Bayangan Maut Karya Oey Yong Bagian 2
seperti juga tidak memandang sebelah mata. Dia juga tidak memanggil si-iblis dengan
sebutan Loo-cianpwee, kau si orang angkatan tua, atau juga Tayhiap, si-pendekar besar,
seperti apa yang dilakukan oleh Wang Sian. Tak tampak sedikitpun Cin Yan menghormati
iblis Thian Lian Kie itu. "Apakah manusia semacammu ini pantas mengetahui nama besar
guruku ?" Disanggapi begitu, wajah si-iblis yang memang sudah menyeramkan itu jadi tambah
menyeramkan lagi. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, dia telah melompat akan
menerjang Cin Yan. Anak muda itu juga telah bersiap-siap melihat si-iblis akan menyerang dirinya. Cin Yan
adalah seorang anak muda yang mempunyai kepandaian cukup tinggi, sehingga dia bisa
membawa lagak yang tenang sekali.
Sedangkan Ie Siang, Foen Lan dan Wang Sian yang melihat si iblis akan menyerang Cin
Yan, jadi berkuatir juga, karena mereka mengetahui biar bagaimana kepandaian si-iblis
berada disebelah atas dari Cin Yan, dan tangan si-iblis juga memang telengas sekali.
Maka dari itu, dihati mereka masing-masing telah mengambil keputusan, kalau memang
nanti Cin Yan mengalami ancaman dari si iblis, terancam dalam bahaya yang bisa
membahayakan jiwa anak muda tersebut, maka ketiga orang ini akan melakukan
pengeroyokan menolong Cin Yan.
Thian Lian Kie, si-iblis, telah mengawasi Cin Yan dengan mata yang beringas dan bengis
sekali. Dia memandang begitu dengan melangkah satu langkah demi satu langkah. Sikapnya
sangat mengancam sekali. 41 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Cin Yan juga telah bersiap-siap menantikan setiap serangan yang akan dilancarkan Thian
Lian Kie. Dia mengetahui dan menyadari bahwa si iblis terlalu tangguh, sehingga agak sulit
untuk menghadapinya. Sebagai seorang pemuda kosen yang mempunyai kepandaian yang tinggi, Cin Yan
mengetahui bahwa si iblis akan menyerang dirinya dengan serangan yang mematikan.
Iblis Thian Lian Kie telah maju lebih dekat lagi, jarak mereka hanya terpisah beberapa kaki
saja. Cin Yan melihat mata si iblis memancarkan cahaya yang tajam sekali, berkilat-kilat bengis
luar biasa, sehingga hati Cin Yan jadi tergoncang juga.
"Kalau memang kubunuh iblis ini, tentu dunia persilatan akan gempar dan kawan-kawan
dari si-iblis akan mencariku untuk melakukan pembalasan, dan hal itu akan membawa
kerepotan yang tidak kecil kepadaku !" pikir Cin Yan. "Tetapi kalau memang aku tidak
membunuhnya, tentu dia akan membuat sulit diriku terus menerus, seumpamanya hari ini
aku bisa terlolos dari cengkeraman maut tangannya, tentu nanti dia akan mencariku lagi !
Jelas sebagai iblis yang galak dan kosen, dia akan penasaran tidak dapat rubuhkan diriku !!"
Sedang Cin Yan berpikir begitu, tahu-tahu Thian Lian Kie telah melompat menerkam Cin
Yan, dengan kedua tangannya terulurkan kedepan menyerang Cin Yan dengan hebat sekali,
dengan menggunakan jurus "Ciang Tay Pa Cung' dan disusul kemudian dengan gerakan
'Siang Tauw Ho Lie' kedua serangan mana hebat sekali, angin serangannya juga
menyambar dengan kuat sekali.
Cin Yan tidak dapat berpikir lama-lama, karena dia harus cepat mengelakkan diri,
mengegoskan serangan maut dari si iblis, karena dia tidak mau sampai terbinasa atau rubuh
ditangan iblis yang kejam dan telengas ini.......
TANGAN Cin Yan juga membarengi bergerak dengan cepat sekali disaat serangan dari si iblis
sudah berada dekat sekali dengan dirinya.
Dengan mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, sambil mengegoskan serangan
dari si-iblis, tangan Cin Yan bergerak dengan cepat sekali, menotok kearah jalan darah Tie
hung hiat dari si iblis, yang terletak didekat iga yang ketujuh dari tubuh iblis tersebut.
Hebat totokan dari Cin Yan, kalau memang si iblis terkena totokan tersebut, pasti dia akan
tertotok rubuh tak berdaya.
Thian Lian Kie juga mengetahui akan hal tersebut, dia mengeluarkan seruan panjang sambil
menarik pulang kedua tangannya dan dengan sendirinya kedua serangan dari si-iblis jadi
batal, karena dia sendiri jadi repot menghindarkan diri dari totokan tangan si anak muda
tersebut. Cin Yan tidak tinggal diam sanpai disitu saja, waktu si-iblis dapat mengelakkan totokan
tangannya, maka dengan cepat dia telah menyusuli lagi dengan tiga serangan totokan
lainnya, dia bermaksud akan mendahului merubuhkan iblis tersebut.
Thian Lian Kie juga terkejut waktu dirinya diserang begitu macam oleh Cin Yan. Dia tidak
menduga bahwa anak muda tersebut bisa menyerang dirinya dengan serangan-serangan
yang begitu beruntun. Juga setiap serangannya sangat berbahaya sekali. Hal itulah yang
membuat si iblis jadi terperanjat, karena setiap totokan dari Cin Yan, selain jatuh pada jalan
darah yang membahayakan jiwa, yang bisa membawa keajalannya setiap korban totokan
itu, juga tenaga serangan yang tersalur dari jari tangan Cin Yan sangat kuat luar biasa.
42 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Dengan cepat Thian Lian Kie menyedot napasnya dalam-dalam, dia mengerahkan tenaga
dalamnya tujuh bagian; kemudian dia telah menangkis totokan pada jalan darah Ciang pohiatnya, sehingga tangannya itu saling bentur dengan tangan Cin Yan.
Tampak tangan mereka jadi tak terlepas, melekat, masing-masing sedang mengerahkan
tenaga Lwee-kang mereka. Sekali saja mereka lengah dan tenaga mereka itu kalah dalam pengerahannya, maka
dengan sendirinya mereka akan terbinasa atau terluka berat diakibatkan dari serangan
Lwee-kang itu. Tubuh kedua orang ini juga gemetar dengan mata saling menatap. Keringat telah
membasahi tubuh mereka, seperti juga baru tersiram oleh segayung air. Mereka sedang
mengerahkan hampir seluruh tenaga dalam mereka, karena mereka juga mengetahui, sekali
saja mereka tertekan oleh gencetan tenaga dalam lawannya, berarti dia akan menjadi kalah,
dan kekalahan itu berarti juga mereka akan dirubuhkan lawan, dan itupun berarti mereka
akan menemui bahaya kematian atau bahaya terluka berat lainnya.
Dengan mengeluarkan suara benturan yang keras sekali, maka kedua tangan dari kedua
jago tersebut jadi saling bentur yang menyebabkan keduanya jadi saling melompat mundur
untuk saling menjauhkan diri.
Kemudian keduanya saling mengawasi dengan mata yang tajam, penuh kesiap siagaan.
Tiba-tiba Ie Siang yang telah tidak bisa menahan goncangan hatinya, yang menguatirkan
keselamatan diri si pemuda Cin Yan, dia telah melompat akan menerjang guna membantui
diri si-pemuda. Berbarengan dengan melompatnya Ie Siang kearah Thian Lian Kie, maka tampak juga dua
sosok tubuh yang telah melompat pula kearah si-iblis. Mereka adalah Foen Lan dan Wang
Sian. Ayah dan anak ini juga telah menguatirkan keselamatan dari Cin Yan.
Benar anak muda itu tadi merupakan musuh mereka, tetapi setelah anak muda itu
mengalami ancaman bahaya maut ditangan seorang iblis seperti Thian Lian Kie, maka
sebagai seorang pendekar, mau tak mau mereka jadi turun tangan juga untuk memberikan
pertolongan kepada Cin Yan.
Thian Lian Kie jadi terkejut waktu dia melihat tahu-tahu dirinya telah dikepung oleh ketiga
orang lawan barunya, dan dengan Cin Yan jumlah pengepungnya itu jadi berjumlah empat
orang ! Setidak-tidaknya sekarang Thian Lian Kie baru mengetahui bahwa keempat orang ini
masing-masing mempunyai kepandaian yang tidak lemah, apa lagi Cin Yan.
Kalau memang mereka itu maju serentak berempat, yang jelas dia sudah tak akan dapat
merubuhkan diri lawan-lawannya itu, dan yang benar-benar dikuatirkan, malah dia yang
akan dapat dirubuhkan oleh keempat orang ini.
Maka dari itu, dari pada menderita malu, dia jadi mengambil keputusan, biar bagaimana dia
harus cepat-cepat menyingkir, dan nanti kalau memang dia mempunyai kesempatan, dia
akan mencari ketika untuk meloloskan diri.
Dan dalam waktu yang hanya seketika itu saja, dia telah memandang sekeliling tempat
tersebut, memandang ke kiri dan ke kanan, dilihatnya diempat penjuru terdapat salah
seorang lawannya. Disebelah barat terdapat Wang Sian, disebelah selatan terdapat Ie Siang
43 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
dan disebelah timur terdapat Foen Lan; dibagian utara terdapat Cin Yan. Tegasnya,
didepan, dibelakang, disamping kiri dan kanannya, terdapat lawannya itu.
Tetapi, si iblis Thian Lian Kie adalah seorang iblis yang telah kenyang makan asam garam
dari dunia persilatan, yang mana telah dilakukannya selama beberapa puluh tahun dan dia
telah mengalami berkali-kali pengalaman yang hampir menyebabkan jiwanya melayang
direnggut utusan Giam-lo ong.
Maka dari itu, sekarang hanya menghadapi keempat pengepungnya itu saja hal tersebut tak
menjadi soal baginya. Dengan mata yang memandang tajam serta bengis sekali, dia menatap bergantian keempat
pengepungnya tersebut. Sedangkan Wang Sian berempat juga menatap si-iblis dengan sinar mata yang menantinanti akan serangan dari iblis tersebut.
Seketika itu juga keadaan disekitar tempat tersebut jadi sepi sekali, hening tak terdengar
suara apapun, hanya terdengar suara napas dari kelima orang yang akan bertempur
menempuh maut guna mempertahankan hidup dari diri mereka masing-masing..... mata
kelima orang tersebut jalang sekali !
Juga hanya terdengar suara daun-daun di hutan itu yang berkeresekan, dan suara binatangbinatang hutan yang bersuara seperti sedang menyanyi.
Tiba-tiba, dengan mengeluarkan suara bentakan yang memekakkan anak telinga, yang
keras dan nyaring sekali, yang menggema di-hutan itu, Thian Lian Kie menerjang kearah Ie
Siang, dia menerjang ke si-gadis, karena dia menganggap bagian yang dijaga si gadis inilah
yang paling lemah.....!! TETAPI SEBENARNYA dugaan Thian Lian Kie itu meleset jauh sekali. Dia tidak mengetahui,
karena dia menyerang dan menerobos kearah Ie Siang yang diduga penjagaan dari si gadis
ini lemah sekali, atau yang terlemah diantara yang lainnya, maka dia jadi masuk perangkap.
Waktu dia menerobos begitu, disaat dia masih terpisah beberapa kaki dengan Ie Siang,
maka Cin Yan dan Wang Sian telah melompat menyerang Thian Lian Kie.
Malah hebatnya, kedua orang ini telah menyerang Thian Lian Kie dengan menggunakan
delapan bagian dari tenaga Lwee-kang mereka.
Jarang sekali jago-jago silat didalam Boe Lim, rimba persilatan atau juga Kang-ouw, sungai
telaga, yang begitu menyerang lawan, telah menggunakan delapan bagian tenaga Lwee
kangnya, karena itu bisa membahayakan dirinya, penjagaan untuk diri mereka tidak ada
sama sekali. Tetapi karena si-iblis ini sangat tangguh dan kosen sekali, maka dari itu, Cin Yan dan Wang
Sian telah mengambil keputusan yang bersamaan tanpa berunding lagi, mereka ingin
mengambil jalan yang sesingkat-singkatnya, tidak mau memberikan ketika kepada iblis itu,
sebab kalau memang mereka sampai kena terdesak dan didahului oleh iblis itu, berarti
mereka sampai kena terdesak berada dibawah angin.
Maka dari itu, dengan menyerang begitu dengan sekaligus menyerang dengan mengerahkan
delapan bagian tenaga dalam mereka, berarti mereka ingin mempertaruhkan jiwa mereka
untuk bertempur dengan si iblis.
Thian Lian Kie juga terkejut sekali, karena waktu dia sedang menerobos kearah Ie Siang,
44 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
tahu-tahu dia merasakan dibelakangnya itu menyambar dua tenaga serangan yang
bertenaga besar serta kuat sekali menghantam kearah punggung dan rusuknya, kalau
memang sampai dibagian kedua tempat tersebut ditubuhnya kena terhajar oleh kedua
serangan tersebut, berarti dia akan menemui kematian tanpa ampunnya lagi.......Giam loong tentu akan tersenyum menerima kehadirannya di neraka.....!
Maka dari itu, Thian Lian Kie cepat-cepat telah melompat kesamping kiri, dia bergerak
sambil tubuhnya berputar, gesit sekali gerakannya. Tetapi dia masih terlambat sedikit,
bahunya kena keserempet oleh tangan Wang Sian, menimbulkan suara 'Dukkk' yang keras,
tubuh Thian Lian Kie jadi terhuyung-huyung hampir rubuh beberapa langkah, untung saja
dia gesit dan liehay, sehingga tidak sampai rubuh....!
Wang Sian melihat hal itu, dia telah cepat-cepat menjejakkan kakinya, dia melompat lagi
sambil mengayunkan tangannya akan menyerang lagi.
Tetapi Thian Lian Kie adalah seorang jago yang benar-benar mempunyai kepandaian sangat
tinggi. Tadi dia telah terhuyung-huyung hampir rubuh, tetapi dia telah dapat mengendalikan
dirinya. Biarpun dia tidak sampai rubuh, toch tetap serangan Wang Sian yang datang secara
beruntun itu telah menyebabkan dia mau tidak mau harus cepat-cepat menjejakkan kakinya
untuk melompat menghindarkan serangan itu lagi.
Tetapi baru saja dia melompat pergi, begitu kakinya menyentuh tanah, maka Ie Siang dan
Foen Lan telah menyerang lagi dengan cepat sekali.
Malah Cin Yan juga telah melompat akan menerjang pada Thian Lian Kie.
Hal itu membuat si-iblis jadi kewalahan. Walaupun kepandaiannya memang tinggi, toch
kalau diserang dengan cara begitu, maka dengan sendirinya dia jadi benar-benar repot
untuk menangkis dan menghindarkan setiap serangan-serangan dari lawannya.
Lagi pula Cin Yan sekarang telah menyerang iblis tersebut dengan serangan-serangan yang
telengas dan mematikan, anak muda ini tidak mau berlaku murah hati lagi. Biar bagaimana
iblis tersebut harus dibinasakannya.
Hal itu dilakukannya karena dia mau menghindarkan malapetaka yang akan menimpa jagojago didalam rimba persilatan.
Ie Siang dan Foen Lan yang mempunyai kepandaian agak rendah, dan berada disebelah
bawah dari Wang Sian dan Cin Yan, selalu menyerang dengan cara yang berbareng.
Tadinya mereka telah bertempur dan bertengkar, tetapi menghadapi iblis tersebut, mau tak
mau mereka jadi kompak dan bekerja sama.
Wang Sian sendiri, mau tak mau dia jadi harus ikut terjun didalam kancah pertempuran
tersebut. Cin Yan selalu melancarkan serangan-serangan yang berbahaya dan mengancam
keselamatan dari Thian Lian Kie. Si iblis juga melihat bahwa setiap serangan dari Cin Yan
mengandung tenaga serangan yang besar dan kuat sekali.
Maka dari itu, biar bagaimana, biarpun usia dari Cin Yan masih muda belia, toch tetap saja
dia harus berlaku hati-hati, tidak boleh memandang enteng pada setiap serangan yang
45 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
dilancarkan oleh Cin Yan.
Sekali saja dia lengah dan dirinya berhasil diserang oleh Cin Yan, berarti dia akan menemui
kematiannya atau juga mengalami kecelakaan sehingga dirinya akan cidera !
Tangan dan kaki dari Thian Lian Kie telah bergerak-gerak dengan cepat sekali, dia juga
telah mengerahkan tenaga Lwee-kangnya untuk menangkis dan menyerang lawan-lawannya
itu. Setiap kali ada serangan yang menjurus pada dirinya, maka Thian Lian Kie telah berusaha
untuk menangkisnya dengan mengerahkan delapan atau sembilan bagian dari tenaga
Lweekangnya ! Wang Sian juga tidak tinggal diam berpeluk tangan, karena dia selalu melancarkan
serangannya yang benar-benar hebat dan mengandung tenaga serangan yang luar biasa
kuatnya. Kalau memang Thian Lian Kie sampai terserang oleh pukulan tangan dari Wang Sian, berarti
dirinya akan menjadi mangsa dari hajaran tangan Wang Sian, inilah yang Thian Lian Kie
tidak inginkan !! Maka dari itu, setiap kali lawan-lawannya menyerang dirinya, dia selalu juga mengelakkan
dengan kekuatan dan kegesitan dirinya.
Kala itu, dengan mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali, Cin Yan telah
mengenjotkan kakinya, tubuhnya mencelat dengan cepat sekali.
Waktu tubuhnya sedang melambung tinggi begitu, disaat dirinya sedang berada ditengah
udara, maka Cin Yan telah mengulurkan tangannya, dia mengulurkan tangannya menyerang
Thian Lian Kie dengan jari-jari tangan yang terpentang lebar. Maksud dari Cin Yan ialah
ingin mencengkeram bahu dari Thian Lian Kie.
Tetapi Thian Lian Kie biarpun telah dikepung oleh beberapa orang lawannya, toch tetap saja
dia masih bisa bergerak dengan gesit sekali, yang dengan cepat dia dapat mengelakkan
serangan dari Cin Yan. Cengkeraman pada bahu Thian Lian Kie itu tidak mengenai tempat yang tepat, Cin Yan telah
mencengkeram tempat yang kosong.
Tetapi Cin Yan tidak mau berhenti sampai disitu saja, dia telah membarengi dengan
tendangan kakinya yang berangkai.
Thian Lian Kie jadi nekad sekali, dia tidak menghindarkan serangan dari Cin Yan, melainkan
dia telah mengulurkan tangannya mencengkeram kaki Cin Yan yang menyambarnya, dia
mencengkeramnya dengan keras sekali.
Ie Siang, Foen Lan, dan Wang Sian jadi mengeluarkan seruan kaget waktu mereka melihat
hal itu.......karena jiwa si anak muda Cin Yan jadi terancam sekali !!
Tetapi Cin Yan mempunyai kepandaian yang tinggi sekali, dia tidak menjadi jeri atas
serangan dari Thian Lian Kie, juga dia tidak menjadi gugup karenanya. Dengan cepat, dia
telah menarik napas dalam-dalam, mengumpulkan tenaga murninya itu diperutnya,
kemudian dengan mengeluarkan suara teriakan yang keras, dia telah berpoksay ditengah
udara, yang menyebabkan cengkraman dari Thian Lian Kie mengenai tempat kosong.
Thian Lian Kie kecewa karena tangannya itu telah menyambar tempat hampa, juga dia
46 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mendongkol karena cengkramannya itu gagal menemui sasarannya, maka dengan tidak
mau memberikan kesempatan sedikitpun kepada Cin Yan, dia telah membentak lagi dengan
suara yang mengguntur, sambil membentak begitu, dia telah mengulurkan tangan kirinya
akan merabuh perut dari Cin Yan. Dia menyerang begitu dengan membarengi serangannya
yang pertama yang telah menemui kegagalan itu, sehingga dengan sendirinya Cin Yan mau
tak mau jadi terancam lagi tangan dari Thian Lian Kie.
Tubuh Cin Yan masih melayang ditengah udara sehingga sulit baginya untuk mengelakkan
serangan dari Thian Lian Kie yang menyambarnya begitu cepat.
Tetapi memang dasarnya Cin Yan mempunyai kepandaian yang tinggi, dan memang dia
kosen, maka dengan berani dia telah mengeluarkan tangannya, terdengar suara "Dukk.....!"
dia berhasil menangkis serangan dari Thian Lian Kie, dan dengan menggunakan ketika itu,
Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
disaat tangannya membentur tangan Thian Lian Kie, disaat dia sedang melayang begitu, Cin
Yan telah meminjam tenaga benturan tersebut untuk mencelat lagi, dan tubuhnya jadi jatuh
beberapa kaki dari tempatnya Thian Lian Kie.
Hal ini dilakukan oleh Cin Yan karena dia mau menjaga kalau-kalau nanti Thian Lian Kie
melancarkan serangan yang berangkai lagi, serangan susulan.
Tetapi ternyata Thian Lian Kie tidak melancarkan serangan lagi.
Tadi tangkisan tangan anak muda itu Cin Yan, telah menyebabkan Thian Lian Kie merasakan
tangannya tergetar dengan keras.
Juga dia merasakan tangannya itu kesemutan, sehingga dia jadi merandek, tidak
melanjutkan serangannya lagi.
Cin Yan telah dapat berdiri tetap, dia mengawasi Thian Lian Kie dengan sikapnya yang
tenang. "Hebat sekali kepandaiannya kau!" kata Lioe Cin Yan dengan suara yang mengejek.
"Hampir saja aku bercelaka didalam tanganmu !!!" dan setelah berkata begitu, Cin Yan
tertawa dengan suara yang wajar.
Wajah si iblis Thian Lian Kie jadi berobah, tetapi dia tidak lantas menyahuti, melainkan
matanya saja yang menatap kearah Wang Sian dan Ie Siang serta Foen Lan bergantian,
kemudian mendelik kepada Cin Yan. Dia tidak mengucapkan sepatah katapun.
Cin Yan telah tertawa lagi.
"Kukira kau sebagai orang dari angkatan tua tentu mengenal peraturan Kang-Ouw dan tidak
akan main seruduk seperti juga seekor babi yang terluka!! Maka dari itu, kuminta
pengertianmu untuk berlalu saja, menghabiskan persoalan ini !!" kata Cin Yan.
Mendengar perkataan Cin Yan itu, wajah Thian Lian Kie jadi berobah merah padam. Dia
gusar sekali. Hal ini disebabkan anak muda she Lioe itu telah mempersamakan dirinya dengan seekor
babi ! Maka dari itu, dapat dibayangkan kemurkaan dari si-iblis ini.
Tetapi, dia tidak lantas menerjang menyerang Cin Yan, hanya dia mendengus dengan suara
yang bengis sekali. "Kau bocah yang tak tahu mampus!" bentaknya dengan suara yang bengis. "Kalau memang
47 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
aku tidak mengingat dan melihat bahwa kepandaianmu agak lumayan, sehingga aku agak
sayang untuk membunuhmu, hmm, sudah sejak tadi kau kubinasakan !!"
Dan setelah berkata begitu, Thian Lian Kie menatap kearah Wang Sian, Foen Lan dan Ie
Siang dulu, kemudian baru dia mendelik kepada Cin Yan lagi.
Katanya lagi, "Maka dari itu hari ini kalian kuampuni, biarpun biasanya belum pernah aku
berlaku murah hati seperti hari ini !!! Nah... kalau memang lain kali kalian berani berlaku
kurang ajar, tentu aku akan mengirim kalian pada Giam-lo-ong !!"
Setelah berkata begitu, si-iblis telah tertawa lagi dengan suara yang menyeramkan,
kemudian dengan cepat dia telah menjejakkan kakinya, tubuhnya mencelat dengan cepat,
dan dia berlari-lari kearah dalam hutan.
Cin Yan, Wang Sian, Foen Lan dan Ie Siang yang melihat kepergian si-iblis yang ganas itu
jadi bisa menarik napas lega.
Mereka jadi saling tatap sesaat lamanya, kemudian tampak Wang Sian menghela napas.
"Bahaya telah berlalu !" menggumam orang tua ini. "Iblis she Thian itu terkenal akan
kekejamannya, juga dia selalu tidak akan mau sudah kalau dia belum membunuh lawannya!
Maka dari itu, heranlah pada hari ini dia bisa berlaku begitu lunak kepada kita. Hmmmm.....
mungkin juga dia agak jeri kepada...kepada".."
Berkata sampai disini, Wang Sian berhenti berkata, karena dia segera memandangi Cin
Yan dengan muka yang berobah menjadi marah, tadi sebetulnya dia ingin mengatakan:
"kepada si bocah ini" tetapi untung saja dia segera teringat bahwa pemuda pelajar ini
mempunyai kepandaian yang tinggi dan tidak pantas kalau memang dia memanggil atau
menyebutnya dengan sebutan si bocah.
Mereka jadi saling memandang sesaat lamanya, tetapi Cin Yan telah tertawa lebih dahulu.
"Memang ! Memang ! Hak-seng kira persoalan telah berlalu ! Nah...sekarang lebih baik kita
menjadi sahabat-sahabat yang baik!"
Dan setelah berkata begitu, Cin Yan menghampiri kearah Wang Sian.
Dia menyoja kepada orang tua ini.
"Terimalah pemberian hormat Hak-seng sebagai tanda maaf dari Hak-seng kalau memang
tadi Hak-seng telah melakukan kesalahan kepada Loocianpwee!"
Dia menyoja tiga kali. Wang Sian menyingkir kesamping tidak mau menerima pemberian hormat dari si anak
muda. Cin Yan telah membalikkan tubuhnya, dia menghadap kepada Foen Lan.
Baru saja dia mau merangkapkan tangannya untuk memberikan hormatnya kepada gadis
itu, Foen Lan telah memutar tubuhnya dan berlari kearah rumahnya.
Hal ini membuat Cin Yan jadi tidak enak hati.
Rupanya gadis yang menjadi puterinya Wang Sian itu masih mendendam kepada dirinya.
Dengan menghela napas, akhirnya Cin Yan berjalan kepada Ie Siang.
48 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Mari kuantarkan kau pulang, Kouwnio !" kata Cin Yan dengan suara yang sabar. Dia
memanggil Ie Siang dengan sebutan Kouwnio, yang berarti nona.
Ie Siang mengangguk dengan sikapnya yang kemalu-maluan.
Dengan berendeng mereka berjalan meninggalkan tempat tersebut.
"Tahan dulu !" tiba-tiba Wang Sian membentak dengan suara yang keras. Tetapi suara
bentakan Wang Sian kali ini tidak sebengis sebelumnya.
Cin Yan dan Ie Siang menahan langkah mereka, dengan cepat keduanya telah membalikkan
tubuh mereka. "Ada apa Loocianpwee ?" tanya Cin Yan dengan sabar.
Wang Sian menatap anak muda itu dengan tajam, tetapi kemudian dia telah menatap Cong
Ie Siang dengan tatapan mata yang berkilat tajam.
"Kalau memang kau sudah sampai dirumah, katakan kepada kedua orang tuamu, didalam
beberapa hari ini aku akan datang berkunjung !!" kata Wang Sian dengan suara yang
perlahan sekali. Hati Ie Siang jadi berdebar.
Apakah Wang Sian mau berkunjung ke rumahnya untuk mengacau disana"
Tetapi si gadis tidak bisa berpikir lama-lama, karena Wang Sian telah berkata lagi: "Dan
juga katakan kepada ayahmu bahwa sahabat lamanya telah rindu sekali ingin bertemu !"
Setelah berkata begitu, Wang Sian memutar tubuhnya, dia melangkah dingklak, karena
kakinya hanya satu, kemudian puteri dan ayah itu berjalan berendeng menuju ke rumah
mereka. Cin Yan tertawa kecil waktu dia melihat kearah Wang Sian dan Foen Lan, puterinya dari
orang tua she Lie itu. "Cong Kouwnio".mari kita pergi !" kata Cin Yan dengan suara yang sabar. Ie Siang jadi
tersadar. Dia menoleh kepada anak muda itu dengan pipi berobah merah.
Tetapi dia memberikan senyumnya dengan sikap kemalu-maluan.
Gadis ini juga telah mengangguk, dan sambil mengangguk begitu dia berkata : "Mari kita
berangkat !!!" Merekapun meninggalkan tempat itu. Cin Yan mengantarkan Ie Siang sampai
dirumahnya, dirumah gadis tersebut.
---" 00O00--SELAMA DIDALAM PERJALANAN, CIN YAN BANYAK BERCERITA.
Anak muda She Lioe ini juga menceritakan bahwa dirinya sebetulnya sedang menuju ke kota
Po-liang-kwan atas perintah gurunya untuk mengurus satu persoalan.
Waktu Ie Siang menanyakan persoalan apa yang sedang diurusnya, Cin Yan tidak lantas
menyahuti, dia tidak terus menerangkan apa maksudnya datang ke kota Po-liang-kwan.
Rupanya ada sesuatu hal yang membuat dia keberatan untuk menerangkan maksud
kedatangannya ke kota Po-liang-kwan.
49 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Ie Siang juga mengerti kesulitan orang, dia tidak mendesak terus.
Mereka berjalan terus dengan perlahan-lahan, sedangkan Ie Siang menuntun kuda
putihnya. Tak lama kemudian mereka sampai dimuka rumah Cong Piauw-tauw.
Ie Siang mempersilahkan Cin Yan masuk kedalam. Waktu Tay An menyambut putrinya, Ie
Siang memperkenalkan Cin Yan kepada sang ayah.
Kemudian Ie Siang menceritakan juga, betapa Cin Yan telah menolong dirinya, dan kalau
memang tak ada Cin Yan, entah apa yang akan terjadi, karena dia bertemu dengan Wang
Sian yang menaruh dendam kepada Tay-An ayahnya itu.
Cong Tay An terkejut mendengar cerita putrinya itu. Dia segera juga menanyakan bentuk
wajah, tinggi tubuh dan sikap dari Wang Sian.
Waktu Ie Siang menceritakan segalanya, Tay An menepuk pahanya.
"Tak salah lagi memang dia !!!" katanya dengan suara yang keras. "Hmm"aku tak
menyangka sedikitpun bahwa dia ternyata ingin membalas dendam!" dan Tay An berdiam
diri dulu sesaat, dia tidak berkata-kata, seperti juga sedang memikirkan sesuatu, kedua
alisnya berkerut. "Thia"!" kata Ie Siang memanggil ayahnya itu. Tay An menoleh memandang putrinya ini.
"Kata orang itu, dia malah mau datang kemari untuk menemui ayah!" kata Ie Siang. Tay An
tertawa tawar. "Biarkan dia datang"aku juga memang ingin bertemu dengannya! Kau tidak usah terlalu
memikirkannya, Siang-jie! Nah".kau cepat siapkan sebuah kamar untuk Lioe Kong-cu !!!"
Kemudian disaat Ie Siang sedang masuk ke-dalam, Tay An telah bercakap-cakap dengan Cin
Yan. Dia menanyakan siapakah guru anak muda itu, tetapi Cin Yan keberatan untuk
menerangkannya. Tay An juga tidak memaksanya.
Cin Yan melihat bahwa orang tua yang memimpin Piauwkiok she Cong tersebut mempunyai
perawakan yang kokoh dan kuat sekali.
Dengan sendirinya, Cin Yan kagum sekali kepada Cong Piauw-tauw, sebab Piauwsu ini
biarpun sudah berusia lanjut, toh semangat dan kondisi tubuhnya sangat kekar dan
bersemangat sekali. Sedang Cong Tay An dan Cin Yan bercakap-cakap, tiba-tiba dari luar masuk seorang
pelayan. Dia memberitahukan bahwa diluar ada seorang nenek yang mau bertemu dengan Tay An.
Tay An mengerutkan alisnya.
Dia heran dan tidak mengetahui siapakah sinenek yang mau bertemu dengan dirinya.
Tetapi dengan cepat Tay An keluar untuk menyambut nenek itu, diikuti oleh Cin Yan.
Ketika sampai diluar, tampak seorang nenek berusia diantara enam puluh tahun, dengan
wajah yang telah keriput itu, tengah berdiri memandang kearah dalam.
50 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Begitu melihat si nenek, Tay An jadi ketawa. Tampaknya dia girang sekali.
"Akh Sucie...mengapa kau tidak memberitahukan terlebih dahulu kedatanganmu ini?" kata
Tay An. Dia memanggil si nenek dengan panggilan Sucie yang berarti kakak perempuan
seperguruan. Si nenek tertawa. "Aku kebetulan lewat di Siang-kie-kwan dan mau menjenguk kau sebentar! Bagaimana
Sutee, keluargamu sehat-sehat saja?"
Tay An mengangguk dengan cepat. "Terima kasih Sucie...hayo masuk! Hayo masuk!" kata
Tay San dengan cepat. Tiba-tiba dia menoleh kesamping si nenek, dia memandang seorang
anak muda berusia diantara lima atau enam belas tahun yang sejak tadi berdiam diri, berdiri
disamping si nenek. Nenek itu juga rupanya baru tersadar.
"A Hee, ayo cepat kau memberi hormat kepada Supekmu !!" kata si nenek.
Si anak muda, yang dipanggil sebagai A Hee, cepat-cepat maju dan berlutut didepan Tay
An. Dia memberikan penghormatan dengan menganggukkan kepalanya tiga kali.
Tay An cepat-cepat membanguni anak muda itu.
A Hee kemudian menjura memberi hormat kepada Cin Yan, kemudian baru dia berdiri
disamping si nenek lagi. Tay An tertawa menatap kearah si nenek.
"Siapakah Hee-jie ini?" tanya Tay An, dia menyebut anak muda itu dengan sebutan Hee-jie,
anak Hee, karena dia mendengar si nenek memanggil anak muda itu dengan sebutan A
Hee. Si nenek tersenyum. "A Hee adalah murid tunggalku !!" menerangkan si nenek. "Dia merupakan seorang murid
yang cerdas sekali, maka dari itu kedatanganku kemari juga untuk berdiam beberapa hari
disini agar kau mau juga menurunkan beberapa jurus ilmu silat simpananmu itu kepada
Hee-jie !!" Tay An tertawa. "Bisa saja kau Sucie !" kata Tay An dengan cepat.
"Kepandaian mana bisa nempil dengan Soat-san Thian-lie ?"
Dengan berkata begitu Tay An sama juga dengan merendah diri.
Dia juga menyebut si nenek dengan sebutan Soat-san Thian-lie, yang berarti bidadari dari
gunung es, itulah gelaran si nenek.
Si nenek memang bergelar Soat-san Thian-lie Ho Sam Nio.
Ho Sam Nio adalah enci perguruan dari Tay An. Kepandaian nenek tersebut sangat tinggi,
sejak turun gunung dia selalu mengejar-ngejar penjahat yang berkelakuan jahat untuk
mengobrak-abrikan, sehingga dia ditakuti oleh para penjahat didalam dunia persilatan.
51 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Jarang sekali Ho Sam Nio bertemu dengan adik seperguruannya ini, yaitu Cong Tay An.
Maka dari itu, pertemuan kali ini benar-benar diluar dugaan Tay An.
Luar biasa sekali pertemuan ini, karena si nenek Ho Sam Nio tidak setahun sekali mau
menginjakkan kakinua untuk mengunjungi adik seperguruannya tersebut, hal ini disebabkan
dia selalu repot berkelana didalam dunia persilatan.
Tay An jadi repot mempersilahkan sang Sucie untuk masuk kedalam.
Ho Sam Nio telah melangkah masuk dengan langkah yang tenang. A Hee mengikuti
dibelakang. Anak muda ini tampaknya sangat pendiam sekali, dia mengikuti si nenek yang menjadi
gurunya itu dengan berdiam diri dengan kepala tertunduk. Cin Yan juga mengikuti yang
lainnya masuk kedalam. Tay An mengajak sang sucie ke ruang tengah dan memerintahkan beberapa orang pelayan
rumah tangganya untuk mempersilahkan sebuah meja berikut makanannya.
Dengan cepat makanan telah datang, dan sambil bercakap-cakap, Tay An beserta yang
lainnya telah makan minum. Dia menjamu sang sucie, encie perguruannya itu, dengan
penuh kegembiraan. Ho Sam Nio juga menanyakan kepada Tay An mengenai diri Cin Yan yang diduga adalah
murid dari sang sutee ini.
Tay An menerangkan apa yang diketahui tadi melalui puterinya. Kemudian dia
memerintahkan kepada orang-orangnya untuk memanggil Ie Siang.
Waktu puterinya itu datang, dia menyuruh Ie Siang untuk memberi penghormatan kepada si
nenek, yang menjadi bibi gurunya.
"Apakah kedatangan Sucie ke kota Siang-kie-kwan ini mempunyai urusan?" tanya Tay An
kepada Ho Sam Nio. Ho Sam Nio tidak lantas menyahuti.
Dia memandang Cin Yan, rupanya dia ragu-ragu, karena dia mengetahui sekarang bahwa
anak muda she Lioe yang berpakaian seperti pelajar itu bukanlah murid dari Tay An.
Cin Yan juga mengerti tatapan mata si-nenek.
Dia cepat-cepat berdiri dan mengatakan bahwa dia mau kebelakang dulu sebentar.
Tay An menahannya sebentar, tetapi kemudian dia mengantarkan tamunya ini sampai di
ruang belakang. Setelah itu barulah dia kembali ke ruangan tengah untuk mendengarkan apa yang akan
dikatakan oleh Sucienya itu.
Cin Yan sendiri telah masuk kedalam kamarnya. Dia merebahkan dirinya untuk beristirahat.
oooOooo BEGITU TAY AN KEMBALI KE-RUANGAN TENGAH, maka dia telah duduk kembali di
tempatnya. 52 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Ada persoalan apakah yang sedang Sucie hadapi?" tanya Tay An dengan cepat.
"Katakanlah Sucie, kalau memang aku bisa membantu untuk menyelesaikan persoalan yang
sedang Sucie hadapi itu, tentu akan membantu sekuat tenaga!"
Si nenek tidak lantas menyahuti, dia menghela napas!
"Ya......persoalan yang kuhadapi ini bukanlah persoalan yang terlalu berat, tetapi kalau
dikatakan tidak penting, persoalan ini bisa menyebabkan mati hidupnya seorang kawanku!
Maka mau tak mau aku harus memikirkan dan turun tangan mencampuri persoalan
tersebut." Dan setelah berkata begitu, si nenek menghela napas lagi.
Tay An juga berdiam diri, dia mau mendengarkan terus apa yang akan diceritakan oleh si
nenek. Ie Siang juga tidak banyak bertanya, A Hee hanya menundukkan kepalanya, dia bersantap
perlahan-lahan, seperti juga tidak sedang mendengarkan sesuatu yang penting.
Si nenek Ho Sam Nio telah menghela napas lagi dengan sikap yang kesal.
"Sutee.... sebetulnya aku tidak mau merepotkan dirimu, namun persoalan ini mau tak mau
sangat penting, maka aku mau meminta sedikit bantuanmu untuk ikut menyelesaikan
persoalan tersebut."
"Katakanlah !" kata Tay An cepat. "Jangan sungkan-sungkan Sucie, dimana aku bisa
membantu, tentu Suteemu yang bodoh ini akan membantu sepenuh tenaga."
Si nenek tersenyum sedikit.
"Bagus! Dengan adanya kau yang mau turun tangan untuk membereskan persoalan ini,
berarti semua bencana yang akan menimpa diri kawanku itu akan berlalu !" kata si nenek
dengan suara yang perlahan.
Dia juga melirik kepada A Hee yang kala itu masih makan perlahan-lahan.
Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Persoalan ini bersangkut-paut dengan ibu dari A Hee!" kata si nenek lagi kemudian. "Dan
soal ini sebetulnya agak rumit sekali, soal rumah tangga, sehingga semustinya kita orang
luar tidak bisa ikut mencampurinya. Namun karena ibu dari A Hee ini adalah kawan karibku,
mau tak mau aku harus mencampurinya !"
Dan setelah berkata begitu, si nenek Ho Sam Nio menghela napas lagi.
Tay An jadi tertarik. Dia ingin sekali mengetahui apa yang telah terjadi. Begitu juga Ie
Siang. Tanpa mereka sadari, ayah dan puteri tersebut, jadi memandang kearah A Hee, si-anak
muda yang menjadi murid si-nenek Ho Sam Nio, yang kala itu sedang menundukkan
kepalanya terus. Si nenek telah berkata lagi.
"Setahun yang lalu aku telah datang berkunjung ke rumah A Hee dikaki gunung Siong San,
dimana mereka, ayah, ibu dan anak bertiga menetap disitu. Tetapi dengan tidak terduga,
kedatanganku pada setahun yang lalu itu telah membawa suatu akibat yang benarmembuatku jadi tidak enak hati kepada keluarga A Hee ini...."
53 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Bercerita sampai disitu, Ho Sam Nio berhenti sebentar, dia menoleh kepada muridnya, A
Hee, kemudian dia menghela napas sambil meneruskan ceritanya. Tay An dan Ie Siang
mendengarkan terus. Ternyata cerita si nenek ini luar biasa sekali, dan akan menyebabkan suatu pergolakan
didalam dunia persilatan, awal dari badai yang akan melanda dunia persilatan"!
Mari kita ikuti! ******* HO SAM NIO memang benar pada setahun yang lalu telah liwat digunung Siong San.
Dia teringat bahwa dia mempunjai seorang sahabat jang menetap dikaki gunung Siong San
tersebut. Maka dari itu, Ho Sam Nio Soat-san Thian Lie bermaksud singgah dan menjenguk kawannya
yang sudah lama tak pernah bertemu lagi sejak 10 tahun yang lalu.
Ketika si nenek Ho Sam Nio sampai di-rumah sahabatnya itu, maka dia disambut dengan
gembira oleh sahabatnya itu, yang bernama Woe An So dan suaminya yang bernama Hioe
Cin Siang. Mereka telah mempunyai seorang putra yang diberi nama A Hee, yang pada saat itu berusia
lima belas tahun. Putra dari sahabatnya Ho Sam Nio ini sangat pendiam, dia juga merupakan seorang anak
muda yang tidak mau tahu persoalan disekelilingnya.
Sahabat dari Ho Sam Nio adalah seorang jago silat yang mempunyai kepandaian cukup
tinggi, begitu juga suaminya, maka dengan sendirinya A Hee mesti dapat mewarisi
kepandaian kedua orang tuanya itu. Tetapi nyatanya A Hee selalu tidak mau mempelajari
ilmu silat itu... dia selalu menolak desakan ayah ibunya untuk belajar ilmu silat. Entah
kenapa, anak muda ini tidak senang mempelajari ilmu silat.
Ketika Ho Sam Nio datang kerumah mereka, maka Woe An Soe dan Hioe Cin Siang
menceritakan tentang perangai putra mereka itu.
Ho Sam Nio juga sangat heran sekali. Tetapi dia tidak mengatakan suatu apapun. Hanya,
secara diam-diam dia telah berusaha untuk membujuk A Hee untuk belajar ilmu silat.
Entah karena sikap si nenek Ho Sam Nio yang lemah lembut dan penuh kasih sayang, maka
akhirnya anak muda itu mau juga belajar ilmu silat dibawah gemblengan si nenek.
Disebabkan itulah maka akhirnya si nenek telah berdiam disitu untuk mendidik Hioe Soen
Hee, A Hee, dengan ilmu silat yang tinggi.
Didalam waktu yang sangat singkat, A Hee telah menguasai banyak ilmu silat yang
diwariskan oleh si nenek.
Ternyata biarpun A Hee seorang anak muda yang pendiam dan alim, toch dia bukannya
seorang anak muda yang bodoh. Dia sangat cerdas sekali.
Hanya didalam waktu empat bulan saja, dia telah banyak menguasai ilmu silat yang
diturunkan oleh si nenek.
54 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Dengan sendirinya, A Hee jadi mempunyai kepandaian ilmu silat, biarpun tidak begitu hebat,
namun sudah lumayan. Pada suatu hari Ho Sam Nio dipanggil oleh Woe An Soe, sahabatnya itu.
Wanita she Woe ini menjelaskan bahwa mereka akan memenuhi tantangan mereka untuk
menemui seorang iblis. Woe An Soe akan pergi bersama suaminya, yaitu Hioe Cin Siang,
untuk menempur iblis itu.
Suami isteri ini berkata kalau memang nanti mereka didalam lima hari tidak kembali, berarti
mereka telah menemui kebinasaannya. Dan waktu yang ditetapkan untuk sampai detik
terakhir dihari kelimanya itu ialah kentongan kedua diwaktu malam.
Juga Woe An Soe meninggalkan pesannya, kalau memang mereka menemui kecelakaan,
maka mereka minta agar si nenek Ho Sam Nio mengawasi dan memelihara putera mereka
itu, yaitu Hioe Soen Hee.
Ho Sam Nio mendesak menanyakan iblis apa yang akan dihadapi oleh suami isteri itu, tetapi
Woe An Soe dan Hioe Cin Siang tidak mau menerangkan.
Terpaksa akhirnya Ho Sam Nio tidak mendesak terus. Hanya sebelum pergi, Ho Sam Nio
mendengar Hioe Cin Siang berkata :
"Tak guna dendam mendendam, dan sakit hati diperpanjang terus" maka dari itu, ada
baiknya kalau memang si A Hee tidak mengetahui siapa yang akan menjadi lawan kami itu!"
Setelah berkata begitu, suami isteri itu telah berangkat pergi.
Ho Sam Nio tinggal disitu beberapa hari menantikan kembalinya suami isteri itu.
Tetapi sampai dihari yang kelima, tetap saja Woe An Soe dan Hioe Cin Siang tidak kembali.
Tetapi Ho Sam Nio masih menantikan terus, karena dia memang berpikir bahwa suami isteri
itu menjanjikan waktunya sampai pada kentongan yang kedua. Tetapi, disaat kentongan
yang kedua telah terdengar, tetap saja tidak tampak suami isteri itu kembali.
Hal ini menggelisahkan Ho Sam Nio. Dia juga melihat A Hee sangat gelisah sekali.
Biarpun anak muda tanggung itu tidak mengatakan sesuatu, toch tampak dia sangat gelisah
sekali. Sampai menjelang fajar, tetap saja Hioe Cin Siang suami isteri tidak kembali.
Habislah harapan Ho Sam Nio dan A Hee. Segera juga mereka menduga Hioe Cin Siang
suami isteri tentu telah terbinasakan oleh si-iblis.
A Hee juga jadi menangis. Ho Sam Nio membiarkan anak muda yang secara tak resmi itu
telah menjadi muridnya, menangis sepuas hati.
Karena dia juga sedang dalam kesedihan, kalau memang dia membujuk A Hee, tentu tangis
anak muda itu tidak akan terhentikan, karena anak muda itu sedang dalam keadaan yang
menyedihkan sekali. Maka dari itu, dengan sendirinya kedua manusia ini, si nenek she Ho dan A Hee, tenggelam
dalam tangis mereka. Mereka juga tidak mengetahui kemana, mereka harus mencari mayat dari Cin Siang suami
55 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
isteri, sebab mereka tidak mengetahui, ayah ibu dari A Hee itu pergi kemana!
Akhirnya mereka menantikan lagi beberapa hari. Tetap saja mereka tidak melihat Cin Siang
dan An Soe kembali. Tetapi setelah merantau beberapa saat, setelah selama dua atau tiga bulan, tetap saja
mereka tidak dapat mendengar beritanya Cin Siang suami-isteri.
Tetapi Ho Sam Nio memang seorang nenek yang keras hati, dia tidak mau berhenti
menyelidiki sebelum berhasil.
Dia mengajak A Hee untuk berkelana terus. Dan akhirnya ketika dia sampai di kota SiangKie-kwan, dia teringat kepada Su-teenya, maka dia bermaksud akan meminta bantuan
Suteenya itu. Maka, akhirnya dia mengajak A Hee untuk singgah dirumah Cong Tay An guna meminta
bantuan Suteenya ini ikut menyelidiki perihal diri Hioe Cin Siang dan Woe An Soe berdua !
?" Maka Ho Sam Nio akhirnya mengambil keputusan, bahwa biar bagaimana dia harus pergi
mencari tahu menyelidiki perihal suami isteri itu dan manusia macam apa yang disebut iblis
oleh Cin Siang dan An Soe.
Dari itu, Ho Sam Nio mengajak A Hee untuk berkelana.
SETELAH menceritakan pengalamannya itu, maka si nenek Ho Sam Nio menghela napas.
"Begitulah Sutee.....aku bermaksud untuk meminta bantuanmu guna bantu menyelidiki
kawanku itu, Hioe Cin Siang dan Woe An Soe, yang menjadi ayah dan ibu dari A Hee....."
Tay An menghela napas juga.
"Kasihan benar nasib dari suami isteri itu!" kata Tay An kemudian.
"Baiklah Sucie.... aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk menyelidiki dan mencari tahu
dimana kedua suami isteri dari orang tuanya A Hee ini. Untuk sementara waktu, kalian lebih
baik menetap disini, biarkan aku yang akan menyebar orang-orangku untuk pergi
menyelidiki !!" Ho Sam Nio mengangguk. "Baiklah !" menyahuti si nenek.
Sedangkan A Hee telah cepat-cepat berdiri, dia telah menjura kepada Tay An.
"Terima kasih atas kesediaan dari Cong Supek yang mau membantu Hiantit !" kata A Hee.
Dia membahasakan dirinya dengan sebutan Hiantit, yang berarti keponakan. Cong Tay An
telah menggoyang-goyangkan tangannya dengan cepat.
"Hiantit jangan berkata begitu !" katanya dengan cepat, "Semua ini memang sudah menjadi
tanggung jawab kita semua".tenangkanlah hatimu, mudah-mudahan ayah dan ibumu itu
tidak mengalami sesuatu !"
A Hee kembali mengucapkan terima kasihnya.
56 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Tetapi baru saja A Hee mau duduk kembali di tempatnya, terdengar suara tertawa yang
keras sekali diluar rumah.
Mendengar suara tertawa itu, wajah Ie Siang jadi berobah pucat. Sedangkan yang lainnya
jadi berdiam diri dengan heran.
Ternyata Ie Siang segera juga mengenali bahwa suara tertawa itu berasal dari suara
tertawa Wang Sian. Maka dari itu dapat dibayangkan betapa terkejutnya hati anak gadisnya dari Cong Tay An.
"Ayah...dia....dialah Lie Wang Sian !!" kata Ie Siang dengan suara agak tergetar.
Tay An juga terkejut pula.
Tetapi dengan cepat dia dapat menguasai goncangan hatinya.
Si nenek Ho Sam Nio jadi heran melihat keadaan ayah dan anak itu.
"Kenapa ?" tanyanya. "Siapa orang yang telah mengeluarkan suara tertawa yang keras
mengkirikan bulu tengkuk itu."
Tay An menghela napas. "Salah seorang manusia yang menaruh dendam kepada Suteemu ini !!" menyahuti Tay An.
Mendengar perkataan Tay An, Ho Sam Nio mendengus memperdengarkan suara tertawa
dingin. "Biarkan dia masuk, nanti akan kuobrak-abrik disini !!" katanya.
Tay An tertawa pahit. Sedangkan suara tertawa diluar telah terhenti dengan cepat.
"Orang she Cong, keluarlah ! Seorang sahabat lamamu ingin bertemu denganmu !!"
terdengar orang diluar itu berteriak dengan suara yang keras.
Cong Tay An berdiam diri sebentar. Tetapi kemudian dia berdiri.
Dia bermaksud akan menuju keluar. Tetapi belum lagi dia berjalan, tampak Cin Yan telah
keluar dari belakang. "Dia telah datang"!" kata anak muda she Lioe kepada Ie Siang. Ie Siang mengangguk.
"Ya...dia telah datang !!" menyahuti gadis ini dengan suara yang perlahan.
Cin Yan berhenti melangkah dan berdiri disamping diri si gadis.
Orang-orang didalam ruangan ini jadi mengawasi kearah pintu.
Mereka duga orang yang diluar, yang diduga oleh Ie Siang adalah Wang Sian, musuh
ayahnya tentu akan masuk kedalam.
Tetapi ternyata Wang Sian tidak menerobos masuk kedalam ruangan.
Malah terdengar suaranya lagi. "Hei orang she Cong...apakah begini caranya menyambut
kedatangan kawan lama yang sudah tidak berjumpa?" terdengar orang berteriak lagi.
57 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Itulah memang suara Wang Sian. Dan biarpun sudah berpisah belasan tahun, toch tetap
saja Cong Tay An masih bisa mengenali Wang Sian.
Cong Tay An menghela napas. Dia melangkah keluar. Dibelakangnya mengikuti si nenek Ho
Sam Nio. Begitu juga yang lainnya telah mengikuti orang tua she Cong tersebut menuju keluar dari
ruangan itu. A Hee jalan didekat si nenek Ho Sam Nio.
Rombongan orang ini melangkah keluar. Waktu sampai dimuka pintu, mereka melihat Wang
Sian dan puterinya, Foen Lan, sedang menanti mereka dengan sikapnya yang menantang.
Begitu melihat Tay An keluar, Wang Sian ketawa tawar.
"Hmmm..... akhirnya kau mau juga menemui diriku!" kata Wang Sian dengan suara yang
dingin. "Bagus! Rupanya kau masih mau memberi muka kepadaku !!"
Dan setelah berkata begitu, Wang Sian maju beberapa langkah menghampiri Tay An.
Tay An dan yang lainnya menahan langkah mereka.
"Rupanya Lie Toako yang datang !!" kata Tay An sambil berusaha tersenyum, dia juga telah
melihat orang jalan dengan kaki tunggalnya, dan dibantu oleh sebatang tongkat. "Mari
masuk! Mari silakan masuk !"
Wang Sian tertawa tawar. "Aku datang kemari bukan untuk bertamu, tetapi untuk menyelesaikan hutang piutang kita
yang lama !" kata si kakek tua berkaki tunggal she Lie ini. "Nah...mari kita selesaikan hutang
piutang kita, terserah kepadamu mau main keroyok atau juga mau main satu lawan satu"!"
Ditegur begitu, wajah Tay An jadi berobah merah padam, rupanya dia mendongkol
disamping bergusar. "Lie Toako !!" kata Wang Sian sambil berusaha untuk membendung golakan hatinya.
"Mengapa kau berkata begitu" Bukankah yang sudah kita anggap sudah habis saja"
Mengapa kita harus bentrok dan membuat suatu urusan baru lagi ?"
Wang Sian ketawa dingin. "Sunguh enak sekali kau bicara, orang she Cong!" kata Wang
Sian dengan mendongkol. "Apakah sakit hatiku disebabkan penghinaan dan penyiksaanmu pada tahun-tahun yang lalu
harus dihabiskan begitu saja" Hmm".jangan harap aku mau sudah begitu saja !" Dan
membarengi dengan perkataannya itu, Wang Sian melirik kepada Foen Lan puterinya.
"Cepat kau siapkan!!" kata Wang Sian dengan suara yang nyaring.
Tay An dan yang lain-lainnya jadi heran. Mereka tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh
kedua orang ayah dan anak ini terhadap diri mereka.
Foen Lan mengiyakan. Dia tampak merogoh sakunya.
Dari dalam sakunya dia mengeluarkan sebatang pedang kecil. Dibawah cahaya matahari,
maka pedang kecil itu berkeredep, terang sekali.
Foen Lan menyerahkan kedua pedang pendek itu kepada Wang Sian. Ayahnya menerima
pedang itu. Kemudian dengan mata mendelik dia mengawasi kearah Tay An.
58 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Dengan pedang ini dulu kau telah melukai diriku !!" kata Wang Sian dengan suara yang
dingin, "Hmm".kau telah memutuskan kakiku dengan pedang ini, maka dengan pedang ini
juga aku akan merenggut nyawamu!"
Dan setelah berkata begitu, dengan berani sekali, Wang Sian telah mengenjotkan tubuhnya.
Seketika itu juga tubuhnya melesat.
Dan dikala tubuhnya melambung menerjang kepada Tay An, kedua tangannya telah
bergerak. Tadinya orang-orang menduga bahwa Wang Sian akan menyerang Tay An dengan
menggunakan kedua pedang itu. Tetapi tak tahunya dia telah menyambitkan pedangpedang kecil itu kearah Tay An. Kedua batang pedang itu melesat dengan cepat kearah Tay
An. Pedang kecil tersebut jadi menyerupai seperti juga senjata rahasia.
Dikala pedang-pedang kecil itu sedang menyambar Tay An, maka Wang Sian telah meluncur
turun kembali. Tay An juga melihat kedua pedang itu menyambar kearah dirinya dengan cepat.
Dia agak terkejut tadi waktu dia melihat kedua pedang itu, karena dia memang mengenali
bahwa kedua batang pedang kecil itu memang pedangnya.
Maka disaat dia sedang berpikir begitu, pedang kecil yang ditimpukkan oleh Wang Sian telah
menyambar dengan kecepatan yang luar biasa.
Hal ini membuat Tay An tidak bisa berpikir lama-lama. Mau tak mau dia harus mengelakkan
samberan pedang kecil yang menyambar dari dua jurusan.
Dengan cepat Tay An telah mengibaskan lengan jubahnya. Orang she Cong ini memang
bermaksud akan menggulung kedua pedang kecil itu dengan menggunakan gulungan
lengan bajunya. Kedua pedang kecil itu memang dapat digulung oleh lengan jubahnya.
Tetapi begitu kedua pedang kecil itu tergulung, segera juga terjadi suatu peristiwa yang
hebat. Tahu-tahu pisau-pisau kecil yang berada didalam gulungan lengan jubah Tay An meledak
dengan keras. Hal ini mengejutkan semua orang.
Begitu juga Tay An, dia sampai mengeluarkan suara teriakan tertahan. Untung saja dia
dapat bergerak cepat. Dia bisa melemparkan mengibaskan lengan jubahnya, sehingga puing-puing pecahan dari
pisau yang berada didalam gulungan lengan jubahnya itu dapat terlempar jauh.
Coba kalau tidak, tentu tangan Tay An akan putus terkena pecahan pisau-pisau kecil itu.
Ternyata Wang Sian telah menaruh alat bahan peledak dibatang kedua pisau kecil itu.....
oooOooo DIKALA wajah semua orang yang ada disitu masih pucat, maka Wang Sian telah tertawa
gelak-gelak. 59 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Rupanya dia gembira melihat hasil serangannya yang luar biasa itu.
Walaupun dia menemui kegagalan untuk membinasakan Tay An, toch dia telah cukup
Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
gembira. Dengan cepat dia telah menggerakkan tongkat untuk membantu dia berjalan. Dia
menghampiri Tay An lebih dekat.
Ho Sam Nio tersadar dengan cepat. Dia menduga bahwa Wang Sian kali ini-pun bermaksud
jelek kepada Tay An. Maka dari itu, cepat-cepat si nenek Ho Sam Nio menghadang Wang Sian.
Tetapi Wang Sian tidak meneruskan langkahnya.
Dia telah berdiam diri. Dengan mata yang berkilat tajam,dia menatap si nenek Ho Sam Nio.
"Kau juga ingin membantu orang she Cong itu, heh?" tegur Wang sian dengan suara yang
bengis. Ho Sam Nio ketawa dingin.
"Hmmm...Cong Tay An adalah Suteeku, maka apa saja yang dihadapinya, akan menjadi
persoalanku juga!" dan setelah berkata begitu, Ho Sam Nio berulang kali tertawa mengejek
dengan wajah yang tidak memperlihatkan suatu perasaan apapun.
Wang Sian mencilak matanya. Dia juga mendengus.
Dengan cepat Wang Sian telah menoleh kepada puterinya, Foen Lan.
"Lihatlah!" kata Wang Sian dengan suara yang nyaring.
"Mereka ini ingin mengepung kita! Tetapi aku puas kalau memang aku terbinasa ditangan
manusia-manusia rendah seperti mereka ini!"
Dan setelah berkata begitu, Wang Sian tertawa gelak-gelak.
Saat itu Tay An telah berdiri tetap. Dia bergusar benar tadi orang menyerang dia dengan
menggunakan alat peledak digagang pisau.
Dengan sendirinya dia juga kaget, karena dilihatnya ujung lengan jubahnya telah hancur!
Tetapi goncangan hatinya itu telah dapat reda dan dikuasainya kembali.
Biar bagaimana dia seorang jago yang mempunyai kepandaian sangat tinggi, dengan
sendirinya dan seharusnya dia juga tidak perlu jeri menghadapi Wang Sian.
Pada saat itu Cin Yan telah ingin maju untuk bicara dengan Wang Sian, namun belum lagi
anak muda she Lioe ini melangkah maju, tampak debu mengepul di-kejauhan dengan
disertai oleh suara derapnya kaki kuda yang ramai sekali.
Semua orang jadi menoleh memandang kearah jurusan datangnya suara derap kaki kuda
itu. Tampak belasan orang penunggang kuda sedang menuju ke tempat mereka.
Waktu penunggang-penunggang kuda itu telah datang dekat, ternyata mereka semuanya itu
60 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
adalah tentara negeri. Di seekor kuda yang berlari paling depan, duduk bercokol pemimpin dari tentara negeri itu,
seorang bertubuh tinggi besar, dan mempunyai muka yang tampan dan cabang bewok yang
ketika melihat Wang Sian dan yang lain-lainnya, pemimpin rombongan tentara negeri itu
telah mengangkat tangannya tinggi-tinggi, juga dia berteriak dengan suara yang keras
sekali: "Berhenti !" menggema suaranya.
Dengan cepat rombongan tentara negeri itu berhenti.
Kepala rombongan tentara negeri itu telah melompat turun dari kudanya. Dia menghampiri
Wang Sian. "Hei kakek buntung !!" dia memanggil dengan kasar, dan juga karena dia melihat kaki Wang
Sian hanya satu, maka dia telah memanggilnya dengan sebutan kakek buntung.
"Apakah kalian melihat seorang anak muda berpakaian sebagai pelajar lewat disini?"
Sambil bertanya begitu, kepala rombongan dari tentara negeri itu telah menyapu semua
orang yang ada disitu dengan tatapan mata yang tajam.
Dia memandang kearah orang-orang yang ada disitu dengan sorot mata mengandung
kecurigaan. Saat ketika tatapannya itu sampai pada diri Cin Yan, dia jadi mengeluarkan seruan tertahan.
Padahal pada saat itu Cin Yan memang sengaja menundukkan kepalanya agar tidak terlihat
oleh Ciang-kun, panglima itu.
"Itu dia !!" teriak Ciang-kun, panglima tersebut, suaranya keras sekali.
Panglima dari tentara negeri tersebut juga bukan hanya berteriak, dia telah melompat
kearah Cin Yan akan membekuk anak muda she Lioe itu.
Wang Sian sedang mendongkol karena dirinya dipanggil sebagai kakek buntung, maka
disaat tubuh orang melesat disamping tubuhnya, dengan tak terduga kakek ini telah
mengayunkan tongkatnya, maka terdengar suara 'bukk' yang keras sekali, punggung
panglima tentara negeri itu kena dihajarnya, tetapi dia tidak kenapa-napa, panglima tentara
negeri itu masih terus juga meluncur kearah Cin Yan dengan mengulurkan kedua tangannya
akan mencengkeram pundak anak muda she Lioe itu.
Cin Yan memang sedang memperhatikan kepala tentara negeri itu, apakah dia mengenali
dirinya atau tidak. Memang dirinya yang sedang dicari, dia yang sedang dikejar-kejar oleh tentara negeri itu.
Maka disaat dia melihat orang menerjang padanya, dengan kedua tangan terulurkan akan
mencengkeram pundaknya, dengan cepat Cin Yan menangkisnya.
Panglima tentara negeri yang mempunyai tubuh kekar dan besar itu tidak menarik pulang
serangannya, sehingga tangan mereka jadi saling bentur dengan keras.
Tubuh Cin Yan agak tergetar, sedangkan tubuh panglima tentara negeri itu tidak mengalami
suatu perobahan apa-apa, begitu tangannya atau serangannya kena ditangkis oleh Cin Yan,
maka dia telah membarengi dengan serangan lagi, dia beruntun telah melancarkan tiga
serangan lainnya! 61 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Hal ini membuat Cin Yan jadi kewalahan.
Kepala tentara negeri ini memang mempunyai kepandaian yang sangat tinggi sekali, dia
tadinya adalah orang Bulim, rimba persilatan, tetapi karena dia mempunyai satu soal,
biarpun sebetulnya dia tidak ingin mengabdikan dirinya kepada ketentaraan, toch akhirnya
dia menerjunkan diri menjadi tentara negeri.
Disebabkan kepandaiannya yang tinggi luar biasa, akhirnya dia naik pangkat dengan cepat,
sehingga dia menjadi kepala dari sekelompok tentara negeri yang menjadi anak buahnya.
Maka dari itu, tadi biarpun dia kena diserang punggungnya oleh tongkat Wang Sian, toch
tetap saja dia tidak mengalami apa-apa, karena tubuhnya memang keras dan dia memang
mempunyai kepandaian yang tinggi.
Sekarang melihat Cin Yan dapat menangkis serangannya lagi, dia mengeluarkan seruan
gusar. Dengan cepat dia telah mengibaskan tangannya dan telah melompat minggir.
"Kurung!" teriak kepala tentara negeri ini, yang bernama Soe Bong In.
Tentara negeri yang menjadi anak buahnya dengan cepat telah mengurung jago-jago yang
ada disitu. Mereka berjumlah hampir empat puluh atau lima puluh orang, maka dengan cepat dapat
mengurung jago-jago silat itu di-tengah-tengah.
Mereka juga bukan hanya mengurung, menyiapkan busur, sekali tarik, maka anak panah itu
semuanya akan berhamburan kearah jago-jago yang terkurung itu.
Kemudian Soe Bong In telah menoleh kepada salah seorang anak buahnya yang masih
duduk diatas kudanya, karena anak buah Soe Bong In yang satu ini sedang mendekapi
seorang wanita yang rupanya menjadi tawanannya.
"Turunkan dia !!" bentak Soe Bong In dengan suara yang kasar. Tentara negeri itu
menyahuti. Dengan kasar dia telah melempar wanita yang menjadi tawanannya.
Tangan wanita itu telah diikat oleh tali yang dilibatkan pada tubuhnya.
Begitu wanita tersebut dibanting ketanah, maka orang semuanya bisa melihat bahwa wanita
itu adalah seorang gadis yang cantik sekali, mungkin usianya baru diantara v0 tahun.
Biarpun gadis itu berada didalam keadaan terikat dan telah menjadi tawanan tentara negeri
tersebut, toh dia tidak jeri dan tidak memperlihatkan diwajahnya perasaan takut!
Dengan berani dia mendelik kepada Soe Bong In.
"Orang she Soe!" bentak gadis itu dengan suara yang keras. "Kalau memang aku tidak bisa
membunuh dirimu dan mengambil darahmu untuk mencuci rambutku, maka aku berjanji
tidak akan mau hidup terus dipermukaan dunia ini!"
Soe Bong In tertawa dingin. Dia tidak melayani perkataan gadis itu. Panglima she Soe ini
menoleh kepada Cin Yan. Dilihatnya anak muda she Lioe itu pucat sekali wajahnya.
Soe Bong In jadi tertawa dingin lagi.
"Hei Lioe Cin Yan!" Bentaknya dengan suara yang keras sekali.
62 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Lihatlah kawanmu ini! Kalau memang kau tidak mau menyerah agar kami menawanmu
dengan mudah, hmmmm, kawanmu ini akan kami penggal kepalanya !!"
Dan setelah berkata begitu, maka Soe Bong In telah menghampiri kearah gadis itu.
Dia juga telah mengacungkan goloknya, yang masih berada didalam sarungnya.
"Katakan cepat! Kau mau menyerah atau tidak?" bentak Soe Bong In dengan suara yang
bengis, dan juga masih mengacung-acungkan goloknya yang belum dicabut dari sarungnya
itu. Wajah Cin Yan pucat sekali. Dia menatap si gadis dan panglima tentara negeri itu
bergantian. Sepatah kata tak ada yang keluar dari bibirnya.
"Bagaimana" Apakah kau masih tidak mau menyerah?" bentak Soe Bong In.
Dan" "Sreeetttt!", Soe Bong In telah mencabut goloknya.
Bengis sekali wajah Soe Bong In.
Dia telah menoleh kepada Cin Yan lagi, mengelakkan sinar mata si gadis yang mendelik
padanya dengan pancaran mata yang tajam sekali.
"Orang she Lioe! Lekas kau jawab! Kau menginginkan sahabatmu ini hidup terus atau
kupenggal kepalanya dengan golokku ini?"
Tubuh Cin Yan gemetar, mungkin dia mendongkol dan menahan perasaan murkanya.
Tetapi biarpun Cin Yan berada didalam keadaan gusar, toch dia tidak berdaya. Panglima
tentara negeri itu, Soe Bong In mempunyai kepandaian ilmu silat yang tidak berada
disebelah bawahnya, sehingga sulit baginya untuk memberi pertolongan kepada si gadis
yang menjadi sahabatnya dan telah tertawan oleh Soe Bong In.
"Cepat jawab!" bentak Soe Bong In dengan suara yang bengis.
Cin Yan masih berdiam diri.
Wang Sian, Foen Lan, Cong Tay An, A Hee, Ho Sam Nio, Ie Siang dan Piauwsu-piauwsu
yang menjadi anak buah dari Cong Tay An jadi mengawasi kearah Cin Yan.
Soe Bong In tertawa dingin ketika melihat sikap Cin Yan. Dia memasukkan goloknya
kedalam sarungnya kembali.
Kemudian dia ketawa gelak-gelak.
"Baik, aku mau melihat, apakah kau mau menyerah atau tidak?" katanya bengis.
Kemudian dengan cepat dia telah menggerakkan goloknya itu, dia telah menandelkan pada
dada si gadis. Semua orang jadi menduga-duga apa yang mau dilakukan oleh Soe Bong In. Tahu-tahu dia
telah menggentaknya, keras sekali gentakannya, sehingga baju bagian dada si gadis jadi
sobek pecah ! Hal itu mengejutkan semua orang, Cin Yan sendiri sampai mengeluarkan seruan kaget.
63 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Begitu juga si gadis, jadi kaget sekali. Tetapi, biarpun si gadis kaget, gusar, murka dan malu
menjadi satu dihatinya, dia tidak berdaya, dirinya dalam keadaan terikat.
Dengan pancaran mata murka, si gadis mendelik pada Soe Bong In.
"Orang she Soe......kau.....kau"." gemetar sekali suara si gadis. Soe Bong In tertawa gelakgelak.
"Hahahahahaha.......asal kalian tahu saja bahwa aku Soe Bong In bukan manusia yang bisa
dianggap remeh !!" kata Soe Bong In dengan keras dan nyaring sekali. "Nah orang she Lioe,
cepat kau katakan, kau mau menyerah atau tidak, kalau memang kau tidak mau menyerah,
sahabatmu ini akan kutelanjangi !!"
Wajah si gadis jadi pucat. Begitu juga wajah Cin Yan!
Semua orang kaget, mereka tidak menyangka bahwa akhlak dari pemimpin tentara negeri
ini bisa begitu rendah. Semuanya jadi mengawasi kearah Cin Yan. Kehormatan dan jiwa si gadis berada di-tangan
Cin Yan. Jago-jago disitu, Wang Sian, Tay An serta yang lain-lainnya jadi tidak mengerti, mengapa
Cin Yan bisa berurusan dengan tentara negeri"!
Suasana saat itu jadi tegang. Semua orang jadi menantikan jawaban dari Cin Yan.
Kalau memang Cin Yan tidak bersedia untuk ditawan oleh Soe Bong In, tentu si-gadis yang
dikatakannya itu menjadi sahabatnya akan mendapat malu.
Sebetulnya, kalau memang jago-jago yang ada disitu mau bekerja sama, mereka tentu dapat menghadapi tentara negeri itu untuk menolongi gadis yang tertawan itu.
Tetapi jago-jago itu tidak berani untuk bentrok dengan tentara-tentara negeri itu, karena
buntutnya akan jelek sekali.
Melihat Cin Yan masih ragu-ragu, Soe Bong In jadi habis sabar.
"Sreeeeeettttt !!" Dia telah mencabut goloknya lagi.
Kemudian dengan cepat dia telah mengayunkan goloknya itu untuk menggores baju gadis
yang berada didekatnya yang masih terikat dan tidak berdaya itu.
Golok itu meluncur dengan cepat. Mata si-gadis mendelik, tetapi dia gusar tanpa daya.
Disaat yang begitu menentukan bagi diri si gadis, tiba-tiba terdengar". "Tahan......"
Keras sekali suara itu. Semua orang menoleh kearah suara itu. Tampak seorang anak muda
tanggung menghampiri kearah Soe Bong In.
Itulah A Hee! Ho Sam Nio dan yang lain-lainnya jadi kaget bukan main.
Semua orang tidak menyangka bahwa A Hee mempunyai keberanian yang begitu besar. Cin
Yan sendiri juga terkejut.
Saat itu Soe Bong In telah mendelik kepada A Hee, karena dia melihat, betapa bocah yang
64 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
baru berusia diantara enam belas tahun itu telah berani menentang tatapan matanya.
"Siapa kau?" bentak Soe Bong In waktu dia melihat A Hee masih berani maju, walaupun
jarak mereka telah dekat benar.
A Hee berusaha untuk tersenyum.
"Ciang-kun, panglima, adalah seorang yang kuat dan mempunyai kepandaian yang tinggi,
kenapa Ciang-kun menyiksa dan menghina seorang nona seperti Kouw-nio ini?" kata A Hee
dengan suara yang lantang.
Soe Bong In jadi melengak mendengar perkataan A Hee.
Tetapi dia tersadar untuk terus bergusar, karena tidak pernah ada orang yang berani
menegur dirinya dengan cara begitu macam.
"Bocah kurang ajar! Apakah kau tahu sedang berhadapan dengan siapa?" bentak Soe Bong
In dengan suara yang keras sekali.
A Hee tersenyum, sikapnya sangat tenang sekali, biarpun dia melihat wajah Soe Bong In
yang memperlihatkan sikap bengisnya.
"Bebaskanlah nona itu !!" kata A Hee dengan suara yang tenang. "Aku mengetahui sedang
berhadapan dengan orang terhormat seperti Ciang-kun, tetapi sebagai seorang lelaki, aku
rasa Ciang-kun tidak akan mempunyai jiwa yang rendah, ingin menawan dan menghina diri
seorang nona !!" Muka Soe Bong In jadi merah padam. Dia murka bukan main.
Yang lainnya juga terkejut. Begitu pula Ho Sam Nio, nenek ini sampai mandi keringat dingin.
Bentrok dengan tentara negeri bukanlah persoalan yang ringan.
Baru saja dia mau memanggil A Hee, atau tampak Soe Bong In telah membentak dengan
suara yang keras, goloknya juga berkelebat dengan cepat sekali menyerang A Hee,
serangannya itu dibarengi dengan suara bentaknya yang mengguntur menandakan
kemurkaannya dari orang she Soe ini!
ooOoo TETAPI A HEE rupanya telah memperhitungkan tindakannya. Maka dari itu, dikala dia
melihat dirinya diserang begitu rupa oleh Soe Bong In, dia bukannya melompat mundur,
malah telah maju memapak. Hebat sekali bocah ini.
Biarpun kepandaiannya tidak tinggi, belum sempurna, toch keberaniannya sangat besar
sekali. Dia telah memapak Soe Bong In, dan dikala memapak begitu, dia telah mengulurkan kedua
tangannya menyerang perut Soe Bong In.
Orang she Soe itu menyerang dengan jalan melompat tinggi, sehingga dikala A Hee
mengulurkan tangannya menyerang bagian perutnya, dia jadi terkejut sekali.
Cepat-cepat dia menyabetkan goloknya untuk membacok tangan A Hee. Tetapi A Hee
cerdik. Dia menarik pulang tangannya itu.
Dan disaat golok telah lewat, dia telah membarengi lagi menyerang kepada perut orang.
65 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Dukkkkkkkk !" perut Soe Bong In kena dihajar dengan telak. Seketika itu juga tubuh Soe
Bong In ambruk ditanah dengan muka meringis.
Dia juga merasa mual, ingin muntah. Disaat orang sedang ambruk begitu, A Hee telah
menyambar tubuh si gadis.
Dia mau membuka tali ikatan dari si gadis.
Tetapi tentara negeri yang menjadi anak buah dari Soe Bong In telah menjepretkan busur
mereka, anak-anak panah telah melesat dengan cepat sekali kearah A Hee dan si gadis.
Terpaksa A Hee harus mengibaskan tangannya berulang kali untuk menangkis dan
mengelakkan samberan anak-anak panah itu.
Ho Sam Nio sendiri telah menerjang maju untuk membantui A Hee.
Tjian Yan dan yang lain-lainnya juga telah melompat menerjang kearah tentara negeri untuk
membantui A Hee. Soe Beng In telah melompat bangun untuk menerjang serangan murka kepada A Hee.
Tetapi dia telah dihadang oleh Tay An, yang membuatnya jadi terpaksa harus menghadapi
orang she Cong ini. Terjadi pertempuran yang agak kacau.
Malah akhirnya didalam pertempuran yang kacau itu, Cin Yan telah menyambar tubuh
wanita itu, gadis yang tertawan dengan kedua tangannya terikat, dia telah mendorong
seorang tentara negeri, dan disaat tubuh tentara negeri itu terjungkal, Cin Yan telah
melompat keatas kuda itu, dia melarikan kuda itu dengan cepat sekali.
Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Tentara-tentara negeri yang melihat hal itu jadi mengeluarkan suara seruan yang berbisik.
Soe Bong In juga terperanjat.
Dia sampai mengeluarkan seruan murka. "Kejar !!" teriaknya.
Sebagian dari tentara negeri yang menjadi anak buah dari Soe Bong In telah mengejar Cin
Yan. Yang lainnya, jago-jago lainnya, juga masing-masing telah merebut kuda untuk melarikan
diri, karena mereka melihat dikejauhan telah mendatangi beberapa puluh tentara negeri
lainnya. Yang kebingungan adalah Cong Piauwtauw, dia memerintahkan Ie Siang dan orangorangnya, untuk membawa keluarganya melarikan diri.
Dengan cepat-cepat jago-jago itu telah melarikan diri.
Yang tertinggal hanyalah Ho Sam Nio dan A Hee yang bertempur terus. Ho Sam Nio telah
meneriaki A Hee agar cepat-cepat melarikan diri.
Tetapi tentara negeri itu mengurung A Hee terlalu rapat sekali, sehingga dia tidak bisa
melarikan diri. Ho Sam Nio sendiri tidak bisa meninggalkan muridnya itu berada didalam keadaan bahaya.
Nenek tua tersebut telah menerjang kepada tentara negeri yang mengurung A Hee, nenek
66 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
ini mengamuk dengan seluruh kepandaian yang dimilikinya.
Sedangkan rombongan tentara negeri yang tampak mendatangi semakin dekat itu telah
ribut mengeluarkan seruan-seruan yang riuh sekali.
Ho Sam Nio jadi gugup juga.
Kalau memang sampai rombongan tentara yang sedang mendatangi kearah mereka itu
keburu tiba, mereka bisa berabe.
Maka dari itu, si-nenek berulang kali dengan gugup meneriaki agar A Hee melarikan diri. A
Hee juga telah berusaha untuk menerobos keluar dari kepungan tentara itu, namun Soe
Bong In sengaja mengepung A Hee rapat-rapat.
Satu kali, saking gugupnya, Ho Sam Nio telah menyambar tubuh A Hee, tahu-tahu dia telah
melemparkan tubuh muridnya itu keatas.
Disaat tubuhnya sedang melambung tinggi, maka A Hee telah menggerakkan kakinya, dia
telah menyepak salah seorang tentara negeri terjungkal dari kuda tunggangannya.
Menggunakan kesempatan itu, A Hee telah jatuh tepat pada kuda tunggangan orang.
Dan dengan sekali mengedut tali les kuda itu, maka sang binatang telah mencongklang
cepat sekali. Melihat usahanya telah berhasil, dengan mengeluarkan seruan bengis, Ho Sam
Nio juga telah memukul seorang tentara negeri lainnya.
Nenek ini juga telah merebut kuda tunggangan orang.
Soe Bong In yang melihat hal ini jadi gusar bukan main. Dia memerintahkan anak buahnya
untuk mengejar. Sedangkan dia sendiri mengejar dengan penuh perasaan penasaran.
Sebetulnya kalau memang dia tadi tidak berlaku lengah dan jumawa, belum tentu
tawanannya itu dapat terloloskan dari tangannya.
Ho Sam Nio melihat bahwa tentara negeri itu telah mengejar diri mereka. Malah rombongan
tentara negeri yang baru datang juga telah ikut mengejar juga.
Si nenek memutar otak dengan cepat, seketika itu juga dia telah mengambil keputusan.
"Kau mengambil arah keselatan, A Hee !!" teriak Ho Sam Nio dengan suara yang nyaring.
"Kita bertemu nanti di kota Po-lie-kwan."
A Hee mendengar itu, dia mengiyakan.
Ho Sam Nio telah mengalihkan arah larinya sang kuda. Dia jadi mengambil arah barat.
Soe Bong In jadi gusar sekali melihat cara si nenek yang mau memecahkan perhatiannya.
Dengan cepat orang she Soe ini telah mengambil keputusan.
Dia mendongkol sekali kepada A Hee, maka dari itu, dia mengambil keputusan untuk
mengejar dan mengerahkan tenaganya untuk si anak muda ini, karena selain itu dia juga
berpikir, kepandaian A Hee belum seberapa tinggi, maka kalau memang dikejar terus lama
atau lambat toch si anak muda pasti akan dapat ditangkapnya. Tidak begitu dan berlainan
sekali kalau terhadap diri si nenek Ho sam Nio yang mempunyai kepandaian sangat tinggi.
Maka dari itu Soe Bong In telah memerintahkan anak buahnya untuk mengejar terus A Hee.
67 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Ho Sam Nio sendiri terkejut waktu melihat tentara-tentara negeri itu tidak ada seorangpun
yang mengejar dirinya. Dia melihat semua tentara-tentara negeri itu mengejar A Hee.
Ho Sam Nio cepat-cepat membelokkan kudanya. Tetapi jarak mereka telah terpisah jauh.
Dia hanya melihat debu yang mengepul tinggi. Selain itu, tidak tampak seorang
manusiapun. Rupanya A Hee telah melarikan kudanya secepat mungkin, karena tentara-tentara negeri itu
mengejar dengan mengerahkan seluruh kekuatan kuda tunggangan mereka.
Kalau memang sampai dirinya kena dibekuk, tentu dirinya akan disiksa oleh tentara-tentara
negeri itu. Maka dari itu A Hee telah melarikan kudanya sekuat-kuatnya dan butir-butir keringat telah
membasahi keningnya. Kali ini, dia jadi berseorang diri terpencar dari kawan-kawannya, dikejar-kejar oleh tentara
negeri yang rata-rata mempunyai wajah yang bengis itu !
oooooOOOooooo TETAPI ternyata A Hee sangat berani sekali. Walaupun dia berseorang diri dikejar-kejar oleh
tentara negeri itu, dibawah pimpinan dari Soe Bong In, toch anak muda tanggung ini tidak
jeri sedikitpun. Hanya, untuk menghindarkan diri dari kejaran tentara negeri itu, dia telah
melarikan kudanya dengan cepat sekali, dengan mengambil arah Selatan.
Tetapi kuda tunggangannya dari tentara negeri itu rata-rata adalah kuda pilihan, sehingga
kuda-kuda tunggangan itu dapat berlari dengan kecepatan yang luar biasa.
Lama kelamaan jarak antara tentara negri yang dipimpin oleh Soe Bong In dengan A Hee
jadi semakin dekat juga. A Hee sering menoleh kebelakang untuk melihat apakah dirinya telah berhasil dikejar oleh
Soe Bong In dan anak buahnya itu.
Dan, sebagai seorang murid dari Ho Sam Nio, sedikit banyak A Hee mempunyai kepandaian
yang lumayan. Maka dari itu, biarpun sambil mengejar tentara-tentara negeri itu telah melepaskan panah
mereka, toch tak ada sebatang anak panah mereka yang berhasil mengenai A Hee.
A Hee selalu berhasil mengelakannya. Hanya jarak mereka saja yang semakin dekat.
Tampaknya Soe Bong In sangat bernafsu sekali.
Panglima tentara negeri ini telah melarikan kudanya sekencang-kencangnya. Tetapi A Hee
tak mengenal lelah, dia telah melarikan terus kudanya.
Anak muda ini juga tidak mau kalau memang sampai dirinya nanti terjatuh ditangan Soe
Bong In. Karena kalau memang dia sampai kena ditawan, tentu dirinya akan disiksa.
A Hee masih melarikan terus kudanya.
Dia melihat debu-debu yg mengepul dibelakangnya sangat tinggi, menandakan bahwa
tentara negeri itu sudah semakin dekat juga.
Akhirnya didepannya A Hee melihat terdapat tebing-tebing.
68 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Anak muda ini berpikir, dengan mengambil arah itu, tentu tentara negeri itu akan sulit untuk
mengejarnya. Kuda-kuda mereka tidak akan mudah untuk menerobos masuk diantara
tebing-tebing itu. Maka dari itu, A Hee telah membelokkan kudanya, dia menerobos masuk diantara tebingtebing itu. Maksudnya anak muda ini dia mau mengelakkan diri dari kejaran Soe Bong In.
Tetapi rupanya Soe Bong In memang sudah mendongkol dan bergusar benar kepada diri
bocah ini. Maka dari itu, biarpun dia melihat A Hee melarikan kudanya kedalam celah-celah
tebing itu, toh Soe Bong In memerintahkan anak buahnya untuk mengejar terus.
Malah Soe Bong In memerintahkan anak buahnya untuk meninggalkan kuda mereka, untuk
mempercepat pengejaran. Harus diketahui, kalau memang mereka menggunakan kuda untuk melakukan pengejaran,
tentu mereka akan lambat sekali, karena kuda itu tidak akan dapat berlari dengan cepat.
Dengan mengerahkan Ginkang mereka masing-masing, anak buah Soe Bong In melakukan
pengejaran. Soe Bong In sendiri juga telah berlari mengejar dengan menggunakan Ginkang
yang telah sempurna itu. Mula-mula A Hee menduga bahwa dengan mengambil jalan tebing itu, tentu dirinya akan
dapat terloloskan dari kejaran Soe Bong In. Tetapi ketika dia semakin masuk kedalam
diantara celah-celah tebing itu, dia jadi kaget sendirinya.
Hatinya mencelos. Sebab kudanya tidak dapat berlari dengan cepat.
Apa lagi dia melihat tentara-tentara negeri itu telah mengejar dirinya tidak menggunakan
kuda mereka. Hal ini membuat A Hee jadi terkejut sekali.
Dia sampai mengeluarkan seruan tertahan. Cepat-cepat dia menepuk-nepuk kudanya agar
binatang tunggangannya itu berlari dengan cepat. Namun bukannya sang kuda berlari
dengan cepat, malah jadi semakin perlahan. A Hee jadi agak panik juga. Akhirnya dia
mengambil keputusan untuk meninggalkan sang kuda tunggangannya itu
Dengan cepat dia telah melompat turun dari kuda tunggangannya. Dia berlari dengan
mengerahkan Ginkangnya. Tetapi Ginkang dari A Hee mana bisa menandingi Ginkangnya Soe Bong In"
Hanya saja sekarang disebabkan tempat itu diantara tebing-tebing, maka dengan sendirinya
dia masih belum dapat dikejar oleh orang she Soe itu.
A Hee jadi kaget sendirinya. Karena segera juga dia jadi mengetahui bahwa dirinya tak
mungkin dapat meloloskan diri dari kejaran Soe Bong In dan anak buahnya.
Tetapi karena anak muda tanggung ini memang mempunyai jiwa yang ulet, sehingga dia
tidak cepat-cepat putus asa. Dengan mengerahkan seluruh Ginkangnya dia berlari sekuat
tenaganya. Tetapi pengejarnya juga telah mengejar dirinya semakin dekat juga.
Malah Soe Bong In yang mempunyai Ginkang paling tinggi telah dapat mengejar semakin
dekat. Hal ini membuat A Hee jadi tambah gelisah, sehingga anak muda ini berlari dengan
69 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
mengerahkan seluruh tenaga Ginkangnya, ilmu entengi tubuhnya.
"Bocah"! Lebih baik kau menyerah saja !!" bentak Soe Bong In dengan suara yg bengis.
"Akhirnya toh kau akan kena kami bekuk, dan kalau sampai sudah terjadi begitu, hmmm"
kau tentu akan merasakan siksaan yang benar-benar sedap !" dan setelah berkata begitu
Soe Bong In tertawa dengan suara yang keras dan mengejar terus.
Dan A Hee jadi semakin gugup, dia berlari terus tanpa berani menoleh, karena dia
mengetahui bahwa Soe Bong In mempunyai kepandaian yang sangat tinggi.
Akhirnya dia sampai disebuah batu tebing yang berbentuk seperti mangkok. Si-bocah berlari
kedekat batu itu, dia bermaksud akan melompati batu itu.
Tetapi sedang dia berlari di tengah batu berbentuk seperti mangkok itu, tahu-tahu Soe Bong
In telah melompat dengan cepat menghadang dirinya. Si-bocah terkejut sekali.
Begitu pula, sedang dia terkejut, maka tahu-tahu dibelakang dan dikiri samping kanannya
telah berdiri mengepung beberapa orang tentara anak buah Soe Bong In!
Hati si-bocah mencelos. Habislah harapannya untuk dapat meloloskan diri. Tetapi dia sangat
berani sekali, maka dari itu dengan cepat dia telah mencabut pedangnya, ia bersiap-siap
menantikan serangan lawan, karena A Hee bermaksud untuk memberikan perlawanan yg
gigih kepada lawan-lawannya ini.
Soe Bong In tidak lantas menyerang. Dia tertawa dengan suara yang menyeramkan.
"Lebih baik kau menyerah saja, bocah busuk!" kata orang she Soe itu.
A Hee tertawa dingin. "Tak nantinya aku mau tunduk dan menyerah kepada manusia seperti kalian yang tidak
tahu malu, yang selalu main keroyok beramai-ramai kepada seorang lawan!!" kata A Hee
dengan suara yang lantang.
Mendengar perkataan A Hee, wajah Soe Bong In jadi berobah bengis.
Dengan mengibaskan goloknya, Soe Bong In membentak: "Bekuk bocah itu mampus atau
hidup !!!" Segera anak buah Soe Bong In meluruk mengepung A Hee. Ada yang bersenjata cambuk,
ada yang bersenjata siangkiam, ada yg bersenjata golok, dan ada juga yang bersenjata Kimpian, mereka semuanya meluruk kedekat A Hee, kepungan itu semakin lama jadi semakin
sempit, sehingga ruang gerak dari si anak muda A Hee jadi semakin sempit.
Dengan sendirinya A Hee juga menyadari bahwa kesempatan untuk dapat meloloskan diri
dari tangan tentara negeri ini sangat tipis sekali. Maka dari itu, anak muda ini bermaksud
akan memberikan perlawanan gigih mati-matian kepada serangan-serangan dari anak buah
Soe Bong In, karena dia telah nekad.
Memang A Hee mempunyai hati yang keras, dia telah mengambil keputusan, dari pada
menyerah lebih baik ia binasa didalam pertempuran.
Dan dengan mengeluarkan suara membentak yang keras, beberapa orang anak buah Soe
Bong In telah menyerang A Hee.
A Hee memutar pedangnya untuk memberikan perlawanan kepada tentara-tentara negeri
70 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
itu. Tetapi dia hanya sebagai seorang anak muda tanggung yang mempunyai kepandaian tidak
seberapa, mana bisa dia melawan tentara negeri yang begitu banyak, lagi pula rata-rata
mempunyai kepandaian lumayan.
Maka dari itu, dia jadi terdesak hebat. Apalagi Soe Bong In telah menerjang maju. Goloknya
telah berputar-putar bergerak dengan cepat sekali.
Hal ini membuat A Hee sering jadi gugup.
Dengan sendirinya dia sering mengeluarkan seruan kaget kalau memang golok dari Soe
Bong In hampir saja dapat menusuk atau menabas ditubuhnya.
Dengan sendirinya A Hee jadi bermandikan keringat dingin. Dia juga sering gugup!
Apalagi tentara negeri itu selalu menyerang dengan berulang kali mengeluarkan suara
bentakan-bentakan yang galak dan bengis sekali.
Benar-benar A Hee terdesak hebat.
Dia juga sering terjerunuk kalau memang dirinya kena dihajar oleh pecut salah seorang
tentara negeri yang membuat A Hee harus mencium tanah. Tapi anak muda ini benar-benar
keras hati. Biarpun dia telah jungkir balik dan kena dihajar pulang-pergi oleh tentara negeri yang
menjadi anak buah Soe Bong In, toch tetap saja dia tidak mau menyerah.
Malah berulang kali dia telah melompat bangun, dia telah menerjang dengan nekad.
Pedangnya telah diputar dengan cepat sekali, dia mengamuk dengan membabi-buta.
Sedikitpun A Hee tidak memikirkan keselamatan dirinya lagi.
A Hee telah menggunakan pedangnya itu dengan cepat, juga Soe Bong In sendiri tidak
berani terlalu mendesak anak muda ini, karena dia melihat, betapa A Hee memberikan
perlawanan yang nekad sekali.
Tetapi dengan berkelahi menggunakan cara begitu, tentu lama kelamaan A Hee akan
kehabisan tenaga, dan dengan sendirinya dengan mudah dia akan dapat ditawan !
Soe Bong In sengaja mengulur waktu, dia sengaja main mundur dan membiarkan A Hee
kehabisan tenaga dengan sendirinya.
Anak buah dari Soe Bong In sengaja merangsek terus.
Satu kali, disaat A Hee sedang melompat bangun, tahu-tahu salah seorang anak buah Soe
Bong In yang bersenjata cambuk itu, telah mengayunkan cambuknya, yang melibat kaki kiri
A Hee dengan kencang sekali.
A Hee terkejut sekali. Tetapi dia terkejut untuk terlambat.
Waktu tentara negeri itu menarik dengan kaget cambuknya, maka tubuh A Hee terbanting
keras sekali pada batu tebing berbentuk mangkok itu . . . . suara gedebukannya terdengar
begitu keras sekali ! Tetapi biarpun terkejut dan kaget, toch A Hee tidak mengeluarkan suara jeritan, walaupun
dia juga merasakan tubuhnya sakit-sakit akibat bantingan itu.
71 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
--000O000-KESEMPATAN itu dengan cepat telah digunakan oleh anak buah Soe Bong In untuk
meringkus A Hee. Anak muda itu ingin memberikan perlawanan, tetapi dia tidak berdaya. Dirinya kena dibekuk
oleh tentara negeri itu. Dengan diringkusnya dia, maka A Hee juga sudah tak berdaya untuk memberikan
perlawanan. Hanya saja anak muda ini mencaci kalang-kabutan tentara negeri itu.
Anak buah Soe Bong In tidak mau melayani caci maki dari A Hee. Mereka mengikat anak
muda ini dengan menggunakan seutas tambang. Kemudian membawa kepada Soe Bong In
yang kala itu sedang berdiri mengawasi saja.
Salah seorang anak buah orang she Soe itu telah membanting A Hee ke dekat kaki Soe
Bong In. "Ciang-kun......inilah bocah yang kurang ajar itu !" katanya.
Soe Bong In tertawa gelak-gelak.
"Apa kukatakan tadi" Bukankah akhirnya kau akan tertawan juga?" ejeknya. A Hee mendelik
kepada orang she Soe itu. Dia mencaci kalang-kabutan.
Tetapi Soe Bong In tidak mau melayaninya. Dia menoleh kepada salah seorang anak
buahnya. "Berikan dia dua puluh lima rotan!" katanya dengan suara yang dingin.
Seketika itu juga dua orang tentara telah menghampiri A Hee. Tubuhnya A Hee ditekannya
tengkurap. Kemudian dipeganginya, sedangkan ada seorang tentara negeri lainnya telah
maju, ditangannya mencekal sebatang rotan yg panjang.
Dengan rotan itulah dia menghajar pantat dari si bocah A Hee.
Rotan pertama memang tidak begitu dirasakan oleh A Hee.
Tetapi ketika sampai pada rotan yang kesepuluh, disaat kain celana dibagian pantatnya itu
robek, barulah A Hee merasakan betapa sampai ke otak sakitnya rotan itu.
Untuk mengeluarkan suara jerit kesakitan dia tidak mau, karena dia tidak mau menunjukkan
kelemahan dirinya didepan orang-orang yang dibencinya, maka dari itu untuk menahan rasa
sakitnya itu dia telah menggigit bibirnya.
Dan waktu sampai pada rotan yang kesembilan belas, bocah ini sudah tak dapat menahan
rasa sakitnya lagi, dia jatuh pingsan.
Soe Bong In melihat hal ini tertawa gelak-gelak.
"Bocah ini seharusnya kita bunuh mampus !" kata Soe Bong In dengan suara yang bengis.
Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Tetapi dia mempunyai jiwa dan hati yang keras, aku jadi kagum juga. Bawalah dia ke
markas!!!" Dan setelah berkata begitu, Soe Bong In berlari-lari meninggalkan tempat itu.
72 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Anak buahnya juga mengikuti panglima mereka itu, mereka menggotong tubuh A Hee.
Mereka kembali ke muka tebing-tebing itu untuk mengambil kuda mereka masing-masing.
A HEE tersadar dari pingsannya waktu dia merasakan pantatnya itu sakit sekali.
Seketika itu juga dia teringat bahwa dia tadi baru saja tersiksa oleh pukulan dan hajaran
rotan atas perintah Soe Bong In. Si bocah meringis waktu dia merasakan pantatnya itu sakit
sekali. Dirinya masih terikat kencang sekali oleh tambang yang kuat. Dia berusaha untuk meronta,
tetapi dia tidak bisa melepaskan ikatan tambang itu. Juga A Hee melihat bahwa dirinya
rebah didalam sebuah tenda.
Tenda itu dapat dikenalinya adalah tenda dari tentara-tentara negeri, karena di-tengahtengah dari tenda itu terdapat simbul kerajaan.
A Hee jadi terkejut juga. Apakah Soe Bong In memang sengaja mau menawan dirinya"
Bukankah orang she Soe itu sangat gusar dan murka sekali pada dirinya" Mengapa dia tidak
membunuh saja" Bukankah pada saat itu A Hee sedang berada didalam keadaan tak
berdaya" A Hee benar-benar tidak mengerti.
Dan dia meringis lagi, karena dia bergerak, maka perasaan sakit dipantatnya itu dapat
dirasakannya kembali. Dia juga mengeluh. Tiba-tiba A Hee mendengar suara langkah kaki. Tenda disingkap orang.
A Hee melihat bahwa seorang tentara negeri dengan wajah yang menyeramkan telah
melangkah masuk. Dengan tidak mengucapkan sepatah kata, dengan tidak menghiraukan perasaan sakit pada
pantat A Hee, tentara negeri itu dengan kasar telah menarik A Hee keluar dari tenda itu.
Tubuh si-bocah ini jadi tergusur. Perasaan sakit dengan sendirinya menjalari tubuh anak
muda tanggung ini. Tetapi dasar memangnya A Hee mempunyai hati yang keras, maka dengan sendirinya dia
tidak menjerit atau mengeluh kesakitan. Dia berdiam diri dengan menggigit bibirnya keraskeras.
Dia melihat bahwa dirinya digusur menuju ke sebuah tenda lainnya.
A Hee melihat tenda yang sedang mereka tuju itu adalah sebuah tenda yang sangat besar
dan lebih mewah dari tenda-tenda lainnya.
Sebelum masuk, tentara negeri yang menggusur A Hee itu berteriak dengan suara yg keras.
"Tawanan telah dibawa, Ciang-kun!!"
Dari dalam terdengar suara sahutan. "Dibawa masuk!!"
Maka dari itu si-tentara itu menggusur A Hee masuk kedalam tenda.
73 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
A Hee melihat bahwa orang didalam tenda itu adalah Soe Bong In. Si-bocah jadi mendelik
kepada Ciang-kun she Soe ini.
Tetapi Soe Bong In tidak mau melayani lagak si-bocah tanggung, dia telah mengibaskan
lengan jubah kebesarannya itu.
"Mengapa tamu kita ini masih diikat begitu, heh?" bentak Soe Bong In dengan suara yang
bengis kepada tentara yang menjadi anak buahnya.
Tentara itu ketakutan, cepat-cepat dia membuka tambang yang mengikat A Hee.
Setelah dibebaskan dari ikatan itu, maka A Hee bisa berdiri. Anak muda tanggung ini masih
mendelik kepada Soe Bong In, tetapi Soe Bong In telah mengibaskan lengan jubah
kebesarannya itu. "Kau boleh keluar!" kata Ciang-kun she Soe ini dengan suara yang keras.
Tentara yang menjadi anak buahnya itu telah memberi hormat, kemudian berlalu.
Soe Bong In menoleh kepada A Hee.
Orang she Soe ini juga telah tersenyum.
"Siauw-heng.....hayo duduk! Silahkan duduk!!" kata Soe Bong In dengan suara yang ramah
kepada A Hee. Dia juga memanggil A Hee dengan sebutan Siauw-heng, saudara kecil.
A Hee bingung dan heran melihat perobahan sikap dari orang she Soe ini.
Tetapi A Hee tetap berdiri di tempatnya, dia mendelik pada Soe Bong In.
"Bebaskan diriku !!" kata A Hee dengan suara yang serak.
Soe Bong In mengangguk dengan cepat, dia juga tertawa.
"Ya, ya !" katanya berulang kali. "Tentu saja Siauw-heng akan dibebaskan ! Mari duduk
dulu! Kita bercakap-cakap sebentar ! Nanti setelah itu terserah kepada Siauw-heng, mau
pergi kemana saja, Siauw-heng mempunyai kebebasan untuk pergi kemana juga !"
A Hee jadi mengerutkan alisnya.
Dia melihat bahwa sifat dan watak dari Soe Bong In sangat berlainan sekali dengan
beberapa saat yang lalu. Maka dari itu, hal ini sangat mengherankan sekali hati A Hee.
Sedang si bocah A Hee berdiam diri begitu, maka Soe Bong In telah tertawa lagi.
"Hayo silahkan duduk, Siauw-heng !" katanya dengan suara yang ramah. "Mari kita
bercakap-cakap sebentar !! Atau"memang Siauw-heng sudah mau berlalu begitu saja" Oh"
silahkan"kalau memang Siauw-heng tidak mempunyai waktu untuk bercakap-cakap".ya,
tidak apa-apalah"nanti juga kita masih mempunyai kesempatan!"
A Hee benar-benar jadi heran melihat perobahan diri dari Ciang-kun she Soe ini. Dia
berdiam diri sesaat, tetapi kemudian dia menghampiri kursi yang ada disitu.
Dia duduk disitu. "Ada perkataan apa yang Ciang-kun ingin katakan?" tanyanya kemudian.
74 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Soe Bong In juga telah duduk dikursi kebesarannya yang ada disitu.
"Sebetulnya aku ingin menyatakan maaf yang sebesar-besarnya kepada Siauw-heng?" kata
Soe Bong In. "Aku mempunyai kedua biji mata, tetapi aku seperti juga orang buta! Maka dari itu, soal
yang telah lalu itu anggap saja tidak pernah ada dan aku minta maaf yang sebesar-besarnya
dari Siauw-heng !!" A Hee jadi heran melihat lagak dari Soe Bong In. Dia juga disamping heran menjadi curiga.
Apakah orang she Soe ini bukan sedang menjalankan peranannya untuk mengelabui dan
memperdaya dirinya. Karena berpikir begitu, maka A Hee jadi membawa sikap yang berhati-hati.
"Ciang-kun tidak bersalah !" kata A Hee kemudian dengan cepat.
"Sebetulnya sudah wajar sebagai seorang panglima dari sepasukan tentara, dan seorang
tawanannya itu dilepaskan oleh orang, jelas Ciang-kun harus marah dan bergusar kepada
yang melepaskan tawanan itu. Ini saja sudah untung bagi Siauw-jin bahwa Ciang-kun tidak
menghukum atau membunuh diri Siauw-jin... Siauw-jin juga telah merasa berterima kasih!!"
Soe Bong In telah cepat-cepat mengulapkan tangannya itu berulang kali.
"Mana berani! Mana berani aku mempunyai pikiran begitu!!" katanya dengan cepat. A Hee
jadi tambah bingung. Dia melihat orang sangat menghormati dirinya, berbeda sekali dengan beberapa saat yang
lalu. "Jadi betul-betul Ciangkun memberikan kebebasan kepada Siauw-jin?" tanya A Hee kemudian. Dia membahasakankan dirinya dengan sebutan Siauw-jin, yang berarti aku si
kecil.....! Soe Bong In mengangguk. "Ya benar !" dia membenarkan. "Dan soal yang beberapa saat yang lalu, harap Siauw-heng
tidak mengambil dihati !!" A Hee jadi sangat heran.
Dia melihat betapa si Ciang-kun she Soe ini sangat jeri sekali.
Maka dari itu, dia mengangguk.
"Aku tidak pernah menaruh dendam pada siapapun !" kata A Hee dengan cepat. "Kejadian
yang telah lalu biarlah berlalu, dan untuk seterusnya tentu aku juga tidak akan membentur
Ciang-kun !!" "Akupun tidak akan berani membentur Siauw-heng lagi!" kata Soe Bong In.
Mendengar perkataan Soe Bong In, A Hee jadi tambah heran.
Sedang anak muda ini kebingungan, Soe Bong In telah berkata lagi.
"Aku dan anak buahku telah membuat suatu kesalahan, maka menyebabkan baju dari
Siauwheng jadi rusak dan kotor, maka dari itu aku telah memerintahkan agar mencarikan
baju seperangkat yang cocok dengan Siauw-heng...!!" dan setelah berkata begitu, Soe Bong
75 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
In menepuk tangannya. Masuk seorang tentara. "Antarkan tamu kita ini ke tempat pakaian!" kata Soe Bong In dengan tegas.
Tentara itu memberi hormat kepada A Hee.
"Mari mengikuti hamba!" kata tentara itu.
A Hee jadi heran. Tetapi akhirnya dia menoleh kepada Soe Bong In.
"Ciang-kun, terima kasih atas kebaikan Ciang-kun ini, dan tentu aku tidak akan
melupakannya! Tadinya kukira diriku ini akan dijatuhkan hukuman gantung atau picis,
ternyata oleh Ciang-kun telah diberi kebebasan!! lagi pula, sampai Ciang-kun telah
menyediakan pakaian untuk Siauw-jin......!"
Belum lagi A Hee menyelesaikan perkataannya, Soe Bong In telah menggoyang-goyangkan
tangannya. "Siauw-heng jangan berkata begitu," katanya dengan cepat. "Semua ini juga sudah menjadi
kewadjibanku untuk menebus kesalahanku! Sudah untung Siauw-heng mau memaafkan,
kalau tidak tentu".!"
Tetapi berkata sampai disitu, Soe Bong In tidak meneruskan perkataannya. A Hee jadi
tambah heran. Tetapi dia tidak banyak bertanya lagi. Dia mengikuti tentara anak buah dari Soe Bong In
keluar dari tenda itu. Soe Bong In sendiri mengantarkan A Hee sampai didepan tenda.
Diwajahnya tidak memperlihatkan sikap galaknya, dia mengantarkan dengan bibir
tersungging senyuman......!
Sebelum A Hee meninggalkan tenda itu, waktu si bocah memberi hormat kepada Soe Bong
In, maka Ciang-kun she Soe ini telah berkata: "Nanti setelah Siauw-heng bersalin pakaian,
aku ingin bicara sedikit lagi dengan Siauw-heng !!"
A Hee mengangguk, kemudian dia berlalu, ia mengikuti tentara yang diperintahkan oleh Soe
Bong In untuk mengantarkan A Hee ke tempat baju guna bersalin.
SELAMA didalam perjalanan mengikuti tentara anak buahnya Soe Bong In, A Hee jadi heran,
dia bingung mengapa sikap dari Soe Bong In jadi berobah begitu. Si anak muda tanggung
ini jadi tak habis mengerti.
Tetapi untuk tidak memusingkan kepalanya, akhirnya A Hee tidak mau memikirkan
persoalan itu. Dia diantarkan oleh tentara yang menjadi anak buah Soe Bong In ke tempat bersalin.
Anak muda tanggung ini telah menyalin pakaiannya, kemudian dia setelah menyalin
pakaiannya, dia kembali ke tenda Soe Bong In.
Begitu melihat A Hee, Soe Bong In tertawa ramah sekali.
76 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Bagus! Bagus !" kata Soe Bong In dengan suara yang keras.
"Rupanya Siauw-heng memang telah memaafkan segala kesalahanku!! Oya, nanti atasanku
ingin bertemu dengan Siauw-heng guna membicarakan sesuatu !!"
"Untuk apa atasan dari Ciang-kun ingin bertemu denganku?" tanyanya tak mengerti.
Soe Bong In tersenyum. "Aku sendiri tidak tahu !" kata Soe Bong In dengan cepat.
"Hanya.....aku menerima perintah bahwa kalau memang Siauw-heng telah selesai bersalin
pakaian, maka diminta datang menemui sebentar atasanku itu !!"
A Hee jadi heran berbareng bingung. Tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Dia telah
mengangguk. "Baiklah!!" kata A Hee kemudian. "Bolehkah aku mengetahui siapa nama besar dari atasan
Ciang-kun?" Soe Bong In tersenyum. "Tentang namanya, tentu Siauw-heng telah mengenalnya, dia adalah Lian Ie Touw," Kata
Soe Bong In. A Hee mengerutkan alisnya, dia tidak mengenal nama yang disebutkan Soe Bong In.
"Baiklah.....dimana aku bisa menemui atasanmu itu?" tanya A Hee kemudian.
"Mari kuantarkan!" Kata Soe Bong In dengan sikap menghormat sekali.
A Hee mengikuti Soe Bong In waktu orang She Soe ini melangkah keluar. Dia tidak banyak
bertanya lagi. Ketika itu mereka telah sampai di sebuah tenda yang besar dan mewah.
Soe Bong In telah berkata dengan suara yang nyaring: "Liang Ciang-kun"orang yang
diperintahkan oleh Ciang-kun untuk menemuimu telah ada disini!!" katanya.
Dari dalam terdengar orang tertawa senang.
"Suruh dia masuk dan kau boleh pergi!" kata orang didalam tenda itu.
Soe Bong In mengiyakan, kemudian dia menoleh kepada A Hee, memberi tanda dengan
matanya. A Hee mengerti bahwa dirinya disuruh masuk oleh Soe Bong In. Dia mengangguk.
Kemudian anak muda ini telah melangkah masuk kedalam tenda.
Sedangkan Soe Bong In telah memutar tubuhnya, dia pergi meninggalkan tenda itu.
Mungkin dia kembali ke tendanya sendiri.
A Hee begitu masuk, dia telah melihat seorang panglima yang berpakaian seperti Soe Bong
In, tengah duduk dikursinya.
A Hee telah menjura memberi hormat.
"Ciang-kun memanggilku?" tanyanya.
Panglima perang dari atasan Soe Bong In telah bangun berdiri, dia telah mengulurkan
tangannya dengan terbuka, sikapnya riang sekali, karena bibirnya tersungging senyuman.
77 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
"Kong-cu akhirnya mau juga kembali !!" katanya dengan suara yang gembira.
Dan setelah berkata begitu A Hee jadi kaget sendirinya, karena tahu-tahu panglima orang
itu telah menekuk kedua lututnya berlutut didepan A Hee.
A Hee jadi berdiri mematung.
Dia mengawasi saja dengan heran. Panglima perang yang namanya diberi tahu oleh Soe
Bong In sebagai Liang Ie Touw, telah mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Tay-cie telah mau kembali, sehingga Siauw-jin tidak usah sampai mencari dengan penuh
ketakutan, karena Hong-siang telah berpesan, kalau memang Siauw-jin tidak bisa mencari
Tay-cie sampai ketemu, tentu Hong-Siang akan menjatuhkan hukuman mati kepada kami
semuanya"." Kata Liang Ie Touw dengan suara yang girang. "Dengan telah datangnya Tay
cie kembali kemari, dengan telah diketemukannya Tay-cie, berarti kami akan terlolos dari
hukuman mati !!" Dan setelah berkata begitu, panglima perang ini telah mengangguk-anggukkan kepalanya
lagi. "Kami bersyukur kepada Thian bahwa kami telah dipertemukan dengan Tay-cie kembali!"
kata Liang Ie Touw dengan suara yang girang. "Dan" Siauw-jin harap Tay-cie tidak pergi
lagi, mau untuk ikut bersama kami kembali ke istana !!"
A Hee benar-benar bingung melihat dan mendengar perkataan Liang Ie Touw. Saking
kesimanya A Hee jadi berdiam diri terus. Liang Ie Touw masih berlutut terus. Dan akhirnya
tersadar dengan terkejut.
"Ciang-kun.....ini...oh, kenapa kau ?" tanya A Hee dengan terkejut.
Liang Ie Touw masih juga mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kalau memang Tay-cie tidak mau dan tidak bersedia untuk ikut kembali ke istana, maka
dengan sendirinya Siauw-jin tidak akan mau berdiri !" kata panglima perang ini.
A Hee jadi tambah bingung lagi.
Dia dipanggil dengan sebutan Tay-cie, yg berarti putera mahkota dari kerajaan ! Maka dari
itu inilah hebat sekali, dia adalah seorang anak rakyat jelata, tetapi sekarang adalah seorang
panglima perang yang telah salah mengenali dirinya, yang diduga adalah putera mahkota
dari kaisar yang sekarang sedang bertahta !
---00O00--SEDANG A HEE tercengang begitu, maka Liang Ie Touw masih terus menganggukkan
kepalanya. "Bangunlah!!" kata A Hee akhirnya.
Liang Ie Touw baru berani berdiri. Dia tampaknya girang sekali.
"Tay-cie bersedia untuk kembali ke istana?" tanya Liang Ie Touw dengan suara yang
gembira. Sebetulnya pada saat itu A Hee sedang diliputi oleh kerisauan dan kegelisahan. Dia juga
sangat bingung sekali. 78 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Kalau dia memang menerangkan bahwa dirinya bukan Tay-cie, putera mahkota yang
sedang mereka cari, tentu dirinya akan disiksa lagi.
Tetapi kalau memang dia mengakuinya, maka hal itu akan membawa efek yang berat atau
tidak" Sedang si-bocah tanggung ini didalam kegelisahan, maka Liang Ie Touw telah bertanya lagi.
"Apakah Tay-cie bersedia untuk kembali ke istana?" tanyanya.
Akhirnya A Hee mengangguk. Begitu melihat A Hee mengangguk, Liang Ie Touw jadi
berjingkrak kegirangan. Dia juga berlutut lagi.
"Oh, Thian memang mempunyai mata, sehingga tidak akan menyebabkan kami mati
disebabkan hukuman dari Hong-siang!!" kata si Kepala tentara itu.
A Hee sedang kebingungan, dia juga memang tidak mengetahui adat istiadat istana, maka
dari itu, waktu dia melihat orang berlutut lagi, dia telah mengulurkan tangannya untuk
membanguni kepala perang ini.
Tetapi sebetulnya, dia cukup hanya dengan mengibaskan tangannya saja untuk
memerintahkan Liang Ie Touw bangkit berdiri.
Dan sekarang sampai dia yang membantukan kepala tentara perang ini berdiri, itu sudah
menjadi soal yang luar biasa sekali bagi Ie Touw.
Dia girang bukan main. Kemudian dengan cepat dia telah berdiri dengan sikap yang
menghormat.
Bayangan Maut Karya Oey Yong di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Untuk seterusnya apakah kembalinya Tay-cie ini diumumkan atau dirahasiakan. Apa seperti
biasa saja Siauw-jin memanggil Tay-cie dengan sebutan Kong-cu?" tanya Liang Ie Touw
lagi. A Hee memang tidak mengetahui tentang adat istiadat istana, maka dari itu dia memang
tidak mengerti. Mendengar pertanyaan dari Liang Ie Touw, dia jadi bingung.
"Terserah kepadamu saja!" katanya kemudian.
Liang Ie Touw tampaknya gembira sekali. Dia telah mempersilahkan A Hee untuk rebah
istirahat pada tempat peraduannya.
"Lebih baik Siauw-jin mengumumkan tentang kembalinya Tay-cie, agar nanti dapat
disambut dengan segala kebesarannya!" kata Liang Ie Touw.
"Terserah kepadamu saja !!!" kata A Hee acuh tak acuh.
Bocah ini jadi pusing, karena dia telah berulang kali menemui keanehan. Maka dari itu,
dengan sendirinya dia jadi tidak habis pikir peristiwa apa yang sedang dihadapinya. Dan dia
tidak ngejar merebahkan dirinya diperaduan dari kepala tentara itu.
Sedangkan Liang Ie Touw telah keluar dari tenda, tidak berani mengganggu ketenangan
dari A Hee, yang diduga adalah Tay-cie, putera mahkota kerajaan....!!
oooOooo 79 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
A Hee tertidur sampai menjelang sore hari, hal itu tidak dirasakannya.
Didalam tidurnya itu, dia bermimpi bahwa dia sedang digebuki oleh tentara-tentara negeri
yg sedang mengejar-ngejar dirinya.
Didalam mimpinya itu, A Hee menjerit-jerit dengan suara yang menyayatkan. Dia seperti
juga sedang tersiksa sekali. Tetapi akhirnya dia tersadar dari tidurnya.
Begitu dia membuka matanya, dia jadi terkejut sekali, kerena dia memang benar-benar
melihat banyak sekali tentara negeri yang berpakaian lengkap sedang mengawasi dirinya. A
Hee sampai mengeluarkan seruan tertahan. Karena dia duga bahwa dirinya tentu akan
disiksa lagi. Dia melihat yang berdiri dipinggir peraduan dari Liang Ie Touw itu tampak panglima perang
Soe Bong In, Liang Ie Touw, dan beberapa kepala tentara lainnya.
Begitu melihat A Hee terbangun, Liang Ie Touw telah berkata dengan girang.
"Akh... akhirnya Tay-cie bangun juga!" katanya. "Maafkan kami mengganggu tidur Tay-cie...
semuanya hamba-hambamu ini ingin memberikan penghormatannya!"
Dan setelah Liang Ie Touw berkata begitu, tampak mereka semuanya berlutut.
Juga Soe Bong In, telah berlutut dengan wajah yang pucat dan tubuh yang gemetar.
"Maafkan dan ampuni semua kesalahan hamba!" katanya dengan suara yang gemetar.
"Hamba tidak tahu bahwa pada beberapa saat yang lalu sedang berhadapan dengan Taycie! Hambamu ini memang harus menerima hukuman picis atau hukuman gantung."
Dan setelah berkata begitu, Soe Bong In telah menggerakkan tangannya menggaploki
mukanya sendiri berulangkali, sehingga menimbulkan suara yang nyaring sekali.
Begitu juga anak buah Soe Bong In yang dulunya ikut mengejar-ngejar A Hee, telah
menggaploki muka mereka. Diruangan tersebut jadi penuh oleh suara gaplokan yang nyaring.
A Hee bangun duduk, dia baru teringat bahwa dirinya telah salah dikenali oleh tentaratentara negeri ini, yang diduga sebagai putera mahkota kerajaan.
Mungkin juga muka dan wajah dari putera mahkota itu mirip dengan dirinya.
"Bangunlah !!" kata A Hee kemudian. "Sekarang aku masih letih, maka aku minta kalian
jangan menggangguku !!"
Liang Ie Touw dan yang lainnya telah menyahuti dengan sikap menghormat.
"Memang hambamu sekalian ini harus mampus !!" kata mereka hampir berbareng. "Tay-cie
sedang beristirahat, maka telah kami ganggu !!"
Dan setelah berkata begitu, mereka semua mengangguk-anggukkan kepala mereka.
A Hee telah berkata lagi. "Tinggalkan aku sendiri !" kata A Hee.
Dengan beringsut, semua tentara negeri itu telah mengundurkan diri.
Tinggal A Hee seorang diri didalam tenda itu, tenda yang tadinya tempat meneduh dari
80 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Liang Ie Touw. Si-bocah she Hioe ini jadi bingung sekali. Dia tenggelam didalam kebingungannya ini.
ESOK HARINYA DIKALA MENJELANG FAJAR, maka A Hee telah berangkat bersama tentara
negeri itu. A Hee diperlakukan dengan segala penghormatan dan kebesaran. Semua orang
menghormati dirinya. Setiap jalan, maka setiap tempat yang dilalui oleh rombongan ini, maka orang-orang yang
berlalu lalang dijalan, harus berlutut sampai rombongan ini berlalu, karena dimuka
rombongan itu ada orang yang meneriaki bahwa Tay-cie, putera mahkota, akan lewat.
A Hee juga tidak menunggang kuda, dia telah dipikul oleh tandu kebesaran.
Setelah berjalan setengah hari, akhirnya rombongan ini telah sampai ke kota Soen-po-kwan.
Begitu memasuki pintu kota ini, rombongan tersebut telah disambut oleh pembesar-besar
setempat, karena sebelumnya Liang Ie Touw memang telah mengirim orang untuk
memberitahukan kepada pembesar-besar setempat bahwa putera mahkota kerajaan akan
lewat! Semua pembesar-besar setempat itu menyambut dengan segala kebesaran.
Mereka berlutut ditepi jalan. A Hee dibawa mereka ke sebuah gedung pembesar, Tie-kwan,
yang sangat mewah. Begitu A Hee turun dari tandu kebesarannya, dengan pakaian kebesarannya itu, telah
disambut oleh semua pembesar yg ada disitu.
Karena biarpun sekarang A Hee adalah putera mahkota, toch nantinya akan menjadi raja
mereka juga! Malah Liang Ie Touw dan beberapa orang pembesar telah cepat-cepat membantu A Hee untuk menuju ke kursi kebesarannya yang memang telah disediakan untuk dia.
A Hee sendiri sebetulnya merasa agak canggung diperlakukan begitu, toch akhirnya karena
dia memang sudah merasa kepalang tanggung, akhirnya dia menuruti apa saja yang diatur
oleh Liang Ie Touw, Soe Bong In dan pembesar-besar lainnya.
Setelah duduk, A Hee mengawasi semua pembesar yang berlutut dihadapannya.
A Hee mengangkat tangannya, maka para pembesar itu baru berani berdiri dan kembali
duduk pada kursi mereka masing-masing, dan suasana didalam ruangan pada saat itu, seperti juga suasana didalam istana kalau memang seorang raja sedang mengadakan perundingan dengan para menterinya.
A Hee mengawasi para pembesar itu sesaat, kemudian dia baru berkata: "Terima kasih atas
sambutan dari menteri-menteri dan orang-orangku sekalian...!" kata A Hee. "Dan segala
kesetiaan kalian ini akan kucatat dan akan kuberitahukan kepada Hong-siang, kaisar, agar
dicatat, dan untuk nantinya kalian akan memperoleh kenaikan pangkat !!! Sekarang, karena
aku sangat letih sekali, maka aku ingin sekali beristirahat dan besok baru aku mau
mendengar laporan dari kalian mengenai suasana dan situasi kota ini !!"
Semua pembesar yang berada disitu mengiyakan.
81 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Kemudian A Hee telah bangun berdiri.
Liang Ie Touw cepat-cepat memimpin junjungannya ini untuk berlalu dari ruangan tersebut.
Sedangkan seorang pembesar telah memberitahukan dimana ruangan untuk putera raja ini
beristirahat. Setelah berada didalam sebuah kamar yang mewah dan menyiarkan bau harum, A Hee
memerintahkan yang lain untuk mengundurkan diri.
A Hee duduk disebuah kursi kayu cendana.
KEJADIAN yang dialaminya ini terlalu mendadak dan membingungkan A Hee. Dirinya telah
diduga dan salah dikenali sebagai putera mahkota dari kerajaan, dan para pembesar itu
yang jarang sekali bertemu dengan putra mahkota memang dapat dikibuli.
Namun kalau nanti dia telah sampai di istana, bagaimana dia bisa memerani peranan
sebagai Tay-cie itu terus menerus"
Hong-siang, kaizar, Hong-hauw, permaisuri, atau Tayhauw, ibu suri dan Thay-kam - Thaykam lainnya, orang-orang kebiri, pelayan-pelayan di istana. Mereka itu tentu dapat
membedakan antara Tay-cie dan A Hee. Kalau memang kedoknya itu telah terbuka tentu dia
akan menerima hukuman mati !!
Maka dari itu, disamping perasaan bingung, A Hee juga gelisah sekali.
Dia bermaksud diam-diam melarikan diri, tetapi penjagaan disekitar dirinya sangat kuat.
Penjagaan-penjagaan itu terdiri dari jago-jago silat yg memang sengaja menjaga
keselamatan diri putera mahkota ini.
Tetapi bagi diri A Hee, penjagaan itu malah telah membuat dirinya jadi sulit bergerak. Sibocah ini jadi selalu tenggelam dalam kegelisahan.
Sampai menjelang malam juga dia masih tetap bergelisah, tidak bisa tertidur. Dia
memasang telinga, didengarnya keadaan sangat sunyi sekali.
Hanya, sebagai seorang yang mengerti ilmu silat, maka dengan sendirinya pendengaran A
Hee sangat tajam sekali. Dengan mendengarkan dari jalannya pernapasan orang, A Hee mengetahui bahwa diluar
kamarnya itu ada 4 orang yang sedang mengadakan penjagaan.
Akhirnya, saking gelisahnya, A Hee akhirnya mengambil keputusan untuk berjalan-jalan
ditaman gedung pembesar itu. Dia turun dari pembaringan.
Dipakai sepatu dan jubahnya, dia melangkah kepintu. Dibuka daun pintu.
Segera juga dia melihat bahwa disitu berjaga memang empat orang Sie-wie, jago istana.
Begitu melihat pintu kamar Tay-cie terbuka, ke-empat penjaga itu keluar juga, keempat
penjaga itu telah cepat-cepat menekuk kaki kiri mereka memberi hormat kepada A Hee.
"Apakah ada perintah untuk hamba sekalian?" tanya keempat penjaga itu hampir berbareng.
A Hee menggoyang-goyangkan tangannya. "Bangunlah kalian semuanya!" perintahnya.
"Lakukanlah penjagaan yang ketat, aku ingin pergi jalan-jalan dulu ditaman !"
82 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Penjaga-penjaga itu cepat-cepat berdiri.
Sedangkan A Hee telah melangkah pergi meninggalkan mereka.
Para penjaga itu jadi agak bingung, tetapi mereka dengan cepat melompat dengan Ginkang
mereka yang cukup sempurna, mereka telah melakukan penjagaan disekitar Tay-cie.
Tetapi A Hee yang melihat kelakuan para penjaga itu, dia jadi agak bingung.
"Mau apa kalian mengikuti aku?" bentaknya.
Para penjaga itu tidak bisa menyahuti.
Memang biasanya mereka melakukan penjagaan untuk keselamatan dari Tay-cie, putera
mahkota ini. Tetapi sekarang putera mahkota itu memerintahkan mereka tidak melakukan penjagaan, hal
itu mana bisa. Sedangkan mereka menerima perintah dari Liang Ie Touw untuk melakukan
penjagaan yang ketat. Hal itu dilakukan oleh Liang Ie Touw karena dia menduga dan takut kalau-kalau nanti ada
penjahat yang bermaksud jelek kepada diri putera raja itu.
Tetapi sekarang, karena A Hee telah memerintahkan mereka untuk pergi, mau tak mau
mereka harus mendengar perintah putera raja ini.
Dengan penuh keraguan keempat penjaga itu berlalu.
Tetapi mereka pergi bukan untuk berlalu, mereka masih mengawasi putera mahkota itu dari
kejauhan. Sedangkan salah seorang diantara mereka telah buru-buru memberi laporan kepada Liang
Ie Touw. "Jadi sekarang Tay-cie sedang mencari hawa segar ditaman?" tanya Liang Ie Touw. Orang
itu mengangguk. "Ya.......dan kami diperintahkan untuk tidak mengikutinya !" menyahuti
Sie-wie ini. Liang Ie Touw mengerutkan alisnya.
"Kalian harus mengawasi terus Tay-cie, karena kalau memang sampai Taycie melarikan diri
lagi, tentu kita semuanya dijatuhi hukuman mati oleh Hong-siang !" kata Liang Ie Touw
dengan suara yang tegas. "Cepat kau melaksanakan tugasmu lagi !" Sie-wie itu jadi gemetar tubuhnya, hatinya
tergetar. Biar bagaimana dia jadi serba sulit. Kalau memang dia membantah perintah dari Tay-cie, A
Hee, maka kemungkinan dia akan bisa dijatuhi hukuman mati.
Tetapi kalau memang benar A Hee melarikan diri lagi, maka bukankah dia dan yang lainlainnya juga akan dijatuhi hukuman mati oleh Hong-siang kaizar"!
Maka dari itu, cepat-cepat dia telah kembali kepada ketiga kawannya. Dia memberitahukan
tentang perintah Liang Ie Touw itu, dan ketiga kawannya juga jadi gelisah sekali.
Mereka jadi secara sembunyi mengawasi Tay-cie mereka itu.
83 TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com
Didalam perkiraan mereka, bahwa junjungan muda mereka itu tidak mengerti ilmu silat dan
dengan mengandalkan Ginkang mereka itu, berarti mereka bisa mengikutinya.
Tak tahunya A Hee telah mengetahui bahwa keempat Sie-wie itu telah mengikuti dirinya
secara sembunyi-sembunyi.
Tetapi A Hee tidak mau memperdulikannya lagi. Dia telah menuju ke taman.
--00O00-KETIKA A HEE sampai ditaman dari gedung yang mewah itu, dimana taman tersebut sangat
indah sekali, tiba-tiba didepannya berkelebat sesosok bayangan.
Hati A Hee terkejut. Dia menduga bahwa ada orang yang bermaksud jelek pada dirinya.
Maka dari itu, dia pura-pura tidak tahu dan bersiap-siap berjaga-jaga dari segala
kemungkinan. Tahu-tahu didepan A Hee telah berdiri sesosok bayangan tinggi besar. Begitu berada
didepan A Hee, bayangan itu telah menjatuhkan tubuhnya berlutut didepan A Hee.
"Siauw-jin meminta ampun atas kelancangan Siauw-jin menemui Tay-cie dimalam buta
begini !!" kata orang itu dengan suara menghormat dan dia juga telah menganggukanggukkan kepalanya berulang kali.
Makhluk Haus Darah 1 Pendekar Rajawali Sakti 213 Gadis Serigala Sepasang Ular Naga 23
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama