Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp Bagian 9
memperingatkan diri sendiri dalam hatinya.
"Padahal belum tentu aku diundang untuk diberi
jabatan, tetapi hanya diberi ucapan terima kasih
lalu sekedar bekal untuk pulang ke pegunungan."
Ternyata, setelah Helian Kong sampai ke
istana Pangeran Hok-ong, dilihatnya seragam
pengawal-pengawal pribadi Pangeran Hok-ong
sudah menjadi jauh lebih mentereng. Jumlah
pengawalnya juga berkali lipat. Agaknya, setelah
842 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran Hok-ong memastikan diri untuk duduk di
singgasana, dia pun melipat-gandakan kekuatan
pelindung di sekitarnya. Helian Kong mendapat perlakuan hormat.
Waktu ia dibawa masuk aula pertemuan,
dilihatnya Jenderal The Ci-liong, Laksamana The
Seng-kong dan Jenderal Thio Hong-goan sudah di
ruangan itu. Pangeran Hok-ong duduk di sebuah
kursi yang letaknya agak tinggi, tetapi bukan
singgasana. Pakaiannya masih pakaian sehariharinya. Agaknya berusaha menimbulkan kesan,
bahwa meski ia "dengan terpaksa menerima"
dijadikan kaisar, ia masih "tetap sederhana".
Meskipun demikian, Helian Kong tetap
menjalankan kehormatan seperti layaknya di
hadapan seorang raja, agar tidak timbul masalah.
Ia berlutut sambil menyerukan, "Ban-swe! Banswe!"
Buru-buru Pangeran Hok-ong membangunkan
Helian Kong dari berlututnya sambil mengucapkan
kata-kata merendah, dan mendudukkan Helian
Kong di sebuah kursi. Ternyata, mereka masih menunggu beberapa
orang lagi. Mereka yang ditunggu pun
843 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bermunculan satu persatu. Yaitu si guru silat Lampeng-hi, si gubernur militer untuk Lam-khia dan
sekitarnya yaitu Jenderal Wan Heng-kui yang dulu
pasukannya membersihkan jalanan kota Lam-khia
dari para jago bayaran, dan ternyata Ma I-thian si
komandan pengawal pribadi itu pun ikut duduk di
dalam pula, bukannya berjaga di luar. Tanggungjawab penjagaan di luar diserahkan ke wakilnya.
Pangeran Hok-ong membuka pertemuan itu
dengan sebuah pidato, yang isinya mengulang lagi
kata-katanya yang dulu bahwa ia "sebenarnya
sudah tidak bersedia" diangkat, dan sebagainya.
Kata-kata yang makin menjemukan Helian Kong,
apalagi setelah semalam Helian Kong mengetahui
siasat yang digunakan Pangeran Hok-ong setelah
mencuri dengar percakapan Ciam Lam-hoa dengan
Ang Tiok-lim dan Si Imam Pendek. Namun demi
teringat kata-kata Yo Kian-hi agar ia memupuk
pengaruh sebesar-besarnya, Helian Kong pun
menahan diri. Ia sadar, memang beginilah
panggung kekuasaan. Penuh orang berpura-pura
dan penjilat-penjilat. Bahkan Helian Kong pun
sadar bahwa agar ia bisa memupuk pengaruh, ia
pun harus mulai belajar cari muka, menjilat,
844 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berpura-pura dan macam-macam "jurus" lainnya.
Mau tidak mau harus menurut aturan-mainnya.
Bagian kedua pidato Pangeran Hok-ong ialah
ucapan terima kasih kepada semua orang. Kepada
Jenderal The, Laksamana The dan Jenderal Thio
serta Helian Kong pula. Dengan kata-kata yang
manis, Pangeran Hok-ong memohon dukungan
mereka. Jenderal The Ci-liong mengangguk-angguk
puas sambil mengelus jenggotnya yang sudah
putih. Helian Kong pun harus "mulai belajar"
mengangguk-angguk, kelihatan setuju biarpun
dalam hati jemu. Mulanya memang agak
canggung, tapi lama-lama bisa luwes juga.
Bagian ketiga pidato Pangeran hok-ong
adalah yang paling penting. Pangeran Hok-ong
mengatakan, "Dengan pertimbangan yang matang,
mempertimbangkan kemampuan dan kesetiaan
masing-masing pribadi, aku dengan rendah hati
memohon agar orang-orang yang akan kusebut
nanti bersedia membantu aku menjalankan
pemerintahan....." Wajah para hadirin jadi tegang.
845 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Mula-mula Pangeran Hok-ong menyebut nama
Lam Peng-hi untuk diangkat sebagai Kok-su
(Penasehat Kerajaan). Kontan muka Lam Peng-hi
jadi berseri-seri, lalu berlutut mengucapkan
terima kasih sambil merendah dengan kata-kata.
Lalu Pangeran Hok-ong menunjuk Gubernur
Militer di Lam-khia, Jenderal Wan Heng-kui,
sebagai Panglima Tertinggi. Itu artinya panglimapanglima senior semacam Jenderal The dan
sebagainya ada di bawah perintah Wan Heng-kui.
Helian Kong merasa tidak enak hatinya.
Kalau orang-orang macam The Ci-liong dibawahi
orang macam Wan Heng-kui yang tidak ketahuan
mana kiblatnya, rasanya agak rawan. Tetapi
Helian Kong heran melihat Jenderal The dan lainlainnya tenang-tenang saja. Hanya Helian Kong
sendirian yang gelisah. Sesaat kemudian, baru Helian Kong tahu
kenapa mereka tenang-tenang saja. Kiranya
Jenderal The dan lain-lainnya sudah punya
"penangkal" untuk membendung pengaruh Wan
Heng-kui, dan "penangkal" itu bukan lain adalah
Helian Kong. 846 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong mendengar Pangeran Hok-ong
kemudian menyebutkan namanya untuk menjadi
Gubernur Militer di Lam-khia, menggantikan
Jenderal Wan Heng-kui. Helian Kong tercengang
pada awalnya, Gubernur Militer di Lam-khia
berarti menggenggam denyut kehidupan seisi kota
terbesar di daratan Cina itu, termasuk Pangeran
Hok-ong dan keluarganya. Kedudukan sepenting
itu, kenapa Pangeran Hok-ong tidak menyerahkannya ke tangan seorang kaki
tangannya yang bisa disetir, malahan kepada
Helian Kong yang tidak segan-segan berbeda
pendirian dengan orang yang berpangkat lebih
tinggi sekalipun" Waktu Helian Kong menoleh ke arah Jenderal
The Ci-liong dan lain-lainnya, dilihatnya mereka
juga memandangnya sambil mengangguk, menyuruh Helian Kong menerima posisi itu.
Laksamana The Seng-kong bahkan mengedipkan
sebelah matanya sambil menahan senyumnya.
Maka tahulah Helian Kong bahwa pemberian
posisi Gubernur Militer Lam-khia itu bukan keluar
dari hati Pangeran Hok-ong yang rela, melainkan
hasil kompromi dengan Jenderal The dan lain847
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
lainnya. Pastilah para jenderal itu yang
mengusulkan agar Helian Kong diberi kedudukan
itu, supaya Helian Kong bisa "mengendalikan"
Pangeran Hok-ong atas nama para jenderal itu.
Helian Kong pun berlutut menerima
pengangkatan itu. Sekaligus juga menerima
kenaikan pangkat menjadi Jenderal.
Kemudian Ma I-thian, kepala pengawal
pribadi Pangeran Hok-ong itu pun kecipratan
rejeki. Seperti sudah diramal banyak orang, dia
menjadi Komandan Gi-cian-si-wi (Bhayangkara
Pengawal Raja). Suatu pasukan kecil yang terdiri
dari jago-jago tangguh, yang bertanggung jawab
atas keselamatan raja dan keluarganya.
Lalu pengangkatan-pengangkatan lainnya,
menteri ini-itu, semua adalah pendukungpendukung Pangeran Hok-ong. Bisa dibilang, yang
bukan pendukung Pangeran Hok-ong hanyalah
Helian Kong. Usai pengumuman itu, dilanjutkan dengan
perjamuan meriah. Dalam suasana yang agak
kendor dan kurang resmi itu, orang-orang saling
memberi selamat. 848 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Jenderal The Ci-liong yang ubanan itu
mendekati Helian Kong dan berkata perlahan,
"Kau tahu tugas tidak resmimu, Jenderal Helian.
Secara resmi seluruh kekuatan militer, termasuk
pasukanku di Hok-kian, dicakup di bawah perintah
Wan Heng-kui. Tetapi kau kami pasang di Lamkhia untuk mencegah dia melakukan hal-hal yang
merugikan pasukan-pasukan di daerah."
Helian Kong cuma mengangguk. Namun dari
situ, ia dapat menangkap bahwa para jenderal
pun sebenarnya kurang yakin sepenuhnya akan
kepemimpinan Pangeran Hok-ong. Barangkali para
jenderal mendukung Pangeran Hok-ong hanya
karena terpaksa, karena keadaan negeri yang
makin gawat dan membutuhkan satu pemimpin di
pusat. Makin santer beritanya bahwa pasukan
besar Manchu di bawah Jenderal Ni Kam, sudah
bergerak ke selatan. Sementara di sebelah barat,
pasukan Manchu lainnya di bawah Bu Sam-kui
yang diberi gelar Peng-se-ong (Raja Muda
penakluk wilayah barat) sudah berhasil mendesak
pasukan Beng di Se-cuan, bahkan Jenderal Thio
Hian-tiong sudah tewas digantikan Sun Ko-bong.
Maka para jenderal di samping mendukung
849 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Pangeran Hok-ong, juga "memasang" Helian Kong
yang mereka percayai untuk menempati
kedudukan yang cukup menentukan, sebagai
Gubernur Militer (Cong-tok) di Lam-khia.
Perjamuan berjalan meriah.
Usai perjamuan, para tamu pun bubar.
Pelantikan Pangeran Hok-ong sebagai kaisar
akan dilaksanakan beberapa hari lagi, menurut
hari baik yang ditetapkan seorang peramal.
Sebelum hari pelantikan itu, Jenderal The dan
jenderal-jenderal lainnya belum pulang ke
daerahnya, ingin mengikuti pelantikan. Bahkan
ada beberapa panglima daerah lainnya yang
berdatangan ke Lam-khia untuk menghadiri
penobatan. Para pangeran yang gagal merebut
tahta hanya mengirim wakil-wakil mereka.
Selama beberapa hari, Helian Kong masih
sempat berkumpul dengan Jenderal The,
Laksamana The dan juga Jenderal Thio Hong-goan
untuk bertukar pikiran secara blak-blakan. Mereka
belum berani mengajak panglima-panglima lain
yang baru berdatangan dari berbagai daerah,
karena belum bisa menjajaki isi hati mereka.
850 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Maka ya hanya mereka berempatlah yang sering
berbicara. Kepada jenderal-jenderal yang lebih senior
itu, Helian Kong terang-terangan membeberkan
kelicikan Pangeran Hok-ong sampai bisa meraih
singgasana. Mengatur suatu serangan ke pihaknya
sendiri, tapi kesannya dibuat seolah-olah
Pangeran Kui-onglah yang mendalangi serangan
itu. Ternyata para jenderal tidak kaget
mendengar laporan itu, malah The Seng-kong
berkata sambil tertawa, "Saudara Helian ini kok
seperti anak kemarin sore saja di dunia politik.
Yang dilakukan Pangeran Hok-ong itu tidak aneh.
Malah ganjil kalau ada yang berhasil mewujudkan
ambisinya dengan cara yang bersih dan jujur."
Ayahnya, The Ci-liong, menyambung, "Yang
dilakukan Pangeran Hok-ong memang lihai.
Menggerakkan orang-orang bayaran melalui kaki
tangannya, untuk menyerang diri sendiri sehingga
orang-orang akan melihat seolah-olah ia diserang
pihak lain. Simpati jadi terkumpul di pihaknya.
Kami akui, kami pun terlalu gegabah mendukung
ia menjadi Kaisar di malam keributan itu. Setelah
851 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kami renung-renungkan memang ada beberapa
hal ganjil. Tetapi sudahlah. Yang penting kita
awasi Pangeran Hok-ong dan pembantupembantunya. Itulah sebabnya kami desakkan kau
masuk jajarannya Pangeran Hok-ong untuk
menjadi mata dan telinga kami."
"Terus terang, bukan hanya mata dan telinga
kami, tetapi juga tangan kami....." sambung The
Seng-kong. Helian Kong mengerutkan alis, "Maksud
Laksamana?"
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Kau punya pasukan cukup besar di Lam-khia
ini. Sebagai Cong-tok, pasukan itu di bawah
komandomu. Jadi kalau ada apa-apa, kau tidak
hanya bisa melapor kepada kami, tetapi juga
langsung menggunakan kekuatan untuk mempengaruhi perkembangan. Itulah artinya kau
menjadi tangan kanan di Lam-khia ini."
Helian Kong mengangguk-angguk. Namun ia
membayangkan betapa ia bakal kesepian. Ia akan
dikelilingi pembantu-pembantu setianya Pangeran
Hok-ong, orang-orang yang tidak mungkin
dijadikan tempat menumpahkan isi hati Helian
Kong. Sementara sahabat-sahabat sejati berada di
852 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tempat-tempat jauh dan belum tentu bertemu
setahun sekali. Tiba-tiba Helian Kong ingat Yo Kian-hi. Ia
berharap mudah-mudahan Yo Kian-hi akan terus
di Lam-khia sebagai teman bertukar pikiran.
Jenderal Thio Hong-goan berpesan kepada
Helian Kong, "Saudara Helian, kuanjurkan jangan
kau hentikan kegiatan bawah tanahmu,
berhubungan dengan orang-orang kalangan hitam
itu. Dari sudut pandang orang-orang macam itu,
kita bisa memandang wajah asli tokoh-tokoh di
Lam-khia ini. Wajah-wajah asli yang tidak
terlindung kedok mereka."
"Benar, Saudara Helian," dukung The Sengkong. "Meski samaranmu sebagai Ek Beng-ti sudah
tersingkap dan diketahui oleh kaki-tangannya
Pangeran Hok-ong, tetapi aku yakin kau bisa
menyamar dalam seribu satu selubung samaran
lainnya." Helian Kong cuma mengangguk-angguk.
Nampaknya para jenderal di hadapannya ini juga
kurang yakin Pangeran Hok-ong akan dapat
memerintah dengan baik. Tetapi demi keselamatan tanah air, toh mereka sepakat untuk
853 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
menutup mata terhadap kekurangan-kekurangan
Pangeran Hok-ong, lebih baik memusatkan pikiran
untuk memperbaiki yang masih kurang, daripada
mengungkit-ungkit keburukan yang sudah terlanjur. Sikap Helian Kong jadi semakin mantap.
*** Kota Lam-khia, kota terbesar di daratan Cina
itu tenggelam dalam suasana meriah selama
berhari-hari lamanya. Suasana pesta besar yang
mengiringi penobatan Pangeran Hok-ong menjadi
Kaisar. Ia sekarang disebut Kaisar Beng-te.
Bukan hanya di istana saja ada perjamuan
besar, akan tetapi di seluruh sudut Lam-khia. Ada
berbagai macam hiburan yang digelar untuk
menggembirakan rakyat, seperti sulap, akrobat,
wayang boneka dan sebagainya. Dari rumahrumah ibadat, bau dupa mengepul tak hentihentinya, mendoakan Kaisar yang baru.
Dalam suasana pesta, tetap terlihat
penjagaan ketat di mana-mana. Prajurit-prajurit
garnisun ibukota dengan seragamnya yang khas, di
854 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bawah panglima baru mereka, Jenderal Helian
Kong, berusaha sebaik-baiknya mengamankan
suasana pesta yang meriah itu.
Para pengungsi yang selama ini menikmati
pembagian bubur gratis dari Pangeran Hok-ong,
sekarang ikut bersuka-ria melihat "dewa
penolong" mereka akhirnya yang berhasil
menduduki tahta. "Pangeran Hok-ong memang pantas menduduki singgasana," puji seorang rakyat kecil
yang lugu. "Orangnya dermawan, berbelas-kasihan
kepada orang-orang kecil macam ini."
"Ya, padahal beliau sudah mengumumkan
tidak berambisi menjadi Kaisar. Tetapi memang
tidak ada calon yang lebih baik dari dia, maka
para jenderal pun mendukungnya."
"Pilihan yang tepat."
"Eh, kabarnya sebentar lagi akan diadakan
pendaftaran untuk prajurit-prajurit baru. Akan
dibentuk pasukan-pasukan baru untuk merebut
bagian utara tanah air yang sudah dijajah
Manchu. Kau mau ikut?"
"Kau?" 855 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Aku agak tertarik. Desa kelahiranku di utara
sana dirampok habis tentara Manchu. Aku ingin
membalas mereka. Aku ingin bergabung dengan
pasukan-pasukan baru yang akan dibentuk."
"Ah, tidak. Kau saja. Aku punya penyakit
tulang, tidak cocok jadi prajurit."
Di suatu bagian kumuh kota Lam-khia,
Siangkoan Heng sedang meloloh dirinya nyaris
tanpa henti dengan arak murahan. Wajahnya
murung, tak cocok dengan suasana pesta di
sekitarnya. Kumis dan janggutnya yang sudah
berhari-hari tak dicukur membuat tampangnya
mirip gelandangan tulen. Ia juga tak peduli waktu
mendengar bahwa iparnya, Helian Kong,
mendapat kedudukan penting dalam pemerintahan Kaisar Beng-te sebagai Cong-tok di
Lam-khia dan sekitarnya. Bagaimana Siangkoan Heng bisa gembira,
kalau pikirannya terus dipenuhi gadis idamannya.
Baginya, tak ada bedanya gadis itu bernama
Kongsun Giok atau Ciam Lam-hoa atau bahkan
disebut kuntilanak sekalipun. Karena ia berkeliling Lam-khia tanpa menemuinya, maka
pelarian termudahnya ialah minum arak.
856 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Setelah belasan cawan besar dihabiskannya,
ia masih saja berteriak kepada si tukang warung,
"Tambah lagi araknya!"
Si tukang warung mulai sangsi. Tampang
dekil tamunya yang satu ini membuat bayangan
kerugian bagi warungnya yang bermodal kecil. Ia
khawatir Si dekil ini setelah minum banyak lalu
minggat begitu saja, kalau ditagih malah
mengamuk, seandainya Si tukang warung berhasil
memukulinya pun takkan ada gunanya, arak yang
sudah terlanjur masuk perut takkan terbayar.
Maka mendengar permintaan Siangkoan Heng
itu, Si tukang warung malah bertanya, "Mana
uangmu, sobat" Tunjukkan dulu, baru kulayani.
Maklum, warung bermodal kecil."
Siangkoan Heng yang wajahnya sudah merah
dan setengah mabuk itu, melotot kepada Si
tukang warung. "He, kau belum tahu siapa aku?"
"Siapapun kau, tunjukkan uangmu."
"Tukang warung busuk, kau tahu siapa yang
menjadi Cong-tok di Lam-khia" Dia Adik iparku.
Suami Adik perempuanku!"
Si tukang warung tertawa geli, begitu pula
beberapa pengunjung warung. Mana mereka mau
857 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
percaya pemabuk dekil tidak punya uang ini
iparnya Jenderal Helian Kong"
Secara bercanda Si tukang warung menjawab, "He, kau tahu siapa aku" Hai-liong-ong
(Raja Naga) yang menguasai lautan itu adalah
suaminya keponakanku! Mana uangmu?"
Orang-orang di warung itu berkelakar
mendengarnya. Siangkoan Heng jadi gusar, ia bangkit dari
duduknya hendak memukul, namun seorang gadis
berpakaian ringkas serba biru muncul di pintu
warung dan berkata, "Kakak Siangkoan!"
Siangkoan Heng menoleh dan melihat Ciam
Lam-hoa yang dirindukannya selama beberapa
hari ini. "Adik Giok!" Siangkoan Heng tetap saja
memanggilnya dengan nama yang pertama kali
dikenalnya. Lalu sempoyongan menyongsong,
tetapi ambruk sebelum tiba di depan Ciam Lamhoa.
Ciam Lam-hoa melangkah maju dengan sebat
dan menyambut tubuh Siangkoan Heng. Orangorang di warung melongo heran melihat gadis itu
dengan ringan sanggup mengangkat tubuh
858 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siangkoan Heng yang tergolong tegap, diangkat ke
pundaknya, lalu hendak dibawa pergi.
Si tukang warung memberanikan diri
menagih, "Maaf, Nona, teman Nona itu belum
membayar....." Ciam Lam-hoa sedang banyak uang, sebab ia
baru saja menerima upah sebagai hasil kerjanya
bagi Pangeran Hok-ong sebelum ini. Maka
sekenanya saja ia letakkan setahil perak di atas
meja, lalu pergi begitu saja sambil menggendong
Siangkoan Heng. Si tukang warung tentu saja kegirangan.
Uang yang diterimanya jauh lebih banyak dari
harga arak yang diminum Siangkoan Heng. Sambil
mengantongi uang itu, ia bergumam gembira,
"Mudah-mudahan lain kali dia minum di sini lagi."
Sementara itu, dalam keadaan teler,
Siangkoan Heng dibawa oleh Ciam Lam-hoa ke
sebuah rumah yang terjepit di antara ribuan
rumah yang ada di Lam-khia itu. Lalu dengan
ramuan yang terbuat dari kulit jeruk, ramuan
yang biasa digunakan untuk menyadarkan orang
mabuk, Ciam Lam-hoa menyadarkan Siangkoan
Heng. 859 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Secara bercanda Si tukang warung menjawab, "He, kau tahu
siapa aku" Hai-liong-ong (Raja Naga) yang menguasai lautan
itu adalah suaminya keponakanku! Mana uangmu?"
860 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Waktu kesadaran Siangkoan Heng berangsurangsur pulih, ia menatap Ciam Lam-hoa dan
memanggilnya, "Adik Giok....."
Ternyata Ciam Lam-hoa tidak menyangkalnya, malah mempersalahkan orang
lain, "Ya, aku memang Kongsun Giok. Tetapi ada
orang yang tidak senang kepadaku, yang memaksa
aku mengaku sebagai Ciam Lam-hoa. Sayang,
Kakak Helian Kong juga terpengaruh oleh hasutan
orang-orang yang memfitnahku itu. Tetapi asal
kau masih mempercayai aku, Kakak Heng, biar
seluruh dunia memusuhi aku juga aku tak peduli.
Asal kau di sisiku."
Gabungan antara mabuk asmara ditambah
sedikit mabuk arak, membuat perasaan Siangkoan
Heng seolah melayang di awan-awan. Ia
merangkul pundak "Kongsun Giok" sambil berkata,
"Aku akan membelamu, Adik Giok. Berhadapan
dengan siapapun, aku membelamu....."
Ciam Lam-hoa senang dalam hati, agaknya
rencananya akan berjalan lancar dan ia akan
menerima tambahan upah yang tidak sedikit dari
Pangeran Hok-ong yang sekarang disebut Kaisar
861 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Beng-te. Maka ia sengaja bersikap kemanjamanjaan untuk makin memikat Siangkoan Heng.
Siangkoan Heng yang masih setengah mabuk
itu jadi lupa diri, dan Si Kongsun Giok gadungan
meladeninya saja. Begitulah, beberapa hari mereka di rumah
sempit itu hanya berdua saja, kelakuan mereka
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tanpa batas seperti layaknya suami isteri saja.
Siangkoan Heng pun makin terjerat oleh
kecantikan perempuan yang mengaku sebagai
Kongsun Giok itu. Keramaian di kota Lam-khia belum berakhir.
Pesta menyambut penobatan kaisar yang baru
masih bergemuruh di sana-sini. Bunyi petasan
masih terdengar di mana-mana.
Sepasang kekasih itu rupanya jemu juga
kalau berkurung terus di kamarnya. Suatu sore
yang cerah, Siangkoan Heng dan Ciam Lam-hoa
berjalan-jalan menikmati situasi Lam-khia yang
meriah. Siangkoan Heng tentu saja sudah tidak dekil
lagi. Ia bercukur bersih, memakai jubah satin
yang cukup bagus, rambutnya diikat pita coklat
muda, warna kesayangannya. Pedangnya tidak
862 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dibawa, sebab di Lam-khia masih berlaku
larangan membawa senjata, tidak peduli sekarang
Gubernur Militer adalah ipar Siangkoan Heng.
Selama beberapa hari ini, sambil menggunakan jerat asmaranya, Kongsun Giok
gadungan sudah mencekoki pikiran Siangkoan
Heng bahwa dirinyalah yang benar dan Helian
Konglah yang keliru. Dan itu baru langkah
pertama dari rencananya. Mereka berjalan di jalan yang ramai.
Menonton tukang sulap, tukang akrobat jalanan,
bahkan tukang jual obat pun dilihatnya juga.
Begitu pula wayang boneka, pertunjukan kembang
api, ikut mengejar tukang copet, makan di pinggir
jalan. Bukan suasananya yang terasa amat indah
bagi Siangkoan Heng, melainkan karena kekasih
idamannya sudah di sampingnya.
Mereka juga mengunjungi ahli nujum
berjubah kuning di depan sebuah kuil. Tukang
nujum itu mengangkat tangannya memberi salam
ketika pasangan muda-mudi itu mendekati meja
prakteknya di pinggir jalan.
"Beritahukan masa depan kami, Pak.'' mohon
Si Kongsun Giok palsu. 863 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Tukang nujum itu menyuruh kedua pasangan
itu mengocok batang-batang bambu bernomor.
Hasil nujumannya benar-benar membahagiakan
Siangkoan Heng. Katanya, Siangkoan Heng akan
hidup bahagia sampai tua dengan "Kongsun Giok"
dan dianugerahi lima anak dan empat belas cucu.
Salah satu cucunya, kata Si tukang nujum pula,
akan menjadi seorang yang berderajat amat
tinggi. Ciam Lam-hoa masih bertanya-jawab beberapa hal lagi dengan Si tukang nujum, tanpa
disadari oleh Siangkoan Heng bahwa kedua orang
itu sebenarnya bertukar kata-kata sandi. Katakata sandi yang berselubung bahasa yang sangat
umum, sehingga andai ada yang mendengar pun
takkan curiga. Begitu pula Siangkoan Heng juga
tidak curiga. Waktu pasangan itu meninggalkan meja
praktek Si tukang nujum yang sebenarnya
gadungan dan nujumannya ngawur, maka tukang
nujum itu didekati seorang pengemis. Mereka
berkata-kata perlahan beberapa saat, lalu Si
pengemis menyelinap menghilang di antara
banyak orang. 864 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siangkoan Heng dan Ciam Lam-hoa yang
tengah berjalan-jalan itu, segera memergoki
sesuatu. Diawali ketika Ciam Lam-hoa tiba-tiba
memegang erat-erat lengan Siangkoan Heng
sambil mendesis, "Kakak Heng....."
Siangkoan Heng menoleh kepada gadisnya itu
dan heran melihat wajahnya yang tegang
menatap ke suatu arah. Siangkoan Heng ikut
menatap ke arah yang sama, tetapi terlalu banyak
orang di sana, entah siapa yang sedang ditatap
oleh kekasihnya. Sebelum ia bertanya, Ciam Lam-hoa sudah
menjelaskannya dengan suara perlahan, "Kakak
lihat orang yang berjubah pendek berwarna biru
tua itu" Dengan topi kapas menutup kepalanya"
Orangnya kurus dan....."
"Ya, ya aku lihat. Yang membawa lampion
itu?" "Betul." "Siapa dia?" "Bandit terkenal dari Ho-pak, namanya Han
Seng-lim. Aku pernah berkelahi dengannya."
"Karena dia menculik gadis-gadis?"
865 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Lebih gawat dari itu. Ia sudah dibeli oleh
pihak Manchu dan menjadi kaki tangan Manchu."
Biarpun selama beberapa hari ini Siangkoan
Heng seperti terlena di lautan asmara bersama
"Kongsun Giok" gadungan ini, tetapi jiwa
patriotnya tidak luntur. Sebagai keturunan
almarhum Menteri Siangkoan Hi yang amat setia
kepada tanah air, Siangkoan Heng mewarisi
sebagian sifat ayahnya. Mendengar ada "kaki
tangan Manchu" berkeliaran di Lam-khia, justru di
saat wilayah sisa dinasti Beng menobatkan
Kaisarnya, Siangkoan Heng langsung curiga
jangan-jangan "kaki tangan Manchu" itu punya
rencana tertentu" "Adik Giok, maaf kalau kesenangan kita jadi
sedikit terganggu. Tetapi kaki tangan Manchu itu
tidak boleh kudiamkan saja, mungkin ia punya
rencana jahat....." Jawaban "Kongsun Giok" ternyata tidak kalah
"patriotik"nya, "Kakak Heng, Kakak pikir aku ini
orang macam apa" Aku pun bangsa Han, tidak bisa
kubiarkan orang asing mengacau negeri kita!"
Siangkoan Heng diam-diam bangga mendengar jawaban kekasihnya itu, sambil
866 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berkata dalam hati, "Gadis seperti ini kok dituduh
membunuh saudara seperguruannya segala.
Benar-benar salah alamat."
"Kakak Heng, kita bekuk dia?"
"Jangan. Kita buntuti saja. Barangkali dapat
kita temui kawan-kawan mereka!"
Maka kedua orang itu pun mengikuti orang
yang dicurigai sebagai kaki tangan Manchu itu.
Ternyata orang yang dibuntuti itu memang
kelakuannya mencurigakan juga. Di tempattempat sepi, sering ia mencoret tembok dengan
arang. "Pasti berita rahasia buat kawankawannya....." desis Siangkoan Heng cemas.
"Entah berapa banyak kawan-kawannya dalam
kota ini, kota ini dalam bahaya....."
Ternyata kemudian orang itu menuju ke luar
kota. Selama perayaan penobatan Kaisar Beng-te,
memang pintu-pintu gerbang Lam-khia dibuka
siang-malam, meskipun dijaga amat kuat oleh
pasukan-pasukan garnisun bawahan Helian Kong.
Pembukaan pintu gerbang Lam-khia siang-malam
itu untuk memungkinkan penduduk desa-desa di
luar kota juga dapat menikmati keramaian malam
867 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hari di Lam-khia yang sekarang menjadi ibukota.
Kaisar yang baru ingin menunjukkan bahwa
dirinya adalah "cinta rakyat" dan ingin sebanyak
mungkin rakyatnya menikmati suasana pesta.
Orang yang dibuntuti Siangkoan Heng dan
Kongsun Giok gadungan itu tiba di luar Lam-khia,
mulai masuk daerah yang sepi, kiri-kanan jalanan
banyak belukar dan ladang penduduk, gelap.
Siangkoan Heng dan "Kongsun Giok" harus lebih
hati-hati membuntutinya, sebab di tempat sepi
itu kalau yang dibuntuti menoleh tentu akan
melihat mereka berdua. Untung orang itu
berjalan tanpa menoleh sekalipun ke belakang,
lagi pula lampion yang dibawanya malah jadi
seperti penuntun bagi orang yang membuntutinya. Jilid XVI Siangkoan Heng mulai bimbang melihat
keganjilan itu. Langkahnya diperlambat, sambil
berkata perlahan, "Aneh dan mencurigakan. Orang
868 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
itu berjalan tidak menoleh ke belakang sekalipun,
juga membawa terus lampionnya, seperti tidak
takut dibuntuti. Atau malah sengaja memancing
yang membuntuti agar masuk perangkap?"
Ciam Lam-hoa cepat-cepat menghapus
kecurigaan itu dengan dalih yang cukup kuat,
"Soal perangkap, entah ada entah tidak. Tapi
mungkin si bangsat kaki tangan Manchu itu terlalu
yakin akan kerahasiaan tempat persembunyiannya
dan teman-temannya. Para petugas sandi Manchu
biasanya terlalu menganggap remeh orang-orang
bangsa Han kita. Mereka terpengaruh oleh
keberhasilan mereka dalam jaringan mata-mata
di Pak-khia dan San-hai-koan dulu."
Siangkoan Heng menimbang-nimbang sebentar, lalu mengangguk-angguk sambil berkata, "Baik. Kita buntuti terus. Kita lihat siapa
yang dia temui, dan kalau bisa mendengar
rencana mereka." "Hati-hatilah. Aku teringat ketika dulu
terpukul Telapak Pasir Besi....." kata Ciam Lamhoa seperti mengingatkan "jasa"nya yang dulu.
Mereka pun melanjutkan penguntitan itu.
Sampai dilihatnya orang itu masuk ke sebuah
869 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bangunan besar yang penerangannya remangremang. Pintunya dijaga dua orang bertubuh
tegap. Orang yang dibuntuti itu berbicara dengan
dua penjaga itu. Terdengar kedua penjaga itu
berbicara dalam logat Liau-tong, logat wilayah
timur laut yang menjadi kampung halaman orang
Manchu. Siangkoan Heng yang mendengarnya pun
makin yakin bahwa rumah itu benar-benar
menjadi sarang komplotan Manchu yang hendak
mengacau. Bisiknya kepada Ciam Lam-hoa, "Adik Giok,
kau tahu caranya masuk ke dalam, untuk
mengetahui terjadi apa saja dalam rumah itu?"
Ciam Lam-hoa menggeleng, "Agaknya untuk
masuk terang-terangan adalah tidak mungkin.
Anggota komplotan macam ini biasanya punya
kata sandi yang tidak diketahui orang luar. Tetapi
kita bisa memanjat tembok, asal hati-hati. Di
balik tembok mungkin ada penjaganya."
Siangkoan Heng menunjuk ke suatu arah, "Di
sudut gelap itu ada pohon besar berdaun rimbun
yang letaknya dekat tembok. Kalau kita panjat
pohon itu, kita bisa lihat di balik tembok."
870 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Baiklah. Mari."
Mereka merunduk ke tempat yang dituju,
dan dengan tangkas naik ke pohon rimbun itu.
Daunnya yang lebat menutupi mereka, sebaliknya
dengan sedikit menyibakkan dedaunan, mereka
bisa melihat halaman belakang rumah besar itu.
Kalau penerangan di bagian luar sangat
minim, sebaliknya penerangan di halaman
belakang itu berlimpah-limpah obor yang
dinyalakan di segala sudut. Banyak orang
bersenjata hilir-mudik. Yang duduk-duduk di
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
udara terbuka juga banyak. Semuanya berlogat
Liao-tong. Dan waktu mereka membuka topi,
ternyata rambut mereka dikuncir. Kalau mereka
masuk kota Lam-khia, kuncir itu digulung dan
ditutupi topi. Siangkoan Heng gemetar saking gusarnya,
"Hem, mereka benar-benar iblis-iblis Manchu."
"Ya, tapi ada juga yang bukan orang Manchu.
Orang-orang bangsa kita sendiri yang rela
menghamba kepada bangsa asing....." desis Ciam
Lam-hoa dengan kelihatan marah pula. "Ingin
rasanya kupotong-potong tubuh pengkhianatpengkhianat itu....."
871 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tahan dirimu, Adik Giok. Mereka jauh lebih
banyak dari kita, dan mungkin ada jagoan-jagoan
tangguh di antara mereka. Mungkin kita agak sulit
mengetahui apa yang mereka rencanakan, sebab
kita sulit menangkap bahasa mereka."
Baru saja Siangkoan Heng mengeluh
demikian, terdengar di antara orang-orang itu ada
yang bicara bahasa Han dengan logat Ho-pak,
propinsi kelahiran Siangkoan Heng. Pembicara
tadi bukan lain adalah orang yang dibuntuti tadi,
yang menurut "Kongsun Giok" namanya Han Senglim.
Kata orang itu, "Ada penjagaan memang,
tetapi tidak istimewa, wajar-wajar saja. Besok
malam adalah saat yang tepat untuk membunuh
Si Hok-ong itu, selagi dia berada di tengah-tengah
penduduk Lam-khia." Siangkoan Heng kaget mendengarnya.
Sementara ia mendengar seorang Manchu bicara
dalam bahasa Han yang lumayan, meski agak
kaku, "Kerjamu bagus, Sobat. Besok, bangsa Han
akan kehilangan tali pengikat persatuan mereka.
Pangeran-pangeran dan jenderal-jenderal ambisius akan saling gontok-gontokan 872 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
memperebutkan tahta yang kosong. Ada juga
jenderal-jenderal setia macam si tua-bangka The
Ci-liong dan kawan-kawannya mungkin akan
berusaha mengendalikan situasi, namun akan
gagal, He-he-he....."
"Ini tidak boleh terjadi....." bisik Siangkoan
Heng di pinggir kuping Ciam Lam-hoa.
"Iparmu, Helian Kong, harus segera diberi
tahu. Tetapi jangan aku, sebab..... dia agaknya
sudah dihasut oleh orang-orang Pelangi Kuning
untuk tidak mempercayai aku."
"Aku yang akan bicara padanya, malam ini
juga." Mereka berdua meninggalkan tempat itu
dengan hati-hati, lalu memasuki kota Lam-khia
kembali. Dalam benak Siangkoan Heng, apa yang
dia lihat dan dengar tadi dianggapnya amat
serius, hingga ia merasa Helian Kong sebagai
Cong-tok di Lam-khia harus segera mengambil
tindakan. Sejak meninggalkan rumah sewaan yang
sederhana dulu, Siangkoan Heng belum pernah
melihat tempat tinggal baru Helian Kong yang
besar dan megah, sesuai dengan pangkatnya.
873 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Maklum, waktu itu Siangkoan Heng hanya
bergelandangan dari warung arak yang satu ke
warung arak yang lain untuk mencari jantung
hatinya. Kini, begitu berhadapan dengan gedung
megah yang ditunjukkan Ciam Lam-hoa, ia
terlongong heran. Gedung itu Jebih besar dari
kediaman keluarga Siangkoan waktu ayah
Siangkoan Heng masih menjadi menteri di Pakkhia dulu.
"Ini rumahnya?" tanyanya heran.
Ciam Lam-hoa tertawa, "Ya. Kau lupa siapa
iparmu sekarang" Gubernur Militer di Lam-khia."
"Aku akan masuk. Kau ikut atau tidak?"
Dengan wajah sendu Ciam Lam-hoa
menggeleng, "Begitu melihat aku bersamamu,
Kakak Helian pasti akan menganggap laporan ini
tidak layak dipercaya. Dianggap dibuat-buat....."
"Jangan sedih. Suatu kali nanti jasa-jasamu
akan diakui orang banyak, dan mereka akan tahu
bahwa mereka yang keliru. Iparku itu pikirannya
luas kok, aku kenal dia sejak dulu, sejak belum
menikah dengan Adikku."
874 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Ya, sudahlah. Masuklah sana. Sebetulnya aku
kangen juga kepada si kecil A-beng, tetapi lain
kali sajalah aku temui dia."
Sementara Ciam Lam-hoa menunggu di
sebuah sudut yang gelap, Siangkoan Heng
menyeberangi jalan, langsung kepada empat
prajurit penjaga di depan rumah kediaman Helian
Kong. Penjaga-penjaga itu bersiaga melihat ada
orang mendekat, saat itu sudah hampir tengah
malam, meskipun di kejauhan masih terdengar
suara keramaian, dan langit yang kelam sebentarsebentar diterangi kembang api.
"Aku ingin menemui..... Cong-tok!" kata
Siangkoan Heng terus terang.
"Siapa kau?" "Siangkoan Heng."
Rupanya para penjaga belum pernah
mendengar nama itu, maka sahut salah satu dari
mereka, agaknya adalah komandan regu jaganya,
"Keperluanmu apa hendak menemui Jenderal
Helian di larut malam begini?"
"Boleh percaya boleh tidak, menyangkut
kelangsungan negeri ini....."
875 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Wah, omonganmu seram juga," kata Si
komandan regu santai sambil cengengesan,
kentara kalau meremehkan keterangan Siangkoan
Heng itu. Ketiga prajurit bawahannya pun
tertawa. "Aku iparnya, Kakak dari isterinya!"
Tertawa Si komandan makin keras, "Hari ini
ada dua gelandangan mengaku Pamannya, dua
lagi mengaku tetangga dekatnya. Setelah diberi
sedekah, mereka pun kabur."
Siangkoan Heng habis sabarnya, tinjunya
melayang dan Si komandan regu terkapar pingsan.
Tiga prajuritnya gusar, mereka mulai menyerang,
langsung dengan senjata-senjata mereka. Tentu
saja mereka bukan tandingan Siangkoan Heng,
dalam beberapa gebrakan mereka roboh semua.
Tetapi bukan berarti urusan selesai, penjaga
di rumah Helian Kong bukan hanya empat orang
itu melainkan masih ada belasan lagi di bagian
dalam. Dan yang di dalam itu berhamburan keluar
ketika mendengar ribut-ribut di luar. Siangkoan
Heng sekarang harus berkelahi dengan belasan
orang penjaga di rumah saudara iparnya sendiri.
876 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Siangkoan Heng habis sabarnya, tinjunya melayang dan Si
komandan regu terkapar pingsan.
877 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Urusan baku-hantam itu tentu akan berlarutlarut seandainya Ciam Lam-hoa tidak melakukan
sesuatu, demi keberhasilan rencananya. Selagi
Siangkoan Heng sibuk berkelahi dengan para
penjaga, maka Ciam Lam-hoa menyeberangi jalan
lalu menyelinap ke samping rumah megah
kediaman resmi Helian Kong itu. Dari situ ia
melemparkan sebuah batu besar ke atap, batu
yang menimbulkan suara keras, yang Ciam Lamhoa harapkan akan "membangunkan" Helian Kong
yang bertelinga tajam itu.
Siangkoan Heng harus dapat bertemu dengan
Helian Kong untuk melaporkan tentang "sarang
mata-mata Manchu" itu. Kalau bagian yang ini
gagal, seluruh rencana pun akan gagal.
Perhitungan Ciam Lam-hoa tepat. Helian
Kong memang terbangun, lalu bergegas menuju
ke pintu gerbang rumahnya karena mendengar
ada suara perkelahian dari sana.
Helian Kong muncul di tempat perkelahian
itu dan tercengang melihat bahwa yang sedang
dikeroyok para pengawal rumahnya itu bukan lain
adalah saudara iparnya. 878 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Hentikan!" ia memerintah, para pengawal
pun berlompatan mundur. Beberapa orang babakbelur, tapi untung belum ada korban jiwa,
agaknya dalam kemarahannya Siangkoan Heng
masih menahan diri. Si komandan regu pengawal menuding
Siangkoan Heng sambil melapor, "Maaf keributan
ini telah mengganggu tidurmu, Jenderal.
Gelandangan ini harus kami usir karena berani
mengaku-aku sebagai....."
Helian Kong mengibaskan tangannya sambil
tersenyum, "Dia memang Saudara-iparku. Kakak
isteriku. Dia juga putera dari Menteri Siangkoan
yang sangat berbakti kepada dinasti Beng....."
Komandan regu pengawal itu memucat
mukanya. Ia menjatuhkan dirinya berlutut di
depan Siangkoan Heng sambil berkata, "Maafkan
aku, Tuan Siangkoan. Tadi aku tidak mempercayai
kata-kata Tuan, karena dalam sehari ini sudah
ada beberapa orang yang datang mengaku-aku
sebagai sanak-keluarga Jenderal Helian."
Siangkoan Heng menarik napas, namun ia
puas juga. Katanya, "Tidak apa-apa, sekarang
kesalah-pahaman sudah dijernihkan. Hitung879
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hitung menghangatkan badan di malam yang
dingin ini....." Helian Kong mengajak iparnya masuk ke
dalam. Setibanya di dalam, tanpa bertele-tele
Siangkoan Heng langsung menceritakan tentang
apa yang dilihat dan didengarnya tadi. Hanya saja
unsur Ciam Lam-hoa sengaja dihilangkan dari
ceritanya, sesuai dengan pesan Ciam Lam-hoa
sendiri. Kata Ciam Lam-hoa tadi, kalau Siangkoan
Heng menyebut-nyebut dirinya di depan Helian
Kong, tentu Helian Kong takkan percaya laporan
itu. Sebab, kata Ciam Lam-hoa, Helian Kong
sudah dihasut orang untuk tidak mempercayainya.
Helian Kong kini mendengar laporan
Siangkoan Heng itu dengan wajah berkerut tegang
dan gusar, tangannya terkepal. "Jadi kau lihat dan
dengar sendiri komplotan mata-mata Manchu itu?"
Siangkoan Heng mengangguk mantap.
"Keparat-keparat Manchu itu, sudah kuduga
mereka akan mengail di air keruh, Hanya kalau
matahari terbit dari barat aku percaya Manchu
takkan mengaduk Lam-khia dalam situasi ini.
Rupanya Manchu berharap para pangeran dinasti
Beng akan gontok-gontokan, tapi mereka kecewa
880 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bahwa yang mereka harapkan tidak terjadi. Maka
sekarang mereka hendak membunuh Sri Baginda
untuk mengacau negeri ini....." geram Helian
Kong. "Apa yang akan kau perbuat."
"Menumpas mereka malam ini juga, dengan
pasukan yang kuat." "Tetapi..... barangkali masih ada temanteman mereka yang berkeliaran dalam kota Lamkhia dan belum berkumpul di tempat itu. Temanteman mereka yang tidak ikut tertumpas itu bisa
jadi penyakit di kemudian hari....."
Helian Kong tersadar oleh kata-kata iparnya
itu, bahwa keputusannya untuk main tumpas itu
terdorong oleh panas hatinya. Maka dia pun
mengubah keputusannya, "Baik. Akan kutangkap
hidup-hidup mereka, barangkali akan bisa
ditanyai di mana teman-teman mereka. Meskipun
para mata-mata Manchu terkenal nekad-nekad,
lebih suka bunuh diri daripada membocorkan
rahasia. Tetapi mudah-mudahan tidak semuanya
begitu." Begitulah, malam itu juga kakak beradik ipar
itu menuju ke tangsi pasukan pengawal kota,
881 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
pasukan bawahannya Helian Kong di Lam-khia itu.
Tetapi sebelum berangkat, Helian Kong memberi
kesempatan kepada saudara iparnya itu untuk
bercengkerama sejenak melepas rindu dengan
Siangkoan Yan dan si kecil Helian Beng. Hanya
saja Siangkoan Heng mengelak kalau ditanya ke
mana saja selama ini perginya.
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Mereka kemudian menunggang kuda menuju
ke tangsi pasukan Helian Kong.
Helian Kong menduga, di tangsi itu tentu
masih harus membuang sedikit waktu lagi untuk
mengumpulkan para komandan bawahan, memberi pengarahan singkat, menyiapkan pasukan dan sebagainya. Ternyata dugaan Helian Kong itu meleset.
Ternyata pasukan di tangsi itu sudah dalam
keadaan siap. Si wakilnya Helian Kong yang
bernama Liu Kun-lim juga tidak lepas dari pakaian
tempurnya, meski topi besinya tidak dipakai.
Dengan agak heran Helian Kong menanyai Liu
Kun-lim, "Liu Cong-peng, seolah-olah kau sudah
tahu lebih dahulu akan ada tugas penting. Kulihat
kau dan pasukanmu dalam keadaan siap."
882 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Liu Kun-lim menjawab dengan dalih yang
masuk akal, "Bukankah Jenderal sendiri berpesan
kepada kami, bahwa selama berlangsungnya
perayaan penobatan Sri Baginda ini, pasukan kita
harus bersiaga senantiasa. Hingga kalau ada
keributan di mana saja di bagian-bagian kota ini,
pasukan bisa digerakkan ke sana dengan cepat?"
Helian Kong menepuk pundak Liu Kun-lim
sambil berkata, "Kau prajurit yang baik, Saudara
Liu. Dan malam ini kita memang akan menumpas
pengacau." "Di mana, Jenderal" Siapa pengacaunya?"
"Di luar kota. Sekumpulan kaki tangan
Manchu yang besok malam merencanakan
membunuh Sri Baginda."
"Kurang ajar. Manchu benar-benar seperti
anjing-anjing pemburu yang tahu di mana ada
bangkai. Berapa pasukan harus kusiapkan
Jenderal?" "Seribu orang cukup. Ada berapa pucuk
senjata api di tangsi ini?"
"Lima puluh. Kalau kurang bisa kuhubungi
tangsi lain....." 883 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Tidak usah. Itu cukup. Siapkan mereka
secepatnya." Karena segalanya memang sudah siap sejak
semula, maka tidak lama kemudian keluarlah
pasukan itu dari tangsi. Paling depan berjalanlah
Helian Kong sendiri, diapit Siangkoan Heng yang
berpakaian sipil dan Liu Kun-lim.
Malam itu kemeriahan masih mewarnai
seluruh kota Lam-khia. Pasukan itu pun berkalikali berpapasan di jalan dengan kelompokkelompok orang yang tengah bergembira. Namun
orang-orang itu tidak takut kepada pasukan itu.
Dalam waktu singkat di Lam-khia sudah menyebar
luas berita bahwa Gubernur Militer yang baru ini
orangnya baik, menyayangi rakyat kecil, berbeda
dengan Gubernur Militer yang dulu yang suka
galak. Dengan Siangkoan Heng sebagai penunjuk
jalan, pasukan itu langsung menuju ke luar kota,
ke arah yang dikatakan sebagai "sarang matamata Manchu" itu.
Waktu tempatnya sudah dekat, Siangkoan
Heng berdesis memperingatkan, "Hati-hati, sudah
884 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dekat. Kalau kita lewati tikungan di depan itu,
rumahnya sudah bisa terlihat."
Helian Kong memecah pasukannya jadi
empat bagian, untuk mengepung rumah itu dari
empat penjuru. Pesannya kepada para komandan
pasukan, "Hati-hati, mungkin di antara mereka
ada orang-orang berkepandaian tinggi yang cukup
berbahaya. Gertak mereka dengan satu dua kali
tembakan senjata api ke udara. Tetapi usahakan
penangkapan hidup-hidup sebanyak mungkin
orang, supaya bisa kita tanyai tentang jaringan
mereka di Lam-khia ini."
Helian Kong sendiri memimpin satu kelompok
yang langsung mendatangi rumah itu secara
terang-terangan lewat depan. Sementara kelompok-kelompok lainnya mendekati sasaran
dengan merunduk-runduk di antara rumputrumput ilalang yang tinggi-tinggi dan pepohonan.
Gelap malam dan kabut yang tergantung rendah,
amat membantu kesenyapan gerakan pasukan itu.
Dua orang penjaga pintu bertubuh kekar itu
kaget waktu Helian Kong bagai hantu tahu-tahu
muncul di depan mereka. Sebelum mereka
sempat bereaksi, tahu-tahu seluruh tubuh mereka
885 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sudah lumpuh karena Helian Kong menekan
belakang telinga mereka dengan jempolnya.
"Ikat mereka....." perintah Helian Kong
kepada prajurit-prajuritnya, suaranya hampir
berbisik. Sementara Helian Kong dan orang-orangnya
menyelinap ke dalam lewat pintu yang sudah
tidak terjaga lagi. Prajuritnya langsung menyebar
di halaman. Lapisan terdepan prajurit-prajurit
yang bersenjata tameng logam yang besar serta
pedang, lapisan kedua adalah prajurit-prajurit
bersenjata api yang sumbu bedilnya sudah
dipasang dan sudah dalam posisi membidik. Bedil
di abad 17 itu larasnya amat panjang, hingga
supaya tidak goyang waktu membidik, bagian
depan bedil dipegangi oleh seorang prajurit lain.
Helian Kong melihat keadaan rumah itu sunyi
senyap dan gelap. Tetapi dari halaman belakang
terdengar suara orang bercakap-cakap dan
tertawa terbahak-bahak kadang-kadang. Helian
Kong menangkap logat Liau-tong dari sebagian
besar orang-orang itu, tetapi juga ada yang bicara
dengan logat Ho-pak. 886 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Terang orang-orang Manchu....." pikir Helian
Kong gusar. Logat Liau-tong itulah tandanya.
Liau-tong adalah wilayah timur laut, kampung
halamannya orang Manchu. "Mungkin karena
mereka biasa hidup di daerah utara yang bersalju,
dan sekarang mereka di Lam-khia yang agak
hangat ini, mereka tidak tahan dalam rumah dan
memilih tetap di udara terbuka."
Yakin akan keunggulan pihaknya, juga
kemampuan diri sendiri, Helian Kong melangkah
mendekati orang-orang tanpa sembunyi-sembunyi
setelah melewati halaman samping. Katanya
langsung, "Tuan-tuan, Sri Baginda menyediakan
penginapan di penjara, aku ditugaskan menjemput kalian....."
Kawanan orang-orang itu berlompatan
bangun dan menghunus senjata mereka yang
beraneka ragam. Tetapi Helian Kong mentertawakannya sambil menunjuk ke pasukannya sendiri, "Kalian terkepung, dan
supaya tidak ada korban jiwa, kuberitahu bahwa
ada lima puluh pucuk senjata api di pihak kami
yang sumbu bedilnya sudah dipasang. Jadi,
menyerah sajalah." 887 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Orang-orang berlogat timur laut itu saling
menoleh. Mereka ada yang bicara satu sama lain
dengan bahasa daerah mereka. Ada yang
mengangguk ada yang menggeleng, agaknya
mereka sedang memutuskan mempertimbangkan
tawaran Helian Kong itu. Beberapa orang tiba-tiba menjatuhkan
senjata mereka, sambil berkata dalam bahasa
Han yang terpatah-patah, "Aku..... menyerah.
Jangan dibunuh....."
Helian Kong tercengang. Kabarnya para
mata-mata Manchu itu amat militan, lebih suka
mati daripada menyerah. Yang ini kok begitu
gampang menyerah" Tidak seperti yang diberitakan orang. Namun bagaimanapun Helian Kong tidak bisa
membuat banyak pertimbangan dengan keadaan
yang membahayakan negerinya itu. Tak terbayangkan seandainya Kaisar Beng-te terbunuh, pasti para pangeran akan kembali
memperebutkan singgasana yang kosong.
Kemudian, Helian Kong lebih lagi waktu yang
lain-lain juga begitu gampang menyerah. Tadinya
Helian Kong sudah membayangkan perlawanan
888 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sengit, mungkin akan ada banyak korban di kedua
pihak, Helian Kong sendiri sudah menyiapkan diri
menjadi pembunuh berdarah dingin. Tak terduga
begitu mudah musuh menyerah. Baru digertak
satu omongan saja tiba-tiba semuanya sudah
meletakkan senjata. Apa-apaan ini"
"Apakah mereka sadar tak sanggup menghadapi kami yang berjumlah lebih banyak
dan juga jerih melihat senapan-senapan itu."
Helian Kong coba menjelaskannya kepada diri
sendiri. Bagaimanapun ia merasa lega karena
tidak harus jadi pembunuh.
Pasukan-pasukan lain yang berpencaran
dipanggil berkumpul kembali, Liu Kun-lim
terheran-heran melihat di situ tidak terjadi apaapa.
Tanyanya, "Tidak terdengar suara pertempuran, jenderal. Suara senjata tajam tidak
terdengar, letusan bedil juga tidak, teriakan pun
tidak. Apa yang terjadi?"
Helian Kong tertawa, "Sobat-sobat kita ini
tahu diri dan bersikap tahu diri membuat kita
harus perlakukan mereka dengan sopan. Ikat
mereka, dan cepat kirim orang untuk
melaporkannya kepada Jenderal Wan Heng-kui."
889 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Maaf, Jenderal Helian, bukannya aku
membangkang perintahmu, tetapi ini cuma usul.
Apa tidak lebih baik kalau Jenderal Helian sendiri
yang melapor" Pahala Jenderal pasti akan dicatat,
dan sebaiknya langsung melapor Sri Baginda saja.
Kalau lewat Jenderal Wan, aku khawatir....."
"Khawatir apa?"
"Maaf lagi, bukannya menjelek-jelekkan
atasan, tapi kalau lewat Jenderal Wan, mungkin
yang bakal dapat muka terang dan pahala
adalah..... Jenderal Wan. Kita mungkin takkan
disebut-sebut sedikit pun di depan Sri
Baginda....." Helian Kong menarik napas, kebiasaan
berebut cari muka di berbagai kalangan memang
tidak aneh. Helian Kong sebenarnya benci
keadaan itu, tetapi ia ingat pesan temantemannya yang mendukungnya ke kedudukan
Gubernur Militer di Lam-khia, teman-teman itu
antara lain mengusulkan agar Helian Kong
memperkuat posisi. Kalau perlu dengan cari
muka, menjilat dan sebagainya yang memang
biasa di kalangan politik. Selama ini Helian
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Konglah yang terlalu lurus sehingga malah
890 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kelihatan aneh sendiri. Namun sekarang demi
pesan teman-temannya itu, agar posisi Helian
Kong makin kuat untuk bisa menjaga jalannya
pemerintahan tetap di relnya, mau tidak mau
Helian Kong harus mengikuti "aturan main"nya, ya
cari muka dan menjilat tadilah.
Ia pun mengangguk, pesannya kepada Liu
Kun-lim, "Baik, Liu Cong-peng, aku sendiri akan
melapor kepada Sri Baginda, agar beliau waspada.
Biarpun tidak sampai terjadi pertempuran, jasajasamu tetap akan kusebut, Liu Cong-peng."
Helian Kong menggunakan taktik "meraih ke
atas, berakar ke bawah" yaitu dengan mengambil
hati bawahannya juga. Begitulah Helian Kong serta Siangkoan Heng
kembali ke kota Lam-khia.
Adalah sama sekali di luar dugaan Helian
Kong, bahwa sebelum ia mencapai pintu gerbang
Lam-khia, dari arah depan terlihat iring-iringan
megah pasukan istana yang jumlahnya lima ratus
prajurit lebih. Di bagian depan ada pembawa
lampion-renteng yang digantung di atas sebatang
bambu. Jumlah lampion cukup banyak, sehingga
setiap wajah dalam rombongan itu bisa terlihat.
891 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Dan Helian Kong kaget melihat Kaisar Beng-te
yang dulunya Pangeran Hok-ong itu pun ada di
tengah rombongan itu, menunggangi kuda putih,
tapi tidak memakai jubah kekaisarannya. Juga
kepalanya hanya memakai pita kuning yang
sederhana. Biar pakaiannya biasa, namun warna serba
kuning di pakaiannya sudah menunjukkan siapa
dirinya dan kedudukannya. Warna kuning emas
adalah warna kerajaan, tidak boleh dikenakan
sembarang orang. Yang lebih mencengangkan Helian Kong ialah
ketika melihat ada rombongan jenderal dari
berbagai daerah yang saat itu memang sedang
berhimpun di Lam-khia menghadiri penobatan
raja baru. Di antaranya terlihat jenderal-jenderal
yang selama ini bersama Helian Kong ikut
berperanan besar menjaga persatuan kerajaan,
yaitu Jenderal The Ci-liong dan Jenderal Thio
Hong-goan serta Laksamana The Seng-kong.
Namun ketiga jenderal yang berperanan penting
itu kini nampak "tenggelam" di tengah-tengah
belasan jenderal lainnya.
892 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Meskipun dalam hati masih bertanya- tanya,
Helian Kong tidak lupa menjalankan peradatan. Ia
melompat turun dari kudanya, berlutut di depan
Kaisar Beng-te sambil berseru, "Ban-swe! Banswe! Hamba menyampaikan sembah kepada
Tuanku." Siangkoan Heng ikut memberi hormat.
Kaisar mengelus jenggotnya, katanya ramah,
"Wah, Jenderal Helian, rajin benar kau dalam
tugasmu mengamankan Lam-khia, hingga malammalam begini sampai keluyuran di belukar luar
kota sesepi ini?" "Hamba hanya menjalankan tugas sebaikbaiknya, bukankah Lam-khia sekarang adalah
Ibukota Kerajaan" Ampun Tuanku, hamba juga
heran bahwa Tuanku dan sekalian jenderal
berjalan-jalan sampai di tempat ini."
Sahut Kaisar, "Tadi kami sebenarnya sedang
berpesta, tiba-tiba Kok-su (Penasehat Negara)
Lam Peng-hi punya usul, bagaimana kalau keluar
dan melihat-lihat keadaan rakyat yang sedang
bergembira" Katanya, selain melihat rakyat, juga
membiarkan diri dilihat oleh rakyat agar terjadi
ikatan batin. Bukankah begitu, Kok-su?"
893 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Lam Peng-hi yang duduk di atas kuda agak di
belakang Kaisar, memajukan kudanya sedikit,
sambil menjawab, "Benar, Tuanku. Kata kitab
nabi, raja dan rakyat ibarat ayah dan anakanaknya. Bagaimana negara bisa kuat kalau yang
menguasai dan yang dikuasai tidak punya
hubungan batin?" Para jenderal yang ikut dalam rombongan itu
pun mengangguk-angguk, bertambah simpati
mereka kepada kaisar yang "sangat memperhatikan rakyat" itu. Hanya The Ci-liong,
Thio Hong-goan serta The Seng-kong yang pernah
tahu tindak-tanduk Kaisar waktu masih jadi
Pangeran, diam-diam cuma mentertawakannya
dalam hati. Namun ketiga jenderal ini tidak
bersuara menentang, mereka sadar bahwa Kaisar
takkan terlalu menggubris lagi suara mereka.
Berbeda ketika masih menjadi pangeran dulu.
Sementara Kaisar berkata pula, "Kami senang
melihat rakyat bergembira, mudah-mudahan
Langit mengaruniakan kemampuan kepadaku
untuk membuat rakyat selalu gembira. Kemudian
kami juga memutuskan untuk melihat-lihat
894 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
keadaan di luar kota, sampai bertemu denganmu,
Jenderal Helian." Helian Kong menjawab dengan hormat,
"Tuanku, demi keselamatan Tuanku dan para
jenderal yang menjadi pilar-pilar penopang
dinasti Beng ini. Sebab hamba khawatir wilayah di
luar kota ini belum aman benar."
"Ada apa di sini?"
"Malam ini hamba menerima laporan, di
sekitar sini ada gerak-gerik sekelompok orang
berlogat daerah Liau-tong yang kami duga sebagai
mata-mata Manchu. Hamba berhasil membekuk
mereka semua, tapi hamba khawatirkan masih
ada yang berkeliaran dan membahayakan
rombongan Tuanku." Kaisar menunjukkan sikapnya yang bernyali
besar, "Kalau kau sudah berhasil membekuk
mereka, Jenderal Helian, aku pikir keadaan sudah
terkendali olehmu. Seandainya, masih ada yang
berkeliaran, mereka takkan membahayakan kami,
lihat saja pengawal kami....."
Helian Kong menggerutu dalam hati, "Enak
saja kau bicara. Kau belum lihat Kun-su
(Penasehat Militer) Manchu yang bernama Kat Hu895
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
yong yang punya ilmu Bu-heng To-hoat (Ilmu
Golok Tanpa Wujud) yang dapat membacok orang
dari jarak beberapa meter hanya dengan ayunan
telapak tangannya yang menimbulkan aliran udara
setajam golok....." Helian Kong makin cemas ketika mendengar
Lam Peng-hi berkata kepada Kaisar, "Tuanku,
mumpung sudah sampai di sini, bagaimana kalau
kita lihat tampang orang-orang yang dicurigai
sebagai mata-mata Manchu itu. Hamba yang akan
menanggung keselamatan Tuanku....."
Mulut Helian Kong sudah bergerak hendak
mencegah, tetapi Kaisar sudah berkata dengan
bersemangat, "Baik. Mari kita lihat begundalbegundal Manchu itu."
Kaisar sudah memajukan kuda putihnya
untuk meneruskan perjalanan, tetapi Helian Kong
berlutut di tengah jalan, hingga terpaksa Kaisar
menghentikan kudanya. "Ada apa lagi, Jenderal
Helian?" "Ampun Tuanku, hamba rasa..... tetap ada
resiko yang kurang baik bagi Tuanku. Tuanku
sebagai tali pengikat persatuan negeri ini, tentu
896 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
akan mendapatkan perhatian istimewa dari pihak
musuh." Bukan Kaisar yang menjawab, malahan Lam
Peng-hi si Penasehat Kerajaan yang bekas guru
silat di Tiat-ciang Bu-siau itu, "Jenderal Helian,
apa yang kau sembunyikan di tempat itu, hingga
kau takut kami lihat ke sana?"
Helian Kong panas hatinya, tapi menahan
emosinya demi persatuan, "Tidak ada pertimbangan lain kecuali keselamatan Sri
Baginda." "Tidak ada resiko sama sekali. Kau sendiri
tadi melaporkan bahwa mereka sudah dibekuk
semua, artinya sudah cukup aman. Sri Baginda
juga dikelilingi orang sebanyak ini. Kalau tidak
ada apa-apa yang ingin kau sembunyikan dari
kami, kau takkan merintangi kami."
Helian Kong tidak menggubris kata-kata Lam
Peng-hi yang bernada mencurigai itu, namun
Jenderal Thio Hong-goan yang rada berangasan
itu yang menjawab, "Kami semua kenal betul
semangat pengabdian Jenderal Helian terhadap
tanah air. Apa yang dikatakannya selalu dikatakan
897 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
dengan jujur, tidak ada maksud-maksud
tersembunyi lain!" Kaisar cepat-cepat menengahi perselisihan
antara bawahan-bawahannya itu, "Sudahlah. Aku
ingin lihat mata-mata Manchu itu, aku yakin aku
aman." Demikianlah, rombongan besar itu lalu
menuju ke rumah terpencil di luar kota tadi.
Helian Kong lalu menunjukkan jalan, sambil
meningkatkan kewaspadaannya, sebab kini ia
bertanggung-jawab juga atas keselamatan Kaisar.
Meskipun ada pula Ma I-thian sebagai komandan
pengawal Kaisar, ada pula Lam Peng-hi yang
menepuk dada akan melindungi Kaisar.
Mereka pun tiba di rumah itu yang nampak
masih dijaga oleh pasukan yang dibawa Helian
Kong tadi. Liu Kun-lim dan prajurit-prajurit
lainnya bergegas berlutut waktu melihat Kaisar
sendiri datang menunggangi kuda putih, meski
tidak mengenakan jubah kekaisarannya. Seruan
"ban-swe" dari sekalian prajurit itu pun
menggema di malam sunyi. Helian Kong diam-diam cemas kalau seruan
itu didengar oleh kaki-tangan musuh yang belum
898 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tertangkap dan masih bersembunyi di kegelapan.
Itu bisa merangsang musuh untuk melakukan
suatu tindakan. Helian Kong masih saja
membayangkan si Penasehat Militer Manchu yang
berilmu tinggi, Kat Hu-yong, yang pasti takkan
tertandingi oleh Lam Peng- hi biarpun Lam Penghi besar omongnya.
Tak terduga sikap Helian Kong yang gelisah
itu kembali "disodok" oleh Lam Peng-hi, "Jenderal
Helian, apa yang membuatmu gelisah?"
Maka pandangan orang banyak kembali
diarahkan kepada Helian Kong, dan di bawah
cahaya lampion memang terlihat Helian Kong
gelisah. Lam Peng-hi kembali memanfaatkan kesempatan itu untuk membentuk pandangan
banyak orang atas diri Helian Kong, menurut
rencana Lam Peng-hi, "Agaknya ada sesuatu yang
dikhawatirkan Jenderal Helian, yang tidak ingin
dilihat oleh kita." Jenderal Thio Hong-goan hampir habis
sabarnya. Biarpun dia tahu Lam Peng-hi berilmu
silat jauh lebih mahir dari dirinya, tapi Thio Honggoan sudah menggenggam tangkai pedangnya
899 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
hendak melabrak Lam Peng-hi. Untung Laksamana
The Seng-kong memegangi lengannya sambil
membisikinya, "Jangan memperkeruh suasana,
Saudara Thio." Thio Hong-goan menahan diri, lalu menjawab
dengan bisikan pula, "Lam Peng-hi mencoba
mengguncang kedudukan Helian Kong. Padahal
Helian Konglah yang kita andalkan di Lam-khia ini
untuk mengawasi pemerintahan yang baru,
setelah kita pulang ke daerah masing-masing
nanti....." "Sabarlah. Mungkin benar dia berusaha
mengguncang Helian Kong, tetapi usahanya itu
belum sampai membahayakan Helian Kong. Kita
lihat keadaan dulu."
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Akhirnya Thio Hong-goan pun melepaskan
telapak tangannya dari gagang pedangnya.
Sementara itu, Kaisar sudah turun dari
kudanya, lalu bertanya kepada Liu Kun-lim,
"Apakah aman kalau aku melihat mata-mata
Manchu itu?" Liu Kun-lim menjawab mengejutkan, "Aman
Tuanku. Mereka sudah jadi mayat semua....."
900 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Helian Kong terkesiap hebat. Orang-orang
yang diduga kaki tangan Manchu itu sudah jadi
mayat semua" Bukankah belum lama berselang,
ketika ditinggalkan Helian Kong, mereka sudah
menyerah dan diikat dan tidak terjadi
pertempuran sedikitpun"
Kembali Lam Peng-hi bertanya, "Komandan
Liu, tadi Jenderal Helian bilang, semua tawanan
tertangkap hidup-hidup. Kenapa kau bilang
mereka mati semua?" Dengan mimik muka yang meyakinkan, mimik
muka seorang pemain sandiwara ulung yang
menunjukkan sikap seolah-olah kaget dan heran,
Liu Kun-lim menatap Helian Kong. Lalu di depan
semua orang, kata-katanya membuat Helian Kong
serasa disambar petir kagetnya, "Tentu saja mati
semua, sebab tadi Jenderal Helian memerintah
agar mereka dibunuh semua tanpa ampun! Kata
Jenderal Helian, demi keamanan negara."
Helian Kong sangat gusar mendengar katakata wakilnya itu. Tetapi saking gusarnya, ia
malah tak mampu mengeluarkan sepatah kata
pun, cuma bibirnya yang pucat itu bergerak-gerak
kecil tanpa suara. Nalurinya yang tajam,
901 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
berdasarkan pengalamannya
yang panjang berkecimpung di panggung politik, membuat
Helian Kong mulai merasa ada jaring perangkap
yang sedang diarahkan kepadanya.
Lam Peng-hi geleng-geleng kepala sambil
mengelus-elus jenggot putihnya, "Sayang, mestinya mereka bisa ditanyai tentang rahasia
komplotan mereka....."
Waktu itu bukan cuma Helian Kong yang
terhempas dalam kebingungan, melainkan juga
Siangkoan Heng. Dia pun bukan orang tolol.
Biarpun selama ini kelihatan tolol karena sedang
mabuk asmara kepada Ciam Lam-hoa yang
disangkanya Kongsun Giok, namun saat itu
otaknya jernih kembali. Ia merasa bahwa saudara
iparnya seperti sedang dipojokkan. Tetapi kalau
ia bicara, siapa mau mendengar"
Caranya Lam Peng-hi menggiring pendapat
orang banyak dan menimbulkan kecurigaan,
memang hebat. Kini para jenderal timbul
kesannya bahwa si Gubernur Militer Lam-khia
yang baru ini seolah-olah ingin menutup-nutupi
sesuatu, dan ini justru menambah penasaran
mereka untuk mengetahui apa yang "ditutup902
https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tutupi Helian Kong" itu. Hanya Jenderal The Ciliong serta anaknya, Laksamana The Seng-kong,
serta Jenderal Thio Hong-goan, yang tahu
ketulusan dan kejujuran Helian Kong. Namun
mereka bertiga pun sadar, andaikata bicara
membela Helian Kong juga akan kalah suara.
Dalam situasi meragukan itulah Sang Kaisar
yang baru tampil dengan sikap bijaksananya yang
mempesona, "Sudah, selagi kita harus bersatu
memperkuat negeri, buat apa kita mempertengkarkan kematian beberapa orang kaki
tangan musuh" Barangkali Jenderal Helian sudah
melakukan hal yang benar, demi keselamatan
tanah air." Helian Kong yang sudah agak tenang,
sekarang dapat membantah dengan mata
bernyala marah kepada Liu Kun-lim, namun katakatanya ditujukan kepada Kaisar, "Ampun Tuanku,
hamba benar-benar tidak ingat kapan memerintahkan membunuh orang-orang itu.
Orang-orang itu menyerah begitu digertak dengan
senjata api, tidak terjadi pertempuran sedikit
pun, hamba hanya memerintahkan agar mereka
diikat dan dijaga." 903 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
"Benar begitu, Komandan Liu?" tanya Kaisar
kepada Liu Kun-lim. Dengan wajah sedih yang meyakinkan, Liu
Kun-lim menjawab, "Ampun Tuanku, hamba
kira..... Jenderal Helian terlalu lelah dengan
tugas-tugasnya yang bertumpuk dalam beberapa
hari ini, sehingga jadi pelupa. Tadi benar-benar
Jenderal Helian memerintahkan....."
"Keparat!" meledak juga Helian Kong, sambil
melangkah ke arah Liu Kun-lim. Liu Kun-lim
beringsut menjauh dengan sikap gentar.
Untung Lam Peng-hi cepat-cepat menghadang langkah Helian Kong sambil tertawatawa, "Tunggu, Jenderal. Kau tidak boleh begitu
saja membungkam orang yang tidak sekata
denganmu. Memangnya hanya kau saja yang boleh
didengar?" Kaisar kembali berkata, "Aku bilang,
persoalan jangan diperpanjang lagi. Mari kita
lihat kaki-tangan Manchu itu, hidup atau matinya
mereka, takkan mempengaruhi persatuan yang
sedang kita galang dan kita perkokoh."
Ma I-thian sebagai orang yang paling
bertanggung-jawab untuk keselamatan Kaisarnya,
904 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
segera mendahului masuk rumah "sarang matamata" itu, setelah ia keluar kembali melaporkan
keadaan aman, baru Kaisar dan panglimapanglimanya masuk.
Apa yang dilihat di halaman belakang rumah
itu memang sangat mengejutkan para panglima,
termasuk Helian Kong sendiri yang tidak
menyangka keadaannya akan begitu berbeda
dengan ketika ditinggalkan tadi.
Sebab yang bergeletakan tewas sebagai "kaki
tangan Manchu" itu ada puluhan orang banyaknya.
Namun mereka bukan lelaki-lelaki kekar berlogat
Liau-tong yang Helian Kong tangkap tadi,
melainkan orang-orang yang terdiri dari orangorang tua, anak-anak, wanita, bahkan ada wanita
hamil pula. Semuanya terbunuh.
Helian Kong merasa berkunang-kunang
melihatnya. Dengan mata bersinar marah, ia
tatap Liu Kun-lim sambil bertanya, "Liu Congpeng, mana orang-orang yang tadi?"
Liu Kun-lim sebenarnya sudah keder hatinya
melihat sikap Helian Kong, namun ia menjawab
sesuai "skenario" meskipun tanpa berani menatap
mata Helian Kong, "Orang-orang yang mana lagi,
905 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Jenderal" Ya orang-orang inilah yang tadi
Jenderal perintahkan untuk dibunuh habis....."
"Aku tidak percaya!" kali ini Thio Hong-goan
tak tercegah lagi, membela Helian Kong. "Biarpun
belum lama kukenal Jenderal Helian, kukenal
kepribadiannya. Tidak mungkin dia menyuruh
membunuh golongan orang-orang lemah tak
bersenjata ini!" Lam Peng-hi tertawa dingin sambil menunjuk
mayat-mayat yang bergelimpangan itu, "Lalu.....
bukti-bukti ini, Jenderal Thio?"
"Pasti ada yang ingin memfitnah Helian Kong,
menyingkirkan dia dari kedudukannya!"
Lam Peng-hi tidak cepat-cepat membantah,
tanyanya, "Mungkin saja. Kira-kira pihak mana,
Jenderal Thio" Punya dugaan, dan bukti?"
Thio Hong-goan agak kelabakan, tetapi ia
ngotot terus, "Yang ingin Helian Kong tersingkir
tentu saja yang menganggap ketulusan dan
kesetiaan Helian Kong sebagai duri dalam
dagingnya. Pihak yang tidak bisa mengajak Helian
Kong ikut dalam komplotan busuknya!"
Dalam luapan hatinya yang panas, Thio Honggoan sudah mulai menjuruskan kata-katanya.
906 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Seorang jenderal berwajah kurus ikut bicara
di sela-sela suara napasnya, agaknya ia penderita
bengek, "Jenderal Thio, siapa yang kau
maksudkan?" Thio Hong-goan bungkam, ia memang tidak
mampu menjawab. Tidak ada bukti yang bisa
disodorkan. Kaisar Beng-te geleng-geleng kepala dan
menatap mayat-mayat itu, lalu menatap Helian
Kong. Tanyanya, "Jenderal Helian, mereka inikah
yang kau anggap sebagai mata-mata Manchu, lalu
kau perlakukan begini keras" Wanita, anak-anak
dan orang-orang tua tidak bersenjata?"
Jantung Helian Kong serasa menggelegak. Dia
mengerti sekarang bahwa agaknya Kaisar sendiri
pun ingin menyudutkannya. Masuk akal. Kaisar
Beng-te tentu ingin pemerintahannya dikelilingi
pembantu-pembantu lama yang bisa dipercaya,
bekas anggota-anggota komplotannya ketika ia
masih bernama Pangeran Hok-ong dulu. Helian
Kong sama sekali bukan komplotannya, bahkan
tergolong "susah diatur", dan Helian Kong yang
susah diatur ini akan menjadi "tulang ikan di
tenggorokan" Kaisar Beng-te karena kedudukannya
907 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sebagai Gubernur Militer di Lam-khia. Helian Kong
bisa maklum kalau Kaisar ini mengangkatnya
sebagai Gubernur Militer dengan amat terpaksa,
karena menuruti usul Jenderal The Ci-liong dan
lain-lainnya. Yang membuat Helian Kong amat gusar bukan
karena ia begitu menyayangi kedudukannya,
sebab Helian Kong pun menerimanya hanya
setelah didesak Jenderal The dan lain-lainnya,
melainkan kematian begitu banyak orang tak
berdosa hanya untuk dijadikan bukti palsu untuk
memojokkannya. "Jenderal Helian, Sri Baginda bertanya
kepadamu!" kata Lam Peng-hi dengan pongah
ketika melihat Helian Kong membungkam sekian
lama. Helian Kong menatap tajam ke arah Kaisar,
dan Kaisar bergidik ngeri, tak terasa mundur
selangkah. Helian Kong mencopot topi kebesarannya lalu
menjatuhkan di tanah. Kata-katanya tidak
bernada marah, namun sedih, "Kau tidak suka aku
menduduki jabatan sebagai Cong-tok di Lam-khia,
katakan saja baik-baik dan aku akan 908 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
mengundurkan diri. Kenapa harus mengatur cara
yang berbelit, dengan mengorbankan nyawa anakanak, wanita dan orang-orang tak bersalah ini"
Sekarang juga aku meletakkan jabatan. Akan
kuambil anak-isteriku dan kubawa pergi dari Lamkhia. Tidak perlu khawatir, aku takkan menjadi
duri dalam daging. Aku mencintai negeri ini dan
takkan mengeruhkan suasana hanya menuruti
kemarahanku....." Semua orang seolah menjadi patung melihat
tindakan Helian Kong itu. Sebagian kecil yang
memang tidak suka melihat Helian Kong yang
"susah diatur" itu menjabat sebagai Cong-tok di
Lam-khia, tentu saja diam-diam gembira melihat
sikap itu. Liu Kun-lim yang dijanjikan untuk
menjadi Cong-tok, menggantikan Helian Kong,
adalah yang paling gembira.
Yang panas hati adalah orang-orang seperti
Jenderal The Ci-liong, Jenderal Thio Hong-goan
dan Laksamana The Seng-kong. Merekalah orangorang yang mempercayai kejujuran Helian Kong,
mereka yakin Helian Kong tidak mungkin
melakukan pembunuhan sebiadab itu. Mereka
yakin bahwa Helian Kong dijebak untuk
Puing Puing Dinasti Karya Stefanus Sp di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
909 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
digulingkan dari kedudukannya. Tetapi mereka
pun sadar bahwa mereka tidak berdaya membela
Helian Kong. Dulu, sebelum Pangeran Hok-ong
dilantik jadi Kaisar Beng-te, mereka bersama
Helian Kong memang masih merupakan kekuatan
penekan yang harus diperhitungkan baik-baik oleh
Pangeran Hok-ong. Dan mereka pula yang berhasil
menggolkan usul agar Helian Kong dijadikan Congtong di Lam-khia. Tetapi kini, setelah Pangeran
Hok-ong bertahta dan dikelilingi kaki tangannya
yang setia, Jenderal The dan kawan-kawannya
sudah bukan apa-apa lagi. Apalagi di Lam-khia
berkumpul belasan jenderal dari berbagai daerah
yang siap mendukung Kaisar yang baru tanpa pikir
panjang. Merekalah para jenderal yang sekedar
menuruti arah angin supaya kedudukannya aman,
tidak berani mengambil pendirian untuk
"menentukan arah angin" seperti Jenderal The
dan kawan- kawannya. Golongan ketiga adalah yang baru saja
datang di Lam-khia, orang-orang yang tidak tahu
ujung-pangkal persoalannya, mereka cuma
menduga-duga di balik itu semuanya tentu ada
"permainan" tapi tidak tahu permainan apa.
910 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Sementara itu, si Penasehat Kerajaan, Lam
Peng-hi yang sedang giat-giatnya cari muka
kepada Kaisar baru, telah melangkah ke depan
dan berkata, "Jenderal Helian, dengan siapa kau
bicara" Sopankah kata-katamu dan sikapmu?"
Helian Kong tidak dapat menahan diri
melihat wajah Lam Peng-hi yang munafik itu.
Tiba-tiba saja ia melangkah cepat ke arah Lam
Peng-hi sambil menjulurkan cengkeramannya ke
tulang pundak Lam Peng-hi.
Lam Peng-hi terkesiap, serangan itu begitu
mendadak. Padahal seandainya tidak mendadak
pun belum tentu Lam Peng-hi bisa menandingi
Helian Kong. Tetapi Guru-besar Perguruan Telapak Besi itu
cukup tangkas. Ia tarik sebelah kakinya selangkah
mundur kembali sambil merendahkan diri, sambil
telapak tangan kirinya menepuk ke sambungan
siku lengan Helian Kong untuk mematahkannya.
Namun serangan itu luput, sebab dengan
langkah secepat angin Helian Kong telah berganti
sudut dan sudah di belakang Lam Peng-hi.
Lam Peng-hi berkeringat dingin, dan tidak
sempat mengubah sikap untuk menanggulangi
911 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
gerak-gerik Helian Kong. Tahu-tahu lengannya
telah tercengkeram dan dipelintir ke atas, begitu
menyakitkan serasa hampir patah. Untuk
mengurangi tekukan di lengannya, ia harus
membungkuk. Helian Kong menendang belakang lutut Lam
Peng-hi sehingga Penasehat Negara itu semakin
menungging, cengkeraman atas lengannya tidak
dilepas. Helian Kong memaksa Lam Peng-hi terus
menungging sampai makin dekat debu.
Lam Peng-hi serba salah. Menahan diri untuk
tidak lebih membungkuk lagi, lengannya bisa
patah. Tetapi kalau mau menyelamatkan
lengannya, mukanya harus mencium debu. Dia
Guru-besar Perguruan Telapak Besi sekaligus
Penasehat Kerajaan, mencium debu di depan
orang sebanyak itu" Melihat Lam Peng-hi masih bersitegang tidak
mau mencium debu, Helian Kong gunakan sebelah
kakinya untuk menginjak tengkuk Lam Peng-hi
sehingga akhirnya muka itu benar-benar melesak
ke dalam debu. Lam Peng-hi merasakan tengkuknya ditindih
gunung batu, tak peduli ia mengerahkan
912 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
kekuatannya, sementara lengannya yang masih
dipegangi dan dipelintir itu benar-benar serasa
hampir patah. Untung tidak ada yang melihat Lam
Peng-hi mencucurkan air mata saking sakit dan
malunya! Helian Kong menatap berkeliling, katanya
tajam, "Bukan suatu permulaan yang baik, bahwa
saat itu baru saja menemukan persatuan dan
menobatkan seorang Kaisar, tahu-tahu di antara
kita sudah muncul perpecahan dan saling fitnah.
Aku tidak tahu apa peranan si penjilat tua she
Lam ini, tetapi peringatanku untuk semua!
Biarpun aku akan menghilang dari Lam-khia dan
meletakkan jabatan, aku akan terus mendengarkan berita-berita apa yang terjadi.
Begitu kudengar ada rakyat kecil yang
diperlakukan sewenang-wenang, siapapun yang
bertanggung-jawab akan kuambil batok kepalanya!" Lalu Helian Kong menatap wajah Kaisar
Beng-te yang memucat, menuding dengan
tangannya yang tidak sedang memegangi lengan
Lam Peng-hi, "..... tidak terkecuali kau! Kau
perketat penjagaan di istanamu pun aku akan
913 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
tetap bisa menyelundup masuk dengan seribu satu
macam akal! Tetapi bila kau perlakukan rakyat
secara baik-baik, aku pun takkan mengusikmu!"
Kaisar Beng-te yang semula pongah itu,
sekarang cuma bisa mengangguk-angguk kelu.
Helian Kong tertawa dingin, kepada para
jenderal ia berkata, "Tuan-tuan, jangan sampai
kalian terpecah-belah karena sebagian membela
aku dan sebagian memusuhi aku. Jangan.
Kalianlah tiang-tiang negeri ini, dan musuh kalian
yang sejati ialah penjajah Manchu! Selamat
mengabdi!" Lalu Helian Kong menyentakkan tangannya
dan menjeritlah Lam Peng-hi. Kemudian pingsan.
Sebelah tangannya betul-betul dipatahkan oleh
Helian Kong, maka ia akan menjadi orang yang
cacad sebelah tangannya, seumur hidup.
Habis itu Helian Kong berkelebat pergi
seperti segumpal asap saja, langsung menghilang
ke dalam kegelapan malam. Siangkoan Heng
sudah pergi lebih dulu, agaknya tadi menyelinap
diam-diam selagi semuanya bertengkar dengan
tegang. Siangkoan Heng didera perasaan bersalah,
914 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
bahwa ia telah dikecoh dan diperalat oleh
"Kongsun Giok" untuk menjatuhkan Helian Kong.
Lam Peng-hi merintih-rintih, ia tidak pingsan.
Mukanya penuh debu yang melekat. Dalam
keadaan kesakitan setengah mati, ia memerintah
para prajurit, "Tangkap bedebah Helian Kong
itu..... tangkap dia....."
Namun tidak satu pun prajurit yang bergerak
menuruti perintahnya, maklum para prajurit itu
tidak di bawah Penasehat Kerajaan melainkan di
bawah Panglima tertinggi, Jenderal Wan Hengkui, yang dari tadi cuma berdiri kebingungan saja.
Sementara Helian Kong langsung ke tempat
kediaman megahnya, mengambil anak isterinya
dan malam itu juga mereka menyelundup keluar
dari Lam-khia. Anak isterinya dinaikkan tandu,
dan ketika melewati pintu gerbang maka prajuritprajurit di pintu gerbang tidak menghalanginya
sebab masih menyangka Helian Kong sebagai
Cong-tok di Lam-khia, atasan mereka.
Baru keesokan harinya, di seluruh Lam-khia
ditempelkan gambar wajah Helian Kong sebagai
buronan. Penggeledahan besar-besaran dilakukan
di Lam-khia, Helian Kong secara resmi dituduh
915 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
sebagai "pemberontak" dan "membunuh rakyat
yang tidak berdosa".
Tentu saja penggeledahan Lam-khia dan
sekitarnya itu sia-sia. Malah beberapa malam kemudian Lam-khia
gempar. Soalnya, ketika Kaisar Beng-te pagi-pagi
bangun dari tidurnya, tahu-tahu di sebelah
bantalnya sudah terdapat bangkai burung merak
kesayangannya, kepala hewan itu lenyap,
ranjangnya berlepotan darah. Kaisar Beng-te
sampai hampir pingsan saking kagetnya.
Pada tembok tertulis huruf-huruf yang
agaknya ditulis dengan darah burung merak.
Tulisannya : "Salam hormat dari hamba yang hina."
Helian Kong. Itulah bukti dari ancaman Helian Kong
beberapa malam sebelumnya, bahwa kalau mau ia
bisa mengambil kepala Kaisar, namun hal itu
tidak dilakukan mengingat kepentingan negeri.
916 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
Kaisar pun mencaci habis-habisan komandan
pengawal pribadinya, Ma I-thian, tetapi tidak
dipecat atau digantikan orang baru. Akan lebih
besar resikonya kalau dikawal orang-orang baru
yang belum diketahui sampai di mana
kesetiaannya. Namun Kaisar rupanya gentar ancaman
Helian Kong itu, sehingga perintah penangkapan
terhadap Helian Kong lalu dicabut. Meskipun
diprotes Lam Peng-hi yang telah menjadi orang
cacad seumur hidup dan dendamnya kepada
Helian Kong setinggi langit.
Jenderal Thio Hong-goan pulang ke
pasukannya di Ciat-kang. Ayah-beranak Jenderal The Ci-liong dan
Laksamana The Seng-kong pulang ke Hok-kian.
Namun setibanya di Hok-kian, umur Jenderal The
yang memang sudah lanjut itu tidak bertahan
lama lagi, meninggal dunia.
Puteranya, merasakan bumi Hok-kian yang
diinjaknya makin panas karena sikap tidak
bersahabat dari jenderal-jenderal lain yang
dikendalikan dari Lam-khia. Maka Laksamana The
Seng-kong pun memboyong keluarganya dan
917 https://www.facebook.com/groups/Kolektorebook
seluruh prajuritnya bersama keluarga prajuritprajuritnya, dengan kapal-kapal armadanya
menuju ke Pulau Taiwan. Pangeran Cu Sam,
putera Kaisar Cong-ceng almarhum, juga dibawa
ke Taiwan. Di pulau itu, ibaratnya sebuah negara
merdeka, The Seng-kong dan armada lautnya
merupakan kekuatan yang disegani dari Laut
Kuning sampai Laut Cina Selatan.
Pengikut-pengikutnya memanggilnya Kongseng-ya. Catatan pelaut-pelaut Belanda mencatat
adanya "raja bajak laut" bernama Coxinga.
Sementara Kaisar Beng-te harus segera
menggalang kekuatan untuk menanggulangi
tekanan yang makin terasa dari utara.
TAMAT 918 Ilusi Scorpio 9 Soccer Love Karya Ida Farida Rahasia Iblis Cantik 7
Mandarin Cersil Mandarin
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama
Cersil Indo Cersil Indonesia
Novel Barat Novel Barat
Novel Indo Novel Indonesia
Galeri Galeri
apabila halaman yg dicari tidak ada.Silahkan kembali dulu ke Menu Utama Blog Lama