternyata dia selalu menghancurkan obat tablet
dengan dua sendok yang dirapatkan hingga lebur membentuk
puyer lalu dicampur teh manis agar keponakan saya lebih mudah meminumnya.)
"Sialan, pitcher kemarin ternyata ada gerusannya!"
(Seorang teman " Setelah sebuah pesta ulang tahun berlangsung terlalu meriah akibat beberapa orang mengikuti ca
ra kakak saya ketika memberi obat untuk anaknya, tentu bukan dengan alasan bahwa orang-orang di pesta itu belum bisa
minum tablet.) "Om, aku dong pinter minum obatnya."
(Seorang keponakan " Saat pamer kehebatannya meminum
obat tanpa digerus.) - 54 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
"Gila man! Barangnya kemaren bagus banget!"
(Seorang teman " Saat pamer kehebatannya meminum
obat tanpa digerus.) "Males banget ke Ancol kalo nggak ada amunisi. Mau ngapain di situ" Basi-lah."
(Seorang teman " Yang tidak bisa lagi melihat keindahan
tersembunyi dari pantai Ancol. Seperti sampah-sampah di
laut dan pantai-pantai berpasir busuk.)
"Jangan lupa bawa obatnya."
(Ibu saya " Saat memberikan amunisi untuk anaknya yang
mudah sakit ketika berangkat darmawisata ke Ancol pada
1987. Pantainya masih lumayan indah, anginnya sudah lumayan kencang.)
"Diem aja di dalem kamar, nyalain musik gede-gede terus
beres-beres." (Seorang teman " Saat masih "tinggi" di saat harus sudah
sampai rumah.) "Gila banget deh, gue sampe nungguin spot iklan di radio
yang backsound-nya pake lagu disko."
(Seorang teman " Saat masih tinggi di saat semua pesta
sudah usai dan semua radio memutarkan lagu slow.)
Soal Dosis "Satu aja juga cukup kok, Mas. Kikikikikikik..."
- 55 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
(Seorang pramuniaga di toserba 24 jam " Saat seorang
teman berniat membeli pil biru, semacam obat kuat untuk
performa seksual, yang saat itu tinggal tersisa satu butir.)
"Gila tuh anak, neken dua juga nggak ngaruh gitu."
(Seorang teman " Saat bergunjing tentang seorang teman
lainnya.) "Lama-lama lo kebal. Jadi dosisnya harus ditambah terus."
(Seorang teman " Yang seharusnya sudah bisa diangkat
jadi staf ahli Badan Anti Narkoba.)
Soal Efek dan Perilaku "Biarin aja, dia kalau lagi kenceng emang berasa dirinya
secantik KD." (Seorang teman " Saat mengomentari teman lain yang duduk manis di pojok sebuah klub di Bali dalam suasana super
seru nan hiruk pikuk.) "Awak ni Siti Nurhalizaaaa..."
(Seorang teman " Yang dikomentari teman di atas. Oh, by
the way, dia lelaki.) "Gue horny banget."
(Seorang teman " Setelah menghirup entah apa dari sebuah
inhaler.) - 56 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
Soal Ciri dan Tanda "Lo nyabu ya?" (Seorang teman " Ketika melihat saya terlalu kurus.)
"Lo ngobat ya?"
(Seorang teman " Ketika melihat saya terlalu lincah bergerak di lantai dansa.)
"Lo neken ya?" (Seorang teman " Ketika bersalaman dengan tangan saya
yang selalu berkeringat dan dingin.)
"Nggak deh. Gue minum obat "u satu butir aja maboknya
dua hari bo!" (Saya " Ketika menjawab tiga pertanyaan di atas.)
Soal Informasi "Gue udah cari kok semua riset soal drugs. Lo harus tau
dong apa yang lo masukin ke badan lo."
(Seorang teman " Sambil mengunyah bakwan goreng penuh minyak jelantah.)
"Dokter gue jelasin semuanya, katanya pada saat kita neken
e (ecstasy), ujung-ujung syaraf terputus. Setelah itu sel-selnya
bakal tumbuh dan nyambung lagi. Itu yang bikin sensasinya
dahsyat banget." (Seorang teman " Saat menceritakan hasil risetnya.)
- 57 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
"Jadi tuh herbalnya dari apa gitu. Taneman sih. Enak
banget deh. Katanya alami... jadi aman kan ya?"
(Seorang teman " Saat menceritakan hasil tidak risetnya.)
Soal Pembenaran dan Pembelaan Diri
"Itu kan obat dokter."
(Seorang teman " Saat berbincang seputar Happy 5.)
"Amanlah. Kan dari tumbuhan."
Kicau Kacau Karya Indra Herlambang di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
(Seorang teman " Saat berbincang seputar ganja.)
"Life without drugs is hard, man."
(Seorang sahabat " Saat ber"loso" membela dirinya sendiri.)
Soal Slogan dan Mantra "Semoga nggak mabok, semoga nggak mabok, semoga nggak mabok..."
(Seorang teman " Setiap kali ingin mengonsumsi apa pun
yang menghilangkan kesadarannya.)
"Pecah, sob!" (Seorang kenalan " Setiap saat bertemu di sebuah keriaan.
Kenapa kata yang dipilih adalah pecah" Bukankah ketika digunakan dalam konteks barang, kata ini berarti hancur" Lebur" Rusak" Tidakkah ada kata lain yang lebih tepat untuk
menggambarkan proses terbang ini" Atau memang justru
inilah kata paling sempurna")
- 58 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
"Party yes, drugs no!"
(Entah siapa " Slogan ringkih bergaung lirih yang diluncurkan di sebuah diskotik penuh orang melayang.)
"Tombo teko, loro lungo."
(Ibu dan bapak saya " Semacam doa andalan yang diucapkan setiap kali membantu saya minum obat. Artinya kurang
lebih: obat datang, penyakit menghilang. Terbukti ampuh
buat saya.) Soal Kalimat Paling Tepat Untuk Mengakhiri Artikel Ini
"Drugs are a bet with your mind."
(Jim Morrison, vokalis The Doors " OD di usia 27 tahun.)
- 59 - PECANDU KECEPATAN SEJATI Just when I have so many juicy things to twit, my ubertwitter
acts like a snail doing Baywatch opening scene. Running in
slooow moootiooon. (Twitter: 18 Oktober 2009)
Beberapa hari lalu saya melihat sebuah mobil sport supermewah terparkir dengan gagah di depan pintu masuk sebuah
mal. Reaksi pertama yang muncul adalah rasa kagum tiada henti. Walaupun sama sekali buta soal otomotif (hal terpenting
dari sebuah mobil buat saya hanyalah AC dan sound system,
persetan dengan yang lainnya), pemandangan benda silver
mengilat yang lekuknya begitu hebat itu sempat menghambat
napas saya selama satu dua detik. Indah sekali. Terbayang
betapa kerennya saya jika ada di balik kemudi mobil itu. Melaju membelah jalan bebas hambatan dengan kaca terbuka
- 60 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
dan stereo system supercanggih mendentumkan lagu Umbrella sekeras-kerasnya. (Mohon dimaafkan, pilihan lagu saya sungguh
agak kacau akhir-akhir ini, tapi selama beberapa minggu ke
belakang, kepala saya memang hanya terisi bunyi "ela ela ela
e e e e e e e e e".)
Setelah otak mungil saya mulai memahami bahwa memiliki
benda luar biasa macam mobil canggih itu hanyalah mimpi
kurang penting, rasa kagum perlahan lewat digantikan rasa iri
yang menusuk-nusuk hati. Sial sekali orang ini. Pasti dia super
duper kaya raya. Pasti rumahnya berkolam renang ukuran sempurna. Pasti paspornya penuh terisi cap berbagai negara. Pasti dia keluar dari mal ini dengan rentengan kantung belanja
memenuhi tangan kanan kirinya. Tanpa sadar, saya mulai
mendata inventory pemilik mobil mewah ini, baju-baju mewah dan sepatu licin dalam lemarinya, perabotan mengilat di
seluruh penjuru rumahnya, home theater canggih dalam kamarnya, komputer putih di atas meja kerjanya, dan pacar-pacar
gelapnya. Seperti layaknya manusia biasa yang dibekali dengki, langkah selanjutnya yang saya lakukan adalah mengaktifkan sistem
pertahanan diri dengan mencari sebanyak-banyaknya hal
kurang menyenangkan dari orang itu. Pasti dia tidak punya
banyak teman tulus dalam hidupnya. Pasti setiap malam dia
tidur kurang nyenyak karena memikirkan kelanggengan asetasetnya. Pasti dia tidak bahagia walaupun kaya raya.
Hah! Saya merasa lebih baik sekarang. Lagi pula ada satu
lagi pembelaan yang sepertinya tidak bisa terbantah: pasti dia
sulit sekali mengendarai mobil canggihnya di jalan padat sin- 61 Kicau-Kacau Indra Herlambang
ain ting kota Jakarta ini! Iya kan" Mau melaju berapa kencang" Di
jalan biasa kecepatan 80 km/jam saja akan tersendat lampu
merah dan kemacetan dan polisi tidur dan angkot ngetem dan
polisi cepek. Di jalan tol sama saja. Lampu merah, polisi tidur,
angkot ngetem, dan polisi cepek memang tidak ada, tapi kemacetan dan kontainer besar dan truk barang yang berjalan
pelan seperti langkah pengantin Jawa menuju pelaminan akan
selalu hadir di sana. Jadi saya pun tiba di satu kesimpulan, punya mobil sport
mewah yang didesain untuk membelah angin dengan kecepatan supertinggi di kota semrawut macam Jakarta ini, sama
sia-sianya dengan berharap Ian Kasela mau melepaskan kaca
mata hitamnya saat muncul di TV. Tapi lagi-lagi, ini hanya
pembelaan seorang manusia sirik yang iri hati. Karena jujur
saja, kalau punya uang dan mampu membeli, siapa sih yang
tidak ingin memiliki mobil mahadahsyat seperti itu"
Satu-satunya orang di dunia yang akan menolak jika dihadiahi mobil kencang seperti itu mungkin hanyalah Carl Honore. Pengarang brilian yang menulis buku In Praise of Slow.
Sudah membacanya" Buku sederhana ini bercerita soal candu
manusia modern yang bernama speed, dan bagaimana cara
terbaik untuk bisa lepas dari ketergantungannya.
Kita semua sudah sangat terbiasa untuk diperintah oleh
jarum jam. Untuk bergerak cepat dalam menjalankan semua
hal. Selalu terburu-buru untuk bisa sampai di suatu tempat
tertentu. Selalu terburu-buru untuk bisa menyelesaikan sebanyak-banyaknya hal dalam sesedikit-sedikitnya waktu. Berapa banyak di antara kita yang sarapan di mobil" Berapa
- 62 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
banyak di antara kita yang misuh-misuh saat makanan yang
kita pesan di restoran cepat saji terlambat terhidang" (Adalah
sangat lucu mendengar mbak-mbak di balik konter bertanya
dengan nada maaf: "Kentang gorengnya menunggu lima menit tidak apa-apa, Pak?" Bayangkan, hanya lima menit! Itu
saja sudah cukup untuk membuat saya menggeleng cepat dan
memilih makanan lain. Buat apa menunggu").
Waktu adalah uang. Dan yang berjalan lambat akan tertinggal di belakang. Ini yang selalu kita amini dalam hati.
Coba saja untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: kapan
terakhir kali Anda berjalan kaki dengan sangat santai" Kapan
terakhir kali Anda tidak mendengar suara klakson menjerit
saat lampu merah baru saja berganti warna ke hijau" Kapan
terakhir kali Anda tidak menggerakkan mouse ke kanan-kiri
saat halaman internet yang ingin dikunjungi terbuka dengan
kecepatan minimal" Kapan terakhir kali Anda tidak melirik
pergelangan tangan untuk melihat berapa banyak sisa waktu
yang ada di situ" Jika memiliki mobil sport supercepat bisa
menghemat waktu perjalanan kita ke mana saja, akankah kita
menolaknya" Saya sendiri akan jadi orang pertama yang mengakui bahwa bergerak cepat sudah jadi kebutuhan dari diri ini. Bukan
sekadar kebiasaan lagi. Tapi kebutuhan. Sayangnya kecepatan
dalam hal tertentu ternyata sering kali berakhir kurang menyenangkan. Di jalan raya misalnya. Pengemudi yang kurang
berhati hati ditambah kecepatan tinggi sama dengan kecelakaan. Tanpa kecepatan, seorang Bridget Driscoll pasti akan
hidup lebih lama lagi. (Dia adalah orang pertama yang tercatat
- 64 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
dalam sejarah sebagai korban tabrakan kendaraan pada 1896.
Kecepatan mobil yang menabraknya" Empat mph saja). Dan
sedihnya, tanpa kecepatan, seorang senior yang begitu saya
hor mati pasti masih dapat menebar bahagia lewat senyum
dan candanya yang tiada henti.
Mungkin lain kali jika melihat mobil sport supermewah terparkir dengan gagah di depan pintu masuk sebuah mal, saya
harus bisa menghilangkan rasa iri dan menggantinya dengan
harapan: semoga pemiliknya adalah seorang pengemudi yang
super hati-hati dan bukan pecandu kecepatan sejati. Karena
nyawa terlalu berharga untuk diganti dengan perasaan luar
biasa yang muncul saat mobil melaju kencang seolah terbang
membawa diri. - 65 - TERBANG Pesawatnya telat. Curiga hamil.
(Twitter: 23 November 2010)
Saya adalah salah satu korban dari kasus padamnya listrik di
Bandara Soekarno Hatta bulan lalu. Berkat kejadian konyol
tersebut, sebuah pekerjaan di luar kota nyaris gagal karena
penerbangan yang dimundurkan. Semua rencana yang sudah
jauh hari disusun pun hancur berantakan. Ketika itu hampir
semua pengumuman yang disampaikan melalui pengeras suara
bandara berisi informasi tentang keterlambatan penerbangan
ke berbagai tujuan. Saya yakin, pada hari itu banyak meeting
yang tertunda, banyak keluarga yang kecewa, dan banyak kekasih yang mulai curiga saat orang yang mereka nantikan kehadirannya tidak kunjung tiba.
Saya tidak ingin membahas lebih panjang lagi soal betapa
menjengkelkannya kasus pemadaman listrik di Jakarta serta betapa hiruk pikuknya pembelaan diri semua pihak yang ambil
- 66 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
bagian di dalamnya. Saya juga tidak ingin mencari tahu penjelasan di balik insiden "byar-pet" bandara yang memalukan itu.
Biarlah itu jadi urusan mereka yang (seharusnya) berwenang.
Saat itu saya lebih memilih untuk berandai-andai. Kalau sa
ja saya punya pesawat pasti ceritanya tidak akan begini jadinya.
Maka mulailah saya berkhayal. Betapa enaknya hidup ini
kalau saya punya jet pribadi. Bayangkan. Saya tidak akan perlu lagi menolerir hal menyebalkan yang kerap terjadi di penerbangan komersial. Seperti obrolan basa-basi yang harus dilakukan dengan orang di kursi sebelah, suara anak kecil yang tak
henti menangis dari take off sampai landing, hidangan camilan
atau kudapan khas pesawat yang sepertinya dibumbui dengan
oksigen (saking enggak ada rasanya), atau penumpang resek
yang mengambil jatah ruang di tempat penyimpanan tas. Saya
juga tidak harus berurusan dengan delay atau jadwal terbang
yang terlalu ketat. Dan yang terpenting: saya bisa melakukan
apa saja yang saya mau tanpa perlu memikirkan orang lain
(Sumpah terbayang betapa nikmatnya bisa angkat kaki tinggitinggi, jalan-jalan ke kokpit untuk mengobrol dengan pilot
atau makan durian di dalam pesawat terbang).
Sepertinya semesta mendengar khayalan saya. Pada suatu
hari, tanpa diduga tanpa disangka, tiba-tiba saja seorang kenalan lama memberikan saya kado istimewa berupa sebuah
pesawat pribadi lengkap dengan pilot dan pramugarinya!
Ok. Itu masih khayalan. Maaf. Kenyataan sebenarnya agak
jauh dari itu, tapi masih cukup lumayan-lah. Saya diajak oleh
seorang teman yang bekerja di perusahaan penjual pesawat
- 67 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
pribadi untuk menjajal kehebatan produk unggulan mereka.
Sebenarnya yang biasa diajak untuk ikut dalam demo terbang
ini adalah calon-calon pembeli (yang sudah pasti kaya raya).
Saya yang masih kere ini tentu belum cukup pantas untuk disebut sebagai klien potensial mereka, tapi berkat teman tadi,
nama saya pun akhirnya masuk ke dalam daftar penumpang
dalam penerbangan sore hari itu.
Dengan semangat membara, saya menyiapkan diri untuk
tampil maksimal dalam penerbangan glamor itu. Saya pilih
kemeja paling baik, celana paling rapi, dan saya bahkan membawa sebuah koper kecil yang sangat sesuai dengan gaya ala
bintang Hollywood. Tentu saja persiapan berlebihan ini hanya
mengundang tawa, karena ternyata demo terbang ini hanya
berlangsung dengan rute: berangkat dari bandara Halim, terbang ke arah Cirebon, putar balik ke arah Jakarta, turun lagi
di tempat semula. Kami bahkan tidak akan berhenti di kota
lain. Dan durasi totalnya cuma dua jam. (Perfect. Saya bawa
koper berisi perlengkapan dua hari untuk terbang selama dua
jam). Tentu saja, semua kebodohan tadi tidak bisa mengalahkan
rasa excited saya untuk mencoba merasakan terbang dengan pesawat pribadi. Dengan antusias saya dan rombongan menuju
sebuah pesawat mengilap yang terparkir manis di sebuah
landasan. Dari kejauhan sudah terlihat bentuk burung besi
itu. Benar-benar mirip dengan apa yang selama ini saya
bayangkan. Tidak terlalu besar, ramping dengan ujung meruncing, dan terlihat sangat elegan. Begitu sampai di dekat bagian depannya, seorang kru menggelar karpet biru di depan
- 68 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
tangga pesawat. Saya merasa seperti seorang bintang. Dan
dengan hati berdebar saya mulai masuk ke dalam.
Saya sudah diingatkan bahwa pesawat itu hanya memuat
delapan kursi penumpang. Tapi sejujurnya saat pertama kali
masuk saya merasa pesawat itu agak terlalu kecil. Buyar sudah khayalan untuk bikin party gila-gilaan di udara. Karena
ternyata untuk berdiri atau pindah tepat duduk saja butuh kelenturan tubuh dan kehati-hatian luar biasa agar tulang kering
atau kepala tidak terantuk pinggiran kursi dan langit-langit.
Meskipun begitu keindahan tetap terasa di setiap sudutnya.
Delapan tempat duduk empuk berlapis kulit dengan warna
beige menampilkan kesan mahal. Kombinasi warna hangat yang
muncul dalam tata ruangnya juga menambah kemewahan interior pesawat itu. Dan kursi yang saya duduki benar-benar
menyenangkan karena bisa diatur "eksibel sesuai keinginan
hingga ruang yang terbatas tidak menghalangi kenyamanan.
Setelah duduk, teman saya mulai sibuk menjelaskan tentang
banyak hal. Dia berperan selayaknya pramugara yang sedang
bertugas. Mengingatkan untuk mengencangkan sabuk pengaman, serta menjelaskan semua prosedur keselamatan. Semangat yang tadi saya rasakan mulai sedikit diwarnai kepanikan,
terutama ketika dia menjelaskan bahwa saya duduk tepat di
sebelah pintu darurat, dan dalam keadaan bahaya saya-lah
yang bertanggung jawab untuk menarik tuas dan membuka
pintu penyelamat itu. Saat itulah saya baru sadar, ini adalah
pesawat kecil pertama yang saya naiki.
Tak lama kemudian pesawat mulai lepas landas, wajah saya
semakin pucat. Apalagi ketika pilot kami memperkenalkan diri.
- 69 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Dia adalah seorang bule Amerika berusia 22 tahun. What"
Masih muda banget! Saya tambah panik. Untung saja setelah
berbincang agak lama saya semakin teryakinkan bahwa dia
memang pilot jagoan yang sudah berpengalaman (dia mulai
menerbangkan pesawat waktu masih duduk di bangku SMA).
Fiuh, itu sudah cukup bikin lega.
Ternyata ketakutan saya tidak beralasan. Memang ada sedikit rasa canggung karena di dalam pesawat mewah itu hanya ada sepuluh orang termasuk pilot dan kopilotnya. Namun
selebihnya, penerbangan itu terasa benar-benar seru. Apalagi
ketika teman saya mulai menunjukkan hal-hal hebat yang ada
di dalam pesawat itu. (Bayangkan, gelap terangnya kaca jendela pesawat bisa diatur dengan sebuah tombol!).
Menurutnya, semua hal yang bisa dilakukan di kantor atau
ruang meeting bisa dilakukan di kabin penumpang ini. "Biasanya orang yang punya pesawat pribadi seperti ini berusaha
untuk menghemat waktu tempuh dalam perjalanan mereka.
For them, time is money. Jadi setiap detik yang mereka miliki dimanfaatkan sebaik-baiknya, karena itu fasilitas "kantor" di sini
sangat lengkap. Mungkin saja mereka terbang ke lokasi bisnis
mereka yang jauh dan memanfaatkan waktu perjalanan dengan meeting bersama dengan rekan bisnis mereka." Dia lalu
menekan beberapa tombol dan memperlihatkan layar besar
yang bisa digunakan untuk presentasi serta sebuah media center
yang bisa mengakomodir berbagai macam kebutuhan untuk
laptop, ipod, hingga telepon.
Penjelasannya ini bikin saya agak sedih. Kasihan sekali
orang superkaya yang punya pesawat seperti ini tapi mengha- 70 Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
biskan waktu di dalamnya untuk bekerja. Padahal banyak sekali
hal menarik di sini. Layar besar yang mereka jadikan media
presentasi bisa digunakan untuk memutarkan "lm-"lm pilihan
sendiri. Belum lagi kompartemen rahasia di banyak tempat
yang menyimpan berbagai macam hal di dalamnya, seperti
sebuah laci berisi cokelat dan sampanye, laci lain yang berfungsi sebagai kotak pendingin untuk minuman kalengan, dan
sebuah tempat khusus yang bisa digunakan untuk menyimpan
makanan (Durian! Saya lupa bawa durian!).
Buat apa punya pesawat pribadi kalau nggak bisa dinikmati"
Saya lalu berusaha mengorek nama-nama manusia kaya
Indonesia yang sudah memiliki pesawat ini. Tapi seperti seorang agen rahasia, teman saya bersikeras untuk tidak membocorkan siapa saja klien-kliennya. Itu con"dential. Yang pasti
ada beberapa orang yang punya pesawat mewah berharga tujuh juta dolar Amerika ini, dan Indonesia dianggap sebagai
pasar potensial hingga perusahaan mereka membuka kantor
perwakilannya di sini. Hebat sekali negara kita ini.
Kicau Kacau Karya Indra Herlambang di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Dua jam penerbangan berlalu begitu cepat. Perjalanan
mengawang saya pun usai. Sungguh mengesankan dan membuat saya tak bisa berhenti berkhayal untuk memiliki pesawat
seperti itu suatu hari nanti. Setelah mengucap terima kasih
dan berfoto-foto di dalam maupun luar pesawat (maafkan kekampungan saya), saya pamit untuk pulang.
Dalam perjalanan dari Halim menuju rumah, saya kembali terjebak dalam kemacetan Jakarta. Sepertinya dalam ke- 71 Kicau-Kacau Indra Herlambang
adaan seperti ini sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan
kecuali menikmati saja semua yang ada di depan mata. Saya
memutuskan untuk menurunkan sandaran jok hingga nyaris tidur, menaikkan kaki ke dashboard, lalu menatap langit dari jendela yang terbuka, sambil membayangkan seperti apa rasanya
kehidupan mereka yang ada di atas sana.
- 72 - TERLALU TUA UNTUK DISKO"
Ngantuk. Saatnya untuk cuci muka, cuci tangan, cuci kaki,
sikat gigi, ganti baju, ke garasi, nyalain mobil, pergi disko.
Cihui. (Twitter: 16 Oktober 2009)
Ini memalukan. Minggu lalu, untuk pertama kalinya dalam hidup ini, saya ketiduran saat disko. (Woy! Masih menggunakan
kata "disko" saja sudah cukup bikin malu, tahu! Bukankah
anak sekarang lebih sering menyebut kegiatan ini dengan party,
clubbing, atau dugem" Eh, masih ada kan yang pake kata dugem"
Jangan-jangan istilah ini sudah dianggap sama kunonya dengan kata jojing").
Yang jelas malam itu di tengah dentuman musik yang luar
biasa keras (speaker-nya berada tepat di atas kepala saya), dan
kilatan lampu yang tidak berhenti bergerak seperti anak kecil
kebanyakan vitamin, saya mengalah pada rasa kantuk yang
- 73 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
ain luar biasa, dan membiarkan mata terpejam dalam tidur lelap
yang tidak bisa lagi dilawan. Sebenarnya tidak terlalu lama,
paling hanya dua atau tiga menit saja. Tapi sudah cukup untuk membuat saya agak khawatir.
Anda boleh anggap saya lebay karena terlalu pusing memikirkan soal sepele macam ketiduran di sofa sebuah kelab. Bukankah tidur memang tidak mengenal waktu dan tempat" Kenapa juga ribet mikirin ketiduran di disko tapi nggak pernah
pusing mempermasalahkan ketika tidur di ruang kelas waktu
sekolah dulu" Tunggu, justru itu. Tidur di tengah sebuah kegiatan biasanya menggambarkan betapa membosankannya hal yang sedang dilakukan (Bukan berita baik buat siapa pun yang pernah
menemukan partner-nya tertidur saat sedang ML. Ew! ML kata
lo" Istilah ini bukannya udah kuno gellaa ya" Hmm, benar-benar ada yang salah dengan saya). Karena itu kita biasa tidur
saat nonton "lm yang boring, atau di tengah pelajaran yang
panjang, atau saat mendengarkan pidato pejabat yang intonasinya mengambang.
Masalahnya adalah, saya ketiduran di dalam sebuah kelab
super-happening yang sedang memutarkan musik ingar bingar
yang saya suka. Di saat seperti ini saya seharusnya bersenangsenang menikmati suasana di lantai dansa dengan melakukan
gerakan-gerakan andalan supererotis yang.. (Ok, lupakan yang
terakhir, too much information).
Intinya adalah: apa yang salah dengan diri saya hingga
bisa ketiduran saat disko" Apakah saya sudah tidak bisa lagi
menikmati suasana kelab superseru yang biasanya selalu bisa
- 74 - Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
menghibur saya" Apakah "sik saya mulai lemah seiring dengan usia yang kian renta" Atau jangan-jangan ini adalah titik
jenuh dan fase yang pasti akan dialami setiap orang"
Saya harus akui saya bukan party animals. Bukan pula party
goers. Jika harus dikategorikan, saya lebih tepat dimasukkan ke
dalam golongan clubbers tentative. Ok, Anda bingung" Begini
maksudnya. Menurut saya manusia ajojing bisa dipisahkan ke
dalam beberapa kategori. Party animals adalah mereka yang harus pesta kapan dan di
mana saja (dan membuatnya sendiri kalau di luar sana tidak
ada party yang tersedia). Party goers adalah mereka yang datang
ke party karena mereka suka dan selalu memenuhi undangan
untuk pesta selama mereka bisa (fanatismenya setingkat di bawah party animals). Dan clubbers tentative adalah mereka yang setiap diajak party terlalu punya banyak pertimbangan sebelum
akhirnya memutuskan untuk hadir atau tidak (biasanya mereka akan memikirkan hal seperti: perginya sama siapa aja, musiknya jenis apa, besoknya harus kerja atau tidak, dan berjuta
keribetan lainnya). Untuk lebih memudahkannya, bayangkan percakapan berikut ini:
Party Animals: Eh, nanti malem party gue, pada dateng
kan" Party Goers: Hadeeerrrr! Clubbers Tentative: Mmm.. (mikir agak lama). Lihat nanti
ya. Tentu saja kategori ini adalah hasil khayal asal saya sendiri.
Jadi jangan terlalu dipercayalah.
- 75 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Nah, sebagai clubbers tentative, saya hanya datang ke party yang
benar-benar saya pilih. Entah karena crowd-nya, temannya,
musiknya atau karena besoknya memang tidak ada kerjaan.
Saya nggak akan datang ke sebuah pesta kalau nggak ada kepentingan. Saya pun nggak setiap minggu pergi ke disko.
Seorang party animal yang begitu seringnya pergi ajojing lebih
mungkin untuk masuk ke dalam fase atau titik jenuh untuk berpesta. Lah saya" Datang aja jarang gimana jenuhnya" Seorang
party goers yang sudah lama makan asam garam dalam soal perdugem-an lebih mungkin buat merasa kehilangan selera untuk
party karena kebosanan yang melanda. Lah saya" Cuma ke
kelab kalau benar-benar ingin, bagaimana bisa bosan coba"
Jadi sebenarnya, kemungkinan terbesar dari jawaban kasus
saya ketiduran di dalam disko adalah" soal usia!
Ya. Mungkin ini jawabannya. Ayolah, setuju saja. Usia pasti berpengaruh pada stamina. Dulu saya bisa memaksakan
diri berpesta sampai pagi dan bangun dengan sangat segar
beberapa jam kemudian. Sekarang" Menghilangkan hangover
saja butuh waktu sekian kali lebih lama daripada durasi partynya sendiri. Dulu saya bisa bergerak tanpa henti di lantai
dansa dan tetap pulang dengan jejak langkah kaki yang sama
kuatnya. Sekarang" Walaupun sudah menggunakan mantra
andalan: "Dengan niat kardio aku berdisko," tetap saja napas
akan mulai tersenggal-senggal, kaki mulai pegal dan lebih sering dipaksa untuk melipir duduk buat istirahat sebentar di so
fa. (Buntut-buntutnya ketiduran di sana. Sial).
Ah, terdengar menyedihkan sekali. Sesungguhnya saya pun
belum setua itu kok. Asal jangan dibandingkan dengan ma- 76 Kicauan tentang Gaya Hidup, Hidup Gaya, dan Hidup Gak Ya"
nusia-manusia menyebalkan yang lahir di era 1990-an. ("Apa"
Kamu lahir tahun 1995" Gue udah lulus SMA tuh."). Tapi
semua hal ini mau tidak mau membuat saya bertanya-tanya.
Untuk urusan party, apakah usia ikut bicara" Sampai kapan
manusia penggila pesta diperbolehkan untuk berdansa"
Seorang teman pernah bercerita dengan sangat bombastis
tentang lelaki "matang" yang sempat dilihatnya di sebuah
kelab. Kami cukup lama membahas soal ini. Menurutnya, kehadiran lelaki itu di sana adalah sebuah pemandangan yang
menyedihkan. Kurang pantas. Dan seharusnya bapak tadi
mencari tempat hiburan lain yang lebih cocok untuk usianya.
Saya sendiri bingung menghadapi hal ini. Di satu sisi
saya berpendapat bahwa bersenang-senang adalah hak setiap
orang. Hiburan adalah hiburan. Kenapa harus dibatasi usia"
Selama bapak tadi masih sehat dan nggak tiba-tiba kena serangan jantung karena dengar musik yang terlalu keras, apa
salahnya dia ke disko" Tapi di sisi lain saya juga sadar bahwa
usia memang membatasi kita dalam melakukan beberapa
hal menyenangkan. (Walaupun sangat ingin, saya tidak
akan pernah boleh mencoba trampolin raksasa yang ada di
Lollypop, karena saya memang sudah terlalu tua untuk melakukan hal itu. Iya, kan").
Terlepas dari itu semua, saya sendiri malah jadi agak takut
membayangkan masa depan nanti. Bukan tidak mungkin kita
yang akan ada di posisi bapak di dalam klub tadi. Dan sekelompok ABG akan membicarakan kehadiran kita di sana de- 77 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
ngan nada cemooh yang sama. ("Lihat deh, kakek-kakek itu
ngapain sih masih di sini?" Ouch!).
Sungguh ribet soal perdiskoan ini. Dulu waktu masih kecil kita harus menunggu lama untuk bisa menikmatinya (bahkan curi-curi agar bisa diperbolehkan masuk dengan cara
mengubah penampilan biar terlihat lebih tua), sekarang ketika sudah bisa bebas keluar masuk seenaknya, harus tahu diri
untuk berhenti sebelum dianggap terlalu tua (dan mulai berusaha untuk mengubah penampilan agar lebih muda).
Saya kira yang pada akhirnya membatasi seseorang buat
clubbing bukan umur, tapi perasaan. Iya, kan" Perasaan jengah,
perasaan tidak pantas, perasaan malu, perasaan kikuk, atau
entah perasaan apa. Dan kalau sudah bicara soal perasaan,
ini bukanlah sesuatu yang bisa ditakar atau dipaksa. Kapan
datang dan perginya, hanya pemiliknya yang tahu. Jadi, wahai
para penggila disko, nikmati saja waktu yang ada dan lupakan
sedikit soal usia. Selama masih merasa pantas, dan masih merasa bisa, teruslah berpesta.
Yang pasti 20 tahun lagi kalau Dragon Fly mengadakan
reunion party, saya pasti hadir. Anda bisa melihat saya di sana.
Tertidur pulas di sofa tepatnya.
- 78 - ADEGAN SERU DI BILIK NO. 5
Mouse komputer di warnet ini nggak berhenti nyala. Kelapkelip warna-warni. Kasian. Dia pikir dia lampu disko.
(Twitter: 29 Oktober 2009)
Saya baru saja melihat orang ciuman! Di sebuah bilik
warnet! Ok. Ini sungguh aneh. Mungkin agar lebih jelas harus saya ceritakan kisah ini da
ri awal. Satu jam delapan belas menit yang lalu saya masuk ke
warnet nyaman di gedung berlantai dua ini. Tujuan saya tentu saja untuk menghubungkan diri dengan dunia maya. Kenapa saya tidak memilih untuk memasang koneksi internet di
rumah" Panjang ceritanya (berhubungan dengan tagihan superbengkak yang membuat keluarga saya agak murka). Yang
pasti sejak dua tahun lalu saya sudah jadi pelanggan tetap di
tempat ini. - 79 - Kicau-Kacau Indra Herlambang
Bentuk "sik warung modern ini biasa saja. Lantai bawah
diisi dengan deretan komputer tanpa sekat tinggi, dan biasa
digunakan oleh orang-orang yang ingin main games online. Sementara bagian atasnya terdiri dari 12 ruangan-ruangan kecil
berbatas kayu yang sedikit lebih tertutup dan saling berhadapan hingga membentuk sebuah lorong sempit menuju dua kamar lebih besar di bagian pojok. Saat ini saya ada di VIP
Room nomor 11, bilik favorit saya.
Selama satu jam tadi saya sudah menghabiskan dua botol minuman dan membuka beragam situs yang sedang saya
butuhkan (satu di antaranya untuk membuka surat-surat elektronik, yang lainnya untuk mencari data dan berita terbaru).
Sebenarnya saya agak tergoda untuk membuka situs-situs dewasa, tapi stiker yang ditempelkan tepat di depan mata saya
menghalangi niat itu. Stikernya berbunyi imbauan untuk tidak
mengakses situs porno sehubungan dengan adanya undangundang pornogra". Daripada ketahuan lalu dilaporkan pada
yang berwajib dan dipenjara karena sudah mengotori otak
saya (yang sebenarnya sudah sangat kotor), saya pun memilih
untuk membuka situs yang aman-aman saja.
Beberapa saat yang lalu saya ke toilet, dan untuk menuju
ke sana, saya harus berjalan melewati semua bilik yang ada.
Sumpah deh, saya tidak punya niat untuk mengintip apa yang
Pendekar Bayangan Setan 3 Pendekar Slebor 39 Pulau Kera Sengketa Kalung Pusaka 2
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama