Ceritasilat Novel Online

Misteri Kalung Curian 3

Pasukan Mau Tahu 05 Misteri Kalung Curian Bagian 3


"Fatty! Hebat sekali tampangmu dengan pakaian seragam itu"" puji Larry
"Sungguh' Sekarang topinya wah. pas sekali, seolah-olah khusus dibuat untukmu"'
Fatty menyuruh Larry memegang sebuah cermin kecil, lalu dipandangnya dirinya sendiri di situ. Mukanya berlapis bahan berwarna merah muda! sehingga kelihatan sama dengan air muka patung-patung yang ada di sekeliling situ. Fatty menarik seberkas rambut dan dijuntaikannya ke kening, persis seperti gaya sisiran rambut Napoleon .Setelah itu diselipkannya tangannya ke dalam jas. Ia berdiri dengan sikap kaku, sementara matanya menatap lurus ke depan
Larry tidak henti-hentinya memuji Fatty
"Takkan ada orang yang menyangka bahwa kan bukan patung lilin," kata Larry
"Kau hebat, Fatty! Sungguh, kau bahkan lebih mirip patung lilin daripada Napoleon tadi! Coba kau bisa melihat dirimu sendiri sekarang. Hebat, hebat!"
Fatty senang mendengarnya .Dengan wajah berseri seri dipandangnya Larry .Tapi ia tidak berani tersenyum terlalu lebar, karena khawatir
kalau-kalau lilin yang menutupi mukanya nanti retak
"Hanya matamu saja yang agak lain dari patung-patung lainnya," kata Larry
"Matamu memantulkan sinar. sedang mata patung-patung lainnya tidak!"
"Mudah-mudahan saja sinarnya tidak terlalu kentara," kata Fatty
"Kurasa kau lebih baik pergi saja lagi sekarang, Larry! Sudah hampir pukul setengah sembilan, kan? Siapa tahu, orang-orang itu datang lebih cepat'"
"Betul." kata Larry .Ia beranjak, hendak pergi dari Situ. Tapi tiba tiba ia tertegun. Tubuhnya terasa kaku karena ngeri. Saat itu terdengar bunyi, seolah-olah ada yang sedang berusaha membuka pintu ruangan!
"Ayo pergi. cepat!" desis Fatty.
Larry bergegas lari menyelinap di sela sela patung yang terpajang di situ, sampai akhirnya tiba di jendela yang terletak di belakang ruangan. Dibukanya jendela itu dengan hati-hati. lalu Ia keluar dan menutup jendela kembali .Di luar ia bergegas menyusup ke bawah sebuah semak. Ia duduk di situ. sambil menyeka keningnya dengan sapu tangan
Dibayangkannya para anggota gerombolan masuk sambil menyelinap ke dalam Rumah Lilin. Ia mengucap syukur bahwa ia bukan Fatty. yang kini seorang diri di dalam. tersembunyi di antara patung-patung yang bisu. Wah, untung ia cepat-cepat keluar tadi!
Sementara itu Fatty menunggu dengan perasaan tegang di dalam .Ia menunggu pintu ruangan terbuka. Siapakah yang akan masuk nanti?
Pemimpin gerombolan?
Atau salah seorang anak buahnya?
Mungkinkah ia mengenal salah seorang di antara mereka?
Bunyi orang mencoba membuka pintu terdengar terus. Rupanya orang itu mengalami kesulitan dengan kuncinya .Tapi akhirnya pintu terbuka juga dengan pelan .Sesosok tubuh masuk ke dalam, menutup pintu kembali, dan menguncinya!
Lho, kenapa dikunci?
Fatty merasa bingung.
Apakah yang lain-lainnya tidak jadi datang?
Sementara itu sosok tubuh yang masuk berjalan dengan menyelinap-nyelinap memasuki ruangan. Sesaat kemudian mukanya diterangi cahaya yang masuk lewat salah satu jendela. Fatty kaget setengah mati ketika melihat muka orang itu.
Ternyata yang datang itu Pak Goon'
"Si Ayo Pergi!" kata Fatty dalam hati .Nyaris saja Ia terjatuh dari panggung tempatnya berdiri, karena kaget.
"Pak Goon! Tapi kalau begitu, apakah dia termasuk anggota gerombolan pencuri'? Pak Goon ada di sini, bersama para pencuri .Apa-apaan ini?"
Sementara itu Pak Goon melakukan tindakan yang aneh. Ia menuju ke belakang Fatty, lalu berdiri di depan salah satu patung yang ada di situ .Fatty tidak tahu patung mana, karena ia tidak berani berpaling untuk melihat
Pak Goon menjunjung patung itu .Dengan napas mendengus-dengus dibawanya patung itu
menghampiri sebuah jendela besar. Di sisi jendela itu tergantung tirai tebal. Saat itu barulah Fatty bisa melihat, patung mana yang digendong oleh Pak Goon .Polisi desa itu menggendong patung polisi. Pak Goon meletakkan patung itu di balik tirai .Setelah itu ia kembali ke tempat patung tadi berdiri
Seketika itu juga Fatty tahu apa yang akan terjadi. Nyaris saja terdengar suaranya mengeluh, karena kecewa.
"Ah. tentu saja' Ternyata Pak Goon berhasil membaca pesan rahasia yang tertulis pada kertas belanjaan. Jadi ia Juga tahu bahwa gerombolan pencuri akan mengadakan pertemuan di sini_ malam ini. Dan kemudian ia mendapat akal yang sama kayak aku. Ia bermaksud hendak menyamar sebagai salah satu patung yang ada di sini,lalu secara diam-diam ikut mendengarkan perembukan para pencuri .Astaga _ rupanya ia lebih berakal dan berani dari sangkaanku'"
Fatty yang malang'
Ia sangat kaget dan kecewa ketika mengetahui bahwa polisi desa itu akan bisa mendengarkan segala galanya, dan karenanya akan berhasil memecahkan misteri itu. Ia akan mengetahui siapa saja para anggota gerombolan. begitu pula rencana mereka _ dan ia akan bisa menangkap mereka semua sekaligus!
Tapi takkan mungkin ia berani menghadapi mereka seorang diri. Tidak ! rencananya pasti bukan begitu .
Tapi kalau tidak, apakah rencananya?
Fatty sibuk berpikir. Ia merasa jengkel dan marah, membayangkan bahwa Pak Goon
ternyata cukup cerdik sehingga mendapat akal yang sama seperti Pasukan Mau Tahu.
"Tapi bagiku lebih sulit tadi" pikir Fatty
"Aku mula mula harus membuka pakaian Napoleon lalu kemudian menyamar menjadi dia' Sedang Pak Goon tinggal menggantikan tempat polisi lilin. Aku serta kawan-kawan sudah selalu beranggapan, patung lilin itu mirip Pak Goon. Sialan, sekarang segala rencanaku kacau Jadinya."
Fatty kepingin sekali bisa berpaling, untuk melihat seperti apa kelihatannya Pak Goon sekarang, berdiri diam-diam seperti patung di belakangnya .Didengarnya bunyi dengusan napas polisi desa itu, seperti biasanya jika ia sedang gelisah. Fatty bertanya-tanya dalam hati, apakah Pak Goon nanti ingat untuk bernapas tanpa terdengar apabila para anggota gerombolan sudah ada di dalam ruangan .Tahu-tahu Pak Goon terbatuk, lalu mendehem
"Ya, tentu saja karena Ia menyangka saat ini belum ada siapa siapa di Sini," pikir Fatty
"Karena itu ia seenaknya saja batuk-batuk dan mendehem. Aku sendiri pun rasanya ingin batuk. Tapi tidak bisa, karena Pak Goon nanti pasti akan langsung curiga. Ia pasti kaget. jika tahu tahu ada salah satu patung terbatuk .Jangan-Jangan ia takut, lalu lari pontang-panting meninggalkan tempat ini .Tapi tidak! kurasa ia takkan lari!"
Terdengar Pak Goon menggeser-geser kaki, sambil menyedot hidung. Setelah itu ia membersihkan ingus dengan sapu tangan.
Hidung Fatty ikut terasa gatal. Ingin rasanya bisa memberSihkan ingus. Benar-benar menjengkelkan jika ingin batuk dan menyedot hidung. tapi tidak berani bergerak sedikit pun. Saat itu Fatty benci sekali rasanya pada Pak Goon. Huh segala galanya kacau karena kedatangan orang itu' Seenaknya saja batuk-batuk dan bersin sambil menunggu saat besar, yang kemudian disusul dengan kenaikan pangkat'
Ketika itu terdengar suara beberapa orang di luar_ disusul bunyi anak kunci dimasukkan ke lubangnya di pintu .Pintu terbuka
"Ah," pikir Fatty,
"rupanya Pak Geon tadi membuka pintu dengan anak kunci tiruan' Bagus juga rencananya, diatur dengan seksama! Dan ia tidak lupa mengunci pintu kembali, supaya para anggota gerombolan yang datang kemudian tidak merasa curiga'"
Empat orang laki-laki masuk ke dalam. Fatty memicingkan mata, berusaha mengenali wajah wajah mereka. Tapi semuanya memakai topi. yang dibenamkan dalam-dalam menutupi muka .Mereka tidak menyalakan lampu . Bahkan senter pun tidak dinyalakan .Rupanya bagi mereka, cahaya kermis yang masuk dari luar dianggap sudah cukup terang '
Keempat orang itu mengambil kursi, lalu duduk. Mereka menunggu selama beberapa saat, tanpa mengatakan apa apa. Fatty agak heran, apa sebab mereka diam saja. Tapi kemudian ia mengetahui sebabnya.
"Mana Nomor Tiga?" tanya salah seorang dari mereka dengan nada kurang sabar
"Dia kan seharusnya ikut hadir di sini! Apakah kau tidak memberitahukan padanya. Nomor Lima?"
"Aku mengirim kabar padanya," jawab laki laki lainnya.
"Kumasukkan dalam rokok yang kuberikan pada si Tua Johnny. Pasti sebentar lagi ia datang "
Mereka membisu kembali. Salah seorang laki-laki itu mengambil jam kantong. lalu memperhatikannya.
"Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi," katanya
"Ada pekerjaan malam ini "
"Malam ini?" kata salah seorang kawannya
"Di mana? Kita semua kali ini. atau tidak?"
"Kita semua bersama sama," jawab laki-laki yang pertama
"Kecuali Nomor Tiga, karena ia tidak hadir .Malam ini kita mencuri kalung mutiara Castleton!"
Dua anggota gerombolan mendengus
"Obyek besar," kata mereka
"Besar sekali." kata orang yang pertama.
"Sekarang dengar baik-baik! Begini rencana kita. Kau, Nomor Dua, kau menyetir mobil, dan kau "
Fatty, dan juga Pak Goon memasang telinga. Untung Pak Goon ingat dan tidak menarik napas dengan nyaring. Sedang Fatty begitu tegang. sehingga nyaris tidak berani bernapas sama sekali. Mereka mendengar bagaimana gerombolan pencuri itu merencanakan aksi mereka untuk malam itu. Tapi walau ia sudah berusaha keras,
Fatty tetap tidak berhasil melihat muka para pencuri itu dengan jelas
Fatty memutar otak, berpikir. Sebentar lagi orang orang itu akan sudah pergi lagi. Begitu mereka pergi. ia berniat akan menelpon Inspektur Jenks untuk melaporkan semua yang diketahuinya supaya polisi bisa menggagalkan rencana Jahat itu. Tapi kemudian teringat lagi olehnya Pak Goon. Sialan' Sekali ini polisi desa itulah yang akan menangani kejadian itu, dan bukan Fatty
Sedang Pak Goon sendiri, saat itu sama sekali tidak merasa senang. Hidungnya terasa gatal sekali. Ia merasa bahwa sebentar lagi ia pasti akan bersin. Ia berusaha mencegahnya dengan jalan meneguk ludah dan menggerak-gerakkan hidung. Tapi percuma.
Bersinnya tersembur!
*******
PAK GOON LICIK
Bersin itu sebetulnya tidak begitu keras bunyinya, karena Pak Goon sebisa-bisanya berusaha menahannya. Jadi bunyinya cukup sopan. Tapi itu pun sudah cukup untuk mengagetkan orang-orang yang ada di ruangan itu. termasuk Fatty
Para anggota gerombolan langsung berdiri.
Mereka celingukan.
"Bunyi apa itu? Ada orang di sini! Ada yang memata-matai kita""
Fatty ketakutan .Dilihatnya mata para anggota gerombolan berkilat-kilat di balik bayangan topi mereka. Dan ia mendengar nada ganas dalam suara orang yang berbicara tadi. Fatty berdiri seperti patung. Dalam hati ia mengumpat-umpat Pak Goon.
Goblok, sekarang rahasia mereka terbuka!
"Ada orang di sini' Siapakah itu? Ayo muncul!" seru salah seorang anggota gerombolan .Tapi baik Pak Goon maupun Fatty sama sekali tidak berkutik. Seluruh deretan patung lilin menatap lurus ke arah gerombolan
"Serem rasanya di sini, ditatap terus oleh patung-patung itu" kata laki-laki yang pertama berbicara.
"Tapi satu di antaranya bukan patung, tapi manusia biasa. Itu sudah pasti! Yuk kita menyelidikinya. Aku membawa senter "
Jantung Fatty berdebar keras. Ia berdoa, semoga Pak Goon ketahuan lebih dulu. sebelum para anggota gerombolan itu sempat menemukan dirinya .Tapi sial baginya, Ia berdiri paling depan. Sedang Pak Goon, agak ke belakang.
Salah seorang anggota gerombolan menyalakan senter yang terang sekali cahayanya. Ia menghampiri patung Laksamana Nelson, lalu menyoroti mukanya .Tapi Nelson tetap menatap ke depan, tanpa berkedip sedikit pun
"Ini memang patung lilin," kata laki laki yang menyorotkan senter. Ia berpindah ke patung berikutnya, seorang perajurit jangkung .Disorotkannya lagi senter ke muka patung itu
Perajurit itu sama sekali tidak bergerak. Kelihatan jelas bahwa ia terbuat dari lilin, karena pipinya yang sebelah agak retak sebagai akibat benturan ketika dipindahkan letaknya beberapa waktu yang lalu.
Satu per satu patung patung itu disoroti mukanya dengan senter. Dan semuanya tetap menatap tanpa berkedip. Fatty gemetar.
Akan mampukah ia menatap terus tanpa berkedip?
Mudah mudahan saja, katanya dalam hati.
Kini giliran tiba pada dirinya. Dengan tiba-tiba saja senter disorotkan ke mukanya .Fatty agak kaget, lalu berkedip .Ia sudah berusaha
menahannya, tapi tahu tahu, kelopak matanya sudah bergerak .Ia berharap, semoga orang yang memegang senter tidak begitu memperhatikan .Tapi di samping kedipan itu, kilatan mata Fatty menyebabkan laki-laki itu menyadari bahwa ia berhadapan dengan manusa biasa .Disambarnya lengan Fatty .Terasa hangat dan lembut, tidak keras seperti lilin?
"Ini dia'" seru orang itu.
"Ini dia mata matanya. Ia berdiri di Sini, sambil mendengarkan perundingan kita!"
Fatty yang malang diseret turun dari undak undakan, dibawa ke tengah ruangan. Fatty sebenarnya ketakutan .Tapi Ia bertekat tidak akan menunjukkannya.
"Kau siapa?" tanya laki lain yang menyeretnya, sambil menyorotkan senter ke mukanya.
"Napoleon," kata Fatty sambil menyembunyikan rasa takutnya
"Aku cuma main-main saja!"
"Ah dia kan maSih anak-anak," kata seorang anggota gaombolan, sambil menyentakkan topi Napoleon dari kepala Fatty
"Berapa umur-mu?"
"Empat belas," kata Fatty
Para anggota gerombolan memandang dirinya
"Apa yang akan kita lakukan dengan dia sekarang?" kata seorang di antara mereka
"Kita tidak bisa membawanya serta dalam mobil. karena riSikonya terlalu besar. Tapi kita juga tidak punya waktu untuk menyingkirkan dirinya ke salah satu tempat .Kita akan gagal kali ini, jika aksi kita tidak dilakukan tepat pada waktunya. Ia sebenarnya
perlu ditanyai dan setelah itu dihajar. Itu masih akan dialami olehnya -tapi tidak sekarang .Sudah waktunya kita berangkat!"
"Nanti kan kita akan kembali lagi ke sini dengan barang itu," kata seorang lagi
"Jadi sekarang lebih baik dia kita ikat dulu. kita sumpal mulutnya lalu kita masukkan ke lemari yang di sana itu. Dengan begitu dia tidak bisa membocorkan rencana kita' Lalu nanti kalau kita sudah kembali, baru kita membereskannya. Ia tidak mungkin tahu banyak tentang aksi kita malam ini, kecuali yang sempat didengarnya tadi . Jadi Ia tak mungkin sudah memberi tahu orang"
"Betul," kata temannya yang lain .Fatty lantas dibungkus dalam tirai dengan tangan dan kaki terikat dan mulut disumpal dengan selembar sapu tangan Setelah itu ia dimasukkan ke dalam lemari di mana sudah terdapat patung Napoleon .Kemudian pintu lemari ditutup lagi dan dikunci dari luar
Satu satunya yang menghibur perasaan Fatty saat itu ialah bahwa Pak Goon belum ketahuan. Polisi desa itu masih tetap tegak mematung. Menurut perasaan Fatty, nanti apabila gerombolan sudah pergi. Pak Goon pasti akan membebaskannya lagi. Dengan begitu ia akan masih bisa ikut mencegah kejahatan itu.
Di dalam lemari. ia tidak bisa mendengar apa-apa. Tidak didengarnya para anggota gerombolan pergi meninggalkan ruang dan mengunci pintu dari luar .Tidak dilihatnya Pak
Goon masih menunggu beberapa saat, lalu kemudian melonggarkan sikap sambil menghembuskan napas panjang
Setelah bersin tadi, Pak Goon merasa yakin bahwa gerombolan pencuri itu akan memeriksa patung-patung lilin dan kemudian menemukan dirinya di situ. Ia memang sama sekali tidak tahu bahwa Fatty juga menyamar menjadi patung. Karena itu kagetnya bukan main ketika Fatty kemudian ketahuan lalu diseret turun dari tempatnya semula .
Apa Ada orang lain lagi dalam ruangan itu,pikir Pak Goon .Ada orang yang sudah berada di tempat itu ketika Pak Goon masuk lalu menggantikan tempat polisi yang terbuat dari lilin?
Siapakah dia"?
Begitu Fatty membuka mulut, Pak Goon langsung mengenali suaranya. Mukanya berubah menjadi merah padam, karena marah.
Lagi-lagi anak itu!
Rupanya Fatty juga berhasil membaca pesan rahasia itu -tepi tidak melaporkannya pada polisi .Dasar anak berandal Pak Goon tidak tahu umpatan apa lagi yang bisa diucapkan olehnya.
Tapi tentunya dalam hati saja'
Polisi desa itu merasa ngeri, membayangkan bahwa sebentar lagi tiba giliran pada dirinya, ditemukan gerombolan itu .Perasaannya menjadi agak lega, setelah ternyata bahwa para penjahat itu tidak melanjutkan pemeriksaan. Ia mulai mengumpat-umpat Fatty lagi. Biar tahu rasa dia sekarang, tidak meneruskan infomasi penting
pada polisi!
Muka Pak Goon menjadi merah kembali, mengingat hal itu.
Padahal ia sudah begitu bangga pada dirinya sendiri karena mendapat akal bagus. Menyamar menjadi patung polisi. supaya bisa ikut mendengarkan perembukan gerombolan mengenai rencana-rencana mereka. Ia sudah cukup banyak mengetahui sekarang. Kini, apabila para penjahat langsung berangkat, ia akan cepat-cepat menelepon supaya gerombolan itu bisa tertangkap basah ketika ,sedang melakukan kejahatan .Pak Goon berseri-seri mukanya, membayangkan hal itu
Tapi para penjahat belum pergi. Mereka masih sibuk mengikat Fatty. Anak gendut itu sama sekali tidak ditempiling. seperti yang diinginkan oleh Pak Goon .Polisi desa itu memandang dengan senang. betapa tangkasnya para penjahat membungkus Fatty dalam tirai dengan kaki dan tengan terikat erat, sedang mulut disumpal dengan sapu tangan.
Hah' Memang begitu caranya memperlakukan orang seperti Fatty, pikir Pak Goon.
Kemudian Fatty dikunci dalam lemari.
Bagus, pikir Pak Goon yang masih tetap memperhatikan. Dengan begitu anak iseng itu sudah tersingkir. Kalau para penjahat itu sekarang pergi, Pak Goon akan bisa mulai sibuk. Ia tersenyum, membayangkan bagaimana sibuknya ia nanti. Inspektur Jenks pasti akan kaget menerima kabar yang akan disampaikannya .
Ya -kaget serta senang'
Akhirnya pintu ruangan itu ditutup dari luar. Para penjahat akhirnya pergi juga. Di luar terdengar bunyi mesin mobil dihidupkan .Kini Pak Goon merasa sudah aman untuk turun dari tempatnya berdiri. Ia berdiri sambil memandang berkeliling ,ia merasa sangat puas terhadap dirinya sendiri
Sementara itu Fatty sibuk menggeliat-geliat dalam lemari. Ia pernah membaca dalam buku bagaimana cara terbaik untuk membebaskan diri dari ikatan. Tapi sampai saat itu ia baru berhaSil melepaskan sapu tangan yang menyumpal mulutnya. Sedang kaki dan tangannya masih tetap terikat erat. Sudah dicobanya berbagai cara yang diungkapkan dalam buku. Tapi sia Sia saja. Fatty tidak bisa membebaskan tangannya yang terikat.
Dalam kesibukannya menggeliat-geliat itu. Ia membentur patung Napoleon. Patung itu terjungkir jatuh menimpa Fatty.
Anak itu menjerit.
Jeritan itu terdengar oleh Pak Goon, yang saat itu baru saja hendak membuka pintu untuk pergi ke luar. Ia berhenti sebentar. Ia sama sekali tidak berniat membebaskan Fatty
Tidak! Anak itu menerima ganjaran yang sudah sepantasnya, dan ia Pak Goon sama sekali tidak berniat untuk menolongnya. Mungkin dengan demikian Fatty akan sadar, sebaiknya jangan suka mencampuri urusan hukum'
Tapi ketika patung Napoleon jatuh terbanting dalam lemari, perasaan Pak Goon menjadi agak kurang enak.
Bagaimana jika Fatty lemas dalam lemari?
Bagaimana ika anak itu tidak bisa
bernapas, karena mulutnya tersumpal?
Jangan jangan Fatty jatuh ketika berusaha membebaskan diri. dan kini mengalami cedera'. Bukankah anak itu bersahabat dengan Pak Inspektur, walau Pak Goon tidak habis herannya memikirkan apa sebabnya Inspektur Jenks mau mempedulikan anak seperti itu. Tapi walau begitu
Akhirnya Pak Goon memutuskan untuk menyelidiki keadaan sebentar. Tapi ia sama sekali tidak bermaksud membuka pintu lemari.
Sama sekali tidak!
Ia tidak mau mengambil resiko bahwa nanti tahu-tahu anak itu lari ke luar, sementara tangannya ternyata sudah terlepas dari ikatan. Pak Goon tidak kepingin tertipu lagi. Tidak ! baginya lebih aman jika Fatty tetap terkurung dalam lemari
Karenanya Pak Goon lantas menghampiri lemari dan mengetuk pintunya dengan keras. Bunyi gedebak-gedebuk di dalam langsung terhenti
"Siapa itu?"
"Aku Pak Goon," kata polisi desa itu
"Aduh, syukurlah,
" terdengar suara Fatty dari dalam lemari
"Tolong bukakan pintu dan lepaskan ikatan tangan dan kakiku. Pak Goon! Kita harus bertindak cepat sekarang'. Sudah pergikah orang orang tadi?"
Pak Goon mendengus
Apa? Anak gendut itu menyangka bahwa ia datang untuk menolongnya?
Setelah ia sendiri menyembunyikan keterangan tentang pesan rahasia?
"Sudah sepantasnya kau berada di situ," kata Pak Goon,
"Supaya tidak ikut campur dengan urusan pencuri dan garong!"
Fatty tercengang.
Benar-benarkah Pak Goon bermaksud meninggalkannya terkurung dalam lemari, sementara kejadian mulai ramai. Fatty meronta-ronta. sambil berusaha membujuk Pak Goon.
"Jangan begitu dong. Pak Goon! Tolonglah bukakan pintu supaya aku bisa keluar!"
"Kenapa aku harus membukakannya'?" tukas Pak Goon
"Apakah kau mengatakan padaku, tentang pesan rahasia para penjahat?' Tidak, kau tidak melakukannya. Dan aku tahu. orang tuamu tidak menghendaki bahwa kau terlibat dalam urusan malam ini' Mereka pasti akan berterima kasih padaku, karena meninggalkan dirimu di Sini. Nanti aku akan kembali untuk membebaskanmu. apabila segala galanya sudah beres dan para penjahat sudah diringkus "
Fatty semakin bingung, membayangkan Pak Goon akan melakukan segala galanya, sementara ia sendiri terkurung dalam lemari berbau pengap itu
"Jangan begitu dong, Pak Goon. Kan karena Anda bersin aku akhirnya ketahuan dan para penjahat itu kemudian bukannya menangkap Anda, tapi aku .Itu kan tidak adil"
Pak Goon tertawa. Bunyinya tidak enak. Fatty semakin lesu ketika mendengar suara Pak Goon tertawa, karena saat itu ia menyadari bahwa polisi
desa itu benar-benar bermaksud hendak meninggalkannya terkurung dalam lemari. Nanti ia bisa saja mengemukakan berbagai alasan tidak punya waktu, atau bermaksud akan segera kembali pokoknya apa saja. yang penting saat itu ia tidak bermaksud akan membebaskan Fatty .
"Sialan Pak Goon!" pikir Fatty
"Nah sampai nanti," kata Pak Goon mencemooh, lalu menuju ke pintu. Fatty mengeluh .Sekarang ia terpaksa mendekam terus dalam lemari, sampai misteri sudah selesai ditangani.
Payah' Padahal begitu bagus rencana yang disusunnya. Apa kata Inspektur Jenks nanti?
Pasti ia memuji-muji Pak Goon, yang memang dalam misteri ini memakai akalnya serta sudah berusaha keras
Fatty yang malang'
Tidak enak rasanya terkurung dalam lemari sempit itu .Tangan dan kakinya terasa sakit teriris tali pengikat. Ini semuanya karena kesalahan Pak Goon, pikirnya.
Kenapa ia tadi bersin?
Karena itu Fatty ketahuan!
Sekarang polisi desa itu bisa bergembia tapi merusak segala-galanya bagi Fatty
Kasihan!
Tapi tiba tiba Fatty mendengar bunyi yang pelan sekali. Ia mendengarkan dengan seksama .Kedengarannya Seperti ada jendela dibuka dengan hati hati.
Mungkinkah ada orang hendak masuk?
Jangan-Jangan salah seorang anggota gerombolan'
Kemudian Fatty mendengar suara seseorang berbisik-bisik. Suara itu dikenal baik olehnya.
"Fatty! Kau masih ada di sini, Fatty? Fatty'"
Itu kan suara Larry!
Jantung Fatty berdebar keras karena gembira. Dengan sekuat tenaga ia beringsut-ingsut sehingga akhirnya bisa duduk.
"Larry'" serunya dari dalam lemari.
"Aku terkurung dalam lemari, dalam mana Napoleon tadi kita masukkan! Tolong aku keluar dari sini"
*******
PAK GOON KAGET
Larry bergegas menghampiri lemari itu. Anak kuncinya masih terselip di tempatnya .Ia cepat cepat memutarnya. lalu membuka pintu. Di dalam dilihatnya Fatty yang masih tetap terbungkus dalam tirai jendela.
"Apa yang terjadi tadi, Fatty?" seru Larry kaget
"Kau mengalami cedera?"
"Sama sekali tidak hanya pergelangan tangan dan kakiku sakit karena terikat," kata Fatty
"Kau membawa pisau. Larry? Tolong putuskan tali ini'"
Dengan segera Larry memotong tali yang mengikat pergelangan tangan 'dan kaki Fatty. Setelah itu Fatty membebaskan diri dari tirai yang membungkus dirinya .Tirai dilemparkannya ke pojok lemari, bersama tali yang sudah putus-putus. Dilepaskannya pakaian Napoleon dari tubuhnya, lalu dipakainya pakaiannya sendiri .Setelah itu ditutupnya pintu lemari dan dikuncinya sekaligus.
"Aduh, Larry," katanya,
"lega perasaanku tadi, ketika mendengar suaramu' Tapi sudahlah kita jangan terlalu lama berbicara di sini. Kita cepat-cepat pulang'"
"Orang tuaku pasti menyangka aku sudah tidur,
" kata Larry
"Kalau kau mau. aku bisa ikut pulang ke rumahmu. Orang tuamu kan sedang tidak ada? Yuk, kita ke sana "
"Baiklah! Nanti kalau sudah di rumah, baru kuceritakan semuanya," kata Fatty
Mereka berjalan secepat mungkin lewat ladang, walau Fatty bengkak pergelangan kakinya karena tadi terikat erat sekali. Tidak lama kemudian mereka sampai di rumah orang tua Fatty. Keduanya masuk sambil menyelinap nyelinap, langsung menuju kamar Fatty .Sesampai di situ Fatty merebahkan diri di tempat tidur. Ia menggosok-gosok pergelangan kakinya dengan sedih
"Larry! Apa sebabnya kau tadi kembali lagi, sehingga bisa membebaskan diriku?" tanya Fatty
"Berjam jam lamanya aku akan terkurung dalam lemari, apabila kau tidak cepat muncul. Pak Goon jahat sekali. ia tidak mau membebaskan diriku. Sekarang kau dulu yang bercerita'"
"Sebetulnya tidak ada yang patut diceritakan," kata Larry
"Aku tadi pulang ke rumah, lalu bercerita pada Daisy tentang segala hal yang sudah kita lakukan. Lalu pukul setengah sepuluh, ketika aku sudah berbaring di tempat tidur, Pip datang. Ia menimpuk kaca jendela kamarku dengan batu "
"Untuk apa ia datang?" tanya Fatty
"Disuruh Bets," kata Larry
"Kata Pip, adiknya sangat gelisah sehingga tidak bisa tidur. Bets menangis terus, katanya ia merasa bahwa kau
sedang dalam bahaya. Fatty' Kau tahu kan, Bets kadang-kadang mendapat perasaan begitu .Dia kan masih kecil "
"Jadi Pip yang ingin mendengar ceritamu ,bagaimana aku tadi berdandan sebagai Napoleon, mengatakan pada Bets bahwa ia akan pergi ke tempatmu," kata Fatty
"Dengan begitu perasaan Bets agak enak. sedang Pip sendiri bisa mendengar cerita mengasyikkan .Itu kumengerti! Tapi apa sebabnya kau kemudian datang ke Rumah Lilin?"
"Aku sendiri tidak begitu tahu alasannya," kata Larry
"Tapi Bets kan sudah pernah sekali mendapat firasat bahwa kau sedang dalam bahaya. dan kemudian ternyata bahwa dugaannya itu tepat! Lalu aku berpikir yah, aku lantas berpendapat, tidak ada salahnya jika aku pergi ke Rumah Lilin untuk melihat apa yang sedang terjadi di situ "
"Aduh, untung saja Bets kembali mendapat perasaan kayak begitu," kata Fatty dengan lega
"Dan untung pula kau datang. Larry'"
"Aku Juga merasa senang karenanya." Jawab Larry
"Tadi ketika aku datang lagi. ruangan dalam sudah gelap .Aku tidak melihat siapa-siapa di sekitar situ .Karenanya aku lantas membuka jendela, masuk ke dalam lalu memanggil-manggil namamu .Cuma Itu saja"
Sejenak keduanya membisu. Tapi tiba-tiba air muka Fatty berubah, nampak suram
"Ada apa?" tanya Larry
"Kau belum bercerita tentang apa yang terjadi dan apa sebabnya kau
terkUrung dalam lemari. Rupanya kau ketahuan juga akhirnya?" .
Fatty mulai mengisahkan pengalamannya, sementara Larry mendengarkan dengan heran .Jadi ternyata Pak Goon ada pula di sana. Larry ikut merasa kesal, ketika kisah Fatty sampai pada saat Pak Goon bersin .Sehingga mengakibatkan Fatty 'ketahuan.
"Kasihan," kata Larry
"Jadi Pak Goon setelah mendengar infomasi yang diperlukannya, lantas meninggalkan dirimu dalam keadaan terikat dan terkurung dalam lemari. Sedang ia sendiri pergi untuk menyampaikan laporan dan kemudian melakukan penangkapan. Dasar orang jahat! Pasti sekarang ia sedang sibuk-sibuknya'"
"Katanya tadi, Jika semua sudah selesai ia akan datang kembali dan membebaskan diriku." kata Fatty .
Ia nyengir sekarang
"Pasti ia tercengang nanti, jika melihat aku sudah tidak ada lagi dalam lemari!"
"Ya _ dan ia tidak tahu apa yang sebetulnya terjadi," kata Larry
"Bagaimana jika kami kemudian pura-pura tidak tahu di mana kau berada, Fatty? Kami mendatangi besok dan menanyakan dirimu! Pasti Pak Goon kebingungan nanti, karena menyangka kau lenyap "
"Dan dia akan merasa tidak enak, karena tahu bahwa sebetulnya ia harus langsung membebaskan diriku tadi," kata Fatty
"Yah, aku tidur saja sekarang, Larry! Dan kau sebaiknya juga tidur' Aduh. aku sungguh-sungguh kecewa karena
sudah susah susah berusaha dan menyamar tapi kini Pak Goon yang berhasil membongkar misteri itu dan mendapat pujian'"
Larry bergegas pulang ke rumah. Dalam perjalanan ia bertanya-tanya dalam hati, apakah yang sedang dilakukan oleh Pak Goon saat itu .Terbayang olehnya rumah besar tempat kediaman keluarga Castleton. Mungkin saat itu para penjahat Sedang berusaha masuk, sementara poliSi sudah mengepung tempat itu. Mungkin Pak Goon sedang sibuk melakukan penangkapan .
Ah mungkin semuanya akan diberitakan dalam surat kabar besok'
Dugaan Larry memang benar. Malam itu Pak Goon sibuk melakukan tugas. Bersama rekan rekannya, ia mengepung rumah keluarga Castleton, sementara para pencuri sedang beraksi di dalam. Ia berhasil menangkap keempat empatnya, walau kemudian seorang di antara mereka berhasil melarikan diri. Pak Goon merasa puas terhadap dirinya sendiri .Pencuri yang lari tak lama lagi pasti akan tertangkap lagi .Ia yakin benar akan hal itu.
Ketika waktu sudah lewat tangah malam, barulah Pak Goon teringat lagi bahwa ia meninggalkan Fatty yang masih terkurung dalam lemari di Rumah Lilin.
"Anak sialan'" katanya dalam hati
"Sebetulnya sekarang aku sudah bisa pulang dan langsung tidur. Tapi tidak-aku masih harus membebaskan anak itu dari dalam lemari. Biadab. dia pasti cukup
banyak waktunya untuk merenungkan segala kenakalannya selama ini! Yah. sebaiknya aku ke sana sekarang untuk membebaskannya sekaligus memberi nasehat padanya pula. Sekali ini ia tidak bisa ikut mencampuri urusanku dan aku yang bakal membereskan misteri bukan dia Hah!"
Dengan bersepeda, Pak Goon pergi ke Rumah Lilin. Sesampai di sana ia langsung masuk. Dinyalakannya senter dan ia melangkah ke lemari
"He!" katanya sambil mengetuk pintu lemari
"Kau sudah siap untuk dikeluarkan sekarang? Kami sudah membereskan segala galanya, jadi keramaian sudah berakhir .Kau boleh keluar sekarang'"
Tidak terdengar jawaban dari dalam lemari. Sekali lagi Pak Goon mengetuk-ngetuk. Dikiranya Fatty pasti tertidur .Tapi masih saja tidak terdengar suara menjawab dari dalam. Pak Goon mulai merasa khawatir.
Jangan Jangan terjadi sesuatu dengan anak Itu. pikirnya
Ia cepat-cepat membuka pintu lemari, lalu disorotkannya senter ke dalam. Ia menatap Napoleon yang memandang kaku ke arahnya. Patung Napoleon, yang hanya memakai pakaian dalam!
Tapi Fatty tidak ada di situ .
Tangan Pak Goon gemetar
Ke manakah anak Sialan itu?
Mana mungkin bisa keluar dari lemari terkunci'
Atau mungkin bisa?
Pak Goon teringat betapa Fatty dalam kejadian sebelum itu pernah bisa keluar dari ruangan yang terkunci pintunya
Entah dengan
cara bagaimana pokoknya anak itu tahu tahu sudah berada di luar
Pak Goon mendorong rusuk patung Napoleon untuk memastikan bahwa itu benar-benar patung lilin, dan bukan Fatty. Napoleon tidak bergeming. Matanya tetap menatap lurus ke arah Pak Goon.
Ya, itu memang patung lilin rupanya


Pasukan Mau Tahu 05 Misteri Kalung Curian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pak Goon menutup pintu lemari. Ia merasa bingung dan gelisah sekarang .
Ke manakah anak gendut itu?
Jangan-jangan ada yang membawanya pergi!
Ia sendiri melihatnya dalam keadaan terikat dan tersumpal mulutnya jadi tidak mungkin anak itu bisa lari sendiri.
Tapi kalau begitu apakah yang sebenarnya terjadi?
Pak Goon pulang ke rumah .Ia bersepeda lambat-lambat.
Kakinya terasa berat. Sebetulnya ia tadi harus membebaskan anak itu dulu. sebelum mengejar gerombolan .
Bagaimana Jika anak itu besok pagi masih belum muncul?
Bagaimana ia akan menjelaskannya pada Pak Inspektur?
Ia akan menghadap atasannya itu pukul sepuluh pagi
Pak Goon mengeluh.
Tadinya ia sudah tidak sabar lagi menunggu saat pertemuannya dengan Inspektur Jenks .Kini ia merasa ragu. Anak gendut itu sahabat baik Pak Inspektur .Jika kemudian ternyata ada sesuatu yang terjadi pada dirinya, besar kemungkinannya Inspektur Jenks akan mengajukan berbagai pertanyaan yang tidak enak!
Pak Goon mengumpat-umpat Fatty
Padahal Fatty tidur nyenyak di rumahnya malam itu. Ia merasa capek sekali.
Pak Goon juga tidur tapi sama sekali tidak enak!
Ia bermimpi tentang suksesnya yang besar dalam menangkap gerombolan pencuri .Tapi setiap kali Pak Inspektur hendak menyampaikan kata kata pujian padanya, tahu-tahu Fatty muncul dalam keadaan terikat sambil minta tolong.
Mimpi itu muncul berulang kali
Sangat menjengkelkan. karena sebagai akibatnya Pak Goon berulang kali terbangun dan setelah itu sukar sekali bisa tidur lagi
Keesokan paginya pukul sembilan, Pasukan Mau Tahu sudah berkumpul di kebun rumah Pip. Mereka asyik membicarakan kejadian malam sebelumnya. Semua merasa jengkel pada Pak Goon, karena meninggalkan Fatty dalam lemari.
"Sekarang kita akan membuat Pak Goor menyangka bahwa Fatty lenyap tanpa bekas," kata Larry sambil nyengir
" Kita akan menunggu di desa sampai Pak Goon muncul. Lalu setiap kali ia lewat akan kita tanyakan padanya apakah ia tahu di mana Fatty kini berada."
Rencana nakal itu kemudian dilaksanakan .Pukul setengah sepuluh anak-anak menunggu d dekat rumah Pak Goan. Mereka menunggu polisi desa itu muncul. Fatty tentu saja tidak ikut bersama mereka. Anak-anak berpencar-pencar. Larry menunggu di pojok jalan. Pip di dekat rumah.Sedang Daisy dan Bets menunggu tidak jauh di situ.
Beberapa saat kemudiah Larry bersiul untuk memberi tanda. Ia melihat Pak Goan keluar sambil mendorong sepedanya .Rupanya polisi desa itu
hendak pergi menghadap Inspektur Jenks .Pakaiannya sangat rapi .Menurut perasaannya ia saat itu kelihatan seperti polisi tangkas yang akan dinaikkan pangkatnya.
"Eh, Pak Goon'" seru Pip.
ketika Pak Goon hendak naik ke atas sepeda
"Anda mungkin kebetulan tahu,-di mana kawan kami Frederick?"
"Kenapa aku harus tahu?" kata Pak Goon.
Tampangnya cemberut.
Tapi hatinya langsung mengkerut.
Jadi ternyata anak itu benar-benar lenyap!
"Yah, mungkin saja Anda mengetahuinya" ' kata Pip
"Jadi Anda sama sekali tidak melihat dia?"
Pak Goon tidak menjawab Dengan muka merah, ia meloncat ke sadel sepedanya. Dalam hati ia berharap semoga anak yang bernama Fatty itu tidak akan menimbulkan kerepotan baginya, justru pada saat segala galanya berjalan begitu lancar
Ia berpapasan dengan Daisy serta Bets. Daisy memanggilnya.
"Pak Goon, tahukah Anda di mana Fatty sekarang? Kalau tahu, tolong katakan di mana'"
"Aku tidak tahu di mana anak itu,
" kata Pak Goon dengan bingung.
Ia melanjutkan perjalanannya. Tapi di tikungan jalan, Larry sudah menunggunya'
"Pak Goon' Pak Goon' Anda melihat Fatty atau tidak? Anda tahu di mana teman kami itu? Jangan jangan ia lenyap' Tolong katakan, di mana ia sekarang berada! Atau mungkin Anda mengurungnya?"
"Tentu saja tidak!" kata Pak Goon kaget
"Nanti dia pasti akan muncul dengan sendirinya. Anak kayak dia, selalu muncul lagi .Percayalah?"
Perasaan Pak Goon semakin tidak enak saja.
Ke mana sih perginya anak itu?
Mungkinkah pencuri yang berhasil melarikan diri kemudian kembali ke Rumah Lilin, lalu membawa Fatty?
Tidak, itu tidak mungkin
Tapi kalau begitu kemanakah anak Itu?
Pak Inspektur sudah menunggu Pak Goon di kantornya. Di atas meja kerjanya terdapat sejumlah laporan mengenai kejadian malam sebelumnya .Ternyata yang memasukkan laporan bukan hanya Pak Goon saja, tapi juga dua petugas polisi yang ikut dalam penangkapan, begitu pula seorang detektif yang selama itu menangani misteri itu.
Kecuali itu juga ada laporan yang berisi pengakuan ketiga pencuri yang tertangkap .Hasil pekerjaan polisi kali itu benar-benar baik sekali!
Tapi ada sesuatu yang menyebabkan Inspektur merasa gelisah
Pak Goon melihat kegelisahan itu. begitu ia masuk ke dalam. Ia mula-mulanya menyangka akan menjumpai atasannya tersenyum senang. dan kemudian melimpahkan puji-pujian terhadapnya
Tapi ternyata tidak.
Wajah Pak Inspektur nampak serius. dan bahkan agak cemas.
Apa sebabnya?
"Nah, Goon," kata pak Inspektur,
"ternyata kasus ini bisa diselesaikan dengan baik. Tapi sayang ya mengenai kalung mutiara itu?"
Pak Goon melongo
"Kalung mutiara, Pak?" katanya tergagap
"Kenapa kalung itu? Kan sudah ada pada kita, Pak . kami ambil dari salah seorang penjahat itu"'
"Ya, memang betul tapi bukan itu mutiara yang dicuri, Goon," kata Pak Inspektur dengan Suara pelan
"Tidak, itu kalung murahan yang dibeli orang itu untuk dihadiahkan pada tunangannya! Sedang kalung mutiara yang asli, lenyap!"
******
MISTERI BELUM BERAKHIR
Mulut Pak Geon mengap mengap, seperti ikan. Sekarang ia benar-benar bingung.
"Tapi, Pak -para pencuri itu kami tangkap ketika sedang beraksi. Teman mereka yang lari, hanya bertugas menjaga dalam kebun, Pak! Ia sama sekali tidak ikut dalam aksi pencurian yang sebenarnya. Hanya ketiga orang yang ada di tingkat atas yang mencuri, dan mereka semua berhasil kami ringkus."
"Ya, kau berhasil menangkap mereka! Seperti sudah kukatakan tadi, kasus itu berhasil diselesaikan dengan baik,
" kata Inspektur Jenks
"Tapi sayangnya, ketika para pencuri yang ada di tingkat atas menyadari bahwa mereka tidak mungkin bisa melarikan diri, seorang di antara mereka melemparkan kalung mutiara Itu pada kawannya yang berada dalam kebun di bawah. Lalu rupanya orang itu mengantonginya, dan kemudian berhasil melarikan diri dengan kalung curian itu Sayang, ya?"
Pak Goon sangat kecewa.
Betul mereka berhasil meringkus tiga orang dari gerombolan penjahat. Tapi kalung mutiara yang diambil, kini lenyap!
Padahal ia sudah menunggu sampai ada kesempatan menangkap para penjahat itu ketika sedang beraksi. Ia sengaja memberi kesempatan pada mereka untuk mengambil kalung itu. karena merasa yakin akan bisa menyitanya kembali pada saat menangkap mereka. Tapi kini pencurian itu ternyata berhasil. Salah seorang anggota gerombolan berhasil menguasai kalung. dan kini pasti secepat mungkin menyembunyikannya Atau mungkin pula langsung dijual.
"Say __ sayang sekali, Pak," kata Pak Goon.
"Sekarang aku ingin mendengar ceritamu," kata Pak Inspektur
"Laporan tertulismu Singkat sekali _ rupanya karena tidak ada waktu, ya' Apa maksudmu di sini menyamar menjadi patung lilin?"
Pak Goon bangga mengenai hal itu. Karenanya ia lantas bercerita panjang lebar. Pak Inspektur mendengarkan dengan penuh minat. Tapi ketika ia sampai pada kejadian ketika ia bersin dan mengakibatkan Fatty dan bukan dirinya yang tertangkap, Inspektur Jenks nampak kaget
"Jadi maksudmu, Frederick Trotteville ada di situ?" katanya
"Juga menyamar? Sebagai apa?"
"Sebagai Napoleon, Pak," kata Pak Geon
"Anak itu ikut campur lagi, Seperti biasa' Selalu saja mau tahu. Nah, setelah para penjahat berangkat untuk melakukan penggarongan. saya lantas menyelinap ke luar untuk menelepon dan "
"Nanti dulu, nanti dulu," sela Inspektur Jenks.
"Apa yang kemudian terjadi dengan Frederick?"
"Ah -biasa saja, Pak," kata Pak Goon cepat cepat.
"Ia hanya diikat oleh mereka, lalu dimasukkan ke dalam sebuah lemari. Kecuali itu, ia tidak diapa-apakan, Pak. Tentu saja jika mereka berbuat kasar terhadapnya. saya saat itu akan langsung mencegah, Pak."
"Tentu saja," kata Pak Inspektur dengan nada serius
"Tentunya kau membebaskan anak itu dulu dari dalam lemari, sebelum kau bergegas menelepon "
Air muka Pak Goon menjadi merah
"Yah Pak -terus terang saja, Pak saya saat itu merasa waktu begitu sempit-_lagipula, urusan malam itu kan berbahaya, diri saya menganggap seorang anak jangan sampai terlibat di dalamnya, Pak. Anak itu selalu saja bisa melibatkan dirinya dalam berbagai kejadian .sungguh' Lalu "
"Goon," kata Pak Inspektur dengan pelan. Pak Goon langsung berhenti berbicara. Dipandangnya atasannya yang nampak berwajah serius
"Dengan lain perkataan, Goon, kau hendak mengatakan bahwa kau meninggalkan anak itu tetap terikat di dalam lemari? Aku tak menyangka kau bisa berbuat begitu, Goon! Lalu, pukul berapa ia akhirnya kaubebaskan?"
Pak Goon menelan ludah dengan gugup
"Saya kembali sekitar tengah malam, Pak. lalu membuka pintu lemari tapi tapi di dalamnya sudah tidak ada Siapa-siapa lagi!"
"Astaga!"
Inspektur Jenks sangat kaget kelihatannya.
"Kau tahu apa yang terjadi dengan Frederick?"
"Tidak. Pak," kata Pak Goon. Inspektur Jenks meraih salah satu dari kelima pesawat telepon yang ada di atas mejanya
"Aku harus menelepon ke rumahnya untuk menanyakan apakah ia berada dalam keadaan selamat," katanya
Tampang Pak Geon semakin kecut.
"Ia -yah! kelihatannya anak itu lenyap. Pak," katanya
Pak Inspektur meletakkan kembali gagang telepon yang sudah diangkat. Ia menatap Pak Goon
"Lenyap? Apa maksudmu? Ini benar-benar serius."
"Begini. Pak _ saya hanya tahu bahwa anak-anak lainnya yang selalu ada bersama dia mereka terus menerus menanyakan pada saya, apakah saya tahu di mana teman mereka itu!" kata Pak Goon
Ia bingung sekali
"Jika mereka saja tidak tahu yah entah ke mana anak itu sekarang!"
"Urusan ini harus langsung kuselidiki!" kata Inspektur Jenks.
"Akan kuhubungi orang tua anak itu. Cepat selesaikan ceritamu, supaya setelah itu aku bisa mulai dengan urusan Frederick Trotteville "
Kasihan Pak Goon!
Ia terpaksa menyingkat kisahnya dengan cepat. Ia merasa lesu ketika bersepeda kembali
Aduh. tadi kalung mutiara itu
kini hilang.
Sialan!
Ditambah lagi dengan lenyapnya anak gendut itu. yang kini pasti akan sangat menyibukkan Inspektur .
Kalau bagi Pak Goon sendiri. ia tidak berkeberatan apabila Fatty benar benar lenyap untuk selama-lamanya
Aduh, kenapa ia kemarin malam tidak langsung membebaskannya dari dalam lemari?
Ia tahu. hal itu sebetulnya harus dilakukan olehnya
Tapi saat itu ia menganggapnya kesempatan yang baik untuk membalas dendam pada anak brengsek itu'
Di manakah Fatty?
Pak Goon memeras otak memikirkannya, sambil memasuki jalan desa.
Mungkinkah pencuri yang berhasil melarikan diri kemudian kembali ke Rumah Lilin dan menahan Fatty untuk dijadikan sandera?
Pak Goon merinding membayangkan kemungkinan itu .Jika hal itu sampai terjadi. pasti Pak Goon akan dicemoohkan orang karena tidak membebaskan Fatty ketika maSlh ada kesempatan untuk melakukannya
Pak Goon begitu sibuk berpikir. sehingga tidak melihat anjing kecil yang datang menubruk sepedanya .
Pak Goon oleng sebentar. lalu roboh ke Jalan. Anjing kecil itu melompat-lompat mengelilingi. sambil menggonggong-gonggong dengan gembira
"Ayo pergi!" seru Pak Goon dengan marah .Kemudian barulah dilihatnya bahwa anjing kecil itu Buster
"Ayo pergi!"
la memandang berkeliling, untuk mengetahui dengan siapa anjing itu ada di Situ.
Saat itu Juga
mulutnya ternganga.
Pak Goon begitu kaget sehingga ia tetap duduk di Jalan, sementara Buster tidak henti-hentinya pulang balik menyergap seolah-olah hendak menggigit.
Asyik rasanya mempermainkan laki-laki bertubuh gemuk itu
Dan Fatty memandang adegan Itu sambil nyengir'
Fatty'
Pak Goon memandang anak itu sambil melongo terus. Ia baru saja melaporkan pada Inspektur bahwa anak itu lenyap -sehingga Pak InSpektur menjadi gugup dan sibuk karenanya -dan kini anak itu berdiri di depannya sambil nyengir
Sambil nyengir'
"Ke mana saja kau selama mi?" tanya Pak Goon setelah beberapa saat, sambil mendorong dorong Buster supaya menjauh
"Di rumah." jawab Fatty
"Kenapa?"
"Di rumah?" kata Pak Goon
"Kau ada di rumah? Tapi teman-temanmu berulang kali menanyakan kau di mana' Lalu aku melaporkan pada Inspektur bahwa kau hilang! Sekarang ia bermaksud mencarimu."
"Lho! Kenapa, Pak Goon?" tanya Fatty berpura pura
"Aku kan ada di sini. Aku sudah kemarin malam pulang. Tapi walau begitu, Anda jahat--meninggalkan aku di dalam lemari. Akan kuingat terus hal itu "
Pak Goon cepat-cepat bangkit
"Bagaimana caramu keluar dari lemari itu?" tanyanya.
"Padahal saat itu kau kan masih terikat. Masakan kau berhasil membebaskan dirimu
membuka pintu lemari yang terkunci dari luar. Sehingga bisa pergi dan situ?"
"Yah siapa tahu?" jawab Fatty
"Nah _sampai ketemu lagi, Pak Goon' Tolong teleponkan Pak Inspektur, ia tidak perlu repot repot mencari aku .Kalau ia ada perlu. aku bisa dihubungi di rumah""
Fatty pergi lagi dengan Buster, sementara Pak Goon meneruskan perjalanan, bersepeda pulang.
Kepalanya pusing.
"Aduh, anak itu'" katanya dengan geram
"Mula-mula ia terkurung, lalu menghilang, lalu muncul lagi tapi tidak ada yang tahu bagaimana, kapan atau kenapa."
Pak Goon benar-benar bingung sekarang
Dengan perasaan berat ia menelepon Inspektur Jenks untuk melaporkan bahwa ia baru saja berjumpa dengan Fatty
"Tapi ke mana dia sebelum itu?" tanya Inspektur Jenks.
"Di mana anak itu tadi malam?"
"Anu katanya di rumah, Pak" kata Goon yang malang
"Rupanya saya bingung karena anak anak yang lain itu, Pak _ mereka berulang kali menanyakan apakah saya tahu di mana teman mereka berada, Pak."
Inspektur Jenks tidak sabar lagi. Diletakkannya gagang pesawat teleponnya. Sungguh Goon kadang-kadang gobloknya ampun-ampunan, pikirnya.
Inspektur Jenks berpikir, sambil menatap pesawat telepon .Dari mana-mana ia menerima laporan tentang kasus misterius itu .Tapi Selama itu
belum datang laporan dari orang yang kelihatannya banyak sekali tahu mengenainya. Orang itu Frederick Trotteville. Pak Inspektur mengangkat gagang teleponnya lagi, lalu memutar nomor pesawat rumah Fatty. Dan untung sekali, langsung Fatty Sendiri yang menerima
"Aku ingin agar kau datang kemari pagi ini, Frederick, untuk menjawab beberapa pertanyaan," kata InSpektur Jenks.
"Kau datang saat ini juga!"
Karena itu Fatty berangkat naik sepeda ke kota. Ia agak ngeri. Dicobanya membayangkan, apa kiranya yang akan ditanyakan Pak Inspektur padanya .Jangan jangan petugas polisi itu beranggapan bahwa ia terlalu banyak turut campur dalam urusan ini'
Sebelumnya Pak lnSpektur sudah memperingatkan Pasukan Mau Tahu agar jangan sampai terlibat, karena urusannya mungkin berbahaya
Inspektur Jenks menyambut Fatty dengan ramah, tapi tegas .Dengan penuh perhatian didengarkannya kisah Fatty, terutama yang menyangkut berbagai penyamarannya.
"Sangat menarik," katanya
"Kelihatannya kau berbakat melakukan hal-hal serupa itu. Tapi Jangan sampai berlebih-lebihan, ya? Nah kau tentunya juga sudah mendengar tentang penangkapan yang terjadi kemarin malam, bukan?"
"Saya hanya mengetahui apa yang dimuat dalam surat kabar pagi ini, Pak," kata Fatty
"Saya
sadar, percuma saja jika menanyakan pada Pak Goon. Saya agak jengkel bahwa akhirnya ia berhasil juga menyelesaikan misteri ini, sementara saya sendiri terkurung dalam lemari "
"Memang seharusnya ia membebaskan dirimu," kata Inspektur Jenks dengan singkat
"Ia sangat lengah' Hal itu sama sekali tak kukira bisa terjadi pada seorang petugas polisi. Yah, Frederick, kau Juga sudah tahu bahwa kami berhasil menangkap tiga orang pencuri .Tapi sayangnya seorang lagi berhasil melarikan diri, yaitu yang menjaga di kebun. Yang lebih gawat lagi, rupanya orang itu lari dengan membawa kalung mutiara milik keluarga Castleton'"
"Tapi dalam surat kabar tertulis bahwa kalung itu ditemukan dalam kantong salah seorang penjahat yang tertangkap'" kata Fatty
"Berita itu ternyata keliru,
" kata Inspektur Jenks.
"Kalung yang ditemukan itu kalung murahan yang dibeli penjahat yang mengantonginya untuk dihadiahkan pada tunangannya .Mungkin juga itu hasil curian, tapi pokoknya kalung itu nilainya hanya beberapa pound saja. Sedang kalung mutiara yang sebenarnya. lenyap'"
"0, begitu." kata Fatty .
Ia sudah gembira lagi
"Jadi misteri ini masih belum selesai rupanya, Pak. Masih perlu diselidiki ke mana perginya kalung itu! Bagaimana -rasanya'bisakah polisi membekuk penjahat yang melarikan diri itu? Mungkin ia akan
mau mengaku dan mengatakan di mana ia menaruh kalung tersebut."
"Orangnya sudah kami tangkap," kata Pak InSpektur dengan geram
"Kabar mengenalnya baru saja masuk, Sepuluh menit yang lalu .Tapi kalung mutiara itu tidak ada padanya, dan ia tidak mau mengatakan di mana ia menyembunyikannya. Tapi kami kebetulan mengetahui bahwa anggota gerombolan yang dikenal sebagai Nomor Tiga biasanya bertugas menjual barang barang curian' Ada kemungkinan bahwa orang yang baru saja tertangkap_ menaruh kalung itu di salah satu tempat yang sudah disepakatkan. Dan kemudian apabila urusan ini sudah agak reda, Nomor Tiga datang ke tempat itu dan mengambilnya "
"Anda sudah tahu siapa Nomor Tiga itu. Pak?" tanya Fatty
"Sama sekali tidak," kata InSpektur Jenks.
"Mengenai yang empat lagi, dari semula kami sudah menaruh kecurigaan pada beberapa orang. Tapi kami sama sekali tidak tahu, siapa Nomor Tiga itu. Nah, Frederick' Aku tidak begitu senang mendengar caramu terlibat dalam urusan ini. Aku kan sudah memperingatkan jangan, karena terlalu berbahaya. Sekarang cobalah menyelidiki sisa misteri ini' Temukan kalung mutiara itu, sebelum didului oleh Nomor Tiga .Urusannya tidak berbahaya lagi sekarang-'jadi Pasukan Mau Tahu
kuijinkan beraksi lagi. "
"Baik. Pak." kata Fatty dengan sikap agak malu
"Kami akan berusaha sebaik-baiknya. Ada beberapa hal yang kami ketahun saat ini. Saya akan mengusutnya lebih lanjut .Terima kasih atas kesempatan yang Anda berikan pada kami untuk menyelidiki misteri kalung yang hilang itu, Pak'"
*******
LAGI-LAGI NOMOR TIGA
Fatty dengan segera pergi ke rumah Pip. Ia merasa yakin, pasti semua anggota Pasukan Mau Tahu akan ditemukannya berkumpul disana .Dan benarlah' Anak-anak berada di luar pondok peranginan .Mereka menyuruh Larry berulang kali menceritakan segala peristiwa yang terjadi
"Nah, itu Fatty datang'" seru Bets.
"Apa kata Pak InSpektur_ Fatty? Tidak marahkah dia pada Pak Goon, karena meninggalkanmu terkurung dalam lemari?"
"Ia tidak senang' Setidak-tidaknya, dari suaranya kurasa ia tidak senang." kata Fatty
"Tapi ia juga tidak terlalu senang terhadapku' Kelihatannya Ia beranggapan bahwa aku sebetulnya tidak boleh ikut terlibat dalam misteri ini. Tapi mana mungkin?"
"Kurasa sebabnya karena ia beranggapan urusan ini berbahaya," kata Bets,
"dan kenyataannya memang begitu, kemarin malam. Aduh, Fatty saat itu aku tahu pasti bahwa kau dalam bahaya. Sungguh, aku merasakannya'"
"Untung saja kau merasa begitu," kata Fatty sambil merangkul Bets.
"Coba waktu itu kau tidak
menyuruh Pip pergi ke rumah Larry, dan Larry tidak datang ke Rumah Lilin, entah masih berapa lama lagi aku terkurung dalam lemari. 0 ya, ngomong-ngomong misteri ini masih belum selesai sama sekali'"
Perhatian teman-temannya langsung tergugah mendengarnya.
"Apa maksudmu?" tanya Daisy
Fatty menjelaskan tentang kalung mutiara yang hilang, serta tentang Nomor Tiga
"Menurut pendapat Pak Inspektur penjahat Nomor Lima yaitu yang tadi malam lari dengan membawa kalung curian, sempat menaruh barang itu di salah satu tempat yang aman, sebelum ia tertangkap pagi ini. Mungkin ia akan berusaha menyampaikan pesan pada Nomor Tiga ._ yaitu anggota gerombolan yang sampai sekarang masih berkeliaran dan malam itu tidak ikut beraksi. Pesan itu tentang tempat ia menyembunyikan kalung. Dan kini siapa pun berkemungkinan menemukannya, sebelum Nomor Tiga menerima pesan itu lalu mengambilnya' Kini tergantung pada kita untuk menemukan kalung itu""
"0. begitu." kata Larry lambat lambat.
"Tapi bagaimana barang itu bisa ditemukan, apabila tidak diketahui di mana harus mencarinya'? Tidak mungkin'"
"Bagi detektif yang benar-benar bermutu, tidak ada yang tidak mungkin," kata Fatty
"Aku setuju, misteri ini tidak mudah! Tapi jika kita dengan salah satu cara bisa tahu siapa Nomor Tiga itu, dan
kemudian membayanginya terus, mungkin akhirnya kita akan sampai di tempat kalung mutiara itu disembunyikan "
"Apa itu membayangi?" tanya Bets
"Mengikuti'. Goblok ! membuntutinya terus menerus," kata Pip
"Memperhatikan ke mana dia pergi, atau di mana saja ia biasa berada. Ia pasti akan berkeliaran di dekat tempat kalung disembunyikan, menunggu kesempatan baik untuk mengambilnya."
"Ya, betul," kata Fatty
"Soalnya sekarang _ siapakah Nomor Tiga itu. dan bagaimana kita bisa mengetahuinya?"
Selama beberapa saat semuanya terdiam, karena tidak ada yang tahu
"Apa saja yang kita ketahui tentang Nomor Tiga?" tanya Fatty sambil berpikir-pikir
"Kita tahu, orang itu naik sepeda yang diperlengkapi dengan tuter bukan bel seperti biasanya. Kita tahu matanya berlainan warna .Satunya coklat, dan yang lainnya biru. Lalu kita juga tahu, ia pernah naik perahu di sungai. Kurasa orang itu tinggal di desa Peterswood ini, karena sudah dua kali kita berjumpa dengan dia di sini "
Setelah itu anak-anak diam lagi. Pengetahuan mereka tentang laki-laki bermata aneh itu rasanya tidak banyak membantu untuk menemukan dirinya. Tapi tiba tiba Pip berseru dengan gembira
"Kurasa aku tahu apa_yang harus kita lakukan!"
"Apa itu?" tanya anak-anak yang lain dengan bergairah '
"Begini," kata Pip menjelaskan
"Kita kan merasa yakin bahwa Nomor Lima menyambunyikan kalung itu di salah satu tempat. Kita juga merasa pasti ia akan menyampaikan pesan pada Nomor Tiga. dengan salah satu cara' Mungkin juga pesan itu sudah dikirimkan. untuk berjaga Jaga jika ia tertangkap oleh polisi dan kemudian dipenjarakan .Nah! Sekarang pada siapakah pesan itu dititipkannya. untuk diteruskan pada Nomor Tiga?"
"Tentu saja pada Johnny. Pak Tua itu'" kata Fatty.
"Kelihatannya mereka selalu memakai dia
sebagai perantara. jika ada yang hendak saling
menyampaikan pesan .Jadi jika kita kembali mengamat amati si Tua Johnny lambat laun kita
akan melihat Nomor Tiga menyelinap menghampirinya. "
"Lalu duduk di sampingnya dan menerima pesan yang harus diteruskan" sambung Larry
"Lalu Jika kita kemudian membuntuti dia. kita akan melihat ke mana dia pergi .Mungkin kita akan dibawanya langsung ke tempat kalung'"
Anak anak mulai timbul lagi semangatnya
"Untung kau tadi mendapat akal sebagus itu, Pip,
" kata Fatty
"Aneh, kenapa aku sendiri tidak berpikir sampai ke situ? Bagus, Pip'"
Air muka Pip menjadi merah karena senang. Para anggota Pasukan Mau Tahu selalu senang jika dipuji ketua mereka
"Kurasa. dengan begitu kita akan terpaksa mendekam lagi dalam toko penjual minuman yang
sempit dan pengap itu." kata Daisy
Fatty berpikir Sebentar
"Sebaiknya cuma seorang saja dari kita yang nanti membuntuti Nomor Tiga." katanya kemudian
"Jika ia melihat kita berlima mengikutinya terus, pasti ia akan merasa curiga! Aku yang akan membuntuti. jika kau tidak keberatan, Pip. walau ini sebenarnya idemu sedang kalian semua mengikuti aku dari Jarak yang aman "
"Aku sama Sekali tidak keberatan," kata Pip.
"Kurasa kau memang lebih pandai memata matai. daripada aku yang melakukannya. Kau nanti akan menunggu di mana? Perlukah kita membawa sepeda?"
"Ya, kurasa lebih baik jika kita bersepeda," kata Larry
"Ketika ia pertama kalinya mendatangi Pak Tua, orang itu naik sepeda. Tapi jika nanti ternyata bahwa ia berjalan kaki, kita bisa saja meninggalkan Sepada kita di salah satu tempat, lalu menyusulnya "
"Ya, ide itu bagus," kata Fatty
"Pukul berapa sekarang? Wah, sudah hampir saat makan siang. Pak Tua tidak pernah keluar sebelum siang. Jadi kita nanti berkumpul lagi beberapa saat sebelum pukul dua di ujung jalan rumahku. Kita semua membawa sepeda."
"Tapi apakah menurut pendapatmu Pak Tua akan duduk lagi di bangku? Kan sudah kauperingatkan agar jangan datang selama beberapa waktu?" tanya Larry.
"Apabila setelah ia membaca
berita dalam surat kabar hari ini' Apakah ia tidak takut?"
"Mungkin," kata Fatty
"Tapi jika ia bertugas menyampaikan pesan. kurasa ia akan memberanikan diri'. Mestinya gerombolan itu memberikan upah yang baik baginya sebagai perantara "
Pasukan Mau Tahu merasa bergembira lagi. karena ada sesuatu yang bisa mereka lakukan. Mudah-mudahan saja mereka berhasil menemukan kalung mutiara yang hilang itu, mendului Pak Goon'
Tapi sementara itu Pak Goon juga memutar otak, tentang kalung itu. Ia Juga tahu, jika ia bisa mengetahui siapa orang yang dikenal Sebagai Nomor Tiga, ada kemungkinan ia akan bisa menemukan kalung yang disembunyikan itu. Tapi tidak terpikir olehnya untuk kembali mengamat amati Pak Tua yang bernama Johnny!


Pasukan Mau Tahu 05 Misteri Kalung Curian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siang itu empat anggota Pasukan Mau Tahu sudah duduk-duduk lagi dalam toko penjual minuman di seberang bangku tempat Pak Tua biasa duduk .Fatty tidak ada bersama mereka. Anak itu duduk bersandar pada sebatang pohon tidak jauh dari situ. Ia kelihatan seperti sedang Sibuk membaca surat kabar .Sepedanya ada di sampingnya. Ia sedang menunggu Pak Tua muncul!
Sepeda-Sepeda yang lain disandarkan di samping toko .Keempat anak yang ada di dalam sedang makan eskrim, sambil memperhatikan bangku di seberang jalan
Kemudian muncul seSeorang dari balik tikungan jalan, melangkah terseok-seok .
Nah _ akhirnya Pak Tua muncul juga, lengkap dengan pipanya. Ia berjalan sambil terbatuk-batuk, dan sekali sekali menyedot hidung. Ia duduk dengan hati hati di bangku sambil mengerang pelan. Persis seperti yang biasa dilakukan oleh Fatty
Ia membungkuk ke depan, sambil bertopang pada tongkatnya .Kelihatannya ia tertidur .Anak anak yang di toko menunggu dengan tegang .Eskrim yang meleleh dalam mangkok, tidak mereka pedulikan lagi. Apakah Pak Tua Johnny akan menyampaikan pesan dari Nomor Lima pada Nomor Tiga?
Tiba tiba mereka dikejutkan bunyi tuter. Fatty yang menunggu di bawah pohon. ikut terkejut. Dengan hati hati ia melirik dari surat kabar yang terbentang di depannya. Ia melihat seseorang mengendarai sepeda datang ke arah bangku. Sepedanya diperlengkapi dengan tuter
Ia menghampiri bangku tempat Pak Tua, membunyikan .tuter, lalu turun dari Sepedanya .Setelah menyandarkan pedal sepeda ke tepi trotoar_ ia duduk di bangku. Dekat sekali dengan Pak Tua
Pak Tua sama sekali tidak menoleh. Fatty bingung melihatnya. Bagaimana Pak Tua bisa mengetahui apakah yang datang itu Nomor Tiga atau bukan?
Ia kan tuli. jadi kalau yang datang itu berbisik-bisik pasti takkan terdenqar olehnya
"Ah. tentu saja!" pikir Fatty kemudian
"Bunyi tuter yang nyaring tadi itulah yang menjadi tanda bahwa Nomor Tiga datang dan akan duduk di sampingnya. Ya, tentu saja' Wah, hebat juga akal itu "
Sementara itu Pak Tua masih tetap tak mengacuhkan laki-laki yang duduk di sampingnya. Fatty memperhatikan mereka dengan cermat. Tapi ia tidak melihat bibir Pak Tua bergerak gerak .Ia juga tidak melihatnya menyodorkan kertas berisi pesan
Selama beberapa saat kedua orang itu duduk bersebelahan tanpa mengatakan apa apa. Kemudian nampak Pak Tua meluruskan sikap duduknya, lalu mencoret-coret tanah di depannya dengan ujung tongkat. Fatty memperhatikan lebih cermat, untuk melihat apakah Pak Tua berbicara sambil mencoret coret itu.
Tapi tidak!
Ia tidak kelihatan berbicara
Kemudian laki iaki yang satu lagi berdiri dan menghampiri sepedanya. Ia menaikinya, membunyikan tuter, lalu bersepeda lagi pelan-pelan. Ia menuju ke toko tenpat anak-anak menunggu. Keempat anak itu menegang karenanya.
Untuk apa orang itu datang ke situ?
Nafas Bets tersentak ketika orang itu masuk ke dalam toko. Pip menendang kaki adiknya di bawah meja, karena khawatir rahasia mereka terbongkar. Bets melirik orang itu sebentar .Kemudian ia mulai makan eskrimnya lagi .Sendoknya berdenting denting mengenai mangkok.
"Saya ingin membeli korek api," kata laki-laki Itu. sambil meletakkan uang ke atas meja tempat penjualan. Anak-anak tidak ada yang berani langsung memandang ke arahnya .Mereka takut kalau orang itu merasa curiga
Orang Itu keluar lagi sambil menyalakan rokok
"Matanya berlainan warna'" desis Bets
"Dia itulah orangnya. Di sepedanya ada tuter dan matanya berlainan warna'"
Fatty yang masih menunggu di bawah pohon, melihat laki laki itu masuk ke dalam toko dan kemudian keluar lagi. Ia cepat-cepat melipat surat kabarnya. lalu menaiki sepeda ketika orang Itu lewat dengan cepat di depannya. Fatty mengikuti dari jarak yang cukup aman. Dalam hati ia bertanya tanya, apakah orang Itu sudah menerima pesan dan Nomor Lima, dan kini akan pergi ke tempat kalung mutiara disembunyikan'
"Yuk. kita juga harus ikut membuntuti dari jauh." kata Larry
Ia bergegas keluar dari toko
Laki laki bermata aneh Itu menuju ke tempat kermis .Sesampai di sana ia berkeliaran sebentar, lalu pergi ke Rumah Lilin. Tapi di sana ia hanya menjengukkan kepalanya sebentar ke dalam .Setelah itu keluar lagi
Fatty ikut menjengukkan kepala ke dalam Rumah Lilin. Tapi tidak ada sesuatu yang lain nampak di situ, kecuali kenyataan bahwa saat Itu banyak sekali orang di dalamnya .Napoleon sudah kembali berada di tempat semula, lengkap dengan
pakaian kebesarannya .Anak laki-laki berambut merah yang menjaga di situ Sedang sibuk bercerita.
Kisahnya luar biasa!
Ia mengatakan. malam Sebelumnya Napoleon turun dari tempatnya, membuka pakaian lalu pergi tidur dalam lemari!
"Ala, bohong'" kata beberapa di antara anak-anak yang mendengarkan dengan asyik
"Itu cuma karanganmu saja'"
"Bukan itu saja,
" kata anak berambut merah yang kelihatannya bertambah asyik,
"patung polisi yang di sana itu-_ itu, kalian melihatnya, kan? Nah. ia juga meninggalkan tempatnya, lalu bersembunyi di balik tirai yang di sana itu. Macam-macam saja!"
Fatty sebetulnya masih ingin mendengarkan lebih lanjut. Tapi orang yang dibuntutinya sudah pergi lagi. Karena itu Fatty juga harus pergi, apabila tidak ingin kehilangan jejak. Tadi orang itu menyandarkan sepedanya dekat pagar lalu menggemboknya. Jadi Fatty tahu bahwa orang itu bermaksud hendak agak lama berada di tempat itu
Sementara itu anak-anak anggota Pasukan Mau Tahu yang selebihnya tiba di tempat itu. Fatty mengedipkan mata pada mereka
"Kelihatannya kita akan berkeliaran Selama Sejam atau dua di tempat ini'" katanya
Orang yang dibuntuti berkeliaran di situ. seolah-olah tanpa tujuan tertentu. Ia hanya mondar-mandir saja di tengah keramaian itu .Saban kali ia lewat lagi di depan Rumah Lilin. lalu menjengukkan kepalanya sebentar ke dalam. Tapi ia sama sekali tidak masuk. Fatty berpikir-pikir
Mungkin orang itu sedang menunggu seseorang, yang akan menemuinya di situ
"Kurasa ia tidak tahu dimana kalung mutiara itu berada'" kata Fatty dalam hati.
"Kalau tahu. tentu ia sudah langsung mengambilnya. Bukan main ramainya pengunjung hari ini!"
Orang yang dibuntuti, rupanya juga berpendapat begitu. Ia menghampiri penjaga stand permainan gelang. lalu bertanya.
"Ada apa sih. kenapa hari ini ramai sekali di sini?"
"Ah. mereka itu rombongan pelancong dan Sheepsale," kata penjaga stand
"Mereka akan pulang pukul empat nanti .Setelah itu di sini akan agak sepi. Tapi sementara itu kami sibuk terus!"
Laki laki yang bertanya. mengangguk Setelah itu ia berjalan di tengah-tengah orang ramai menuju ke sepedanya .Fatty membuntuti terus. Nampak jelas bahwa laki laki itu tidak bisa melaksanakan niatnya, karena tempat itu terlalu ramai .Jadi Fatty harus membuntutinya terus, karena mungkin orang itu akan kembali lagi nanti.
Ia masih sampai memberi tahu Larry, supaya anak-anak menunggu di situ. Kemudian disusulnya laki-laki yang sudah berangkat lebih dulu dengan sepedanya. Mereka melintasi penyeberangan rel kereta api. Fatty menyusul di belakang, dengan jarak yang dirasanya cukup aman .Kemudian orang itu membelok pada suatu tikungan, sambil membunyikan tuternya.
Tapi tahu tahu Pak Goon muncul dari balik tikungan, dengan sepedanya pula. Nyaris saja ia
menubruk orang yang dibuntuti oleh Fatty. Pak Goon mendengar bunyi tuter orang itu. Ia langsung menatapnya
Diakah Nomor Tiga?
Pasti dia' Kelihatannya hanya dialah satu-satunya orang di daerah Sekitar situ yang memakai tuter pada sepedanya, sebagai ganti bel.
Seketika itu Juga Pak Goon mengambil keputusan untuk membuntuti orang itu .Sudah terbayang di matanya kalung mutiara. Pak Goon merasa yakin. Nomor Tiga pasti mengetahui di mana perhiasan itu disembunyikan. Dengan segera ia menyusul laki-laki yang hampir bertubrukan dengannya tadi
Dan Fatty bersepeda di belakang Pak Goon. Ia merasa jengkel. Lagi lagi Pak Goon memotong Jalannya'
Pak Goon mendengar ada orang datang di belakangnya .Ia menoleh, lalu langsung cemberut tampangnya
Lagi-lagi si gendut, pikirnya
Apakah anak itu juga sedang membuntuti Nomor Tiga?
"Hah'" kata Pak Goon pada dirinya sendiri.
"Anak yang selalu mau campur urusan orang lain' Hahh!"
*******
SIAL DAN PIP MENDAPAT AKAL
Fatty merasa kesal. Pak Goon kembali merusak segala-galanya, pikir anak itu. Nomor Tiga jelas akan menyadari bahwa ia sedang dibuntuti oleh polisi gendut yang napasnya terengah-engah itu!
Soalnya. Pak Goon tidak menjaga jarak dari orang yang dibuntuti. Ia bersepeda dekat sekali di belakang Nomor Tiga. Begitu dekat. sehingga apabila Nomor Tiga nanti tahu-tahu harus mengerem, Pak Goon pasti akan menubruk dari belakang'
Sambil bersepeda agak jauh di belakang kedua orang itu, Fatty memeras otak. Kenapa si Ayo Pergi harus ikut campur. sementara Pasukan Mau Tahu mendapat kesempatan untuk melakukan penyelidikan .Sekali itu Fatty bisa membayangkan perasaan Pak Goon, apabila pekerjaannya dipotong orang lain. Ia sendiri sudah Sering memotong pada saat polisi desa itu sedang sibuk mengusut suatu kejadian misterius
Dan kini Pak Goon yang memotong!
Sebelumnya polisi desa itu juga sudah melakukan hal yang sama, yaitu dalam Rumah Lilin
Benar benar menjengkelkan'
Nomor Tiga sekali-sekali menoleh ke belakang dengan wajah masam. Ia melihat bahwa Pak Goon berada dekat selalu di belakangnya .Sebetulnya ia tidak. perlu menoleh untuk mengetahui adanya polisi desa itu di belakangnya. karena bunyi napas orang itu terdengar jelas sekali
Nomor Tiga menyeringai .Rupanya Pak Goon ingin jalan-jalan naik sepeda, katanya dalam hati
Baiklah, kalau begitu ia akan melayani'
Nomor Tiga bermaksud mengajaknya pesiar menempuh jarak yang jauh. pada siang yang panas itu
Fatty dengan segera bisa menebak niat penjahat itu
Soalnya, Nomor Tiga dengan tiba-tiba terasa sengaja memilih Jalan-jalan bukit yang paling terjal
Penjahat itu bertubuh kekar dan kuat. Dengan mudah saja ia mendaki jalan jalan terjal itu. Tapi Pak Goon kepayahan
Fatty pun tidak bisa dibilang merasa senang. Napasnya mulai terengah-engah
Ia agak menyesal, kenapa tadi tidak menyerahkan tugas membuntuti tersangka yang aktif ini pada Larry atau Pip
"Orang sialan itu tahu Pak Goon membuntutinya karena rupanya polisi desa itu menduga ia tahu di mana kalung mutiara disembunyikan .Dan kini ia sengaja mengajak berputar-putar, naik turun bukit,
" pikir Fatty, sementara kakinya mengayuh terus dengan rajin
"Ia hendak memaksa Pak Goon menyerah karena capek atau kalau tidak nanti meninggalkannya!"
Ketiga sepeda itu beriring iringan terus, naik-turun bukit. Baju Fatty sudah melekat ke tubuhnya,
basah berkeringat. Anak itu Sudah kepanasan .Tapi Nomor Tiga nampaknya sama sekali tidak merasa capek. Orang itu seolah olah mengenal baik daerah itu. ia selalu memilih jalan-jalan yang paling terjal .Kasihan Pak Goon mukanya yang merah sudah berubah warna, menjadi ungu. Nampak jelas bahwa polisi desa itu merasa gerah dalam pakaian seragamnya yang panas. Bahkan Fatty pun agak kasihan padanya
"Jika maSih banyak lagi bukit yang harus didaki dengan kecepatan tinggi, jangan-jangan ia nanti pingsan,
" pikir Fatty sambil mengusap keningnya yang berkeringat.
"Tapi bukan dia saja. aku pun bisa pingsan! Aduh, kurasa berat badanku sudah susut beberapa kilo sekarang .Panasnya bukan main. Huhh"'
Pak Goon bertekat tidak hendak melepaskan Nomor Tiga. Ia tahu, Fatty ada di belakangnya .Jika ia sampai gagal dalam penguberan ini, artinya Fatty menang. Karenanya Pak Goon meneguhkan hati .Dilanjutkannya pembuntutan terhadap Nomor Tiga.
Sebuah bukit yang tinggi menjulang di depan. Pak Goon mengerang dalam hati. Sedang Nomor Tiga mengayuh sepedanya dengan mudah, seperti biasanya Pak Goon mengikuti dengan tabah .Fatty tidak mau ketinggalan, walau menurut perasaannya tugas itu Sudah keterlaluan.
Namun tiba-tiba ia merasa ban belakangnya terantuk-antuk. Fatty kaget, lalu memandang ke belakang
Sialan!
Ban belakangnya bocor
Ia cepat-cepat turun, lalu memeriksa. Ban belakangnya kempis sama sekali. Takkan ada gunanya memompa kembali. karena pasti akan langsung kempis lagi .Lagipula, pada saat ia sibuk memompa, Nomor Tiga pasti akan Sudah lenyap dari pandangan, diikuti oleh Pak Goon
Kalau Fatty itu Bets, pasti saat itu ia sudah menangis meraung raung. Kalau yang mengalami kejadian itu Daisy. ia tentu duduk di pinggir jalan sambil meneteskan air mata. Sedang Larry, tentu akan mengacungkan kepalan tinju ke arah ban yang bocor lalu menendangnya. Pip pasti akan mengumpat-umpat ban serta menginjaknya dengan marah .Tapi Fatty bukan Bets. Daisy. Larry atau Pip. Fatty tetap Fatty .Jadi segala perbuatan itu tidak dilakukan olehnya.
Ia menoleh sebentar ke sebelah atas bukit. Dilihatnya Pak Goon berpaling memandangnya sambil nyengir. sebelum menghilang di balik bukit di belakang Nomor Tiga. Fatty melambaikan tangan pada Pak Goon
"Selamat pesiar!" kata Fatty
Ia menyeka kening
Setelah itu ia menunggu. Barangkali saja ada mobil lewat.
Tak lama kemudian didengarnya bunyi mesin mobil menderu'deru dari balik bukit. Ternyata yang datang sebuah truk. Pengendaranya seorang pemuda .Fatty melambaikan tangan ke arahnya
"Hai! Berhentilah sebentar"
Pemuda itu menghentikan truknya. Fatty mengeluarkan uang dari kantongnya.
"Bisakah Anda mampir sebentar di bengkel terdekat dan minta tolong di sana agar mengirim taksi kemari untuk menyemputku?" tanyanya
"Ban sepedaku bocor. Saat ini aku jauh dari rumah .Aku tidak ingin berjalan kaki pulang."
"Kasihan." kata pengemudi truk
"Di mana kau tinggal?"
"Peterswood," jawab Fatty
"Aku tidak tahu berapa jauh aku bersepeda dari sana. tapi kurasa paling tidak pasti ada tiga puluh kilometer'"
"Ah belum sejauh itu. Sobat'" kata pengemudi truk
"Kebetulan saat ini aku sedang menuju ke suatu tempat dekat desamu itu .Naikkan saja sepedamu ke bak belakang. dan kau sendiri duduk di sebelahku Sini. Simpan saja uangmu ini' Aku tidak perlu dibayar"
"Aduh terima kasih'" kata Fatty sambil mengantongi uangnya kembali. Dijunjungnya sepedanya ke bak belakang' lalu ia sendiri naik ke kabin pengemudi. Ia merasa gerah dan capek. Kecuali itu hausnya juga tidak setengah-setengah. Tapi walau begitu ia mengobrol dengan ramah karena merasa lega bisa ikut dengan truk itu.
"Nah sampai di sini sajalah,
" kata pengemudi truk kemudian, setelah Fatty Ikut dengannya selama sekitar dua puluh menit
"Peterswood letaknya tidak lebih dari satu kilometer dari sini. Kau pasti mampu berjalan Sejauh itu "
"Sekali lagi terima kasih," kata Fatty .
Diambilnya sepeda dari bak belakang .Ia melambaikan tangan pada pengemudi truk yang sementara itu sudah
berangkat lagi. Setelah itu ia melangkah menuju Peterswood. sambil menuntun sepedanya .Sesampai di rumah. ditaruhnya sepedanya yang bocor dalam garasi. Di situ ada sepeda ayahnya. Fatty mengambil sepeda itu, lalu berangkat lagi. Kali ini ke tempat kermis, untuk mendatangi kawan kawan yang menunggu di situ.
Sementara itu anak-anak sibuk bertanya-tanya, ada apa sebetulnya dengan Fatty .Mereka tidak mau meninggalkan kermis, karena tadi Fatty berpesan bahwa mereka harus menunggu di situ. Setelah jajan sebentar. kemudian mereka mengobrol dengan anak laki-laki yang menjaga dalam Rumah Lilin .Untuk kedua puluh kalinya mereka mendengar kisah Napoleon yang keluyuran malam malam .Saat itu Fatty muncul dengan sepeda ayahnya.
"Aduh, Fatty akhirnya kau muncul lagi!" seru Bets, ketika melihat anak itu datang menghampiri.
"Ada apa tadi? Kau kelihatannya kepanasan!"
"Bukan cuma kepanasan saja, hausnya juga setengah mati." jawab Fatty
"Aku ingin minum dulu. Nanti sambil minum akan kuceritakan apa yang kualami tadi'"
"Apakah Nomor Tiga membawamu ke tempat kalung yang hilang itu disembunyikan?" tanya Bets bergairah, sementara ia mengikuti Fatty menuju ke stand tempat menjual minuman .
Fatty menggeleng.
"Yuk, kita duduk-duduk di rumput,
" katanya.
Ia merebahkan diri di rumput yang teduh lalu minum
"Aduh, hausnya bukan main!"
"Wah belum pernah aku minum senikmat ini'"
Setelah itu ia mulai bercerita Bagaimana Nomor Tiga menipu dia dan juga Pak Goon, mengajak mereka berputar putar di daerah yang berbukit bukit .Teman temannya mendengarkan dengan asyik, Mereka turut merasa kesal pada Pak Goon. yang ikut campur dalam pembuntutan itu. Mereka tertawa membayangkan polisi desa itu kepanasan, dengan tabah mendayung sepedanya mengikuti Nomor Tiga Naik bukit, turun bukit. naik lalu turun lagi. Dan begitu seterusnya'
"Sayang kemudian banmu bocor," kata Bets.
"Tapi aku yakin Nomor Tiga pasti takkan membawa kalian ke tempat kalung mutiara itu. apabila ia tahu bahwa ia diikuti. Mungkin ia tidak tahu kau membuntutinya tapi kalau mengenai Pak Goon tidak mungkin ia tidak mengetahuinya'"
Fatty memesan minuman segelas lagi. Katanya. belum pernah ia merasa sehaus saat itu
"Kalau kubayangkan Pak Goon yang saat ini maSih terus sibuk bersepeda secepat-cepatnya. padahal ia sudah kepanasan dan sehaus aku tadi -wah, aku malah mengucap syukur bahwa banku bocor," kata Fatty sambil minum lagi
"Kurasa pada akhir perjalanannya nanti, tahu-tahu Pak Goon sudah sampai di Skotlandia'"
"Tapi walau begitu tidak enak juga rasanya mengingat bahwa kita sama sekali tidak mencapai kemajuan dalam mengusut tempat kalung yang dicuri itu disembunyikan," kata Larry dengan
perasaan kesal
"Nomor Tiga bukannya membawa kita ke tempat itu, tapi malah menjauhinya!"
"Aku ingin tahu, benarkah Pak Tua menyampaikan pesan padanya." kata Pip .
Keningnya berkerut
"Kau yakin tidak melihat apa-apa? Coba kita pikirkan baik-baik! Pak Tua saat itu cuma mencoret-coret di tanah saja, dengan tongkatnya Selain itu, ia tidak berbuat apa-apa'"
Fatty yang sedang minum, nyaris saja tercekik ketika mendengar ucapan Pip.Bets memukul mukul punggungnya. supaya ia bisa bernapas lega kembali
"Kau kenapa?" tanya Bets pada Fatty .
Fatty terbatuk-batuk. Tapi matanya yang menatap teman-temannya bersinar sinar
"Pip berhasil!" serunya dengan gembira
"Aduh, bukan main tololnya kiia selama ini. Tentu saja kita sendiri menyaksikan Pak Tua menyampaikan pesan pada Nomor Tiga cuma kita saja yang terlalu tolol. tidak segera menyadarinya "'
"Apa maksudmu?" tanya teman-temannya dengan heran
"Yah -saat itu Pak Tua menuliskan pesan itu dengan tongkat di tanah, supaya bisa dibaca oleh Nomor Tiga!" kata Fatty
"Bayangkan! Kita juga bisa ikut membacanya waktu itu, jika kita benar benar memakai otak dan mata. Kita ini detektif goblok. Goblokk'"
Tapi teman-temannya tidak peduli. Semangat mereka timbul kembali .Pip menepuk-nepuk bahu Fatty
"Yuk. kita periksa apakah pesan itu masih ada, tolol,
" katanya
"Siapa tahu masih dapat dibaca!"
"Mungkin juga walau aku ragu," kata Fatty sambil berdiri
"Tapi memang sebaiknya kita periksa ke sana. Aduh kenapa tidak terpikir hal ini sebelumnya' Ke mana saja otakku selama ni? Rupanya meleleh kepanasan!"
Anak-anak bergegas kembali ke desa, langsung menuju ke bangku di tepi jalan
Tempat itu kosong.
Tapi rupanya sebelum itu ada orang lain duduk di situ. karena di sekitarnya berserakan kertas-kertas pembungkus. Dengan segera anak-anak memeriksa tanah di depan bangku itu .
Apakah disitu tertulis pesan yang bisa mereka baca?
*******
BERBURU KALUNG
Di tanah memang nampak seJumlah coretan. Tapi tidak banyak, karena terinjak kaki orang orang yang sebelumnya duduk di situ. Fatty duduk ditempat Pak Tua tadi duduk, lalu menatap tanah dengan seksama. Anak-anak yang lain mengikuti perbuatannya.
"Itu itu kelihatannya seperti huruf R,
" kata Fatty kemudian sambil menuding ke suatu tempat.
"Lalu ini ada huruf-huruf sayang agak terhapus! Tapi kelihatannya seperti U. dan nanti dulu "
"W," kata Bets
"Kau ini bisa membaca atau tidak ah'" tukas Pip.
"Kau memandangnya terbalik, tolol! Ini kan huruf M'"
"Betul, M'" kata Bets agak malu.
Ia memang berdiri menghadap bangku, jadi tentu saja ia terbalik ketika membaca.
"Sudahlah. jangan bertengkar terus!" kecam Fatty
"Kita harus berusaha membaca tulisan ini .Sayang, huruf-huruf berikutnya terhapus'"
"Tapi ini -di bawahnya ada lagi sederetan huruf." kata Daisy sambil menuding
"Nanti dulu'" kata Fatty
"Ini huruf L Itu sudah pasti Lalu ini tidak jelas, dan ini L lagi Atau E! Tidak. pasti L Dan yang dua terakhr ini. mungkin I dan N "
"Nanti dulu. sebaiknya kiia atur saja huruf huruf itu." kata Larry. penggemar teka-teki silang.
"Yang ada pada kita, R U M, selanjutnya terhapus." katanya
"Lalu L entah huruf apa L--I--N Mungkin 'li--lilin'"
Seketika itu Juga mereka semua menyadarinya
"Rumah Lilin! Ya itulah pesan yang dituliskan Pak Tua!"
Anak-anak saling berpandang-pandangan dengan gembira. Rumah Lilin' Jadi kalung mutiara itu disembunyikan dalam Rumah Liin?
Masuk akal, karena gerombolan pencuri memang
kenal baik dengan tempat itu. Lagipuia, tadi siang Nomor Tiga berulang kali menjengukkan kepala ke dalam
"Beberapa kali ia mengintip ke dalam _tapi ia tidak bisa masuk dan mengambil kalung, karena saat itu banyak pengunjung di Situ!" kata Fatty
"Ya, betul! Di situlah kalung disembunyikan .Dalam Rumah Lilin' Sekarang kita tinggal mencari di situ. Pasti kalung itu akan kita temukan di salah
satu tempat! Mungkin dalam lemari, atau dibawah lantai "
"Yuk, sekarang juga kita mencari," kata Larry sambil berdiri.
"Jangan -karena di situ kan masih ada anak yang berambut merah," kata Fatty
"Tapi tidak ada salahnya kita ke sana."
Anak-anak masuk lagi ke tempat kermis
"He' Itu kan anak penjaga Rumah Lilin!" kata Bets sambil menuding
"Itu, di sana -rupanya ia hendak Jajan! Mungkin Rumah Lilin ditinggalkannya begitu saja'"
Anak anak bergegas melihat. Pintu tempat itu terkunci. Ada pengumuman terpasang di situ
"Sebentar lagi kembali. Ada urusan sedikit'"
"Nah ini kesempatan yang sangat baik bagi kita."
Mata Fatty bersinar sinar
"Kita masuk lewat jendela. Larry Kurasa pasti belum dikunci lagi "
Dugaannya memang benar. Anak-anak masuk lewat jendela. Nyaris saja mereka saling bertubrukan dan jatuh berguling-guling ke dalam,
karena terlalu bersemangat hendak lekas lekas berhasil menemukan kalung.
"Cari di belakang tirai, dalam lemari, dalam cerobong asap! Pokoknya di mana saja barang itu mungkin disembunyikan" kata Fatty bersemangat.
"Ayo cari, Pasukan Mau Tahu' Kita harus berhasil memecahkan misteri ini!"
Anak anak sibuk mencari ke mana-mana. Buster ikut sibuk, walau sebenarnya ia sama sekali tidak tahu apa yang harus dicari. Siapa tahu, mungkin anak-anak mencari kelinci!
Fatty tidak setengah-setengah mencari. Sampai papan lantai pun diperiksanya. Tapi tidak satu pun yang lepas. Akhirnya semua tempat yang mungkin,
sudah diperiksa. Anak-anak duduk beristirahat sebentar sambil berunding
"Kurasa kalung itu pasti ada di sini!" kata Daisy
"Tapi mungkin juga tidak."
"Aku merasa seperti sedang main sembunyi sembunyian," kata Bets.
"Hebat juga tempat kalung itu disembunyikan!"
Fatty memandang Bets.
"Bets." katanya.
"Jika kami semua keluar dari ruangan ini, dan kau harus menyembunyikan kalung itu, di tempat manakah benda itu akan kautaruh?"
Bets berpikir pikir sambil memandang berkeliling.
"Dalam permainan sembunyi-sembunyian." katanya kemudian,
"tempat yang paling sulit ditemukan biasanya malah yang paling gampang."
"Apa maksudmu?" tanya Pip.
"Begini maksudku,
" kata Bets.
"Aku ingat bahwa aku pernah setengah mati mencari tudung jari yang kuperlukan untuk menjahit. Ke mana mana kucari, tetap saja tidak ketemu. Ternyata benda itu ada di tempat yang paling wajar. Di ujung jari Ibu, yang sedang menjahit saat itu!"
Fatty mengikuti keterangan Bets dengan penuh perhatian.
"Teruskan, Bets," katanya.
"Misalkan kau harus menyembunyikan kalung curian itu dalam ruangan ini di manakah kau akan menyembunyikannya'? Tempatnya harus mudah dicapai tapi takkan
diingat orang-orang yang Sibuk mencari kalung mutiara yang berharga'"
Ben berpikir lagi Kemudian ia tersenyum
"Aku tahu di mana aku akan menaruhnya'" kata anak itu.
"Tentu saja' Tempat itu bisa dilihat setiap orang, tapi takkan ada yang memperhatikannya benar-benar!"
"Di mana maksudmu?" seru anak-anak serempak.
"Kalian lihat patung Ratu Elisabeth di sana itu, dengan pakaian serta perhiasannya yang serba megah?" kata Bets.
"Lihatlah, betapa anggun ratu itu tegak di Situ .Kalau aku harus menyembunyikan kalung yang berharga. pasti akan kulingkarkan di lehernya bersama kalung-kalung yang lain! Takkan ada orang yang mengira, di antara sekian banyak kalung tiruan itu ada seuntai kalung mutiara yang berharga!"
Fatty cepat-cepat bangun
"Kau benar, Bets," katanya.
"Aku sendiri pun sudah berpikir ke arah situ. Dan kini setelah kau mengatakannya, kurasa kau pasti benar' Tanggung kalung itu ditaruh di situ. Hebat, Bets'"
Anak-anak berlari mendekati patung Ratu Elisabeth, yang lehernya digantungi berbagai kalung gemerlapan. Di antaranya terdapat seuntai kalung yang terdiri dari dua lingkaran mutiara yang sangat indah bentuknya. dengan kancing bermata berlian. Setidak-tidaknya. anak-anak merasa pasti bahwa itu berlian. Dengan hati -hati Fatty mengambil kalung dari leher patung. Mutiaranya berkilauan
dengan cahaya lembut. Bahkan anak anak pun dengan segera bisa melihat bahwa itu bukan mutiara palsu. Kelihatannya indah sekali
"Ini mestinya mutiara yang hilang itu," kata Fatty bergairah
"Tidak mungkin salah lagi' Wah. kita berhasil menemukannya .Kita berhasil memecahkan misteri' ini' Apa kata Pak InSpektur nanti? Yuk kita meneleponnya."
Mereka keluar lagi lewat jendela, lalu bergegas gegas mendatangi sepeda mereka .Fatty mengantongi kalung yang mereka temukan. Ia masih tetap tidak bisa percaya bahwa mereka benar-benar berhasil menemukannya dan di tempat semudah itu!
"Tapi tempat itu bagus sekali' Para pencuri memang sangat pintar," kata Fatty
"Bayangkan, barang itu dilihat orang banyak hari ini tapi tak seorang pun menyangka bahwa mereka memandang kalung yang hilang! Kalung itu aman, di leher Ratu Elisabeth!"
"Awas _Pak Goon datang." seru Larry.
"Dan Pak Inspektur ada bersama dia," kata Bets dengan senang.
"Bagaimana, kita ceritakan padanya?"
"Serahkan saja pedaku," kata Fatty
"Selamat petang, Pak Inspektur. Anda Juga hendak mencari kalung itu?"
"Frederick," kata Inspektur Jenks,
"kalau tidak salah, tadi siang kau bersepeda mengikuti anggota gerombolan yang dikenal sebagai Nomor Tiga .Betul. kan?"
"Betul, Pak," jawab Fatty
"Tapi saya tidak sendiri. Pak Goon juga mengikutinya."
"Sayangnya. penjahat itu berhasil meningggalkan Pak Goon di tengah jalan," kata Inspektur
"Kemudian Pak Goon menelepon aku .Aku lantas datang ke sini, karena kita perlu terus mengawasi Nomor Tiga. Ia kan tahu di mana kalung mutiara itu disembunyikan .Apakah kau kebetulan melihat orang itu lagi. setelah kau mengalami ban bocor?"
"Tidak, Pak," kata Fatty.
"sejak itu saya tidak melihatnya lagi "
Pak Inspektur berseru dengan jengkel.
"Kita harus berhasil meringkus Nomor Tiga. Soalnya kini ketahuan bahwa ia sebenarnya pemimpin gerombolan pencuri itu. Dia yang paling kami cari-cari selama ini' Jika Nomor Tiga berhasil mengambil kalung itu lalu melarikan diri, tak lama lagi pencurian pasti akan menjadi ramai kembali. Orang itu dengan mudah bisa membentuk gerombolan baru "
Pak Goon nampak sangat kecewa. Ia juga kelihaian capek dan kepanasan


Pasukan Mau Tahu 05 Misteri Kalung Curian di http://ceritasilat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Orang itu sangat cerdik, Pak." katanya pada Inspektur Jenks
"Luar biasa cerdiknya' Saya tidak mengerti. bagaimana ia tadi sampai berhasil meloloskan diri dari tangan saya "
"Sudahlah, Pak Goon." kata Fatty menghiburnya
"Aku bisa mengatakan pada Pak Inspektur di mana kalung Itu kini berada, dan begitu pula bagaimana caranya menyergap Nomor Tiga Itu. jika Anda mau'"
Pak Goon menatap Fatty dengan sikap tidak percaya
"Hah'" sergahnya.
"Aku bosan mendengar ocehanmu. Bisamu cuma membual saja. Aku tak percaya?"
"Apa maksudmu sebenarnya, Frederick?" tanya Inspektur Jenks dengan heran
Fatty mengambil kalung mutiara dari kantongnya .
Napas Pak Goon tersentak. Matanya yang sudah melotot, semakin melotot ketika melihat perhiasan itu. Bahkan Inspektur Jenks pun ikut tercengang. Diambilnya kalung itu dari tangan Fatty, sementara anak-anak yang lain mengerubung dengan bergairah
"Frederick!" seru Pak Inspektur
"Ini dia kalung yang hilang! Di mana kalian menemukannya?"
"Anu, Pak ! kami tadi main sembunyi sembunyian sebentar dengan Bets -lalu ia mengatakan di mana benda itu berada," kata Fatty.
Terdengar Pak Goon mendengus. tanda bahwa ia tidak percaya. Sedang Fatty melanjutkan laporannya
"Kalung itu terpasang di leher patung Ratu Elisabeth di Rumah Lilin, Pak. Tempat penyembunyian itu hebat sekali tapi Bets berhasil mengetahuinya!"
"Memang itu tempat yang sangat bagus," kata Pak inspektur,
"dan kau hebat, Bets, karena berhasil menemukannya' Bayangkan, selama ini kalung ini bersinar sinar ditatap sekian banyak pengunjung pameran itu tapi tak Seorang pun
menyadarinya' Tapi sekarang soal lainnya, Frederick. Bagaimana usulmu, supaya kami bisa menangkap Nomor Tiga?"
"Begini, Pak," kata Fatty.
"Ia tahu, kalung itu ditaruh di Rumah Lilin dan mungkin pula ia tahu, tempatnya di leher Ratu Elisabeth'. Jadi pasti pada suatu saat ia akan datang kembali jika para pengunjung sudah pulang semua. Saat itulah ia akan mengambilnya. Pak, bolehkah saya ikut bersembunyi dalam Rumah Lilin malam ini. supaya bisa melihat bagaimana Anda menangkap orang itu?"
"Sayang tidak, Frederick," kata inspektur Jenks.
"Aku akan menempatkan tiga orangku di sini. Tolong uruskan hal itu dengan segera, Goon. Oya _ kurasa kita berdua perlu memberi selamat pada Pasukan Mau Tahu, karena mereka berhasil menyelesaikan persoalan yang kita hadapi dengan cara yang baik sekali. Betul kan. Goon?"
Pak Goon hanya menggumam saja. Kedengarannya seperti,
"Hahh"
"Apa kata Anda Goon?" tanya Pak Inspektur
"Anda kan sependapat dengan aku?"
"0 ya Pak, ya Pak," kata Goon cepat-cepat. sementara air mukanya berubah menjadi ungu
"Akan saya urus penempatan orang-orang kita di Rumah Lilin dengan segera. Pak?"
"Aduh," keluh Pip dengan kesal.
"Sekarang kita harus berkemas-kemas lagi, untuk kembali ke sekolah .Sesudah melakukan pengusutan yang begitu mengasyikkan, sekarang kita harus kembali
menghafal nama-nama sungai terlebar dan terpanjang di bumi ini, serta tahun berapa Ratu Elisabeth naik takhta, berapa banyak hasi panen gandum di Kanada, dan "
"Sudahlah, jangan mengeluh terus," kata Bets dengan gembira
"Liburan mendatang, kita pasti akan menghadapi misteri yang baru lagi. Ya kan. Fatty?"
Fatty nyengir
"Mudah-mudahan saja. Bets." katanya
"Aku juga berharap begitu"
Ebook dipersembahkan oleh Group Fb Kolektor E-Book
https://m.facebook.com/groups/1394177657302863
dan Situs Baca Online Cerita Silat dan Novel
http://ceritasilat-novel.blogspot.com
Sampai jumpa di lain kisah ya !!!
Situbondo,14 Oktober 2018
Tak ada gading yang tak retak
Begitu pula hasil scan novel ini
Mohon maaf bila ada kesalahan tulis pada cerita ini.
Terimakasih
TAMAT
Macan Tutul Lembah Daru 1 Wiro Sableng 068 Pelangi Di Majapahit Ali Topan Anak Jalanan 3

Cari Blog Ini